BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup...

30
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Secara geografis Indonesia terletak di antara dua benua, Benua Asia dan Australia, di antara dua samudera, Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Tahun 2014, dilaporkan bahwa pada tahun 2013, secara administratif wilayah Indonesia terbagi atas 33 provinsi, 497 kabupaten/kota (399 kabupaten dan 98 kota), 6.994 kecamatan, 8.309 kelurahan dan 72.944 desa. Hasil estimasi jumlah penduduk pada tahun 2013 sebesar 248.422.956 jiwa, yang terdiri atas jumlah penduduk laki-laki sebesar 125.058.484 jiwa dan jumlah penduduk perempuan. Sebanyak 123.364.472 jiwa. Jumlah penduduk di Indonesia meningkat dengan relatif cepat. Diperlukan kebijakan untuk mengatur atau membatasi jumlah kelahiran agar kelahiran dapat dikendalikan dan kesejahteraan penduduk makin meningkat. Penyebaran penduduk di Daerah Istimewa Yogyakarta belum merata. Hal ini dapat dilihat dari kepadatan penduduk setiap kabupaten/kota yang tidak sama. Kabupaten/kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di Kota Yogyakarta sebesar 12.313 jiwa/km 2 sedangkan kepadatan terendah di Kabupaten Gunungkidul dengan kepadatan penduduk 489 jiwa/km 2 . Jumlah penduduk dan luas wilayah merupakan indikator penting dalam hal penyebaran penduduk (Pusat Data dan Informasi Kemenkes.,2013). Tingginya laju pertumbuhan penduduk dibeberapa bagian dunia menyebabkan jumlah penduduk meningkat dengan cepat. Menurut Bagoes (2004) dalam perencanaan pembangunan data kependudukan memegang peran yang penting. Semakin lengkap dan akurat data kependudukan yang tersedia makin mudah dan tepat rencana pembangunan itu dibuat. Beberapa aspek yang mempengaruhi kondisi sanitasi dan permukiman di berbagai daerah terutama di kota-kota besar, antara lain: 1. Sanitasi a. Pengertian Sanitasi Sanitasi merupakan salah satu komponen dari kesehatan lingkungan, yaitu perilaku yang disengaja untuk membudayakan hidup bersih untuk mencegah manusia tersentuh langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya, dengan harapan dapat menjaga dan meningkatkan

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Secara geografis Indonesia terletak di antara dua benua, Benua Asia dan

Australia, di antara dua samudera, Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Berdasarkan

data dari Profil Kesehatan Tahun 2014, dilaporkan bahwa pada tahun 2013, secara

administratif wilayah Indonesia terbagi atas 33 provinsi, 497 kabupaten/kota (399

kabupaten dan 98 kota), 6.994 kecamatan, 8.309 kelurahan dan 72.944 desa. Hasil

estimasi jumlah penduduk pada tahun 2013 sebesar 248.422.956 jiwa, yang terdiri atas

jumlah penduduk laki-laki sebesar 125.058.484 jiwa dan jumlah penduduk perempuan.

Sebanyak 123.364.472 jiwa. Jumlah penduduk di Indonesia meningkat dengan relatif

cepat. Diperlukan kebijakan untuk mengatur atau membatasi jumlah kelahiran agar

kelahiran dapat dikendalikan dan kesejahteraan penduduk makin meningkat.

Penyebaran penduduk di Daerah Istimewa Yogyakarta belum merata. Hal ini

dapat dilihat dari kepadatan penduduk setiap kabupaten/kota yang tidak sama.

Kabupaten/kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di Kota Yogyakarta sebesar

12.313 jiwa/km2 sedangkan kepadatan terendah di Kabupaten Gunungkidul dengan

kepadatan penduduk 489 jiwa/km2. Jumlah penduduk dan luas wilayah merupakan

indikator penting dalam hal penyebaran penduduk (Pusat Data dan Informasi

Kemenkes.,2013).

Tingginya laju pertumbuhan penduduk dibeberapa bagian dunia menyebabkan

jumlah penduduk meningkat dengan cepat. Menurut Bagoes (2004) dalam perencanaan

pembangunan data kependudukan memegang peran yang penting. Semakin lengkap dan

akurat data kependudukan yang tersedia makin mudah dan tepat rencana pembangunan

itu dibuat. Beberapa aspek yang mempengaruhi kondisi sanitasi dan permukiman di

berbagai daerah terutama di kota-kota besar, antara lain:

1. Sanitasi

a. Pengertian Sanitasi

Sanitasi merupakan salah satu komponen dari kesehatan lingkungan,

yaitu perilaku yang disengaja untuk membudayakan hidup bersih untuk

mencegah manusia tersentuh langsung dengan kotoran dan bahan buangan

berbahaya lainnya, dengan harapan dapat menjaga dan meningkatkan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

9

kesehatan manusia. Sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang

menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan

yang mungkin mempengaruhi kesehatan manusia.

1) Menurut World Health Organization (WHO)

Pengertian Sanitasi secara umum mengacu pada penyediaan fasilitas dan

layanan untuk pembuangan urine dan tinja yang aman. Sanitasi yang tidak

memadai adalah penyebab utama penyakit di seluruh dunia dan sanitasi

diketahui memiliki dampak positif bagi kesehatan baik di lingkungan

rumah tangga dan di masyarakat pada umumnya

(www.who.int/topics/sanitation/en, 2015). Sanitasi juga bermakna

kemampuan menjaga kondisi higienis, melalui layanan pengumpulan

sampah dan pembuangan air limbah.

2) Menurut Kementerian Pendidikan Nasional dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2015)

Sanitasi adalah usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan

yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat. Sanitasi

lingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama

lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara.

3) Di dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 pasal 22

disebutkan bahwa kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk

mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, yang dapat dilakukan dengan

melalui peningkatan sanitasi lingkungan, baik yang menyangkut tempat

maupun terhadap bentuk atau wujud substantifnya yang berupa fisik,

kimia, atau biologis termasuk perubahan perilaku

Sanitasi lingkungan merupakan pencegahan penyakit dengan jalan

pengawasan tidak hanya terhadap lingkungan fisik manusia saja tetapi juga

pengawasan terhadap lingkungan biologis, sosial dan ekonomi yang dapat

mempengaruhi kesehatan manusia.

Kualitas lingkungan yang sehat adalah keadaan lingkungan yang bebas

dari resiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia,

melalui pemukiman antara lain rumah tinggal dan asrama atau yang

sejenisnya, melalui lingkungan kerja antrara perkantoran dan kawasan industri

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

10

atau sejenis. Upaya yang harus dilakukan dalam menjaga dan memelihara

kesehatan lingkungan obyek sanitasi meliputi seluruh tempat kita tinggal atau

bekerja seperti: dapur, restoran, taman, publik area, ruang kantor, rumah

b. Ruang lingkup sanitasi

Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk menyediakan

lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang menitikberatkan pada

pengawasan berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan

manusia. Upaya sanitasi dasar meliputi penyediaan air bersih, pembuangan

kotoran manusia (jamban), pengelolaan sampah dan saluran pembuangan air

limbah, pengendalian vektor dan binatang pengganggu serta penyehatan

makanan dan minuman. Ruang lingkup sanitasi, meliputi :

1) Air limbah domestic, yaitu : Black water : air buangan jamban (urine,

tinja, dan air gelontoran) dan Grey water : air buangan mandi dan cuci

2) Pengelolaan persampahan: kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan

berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah

3) Drainase lingkungan atau tersier, yaitu : sistem saluran awal yang

melayani kawasan kota tertentu, seperti kompleks perumahan, area pasar,

perkantoran, areal industri, dan perkantoran.

4) Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), meliputi : aspek non-teknis dari

sanitasi: meliputi promosi kesehatan, perubahan perilaku, dan sanitasi di

rumah tangga (5 pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)

2. Penyehatan Permukiman

Permukiman merupakan suatu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Berdasarkan dari deretan lima kebutuhan hidup manusia

pangan, sandang, permukiman, pendidikan dan kesehatan, nampak bahwa

permukiman menempati posisi yang sentral, dengan demikian peningkatan

permukiman akan meningkatkan pula kualitas hidup. Rumah menjadi tempat yang

sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Tidak dapat dihindari bahwa

laju pertumbuhan penduduk menyebabkan kebutuhan akan perumahan juga

meningkat. Rumah sebagai wadah aktivitas sebuah keluarga yang merupakan

satuan sistem sosial terkecil dalam negara maka kualitas kehidupan keluarga

menjadi sangat penting bagi kualitas suatu bangsa (Santosa, 2011). Ruang dimana

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

11

keluarga beraktivitas harus dapat memberikan suasana kondusif bagi

pembentukan generasi-generasi bangsa yang berkualitas, yang salah satunya

adalah rumah dan lingkungannya.

a. Pengertian Rumah

1) Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 rumah adalah struktur

fisik yang terdiri dari bangunan ruangan, halaman serta area sekitarnya

yang dipakai sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga.

2) Menurut WHO rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk

berlindung dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan

rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga maupun

individu (www.who.int/topics,2015)

3) Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No 829/Menkes/SK/VII/1999

rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau

hunian dan sarana pembinaan keluarga (Departemen Kesehatan, 1999)

Berdasarkan berbagai pengertian maka dapat diambil suatu kesimpulan

bahwa pengertian rumah adalah suatu bangunan yang digunakan manusia

untuk berlindung dari berbagai kondisi lingkungan, untuk berinteraksi dengan

orang-orang terdekatnya dalam hal ini untuk membina keluarga.

Rumah tidak hanya dilihat sebagai alat instrumental akan tetapi juga

kaitannya dengan hubungan struktural di atas suatu kawasan. Makna dan

fungsi rumah akan mempunyai arti yang lebih luas yaitu sebagai perumahan

yang sehat dalam suatu lingkungan permukiman yang tertata baik. Perumahan

adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal

atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan yaitu kelengkapan

dasar fisik lingkungan, misalnya: penyediaan air minum, pembuangan

sampah, listrik, telepon, jalan yang memungkinkan lingkungan permukiman

berfungsi sebagaimana mestinya dan sarana lingkungan yaitu fasilitas

penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan serta pengembangan

kehidupan ekonomi, sosial dan budaya seperti fasilitas taman bermain, olah

raga, pendidikan, pertokoan, sarana perhubungan, keamanan serta fasilitas

umum lainnya.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

12

Rumah lebih bersifat kompleks dalam mengakomodasi berbagai konsep

dalam diri manusia dan kehidupannya. Hal ini seperti yang diungkapkan

Hayward (1996) dalam Santosa (2011) tentang beberapa konsep rumah

sebagai:

1) Simbol yang menunjukkan jati diri, pencerminan tata nilai selera pribadi

penghuninya

2) Wadah keakraban, rasa memiliki, rasa kebersamaan, kehangatan, kasih

dan rasa aman

3) Tempat menyendiri , menyepi, tempat melepaskan diri dari dunia luar, dari

tekanan dan kehidupan yang menjadi rutinitasnya

4) Akar dan kesinambungan, rumah merupakan tempat kembali pada akar

dan menumbuhkan rasa kesinambungan dalam proses ke masa depan

5) Wadah kegiatan utama sehari-hari

6) Pusat jaringan sosial

7) Struktur fisik

b. Permasalahan perumahan

Pada masyarakat modern permasalahan rumah dan perumahan menjadi

masalah yang cukup serius. Saat ini permasalahan perumahan sangat erat

berkaitan dengan masalah sosial ekonomi di perkotaan. Urbanisasi secara

besar semakin menunjukkan pola perubahan dari masyarakat agraris pedesaan

menjadi masyarakat Industrialis perkotaan. Suatu rumah yang dihuni banyak

penghuni akan menimbulkan akibat buruk bagi kesehatan dan akan menjadi

sumber penyakit yang potensial terhadap penyakit infeksi. Selain itu juga akan

menuntut ketersediaan fasilitas untuk sarana sanitasi dan penyediaan udara

yang lebih banyak. Penambahan fasilitas pada kondisi demikian tidak bisa

ditambahkan begitu saja.

Kondisi di atas jelas menimbulkan permasalahan lingkungan, khususnya

pusat kota (inner-city) dimana akan tercipta kawasan dan lingkungan kumuh

(sick districts and neighborhoods) yang dapat diindikasikan dengan

munculnya permukiman kumuh dan liar (slum dan squatters), kematian dan

kerusakan kawasan bersejarah, kesemrawutan dan kemacetan lalulintas (traffic

congestion), kerusakan kawasan tepian air, bantaran sungai dan tepian laut,

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

13

kekacauan ruang-ruang publik (public domain, public space, public easement),

lingkungan pedestrian, isi dan arti komunitas, ketidaksinambungan ekologi

kota serta ketidak seragaman morfologi dan tipologi kota.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 menyebutkan bahwa pemanfaatan

ruang haruslah disusun untuk menjaga keserasian pembangunan antar sektor

dalam kerangka pengendalian program-program pembangunan perkotaan

jangka panjang. Dua hal pokok yang menjadi azas pemanfaatan ruang di

perkotaan Indonesia yakni yang pertama, adanya tiga unsur penting manusia

beserta aktivitasnya, lingkungan alam sebagai tempat dan pemanfaatan ruang

oleh manusia dilingkungan alam tersebut. Ketiga unsur ini merupakan satu

kesatuan yang saling berkaitan dan berada dalam keseimbangan sehingga

aktivitas manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya harus

memperhatikan daya dukung lingkungannya yang berorientasi pada kehidupan

yang berkelanjutan. Kedua, proses pemanfaatan ruang harus bersifat terbuka,

berkeadilan, memiliki perlindungan hukum dan mampu memenuhi

kepentingan semua pihak secara terpadu, berdayaguna dan serasi.

Paradigma baru perancangan kota tersebut harus mempertimbangkan

aspek globalisasi, desentralisasi, demokratisasi dan sistem pemerintahan.

Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut diharapkan di satu sisi,

pengambil kebijakan dalam hal ini Pemerintah Daerah dapat menjadi Good

Urban Governance yang berarti aparat dapat merespon berbagai

permasalahan pembangunan kawasan perkotaan secara efektif dan akuntabel

bersama-sama unsur masyarakat. Mekanisme Good Governance akan

memproses “co-guiding, co-steering dan co-managing” dari ketiga

stakeholder utama, yaitu Pemerintah Daerah, sektor swasta dan masyarakat.

Kondisi ini akan membentuk “sense of belongingness” dari masyarakat atas

kebijakan-kebijakan publik dan lingkungannya (Soesilowati, 2007).

c. Persyaratan Rumah Sehat

1) Rumusan yang dikeluarkan oleh American Public Health Association

(APHA.,1980), dalam Dewi (2011) syarat rumah sehat harus memenuhi

kriteria sebagai berikut:

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

14

a) Memenuhi kebutuhan fisiologis. Antara lain, pencahayaan,

penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan

yang mengganggu.

b) Memenuhi kebutuhan psikologis, antara lain, privacy yang cukup,

komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.

c) Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni

rumah yaitu dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan air

limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan

hunian yang berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya

makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan

penghawaan yang cukup.

d) Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan, baik yang

timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain

persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh,

tidak mudah terbakar dan tidak cenderung membuat penghuninya

jatuh tergelincir.

2) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

829/Menkes/SK/VII/1999 menjelaskan tentang ketentuan persyaratan

kesehatan rumah tinggal sebagai berikut:

a) Bahan-bahan Bangunan

Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat yang dapat

membahayakan kesehatan, antara lain:

(1) Debu total kurang dari 150 mg per meter persegi;

(2) Asbestos kurang dari 0,5 serat per kubik, per 24 jam;

(3) Timbal (Pb) kurang dari 300 mg per kg bahan;

(4) Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan

berkembangnya mikroorganisme patogen.

b) Komponen dan penataan ruangan

(1) Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;

(2) Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar

cuci kedap air dan mudah dibersihkan;

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

15

(3) Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan

kecelakaan;

(4) Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir;

(5) Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya;

(6) Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.

c) Pencahayaan

Pencahayaan alam dan atau buatan langsung maupun tidak langsung

dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan

minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.

d) Kualitas udara

(1) Suhu udara nyaman, antara 18 – 30 ˚C

(2) Kelembaban udara, antara 40 – 70 %

(3) Gas SO2 ≤ 0,10 ppm per 24 jam

(4) Pertukaran udara 5 kali 3 per menit untuk setiap penghuni

(5) Gas CO ≤ 9,0 ppm per 8 jam

(6) Gas formaldehid ≤ 120 mg per meter kubik

e) Ventilasi

Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari luas

lantai.

f) Vektor penyakit

Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam

rumah.

g) Penyediaan air

(1) Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal

60 liter per orang setiap hari;

(2) Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih

dan atau air minum

h) Pembuangan limbah

(1) Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber

air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan

tanah;

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

16

(2) Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak

menimbulkan bau, tidak mencemari permukaan tanah dan air

tanah.

i) Kepadatan hunian

Luas kamar tidur minimal 8 meter persegi, dan dianjurkan tidak

untuk lebih dari 2 orang dalam 1 kamar tidur, kecuali anak usia

kurang dari 5 tahun

3. Kesehatan Masyarakat

Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat kompleks yang

berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan sendiri. Banyak faktor

yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan

masyarakat. Empat faktor menurut Hendrik L.Blum (2000) tersebut antara lain

lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan atau genetik yang

berpengaruh satu sama lainnya.

Faktor terbesar yang mempengaruhi kesehatan adalah lingkungan.

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan

lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya

status kesehatan yang optimum pula. Ruang lingkup lingkungan yang paling dekat

dengan kegiatan manusia adalah rumah, dimana rumah sebagai tempat tinggal dan

segala aktifitas manusia.

Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian

yang serius. Program pembangunan, termasuk pembangunan dibidang kesehatan,

harus didasarkan pada dinamika kependudukan. Kementerian Kesehatan dalam

Profil Kesehatan Indonesia (2013) menyatakan upaya pembangunan di bidang

kesehatan tercermin dalam program kesehatan melalui upaya promotif, preventif,

kuratif maupun rehabilitatif. Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pencapaian derajat kesehatan

yang optimal bukan hanya menjadi tanggung jawab dari sektor kesehatan saja,

namun sektor terkait lainnya seperti sektor penididikan, sektor ekonomi, sektor

sosial dan pemerintahan juga memiliki peranan yang cukup besar. Untuk

mendukung upaya tersebut diperlukan ketersediaan data mengenai penduduk

sebagai sasaran program pembangunan kesehatan. Kebijakan pembangunan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

17

kesehatan menurut Kementerian Kesehatan yang tertuang dalam Profil Kesehatan

Indonesia (2013) Tahun 2015-2019, meliputi :

a. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan

Lanjut Usia yang Berkualitas

b. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat

c. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

d. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yang Berkualitas

e. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Berkualitas

f. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas

Farmasi dan Alat Kesehatan

g. Meningkatkan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan

h. Meningkatkan Ketersediaan, Persebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia

Kesehatan

i. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

j. Menguatkan Manajemen, Penelitian Pengembangan dan Sistem Informasi

k. Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional Bidang

Kesehatan

l. Mengembangkan dan Meningkatkan Efektifitas Pembiayaan Kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa

Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat

bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

4. Penyakit Berbasis Lingkungan

Penyakit berbasis lingkungan dapat terjadi karena adanya interaksi antara

host (pejamu), agent (penyebab penyakit) dan lingkungan. Segitiga epidemiologi

menggambarkan interaksi tiga komponen penyakit yaitu manusia (host), penyebab

(agent) dan lingkungan (environment). Penyakit dapat terjadi karena adanya

ketidak seimbangan antara ketiga komponen tersebut. Model ini lebih dikenal

dengan segitiga epidemiologi (epidemiologi triangle).

Agent adalah kuman atau virus yang hidup bebas di lingkungan dengan

kondisi yang tidak baik (Soemirat.,2003). Host adalah manusia atau organisme

yang rentan oleh pengaruh agent. Faktor endogen host meliputi usia, jenis

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

18

kelamin, ras, agama, kebiasaan, pekerjaan, genetik, penyakit sebelumnya dan

status imunitas.

Environment atau lingkungan adalah kondisi atau faktor yang

berpengaruh dan bukan bagian dari agent maupun host, tetapi mampu

mempromosikan paparan agent dan interaksinya dengan host. Unsur lingkungan

memegang peran yang cukup penting dalam menentukan terjadinya suatu

penyakit, sifat karakteristik individu sebagai penjamu dan ikut memegang peranan

dalam proses kejadian penyakit.

Pola penyakit di DIY dapat dipantau melalui Sistem Survailans Terpadu

Penyakit (STP) di Puskesmas selain dari hasil pemantauan kunjungan pasien di

Puskesmas (2013). Hasil pemantauan melalui Surveilans Terpadu Penyakit (STP)

di tingkat Puskesmas diamati setiap bulan berdasarkan laporan dari Puskesmas ke

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang selanjutnya disampaikan kepada Dinas

Kesehatan DIY untuk dilakukan pengolahan dan pengamatan secara terus

menerus terhadap penyakit yang berpotensi menyebabkan terjadinya wabah.

Penyakit menular yang selalu masuk dalam sepuluh besar penyakit di Puskesmas

selama beberapa tahun terakhir adalah ISPA, penyakit saluran nafas (Bronchitis,

Asma, Pneumonia), dan diare. Sementara untuk Balita, pola penyakit masih

didominasi oleh penyakit-penyakit infeksi.

Penyakit–penyakit yang sudah menurun seperti tuberkulosa paru dan

malaria, masih memiliki potensi untuk meningkat kembali (re-emerging)

mengingat kondisi perilaku dan lingkungan (fisik, ekonomi, sosial, budaya)

masyarakat yang kurang mendukung. Kondisi tergambar dari masih belum

tereliminasinya berbagai penyakit tersebut dan masih tingginya faktor risiko baik

perilaku maupun lingkungn di masyarakat. Di sisi lain penyakit endemis seperti

DBD sampai saat ini masih tetap menjadi ancaman. Jenis-jenis penyakit berbasis

lingkungan, antara lain:

a. Demam Berdarah

1) Penyebab Penyakit Demam Berdarah

Definisi Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Menurut Ditjen P2PL

(2013), penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit akibat

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

19

infeksi virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

Aegypti.

Menurut Departemen Kesehatan RI (2005), kasus DBD ini cenderung

meningkat dan penyebarannya semakin luas sejak tahun 1968. Keadaan ini

sangat berhubungan dengan mobilitas penduduk, juga disebabkan

hubungan tranportasi yang semakin lancar serta virus Dengue dan nyamuk

penularnya yang semakin tersebar luas di seluruh wilayah di Indonesia.

Selain itu, tempat bagi nyamuk untuk bersarang semakin bertambah

disebabkan produksi sampah yang meningkat oleh karena kepadatan

penduduk.

Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue dari genus Flavivirus, family

Flaviviridae. DBD ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes

yang terinfeksi virus Dengue. Virus Dengue penyebab Demam Dengue

(DD) Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Dengue Shock Syndrome

(DSS) termasuk dalam kelompok B Arthropod Virus (Arbovirosis) yang

sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus,famili Flaviviride, dan

mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu: Den-1, Den-2, Den-3, Den-4

2) Gejala Penyakit Demam Berdarah

a) Mendadak panas tinggi selama 2 - 7 hari, tampak lemah lesu suhu

badan antara 38oC sampai 40

oC atau lebih

b) Tampak binti-bintik merah pada kulit dan jika kulit direnggangkan

bintik merah itu tidak hilang

c) Kadang-kadang perdarahan di hidung (mimisan)

d) Mungkin terjadi muntah darah atau berak darah

e) Tes Torniquet positif

f) Adanya perdarahan yang petekia, akimosis atau purpura

g) Kadang-kadang nyeri ulu hati, karena terjadi perdarahan di lumbung

h) Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin

Berkeringat Perdarahan selaput lendir mukosa, alat cerna

gastrointestinal, tempat suntikan atau ditempat lainnya

i) Hematemesis atau melena

j) Trombositopenia ( =100.000 per mm3)

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

20

k) Pembesaran plasma yang erat hubungannya dengan kenaikan

permeabilitas dinding pembuluh darah, yang ditandai dengan

munculnya satu atau lebih dari:

(1) Kenaikan nilai 20% hematokrit atau lebih tergantung umur dan

jenis kelamin

(2) Menurunnya nilai hematokrit dari nilai dasar 20% atau lebih

sesudah pengobatan

(3) Tanda-tanda pembesaran plasma yaitu efusi pleura, asites, hipo-

proteinaemia

3) Penularan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyebab adalah oleh virus dengue anggota genus Flavivirus, diketahui

empat serotipe virus dengue yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4.

Nyamuk penular disebut vektor, yaitu nyamuk Aedes (Ae) dari subgenus

Stegomya. Vektor adalah hewan arthropoda yang dapat berperan sebagai

penular penyakit. Vektor DD dan DBD di Indonesia adalah nyamuk Aedes

aegypti sebagai vektor utama dan Aedes albopictus sebagai vektor

sekunder. Spesies tersebut merupakan nyamuk pemukiman, stadium

pradewasanya mempunyai habitat perkembangbiakan di tempat

penampungan air atau wadah yang berada di permukiman dengan air yang

relatif jernih. Nyamuk Ae. aegypti lebih banyak ditemukan berkembang

biak di tempat-tempat penampungan air buatan antara lain : bak mandi,

ember, vas bunga, tempat minum burung, kaleng bekas, ban bekas dan

sejenisnya di dalam rumah meskipun juga ditemukan di luar rumah di

wilayah perkotaan, sedangkan Ae.albopictus lebih banyak ditemukan di

penampungan air alami di luar rumah, seperti axilla daun, lubang pohon,

potongan bambu dan sejenisnya terutama di wilayah pinggiran kota dan

pedesaan,namun juga ditemukan di tempat penampungan buatan di dalam

dan di luar rumah. Spesies nyamuk tersebut mempunyai sifat

anthropofilik, artinya lebih memilih menghisap darah manusia, disamping

itu juga bersifat multiple feeding artinya untuk memenuhi kebutuhan darah

sampai kenyang dalam satu periode siklus gonotropik biasanya menghisap

darah beberapa kali

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

21

b. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

1) Penyebab Penyakit ISPA

Istilah Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau lebih dikenal dengan ISPA

meliputi saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah

dan organ adneksanya (Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan atau P2PL,2013). ISPA mengandung tiga unsur, yaitu :

infeksi, saluran pernafasan dan akut. Batasan ISPA menurut Ditjen

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) sebagai

berikut:

a) Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme kedalam tubuh

dan berkembang biak sehingga dapat menimbulkan gejala penyakit

b) Saluran pernafasan yaitu organ yang dimulai dari hidung hingga

alveoli beserta organ adeksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga

tengah dan pleura.

c) Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari.

Batasan ini diambil untuk menunjukkan proses akut.

Infeksi Saluran Pernafasan Akut dapat disebabkan oleh bakteri dan virus

namun sebagian besar kasus ISPA ini disebabkan oleh virus. Bakteri

penyebab ISPA antara lain genus: Streptococcus, Staphylococcus,

Pnemococcus, Hemofillus, Bordetella dan Korinebakterium. Virus antara

lain: Influenza, para influenza, campak, mikoplasma, koronavirus,

miksovirus, adenovirus, pokirnavirus dan herpesvirus.

2) Klasifikasi Penyakit ISPA

a) Berdasarkan lokasi anatomi

(1) Infeksi Saluran Pernafasan Akut bagian atas yaitu menyerang

hidung sampai epiglotis beserta organ adeksanya

(2) Infeksi Saluran Pernafasan Akut bagian bawah yaitu menyerang

saluran pernafasan mulai dari bawah epiglotis sampai alveoli paru

b) Berdasarkan Daftar Tabulasi Dasar (DTD)

Daftar Tabulasi Dasar berdasrkan International Calssification of

Disease (ICD) dan dipakai pada penyusunan laporan kesakitan pada

puskesmas dan Rumah sakit. Diagnosa ISPA pada DTD merupakan

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

22

gabungan klasifiaksi anatomi dan etiologi ISPA, antara lain: difteri,

batuk rejan, radang tenggorokan, streptococcus, influenza, pnemonia,

laringitis dan bronkhitis.

c) Berdasarkan Derajad Keparahan

(1) ISPA ringan

Penatalaksanaannya cukup dengan tindakan penunjang dan tanpa

pengobatan anti mikroba

(2) ISPA sedang

Penatalaksanaannya memerlukan pengobatan anti mikroba tetapi

tidak perlu dirawat di rumah sakit atau puskesmas

(3) ISPA berat

Penatalaksanaannya memerlukan perawatan di rumah sakit atau

puskesmas

d) Klasifikasi pneumonia

(1) Pneumonia

Pnemonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-

paru (alveoli)

(2) Bukan Pneumonia

Mencakup kelompok penderita dengan batuk yang tidak

menunjukkan gejala peningkatan frekuensi nafas dan tidak

menunjukkan adanya dinding dada kedalam, seperti batuk pilek

biasa (Commond Cold), pharingitis dan tonsilitis

e) Berdasarkan Umur

(1) Kelompok umur kurang dari 2 bulan, dibagi dalam dua jenis, yaitu

pneumonia berat dan bukan pneumonia. Pneumonia berat ditandai

dengan adanya nafas cepat, yaitu frekuensi pernafasan sebanyak 60

kali per menit atau lebih atau adanya tarikan kuat pada dinding

dada bagian bawah ke dalam. Bukan pneumonia apabila tidak

ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada napas

cepat

(2) Kelompok umur 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun dibagi atas

pneumonia berat, pneumonia ringan dan bukan pneumonia.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

23

Pneumonia berat apabila disertai nafas sesak, yaitu adanya tarikan

dinding dada bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik

nafas. Pneumonia ringan didasarkan pada adanya batuk dan atau

kesukaran bernafas disertai adanya nafas cepat sesuai umur, yaitu

40 kali per menit atau lebih. Bukan pneumonia apabila tidak

ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dana ada nafas

cepat.

3) Penyebaran Penyakit ISPA

Penyakit ISPA banyak menyebar didaerah tropis terutama didaerah

perkotaan dengan kondisi sanitasi yang buruk. Banyak terjadi kasus pada

musim pancaroba, yaitu antara bulan Oktober sampai November dan

antara bulan Maret sampai April. Frekuensi penularannya dapat mencapai

tiga atau enam kali dalam satu tahun. Penyakit ISPA dapat menyerang

semua orang dan semua golongan umur, akan tetapi usia muda lebih

rentan terkena penularan penyakit ini.

Seorang penderita penyakit ISPA akan menularkan kuman penyakit ke

orang lain melalui udara pernafasan atau percikan ludah penderita. Kuman

yang ada di udara akan terhirup oleh orang-orang yang ada di sekitarnya

dan masuk kedalam saluran pernafasan kemudian akan menyebar ke

seluruh tubuh. Apabila orang yang terinfeksi ini rentan maka akan terkena

ISPA ditambah jika kelembaban dan suhu kamar tinggi yang merupakan

faktor pemicu pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri, virus dan

jamur penyebab ISPA. Menurut Ditjen P2PL (2015) faktor risiko angka

kesakitan penyakit ISPA adalah kesehatan lingkungan kurang memadai

(pencahayaan, kelembaban dan suhu), kepadatan penghuni, gizi kurang,

berat badan lahir rendah, tidak mendapat ASI yang memadai, status sosial

ekonomi, defisiensi vitamin A, status imunisasi, penyakit kronis.

c. Diare

1) Penyebab Penyakit Diare

Diare adalah penyakit yang terjadi akibat perubahan konsistensi feses

selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita

Diare apabila feses lebih berair dari biasanya atau buang air besar lebih

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

24

dari tiga kali atau bila buang air besar yang berair tapi tidak berdarah

dalam 24 jam (Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013).

Penularan dapat melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh

bakteri yang terdapat dalam muntahan maupun feses penderita. Walaupun

telah sembuh dari penyakit dalam kurun waktu 7-14 hari, bakteri

penyebab masih terdapat dalam feses penderita dan berpotensi untuk

menularkannya kepada orang lain. Selain itu penularan juga bisa oleh

perantara binatang seperti lalat.

Penyakit diare disebabkan oleh beberapa mikroorganisme pathogen,

antara lain: Vibrio cholerae, Shigella sp, Escherichia coli, Amuba, Virus

dan Keracunan (bisa disebabkan oleh bakteri seperti Clostridium

batulinum maupun oleh bahan kimia yang terkandung dalam makanan).

2) Gejala penyakit Diare

Diare adalah buang air besar dengan tinja cair atau padat dengan frekuensi

buang air besar encer lebih dari 3 kali/hari. Berdasarkan lama waktu

terjadinya Diare, maka Diare dapat dibagi menjadi akut dan kronik. Diare

akut jika berlangsung kurang dari atau sama dengan 15 hari sedangkan

Diare kronik jika berlangsung lebih dari 15 hari

Gejala penyakit Diare muncul secara mendadak. Diare berair, kram perut

dan rasa sakit mulai terjadi 6-15 jam setelah mengkonsumsi makanan

yang terkontaminasi. Rasa mual yang mungkin menyertai Diare tetapi

jarang terjadi muntah. pada kasus Diare berat, kejadian buang air besar

yang sangat sering menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan dan

elektrolit sehingga terjadi dehidrasi. Jika tidak segera ditangani, penderita

akan masuk kedalam keadaan syok dan meninggal dunia beberapa jam

atau beberapa hari setelah terjadinya infeksi

d. Tuberculossis (TBC)

1) Penyebab Penyakit TBC

Pengertian penyakit TBC adalah salah satu jenis penyakit infeksi yang

bersifat menular biasa menyerang saluran pernafasan atau paru-paru,

penyebabnya adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis. Di dunia,

penyakit TBC merupakan penyakit penyebab kematian kedua setelah

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

25

HIV/AIDS. Menurut data dari WHO pada tahun 2011 diperkirakan

terdapat 8,7 orang yang terinfeksi TBC dan ada sekitar 1,4 penderita TBC

diantaranya mengalami kematian. Kasus ini 95% lebih banyak terjadi di

negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah.

Penyebab penyakit TBC diakibatkan adanya infeksi dari kuman (bakteri)

yang bernama Mycobacterium tuberculosis dan biasanya menyerang paru-

paru. Selain itu bakteri penyebab TBC ini juga menyerang organ tubuh

lainnya seperti kelenjar getah bening, usus, ginjal, kandungan, tulang,

bahkan bisa menyerang otak. Penyakit TBC adalah jenis penyakit yang

mudah menular, media penularannya bisa melalui cairan di dalam saluran

nafas yang keluar ketika penderita batuk atau bersin kemudian terhirup

oleh orang lain yang berada di lingkungan sekitar penderita TBC tersebut.

Bakteri penyebab TBC akan tertidur dan tidak akan menyerang terhadap

orang yang mempunyai tubuh sehat dengan asupan gizi cukup dan daya

tahan tubuh yang baik. Bakteri TBC lebih mudah menular dan menyerang

terhadap orang-orang yang mengalami kekurangan gizi dan daya tahan

tubuh yang buruk. TBC bisa juga menginfeksi orang yang tinggal di

lingkungan dengan udara buruk dan mengandung banyak kuman TBC.

Gizi buruk dan lingkungan yang buruk bisa menyebabkan kuman (bakteri)

TBC yang tertidur pulas di dalam tubuh menjadi aktif.

Serangan infeksi kuman TBC seringkali muncul tanpa disertai tanda-tanda

atau gejala khas apapun, biasanya indikasi yang muncul cuma batuk-batuk

ringan dan hali ini sering dianggap remeh dan tidak dihiraukan oleh calon

penderita. Seorang penderita infeksi TBC paru-paru dapat dengan mudah

menularkan kuman (bakteri) TBC kepada orang lain di lingkungan

sekitarnya baik itu di rumah, sekolah atau tempat kerja (kantor). Jika sudah

menjadi kuman yang aktif di dalam tubuh, kuman TBC akan terus

merusak jaringan paru-paru hinggga menimbulkan tanda-tanda dan gejala

yang khas ketika penyakitnya sudah dalam keadaan cukup parah.

2) Gejala

Ciri-ciri gejala awal orang yang terkena infeksi penyakit TBC bisa

dikenali dari tanda-tanda kondisi pada fisik penderitanya, yaitu salah

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

26

satunya penderita akan mengalami demam yang tidak terlalu tinggi dan

berlangsung lama, demam biasanya dialami pada malam hari disertai

dengan keluarnya keringat. Kadang-kadang derita demam disertai dengan

influenza yang bersifat timbul sementara kemudian hilang lagi. Berikut ini

adalah gejala penyakit TBC paru-paru yang bisa kita kenali sejak dini :

a) Ketika penderita batuk atau berdahak biasanya disertai keluarnya

darah.

b) Penderita mengalami sesak napas dan nyeri pada bagian dada.

c) Penderita mengalami deman (meriang panas dingin) lebih dari

sebulan

d) Penderita berkeringat pada waktu malam hari tanpa penyebab yang

jelas.

e) Badan penderita lemah dan lesu

f) Penderita mengalami penurunan berat badan dikarenakan hilangnya

nafsu makan

g) Urine penderita berubah warna menjadi kemerahan atau keruh. Ciri

gejala ini muncul pada kondisi selanjutnya

5. Lingkungan

a. Pengertian Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap

proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam

lingkungan tersebut. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar

manusia serta mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung

maupun tidak langsung. Lingkungan dibedakan menjadi dua; lingkungan

biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan biotik adalah lingkungan yang

hidup, misalnya tanah, pepohonan. Sementara lingkungan abiotik mencakup

benda-benda tidak hidup seperti rumah, gedung, dan tiang listrik.

Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, lingkungan hidup adalah

kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,

termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

27

kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup

lain.

Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan

hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan

keseimbangan antar keduanya. Menurut Pramudya Sunu (2001), daya dukung

lingkungan pada adalah daya dukung lingkungan adalah kemampuan atau

kapasitas ekosistem untuk mendukung kehidupan organisme secara sehat

sekaligus mempertahankan produktivitas, kemampuan adaptasi dan

kemampuan memperbaiki diri. Daya dukung lingkungan diartikan sebagai

kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia. Daya dukung

lingkungan hidup terbagi menjadi 2 komponen, yaitu kapasitas penyediaan

(supportive capacity) dan kapasitas tampung limbah (assimilative capacity).

Carrying capacity atau daya dukung lingkungan mengandung pengertian

kemampuan suatu tempat dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

optimum dalam periode waktu yang panjang. Daya dukung lingkungan dapat

pula diartikan kemampuan lingkungan memberikan kehidupan organisme

secara sejahtera dan lestari bagi penduduk yang mendiami suatu kawasan.

Berkurangnya daya dukung lingkungan akan berakibat pula terhadap

kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia.

b. Hubungan Kondisi lingkungan dan Kejadian Penyakit

Tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan juga mempunyai peran yang cukup

strategis terhadap terjadinya suatu penyakit. Karakteristik lingkungan yang

dapat dijadikan indikator untuk hal tersebut, antara lain :

1) Kepadatan penghuni

Kepadatan penghuni dalam satu rumah tinggal akan memberikan pengaruh

bagi penghuninya. Luas rumah yang tidak sebanding dengan jumlah

penghuninya akan menyebabkan penuh sesak (overcrowded). Hal ini tidak

sehat karena disamping menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen, juga

bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah

menular kepada anggota keluarga yang lain.

Kepadatan penghuni adalah perbandingan antara luas lantai rumah dengan

jumlah anggota keluarga dalam satu rumah tinggal. Persyaratan kepadatan

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

28

hunian untuk seluruh perumahan bisa dinyatakan dalam m² per orang.

Luas kamar tidur minimal 8 m² dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2

orang dalam satu ruangan tidur, kecuali anak dibawah usia lima tahun

2) Pencahayaan

Syarat utama dari sebuah rumah sehat antara lain memiliki pencahayaan

yang cukup untuk ruangan di dalamnya baik melalui pencahayaan alami

maupun buatan. Sebaiknya cahaya matahari dibiarkan bebas masuk

ruangan pada pagi hari melalui jendela, pintu, tirai dan atap menggunakan

genteng kaca atau plastik. Pencahayaan alami ruangan rumah adalah

penerangan yang bersumber dari sinar matahari (alami), yaitu semua jalan

yang memungkinkan untuk masuknya cahaya matahari alamiah dan dapat

menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya adalah 60 lux dan tidak

menyilaukan, misalnya melalui jendela atau genteng kaca. Cahaya

matahari ini sangat penting, karena dapat membunuh bakteri- bakteri

patogen di dalam rumah, menerangi ruangan, mengusir serangga dan tikus.

3) Kelembaban

Kelembaban selain berpengaruh terhadap keadaan rasa nyaman pada

manusia juga berpengaruh pada pertumbuhan mikroba pathogen.

Kelembaban udara berdasarkan persyaratan kesehatan Nomor

829/Menkes/SK/VII/1999 menyatakan bahwa kelembaban rumah tinggal

berkisar antara 40-70%, hal ini perlu diperhatikan karena kelembaban di

dalam rumah akan mempengaruhi berkembangbiaknya mikroorganisme.

Kelembaban di rumah dapat disebabkan oleh air yang naik dari tanah

(rising damp) kemudian merembes ke dinding (percolating damp) dan

bocor melalui atap (roof leaks), kelembaban yang terlalu tinggi dapat

menyebabkan lantai dan dinding selalu basah.

4) Ketinggian

Ketinggian secara umum mempengaruhi kelembaban dan suhu

lingkungan, setiap kenaikan 100 meter, selisih suhu udara dengan

permukaan laut sebesar 0,5˚C. Ketinggian berkaitan dengan kelembaban

juga dengan kerapatan Oksigen.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

29

6. Valuasi Ekonomi

Ilmu ekonomi menurut Kementerian Pendidikan Nasional dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI,2015) adalah suatu studi tentang bagaimana

masyarakat menggunakan sumber-sumber yang terbatas untuk memproduksi

komoditi yang berguna dan mendistribusikanya pada orang lain. Tujuan Ilmu

Ekonomi adalah bagaimana memanfaatkan sebaik-baiknya sumber daya yang

terbatas sehingga mencapai hasil yang dikehendaki. Ekonomi adalah suatu sikap

untuk memilih hal yang menjadi kebutuhan prioritas dan kebutuhan alternatif.

Valuasi ekonomi sumber daya alam berperan penting dalam

menyediakan informasi ini untuk membantu proses pengambilan keputusan terkait

dengan kebijakan publik. Sebagaimana dikatakan oleh Champ et al (2001) dalam

Fauzi (2014) kebijakan publik harus mencerminkan pemahaman terkait dengan

nilai barang publik, apalagi hal yang menyangkut dengan sumber daya alam dan

lingkungan karena nilai publik dari sumber daya alam sering tidak tercermin

dalam nilai pasar. Valuasi ekonomi harus menjadi bagian penting dalam kebijakan

publik karena valuasi ekonomi akan menjadi sumber informasi yang sangat vital

dalam melakukan analisis biaya manfaat kebijakan publik yang lebih

komprehensif.

The Mosby Medical Encyclopedia dalam Olsen (1999) menyatakan

ekonomi kesehatan adalah studi mengenai permintaan dan penawaran dari sumber

daya yang terlibat dalam perawatan kesehatan dan dampak perawatan kesehatan

pada masyarakat. Analisis manfaat dan biaya adalah salah satu cabang ilmu

ekonomi yang digunakan untuk melakukan evaluasi agar penggunaan sumber-

sumber ekonomi dapat dilakukan secara efisien, mengingat banyak program yang

harus dilakukan dan dana yang tersedia terbatas.

Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Nasional Triwulan I tahun 2013,

persentase pengeluaran yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan non makanan

lebih rendah jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk makanan. Kondisi ini

mencerminkan ciri dari suatu negara berkembang. Pengeluaran untuk non

makanan sebesar 49,34% dan pengeluaran untuk makanan sebesar 50,66%.

Pengeluaran makanan terbesar untuk makanan jadi, padi-padian dan

tembakau/sirih. Pengeluaran non makanan terbesar untuk perumahan dan fasilitas

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

30

rumah tangga, barang dan jasa serta barang-barang tahan lama. Biaya kesehatan

per kapita sebulan hanya sebesar 3,44% dari total pengeluaran per kapita sebulan.

Nilai ini masih lebih kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan terhadap

pengeluaran untuk tembakau dan sirih sebesar 6,24% (Profil Kesehatan Indonesia,

2014).

Menurut Fauzi (2014) sumber daya alam dan lingkungan menyediakan

berbagai layanan barang dan jasa yang sangat bernilai bagi manusia. Hanley,et al.,

(2000) dalam Fauzi (2014) menyebutkan bahwa keterkaitan antara sumber daya

alam dan lingkungan dengan aspek ekonomi dan kebutuhan manusia memiliki ciri

empat peran, yaitu:

a. Peran Sumber Daya Alam dan Lingkungan dalam menyuplai input energi dan

material untuk proses produksi seperti minyak, bijih besi dan kayu

b. Peran lingkungan sebagai penyerap sisa produksi dan konsumsi seperti limbah

domestik atau emisi yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar minyak

c. Peran Sumber Daya Alam dan Lingkungan sebagai sumber langsung dan

perbaikan kualitas hidup manusia, seperti halnya ketika kita menikmati

keindahan alam pegunungan atau menyaksikan keanekaragaman hayati flora

dan fauna

d. Peran Sumber Daya Alam dan Lingkungan sebagai penyedia dukungan

kehidupan dasar (basic life support) seperti pengaturan iklim global, daur

ulang nutrien dan sejenisnya

Dalam perspektif ekonomi, tujuan dari kegiatan ekonomi adalah

meningkatkan kesejahteraan atau lebih luas lagi apa yang disebut well being yang

bukan saja melihat aspek kesejahteraan dari sisi peningkatan pendapat, tetapi juga

terkait dengan aspek lain seperti kesehatan, ketentraman, kepuasan yang diperoleh

dari nilai-nilai estetika.

Dalam penilaian sumber daya alam dan lingkungan baik dalam penilaian

untuk menentukan nilai keberadaan dan nilai pasif lainnya maupun penilaian ex-

post seperti menghitung nilai ekonomi kerusakan lingkungan sering melibatkan

jasa lingkungan yang tidak terpasarkan. Penggunaan pendekatan pasar melalui

penggunaan harga komoditas yang terpasarkan dalam konteks ini menjadi tidak

tepat karena jasa lingkungan tidak memiliki harga pasar. Untuk mengatasi

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

31

masalah ini, metode valuasi nonpasar yang dikenal dengan stated preference

method (SP) atau metode preferensi yang dinyatakan dapat digunakan untuk

menentukan nilai ekonomi tersebut. Metode pendekatan yang termasuk dalam

pendekatan SP, yaitu Contingent Valuation Method (CVM) dan Choice

Experiment (CE).

Metode CVM merupakan metode penilaian ekonomi secara langsung

melalui pertanyaan kemauan membayar seseorang (Willingness to Pay atau

WTP), sedangkan CE merupakan metode tidak langsung penilaian ekonomi

dimana pendugaan WTP dilakukan melalui tawaran pilihan yang setiap pilihan

memiliki variabel karakteristik, harga atau biaya. Metode CVM merupakan

pendekatan yang paling populer, karena merupakan satu-satunya metode yang

dapat digunakan untuk mengukur nilai ekonomi bagi orang yang tidak mengalami

secara langsung atas perubahan suatu kebijakan (Whitehead and Blomquist, 2006

dalam Fauzi, 2014). Secara umum analisis CVM melibatkan tiga tahapan utama

(Pearce et al., 2006), yaitu:

a. Identifikasi barang dan jasa yang akan dievaluasi

Pada tahap ini merupakan tahapan yang krusial dalam analisis CVM. Pada

tahapan ini seorang peneliti terlebih dahulu harus memiliki konsep yang jelas

tentang apa yang akan dievaluasi, perubahan kualitas dan kuantitas apa yang

menjadi concern kebijakan serta jenis barang dan jasa nonpasar apa yang akan

divaluasi

b. Konstruksi skenario hipotetik

Metode CVM mengandalkan tehnik survei, maka pada tahapan ini akan sangat

tergantung dari konteks yang dianalisis. Nilai yang diduga akan sangat

bergantung dari berbagai skenario yang disodorkan dan pertanyaan yang

diajukan. Pada tahap ini jenis pertanyaan dan skenario yang diajukan akan

sangat berpengaruh terhadap outcome yang akan dihasilkan pada analisis

CVM. Pada tahap ini terdapat tiga elemen dasar, yaitu :

1) Deskripsi perubahan kebijakan yang akan dievaluasi

Memberikan informasi yang berarti pada responden tentang dampak dari

skenario kebijakan yang disodorkan. Deskripsi kebijakan paling tidak

harus memuat dua skenario dasar, yaitu kondisi saat ini yang akan

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

32

dijadikan reference point (baseline) dan skenario target dari kebijakan

yang diusulkan dengan komponen atribut yang ditawarkan

2) Deskripsi pasar yang akan dikembangkan

Mengacu pada konteks kebiajkan dan kelembagaan yang diperlukan,

misalnya lembaga yang bertanggung jawab menyediakan barang dan jasa,

kelayakan teknis dan ekonomis dari kebijakan yang ditawarkan. Hal yang

juga menjadi pertimbangan pada elemen ini terkait waktu yang tepat,

antara lain: kapan kebijakan tersebut dijalankan, kapan pembayaran harus

dilakukan, untuk berapa lama

3) Deskripsi metode pembayaran

Responden harus memberikan informasi yang jelas apakah pembayaran

akan dilakukan melalui tarif masuk, pajak atau penambahan harga pada

barang dan jasa

c. Elisitasi nilai moneter

Metode elisitasi adalah tehnik mengekstrak informasi kesanggupan membayar

dari responden dengan menanyakan besaran pembayaran melalui format

tertentu. Setiap metode elisitasi memerlukan penanganan data tersendiri dan

tehnik perhitungan WTP yang juga spesifik.

Kebanyakan metode CVM menggunakan tehnik yang relatif mudah dijawab oleh

responden. Analisis CVM mengandalkan tehnik elisitasi untuk menentukan nilai WTP,

maka semakin kompleks elisitasi semakin kompleks pula analisisnya.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang sanitasi sudah banyak dilakukan oleh peneliti lain,maka dalam

penelitian kali ini penulis meninjau penilaian sanitasi permukiman dari segi valuasi

ekonomi. Adapun penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini, antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Barno Suud dan Prananda Navitas (2015) dengan

hasil Faktor-faktor penyebab timbulnya permukiman kumuh, antara lain : laju

pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk, kondisi pelayanan air bersih, kondisi

sanitasi lingkungan, kondisi persampahan, kondisi saluran air hujan, kondisi jalan

ruang terbuka, keterbatasan dana untuk membeli rumah, tingkat pendapatan

masyarakat, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, keterbatasan lahan permukiman,

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

33

harga lahan permukiman, program-program pemerintah dalam mengatasi

permasalahan lingkungan dan kesadaran masyarakat dalam memelihara lingkungan

2. Penelitian yang dilakukan oleh Professor Jan Abel Olsen, Mr Richard D Smith, Mr

Anthony Harris (1999) dengan hasil analisis biaya dan manfaat memiliki dasar teori

ekonomi yang cukup kuat atau biasa disebut dengan ekonomi kesejahteraan,

perhitungan ekonomi yang dilakukan tidak hanya sekedar teori tetapi juga

memberikan gambaran bagaimana memberikan kesempatan untuk mengambil suatu

keputusan yang logis dan terstruktur tentang biaya dan manfaat yang termasuk

dalam penilaian secara ekonomi dan bagaimana seharusnya pengukurannya

dilakukan

3. Penelitian yang dilakukan oleh Soedjajadi Keman (2005) dengan hasil Penduduk

yang tinggal di daerah pemukiman kumuh mempunyai faktor risiko kejadian

penyakit menular dan kecelakaan dalam rumah yang lebih tinggi dibandingkan

dengan mereka yang tinggal di lingkungan pemukiman yang lebih baik

4. Penelitian yang dilakukan oleh Owoeye, J.O and Adedeji, Y.M.D (2013) dengan

hasil temuan di lapangan menegaskan bahwa kondisi lingkungan yang kumuh

menunjukkan bahwa kesehatan individunya dipengaruhi oleh kondisi sosial

ekonomi, bangunan dan lingkungan dimana dia tinggal

5. Penelitian yang dilakukan oleh Anwar dan Naveed (2014) dengan hasil kondisi

social ekonomi masyarakat di Kota Sialkot tidak begitu baik, ukuran rumah tangga

lebih besar dari biasanya, tingkat pendidikan daerah penelitian sangat rendah,

kepadatan penghuni lebih dari enpat orang dalam satu rumah, pendapatan rata-rata

bulanan terlalu rendah untuk membiayai rumah tangga dan memberikan fasilitas

sanitasi yang baik sehingga status kesehatan pada permukiman di daerah kumuh

sangat rendah.

6. Penelitian yang dilakukan oleh L.Indah Murwani dan J.Dwijoko (2002) dengan hasil

masyarakat mempunyai kemauan untuk membayar upaya memelihara lingkungan

melalui dana yang ditarik dari setiap liter BBM yang dikonsumsi untuk melakukan

perjalanan (transportasi)

7. Penelitian yang dilakukan Oleh Corburn dan Hilderbrand dengan hasil lingkungan

fisik dan sosial di perkotaan kumuh cenderung berinteraksi untuk menghasilkan

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

34

kesehatan yang buruk bagi perempuan, penelitian lebih lanjut diperlukan dengan

memperhatikan tentang isu lingkungan

8. Penelitian yang dilakukan oleh Abha Laksmi Singh dan Zahir Abbas (2014) dengan

hasil enam indikator sarana sanitasi yang baik, antara lain: jamban dalam rumah,

saluran dari WC ke septic tank, lubang septic tank yang di semen, drainase air,

sistem pembuangan limbah cair (rumah tangga), pembuangan sampah

9. Penelitian yang dilakukan oleh Adane Kobede dan Measne Gebreslassie (2014)

dengan hasil sebanyak 80% responden menyatakan kesanggupannya untuk

membayar dan ikut serta dalam sistem asuransi kesehatan berbasis masyarakat. Nilai

WTP rata-rata sebesar 187,4 Birr/rumah tangga/tahun

10. Penelitian yang dilakukan oleh Selfia Ladiyance dan Lia Yuliana (2014) dengan

hasil perkiraan nilai WTP Rp.4.325/bulan, variabel yang mempengaruhi kesediaan

membayar antara lain: pengetahuan tentang pencemaran sungai, status kepemilikan

rumah, pendidikan terakhir dan pendapatan rumah tangga

11. Penelitian yang dilakukan oleh Alexander.F, Gabriel.F and Olusegun.O (2012)

dengan hasil mayoritas responden tidak membuang limbah mereka dengan baik

dalam ke lingkungan, hal ini berdampak buruk terhadap lingkungan perumahan di

wilayah studi sehingga menggambarkan kondisi wilayah di daerah penelitian

sebagai daerah permukiman kumuh

12. Penelitian yang dilakukan oleh Mohsin,M, Safdar,S, Asghar,F dan Jamal, F (2013)

dengan hasil telah ditemukan fakta pencemaran air tanah secara siginifikan setelah

dilakukan pemeriksaan laboratorium, sekitar 36% warga telah tertular penyakit yang

disebabkan oleh kondisi air yang kurang memenuhi syarat sehingga untuk

menyelamatkan warga setempat pemerintah perlu menyediakan air minum yang

aman dengan melakukan pemantauan berkala untuk kualitas air

13. Penelitian yang dilakukan oleh Truman, P dan Kwame, N (2012) dengan hasil cost-

consequence analyses (CCA) memberikan transparansi yang lebih besar daripada

cost-utility analyses (CUA) dalam melaporkan hasil dari intervensi kesehatan

masyarakat

14. Penelitian yang dilakukan oleh Wasonga,J , Olang,CO and Kioli,F (2014) dengan

hasil bahwa program sekolah mungkin tidak meningkatkan kesenjangan antara

pengetahuan, sikap, dan praktek akan tetapi baik untuk generasi mendatang.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

35

Masalah sosial budaya yang menghambat transformasi kebersihan, program-

program kesehatan harus menemukan cara-cara inovatif untuk menjembatani

kesenjangan ini dalam rangka untuk membawa perubahan dalam rumah tangga

melalui budaya intervensi sensitif

15. Penelitian yang dilakukan oleh Suharjito dan Andreas Wibowo (2014) dengan hasil

WTP berkisar antara Rp.57.552 (0,57% dari nilai tanggungan) dan Rp.61.970

(0,62% dari nilai tanggungan). Hal ini berarti bahwa kesediaan membayar pekerja

konstruksi diatas premi personal accident yang berlaku saat ini (0,25%-0,40%)

C. Kerangka Berpikir

Kejadian penyakit terutama penyakit yang diakibatkan oleh kondisi lingkungan

dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya kondisi lingkungan dan sarana sanitasi

yang ada di sekitar permukiman. Terdapat tiga parameter kunci (fisik, lingkungan,

sosial ekonomi) yang dapat dijadikan acuan untuk mengetahui problem sanitasi di suatu

wilayah (Astono, 2010). Penelitian dapat dilakukan dengan pengukuran dan

pengamatan langsung di lapangan antara lain pengukuran, wawancara, dan identifikasi

penyediaan sarana dan prasarana sanitasi (air bersih dan air limbah, sampah dan

jaringan drainase) serta pengamatan kualitas lingkungan fisik.

Perumahan yang sehat tidak lepas dari ketersediaan prasarana dan sarana yang

terkait, seperti penyediaan air bersih, sanitasi pembuangan sampah, transportasi, dan

tersedianya pelayanan sosial. Di dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

kesehatan Bab 1 pasal 1 pengertian kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa,

dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

Definisi tersebut memberi arti yang luas pada kata kesehatan. Berdasarkan definisi

tersebut, seseorang belum dianggap sehat sekalipun ia tidak berpenyakit jiwa ataupun

raga, orang tersebut masih harus dinyatakan sehat secara sosial. Hal ini dianggap perlu

karena penyakit yang diderita oleh seseorang atau sekelompok masyarakat umumnya

ditentukan sekali oleh perilakunya atau keadaan sosial budayanya yang tidak sehat.

Demikian pula halnya apabila masyarakat tidak mempunyai perilaku yang menunjang

kesehatan, misalnya tidak terbiasa dengan kebersihan, tidak hidup di dalam rumah yang

sehat, tidak terbiasa mengamankan buangannya yang berbahaya, dan lain sebagainya.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

36

Kebiasaan-kebiasaan tersebut didasari oleh ketidakmampuan secara materiil,

pengetahuan maupun sosial budaya.

Di Indonesia menurut data Kementerian Kesehatan masih terdapat 37 penyakit

tradisional yang berhubungan dengan air minum dan sanitasi lingkungan yang kurang

layak (Profil Kesehatan, 2013) meliputi : Waterborn disease (penyakit yang ditularkan

langsung melalui air) seperti diare, typhus, disentri, hepatitis A dan E (diare merupakan

penyebab kematian kedua pada balita di Indonesia setelah ISPA), Water washed disease

(penyakit yang berkaitan dengan kekurangan air untuk keperluan sehari-hari) seperti

scabies, infeksi kulit dan selaput lendir, trakhoma, lepra, frambosia, dan lainnya, Water

based disease (penyakit yang bibitnya sebagian dari siklus kehidupannya berhubungan

dengan air) antara lain schistomasis, Water related vectors (penyakit yang ditularkan

oleh vektor penyakit yang sebagian atau seluruh perindukannya berada di air) seperti

malaria, demam berdarah, filariasis, dan lainnya, Water related disease (penyakit yang

ditularkan oleh vektor yang sebagian atau seluruh kehidupannya berkaitan dengan

sampah) seperti diare dan lainnya.

Adapun kerangka berpikir yang dapat diajukan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian

KONDISI SANITASI PERMUKIMAN

1. Penilaian rumah (komponen rumah, sarana sanitasi)

2. Pengukuran lingkungan fisik (Pencahayaan,

Kelembaban, Suhu, Kebisingan)

3. Kepadatan Penghuni

KESEHATAN MASYARAKAT

Penyakit Berbasis Lingkungan

(Diare, ISPA,DBD, Penyakit Kulit,

TBC)

VALUASI EKONOMI

(Penghasilan, WTP-

ATP)

LINGKUNGAN

1. Abiotik (Air, tanah, udara)

2. Biotik (tumbuhan, hewan,

manusia)

3. Culture (Perilaku manusia)

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka filelingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, ... melalui lingkungan kerja antrara perkantoran

37

D. Perumusan Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kondisi sanitasi permukiman di Kota Yogyakarta kategori rendah.

Kondisi sanitasi permukiman dikategorikan rendah apabila persentase rumah sehat

< 60 %

2. Kondisi ekonomi masyarakat di permukiman Kota Yogyakarta kategori rendah.

Kondisi ekonomi masyarakat dikegorikan rendah apabila rata-rata penghasilan

keluarga < Rp.1.500.000,- /bulan

3. Kondisi ekonomi dan sanitasi permukiman berhubungan dengan kesehatan

masyarakat di Kota Yogyakarta.

Indikator kondisi kesehatan yang baik apabila kejadian penyakit berbasis

lingkungan yang terjadi rendah dan begitu juga sebaliknya. Penyakit berbasis

lingkungan yang dimaksud, antara lain: Diare, ISPA,DBD, Penyakit Kulit, TBC.