xerostomia makalah

25
ILMU KEDOKTERAN GIGI KLINIK DASAR FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011 MAKALAH MULUT KERING OLEH : Baiq Miftahul Fatia Jenifer Novia Resky Yunitasari Muh. Arif St. Hardianty Ady Multazam Rahmah K. Rusdi Muh. Rahadian Cipta. Dewi Sartika Arif Herawati Hasan Kiki Candra Bonita Sesharika C. Hamdani

Transcript of xerostomia makalah

Page 1: xerostomia makalah

ILMU KEDOKTERAN GIGI KLINIK DASAR

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2011

MAKALAH

MULUT KERING

OLEH :

Baiq Miftahul Fatia Jenifer Novia

Resky Yunitasari Muh. Arif

St. Hardianty Ady Multazam

Rahmah K. Rusdi Muh. Rahadian Cipta.

Dewi Sartika Arif Herawati Hasan

Kiki Candra Bonita Sesharika C.

Hamdani Sani Ma’rifat

Kurniadi

Page 2: xerostomia makalah

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmatnya lah kalo ini, penulis

bisa menyelesaikan makalah berjudul “Mulut Kering (Xerostomia)”.

Penulisan makalah ini diharapkan mampu memberikan gambaran dan menjelaskan

mengenai Mulut Kering dan hubungannya dengan mikroorganisme. Pembaca diharapkan

menjadi lebih memahami mengenai seluk beluk yang berkaitan dengan mulut kering.

Namun, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk

itulah penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga makalah

ini bisa member manfaat bagi pembaca.

Makassar, 13 Mei 2011

Penulis

Page 3: xerostomia makalah

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………1

Daftar Isi…………………………………………………………………………………….2

BAB I (PENDAHULUAN)………………………………………………………………..3

BAB II (TINJAUAN PUSTAKA)…………………………………………………………5

BAB III(PEMBAHASAN)…………………………………………………………………10

BAB IV (PENUTUP)…….…………………………………………………………………15

Daftar Pustaka………………………………………………………………………………17

Page 4: xerostomia makalah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Xerostomia (mulut kering) didefinisikan sebagai keluhan mulut kering yang mungkin timbul dari

penurunan

produksi air liur. Dinyatakan bahwa 10% populasi penduduk mengalami xerostomia

atau mulut kering.1,2 Frekuensi xerostomia bertambah dengan bertambahnya umur,

lebih dari 25% orang berusia tua mengeluh mengalami mulut kering setiap hari.2

Dikatakan bahwa, rata-rata orang dewasa menghasilkan sekurang-kurangnya 500 ml

saliva setiap hari.

Xerostomia biasanya diderita oleh wanita dan hal ini bisa membawa pengaruh buruk dalam

perkembangan kehidupan social mereka. Kebanyakan penderita bau mulut menjadi tidak begitu percaya

diri untuk berbicara, dikarenakan persepsi yang tidak baik akan aroma mulut mereka. Karena xerostomia

biasanya menyebabkan halitosis (bau mulut).

Kebanyakan orang mengalami xerostomia setelah bangun dari tidur. Xerostomia kronik meningkatkan

resiko untuk terjadinya beberapa keadaan, dan yang

paling serius adalah karies gigi dan penyakit gingiva. Walau bagaimanapun, kondisi

xerostomia kronik dan parah sering diartikan dengan aliran saliva <100 ml per hari.

Xerostomia dapat terjadi akibat efek samping kemoterapi yaitu 78% pasien

yang dikemoterapi mendapat efek tersebut. Hal ini terjadi berhubungan dengan agen

yang digunakan dalam kemoterapi.

Mulut kering, selain menimbulkan penampakkan mulut yang kurang baik, biasanya juga berpengaruh ke

dalam unsure-unsur yang ada di dalam rongga mulut tersebut.

Bau mulut yang biasanya di timbulkan oleh xerostomia menyebabkan kelainan ini menjadi sangat buruk

efeknya bagi seseorang dalam pergaulannya di masyarakat.

Xerostomia juga menyebabkan keadaan rongga mulut sangat berpotensi untuk berkembang biaknya

mikroorganisme karenak kurangnya saliva. Hal itulah yang menyebabkan keadaan ini begitu kompleks

bagi penderita.

Page 5: xerostomia makalah

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari xerostomia?

2. Apa saja factor-faktor dari xerostomia?

3. Bagaimana keadaan mikroorganisme yang ada di rongga mulut ketika xerostomia terjadi?

4. Apakah hubungan antara xerostomia dengan penggunaan gigitiruan dan sistem

stomatognatiknya?

5. Bagaimana cara mengatasi mulut kering?

1.3.Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa definisi dari xerostomia.

2. Untuk mengetahui apa saja factor-faktor dari xerostomia.

3. Untuk mengetahui keadaan mikroorganisme di dalam rongga mulut ketika xerostomia terjadi.

4. Untuk mengetahui hubungan antara xerostomia dengan penggunaan gigitiruan dan sistem

stomatognatiknya.

5. Untuk mengetahui cara mengatasi mulut kering.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

a. Saliva

Page 6: xerostomia makalah

Saliva adalah cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar saliva dan mempunyai peranan

yang sangat penting dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem di dalam rongga mulut.1

Saliva merupakan hasil sekresi dari beberapa kelenjar saliva, dimana 93% dari volume total

saliva disekresikan oleh kelenjar saliva mayor yang meliputi kelenjar parotid, submandibular,

dan sublingual, sedangkan sisa 7% lainnya disekresikan oleh kelenjar saliva minor yang terdiri

dari kelenjar bukal, labial, palatinal, glossopalatinal, dan lingual. Kelenjar-kelenjar minor ini

menunjukkan aktivitas sekretori lambat yang berkelanjutan, dan juga mempunyai peranan yang

penting dalam melindungi dan melembabkan mukosa oral, terutama pada waktu malam hari

ketika kebanyakan kelenjar-kelenjar saliva mayor bersifat inaktif.

Saliva adalah cairan eksokrin yang terdiri dari 99% air, berbagai elektrolit yaitu sodium,

potasium, kalsium, kloride, magnesium, bikarbonat, fosfat, dan terdiri dari protein yang

berperan sebagai enzim, immunoglobulin, antimikroba, glikoprotein mukosa, albumin,

polipeptida dan oligopeptida yang berperan dalam kesehatan rongga mulut.

- Komposisi Saliva

Saliva terdiri dari 99,5% air dan 0,5% subtansi yang larut. Beberapa komposisi saliva adalah :

1. Protein

Beberapa jenis protein yang terdapat didalam saliva adalah :

a) Mucoid

Merupakan sekelompok protein yang sering disebut dengan mucin dan memberikan konsistensi

mukus pada saliva. Mucin juga berperan sebagai glikoprotein karena terdiri dari rangkaian

protein yang panjang dengan ikatan rantai karbohidrat yang lebih pendek.

b) Enzim

Enzim yang ada pada saliva dihasilkan oleh kelenjar saliva dan beberapa diantaranya merupakan

produk dari bakteri dan leukosit yang ada pada rongga mulut.

Beberapa enzim yang terdapat dalam saliva adalah amylase dan lysozyme yang berperan dalam

mengontrol pertumbuhan bakteri di rongga mulut.

c) Protein Serum

Saliva dibentuk dari serum maka sejumlah serum protein yang kecil ditemukan didalam saliva.

Albumin dan globulin termasuk kedalam serum saliva

d) Waste Products

Pada saliva juga ditemukan sebagian kecil dari waste product pada serum, urea dan uric acid.

2. Ion-ion Inorganik

Page 7: xerostomia makalah

Ion-ion utama yang ditemukan dalam saliva adalah kalsium dan fosfat yang berperan penting

dalam pembentukan kalkulus. Ion-ion lain yang memiliki jumlah yang lebih kecil terdiri dari

sodium, potasium, klorida, sulfat dan ion-ion lainnya.

3. Gas

a. Pada saat pertama sekali saliva dibentuk, saliva mengandung gas oksigen yang larut,

nitrogen dan karbon dioksida dengan jumlah yang sama dengan serum. Ini memperlihatkan

bahwa konsentrasi karbon dioksida cukup tinggi dan hanya dapat dipertahankan pada

larutan yang memiliki tekanan didalam kelenjar duktus, tetapi pada saat saliva mencapai

rongga mulut banyak karbon dioksida yang lepas.

4. Zat-zat Aditif di Rongga Mulut

Merupakan berbagai substansi yang tidak ada didalam saliva pada saat saliva mengalir dari

dalam duktus, akan tetapi menjadi bercampur dengan saliva didalam rongga mulut. Yang

termasuk kedalam zat-zat aditif yaitu mikroorganisme, leukosit dan dietary substance.

Volume rata-rata saliva yang dihasilkan perhari berkisar 1-1,5 liter. Pada orang dewasa laju

aliran saliva normal yang distimulasi mencapai 1-3 ml/menit, rata-rata terendah mencapai 0,7-1

ml/menit dimana pada keadaan hiposalivasi ditandai dengan laju aliran saliva yang lebih rendah

dari 0,7 ml/menit. Laju aliran saliva normal tanpa adanya stimulasi berkisar 0,25-0,35 ml/menit,

dengan rata-rata terendah 0,1-0,25 ml/menit dan pada keadaan hiposalivasi laju aliran saliva

kurang dari 0,1 ml/menit.

Nilai pH saliva normal berkisar 6 – 7. 3,19,20 Konsumsi karbohidrat padat maupun cair dapat

menyebabkan terjadinya perubahan pH saliva dimana karbohidrat akan difermentasi oleh

bakteri dan akan melekat ke permukaan gigi. Dengan adanya sistem buffer pada saliva, pH akan

kembali netral setelah 20 menit terpapar karbohidrat yang berkonsistensi cair dan 40-60 menit

pada karbohidrat yang berkonsistensi padat.

- Fungsi Saliva

Beberapa fungsi saliva adalah :

a) Sensasi Rasa

Aliran saliva yang terbentuk didalam acini bersifat isotonik, saliva mengalir melalui duktus dan

mengalami perubahan menjadi hipotonik. Kandungan hipotonik saliva terdiri dari glukosa,

sodium, klorida, urea dan memiliki kapasitas untuk memberikan kelarutan substansi yang

memungkinkan gustatory buds merasakan aroma yang berbeda.

Page 8: xerostomia makalah

b) Perlindungan Mukosa dan Lubrikasi

Saliva membentuk lapisan seromukos yang berperan sebagai pelumas dan melindungi jaringan

rongga mulut dari agen-agen yang dapat mengiritasi. Mucin sebagai protein dalam saliva

memiliki peranan sebagai pelumas, perlindungan terhadap dehidrasi, dan dalam proses

pemeliharaan viskoelastisitas saliva.

c) Kapasitas Buffering

Buffer adalah suatu substansi yang dapat membantu untuk mempertahankan agar pH tetap

netral. Buffer dapat menetralisasikan asam dan basa. Saliva memiliki kemampuan untuk

mengatur keseimbangan buffer pada rongga mulut.

d) Integritas Enamel Gigi

Saliva juga memiliki peranan penting dalam mempertahankan integritas kimia fisik dari enamel

gigi dengan cara mengatur proses remineralisasi dan demineralisasi. Faktor utama untuk

mengontrol stabilitas enamel adalah hidroksiapatit sebagai konsentrasi aktif yang dapat

membebaskan kalsium, fosfat, dan fluor didalam larutan dan didalam pH saliva.

e) Menjaga Oral Hygiene

Saliva berfungsi sebagai self cleansing terutama pada saat tidur dimana produksi saliva

berkurang. Saliva mengandung enzim lysozyme yang berperan penting dalam mengontrol

pertumbuhan bakteri di rongga mulut.

f) Membantu Proses Pencernaan

Saliva bertanggung jawab untuk membantu proses pencernaan awal dalam proses

pembentukan bolus-bolus makanan. Enzim α-amylase atau enzim ptyalin merupakan salah satu

komposisi dari saliva yang berfungsi untuk memecah karbohidrat menjadi maltose, maltotriose

dan dekstrin.

g) Perbaikan Jaringan

Saliva memiliki peranan dalam membantu proses pembekuan darah pada jaringan rongga

mulut, dimana dapat dilihat secara klinis waktu pendarahan menjadi lebih singkat dengan

adanya bantuan saliva.

h) Membantu Proses Bicara

Lidah memerlukan saliva sebagai pelumas selama bicara, tanpa adanya saliva maka proses

bicara akan menjadi lebih sulit.

i) Menjaga Keseimbangan Cairan

Page 9: xerostomia makalah

Penurunan aliran saliva akan menghasilkan adanya suatu sensasi haus yang dapat meningkatkan

intake cairan tubuh.

b. Bakteri Aerob dan Anaerob

1)   Bakteri aerob

Organisme aerobik atau aerob adalah organisme yang melakukan metabolisme dengan bantuan

oksigen. Aerob, dalam proses dikenal sebagai respirasi sel, menggunakan oksigen untuk

mengoksidasi substrat (sebagai contoh gula dan lemak) untuk memperoleh energi. . Misal:

Nitrosococcus, Nitrosomonas dan Nitrobacter

Aerob obligat membutuhkan oksigen untuk melakukan respirasi sel aerobik.

Aerob fakultatif dapat menggunakan oksigen tetapi dapat juga menghasilkan energi secara

anaerobik.

Mikroaerofil adalah organisme yang bisa menggunakan oksigen tetapi dalam konsentrasi yang

sangat kecil (mikromolar).

Organisme aerotoleran dapat hidup walaupun terdapat oksigen di sekitarnya, tetapi mereka

tetap anaerobik karena mereka tidak menggunakan oksigen sebagai terminal electron acceptor

(akseptor elektron terminal). Contoh yang dapat diberikan adalah oksidasi glukosa

(monosakarida) dalam respirasi aerobik.

C6H12O6 + 6 O2 + 38 ADP + 38 fosfat → 6 CO2 + 6 H2O + 38 ATP

Energi yang dilepaskan pada reaksi ini sebesar 2880 kJ per mol, yang disimpan dalam regenerasi

38 ATP dari 38 ADP per glukosa. Angka ini 19 kali lebih besar daripada yang dihasilkan reaksi

anaerobik. Organisme eukariotik (semua kecuali bakteri) hanya memperoleh 36 ATP yang

diregenerasi dari ADP dalam proses ini. Hal ini disebabkan terdapat membran yang harus

dilewati oleh transport aktif.

2) Bakteri anaerob

Anaerob artinya “hidup tanpa udara”. Perkembangan bakteri anaerob ini terjadi pada tempat-

tempat yang sedikit atau sama sekali tidak mengandung oksigen. Kuman-kuman ini normalnya

ditemukan di mulut, saluran pencernaan dan vagina serta pada kulit. Umumnya penyakit-

penyakit yang disebabkan oleh bakteri anaerob adalah gas gangren, tetanus dan botulisme.

Bakteri anaerob dapat menyebabkan infeksi jika barier (sawar) normal (seperti kulit, gusi dan

Page 10: xerostomia makalah

dinding usus) mengalami kerusakkan akibat pembedahan, jejas atau penyakit. Biasanya sistem

kekebalan tubuh akan membunuh bakteri yang masuk ke dalam tubuh, tetapi kadang-kadang

bakteri tersebut mampu berkembang dan menyebabkan infeksi. Bagian tubuh yang mengalami

kerusakkan jaringan (nekrosis) atau suplai aliran darahnya sedikit merupakan tempat-tempat

yang disenangi oleh bakteri anaerob untuk tumbuh dan berkembang karena miskin akan

oksigen. Keadaan yang kurang mengandung oksigen dapat disebabkan karena penyakit

pembuluh darah, keadaan syok, trauma/cedera dan tindakkan pembedahan.

Bakteri anaerob dapat menyebabkan infeksi di seluruh bagian tubuh. Misalnya:

Mulut, kepala dan leher. Infeksi dapat terjadi pada saluran akar gigi, gusi, rahang, tonsil,

tenggorok, sinus-sinus dan telinga.

Paru. Bakteri anaerob menyebabkan pneumonia, abses paru, infeksi pada salaput pembungkus

paru (empiema) dan pelebaran bronkhus pada paru (bronkiektasis).

Rongga perut. Infeksi bakteri anaerob didalam perut membentuk abses, radang selaput rongga

perut (peritonitis) dan radang usus buntu (apendisitis).

Saluran kelamin wanita. Bakteri anaerob menyebabkan abses panggul, penyakit radang panggul,

peradangan dinding rahim (endometritis) serta infeksi panggul yang diikuti keguguran atau

persalinan prematur.

Kulit dan jaringan lunak. Bakteri anaerob sering menyebabkan ulkus pada penderita diabetes,

gangren, infeksi yang merusak lapisan kulit sebelah dalam dan jaringan serta luka infeksi akibat

gigitan.

Susunan saraf pusat. Bakteri anaerob menyebabkan pembentukkan abses pada otak dan

susunan saraf pada tulang belakang.

Aliran darah. Bakteri anaerob dapat ditemukan di dalam aliran darah penderita yang sakit

(keadaan ini disebut bakteremia).

·

Page 11: xerostomia makalah

BAB III

PEMBAHASAN

A. Xerostomia

Xerostomia adalah keadaan di mana mulut kering akibat pengurangan atau

tiadanya aliran saliva. Xerostomia bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan gejala

dari pelbagai kondisi seperti perawatan yang diterima, efek samping dari radiasi di

kepala dan leher, atau efek samping dari pelbagai jenis obat.

- Etiologi

Faktor penyebab timbulnya xerostomia:

1. Gangguan pada kelenjar saliva: Ada beberapa penyakit lokal tertentu yang

mempengaruhi kelenjar saliva dan menyebabkan berkurangnya aliran saliva.

Sialodenitis kronis lebih sering mempengaruhi kelenjar submandibula dan parotis.

Penyakit ini menyebabkan degenerasi dari sel asini dan penyumbatan duktus. Kistakista

dan tumor kelenjar saliva, baik yang jinak maupun ganas dapat menyebabkan

penekanan pada struktur-struktur duktus dari kelenjar saliva dan dengan demikian

mempengaruhi sekresi saliva. Sindroma Sjogren merupakan penyakit autoimun

jaringan ikat yang dapat mempengaruhi kelenjar airmata dan kelenjar saliva.

el-sel asini kelenjar saliva rusak karena infiltrasi limfosit sehingga sekresinya

berkurang.

2. Keadaan fisiologis: Tingkat aliran saliva biasanya dipengaruhi oleh

keadaan-keadaan fisiologis. Pada saat berolahraga, berbicara yang lama dapat

menyebabkan berkurangnya aliran saliva sehingga mulut terasa kering. Bernafas

melalui mulut juga akan memberikan pengaruh mulut kering. Gangguan

emosionil, seperti stress, putus asa dan rasa takut dapat menyebabkan mulut kering.

Hal ini disebabkan keadaan emosionil tersebut merangsang terjadinya pengaruh

simpatik dari sistem syaraf autonom dan menghalangi sistem parasimpatik yang

menyebabkan turunnya sekresi saliva.

3. Penggunaan obat-obatan: Banyak sekali obat yang mempengaruhi sekresi

saliva. Obat-obatan tersebut mempengaruhi aliran saliva secara langsung dengan

Page 12: xerostomia makalah

memblokade sistem syaraf dan menghambat sekresi saliva. Oleh karena sekresi air

dan elektrolit terutama diatur oleh sistem syaraf parasimpatis, obat-obatan dengan

pengaruh antikolinergik akan menghambat paling kuat pengeluaran saliva. Obatobatan

dengan pengaruh anti β-adrenergik (yang disebut β-bloker) terutama akan

menghambat sekresi ludah mukus. Obat-obatan juga dapat secara tidak langsung

mempengaruhi saliva dengan mengubah keseimbangan cairan dan elektrolit atau

dengan mempengaruhi aliran darah ke kelenjar.

4. Usia: Keluhan mulut kering sering ditemukan pada usia lanjut. Keadaan ini

disebabkan oleh adanya perubahan atropi pada kelenjar saliva sesuai dengan pertambahan

umur yang akan menurunkan produksi saliva dan mengubah

komposisinya. Seiring dengan meningkatnya usia, dengan terjadinya proses aging,

terjadi perubahan dan kemunduran fungsi kelenjar saliva, dimana kelenjar parenkim

hilang yang digantikan oleh jaringan lemak, lining sel duktus intermediate mengalami

atropi. Keadaan ini mengakibatkan pengurangan jumlah aliran saliva. Selain itu,

penyakit- penyakit sistemik yang diderita pada usia lanjut dan obat-obatan yang

digunakan untuk perawatan penyakit sistemik dapat memberikan pengaruh mulut

kering pada usia lanjut.

5. Terapi kanker: Xerostomia paling sering berhubungan dengan terapi radiasi

kepala dan leher. Xerostomia akut karena radiasi dapat menyebabkan suatu

reaksi peradangan, bila xerostomia kronik terjadi sampai 1 tahun setelah mendapat

terapi radiasi, dapat menyebabkan fibrosis kelenjar saliva dan biasanya permanen.

Radiasi menyebabkan perubahan di dalam sel sekresi serous, mengakibatkan

pengurangan pengeluaran saliva dan peningkatan kepekatan saliva. Biasanya,

keluhan awal dari terapi radiasi adalah saliva pekat dan berlendir. Kadar

permanennya xerostomia bergantung pada banyaknya kelenjar saliva yang terpapar

radiasi dan dosis radiasi. Apabila jumlah dosis radiasi yang diterima melebihi

5,200 cGy, aliran saliva akan berkurang dan sedikit atau tidak ada saliva yang

dikeluarkan dari kelenjar saliva. Perubahan ini biasanya permanen. Beberapa obat

kemoterapi kanker juga dapat mengubah komposisi dan aliran saliva, mengakibatkan

xerostomia, tetapi perubahan ini biasanya sementara.

- Gejala dan Tanda

Page 13: xerostomia makalah

1. Gejala

a. Individu yang menderita xerostomia sering mengeluhkan masalah dalam makan, berbicara,

menelan, dan pemakaian gigitiruan. Makanan yang kering biasanya sulit dikunyah dan ditelan.

Pemakaian gigitiruan juga biasanya mengalami masalah dengan retensi gigitiruan, lesi akibat

gigitiruan, dan lidah juga lengket pada palatum.

2. Tanda

a. Pasien yang menderita xerostomia dapat mengeluhkan gangguan pengecapan (dysgeusia), rasa

sakit pada lidah (glossodynia) dan peningkatan kebutuhan untuk minum air, terutama pada

malam hari. Xerostomia dapat mengakibatkan peningkatan karies dental, erythema mukosa

oral, pembengkakan kelenjar parotid, angular cheilitis, mukositis, inflamasi atau ulser pada lidah

dan mukosa bukal, kandidiasis, sialadenitis, halitosis, ulserasi pada rongga mulut.

HUBUNGAN PENGGUNAAN GIGITIRUAN DENGAN XEROSTOMIA YANG DI DERITA PASIEN

Pasien yang menggunakan gigitiruan memiliki beberapa kemungkinan yang bisa menyebabkan ia

menderita xerostomia. Pasien yang menggunakan gigitiruan mungkin saja akan mengalami

hipersekresi atau hiposekresi saliva. Hal yang berkaitan dengan masalah xerostomia ialah

apabila sekresi saliva pada penderita kurang dari sekresi normal pada saliva, dan menyebabkan

terjadinya mulut kering. Mengapa sekresi saliva bisa berkurang? Hal ini bisa saja disebabkan

karena kontur dari gigitiruan yang kurang sempurna dan justru mengganggu titik-titik penghasil

saliva di dalam mulut.

HUBUNGAN XEROSTOMIA DENGAN KEHIDUPAN MIKROORGANISME DI DALAM MULUT

Ada beberapa mikroorganisme yang berkembang di dalam mulut manusia. Rongga mulut bayi

yang baru dilahirkan bebas dari mikroorganisme, namun hanya dalam waktu beberapa jam

sudah terjadi kolonisasi bakteri. Streptococcus salivarius sudah tumbuh pada hari pertama,

demikian juga dengan Veillonella alcascens, lactobasilli, dan Candida albicans. Actinomyces dan

kuman anaerob lainnya baru tampak setelah satu bulan kelahiran, sedangkan Streptococcus

sanguis dan Streptococcus mutans baru tumbuh mengikuti erupsi gigi geligi susu.

Pada scenario, penderita menggunakan gigi palsu. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya,

gigi palsu juga bisa menyebabkan berkurangnya sekresi saliva. Kita mengetahui bahwa fungsi

Page 14: xerostomia makalah

saliva ialah membantu mencerna dan memindahkan bolus makanan ke dalam tenggorokan,

membasahi mukosa rongga mulut, sebagai pembersih mekanis, mempunyai aktivitas anti

bakteri dan jamur, menjaga PH dalam rongga mulut, remineralisasi pada email gigi dan menjadi

media untuk merasakan makanan. Sehingga apabila sekresi saliva berkurang, maka fungsi-fungsi

dari saliva seperti yang sudah disebutkan di atas menjadi kurang maksimal. Hal ini bisa

menyebabkan berkumpulnya sisa makanan di dalam mulut, sehingga menjadi lahan subur bagi

bakteri untuk hidup. Terlebih lagi mengingat fungsi saliva yang bisa menjadi anti bakteri dan

jamur berkurang sejalan dengan berkurangnya sekresi saliva. Hal ini yang menyebabkan

penderita xerostomia rentan terhadap karies dan halitosis.

HUBUNGAN XEROSTOMIA DENGAN DENGAN SISTEM STOMATOGNATIK

Kita mengetahui bahwa sistem stomatognatik ialah sekumpulan beberapa organ yang

mempunyai fungsi berkaitan satu dengan yang lainnya, dan salah satu yang terlibat di dalamnya

ialah saliva. Saliva memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kelembaban mulut, oral

hygine, dll. Itulah yang menjadikan xerostomia memiliki peran yang sangat erat dengan sistem

stomatognatik.

CARA MENGATASI MULUT KERING

1. Sikat gigi tiga kali sehari. Gigi dan gusi yang sehat akan memproduksi air liur yang tepat, dan

membuat mulut tetap lembab dan segar.

2. Minum banyak air sepanjang air untuk membantu menjaga mulut lembab. Namun, hal itu akan

lebih baik membantu jika minum air dengan teguk kecil. Hal ini karena minum air dalam tegukan

besar hanya akan membuat orang buang air kecil lebih sering, dan semakin memperburuk mulut

kering.

3. Menghindari minuman berkafein, seperti teh, kopi dan soda.

4. Untuk mencegah kekeringan, terutama ketika sedang makan, seteguk air di antara waktu makan

akan membuat mengunyah makanan menjadi lebih mudah.

5. Memancing kelenjar ludah untuk lebih mengeluarkan air liur. Hal ini dapat dilakukan dengan

permen karet bebas gula atau permen. Namun, cobalah untuk tidak berlebihan karena

kelebihan gula dalam permen dapat menyebabkan gangguan dari karies gigi.

Page 15: xerostomia makalah

6. Jangan konsumsi rokok (tembakau) atau alkohol, karena ini cenderung untuk meningkatkan

kekeringan pada mulut.

7. Menghindari makanan yang memperburuk mulut kering, seperti makanan asin atau makanan

pedas yang dapat menyebabkan rasa sakit dan iritasi lidah dan rongga mulut.

8. Menggunakan pasta gigi fluoride untuk mencegah kemungkinan perkembangan karies gigi.

9. Jika mulut sakit, gunakan air garam yang hangat dan baking soda bilasan untuk meredam

kekeringan.

10. Penyembuhan sederhana untuk mulut kering adalah dengan mengunyah makanan berserat di

antara waktu makan, seperti wortel dan seledri. Ini membantu untuk meningkatkan sekresi air

liur dan juga tidak menyebabkan karies gigi.

11. Makanlah makanan yang lebih mudah untuk dikunyah dan ditelan.

12. Bernapas melalui hidung, bukan mulut.

13. Konsultasikan dengan dokter jika harus mengonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat

menyebabkan mulut kering.

Page 16: xerostomia makalah

BAB IV

PENUTUP

- Kesimpulan

Xerostomia adalah keadaan di mana mulut kering akibat pengurangan atau

tiadanya aliran saliva. Xerostomia bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan gejala

dari pelbagai kondisi seperti perawatan yang diterima, efek samping dari radiasi di

kepala dan leher, atau efek samping dari pelbagai jenis obat.

Kaitannya dengan microorganism, gigitiruan, dan sistem stomatognatik sangatlah jelas. Karena

xerostomia melibatkan fungsi yang sangat penting dari saliva, yang pada kasus xerostomia

sekresinya menjadi sangat kurang dikarenakan oleh beberapa syarat, salah satunya karena tidak

sesuainya kontur protesa pada gigitiruan. Kurangnya sekresi saliva menyebabkan kurangnya

fungsi self cleansing yang dapat menjaga kebersihan dari rongga mulut, sehingga mulut

berpotensi menjadi retensi makanan dan bisa menjadi tempat yang subur untuk tumbuhnya

mikroorganisme.

Cara mengatasi mulut kering:

Sikat gigi tiga kali sehari. Gigi dan gusi yang sehat akan memproduksi air liur yang tepat, dan

membuat mulut tetap lembab dan segar.

Minum banyak air sepanjang air untuk membantu menjaga mulut lembab. Namun, hal itu akan

lebih baik membantu jika minum air dengan teguk kecil. Hal ini karena minum air dalam tegukan

besar hanya akan membuat orang buang air kecil lebih sering, dan semakin memperburuk mulut

kering.

Menghindari minuman berkafein, seperti teh, kopi dan soda.

Untuk mencegah kekeringan, terutama ketika sedang makan, seteguk air di antara waktu makan

akan membuat mengunyah makanan menjadi lebih mudah.

Memancing kelenjar ludah untuk lebih mengeluarkan air liur. Hal ini dapat dilakukan dengan

permen karet bebas gula atau permen. Namun, cobalah untuk tidak berlebihan karena

kelebihan gula dalam permen dapat menyebabkan gangguan dari karies gigi.

Jangan konsumsi rokok (tembakau) atau alkohol, karena ini cenderung untuk meningkatkan

kekeringan pada mulut.

Page 17: xerostomia makalah

Menghindari makanan yang memperburuk mulut kering, seperti makanan asin atau makanan

pedas yang dapat menyebabkan rasa sakit dan iritasi lidah dan rongga mulut.

Menggunakan pasta gigi fluoride untuk mencegah kemungkinan perkembangan karies gigi.

Jika mulut sakit, gunakan air garam yang hangat dan baking soda bilasan untuk meredam

kekeringan.

Penyembuhan sederhana untuk mulut kering adalah dengan mengunyah makanan berserat di

antara waktu makan, seperti wortel dan seledri. Ini membantu untuk meningkatkan sekresi air

liur dan juga tidak menyebabkan karies gigi.

Makanlah makanan yang lebih mudah untuk dikunyah dan ditelan.

Bernapas melalui hidung, bukan mulut.

Konsultasikan dengan dokter jika harus mengonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat

menyebabkan mulut kering.

Page 18: xerostomia makalah

DAFTAR PUSTAKA:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22667/5/Chapter%20I.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16857/4/Chapter%20II.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21672/4/Chapter%20II.pdf

http://catatankuliah-heri.blogspot.com/2010/03/bakteri-aerob-dan-anaerob.html

organisme aerobik. Online.http//:wikipedia.com

Michael J. Pelczar, dan E.C.S. Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Ui-Press : Jkarta

Buku Ajar Mikrobilogi Kedokteran. Binarupa Aksara: Jakarta.1994

Isolasi dan Pembiakan Bakteri. http//:totobe.net

Jurnal PDGI Vol. 56, No. 3, Perbedaan Sekresi Saliva antara Mengunyah Makanan Asam dengan

Mengunyah Makanan Manis

Imunologi Oral, Kelainan di Dalam Rongga Mulut