Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

download Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

of 41

Transcript of Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    1/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    SKENARIO 2

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL

    Seorang laki-laki bernama A usia 43 tahun, adalah seorang pegawai pengawas mesin

    pesawat udara. A bekerja sejak usia 20 tahun. A menjaga mesin pesawat di hanggar setiapharidn terpapar bising mesin 90 sampai 110 desibel (90-110Db ) selma kurang lebih 8 jam. Setiap

    bekerja menggunakan ear plug.

    Saat ini A mengeluhkan telinganya. Sebelum bekerja kedua telinga A sehat.

    Memeriksakan ke dokter perusahaan dengan keluhan pendengaran pada kedua telinga. A

    mengeluh kurang jelas menerima pembicaraan bila diajak berbicara dengan teman

    sekantor,apalagi saat menelpon. Hal ini dirasakan semakin memberat dalam kurun waktu

    setahun belakangan ini.

    Pada pemeriksaan garpu tala dan audiometri didapatkan tuli perseptif derajat berat

    pada kedua telinga. A menanyakan kepada dokter kemungkinan sembuh dapat mendengarseperti semula.

    Dokter menyarankan pasien untuk lebih menjaga kesehatan indera pendengaran baik

    secara medis maupun secara Islam.

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    2/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    A. Mencari Definisi Kata-Kata Sulit

    1. Desibel : Satuan intensitas gelombang suara.2. Tuli Perseptif : Tuli yang disebabkan oleh gangguan telinga tengah/syaraf

    3. Pemeriksaan Audiometri : Pemeriksaan untuk mengetahui ketajaman pendengaran

    dan lokalisasi anatomis yng menyebabkan gangguan

    Pendengaran.

    B. Membuat Pertanyaan Berdasarkan Skenario

    1. Mengapa sudah memakai earplug tapi pendengaran tetap terganggu?

    2. Berapa range desibel pada telinga normal?

    3. Mengapa lebih tidak terdengar saat menelfon daripada mendengar berbicara langsung?

    4. Mengapa dilakukan pemeriksaan garputal dan audiometri?

    5. Mengapa pasien ini di diagnosis tuli perseptif derajat berat?6.Apakah pasien ini bisa sembuh?

    C. Menjawab Pertanyaan SecaraBrainstorming

    1. Karena sudah terpapar lama suara bising

    2. 30-85dB

    3. Karena sudah masuk derajat berat

    4. Untuk mengetahui penyebab,derajat,jenis penyakit dankerusakan struktur anatomis.

    5. Karena pasien sudah terpapar selama 23 tahun setiap harinya selama 8 jam dengan

    bising lebih dari 90 dB

    6. Tidak bisa sembuh jika terkena syaraf

    D. Membuat Hipotesis Berdasarkan Skenario

    TuliPerseptif

    Etiologi: Bising (>85dB)selama 23 tahun

    Manifestasi :

    Pendengaran menurun

    Diagnosis : Pemeriksaan

    audiometri dan garputala

    DERAJAT BERAT

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    3/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    E. Membuat Sasaran Belajar

    1. Mampu Menjelaskan dan Memahami tentang Anatomi Telinga1.1. Makroanatomi Telinga1.2.

    Mikroanatomi Telinga

    2. Mampu Menjelaskan dan Memahami tentang Fisiologi Telinga3. Mampu Menjelaskan dan Memahami tentang Kelainan Telinga Yang Menyebabkan

    Gangguan Pendengarn

    3.1. Definisi3.2. Klasifikasi

    4. Mampu Menjelaskan dan Memahami tentang Gangguan Pendengaran Karena Bising4.1. Etiologi4.2. Patofisiologi4.3. Patogenesis4.4. Manifestasi Klinik4.5. Pemeriksaan fisik dan penunjang4.6. Diagnosis dan Diagnosis Banding4.7. Penatalaksanaan4.8. Pencegahan4.9. Prognosis

    5. Mampu Menjelaskan dan Memahami tentang Menjaga Kesehatan Indera PendengaranSesuai dengan Ajaran Agama Islam

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    4/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    1. Mampu Menjelaskan dan Memahami tentang Anatomi Telinga1.1. Makroanatomi Telinga

    Labirin ( telinga dalam ) mengandung organ pendengaran dan keseimbangan, terletak

    pada pars petrosa os temporal.

    Labirin terdiri dari :

    1. Labirin bagian tulang, terdiri dari : kanalis semisirkularis, vestibulum dan koklea.2. Labirin bagian membran, yang terletak didalam labirin bagian tulang, terdiri dari :

    kanalis semisirkularis, utrikulus, sakulus, sakus dan duktus endolimfatikus serta

    koklea.

    Gambar.1. Anatomi makroskopik telinga bagian luar

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    5/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    Gambar 2 Makroskopik Telinga Tengah

    Gambar 3 Makroskopik Vestibulum dan Cochlea

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    6/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    Antara labirin bagian tulang dan membran terdapat suatu ruangan yang berisi cairan

    perilimfe yang berasal dari cairan serebrospinalis dan filtrasi dari darah. Didalam labirin

    bagian membran terdapat cairan endolimfe yang diproduksi oleh stria vaskularis dan

    diresorbsi pada sakkus endolimfatikus.

    Vestibulum

    Vestibulum adalah suatu ruangan kecil yang berbentuk oval, berukuran 5 x 3 mm

    dan memisahkan koklea dari kanalis semisirkularis.Pada dinding lateral terdapat foramen

    ovale ( fenestra vestibuli ) dimana footplate dari stapes melekat disana. Sedangkan foramen

    rotundum terdapat pada lateral bawah. Pada dinding medial bagian anterior terdapat lekukan

    berbentuk spheris yang berisi makula sakkuli dan terdapat lubang kecil yang berisi serabut

    saraf vestibular inferior. Makula utrikuli terletak disebelah belakang atas daerah ini. Pada

    dinding posterior terdapat muara dari kanalis semisirkularis dan bagian anterior berhubungan

    dengan skala vestibuli koklea.

    Kanalis Semisirkularis

    Terdapat 3 buah kanalis semisirkularis : superior, posterior dan lateral yang

    membentuk sudut 90 satu sama lain. Masing-masing kanal membentuk 2/3 lingkaran,

    berdiameter antara 0,8 1,0 mm dan membesar hampir dua kali lipat pada bagian ampula.Pada vestibulum terdapat 5 muara kanalis semisirkularis dimana kanalis superior dan

    posterior bersatu membentuk krus kommune sebelum memasuki vestibulum.

    Koklea

    Terletak didepan vestibulum menyerupai rumah siput dengan panjang 3035 mm.Koklea membentuk 2 - 2 kali putaran dengan sumbunya yang disebut modiolus yang

    berisi berkas saraf dan suplai darah dari arteri vertebralis.Kemudian serabut saraf ini berjalanke lamina spiralis ossea untuk mencapai sel-sel sensorik organ Corti. Koklea bagian tulang

    dibagi dua oleh suatu sekat. Bagian dalam sekat ini adalah lamina spiralis ossea dan bagian

    luarnya adalah lamina spiralis membranasea, sehingga ruang yang mengandung perilimfe

    terbagi 2 yaitu skala vestibuli dan skala timpani. Kedua skala ini bertemu pada ujung koklea

    yang disebut helikotrema. Skala vestibuli berawal pada foramen ovale dan skala timpani

    berakhir pada foramen rotundum. Pertemuan antara lamina spiralis ossea dan membranasea

    kearah perifer membentuk suatu membran yang tipis yang disebut membran Reissner yang

    memisahkan skala vestibuli dengan skala media ( duktus koklearis ). Duktus koklearis

    berbentuk segitiga, dihubungkan dengan labirin tulang oleh jaringan ikat penyambung

    periosteal dan mengandung end organ dari N. koklearis dan organ Corti. Duktus koklearis

    berhubungan dengan sakkulus dengan perantaraan duktus Reuniens. Organ Corti terletakdiatas membran basilaris yang mengandung organel-organel penting untuk mekanisme saraf

    perifer pendengaran. Organ Corti terdiri dari satu baris sel rambut dalam yang berisi kira-kira

    3000 sel dan 3 baris sel rambut luar yang berisi kira-kira 12.000 sel. Sel-sel ini menggantung

    lewat lubang-lubang lengan horizontal dari suatu jungkat-jungkit yang dibentuk oleh sel-sel

    penyokong. Ujung saraf aferen dan eferen menempel pada ujung bawah sel rambut. Pada

    permukaan sel rambut terdapat strereosilia yang melekat pada suatu selubung yang

    cenderung datar yang dikenal sebagai membran tektoria. Membran tektoria disekresi dan

    disokong oleh limbus.

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    7/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    Sakulus dan utrikulus

    Terletak didalam vestibulum yang dilapisi oleh perilimfe kecuali tempat masuknya

    saraf didaerah makula. Sakulus jauh lebih kecil dari utrikulus tetapi strukturnya sama.

    Sakulus dan utrikulus ini berhubungan satu sama lain dengan perantaraan duktus utrikulo-

    sakkularis yang bercabang menjadi duktus endolimfatikus dan berakhir pada suatu lipatandari duramater pada bagian belakang os piramidalis yang disebut sakkus endolimfatikus.

    Saluran ini buntu.

    Sel-sel persepsi disini sebagai sel-sel rambut yang dikelilingi oleh sel-sel penunjang

    yang terletak pada makula. Pada sakulus terdapat makula sakuli dan pada utrikulus terdapat

    makula utrikuli.

    Perdarahan

    Telinga dalam memperoleh perdarahan dari a. auditori interna (a. labirintin) yang

    berasal dari a. serebelli inferior anterior atau langsung dari a. basilaris yang merupakan suatu

    end arteri dan tidak mempunyai pembuluh darah anastomosis. Setelah memasuki meatusakustikus internus, arteri ini bercabang 3 yaitu :

    1. Arteri vestibularis anterior yang mendarahi makula utrikuli, sebagian makula

    sakuli, krista ampularis, kanalis semisirkularis superior dan lateral serta sebagian dari

    utrikulus dan sakulus.

    2. Arteri vestibulokoklearis, mendarahi makula sakuli, kanalis semisirkularis

    posterior, bagian inferior utrikulus dan sakulus serta putaran basal dari koklea.

    3. Arteri koklearis yang memasuki modiolus dan menjadi pembuluh-pembuluh arteri

    spiral yang mendarahi organ Corti, skala vestibuli, skala timpani sebelum berakhir pada stria

    vaskularis.

    Aliran vena pada telinga dalam melalui 3 jalur utama. Vena auditori interna

    mendarahi putaran tengah dan apikal koklea. Vena akuaduktus koklearis mendarahi putaran

    basiler koklea, sakulus dan utrikulus dan berakhir pada sinus petrosus inferior. Vena

    akuaduktus vestibularis mendarahi kanalis semisirkularis sampai utrikulus. Vena ini

    mengikuti duktus endolimfatikus dan masuk ke sinus sigmoid.

    Persarafan

    N. akustikus bersama N. fasialis masuk ke dalam porus dari meatus akustikus internus

    dan bercabang dua sebagai N. vestibularis dan N. koklearis. Pada dasar meatus akustikusinternus terletak ganglion vestibulare dan pada modiolus terletak ganglion spirale.

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    8/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    1.2. Mikroanatomi Telinga

    Telinga luar, aurikula (pinna) terdiri atas tulang rawan elastin, yang ditutupi

    kulit disemua sisinya. Meatus auditorius eksterna terdiri atas epitel berlapis skuamosa,

    terdapat folikel rambut, kelenjar sebasea, dan kelenjar seruminosa. Satu pertiga dinding

    luarnya terdiri atas tulang rawan elastin dan dua pertiga dinding dalam terdiri atas tulangtemporal. Membran timpani terdiri atas dua bagian yaitu pars flaksida dan pars tensa. Pars

    flaksida merupakan lapisan epidermis dan terdiri dari epitel selapis kuboid. Pars tensa adalah

    lapisan epidermis dan terdiri dari epitel selapis kuboid.

    Gambar.4. Anatomi Mikro Rongga Corti

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    9/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    Gambar 5. Cochlea

    Telinga tengah, dilapisi oleh selapis epitel gepeng. Di dekat tuba eustachius berangsur

    berubah menjadi epitel bertingkat silindris bersilia. Tulang tulang pendengaran ( maleus,incus, dan stapes) memiliki sendi synovial dan dilapisi oleh epitel selapis gepeng. Telinga

    dalam, sakulus dan utrikulus terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi gepeng. Makula, daerahkecil pada dinding sakulus dan utrikulus dengan sel sel neuroepitel.Makula terdiri atas 2

    jenis reseptor dan sel penyokong. Sel reseptor ( sel rambut) terdiri atas satu kinosilium dan

    streosilia.

    Sel penyokong berada di antara sel sel rambut berbentuk silindris. Otolit, endapankristal di permukaan dan terdiri atas kalsium karbonat. Duktus semisirkularis, daerah reseptor

    di dalam ampula berbentuk tabung panjang dan disebut sebagai krista ampularis.Kupula

    berbentuk kerucut dan tidak ditutupi otolit.

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    10/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    Duktus koklearis terbagi menjadi tiga ruangan yaitu skala vestibularis, media, dan timpani.

    Sria vaskularis adalah epitel vascular yang terletak pada dinding lateral duktus koklearis dan

    bertanggungjawab atas komposisi ion di endolimfe. Organ korti mengandung sel rambut sel

    rambut yang berespons terhadap berbagai frekuensi suara. Sel rambut terdapat pada

    membrane basiliaris. Barisan streosilia berbentuk w pada bagian luar dan berbentuk v atau

    linier pada bagian dalam.Tidak terdapat kinosilium. Ujung streosilia terbenam dalammembrane tektorial.

    Gambar 6. Organ Corti dan sel penyokong

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    11/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    2. Mampu Menjelaskan dan Memahami tentang Fisiologi Telinga

    2.1. Fisiologi Pendengaran

    Gambar 7 Alur Suara

    Suara bermula dari gelombang tekanan udara, yang akan menggetarkan gendang

    telinga. Getaran ini akan disampaikan ke dalam telinga dalam oleh tiga tulang pendengaran,stapes bergerak ke dalam dan keluar dari telinga dalam seperti piston. Pergerakan pompa ini

    akan menimbulkan gelombang tekanan di dalam cairan telinga dalam atau koklea. Pada

    koklea secara bergantian akan mengubah gelombang tekanan menjadi aktifitas elektrik di

    dalam nervus auditorius yang akan menyampaikan informasi ke otak.

    Proses transduksi di dalam koklea membutuhkan fungsi kerjasama dari berbagai jenis

    tipe sel yang berada di dalam duktus koklearis. Duktus ini berisi endolimfe, cairan

    ekstraselular yang kaya akan potassium dan rendah akan sodium. Ruangan endolimfatik

    memiliki potensial elektrik yang besar yaitu 100mV. Komposisi ion dan potensial elektrik

    dari ruangan endolimfatik dijaga oleh sekelompok sel yang dikenal sebagai stria vaskularis.

    Pada manusia, duktus koklearis berputar sepanjang 35 mm dari dasar koklea(dekat

    stapes) hingga ke apeks. Ukuran, massa dan kekakuan dari banyak elemen sel, terutama pada

    organ corti, berubah secara sistematis dari satu ujung spiral keujung yang lain. Keadaan ini

    menyebabkan pengaturan mekanik sehingga gelombangtekanan yang diproduksi oleh suara

    berfrekuensi tinggi menyebabkan organ tersebut bergetar pada basisnya, sedangkan suara

    frekuensi rendah menyebabkan getaran pada ujung puncak.

    Proses transduksi, dibentuk oleh dua jenis sel sensori pada organ corti, yaitu sel

    rambut dalam dan sel rambut luar. Gelombang tekanan yang ditimbulkan suara pada cairan

    koklea membengkokkan rambut sensori yang disebut stereosilia, yang berada di atas sel

    rambut. Pembengkokan ini akan merenggangkan dan memendekkan ujung penghubung yangmenghubungkan stereosilia. Ketika ujung penghubung meregang, ini akan menyebabkan

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    12/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    terbukanya kanal ion pada membran stereosilia dan ion K dapat masuk ke dalama sel rambut

    dari endolimfe.

    Masuknya ion K ini menyebabkam perubahan potensial elektrik dari sel rambut,

    sehingga menyebabkan pelepasan neurotransmitter dari vesikel sinaps pada dasar sel

    rambut.Serabut saraf auditorius, yang kontak dengan sel rambut, respon terhadapneurotransmitter dengan memproduksi potensial aksi, yang akan berjalan sepanjang serabut

    saraf untuk mencapai otak dalam sekian seperdetik. Pola aktifitas elektrik yang melalui

    40.000 serabut saraf auditorius diterjemahkan oleh otak dan berakhir dengan sensasi yang

    kita kenal dengan pendengaran.

    Sel rambut dalam dan sel rambut luar memerankan peranan dasar yang berbeda pada

    fungsi telinga dalam. Sebagian besar serabut saraf auditorius kontak hanya dengan sel rambut

    dalam. Sel rambut dalam adalah transduser sederhana, yang merubah energi mekanik menjadi

    energi listrik. Sel rambut dalam adalah penguat kecil yang dapat meningkatkan getaran

    mekanik dari organ corti. Kontribusi sel rambut luar ini penting untuk sensitifitas normal dan

    selektifitas frekuensi dari telinga dalam.

    2.2. Fisiologi Keseimbangan

    Gambar 8. Canalis semisirkularis

    Kanalis semisirkularis merupakan alat keseimbangan dinamik dan terangsang oleh

    gerakan yang melingkar, sehingga kemana saja arah kepala, asal gerakan itu membentuk

    putaran, maka gerakan itu akan tertangkap oleh salah satu, dua atau ketiga kanalis

    semisirkularis bersama-sama. Pada manusia, kanalis semisirkularis horizontal yang

    mempunyai peran dominan oleh karena manusia banyak bergerak secara horizontal.

    Utrikulus dan sakulus merupakan alat keseimbangan statik, yang terangsang oleh

    gerak percepatan atau perlambatan yang lurus arahnya, dan juga oleh gravitasi. Utrikulus

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    13/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    terangsang oleh gerakan percepatan lurus dalam bidang mendatar, sedangkan sakulus

    terangsang oleh gerakan percepatan lurus dalam bidang vertikal.

    Dalam keadaan diam, gravitasi berpengaruh terhadap utrikulus maupun sakulus.

    Hubungan sistem vestibuler dengan otot-otot mata erat sekali, sehingga semua gerakan

    endolimfe selalu diikuti oleh gerakan bola mata. Sistem vestibuler berhubungan dengansistem tubuh yang lain, sehingga kelainan sistem vestibuler bisa menimbulkan gejala pada

    sistem tubuh yang bersangkutan.

    3. Mampu Menjelaskan dan Memahami tentang Kelainan Telinga Yang

    Menyebabkan Gangguan Pendengaran

    3.1. Definisi dan Klasifikasi

    1. Tuli konduktif

    Karena kelainan di telinga luar atau di telinga tengah.a. Kelainan telinga luar yang menyebabkan tuli konduktif adalah astresia liang telinga, sumbatan

    oleh serumen, otitis eksterna sirkumsripta, osteoma liang teling.

    b. Kelainan telinga tengah yang menyebabkan tuli konduktif adalah tubakar/sumbatan tuba

    eustachius, dan dislokasi tulang pendengaaran.

    2. Tuli perseptif

    Disebabkan oleh kerusakan koklea (N. audiotorius) atau kerusakan pada sirkuit system

    saraf pusat dari telinga. Orang tersebut mengalamipenurunan atau kehilangan kemampuan total

    untuk mendengar suara dan akan terjadi kelainan pada :

    a. Organo corti

    b. Saraf : N.coclearis dan N.vestibularaisc. Pusat pendengaran otak

    3. Tuli campuran

    Terjadi karena tuli konduksi yang pada pengobatannya tidak sempurna sehingga infeksi

    sekunder (tuli persepsi juga).

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    14/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    A. Kongenital dan GenetikGangguan pendengaran karena faktor genetik pada umumnya berupa gangguan

    pendengaran bilateral tetapi dapat pula asimetrik dan mungkin bersifat statis mauun progresif.

    Kebanyakan kelainan karena suatu malformasi pada 1 atau beberapa organ telinga (misal

    pada stenosis atau atresia kanal telingan eksternal yang menimbulkan tuli konduktif).

    Menurut Boies (1997) ada beberapa tuli yang berasal dari genetik tanpa kelainan

    lainnya

    1) Ketulian Michel tidak berkembangnya telinga dalam secara total, didugadiwariskan secara autosomal dominan

    2) Ketulian Mondini Malformasi dari labirin tulang dan membran mengakibatkankoklea pipuh dimana putaran koklea hanya 1,5 putaran (normalnya 2,5putaran).

    Kelainan ini diwariskan sebagai trait autosomal dominan (mengenai setengah

    keturunan)

    3) Ketulialn Scheibe labirin tulang berkembang penuh namun pars inferior (sakulusdan duktuskoklearis) berwujud gundukan sel-sel yang tidak berdiferensiasi. Sifatnya

    adalah traitautsominal ressesif, pada gangguan ini terkadang masih bisa mendengar

    dengan frekuensi-frekuensi rendah.

    4) Ketulian Bing Stebenmann aplasia duktus koklearis5)

    Albinisme

    autosomal dominan, resesif atau terkait seks, ketulian bersifat bilateraldan berat

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    15/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    6) Hiperpigmentasi tulu perseptif berat terkadang ditemukan pada orang denganhiperpigmentasi pada daerah kulit

    7) Penyakit Pendred menyebabkan 10% kasus ketulian herediter resesif yang timbulpada masa remaja, penderita terlahir dengan pendengaran berat

    8) Penyakit Jervell ketulian kongenital bilateral berat9) Penyakit USHER pewarisan penyakit biasanya secara resesif terkadang terkait seksatau dominan, ketulian bersifat bilateral dan berat10)Kelainan kromosom trisomi 13-15 (letak telinga rendah, pinna atau telinga luar

    tidak berdiferensiasi, tiadak adanya liang telinga atau telinga tengah, biasanya segera

    meninggal), trisomia 18 (letak telinga rendah, malformasi pinna, biasanya meninggal

    pada masa bayi)

    B. Infeksi

    TORCH, otitis media kronik purulenta, mastoiditis, endolabirintitis, kongenital sifilis,

    bakteri yang menyebabkan meningitis sitomegali, berbagai virus campak, influenza B yang

    menyebabkan tuli mendadak, kerusakan pada organ korti, membran tektokria dan slubung

    myelin saraf akustik. Infeksi jamur (Pityrosporum, Aspergillus, Candida) yang menyebabkan

    gangguan pada telinga luar

    Infeksi Telinga Luar

    Akut

    a. Furunkulosis / Otitis Eksterna SirkumskriptaTerjadi pada bagian kartilaginosa meatus akustikus eksternus, dimana terdapat furunkel

    (bisul) dalam liang telianga tapi dalam katilagonya. Furunkulosis dimulai dari suatu

    folikel pilosebasea (produksi sebum berlebih) disebabkan oleh Staphyllococcus aureusatau S.albus. furunkel ini dapat menyebabkan nyeri karena berkembang pada suatu

    daerah membranookartilaginea dimana hanya akan ada sedikit ruangan untuk ekspansi

    (perluasan) di daerah tersebut akibat adanya furunkel itu.

    b. Otitis Eksterna DifusaBiasanya disebbakn oleh kelompokPseudomonas, Staphylococcues albus, Escherichia

    coli dan Enterobacter aerogenes yang biasanyanya terdapat pada laut, kolam renang

    (Adams, 1997).

    Gambaran diagnostiknya :Nyeri tekan tragusNyeri hebatPmebengkakan sebagian besar dinding kanalisSekret sedikitPendengaran normal atau sedikit berkurangTidak adanya partikel jamur

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    16/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    gbr. 9. Gambaran swimmers earc. Infeksi Jamur (otomikosis)Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di

    daerah tersebut. Yang tersering ialah jamur aspergilus. Kadang-

    kadang dit emukan juga kandida albikans atau jamur lain.

    Gejalanya biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, tetapi

    sering pula tanpa keluhan. Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang telinga.

    Larutan asam asetat 2 -5% dalam alkoh ol yang diteteskan ke lian g telinga

    biasanya dapa t menyembuhkan .

    Kad an g k ad an g d ip e r lu k an ju g a o b a t an t i j amu r seb ag a i sa l ep y an g d

    ib er ik an se ca ra topikal.

    Gbr 9. Menunjukkan gmbaran infeksi otomikosis

    d.

    Herpes Zoster Otikus (Penyakit Ramsay Hunt)Awitan suatu paralisis wajah seringkali bersama otalgia dan erupsi herpetik pada

    bagian-bagian telinga luar dianggap sebagai akibat infeksi virus pada ganglion

    genikulatum. Lesi kulit vesikular mungkin hanya terbatas pada sebagian liang

    telingayang dipersyarafi oleh suatu cabang sensorik kecil dari saraf kranialis ketujuh,

    atau dapat meluas ke aurikula, atau telah menghilang saat pasien datang ke dokter.

    Kombinasi gejala lainnya dapat timbul dengan adanya keterlibatan progresif serabut-

    serabut saraf akustikus dan vestibularis dari saraf kedelapan. Pengobatan bersifat

    simptomatik, meskipun tak jarang diberikan steroid sistemik untuk paralisis wajah,

    tergantung hasil pengujian fungsi saraf

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    17/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    gbr Herpes Zoster Opticus (Roque, 2011)

    e. PerikondritisKondisi ini terjadi bila suatu trauma atau radang menyebabkan efusi serum atau pus

    diantara lapisan perikondrium dan kartilago telinga luar. Umumnya trauma berupa

    laserasi atau akibat kerusakan yang tidak disengaja pada pembedahan telinga.

    Adakalanya perikondritis terjadi setelah suatu memar tanpa adanya hematona. Suatufurunkel yang tidak memadaipengobatannya merupakan sumber agen penyebab yang

    potensial, seperti mikrokokus jenis virulen (Stafilokokus), streptokokus, Pseudomonas

    aeruginosa. Diagnosisnya mudah: bagian aurikula yang terlibat membengkak, mejadi

    merah, terasa panas, dan sangat nyeri tekan.

    Berikan antibiotik parenteral dan pengobatan topikal untuk infeksi kanalis penyerta.

    Pilihan obat disesuaikan dengan hasil biakan atau petunjuk lain mengenai organisme

    yang terlibat. Bila kondisi ini tampaknya meluas dan terdapat bukti-bukti adanya cairan

    dibawah perikondrium, terdapat indikasi untuk mengeluarkan cairan. Karena tulang

    rawan tidak memiliki suplai darah langsung bila dipisahkan dari perikondrium, maka

    dapat terjadi nekrosis tulang rawan. Dengan demikian tulang rawan yang nekrosis perlu

    dieksisi dan drainase dipertahankan. Akibat perikondritis dapat terjadi deformitas

    aurikula yang nyata.

    f. Dermatitis EkzematosaAhli THT tidak jarang menemukan suatu lesi yang melibatkan liang telinga, meatus,

    dan konka didekatnya, yang dicirikan oleh kemerahan, rasa gatal, pembengkakan, dan

    stadium eksudat cair yang diikuti pembentukan krusta. Seperti diungkapkan sebelumnya,

    perbedaan antara dermatosis primer dengan infeksi mungkin sulit. Suatu dermatitis

    seboroika atau suatu reaksi kulit akibat kepekaan terhadap neomisin dapat tampil dengan

    pola demikian. Istilah dermatitis ekzematosa seringkali digunakan karena tampilan lesi

    yang karakteristik.

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    18/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    Bila aurikula terlibat cukup luas dan lesi tampaknya meluas, maka dapat dianjurkan

    kompres basahmemakai larutan seperti solusio Burowi selama 24 samapai 48 jam,

    setelah itu digunakan salep dan solusio steroid fluorinasi. Dengan sendirinya bila infeksi

    dicurigai, dapat diberikan antibiotik topikal.

    Bila stadium akut tidak diatasi, dapat terjadi perubahan-perubahan kronik yang

    ditandai dengan penebalan kulit dan bahkan stenosis liang telinga. Stadium kronik dapat

    sangat mengganggu dengan rasa gatal yang tidak menyenangkandan kecenderungan

    pasien untuk menggaruk, sehingga menimbulkan iritasi lebih lanjut. Pada kasus

    demikian, mungkin ada baiknya berkonsultasi dengan ahli kulit.

    g. Infeksi Telinga Luar Kronik

    1. Otitis Eksterna NekrotikansPada pengobatan otitis eksterna pasien lanjut usia, perlu diingat akan kemungkinan

    otitis eksterna nekrotikans, yaitu suatu infeksi berat pada tulang temporal dan jaringan

    lunak telinga. Kondisi ini disebabkan Pseudomonas aeriginosa dan biasanya ditemukan

    pada penderita diabetes lanjut usia serta dianggap lebih umum pada daerah beriklim

    panas.

    Pasien-pasien dengan otitis eksterna rekalsitrans yang berlangsung lebih dari dua

    minggu, perlu dievaluasi dengan teliti terhadap gejala-gejala otitis eksterna nekrotikans.

    Pada beberapa kasus, pasien datang dengan disfungsi saraf kranial ketujuh dan

    pemeriksaan telinga yang normal. Pencitraan diagnostik yang menyeluruh termasuk CT

    scan, scan tulang, dan scan gallium dapat membantu menentukan adanya penyakit ini.

    Scan tulang rutin saja tidak cukup untuk membedakan otitis eksterna yang berat dengan

    otitis eksterna nekrotikans.

    Meskipun mastoidektomi yang diperluas merupakan bentuk terapi yang banyak

    dipilih, namun dengan temuan antibiotik spesifik Pseudomonas, maka kini intervensi

    dengan antibiotik sistemik merupakan bentuk utama terapi. Ada dugaan bahwa

    pembedahan invasif tanpa perlindungan antibiotik akan mendukung penyebaraninfeksipada pasien-pasien yang telah mengalami kemunduran ini. Oleh sebab itu

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    19/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    pembedahan sebaiknya dibatasi pada penganggkatan sekuestra, drainase abses,

    debridement lokal jaringan granulasi. Terapi obat-obatan yang dianjurkan adalah suatu

    aminoglikosida dengan antibiotik beta laktam anti Pseudomonas.

    Perlu ditekankan bahwa sekalipun pasientampaknya telah sembuh, dianjurkan terapi

    jangka panjang sekurang-kurangnya 6 minggu. Dengan semakin majunya perawatan

    kesehatan di rumah, maka terapi kini dapat diberikan secara rawaat jalan.

    2. Polikondritis BerulangPenyakit yang tidak diketahui etiologinya ini menyebabkan peradangan dan destruksi

    tulang rawan. Merupakan suatu gangguan tulang rawan generalisata, melibatkan hidung

    dan telinga pada 80-90% kasus. Deformitas aurikula menyerupai suatu perikondritis akut

    yang infeksius atau suatu telinga bunga kol (cauliflower ear) yang meradang. Hilangnya

    tulang rawan menyebabkan telinga menjadi lemas dan timbul deformitas hidung

    pelana. Peradangan yang bergantian pada kedua telinga (tanpa sebab predisposisi) atau

    adanya demam memberi kesan gangguan ini. Dapat ditemukan tinitus atau vertigo,

    demikian pula kehilangan pendengaran akibat kolaps meatus akustikus eksternus. Bila

    laring, trakea dan bronkus ikut terlibat dapat berakibat suara menjadi serak dan bahkan

    kematian akibat kolaps dinding laringotrakea dan bronkus.

    gbr Polikondritis Berulang

    Aktivitas penyakit berfluktuasi dan prognosisnya tidak dapat diramalkan. Dapat berupa

    serangan tunggal atau dapat pula serangan berulang selama bertahun-tahun. Pengobatan

    berupa salisilat dan steroid pada serangan akut, meskipun terdapat kontroversi mengenai

    pemberian steroid. Dapson telah digunakan untuk mencegah serangan ulangan. Struktur-

    struktur yang terserang harus dilindungi dari trauma

    h. Infeksi Telinga Tengah dan Mastoid

    a). Otitits Media

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    20/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    gbr otitis media

    i. Otitis Media Akut (OMA)

    1. Pengertian

    Otitis Media Akut (OMA) adalah infeksi akut telinga tengah. (Brunner and Sudath.1997:2050) Otitis Media Akut (OMA) adalah penyakit yang disebabkan oleh serangan

    mendadak dariinfeksi bakteri dalam telinga bagian tengah. (Charlene J.Reevas.2001:16)

    Kerusakan Telinga Akibat Obat-obatan

    Beberapa obat, seperti:

    - antibiotik tertentu

    - diuretik (terutama asam etakrinat dan furosemid)- Aspirin dan zat-zat yang menyerupai Aspirin (salisilat)

    - kuinin bisa menyebabkan kerusakan pada telinga.

    Obat-obat tertentu menyebabkan gangguan pendengaran dan keseimbangan, tetapi

    sebagian besar obat lebih banyak menyebabkan gangguan pendengaran. Hampir seluruh

    obat tersebut dibuang dari tubuh melalui ginjal. Karena itu setiap kelainan fungsi ginjal

    akan meningkatkan kemungkinan penimbunan obat di dalam darah dan mencapai kadar

    yang bisa menyebabkan kerusakan.

    Dari semua jenis antibiotik, neomisin memiliki efek yang paling berbahaya terhadap

    pendengaran, diikuti oleh kanamisin dan amikasin. Viomisin, gentamisin dan tobramisinbisa mempengaruhi pendengaran dan keseimbangan.

    Antibiotik streptomisin lebih banyak mempengaruhi keseimbangan. Vertigo (perasaan

    berputar) dan gangguan keseimbangan akibat streptomisin cenderung bersifat sementara.

    Tetapi kadang bisa terjadi sindroma Dandy, dimana gangguan keseimbangan bersifat

    menetap dan berat sehingga penderita mengalami kesulitan jika berjalan dalam ruangan

    yang gelap.

    Jika diberikan suntikan asam etakrinat dan furosemid kepada penderita gagal ginjal

    yang juga menjalani pengobatan dengan antibiotik, akan terjadi tuli permanen atau tuli

    sementara. Aspirin dalam dosis yang sangat tinggi yang digunakan dalam jangka panjang

    bisa menyebabkan tuli dan tinnitus (telinga berdenging), yang biasanya bersifatsementara. Kuinin bisa menyebabkan tuli permanen.

    http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=Aspirin&inpIndikasi=&go=+go+http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=Aspirin&inpIndikasi=&go=+go+http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=neomisin&inpIndikasi=&go=+go+http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=kanamisin&inpIndikasi=&go=+go+http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=amikasin&inpIndikasi=&go=+go+http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=gentamisin&inpIndikasi=&go=+go+http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=tobramisin&inpIndikasi=&go=+go+http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=streptomisin&inpIndikasi=&go=+go+http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=furosemid&inpIndikasi=&go=+go+http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=Aspirin&inpIndikasi=&go=+go+http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=Aspirin&inpIndikasi=&go=+go+http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=furosemid&inpIndikasi=&go=+go+http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=streptomisin&inpIndikasi=&go=+go+http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=tobramisin&inpIndikasi=&go=+go+http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=gentamisin&inpIndikasi=&go=+go+http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=amikasin&inpIndikasi=&go=+go+http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=kanamisin&inpIndikasi=&go=+go+http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=neomisin&inpIndikasi=&go=+go+http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=Aspirin&inpIndikasi=&go=+go+http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search&selSub=0&selJenis=0&inpNamaObat=&inpNamaGenerik=Aspirin&inpIndikasi=&go=+go+
  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    21/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    Jika terjadi perforasi gendang telinga, obat-obat yang bisa menyebabkan kerusakan

    telinga tidak dioleskan/diteteskan langsung ke dalam telinga karena bisa diserap ke dalam

    cairan di telinga dalam.

    Antibiotik yang bisa menyebabkan gangguan pendengaran tidak diberikan kepada:

    - wanita hamil- usia lanjut

    - orang yang sebelumnya telah menderita ketulian.

    4. Mampu Menjelaskan dan Memahami tentang Gangguan Pendengaran Karena

    Bising

    4.1 Etiologi

    1. Intensitas kebisingan

    2. Frekwensi kebisingan

    3. Lamanya waktu pemaparan bising

    4. Kerentanan individu

    5. Jenis kelamin

    6. Usia

    7. Kelainan di telinga tengah

    4.2. Klasifikasi

    Tabel 1. Klasifikasi derajat gangguan pendengaran menurut International Standard

    Organization (ISO) dan American Standard Association (ASA)

    Derajat Gangguan

    PendengaranISO ASA

    Pendengaran Normal 10-25 dB 10-15 dB

    Ringan 26-40 dB 16-29 dB

    Sedang 41-55 dB 30-44 dB

    Sedang Berat 56-70 dB 45-59 dB

    Berat 71-90 dB 60-79 dBSangat Berat Lebih 90 dB Lebih 80 dB

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    22/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    Jenis Gangguan Pendengaran

    Ada tiga jenis gangguan pendengaran, yaitu konduktif, sensorineural, dan campuran.

    Menurut Centers for Disease Control and Prevention pada gangguan pendengaran konduktif

    terdapat masalah di dalam telinga luar atau tengah, sedangkan pada gangguan pendengaransensorineural terdapat masalah di telinga bagian dalam dan saraf pendengaran. Sedangkan,

    tuli campuran disebabkan oleh kombinasi tuli konduktif dan tuli sensorineural. Menurut

    WHO-SEARO (South East Asia Regional Office) Intercountry Meeting (Colombo, 2002)

    faktor penyebab gangguan pendengaran adalah otitis media suppuratif kronik (OMSK), tuli

    sejak lahir, pemakaian obat ototoksik, pemaparan bising, dan serumen prop.

    4.4.1. Gangguan Pendengaran Jenis Konduktif

    Pada gangguan pendengaran jenis ini, transmisi gelombang suara tidak dapat

    mencapai telinga dalam secara efektif. Ini disebabkan karena beberapa gangguan atau lesi

    pada kanal telinga luar, rantai tulang pendengaran, ruang telinga tengah, fenestra ovalis,

    fenestra rotunda, dan tuba auditiva. Pada bentuk yang murni (tanpa komplikasi) biasanya

    tidak ada kerusakan pada telinga dalam, maupun jalur persyarafan pendengaran nervus

    vestibulokoklearis (N.VIII).

    Gejala yang ditemui pada gangguan pendengaran jenis ini adalah seperti berikut:

    1. Ada riwayat keluarnya carian dari telinga atau riwayat infeksi telinga sebelumnya.2. Perasaan seperti ada cairan dalam telinga dan seolah - olah bergerak dengan perubahan

    posisi kepala.

    3. Dapat disertai tinitus (biasanya suara nada rendah atau mendengung).4. Bila kedua telinga terkena, biasanya penderita berbicara dengan suara lembut (soft voice)

    khususnya pada penderita otosklerosis.

    5. Kadang-kadang penderita mendengar lebih jelas pada suasana ramai.Menurut Lalwani, pada pemeriksaan fisik atau otoskopi, dijumpai ada sekret dalam

    kanal telinga luar, perforasi gendang telinga, ataupun keluarnya cairan dari telinga tengah.

    Kanal telinga luar atau selaput gendang telinga tampak normal pada otosklerosis. Pada

    otosklerosis terdapat gangguan pada rantai tulang pendengaran.

    Pada tes fungsi pendengaran, yaitu tes bisik, dijumpai penderita tidak dapat

    mendengar suara bisik pada jarak lima meter dan sukar mendengar kata - kata yang

    mengandung nada rendah. Melalui tes garpu tala dijumpai Rinne negatif. Dengan

    menggunakan garpu tala 250 Hz dijumpai hantaran tulang lebih baik dari hantaran udara dan

    tes Weber di dapati lateralisasi ke arah yang sakit. Dengan menggunakan garpu tala 512 Hz,

    tes Scwabach didapati Schwabach memanjang (Soepardi dan Iskandar, 2001).

    4.4.2. Gangguan Pendengaran Jenis Sensorineural

    Gangguan pendengaran jenis ini umumnya irreversibel. Gejala yang ditemui padagangguan pendengaran jenis ini adalah seperti berikut:

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    23/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    1. Bila gangguan pendengaran bilateral dan sudah diderita lama, suara percakapan penderitabiasanya lebih keras dan memberi kesan seperti suasana yang tegang dibanding orang

    normal. Perbedaan ini lebih jelas bila dibandingkan dengan suara yang lembut dari

    penderita gangguan pendengaran jenis hantaran, khususnya otosklerosis.

    2. Penderita lebih sukar mengartikan atau mendengar suara atau percakapan dalam suasanagaduh dibanding suasana sunyi.

    3. Terdapat riwayat trauma kepala, trauma akustik, riwayat pemakaian obatobat ototoksik,ataupun penyakit sistemik sebelumnya.

    Menurut Soetirto, Hendarmin dan Bashiruddin, pada pemeriksaan fisik atau otoskopi,

    kanal telinga luar maupun selaput gendang telinga tampak normal. Pada tes fungsi

    pendengaran, yaitu tes bisik, dijumpai penderita tidak dapat mendengar percakapan bisik

    pada jarak lima meter dan sukar mendengar kata kata yang mengundang nada tinggi (huruf

    konsonan).

    Pada tes garpu tala Rinne positif, hantaran udara lebih baik dari pada hantaran tulang. Tes

    Weber ada lateralisasi ke arah telinga sehat. Tes Schwabach ada pemendekan hantarantulang.

    4.4.3. Gangguan Pendengaran Jenis Campuran

    Gangguan jenis ini merupakan kombinasi dari gangguan pendengaran jenis konduktif

    dan gangguan pendengaran jenis sensorineural. Mula - mula gangguan pendengaran jenis ini

    adalah jenis hantaran (misalnya otosklerosis), kemudian berkembang lebih lanjut menjadi

    gangguan sensorineural. Dapat pula sebaliknya, mula - mula gangguan pendengaran jenis

    sensorineural, lalu kemudian disertai dengan gangguan hantaran (misalnya presbikusis),

    kemudian terkena infeksi otitis media. Kedua gangguan tersebut dapat terjadi bersama-sama.

    Misalnya trauma kepala yang berat sekaligus mengenai telinga tengah dan telinga dalam

    (Miyoso, Mewengkang dan Aritomoyo, 1985).

    Gejala yang timbul juga merupakan kombinasi dari kedua komponen gejala gangguan

    pendengaran jenis hantaran dan sensorineural. Pada pemeriksaan fisik atau otoskopi tanda-

    tanda yang dijumpai sama seperti pada gangguan pendengaran jenis sensorineural. Pada tes

    bisik dijumpai penderita tidak dapat mendengar suara bisik pada jarak lima meter dan sukar

    mendengar kata-kata baik yang mengandung nada rendah maupun nada tinggi. Tes garpu tala

    Rinne negatif. Weber lateralisasi ke arah yang sehat. Schwabach memendek (Bhargava,

    Bhargava and Shah, 2002).

    4.4.4 Secara umum efek kebisingan terhadap pendengaran dapat dibagi atas 2 kategori yaitu :

    1. Noise Induced Temporary Threshold Shift ( TTS )Seseorang yang pertama sekali terpapar suara bising akan mengalami berbagai

    perubahan, yang mula-mula tampak adalah ambang pendengaran bertambah tinggi pada

    frekwensi tinggi. Pada gambaran audiometri tampak sebagai notch yang curam padafrekwensi 4000 Hz, yang disebut juga acoustic notch. Pada tingkat awal terjadi pergeseran

    ambang pendengaran yang bersifat sementara, yang disebut juga NITTS. Apabila beristirahat

    diluar lingkungan bising biasanya pendengaran dapat kembali normal.

    2. Noise Induced Permanent Threshold Shift ( NIPTS )

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    24/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    Didalam praktek sehari-hari sering ditemukan kasus kehilangan pendengaran akibat

    suara bising, dan hal ini disebut dengan occupational hearing loss atau kehilanganpendengaran karena pekerjaan atau nama lainnya ketulian akibat bising industri.

    Untuk merubah NITTS menjadi NIPTS diperlukan waktu bekerja dilingkungan bising

    selama 1015 tahun, tetapi hal ini bergantung juga kepada :1. tingkat suara bising

    2. kepekaan seseorang terhadap suara bising

    Pada mulanya seseorang akan mengalami kesulitan untuk mengadakan pembicaraan

    di tempat yang ramai, tetapi bila sudah menyebar ke frekwensi yang lebih rendah maka akan

    timbul kesulitan untuk mendengar suara yang sangat lemah.

    4.3. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Gangguan Pendengaran

    Patofisiologi

    3. PatofisiologiPerubahan ambang dengar akibat paparan bising tergantung pada frekwensi

    bunyi, intensitas dan lama waktu paparan, dapat berupa :

    1. AdaptasiBila telinga terpapar oleh kebisingan mula-mula telinga akan merasaterganggu oleh kebisingan tersebut, tetapi lama-kelamaan telinga tidak

    merasa terganggu lagi karena suara terasa tidak begitu keras seperti pada

    awal pemaparan.

    2. Peningkatan ambang dengar sementaraTerjadi kenaikan ambang pendengaran sementara yang secara

    perlahanlahan akan kembali seperti semula. Keadaan ini berlangsung

    beberapa menit sampai beberapa jam bahkan sampai beberapa minggu

    setelah pemaparan. Makin tinggi intensitas dan lama waktu pemaparanmakin besar perubahan nilai ambang pendengarannya. Respon tiap individu

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    25/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    terhadap kebisingan tidak sama tergantung dari sensitivitas masing-masing

    individu

    3. Peningkatan ambang dengar menetapKenaikan terjadi setelah seseorang cukup lama terpapar kebisingan.Gangguan ditemukan bersifat permanen. Penderita tidak menyadari

    pendengarannya telah berkurang dan baru diketahui setelah dilakukan

    pemeriksaan audiogram.

    4. Hilangnya pendengaran sementara akibat pemaparan bising biasanya sembuhsetelah istirahat beberapa jam ( 1 2 jam ). Bising dengan intensitas tinggidalam waktu yang cukup lama ( 1015 tahun ) akan menyebabkan robeknyasel-sel rambut organ Corti sampai terjadi destruksi total organ Corti.

    5. Karena rangsangan bunyi yang berlebihan dalam waktu lama dapatmengakibatkan perubahan metabolisme dan vaskuler sehingga terjadikerusakan degeneratif pada struktur sel-sel rambut organ Corti. Akibatnya

    terjadi kehilangan pendengaran yang permanen. Umumnya frekwensi

    pendengaran yang mengalami penurunan intensitas adalah antara 3000 6000Hz dan kerusakan alat Corti untuk reseptor bunyi yang terberat terjadi pada

    frekwensi 4000 Hz (4 K notch).

    4.4. Memahami dan menjelaskan Pathogenesis

    Tuli akibat bising mempengaruhi organ Corti di koklea terutama sel-sel rambut. Daerah yang

    pertama terkena adalah sel-sel rambut luar yang menunjukkan adanya degenerasi yang

    meningkat sesuai dengan intensitas dan lama paparan.Stereosilia pada sel-sel rambut luar

    menjadi kurang kaku sehingga mengurangi respon terhadap stimulasi. Dengan bertambahnya

    intensitas dan durasi paparan akan dijumpai lebih banyak kerusakan seperti hilangnya

    stereosilia. Bila stereosilia hilang, sel-sel rambut mati dan digantikan oleh jaringan

    parut.Semakin tinggi intensitas paparan bunyi, sel-sel rambut dalam dan sel-sel penunjang

    juga rusak. Dengan semakin luasnya kerusakan pada sel-sel rambut, dapat timbul degenerasi

    pada saraf yang juga dapat dijumpai di nukleus pendengaran pada batang otak.

    Perubahan Anatomi Yang Berhubungan Dengan Paparan Bising

    Ketika gelombang suara lewat membrana basilaris meregang sepanjang sisi

    ligamentum spiralis, dimana bagian tengahnya tidak disokong. Pada daerah ini terjadi

    penyimpangan yang maksimal. Sel-sel penunjang disekitar sel rambut dalam juga sering

    mengalami kerusakan akibat paparan bising yang sangat kuat dan hal ini kemungkinan

    merupakan penyebab mengapa baris pertama sel rambut luar yang bagian atasnya

    bersinggungan dengan phalangeal process dari sel pilar luar dan dalam merupakan daerah

    yang paling sering rusak.

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    26/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    Gerakan mekanis pada barisan yang paling atas membuka ke saluran menyebabkan

    influks K+dan Ca++dan menghasilkan depolarisasi membran plasma. Pergerakan daerah

    yang berlawanan akan menutup saluran serta menurunkan jumlah depolarisasi membran.

    Apabila depolarisasi mencapai titik kritis dapat memacu peristiwa intraseluler. Telah

    diketahui bahwa sel rambut luar memiliki sedikit afferen dan banyak efferen. Gerakanmekanis membrana basilaris merangsang sel rambut luar berkontraksi sehingga

    meningkatkan gerakan pada daerah stimulasi dan meningkatkan gerakan mekanis yang akan

    diteruskan ke sel rambut dalam dimana neurotransmisi terjadi. Kerusakan sel rambut luar

    mengurangi sensitifitas dari bagian koklea yang rusak. Kekakuan silia berhubungan dengan

    tip links yang dapat meluas ke daerah basal melalui lapisan kutikuler sel rambut.

    Paparan bising dengan intensitas rendah menyebabkan kerusakan minimal silia, tanpa

    fraktur daerah basal atau kerusakan tip links yang luas. Tetapi suara dengan intensitas tinggi

    dapat menyebabkan kerusakan tip links sehingga menyebabkan kerusakan yang berat,

    fraktur daerah basal dan perubahan-perubahan sel yang irreversibel.

    Perubahan Histopatologi Telinga Akibat Kebisingan

    Lokasi dan perubahan histopatologi yang terjadi pada telinga akibat kebisingan adalah

    sebagai berikut :

    1. Kerusakan pada sel sensoris

    a. degenerasi pada daerah basal dari duktus koklearis

    b. pembengkakan dan robekan dari sel-sel sensoris

    c. anoksia

    2. Kerusakan pada stria vaskularis

    Suara dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan kerusakan stria vaskularis oleh

    karena penurunan bahkan penghentian aliran darah pada stria vaskularis dan ligamen

    spiralis sesudah terjadi rangsangan suara dengan intensitas tinggi.

    3. Kerusakan pada serabut saraf dan nerve ending

    Keadaan ini masih banyak dipertentangkan, tetapi pada umumnya kerusakan ini

    merupakan akibat sekunder dari kerusakan-kerusakan sel-sel sensoris.

    4. Hidrops endolimf

    4.5 Manifestasi Klinis

    Tuli akibat bising mempengaruhi diskriminasi dalam berbicara ( speech discrimination ) dan

    fungsi sosial. Gangguan pada frekwensi tinggi dapat menyebabkan kesulitan dalam menerima

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    27/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    dan membedakan bunyi konsonan. Bunyi dengan nada tinggi, seperti suara bayi menangis

    atau deringan telepon dapat tidak didengar sama sekali. Ketulian biasanya bilateral.Mengeluh

    suara berdenging dan sangat mengganggu ketajaman pendengaran dan konsentrasi.Secara

    umum gambaran ketulian pada tuli akibat bising ( noise induced hearing loss ) adalah :

    o Bersifat sensorineuralo Hampir selalu bilateralo Jarang menyebabkan tuli derajat sangat berat ( profound hearing loss )o Apabila paparan bising dihentikan, tidak dijumpai lagi penurunan

    pendengaran yang signifikan.

    o Kerusakan telinga dalam mula-mula terjadi pada frekwensi 3000, 4000 dan6000 Hz dimana kerusakan yang paling berat terjadi pada frekwensi 4000

    Hz.Dengan paparan bising yang konstan, ketulian pada frekwensi 3000, 4000

    dan 6000 Hz akan mencapai tingkat yang maksimal dalam 10 15 tahunberkurang dan akhirnya kering. Bila daya tahanm tubuhbaik atau virulensi

    kuman reda, maka resolusi dapat terjadi, walaupun tanpa pengobatan.

    4.6 Diagnosis

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, riwayat pekerjaan, pemeriksaan fisik dan

    otoskopi serta pemeriksaan penunjang seperti audiometri.

    1. Anamnesis pernah bekerja atau sedang bekerja di lingkungan bisingdalam jangka waktu yang cukup lama biasanya lima tahun atau lebih.

    2. Pemeriksaan otoskopik tidak ditemukan kelainan.3. Pemeriksaan audiologi, tes penala didapatkan hasil tes rinne positif,4. Tes webber lateralisasi ke telinga pendengaran yang lebih baik dan

    schwabach memendek.

    5. Kesan jenis ketulianya tuli sensorineural.Pemeriksaan audiologi khusus yaitu tes SISI (short increment sensitivity index), ABLB

    (alternate binaural loudness balance), audimetry bekessy, audiometri tutur (speech

    audiometry), hasilnya fenomena rekrutmen (recruitment) yang patognomonik untuk tuli

    sensorineural koklea.

    Rekrutmen adalah suatu fenomena pada tuli sensorineural koklea, dimana telinga yang tuli

    menjadi lebih sensitif terhadap kenaikan intensitas bunyi yang kecil pada frekuensi tertentu

    setelah terlampaui ambang dengarnya. Untuk menegakkan diagnosis klinik dari ketulian yang

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    28/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    disebabkan oleh bising dan hubungannya dengan pekerja, maka seorang dokter harus

    mempertimbangkan faktor-faktor berikut :

    1. Riwayat timbulnya ketulian dan progresifitasnya.

    2. Riwayat pekerjaan, jenis pekerjaan dan lamanya bekerja.

    3. Riwayat penggunaan proteksi pendengaran.

    4. Meneliti bising di tempat kerja, untuk menentukan intensitas dan durasi bising yang

    menyebabkan ketulian.

    5. Hasil pemeriksaan audiometri sebelum kerja dan berkala selama kerja. Pentingnya

    mengetahui tingkat pendengaran awal para pekerja dengan melakukan pemeriksaan

    audiometri sebelum bekerja adalah bila audiogram menunjukkan ketulian, maka dapat

    diperkirakan berkurangnya pendengaran tersebut akibat kebisingan di tempat kerja.

    6. Identifikasi penyebab untuk menyingkirkan penyebab ketulian non industrial

    seperti riwayat penggunaan obat-obat ototoksik atau riwayat penyakit sebelumnya.

    4.6 Diagnosis

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, riwayat pekerjaan, pemeriksaan fisik,

    dan otoskopi, serta pemeriksaan penunjang untuk pendengaran seperti audiometri. Anamnesis

    pernah bekerja atau sedang bekerja di lingkungan bising dalam jangka waktu yang cukup

    lama biasanya lima tahun atau lebih. Pada pemeriksaan otoskopik tidak ditemukan kelainan.

    Pada pemeriksaan audiologi, tes penala didapatkan hasil:

    tes Rinne positif, tes Weber lateralisasi ke telinga yang pendengarannya lebih baik, dan tes Schwabach memendek.

    Kesan jenis ketuliannya tuli sensorineural. Pemeriksaan audiometri nada murni

    didapatkan tuli sensorineural pada frekuensi antara 30006000 Hz dan pada frekuensi 4000Hz sering terdapat takik/notch yang patognomonik untuk jenis ketulian ini.

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    29/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    Gambar 3. (Tes Rinne, dari http://drdavidson.ucsd.edu/portals/0/cmo/CMO_fig01.02.jpg)

    Gambar 4. (Tes Weber, dari http://img2.tfd.com/mk/W/X2604-W-02.png)

    Pemeriksaan audiologi khusus, seperti:

    SISIshort increment sensitivity index, ABLBalternate binaural loudness balance, MLBmonoaural loudness balance, audiometri Bekesy, audiometri tuturspeech audiometry,

    menunjukkan adanya fenomena rekrutmen yang patognomonik untuk tuli sensorineural

    koklea.

    Rekrutmen adalah suatu fenomena pada tuli sensorineural koklea, dimana telinga

    yang tuli menjadi lebih sensitif terhadap kenaikan intensitas bunyi yang kecil pada frekuensi

    tertentu setelah terlampaui ambang dengarnya. Sebagai contoh, orang yang pendengarannya

    tidak normal tidak dapat mendeteksi kenaikan bunyi 1dB bila sedang mendengarkan bunyi

    nada murni yang kontinyu, sedangkan bila ada rekrutmen dapat mendeteksi kenaikan bunyi

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    30/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    tersebut. Contoh sehari-hari pada orang tua yang menderita presbikusis (tuli sensorineural

    koklea akibat proses penuaan) bila kita berbicara dengan tingkat kekerasan (volume) biasa

    dia mengatakan jangan berbisik, tetapi bila kita berbicara agak keras dia mengatakan jangan

    berteriak, sedangkan orang yang pendengarannya normal tidak menganggap kita berteriak.

    Orang yang menderita tuli sensorineural koklea sangat terganggu oleh bising latarbelakang (background noise), sehingga bila orang tersebut berkomunikasi di tempat yang

    ramai akan mendapat kesulitan mendengar dan mengerti pembicaraan. Keadaan ini disebut

    sebagai cocktail party deafness. Apabila seorang yang tuli mengatakan lebih mudah

    berkomunikasi di tempat yang sunyi dan tenang, maka orang tersebut menderita tuli

    sensorineural koklea.

    (Bashiruddin dan Soetirto, 2008)

    Untuk menegakkan diagnosis klinik dari ketulian yang disebabkan oleh bising dan

    hubungannya dengan pekerja, maka seorang dokter harus mempertimbangkan faktor-faktor

    sbb:

    1.

    Riwayat timbulnya ketulian dan progresifitasnya.2. Riwayat pekerjaan, jenis pekerjaan dan lamanya bekerja.3. Riwayat penggunaan proteksi pendengaran.4. Meneliti bising di tempat kerja, untuk menentukan intensitas dan durasi bising yang

    menyebabkan ketulian.

    5. Hasil pemeriksaan audiometri sebelum kerja dan berkala selama kerja.Pentingnya mengetahui tingkat pendengaran awal para pekerja dengan melakukan

    pemeriksaan audiometri sebelum bekerja adalah bila audiogram menunjukkan

    ketulian, maka dapat diperkirakan berkurangnya pendengaran tersebut akibat

    kebisingan di tempat kerja.

    6. Identifikasi penyebab untuk menyingkirkan penyebab ketulian non-industrial sepertiriwayat penggunaan obat-obat ototoksik atau riwayat penyakit sebelumnya.

    (Mahdi, 1993)

    4.6.1. Diagnosis Banding

    Tabel 3. Gangguan Pendengaran Akibat Obat

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    31/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    Ototoksik sudah lama dikenal sebagai efek samping pengobatan kedokteran. Dengan

    bertambahnya obat-obatan yang lebih poten, maka daftar obat obatan ototoksik makin

    bertambah. Antibiotik golongan aminoglikosida lain yang kemudian digunakan di klinik

    memperkuat efek ototoksik seperti yang diakibatkan Streptomycin. Telinga berdenging

    (tinitus), gangguan pendengaran dan vertigo, merupakan gejala utama terjadinya keracunan

    obat ototoksik. Tinitus yang berhubungan dengan ototoksisitas cirinya kuat dan bernada

    tinggi, berkisar antara 4 KHz sampai 6 KHz. Pada kerusakan yang menetap, tinitus lama

    kelamaan tidak begitu kuat lagi, tetapi juga tidak pernah hilang.

    Kurang pendengaran akibat pemakaian obat ototoksik bersifat tuli sensorineural.

    Antibiotik yang bersifat ototoksik mempunyai ciri penurunan yang tajam untuk frekuensi

    tinggi pada audiogram, sedangkan diuretik yang dapat menimbulkan ototoksisitas biasanya

    menghasilkan audiogram yang mendatar atau sedikit menurun. Gangguan pendengaran yang

    berhubungan dengan ototoksisitas sangat sering ditemukan, oleh karena pemberian

    Gentamisin dan Streptomisin. Terjadinya secara perlahan-lahan dan beratnya sebanding

    dengan lama dan jumlah obat yang diberikan serta keadaan fungsi ginjalnya.

    (Boies, 1997)

    4.7 Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

    Pemeriksaan Penunjang

    1. Tes bisik merupakan suatu tes pendengaran dengan memberikan suara bisik berupakata-kata kepada telinga penderita dengan jarak tertentu. Hasil tes berupa jarak

    pendengaran, yaitu jarak antara pemeriksa dan penderita di mana suara bisik masih

    dapat didengar enam meter. Pada nilai normal tes berbisik ialah 5/66/6.

    2. Tes garputala merupakan tes kualitatif. Garputala 512 Hz tidak terlalu dipengaruhisuara bising disekitarnya. Menurut Guyton dan Hall, cara melakukan tes Rinne

    adalah penala digetarkan, tangkainya diletakkan di prosesus mastoideus. Setelah

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    32/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    tidak terdengar penala dipegang di depan teling kira-kira 2 cm. Bila masih

    terdengar disebut Rinne positif. Bila tidak terdengar disebut Rinne negatif.

    3. Cara melakukan tes Weber adalah penala digetarkan dan tangkai garputala diletakkandi garis tengah kepala (di vertex, dahi, pangkal hidung, dan di dagu). Apabila

    bunyi garputala terdengar lebih keras pada salah satu telinga disebut Weber

    lateralisasi ke telinga tersebut. Bila tidak dapat dibedakan ke arah teling mana

    bunyi terdengar lebih keras disebut Weber tidak ada lateralisasi.

    Gambar 9 Test Weber

    4. Cara melakukan tes Schwabach adalah garputala digetarkan, tangkai garputaladiletakkan pada prosesus mastoideus sampai tidak terdengar bunyi. Kemudian

    tangkai garputala segera dipindahkan pada prosesus mastoideus telinga pemeriksa

    yang pendengarannya normal. Bila pemeriksa masih dapat mendengar disebut

    Schwabach memendek, bila pemeriksa tidak dapat mendengar, pemeriksaan

    diulang dengan cara sebaliknya, yaitu garputala diletakkan pada prosesus

    mastoideus pemeriksa lebih dulu. Bila penderita masih dapat mendengar bunyi

    disebut Schwabach memanjang dan bila pasien dan pemeriksa kira-kira sama-

    sama mendengarnya disebut Schwabach sama dengan pemeriksa.

    5. Test Rinne Tujuan melakukan tes Rinne adalah untuk membandingkan antarahantaran tulang dengan hantaran udara pada satu telinga pasien. Ada 2 macam tes

    rinne , yaitu : Garputal 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan

    tangkainya tegak lurus pada planum mastoid pasien (belakang meatus akustikus

    eksternus). Setelah pasien tidak mendengar bunyinya, segera garpu tala kita

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    33/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    pindahkan didepan meatus akustikus eksternus pasien. Tes Rinne positif jika

    pasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien tidak

    dapat mendengarnya Garpu tala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu

    menempatkan tangkainya secara tegak lurus pada planum mastoid pasien. Segera

    pindahkan garputala didepan meatus akustikus eksternus. Kita menanyakan

    kepada pasien apakah bunyi garputala didepan meatus akustikus eksternus lebih

    keras dari pada dibelakang meatus skustikus eksternus (planum mastoid). Tes

    rinne positif jika pasien mendengar didepan maetus akustikus eksternus lebih

    keras. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien mendengar didepan meatus

    akustikus eksternus lebih lemah atau lebih keras dibelakang.

    Ada 3 interpretasi dari hasil tes rinne :

    Normal : tes rinne positif

    Tuli konduksi: tes rine negatif (getaran dapat didengar melalui tulang lebih lama)

    Tuli persepsi, terdapat 3 kemungkinan : Bila pada posisi II penderita masih

    mendengar bunyi getaran garpu tala. Jika posisi II penderita ragu-ragu mendengar

    atau tidak (tes rinne: +/-) Pseudo negatif: terjadi pada penderita telinga kanan tuli

    persepsi pada posisi I yang mendengar justru telinga kiri yang normal sehingga

    mula-mula timbul.

    Kesalahan pemeriksaan pada tes rinne dapat terjadi baik berasal dari pemeriksa

    maupun pasien. Kesalah dari pemeriksa misalnya meletakkan garputala tidak

    tegak lurus, tangkai garputala mengenai rambut pasien dan kaki garputala

    mengenai aurikulum pasien. Juga bisa karena jaringan lemak planum mastoid

    pasien tebal. Kesalahan dari pasien misalnya pasien lambat memberikan isyarat

    bahwa ia sudah tidak mendengar bunyi garputala saat kita menempatkan garputaladi planum mastoid pasien. Akibatnya getaran kedua kaki garputala sudah berhenti

    saat kita memindahkan garputala kedepan meatus akustukus eksternus.

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    34/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    Gambar 10 Rinne Test

    6. Tes audiometri merupakan tes pendengaran dengan alat elektroakustik. Tes inimeliputi audiometri nada murni dan audometri nada tutur. Audiometri nada murni

    dapat mengukur nilai ambang hantaran udara dan hantaran tulang penderita

    dengan alat elektroakustik. Alat tersebut dapat menghasilkan nada-nada tunggal

    dengan frekuensi dan intensitasnya yang dapat diukur. Untuk mengukur nilai

    ambang hantaran udara penderita menerima suara dari sumber suara lewat

    heaphone, sedangkan untuk mengukur hantaran tulangnya penderita menerima

    suara dari sumber suara lewat vibrator.

    Gambar 11 Audiometri

    4.8 Tata Laksana

    Sesuai dengan penyebab ketulian, penderita sebaiknya dipindahkan kerjanya dari

    lingkungan bising. Bila tidak mungkin dipindahkan dapat dipergunakan alat pelindung

    telinga yaitu berupa sumbat telinga ( ear plugs ), tutup telinga ( ear muffs) dan pelindung

    kepala ( helmet ).

    Oleh karena tuli akibat bising adalah tuli saraf koklea yang bersifat menetap

    (irreversible ), bila gangguan pendengaran sudah mengakibatkan kesulitan berkomunikasi

    dengan volume percakapan biasa, dapat dicoba pemasangan alat bantu dengar ( ABD ).Apabila pendengarannya telah sedemikian buruk, sehingga dengan memakai ABD pun tidak

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    35/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    dapat berkomunikasi dengan adekuat, perlu dilakukan psikoterapi supaya pasien dapat

    menerima keadaannya. Latihan pendengaran ( auditory training ) juga dapat dilakukan agar

    pasien dapat menggunakan sisa pendengaran dengan ABD secara efisien dibantu dengan

    membaca ucapan bibir ( lip reading ), mimik dan gerakan anggota badan serta bahasa isyarat

    untuk dapat berkomunikasi.

    Alat Bantu Dengar EksternalAlat ini akan meningkatkan volume suara yang mendekati telinga. Alat ini diletakkan di

    belakang telinga atau di dalamnya. Alat bantu dengar yang diletakkan tepat di dalam meatus

    akutikus eksternus diperuntukkan bagi pasien dengan tuli derajat ringan dan sedang.

    Alat Bantu Dengar Digital vs AnalogAlat bantu dengar digital sering dapat memperbaiki kualitas dari suara. Alat yang tersedia

    untuk NHL selalu memiliki komponen digital di dalamnya.

    Alat Bantu Dengar Implant

    Implan KokleaIni merupakan alat yang ditanam secara operasi dirancang untuk merubah suara menjadi

    sinyal listrik. Pada gangguan pendengaran sensorineural dapat dilakukan implantasi koklea

    untuk memperbaiki pendengaran sehingga akan meningkatkan kemampuan berkomunikasi

    pasien tuli saraf berat atau total. Pencangkokan koklea (implan koklea) dilakukan pada

    penderita tuli berat yang tidak dapat mendengar meskipun telah menggunakan alat bantu

    dengar. Alat ini dicangkokkan di bawah kulit di belakang telinga dan terdiri dari 4 bagian:

    Sebuah mikrofon untuk menangkap suara dari sekitar Sebuah prosesor percakapan yang berfungsi memilih dan mengubah suara yang

    tertangkap oleh mikrofon Sebuah transmiter dan stimulator/penerima yang berfungsi menerima sinyal dari

    prosesor percakapan dan merubahnya menjadi gelombang listrik

    Elektroda, berfungsi mengumpulkan gelombang dari stimulator dan mengirimnya keotak.

    Gambar 5. Implan Koklea

    Suatu implan tidak mengembalikan ataupun menciptakan fungsi pendengaran yang normal,

    tetapi bisa memberikan pemahaman auditoris kepada penderita tuli dan membantu mereka

    dalam memahami percakapan. Implan koklea sangat berbeda dengan alat bantu dengar. Alat

    bantu dengar berfungsi memperkeras suara. Implan koklea menggantikan fungsi dari bagian

    telinga dalam yang mengalami kerusakan.

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    36/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    Cara kerja Implan Koklea adalah sebagai berikut : impuls suara ditangkap oleh mikrofon,

    diteruskan ke speech processor yang menyeleksi informasi suara yang sesuai menjadi kode

    suara yang disampaikan ke transmitter. Kode suara dipancarkan melalui kabel dan menembus

    kulit menuju receiver atau stimulator yang berubah menjadi sinyal listrik dan diteruskan

    menuju elektroda-elektroda yang sesuai di dalam koklea yang merangsang serabut-serabutsaraf. Saraf pendengaran ini meneruskan ke otak dan menerjemahkan informasi ini sebagai

    suara. Pada speech processor terdapat sirkuit listrik khusus yang berfungsi meredam bising

    lingkungan.

    Bone Anchored Hearing Aid (BAHA)Operasi jenis ini diperuntukkan untuk pasien dengan tuli konduktif atau tuli campuran.

    Keuntungan dengan penggunaan alat ini adalah kualitan suara yang lebih bagus dan juga

    memperbaiki penampilan, namun seperti halnya dengan operesi implant koklear, terkadang

    bisa saja terjadi hasil yang diluar harapan pasien. Juga terdapat resiko adanya rekasi jaringan

    dan hilangnya jaringan-jaringan dari posisinya semula di tulang tengkorak.

    OPERASI PEMASANGAN COCHLEAR IMPLANT

    Alat ini ditanamkan melalui prosedur bedah dibawah anestesi umum, dan operasibiasanya membutuhkan waktu 1 5 jam.

    Pertama-tama area kecil kulit kepala yang letaknya langsung dibelakang telinga,dicukur dan dibersihkan. Kemudian dibuat sebuah insisi kecil pada kulit dibelakang

    telinga dan dilakukan pengeboran kedalam tulang mastoid dan telinga bagian dalam

    dimana susunan elektroda disisipkan kedalam koklea.

    Pasien dapat langsung pulang, namun beberapa pasien membutuhkan rawat inap 12hari di rumah sakit.

    RESIKO PEMBEDAHAN

    Implan cochlearmerupakan prosedur pembedahan yang relatif aman. Namunsebagaimana semua pembedahan, tetap ada resiko yang memungkinkan. Komplikasi

    yang paling sering adalah masalah penyembuhan luka. Masalahnya termasuk

    kerusakan kulit disekitar tempat alat ditanamkan, infeksi di tempat pembedahan dan

    alat dapat keluar tanpa sengaja.

    Komplikasi yang jarang terjadi :- Kerusakan nervus yang membuat wajah miring pada sisi telinga yang dioperasi- Bocornya cairan disekitar otak (cairan serebrospinal)

    - Infeksi cairan disekitar otak (meningitis)

    - Pusing sementara (vertigo)

    - Alat gagal bekerja

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    37/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    PENYEMBUHAN SETELAH PEMBEDAHAN

    Setelah bekas operasi sembuh, dan implan dihubungkan pada prosesor dan antenaluar, maka dibutuhkan kerja sama dengan spesialis untuk belajar mendengar danmemproses suara menggunakan implan cochlear. Spesialis tersebut melibatkan :

    - Ahli audiologi- Terapis berbicara

    - Dokter TH

    4.9. Pencegahan

    Tujuan utama perlindungan terhadap pendengaran adalah untuk mencegah terjadinya NIHL

    yang disebabkan oleh kebisingan di lingkungan kerja. Program ini terdiri dari 3 bagian yaitu :

    1. Pengukuran pendengaran

    Test pendengaran yang harus dilakukan ada 2 macam, yaitu :

    a. Pengukuran pendengaran sebelum diterima bekerja.

    b. Pengukuran pendengaran secara periodik.

    2. Pengendalian suara bising

    Dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :

    a. Melindungi telinga para pekerja secara langsung dengan memakai ear muff ( tutup

    telinga ), ear plugs ( sumbat telinga ) dan helmet ( pelindung kepala ).

    b. Mengendalikan suara bising dari sumbernya, dapat dilakukan dengan cara :

    - memasang peredam suara 2003 Digital by USU digital library 10

    - menempatkan suara bising ( mesin ) didalam suatu ruangan yang terpisah dari

    pekerja

    3. Analisa bising

    Analisa bising ini dikerjakan dengan jalan menilai intensitas bising, frekwensi bising,

    lama dan distribusi pemaparan serta waktu total pemaparan bising. Alat utama dalam

    pengukuran kebisingan adalah sound level meter.

    4.10. Prognosis

    Oleh karena jenis ketulian akibat terpapar bising adalah tuli saraf koklea yang

    sifatnya menetap, dan tidak dapat diobati secara medikamentosa maupun pembedahan,

    maka prognosisnya kurang baik. Oleh sebab itu yang terpenting adalah pencegahan

    terjadinya ketulian.

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    38/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    5. Mampu Menjelaskan dan Memahami tentang Memelihara Kesehatan Indera

    Pendengaran Sesuai dengan Ajaran Agama Islam

    Apa yang sering keluar dari lisan kita,apa yang sering terfikir dalam otak kita.. salah satunya

    dipengaruhi dari apa yang sering kita dengarkan

    Buka Q.S. Fushilat ayat 22Kamu sekali-kali tidak akan dapat bersembunyi dari persaksian persaksian

    pendengaran,penglihatan dan kulitmu terhadapmu.Bahkan kamu mengira Allah tidak

    mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan

    Menjaga pendengaran dari yang perkataan sia-sia

    "Orang yang menggunjing dan mendengarkan gunjingan, keduanya bersekutu dalam

    perbuatan dosa." (Hadits Riwayat Ath-Thabrani)

    "Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari puasanyaitu kecuali haus dan lapar." (Hadits Riwayat Turmudzi)

    Imam Al-Ghazali berkata :

    "Berapa banyak orang yang berpuasa, namun ia tidak mendapatkan dari

    puasanya itu selain lapar dan haus. Sebab, hakikat puasa itu adalah menahan

    hawa nafsu, bukanlah sekedar menahan lapar dan haus. Boleh jadi orang

    tersebut memandang yang haram, menggunjing dan berdusta. Maka yang demikian

    itu membatalkan hakikat puasa." (Ihya' Ulumiddin)

    Para Ulama berkata:

    "Betapa banyak orang yang berpuasa padahal ia berbuka (tidak berpuasa) dan

    betapa banyak orang yang berbuka padahal ia berpuasa." Yang dimaksud dengan

    orang yang berbuka tetapi berpuasa ialah menjaga anggota tubuhnya dari

    perbuatan dosa sementara ia tetap makan dan minum. Sedangkan yang dimaksud

    dengan berpuasa tapi berbuka ialah yang melaparkan perutnya sementara ia

    melepaskan kendali bagi anggota tubuh yang lain." (Ihya' Ulumiddin)

    Rasulullah SAW bersabda :

    "Sesungguhnya puasa itu adalah amanah, maka hendaknya masing-masing kamu

    menjaga amanahnya." (Hadits Riwayat Al-Kharaithy)

    Telah mengabarkan kepada kamiAbu 'AshimdariIbnu 'AjlandariayahnyadariAbu

    Hurairahdari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Manusia yang paling ringan

    siksanya adalah orang yang mengenakan sandalnya hingga (panasnya api itu) membuat otaknya

    mendidih.

    http://118.97.239.242/hadist/-kaca=perawi&nama=Abu%20'Ashim.htmhttp://118.97.239.242/hadist/-kaca=perawi&nama=Abu%20'Ashim.htmhttp://118.97.239.242/hadist/-kaca=perawi&nama=Abu%20'Ashim.htmhttp://118.97.239.242/hadist/-kaca=perawi&nama=Ibnu%20'Ajlan.htmhttp://118.97.239.242/hadist/-kaca=perawi&nama=Ibnu%20'Ajlan.htmhttp://118.97.239.242/hadist/-kaca=perawi&nama=Ibnu%20'Ajlan.htmhttp://118.97.239.242/hadist/-kaca=perawi&nama=ayahnya-1.htmhttp://118.97.239.242/hadist/-kaca=perawi&nama=ayahnya-1.htmhttp://118.97.239.242/hadist/-kaca=perawi&nama=ayahnya-1.htmhttp://118.97.239.242/hadist/-kaca=perawi&nama=Abu%20Hurairah.htmhttp://118.97.239.242/hadist/-kaca=perawi&nama=Abu%20Hurairah.htmhttp://118.97.239.242/hadist/-kaca=perawi&nama=Abu%20Hurairah.htmhttp://118.97.239.242/hadist/-kaca=perawi&nama=Abu%20Hurairah.htmhttp://118.97.239.242/hadist/-kaca=perawi&nama=Abu%20Hurairah.htmhttp://118.97.239.242/hadist/-kaca=perawi&nama=ayahnya-1.htmhttp://118.97.239.242/hadist/-kaca=perawi&nama=Ibnu%20'Ajlan.htmhttp://118.97.239.242/hadist/-kaca=perawi&nama=Abu%20'Ashim.htm
  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    39/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    Telah mengabarkan kepada kamiJa'far bin 'Auntelah mengabarkan kepada kamiAl

    HajaridariAbu 'IyadldariAbu Hurairahia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallambersabda: "Sesungguhnya (panasnya) api kalian ini (di dunia) adalah satu dari tujuh puluh (1/70)

    dari panasnya api neraka jahannam."

    http://if%28confirm%28%27http//www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Ja/%27far%20bin%20/%27Aun%20%20/n/nThis%20file%20was%20not%20retrieved%20by%20Teleport%20Pro,%20because%20it%20is%20linked%20too%20far%20away%20from%20its%20Starting%20Address.%20If%20you%20increase%20the%20in-domain%20depth%20setting%20for%20the%20Starting%20Address,%20this%20file%20will%20be%20queued%20for%20retrieval.%20%20/n/nDo%20you%20want%20to%20open%20it%20from%20the%20server?%27))window.location=%27http://www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Ja/%27far%20bin%20/%27Aun%27http://if%28confirm%28%27http//www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Ja/%27far%20bin%20/%27Aun%20%20/n/nThis%20file%20was%20not%20retrieved%20by%20Teleport%20Pro,%20because%20it%20is%20linked%20too%20far%20away%20from%20its%20Starting%20Address.%20If%20you%20increase%20the%20in-domain%20depth%20setting%20for%20the%20Starting%20Address,%20this%20file%20will%20be%20queued%20for%20retrieval.%20%20/n/nDo%20you%20want%20to%20open%20it%20from%20the%20server?%27))window.location=%27http://www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Ja/%27far%20bin%20/%27Aun%27http://if%28confirm%28%27http//www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Ja/%27far%20bin%20/%27Aun%20%20/n/nThis%20file%20was%20not%20retrieved%20by%20Teleport%20Pro,%20because%20it%20is%20linked%20too%20far%20away%20from%20its%20Starting%20Address.%20If%20you%20increase%20the%20in-domain%20depth%20setting%20for%20the%20Starting%20Address,%20this%20file%20will%20be%20queued%20for%20retrieval.%20%20/n/nDo%20you%20want%20to%20open%20it%20from%20the%20server?%27))window.location=%27http://www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Ja/%27far%20bin%20/%27Aun%27http://if%28confirm%28%27http//www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Al%20Hajari%20%20/n/nThis%20file%20was%20not%20retrieved%20by%20Teleport%20Pro,%20because%20it%20is%20linked%20too%20far%20away%20from%20its%20Starting%20Address.%20If%20you%20increase%20the%20in-domain%20depth%20setting%20for%20the%20Starting%20Address,%20this%20file%20will%20be%20queued%20for%20retrieval.%20%20/n/nDo%20you%20want%20to%20open%20it%20from%20the%20server?%27))window.location=%27http://www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Al%20Hajari%27http://if%28confirm%28%27http//www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Al%20Hajari%20%20/n/nThis%20file%20was%20not%20retrieved%20by%20Teleport%20Pro,%20because%20it%20is%20linked%20too%20far%20away%20from%20its%20Starting%20Address.%20If%20you%20increase%20the%20in-domain%20depth%20setting%20for%20the%20Starting%20Address,%20this%20file%20will%20be%20queued%20for%20retrieval.%20%20/n/nDo%20you%20want%20to%20open%20it%20from%20the%20server?%27))window.location=%27http://www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Al%20Hajari%27http://if%28confirm%28%27http//www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Al%20Hajari%20%20/n/nThis%20file%20was%20not%20retrieved%20by%20Teleport%20Pro,%20because%20it%20is%20linked%20too%20far%20away%20from%20its%20Starting%20Address.%20If%20you%20increase%20the%20in-domain%20depth%20setting%20for%20the%20Starting%20Address,%20this%20file%20will%20be%20queued%20for%20retrieval.%20%20/n/nDo%20you%20want%20to%20open%20it%20from%20the%20server?%27))window.location=%27http://www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Al%20Hajari%27http://if%28confirm%28%27http//www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Al%20Hajari%20%20/n/nThis%20file%20was%20not%20retrieved%20by%20Teleport%20Pro,%20because%20it%20is%20linked%20too%20far%20away%20from%20its%20Starting%20Address.%20If%20you%20increase%20the%20in-domain%20depth%20setting%20for%20the%20Starting%20Address,%20this%20file%20will%20be%20queued%20for%20retrieval.%20%20/n/nDo%20you%20want%20to%20open%20it%20from%20the%20server?%27))window.location=%27http://www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Al%20Hajari%27http://if%28confirm%28%27http//www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Abu%20/%27Iyadl%20%20/n/nThis%20file%20was%20not%20retrieved%20by%20Teleport%20Pro,%20because%20it%20is%20linked%20too%20far%20away%20from%20its%20Starting%20Address.%20If%20you%20increase%20the%20in-domain%20depth%20setting%20for%20the%20Starting%20Address,%20this%20file%20will%20be%20queued%20for%20retrieval.%20%20/n/nDo%20you%20want%20to%20open%20it%20from%20the%20server?%27))window.location=%27http://www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Abu%20/%27Iyadl%27http://if%28confirm%28%27http//www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Abu%20/%27Iyadl%20%20/n/nThis%20file%20was%20not%20retrieved%20by%20Teleport%20Pro,%20because%20it%20is%20linked%20too%20far%20away%20from%20its%20Starting%20Address.%20If%20you%20increase%20the%20in-domain%20depth%20setting%20for%20the%20Starting%20Address,%20this%20file%20will%20be%20queued%20for%20retrieval.%20%20/n/nDo%20you%20want%20to%20open%20it%20from%20the%20server?%27))window.location=%27http://www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Abu%20/%27Iyadl%27http://if%28confirm%28%27http//www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Abu%20/%27Iyadl%20%20/n/nThis%20file%20was%20not%20retrieved%20by%20Teleport%20Pro,%20because%20it%20is%20linked%20too%20far%20away%20from%20its%20Starting%20Address.%20If%20you%20increase%20the%20in-domain%20depth%20setting%20for%20the%20Starting%20Address,%20this%20file%20will%20be%20queued%20for%20retrieval.%20%20/n/nDo%20you%20want%20to%20open%20it%20from%20the%20server?%27))window.location=%27http://www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Abu%20/%27Iyadl%27http://118.97.239.242/hadist/-kaca=perawi&nama=Abu%20Hurairah.htmhttp://118.97.239.242/hadist/-kaca=perawi&nama=Abu%20Hurairah.htmhttp://118.97.239.242/hadist/-kaca=perawi&nama=Abu%20Hurairah.htmhttp://118.97.239.242/hadist/-kaca=perawi&nama=Abu%20Hurairah.htmhttp://if%28confirm%28%27http//www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Abu%20/%27Iyadl%20%20/n/nThis%20file%20was%20not%20retrieved%20by%20Teleport%20Pro,%20because%20it%20is%20linked%20too%20far%20away%20from%20its%20Starting%20Address.%20If%20you%20increase%20the%20in-domain%20depth%20setting%20for%20the%20Starting%20Address,%20this%20file%20will%20be%20queued%20for%20retrieval.%20%20/n/nDo%20you%20want%20to%20open%20it%20from%20the%20server?%27))window.location=%27http://www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Abu%20/%27Iyadl%27http://if%28confirm%28%27http//www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Al%20Hajari%20%20/n/nThis%20file%20was%20not%20retrieved%20by%20Teleport%20Pro,%20because%20it%20is%20linked%20too%20far%20away%20from%20its%20Starting%20Address.%20If%20you%20increase%20the%20in-domain%20depth%20setting%20for%20the%20Starting%20Address,%20this%20file%20will%20be%20queued%20for%20retrieval.%20%20/n/nDo%20you%20want%20to%20open%20it%20from%20the%20server?%27))window.location=%27http://www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Al%20Hajari%27http://if%28confirm%28%27http//www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Al%20Hajari%20%20/n/nThis%20file%20was%20not%20retrieved%20by%20Teleport%20Pro,%20because%20it%20is%20linked%20too%20far%20away%20from%20its%20Starting%20Address.%20If%20you%20increase%20the%20in-domain%20depth%20setting%20for%20the%20Starting%20Address,%20this%20file%20will%20be%20queued%20for%20retrieval.%20%20/n/nDo%20you%20want%20to%20open%20it%20from%20the%20server?%27))window.location=%27http://www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Al%20Hajari%27http://if%28confirm%28%27http//www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Ja/%27far%20bin%20/%27Aun%20%20/n/nThis%20file%20was%20not%20retrieved%20by%20Teleport%20Pro,%20because%20it%20is%20linked%20too%20far%20away%20from%20its%20Starting%20Address.%20If%20you%20increase%20the%20in-domain%20depth%20setting%20for%20the%20Starting%20Address,%20this%20file%20will%20be%20queued%20for%20retrieval.%20%20/n/nDo%20you%20want%20to%20open%20it%20from%20the%20server?%27))window.location=%27http://www.telkom-hadits9imam.com/?kaca=perawi&nama=Ja/%27far%20bin%20/%27Aun%27
  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    40/41

    PEGAWAI KAMAR MESIN KAPAL SKENARIO 2 KELOMPOK A11

    DAFTAR PUSTAKA

    Moore GF, Ogren FP, Yonkers AJ. Anatomy and embryology of the ear. Dalam : Lee KJ,

    Ed.1989. Textbook of otolaryngology and head and neck surgery. New York : Elsevier

    Science Publishing, .h.10-20.

    Liston SL, Duvall AJ. Embriologi, anatomi dan fisiologi telinga. Dalam : Adams GL, Boies

    LR, Higler PH, Ed.1997. Buku ajar penyakit THT. Edisi ke-6. Jakarta : Penerbit Buku

    Kedokteran EGC, .h.27-38.

    Wright A.Anatomy and ultrastructure of the human ear. Dalam : Gleeson M, Ed.1997. Scott

    Browns Basic sciences. 6th Ed. Great Britain : ButterworthHeinemann, .h.1/1/28-49.

    Soetirto I. Tuli akibat bising ( Noise induced hearing loss ). Dalam : Soepardi EA, Iskandar

    N, Ed.1990.Buku ajar ilmu penyakit THT. Edisi ke-3. Jakarta : Balai Penerbit FK UI,

    .h. 37-9.

    Ganong.W.F. 2005.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Ed.22. Jakarta : EGC

    Boies, LR, dkk. 1997.Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6. Jakarta : EGC.

    Rambe, Andrina. 2003. Gangguan Pendengaran Akibat Bising. Diakses pada 20 Februari

    2012, melalui http://library.usu.ac.id/download/fk/tht-andrina1.pdf

    Soepardi, EA, dkk. 2007.Buku Ajar Ilmu Kesehatan: Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala &

    Leher, Edisi Keenam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

    Soepardi, EA, dkk. 2008.Buku Ajar Ilmu Kesehatan: Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala &

    Leher, Edisi Keenam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

    Sherwood, lauralee.2001.Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem Edisi 2.Jakarta : EGC

    Soetirto I, Bashiruddin J. Gangguan pendengaran akibat bising. Disampaikan pada

    Simposium Penyakit THT Akibat Hubungan Kerja & Cacat Akibat Kecelakaan Kerja,

    Jakarta, 2 Juni, 2001.

    Stach BA.1998. Clinical audiology an introduction. San Diego : Singular Publishing Group,.h.137-41.

    Rabinowitz PM.Noise-induced hearing loss.http://www.findarticles.com/ cf_0/m3225/9_61/

    62829109/print.jhtml

    Mahdi, Sedjawidada R. Prosedur penetuan persentase ketulian akibat bising industri.

    Disampaikan pada PIT Perhati, Bukit Tinggi, 28-30 Oktober,1993.

    Oedono RMT. Penatalaksanaan penyakit akibat lingkungan kerja dibidang THT.

    Disampaikan pada PIT Perhati, Batu-Malang, 27-29 Oktober, 1996.

  • 7/29/2019 Wrap Up Panca Indera Skenario 2 a11

    41/41

    Supramaniam, S.2011.Proposal Penelitian. Diakses pada 21 februari 2012, melalui

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21550/4/Chapter%20II.pdf

    Bloem, Christina et all. 2011.Herpes Zoster Oticus in Emergency Medicine Overview of

    Herpes Zoster Oticus. Diakses pada 21 Februari 2012 melalui

    http://emedicine.medscape.com/article/1952189-overview

    Rambe, AYM.2003.Gangguan Pendengaran Akibat Bising. Diakses pada 21 februari 2012,

    melalui http://library.usu.ac.id/download/fk/tht-andrina1.pdf

    Muhaimin, Prof.dr.H.2011.Kebutuhan Manusia akan Agama. Diakses pada 21 februari 2012,

    melalui http://pasca.uin-malang.ac.id/media.php?module=detailtausiyah&id=5

    Roestam, Ambar W. 2004Program Konservasi Pnedengaran di Tempat Kerja c diakses pada

    21 Februari 2012 pada Cermin Dunia Kedokter no.144, 2004 29 melalui

    http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/144_12ProgramKonservasiPendengarandiTemp

    atKerja.pdf/144_12ProgramKonservasiPendengarandiTempatKerja.html

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21550/4/Chapter%20II.pdfhttp://emedicine.medscape.com/article/1952189-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1952189-overviewhttp://library.usu.ac.id/download/fk/tht-andrina1.pdfhttp://pasca.uin-malang.ac.id/media.php?module=detailtausiyah&id=5http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/144_12ProgramKonservasiPendengarandiTempatKerja.pdf/144_12ProgramKonservasiPendengarandiTempatKerja.htmlhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/144_12ProgramKonservasiPendengarandiTempatKerja.pdf/144_12ProgramKonservasiPendengarandiTempatKerja.htmlhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/144_12ProgramKonservasiPendengarandiTempatKerja.pdf/144_12ProgramKonservasiPendengarandiTempatKerja.htmlhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/144_12ProgramKonservasiPendengarandiTempatKerja.pdf/144_12ProgramKonservasiPendengarandiTempatKerja.htmlhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/144_12ProgramKonservasiPendengarandiTempatKerja.pdf/144_12ProgramKonservasiPendengarandiTempatKerja.htmlhttp://pasca.uin-malang.ac.id/media.php?module=detailtausiyah&id=5http://library.usu.ac.id/download/fk/tht-andrina1.pdfhttp://emedicine.medscape.com/article/1952189-overviewhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21550/4/Chapter%20II.pdf