Word Sikap Ilmiah

18
Literatur Buku 1 Judul : Pengantar Filsafat Karangan : Drs.H. Burhanuddin salam Tahun terbit : 2005 Penerbit : Bumi Aksara Halaman : Halaman 38-41 Sikap Ilmiah Sikap ilmiah adalah pandangan seseorang terhadap cara berfikir yang sesuai dengan metode ilmiah, sehingga timbulah kecenderungan untuk menerima atau menolak terhadap cara berfikir yang sesuai dengan keilmuan tersebut. Seorang ilmuan jelas harus memiliki sikap yang positif atau kecenderungan untuk menerima cara berfikir yang sesuai dengan metode keilmuan yang dimanifestasikan didalam kognisinya,emosi,atau perasaannya serta di dalam perilakunya. Ada beberapa sikap ilmiah yang perlu dimiliki oleh seorang ilmuan seperti yang dikemukakan oleh Prof. Drs Harsojo sebagai berikut: 1. Objektivitas 2. Sikap relatif 3. Sikap skeptif 4. Kesabaran intelektual 5. Kesederhanaan 6. Sikap tidak memihak secara etik Pengertian dari keenam sikap ilmiah tersebut adalah: 1. Objektivitas Seorang ilmuan harus memiliki sikap objektif artinya bahwa ia harus berfikir sesuai dengan objeknya melalui peristiwa atau benda- benda yang memang dipelajari dan diselidiki. Seorang ilmuan berfikir objektif akan menjauhkan penilaian yang subjektif yang dipengaruhi nilai –nilai kedirian,keinginan,harapan,serta dorongan pribadinya. 1

description

sikap ilmiah

Transcript of Word Sikap Ilmiah

Literatur Buku 1

Judul

: Pengantar FilsafatKarangan: Drs.H. Burhanuddin salam

Tahun terbit : 2005

Penerbit : Bumi Aksara

Halaman: Halaman 38-41Sikap Ilmiah

Sikap ilmiah adalah pandangan seseorang terhadap cara berfikir yang sesuai dengan metode ilmiah, sehingga timbulah kecenderungan untuk menerima atau menolak terhadap cara berfikir yang sesuai dengan keilmuan tersebut. Seorang ilmuan jelas harus memiliki sikap yang positif atau kecenderungan untuk menerima cara berfikir yang sesuai dengan metode keilmuan yang dimanifestasikan didalam kognisinya,emosi,atau perasaannya serta di dalam perilakunya. Ada beberapa sikap ilmiah yang perlu dimiliki oleh seorang ilmuan seperti yang dikemukakan oleh Prof. Drs Harsojo sebagai berikut:

1. Objektivitas2. Sikap relatif

3. Sikap skeptif

4. Kesabaran intelektual

5. Kesederhanaan

6. Sikap tidak memihak secara etik

Pengertian dari keenam sikap ilmiah tersebut adalah: 1. Objektivitas

Seorang ilmuan harus memiliki sikap objektif artinya bahwa ia harus berfikir sesuai dengan objeknya melalui peristiwa atau benda- benda yang memang dipelajari dan diselidiki. Seorang ilmuan berfikir objektif akan menjauhkan penilaian yang subjektif yang dipengaruhi nilai nilai kedirian,keinginan,harapan,serta dorongan pribadinya.

Begitu pula dengan kesimpulan dari hasil penelitian akan bersifat obyektif apabila hasil penelitian tersebut tidak dipengaruhi oleh: pandangan hidup,ras,agama,kebudayaan, dan faktor faktor politik.

Sikap obyektif dalam ilmu sosial akan lebih sulit dibandingkan ilmu kealaman. Ilmu-ilmu sosial yang menjadi lapangan penelitiannya adalah manusia yang menyangkut obyek-obyek,peristiwa-peristiwa,serta masalah-masalah sosial lainnya yang banyak menyangkut masalah pribadi,masalah status,masalah kelangsungan hidup,keselamatan hidup pribadi, dan lain sebagainya. Karena itu penguasaan emosi merupakan faktor utama dalam penelitian ilmu ilmu sosial. Contoh: pada saat suatu ilmuan sedang mencari suatu sifat larutan asam atau basa,pada kehidupan sehari hari mereka mulai mengidentifikasi suatu bahan makanan (cuka,deterjen,jeruk,dll) dan ilmuan tersebut akhirnya dapat menyimpulkan suatu bahan itu bersifat asam atau basa tanpa dipengaruhi oleh apapun dan oleh siapapun karena sudah ditinjau dari objek yang telah diamati.2. Sikap RelatifLawan dari relatif adalah mutlak dan abadi. Sikap relatif adalah suatu keharusan dalam ilmu, karena ilmu hanya berhubungan dengan dunia fenomena yang penuh dengan perubahan selalu mengalami perkembangan. Ilmu tidak mencoba mencari sesuatu yang mutlak. Yang mutlak bukan lapangan ilmu itu dipelajari pada filsafat yang pada akhirnya akan bermuara kepada agama. Hal ini tidak berarti bahwa ilmu harus dipisahkan dari filsafat apalagi dari agama.Dalam ilmu tidak mengenal kemutlakan artinya ilmu yang dihasilkan oleh ilmu sekarang,dapat digugurkan oleh hasil penemuan penemuan barunya. Apalagi dalam ilmu ilmu sosial sangat rawan kalau sampai pada pengertian mutlak. Suatu penemuan dapat diterapkan di Jawa barat tapi belum tentu dapat diterapkan di Sulawesi, apalagi diluar indonesia. Contoh: pada saat mempelajari tentang teori atom,dulunya atom ditemukan oleh Dalton yang awalnya digambarkan sebagai bola pejal,kemudian berkembang lagi dengan penemuan Thomson Dan Ruterford dan hingga sekarang adalah penemuan atom Bohr dan pada akhirnya berkembang teori atom modern. Disini dapat dilihat suatu teori atom yang berbeda antara ilmuan yang satu dengan yang lain,sehingga seorang ilmuan itu harus memilik sikap ketidak mutlakan pada hasil penemuan karena semua yang telah ditemukan belum tentu bisa diterapkan pada penemuan yang lain dan tidak dapat dipadukan antara yang satu dengan yang lain.3. Sikap SkeptisArtinya memiliki pandangan yang ragu-ragu terhadap suatu ide. Menurut Rene Descartes keraguan itu tidak hanya pada masalah-masalah yang belum cukup kuat dasar pembuktiannya bahkan kepada ide atau yang telah kita milikipun harus ragu-ragu. Maka karena itu ilmuwan berhubungan dengan sikap skeptif ini,dia harus hati-hati dan teliti dalam mengambil keputusan akhir dalam memberikan pernyataan dan penilaian ilmiah.Dengan keraguan ini seorang ilmuan akan lebih bersikap kritis terhadap sesuatu atau peristiwa,tidak mudah untuk mengikatkan dalam suatu paham atau politik tertentu. Contoh: seorang ilmuan harus memiliki sikap ini,seperti halnya ada pernyataan bahwa indikator alam itu bermacam-macam seperti bunga sepatu dan kunyit,maka dari itu perlu diragukan terlebih dahulu sebelum melakukkan pengujian terhadap bahan alam tersebut dapat digunakan sebagai indikator atau tidak.4. Kesabaran Intelektual

Suatu penelitian ilmiah memerlukan kesabaran untuk mengumumkan hasilnya tidak tergesa-gesa. Bekerja dalam ilmu harus sistematis,teliti dan tekun. Hal ini jangan ada suatu kesimpulan yang kontroversi.Contoh: para ahli lemari es dengan hasil eksperimennya yang begitu lama dan teliti menghasilkan tabung yang berisi freon,yang menurut sifatnya refrigeran freon yang ada di pasaran (dalam lemari es) tidak beracun,tidak korosif,tidak iritasi,tidak terbakar dalam semua keadaan penggunaan (laporan laboratorium teknik kondisi lingkungan hidup ITB). Namun kita dikejutkan dengan suatu laporan ilmiah juga (karena hasil penelitian Laboratorium) bahwa suatu ledakan yang dapat menghancurkan 5 bangunan rumah dan menewaskan enam manusia berasal dari tabung freon lemari es yang terbakar,apakah ini suatu penelitian yang tidak seksama atau keputusan yang dipengaruhi emosi-emosi perlu kita uji kembali.Nah peristiwa diatas harus kita kembalikan bahwa tidak ada yang mutlak dalam ilmu,jadi relatif ilmuan harus terbuka untuk mengadakan penelitian kembali apakah betul freon bisa meledak atau tidak. Dan disinilah diperlukan kesabaran intelektual.5. Kesederhanaan

Kesederhanaan merupakan sikap ilmiah artinya sederhana dalam cara berfikir,dalam cara menyatakan, dan dalam cara membuktikan. Bahasa yang digunakan harus jernih,jelas dan terang,serta tidak menggambarkan emosional peneliti yang sehingga tidak mengaburkan hasil penelitiannya sendiri.Contoh: dalam menjelaskan suatu penemuan harus dengan cara berfikir yang sederhana,tidak melebar luas pada ranah yang tidak harus dijelaskan,seperti halnya ditemukannya faktor pemicu laju reaksi ada luas permukaan,katalis,suhu dan juga tekanan maka penjelasan dari masing-masing faktor tersebut harus tepat,seerhana, dan mudah dimengerti oleh khalayak.6. Tidak Memihak Kepada EtikTelah dikemukakan bahwa etika berbeda dengan psikologi, antropologi dan dan sosiologi. Bahwa ilmu tidak mengadakan penilaian tentang baik dan buruknya sesuatu yang diteliti. Ilmu hanya mengajukan diskripsi benar atau salah secara relatif. Namun pada akhirnya kalau sampai kepada penggunaan hasil ilmu tadi tetapakan berhubungan dengan etika tertentu.Contoh: seorang ahli nuklir,suatu membuat bom nuklir tidak dipengaruhi oleh nilai etika tertentu,semata-mata dibina oleh kaidah- kaidah teknik akademis. Dalam hal ini dibina oleh pengetahuan teknis dalam ilmu fisika. Dia tidak akan berhasil membuat bom atom seandainya dia memperhitungkan nilai-nilai politik, religi, perhitungan psikologi, sosiologi, dsb. Namun pada akhirnya kalau ditanyakan bagaimana penggunaan bom atom itu,dia diharuskan mengambil sikap yang mengandung penilaian etik atau religi. Harjoso (2005:38-40) dalam salamLiteratur Buku 2

Judul

: Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia

Pengarang: Drs. Surajiyo

Tahun terbit: cetakan kelima,2010

Penerbit: Bumi Aksara

Halaman: 152

Sikap Ilmiah Yang Harus Dimiliki IlmuwanIlmu bukanlah merupakan pengetahuan yang datang demikian saja sebagai barang yang sudah jadi dan datang dari dunia khayal. Akan tetapi ilmu merupakan suatu cara berfikir yang demikian tentang suatu objek yang khas dengan pendekatan yang khas pula sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan ilmiah. Ilmiah yang berarti sistem dan struktur ilmu dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka. Oleh karena itu dia terbuka untuk diuji oleh siapapun.Pengetahuan ilmu adalah pengetahuan yang ada didalam dirinya memiliki karakteristik kritis,rasional,logis,objektif dan terbuka. Hal ini merupakan suatu keharusan bagi seorang ilmuan untuk melakukkannya. Namun selain itu masalah mendasar yang dihadapi ilmuan setelah membangun suatu bangunan kuat adalah masalah kegunaan ilmu bagi kehidupan manusia. Memang tidak dapat disangkal bahwa ilmu dapat membawa manusia kearah perubahan yang cukup besar. Akan tetapi,dapatkah ilmu yang kokoh,kuat,dan mendasar itu menjadi penyelamat manusia bukan sebaliknya. Disinilah letak tanggung jawab seorang ilmuan,moral dan akhlak sangat diperlukan. Oleh karena itu penting bagi ilmuan memiliki sikap ilmiah.

Manusia sebagai makhluk Tuhan bersama-sama dengan alam dan berada di alam itu. Menusia akan menemukan pribadinya dan akan membudayakan dirinya bilamana manusia hidup dalam hubungan dengan alamnya. Manusia yang merupakan bagian alam. Manusia selalu terbiasa berintegrasi dengan alamnya. Sesuai dengan matrabatnya,manusia merupakan bagian alam harus senantiasa bagian dari alam itu. Dengan demikian,tampaklah antara manusia dengan alam itu ada hubungan yang bersifat keharusan dan mutlak.Oleh sebab itu manusia harus terus menjaga kelestarian alam dalam keseimbangannya yang bersifat mutlak. Kewajiban ini merupakan kewajiban moral tidak saja sebagai manusia biasa lebihlebih seorang ilmuan dengan senantiasa menjaga kelestarian dan keseimbangan alam yang bersifat mutlak.Para ilmuan sebagai orang profesional dalam bidang keilmuan sudah barang tertentu mereka juga perlu memiliki visi moral yaitu moral khusus sebagai ilmuan. Moral inilah dalam filsafat ilmu disebut juga sebagai sikap ilmiah (Abbas Hamman M,1996:161)

Sikap ilmiah harus dimiliki oleh seorang ilmuan. Hal ini disebabkan oleh sikap ilmiah adalah suatu sikap yang diarahkan untuk mencapai pengetahuan ilmiah yang bersifat objektif. Sikap ilmiah bagi seorang ilmuan bukanlah membahas tujuan dari ilmu,melainkan bagaimana cara mencapai suatu ilmu yang bebas dari prasangka pribadi dan dapat dipertanggungjawabkan secara sosial untuk melestarikan dan keseimbangan alam semesta ini,serta dapat mempertanggungjawabkan kepada Tuhan. Artinya selaras dengan kehendak manusia dengan Tuhan.

Menurut Abbas Hamami M (2010: 153) dalam Surajiyo sikap ilmiah adalah suatu sikap yang diarahkan untuk mencapai pengetahuan ilmiah yang bersifat objektif. Sikap ilmiah yang perlu dimiliki para ilmuan terdiri dari 6, yaitu:

1. Tidak ada rasa pamrih (disinterestedness) artinya suatu sikap yang diarahkan untuk mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif dengan menghilangkan pamrih atau kesenangan pribadi.

Contoh : Budi membantu Ani yang akan menguji/menentukan anion dan kation dalam suatu sampel(analit). Kemudian dia berhasil membuktikan bahwa anion yang terkandung dalam analit tersebut adalah Cl- dan kation nya adalah Ba2+. Dia tidak meminta imbalan kepada Ani,dia tulus membantu Ani.2. Bersikap selektif yaitu suatu sikap yang tujuannya agar para ilmuan mampu mengadakan pemilihan terhadap segala sesuatu yang dihadapi. Misalnya, hipotesis yang beragam, metodologi yang masing-masing menunjukkan kekuatannya, atau cara penyimpulan yang satu cukup berbeda walaupun masing-masing menunjukkan akurasinya.

Contoh: Dalam tahap melakukan rekristalisasi,kita harus bisa memilih pelarut yang cocok digunakan dalam proses rekristalisasi. Misalnya dia memilih kloroform atau fenol agar dapat melarutkan zat tersebut secara baik. Tindakan seperti itu dinamakan bersikap selektif dalam memilih bahan praktikum.3. Adanya rasa percaya yang layak baik terhadap kenyataan maupun terhadap alat-alat indra serta budi (mind).

Contoh: sebagai seorang ilmuan harus mengandalkan semua alat indranya dalam melakukkan penelitian dan mempercayai keahlian indra yang dimiliki seperti halnya saat mengidentifikasi buah jeruk bersifat asam dan saat diuji dengan kertas lakmus biru berubah menjadi merah,hal ini seorang ilmuan mengandalkan indranya untuk melihat hasil pengidentifikasian.4. Adanya sikap yang berdasar pada suatu kepercayaan (belief) dan dengan merasa pasti (conviction) bahwa setiap pendapat atau teori yang terdahulu telah mencapai kepastian.

Contoh: Dalam pembuatan aspirin,seorang ilmuwan mencoba menambahkan asam sulfat dalam campuran 2,5 gram asam salisilat dan 3,75 gram asetat anhidrida. Dia yakin bahwa asam sulfat dapat mempercepat pembentukan aspirin.5. Adanya suatu kegiatan rutin bahwa seorang ilmuan harus selalu tidak puas terhadap penelitian yang telah dilakukan sehingga selalu ada dorongan untuk riset dan riset sebagai aktivitas yang menonjol dalam hidupnya.

Contoh: Dalam melakukan titrasi penetralan yaitu menentukan kadar CH3COOH dalam cuka pasar.Kita telah berhasil melakukan titrasi tersebut dan memperoleh kadar CH3COOH dalam cuka pasar sekitar 2,03 %.Namun setelah membaca kadar asam cuka dalam kemasan tertera 25%. Kemudian dia belum puas terhadap percobaan pertama,kemudian dia ingin melakukan percobaan lagi.6. Seorang ilmuan harus memiliki sikap etis (akhlak) yang selalu berkehendak untuk mengembangkan ilmu,untuk kemajuan ilmu dan untuk kebahagiaan manusia, lebih khusus untuk pembangunan bangsa dan negara.

Contoh : Ilmuwan Dalton menyatakan tentang model atom bahwa materi terdiri dari atom yang tak dapat dibagi. Kemudian Thomson berpendapat tentang model atom bahwa atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan di dalamnya tersebar muatan negatif electron. Di situ terlihat sikap Thomson yang ingin menyempurnakan dan mengembangkan teori model atom dari Dalton. Norma- norma umum bagi etika keilmuan yang dipaparkan secara normatif berlaku bagi semua ilmuan. Hal ini pada dasarnya seorang ilmuan tidak boleh terpengaruh oleh sistem budaya,politik,budaya,atau apa saja yang dapat menyimpang pada tujuan ilmu. Tujuan ilmu yang dimaksud adalah objektifitas yang berlaku secara universal dan komunal.Disamping sikap ilmiah berlalu secara umum tersebut,pada kenyataannya masih ada etika keilmuan yang secara spesifik berlaku ada kelompok ilmuan tertentu. Misalnya etika kedokteran,bisnis,etia politisi,etika provesi lainnya yang secara normatif berlaku dan dipatuhi oleh kelompoknya itu. Tata asas dan kepatuhan terhadap norma etis yang berlaku pada ilmuan diharapkan akan mehilangkan kegelisahan serta ketakutan manusia terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Bahkan diharapkan manusia akan percaya pada ilmu yang membawanya pada suatu keadaan dan membahagiakan dirinya sebagai manusia. Hal ini sudah tentu jika pada diri ilmuan tidak ada yang lain kecuali pencapaian obyektifitas dan demi kemajuan ilmu untuk kemanusiaan.Yang perlu diperhatikan oleh para ilmuan khususnya di Indonesia adalah sebagaimana tertuang dalam ketetapan MPR RI Nomor VI/MPR/2001 tentang etika kehidupan berbangsa khususnya etika keilmuan dijelaskan bahwa etika keilmuan dimaksudkan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,ilmu pengetahuan,dan teknologi agar warna negara mampu menjaga harkat dan martabatnya,berpihak pada kebenaran untuk mencapai kemaslahatan dan kemajuan sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya. Etika ini diwujudkan secara pribadi atau kolektif dalam karsa,cipta dan karya yang tercermin dalam perilaku kreatif,inovatif,infentif dan komunikatif dalam kegiatan membaca,belajar,meneliti,menulis,karya,serta sikap kondusif bagi pengemban ilmu pengetahuan dan teknologi. Etika keilmuan menegaskan pentingnya budaya kerja keras dengan menghargai dan memanfaatkan waktu disiplin dalam sikap dan berbuat serta menepati janji dan komitmen diri untuk mencapai hasil yang baik. Disamping itu,etika ini mendorong tumbuhnya kemampuan menghadapi hambatan,rintangan,tantangan dalam kehidupan,mampu mengubah tantangan menjadi peluang,mampu menumbuhkan kreatifitas untuk penciptaan kesempatan baru dan tahan uji serta pantang menyerah. Abbas Hamami M (2010: 153) dalam Surajiyo.Literatur Buku 3Judul

: Pengantar Filsafat Ilmu Bagi PendidikPengarang: Prof.Dr.Anna PoedjiadiTahun terbit: 2001Penerbit: Yayasan CendrawasihHalaman: 41

Sikap Ilmuan

Dalam melakukkan kegiatannya baik dalam penelitian atau pengembangan konsep hukum dan teori dalam disiplin ilmunya,seorang ilmuan dituntut untuk memiliki sikap sikap tertentu. Beberapa sikap yang diuraikan berikut ini,tidak hanya spesifik untuk ilmuan karena sifatnya yang memasuki daerah etika dan moral misalnya kejujuran dan sikap menghargai pendapat orang lain. Sikap tersebut akan dibahas singkat seperti dibawah ini :1. Berfikir kritis

Dahulu berikir kritis diperguruan tinggi hanya diperlukan dalam kegiatan menstransmisi informasi sejalan dengan adanya perkembangan ilmu dan teknologi. Pada waktu itu berfikir kritis dikatakan sangat erat kaitannya dengan disiplin logika. Artinya logika telah menjadi bagian terpenting dari berikir kritis. Hal ini tampak dari kurikulum pendidikan profesi yang selalu mencantumkan logika sebagai salah satu mata kuliah yang penting. Bahkan para mahasiswa calon ilmuan yang mengalami kesulitan dalam menunjukkan kemampuan berfikir kritis dianjurkan untuk mengikuti perkuliahan logika sebagai tindakan remidial.

Dewasa ini timbul pendapat bahwa kemampuan berfikir kritis dapat dikembangkan melalui ketrampilan menyelesaikan masalah. Dengan demikian berfikir kritis erat kaitannya dengan logika dan kemampuan menyelesaikan masalah.

Sebelum seseorang melaksanakan berfikir kritis dalam disiplin tertentu dia lebih dahulu harus menguasai terminologi konsep konsep metodologi disiplin tersebut. Dengan demikian metode berfikir kritis berbeda dalam disiplin yang satu dengan yang lain.Pendapat ini diperkuat dengan pendapat John Mc Peck dalam bukunya Critical Thingking And Education yang menyatakan thingking is always thinking about x and that x can never be everiting ingeral,but must always be something in partikular yang paling penting darinya adalah bahwa berfikir kritis adalah pengetahuan dasar atau epistemik dan disiplin tertentu. Sebagai contoh seseorang tidak mungkin berfikir kritis tentang sejarah tanpa memiliki pengetahuan dan teori sejarah. Mengingat tugasnya sebagai pengemban ilmu,maka ketrampilan berfikir kritis sangat perlu dimiliki oleh seorang ilmuan.Contoh: Mencari literatur tentang alasan kenapa minyak tidak bisa larut dalam air,hal ini merupakan sikap kritis dalam suatu pengetahuan yang harus dicari tahu kebenarannya.2. Inkuiri

Seorang ilmuan perlu selalu ingin menyelidik apabila menghadapi fenomena tertentu. Sikap ini yang disebut dengan sikap inkuiri. Sebenarnya adalah sikap naluriah yang dibawa anak sejak lahir. Apabila sikap ini tetap dibina artinya diberikan peluang maka seorang anak akan gemar meneliti sehingga dia menemukan sesuatu. Apresiasi terhadap hasil penyelidikan yang berupa penemuan perlu diberikan oleh guru agar peneliti atau penyelidik memiliki kegemaran. Karena ketrampilan mental motorik dan kreativitasnya ia tidak hanya dapat menemukan (discover) tapi dapat menemukan(invent) suatu karya. Perlu dijelaskan disini antara discover dengan invent suatu karya. Secara harfiah to discover berarti membuka tutup artinya sebelum dibuka tutupnya,sesuatu yang ada,didalamnya belum diketahui orang. Sebagai contoh perubahan pandang dari geosentrisme menjadi heliosentrisme dalam astronomi. Nicolaus Copernicus memerlukkan waktu bertahun tahun guna melakukan pengamatan dan perhitungan untuk menyatakan bahwa bumi berputar pada porosnya,bahwa bulan berputar mengelilingi bumi dan matahari,bahwa planet planet lain juga mengelilingi matahari. Kesalahan besar yang ia lakukkan adalah bahwa ia yakin semua planet(termasuk bumi dan bulan) mengelilingi matahari dalam bentuk lingkaran. Penemuan ini menggugah Tycho Brahe melakukan lebih teliti terhadap gerakan planet. Data pengamatan kemudian membuat Johanes Kepler akhirnya mampu merumuskan hukum-hukum gerak planet yang tepat.

Penemuan ketiga tokok ini adalah discoverydan cara seperti ini digunakan dalam proses pembelajaran dalam istilah metode penemuan. Contoh dalam inventionadalah penemuan Thomas Alva Edition (1847-1931) yakni perekam suara elektronik,penyempurnan mesin telegram yang seara otomatis mencetak huruf,mesin piringan hitam,dan pengembangan bola lampu pijar.Penyempurnaan mesin telegram membuat ia kaya raya dan mesin piringan telah dipatenkan pada tahun 1897.Contoh: perubahan pandang Dalton Dan Ruterford terhadap teori atom yang merupakan perbedaan pandang.3. Tekun dan teliti

Tekun merupakan senjata bagi para ilmuan karena tanpa ketekunan dan ketelitian,eksperimen yang membosankan ditinjau dari segi waktu tidak akan memberikan hasil yang dinginkan. Dimuka telah dikemukkan bahwa Lavoasier menyatakan bahwa pembakaran logam merupakan reaksi pembakaran logam dan oksigen. Disamping itu usahanya yang memberikan pandangan menyeluruh tentang hasil eksperimen penelitian penelitian sebelumnya telah dilakukkan dengan ketekunan yang luar biasa.Pekerjaan ilmuan lainnya juga dipelajari dan diteliti kembali sehingga dapat diperoleh pengetahuan yang masih kita ikuti saat ini. Disamping pandangannya tentang proses pembakaran dan menolak adanya flogiston,ia juga mengemukakan bahwa air merupakan gabungan antara oksigen dan hidrogen,dan udara merupakan campuran antar oksigen dan nitrogen. Dari hasil penelitiannya dalam bidang fisiologi dia dapat menyatakan bahwa proses berkeringat pada dasarnya adalah pembakaran secara perlahan-lahan. Energi yang diperoleh manusia dan binatang berasalah dari pembakaran bahan organik dalam tubuh dengan oksigen yang dihirup dari udara. Hasil hasil karya diatas dan penyelidikan penyelidikan lainnya telah mendudukkan Lavoasier sebagai pendiri kimia modern. Contoh: Lavoiser menyatakan bahwa pembakaran logam merupakan reaksi antara logam dan oksigen disamping pandangannya tentang proses pembakaran dan menolak adanya flogiston,Ia juga mengemukakan bahwa air merupakan gabungan antara hidrogen dan oksigen.4. Skeptis

Istilah skeptis berarti tidak mudah dipercaya sebelum sesuatu dapat dibuktikan. Atas dasar hal ini sikap skeptis akan mendorong seorang ilmuan untuk meneliti kembali pekerjaan ilmuan sebelumnya,misalnya denga memperbanyak variabel atau menelusuri prosedur penelitian terhadap hal tertentu dan dengan memperbanyak variabel terjadilah pengembangan ilmu.Contoh: Mendelev melanjutkan penelitian yang pernah dilakukan para ilmuan lain misalnya yang dilakukan Julius Lothar Meyer dalam penyusunan Tabel Sistem Periodik.5. Jujur dan Bertanggungjawab Terhadap Masyarakat

Dalam melakukkan penelitian seseorang ilmuan tidak boleh memanipulasi data. Artinya apapun hasil yang diperoleh harus dikomunikasikan di depan sesama ilmuan dengan penuh kejujuran. Namun untuk menyampaikannnya kepada kalayak perlu adanya penyaringan agar tidak terjadi keresahan atau salah tafsir yang dapat merugikan masyarakat. Contoh: Antonie Lavoiser melakukan percobaan dengan memanaskan timah dan oksigen dalam wadah tertutup dengan menimbang secara teliti, Ia berhasil membuktikan bahwa dalam reaksi tersebut tidak terjadi perubahan massa. pernyataan Lavoiser dikemukakan dalam hukum Kekekalan massa yang berbunyi : Pada reaksi kimia, massa sebelm reaksi ama dengan massa zat hasil reaksi.6. Dapat menerima saran orang lain

Informasi tentang hasil penelitian biasanya memperoleh tanggapan atau saran dari sesama ilmuan. Kritik yang membangun harusnya dapat diterima dengan lapang dada. Karena dengan demikian seorang peneliti dapat mengintrospeksi dan memperbaiki kesalahan atau kekurangtelitian yang telah diperbuat. Dengan demikian disamping menyadari tentang kekurangannya ia juga menghargai pendapat orang lain.Contoh: Dalam pengertian asam basa menurut Arrhenius dalam pelarut air asam merupakan zat yang menghasilkan ion hidrogen H+ dan basa merupakan zat yang menghasilkan ion hidroksida OH-. Bronsted-Lowry juga mengemuakan sifat asam basa ditentukan oleh kemampuan senyawa melepas atau menerima proton (H+). (2001:41) dalam Anna PudjieadiSIKAP ILMIAHSikap ilmiah adalah suatu sikap atau pandangan yang harus dimiliki oleh seorang ilmuan dalam melakukkan penelitian untuk mencapai pengetahuan ilmiah yang bersifat objektif sehingga dapat mengembangkan ilmu.Berdasarkan sumber diatas,maka sikap ilmiah menurut pendapat kelompok kami adalah sebagai berikut:

1. Objektivitas yaitu sikap dimana seorang ilmuan harus memiliki sikap ini yang mengarah pada objek dan peristiwa yang nyata dalam melakukkan eksperimennya2. Memiliki pemikiran yang relatif berarti bahwa ilmu itu tidak bersifat mutlak yang penelitiannya juga tidak permanen atau mutlak,suatu saat dapat ditemukan penemuan baru untuk pengembangan ilmu yang ditemukannya3. Memiliki sikap sekeptis terhadap penelitian yang dilakukkan,hal ini menuntut ilmuan memiliki keragu-raguan terhadap yang dilihat dan hal yang akan diteliti karena hal ini akan memicu kreatifitas dalam melakukkan penelitian.

4. Memiliki sifat tekun dan teliti,sifat ini deperlukan karena ketelitian dan ketekunan dalam melakukan sebuah eksperimen itu perlu karna jika tidak memiliki sifat ini penelitian itu sulit membuahkan hasil

5. Memiliki sifat jujur dan tanggung jawab,artinya ilmuan dituntut untuk mempertanggungjawabkan hasil dari yang diperoleh baik itu gagal atau berhasil tanpa ada unsur pembohongan.

6. Memiliki sikap etis yaitu memiliki akhlak yang baik untuk mengembangkan ilmu dan penemuannya dengan baik sehingga apa yang diperoleh itu bermanfaat untuk perkembangan ilmu

7. Memiliki sifat selektif dimana ilmuan dituntut agar selalu menyeleksi apa yang dia lihat dan apa yang sedang terjadi sehingga seorang ilmuan kritis dalam menanggapi segala hal yang terjadi.

9