STRATEGI GURU DALAM MEWUJUDKAN SIKAP ILMIAH SISWA …

108
STRATEGI GURU DALAM MEWUJUDKAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MUATAN IPA KELAS IV MI NURUL ISLAM SEKARBELA MATARAM TAHUN PELAJARAN 2019/2020 oleh Nila Rusmini NIM 160106059 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM 2020 i

Transcript of STRATEGI GURU DALAM MEWUJUDKAN SIKAP ILMIAH SISWA …

STRATEGI GURU DALAM MEWUJUDKAN SIKAP ILMIAH SISWAPADA MUATAN IPA KELAS IV MI NURUL ISLAM SEKARBELA

MATARAM TAHUN PELAJARAN 2019/2020

oleh

Nila RusminiNIM 160106059

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2020

i

STRATEGI GURU DALAM MEWUJUDKAN SIKAP ILMIAH SISWAPADA MUATAN IPA KELAS IV MI NURUL ISLAM SEKARBELA

MATARAM TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Skripsi

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram

untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Nila RusminiNIM 160106059

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2020

ii

iii

iv

vi

Motto:

(QS. Al-Baqarah [2]: 286) إلل وسعها له نفسا إ ل يكلف الل

“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kemampuannya…”1

PERSEMBAHAN

1 Al-Qur’an dan Terjemahan, Penerbit SABIQ

vii

Skripsi ini ku persembahkan kepada:

1. Ayahandaku Bapak Rusni (terimakasih atas limpahan kasih sayang dan

bimbingan serta nasihat yang begitu berarti) dan kepada Ibundaku tersayang

Murtini (terimakasih juga atas limpahan do’a dan kasih sayang yang tak

terhingga serta selalu memberikan yang terbaik untuk kami putra-putrimu).

2. Yayasan MI Nurul Islam Sekarbela Mataram (yang terdapat di dalamnya

guru-guru yang memberikanku semangat dan motivasi untuk terus bangkit

dalam keterjatuhan mengerjakan tugas akhir ini dan memfasilitasi peneliti

untuk bisa penelitian).

3. Guru-guruku (yang telah mendidik dan memberikan arahan, atas jasa

merekalah aku dapat menghirup udara ilmu dan akademik).

4. Adik-adikku tersayang yang ku banggakan Nabil Iski dan Latifa Khofiyya

(terimakasih atas bantuan moril dan bantuan ketika ku terpuruk dan

kesulitan).

5. Sahabat-sahabatku tersayang (terimakasih kehadiran kalian memberi warna

dan semangat dalam hidupku), dan semua teman-teman PGMI angkatan

2016 khususnya PGMI Kelas B (yang selama dibangku kuliah menemani

hari-hariku, terimakasih atas cerita hidup yang kalian toreh).

6. Untuk Almamaterku tercinta Universitas Islam Negeri Mataram.

KATA PENGANTAR

viii

Puji syukur dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih, penulis panjatkan

kehadirat Allah Subhanahuwata’ala, atas limpahan rahmat, hidayah dan taufik serta

inayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada tauladan kita Nabi

Muhammad Sallahu’alaihiwasallam dan orang-orang mukmin yang senantiasa setia

mengikuti jejak dan ajaran beliau.

Penulis sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini mustahil terselesaikan tanpa

pertolongan Allah yang menjelmakan melalui makhluk-Nya. Oleh karena itu

dengan rasa kerendahan hati dan tulus penulis menyampaikan banyak terima kasih

yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak baik secara langsung maupun tidak

langsung. Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik bagi mereka semua. Oleh

karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. M. Sobry, M.Pd, sebagai pembimbing I dan Ibu Ramdhani

Sucilestari, M.Pd, sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan,

motivasi, dan koreksi mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan ditengah

kesibukannya. Menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai;

2. Bapak Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag, selaku Rektor UIN Mataram, Ibu Dr. Hj.

Lubna, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram

beserta para dosen yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan bagi

penulis selama berada dibangku kuliah dan seluruh karyawan/staf pegawai UIN

ix

Mataram atas bantuan dan kemudahan yang diberikan selama penulis mengikuti

studi di UIN Mataram;

3. Kepala Madrasah MI Nurul Islam Sekarbela Mataram Ibu Hj. Mupaddalah,

M.Pd.I, Guru-guru MI Nurul Islam Sekarbela Mataram, dan siswa-siswi MI

Nurul Islam Sekarbela Mataram yang telah membantu mencapai keberhasilan

penulisan skripsi ini;

4. Orang tua saya yang selalu mendukung dan memotivasi saya untuk terus

semangat menyelesaikan skripsi ini;

5. Teman-teman PGMI seperjuangan;

6. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan dalam

menyelesaikan skripsi ini;

Mataram,

Penulis

Nila Rusmini

NIM.160106059

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................i

HALAMAN JUDUL ......................................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ....................................................................iv

PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................v

PENGESAHAN ….……................................................................................vi

MOTTO …………….....................................................................................vii

PERSEMBAHAN ……….............................................................................viii

KATA PENGANTAR ...................................................................................ix

DAFTAR ISI …………..................................................................................xi

DAFTAR TABEL ..........................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................xvi

ABSTRAK …………......................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN ……….................................................................1

A. Latar Belakang ......................................................................1

B. Rumusan Masalah .................................................................7

C. Tujuan dan Manfaat ..............................................................7

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ..........................................9

E. Telaah Pustaka...............................................................................10

F. Kerangka Teori..............................................................................15

xi

G. Metode Penelitian .........................................................................38

H. Sistematika Keabsahan .................................................................47

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ................................................49

A. Gambaran umum lokasi penelitian MI Nurul Islam Sekarbela

Mataram .......................................................................................49

B. Strategi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa pada

muatan IPA kelas IV MI Nurul Islam Sekarbela Mataram...........60

C. Kendala-kendala yang ditemukan guru dalam mewujudkan

sikap ilmiah siswa pada muatan IPA kelas IV MI Nurul Islam

Sekarbela Mataram .......................................................................63

D. Upaya guru dalam mengatasi kendala-kendala dalam

mewujudkan sikap ilmiah siswa pada muatan IPA kelas IV

MI Nurul Islam Sekarbela Mataram .............................................66

BAB III PEMBAHASAN ..............................................................................69

A. Strategi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa pada

muatan IPA kelas IV MI Nurul Islam Sekarbela Mataram...........69

B. Kendala-kendala yang ditemukan guru dalam mewujudkan

sikap ilmiah siswa pada muatan IPA kelas IV MI Nurul Islam

Sekarbela Mataram .......................................................................71

C. Upaya guru dalam mengatasi kendala-kendala dalam

mewujudkan sikap ilmiah siswa pada muatan IPA kelas IV

MI Nurul Islam Sekarbela Mataram .............................................72

BAB IV PENUTUP .......................................................................................74

xii

a. Kesimpulan ...................................................................................74

b. Saran .......................................................................................75

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................77

LAMPIRAN....................................................................................................80

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel Persamamaan dan Perbedaan Penelitian Sebelumnya Dengan

Penelitian Ini, 13.

Tabel 1.2 Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah, 34.

Tabel 2.1 Data Guru Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sekarbela, 54.

Tabel 2.2 Data Jumlah Siswa Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sekarbela, 56.

Tabel 2.3 Jumlah siswa-siswi kelas IVA MI Nurul Islam Mataram, 57.

Tabel 2.4 Kondisi Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam

Sekarbela, 59.

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Komponen Dalam Analisis Data,46 .

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Lembar Observasi RPP Kelas IVA, 96.

Lampiran 2 Lembar Pedoman dan hasil Wawancara dengan guru kelas IVA,

101.

Lampiran 3 Foto HasilWawancara dengan Guru, 106.

Lampiran 4 Foto Kegiatan Proses Belajar Mengajar, 107.

Lampiran 5 Kartu Konsultasi Proposal

Lampiran 6 Kartu Konsultasi Skripsi

Lampiran 7 Surat Rekomendasi Penelitian UIN Mataram

Lampiran 8 Surat Izin Penelitian Balitbang

Lampiran 9 Surat Bukti Sudah Penelitian di MI Nurul Islam Sekarbela

Mataram

Lampiran 10 Cetak Plagiasi Skripsi

xvi

STRATEGI GURU DALAM MEWUJUDKAN SIKAP ILMIAH SISWAPADA MUATAN IPA KELAS IV MI NURUL ISLAM SEKARBELA

MATARAM TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Oleh:Nila Rusmini

NIM.160106059

ABSTRAK

Sikap ilmiah merupakan tingkah laku yang didapatkan melalui pemberian

contoh-contoh positif dan harus terus ditingkatkan agar bisa dimiliki oleh siswa.

Indikator sikap ilmiah yang peneliti teliti antara lain: Sikap ingin tahu, sikap

berpikir kritis, sikap kerjasama, dan sikap peka terhadap lingkungan sekitar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap ilmiah adalah pendekatan yang

digunakan, media yang digunakan, pemberian contoh sikap ilmiah oleh guru,

penguatan positif pada sikap ilmiah, menyediakan kesempatan kepada siswa

untuk menunjukkan sikap ilmiah.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana strategi guru, apa

saja kendala-kendala yang dihadapi, dan bagaimana upaya-upaya guru dalam

mengatasi kendala-kendala dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa pada muatan

IPA kelas IV MI Nurul Islam Sekarbela Mataram.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif deskriptif. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah

observasi non-partisipan, wawancara semiterstruktur, dan dokumentasi.

Sedangkan untuk pengecekan data, peneliti menggunakan trianggulasi sumber dan

trianggulasi tekhnik.

Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Strategi yang digunakan guru dalam

mewujudkan sikap ilmiah siswa adalah menggunakan pendekatan saintifik,

memberikan penguatan dan stimulus sebelum pelajaran dimulai, menggunakan

media gambar yang ada di buku siswa maupun yang guru buat sendiri, membawa

suatu hal baru yang belum pernah siswa lihat sebelumnya, mengaitkan materi

pelajaran dengan dunia nyata. (2) Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam

mewujudkan sikap ilmiah siswa adalah sebagai berikut: Guru tidak menggunakan

media yang menarik, guru jarang memberikan suatu pujian, penghargaan, dan

hadiah kepada siswa, guru jarang melakukan pengamatan, sebagian siswa tidak

aktif dalam kegiatan-kegiatan di sekolah. (3) Upaya yang dilakukan guru dalam

mengatasi kendala-kendala dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa, diantaranya:

Menggunakan media yang menarik dengan menampilkan sebuah video atau

gambar teka-teki, memberikan pujian, penghargaan, serta reward (hadiah),

meletakkan barang baru di dalam kelas, melakukan pengamatan terhadap materi

yang dipelajari, mengajak siswa aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di

sekolah.

Kata kunci: Strategi Guru, Sikap Ilmiah, Muatan IPA

xvii

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum 2013 ditetapkan sebagai bagian meningkatkan kualitas

pendidikan Indonesia di seluruh jenjang yang dinilai dari tiga ranah

kompetensi, yaitu: pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Tahap

pelaksanaan kurikulum 2013 berfokus pada kegiatan aktif siswa melalui

suatu proses ilmiah dengan tujuan agar pembelajaran tidak hanya

menciptakan peserta didik yang mempunyai kompetensi pengetahuan saja,

tetapi juga mampu menciptakan peserta didik yang baik dalam sikap dan

keterampilan.2

Salah satu mata pelajaran yang diberikan di sekolah dasar adalah

IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Secara garis besar, IPA memiliki tiga

komponen, yaitu: (1) proses ilmiah, seperti mengamati mengklasifikasi,

memprediksi, merancang, dan melaksanakan eksperimen, (2) produk

ilmiah, seperti prinsip, konsep, hukum, dan teori, serta (3) sikap ilmiah,

seperti sikap ingin tahu, hati-hati, objek, dan jujur. Ketiga komponen

tersebut saling berkaitan satu sama lain. Proses ilmiah (keterampilan

proses) akan menjadi wahana pengait antara pengembangan konsep dan

pengembangan sikap serta nilai.3 Dengan demikian, IPA bukanlah sekedar

kumpulan pengetahuan atau materi semata. Konsep pembelajaran IPA di

2 Ratna Rosidah, dkk, Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Pada

Pembelajaran Hukum-Hukum Dasar Kimia Ditinjau Dari Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas

X IPA SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia, Volume 3,

2014, Hlm. 66.

3 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), hlm. 137.

2

sekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu karena belum

dipisahkan secara tersendiri seperti mata pelajaran biologi, kimia, dan

fisika. Pada tingkat sekolah dasar kelas I, II, dan III mata pelajaran IPA

diintegrasikan pada kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia

sedangkan kelas IV, V, dan VI pembelajaran IPA menjadi mata pelajaran

tersendiri tetapi pembelajarannya menggunakan tematik terpadu.4

IPA sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan komponen-

komponen IPA, yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah. Tetapi,

pembelajaran IPA di sekolah saat ini masih terpaku pada paradigma

penelusuran informasi dan melupakan aspek lain dari pembelajaran IPA.

Selain ini ada kecenderungan guru memandang pembelajaran IPA hanya

sebagai kumpulan produk saja dan melupakan aspek lainnya, salah satunya

aspek sikap ilmiah.5 Padahal, dalam proses belajar mengajar IPA,

pengembangan konsep (produk IPA) tidak bisa dipisahkan dari

pengembangan sikap ilmiah. Sikap ilmiah melandasi proses ilmiah yang

kemudian menghasilkan produk IPA. Begitu sebaliknya, produk IPA dapat

mendorong terjadinya proses ilmiah yang baru dan akan menumbuhkan

atau menguatkan sikap ilmiah. Oleh karena itu sikap ilmiah merupakan

salah satu tujuan dari pembelajaran IPA.6

4 Wahab Jufri, Belajar dan Pempelajaran Sains (Modal Menjadi Guru Professional),

(Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2017), hlm. 122.

5 N.N Ayu Suciati, dkk, Hasil Belajar IPA Ditinjau Dari Sikap Ilmiah Siswa SMP, (E-

jurnal: Program Pascasarjana Univesitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA), Volume 4,

2014, hlm. 2.

6 Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, Edisi Revisi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2019), hlm. 44.

3

Sikap ilmiah adalah suatu pandangan seseorang terhadap cara

berfikir yang sesuai dengan metode keilmuan, sehingga timbullah

kecenderungan untuk menerima ataupun menolak terhadap cara berfikir

yang sesuai dengan keilmuan tersebut.7 Sikap ilmiah merupakan tingkah

laku yang didapatkan melalui pemberian contoh-contoh positif dan harus

dikembangkan agar bisa dimiliki oleh siswa. Tujuan dari adanya

pengembangan sikap ilmiah yaitu untuk menghindari munculnya sikap

negatif pada diri siswa. Oleh karena itu, sikap ilmiah merupakan aspek

yang penting karena berpengaruh pada budi pekerti serta pembentukan

karakter yang baik pada diri siswa.8

Sikap ilmiah dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan siswa

dalam pembelajaran IPA pada saat melakukan diskusi, percobaan,

simulasi, dan kegiatan proyek di lapangan. Pengembangan sikap ilmiah di

sekolah dasar memiliki kesesuaian dengan tingkat perkembangan

kognitifnya. Menurut Harlen sikap ilmiah yang perlu dikembangkan lebih

lanjut dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar agar bisa dimiliki oleh

siswa yaitu: (1) sikap ingin tahu, (2) sikap respek terhadap data atau fakta,

(3) sikap berpikir kritis, (4) sikap penemuan dan kreativitas, (5) sikap

berpikiran terbuka dan kerjasama, (6) sikap tekun, serta (7) sikap peka

terhadap lingkungan sekitar.9

7 Uliya Ilmiyati, Pengaruh Implementasi Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Terhadap

Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar Siswa Materi Ekosistem Di Mts Darul Islah Praya, (Skripsi Pdf,

FTK UIN Mataram, 2018), hlm.34.

8 Selly Gusmentari, Sikap Ilmiah Siswa Kelas IV C Dalam Pembelajaran IPA di SD

Muhammadiyah Condongcatur, (Skripsi Pdf, Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), hlm.4.

9 Enisiati, Sikap Ilmiah Siswa Kelas V Dalam Pembelajaran IPA Siswa di Donotirto

Bangunjiwo Kasihan Bantul, (Skripsi Pdf, FTK Universitas PGRI Yogyakarta, 2016), hlm. 4-5.

4

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada

tanggal 13 April 2020 melalui wawancara dengan guru kelas IVA MI

Nurul Islam Sekarbela Mataram, dimana kelas IV merupakan awal

mulainya kelas tinggi dan hasil wawancara yang didapatkan bahwa siswa

IVA lebih banyak yang menunjukkan sikap ilmiah dibandingkan kelas

lainnya. berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan khususnya pada

muatan IPA, secara umum pelaksanaan pembelajaran IPA tidak hanya

menekankan hasil belajar tetapi juga memperhatikan aspek sikap.

Penekanan pada aspek sikap dapat dilihat dari penanaman sikap-sikap

positif dan sikap ilmiah yang dilakukan guru kelas IVA. Guru IPA

melakukan penanaman sikap ilmiah pada siswa dengan memperlihatkan

contoh sikap ilmiah, penguatan positif pada sikap ilmiah, dan

menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan sikap ilmiah.

Dari proses penanaman sikap ilmiah tersebut, siswa kelas IVA

menunjukkan beberapa sikap ilmiah tersebut, yaitu sikap ingin tahu, sikap

objektif terhadap data/fakta, sikap berpikir kritis, sikap berpikiran terbuka

dan kerjasama, serta sikap peka terhadap lingkungan sekitar. Siswa kelas

IV menunjukkan sikap ingin tahu ketika diberikan pertanyaan yang

merangsang rasa ingin tahu mereka berkaitan dengan pelajaran yang akan

dipelajari. Siswa antusias menjawab pertanyaan tersebut berdasarkan

pengetahuan yang telah mereka miliki. Siswa juga aktif bertanya apabila

belum memahami materi atau tugas yang diberikan oleh guru. Tetapi,

belum semua siswa pada kelas tersebut memiliki rasa ingin tahu yang

5

tinggi. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang diam saat diberikan

pertanyaan oleh guru.

Sikap ilmiah yang lain yaitu sikap objektif terhadap data/fakta

yang terlihat ketika siswa mengerjakan soal yang diberikan guru. Siswa

mengerjakan secara sendiri-sendiri sesuai dengan pengetahuannya.

Adapun sikap ilmiah dalam berpikir kritis dimana sikap ini terlihat pada

saat siswa mendapatkan hal yang baru baginya. Mereka aktif bertanya

tentang hal-hal tersebut. Tetapi, belum semua siswa yang menunjukkan

sikap tersebut, kebanyakan yang sering bertanya adalah siswa laki-laki,

sedangkan siswa perempuan kebanyakan hanya diam saja, mendengarkan,

dan memperhatikan temannya yang bertanya. Adapun sikap ilmiah

berpikir terbuka dan kerjasama juga ditunjukkan pada kelas IVA. Sikap ini

terlihat pada saat siswa sedang menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

guru maupun temannya. Pada saat salah satu menjawab suatu pertanyaan,

mereka menghargai pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh temannya.

Mereka tidak mengejek pendapat temannya serta tidak merasa bahwa

pendapatnya paling benar karena mereka tahu dari kekurangan yang ada

pada temannya bisa mereka lengkapi lewat kerjasama, karena perlu

mereka sadari bahwa pengetahuan yang dimiliki orang lain mungkin lebih

banyak dari yang dia miliki.

Sikap ilmiah terakhir yang ditunjukkan oleh kelas IVA adalah

sikap peka terhadap lingkungan sekitar. Sikap ini terlihat saat siswa kelas

IVA mengajak teman-temannya untuk menjaga kebersihan kelas maupun

6

sekolah, contoh kecilnya selalu membuang sampah bekas makanannya

maupun sampah yang lainnya ke tong sampah yang telah di siapkan guru

di depan kelas maupun di lapangan sekolah. Meskipun belum semua

siswa-siswi kelas IVA menunjukkan sikap ilmiah yang satu ini, akan tetapi

dari 34 siswa kelas IVA mempunyai kesadaran terhadap kebersihan

lingkungan kelas maupun lingkungan sekolah.

Dari semua sikap-sikap ilmiah yang sudah ada pada kelas IVA, ada

sikap ilmiah lainnya yang penting bagi siswa sekolah dasar belum

ditunjukkan oleh kelas IVA. Pada saat pembelajaran IPA, siswa tidak

melakukan percobaan ataupun pengamatan sehingga sikap penemuan dan

kreativitas serta sikap ketekunan tidak terlihat. Karena guru hanya

menggunakan gambar yang ada di buku pegangan siswa dalam

menyampaikan materi pelajaran, menggunakan media gambar yang

terbuat dari kertas manila, dan sesekali menggunakan proyektor untuk

menampilkan media pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk

mempercepat penyampaian materi agar selesai sesuai dengan waktu yang

telah ditentukan. Padahal, saat guru menggunakan media pembelajaran

yang menarik maka siswa akan lebih mudah memahami materi yang

disampaikan serta dapat membantu mewujudkan sikap ilmiah mereka.10

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Strategi Guru dalam Mewujudkan Sikap Ilmiah Siswa

pada Muatan Materi IPA Kelas IV MI Nurul Islam Sekarbela Mataram

Tahun Pelajaran 2019/2020”

10 Muhammad Izzudin, Wawancara, Mataram, 05 Maret 2020.

7

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah strategi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa

pada kelas IV MI Nurul Islam Sekarbela Mataram?

2. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam mewujudkan

sikap ilmiah siswa pada kelas IV MI Nurul Islam Sekarbela Mataram?

3. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi

kendala-kendala yang dihadapi dalam mewujudkan sikap ilmiah

siswa?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui strategi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah

siswa pada kelas IV MI Nurul Islam Sekarbela Mataram

b. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam

mewujudkan sikap ilmiah siswa pada kelas IV MI Nurul Islam

Sekarbela Mataram

c. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dalam

mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam mewujudkan

sikap ilmiah siswa

2. Manfaat Penelitian

8

Adapun manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat teoretis dan

praktis, dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan

dan informasi tentang setrategi guru untuk mewujudkan sikap

ilmiah siswa yang dapat dijadikan acuan dan referensi pada

penelitian sejenis yang akan dilakukan di masa yang akan datang

b. Secara Praktis

Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi siswa, guru,

sekolah dan Peneliti. Untuk lebih jelasnya, dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1) Bagi Siswa

Penelitian ini dapat memberi wawasan dan dapat mewujudkan

sikap ilmiah siswa tentang strategi guru dalam mewujudkan

sikap ilmiah siswa pada pelajaran IPA, sehingga siswa lebih

aktif, kreatif dan mandiri dalam proses pembelajaran.

2) Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

sikap ilmiah yang harus dimiliki siswa dalam pembelajaran

9

IPA dan meningkatkan motivasi guru untuk selalu

menanamkan sikap ilmiah siswa dalam setiap proses

pembelajaran IPA

3) Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada

kepala sekolah dalam usaha perbaikan proses belajar mengajar

para guru dalam menggunakan metode pembelajaran yang

sesuai sikap ilmiah siswa terwujud

4) Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mendapatkan

pengalaman langsung dan menambah wawasan mengenai

strategi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa pada mata

pelajaran IPA siswa Kelas IV MI.

D. Ruang lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini yang menarik untuk ditemukan

hasil penelitiannya yaitu strategi, kendala-kendala, dan upaya guru

dalam mengatasi dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa pada kelas IV

MI Nurul Islam Sekarbela Mataram

2. Setting Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di MI Nurul Islam Sekarbela

Mataram. Setting penelitian dipilih karena hasil pertimbangan

10

wawancara dari guru kelas IV A MI Nurul Islam Sekarbela Mataram

sudah ada beberapa sikap ilmiah siswa yang terwujud. Dari hasil

wawancara yang dilakukan peneliti menangkap pemahaman terkait

sikap ilmiah siswa dalam proses pembelajaran IPA belum maksimal

terwujud semua. Melalui pemilihan lokasi penelitian ini, hasil

penelitian kemudian dapat menjadi best research strategi guru dalam

mewujudkan sikap ilmiah siswa kelas IV MI Nurul Islam Sekarbela

Mataram.

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini bertujuan

untuk mengkaji penelitian maupun karya terdahulu yang sejenis dengan

tujuan untuk menghindari kesamaan dan kesalahpahaman terhadap

penelitian ini.

Adapun penelitian-penelitian yang telah ditelaah oleh peneliti yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nurfatiah, yang berjudul

“Penerapan Model Inquiri Terbimbing Untuk Meningkatkan

Sikap Ilmiah Siswa dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII

MTs Badrussalam NW Sekarbela Tahun Ajaran 2017/2018”

dalam penelitian ini disimpulkan bahwa penerapan model inquiri

dapat meningkatkan hasil belajar dan sikap ilmiah siswa kelas VIII

MTs Badrussalam NW Sekarbela.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan

peneliti laksanakan adalah sama-sama mengkaji tentang sikap

11

ilmiah siswa. Adapun perbedaan penelitian tersebut dengan

penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah. Penelitian tersebut

meneliti tentang sikap ilmiah dan hasil belajar dan juga

menggunakan metode inquiri, sedangkan penelitian ini mengukur

tentang strategi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa. Dalam

penelitian tersebut menggunakan penelitian PTK menggunakan

instrumen lembar observasi rencana keterlaksanaan pembelajaran,

lembar observasi sikap ilmiah, dan tes hasil belajar. Sedangkan

dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif

dengan menggunakan instrumen observasi dan wawancara.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Uliya Ilmiyati, yang berjudul

“Pengaruh Implementasi Pendekatan Jelajah Alam Sekitar

Terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Siswa Materi

Ekosistem di MTs Darul Islah Praya” dalam penelitian ini

disimpulkan bahwa pendekatan jelajah alam sekitar berpengaruh

terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar siswa.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan

peneliti lakukan adalah sama-sama mengkaji tentang sikap ilmiah.

Adapun perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan

peneliti lakukan terletak pada variabel penelitiannya, instrumen,

dan pendekatan penelitiannya. Pada penelitian tersebut dimana

variabelnya yaitu pendekatan jelajah alam sekitar, sikap ilmiah dan

hasil belajar, sedangkan dalam penelitian ini variabelnya tentang

12

strategi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa. Adapun

pendekatan yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah

pendekatan kuantitatif jenis eksperimen, teknik pengumpulan

datanya menggunakan lembar observasi untuk mengukur

keterlaksanaan RPP, angket untuk mengukur sikap ilmiah, dan tes

tertulis bentuk objektif sebanyak 25 butir soal. Sedangkan dalam

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif

menggunakan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Retno Anjani, yang berjudul

“Pengaruh Metode Praktikum Virtual Terhadap Peningkatan

Sikap Ilmiah Siswa Kelas IX Pada Materi Sistem Peredaran

Darah di SMA Negeri 6 Bandar Lampung” penelitian ini

disimpulkan bahwa Praktikum Virtual berpengaruh Terhadap

Peningkatan Sikap Ilmiah Siswa Kelas IX Pada Materi Sistem

Peredaran Darah di SMA Negeri 6 Bandar Lampung.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan

peneliti lakukan adalah sama-sama mengkaji tentang sikap ilmiah

siswa. Adapun perbedaannya pada penelitian tersebut adalah karya

ilmiah dari Universitas FTK IAIN Raden Intan Lampung dengan

variabel yang tedapat dalam judulnya metode praktikum dan sikap

ilmiah, menggunakan pendekatan kuantitatif, teknik pengumpulan

datanya terdiri dari skala sikap, angket dan dokumentasi.

Sedangkan dalam penelitian ini hanya mencakup tentang

13

bagaimana strategi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa,

menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, pengumpulan data

menggunakan instrumen observasi dan wawancara.

Tabel 1.1Tabel Persamamaan dan Perbedaan

Penelitian Sebelumnya Dengan Penelitian Ini

No JudulPenelitian

Persamaan Perbedaan

1. Nurfatiah, 2018.

Penerapan Model Inquiri

Terbimbing Untuk

MeningkatkanSikap Ilmiah

Siswa dan Hasil Belajar

Biologi SiswaKelas VIII

MTs Badrussalam

NW Sekarbela.

Dalam penelitian

terdahulu sama penelitian ini

sama-sama meneliti tentang

sikap ilmiah siswa.

Penelitian tersebut meneliti tentang sikap ilmiah dan hasil

belajar dan juga menggunakanmetode inquiri, sedangkan

penelitian ini mengukur tentang strategi guru dalam

mewujudkan sikap ilmiah siswa. Dalam penelitian

tersebut menggunakan penelitian PTK menggunakan

instrumen lembar observasi rencana keterlaksanaan

pembelajaran, lembar observasi sikap ilmiah, dan tes

hasil belajar. Sedangkan dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan

menggunakan instrumen observasi dan wawancara.

2. Uliya Ilmiyati,

Pengaruh Implementasi

Pendekatan Jelajah Alam

Sekitar Terhadap

Sikap Ilmiah dan Hasil

Belajar Siswa Materi

Ekosistem di MTs Darul

Islah Praya

Dalam penelitian

terdahulu sama penelitian ini

sama-sama meneliti tentang

sikap ilmiah siswa.

Pada penelitian tersebut dimana variabelnya yaitu

pendekatan jelajah alam sekitar, sikap ilmiah dan hasil

belajar, sedangkan dalam penelitian ini variabelnya

tentang strategi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah

siswa. Adapun pendekatan yang digunakan dalam

penelitian tersebut adalah pendekatan kuantitatif jenis

eksperimen, teknik pengumpulan datanya

menggunakan lembar

14

No JudulPenelitian

Persamaan Perbedaan

observasi untuk mengukur keterlaksanaan RPP, angket

untuk mengukur sikap ilmiah, dan tes tertulis bentuk objektif

sebanyak 25 butir soal. Sedangkan dalam penelitian

ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif

menggunakan teknik pengumpulan data observasi

dan wawancara.

3. Retno Anjani.

Pengaruh Metode

Praktikum Virtual

Terhadap Peningkatan

Sikap Ilmiah Siswa Kelas

IX Pada Materi Sistem

Peredaran Darah di

SMA Negeri 6 Bandar

Lampung

Dalam

penelitian terdahulu sama

penelitian ini sama-sama

meneliti tentangsikap ilmiah

siswa.

Perbedaannya pada penelitian

tersebut adalah karya ilmiah dari Universitas FTK IAIN

Raden Intan Lampung denganvariabel yang tedapat dalam

judulnya metode praktikum dan sikap ilmiah,

menggunakan pendekatan kuantitatif, teknik

pengumpulan datanya terdiri dari skala sikap, angket dan

dokumentasi. Sedangkan dalam penelitian ini hanya

mencakup tentang bagaimana strategi guru dalam

mewujudkan sikap ilmiah siswa, menggunakan

pendekatan kualitatif deskriptif, pengumpulan data

menggunakan instrumen observasi dan wawancara.

F. Kerangka Teori

1. Strategi

15

a. Pengertian Strategi

Strategi dapat diartikan sebagai suatu susunan, pendekatan,

atau kaidah-kaidah untuk mencapai suatu tujuan dengan

menggunakan tenaga dan waktu.11

Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan

untuk mencapai sasaran khusus. Strategi dalam konteks pendidikan

dapat dimaknai sebagai perencanaan yang berisi serangkaian

kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan dan

mengarah kepada hal-hal yang spesifik, yakni khusus pada

pembelajaran.12

Strategi adalah pola umum kegiatan yang direncanakan

untuk melaksanakan suatu kegiatan, yang didalamnya melibatkan

banyak unsur yang harus diatur. Dalam berbagai aktifitas di sekitar

kita memerlukan strategi untuk mencapai tujuan yang

diharapkan.13

Terkait dengan penelitian ini strategi adalah serangkaian

kegiatan yang dilakukan guru dalam rangka mencapai tujuan,

termasuk meningkatkan sikap ilmiah siswa.

2. Mengenal Profesi Guru

a) Pengertian Guru

11 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hlm.19

12 Abdul Hamid Jalaludin, Strategi Guru Dalam Mengembangkan Karakter Peserta

Didik Melalui Pembelajaran Fiqih Kelas VII SemesterGenap Tahun 2016-2017 di MTs Haqqul

Yaqin NW Sayang-sayang Kecamatan Cakranegara Kota Mataram, (Skripsi Pdf, 2017), Hlm.14

13 Sumantri, Strategi Pembelajaran, (Jakarta:2014), Hlm.7

16

Dalam undang-undang nomer 14 tahun 2005 guru adalah

pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluas

peserta didik anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah.14

b) Tugas guru dalam pembelajaran

Tugas seorang guru meliputi mendidik, membelajarkan,

dan melatih peserta didik melalui proses pembelajaran yang

sistematis dan terencana. Tugas mendidik berarti bahwa guru

membantu peserta didik untuk mengembangkan nilai-nilai yang

bermanfaat bagi kehidupan dan masa depan peserta didik sebagai

individu, sebagai anggota masyarakat, dan sebagai warga Negara

yang bertanggung jawab. Dalam konteks tugas membelajarkan

berarti bahwa guru penting untuk memfasilitasi dan memberi

peluang belajar bagi peserta didik dengan merancang pengalaman

belajar yang kondusif dan relevan dengan kebutuhan peserta didik.

Sedangkan tugas melatih berkaitan dengan upaya membantu

peserta didik dalam mengembangkan keterampilan-keterampilan

yang berkaitan dengan kebutuhan hidupnya.15

c) Peran guru dalam pembelajaran

14 Undang-Undang Nomer14 Tahun 2005, hlm.2

15 Wahab Jufri, Belajar dan Pempelajaran sains….. Hlm.96

17

Sebagai konsekuensi dari proses pembelajaran yang berpusat

pada peserta didik, maka guru harus dapat berperan sebagai (1)

sumber belajar atau narasumber, (2) pengelola lingkungan belajar,

(3) fasilitator, (4) pembimbing, (5) demonstrator, (6) motivator,

dan (7) evaluator. Dari beberapa peran guru dalam pembelajaran

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Sumber belajar atau Narasumber

Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan

penguasaan materi pelajaran. Guru dikatakan baik jika dia

menguasai dengan baik segala sesuatu yang terkait dengan

materi pelajaran yang diajarkannya dan sebaliknya guru yang

kurang menguasai materi pelajarannya dikatakan sebagai guru

yang kurang baik.

Berperannya guru sebagai sumber informasi porsinya

sangat tergantung pada tingkatan pendidikan. Pada jenjang

sekolah dasar guru hamper sepenuhnya bertindak sebagai

sumber informasi. Sedangkan pada tingkatan kelas dan

tingkatan pendidikan yang lebih tinggi, maka peran guru

sebagai informasi ini semakin berkurang.16

2. Manajer atau pengelola pembelajaran

16 Ibid, Hlm. 100-101

18

Dalam hal ini guruharus mampu mengelola lingkungan

belajar konsusif. Lingkungan belajar yang harus dikelola dan

menjaditanggung jawab guru tidak hanya meliputi ruang kelas

atau laboratorium dengan batas-batasnya berupa dinding kaku.

Alam sekitar termasuk masyarakat yang hidup di sekitar

peserta didik juga merupakan lingkungan belajar yang harus

dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai sumber belajar.

Sebagai manajer atau penelola kegiatan pembelajaran, guru

memiliki 4 fungsi umum, yaitu: (1) merancang tujuan

pembelajaran, (2) mengorganisasikan sebagai sumber belajar

untuk mewujudkan tujuan belajar, (3) memimpin, memotivasi,

mendorong dan menstimulasi peserta didik agar belajar, (4)

mengawasi segala sesuatu, apakah sudah berfungsi

sebagaimana mestinya atau belum dalam rangka pencapaian

tujuan.17

3. Fasilitator pembelajaran

Di sini guru harus dapat memfasilitasi interaksi belajar

antar peserta belajar. Di samping itu guru juga dapat

memberikan berbagai fasilitas lain yang diperlukan oleh

peserta didik, antara lain berupa alat bantu atau media

pembelajaran yang menunjang, serta melengkapi fasilitas yang

diperlukan untuk terjadinya pembelajaran optimal.

4. Pembimbing peserta didik dalam pembelajaran

17Ibid, Hlm. 102-103

19

Peserta didik adalah makhluk yang unik, memiliki karakter

dan kemampuan yang berbeda-beda. Di samping itu setiap

individu peserta didik adalah manusia yang sedang berada

dalam proses perkembangan menuju dewasa. Meskipun

usianya relatif sama, irama perkembangan anatara individu

tentu tidak sama persis. Perbedaan itulah yang menuntut guru

harus dapat berperan sebagai pembimbing. Guru harus dapat

membimbing mereka agar dapat: (a) mengembangkan potensi

yang dimilikinya, (b) membimbing supaya mencapai tugas dari

perkembangan mereka, (c) membimbing supaya peserta didik

dapat tumbuh dan berkembang dengan mandiri

5. Demonstrator keterampilan

Guru adalah model bagi peserta didik khususnya dalam

melaksanakan suatu keterampilan yang harus dipelajari peserta

didik. Ada dua konteks guru sebagai demonstrator yaitu: a)

guru harus menunjukkan sikap-sikap yang terpuji, b) guru

harus dapat menunjukkan bagaimana cara agar semua materi

pelajaran lebih dipahami dan dihayati oleh setiap peserta didik

6. Motivator

Merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Sering

terjadi peserta didik yang kurang akan prestasi bukan karena

20

disebabkan kemampuannya yang kurang, akan tetapi

dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia

tidak berusaha mengerahkan segala kemampuannya. Ada

beberapa hal yang harus dilakukan guru untuk membangkitkan

motivasi belajar peserta didik yaitu: 1) menyampaikan tujuan

pembelajaran, 2) membangkitkan minat peserta didik, 3)

menciptakan suasana belajar yang menyenagkan, 4) memberi

penguatan atas keberhasilannya, 5) mengevaluasi dan menilai

dengan objektif, 6) memberi umpan balik pada hasil kerjanya,

dan 7) membangun kerjasama dan kompetisi yang kuat.

7. Penilaian atau evaluator

Sebagai evaluator guru berperan untuk mengumpulkan data

atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah

dilakukan. Ada dua fungsi utama guru sebagai evaluator yaitu:

1) Menentukan keberhasilan peserta didik dalam mencapai

tujuan yang telah ditentukan atau menentukan keberhasilan

peseta didik dalam menyerap materi pelajaran sesuai

dengan kurikulum, dan

2) Menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan

kegiatan yang telah diprogramkan.18

d) Peran Guru Dalam Mewujudkan Sikap Ilmiah Siswa

Dalam meningkatkan sikap ilmiah, pemberian tugas yang

18 Ibid, hlm.104-101

21

dapat dimaknai dengan jelas oleh siswa merupakan bagian penting

yang dapat dilakukan oleh guru. Dengan begitu, ketika guru

menaruh minat pada apa yang dirasakan oleh siswa tentang tugas

yang diberikan, maka akan mendorong siswa melakukan tugasnya

dengan usaha yang sungguh- sungguh. Untuk mengetahui apa yang

dirasakan oleh siswa, guru perlu melakukan diskusi secara teratur

tentang tugas-tugas yang harus diselesaikan siswa dengan

melibatkan siswa secara langsung. Selain itu, guru perlu pula

memberikan gambaran tentang sikap siswa yang perlu

mendapatkan perhatian.

Herlen mengemukakan empat peranan utama guru dalam

menanamkan, mengembangkan atau meningkatkan sikap ilmiah

yaitu (a) memperlihatkan contoh sikap ilmiah, (b) memberi

penguatan positif terhadap sikap ilmiah dengan pujian dan

penghargaan, (c) memberikan kesempatan untuk pengembangan

sikap ilmiah, dan (d) mendiskusikan tingkah laku yang

berhubungan dengan sikap ilmiah.19

a) Memperlihatkan contoh sikap ilmiah

Memperlihatkaan contoh sikap ilmiah merupakan hal yang

penting serta hal-hal positif yang dapat dilakukan oleh guru.

Misalnya, menunjukkan pada siswa bahwa pendapat guru juga

bisa diubah. Hal ini akan memberikan dampak pada siswa agar

19 Patta Bundu, Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Dalam Pembelajaran

Sains Sekolah Dasar, (Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan, 2006),

hlm. 45.

22

tidak bersi keras dengan pendapatnya sendiri tetapi

bersedia mengubahnya jika memang dibutuhkan serta mau

menerima pendapat orang lain yang lebih tepat.

Memperlihatkan sikap positif lebih baik daripada

hanya sekedar diberikan penjelasan. Oleh karena itu, sangat

penting bagi guru untuk memperlihatkan sikap-sikap positif

(sikap ilmiah) dengan cara sebagai berikut:

1. Memperlihatkan minat yang tinggi pada sesuatu yang

baru.

2. Membantu siswa untuk menemukan sesuatu yang baru

atau berbeda dari biasanya.

3. Menerima semua temuan yang dikumpulkan atau

didapatkan oleh siswa meskipun berbeda dengan yang

diharapkan.

4. Menyarankan pengamatan lebih lanjut sebelum sampai

pada suatu kesimpulan.

5. Menanamkan pengertian bahwa apa yang ditemukan

siswa dan data yang mereka kumpulkan dapat

mengubah ide atau pendapat sebelumnya.

6. Mengevaluasi diri tentang apa dan bagaimana sesuatu

telah dilakukan atau suatu ide yang diaplikasikan.

7. Menerima dengan lapang dada apabila terdapat hal

yang tidak dapat dijelaskan.

23

Guru mempunyai kesempatan yang tepat untuk

memperlihatkan contoh sikap ilmiah yang dapat ditiru oleh siswa

ketika kegiatan yang dilakukan di dalam kelas tidak berjalan

dengan semestinya atau percobaan yang dilakukan tidak

menghasilkan apa yang diharapkan. Siswa memiliki kesempatan

yang tepat untuk menunjukkan contoh sikap ilmiah ketika guru

tidak tahu tentang sesuatu atau terkejut dengan hal yang baru.

b) Memberi penguatan positif terhadap sikap ilmiah dengan pujian

dan penghargaan

Siswa meniru sikap ilmiah tidak hanya melalui contoh sikap

ilmiah saja, melainkan pula dari pemberian penguatan terhadap

tingkah laku mereka. Ketika siswa menunjukkan sikap positif,

maka guru perlu memberikan penguatan, penghargaan, serta

pujian yang tulus. Hal tersebut lebih efektif daripada mencegah

sikap negatif. Contohnya, mengucapkan kata “kerja bagus” pada

saat siswa selesai melakukan sebuah percobaan. Hal ini akan

memotivasi mereka untuk melakukan percobaaan yang lebih baik

di masa yang akan datang. Selain itu, suasana kelas menjadi lebih

menyenangkan serta siswa menjadi terdorong untuk

memunculkan sikap positif yang dimiliki.

c) Memberikan kesempatan untuk pengembangan sikap ilmiah

Para ahli mengemukakan bahwa salah satu ciri dari sikap

adalah adanya keinginan untuk bertindak dengan cara tertentu.

24

Oleh karena itu, siswa harus diberikan kesempatan untuk

memunculkan sikap positif yang dimilikinya pada kegiatan

tertentu. Kegiatan yang dapat memberikan kesempatan untuk

mengembangkan kegiatan ilmiah adalah kegiatan yang agak

bebas tetapi terkendali. Sebaiknya menghindari kegiatan yang

kaku dengan struktur yang ketat karena dapat mematikan

munculnya sikap ilmiah.

Contoh kegiatan yang memberikan kesempatan siswa

mengembangkan sikap ilmiahnya yaitu meletakkan barang baru

di dalam kelas akan memunculkan rasa ingin tahu. Selain itu,

mendiskusikan pengamatan pada saat dan setelah kegiatan

pengamatan akan memunculkan sikap kritis.

d) Mendiskusikan tingkah laku sikap ilmiah

Sikap merupakan hal yang sukar didiskusikan, terutama bagi

anak usia dini. Tetapi, seiring pertambahan usia anak maka

mereka akan dapat merefleksikan perilaku dan motivasi mereka.

Pada saat tertentu sudah memungkinkan untuk mendiskusikan

secara terbuka contoh sikap ilmiah dalam perilaku mereka.

Contohnya, anak usia 10 tahun membaca buku yang membuat

mereka mengambil kesimpulan bahwa buku tersebut salah karena

isinya tidak rasional. Dalam hal ini, guru dapat mendiskusikannya

dan menjelaskan bahwa kemungkinan penulis memiliki

kesimpulan yang berbeda sehingga perlu dilakukan investigasi

25

lebih lanjut. Dengan begitu, siswa akan menyadari bahwa

kesimpulan tidak hanya tergantung dari data yang tersedia dan

kesiapan menerima pendapat, tetapi juga membuka peluang serta

tantangan untuk penelitian lebih lanjut.

Penguasaan sikap ilmiah merujuk pada sejauh mana siswa

mengalami perubahan pada sikap dan sistem nilai dalam proses

keilmuan. Oleh karena itu, pengukuran sikap ilmiah dapat

dilakukan melalui beberapa indikator sikap yang dikembangkan

berdasarkan setiap dimensi sikap tersebut untuk memudahkan

dalam menyusun instrumen.

Patta Bundu mengemukakan bahwa sikap ilmiah dapat

diukur dengan bentuk penilaian non tes. Penilaian non tes yang

biasanya yaitu pengamatan (observasi), wawancara (interview),

angket (kuisioner), dan dokumentasi. Teknik dokumentasi

mungkin agak sulit untuk mengukur sikap ilmiah. Tetapi,

rekaman peristiwa tentang sikap tertentu yang dimiliki siswa

sering diperlukan pada saat tertentu. Data tersebut dapat direkam

pada saat siswa mulai masuk sekolah dan ditambah serta

diperbaharui apabila ada perubahan pada diri siswa.20

3. Sikap Ilmiah

a) Pengertian Sikap Ilmiah

20 Ibid, hlm. 142-149

26

Menurut Gagne dan Briggs, mengklasifikasikan tujuan

pembelajaran ke dalam lima kategori adalah kemahiran intelektual

(intellectual skill), strategi kognitif (cognitive strategies), informasi

verbal (Verbal Information), kemahiran motorik (motor skill), dan

sikap (attitudes).

Menurut Gagne “Sikap adalah suatu kondisi yang internal.

Sikap mempengaruhi pilihan untuk bertindak. Kecenderungan

untuk memilih obyek terdapat pada diri peserta didik, bukan

kinerja yang spesifik”.21

Sikap merupakan proses yang dinamik sehingga media dan

kehidupan seseorang akan memperngaruhinya. Sikap dapat

membantu personal karena berkaitan dengan harga diri yang

positif, atau dapat juga merusak personal karena adanya intensitas

perasaan gagal. Sikap berada disetiap orang sepanjang waktu dan

secara konstan sikap mempengaruhi perilaku dan belajar.

Sikap juga merupakan kemampuan internal yang berperan

dalam pengambilan tindakan. Dimana tindakan yang akan dipilih

tergantung pada sikapnya terhadap penilaian akan untung dan rugi,

baik atau buruk, memuaskan atau tidak dari suatu tindakan yang

dilakukannya.22

21 Wahab Jufri, Belajar Dan Pembelajaran Sains…, hlm. 74.

2218 Rizka Sofyan Saputri, Peran Guru Dalam Meningkatkan Sikap Ilmiah Peserta Didik

Kelas V-B MIN Demangan Kota Madiun, (Skripsi Pdf, FITK UIN Maulana Malik Ibrahim

Malang, 2017), hlm. 21.

27

Menurut Burhanudin Salam “Sikap ilmiah adalah suatu

pandangan sesorang terhadap cara berpikir yang sesuai dengan

metode keilmuan, sehingga menimbulkan kecenderungan untuk

menerima maupun menolak cara berpikir yang sesuai dengan

keilmuan tersebut”.23 Masnur Muslich menyatakan “Sikap ilmiah

merupakan sikap yang harus ada pada diri sesorang ilmuan atau

akademis ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah”. The

Liang Gie juga mengemukakan bahwa, “Sikap ilmiah adalah suatu

kecenderungan pribadi seseorang ilmuan untuk berperilaku atau

memberikan tanggapan dalam hal-hal tertentu sesuai dengan

pemikiran ilmiahnya atau tidak bertentangan dengan citra keilmuan

pada umumnya”.24

Sikap ilmiah adalah aspek tingkah laku yang dapat

diajarkan melalui satuan pembelajaran tertentu, tetapi merupakan

tingkah laku (behavior) yang “ditangkap” melalui contoh-contoh

positif yang harus terus didukung, dipupuk, dan dikembangkan

dalam setiap pembelajaran IPA agar dapat dimiliki oleh siswa.

Salah satu tujuan dari pengembangan sikap ilmiah yakni untuk

menghindari munculnya sikap negatif dalam diri siswa serta

berbagi tanggung jawab mereka. Sikap negatif dalam diri yang

dimaksudkan adalah sikap rendah diri, dimana siswa merasakan

23 Burhanudin Salam, Pengantar Filsafat, Edisi Revisi, (Jakarta: PT.Bumi Aksara,

2018), hlm. 38.

24 Anggit Grahito Wicaksono dan Jumanto, Relevansi Pendidikan Karakter Dengan

Sikap Ilmiah Dalam Perspektif Pembelajaran IPA Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan dan

Pembelajaran Sekolah Dasar, Volume XXIX, Februari 2017, hlm. 221.

28

dirinya gagal sebelum melakukan tugas sehingga ia tidak berusaha

sungguh-sungguh dan akhirnya benar-benar mengalami kegagalan.

Hal ini dianjurkan bagi guru yaitu tidak memberi label siswa baik

sebagai kelompok maupun sebagai perseorangan atau sebaliknya.

Sikap ilmiah merupakan salah satu tujuan pembelajaran

IPA di sekolah dasar sehingga sikap ilmiah sangat penting dimiliki

oleh siswa sekolah dasar.25

Berdasarkan berbagai pendapat ahli di atas, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa sikap ilmiah adalah suatu keadaan

dalam diri individu yang disertai dengan perasaan dan alasan

tertentu untuk memberikan respon atau tanggapan serta tingkah

laku yang positif guna memperoleh suatu fakta berdasarkan ilmu

pengetahuan. Maka sikap ilmiah sebaiknya dimiliki oleh semua

siswa sekolah dasar. Hal ini dikarenakan sikap ilmiah dapat

mempengaruhi motivasi belajar dan tingkah laku siswa kearah

yang positif. Oleh karena itu, sikap ilmiah yang sejalan dengan

karakter yang baik perlu terus dikembangkan lebih lanjut dalam

kurikulum dan pembelajaran IPA.

b) Sikap ilmiah siswa SD/MI

Menurut Usman Samatowa “Sikap ilmiah yang perlu dilatih

di Negara kita adalah kemampuan untuk menghargai orang lain

dan keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan, mengajukan

25 Patta Bundu, Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Dalam Pembelajaran

Sains Sekolah Dasar…, Hlm.49.

29

pertanyaan, serta berdiskusi”. Patta Bundu dalam bukunya juga

mengemukakan bahwa paling tidak ada empat jenis sikap yang

perlu dan relevan dengan siswa sekolah dasar yaitu, sikap terhadap

pekerjaan di sekolah, sikap terhadap diri mereka sebagai siswa,

sikap terhadap ilmu pengetahuan, khususnya IPA, dan sikap

terhadap objek dan kejadian di alam sekitar.

Gega dalam buku Bundu menyarankan empat sikap pokok

yang harus dikembangkan dalam pembelajaran ilmu pengetahuan

alam (IPA) pada siswa sekolah dasar yaitu, sikap ingin tahu, sikap

penemuan, sikap berpikir kritis, dan sikap teguh pendirian.

Keempat sikap tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya

karena saling melengkapi. Sikap ingin tahu akan mendorong siswa

untuk menemukan sesuatu yang barudan dengan berpikir kritis

maka akan meneguhkan pendirian.

Harlen mengemukakan pula pengelompokkan yang lebih

lengkap dan hampir mencakup dari semua pengelompokkan yang

dikemukakan oleh para ahli di atas, yaitu: (a) sikap ingin tahu, (b)

sikap objektif terhadap data/fakta, (c) sikap berpikir kritis, (d)

sikap penemuan dan kreativitas, (e) sikap berpikiran terbuka dan

kerjasama, (f) sikap ketekunan, (g) sikap peka terhadap lingkungan

sekitar.26 Dari beberapa sikap ilmiah tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut:

26 Selly Gusmentari, Sikap Ilmiah Siswa Kelas IV C Dalam Pembelajaran IPA di SD

Muhammadiyah Condongcatu…, hlm.35-36.

30

1) Sikap ingin tahu

Sikap ingin tahu ditandai tingginya minat dan keinginan anak

terhadap setiap perilaku alam sekitarnya. Anak sering

mengamati benda-benda disekitarnya. Anak sekolah dasar

mengungkapkan rasa ingin tahunya dengan bertanya, baik

kepada temannya maupun gurunya. Sikap ingin tahu dapat

dilihat dari beberapa indikator yaitu: (1) mengamati objek atau

peristiwa yang aneh, baru, dan menarik baginya; (2)

mengajukan pertanyaan pada guru jika belum memahami

materi yang sedang dibahas atau hal lain yang ingin diketahui;

(3) aktif mencari informasi yang dibutuhkan dari buku

pegangan atau sumber lainnya; (4) memperhatikan dengan

sungguh-sungguh penjelasan dari guru; dan (5) antusias dalam

mengikuti pelajaran IPA.27

2) Sikap objektif terhadap data/fakta

Pada saat memperoleh data atau fakta, maka siswa harus selalu

menyajikan data yang apa adanya dan mengambil keputusan

berdasarkan fakta yang ada. Sikap objektif terhadap data/fakta

dapat dilihat dari beberapa indikator berikut: (1) melakukan

kegiatan belajar di sekolah sesuai dengan petujuk guru; (1)

menulis hasil diskusi kelompok atau diskusi kelas sesuai

dengan sumber yang diperoleh; (3) membuat kesimpulan

sesuai dengan fakta yang ada; (4) menghindari tindakan

27Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, 2010, hlm.97

31

mencotek hasil diskusi membuat atau hasil pekerjaan orang

lain; (5) menegur teman yang mencotek hasil diskusi atau hasil

pekerjaan orang lain.

3) Sikap berpikir kritis

Berfikir kritis merupakan sebuah proses teorganisasi yang

memungkinkan siswa untuk mengevaluasi bukti, asumsi,

logika, dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain.

Sikap berpikir kritis dapat terlihat dari beberapa factor yaitu:

(1) meragukan pendapat atau jawaban dari teman/guru yang

dirasa kurang tepat; (2) menanyakan setiap perubahan atau hal

yang baru baginya; (3) menanyakan/protes kepada guru

apabila terdapat perbedaan antara apa yang disampaikan oleh

guru/teman dengan yang ada dibuku pegangan atau sumber

lainnya, dan (4) berusaha melengkapi jawaban temannya yang

belum lengkap berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.

4) Sikap berpikir terbuka dan kerjasama

Sikap berpikiran terbuka perlu ditanamkan pada siswa. Pada

saat pembelajaran, siswa dibiasakan untuk mau menerima

pendapat teman yang berbeda dan mau mengubah pendapatnya

apabila pendapat tersebut kurang tepat. Siswa juga perlu

menyadari bahwa pengetahuan yang dimiliki orang lain

32

mungkin lebih banyak daripada yang ia miliki. Oleh karena itu,

ia perlu bekerjasama dengan orang lain dalam rangka

meningkatkan pengetahuan.28 Sikap berpikir terbuka dapat

dilihat dari beberapa indikator, yaitu: (1) bersedia

menerima/menghargai ide-ide atau pendapat yang disampaikan

oleh guru atau teman; (2) bersedia memperbaiki hasil diskusi

kelompok atau pekerjaannya berdasarkan saran dari guru atau

teman; (3) mengganti kesimpulan apabila kesimpulan

sebelumnya kurang tepat; (4), berpartisipasi aktif dalam

kegiatan diskusi kelas. Adapun indikator sikap kerjasama dapat

dilihat dari bekerjasama dengan teman kelompok saat

melakukan kegiatan diskusi atau kegiatan IPA (percobaan).

5) Sikap penemuan dan kreativitas

Sikap penemuan dan kreativitas dikembangkan dalam rangka

mempermudah memecahkan masalah atau menemukan data

baru yang benar dengan cepat.

6) Sikap ketekunan

Ilmu bersifat relatif sehingga diperlukan ketekunan untuk terus

mengadakan suatu penelitian atau percobaan. Oleh karena itu,

disaat siswa gagal dalam melakukan percobaan mereka tidak

langsung putus asa. Akan tetapi, siswa harus mengulangi

percobaan tersebut agar agar didapatkan data yang akurat.

28 Rizka Sofyan Saputri, Peran Guru Dalam Meningkatkan Sikap Ilmiah Peserta

Didik…, hlm. 27-29.

33

7) Sikap peka terhadap lingkungan sekitar

Sikap peka terhadap lingkungan sekitar siswa perlu

menggunakan tumbuhan atau hewan yang ada di lingkungan

sekitar sekolah untuk dijadikan pengamatan/percobaan. Akan

tetapi setelah selesai melakukan pengamatan/percobaan

tumbuhan atau hewan tersebut perlu dikembalikan lagi

kehabitatnya. Maka dengan itu siswa bisa menunjukkan rasa

cinta dan kepekaan terhadap lingkungannya.29 Adapun

indikator peka terhadap lingkungan sekitar dapat dilihat dari

beberapa indikator, yaitu: (1) tidak menyakiti tumbuhan atau

hewan baik yang pernah digunakan sebagai sumber belajar

IPA ataupun tidak; (2) membuang sampah ditempat sampah;

(3) mengambil sampah yang di dalam kelas atau di halaman

sekolah; (4) menegur teman yang membuang sampah

sembarang atau merusak lingkungan; (5) mengajak teman-

teman untuk menjaga kebersihan kelas dan lingkungan.

Penguasaan sikap-sikap ilmiah tersebut merujuk pada

sejauh mana siswa mengalami perubahan pada sikap dan

sistem nilai dalam proses keilmuan. Oleh karena itu,

pengukuran sikap ilmiah dapat dilakukan melalui beberapa

indikator-indikator dari setiap dimensi agar dapat dilakukan

29 Selly Gusmentari, Sikap Ilmiah Siswa Kelas IV C Dalam Pembelajaran IPA di SD...,

hlm.38-40.

34

pengukuran sikap ilmiah oleh harlen. Indikator-indikator

tersebut dapat dilihat pada tabel1.1.30

Tabel 1.2Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah

No Dimensi Indikator-indikator

1 Sikap Ingin Tahu Antusias mencari jawaban

Perhatian pada objek yang diamati

Antusias terhadap proses sains

Menanyakan setiap langkah kegiatan

2 Sikap Objektif Terhadap

Data/Fakta,

Objektif/jujur

Tidak memanipulasi data Tidak purbasangka

Mengambil keputusan sesuai fakta

Tidak mencampur fakta dengan pendapat

3 Sikap Berpikir Kritis Meragukan temuan teman Menanyakan setiap

perubahan/hal baru Mengulangi kegiatan yang

dilakukan Tidak mengabaikan data

meskipun kecil

4 Sikap Penemuan Dan

Kreativitas

Menggunakan fakta-fakta

untuk dasar konklusi Menunjukkan laporan yang

berbeda dengan teman sekelas

Merubah pendapat dalam merespon terhadap fakta

Menggunakan alat tidak seperti biasanya

Menyarankan percobaan-percobaan baru

Menguraikan konklusi baru hasil pengamatan

5 Sikap Berpikiran Terbuka Menghargai pendapat atau

30 Dwi Fujiani, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar (Kognitif dan Afektif) Siswa

Dengan Menggunakan Model Problem Based Instruction di Kelas VIII A SMP NEGERI 17 Kota

Jambi, (Skripsi pdf, Universitas Jambi, 2013), hlm. 10-12.

35

No Dimensi Indikator-indikator

Dan Kerjasama temuan orang lain

Mau mengubah pendapat jika data kurang

Menerima saran teman Tidak merasa paling benar

Menganggap setiap kesimpulan adalah tentative

Berpastisifasi aktif dalam kelompok

6 Sikap Ketekunan Melanjutkan meneliti sesudah “kebaruan” hilang

Mengulangi percobaan meskipun berakibatkan

kegagalan Melengkapi suatu kegiatan

meskipun teman kelasnya selesai lebih awal

7 Sikap Peka Terhadap Lingkungan Sekitar

Perhatian terhadap peristiwasekitar

Partisipasi dalam kegiatan sosial

Menjaga kebersihan lingkungan sekolah

Sikap ilmiah yang dimaksud dalam penelitian ini

mengacu pada dimensi indikator menurut Harlen yang sudah

dipaparkan pada tabel di atas. Akan tetapi dari sikap ilmiah yang

sudah dipaparkan di atas peneliti hanya fokus untuk melakukan

penelitian pada sikap ilmiah ingin tahu, sikap kerjasama, sikap

berpikir kritis, dan sikap peka terhadap lingkungan sekitar.

c) Penilaian Sikap Ilmiah

Dimensi-dimensi ini dapat diukur dengan bentuk penilaian

non tes. Teknik penilaian non-tes yang sering digunakan adalah

pengamatan (observasi), melakukan wawancara (interview),

36

menyebar angket (koesioner), dan dokumen (dokumentasi).31

Dalam penelitian ini teknik yang dipilih untuk mengukur sikap

ilmiah siswa adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.

4. Muatan IPA

a) Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang penting

sehingga perlu diajarkan di sekolah dasar. Ada beberapa alasan

penting yaitu, 1) IPA bermanfaat bagi suatu bangsa, 2) jika

diajarkan dengan cara yang tepat, maka IPA merupakan mata

pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis, 3) IPA

bukanlah mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka jika diajarkan

melalui percoban-percobaan yang dilakukan sendiri oleh oleh

siswa, 4) IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yakni memiliki

potensi yang dapat membentuk kepribadian anak.

Samatowa mengemukakan bahwa pembelajaran IPA di

sekolah dasar hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk

rasa ingin tahu siswa secara alamiah. Dengan begitu, pembelajaran

IPA dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan

bertanya, mencari jawaban atas suatu permasalahan berdasarkan

bukti, sehingga mengembangkan cara berpikir ilmiah.32

Berdasarkan penjelasan di atas, maka pembelajaran IPA di

sekolah dasar sebaiknya membantu siswa mengembangkan sikap

31Ibid, Hlm.12.

32 Nursilam, Sikap Ilmiah Yang Ditunjukkan Siswa Kelas IV SD Negeri 55/1 Sridadi

Dalam Pembelajaran IPA, (Skripsi Pdf, Universitas Jambi, 2017), hlm.17-18.

37

ilmiah mereka dengan bertindak seperti seorang ilmuan

(melakukan proses ilmiah) untuk menemukan fakta, konsep, dan

teori, serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-

hari. Oleh karena itu, pembelajaran IPA harus dilaksanakan

sedemikian rupa agar memberikan pengalam belajar yang berharga

bagi anak

b) Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Pendidikan IPA bertujuan agar siswa memahami atau

menguasai konsep-konsep IPA dan saling keterkaitannya, mampu

menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah

yang dihadapinya, sehingga siswa lebih menyadari kebesaran dan

kekuasaan penciptanya. Adapun tujuan pembelajaran IPA di

sekolah dasar adalah mencapai IPA dari segi produk, proses, dan

sikap keilmuan. (1) Dari segi produk, siswa diharapkan dapat

memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dalam

kehidupan sehari-hari, (2) dari segi proses, siswa diharapkan

memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan,

gagasan, serta mengapikasikan konsep yang diperoleh untuk

menjelaskan dan memecahkan masalah yang ditentukan dalam

kehidupan sehari-hari, (3) dari segi sikap dan nilai, siswa

diharapkan mempunyai minat untuk mempelajari benda-benda di

lingkungannya, bersikap ingin tahu, tekun, kritis, mawas diri,

bertanggung jawab, dapat bekerjasama dan mandiri, serta

38

mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga

menyadari keagungan Tuhan Yang Maha Esa.33

G. Metode Penelitian

1) Pendekatan Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu

penelitian yang ditujukan untuk menganalisis suatu fenomena,

peristiwa, sikap, dan penyajian yang berupa kata-kata. Data hasil

penelitian diuraikan dalam bentuk deskripsi.34

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

kualitatif deskriptif, dengan tujuan untuk menggambarkan dan

menjelaskan tentang strategi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah

siswa pada muatan IPA kelas IV di MI Nurul Islam Sekarbela

Mataram, karena peneliti disini akan terjun langsung ke lapangan

untuk melihat peristiwa yang terjadi. Di samping itu dalam penelitian

ini peneliti akan mengungkapkan fenomena-fenomena realita atau

kondisi yang real saat berada di lapangan.

2) Kehadiran Peneliti

Sesuai dengan ciri khas penelitian kualitatif, dimana peneliti

sebagai instrumen kunci, maka dengan demikian kehadiran peneliti di

lapangan sangat mutlak diperlukan oleh peneliti sendiri. Dalam

penelitian ini kedudukan peneliti adalah sebagai pengamat biasa,

33 Ibid, hlm.20-21.

34Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitataif, Kualitatif, dan R&D),

(Bandung : Alfabeta, 2016), hlm. 14.

39

dimana peneliti tidak ikut masuk langsung ke dalam kelas untuk

mengajar obyek penelitian. Berkenaan dengan hal tersebut, dalam

mengumpulkan data peneliti berusaha menciptakan hubungan yang

akrab dengan responden yang menjadi sumber data dalam penelitian,

agar data yang diperoleh betul-betul valid.

Oleh sebab itu, dalam proses penelitian di sekolah peneliti

harus mencoba untuk menciptakan hubungan atau interaksi yang baik

dengan responden yang akan menjadi sumber data pada penelitian ini.

Terdapat beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti dalam proses

kegiatan penelitian:

a. Melakukan observasi terhadap kondisi lokasi penelitian, keadaan

sosial guru serta keadaan siswa.

b. Melakukan wawancara kepada guru secara langsung peneliti

datang ke sekolah untuk mendapatkan informasi dan data yang

valid.

c. Menarik kesimpulan tentang hasil observasi, wawancara yang

didapatkan untuk mengatasi berbagai macam kelemahan atau

kekurangan yang ada di lokasi penelitian, sehingga kelemahan

tersebut bisa untuk diatasi.

3) Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di MI Nurul Islam Sekarbela

Mataram. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di lokasi ini

adalah karena sebelumnya peneliti sudah hadir di tempat penelitian ini

40

sebagai partisipan yaitu dalam kegiatan PPL yang dilaksanakan selama

3 bulan dari bulan Oktober sampai dengan bulan November 2019,

sehingga peneliti ingin mengetahui lebih banyak tentang sekolah ini

dan dapat dijadikan sebagai bahan penelitian.

4) Sumber Data

Terdapat beberapa klasifikasi dari sumber data, yang salah satunya

adalah data menurut cara memperolehnya, yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang hanya dapat diperoleh dari

sumber asli atau pelaku aktivitas. Sedangkan data sekunder adalah

sumber data yang diperoleh dari orang kedua atau ketiga dan bukan

diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti.35

Jadi dalam penelitian ini yang menjadi data primer adalah guru

sebagai sumber data paling utama. Adapun sumber data yang lain yaitu

seperti adanya dokumen dan yang lainnya sebagai pendukung dalam

penelitian ini.

5) Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini

adalah untuk mendapatkan informasi dan data.36 Jadi pengumpulan

35Susilawati Agustina, Strategi Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca

dan Menulis (Surat-Surat Pendek) pada Siswa Kelas III MI NW Badarussalam Karang Pule,

(Skripsi, FTK UIN Mataram, 2018), hlm.33.

36Sugiyono, Metode Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung:

Alfabeta, 2018), hlm. 224.

41

data selama proses kegiatan penelitian ini sangat dibutuhkan oleh

peneliti untuk menyempurnakan hasil penelitiannya.

Dalam metode pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu metode observasi, metode wawancara, dan metode

dokumentasi yang dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Secara luas, observasi atau pengamatan berarti setiap

kegiatan untuk melakukan pengukuran. Akan tetapi, observasi

atau pengamatan di sini dapat diartikan lebih sempit, yaitu

pengamatan dengan menggunakan indera pengelihatan yang

berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.37 Berdasarkan

keterlibatan pengamatan dalam kegiatan-kegiatan yang diamati,

observasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu observasi partisipan

dan observasi non-partisipan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode

observasi non-partisipan (keterlibatan secara pasif), yaitu peneliti

tidak terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat independen.38

Peneliti dapat mengamati bagaimana kegiatan-kegiatan yang

dilakukan para pelaku yang sedang diamatinya. Dalam penelitian

ini peneliti dapat mengamati bagaimana strategi guru, kendala-

37 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial (Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2002), hlm.69

38 Sugiyono, Metode Penelitian…, hlm. 146.

42

kendala yang dihadapi, dan cara mengatasi kendala-kendala

tersebut dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa pada muatan IPA.

b. Metode Wawancara

Muri Yusuf menyatakan wawancara adalah proses

percakapan dengan maksud untuk mendapatkan informasi

mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi,

tuntunan, kepedulian, dan sebagainya.39 Dalam hal ini, peneliti

menggunakan metode pengumpulan data dengan metode

wawancara semiterstruktur, yang dimana dalam pelaksanaannya

lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur,

karena wawancara semiterstruktur merupakan kombinasi dari

wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.40 Dimana

pertanyaan-pertanyaannya tidak disusun secara baku, akan tetapi

disesuaikan dengan keadaan. Hal ini dimaksudkan agar peneliti

dapat mengajukan pertanyaan secara leluasa kepada responden

sehingga memungkinkan untuk memperoleh data atau informasi

sebanyak-banyaknya dan terperinci.

Adapun pihak-pihak yang di wawancara dan data yang

akan diambil pada metode wawancara adalah sebagai berikut :

a) Wawancara dengan guru kelas IVA dan guru-guru yang lain

terkait: pelaksanaan pembelajaran muatan IPA di kelas IV

dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa, kendala-kendala yang

39 Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan,

(Jakarta: Prenada Media Group, 2016), hlm. 372.

40 Ibid.., hlm.85.

43

dihadapi dan juga cara mengatasi kendala-kendala yang

dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data

yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen

yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen

resmi.41

Dengan demikian melalui metode dokumentasi ini peneliti

akan mencari dan mendapatakan data-data yang terdapat di MI

Nurul Islam Mataram seperti gambaran umum, data guru, data

siswa, sarana dan prasara, struktur kepengurusan dan sejarah

berdirinya, foto proses belajar mengajar, dan RPP yang digunakan

guru kelas IVA MI Nurul Islam Mataram.

6) Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan

uraian dasar.42 Adapun teknik analisis data yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan tiga tahap menurut Miles

dan Huberman yaitu:

41Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial (Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya)…, hlm.70.

42Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

CV Pustaka Setia, 2012), hlm. 145.

44

a. Data Reduction (Reduksi Data )

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan

yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan

reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang

dipandang ahli.43

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema, pola,

dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.44

Jadi peneliti dalam mereduksi data melakukan pencarian

data sekaligus memilih dan memilah data untuk memfokuskannya

pada hal-hal yang penting untuk diteliti selama penelitian

berlangsung.

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah melakukan reduksi data, selanjutnya peneliti

melakukan display data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data

bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data,

43Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,dan

R&D), (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm.339.

44Ibid..., hlm.338.

45

maka akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang

terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami.45

c. Conclusions Drawing/Verifying

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif menurut

Miles dan Huberman yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi

data. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif

mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak

awal, akan tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah

dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam

penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang

setelah penelitian berada di lapangan.

Kesimpulan dalam peneliti kualitatif merupakan temuan

baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa

deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih

remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas,

dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.46

Terdapat bagan dari komponen-komponen Analisis Data

Model Interaktif:47

45Sugiyono, Metode Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D)…, hlm.249

46Ibid…, hlm. 252-253.

47Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 134

46

Gambar 1.1

Komponen Dalam Analisis Data

7) Pengecekan Keabsahan Data

Dalam pengecekkan keabsahan data, peneliti harus mejelaskan

usaha-usaha yang dilakukan dalam penelitian untuk menjamin

keabsahan data dan temuan. Terdapat tiga cara memperoleh

kepercayaan atau keabsahan data dalam penelitian kualitatif yaitu

terdiri dari kriteria kredibilitas, reliabilitas, dan objektifitas. Dalam

penelitian ini, peneliti mengambil kriteria kredibilitas (Validitas

internal) yang diperiksa dengan tiga teknik pemeriksaan yaitu:

perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, dan triangulasi.

Teknik triangulasi dalam penelitian ini menggunakan dua

teknik yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi

sumber yaitu mencari data dari sumber yang beragam yang masih

terkait satu sama lain. Sedangkan triangulasi teknik adalah

47

penggunaan beragam teknik pengungkapan data yang dilakukan

kepada sumber data.48

Dengan menggunakan kedua teknik tersebut yaitu triangulasi

sumber dan triangulasi teknik peneliti bertujuan agar mendapatkan

informasi-informasi yang benar dari informan atau sumber yang

berbeda dengan pengumpulan data yang berbeda-beda terhadap

sesuatu hal yang menjadi fokus penelitian, sehingga data yang telah

didapatkan bisa dicek kebenerannya.

H. Sistematika Pembahasan

Dalam skripsi ini, peneliti memaparkan penelitiannya kedalam

empat bagian. Masing-masing bagian berisi pemaparan yang berbeda-beda

tetapi merupakan kelanjutan dari pemaparan pada bagian-bagian

sebelumnya. Adapun pemaparan tersebut mencakup beberapa hal yaitu

sebagai berikut:

1) Pendahuluan

Pendahuluan dalam penelitian ini mulai dipaparkan dari latar

belakang, kemudian peneliti menguraikan rumusan masalah, manfaat

dan tujuan penelitian. Untuk memperkuat penelitian ini, peneliti

memaparkan ruang lingkup, setting penelitian, telaah pustaka,

kerangka teori dan juga metode penelitian yang digunakan.

2) Paparan Data dan Temuan

48Ibid…, hlm. 191.

48

Paparan data dan temuan dalam hal ini, peneliti mengungkapkan

keadaan MI Nurul Islam Sekarbela Mataram yang merupakan lokasi

dimana peneliti melakukan penelitian. Temuan itu berupa

pelaksanaan, kendala, dan upaya cara mengatasi masalah yang

dihadapi guru dalam meningkatan sikap ilmiah siswa pada muatan

IPA di MI Nurul Islam Sekarbela Mataram. Temuan ini merupakan

hasil dari penelitian yang akan dilakukan.

3) Pembahasan

Pembahasan dalam penelitian ini adalah pelaksanaan, kendala

dan upaya mengatasi apa yang dihadapi guru dalam pelaksanaan

peningkatan sikap ilmiah siswa pada muatan IPA di MI Nurul Islam

Sekarbela Mataram. Analisis dilakukan sesuai prosedur dan

perencanaan yang telah dipersiapkan.

4) Penutup

Setelah melakukan analisis data , maka peneliti mendapatkan

hasil akhir berupa kesimpulan. Hasil kesimpulan dipaparkan setelah

melakukan semua proses yang telah dipaparkan dari awal penelitian.

Kesimpulan akan memaparkan pelaksanaan, kendala-kendala dan

upaya guru dalam mengatasi kendala tersebut dalam pelaksanaan

peningkatan sikap ilmiah siswa pada muatan IPA di MI Nurul Islam

Sekarbela Mataram. Pada bagian akhir ini juga terdiri dari daftar

pustaka dan lampiran-lampiran yang memperkuat keaslian skripsi.

49

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat MI Nurul Islam Sekarbela Mataram

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sekarbela berdiri tahun

2012, karena dilatarbelakangi adanya kebutuhan dari masyarakat

Sekarbela dan sekitarnya yang sangat membutuhkan adanya sekolah

Islam yang bisa menanamkan nilai-nilai ajaran Islam sejak dini kepada

siswa/anak mereka, terlebih lagi mereka mengharapkan adanya tindak

lanjut dari pendidikan TK Islam yang dimiliki oleh Yayasan, sebagai

lembaga tempat mereka menitipkan dan mempercayakan anak-anak

mereka untuk dididik selama ini, Taman Kanak-Kanak yang berdiri

sejak tahun 1992 ini didirikan oleh Yayasan Nurul Islam bersama

masyarakat dan remaja putri yang ada di Sekarbela.

Selain TK Nurul Iman yang dimiliki oleh Yayasan Nurul Islam, di

Sekarbela dan sekitarnya juga telah lama berdiri TK/RA yang lain,

seperti RA Al-Raisyiah, RA Al-Syafi’iyah, TK Tunas Bangsa dan

yang lainnya. Dari keberadaan TK/RA inilah kemudian Madrasah

Nurul Islam mendapatkan siswa baru.

Keberadaan MI Nurul Islam di tengah-tengah masyarakat

membawa angin segar dan suasana baru yang Islami, selama ini

mereka hanya mengenal SD (Sekolah Dasar) sebagai satu-satunya

lembaga pendidikan dasar yang menjadi pilihan orang tua siswa,

50

dengan kehadiran Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam ini, masyarakat

merasa inilah lembaga pendidikan Islam selama ini yang mereka

harapkan dapat membimbing nuansa keagamaan anak-anak mereka,

sebagai tindak lanjut dari pendidikan RA/TK Islam yang selama ini

mereka kenal.

Inisiatif ketua Yayasan (Dra.Hj.Wartiah,M.Pd) bersama partner

kerjanya selama ini yang sekarang menjabat sebagai Kepala MI Nurul

Islam yang definitife yaitu Hj.Mupaddalah, M.Pd.I mendapat

dukungan yang signifikan dari masyarakat, ini terlihat dari jumlah

siswa yang masuk diawal tahun berdirinya tahun ajaran 2012/2013

yaitu sebanyak 44 orang, dan di tahun ajaran 2013/2014 jumlah siswa

yang masuk adalah 50 orang, sehingga sampai bulan ini jumlah siswa

seluruhnya adalah 95 orang, tahun ajaran 2014/2015 jumlah siswa 144

orang dan di tahun ajaran 2015/2016 jumlah siswa mencapai 197

orang, dan di tahun 2016/2017 jumlah siswa mencapai 258 orang. Dan

tahun 2017/2018 jumlah siswa mencapai 353, dan ditahun 2019/2020

jumlah siswa MI Nurul Islam mencapai 471 di (madrasah swasta) yang

semua siswa-siswinya ini adalah sebuah hasil kerja keras semua pihak

baik dari Yayasan maupun pihak madrasah yaitu kepala madrasah

beserta seluruh dewan guru.

2. Visi dan Misi MI Nurul Islam Sekarbela Mataram

a. Visi Madrasah

Mencetak insan Qur’ani, berprestasi, disiplin dan berbudaya.

51

b. Misi Madrasah

1. Menyelenggarakan pendidikan berbasis tahfizul Qura’an serta

membentuk pribadi yang cerdas, jujur, amanah, terampil dan

mandiri

2. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan diri sehingga siswa

dapat berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya

3. Menanamkan akidah yang kuat melalui pembiasaan sholat

dhuha berjamaah, gemar menghafal alqur’an, ucapan kalimat

thoyibah, dan perilaku islami.

TUJUAN :

Dalam kurun 5 tahun kedepan tujuan yang akan dicapai

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sekarbela Mataram antara

lain:

1. Mampu mengamalkan nilai-nilai dan ajaran agama Islam

dengan tepat dan benar sesuai dengan apa yang telah diperoleh

dalam proses pembelajaran

2. Lulusan hafal Al Qur’an minimal juz ke 30 dan Hadits-hadist

pilihan

3. Mampu meraih prestasi akademik dan non akademik yang

memiliki daya saing tingkat daerah dan nasional

4. Dapat mempraktekkan dan mengamalkan nilai-nilai agama

Islam di tengah masyarakat sebagai generasi Qur’ani yang

bercita-cita membumikan al-Qur’an

5. Mampu meningkatkan prestasi dan kreatifitas anak sesuai

dengan bakat dan minat mereka.

6. Lulusan memiliki keterampilan berbahasa Arab dan/atau

berbahasa Inggris

7. Lulusan memiliki keterampilan dalam bidang MIPA/sains

Mampu meraih prestasi dalam bidang olympiade sains dan seni

52

8. Meraih prestasi dalam beberapa cabang olah raga (karate,

sepak bola dan lainnya)

9. Berprestasi dalam kegiatan seni drum band yang

diselenggarakan oleh madrasah

10. Berprestasi dalam lomba MTQ tingkat pelajar baik di tingkat

kecamatan maupun sampai tingkat propinsi bahkan tingkat

nasional

3. Profil Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam

Sekarbela Kota Mataram

Nama Madrasah : Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam

Sekarbela

Nomor Statisitik Madrasah : 111252710021

NPSN : 69756387

Nama Yayasan : Ponpes Nurul Islam Sekarbela

Alamat Yayasan : Jl. Swasembada No. IX Karang Pule

Sekarbela Kota Mataram Telp.

0370628596

Tahun Berdiri Madrasah : 2012

Nama Pendiri : Dra. Hj. Wartiah, M.Pd

Nama Ketua Yayasan : Hj. Husnul Jannah, SP, M.Si

Nama Kepala Madrasah : Hj. Mupaddalah, M.Pd.I

Tipologi Madrasah Ibtidaiyah : a. Dalam Yayasan

b. Madrasah Ibtidaiyah

Fasilitas yang ada sementara : a. Ruang Guru /TU: 1 unit

b. Ruang belajar : 13 unit

Status tanah : Milik Sendiri

Luas tanah : 8,951 m2

Luas bangunan : 368,5 m2

Kegiatan belajar mengajar : Pagi Mulai jam 07.00 s/d 14.30

53

Jumlah Siswa : 471 orang tahun pelajaran

2019/2020

Jumlah Rombel : 16 Rombel

Jumlah Guru/Pegawai : 27 orang

4. Keadaan Guru dan Siswa

a. Keadaan Guru MI Nurul Islam Sekarbela Mataram

Guru merupakan salah satu komponen pendididkan yang

sangat urgen, yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa, baik dalam ranah kognitif, apektif, maupun

psikomotorik siswa, sehingga mereka menjadi insan yang bermanfaat

bagi Agama, Nusa, dan Bangsa. Selain itu juga, guru merupakan

figure dalam dunia pendidikan yang akan dicontohi dan diteladani.

Oleh karena itu kedudukan guru untuk selalu mengembangkan dan

meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan bidang studi masing-

masing.

Guru adalah faktor utama yang menyebabkan suatu program

pendidikan dapat berlangsung. Tanpa adanya kehadiran guru, proses

balajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik, karena tidak akan

mungkin siswa dapat belajar sendiri tanpa bimbingan dari seorang

guru. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kedudukan seorang

guru bagi keberhasilan proses pembelajaran.

Menghindari akan tanggungjawab tersebut, yaitu guru sebagai

tenaga pengajar sekaligus pendidik seyogyanya sangat perlu

diperhatikan dan dipegang teguh. Guru-guru di Mi Nurul Islam

memiliki kompetensi yang sangat bagus. Baik dalam hal pendidikan

madrasah maupun diniyah yaitu memberikan didikan dan bimbingan

bagaimana supaya anak didik mereka menjadi manusia yang cerdas

dan berakhlak mulia.

Dukungan guru-guru yang begitu besar dalam meningkatkan

dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak didik mereka.

54

Memberi kesempatan ada anak didiknya untuk berprestasi diberbagai

bidang sekaligus menyediakan wadah untuk mengeksperesikan

potensi atau talenta yang dimiliki oleh siswa-siswinya. Guru-guru

sangat mendukung semua kegiatan yang dilakukan oleh siswa-sisiwi

yang bisa meningkatkan kemampuannya diberbagai bidang, baik itu

dalam bentuk materi, saran, masukan, ide maupun kesempatan.

Adapun daftar nama-nama guru tahun pelajaran 2019/2020

sebagai berikut:

Tabel 2.1 Data Guru Madrasah Ibtidaiyah

Nurul Islam Sekarbela

No NamaPendidikanTerakhir

Mapel yang diampu

1Hj.Mupaddalah,

M.Pd.IS2 PAI Matematika

2 Maknun , S.Pd.I S1 PGMITematik, AA, Fiqih,

QH, BA

3 Ainiyah. S.Pd S1 PGMITematik, AA, Fiqih,QH, BA, B. Inggris

4Amelia Septina,

S.PdS1 IPA Biologi

Tema, AA, Fiqih, QH,BA, B. Inggris

5 Anisah, S.Pd S1 PGMITEMATIK,QH, Fiqih,

SKI, AKIDAH

AKHLAK dan B.ARAB

6Zurriyatun

Toyyibah, S.Pd.IS1 PGMI

Tema, AA, Fiqih, QH,

BA, B. Inggris

7 Mardatillah, S.Pd S1 PGMITema, AA, Fiqih, QH,

BA

8Hj. Rauhul Aini,

S.Pd.IS1 PGMI Tema, AA, Fiqih, SKI

9Aida Ruhmania,

S.PdS1 PGMI

10 Malfalah, S.Pd.I S1 PGMITema, AA, Fiqih, B.

Inggris

11Fatchul

Wijayanti, S.PdS1 B.Inggris Tema, B. Inggris

12 Diana Faizah, S1 PGMI Tema, AA, Fiqih, SKI,

55

No NamaPendidikanTerakhir

Mapel yang diampu

S.Pd B.Inggris

13Nuraida Fitri,

S.PdS1 PGMI

Tema, AA, Fiqih,

Matematika

14Rosidin Novi

Septin, S.PdS1 PGMI

Tema, AA, Fiqih, SKI,

Matematika

15 Aniza, S.Pd S1 MIPA FKIP IKIP Tema, AA, Fiqih, SKI

16 Hidayah, S.PdS1 PGMI UIN

MataramTema, AA, Fiqih, BA,

QH, SKI

17Muhammad

Izzuddin, S.Pd.IS1 PGMI UIN

MataramTematik dan MTK

18

SyarifahAsmayawati,

S.Pd

S1 MIPA TEMATIK, AA, Fikih,

SKI

19 Nurul Azmi, S.Pd S1 PGSD MATEMATIKA

20Ahmad Sitrofil Laili, S.Pd.I

S1 PAI UINMataram

QH, SKI, FIQIH, AA

21Baiq. Diana

Arsala, S.Pd.IS1 Dakwah UIN

MataramQH, B.ARAB

22 Siti Zaenah, S.E.I SI Ekonomi Islam B.SASAK

23 Ali Asy’ari S.PdS1 IPS Ekonomi

UIN MataramPJOK

24Ahmad Zaki,

S.PdSI Penjas PJOK

25Riadatul Badi’ah,

S.Pd

S1 Tadris

Matematika UINMataram

MATIMATIKA

26 Najwah, MM - B. INGGRIS

b. Keadan Siswa MI Nurul Islam Sekarbela Kota Mataram

Anak sebagai peserta didik merupakan salah satu komponen

yang sangat penting dan tidak bisa dilepaskan dalam sebuah institusi

pendidikan. Karena tanpa adanya peserta didik, maka sekolah itu tidak

bisa berdiri atau tidak berarti di mata masyarakat. Sehingga,

dimanapun sekolah berada, apapun jenjangnya, mutlak peserta didik

adalah prioritas utama dalam pembentukan watak, dan karakternya,

baik pada aspk intelektual, emosional, maupun spiritual. Oleh karena

56

itu tanpa komponen ini kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak akan

berlangsung. Siswa yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam

Sekarbela berjumlah 471 orang dengan rincian sebagai berikut:

a) Kelas I berjumlah 93

b) Kelas II berjumlah 122

c) Kelas III berjumlah 93

d) Kelas IV berjumlah 68

e) Kelas V berjumlah 47

f) Kelas VI berjumlah 48

Tabel 2.2

Data Jumlah Siswa Madrasah Ibtidaiyah

Nurul Islam Sekarbela

TAHUNAJARAN

KELAS L PTOTAL

JUMLAH

2019/2020

I A 16 15 31

I B 15 16 31

I C 16 15 31

II A 18 14 32

II B 18 13 31

II C 16 13 29

II D 16 13 29

III A 17 15 32

III B 20 11 31

III C 18 12 30

IV A 19 15 34

IV B 19 15 34

V A 10 14 24

V B 13 10 23

VI A 13 12 25

VI B 11 12 23

TOTAL 255 216 471

Dari data perincian banyak jumlah masing-masing siswa

perkelas di atas dapat dikategorikan banyak, akan tetapi hal tersebut

tidak menjadi masalah dan tidak mengurangi semangat siswanya

dalam belajar, selain itu siswa-siswinya juga tidak kalah kreatif dan

57

pintar dengan siswa yang berada di sekolah-sekolah lain, karena

dengan jumlah siswa yang banyak tersebut guru harus lebih sabar

dalam mengontrol dan mendidik mereka supaya mereka mudah diatur.

Tabel 2.3

Jumlah siswa-siswi kelas IVA

MI Nurul Islam Mataram

No Nama Siswa/Siswi L/P

1 Adam Rio H L

2 Alfarabi Islam L

3 Alfatira Safitri P

4 Andika Ilhami L

5 As-Sohih Imaddudin L

6 Choiri Alfi Nurahman L

7 Dara Oktiani Umda P

8 Desi Rauhaniati P

9 Dwi Raina Tasya P

10 Faizal Al Asikin L

11 Faqih Karomi L

12 Fathul Khobir L

13 Fatira Ratu Nabila P

14 Gistiya Hafiza P

15 Hatta Fatira L

16 Hirzi Angkasah L

17 L.A. Ghaos Abd. Rozak Zam L

18 Lubna Ramdani P

19 M. Fatir Firdaus L

20 M. Zainul Fahmi L

21 Mairatussonia/Sonia Ulan Sapitri P

22 Mawardi Hani L

23 Nabila Yasmin P

24 Naila Arsyad P

25 Ridho Hamdani L

26 Robil Raga Fatih L

27 Saddam Adila Ramli L

28 Saskia Goffani P

29 Satrio R.R L

30 Silviani P

31 Syarif Kholid L

32 Ulfiana P

33 Yuli Asviani P

34 Ziadatul Ulum P

58

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah siswa/siswi kelas

IVA di MI Nurul Islam Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020 adalah

sebanyak 34 orang yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 15 siswi

perempuan.

5. Kegiatan Ekstrakuler yang diselenggarakan di Madrasah

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar

jam pelajaran yang ditujukan untuk membantu perkembangan peserta

didik sesuai dengan kebutuhan potensi, bakat dan minat mereka melalui

kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga

kependidikan yang memiliki kemampuan dan kewenangan di sekolah.49

1) Kegiatan Ekstrakurikuler : berjalan lancar antara lain :

a. Tahfidz

b. Pramuka

c. Dramben

d. Tilawah

e. Hadrah

f. Kaligrafi

6. Keadaan Saran dan Prasarana MI Nurul Islam Sekabela Kota

Mataram

Disamping faktor guru, siswa, sarana dan prasarana juga sangat

menunjang dalam upaya meningkatkan kelancaran proses pembelajaran.

Karena sarana dan prasarana merupakan wadah untuk melaksanakan

proses pembelajaran.

49Tamjidillah, Membentuk Karakter melalui Pendidikan Ekstrakurikuler, (Mataram: CV

Elhikam Press Lombok, 2018), hal. 1.

59

Tabel 2.4 Kondisi Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah

Nurul Islam Sekarbela

No Nama Jumlah Keterangan

1 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik

2 Ruang Kelas 13 Baik

3 Ruang Guru 1 Baik

4 Ruang BK - -

5 Ruang Tata Usaha 1 Baik

6 Ruang UKS 1 Baik

7 Mushollah 1 Baik

8 Ruang Perpustakaan 1 Baik

9 Kamar Mandi Siswa 4 Kurang Baik

10 Kamar Mandi Guru 1 Baik

11 Rak Buku 6 Baik

12 Printer 3 Baik

13 Alat Olahraga 1 set Baik

16 Alat Dramben 1 set Baik

Dilihat dari sarana dan prasarana yang ada pada tabel tersebut, maka

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sekarbela Mataram termasuk madrasah

yang memadai untuk melaksanakan atau memperlancar proses

pembelajaran dalam meningkatkan kualitas belajar siswa. Berdasarkan

penjelasan di atas sarana prasarana yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Nurul

Islam Sekarbela Mataram sangat baik untuk dapat melaksanakan proses

pembelajaran.

60

B. Strategi Guru dalam Mewujudkan Sikap Ilmiah Siswa pada Muatan IPA

Kelas IV MI Nurul Islam Sekarbela Mataram Tahun Pelajaran

2019/2020.

Terkait strategi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa, adapun

hasil wawancara yang dijelaskan oleh Bapak Rosidin Novi Septin selaku wali

kelas IVA, beliau mengatakan:

Dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa strategi yang saya lakukan

adalah menggunakan pendekatan saintifik dalam proses belajar

mengajar di kelas sesuai dengan yang dianjurkan pemerintah, dan juga

memanfaatkan gambar yang ada dibuku siswa. Adapun sikap ingin

tahu siswa supaya bisa terwujud yang saya lakukan dengan melatih

siswa untuk sering bertanya. Sikap berpikir kritisnya saya lakukan

dengan memberikan mereka tugas dan mencari jawabannya bukan

hanya disatu buku saja. Sikap kerjasamanya saya lakukan dengan

memberi mereka tugas kelompok. Terakhir sikap peka terhadap

lingkungan sekitar supaya bisa dituntujukkan siswa saya melakukan

dengan mengajak siswa membuang sampah pada tempatnya dan

menanam pohon atau bunga disekitar halam sekolah.50

Ibu Ainiyah juga selaku salah satu responden yang peneliti

wawancara beliau adalah salah satu guru di MI Nurul Islam Sekarbela

Mataram mengatakan hal sebagai berikut terkait strategi guru dalam

mewujudkan sikap ilmiah siswa, Ibu Ainiyah mengatakan:

Dalam mewujudkan sikap ilmiah adapun cara yang saya lakukan

dengan memberikan penguatan dan stimulus sebelum menjelaskan

materi supaya mereka antusias aktif dalam mengikuti pelajaran untuk

mewujudkan sikap ilmiahnya dan mengaitkan materi pelajaran dengan

dunia nyata. Adapun strategi yang saya lakukan supaya siswa bisa

mewujudkan sikap ingin tahunya dengan memberikan mereka

pertanyaan yang menantang, sehingga dengan sendirinya siswa akan

50Rosidin, Wawancara, MI Nurul Islam Sekarbela Mataram, 04 Agustus 2020

61

tumbuh rasa ingin tahuannya. Dalam mewujudkan sikap berpikir

kritisnya yang saya lakukan dengan cara melatih siswa untuk bertanya

dan membuat rasa pedulinya tinggi atas apa yang siswa lihat maupun

dengar. Sikap kerjasamanya strategi yang saya lakukan dengan

menugaskan siswa melakukan piket bersama-sama dengan teman

kelasnya sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Sikap peka terhadap

lingkungan sekitar supaya bisa terwujud strategi yang saya lakukan

dengan cara mengajak siswa menjaga kebersihan kelas maupun halam

sekolah.51

Adapun hasil wawancara dari guru lain yang peneliti dapatkan

terkait strategi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa pada muatan

IPA, terkait hal itu, Ibu Syarifah mengatakan:

Dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa adapun strategi yang saya

lakukan dengan cara suatu hal yang baru yang belum pernah mereka

lihat sebelumnya. Adapun disini cara saya menumbuhkan rasa ingin

tahu siswa dengan cara menciptakan proses belajar mengajar

menyenangkan dan menarik sehingga siswa aktif dalam pembelajaran,

baik dari segi bertanya dan menjawab. Adapun sikap kerjasamanya saya

lakukan dengan terlebih dahulu memberiakan siswa tugas kelompok

kita bisa membagi kelompok antara siswa yang pemalu dengan yang

tidak pemalu, antar siswa yang pintar dan yang biasa saja, dan juga

antar siswa yang rajin dengan yang malas. Maka dengan melakukan

cara seperti itu masing-masing siswa bisa bertukar pikiran, dan

kerjasama. Adapun sikap peka terhadap lingkungan sekitar supaya bisa

terwujud dengan cara mengajak siswa merawat dan menyayangi

makhluk-makhluk yang lain seperti tanaman dan juga hewan.52

Terkait pendapat dari tiga responden di atas, Ibu Maknun sebagai

responden terakhir yang peneliti wawancara, beliau mempunyai pemikiran

agak berbeda terkait cara mewujudkan sikap ilmiah siswa, dari hasil

wawancara tersebut Ibu Maknun, mengatakan:

Dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa yang saya lakukan dengan

mengaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata atau dunia siswa itu

sendiri dan menggunakan media gambar baik yang terdapat dari buku

siswa maupun yang saya buat sendiri. Adapun terkait sikap ingin tahu

51 Ainiyah, Wawancara, MI Nurul Islam Sekarbela Mataram, 03 Agustus 2020

52 Syarifah, Wawancara, MI Nurul Islam Sekarbela Mataram, 04 Agustus 2020

62

supaya bisa yang saya lakukan dengan menghargai pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan siswa, dengan itu siswa merasa jawabannya

itu dihargai. Adapun sikap berpikir kritisnya dengan mengajak siswa

itu mengulang-ulang melakukan kegiatan yang dilakukan, misalnya

melakukan diskusi kelas atau kelompok, maka dari melakukan hal

tersebut dia berpikir apakah jawaban atau tanggapan yang

disampaikan oleh temannya itu benar atau tidak. Sehingga dia tidak

menerima begitu saja apa yang dikatakan guru atau temannya, dan

pastinya siswa itu akan mencari jawaban dari sumber lain. Terkait

sikap kerjasama yang saya lakukan supaya bisa terwujud dengan

mengajak siswa ikut serta dalam menegakkan kebersihan dan

kenyaman proses belajar mengajar dan memberikan hadiah kepada

siswa jika kelasnya adalah kelas yang paling bersih dari kelas yang

lainnya. Adapun sikap peka terhadap lingkungan sekitar strategi saya

dengan mengajak siswa membuang sampah pada tempatnya, belajar

menanam pohon, memanfaatkan sampah yang ada untuk dijadikan

bahan kerajinan.53

Dalam proses pembelajaran berdasarkan Rencana Pelaksnaan

Pembelajaran (RPP) yang diberikan guru, peneliti menemukan di sana terdapat

jenis pendekatan yang digunakan oleh guru dalam mengajar adalah pendekatan

saintifik dan juga menggunakan strategi-strategi yang lain seperti ceramah dan

Tanya jawab. Diantara sikap ilmiah yang peneliti teliti disini sikap ingin tahu,

sikap berpikir kritis, sikap kerjasama, serta sikap peka terhadap lingkungan

sekitar.

C. Kendala-kendala yang dihadapi Guru dalam Mewujudkan Sikap Ilmiah

Siswa pada Muatan IPA di MI Nurul Islam Mataram Tahun Pelajaran

2019/2020.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, peneliti

mendapatkan responden dari empat orang guru. Adapun kendala-kendala

53 Maknun, Wawancara, MI Nurul Islam Sekarbela Mataram, 04 Agustus 2020

63

tersebut yang diperoleh dari hasil wawancara guru MI Nurul Islam

Sekarbela Mataram, antara lain sebagai berikut:

Dari hasil wawancara wali kelas IVA Bapak Rosidin Novi Septin,

mengatakan:54

Dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa pasti terdapat kendala

yang kita hadapi, terkait kendala tersebut saya kurang

menggunakan media yang menarik, sehingga siswa tidak

terangsang untuk mewujudkan sikap ilmiahnya. Terkait sikap

ingin tahu siswa kendala yang saya hadapi adalah beberapa

siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, adapun sikap

berpikir kritis menjadi kendala dalam mewujudkannya adalah

sebagian siswa tingkat pedulinya masih rendah, sikap

kerjasamanya belum terwujud dikarenakan sebagian siswa tidak

ikut serta dalam mengerjakan tugas kelompok atau tugas kelas,

seakan mereka tidak bertanggung jawab, yang dilakukannya

hanya menunggu semua pekerjain itu beres, adapun sikap peka

terhadap lingkungan sekitar yang menjadi kendala dalam

mewujudkannya sebagian siswa masih membuang sampah

sembarang, tidak merawat tumbuhan atau hewan dengan baik.

Adapun hasil wawancara dari responden kedua Ibu Ainiyah

menjelaskan beberapa kendala-kendala yang dihadapi dalam

meujudkan sikap ilmiah siswa yaitu:55

Terkait hal-hal dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa ada

beberapa siswa yang memang sulit mewujudkan sikap

ilmiahnya, dikarenakan saya jarang memberikan mereka suatu

pujian, penghargaan maupun hadiah, sehingga sebagian dari

mereka meremehkan sikap-sikap positif tersebut. Adapun sikap

ingin tahu siswa ada beberapa siswa belum bisa mewujudkannya

dikarenakan sebagian siswa masih kurang dalam minat bacanya,

sedangkan sikap berpikir kritisnya belum terwujud karena

sebagian dari siswa langsung saja menerima penjelasan atau

jawaban dari guru maupun temannya yang kurang tepat, dia

tidak menyanggah atau memberikan jawaban yang lebih tepat

baik dari pengetahuan yang ia miliki maupun dari buku tema

yang ia pegang. sikap kerjasamanya belum terwujud disebabkan

oleh kendala kurang bergaulnya siswa sehingga tidak percaya

54 Rosidin, Wawancara, MI Nurul Islam Sekarbela Mataram, 04 Agustus 2020

55 Ainiyah, Wawancara, MI Nurul Islam Sekarbela Mataram, 04 Agustus 2020

64

diri untuk berpendapat dalam kelompok. adapun sikap peka

terhadap lingkungan sekitar yang menjadi kendalanya siswa

tidak menegur temannya yang membuang sampah sembarangan

atau merusak lingkungan.

Wawancara ketiga yang peneliti wawancara adalah ibu Syarifah,

terkait kendala-kendala yang dihadapi dalam mewujudkan sikap ilmiah

siswa, Ibu Syarifah, mengatakan:56

Sikap ilmiah yang menjadi kendala dalam mewujudkannya saya

jarang memberikan penguatan atau stimulus sebelum

menjelaskan materi, dan juga saya jarang melakukan

pengamatan terakit materi yang memang memerlukan akan hal

itu. Adapun sikap ingin tahu siswa yang menjadi kendalanya

sebagian siswa masih ada yang tidak memperhatikan penjelasan

guru saat proses pembelajaran. sikap berpikir kritisnya belum

terwujud karena sebagian siswa saat diberikan soal mereka

hanya mencari jawabannya pada satu buku saja, mereka belum

berpikir untuk mecari jawaban di buku-buku yang lain. adapun

sikap kerjasamanya yang menjadi kendala dalam

mewujudkannya siswa masih kurang bertanggung jawab atas

tugas kelompok maupun tugas piket kelas dalam sehari-hari.

terkait sikap peka terhadap lingkungan sekitar yang menjadi

kendala dalam mewujudkannya dikarenakan sebagian siswa

masih suka membuang sampah sembarangan, seperti bekas

makanan, minuman ataupun bekas alat-alat tulisnya.

Adapun responden terakhir yang peneliti wawancara terkait

kendala dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa, Ibu Maknun selaku

salah satu guru di MI Nurul Islam Sekarbela, mengatakan:57

Sikap ilmiah adalah sikap positif yang harus ada pada setiap diri

siswa, namun adapun kendala yang saya hadapi dalam

mewujudkannya adalah siswa kurang aktif dalam melakukan

kegiatan di sekolah, terutama dalam proses belajar mengajar,

sehingga beberapa siswa masih kurang sikap ingin tahunya,

sikap kerjasamanya, sikap berpikir kritisnya dan juga sikap

kepeduliannya pada lingkungan sekitar. Kendala saya hadapi

dalam mewujudkan sikap ingin tahunya sebagian siswa itu

hanya diam saat dijelaskan, mereka memperhatikan, namun saat

56 Syarifah, Wawancara, MI Nurul Islam Sekarbela Mataram, 04 Agustus 2020

57 Maknun, Wawancara, MI Nurul Islam Sekarbela Mataram, 04 Agustus 2020

65

ditanya faham mereka mengatakan faham, akan tetapi saat

ditanya tentang materi yang dijelaskan mereka tidak bisa

menjawab dengan maksimal. adapun sikap berpikir kritisnya

yang menjadi kendala dalam mewujudkannya siswa belum bisa

melengkapi jawaban temannya jika jawaban itu belum lengkap.

sikap kerjasamanya yang menjadi kendala dalam

mewujudkannya sebagian siswa belum bisa berpartisipasi aktif

dalam melakukan diskusi kelompok maupun kelas. adapun sikap

peka terhadap lingkungan sekitar kendala yang dihadapi dalam

mewujudkannya tidak semua siswa bisa menjaga kebersihan

sekolah maupun ikut partisipasi dalam kegiatan sosial.

Dalam proses belajar mengajar pasti ada kendala-kendala yang

dihadapi oleh guru, baik itu dari siswa sendiri maupun hal lainnya. Oleh

sebab itu sesuai dengan hasil wawancara kepada semua responden yang

peneliti wawancara terkait tentang apa kendala-kendala yang dihadapi

oleh guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa saat proses

pembelajaran yang dapat menghambat tujuan pembelajaran yang sudah

ditentukan dengan pendekatan, strategi, metode, maupun media

pembelajaran yang sudah digunakan guru. Sesuai dengan hasil

wawancara pada pembahasan di atas, peneliti menemukan kendala-

kendala yang dihadapi saat pembelajarn dalam mewujudkan sikap ilmiah

siswa pada muatan IPA kelas IV MI Nurul Islam Mataram.

D. Upaya Guru Dalam Mengatasi Kendala-Kendala dalam Mewujudkan

Sikap Ilmiah Siswa Pada Muatan IPA Kelas IV MI Nurul Islam

Sekarbela Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020.

Terkait wawancara bagaimana upaya guru dalam mengatasi kendala-

kendala tersebut dalam mewujudkan sikap ilmiah, Bapak Rosidin Novi Septin,

mengatakan:

66

Upaya yang saya lakukan dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa adalah

dengan menggunakan media yang menarik,yaitu menampilkan sebuah

video terkait materi pelajaran, dan juga menggunakan media gambar

teka-teki supaya siswa terangsang muncul sikap ilmiahnya. adapun sikap

ingin tahu siswa upaya yang saya lakukan supaya bisa ditunjukkan siswa

saat proses belajar adalah dengan cara menghargai setiap pertanyaan

yang diajukan siswa, karena tanpa disadari sikap tersebut dapat

menumbuhkan rasa ingin tahunya. adapun berpikir kritis siswa saya

upaya yang saya lakukan dengan cara mengajak siswa untuk sering

bertanya, karena sikap kritis dimulai dari rasa penasaran dan

keingintahuan yang tinggi. Sikap kerjasama siswa upaya yang saya

lakukan dengan memberitahu siswa bahwa perlunya menyadari bahwa

pengetahuan yang dimiliki orang lain mungkin lebih banyak daripada

yang ia miliki. Oleh karena itu, ia perlu bekerjasama dengan orang lain

dalam rangka meningkatkan pengetahuan maupun sikap ilmiahnya. sikap

peka terhadap lingkungan sekitar upaya yang saya lakukan dengan

mengajak siswa belajar mengurangi sampah yang masih bisa dijadikan

bahan sebagai kreativitas, misalnya dengan membeli spidol yang bisa

diisi ulang kembali, menjadikan bekas botol air minum untuk dijadikan

pot tanaman, memanfaatkan sampah kertas untuk dijadikan kerajinan

tangan.58

Adapun hasil wawancara dari guru lain yang peneliti wawancara

terkait upaya yang dilakukan dalam mengatasi sikap ilmiah siswa, Ibu

Ainiyah mengatakan:

Dalam mengatasi kendala yang terjadi dalam mewujudkan sikap

ilmiah siswa, ada beberapa upaya yang saya lakukan supaya siswa

bisa mewujudkan sikap ilmiahnya yaitu, (1) Memberikan mereka

reward (hadiah) yang berupa buku tulis, pensil, maupun permen. (2)

Memberikan mereka berupa pujian atau penghargaan seperti

memberi tepuk tangan, mengajukan jempol, dan dengan memberikan

ucapan-ucapan positif seperti: kamu pintar nak, kamu hebat, belajar

lebih giat lagi ya supaya kamu sukses kedepannya. (3) mengajak

siswa aktif mengikuti kegiatan-kegiatan di sekolah, seperti: bakti

sosial, pramuka, tilawah, tahfidz, hadroh, dan drumband, 59

Wawancara ketiga yang saya wawancarai adalah Ibu Syarifah, ada

beberapa upaya yang beliau katakana dalam mengatasi kendala-kendala

58 Rosidin, Wawancara, MI Nurul Islam Sekarbela Mataram, 04 Agustus 2020

59 Ainiyah, Wawancara, MI Nurul Islam Sekarbela Mataram, 04 Agustus 2020

67

dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa. Ibu Syarifah mengatakan:

Upaya yang saya lakukan dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa

adalah dengan menggunakan berbagai macam sterategi diantaranya:

(1) meletakkan barang baru di kelas, misalnya pelajaran tentang

organ tubuh manusia, maka saya akan bawakan mereka media terkait

tentang materi tersebut, adapun materi tentang tumbuhan maka saya

juga melakukan hal yang sama dengan membawa tumbuhan yang

nyata, maka dengan sendirinya beberapa sikap ilmiah siswa itu

terwujud. dan (2) melakukan pengamatan terhadap materi yang

dipelajari. dari melakukan pengamatan maka siswa tidak hanya

belajar memahami materi saja, dengan melakukan pengamatan di

luar kelas maupun didalam kelas maka akan lebih membuat

pengetahuan siswa itu luas, sehingga bisa mewujudkan sikap-sikap

positif mereka.60

Adapun responden terakhir yang peneliti wawancarai terkait upaya

guru dalam mengatasi sikap ingin tahu siswa dalam mewujudkan sikap ilmiah

siswa. Ibu Maknun mengatakan:

Terkait sikap ilmiah siswa ada beberapa upaya yang saya lakukan

dalam mengatasi kendala-kendala dalam mewujudkannya. Adapun

strategi yang saya lakukan supaya kendala tersebut bisa teratasi

adalah mengaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata,

menggunakan media yang menarik, memberikan siswa penguatan

dan stimulus. Terkait sikap ingin tahunya supaya bisa terwujud

strategi yang saya lakukan dengan cara menghargai setiap

pertanyaan yang diajukan siswa, karena tanpa disadari sikap tersebut

dapat mewujudkan sikap ingin tahunya, dan membawa barang-

barang baru ke dalam kelas. sikap berpikir kritisnya upaya yang saya

lakukan dengan mengajak siswa untuk sering bertanya, karena sikap

kritis dimulai dari rasa penasaran dan keingintahuan yang tinggi.

Adapun sikap bekerjasanya supaya bisa terwujud upaya yang saya

lakukan dengan memberikan tugas kelompok dan siswa harus

bertanggung jawab terhadap tugas tersebut. Terakhir sikap peka

terhadap lingkungan sekitar dengan mengajak siswa menanam

pohon dihalaman sekolah, dan merawat tumbuhan yang ada

disekolah dan tidak menyakiti hewan.61

60 Syarifah, Wawancara, MI Nurul Islam Sekarbela Mataram, 04 Agustus 2020

61 Maknun, Wawancara, MI Nurul Islam Sekarbela Mataram, 04 Agustus 2020

68

Dalam setiap proses pembelajaran pasti terdapat kelemahan atau

kendala-kendala yang terjadi. Oleh sebab itu guru harus mempunyai cara atau

upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara

dengan beberapa responden terkait mengenai upaya guru dalam mengatasi

kendala-kendala yang dihadapi dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa sudah

dijelaskan oleh guru-guru MI Nurul Islam Sekarbela Mataram pada penjelasan

di atas.

69

BAB III

PEMBAHASAN

Dalam bab pembahasan ini, peneliti akan menguraikan atau

memaparkan beberapa hasil temuan tentang strategi Guru dalam

Mewujudkan Sikap Ilmiah Siswa Pada Muatan IPA Kelas IV MI Nurul

Islam Sekarbela Mataram tahun pelajaran 2019/2020. Adapun hasil-hasil

yang peneliti maksudkan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:

A. Strategi Guru dalam Mewujudkan Sikap Ilmiah Siswa pada Muatan

IPA Kelas IV MI Nurul Islam Sekarbela Mataram Tahun Ajaran

2019/2020.

Harlen mengemukakan empat peranan utama guru dalam

melakukan strategi yang bisa mewujudkan atau meningkatkan sikap ilmiah

yaitu (a) memperlihatkan contoh sikap ilmiah, (b) memberi penguatan

positif terhadap sikap ilmiah dengan pujian dan penghargaan, (c)

memberikan kesempatan untuk pengembangan sikap ilmiah, dan (d)

mendiskusikan tingkah laku yang berhubungan dengan sikap ilmiah.62

Menurut teori di atas ada beberapa strategi yang sudah dilakukan

guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa, namun setiap guru

melakukan strategi yang berbeda-beda dalam mewujudkan sikap ilmiah

siswa. Di bawah ini strategi-strategi yang dilakukan oleh para guru yang

peneliti wawancara:

62 Patta Bundu, Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Dalam Pembelajaran

Sains Sekolah Dasar, (Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan, 2006),

hlm. 45.

70

Berdasarkan wawancara yang di dapatkan dari wali kelas IVA

Bapak Rosidin mengatakan hal sebagai berikut dalam mewujudkan sikap

ilmiah siswa: Beliau menggunakan pendekatan saintifik dalam proses

belajar mengajar di kelas sesuai dengan yang dianjurkan pemerintah, dan

juga memanfaatkan gambar yang ada dibuku siswa.

Ibu Ainiyah sebagai responden kedua juga menggunakan

beberapa strategi dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa yaitu: Dalam

mewujudkan sikap ilmiah adapun cara yang dilakukan yaitu memberikan

penguatan dan stimulus sebelum menjelaskan materi supaya mereka

antusias aktif dalam mengikuti pelajaran untuk mewujudkan sikap

ilmiahnya dan mengaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata.

Adapun responden ketiga yang peneliti wawancarai, dari hasil

wawancara pada bab sebelumnya diantara strategi yang dilakukan Ibu

Syarifah dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa adalah: Dalam

mewujudkan sikap ilmiah adapun cara yang dilakukan dengan cara

memberikan stimulus dan penguatan dan membawa suatu hal yang baru

yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.

Adapun responden terakhir yang peneliti wawancara yaitu Ibu

Maknun, strategi yang dilakukan dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa

beliau mengatakan: Dalam mewujudkan sikap ilmiah adapun cara yang

dilakukan dengan mengaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata atau

dunia siswa itu sendiri dan menggunakan media gambar baik yang

terdapat dari buku siswa maupun yang saya buat sendiri.

71

B. Kendala-kendala yang Dihadapi Guru dalam Mewujudkan Sikap Ilmiah

Siswa pada Muatan IPA Kelas IV MI Nurul Islam Sekarbela Mataram

Tahun Ajaran 2019/2020.

Setelah menemukan kendala-kendala yang dihadapi, pada bab ini

peneliti akan mencoba untuk mempaparkan pembahasan tentang kendala-

kendala yang dihadapi berdasarkan teori-teori yang telah ada, sehingga bisa

dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menggali solusi-solusi dalam

meminimalisir kendala-kendala tersebut. Berikut ini beberapa kendala-

kendala yang dihadapi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa,

berdasarkan kendala-kendala yang dapat ditemukan adalah sebagai berikut:

Adapun terkait kendala-kendala yang dihadapi dari semua

responden yang peneliti wawancara adalah: Kendala-kendala yang dihadapi

guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa adalah sebagai berikut: (1) Guru

tidak menggunakan media yang menarik, (2) Guru jarang memberikan suatu

pujian, penghargaan, dan hadiah kepada siswa, (3) Guru jarang melakukan

pengamatan, (4) Sebagian siswa tidak aktif dalam kegiatan-kegiatan di

sekolah.

C. Upaya Guru dalam Mengatasi Kendala-Kendala dalam Mewujudkan

Sikap Ilmiah Siswa pada Muatan IPA Kelas IV MI Nurul Islam

Sekarbela Mataram Tahun Pelajaran 2019/2020.

Setelah menemukan upaya yang dilakukan oleh guru dalam

mengatasi kendala-kendala dalammewujudkan sikap ilmiah siswa yang telah

dipaparkan pada bab sebelumnya, selanjutnya peneliti akan mempaparkan

72

upaya yang dilakukan oleh guru berdasarkan hasil paparan data dan temuan

adalah sebagai berikut:

Adapun upaya yang dilakukan guru berdasarkan hasil wawancara

dari empat responden yang peneliti wawancarai terkait upaya guru dalam

mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam mewujudkan sikap ilmiah

siswa yaitu: (1) Menggunakan media yang menarik dengan menampilkan

sebuah video atau gambar teka-teki, (2) Memberikan pujian, penghargaan,

serta reward (hadiah), (3) Meletakkan barang baru di dalam kelas, (4)

Melakukan pengamatan terhadap materi yang dipelajari, (5) Mengajak siswa

aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah.

73

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian ini yaitu:

1) Strategi guru dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa

adalah sebagai berikut: (a) Menggunakan pendekatan saintifik, (b)

Memberikan penguatan dan stimulus sebelum pelajaran dimulai, (c)

Menggunakan media gambar yang ada di buku siswa maupun yang

guru buat sendiri, (d) Membawa suatu hal baru yang belum pernah

siswa lihat sebelumnya, (e) Mengaitkan materi pelajaran dengan dunia

nyata.

2) Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam

mewujudkan sikap ilmiah siswa adalah sebagai berikut: (a) Guru tidak

menggunakan media yang menarik, (b) Guru jarang memberikan

suatu pujian, penghargaan, dan hadiah kepada siswa, (c) Guru jarang

melakukan pengamatan, (d) Sebagian siswa tidak aktif dalam

kegiatan-kegiatan di sekolah.

3) Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi

kendala-kendala dalam mewujudkan sikap ilmiah siswa, diantaranya:

(a) Menggunakan media yang menarik dengan menampilkan sebuah

video atau gambar teka-teki, (b) Memberikan pujian, penghargaan,

serta reward (hadiah), (c) Meletakkan barang baru di dalam kelas, (d)

74

Melakukan pengamatan terhadap materi yang dipelajari, (e) Mengajak

siswa aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah.

B. Saran

Setelah melihat dan menimbang beberapa hasil dari penelitian yang

telah dilakukan oleh peneliti baik mulai dari temuan, pembahasan dan

kesimpulan, dapat diajukan saran-saran kepada beberapa pihak yaitu sebagai

berikut:

1. Bagi kepala madrasah MI Nurul Islam Sekarbela Mataram

Diharapkan untuk meningkatkan manajemen madrasah yang sudah

berjalan dengan baik menjadi semakin baik dan selalu mengontrol

bagaimana kinerja guru-guru yang ada di madrasah agar terciptanya guru

yang professional dan dapat memberikan yang terbaik kepada peserta

didik bagi generasi selanjutnya.

2. Bagi Guru

Bagi guru strategi yang telah gunakan dalam mewujudkan sikap ilmiah

siswa terbilang sudah cukup baik dalam proses belajar mengajar yang

menyenangkan, kreatif, dan menggairahkan sikap ilmiah siswa. Akan

tetapi supaya semua siswa bisa merasakan proses belajar mengajar yang

diinginkan sesuai keinginannya, guru juga harus lebih kreatif lagi dalam

menggunakan pendekatan, model, metode, teknik, maupun taktik

pembelajaran. Namun harus disesuaikan juga dengan materi dan keadaan

yang ada di madrasah.

75

3. Bagi Peneliti

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini menjadi pelajaran dan

pengalaman yang berharga yang tentunya masih jauh dari kata sempurna,

oleh karena itu penelitian ini perlu untuk ditindak lanjuti dan penelitian

ini tidak berhenti pada jurusan PGMI Fakultas Tarbiyah UIN Mataram

saja, tapi juga perlu dikembangkan lagi baik pada jurusan-jurusan yang

lainnya. Untuk itu kepada peneliti selanjutnya yang berminat dalam

meneliti masalah penelitian yang serupa diharapkan untuk lebih

dikembangkan dan lebih teliti lagi dalam mencari titik temu dari

permasalahan-permasalahan yang sering menjadi kontroversi yang ada di

masing-masing sekolah/madrasah yang menjadi tempat penelitian.

4. Bagi Siswa

Bagi siswa yang ada di MI Nurul Islam Sekarbela Mataram pada

khususnya kelas IV A agar lebih giat lagi dalam belajar dan berjuang

dalam menggapai cita-cita, tetaplah semangat dan tingkatkan prestasi

yang dimiliki jangan pernah menyerah dan selalu mengolah potensi diri.

Satu hal saran yang bisa saya berikan yaitu jangan pernah meremehkan

sekecil apapun ilmu itu karena secara filosofis semua hal yang besar itu

dimulai dari sesuatu hal yang kecil.

76

DAFTAR PUSTAKA

Anggit Grahito Wicaksono dan Jumanto, Relevansi Pendidikan Karakter Dengan

Sikap Ilmiah Dalam Perspektif Pembelajaran IPA Sekolah Dasar, Jurnal

Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar, Volume XXIX, No.2,

Februari 2017

Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:

CV Pustaka Setia, 2012

Burhanudin Salam, Pengantar Filsafat, Edisi Revisi, Jakarta: PT. Bumi

Aksara,2018

Dwi Fujiani, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar (Kognitif dan Afektif) Siswa

Dengan Menggunakan Model Problem Based Instruction Di Kelas VIII A

SMP Negeri 17 Kota Jambi, Skripsi Pdf, Universitas Jambi, 2013

Diah Putu Witaningtyas, dkk, Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share

Berpengaruh Terhadap Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas

V, (E-jurnal Program Pacasarjana Universitas Pendidikan Ganesha)

Volume 6, Tahun 2016

Enisiati, Sikap Ilmiah Siswa Kelas V Dalam Pembelajaran IPA Siswa di

Donotirto Bangunjiwo Kasihan Bantul, Skripsi Pdf, FTK Universitas PGRI

Yogyakarta, 2016

Firman Dwiyanto dan Miftahus Surur, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah,

Surabaya: CV Garuda Mas Sejahtera, 2016

Hamzah B.Uno, Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar Mengajar

yang Kreatif dan Efektif), Jakarta: Bumi Aksara,2012

Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM

(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik),

Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV Pustaka Setia, 2011

Iif Khoiru Ahmad,dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, Jakarta: Prestasi

Pustaka, 2011

Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial (Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya), Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2002

77

Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori,

Konsep, dan Implementasi), Yogyakarta: Group Relasi Inti Media, 2015

I ketut Hariawan, dkk. Pengaruh model discovery learning terhadap hasil belajar

IPA dan sikap ilmiah siswa SMP, Jurnal Teknologi Pembelajaran

Indonesia, Volome 7, Tahun 2017

Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran (Teori dan Aplikasi), Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media, 2013

Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan,

Jakarta: Prenada Media Group, 2016

M.Suaeb, Strategi Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Dalam

Pembelajaran Mufrodat Kelas VI MI NW Dasan Agung Mataram Tahun

Pelajaran 2016-2017, Skripsi Pdf, FTK UIN Mataram, 2017

Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, Edisi Revisi, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2019

N.N Ayu Suciati, dkk, Hasil Belajar IPA Ditinjau Dari Sikap Ilmiah Siswa SMP,

(E-jurnal: Program Pascasarjana Univesitas Pendidikan Ganesha

Program Studi IPA), Vol.4, Tahun 2014

Nursilam, Sikap Ilmiah Yang Ditunjukkan Siswa Kelas IV SD Negeri 55/1

Sridadi Dalam Pembelajaran IPA, Skripsi Pdf, Universitas Jambi, 2017

Nana Hendracipta, Menumbuhkan Sikap Ilmiah Siswa Sekoah Dasar Melalui

Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri, Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar

UNTIRTA, Volume. 1, Maret 2016

Patta Bundu, Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Dalam

Pembelajaran Sains Sekolah Dasar, Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan Tinggi

Direktorat Ketenagaan, 2006

Rizka Sofyan Saputri, Peran Guru Dalam Meningkatkan Sikap Ilmiah Peserta

Didik Kelas V-B MIN Demangan Kota Madiun, Skripsi Pdf, FITK UIN

Maulana Malik Ibrahim Malang, 2017

Ratna Rosidah, dkk, Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Pada

Pembelajaran Hukum-Hukum Dasar Kimia Ditinjau Dari Aktivitas dan

Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Surakarta Tahun

Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia,Volume. 3, Tahun 2014

78

Selly Gusmentari, Sikap Ilmiah Siswa Kelas IV C Dalam Pembelajaran IPA di SD

Muhammadiyah Condongcatur, Skripsi Pdf, Universitas Negeri

Yogyakarta, 2014

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitataif, Kualitatif, dan R&D),

Bandung : Alfabeta, 2016

Sugiyono, Metode Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung:

Alfabeta, 2018

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,dan

R&D), Bandung: Alfabeta, 2013

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2017

Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2013

Susilawati Agustina, Strategi Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca

dan Menulis (Surat-Surat Pendek) pada Siswa Kelas III MI NW

Badarussalam Karang Pule, Skripsi, FTK UIN Mataram, Mataram, 2018

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2015

Uliya Ilmiyati, Pengaruh Implementasi Pendekatan Jelajah Alam Sekitar

Terhadap Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar Siswa Materi Ekosistem Di Mts

Darul Islah Praya, Skripsi Pdf, FTK UIN Mataram, 2018

Wahab Jufri, Belajar dan Pempelajaran Sains (Modal Menjadi Guru

Professional), Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2017

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan),

Jakarta: Kencana, 2006

LAMPIRAN

96

Lampiran 1: Hasil Dokumentasi RPP Kelas IVA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : MI Nurul Islam Sekarbela

Kelas/Semester : IV/II

Tema 7 :Indahnya Keberagaman di Negeriku

Subtema 3 :Indahnya Persatuan dan Kesatuan Negeriku

Pembelajaran : 1 (Satu)

Pertemuan : Pertama

Alokasi Waktu : 2x35 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,

melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan

logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan

perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

97

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Kompetensi Dasar Indikator3.3 Mengidentifikasi macam-macam

gaya, antara lain: gaya otot, gaya

listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.

3.3.1 Menjelaskan macam-macam gaya, antara lain: gaya otot, gaya listrik,

gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.

3.3.2 Mengetahui contoh-contoh dari macam-macam gaya, antara lain:

gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan..

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Dengan memahami macam-macam gaya dengan mudah siswa bisa menemukan

contoh dari macam-macam gaya

2. Dengan mengetahui contoh dari macam-macam gaya siswa bisa melakukan

percobaan dari contoh macam-macam gaya

D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

KegiatanDeskripsiKegiatan

Alokasi

waktu

Kegiatan

Pendahuluan

Guru memberi salam

Guru mengkondisikan kelas agar tertib dan siap

untuk belajar

Seorang siswa memimpin do’a (Religius)

Guru mengecek kehadiran siswa

Guru menanyakan kabar siswa, dan mengajukan

beberapa pertanyaan, sudah belajar tadi malam,

siapkah belajar hari ini anak-anak

Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu

nasional lainnya. Guru memberikan penguatan

tentang pentingnya menanamkan semangat

(Nasionalisme).

Guru memotivasi siswa guna membangkitkan

semangat belajar

Guru menginformasikan tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai.

Guru sedikit mengulang materi minggu kemarin

10

menit

98

dan tak lupa membahas materi yang akan

dipelajari

Guru menjelaskan rangkaian kegiatan yang akan

dilakukan dan tentang evaluasi yang akan

dilakukan (Communication)

Guru membantu peserta didik dalam

merencanakan dan menyiapkan kegiatan

pembelajaran tentang materi macam-macam gaya

(gotong royong)

Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari

dengan pengalaman yang dimiliki siswa

Kegiatan

Inti

Guru menjelaskan tentang macam-macam gaya

Guru memberikan peserta didik contoh-contoh

kegiatan macam-macam gaya dalam kehidupan

sehari-hari

Guru bertanya kepada beberapa siswa terkait

contoh macam-macam gaya yang mereka ketahui

Guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok, dalam satu kelompok terdiri dari 5-6

siswa

Guru membimbing siswa untuk membuka buku

paket tema 7 subtema 3 pembelajaran 1

Masing-masing kelompok diberikan satu macam-

macam gaya untuk di diskusikan

Siswa bersama teman kelompoknya diberi

kesempatan untuk membaca dan mendiskusikan

selama beberapa menit terkait materi yang sudah

dibagikan

Setelah melakukan hal tersebut salah satu

perwakilan dari teman kelompok yang ditunjuk

oleh guru maupun teman kelompoknya maju ke

depan untuk membacakan hasil diskusinya

Bagi perwakilan kelompok yang paling bagus

keberaniannya untuk maju kedepan akan

diberikan reward (hadiah)

50

menit

99

Setelah semua perwakilan kelompok maju

kedepan masing-masing kelompok dibagikan

kertas yang berisi pertanyaan untuk dijawab

bersama teman kelompoknya

Untuk mengasah pengetahuan siswa dibimbing

untuk menjawab pertanyaan terkait materi yang

ditanyakan guru

Bagi teman kelompok yang sudah selesai

menjawab soal maka soal dan jawaban tersebut

dikumpulkan kemeja guru

Guru mengamati siswa mana yang sikap

kerjasamanya terwujud dari kerja kelompok yang

ditugaskannya

Kegiatan

Penutup

Mengakhiri kegiatan dengan melakukan refleksi

terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan hari

ini. Guru dapat mengajukan pertanyaan sebagai

berikut:

Apakah siswa mengalami kesulitan dalam

memahami dari contoh macam-macam gaya?

Apakah materi yang dipelajari hari ini sudah

difahami?

Apakah menyenangkan pelajaran kita pada

hari ini?

Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk memberikan pendapatnya. Siswa dapat

menyatakan pendapatnya secara lisan ataupun

tertulis. Jika disampaikan secara lisan maka guru

mencatat masukan siswa.

Guru melakukan evaluasi tentang macam-macam

gaya, serta menugaskan peserta didik untuk

mempelajari materi selanjutnya dan membuat

gambar contoh macam gaya ditempelkan di

kertas manila Mandiri Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk

menumbuhkan Nasionalisme, Persatuan, danToleransi

Salam dan doa penutup dipimpin oleh salah satu

siswa (Religius)

10menit

100

E. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN1. Buku Pedoman Guru Tema 7 Kelas 4 dan Buku Siswa Tema 7 Kelas 4 (Buku

Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, 2018).

2. Media Ajar Guru Indonesia SD/MI untuk kelas 4

F. MATERI PELAJARAN

1. Macam-macam Gaya

2. Contoh gaya

G. PENDEKATAN DAN METODE

Pendekatan : Saintifik

Model Pembelajaran : Discovery Learning

Metode : Diskusi, Kerja kelompok, Tanya Jawab, Penugasan

H. PENILAIAN

Teknik Penilaian

a. Penilaian Sikap : Sikap ingin tahu, sikap berpikir kritis, sikap

berpikir terbuka dan kerjasama, serta sikap peka

terhadap lingkungan sekitar

b. Penilaian Pengetahuan : Tes tertulis (Pilihan Ganda dan Essay)

c. Penilaian Keterampilan : Kepercayaan diri dalam presentasi

Mataram, 2020

Mengetahui,

101

Kepala Sekolah/Madrasah Guru Kelas IVA

Hj. Mupaddalah. M.Pd. Rosidin Novi Septin, S.Pd.NIP. 197103021994022001

Lampiran 2: Pedoman Wawancara dan Hasil Wawancara

Pedoman Wawancara Wali Kelas IVA dan Hasil Wawancara

No Pertanyaan Jawaban

1 Menurut bapak apa yang

dimaksud dengan sikap ilmiah ?

Sikap ilmiah adalah sikap yang harus ada

pada diri siswa, terutama pada pelajaranIPA. mungkin seperti yang kita pahami

bersama juga sikap ilmiah itu adalah sikap-sikap positif yang harus ada pada diri

siswa.

2 Apa saja sikap ilmiah yang

harus dimiliki oleh siswa SD/MI?

Banyak, seperti yang saya sebutkan siswa

harus punya sikap ingin tahu, sikap terbukadengan guru dan temannya, kerjasama dalam

kelompok, ramah lingkungan menjagakebersihan, sikap jujur dan bertanggung

jawab, sikap berpikir kritis juga perlu untukmenambah pengetahuannya.

3 Apa saja sikap ilmiah yang

ditunjukkan oleh siswa kelasIVA dalam pelajaran IPA?

Selama saya mengajar siswa kelas IVA

sudah banyak menunjukkan sikap ilmiahnya, diantaranya sikap keingintahuannya, peka

terhadap lingkungan, aktif dalam kerjasama saat bekerja kelompok, peka terhadap

lingkungan sekolah dalam menjaga kebersihan. Sebagian besar dari mereka juga

menunjukkan sikap jujur dan bertanggung jawab.

102

No Pertanyaan Jawaban

4 Bagaimana cara siswamenunjukkan sikap ilmiahnya?

Misalnya sikap ingin tahu siswa itumenunjukkannya dengan sering bertanya,

dan juga berpendapat. Sikap peka terhadaplingkungan sekitar sebagian besar siswa

melakukan dengan membuang sampahpadatempatnya, menyayangi hewan dan

tumbuhan dengan tidak menyakitinya. Kalausikap kritisnya siswa melakukannya dengan

cara sering bertanya atau menyanggahsesuatu yang dia anggap kurang pas dengan

jawaban yang guru atau temannya sampaikansesuai dengan kemampuannya. Adapun sikap

kerjasamanya dengan melakukan ikut sertadalam kerja tugas kelompok maupun tugas

kelas, dan bertanggung jawab atas apa tugasyang diberikan guru.

5 Apa saja yang mendukung

munculnya sikap ilmiah siswadalam pembelajaran IPA?

Adapun cara untuk mendukung munculnya

sikap ilmiah siswa dengan adanya reward itu.Anak masa SD itu senang reward.

Sebenarnya orang dewasa pun butuh reward,tapi rewardnya beda ya. Kalau anak-anak kan

rewardnya tanda-tanda itu, seperti tandabintang, dan sebagainya, tapi nanti kan

harapannya bisa ditukarkan dengan sebuahbarang di akhir semester saat pembagian

raport jika meamang hasil dari belajarnyabagus. Saat siswa aktif kan maka muncullah

sikap ilmiah.

6 Apa yang menjadi hambatansiswa dalam menunjukkan sikap

ilmiahnya selama pembelajaranIPA?

Hambatan dari siswa itu memang ada beberapa anak yang kurang aktif tidak

memperhatikan penjelasan guru.

7 Bagaimana strategi dalam

rangka mewujudkan sikapilmiah siswa?

Strategi yang saya lakukan dalam

mewujudkan atau supaya siswa bisamenunjukka sikap ilmiahnya dengan

menggunakan pendekatan saintifik saatproses belajar mengajar dan menggunakan

media semenarik mungkin baik dari video,audio visual, gambar teka-teki. Adapun sikap

ilmiah yang diwujudkan tersebut berbeda-beda cara yang saya lakukan yaitu:

(1) Dalam mewujudkan sikap ingin tahusiswa yang saya lakukan dengan cara

menghargai setiap pertanyaan yang diajukan

103

No Pertanyaan Jawaban

siswa, dengan memberi tantangan atau teka-teki pada anak sesuai dengan materi yang

dipelajari anak dengan cara mengajak anakbereksplorasi. (2) Adapun cara mewujudkan

sikap peka terhadap lingkungan sekitar, sayamelakukan hal-hal positif supaya siswa bisa

ikut melakukannya, diantara cara yang sayalakukan dengan mengajak siswa membuang

sampah pada tempatnya dan juga belajarmengurangi sampah yang masih bisa

dijadikan bahan sebagai kreativitas. (3)Adapun sikap kritis siswa saya wujudkan

dengan cara mengajak siswa untuk seringbertanya, karena sikap kritis dimulai dari

rasa penasaran dan keingintahuan yangtinggi. (4) Adapun sikap kerjasama saya

lakukan dengan cara siswa harus ikutmenegakkan tata tertib sekolah, seperti siswa

harus datang ke sekolah tepat waktu. Siswajuga harus selalu berinteraksi dengan sesama

teman dan guru dan dengan caramemberikan tugas kelompok.

8 Apa saja kendala bapak

dalam mewujudkan sikapilmiah siswa dalam

pembelajaran IPA?

Kalau kendala dari siswa dalam

mewujudkan sikap ilmiahnya, saya jelaskansaja ya diantara sikap ilmiah yang 5 itu. (1)

Sikap ingintahunya itu kendala yangdihadapi dalam mewujudkannya karena

sebagian siswa masih malu untuk bertanyajika tidak faham, sebagian siswa juga masih

kurang dalam minat membacanya, selainitu sebagian siswa masih ada yang tidak

menperhatikan penjelasan guru. (2) sikappeka terhadap lingkungan sekitar yang

menjadi kendala dalam mewujudkannyaadalah sebagian siswa masih membuang

sampah sembarang, tidak merawattumbuhan atau hewan dengan baik. (3)

sikap berpikir kritis yang menjadi kendaladalam mewujudkannya adalah sebagian

siswa tingkat pedulinya masih rendah danjuga jika menerima penjelasan atau

jawaban dari guru maupun temannya yangkurang tepat dia tetap terima begitu saja.

(4) sikap terbuka dan kerjasama; sikapkerjasamanya yang menjadi penghambat

104

No Pertanyaan Jawaban

adalah sebagian siswa tidak ikut sertadalam mengerjakan tugas kelompok atau

tugas kelas, seakan mereka tidakbertanggung jawab, yang dilakukannya

hanya menunggu semua pekerjain itu beres.Adapun sikap terbukanya yang menjadi

kendala sebagian siswa kurang aktifmengikuti kegiatan di sekolah, dan juga

kurang bergaul dengan sesama temannya.

9 Apa upaya yang bapak lakukan dalam mengatasi

kendala-kendala tersebut dalam mewujudkan sikap

ilmiah siswa pada pelajaran IPA?

Upaya yang saya lakukan untuk mengatasikendala-kendala dalam mewujudkan sikap

ilmiah siswa adalah selain melakukankegiatan pembelajaran menggunakan

pendekatan saintifik, media audi visual,video, dan gambar teka teki, akan tetapi

disini dalam mewujudkan sikap ingin tahusiswa strategi yang saya lakukan dengan

cara menghargai setiap pertanyaan yangdiajukan siswa, Adapun dengan memberi

tantangan atau teka-teki pada anak sesuaidengan materi yang dipelajari anak maka hal

ini bisa menjadi motivasi bagi anak dalammelakukan sesuatu dan bisa melatih anak

untuk membangun pengetahuannya sendirisecara mendalam. Adapun cara mewujudkan

sikap peka terhadap lingkungan sekitar, sayamelakukan hal-hal positif supaya siswa bisa

ikut melakukannya, diantara cara yang sayalakukan dengan mengajak siswa membuang

sampah pada tempatnya, , belajar menanampohon di lingkungan sekolah, dan juga

belajar mengurangi sampah yang masih bisadijadikan bahan sebagai kreativitas, misalnya

dengan membeli spidol yang bisa diisi ulangkembali, menjadikan bekas botol air minum

untuk dijadikan pot tanaman, memanfaatkansampah kertas untuk dijadikan kerajinan

tangan. Adapun sikap kritis siswa sayawujudkan dengan cara mengajak siswa untuk

sering bertanya, karena sikap kritis dimulaidari rasa penasaran dan keingintahuan yang

tinggi. Selanjutnya dengan cara membuatsikap peduli anak itu tinggi. Karena jika

sikap peduli anak rendah maka bagaimana

105

No Pertanyaan Jawaban

mungkin sikap kritisnya ada. Adapun sikapkerjasama saya lakukan dengan cara siswa

harus ikut menegakkan tata tertib sekolah,seperti siswa harus datang ke sekolah tepat

waktu. Siswa juga harus selalu berinteraksidengan sesama teman dan guru. dan dengan

cara memberikan tugas kelompok dan siswaharus bertanggungjawab atas tugas yang

diberikan.

106

Lampiran 3: Foto Kegiatan Wawancara dengan Wali Kelas IVA dan Guru-guru

Lainnya

107

Lampiran 4: Foto Proses Belajar Mengajar di Kelas

108