perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

288
PERBEDAAN SIKAP ILMIAH SISWA ANTARA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA KONSEP FUNGI (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 32 Jakarta) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Nurhasanah NIM. 1111016100040 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016

Transcript of perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

Page 1: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

PERBEDAAN SIKAP ILMIAH SISWA ANTARA YANG

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

TERBIMBING DENGAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA

KONSEP FUNGI

(Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 32 Jakarta)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Nurhasanah

NIM. 1111016100040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

Page 2: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 3: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 4: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

LEMBAR PENGESAIIAN

Skripsi berjudul Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa'antara yang Menggunakan

Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Group Investigatioz (Gf) pada

Konsep X'ungi disusun oleh Nurhasanah, NIM. 1111016100040, diajukan kepada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Iakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqasah pada tanggal9 Juni 2016

di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Sl

(S.Pd) dalam bidang Pendidikan Biologi.

Jakarta 9 Juni 2016

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal TandaTangan

Ketua Panitia (Ketua Program Studi)

Dr. Yanti Herlanti. M.Pd

NrP. 19710119 200801 2 010

Penguji I

Ir. Mahmud, M. Siresar. M,Si

NrP. 19s40310 198803 1 001

Penguji IINenssih Juanengsih. M.Pd

I\IIP. 19790510 200604 2 001

90 -Q'1,olb

At ^? <a.a

t\ _? -/At6,/lr4yy-

Page 5: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

iv

ABSTRAK

Nurhasanah, 1111016100040, Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa antara yang

Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Group

Investigation (GI) pada Konsep Fungi, Skripsi, Program Studi Pendidikan

Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sikap ilmiah siswa

antara penggunaan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Group

Investigation pada konsep Fungi. Penelitian ini dilakukan di SMAN 32 Jakarta Tahun

Pelajaran 2015/1016 dengan metode kuasi eksperimen. Pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Sampel penelitian ini

adalah siswa kelas X MIA 2 berjumlah 34 orang sebagai kelas eksperimen I (kelas

yang menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing) dan siswa kelas X MIA 3

berjumlah 35 orang sebagai kelas eksperimen II (kelas yang menggunakan

pembelajaran group investigation). Instrumen penelitian berupa angket, lembar

observasi, dan penilaian teman sejawat. Analisis data kedua kelompok menggunakan

uji-t pada taraf signifikan 0,05, diperoleh thitung lebih kecil dari ttabel yaitu 0,999 <

1,996. Hal ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan sikap ilmiah siswa antara

penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan group investigation pada

konsep fungi.

Kata Kunci: Sikap Ilmiah, Inkuiri Terbimbing, Group Investigation

Page 6: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

v

ABSTRACT

Nurhasanah, 1111016100040, The Differences of Scientific Attitude Between

Students Using Guided Inquiry Model and Group Investigation Model on The

Concept of Fungi, BA Thesis, Biology Education Study Program, Department of

Natural Science Education, Faculty of Tarbiya and Teacher Training, Syarif

Hidayatullah State Islamic Unversity Jakarta.

The aim of this research study is determine the differences of student's

scientific attitude between using guided inquiry model and group investigation model.

This research was conducted at SMAN 32 Jakarta academic year 2015/2016 with a

quasi experimental method. Sampling in this study was simple random sampling

technique. The sample were class X MIA 2 with 34 student as the first experimental

class (class using guided inquiry model) and X MIA 3 with 35 student as the second

experimental class (class using group investigation model). The Research

Instruments form of questionnaires, observation sheets , and peer assessment friend.

Data analysis the two group was t test at the 0.05 level of signification, the result is

tcount < ttable or 0.999 < 1.996. This suggest that there were no differences of student's

scientific attitude between using guided inquiry model and group investigation model

on the concept of fungi.

Keyword: scientific attitude, guided inquiry, group investigation

Page 7: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya

dengan ridho-Nya yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi

dengan judul Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa antara yang Menggunakan Model

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Group Investigation (GI) pada

Konsep Fungi.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd., Dosen pembimbing I dan Meiry Fadilah Noor, M.Si.,

Dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan

skripsi ini.

5. Dr. Zulfiani, M.Pd., Dosen pembimbing akademik pendidikan biologi A 2011

yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.

6. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan bantuan untuk

menyelesaikan penelitian ini.

7. Ibu Dra. Sri Rahmina Utami, Kons., Kepala Sekolah SMA Negeri 32 Jakarta

yang telah memberi izin untuk melaksanakan penelitian ini dan Ibu Dwi

Page 8: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

vii

Suwartini S.Pd., guru bidang studi Biologi Kelas X SMA Negeri 32 Jakarta yang

telah memberikan bimbingan dan arahan.

8. Siswa kelas X MIA 2 dan X MIA 3 SMAN 32 Jakarta yang telah membantu

terlaksananya penelitian ini.

9. Kedua orang tua tercinta, Buyah (Yunus Hasan) dan Mimi (Nahlah, S.Pd) serta

abang (Nurmansyah) yang selalu mendoakan serta memberikan motivasi kepada

penulis.

10. Suamiku tercinta, Dian Heryanto, S.Kom., yang selalu memberikan dukungan

moril maupun materil, do'a, dan motivasi bagi penulis.

11. Kawan-kawanku Amazing nenek, Rika Herlianisa Fitri, Qorina Oktaviani, Tri

Dewi Putri, Isti Anggraini, Achla Ilfana, dan Andini Puji Lestari yang selalu

memberikan semangat dan bantuan dari awal semester sampai penelitian.

12. Seluruh kawan-kawan Pendidikan Biologi 2011 yang tidak dapat disebutkan satu

persatu. Terima kasih selalu memberikan semangat dan bantuan dalam

menyelesaikan penelitian ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik secara langsung

maupun tidak langsung, penulis mengucapkan terima kasih.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umunya dan penulis

khususnya

Jakarta, Mei 2016

Penulis

Page 9: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..........................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ....................................................................iii

ABSTRAK .................................................................................................................iv

ABSTRACT ................................................................................................................v

KATA PENGANTAR ...............................................................................................vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................................5

C. Pembatasan Masalah......................................................................................5

D. Rumusan Masalah .........................................................................................6

E. Tujuan dan Mnfaat Penelitian ........................................................................6

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoritis ...............................................................................................8

1. Model Pembelajaran Inkuiri .....................................................................8

2. Pembelajaran Kooperatif ..........................................................................17

3. Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation ..............................21

4. Sikap Ilmiah ..............................................................................................26

5. Tinjauan Konsep Fungi .............................................................................29

B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................................31

C. Kerangka Berpikir .........................................................................................33

Page 10: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

ix

D. Hipotesis Penelitian .......................................................................................34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................35

B. Metode dan Desain Penelitian .......................................................................35

C. Populasi dan Sampel Penelitian .....................................................................36

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................37

E. Instrumen Penelitian ......................................................................................37

F. Kontrol terhadap Validitas Internal................................................................41

G. Teknik Analisis Data .....................................................................................43

H. Hipotesis Statistik ..........................................................................................47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian..............................................................................................48

1. Data Sikap Ilmiah Berdasarkan Angket, Lembar Observasi, dan Penilaian

Teman Sejawat Kelompok Eksperimen I dan II ......................................48

2. Data Hasil Lembar Observasi Sikap Ilmiah Siswa Kelompok Eksperimen

I dan II ......................................................................................................50

B. Analisis Data .................................................................................................54

1. Uji Normalitas ...........................................................................................54

2. Uji Homogenitas .......................................................................................55

3. Uji Hipotesis .............................................................................................56

C. Pembahasan Hasil Penelitian .........................................................................56

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................63

B. Saran ..............................................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................65

LAMPIRAN ...............................................................................................................71

Page 11: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran Inkuiri ................................................................. 12

Tabel 2.2 Fase Pembelajaran Koperatif ................................................................... 21

Tabel 2.3 Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah ........................................................ 28

Tabel 2.4 KI dan KD Konsep Fungi ........................................................................ 29

Tabel 3.1 Desain Penelitian...................................................................................... 36

Tebel 3.2 Kisi-kisi Angket Sikap Ilmiah.................................................................. 38

Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Sikap Ilmiah Peserta Didik ......................... 39

Tabel 3.4 Kisi-kisi Penilaian Teman Sejawat Sikap Ilmiah Peserta Didik .............. 40

Tabel 3.5 Skor Item Skala Likert ............................................................................. 44

Tabel 4.1 Data Sikap Ilmiah Berdasarkan Angket, Lembar Observasi, dan Penilaian

Teman Sejawat Kelompok Eksperimen I dan II ...................................... 48

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Sikap Ilmiah Siswa .................................................... 49

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Hasil Angket Sikap Ilmiah Siswa Kelompok

Eksperimen I dan II ................................................................................ 54

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Hasil Angket Sikap Ilmiah Siswa Kelompok

Eksperimen I dan II ................................................................................ 55

Tabel 4.5 Uji Hipotesis Hasil Analisis Angket Sikap Ilmiah Siswa ......................... 56

Page 12: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Diagram Persentase Analisis Lembar Observasi Sikap Ilmiah Siswa ... 50

Gambar 4.2 Diagram Persentase Aspek Sikap Ilmiah Siswa Berdasarkan Angket,

Lembar Observasi, dan Penilaian Teman Sejawat Kelompok Eksperimen

I dan II .................................................................................................... 52

Gambar 4.3 Diagram Persentase Rata-rata Sikap Ilmiah Siswa Berdasarkan Angket,

Lembar Observasi, dan Penilaian Teman Sejawat ................................. 53

Page 13: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen I.......... 71

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen II…...128

Lampiran 3. LKS Kelas Eksperimen I ................................................................... .180

Lampiran 4. LKS Kelas Eksperimen II .................................................................. 205

Lampiran 5. Kisi-kisi Angket Sikap Ilmiah ........................................................... 226

Lampiran 6. Instrumen Angket Sikap Ilmiah ......................................................... 227

Lampiran 7. Instrumen Lembar Observasi Sikap Ilmiah ....................................... 230

Lampiran 8. Rubrik Penilaian Lembar Observasi Sikap Ilmiah ............................ 231

Lampiran 9. Instrumen Penilaian Teman Sejawat ................................................. 234

Lampiran 10. Validitas Angket Sikap Ilmiah ........................................................ 236

Lampiran 11. Reliabilitas Angket Sikap Ilmiah ...................................................... 237

Lampiran 12. Data Hasil Angket Sikap Ilmiah ....................................................... 238

Lampiran 13. Data Hasil Lembar Observasi Sikap Ilmiah ..................................... 242

Lampiran 14. Data Hasil Penilaian Teman Sejawat................................................ 244

Lampiran 15. Uji Normalitas Angket Sikap Ilmiah ................................................ 246

Lampiran 16. Uji Homogenitas Angket Sikap Ilmiah ........................................... 255

Lampiran 17. Uji Hipotesis Angket Sikap Ilmiah ................................................... 256

Lampiran 18. Lembar Wawancara Guru ................................................................. 258

Lampiran 19. Lembar Wawancara Siswa ............................................................... 259

Lampiran 20. Hasil Rekapitulasi Sikap Ilmiah ....................................................... 260

Lampiran 21. Nilai Lembar Kerja Siswa (LKS) ..................................................... 262

Lampiran 22. Foto Penelitian .................................................................................. 264

Page 14: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

xiii

Lampiran 23. Lembar Uji Referensi ....................................................................... 255

Lampiran 24. Surat Permohonan Izin Penelitian .................................................... 264

Lampiran 25. Surat Keterangan Penelitian ............................................................. 265

Page 15: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini telah diterapkan kurikulum baru sebagai inovasi untuk memajukan

pendidikan nasional yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menghasilkan insan

Indonesia yang produktif, kreatif, dan afektif diintegrasikan pada sikap, keterampilan,

dan pengetahuan. Pengembangan kurikulum dengan intergrasi tersebut dipusatkan

pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik yang didemonstrasikan

peserta didik sebagai bentuk pemahaman konsep yang dipelajari secara kontekstual.1

Pembelajaran yang berkualitas dirancang guru dalam bentuk pemecahan

masalah yang berkaitan dengan kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik.

Dengan suatu permasalahan melatih peserta didik untuk belajar mandiri dalam

memecahkan masalah sehingga pembelajaran teacher oriented mengubah ke arah

student oriented.2 Proses pembelajaran ini dilaksanakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, dan menantang agar peserta didik berpartisipasi secara aktif.

Keaktifan peserta didik untuk meningkatkan kualitas diri peserta didik dalam proses

pembelajaran. Hal ini sesuai dengan undang-undang No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1

tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi:3

"Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara".

1

E. Mulyasa, Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2015), h. 65

2 Budi Darmo, Pengaruh Problem Base Learning (PBL) dan Sikap Ilmiah terhadap Hasil

Belajar Fisika Peserta didik SMA, Prosiding Pascasarjana Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta, 2014. h. 239

3 Undang-undang Republik Indonesia, tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta:

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2003)

Page 16: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

2

Kualitas diri peserta didik memberikan suatu karakter, karakter tersebut dapat

dimunculkan dengan sikap ilmiah. Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap atau

nilai-nilai yang muncul dari dalam diri yang mendorong seseorang untuk bertingkah

laku terhadap suatu objek yang dilakukan secara sistematis melalui langkah-langkah

ilmiah. Sikap-sikap tersebut sangat berpengaruh terhadap meningkatnya pencapaian

siswa dalam bidang IPA.4 Sikap ilmiah sangat bermakna dalam interaksi sosial, ilmu

pengetahuan, dan teknologi. Apabila sikap ilmiah telah terbentuk dalam diri peserta

didik maka akan terwujudlah suri tauladan yang baik bagi peserta didik, baik dalam

melakukan penyelidikan atau berinteraksi dengan masyarakat. Aspek-aspek sikap

ilmiah ini meliputi rasa ingin tahu, jujur, objektif, terbuka, kritis, dan dapat bekerja

sama dengan orang lain. Seseorang yang memiliki sikap ilmiah yang tinggi

dimungkinkan seseorang tersebut memiliki keinginan yang kuat untuk menggali

informasi yang lebih dalam mengenai suatu hal, dengan begitu pengetahuan

seseorang juga akan bertambah.5

Sikap ilmiah peserta didik dapat dikembangkan dengan teknik pembelajaran

yang mendorong peserta didik menggali pengetahuannya secara aktif dan mandiri.

Salah satu cara yang dapat ditempuh yaitu menggunakan pembelajaran berdasarkan

pendekatan konstruktivisme. Pendekatan konstruktivisme menyatakan bahwa

pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama

dari belajar bermakna.6 Model pembelajaran inkuiri terbimbing dan group

investigation merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan peserta

didik pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi serta dapat

menumbuhkan sikap ilmiah.

4

I M. Widya Astawa, W. Sadia, dan W. Suastra, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis

Proyek terhadap Sikap Ilmiah dan Konsep Diri Siswa SMP, e-Journal Program Pascasarjana

Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan IPA, Vol. 5, 2015. h. 3

5 Wahyuning Lestari, dkk. Pembelajaran Kimia Melalui Pendekatan Contektual Teaching and

Learning (CTL) dengan Metode Praktikum yang Dilengkapi dengan Lembar Kerja Peserta didik

(LKS) dan Diagram Vee Ditinjau dari Sikap Ilmiah Peserta didik, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1,

2012, h. 108-109

6 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 75.

Page 17: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

3

Prinsip strategi pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan stimulasi berupa

pertanyaan-pertanyaan bersifat membimbing untuk memancing keingintahuan peserta

didik sebelum mempelajari suatu subjek serta menyiapkan peserta didik untuk

berpikir kritis dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan mendiskusikannya

secara kelompok, sehingga peserta didik tidak hanya mampu mendapatkan suatu

konsep dengan membangun pengetahuannya sendiri tetapi juga berinteraksi dengan

guru maupun dengan peserta didik lain melalui kerja kelompok. Seluruh aktivitas

yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban

sendiri dari suatu yang dipertanyakan, sehingga dapat menumbuhkan sikap ilmiah

dan meningkatkan hasil belajar peserta didik.7

Selain dengan belajar secara inkuiri terbimbing, pembelajaran dengan Group

Investigation dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengalami

sendiri aktivitas dan pengalaman dalam belajar sains secara nyata. Peserta didik dapat

memperoleh informasi dengan mengkonstruksi sendiri dari data-data yang

didapatkan. Selain itu, dalam pembelajaran Group Investigation peserta didik

melakukan penyelidikan seperti ilmuwan. Peserta didik melakukan penyelidikan

seperti ilmuan dengan memilih topik sebelumnya, dan memperoleh kesimpulan dari

penyelidikan tersebut, hasil yang didapat dari peserta didik dikritisi dan dievaluasi.

Dengan aktivitas penyelidikan sains secara nyata melatih peserta didik tekun,

bersikap ingin tahu dalam mencari informasi serta jujur dalam mengolah data dan

terbuka dalam menerima pendapat orang lain agar mendapatkan informasi sevalid

mungkin.8

Model pembelajaran inquiry dan group investigation menekankan pada

belajar konstruktivisme dan memiliki kesamaan dalam kegiatan pembelajaran bersifat

7 Mariani Natalina, Yustini Yusuf dan Ermadianti, Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Peserta didik Kelas VIII SMP

Negeri 14 Pekanbaru Tahun Ajaran 2012/2013, Jurnal Biogenesis, Vol. 9, 2013, h.30 8 Istikomah, Hendratto, dan Bambang. Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation

untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah Peserta Didik, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Vol. 6, 2010, h.

42

Page 18: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

4

student centered, serta peserta didik bekerja secara kooperatif dalam sebuah

kelompok (group). Peserta didik menemukan sendiri informasi dan bekerja

memecahkan masalah. Walaupun ada kesamaan, namun secara spesifik kedua

pembelajaran tersebut memiliki perbedaan dalam tingkat kemandiriannya. Pada

pembelajaran inquiry, guru hanya terlibat dalam mengajukan permasalahan, peserta

didik menentukan proses dan penyelesaian masalah. Pada pembelajaran group

investigation, guru hanya memaparkan permasalahan utama, peserta didik hanya

memilih topik, menentukan proses dan penyelasaian, dan mempresentasikan hasil.

Perbedaan tingkat kemandirian peserta didik dalam proses belajar ini dimungkinkan

akan mempengaruhi sikap ilmiah yang dihasilkannya.

Proses pembelajaran yang telah dilakukan di salah satu Sekolah Menengah

Atas Negeri (SMAN) wilayah Jakarta Selatan (SMAN 32 Jakarta Selatan) telah

melibatkan peserta didik secara aktif. Hasil wawancara di sekolah tersebut

menunjukkan pembelajaran dilaksanakan dengan metode diskusi dan praktikum.

Diskusi yang dilakukan untuk melibatkan peserta didik secara aktif adalah dengan

presentasi. Metode diskusi dan praktikum yang sering digunakan adalah model

discovery.9 Namun, penilaian yang dilakukan di SMAN 32 Jakarta Selatan hanya

sekedar pemahaman konsep (kognitif) dan keterampilan (praktik). Padahal kurikulum

yang diterapkan di sekolah tersebut adalah kurikulum 2013 yang menuntut penilaian

secara autentik berupa sikap, pengetahuan, dan keterampilan.10

Dari uraian tersebut

menjelaskan bahwa dimensi sikap merupakan tujuan dari pendidikan nasional yang

terpenting untuk diperhatikan salah satunya adalah sikap ilmiah.

Konsep Fungi ini merupakan konsep yang sangat konkret, yang mana dalam

kompetensi dasarnya menekankan peserta didik untuk mendeskripsikan ciri-ciri,

jenis-jenis jamur, reproduksi jamur berdasarkan hasil pengamatan, percobaan dan

kajian literature serta peranannya bagi kehidupan. Tetapi, berdasarkan hasil

9

Lampiran 21

10 Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, tentang Standar

Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Direktorat Jenderal

Pendidikan RI, 2013), h. 3

Page 19: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

5

wawancara kegiatan belajar mengajar di SMAN 32 Jakarta Selatan, konsep Fungi

hanya diajarkan dengan metode presentasi dan diskusi saja untuk mengejar

ketuntasan materi dan mengukur kognitif peserta didik. Sejauh ini belum banyak

penelitian membedakan sikap ilmiah antara penggunaan model pembelajaran inkuiri

terbimbing dengan Group Investigation (GI) yang disertai dengan pembagian

instrumen pada ranah sikap. Berdasarkan hal ini, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul "Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa antara yang menggunakan

Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Group Investigation (GI) pada

Konsep Fungi"

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan masalah-masalah

yang terdapat pada SMAN 32 Jakarta Selatan sebagai berikut:

1. Penilaian setelah proses belajar umumnya lebih kepada penilaian kognitif dan

keterampilan yang meniadakan pengukuran sikap, khususnya sikap ilmiah

2. Konsep Fungi sebagian besar diajarkan dengan cara presentasi dan diskusi

kelompok

3. Proses pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik sebagian besar dilakukan

dengan presentasi dan model discovery.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian yang dilakukan mengarah pada

tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian, peneliti membatasi penelitian sebagai

beriku:

1. Langkah-langkah model pembelajaran Inkuiri terbimbing yang digunakan mengacu

pada teori yang dicetuskan oleh Wina Sanjaya. Sedangkan model pembelajaran

Group Investigation (GI) yang digunakan mengacu pada teori yang dicetuskan

oleh Robert E Slavin.

Page 20: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

6

2. Dimensi dan Indikator sikap ilmiah yang digunakan mengacu pada Herson Anwar

yang meliputi aspek rasa ingin tahu, berpikir terbuka dan kerjasama, respek

terhadap data dan fakta, berpikir kritis, ketekunan, dan peka terhadap lingkungan

sekitar.

3. Media pendukung dalam proses pembelajaran menggunakan Lembar Kerja Siswa

(LKS) yang dikaitkan dengan langkah-langkah dalam model pembelajaran Inkuiri

Terbimbing dan Group Investigation (GI). Pada LKS Inkuiri Terbimbing dan GI

memuat artikel sebagai sumber informasi siswa.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut: “Apakah sikap ilmiah peserta didik yang menggunakan model

pembelajaran Inkuiri Terbimbing lebih tinggi dari peserta didik yang menggunakan

model pembelajaran Group Investigation (GI)?”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan sikap ilmiah

peserta didik antara penggunaan model pembelajaran Inkuiri terbimbing dengan

Group Investigation (GI).

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

a. Peneliti, sebagai khasanah pengetahuan dalam mengembangkan pemanfaatan

model pembelajaran Inkuiri terbimbing dengan Group Investigasi (GI) dalam

rangka menumbuhkan sikap ilmiah peserta didik pada konsep Fungi.

b. Dunia pendidikan, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang dapat

dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran alternatif yang

Page 21: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

7

tepat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga mencapai tujuan

Kegiatan Belajar Mengajar dan Standar Kelulusan yang diharapkan.

Page 22: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

8

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoretis

Setiap guru dapat menggunakan model pembelajaran yang berbeda, model

pembelajaran yang dipilih tentunya harus sesuai dengan tujuan kelas, dan

karakteristik peserta didik. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini

adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing dan group investigation. Dengan

kedua model pembelajaran tersebut diharapkan dapat menumbuhkan sikap ilmiah

peserta didik.

Dalam kajian teoretis ini akan dipaparkan mengenai model pembelajaran yang

digunakan dalam penelitian yaitu model pembelajaran inkuiri terbimbing dan group

investigation serta sikap ilmiah.

1. Model Pembelajaran Inkuiri

a. Pengertian inkuiri

Kata inkuiri berasal dari bahasa Inggris, Inquiry yang berarti penyelidikan,

pertanyaan, pemeriksaan, permintaan keterangan. Inkuiri sebagai suatu proses umum

yang dilakukan manusia untuk mencari dan memahami informasi. Inkuiri

mempresentasikan sebuah proses yang rutin peneliti dilakukan dalam melakukan

penelitian. Inkuiri sebagai metode bagi para peserta didik untuk mempelajari materi

dan keterampilan dalam ilmu ilmu alam (science). Strategi ini merupakan aplikasi

pembelajaran konstruktivisme yang didasarkan pada observasi dan studi ilmiah.1

Salah satu prinsip utama inkuiri, yaitu peserta didik dapat mengkonstruk

pemahamannya dengan melakukan aktivitas aktif dalam pembelajarannya. Dalam

1 Nuryana Purwaning Rahayu, Pengaruh Strategi Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar

Ditinjau Dari Keterampilan Observasi Siswa Kelas X SMA Negeri Kebakkramat, Jurnal Skripsi pada

Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012, h.2

Page 23: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

9

proses belajar mengajar, inkuiri digunakan sebagai metode pengajaran yang

memungkinkan peserta didik berperan dalam suatu penyelidikan (investigasi) yang

dilakukan saat pembelajaran.

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri.

Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas peserta didik secara maksimal

untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan peserta didik

sebagai subjek belajar. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik

diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang

dipertanyakan, sehingga dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Ketiga,

mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau

mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.2

Menurut Hosnan, "pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan

pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari

dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan,

pembelajaran inkuiri juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa

Yunani, yaitu heuriskein, yang berarti saya menemukan."3 Sedangkan Ridwan

Abdullah Sani menjelaskan bahwa, "pembelajaran berbasis inkuiri adalah

pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam merumuskan pertanyaan yang

mengarahkan untuk melakukan investigasi dalam upaya membangun pengetahuan

dan makna baru."4

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran berbasis inkuiri adalah suatu strategi yang membutuhkan peserta didik

menemukan sesuatu dan mengetahui bagaimana cara memecahkan masalah dalam

suatu penelitian ilmiah. Serta melibatkan peserta didik dalam merumuskan

2

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana Prenada Media,2006), h. 196-197 3 M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, (Bogor:

Ghalia Indonesia, 2014), h. 341 4 Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013,

(Jakarta; PT. Bumi Aksara, 2014), h. 88

Page 24: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

10

pertanyaan yang mengarahkan untuk melakukan investigasi dalam upaya membangun

pengetahuan dan makna baru.

b. Fungsi Metode Inkuiri

Inkuiri memiliki beberapa fungsi. Fungsi metode inkuiri, yaitu membangun

komitmen (commitment bulding) peserta didik untuk belajar yang dilakukan dengan

keterlibatan, kesungguhan, dan loyalitas terhadap mencari dan menemukan sesuatu

dalam proses pembelajaran. Membangun sikap aktif, kreatif, dan inofatif dalam

proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Membangun sikap

percaya diri (self confidence) dan terbuka (openess) terhadap hasil temuan.5

c. Macam-macam Inkuiri

Pendekatan inkuiri dapat dibedakan menjadi inkuiri terbimbing (guided

inquiri), inkuiri terbuka (open ended inquiry), inkuiri gabungan, dan inkuiri

terstruktur.6 Inkuiri terbuka dapat didefinisikan sebagai sebuah pendekatan berbasis

student-centered yang dimulai dengan pertanyaan yang diajukan peserta didik

kemudian diikuti oleh perancangan yang dilakukan oleh peserta didik, selanjutnya

mengadakan sebuah investigasi atau eksperimen dan berakhir dengan

mengkomunikasikan hasilnya.

Pada pembelajaran inkuiri terbimbing, guru membantu peserta didik

mengembangkan penyelidikan investigasi di ruang kelas. Biasanya, guru memilih

pertanyaan untuk investigasi. Ketika peserta didik harus mempelajari tentang

fenomena yang lebih kompleks yang tidak dapat diinvestigasi secara langsung di

ruang kelas, guru dapat menyediakan data ilmiah dari berbagai sumber untuk

digunakan dalam investigasi.

5

Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Refika Aditama,

2012), h. 78

6Lisa Martin-Hansen. ”Defining Inquiry” dalam The Science Teacher diambil dari

http://people.uncw.edu/kubaskod/SEC_406_506/Classes/Class_3_Inquiry/DefiningInquiry.pdf diakses

tanggal 18 Maret 2015 pukul 21:03:23, h. 35

Page 25: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

11

Inkuiri gabungan merupakan kombinasi dari investigasi inkuiri terbimbing

dengan inkuiri terbuka. Pada pembelajaran inkuiri terstruktur, biasanya hasil

pembelajaran peserta didik dimana peserta didik hanya mengikuti arahan atau

petunjuk dari guru. Terkadang pendekatan ini sesuai untuk digunakan dalam kelas,

namun keterlibatan peserta didik dalam mengerjakan tugas menjadi terbatas karena

harus mengikuti instruksi dari guru.

d. Pengertian Model Pembelajaran Guided Inquiry

Model pembelajaran guided inquiry adalah model pembelajaran inkuiri

dimana guru menyampaikan permasalahan dan prosedur penyelidikan, sedangkan

peserta didik menentukan proses dan menyimpulkan hasil penyelidikan. Qurrota

menjelaskan bahwa "model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah salah satu jenis

inkuiri dimana menyelidiki pertanyaan atau rumusan masalah yang disajikan guru

dengan menggunakan prosedur yang dirancang peserta didik sendiri."7 Model

pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang menekankan

dalam proses penemuan konsep dan mengembangkan cara metode ilmiah serta

menempatkan peserta didik lebih banyak belajar sendiri atau kelompok untuk

memecahkan masalah.8 Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model

yang tepat digunakan karena model pembelajaran ini peserta didik dituntut untuk

aktif dalam pembelajaran baik dengan observasi lingkungan maupun eksperimen.9

Pada pembelajaran inkuiri terbimbing guru tidak melepas begitu saja kegiatan-

kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik.

7 Qurrota A'yun, Novi Ratna Dewi, Sudarmin. Efektivitas Model Think Pair Square (TPS)

Berbasis Inquiry pada Tema Sistem Transportasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif dan

Sikap Ilmiah Peserta didik, Jurnal Pendidikan IPA, Vol. 4, 2015, h. 974

8 Juli Sukimarwati, Widha Sunarno, Sugiyarto. Pembelajaran Biologi dengan Guided Inquiry

Model Menggunakan LKS Terbimbing dan LKS Bebas Termodifikasi Ditinjau Dari Kreativitas dan

Motivasi Berprestasi Peserta didik. Jurnal BIOEDUKASI, Vol. 6, 2013, h. 4

9 Siska Nugraheni Margiastuti, Parmin, Stephani Diah Pamelasari, Penerapan Model Guided

Inquiry Terhadap Sikap Ilmiah dan Pemahaman Konsep Peserta didik pada Tema Ekosistem, Jurnal

Pendidikan IPA Unnes, Vol. 4, 2015, h. 1042

Page 26: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

12

Dari ketiga pendapat yang telah dipaparkan maka inkuiri terbimbing dapat

diartikan sebagai salah satu model pembelajaran berbasis inkuiri yang penyajian

masalah, pertanyaan dan materi atau bahan penunjang ditentukan oleh guru. Masalah

dan pertanyaan ini yang mendorong peserta didik melakukan penyelidikan untuk

menentukan jawaban. Kegiatan peserta didik dalam pembelajaran ini adalah

mengumpulkan data dari masalah yang ditentukan guru, membuat hipotesis,

melakukan penyelidikan, menganalisis hasil, membuat kesimpulan, dan

mengkomunikasikan hasil penyelidikan.

e. Tahapan Pelaksanaan Inkuiri Terbimbing

Trianto mengungkapkan secara ringkas kegiatan guru dan peserta didik

selama proses pembelajaran inkuiri dapat dijabarkan sebagai berikut.10

Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran Inkuiri

Fase Perilaku Guru

Menyajikan pertanyaan atau masalah Guru membimbing peserta didik

mengidentifikasi masalah dan masalah

dituliskan di papan tulis. Guru membagi

peserta didik dalam kelompok.

Membuat hipotesis Guru memberikan percobaan kepada

peserta didik untuk memberikan pendapat

dalam bentuk hipotesis. Guru

membimbing peserta didik dalam

menentukan hipotesis yang relevan

dengan permasalahan dan

memproiritaskan hipotesis mana yang

menjadi prioritas penyelidikan.

Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk menentukan langkah-

langkah yang sesuai dengan hipotesis

yang akan dilakukan. Guru membimbing

peserta didik menyususn langkah-langkah

percobaan.

10 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan

Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2009), h. 172

Page 27: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

13

Fase Perilaku Guru

Melakukan percobaan untuk

memperoleh informasi

Guru membimbing peserta didik

mendapatkan informasi melalui

percobaan

Mengumpulkan dan menganalisis data Guru memberikan kesempatan kepada

setiap kelompok untuk menyampaikan

hasil pengolahan data yang terkumpul

Membuat kesimpulan Guru membimbing peserta didik dalam

membuat kesimpulan

Menurut David M. Hanson dan Richard S. Moog langkah kegiatan inkuiri

terbimbing terdiri dari beberapa tahapan.11

Tahap pertama adalah orientasi, yaitu

menyiapkan peserta didik untuk belajar. Orientasi memberikan motivasi untuk

beraktivitas, menciptakan minat, membangkitkan keingintahuan, dan membuat

hubungan dengan pengetahuan sebelumnya. Pengenalan terhadap tujuan

pembelajaran dan kriteria keberhasilan memfokuskan peserta didik untuk

menghadapi persoalan penting dan menentukan tingkat penguasaan yang diharapkan.

Tahap kedua adalah eksplorasi, pada tahap eksplorasi peserta didik

mempunyai kesempatan untuk mengadakan observasi, mendesain, eksperimen,

mengumpulkan, menguji, dan menganalisis data, menyelidiki hubungan serta

mengemukakan pertanyaan dan menguji hipotesis. Tahap ketiga adalah pembentukan

konsep. Sebagai hasil eksplorasi, konsep ditemukan, dikenalkan, dan dibentuk.

Pemahaman konseptual dikembangkan oleh keterlibatan peserta didik dalam

penemuan, bukan penyampaian informasi melalui naskah atau ceramah.

Tahap keempat adalah aplikasi, aplikasi melibatkan penggunaan pengetahuan

baru dalam latihan, masalah, dan situasi penelitian lain. Latihan memberikan

kesempatan bagi peserta didik untuk membentuk kepercayaan diri pada situasi yang

sederhana dan konteks yang akrab. Pemahaman dan pembelajaran yang sebenarnya

11 Richard S. Moog dan David M. Hanson. Process Oriented Guided Inquiry Learning:

POGIL and the POGIL Project. diambil dari https://journals.iupui.edu/index.php/muj/article/viewFile

/20287/1988 diakses pada tanggal 22 Maret 2016 pukul 15:33, h. 44

Page 28: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

14

diperlihatkan pada permasalahan yang mengharuskan peserta didik untuk mentransfer

pengetahuan baru kedalam konteks yang tidak akrab, memadukannya pada cara yang

baru dan berbeda untuk memecahkan masalah-masalah nyata di dunia. Tahap kelima

adalah penutup, setiap kegiatan diakhiri dengan membuat validasi terhadap hasil yang

mereka dapatkan, refleksi terhadap apa yang telah mereka pelajari dan menilai

penampilan mereka.

Menurut Made Wena, model pembelajaran inkuiri biologi terdiri atas empat

tahap.12

Tahap Pertama investigasi, peserta didik diharapkan pada permasalahan yang

perlu dikaji dan guru merancang bahan ajar yang mampu mendorong peserta didik

untuk mengkaji lebih lanjut. Tahap kedua penentuan masalah, peserta didik didorong

untuk mampu memetakan permasalahan yang ada. Ketiga identifikasi masalah,

peserta didik melakukan identifikasi dan memverifikasi permasalahan,

mengembangkan hipotesis, mencari alternatif pemecahan masalah, dan

mengembangkan kesimpulan sementara. Keempat penyimpulan/penyelesaian

masalah, peserta didik harus mampu menyimpulkan pemecahan masalah yang paling

tepat untuk menyelesaikan soal yang ada.

Tahapan pembelajaran inkuiri lainnya juga diungkapkan oleh Wina Sanjaya.

Wina Sanjaya menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri mengikuti 6 tahapan.13

Tahap

pertama adalah orientasi. Pada tahap ini guru merangsang dan mengajak peserta didik

untuk berpikir memecahkan masalah. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini

adalah menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh

peserta didik. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta

didik untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta

tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan

12

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),

h, 68

13

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana Prenada Media, 2006), h. 201

Page 29: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

15

merumuskan kesimpulan. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini

dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar peserta didik.

Tahap kedua adalah merumuskan masalah. Merumuskan masalah merupakan

langkah membawa peserta didik pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki.

Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang peserta didik untuk

memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabanya,

dan peserta didik didorong untuk mencari jawaban yang tepat.

Tahap ketiga adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis adalah jawaban

sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis

perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk

mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan

mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik untuk dapat

merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan

kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.

Tahap keempat adalah mengumpulkan data. Menggumpulkan data adalah

aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang

diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental

yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data

bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga

membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.

Tahap kelima menguji hipotesis. Menguji hipotesis adalah menentukan

jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh

berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan

kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan

hanya berdasarkan argument, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan

dan dapat dipertanggungjawabkan.

Tahap keenam adalah merumuskan kesimpulan. Merumuskan kesimpulan

adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian

Page 30: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

16

hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu

menunjukkan pada peserta didik data mana yang relevan.

Berdasarkan tahapan-tahapan yang telah dipaparkan, peneliti menggunakan

sintaks inkuiri menurut Wina Sanjaya yang lebih kompleks dan sesuai dengan

indikator yang digunakan untuk menilai sikap ilmiah peserta didik. Pada tahapan

orientasi, sikap ilmiah peserta didik yang muncul seperti berpikir terbuka dan kerja

sama. Pada saat merumuskan masalah peserta didik dibawa pada suatu persoalan

yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang

menantang peserta didik untuk memecahkan teka-teki itu yang akan menumbuhkan

rasa ingin tahu peserta didik. Pada tahap merumuskan hipotesis sikap imiah yang

dapat dinilai adalah berpikir kritis, dan rasa ingin tahu. Pada tahap mengumpulkan

data membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya jadi

sikap ilmiah yang akan muncul pada tahapan ini seperti tekun dan respek terhadap

data dan fakta. Sedangkan pada tahapan menguji hipotesis dan merumuskan

kesimpulan sikap ilmiah yang diharapkan muncul yaitu berpikir kritis dan respek

terhadap data. Hal ini karena pada tahapan menguji hipotesis dan merumuskan

kesimpulan dapat mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran

jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argument, akan tetapi harus

didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

f. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Inkuiri

Setiap model pembelajaran yang digunakan pasti mempunyai keunggulan

serta kelemahan masing-masing. Dalam hal ini Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)

memiliki beberapa keunggulan.14

Pertama, membantu peserta didik untuk

mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif.

Kedua, peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat

dimengerti dan mengendap dalam pikirannya. Ketiga, dapat membangkitkan

14 Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama,

2012), h.79

Page 31: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

17

motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi. Keempat,

memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan

minat masing-masing. Kelima, memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri

sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta

didik dengan peran guru yang sangat terbatas.

Selain memiliki kelebihan, Inkuiri juga mempunyai beberapa kekurangan.15

Pertama, inkuiri memerlukan jumlah jam pelajaran kelas yang banyak dan juga waktu

di luar kelas dibandingkan dengan metode pembelajaran lainnya. Kedua, inkuiri

memerlukan proses mental yang berbeda, seperti perangkat analitik dan kognitik. Hal

ini mungkin kurang berguna untuk semua bidang pembelajaran. Ketiga, inkuiri dapat

berbahaya bila dikaitkan dengan beberapa problema inkuiri terutama isu-isu

controversial. Keempat, Peserta didik lebih menyukai pendekatan bab per bab yang

tradisional. Kelima, inkuiri sulit untuk dievaluasi dengan menggunakan tes prestasi

tradisional, misalnya, bagaimana anda mengevaluasi proses pemikiran yang

digunakan oleh peserta didik ketika mereka sedang mengerjakan program-program

inkuiri?.

2. Pembelajaran Kooperatif

a. Definisi Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan

kerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ngalimun dalam bukunya

mengatakan bahwa, "pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan

bentuk pembelajaran dengan cara peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil secara kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang,

dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen."16

Heterogen maksudnya adalah

peserta didik berada dalam kelompok kecil dengan peserta didik yang memiliki

tingkat keahlian berbeda, menggunakan ragam aktivitas untuk meningkatkan

15 Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2013), h. 41

16

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h.174

Page 32: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

18

pemahaman mereka pada sebuah subyek (mata pelajaran).17

Selain itu, pembelajaran

kooperatif merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh

peserta didik dalam kelompok, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan.18

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan.19

Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran di dalam kelompok

kecil yang berjumlah 4-6 orang, dengan tingkat keahlian yang berbeda serta memiliki

keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerjasama di dalam kelompoknya

demi mencapai tujuan pembelajaran.

b. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Secara umum pembelajaran kooperatif terdiri dari lima karakteristik, yaitu

peserta didik berkelompok untuk menyelesaikan tugas atau aktivitas dalam proses

pembelajaran, peserta didik saling bergantung secara positif, peserta didik belajar

dalam kelompok kecil yang terdiri dari 2 sampai 5 peserta didik, peserta didik

menggunakan perilaku kooperatif, pro-sosial, setiap peserta didik secara mandiri

bertanggungjawab untuk pekerjaan pembelajaran mereka.20

Untuk itu dibutuhkan niat para peserta didik dan para anggota kelompoknya

untuk bekerja sama yang saling menguntungkan dan saling menguasai materi

pembelajaran dan menyadari peran masing-masing serta setiap anggota kelompoknya

berhak memberi pandangan atau bertukar ide dalam penyelesaian masalah agar dapat

diterima dan dipahami oleh semua peserta didik. Tujuan pembelajaran tidak akan

tercapai jika penyelesaiannya hanya dilakukan oleh seorang peserta didik saja.

17 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009),h. 130

18

Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h. 204

19

Ibid, h. 205

20

Zulfiani, dkk., op cit, h. 131

Page 33: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

19

c. Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tujuan, diantaranya

meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik, dapat menciptakan

kerjasama yang baik dengan kelompoknya yang mempunyai berbagai perbedaan

latar belakang sehingga dapat menghargai pendapat orang, berbagi tugas dan

kerjasama dalam kelompok. selain itu pembelajaran kooperatif dapat

mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, memancing rasa ingin tahu

peserta didik, memotivasi peserta didik menjelaskan ide atau pendapat.21

Tujuan penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada

peserta didik keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting

untuk dimiliki di dalam masyarakat di mana banyak kerja orang dewasa sebagian

besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung sama lain dan di mana

masyarakat secara budaya semakin beragam.22

Jadi, model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai

setidaknya tiga tujuan pembelajaran yaitu hasil belajar akademik, perbedaan terhadap

individu, dan pengembangan keterampilan sosial, juga memperbaiki prestasi peserta

didik atau tugas akademis penting lainnya. Model pembelajaran kooperatif bertujuan

untuk menerima secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya,

kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif

memberi peluang bagi peserta didik dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk

bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur

penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.

d. Keterampilan dalam Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi peserta

didik juga harus mempelajari keterampilan khusus yang disebut keterampilan

kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja

21 Abdul Majid, op.cit., h. 175

22

Rusman, op. cit., h. 210

Page 34: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

20

dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membagi tugas anggota

kelompok selama kegiatan. Keterampilan-keterampilan kooperatif tersebut meliputi

keterampilan tingkat awal, keterampilan tingkat menengah dan keterampilan tingkat

mahir.23

Keterampilan tingkat awal, pada keterampilan tingkat awal meliputi

menggunakan kesepakatan, menghargai kontribusi, mengambil giliran dan berbagai

tugas, berada dalam kelompok, berada dalam tugas, mendorong partisipasi,

mengundang orang lain, menyelesaikan tugas pada waktunya, menghormati

perbedaan individu. Keterampilan tingkat menengah, meliputi menunjukkan

penghargaan dan simpati, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara dapat

diterima, mendengarkan dengan aktif, bertanya, membuat rangkuman, menafsirkan,

mengatur dan mengorganisir, serta mengurangi ketegangan. Keterampilan tingkat

mahir, meliputi mengelaborasi, memeriksa dengan cermat, menanyakan kebenaran,

menetapkan tujuan, dan berkompromi

e. Prosedur Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran Kooperatif memiliki 6 fase atau langkah utama. Pembelajaran

dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi peserta didik

untuk belajar. Fase ini diikuti peserta didik dengan penyajian informasi, sering dalam

bentuk teks bukan verbal. Selanjutnya peserta didik dikelompokkan ke dalam tim-tim

belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat peserta didik bekerjasama

menyelesaikan tugas mereka. Fase terakhir dari pembelajaran kooperatif yaitu

penyajian hasil akhir kerja kelompok, dan mengetes apa yang mereka pelajari, serta

memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. Keenam

fase pembelajaran koperatif dirangkum pada Tabel 2.2 berikut ini.24

23 Trianto, Mendesain Model Pembealjaran Inovatif –Progresif, (Jakarta: Kencana, 2009), h.

64

24 Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h. 211

Page 35: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

21

Tabel 2.2 Fase Pembelajaran Koperatif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase 1:

Menyampaikan tujuan dan memotivasi

peserta didik

Guru menyampaikan semua tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai dan

memotivasi peserta didik belajar

Fase 2:

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada

peserta didik dengan jalan demonstrasi

atau lewat bahan bacaan

Fase 3:

Mengorganisasikan peserta didik ke

dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada peserta didik

bagaimana caranya membentuk

kelompok belajar dan membantu setiap

kelompok belajar agar melakukan

transisi secara efisien.

Fase 4:

Membimbing kelompok bekerja dan

belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok

belajar pada saat mereka mengerjakan

tugas.

Fase 5:

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang telah dipelajari atau masing-

masing kelompok mempresentasikan

hasil kerjanya.

Fase 6:

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara yang baik untuk

menghargai upaya maupun hasil belajar

individu dan kelompok

3. Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation

a. Definisi Pembelajaran Group Investigation (GI)

Strategi Pembelajaran Kooperatif Group Investigation dikembangkan oleh

Shlomo Sharan dan Yael Sharan di Universitas Tel Aviv, Israel. secara umum Group

Investigation merupakan kelompok yang dibentuk oleh peserta didik itu sendiri

dengan beranggotakan 2-6 orang dan tiap kelompok bebas memilih subtopik dari

keseluruhan unit yang diajarkan kemudian menghasilkan laporan kelompok.25

Group

Investigation (GI) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang melibatkan

peserta didik sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk

mempelajarinya melalui investigasi. Pada pembelajaran Group Investigation peserta

25 Ibid., h. 220

Page 36: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

22

didik berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan membangun pengetahuan

sendiri dan bertanggungjawab atas hasil pembelajarannya.26

Model pembelajaran Group Investigation merupakan salah satu tipe dari

model pembelajaran kooperatif, yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar dalam

kelompok-kelompok kecil yang heterogen untuk mendiskusikan dan menyelesaikan

masalah yang ditugaskan guru.27

Pembelajaran Group Investigation mendorong

peserta didik dalam keterlibatan belajar untuk memiliki kemampuan yang baik dalam

berkomunikasi maupun keterampilan proses kelompok.28

Jadi, Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran

kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas peserta didik untuk

mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-

bahan yang tersedia, contohnya dari buku pelajaran. Pembelajaran ini melibatkan

peserta didik sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk

mempelajarinya melalui investigasi. Metode pembelajaran ini menuntut para peserta

didik untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam

keterampilan proses kelompok (group process skills). Model Group Investigation

(GI) dapat melatih peserta didik untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri.

b. Tahapan Pembelajaran Group Investigation (GI)

Dalam Group investigation para murid bekerja melalui enam tahapan.29

Tahap

pertama mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok. Para peserta

didik meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan

saran-saran. Para peserta didik bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari

26 Brian Aziz Suryadana, Tjiptaning Suprihati, Sri Astutik, Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Group Investigation (GI) Disertai Media Kartu Masalah pada Pembelajaran Fisika di SMA,

Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 1, 2012, h. 269

27

M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, (Ghalia

Indonesia: Bogor, 2014), h. 258

28

Imas kurniasih, Berlin Sani., Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Mamahami

Aspek Dalam Kurikulum 2013, (Yogyajarta: Kata Pena, 2014), h. 93

29Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media,

2005), h. 218

Page 37: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

23

topik yang telah mereka pilih. Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan

peserta didik dan harus bersifat heterogen. Guru membantu dalam pengumpulan

informasi dan memfasilitasi pengaturan.

Tahap kedua merencanakan tugas yang akan dipelajari. Para peserta didik

merencanakan bersama mengenai apa yang dipelajari, bagaimana proses

mempelajarinya, siapa yang melakukan. Untuk tujuan atau kepentingan apa

menginvestigasi topik.

Tahap ketiga melaksanakan investigasi. Para peserta didik mengumpulkan

informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Tiap anggota kelompok

berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya. Para peserta didik

saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensintesis semua gagasan.

Tahap keempat menyiapkan laporan akhir. Setiap anggota kelompok

menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka. Anggota kelompok

merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan

membuat presentasi mereka. Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara

untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi.

Tahap kelima mempresentasikan laporan akhir. Presentasi yang dibuat untuk

seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk. Bagian presentasi tersebut harus dapat

melibatkan pendengarannya secara aktif. Para pendengar tersebut mengevaluasi

kejelasan dan penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan

sebelumnya oleh seluruh anggota kelas.

Tahap keenam evaluasi. Para peserta didik saling memberikan umpan balik

mengenai topik tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai

keefektifan pengalaman-pengalaman mereka. Guru dan murid berkolaborasi dalam

mengevaluasi pembelajaran peserta didik. Penilaian atas pembelajaran harus

mengevaluasi pemikiran paling tinggi.

Menurut Ngalimun model pembelajaran tipe group investigation memiliki 9

tahapan, yaitu pengarahan, buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas,

rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu,

Page 38: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

24

pengolahan data penyajian hasil investigasi, presentasi, kuis individual, buat skor

perkembangan peserta didik, umumkan hasil kuis dan berikan reward.30

Sedangkan menurut Imas tahapan pembelajaran pada model pembelajaran

group investigation terdiri dari 8 tahapan. Tahapan pertama guru membagi kelas

menjadi beberapa kelompok yang heterogen. Tahapan kedua guru menjelaskan

maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan. Tahapan ketiga

guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk mengambil materi tugas secara

kooperatif dalam kelompoknya. Tahapan keempat masing-masing kelompok

membahas matri tugas secara kooperatif dalam kelompoknya. Tahapan kelima

masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok atau salah satu anggotanya

menyampaikan hasil pembahasan. Tahapan keenam kelompok lain dapat memberikan

tanggapan terhadap hasil pembahasannya. Tahapan ketujuh guru memberikan

penejalasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan konsep dan memberikan

kesimpulan, dan tahapan terakhir yaitu evaluasi.31

Ketiga sintaks yang telah dijelaskan, penelitian yang dilakukan menggunakan

sintaks dari Robert E. Slavin yang lebih singkat. Hal ini didasarkan atas pertimbangan

waktu jam pelajaran biologi dikelas yang tidak terlalu lama (45 menit untuk satu jam

pelajaran) dan sesuai dengan indikator sikap ilmiah yang digunakan.

c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Group Investigation (GI)

Model Group investigation memanglah suatu rancangan mengenai pola

pembelajaran aktif melalui investigasi kelompok yang terorganisir dengan baik.

Namun, metode ini mempunyai kelebihan dan kelemahan.

Kelebihan model Group investigation yaitu dapat meningkatkan kemampuan

berpikir tingkat tinggi dan keterampilan inkuiri kompleks, kegiatan belajar berfokus

pada peserta didik sehingga pengetahuannya benar-benar diserap dengan baik,

30

Ngalimun, Muhammad Fauzani, Ahmad Salabi, Strategi dan Model Pembelajaran,

(Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016), Edisi Revisi, h. 237

31

Imas kurniasih, Berlin Sani., loc cit.

Page 39: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

25

meningkatkan keterampilan sosial dimana peserta didik dilatih untuk bekerja sama

dengan peserta didik lain, meningkatkan pengembangan soft skills (kritis,

komunikasi, kreatif) dan group process skill (managemen kelompok), menggunakan

berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah,

mengembangkan pemahaman peserta didik melalui berbagai kegiatan, mampu

menumbuhkan sikap saling menghargai, saling menguntungkan, memperkuat ikatan

sosial, tumbuh sikap untuk lebih mengenal kemampuan diri sendiri,

bertanggungjawab dan merasa berguna untuk orang lain.32

Selain memiliki kelebihan model pembelajaran Group investigation juga

memiliki kelemahan , yaitu group investigation tidak ditunjang oleh adanya hasil

penelitian yang khusus, proyek-proyek kelompok sering melibatkan siswa-siswa yang

mampu, group investigation terkadang memerlukan pengaturan situasi dan kondisi

yang berbeda, jenis meteri yang berbeda dan gaya mengajar yang berbeda pula.

Kelemahan lainnya adalah keadaan kelas tidak selalu memberikan lingkungan fisik

yang baik bagi kelompok dan keberhasilan model Group Investigation bergantung

pada kemampuan siswa memimpin kelompok atau bekerja mandiri.33

Pembelajaran group investigation mendorong peserta didik untuk belajar lebih

aktif dan lebih bermakna, sebab peserta didik akan banyak melalui proses belajar

melalui pembentukan dan penciptaan, kerja dalam kelompok dan berbagi

pengetahuan serta tanggung jawab individu merupakan kunci keberhasilan

pembelajaran. Hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai kegiatan belajar

mengajar menggunakan metode group investigation adalah peranan guru yang ekstra

bisa membuat kelas sebaik mungkin. Untuk itu sebelumnya haruslah sudah ada

persiapan yang sangat matang agar proses kegiatan belajar-mengajar dengan model

Group investigation ini berjalan baik. Group investigation dalam pembelajaran

32

Robert E Slavin, Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice, (USA: Allyn &

Bacon, 1995), h. 111

33 Wahyu Wijayanti, Sudarno Herlambang, Mahadi Slamet K, Pengaruh Model Pembelajaran

Group Investigation (GI) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Mejayan

Kabupaten Madiun, diakses dari http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel2405E92B2C97

1A74C4C2BDB5B724F6E4.pdf, 2014, h. 2

Page 40: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

26

kelompok ini dapat membantu peserta didik memenuhi kebutuhan dasar untuk

tampak pintar dan kompeten serta kebutuhan merasa terhubung dengan orang lain

didalam lingkungan sosial.

4. Sikap Ilmiah

Pendidikan untuk pembelajaran biologi perlu dan dapat dimuati unsur

pembentukan karakter melalui pengembangan sikap ilmiah. Sikap yang

dikembangkan dalam sains adalah sikap ilmiah. Sikap ilmiah mengandung dua

makna, yaitu attitude to scince dan attitude of science. Pertama, mengacu pada sikap

terhadap sains, sedangkan yang kedua, mengacu pada sikap yang melekat setelah

mempelajari sains.

a. Pengertian Sikap

Istilah sikap (attitude) pertama kali digunakan oleh Herbert Spencer pada

tahun 1862. Pada saat itu, Herbert mengartikan sikap sebagai status mental seseorang.

Tokoh-tokoh terkenal di bidang pengukuran sikap antara lain Louis Thurstone,

Rensis Likert, dan Charles Osgood. Mereka mengartikan sikap sebagai suatu bentuk

evaluasi atau reaksi dari sebuah perasaan. Menurut Muhibbin Syah, "sikap adalah

gejala internal yang berdimensi aktif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau

merespon dengan cara yang relatif terhadap objek orang, barang, dan sebagianya baik

secara positif maupun negatif."34

Sedangkan Slameto menjelaskan bahwa, "sikap

merupakan sesuatu yang dapat dipelajari dan sikap menentukan bagaimana individu

bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam

kehidupan."35

Peserta didik tidak akan berusaha untuk memahami suatu konsep jika

dia tidak memiliki kemauan untuk memahami konsep tersebut. Sehingga sikap

34 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2008), h. 135

35

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),

h. 188

Page 41: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

27

ketertarik peserta didik pada pembelajaran akan menuntun ia untuk mencari tahu

lebih banyak mengenai hal yang akan ia pelajari.

Sikap terbentuk melalui bermacam-macam cara, yaitu melalui pengalaman

yang berulang-ulang, atau dapat pula melalui suatu pengalaman yang disertai

perasaan yang mendalam, melalui imitasi, peniruan dapat terjadi tanpa disengaja,

dapat pula dengan sengaja, melalui sugesti, disini seseorang membentuk suatu sikap

terhadap objek tanpa suatu alasan dan pemikiran yang jelas, melalui identifikasi,

disini seseorang meniru orang lain atau suatu organisasi/badan tertentu didasari suatu

ketertarikan emosional sifatnya.36

b. Pengertian Sikap Ilmiah

Sikap ilmiah peserta didik adalah sikap tertentu yang diambil dan

dikembangkan oleh ilmuan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Sikap ilmiah

peserta didik dapat ditingkatkan dengan penciptaan proses pembelajaran yang

memungkinkan peserta didik dapat menggali dan meningkatkan sikap ilmiahnya.37

Sikap ilmiah merupakan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah, menilai ide

dan informasi untuk membuat keputusan. Pengambilan keputusan berdasarkan bukti

yang telah dikumpulkan dan dievaluasi secara objektif.38

Secara umum, sikap ilmiah dapat diartikan sebagai suatu kesiapan yang

kompeks dari seorang individu untuk memperlukan suatu objek (orang, benda,

lingkungan, sekolah, dan lain-lain) dengan cara, metode, teknik, dan pola tertentu.

Sikap ilmiah diartikan sebagai suatu kecenderungan, kesiapan, kesediaan, seseorang

untuk memberikan respon/tanggapan/tingkah laku secara ilmu pengetahuan dan

36 Ibid., h. 189

37

Rina Astuti, Widha Sunarno, Suciati Sudarisman, “Pembelajaran IPA dengan Pendekatan

Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode Eksperimen Bebas Termodifikasi dan Eksperimen

Terbimbing Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Motivasi Belajar Peserta Didik”, Jurnal Inkuiri, Vol. 1,

2012, h. 57

38

Dede Persaoran Damanik dan Nurdin Bukit, “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis dan

Sikap Ilmiah pada Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training (IT) dan

Direct Instruction (DI)”, Jurnal Online Pendidikan Fisika, Vol. 2, 2013, h. 19

Page 42: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

28

memenuhi syarat (hukum) ilmu pengetahuan yang telah diakui kebenarannya. Sikap

ilmiah merupakan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah, menilai ide dan

informasi untuk membuat keputusan. Pengambilan keputusan berdasarkan bukti yang

telah dikumpulkan dan dievaluasi secara objektif. Diperlukan juga sikap kritis

berdasarkan bukti yang relevan. Orang yang melakukan prosedur ini dikatakan

memiliki sikap ilmiah.

Pengukuran sikap ilmiah peserta didik dapat didasarkan pada

pengelompokkan sikap sebagai dimensi sikap, selanjutnya dikembangkan indikator-

indikator sikap untuk setiap dimensi sehingga memudahkan menyusun butir

instrument sikap ilmiah. Dimensi sikap ilmiah dikelompokkan dalam tabel berikut.39

Tabel 2.3 Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah

Dimensi Indikator

Sikap Ingin Tahu Antusias mencari jawaban

Perhatian pada objek yang diamati

Antusias pada proses sains

Menanyakan setiap langkah kegiatan

Sikap respek terhadap data/

fakta

Objektif/ jujur

Tidak memanipulasi data

Tidak berburuksangka

Mengambil keputusan sesuai fakta

Tidak mencampur fakta dengan pendapat

Sikap berpikir kritis Meragukan temuan teman

Menanyakan setiap perubahan/ hal baru

Mengulangi kegiatan yang dilakukan

Tidak mengabaikan data meskipun kecil

Sikap penemuan dan

kreativitas

Menggunakan fakta-fakta untuk dasar konklusi

Menunjukkan laporan berbeda dengan teman

sekelas

Merubah pendapat dalam merespon terhadap fakta

Menggunakan alat tidak seperti biasa

Menyarankan percobaan-percobaan baru

Menguraikan konklusi baru hasil pengamatan

Sikap berpikir terbuka dan

kerja sama

Menghargai pendapat/ temuan orang lain

Mau merubah pendapat jika data kurang

39

Herson Anwar, “Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains”, Jurnal Pelangi Ilmu, Vol.

2, 2009. h. 108

Page 43: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

29

Dimensi Indikator

Menerima saran dari teman

Tidak merasa selalu benar

Menganggap setiap kesimpulan adalah tentative

Berpartisipasi akif dalam kelompok

Sikap ketekunan Melanjutkan meneliti setelah penemuannya hilang

Mengulangi percobaan meskipun berakibat

kegagalan

Melengkapi satu kegiatan meskipun teman

sekelasnya selesai lebih awal

Sikap peka terhadap

lingkungan sekitar

Perhatian terhadap peristiwa sekitar

Partisipasi pada kegiatan sosial

Menjaga kebersihan lingkungan sekolah

Aplikasi pembentukan sikap ilmiah dapat dilaksanakan dalam proses

pembelajaran, baik dalam menyampaikan materi, melaksanakan percobaan, dalam

menilai hasil percobaan dan prestasi belajar peserta didik. Peneliti menggunakan

indikator dan dimensi sikap dari Harson Anwar sebagai acuan dalam penelitian.

5. Tinjauan Konsep Fungi

Konsep Fungi yang dipelajari ditingkat SMA/MA memiliki kompetensi inti

(KI) dan kompetensi dasar (KD) sebagai berikut:40

Tabel 2.4 KI dan KD Konsep Fungi

Kompetensi Inti

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif, dan

proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

40

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan2013, Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas

(SMA)/Madrasah Aliyah (MA), tersedia melalui http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/drs-

sudarmji-mpd/03-kompetensi-dasar-sma-2013.pdf diunduh pada tanggal 21 maret 2016.

Page 44: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

30

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural.

KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar

3.6 : Mengelompokkan jenis-jenis jamur berdasarkan ciri-ciri dan peranannya bagi

kehidupan melalui percobaan

4.7 : Mengamati berbagai jenis jamur melalui pengamatan langsung atau gambar

dan mengelompokkannya berdasarkan ciri atau peranannya bagi kehidupan

Kajian konsep Fungi ditinjau dari tiga buku. Buku kesatu yaitu buku biologi

untuk mahasiswa dan peserta didik, buku kedua dan ketiga adalah buku biologi SMA

berdasarkan kurikulum 2013. Buku kesatu karangan Campbell, Reece dan Mitchell,

dan buku kedua karangan Irnaningtyas, dan buku ketiga karangan Yusa.

Fungi memiliki beberapa definisi ditinjau dari ketiga buku tersebut. Pertama,

fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari organisme eukariotik

lainnya ditinjau dari cara memperoleh makanan, organisasi struktural, serta

pertumbuhan dan reproduksinya.41

Jamur merupakan organisasi eukariotik, memiliki

inti sel, memiliki dinding sel dari kitin, heterotrof, dan berukuran mikroskopis atau

makroskopis.42

Jamur merupakan organisme eukariotik berdinding sel, tetapi tidak

memiliki pigmen untuk fotosintesis.43

Campbel, Reece dan Mitchell membagi materi Fungi ke dalam empat

bahasan. Keempat bahasan itu adalah pengantar fungi, keanekaragaman fungi,

dampak ekologis fungi, dan hubungan filogenetik fungi.44

Pengantar fungi

menjelaskan pengertian, cara hidup, struktur tubuh dan reproduksi fungi.

Keanekaragaman fungi berisi tentang divisi-divisi fungi. Dampak ekologis fungi

41

Neil A. Campbell, Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mtchell, Biologi, Jilid II, (Jakarta:

Erlangga, 2003), h. 185

42 Irnaningtyas, Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu

Alam, (Jakarta: Erlangga, 2013), h. 251

43 Yusa, Manickam Bala Subra Maniam, Aktif dan Kreatif Belajar Biologi 1 untuk kelas X

SMA/MA Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam Kurikulum 2013 , (Bandung: Grafindo Media

Pratama, 2013), h. 129

44 Campbell, Reece, Mitchell, op.cit., h.199

Page 45: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

31

menjelaskan tentang peranan fungi dalam ekosistem sebagai pengurai, simbion, dan

patogen serta fungi yang dijadikan sumber makanan oleh banyak hewan. Hubungan

filogenetik fungi menjelaskan tentang evolusi fungi dari protista.

Irnaningtyas membagi materi Fungi ke dalam tujuh bahasan. Tujuh bahasan

itu adalah ciri-ciri tubuh jamur, cara hidup dan habitat jamur, reproduksi jamur,

klasifikasi jamur, simbiosis jamur dengan organisme lainnya, peranan jamur dalam

kehidupan manusia, dan pembiakan jamur.45

Sementara itu, Yusa membagi konsep Fungi ke dalam tiga bahasan. Tiga

bahasan tersebut antara lain ciri-ciri jamur, klasifikasi jamur, Liken, dan Peranan

liken.46

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Siska Nugraheni Margiastuti, Parmin, Stephani Diah Pamelasari dalam

penelitiannya dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran guided inquiry dapat

menumbuhkan sikap ilmiah dalam diri peserta didik hal ini dikarenakan dalam

pembelajaran guided inquiry peserta didik diberikan kesempatan untuk aktif dalam

setiap proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran yang

berpusat pada peserta didik sedangkan guru membantu membimbing proses

pembelajaran. Penerapan model guided inquiry berpengaruh pula terhadap hasil

belajar peserta didik. Tumbuhnya sikap ilmiah dengan penerapan model guided

inquiry dapat memudahkan peserta didik untuk memahami materi pelajaran sehingga

hasil belajar peserta didik dapat meningkat.47

Mariani Natalina, Yustini Yusuf dan Ermadianti dalam penelitiannya

disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dapat

meningkatkan sikap ilmiah. Hal ini terbukti dari hasil analisi pada siklus I ke siklus II

45 Irnaningtyas, op.cit., h.226-250

46 Yusa, op. cit., h.129-147

47

Siska Nugraheni Margiastuti, Parmin, Stephani Diah Pamelasari, " Penerapan Model

Guided Inquiry terhadap Sikap Ilmiah dan Pemahaman Konsep Peserta Didik pada Tema Ekosistem",

Jurna Pendidikan Indonesia, Vol. 4, 2015

Page 46: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

32

mengalami peningkatan, dimana rata-rata persentase sikap ilmiah peserta didik pada

siklus I 77,87% (cukup) kemudian meningkat pada siklus II menjadi 86,99% (baik).48

Istikomah, S. Hendratto, S. Bambang dalam penelitiannya disimpulkan

bahwa model pembelajaran Group Investigation lebih efektif menumbuhkan sikap

ilmiah peserta didik dan disarankan untuk penggunaan model pembelajaran Group

Investigation agar sikap ilmiah peserta didik dapat ditumbuhkan. Hal ini terbukti dari

analisis dengan menggunakan uji t. Hasil data sikap ilmiah antara kelompok

eksperimen dan kontrol dihasilkan t hitung = 1,994 dan t tabel = 1,99 berarti t hitung

> t tabel sehingga dapat dinyatakan sikap ilmiah kelompok investigasi lebih baik dari

pada kelompok jigsaw secara signifikan. Hal ini didukung oleh data observasi sikap

ilmiah kelompok investigasi yakni 4,87% (sedang), 58,53% (tinggi), dan 36,59%

(sangat tinggi), sedangkan kelompok jigsaw 17,5% (sedang), 60% (tinggi), dan

22,5% (sangat tinggi).49

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Yasar dan Anagun, menyatakan

bahwa sikap ilmiah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

Sikap ilmiah memiliki peran penting dalam mengembangkan kecakapan ilmiah.

Setiap individu yang memiliki sikap ilmiah, memiliki kualitas seperti realistis

memiliki perhatian terhadap lingkungan sekitar, menghindari generalisasi yang di

dasarkan pada fenomena dan tidak mempercayai keyakinan dogmatis.50

Baris Ozden dan Nilgun Yenice dalam penelitiannya disimpulkan bahwa

siswa memiliki sikap ilmiah yang positif. Sikap ilmiah dari para peserta bervariasi

48 Mariani Natalina, Yustini Yusuf dan Ermadianti, "Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Peserta didik Kelas VIII SMP

Negeri 14 Pekanbaru Tahun Ajaran 2012/2013", Jurnal Biogenesis, Vol. 9, 2013 49

Istikomah, Hendratto, dan Bambang, "Penggunaan Model Pembelajaran Group

Investigation untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah Peserta didik", Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia,

Vol.6, 2010

50 Yasar, S. and Anagun, S. S., Reliability and Validity Studiesof the Science and Technology

Course Scientific Attitude Scale, Journal of Turkish ScienceEducation, Vol 6, 2009.

Page 47: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

33

berdasarkan gender, tingkat kelas dan pendapatan keluarga. Selain itu, sikap ilmiah

dan prestasi akademik siswa berkorelasi positif pada level rata-rata.51

C. Kerangka Berpikir

Strategi pembelajaran yang cocok untuk materi tertentu yang dalam teknik

pelaksanaannya dilakukan melalui model pembelajaran merupakan salah satu faktor

yang menentukan keberhasilan pembelajaran. Pembelajaran dikatakan berhasil

apabila tujuan pembelajaran telah tercapai.

Tujuan pembelajaran dibedakan menjadi tiga ranah: ranah kognitif, afektif,

dan psikomotorik. Sebagian besar guru menekankan pada penilaian kognitif dan

mengesampingkan penilaian afektif (sikap). Tujuan pendidikan IPA yaitu

memberikan pengalaman kepada peserta didik dalam merencanakan dan melakukan

kerja ilmiah untuk membentuk sikap ilmiah. Seseorang yang memiliki sikap ilmiah

tinggi dimungkinkan seseorang tersebut memiliki keinginan yang kuat untuk

menggali informasi yang lebih dalam mengenali suatu hal, dengan begitu

pengetahuan seseorang juga akan bertambah.

Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung

untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami

alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran inkuiri terbimbing dan group investigation

merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung

kepada peserta didik sehingga dapat membangun pemahamannya sendiri. Kedua

model pembelajaran ini dan sikap ilmiah memiliki hubungan yang erat dimana

pembelajaran inkuiri terbimbing dan group investigation dapat mengembangkan

sikap ilmiah dan sikap ilmiah dapat dikembangkan dengan cara pemberian

pengalaman belajar langsung kepada peserta didik yang merupakan salah satu ciri

pembelajaran inkuiri terbimbing dan group investigation. Jadi, dengan penggunaan

kedua model tersebut diharapkan dapat membentuk sikap ilmiah peserta didik yang

51

Baris Ozden dan Nilgun Yenice, An Analysis of Secondary Education Students' Scientific

Attitudes. International Journal of Contemporary Educational Research, Vol. 1, 2014

Page 48: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

34

lebih baik. Selain terbentuknya sikap ilmiah peserta didik yang lebih baik, diharapkan

juga peserta didik dapat menggali pengetahuannya dengan mencari informasi dari

pengalaman langsung yang peserta didik rencanakan dengan melakukan kerja ilmiah.

Melalui pembelajaran inkuiri dan group investigation diduga dapat

berpengaruh terhadap sikap ilmiah peserta didik tetapi secara spesifik kedua model

tersebut memiliki perbedaan, yaitu pada tingkat kemandiriannya. Dalam

pembelajaran inkuiri, guru hanya terlibat dalam mengajukan permasalahan, peserta

didik menentukan proses dan menyelesaikan masalah. Sedangkan dalam

pembelajaran group investigation, guru hanya memaparkan permasalahan utama,

peserta didik memilih topik, menentukan proses, penyelesaian, dan

mempresentasikan hasil. Dengan demikian diduga bahwa sikap ilmiah peserta didik

yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan

peserta didik yang menggunakan model pembelajaran group investigation.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori dan kerangka berpikir yang dikemukakan sebelumnya,

maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sikap ilmiah peserta didik dengan

penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan peserta

didik yang menggunaan model pembelajaran group investigation.

Page 49: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 32 Jakarta Jalan Panjang Cidodol

Komplek Sekneg, Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Penelitian ini dilakukan pada semester genap tanggal 7 Januari sampai 22 Januari

2016 pada materi Fungi.

Pemilihan sekolah ini didasarkan atas hasil wawancara dengan guru bidang

studi Biologi disekolah SMAN 32 Jakarta Selatan, serta berdasarkan pengalaman

peneliti selama menjadi peserta didik di sekolah tersebut dan melakukan Praktek

Profesi Keguruan Terpadu (PPKT). Bahwa guru biologi di SMAN 32 Jakarta tidak

pernah melakukan penilaian sikap ilmiah dan melakukan proses pembelajaran dengan

model pembelajaran inkuiri terbimbing dan group investigation, guru bidang studi

biologi di SMAN 32 Jakarta sering menggunakan model pembelajaran discovery.

B. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen

(Quasi-Eksperimental). Eksperimen ini disebut kuasi, karena bukan eksperimen

murni tetapi seperti murni, seolah-olah murni.1 Penelitian kuasi eksperimen

merupakan metode penelitian yang tidak memungkinkan peneliti melakukan

pengontrolan secara penuh terhadap sampel penelitian.

Desain penelitian yang digunakan yaitu dua kelompok eksperimen yaitu, kelas

ekspeimen I diberikan perlakuan dengan menggunakan model Inkuiri Terbimbing dan

kelas eksperimen II diberikan perlakuan dengan model Group investigation.

Rancangan tersebut berbentuk tabel berikut:

1

Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Resta Karya, 2005),

h.207

Page 50: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

36

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Perlakuan Penilaian Akhir

Eksperimen I X1 O1

Eksperimen II X2 O2

Keterangan :

X1 : Proses belajar Mengajar dengan Menggunakan Model Inkuiri Terbimbing

X2 : Proses belajar Mengajar dengan Menggunakan Model Group Investigation

O1 : Penilaian setelah X1

O2 : Penilaian setelah X2

Pada akhir penelitian setelah dilakukannya perlakuan maka peserta didik

diberikan angket sikap ilmiah sebagai bahan penelitian. Hasil angket sikap ilmiah

tersebut kemudian digunakan sebagai data penelitian dan diolah serta dibedakan

hasilnya menggunakan analisis statistik.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Pada penelitian ini populasi terdiri dari populasi target dan populasi

terjangkau, kemudian dari populasi terjangkau tersebut dipilih sampel yang

digunakan untuk penelitian, berikut akan dijelaskan mengenai populasi dan sampel

yang akan digunakan.

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan.2 Populasi target adalah sasaran pengamatan dan merupakan

pilihan ideal yang akan digeneralisasi oleh peneliti.3 Populasi target dalam penelitian

ini adalah seluruh peserta didik SMA Negeri 32 Jakarta. Populasi terjangkau adalah

2

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2013), h.117.

3Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 149-150

Page 51: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

37

populasi pilihan yang realistis yang dapat digeneralisasi oleh peneliti.4 Sedangkan

populasi terjangkaunya adalah peserta didik kelas X SMA Negeri 32 Jakarta.

Pengambilan populasi terjangkau ini karena berkaitan dengan materi biologi hanya

diberikan pada kelas MIA yang berjumlah 4 kelas.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.5

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah simple random

sampling, karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Berdasarkan teknik simple

random sampling, maka sampel yang digunakan adalah kelas X MIA 2 dengan

jumlah siswa 34 orang sebagai kelas eksperimen I dengan model pembelajaran inkuiri

terbimbing dan kelas X MIA 3 dengan jumlah siswa 35 orang sebagai kelas

eksperimen II dengan model pembelajaran group investigation.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes dan

nontes. Tes yang diberikan dalam bentuk soal pilihan ganda untuk penilaian hasil

belajar (kognitif), dan nontes berupa angket sikap ilmiah, lembar observasi sikap

ilmiah, dan penilaian teman sejawat sikap ilmiah peserta didik.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang dapat menunjang sejumlah data yang digunakan

untuk menjawab pertanyaan dan menguji hipotesis.6 Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah nontes.

1. Instrumen Angket Sikap Ilmiah

4

Ibid., h.150

5 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 62

6 S Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 155

Page 52: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

38

Angket sikap ilmiah merupakan lembar yang berisi penilaian terhadap

aktivitas yang menunjukkan sikap ilmiahnya. Angket yang digunakan pada penlitian

ini bersifat tertutup, dimana responden tinggal memilih alternative jawaban yang

telah disediakan dari pertanyaan atau pernyataan-pernyataan dalam angket. Pada

angket ini seseorang memberikan respon terhadap pernyataan-pernyataan respon

dengan memilih, SS jika sangat setuju, S jika setuju, TS jika tidak setuju, dan STS

jika sangat tidak setuju.7 Angket ini diberikan setelah dilaksanakannya pembelajaran.

Kisi-kisi instrumen sikap ilmiah dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Sikap Ilmiah

No Aspek Sikap

Ilmiah Indikator Sikap Jumlah

1 Rasa ingin tahu Perhatian pada objek yang diamati 2

Antusias mencari jawaban 1

2 Respek terhadap

data/fakta

Objektif/jujur 2

Tidak memanipulasi data 2

3 Berpikir kritis Meragukan temuan teman 1

Mengulangi kegiatan yang dilakukan 2

Tidak mengabaikan data meskipun kecil 2

4 Berpikir terbuka

dan kerja sama

Berpartisipasi aktif dalam kelompok 1

Menghargai pendapat/temuan orang lain 2

Menerima saran dari teman 3

5 Ketekunan Mengulangi percobaan meskipun berakibat

kegagalan

2

Menyelesaikan pekerjaan hingga tuntas 3

Melengkapi satu kegiatan meskipun teman

sekelasnya selesai lebih awal

1

6 Peka terhadap

lingkungan

sekitar

Perhatian terhadap peristiwa sekitar 2

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar 4

Jumlah 30

7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 170

Page 53: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

39

2. Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian bertujuan untuk mengamati

sikap ilmiah peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar

observasi memiliki fungsi sebagai pedoman agar observer cermat mengenai aspek

sikap ilmiah yang perlu diobservasi, dan sebagai alat perekam data mengenai kerja

dari aspek sikap ilmiah yang dinilai. Lembar observasi dalam penelitian ini disusun

dalam bentuk format khusus dengan aspek-aspek penilaian yang dikembangkan dari

indikator sikap ilmiah. Penilaiannya menggunakan rating scale dengan 3 skala (7-6-

5). Dalam penelitian ini peneliti menuliskan nomor urut peserta didik pada kolom

penilaian.

Pelaksanaan penelitian ini melibatkan observer. Dua kelompok diobservasi oleh

satu orang observer, yang bertugas mengawasi dan melaksanakan tugasnya sebagai

observer. Sebelum pembelajaran dilaksanakan, setiap observer mendapatkan instruksi

mengenai proses pembelajaran dan mekanisme penilaian lembar observasi, dengan

adanya langkah tersebut diharapkan setiap observer memiliki presepsi yang relatif

sama. Kisi-kisi instrumen lembar observasi sikap ilmiah peserta didik dapat

digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Sikap Ilmiah Peserta Didik

Aspek sikap

ilmiah

Indikator Jumlah Aspek

Penilaian

Rasa ingin

tahu

Perhatian pada objek yang diamati 2

Kriteria

penilaian

dengan 3

skala

(7-6-5)

Antusias mencari jawaban

Respek

terhadap

data/fakta

Objektif/jujur 2

Tidak memanipulasi data

Berpikir

kritis

Meragukan temuan teman

3 Mengulangi kegiatan yang dilakukan

Tidak mengabaikan data meskipun kecil

Berpikir Berpartisipasi aktif dalam kelompok 3

Page 54: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

40

Aspek sikap

ilmiah

Indikator Jumlah Aspek

Penilaian

terbuka dan

kerja sama

Menghargai pendapat/temuan orang lain

Menerima saran dari teman

Ketekunan

Mengulangi kegiatan meskipun

berakibat kegagalan 2

Melengkapi satu kegiatan meskipun

teman sekelas selesai lebih awal

Peka

terhadap

lingkungan

sekitar

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar 1

Jumlah 13

3. Penilaian Teman Sejawat

Penilaian teman sejawat adalah suatu penilaian yang melibatkan peserta didik

untuk menilai temannya atas kualitas kerja mereka. Penilaian teman sejawat

memerlukan para peserta didik untuk memberikan nilai atau umpan balik pada teman

mereka mengenai kinerja berdasarkan suatu kriteria. Kisi-kisi instrumen penilaian

teman sejawat sikap ilmiah peserta didik dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kisi-kisi Penilaian Teman Sejawat Sikap Ilmiah Peserta Didik

Aspek sikap

ilmiah

Indikator Jumlah Aspek Penilaian

Rasa ingin tahu

Perhatian pada objek yang

diamati

1

Kriteria penilaian

dengan 5 skala

(5-4-3-2-1)

Antusias mencari jawaban 2

Respek terhadap

data/fakta

Objektif/jujur 1

Tidak memanipulasi data 1

Berpikir kritis

Meragukan temuan teman 1

Mengulangi kegiatan yang

dilakukan

1

Tidak mengabaikan data

meskipun kecil

1

Berpikir terbuka

dan kerja sama

Berpartisipasi aktif dalam

kelompok

1

Page 55: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

41

Aspek sikap

ilmiah

Indikator Jumlah Aspek Penilaian

Menghargai pendapat/temuan

orang lain

1

Ketekunan

Mengulangi kegiatan meskipun

berakibat kegagalan

2

Melengkapi satu kegiatan

meskipun teman sekelas selesai

lebih awal

1

Peka terhadap

lingkungan sekitar

Menjaga kebersihan lingkungan

sekitar

1

Jumlah 14

F. Kontrol terhadap Validitas Internal

Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen terlebih dahulu

dikalibrasikan. Instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), dan instrumen pengukuran sebagai data sekunder/pendukung berupa Lembar

Kerja Peserta didik (LKS) telah divalidasi oleh ahli (pembimbing). Sedangkan

instrumen pengukuran berupa angket terlebih dahulu dikalibrasikan dengan cara

menguji validitas dan reliabilitas instrumen.

1. Uji Validitas Angket

Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang

dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.8 Pengujian validitas

angket ini diuji dengan mengkorelasikan nilai tiap butir pernyataan dengan nilai total

menggunakan Product moment. Rumus korelasi Product moment adalah sebagai

berikut:9

8

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), h.12

9 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009),

h. 72

( )( )

√ ( ) ( )

Page 56: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

42

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi variabel X dan Y

N : Jumlah responden

X : Skor butir pernyataan

Y : Skor total

Nilai indeks korelasi product moment kemudian dibandingkan dengan rtabel.

Jika rxy > rtabel maka instrumen tersebut valid, sedangkan jika rxy < rtabel maka

instrumen tersebut tidak valid. Sebanyak 40 item pernyataan pada angket diujikan

validitasnya. Dari 40 item tersebut terdapat 30 item pernyataan yang valid yaitu

nomor 1, 2, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31,

32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, dan 40. Ke-30 item pernyataan yang valid ini digunakan

untuk mengumpulkan data sikap ilmiah. Untuk lebih jelasnya perhitungan uji

validitas dapat dilihat pada lampiran.10

2. Uji Reliabilitas Angket

Reliabilitas merupakan seberapa jauh hasil dari pengukuran dapat dipercaya

dan konsisten. Setelah semua pertanyaan sudah valid, analisis selanjutnya dengan uji

reliabilitas dengan metode belah dua atau split-half method. Metode belah dua adalah

metode pengujian reliabilitas yang dilakukan dengan cara membagi butir perangkat

angket menjadi dua belahan, selanjutnya mengkorelasikan skor total kedua belahan,

slanjutnya mengkorelasikan skor total kedua belahan.11

Korelasi skor total kedua

belahan dihitung menggunakan rumus korelasi product moment di bawah ini.

( )( )

√ ( ) ( )

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi variabel X dan Y

N : Jumlah responden

10

Lampiran 10

11

Saifuddin Azwar, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1995), h. 182

Page 57: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

43

X : Skor butir belahan ganjil

Y : Skor butir belahan genap

Angka koefisien yang dihasilkan pada perhitungan ini merupakan nilai korelasi

antara setengah instrumen karena angka koefisien ini diperoleh dari hasil pembelahan

butir menjadi dua bagian. Untuk mengetahui angka reliabilitas seluruh tes harus

digunakan rumus Spearman-Brown sebagai berikut.12

( )

( )

Keterangan :

r11 = Koefisien reliabilitas

rY1Y2 = Koefisien korelasi antara skor belahan ganjil dan belahan genap

Jika nilai korelasi atau r-nya signifikan dengan r-Tabel maka instrumen

tersebut memiliki reliabilitas yang memadai dan bisa digunakan untuk pengukuran

selanjutnya. Berdasarkan hasil uji reliabilitas angket, 30 item pernyataan yang telah

valid memiliki nilai sebesar 0,916. Untuk lebih jelasnya perhitungan uji reliabilitas

dapat dilihat pada lampiran.13

G. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, selanjutnya dibuat analisis data agar menjadikan data

tersebut dapat bermakna dan berguna dalam pemecahan masalah peneltian.

Pengolahan dan analisis data menggunakan uji statistik. Data dianalisis terlebih

dahulu dengan cara pemberian skor pada setiap pertanyaan peserta didik kemudian

dilakukan uji analisis data dengan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Namun,

sebelum menganalisis data menggunakan uji-t, dilakukan uji prasyarat analisis

terlebih dahulu dengan menggunakan uji normalitas dan homogenitas untuk

mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal dan memiliki ragam

12 Ibid., h. 182

13 Lampiran 11

Page 58: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

44

yang homogen atau tidak, jika data sudah normal dan homogen kemudian baru

dilakukan uji hipotesis. Adapun langkah-langkah dalam penggunaan uji statistik

adalah sebagai berikut.

1. Teknik Analisis Data Angket Sikap Ilmiah

Angket sikap ilmiah yang digunakan dalam penelitian ini dianalisis dengan

cara pemberian skor pada setiap pernyataan peserta didik. Pada pernyataan positif,

alterntif jawaban sangat setuju mendapat skor tertinggi 4 dan alternatif jawaban

sangat tidak setuju mendapat skor terendah yaitu 1. Sedangkan pada pernyataan

negatif, alternatif jawaban sangat setuju mendapat skor 1 dan alternatif jawaban tidak

setuju mendapat skor 4.

Tabel 3.5 Skor Item Skala Likert

Sifat pernyataan SS S TS STS

Positif 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4

Setelah pemberian skor, data angket sikap ilmiah yang diperoleh diuji

dengan menggunakan uji prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan uji

homogenitas untuk selanjutnya dilakukan uji hipotesis.

2. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diuji

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang dilakukan adalah uji Kay-

Kuadrat. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. 14

∑( )

Keterangan :

14

Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010), h.

112

Page 59: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

45

X2 : Kay-Kuadrat hitung

fo : Frekuensi kelas interfal

fe : Frekuensi yang diharapkan

Jika nilai X2

hitung ≤ X2

tabel maka data atau sampel berasal dari populasi yang

terdistribusi normal, sedangkan jika X2

hitung ≥ X2

tabel maka data atau sampel berasal

dari populasi yang terdistribusi tidak normal.

2) Uji Homogenitas

Apabila sebuah uji normalitas memberikan indikasi data hasil penelitian

berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas dari sampel

penelitan ini. Teknik yang digunakan untuk uji homogenitas adalah metode uji

Fisher.15

Keterangan:

F : Homogenitas

S1² : Varians terbesar

S2² : Varians terkecil

Dengan Kriteria pengujian adalah Fhit < F tabel, maka kedua variansi homogen

sedangkan Fhit ≥ F tabel, maka kedua variansi tidak homogen.

b. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan t-tes. Bila sampel berkorelasi atau

berpasangan dapat menggunakann t test. Validitas kriteria tes dapat digunakan untuk

menguji dua kelompok peserta didik dengan menggunakan tes yang sama.

15

Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2009), ed. 6, cet. 1, h.249

Page 60: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

46

Dengan :

√( )

( )

Keterangan:

: rerata skor kelompok eksperimen I

: rerata skor kelompok eksperimen II

: varian kelompok eksperimen I

: varian kelompok eksperimen II

n1 : banyaknya sampel kelompok eksperimen I

n2 : banyaknya sampel kelompok eksperimen II

: simpangan baku gabungan

Dalam pengujian hipotesis, nilai gabungan thitung yang telah diperoleh dari

perhitungan ini kemudian dibandingkan dengan nilai dari tabel distribusi t atau ttabel.

Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, Sedangkan jika thitung < ttabel maka

H0 diterima dan Ha ditolak.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi dibuat berdasarkan aspek yang ingin diketahui dalam sikap

ilmiah yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil observasi kemudian akan

dijumlahkan untuk setiap kategori. Hasil observasi akan dihitung persentasenya

dengan menggunakan rumus:16

Keterangan:

NP = Nilai persen sikap ilmiah yang dicari

R = Skor mentah yang diperoleh peserta didik

16

M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Jakarta: PT

Remaja Rosdakarya, 2002), h. 102

Page 61: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

47

SM = Skor maksimum ideal dari soal tiap seri

Data yang diperoleh adalah data berupa kualitatif yang akan dikonversikan ke dalam

data kuantitatif.

H. Hipotesis Statistik

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Ho : 1 = 2

Ha : 1 > 2

Keterangan:

Ho : tidak terdapat perbedaan sikap ilmiah yang signifikan dengan penggunaan model pembelajaran

inkuiri terbimbing dan group investigation

Ha : sikap ilmiah dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan

penggunaan model pembelajaran group investigation.

1 : rata-rata skor sikap ilmiah peserta didik yang diajarkan dengan pembelajaran inkuiri terbimbing

2 : rata-rata skor sikap ilmiah peserta didik yang diajarkan dengan pembelajaran group investigation

Page 62: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Data Sikap Ilmiah Berdasarkan Angket, Lembar Observasi, dan Penilaian

Teman Sejawat Kelompok Eksperimen I dan II

Berdasarkan hasil perhitungan angket, lembar observasi, dan penilaian teman

sejawat sikap ilmiah peserta didik kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen

II diperoleh data yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 4.1 Data Sikap Ilmiah Berdasarkan Angket, Lembar Observasi, dan

Penilaian Teman Sejawat Kelompok Eksperimen I dan II

Data Statistik Angket

Lembar

Observasi

Penilaian Teman

Sejeawat

E1 E2 E1 E2 E1 E2

Jumlah Siswa 34 35 34 35 34 35

Rata-rata 71.97 71.11 85.39 80.94 75.92 73.97

SD 4.06 3.41 5.48 9.81 10.35 9.75

Nilai Tertinggi 80.83 77.50 95.77 92.86 86.89 85.89

Nilai Terendah 60.83 60 75.00 46.56 41.53 34 *Keterangan:

E1 = Kelas eksperimen 1 (Inkuiri Terbimbing)

E2 = Kelas eksperimen 2 (Group Investigation)

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa hasil angket sikap ilmiah peserta didik

kelompok eksperimen I mendapat skor tertinggi sebesar 80,83 dan skor terendah

sebesar 60,83 sedangkan skor tertinggi yang didapat oleh kelompok eksperimen II

sebesar 77,50 dan skor terendah sebesar 60. Skor rata-rata (mean) kelas eksperimen I

dan II adalah 71,97 dan 71,11. Serta standar deviasi kelompok eksperimen I sebesar

4,06 dan kelompok eksperimen II sebesar 3,41. Pada penilaian dengan lembar

observasi sikap ilmiah peserta didik jauh lebih tinggi dibandingkan angket dan

penilaian teman sejawat. Kelas eksperimen I memiliki nilai tertinggi dan nilai

terendah sebesar 95,77 dan 75,00 dengan rata-rata sebesar 85,39. Sedangkan kelas

Page 63: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

49

ekperimen II pada penilaian lembar observasi mendapatkan nilai tertinggi dan nilai

terendah sebesar 92,86 dan 46,56 dengan rata-rata 80,94. Berdasarkan penilaian

teman sejawat sikap ilmiah yang lebih unggul adalah kelas eksperimen I yang

menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan rata-rata sebesar 75,92,

nilai tertinggi sebesar 86,89 dan nilai terendah sebesar 41.53. Pada kelas eksperimen

II yang menggunakan model pembelajaran group investigation mendapatkan nilai

tertinggi dan terendah sebesar 85,89 dan 34 dengan rata-rata 73,97. Berdasarkan tabel

4.1 jika dilihat dari rata-rata semua bahan uji, kelas eksperimen I dengan model

pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik dibandingkan kelas eksperimen II dengan

menggunakan model pembelajaran group invsetigation.

Berdasarkan rekapitulasi hasil perhitungan angket, lembar observasi, dan

penilaian teman sejawat sikap ilmiah peserta didik kelompok eksperimen I dan

kelompok eksperimen II, diperoleh data yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai

berikut.

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Sikap Ilmiah Peserta didik

Data Statistik Kelompok Eksperimen I

(Inkuiri terbimbing)

Kelompok Eksperimen II

(Group investigation)

Nilai Tertinggi 85.20 83.39

Nilai Terendah 60.79 58.96

Rata-rata 77.67 75.39

Standar Deviasi 5.46 5.69

Berdasarkan tabel 4.2 hasil atau total nilai sikap ilmiah peserta didik dari

angkaet, lembar observasi, dan penilain teman sejawat pada kelas eksperimen I

dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing sedikit jauh lebih unggu dibandingkan

dengan kelas eksperimen II dengan model pembelajaran group invsetigation. Pada

kelas eksperimen I mendapatkan skor rata-rata sebesar 77,67 dengan nilai tertinggi

dan

Page 64: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

50

nilai terendah sebesar (85,20 dan 60,79) serta standar deviasi sebesar 5,46. Pada kelas

eksperimen II memiliki skor rata-rata sebesar 75,39 dengan standar deviasi sebesar

5,69, serta mendapatkan nilai tertinggi dan nilai terendah sebesar (83,39 dan 58,96).

2. Data Hasil Lembar Observasi Sikap Ilmiah Peserta didik Kelompok

Eksperimen I dan II

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengamati sikap ilmiah peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

Lembar observasi disusun dalam bentuk format khusus dengan aspek-aspek penilaian

yang dikembangkan dari indikator sikap ilmiah.

Hasil analisis lembar observasi sikap ilmiah peserta didik pada kelompok

eksperimen I dan II disajikan dalam bentuk diagram di bawah ini.

Gambar 4.1 Diagram Persentase Analisis Lembar Observasi Sikap Ilmiah

0

20

40

60

80

100

120

Rasa ingintahu

Respekterhadapdata dan

fakta

Berpikirkritis

Berpikirterbuka

dankerjasama

Ketekunan Pekaterhadap

lingkungansekitar

Fre

kue

nsi

sis

wa

Aspek Sikap Ilmiah

Eksp 1 Pert 1

Eksp 1 Pert 2

Eksp 1 Pert 3

Eksp 2 Pert 1

Eksp 2 Pert 2

Eksp 2 Pert 3

Page 65: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

51

Berdasarkan diagram persentase analisis lembar observasi sikap ilmiah

(gambar 4.1) pada tiap pertemuan persentase dari setiap aspek yang meliputi aspek

rasa ingin tahu, respek terhadap data dan fakta, berpikir kritis, berpikir terbuka dan

kerjasama, ketekunan, dan peka terhadap lingkungan sekitar mengalami peningkatan

dan penurunan. Dari setiap aspek hanya memiliki sedikit selisih dari kedua kelompok

eksperimen tersebut. Namun ada beberapa aspek yang mengalami penurunan yang

sangat signifikan.

Berdasarkan diagram sikap ilmiah peserta didik pada pertemuan I dari setiap

aspek dengan kategori baik. Perbedaan persentase pada aspek rasa ingin tahu

kelompok eksperimen I dan II (88,87% dan 90,41%) sebesar 1,54%. Perbedaan aspek

respek terhadap data dan fakta kelompok eksperimen I dan II (96,22% dan 88,57%)

adalah sebesar 7,65%. Perbedaan persentase aspek berpikir kritis (87,25% dan

88,84%) yaitu 1,59%. Perbedaan persentase pada aspek berpikir terbuka dan

kerjasama serta aspek ketekunan adalah sebesar (3.86% dan 0.85%). Sedangkan pada

aspek peka terhadap lingkungan sekitar perbedaan persentase kelompok eksperimen I

dan II jauh lebih besar dibandingkan dari kelima aspek sebelumnya yaitu sebesar

15,76%.

Pada pertemuan kedua jika dilihat persentase yang diperoleh dari kelompok

eksperimen I dan II, persentase yang lebih unggul adalah kelompok eksperimen I

dengan menggunakan model inkuiri terbimbing, dan pada kelompok eksperimen II

mengalami penurunan dari pertemuan pertama. Perbedaan persentase kelompok

eksperimen I dan II pada aspek rasa ingin tahu sebesar 7,16%, pada aspek respek

terhadap data dan fakta sebesar 9,67%, aspek berpikir kritis sebesar 36,34%, aspek

berpikir terbuka dan kerjasama sebesar 6,22%, aspek ketekunan adalah sebesar

19,14%, dan perbedaan persentase aspek peka terhadap lingkungan sekitar adalah

sebesar 9,29%.

Berdasarkan digram persentase sikap ilmiah pada pertemuan ketiga,

persentase yang lebih unggul adalah kelompok eksperimen I dengan menggunakan

model inkuiri terbimbing. Dari seluruh aspek pada pertemuan ketiga persentase

Page 66: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

52

terendah yaitu pada kelompok eksperimen I dengan 37,8% pada aspek peka terhadap

lingkungan sekitar.

Selain dihitung skor sikap ilmiah masing-masing kelompok eksperimen,

jawaban dari peserta didik-siswi diklasifikasikan dalam tiap aspek yang diteliti.

Aspek yang diteliti tidak hanya menggunakan angket dan lembar observasi saja

melainkan dengan menggunakan penilaian teman sejawat untuk mengukur sikap

ilmiah peserta didik. Hasil penelitian sikap ilmiah peserta didik menunjukkan bahwa

aspek-aspek sikap ilmiah yang diujikan sudah baik.

Persentase aspek sikap ilmiah peserta didik kelompok eksperimen I dan

eksperimen II dilihat dari data lembar observasi, angket, dan teman sejawat disajikan

dalam bentuk diagram di bawah ini.

Gambar 4.2 Diagram Persentase Aspek Sikap Ilmiah Peserta didik Berdasarkan

Angket, Lembar Observasi, dan Penilaian Teman Sejawat

Kelompok Eksperimen I dan II

0102030405060708090

100

Rasa ingintahu

Respekterhadapdata dan

fakta

Berpikir kritis BerpikirTerbuka dan

kerjasama

Ketekunan PekaTerhadap

LingkunganSekitar

Fre

kue

nsi

Sis

wa

Aspek Sikap Ilmiah

Eksp I AngketEksp I Lembar ObservasiEksp I Teman SejawatEksp II AngketEksp II Lembar ObservasiEksp II Teman Sejawat

Page 67: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

53

Gambar 4.3 Diagram Persentase Rata-rata Sikap Ilmiah Peserta didik

Berdasarkan Angket, Lembar Observasi, dan Penilaian Teman

Sejawat

Berdasarkan diagram persentasi setiap aspek berdasarkan angket, lembar

observasi dan penilaian teman sejawat (gambar 4.2). pada kelas eksperimen I antara

angket, lembar observasi, dan penilaian teman sejawat dengan sangat jelas bahwa

persentase dari lembar observasi memiliki skor terbesar dari kelima aspek, namun

pada aspek peka terhadap lingkungan sekitar memiliki persentase terkecil yaitu

sebesar 70,17%.

Pada kelompok eksperimen II dengan model pembelajaran Group

investigation, penilaian lembar obsevasi sikap ilmiah peserta didik juga mendapatkan

persentase yang lebih besar dibandingkan angket dan penilaian teman sejawat.

Namun, pada aspek ketekunan jauh lebih kecil dibandingkan penilaian teman sejawat

dan angket yaitu sebesar 62,24%.

Jika dilihat dari rata-rata setiap aspek pada diagram persentase rata-rata sikap

ilmiah (gambar 4.3) dari kedua kelompok eksperimen, aspek rasa ingin tahu memiliki

0102030405060708090

Rasa ingintahu

Respekterhadapdata dan

fakta

Berpikir kritis Berpikirterbuka dankerjasama

Ketekunan Pekaterhadap

lingkungansekitar

Fre

kue

nsi

Sis

wa

Aspek Sikap Ilmiah

eksperimen 1

eksperimen 2

Page 68: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

54

rata-rata terbesar dibandingkan dari kelima aspek lainnya yaitu sebesar 82,17% pada

kelompok eksperimen I dan 79,30% pada kelompok eksperimen II. Sedangkan, rata-

rata terendah pada aspek ketekunan dari kelompok eksperimen I dan II adalah sebesar

70,48% dan 66,41%.

B. Analisis Data

Sebelum melakukan uji hipotesis untuk mengetahui ada atau tidaknya

perbedaan sikap ilmiah pada kelompok eksperimen I dan II, terlebih dahulu dilakukan

uji prasyarat data yaitu uji normalitas dan homogenitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi

data. Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan menggunakan rumus Chi-

Squard. Data berdistribusi normal jika memenuhi kriteria X2

hitung X2

tabel dengan

signifikansi 0,05. Hasil uji normalitas angket sikap ilmiah peserta didik kedua sampel

penelitian dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Hasil Angket Sikap Ilmiah Peserta didik

Kelompok Eksperimen I dan II

Data Statistik Eksperimen I

(Inkuiri Terbimbing)

Eksperimen II

(Group Investigation)

N 34 35

71,97 71,11

S 4,06 3,41

X2

hitung 1,70 6,17

X2

tabel 11,07

Kesimpulan Normal

Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa X2

hitung kelas eksperimen I bernilai 1,70

dan X2

tabel kelas eksperimen II bernilai 6,17 serta X2

tabel dengan dk = 5 bernilai 11,07.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil angket sikap ilmiah peserta didik kedua

Page 69: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

55

kelompok eksperimen berdistribusi normal karena memenuhi kriteria X2

hitung X2

tabel.

Untuk lebih jelasnya perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada lampiran.1

2. Uji Homogenitas

Setelah kedua kelompok sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal,

selanjutnya dicari nilai homogenitasnya. Uji homogenitas dilakukan untuk

mengetahui apakah kelompok sampel berdistribusi homogen atau tidak. Dalam

penelitian ini homogenitas diuji dengan menggunakan uji Fisher. Kriteria pengujian

yang digunakan, yaitu: kedua kelompok dinyatakan homogen apabila Fhitung Ftabel

diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Hasil uji homogenitas

angket sikap ilmiah peserta didik kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat

pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Hasil Angket Sikap Ilmiah Peserta didik

Kelompok Eksperimen I dan II

Nilai Statistik Eksperimen I

(Inkuiri Terbimbing)

Eksperimen II

(Group Investigation)

S2 16,48 11,62

Fhitung 1,41

0.05

Ftabel 5,05

Kesimpulan Variansi Homogen

Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (=0,05) dengan derajat

kebebasan (dk) penyebut 5 dan derajat kebebasan pembilang 5 untuk kedua kelompok

sampel penelitian. Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa Fhitung lebih kecil dari

Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil angket sikap ilmiah peserta didik

berasal dari populasi yang homogen karena memenuhi kriteria Fhitung Ftabel. Untuk

lebih jelasnya perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran.2

1

Lampiran 15

2 Lampiran 16

Page 70: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

56

3. Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji prasyarat analisis (uji normalitas dan homogenitas)

diketahui kedua kelompok berdistribusi normal dan homogen. Dengan demikian,

untuk melakukan uji hipotesis penelitian menggunakan uji-t.

Tabel 4.5 Uji Hipotesis Hasil Analisis Angket Sikap Ilmiah Peserta didik

Data Statistik Eksperimen I

(Inkuiri Terbimbing)

Eksperimen II

(Group Investigation)

N 34 35

71,97 71,11

S2 16,48 11,62

thitung 0,999

ttabel 1,996

Kesimpulan Ho diterima

(Tidak Berbeda)

Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa thitung sebesar 0,999 dan ttabel

sebesar 1,996. Ternyata memenuhi kriteria pengujian thitung < ttabel atau 0,999 < 1,996,

maka Ho diterima. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan tidak terdapat

perbedaan sikap ilmiah peserta didik antara peserta didik yang menggunakan model

Inkuiri Terbimbing dan Group Investigation (GI). Untuk lebih jelasnya perhitungan

uji hipotesis dapat dilihat pada lampiran.3

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Sikap ilmiah yang diamati meliputi 6 aspek yaitu rasa ingin tahu, respek

terhadap data dan fakta, berpikir kritis, berpikir terbuka dan kerjasama, ketekunan,

dan peka terhadap lingkungan sekitar. Penilaian sikap ilmiah dilakukan dengan

menggunakan angket, lembar observasi, dan penilaian teman sejawat. Pada tiap

pertemuan sikap ilmiah peserta didik selalu diamati oleh peneliti dan observer melalui

lembar pengamatan, kemudian skor akhir sikap ilmiah didapat dari rerata sikap ilmiah

3

Lampiran 17

Page 71: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

57

peserta didik pada tiap pertemuan. Angket sikap ilmiah juga dibagikan kepada peserta

didik untuk melihat sikap ilmiah peserta didik menurut individu peserta didik masing-

masing. Dalam penilaian teman sejawat peserta didik terlibat dan bertanggung jawab

untuk menilai temannya mengenai kualitas kerja mereka.

Berdasarkan analisis data nilai angket sikap ilmiah peserta didik

menggunakan uji-t, diperoleh thitung lebih kecil dari ttabel yaitu 0,999 < 1,996. Dengan

demikian dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan sikap ilmiah peserta didik

dengan menggunakan model Inkuiri Terbimbing dan Group Investigation (GI). Hal

ini terlihat dari skor total rata-rata sikap ilmiah peserta didik pada grafik 4.3 disetiap

aspek menunjukkan bahwa tidak jauh berbeda antara kelompok eksperimen I yang

menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan kelompok eksperimen II yang

menggunakan pembelajaran group investigation, walaupun rata-rata disetiap aspek

tidak jauh berbeda tetapi pada kelas eksperimen I lebih baik dari pada kelas

eksperimen II kecuali pada aspek peka terhadap lingkungan. Hal ini disebabkan oleh

persamaan model inkuiri terbimbing dan group investigation memiliki kesamaan

yaitu proses pembelajaran yang berlangsung berpusat pada peserta didik (student

centered) dan peserta didik dituntut untuk merancang sendiri prosedur percobaan

untuk memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. Hal ini juga dibuktikan

dari hasil rata-rata presentasi aspek sikap ilmiah dilihat dari angket, lembar observasi,

dan penilaian teman sejawat.

Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa rata-rata persentase aspek sikap

ilmiah berdasarkan angket, lembar observasi dan penilaian teman sejawat sikap

ilmiah peserta didik pada kedua kelompok eksperimen sudah terlihat baik. Pada aspek

rasa ingin tahu, persentase sikap ilmiah peserta didik kelompok eksperimen I lebih

besar (82,17%) dibandingkan kelompok eksperimen II (79,30). Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar peserta didik memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dalam

mempelajari biologi khususnya konsep jamur. Hal ini disebabkan karena strategi pada

model yang digunakan memiliki kelebihan dalam penyajian masalah yang terdapat

dalam wacana Lembar Kerja Peserta didik (LKS), dengan adanya penyajian masalah

Page 72: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

58

tersebut peserta didik terstimulus rasa ingin tahu sehingga peserta didik termotivasi

untuk terus belajar dan ingin terus menemukan jawaban dari pertanyaan atau rasa

keingintahuannya.4

Pada aspek respek terhadap data dan fakta, perbedaan sikap ilmiah peserta

didik kelompok eksperimen I dan II (79,66% dan 76,55%) sebesar 3,11. Aspek

respek terhadap data dan fakta kelompok eksperimen I dan II berada pada kategori

baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik sudah cukup baik

dalam aspek respek terhadap data dan fakta karena dengan model ini peserta didik

dibiasakan memecahkan masalah dan merancang praktikum dengan pemikirannya

sendiri sehingga sikap objektif dan kejujuran dalam mengungkapkan hasil praktikum

akan tinggi. Selain itu kedua model ini baik inkuiri terbimbing maupun group

investigation merupakan pemahaman pembelajaran melalui proses yang dialami

peserta didik, bukan hasil. Sehingga peserta didik melaporkan hasil yang mereka

peroleh apa adanya tanpa memanipulasi data. Pendapat ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan Istikomah yang menyatakan bahwa dengan diperlakukan seperti

ilmuan, peserta didik terlatih untuk jujur dalam mengolah data dan teliti demi

memperoleh informasi sevalid mungkin.5

Pada aspek sikap kritis, persentase sikap ilmiah peserta didik kelompok

eksperimen I (81,47%) lebih besar dari kelompok eksperimen II (74,46%). Peserta

didik pada kelompok pada kelompok eksperimen II dengan model pembelajara group

investigation masih belum terbiasa mengkritisi proses pembelajaran yang dialaminya

sehingga peserta didik lebih memilih percaya saja walaupun belum ada bukti kuat

yang didapatnya.

Pada aspek berpikir terbuka dan kerja sama pada eksperimen I sebesar

79,15% lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan kelas eksperimen II sebesar

4

Mariani Natalina, Yustini Yusuf, Ermadianti, Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Peserta didik Kelas VIII SMP

Negeri 14 Pekanbaru Tahun Ajaran 2012/2013, Jurnal Biogenesis, Vol. 9, 2013, h. 32

5 Istikomah, Hendratto, dan Bambang. Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation

untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah Peserta didik, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Januari 2010

Page 73: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

59

77,92%. Pada kedua kelas, baik eksperimen I dan II dilakukan kegiatan diskusi

kelompok. Kegiatan diskusi kelompok akan membiasakan sikap saling bekerja sama

pada diri peserta didik. Karena diskusi kelompok yang dilakukan pada setiap proses

pembelajaran untuk bersama-sama memecahkan masalah dan menemukan konsep.

Hal ini juga menunjukkan bahwa peserta didik mampu bertoleransi terhadap teman

kelompoknya dengan baik. Peserta didik memiliki cara pandang yang berbeda

melihat suatu permasalahan. Cara pendang yang berbeda membuat peserta didik

memiliki pendapat yang berbeda pula. Dalam banyaknya perbedaan peserta didik

mampu menunjukkan sikap menghargai pendapat maupun jawaban yang berbeda.

Pada aspek sikap tekun, perbedaan persentase rata-rata pada kelompok

eksperimen I dan II (70,48% dan 66,41%) adalah sebesar 4,07. Diantara keenam

aspek sikap ilmiah yang diujikan pada penelitian ini, sikap tekun menduduki

peringkat terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa sikap tekun kedua kelompok ini

tumbuh kurang baik saat pembelajaran berlangsung. Pada penelitian ini, peserta didik

menunjukkan bahwa mereka mudah bosan dalam melakukan percobaan, serta mudah

putus asa jika percobaan yang dilakukan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Sebagian besar peserta didik mudah terpengaruh dengan teman kelompok lain yang

selesai lebih awal. Hal ini terjadi dari beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor

eksternal6. Faktor internal terdiri dari minat dan motivasi dari diri peserta didik

tersebut. Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan

bahwa peserta didik lebih menyukai sesuatu dari pada yang lainnya, tetapi dapat juga

diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan peserta didik yang

berminat terhadap sesuatu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar

terhadap sesuatu yang diminati itu dan sama sekali tak menghiraukan sesuatu yang

lain. Minat merupakan alat motivasi yang utama untuk dapat membangkitkan

kegairahan belajar peserta didik dalam rentang waktu tertentu. Peserta didik yang

mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan

6 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 166-167

Page 74: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

60

mana perbuatan yang diabaikan. Dengan tekun peserta didik belajar. Dengan penuh

konsentrasi peserta didik belajar agar tujuannya mencari sesuatu yang ingin diketahui

dan dimengerti itu cepat tercapai.

Pada aspek sikap peka terhadap lingkungan sekitar kelas eksperimen I sebesar

74,72% lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen II sebesar 79,15%. Hal

ini disebabkan peserta didik kelas eksperimen II sudah terbiasa untuk selalu menjaga

kebersihan ruangan/laboratorium setelah proses pembelajaran selesai. Hal ini sesuai

dengan hasil wawancara peserta didik bahwa pada kelompok eksperimen II terbiasa

untuk selalu menjaga kebersihan ruangan setelah proses pembelajaran selesai karena

sesama peserta didik selalu mengingatkan temannya untuk membersihkan ruangan

setelah pembelajaran selesai. Hal ini terjadi setelah peserta didik tersebut

mendapatkan teguran dari petugas kebersihan kelas.7 Teguran atau suatu hukuman

jika dilakukan dengan tepat dan bijak akan menjadi alat motivasi yang baik dan

efektif jika dilakukan dengan pendekatan edukatif. Pendekatan edukatif maksudnya

sebagai hukuman yang mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan perbuatan

peserta didik yang dianggap salah. Sehingga dengan hukuman yang diberikan itu

peserta didik tidak mengulangi kesalahan atau pelanggaran.8

Berdasarkan penilaian lembar observasi pada saat proses pembelajaran

berlangsung, sikap ilmiah dari pertemuan I, II, dan III mengalami penurunan dan

kenaikan. Aspek yang mengalami kenaikan dari pertemuan pertama ke pertemuan

kedua pada kelas eksperimen I adalah rasa ingin tahu sebesar 4,62%,aspek berpikir

kritis sebesar 3,65%, aspek berpikir terbuka dan kerja sama sebesar 1,82%, dan aspek

peka terhadap lingkungan sekitar sebesar 17,7%. Sedangkan tidak ada kenaikan dari

pertemuan pertama ke pertemuan kedua pada kelas eksperimen II di setiap aspeknya.

Hal ini dikarenakan banyak peserta didik pada kelas ekperimen II di pertemuan kedua

tidak melakukan proses pembelajaran dengan sungguh-sungguh dan masih banyak

7 Lampiran 19

8 Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., h. 164

Page 75: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

61

peserta didik yang melakukan kegiatan di luar pembelajaran seperti mengobrol dan

mengganggu teman kelompok lain.

Pada pertemuan ketiga berbanding terbalik dari pertemuan kedua, dari aspek

yang dinilai kelompok eksperimen II dengan menggunakan model pembelajaran

group investigation mengalami kenaikan terutama pada aspek berpikir kritis yaitu

sebesar 25,17%. Kenaikan ini disebabkan karena peserta didik merasa tertarik dengan

materi yang dibahas yaitu liken dan mikoriza. Dengan ketertarikan tersebut peserta

didik jadi termotivasi untuk mencari tahu dan tekun dalam melakukan penyelidikan.

Terlihat jelas bahwa pada pertemuan ketiga aspek peka terhadap lingkungan

kelompok eksperimen I hanya mendapatkan rata-rata persentase sebesar 37,8%. Hal

ini disebabkan karena setelah pembelajaran selesai dari 6 kelompok hanya 1

kelompok yang membersihkan ruangan/laboratorium.

Suatu hipotesis penelitian yang didasarkan atas asumsi atau landasan teoritis

yang kuat serta didukung pula oleh langkah-langkah ilmiah yang benar, maka pada

umumnya hipotesis yang diuji itu akan terbukti benar. Namun kenyataannya

berdasarkan uji hipotesis dengan uji-t dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan

sikap ilmiah antara penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan group

investigation. Kesalahan penarikan kesimpulan dalam pengujian hipotesis ini bisa

disebabkan karena kesalahan dalam pengambilan sampel, salah dalam pemilihan

teori, dan salah dalam pembuatan rancangan penelitian.9 Peneliti menyadari

sepenuhnya bahwa tiap sampel yang diteliti kemungkinan mengandung kesalahan

sampling, besar atau kecil. Salah satu sumber yang pasti dari kesalahan sampling itu

adalah kenyataan bahwa populasi tidak pernah homogen secara sempurna. Sumber

kesalahan lainnya adalah keterbatasan peneliti dalam mengatur waktu saat melakukan

aksi dalam kelas, dengan melakukan pembelajaran menggunakan metode praktikum

dengan alokasi 3 x 45 menit selama 3 kali pertemuan peserta didik merasa terburu-

buru dalam melakukan pengamatan sehingga proses pembelajaran tidak berjalan

9

Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2009), h. 9

Page 76: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

62

dengan maksimal. Selain itu, peserta didik mengalami kesulitan dalam pengoprasian

mikroskop untuk mengamati objek sehingga praktikum berjalan lebih lama dari

waktu yang sudah ditetapkan dalam RPP. Hal ini sesuai dengan kelemahan dari

masing-masing model yang digunakan, bahwa model pembelajaran inkuiri dan group

investigation memerlukan jumlah jam pelajaran yang banyak dan juga waktu di luar

kelas dibandingkan dengan metode pembelajaran lainnya. Idealnya untuk

membiasakan peserta didik bersikap ilmiah dengan model pembelajaran inkuiri

terbimbing dan group investigation membutuhkan waktu yang tidak sebentar atau

relatif lama, dengan penelitian selama tiga kali pertemuan dengan alokasi 3 x 45

menit tenyata belum dapat meningkatkan atau membiasakan peserta didik untuk

bersikap ilmiah. Hal ini sesuai dengan pendapat Dwi dan Fransisca bahwa untuk

meningkatkan sikap ilmiah siswa secara maksimal diperlukan waktu yang lama dan

konsisten.10

10

Dwi Indah Suryani dan Fransisca Sudargo, Pengaruh Model Pembelajaran Open Inquiry

dan Guided Inquiry terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP pada Tema Suhu dan Perubahan, Jurnal

EDUSAINS, Vol. 7, 2015. h. 132

Page 77: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka

dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan sikap ilmiah antara peserta didik

yang diajarkan menggunakan Inkuiri Terbimbing dengan pesrta didik yang

menggunakan Group Investigation (GI). Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis

melalui uji-t pada taraf signifikansi 0,05 didapat hasil thitung < ttabel yaitu 0,999 < 1,996

sehingga hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) tolak. Sikap ilmiah

akan muncul pada diri peserta didik apabila secara terus menerus dikuatkan. Sehingga

untuk meningkatkan sikap ilmiah peserta didik secara maksimal diperlukan waktu

yang lama dan konsisten. Ada banyak faktor yang mempengaruhi sikap seseorang,

faktor yang sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap ini antara lain faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain minat, motivasi, dan faktor

emosi dalam diri. Sedangkan faktor eksternal antara lain kebudayaan di lingkungan

sekitar, guru, dan teman sejawat.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, saran-saran yang diajukan adalah

sebagai berikut:

1. Perlu optimalisasi peran guru sebagai fasilitator untuk menggunakan model Inkuiri

Terbimbing dan Group Investigation (GI) sehingga dapat diketahui perbedaan

diantara keduanya secara lebih nyata

2. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai sikap ilmiah pesrta didik

dengan menggunakan model pembelajaran lain dan konsep lain.

3. Guru perlu menerapkan pembelajaran dengan menggunakan Inkuiri Terbimbing

dan Group Investigation (GI) pada konsep-konsep biologi yang lain.

Page 78: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

65

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Herson. “Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains”. Jurnal Pelangi

Ilmu. Vol. 2. 2009.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

2009

Astawa, I M. Widya, W. Sadia, dan W. Suastra. "Pengaruh Model Pembelajaran

Berbasis Proyek terhadap Sikap Ilmiah dan Konsep Diri Siswa SMP". e-

Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program

Studi Pendidikan IPA, Vol. 5, 2015

Astuti, Rina, Widha Sunarno, dan Suciati Sudarisman. “Pembelajaran IPA dengan

Pendekatan Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode Eksperimen

Bebas Termodifikasi dan Eksperimen Terbimbing Ditinjau dari Sikap Ilmiah

dan Motivasi Belajar Peserta didik”. Jurnal Inkuiri. Vol. 1. 2012.

A'yun, Qurrota, Novi Ratna Dewi, dan Sudarmin. "Efektivitas Model Think Pair

Square (TPS) Berbasis Inquiry pada Tema Sistem Transportasi untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif dan Sikap Ilmiah Peserta didik".

Jurnal Pendidikan IPA. Vol. 4. 2015.

Azwar, Saifuddin. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar. 1995

Campbell, Neil A, Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. Biologi. Jakarta:

Erlangga, Jilid II. 2010

Damanik, Dede Persaoran, dan Nurdin Bukit, “Analisis Kemampuan Berpikir Kritiis

dan Sikap Ilmiah pada Pembelajaran Fisika Menggunakan Model

Pembelajaran Inquiry Training (IT) dan Direct Instruction (DI)”. Jurnal

Online Pendidikan Fisika. Vol. 2. 2013

Darmo, Budi. "Pengaruh Problem Base Learning (PBL) dan Sikap Ilmiah terhadap

Hasil Belajar Fisika Peserta didik SMA". Prosiding Pascasarjana Jurusan

Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Jakarta. 2014

Dewi, Lestari Narni, Nyoman Dantes, dan I Wayan Sadia. "Pengaruh Model

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar

Page 79: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

66

IPA". e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Pendidikan Dasar, Vol. 3, 2013

Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.

Rineka Cipta, Cet. III. 2006

Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2011.

Hanafiah dan Cucu Suhana. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika

Aditama. 2012.

Hosnan, M. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.

Bogor: Ghalia Indonesia. 2014.

Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika dan

Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga. 2014.

Istikomah, Hendratto, dan Bambang. "Penggunaan Model Pembelajaran Group

Investigation untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah Peserta Didik". Jurnal

Pendidikan Fisika Indonesia. Vol. 6. 2010.

Kadir. Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata Sampurna.

2010.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. "Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar

Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)". 2013.

Kurniasih, Imas, dan Berlin Sani. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013

Mamahami Aspek dalam Kurikulum 2013. Yogyajarta: Kata Pena. 2014.

Lestari, Wahyuning. "Pembelajaran Kimia Melalui Pendekatan Contektual Teaching

and Learning (CTL) dengan Metode Praktikum yang Dilengkapi dengan

Lembar Kerja Peserta didik (LKS) dan Diagram Vee Ditinjau dari Sikap

Ilmiah Peserta didik". Jurnal Pendidikan Kimia. Vol. 2. 2013

Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2013.

Malay, M. Nursalim. "Peranan Statistika dalam Penelitian Ilmiah". Jurnal TAPIs.

Vol.5. 2009.

Margiastuti, Siska Nugraheni, Parmin, dan Stephani Diah Pamelasari. "Penerapan

Model Guided Inquiry terhadap Sikap Ilmiah dan Pemahaman Konsep

Page 80: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

67

Peserta didik pada Tema Ekosistem". Jurnal Pendidikan IPA Unnes. Vol. 4.

2015.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2007.

Martin, Lisa. Defining Inquiry. The Science Teacher. diakses dari

http://people.uncw.edu/kubaskod/SEC_406_506/Classes/Class_3_Inquiry/Def

iningInquiry.pdf. 18 Maret 2015

Moog, Richard S dan M David Hanson. Process Oriented Guided Inquiry Learning

(POGIL) In 21st Century Pedagogies. diakses dari

https://journals.iupui.edu/index.php/muj/article/viewFile/20287/1988.

22 Maret 2016.

Mulyasa, E. Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 2015

Natalina, Mariani, Yustini Yusuf dan Ermadianti. "Penerapan Strategi Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar

Biologi Peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 14 Pekanbaru Tahun Ajaran

2012/2013". Jurnal Biogenesis. Vol. 9. 2013.

Ngalimun. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. 2013

Ngalimun, Muhammad Fauzani, dan Ahmad Salabi. Strategi dan Model

Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo, Edisi Revisi. 2016

Nisfiannoor, Muhammad. Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta:

Salemba Humanika. 2009.

Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011.

Ozden, Baris, dan Nilgun Yenice. "An Analysis of Secondary Education Students'

Scientific Attitudes". International Journal of Contemporary Educational

Research. Vol. 1. 2014

Purwanto, M Ngalim. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Jakarta: PT

Remaja Rosdakarya. 2013

Rusman. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. 2011.

Page 81: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

68

S, Yasar dan Anagun, S. S. "Reliability and Validity Studiesof the Science and

Technology Course Scientific Attitude Scale". Journal of Turkish

ScienceEducation. Vol. 6. 2009.

Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Tentang Standar

Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:

Direktorat Jenderal Pendidikan RI. 2013.

Sani, Abdullah Ridwan. Pembelajaran Saintifik untuk Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi

Aksara. 2014.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Prenada Media. 2006.

Sanjaya, Wina, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group. 2013

Sardinah. "Relevansi Sikap Ilmiah Peserta didik dengan Konsep Hakikat Sains

dalam Pelaksanaan Percobaan pada Pembelajaran IPA di SDN Kota Banda

Aceh". Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu. Vol. 13. 2012.

Slavin, Robert E. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa

Media. 2005.

Slavin, Robert E. Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. USA:

Allyn & Bacon. 1995

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

2010

Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, Ed. 6, Cet I. 2005

Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo, Cet XIII. 2014

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. 2010

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung: Alfabeta 2013.

Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2013.

Page 82: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

69

Sukimarwati, Juli, Widha Sunarno, dan Sugiyarto. "Pembelajaran Biologi dengan

Guided Inquiry Model Menggunakan LKS Terbimbing dan LKS Bebas

Termodifikasi Ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Peserta

didik". Jurnal BIOEDUKASI. Vol. 6. 2013

Suryadana, Brian Aziz, Tjiptaning Suprihati, dan Sri Astutik. "Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Disertai Media Kartu

Masalah pada Pembelajaran Fisika di SMA". Jurnal Pembelajaran Fisika.

Vol. 1. 2012.

Suryani, Indah Dwi dan Fransisca Sudargo. "Pengaruh Model Pembelajaran Open

Inquiry dan Guided Inquiry terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP pada Tema

Suhu dan Perubahan". Jurnal EDUSAINS.Vol. 7. 2015

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. 2008.

Syaodih, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Resta Karya.

2005.

Trianto. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya

dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.

2012

Trianto. Mendesain Model Pembealjaran Inovatif –Progresif. Jakarta: Kencana.

2009.

Undang-undang Republik Indonesia. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2003

Wahyudiati, Dwi. "Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Model

Pembelajaran Diskusi pada Pokok Bahasan Energi dan Perubahan untuk

Menumbuhkan Sikap Ilmiah Peserta didik,". Jurnal Inovasi dan Perekayasa

Pendidikan. Vol. 3. 2010.

Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

2011.

Wijayanti, Wahyu, Sudarno Herlambang, dan Mahadi Slamet K. Pengaruh Model

Pembelajaran Group Investigation (GI) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis

Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun. diakses dari

http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel2405E92B2C971A74C4C2BD

B5B724F6E4.pdf. 2014.

Page 83: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

70

Yusa, Manickam Bala Subra Maniam. Aktif dan Kreatif Belajar Biologi 1 untuk

Kelas X SMA/MA Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam Kurikulum

2013. Bandung: Grafindo Media Pratama. 2013.

Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartin. Strategi Pembelajaran Sains. Ciputat:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2009.

Page 84: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

71

Lampiran 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(Inkuiri Terbimbing)

Sekolah : SMAN 32 Jakarta Selatan

Kelas/Semester : X/2

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

Materi Pokok : Fungi

Pertemuan : Pertama

A. Kompetensi Inti (KI)

KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,

toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan

diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

Page 85: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

72

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan

hidup.

2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi

dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong

royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap

tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar

kelas/laboratorium.

3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri- ciri dan cara reproduksinya melalui

pengamatan secara teliti dan sistematis.

Indikator :

3.6.1 Mengidentifikasi ciri-ciri umum jamur

3.6.2 Mengelompokkan jamur berdasarkan ciri yang diamati

3.6.3 Mendeskripsikan cara reproduksi zygomycota dan ascomycota

Page 86: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

73

3.6.4 Membuat sketsa tubuh jamur zygomycota dan ascomycota berdasarkan pengamatan praktikum dan kajian

pustaka.

3.6.5 Menyelidiki informasi mengenai pemanfaatan jamur zygomycota dan ascomycota

3.6.6 Menampilkan data mengenai hasil praktikum struktur tubuh jamur zygomycota dan ascomycota berdasarkan

kajian pustaka

4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan

tertulis.

Indikator :

4. 6.1 Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan jamur mikroskopis

4.6.2 Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan jamur mikroskopis melalui pengamatan langsung

dengan mikroskop.

4.6.3 Merancang kegiatan praktikum jamur mikroskopis untuk diamati secara langsung dengan mikroskop.

4.6.4 Menyimpulkan ciri-ciri jamur mikroskopis berdasarkan hasil pengamatan

C. Materi Pembelajaran

1. Ciri-ciri tubuh jamur

2. Cara hidup dan habitat jamur

3. Reproduksi jamur

4. Klasifikasi jamur zygomycota dan ascomycota

5. Peranan jamur zygomycota dan ascomycota dalam kehidupan manusia

Page 87: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

74

D. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran

1. Pendekatan Pembelajaran : Scientific

2. Model Pembelajaran : Inkuiri Terbimbing

3. Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok, tanya jawab, eksperimen, Studi literatur, kerja kelompok

E. Alat, Media, dan Sumber Belajar

Alat White board, laptop, LCD, VCD/CD dan spidol

Media Power point, video pembelajaran, dan LKS

Sumber

Belajar

Buku Biologi Kelas X SMA Kurikulum 13, buku sumber lain, Internet

F. Langkah Kegiatan Pembelajaran

Waktu : 3 x 45 menit

a. Kegiatan Awal (10 menit)

Tahapan

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

Pembukaan

Memberi salam, mengecek absensi,

Menjawab salam, berdoa,

2 menit

Page 88: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

75

Tahapan

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

membimbing berdoa, mengecek kesiapan

siswa dan menyiapkan buku ajar.

mengeluarkan buku pelajaran

Biologi.

Motivasi

Guru memotivasi peserta didik dengan

menampilkan gambar spesies jamur dari

berbagai jenis klasifikasi jamur

Siswa memperhatikan gambar

yang disajikan guru, sehingga

siswa termotivasi untuk

mengikuti proses

pembelajaran.

4 menit

Apersepsi

Guru menanyakan hal yang berhubungan

dengan jamur berdasarkan gambar yang telah

disajikan, seperti:apakah kalian pernah

makan jamur? Apakah semua jenis jamur

memiliki bentuk yang sama? Apa yang

membedakan dari setiap jamur tersebut?

Disebut apakah struktur putih diatas tempe?

Mengapa roti dapat berjamur?

Siswa menjawab pertanyaan

guru

4 menit

Page 89: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

76

b. Kegiatan Inti (110 menit)

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

Orientasi

Guru menyebutkan

tujuan pembelajaran

yang harus dicapai

dalam belajar

Membimbing siswa

dalam pembentukan

kelompok kecil,

maksimal anggota

kelompok terdiri dari 6

orang.

Menginformasikan

bahwa materi yang akan

dipelajari yaitu :

Klasifikasi divisi jamur

berdasarkan bentuk

Siswa dan

mendengarkan

penjelasan guru

Siswa membentuk

kelompok kecil,

maksimal anggota

kelompok terdiri

dari 6 orang.

Siswa

mendengarkan dan

memperhatikan

penjelasan guru

Sikap

terbuka dan

kerjasama

Berpartisip

asi aktif

dalam

kelompok

10

menit

Page 90: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

77

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

morfologi

Membagikan lembaran

LKS yang berisi tugas

kepada masing-masing

kelompok.

.Guru menjelaskan

petunjuk yang terdapat

pada LKS

(Observasi)

Guru membimbing siswa

untuk membaca dan

memperhatikan gambar

serta wacana mengenai

Siswa menerima

lembaran LKS

yang berisi tugas

dari guru

Siswa

memperhatikan

penjelasan yang

disampaikan oleh

guru terkait

petunjuk yang

terdapat pada

LKS

Siswa membaca

dan

memperhatikan

gambar serta

Rasa ingin

tahu

Perhatian

pada

objek

yang

Page 91: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

78

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

jamur mikroskopis yang

terdapat pada LKS agar

dapat merumuskan

masalah

wacana yang

terdapat pada LKS

agar dapat

merumuskan

masalah

diamati

Merumuskan

Masalah

(Questioning)

Guru membimbing siswa

untuk merumuskan

masalah berdasarkan

wacana yang terdapat

pada LKS mengenai

pengamatan jamur

mikroskopis yang

berkaitan dengan materi

yang akan

dipraktikumkan

Guru meminta siswa

Siswa merumuskan

masalah mengenai

pengamatan jamur

mikroskopis yang

berkaitan dengan

materi yang akan

dipraktikumkan

Siswa menuliskan

Rasa ingin

tahu

Perhatian

pada

objek

yang

diamati

Antusias

mencari

jawaban

8 menit

Page 92: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

79

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

untuk menuliskan

rumusan masalah yang

telah dibuat ke dalam

LKS

rumusan masalah

yang telah dibuat

ke dalam LKS

Merumuskan

Hipotesis

Guru membimbing siswa

untuk berdiskusi dan

membuat hipotesis

mengenai masalah yang

disajikan.

Guru meminta siswa

menuliskan hipotesis

yang telah dibuat ke

dalam LKS

Siswa berdiskusi

dan membuat

hipotesis dari

masalah yang telah

disajikan guru.

Siswa menuliskan

hipotesis yang

telah dibuat ke

dalam LKS

Rasa ingin

tahu

Berpikir

kritis

Antusias

mencari

jawaban

Meraguka

n temuan

teman

7 menit

Mengumpulkan Data (Eksperimen)

Guru membimbing siswa

dalam mencari referensi

terkait dengan praktikum

Siswa Siswa

mencari referensi

baik dari buku

Rasa ingin

tahu

Antusias

mencari

jawaban

65

menit

Page 93: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

80

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

jamur mikroskopis yang

akan dilakukan

Guru membimbing siswa

dalam mempersiapkan

alat dan bahan yang akan

digunakan serta

membuat langkah kerja

untuk kegiatan

praktikum jamur

mikroskopis

Guru membimbing dan

mengawasi siswa dalam

paket maupun

internet terkait

dengan praktikum

jamur mikroskopis

yang akan

dilakukan

Siswa

mempersiapkan

alat dan bahan

yang akan

digunakan serta

membuat langkah

kerja untuk

kegiatan praktikum

jamur mikroskopis

Siswa melakukan

kegiatan praktikum

Ketekunan

Respek

terhadap data

Mengulangi

kegiatan

meskipun

berakibat

kegagala

Melengkapi

satu

kegiatan

meskipun

teman

sekelas

selesai

lebih awal

Objektik/juj

ur

Page 94: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

81

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

melakukan kegiatan

praktikum

dengan

pengawasan dan

bimbingan guru

dan fakta

Berpikir

kritis

Tidak

memanipul

asi data

Tidak

mengabaika

n data

meskipun

kecil

Menguji Hipotesis Guru membimbing siswa

untuk menuliskan hasil

kegiatan praktikum dan

berdiskusi terkait dengan

hipotesis yang telah

dirumuskan sebelumnya

pada LKS

Setiap kelompok

menuliskan hasil

kegiatan praktikum

dan mendiskusikan

hipotesis yang

telah dirumuskan

sebelumnya pada

LKS dengan

bimbingan guru

Berpikir

kritis

Respek

terhadap

data/fakta

Meragukan

temuan

teman

Objektif

10

menit

Page 95: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

82

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

Guru membimbing siswa

dalam menganalisis hasil

praktikum serta

membuat penjelasan

lengkap terkait dengan

pengamatan jamur

mikroskopis yang telah

dilakukan dengan tetap

mengacu pada referensi

yang relevan

Guru meminta setiap

kelompok siswa untuk

menjawab setiap

Setiap kelompok

mencatat dan

menganalisis hasil

praktikum serta

membuat

penjelasan lengkap

terkait dengan

pengamatan jamur

mikroskopis yang

telah dilakukan

dengan tetap

mengacu pada

referensi yang

relevan

Setiap kelompok

menjawab

pertanyaan yang

Page 96: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

83

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

pertanyaan yang terdapat

pada LKS

terdapat pada LKS

Merumuskan

Kesimpulan

(Asosiasi)

Guru meminta siswa

untuk merumuskan

kesimpulan dari hasil

pengamatan dan

menuliskannya dalam

LKS.

(Communication)

Guru meminta

perwakilan dari masing-

masing kelompok untuk

mempresentasikan hasil

Siswa membuat

kesimpulan dari

hasil

pengamatannya

dan menuliskannya

dalam LKS.

Masing-masing

kelompok

mengirim salah

satu anggotanya

untuk

Berpikir

terbuka dan

kerjasama

Mengharg

ai

pendapat/t

emuan

orang lain

menerima

saran dari

teman

10

menit

Page 97: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

84

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

pengamatannya.

Guru mempersilahkan

siswa dari kelompok lain

untuk menanggapi atau

bertanya.

mempresentasikan

hasil

pengamatanya.

Siswa dari

kelompok lain

dipersilahkan

menanggapi atau

bertanya.

Selesai

pembelajaran

siswa

membersihkan dan

merapikan ruangan

Peka

terhadap

lingkungan

sekitar

Menjaga

lingkunga

n sekitar

Page 98: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

85

c. Kegiatan Akhir (15 menit)

Tahapan Aktivitas pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

Evaluasi

Guru memberikan penguatan

berupa penjelasan sebagai

penyempurnaan kesimpulan yang

dihasilkan siswa

Siswa memperhatikan dan

menyimak penjelasan yang

disampaikan oleh guru

2 menit

Penutup

Guru memberikan beberapa soal

essay terkait konsep hari ini.

Guru memberi pesan untuk belajar

mengenai jamur Basidiomycota

Guru menutup kelas dengan

mengucapkan salam.

Siswa mengerjakan soal

Siswa menjawab salam

13 menit

Page 99: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

86

G. Penilaian

1. Jenis/ teknik penilaian

2. Bentuk instrumen dan instrumen

3. Pedoman penskoran

Jenis Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Pedoman Penskoran

Sikap Observasi Skala penilaian yang dilengkapi rubrik Terlampir

Pengetahuan Tes tulis Soal essay Terlampir

Keterampilan Observasi Daftar cek atau skala penilaian (rating scale)

yang dilengkapi rubrik

Terlampir

Jakarta, Januari 2016

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti

Dwi Suwartini, S.Pd Nurhasanah

NIP. NIM. 1111016100040

Page 100: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

87

SOAL ESSAY PERTEMUAN I

1. Sebutkan 4 ciri-ciri jamur!

2. Sebutkan 4 jenis jamur mikroskopis beserta divisinya!

3. Sebutkan bagian-bagian/ struktur dari Rhizopus sp!

4. Jelaskan reproduksi dari jamur zygomycota dan ascomycota!

5. Sebutkan 2 peranan dari jamur zygomycota dan ascomycota dalam kehidupan sehari-hari!

Kunci Jawaban dan Rubrik

No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor

1 Ciri-ciri jamur secara umum:

1. Bersifat eukariotik

2. Dinding selnya tersusun atas zat kitin

3. Tubuh jamur umumnya multiseluler,

namun ada yang uniseluler

4. Struktur dasar tubuh berupa hifa dan

membentuk miselium

Jika menyebutkan 4 jawaban dengan tepat dan

jelas

2

Jika hanya menyebutkan 2 jawaban dengan tepat

dan jelas

1

Jika jawaban tidak diisi 0

2 Rhizopus oryzae, Rhizopus Stolonifer =

Zygomycota

Saccharomyces cerevisiae, Aspergillus sp

= Ascomycota

Jika menyebutkan 4 jawaban dengan tepat dan

jelas

2

Jika hanya menyebutkan 2 jawaban dengan tepat

dan jelas

1

Jika jawaban tidak diisi 0

3 Sporangiofor, sporangium,spora, stolon,

rhizoid Jika menyebutkan jawaban dengan lengkap 2

Jika menyebutkan jawaban tidak lengkap 1

Jika jawaban tidak diisi 0

4 Zygomycota = aseksual dengan

fragmentasi hifa dan pembentukan

sporangiospora, seksual dengan konjugasi

Ascomycota = aseksual dengan

Jika menjawab reproduksi dari 2 divisi secara

lengkap dan benar

2

Jika hanya menjawab reproduksi dari 2 divisi

secara lengkap dan benar

1

Page 101: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

88

No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor

pembentukan tunas dan fragmentasi

miselium membentuk konidia, seksual

diawali dengan konjugasi atau penyatuan

dua sel haploid yang berbeda jenis

Jika jawaban tidak diisi 0

5 Sebagi bahan makanan, sebagai pembuat

obat

Jika menjawab 2 jawaban dengan tepat 2

Jika hanya menjawab 1 jawaban 1

Jawaban tidak diisi 0

Page 102: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

89

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(Inkuiri Terbimbing)

Sekolah : SMAN 32 Jakarta Selatan

Kelas/Semester : X/2

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

Materi Pokok : Fungi

Pertemuan : Kedua

A. Kompetensi Inti (KI)

KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,

damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

Page 103: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

90

kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan

hidup

2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan

eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong

royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap

tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar

kelas/laboratorium.

3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri- ciri dan cara reproduksinya melalui

pengamatan secara teliti dan sistematis.

Indikator :

3.6.1 Mengidentifikasi ciri-ciri jamur Basidiomycota

3.6.2 Membuat sketsa tubuh jamur basidiomycota berdasarkan hasil pengamatan dan kajian pustaka

3.6.3 Menampilkan data mengenai hasil praktikum struktur tubuh jamur basidiomycota berdasarkan kajian pustaka

3.6.4 Menyelediki informasi mengenai pemanfaatan jamur basidiomycota berdasarkan kajian pustaka

Page 104: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

91

3.6.5 Mendeskripiskan cara reproduksi jamur Basidiomycota

4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan

tertulis.

Indikator :

4. 6.1 Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan jamur makroskopis

4.6.2 Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan jamur makroskopis melalui pengamatan langsung

dengan mikroskop.

4.6.3 Merancang kegiatan praktikum jamur makroskopis untuk diamati secara langsung

4.6.4 Menyimpulkan ciri-ciri jamur makroskopis berdasarkan hasil pengamatan

.

C. Materi Pembelajaran

1. Ciri-ciri tubuh jamur Basidiomycota

2. Cara hidup dan habitat jamur Basidiomycota

3. Reproduksi jamur Basidiomycota

4. Klasifikasi jamur Basidiomycota

5. Peranan jamur Basidiomycota dalam kehidupan manusia

D. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran

1. Pendekatan Pembelajaran : Scientific

2. Model Pembelajaran : Inkuiri Terbimbing

Page 105: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

92

3. Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok, tanya jawab, eksperimen, Studi literatur, kerja kelompok

E. Alat, Media, dan Sumber Belajar

Alat White board, laptop, LCD, VCD/CD dan spidol

Media Power point, video pembelajaran, dan LKS

Sumber

Belajar

Buku Biologi Kelas X SMA Kurikulum 13, buku sumber lain, Internet

F. Langkah Kegiatan Pembelajaran

Waktu : 3 x 45 menit

a. Kegiatan Awal (10 menit)

Tahapan

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

Pembukaan

Memberi salam, mengecek absensi,

membimbing berdoa, mengecek

kesiapan siswa dan menyiapkan buku

ajar.

Menjawab salam, berdoa,

mengeluarkan buku pelajaran

Biologi.

2 menit

Page 106: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

93

Tahapan

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

Motivasi

Guru memotivasi peserta didik

dengan menampilkan gambar spesies

jamur basidiomycota

Siswa memperhatikan gambar yang

disajikan guru, sehingga siswa

termotivasi untuk mengikuti proses

pembelajaran.

4 menit

Apersepsi

Guru menanyakan hal yang

berhubungan dengan jamur

berdasarkan gambar yang telah

disajikan, seperti:Apakah jenis jamur

yang kalian lihat sama dengan yang

kalian amati pada pertemuan

sebelumnya? Apa saja ciri-ciri yang

membedakan pada jenis jamur ini?

Siswa menjawab pertanyaan guru

4 menit

Page 107: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

94

b. Kegiatan Inti (110 menit)

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

Orientasi

Guru

menyebutkan

tujuan

pembelajaran

yang harus

dicapai dalam

belajar

Membimbing

siswa dalam

pembentukan

kelompok kecil,

maksimal

anggota

kelompok terdiri

dari 6 orang.

Menginformasika

Siswa dan

mendengarkan

penjelasan guru

Siswa membentuk

kelompok kecil,

maksimal anggota

kelompok terdiri

dari 6 orang.

Siswa mendengarkan

Sikap terbuka

dan kerjasama

Berpartisipasi

aktif dalam

kelompok

10 menit

Page 108: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

95

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

n bahwa materi

yang akan

dipelajari yaitu :

Klasifikasi divisi

jamur

berdasarkan

bentuk morfologi

Membagikan

lembaran LKS

yang berisi tugas

kepada masing-

masing

kelompok.

.Guru

menjelaskan

petunjuk yang

terdapat pada

dan memperhatikan

penjelasan guru

Siswa menerima

lembaran LKS yang

berisi tugas dari

guru

Siswa

memperhatikan

penjelasan yang

disampaikan oleh

Page 109: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

96

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

LKS

(Observasi)

Guru

membimbing

siswa untuk

membaca dan

memperhatikan

gambar serta

wacana mengenai

jamur

makroskopis

yang terdapat

pada LKS agar

dapat

merumuskan

guru terkait petunjuk

yang terdapat pada

LKS

Siswa membaca dan

memperhatikan

gambar serta wacana

yang terdapat pada

LKS agar dapat

merumuskan

masalah

Rasa ingin tahu

Perhatian pada

objek yang

diamati

Page 110: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

97

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

masalah

Merumuskan

Masalah

(Questioning)

Guru

membimbing

siswa untuk

merumuskan

masalah

berdasarkan

wacana yang

terdapat pada

LKS mengenai

pengamatan

jamur

makroskopis

yang berkaitan

dengan materi

Siswa merumuskan

masalah mengenai

pengamatan jamur

makroskopis yang

berkaitan dengan

materi yang akan

dipraktikumkan

Rasa ingin tahu

Perhatian pada

objek yang

diamati

Antusias

mencari

jawaban

8 menit

Page 111: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

98

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

yang akan

dipraktikumkan

Guru meminta

siswa untuk

menuliskan

rumusan masalah

yang telah dibuat

ke dalam LKS

Siswa menuliskan

rumusan masalah

yang telah dibuat ke

dalam LKS

Merumuskan

Hipotesis

Guru

membimbing

siswa untuk

berdiskusi dan

membuat

hipotesis

mengenai

masalah yang

disajikan.

Siswa berdiskusi

dan membuat

hipotesis dari

masalah yang telah

disajikan guru.

Rasa ingin tahu

Berpikir kritis

Antusias

mencari

jawaban

Meragukan

temuan teman

7 menit

Page 112: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

99

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

Guru meminta

siswa menuliskan

hipotesis yang

telah dibuat ke

dalam LKS

Siswa menuliskan

hipotesis yang telah

dibuat ke dalam

LKS

Mengumpul

kan Data

(Eksperimen)

Guru

membimbing

siswa dalam

mencari referensi

terkait dengan

praktikum jamur

makroskopis

yang akan

dilakukan

Guru

Siswa Siswa

mencari referensi

baik dari buku paket

maupun internet

terkait dengan

praktikum jamur

makroskopis yang

akan dilakukan

Siswa

Rasa ingin tahu

Ketekunan

Antusias

mencari

jawaban

Mengulangi

kegiatan

meskipun

berakibat

kegagala

Melengkapi satu

65 menit

Page 113: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

100

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

membimbing

siswa dalam

mempersiapkan

alat dan bahan

yang akan

digunakan serta

membuat langkah

kerja untuk

kegiatan

praktikum jamur

makroskopis

Guru

membimbing dan

mengawasi siswa

dalam melakukan

kegiatan

praktikum

mempersiapkan alat

dan bahan yang

akan digunakan

serta membuat

langkah kerja untuk

kegiatan praktikum

jamur makroskopi

Siswa melakukan

kegiatan praktikum

dengan pengawasan

dan bimbingan guru

Respek terhadap

data dan fakta

Berpikir kritis

kegiatan

meskipun teman

sekelas selesai

lebih awal

Objektik/jujur

Tidak

memanipulasi

data

Tidak

mengabaikan

data meskipun

kecil

Page 114: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

101

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

Menguji

Hipotesis

Guru

membimbing

siswa untuk

menuliskan hasil

kegiatan

praktikum dan

berdiskusi terkait

dengan hipotesis

yang telah

dirumuskan

sebelumnya pada

LKS

Guru

membimbing

siswa dalam

menganalisis

hasil praktikum

Setiap kelompok

menuliskan hasil

kegiatan praktikum

dan mendiskusikan

hipotesis yang telah

dirumuskan

sebelumnya pada

LKS dengan

bimbingan guru

Setiap kelompok

mencatat dan

menganalisis hasil

praktikum serta

membuat penjelasan

Berpikir kritis

Respek terhadap

data/fakta

Meragukan

temuan teman

Objektif

10 menit

Page 115: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

102

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

serta membuat

penjelasan

lengkap terkait

dengan

pengamatan

jamur

makroskopis

yang telah

dilakukan dengan

tetap mengacu

pada referensi

yang relevan

Guru meminta

setiap kelompok

siswa untuk

menjawab setiap

pertanyaan yang

lengkap terkait

dengan pengamatan

jamur makroskopis

yang telah dilakukan

dengan tetap

mengacu pada

referensi yang

relevan

Setiap kelompok

menjawab

pertanyaan yang

terdapat pada LKS

Page 116: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

103

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

terdapat pada

LKS

Merumuskan

Kesimpulan

(Asosiasi)

Guru meminta

siswa untuk

merumuskan

kesimpulan dari

hasil pengamatan

dan

menuliskannya

dalam LKS.

(Communication)

Guru meminta

perwakilan dari

masing-masing

kelompok untuk

Siswa membuat

kesimpulan dari

hasil

pengamatannya dan

menuliskannya

dalam LKS.

Masing-masing

kelompok mengirim

salah satu

anggotanya untuk

Berpikir terbuka

dan kerjasama

Menghargai

pendapat/temu

an orang lain

menerima

saran dari

teman

10 menit

Page 117: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

104

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

mempresentasika

n hasil

pengamatannya.

Guru

mempersilahkan

siswa dari

kelompok lain

untuk

menanggapi atau

bertanya.

mempresentasikan

hasil pengamatanya.

Siswa dari

kelompok lain

dipersilahkan

menanggapi atau

bertanya.

Selesai

pembelajaran siswa

membersihkan dan

merapikan ruangan

Peka terhadap

lingkungan

sekitar

Menjaga

lingkungan

sekitar

Page 118: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

105

c. Kegiatan Akhir (15 menit)

Tahapan Aktivitas pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

Evaluasi

Guru memberikan penguatan berupa

penjelasan sebagai penyempurnaan

kesimpulan yang dihasilkan siswa .

Siswa memperhatikan dan

menyimak penjelasan yang

disampaikan oleh guru

2 menit

Penutup

Guru memberikan beberapa soal essay

terkait konsep hari ini.

Guru memberi pesan untuk belajar

mengenai simbiosis jamur

Guru menutup kelas dengan

mengucapkan salam.

Siswa mengerjakan soal

Siswa menjawab salam

13 menit

Page 119: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

106

G. Penilaian

1. Jenis/ teknik penilaian

2. Bentuk instrumen dan instrumen

3. Pedoman penskoran

Jenis Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Pedoman Penskoran

Sikap Observasi Skala penilaian yang dilengkapi rubrik Terlampir

Pengetahuan Tes tulis Soal essay Terlampir

Keterampilan Observasi Daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang

dilengkapi rubrik

Terlampir

Jakarta, Januari 2016

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti

Dwi Suwartini, S.Pd Nurhasanah

NIP. NIM. 1111016100040

Page 120: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

107

SOAL ESSAY PERTEMUAN II

1. Sebutkan 3 ciri-ciri jamur Basidiomycota!

2. Sebutkan dan gambarkan bagian-bagian/ struktur tubuh jamur Basidiomycota!

3. Sebutkan 5 contoh dari jenis jamur Basidiomycota!

4. Jelaskan reproduksi dari jamur Basidiomycota!

5. Sebutkan 2 keuntungan dan 2 kerugian jamur Basidiomycota dalam kehidupan sehari-hari!

Kunci Jawaban dan Rubrik

No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor

1 a. Hifa bersekat

b. Mempunyai tubuh buah yang disebut

basidiokarp

c. berdaging dan bersifat saproba

Jika menyebutkan 3 jawaban dengan benar 2

Jika menyebutkan 1 jawaban dengan benar 1

Jika jawaban tidak diisi 0

2

Jika menggambar dan menyebutkan struktur tubuh

jamur

2

Jika hanya menyebutkan struktur tubuh jamur 1

Jika jawaban tidak diisi 0

3 Volvariela volvaceae, Auricularia polytricha,

Pleurotus ostreatus, Agaricus bisporus,

Amanita muscaria

Jika menyebutkan 5 jenis jamur 2

Jika hanya menyebutkan 2 jenis jamur 1

Jika jawaban tidak diisi 0

4 Vegetatif dengan membentuk konidiospora

dan reproduksi generatif dengan peleburan

antara hifa berbeda jenis yang akan

Jika jawaban benar dan lengkap 2

Jika jawaban benar tapi kurang lengkap 1

Jika jawaban tidak diisi 0

Page 121: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

108

menghasilkan spora generatif basidiospora

5 Keuntungan = sebagai bahan makanan dan

bahan obat

Kerugian = Sebagai parasit dan menyababkan

kerusakan pada kayu

Jika menjawab dengan lengkap dan benar 2

Jika hanya menjawab keuntungan saja 1

Jika jawaban tidak diisi 0

Page 122: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

109

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(Inkuiri Terbimbing)

Sekolah : SMAN 32 Jakarta Selatan

Kelas/Semester : X/2

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

Materi Pokok : Fungi

Pertemuan : Ketiga

A. Kompetensi Inti (KI)

KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,

toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan

diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

Page 123: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

110

KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan

hidup.

2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi

dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong

royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap

tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar

kelas/laboratorium.

3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri- ciri dan cara reproduksinya melalui

pengamatan secara teliti dan sistematis.

Indikator :

3.6.1 Menganalisis informasi mengenai simbiosis jamur

3.6.2 Membuat sketsa tubuh liken dan mikoriza berdasarkan kajian pustaka dan praktikum

3.6.3 Mendeskripsikan organisme penyusun liken dan mikoriza

3.6.4 Menjelaskan simbiosis yang terjadi pada liken dan mikoriza

3.6.5 Menampilkan data mengenai struktur tubuh liken dan mikoriza berdasarkan kajian pustaka dan praktikum.

Page 124: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

111

4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan

tertulis.

Indikator :

4. 6.1 Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan liken dan mikoriza secara langsung dengan

mikroskop

4.6.2 Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan liken dan mikoriza melalui pengamatan langsung

dengan mikroskop.

4.6.3 Merancang kegiatan praktikum liken dan mikoriza untuk diamati secara langsung dengan mikroskop.

4.6.4 Menyimpulkan ciri-ciri jamur mikroskopis berdasarkan hasil pengamatan

C. Materi Pembelajaran

1. Ciri-ciri dari simbiosis jamur

2. Cara hidup dan habitat liken dan mikoriza

3. Reproduksi liken dan mikoriza

4. Peranan liken dan mikoriza dalam kehidupan manusia

D. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran

1. Pendekatan Pembelajaran : Scientific

2. Model Pembelajaran : Inkuiri Terbimbing

3. Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok, tanya jawab, eksperimen, Studi literatur, kerja kelompok

Page 125: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

112

E. Alat, Media, dan Sumber Belajar

Alat White board, laptop, LCD, VCD/CD dan spidol

Media Power point, video pembelajaran, dan LKS

Sumber Belajar Buku Biologi Kelas X SMA Kurikulum 13, buku sumber lain, Internet

F. Langkah Kegiatan Pembelajaran

Waktu : 3 x 45 menit

a. Kegiatan Awal (10 menit)

Tahapan

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

Pembukaan

Memberi salam, mengecek absensi,

membimbing berdoa, mengecek kesiapan

siswa dan menyiapkan buku ajar.

Menjawab salam, berdoa,

mengeluarkan buku pelajaran

Biologi.

2 menit

Motivasi

Guru memotivasi peserta didik dengan

menampilkan gambar spesies liken dan

Siswa memperhatikan gambar

yang disajikan guru, sehingga

4 menit

Page 126: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

113

Tahapan

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

mikoriza

siswa termotivasi untuk

mengikuti proses pembelajaran.

Apersepsi

Guru menanyakan hal yang berhubungan

dengan dengan liken dan mikoriza

berdasarkan gambar yang telah disajikan,

seperti:apakah kalian pernah melihat liken

dan mikoriza? Apakah liken dan mikoriza

termasuk ke dalam jenis jamur? Apa

peranan liken dan mikoriza bagi

lingkungan?

Siswa menjawab pertanyaan guru

4 menit

Page 127: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

114

b. Kegiatan Inti (105 menit)

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

Orientasi

Guru menyebutkan

tujuan

pembelajaran yang

harus dicapai

dalam belajar

Membimbing

siswa dalam

pembentukan

kelompok kecil,

maksimal anggota

kelompok terdiri

dari 6 orang.

Menginformasikan

bahwa materi yang

akan dipelajari

yaitu : Simbiosis

Siswa dan

mendengarkan

penjelasan guru

Siswa membentuk

kelompok kecil,

maksimal anggota

kelompok terdiri

dari 6 orang.

Siswa

mendengarkan dan

memperhatikan

penjelasan guru

Sikap terbuka

dan kerjasama

Berpartisipasi

aktif dalam

kelompok

10 menit

Page 128: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

115

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

yang terjadi pada

jamur (liken dan

mikoriza)

Membagikan

lembaran LKS

yang berisi tugas

kepada masing-

masing kelompok.

.Guru menjelaskan

petunjuk yang

terdapat pada LKS

(Observasi)

Guru membimbing

Siswa menerima

lembaran LKS yang

berisi tugas dari

guru

Siswa

memperhatikan

penjelasan yang

disampaikan oleh

guru terkait petunjuk

yang terdapat pada

LKS

Siswa membaca dan

Rasa ingin

Perhatian

Page 129: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

116

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

siswa untuk

membaca dan

memperhatikan

gambar serta

wacana mengenai

jamur makroskopis

yang terdapat pada

LKS agar dapat

merumuskan

masalah

memperhatikan

gambar serta wacana

yang terdapat pada

LKS agar dapat

merumuskan

masalah

tahu

pada objek

yang diamati

Merumuskan

Masalah

(Questioning)

Guru membimbing

siswa untuk

merumuskan

masalah

berdasarkan

wacana yang

Siswa merumuskan

masalah mengenai

pengamatan liken

dan mikoriza yang

berkaitan dengan

materi yang akan

Rasa ingin

tahu

Perhatian

pada objek

yang diamati

Antusias

mencari

jawaban

8 menit

Page 130: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

117

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

terdapat pada LKS

mengenai

pengamatan liken

dan mikoriza yang

berkaitan dengan

materi yang akan

dipraktikumkan

Guru meminta

siswa untuk

menuliskan

rumusan masalah

yang telah dibuat

ke dalam LKS

dipraktikumkan

Siswa menuliskan

rumusan masalah

yang telah dibuat ke

dalam LKS

Merumuskan

Hipotesis

Guru membimbing

siswa untuk

berdiskusi dan

membuat hipotesis

Siswa berdiskusi

dan membuat

hipotesis dari

masalah yang telah

Rasa ingin

tahu

Antusias

mencari

jawaban

7 menit

Page 131: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

118

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

mengenai masalah

yang disajikan.

Guru meminta

siswa menuliskan

hipotesis yang

telah dibuat ke

dalam LKS

disajikan guru.

Siswa menuliskan

hipotesis yang telah

dibuat ke dalam

LKS

Berpikir kritis

Meragukan

temuan

teman

Mengumpulkan

Data

(Eksperimen)

Guru membimbing

siswa dalam

mencari referensi

terkait dengan

praktikum liken

dan mikoriza yang

akan dilakukan

Guru membimbing

Siswa Siswa

mencari referensi

baik dari buku paket

maupun internet

terkait dengan

praktikum liken dan

mikoriza yang akan

dilakukan

Siswa

Rasa ingin

tahu

Ketekunan

Antusias

mencari

jawaban

Mengulangi

kegiatan

meskipun

berakibat

65 menit

Page 132: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

119

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

siswa dalam

mempersiapkan

alat dan bahan

yang akan

digunakan serta

membuat langkah

kerja untuk

kegiatan praktikum

liken dan mikoriza

Guru membimbing

dan mengawasi

siswa dalam

melakukan

kegiatan praktikum

mempersiapkan alat

dan bahan yang

akan digunakan

serta membuat

langkah kerja untuk

kegiatan praktikum

liken dan mikoriza

Siswa melakukan

kegiatan praktikum

dengan pengawasan

dan bimbingan guru

Respek

terhadap data

dan fakta

Berpikir kritis

kegagala

Melengkapi

satu kegiatan

meskipun

teman sekelas

selesai lebih

awal

Objektik/jujur

Tidak

memanipulasi

data

Tidak

mengabaikan

data meskipun

kecil

Menguji Guru membimbing Setiap kelompok Berpikir kritis Meragukan 8 menit

Page 133: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

120

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

Hipotesis siswa untuk

menuliskan hasil

kegiatan praktikum

dan berdiskusi

terkait dengan

hipotesis yang

telah dirumuskan

sebelumnya pada

LKS

Guru membimbing

siswa dalam

menganalisis hasil

praktikum serta

membuat

penjelasan lengkap

terkait dengan

pengamatan liken

menuliskan hasil

kegiatan praktikum

dan mendiskusikan

hipotesis yang telah

dirumuskan

sebelumnya pada

LKS dengan

bimbingan guru

Setiap kelompok

mencatat dan

menganalisis hasil

praktikum serta

membuat penjelasan

lengkap terkait

dengan pengamatan

liken dan mikoriza

Respek

terhadap

data/fakta

temuan

teman

Objektif

Page 134: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

121

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

dan mikoriza yang

telah dilakukan

dengan tetap

mengacu pada

referensi yang

relevan

Guru meminta

setiap kelompok

siswa untuk

menjawab setiap

pertanyaan yang

terdapat pada LKS

yang telah dilakukan

dengan tetap

mengacu pada

referensi yang

relevan

Setiap kelompok

menjawab

pertanyaan yang

terdapat pada LKS

Merumuskan

Kesimpulan

(Asosiasi)

Guru meminta

siswa untuk

merumuskan

kesimpulan dari

Siswa membuat

kesimpulan dari

hasil

pengamatannya dan

Berpikir

terbuka dan

kerjasama

Menghargai

pendapat/tem

uan orang

lain

7 menit

Page 135: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

122

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

hasil pengamatan

dan menuliskannya

dalam LKS.

(Communication)

Guru meminta

perwakilan dari

masing-masing

kelompok untuk

mempresentasikan

hasil

pengamatannya.

Guru

mempersilahkan

siswa dari

kelompok lain

untuk menanggapi

menuliskannya

dalam LKS.

Masing-masing

kelompok mengirim

salah satu

anggotanya untuk

mempresentasikan

hasil pengamatanya.

Siswa dari

kelompok lain

dipersilahkan

menanggapi atau

bertanya.

menerima

saran dari

teman

Page 136: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

123

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

atau bertanya.

Selesai

pembelajaran siswa

membersihkan dan

merapikan ruangan

Peka terhadap

lingkungan

sekitar

Menjaga

lingkungan

sekitar

c. Kegiatan Akhir (20 menit)

Tahapan Aktivitas pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

Evaluasi Guru memberikan penguatan berupa

penjelasan sebagai penyempurnaan

kesimpulan yang dihasilkan siswa

Siswa memperhatikan dan menyimak

penjelasan yang disampaikan oleh

guru

2 menit

Penutup Guru memberikan beberapa soal

essay terkait konsep hari ini.

Guru memberi angket sikap ilmiah

Guru menutup kelas dengan

mengucapkan salam.

Siswa mengerjakan soal

Siswa menjawab salam

18 menit

Page 137: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

124

G. Penilaian

1. Jenis/ teknik penilaian

2. Bentuk instrumen dan instrumen

3. Pedoman penskoran

Jenis Teknik

Penilaian Bentuk Instrumen Pedoman Penskoran

Sikap Observasi Skala penilaian yang dilengkapi rubrik Terlampir

Pengetahuan Tes tulis Soal essay Terlampir

Keterampilan Observasi Daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang

dilengkapi rubrik

Terlampir

Jakarta, Januari 2016

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti

Dwi Suwartini, S.Pd Nurhasanah

NIP. NIM. 1111016100040

Page 138: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

125

SOAL ESSAY PERTEMUAN III

1. Sebutkan 2 simbiosis yang terjadi pada jamur!

2. Sebutkan organisme penyusun dari liken dan mikoriza!

3. Jelaskan simbiosis mutualisme yang terjadi pada liken!

4. Mengapa liken berwarna biru kehijauan!

5. Sebutkan manfaat liken dan mikoriza dalam kehidupan dan lingkungan!

Kunci Jawaban dan Rubrik

No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor

1 Liken dan Mikoriza Jika menjawab 2 jawaban 2

Jika hanya menjawab 1 jawaban 1

Jika jawaban tidak diisi 0

2 Liken merupakan gabungan antara dua organisme

yaitu ganggang hijau atau ganggang biru dengan

jamur dan Mikoriza merupakan jamur yang

bersimbiosis dengan akar tanaman

Jika jawaban benar dan lengkap 2

Jika jawaban benar tapi kurang lengkap 1

Jika jawaban tidak diisi 0

3 Simbiosis mutualisme yang terjadi yaitu ganggang

mampu menyediakan makanan untuk jamur.

Ganggang biru dapat memfiksasi nitrogen bebas.

Kemudian menyediakan nitrogen organik untuk

jamur. Sementara itu, Jamur dapat memberikan

lingkungan dan perlindungan untuk kehidupan

ganggang.

Jika jawaban benar dan lengkap 2

Jika jawaban benar tapi kurang lengkap 1

Jika jawaban tidak diisi 0

4 Karena lumut kerak (lichen) adalah organisme yang

terdiri atas simbiosis ganggang hijau-biru dan fungi.

Jadi, warna biru kehijauan tersebut disebabkan oleh

pigmen klorofil/pigmen fotosintesis pada ganggang.

Jika jawaban benar dan lengkap 2

Jika jawaban benar tapi kurang lengkap 1

Jika jawaban tidak diisi 0

5 Lumut kerak sebagai bahan pembuat obat, indikator Jika menyebutkan manfaat liken dan mikoriza 2

Page 139: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

126

No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor

pencemaran udara, dan di daerah batu-batuan lumut

kerak dapat melapukkan batuan sebagai awal

pembentukan tanah.

Mikoriza berguna untuk membantu kesuburan

tanah, membantu perkecambahan anggrek,

melawan patogen akar

Jika hanya menyebutkan manfaat liken 1

Jika jawaban tidak diisi 0

Page 140: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

127

INSTRUMEN KINERJA MELAKUKAN PRAKTIKUM

No Aspek yang Dinilai Penilaian

1 2 3

1 Merangkai Alat

2 Pengamatan

3 Data yang diperoleh

4 Kesimpulan

Rubrik:

No Aspek yang

Dinilai

Penilaian

1 2 3

1 Merangkai Alat Rangkaian alat tidak

benar

Rangkaian alat benar, tapi

tidak rapi atau tidak

memperhatikan

keselamatan kerja

Rangkaian alat benar dan

memperhatikan

keselamatan kerja

2 Pengamatan Pengamatan tidak

cermat

Pengamatan cermat tetapi

tidak mendukung

interpretasi

Pengamatn cermat

mendukung interpretasi

3 Data yang

diperoleh

Data tidak lengkap Data lengkap, tetapi tidak

terorganisir atau ada yang

salah tulis

Data lengkap,

terorganisir, dan ditulis

dengan benar

4 Kesimpulan Tidak benar atau tidak

sesuai tujuan

Sebagian besar kesimpulan

ada yang salah atau tidak

sesuai tujuan

Semua benar atau sesuai

tujuan

Page 141: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

128

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(Group Investigation)

Sekolah : SMAN 32 Jakarta Selatan

Kelas/Semester : X/2

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

Materi Pokok : Fungi

Pertemuan : Pertama

A. Kompetensi Inti (KI)

KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,

toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan

diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

Page 142: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

129

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan

lingkungan hidup.

2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi

dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong

royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap

tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar

kelas/laboratorium.

3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri- ciri dan cara reproduksinya melalui

pengamatan secara teliti dan sistematis.

Indikator :

3.6.1 Mengidentifikasi ciri-ciri umum jamur

3.6.2 Mengelompokkan jamur berdasarkan ciri yang diamati

3.6.3 Mendeskripsikan cara reproduksi zygomycota dan ascomycota

3.6.4 Membuat sketsa tubuh jamur zygomycota dan ascomycota berdasarkan pengamatan praktikum dan kajian

pustaka.

Page 143: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

130

3.6.5 Menyelidiki informasi mengenai pemanfaatan jamur zygomycota dan ascomycota

3.6.6 Menampilkan data mengenai hasil praktikum struktur tubuh jamur zygomycota dan ascomycota berdasarkan

kajian pustaka

4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk

laporan tertulis.

Indikator :

4. 6.1 Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan jamur mikroskopis

4.6.2 Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan jamur mikroskopis melalui pengamatan langsung

dengan mikroskop.

4.6.3 Merancang kegiatan praktikum jamur mikroskopis untuk diamati secara langsung dengan mikroskop.

4.6.4 Menyimpulkan ciri-ciri jamur mikroskopis berdasarkan hasil pengamatan

C. Materi Pembelajaran

1. Ciri-ciri tubuh jamur

2. Cara hidup dan habitat jamur

3. Reproduksi jamur

4. Klasifikasi jamur zygomycota dan ascomycota

5. Peranan jamur zygomycota dan ascomycota dalam kehidupan manusia

Page 144: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

131

D. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran

1. Pendekatan Pembelajaran : Scientific

2. Model Pembelajaran : Group Investigation

3. Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok, tanya jawab, eksperimen, Studi literatur, kerja kelompok

E. Alat, Media, dan Sumber Belajar

Alat White board, laptop, LCD, VCD/CD dan spidol

Media Power point, video pembelajaran, dan LKS

Sumber

Belajar

Buku Biologi Kelas X SMA Kurikulum 13, buku sumber lain, Internet

F. Langkah Kegiatan Pembelajaran

Waktu: 3 x 45 menit

a. Kegiatan Awal (10 menit)

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

Pembukaan

Memberi salam, mengecek absensi,

Menjawab salam, berdoa,

2 menit

Page 145: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

132

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

membimbing berdoa, mengecek kesiapan

siswa dan menyiapkan buku ajar.

mengeluarkan buku pelajaran

Biologi.

Motivasi

Guru memotivasi peserta didik dengan

menampilkan gambar spesies jamur dari

berbagai jenis klasifikasi jamur

Siswa memperhatikan gambar yang

disajikan guru, sehingga siswa

termotivasi untuk mengikuti proses

pembelajaran.

4 menit

Apersepsi

Guru menanyakan hal yang berhubungan

dengan jamur berdasarkan gambar yang

telah disajikan, seperti:apakah kalian

pernah makan jamur? Apakah semua

jenis jamur memiliki bentuk yang sama?

Apa yang membedakan dari setiap jamur

tersebut? Disebut apakah struktur putih

diatas tempe? Mengapa roti dapat

berjamur?

Siswa menjawab pertanyaan guru

4 menit

Page 146: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

133

b. Kegiatan Inti (110 menit)

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

Memilih topik

Guru menyebutkan

tujuan pembelajaran

yang harus dicapai

dalam belajar

Membimbing siswa

dalam pembentukan

kelompok kecil yang

heterogen, maksimal

anggota kelompok

terdiri dari 6 orang.

Menginformasikan

bahwa materi yang

akan dipelajari yaitu

: Klasifikasi divisi

jamur berdasarkan

Siswa dan

mendengarkan

penjelasan guru

Siswa membentuk

kelompok kecil,

maksimal anggota

kelompok terdiri

dari 6 orang.

Siswa

mendengarkan dan

memperhatikan

penjelasan guru

Berpikir

terbuka dan

kerjasama

Berpartisipasi

aktif dalam

kelompok

15

menit

Page 147: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

134

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

bentuk morfologi

(mikroskopis), ciri-

ciri, reproduksi dan

peranannya

Guru membagikan

lembaran LKS yang

berisi tugas kepada

masing-masing

kelompok.

Guru menjelaskan

petunjuk yang

terdapat pada LKS

(Observasi)

Guru meminta siswa

untuk membaca dan

memperhatikan

Siswa menerima

lembaran LKS yang

berisi tugas dari

guru

Siswa

memperhatikan

penjelasan yang

disampaikan oleh

guru terkait petunjuk

yang terdapat pada

LKS

Siswa membaca dan

memperhatikan

gambar serta wacana

Rasa ingin

tahu

Perhatian pada

objek yang

diamati

Page 148: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

135

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

gambar serta wacana

yang terdapat pada

LKS

(Questioning)

Guru meminta siswa

mengajukan

beberapa pertanyaan

tentang topik yang

akan di bahas dan

menuliskannya ke

dalam LKS

yang terdapat pada

LKS

Siswa menuliskan

beberapa pertanyaan

tentang topik yang

akan dibahas di LKS

yang sudah di

sediakan

Perencanaan

kooperatif

Guru meminta

individu dalam

kelompok untuk

saling berpendapat

dan membantu

kelompok untuk

Siswa dalam

kelompok saling

bertukar pendapat

dalam menjawab

pertanyaan yang

telah diajukan dan

Rasa ingin

tahu

Antusias

mencari

jawaban

Perhatian pada

objek yang

diamati

10

menit

Page 149: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

136

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

menjawab

pertanyaan yang

telah diajukan dan

merencanakan

praktikum yang

akan dilakukan .

merencanakan

praktikum yang

akan dilakukan .

Berpikir

terbuka dan

kerjasama

Berpartisipasi

aktif dalam

kelompok

Menerima

saran dari

teman

Implementasi

(Melaksanakan

investigasi)

(Eksperimen)

Guru membimbing

siswa dalam mencari

referensi terkait

dengan praktikum

jamur mikroskopis

yang akan dilakukan

Guru membimbing

siswa dalam

mempersiapkan alat

Siswa mencari

referensi baik dari

buku paket maupun

internet terkait

dengan praktikum

jamur mikroskopis

yang akan dilakukan

Siswa

mempersiapkan alat

dan bahan yang

Ketekunan

Mengulangi

kegiatan

meskipun

berakibat

kegagala

Melengkapi satu

kegiatan

meskipun teman

sekelas selesai

lebih awal

55

menit

Page 150: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

137

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

dan bahan yang

akan digunakan

serta membuat

langkah kerja untuk

kegiatan praktikum

jamur mikroskopis

Guru mengawasi

siswa dalam

melakukan kegiatan

praktikum

akan digunakan

serta membuat

langkah kerja untuk

kegiatan praktikum

jamur mikroskopis

Siswa melakukan

kegiatan praktikum

Respek

terhadap data

dan fakta

Berpikir

kritis

Rasa ingin

tahu

Objektik/jujur

Tidak

memanipulasi

data

Tidak

mengabaikan

data meskipun

kecil

Perhatian pada

objek yang

diamati

Antusias

mencari

jawaban

Menyiapkan

laporan akhir

Guru membimbing

siswa dalam

Siswa menentukan

pesan-pesan esensial

Berpikir

terbuka dan

Berpartisipasi

aktif dalam

10

menit

Page 151: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

138

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

merencanakan apa

yang akan siswa

laporkan, dan

bagaimana siswa

membuat presentasi.

(Asosiasi)

Guru meminta siswa

menuliskan

kesimpulan dari

pengamatan dan

penyelesaian yang

telah di didiskusikan

bersama kelompok

dan menuliskannya

dalam LKS

serta hasil dari data

yang mereka dapat

selama investigasi

dilakukan yang akan

dipresentasikan.

Siswa

menyimpulkan hasil

pengamatan dan

penyelesaian yang

telah didiskusikan

bersama dalam

kelompok dan

menuliskannya

dalam LKS

kerjasama

Respek

terhadap data

dan fakta

kelompok

Menerima

saran dari

teman

Objektif

Page 152: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

139

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

Presentasi

laporan akhir

(Communication)

Guru meminta

perwakilan dari

masing-masing

kelompok untuk

mempresentasikan

hasil

pengamatannya.

Masing-masing

kelompok mengirim

salah satu

anggotanya untuk

mempresentasikan

hasil pengamatanya

Berpikir

terbuka dan

kerjasama

Menghargai

pendapat/temu

an orang lain

10

menit

Evaluasi Guru dan siswa

mengevaluasi tiap

kontribusi kelompok

terhadap kerja

Guru

mempersilahkan

siswa dari kelompok

lain untuk

menanggapi atau

Siswa

memperhatikan

Siswa dari

kelompok lain

dipersilahkan

menanggapi atau

bertanya.

Berpikir

terbuka dan

kerjasama

Menerima

saran dari

teman

10

menit

Page 153: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

140

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

bertanya.

Selesai

pembelajaran siswa

membersihkan dan

merapikan ruangan

Peka

terhadap

lingkungan

sekitar

Menjaga

lingkungan

sekitar

c. Kegiatan Akhir (15 menit)

Tahapan Aktivitas pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

Evaluasi

Guru memberikan penguatan berupa

penjelasan sebagai penyempurnaan

kesimpulan yang dihasilkan siswa

Siswa memperhatikan dan

menyimak penjelasan yang

disampaikan oleh guru

2 menit

Penutup

Guru memberikan pengahargaan kepada

Siswa mendapatkan penghargaan

13 menit

Page 154: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

141

Tahapan Aktivitas pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

kelompok yang paling memuaskan pada

saat presentasinya.

Guru memberikan beberapa soal essay

terkait konsep hari ini.

Guru memberi pesan untuk belajar

mengenai jamur Basidiomycota

Guru menutup kelas dengan

mengucapkan salam.

karena telah memberikan

presentasi hasil praktikum dengan

baik.

Siswa mengerjakan soal

Siswa menjawab salam

G. Penilaian

1. Jenis/ teknik penilaian

2. Bentuk instrumen dan instrumen

3. Pedoman penskoran

Page 155: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

142

Jenis Teknik

Penilaian Bentuk Instrumen Pedoman Penskoran

Sikap Observasi Skala penilaian yang dilengkapi rubrik Terlampir

Pengetahuan Tes tulis Soal essay Terlampir

Keterampilan Observasi Daftar cek atau skala penilaian (rating scale)

yang dilengkapi rubrik

Terlampir

Jakarta, Januari 2016

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti

Dwi Suwartini, S.Pd Nurhasanah

NIP. NIM. 1111016100040

Page 156: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

143

SOAL ESSAY PERTEMUAN I

1. Sebutkan 4 ciri-ciri jamur!

2. Sebutkan 4 jenis jamur mikroskopis beserta divisinya!

3. Sebutkan bagian-bagian/ struktur dari Rhizopus sp!

4. Jelaskan reproduksi dari jamur zygomycota dan ascomycota!

5. Sebutkan 2 peranan dari jamur zygomycota dan ascomycota dalam kehidupan sehari-hari!

Kunci Jawaban dan Rubrik

No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor

1 Ciri-ciri jamur secara umum:

1. Bersifat eukariotik

2. Dinding selnya tersusun atas zat kitin

3. Tubuh jamur umumnya multiseluler, namun ada

yang uniseluler

4. Struktur dasar tubuh berupa hifa dan membentuk

miselium

Jika menyebutkan 4 jawaban dengan tepat

dan jelas

2

Jika hanya menyebutkan 2 jawaban dengan

tepat dan jelas

1

Jika jawaban tidak diisi 0

2 Rhizopus oryzae, Rhizopus Stolonifer = Zygomycota

Saccharomyces cerevisiae, Aspergillus sp =

Ascomycota

Jika menyebutkan 4 jawaban dengan tepat

dan jelas

2

Jika hanya menyebutkan 2 jawaban dengan

tepat dan jelas

1

Jika jawaban tidak diisi 0

3 Sporangiofor, sporangium,spora, stolon, rhizoid Jika menyebutkan jawaban dengan lengkap 2

Jika menyebutkan jawaban tidak lengkap 1

Jika jawaban tidak diisi 0

4 Zygomycota = aseksual dengan fragmentasi hifa dan

pembentukan sporangiospora, seksual dengan

konjugasi

Ascomycota = aseksual dengan pembentukan tunas

Jika menjawab reproduksi dari 2 divisi

secara lengkap dan benar

2

Jika hanya menjawab reproduksi dari 2

divisi secara lengkap dan benar

1

Page 157: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

144

dan fragmentasi miselium membentuk konidia,

seksual diawali dengan konjugasi atau penyatuan dua

sel haploid yang berbeda jenis

Jika jawaban tidak diisi 0

5 Sebagi bahan makanan, sebagai pembuat obat Jika menjawab 2 jawaban dengan tepat 2

Jika hanya menjawab 1 jawaban 1

Jawaban tidak diisi 0

\

Page 158: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

145

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(Group Investigation)

Sekolah : SMAN 32 Jakarta Selatan

Kelas/Semester : X/2

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

Materi Pokok : Fungi

Pertemuan : Kedua

A. Kompetensi Inti (KI)

KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,

toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan

diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

Page 159: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

146

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan

hidup

2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi

dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong

royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap

tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar

kelas/laboratorium.

3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri- ciri dan cara reproduksinya melalui

pengamatan secara teliti dan sistematis.

Indikator :

3.6.1 Mengidentifikasi ciri-ciri jamur Basidiomycota

3.6.2 Membuat sketsa tubuh jamur basidiomycota berdasarkan hasil pengamatan dan kajian pustaka

3.6.3 Menampilkan data mengenai hasil praktikum struktur tubuh jamur basidiomycota berdasarkan kajian pustaka

3.6.4 Menyelediki informasi mengenai pemanfaatan jamur basidiomycota berdasarkan kajian pustaka

3.6.5 Mendeskripiskan cara reproduksi jamur Basidiomycota

Page 160: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

147

4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan

tertulis.

Indikator :

4. 6.1 Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan jamur makroskopis

4.6.2 Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan jamur makroskopis melalui pengamatan langsung

dengan mikroskop.

4.6.3 Merancang kegiatan praktikum jamur makroskopis untuk diamati secara langsung

4.6.4 Menyimpulkan ciri-ciri jamur makroskopis berdasarkan hasil pengamatan

C. Materi Pembelajaran

1. Ciri-ciri tubuh jamur Basidiomycota

2. Cara hidup dan habitat jamur Basidiomycota

3. Reproduksi jamur Basidiomycota

4. Klasifikasi jamur Basidiomycota

5. Peranan jamur Basidiomycota dalam kehidupan manusia

D. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran

1. Pendekatan Pembelajaran : Scientific

2. Model Pembelajaran : Group investigation

3. Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok, tanya jawab, eksperimen, Studi literatur, kerja kelompok

Page 161: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

148

E. Alat, Media, dan Sumber Belajar

Alat White board, laptop, LCD, VCD/CD dan spidol

Media Power point, video pembelajaran, dan LKS

Sumber Belajar Buku Biologi Kelas X SMA Kurikulum 13, buku sumber lain, Internet

F. Langkah Kegiatan Pembelajaran

Waktu : 3 x 45 menit

a. Kegiatan Awal (10 menit)

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

Pembukaan

Memberi salam, mengecek absensi,

membimbing berdoa, mengecek kesiapan

siswa dan menyiapkan buku ajar.

Menjawab salam, berdoa,

mengeluarkan buku pelajaran

Biologi.

2 menit

Motivasi

Guru memotivasi peserta didik dengan

menampilkan gambar spesies jamur

Siswa memperhatikan gambar yang

disajikan guru, sehingga siswa

4 menit

Page 162: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

149

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

basidiomycota termotivasi untuk mengikuti proses

pembelajaran.

Apersepsi

Guru menanyakan hal yang berhubungan

dengan jamur berdasarkan gambar yang

telah disajikan, seperti:Apakah jenis

jamur yang kalian lihat sama dengan

yang kalian amati pada pertemuan

sebelumnya? Apa saja ciriciri yang

membedakan pada jenis jamur ini?

Siswa menjawab pertanyaan guru

4 menit

c. Kegiatan Inti (110 menit)

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

Memilih topik

Guru menyebutkan

tujuan pembelajaran

yang harus dicapai

Siswa dan

mendengarkan

penjelasan guru

Berpikir

terbuka dan

kerjasama

Berpartisipasi

aktif dalam

kelompok

15

menit

Page 163: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

150

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

dalam belajar

Membimbing siswa

dalam pembentukan

kelompok kecil yang

heterogen, maksimal

anggota kelompok

terdiri dari 6 orang.

Menginformasikan

bahwa materi yang

akan dipelajari yaitu :

Klasifikasi divisi

jamur berdasarkan

bentuk morfologi

(makroskopis), ciri-

ciri, reproduksi dan

peranannya

Guru membagikan

Siswa membentuk

kelompok kecil,

maksimal anggota

kelompok terdiri

dari 6 orang.

Siswa

mendengarkan dan

memperhatikan

penjelasan guru

Siswa menerima

Page 164: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

151

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

lembaran LKS yang

berisi tugas kepada

masing-masing

kelompok.

Guru menjelaskan

petunjuk yang

terdapat pada LKS

(Observasi)

Guru meminta siswa

untuk membaca dan

memperhatikan

gambar serta wacana

yang terdapat pada

lembaran LKS

yang berisi tugas

dari guru

Siswa

memperhatikan

penjelasan yang

disampaikan oleh

guru terkait

petunjuk yang

terdapat pada LKS

Siswa membaca

dan

memperhatikan

gambar serta

wacana yang

Rasa ingin

tahu

Perhatian pada

objek yang

diamati

Page 165: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

152

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

LKS

(Questioning)

Guru meminta siswa

mengajukan beberapa

pertanyaan tentang

topik yang akan di

bahas dan

menuliskannya ke

dalam LKS

terdapat pada LKS

Siswa menuliskan

beberapa

pertanyaan tentang

topik yang akan

dibahas di LKS

yang sudah di

sediakan

Perencanaan

kooperatif

Guru meminta

individu dalam

kelompok untuk

saling berpendapat

dan membantu

kelompok untuk

menjawab pertanyaan

yang telah diajukan

Siswa dalam

kelompok saling

bertukar pendapat

dalam menjawab

pertanyaan yang

telah diajukan dan

merencanakan

praktikum yang

Rasa ingin

tahu

Antusias

mencari

jawaban

Perhatian pada

objek yang

diamati

Berpartisipasi

aktif dalam

10

menit

Page 166: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

153

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

dan merencanakan

praktikum yang akan

dilakukan .

akan dilakukan . Berpikir

terbuka dan

kerjasama

kelompok

Menerima

saran dari

teman

Implementasi

(Melaksanakan

investigasi)

(Eksperimen)

Guru membimbing

siswa dalam mencari

referensi terkait

dengan praktikum

jamur makroskopis

yang akan dilakukan

Guru membimbing

siswa dalam

mempersiapkan alat

dan bahan yang akan

Siswa mencari

referensi baik dari

buku paket

maupun internet

terkait dengan

praktikum jamur

makroskopis yang

akan dilakukan

Siswa

mempersiapkan

alat dan bahan

yang akan

Ketekunan

Respek

terhadap data

Mengulangi

kegiatan

meskipun

berakibat

kegagala

Melengkapi

satu kegiatan

meskipun teman

sekelas selesai

lebih awal

Objektik/jujur

Tidak

55

menit

Page 167: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

154

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

digunakan serta

membuat langkah

kerja untuk kegiatan

praktikum jamur

makroskopis

Guru mengawasi

siswa dalam

melakukan kegiatan

praktikum

digunakan serta

membuat langkah

kerja untuk

kegiatan praktikum

jamur makroskopis

Siswa melakukan

kegiatan praktikum

dan fakta

Berpikir

kritis

Rasa ingin

tahu

memanipulasi

data

Tidak

mengabaikan

data meskipun

kecil

Perhatian pada

objek yang

diamati

Antusias

mencari

jawaban

Menyiapkan

laporan akhir

Guru membimbing

siswa dalam

merencanakan apa

yang akan siswa

Siswa menentukan

pesan-pesan

esensial serta hasil

dari data yang

Berpikir

terbuka dan

kerjasama

Berpartisipasi

aktif dalam

kelompok

Menerima

10

menit

Page 168: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

155

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

laporkan, dan

bagaimana siswa

membuat presentasi.

(Asosiasi)

Guru meminta siswa

menuliskan

kesimpulan dari

pengamatan dan

penyelesaian yang

telah di didiskusikan

bersama kelompok

dan menuliskannya

dalam LKS

mereka dapat

selama investigasi

dilakukan yang

akan

dipresentasikan.

Siswa

menyimpulkan

hasil pengamatan

dan penyelesaian

yang telah

didiskusikan

bersama dalam

kelompok dan

menuliskannya

dalam LKS

Respek

terhadap data

dan fakta

saran dari

teman

Objektif

Presentasi

laporan akhir

(Communication)

Guru meminta

Masing-masing

Berpikir

Menghargai

10

menit

Page 169: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

156

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

perwakilan dari

masing-masing

kelompok untuk

mempresentasikan

hasil pengamatannya.

kelompok

mengirim salah

satu anggotanya

untuk

mempresentasikan

hasil

pengamatanya

terbuka dan

kerjasama

pendapat/temu

an orang lain

Evaluasi Guru dan siswa

mengevaluasi tiap

kontribusi kelompok

terhadap kerja

Guru mempersilahkan

siswa dari kelompok

lain untuk

menanggapi atau

bertanya.

Siswa

memperhatikan

Siswa dari

kelompok lain

dipersilahkan

menanggapi atau

bertanya.

Berpikir

terbuka dan

kerjasama

Menerima

saran dari

teman

10

menit

Page 170: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

157

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

Selesai

pembelajaran

siswa

membersihkan dan

merapikan ruangan

Peka

terhadap

lingkungan

sekitar

Menjaga

lingkungan

sekitar

c. Kegiatan Akhir (15 menit)

Tahapan Aktivitas pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

Evaluasi

Guru memberikan penguatan berupa

penjelasan sebagai penyempurnaan

kesimpulan yang dihasilkan siswa

Siswa memperhatikan dan

menyimak penjelasan yang

disampaikan oleh guru

2 menit

Penutup

Guru memberikan pengahargaan kepada

kelompok yang paling memuaskan pada

Siswa mendapatkan

penghargaan karena telah

13 menit

Page 171: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

158

Tahapan Aktivitas pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

saat presentasinya.

Guru memberikan beberapa soal essay

terkait konsep hari ini.

Guru memberi pesan untuk belajar

mengenai simbiosis jamur

Guru menutup kelas dengan

mengucapkan salam.

memberikan presentasi hasil

praktikum dengan baik.

Siswa mengerjakan soal

Siswa menjawab salam

G. Penilaian

1. Jenis/ teknik penilaian

2. Bentuk instrumen dan instrumen

3. Pedoman penskoran

Page 172: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

159

Jenis Teknik

Penilaian Bentuk Instrumen

Pedoman

Penskoran

Sikap Observasi Skala penilaian yang dilengkapi rubrik Terlampir

Pengetahuan Tes tulis Soal essay Terlampir

Keterampilan Observasi Daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang

dilengkapi rubrik

Terlampir

Jakarta, Januari 2016

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti

Dwi Suwartini, S.Pd Nurhasanah

NIP. NIM. 1111016100040

Page 173: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

160

SOAL ESSAY PERTEMUAN II

1. Sebutkan 3 ciri-ciri jamur Basidiomycota!

2. Sebutkan dan gambarkan bagian-bagian/ struktur tubuh jamur Basidiomycota!

3. Sebutkan 5 contoh dari jenis jamur Basidiomycota!

4. Jelaskan reproduksi dari jamur Basidiomycota!

5. Sebutkan 2 keuntungan dan 2 kerugian jamur Basidiomycota dalam kehidupan sehari-hari!

Kunci Jawaban dan Rubrik

No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor

1 a. Hifa bersekat

b. Mempunyai tubuh buah yang disebut

basidiokarp

c. berdaging dan bersifat saproba

Jika menyebutkan 3 jawaban dengan benar 2

Jika menyebutkan 1 jawaban dengan benar 1

Jika jawaban tidak diisi 0

2

Jika menggambar dan menyebutkan struktur tubuh

jamur

2

Jika hanya menyebutkan struktur tubuh jamur 1

Jika jawaban tidak diisi 0

3 Volvariela volvaceae, Auricularia

polytricha, Pleurotus ostreatus,

Agaricus bisporus, Amanita muscaria

Jika menyebutkan 5 jenis jamur 2

Jika hanya menyebutkan 2 jenis jamur 1

Jika jawaban tidak diisi 0

4 Vegetatif dengan membentuk

konidiospora dan reproduksi generatif

dengan peleburan antara hifa berbeda

Jika jawaban benar dan lengkap 2

Jika jawaban benar tapi kurang lengkap 1

Jika jawaban tidak diisi 0

Page 174: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

161

jenis yang akan menghasilkan spora

generatif basidiospora

5 Keuntungan = sebagai bahan makanan

dan bahan obat

Kerugian = Sebagai parasit dan

menyababkan kerusakan pada kayu

Jika menjawab dengan lengkap dan benar 2

Jika hanya menjawab keuntungan saja 1

Jika jawaban tidak diisi 0

Page 175: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

162

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(Group investigation)

Sekolah : SMAN 32 Jakarta Selatan

Kelas/Semester : X/2

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

Materi Pokok : Fungi

Pertemuan : Ketiga

A. Kompetensi Inti (KI)

KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,

toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan

diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

Page 176: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

163

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan

hidup.

2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi

dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong

royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap

tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar

kelas/laboratorium.

3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri- ciri dan cara reproduksinya melalui

pengamatan secara teliti dan sistematis.

Indikator :

3.6.1 Menganalisis informasi mengenai simbiosis jamur

3.6.2 Membuat sketsa tubuh liken dan mikoriza berdasarkan kajian pustaka dan praktikum

3.6.3 Mendeskripsikan organisme penyusun liken dan mikoriza

3.6.4 Menjelaskan simbiosis yang terjadi pada liken dan mikoriza

Page 177: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

164

3.6.5 Menampilkan data mengenai struktur tubuh liken dan mikoriza berdasarkan kajian pustaka dan praktikum.

4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk

laporan tertulis.

Indikator :

4. 6.1 Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan liken dan mikoriza secara langsung dengan

mikroskop

4.6.2 Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan liken dan mikoriza melalui pengamatan langsung

dengan mikroskop.

4.6.3 Merancang kegiatan praktikum liken dan mikoriza untuk diamati secara langsung dengan mikroskop.

4.6.4 Menyimpulkan ciri-ciri jamur mikroskopis berdasarkan hasil pengamatan

C. Materi Pembelajaran

1. Ciri-ciri dari simbiosis jamur

2. Cara hidup dan habitat liken dan mikoriza

3. Reproduksi liken dan mikoriza

4. Peranan liken dan mikoriza dalam kehidupan manusia

D. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran

1. Pendekatan Pembelajaran : Scientific

2. Model Pembelajaran : Inkuiri Terbimbing

Page 178: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

165

3. Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok, tanya jawab, eksperimen, Studi literatur, kerja kelompok

E. Alat, Media, dan Sumber Belajar

Alat White board, laptop, LCD, VCD/CD dan spidol

Media Power point, video pembelajaran, dan LKS

Sumber Belajar Buku Biologi Kelas X SMA Kurikulum 13, buku sumber lain, Internet

F. Langkah Kegiatan Pembelajaran

Waktu : 3 x 45 menit

a. Kegiatan Awal (10 menit)

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

Pembukaan

Memberi salam, mengecek absensi,

membimbing berdoa, mengecek kesiapan

siswa dan menyiapkan buku ajar.

Menjawab salam, berdoa,

mengeluarkan buku pelajaran

Biologi.

2 menit

Motivasi

Guru memotivasi peserta didik dengan

Siswa memperhatikan gambar

4 menit

Page 179: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

166

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

menampilkan gambar spesies liken dan

mikoriza

yang disajikan guru, sehingga

siswa termotivasi untuk

mengikuti proses pembelajaran.

Apersepsi

Guru menanyakan hal yang berhubungan

dengan dengan liken dan mikoriza

berdasarkan gambar yang telah disajikan,

seperti:apakah kalian pernah melihat

liken dan mikoriza? Apakah liken dan

mikoriza termasuk ke dalam jenis jamur?

Apa peranan liken dan mikoriza bagi

lingkungan?

Siswa menjawab pertanyaan guru

4 menit

Page 180: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

167

b. Kegiatan Inti (105 menit)

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

Memilih topik

Guru menyebutkan

tujuan pembelajaran

yang harus dicapai

dalam belajar

Membimbing siswa

dalam pembentukan

kelompok kecil yang

heterogen, maksimal

anggota kelompok

terdiri dari 6 orang.

Menginformasikan

bahwa materi yang

akan dipelajari yaitu

: Simbiosis yang

terjadi pada jamur

(liken dan mikoriza)

Siswa dan

mendengarkan

penjelasan guru

Siswa membentuk

kelompok kecil,

maksimal anggota

kelompok terdiri

dari 6 orang.

Siswa

mendengarkan dan

memperhatikan

penjelasan guru

Berpikir

terbuka dan

kerjasama

Berpartisipasi

aktif dalam

kelompok

10 menit

Page 181: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

168

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

dan peranannya

Guru membagikan

lembaran LKS yang

berisi tugas kepada

masing-masing

kelompok.

Guru menjelaskan

petunjuk yang

terdapat pada LKS

(Observasi)

Guru meminta siswa

untuk membaca dan

memperhatikan

gambar serta wacana

Siswa menerima

lembaran LKS yang

berisi tugas dari

guru

Siswa

memperhatikan

penjelasan yang

disampaikan oleh

guru terkait petunjuk

yang terdapat pada

LKS

Siswa membaca dan

memperhatikan

gambar serta wacana

yang terdapat pada

Rasa ingin

tahu

Perhatian pada

objek yang

diamati

Page 182: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

169

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

yang terdapat pada

LKS

(Questioning)

Guru meminta siswa

mengajukan

beberapa pertanyaan

tentang topik yang

akan di bahas dan

menuliskannya ke

dalam LKS

LKS

Siswa menuliskan

beberapa pertanyaan

tentang topik yang

akan dibahas di LKS

yang sudah di

sediakan

Perencanaan

kooperatif

Guru meminta

individu dalam

kelompok untuk

saling berpendapat

dan membantu

kelompok untuk

menjawab

Siswa dalam

kelompok saling

bertukar pendapat

dalam menjawab

pertanyaan yang

telah diajukan dan

merencanakan

Rasa ingin

tahu

Berpikir

Antusias

mencari

jawaban

Perhatian pada

objek yang

diamati

Berpartisipasi

10 menit

Page 183: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

170

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

pertanyaan yang

telah diajukan dan

merencanakan

praktikum yang

akan dilakukan .

praktikum yang

akan dilakukan .

terbuka dan

kerjasama

aktif dalam

kelompok

Menerima

saran dari

teman

Implementasi

(Melaksanaka

n investigasi)

(Eksperimen)

Guru membimbing

siswa dalam mencari

referensi terkait

dengan praktikum

liken dan mikoriza

yang akan dilakukan

Guru membimbing

siswa dalam

mempersiapkan alat

dan bahan yang

Siswa mencari

referensi baik dari

buku paket maupun

internet terkait

dengan praktikum

jamur dan liken

yang akan dilakukan

Siswa

mempersiapkan alat

dan bahan yang

akan digunakan

Ketekunan

Respek

Mengulangi

kegiatan

meskipun

berakibat

kegagala

Melengkapi

satu kegiatan

meskipun teman

sekelas selesai

lebih awal

Objektik/jujur

55 menit

Page 184: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

171

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

akan digunakan

serta membuat

langkah kerja untuk

kegiatan praktikum

liken dan mikoriza

Guru mengawasi

siswa dalam

melakukan kegiatan

praktikum

serta membuat

langkah kerja untuk

kegiatan praktikum

liken dan mikoriza

Siswa melakukan

kegiatan praktikum

terhadap data

dan fakta

Berpikir kritis

Rasa ingin

tahu

Tidak

memanipulasi

data

Tidak

mengabaikan

data meskipun

kecil

Perhatian pada

objek yang

diamati

Antusias

mencari

jawaban

Menyiapkan

laporan akhir

Guru membimbing

siswa dalam

merencanakan apa

Siswa menentukan

pesan-pesan esensial

serta hasil dari data

Berpikir

terbuka dan

kerjasama

Berpartisipasi

aktif dalam

kelompok

10 menit

Page 185: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

172

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

yang akan siswa

laporkan, dan

bagaimana siswa

membuat presentasi.

(Asosiasi)

Guru meminta siswa

menuliskan

kesimpulan dari

pengamatan dan

penyelesaian yang

telah di didiskusikan

bersama kelompok

dan menuliskannya

dalam LKS

yang mereka dapat

selama investigasi

dilakukan yang akan

dipresentasikan.

Siswa

menyimpulkan hasil

pengamatan dan

penyelesaian yang

telah didiskusikan

bersama dalam

kelompok dan

menuliskannya

dalam LKS

Respek

terhadap data

dan fakta

Menerima

saran dari

teman

Objektif

Presentasi

laporan akhir

(Communication)

Guru meminta

Masing-masing

Berpikir

Menghargai

10 menit

Page 186: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

173

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

perwakilan dari

masing-masing

kelompok untuk

mempresentasikan

hasil

pengamatannya.

kelompok mengirim

salah satu

anggotanya untuk

mempresentasikan

hasil pengamatanya

terbuka dan

kerjasama

pendapat/temu

an orang lain

Evaluasi Guru dan siswa

mengevaluasi tiap

kontribusi kelompok

terhadap kerja

Guru

mempersilahkan

siswa dari kelompok

lain untuk

menanggapi atau

bertanya.

Siswa

memperhatikan

Siswa dari

kelompok lain

dipersilahkan

menanggapi atau

bertanya.

Selesai

Berpikir

terbuka dan

kerjasama

Peka terhadap

Menerima

saran dari

teman

Menjaga

10 menit

Page 187: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

174

Tahapan Kegiatan pembelajaran Sikap Ilmiah Alokasi

waktu Guru Siswa Aspek Indikator

pembelajaran siswa

membersihkan dan

merapikan ruangan

lingkungan

sekitar

lingkungan

sekitar

c. Kegiatan Akhir (20 menit)

Tahapan Aktivitas pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

Evaluasi

Guru memberikan penguatan

berupa penjelasan sebagai

penyempurnaan kesimpulan yang

dihasilkan siswa

Siswa memperhatikan dan menyimak

penjelasan yang disampaikan oleh guru

2 menit

Penutup

Guru memberikan pengahargaan

kepada kelompok yang paling

memuaskan pada saat

presentasinya.

Siswa mendapatkan penghargaan karena

telah memberikan presentasi hasil

praktikum dengan baik.

Siswa mengerjakan soal

18 menit

Page 188: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

175

Tahapan Aktivitas pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

Guru memberikan beberapa soal

essay terkait konsep hari ini.

Guru memberi angket sikap ilmiah

Guru menutup kelas dengan

mengucapkan salam.

Siswa menjawab salam

G. Penilaian

1. Jenis/ teknik penilaian

2. Bentuk instrumen dan instrumen

3. Pedoman penskoran

Jenis Teknik

Penilaian Bentuk Instrumen Pedoman Penskoran

Sikap Observasi Skala penilaian yang dilengkapi rubrik Terlampir

Pengetahuan Tes tulis Soal essay Terlampir

Keterampilan Observasi Daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang

dilengkapi rubrik

Terlampir

Page 189: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

176

Jakarta Selatan, Januari 2016

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Biologi Peneliti

Dwi Suwartini, S.Pd Nurhasanah

NIP. NIM. 1111016100040

Page 190: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

177

SOAL ESSAY PERTEMUAN III

1. Sebutkan 2 simbiosis yang terjadi pada jamur!

2. Sebutkan organisme penyusun dari liken dan mikoriza!

3. Jelaskan simbiosis mutualisme yang terjadi pada liken!

4. Mengapa liken berwarna biru kehijauan!

5. Sebutkan manfaat liken dan mikoriza dalam kehidupan dan lingkungan!

Kunci Jawaban dan Rubrik

No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor

1 Liken dan Mikoriza Jika menjawab 2 jawaban 2

Jika hanya menjawab 1 jawaban 1

Jika jawaban tidak diisi 0

2 Liken merupakan gabungan antara dua

organisme yaitu ganggang hijau atau ganggang

biru dengan jamur dan Mikoriza merupakan

jamur yang bersimbiosis dengan akar tanaman

Jika jawaban benar dan lengkap 2

Jika jawaban benar tapi kurang lengkap 1

Jika jawaban tidak diisi 0

3 Simbiosis mutualisme yang terjadi yaitu

ganggang mampu menyediakan makanan untuk

jamur. Ganggang biru dapat memfiksasi

nitrogen bebas. Kemudian menyediakan

nitrogen organik untuk jamur. Sementara itu,

Jamur dapat memberikan lingkungan dan

perlindungan untuk kehidupan ganggang.

Jika jawaban benar dan lengkap 2

Jika jawaban benar tapi kurang lengkap 1

Jika jawaban tidak diisi 0

4 Karena lumut kerak (lichen) adalah organisme

yang terdiri atas simbiosis ganggang hijau-biru

dan fungi. Jadi, warna biru kehijauan tersebut

disebabkan oleh pigmen klorofil/pigmen

fotosintesis pada ganggang.

Jika jawaban benar dan lengkap 2

Jika jawaban benar tapi kurang lengkap 1

Jika jawaban tidak diisi 0

Page 191: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

178

5 Lumut kerak sebagai bahan pembuat obat,

indikator pencemaran udara, dan di daerah

batu-batuan lumut kerak dapat

melapukkan batuan sebagai awal

pembentukan tanah.

Mikoriza berguna untuk membantu

kesuburan tanah, membantu perkecambahan

anggrek, melawan patogen akar

Jika menyebutkan manfaat liken dan mikoriza 2

Jika hanya menyebutkan manfaat liken 1

Jika jawaban tidak diisi 0

Page 192: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

179

INSTRUMEN KINERJA MELAKUKAN PRAKTIKUM

No Aspek yang Dinilai Penilaian

1 2 3

1 Merangkai Alat

2 Pengamatan

3 Data yang diperoleh

4 Kesimpulan

Rubrik:

No Aspek yang Dinilai Penilaian

1 2 3

1 Merangkai Alat Rangkaian alat tidak

benar

Rangkaian alat benar, tapi

tidak rapi atau tidak

memperhatikan keselamatan

kerja

Rangkaian alat benar

dan memperhatikan

keselamatan kerja

2 Pengamatan Pengamatan tidak cermat Pengamatan cermat tetapi tidak

mendukung interpretasi

Pengamatn cermat

mendukung

interpretasi

3 Data yang diperoleh Data tidak lengkap Data lengkap, tetapi tidak

terorganisir atau ada yang salah

tulis

Data lengkap,

terorganisir, dan

ditulis dengan benar

4 Kesimpulan Tidak benar atau tidak

sesuai tujuan

Sebagian besar kesimpulan ada

yang salah atau tidak sesuai

tujuan

Semua benar atau

sesuai tujuan

Page 193: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

180

LembarKerjaSiswa

Fungi (Jamur)

LKS Inkuiri Terbimbing

Page 194: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

181

Mengamati Jamur Mikroskopis

Kompetensi Dasar:

4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam

kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.

Tujuan:

1. Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan jamur

mikroskopis

2. Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan jamur mikroskopis

melalui pengamatan langsung dengan mikroskop.

3. Merancang kegiatan praktikum jamur mikroskopis untuk diamati secara

langsung dengan mikroskop.

4. Menyimpulkan ciri-ciri jamur mikroskopis berdasarkan hasil pengamatan

LKS Inkuiri Terbimbing

Page 195: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

182

Jamur (Fungi) merupakan organisme bersel satu dan bersel banyak. Jamur merupakan

organisme eukariotik, tidak berklorofil dan dinding selnya tersusun atas kitin. Karena sifat-

sifatnya tersebut sehingga jamur dipisahkan dari Kingdom Protista dan membentuk Kingdom

tersendiri yaitu Kingdom Fungi. Karena tidak berklorofil maka jamur hidup secara heterotrof

yaitu menguraikan bahan-bahan organik yang ada di lingkungannya. Umumnya jamur hidup

secara saprofit yaitu menguraikan sampah-sampah organik seperti bangkai, sisa tumbuhan,

makanan dan kayu lapuk menjadi bahan anorganik. Jamur dengan sifat ini berperan sebagai

dekomposer (pengurai) sehingga bumi terhindar dari tumpukan sampah materi organik.

Adapula yang hidup parasit yaitu mendapatkan bahan organik dari inangnya dan bersimbion

membentuk lichen (lumut kerak).

Beberapa jamur makroskopis struktur tubuh terdiri atas tudung dan badan buah,

sedangkan pada jamur yang mikroskopis struktur tubuh umumnya memiliki sporangium,

sporangiosfor, rizoid dan stolon. Tubuh jamur mikroskopis hanya terdiri atas satu sel

(uniseluler). Jamur mikroskopis misalnya Saccharomyces sp., Rhodotorula, Candida

sp. Neurospora, dan Rhizopus sp.

Page 196: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

183

Merumuskan Hipotesis

Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah

dibuat!

Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan bacaan di atas!

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

Page 197: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

184

Untuk membuat langkah kerja, kalian harus mencari referensi mengenai

pengamatan jamur mikroskopis dari buku paket Biologi Kelas X ataupun internet yang

sesuai dengan alat dan bahan yang sudah tercantum di bawah ini!

Alat:

- Mikroskop

- Cover glass

- Objek glass

- Tusuk gigi

- Pipet tetes

Bahan:

- Aquades

- Jamur pada tempe

- Jamur pada oncom

- Jamur pada roti

-preparat awetan penicilium

● Tulislah langkah kerja dalam pengamatan jamur mikroskopis!

Page 198: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

185

Hasil Pengamatan

Gambarlah hasil yang kalian amati dan berikan keterangan yang lengkap!

Page 199: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

186

Tabel hasil pengamatan

Keterangan: beri tanda √ jika terlihat dalam pengamatan

Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan! Sesuai atau

tidakkah hasil yang didapat pada saat melakukan percobaan dengan referensi relevan yang

kalian baca?

No Nama Jamur Habitat

Hal yang diamati Pengelompokkan

dalam divisi

Tu

bu

h b

uah

Sp

ora

ngio

sfor

spo

ran

giu

m

Hifa/miselium

Zy

go

myco

ta

Bas

idio

my

cota

Asc

om

yco

ta

Bersekat Tidak

bersekat

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

Page 200: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

187

1. Dari hasil percobaan ciri-ciri apa saja yang ditemukan pada jenis jamur yang

diamati?

Jawab: ...........................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

2. Perbedaan apa yang dapat kamu temukan dari hasil pengamatanmu?

Jawab: ...........................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

3. Sebutkan keuntungan dan kerugian jamur yang kalian amati dalam kehidupan dan

lingkungan!

Jawab: ..........................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

Page 201: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

188

LembarKerjaSiswa

Fungi (Jamur)

LKS Inkuiri Terbimbing

Page 202: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

189

Mengamati Jamur Makroskopis

Kompetensi Dasar

4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam

kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.

.

Tujuan:

1. Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan jamur

makroskopis

2. Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan jamur makroskopis

melalui pengamatan langsung dengan mikroskop.

3. Merancang kegiatan praktikum jamur makroskopis untuk diamati secara

langsung.

4. Menyimpulkan ciri-ciri jamur makroskopis berdasarkan hasil pengamatan

Page 203: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 204: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

191

kemudian menghasilkan basidiospora di dalam tubuh buah yang disebut basidiokarp.

Siklus hidup basidiomycota dimulai dari spora basidium atau konidium yang tumbuh

menjadi hifa yang bersekat dengan satu inti. Hifa tersebut kemudian tumbuh membentuk

miselium. Hifa-hifa yang berbeda, hifa (+) dan hifa (-), bersinggungan pada masing-msaing

ujungnya dan melebur diikuti dengan larutnya masing-masing dinding sel. Kemudian inti sel

dari salah satu sel pindah ke sel yang lainnya, sehingga sel tersebut memiliki 2 inti sel

(dikariotik). Sel dikariotik tersebut akhirnya tumbuh menjadi miselium dikariotik dan

selanjutnya menjadi tubuh buah (basidiokarp). Basidiokarp memiliki bentuk seperti payung.

Pada bagian bawahnya terdapat basidium yang terletak pada bilah-bilah (lamela). Masing-

masing basidium memiliki dua inti (2n). Kemudian inti tersebut mengalami meiosis dan

akhirnya terbentuk 4 inti haploid. Dan apabila mendapatkan lingkungan yang sesuai, inti

haploid tersebut akan tumbuh menjadi spora basidium, atau disebut juga spora seksual. Salah

satu contoh spesies basidiomycota adalah Volvariella volvacea, Auricularia auricula.

Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan bacaan di atas!

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

Page 205: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

192

Merumuskan Hipotesis

Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah

dibuat!

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

Untuk membuat langkah kerja, kalian harus mencari referensi mengenai

pengamatan jamur makroskopis dari buku paket Biologi Kelas X ataupun internet yang

sesuai dengan alat dan bahan yang sudah tercantum di bawah ini!

Alat:

- Mikroskop

-Silet/cutter

- lup

Bahan:

- Jamur tiram dan preparat awetan

- Jamur kuping

- Jamur kancing

- Jamur merang

Page 206: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

193

●Tulislah langkah kerja dalam pengamatan jamur makroskopis!

Page 207: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

194

Tabel hasil pengamatan

Hasil Pengamatan

Gambarlah hasil yang kalian amati dan berikan keterangan yang lengkap!

Page 208: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

195

Tabel hasil pengamatan

Keterangan: beri tanda √ jika terlihat dalam pengamatan

Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan! Sesuai atau

tidakkah hasil yang didapat pada saat melakukan percobaan dengan referensi relevan yang

kalian baca?

No Nama

Jamur Habitat

Hal yang diamati Pengelompokkan dalam divisi

Bentuk

tubuh

buah

Warna

tubuh

buah

Hifa Zygomycota Basidiomycota Ascomycota

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

Page 209: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

196

1. Dari hasil percobaan ciri-ciri apa saja yang ditemukan pada jenis jamur yang

diamati?

Jawab: ..........................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

2. Bagaimana ciri-ciri hifa pada jamur yang kalian amati?

Jawab: ...........................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

3. Sebutkan keuntungan dan kerugian jamur yang kalian amati dalam kehidupan dan

lingkungan!

Jawab: ...........................................................................................................................

......................................................................................................................................

......................................................................................................................................

Page 210: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

197

LembarKerjaSiswa

Fungi (Jamur)

LKS Inkuiri Terbimbing

Page 211: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

198

Mengamati Simbiosis jamur

Kompetensi Dasar:

4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan

lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.

Tujuan:

1. Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan liken

dan mikoriza secara langsung dengan mikroskop

2. Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan liken dan

mikoriza melalui pengamatan langsung dengan mikroskop.

3. Merancang kegiatan praktikum liken dan mikoriza untuk diamati secara

langsung dengan mikroskop.

4. Menyimpulkan ciri-ciri jamur mikroskopis berdasarkan hasil pengamatan

Page 212: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

199

Jamur dapat bersimbiosis dengan makhluk hidup lain, seperti ganggang hijau.

Simbiosis ini disebut dengan lumut kerak. Selain lumut kerak, simbiosis jamur pun dapat

menghasilkan mikoriza.

Pada dasarnya Lichenes (lumut kerak) merupakan asosiasi simbiosis mutualisme

antara jamur mikobion dan alga fikobion. Mikobion biasanya Ascomycota dan fikobionnya

alga hijau (Chlorophyta) atau alga hijau-biru (Cyanobacteria). Sebagian besar lumut kerak

terdiri dari hifa jamur yang terdiri dari hifa jamur yang terjalin rapat. Hifa khusus, yaitu

rhizoid dari jamur, berfungsi sebagai pelekat pada batu, kayu atau tanah. Talusnya seperti

spora dan menyerap air. Pada simbiosis ini alga memperoleh air dan unsur esensial dari

jamur, dan sebaliknya alga memberikan makanan hasil fotosintesis kepada jamur.

Lumut kerak tumbuh pada batang pohon, kayu busuk, bebatuan dan diatas tanah.

Lumut kerak dapat bertahan dalam keadaan panas, dingin, dan kering luar biasa. Oleh karena

itu, lumut kerak dianggap sebagai vegetasi perintis (pioneer). Reproduksi lumut kerak

dilakukan dengan fragmentasi atau dengan soredium. Soredium terdiri dari satu atau beberapa

sel alga yang terbungkus rapat oleh hifa jamur. Jika soredium terlepas atau terbawa angin atau

air ke tempat lain akan tumbuh menjadi lumut kerak baru. Beberapa lumut kerak juga

menghasilkan askospora, yang terbentuk di apotesium.

Mikoriza adalah simbiosis antara hifa jamur dengan akar suatu tanaman. Jamur

tersebut biasanya dari golongan Zygomycota, Ascomycota atau Basidiomycota. Ada dua tipe

Mikoriza, yaitu ektomikoriza dan endomikoriza.

Ektomikoriza

Page 213: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

200

Jamur ini tubuh buahnya sepeti payung, bulat, hifanya hanya menembus epidermis

akar dan tidak sampai menembus korteks. Jamur ektomikoriza tidak dapat tumbuh dan

bereproduksi tanpa simbiosis dengan akar tumbuhan inangnya. Dari tumbuhan inangnya,

jamur memperoleh bahan makanan seperti gula, vitamin, asam amino, dan makanan lainnya,

sedangkan tumbuhan inangnya mendapatkan air dan unsur-unsur dari tanah lebih banyak.

Jamur ektomikoriza yang bersimbiosis dengan tanaman pinus bentuknya seperti payung.

Endomikoriza

Jamur ini bersimbiosis pada akar yang hifanya menembus sampai pada sel-sel

korteks. Terdapat pada akar tanaman anggrek, kol, bit dan berbagai pohon. Endomikoriza

dapat hidup tanpa bersimbiosis dan terdapat pada berbagai jenis pohon, di tanah dan tidak

memiliki inang khusus. Pada tanaman polong-polongan, jamur ini dapat merangsang

pertumbuhan bintil-bintil akar yang bersimbiosis dengan Rhizobium.

Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan bacaan di atas!

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

………………

Page 214: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

201

Merumuskan Hipotesis

Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah

dibuat!

Alat:

- Mikroskop

Bahan:

- preparat awetan lichen dan mikoriza

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

Untuk membuat langkah kerja, kalian harus mencari referensi mengenai pengamatan

simbiosis jamur (licken dan mikoriza) dari buku paket Biologi Kelas X ataupun internet yang

sesuai dengan alat dan bahan yang sudah tercantum di bawah ini!

Page 215: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

202

●Tulislah langkah kerja dalam pengamatan simbiosis jamur!

Hasil Pengamatan

Gambarlah hasil yang kalian amati dan berikan keterangan yang lengkap!

Page 216: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

203

Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan! Sesuai atau

tidakkah hasil yang didapat pada saat melakukan percobaan dengan referensi relevan yang

kalian baca?

Page 217: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

204

1. Mengapa Liken dapat dikatakan sebagai organisme perintis?

Jawab:…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

2. Kapan dan bagaimana liken dapat dikatakan sebagai tumbuhan pionir?

Jawab:…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

3. Sebutkan keuntungan dan kerugian liken dan mikoriza yang kalian amati dalam kehidupan

dan lingkungan!

Jawab:…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

Page 218: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

205

LembarKerjaSiswa

Fungi (Jamur)

Group investigation

Page 219: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

206

Mengamati Jamur Mikroskopis

Kompetensi Dasar:

4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam

kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.

Tujuan:

1. Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan jamur

mikroskopis

2. Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan jamur mikroskopis

melalui pengamatan langsung dengan mikroskop.

3. Merancang kegiatan praktikum jamur mikroskopis untuk diamati secara

langsung dengan mikroskop.

4. Menyimpulkan ciri-ciri jamur mikroskopis berdasarkan hasil pengamatan

Page 220: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

207

Jamur (Fungi) merupakan organisme bersel satu dan bersel banyak. Jamur merupakan

organisme eukariotik, tidak berklorofil dan dinding selnya tersusun atas kitin. Karena sifat-

sifatnya tersebut sehingga jamur dipisahkan dari Kingdom Protista dan membentuk Kingdom

tersendiri yaitu Kingdom Fungi. Karena tidak berklorofil maka jamur hidup secara heterotrof

yaitu menguraikan bahan-bahan organik yang ada di lingkungannya. Umumnya jamur hidup

secara saprofit yaitu menguraikan sampah-sampah organik seperti bangkai, sisa tumbuhan,

makanan dan kayu lapuk menjadi bahan anorganik. Jamur dengan sifat ini berperan sebagai

dekomposer (pengurai) sehingga bumi terhindar dari tumpukan sampah materi organik.

Adapula yang hidup parasit yaitu mendapatkan bahan organik dari inangnya dan bersimbion

membentuk lichen (lumut kerak).

Beberapa jamur makroskopis struktur tubuh terdiri atas tudung dan badan buah,

sedangkan pada jamur yang mikroskopis struktur tubuh umumnya memiliki sporangium,

sporangiosfor, rizoid dan stolon. Tubuh jamur mikroskopis hanya terdiri atas satu sel

(uniseluler). Jamur mikroskopis misalnya Saccharomyces sp., Rhodotorula, Candida

sp. Neurospora, dan Rhizopus sp.

Jamur mikroskopis juga berperan sangat penting dalam fermentasi makanan dan obat-

obatan. Sebagai contoh jamur yang termasuk kelompok Zygomycota, misalnya Rhizopus

dapat digunakan secara komersial pada pembuatan tempe. Beberapa jenis lain juga

dimanfaatkan dalam industri alkohol dan untuk mengempukkan daging. Adapula jenis lain

Page 221: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

208

yang mampu memproduksi pigmen kuning yang digunakan untuk memberi warna pada

margarin.

Beberapa jenis jamur juga ada yang merugikan karena menyebabkan penyakit pada

tumbuhan, hewan dan manusia. Misalnya beberapa jamur mikroskopis menghasilkan racun,

seperti aflatoksin yang dhasilkan oleh sejenis kapang. Selain itu, jamur juga dapat bersifat

parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Contohnya adalah Ustilago maydis sebagai

parasit pada tanaman jagung dan tembakau, Helminthospium oryzae sebagai parasit dan

merusak kecambah dan tubuh buah serta menimbulkan noda-noda berwarna hitam pada

inangnya.

Ajukan beberapa pertanyaan tentang topik yang akan dibahas!

Page 222: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

209

Buatlah jawaban dari pertanyaan yang kalian ajukan!

Page 223: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

210

1. Carilah data dan referensi mengenai pengamatan jamur mikroskopis dari buku paket

biologi kelas X ataupun internet!

2. Tentukan langkah kerja serta alat dan bahan yang akan digunakan dalam melakukan

pengamatan!

3. Buatlah tabel hasil pengamatan yang akan di lakukan! Catatlah dan gambarlah hasil

pengamatan dengan benar dan lengkap!

Page 224: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

211

1. Dari hasil percobaan ciri-ciri apa saja yang ditemukan pada jenis jamur yang

diamati?

Jawab: ...........................................................................................................................

......................................................................................................................................

2. Termasuk ke dalam divisio apa jenis jamur yang kamu amati?

Jawab: ...........................................................................................................................

......................................................................................................................................

3. Sebutkan keuntungan dan kerugian jamur yang kalian amati dalam kehidupan dan

lingkungan!

Jawab: ..........................................................................................................................

Tuliskan kesimpulan dari pengamatan dan penyelesaian masalah yang telah

dilakukan bersama kelompokmu!

Page 225: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

212

LembarKerjaSiswa

Fungi (Jamur)

Group investigation

Page 226: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

213

Mengamati Jamur Makroskopis

Kompetensi Dasar

4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam

kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.

.

Tujuan:

1. Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan jamur

makroskopis

2. Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan jamur makroskopis

melalui pengamatan langsung dengan mikroskop.

3. Merancang kegiatan praktikum jamur makroskopis untuk diamati secara

langsung.

4. Menyimpulkan ciri-ciri jamur makroskopis berdasarkan hasil pengamatan

Page 227: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 228: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

215

kemudian menghasilkan basidiospora di dalam tubuh buah yang disebut basidiokarp.

Siklus hidup basidiomycota dimulai dari spora basidium atau konidium yang tumbuh

menjadi hifa yang bersekat dengan satu inti. Hifa tersebut kemudian tumbuh membentuk

miselium. Hifa-hifa yang berbeda, hifa (+) dan hifa (-), bersinggungan pada masing-msaing

ujungnya dan melebur diikuti dengan larutnya masing-masing dinding sel. Kemudian inti sel

dari salah satu sel pindah ke sel yang lainnya, sehingga sel tersebut memiliki 2 inti sel

(dikariotik). Sel dikariotik tersebut akhirnya tumbuh menjadi miselium dikariotik dan

selanjutnya menjadi tubuh buah (basidiokarp). Basidiokarp memiliki bentuk seperti payung.

Pada bagian bawahnya terdapat basidium yang terletak pada bilah-bilah (lamela). Masing-

masing basidium memiliki dua inti (2n). Kemudian inti tersebut mengalami meiosis dan

akhirnya terbentuk 4 inti haploid. Dan apabila mendapatkan lingkungan yang sesuai, inti

haploid tersebut akan tumbuh menjadi spora basidium, atau disebut juga spora seksual. Salah

satu contoh spesies basidiomycota adalah Volvariella volvacea, Auricularia auricula.

Ajukan beberapa pertanyaan tentang topik yang akan dibahas!

Page 229: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

216

Buatlah jawaban dari pertanyaan yang kalian ajukan!

Page 230: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

217

1. Carilah data dan referensi mengenai pengamatan jamur makroskopis dari buku paket

biologi kelas X ataupun internet!

2. Tentukan langkah kerja serta alat dan bahan yang akan digunakan dalam melakukan

pengamatan!

3. Buatlah tabel hasil pengamatan yang akan di lakukan! Catatlah dan gambarlah hasil

pengamatan dengan benar dan lengkap!

Page 231: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

218

1. Dari hasil percobaan ciri-ciri apa saja yang ditemukan pada jenis jamur yang

diamati?

Jawab: ..........................................................................................................................

......................................................................................................................................

2. Bagaimana ciri-ciri hifa pada jamur yang kalian amati?

Jawab: ...........................................................................................................................

......................................................................................................................................

3. Sebutkan keuntungan dan kerugian jamur yang kalian amati dalam kehidupan dan

lingkungan!

Jawab: ...........................................................................................................................

......................................................................................................................................

Tuliskan kesimpulan dari pengamatan dan penyelesaian masalah yang telah

dilakukan bersama kelompokmu!

Page 232: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

219

LembarKerjaSiswa

Fungi (Jamur)

Group investigation

Page 233: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

220

Mengamati Simbiosis jamur

Kompetensi Dasar:

4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan

lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.

Tujuan:

1. Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan liken

dan mikoriza secara langsung dengan mikroskop

2. Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan liken dan

mikoriza melalui pengamatan langsung dengan mikroskop.

3. Merancang kegiatan praktikum liken dan mikoriza untuk diamati secara

langsung dengan mikroskop.

4. Menyimpulkan ciri-ciri jamur mikroskopis berdasarkan hasil pengamatan

Page 234: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

221

Jamur dapat bersimbiosis dengan makhluk hidup lain, seperti ganggang hijau.

Simbiosis ini disebut dengan lumut kerak. Selain lumut kerak, simbiosis jamur pun dapat

menghasilkan mikoriza.

Pada dasarnya Lichenes (lumut kerak) merupakan asosiasi simbiosis mutualisme

antara jamur mikobion dan alga fikobion. Mikobion biasanya Ascomycota dan fikobionnya

alga hijau (Chlorophyta) atau alga hijau-biru (Cyanobacteria). Sebagian besar lumut kerak

terdiri dari hifa jamur yang terdiri dari hifa jamur yang terjalin rapat. Hifa khusus, yaitu

rhizoid dari jamur, berfungsi sebagai pelekat pada batu, kayu atau tanah. Talusnya seperti

spora dan menyerap air. Pada simbiosis ini alga memperoleh air dan unsur esensial dari

jamur, dan sebaliknya alga memberikan makanan hasil fotosintesis kepada jamur.

Lumut kerak tumbuh pada batang pohon, kayu busuk, bebatuan dan diatas tanah.

Lumut kerak dapat bertahan dalam keadaan panas, dingin, dan kering luar biasa. Oleh karena

itu, lumut kerak dianggap sebagai vegetasi perintis (pioneer). Reproduksi lumut kerak

dilakukan dengan fragmentasi atau dengan soredium. Soredium terdiri dari satu atau beberapa

sel alga yang terbungkus rapat oleh hifa jamur. Jika soredium terlepas atau terbawa angin atau

air ke tempat lain akan tumbuh menjadi lumut kerak baru. Beberapa lumut kerak juga

menghasilkan askospora, yang terbentuk di apotesium.

Mikoriza adalah simbiosis antara hifa jamur dengan akar suatu tanaman. Jamur

tersebut biasanya dari golongan Zygomycota, Ascomycota atau Basidiomycota. Ada dua tipe

Mikoriza, yaitu ektomikoriza dan endomikoriza.

Ektomikoriza

Page 235: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

222

Jamur ini tubuh buahnya sepeti payung, bulat, hifanya hanya menembus epidermis

akar dan tidak sampai menembus korteks. Jamur ektomikoriza tidak dapat tumbuh dan

bereproduksi tanpa simbiosis dengan akar tumbuhan inangnya. Dari tumbuhan inangnya,

jamur memperoleh bahan makanan seperti gula, vitamin, asam amino, dan makanan lainnya,

sedangkan tumbuhan inangnya mendapatkan air dan unsur-unsur dari tanah lebih banyak.

Jamur ektomikoriza yang bersimbiosis dengan tanaman pinus bentuknya seperti payung.

Endomikoriza

Jamur ini bersimbiosis pada akar yang hifanya menembus sampai pada sel-sel

korteks. Terdapat pada akar tanaman anggrek, kol, bit dan berbagai pohon. Endomikoriza

dapat hidup tanpa bersimbiosis dan terdapat pada berbagai jenis pohon, di tanah dan tidak

memiliki inang khusus. Pada tanaman polong-polongan, jamur ini dapat merangsang

pertumbuhan bintil-bintil akar yang bersimbiosis dengan Rhizobium.

Ajukan beberapa pertanyaan tentang topik yang akan dibahas!

Page 236: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

223

Buatlah jawaban dari pertanyaan yang kalian ajukan!

Page 237: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

224

1. Carilah data dan referensi mengenai pengamatan liken dan mikoriza dari buku paket

biologi kelas X ataupun internet!

2. Tentukan langkah kerja serta alat dan bahan yang akan digunakan dalam melakukan

pengamatan!

3. Buatlah tabel hasil pengamatan yang akan di lakukan! Catatlah dan gambarlah hasil

pengamatan dengan benar dan lengkap!

Page 238: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

225

1. Mengapa Liken dapat dikatakan sebagai organisme perintis?

Jawab:……………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………………………..

2. Kapan dan bagaimana liken dapat dikatakan sebagai tumbuhan pionir?

Jawab:………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………….

3. Sebutkan keuntungan dan kerugian liken dan mikoriza yang kalian amati dalam kehidupan

dan lingkungan!

Jawab:…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

Tuliskan kesimpulan dari pengamatan dan penyelesaian masalah yang telah

dilakukan bersama kelompokmu!

Page 239: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

226

Lampiran 5

Kisi-kisi angket Sikap Ilmiah Siswa

Aspek Sikap Ilmiah

Nomor Soal Jumlah

+ -

A. Rasa ingin tahu

1. `Perhatian pada objek yang diamati 1* 2* 2

2. Antusias mencari jawaban 3, 5* 4 3

B. Respek terhadap data/fakta

1. Objektif/jujur 6*, 7* 8 3

2. Tidak memanipulasi data 10* 9, 11* 3

C. Berpikir kritis

1. Meragukan temuan teman 12* 13 2

2. Mengulangi kegiatan yang dilakukan 14* 15* 2

3. Tidak mengabaikan data meskipun kecil 16*,17* 2

D. Berpikir terbuka dan kerja sama

1. Berpartisipasi aktif dalam kelompok 19 18*, 20 3

2. Menghargai pendapat/temuan orang lain 21, 24* 22*, 23 4

3. Menerima saran dari teman 25*, 26* 27* 3

E. Ketekunan

1. Mengulangi percobaan meskipun berakibat kegagalan 28* 29* 2

2. Menyelesaikan pekerjaan hingga tuntas 31* 30*,32* 3

3. Melengkapi satu kegiatan meskipun teman sekelasnya

selesai lebih awal

33* 34 2

F. Peka terhadap lingkungan sekitar

1. Perhatian terhadap peristiwa sekitar 35* 36* 2

2. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar 37*, 38* 39*, 40* 4

Jumlah 21 19 40

Keterangan * = butir pernyataan yang valid

Page 240: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

227

Lampiran 6

Angket Sikap Ilmiah Siswa

Nama :

Kelas :

Kelompok :

Petunjuk pengisian angket

1. Tulislah nama, kelas, dan kelompok di kolom yang sudah tersedia

2. Pilihlah dengan jujur satu alternative jawaban yang sesuai dengan pendapat kamu

3. Berikan tanda ceklis (√) pada kolom jawaban respon kamu

Keterangan jawaban:

SS : sangat setuju

S : setuju

TS : tidak setuju

STS: sangat tidak setuju

No Butir Pernyataan SS S TS STS

1 Saya mengamati objek dengan sungguh-sungguh saat

melakukan praktikum

2 Saya tidak tahu langkah-langkah yang dilakukan,

sehingga saya hanya duduk terdiam sambil

memperhatikan teman-teman sibuk melakukan praktikum

3 Jika menemukan perbedaan antara teori dan praktik, maka

saya berusaha mencari jawabannya

4 Dalam membuat kesimpulan percobaan, dengan objektif

saya akan mempertimbangkan hasil analisis data dan

pembahasannya

5 Saya akan berkata jujur jika ada alat-alat yang rusak

Page 241: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

228

No Butir Pernyataan SS S TS STS

ketika saat melakukan praktikum

6 Saya tidak merubah data praktikum, meskipun hasilnya

tidak sesuai dengan hipotesis/teori

7 Saya akan sedikit merubah data praktikum, agar hasilnya

sesuai dengan hipotesis/teori

8 Sebelum menerima kesimpulan dari hasil pengamatan,

saya melakukan analisis kembali dengan bukti-bukti yang

kuat

9 Jika masih ada waktu yang tersisa, maka akan saya

gunakan untuk mengulangi percobaan yang hasilnya agak

meragukan

10 Saya tidak akan mengulangi percobaan apabila terjadi

kegagalan

11 Saya akan menentukan alat, bahan dan membuat cara

kerja pengamatan sesuai hipotesis yang telah dibuat

sehingga tidak terjadi kesalahan saat praktikum

12 Saya selalu mencatat hasil praktikum dengan lengkap,

jelas, dan rapi

13 Dalam praktikum saya mendominasi setiap pekerjaan

14 Pendapat orang lain menurut saya tidak penting

15 Menghargai temuan/pendapat kelompok lain, tidak

merasa kelompok saya selalu benar

16 Saya bersedia menerima saran yang disampaikan oleh

teman/ kelompok lain

17 Saya bersedia memperbaiki hasil percobaan berdasarkan

saran/ masukan dari guru maupun teman

18 Saya hanya percaya dengan pendapat dan diri saya sendiri

Page 242: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

229

No Butir Pernyataan SS S TS STS

19 Saya melakukan pengamatan dengan sangat teliti hingga

tidak terjadi kesalahan dan kegagalan

20 Saya akan tetap melaporkan hasil pengamatan walaupun

mengalami kegagalan dalam praktikum dan tidak

mengulangi percobaan.

21 Saya tidak memikirkan tugas yang belum saya selesaikan

22 Tidak melihat hasil praktikum milik teman, jika

pengamatan kelompok saya belum selesai

23 Saya meminta teman kelompok untuk menyelesaikan

pengamatan/praktikum agar mendapatkan hasil yang

maksimal

24 Saya akan mengembalikan/ merapikan alat dan bahan

yang telah digunakan saat praktikum meskipun teman

sudah banyak yang keluar lab

25 Saya berupaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang

sudah terjadi seperti melakukan reboisasi

26 Saya hanya melihat dan memperhatikan ketika orang

membuang sampah tidak pada tempatnya

27 Saya membuang sampah dan limbah dari kegiatan

praktikum pada tempat yang benar

28 Setelah melakukan praktikum saya dan teman kelompok

membersihkan alat-alat dan merapikan ruang lab

29 Saya tidak perlu membersihkan alat-alat yang digunakan

saat praktikum karna terlihat masih bersih dan layak

digunakan kembali

30 Saya tidak perlu merapikan ruang lab karena sudah ada

petugas kebersihan sekolah yang merapikannya

Page 243: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

230

Lampiran 7

Lembar Observasi Siswa

Kelompok :

Anggota Kelompok : 1. 4.

2. 5.

3. 6.

Petunjuk:

1. Isilah nama anggota kelompok sesuai dengan kelompok yang anda amati.

2. Tulislah nama/nomor siswa pada kolom yang sesuai dengan kriteria skor yang ada.

3. Isilah lembar observasi sesuai pengamatan anda dengan sebenar-benarnya.

Aspek sikap

ilmiah

Indikator 7 6 5

Rasa ingin

tahu

Perhatian pada objek yang diamati

Antusias mencari jawaban

Respek

terhadap data

dan fakta

Objektif/jujur

Tidak memanipulasi data

Berpikir kritis

Meragukan temuan teman

Mengulangi kegiatan yang dilakukan

Tidak mengabaikan data meskipun kecil

Berpikir

terbuka dan

kerjasama

Berpartisipasi aktif dalam kelompok

Menghargai pendapat/temuan orang lain

Menerima saran dari teman

Ketekunan

Mengulangi kegiatan meskipun

berakibat kegagalan

Melengkapi satu kegiatan meskipun

teman sekelas selesai lebih awal

Peka terhadap

lingkungan

sekitar

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar

Jakarta, …………………..2016

Observer

(…………………………)

Page 244: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

231

Lampiran 8

Rubrik Lembar Observasi Sikap Ilmiah Siswa

Aspek sikap

ilmiah

Indikator Skor Keterangan

Rasa ingin

tahu

Perhatian pada

objek yang

diamati

7 Fokus dalam mengamati objek yang

diamati dengan tidak bermain-main atau

melakukan aktivitas di luar kegiatan

praktikum serta mencatat hasil pengamatan

dengan lengkap

6 Siswa mengamati objek/peristiwa, tetapi

mencatat tidak sesuai dengan yang mereka

amati

5 Siswa tidak ikut mengamati objek dan

melakukan aktivitas di luar kegiatan

praktikum

Antusias

mencari

jawaban

7 Siswa aktif mencari informasi dari sumber

lain (internet, buku paket, dll), jika data

telah terkumpul

6 Siswa hanya menunggu informasi/jawaban

dari teman kelompoknya

5 Siswa hanya berdiam diri dan tidak

mencari informasi dari sumber lain

Respek

terhadap

data/fakta

Objektif/jujur

7 1.Objektif terhadap hasil pengamatan

(mempertimbangkan hasil analisis data

dan pembahasannya)

2. Berkata jujur atau melapor jika ada alat-

alat yang rusak saat melakukan

praktikum

6 1.Tidak Objektif terhadap hasil

pengamatan (mempertimbangkan hasil

analisis data dan pembahasannya)

2. Berkata jujur atau melapor jika ada alat-

alat yang rusak saat melakukan

praktikum

5 Tidak melapor kepada guru jika terdapat

alat-alat yang rusak saat melakukan

praktikum

Tidak

memanipulasi

data

7 1.Mengkomunikasikan data hasil

praktikum sesuai dengan pengamatan

saat presentasi

2. Membuat laporan praktikum didukung

Page 245: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

232

Aspek sikap

ilmiah

Indikator Skor Keterangan

dengan data yang akurat

3. Mencantumkan referensi data

6 Kriteria point 7 dikurangi 1

5 Kriteria point 7 dikurangi 2

Berpikir kritis

Meragukan

temuan teman

7 1.Menerima kesimpulan mengenai

konsep/materi dengan bukti yang kuat

2. Menguji kembali apabila terdapat hasil

percobaan yang berbeda.

3.Mencari kejelasan pernyataan atau

pertanyaan

6 Kriteria point 7 dikurangi 1

5 Kriteria point 7 dikurangi 2

Mengulangi

kegiatan yang

dilakukan

7 Mengulangi percobaan agar mendapatkan

hasil yang sesuai dengan teori dan konsep

6 Mengulangi percobaan dengan tergesa-

gesa dan tidak teliti

5 Tidak mengulangi percobaan walaupun

hasilnya tidak sesuai dengan teori dan

konsep

Tidak

mengabaikan

data meskipun

kecil

7 1. Menggambar objek yang diamati dengan

lengkap dan jelas

2.Memberikan keterangan dari setiap

bagian yang diamati dengan lengkap

3.Menguji kembali apabila terdapat hasil

percobaan yang berbeda

6 Kriteria point 7 dikurangi 1

5 Kriteria point 7 dikurangi 2

Berpikir

terbuka dan

kerja sama

Berpartisipasi

aktif dalam

kelompok

7 1.Ikut serta memantau kinerja

kelompoknya

2. Ikut serta dalam diskusi kelompok

3.Aktif bekerja sama (membagi dan

mengerjakan tugas yang sudah di bagi)

dengan teman sekelompoknya

6 Kriteria point 7 dikurangi 1

5 Kriteria point 7 dikurangi 2

Menghargai

pendapat/temu

an orang lain

7 1.Dapat menerima pendapat, pandangan,

atau kritik

2.Membuat pendapat berdasarkan teori dan

bukti

Page 246: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

233

Aspek sikap

ilmiah

Indikator Skor Keterangan

3.memberikan pendapat yang luas lebih

dari konsep yang diajarkan

4. merespon pendapat orang lain

6 Kriteria point 7 dikurangi 1

5 Kriteria point 7 dikurangi 2

Menerima

saran dari

teman

7 Bersedia menerima saran yang

disampaikan oleh teman, guru, dan

kelompok lain

6 Bersedia menerima saran yang

disampaikan oleh teman, guru, dan

kelompok lain tetapi dengan ucapan yang

tidak sopan

5 Tidak menerima saran yang disampaikan

oleh teman, guru, dan kelompok lain

Ketekunan

Mengulangi

kegiatan

meskipun

berakibat

kegagalan

7 Mengulangi percobaan hingga

mendapatkan hasil yang sesuai dengan

teori meskipun mengalami kegagalan

6 Mengulangi percobaan dengan tidak teliti

dan tergesa-gesa

5 Tidak mengulangi percobaan dan

menunggu teman kelompok yang

menyelesaikannya

Melengkapi

satu kegiatan

meskipun

teman sekelas

selesai lebih

awal

7 Tetap melakukan pengamatan dan

merapikan alat dan bahan yang digunakan

walaupun kelompok lain selesai lebih awal

6 Tetap melakukan pengamatan dan

merapikan alat dan bahan yang digunakan

tidak sesuai dengan tempatnya

5 Tidak merapikan alat dan bahan yang

digunakan karena terburu-buru melihat

kelompok lain selesai lebih awal

Peka terhadap

lingkungan

sekitar

Menjaga

kebersihan

lingkungan

sekitar

7 Membuang semua sampah dan limbah

selama kegiatan praktikum pada tempatnya

walaupun tanpa disuruh guru

6 Membuang semua sampah dan limbah

selama kegiatan praktikum pada tempatnya

hanya jika disuruh guru

5 Tidak membuang sampah dan limbah pada

tempatnya

Page 247: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

234

Lampiran 9

PENILAIAN ANTAR PESERTA DIDIK

PETUNJUK PENILAIAN

1. Penilaian sikap ilmiah ini berlaku untuk seluruh perilaku siswa selama berada di sekolah/madrasah (di dalam atau di luar

kelas), yakni antara lain:

a. Terhadap guru, siswa dan warga sekolah/madrasah

b. Terhadap aturan yang berlaku dalam pembelajaran dan sekolah/madrasah

2. Berilah nilai angka sesuai dengan pengamatan anda:

5 = Sangat Baik; 4 = Baik; 3 = Sedang/Cukup; 2 = Kurang; 1 = Sangat Kurang

No Nama Indikator Sikap Ilmiah

Rasa Ingin tahu Respek

terhadap data

dan fakta

Berpikir

kritis

Berpikiran

terbuka dan

kerjasama

Peduli

terhadap

lingkungan

sekitar

Ketekunan

1 2 3 1 2 1 2 3 1 2 1 1 2 3

1

2

3

4

5

6

Page 248: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

235

RUBRIK LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEJAWAT

No Aspek yang dinilai

Sikap Rasa Ingin Tahu

1 Bertanya jika ada yang belum dipahami dalam proses pembelajaran/praktikum

2 Aktif mencari informasi dari sumber lain seperti buku paket, imternet, dll

3 Melakukan pengamatan dengan sungguh-sungguh

Sikap Respek Terhadap Data dan Fakta

1 Tidak memanipulasi data hasil praktikum

2 Mencantumkan referensi data dalam membuat laporan praktikum

Sikap Berpikir Kritis

1 Tidak mengabaikan data meskipun kecil (mencatat, menggambar, dan memberikan keterangan hasil pengamatan)

2 Mengulangi percobaan jika terjadi kesalahan

3 Menerima kesimpulan mengenai konsep/ materi dengan bukti yang kuat

Sikap Berpikir Terbuka dan Kerjasama

1 Mau menerima pendapat, pandangan atau kritik serta merespon pendapat kelompok lain

2 Ikut serta memantau kinerja dan diskusi kelompok

Sikap Peka Terhadap Lingkungan Sekitar

1 Membuang sampah dan limbah sisa praktikum pada tempatnya

Sikap Ketekunan

1 Mengulangi percobaan jika terjadi kesalahan dalam melakukan pengamatan

2 Tetap melakukan percobaan walaupun gagal

3 Tetap melakukan pengamatan dan merapikan alat dan bahan yang digunakan walaupun kelompok lain selesai lebih awal

Page 249: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 250: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 251: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 252: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 253: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 254: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 255: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 256: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 257: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 258: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 259: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

246

Lampiran 15

Uji Normalitas Data Hasil Angket Sikap ilmiah Kelompok Eksperimen I

No X No X No X No X

1 74.17 11 73.33 21 67.5 31 74.17

2 73.33 12 70.83 22 80.83 32 68.33

3 71.67 13 67.5 23 75 33 79.17

4 69.17 14 75.83 24 79.17 34 68.33

5 72.5 15 72.5 25 70

6 78.33 16 70 26 69.17

7 65 17 60.83 27 67.5

8 71.67 18 70.83 28 74.17

9 71.67 19 76.67 29 75

10 67.5 20 70 30 65.83

Skor Terbesar = 80.83

Skor Terkecil = 60.83

Rentang (R) = Skor Terbesar – Skor Terkecil

= 80.83 – 60.83

= 20

Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 Log 34

= 1 + 3,3 (1,53)

= 1 + 5,04

= 6,04 6

Panjang Kelas (i) =

4

Page 260: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

247

Tabel Distribusi Frekuensi

Kelas

Interval f

Nilai Tengah

(Xi) Xi2 f.Xi f.Xi

2

60.00 - 63.00 1 61.5 3782.25 61.5 3782.25

64.00 - 67.00 2 65.5 4290.25 131 8580.5

68.00 - 71.00 13 69.5 4830.25 903.5 62793.25

72.00 - 75.00 12 73.5 5402.25 882 64827

76.00 79.00 5 77.5 6006.25 387.5 30031.25

80.00 - 83.00 1 81.5 6642.25 81.5 6642.25

Jumlah 34

2447 176656.5

Rata-rata ( )

= ∑

Simpangan baku (standar deviasi)

s = √ ∑ ∑

= √

= √

Membuat daftar frekuensi yang diharapkan

a. Menentukan batas kelas, yaitu:

59,5 63,5 67,5 71,5 75,5 79,5 83,5

Page 261: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

248

b. Mencari nilai Z-score

-3.07

-2.08

-1.10

-0.11

0.86

1.85

2.83

C. Mencari luas 0 –Z dari tabel kurva normal dari 0 – Z, didapat:

0.4989 0.4812 0.3643 0.0438 0.3051 0.4678 0.4977

d. Mencari luas kelas interval

0.4989 – 0.4812 = 0.0177

0.4812 – 0.3643= 0.1169

0.3643 – 0.0438= 0.3205

0.0438+ 0.3051= 0.3489

0.4678 – 0.3051= 0.1627

0.4977 – 0.4678 = 0.0299

Page 262: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

249

e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)

0.0177 x 34 = 0.6018

0.1169 x 34 = 3.9746

0.3205 x 34 = 10.897

0.3489 x 34 = 11.8626

0.1627 x 34 = 5.5318

0.0299 x 34 = 1.0166

No

Batas

kelas Z-score Tabel Z

Luas tiap kelas

interval fe f0

1 59.5 -3.07 0.4989 0.0177 0.6018 1

2 63.5 -2.08 0.4812 0.1169 3.9746 2

3 67.5 -1.10 0.3643 0.3205 10.897 13

4 71.5 -0.11 0.0438 0.3489 11.863 12

5 75.5 0.86 0.3051 0.1627 5.5318 5

6 79.5 1.85 0.4678 0.0299 1.0166 1

7 83.5 2.83 0.4977

Menghitung Chi-Kuadrat hitung ( )

0.263 + 0.981 + 0.406 + 0.002 + 0.051 + 0.0003

1.70

Nilai untuk = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 6 – 1 = 5 pada

tabel Chi-Kuadrat didapat 11.07

Page 263: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

250

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika maka data terdistribusi tidak normal, sedangkan jika

maka data terdistribusi normal,

Dari perhitungan didapat 1.70 dan 11.07

Jadi, artinya Data Terdistribusi Normal,

Page 264: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

251

Uji Normalitas Data Hasil Angket Sikap Ilmiah Kelompok Eksperimen II

No X No X No X No X

1 67.5 11 77.5 21 66.67 31 67.5

2 71.67 12 68.33 22 69.17 32 72.5

3 70 13 68.33 23 68.33 33 70

4 75 14 73.33 24 73.33 34 70

5 60 15 69.17 25 73.33 35 69.17

6 71.67 16 74.17 26 71.67

7 76.67 17 70 27 73.33

8 73.33 18 70 28 67.5

9 76.67 19 74.17 29 77.5

10 71.67 20 70.83 30 74.17

Skor Terbesar = 77.50

Skor Terkecil = 60

Rentang (R) = Skor Terbesar – Skor Terkecil

= 78.33 – 60

= 17.33

Banyak Kelas (BK) = 1 + 3,3 Log 35

= 1 + 3,3 (1,54)

= 1 + 5,08

= 6,08 6

Panjang Kelas (i) =

Tabel Distribusi Frekuensi

KELAS

INTERVAL f

Nilai Tengah

(Xi) Xi2 f.Xi f.Xi

2

60.00 - 62.00 1 61 3721 61 3721

63.00 -65.00 0 64 4096 0 0

66.00 - 68.00 7 67 4489 469 31423

69.00 - 71.00 9 70 4900 630 44100

72.00 - 74.00 13 73 5329 949 69277

75.00 - 77.00 5 76 5776 380 28880

Jumlah 35 2489 177401

Page 265: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

252

Rata-rata ( )

x = ∑

Simpangan baku (standar deviasi)

s = √ ∑ ∑

= √

= √

Membuat daftar frekuensi yang diharapkan

a. Menentukan batas kelas, yaitu:

59,5 62,5 65,5 68,5 71,5 74,5 77,5

b. Mencari nilai Z-score

Page 266: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

253

C. Mencari luas 0 –Z dari tabel kurva normal dari 0 – Z, didapat:

0.4997 0.4941 0.4495 0.2764 0.0438 0.3389 0.4693

d. Mencari luas kelas interval

0.4997– 0.4941= 0.0056

0.4941– 0.4495= 0.0446

0.4495 - 0.2764= 0.1731

0.2764+ 0.0438= 0.3202

0.3389 – 0.0438= 0.2951

0.4693 – 0.3389= 0.1304

e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)

0.0056 x 35 = 0.196

0.0446 x 35 = 1.561

0.1731 x 35 = 6.0585

0.3202 x 35 = 11.207

0.2951 x 35 = 10.3285

0.1304 x 35 = 4.564

Page 267: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

254

No Batas

kelas Z-score Tabel Z

Luas tiap

kelas interval fe f0

1 59.5 -3.40 0.4997 0.0056 0.196 1

2 62.5 -2.52 0.4941 0.0446 1.561 0

3 65.5 -1.65 0.4495 0.1731 6.0585 7

4 68.5 -0.77 0.2764 0.3202 11.207 9

5 71.5 0.11 0.0438 0.2951 10.3285 13

6 74.5 0.99 0.3389 0.1304 4.564 5

7 77.5 1.87 0.4693

Menghitung Chi-Kuadrat hitung ( )

3.298 + 1.561 + 0.146 + 0.435 + 0.691 + 0.042

Nilai untuk = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 6 – 1 = 5 pada

tabel Chi-Kuadrat didapat 11,07

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika maka data terdistribusi tidak normal, sedangkan jika

maka data terdistribusi normal,

Dari perhitungan didapat dan 11,07

Jadi, artinya Data Terdistribusi Normal,

Page 268: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

255

Lampiran 16

Uji Homogenitas Data Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II

Kelompok dk(k-1) Si2

Eksperimen I 5 16.48

Eksperimen II 5 11.62

= 2

dkpembilang = 5

dkpenyebut = 5

Ftabel dengan dkpembilang = 5 dan dkpenyebut = 5 serta taraf signifikansi = 0,05, maka

diperoleh Ftabel = 5,05

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika Ftabel maka distribusi data tidak homogen, dan

Jika Ftabel maka distribusi data homogen.

Dari perhitungan didapat dan Ftabel = 5,05

Jadi Ftabel atau 1,41 5.05 artinya Distribusi Data Homogen.

Page 269: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

256

Lampiran 17

UJI HIPOTESIS

Hipotesis yang diajukan:

Ho :1 = 2

Tidak terdapat perbedaan sikap ilmiah yang signifikan dengan penggunaan

model pembelajaran inkuiri terbimbing dan group investigation

Ha : 1 > 2

Sikap ilmiah dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi

dibandingkan penggunaan model pembelajaran group investigation.

Kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika -ttabel < thitung < ttabel maka H0 diterima pada tingkat kepercayaan 95%

Jika thitung -ttabel atau ttabel thitung maka Ha diterima pada tingkat kepercayaan

95%

Uji – t:

Dengan :

Sehingga:

Ttabel untuk (dk) = (n1-1)+(n2-1) = 67 dengan = 0,05 didapat ttabel = 1,996

Page 270: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

257

Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa thitung sebesar 0.999 dan ttabel sebesar

1,996. Ternyata memenuhi kriteria pengujian thitung < ttabel atau 0.999 < 1,996.

Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak pada taraf signifikasi 95%. Hal

ini menunjukkan bahwa Tidak terdapat perbedaan sikap ilmiah yang signifikan

antara penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan group

investigation

Page 271: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

258

Lampiran 18

LEMBAR WAWANCARA GURU

1. Dalam proses pembelajaran di kelas ibu sering menggunakan model apa?

Jawab: Model pembelajaran Discovery, Cooperatif (Kerja Kelompok)

2. Mengapa model pembelajaran tersebut sering digunakan?

Jawab: Karena membuat anak aktif, dan melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan Kurikulum 2013

3. Pelajaran apakah yang sering ibu temukan pada siswa kelas X pada mata pelajaran

biologi?

Jawab: Siswa banyak yang belum membaca materi biologi ketika guru sudah

dikelas, keinginan membacanya rendah

4. Apakah ibu pernah menilai sikap siswa?

Jawab: Sikap dinilai dari semua guru, jadi nilai dari semua guru di rata-ratakan

itulah nilai sikap yang digunakan

5. Bagaimana dengan penilaian sikap ilmiah, apakah pernah menilai selama proses

pembelajaran?

Jawab: Sepertinya jarang ya, karena dikejar-kejar waktu untuk membahas semua

materi

6. Menurut ibu apakah sikap ilmiah siswa berpengaruh pada hasil belajar?

Jawab: iya berpengaruh, dari rasa ingin tahu mereka bisa mencari banyak

informasi dari yang dipelajari

Jakarta, 28 Januari 2016

Peneliti Narasumber

Nurhasanah Dwi Suwartini, S.Pd

Nim. 1111016100040 NIP.

Page 272: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

259

Lampiran 19

LEMBAR WAWANCARA SISWA

1. Bagaimana cara guru mengajar di kelas?

Jawab: Biasanya dijelasin, bikin kelompok, ngerjain tugas, presentasi

2. Apakah sering melakukan praktikum di lab atau di luar kelas?

Jawab: Pernah praktikum di lab

3. Biasanya apa saja yang dilakukan saat praktikum di lab?

Jawab: Bikin kelompok, pengamatan,, diskusi kelompok, kalau udah selesai

beresin ruangan lab karena kita pernah ditegur sama petugas lab

4. Bagaimana nilai biologi di kelas? apakah sudah mencapai KKM?

Jawab: Masih banyak yang kurang KKM, Karena masih banyak bingung sama

materinya, kebanyakan hafalan dan nama latin, tapi kalau yang kurang

KKM kan bisa remedial.

Page 273: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 274: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 275: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 276: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 277: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...

264

Lampiran 22

FOTO PENELITIAN

Kelas Eksperimen I

Praktikum jamurmikroskopis Praktikum jamur makroskopis PresentasiKelompok

Observer saat mengobservasi Ruang lab yang tidak dibersihkan setelah praktikum

Kelas Eksperimen II

Diskusi Kelompok Observer Hasil praktikum simbiosis jamur

Presentasi kelompok Praktikum di lingkungan sekolah

Page 278: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 279: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 280: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 281: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 282: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 283: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 284: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 285: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 286: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 287: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...
Page 288: perbedaan sikap ilmiah siswa antara yang menggunakan model ...