Word Impaksi

10
Penempatan campuran tetracycline untuk pencegahan dry socket: Sebuah penelitian postoperatif pada 200 impaksi molar ketiga mandibula Dipresentasikan oleh: ANDRIES PASCAWINATA Abstrak Tujuan: Meneliti apakah penempatan tetracycline pada intra-alveolar dapat mencegah dry socket atau mempercepat priode setelah operasi. Pasien dan metode: Penelitian dilakukan terhadap pengambilan secara bedah 200 molar ketiga mandibula dengan acuan nyeri setelah ekstraksi, inflamasi, trismus dan insiden dry socket. Pada 50% kasus dilakukan preparasi farmakologik dengan penempatan induksi tetracycline pada socket setelah pengambilan molar yang impaksi. Hasil: Dry socket ditemukan dalam 4 kasus (2%) tanpa hubungan dengan penempatan tetracycline pada intraalveolar. Pasien yang telah diberikan tetracyciline mengalami lebih sedikit rasa nyeri dan trismus dan menkonsumsi lebih sedikit analgesik dibandingkan pasien yang tidak menerima perawatan dengan tetracycline, walaupun analisis statistik yang bermakna tidak tercapai. Kesimpulan: Penempatan campuran tetracycline pada intraalveolar setelah tindakan bedah pengambilan molar ketiga mandibula yang impaksi tidak berpengaruh terhadap insidensi dry socket. PENDAHULUAN

description

klasifikasi molar tiga impaksi

Transcript of Word Impaksi

Penempatan campuran tetracycline untuk pencegahan dry socket:

Penempatan campuran tetracycline untuk pencegahan dry socket: Sebuah penelitian postoperatif pada 200 impaksi molar ketiga mandibulaDipresentasikan oleh:

ANDRIES PASCAWINATAAbstrak

Tujuan:

Meneliti apakah penempatan tetracycline pada intra-alveolar dapat mencegah dry socket atau mempercepat priode setelah operasi.Pasien dan metode:

Penelitian dilakukan terhadap pengambilan secara bedah 200 molar ketiga mandibula dengan acuan nyeri setelah ekstraksi, inflamasi, trismus dan insiden dry socket. Pada 50% kasus dilakukan preparasi farmakologik dengan penempatan induksi tetracycline pada socket setelah pengambilan molar yang impaksi.

Hasil:

Dry socket ditemukan dalam 4 kasus (2%) tanpa hubungan dengan penempatan tetracycline pada intraalveolar. Pasien yang telah diberikan tetracyciline mengalami lebih sedikit rasa nyeri dan trismus dan menkonsumsi lebih sedikit analgesik dibandingkan pasien yang tidak menerima perawatan dengan tetracycline, walaupun analisis statistik yang bermakna tidak tercapai.Kesimpulan:

Penempatan campuran tetracycline pada intraalveolar setelah tindakan bedah pengambilan molar ketiga mandibula yang impaksi tidak berpengaruh terhadap insidensi dry socket.PENDAHULUAN

Dry socket atau alveolitis sicca adalah nyeri setelah operasi yang terjadi di daerah ekstraksi yang semakin parah setelah 1-3 hari setelah ekstraksi. Nyeri ini disertai disintegrasi penutupan socket alveolar oleh darah baik secara sebagian ataupun keseluruhan. Dry socket ini merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada pembedahan impaksi molar ketiga mandibula. Nyeri yang terjadi tidak dapat hilang hanya dengan pemberian analgesik ringan.

Insidensi dry socket adalah 1-3% setelah pencabutan dan penelitian terbaru menyebutkan bahwa insidensi dry socket terjadi 20-30% setelah pembedahan pada molar ketiga. Insidensi dry socket dapat menurun 2-8% pada pembilasan dengan clorhexidine, pemberian antiseptic intra alveolar, metronidazole atau agen fibrinoletic, tetracyclines, clindamycin atau preparasi farmakologik intra alveolar lainnya.

Penelitian ini memeriksa apakah penempatan preparasi farmakologik termasuk tetracyclin pada socket setelah ekstraksi molar ketiga mandibula yang impaksi dapat mempengaruhi insidensi dry socket atau mampu mempengaruhi kejadian setelah ekstraksi (nyeri, inflamasi dan trismus).PASIEN DAN METODE

Penelitian dilakukan pada 200 pasien dengan impaksi molar ketiga mandibula. Kemudian dibagi menjadi 2 grup yang terdiri atas:

1. Grup pertama adalah 100 pasien yang diekstraksi sebuah molar ketiga mandibulanya dan kemudian diberi perlakuan melalui preparasi farmakologik dengan menempatkan campuran pada socket setelah pencabutan.

Campuran tersebut mengandung:

9 mg tetracycline hydrochloride (antibiotik)

12 mg tetracaine hydrochloride (analgesic)

6 mg antipyrine (analgesik, antiperitik)

20 unit fungal protease (enzim proteolytik)

200 mg excipient

2. Grup kedua atau grup kontrol yaitu 100 pasien yang diekstraksi sebuah molar ketiga mandibulanya, dimana tidak diberi perlakuan ke dalam socketnya

Pasien dengan infeksi akut, perikoronitis, alergi tetracycline dan yang menerima terapi antibiotik dikeluarkan terlebih dahulu dari penelitian. Semua ekstraksi dilakukan dalam ruangan operasi yang sama, menggunakan bahan dan instrumen yang sama, dan dilakukan oleh tim ahli bedah dengan pengalaman yang sama. Dalam setiap kasus, nervus alveolar inferior, lingual dan bukal di anestesi dengan 2 catridge anaestesi mengandung 2% lidocaine dengan 1:100.000 epinephrine.

Dua jalur insisi dibuat, pertama pada bagian posterior trigonum retromolar hingga molar kedua kemudian kedua dilakukan insisi anterior dan oblique pada bagian mesial molar kedua. Setelah ekstraksi molar, socket diperiksa, dibersihkan dan dijahit dengan 00 jahitan silk.Pencatatan data yang dilakukan adalah umur pasien, kebersihan mulut, tingkat merokok dan pemakaian kontrasepsi oral.

Pengukuran oral hygiene index (OHI-S):

baik 0-1,2

reguler 1,3-3

jelek 3,1-6

Tingkat merokok diberi kode:

1. Tidak merokok

2. Merokok hingga 10 batang perhari

3. 11-20 rokok per hari

4. Lebih dari 20 rokok per hariPemakaian kontrasepsi oral:

1. Ya

2. Tidak

Kesulitan pembedahan di ukur menggunakan garis winter, sesuai dengan prependicular yang ditarik dari perpaduan garis distal tulang septum antara molar pertama dan kedua hingga titik hipotesis diperoleh sesuai cementoenamel junction molar ketiga

Nyeri di ukur pada setiap pasien pada 2, 6 dan 12 jam setelah ekstraksi kemudian setiap hari hingga 6 hari setelah opersasi. Pengukuran didasarkan analogi visual dari skala 0-10.

Inflamasi selalu dievaluasi oleh pemantau yang sama menggunak 4 skala:

-Tidak ada inflamasi

-inflamasi ringan

-inflamasi moderat-inflamasi parahSebelum pembedahan diukur pembukaan mulut maksimal (mm) menggunakan penggaris dari margin insisivus atas hingga margi insisivus bawah. Dry socket ditentunkan dengan peningkatan keparahan nyeri dan kehilangan bekuan darah pada beberapa hari setelah ekstraksi Semua pasien menerima amoxicillin (500mg/8jam selama 4 hari). 48 jam dan 7 hari setelah pembedahan dilakukan evaluasi terhadap pembukaan mulut, jumlah tablet analgesik yang digunakan tiap pasien dan kemungkinan komplikasi seperti kerusakan neurologis. Sensitifitas dan bagian nervus mental dievaluasi secara subjektif oleh pemantau melalui pemeriksaan klinis.

ANALISIS STATISTIK

Dilakukan penelitian deskriptif pada tiap variabel, dan hubungan antara parameter yang berbeda dilihat menggunakan tes chi square untuk variabel kualitatif dan tes student-t untuk parameter kuantitatif, dengan verivikasi homogenitas variance dari tiap kasus. Sebagai tambahan dibuat kalkulasi persentase variance dengan grup pada kasus dimana hasilnya membuktikan kemaknaan. Dilakukan Anava pada perbandingan antar variabel yang lebih dari dua.

HASIL

Penelitian ini menunjukan hasil bahwa inflamasi maksimal terjadi satu hari setelah pencabutan. Insidensi dry socket terjadi 3% pada pasien yang diberi perlakuan (3 kasus) dan 1% pada pasien yang tidak diberi perlakuan. Penempatan tetracycline tidak mempengaruhi kejadian inflamasi dan tidak ditemukan kasus kerusakan daerah nervus mental dalam penelitian.

Ditemukan 4% dry socket pada pasien dengan rata umur 38,2 tahun, hal ini bermakna bila dibandingkan pasien dengan umur 25,4 tahun. Semua pasien dry socket ini adalah wanita dan tidak ditemukan hubungan dry socket pada perokok dan berbagai tingkatan kebersihan mulut. Dari 4 wanita yang mengalami dry socket ini hanya 1 yang mengkonsumsi kontrasepsi oral, dalam hal ini insidensi dry socket pada wanita yang mengkonsumsi kontrasepsi oral (14 subjek) adalah 7,1% vs 2,3% yang tidak menggunakan kontrasepsi (3 dari 122 pasien). Penelitian ini juga menunjukan bahwa insidensi dry socket berhubungan dengan kesukaran pembedahan, rerata jarak Winter pada ke 4 wanita yang menderita dry socket tersebut adalah 10,25 mm vs 8,39 mm pada 196 pasien lainya.

DISKUSI

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa penempatan campuran tetracycline pada socket setelah ekstraksi molar ketiga mandibula memberikan nyeri dan inflamasi yang lebih sedikit dibandingkan kontrol walaupun analisis statistiknya tidak menunjukan hasil yang bermakna. Menurut penelitian Vezeu medikasi yang dapat digunakan untuk mencegah gangguan pada socket diantaranya adalah antibiotik spektrum luas terutama clindamycin dan tetracycline, namun pada penelitian ini kemungkinan hubungan erat pada subjek stabilisasi gumpalan darah dan penyembuhan adalah bergantung pada substansi resorbable seperti sponge gelatin, poliactid acid dan methylcelullose sebagai penstabil gumpalan pada socket implan.

Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan langsung antara penempatan tetracycline pada socket setelah ekstraksi dengan inflamasi, dan tercatat insidensi trismus sedikit lebih baik pada grup kontrol. Pada penelitian ini insidensi dry socket adalah 2%, Hal ini sesuai dengan literatur bahwa insidensi dry socket adlah 2-8%.

Semua kasus dry socket pada penelitian ini berhubungan dengan wanita, walaupun jumlah wanita secara umum pada penelitian ini lebih banyak (68%). Menurut Castellani dkk insidensi dry socket setelah pembedahan molar ketiga adalah lebih besar pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral terutama ketika pembedahan terjadi setelah hari 1 dan 22 dari siklus haid, karena hubungan antara level estrogen dan dry socket. Pada penelitian ini insidensi dry socket pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral lebih tinggi (7,1%) dibandingkan dengan yang tidak menggunakan kontrasepsi oral (2,4%).Menurut literatur insidensi dry socket lebih banyak terjadi pada pasien yang lebih tua, Dry socket juga lebih banyak terjadi pada kesukaran pembedahan. Dalam hal ini resiko dry socket meningkat seiring derajat trauma pembedahan.

Menurut peneliti lain penempatan tetracycline pada socket setelah ekstraksi mengurangi insidensi dry socket, namun pada penelitian ini perlakuan tersebut tidak berpengaruh pada dry socket, hal ini mungkin karena hanya 4 kasus dry socket yang tercatat

Penempatan preparasi antiseptik farmakologi pada socket setelah ekstraksi ( berisi eugenol dan balsam Peru) pada penelitian terbaru memperlihatkan pengurangan insidensi dry socket dari 26% menjadi 8%. Namun hasil kontroversial karena penempatan obat dalam intra alveolar, penggunaan obat ini tidak diindikasikan pada masa sekarang ini. Dilain pihak pasien pada penelitian ini tidak mempermasalahkan penempatan tetracycline intra alveolar, walaupun kasus sensitisasi lokal seperti reaksi asing dari tubuh, perlambatan penyembuhan dan perubahan neurosensory dapat saja terjadi seperti yang telah dilaporkan pada preparasi intra alveolar lain. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penempatan tetracycline intra alveolar tidak diindikasikan untuk pencegahan dry socket ataupun untuk pengurgan inflamasi dan nyeri setelah operasi.