IMPAKSI Nida Roby Iqbal

download IMPAKSI Nida Roby Iqbal

of 19

Transcript of IMPAKSI Nida Roby Iqbal

  • 7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal

    1/19

    Laboratorium Gigi dan Mulut

    IMPAKSI GIGI

    Dipresentasikan pada tanggal: 28 September 2011

    Oleh:

    Helnida

    Robby Rolanda

    Muhammad Iqbal

    Dibawakan dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik pada

    Lab Gigi dan Mulut RSUD A. Wahab Sjahranie

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Mulawarman

    SAMARINDA

    2011

  • 7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal

    2/19

    IMPAKSI

    1.1 Definisi

    Gigi impaksi atau gigi terpendam adalah gigi yang erupsi normalnya

    terhalang atau terhambat,biasanya oleh gigi didekatnya atau jaringan patologis

    sehingga gigi tersebut tidak keluar dengan sempurna mencapai oklusi yang

    normal didalam deretan susunan gigi geligi lain yang sudah erupsi.

    Gambar 1.Gigi yang impaksi

    Gambar 2.Radiografi pada gigi impaksi

    Umumnya gigi yang sering mengalami impaksi adalah gigi posterior dan

    jarang pada gigi anterior.Namun gigi anterior yang mengalami impaksi terkadang

    masih dapat ditemui.

  • 7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal

    3/19

    Pada gigi posterior,yang sering mengalami impaksi adalah sebagai berikut:

    1. Gigi molar tiga(48 dan 38) mandibula2. Gigi molar tiga(18 dan 28) maksila3. Gigi premolar (44,45,34 dan 35) mandibula4. Gigi premolar (14,15,24 dan 25) maksila

    Sedangkan gigi anterior yang dapat ditemui mengalami impaksi adalah

    sebagai berikut:

    1. Gigi caninus maksila dan mandibula(13,23,33,dan 43)2. Gigi incisivus maksila dan mandibula(11,21,31,dan 41)

    1.2 Etiologi Gigi Impaksi

    Gigi impaksi dapat disebabkan oleh banyak faktor, menurut Berger

    penyebab gigi terpendam antara lain :

    A. Kausa LokalFaktor lokal yang dapat menyebabkan terjadinya gigi impaksi adalah :

    1. Abnormalnya posisi gigi2. Tekanan dari gigi tetangga pada gigi tersebut3. Penebalan tulang yang mengelilingi gigi tersebut4. Kekurangan tempat untuk gigi tersebut bererupsi5. Gigi desidui persistensi(tidak mau tanggal)6. Pencabutan prematur pada gigi7. Inflamasi kronis penyebab penebalan mukosa disekitar gigi8. Penyakit yang menimbulkan nekrosis tulang karena inflamasi atau

    abses

    9.

    Perubahan-perubahan pada tulang karena penyakit eksantem padaanak-anak.

    B. Kausa sistemik1. Kausa Prenatal

    a. Keturunanb. miscegenation

    2. Kausa Postnatala. Ricketsia

  • 7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal

    4/19

    b. Anemic. Syphilis congenitald. TBCe. Gangguan kelenjar endokrinf. Malnutrisi

    3. Kelainan Pertumbuhana. Cleido cranial dysostosis

    b. Oxycephalic. Progeriad. Achondroplasiae. Celah langit-langit

    Gambar 3.Cleidocranial dysostosis

    1.3 Gejala Klinis Gigi Impaksi

    Ada beberapa orang yang mengalami masalah dengan terjadinya gigi

    impaksi.Dengan demikian mereka merasa kurang nyaman melakukan hal-halyang berhubungan dengan rongga mulut.Tanda-tanda umum dan gejala

    terjadinya gigi impaksi adalah :

    1. Inflamasi,yaitu pembengkakan disekitar rahang dan warna kemerahanpada gusi disekitar gigi yang diduga impaksi

    2. Resorpsi gigi tetangga,karena letak benih gigi yang abnormal sehinggameresorpsi gigi tetangga

    3. Kista(folikuler)

  • 7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal

    5/19

    4. Rasa sakit atau perih disekitar gusi atau rahang dan sakit kepala yanglama(neuralgia)

    5. Fraktur rahang(patah tulang rahang)6. Dan tanda-tanda lain

    1.4 Klasifikasi Umum Gigi Impaksi

    Untuk kebutuhan dan keberhasilan dalam perawatan gigi yang impaksi

    maka diciptkanlah berbagai jenis klasifikasi.Beberapa diantaranya sudah umum

    dijumpai yaitu klasifikasi menurut Pell dan Gregory,George Winter dan Archer.

    1. Klasifikasi Menurut Pell Dan GregoryA. Berdasarkan Hubungan antara ramus mandibula dengan molar kedua

    dengan cara membandingkan lebar mesio-distal molar ketiga dengan jarak

    antara bagian distal molar kedua ke ramus mandibula.

    1. Klas IUkuran mesio-distal molar ketiga lebih kecil dibandingkan jarak antara

    distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula.

    Gambar 4.Klas I menurut Pell dan Gregory

    2.

    Klas IIUkuran mesio-distal molar ketiga lebih besar dibandingkan jarak

    antara distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula.

  • 7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal

    6/19

    Gambar 5.Klas II menurut Pell dan Gregory

    3. Klas IIISeluruh atau sebagian besar molar ketiga berada dalam ramus

    mandibula.

    Gambar 6. Klas III menurut Pell dan Gregory

    B. Berdasarkan letak molar ketiga di dalam rahangPosisi A : Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada setinggi garis

    oklusal.

    Posisi B : Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada dibawah garis

    oklusal tapi masih lebih tinggi daripada garis servikal

    molar kedua.Posisi C : Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada dibawah garis

    servikal molar kedua.

  • 7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal

    7/19

    Gambar 7. Posisi A,B,dan C menurut Pell dan Gregory

    Kedua klasifikasi ini digunakan biasanya berpasangan. Misalnya,Klas I

    tipe B artinya panjang mesio-distal molar ketiga lebih kecil dibandingkan

    jarak distal molar kedua ramus mandibula dan posisi molar ketiga berada

    dibawah garis oklusal tapi masih di atas servikal gigi molar kedua.

    2. Klasifikasi Menurut George WinterKlasifikasi yang dicetuskan oleh George Winter ini cukup sederhana.Gigi

    impaksi digolongkan berdasarkan posisi gigi molar ketiga terhadap gigi molar

    kedua.Posisi-posisi meliputi

    1. Vertical2. Horizontal3. Inverted4. Mesioangular(miring ke mesial)5. distoangular(miring ke distal)6. bukoangular(miring ke bukal)7. linguoangular(miring ke lingual)8. posisi tidak biasa lainnya yang disebut unusual position

    A B C

    Gambar 8.A.Vertical Impaction, B. Soft Tissue Vertical Impaction,dan C. Bony

    Vertical Impaction menurut George Winter.

  • 7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal

    8/19

    A B C

    Gambar 9.A.Distal Impaction(distoangular),B.Mesial Impaction(mesioangular)

    dan C.Horizontal Impaction

    3. Klasifikasi menurut ArcherAcher memberikan klasifikasi untuk impaksi yang terjadi di rahang atas.

    A. Klasifikasi ini sebetulnya sama dengan klasifikasi Pell dan Gregory.Bedanya klasifikasi ini berlaku untuk gigi atas.

    Kelas A : Bagian terendah gigi molar ketiga setinggi bidang

    oklusal molar kedua.

    Kelas B : Bagian terendah gigi molar ketiga berada diatas

    garis oklusal molar kedua tapi masih dibawah

    garis servikal molar kedua.

    Kelas C : Bagian terendah gigi molar ketiga lebih tinggidari

    garis servikal molar kedua.

    B. Klasifikasi ini sebetulnya sama dengan klasifikasi GeorgeWinter.Berdasarkan hubungan molar ketiga dengan sinus maksilaris.

    Sinus Approximation : Bila tidak dibatasi tulang,atau ada

    lapisan tulang yang tipis di antaragigi impaksi dengan sinus

    maksilaris.

    Non Sinus Approximation : Bila terdapat ketebalan tulang yang

    lebih dari 2 mm antara gigi molar

    ketiga dengan sinus maksilaris.

    Klasifikasi diatas didasarkan pada klasifikasi untuk gigi molar tiga yang

    impaksi dan berbeda dengan pengklasifikasian gigi lain..Namun klasifikasi gigi

  • 7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal

    9/19

    lain juga hampir mirip,klasifikasi diatas untuk menunjukkan klasifikasi umum

    yang sering ditemui.Sedangkan klasifikasi masing-masing gigi akan dibicarakan

    pada pembahasan frekuensi impaksi masing-masing gigi,baik gigi

    molar,caninus,premolar maupun insisivus.

    1.4 Pemeriksaan Klinis Gigi Impaksi

    Ada banyak penderita gigi terpendam atau gigi impaksi.Terkadang

    diketahui adanya gigi impaksi pada seseorang diawali karena adanya

    keluhan,namun tidak semua gigi impaksi menimbulkan keluhan dan kadang-

    kadang penderita juga tidak mengetahui adanya kelainan pada gigi

    geliginya.Untuk mengetahui ada atau tidaknya gigi impaksi dapat diketahui

    dengan pemeriksaan klinis,meliputi :

    1. KeluhanKeluhan yang ditemukan dapat berupa :

    1. PerikoronitisPerikoronitis dengan gejala-gejala :

    1. Rasa sakit di region tersebut2. Pembengkakan3. Mulut bau (foeter exore)4. Pembesaran limfe-node sub-mandibular

    2. Karies pada gigi tersebutDengan gejala ; pulpitis,abses alveolar yang akut.Hal yang sama

    juga dapat terjadi bila suatu gigi mendesak gigi tetangganya,hal ini

    dapat menyebabkan terjadinya periodontitis.

    3.

    Pada penderita yang tidak bergigiRasa sakit inin dapat timbul karena penekanan protesa sehingga

    terjadi perikonitis.

    4. Parastesi dan neuralgia pada bibir bawahTerjadinya parastesi atau neuralgia pada bibir bawah mungkin

    disebabkan karena tekanan pada n.mandibularis.Tekanan pada

    n.mandibularis dan dapat juga menyebabkan rasa sakit pada gigi

    premolar dan kaninus.

  • 7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal

    10/19

    2. Pemeriksaan Ekstra OralPada pemeriksaan ekstra oral yang menjadi perhatian adalah :

    1. Adanya pembengkakan2. Adanya pembesaran limfenode(KGB)3. Adanya parastesi

    3. Pemeriksaan Intra OralPada pemeriksaan intra oral yang menjadi perhatian adalah :

    1. Keadaan gigi,erupsi atau tidak2. Adanya karies,perikoronitis3. Adanya parastesi4. Warna mukosa bukal,labial dan gingival5. Adanya abses gingival6. Posisi gigi tetangga,hubungan dengan gigi tetangga7. Ruang antara gigi dengan ramus (pada molar tiga mandibula)

    4. Pemeriksaan Ro-Foto1. Dental foto (intra oral)2. Oblique3. Occlusal foto/bite wing

    1.5 Frekuensi Munculnya Gigi Impaksi

    Gigi yang terpendam merupakan sumber potensial yang terus menerus

    dapat menimbulkan kerusakan atau keluhan sejak gigi tersebut mulai

    erupsiMenurut penelitian insidens terjadinya gigi impaksi dalam urutan sebagai

    berikut :

    1.

    Molar tiga mandibula2. Molar tiga maksila3. Kaninus maksila4. Kaninus mandibula5. Premolar mandibula6. Premolar maksila7. Insisivus pertama maksila8. Insisivus kedua maksila

  • 7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal

    11/19

    1.6 Gambaran Umum Perawatan Gigi Impaksi

    Secara umum sebaiknya gigi impaksi dicabut baik itu untuk gigi molar

    tiga,caninus,premolar,incisivus namun harus diingat sejauh tidak menyebabkan

    terjadinya gangguan pada kesehatan mulut dan fungsi pengunyahan disekitar

    rahang pasien maka gigi impaksi tidak perlu dicabut. Pencabutan pada gigi

    impaksi harus memperhatikan indikasi dan kontraindikasi yang ada.Indikasi dan

    kontra indikasi pencabut,meliputi :

    1. Indikasi

    1. Pencabutan Preventif/PropilaktikPencabutan preventif ini sangatlah penting yaitu untuk mencegah

    terjadinya patologi yang berasal dari folikel atau infeksi yang timbul akibat

    erupsi yang lambat dan sering tidak sempurna,serta pada kondisi tertentu

    dapat mencegah terjadinya kesulitan pencabutan nanti jika gigi itu dibiarkan

    lebih lama dalam lengkung rahang,misalnya karena celah ligamentum

    mengecil atau tidak ada adalah indikasi pencabutan bagi gigi yang impaksi.

    2. Pecabutan patologis dan mencegah perluasan kerusakan oleh gigi impaksiPencabutan karena pencegahan terjadinya patologi dan mencegah

    perluasan kerusakan dalam lengkung rahang karena adanya gigi yang impaksi

    juga menjadi indikasi pencabutan pada gigi yang impaksi.Adapun tindakan

    pencegahan itu meliputi:

    1. Pencegahan penyakit periodontal2. Pencegahan caries dental

    Gambar 10.Karies gigi karenagigi yang impaksi

  • 7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal

    12/19

    3. Pencegahan perikonitis4. Pencegahan resorpsi akar

    Gambar 11.Resorpsi akar gigi tetangga karena gigi yang impaksi

    5. Pencegahan munculnya kista odontogenik dan tumor6. Pencegahan terjadinya fraktur rahang karena gigi impaksi

    Ada banyak referensi tentang indikasi pencabut gigi impaksi,namun secara

    umum pencabutan selalu diindikasikan oleh dua hal diatas,adapun indikasi

    lain pencabutan adalah

    1. Usia muda2. Adanya penyimpangan panjang lengkung rahang dan membantu

    mempertahankan stabilisasi hasil perawatan ortodonsi

    3. Kepentingan prostetik dan restoratif2. Kontraindikasi

    Pencabutan gigi impaksi juga tergantung pada kontraindikasi yang muncul,ada

    pasien-pasien tertentu yang tidak dapat dilakukan pencabutan dengan berbagai

    pertimbangan,adapun kontraindikasi pencabutan gigi impaksi adalah:1. Pasien dengan usia sangat ekstrim,telalu muda atau lansia2. Compromised medical status3. Kerusakan yang luas dan berdekatan dengan struktur yang lain4. Pasien tidak menghendaki giginya dicabut5. Apabila tulang yang menutupi gigi yang impaksi sangat termineralisasi

    dan padat

  • 7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal

    13/19

    6. Apabila kemampuan pasien untuk menghadapi tindakan pembedahanterganggu oleh kondisi fisik atau mental tertentu.

    A. Perawatan Impaksi Molar 3 MandibulaII. Indikasi dan kontra indikasi perawatan

    Indikasi dan kontra indikasi sama dengan indikasi dan kontraindikasi

    perawatan umum untuk gigi impaksi.

    III. Rencana perawatanRencana perawatan yang dilakukan pada impaksi gigi molar tiga adalah

    pengangkatan gigi molar tiga tersebut. Gigi molar yang impaksi atau tumbuh

    miring tidak berfungsi dengan baik dalam pengunyahan dan menyebabkan

    berbagai macam gangguan. Itulah mengapa gigi tersebut lebih baik diangkat

    daripada dipertahankan.

    Semakin cepat mengangkat gigi molar tiga impaksi akan semakin baik

    daripada harus menunggu sampai timbulnya komplikasi dan rasa sakit yang

    lebih lanjut. Bila Anda menunggu sampai timbul rasa sakit dan keluhan

    lainnya, resiko terjadinya komplikasi pada saat pengangkatan tentunya akan

    lebih tinggi, bahkan proses penyembuhan mungkin akan lebih lama. Semakin

    muda usia pasien, proses pengangkatan akan jauh lebih mudah dan proses

    penyembuhannya akan jauh lebih cepat.

    IV. Prosedur perawatan/prosedur operasi1. Anestesi

    Anestesi yang digunakan dapat berupa anestesi lokal atau anestesi

    umum. Masing-masing anestesi memiliki keuntungan masing-masing.

    i. Anestesi local : Biasanya dilakukan pada penderita yang memilikikeadaan umum baik atau normal, dan keadaan mental yang baik.

    Penggunaan anestesi ini jarang terjadi pendarahan karena digunakan

    juga vasokonstriktor.

    ii. Anestesi umum : Digunakan pada penderita yang gelisah dan debil(retardasi mental). Penggunaan vasokonstriktor pada anestesi umum

    harus mendapat izin dari ahli anestesi.

  • 7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal

    14/19

    2. Teknik operasiI. Membuat insisi untuk pembuatan flep

    Syarat-syarat pembuatan flep:

    o Harus membuka daerah operasi dengan jelaso Insisi terletak pada jaringan yang sehato Mempunyai basis yang cukup lebar, sehingga pengaliran

    darah ke flep cukup baik

    Prosedur insisi:

    o Di daerah distal Molar Dua sampai ke ramus, lakukan insisihorizontal tegak lurus pada pinggir oklusal tulang alveolar dan

    ramus.

    o Dari distal Molar Dua, kemudian insisi semi vertikal sebelahmesial Molar Dua sampai ke forniks kira-kira mencapai apeks

    Molar Satu.

    Setelah kedua insisi dibuat dengan baik sampai ke tulang,

    maka muko periosteal flep dibuka dengan raspatoriun dan

    kemudian ditarik dengan penarik pipi. Setelah flep dibuka,

    maka akan tampak tulang dan kadang-kadang juga terlihat

    giginya sebagian. Selanjutnya dilakukan pengambilan tulang

    yang menghalangi gigi tersebut.

    II. Pengambilan tulangBila gigi yang terpendam tersebut seluruhnya dilapisi tulang, maka

    tulang dapat dibuang dengan bur. Bur yang dipakai adalah bur bulat

    dan tajam. Bur yang besar dengan nomor 3-5 dapat digunakan jika

    banyak tulang yang harus dibuang. Bur yang kecil digunakan untuk

    membuang tulang penghalang. Lakukan irigasi sambil membor untuk

    mengurangi panas yang timbul pada saat mengebor agar tidak terjadi

    nekrosis tulang. Setelah pengambilan tulang cukup, maka dicoba untuk

    mencongkel gigi keluar.

    Hal-hal yang harus diperhatikan :

  • 7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal

    15/19

    o Gigi Molar Tiga terpendam lebih mengarah ke lingual. Tulangbagian lingual tidak diambil, namun dilakukan modifikasi. Untuk

    mempercepat pengambilan gigi tersebut dapat dibuat suatu muko-

    osteo-flep di sebelah lingual.

    Gambar 14.Pengambilan Tulang

    III. Pengambilan gigiCara atau teknik kerjanya tergantung pada posisi gigi, keadaan gigi,

    dan jaringan sekitarnya, Pengambilan gigi dapat dilakukan secara :

    o Intoto (utuh)Tulang yang mengelilingi gigi diambil secukupnya, sehingga

    didapatkan cukup ruangan untuk dapat meletakkan elevator di bawah

    korona. Kemudian dengan elevator tersebut dilakukan gerakan

    mengungkit gigi tersebut.

    Jika gigi ini tidak bergerak dengan tekanan yang sedikit, maka dicari

    bagian tulang yang masih menghalangi. Kita tidak boleh mencongkel

    gigi dengan tenaga yang besar tetapi berusaha menggerakkan gigi

    dengan tekanan minimal.

    Bila mahkota gigi terpendam belum bisa digerakkan dan terletak di

    bawah mahkota gigi Molar Dua, maka tulang alveolar pada bagian

    distal Molar Tiga diambil lebih banyak. Sehingga gigi Molar Tiga

    dapat dicongkel ke arah distal.Jika tulang yang diambil telah cukup tetapi gigi belum bisa

    dikeluarkan, maka mungkin masih terdapat tulang atau akar gigi yang

    menghalangi.

    o In separasi (terpisah)Pada metode ini, pengambilan gigi impaksi dilakukan dengan

    membuang sedikit tulang. Gigi yang impaksi tersebut diambil dengan

    cara diambil sebagian-sebagian (dibelah terlebih dahulu). Sehingga

    dengan metode ini, pembuangan tulang bagian distal Molar Tiga dapat

  • 7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal

    16/19

    diminimalisir dan gigi diambil sepotong-sepotong dengan elevator,

    kemudian dikeluarkan dengan tang sisa akar.

    Pengambilan dengan metode ini jangan dipaksakan karena dapat

    menyebabkan fraktur tulang rahang atau fraktur Molar Dua.

    Pada gigi Molar Tiga dengan posisi vertikal (biasanya dihalangi oleh

    ramus asenden mandibula), dibutuhkan pengambilan tulang lebih

    banyak jika mengambil secara intoto. Oleh karena itu, hal-hal yang

    perlu diperhatikan :

    o Apakah Molar Tiga tersebut dibiarkan karena diharapkan dapattumbuh normal. Sebelumnya dilakukan pembuangan tulang terlebih

    dahulu.

    o Molar Tiga diambil.Selain itu keadaan antagonisnya juga harus diperhatikan, yaitu:

    Apakah antagonisnya ada Apakah antagonisnya berada pada posisi yang baik Apakah gigi ini dapat tumbuh sempurna mencapai oklusi

    normal. Hal ini dilihat dari jarak ramus asenden dengan batas

    distal Molar Dua.

    Bila jarak tepi antara ramus dan dinding distal gigi Molar Dua

    tampak tidak cukup walaupun Molar Tiga pada posisi vertikal,

    maka Molar Tiga tersebut diambil dan sebaiknya gigi

    antagonisnya (MolarTiga maxila) juga diambil.

    Jika ruangan yang dibutuhkan untuk gigi Molar Tiga tampakkurang sedikit, maka perlu diperhatikan gigi-gigi pada regio

    depannya, yaitu:

    Apakah gigi pada regio depannya berjejal. Untuk kasusini, diperlukan kerjasama dengan bagian Orthodonsia.

    Contoh: gigi Premolar diambil, sehingga didapatkan

    tempat yang cukup untuk Molar Tiga. Namun, selain itu

    juga perlu dilihat keadaan antagonisnya.

    Bila gigi Molar Tiga ini diambil kemungkinan berjejalnyagigi pada regio depannya dapat tertolong

  • 7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal

    17/19

    Gambar 15.Teknik separasi

    Catatan :

    Setelah flep dibuka, pertimbangkan jumlah tulang

    yang akan dibuang. Bila pengambilan dilakukan secara

    intoto, pengambilan tulang akan terlalu banyak. Sehingga

    dilakukan pengambilan dengan teknik separasi. Bila tulang

    terlalu banyak dibuang, kemungkinan dapat merusakkanalis Mandibularis.

    Pembersihan lukaSetelah gigi dikeluarkan, soket harus benar-benar

    dibersihkan dari sisa-sisa tulang bekas pengeboran. Folikel

    dan sisa enamel organ harus dibersihkan atau dibuang

    karena jika masih tertinggal dapat menyebabkan kista

    residual. Tepi tulang yang runcing harus dihaluskan dengan

    bur atau bone-file. Kemudian dibersihkan dengan

    semprotan air garam fisiologis 0,9% agar pecahan partikel-

    partikel tulang dapat keluar semua. Selanjutnya dihisap

    dengan suktor.

    Kemudian alveolus dapat diisi dengan :

    o Terragas (drain)o White head varnisho Vasenolo Bubuk sulfa

    a. Intruksi pasca perawatan

  • 7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal

    18/19

    Bila sudah bersih, flep dikembalikan pada tempatnya dan

    dijahit. Pasien dapat diberikan obat-obatan seperti antibiotik,

    analgetik, anti-inflamasi, dan vitamin (sebagai tambahan

    untuk meningkatkan daya tahan tubuh).

    Pasien diberikan petunjuk tertulis yaitu:

    o Pasien tidak boleh berkumur-kumur selama 24 jam danterus menggigit tampon

    o Tampon harus diganti dengan tangan yang bersih bilamasih berdarah

    o Pasien harus istirahat yang cukupo Tampon steril yang diletakkan pada daerah luka harus

    dibuang setelah setengah jam karena dapat

    menyebabkan infeksi. Jika masih terjadi perdarahan,

    maka pasien tersebut harus datang kembali ke rumahsakit untuk diganti tamponnya

    o Bila terjadi perdarahan di rumah, maka pasien disuruhtidur dengan kepala agak ditinggikan

    Hal-hal yang dilakukan bila terjadi pendarahan:

    o Membersihkan lukao Mencari penyebabo Pemberian hemostatikaPada keesokan harinya, pasien dapat berkumur-kumur

    dengan obat kumur atau air gara hangat, dianjurkan setiaphabis makan. Pasien harus memakan makanan yang lunak dan

    bergizi. Kemudian pasien kembali melakukan kontrol setiap

    hari sampai jahitan dibuka, luka dibersihkan dengan air garam

    fisiologis atau aquadest. Selanjutnya diolesi dengan iodine 1-3

    % atau gentran. Setelah 5 hari jahitan dibuka.

  • 7/30/2019 IMPAKSI Nida Roby Iqbal

    19/19

    DAFTAR PUSTAKA

    Pedersen,Gordon W.Buku Ajar Bedah Mulut Editor Drg.LilianYuwono.1996.Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    Gans,Benjamin.J.Atlas Of Oral Surgery.1972.Cv.Mosby Company.

    Itjingningsih W.H.Anatomi Gigi.1995.Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    Kamus Kedokteran Gigi alih bahasa drg.Narlan

    Sumawinata.1995.Jakarta.Penerbit Buku kedokteran EGC.

    Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 25.1998.Jakarta.Penerbit Buku

    Kedokteran EGC.

    Jurnal Dari Peterson,Larry J.Principles Of Management Of Impacted Teeth

    Dengan Alamat Website Http//Www.Scrib.Co.id/Impacted Teeth-Principle Of

    Management Of Impacted Teeth.

    Jurnal Dari Emilia Jeni Susanto.Abnormalitas Pada Gigi.Website

    Www.Scrib.Co.id

    Jurnal Dari Website Dengan Alamat

    Http//Www.Klikdoktermenujuindonesiasehat.Com Dengan Judul Impaksi Molar

    Tiga

    http://www.scrib.co.id/http://www.scrib.co.id/http://www.scrib.co.id/