Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

46
EXTERNAL FACTORS ANALISYS SUMMARY Suatu perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut peluang yang ada. Proses analisis, perumusan dan evaluasi strategi-strategi itu disebut perencanaan strategis. Tujuan utama perencanaan strategis adalah agar perusahaan dapat melihat secara obyektif kondisi-kondisi eksternal dan internal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Dalam hal ini dapat dibedakan secara jelas yaitu fungsi manajemen, konsumen, ditributor dan pesaing. Jadi perencanaan strategi penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memilki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal dari sumber daya yang ada. Memahami lingkungan eksternal Tujuan Analisis lingkungan eksternal untuk mengerti/memahami dan mengetahui peluang dan ancaman diluar perusahaan sehingga manajemen dari organisasi/ perusahaan akan dapat melakukan reaksi secara tepat terhadap setiap perubahan, selain itu agar memiliki kemampuan merespon berbagai isu kritis mengenai lingkungan yang memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap perusahaan. Dalam hal ini dapat ditelaah pada

Transcript of Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

Page 1: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

EXTERNAL FACTORS ANALISYS SUMMARY

Suatu perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi ancaman

eksternal dan merebut peluang yang ada. Proses analisis, perumusan dan evaluasi

strategi-strategi itu disebut perencanaan strategis. Tujuan utama perencanaan strategis

adalah agar perusahaan dapat melihat secara obyektif kondisi-kondisi eksternal dan

internal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal.

Dalam hal ini dapat dibedakan secara jelas yaitu fungsi manajemen, konsumen,

ditributor dan pesaing. Jadi perencanaan strategi penting untuk memperoleh

keunggulan bersaing dan memilki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen

dengan dukungan yang optimal dari sumber daya yang ada.

Memahami lingkungan eksternal

Tujuan Analisis lingkungan eksternal untuk mengerti/memahami dan

mengetahui peluang dan ancaman diluar perusahaan sehingga manajemen dari

organisasi/ perusahaan akan dapat melakukan reaksi secara tepat terhadap setiap

perubahan, selain itu agar memiliki kemampuan merespon berbagai isu kritis

mengenai lingkungan yang memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap perusahaan.

Dalam hal ini dapat ditelaah pada segi ancaman dan peluang terhadap lingkungan.

Ancama adalah suatu kondisi dalam lingkungan umum yang dapat menghambat

usaha-usaha perusahaan untuk mencapai daya saing strategis. Sedangkan peluang

adalah kondisi dalam lingkungan umum yang dapat membantu perusahaan mencapai

daya saing strategis. Proses yang dilakukan ini secara kontinyu untuk melakukan

analisis lingkungan eksternal adalah dengan:

Pemindaian (scanning):

Mengidentifikasi tanda-tanda awal perubahan lingkungan & trend yang

ada.

Page 2: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

Pengawasan (monitoring):

Menemukan arti melalui observasi secara terus-menerus terhadap

perubahan lingkungan & trend.

Peramalan (forecasting):

Membuat proyeksi perkiraan hasil berdasarkan perubahan & trend yang

dimonitor.

Penilaian (assessing):

Menentukan waktu dan arti penting perubahan lingkungan & trend

terhadap strategi dan manajemen perusahaan.

Lingkungan Industri

Sekelompok faktor ancaman masuknya pendatang baru, pemasok, pembeli,

produk pengganti, dan intensitas persaingan antar persaing yang mempengaruhi suatu

perusahaan dan langkah serta tanggapan bersaingnya (porter’s five force analysis).

Ancaman pendatang baru

Ancaman ini menciptakan kekuatan yang bersifat substansial, yang

mempengaruhi besar – kecilnya hambatan yang masuk. Biasanya semakin

tinggi hambatan masuk, semakin rendah ancaman yang masuk dari pendatang

baru. Hambatan yang masuk seperti competitor baru yaitu PT BW Plantation

Tbk (BWPT). Dimana, Produsen baru ini dapat membahayakan perusahaan-

perusahaan kelapa sawit lain yang telah ada. Produsen baru ini menghasilkan

kapasitas produksi tambahan dengan luas lahan 95.182 pada tahun 2009.

Tetapi terdapat kelemahan pada implementasi dari manajemen strategi oleh

pendatang baru ini yang menjadi pengecualian dimana, permintaan terhadap

barang meningkat, tambahan kapasitasnya akan menekan agar biaya bagi

pembeli rendah, yang bisa mengakibatkan turunnya penjualan dan laba bagi

seluruh perusahaan industri tersebut. Untuk itu upaya mempertahankan

stabilitas manajemen strategi dari PT ASTRA AGRO LESTARI yaitu focus

Page 3: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

dalam melakukan program intensifikasi yang mempertahankan posisi

Perseroan sebagai penghasil CPO dengan biaya terefisien dibandingkan

penghasil CPO lainnya di dunia; Melanjutkan program-program peningkatan

yang terfokus pada aktivitas-aktivitas baik di kebun maupun di pabrik, untuk

mencapai produktivitas maksimum dengan biaya terendah dan laba bersih

yang tinggi; lebih memfokuskan kegiatannya untuk terus melakukan program

intensifikasi dibandingkan ekstensifikasi. Tentu saja program pengembangan

akan tetap dilakukan, baik melalui akuisisi maupun penanaman tanaman baru,

sepanjang hal tersebut memberikan dampak positif bagi Perseroan, khususnya

dalam hal profitabilitas.

Kekuatan Tawar dengan Pemasok

Dalam hal ini, Biasanya sedikit jumlah pemasok, semakin penting produk yang dipasok, dan semakin kuat posisi tawarnya. Dimana dalam hal ini pemasok menggunakan kekuatan dalam industry dengan cara mengancam menaikan harga atau menurunkan kuantitas sedangkan pemasok yang kuat dapat menekan profitabilitas industry jika perusahaan tidak mampu mengatasi kenaikan biaya. Jadi dengan, Industri pemasok didominasi hanya oleh sedikit perusahaan, Produk pemasok hanya memiliki sedikit pengganti/substitutes, Pembeli bukan merupakan pelanggan yang penting bagi si pemasok, Produk si pemasok merupakan input yang penting bagi produk pembeli, Produk pemasok didiferensiasikan, Produk pemasok memiliki “switching costs” yang tinggi, Pemasok memiliki ancaman integrasi ke depan yang kuat akan menjadikan pemasok semakin kuat.

Kekuatan Tawar Pembelio Membeli sejumlah besar hasil satuan industri.

o Produk yang dibeli dari suatu industri merupakan porsi yang

signifikan dari biaya pembeli.o Dapat berpindah kepemasok lainnya dengan biaya rendah.

o Produk pemasok tidak eksklusif atau standar, dan memiliki ancaman

berintgrasi ke balakang ke dalan industri pemasok.

Page 4: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

Kekuatan Produk Subsitusi

Ketersedian produk substitusi yg banyak akan membatasi keleluasaan

pemain dalam industri untuk menentukan harga jual produk. Secara umum,

ancaman produk pengganti adalah besar sejumlah pelanggan mengahadapi

sedikit, bila ada, biaya peralihan dan apabila harga produk pengganti tersebut

lebih rendah dan/atau mutu dan kemampuan kinerjanya sama atau lebih besar

dari pada produk yang ada.

Intensitas Rivalitas

o Jumlah Pesaing banyak atau kekuatan seimbang.

o Pertumbuhan Industri yang lambat.

o Biaya tetap atau penyimpanan yang tinggi.

o Kurangnya pembedaan.

o Penambahan kapasitas dalam jumlah besar.

o Keaneragaman Pesaing.

o Kepentingan Straegis yang Tinggi.

Biasanya intensitas persaingan itu dipengaruhi banyak faktor, seperti

struktur biaya produk. Misal kalau semakin besar porsi biaya tetap dlm

struktur biaya , maka semakin tinggi intensitas persaingan. Karena setiap

penjual memiliki tingkat break even point yang tinggi sehingga biasanya..

harus menjual produk dalam jumlah yang besar, dan bila perlu dilakukan

banting harga agar bisa mencapai tingkat break even tersebut.

Lingkungan Umum

Page 5: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

Mencakup elemen dalam masyarakat luas yang dapat mempengaruhi suatu

industri dan perusahaan-perusahaan di dalamnya (PESTA: political force, economic,

social-cultural, technology, and agro-ecology)

PEMBAHASAN

LINGKUNGAN EKSTERNAL BERDASARKAN PESTA

Lingkup umum : sekumpulan aspek dalam lingkup masyarakat yang

mempengaruhi suatu industri yang berada di dalamnya. Berikut beberapa

lingkungan umum yang dapat menjadi peluang maupun ancaman bagi

perusahaan yang bergerak dalam sektor agribisnis.

Politik dan Hukum Hukum antitrust

Hukum pajak

Deregulasi

Ekonomi Tingkat inflasi

Page 6: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

Defisit atau surplus perdagangan

Tingkat tabungan bisnis

Produk domestik bruto

Sosial dan Budaya Selera konsumen

Daya beli masyarakat ke pnga

Kebiasaan masyarakat

Teknologi Inovasi produk

Pengeluaran riset dan perngembangan

Teknologi komunikasi baru

Agroekosistem Iklim

Keunggulan komparatif

POLITICAL AND LAW FORCE

Posisi Indonesia sebagai produsen minyak kelapa sawit (Crud Palm Oil/CPO)

bukan berarti mampu memiliki kebebasan mutlak dalam dunia industri. Ini terbukti

dengan kewajiban Indonesia untuk mematuhi ketentuan yang diatur oleh Roundtable

Sustainable Palm Oil (RSPO). Sertifikat RSPO ini biaya untuk mendapatkan

sertifikat itu membuat harga CPO naik. Dugaan kuat adanya indikasi politik dagang

dalam ketentuan RSPO ini, mengingat Indonesia adalah produsen terbesar CPO

dunia. Saat ini luas kebun sawit di indonesia 7,9 juta hektar, dan menghasilkan

menghasilkan 18,6 juta ton CPO pada tahun 2009,(tempointeraktif.com). Dan ini

Page 7: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

mempunyai keterkaitan juga dengan regulasi-regulasi dari pemerintah seperti

deregulasi, atau hukum antitrust.

Hukum anti-trust merupakan Persaingan hukum, dikenal di Amerika Serikat

adalah hukum yang mempromosikan atau mempertahankan persaingan pasar dengan

mengatur anti-persaingan melakukan. Sejarah hukum persaingan mencapai kembali

ke Kekaisaran Romawi. Praktek bisnis pedagang pasar,serikat dan pemerintah selalu

tunduk pada pengawasan, dan kadang-kadang sanksi berat. Sejak abad ke-20, hokum

persaingan telah menjadi global. Dua dan paling berpengaruh terbesar dalam sistem

peraturan persaingan hukum antitrust Amerika Serikat dan Uni Eropa hukum

persaingan . Otoritas persaingan nasional dan regional di seluruh dunia telah

terbentuk dukungan internasional dan jaringan penegakan hukum.

Deregulasi adalah kebijakan pemerintah untuk mengatur,

mengurangi/meniadakan aturan administratif yang mengekang kebebasan gerak

modal, barang, dan jasa. Dengan kebebasan gerak produksi, distribusi, dan konsumsi

modal, barang, serta jasa. Dimana memiliki keterkaitan pada saat era oil blooming

Krisis harga minyak dunia pertama dan kedua ( 1973-1979) berdampak positif bagi

harga ekspor minyak Indonesia. Tahun 1977 Indonesia mulai menghasilkan minyak

lepas pantai dan mengekspor gas bumi berupa LNG. Hingga sekarang Indonesia

masih merupakan negara pengekspor LNG terbesar dunia.

1. PERIODE STABILISASI & REHABILITASI EKONOMI

Pada awal orde baru, untuk mengatasi kondisi perekonomian yang sangat

memprihatinkan. Angka inflasi diperkirakan 650%. Sehingga mengeluarkan UU No.

13 tahun 1968 tentang BankIndonesia

2. PERIODE PEREKONOMIAN DITUNJANG SEKTOR MINYAK

Kebijakan pemerintah dalam upaya memobilisasi dana masyarakat sebagai sumber

pembiayaan pembangunan disertai dengan Kredit Likuiditas bank Indonesia (KLBI)

Penyediaan KLBI sebagai akibat besarnya penerimaan Negara dari penerimaan

ekspor minyak pada dekade 1970an.

Page 8: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

Kebijakan moneter yang ditempuh:

§ Menetapkan pagu kredit (credit ceiling) & aktiva lainnya

§ Menaikkan bunga kredit

§ Menaikkan bunga deposito & tabungan

§ Menaikkan ketentuan cadangan likuiditas wajib

Pada saat ini juga sedang berlangsung pembentukan Dewan Minyak Sawit

Indonesia dengan maksud agar minyak sawit dan turunannya dapat sebagai market

leader di pasar dunia dan salah satu sumber kekuatan ekonomi nasional serta berperan

dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Beriku beberapa regulasi dan kebijakan

yang ada :

KEBIJAKAN NASIONAL

Beberapa kebijakan pemerintah yang menonjol dan sebagian diantaranya

spesifik minyak sawit adalah:

1. Kebijakan perdagangan untuk menghambat ekspor, stabilisasi harga minyak

goreng dan ketersediaan bahan baku untuk industri dalam negeri diterapkan

melalui penggunaan instrumen pajak ekspor,

2. Kebijakan perpajakan dan retribusi untuk meningkatkan penerimaan negara

dan daerah melalui penggunaan instrumen pajak penghasilan, pertambahan

nilai dan retribusi,

3. Kebijakan yang berkaitan dengan perijinan usaha/investasi, yaitu adanya

integrasi vertikal antara kebun kelapa sawit dengan pengolahan dan integrasi

horizontal antara kebun kelapa sawit dengan usaha lain, misalnya ternak

4. Pengembangan perkebunan melalui penerapan 5 pola, yaitu:

o Pola koperasi usaha perkebunan (Pola KUP),

o Pola patungan koperasi sebagai majoritas pemegang saham dan

investor sebagai minoritas pemegang saham (Pola Pat K-I),

Page 9: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

o Pola patungan investor sebagai mayoritas pemegang saham dan

koperasi sebagai minoritas pemegang saham (Pola Pat I-K),

o Pola built, operated, and transferred (Pola BOT), dan

o Pola bank tabungan negara (Pola BTN).

5. Sebagai bagian integral dari subsektor perkebunan, usaha di agribisnis kelapa

sawit juga tunduk pada pengaturan yang ditetapkan dalam UU No. 18 Tahun

2004 di samping aturan perundang-undangan lainnya.

REGULASI NASIONAL

Beberapa regulasi yang mengatur tentang pengusahaan komoditas kelapa sawit, diantaranya:

UU 41 tahun 1999 tentang kehutanan dan peraturan seperti PP 6 tahun

2007 memperbolehkan penanaman pohon perkebunan dalam kawasan

hutan tanaman.

Kementerian Kehutanan mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10

Tahun 2010 Tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan Dan Fungsi

Kawasan hutan.

Undang-undang No. 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan, yang memiliki

ruang lingkup pengaturan meliputi perencanaan perkebunan, penggunaan

tanah, pemberdayaan dan pengelolaan usaha, pengelolaan dan pemasaran

hasil, penelitian dan pengembangan, pengembangan sumber daya,

pembiayaan dan pembinaan serta pengawasan. Perencanaan perkebunan

didasarkan diantaranya pada rencana pembangunan nasional, tata ruang

wilayah, kesesuaian tanah dan iklim serta ketersediaan tanah untuk usaha

perkebunan.

Keputusan Menteri Pertanian No. 357/Kpts/HK.350/5/2002 tentang

Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan. Menurut Kepmen ini, jenis usaha

perkebunan terdiri atas usaha budidaya perkebunan dan usaha industri

Page 10: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

perkebunan. Usaha budidaya perkebunan terdiri atas usaha budidaya

tanaman skala besar yang harus diusahakan oleh perusahaan perkebunan

dan usaha budidaya tanaman skala kecil yang dapat dilakukan oleh petani

pekebun. Usaha budidaya perkebunan yang luas lahannya 25 ha atau

lebih wajib memiliki IUP (Ijin Usaha Perkebunan). Sedangkan bila

kurang dari 25 ha wajib dilakukan pendaftaran oleh pemberi izin. IUP

berlaku selama perusahaan melakukan pengelolaan perkebunan secara

komersil yang sesuai dengan standar teknis dan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundangan yang berlaku.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 335/KMK.017/1998 tentang

Tatacara Pembayaran dan Penyetoran Pajak Ekspor Kelapa Sawit,

Minyak Sawit, Minyak Kelapa dan Produk Turunannya.

REGULASI DAN KEBIJAKAN INTERNASIONAL

ISO 9000 dan ISO 14000 kelapa sawit sebagai seri standar internasional

mengakui pentingnya audit sebagai alat untuk pemantauan dan verifikasi

pelaksanaan kualitas perusahaan dan / atau kebijakan lingkungan

disekitar kelapa sawit.

Regulasi investasi public

Mengharuskan sertifikasi RSPO untuk perusahaan perkebunan besar

kelapa sawit sebagai stadarisasi kualitas CPO.

Adanya hukum antirust pada kartel internasional pada beberapa Negara

seperti amerika (The Sherman Antitrust Act,1890), uni eropa (surat pasal

101 TFEU, traktat roma).

Hal-hal diatas mempunyai pengaruh ke ancaman dan peluang untuk

perusahaan kelapa sawit di Indonesia oleh karena itu adanya kebijakan dan regulasi

internal dalam negeri dan dalam perusahaan.

Page 11: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

EKONOMI

Saat ini produksi kelapa sawit Indonesia nomor satu dibanding Malaysia. Per

tahun 2010 sekitar 21, 5 juta ton dan untuk tahun 2011 diharapkan bisa naik 10-15%.

Indonesia mampu menjadi negara penghasil CPO nomor satu di dunia lebih cepat dari

prediksi sebelumnya. Semula Indonesia diperkirakan baru akan menjadi produsen

CPO terbesar di dunia pada 2010. Ternyata mulai 2008 kita mampu merealisasikan

prediksi tersebut dua tahun lebih cepat.

Di sisi lain, meskipun terjadi fluktuasi harga di pasar global, volume ekspor

CPO justru terus mengalami peningkatan menjadi 12,5 juta ton pada 2008, dengan

luas lahan sawit mencapai 8,127 juta hektare dengan produktivitas tanaman sawit 3,7

juta ton per hektare.

Peningkatan produksi CPO membawa dampak besar bagi pertumbuhan

perekonomian nasional. Industri sawit mampu memberikan sumbangan pada PDB

sebesar 4,5% dengan perolehan devisa dari ekspor CPO sebesar Rp3,5 miliar. Industri

kelapa sawit sangat berperan dalam membangkitkan perekonomian nasional. Industri

ini banyak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan bangsa. Produksi

CPO Indonesia sembilan kali lipat produksi kedelai dunia.

Pada 2008, produksi CPO mencapai 22 juta ton dan naik mencapai 40 juta ton

pada 2020. Kita terbesar di dunia. Dunia bergetar dengan kekuatan CPO Indonesia,

CPO merupakan anugerah yang diberikan Tuhan kepada Indonesia yang seharusnya

disyukuri,

Potensi pasar ekspor juga meningkat, mulai dari China, India dan Eropa

Timur. Potensi ekspor CPO sangat menjanjikan, bisa melayani 350 juta penduduk

ekonomi. Bahkan beberapa perusahan sawit sudah membuka kebun sawit di Afrika,

Brazil, China dan negara Amerika Latin untuk berekspansi. Salah satu contoh adalah

perusahaan Sinar Mas yang membuka lahan sawit di Liberia seluas 250.000 hektare,

kebutuhan CPO dunia naik 7-11% per tahun.

Page 12: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

Indonesia penghasil 50% dari kebutuhan dunia, Diketahui kebutuhan dunia

pada 2015 diperkirakan mencapai 62,5 juta ton dan akan meningkat menjadi 76 juta

ton pada 2025. Permintaan CPO dunia naik 5% per tahun, yang juga bergantung pada

produk Indonesia sebagai pemasok 46% CPO dunia atau yang terbesar.

Saat ini industri CPO memberikan kontribusi yang signifikan ke

perekonomian, baik nasional maupun regional. Sumatra memproduksi 73% CPO

Indonesia, meski Kalimantan juga memiliki potensi sebagai produsen CPO. Industri

CPO juga memperluas lapangan pekerjaan karena 42% kebun kelapa sawit dimiliki

petani kecil. Level produksi CPO yang diproduksi masyarakat lokal sangat kecil,

hanya 3,4 ton per hektar. Padahal kapasitas nasional 3,8 ton per hektar. Malaysia

sanggup memproduksi 4,6 ton per hektar.

Pada visi 2025, ditargetkan ada peningkatan valuasi produksi CPO sebanyak

US$8-42 miliar dari level saat ini. penambahan itu ditopang industri hulu seperti

ekspansi penanaman selektif, konversi lahan pertanian produktif dan pertumbuhan

produksi CPO (PN8, Maret ’11) .

Inflasi

CPO merupakan komoditas strategis dalam ekonomi Indonesia.

Pertama, sebagai bahan baku untuk minyak makan utama, harganya

memainkan peran penting dalam mendeterminasi angka inflasi

ekonomi Indonesia. (ombing,2007)

Nilai Export

Indonesia adalah negara net-exporter minyak sawit, tetapi

dalam keadaan mendesak Indonesia juga mengimpor minyak sawit.

Negara tujuan utama ekspor minyak sawit Indonesia adalah Eropa

Barat, India, Pakistan, Cina, dan Jepang. Produk yang diekspor adalah

minyak olahan tahap awal seperti RBD palm oil, CPO, dan beberapa

produk oleokimia. Secara umum, ekspor minyak sawit Indonesia

1988-2000 meningkat dengan laju 13,5%/tahun.

Page 13: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

Volume dan nilai export minyak dan inti sawit

Impor minyak sawit umumnya dalam bentuk olein dari

Malaysia Impor ini biasanya terjadi pada waktu harga dunia tinggi

dimana terjadi rush export dari Indonesia.

Page 14: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

Dalam keadaan demikian biasanya pemerintah menggunakan

mekanisme pajak ekspor untuk menjamin pasokan dalam negeri yang

besarnya pernah mencapai 60%.

85

Perkembangan harga minyak sawit (CPO) di pasar domestik

dan internasional sejak tahun 1988 sampai dengan 2002 menunjukkan

kecenderungan yang menaik.

Page 15: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

Pergerakan harga minyak sawit di pasar internasional

ditransmisikan ke pasar domestik (border price dan whole sale price)

melalui mekanisme pasar. Secara umum pergerakan harga minyak

sawit domestik searah dengan perkembangan harga minyak sawit di

pasar internasional. Selain itu, harga minyak sawit juga mempunyai

fluktuasi musiman (Gambar 1). Dalam semester 1, harga pada bulan

Januari biasanya adalah paling tinggi kemudian turun melandai dalam

Februari sampai Mei. Dalam semester 2, penurunan harga yang paling

tajam terjadi pada Mei-Juli/Agustus dan naik sampai dengan bulan

Januari.

Sedangkan sekarang ini, factor turunnya harga CPO di awal

tahun 2009 mengakibatkan nilai ekspor minyak sawit Indonesia

terkoreksi cukup signifikan. Hal ini disebabkan pergerakan harga CPO

tahun 2009 lebih rendah dari 2008. Dibandingkan tahun 2008 yang

nilai ekspornya mencapai US$ 15,58 miliar nilai ekspor CPO pada

2009 turun menjadi US$ 10 miliar. Tetapi, total volume perdagangan

ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan produk

turunannya sepanjang tahun 2009 mencapai 15,5 juta ton, atau

mengalami kenaikan 1,7 juta ton dibandingkan dengan tahun 2008

Page 16: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

yang hanya sebesar 13,8 juta ton (detik.com). sedangkan, Berdasarkan

data Greenomics Indonesia, nilai ekspor CPO/produk turunannya di

Indonesia meningkat lebih dari 3 kali lipat dari US$669 juta pada 2005

menjadi US$2,17 miliar pada 2010. 

Dari jumlah ini, produk mentah CPO lebih disukai dengan nilai

US$383,58 juta pada 2005 menjadi US$1,79 miliar di 2010. Secara

keseluruhan, total nilai ekspor CPO Indonesia ke seluruh dunia

mencapai US$3,76 miliar pada 2005 dan naik 3 kali lipat pada 2010

menjadi US$13,47 miliar. 

Selama ini, pasar Indonesia ke Uni Eropa masih berorientasi ke

Eropa Barat lewat Rotterdam (Belanda) dan Hamburg (Jerman).

Namun karena sekarang mereka mulai melakukan pengetatan dan

memberlakukan bea masuk yang sangat besar, Indonesia tampaknya

mulai mengalihkan pasar ke Eropa Timur. 

Dimana, pasar Eropa Timur juga tidak kalah dengan Eropa Barat

karena mereka harus melayani 350 juta penduduk dengan

pertumbuhan populasi 5%-7% sehingga kita optimistis pertumbuhan

ekspor ke sana prospektif, (Bayu, ciputraentrepreneurship.com)

PDB

Kontribusi subsektor perkebunan dalam perekonomian

Indonesia, semakin jauh. Sebutlah misalnya dari sisi indikator makro.

Pada neraca perdagangan untuk 12 komoditas unggulan perkebunan

pada periode 2005-2009, misalnya. Jika pada 2005 surplus sebesar

US$7,88 miliar, pada 2009 menjadi US$28,45 miliar. Per tahun,

tumbuh 38%.

Ekspor minyak sawit mentah [crude palm oil/CPO) dan produk

turunannya diproyeksikan akan mencapai US$15 miliar hingga akhir

2010. Proyeksi kenaikan tersebut mempertimbangkan adanya

peningkatan permintaan pada 2 bulan terakhir. Permintaan CPO ke

Page 17: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

depan cenderung meningkat seiring meluasnya penggunaan minyak

sawit sebagai energi terbarukan, yakni berupa bahan bakar nabati.

Prospek industri sawit akan terus berkembang, demikian opini

yang berkembang di tengah kalangan pengusaha. Industri ini telah

berkontribusi terhadap lapangan kerja dengan 1,2 juta keluarga bekerja

di sektor ini dan kontribusi ekspor USS10 miliar pada 2009. Sektor ini

banyak memberi kontribusi bagi perkembangan ekonomi Indonesia.

Dari segi nilai absolut, berdasarkan harga yang berlaku, PDB

perkebunan 2003 meningkat sekitar Rp33,7 triliun pada 2000 menjadi

sekitar Rp47 triliun pada 2003 atau meningkat dengan laju sekitar

11,7% pertahun.

Dengan peningkatan tersebut, kontribusi PDB subsektor

perkebunan terhadap PDB sektor pertanian adalah sekitar 16 %.

Terhadap PDB secara nasional tanpa migas, kontribusi subsektor

perkebunan adalah sekitar 2,9% atau sekitar 2.6 % PDB total.

Perkembangan PDB perkebunan itu selama periode 2005-

2009, atas dasar harga berlaku, nilai PDB perkebunansecara kumulatif

mengalami peningkatan, yaitu dari Rp56,43 triliun pada 2005 menjadi

Rp 130,50 triliun pada 2009 atau tumbuh rata-rata per tahun 23,52%.

Angka ini lebih besar dari rata-rata pertumbuhan PDB pertanian

(23,30%) maupun PDB nasional (17,94%). Rata-rata pangsa terhadap

PDB pertanian 19,83% atau 2,11% terhadap PDB nasional.

Nilai PDB perkebunan secara kumulatif juga mengalami

peningkatan, yaitu dari Rp39,81 triliun pada 2005 menjadi Rp45,53

triliun pada 2009 atau meningkat dengan rata-rata laju pertumbuhan

per tahun mencapai 3,42%. Angka ini lebih besar dari rata-rata laju

pertumbuhan PDB pertanian, tetapi masih di bawah rata-rata laju

pertumbuan PDB nasional.(Bisnis Indonesia)

Page 18: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

IHSG

Melihat masih bergejolaknya Index Harga saham Gabungan

(IHSG) Indonesia beberapa pekan terakhir ini, berfluktuatifnya posisi

IHSG masih akan terjadi dan bisa tembus ke level 3.200. Selain

disebabkan inflasi, hal tersebut juga dikarenakan kondisi IHSG

Page 19: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

Indonesia tidak hanya ditentukan oleh kondisi Indonesia semata.

(Mirza aditswara, infobank, januari’11)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor yang

cukup spektakuler pada tahun 2010 ini dengan menciptakan rekor

terbarunya sepanjang sejarah. IHSG hingga triwulan III-2010 tercatat

naik hingga 40% dan melonjak 190% sejak Maret 2009. IHSG mulai

pulih setelah sempat terkena dampak krisis pada tahun 2009.

Sepanjang tahun 2010 ini, IHSG sempat menembus rekor tertingginya

sepanjang sejarah di level 3.786,09 pada 9 Desember. Dengan

demikian, sepanjang tahun 2010 ini, IHSG menguat hampir 1.200 poin

karena pada pembukaan awal tahun, 4 Januari 2010, IHSG ditutup

pada level 2.575,41. 

Sementara tingkat imbal hasil obligasi pemerintah dalam mata uang

lokal berada pada titik terendah yang pernah tercatat. Tingkat imbal

hasil atau yoeld obligasi negara 10 tahunan jatuh 280 basis poin sejak

Januari (dari 9,9 menjadi 7,1%), obligasi 5 tahunan jatuh 230 poin

(8,8% menjadi 6,5%), (detikfinance).

Page 20: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

Kurs Jual Beli

USD 8,775.00 8,525.00

SGD 6,997.10 6,771.10

HKD 1,129.55 1,095.55

AUD 9,218.40 8,921.40

JPY 105.08 101.10

EUR 12,731.05 12,342.05

13 Apr 2011 - 09:18

VALUTA ASING

INDEXS

IHSG 3,719 -0.71%

Dow Jones 12,263 -0.95%

Nasdaq 2,744 -0.96%

HIS 23.968 -0.03%

13 Apr 2011 - 09:11

Page 21: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

Social – Budaya

Hasil pemantauan dari berbagai media pada tahun 2011 dan

tahun-tahun sebelumnya, harga dari produk turunan cpo ini (minyak

goreng) mengalami flutuasi yang sulit terprediksi. Dari manufaktur

sektor usaha pangan hanya dapat diproyeksikan meningkat hingga

10% - 12% pada 2009 hingga saat ini . Karena harga pangan akan

sedikit mengalami penurunan. Minyak goreng membawa buruk pada

turunnya harga komoditas pada cpo yang membawa dampak postif

terhadap makan olahan dan sejenisnya. Ini menandakan adanya Selera

konsumen penggunaan kebutuhan dari minyak goreng atas

pengetahuan dan kebiasaan. Sehingga mempengaruhi daya beli

masyarakat akan minyak goreng kemasan maupun curah itu sendiri.

Teknologi

Inovasi produk

Kelapa sawit, seperti minyak nabati lainnya, dapat digunakan

untuk membuat biodiesel , baik sebagai kelapa sawit diproses hanya

dicampur dengan solar , atau diproses melalui transesterifikasi untuk

membuat minyak sawit ester metil campuran, yang memenuhi

internasional EN14214 spesifikasi. Proses yang sebenarnya digunakan

untuk menghasilkan biodiesel di seluruh dunia bervariasi antara negara

dan persyaratan pasar yang berbeda. Next generation biofuel proses

produksi juga sedang diuji dalam percobaan jumlah relatif kecil.

IEA memprediksi bahwa biofuel penggunaan di negara-negara Asia

akan tetap sederhana. 

Alat-alat dan software

Software

Page 22: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

Permintaan minyak sawit meningkat secara signifikan, baik

lokal maupun untuk ekspor sehingga pembukaan lahan lebih lanjut

dan konversi perkebunan yang ada di wilayah yang luas di Sumatera

dan Kalimantan. Biasanya, perkebunan kelapa sawit meliputi daerah

produksi yang membutuhkan infrastruktur pendukung seperti

bangunan, jalan dan jasa. Untuk lebih mengontrol sumber daya yang

terkait dan aset, GIS dianggap sebagai alat penting untuk pengelolaan

yang efektif. Penerapan teknologi ini hanya perlahan-lahan muncul di

industri perkebunan Indonesia. GIS untuk perkebunan kelapa sawit

meliputi pemetaan, infrastruktur, perencanaan produksi, dan analisis

control untuk beberapa perkebunan berbagai tahap pembangunan.

Karena sifat dinamis pembangunan perkebunan, kebutuhan informasi

berubah selama siklus hidup tanaman dan ini telah diperhitungkan

dalam makalah ini. Referensi dibuat untuk keberhasilan penerapan

teknologi GIS untuk beberapa proyek perkebunan di Sumatera,

Indonesia.

Selain itu ada pula software untuk penunjang dari GIS yaitu

Geo-Information Technologies (GIT) menyediakan alat penting untuk

pengelolaan perkebunan. Sebelum pengenalan sistem penentuan posisi

global dan sistem informasi geografis, data yang diperoleh di lapangan

sulit untuk mendapatkan dan dalam banyak kasus tidak akurat. Contoh

umum termasuk batas perkebunan bervariasi dari izin pemerintah, dan

daerah produksi yang diterapkan berbeda dari yang sebenarnya. 

Selain itu, pengelolaan perkebunan harus mempertimbangkan sifat

perubahan suatu perkebunan yang membentang dari pembukaan lahan

awal, tahap produksi dan akhirnya kembali penanaman atau fase

konversi. GIS berbeda dari metode tradisional untuk menyediakan

alat-alat alternatif yang dapat memonitor dan menganalisis

data. Dengan menciptakan GIS, perkebunan dan produksi dapat lebih

efisien dan efektif dikelola untuk meningkatkan profitabilitas. 

Page 23: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

Ketika GPS dan GIS teknologi yang diterapkan, informasi

yang akurat, dapat diandalkan dan berulang.Teknologi ini disambut

oleh manajemen kebun, sebagai teknologi GIS mendirikan dasar yang

diandalkan untuk membuat keputusan. GIS memungkinkan anaisis

manajemen, efektif dan menampikan informasi secara jelas dan

terstruktur. Aplikasi SIG akan mengarah pada efisiensi dan

profitabilitas yang lebih besar karena lebih besar. Penggunaan

teknologi ini dan kelebihan aplikasi perusahaan tidak diketahui secara

luas oleh industri perkebunan.pendidikan lebih lanjut dan eksposur

industri diperlukan untuk membawa kesadaran yang lebih besar dari

GIT untuk industri perkebunan kelapa sawit. 

Sejauh ini beberapa perusahaan perkebunan sudah

menggunakan software GIS dan GIT seperti kwala pasilam estate

(malaysia), perkebunan balai gajah (Sumatra utara), dan Rimba

Sawang Estate, Aceh Tamiang (aceh).

Beberapa alsintan yang biasa digunakan di perusahaan industry

perkebunan kelapa sawit mikro maupun makro

Fraksinasi kelapa sawit fully aoutomatic oil press

Page 24: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

Peralatan ekstraksi minyak kelapa boiler sabut kelapa b.bakar m.termal

Generasi baru minya inti expeller palm oil refining machine 2T/D

Perkembangan teknologi Perusahaan Minyak Sawit diluar negeri :

Thailand

Industri Minyak Kelapa Chumporn Public Company Limited

(CPI) mulai konstruksi kelapa sawit di Salui, Tasae Kabupaten,

provinsi Chumporn, Thailand, pada bulan Juni 2004. kilang ini

Page 25: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

dibangun untuk memenuhi permintaan global untuk produk minyak

sawit, khususnya dimurnikan, dijernihkan dan komponen

dihilangkan, untuk digunakan dalam makanan berkualitas tinggi dan

produk kosmetik. Perusahaan ini berkerjasama dengan De Smet

Jerman, sebuah perusahaan terkemuka dalam penyediaan, pembuatan

dan pemasangan alat penyulingan minyak ringan. Ini adalah kedua

De Smet fraksinasi dan pemurnian untuk CPI. Peralatan ini termasuk

teknologi pengolahan kelapa sawit yang inovatif untuk deodorising,

yang disebut Sistem Sublimax Es Kondensasi. 

Malaysia

Dari segi produktivitas, industri sawit masih tidak

menunjukkan peningkatan yang diharapkan. Tahun 2003, rata-rata

produksi minyak hanya 3.75 ton / hektar / tahun. Dimana, Negara ini

mulai bergerak dan mengembangkan teknologi baru seperti:

Pensterilan berkelanjutan

MPOB berhasil mengembangkan proses pensterilan tandan

sawit secara berkelanjutan di pabrik. MPOB TOT 148 (2002):

Continuous Sterilization of Oil Palm Fresh Fruit Bunches, by

Sivasothy Kandiah, Rohaya Mohamad Halim, Yusof Basiron,

Zulkifli Abd Rahman, dan Ma Ah Ngan. Proses pensterilan

tandan sawit secara berkelanjutan yang dikembangkan MPOB

berpotensi berdaya maju pada skala komersial.

Teknologi dandang baru

Teknologi Dandang masih baru yaitu inovasi pembuatan ramah

lingkungan dan bisa mengontrol emisi asap dan partikel lain

untuk mengatasi masalah pencemaran alam. Teknologi baru ini

sangat relevan dengan penekanan mengurangi emisi gas rumah

kaca untuk menstabilkan kepekatannya di atmosfer dan pada

Page 26: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

waktu sama dapat menangani pemanasan global menyusul

kenaikan suhu air laut, kemarau dan badai topan.

Pembuangan benda asing

Teknologi Pembuangan Benda Asing menggunakan proses

pemisahan dua tingkat untuk pengasingan benda asing bersama

buah lerai dari tandan kosong. Sedangkan teknologi Pensterilan

Berkelanjutan dan Otomatisasi Keseluruhan Pabrik adalah

teknologi pembuatan holistik yang memungkinkan operasi

dilakukan berkelanjutan melalui kontrol komputer dan

menggunakan kebutuhan tenaga kerja yang minimal.

Daur ulang

Kegiatan daur ulang dalam petunjuk bahan biomassa sawit

(berbasis bahan kering) telah berada di tingkat 90%. Tingkat

ini diperkirakan akan meningkat dalam berbagai inisiatif yang

telah diterapkan untuk mendorong usahaniaga produksi energi

dalam bio-diesel sawit serta program energi baru, di samping

produksi ampas dan kertas, serta bahan tambah nilai yang lain.

Agroecologi

Beberapa ilmuwan akan mendukung pernyataan bahwa

perkebunan kelapa sawit melepas lebih banyak karbon dibandingkan

dengan hutan tropis alami. Bahkan, beberapa penelitian terbaru

menunjukkan bahwa perkebunan kelapa sawit, jika dibangun di daerah

lahan gambut dan hutan alami, menghasilkan lebih banyak emisi gas

rumah kaca dibandingkan dengan hutan alami. Jika penggunaan pupuk

dan emisi dari proses dimasukkan ke dalam perhitungan, dampak pada

iklim dari pengubahan hutan alami untuk kelapa sawit bahkal lebih

besar lagi. 

Page 27: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

Seperti kasus pada tumbuhan apapun, pohon-pohon kelapa

sawit memang menyita karbon karena saat mereka tumbuh - karbon

adalah blok pertumbuhan dasar dalam jaringan tumbuhan. Walau

demikian, proses penggundulan hutan dalam rangka mendirikan

sebuah perkebunan melepaskan lebih banyak karbon dibandingkan

yang akan digunakan oleh kelapa sawit-kelapa sawit yang tumbuh.

Jadi, sementara sebuah perkebunan kelapa sawit baru akan tumbuh

lebih cepat - dan menyita karbon lebih tinggi pada hitungan tahunan -

dibandingkan dengan hutan alami yang terus beregenerasi, pada

akhirnya, perkebunan minyak ini akan tetap menyimpan lebih sedikit

karbon (50-90 persen lebih rendah dalam 20 tahun) dari pada kawasan

hutan aslinya. 

Pelepasan karbon bahkan lebih tinggi jika perkebunan

didirikan di lahan gambut, yang menyimpan karbon dalam jumlah

banyak namun melepasnya saat mereka kekurangan air. (terbuka

karena udara, gambut secara cepat beroksidasi, dekomposisasi, dan

melepaskan karbon dioksida.) 

"Emisi dari pengubahan hutan jelas mempercepat fiksasi potensial

karbon dari penanaman kelapa sawit," Germer dan Sauerborn menulis

dalam makalah tahun 2007 yang dicetak dalam jurnal Environment,

Development and Sustainability.

Page 28: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

Pengubahan hutan pada tanah bermineral untuk

mengembangkan panen tunggal kelapa sawit menyebabkan bersihnya

pelepasan 650 Mg karbon dioksida ekuivalen per hektar, sementara

emisi dari pengubahan hutan gambut lebih tinggi karena dekomposasi

dari gambut kering dan penghasilan emisi dari karbon oksid dan nitro

oksid

Pengubahan dari satu hektar hutan pada gambut melepaskan

lebih dari 1.300 Mg karbon dioksida ekuivalen selama putaran 25

tahun pertama pertumbuhan kelapa sawit. Bergantung pada kedalaman

gambut, dekomposasi secara terus-menerus memperbanyak emisi

dengan setiap tambahan putaran sebesar 800 Mg karbondioksida

ekuivalen per hektar.

Page 29: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

Menurut Meine van Noordwijk dari World Agroforestry

Center (ICRAF) mengatakan bahwa pernyataan industri tentang

superioritas karbon untuk perkebunan jatuh saat mereka melihat

gambaran besarnya. Sementara masa hidup rata-rata dari perkebunan

kelapa sawit di bawah 30-40 tahun. 

Data dari Wetlands International, sebuah kelompok lingkungan

hidup terkemuka yang telah mengeluarkan penelitian yang banyak

dipuji tentang emisi dari degradasi dan perusakan lahan gambut,

menunjukkan bahwa produksi darisatu ton minyak kelapa di lahan

gambut menghasilkan emisi karbon dioksida hingga 33 ton. Wetlands

International memperkirakan bahwa 1,5 juta hektar dari minyak kelapa

yang ditanam di lahan gambut di Indonesia menyumbangkan 100 ton

emisi karbon dioksida per hektar, hanya dari pengeringan saja. 

Sementara data menunjukkan bahwa perkebunan kelapa sawit

bukanlah bandingan bagi hutan alami dalam hal penyimpanan karbon,

minyak kelapa masih dapat berperan dalam usaha pengurangan emisi

gas rumah kaca. Kelapa saawit adalah satu dari bibit minyak yang

paling produktif di dunia - dalam ukuran berdasar per unit area,

biodiesel dihasilkan dari kelapa sawit jauh melampaui bio diesel

konvensional seperti jagung, kedelai, bibit gula rapeseet, dan tebu. 

Dengan kata lain, menggunakan kelapa sawit sebagai sumber

biodiesel akan membutuhkan lebih sedikit lahan konversi untuk stok

bioenergi dibanding sumber lain, dan menyisakan lebih banyak lahan

untuk digunakan kepentingan lain, termasuk konservasi. 

Untuk itu, kunci memaksimalkan keuntungan potensial dari

minyak kelapa adalah dengan mendirikan perkebunan di sepuluh dari

ribuan hektar lahan sisa yang ditinggalkan dan sudah terlanjur gundul,

sementara melindungi lahan gambut dan hutan alami negara yang

masih ada untuk keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, dan

kegunaan ekosistem lainnya.

Page 30: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

Untuk menjadikannya kenyataan, pemerintah Indonesia,

produsen minyak kelapa, dan konsumen minyak kelapa harus bekerja

sama untuk membangun sebuah mekanisme pelacakan rantai

persediaan yang transparan dan kuat untuk minyak kelapa atau paling

tidak untuk memastikan bahwa hutan alami dan lahan gambut tidak

diubah untuk produksi.

Industri sawit harus memperhatikan dan menanganinya dengan bijak atas factor-

faktor eksternal yang sudah diuraikan untuk memastikan industry perusahaan

perkebunan di Indonesia dapat bersaing dengan produsen kelapa sawit di berskala

nasional dan internasional. Dengan beberapa tindakan proaktif yang harus diambil

adalah:

inovasi dan teknologi baru

melakukan pematangan manajemen strategi

menjaga atau memperbaiki kualitas

alsintan yang memadai

Kemajuan di bidang internet dan e-komersial serta software terbaru.

Kemajuan di bidang internet dan e-komersial memungkinkan pabrik dan

pedagang mengurangi biaya produksi. Teknologi baru yang inovatif seperti teknologi

Pensterilan Berkelanjutan Buah Tandan Segar (TBS), Otomatisasi Keseluruhan mesin

Pabrik, Pengolahan Tandan Kosong, Teknologi Pembuangan Benda Asing dan

Perawatan Efluen untuk pabrik pengolahan buah sawit yang dapat meningkatkan

efisiensi pembuatan dan mengurangi penggunaan karyawan sebanyak 50 persen.

Inovasi dan teknologi baru seperti ini akan di galakkan pemakaiannya ke semua

perusahaan pengolahan buah sawit di seluruh negara.

Page 31: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

DAFTAR PUSTAKA

http://kiekie-myblog.blogspot.com/2010/03/analisa-lima-kekuatan-persaingan.html

http://www.detikfinance.com/read/2010/01/26/184357/1286598/4/nilai-ekspor-cpo-

ri-di-2009-turun-tapi-volume-naik

http://www.ciputraentrepreneurship.com/resep/7312-indonesia-ekspor-cpo-ke-eropa-

timur.html

http://bataviase.co.id/node/488381

http://ombing2002.blogspot.com/2007/07/quo-vadis-cpo-indonesia.html

http://www.bps.go.id/aboutus.php?tabel=1&id_subyek=54

http://paninsekuritas.co.id/?page=berita&id=SU5GLTIwMTEwMTE5MTYwNDMzLnhtbA==

http://www.detikfinance.com/read/2010/12/19/141237/1528189/6/ihsg-melonjak-40-

bank-dunia-nilai-tak-berdampak-signifikan-ke-ekonomi-ri

http://www.infobanknews.com/2011/01/inflasi-tinggi-ihsg-masih-berpeluang-turun-pada-

level-3-200/

http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_perusahaan_kelapa_sawit_Indonesia

http://www.ipard.com/art_perkebun/PROSPEK%20DAN%20ARAH%20PENGEMBANGAN

%20KELAPA%20SAWIT%20FINAL.pdf

http://www.gisdevelopment.net/application/agriculture/overview/ma07201.htm

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.alibaba.com/showroom/palm-oil-technology.html

www.gisdevelopment.net/application/agriculture/overview/

Page 32: Woi Udah Jadi Ini Efas Revisi Manstrat Ke 2

http://www.foodprocessing-technology.com/projects/chumporn/