Web viewsistem kesehatan di bawah bimbingan dari praktisi kesehatan untuk meningkatkan tatalaksana...

8
Dalam upaya mempercepat penurunan AKI dan AKN tersebut, pada tanggal 26 Januari 2012 Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan dr. Ratna Rosita, MPHM bersama Dirjen Direktorat Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak Dr. Slamet Riyadi Yuwono, dan Direktur USAID Indonesia Glenn Anders telah meluncurkan program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) di Kementerian Kesehatan RI. Program EMAS merupakan program hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan lembaga donor USAID, yang bertujuan untuk menurunkan AKI dan AKN di Indonesia sebesar 25%. Untuk mencapai target tersebut, program EMAS akan dilaksanakan di provinsi dan kabupaten dengan jumlah kematian yang besar Wakil Director dari USAID, Derrik Brown bersama Gubernur Jawa Timur, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, pejabat senior Kementerian Kesehatan RI, Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), dan direktur-direktur RS di Jawa Timur meresmikan program Expanding Maternal and Newborn Survival (EMAS) di Jawa Timur pada acara Rakorkesda Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur-25 April 2012. Program EMAS akan difokuskan pada 30 kabupaten di enam provinsi yaitu Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah dan JawaTimur, karena provinsi-provinsi tersebut menyumbang kurang lebih 50 persen dari seluruh kematian ibu di Indonesia. Jawa Timur daerah intervensinya adalah Kabupaten Malang, Kabupaten Sidoarjo, Kab dan Kota Pasuruan, Kab Jombang, Kab dan Kota Blitar, Kab. Nganjuk dan Kab. Tuban. Kabupaten dan Kota Blitar Fasilitas Kesehatan yang menjadi dampingan EMAS adalah RSUD Ngudi Waluyo, RSD Mardi Waluyo, RSU An Nisaa, RSU Aulia, RSU Aminah, PKM Doko, PKM Gandusari, PKM Ponggok, PKM Wonotirto, PKM Kepanjenkidul dan PKM Sananwetan. EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survival) adalah sebuah program kerjasama Kementrian Kesehatan RI dan USAID selama lima tahun (2012- 2016) dalam rangka mengurangi angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Program EMAS akan meningkatkan kualitas pelayanan darurat obstetri dan neonatal dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem rujukan antara rumah sakit dan Puskesmas, BPS, dokter praktek. Melalui review secara sistematis dari prosedur dan kebijakan di rumah sakit, terlibatnya penyedia layanan kesehatan dalam proses identifikasi masalah, menetapkan standar untuk perawatan, merancang solusi untuk memperbaiki kekurangan dan manfaat dari perubahan yang terjadi-semua dengan tujuan menyelamatkan nyawa ibu dan bayi baru lahir. "Perubahan bukanlah hal yang mudah," "tetapi perubahan sangat mungkin jika kita

Transcript of Web viewsistem kesehatan di bawah bimbingan dari praktisi kesehatan untuk meningkatkan tatalaksana...

Dalam upaya mempercepat penurunan AKI dan AKN tersebut, pada tanggal 26 Januari 2012 Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan dr. Ratna Rosita, MPHM bersama Dirjen Direktorat Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak Dr. Slamet Riyadi Yuwono, dan Direktur USAID Indonesia Glenn Anders telah meluncurkan program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) di Kementerian Kesehatan RI. Program EMAS merupakan program hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan lembaga donor USAID, yang bertujuan untuk menurunkan AKI dan AKN di Indonesia sebesar 25%. Untuk mencapai target tersebut, program EMAS akan dilaksanakan di provinsi dan kabupaten dengan jumlah kematian yang besar

Wakil Director dari USAID, Derrik Brown bersama Gubernur Jawa Timur, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, pejabat senior Kementerian Kesehatan RI, Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), dan direktur-direktur RS di Jawa Timur meresmikan program Expanding Maternal and Newborn Survival (EMAS) di Jawa Timur pada acara Rakorkesda Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur-25 April 2012.

Program EMAS akan difokuskan pada 30 kabupaten di enam provinsi yaitu Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah dan JawaTimur, karena provinsi-provinsi tersebut menyumbang kurang lebih 50 persen dari seluruh kematian ibu di Indonesia. Jawa Timur daerah intervensinya adalah Kabupaten Malang, Kabupaten Sidoarjo, Kab dan Kota Pasuruan, Kab Jombang, Kab dan Kota Blitar, Kab. Nganjuk dan Kab. Tuban. Kabupaten dan Kota Blitar Fasilitas Kesehatan yang menjadi dampingan EMAS adalah RSUD Ngudi Waluyo, RSD Mardi Waluyo, RSU An Nisaa, RSU Aulia, RSU Aminah, PKM Doko, PKM Gandusari, PKM Ponggok, PKM Wonotirto, PKM Kepanjenkidul dan PKM Sananwetan.

EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survival) adalah sebuah program kerjasama Kementrian Kesehatan RI dan USAID selama lima tahun (2012-2016) dalam rangka mengurangi angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Program EMAS akan meningkatkan kualitas pelayanan darurat obstetri dan neonatal dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem rujukan antara rumah sakit dan Puskesmas, BPS, dokter praktek. Melalui review secara sistematis dari prosedur dan kebijakan di rumah sakit, terlibatnya penyedia layanan kesehatan dalam proses identifikasi masalah, menetapkan standar untuk perawatan, merancang solusi untuk memperbaiki kekurangan dan manfaat dari perubahan yang terjadi-semua dengan tujuan menyelamatkan nyawa ibu dan bayi baru lahir. "Perubahan bukanlah hal yang mudah," "tetapi perubahan sangat mungkin jika kita mulai dengan langkah-langkah kecil yang membangun apa yang sudah kita miliki. Itu semua tergantung pada kemauan Anda dan bekerja dari dalam hati Anda "

EMAS bertujuan untuk :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan PONED & PONEK. Memastikan intervensi medis prioritas yang mempunyai dampak besar pada penurunan kematian diterapkan di RS dan Puskesmas. Pendekatan tata kelola klinis (clinical governance) diterapkan di RS dan Puskesmas.

2. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi sistem rujukan antar Puskesmas/Balkesmas dan RS. Penguatan sistim rujukan. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjamin akuntabilitas dan kualitas nakes, faskes dan Pemda. Meningkatkan akses masy dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan .

Program EMAS bekerja sama dengan pemerintah di setiap tingkatan, sektor swasta, organisasi profesi, organisasi masyarakat sipil (CSO), serta organisasi terkemuka di Indonesia seperti Muhammadiyah dan Yayasan Kesehatan Budi Kemuliaan untuk membangun kapasitas yang berkelanjutan di daerah dan sistem kesehatan di bawah bimbingan dari praktisi kesehatan untuk meningkatkan tatalaksana dan penanganan komplikasi selama dan setelah melahirkan.

Kegiatan Program EMAS bersama-sama dengan Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, Puskesmas dan masyarakat di Kabupaten dan Kota Blitar antara lain adalah :

1. Assesment Klinis, Pendampingan Klinis di Fasilitas Kesehatan Binaan EMAS dan Kunjungan Klinis ke RSUD Kanjuruhan Malang

2. Penguatan penanganan kegawatdaruratan obstetric dan neonatal di 24 puskesmas kabupaten melalui serangkaian kegiatan Drill Emergensi bersama SpOG dan SpA

3. Peluncuran Si JariEMAS (Sistem Informasi Jejaring Rujukan-pelayanan online rujukan 24 jam) pada 17 November 2014.

4. Kegiatan Audit Maternal dan Neonatal sebagai media pembelajaran dari setiap kasus kematian agar tidak terulang lagi kesalahan yang dilakukan sebelumnya yang mengakibatkan kematian Ibu maupun Bayi

Mei 2014 22 November 2014

5. Pembentukan FMM Blitar (FP Kesia), FMM Kecamatan, Motivator KIA (MKIA) sebagai bagian dari Organisasi Masyarakat Sipil (CSO)

6. Hearing dengan DPRD (Komisi 4). 12 Januari 2015.Dengan diadakannya pertemuan/ hearing dengan komisi 4 yang membidangi Kesehatan diharapkan terjalin hubungan yang baik antara masyarakat sebagai pengguna layanan dengan pemerintah melalui kebijakan2 yg diambil oleh DPRD

7. Audiensi dengan Kepala Dinas Kesehatan Kab. Blitar. 23 Desember 2014

Hasil audiensi : Kesepakatan untuk mereplikasi FMM pada 18 Kecamatan di Kabupaten Blitar

8. Sosialisasi melalui media cetak dan media elektronik (Talk Show). Diharapkan dengan sosialisasi

melalui kedua media tersebut semakin banyak masyarakat yang ikut dan mendukung dalam gerakan ini sehingga membantu menurunkan kematian Ibu dan Bayi.

Progress Reportnya anatara lain berupa :

1. Dari Sisi Klinis : a. Hasil Assesment dari Kegiatan Pendampingan maupun Assesment secara mandiri di

Fasilitas Kesehatan dampingan EMAS menggunakan Alat Pantau Sistem Kinerja Klinis Di Rumah Sakit dqan Puskesmas

b. Manajemen Komplikasi setiap bulan dari Fasilitas Kesehatan yang di dampingi EMAS menggunakan Data PMP – Dikumpulkan dari Buku Register.