masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala ....

64
SEHAT DAN BUGAR BERSAMA KLUB JANTUNG SEHAT PUSKESMAS PONDOK BENDA Oleh: dr. ULFA PUTRI AZIZAH NIP. 198611302014022001 SELEKSI TENAGA KESEHATAN TELADAN KATEGORI DOKTER UMUM TAHUN 2018 PUSKESMAS PONDOK BENDA

Transcript of masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala ....

Page 1: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

SEHAT DAN BUGAR BERSAMA KLUB JANTUNG SEHAT

PUSKESMAS PONDOK BENDA

Oleh:

dr. ULFA PUTRI AZIZAH

NIP. 198611302014022001

SELEKSI TENAGA KESEHATAN TELADAN

KATEGORI DOKTER UMUM TAHUN 2018

PUSKESMAS PONDOK BENDA

DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG SELATAN

2018

Page 2: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah subhaanahu wa ta'ala yang telah menganugerahkan kesempatan

dan kesehatan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah yang berjudul

"Sehat dan Bugar Bersama Klub Jantung Sehat Puskesmas Pondok Benda” berisi tentang

upaya pencegahan dan pengendalian penyakit jantung dan pembuluh darah melalui kegiatan

Klub Jantung Sehat Puskesmas Pondok Benda.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas sebagai peserta seleksi tenaga

kesehatan teladan kategori dokter umum tahun 2018. Makalah ini juga sebagai bentuk inovasi

dari program Puskesmas dalam hal integrasi antara Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) di Puskesmas Pondok Benda Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Selatan.

Ucapan terima kasih kepada pembimbing sekaligus Kepala Bidang SDK Dinas Kesehatan

Kota Tangerang Selatan, dr. Allin Hendalin M. Kepada kepala Puskesmas Pondok Benda dan

Kasubag Tata Usaha Puskesmas Pondok Benda, dr. Ronald Adrianto S. dan Ibu Rita Rosita

D. P., S. IP, atas dukungan dan kepercayannya selama ini. Kepada teman sejawat dokter di

Puskesmas Pondok Benda yang selalu kompak dan penuh dedikasi. Kepada seluruh teman-

teman medis, paramedis dan nonmedis Puskesmas Pondok Benda yang selalu semangat

dalam segala kondisi. Terima kasih secara khusus kepada pengurus dan peserta Klub Jantung

Sehat Puskesmas Pondok Benda. Kepada suami tercinta dan anak-anak tersayang yang kapan

pun dan di mana pun selalu ada untuk saya. Terima kasih dan semoga Allah SWT membalas

dengan kebaikan yang lebih baik lagi.

Semoga makalah ini membawa manfaat khususnya untuk penulis sendiri, untuk

Puskesmas Pondok Benda, dan untuk seluruh pembaca. Masih banyak kekurangan di dalam

makalah ini baik dari segi isi maupun struktur penulisan. Atas kekurangan tersebut, saya

memohon maaf dan mengharapkan masukan dan saran untuk perbaikan.

Tangerang Selatan, 11 Maret 2018

dr. Ulfa Putri Azizah

NIP. 19861130 201402 2 001

i

Page 3: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

DAFTAR TABEL.....................................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK.......................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................................1

B. Masalah..............................................................................................................................3

C. Tujuan...............................................................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................................4

A. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) sub Penyakit Tidak Menular (PTM)...............................................................................................................................4

B. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah............................................................................6

1. Hipertensi....................................................................................................................6

2. Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau Coronary Artery Diesease (CAD)................11

C. Yayasan Jantung Indonesia.............................................................................................15

D. PROLANIS BPJS Kesehatan........................................................................................16

BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................18

A. Perencanaan dan Pembentukan Klub Jantung Sehat (KJS) Puskesmas Pondok Benda.18

B. Struktur Organisai KJS Puskesmas Pondok Benda......................................................19

C. Pelaksanaan Kegiatan KJS Puskesmas Pondok Benda..................................................20

D. Monitoring dan Evaluasi.................................................................................................23

1. Monitoring.................................................................................................................23

2. Evaluasi.....................................................................................................................26

E. Rencana Tindak Lanjut...................................................................................................27

BAB IV PENUTUP.................................................................................................................28

A. Kesimpulan.....................................................................................................................28

B. Saran...............................................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................29

ii

Page 4: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah berdasarkan Joint National Committee VII (JNC VII)…….…. …6

Tabel 2. Klasifikasi tekanan darah American Heart Association (AHA) tahun 2017……… .…… .…6

Tabel 3. Modifikasi gaya hidup untuk tata laksana hipertensi…………………………….….….…….9

Tabel 4. Obat yang direkomendasikan untuk hipertensi……………………………………….…… ..10

Tabel 5. Kepengurusan KJS Puskesmas Pondok Benda……………………………………….…… ..19

Tabel 6. Integrasi Lintas Sektor dan Lintas Program dalam KJS Puskesmas Pondok Benda……… ..20

Tabel 7. Kegiatan Klub Jantung Sehat Puskesmas Pondok Benda……..…………….………….……22

Tabel 8. Monitoring ketepatan pelaksanaan kegiatan KJS tahun 2017……………………………….23

Tabel 9. Analisis masalah dalam pelaksanaan KJS tahun 2017…………………….……….………..26

iii

Page 5: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

Gambar 1. Gambar bagan algoritma penatalaksanaan hipertensi berdasarkan JNC VII……………. ..9

Grafik 1. Monitoring jumlah peserta KJS pada setiap kegiatan olahraga rutin KJS…………….……23

Grafik 2. Monitoring kehadiran peserta PROLANIS dalam kegiatan KJS…………………..……….24

Grafik 3. Hasil pemeriksaan tekanan darah peserta KJS Januari 2017 s.d. Desember 2017………….25

Grafik 4. Persentase hasil tekanan darah peserta KJS Januari 2017 s.d. Desember 2017…………….25

iv

Page 6: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit jantung dan pembuluh merupakan penyakit yang menduduki peringkat

pertama penyebab kematian di dunia. Secara global, kematian akibat penyakit jantung

dan pembuluh darah mencapai 31% atau sekitar 17.7 juta kematian per tahun. Penyakit

ini dipicu oleh merokok, diet atau pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik,

dan penyalahgunaan alkohol. Kebiasaan yang tidak sehat ini mengakibatkan terjadinya

kenaikan tekanan darah, kenaikan kadar gula darah, kelebihan berat badan hingga

obesitas. Manifestasi paling sering dari penyakit jantung dan pembuluh darah adalah

serangan jantung dan stroke1.

World Health Organitation (WHO) mendorong setiap negara di dunia untuk

melakukan gerakan pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah termasuk

penguatan layanan primer dalam penanganan penyakit ini1. Di Indonesia, proses

penguatan layanan primer ini berada di bawah Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia hingga UPT di bawahnya. Selain itu, masih ada layanan primer swasta, rumah

sakit swasta, NGO, LSM, yang berperan dalam pencegahan dan penanggulangan penyakt

jantung dan pembuluh darah.

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial

yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal diperlukan upaya pencegahan,

pemeliharaan, deteksi dini, pengobatan, dan juga pemulihan. Upaya tersebut perlu

dilakukan bahkan sebelum manusia lahir, yakni sejak proses kehamilan, kemudian pada

saat kelahiran, masa neonatus, bayi, balita, anak, remaja, dewasa, dan terus berlanjut

hingga usia lanjut2.

Garda terdepan dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat adalah Pusat

Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan

yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan

perseorangan (UKP) tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan

preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya di wilayah

kerjanya. UKM tingkat pertama meliputi UKM esensial dan UKM pengembangan. UKM

esensial di antaranya adalah pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan

lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana, pelayanan gizi,

1

Page 7: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. UKM pengembangan adalah kegiatan

yang sifatnya ekstensifikasi yang mengandung unsur inovasi dan disesuaikan dengan

permasalahan kesehatan, sumber daya, dan potensi yang ada3.

Puskesmas Pondok Benda adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Dinas

Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Puskesmas Pondok Benda memiliki satu kelurahan

binaan yaitu Kelurahan Pondok Benda. Puskesmas Pondok Benda memiliki visi

"Memberikan pelayanan kesehatan yang prima demi terwujudnya Tangerang Selatan

kota cerdas, berkualitas, dan berdaya saing berbasis teknologi dan inovasi". Untuk

mencapai visi tersebut, maka Puskesmas Pondok Benda memiliki misi:

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan kompetensi dan komitmen

tinggi yang berbasis teknologi

2. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan dan manajemen

puskesmas

3. Mengembangkan kualitas sarana pelayanan kesehatan yang modern

4. Menggalang komitmen dengan lintas program, lintas sektor, masyarakat, dan

swasta.

Masalah kesehatan dapat ditemukan di semua siklus kehidupan manusia, sehingga

upaya kesehatan perlu dilakukan pada setiap siklusnya. Penyakit jantung dan pembuluh

darah adalah salah satu masalah kesehatan yang muncul pada masa remaja (15 tahun)

hingga usia lanjut. Penyakit jantung dan pembuluh darah di antaranya adalah penyakit

hipertensi, penyakit jantung hipertensi, penyakit jantung koroner, dan penyakit pada

sistem jantung dan pembuluh darah yang lainnya serta berbagai masalah kesehatan yang

menjadi komplikasinya. Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas tahun 2016, penyakit

jantung dan pembuluh darah menduduki peringkat pertama dari kunjungan penyakit

tidak menular ke Puskesmas Pondok Benda. Dari data Riskerdas tahun 2013 diketahui

bahwa hipertensi menduduki peringkat pertama penyakit tidak menular, yaitu mencapai

25.8% berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia >18 tahun.

Berdasarkan data kunjungan pàsien ke Puskesmas Pondok Benda, maka didapatkan

bahwa penyakit jantung dan pembuluh darah (HT, penyakit jantung) menempati urutan

pertama dalam kategori penyakit tidak menular. Dari 10 besar penyakit, HT dan penyakit

jantung dan pembuluh darah menempati urutan ke-4 setelah ISPA, gastritis dan arthritis

dengan persentase sebesar 8.55% dari seluruh kunjungan ke Puskesmas Pondok Benda.

2

Page 8: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

Penyakit jantung dan pembuluh darah terutama penyakit hipertensi dapat dicegah

dengan pola hidup sehat. Pola hidup sehat untuk mencegah penyakit hipertensi di

antaranya dengan melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara rutin, makan dengan

gizi seimbang disertai dengan serat atau buah dan sayur setiap hari, menghindari asap

rokok, dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan. Hipertensi yang tidak terdeteksi

akan mengakibatkan berbagai komplikasi yang lebih sulit untuk diatasi. Komplikasi yang

sering terjadi di antaranya stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal.

Pembiayaan untuk penanganan hipertensi dan komplikasinya sangatlah besar, sehingga

pencegahan sangat perlu dilakukan.

Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan, peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan

baik dalam bentuk masukan, harapan, dan keinginan, serta peran aktif dalan UKBM

maupun dalam kegiatan lainnya. Salah satu peran masyarakat adalah dalam kegiatan

survei mawas diri. Dari survei mawas diri (SMD) diketahui bahwa sebagian masyarakat

masih belum melakukan aktivitas fisik secara rutin dan belum melakukan aktivitas

pencegahan penyakit degeneratif (hipertensi dan diabetes melitus). Dari hasil SMD juga

diketahui bahwa masyarakat menginginkan adanya wahana atau perkumpulan jantung

sehat. Atas dasar ini, kemudian dibentuklah Klub Jantung Sehat (KJS) Puskesmas

Pondok Benda dengan tujuan utama mencegah dan mengendalikan penyakit jantung dan

pembuluh darah.

B. Masalah

Dalam makalah ini akan dibahas apakah pelaksanaan kegiatan Klub Jantung Sehat

Puskesmas Pondok Benda sudah sesuai dengan tujuan utama dibentuknya.

C. Tujuan

Tujuan umum

Melakukan pencegahan dan pengendalian penyait jantung dan pembuluh darah

melalui kegiatan Klub Jantung Sehat Puskesmas Pondok Benda.

Tujuan khusus

1. Mengetahui masalah kesehatan pada penyakit jantung dan pembuluh darah dan

penatalaksanaannya

2. Mengetahui peran integrasi lintas program, lintas sektor, dan pemberdayaan

masyarakat dalam pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah

3. Mengetahui gambaran kegiatan Klub Jantung Sehat Puskesmas Pondok Benda

tahun 2017

3

Page 9: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

4. Mengetahui capaian kegiatan Klub Jantung Sehat Puskesmas Pondok Benda dalam

pencegahan dan pengendalian penyakit jantung dan pembuluh darah

BAB IILANDASAN TEORI

A. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) sub Penyakit Tidak

Menular (PTM)

Program pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) merupakan bagian dari

pelayanan esensial yang harus diselenggarakan oleh Puskesmas. Program P2P terdiri dari

program imunisasi, surveilans, penyakit menular yang terdiri dari TBC, HIV, kusta,

filariasis, ISPA – pneumonia, diare, DBD, hepatitis, malaria, flu burung dan sub

Penyakit Tidak Menular (PTM).

Penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes menjadi prioritas masalah

kesehatan kementerian kesehatan karena insidennya terus meningkat dan menyerang usia

muda. Sementara itu, kejadian penyakit menular juga masih tetap tinggi. Kondisi ini

yang disebut dengan double burden diseases (beban ganda penyakit menular dan

penyakit tidak menular). Penyakit-penyakit tidak menular apabila tidak dikelola dengan

baik akan membebani negara karena biaya pengobatan untuk penyakit-penyakit ini

sangatlah besar, sementara beban negara untuk mengatasi penyakit menular juga sangat

tinggi.

Hipertensi dan kencing manis juga menjadi indikator dalam Standar Pelayanan

Minimal di bidang kesehatan yang harus dicapai oleh pemerintah kabupaten/kota.

Pencapaian SPM ini harus melibatkan lintas sektor mulai dari pemangku kebijakan

hingga masyarakat. SPM di bidang kesehatan yang dimaksud antara lain: 1) Setiap ibu

hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar; 2) Setiap ibu bersalin

mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar; 3) Setiap bayi baru lahir mendapatkan

pelayanan kesehatan sesuai standar; 4) Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan

sesuai standar; 5) Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining

kesehatan sesuai standar; 6) Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun

mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar; 7) Setiap warga negara Indonesia usia

60 tahun ke atas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar; 8) Setiap penderita

hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar; 9) Setiap penderita Diabetes

Melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar; 10) Setiap orang dengan

gangguan jiwa berat (ODGJ) mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar; 11)

4

Page 10: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar; dan 12) Setiap orang

beresiko HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS, waria/transgender, pengguna napza,

dan warga binaan lembaga pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai

standar4.

Kementerian kesehatan telah mengenalkan slogan CERDIK kepada masyarakat untuk

meningkatkan kewaspadaan akan penyakit tidak menular terutama hipertensi dan

diabetes melitus. CERDIK merupakan akronim dari enam hal yang harus dilakukan

untuk mencegah penyakit. Keenam hal tersebut adalah: 1) Cek kesehatan secara berkala;

2) Enyahkan asap rokok; 3) Rajin beraktivitas fisik; 4) Diet yang baik dan seimbang; 5)

Istirahat yang cukup, dan 6) Kelola stress dengan baik.

Pemerintah juga sudah mengenalkan Germas atau gerakan masyarakat hidup sehat

yang terdiri dari 12 (dua belas) indikator. Di dalam germas, hipertensi juga menjadi salah

satu indikatornya. Indikator germas atau juga dikenal dengan indikator keluarga sehat

tersebut adalah: 1) Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB); 2) Ibu

melakukan persalinan di fasilitas kesehatan; 3) Bayi mendapat imunisai dasar lengkap; 4)

Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif; 5) Balita mendapatkan pemantauan

pertumbuhan; 6) Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar; 7)

Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur; 8) Penderita gangguan jiwa

mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan; 9) Anggota keluarga tidak ada yang

merokok; 10) Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN); 11)

Keluarga mempunyai akses sarana air bersih; 12) Keluarga mempunyai akses atau

menggunakan jamban sehat.

Implementasi keseluruhan kegiatan Puskesmas dimaksudkan untuk mencapai tujuan

pemerintah yang kelima (Nawa Cita kelima) yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia

Indonesia. Program kementerian kesehatan yang difokuskan untuk mencapai tujuan ini

dikenal dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK). PIS PK

harus dijalankan oleh seluruh puskesmas yang ada di Indonesia dengan indikator

capaiannya adalah 12 indikator keluarga sehat yang sudah disebutkan sebelumnya.

Untuk mencapai target total coverage, maka dilakukan kunjungan rumah, wawancara

mendalam, observasi, dan pemeriksaan tekanan darah. Dengan dilakukannya pengukuran

tekanan darah ke seluruh warga (>15 tahun) diharapkan dapat menjaring masyarakat

dengan hipertensi yang selama ini tidak pernah melakukan pemeriksaan tekanan darah.

5

Page 11: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

B. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Penyakit jantung dan pembuluh darah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah

hipertensi dan penyakit jantung koroner.

1. Hipertensi

a. Definisi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit yang ditandai dengan

adanya peningkatan tekanan darah di atas batas normal baik disertai atau tanpa

gejala tambahan. Nilai normal tekanan darah memiliki perbedaan antara pedoman

satu dengan pedoman lainnya. Menurut KMK nomor 514 tahun 2015 yang masih

dipakai di Faskes Primer sampai dengan saat ini, kriteria yang dipakai adalah

klasifikasi tekanan darah berdasarkan Joint National Committee VII (JNC VII),

dengan klasifikasi sebagai berikut: Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah berdasarkan Joint National Committee VII (JNC VII)6

Klasifikasi TD Sistolik TD Diastolik

Normal <120 mm Hg <80 mm Hg

Pre-Hipertensi 120-139 mm Hg 80-89 mm Hg

Hipertensi stage 1 140-159 mm Hg 80-99 mm Hg

Hipertensi stage 2 ≥160 mm Hg ≥100 mm Hg

Pedoman yang terbaru, yaitu yang dikeluarkan oleh American Heart Association

(AHA) tahun 20179, membagi hipertensi sebagai berikut: Tabel 2. Klasifikasi tekanan darah American Heart Association (AHA) tahun 2017

Klasifikasi TD Sistolik TD Diastolik

Normal <120 mm Hg <80 mm Hg

Elevated 120-129 mm Hg <80 mm Hg

Hipertensi Stage 1 130-139 mm Hg 80-89 mm Hg

Hipertensi Stage 2 ≥140 mm Hg ≥90 mm Hg

b. Epidemiologi

Beberapa data yang ada menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia

berkisar antara 5%-10%. Hasil pengukuran pada target berusia ≥18 tahun saat

Riskerdas tahun 2013 menunjukkan hasil hipertensi 25.8%, sedangkan hasil

wawancara menunjukkan 9% mengalami hipertensi. Data lain menunjukkan

6

Page 12: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

prevalensi hipeternsi mencapai 32% untuk keseluruhan ras, sedangkan pada ras

Asia sekitar 27%-29%.

c. Etiologi

Sejumlah 85%-90% hipertensi tidak diketahui penyebabnya atau disebut sebagai

hipertensi primer atau hipertensi esensial atau idiopatik. Hanya sedikit yang

diketahui penyebabnya di antaranya karena gangguan sekresi hormon, gangguan

fungsi ginjal, hipertensi yang dipicu obat dan alkohol, dan beberapa penyebab lain

yang sangat jarang seperti Cushing's syndrome, hiperplasia adrena kongenital, dsb7.

Meskipun tidak diketahui secara pasti penyebabnya, namun ada beberapa faktor

resiko yang berhubungan dengan penyakit hipertensi. Faktor resiko ini dibagi

menjadi dua macam yaitu faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor

resiko yang dapat dimodifikasi. Fator resiko yang tidak dapat dimodifikasi di

antaranya: 1) Usia; 2) Jenis kelamin laki-laki; dan 3) Riwayat penyakit jantung dan

pembuluh darah pada keluarga. Sedangkan faktor resiko yang dapat dimodifikasi di

antaranya: 1) Pola makan (terlalu tinggi garam); 2) Konsumsi alkohol berlebihan;

3) Kurangnya aktivitas fisik; 4) Kebiasaan merokok; 5) Obesitas; 6) Dislipidemia;

7) Diabetes Melitus; dan 8) Psikososial dan stress.

d. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis hipertensi sangat beragam mulai dari tanpa gejala hingga

menimbulkan gejala yang berat. Gejala yang mungkin timbul di antaranya: 1) Sakit

atau nyeri kepala; 2) Gelisah; 3) Jantung berdebar-debar; 4) Pusing; 5) Leher kaku;

6) Penglihatan kabur; dan 7) Rasa sakit di dada.

Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan pasien tampak sehat atau tampak sakit

ringan. Pada pemeriksaan tekanan darah didapatkan peningkatan tekanan darah di

atas normal. Pasien yang sudah mendapatkan terapi hipertensi bisa saja tekanan

darahnya normal (hipertensi terkontrol). Pasien dengan hipertensi harus diperiksa

tekanan vena jugularis, batas-batas jantung, dan auskultasi jantung secara lengkap.

Pada pasien hipertensi lama, dapat ditemukan pelebaran batas jantung akibat

terjadinya kardiomegali. Tanda fisik lain yang perlu diperhatikan adalah edema

perifer akibat kegagalan pompa jantung.

Pemeriksaan tekanan darah harus dilakukan dengan teknik yang baik dan benar

sesuai dengan prosedur pemeriksaan standar. Ukuran manset harus disesuaikan

dengan tiap-tiap pasien dan dilakukan dengan posisi yang ideal (duduk).

7

Page 13: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

e. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada pasien hipertensi adalah5:

1) Urinalisis lengkap: protein, leukosit, eritrosit, dan silinder

2) Pemeriksaan darah rutin untuk melihat hemoglobin dan hematokrit

3) Pemeriksaan kimia darah: gula darah puasa, kolesterol total

4) Pemeriksaan fungsi ginjal: Ureum dan kreatinin

5) Pemeriksaan elektokardiografi (EKG) untuk melihat adanya hipertrofi

ventrikel kiri

Tidak semua pasien hipertensi harus dilakukan pemeriksaan EKG, namun

dianjurkan untuk pasien hipertensi dengan adanya murmur jantung, hipertensi

dengan kelainan katup, hipertensi pada anak dan remaja, hipertensi saat aktivitas

namun normal saat istirahat, dan hipertensi yang disertai sesak napas.

f. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan tekanan

darah. Hasil pemeriksaan tekanan darah melebihi batas normal (sesuai criteria yang

dipakai, baik JNC VII maupun AHA 2017) maka dapat ditegakkan diagnosis dan

dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan diagnosis.

g. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan hipertensi untuk faskes primer atau puskesmas masih

berdasarkan JNC VII sebagaimana tercantum dalam KMK nomor 514 tahun 2015.

Penatalaksanaan hipertensi dilakukan dengan melakukan modifikasi gaya hidup

dan terapi farmakologis6.

8

Page 14: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

Gambar 1. Gambar bagan algoritma penatalaksanaan hipertensi berdasarkan JNC VII

Tabel 3. Modifikasi gaya hidup untuk tata laksana hipertensi

Modifikasi Rekomendasi Rerata Penurunan TD Sistolik

Penurunan berat badan

Jaga barat badan ideal (BMI: 18,5 – 24,9 kb/m2)

5 – 20 mm Hg/ 10 kg

Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH)

Diet kaya buah, sayuran, produk rendah lemak dengan jumlah lemak jenuh yang rendah

8 – 14 mm Hg

Pembatasan asupan natrium

Kurangi hingga <100 mmol per hari (2.0 g natrium atau 6.5 natrium klorida atau 1 sendok teh garam per hari)

2 – 8 mm Hg

Aktivitas fisik aerobic

Aktivitas fisik aerobik yang teratur (misal: jalan cepat) 30 menit sehari, hampir setiap hari dalam seminggu

4 – 9 mm Hg

Stop Alkohol 2 – 4 mm Hg

9

Page 15: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

Penatalaksanaan farmakologis hipertensi tanpa compelling indication6 :

1) Hipertensi stage1 dapat diberikan diuretik (HCT 12.5-50 mg/hari, atau

pemberian penghambat ACE (captopril 3x12,5- 50 mg/hari), atau nifedipin

long acting 30-60 mg/hari) atau kombinasi.

2) Hipertensi stage 2 Bila target terapi tidak tercapai setelah observasi selama

2 minggu, dapat diberikan kombinasi 2 obat, biasanya golongan diuretik,

tiazid dan penghambat ACE atau penyekat reseptor beta atau penghambat

kalsium.

3) Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada tidaknya kontraindikasi dari

masing-masing anti hipertensi diatas. Sebaiknya pilih obat hipertensi yang

diminum sekali sehari atau maksimum 2 kali sehari. Bila target tidak

tercapai maka dilakukan optimalisasi dosis atau ditambahkan obat lain

sampai target tekanan darah tercapai

Kondisi khusus lain

1) Lanjut Usia

a) Diuretik (tiazid) mulai dosis rendah 12,5 mg/hari.

b) Obat hipertensi lain mempertimbangkan penyakit penyerta.

2) Kehamilan

a) Golongan metildopa, penyekat reseptor β, antagonis kalsium,

vasodilator.

b) Penghambat ACE dan antagonis reseptor AII tidak boleh digunakan

selama kehamilan.

Tabel 4. Obat yang direkomendasikan untuk hipertensi6

Indikasi khusus Diuretik Penyekat Beta (BB)

Penghambat ACE (ACEi)

Antagonis Reseptor AII (ARB)

Penghambat Kanal Kalsium (CCB)

Antagonis Aldosteron

Gagal jantung √ √ √ √ √Paska IMA √ √ √Risiko tinggi penyakit koroner √ √ √ √

DM √ √ √ √ √CKD √ √Pencegahan stroke berulang √ √

10

Page 16: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

Konseling dan Edukasi6

1) Edukasi tentang cara minum obat di rumah, perbedaan antara obat-obatan

yang harus diminum untuk jangka panjang (misalnya untuk mengontrol

tekanan darah) dan pemakaian jangka pendek untuk menghilangkan gejala

(misalnya untuk mengatasi mengi), cara kerja tiap-tiap obat, dosis yang

digunakan untuk tiap obat dan berapa kali minum sehari.

2) Pemberian obat anti hipertensi merupakan pengobatan jangka panjang.

Kontrol pengobatan dilakukan setiap 2 minggu atau 1 bulan untuk

mengoptimalkan hasil pengobatan.

3) Penjelasan penting lainnya adalah tentang pentingnya menjaga kecukupan

pasokan obat-obatan dan minum obat teratur seperti yang disarankan

meskipun tak ada gejala.

4) Individu dan keluarga perlu diinformasikan juga agar melakukan

pengukuran kadar gula darah, tekanan darah dan periksa urin secara teratur.

Pemeriksaan komplikasi hipertensi dilakukan setiap 6 bulan atau minimal 1

tahun sekali.

h. Komplikasi6

1) Hipertrofi ventrikel kiri

2) Proteinurea dan gangguan fungsi ginjal

3) Aterosklerosis pembuluh darah

4) Retinopati

5) Stroke atau TIA

6) Gangguan jantung, misalnya infark miokard, angina pektoris, serta gagal

jantung

2. Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau Coronary Artery Diesease (CAD)

a. Definisi

Penyakit jantung koroner (coronary heart disease/CHD atau coronary artery

disease/CAD) adalah penyakit akibat penyempitan arteri koroner. Penyempitan

disebabkan karena adanya plak di dinding dalam arteri coronaria (koroner). Arteri

koroner berfungsi untuk mensuplai darah ke otot jantung sehingga adanya

penyempitan akan mengakibatkan penurunan suplai darah ke otot jantung.

Penyakit jantung koroner menjadi penyebab dari terjadinya iskesmia jantung dan

11

Page 17: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

infark miokard akut. Kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner

masih menduduki urutan pertama di dunia10.

b. Epidemiologi

Prevalensi penyakit jantung koroner di Amerika adalah sekitar 6.2% dan

prevalensi infark miokard akut sekitar 2.8% dengan angka kematian akibat

penyakit jantung koroner sekitar 37%. Selama 15 tahun, kematian akibat penyakit

jantung koroner masih menduduki peringkat tertinggi sebagai penyebab kematian

di dunia.

c. Etiologi

Penyebab dari PJK adalah timbunan plak yang ada di dinding arteri koroner.

Timbunan plak ini tidak diketahui dengan pasti penyebabnya, namun diduga

berasal dari kolesterol dan radikal bebas. Terdapat beberapa faktor yang

meningkatkan seseorang untuk menderita PJK. Faktor utamanya adalah hipertensi,

hiperkolesterol, dan merokok. Faktor lainnya adalah umur, ras, jenis kelamin,

keturunan (bersifat irreversibel), geografis, diet, obesitas, diabetes, exercise,

perilaku dan kebiasaan hidup lainnya, stress, perubahan sosial dan perubahan masa

(bersifat reversible).

d. Manifestasi klinis

1) Angina Pektoris

Gejala yang paling sering muncul pada PJK adalah adanya nyeri dada

iskemik atau angina pektoris. Nyeri dada timbul akibat otot jantung mengalami

iskemia karena kekurangan pasokan oksigen dari arteri koroner. Nyeri dada

berupa perasaan berat di dada, seperti ditekan benda berat, seperti diremas, dan

timbul di area dada kiri. Nyeri dapat menjalar ke punggung, bahu, rahang, leher,

dan lengan kiri. Gejala dapat menyerupai dispepsia dan nyeri ulu hati. Rasa

nyeri semakin memberat dengan aktivitas fisik dan stres emosional dan

berkurang dengan istirahat. Gejala angina dapat berlangsung ringan hingga berat

dan dapat hilang timbul.

Kebanyakan pasien dengan PJK tidak menunjukkan gejala apapun atau biasa

disebut dengan silent CHD. Kondisi silent CHD ini bisa berlangsung sangat

lama dan baru terdiagnosis ketika pasien mengalami serangan jantung, gagal

jantung, atau gangguan irama jantung (aritmia)6.

12

Page 18: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

2) Serangan Jantung atau Acute Coronary Syndrome (ACS)

Serangan jantung terjadi akibat terjadi sumbatan pada arteri koroner sehingga

otot jantung tidak mendapatkan oksigen dan mengalami infark atau kematian

jaringan. Gejala serangan jantung adalah nyeri dada hebat disertai mual,

keringat dingin, sesak napas. Nyeri dada dapat berlangsung beberapa menit dan

berkurang dengan istirahat namun dapat timbul lagi seiring dengan keparahan

serangan. ACS termasuk kegawatdaruratan yang harus ditangani dengan segera.

Keterlambatan penanganan dapat mengakibatkan kematian dan kerusakan

jaringan yang lebih luas10.

3) Gagal jantung

Gagal jantung adalah sindrom klinis yang ditandai oleh sesak napas dan

kelelahan akibat kelainan fungsi dan struktur jantung. Pada PJK, gagal jantung

dapat terjadi akibat kerusakan miokard (karena iskemik atau post infark). Gejala

yang terjadi di antaranya sesak napas, napas pendek, mudah lelah, bengkak pada

kedua kaki, dan pembengkakan pada anggota tubuh yang lain. Pada

pemeriksaan dapat ditemukan peningkatan tekanan vena jugularis, rhonki halus

akibat edema paru, gallop pada pemeriksaan bunyi jantung, asites, dan edema

perifer7.

e. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada pasien PJK biasanya dilakukan di rumah sakit atau

fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan. Pemeriksaan yang dilakukan di

antaranya6:

1) Pemeriksaan EKG

2) Tes treadmill

3) Echokardiografi

4) Foto Thorax

5) Pemeriksaan kimia darah

6) Angiografi koroner dan kateterisasi jantung

f. Diagnosis

Diagnosis PJK ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan

pemeriksaan penunjang. Pasien biasanya didiagnosis PJK atau CAD oleh dokter

spesialis penyakit dalam atau kardiologi di rumah sakit dan dirujuk balik ke

13

Page 19: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

Puskesmas atau faskes primer jika kondisi sudah stabil. Pasien PJK atau pasien

dengan resiko tinggi PJK perlu melakukan terapi untuk mencegah terjadinya

komplikasi atau perburukan.

g. Penatalaksanaan

Tata laksana penyakit jantung koroner terdiri dari modifikasi gaya hidup, terapi

farmakologis, tindakan intervensi atau bedah, dan terapi rehabilitasi. Tujuan

penatalaksanaan pada PJK adalah:

1) Menurunkan resiko terjadinya penggumpalan darah (penggumpalan dapat

menyebabkan serangan jantung)

2) Mencegah terjadinya komplikasi PJK

3) Menurunkan faktor resiko PJK sehingga pertumbuhan plak di dinding arteri

dapat dihambat atau dihentikan

4) Meringankan gejala yang timbul

5) Melebarkan atau memintas arteri yang tersumbat (melalui tindakan

intervensdi atau pembedahan)

h. Komplikasi

Komplikasi penyakit jantung koroner terjadi akibat perburukan timbunan plak

di arteri koroner sehingga semakin menyempitkan lumen arteri. Komplikasi juga

dapat terjadi ketika plak mengalami ruptur sehingga menyebabkan oklusi pada

percabangan arteri yang lebih kecil. Komplikasi yang mungkin terjadi dari PJK di

antaranya adalah:

1) Serangan jantung atau acute coronary syndrome

2) Gagal jantung

3) Aritmia

14

Page 20: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

C. Yayasan Jantung Indonesia13

Yayasan Jantung Indonesia (Indonesian Heart Foundation) adalah lembaga nirlaba

yang fokus pada peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya

upaya pencegahan Penyakit Jantung dan Pembuluh darah melalui pemasyarakatan Panca

Usaha Jantung Sehat. Yayasan berdiri pada tanggal 4 Oktober 1974 dan menjadi anggota

Federasi Jantung Sedunia pada tahun 1978 saat Kongres Federasi Jantung Sedunia di

Tokyo Jepang.

Yayasan Jantung Indonesia memiliki visi "Pelopor Gaya Hidup Sehat" dan beberapa

misi, yaitu: 1) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan

penyakit jantung dan pembuluh darah; 2) Melaksanakan tata kelola organisasi

berdasarkan prinsip Good Governance; 3) Membangun kemitraan dengan seluruh

stakeholder (pemangku kepentingan). Program yang dilaksanakan terdiri dari program

promotif, program preventif, dan program kuratif/rehabilitatif. Program promotif berupa

penyuluhan kepada masyarakat luas melalui berbagai media, program preventif melalui

kegiatan olahraga Klub Jantung Sehat, dan program kuratif/rehabilitatif berupa

pemberian bantuan biaya operasi dan kegiatan rehabilitatif.

Upaya kesehatan yang dipromosikan oleh Yayasan Jantung Indonesia dikenal dengan

nama Panca Usaha Jantung Sehat yang terdiri dari: 1) Seimbangkan gizi; 2) Enyahkan

rokok; 3) Hadapi dan atasi stress; 4) Awasi tekanan darah; dan 5) Teratur berolah raga.

Lima langkah di atas jika disingkat akan membentuk akronim SEHAT.

Sasaran dari kegiatan Yayasan Jantung Indonesia adalah segenap anggota masyarakat

yang sadar dan peduli terhadap upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit jantung

dan pembuluh darah.

Klub Jantung Sehat (KJS) adalah wadah kegiatan olahraga jantung sehat yang berada

di bawah naungan Yayasan Jantung Indonesia. KJS pertama kali dibentuk pada tanggal

28 Februari 1978 di Jakarta. KJS bertujuan untuk menciptakan masyarakat Indonesia

yang sehat, terhindar dari penyakit jantung dan pembuluh darah.

15

Page 21: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

D. PROLANIS BPJS Kesehatan

PROLANIS (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) adalah suatu sistem pelayanan

kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang

melibatkan peserta, fasilitas kesehatan, dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan

kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai

kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien14.

Tujuan PROLANIS adalah mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai

kualitas hidup optimal dengan indicator 75% peserta terdaftar yang berkunjung ke

Faskes Tingkat Pertama memiliki hasil “baik” pada pemeriksaan spesifik terhadap

penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 dan Hipertensi sesuai Panduan Klinis terkait sehingga

dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit14.

Sasaran PROLANIS adalah seluruh peserta BPJS Kesehatan penyandang penyakit

kronis (Diabetes Melitus Tipe 2 dan Hipertensi).

Bentuk pelaksanaan kegiatan PROLANIS meliputi aktivitas konsultasi medis/edukasi,

home visit, reminder, aktivitas klub, dan pemantauan status kesehatan. Pelaksanaan

PROLANIS melibatkan Faskes Tingkat Pertama dan pelayanan farmasi yang bekerja

sama dengan BPJS Kesehatan.

Pelaksanaan kegiatan Klub Prolanis di Puskesmas Pondok Benda

1. Pemeriksaan kesehatan rutin

Pemeriksaan kesehatan dilakukan setiap kali pertemuan.Pemeriksaan yang

dilakukan adalah pemeriksaan fisik yaitu tinggi badan (TB), berat badan (BB),

indeks massa tubuh (IMT), tekanan darah (TD) serta tanda vital lainnya, dan

pemeriksaan fisik lain sesuai indikasi seperti pemeriksaan sensori kaki pada

penderita DM atau pemeriksaan ulkus. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan

laboratorium secara rutin.Pada penderita DM akan dilakukan pemeriksaan kadar

gula darah puasa (GDP) dan kadar gula darah sesudah makan (GDPP) setiap bulan

sekali. Pemeriksaan HbA1c setiap enam bulan serta pemeriksaan profil lipid

(Cholesterol total, HDL, LDL, Trigliserida) setiap tahun.

2. Konsultasi medis

Konsultasi medis dilakukan secara perseorangan sesuai dengan keluhan yang

dirasakan oleh masing-masing pasien.

16

Page 22: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

3. Edukasi kelompok

Edukasi kelompok dilakukan dalam bentuk penyuluhan yang dilakukan minimal

sekali setiap bulan dengan tema yang berkaitan dengan pengelolaan penyakit

kronis.

4. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik atau senam dilakukan sekali dalam seminggu dengan dibantu oleh

instruktur atau petugas yang terlatih.

5. Pemberian obat sesuai indikasi

Obat untuk DM tipe 2 dan HT diberikan setelah seluruh rangkaian kegiatan

dilakukan. Obat lain bisa diberikan jika ada indikasi. Obat yang sudah rutin

diberikan (tercantum dalam buku program rujuk balik) disediakan oleh Apotek

Kimi Farma Pamulang. Pada saat kegiatan berlangsung, petugas dari apotek

dating ke Puskesmas Pondok Benda.

6. Home visit

Home visit atau kunjungan rumah dilakukan pada peserta Klub Prolanis yang baru

terdiagnosis DM, peserta prolanis yang 3 bulan berturut-turut tidak berkunjung ke

FKTP, atau peserta Prolanis yang hasil gula darah atau TD selama 3 kali

pertemuan selalu di atas normal.

17

Page 23: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

BAB IIIPEMBAHASAN

A. Perencanaan dan Pembentukan Klub Jantung Sehat (KJS) Puskesmas Pondok Benda

Klub Jantung Sehat (KJS) Puskesmas Pondok Benda dibentuk berdasarkan

perencanaan yang dibuat oleh Puskesmas Pondok Benda. Berdasarkan data kunjungan

pasien tahun 2015 dan 2016 diketahui bahwa angka kunjungan pasien hipertensi

mengalami peningkatan dan selalu menjadi urutan pertama untuk kunjungan penyakit

tidak menular. Menurut data laporan PHBS tatanan rumah tangga yang rutin dilaporkan

ke dinas kesehatan juga terlihat bahwa persentase rumah tangga yang melakukan

aktivitas fisik secara rutin hanya berada pada kisaran 87%-90%. Persentase ini berada

pada urutan kedua terbawah setelah tidak merokok di dalam rumah. Seperti diketahui,

salah satu faktor resiko penyakit hipertensi adalah kurangnya aktivitas fisik dan

merokok. Melihat kondisi tersebut maka Puskesmas Pondok Benda berupaya membentuk

wahana aktivitas fisik yang tidak sekedar senam semata.

Sebelum KJS terbentuk, sudah ada kegiatan senam rutin di Puskesmas yang mayoritas

pesertanya adalah kader kesehatan Kelurahan Pondok Benda. Selain itu, juga sudah

mulai berjalan kegiatan PROLANIS yang pesertanya adalah anggota BPJS Kesehatan

yang menderit penyakit kronis (Diabetes Melitus Tipe 2 dan Hipertensi) terkontrol.

Puskesmas melihat adanya kesamaan tujuan antara kegiatan senam, PROLANIS, dan

wahana yang direncanakan untuk pencegahan dan pengendalian penyakit jantung dan

pembuluh darah. Puskesmas juga melihat adanya peluang bekerja sama dengan lintas

sektor yaitu dengan Yayasan Jantung Indonesia yang memiliki tujuan yang sama untuk

pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah.

Untuk mengetahui harapan dan respon masyarakat maka wacana pembentukan klub

jantung sehat dimasukkan dalam kuesioner survey mawas diri (SMD). Hasil SMD

menunjukkan respon yang positif sehingga pembentukan KJS Puskesmas Pondok Benda

dapat segera diinisiasi. Untuk memaksimalkan integrasi program antara PTM,

PROLANIS, dan Klub Jantung Sehat, maka peserta KJS diutamakan peserta BPJS

Kesehatan Faskes Puskesmas Pondok Benda yang memiliki penyakit kronis hipertensi

dan DM tipe 2 terkontrol. Meskipun demikian, kepesertaan tetap terbuka untuk

masyarakat lain yang ingin bergabung.

18

Page 24: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

B. Struktur Organisai KJS Puskesmas Pondok Benda

Sesuai dengan aturan yang dipersyaratkan oleh Yayasan Jantung Indonesia, maka

dibuatlah susunan pengurus KJS Puskesmas Pondok Benda. Pengurus KJS Puskesmas

Pondok Benda terdiri dari petugas Puskesmas dan warga masyarakat. Susunan

kepengurusan KJS Puskesmas Pondok Benda adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Kepengurusan KJS Puskesmas Pondok Benda

Kepengurusan KJS Nama Jabatan

Pembina dr. Ronald Adrianto S. Kepala Puskesmas Pondok Benda

Sucipto Yayasan Jantung Indonesia

Ketua Pelaksana Nia Kania Rizal Nutrisionis Puskesmas Pondok Benda

Wakil ketua Asih Prihatini Kader kesehatan

Sekretaris Ngamini Warga masyarakat

Dwi Harti Kader kesehatan

Bendahara Kholifah Perawat Puskesmas Pondok Benda

Sri S. Warga masyarakat

Enung R. Warga masyarakat

Sie Humas Sri Wati Kader Kesehatan

Sie Latihan Sari Nurwati Warga masyarakat

Sie Transportasi Sri Wahyuni Kader kesehatan

Pemeriksa dr. Piolitta Cyrenia PJ Program Kes OR

Tris Noviyanti PJ PTM Puskesmas Pondok Benda

Siwi Anggupitosri PJ Lansia Puskesmas Pondok Benda

Promkes Ade Amalia PJ Promkes Puskesmas Pondok Benda

PROLANIS dr. Ulfa Putri Azizah Dokter Puskesmas Pondok Benda

19

Page 25: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

C. Pelaksanaan Kegiatan KJS Puskesmas Pondok Benda

Seperti dijelaskan sebelumnya, kegiatan KJS Puskesmas Pondok Benda merupakan

integrasi antara UKP, UKM, lintas program, dan lintas sektor. Gambaran integrasinya

adalah sebagai berikut:Tabel 6. Integrasi Lintas Sektor dan Lintas Program dalam Kegiatan KJS Puskesmas Pondok Benda

Sektor Program Peranan

UPT Puskesmas

Pondok Benda

UKM Promkes Sebagai penanggung jawab kegiatan promosi

PHBS dan Germas kepada masyarakat khususnya

peserta KJS

UKM P2P PTM Sebagai koordinator keseluruhan kegiatan KJS

mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pelaporan,

dan evaluasi

UKM Lansia Sebagai penanggung jawab terkait pemeriksaan

khusus terhadap peserta lansia dan pelaporan

kesehatan lansia

UKM Gizi Sebagai penanggung jawab terkait diet gizi

seimbang dan konsultasi gizi terkait penyakit tidak

menular

UKM KES OR Sebagai penanggung jawab pada kegiatan aktivitas

fisik dan pemantauan kesehatan peserta KJS

UKP (dokter) Sebagai penanggung jawab pada kegiatan

pengobatan dan edukasi individual terkait penyakit

masing-masing individu

Yayasan Jantung Indonesia Sebagai pembina KJS Puskesmas Pondok Benda.

Memantau dan membantu pelaksanaan kegiatan

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif

penyakit jantung dan pembuluh darah.

BPJS Kesehatan Sebagai Pembina klub prolanis yang tergabung

dalam klub jantung sehat. Salah satu sumber

pembiayaan KJS adalah dari dana kapitasi BPJS

Kesehatan.

Masyarakat Sebagai pengurus dan peserta KJS Puskesmas

Pondok Benda. Pengurus terlibat dalam

20

Page 26: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Peserta

harus aktif dalam kegiatan dan wajib membayar

iuran kepesertaan.

Dalam pelaksanaannya, KJS Puskesmas Pondok Benda juga memberdayakan

masyarakat. Pengurus KJS sebagian besar adalah warga masyarakat dan selalu aktif

dalam setiap kegiatan. Hal-hal teknis yang berkaitan dengan kegiatan diserahkan secara

sepenuhnya kepada warga masyarakat. Pengurus juga dilibatkan dalam proses

perencanaan kegiatan dan perencanaan anggaran untuk kegaiatan KJS serta evaluasi

pelaksanaan kegiatan. Pencatatan dan pelaporan kegiatan rutin dilakukan oleh sekretaris

yang merupakan warga masyarakat.

Bentuk kegiatan Klub Jantung Sehat Puskesmas Pondok Benda didesain untuk dapat

mengakomodir semua kebutuhan peserta dan mengakomodir pencapaian program terkait.

Kegiatannya mencakup upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan juga

rekreatif. Jenis kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan dan harapan peserta tetapi tetap

pada koridor pencegahan dan pengendalian penyakit jantung dan pembuluh darah.

Kegiatan pokok dan rincian kegiatan KJS Puskesmas Pondok Benda dapat dilihat pada

table berikut:Tabel 7. Kegiatan Klub Jantung Sehat Puskesmas Pondok Benda

Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan Jadwal Pelaksanaan

Pemantauan

Kesehatan

Kegiatan pemantauan kesehatan

dilakukan dengan melakukan

anamnesis singkat, pemeriksaan

tanda vital (tekanan darah, frekuensi

napas, frekuensi nadi), IMT,

pemeriksaan laboratorium sederhana

(GDP, Chol, As. Urat), dan

pemeriksaan laboratorium lanjutan

atas indikasi (HbA1c, profil lipid,

urinalisis, fungsi hati, dan fungsi

ginjal)

Pemeriksaan fisik

dilakukan setiap bulan;

Pemeriksaan laboratorium

sederhana setiap 3 bulan;

Pemeriksaan laboratorium

lanjutan sesuai indikasi (1-

2x/tahun).

Penyuluhan

Kesehatan

Penyuluhan kesehatan terkait topik

kesehatan pencegahan secara umum

dan topik khusus penyakit jantung

Kegiatan penyuluhan

dilakukan sekali dalam

sebulan sesudah olahraga

21

Page 27: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

dan pembuluh darah. Pada kegiatan

ini Puskesmas dapat mengundang

dokter spesialis untuk memberikan

penyuluhan terkait kasus spesialistik.

rutin.

Olahraga rutin Kegiatan olahraga berupa senam

jantung sehat, senam lantai, jalan

sehat, dan berbagai modifikasi senam

sesuai dengan kebutuhan peserta.

Kegiatan senam dipimpin oleh

instruktur senam professional.

Olahraga rutin dilakukan

setiap hari Sabtu.

Aquarobic Aquarobic adalah kegiatan senam

atau olahraga yang dilakukan di

dalam air (kolam renang), dipimpin

dan diawasi oleh instruktur senam

professional.

Aquarobic dilakukan

setiap tiga bulan

Wisata raga Wisata raga adalah salah satu bentuk

kegiatan rekreasional berupa

perjalanan dan kegiatan olahraga ke

luar kota.

Wisata raga dilakukan

setiap enam bulan.

Pembiayaan kegiatan KJS Puskesmas Pondok Benda bersumber dari antara lain: 1)

Iuran Peserta KJS; 2) Dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Penggunaan dan

pengelolaan dana dari iuran peserta diserahkan kepada pengurus bendahara dari

masyarakat, sementara penggunaan dan pengelolaan dana JKN diatur oleh bendahara

Puskesmas sesuai dengan aturan yang berlaku. Besarnya pembiayaan yang bersumber

dari dana JKN sebesar Rp. 52.550.000,00 (lima puluh dua juta lima ratus lima puluh ribu

rupiah) antara lain untuk honor instruktur senam, honor narasumber penyuluhan (dokter

spesialis), snack senam lansia, serta konsumsi saat kegiatan penyuluhan. Besarnya

pembiayaan yang bersumber dari iuran peserta sebesar Rp. 8.313.000,00 (delapan juta

tiga ratus tiga belas ribu rupiah) antara lain untuk pembelian air mineral, alat tulis,

perbaikan sound system, dan untuk keperluan teknis lain-lain.

22

Page 28: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

D. Monitoring dan Evaluasi

1. Monitoring

Kegiatan monitoring dilakukan oleh Penanggung Jawab UKM Puskesmas Pondok

Benda dalam hal ketepatan pelaksanaan kegiatan, ketepatan pencapaian target sasaran,

dan pencapaian indicator mutu. Ketepatan pelaksanaan kegiatan dibandingkan dengan

rencana kegiatan (RPK) yang telah dibuat di awal tahun, sedangkan ketepatan

pencapaian target sasaran dibandingkan dengan indikator yang sudah ada.

Indikator target sasaran yang harus tercapai dalam kegiatan KJS antara lain:

a. Jumlah peserta KJS minimal 20 orang (Target dari Yayasan Jantung Indonesia)

b. Kehadiran minimal 50% dari peserta PROLANIS (Target dari PROLANIS

BPJS Kesehatan)

c. Skrining PTM pada 100% kelompok sasaran (Target dari PTM Dinkes)

d. Pasien diberikan terapi sesuai indikasi dan sesuai standar (Target UKP)

Hasil monitoring ketepatan pelaksanaan KJS selama tahun 2017 dan pencapaian

target sasaran dapat dilihat pada table dan grafik berikut:Tabel 8. Monitoring ketepatan pelaksanaan kegiatan KJS tahun 2017

Kegiatan Rencana Pelaksanaan Capaian

Pemantauan Kesehatan 12x/ tahun 10 x/ tahun 83.33%

Penyuluhan Kesehatan 12x/ tahun 10x/ tahun 83.33%

Olahraga rutin 4x/ bulan (44 x/ tahun) 40 x/ tahun 90.91%

Aquarobic 4x/ tahun 4x/ tahun 100%

Wisata raga 2x/ tahun 2x/ tahun 100%

Ketepatan Pelaksanaan Kegiatan KJS Tahun 2017 91.51%

Grafik 1. Monitoring jumlah peserta KJS pada setiap kegiatan olahraga rutin KJS

23

Page 29: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

Grafik 2. Monitoring kehadiran peserta PROLANIS dalam kegiatan KJS

Monitoring cakupan skrining PTM pada kelompok sasaran dilihat dari data

pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan sebanyak sepuluh kali kegiatan. Seluruh

peserta KJS sudah pernah dilakukan skrining PTM berupa pengukuran tekanan darah

dan kadar gula darah sewaktu (minimal sekali dalam setahun).

Monitoring pencapaian target UKP dilakukan pada peserta PROLANIS di mana

seluruh peserta mendapatkan pengobatan sesuai dengan standar (100%). Seluruh

peserta PROLANIS mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar berupa

anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, konseling, informasi,

edukasi, pemberian terapi farmakologis, serta konsultasi rujukan ke dokter spesialis

(rujukan ke Faskes Rujukan BPJS) atas indikasi.

Selain dilakukan penilaian terhadap target dan sasaran di atas, juga dilakukan

penilaian indikator mutu pelaksanaan KJS Klub Jantung Sehat Puskesmas Pondok

Benda. Indikator mutunya yaitu terkontrolnya tekanan darah pada pasien hipertensi.

Penilaian dilakukan dengan melihat hasil pencatatan tekanan darah pada saat kegiatan

KJS dan PROLANIS. Dikarenakan jumlah peserta yang hadir antara minggu satu dan

minggu yang lain tidak selalu sama, maka penilaian hanya dilakukan berdasarkan

persentase hasil pengukuran tekanan darah.

Pengklasifikasian tekanan darah disesuaikan dengan JNC VII. Dari setiap catatan

pemeriksaan darah kemudian dihitung ada berapa hasil pemeriksaannya normal,

prehipertensi, hipertense stage1, dan hipertensi stage 2. Hasil kemudian disajikan

dalam bentuk table dan grafik dan dianalisis secara kasar. Hasil analisis ini tidak

menunjukkan monitoring tekanan darah secara individual.

24

Page 30: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

Jan Feb Mar Apr Jul Agt Sept Okt Nov DesHT 2 1 0 0 1 0 2 1 1 0 0HT 1 9 4 13 11 5 10 10 9 7 9Pre-HT 15 16 14 12 12 18 15 14 13 15Normotensi 15 20 33 39 28 35 45 45 40 50

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Grafik 3. Hasil pengukuran tekanan darah peserta KJS Januari 2017 s.d. Desember 2017

Jan Feb Mar Apr Jul Agt Sep Okt Nov DesNormotensi 37.50% 50.00% 55.00% 61.90% 62.22% 58.33% 64.29% 66.18% 66.67% 67.57%Pre-HT 37.50% 40.00% 23.33% 19.05% 26.67% 30.00% 21.43% 20.59% 21.67% 20.27%HT 1 22.50% 10.00% 21.67% 17.46% 11.11% 16.67% 14.29% 13.24% 11.67% 12.16%HT 2 2.50% 0.00% 0.00% 1.59% 0.00% 3.33% 1.43% 1.47% 0.00% 0.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

Grafik 4. Persentase hasil pengukuran tekanan darah peserta KJS Januari 2017 s.d. Desember 2017

Dari data di atas dapat dilihat bahwa dari bulan Januari 2017 ke bulan Desember

2017 terjadi peningkatan persentase peserta dengan tensi normal (normotensi). Hal ini

diiringi dengan adanya penurunan persentase peserta dengan pre-hipertensi, hipertensi

stage 1, dan hipertensi stage 2.

Dengan metode analisis yang sederhana ini dapat dilihat bahwa indikator mutu

pelaksanaan KJS Puskesmas Pondok Benda, yaitu terkontrolnya tekanan darah peserta

KJS, maka dapat dikatakan baru tercapai sebagian. Masih terdapat peserta dengan

hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 yang seharusnya bisa dikontrol lagi tekanan

darahnya.

25

Page 31: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

2. Evaluasi

Terdapat beberapa masalah dalam pelaksanaan kegiatan Klub Jantung Sehat

Puskesmas Pondok Benda selama tahun 2017. Tabel 9. Analisis masalah dalam pelaksanaan KJS tahun 2017

Kegiatan Masalah Analisis Penyebab Masalah

Pemantauan

kesehatan

Kegiatan hanya terlaksana

11 kali dari target 12 kali.

Kegiatan pada bulan Juni tidak

dapat dilaksanakan karena kegiatan

olahraga rutin diliburkan (bulan

puasa)

Penyuluhan

Kesehatan

Kegiatan hanya terlaksana

10 kali dari target 12 kali

Kegiatan pada bulan Januari tidak

terlaksana karena petugas masih

sibuk dengan perencanaan

Puskesmas. Kegiatan pada bulan

Juni tidak terlaksana karena

kegiatan KJS diliburkan terkait

dengan bulan puasa, sehingga

kegiatan penyuluhan juga libur.

Olahraga rutin Kegiatan hanya terlaksana

39 kali dari target 44 kali

Kegiatan harus dibatalkan terkait

cuaca yang tidak mendukung (hujan

deras)

Kehadiran

peserta

PROLANIS

Pada bulan September dan

Oktober jumlah kehadiran

peserta tidak mencapai

target

Pada bulan September dan Oktober,

peserta banyak yang berhalangan

hadir karena ada acara keluarga atau

halangan lainnya.

Terdapat beberapa peserta yang

pindah Faskes tanpa melakukan

pemberitahuan sehingga

kehadirannya tidak dapat dihitung.

Indikator Mutu Masih ada peserta KJS

yang tekanan darahnya

belum terkontrol.

Tidak terkontrolnya tekanan darah

dipengaruhi oleh: pola makan,

aktivitas, paparan rokok, stress, dan

kepatuhan minum obat hipertensi

serta kontrol tekanan darah

26

Page 32: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

E. Rencana Tindak Lanjut

Kegiatan Klub Jantung Sehat (KJS) Puskesmas Pondok Benda tetap dilaksanakan

pada tahun 2018 dengan beberapa rencana tindak lanjut sesuai dengan analisis

permasalahan yang didapat pada tahun 2017. Beberapa tindak lanjut untuk KJS tahun

2018 adalah:

a. Meningkatkan keterlibatan peserta KJS dalam penyusunan RPK 2018 terutama

untuk menentukan jadwal kegiatan.

b. Menekankan pentingnya kehadiran dan peran aktif peserta dalam seluruh rangkaian

kegiatan KJS mulai dari pemantauan kesehatan, penyuluhan kesehatan, olahraga

rutin, aquarobic, dan wisata raga.

c. Mengingatkan kembali komitmen dari peserta PROLANIS untuk hadir dalam

kegiatan KJS, terutama pada minggu pemantauan kesehatan.

d. Melakukan pendataan ulang untuk kepesertaan BPJS (nomor BPJS dan nama

Faskes) sehingga kepesertaan PROLANIS tepat sasaran.

e. Melakukan pencatatan hasil tekanan darah dan pemeriksaan lainnya dalam bentuk

kohort sehingga lebih mudah dipantau. Peserta yang tekanan darahnya tidak

terkontrol diarahkan untuk melakukan konsultasi secara individual guna

mendapatkan tata laksana lebih lanjut.

f.

27

Page 33: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

BAB IVPENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyakit tidak menular yang bisa terjadi

akibat pola hidup yang tidak sehat seperti merokok, pola makan tidak sehat, dan

kurangnya aktivitas fisik. Pemerintah melalui seksi PTM Kementerian Kesehatan

mengkampanyekan “CERDIK” sebagai bentuk pencegahan terhadap penyakit ini.

CERDIK akronim dari : cek kesehatan rutin, enyahkan asap rokok, rajin olahraga, diet

gizi seimbang, istirahat cukup, dan kelola stress dengan baik.

2. Pencegahan dan pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah di Puskesmas

Pondok Benda dilakukan dengan mengintegrasikan UKP dengan UKM (Promkes,

PTM, Lansia, Gizi, Kesehatan Olahraga), dengan lintas sektor (Yayasan Jantung

Indonesia, BPJS Kesehatan-PROLANIS), dan melakukan pemberdayaan masyarakat

sebagai pengurus KJS Puskesmas Pondok Benda.

3. Kegiatan-kegiatan dalam KJS Puskesmas Pondok Benda tahun 2017 adalah

pemeriksaan kesehatan rutin, olahraga rutin setiap sabtu, penyuluhan penyakit kronis,

aquarobic, dan wisata raga.

4. Capaian kegiatan KJS Puskesmas Pondok Benda tahun 2017 adalah: ketepatan

pelaksanaan kegiatan sebesar 91.51%, capaian skrining PTM pada sasaran sebesar

100%, peningkatan persentase peserta dengan normotensi (37.5% menjadi 67.57%),

penurunan persentase peserta dengan klasifikasi pre-hipertensi (37.5% menjadi

20.27%), hipertensi stage 1 (22.5% menjadi 12.16%), dan hipertensi stage 2 (2.5%

menjadi 0%).

B. Saran

1. Melakukan pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan dalam bentuk kohort mulai April

2018 sehingga pemantauan lebih mudah dilakukan.

2. Mencari sponsor untuk kegiatan Klub Jantung Sehat sehingga pembiayaan dari

anggaran JKN dan iuran peserta dapat ditekan.

1.

28

Page 34: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

DAFTAR PUSTAKA

1. Cardiovascular Disease. Januari 2017 (disitasi 10 Maret 2018). Diunduh dari

http://www.who.int/cardiovascular_disease/en/

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan

Masyarakat.

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal

di Bidang kesehatan.

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.

6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 514 Tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis

bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.

7. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata KM, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI. 2006.

8. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS

2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013 (disitasi 10 Maret

2018). Diunduh dari http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil

%20Riskesdas%202013.pdf

9. Whelton PK, et al. 2017 High Blood Pressure Clinical Practice Guidelines. American

College of Cardiology Foaundation and American Heart Association. 2017 (disitasi 10

Maret 2018). Diunduh dari

http://hyper.ahajournals.org/content/hypertensionaha/early/2017/11/10/

HYP.0000000000000065.full.pdf

10. Gomar FS, et al. Epidemiology of Coronary Heart Disease and Acute Coronary

Syndrome. Annalas of Translational Medicine. 2016 (disitasi 10 Maret 2018). Diunduh

dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4958723/

11. The Top Ten Causes of Death. World Hearth Organization. 2017 (disitasi 10 Maret

2018). Diunduh dari http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs310/en/

12. Djohan TBA. Penyakit Jantung Koroner dan Hipertensi. Universitas Sumatera Utara.

2004 (disitasi 10 Maret 2018). Diunduh dari http://www.academia.edu%2Fdownload

%2F35027793%2F Penyakit_Jantung_Koroner_Dan_Hypertensi.pdf

29

Page 35: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

13. Yayasan Jantung Indonesia. 2017 (disitasi 10 Maret 2018). Diunduh dari

www.inaheart.or.id/tentang-kami/

14. Panduan Praktis PROLANIS. BPJS Kesehatan. 2017 (disitasi 10 Maret 2018). Diunduh

dari http://bpjs-kesehatan.go.id./bpjs/dmdocuments/06-PROLANIS.pdf

30

Page 36: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

Lampiran I. Dokumentasi kegiatan

31

Pemantauan Kesehatan KJS Puskesmas Pondok Benda

Olahraga rutin (senam) KJS Puskesmas Pondok Benda

Page 37: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

32

Olahraga rutin (senam lantai) KJS Puskesmas Pondok Benda

Kegiatan Aquarobic KJS Puskesmas Pondok Benda

Page 38: masihdiangenangen.files.wordpress.com · Web viewSegala puji bagi Allah . subhaanahu . wa. ta'ala . yang telah menganugerahkan kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat

Lampiran 2. Contoh kohort yang disarankan

TAHUN :

N PRE HT 1 HT 2 N PRE HT 1 HT 2 N PRE HT 1 HT 2 N PRE HT 1 HT 2 N PRE HT 1 HT 21 Ulfa 110/70 110/70

2 Putri 170/90 150/90

3 Azizah 130/80 120/80

4 Nia 120/80 110/70

5 Kania 110/80 110/70

6 Rizal 140/80 130/80

7 Mela 110/70 110/70

8 Sri 130/80 120/80

9 Lidia 120/80 120/80

10 Wati 120/80 120/80

11 Ervanny 140/80 140/80

12 Rachim 120/80 120/80

13 Sari 130/80 140/80

14 Hartati 120/80 120/80

15 Anisa 120/80 120/80

16 Iyus 110/70 120/80

17 Sofa 120/70 120/80

18 Fauzi 150/90 140/90

19 Joni 160/100 150/90

20 Astari 130/85 130/80

TOTAL 11 4 3 2 13 2 5 0

MEI

KOHORT PEMANTAUAN TEKANAN DARAH PESERTA KLUB JANTUNG SEHAT PUSKESMAS PONDOK BENDA

JANUARINO NAMA PESERTA FEBRUARI MARET APRIL

1