PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat...

94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH YANG TERKENA PENGADAAN TANAH DALAM PEMBANGUNAN JALAN TOL SOLO-MANTINGAN II DI DESA PILANGSARI KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN Penulisan Hukum (Skripsi) S1 Disusun dan diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : BANU BAWA SASANGKA NIM E0007094 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2011

Transcript of PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat...

Page 1: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH

YANG TERKENA PENGADAAN TANAH DALAM PEMBANGUNAN

JALAN TOL SOLO-MANTINGAN II DI DESA PILANGSARI

KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN

Penulisan Hukum

(Skripsi) S1

Disusun dan diajukan untuk

Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum

Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

BANU BAWA SASANGKA

NIM E0007094

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2011

Page 2: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Banu Bawa Sasangka

NIM : E0007094

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul:

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH

YANG TERKENA PENGADAAN TANAH DALAM PEMBANGUNAN

JALAN TOL SOLO-MANTINGAN II DI DESA PILANGSARI

KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN adalah betul-betul

karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini

diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian

hari pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik

berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari

penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, Juli 2011

Yang membuat pernyataan

Banu Bawa Sasangka

NIM. E0007094

Page 5: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai

kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan

bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan padamu hari depan yang

penuh harapan.

(Yeremia 29 : 11)

Permulaan Hikmat adalah takut akan Tuhan, dan mengenal Yang

Mahakudus adalah pengertian.

(Amsal 9 : 10)

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab

Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau;

Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa

kemenangan.

(Yesaya 41 : 10)

Sejauh mana engkau mau Tuhan campur tangan dalam hidupmu, maka

sejauh itulah Dia akan campur tangan dalam hidupmu.

(Banu)

Orang yang berhasil akan mengambil manfaat dari kesalahan-kesalahan

yang ia lakukan, dan akan mencoba kembali untuk melakukan dalam suatu

cara yang berbeda.

(Banu)

Page 6: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Sebuah karya sederhana ini penulis

persembahkan kepada :

· Tuhan Yesus Kristus, Bapa yang

kekal, Allah Perkasa, Penguasa

langit dan bumi.

· Ayah dan Ibuku tercinta

· Kakakku Alep Daru Atmaka

· Adekku Dyah Woro Ruhasih

· Sahabat-sahabatku

· Almamater, Universitas Sebelas

Maret Surakarta

Page 7: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRAK

Banu Bawa Sasangka, E0007094. PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH YANG TERKENA PENGADAAN TANAH DALAM PEMBANGUNAN JALAN TOL DI DESA PILANGSARI KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara proses pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan Jalan Tol di Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen, serta bentuk dan cara pembayaran ganti kerugian yang diberikan oleh pemerintah kepada pemegang Hak Atas Tanah yang terkena pengadaan tanah dengan PerPres No.36 Tahun 2005 sebagaimana telah diubah dengan PerPres No.65 Tahun 2006 jo Perat.Ka.BPN No.3 Tahun 2007.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum doktrinal atau penelitian normatif, yakni suatu penelitian hukum yang bersifat perskriptif bukan deskriptif dengan pendekatan undang-undang (statue approach), yaitu menelaah undang-undang dan regulasi yang terkait dengan isu hukum yang diangkat dan pendekatan analisis hukum (analythical approach), yaitu peneliti akan menelaah mengkaji secara mendalam atas bunyi teks sebuah peraturan perundang-undangan. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Sumber data sekunder yang digunakan mencakup bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi dokumen atau bahan pustaka ini meliputi usaha-usaha pengumpulan data dengan cara mengunjungi perpustakaan-perpustakaan, membaca, mengkaji, dan mempelajari buku-buku, literatur, artikel, majalah, koran, karangan ilmiah, makalah, internet, dan sebagainya yang berkaitan erat dengan pokok permasalahan dalam penelitian. Analisis data yang dilakukan dengan interpretasi terhadap peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan tanah (premis mayor) dijadikan acuan hukum untuk menilai kebenaran proses pengadaan tanah untuk Jalan Tol Solo-Mantingan II di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen (premis minor). Untuk memperoleh jawaban atas kesesuaian prosedur pengadaan tanah, digunakan silogisme deduksi.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dihasilkan simpulan, Kesatu, Secara garis besar pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan Jalan Tol di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan kecuali dalam hal pembayaran ganti rugi yang dinilai melewati batas waktu 60 hari sesudah Keputusan Panitia Pengadaan Tanah mengenai Ganti Rugi terbit. Kedua, antara pihak pemilik tanah dan instansi yang membutuhkan tanah dalam hal ini adalah Kementrian Pekerjaan Umum melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dapat mencapai kesepakatan mengenai ganti kerugian atas tanah, bangunan, tanaman, ataupun benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah dengan ganti rugi berupa uang.

Kata kunci : Prosedur, pengadaan, kepentingan umum

Page 8: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRACT

Banu Bawa Sasangka, E0007094. LEGAL PROTECTION FOR HOLDERS OF LAND AFFECTED SOIL IN THE PROCUREMENT OF TOLL ROAD IN THE VILLAGE DISTRICT SRAGEN NGRAMPAL PILANGSARI SUB. Sebelas Maret University The Faculty of Law.

This study aims to determine the suitability of the implementation process of land acquisition for construction of Highways in District Ngrampal Sragen Regency, as well as the form and manner of payment of compensation provided by the government to holders of Rights on Land affected by land acquisition by the Presidential Decree Number 36 of 2005 as amended with Presidential Decree Number 65 year 2006 in conjunction with the Head of BPN Regulation Number 3 year 2007.

This research is legal doctrinal or normative research, which is a legal research is perscriptive law not a descriptive approach (statue approach), which is reviewing the laws and regulations related to legal issues raised and the approach to legal analysis (analythical approach ), the researchers will examine in depth review on the content of a text of the legislation. Types of data used are secondary data. Secondary data sources used include the primary legal materials, legal materials secondary, and tertiary legal materials. Data collection techniques used is the study of documents or material library includes data collection efforts by visiting libraries, reading, reviewing, and studying books, literature, articles, magazines, newspapers, scientific articles, papers, internet, and so are closely related to the subject in the study. Data analysis was performed with the interpretation of laws and regulations concerning land acquisition (major premise) made reference to assess the truth of the law of the land acquisition process for the Toll Road Mantingan-Solo II in the Village District Pilangsari Ngrampal Sragen (minor premise). To obtain answers to the suitability of land acquisition procedures, use syllogistic deduction.

Based on the results of research and discussion of the resulting conclusions, One, Broadly speaking, the implementation of land acquisition for construction of Toll Road in the Village District Pilangsari Ngrampal Sragen Regency has been carried out in accordance with established procedures except in the case of payment of compensation which was considered overdue 60 days after the issuance of Decision Land Procurement Committee on Compensation. Second, between the landowners and agencies to obtain land in this case is the Ministry of Public Works via the Toll Road Regulatory Agency (BPJT) can reach an agreement on compensation for land, buildings, plants, or other objects relating to the ground with the compensation in the form of money.

Key words: Procedures, procurement, public interest

Page 9: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah

menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia, serta berkat-berkatNya

kepada penulis. Bersyukur atas hikmat serta pengetahuan yang telah

dikaruniakanNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan

penulisan hukum (skripsi) dengan judul “PERLINDUNGAN HUKUM BAGI

PEMEGANG HAK ATAS TANAH YANG TERKENA PENGADAAN

TANAH DALAM PEMBANGUNAN JALAN TOL SOLO-MANTINGAN II

DI DESA PILANGSARI KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN

SRAGEN”.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk melengkapi tugas

akhir sebagai syarat memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Hukum pada

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya laporan penulisan hukum atau

skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan, baik moril maupun materiil

yang diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati

penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Bapaku yang baik, Tuhan Yesus Kristus. Terima kasih atas anugerah

keselamatan, karya, kasih, kekuatan, hikmat, talenta, iman dan pengharapan

yang telah Engkau berikan bagi hidupku. Hidupku menjadi berharga karena

Engkau ada di dalamKu;

2. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, SH, M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin dan

kesempatan kepada penulis untuk mengembangkan ilmu hukum melalui

penulisan skripsi;

3. Bapak Lego Karjoko, S.H., M.H selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, arahan, masukan;

4. Bapak Mulyono, S.H., M.Hum selaku anggota Panitia Pengadaan Tanah

untuk pembangunan Jalan Tol Solo-Mantingan II yang telah membantu

penulis dalam memperoleh data untuk penulisan ini;

Page 10: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

5. Bapak Joko Suyono, S.H., M.H selaku Pejabat Pembuat Komitmen Jalan Tol

Solo-Mantingan II di Kabupaten Sragen yang telah membantu penulis dalam

memperoleh data untuk penulisan ini;

6. Bapak Sugiyarto selaku Kepala Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal

Kabupaten Sragen yang telah membantu penulis dalam memperoleh data

untuk penulisan ini;

7. Ayah dan ibuku yang selalu memberikan dorongan, semangat, doa, nasehat,

bimbingan, pelajaran hidup yang tidak bisa dinilai dengan materi;

8. Kakakku (Mas Alep) dan adekku (Dyah) yang selalu memberikan dukungan,

arahan dan doa;

9. Sahabat-sahabatku selama berada di Fakultas Hukum Universitas Sebelas

Maret, John, Meme, Yosi, Richard yang menjadi teman seperjuangan dalam

meraih gelar sarjana hukum. Terima kasih atas doa dan dukungan yang luar

biasa, semoga persahabatan kita makin erat;

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan

penulisan hukum ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih banyak kekurangan, untuk itu

penulis dengan besar hati menerima kritik dan saran yang membangun. Semoga

penulisan hukum ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada

umumnya dan ilmu hukum pada khususnya, sehingga tidak menjadi suatu karya

yang sia-sia.

Surakarta, Juli 2011

Penulis,

Banu Bawa Sasangka

Page 11: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN........................................................................... iv

HALAMAN MOTTO........................................................................................ v

HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................... vi

ABSTRAK........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR........................................................................................ ix

DAFTAR ISI....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian................................................................................... 6

E. Metode Penelitian..................................................................................... 6

F. Sistematika Penulisan.............................................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori........................................................................................ 11

1. Tinjauan Tentang Fungsi Sosial Hak Atas Tanah.............................11

2. Tinjauan Tentang Penghormatan Hak Atas Tanah............................12

3. Tinjauan Tentang Pengadaan Tanah..................................................14

a. Pengertian dan Pengaturan Pengadaan Tanah............................. 14

b. Kepentingan Umum dan Jalan Tol dalam Pengadaan Tanah...... 16

c. Panitia Pengadaan Tanah............................................................. 20

d. Musyawarah dan Tata Cara Dalam Pengadaaan Tanah.............. 22

B. Kerangka Pemikiran................................................................................. 37

Page 12: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten

Sragen ....................................................................................................... 40

1. Keadaan Geografis dan Administratif Desa Pilangsari Kecamatan

Ngrampal Kabupaten Sragen.............................................................. 40

2. Penggunaan Tanah di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal

Kabupaten Sragen............................................................................... 40

3. Pemilik Hak Atas Tanah di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal

kabupaten Sragen yang Terkena Pengadaan Tanah untuk

Pembangunan Jalan Tol Solo-Mantingan II....................................... 41

4. Perumusan dan Dasar Kebijakan Jalan Tol di Desa

Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen.......................... 43

B. Prosedur Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Jalan Tol di Desa

Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen................................. 46

1. Tahapan-Tahapan Pengadaan Tanah dalam Pembangunan Jalan

Tol Solo-Mantingan II di Desa Pilangsari Kecamatan

Ngrampal Kabupaten Sragen.............................................................. 46

2. Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah (PPT).................................. 63

3. Proses Berlangsungnya Musyawarah Tentang Bentuk dan Besarnya

Ganti Gugi.......................................................................................... 66

C. Besar dan Cara Pembayaran Ganti Kerugian yang Diberikan Oleh

Pemerintah Kepada Pemilik Hak Atas Tanah yang Terkena Pengadaan

Tanah Untuk Pembangunan Jalan Tol di Desa Pilangsari Kecamatan

Ngrampal Kabupaten Sragen..................................................................... 74

1. Besarnya Kesepakatan Ganti Rugi Antara Pemerintah Dengan

Pemilik Hak Atas Tanah..................................................................... 74

2. Cara Pembayaran Ganti Kerugian yang Diberikan Pemerintah

Kepada Pemilik Hak Atas Tanah........................................................ 75

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................ 78

Page 13: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

B. Saran.......................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 81

LAMPIRAN

Page 14: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penggunaan Tanah Desa Pilangsari.................................................... 40

Tabel 2. Daftar Nama Pemilik Tanah yang Terkena Proyek Tol Desa

Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen........................... 41

Tabel 3. Data Hasil Pengukuran Jalan Tol Desa Pilangsari Kecamatan

Ngrampal Kabupaten Sragen............................................................ 49

Tabel 4. Hasil Musyawarah Kesepakatan Ganti Rugi Tanah............................ 56

Tabel 5. Susunan Panitia Pengadaan Tanah..................................................... 63

Tabel 6. Nilai Jual Bangunan.......................................................................... 70

Tabel 7. Nilai Jual Tanaman Produktif.............................................................. 71

Page 15: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemerintah Indonesia berusaha mewujudkan masyarakat yang adil dan

makmur seiring dengan cita-cita berdirinya negara Republik Indonesia dari masa

sebelum dan sesudah berlakunya UUPA. Oleh karena itu, hal ini memerlukan

peran aktif semua lapisan masyarakat dalam semua bidang kehidupan, seperti

ekonomi, sosial budaya, politik dan hukum.

Seiring dengan berjalannya waktu dari tahun ke tahun, tuntutan pemenuhan

kebutuhan untuk kepentingan umum dirasa semakin meningkat. Pertambahan

jumlah penduduk dan peningkatan kemakmuran menjadi faktor utama untuk

diadakannya peningkatan atau perbaikan fasilitas-fasilitas umum baik secara

kualitas maupun kuantitas. Fasilitas-fasilitas umum yang dimaksud antara lain

seperti jaringan/transportasi, fasilitas pendidikan, peribadatan, sarana olah raga,

fasilitas komunikasi, fasilitas keselamatan umum dan sebagainya. Pembangunan

berbagai fasilitas umum tersebut tentunya memerlukan tanah sebagai tempat

fasilitas-fasilitas umum itu didirikan. Dalam hal persediaan tanah masih luas,

proses pembangunan fasilitas umum tidak akan ada masalah. Akan tetapi yang

menjadi permasalahan adalah ketika banyak tanah yang sudah dilekati hak secara

pribadi (hak atas tanah), sedangkan persediaan tanah pemerintah juga semakin

terbatas. Hal tersebut dapat terjadi karena tanah merupakan sumber daya alam

yang sifatnya terbatas.

Pengadaan tanah atas nama pembangunan tampaknya menjadi salah satu

masalah krusial di Indonesia. Ia seperti penyakit kronis dalam kata pembangunan

itu sendiri. Atas nama negara, Pemerintah merasa punya hak mengambil tanah

milik penduduk terlepas apakah pemilik setuju atau tidak. Penduduk acap kali

komplain kompensasi yang ditawarkan Pemerintah terlalu kecil, sehingga mereka

enggan untuk melepas hak milik

(http://beta.hukumonline.com/quart/berita/baca/hol20760/relasi--negara-dan-

rakyat-dalam-pengadaan-tanah).

Page 16: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Pada masa sekarang ini adalah sangat sulit melakukan pembangunan untuk

kepentingan umum di atas tanah negara, dan sebagai jalan keluar yang ditempuh

adalah dengan mengambil tanah-tanah hak. Kegiatan “mengambil” tanah (oleh

pemerintah dalam rangka pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum)

inilah yang kemudian disebut dengan pengadaan tanah. Kegiatan pengadaan tanah

ini sudah sejak lama dilakukan, bahkan sudah dikenal sejak zaman Hindia

Belanda dahulu melalui Onteigenings Ordonnatie (Staatsblad 1920 nomor 574).

Dalam pembebasan tanah, hak-hak keperdataan pemilik tanah yang terdiri

dari hak atas tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang berkaitan

dengan tanah, tetap dilindungi (http://hukumonline.com/klinik/detail/cl459).

Undang-Undang Pokok Agraria sendiri melalui Pasal 18, memberikan landasan

hukum bagi pengambilan tanah hak ini dengan menentukan untuk kepentingan

umum, termasuk kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan bersama dari

rakyat, hak-hak atas tanah dapat dicabut, dengan memberi ganti kerugian yang

layak menurut cara yang diatur dengan undang-undang.

Adanya berbagai peraturan yang mengatur tentang kebijaksanaan yang

digariskan oleh pemerintah yaitu dalam rangka penyediaan tanah yang

rnenyangkut kepentingan dan kehidupan rakyat harus dilakukan secara

musyawarah, namun kadangkala masih timbul permasalahan yang dirasakan tidak

adil dan kurang memberikan jaminan kepastian dan perlindungan hukum terhadap

rakyat yang tanahnya terkena pembebasan. Dengan dikeluarkannya Keppres

Nomor 55 Tahun 1993, tentang pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan

untuk kepentingan umum, dapat dipandang sebagai salah satu pembaharuan

hukum (Law Reform) ke arah sistem hukum pertanahan yang lebih baik dan dapat

memenuhi tuntutan kebutuhan pembangunan. Di dalam Keppres Nomor 55 Tahun

1993, ada beberapa prinsip pokok dan mendasar yang menjadi pembaharuan

hukum dalam pengadaan tanah diantaranya: kelembagaan, susbtansinya,

pengertian kepentingan umum, ruang lingkup kegiatannya, tata cara melakukan

musyawarah dan penentuan bentuk dan besamya ganti kerugian. Akan tetapi

Keppres Nomor 55 Tahun 1993 dirasa kurang memberikan perlindungan hukum

bagi rakyat yang memiliki hak atas tanah yang tanahnya terkena pengadaan tanah

Page 17: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

sehingga Keppres Nomor 55 Tahun 1993 diganti dengan Perpres Nomor 36

Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum.

Perpres Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum yang kemudian direvisi dengan Perpres

Nomor 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 36

Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum dan Peraturan Kepala BPN Nomor 3 Tahun 2007 tentang

Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005, menjelaskan

bahwa pengadaan tanah adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan

cara memberikan ganti rugi kepada yang melepaskan atau menyerahkan tanah,

bangunan, tanaman, dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah.

Proses untuk mendapatkan tanah yang akan digunakan sebagai

pembangunan untuk kepentingan umum dilakukan dengan cara pelepasan atau

penyerahan hak atas tanah. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilakukan

salah satunya untuk pembangunan jalan tol.

Pembangunan infrastruktur di Indonesia tergolong sangat lamban bila

dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia. Salah satu contoh kasat mata

adalah pembangunan jalan tol. Panjang jalan tol di Indonesia saat ini hanya

mencapai 741 kilometer, padahal Indonesia sudah mulai membangun jalan tol 33

tahun silam (1978), yakni dengan beroperasinya jalan tol Jagorawi yang

menghubungkan Jakarta, Bogor dan Ciawi. Bahkan sejak akhir 2004, panjang ja-

lan tol hanya bertambah sekitar 134 km. Negara-negara tetangga yang memulai

pembangunan jalan tol beberapa tahun kemudian malah kini memiliki jalan tol

yang jauh lebih panjang. Masalah umum yang menghambat pembangunan berba-

gai proyek infrastruktur, termasuk jalan tol, adalah terkait pembebasan lahan.

Terkadang dana sudah tersedia, namun pembangunan tidak dilakukan karena

terbentur pembebasan lahan yang tak kunjung usai

(http://www.indonesiafinancetoday.com/read/4722/RUU-Pengadaan-Lahan-dan-

Jalan-Tol).

Page 18: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Agenda pengadaan tanah untuk pembangunan Jalan Tol Solo-Mantingan II

yang melewati Kabupaten Sragen belum terlaksana secara penuh. Pembangunan

Jalan Tol di Kabupaten Sragen yang ditargetkan selesai pada akhir tahun 2009

ternyata molor. Hal tersebut dikarenakan sulitnya mencapai kesepakatan antara

pihak yang memerlukan tanah dengan pemilik hak atas tanah dalam hal

pelaksanaan musyawarah untuk menentukan bentuk dan besarnya ganti kerugian.

Akan tetapi untuk wilayah Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal pada tahun

2011 ini proses pengadaan tanah sudah sekitar 94% terselesaikan karena dari 47

bidang tanah yang terkena pengadaan tanah, hanya 3 bidang tanah yang

pemiliknya belum mendapat pembayaran ganti rugi. Dengan kata lain sudah ada

kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti kerugian antara pihak yang

memerlukan tanah dengan semua pemilik hak atas tanah yang tanahnya terkena

pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol.

Atas dasar uraian di atas, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tahapan

pelaksanaan pembangunan Jalan Tol di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal

Kabupaten Sragen, serta mengenai kesepakatan ganti rugi antara para pihak yang

terkait sebagai bentuk perlindungan hukum bagi pemilik hak atas tanah yang

terkena pengadaan tanah, maka penulis mengajukan penulisan hukum dengan

judul “PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS

TANAH YANG TERKENA PENGADAAN TANAH DALAM

PEMBANGUNAN JALAN TOL SOLO-MANTINGAN II DI DESA

PILANGSARI KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk

membahas masalah tersebut lebih lanjut dengan menitik beratkan pada rumusan

masalah:

1. Apakah proses pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan Jalan Tol

di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen sudah sesuai

Page 19: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

dengan PerPres No.36 Tahun 2005 sebagaimana telah diubah dengan

PerPres No.65 Tahun 2006 jo Perat.Ka.BPN No.3 Tahun 2007?

2. Apakah besar dan cara pembayaran ganti kerugian yang diberikan oleh

pemerintah kepada pemilik hak atas tanah yang terkena pengadaan tanah

untuk pembangunan jalan tol di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal

Kabupaten Sragen sudah sesuai dengan PerPres No.65 Tahun 2006 jo

Perat.Ka.BPN No.3 Tahun 2007?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian diperlukan karena terikat dengan perumusan masalah dan

judul dari penelitian itu sendiri. Penulis mempunyai tujuan atau hal-hal yang

dicapai dicapai baik berupa tujuan obyektif maupun tujuan subyektif. Adapun

tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Tujuan Objektif

a. Untuk mengetahui kesesuaian antara proses pelaksanaan pengadaan

tanah untuk pembangunan jalan Tol di Desa Pilangsari Kecamatan

Ngrampal Kabupaten Sragen dengan PerPres No.36 Tahun 2005

sebagaimana telah diubah dengan PerPres No.65 Tahun 2006 jo

Perat.Ka.BPN No.3 Tahun 2007.

b. Untuk mengetahui besar dan cara pembayaran ganti kerugian yang

diberikan oleh pemerintah kepada pemegang Hak Atas Tanah yang

terkena pengadaan tanah.

2. Tujuan Subjektif

a. Untuk memperoleh suatu hasil penelitian sebagai bahan untuk

menyusun skripsi sebagai persyaratan dalam mencapai gelar

kesarjanaan di bidang Ilmu Hukum di Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Page 20: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

b. Untuk menambah, memperluas, dan mengembangkan pengetahuan

serta pemahaman aspek hukum dalam teori dan praktek di lapangan

hukum.

c. Untuk memperdalam berbagai teori hukum yang telah penulis

dapatkan di Fakultas Hukum, khususnya di bidang Hukum Agraria.

D. Manfaat Penelitian

Dalam penulisan hukum ini penulis mengharapkan adanya manfaat yang

bisa diperoleh antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai rujukan dalam studi

pengadaan tanah untuk jalan tol beserta perlindungan hukumnya bagi

pemegang hak atas tanah.

b. Memperkaya referensi penulisan tentang hukum pertanahan.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan sumbangan jawaban masalah yang sedang diteliti oleh

penulis.

b. Mengembangkan daya penalaran dan membentuk pola pikir dinamis

sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan

ilmu yang diperoleh.

c. Hasil penulisan ini diharapkan dapat membantu memberikan masukan

serta tambahan pengetahuan bagi pihak-pihak yang terkait dengan

masalah yang diteliti.

E. Metode Penelitian

Metode adalah suatu alat untuk mencari jawaban dari pemecahan masalah,

oleh karena itu suatu metode atau alatnya harus jelas terlebih dahulu tentang apa

Page 21: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

yang akan dicari. Lebih lanjut Setiono mengatakan “cara penelitian itulah yang

dimaksud dengan metode.” (Setiono, 2005 : 4).

Metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala cara dalam rangka

ilmu tersebut, untuk sampai kepada kesatuan pengetahuan. Tanpa metode ilmiah,

suatu ilmu pengetahuan itu sebenarnya bukan suatu ilmu, tetapi suatu himpunan

pengetahuan saja tentang berbagai gejala, tanpa dapat disadari hubungan antara

gejala yang satu dengan yang lainnya (Bambang Sunggono, 2003:45).

Berbagai hal yang menjadi bagian dari metode penelitian ini dapat

dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Penelitian hukum secara umum dapat dikategorikan menjadi

penelitian doktrinal dan penelitian non doktrinal. Jenis penelitian yang

digunakan dalam penulisan hukum ini adalah penelitian doktrinal atau

penelitian normatif, yakni suatu penelitian hukum yang bersifat perskriptif

bukan deskriptif sebagaimana ilmu sosial dan ilmu alam (Peter Mahmud,

2006:33).

2. Sifat penelitian

Berdasarkan uraian mengenai jenis penelitian di atas maka tipe kajian

penelitian ini menggunakan jenis penelitian preskriptif. Sebagai ilmu yang

bersifat preskriptif, ilmu hukum mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai

keadilan, validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum, dan norma-norma

hukum (Peter Mahmud, 2005:22).

3. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan perundang-undangan (statute

approach), yaitu pendekatan dengan menggunakan legislasi dan regulasi

(Peter Mahmud, 2005:97). Penelitian ini menggunakan berbagai peraturan

yang menjadi fokus sekaligus tema sentral suatu penelitian.

4. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Page 22: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder,

yaitu data atau informasi hasil telaah dokumen penelitian yang telah ada

sebelumnya, bahan kepustakaan seperti buku-buku, literatur, koran,

majalah, journal, maupun arsip-arsip yang berkesesuaian dengan penelitian

yang dilakukan.

Adapun sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Bahan Hukum Primer

Merupakan bahan hukum yang terdiri dari peraturan Perundang-

undangan yaitu Undang-Undang Dasar RI 1945, baik sebelum ataupun

sesudah perubahan, Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Pokok-

Pokok Agraria, Perpres No. 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah

Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana telah diubah dengan Perpres No. 65 Tahun 2006 tentang

Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang

Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan

Umum, Peraturan Kepala BPN Nomor 3 Tahun 2007 tentang Ketentuan

Pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang

Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan

Umum, serta peraturan lainnya yang ada relevansinya dengan

permasalahan yang dikaji.

b. Bahan Hukum Sekunder

Merupakan bahan yang barasal dari data-data yang sudah tersedia

misalnya dokumen resmi, laporan kegiatan, arsip dan literatur yang

berhubungan dengan masalah penelitian.

c. Bahan hukum tersier

Merupakan bahan yang memberikan informasi tentang bahan

hukum primer dan sekunder, misalnya bahan dari media internet,

kamus, ensiklopedia, dan lain-lain.

Page 23: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah studi kepustakaan. Beberapa data dimintakan klarifikasi kepada P2T

Kabupaten Sragen, PPK Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Jalan Tol

Solo-Mantingan II di Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen, dan Kantor

Desa Pilangsari yang terkena Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Jalan

Tol Solo-Mantingan II di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten

Sragen.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah tahap yang sangat penting dan menentukan dalam

setiap penelitian. Di tahap ini penulis harus melakukan pemilahan data-data

yang telah diperoleh. Penganalisisan data pada hakekatnya merupakan

kegiatan untuk mengadakan sistematisasi bahan-bahan hukum tertulis untuk

memudahkan pekerjaan analisis dan konstruksi (Soerjono Soekanto,

2007:251-252)

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dengan cara

menginventarisasi sekaligus mengkaji penelitian dari studi kepustakaan,

aturan perundang-undangan beserta dokumen-dokumen yang dapat

membantu menafsirkan norma untuk menjawab permasalahan yang diteliti.

Tahap terakhir yaitu dengan menarik kesimpulan dari data yang diolah,

sehingga pada akhirnya dapat menjawab apakah proses pengadaan tanah

untuk Jalan Tol Solo-Mantingan di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal

Kabupaten Sragen sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang

berlaku.

F. Sistematika Penulisan Hukum

Dalam penulisan ini, untuk memberikan gambaran secara menyeluruh

tentang sistematika penulisan hukum yang sesuai dengan aturan penulisan hukum,

Page 24: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

maka penulis membagi penulisan hukum ini menjadi empat bab dan tiap-tiap bab

dibagi dalam sub-sub bab yang disesuaikan dengan luas pembahasannya.

Sistematika itu sendiri terdiri dari IV Bab, beberapa sub Bab dan termasuk juga

daftar pustaka. Adapun Sistem penulisan hukum ini adalah sebagai berikut :

Dalam Bab I Pendahuluan ini akan diuraikan mengenai latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi

penelitian dan sistematika penulisan hukum untuk memberikan pemahaman

terhadap isi dari penelitian ini secara garis besar.

Dalam Bab II Tinjauan Pustaka ini penulis memberikan landasan teori atau

menguraikan tentang tinjauan umum mengenai fungsi sosial hak atas tanah,

prinsip penghormatan hak atas tanah,serta pengadaan tanah.

Dalam Bab III Hasil Penelitian dan Pembahasan, penulis akan membahas

dan menjawab permasalahan yang telah ditentukan sebelumnya yang meliputi:

pertama, apakah tahapan pengadaan tanah untuk Jalan Tol di Desa Pilangsari

Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen sudah sesuai dengan PerPres No.36

Tahun 2005 sebagaimana telah diubah dengan PerPres No.65 Tahun 2006 jo

Perat.Ka.BPN No.3 Tahun 2007. Kedua, bagaimana bentuk dan cara pembayaran

ganti kerugian yang diberikan oleh pemerintah kepada pemilik hak atas tanah

yang terkena pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol di Desa Pilangsari

Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen.

Dalam Bab IV Penutup, penulis akan menguraikan mengenai simpulan dari

jawaban-jawaban permasalahan yang menjadi objek penelitian dan saran yang

didasarkan pada simpulan yang ada.

Page 25: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Tentang Fungsi Sosial Hak Atas Tanah

Tanah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan

manusia, baik yang menyangkut masalah sosial, ekonomi, tempat tinggal,

gerak dan aktifitas. Oleh karena itu, tanah akan selalu ada masalah, terutama

untuk pembangunan fisik Negara. Tanah merupakan salah satu bentuk

karunia yang diberikan Tuhan pada Negara kita. Untuk itulah supaya tidak

timbul masalah, pemerintah berusaha mengaturnya dengan baik. Keadaan

Negara kita sebagai Negara berkembang menuntut kita melakukan banyak

perbaikan dan pembangunan. Banyaknya manusia yang memerlukan tanah,

tetapi tidak bertambahnya jumlah tanah yang ada menjadi salah satu inti

permasalahannya. Mau tidak mau untuk menjalankan pembangunan,

diadakan proses pengadaan tanah yang asalnya dari tanah yang sudah dihaki

oleh rakyat. Proses tersebut cukup memakan waktu yang lama, oleh karena

salah satu pihak merasa adanya ketidak-adilan. Proses yang cukup lama ini,

otomatis membuat jalannya pembangunan menjadi tersendat.

Pemerintah harus memperhatikan jumlah kerugian yang wajar, layak

dan adil untuk pemegang tanah. Dengan begitu tujuan UUPA untuk mencari

keseimbangan antara dua kepentingan rakyat (pembangunan) dan

kepentingan individu dapat segera terwujud dengan baik. Pada dasarnya

setiap Hak Atas Tanah baik secara langsung maupun tidak langsung

bersumber pada Hak Bangsa, di mana Hak Bangsa tersebut merupakan hak

bersama seluruh rakyat dan dipergunakan untuk mencapai kesejahteraan

rakyat. Hal tersebut mengandung arti bahwa tanah mempunyai fungsi sosial.

Menurut penjelasan umum UUPA, fungsi sosial tanah berarti hak atas

tanah apa pun yang ada pada seseorang, tidak dapat dibenarkan tanahnya itu

akan dipergunakan (atau tidak dipergunakan) semata-mata untuk kepentingan

pribadinya, apalagi kalau hal itu merugikan masyarakat. Sementara itu,

Page 26: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

penerapan Pasal 7 UUPA tentang batas maksimum pemilikan tanah, dalam

kenyataannya juga sering dilanggar. Berbagai permasalahan yang terjadi

selama ini terdapat indikasi terjadinya penumpukan pemilikan tanah di satu

pihak, sedangkan di pihak lain, pemilikan tanah dikikis.

Dalam Pasal 6 UUPA dinyatakan bahwa semua hak atas tanah

mempunyai fungsi sosial. Hal tersebut mengandung pengertian bahwa semua

hak atas tanah apapun yang ada pada seseorang tidak boleh digunakan

semata-mata untuk kepentingan pribadi akan tetapi penggunaan tanah

tersebut juga harus memberikan kemanfaatan bagi kepentingan masyarakat

dan Negara. Fungsi sosial hak atas tanah, sebagaimana diatur dalam Pasal 6

UUPA mengandung beberapa prinsip keutamaan antara lain:

a. Suatu pernyataan yang penting mengenai hak-hak atas tanah yang dapat

merumuskan secara singkat tentang sifat kebersamaan atau

kemasyarakatan.

b. Hak untuk mempergunakan tanah yang bersangkutan sesuai dengan

keadaannya, artinya keadaan tanah, sifat, dan tujuan pemberian haknya

(Santoso Soeroso, 2005 : 37).

2. Tinjauan Tentang Prinsip Penghormatan Terhadap Hak Atas Tanah

Hak atas tanah adalah hak yang memberikan wewenang untuk memakai

tanah yang diberikan kepada orang atau badan hukum. “Pada dasarnya, tujuan

memakai tanah adalah untuk memenuhi dua jenis kebutuhan, yaitu untuk

diusahakan dan tempat membangun sesuatu” (Arie S Hutagalung, 2009:29).

Dengan adanya Hak Menguasai dari negara sebagaimana dinyatakan

dalam Pasal 2 ayat (1) UUPA, yaitu bahwa, ”atas dasar ketentuan Pasal 33

ayat (3) UUD 1945 dan hal-hal sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1,

bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung

didalamnya itu pada tingkatan yang tertinggi dikuasai oleh negara sebagai

organisasi kekuasaan seluruh masyarakat”. Atas dasar ketentuan tersebut,

negara berwenang untuk menentukan hak-hak atas tanah yang dapat dimiliki

oleh dan atau diberikan kepada perseorangan dan badan hukum yang

Page 27: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

memenuhi persyaratan yang ditentukan. Kewenangan tersebut diatur dalam

Pasal 4 ayat (1) UUPA, yang menyatakan bahwa, ”atas dasar Hak Menguasai

dari Negara sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2 ditentukan adanya

macam-macam hak atas permukaan bumi yang disebut tanah, yang dapat

diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang, baik sendiri maupun

bersama-sama dengan orang-orang lain serta badan-badan hukum”.

Sedangkan dalam ayat (2) dinyatakan bahwa :

Hak-hak atas tanah yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini memberikan wewenang untuk mempergunakan tanah yang bersangkutan, demikian pula tubuh bumi dan air serta ruang yang ada diatasnya sekedar diperlukan untuk kepentingan yang langsung berhubungan dengan penatagunaan tanah itu dalam batas-batas menurut undang-undang ini dan peraturan-peraturan hukum yang lebih tinggi.

Pengaturan tentang tanah sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan

dasar manusia dapat dilihat dalam Pasal 28 UUD 1945. Kesadaran akan arti

pentingnya fungsi tanah terkait dengan hak asasi manusia (HAM) mulai

dirasakan semenjak era reformasi. Diawali dengan terbitnya Undang-Undang

Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, arti penting hak untuk

hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf kehidupan itu

memerlukan ketersediaan tanah untuk pemenuhan hak atas kesejahteraan

berupa milik, yang dapat dipunyai bagi diri sendiri maupun bersama-sama

dengan orang lain untuk pengembangan dirinya bersama-sama dengan

masyarakat. Hak milik yang mempunyai fungsi sosial itu dilindungi dari

tindakan sewenang-wenang dari pihak lain, sehingga ketika hak milik itu

diperlukan untuk kepentingan umum, maka harus diberikan ganti kerugian

yang wajar dan segera serta dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Secara khusus, hak atas tanah yang merupakan hak ekonomi, sosial dan

budaya itu diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang

Pengesahan International Covenant on Economic, Social dan Cultural Rights

(Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya).

Dalam kaitannya dengan ketersediaan tanah, dalam Pasal 11 Ayat (1) UU No

11 Tahun 2005 disebutkan tentang hak setiap orang atas standar kehidupan

Page 28: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

yang layak bagi diri sendiri dan keluarganya, termasuk hak untuk

memperoleh pangan, sandang dan perumahan, dan atas perbaikan kondisi

hidup secara terus-menerus. Selanjutnya dalam Ayat (2) ditegaskan tentang

pengakuan terhadap hak mendasar dari setiap orang untuk bebas dari

kelaparan, dan untuk mendukung hak itu negara harus mengambil langkah-

langkah yang diperlukan untuk meningkatkan cara-cara produksi, konsumsi

dan distribusi pangan sehingga mencapai perkembangan dan pemanfaatan

sumber daya alam yang efisien (Maria S.W, 2008 : 3).

3. Tinjauan Tentang Pengadaan Tanah

a. Pengertian dan Pengaturan Pengadaan Tanah

Pengadaan tanah adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah

dengan cara memberikan ganti rugi kepada yang melepaskan atau

menyerahkan tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda yang

berkaitan dengan tanah. Pengertian ini dimuat dalam Pasal 1 angka 3

Perpres RI Nomor 36 Tahun 2005 sebagaimana telah diubah dengan

Perpres 65 Tahun 2006 Tentang Perubahan atas Perpres Nomor 36

Tahun 2005 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan

Untuk Kepentingan Umum. Berdasarkan pengertian tersebut, maka

terdapat 3 unsur pengadaan tanah, yaitu:

1) Kegiatan untuk mendapatkan tanah dalam rangka pemenuhan lahan

pembangunan untuk kepentingan umum

2) Pemberian ganti rugi kepada yang terkena kegiatan pengadaan

tanah;

3) Pelepasan hubungan hukum dari pemilik tanah kepada pihak lain.

Sebagai bagian dari hukum agraria nasional, peraturan pengadaan

tanah harus mengacu pada tujuan hukum agraria nasional dengan

prinsip keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan

umum. Hak atas tanah apapun yang ada pada seseorang tidaklah dapat

dibenarkan, kalau tanahnya itu akan dipergunakan (atau tidak

dipergunakan) semata-mata untuk kepentingan pribadinya, melainkan

Page 29: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

wajib pula memperhatikan kepentingan umum. Ketentuan tersebut

tidaklah berarti bahwa kepentingan pribadi akan terdesak sama sekali

oleh kepentingan umum. Kepentingan umum dan kepentingan pribadi

haruslah saling mengimbangi, hingga akhirnya akan tercapai tujuan

pokok kemakmuran, keadilan dan kebahagian rakyat seluruhnya. Itulah

yang menjadi tujuan dari UUPA.

Dalam menjawab persoalan pengadaan tanah ini, di Indonesia

telah diundangkan beberapa aturan sebagai berikut :

1) UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok

Agraria.

2) UU No 20 Tahun 1961 Tentang Pencabutan Hak-Hak Tanah Dan

Benda-Benda yang Ada Diatasnya.

3) Perpres No 36 Tahun 2005 Tentang Pengadaan Tanah Bagi

Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana telah diubah dengan Perpres No 65 Tahun 2006

Tentang Perubahan Atas Perpres No 36 Tahun 2005 Tentang

Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum.

4) Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan

Presiden Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Pengadaan Tanah Bagi

Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Presiden Nomor 65

Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 36

Tahun 2005 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

Peraturan-peraturan tersebut merupakan peraturan yang

digunakan sebagai landasan bagi instansi pemerintah untuk melakukan

pengambilalihan tanah untuk kepentingan umum, sedangkan bagi pihak

swasta, perolehan tanah harus dilakukan melalui pendekatan langsung

dengan pemegang hak atas tanah cara jual-beli, tukar menukar dan lain-

Page 30: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

lain. Perpres Nomor 36 Tahun 2005 sebagaimana telah diubah dengan

Perpres No 65 Tahun 2006 hanya mengatur mekanisme pengadaan

tanah dan tidak digunakan untuk melakukan pencabutan hak atas tanah

yang pada hakekatnya merupakan substansi undang-undang. Perpres

tidak lagi dapat diterapkan jika keadaan mengharuskan dilakukannya

pencabutan hak atas tanah dan langkah berikutnya adalah menggunakan

instrumen Undang-Undang No 20 Tahun 1961 dan peraturan

pelaksanaannya.

b. Kepentingan Umum dan Jalan Tol dalam Pengadaan Tanah

Memberikan pengertian tentang kepentingan umum bukanlah hal

yang mudah. Selain karena sangat rentan karena penilaiannya sangat

subektif juga terlalu abstrak untuk memahaminya. Sehingga apabila

tidak diatur secara tegas akan melahirkan multi tafsir yang pasti akan

berimbas pada ketidakpastian hukum dan rawan akan tindakan

sewenang-wenang dari pejabat terkait

(http://prpmakasar.wordpress.com/2009/02/13/pengadaan-tanah-untuk-

kepentingan-umum-antara-kepentingan-umum-dan-perlindungan-hak-

asasi-manusia/). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disusun

oleh W.J.S. Purwadarminta yang dimaksud dengan “kepentingan umum

adalah kepentingan orang banyak.” Pengertian kepentingan umum

harus dikembalikan kepada peraturan pokoknya yaitu dalam Undang-

undang Nomor 20 Tahun 1961 dan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun

1973 tentang Pelaksanaan Pencabutan Hak-hak Atas Tanah dan Benda-

benda Yang Ada di atasnya sebagaimana yang dikemukakan oleh

Sihombing berikut :

Mengenai pengertian dan jenis/bentuk kepentingan umum tidak ditegaskan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 1961. Di dalam Pasal 1 Lampiran Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1973 tentang Pelaksanaan Pencabutan Hak-hak Atas Tanah dan Benda-benda Yang Ada di atasnya, hanya diberikan pedoman bahwa suatu kegiatan dalam rangka pelaksanaan pembangunan mempunyai sifat kepentingan umum, apabila kegiatan tersebut menyangkut :

Page 31: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

kepentingan bangsa dan negara, kepentingan masyarakat luas, kepentingan rakyat banyak atau kepentingan bersama, kepentingan pembangunan. Sedangkan bentuk-bentuk kegiatan pembangunan yang mempunyai sifat kepentingan umum adalah meliputi bidang-bidang pertanahan, pekerjaan umum, perlengkapan umum, jasa umum, keagamaan, ilmu pengetahuan dan seni budaya, kesehatan, olahraga, keselamatan umum terhadap bencana alam, kesejahteraan sosial, makam/kuburan, pariwisata dan rekreasi dan usaha-usaha ekonomi yang bermanfaat bagi kesejahteraan umum dan bentuk-bentuk kegiatan pembangunan lainnya yang menurut pertimbangan Presiden perlu bagi kepentingan umum (Sihombing, 2005 : 504).

Dalam perkembangannya, peraturan perundangan pengadaan

tanah mengalami berbagai perubahan dan penyempurnaan. Pengertian

kepentingan umum diartikan sesuai dengan kepentingan, ada yang

secara umum dan ada yang menyebutkan dalam daftar. Pasal 18 UUPA

mengatakan kepentingan umum adalah termasuk kepentingan bangsa

dan negara serta kepentingan bersama dari rakyat. Pasal 1 UU Nomor

20 Tahun 1961 ditambahkan pengertian untuk kepentingan

pembangunan. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1973 menyebutkan

empat kriteria dan pembidangan seperti disebutkan diatas. Dari ketiga

peraturan tersebut dapat dikatakan bahwa penafsiran arti kepentingan

umum sangat luas. Hal ini sejelan dengan yang disampaikan oleh

Sihombing, bahwa :

Yang dimaksud dengan kepentingan umum pada dasarnya segala kepentingan yang menyangkut kepentingan negara, bangsa, kepentingan masyarakat luas, kepentingan bersama, kepentingan pembangunan dalam berbagai aspek (seperti pembangunan di bidang ekonomi, di bidang kemakmuran rakyat, di bidang kesehatan, di bidang pendidikan dan sebagainya) yang menurut urgensinya serta sifatnya diperlukan bagi kepentingan umum (Sihombing, 2005 : 505).

Kepentingan umum dapat dijabarkan melalui dua cara. Pertama,

berupa pedoman umum yang menyebutkan bahwa pengadaan tanah

dilakukan berdasarkan alasan kepentingan umum melalui berbagai

istilah. Karena berupa pedoman, hal ini dapat mendorong eksekutif

secara bebas menyatakan suatu proyek memenuhi syarat kepentingan

Page 32: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

umum. Kedua, penjabaran kepentingan umum dalam daftar kegiatan.

Dalam praktik, kedua cara ini sering ditempuh secara bersamaan.

Sejalan dengan pemikiran di atas, seperti yang disampaikan oleh

Adrian Sutedi adalah :

Bahwa pengadaan tanah dibutuhkan untuk kepentingan umum (public purpose). Istilah public purpose bisa saja berubah, misalnya public menjadi sosial, general, common atau collective. Sementara purpose menjadi need, necessity, interest, function, utility atau use. Negara yang menggunakan “pedoman umum” ini biasanya tidak secara eksplisit mencantumkan dalam peraturan perundang-undangan tentang bidang kegiatan apakah yang disebut sebagai “kepentingan umum”. Pengadilanlah yang secara kasuistis menentukan apakah yang disebut sebagai “kepentingan umum (Adrian Sutedi, 2007 : 68).

Kecenderungan terakhir adalah bahwa suatu kegiatan bersifat

kepentingan umum jika hal itu berkaitan dengan kesehatan, keamanan,

atau kesejahteraan masyarakat sebagaimana ditetapkan oleh badan

legislatif. Penafsiran apapun yang dianut oleh berbagai kalangan,

penetapan kegiatan yang bersifat kepentingan umum dilakukan oleh

legislatif, sedangkan pelaksanaannya dilakukan oleh eksekutif dan

putusan atas keberatan atau sengketa kepentingan umum ditetapkan

oleh yudikatif. Dalam Keppres 55 Tahun 1993, kepentingan umum

didefinisikan sebagai kepentingan seluruh lapisan masyarakat, kegiatan

pembangunan untuk kepentingan umum dibatasi pada kegiatan

pembangunan yang dilakukan dan selanjutnya dimiliki oleh pemerintah,

serta tidak digunakan untuk mencari keuntungan yang kemudian diikuti

dengan penjabarannya dalam 14 jenis kegiatan. Dengan demikian

interpretasi kegiatan yang termasuk dalam kategori kepentingan umum

dibatasi pada terpenuhinya ketiga unsur tersebut.

Istilah kepentingan umum seringkali menjadi perdebatan dalam kaitannya dengan pengadaan tanah untuk pembangunan. Pemegang hak atas tanah menganggap bahwa pengadaan tanah itu bukan untuk kepentingan umum melainkan untuk kepentingan swasta, sedangkan pihak yang memerlukan tanah menganggap bahwa pengadaan tanah itu benar-benar untuk kepentingan umum. Untuk mengatasi perbedaan pendapat tersebut, Keppres No. 55 Tahun 1993

Page 33: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

memberikan pengaturan yang jelas tentang kriteria kepentingan umum dalam kaitannya dengan pengadaan tanah untuk pembangunan (Urip Santosa, 1998 : 7).

Menurut Perpres 36 Tahun 2005 Pasal 1 angka 5 menyebutkan

kepentingan umum sebagai kepentingan sebagian besar lapisan

masyarakat. Selanjutnya dalam Pasal 5 disebutkan bahwa pembangunan

untuk kepentingan umum yang dilaksanakan oleh pemerintah atau

pemerintah daerah meliputi 21 bidang kegiatan. Dalam Perpres ini tidak

dimuat batasan untuk kriteria kepentingan umum sebagaimana disebut

dalam Keppres 55 Tahun 1993.

Sedangkan menurut Perpres 65 Tahun 2006 batasan kriteria

dimuat kembali namun berbeda dengan Keppres 55 Tahun 1993,

kriterianya adalah pembangunan untuk kepentingan umum yang

dilaksanakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah yang selanjutnya

dimiliki atau akan dimiliki oleh pemerintah atau pemerintah daerah

yang meliputi 7 bidang kegiatan. Perpres ini tidak memberikan batasan

kriteria “tidak digunakan untuk mencari keuntungan”.

Pasal 5 Perpres No. 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas

Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah

Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

menyebutkan bahwa pembangunan untuk kepentingan umum yang

dilaksanakan Pemerintah atau Pemerintah Daerah yang selanjutnya

dimiliki atau akan dimiliki Pemerintah atau Pemerintah Daerah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, meliputi :

1) Jalan umum dan jalan tol, rel kereta api (di atas tanah, di ruang atas

tanah, ataupun di ruang bawah tanah), saluran air minum/air bersih,

saluran pembuangan air dan sanitasi;

2) Waduk, bendungan, bendungan irigasi dan bangunan pengairan

lainnya;

3) Pelabuhan, bandar udara, stasiun kereta api, dan terminal;

4) Fasilitas keselamatan umum, seperti tanggul penanggulangan

bahaya banjir, lahar, dan lain-lain bencana;

Page 34: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

5) Tempat pembuangan sampah;

6) Cagar alam dan cagar budaya;

7) Pembangkit, transmisi, distribusi tenaga listrik.

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala

bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang

diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di

atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di

atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

Sedangkan jalan tol (di Indonesia disebut juga sebagai jalan bebas

hambatan) adalah suatu jalan alternatif untuk mengatasi kemacetan lalu

lintas ataupun untuk mempersingkat jarak dari satu tempat ke tempat

lain. Untuk menikmatinya, para pengguna jalan tol harus membayar

sesuai tarif yang berlaku. Penetapan tarif didasarkan pada golongan

kendaraan.

Di Indonesia, jalan tol sering dianggap sinonim untuk jalan bebas

hambatan, meskipun hal ini sebenarnya salah. Di dunia secara

keseluruhan, tidak semua jalan bebas hambatan memerlukan bayaran.

Jalan bebas hambatan seperti ini dinamakan freeway atau expressway

(free berarti "gratis", dibedakan dari jalan-jalan bebas hambatan yang

memerlukan bayaran yang

dinamakan tollway atau tollroad (kata toll berarti "biaya"))

(http://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_tol).

c. Panitia Pengadaan Tanah

Panitia Pengadaan Tanah adalah panitia yang dibentuk untuk

membantu pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk

kepentingan umum. Dalam hal ini yang membentuk tim pengadaan

tanah yaitu :

1) Bupati/Walikota untuk Panitia Pengadaan Tanah kabupaten atau

kota;

Page 35: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2) Gubenur untuk Panitia Pengadaan Tanah Propinsi dan Daerah

Khusus Ibukota;

3) Mendagri untuk pengadaan tanah yang wilayahnya mencakup

beberapa propinsi.

Panitia pengadaan tanah berdasarkan Pasal 7 Perpres No.36

Tahun 2005 sebagaimana telah diubah dengan Perpres No.65 Tahun

2006 memiliki tugas sebagai berikut:

1) mengadakan penelitian dan inventarisasi atas tanah, bangunan,

tanaman dan benda-benda lain yang ada kaitannya dengan tanah

yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan;

2) mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah yang haknya

akan dilepaskan atau diserahkan, dan dokumen yang

mendukungnya;

3) menetapkan besarnya ganti rugi atas tanah yang haknya akan

dilepaskan atau diserahkan;

4) memberikan penjelasan atau penyuluhan kepada masyarakat yang

terkena rencana pembangunan dan/atau pemegang hak atas tanah

mengenai rencana dan tujuan pengadaan tanah tersebut dalam

bentuk konsultasi publik baik melalui tatap muka, media cetak

maupun media elektronik agar dapat diketahui oleh seluruh

masyarakat yang terkena rencana pembangunan dan/atau pemegang

hak atas tanah;

5) mengadakan musyawarah dengan para pemegang hak atas tanah

dan instansi Pemerintah dan/atau pemerintah daerah yang

memerlukan tanah dalam rangka menetapkan bentuk dan/atau

besarnya ganti rugi;

6) menyaksikan pelaksanaan penyerahan ganti rugi kepada para

pemegang hak atas tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda

lain yang ada di atas tanah;

7) membuat berita acara pelepasan atau penyerahan hak atas tanah;

Page 36: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

8) mengadministrasikan dan mendokumentasikan semua berkas

pengadaan tanah dan menyerahkan kepada pihak yang

berkompeten.

d. Musyawarah dan Tata Cara dalam Pengadaan Tanah

Musyawarah adalah proses deliberasi atau berembuk yang

mempertimbangkan semua sisi dari semua isu. Selain pengertian

tersebut ada juga pengertian musyawarah secara umum yaitu

memecahkan persoalan secara bersama agar mendapatkan penyelesaian.

Musyawarah merupakan salah satu asas dasar negara Indonesia yang

membedakannya dari negara-negara lain. Musyarawah tercantum di

dalam sila keempat dari musyawarah. Musyawarah untuk mufakat pada

dasarnya merupakan kesepahaman atau kata sepakat antara pihak-pihak

yang berbeda pendapat sehingga pemungutan suara dapat dihindarkan

dan diharapkan semua pihak yang berbeda pendapat dapat menemukan

keputusan tunggal

(http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_16574/title_pentingny

a-suatu-musyawarah/).

Adapun ciri-ciri dari musyawarah yang baik antara lain :

1) Musyawarah dilaksanakan secara bersama.

2) Musyawarah untuk mengambil keputusan.

3) Keputusan bersama harus dilaksanakan oleh semua pihak.

4) Peserta musyawarah berhak mengajukan saran atau usul.

Pengadaan tanah untuk pelaksanaan pembangunan demi

kepentingan umum dilakukan melalui musyawarah dengan tujuan

memperoleh kesepakatan mengenai pelaksanaan pembangunan di

lokasi yang ditentukan, beserta bentuk dan besar ganti kerugian.

Proses musyawarah yang dilakukan oleh panitia pembebasan

tanah dan pemegang hak ditujukan untuk memastikan bahwa pemegang

hak memperoleh ganti kerugian yang layak terhadap tanahnya. Ganti

kerugian itu dapat berupa uang, tanah pengganti (ruilslag), pemukiman

Page 37: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

kembali (relokasi) atau pembangunan fasilitas umum yang bermanfaat

bagi masyarakat setempat.

Pasal 2 Perpres No.36 Tahun 2005 sebagaimana telah diubah

dengan Perpres No.65 Tahun 2006 menyatakan bahwa cara pengadaan

tanah ada 2 yaitu:

1) Pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk

kepentingan umum oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah

dilaksanakan dengan cara pelepasan atau penyerahan hak atas

tanah.

2) Pengadaan tanah selain bagi pelaksanaan pembangunan untuk

kepentingan umum oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah

dilakukan dengan cara jual beli, tukar menukar, atau cara lain yang

disepakati secara sukarela oleh pihak-pihak yang bersangkutan.

Sedangkan tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam

pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan

umum sesuai dengan Perat.Ka.BPN No.3 Tahun 2007 yaitu :

1) Perencanaan

Instansi pemerintah yang memerlukan tanah menyusun

proposal rencana pembangunan, yang menguraikan :

a) maksud dan tujuan pembangunan

b) letak dan lokasi pembangunan

c) luasan tanah yang diperlukan

d) sumber pendanaan

e) analisis kelayakan lingkungan perencanaan pembangunan,

termasuk dampak pembangunan, berikut upaya pencegahan

dan pengendaliaanya

2) Penetapan lokasi

Berdasarkan proposal instansi pemerintah yang memerlukan

tanah mengajukan permohonan penetapan lokasi kepada

bupati/walikota dengan tembusan ke Kepala Kantor Pertanahan.

Page 38: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Bupati/walikota mengkaji kesesuaian rencana pembangunan dari

aspek: tata ruang, penatagunaan tanah, sosial ekonomi,

lingkungan, serta penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan tanah.

Pelaksanaan pengkajian didasarkan atas rekomendasi

instansi terkait dan kantor pertanahan. Berdasarkan rekomendasi

bupati/walikota menerbitkan keputusan penetapan lokasi. Setelah

diterima keputusan dalam waktu paling lama 14 hari wajib

mempublikasikan rencana pelaksanaan pembangunan untuk

kepentingan umum.

3) Penyuluhan

Penyuluhan dilakukan oleh panitia pengadaan tanah dan

instansi pemerintah, menjelaskan manfaat, maksud dan tujuan

pembangunan kepada masyarakat untuk memperoleh kesediaan

dari para pemilik. Apabila diterima oleh masyarakat, maka

dilanjutkan dengan kegiatan pengadaan tanah. Sedangkan apabila

tidak diterima oleh masyarakat, maka panitia pengadaan tanah

kabupaten/kota melakukan penyuluhan kembali.

Apabila setelah penyuluhan kembali ternyata tetap tidak

diterima oleh 75% pemilik tanah, maka lokasinya dapat

dipindahkan, instansi pemerintah yang memerlukan tanah

mengajukan alternatif lokasi lain. Akan tetapi apabila lokasinya

tidak dapat dipindahkan ke lokasi lain, maka panitia pengadaan

tanah kabupaten/kota mengusulkan kepada bupati/walikota atau

gubernur utk DKI untuk menggunakan ketentuan UU No 20 Th

1961 tentang Pencabutan Hak-Hak Tanah Dan Benda-Benda yang

Ada Diatasnya. Kemudian hasil pelaksanaan penyuluhan

dituangkan dlm Berita Acara Hasil Penyuluhan.

Page 39: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

4) Identifikasi dan Inventarisasi

Apabila rencana pembangunan diterima oleh masyarakat,

maka panitia pengadaan tanah kabupaten/kota melakukan

identifikasi dan invetarisasi atas penguasaan, penggunaan dan

pemilikan tanah dan/atau bangunan dan atau tanaman dan atau

benda lain yang berkaitan dengan tanah. Kegiatan dalam

identifikasi dan inventarisasi yaitu:

a) Penunjukan batas

b) Pengukuran bidang tanah dan/atau bangunan

c) Pemetaan bidang tanah dan/atau bangunan dan atau keliling

batas bidang tanah

d) Penetapan batas-batas bidang tanah dan/atau bangunan

e) Pendataan penggunaan dan pemanfaatan tanah

f) Pendataan status tanah dan/atau bangunan

g) Pendataan penguasaan dan pemilikan tanah dan/atau

bangunan dan/atau tanaman, dan

h) Lainnya yang dianggap perlu

5) Penilaian

Panitia pengadaan tanah menunjuk Lembaga Penilai Harga

Tanah yang telah ditetapkan bupati/walikota atau Gubernur untuk

wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta untuk menilai harga

tanah yang terkena pembangunan untuk kepentingan umum.

Apabila tidak terdapat Lembaga Penilai Harga Tanah, maka

penilaian harga tanah dilakukan oleh Tim Penilai Harga Tanah,

yang terdiri dari :

a) Instansi bidang bangunan

b) Badan Pertanahan Nasional

c) Instansi Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan

d) Ahli/orang yang berpengalaman sebagai penilai harga tanah

Page 40: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

e) Akademisi yang mampu menilai harga tanah, bangunan,

tanaman, dan benda terkait dengan tanah

f) LSM (bila diperlukan)

Tim Penilai Harga Tanah melakukan penilaian harga tanah

berdasarkan pada NJOP atau nilai nyata/sebenarnya dengan

memperhatikan NJOP, dan dapat berpedoman pada variabel-

variabel sebagai berikut :

a) Lokasi dan letak tanah

b) Status tanah

c) Peruntukan tanah

d) Kesesuaian penggunaan tanah dengan RTRW

e) Sarana dan prasarana yang tersedia

f) Faktor lain yang mempengaruhi harga tanah

Penilaian harga bangunan dan/atau tanaman dan/atau

benda terkait dengan tanah dilakukan oleh Kepala

Dinas/Kantor/Badan di Kabupaten/Kota yang membidangi

bangunan dan/atau tanaman dan/atau benda terkait dengan tanah,

dengan berpedoman pada standar harga yang telah ditetapkan

peraturan perundang-undangan.

Hasil penilaian diserahkan kepada Panitia Pengadaan Tanah

Kabupaten/Kota untuk dipergunakan sebagai dasar musyawarah

antara instansi pemerintah yang memerlukan tanah dengan para

pemilik.

6) Musyawarah

Musyawarah rencana pembangunan untuk kepentingan

umum di lokasi tersebut dianggap telah mencapai kesepakatan

apabila minimum 75% dari luas tanah untuk pembangunan telah

diperoleh atau jumlah pemilik telah menyetujui bentuk dan/atau

besarnya ganti rugi. Apabila jumlahnya kurang dari 75%, maka

Page 41: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

panitia pengadaan tanah kabupaten/kota mengusulkan kepada

instansi yang memerlukan tanah untuk memindahkan ke lokasi

lain. Apabila lokasi pembangunan tidak dapat dipindahkan, maka

sesuai dengan Pasal 39 Perat.Ka.BPN No.3 Tahun 2007 panitia

pengadaan tanah kabupaten/kota tetap melanjutkan kegiatan

pengadaan tanah dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Berdasarkan aspek historis, klimatologis, geografis, geologis

dan topografis tidak ada di lokasi lain;

b) Jika dipindahkan ke lokasi lain memerlukan pengorbanan,

kerugian, dan biaya yang lebih atau sangat besar;

c) Rencana pembangunan tersebut sangat diperlukan dan lokasi

tersebut merupakan lokasi terbaik dibandingkan lokasi lain

atau tidak tersedia lagi lokasi yang lain; dan/atau

d) Tidak di lokasi tersebut dapat menimbulkan bencana yang

mengancam keamanan dan keselamatan masyarakat yang

lebih luas.

Pemilik tanah yang belum bersepakat mengenai bentuk

dan/atau besarnya ganti rugi, dan jumlahnya 25% (dua puluh lima

persen) dari jumlah pemilik/luas tanah, Panitia Pengadaan Tanah

Kabupaten/Kota tetap mengupayakan musyawarah kembali

sampai tercapai kesepakatan bentuk dan/atau besarnya ganti rugi.

7) Keputusan Panitia Pengadaan Tanah

Berdasarkan Berita Acara Penyerahan Ganti Rugi atau

Berita Acara Penawaran Penyerahan Ganti Rugi, Berita Acara

Hasil Pelaksanaan Musyawarah Lokasi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum dan/atau Penetapan Bentuk dan/atau

Besarnya Ganti Rugi, maka Panitia Pengadaan Tanah

Kabupaten/Kota menerbitkan Keputusan mengenai bentuk

dan/atau besarnya ganti rugi dan Daftar Nominatif Pembayaran

Ganti Rugi.

Page 42: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

8) Pembayaran Ganti Rugi

Pelaksanaan ganti kerugian dalam pembebasan tanah

berpedoman pada :

a) Kesepakatan para pihak

b) Hasil penilaian Panitia Penilai Harga Tanah/Tim Penilai

Harga Tanah

c) Tenggat waktu penyelesaian proyek pembangunan

Pembayaran ganti rugi dilaksanakan dalam jangka waktu

paling lama 60 hari kalender terhitung sejak tanggal keputusan

Panitia Pengadaan Tanah tentang bentuk dan/atau besarnya ganti

rugi dan Daftar Nominatif Pembayaran Ganti Rugi tersebut

ditetapkan apabila bentuk ganti rugi berupa uang. Apabila bentuk

ganti rugi dalam bentuk selain uang, maka pembayaran ganti rugi

sesuai dengan yang disepakati pemilik dengan instansi

pemerintah yang memerlukan tanah.

9) Pelepasan Hak

Pelepasan hak oleh para pemilik hak atas tanah yang

tanahnya terkena proses pengadaan tanah untuk kepentingan

umum setelah adanya kesepakatan mengenai ganti rugi.

Perpres No.36 Tahun 2005 sebagaimana telah diubah dengan

Perpres No.65 Tahun 2006 juga menetapkan suatu jembatan

penghubung sebagai upaya terakhir dalam pengadaan tanah apabila

pemegang hak atas tanah tidak menerima keputusan Panitia Pengadaan

Tanah dan upaya penyelesaian yang diberikan oleh Gubernur setelah

mengajukan keberatan dengan penjelasan mengenai dan alasan-alasan

tersebut. Bila keputusan Gubernur tidak disetujui oleh para pihak maka

proses selanjutnya sebagai upaya terakhir dari pengadaan tanah adalah

Page 43: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

proses pencabutan hak sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 1961.

Pasal 2 dan Pasal 6 UUPA tersebut kemudian

dioperasionalisasikan dalam Pasal 18 UUPA yang juga merupakan

tonggak hukum pencabutan hak atas tanah untuk kepentingan umum,

termasuk kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan bersama

dari rakyat, hak-hak atas tanah dapat dicabut, dengan memberi ganti

kerugian yang layak dan menurut cara yang diatur dengan Undang-

Undang. Menurut Pasal 18 UUPA tersebut, maka untuk dapat

melakukan pencabutan hak-hak atas tanah memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:

1) Pencabutan hak tersebut hanya dapat dilakukan apabila

kepentingasn umum benar-benar menghendakinya;

2) Pencabutan hak tersebut harus dengan memberikan ganti

kerugian yang layak;

3) Pencabutan hak tersebut harus menurut cara-cara yang diatur

dalam Undang-Undang.

Dalam pencabutan hak atas tanah memuat 2 acara, hal ini termuat

dalam penjelasan umum Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961, yaitu

acara biasa dan acara untuk keadaan yang sangat mendesak, yang

memerlukan penguasaan tanah dan/atau benda-benda yang

bersangkutan dengan segera.

Dalam acara biasa maka:

1) Yang berkepentingan harus mengajukan permintaan

untuk melakukan pencabutan hak itu kepada Presiden, dengan

perantaraan Menteri Agraria, melalui Kepala Inspeksi Agraria

yang bersangkutan.

2) Oleh Kepala Inspeksi Agraria diusahakan supaya

permintaan itu diperlengkapi dengan pertimbangan para Kepala

Daerah yang bersangkutan dan taksiran ganti-kerugiannya.

Taksiran itu dilakukan oleh suatu Panitia Penaksir, yang anggota

Page 44: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

anggotanya mengangkat sumpah. Di dalam pertimbangan tersebut

dimuat pula soal penampungan orang-orang yang haknya akan

dicabut itu. Demikian juga jika ada, soal penampungan orang-

orang yang menempati rumah atau penggarap tanah yang

bersangkutan.Yaitu orang-orang yang karena pencabutan hak

tersebut akan kehilangan tempat tinggai dan/atau sumber

nafkahnya.

3) Kemudian permintaan itu bersama dengan

pertimbangan Kepala Daerah dan taksiran ganti-kerugian tersebut

dilanjutkan oleh Kepala Inspeksi Agraria kepada Menteri Agraria,

disertai pertimbangannya pula.

4) Menteri Agraria mengajukan permintaan tadi kepada

Presiden untuk mendapat keputusan, disertai dengan

pertimbangannya dan pertimbangan Menteri Kehakiman serta

Menteri yang bersangkutan, yaitu Menteri yang bidang-tugasnya

meliputi usaha yang meminta dilakukannya pencabutan hak itu.

Menteri Kehakiman terutama akan memberi pertimbangan

ditinjau dan segi hukumnya, sedang Menteri yang bersangkutan

mengenai fungsi usaha yang meminta dilakukannya pencabutan

hak itu dalam masyarakat dan apakah tanah dan/atau benda yang

diminta itu benar-benar diperlukan secara mutlak dan tidak dapat

diperoleh ditempat lain.

5) Penguasaan tanah dan/atau benda yang bersangkutan

baru dapat dilakukan setelah ada surat keputusan pencabutan hak

dari Presiden dan setelah dilakukannya pembayaran ganti

kerugian yang ditetapkan oleh Presiden serta diselenggarakannya

penampungan orang-orang yang dimaksudkan di atas.

Dalam acara untuk keadaan yang sangat mendesak yang

memerlukan penguasaan tanah dan/atau benda-benda yang

bersangkutan dengan segera, maka pencabutan hak khususnya

penguasaan tanah dan/atau benda itu dapat diselenggarakan melalui

Page 45: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

acara khusus yang lebih cepat. Keadaan yang sangat mendesak itu

misalnya, jika terjadi wabah atau bencana alam, yang memerlukan

penampungan para korbannya dengan segera. Dalam hal ini maka

permintaan untuk melakukan pencabutan hak diajukan oleh Kepala

lnspeksi Agraria kepada Menteri Agraria tanpa disertai taksiran ganti

kerugian Panitya Penaksir dan kalau perlu dengan tidak menunggu

diterimanya pertimbangan Kepala Daerah. Menteri Agraria kemudian

dapat memberi perkenan kepada yang berkepentingan untuk segera

menguasai tanah dan/atau benda tersebut biarpun belum ada keputusan

mengenai permintaan pencabutan haknya dan ganti kerugiannyapun

belum dibayar.

e. Ganti Rugi yang Layak Sebagai Perwujudan Prinsip

Penghormatan terhadap Hak Atas Tanah

Masalah ganti kerugian merupakan isu sentral yang paling rumit

penanganannya dalam upaya pengadaan tanah oleh pemerintah dengan

memanfaatkan tanah-tanah yang sudah mempunyai hak. Penetapan

ganti kerugian untuk bangunan dan tanaman relatif lebih mudah

dibandingkan dengan tanah karena di samping nilai nyata tanah yang

didasarkan pada NJOP tahun terakhir, terdapat berbagai faktor yang

dapat mempengaruhi harga tanah. Faktor-faktor tersebut adalah lokasi,

jenis hak atas tanah, status penguasaan atas tanah, peruntukan tanah,

kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah, prasarana, fasilitas dan

utilitas, lingkungan dan faktor-faktor lain. Sudah tentu pemegang hak

harus sangat berhati-hati dalam menyampaikan keinginan terhadap

besarnya ganti kerugian terhadap tanahnya (Maria S.W, 2006 : 85).

Mengingat bahwa penetapan nilai tanah dengan memperhatikan

faktor-faktor yang relevan tersebut tidak mudah dilakukan oleh seorang

awam, oleh karena itu perlu peran lembaga penilai swasta yang

profesional dan independen, yang mempunyai kewenangan dan

kemampuan untuk menetapkan nilai nyata tanah yang obyektif dan adil

Page 46: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

seperti yang dituangkan dalam ketentuan Pasal 25 Peraturan KBPN

Nomor 3 Tahun 2007. Penilaian ganti rugi akan sangat menentukan

terhadap masa depan para pemegang hak atas tanah seperti yang

dikatakan oleh Adrian Sutedi :

Begitu vitalnya ganti rugi, maka ganti rugi itu minimal harus sama dan senilai dengan hak-hak dan pancaran nilai atas tanah yang akan digusur. Bila tidak senilai, namanya bukan ganti rugi, tetapi sekadar pemberian pengganti atas tanahnya yang tergusur. Prinsip dan tujuan UUPA harus dimaknai bahwa ditempuhnya prosedur penggusuran tidak berarti akan merendahkan nilai ganti rugi tanah, bangunan dan tanamannya serta benda-benda lain yang melekat pada bangunan dan tanah (Adrian Sutedi, 2007 : 184).

Hasil penilaian lembaga tersebut, di samping dapat digunakan

sebagai masukan untuk membantu pemegang hak untuk menentukan

penawaran mereka tentang besarnya ganti kerugian terhadap tanahnya,

juga dapat dimanfaatkan oleh instansi pemerintah yang memerlukan

tanah karena indenpendensinya dan hasil penilaiannya yang obyektif.

Dengan demikian, diharapkan agar keadilan serta kelancaran dalam

penentuan ganti kerugian secara musyawarah dapat tercapai (Maria

S.W, 2006 : 86). Penilaian yang obyektif tersebut tentunya tetap saja

berbeda menurut versi yang berkepentingan, bisa saja lebih rendah dari

yang diharapkan oleh pemilik tanah tapi juga bisa dianggap lebih tinggi

oleh yang memerlukan tanah, hal ini seperti yang disampaikan oleh

A.P. Parlindungan :

Nilai yang nyata/sebenarnya itu tidak mesti sama dengan harga umum, karena harga umum bisa merupakan harga catut. Sebaliknya pula harga tersebut tidak pula berarti harga yang murah. Apa saja yang termasuk untuk layak sebagai ganti rugi dang anti rugi yang mana yang dianggap layak? Sebenarnya jika sudah ada harga dasar yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dan demikian pula sudah ada pedoman yang sebelumnya diadakan teoritis tidak ada kesulitan apa-apa mengenai pencabutan hak ini, sungguhpun sering sekali masalah nilai ganti rugi ini merupakan masalah yang sangat kompleks sekali penyelesaiannya.Harga ganti rugi ini seyogyanya adalah harga yang sekiranya seperti terjadi jual beli biasa atas dasar komersil sehingga pencabutan hak tersebut bukan sebagai suatu ancaman dan pemilik bersedia menerima harga tersebut (A.P Parlindungan, 2008 : 52).

Page 47: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Dalam setiap pengadaan tanah untuk pembangunan hampir selalu

muncul rasa tidak puas, masyarakat yang hak atas tanahnya terkena

proyek tersebut merasakan bahwa korban penggusuran pada umumnya

belum dapat menikmati makna keadilan sesuai dengan

pengorbanannya. Dalam kenyataan ini sudah seharusnya perlu

perhatian lebih dalam penerapan peraturan perundangan. Adrian Sutedi

mengatakan bahwa :

Seluruh orang yang terkena pembebasan tanah dari suatu proyek layak dibayar ganti rugi dan direhabilitasi tanpa memperhatikan hak kepemilikan yang sah. Misalnya kebijaksanaan pemerintah juga mencakup petani bagi hasil atau petani upahan, pengguna yang tergantung pada hak adat, pengguna lahan tanpa hak legal, migrasi musiman dan penghuni liar. Jumlah dan kategori ganti rugi serta bantuan lainnya tergantung pada sifat kerugian yang dialami masing-masing rumah tangga. Apabila orang terkena dampak kehilangan akses ke sumber daya yang belum terkendali, seperti hutan, saluran air atau lahan makanan ternak, mereka harus diganti rugi dalam bentuk semacamnya. Tindakan memulihkan pendapatan dan taraf hidup dapat menjadi pembayaran ganti rugi untuk penggunaan kawasan milik umum, asalkan tindakan ini cukup sesuai dengan tujuan kebijaksanaan. Akan tetapi, orang yang menguasai tanah tersebut dan memperoleh sewa tidak sah dari kawasan milik umum tidak diganti rugi (Adrian Sutedi, 2007:273).

Dalam Perpres No. 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas

Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah

Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum diatur

mengenai bentuk ganti kerugian dapat diberikan berupa :

1) uang; dan/atau

2) tanah pengganti; dan/atau

3) pemukiman kembali; dan/atau

4) gabungan dari dua atau lebih bentuk ganti kerugian sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c;

5) bentuk lain yang disetujui para pihak yang bersangkutan.

Ganti kerugian tersebut diberikan untuk hak atas tanah, bangunan,

tanaman dan benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah. Selain

terhadap tanah-tanah hak perseorangan, dalam Perpres ini ditentukan

Page 48: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

bahwa terhadap bidang tanah yang dikuasai dengan hak ulayat

diberikan dalam bentuk pembangunan fasilitas umum atau bentuk lain

yang bermanfaat bagi masyarakat setempat.

Dasar dan cara penghitungan ganti kerugian untuk bangunan dan

tanaman adalah nilai jual yang ditaksir oleh instansi pemerintah daerah

yang bertanggung jawab di bidang tersebut. Sedangkan untuk tanah

harganya didasarkan atas nilai nyata atau sebenarnya dengan

memperhatikan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Bumi dan Bangunan

yang terakhir. Penetapan nilai nyata sebagai dasar penghitungan harga

tanah tentulah dimaksudkan agar tingkat kesejahteraan bekas pemegang

hak tidak mengalami kemunduran.

Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah interpretasi asas

fungsi sosial hak atas tanah, di samping mengandung makna bahwa hak

atas tanah itu harus digunakan sesuai dengan sifat dan tujuan haknya,

sehingga bermanfaat bagi si pemegang hak dan bagi masyarakat, juga

berarti bahwa harus terdapat keseimbangan antara kepentingan

perseorangan dengan kepentingan umum dan bahwa kepentingan

perseorangan itu diakui dan dihormati dalam rangka pelaksanaan

kepentingan masyarakat secara keseluruhan.

Dalam kaitannya dengan masalah ganti kerugian, tampaklah

bahwa menemukan keseimbangan antara kepentingan perseorangan dan

kepentingan itu tidak mudah. Ketentuan Pasal 6 UUPA ini menjadi

pertimbangan tersendiri bagi Tim Penilai Harga Tanah dalam menilai

harga tanah seperti yang disampaikan oleh Sihombing :

Panitia penaksir dalam menaksir ganti rugi agar menggunakan, nilai yang sebenarnya dari tanah yang haknya akan dicabut beserta benda-benda yang ada di atasnya yang juga akan dicabut. Nilai ganti rugi tersebut tergantung pada fungsi yang diberikan oleh tanah dan benda yang bersangkutan, baik kepada si pemilik maupun masyarakat, dengan ketentuan bahwa semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 6 UUPA (Sihombing : 506).

Page 49: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Menurut Maria S. Sumardjono, ganti kerugian sebagai upaya

mewujudkan penghormatan kepada hak-hak dan kepentingan

perseorangan yang telah dikorbankan untuk kepentingan umum, dapat

disebut adil, apabila hal tersebut tidak membuat seesorang menjadi

lebih kaya, atau sebaliknya, menjadi lebih miskin daripada keadaan

semula (Maria S.W, 2006 : 80).

Perpres menyebutkan bahwa ganti kerugian dapat berupa uang,

tanah pengganti, permukiman kembali serta gabungan antara beberapa

bentuk ganti kerugian tersebut, dan/atau bentuk lain yang disepakati

para pihak. Khusus untuk tanah, perhitungan ganti kerugiannya adalah

harga tanah didasarkan atas nilai nyata atau sebenarnya, dengan

memperhatikan NJOP Bumi dan Bangunan tahun terakhir. Merupakan

suatu langkah maju dan dapat diterima sebagai sesuatu yang adil,

apabila untuk pengenaan pajak dan langkah awal penetuan besarnya

ganti kerugian digunakan standar yang sama, yakni NJOP Bumi dan

Bangunan tahun terakhir, yang akurasi penetapannya merupakan faktor

yang sangat menentukan.

Permasalahan yang sering timbul dalam ganti rugi adalah

seringnya harga yang diberikan di bawah harga normal seperti yang

diungkapkan oleh Nurmayani:

The question of land affairs that often exists is the procurement of land for development of public facilities. The raising problem mainly concerns with the compensation. Bases on the result of research, the process of determining the form and the payment of compensation have been in accord with the regulation in force. However, the ceiling price of the land fixed by the government is too cheap that makes a financial loss for the land owners (Nurmayani, 1997 : 5).

Pernyataan yang diungkapkan oleh Nurmayani tersebut berarti

bahwa pertanyaan urusan tanah yang sering muncul adalah mengenai

pengadaan tanah untuk pembangunan bagi kepentingan umum. Masalah

yang muncul terutama terkait dengan besarnya nilai ganti rugi.

Berdasarkan hasil dari penelitian, proses untuk menentukan besar dan

cara pembayaran ganti rugi telah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Page 50: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Namun, harga tanah yang ditetapkan oleh pemerintah terlalu murah

yang membuat kerugian finansial bagi pemilik tanah.

Page 51: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

B. Kerangka Pemikiran

Peraturan perundang-undangan

1. Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-Undang No. 5 Tahun 1960;

3. Undang-Undang No. 20 Tahun 1961;

4. Perpres No. 36 Tahun 2005 sebagaimana

telah diubah dengan Perpres No 65.

Tahun 2006;

5. Peraturan Kepala BPN Nomor 3 Tahun

2007.

Fakta Hukum Peristiwa Hukum

Pengadaan Tanah Untuk Jalan 1. Tahapan Pengadaan

Tol Solo-Mantingan II Di Desa tanah

Pilangsari Kecamatan Ngrampal 2. Cara pembayaran

Kabupaten Sragen : ganti rugi

1. Prosedur/tahapan pengadaan

tanah

2. Cara pembayaran ganti rugi Kesimpulan

Sesuai atau tidak

pelaksanaan pengadaan

tanah dengan Peraturan

Perundang-undangan

Page 52: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Keterangan:

Satu persoalan hukum pertanahan yang tidak pernah selesai

diperbincangkan dan dikaji adalah perolehan tanah untuk keperluan

pembangunan yang biasanya dilakukan melalui tata cara pembebasan tanah.

Hal ini menjadi persoalan yang sering mengalami permasalahan dalam proses

perolehannya. Pada satu sisi, kebutuhan tanah dalam rangka pembangunan

sudah sedemikian mendesak sedangkan pada sisi yang lain persediaan tanah

sudah mulai terasa sulit. Selain digunakan untuk pembangunan fasilitas umum

seperti perkantoran, perumahan dan lain-lain, juga masih dibutuhkannya tanah

pertanian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Berjalannya proses

pembangunan yang cukup cepat di negara kita bukan saja memaksa harga

tanah hampir di setiap daerah naik melambung, tetapi juga menciptakan tanah

menjadi komoditi ekonomi yang mempunyai nilai ekonomi sangat tinggi.

Perpres No. 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum yang kemudian direvisi dengan

Perpres No. 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor

36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan

Untuk Kepentingan Umum dan Peraturan Kepala BPN Nomor 3 Tahun 2007

tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005

sebagai peraturan pelaksanaannya, menjelaskan bahwa pengadaan tanah adalah

setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti rugi

kepada yang melepaskan atau menyerahkan tanah, bangunan, tanaman, dan

benda-benda yang berkaitan dengan tanah. Pengadaan tanah bagi pelaksanaan

pembangunan untuk kepentingan umum oleh pemerintah atau pemerintah

daerah dilaksanakan dengan cara pelepasan atau penyerahan hak atas tanah.

Pembangunan untuk kepentingan umum yang dilaksanakan Pemerintah atau

Pemerintah Daerah yang selanjutnya dimiliki atau akan dimiliki oleh

Pemerintah atau Pemerintah Daerah di antaranya adalah pembuatan jalan tol.

Dalam pembangunan Jalan Tol di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal

Kabupaten Sragen memerlukan tanah yang pada saat ini telah dikuasai dan

dimiliki oleh masyarakat dengan suatu hak atas tanah. Sesuai dengan jenis

Page 53: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

kegiatannya, dilaksanakan Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum sesuai

dengan Perpres Nomor 36 Tahun 2005 sebagaimana telah diubah dengan

Perpres Nomor 65 Tahun 2006. Langkah selanjutnya diadakan musyawarah

antara masyarakat, pemerintah dan Panitia Pengadaan Tanah. Dengan telah

dilaksanakannya identifikasi dan inventarisasi terhadap tanah dan bangunan

serta tanaman yang berada di atasnya, maka besarnya penentuan ganti rugi

dapat diperkirakan.

Setelah peristiwa hukum berupa tahapan pelaksanaan serta kesepakatan

ganti rugi dapat terlaksana maka pengadaan tanah dapat segera dilaksanakan

dan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

Page 54: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten

Sragen

1. Keadaan Geografis dan Administratif Desa Pilangsari Kecamatan

Ngrampal Kabupaten Sragen

Lokasi penelitian dilakukan di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal

Kabupaten Sragen, Propinsi Jawa Tengah. Desa Pilangsari memiliki luas

wilayah 342,0700 Ha, dengan jumlah penduduk 4.470 jiwa, yaitu 2.291

penduduk laki-laki dan 2.241 penduduk perempuan. Keadaan alam Desa

Pilangsari jenis topografi yang dimiliki termasuk dalam dataran rendah

dengan relief yang datar.

Batas-batas Desa Pilangsari adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Selatan : Desa Ngarum

b. Sebelah Utara : Desa Bandung

c. Sebelah Timur : Desa Bener

d. Sebelah Barat : Desa Nglorog

2. Penggunaan Tanah di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten

Sragen

Luas wilayah Desa Pilangsari adalah 342,0700 Ha. Tanah seluas itu

sebagian besar adalah berupa tanah sawah. Penggunaan tanah di Desa

Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen antara lain tercantum

dalam tabel di bawah ini :

Tabel 1

Penggunaan Tanah Desa Pilangsari

No Jenis Penggunaan Tanah Luas ( Ha )

1 Tanah Pekarangan 52,5150

Page 55: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

2 Sawah Irigasi Teknis 223,0000

3 Sawah Irigasi ½ Teknis 27,0000

4 Tanah Bengkok (kas desa) 18,0130

5 Pekuburan 16,7600

6 Lain-lain (jalan, sungai, perumahan,

perkantoran)

4,7820

Jumlah Keseluruhan 342,0700

Sumber : Kantor Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen

3. Pemilik Hak Atas Tanah di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal

kabupaten Sragen yang Terkena Pengadaan Tanah untuk Pembangunan

Jalan Tol Solo-Mantingan II

Secara keseluruhan bidang-bidang tanah di Desa Pilangsari yang

terkena pengadaan tanah merupakan jenis tanah sawah. Oleh karena itu tidak

ada bangunan yang terkena pengadaan tanah kecuali beberapa sumur yang

ada di tanah-tanah sawah tersebut.

Untuk mengetahui lebih rinci mengenai daftar nama pemilik hak atas

tanah yang tanahnya terkena pengadaan tanah bagi pembangunan jalan tol di

Desa Pilangsari akan disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2

Daftar Nama Pemilik Tanah yang Terkena Proyek Tol

Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen

No Nama Pemilik Alamat Jenis

Tanah

Keterangan

1 Sidi Dk. Demakan RT.07 Sawah Barat Pampang

2 Sri Widowati Dk. Demakan RT.08 Sawah -

3 Sadimin Dk. Demakan RT.09 Sawah -

4 Amir Djumadi Dk. Demakan RT.08 Sawah -

5 Marto Wirono Dk. Demakan RT.08 Sawah -

Page 56: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

6 Sutomah Dk. Demakan RT.07 Sawah -

7 Suparman Surabaya Sawah -

8 Tuminem Dk. Pondokrejo Sawah -

9 Sri Haryati Dk. Plarar RT. 10 Sawah -

10 Warsimin Dk. Plarar RT. 10 Sawah -

11 Suparmin Dk. Pampang RT. 05 Sawah -

12 Isminarti Dk. Pilangsari RT. 17 Sawah -

13 Nureni

Reptiwidyaningsih

Dk. Demakan RT.08 Sawah Barat pampang

14 Dwi Daryono Dk. Pilangsari RT. 18 Sawah Utara Pampang

15 Sumadi Dk. Demakan RT.08 Sawah -

16 Sri Sureni Dk. Sidomulyo Sawah -

17 Suparno Dk. Bendungan RT.

14

Sawah -

18 Paring Widodo, SE Dk. Demakan RT.09 Sawah -

19 Ibnu Sudaryono Dk. Pilangsari RT. 18 Sawah -

20 Sastro Wiyono Dk. Plarar RT. 10 Sawah -

21 Dwi Asihani Dk. Pilangsari RT. 18 Sawah -

22 Ginem Dk. Pilangsari RT. 18 Sawah -

23 Ginah Dk. Ngampunan Sawah -

24 Isminarti Dk. Pilangsari RT. 17 Sawah -

25 Sarinem Dk. Demakan RT.08 Sawah -

26 Marsudiyono Dk. Maron Sawah -

27 Kasinem Dk. Demakan RT.08 Sawah -

28 Ngatimin Dk. Demakan RT.08 Sawah -

29 Sriyanto Dk. Pampang RT. 06 Sawah -

30 Sriyanto Dk. Pampang RT. 06 Sawah -

31 Darso Sumarto Dk. Demakan RT.09 Sawah -

32 Tunggul Salatiga Sawah -

33 Gino Gunawan, BE Dk. Pampang RT. 05 Sawah -

Page 57: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

34 Hariyati Dk. Demakan RT.08 Sawah Utara Pampang

35 Parto Diharjo Dk. Demakan RT.07 Sawah Timur Pampang

36 Sidi Dk. Demakan RT.07 Sawah -

37 Darso Sumarto Dk. Demakan RT.09 Sawah -

38 Arjo Pawiro Dk. Pondok Rejo Sawah -

39 Sumarsi Dk. Demakan RT.08 Sawah -

40 Sutimah Dk. Demakan RT.07 Sawah Timur Pampang

41 Marto Tiyoso Dk. Gerdu RT. 03 Sawah Sebra

42 Sudarmo Kalijambe Sawah -

43 Wiyono Dk. Demakan RT.09 Sawah Sebra

44 Lukito Dk. Demakan Sawah Timur Pampang

45 Pemdes Pilangsari Desa Pilangsari Jalan Trembesi 6 btg

Jati 9 btg

46 Pemdes Pilangsari Desa Pilangsari Jalan Jati 66 btg

Lamtoro 11 btg

47 Pemdes Pilangsari Desa Pilangsari Jalan Jati 8 btg

Trembesi 3 btg

Pisang 15 btg

Sumber : Kantor Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen

4. Perumusan dan Dasar Kebijakan Jalan Tol di Desa Pilangsari

Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen

Pembangunan Jalan Tol di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal

Kabupaten Sragen ini merupakan bagian dari pelaksanaan pembangunan

Jalan Tol Solo-Mantingan II yang merupakan lanjutan atau perpanjangan dari

dibangunnya Jalan Tol Semarang-Solo. Dasar kebijakan dari pembangunan

Jalan Tol ini didasari pada kondisi semakin banyaknya penduduk yang

memiliki kendaraan pribadi khususnya kendaraan roda empat yang

mengakibatkan kepadatan arus lalu-lintas yang cenderung meningkat.

Kondisi tersebut akan cenderung memperlama waktu perjalanan terutama

bagi mereka yang akan menempuh perjalanan jauh dari arah Semarang

Page 58: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

menuju Ngawi atau sebaliknya. Selain itu dengan tingkat kepadatan arus lalu

lintas yang cukup tinggi akan berdampak borosnya konsumsi BBM. Oleh

karena itu dengan adanya pembangunan jalan tol ini diharapkan akses untuk

mencapai daerah satu dengan daerah lain menjadi semakin mudah. Mobilitas

penduduk diharapkan akan meningkat serta pertumbuhan ekonomi dapat

membaik.

Rencana pembangunan Jalan Tol di Desa Pilangsari Kecamatan

Ngrampal Kabupaten Sragen didasarkan pada kondisi lingkungan setempat,

termasuk diantaranya menampung aspirasi rakyat, sehingga suatu proyek

yang ditujukan untuk kepentingan umum tersebut dapat berjalan dengan baik

tanpa menimbulkan masalah karena masyarakat dapat merasakan adanya

manfaat dari proyek itu.

Partisipasi masyarakat sejak tahap awal perencanaan, terutama untuk

proyek-proyek yang menyangkut kepentingan umum, akan membuat

masyarakat merasa ikut bertanggung jawab dalam pelaksanaannya. Bila suatu

rencana pembangunan ditempuh melalui mekanisme yang tepat, maka sifat

keterbukaan pada setiap rencana dalam segala tahapan perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi akan merupakan hal yang wajar. Dengan demikian,

akses untuk informasi tentang berbagai rencana kegiatan tidak akan menjadi

monopoli pihak-pihak tertentu saja, namun sudah menjadi milik masyarakat

sehingga dapat dicegah tindakan-tindakan yang bersifat spekulatif dan

manipulatif.

Sebagaimana program pembangunan yang lainnya apabila dalam

perumusannya tidak memperhatikan aspirasi masyarakat tentu akan lebih

banyak mengalami hambatan dalam pelaksanaannya. Hal ini karena pada

dasarnya dalam suatu negara demokratis, proses kegiatan pembangunan

merupakan proses di mana semua warganya dapat mengambil bagian dan

memberikan sumbangannya dengan leluasa.

Dasar hukum dalam pengadaan tanah untuk Pembangunan Jalan Tol di

Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen yaitu:

Page 59: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

a. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-

Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

b. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-

Pokok Agraria;

c. Undang-Undang Nomor 51 Prp Tahun 1960 tentang Larangan

Pemakaian Tanpa Izin yang Berhak atau Kuasanya;

d. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-Hak

Atas Tanah dan Benda-Benda yang Ada di Atasnya;

e. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan;

f. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

g. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

h. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

i. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1983 tentang Penguasaan Tanah-

Tanah Negara;

j. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;

k. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan

Instansi Vertikal;

l. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol;

m. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah

Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun

2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005

tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum;

n. Peraturan Kepala BPN RI Nomor 3 Tahun 2007 tentang Ketentuan

Pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang

Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan

Page 60: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 65

Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun

2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum;

o. Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 2 Tahun 2008 tentang

Urusan Pemerintah Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan yang

Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sragen.

B. Prosedur Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Jalan Tol di Desa

Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen

1. Tahapan-Tahapan Pengadaan Tanah dalam Pembangunan Jalan Tol

Solo-Mantingan II di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten

Sragen

Untuk menunjang pembangunan yang semakin kompleks, diperlukan

jaringan transportasi yang memadai, sehingga pembangunan dapat merata ke

semua daerah di seluruh Indonesia. Salah satu jaringan transportasi tersebut

adalah Jalan Tol di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen.

Pembangunan Jalan Tol di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten

Sragen dimaksudkan sebagai jalur alternatif bagi mobilitas kendaraan dalam

perjalanan antar kota bahkan antar propinsi dengan tanpa melewati daerah

Kabupaten Sragen yang cenderung padat. Selain sebagai jalur alternatif,

pembangunan Jalan Tol di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten

Sragen ini juga bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di bidang

pertanian, perkebunan dan perdagangan.

Dalam pembahasan ini tahapan pengadaan tanah bagi pembangunan

untuk kepentingan umum dalam pembangunan Jalan Tol di Desa Pilangsari

Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen secara garis besar telah

dilaksanakan sesuai dengan PerPres No.36 Tahun 2005 sebagaimana telah

Page 61: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

diubah dengan PerPres No.65 Tahun 2006 j.o Perat.Ka.BPN No.3 Tahun

2007. Adapun tahapan dalam pengadaan tanah tersebut meliputi:

a. Perencanaan

Instansi Pemerintah yang memerlukan tanah untuk pembangunan

Jalan Tol Solo-Mantingan II yang melewati Desa Pilangsari Kecamatan

Ngrampal Kabupaten Sragen adalah Kementrian Pekerjaan Umum

melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) yang berkedudukan di Jakarta.

Instansi tersebut pada awal tahun 2007 menyusun proposal rencana

pembangunan Jalan Tol Solo-Mantingan II kepada Badan Investasi

Pemerintah (BIP) dengan menguraikan maksud dan tujuan pembangunan

Jalan Tol, letak dan lokasi pembangunan, luasan tanah yang diperlukan,

sumber pendanaan, analisis kelayakan lingkungan perencanaan

pembangunan, termasuk dampak pembangunan, berikut upaya

pencegahan dan pengendaliannya.

b. Penetapan Lokasi

Penetapan lokasi dimohonkan oleh Badan Pengaturan Jalan Tol

(BPJT) kepada Gubernur Jawa Tengah setelah proposalnya disetujui

Oleh Badan Investasi Pemerintah (BIP). Permohonan penetapan lokasi

tersebut ditujukan kepada Gubernur Jawa Tengah karena lokasinya

meliputi beberapa wilayah kota/kabupaten.

Lokasi untuk Kabupaten Sragen yang terkena proyek jalan tol

antara lain Kecamatan Masaran, Kecamatan Sidoharjo, Kecamatan

Ngrampal, Kecamatan Sragen Kota, Kecamatan Gondang, dan

Kecamatan Sambungmacam. Dari beberapa kecamatan tersebut

disebutkan juga desa-desa mana saja yang terkena pengadaan tanah untuk

pembangunan jalan tol. Dalam hal ini Desa Pilangsari Kecamatan

Ngrampal merupakan lokasi yang menjadi fokus penelitian penulis.

Permohonan diajukan kepada Gubernur Jawa Tengah dengan

tembusan ke Kepala Kantor Pertanahan. Setelah Surat Keputusan

Gubernur Jawa Tengah tentang Penetapan Lokasi Nomor 620/25/2008

Page 62: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

tanggal 23 Desember 2008 terbit maka sebelum waktu 14 hari setelah

Surat Keputusan Penetapan Lokasi terbit Kementrian Pekerjaan Umum

mempublikasikan rencana pelaksanaan pembangunan Jalan Tol.

c. Pemberitahuan / sosialisasi

Sebagai tahap awal dalam rangka memberikan pemahaman kepada

masyarakat di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen

mengenai maksud dan tujuan dilaksanakannya pembangunan jalan tol

telah dilakukan kegiatan pemberitahuan/sosialisasi yang dimulai pada

tanggal 17 Maret 2008 melalui Surat Pemberitahuan Nomor 143/71/2008

yang dikeluarkan oleh Bupati Sragen yang ditempel pada Kantor Desa

Pilangsari. Surat tersebut berisi pengumuman bahwa akan diadakan

pembangunan jalan tol sebagai salah satu pembangunan untuk

kepentingan umum yang akan melewati Desa Pilangsari beserta dasar

hukum atau pedoman pelepasan tanah kas desa untuk pembangunan jalan

tol. Selanjutnya satu bulan setelah surat pemberitahuan tersebut di tempel

di Kantor Desa Pilangsari, diadakan penyuluhan oleh P2T di Balai Desa

Pilangsari mengenai maksud dan tujuan pengadaan tanah di desa tersebut

yang dihadiri oleh para warga Desa Pilangsari yang direncanakan

tanahnya akan terkena pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol.

Dari hasil penyuluhan yang dilakukan, rencana pengadaan tanah untuk

pembangunan Jalan Tol di Desa Pilangsari tersebut diterima dengan baik

oleh para warga Desa Pilangsari.

d. Identifikasi dan Inventarisasi

Kegiatan dalam identifikasi dan inventarisasi pembangunan Jalan

Tol di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen antara

lain sebagai berikut:

1) Pengukuran dan penentuan batas-batas jalan

Untuk menentukan rute atau jalan yang direncanakan akan

dibangun sebagai Jalan Tol di Desa Pilangsari Kecamatan

Page 63: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Ngrampal Kabupaten Sragen, telah dilakukan pengukuran dan

penentuan batas-batas jalan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten

Sragen khususnya oleh pegawai dari bagian pengukuran. Beberapa

bidang tanah yang terkena proyek tol diukur dan ditetapkan batas-

batasnya sehingga diperoleh rincian mengenai luas masing-masing

bidang sebagai salah satu dasar untuk menentukan besarnya ganti

kerugian bagi pemilik tanah. Secara keseluruhan jumlah tanah yang

terkena pengadaan tanah bagi pembangunan jalan tol di Desa

Pilangsari adalah 47 bidang dengan total luas tanah adalah 56.051

m² dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 3

Data Hasil Pengukuran Jalan Tol

Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen

No. Nama Pemilik

Luas Tanah (m²) Total

Luas

(m²)

Jml.

Bid. Terkena

Tol

Tidak Terkena Tol

Bid. 1 Bid. 2 Bid. 3

1 Jalan 435 0 0 0 435 1

2 Warsidi 207 3903 0 0 4110 2

3 Sriwidowati 827 2885 0 0 3712 2

4 Sadimin 1483 2314 0 0 3797 2

5 Sriwidowati 2030 1426 4 0 3460 3

6 Martodrono 2213 995 332 0 3540 3

7 Lagiman 2403 339 930 0 3672 3

8 Suparman 1149 678 0 0 1827 2

9 Sriharyati 1015 776 0 0 1791 2

10 Warsimin 815 993 0 0 1808 2

11 Suparmin 689 1197 0 0 1886 2

12 Isminarti 858 2788 0 0 3646 2

13 Ny. Surip 278 3452 0 0 3730 2

Page 64: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

14 Jalan 707 0 0 0 707 1

15 Dwi Hariono 428 3074 0 0 3502 2

16 Sumadi 1573 3527 0 0 5100 2

17 Sarwi 1549 2004 0 0 3553 2

18 Sri Sureni 986 944 0 0 1930 2

19 Suparno 1764 1585 77 0 3426 3

20 Paring Widodo 1608 1202 322 0 3132 3

21 Ibnu Sudaryono 1101 885 333 0 2289 3

22 Sastrowiyono 942 691 367 0 2000 3

23 Dwi Asihani 729 501 358 0 1588 3

24 Ginem 870 612 453 0 1935 3

25 Paidi/Ginah 1352 717 967 0 3036 3

26 Isminarti 761 336 644 0 1741 3

27 Sarinem 762 288 696 0 1746 3

28 Mardiono 1407 327 1482 0 3216 3

29 Ngatimin 1556 87 1784 0 3427 3

30 Sriyanto 1418 2128 0 0 3546 2

31 Sriyanto 1158 2390 0 0 3548 2

32 Darso 784 2287 0 0 3071 2

33 Hartono 709 2911 0 0 3620 2

34 Gino 350 3103 0 0 3453 2

35 Hariati 107 3436 0 0 3543 2

36 Jalan 637 0 0 0 637 1

37 Lukito 1003 1668 0 0 2671 2

38 Harjojiman 3039 956 0 0 3995 2

39 Wirsidi 3745 58 567 0 4370 3

40 Darso Sumarto 2751 1327 0 0 4078 2

41 Harjo Maron 1604 2093 0 0 3697 2

42 Sumardi 771 2737 0 0 3508 2

43 Sutinah 102 3611 0 0 3713 2

Page 65: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

44 Jalan 2049 0 0 0 2049 1

45 Marto Tiyoso 3061 1658 0 0 4719 2

46 Wiyono 16 3410 0 0 3426 2

47 Sungai 260 0 0 0 260 1

Jumlah Total 56061 81585 137646 104

Sumber : Kantor Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen

2) Pendataan

Untuk mengetahui secara jelas dan terperinci terkait dengan

kepemilikan tanah, bangunan dan tanaman yang terkena

Pembangunan Jalan Tol di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal

Kabupaten Sragen, dilakukan pendataan sebagai berikut:

a) Pendataan Tanah

Pendataan tanah yang terkena pembangunan jalan tol

dilakukan oleh petugas dari Kantor Pertanahan Kabupaten

Sragen. Hasil yang didapat yaitu di mana semua tanah yang

direncanakan akan terkena proyek jalan tol adalah berupa

tanah sawah yang kemudian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu

sawah I, dan sawah II. Pembagian tersebut berdasarkan letak

sawah yang mempengaruhi harga tanah.

b) Pendataan Bangunan

Pendataan bangunan yang terkena pembangunan jalan

tol dilakukan oleh petugas dari Dinas Pekerjaan Umum. Hasil

yang didapat yaitu di mana bangunan yang terkena proyek

jalan tol hanya berupa sumur-sumur yang berada di sawah

untuk pengairan. Dalam hal ini, jenis bangunan seperti

rumah, pagar, tempat ibadah, sekolahan, dan tempat-tempat

umum lainnya tidak ada yang terkena proyek jalan tol.

Page 66: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

c) Pendataan Tanaman

Pendataan berbagai jenis tanaman yang terkena

pembangunan jalan tol dilakukan oleh Petugas dari Dinas

Pertanian. Dari data mengenai tanaman yang akan terkena

proyek jalan tol, diperoleh data berbagai jenis tanaman

seperti: asem, akasia, beringin, dadap, jati, bambu ori, bambu

apus, bambu wulung, jati londo, johar, kelapa, lamtoro,

mahoni, pete cina, randu, sengon, trembesi, belimbing, jambu

biji / jambu air, mangga, mlinjo, nangka, pisang, rambutan.

d) Rekapitulasi

Semua data direkapitulasi oleh P2T yang telah

dikonsultasikan dengan PPK dan Kantor Pertanahan

Kabupaten Sragen.

3) Cross cek hasil pendataan

Untuk meminimalkan kesalahan dalam melakukan pendataan

dan pengolahannya, dilakukan cross cek data dengan pemilik

dengan tujuan apabila ada kekeliruan segera dapat dilakukan

perbaikan. Cross cek data dilakukan pada tanggal 15 Agustus 2008

bertempat di Kantor Desa Pilangsari dengan satgas (satuan tugas)

sebagai berikut :

a) Ibnu Wibowo dan Seniyanto yang bertugas sebagai satgas

ukur

b) Danang Mei Harsono yang bertugas sebagai satgas yuridis

Hasil cross cek pendataan yang dilakukan secara keseluruhan

hampir tidak ada kesalahan dalam pendataan. Sedikit kesalahan

yang perlu di perbaiki hanya mengenai data beberapa nama pemilik

tanah yang tidak sesuai dengan KTP.

Page 67: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

4) Pengolahan data

Hasil pendataan oleh petugas dari Kantor Pertanahan, Dinas

Pekerjaan Umum dan Dinas Pertanian, ditandatangani oleh semua

anggota PPK, semua anggota P2T, pemilik lahan, serta oleh Kepala

Desa Pilangsari dan Camat Kecamatan Ngrampal.

Setelah itu data direkapitulasi oleh P2T yang telah

dikonsultasikan dengan PPK dengan kegiatan cheking lokasi untuk

mencocokkan kepemilikan tanah, bangunan, dan tanaman.

5) Pengumuman hasil pendataan

Dalam rangka memberikan kesempatan kepada warga

masyarakat untuk mengajukan keberatan atas hasil pendataan

tanah, bangunan dan tanaman yang terkena Pembangunan Jalan Tol

di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen, maka

pada tanggal 3 November 2008 dibuat pengumuman hasil

pendataan berdasarkan surat pengumuman Nomor:

590/009/P2T/2008 tentang Hasil Inventarisasi dan Identifikasi serta

Pengukuran Bidang Tanah, Bangunan, dan Tanaman yang ditempel

di Kantor Desa Pilangsari. Selain itu pengumuman juga

ditayangkan di website Kabupaten Sragen (www.sragenkab.co.id)

selama 7 hari kerja.

Hasil pelaksanaan identifikasi dan inventarisasi dituangkan dalam

bentuk Peta Bidang Tanah serta daftar yang memuat :

a. Nama Pemegang Hak Atas Tanah;

b. Status Tanah dan dokumennya;

c. Luas Tanah;

d. Pemilikan dan/atau Penguasaan Tanah dan/atau bangunan dan/atau

tanaman dan/atau benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah;

e. Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah;

f. Pembebanan Hak Atas Tanah; dan

Page 68: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

g. Keterangan lainnya.

e. Penilaian

Panitia pengadaan tanah Kabupaten Sragen menunjuk Lembaga

Penilai Harga Tanah yang telah ditetapkan bupati untuk menilai harga

tanah yang terkena pembangunan untuk kepentingan umum. Penilaian

harga tanah untuk tanah yang terkena pembangunan Jalan Tol di Desa

Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen dilakukan oleh

Lembaga Penilai Harga Tanah independent. Lembaga yang ditunjuk

tersebut adalah PT. Wadantra Nilaitama, sebuah lembaga

penilai/Appraisal dari Jakarta. Lembaga Penilai Harga Tanah tersebut

adalah lembaga yang sudah mendapat lisensi dari Badan Pertanahan

Nasional Republik Indonesia. Lembaga ini bersifat rahasia dalam arti

tidak diketahui oleh P2T, PPK dan juga pemilik tanah mengenai

keanggotaannya dan proses penilaian harga tanah. Oleh karena itu P2T

dan PPK hanya sebagai pelaksana untuk melakukan penawaran harga

yang telah di tetapkan oleh Lembaga Penilai Harga Tanah kepada

pemilik tanah yang tanahnya terkena proyek tol sebagai dasar

musyawarah untuk menentukan besarnya ganti rugi.

Lembaga Penilai Harga Tanah melakukan penilaian harga tanah

berdasarkan pada NJOP atau nilai nyata/sebenarnya dengan

memperhatikan NJOP, dan dapat berpedoman pada variabel2 sebagai

berikut :

1) Lokasi dan letak tanah

2) Status tanah

3) Peruntukan tanah

4) Kesesuaian penggunaan tanah dengan RTRW

5) Sarana dan prasarana yang tersedia

6) Faktor lain yang mempengaruhi harga tanah

Penilaian harga bangunan dan/atau tanaman dan/atau benda

terkait dengan tanah dilakukan oleh Kepala Dinas/Kantor/Badan di

Page 69: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Kabupaten Sragen yang membidangi bangunan dan/atau tanaman

dan/atau benda terkait dengan tanah, dengan berpedoman pada standar

harga yang telah ditetapkan peraturan perundang-undangan. Penilaian

harga bangunan dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Sragen, sedangkan untuk penilaian tanaman dilakukan oleh Dinas

Pertanian Kabupaten Sragen. Hasil penilaian diserahkan kepada Panitia

Pengadaan Tanah untuk dipergunakan sebagai dasar musyawarah antara

instansi pemerintah yang memerlukan tanah yaitu Kementrian Pekerjaan

Umum dengan para pemilik tanah.

f. Musyawarah harga

Sebagai dasar untuk menghitung besarnya ganti rugi/ganti murwat

yang akan diterima oleh masing-masing warga/pemilik, maka dilakukan

musyawarah harga terkait dengan tanah, bangunan dan tanaman.

Sebagai dasar pertimbangan menentukan besarnya nilai tanah per

meter perseginya digunakan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) dan harga

pasaran sesuai nilai kenyataan yang ada di masyarakat. Sedangkan nilai

ganti rugi bangunan dan tanaman menggunakan pedoman yang

ditetapkan oleh Dinas Teknis sesuai dengan ketentuan yang berlaku

(Dinas Pekerjaan Umum untuk bangunan dan Dinas Pertanian untuk

tanaman).

Musyawarah dilakukan dilakukan sebanyak 2 tahapan dengan hasil

sebagai berikut :

1) Tahap Pertama

Musyawarah dilakukan di Balai Desa Pilangsari pada tanggal

12 November 2008. Musyawarah pada tahap pertama ini membahas

mengenai penawaran harga tanah dan bangunan. Oleh karena tidak

semua pemilik tanah yang tanahnya terkena pengadaan tanah hadir

dalam musyawarah pertama ini dan belum terjadi kesepakatan

mengenai besar dan cara pemberian ganti rugi, maka perlu dilakukan

musyawarah pada tahap kedua.

Page 70: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

2) Tahap Kedua

Pada tahap kedua ini musyawarah dilaksanakan pada tanggal 4

Desember 2008 yang bertempat di Balai Desa Pilangsari dengan

dihadiri oleh semua pemilik tanah yang tanahnya terkena pengadaan

tanah. Pada awal proses musyawarah sempat beberapa kali terjadi

adu mulut antar pihak, namun pada akhirnya kesepakatan mengenai

besar dan cara pemberian ganti rugi atas tanah, bangunan, dan

benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah tetap tercapai dengan

hasil sebagai berikut :

Tabel 4

Hasil Musyawarah Kesepakatan Ganti Rugi Tanah

No

.

Desa dan

tanggal

musyawarah

Pembagian

Kelompok

Permintaan

harga (Rp)

per meter²

Penawaran

harga (Rp)

per meter²

Keterangan

1 Pilangsari,

tanggal

04-12-2008

Sawah I

- 120.000,- Musyawarah

langsung ada

kesepakatan Sawah II - 110.000,-

Sumber : Data Progres Tol 2010

Proses pelaksanaan musyawarah dalam menetapkan ganti rugi

pemegang hak atas tanah adalah sebagai berikut :

1) Musyawarah dilakukan secara langsung antara pemegang hak atas

tanah dengan pihak yang membutuhkan tanah.

2) Dalam musyawarah telah tercapai kesepakatan, Panitia Pengadaan

Tanah mengeluarkan keputusan mengenai bentuk dan besarnya ganti

kerugian sesuai dengan kesepakatan.

3) Apabila musyawarah telah dilakukan berulangkali dan tidak tercapai

kesepakatan, Panitia Pengadaan Tanah mengeluarkan keputusan

mengenai bentuk dan besarnya ganti kerugian.

Page 71: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

4) Pemegang hak yang tidak dapat menerima keputusan Panitia,

mengajukan keberatan kepada Gubernur Kepala Daerah dengan

disertai penjelasan mengenai alasan keberatan.

5) Gubernur Kepala Daerah mengupayakan penyelesaian mengenai

bentuk dan besarnya ganti kerugian dengan mempertimbangkan

pendapat dan keinginan semua pihak dengan mengeluarkan

keputusan yang dapat mengukuhkan atau mengubah keputusan

panitia pengadaan tanah.

6) Apabila masih terdapat pemegang hak atas tanah dan pemilik

bangunan, tanaman dan/atau benda-benda lain yang keberatan

terhadap keputusan Gubernur, Instansi Pemerintah yang memerlukan

tanah melaporkan keberatan tersebut dan minta petunjuk mengenai

kelanjutan rencana pembangunan pada Pimpinan

Departemen/Lembaga dan Departemen/Instansi/Lembaga yang

membawahi.

7) Atas laporan instansi yang memerlukan tanah tersebut pimpinan

Departemen/Lembaga yang membawahi Instansi tersebut,

memberikan tanggapan tertulis mengenai bentuk dan besarnya ganti

kerugian tersebut serta mengirimkan kepada Instansi/Pimpro

dimaksud dengan tembusan kepada Gubernur dengan ketentuan

sebagai berikut :

a) Apabila Pimpinan Departemen/LPND/Instansi/Lembaga yang

membawahi instansi pemerintah yang memerlukan tanah

tersebut menyetujui permintaan pemegang hak atas tanah dan

bangunan dan/atau benda-benda lain yang terkait dengan tanah

yang bersangkutan, Gubernur mengeluarkan keputusan

mengenai revisi bentuk dan besarnya ganti kerugian sesuai

dengan kesediaan atau persetujuan tersebut.

b) Apabila Pimpinan Departemen/LPND/Instansi/Lembaga yang

membawahi instansi pemerintah yang memerlukan tanah

tersebut tidak menyetujui permintaan pemegang hak atas tanah

Page 72: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

dan bangunan dan/atau benda-benda lain yang terkait dengan

tanah yang bersangkutan, sedangkan lokasi pembangunan

tersebut tidak bisa dipindahkan atau sekurang-kurangnya 75%

dari luas tanah yang diperlukan atau 75% dari jumlah pemegang

hak telah dibayar ganti kerugiannya, Gubernur mengajukan usul

penyelesaian dengan cara pencabutan hak atas tanah

sebagaimana diatur Undang-undang Nomor 20 Tahun 1961 usul

tersebut disampaikan kepada Menteri Negara Agraria/Kepala

BPN melalui Mendagri dengan tembusan Menteri dari instansi

yang memerlukan tanah. Setelah diterimanya usul penyelesaian

yang dimaksud, Kepala BPN berkonsultasi dengan Mendagri

dari Instansi yang memerlukan tanah dan Menteri Kehakiman

dan HAM. Permintaan untuk pencabutan hak atas tanah

disampaikan kepada Presiden oleh Kepala BPN yang ditanda

tangani oleh Mendagri dari Instansi yang memerlukan tanah dan

Menteri Kehakiman dan HAM. Atas permintaan tersebut diatas

Presiden menerbitkan keputusan tentang pencabutan hak-hak

atas tanah yang dimaksud dan ganti kerugiannya

dikonsinyasikan di Pengadilan.

Dengan memperhatikan proses musyawarah yang dilakukan oleh

para pihak, maka syarat-syarat dalam musyawarah dianggap telah

terpenuhi. Syarat-syarat musyawarah tersebut menurut Imam Koeswoyo

diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Didasarkan pada satu bentuk kebijakan yang dituangkan dalam satu

produk hukum;

2) Kesamaan persepsi tentang kepentingan umum, cara PTUP,

musyawarah, substansi penggantian yang layak;

3) Dilakukan secara langsung, bersama (egaliter/setara), efektif;

4) Saling menerima dan memberi (take & give) pendapat/ pandangan,

saran, kritik, usul;

Page 73: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

5) Hanya dapat dilaksanakan dengan hasil yang optimal, jika diketahui

materi/ substansi yang dimusyawarahkan, tujuan, hambatan, target

yang kongkrit, peran yang jelas, solusi yang adil;

6) Musyawarah tidak boleh ada pemaksaan kehendak pihak yang satu

terhadap yang lain;

7) Pelibatan secara setara pemangku kepentingan dalam forum

musyawarah tanpa ada egosektoral/ mengedepankan kepentingan

individu/ kelompok/ golongan. (Imam Koeswoyo, 2009 : 6)

Melalui hasil yang didapat pada bagian sebelumnya, pelaksanaan

musyawarah dilakukan dengan cara saling mendengar, saling memberi

dan menerima pendapat dan menentukan kesepakatan diantara para pihak

untuk pelaksanaan ganti rugi. Dalam hal ini kedudukan para pihak yang

melakukan musyawarah adalah sama atau sejajar.

Perlakuan sama bagi para pihak atau kesejajaran dalam proses

musyawarah dimaksudkan agar tercapainya konsep keadilan sosial.

Konsep keadilan sosial dapat dilihat dari Putusan Mahkamah Agung RI

No. 2263 K/Pdt/1991 tanggal 20 Juli 1991, yang dikenal dengan perkara

Kedungombo. Proyek bendungan Kedungombo adalah proyek

pemerintah yang berguna untuk meningkatkan padi dalam rangka

program swasembada beras. Proyek tersebut menyebabkan beberapa desa

yang berada di areal bendungan harus dibebaskan. Pembebasan dan ganti

rugi belum lagi selesai ketika bendungan berfungsi dan rumah-rumah

penduduk digenangi air. Putusan MARI tersebut memenangkan gugatan

para petani dan memberikan ganti rugi lebih daripada tuntutan dalam

gugatan mereka. (Djohansjah, 2010 : 27)

Rencana pembangunan untuk kepentingan umum di lokasi tersebut

dianggap telah mencapai kesepakatan karena minimum 75% dari luas

tanah untuk pembangunan Jalan Tol telah diperoleh serta para pemilik

tanah di Desa Pilangsari telah menyetujui bentuk dan/atau besarnya ganti

rugi.

Page 74: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Dalam pengadaan tanah untuk pembangunan Jalan Tol di Desa

Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen ini, proses

musyawarah dilakukan sebanyak dua kali. Kesepakatan mengenai ganti

kerugian telah dicapai oleh para pihak dalam musyawarah pertemuan

kedua sehingga tidak memerlukan prosedur sampai pencabutan Hak Atas

Tanah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961

tentang Pencabutan Hak Atas Tanah.

g. Keputusan Panitia Pengadaan Tanah

Berdasarkan Berita Acara Penyerahan Ganti Rugi atau Berita Acara

Penawaran Penyerahan Ganti Rugi, Berita Acara Hasil Pelaksanaan

Musyawarah Lokasi Pembangunan Jalan Tol di Desa Pilangsari

Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen dan/atau Penetapan Bentuk

dan/atau Besarnya Ganti Rugi, maka Panitia Pengadaan Tanah

Kabupaten Sragen menerbitkan Keputusan Panitia Pengadaan Tanah

tentang Penetapan Bentuk dan Besarnya Ganti Rugi Tanah, Bangunan,

dan Tanaman Desa Pilangsari tanggal 15 April Nomor

003/SRG/IV/2009. Keputusan tersebut oleh Panitia Pengadaan Tanah

Kabupaten/Kota disampaikan kepada Kementrian Pekerjaan Umum

sebagai instansi pemerintah yang memerlukan tanah, dengan tembusan

disampaikan kepada Bupati Sragen dan Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten Sragen.

h. Pembayaran Ganti Rugi

Sesuai dengan ketentuan Pasal 4 ayat (1) Perat.Ka.BPN No.3

Tahun 2007, pembayaran ganti kerugian seharusnya dilaksanakan dalam

jangka waktu paling lama 60 hari kalender terhitung sejak Keputusan

Panitia Pengadaan Tanah tentang Penetapan Bentuk dan Besarnya Ganti

Rugi Tanah, Bangunan, dan Tanaman Desa Pilangsari terbit. Dalam

tahapan pembayaran ganti rugi ini, pelaksanaannya tidak sesuai dengan

ketentuan Pasal 4 ayat (1) Perat.Ka.BPN No.3 Tahun 2007. Hal tersebut

Page 75: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

terlihat dari beberapa pelaksanaan pembayaran ganti rugi yang melewati

tenggang waktu yang ditentukan setelah Keputusan Panitia Pengadaan

Tanah mengenai ganti rugi terbit.

Pembayaran ganti rugi dilakukan di Balai Desa Pilangsari dalam

beberapa tahap. Beberapa tahap dilakukan melewati batas waktu 60 hari

setelah Keputusan Panitia Pengadaan Tanah mengenai ganti rugi terbit.

Keputusan Panitia Pengadaan Tanah mengenai ganti rugi terbit pada

tanggal 15 April 2009, sedangkan beberapa tahap pembayaran ganti rugi

yang melewati batas waktu adalah pembayaran ganti rugi yang

dilaksanakan di Balai Desa Pilangsari pada tanggal 29 Juni 2010, dan 30

Desember 2010. Bahkan untuk saat ini sampai dengan pertengahan tahun

2011 ada sekitar 3 bidang tanah yang pemiliknya belum menerima

pembayaran ganti rugi atas tanah mereka padahal sudah tercapai

kesepakatan dalam musyawarah pada tanggal 4 Desember 2008.

Untuk saat ini Desa Pilangsari sekitar 95% dari pemilik tanah telah

menerima ganti kerugian. Pembayaran ganti kerugian tersebut

berpedoman pada :

1) Kesepakatan para pihak

2) Hasil penilaian Lembaga Penilai Harga Tanah Kabupaten Sragen

3) Tenggang waktu penyelesaian proyek pembangunan

Sedangkan untuk pelaksanaan ganti kerugian atas tanah/pelepasan

hak atas tanah yang perlu disampaikan kepada Panitia Pengadaan Tanah

oleh pemilik/pemegang Hak Atas Tanah adalah :

1) Bukti Kepemilikan Tanah : sertipikat/ petok/ letter C/ akta jual beli/

akta hibah atau surat-surat yang berkaitan dengan tanah.

2) Bila tanah waris : dilengkapi surat keterangan waris.

3) Fotokopi KTP dan KK yang dilegalisir.

4) Apabila yang dilepaskan menyangkut aset Pemerintah

Desa/kelurahan atau instansi pemerintah pusat/vertikal/otonomi

sebelum dilaksanakan pelepasan hak atas tanahnya agar diproses

sesuai ketentuan yang berlaku.

Page 76: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

i. Pelepasan Hak

Setelah adanya kesepakatan ganti rugi maka dilaksanakan

pelepasan hak oleh para pemilik hak atas tanah yang tanahnya terkena

proses pengadaan tanah untuk kepentingan umum. Bersamaan dengan

pembayaran dan penerimaan ganti rugi dalam bentuk uang, maka :

1) instansi pemerintah yang memerlukan tanah membuat tanda terima

pembayaran ganti rugi;

2) yang berhak atas ganti rugi membuat surat pernyataan

pelepasan/penyerahan hak atas tanah atau penyerahan tanah dan/atau

bangunan dan/atau tanaman dan/atau benda-benda lain yang

berkaitan dengan tanah;

3) Panitia Pengadaan Tanah Kabupaten/Kota membuat Berita Acara

Pembayaran Ganti Rugi dan Pelepasan Hak Atas Tanah atau

Penyerahan Tanah.

Pelepasan hak ini akan dilakukan jika semua prosedur atau syarat

pengadaan tanah untuk kepentingan umum telah terpenuhi sesuai dengan

peraturan-peraturan yang ada. Pelepasan hak atas tanah diharapkan tidak

ada unsur paksaan karena dalam hal ini penghormatan terhadap hak-hak

atas tanah harus benar-benar diperhatikan mengingat perlindungan

terhadap hak asasi manusia.

Tahapan-tahapan pengadaan tanah harus dilakukan dengan baik dan

sesuai dengan PerPres No.36 Tahun 2005 sebagaimana telah diubah dengan

PerPres No.65 Tahun 2006 j.o Perat.Ka.BPN No.3 Tahun 2007 agar tidak

merugikan para pemilik hak atas tanah. Prinsip penghormatan terhadap hak

atas tanah harus diterapkan untuk melindungi hak asasi para pemegang hak

atas tanah atas kepemilikan tanah mereka. Dalam hal ini seperti yang

dikemukakan oleh Louis Kaplow, yaitu :

Another justification for property rights is that, were they absent,

individuals would spend time and effort trying to take things from each

other and protecting things in their possession, and they would often find

themselves involved in conflict. Enforcement of property rights by the state,

Page 77: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

while involving its own costs, reduces these serious disadvantages that

would be incurred in the absence of property rights. A related benefit of

enforcing property rights is that it protects people against risk. In the

absence of protection of property rights, individuals would face the

possibility that their property would be taken from them (even though they

might also enjoy the possibility that they would be able to take property

from others). (Louis Kaplow, 1999 : 16)

Pernyataan yang dikemukakan oleh Louis Kaplow tersebut berarti dasar

kebenaran lain untuk hak milik adalah bahwa, ketika tidak ada, individu-

individu akan menghabiskan waktu dan berusaha mencoba mengambil sesuatu

dari sesama dan melindungi barang-barang milik mereka, dan mereka sering

menemukan diri mereka terlibat dalam konflik. Penegakan hak milik oleh

negara, sekalipun melibatkan biaya sendiri, mengurangi kerugian berat yang

akan terjadi dalam ketiadaan hak milik. Keuntungan terkait adanya hak milik

adalah bahwa hal tersebut melindungi orang terhadap risiko. Dengan tidak

adanya perlindungan hak milik, individu akan menghadapi kemungkinan

bahwa harta milik mereka akan diambil dari mereka (meskipun mereka juga

dimungkinkan dapat mengambil harta milik orang lain).

2. Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah (PPT)

Susunan Panitia Pengadaan Tanah untuk Pembangunan Jalan Tol di

Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen adalah sebagai

berikut :

Tabel 5

Susunan Panitia Pengadaan Tanah

NO Jabatan dalam Dinas Kedudukan Dalam Tim

1 Sekretaris Daerah Kabupaten Sragen Ketua

2 Asisten Administrasi Pemerintahan

Kabupaten Sragen

Wakil Ketua merangkap

Anggota

Page 78: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

3 Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten

Sragen

Anggota

4 Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Sragen

Anggota

6 Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sragen Anggota

7 Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah

Kabupaten Sragen

Anggota

8 Kepala Bagian Pemerintahan dan

Pertanahan Sekretariat Daerah Kabupaten

Sragen

Anggota

9 Camat Anggota tidak tetap

Kepala desa/Lurah Anggota tidak tetap

Sumber : Keputusan Bupati Sragen Nomor 590/57/002/2010

Adapun yang menjadi tugas-tugas dari Panitia Pengadaan Tanah Bagi

Pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol di Desa Pilangsari Kecamatan

Ngrampal Kabupaten Sragen adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan penjelasan atau penyuluhan kepada masyarakat yang

terkena rencana pembangunan dan/atau pemegang hak atas tanah

mengenai rencana dan tujuan pengadaan tanah tersebut dalam bentuk

konsultasi publik baik melalui tatap muka, media cetak, maupun media

elektronik agar dapat diketahui oleh seluruh masyarakat yang terkena

rencana pembangunan dan/atau pemegang hak atas tanah;

b. Mengadakan penelitian dan melaksanakan inventarisasi atas bidang tanah,

bangunan, tanaman dan benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah,

yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan;

c. Mengadakan penelitian mengenai status hukum bidang tanah yang haknya

akan dilepaskan atau diserahkan dan dokumen lain yang mendukungnya;

d. Mengumpulkan hasil penelitian dan inventarisasi sebagaimana dimaksud

angka (2) dan (3);

Page 79: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

e. Menerima hasil penelitian harga tanah dan/atau bangunan dan/atau

tanaman dan/atau benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah dari

lembaga penilai harga tanah atau Tim Penilai Harga Tanah dalam hal

Kabupaten Sragen belum terdapat Lembaga Penilai Harga Tanah dan

pejabat yang bertanggung jawab menilai bangunan dan/atau tanaman

dan/atau benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah;

f. Melaksanakan musyawarah dengan para pemilik dan instansi pemerintah

yang memerlukan tanah dalam rangka menetapkan bentuk dan besarnya

ganti kerugian;

g. Menetapkan bentuk dan besarnya ganti kerugian atas tanah dan/atau

bangunan dan/atau tanaman dan/atau benda-benda lain yang berkaitan

dengan tanah yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan;

h. Menyaksikan pelaksanaan penyerahan ganti kerugian kepada para

pemegang hak atas tanah, bangunan, tanaman dan/atau benda-benda lain

yang ada di atas tanah;

i. Membuat berita acara pelepasan atau penyerahan hak;

j. Mengadministrasikan dan mendokumentasikan semua berkas pengadaan

tanah dan menyerahkan kepada instansi pemerintah yang memerlukan

tanah dan kantor pertanahan;

k. Menyampaikan permasalahan disertai pertimbangan penyelesaian

pengadaan tanah pada bupati, apabila musyawarah tidak tercapai

kesepakatan untuk pengambilan keputusan.

Obyek pengadaan tanah meliputi bidang-bidang tanah termasuk

bangunan, tanaman dan benda-benda lain yang terkait dengan tanah yang

bersangkutan. Untuk melakukan inventarisasi, Panitia Pengadaan Tanah

menugaskan petugas inventarisasi dari Instansi Pemerintah yang bertanggung

jawab di bidang yang bersangkutan. Sedangkan penilaian harga tanah

termasuk bangunan, tanaman dan benda-benda yang terkait dengan tanah

dilakukan oleh lembaga Aprassial (lembaga penilai tanah independent).

Page 80: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

3. Proses Berlangsungnya Musyawarah Tentang Bentuk dan Besarnya

Ganti Gugi

Penentuan mengenai bentuk dan besarnya ganti kerugian dalam

Pengadaan Tanah untuk Pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol di Desa

Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen dilakukan melalui

musyawarah. Musyawarah diawali dengan penyuluhan kepada pemegang hak

atas tanah, bangunan dan/atau tanaman yang terkena Pembangunan Jalan Tol

di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen. Musyawarah ini

dilaksanakan untuk menetapkan bentuk dan besarnya ganti kerugian. Panitia

mengundang Instansi Pemerintah yang memerlukan tanah (perwakilan dari

Kementrian Pekerjaan Umum) dan pemegang hak yang bersangkutan untuk

mengadakan musyawarah.

Ganti kerugian untuk pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan

untuk kepentingan umum menurut Pasal 12 Peraturan Presiden Nomor 36

Tahun 2005, diberikan untuk:

a. Hak atas tanah;

b. Bangunan;

c. Tanaman;

d. Benda-benda lain, yang berkaitan dengan tanah.

Sedangkan bentuk ganti kerugian diatur dalam Pasal 13 Peraturan

Presiden Nomor 65 Tahun 2006, berupa:

a. Uang; dan / atau

b. Tanah pengganti; dan / atau

c. Pemukiman kembali; dan / atau

d. Gabungan dari dua atau lebih bentuk ganti kerugian sebagaimana

dimaksud dalam angka 1, 2, dan 3;

e. Bentuk lain yang disetujui oleh pihak-pihak yang bersangkutan.

Proses musyawarah untuk menetapkan ganti kerugian di Desa

Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen tersebut untuk masing-

masing desa yang terkena pengadaan tanah telah mencapai kata sepakat pada

musyawarah tanggal 4 Desember 2008. Kesepakatan itu dinilai dari

Page 81: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

sepakatnya lebih dari 75% jumlah pemegang hak yang menyetujui mengenai

besarnya ganti kerugian, bahkan sekitar 95% pemegang hak sudah sepakat

mengenai besarnya ganti kerugian pada musyawarah pertama ini. Selanjutnya

pihak yang belum sepakat dilakukan pendekatan secara persuasif melalui

tokoh masyarakat setempat dan akhirnya tetap mencapai kesepakatan

walaupun dengan proses yang tidak mudah.

Sesuai dengan Pasal 1 Ayat (11) Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun

2005, penggantian kerugian diberikan kepada yang mempunyai tanah, bangunan,

tanaman dan/atau benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah yang dapat

memberikan kelangsungan hidup yang lebih baik dari tingkat kehidupan sosial

ekonomi sebelum terkena pengadaan tanah baik besifat fisik dan/atau non fisik

sebagai akibat pengadan tanah.

Musyawarah dilangsungkan di tempat yang telah ditentukan Panitia

Pengadaan Tanah. Dalam hal ini dipilih lokasi yang mudah dijangkau oleh

warga masyarakat pemegang hak yang bersangkutan yaitu Balai Desa

Pilangasari.

Pelaksanaan musyawarah dilakukan dengan cara saling mendengar,

saling memberi dan menerima pendapat dan menentukan kesepakatan di

antara para pihak untuk pelaksanaan ganti rugi. Dalam hal ini kedudukan para

pihak yang melakukan musyawarah adalah sama atau sejajar. Sesuai dengan

ketentuan Pasal 13 Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 yang

menyebutkan bahwa bentuk ganti kerugian dapat berupa uang, maka

diberikan secara langsung kepada pemegang hak sesuai dengan hasil

musyawarah mengenai besar dan cara pemberian ganti rugi. Penetapan harga

tanah dalam pelaksanaan ganti rugi terhadap pengadaan tanah untuk

Pembangunan Jalan Tol di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten

Sragen berdasarkan :

a. Nilai Jual Obyek Pajak

Nilai Jual Obyek Pajak merupakan harga yang berdasar pada

taksiran pemerintah terhadap suatu bangunan atau tanah yang biasanya

dijadikan acuan untuk menentukan jumlah pajak dari suatu tanah atau

Page 82: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

bangunan. NJOP terkait erat dengan pengenaan Pajak Bumi dan

Bangunan. Sesuai dengan Pasal 6 UU No. 12 tahun 1985 sebagaimana

telah diubah dengan UU No. 12 tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan

Bangunan, bahwa dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan adalah

Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP). Setiap tahun pajak berjalan diadakan

analisis terhadap obyek pajak NJOP bilamana terdapat data-data yang

menunjukkan adanya peningkatan harga rata-rata atas tanah yang

signifikan berdasarkan :

1) Peningkatan sumber daya alam dan perekonomian daerah.

Hal tersebut terjadi karena aktivitas masyarakat yang dinamis

dan makin bersikap ekonomis. Masyarakat rajin mengelola tanah-

tanah sehingga terdapat hasil yang memuaskan baik dari pertanian,

perkebunan, perikanan atau dari hasil lain seperti perdagangan untuk

kepentingan jasa-jasa layanan. Dengan demikian terjadi peningkatan

nilai tanah dan hasil guna tanah sehingga wajar jika terjadi

peningkatan harga tanah yang siginifikan dan terjadi perubahan

NJOP.

2) Peningkatan tata ruang wilayah, kemajuan daerah, keramaian.

Pembangunan yang dilakukan pemerintah menyebabkan

dampak positif bagi pengembangan potensi daerah, sehingga secara

ekonomis nilai tanah pun menjadi naik dan menyesuaikan dengan

standar kebutuhan daerah tersebut dalam penyampaian kepada akses

perekonomiannya.

3) Peningkatan jumlah penduduk, nilai tukar mata uang, dan harga

pasaran tanah.

Meningkatnya jumlah penduduk mengakibatkan sempitnya

lahan untuk pemukiman Luas lahan yang tetap saja sedangkan

kebutuhan lahan untuk perekonomian semakin tinggi.

b. Jenis Hak Atas Tanah dan Benda-benda yang Berada Diatasnya

1) Jenis Hak Atas Tanah

Page 83: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Jenis Hak Atas Tanah dalam hal ini merupakan status

kepemilikan tanah seperti Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak

Pakai, dan tanah wakaf.

2) Benda-benda yang Berada Diatasnya

Benda yang melekat pada hak atas tanah juga dapat

mempengaruhi jumlah nilai taksiran tanah, seperti bangunan dan

tanaman. Nilai jual bangunan ditaksir oleh Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Sragen, sedangkan untuk nilai jual tanaman ditaksir oleh

Dinas Pertanian Kabupaten Sragen.

c. Harga yang Disepakati dalam Musyawarah

Dalam musyawarah pihak panitia, masyarakat, dan tokoh

masyarakat merupakan proses penerimaan aspirasi masyarakat agar

terjadi suatu kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti kerugian.

Harga dan bentuk kerugian yang sudah disepakati dicatat dan dibuatkan

Berita Acara Musyawarah yang ditanda tangani oleh panitia pengadaan

tanah dan masyarakat yang setuju dan sepakat terhadap ganti rugi yang

diajukan oleh pemerintah.

Dalam pembebasan tanah ini yang mewakili Pemerintah untuk

melakukan proses tawar-menawar adalah Lembaga Penilai Harga Tanah.

Lembaga ini adalah lembaga independen yang berasal dari pusat yang

baik P2T atau PPK sendiri pun tidak mengetahui siapa saja yang menjadi

anggota lembaga ini. Dengan kata lain lembaga ini bersifat rahasia dan

hanya diketahui oleh pusat. Oleh karena itu P2T dan PPK hanya

menjalankan secara teknis pelaksanaan penawaran harga yang telah

ditentukan oleh Lembaga Penilai Harga Tanah ini.

Untuk menghindari adanya perdebatan atau adanya pertikaian mengenai

harga tanah maka pelaksanaan musyawarah dilaksanakan berdasarkan

pengelompokan jenis penggunaan tanahnya. Hal ini dimaksudkan agar

pemilik tanah tegalan atau sawah tidak merasakan kecemburuan terhadap

Page 84: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

pemberian harga pada tanah pekarangan. Begitu pula untuk pemilik tanah

yang terletak di pinggir jalan raya agar merasakan keadilan dalam pemberian

harga tanah dibandingkan harga tanah untuk jalan yang tidak terletak di

pinggir jalan raya. Akan tetapi untuk Desa Pilangsari, jenis tanah yang

terkena proyek jalan tol secara keseluruhan merupakan jenis tanah sawah.

Musyawarah dilakukan sampai tercapai kata sepakat mengenai bentuk

dan besarnya ganti kerugian. Jika musyawarah telah menghasilkan

kesepakatan maka panitia mengeluarkan keputusan tentang bentuk dan

besarnya ganti kerugian. Sebaliknya jika musyawarah telah diadakan berkali-

kali kesepakatan belum juga tercapai, maka terhadap pemegang hak atas

tanah tersebut akan dilakukan pendekatan secara persuasif melalui tokoh

masyarakat setempat.

Nilai jual bangunan ditaksir oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Sragen. Berdasarkan hasil pendataan yang ada, jenis bangunan yang terkena

proyek jalan tol di Desa Pilangsari adalah hanya beberapa sumur yang

berdapat di tengah sawah yang tanahnya tekena proyek jalan tol. Sumur-

sumur tersebut dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu sebagai berikut :

Tabel 6

Nilai Jual Bangunan

NO Jenis Sumur Harga Ganti Rugi

1 Sumur pantek biasa Rp. 1.500.000,- / buah

2 Sumur pantek dengan tempat penampungan

air (bak air)

Rp. 4.000.000,- / buah

3 Sumur Gali Rp. 3.000.000,- / buah

Sumber : Data Sekunder, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sragen

Dasar penghitungan ganti kerugian terhadap tanaman ditetapkan oleh

Dinas Pertanian Kabupaten Sragen. Untuk mengetahui nilai jual tanaman

harus menetapkan jenis tanaman terlebih dahulu. Setiap jenis tanaman

mempunyai nilai jual berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi tanaman yang

Page 85: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

bersangkutan saat dilakukan penghitungan. Untuk mengetahui nilai jual

setiap jenis tanaman dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 7

Nilai Jual Tanaman Produktif

NO JENIS TANAMAN UKURAN NILAI SATUAN

(Rp)

1 Kelapa Besar 240.000,-

Sedang 90.000,-

Kecil 20.000,-

2 Lamtoro Besar 25.000,-

Sedang 10.000,-

Kecil 4.000,-

3 Mahoni Besar 240.000,-

Sedang 60.000,-

Kecil 20.000,-

4 Pete Cina Besar 25.000,-

Sedang 10.000,-

Kecil 4.000,-

5 Randu Besar 100.000,-

Sedang 30.000,-

Kecil 7.000,-

6 Sengon Besar 240.000,-

Sedang 60.000,-

Kecil 20.000,-

7 Belimbing Besar 90.000,-

Sedang 30.000,-

Kecil 10.000,-

8 Trembesi Besar 300.000,-

Sedang 125.000,-

Page 86: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Kecil 20.000,-

9 Mangga Besar 400.000,-

Sedang 125.000,-

Kecil 20.000,-

10 Asem Besar 300.000,-

Sedang 100.000,-

Kecil 20.000,-

11 Akasia Besar 100.000,-

Sedang 75.000,-

Kecil 50.000,-

12 Beringin Besar 400.000,-

Sedang 150.000,-

Kecil 75.000,-

13 Dadap Besar 50.000,-

Sedang 25.000,-

Kecil 10.000,-

14 Melinjo Besar 240.000,-

Sedang 70.000,-

Kecil 20.000,-

15 Nangka Besar 250.000,-

Sedang 90.000,-

Kecil 20.000,-

16 Pisang Besar 35.000,-

Sedang 15.000,-

Kecil 7.500,-

17 Jambu Air Besar 200.000,-

Sedang 60.000,-

Kecil 20.000,-

18 Rambutan Besar 300.000,-

Sedang 70.000,-

Page 87: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Kecil 20.000,-

19 Jati Besar 500.000,-

Sedang 300.000,-

Kecil 75.000,-

20 Bambu Ori - 10.000,-

21 Bambu Apus - 5.000,-

22 Bambu Wulung - 5.000,-

23 Jati Londo Besar 300.000,-

Sedang 150.000,-

Kecil 50.000,-

24 Johar Besar 300.000,-

Sedang 125.000,-

Kecil 50.000,-

Sumber : Data Sekunder, Dinas Pertanian Kabupaten Sragen

Cara penghitungan ganti kerugian atas tanaman adalah jumlah tanaman

(batang) dikalikan dengan harga satuan untuk tanaman dimaksud.

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dengan mencermati tabel

besarnya nilai ganti kerugian tersebut ternyata penilaian harga ganti kerugian

cukup baik dan tidak merugikan para pemegang hak yang bersangkutan.

Sedikit kekurangan yang menjadikan sulitnya mencapai titik temu

mengenai kesepakatan dalam proses musyawarah adalah kurang

transparansinya pemerintah yang membutuhkan tanah berkaitan dengan

besarnya anggaran yang disediakan sebagai pembayaran ganti kerugian. Hal

ini sesuai dengan pendapat yang dinyatakan oleh Harry Stephan, yaitu :

Many countries do not have in place [institutional] mechanisms to protect local rights and take account of local interests, livelihoods and welfare”. Furthermore, they claim that the position of the local population is critically undermined by a “lack of transparency and of checks and balances in contract negotiations” as well as “corruption and deals that do not maximise the public interest (Harry Stephan, 2010:7).

Page 88: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Pernyataan yang diungkapkan oleh Harry Stephan tersebut berarti

bahwa banyak negara tidak ada di tempat [kelembagaan] mekanisme untuk

melindungi hak-hak lokal dan mempertimbangkan kepentingan lokal, mata

pencaharian dan "kesejahteraan. Lebih jauh lagi, mereka mengklaim bahwa

posisi penduduk lokal kritis dirusak oleh kurangnya "dari transparansi dan

checks and balances dalam negosiasi kontrak "juga sebagai "korupsi dan

transaksi yang tidak memaksimalkan kepentingan publik.

C. Besar dan Cara Pembayaran Ganti Kerugian yang Diberikan Oleh

Pemerintah Kepada Pemilik Hak Atas Tanah yang Terkena Pengadaan

Tanah Untuk Pembangunan Jalan Tol di Desa Pilangsari Kecamatan

Ngrampal Kabupaten Sragen

1. Besarnya Kesepakatan Ganti Rugi Antara Pemerintah Dengan Pemilik

Hak Atas Tanah

Berdasarkan hasil dari musyawarah yang dilakukan oleh P2T dengan

masyarakat pemilik tanah maka diperoleh kesepakatan mengenai harga tanah,

tanaman, bangunan dan atau benda lain yang ada di atasnya. Kesepakatan

mengenai ganti kerugian di Desa Pilangsari ini hampir tidak ada masalah atau

hambatan mengenai proses negosiasi mengenai besarnya ganti rugi. Hal ini

dikarenakan selain kebutuhan tanah untuk pembangunan jalan tol tidak terlalu

luas juga jenis tanah yang dibutuhkan hanya tanah sawah. Ganti rugi tanah

dibagi dalam kelompok-kelompok berdasarkan jenis dan nilai tanah, yaitu:

a. Sawah I : Rp. 120.000,- / m²

b. Sawah II : Rp. 110.000,- / m²

Proyek Jalan Tol Solo-Mantingan II yang melewati Kabupaten Sragen,

untuk Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal tidak ada bangunan seperti

rumah, pagar, tempat ibadah, dan tempat umum lain yang terkena pengadaan

tanah karena semua bidang tanah yang terkena pengadaan tanah adalah jenis

tanah sawah. Akan tetapi terdapat beberapa sawah yang memiliki sumur yang

terkena pengadaan tanah untuk proyek jalan tol yang dikelompokkan sebagai

Page 89: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

bangunan untuk perhitungan dasar ganti rugi bangunan. Sumur-sumur

tersebut dikelompokkan sebagai berikut :

a. Sumur pantek biasa : Rp. 1.500.000,- / buah

b. Sumur pantek dengan tempat : Rp. 4.000.000,- / buah

penampungan air (bak air)

c. Sumur gali : Rp. 3.000.000,- / buah

Jumlah luas tanah yang dibebaskan adalah 50.800 m2 dengan total ganti

rugi sebesar Rp. 5.934.777.500,- dengan rincian:

a. Ganti rugi tanah sebesar Rp. 5.920.800.000,-

b. Ganti rugi bangunan sebesar Rp. 11.500.000,-

c. Ganti rugi tanaman sebesar Rp. 2.477.500,-

Perhitungan besarnya nilai ganti rugi baik tanah, bangunan, dan

tanaman tersebut merupakan nilai final yang diperoleh dari hasil kesepakatan

antara pihak yang memerlukan tanah dengan pemilik tanah sesuai dengan

tahapan-tahapan yang ditentukan dalam PerPres No.36 Tahun 2005

sebagaimana telah diubah dengan PerPres No.65 Tahun 2006 j.o

Perat.Ka.BPN No.3 Tahun 2007.

2. Cara Pembayaran Ganti Kerugian yang Diberikan Pemerintah Kepada

Pemilik Hak Atas Tanah

Pembayaran ganti rugi dilakukan setelah tercapainya kesepakatan

mengenai besar dan cara pembayaran ganti rugi pada proses musyawarah.

Sedangkan syarat untuk pelaksanaan ganti kerugian atas tanah/pelepasan hak

atas tanah yang perlu disampaikan kepada Panitia Pengadaan Tanah oleh

pemilik/pemegang Hak Atas Tanah dibagi menjadi 3 (tiga) kriteria, antara

lain sebagai berikut :

a. Apabila pemberian ganti rugi kepada pemilik tanah diterima sendiri

oleh pemilik tanah, maka syarat-syarat yang harus dipenuhi yang

harus diserahkan kepada P2T yaitu :

1) Fotokopi KTP suami dan isteri;

2) Fotokopi Kartu Keluaga;

Page 90: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

3) Fotokopi alas hak (sertifikat, petok, letter C, akta jual beli, akta

hibah, atau surat-surat yang berkaitan dengan tanah);

4) Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Pumi dan Bangunan

(SPPT PBB) terakhir;

5) Surat keterangan (apabila diperlukan).

b. Apabila pemberian ganti rugi kepada pemilik tanah dikuasakan oleh

pemilik tanah kepada orang lain, maka syarat-syarat yang harus

dipenuhi yang harus diserahkan kepada P2T yaitu :

1) Fotokopi KTP suami dan isteri;

2) Fotokopi Kartu Keluaga;

3) Surat Kuasa;

4) Fotokopi KTP suami isteri dan fotokopi Kartu Keluarga yang

diberi kuasa;

5) Fotokopi alas hak (sertifikat, petok, letter C, akta jual beli, akta

hibah, atau surat-surat yang berkaitan dengan tanah);

6) Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Pumi dan Bangunan

(SPPT PBB) terakhir;

7) Surat keterangan (apabila diperlukan).

c. Apabila pemberian ganti rugi atas tanah warisan di mana pemiliknya

telah meninggal dunia, maka syarat-syarat yang harus dipenuhi yang

harus diserahkan kepada P2T yaitu :

1) Surat Kematian pemilik tanah;

2) Surat Keterangan Waris;

3) Surat Kuasa;

4) Fotokopi suami isteri ahli waris;

5) Fotokopi Kartu Keluarga;

6) Fotokopi alas hak (sertifikat, petok, letter C, akta jual beli, akta

hibah, atau surat-surat yang berkaitan dengan tanah);

Page 91: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

7) Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Pumi dan Bangunan

(SPPT PBB) terakhir;

8) Surat keterangan (apabila diperlukan).

Adapun yang menjadi bentuk ganti rugi atas tanah yang terkena proyek

Jalan Tol Solo-Mantingan II di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal

Kabupaten Sragen secara keseluruhan adalah berupa uang. Bentuk ganti rugi

uang tersebut telah sesuai dengan Pasal 13 Peraturan Presiden Nomor 65

Tahun 2006 di mana ketentuan tersebut mengatur uang sebagai salah satu

bentuk ganti rugi bagi pemilik tanah yang tanahnya terkena proyek jalan tol.

Setelah semua berkas persyaratan pengajuan ganti rugi yang diserahkan

kepada P2T telah terpenuhi, maka Kementrian Pekerjaan Umum melalui

Badan Pengaturan Jalan Tol (BPJT) sebagai instansi yang memerlukan tanah

membayar uang ganti rugi melalui Bank BPD Jateng kepada pemilik tanah

yang telah melepas tanahnya untuk proyek jalan tol. Dalam hal ini bagi

pemilik Hak Atas Tanah yang tanahnya terkena proyek jalan tol yang berhak

menerima ganti rugi dan belum memiliki nomor rekening pada bank yang

bersangkutan, maka masing-masing dari pemilik Hak Atas Tanah tersebut

dibuatkan nomor rekening oleh Bank BPD Jateng. Kemudian setelah uang

ganti rugi tersebut diterima, maka oleh P2T dibuatkan berita acara

penyerahan ganti rugi yang ditandatangani oleh semua anggota P2T, PPK,

dan para penerima ganti rugi.

Page 92: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan rumusan masalah dan sesuai dengan penelitian dan

pembahasan yang telah diuraikan diatas maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pembangunan Jalan Tol di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal

Kabupaten Sragen merupakan program pemerintah yang dalam hal ini

adalah Kementrian Pekerjaan Umum melalui Badan Pengaturan Jalan

Tol (BPJT) yang dalam pelaksanaannya membutuhkan tanah milik

masyarakat. Tanah milik masyarakat yang dibutuhkan oleh instansi

pemerintah untuk pembangunan jalan tol tersebut berupa tanah sawah,

bangunan berupa sumur-sumur, tanaman, dan benda-benda lain yang

melekat diatasnya. Maka dari itu pelaksanaan pengadaan tanah harus

sesuai dengan peraturan yang berlaku agar tidak merugikan

masyarakat. Secara garis besar pelaksanaan pengadaan tanah untuk

pembangunan Jalan Tol di Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal

Kabupaten Sragen telah sesuai dengan PerPres No.36 Tahun 2005

sebagaimana telah diubah dengan PerPres No.65 Tahun 2006 j.o

Perat.Ka.BPN No.3 Tahun 2007, hanya saja beberapa tahapan

pembayarah ganti rugi dilakukan melewati batas waktu 60 hari setelah

Keputusan Panitia Pengadaan Tanah mengenai ganti rugi terbit.

Keputusan Panitia Pengadaan Tanah mengenai ganti rugi terbit pada

tanggal 15 April 2009, sedangkan beberapa tahap pembayaran ganti

rugi yang melewati batas waktu adalah pembayaran ganti rugi yang

dilaksanakan di Balai Desa Pilangsari pada tanggal 29 Juni 2010, dan

30 Desember 2010. Bahkan untuk saat ini sampai dengan pertengahan

tahun 2011 ada sekitar 3 bidang tanah yang pemiliknya belum

menerima pembayaran ganti rugi atas tanah mereka padahal sudah

tercapai kesepakatan dalam musyawarah pada tanggal 4 Desember

Page 93: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

2008. Akan tetapi dengan memperhatikan tahapan demi tahapan yang

dilakukan, selain mengenai tahapan pembayaran ganti rugi,

pelaksanaan pengadaan tanah tersebut telah dilakukan sesuai dengan

prosedur yang ada baik dari mulai perencanaan sampai dengan

pemberian ganti kerugian kepada pemilik hak atas tanah.

2. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum pada prinsipnya bertujuan

untuk dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkan tanah dan

pihak masyarakat yang tanahnya dibebaskan sehingga dalam

kesepakatan mengenai besarnya ganti kerugian hendaknya tidak

merugikan pemilik hak atas tanah dan pihak atau instansi pemerintah

yang membutuhkan tanah tetap memperoleh manfaat yang sepadan.

Proses berlangsungnya musyawarah antara instansi yang memerlukan

tanah yaitu Kementrian Pekerjaan Umum dengan pemegang hak atas

tanah dilakukan secara langsung dan dapat mencapai kesepakatan

dalam penentuan ganti rugi atas tanah, bangunan, tanaman, atau benda

lain yang ada di atasnya. Kesepakatan ini kemudian tertuang dalam

berita acara masing-masing wilayah pengadaan tanah. Bentuk ganti

kerugian yang diberikan kepada pemegang hak atas tanah, bangunan,

tanaman dan benda lain yang terkait dengan tanah adalah berupa uang,

meskipun di dalam ketentuan perundang-undangan dimungkinkan

dalam bentuk lain. Dengan memperhatikan harga pasar atau harga

nyata, maka pemberian ganti rugi yang telah dibayarkan dinilai masih

tetap memperhatikan prinsip penghormatan terhadap hak atas tanah.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan penelitian maka penulis dapat

mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Perlu adanya transparansi tentang berapa sebenarnya anggaran yang

tersedia untuk ganti rugi sehingga masyarakat bersedia dengan

sukarela untuk melepaskan hak atas tanahnya guna kepentingan umum

tanpa adanya intimidasi.

Page 94: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS TANAH …... · Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan keselamatan, mencurahkan kasih setia,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

2. Keanggotaan Panitia Pengadaan Tanah dapat ditambah dari kalangan

akademisi ataupun lembaga swadaya masyarakat yang independen

agar netralitas sikap panitia dapat dioptimalkan sehingga tidak

cenderung memihak kepada pemerintah. Hal ini bertujuan agar posisi

para pihak dalam musyawarah bisa lebih sejajar sehingga dapat

tercapai komunikasi yang efektif dalam mencapai titik temu

musyawarah penentuan bentuk dan besarnya ganti kerugian.