fauziyahfatma.files.wordpress.com€¦ · Web viewREVISI. JENIS TAGIHAN DAN INSTRUMENT PENILAIAN...
Transcript of fauziyahfatma.files.wordpress.com€¦ · Web viewREVISI. JENIS TAGIHAN DAN INSTRUMENT PENILAIAN...
REVISI
JENIS TAGIHAN DAN INSTRUMENT PENILAIAN PAIDisusun guna memenuhi tugas Evaluasi Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu: Sudarto, M.Pd.I.
Disusun Oleh :
1. Fauziyah Fatmawati (111-14-268)
2. M. Syukri Abadi (111-14-051)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Makalah ini membahas mengenai syarat-syarat penyusunan instrumen dan
jenis tagihan serta mengetahui bagaimana menyusun jenis tagihan sesuai dengan
bentuk-bentuk instrumen yang ada. Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
proses dan tahapan belajar. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
keritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Salatiga, 21 Oktober 2016
Penulis.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknik melaksanakan evaluasi sering disebut jenis tagihan evaluasi hasil
pembelajaran, sedangkan bentuk instrument evaluasi hasil pembelajaran adalah
alat evaluasi yang dipakai untuk memungut data hasil pembelajaran. Penyusunan
tagihan adalah perencanaan seorang guru dalam memberikan kegiatan atau
tugas-tugas belajar berupa pengalaman langsung di kelas atau di luar kelas.
Istilah lain pemberian tugas ini dikenal dengan tagihan belajar. Terlebih dalam
pembelajaran berbasis kompetensi, maka tagihan belajar menjadi hal yang
penting dan menentukan bagi capaian kompetensi belajar peserta didik. Makin
seorang guru memperbesar tagihan belajar, makin besar pula kemungkinan
kompetensi yang akan dicapai. Tentu dalam menyusun jenis tagihan maupun
instrument penilaian terdapat syarat-syarat tertentu dalam penyusunannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian instrument penilaian?
2. Apa syarat- syarat penyusunan jenis tagihan dan instrument penilaian PAI?
3. Bagaimana cara menyusun berbagai jenis tagihan dan bentuk instrument
penilaian PAI?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian instrument penilaian.
2. Mengetahui tentang syarat-syarat penyusunan jenis tagihan dan instrument
penilaian PAI.
3. Mengetahui tentang cara menyusun berbagai jenis tagihan dan bentuk
instrument penilaian PAI.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Instrument Penilaian
Tagihan atau instrument penilaian merupakan bahan yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian
pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang mampu
mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan
pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan
dicapai.1 Instrument adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam
rangka pengumpulan data. Misalnya timbangan adalah instrument alat ukur yang
digunakan untuk mengumpulkan data berat dengan cara melakukan
penimbangan.2
Dalam pendidikan Instrument alat ukur yang digunakan untuk
mengumpulkan data dapat berupa tes atau nontes. Tes atau penilaian merupakan
alat ukur pengumpulan data yang mendorong peserta memberikan penampilan
maksimal. Sedangkan Instruman non-tes merupakan alat ukur yang mendorong
peserta untuk memberikan penampilan tipikal, yaitu melaporkan keadaan dirinya
dengan memberikan respons secara jujur sesuai dengan pikiran dan perasaannya.
Sebagai sebuah penilaian, Tes Hasil Belajar (THB) merupakan salah satu
alat ukur yang mengukur penampilan maksimal. Dalam pengukuran siswa
peserta tes di dorong mengeluarkan segenap kemampuan yang dimilkinya untuk
menyelesaikan soal yang diberikan dalam Tes Hasil Belajar. Hasil belajar siswa
dapat diketahui dengan mencatat skor atas jawaban yang telah diberikan masing-
masing siswa.
Tes Hasil Belajar mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang di
ajarkan oleh guru dan di pelajari oleh siswa. Penguasaan hasil belajar
mencerminkan perubahan perilaku yang di capai siswa setelah mengikuti proses
belajar mengajar. Mengajar adalah usaha siswa yang menimbulkan aktivitas
1Mulyadi, Evaluasi Pendidikan, (Malang: Bumi Aksara. 2010), hlm. 98.2Nurkancana dan sumartana Evaluasi Pendidikan, ( Bandung : Grafindo1986), hlm. 42.
3
belajar siswa sedangkan belajar adalah usaha siswa yang menimbulkan
perubahan perilaku dalam dirinya.3
Dalam ranah pendidikan SD atau SMP atau SMA sederajat hasil usaha
siswa terkadang kurang maksimal, sehingga menyebabkan sebagian dari siswa
tersebut harus tinggal kelas. Siswa harus mengulang semua mata pelajaran yang
pernah di pelajari selama dua semester dikarenakan ada beberapa mata pelajaran
yang tidak dapat mencapai KKM dari masing-masing mata pelajaran tersebut.
Sebenarnya, hal itu dirasa kurang efektif karena memakan waktu yang lama.
Apabila disamakan seperti perkuliahan tingkat Pergururuan Tinggi, yang
nmemakai sistem sks tentu dapat menghemat waktu. Sehingga, hanya beberapa
mata pelajaran yang tidak mencapai KKM saja yang diulang.
Namun kembali lagi, bahwa semua yang menyangkut masalah sistem
pendidikan sudah ada aturannya dari pusat. Seperti aturan tentang kurikulum
pendidikan yang mengharuskan berubahnya sistem pendidikan tersebut dan
masyarakatlah yang harus menyesuaikan aturan pendidikan yang ada. Apabila
seorang anak yang seharusnya tinggal kelas dipaksakan untuk naik kelas, justru
menyulitkan si anak untuk dapat mengejar pemikiran teman sekelasnya yang
lain. Sebab, taraf pemikiran anak tersebut lebih rendah dari teman-teman
dikelasnya. Jadi, sudah sepatutnya anak tersebut mengulang (tinggal kelas)
sesuai aturan pendidikan yang berlaku. Karena masyarakat sudah sepantasnya
tidak melanggar aturan pendidikan yang sudah ada, terkecuali apabila aturan
tersebut sudah diubah oleh lembaga pendidikan yang berwenang.
B. Syarat-syarat Penyusunan Jenis Tagihan Dan Instrument Penilaian PAI
1. Syarat Penyusunan Jenis Tagihan Penilaian PAI
Agar memperoleh hasil yang cermat dan mengukur apa yang
seharusnya diukur, alat evaluasi hendaknya memenuhi beberapa kriteria,
sebagai berikut:
3https://fuadmje.wordpress.com/2016/10/19/instrumen-evaluasi-hasil- belajar/.Jam.8.45WIB
4
a. Relevansi
Ujian yang baik harus memiliki sifat relevansi, artinya mengukur hal
yang seharusnya diukur. Apabila pengajar hendak mengukur kemampuan
murid tingkat rendah dalam bidang matematika misalnya dalam hal
penjumlahan, maka soal yang dibuat tidak benar jika dirumuskan dalam
bentuk soal cerita yang panjang. Dengan demikian alat ujian dikatakan
relevan apabila mengukur apa yang hendak diukur.
b. Efektivitas dan efisiensi
Suatu evaluasi dikatakan efektif dan efisien apabila alat evaluasi
memberikan informasi secara lengkap dari waktu yang disediakan untuk
menyelesaikan soal yang disajikan. Suatu contoh, ketika kita ingin
menguji 100 orang siswa mengenai sejauh mana penguasaan mereka
tentang suatu bacaan, dan ktia membuat ujian tersebut secara lisan. Hal in
dilihat tidak efisien dari segi waktu dan tenaga. Suatu alat evaluasi
dikatakan tidak cocok apabila alat tersebut kurang bekerja secara efisien
dan efetivitas.
c. Keseimbangan
Suatu soal dikatakan seimbang apabila soal yang dibuat mencakup
seluruh materi yang dipelajari. Apabila soal tersebut hanya mengambil
sebagian dari materi yang dipelajari maka soal tersebut dikatakan tidak
seimbang. Jadi, pertanyaan yang dibuat hendaklah merata.
Namun, perlu diketahui bahwa dalam penyusunan soal dan
penyampaian materi oleh guru maka guru perlu untuk memperhatikan
tingkat kesulitan dan pemahaman siswa terhadap soal dan materi tersebut.
Soal dan materi pembelajaran dengan tingkat kesulitan yang tinggi tidak
dapat diberikan pada kelas dengan siswa yang mayoritas taraf
pemikirannya rendah. Akibatnya, siswa dikelas tersebut tidak dapat
mengikuti materi yang diajarkan dan kesulitan menjawab soal yang ada.
Sebaliknya, soal dan materi dengan tingkat kesulitan yang rendah, tidak
5
dapat diberikan kepada kelas dengan siswa yang mayoritas taraf
pemikirannya tinggi. Dikarenakan, soal dan materi tersebut terlalu mudah
untuk siswa dikelas tersebut.
Disinilah peran guru dalam mengemban tanggungjawab menyusun
butir soal yang seimbang dengan memperhatikan taraf berfikir siswa. Guru
juga dituntut untuk membuat strategi dan metode pembelajaran yang tepat,
sehingga materi yang diajarkan lebih mudah dipahami oleh siswa.
Sehingga baik penyampaian materi dan penyusunan butir-butir soal perlu
dibedakan tergantung dari karakter dan cara berfikir siswa masing-masing
kelas.
d. Objektivitas
Suatu alat evaluasi yang objektivitas adalah jika jawaban yang
diberikan oleh murid hanya benar atau salah saja tidak mengkombinasikan
alat evaluasi lainnya.
e. Tingkat kesulitan
Pertanyaan atau soal ujian hendaknya disesuaikan dengan umur dan
taraf berfikir anak. Artinya soal yang dibuat sesuai jangkauan berfikir
anak.
f. Dapat dipercaya
Alat evaluasi dikatakan terpercaya apabila soal yang dibuat dan
dikerjakan oleh dua kelompok murid pada tingkat yang sama
menunjukkan hasil yang sama.
g. Kejujuran
Suatu alat evaluasi dikatakan memilki kejujuran apabila setiap murid
berhak mendapat nilai yang terbaik sebagai hasil usahanya. Jadi, setiap
murid memperoleh kesempatan menunjukan siapa mereka atau dirinya.
h. Waktu
Salah satu syarat alat evaluasi adalah apabila terdapat perbandingan
yang serasi antara soal yang dibuat dengan waktu yang tersedia. Misalnya,
disajikan soal objekktif sebanyak 100 butir dalam pilihan ganda. Waktu
6
yang disediakan hanya 25 menit atau bahkan kurang dari itu maka soal
tersebut dikatakan kurang baik.4
2. Syarat Penyusunan Instrument Penilaian PAI
Instrument penilaian yang baik adalah yang mampu mengukur
keberhasilan proses pendidikan secara tepat dan akurat. Berikut ini
dipaparkan syarat-syarat instrumen penilaian yang baik.
a. Kesahihan (validity)
Kesahihan (validity) adalah ketepatan alat penilaian dalam mengukur
tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Instrument penilaian
dikatakan valid apabila instrument tersebut dapat dengan tepat mengukur
apa yang hendak diukur. Kesahihan suatu alat penilaian dapat ditinjau dari
empat sisi, yaitu:
a) kesahihan isi (content validation),
b) kesahihan konstruksi (construction validity),
c) kesahihan yang ada sekarang (concurrent validity), dan
d) kesahihan prediksi (prediction validity).
b. Keterandalan (reliability)
Kata reliabilitas dalam bahasa indonesia diambil dari kata reliability
dalam bahasa inggris, berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat
dipercaya. Reliability biasanya disebut juga dengan keterandalan, keajegan
atau konsistensi. Keterandalan suatu alat penilaian penting untuk
diperhatikan. Faktor yang mempengaruhi tingkat reliabilitas suatu alat
penilaian:
a) Jika alat penilaian yang diberikan kepada siswa terlalu mudah, terlalu
sukar, atau tidak jelas, maka akan berpeluang memberikan skor yang
tidak handal,
b) Jika siswa peserta penilaian tersebut memiliki karakteristik yang terlalu
beragam, maka hal ini juga berpeluang memberikan skor yang tidak
handal,4Noehi, Nasution, Materi Pokok Evaluasi Pengajaran, Jakarta: Universitas Terbuka,
1993.7
c) Jika standar penilaian yang digunakan guru pada masing-masing
pelaksanaan kegiatan penilaian tidak seragam, maka skor yang
dihasilkan pun tidak handal,
d) Jika jumlah soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
terlalu sedikit, maka hal ini berpeluang memberikan skor yang tidak
handal. Alasannya, jumlah soal yang tersedia tidak mampu menjaring
secara lengkap pengetahuan siswa.
Prinsip reliabilitas menghendaki adanya keajekan dari hasil penilaian
yang berulang-ulang dari seorang subjek atau sekelompok subjek yang
sama dengan catatan bahwa subjek-subjek yang diukur itu tidak
mengalami perubahan.
c. Kepraktisan
Kepraktisan dalam menyusun suatu alat penilaian penting untuk
diperhatikan. Bersifat praktis karena mengandung pengertian bahwa
instrument penilaian tersebut tidak memakan waktu yang panjang dan
tidak memerlukan tenaga dan waktu yang banyak. Alat penilaian yang
praktis dapat membantu guru dalam menyiapkan, menggunakan, dan
menginterpretasikan hasil penilaian. Kepraktisan ini dipengaruhi oleh
sejumlah faktor, yaitu penskoran, kemudahan dalam mengadministrasikan,
waktu, dan bentuk alat penilaian.
Sebuah instrumen penilaian yang praktis adalah instrumen penilaian
yang:
a) Mudah dilaksanakan, misalnya tidak menuntut peralatan yang banyak
dan memberi kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan terlebih dahulu
bagian yang dianggap mudah oleh siswa.
b) Mudah pemeriksaanya, artinya instrument itu dilengkapi dengan kunci
jawaban maupun pedoman skoringnya.
c) Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat
diberikan atau diwalikan oleh orang lain.
d. Objektifitas
8
Objektifitas berarti tidak adanya unsur pribadi yang
mempengaruhinya. Sebuah instrument penilaian dikatakan memiliki
objektifitas apabila dalam pelaksanaannya tidak ada faktor subjektif
(terdapat unsur pribadi) yang mempengaruhi, terutama pada sistem
skoringnya.
Dari pengertian diatas, mengandung arti bahwa instrument penilaian
tersebut bersumber dari materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan
sesuai atau sejalan dengan tujuan instruksional khusus yang ditentukan.
Untuk menghindar atau mengurangi masuknya unsur subjektifitas
dalam penilaian, maka penilaian harus dilaksanakan:
a) Secara kontinu (terus-menerus) sehingga akan diperoleh gambaran yang
lebih jelas tentang keadaan siswa.
b) Secara komprehensif (menyeluruh), yaitu mencangkup keseluruhan
materi, mencangkup berbagai aspek berfikir (ingatan, pemahaman,
analisis, aplikasi, dll).
c) Praktikabilitas, sebuah instrumen penilaian dikatakan memiliki
praktikabilitas yang tinggi apabila instrument tersebut bersifat praktis,
mudah pengadministrasiannya. Instrument yang praktis adalah
instrumen yang mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dan
dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk.5
C. Cara Menyusun Berbagai Jenis Tagihan Dan Bentuk Instrument Penilaian
PAI
Langkah awal dalam mengembangkan instrument adalah menetapkan
spesifikasi, yaitu berisi uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristik yang
harus di miliki suatu instrument. Penyusunan spesifikasi instrument mencakup
kegiatan:
1. Menentukan tujuan
2. Menyusun kisi- kisi
3. Memilih bentuk instrument, dan 5Ngalim Purwanto, Prinsip Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009. 9
4. Menentukan panjang instrument.
Kisi- kisi tes biasanya berupa matriks yang berisi spesifikasi soal-soal
yang akan dibuat. Kisi-kisi merupakan acuan penulis soal dalam menuliskan
butir-butir soal sehingga dapat menghasilkan soal yang isi maupun tingkat
kesulitannya sama. Kisi-kisi soal terdiri dari kolom-kolom dengan isi:
kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, bentuk soal dan nomor soal.
Terdapat tiga langkah dalam mengembangkan kisi- kisi tes dalam sistem
penilaian berbasis kompetensi yaitu:
1. Membuat daftar kompetensi dasar yang akan diujikan
2. Menentukan indikator
3. Menentukan jenis tagihan, bentuk dan jumlah butir soal
Penyusunan instrument berupa tes dalam Penilaian Berbasis Kompetensi
harus mengacu kepada indikator perilaku siswa sebagaimana tertuang dalam
kisi-kisi penilaian. Dengan demikian setiap butir soal harus jelas apa yang di
tanyakan maupun jawaban apa yang di kehendaki.
Tes dapat di sajikan dalam bentuk objektif mupun uraian (non objektif)
dengan memperhatikan kaidah penulisan soal yang terkait dengan:
1. Segi Materi
a. Soal harus sesuai dengan indicator
b. Untuk soal bentuk objektif, hanya ada satu jawaban benar, sedangkan
untuk soal bentuk uraian ruang lingkup pertanyaan maupun jawaban yang
diharapkan harus jelas.
10
2. Segi Konstruksi
a. Untuk soal bentuk objektif diantaranya: pokok soal harus jelas, tidak
memberi petunjuk kea rah jawaban yang benar, dan pilihan jawaban harus
homogen.
b. Untuk soal bentuk uraian, diantaranya: soal menuntut jawaban terurai, da
nada petunjuk tentang cara mengerjakan.
3. Segi Bahasa
Bahasa yang digunakan hendaknya menggunakan kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar, singkat, jelas, serta komunikatif.
Pemilihan bentuk instrument akan ditentukan oleh tujuan, jumlah
peserta, waktu yang tersedia untuk memeriksa, cakupan materi, dan
karakteristik mata pelajaran yang diujikan. Bentuk pilihan ganda misalnya,
sangat tepat digunakan apabila jumlah peserta banyak, waktu koreksi singkat,
dan cakupan materi yang diujikan banyak.
Bentuk instrument yang digunakan sebaiknya bervariasi seperti pilihan
ganda, uraian objektif, uraian bebas, menjodohkan, jawaban singkat, benar
salah, unjuk kerja(performans), dan portofolio. Dengan cara ini diharapkan
agar diperoleh data yang akurat tentang pencapaian belajar siswa. Panjang
instrument ditentukan oleh waktu yang tersedia dengan memperhatikan bahan
dan tingkat kelelahan peserta tes. Pada umumnya ulangan dalam bentuk tes
membutuhkan waktu 60 sampai 90 menit. Sedangkan ulangan dalam bentuk
non-tes dan praktik bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Penentuan panjang
tes dan non-tes dapat ditentukan berdasarkan pengalaman para guru.6
Berbagai bentuk instrumen penilaian berupa tes yang dapat digunakan
guru antara lain adalah: pertanyaan lisan, pilihan ganda, uraian objektif,
uraian bebas, jawaban singkat (isian singkat), menjodohkan, portofolio, dan
performans (unjuk kerja). Adapun untuk instrumen penilaian non tes meliputi
6Abdul Haris, dkk, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi Pressindo, 2012.11
angket, inventori, dan pengamatan. Secara rinci jenis tagihan dan bentuk
instrumen yang digunakan diuraikan sebagai berikut:7
7http://www.academia.edu/2016/10/19/6403478/ JENIS_DAN_TEKNIK_PENILAIAN_HASIL_BELAJAR /jam.09.00.WIB .
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi pembelajaran PAI, tidak lepas dari adanya jenis tagihan dan
instrument sebagai pokok dalam menyusun penilaian pembelajaran. Banyak
syarat-syarat jenis tagihan maupun instrument yang harus dicermati dalam
menyusun skema penilaian, diantaranya syarat relevansi, efektifitas, objektifitas,
keshahihan, waktu, dan lain sebagainya. Jenis tagihan sendiri yang akan dibuat
harus menyesuaikan bentuk instrument yang ada.
B. Saran
Tentu dalam penulisan makalah ini pasti memiliki kekurangan. Oleh
karenanya, kami memerlukan saran dan kritik yang membangun guna
memperbaiki makalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/2016/10/19/6403478/
JENIS_DAN_TEKNIK_PENILAIAN_HASIL_BELAJAR/jam.09.00.WIB.
https://fuadmje.wordpress.com/2016/10/19/instrumen-evaluasi-hasil-belajar/
Jihad, Asep dan Abdul Haris, 2012, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta : Multi
Pressindo.
Mulyadi, 2010, Evaluasi Pendidikan, Malang: Bumi Aksara.
Noehi, Nasution, 1993, Materi Pokok Evaluasi Pengajaran, Jakarta: Universitas
Terbuka.
Nurkancana dan Sumartana, 1986, Evaluasi Pendidikan, Bandung: Grafindo.
Purwanto, Ngalim, 2009, Prinsip Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
Bandung : Remaja Rosdakarya.
14