xmia6teladan58.files.wordpress.com€¦  · Web viewPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. KELAS X. TRISNA...

22
MODUL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS X TRISNA WIDYANA, S.Pd.,M.Pd.

Transcript of xmia6teladan58.files.wordpress.com€¦  · Web viewPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. KELAS X. TRISNA...

Page 1: xmia6teladan58.files.wordpress.com€¦  · Web viewPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. KELAS X. TRISNA WIDYANA, S.Pd.,M.Pd. SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA. 2012. MODUL PKn Kelas X. SISTEM HUKUM

MODUL PEMBELAJARANPENDIDIKAN

KEWARGANEGARAANKELAS X

TRISNA WIDYANA, S.Pd.,M.Pd.

SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA2012

Page 2: xmia6teladan58.files.wordpress.com€¦  · Web viewPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. KELAS X. TRISNA WIDYANA, S.Pd.,M.Pd. SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA. 2012. MODUL PKn Kelas X. SISTEM HUKUM

MODUL PKn Kelas X

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL

Pertemuan ke-3Pendahuluan

Modul pertemuan ke-3 ini merupakan modul pembelajaran yang membahas materi pembelajaran seputar Sistem Hukum dan Peradilan Nasional. Adapun Standar Kompetensi yang berkaitan dengan topik ini adalah menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan nasional. Selanjutnya, Kompetensi Dasar antara lain: pertama, mendeskripsikan pengertian sistem hukum dan peradilan nasional; kedua, menganalisis peranan lembaga-lembaga peradilan; ketiga, menunjukkan sikap yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku; keempat, menganalisis upaya pemberantasan korupsi di Indonesia dan kelima, menampilkan peranserta dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.

Dengan mencermati beberapa kompetensi dasar di atas yang cukup banyak menguraikan materi pembelajaran, maka dalam modul pertemuan ke-3 ini dimodifikasi sedemikian rupa sehingga hanya akan mengkaji permasalahan mengenai macam-macam penggolongan hukum dan peranan lembaga-lembaga peradilan. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran modul ini sebagai berikut:

1. dapat menjelaskan macam-macam penggolongan hukum2. dapat menjelaskan klasifikasi lembaga-lembaga peradilan3. dapat menjelaskan peranan lembaga-lembaga peradilan

Untuk mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran dan mempertajam pembahasan materi pembelajaran di atas, maka modul ini dirinci menjadi Kegiatan Belajar yaitu:Kegiatan Belajar 1: Macam-macam Penggolongan Hukum Kegiatan Belajar 2: Klasifikasi Lembaga Peradilan dan Peranan Lembaga PeradilanUntuk membantu Anda dalam mencapai tujuan pembelajaran di atas, ikutilah petunjuk belajar sebagai berikut:

1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai Anda paham betul untuk apa dan bagaimana mempelajari modul ini

2. Bacalah dengan seksama setiap materi pembelajaran dalam Kegiatan Belajar3. Bacalah bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci yang dianggap baru. Cari dan

bacalah pengertian kata-kata yang ada dalam daftar istilah atau glosarium4. Pahamilah pengertian demi pengertian dari isi modul ini melalui pemahaman sendiri dan tukar

pemikiran dengan sesama siswa atau dengan guru Anda5. Kemudian kerjakan setiap latihan soal tanpa melihat kunci jawaban6. Jika hasilnya belum tuntas, maka pelajari kembali materi yang masih belum Anda kuasai7. Ukurlah keberhasilan belajar Anda pada setiap tahap dengan norma yang ada pada Latihan

Soal.

Selamat Belajar semoga berhasil!

Page 3: xmia6teladan58.files.wordpress.com€¦  · Web viewPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. KELAS X. TRISNA WIDYANA, S.Pd.,M.Pd. SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA. 2012. MODUL PKn Kelas X. SISTEM HUKUM

Kegiatan Belajar 1

PENGGOLONGAN HUKUM DAN LEMBAGA PERADILAN

PendahuluanSebelum diuraikan tentang macam-macam penggolongan hukum terlebih dahulu perlu

diketahui pengertian hukum. Secara umum, hukum dapat diartikan peraturan-peraturan tertulis yang dibuat oleh negara untuk mengatur warganya dan orang-orang yang bukan warga negara yang berada di wilayah negara yang bersangkutan. Dalam ilmu tata negara, hukum diartikan sebagai peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, untuk mengatur tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib.

Macam-macam Penggolongan HukumPenggolongan hukum dapat dikelompokkan sebagai berikut:

A. Menurut sumbernya antara lain:1) Sumber hukum material yaitu sumber yang menentukan isi suatu peraturan hukum.

Misalnya: perasaan hukum masyarakat, pendapat umum, kondisi sosial-ekonomi dan sebagainya.

2) Sumber hukum formal yaitu sumber hukum yang menentukan bentuk dari suatu peraturan hukum. Misalnya: UU, kebiasaan, yurisprudensi, traktat dan doktrin. Penjelasannya sebagai berikut:a) UU adalah suatu peraturan negara yang mempunyai kekuatan hukum mengikat yang

dibuat oleh legislatif dan eksekutif.b) Kebiasaan (custom) adalah suatu peraturan yang ditimbulkan karena adanya kebiasaan

perilaku yang diulang-ulang oleh masyarakat yang dipandang sebagai hukum.c) Keputusan Hakim (jurisprudensi) adalah suatu keputusan hakim terdahulu yang

dijadikan dasar keputusan hakim-hakim berikutnya pada masalah atau perkara hukum yang sama.

d) Traktat (treaty) adalah suatu perjanjian yang diadakan oleh dua negara atau lebih mengenai penyelesaian permasalahan yang dihadapi bersama sesuai dengan hukum internasional

e) Pendapat sarjana hukum atau ajaran hukum (doktrin) adalah pendapat seorang ahli hukum atau beberapa sarjana hukum yang dapat dijadikan dasar keputusan hakim.

b. Menurut isinya antara lain:1) Hukum publik adalah hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan warga negara

yang menyangkut kepentingan umum. Hukum publik terdiri dari: hukum tata negara, hukum administrasi negara, hukum pidana, hukum acara pidana, hukum pajak dan hukum agraria.

2) Hukum privat adalah keseluruhan hukum yang mengatur hubungan antara individu yang menyangkut kepentingan perseorangan. Hukum privat terdiri dari: hukum perdata, hukum dagang, hukum adat dan hukum acara perdata.

c. Menurut bentuknya antara lain:1) Hukum tertulis adalah hukum yang dicantumkan dalam berbagai peraturan perundangan.

Hukum tertulis terbagi menjadi dua yaitu: Hukum tertulis yang dikodifikasikan: hukum yang disusun secara lengkap, sistematis,

teratur dan dibukukan sehingga tidak memerlukan lagi peraturan pelaksanaan. Hukum tertulis yang dikodifikasikan antara lain: KUH Pidana, KUH Perdata dan KUH Dagang.

Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan: hukum yang meskipun tertulis tetapi tidak disusun secara sistematis, lengkap dan masih terpisah-pisah sehingga seringkali masih memerlukan peraturan pelaksanaan dalam penerapannya. Misalnya: UU, PP, Keppres dan sebagainya.

2) Hukum tidak tertulis adalah hukum yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat yang tidak tertulis tetapi ditaati seperti suatu peraturan perundangan disebut juga hukum kebiasaan (adat).

Page 4: xmia6teladan58.files.wordpress.com€¦  · Web viewPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. KELAS X. TRISNA WIDYANA, S.Pd.,M.Pd. SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA. 2012. MODUL PKn Kelas X. SISTEM HUKUM

Gambar 1. Contoh penerapan hukum acara pidana dalam proses persidangan di Jakarta

d. Menurut tempat berlakunya antara lain:1) Hukum nasional adalah hukum yang berlaku dalam negara tertentu dan sekaligus

merupakan produk negara tersebut.2) Hukum internasional adalah hukum yang mengatur hubungan antara dua negara atau lebih,

berlakunya secara universal dan tidak dibatasi oleh wilayah suatu negara.

e. Menurut waktu berlakunya antara lain:1) Hukum positif (ius constitutum) adalah hukum yang berlaku pada suatu tempat dan waktu

tertentu. Misalnya: UU N0. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, UU N0. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan dan sebagainya.

2) Hukum yang dicita-citakan berlakunya (ius constituendum) adalah hukum yang diharapkan berlaku pada masa yang akan datang. Misalnya: Rancangan UU (RUU) dan sebagainya.

f. Menurut fungsinya antara lain:1) Hukum materiil adalah hukum yang mengatur hubungan antara anggota masyarakat yang

berlaku umum tentang apa yang dilarang dan apa yang dibolehkan untuk dilakukan dan larangan-larangannya. Misalnya: hukum pidana, hukum perdata dan hukum dagang.

2) Hukum formal adalah hukum yang memuat peraturan-peraturan tentang cara-cara melaksanakan dan mempertahankan hukum material atau tentang pengajuan suatu perkara ke pengadilan dan cara hakim memberi putusan. Misalnya: hukum acara pidana dan hukum acara perdata.

g. Menurut kekuatan berlakunya atau sifatnya:1) Mengatur atau hukum volunter adalah hukum yang mengatur antarindividu yang baru

berlaku apabila yang bersangkutan tidak menggunakan alternatif lain yang dimungkinkan oleh hukum (UU)

2) Memaksa atau hukum kompulser adalah hukum yang tidak dapat dikesampingkan baik berdasarkan kepentingan publik maupun perjanjian dan bersifat mutlak yang harus ditaati.

h. Menurut hubungan yang diaturnya:1) Hukum objektif adalah hukum yang mengatur hubungan antara dua orang atau lebih yang

berlaku umum atau merupakan substansi peraturannya.2) Hukum subjektif adalah kewenangan atau hak yang diperoleh seseorang berdasarkan apa

yang diatur oleh hukum objektif, di satu pihak menimbulkan hak di pihak lain menimbulkan kewajiban.

Setelah Anda mampu memahami dan menguasai materi modul mengenai macam-macam penggolongan hukum di atas, dapat dilanjutkan mempelajari klasifikasi lembaga peradilan dan peranan lembaga peradilan.

Page 5: xmia6teladan58.files.wordpress.com€¦  · Web viewPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. KELAS X. TRISNA WIDYANA, S.Pd.,M.Pd. SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA. 2012. MODUL PKn Kelas X. SISTEM HUKUM

Kegiatan Belajar 2

LEMBAGA PERADILAN

Klasifikasi Lembaga PeradilanSesuai dengan UU N0. 4 Tahun 2004, klasifikasi lembaga peradilan sebagai berikut:

1. peradilan umum;2. peradilan agama;3. peradilan militer dan4. peradilan tata usaha negara.

Lembaga-lembaga peradilan tersebut dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai berikut:1. Pengadilan sipil terdiri atas:

a. Pengadilan umum yang meliputi: pengadilan negeri, pengadilan tinggi dan mahkamah agung

b. Pengadilan khusus yang meliputi: pengadilan agama, pengadilan adat dan pengadilan tata usaha negara

2. Pengadilan militer terdiri atas:a. Pengadilan tentarab. Pengadilan tentara tinggic. Mahkamah tentara agung.

Gambar 2. Contoh proses persidangan terhadap anggota militer melalui pengadilan tentara

Peranan Lembaga PeradilanPeranan lembaga peradilan dapat dipelajari dengan memahami tingkatan, fungsi dan wewenangnya. Adapun tingkatan, fungsi dan wewenang lembaga peradilan dapat diuraiakan sebagai berikut:a. Pengadilan Tingkat Pertama (Pengadilan Negeri)

Pengadilan negeri ini merupakan pengadilan tingkat pertama yang dibentuk oleh Menteri Kehakiman dengan persetujuan Mahkamah Agung yang mempunyai kekuasaan hukum pengadilan meliputi satu daerah kabupaten atau kota. Dalam wilayah hukum pengadilan negeri ini ditempatkan Kejaksaan Negeri. Fungsi pengadilan negeri ini adalah memeriksa tentang sah atau tidaknya suatu penangkapan atau penahanan yang diajukan oleh tersangka, keluarga atau kuasanya kepada Ketua Pengadilan dengan menyebutkan alasan-alasannya. Wewenang pengadilan negeri adalah memeriksa dan memutuskan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU.

b. Pengadilan Tingkat Kedua (Pengadilan Tinggi)Pengadilan tinggi ini merupakan pengadilan tingkat kedua yang dibentuk oleh undang-undang yang mempunyai kekuasaan hukum pengadilan meliputi satu daerah propinsi. Dalam wilayah hukum pengadilan negeri ini ditempatkan Kejaksaan Tinggi. Fungsi pengadilan tinggi antara lain:1) menjadi pimpinan bagi pengadilan-pengadilan negeri di wilayah hukumnya;2) melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan di wilayah hukumnya dan menjada agar peradilan itu diselesaikan dengan seksama dan sewajarnya;3) mengawasi dan meneliti perbuatan para hakim pengadilan negeri di wilayah hukumnya;

Page 6: xmia6teladan58.files.wordpress.com€¦  · Web viewPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. KELAS X. TRISNA WIDYANA, S.Pd.,M.Pd. SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA. 2012. MODUL PKn Kelas X. SISTEM HUKUM

4) untuk kepentingan negara dan keadilan, pengadilan tinggi dapat memberi peringatan, teguran, dab petunjuk yang dipandang perlu kepada pengadilan negeri dalam wilayah hukumnya.

Wewenang pengadilan tinggi antara lain:1) mengadili perkara yang diputus oleh pengadilan negeri dalam wilayah hukumnya yang dimintakan banding;2) memerintahkan pengiriman berkas-berkas perkara dan surat-surat untuk diteliti dan memberi penilaian tentang kecakapan dan kerajinan para hakim.

c. Pengadilan Tingkat Kasasi (Mahkamah Agung)Sesuai dengan UU N0. 14 Tahun 1985 jo UU N0. 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung dinyatakan bahwa Mahkamah Agung merupakan pemegang pengadilan negara tertinggi yang berkedudukan di ibukota negara.Fungsi Mahkamah Agung antara lain:1) sebagai lembaga pengadilan tertinggi untuk semua lingkungan peradilan dan memberi pimpinan kepada pengadilan-pengadilan yang bersangkutan;2) melakukan pengawasan tertinggi terhadap jalannya peradilan di semua lingkungan peradilan di seluruh Indonesia dan menjaga agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya;3) mengawasi dengan cermat semua perbuatan para hakim di semua lingkungan peradilan;4) untuk kepentingan negara dan keadilan, Mahkamah Agung memberi peringatan, teguran, dan petunjuk yang dipandang perlu baik dengan surat tersendiri maupun dengan surat edaran

Wewenang pengadilan Mahkamah Agung antara lain:1) mengadili semua perkara yang dimintakan kasasi;2) meminta keterangan dari semua pengadilan di semua lingkungan peradilan;3) menguji secara materiil (judicial review) peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang.Namun demikian, selain Mahkamah Agung tersebut, berdasarkan amandemen III UUD 1945 pada pasal 24 ayat 2 terdapat Mahkamah Konstitusi. Menurut pasal 24C ayat 6 yang ditindaklanjuti dengan UU N0. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi dinyatakan bahwa Mahkamah Konstitusi berkedudukan di ibukota negara. Sesuai dengan pasal 24C ayat 1 UUD 1945 dan UU tersebut, Mahkamah Konstitusi memiliki wewenang antara lain:1) mengadili tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap UUD;2) memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD;3) memutus pembubaran partai politik;4) memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.

Rangkuman:1. Macam-macam Penggolongan Hukum

Penggolongan hukum dapat dikelompokkan sebagai berikut:a. Menurut sumbernya antara lain:

1) Sumber hukum material 2) Sumber hukum formal

b. Menurut isinya antara lain:1) Hukum publik 2) Hukum privat

c. Menurut bentuknya antara lain:1) Hukum tertulis 2) Hukum tidak tertulis

d. Menurut tempat berlakunya antara lain:1) Hukum nasional 2) Hukum internasional

e. Menurut waktu berlakunya antara lain:1) Hukum positif (ius constitutum)

Page 7: xmia6teladan58.files.wordpress.com€¦  · Web viewPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. KELAS X. TRISNA WIDYANA, S.Pd.,M.Pd. SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA. 2012. MODUL PKn Kelas X. SISTEM HUKUM

2) Hukum yang dicita-citakan berlakunya (ius constituendum)

f. Menurut fungsinya antara lain:1) Hukum materiil 2) Hukum formal

g. Menurut kekuatan berlakunya atau sifatnya:1) Mengatur atau hukum volunter 2) Memaksa atau hukum kompulser

h. Menurut hubungan yang diaturnya:1) Hukum objektif 2) Hukum subjektif

2. Klasifikasi Lembaga PeradilanSesuai dengan UU N0. 4 Tahun 2004, klasifikasi lembaga peradilan sebagai berikut:a. peradilan umum;b. peradilan agama;c. peradilan militer dand. peradilan tata usaha negara.

3. Peranan lembaga peradilanPeranan lembaga peradilan antara lain:a. mengemban fungsi yudikatifb. menegakkan fungsi-fungsi hukumc. memberikan keputusan dalam menegakkan keadilan

Glosarium:Banding: pengajuan perkara hukum dari pengadilan negeri ke pengadilan tinggi. Kasasi:pengajuan perkara hukum dari pengadilan tinggi ke mahkamah agung. Kodifikasi: hukum yang sudah dibukukan atau pembukuan hukum.Daftar Pustaka:Iskandar, Enceng dkk.(2006). Pendidikan kewarganegaraan 1. Bandung: Remaja RosdakaryaMu'ti, Abdul dkk. (2007). Pendidikan kewarganegaraan untuk SMTA Muhammadiyah kelas X.

Yogyakarta: LP3UMYWahyuni, Tiwi. (2007).Pendidikan kewarganegaraan untuk SMA semester satu. Jakarta: Graha Pustaka

Latihan Soal:Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e sebagai jawabanyang paling benar!1. Salah satu penggolongan hukum yang termasuk dalam hukum privat adalah ....

a. hukum pidanab. hukum perdatac. hukum tata negarad. hukum pajake. hukum agraria

2. Salah satu penggolongan hukum yang termasuk dalam hukum formal adalah ....a. hukum administrasi negarab. hukum tata usaha negarac. hukum acara pidanad. hukum pajake. hukum agraria

3. Perhatikan pernyataan berikut!1. Undang-undang2. Pendapat umum3. Pendapat sarjana hukum4. Keputusan hakim5. Perasaan hukum masyarakatSumber hukum formal ditunjukkan pada nomor ....

Page 8: xmia6teladan58.files.wordpress.com€¦  · Web viewPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. KELAS X. TRISNA WIDYANA, S.Pd.,M.Pd. SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA. 2012. MODUL PKn Kelas X. SISTEM HUKUM

a. 1, 2 dan 3b. 1, 2 dan 4c. 1, 3 dan 4d. 2, 3 dan 4e. 2, 3 dan 5

4. Berdasarkan bentuknya, hukum dapat dibedakan menjadi ....a. hukum pidana dan perdatab. hukum tertulis dan tidak tertulisc. hukum publik dan privatd. hukum nasional dan internasionale. hukum material dan formal

5. Salah satu hal yang membedakan hukum publik dengan hukum privat adalah ...a. isinyab. fungsinyac. tempat berlakunyad. kekuatan berlakunyae. waktu berlakunya

6. Salah satu wewenang pengadilan negeri adalah ....a. membina dan mengwasi aliran kepercayaan masyarakatb. memeriksa dan memutus perkara-perkara bandingc. memeriksa dan mengadili perkara pada tingkat pertamad. memberikan nasehat hukum kepada kepala daerah kabupaten/kotae. memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.

7. Yang menjadi daerah hukum peradilan negeri adalah wilayah ....a. propinsib. kabupaten/kotac. nasionald. teritoriale. ekstrateritorial

8. Lembaga peradilan yang berfungsi dan berwenang mengadili pelanggaran administrasi negara oleh aparatur negara disebut ....a. tata usaha negarab. militerc. agamad. umume. koneksitas

9. Perhatikan pernyataan berikut!1. membangun watak dan karekter bangsa2. menegakkan fungsi-fungsi hukum3. mengemban fungsi yudikatif4. membudayakan demokratisasi5. memberikan keputusan dalam pengadilanPeranan lembaga peradilan ditunjukkan pada nomor ....a. 1, 2 dan 3b. 1, 3 dan 4c. 2, 3 dan 4d. 2, 3 dan 5e. 3, 4 dan 5

10. Salah satu wewenang Mahkamah Konstitusi adalah ....a. mengadili perkara yang diputus oleh pengadilan negeri dalam wilayah hukumnya yang

dimintakan bandingb. menguji secara materiil (judicial review) peraturan perundang-undangan di bawah undang-

undang.c. mengadili tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang

undang terhadap UUD;d. mengadili semua perkara baik pidana, perdata maupun sengketa tata usaha negara yang

dimintakan kasasi;e. memberi peringatan, teguran, dan petunjuk yang dipandang perlu kepada pengadilan tinggi

dalam wilayah hukumnya.

Page 9: xmia6teladan58.files.wordpress.com€¦  · Web viewPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. KELAS X. TRISNA WIDYANA, S.Pd.,M.Pd. SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA. 2012. MODUL PKn Kelas X. SISTEM HUKUM

Kunci Jawaban:

1. B2. C3. C4. B5. A6. C7. B8. A9. D10. C

Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban. Hitunglah jawaban Anda yang benar kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1 dan 2.

Rumus:

Jumlah jawaban yang benarTingkat penguasaan= x 100%

10Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali80% - 89% = baik65% - 79% = cukup < 65% = kurang

Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, Anda dapat menruskan ke modul 4. Tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi modul 3 terutama bagian yang belum Anda kuasai.

Page 10: xmia6teladan58.files.wordpress.com€¦  · Web viewPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. KELAS X. TRISNA WIDYANA, S.Pd.,M.Pd. SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA. 2012. MODUL PKn Kelas X. SISTEM HUKUM

UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA

Pertemuan ke-4Pendahuluan

Modul pertemuan ke-4 ini merupakan modul pembelajaran yang membahas materi pembelajaran seputar Sistem Hukum dan Peradilan Nasional. Adapun Standar Kompetensi yang berkaitan dengan topik ini adalah menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan nasional. Selanjutnya, Kompetensi Dasar antara lain: pertama, mendeskripsikan pengertian sistem hukum dan peradilan nasional; kedua, menganalisis peranan lembaga-lembaga peradilan; ketiga, menunjukkan sikap yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku; keempat, menganalisis upaya pemberantasan korupsi di Indonesia dan kelima, menampilkan peranserta dalam upaya pemberantasan korupsi di Indoesia.

Dengan mencermati beberapa kompetensi dasar di atas yang cukup banyak menguraikan materi pembelajaran, maka dalam modul pertemuan ke-4 ini dimodifikasi sedemikian rupa sehingga hanya akan mengkaji permasalahan mengenai upaya pemberantasan korupsi di Indonesia dan kelima, menampilkan peranserta dalam upaya pemberantasan korupsi di Indoesia. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran modul ini sebagai berikut:

1. dapat menjelaskan pengertian korupsi2. dapat menjelaskan dasar hukum pemberantasan korupsi3. dapat menjelaskan klasifikasi perbuatan korupsi4. dapat menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi5. dapat menjelaskan peranserta dalam pemberantasan korupsi di Indonesia Untuk mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran dan mempertajam pembahasan materi

pembelajaran di atas, maka modul ini dirinci menjadi Kegiatan Belajar yaitu:Kegiatan Belajar 1: Pengertian Korupsi, Dasar Hukum Pemberantasan Korupsi dan Klasifikasi

Perbuatan Korupsi Kegiatan Belajar 2: Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Korupsi dan Peranserta Dalam Pemberantasan

Korupsi di IndonesiaUntuk membantu Anda dalam mencapai tujuan pembelajaran di atas, ikutilah petunjuk belajar sebagai berikut:

1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai Anda paham betul untuk apa dan bagaimana mempelajari modul ini2. Bacalah dengan seksama setiap materi pembelajaran dalam Kegiatan Belajar3. Bacalah bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci yang dianggap baru. Cari dan bacalah pengertian kata-kata yang ada dalam daftar istilah atau glosarium4. Pahamilah pengertian demi pengertian dari isi modul ini melalui pemahaman sendiri dan tukar pemikiran dengan sesama siswa atau dengan guru Anda5. Kemudian kerjakan setiap latihan soal tanpa melihat kunci jawaban6. Jika hasilnya belum tuntas, maka pelajari kembali materi yang masih belum Anda kuasai7. Ukurlah keberhasilan belajar Anda pada setiap tahap dengan norma yang ada pada Latihan Soal.

Selamat Belajar semoga berhasil!

Gambar 3. Perbuatan korupsi yang dilambangkan dengan tikus

Page 11: xmia6teladan58.files.wordpress.com€¦  · Web viewPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. KELAS X. TRISNA WIDYANA, S.Pd.,M.Pd. SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA. 2012. MODUL PKn Kelas X. SISTEM HUKUM

Kegiatan Belajar 1

PENGERTIAN, DASAR HUKUM DAN KLASIFIKASI PERBUATAN KORUPSI

PendahuluanFenomena tindak pidana korupsi (tipikor) di Indonesia dapat dikatakan menunjukkan

kecenderungan peningkatan dari jumlah kasus yang terjadi maupun segi kualitas tindak pidana yang semakin sistematis dan ruang lingkupnya yang meluas dalam masyarakat. Dari 163 negara di dunia yang disurvei lembaga independen, Indonesia menduduki peringkat keenam negara terkorup. Bahkan di tingkat Asia Tenggara, Indonesia menduduki peringkat kedua setelah Filipina. (KR, 5 April 2007)

Pengertian KorupsiSecara etimologis, korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio dari kata kerja corrumpere yang berarti busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalikkan, menyogok. Selain itu, istilah korupsi dapat juga berasal dari bahasa latin yaitu corruptus yang berarti berubah dari kondisi yang adil, benar dan jujur menjadi kondisi yang sebaliknya. Menurut Transperency International, korupsi adalah perilaku pejabat publik baik politisi maupun pegawai negeri yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercaya kepada mereka. Dengan kata lain, pengertian korupsi dapat diartikan:a. suatu tindak pidana yang berupa penyelewengan atau penggelapan uang negara atau perusahaan dan sebagianya untuk kepentingan pribadi;b. suatu perbuatan busuk, suka memakai barang atau uang yang dipercayakan kepadanya yang dapat disogok melalui kekuasaannya untuk kepentingan pribadi.

Gambar 4: Jaksa Agung RI, Hendarman Supandji menegaskan pemberantasan korupsi.

Dasar Hukum Pemberantasan Korupsia. UU N0. 31 Tahun 1999 jo UU N0. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;b. UU N0. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi

Gambar 5. Mantan ketua KPU, Nazaruddin Syamsudin dalam kasus korupsiKlasifikasi Perbuatan Korupsi

Page 12: xmia6teladan58.files.wordpress.com€¦  · Web viewPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. KELAS X. TRISNA WIDYANA, S.Pd.,M.Pd. SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA. 2012. MODUL PKn Kelas X. SISTEM HUKUM

Dengan merujuk UU N0. 31 Tahun 1999 jo UU N0. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, maka dalam perbuatan korupsi terdapat tiga puluh bentuk atau jenis tindak pidana. Ketigapuluh bentuk atau jenis tindak pidana korupsi tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:a. Kerugian keuangan negara (pasal 2 dan 3)b. Suap menyuap ( pasal 5, 6,11, 12 huruf c dan d serta 13)c. Penggelapan dalam jabatan (pasal 8, 9 dan 10 huruf a, b dan c)d. Perbuatan pemerasan (pasal 12 huruf e dan 12 huruf f) e. Perbuatan curang (pasal 7 ayat 1 huruf a, b, c dan d, pasal 7 ayat 2 dan pasal 12 huruf h)f. Benturan kepentingan dalam pengadaan (pasal 12 huruf I)g. Gratifikasi (pasal 12 huruf b)

Gambar 6. Mantan Kabulog, Nurdin Khalid sebagai terdakwa kasus korupsi di Bulog

Setelah Anda mampu memahami dan menguasai materi modul mengenai Pengertian Korupsi, Dasar Hukum Pemberantasan Korupsi dan Klasifikasi Perbuatan Korupsi, dapat dilanjutkan mempelajari Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Korupsi dan Peranserta Dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia.

Page 13: xmia6teladan58.files.wordpress.com€¦  · Web viewPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. KELAS X. TRISNA WIDYANA, S.Pd.,M.Pd. SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA. 2012. MODUL PKn Kelas X. SISTEM HUKUM

Kegiatan Belajar 2

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KORUPSI DAN PERANSERTA DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA

PendahuluanDengan mencermati bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua korupsi setelah Filipina

tersebut, sebenarnya pemerintah telah berupaya mengadakan pemberantasan korupsi. Hal ini dilakukan karena pemerintah menyadari bahwa tindak pidana korupsi sangat merugikan negara. Bahkan dapat dikatakan membahayakan eksistensi dan legitimasi pemerintah di mata masyarakat dan dunia internasional. Untuk itu, upaya pemberantasan korupsi selain berdasarkan UU juga dibentuk lembaga-lembaga yang mendukung pelaksanaannya baik aparat penegak hukum (kepolisian, kejaksaan dan pengadilan) maupun lembaga-lembaga pemberantasan korupsi seperti: KPK dan sebagainya.

Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Korupsia. penegakan hukum yang konsisten.b. adanya penyalahgunaan kekuasaan atau wewenang penyelenggara negarac. langkanya lingkungan yang antikorupd. rendahnya pendapatan penyelenggara negarae. adanya kemiskinan dan keserakahanf. budaya memberi upeti, imbalan jasa dan hadiahg. konsekuensinya jika ditangkap lebih rendah daripada keuntungan korupsi.h. adanya budaya permisif atau serba membolehkan.i. gagalnya pendidikan agama dan etika.j. kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa.

Gambar 7: Salah satu peranserta masyarakat untuk memberantas korupsi melalui demonstrasi.

Peranserta Dalam Pemberantasan Korupsi di IndonesiaDalam rangka pemberantasan korupsi di Indonesia, maka baik penyelenggara negara maupun masyarakat hendaknya senantiasa berupaya secara bersama-sama untuk memerangi dan memberantasnya. Diantara gerakan atau organisasi antikorupsi antara lain: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Indonesia Corruption Watch (ICW), Yogyakarta Corruption Watch (YCW) dan sebagainya. Sesuai dengan pasal 4 UU N0. 30 Tahun 2002 dinyatakan bahwa masyarakat dapat berperan serta membantu upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi. Bentuk peranserta masyarakat dalam pemberantasan tindak pidana korupsi antara lain:a. mencari, memperoleh dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi tindak pidana korupsi;b. mendapat pelayanan dalam mencari, memperoleh dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi tindak pidana korupsi kepada penegak hukum (Polisi, Jaksa, Hakim dan Advokat) atau kepada KPK;c. menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab kepada penegak hukum yang menangani perkara tindak pidana korupsi;

Page 14: xmia6teladan58.files.wordpress.com€¦  · Web viewPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. KELAS X. TRISNA WIDYANA, S.Pd.,M.Pd. SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA. 2012. MODUL PKn Kelas X. SISTEM HUKUM

d. memperoleh jawaban atau klarifikasi dari penegak hukum atau KPK tentang laporannya dalam kurun waktu 30 hari;e. memperoleh perlindungan hukum dan penghargaan.

Gambar 8: Upaya pemberantasan korupsi melalui kajian ilmiah.Rangkuman

1. Korupsi dapat diartikan suatu tindak pidana yang berupa penyelewengan atau penggelapan uang negara atau perusahaan dan sebagianya untuk kepentingan pribadi;atau suatu perbuatan busuk, suka memakai barang atau uang yang dipercayakan kepadanya yang dapat disogok melalui kekuasaannya untuk kepentingan pribadi.

2. Dasar Hukum Pemberantasan Korupsi adalah UU N0. 31 Tahun 1999 jo UU N0. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan UU N0. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi.

3. Klasifikasi Perbuatan Korupsi antara lain: kerugian keuangan negara; suap menyua; penggelapan dalam jabatan; perbuatan pemerasan; perbuatan curang; benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.

4. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Korupsia. penegakan hukum yang tidak konsisten.b. adanya penyalahgunaan kekuasaan atau wewenang penyelenggara negarac. langkanya lingkungan yang antikorupd. rendahnya pendapatan penyelenggara negarae. adanya kemiskinan dan keserakahanf. budaya memberi upeti, imbalan jasa dan hadiahg. konsekuensinya jika ditangkap lebih rendah daripada keuntungan korupsi.h. adanya budaya permisif atau serba membolehkan. i. gagalnya pendidikan agama dan etika. j. kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa.

5. Peranserta Dalam Pemberantasan Korupsi di IndonesiaDalam rangka pemberantasan korupsi di Indonesia, maka baik penyelenggara negara maupun masyarakat hendaknya senantiasa berupaya secara bersama-sama untuk memerangi dan memberantasnya.

Glosarium:Gratifikasi: hadiah sebagai tanda balas jasa, tunjangan khusus bagi perusahaan kepada para pekerja di luar upah biasa yang biasanya diberikan waktu perolehan keuntungan dan pelaksanaannya sering pada hari-hari raya atau pada akhir tahun, berbentuk uang dan barang-barang kebutuhan lainnya. Legitimasi: keabsahan pemerintah dalam menyelenggarakan tata pemerintahannya.

Daftar Pustaka:Iskandar, Enceng dkk.(2006). Pendidikan kewarganegaraan 1. Bandung: Remaja RosdakaryaMu'ti, Abdul dkk. (2007). Pendidikan kewarganegaraan untuk SMTA Muhammadiyah kelas X.

Yogyakarta: LP3UMYWahyuni, Tiwi. (2007).Pendidikan kewarganegaraan untuk SMA semester satu. Jakarta: Graha Pustaka

Page 15: xmia6teladan58.files.wordpress.com€¦  · Web viewPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. KELAS X. TRISNA WIDYANA, S.Pd.,M.Pd. SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA. 2012. MODUL PKn Kelas X. SISTEM HUKUM

Latihan Soal:Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e sebagai jawabanyang paling benar!

1. Menurut hasil survey lembaga Independen di kawasan Asia Tenggara, Indonesia menduduki korupsi peringkat ... setelah Filipina.a. keduab. ketigac. keempatd. kelimae. keenam

2. Keberadaan KPK sebagai lembaga pemberantasan korupsi, dasar hukumnya adalah ....a. UU N0. 3 Tahun 1971b. UU N0. 28 Tahun 1999c. UU N0. 20 Tahun 2001d. UU N0. 30 Tahun 2002e. UU N0. 32 Tahun 2004

3. Perhatikan pernyataan berikut!1. Penggelapan dalam jabatan2. Perbuatan pemerasan3. Tindak pidana pencurian4. Gratifikasi atau imbalan jasa5. Penyalahgunaan obat-obatan

Yang termasuk perbuatan korupsi ditunjukkan pada nomor .... a. 1, 2 dan 3 b. 1, 3 dan 4 c. 2, 3 dan 4 d. 2, 4 dan 5 e. 3, 4 dan 5

4. Salah satu faktor penyebab terjadinya tindak pidana korupsi adalah ....a. adanya budaya permisif atau serba membolehkanb. adanya budaya tertib penyelenggaraan negarac. membangun budaya toleran dan berkeadaban d. mentradisikan keterbukaan dan kebebasan berpendapate. mengembangkan demonstrasi yang bertanggungjawab

5. Salah satu contoh gerakan antikorupsi yang masih diselenggarakan pemerintah adalah ....a. Komisi Tindak Pidana Korupsib. Komisi Pemeriksaan Kekayaan Pejabat Negarac. Komisi Pemberantasan Korupsid. Lembaga Ombudsman Indonesiae. Gerakan Rakyat Antikorupsi Indonesia

6. Pemberantasan korupsi di Indonesia merupakan tanggung jawab bersama ....a. Lembaga kepresidenan beserta kabinetnya b. Penyelenggara negara dan masyarakatc. Pemerintah beserta instansi terkaitnyad. Penyelenggara negara dan DPR maupun DPDe. Aparat penegak hukum dan rakyat Indonesia

7. Sesuai dengan UU N0. 30 Tahun 2002, masyarakat dapat melaporkan adanya dugaan telah terjadi tindak pidana korupsi kepada ....a. alat penyelenggara negarab. aparatur penegak hukumc. gerakan rakyat antikorupsid. pejabat yang berwenange. pimpinan instansi yang terkait

Page 16: xmia6teladan58.files.wordpress.com€¦  · Web viewPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. KELAS X. TRISNA WIDYANA, S.Pd.,M.Pd. SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA. 2012. MODUL PKn Kelas X. SISTEM HUKUM

8. Seorang pelapor adanya dugaan ketika telah terjadi tindak pidana korupsi tersebut mendapat jawaban atau klarifikasi atas laporannya dalam kurun waktu ....a. 14 harib. 21 haric. 30 harid. 35 harie. 40 hari

9. Salah satu lembaga atau gerakan antikorupsi yang diselenggarakan masyarakat adalah ....a. Komisi Pemberantasan Korupsib. Indonesia Corruption Watchc. Lembaga Ombudsman Indonesiad. Lembaga Auditor Indonesiae. Komisi Antikorupsi Indonesia

10. Salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi adalah ...a. memperoleh perlindungan hukum dan penghargaan atas laporannyab. mendapat imbalan jasa atau gratifikasi yang layak dari pemerintahc. mengikuti pendidikan dan latihan yang representatif tentang korupsid. melakukan demonstrasi yang anarkhis terhadap pelaku korupsie. berpartisipasi dalam mencegah korupsi secara anarkhis

Kunci Jawaban:1. A2. D3. B4. A5. C6. B7. B8. C9. B10.A

Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban. Hitunglah jawaban Anda yang benar kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1 dan 2.

Rumus:

Jumlah jawaban yang benarTingkat penguasaan= x 100%

10Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90% - 100% = baik sekali80% - 89% = baik65% - 79% = cukup < 65% = kurang

Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, Anda dapat menruskan ke modul 4. Tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih dibawah 80%, Anda harus mengulangi modul 3 terutama bagian yang belum Anda kuasai.