library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan...

43
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sejarah manajemen menurut William (2008:44) sebagai bidang studi manajemen mungkin berusia 125 tahun, tetapi ide-ide dan praktek manajemen benar-benar telah digunakan sejak awal sejarah yang tercatat. Robbins dan Coulter (2012:36) manajemen mengacu pada proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan- kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Griffin (2011:7) manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, finansial, fisik, dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dari pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa manajemen adalah proses pengkoordinasian sekelompok orang dengan arahan-arahan untuk mencapai tujuan perusahaan, secara efektif dan efisien. Perusahaan yang memiliki manajemen yang baik adalah perusahaan yang menjalankan fungsi efektif dan efisien. Efisien berarti menggunakan berbagai sumber daya secara bijaksana dan dengan cara yang hemat biaya, sehingga produk atau jasa yang dihasilkan berkualitas tinggi namun dengan biaya yang relatif rendah, sedangkan efektif berarti membuat 17

Transcript of library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan...

Page 1: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen

Sejarah manajemen menurut William (2008:44) sebagai bidang studi

manajemen mungkin berusia 125 tahun, tetapi ide-ide dan praktek manajemen benar-

benar telah digunakan sejak awal sejarah yang tercatat.

Robbins dan Coulter (2012:36) manajemen mengacu pada proses

mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan

secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Griffin (2011:7) manajemen

adalah suatu rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan,

pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber-

sumber daya organisasi (manusia, finansial, fisik, dan informasi) dengan maksud

untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Dari pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa manajemen adalah

proses pengkoordinasian sekelompok orang dengan arahan-arahan untuk mencapai

tujuan perusahaan, secara efektif dan efisien. Perusahaan yang memiliki manajemen

yang baik adalah perusahaan yang menjalankan fungsi efektif dan efisien. Efisien

berarti menggunakan berbagai sumber daya secara bijaksana dan dengan cara yang

hemat biaya, sehingga produk atau jasa yang dihasilkan berkualitas tinggi namun

dengan biaya yang relatif rendah, sedangkan efektif berarti membuat keputusan yang

tepat dan mengimplementasikannya dengan sukses.

Menurut Samson dan Richard (2012:6) Manajer memiliki tantangan dan

peluang, apapun ukuran dan industri atau sektor yang mereka bekerja, harus dapat

mempertimbangkan mengenai tantangan baru di tempat kerja di pemerintahan, bisnis

dan individu, yaitu dengan tiga tingkatan:

- Tantangan dalam Pemerintahan

- Tantangan dalam Bisnis

- Tantangan dalam Individual sebagai Karyawan

2.1.1 Manajemen Operasi

Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010: 4), manajemen operasi adalah

serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan

mengubah input menjadi output.

17

Page 2: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

Menurut Prasetya dan Lukiastusi, (2009) manajemen operasi adalah

serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan

mengubah input menjadi output. Kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa

berlangsung di semua organisasi, baik perusahaan manufaktur mapun jasa.

Richard L. Daft (2006: 216) mendefinisikan Manajemen Operasi sebagai

bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang. Artinya kegiatan

operasi hanya berfokus pada kegiatan memproduksi barang dan memecahkan

masalah-masalah yang berkaitan dengan sektor produksi.

Menurut pendapat Chase - Jacobs – Aquilano (2006,p6): Operation

Management (OM) is define as the design, operation, and improvement of the

systems that create and feliver the firms primary producs and service.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen

operasi merupakan kegiatan produksi dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada

sehingga menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa.

2.1.2 Manajemen Mutu / Kualitas

Bagi manajer operasi, salah satu pekerjaan terpenting adalah memberikan

produk dan jasa yang sehat, aman, dan berkualitas kepada pelanggan. Karena

kurangnya proses desain dan produksi, pengembangan produk-produk berkualitas

rendah tidak hanya mengakibatkan biaya produksi yang lebih tinggi, tetapi juga

dapat menimbulkan kecelakaan, tuntutan hukum, dan bertambahnya peraturan

pemerintah. (Heizer dan Render, 2009, p304)

Pada dasarnya kegiatan pengelolaan merupakan kegiatan sistemik. Saling

ketergantungan juga sekaligus sinergitas antar fungsi-fungsi manajemen.

Pengelolaan fungsi-fungsi manajemen fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal

maupun pelanggan eksternal. Pelanggan menginginkan produk, baik barang maupun

jasa yang bermutu. Oleh sebab itu diperlukan pengelolaan yang bermutu atau

manajemen mutu sebagai keseluruhan cara untuk mencapai mutu. Manajemen mutu

mencakup tiga proses trilogi mutu, yakni: Perencanaan Mutu, Pengendalian Mutu

dan Peningkatan Mutu. (Sobana, 2012, p9)

Mutu produk dan jasa dapat didefinisikan sebagai keseluruhan gabungan

karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan, dan

pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang digunakan dapat memenuhi

harapan-harapan pelanggan. Sedangkan kendali mutu terpadu adalah suatu sistem

Page 3: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

yang efektif untuk memadukan pengembangan mutu, pemeliharaan mutu, dan upaya

perbaikan mutu berbagai kelompok dalam sebuah organisasi agar pemasaran,

kerekayasaan, produksi, dan jasa dapat berada pada tingkatan yang paling ekonomis

agar pelanggan mendapat kepuasan penuh.

Adapun dampak diterapkannya kendali mutu terpadu pada seluruh organisasi

menyertakan implementasi manajerial dan teknis dari aktivitas - aktivitas mutu yang

berorientasi kepada pelanggan sebagai suatu tanggung jawab utama manajemen

umum dan pelaksanaan garis-pokok pemasaran, rekayasa, produksi, hubungan

industrial, keuangan, dan pelayanan serta fungsi kendali mutu itu sendiri.

Suatu kemampuan kendali mutu terpadu yang bagus adalah salah satu

kekuatan kerekayasaan dan manajerial utama bagi sebuah perusahaan masa kini,

yang menyediakan sebuah sendi utama bagi kelangsungan hidup ekonomi.

Pelembagaan kendali mutu terpadu sangat penting dalam memperluas dan

memperdalam pekerjaan dan konsep kendali mutu dalam sebuah perusahaan modern.

Kendali mutu terpadu juga memungkinkan suatu manajemen mutu terpadu yang

mencakup seluruh ruang lingkup daur kehidupan produk dan pelayanan kepada

pelanggan.

Pada dasarnya ada empat langkah dalam keseluruhan kendali mutu, yaitu:

a. Menetapkan standar

b. Menilai kesesuaian

c. Mengambil tindakan korektif

d. Merencanakan perbaikan

Melalui manajemen mutu, suatu perusahaan atau organisasi diharapkan dapat

melakukan:

a. Perbaikan dalam mutu produk

b. Perbaikan dalam rancangan produk

c. Perbaikan dalam arus produksi

d. Perbaikan dalam moral karyawan dan kesadaran akan mutu

e. Perbaikan dalam pelayanan produk

f. Perbaikan dalam penerimaan pasar

g. Penurunan dalam biaya operasi

h. Penurunan dalam kerugian operasional.

i. Penurunan dalam biaya pelayanan lapangan

j. Penurunan dalam masalah liabilitas

Page 4: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

2.2 Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System)

Sistem manajemen mutu merupakan suatu aktivitas yang terkoordinasi

untuk mengarahkan dan mengendalikan suatu organisasi dalam mencapai sasaran

yang diharapkan berkenaan dengan mutu (Djatmiko & Jumaedi, 2011:2). Sistem

manajemen mutu adalah suatu sistem manajemen organisasi yang mengacu pada

standardisasi internasional yang difokuskan pada proses kegiatan ISO 9001,

kemampuan suatu organisasi dalam menjaga kualitas mutu dari jasa atau barang yang

dilayankan.. Organisasi Standar Internasional (International Standard Organization -

ISO) menetapkan standar untuk SMM dengan seri 9001, sehingga SMM dikenal juga

dengan sebutan ISO 9001. Jika suatu organisasi sudah memiliki sertifikasi ISO 9001,

maka dapat dikatakan bahwa jasa atau barang yang dilayankan perusahaan tersebut

sudah pasti memiliki mutu yang terjamin.

Gambar 2.1 Pola Sistem Manajemen Mutu

Sumber: http://guraru.org/wp-content/uploads/2013/09/model-proses.jpg

2.2.1 International Organization for Standardization (ISO)

ISO (International Organization for Standardization) adalah suatu pedoman

dan persyaratan yang digunakan suatu organisasi untuk menghasilkan produk yang

bermutu dan sesuai dengan keinginan pelanggan. ISO merupakan badan standar

dunia berkedudukan di Geneva, Swiss dan didirikan pada 23 Febuari 1947. Lebih

dari 147 negara berpartisipasi dalam penentuan standar. Menurut Zuhrawaty,

2009, International Organization for Standarization (ISO) untuk selanjutnya disebut

Page 5: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

dengan ISO, adalah organisasi internasional yang bertanggung jawab dalam

penyusunan standar baru ataupun revisi ISO standar yang telah ada.

Standard yang dikeluarkan oleh ISO, dipersiapkan oleh Technical Committee

yang mewakili organisasi serta kalangan industri. ISO membawahi sejumlah badan

sertifikasi nasional yang terdiri dari 147 negara atau lebih di seluruh dunia. Pada

umumnya, ISO terkait dengan mutu produk maupun jasa; standar-standar yang telah

ditetapkan akan ditinjau kembali dalam kurun waktu 5 s/d 6 tahun untuk memastikan

standar tersebut masih relevan dengan perkembangan dunia usaha. Standar yang

ditetapkan oleh ISO tidak bersifat teknis pelaksanaan, tetapi merupakan persyaratan

yang harus dipenuhi oleh perusahaan dalam penerapannya.

ISO 9000: 1994 memiliki 3 versi, yaitu versi 9001 tentang design, 9002

tentang proses produksi, dan 9003 tentang services. Versi ISO 9000:1994 sebenarnya

lebih fokus pada proses manufacturing, sehingga jarang dipakai dalam industry kecil

(karena banyaknya prosedur dan dokumen yang harus dipenuhi). Berdasarkan

kendala ini, akhirnya lahirlah revisi ISO 9001: 2000 yang merupakan penggabungan

dari ISO 9001, 9002 dan 9003 versi 1994.

ISO 9001: 2000 lebih berorientasi pada proses bisnis sehingga dalam

implementasinya dapat diterapkan oleh semua jenis dan skala industri. Dengan

demikian setiap organisasi yang ingin menerapkan ISO 9001: 2000 harus memetakan

proses bisnisnya terlebih dahulu dan menjadikannya bagian utama dalam quality

manual perusahaan. Dalam ISO 9001: 2000 perusahaan wajib menerapkan 6

prosedur yang harus terdokumentasi (Rangkuti, 2013:12), yaitu:

- Prosedur pengendalian dokumen (Procedure control of document)

- Prosedur pengendalian pencatatan (Procedure control of record)

- Prosedur pengendalian non conforming product (procedure of control of

non conforming product)

- Internal audit

- Tindakan perbaikan (corrective action)

- Tindakan preventif (preventive action)

Keunggulan menggunakan pendekatan proses dalam ISO 9001 ini adalah,

perusahaan dapat mengendalikan secara terus – menerus keterangan antara masing –

masing proses yang terdapat dalam suatu sistem proses, maupun kombinasi dan

interaksi yang terdapat dalam proses tersebut. Selanjutnya, apabila diterapkan dalam

sistem manajemen mutu, pendekatan proses ini harus lebih menekankan pada:

Page 6: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

1. Memenuhi persyaratan

2. Kebutuhan untuk selalu mempertimbangkan proses dalam menghasilkan

nilai tambah

3. Memperoleh hasil kinerja proses secara efektif

4. Perbaikan secara terus – menerus berdasarkan ukuran yang jelas

Pendekatan proses dalam sistem manajemen mutu tersebut selalu berorentasi

pada upaya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Evaluasi yang dilakukan

menggunakan prinsip PDCA yaitu Plan (rencanakan), Do (lakukan), Control

(periksa) dan buat Action plan (rencana aksi). (Rangkuti, 2013:13)

- Rencanakan: tetapkan sasaran dan proses untuk memperoleh hasil sesuai

dengan keinginan pelanggan dan kebijakan organisasi.

- Lakukan: implementasikan proses yang sudah disusun sebelumnya.

- Perikasa: pantau dan ukur kinerja produk / jasa sesuai dengan kebijakan,

sasaran, dan laporkan hasilnya.

- Action plan: lakukan tindakan perbaikan secara terus – menerus kinerja

proses tersebut.

Penerapan prinsip PDCA (Plan, Do, Check, dan Action), maksudnya adalah

dalam setiap proses harus menggunakan perencanaan yang jelas dan matang,

implementasi yang terukur dan terjadwal, evaluasi menggunakan analisis data yang

uptodate dan akurat, tindakan perbaikan yang sesuai dengan permasalahan yang

terjadi, serta selalu mengadakan pengawasan atau monitoring, sehingga dapat

menyelesaikan masalah secara tuntas.

Gambar 2.2 PDCA (Plan, Do, Check and Action)

Sumber: https://denverwater.files.wordpress.com/2014/03/pdca-cycle1.jpg

Page 7: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

Saizabirtoria (2011) mengatakan bahwa sistem manajemen standar

internasional bukan mengkhususkan pada standard kinerja, melainkan lebih

kepada tahapan-tahapan dan proses yang lebih sistematis dan terstruktur untuk

membantu perusahaan dalam mengelola strategi dan sumber dayanya dengan baik

agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Berikut ini

merupakan manfaat dari penerapan manajemen mutu ISO adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan sehubungan dengan

perdagangan bebas yang tidak mengenal batas wilayah. Hanya

produk yang mempunyai daya saing tinggilah yang diterima di pasar. 2.

2. Dengan banyaknya persaingan di pasar bebas, maka konsumen akan

memilih produk dengan mutu yang baik dan konsisten. Apabila

perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen akan produk

yang bermutu, maka lambat laun perusahaan akan mengalami

kebangkrutan karena perusahaan tidak dapat menjual produknya. Dengan

demikian, pola konsumen pada masa mendatang akan cenderung memilih

produsen yang mempunyai sertifikasi standar mutu (ISO).

3. Penerapan ISO akan meningkatkan produktivitas, efisiensi, efektifitas

operasional, dan mengurangi biaya yang ditimbulkan barang cacat (reject)

atau barang bermutu rendah dan limbah.

4. Penerapan ISO membuat sisem kerja dalam suatu perusahaan

menjadi standar kerja yang terdokumentasi. Dengan demikian,

perusahaan mempunyai aturan yang baik sehingga memudahkan dalam

pengendalian.

5. Penerapan ISO dapat meningkakan semangat dan moral karyawan karena

adanya kejelasan tugas dan wewenang (job description) serta hubungan

antar bagian yang terkait. Dengan begitu, karyawan dapat bekerja dengan

efisiensi dan efektif.

6. Nilai kompetensi dan image perusahaan semakin meningkat

dengan sertifikasi ISO.

7. Penerapan ISO menjamin proses yang dilaksanakan sesuai dengan sistem

manajemen mutu yang ditetapkan.

8. Penerapan ISO memudahkan top management mencapai target

karena sudah dipersiapkan target yang terukur dan rencana pencapaiannya

Page 8: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

2.2.2 ISO 9001:2008

Sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 merupakan sistem manajemen

dengan pendekatan kepada pelanggan. Pelanggan pada sistem manajemen mutu

adalah pelanggan internal, pelanggan eksternal, pihak yang berkepetingan (interested

partied). Untuk dapat menerapkan pemenuhan kepuasan pelanggan ada delapan

prinsip dasar manajemen mutu yaitu:

1. Fokus pada pelanggan (customer focus)

Organisasi bergantung pada pelanggannya dan oleh sebab itu hendaknya

memahami kebutuhan saat ini dan masa yang akan datang dari

pelangganya, dan selalu berusaha untuk dapat melampaui harapan

pelanggan.

2. Kepemimpinan (leadership)

Pemimpin menetapkan kesatuan tujuan dan arah organisasi. Mereka

hendaknya menciptakan dan memelihara lingkungan internal tempat

orang dapat melibatkan dirinya secara penuh dalam pencapaian tujuan

organisasi.

3. Pelibatan orang (involvement of people).

Orang pada semua tingkatan adalah inti sebuah organisasi dan pelibatan

penuh mereka memungkinkan kemampuannya dipakai untuk

kemanfaatan organisasi.

4. Pendekatan proses (process approach)

Hasil yang dikehendaki tercapai lebih effisien bila kegiatan dan sumber

daya terkait dikelola sebagai suatu proses.

5. Pendekatan sistem pada manajemen (system approach to management)

Mengetahui, memahami dan mengelola proses yang saling terkait sebagai

sistem memberi sumbangan pada keefektifan dan efisiensi organisasi

dalam mencapai tujuannya.

6. Perbaikan berkelanjutan (continual improvement)

Perbaikan berkelanjutan terhadap organisasi secara menyeluruh

hendaknya dijadikan tujuan tetap dari organisasi.

7. Pengambilan keputusan berdasarkan fakta (factual approach to decision

making)

Keputusan yang efektif didasarkan pada analisis data dan informasi.

Page 9: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

8. Hubungan pemasok yang saling menguntungkan (mutually beneficial

supplier relationships)

Sebuah organisasi dan pemasoknya saling bergantung dan suatu

hubungan yang saling menguntungkan untuk meningkatkan kemampuan

keduanya dalam menciptakan nilai.

Menurut Praxiom Research Group Limited (2009) ISO 9001:2008 tidak

memperkenalkan persyaratan baru dari versi sebelumnya yaitu ISO 9001:2000.

Melainkan hanya menyempurnakan dan memodifikasi persyaratan yang telah

ada dalam ISO 9001:2000. Konsep dasar ISO 9001:2008 menurut Syukur (2010:65)

antara lain:

a) ¾ Perusahaan harus memiliki standar sistem operasional yang jelas,

yang bisa membantu karyawan untuk dapat bekerja dengan output

mutu yang baik.

b) ¾ Karyawan yang bekerja harus kompeten untuk menghindari output

ketidaksesuaian terhadap persyaratan produk, akibat adanya pekerjaan

yang dilakukan karyawan yang kurang kompeten.

c) ¾ Infrastruktur yang dimiliki oleh perusahaan (gedung, mesin, peralatan

kerja baik hardware maupun software) harus memadai untuk

menghindari output mutu yang kurang baik akibat kurang memadainya

infrastruktur perusahaan.

d) ¾ Perusahaan harus memiliki kebijakan mutu, sasaran mutu, dan strategi

untuk mencapai sasaran mutu.

e) ¾ Perusahaan harus melakukan review secara bertahap terhadap: kinerja

internal perusahaan, tingkat kepuasan pelanggan, dan pencapaian

sasaran mutu.

f) ¾ Perusahaan harus:

g) Melakukan tindakan perbaikan atas penyimpangan yang terjadi.

h) Mempunyai program peningkatan secara terus menerus (continuous

improvement)

2.2.3 Klausul – Klausul ISO 9001:2008

Adapun menurut SGS-Indonesia, klausul-klausul pada sistem manajemen

mutu ISO 9001:2008 adalah:

- Klausul 1, Ruang Lingkup

Page 10: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

- Klausul 2, Acuan Normatif

- Klausul 3, Istilah dan Definisi

- Klausul 4, Sistem Manajemen Mutu

o Klausul 4.1, Persyaratan Umum

o Klausul 4.2, Persyaratan dokumentasi

o Klausul 4.2.1, Umum

o Klausul 4.2.2, Manual mutu

o Klausul 4.2.3, Pengendalian dokumen

o Klausul 4.2.4, Pengendalian rekaman

- Klausul 5, Tanggung Jawab Manajemen

o Klausul 5.1, Komitmen Manajemen

o Klausul 5.2, Fokus pada pelanggan

o Klausul 5.3, Kebijakan mutu

o Klausul 5.4, Perencanaan

o Klausul 5.5, Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi

o Klausul 5.6, Tinjauan manajemen

- Klausul 6, Pengelolaan Sumber Daya

o Klausul 6.1, Penyediaan sumber daya

o Klausul 6.2, Sumber daya manusia

o Klausul 6.3, Prasarana

o Klausul 6.4, Lingkungan Kerja

- Klausul 7, Realisasi Produk

o Klausul 7.1, Perencanaan realisasi produk

o Klausul 7.2, Proses yang berkaitan dengan pelanggan

o Klausul 7.3, Desain dan pengembangan

o Klausul 7.4, Pembelian

o Klausul 7.5, Produksi dan penyediaan jasa

o Klausul 7.6, Pengendalian peralatan pemantauan dan pengukuran

- Klausul 8, Pengukuran Analisis dan Perbaikan

o Klausul 8.1, Umum

o Klausul 8.2, Pemantauan dan Pengukuran

o Klausul 8.3, Pengendalian Ketidaksesuaian Produk

Page 11: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

o Klausul 8.4, Analisis data

o Klausul 8.5, Perbaikan Berkesinambungan

2.3 Konsep Kinerja

Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya

tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut Sum (2012: 191) sebagian besar

perusahaan yang mengagumkan dapat menghasilkan kinerja yang baik terhadap

pasar meskipun banyak resiko-resiko yang harus dihadapi.

Basrowi (2010: 56) menyatakan kinerja adalah hasil atau taraf kesuksesan

seseorang dalam bidang pekerjaanya menurut kriteria tertentu baik secara kualitas

maupun kuantitas, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok

orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-

masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak

melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

Kinerja perusahaan adalah suatu usaha yang dijalankan oleh sebuah

perusahaan dalam rangka untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas aktivitas

perusahaan dalam sebuah periode waktu tertentu. Kinerja perusahaan juga

merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu

dengan mengacu kepada standar yang ditetapkan. Pengukuran aktivitas kinerja

perusahaan dirancang untuk menaksir bagaimana kinerja aktivitas dan hasil akhir

yang dicapai.

2.3.1 Pengukuran Kinerja Perusahaan

Pengukuran kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian

pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi melalui hasil-hasil yang

ditampilkan berupa produk, jasa ataupun proses. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap

tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi akan

efisiensi, penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa, kualitas

barang dan jasa, perbandingan hasil kegiatan dengan target, dan efektivitas tindakan

dalam mencapai tujuan.

Menurut Wibowo 2009, Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk

mengetahui apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat penyimpangan dari rencana

Page 12: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

yang telah ditentukan, atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang

ditentukan, atau apakah kinerja telah sesuai dengan yang diharapkan.

Menurut Rivai et al. (2011:78), dalam rangka pengembangan kemampuan

dan kompetensi maka langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk peningkatan

kinerja yang lebih baik dimasa mendatang adalah dengan melakukan penganalisisan

terhadap kinerja yang sedang berjalan.

Penganalisisan berkaitan dengan melakukan penilaian kerja. Proses penilaian

kinerja berkaitan dengan penilaian terhadap situasi yang sebenarnya dan kejadian

aktual. Dalam hal ini, analisis akan berfokus pada kinerja yang meliputi:

a. Analisis kinerja yang dikaitkan dengan tujuan.

b. Menilai alasan atas baik atau buruknya sebuah kinerja, serta bagaimana

keunggulan dapat dikembangkan atau diperluas pada beberapa kekurangan

yang muncul.

c. Menyediakan umpan balik.

2.3.2 Tujuan Pengukuran Kinerja

Tujuan dari sistem pengukuran kinerja adalah untuk membantu dalam

menetapkan strategi. Dalam penerapan sistem pengukuran kinerja terdapat empat

konsep dasar:

1. Menentukan strategi

Dalam hal ini paling penting adalah tujuan dan target organisasi

dinyatakan secara ekspilit dan jelas. Strategi harus dibuat pertama kali

untuk keseluruhan organisasi dan kemudian dikembangkan ke level

fungsional dibawahnya.

2. Menentukan pengukuran strategi

Pengukuran strategi diperlukan untuk mengartikulasikan strategi ke

seluruh anggota organisasi. Organisasi tersebut harus fokus dalam

melalukan pengukuran Sehingga manajemen tidak terlalu banyak

melakukan pengukuran indikator kinerja yang tidak perlu.

3. Mengintegrasikan pengukuran ke dalam sistem manajemen

Pengukuran harus merupakan bagian organisasi baik secara formal

maupun informal, dan juga merupakan bagian dari budaya perusahaan

dan sumber daya manusia perusahaan.

4. Mengevaluasi pengukuran hasil secara berkesinambungan

Page 13: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

Manajemen harus selalu mengevaluasi pengukuran kinerja organisasi

apakah masih valid untuk ditetapkan dari waktu ke waktu. Pengukuran

kinerja membantu manajer dalam memonitor implementasi strategi

bisnis dengan cara membandingkan hasil aktual dengan sasaran dan

tujuan strategis.

Menurut Rivai et al. (2011:40), tujuan utama dari penilaian kinerja adalah:

untuk meningkatkan kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja setiap individu.

Disamping itu, tujuan penilaian kinerja diantaranya:

a. Untuk meninjau kembali kinerja yang lalu.

b. Untuk memperkirakan kebutuhan training.

c. Untuk membantu pengembangan individu.

d. Untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini, yang berkaitan dengan

penentuan kebijakan yang akan datang.

e. Untuk pengembangan perusahaan

f. Untuk mempersiapkan diri menghadapi kompetisi yang semakin ketat,

termasuk karena tujuan menciptakan produk baru atau memasarkan produk

baru.

g. Untuk mengaudit ketrampilan (skills) di dalam organisasi.

h. Untuk menyusun sasaran-sasaran kinerja dimasa yang akan datang.

i. Untuk mengamati personil dan unit organisasi yang potensial untuk

dipromosikan dan dikembangkan.

Dengan demikian, tujuan penilaian dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang

bersifat evaluasi dan pengembangan. Untuk yang bersifat evaluasi harus

menyelesaikan hal-hal berikut, yaitu:

a. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi.

b. Hasil penilaian digunakan sebagai pengambilan keputusan pelatihan.

c. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar mengevaluasi sistem seleksi.

Sedangkan untuk yang bersifat pengembangan harus menyelesaikan hal-hal

berikut, yaitu:

a. Prestasi nyata yang dicapai individu.

b. Kelemahan-kelemahan individu yang menghambat kinerja.

c. Prestasi-prestasi yang dikembangkan.

Page 14: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

2.3.3 Manfaat Pengukuran Kinerja

Manfaat sistem pengukuran kinerja yang baik adalah:

1. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa

perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang

dalam organisasi terlibat upaya memberi kepuasan kepada pelanggan.

2. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari

mata rantai pelanggan dan pemasok internal.

3. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-

upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut.

4. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih bersifat kabur agar

menjadi lebih konkrit sehingga mempercepat proses pembelajaran

organisasi.

Menurut Rivai et al. (2011:40), manfaat dari keberhasilan rencana penilaian

dapat disimpulakan sebagai berikut:

1. Manfaat Bagi Organisasi, meliputi:

a. Peningkatan kinerja melalui organisasi, karena:

1) Komunikasi lebih efektif dalam mencapai tujuan dan nilai-nilai

organisasi.

2) Meningkatkan kebersamaan dan loyalitas dalam perusahaan.

3) Meningkatkan hubungan yang harmonis antara manajer dan staf.

4) Para manajer dimanfaatkan lebih baik untuk menggunakan

ketrampilan kepemimpinannya dan untuk memotivasi serta

mengembangkan stafnya.

b. Peningkatan peninjauan pelaksanaan tugas dari setiap anggota

staf.

c. Identifikasi ide untuk pengembangan.

d. Peramalan dan pandangan jangka panjang dapat dikembangkan.

e. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan dapat di identifkasi lebih

jelas.

f. Peningkatan dan keberhasilan budaya yang berkelanjutan dapat

diciptakan dan dipelihara.

Page 15: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

g. Personil yang potensial dapat di identifikasi dan merencanakan

pengembangan karir untuk kebutuhan staf yang akan datang.

h. Menanamka`n kesan bahwa personil adalah aset yang bernilai bagi

organisasi atau perusahaan.

2. Manfaat Bagi Penilai, meliputi:

a. Peluang untuk pengembangan dan peninjauan terhadap tugas individu

dan semua departemen yang dikaitkan dengan kebutuhan perusahaan.

b. Identifikasi ide-ide dan peningkatan.

c. Peningkatan kepuasan tugas.

d. Peningkatan kesadaran terhadap nilai pribadi.

e. Peluang untuk menghubungkan tim, tujuan individu dan sasaran

dengan tujuan departemen dan organisasi.

f. Peluang untuk menjelaskan perkiraan kontribusi yang diharapkan

manajer terhadap tim dan induvidu.

g. Peluang untuk memperbaiki prioritas sasaran.

h. Membangun hal-hal yang lebih produktif dengan staf atas dasar

saling percaya dan pengertian.

3. Manfaat Bagi Yang Dinilai, meliputi:

a. Meningkatkan motivasi kerja semua unit organisasi.

b. Meningkatkan kepuasan kerja semua unit organisasi.

c. Meningkatkan kesadaran pentingnya nilai pribadi setiap

organisasi.

d. Adanya kejelasan pengertian tentang apa yang diharapkan dan apa

yang diperlukan untuk mencapai harapan tersebut.

e. Peluang untuk mendiskusikan masalah dalam pekerjaan dan

bagaimana mengatasinya.

f. Peluang untuk mendiskusikan aspirasi dan arahan, dukungan atau

pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi aspirasi tersebut.

g. Meningkatkan hubungan kerja antar manajer.

2.3.4 Penggunaan Statistical Process Control (SPC-Tools)

Di dalam memantau dan mengukur pencapaian kinerja terhadap Standard

Mutu, sering digunakan SPC-Tools (Statistical Process Control) sebagai alat untuk

mengukur kinerja tersebut. SPC-Tools adalah suatu teknik untuk menganalisis

Page 16: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

masalah-masalah pada proses bisnis dan industri yang digunakan untuk penerapan

perbaikan proses secara berkesinambungan, adapun jenis-jenis SPC-Tools yang

sering digunakan adalah:

1. Flow Chart Process,

yaitu gambar yang menjelaskan langkah-langkah utama, percabangan,

hasil kejadian dari proses.

2. Collection Data,

yaitu pengumpulan data yang diperlukan untuk analisis, pertanyaan yang

umum digunakan: mengapa, apa, dimana, berapa, kapan, bagaimana,

siapa.

3. Checksheet,

yaitu metode yang terorganisir untuk merekam data.

4. Pareto Analysis,

yaitu pendekatan terpadu untuk identifikasi, ranking, dan usaha untuk

menghilangkan cacar (defect) secara permanen, dan berfokus pada

sumber kesalahan yang penting.

5. Histogram,

yaitu distribusi yang menunjukkan frekuensi dari kejadian dan keragaman

data (variasi proses) meliputi nilai range terkecil dan terbesar.

6. Causes and Effect Diagram,

yaitu gambar yang menjelaskan elemen-elemen proses untuk

menganalisis sumber variasi dari proses atau sering disebut dengan

diagram ”Tulang Ikan”

7. Run Chart,

yaitu grafik yang menunjukkan karakteristik dari nilai berdasarkan urutan

waktu.

8. Scatter Diagram,

yaitu diagram tebar yang menunjukkan korelasi antara satu variabel

dengan variabel lainnya.

9. Control Charts,

Page 17: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

yaitu grafik yang memproyeksikan nilai-nilai statistik termasuk di

dalamnya sumbu garis pusat dan satu atau lebih garis batas kendali

(control limits) berdasarkan urutan waktu

10. Radar Chart,

yaitu grafik yang menunjukkan korelasi antar komponen dan batasan

maksimum yang ditetapkan serta nilai yang telah dicapai pada setiap

komponen.

Untuk pengukuran dan pemantauan mutu SPC-Tools yang sering digunakan

adalah Radar Chart, karena grafik ini secara jelas memberikan korelasi antar

komponen dan pencapaian nilai serta batas maksimum komponen tersebut. Kelima

komponen tersebut ditinjau terhadap 4 (empat) faktor pengukuran, yaitu:

a. System,

adalah perangkat/ unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga

membentuk suatu totalitas, hal yang ditinjau pada kelima komponen beserta

subnya adalah dengan pengecekan, apakah sistem sudah berjalan secara

konsisten atau tidak,

b. Dokumentasi dan record-record,

adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi,

hal yang ditinjau pada kelima komponen beserta subnya dengan pengecekan,

apakah sudah tersedia dokumentasi dan record-record dari sistem yang

sedang berjalan secara konsisten atau tidak,

c. Control,

adalah pengawasan, pemeriksaan, pengendalian, hal yang ditinjau pada

kelima komponen beserta subnya dengan pengecekan, apakah sudah

dilakukan pengawasan dari sistem yang sedang berjalan secara konsisten atau

tidak,

d. Evaluation,

adalah penilaian, hal yang ditinjau pada kelima komponen beserta subnya

dengan pengecekan, apakah sudah dilakukan evaluasi dari sistem yang

sedang berjalan secara konsisten atau tidak.

2.4 Metode Fishbone diagram / Cause-and-Effect Diagram/ Ishikawa Diagram

Menurut Besterfield (2009), diagram sebab akibat adalah gambar yang

terdiri atas garis dan simbol-simbol untuk merepresentasikan hubungan yang

Page 18: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

penting antara sebab dan akibat. Perhatian penting dapat menghasilkan hasil yang

lebih akurat dan berguna:

1. Partisipasi dari setiap orang dari tim diperlukan dimana setiap orang

memberikan ide pada saat bersamaan. Jika seseorang tidak dapat berpikir

penyebab minor, maka orang tersebut dapat melewati tahap tersebut. Ide lain

dapat terbentuk pada tahap berikutnya.

2. Kuantitas dari ide lebih baik daripada kualitas. Ide seseorang akan memicu

ide orang lain, dan akan terbantuk rantai reaksi. Biasanya, ide-ide sederhana

akan membawa ke solusi terbaik.

3. Tidak diperbolehkan untuk mengkritik ide. Seharusnya ada keadaan bebas

bertukar informasi yang membebaskan imajinasi.

4. Faktor utama dari partisipasi adalah kemungkinan dilihatnya diagram.

Untuk mencari penyebab minor diperlukan dua atau tiga lembar kertas.

5. Membuat suasana berorientasi solusi dan bukan sesi keluhan. Fokus pada

penyelesaian masalah daripada mendiskusikan bagaimana itu dimulai.

Pemimpin tim seharusnya bertanya menggunakan mengapa, apa, dimana,

dimana, siapa, dan bagaimana tekniknya.

6. Biarkan ide selama beberapa waktu dan lakukan tahap brainstorming lagi.

Siapkan tim dengan banyak ide setelah tahap pertama. Saat tidak ada ide

yang terkumpullagi, brainstorming dihentikan. Setelah diagram sebab

akibat selesai, harus ditentukan penyebab yang paling sering. Kegiatan ini

dipenuhi di tahap yang berbeda. Prosedumya dengan setiap orang memilih

penyebab minor. Tim member dapat memilih lebih dari satu penyebab

minor, dan mereka tidak perlu memilih dari penyebab yang mereka

diberikan. Penyebab yang paling banyak terpilih dilingkari, dan keempat dan

kelima penyebab paling sering ditentukan.

Diagram sebab akibat berguna pada:

1. Menganalisis kondisi sebenamya dengan tujuan perbaikan produk atau jasa,

lebih efisien menggunakan sumber daya dan mengurangi biaya.

2. Menghilangkan kondisi-kondisi penyebab produk cacat atau jasa dan

customer complaint.

3. Mengstandarkan operasi yang ada dan yang diusulkan.

4. Pendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan

tindakan perbaikan. Ada tiga jenis diagram sebab dan akibat yaitu, tipe

Page 19: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

penyebab enumeration, dispersion analisis, dan proses analisis. Perbedaan

dari ketiga tipe tersebut adalah pada organisasi dan penyusunan. Penyebab

enumeration, seperti yang disebutkan Gitlow di atas. Dispersion analisis

terlihat seperti penyebab enumeration pada saat keduanya selesai.

Perbedaannya pada pendekatan untuk membangun diagram. Untuk tipe ini,

setiap cabang utama diisi lengkap sebelum memulai pekerjaan pada cabang

lain. Juga, tujuannya untuk menganalisa penyebab dari dispersion atau

variablity. Proses analisis adalah tipe ketiga, dan ter!ihat berbeda dari kedua

tipe lainnya. Dalam tujuan membangun diagram ini, diperlukan menulis

setiap langkah dalam proses produksi. Langkah-langkah pada proses

produksi seperti mengangkut, memotong, dan lain-lain menjadi penyebab

utama. Penyebab minor kemudian dihubungkan ke penyebab utamanya.

Diagram sebab akibat ini untuk elemen-elemen termasuk di dalam suatu

operasi. Kemungkinan lain adalah operasi di dalam proses, suatu proses

perakitan, dan lain-lain. Keuntungan dari diagram ini adalah mudah

untuk dibuat dan sederhana, dimana hanya mengikuti urutan produksi.

Gambar 2.3 Fishbone Diagram / Ishikawa Diagram

Sumber: http://www.envisionsoftware.com/es_imgs/ Fishbone _Diagram.gif

Menurut Hardipurba (2008) Diagram Fishbone dari Ishikawa menjadi satu

tool yang sangat populer dan dipakai di seluruh penjuru dunia dalam

Page 20: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

mengidentifikasi faktor penyebab problem/masalah. Alasannya sederhana. Fishbone

diagram tergolong praktis, dan memandu setiap tim untuk terus berpikir menemukan

penyebab utama suatu permasalahan. Diagram “tulang ikan” ini dikenal

dengancause and effect diagram. Rangka analisis diagram Fishbone bentuknya ada

kemiripan dengan ikan, dimana ada bagian kepala (sebagai effect).

Menurut Tague, 2005, p.247, Fishbone diagram(diagram tulang ikan —

karena bentuknya seperti tulang ikan)sering juga disebut Cause-and-Effect Diagram

atau Ishikawa Diagram diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli

pengendalian kualitas dari Jepang, sebagai satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic

quality tools). Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi

kemungkinan penyebab masalah dan terutama ketika sebuah team cenderung jatuh

berpikir pada rutinitas.

Diagram tulang ikan atau Fishbone diagram adalah salah satu metode / tool

di dalam meningkatkan kualitas. Sering juga diagram ini disebut dengan diagram

Sebab-Akibat atau cause effect diagram. Fishbone diagram akan mengidentifikasi

berbagai sebab potensial dari satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah

tersebut melalui sesi brainstorming . Masalah akan dipecah menjadi sejumlah

kategori yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan,

dan sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan

melalui sesi brainstorming.

Berikut diberikan contoh yang bias dijadikan panduan untuk merumuskan

faktor-faktor utama dalam mengawali pembuatan Diagram Cause and Effect.

a) The 5 M’s (digunakan untuk perusahaan manufaktur)

1) Machine (Equipment),

2) Method (Process/Inspection)

3) Material (Raw,Consumables etc.)

4) Man power.

5) Mother Nature

b) The 8 P’s (digunakan pada industri jasa)

1) People

2) Process

3) Policies

4) Procedures

5) Price

Page 21: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

6) Promotion

7) Place/Plant

8) Product

c) The 4 S’s (digunakan pada industri jasa):

1) Surroundings

2) Suppliers

3) Systems

4) Skills

d) 4 P (pendekatan manajemen pemasaran)

1) Price

2) Product

3) Place

4) Promotion

Dengan adanya diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab

dan Akibat)/ Ishikawa ini sebenarnya memberi banyak sekali keuntungan bagi dunia

bisnis. Selain memecahkan masalah kualitas yang menjadi perhatian penting

perusahaan. Masalah – masalah klasik lainnya juga terselesaikan. Masalah –

masalah klasik yang ada di industri manufaktur khususnya antara lain adalah:

a) keterlambatan proses produksi

b) tingkat defect (cacat) produk yang tinggi

c) mesin produksi yang sering mengalami trouble

d) output lini produksi yang tidak stabil yang berakibat kacaunya plan

produksi

e) produktivitas yang tidak mencapai target

f) complain pelanggan yang terus berulang.

Pada dasarnya diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab

dan Akibat)/ Ishikawa dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan berikut:

a) Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah

b) Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah

c) Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut

d) Mengidentifikasi tindakan (bagaimana) untuk menciptakan hasil yang

dinginkan

e) Membahas issue secara lengkap dan rapi

f) Menghasilkan pemikiran baru

Page 22: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

Penerapan diagram Fishbone (Tulang Ikan) / Cause and Effect (Sebab dan

Akibat)/ Ishikawa ini dapat menolong kita untuk dapat menemukan akar “penyebab”

terjadinya masalah khususnya di industri manufaktur dimana prosesnya terkenal

dengan banyaknya ragam variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya

permasalahan. Apabila “masalah” dan “penyebab” sudah diketahui secara pasti,

maka tindakan dan langkah perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan diagram

ini, semuanya menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita untuk dapat melihat

semua kemungkinan “penyebab” dan mencari “akar” permasalahan sebenarnya.

Apabila ingin menggunakan Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and

Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa, kita terlebih dahulu harus melihat, di

departemen, divisi dan jenis usaha apa diagram ini digunakan. Perbedaan

departemen, divisi dan jenis usaha juga akan mempengaruhi sebab – sebab yang

berpengaruh signifikan terhadap masalah yang mempengaruhi kualitas yang

nantinya akan digunakan.

2.4.1 Tujuan dan Manfaat Fishbone diagram

Tujuan dari penerapan Fishbone Diagrams (Diagram Tulang Ikan) adalah

diagram sebab-akibat yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi masalah

kinerja atau menemukan penyebab masalah baik penyebab utama maupun penyebab

lainnya. Diagram tulang ikan menyediakan struktur untuk diskusi kelompok sekitar

potensi penyebab masalah tersebut. Tujuan utama dari diagram tulang ikan adalah

untuk menggambarkan secara grafik cara hubungan antara penyampaian akibat dan

semua faktor yang berpengaruh pada akibat ini.

Fishbone Diagrams adalah alat analisis yang menyediakan cara sistematis

melihat efek dan penyebab yang membuat atau berkontribusi terhadap efek tersebut.

Karena fungsi diagram Fishbone , dapat disebut sebagai diagram sebab-akibat.

Fungsi dasar diagram tulang ikan adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi

penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian

memisahkan akar penyebabnya. Dengan menggunakan Fishbone diagram akan

diketahui penyebab yang saling berkaitan. Dengan demikian akan didapat kejelasan

dari permasalahan yang ada dimana perbaikan dapat dilakukan dengan mencari

masalahnya dan menyelesaikan permasalahan tersebut.

Dengan adanya diagram tulang ikan ini sebenarnya memberi banyak sekali

keuntungan bagi dunia bisnis. Selain memecahkan masalah kualitas yang menjadi

Page 23: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

perhatian penting perusahaan, masalah-masalah klasik yang dapat diselesaikan di

industri antara lain:

a. Keterlambatan proses produksi.

b. Tingkat defect (cacat) produk yang tinggi.

c. Mesin produksi yang sering mengalami masalah.

d. Output lini produksi yang tidak stabil yang berakibat kacaunya rencana

produksi.

e. Produktivitas yang tidak mencapai target.

f. Komplain pelanggan yang terus berulang.

Namun, pada dasarnya diagram tulang ikan dapat dipergunakan untuk

kebutuhan-kebutuhan berikut:

1. Membantu mengidentifikasi akar penyebab masalah dari suatu masalah.

2. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah.

3. Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut.

4. Mengidentifikasi tindakan untuk menciptakan hasil yang diinginkan.

5. Membuat issue secara lengkap dan rapi.

6. Menghasilkan pemikiran baru.

Beberapa manfaat lainnya dari membangun diagram tulang ikan adalah

membantu menentukan akar penyebab masalah atau karakteristik kualitas

menggunakan pendekatan terstruktur, mendorong partisipasi kelompok dan

memanfaatkan pengetahuan kelompok proses, serta mengidentifikasi area dimana

data harus dikumpulkan untuk studi lebih lanjut.

2.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Fishbone diagram

Kelebihan Fishbone diagrams adalah dapat menjabarkan setiap masalah

yang terjadi dan setiap orang yang terlibat di dalamnya dapat menyumbangkan saran

yang mungkin menjadi penyebab masalah tersebut. Sedangkan kekurangan

Fishbone diagrams adalah opinion based on tool dan di desain membatasi

kemampuan tim/pengguna secara visual dalam menjabarkan masalah yang

menggunakan metode “level why” yang dalam, kecuali bila kertas yang digunakan

benar-benar besar untuk menyesuaikan dengan kebutuhan tersebut. Serta biasanya

voting digunakan untuk memilih penyebab yang paling mungkin yang terdaftar pada

diagram tersebut.masalahnya dan menyelesaikan permasalahan tersebut.

Page 24: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

2.5 Kerangka Pemikiran

Page 25: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran Penelitian

Sumber: Hasil Analisi Data,2015

2.6 Rancangan Hipotesis

Tujuan Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

Page 26: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban diberikan baru pada teori yang

relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data. Sugiyono (2009:235),

Ha:Terdapat pengaruh antara variabel bebas dan terikat.

Ho:Tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas dan terikat.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis penelitian ini ditetapkan

sebagai berikut:

T1: untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dari Material / Bahan baku

terhadap Kinerja perusahaan di PT. BCMG Tani Berkah.

Ho: Tidak ada hubungan dan pengaruh dari Material / Bahan baku terhadap

Kinerja perusahaan di PT. BCMG Tani Berkah.

Ha: Ada hubungan dan pengaruh dari Material / Bahan baku terhadap Kinerja

perusahaan di PT. BCMG Tani Berkah.

T2: Untuk mengetahui hubungan dan pengaruh Man / Tenaga Kerja terhadap

Kinerja perusahaan di PT. BCMG Tani Berkah.

Ho: Tidak ada hubungan dan pengaruh dari Man / Tenaga Kerja terhadap

Kinerja perusahaan di PT. BCMG Tani Berkah.

Ha: Ada hubungan dan pengaruh dari Man / Tenaga Kerja terhadap Kinerja

perusahaan di PT. BCMG Tani Berkah.

T3: Untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dari Machine / Mesin terhadap

Kinerja perusahaan di PT. BCMG Tani Berkah.

Ho: Tidak ada hubungan dan pengaruh dari Machine / Mesin terhadap Kinerja

perusahaan di PT. BCMG Tani Berkah.

Ha: Ada hubungan dan pengaruh dari Machine / Mesin terhadap Kinerja

perusahaan di PT. BCMG Tani Berkah.

T4: Untuk mengetahui hubungan dan pengaruh Method / Metode terhadap

Kinerja perusahaan di PT. BCMG Tani Berkah.

Ho: Tidak ada hubungan dan pengaruh dari Method /Metode terhadap Kinerja

perusahaan di PT. BCMG Tani Berkah.

Ha: Ada hubungan dan pengaruh dari Method /Metode terhadap Kinerja

perusahaan di PT. BCMG Tani Berkah.

T5: untuk mengetahui hubungan dan pengaruh Mother Nature / Lingkungan

terhadap Kinerja perusahaan di PT. BCMG Tani Berkah.

Ho: Tidak ada hubungan dan pengaruh dari Mother Nature / Lingkungan

Page 27: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

terhadap Kinerja perusahaan di PT. BCMG Tani Berkah.

Ha: Ada hubungan dan pengaruh dari Mother Nature / Lingkungan terhadap

Kinerja perusahaan di PT. BCMG Tani Berkah.

T6: untuk mengetahui hubungan dan pengaruh Material, Man, Machine ,

Method , dan Mother Nature terhadap Kinerja perusahaan di PT. BCMG Tani

Berkah.

Ho: Tidak ada hubungan dan pengaruh dari Man/ Tenaga Kerja terhadap Kinerja

perusahaan di PT. BCMG Tani Berkah.

Ha: Ada hubungan dan pengaruh dari Man/ Tenaga Kerja terhadap Kinerja

perusahaan di PT. BCMG Tani Berkah.

Page 28: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2015-1... · Web viewPendidikan dan pelatihan personil dalam membuat keputusan dan kegiatan tindakan perbaikan. Ada

44