ceppit.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB II PEMBAHASAN . ... Pertumbuhan ekonomi yang...

30
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN BAB III KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Transcript of ceppit.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB II PEMBAHASAN . ... Pertumbuhan ekonomi yang...

Page 1: ceppit.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB II PEMBAHASAN . ... Pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda dan perbedaan pola distribusi pendapatan yang signifikan di berbagai negara

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PEMBAHASAN

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 2: ceppit.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB II PEMBAHASAN . ... Pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda dan perbedaan pola distribusi pendapatan yang signifikan di berbagai negara

BAB I

PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda dan perbedaan pola distribusi pendapatan yang

signifikan di berbagai negara di dunia merupakan fenomena yang tidak terlalu mudah untuk

dijelaskan oleh ekonom. Sampai saat ini banyak sekali studi literatur yang mengupas masalah

pertumbuhan ekonomi yang dialami negara-negara di dunia. Pada umumnya, ada tiga isu yang

paling sering dibahas dan saling terkait dalam masalah pertumbuhan, yakni : world growth,

country growth, dan inequality of income level.

Seiring dengan semakin kompleksnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi, para ekonom pun

sudah berusaha mengembangkan berbagai model pertumbuhan yang mencoba menjelaskan

mengapa ada sebagian negara yang kaya dan sebagian yang lain miskin. Namun, sampai saat ini

belum ada model pertumbuhan ekonomi yang benar-benar powerful dalam menjelaskan faktor-

faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi itu sendiri tanpa membuat penyederhanaan

melalui asumsi-asumsi yang kurang realistis di dalam dunia nyata.

Mungkin hanya sedikit penjelasan memuaskan yang bisa diberikan, sebagai contoh,

mengapa negara-negara Asia Timur bisa mengalami pertumbuhan yang sangat cepat (Asian

Miracles) dibandingkan dengan negara-negara di kawasan lain dalam tiga dekade terakhir.

Mengapa Jerman dan Jepang bisa bangkit dan mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih baik

setelah Perang Dunia II berakhir. Kasus yang lebih ekstrem, mengapa negara-negara di kawasan

Afrika tidak pernah lepas dari masalah kemiskinan yang berkepanjangan.

Berbagai pendekatan dilakukan untuk menganalisis dan memperoleh hasil yang lebih

baik mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan. Sisi konsumsi dan investasi

paling sering dibahas. Keterkaitan faktor-faktor produksi yang paling dasar seperti jumlah

modal, jumlah pekerja, serta kemajuan teknologi juga dilibatkan dalam analisis tetapi pada

kenyataannya tidak semua kasus pertumbuhan ekonomi yang dialami berbagai negara dapat

dijelaskan dengan model pertumbuhan yang sama.

Model pertumbuhan Solow memiliki penjelasan yang sangat esensial dan merupakan

starting point bagi hampir seluruh analisis pertumbuhan ekonomi,

Page 3: ceppit.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB II PEMBAHASAN . ... Pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda dan perbedaan pola distribusi pendapatan yang signifikan di berbagai negara

BAB II

PEMBAHASAN

1. Teori Pembangunan Solow

Model Solow sebagai salah satu model pertumbuhan ekonomi memberikan

analisis statis bagaimana keterkaitan antara akumulasi modal, pertumbuhan populasi

penduduk, dan perkembangan teknologi serta pengaruh ketiganya terhadap tingkat

produksi output. Model ini memberikan jawaban atas pertanyaan mengapa perekonomian

di suatu negara bisa tumbuh lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi di negara lain.

Sebelum menganalisis lebih dalam, kita perlu mengetahui asumsi-asumsi yang

digunakan dalam model Solow. Selanjutnya, asumsi-asumsi tersebut akan kita lepas satu

per satu untuk melihat bagaimana dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi suatu

negara.

I. Akumulasi Modal

Asumsi pertama model Solow adalah dengan menganggap tidak ada perubahan

pada angkatan kerja dan teknologi ketika terjadi proses akumulasi modal dalam

perekonomian di suatu negara. Proses akumulasi modal ini nantinya hanya

ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap barang.

a. Penawaran terhadap Barang dan Fungsi Produksi

Dalam model Solow, output bergantung pada persediaan modal dan jumlah

tenaga kerja. Hal ini dituliskan dalam bentuk persamaan sebagai berikut :

Constant return to scale

Y = F (K, L) zY = F (zK, zL)

Page 4: ceppit.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB II PEMBAHASAN . ... Pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda dan perbedaan pola distribusi pendapatan yang signifikan di berbagai negara

Untuk memudahkan analisis, kita nyatakan seluruh variabel dalam perekonomian

per tenaga kerja atau dengan mengganti nilai z dengan 1/L. Dengan demikian,

diperoleh :

Persamaan di

atas menunjukkan jumlah output per tenaga kerja adalah fungsi dari jumlah modal per

tenaga kerja.

Untuk setiap modal ‘k’, fungsi di atas menunjukkan berapa banyak output yang

diproduksi dalam perekonomian. Dari fungsi produksi di atas, jika kita derivasikan satu

kali, akan diperoleh marginal product of capital (MPK) yang didefinisikan sebagai

seberapa banyak output tambahan yang dihasilkan oleh seorang pekerja ketika

mendapatkan satu unit modal tambahan. Secara matematis :

Dari persamaan ini ketika nilai ‘k’ rendah, rata-rata pekerja hanya memiliki

sedikit modal untuk bekerja, sehingga satu unit modal tambahan akan begitu berguna

dan dapat memproduksi output tambahan lebih banyak. Ketika nilai ‘k’ tinggi, rata-rata

pekerja memiliki banyak modal, sehingga satu unit tambahan modal hanya akan sedikit

menghasilkan output tambahan.

b. Permintaan terhadap Barang dan Fungsi Konsumsi

Peranan permintaan terhadap barang dalam model Solow berasal dari konsumsi

dan investasi. Dengan kata lain, output per pekerja merupakan jumlah dari konsumsi

per pekerja dan investasi per pekerja.

National income accounts

Y/L = (K/L, 1) Y = f(k)

MPK = f(k+1) – f(k)

Page 5: ceppit.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB II PEMBAHASAN . ... Pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda dan perbedaan pola distribusi pendapatan yang signifikan di berbagai negara

y = c + i

Dalam model Solow, diasumsikan setiap tahun seseorang akan menabung

sebagian dari pendapatan mereka sebesar ‘s’ dengan nilai given dan mengkonsumsi

sebesar (1-s) dari pendapatan mereka. Dengan demikian, kita bisa menyatakan

gagasan ini dalam bentuk fungsi konsumsi sederhana, yaitu :

Untuk

melihat pengaruh fungsi konsumsi ini terhadap investasi, kita substitusikan

persamaan di atas ke dalam identitas perhitungan pendapatan nasional, sehingga

diperoleh lah bahwa tingkat investasi sama dengan tabungan. Jadi secara tidak

langsung, tingkat tabungan ‘s’ menunjukan seberapa besar bagian output yang

dialokasikan untuk investasi.

y = (1-s) y + i

i = sy

c. Investasi dan Depresiasi

Seiring dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi, persediaan modal akan

mengalami perubahan. Perubahan ini dapat bersumber dari dua hal : investasi dan

depresiasi. Investasi berupa perluasan usaha dan penambahan modal, sedangkan

depresiasi mengacu pada penggunaan modal sehingga persediaan modal berkurang.

c = (1-s) y Y = (1-s) y + i

i = s.f(k)

Page 6: ceppit.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB II PEMBAHASAN . ... Pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda dan perbedaan pola distribusi pendapatan yang signifikan di berbagai negara

Persamaan di atas mengaitkan persediaan modal ‘k’ yang dimiliki dengan

akumulasi modal ‘i’ baru. Untuk memasukkan depresiasi ke dalam model, kita

asumsikan bahwa sebagian dari persediaan modal menyusut setiap tahun sebesar δ

(tingkat depresiasi). Dengan demikian, kita bisa menyatakan dampak investasi dan

depresiasi terhadap persediaan modal ke dalam bentuk persamaan :

∆k = s.f(k) – δk

∆k = i – δk

Dimana ∆k menunjukkan perubahan persediaan modal antara satu tahun

tertentu ke tahun berikutnya. Dari persamaan di atas, kita mengetahui bahwa

semakin tinggi persediaan modal, maka semakin besar jumlah output dan investasi.

Namun, semakin tinggi persediaan modal, maka semakin besar pula jumlah

depresiasinya. Ketika perekonomian berada di dalam kondisi tertentu, yakni pada

saat jumlah investasi sama dengan jumlah depresiasi, persediaan modal dalam

perekonomian dinyatakan dalam k* (saat ∆k = 0).

Kondisi ini disebut steady state level of capital, dimana persediaan modal ‘k’

dan output ‘f(k)’ berada dalam kondisi mapan sepanjang waktu (tidak akan

bertumbuh ataupun menyusut). Kita juga dapat mengetahui berapa tingkat modal per

pekerja pada kondisi steady state dengan menggunakan persamaan di atas. Kondisi

steady state ini, dengan kata lain, menunjukkan ekuilibrium perekonomian di jangka

panjang.

e. Pengaruh Tabungan Terhadap Pertumbuhan

Model Solow menunjukkan bahwa tingkat tabungan adalah determinan penting

dari persediaan modal pada kondisi steady-state. Dengan kata lain, jika tingkat

tabungan tinggi, maka perekonomian akan mempunyai persediaan modal yang

besar dan tingkat ouput yang tinggi, serta sebaliknya. Dasar dari model Solow inilah

yang kemudian banyak dikaitkan dengan kebijakan fiskal. Defisit anggaran yang

terjadi terus-menerus dapat mengurangi tabungan nasional dan menyusutkan

Page 7: ceppit.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB II PEMBAHASAN . ... Pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda dan perbedaan pola distribusi pendapatan yang signifikan di berbagai negara

kemampuan berinvestasi. Konsekuensi dalam jangka panjang, yakni rendahnya

persediaan modal dan pendapatan nasional.

Dalam kaitannya dengan tingkat pertumbuhan, menurut Solow, tingkat

tabungan yang lebih tinggi hanya akan meningkatkan pertumbuhan untuk sementara

sampai perekonomian mencapai kondisi steady-state baru yang lebih tinggi dari

sebelumnya. Jika perekonomian mempertahankan tingkat tabungan yang tinggi,

maka hal itu hanya akan mempertahankan persediaan modal yang besar dan tingkat

output yang tinggi tanpa mempertahankan tingkat pertumbuhan yang tinggi.

f. Tingkat Modal Golden-Rule

Ketika pembuat kebijakan menentukan kondisi steady-state yang ingin dicapai

dalam perekonomian, maka hal itu haruslah ditujukan untuk memaksimalkan

kesejahteraan individu yang membentuk masyarakat. Individu tidak akan

mempermasalahkan jumlah modal dalam perekonomian atau jumlah output yang

dihasilkan. Individu hanya akan peduli pada jumlah barang dan jasa yang dapat

mereka konsumsi. Dengan kata lain, pembuat kebijakan harus memilih kondisi

steady-state dengan tingkat konsumsi tertinggi. Nilai kondisi steady-state yang

memaksimalkan tingkat konsumsi ini disebut tingkat modal kaidah emas atau golden

rule level of capital dan dinyatakan dengan ‘k*emas’.

II. Pertumbuhan Populasi

Model solow menunjukkan bahwa akumulasi modal tidak bisa menjelaskan

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Tingkat tabungan yang tinggi

menyebabkan pertumbuhan yang tinggi hanya secara temporer, tetapi pada akhirnya

perekonomian akan mendekati kondisi steady-state dimana jumlah modal dan

tingkat output konstan. Agar model Solow bisa menjelaskan bagaimana

pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dapat terjadi, maka diperlukan perluasan

asumsi – yakni adanya pertumbuhan populasi dan kemajuan teknologi.

a. Pertumbuhan Populasi dalam kondisi Steady-State

Page 8: ceppit.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB II PEMBAHASAN . ... Pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda dan perbedaan pola distribusi pendapatan yang signifikan di berbagai negara

∆k = sf(k) – (δ + n) k

Pertumbuhan populasi, secara bersama-sama dengan investasi dan depresiasi,

akan mempengaruhi akumulasi modal per pekerja. Pertumbuhan jumlah pekerja

akan menyebabkan modal per pekerja turun. Karena jumlah pekerja terus bertambah

sepanjang waktu maka :

∆k = i – (δ + n) k

Simbol (δ + n) k menunjukkan investasi impas atau break-even investment –

jumlah investasi yang dibutuhkan untuk menjaga persediaan modal per pekerja tetap

konstan. break-even investment mencakup depresiasi modal (yakni δk) dan juga

mencakup jumlah investasi yang dibutuhkan untuk menyediakan modal bagi para

pekerja baru (nk). Dengan demikian, persamaan di atas menunjukkan bahwa

pertumbuhan populasi mengurangi akumulasi modal per pekerja lebih banyak dari

depresiasi.

Perekonomian akan berada dalam kondisi steady-state jika modal per pekerja

(k) tidak berubah. Dalam kondisi steady-state, dampak positif investasi terhadap

persediaan modal per pekerja akan menyeimbangkan dampak negatif depresiasi dan

pertambahan populasi. Yaitu pada k* , ∆k =0 , dan i* = δk* + nk*. Begitu

perekonomian berada dalam kondisi steady-state, maka investasi akan memiliki dua

tujuan, yakni mengganti modal yang terdepresiasi (δk*) dan memberi modal bagi

pekerja baru (nk*).

b. Dampak Pertumbuhan Populasi

Pertumbuhan populasi dalam menjelaskan model Solow dalam tiga cara.

Pertama, pertumbuhan populasi membantu menjelaskan pertumbuhan ekonomi

berkelanjutan. Dalam kondisi steady-state dengan pertumbuhan populasi, modal per

pekerja dan output per pekerja adalah konstan. Namun, karena jumlah pekerja

bertambah pada tingkat ‘n’ , modal total dan output total harus bertambah pada

tingkat ‘n’. Kedua, pertumbuhan populasi menjelaskan mengapa sebagian neagra

Page 9: ceppit.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB II PEMBAHASAN . ... Pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda dan perbedaan pola distribusi pendapatan yang signifikan di berbagai negara

kaya dan sebagian lainnya miskin. Kenaikan tingkat populasi akan mengurangi

tingkat modal per pekerja pada kondisi steady-state (k* lebih rendah). Nilai k* yang

lebih rendah menyebabkan y* (tingkat output) lebih rendah. Jadi, model Solow

memprediksi bahwa negara-negara dengan pertumbuhan populasi yang lebih tinggi

akan memiliki GDP per kapita yang lebih rendah. Ketiga, pertumbuah populasi

mempengaruhi kriteria kita untuk menentukan tingkat modal yang memenuhi

Golden Rule (memaksimalkan konsumsi).

Yakni, model Solow di atas belum bisa menjelaskan pertumbuhan yang terus-

menerus dalam hal standar kehidupan yang dialami oleh sebagian negara. Negara

yang lebih banyak menabung dan menginvestasikan sebagian besar output lebih

kaya daripada negara yang lebih sedikit menabung dan berinvestasi. Negara yang

tingkat pertumbuhan populasinya yang lebih tinggi lebih miskin daripada negara

yang tingkat pertumbuhan populasinya lebih rendah. Dengan model Solow yang kita

miliki, ketika perekonomian berada dalam kondisi steady-state, output pekerja

berhenti bertambah. Dengan demikian, untuk menjelaskan pertumbuhan tersebut kita

perlu memasukkan kemajuan teknologi ke dalam model.

III. Perkembangan Teknologi

a. Efisiensi Tenaga Kerja

Untuk memasukkan kemajuan teknologi, kita harus kembali ke fungsi produksi

yang mengaitkan modal total K dan tenaga kerja total L dengan output total Y.

‘E’ adalah

efisiensi tenaga

kerja yang mencerminkan kemajuan teknologi. Ketika teknologi mengalami

Y = F(K,L) Y = F(K,L x E)

Page 10: ceppit.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB II PEMBAHASAN . ... Pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda dan perbedaan pola distribusi pendapatan yang signifikan di berbagai negara

kemajuan, maka efisiensi tenaga kerja meningkat. ‘L x E’ mengukur jumlah para

pekerja efektif dengan menghitung jumlah pekerja L dan efisiensi masing-masing

pekerja E. Fungsi produksi yang baru ini menyatakan bahwa output total Y

bergantung pada jumlah unit modal K dan jumlah pekerja efektif, yakni ‘L x E’.

Asumsi yang paling sederhana tentang kemajuan teknologi adalah bahwa

kemajuan teknologi menyebabkan efisiensi tenaga kerja E tumbuh pada tingkat

konstan ‘g’, dimana ‘g’ adalah tingkat kemajuan teknologi yang mengoptimalkan

tenaga kerja (labor-augmenting technological progress). Karena angkatan kerja L

tumbuh pada tingkat n dan efisiensi dari setiap unit tenaga kerja E tumbuh pada

tingkat g, maka jumlah pekerja efektif L x E tumbuh pada tingkat n + g.

b. Dampak Kemajuan Teknologi

Ada empat variabel kunci dalam kondisi steady-state dengan kemajuan

teknologi, yakni : modal per pekerja efektif, output per pekerja efektif, ouput per

pekerja, dan output total. Modal per pekerja efektif k adalah konstan dalam kondisi

steady-state. Karena y = f(k) , maka ouput per pekerja efektif juga konstan.

Variabel inilah yang menunjukkan kuantitas per pekerja efektif yang stabil pada

kondisi steady-state.

Dengan adanya kemajuan teknologi, model Solow akhirnya bisa menjelaskan

kenaikan yang berkelanjutan dalam standar kehidupan yang dialami oleh berbagai

negara. Yaitu, model Solow telah menunjukkan bahwa kemajuan teknologi bisa

mengarah ke pertumbuhan yang berkelanjutan dalam output per pekerja. Tingkat

tabungan yang tinggi mengarah ke tingkat pertumbuhan yang tinggi hanya jika

kondisi steady-state dicapai.

Sekali perekonomian berada dalam kondisi steady-state, tingkat pertumbuhan

output per pekerja hanya bergantung pada tingkat kemajuan teknologi. Kemajuan

teknologi juga memodifikasi kriteria untuk kondisi Golden Rule. Tingkat modal

pada Golden Rule kini didefinisikan sebagai kondisi steady-state yang

memaksimalkan konsumsi per pekerja efektif.

Page 11: ceppit.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB II PEMBAHASAN . ... Pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda dan perbedaan pola distribusi pendapatan yang signifikan di berbagai negara

Dengan mengikuti argumen yang kita gunakan sebelumnya, kita bisa

menunjukkan bahwa konsumsi per pekerja efektif pada kondisi steady-state adalah :

c* = f(k*) – (δ + n + g)*

Konsumsi pada kondisi steady-state akan dimaksimalkan jika :

MPK= δ + n + g

MPK - δ = n + g

Yakni, pada tingkat modal Golden Rule, produk marjinal modal netto (MPK-

δ) sama dengan tingkat pertumbuhan output total (n+g). Karena perekonomian

aktual mengalami pertumbuhan populasi dan kemajuan teknologi, maka kita harus

menggunakan kriteria ini untuk mengetahui apakah perekonomian memiliki modal

yang lebih besar atau lebih kecil dari kondisi steady state yang memenuhi Golden

Rule.

2. Implementasi Teori Solow Di Indonesia

Teori yang dicetuskan oleh Robert Solow tentang pertumbuhan ekonomi dimulai

dengan melakukan asumsi dasar tentang neoklasikal fungsi produksi dengan decreasing

returns to capital. Dimana rates of saving dan pertumbuhan populasi adalah faktor yang

eksogenous. Kedua variabel itulah menentukan kondisi steady-state level of income.

Karena masing-masing negara memiliki kondisi saving rate dan pertumbuhan populasi

yang berbeda, maka berbeda pula tingkat steady state di negara-negera tersebut. Semakin

tinggi tingkat saving, semakin kaya negara tersebut. Dan Semakin tinggi tingkat

population growth, semakin miskinlah negara tersebut. Mungkin itulah kesimpulan dari

Solow Growth.

Dalam paper yang berjudul “A contribution to the empirics of economic growth”

mengatakan bahwa Solow secara benar telah menunjukan arah dari pengaruh tingkat

saving dan population growth kepada pertumbuhan ekonomi, yang mempengaruhi

Page 12: ceppit.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB II PEMBAHASAN . ... Pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda dan perbedaan pola distribusi pendapatan yang signifikan di berbagai negara

tingkat income per capita. Namun lebih lanjut dia mengatakan bahwa Solow telah salah

dalam menentukan magnitude yang berlebihan terhadap pengaruh kedua variabel

tersebut. Maka dari itu pembuktian dari studi empiris penting dilakukan di kedua variabel

tersebut, yaitu saving rate dan population growth (human capital).

Saving Rates dan Growth

Berbagai literatur mencoba mengungkapkan hubungan yang terjadi antara saving

rate dan economic growth dengan 3 fokus studi : pertama, adalah dengaan mencoba

mengungkapkan sumber dari pertumbuhan ekonomi dan melihat efek positif apa yang

dapat ditimbulkan dari sebuah variabel eksogen bernama saving rate kepada tingkat

income dan pertumbuhan. Kedua, adalah berusaha mencari faktor-faktor apa saja yang

menjadi determinan bagi terciptanya saving rate yang mendukung pertumbuhan. Ketiga,

adalah mencari tahu hubungan kausalitas antara saving rate dengan growth.

Baik itu Harrod-Domar Model, Teori Neoclassical economic growth (Model

Solow), ataupun Teori post-neoclassical economic growth sama-sama menempatkan

saving sebagai salah satu variabel yang penting. Namun tentu dengan peranan yang

berbeda-beda pada setiap teorinya. Model pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar

menempatkan saving sebagai faktor utama bagi pembentukan economic growth.

Pertumbuhan ekonomi dalam model ini tergantung pada marginal propensity to save dan

capital-outut ratio-nya.

Lain halnya pada teori neoklasikal pertumbuhan ekonomi atau lebih dikenal

dengan solow growth model. Solow meyakini walaupun saving menjadi faktor yang

penting namun menurutnya dalam pertumbuhan ekonomi, saving rate hanyalah sebuah

titik level yang tidak memiliki pengaruh di dalam ekonomi jangka panjang karena hanya

bersifat temporer,. Sedangkan teori pertumbuhan ekonomi post-neoklasikal yang muncul

sekitar tahun 1980-an menyatakan sebaliknya. Teori ini menyatakan bahwa kenaikan

yang terjadi pada saving rate akan mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi ke tingkat

yang lebih tinggi secara permanen, tidak hanya temporer saja. Saving rate pada teori ini

menimbulkan efek positif pada investasi dan akumulasi kapital.

Page 13: ceppit.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB II PEMBAHASAN . ... Pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda dan perbedaan pola distribusi pendapatan yang signifikan di berbagai negara

Studi tentang arah dan hubungan kausalitas antara saving dengan growth juga

tidak kalah pentingnya. Studi-studi ini menghasilkan beberapa model yang

menggambarkan korelasi-korelasi yang berbeda antara kedua variabel tersebut. Jenis

model yang pertama menyatakan bahwa hampir semua growth model mensyaratkan high-

saving rate bila perekonomian ingin tumbuh. Entah di jangka pendek, seperti yang Solow

katakan, ataupun di jangka panjang seperti di banyak endogenous growth model. Pastinya

semua sama, saving rate yang tinggi akan menciptakan economic growth yang tinggi

pula.

Secara umum, laju pertumbuhan penduduk dianggap sebagai salah satu faktor

positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, peran laju pertumbuhan

penduduk terhadap pembangunan ekonomi sepenuhnya tergantung pada kemampuan

sistem perekonomian untuk menyerap dan secara produktif memanfaatkan tambahan

tenaga kerja. Adapun kemampuan itu sendiri lebih lanjut dipengaruhi oleh tingkat jenis

akumulasi modal dan tersedianya input atau faktor penunjang seperti kecakapan

manajerial dan administrasi.

Selain jumlah penduduk, peran tenaga kerja terhadap pertumbuhan PDB juga

sangat tergantung pada kualitas tenaga kerja tersebut. Teori Human Capital menjelaskan

bahwa seseorang dapat meningkatkan penghasilannya melalui jenjang pendidikan yang

lebih tinggi. Selain penundaan penerimaan penghasilan, orang yang melanjutkan

pendidikan harus membayar biaya secara langsung. Setelah tamat dari pendidikan yang

ditempuhnya, sangat diharapkan seseorang itu bisa mendapatkan penghasilan yang lebih

tinggi dan berujung pada pertumbuhan ekonomi di daerahnya. Semakin tinggi tingkat

pendidikan penduduk mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Laju

pertumbuhan modal manusia dipandang sebagai mesin pertumbuhan utama yang

memiliki peranan menggerakkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Teori Solow

menyatakan bahwa laju pertumbuhan modal manusia berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan ekonomi, yang disebabkan moda manusia merupakan input kunci pokok

untuk sector riset sehingga ditemukan produk atau ide baru. Dengan demikian, negara-

negara dengan stock awal modal manusia yang lebih tinggi, ekonominya tumbuh lebih

cepat. Sehingga modal manusia disadari merupakan sumber pertumbuhan yang penting

Page 14: ceppit.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB II PEMBAHASAN . ... Pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda dan perbedaan pola distribusi pendapatan yang signifikan di berbagai negara

dalam teori pertumbuhan endogen. Modal manusia merujuk pada stok pengetahuan dan

keterampilan berproduksi seseorang. Pendidikan adalah salah satu cara dimana individu

meningkatkan modal manusianya. Argumen yang disampaikan pendukung teori ini ialah

manusia yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, yang diukur juga dengan

lamanya waktu sekolah, akan memiliki pekerjaan dan upah yang lebih baik dibanding

yang pendidikannya lebih rendah. Apabila upah mencerminkan produktivitas, maka

semakin banyak orang yang memiliki pendidikan tinggi, semakin tinggi produktivitas dan

hasilnya ekonomi nasional akan bertumbuh lebih tinggi. Semakin tinggi pendidikan

seseorang, diharapkan stok modal manusianya semakin tinggi. Dikarenakan modal

manusia memiliki hubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi maka implikasinya

pendidikan juga memiliki hubungan positif dengan produktivitas atau pertumbuhan

ekonomi.

Ekonomi yang berorientasi ekspor dapat dipahami melalui export-led growth

yang merupakan kebijakan ekonomi dan perdagangan yang bertujuan untuk

mempercepat proses industrialisasi suatu negara dengan mengekspor barang-barang yang

memiliki keunggulan komparatif.

Page 15: ceppit.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB II PEMBAHASAN . ... Pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda dan perbedaan pola distribusi pendapatan yang signifikan di berbagai negara
Page 16: ceppit.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB II PEMBAHASAN . ... Pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda dan perbedaan pola distribusi pendapatan yang signifikan di berbagai negara

Pengaruh Laju Pertumbuhan Angkatan Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

Berdasarkan hasil estimasi regresi berganda data panel, menunjukkan bahwa

variabel laju pertumbuhan angkatan kerja positif dan signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia pada tahun 2006 – 2010. Koefisien variabel dari laju pertumbuhan

angkatan kerja (AK) ialah 0,0431 maka laju pertumbuhan angkatan kerja berpengaruh

positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia secara signifikan. Jika laju

pertumbuhan AK naik 1 persen, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia naik sebesar

0,0431 persen. Hal ini memberikan sinyal bahwa kontribusi angkatan kerja di Indonesia

bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ialah signifikan. Hal ini sesuai dengan hipotesis

penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya serta sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sodik et al (2007). Hal ini juga sesuai dengan teori Solow (neo klasik)

yang menyatakan bahwa laju pertumbuhan angkatan kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, yang disebabkan melalui semakin banyaknya

angkatan kerja yang bekerja, maka kemampuan untuk menghasilkan output semakin

tinggi. Dengan banyaknya output yang mampu dihasilkan, maka akan mendorong tingkat

penawaran agregat sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Pengaruh

signifikan dari angkatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi terutama disebabkan oleh

posisi angkatan kerja sebagai salah satu faktor produksi yang menggerakkan

perekonomian di daerah.

Pengaruh Laju Pertumbuhan Penduduk terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

Berdasarkan hasil estimasi regresi berganda data panel, menunjukkan bahwa

variabel laju pertumbuhan penduduk negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia pada tahun 2006 – 2010. Koefisien variabel dari laju pertumbuhan

penduduk ialah - 0,0207 dan nilai ini ialah negatif, maka laju pertumbuhan penduduk

cenderung berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia secara tidak

signifikan. Hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Simamora dan Sirojuzilam (2008) yang menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penduduk

tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi regional. Pengaruh

tidak signifikannya laju pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi

disebabkan antara lain rendahnya kualitas modal manusiaangkatan kerja yang melakukan

Page 17: ceppit.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB II PEMBAHASAN . ... Pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda dan perbedaan pola distribusi pendapatan yang signifikan di berbagai negara

aktivitas ekonomi. Penduduk yang besar dengan kualitas penduduk yang rendah

menyebabkan penduduk tersebut menjadi beban bagi pertumbuhan ekonomi dan bukan

pemacu. Menurut teori-teori pertumbuhan ekonomi salah satunya ditentukan oleh laju

pertumbuhan penduduk. Faktor laju pertumbuhan penduduk tidak selalu memberikan

sumbangan yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Pengaruh Laju Pertumbuhan Modal Manusia terhadap Pertumbuhan Ekonomi.Berdasarkan hasil estimasi regresi berganda data panel, menunjukkan bahwa

koefisien variabel dari laju pertumbuhan modal manusia ialah 0,0012 maka laju

pertumbuhan modal manusia cenderung berpengaruh positif terhadap pertumbuhan

ekonomi Indonesia secara tidak signifikan. Teori Solow menyatakan bahwa laju

pertumbuhan modal manusia berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Modal

manusia merujuk pada stok pengetahuan dan keterampilan berproduksi seseorang.

Pendidikan ialah salah satu cara dimana individu meningkatkan modal manusianya.

Semakin tinggi pendidikan seseorang, diharapkan stok modal manusianya semakin

tinggi. Hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan penelitian yang dilakukan Gama

(2007) yang menghasilkan estimasi bahwa tingkat pendidikan tidak signifikan. Hasil

penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Bhinadi (2003) yang

menyatakan bahwa laju pertumbuhan modal manusia tidak signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Sodik et al (2007) juga melakukan penelitian yang hasil estimasi

datanya menunjukan bahwa variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi. Sugiarto (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

laju pertumbuhan modal manusia berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi

Indonesia tapi tidak signifikan secara statistik sehingga dapat dinyatakan bahwa laju

pertumbuhan modal manusia tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi Indonesia. Pengaruh tidak signifikannya laju pertumbuhan modal manusia

terhadap pertumbuhan ekonomi antara lain disebabkan karena tidak digunakannya lag

jumlah mahasiswa yang sedang menempuh studi di perguruan tinggi. Hal ini

mengindikasikan jumlah mahasiswa yang belum menamatkan studi dari perguruan tinggi

merupakan variabel yang kurang tepat menggambarkan teori human capital.

Pengaruh Laju Pertumbuhan Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

Page 18: ceppit.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB II PEMBAHASAN . ... Pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda dan perbedaan pola distribusi pendapatan yang signifikan di berbagai negara

Berdasarkan hasil estimasi regresi berganda data panel, menunjukkan bahwa

variabel laju pertumbuhan inflasi negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia pada tahun 2006 – 2010. Koefisien variabel dari laju pertumbuhan

inflasi adalah -0,0173 dan nilai ini ialah negatif, maka laju pertumbuhan inflasi

cenderung berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia secara tidak

signifikan. Hasil yang diperoleh sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sodik dan

Nuryadin (2005) yaitu variabel laju inflasi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi regional dengan tanda yang negatif. Pengaruh tidak signifikannya laju

pertumbuhan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi antara lain disebabkan karena inflasi

(demand pull) pada rate yang wajar menunjukkan tanda peningkatan pendapatan. Jadi,

karena bukan hiperinflasi maka tidak sampai menggerus pertumbuhan (growth).

Pengaruh Laju Pertumbuhan Ekspor Netto terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

Berdasarkan hasil estimasi regresi berganda data panel, menunjukkan bahwa

variabel laju pertumbuhan ekspor netto positif dan signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia pada tahun 2006 – 2010. Koefisien variabel dari laju pertumbuhan

ekspor netto ialah 0,0003 dan nilai ini ialah positif, maka laju pertumbuhan ekspor netto

berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia secara signifikan. Jika laju

pertumbuhan ekspor netto naik 1 persen, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia naik

sebesar 0,0003 persen. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sodik dan Nuryadin (2006) dimana variabel eskpor netto merupakan proxy dari

keterbukaan perekonomian daerah yang memiliki arah konsisten dengan hipotesis dan

teori meskipun memiliki nilai koefisien yang relatif kecil. Nilai koefisien regresi yang

kecil disebabkan oleh selisih dari nilai ekspor yang tidak terlalu besar dibandingkan nilai

impor yang dilakukan Indonesia selama kurun waktu penelitian. Sehingga bisa dikatakan

bahwa tingkat ekspor netto suatu daerah berperan dalam meningkatkan pertumbuhan

ekonomi regional walaupun belum begitu besar peranannya.

BAB III

Page 19: ceppit.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB II PEMBAHASAN . ... Pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda dan perbedaan pola distribusi pendapatan yang signifikan di berbagai negara

KESIMPULAN

Teori yang dicetuskan oleh Robert Solow tentang pertumbuhan ekonomi

dimulai dengan melakukan asumsi dasar tentang neoklasikal fungsi produksi dengan decreasing

returns to capital. Dimana rates of saving dan pertumbuhan populasi adalah faktor yang

eksogenous. Kedua variabel itulah menentukan kondisi steady-state level of income. Karena

masing-masing negara memiliki kondisi saving rate dan pertumbuhan populasi yang berbeda,

maka berbeda pula tingkat steady state di negara-negera tersebut. Semakin tinggi tingkat saving,

semakin kaya negara tersebut. Dan Semakin tinggi tingkat population growth, semakin

miskinlah negara tersebut.

Pengaruh Laju Pertumbuhan Angkatan Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi :

Jika laju pertumbuhan AK naik 1 persen, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia naik sebesar

0,0431 persen. Hal ini memberikan sinyal bahwa kontribusi angkatan kerja di Indonesia bagi

pertumbuhan ekonomi Indonesia ialah signifikan. Sesuai dengan teori Solow (neo klasik) yang

menyatakan bahwa laju pertumbuhan angkatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi, yang disebabkan melalui semakin banyaknya angkatan kerja yang

bekerja, maka kemampuan untuk menghasilkan output semakin tinggi.

Pengaruh Laju Pertumbuhan Penduduk terhadap Pertumbuhan Ekonomi :

Variabel laju pertumbuhan penduduk negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia pada tahun 2006 – 2010. Laju pertumbuhan penduduk tidak selalu

memberikan sumbangan yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Pengaruh Laju Pertumbuhan Modal Manusia terhadap Pertumbuhan Ekonomi :

Koefisien variabel dari laju pertumbuhan modal manusia ialah 0,0012 maka laju pertumbuhan

modal manusia cenderung berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia secara

tidak signifikan. Teori Solow menyatakan bahwa laju pertumbuhan modal manusia berpengaruh

positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Modal manusia merujuk pada stok pengetahuan dan

keterampilan berproduksi seseorang.

Pengaruh Laju Pertumbuhan Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi : Variabel

laju pertumbuhan inflasi negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia pada tahun 2006 – 2010. Koefisien variabel dari laju pertumbuhan inflasi adalah -

0,0173 dan nilai ini ialah negatif, maka laju pertumbuhan inflasi cenderung berpengaruh negatif

Page 20: ceppit.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB II PEMBAHASAN . ... Pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda dan perbedaan pola distribusi pendapatan yang signifikan di berbagai negara

terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia secara tidak signifikan. Pengaruh tidak signifikannya

laju pertumbuhan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi antara lain disebabkan karena inflasi

(demand pull) pada rate yang wajar menunjukkan tanda peningkatan pendapatan. Jadi, karena

bukan hiperinflasi maka tidak sampai menggerus pertumbuhan (growth).

Pengaruh Laju Pertumbuhan Ekspor Netto terhadap Pertumbuhan Ekonomi :

Variabel laju pertumbuhan ekspor netto positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia pada tahun 2006 – 2010. Koefisien variabel dari laju pertumbuhan ekspor netto ialah

0,0003 dan nilai ini ialah positif, maka laju pertumbuhan ekspor netto berpengaruh positif

terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia secara signifikan. Tingkat ekspor netto suatu daerah

berperan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional walaupun belum begitu besar

peranannya.

Daftar pustaka

http://princesskikystory.blogspot.com/2011/10/teori-pembangunan-1.html[02 Desember 2014]

http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/06/04/model-pertumbuhan-ekonomi-harrod-domar-dan-solow-sebuah-perbandingan-dan-studi-empiris-370213.html[3 Desember 2014]

http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi[3 Desember 2014]

http://wawanhariskurnia.blogspot.com/2012/12/makalah-teori-pertumbuhan-ekonomi_3.html[03 Desember 2014]

https://amriamir.wordpress.com/2008/09/03/sumber-sumber-pertumbuhan-ekonomi-indonesia/[03 Desember 2014]

http://punyauchti.blogspot.com/2013/05/teori-pertumbuhan-baru-pertumbuhan.html[03 Desember 2014]

Page 21: ceppit.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB II PEMBAHASAN . ... Pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda dan perbedaan pola distribusi pendapatan yang signifikan di berbagai negara