Wawancara Apoteker Dengan Pasien Demam Tifiod
-
Upload
jayantipratiwi996 -
Category
Documents
-
view
325 -
download
28
Transcript of Wawancara Apoteker Dengan Pasien Demam Tifiod
Wawancara Apoteker Dengan Pasien Demam Tifiod
Disuatu pagi dengan langit berwarna biru cerah, di sebuah rumah sakit swasta,
terihat banyak orang-orang sibuk dengan kegiatannya msing- masing. Diruang
pendaftaran tampak seorang ibu setengah naya denngan anak laki-lakinya sedang
berbicara dengan bagian administrasi. Setelah itu pasien dan sang ibu pergi
keruang dokter, dan terjadilah percakapan antara dokter dengan pasien. Pasien
melakukan serangkaian tes laboratorium dan sebagainya. Menurut diagnose pasien
menderita Demam Tifoid dan disarankan untuk dirawat inap lalu dokter menuliskan
resep untuk pasien kepada apoteker
Di ruang apotik:
1. Setelah mendapat resep, apoteker langsung menyiapkan obat-obat yang
diresepkan oleh pasien Dokter , Lalu setelah itu apoteke rmemberikan
informasi mengenai obat-obat yang diberikan kepada perawat, sehigga
perawat nanti akan menyampaikan kepada pasien dimana pasien
diberikan Pemberian Antibiotik Kloramfenikol untuk pengobatan demam
tifoid dengan dosis 50 mg/kg BB/hari, terbagi dalam 3-4 kali sehari
pemberian oral selama 14 hari. Lalu seftriaksone 2-4 g/hari selama 3-5
hari lalu Paracetamol Bila perlu diberikan untuk mengatasi penurunan
suhu badan (demam), dengan dosis 500 mg 3 x sehari, Ranitidin,
digunakan untuk mengatasi gangguan saluran cerna dan mual serta
muntah dengan dosis 150 mg 2 x sehari, Gliseril guaiakolat, digunakan
untuk mengatasi batuk berdahak dengan dosis oral 200- 400 mg setiap 4
jam (3 x sehari)
Setelah msuk ruang inap Pasien demam tifoid perlu dirawat dirumah sakit
untuk isolasi, observasi dan pengobatan. Pasien harus tirah baring absolut sampai
minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari. Maksud tirah baring
adalah untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi usus.
Selain itu diberikan obat-obat antibiotic.
Diruang rawat inap
perawat : “Selamat siang ibu, adek, maaf mengganggu ya”
Pasien : “iya mbak, tidak apa-apa.”
Perawat : “Ibuk ini obat untuk anak ibu ya, obatanya Antibiotik
Kloramfenikol untuk pengobatan demam tifoid dengan dosis 50 mg/kg
BB/hari, terbagi dalam 3-4 kali sehari pemberian oral selama 14 hari. Lalu
seftriaksone 60 mg/hari selama 10-14 hari lalu Paracetamol Bila perlu
diberikan untuk mengatasi penurunan suhu badan (demam), dengan dosis 500
mg 3 x sehari, Ranitidin, digunakan untuk mengatasi gangguan saluran cerna
dan mual serta muntah dengan dosis 150 mg 2 x sehari, Gliseril guaiakolat,
digunakan untuk mengatasi batuk berdahak dengan dosis oral 200- 400 mg
setiap 4 jam (3 x sehari)
ibu pasien : oh iya suster, saya mengerti
pasien demam tifoid perlu dikontrol kedaan demam, suhu tubuh dan gejala-gejala
penyakit apakah msih bias muncul atau tidak setelah pemeberian obat-obatan.
Pemberian kloramfenikol
Maka dari itu perlu dilakukan wawancara atau konseling apoteker dengan pasien
tentang obat yang diberikan kepada pasien
Di ruang inap
Apoteker mengetuk pintu kamar pasien sambil menyalami ibu dan pasien
Apoteker: permisi ibuk, mas, selamat pagi..
Pasien dan ibu: selamat pagi mbk..
Apoteker : begini mbk perkenalkan saya raisa apoteker dirumah sakit ini,
begini buk saya igin melakukan sedikit wawancara tentang obat terkait dengan
penyakit anak ibuk, apakah ibuk dan mas bias meluangkan waktu sebentar?
Pasien : ohh boleh saja mbk
Ibu pasien : iya boleh saja mbak
Apoteker : oh ya, mas ini benar namanya An. B?
Pasien : iya benar mbkk
Apoteker : Sebelumnya saya mau tanya keluhannya apa dan apa yang dokter
katakana tentang penyakit anda?
Pasien : dokter bilang saya terkena demam tifoid atau tipes mbak
Apoteker : oh, begitu ya, : lalu dokter menjelaskan ga cara minum obatnya
seperti apa?
Pasien : gada tuh mbk
Apoteker : lalu bagiamana dengan keluhan yang mas An. B rasakan, apakah
masih terasa?
Pasien : masih mbk, tapi tidak separah sebelumnya
Apoteker : syukurlsh kalau begitu, oh ya saya ingin betraya pada ibuk, apakah
obatnya sudah diberikan dan diminum sesuai dengan teratur dan sesuai
dengan petujuknya bu?
Ibu pasien : sudah kok mbk, insyaallah
Apoteker : oh baiklah, kalau begitu jika suadah mengerti apakah ibu bisa
mengulang bagaimana pemberian obatnya diberikan?
Ibu pasien : ini obat ( sambil menunjukan obatnya) Antibiotik
Kloramfenikol untuk pengobatan demam tifoid dengan dosis 50 mg/kg
BB/hari, terbagi dalam 3-4 kali sehari pemberian oral selama 14 hari. Lalu
seftriaksone 60 mg/hari selama 10-14 hari lalu Paracetamol Bila perlu
diberikan untuk mengatasi penurunan suhu badan (demam), dengan dosis 500
mg 3 x sehari, Ranitidin, digunakan untuk mengatasi gangguan saluran cerna
dan mual serta muntah dengan dosis 150 mg 2 x sehari, Gliseril guaiakolat,
digunakan untuk mengatasi batuk berdahak dengan dosis oral 200- 400 mg
setiap 4 jam (3 x sehari)
Apoteker : bagus ibu,, ternyata ibu sudah mengerti apa yang susster sampaikan
tentang obatnya
Apoteker : lalu setelah beberapa hari ini meminum obat, apakah mas An. B
merasakan keluhan lain selain keringat dingin, batuk, pilek, sakit
kepala, nyeri diseluruh tubuh, lidah putih/kotor, mual, muntah?
Pasien : ada mbk saya juga sering lemes, terus ngerasa kayak kurang darah
gitu mbk, kulit sya juga kadar merah-merah mbk
Apoteker : begini mas, gejala yang ditimbulkan itu karena efek samping dari
penggunaan obat yang mas minum seperti kloram fenikol dan
seftriakson bisa membuat anemia dan kemerahan pada kulit,
Pasien : ohh gitu ya mbk, jadi gimana ni mbk? Saya takut ah minum obatnya
lagi
Apotekr : tenang aja mas, tidak apa-apa kok, selagi mas minum obat nya
teratur dan sesuai dosisnya maka efek sampingnya juga tidak parah.
Selain itu jika mas tidak minum obatnya lagi nanti tifusny kapan
sembuhnya dong,
Pasien : heheeh iya ya mbk,
Apoteker : begini mas, untuk mengtasi efek samping nya seperti anemia maka
ini ada penambahan obat vitamin b kompleks, nah mas minumnya 1
tablet 2-3 kali sehari. Apakah sudah mengerti penjelasan saya mas?
Pasien : oohh gitu ya mbk, jd saya tetap harus minum obat tifus saya juga
kan mbk?
Apoteker : Oh iya tentu mas, karena penyakit tifus ini harus dipantau terus
perkembangannya supaya penyakit ini benar-benar sembuh mas,
nanti juga mas dilakukan pemeriksaan labor lagi mas untuk
memastikan bakteri penyebab tifusnya sudah tidak ada.
Pasien : ohh gitu y mbk
Apoteker : iya mas, oh iya apakah ada yang ingin di tanyakan mengenai obat-
obatannya mas?
Pasien : tidak mbk
Apoteker : kalau begitu bias mas ulang lagi penjelasan tentang obatnya:
Pasien : jadi begini Antibiotik Kloramfenikol untuk pengobatan demam tifoid
dengan dosis 50 mg/kg BB/hari, terbagi dalam 3-4 kali sehari pemberian oral
selama 14 hari. Lalu seftriaksone 60 mg/hari selama 10-14 hari lalu ada
Paracetamol Bila perlu diberikan untuk mengatasi penurunan suhu badan
(demam), dengan dosis 500 mg 3 x sehari, Ranitidin, digunakan untuk mengatasi
gangguan saluran cerna dan mual serta muntah dengan dosis 150 mg 2 x sehari,
Gliseril guaiakolat, digunakan untuk mengatasi batuk berdahak dengan dosis oral
200- 400 mg setiap 4 jam (3 x sehari)
Apoteker : wahh bagus mas An. B, ternyata sudah sangat paham tentang obat-
obatnya, jadi obatnya jangan lupa diminum teratur ya mas An. B dan
ibu, supaya lebih efektif penyembuhan penyakitnya
Pasien dan ibu : iya mbkk, pasti mbk
Apoteker : baiklah kalau begitu saya permisi dulu, terimakasih atas waktu
yang sudah mas An. B dan ibu luangkan, semoga lekas sembuh
(sambil tersenyum dan berjabat tangan), selamat siang
Pasien dan ibu : sma-sama mbk, selamt siang