Wawancara Apoteker Dengan Pasien Demam Tifiod

9
Wawancara Apoteker Dengan Pasien Demam Tifiod Disuatu pagi dengan langit berwarna biru cerah, di sebuah rumah sakit swasta, terihat banyak orang-orang sibuk dengan kegiatannya msing- masing. Diruang pendaftaran tampak seorang ibu setengah naya denngan anak laki-lakinya sedang berbicara dengan bagian administrasi. Setelah itu pasien dan sang ibu pergi keruang dokter, dan terjadilah percakapan antara dokter dengan pasien. Pasien melakukan serangkaian tes laboratorium dan sebagainya. Menurut diagnose pasien menderita Demam Tifoid dan disarankan untuk dirawat inap lalu dokter menuliskan resep untuk pasien kepada apoteker Di ruang apotik: 1. Setelah mendapat resep, apoteker langsung menyiapkan obat-obat yang diresepkan oleh pasien Dokter , Lalu setelah itu apoteke rmemberikan informasi mengenai obat-obat yang diberikan kepada perawat, sehigga perawat nanti akan menyampaikan kepada pasien dimana pasien diberikan Pemberian Antibiotik Kloramfenikol untuk pengobatan demam tifoid dengan dosis 50 mg/kg BB/hari, terbagi dalam 3-4 kali sehari pemberian oral selama 14 hari. Lalu seftriaksone 2-4 g/hari selama 3-5 hari lalu Paracetamol Bila perlu diberikan untuk mengatasi penurunan

Transcript of Wawancara Apoteker Dengan Pasien Demam Tifiod

Page 1: Wawancara Apoteker Dengan Pasien Demam Tifiod

Wawancara Apoteker Dengan Pasien Demam Tifiod

Disuatu pagi dengan langit berwarna biru cerah, di sebuah rumah sakit swasta,

terihat banyak orang-orang sibuk dengan kegiatannya msing- masing. Diruang

pendaftaran tampak seorang ibu setengah naya denngan anak laki-lakinya sedang

berbicara dengan bagian administrasi. Setelah itu pasien dan sang ibu pergi

keruang dokter, dan terjadilah percakapan antara dokter dengan pasien. Pasien

melakukan serangkaian tes laboratorium dan sebagainya. Menurut diagnose pasien

menderita Demam Tifoid dan disarankan untuk dirawat inap lalu dokter menuliskan

resep untuk pasien kepada apoteker

Di ruang apotik:

1. Setelah mendapat resep, apoteker langsung menyiapkan obat-obat yang

diresepkan oleh pasien Dokter , Lalu setelah itu apoteke rmemberikan

informasi mengenai obat-obat yang diberikan kepada perawat, sehigga

perawat nanti akan menyampaikan kepada pasien dimana pasien

diberikan Pemberian Antibiotik Kloramfenikol untuk pengobatan demam

tifoid dengan dosis 50 mg/kg BB/hari, terbagi dalam 3-4 kali sehari

pemberian oral selama 14 hari. Lalu seftriaksone 2-4 g/hari selama 3-5

hari lalu Paracetamol Bila perlu diberikan untuk mengatasi penurunan

suhu badan (demam), dengan dosis 500 mg 3 x sehari, Ranitidin,

digunakan untuk mengatasi gangguan saluran cerna dan mual serta

muntah dengan dosis 150 mg 2 x sehari, Gliseril guaiakolat, digunakan

untuk mengatasi batuk berdahak dengan dosis oral 200- 400 mg setiap 4

jam (3 x sehari)

Page 2: Wawancara Apoteker Dengan Pasien Demam Tifiod

Setelah msuk ruang inap Pasien demam tifoid perlu dirawat dirumah sakit

untuk isolasi, observasi dan pengobatan. Pasien harus tirah baring absolut sampai

minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari. Maksud tirah baring

adalah untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi usus.

Selain itu diberikan obat-obat antibiotic.

Diruang rawat inap

perawat   :   “Selamat siang ibu, adek, maaf mengganggu ya”

Pasien   :    “iya mbak, tidak apa-apa.”

Perawat : “Ibuk ini obat untuk anak ibu ya, obatanya Antibiotik

Kloramfenikol untuk pengobatan demam tifoid dengan dosis 50 mg/kg

BB/hari, terbagi dalam 3-4 kali sehari pemberian oral selama 14 hari. Lalu

seftriaksone 60 mg/hari selama 10-14 hari lalu Paracetamol Bila perlu

diberikan untuk mengatasi penurunan suhu badan (demam), dengan dosis 500

mg 3 x sehari, Ranitidin, digunakan untuk mengatasi gangguan saluran cerna

dan mual serta muntah dengan dosis 150 mg 2 x sehari, Gliseril guaiakolat,

digunakan untuk mengatasi batuk berdahak dengan dosis oral 200- 400 mg

setiap 4 jam (3 x sehari)

ibu pasien : oh iya suster, saya mengerti

pasien demam tifoid perlu dikontrol kedaan demam, suhu tubuh dan gejala-gejala

penyakit apakah msih bias muncul atau tidak setelah pemeberian obat-obatan.

Pemberian kloramfenikol

Maka dari itu perlu dilakukan wawancara atau konseling apoteker dengan pasien

tentang obat yang diberikan kepada pasien

Di ruang inap

Page 3: Wawancara Apoteker Dengan Pasien Demam Tifiod

Apoteker mengetuk pintu kamar pasien sambil menyalami ibu dan pasien

Apoteker: permisi ibuk, mas, selamat pagi..

Pasien dan ibu: selamat pagi mbk..

Apoteker : begini mbk perkenalkan saya raisa apoteker dirumah sakit ini,

begini buk saya igin melakukan sedikit wawancara tentang obat terkait dengan

penyakit anak ibuk, apakah ibuk dan mas bias meluangkan waktu sebentar?

Pasien : ohh boleh saja mbk

Ibu pasien : iya boleh saja mbak

Apoteker : oh ya, mas ini benar namanya An. B?

Pasien : iya benar mbkk

Apoteker : Sebelumnya saya mau tanya keluhannya apa dan apa yang dokter

katakana tentang penyakit anda?

Pasien : dokter bilang saya terkena demam tifoid atau tipes mbak

Apoteker : oh, begitu ya, :  lalu dokter menjelaskan ga cara minum obatnya

seperti apa?

Pasien : gada tuh mbk

Apoteker : lalu bagiamana dengan keluhan yang mas An. B rasakan, apakah

masih terasa?

Pasien : masih mbk, tapi tidak separah sebelumnya

Apoteker : syukurlsh kalau begitu, oh ya saya ingin betraya pada ibuk, apakah

obatnya sudah diberikan dan diminum sesuai dengan teratur dan sesuai

dengan petujuknya bu?

Page 4: Wawancara Apoteker Dengan Pasien Demam Tifiod

Ibu pasien : sudah kok mbk, insyaallah

Apoteker : oh baiklah, kalau begitu jika suadah mengerti apakah ibu bisa

mengulang bagaimana pemberian obatnya diberikan?

Ibu pasien : ini obat ( sambil menunjukan obatnya) Antibiotik

Kloramfenikol untuk pengobatan demam tifoid dengan dosis 50 mg/kg

BB/hari, terbagi dalam 3-4 kali sehari pemberian oral selama 14 hari. Lalu

seftriaksone 60 mg/hari selama 10-14 hari lalu Paracetamol Bila perlu

diberikan untuk mengatasi penurunan suhu badan (demam), dengan dosis 500

mg 3 x sehari, Ranitidin, digunakan untuk mengatasi gangguan saluran cerna

dan mual serta muntah dengan dosis 150 mg 2 x sehari, Gliseril guaiakolat,

digunakan untuk mengatasi batuk berdahak dengan dosis oral 200- 400 mg

setiap 4 jam (3 x sehari)

Apoteker : bagus ibu,, ternyata ibu sudah mengerti apa yang susster sampaikan

tentang obatnya

Apoteker : lalu setelah beberapa hari ini meminum obat, apakah mas An. B

merasakan keluhan lain selain keringat dingin, batuk, pilek, sakit

kepala, nyeri diseluruh tubuh, lidah putih/kotor, mual, muntah?

Pasien : ada mbk saya juga sering lemes, terus ngerasa kayak kurang darah

gitu mbk, kulit sya juga kadar merah-merah mbk

Apoteker : begini mas, gejala yang ditimbulkan itu karena efek samping dari

penggunaan obat yang mas minum seperti kloram fenikol dan

seftriakson bisa membuat anemia dan kemerahan pada kulit,

Page 5: Wawancara Apoteker Dengan Pasien Demam Tifiod

Pasien : ohh gitu ya mbk, jadi gimana ni mbk? Saya takut ah minum obatnya

lagi

Apotekr : tenang aja mas, tidak apa-apa kok, selagi mas minum obat nya

teratur dan sesuai dosisnya maka efek sampingnya juga tidak parah.

Selain itu jika mas tidak minum obatnya lagi nanti tifusny kapan

sembuhnya dong,

Pasien : heheeh iya ya mbk,

Apoteker : begini mas, untuk mengtasi efek samping nya seperti anemia maka

ini ada penambahan obat vitamin b kompleks, nah mas minumnya 1

tablet 2-3 kali sehari. Apakah sudah mengerti penjelasan saya mas?

Pasien : oohh gitu ya mbk, jd saya tetap harus minum obat tifus saya juga

kan mbk?

Apoteker : Oh iya tentu mas, karena penyakit tifus ini harus dipantau terus

perkembangannya supaya penyakit ini benar-benar sembuh mas,

nanti juga mas dilakukan pemeriksaan labor lagi mas untuk

memastikan bakteri penyebab tifusnya sudah tidak ada.

Pasien : ohh gitu y mbk

Apoteker : iya mas, oh iya apakah ada yang ingin di tanyakan mengenai obat-

obatannya mas?

Pasien : tidak mbk

Apoteker : kalau begitu bias mas ulang lagi penjelasan tentang obatnya:

Pasien : jadi begini Antibiotik Kloramfenikol untuk pengobatan demam tifoid

dengan dosis 50 mg/kg BB/hari, terbagi dalam 3-4 kali sehari pemberian oral

selama 14 hari. Lalu seftriaksone 60 mg/hari selama 10-14 hari lalu ada

Page 6: Wawancara Apoteker Dengan Pasien Demam Tifiod

Paracetamol Bila perlu diberikan untuk mengatasi penurunan suhu badan

(demam), dengan dosis 500 mg 3 x sehari, Ranitidin, digunakan untuk mengatasi

gangguan saluran cerna dan mual serta muntah dengan dosis 150 mg 2 x sehari,

Gliseril guaiakolat, digunakan untuk mengatasi batuk berdahak dengan dosis oral

200- 400 mg setiap 4 jam (3 x sehari)

Apoteker : wahh bagus mas An. B, ternyata sudah sangat paham tentang obat-

obatnya, jadi obatnya jangan lupa diminum teratur ya mas An. B dan

ibu, supaya lebih efektif penyembuhan penyakitnya

Pasien dan ibu : iya mbkk, pasti mbk

Apoteker : baiklah kalau begitu saya permisi dulu, terimakasih atas waktu

yang sudah mas An. B dan ibu luangkan, semoga lekas sembuh

(sambil tersenyum dan berjabat tangan), selamat siang

Pasien dan ibu : sma-sama mbk, selamt siang