Warta Konservasi Lahan Basah - … · bahan-bahan berupa artikel, hasil pengamatan, kliping, gambar...

5
Disain dan tata letak: Triana Foto sampul muka: I Nyoman N. Suryadiputra Yus Rusila Noor Alue Dohong Ucapan Terima Kasih dan Undangan Secara khusus redaksi mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berperan aktif dalam terselenggaranya majalah ini. Kami juga mengundang pihak-pihak lain atau siapapun yang berminat untuk mengirimkan bahan-bahan berupa artikel, hasil pengamatan, kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada wadah pertukaran informasi tentang perlahanbasahan di Indonesia ini. Tulisan diharapkan sudah dalam bentuk soft copy, diketik dengan huruf Arial 10 spasi 1,5 dan hendaknya tidak lebih dari 2 halaman A4. Semua bahan-bahan tersebut termasuk kritik/saran dapat dikirimkan kepada: Triana - Divisi Publikasi dan Informasi Wetlands International - Indonesia Programme Jl. A. Yani No. 53 Bogor 16161, PO Box 254/BOO Bogor 16002 tel: (0251) 312-189; fax./tel.: (0251) 325-755 e-mail: [email protected] Lahan basah (termasuk danau, sungai, hutan bakau, hutan rawa gambut, hutan rawa air tawar, laguna, estuarin dan lain-lain) mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di Indonesia. Lahan basah merupakan salah satu sumberdaya utama pendukung perekonomian dan pembangunan Indonesia yang berkelanjutan. Penerbitan Warta Konservasi Lahan Basah ini dimaksudkan untuk meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat akan manfaat dan fungsi lahan basah, guna kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang. Mudah-mudahan berbagai informasi yang disampaikan majalah ini dapat memperkuat dan mendukung terwujudnya lahan basah yang lestari melalui pola-pola pemanfaatan yang bijaksana dan berkelanjutan. Warta Konservasi Lahan Basah DEWAN REDAKSI: Penasehat: Direktur Jenderal PHKA; Penanggung Jawab: Sekretaris Ditjen. PHKA dan Direktur Program WI-IP; Pemimpin Redaksi: I Nyoman N. Suryadiputra; Anggota Redaksi: Triana, Hutabarat, Juss Rustandi, Sofian Iskandar, dan Suwarno Warta Konservasi Lahan Basah (WKLB) diterbitkan atas kerjasama antara Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (Ditjen. PHKA), Dephut dengan Wetlands International - Indonesia Programme (WI-IP), dalam rangka pengelolaan dan pelestarian sumberdaya lahan basah di Indonesia. WKLB diterbitkan secara berkala 3 (tiga) bulan sekali, dan disebarluaskan ke lembaga-lembaga pemerintah, non-pemerintah, perguruan tinggi dan masyarakat yang terlibat/tertarik akan lahan basah. Pendapat dan isi yang terdapat dalam WKLB adalah semata-mata pendapat para penulis yang bersangkutan.

Transcript of Warta Konservasi Lahan Basah - … · bahan-bahan berupa artikel, hasil pengamatan, kliping, gambar...

Page 1: Warta Konservasi Lahan Basah - … · bahan-bahan berupa artikel, hasil pengamatan, kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada wadah pertukaran informasi tentang perlahanbasahan

22222 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

Disain dan tata letak:Triana

Foto sampul muka:I Nyoman N. SuryadiputraYus Rusila NoorAlue Dohong

Ucapan Terima Kasih dan UndanganSecara khusus redaksi mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginyakepada seluruh penulis yang telah berperan aktif dalam terselenggaranya majalah ini.

Kami juga mengundang pihak-pihak lain atau siapapun yang berminat untuk mengirimkanbahan-bahan berupa artikel, hasil pengamatan, kliping, gambar dan foto, untuk dimuatpada wadah pertukaran informasi tentang perlahanbasahan di Indonesia ini. Tulisandiharapkan sudah dalam bentuk soft copy, diketik dengan huruf Arial 10 spasi 1,5 danhendaknya tidak lebih dari 2 halaman A4.

Semua bahan-bahan tersebut termasuk kritik/saran dapat dikirimkan kepada:Triana - Divisi Publikasi dan InformasiWetlands International - Indonesia ProgrammeJl. A. Yani No. 53 Bogor 16161, PO Box 254/BOO Bogor 16002tel: (0251) 312-189; fax./tel.: (0251) 325-755e-mail: [email protected]

Lahan basah (termasuk danau, sungai, hutan bakau, hutan rawa gambut,hutan rawa air tawar, laguna, estuarin dan lain-lain) mempunyai perananpenting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di Indonesia. Lahan basahmerupakan salah satu sumberdaya utama pendukung perekonomian danpembangunan Indonesia yang berkelanjutan.

Penerbitan Warta Konservasi Lahan Basah ini dimaksudkan untukmeningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat akan manfaat danfungsi lahan basah, guna kepentingan generasi sekarang maupun yang akandatang.

Mudah-mudahan berbagai informasi yang disampaikan majalah ini dapatmemperkuat dan mendukung terwujudnya lahan basah yang lestari melaluipola-pola pemanfaatan yang bijaksana dan berkelanjutan.

Warta Konservas iLahan Basah

DEWAN REDAKSI:

Penasehat: Direktur Jenderal PHKA; Penanggung Jawab: Sekretaris Ditjen. PHKA dan Direktur Program WI-IP;Pemimpin Redaksi: I Nyoman N. Suryadiputra; Anggota Redaksi: Triana, Hutabarat, Juss Rustandi, Sofian Iskandar, dan Suwarno

Warta Konservasi Lahan Basah(WKLB) diterbitkan atas kerjasama

antara Direktorat JenderalPerlindungan Hutan dan Konservasi

Alam (Ditjen. PHKA), Dephut denganWetlands International - Indonesia

Programme (WI-IP), dalam rangkapengelolaan dan pelestariansumberdaya lahan basah di

Indonesia.

WKLB diterbitkan secara berkala 3(tiga) bulan sekali, dan

disebarluaskan ke lembaga-lembagapemerintah, non-pemerintah,

perguruan tinggi dan masyarakatyang terlibat/tertarik akan lahan

basah.

Pendapat dan isi yang terdapatdalam WKLB adalah semata-mata

pendapat para penulis yangbersangkutan.

Page 2: Warta Konservasi Lahan Basah - … · bahan-bahan berupa artikel, hasil pengamatan, kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada wadah pertukaran informasi tentang perlahanbasahan

Vol 15 no. 2, Juli 2007Vol 15 no. 2, Juli 2007Vol 15 no. 2, Juli 2007Vol 15 no. 2, Juli 2007Vol 15 no. 2, Juli 2007 33333

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Fokus Lahan BasahKearifan Tradisional “Togo” di Muara LanowuluRahasia di Balik Sukses Kota Tinanggea sebagai Penghasil Terasi ................................................. 4

Konservasi Lahan BasahPemanfaatan “Bruguiera gymnorhiza (L) Lamk sebagai Bahan Penghasil Karbohidrat” .................... 6

Berita KegiatanTwinning Program: Program Studi Banding untuk Kelompok Masyarakat Binaan ............................. 9Gambut dan Kandungan Karbon ................................................................................................... 10Lokakarya: Program Rehabilitasi Pesisir Partisipatif dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat ....... 12Menyambut Green Coast Phase 2 ............................................................................................... 16

Berita dari LapangLubuk Larangan: Melestarikan Sumberdaya Perikanan Sungai dan MendukungProduksi Pertanian ....................................................................................................................... 17Invasi Acacia mangium ke Hutan Galam SM Pelaihari Tanah Laut ............................................... 18Kearifan Tradisional: Selamatkan Tumbuhan Obat Kali Surabaya .................................................. 20Penanaman Pohon Mahoni dan Suren sebagai Perlindungan Catchment Area .............................. 22Mengamati Para Penjelajah Dunia di P. Trisik: Perayaan Hari Burung Bermigrasi Sedunia .......... 23

Flora dan Fauna Lahan BasahEkspor Daging Kodok Perlu Pengendalian .................................................................................... 26Mengenal Capung ........................................................................................................................ 28

Dokumentasi Perpustakaan ........................................................................................................... 31

Kotak Katik Lahan Basah ............................................................................................................. 31

Warta Konservasi Lahan BasahVol 15 no . 2, Juli 2007

Dari Redaksi,

Di saat kemajuan teknologi berkembang pesat dan perkembangan populasi manusia melaju cepat, seiring itu pula kerusakanalam semakin mencuat. Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada seringkali tidak memperhatikan kaidah-kaidah pelestarian dan keberlanjutannya. Manusia lebih suka berpikir dan bertindak sesaat bahkan hanya demi untukkepentingan pribadi atau kelompok.

Kearifan tradisional yang masih diberlakukan di beberapa daerah, ternyata justru memberikan dampak perlindungan danpelestarian terhadap sumberdaya alam beserta manfaat-manfaatnya. Seperti di Desa Tamiang, Kec. Kota Nopan, SumateraUtara, dengan Lubuk Larangan-nya mampu melestarikan sumberdaya perikanan sungai dan mendukung produksi pertanian.Contoh lain adalah kearifan tradisional “TOGO” di Muara Lanowulu, Kendari, yang mampu mempertahankan kelestarianhutan mangrove bahkan menjadi kunci sukses Kota Tinanggea sebagai penghasil terasi.

Kearifan tradisional merupakan perwujudan kedekatan antara masyarakat dan alam. Alam telah menjadi guru bagi merekauntuk berbuat dan berperilaku. Pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua.

~ Redaksi ~

Daftar Isi

Page 3: Warta Konservasi Lahan Basah - … · bahan-bahan berupa artikel, hasil pengamatan, kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada wadah pertukaran informasi tentang perlahanbasahan

Vol 15 no. 2, Juli 2007Vol 15 no. 2, Juli 2007Vol 15 no. 2, Juli 2007Vol 15 no. 2, Juli 2007Vol 15 no. 2, Juli 2007 1717171717

J ika pembaca memilikikesempatan mengunjungikawasan sungai Aek Batang

Gadis yang mengalir di KabupatenMandailing Natal (Madina) atau AekBatang Toru yang melewati KabupatenTapanuli Selatan (Tapsel), maka andaakan banyak menjumpai kawasanlubuk larangan, terutama pada daerahyang belum banyak dipengaruhi olehbudaya luar/pendatang. Kedua sungaitersebut memiliki hulu di kakipegunungan bukit barisan bagian barat,lalu bermuara di pantai baratSumatera. Sebelum pemekarandaerah marak pasca reformasi, keduadaerah aliran sungai (DAS) tersebuttermasuk wilayah Kabupaten Tapsel.Sejak tahun 2005, sebagian kawasandi daerah aliran sungai (DAS) AekBatang Gadis telah ditetapkan sebagaiTaman Nasional Batang Gadis(TNBG) dengan inisiasi awal darimasyarakat lokal kemudian disambutbaik oleh PemKab setempat danPemerintahan Pusat. Saat ini, banyakdaerah yang dicalonkan untuk menjadikawasan konservasi, baik di Kab.Tapsel, maupun di Kab. Madina.

Banyak pejuang dan tokoh yang lahirdan berasal dari daerah tersebut,antara lain mantan wakil presidenAdam Malik (beliau jarangmenggunakan marga Batubara dibelakang namanya), Jendaral BesarAH Nasution, mantan Rektor IPB ProfAndi Hakim Nasution dan banyak lagiyang lainnya. Masyarakat asli

penghuni kedua DAS tersebutdidominasi oleh suku Mandailing,namun pada beberapa tahun terakhirbanyak masuk pendatang dari sukuNias dengan membuka lahan untukkebun karet, baik pada hutan primermaupun hutan sekunder bekastebangan perusahaan kayu (HPH),dimana saat ini operasional perusahaankayu tersebut telah banyak yang tutup.

Pada awal tahun 2007, penulismendapat kesempatan mengunjungiDAS Aek Batang Gadis, terutamakawasan antara Kota Nopan dan MuaraSipongi, Kabupaten Mandailing Natal

untuk mengetahui kondisi dan potensihutan di kawasan tersebut. Dalamkunjungan tersebut, tepatnya di DesaTamiang, Kecamatan Kota Nopan yangjuga dilalui jalan negara lintas tengahSumatera dari kota Bukittinggi(Sumbar) menuju KotaPanyambungan (Madina, Sumut),penulis melihat papan pengumumantentang lubuk larangan, yang antara lainberbunyi : LUBUK LARANGAN DESATAMIANG. DITUTUP TANGGAL 4SYAWAL, DIBUKA TANGGAL 2SYAWAL (Dalam Perencanaan). SKNo. xxx. Izin No. xxx. Sanksi ... dst.(Gambar 1).

Lubuk Larangan:Melestarikan Sumberdaya Perikanan Sungaidan Mendukung Produksi Pertanian

Oleh:

ONRIZAL*

Berita dari lapang

Gambar 1. Penulis berfoto di dekat papan pengumuman Lubuk Larangan Desa Tamiang.Penetapan kawasan lubuk larangan ditetapkan berdasarkan SK Desa yang mengatur

kapan lubuk tersebut ditutup dan kapan dibuka, serta sanksi bagi yang melanggar. Khususdi Desa Tamiang, sanksi bagi yang mengambil ikan di waktu lubuk larangan ditutup adalah

Rp. 1.000.000,-/orang. Sampai foto tersebut diambil (30 Januari 2007) belum ada yangmelanggar ketentuan tersebut. (Foto oleh Bpk Nurdin Sulistiyono, M.Si)

..... bersambung ke halaman 24

Page 4: Warta Konservasi Lahan Basah - … · bahan-bahan berupa artikel, hasil pengamatan, kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada wadah pertukaran informasi tentang perlahanbasahan

2424242424 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Lalu, pada bulan Mei 2007, penulismendapat tugas untuk melihat potensiDanau Siais untuk pengembangankawasan wisata alam di KabupatenTapanuli Selatan. Dalam perjalanandari kota Padangsidimpuan menujuDanau Siais dengan jarak sekitar 73km, sebagian perjalanan melewatidaerah aliran sungai Batang Toru, danpenulis pun menemukan plangpengumuman tentang lubuk laranganlainnya, seperti yang dijumpai di DesaTamiang, Kecamatan Kota Nopan,Kabupaten Madina.

DARI MANA ASALNYALUBUK LARANGAN DANBAGAIMANA ATURANNYA?

Papan pengumuman tentang lubuklarangan, sangat menyita dan menarikperhatian penulis. Awalnya penulismenduga bahwa lubuk laranganadalah daerah bagian sungai yangdalam (yang disebut dengan lubuk)yang tidak boleh diganggu, misaluntuk mandi atau diambil ikannya.Ingatan penulis merunut jauh ke masakecil penulis yakni hidup bersamakeluarga di hulu Sungai Batanghari,Sumatera Barat, bahwa ada lubuk(bagian sungai yang dalam) tertentuyang dilarang mengambil ikan ditempat tersebut dengan cara apapun.Rupanya, dugaan penulis meleset.Berdasarkan penjelasan pemanduyang berasal dari desa tersebut,penulis mendapatkan informasibahwa lubuk larangan di daerahtersebut adalah bukan bagian sungaiyang dalam, namun adalah alursungai dengan panjang sekitar 1,5 kmyang melintasi desa tersebut yangdilarang bagi siapa saja untukmengambil ikan dengan cara apapun,

kecuali pada waktu tertentu. Khusus didesa Tamiang, Kecamatan KotaNopan, Kabupaten Madina, lubuklarangan dibuka selama 2 hari padawaktu berdekatan dengan hari rayaIdul Fitri, yakni tanggal 2 - 3 Syawal,dan mulai tanggal 4 Syawal lubuklarangan tersebut ditutup kembali.

Lubuk larangan di Desa Tamiangmerupakan tradisi masyarakattersebut yang telah berjalan turuntemurun. Penetapan kawasan lubuklarangan ditetap berdasarkan SKDesa dengan kesepakatan wargamasyarakat, dan waktu awalpembukaan dan penutupandiperbaharui setiap tahun. Bagi yangmengambil ikan bukan pada waktuditetapkan akan disidang di kantordesa dan akan dikenakan dendasebesar Rp. 1.000.000,- per orangdan uangnya masuk kas desa yangakan dipergunakan bagipembangunan desa. Berdasarkaninformasi masyarakat, diketahuibahwa sampai saat ini belum adayang melakukan pelanggaranterhadap aturan tersebut karenamasyarakat secara keseluruhanmemahami secara baik tujuan danmaksud ketetapan tersebut tersebut.

Saat lubuk larangan dibuka, setiaporang yang ingin mengambil ikan dikawasan tersebut terlebih dahulumembeli kupon kepada panitia yangtelah ditentukan. Pada pembukaanlubuk larangan tahun 1427 H atautahun 2006, setiap orang yang inginmengambil ikan dikenakan biayasebesar Rp. 30.000 dan saat itusecara keseluruhan desamendapatkan uang Rp. 65.000.000,-(enam puluh lima juta rupiah) dariuang kupon pengambilan ikantersebut. Pengambilan ikan tidak boleh

menggunakan racun, atau disentrumdengan listrik, tetapi hanya boleh denganbantuan pancing, jala, jaring atau alatsejenisnya dan bahkan hanya dengantangan.

Biasanya saat pembukaan lubuklarangan tersebut, masyarakat denganantusias mengambil ikan. Selainkesempatan langka juga untukmendapatkan ikan yang hanya setahunsekali sambil rekreasi bersamakeluarga. Berbagai jenis ikan yangditangkap, meliputi ikan jurung, baung,limbat dan sebagainya. Oleh karenasungai telah ditutup selama 1 tahun,banyak ikan dengan ukuran yang besardidapatkan dengan jumlah tangkapanyang lumayan banyak, yakni berkisar diatas 5 kg tergantung keterampilan dalammenangkap ikan atau tentunyatergantung rizki masing-masing.

Uang hasil penjualan kupon, selaindipergunakan untuk pembangunandesa, juga untuk memberi insentifbagi yang bisa membunuh babikarena babi merupakan hama bagipadi sawah atau kebun masyarakat.Dengan demikian, aturan lubuklarangan, selain menjagasumberdaya perikanan sungai,menyediakan sumberdana bagipembangunan desa, juga sekaligusdapat mengurangi gangguan hamababi bagi pertanian dan kebunmasyarakat sehingga petani dapatmenikmati hasil jerih payahnya.

PENUTUP

Lubuk larangan hanyalah salah satucontoh kearifan masyarakat lokaldalam pengelolaan sumberdayaalam. Mereka memberikan contoh

..... Sambungan dari halaman 17

Lubuk Larangan: Melestarikan Sumberdaya Perikanan Sungai ...........

Berita dari Lapang

Page 5: Warta Konservasi Lahan Basah - … · bahan-bahan berupa artikel, hasil pengamatan, kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada wadah pertukaran informasi tentang perlahanbasahan

Vol 15 no. 2, Juli 2007Vol 15 no. 2, Juli 2007Vol 15 no. 2, Juli 2007Vol 15 no. 2, Juli 2007Vol 15 no. 2, Juli 2007 2525252525

nyata dalam pengelolaansumberdaya alam secara lestari dandilakukan secara mandiri. Merekamenjaga sungai yang ada di hulu,sehingga masyarakat di hilir tidakterkurangi haknya untukmendapatkan sumber kehidupan darisungai yang airnya terus mengalir.

Gambar 2. Kondisi umum aliran sungai Aek Batang Gadis yangmelintasi Desa Tamiang, Kec. Kota Nopan, Kab. Madina, SumateraUtara dengan latar belakang berupa hutan yang masih relatif terjaga.Sebagian kawasan hutan ditanami karet secara tradisional dan padadaerah landai di kiri kanan sungai terdapat sawah masyarakat yang

mendapat pengairan dari sungai Aek Batang Gadis.(Foto oleh Onrizal, tanggal 2 Februari 2007).

Gambar 3. Jalan lintas tengah Sumatera yang melintasi DesaTamiang dari kota Bukitinggi menuju Medan. Pada sebelahkanan jalan terdapat permukiman penduduk yang juga beradadi bawah kaki pegunungan bukit barisan, dan di sebelahkanan jalan terdapat aliran sungai Aek Batang Gadis (Fotooleh Onrizal, tanggal 30 Januari 2007)

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

Mereka melakukan hal tersebutbukan karena pengarahan orang‘terpelajar’ dari kota, tetapikedekatan mereka dengan alammenjadikan mereka arif dan bijak,sehingga tahu apa yang harusdilakukan dan apa yang tidak. Alamtelah menjadi guru bagi mereka

untuk berbuat dan berperilaku.Saatnya bagi kita untuk mengambilpelajaran dari mereka.

* Departemen Kehutanan Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara.

Grup Kajian Lingkungan Asosiasi AkademisiPerguruan Tinggi Seluruh Indonesia (ASASI)

E-mail: [email protected]

..... Sambungan dari halaman 21

Kearifan Tradisional: Selamatkan Tumbuhan Obat ...........

12. Sidaguri Sida rombofolia

Tumbuhan ini umum dijumpai diBantaran Kali Surabaya, terutama dilahan-lahan terbuka yang terkenamatahari, akar dan batangnya ulet,daunnya memanjang bergerigi.

Sifat dan KhasiatMenurunkan kadar asam urat, mem-perlancar air kencing, dan meringan-kan rasa sakit akibat asam urat.Seluruh bagian tumbuhan dapatdimanfaatkan.

13. Belimbing Wuluh Averrhoa bilimbi

Tumbuhan berbang keras ini bisamencapai ketinggian 10 m. Buahnya

berwarna hijau muda, berbentuklonjong sebesar ibu jari dan rasanyaasam. Buahnya sering di pakai untukmemasak sehingga sering disebutjuga belimbing sayur. Daunnya kecilberhadapan, bunga merah mudakeunguan.

Sifat dan KhasiatBelimbing wuluh dapat menurunkantekanan darah tinggi, diabetes,mengobati gusi berdarah, sakit gigi,dan mampu mengeluarkan dahakserta menurunkan panas.

14. Mengkudu Morinda ritricifolia

Tanaman liar khas Indonesia initingginya bisa mencapai 3-8 m.

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Daunnya tebal dan lebar, letaknyaberhadapan. Bunganya kecilberwarna putih. Buahnya berwarnahijau bertutul-tutul, kalau sudah tuamenjadi kekuningan dan berbau.

Sifat dam KhasiatDapat mematikan kuman karenakandungan Metil asetil ester. SenyawaMoridomnya Soranjidiol bergunamelancarkan keluar air seni.Mengkudu juga berkhasiat sebagaiobat Cacing, hipertensi, radang usus,hepatitis dan masuk angin.

Informasi lebih lanjut, silahkanhubungi:

* Manajer Pendidikan Lingkungan ecotonE-mail: [email protected]