Wahana- Bab 4 (Metodologi )-Lapdul

21
Bab 4 Metodologi Studi 5.1 DASAR HUKUM DAN ACUAN NORMATIF 1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3046); 2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Di Kabupaten Bogor (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4117); 3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4337); 4. Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); PT. WAHANA REKA TEKINDO IV - 1

description

tentan becak

Transcript of Wahana- Bab 4 (Metodologi )-Lapdul

Laporan PendahuluanPemetaan Zona Wilayah Pengambilan Air Tanah Di Kabupaten Bogor

Bab 4

Metodologi Studi

5.1 DASAR HUKUM DAN ACUAN NORMATIF1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3046);2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Di Kabupaten Bogor (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4117);3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4337);4. Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);5. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);7. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata pengaturan air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3225);8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838);9. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);10. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4858);11. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4859);12. Permen PU Nomor 48 tahun 1990 tentang Pengelolaan air;13. Permen PU Nomor 49 tahun 1990 tentang Penggunaan air;14. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor : 1451.K/10/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintah di Bidang Pengelolaan Air Bawah Tanah;15. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Dilengkapi dengan Analisis Dampak Lingkungan Hidup;16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2001 tentang Pola Induk Pengelolaan Sumber Daya Air di Jawa Barat;17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Air Tanah;5.2 PENDEKATAN PEKERJAAN

Untuk tercapainya tujuan pekerjaan ini, pendekatan yang dipergunakan dalam kegiatan Pemetaan Zona Wilayah Pengambilan Air Tanah Di Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut:

Metode yang digunakan dalam kegiatan Pemetaan Zona Wilayah Pengambilan Air Tanah Di Kabupaten Bogor adalah metode deduktif, empirik, analitik, estimasi kualitatif atau gabungan beberapa metode tersebut. Semua ini mengacu pada ketentuan ilmiah sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.Metode pendekatan analisis hidrogeologi didukung dengan penyelidikan air permukaan. Penyelidikan air permukaan merupakan upaya untuk pengumpulan data/informasi penunjang dalam penyelidikan hidrogeologi. Hal tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai keadaan susunan, kedalaman, dan ketebalan serta penyebaran/jumlah lapisan batuan bawah permukaan tanah dengan dasar perbedaan kontras harga tahanan jenis (resistivity).

5.3 METODOLOGI PEKERJAAN

Untuk melaksanakan pekerjaan ini konsultan berusaha untuk membuat program kerja secara sistematis, dimulai dari kegiatan persiapan, studi literature, pengumpulan data, analisis data, penyusunan rancangan pedoman, penjaringan masukan, penyusunan pedoman. Secara garis besar metodologi pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan meliputi kegiatan persiapan, kegiatan lapangan, kegiatan studio, dan pelaporan yang akan dilakukan dalam suatu skedul yang terencana disesuaikan dengan waktu yang tersedia, serta kemungkinan pemanfaatan dana seefisien sehingga hasilntujian dari kegiatan ini.Untuk merealisasikan maksud, tujuan, dan sasaran yang diinginkan, Tim Kerja konsultan akan melakukan kegiatankegiatan yang terinci, nyata, dan terarah seperti gambar 5.2 :

5.3.1Pekerjaan Persiapan dan Mobilisasi

Kegiatan persiapan dilakukan untuk menyusun langkah-langkah pelaksanaaan masing-masing pekerjaan serta inventarisir peralatan yang diperlukan. Menyusun jadwal pelaksanaan, penugasan personil untuk masing-masing pekerjaan dan menyiapkan alat survey.

Kegiatan ini merupakan awal dari seluruh rangkaian kegiatan dan akan menentukan keberhasilan dari pekerjaan yang dimaksud. Langkah awal yang akan dikerjakan oleh Konsultan adalah menyiapkan pekerjaan persiapan yaitu melakukan koordinasi internal tim, diantaranya adalah : mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung, persiapan tempat kerja, menyiapkan rencana pelaksanaan pekerjaan, dan melakukan koordinasi dengan tim pendaping. Secara garis besar kegiatan ini akan terdiri dari dua jenis pokok kegiatan, yaitu kegiatan persiapan administrasi dan kegiatan persiapan teknis.

Persiapan administrasi terdiri dari kegiatan-kegiatan :

pembuatan surat-surat tugas,

pembuatan surat-surat survey dan perijinan yang diperlukan.

Sedangkan untuk kegiatan persiapan teknis, sudah akan menjurus pada langkah-langkah pembentukan teknis dan program kerja dengan uraian kegiatan sebagai berikut :

pembentukan tim

pengadaan dan penggandaan blanko-blanko survey

pengumpulan data

pembuatan program kerja.

5.3.2Identifikasi dan Pengumpulan Data Sekunder

Pada saat bersamaan Tim kerja akan mengumpulkan dan mengidentifikasikan kebutuhan jenis datadata sekunder yang dibutuhkan untuk tercapainya tujuan kegiatan dimaksud baik. Data sekunder yang akan dikumpulkan berupa data-data yang didapat dari survey institusional, yaitu dengan menggumpulkan data-data pendukung yang sudah ada di instansi-instansi yang berhubungan dengan kegiatan. Data-data yang perlu dikumpulkan dalam pengumpulan data sekunder meliputi:

Data Spasial wilayah berupa peta-peta.

Data demografi

Data tata ruang yang ada

Data peraturan/perda yang mendukung dalam kegiatan Pemetaan Zona Wilayah Pengambilan Air Tanah Di Kabupaten Bogor

5.3.3Pengumpulan Data Primer dari Survei Lapangan

Pengumpulan data primer dan survai lapangan yang dilakukan meliputi pengumpulan data berupa data yang didapat langsung dari survai lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan lapangan berupa wawancara dan melakukan Forum Group Discussion.

Pelaksanaan survey lapangan dilakukan dengan dua cara yaitu survey data sekunder (penunjang) dan data primer (utama).Data primer didapat melalui penyelidikan langsung ke lapangan yang meliputi :

a) Pengukuran/pengamatan sumur gali, sumur bor, mata air dan fasilitas air sejenis pada lokasi kegiatan meliputi kualitas dan kuantitas air;b) Pengambilan contoh air untuk analisis fisika/kimia air di laboratorium;c) Pengukuran air permukaan dengan metode Resitivitas Wenner Sounding. Mobilisasi dan peralatan yang diperlukan :1. Alat surveyAlat survey yang telah disiapkan berupa form survey yang akan diisi sesuai data yang diperlukan;2. Mobilisasi tenagaJumlah tenaga (personil) yang dilibatkan dalam pekerjaan survey disesuaikan kebutuhan data yang dicari dan harus dirinci tugas dan fungsi lapangannya.

3. Peralatan Pengujian Air PermukaanSelain yang diuraikan di atas, peralatan yang diperlukan dalam penyelidikan air permukaan adalah :

Resistivitymeter OYO Mc Ohm 2119

Kabel 4 Roll

GPS

Peta Geologi dan Hidrologi

Meteran, ATK dan Clipboard serta Palu

Komputer/Laptop

5.3.4 Evaluasi dan Analisis Data

Evaluasi dan analisis terhadap data hasil survey dan pengukuran di lapangan dilakukan untuk menentukan :a) Konfigurasi sistem akuifer;b) Pola kedudukan muka air tanah dan arah aliran air;c) Estimasi kuantitas air tanah bebas dan air tanah tertekan;d) Daerah imbuhan (catcment area) sebagai darah resapan;e) Kualitas air tanah secara keseluruhan;f) Debit air maksimum yang diijinkan untuk eksploitasi;g) Zonasi air tanah dengan kategori : aman, rawan, kritis dan bahaya;h) Peta cekungan air tanah dan peta hidrogeologi lokal Bogor;5.3.5 Analisis Laboratorium

Proses analisis dilakukan melalui uji laboratorium terhadap contoh air tanah yang mewakili sistem akuifer di daerah sampel, sekurang-kurangnya 2 (dua) contoh di tiap Kecamatan. Analisis laboratorium dimaksudkan untuk memperoleh data parameter fisika dan kimia air tanah yang digunakan untuk menilai kualitas air tanah di daerah penyelidikan.Standar kualitas air minum yang berlaku di Indonesia ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 yang telah diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907/Menkes/SK/VII/2002 Tanggal 29 Juli 2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Air minum yang dimaksud Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 Tahun 2002 adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Sedangkan jenis air minum yang harus memenuhi syarat kesehatan meliputi air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga, air yang didistribusikan melalui tangki air, air kemasan, serta air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang disajikan kepada masyarakat. Persyaratan kesehatan air minum meliputi persyaratan bakteriologis, kimiawi, radioaktif dan fisikBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 Tahun 2002

1) Bakteriologis

ParameterSatuanKadar maksimum yang diperbolehkanKeterangan

a. Air Minum

E. Coli atau fecal coliJumlah per 100 ml sampel0

b. Air yang masuk sistem distribusi

E. Coli atau fecal coliJumlah per 100 ml sampel0

Total Bakteri ColiformJumlah per 100 ml sampel0

c. Air pada sistem distribusi

E. Coli atau fecal coliJumlah per 100 ml sampel0

Total Bakteri ColiformJumlah per 100 ml sampel0

2) Kimia

a. Bahan-bahan inorganik (memiliki pengaruh langsung pada kesehatan)

ParameterSatuanKadar maksimum yang diperbolehkanKeterangan

Antimonymg/liter0,005

Air raksamg/liter0,001

Arsenicmg/liter0,01

Bariummg/liter0,7

Nitrat (NO3)mg/liter50

Nitrit (NO2)mg/liter3

Seleniummg/liter0,01

b. Bahan-bahan inorganik (memiliki kemungkinan dapat menimbulkan keluhan pada konsumen)

ParameterSatuanKadar maksimum yang diperbolehkanKeterangan

Ammoniamg/liter1,5

Aluminiummg/liter0,2

Chloridemg/liter250

Coppermg/liter1

Kesadahanmg/liter500

Hidrogen sulfidemg/liter0,05

Besimg/liter0,3

Manganmg/liter0,1

pH-6,5-8,5

Sodiummg/liter200

c. Bahan-bahan organik (memiliki pengaruh langsung pada kesehatan)

ParameterSatuanKadar maksimum yang diperbolehkanKeterangan

Chlorinate alkanesg/liter2

Carbon tetrachlorideg/liter20

Dichloromethaneg/liter30

1,1,1-tricholoethaneg/liter2000

d. Bahan-bahan organik (memiliki kemungkinan dapat menimbulkan keluhan pada konsumen)

ParameterSatuanKadar maksimum yang diperbolehkanKeterangan

Tolueneg/liter24-170

Xyleneg/liter20-1800

Ethylbenzeneg/liter2-200

Styreneg/liter4-2600

Monochlorobenzeg/liter10-12

3) Fisik

ParameterSatuanKadar maksimum yang diperbolehkanKeterangan

Parameter fisik

WarnaTCU15Tidak berbau dan berasa

Rasa dan bau--

TemperaturoCSuhu udara 3oC

KekeruhanNTU5

5.3.6. Pelaporan

Penyusunan laporan hasil pelaksanaan pekerjaan Pemetaan Zona Wilayah Pengambilan Air Tanah Di Kabupaten Bogor meliputi : Narasi laporan yang memuat metode dan proses pelaksanaan kegiatan, tabulasi data hasil pengukuran, peta lokasi serta rekomendasi pengelolaan air bawah tanah dan perlindungan zona air tanah di Di Kabupaten Bogor; Penyusunan data hasil pengukuran; Pemetaan/pembuatan peta cekungan air tanah dan peta hidrogeologi/luas/volume sumber daya air tanah di masing- masing wilayah kecamatan;

Gambar 5.1 Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan

PERSIAPAN

STUDI LITERATUR

KEGIATAN LAPANGAN

KEGIATAN STUDIO

PELAPORAN

MULAI

Gambar 5.2. Metodologi Pelaksanaan pekerjaan

PT. WAHANA REKA TEKINDO

IV- 1PAGE PT. OXALIS SUBUR

- 15