Vol. 05, No. 05, Desember 2017 - erepo.unud.ac.id

16

Transcript of Vol. 05, No. 05, Desember 2017 - erepo.unud.ac.id

Page 1: Vol. 05, No. 05, Desember 2017 - erepo.unud.ac.id
Page 2: Vol. 05, No. 05, Desember 2017 - erepo.unud.ac.id

Vol. 05, No. 05, Desember 2017 Published: 2017-10-17

Articles TANGGUNG JAWAB BANK TERHADAP PENGGELAPAN DANA DEPOSITO

NASABAH PENYIMPAN DANA DALAM PERSEPEKTIF PERLINDUNGAN

KONSUMEN

I Gusti Putu Dena Dharma Putra, Ida Bagus Putu Sutama

o PDF

PELAKSANAAN REKRUITMEN TENAGA KERJA LOKAL SEBAGAI BENTUK

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA INDUSTRI

PERHOTELAN DI KUTA SELATAN

I Kadek Bayu Sihandharma, Ni Ketut Supasti Dharmawan, Anak Agung Sri Indrawati

o PDF

PELAKSANAAN KETENTUAN HUKUM TERHADAP MOTIF KAIN ENDEK

BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

HAK CIPTA DI KABUPATEN GIANYAR

Pande Nyoman Yori Pratana, Ni Ketut Supasti Dharmawan, Anak Agung Sri

Indrawati

o PDF

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN TERHADAP PENGGUNAAN

VAKSIN PALSU DI MASYARAKAT

Jody Bagus Wiguna, I Nengah Suantra

o PDF

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT

DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN STUDI DI BANK BNI CABANG

GATSU BARAT

Putu Ikaputri Ayu Paramitha, Marwanto Marwanto, I Nyoman Darmadha

o PDF

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PADAMNYA

LISTRIK AKIBAT KEADAAN MEMAKSA (FOURCE MAJEURE) DI WILAYAH

AREA BALI SELATAN

Riri Safitri, I Ketut Westra

o PDF

PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH DALAM PEMBERIAN

KREDIT PADA PT. BANK BPR ARTHA RENGGANIS Made Winda Diantika Sari, Dewa Gede Rudy

o PDF

PERLINDUNGAN JAMINAN KESEHATAN TERHADAP TENAGA KERJA

KONTRAK PADA DINAS TENAGA KERJA DAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

KOTA DENPASAR

Ni Made Srinitha Themaswari, I Made Sarjana, I Made Udiana

o PDF

PENGATURAN PERLINDUNGAN HUKUM HAKI BIDANG RAHASIA

DAGANG TERKAIT PEMBOCORAN INFROMASI OLEH PEKERJA MENURUT

UU NO.30 TH 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG

Ni Nyoman Dalem Andi Yusianti, I Wayan Wiryawan, I Nyoman Mudana

o PDF

Page 3: Vol. 05, No. 05, Desember 2017 - erepo.unud.ac.id

PENJABARAN ASAS TATA KELOLA PERUSAHAAN DALAM PENGATURAN

SUMBER DAYA MANUSIA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

(PDAM) KOTA DENPASAR

Anak Agung Eggy Brahmindra Satya, I Wayan Wiryawan, Ida Ayu Sukihana

o PDF

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT BAGI NASABAH PADA LPD

KESIMAN

Anak Agung Gde Kusuma Wardana, Dewa Gde Rudy, I Nyoman Darmadha

o PDF

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KARYAWAN ATAS PEMUTUSAN

HUBUNGAN KERJA DI HOTEL PAN PACIFIC NIRWANA BALI RESORT

Muhammad Yusca Mahbubi, I Nyoman Suyatna

o PDF

PERLINDUNGAN HUKUM HAK WARIS BAGI AHLI WARIS YANG DALAM

KEADAAN TAK HADIR DAN PULANG KEMBALI

Isnani Hifzhi Syauchani, I Ketut Westra, Ida Bagus Putra Atmadja

o PDF

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGGUNA JASA ANGKUTAN TRANS

SARBAGITA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG LALU LINTAS DAN

ANGKUTAN JALAN

Ni Ketut Santi Sekarini, I Ketut Sudjana

o PDF

PELAKSANAAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN

ATAS TANAH BESERTA BENDA-BENDA YANG BERKAITAN DENGAN

TANAH PADA PT. BPR PARTHA KENCANA TOHPATI

Kadek Octa Santa Wiguna, I Ketut Markeling

o PDF

ANALISA KASUS PERKOSAAN DISERTAI PEMBUNUHAN TERHADAP

YUYUN DARI SUDUT PANDANG HUKUM HAK ASASI MANUSIA

Brian Edward Samuel Sorongan, I Ketut Keneng

o PDF

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA MEBEL

DAN PATUNG KAYU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN

2003 PADA PERUSAHAN SUNARTA WOOD CARVER

I Wayan Jeffry Arya Putra, I Made Sarjana, I Ketut Markeling

o PDF

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA HARIAN LEPAS PADA

HOTEL PURI BAGUS CANDIDASA

I Gusti Agung Dewi Mulyani, I Made Sarjana, I Made Dedy Priyanto

o PDF

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN MELALUI ASPEK HUKUM PERDATA

Made Nikita Novia Kusumantari, I Made Udiana

o PDF

IMPLEMENTASI EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA DALAM HAL DEBITUR

WANPRESTASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM WISATA BALI

A. A. Gde Agung Kumara Jaya, I Made Dedy Priyanto

o PDF

Page 4: Vol. 05, No. 05, Desember 2017 - erepo.unud.ac.id

PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN APABILA TIDAK HANYA SATU

KONSUMEN YANG MERASA TELAH DIRUGIKAN OLEH PRODUK YANG

SAMA

Kadek Anggiana Dwi Cahyani, I Wayan Wiryawan

o PDF

DAMPAK DITERBITKANNYA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK

INDONESIA NO 21 TAHUN 2016 TENTANG BEBAS VISA KUNJUNGAN

TERHADAP TINGKAT KRIMINALITAS YANG DILAKUKAN OLEH ORANG

ASING DI PROVINSI BALI

Nabila Umar Balbeid, I Nengah Suantra

o PDF

PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA BAGI PEKERJA DI PT

MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK (MATAHARI MALL BALI

GALLERIA)

Gandi Silaban, I Made Udiana, I Nyoman Darmadha

o PDF

TANGGUNG JAWAB PESERTA JAMINAN SOSIAL YANG TIDAK

MELAKSANAKAN PEMBAYARAN IURAN PADA BADAN

PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN CABANG KOTA

DENPASAR

Ni Luh Putu Yulistia Dewi, I Made Sarjana, I Made Dedy Priyanto

o PDF

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN VAPOR JUICE INC BALI TERHADAP

KONSUMEN PEMBELI ROKOK ELEKTRIK JIKA TERJADI LEDAKAN

ROKOK ELEKTRIK

Daniel Alexander Soebroto AM, Ida Bagus Putu Sutama

o PDF

ANALISIS YURIDIS MENGENAI KEWAJIBAN PERUSAHAAN

MENDAFTARKAN TENAGA KERJANYA DALAM KEANGGOTAAN BADAN

PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

Putu Intan Permatasari, I Gusti Ayu Putri Kartika

o PDF

PELAKSANAAN PENGAWASAN PERBANKAN OLEH OTORITAS JASA

KEUANGAN PADA BANK PERKREDITAN DI KOTA DENPASAR

Ni Putu Sintha Tjiri Pradnya Dewi, Desak Putu Dewi Kasih, Dewa Gde Rudy

o PDF

KEDUDUKAN ANAK YANG PINDAH AGAMA UNTUK MEWARIS DALAM

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Dessy Gea Herrayani, Made Suksma Prijandhini Devi Salain

o PDF

PELAKSANAAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN PADA LPD DESA ADAT

PECATU DI KABUPATEN BADUNG

I Made Dwi Pradnya Dita, I Wayan Wiryawan, I Nyoman Mudana

o PDF

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PERIKLANAN YANG

MERUGIKAN PIHAK KOSNUMEN

I Gusti Agung Mayadianti, I Ketut Wirawan

o PDF

Page 5: Vol. 05, No. 05, Desember 2017 - erepo.unud.ac.id

EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT

(BPR) SEWU KABUPATEN TABANAN MELALUI BALAI LELANG BALI

INDONESIA

I Gede Surya Septiawan, Anak Agung Sri Indrawati, Ida Ayu Sukihana

o PDF

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA BERKAITAN

DENGAN ADANYA NON COMPETITION CLAUSE DALAM SEBUAH

PERJANJIAN KERJA

I Made Hendra Gunawan, I Gusti Agung Mas Rwa Jayantiari

o PDF

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT TERHADAP

BARANG KIRIMAN APABILA MENGALAMI KERUSAKAN (STUDI PADA

PT.GED DENPASAR BALI)

KADEK AYU ANGGRENI PUTRI, A. A. KETUT SUKRANATHA, I MADE

PUJAWAN

o PDF

Page 6: Vol. 05, No. 05, Desember 2017 - erepo.unud.ac.id

1

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK

TANGGUNGAN (STUDI DI BANK BNI CABANG GATSU BARAT)*

Oleh:

Putu Ikaputri Ayu Paramitha** Marwanto***

I Nyoman Darmadha****

Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

Abstrak

Perlindungan hukum adalah sesuatu yang diberikan kepada subyek hukum

dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat preventif maupun bersifat

respresif serta dalam bentuk tertulis maupun tidak tertulis. Perlindungan hukum

yang diberikan kepada kreditur dalam perjanjian kredit dengan jaminan hak

tanggungan bersifat preventif dan bersifat respresif. Permasalahan yang diangkat

yaitu bagaimana perlindungan hukum yang diberikan kepada kreditur ketika debitur wanprestasi dalam suatu perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan

dan bagaimana upaya penyelesaian kredit apabila debitur wanprestasi dalam suatu

perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan pada Bank BNI cabang Gatsu

Barat. Tujuan dari penulisan ini untuk mengetahui mengenai perlindungan hukum

yang diberikan kepada kreditur ketika debitur wanprestasi dalam suatu perjanjian

kredit dengan jaminan hak tanggungan dan untuk mengetahui upaya penyelesaian kredit apabila debitur wanprestasi dalam suatu perjanjian kredit dengan jaminan

hak tanggungan pada Bank BNI cabang Gatsu Barat. Jurnal ini menggunakan

metode penelitian hukum empiris yang berarti bahwa penelitian hukum ini

berdasarkan fakta di lapangan. Hasil pembahasan menemukan bahwa bentuk

perlindungan hukum yang diberikan kreditur terdapat pada perjanjian itu sendiri yang tertuang dalam bentuk tertulis. Mengenai upaya penyelesaian kredit pada

Bank BNI cabang Gatsu Barat dilakukan langkah pertama yaitu restructuring,

reconditioning, dan rescheduling kemudian langkah kedua dengan penyelesaian

secara damai dan langkah terakhir yaitu lelang.

Kata kunci : Hak Tanggungan, Perjanjian Kredit, Perlindungan Hukum.

*Tulisan ini merupakan ringkasan skripsi. **Putu Ikaputri Ayu Paramitha adalah mahasiswa Fakultas Hukum Universitas

Udayana.

Korespondensi : [email protected] *** Marwanto adalah Dosen Fakultas Hukum Universitas Udayana, sebagai penulis

II merupakan Pembimbing I. ****I Nyoman Darmadha adalah Dosen Fakultas Hukum Universitas Udayana,

sebagai penulis III merupakan Pembimbing II.

HP
Text Box
2303-0569
Page 7: Vol. 05, No. 05, Desember 2017 - erepo.unud.ac.id

2

Abstract

Legal protection is something that is given to legal subjects in the form of legal instruments whether they are preventive or respresive in the form of written or unwritten. Legal protection granted to creditors in credit agreements with mortgage guarantees is preventive and responsive. The issues raised are how the legal protection is given to the creditor when the debtor is defaulted in a credit agreement with the guarantee of mortgage rights and how the loan settlement efforts if the debtor breaches in a loan agreement with the guarantee of mortgage at Bank BNI West Gatsu branch. The purpose of this paper is to know about the legal protection provided to the creditor when the debtor is defaulted in a credit agreement with

mortgage guarantee and to know the credit settlement efforts if the debtor breaches in a credit agreement with the guarantee of mortgage at Bank BNI West Gatsu branch. This journal uses empirical legal research methods which means that legal research is fact-based in the field. The results of the discussion found that the form of legal protection provided by the creditor is contained in the agreement itself contained in written form. Regarding credit settlement efforts at Bank BNI West Gatsu branch done the first step is restructuring, reconditioning, and rescheduling then the second step with the settlement in a peaceful and final step is the auction.

Keywords: Deposit Rights, Credit Agreement, Legal Protection.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan pinjam-meminjam telah lama dilakukan oleh

masyarakat yang telah mengenal uang sebagai alat pembayaran.

Berdasarkan Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

Perbankan (selanjutnya disebut UU Perbankan) berbunyi : “Bank

adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.” Kemudian pengertian

kredit diatur di dalam Pasal 1 angka 11 UU Perbankan berbunyi :

“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan pinjam-

meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

Page 8: Vol. 05, No. 05, Desember 2017 - erepo.unud.ac.id

3

peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu

dengan pemberian bunga.”

Dalam suatu pemberian kredit maka dilandasi oleh perjanjian

kredit sebagai dasar perjanjian pinjam-meminjam. Perjanjian kredit

merupakan ikatan atau bukti tertulis antara bank dengan nasabah.

Perjanjian kredit merupakan perjanjian pokok yang bersifat riil.

Dalam praktek bank ada 2 (dua) bentuk perjanjian kredit yaitu akta

dibawah tangan dan akta notariil. Dalam kegiatan pinjam-meminjam

uang sering dipersyaratkan adanya penyerahan jaminan utang dari

pihak kreditur kepada pihak debitur. Jaminan utang disebut juga

dengan jaminan kredit atau agunan. Jaminan kredit berfungsi untuk

mengamankan pelunasan kredit ketika debitur cidera janji atau

disebut wanprestasi. Dalam praktik perbankan jaminan kredit yang

digunakan umumnya jaminan khusus yaitu jaminan kebendaan

berupa tanah.1 Dalam perjanjian penjaminan maka harus memenuhi

syarat sahnya perjanjian yang tercantum pada Pasal 1320 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya disebut KUH Perdata).

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan

Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah

(selanjutnya disebut UUHT) merupakan wujud kepastian hukum

dalam pengikatan jaminan atasa benda-benda yang berkaitan dengan

tanah.2 Pada Pasal 1 angka 1 UUHT menyatakan bahwa : “Hak

tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkitan dengan

tanah, yang selanjutnya disebut hak tanggungan, adalah hak

1 Herowati Poesoko, 2008, Parate Executie Hak Tanggungan, Laksbang

Pressindo, Yogjakarta, h.4. 2 Suyatno Anton, 2016, Kepastian Hukum Dalam Penyelesaian Kredit Macet

Melalui Eksekusi Jaminan Hak Tanggungan Tanpa Proses Gugatan Pengadilan, PT

Fajar Interpratama Mandiri, Jakarta, h.9.

Page 9: Vol. 05, No. 05, Desember 2017 - erepo.unud.ac.id

4

jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang

Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut

benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu,

untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang

diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditor-kreditor

lainnya.”

Agar perjanjian kredit dapat menjamin pelunasan utang maka

harus dilakukan proses pengikatan jaminan dengan klausul

pemberian hak tanggungan dengan membuat Akta Pemberian Hak

Tanggungan (selanjutnya disebut APHT) oleh Pejabat Pembuat Akta

Tanah (selanjutnya disebut PPAT) yang bersikan janji-janji

melindungi kreditur kemudian dilakukan proses pembebanan hak

tanggungan melalui 2 (dua) tahap yaitu pendaftaran hak tanggungan

dan penerbitan hak tanggungan.

Adapun mengenai perlindungan hukum sebagai pemegang hak

tanggungan terdapat 2 (dua) bentuk yaitu perlindungan yang bersifat

preventif tercantum pada Pasal 1131 KUH Perdata dan Pasal 1132

KUH Perdata, Pasal 12A UU Perbankan dan Pasal 1 angka 1 UUHT

kemudian perlindungan yang bersifat respresif tercantum pada Pasal

6 UUHT, Pasal 7 UUHT, Pasal 11 UUHT, Pasal 14 UUHTdan Pasal 20

UUHT.

Berdasarkan penelitian yang diperoleh pada Bank BNI cabang

Gatsu Barat yaitu langkah pertama dengan upaya-upaya

penyelamatan yaitu upaya restrukturisasi, rekondisi dan

penjadwalan kembali kemudian langkah kedua apabila debitur

kembali melakukan wanprestasi maka dilakukan penyelesaian secara

damai kemudian langkah terakhir yang dilakukan apabila

Page 10: Vol. 05, No. 05, Desember 2017 - erepo.unud.ac.id

5

berdasarkan first way out dan second way out debitur maka

dilakukan upaya mengeksekusi jaminan kredit atau lelang.

II. ISI MAKALAH

2.1 Metode Penelitian

Dalam rangka pemecahan permasalahan yang ada di skripsi ini

menggunakan metodelogi penelitian yuridis empiris. Pendekatan

secara yuridis yaitu dengan melihat dari segi-segi hukum sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.3 Sedangkan

pendekatan empiris yaitu pendekatan masalah dengan melakukan

penelitian di lapangan. Jenis penelitian ini merupakan salah satu

cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan kebenaran, yaitu

dengan membandingkan aturan yang ada dengan pelaksanaannya

atau kenyataan dalam masyarakat (dasollen dan dassein).4

2.2 Hasil dan Analisis

Bentuk perlindungan hukum yang diberikan kepada kreditur

ketika debitur wanprestasi dalam suatu perjanjian kredit dengan

jaminan hak tanggungan adalah diawali dengan proses pengikatan

perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan yaitudengan

membuat perjanjian kredit dengan klausul pemberian hak

tanggungan dimana perjanjian pengikatan jaminan hak tanggungan

merupakan perjanjian accesoir yang mengikuti perjanjian pokok.

Pada Pasal 10 ayat (1) UUHT menyatakan bahwa: “pemberian hak

tanggungan didahului dengan janji untuk memberikan hak

3 Soerjono Soekanto, 1990, Ringkasan Metodelogi Penelitian Hukum Empiris,

Indhil Co, Jakarta, h. 106. 4 Bahder Johan Nasution, 2008, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju,

Bandung, h. 36.

Page 11: Vol. 05, No. 05, Desember 2017 - erepo.unud.ac.id

6

tanggungan sebagai jaminan pelunasan tertentu yang dituangkan di

dalam dan merupakan bagian tak terpisahkan dari perjanjian utang-

piutang yang bersangkutan atau perjanjian lainnya yang

menimbulkan utang tersebut.” Kemudian membuat APHT oleh PPAT

dimana hal ini tercantum di dalam Pasal 10 ayat (2) UUHT

menyatakan bahwa: “pemberian hak tanggungan dilakukan dengan

pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan oleh Pejabat Pembuat

Akta Tanah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.” Pada APHT wajib dicantumkan janji-janji melindungi

kreditur yang terdapat pada Pasal 11 ayat (2) UUHT sebagai sifat

wajib sahnya APHT untuk memenuhi asas spesialitas hak

tanggungan namun apabila tidak dicantumkan secara lengkap maka

dapat batal demi hukum. Setelah proses pengikatan jaminan maka

dilakukan proses pembebanan hak tanggungan melalui 2 (dua) tahap

yaitu tahap pertama dengan pendaftaran hak tanggungan terdapat

pada Pasal 13 UUHT menjelaskan bahwa pemberian hak tanggungan

wajib didaftarkan pada Kantor Pertanahan kemudian PPAT selambat-

lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah penandatangan APHT wajib

mengirimkan APHT bersangkutan dan warkah lainnya kepada Kantor

Pertanahan setelah itu Kantor Pertanahan membuatkan buku-buku

hak tanggungan dan mencatatnya dalam buku tanah hak atas tanah

yang menjadi objek hak tanggungan serta menyalin catatan pada

sertifikat hak atas tanah yang bersangkutan. Pendaftaran hak

tanggungan ini sebagai wujud asas publisitas dan syarat mutlak

lahirnya hak tanggungan dimana hak tanggungan lahir pada hari

tanggal buku tanah hak tanggungan yang jatuh pada hari ketujuh

setelah penerimaan berkas secara lengkap. Kemudian tahap kedua

dengan penerbitan hak tanggunganterdapat pada Pasal 14 UUHT

Page 12: Vol. 05, No. 05, Desember 2017 - erepo.unud.ac.id

7

menjelaskan bahwa Kantor Pertanahan wajib menerbitkan Sertifikat

Hak Tanggungan (selanjutnya disebut SHT) dengan memiliki irah-

irah “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA

ESA” sebagai bukti hak tanggungan dan menjadi landasan kekuatan

eksekutorial. Pada dasarnya pemberian Hak Tanggungan wajib

dilakukan oleh pemilik sendiri tetapi apabila suatu tindakan hukum

tidak dapat dilakukan oleh yang berkepentingan sendiri pada suatu

keadaan, maka ia dapat menguasakan tindakannya tersebut pada

seseorang yang ditunjuknya, pemberian kuasa dapat dilakukan

secara khusus, yaitu mengenai hanya satu kepentingan tertentu.5

Hal ini tercantum pada Pasal 15 UUHT menjelaskan bahwa apabila

suatu tindakan tidak dapat dilakukan sendiri maka ia dapat

menguasakannya pada seseorang yang ditunjuknya dengan

memberikan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan

(selanjutnya disebut SKMHT). Adapun mengenai perlindungan

hukum sebagai pemegang hak tanggungan terdapat 2 (dua) bentuk

yaitu perlindungan yang bersifat preventif tercantum pada Pasal

1131 KUH Perdata dan Pasal 1132 KUH Perdata, Pasal 12A UU

Perbankan dan Pasal 1 angka 1 UUHT kemudian perlindungan yang

bersifat respresif tercantum pada Pasal 6 UUHT, Pasal 7 UUHT, Pasal

11 UUHT, Pasal 14 UUHT dan Pasal 20 UUHT.

Upaya penyelesaian kredit apabila debitur wanprestasi dalam

suatu perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan pada Bank

BNI cabang Gatsu Barat adalah langkah pertama dengan upaya-

upaya penyelamatan yaitu upaya restrukturisasi, rekondisi dan

penjadwalan kembali dimana hal ini dilakukan dengan meneliti

5 Subekti R., 1995, Aneka Perjanjian, Cetakan Kesepuluh, PT. Citra Aditya

Bakti, Bandung , h.143.

Page 13: Vol. 05, No. 05, Desember 2017 - erepo.unud.ac.id

8

secara menyeluruh sebab-sebab kredit tersebut bermasalah

kemudian diberikan surat teguran setiap bulannya dan melakukan

pertemuan antara kreditur dengan debitur untuk melakukan

kesepakatan seperti memperkecil cicilan. Kemudian langkah kedua

apabila debitur kembali melakukan wanprestasi maka dilakukan

penyelesaian secara damai dimana hal ini dilakukan dengan

mengirimkan surat teguran macet setiap 2 (dua) minggu sekali dan

panggilan kepada debitur untuk menghadap kepada Manager

Collection di Bank BNI cabang Gatsu Barat dan bersepakat untuk

menjual objek hak tanggungan dibawah tangan. Kemudian langkah

terakhir yang dilakukan apabila berdasarkan first way out yaitu

prospek usaha debitur dan second way out yaitu kecukupan jaminan

debitur maka dilakukan upaya mengeksekusi jaminan kredit atau

lelang dimana Bank BNI cabang Gatsu Barat bekerjasama dengan

Balai Lelang Swasta (selanjutnya disebut BLS) dimana masing-

masing unit pada Bank BNI cabang Gatsu Barat memiliki MoU

dengan BLS sebagai rekan kerja kemudian memeberikan Surat

Perintah Kerja (selanjutnya disebut SPK) untuk melakukan proses

pralelang hingga lelang dilaksanakan kemudian BLS berkoordinasi

dengan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (selanjutnya

disebut KPKNL) untuk mendapatkan jadwal lelang dan setelah

ditetapkan tanggal lelang maka Kepala Kantor Lelang meminta Surat

Keterangan Tanah (selanjutnya disebut SKT) ke Badan Pertanahan

Nasional (selanjutnya disebut BPN) untuk risalah lelang.

Page 14: Vol. 05, No. 05, Desember 2017 - erepo.unud.ac.id

9

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah uraian diatas maka dapat

disimpulkan bahwabentuk perlindungan hukum yang diberikan

kepada kreditur ketika debitur wanprestasi dalam suatu perjanjian

kredit dengan jaminan Hak Tanggungan yaitu dilakukan proses

pengikatan perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan

kemudian hak tanggungan didaftarkan oleh PPAT pada Kantor

Pertanahan selanjutnya Kantor Pertanahan menerbitkan Sertifikat

Hak Tanggungan dengan memiliki irah-irah “DEMI KEADILAN

BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” sebagai bukti hak

tanggungan dan menjadi landasan kekuatan eksekutorial.

Upaya penyelesaian kreditapabila debitur wanprestasi dalam

perjanjian kredit dengan jaminan Hak Tanggungan pada Bank BNI

Cabang Gatsu Barat yaitu sebelum terjadinya kredit macetdilakukan

upaya restructuring, reconditioning, dan rescheduling yang dalam

istilah perbankan lebih dikenal dengan sebutan 3R; kemudian

setelah terjadinya kredit macet pertama dengan jalur litigasi yaitu

melakukan penyelesaian secara damai dengan menjual obyek hak

tanggungan di bawah tangan; kedua dengan jalur non litigasi

berdasarkan first way out dan second way out debitur maka

dilakukan upaya yaitu mengeksekusi jaminan kredit.

3.2 Saran

Adapun saran dari pembahasan yang telah uraian diatas

yaituSebaiknya Bank BNI cabang Gatsu Barat tidak terlalu dini

mengambil keputusan menjual objek hak tanggungan dan

Page 15: Vol. 05, No. 05, Desember 2017 - erepo.unud.ac.id

10

melakukan upaya tersebut apabila tingkat kelancaran pengembalian

kredit debitur sudah berada di golongan macet.

Sebaiknya pemerintah selain memperhatikan kreditur juga

memperhatikan debitur. Hal tersebut dikarenakan perundang-

undangan yang berlaku sekarang, bank dapat melakukan keputusan

menjual objek hak tanggungan dalam jangka waktu yang tidak

sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Bahder Johan Nasution, 2008, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung.

Herowati Poesoko, 2008, Parate Executie Objek Hak Tanggungan,

Laksbang Pressindo, Yogjakarta.

Soerjono Soekanto, 1990, Ringkasan Metodelogi Penelitian Hukum

Empiris, Indhil Co, Jakarta.

Subekti R., 1995, Aneka Perjanjian, Cetakan Kesepuluh, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

Suyatno Anton, 2016, Kepastian Hukum Dalam Penyelesaian Kredit Macet Melalui Eksekusi Jaminan Hak Tanggungan Tanpa Proses Gugatan Pengadilan, PT Fajar Interpratama Mandiri, Jakarta.

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Burgerlijk Wetboek dengan tambahan Undang-Undang Pokok Agraria dan Undang-Undang Perkawinan, 2007,diterjemahkan oleh Subekti, R. Dan

Tjitrosudibio, R. Cet. 38, Pradnya Paramita, Jakarta.

Page 16: Vol. 05, No. 05, Desember 2017 - erepo.unud.ac.id

11

Indonesia, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3790, Jakarta. Indonesia, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak

Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3632, Jakarta.