guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab...

32
TUGAS CHANDA WEDA MATA KULIAH WEDA KELOMPOK II ANGGOTA : 1. NI PUTU AYU MAHADEWI / 16.1.1.3.1.30 2. NI KADEK SUSILARTINI / 16.1.1.3.1.34 3. NI PUTU WIDIASTUTI / 16.1.1.3.1.27 4. NI PUTU SUKADESI / 16.1.1.3.1.29 5. I GDE RIAWAN WIDIANTARA MP / 16.1.1.3.1.33 6. NYOMAN ADI RATNAYA / 16.1.1.3.1.32 7. GEDE FERY JUSTIANA / 16.1.1.3.1.31 8. I GN KETUT DWIJA PRASTIKA / 16.1.1.3.1.28 PROGRAM STUDI PGSD JURUSAN DHARMA ACARYA SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI

Transcript of guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab...

Page 1: guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para

TUGAS

CHANDA WEDA

MATA KULIAH WEDA

KELOMPOK II

ANGGOTA :

1. NI PUTU AYU MAHADEWI / 16.1.1.3.1.30

2. NI KADEK SUSILARTINI / 16.1.1.3.1.34

3. NI PUTU WIDIASTUTI / 16.1.1.3.1.27

4. NI PUTU SUKADESI / 16.1.1.3.1.29

5. I GDE RIAWAN WIDIANTARA MP / 16.1.1.3.1.33

6. NYOMAN ADI RATNAYA / 16.1.1.3.1.32

7. GEDE FERY JUSTIANA / 16.1.1.3.1.31

8. I GN KETUT DWIJA PRASTIKA / 16.1.1.3.1.28

PROGRAM STUDI PGSD JURUSAN DHARMA ACARYA

SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI MPU KUTURAN SINGARAJA

PROVINSI BALI 2016/ 2017

Page 2: guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang

berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para

Maha Rsi. Weda merupakan jiwa yang meresapi seluruh ajaran Hindu, laksana

sumber air yang mengalir terus melalui sungai-sungai yang amat panjang dalam

sepanjang abad. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa.

Weda secara ethimologinya berasal dari kata “Vid” (bahasa sansekerta),

yang artinya mengetahui atau pengetahuan. Weda adalah ilmu pengetahuan suci

yang maha sempurna dan kekal abadi serta berasal dari Hyang Widhi Wasa. Kitab

Suci Weda dikenal pula dengan Sruti, yang artinya bahwa kitab suci Weda adalah

wahyu yang diterima melalui pendengaran suci dengan kemekaran intuisi para

maha Rsi. Juga disebut kitab mantra karena memuat nyanyian-nyanyian pujaan.

Dengan demikian yang dimaksud dengan Weda adalah Sruti dan merupakan kitab

yang tidak boleh diragukan kebenarannya dan berasal dari Hyang Widhi Wasa.

Bahasa yang dipergunakan dalam Weda disebut bahasa Sansekerta, Nama

sansekerta dipopulerkan oleh maharsi Panini, yaitu seorang penulis Tata Bahasa

Sensekerta yang berjudul Astadhyayi yang sampai kini masih menjadi buku

pedoman pokok dalam mempelajari Sansekerta.

Sebelum nama Sansekerta menjadi populer, maka bahasa yang

dipergunakan dalam Weda dikenal dengan nama Daiwi Wak (bahasa/sabda

Dewata). Tokoh yang merintis penggunaan tatabahasa Sansekerta ialah Rsi

Panini. Kemudian dilanjutkan oleh Rsi Patanjali dengan karyanya adalah kitab

Bhasa. Jejak Patanjali diikuti pula oleh Rsi Wararuci.

Weda adalah kitab suci yang mencakup berbagai aspek kehidupan yang

diperlukan oleh manusia. Berdasarkan materi, isi dan luas lingkupnya, maka jenis

Page 3: guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para

buku weda itu banyak. maha Rsi Manu membagi jenis isi Weda itu ke dalam dua

kelompok besar yaitu Weda Sruti dan Weda Smerti. Pembagian ini juga

dipergunakan untuk menamakan semua jenis buku yang dikelompokkan sebagai

kitab Weda, baik yang telah berkembang dan tumbuh menurut tafsir sebagaimana

dilakukan secara turun temurun menurut tradisi maupun sebagai wahyu yang

berlaku secara institusional ilmiah.

KITAB SRUTI adalah kitab wahyu yang diturunkan secara langsung oleh

Tuhan (Hyang Widhi Wasa) melalui para maha Rsi. Sruti adalah Weda yang

sebenarnya (originair) yang diterima melalui pendengaran, yang diturunkan sesuai

periodesasinya dalam empat kelompok atau himpunan. Oleh karena itu Weda

Sruti disebut juga Catur Weda atau Catur Weda Samhita (Samhita artinya

himpunan). Adapun kitab-kitab Catur Weda tersebut adalah:

1. Weda atau Rg Weda Samhita dihimpun oleh Rsi Pulaha.

2. Sama Weda Samhita dihimpun oleh Rsi Jaimini.

3. Yajur Weda Samhita dihimpun oleh Rsi Waisampayana.

4. Atharwa Weda Samhita dihimpun oleh Rsi Sumantu.

KITAB SMERTI adalah Weda yang disusun kembali berdasarkan ingatan.

Penyusunan ini didasarkan atas pengelompokan isi materi secara sistematis

menurut bidang profesi. Secara garis besarnya Smerti dapat digolongkan ke dalam

dua kelompok besar, yakni kelompok Wedangga (Sadangga), dan kelompok

Upaweda.

1. Kelompok Wedangga:

Kelompok ini disebut juga Sadangga. Wedangga terdiri dari enam bidang Weda

yaitu:

(1).Siksa (Phonetika)

(2).Wyakarana (Tata Bahasa)

(3).Chanda (Lagu)

Page 4: guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para

(4).Nirukta

(5).Jyotisa (Astronomi)

(6).Kalpa

2. Kelompok Upaweda:

Adalah kelompok kedua yang sama pentingnya dengan Wedangga.

Kelompok Upaweda terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

(1).Itihasa

(2).Purana

(3).Arthasastra

(4).Ayur Weda

(5).Gandharwaweda

Namun dalam hal ini kami tidak membahas semua tetang intisari ajaran Veda.

Kami disini hanya akan membahas salah sartu dari Kelompok Sad Wedangga

yaitu “CHANDA” atau lagu dalam Veda.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian tentang penjelasan latar belakang maka rumusan masalah yang

dapat diambil yaitu :

1. Apa pengertian ‘Chanda’?

2. Apa saja bentuk – bentuk ‘Chanda’?

3. Apa saja contoh – contoh ‘Chanda’ dalam Veda ?

Page 5: guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para

1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui pengertian ‘Chanda’.

1. Untuk mengetahui bentuk – bentuk ‘Chanda’.

2. Untuk mengetahi contoh – contoh ‘Chanda dalam Veda.

1.4 Manfaat Penulisan

Agar para pembaca dapat mengetahui apa itu Chanda, bentuk – bentuk

Chanda, serta beberapa contoh Chanda yang ada dalam Veda. Karena Chanda

merupakan salah satu cabang Veda yang harus diketahui ataupun dipelajari agar

tidak terjadi kesalahan dalam pelafalan mantram-mantram yang ada pada Veda.

Page 6: guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ‘Chanda’ atau Metrum.

Chanda merupakan  ilmu  tentang  irama  Veda ( Chandasastra ). Chanda

atau metrum (wirama) ditentukan oleh aturan jumlah suku kata dalam sebuah

baris dan sebuah mantram Veda yang terdiri dari 3 atau 4 “pada” atau baris.

Jumlah suku kata yang dihitung adalah suku kata yang konsonannya diikuti huruf

svara(vowel) termasuk juga wisarga dan anuswara. Baris mantram Veda

ditentukan pula oleh irama berat ringan panjang pendek yang disebut guru dan

laghu yang pada baris panjang kadang-kadang berselang seling dengan yang

pendek. Baris-baris pada bait mantra umumnya terdiri dari 8 , 11 atau lebih dan

kadang-kadang jauh lebih banyak dari jumlah tersebut. Metrum ini menurut

tradisi dibedakan menjadi 2 kelompok besar yaitu biasa atau sedang dan yang

panjang.

Metrum atau wirama terpendek terdiri dari 24 suku kata dan terdiri dari 3

baris, selanjutnya suku katanya bertambah empat demi empat dan barisnyapun

berubah mnjadi empat atau lebih. Yang terpanjang dari kelompok biasa atau

sedang ini terdiri dari 48 suku kata. Yang terpendek dari kelompok yang panjang

adalah 52 suku kata dan yang terpanjang terdiri dari 76 suku kata bahkan ada yang

104 suku kata, kini dalam kenyataannya tidak ditemukan seperti yang demikian.

Berikut dikutipkan bagan metrum sebagai berikut :

Yang biasa (sedang) Jumlah suku kata (suku kata tiap baris)

1. Gayatri 24 suku kata ( 8 + 8 + 8 )

2. Usnih 28 suku kata ( 7 + 7 + 7 + 7 )

3. Anustubh 32 suku kata ( 8 + 8 + 8 + 8 )

4. Brhati 36 suku kata ( 9 + 9 + 9 + 9 )

5. Pankti 40 suku kata ( 8 + 8 + 8 + 8 + 8 )

Page 7: guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para

6. Tristubhh 44 suku kata ( 11 + 11 + 11 + 11 )

7. Jagati 48 suku kata ( 12 + 12 + 12 + 12 )

Yang panjang Jumlah suku kata (suku kata tiap baris)

1. Atijagati 52 suku kata ( 12 + 12 + 12 + 8 + 8 )

2. Sakvari 56 suku kata ( 8 + 8 + 8 + 8 + 8 + 8 + 8 )

3. Antisakvari 60 suku kata ( 16 + 16 + 12 + 8 + 8 )

4. Asti 64 suku kata ( 16 + 16 + 16 + 8 + 8 )

5. Atyasti 68 suku kata ( 12 + 12 + 8 + 8 + 8 +12 + 8 )

6. Dhrti 72 suku kata ( 12 + 12 + 8 + 8 + 8 + 16 + 8 )

7. Atidhrti 76 suku kata ( 12 + 12 + 8 + 8 + 8 + 12 + 8 + 8 )

Dalam buku ( I Made Titib hal 40-41) Disamping 14 macam metrum di

atas, terdapat juga kelook 7 metrum sebagai berikut : Krti (80), Prakrti (84), Akrti

(88), Vikrti (92), Sankrti (96), Abhikrti (100), dan Ukrti (104). Metrum ini tidak

tedapat dalam Rg weda, tetapi dapat dijumpai dalam Samhita seperti Vajasaneyi

(Sukla Yajur Weda), Tittiriya Samhita, Taittriya dan Taittiriya Brahmana [2].

Umumnya setiap mantram weda terdiri dari 4 baris atau “Pada”. Atas

dasar inilah metrum-metrum itu diklasifikasikan dari kelompok-kelompok dengan

penambahan suku kata. Namun hal ini tidak diikutidengan sewtia dalam contoh-

contoh yang konkrit, artinya terdapat variasi yang sangat jauh. Demikanlah

misalnya Gayatri terdiri atas 3 aris dengan masing-masing baris terdiri atas 8 suku

kata yang disusun oleh Usnih yang terdiri atas 3 baris dengan masing-masing

baris terdiri dari 12 suku kata. Anustubh terdiri dari 4 baris, dengan masing-

masing baris 8 suku kata dan dalam Brhati, salah satu dari 4 barisnya mempunyai

12 suku kata.

Pankti terdiri dari 4 baris dengan masig-masing baris terdiri dari 10 suku

kata. Tristubh terdiri atas 4 baris masing-masing dari terdiri dari 11 suku kata dan

Jagati, juga terdiri dari 4 baris dengan 12 suku kata pada masing-masing baris.

Demikian kita dapati bahwa kecuali 2 yang pertama, semua yang lima lagi tediri

atas 4 baris dengan panjanng yang berbeda-beda.

Page 8: guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para

Masiih ada lagi cara-cara lain dalam hal susunan jumlah suku kata bagan

di atas diberikan untuk yang umum saja. Pankti misalnya, terdiri atas 40 suku kata

dapat dijadikan 5 baris dengan masing-masing baris terdiri dari 8 suku kata.

Dalam metrum-metrum yang lebih panjang terdapat matram-mantram

yang baris-barisnya lebih dari 4. Ia dibangun atas 8 atau 12 suku kata pada setiap

baris yang deikian digambungkan sebagai suatu yang bercampur dalam mantram

yang sama. Variasi yang sebenarnya dalam metrum dibangun dari sejumlah baris

dan sejumlah suku kata dalam baris itu dan aturan yang di dalamnya 2 macam

baris dicampur dalam mantram-mantram itu.

Juga dalammtrum yang biasa, walaupun mantram-mantram yang menjadi

panutan mempunyai baris yang relatip seragam yang membangun mantram itu

dalam banyak hal bila baris yang panjangnya berbeda disusun dalam beberapa

aturan dalam mantram itu dan inilah yang menyebabkan adanya variasi metrum.

Umumnya dappat dinyatakan bahwa ada 3 jenis baris, yaitu baris yang terdiri dari

8 suku kata, baris yang terdiri atas 11 suku kata dan bariis yang terdiri dari 12 suk

kata. Kadang-kadang setengah dari baris yang 8 suku kata tu juga ditambahkan.

Contoh untuk yang demikian disebut sebagai baris-barisdengan 12 suku kata,

walaupun sebenarnya ia satu dan setengah baris yang terdiri atas 8 suku kata,

berbeda dengan baris-baris yang terdiri atas 8 suku kata. Kombinasi antara baris-

baris yang bersuku kata 8, bersuku kata 11 dan yang bersuku kata 12 membentuk

kelas tersendiri. Dalam hal ini tidak ungkin untuk mengatakan dengan pasti

apakah semua baris yang besuku kata 12 pada mulanya merupakan kombinasi

baris yang bersuku kata 8 ditambah setengah baris itu.

Baris yang tediri atas 10 suku kata tidak banyak jumlahnya, demikian pula

baris-baris yang jumlah suku katanya lain dari yang disebut diatas. Baris-baris

yang demikian yang panjangnya laindari biasa, yaitu 8,11 dan 12 suku kata boleh

jadi sudah ada dari jaman dahulu ketika metrum0metrum itu jauh lebih rumit dan

ketika mantram-mantram jauh lebih asli dan seni dengan variasi yang lebih

banyak dan lebih bebas dalam menanganinya. Sebagian besar dari padanya sudah

lenyap pada masa berikutnya, ketika metrum itu ditetapkan standarnya. Dalam

Page 9: guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para

naskah-naskah yang masih ada, metrum-metrum yang standar, yaitu mantram-

mantram yang terdiri dari 4 baris dengan 8,11 dan 12 suku katalah yang paling

banyak terdapat.

2.2  Bentuk – Bentuk ‘Chanda’ atau Metrum.

Berikut ini merupakan bentuk – bentuk ‘Chanda’ :

2.2.1 Gayatri

Metrum Gayatri yang standard mempunyai 24 suku kata. Namun cukup

banyak  variasi susunan metrum Gayatri dengan nama – nama yang berbeda pula.

Terdapat 11 variasi dari metrum Gayatri.

2.2.2 Usnik

Metrum standard Usnik terdiri dari 28 suku kata. Ada 8 macam variasi

popular dari Usnik. Ada juga perpaduan antara baris – baris Gayatri dan Jagati

yang juga terdiri dari 28 suku kata ( 8 + 8 + 12 ).

2.2.3 Anustup

Metrum standard Anustup terdiri dari 32 suku kata dalam 1 bait yang

terdiri dari 4 baris. Terdapat 8 variasi Anustup yang dikemukakan oleh Katyayani

dalam karyanya Sarvanukramani Rgveda.

2.2.4 Brhati

Metrum standard Brhati terdiri dari 36 suku kata dalam tiap bait dan tiap

baris terdiri dari 9 suku kata. Terdapat sekitar 9 variasi penting dari metrum ini

seperti diungkapkan dalam Sarvanukramani dan buku Veda yang lainnya yang

berbentuk prosa.

Page 10: guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para

2.2.5 Pankti

Bentuk standard Pankti terdiri dari 5 baris dalam satu bait dan tiap baris

terdiri dari 8 suku kata atau 4 baris dan tiap baris terdiri dari 10 suku kata.

Terdapat 6 jenis variasi dalam metrum ini.

2.2.6 Tristup

Bentuk standar Tristup terdiri dari 4 baris dan tiap baris terdiri dari 11

suku kata (48 suku kata). Terdapat 10 variasi dalam metrum ini.

2.2.7 Jagati

Bentuk standard jagati terdiri dari 4 baris dan tiap baris terdiri dari 12 suku

kata (satu bait = 48 suku kata). Terdapat variasi lain yang umum yaitu Mahapankti

atau Mahasatobrhati.

Selain itu ada beberapa bentuk ‘Chanda’ lainnya, khususnya yang terdapat

dalam Rgveda yang dipetikkan dari lampiran II ( Appendix II ) buku The Hymns

of The Rgveda yang merupakan terjemahan dari Ralph T.H. Griffith, terbitan

Motital Banarsidass, Delhi, 1986, ha;laman 655 sebagai berikut :

2.2.8 Abhisarini

Merupakan bagian (bentuk lain) dari Trstup, yang terdiri dari 2 baris

terdiri dari dua belas ataupun kadang-kadang 11 suku kata.

2.2.9 Anustup atau Anustubh

terdiri dari empat baris masing-masing 8 suku kata,dua “pada” membentuk

sebuah baris. Metrum ini umum digunakan dalam Manavadharmasastra,

Mahabrata, Ramayana,dan kitab – kitab Purana.

2.2.10 Anustubhgarbha

sebuah metrum dari kelompok Usnih: “pada” yang pertama terdiri dari 5

dan 3 suku kata, masing-masing mengikuti baris yang masing-masing terdiri dari

8 suku kata.

Page 11: guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para

2.2.11 Anustup pipilikamadhya

merupakan bentuk lain dari anustup. “pada” keduanya dengan baris ke 1

dan ke 3 ( 8 suku kata 4+8+8 ).

2.2.12 Asti

terdiri dari empat baris masing-masing 16 suku kata atau 64 suku kata

dalam sebuah mantra.

2.2.13 Astarapankti

terdiri dari 2 “pada” masing-masing 8 suku kata, diikuti oleh masing-

masing 12 suku kata.

2.2.14 Atidhrti

empat “pada” masing-masing terdiri dari 19 suku kata = 76 suku kata.

2.2.15 Atijagati

empat “pada” masing-masing terdiri dari 13 suku kata.

2.2.16 Atinicrti

terdiri dari 34 “pada” terdiri dari masing-masing 7,6 dan 7 suku kata.

2.2.17 Atisakvari

empat “pada” masing-masing terdiri dari 13 suku kata.

2.2.18 Atyasti

empat “pada” masing-masinbg terdiri dari 17 suku kata.

2.2.19 Brhati

empat “pada” ( 8+8+12+8) terdiri dari 36 suku kata pada setiap mantram

2.2.20 Caturvimsatika dvipada

sebuah dvipada terdiri dari 24 suku kata meskipun kadang-kadang 20

suku kata.

Page 12: guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para

2.2.21 Dhrti

terdiri dari 72 suku kata di dalam sebuah mantram.

2.2.22 Dvipada viraj

merupakan bentuk lain dari Gayatri teridri dari hanya 2 “pada” ( 12+8 atau

10+10 suku kata); tidak cukup terwakilkan dalam terjemahan oleh dua puluhan

suku kata berirama dalam setiap baris.

2.2.23 Ekapada trstup

sebuah trstup terdiri dari satu “pada” atau seperempat mantram.

2.2.24 Ekapada viraj

sebuah viraj terdiri dari sebuah “pada”.

2.2.25 Gayatri

sebuah mantram yang biasanya terdiri dari 24 suku kata, susunannya

bervariasi, namun umumnya terdiri dari 3 “pada” masing-masing terdiri dari 8

suku kata atau baris pertama terdiri dari 16 suku kata dan baris kedua terdiri dari 8

suku kata. Terdapat 11 variasi metrum gayatri ini dan jumlah suku kata dalam

mantram ini bervariasi dari 19 – 33 suku kata.

2.2.26 Jagati

sebuah metrum terdiri dari 48 suku kata disusun dalam empat “pada”,

masing-masing dua belas suku kata, dua “pada” membentuk sebuah baris atau

jalinan yang didalam terjemahan digambarkan oleh double alexandrine.

2.2.27 Kakup atau kakubh

sebuah metrum terdiri dari 3 “pada” yang masing-masing terdiri dari 8, 12,

dan 8 suku kata.

2.2.28 Kakubh nyankusira

terdiri dari 3”pada” masing-masing 9 +12+4 suku kata.

Page 13: guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para

2.2.29 Krti

sebuah metrum terdiri dari empat “pada” masing-masing terdiri dari 20

suku kata.

2.2.30 Madhyejyotis

sebuah metrum yang dalam setiap “pada” terdiri dari 8 suku kata berada di

antara 2 “pada” yang masing-masing terdiri dari dua belas suku kata.

2.2.31 Mahabrhati

empat baris masing-masing terdiri dari 8 suku kata diikuti oleh sebuah

baris dengan 12 suku kata.

2.2.32 Mahapadapankti

metrum dua bagian terdiri dari 31 suku kata, bagian pertama terdiri dari 4

baris masing-masing dengan 5 suku kata, dan bagian kedua adalah Tristup seperti

biasa terdiri 11 sukun kata. Lihat vedic. Hymns, Bagian I. ( Sacred Books of the

East, Ed.Max Muller, XXXII) P.XCVIII.

2.2.33 Mahapankti

sebuah metrum terdiri dari 48 suku kata ( 8×6 atau 12×4).

2.2.34 Mahasatobrhati

sebuah bentuk yang panjang dari satobrhati.

2.2.35 Nastarupi

sebuah variasi dari anustup.

2.2.36 Nyankusarini

sebuah metrum empat “pada”: 8+12+8+8 suku kata.

Page 14: guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para

2.2.37 Padanicrt

sebuah variasi dari Gayatri yang masing-masing baris kekurangan satu

suku kata : 7+3=21 suku kata.

2.2.38 Padapankti

sebuah metrum terdiri dari 5 baris masing-masing baris terdiri dari 5 suku

kata.

2.2.39 Pankti

sebuat metrum yang merupakan octaf 5 baris, seperti anustup dengan

tambahan 1 baris.

2.2.40 Panktyuttara

sebuah metrum yang pada bagian akhirnya sama dengan pankti: 5 + 5 suku

kata.

2.2.41 Pipilikamadhya

sebuah metrum yang ada pada baris di tengah-tengah lebih pendekan

dengan sebelum dan sesudahnya.

2.2.42 Pragatha

sebuah metrum dalam Mandala VIII (Rgveda), terdiri dari semacam bait

yang merupakan kombinasi duah buah mantram, yaitu sebuah Brhati atau Kakup

diikuti oleh sebuah satobrhati.

2.2.43 Prastarapankti

sebuah metrum terdiri dari 40 siku kata : 12 +12+8+8.

2.2.44 Prastistha

sebuah metrum terdiri dari 4 baris dan masing-masing baris terdiri dari 4

suku kata; juga sebuah variasi dari Gayatri terdiri dari 3 baris masing-masing baris

terdiri dari 8, 7dan 6 suku kata.

Page 15: guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para

2.2.45 Purastadbrhati

sebuah variasi dari Brhati dengan 12 suku kata pada baris pertama.

2.2.46 Pura-usnih

sebuah metrum terdiri dari tiga baris, masing-masing baris terdiri dari

12+8+8 suku kata.

2.2.47 Sakvari

sebuah metrum terdiri dari 4 baris masing-masing baris terdiri 14 suku

kata.

2.2.48 Satobrhati

sebuah metrum terdiri dari 4 baris, baris ganjilnya terdiri dari 12 suku kata

dan baris genapnya 8 suku kata : 12+8+12+8=40.

2.2.49 Skandogriva

terdiri dari 4 baris, kecuali baris kedua 12 suku kata, yang lainnya 8 suku

kata: 8+12+8+8.

2.2.50 Tanusira

terdiri dari 3 baris, baris pertama dan kedua 11 suku kata dan yang ketiga

6 suku kata: 11 +11+6.

2.2.51 Tristup atau tristubh

sebuah metrum terdiri dari 4 baris masing-masing terdiri dari 11 suku kata.

2.2.52 Upanistadbrhati

terdiri dari 4 baris, baris pertama terdiri dari 12 suku kata sedang yang lain

8 suku kata: 12+8+8+8.

2.2.53 Uparistajjyotis

sebuah tristup pada baris terakhirnya hanya terdiri dari 8 suku kata.

Page 16: guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para

2.2.54 Urdhvabbrhati

sebuah variasi dari brhati.

2.2.55 Urobrhati

sebuah variasi dari brhati : 8 +12+8+8 suku kata.

2.2.56 Usniggarbha

sebuah Gayatri yang masing-masing barisnya terdiri dari, baris pertama 6,

baris kedua 7 dan baris ketiga 11 suku kata.

2.2.57 Usnih

terdiri dari 3 baris masing-masing: 8+8+12 suku kata.

2.2.58 Vardamana

sebuah variasi/bentuk lain dari Gayatri: 6+7+8= 21 suku kata.

2.2.59 Viparita

sebuah metrum yang terdiri dari 4 baris serupa dengan vistarapankti.

2.2.60 Viradrupa

sebuah metrum tristup yang terdiri dari 4 baris: 11+11+11+7 atau 8 suku

kata.

2.2.61 Viratpurva

sebuah variasi dari tristup.

2.2.62 Viratsthana

sebuah variasi dari tristup.

2.2.63 Visamapada

sebuah metrum yang susunnya tidak genap.

Page 17: guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para

2.2.64 Vistarabrhati

sebuah bentuk lain dari Brhati terdiri dari 4 baris, masing-masing baris

terdiri dari 8 suku kata pada yang pertama dan terakhir dan 12 baris dua dan tiga:

8+12+12+8= 40 suku kata.

2.2.65 Yavamadhya

sebuah metrum terdiri dari tiga baris, yang ditengah – tengah lebih panjang di

antara 2 yang pendek, yang pertama dan ketiga.

2.3 Contoh ‘Chanda’ atau Metrum dalam Veda.

2.3.1 Metrum Veda yang terdiri dari 8 suku kata

2.3.1.1 Gayatri , terdiri dari 3 baris (24 suku kata)

Agnim ile purohitam/

yajnasya devam rtvijam/

hotaram ratnadhatamam// (Rgveda I.1.1.)

2.3.1.2 Anustubh terdiri dari 4 baris (32 suku kata) dibagi menjadi dua perhentian

A yaste sapirasute/

agne sam asti dhayase//

Aisu dyumnam uta sravah/

a cittam martyesu dhah// (Rgveda I.7.9)

2.3.2 Metrum yang terdiri dari 11 suku kata :

Tristubh terdiri dari 4 baris dengan 11 suku kata pada setiap baris menjadi

2 perhentian. Metrum ini adalah yang paling umum dalam Rgveda.

Page 18: guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para

Adityaso aditir madayantam/

mitro aryama varuno rajisthah//

Asmakam santubhuvanasya yopah/

pibantu soman avase no adya// (Rgveda VII.51.2)

2.3.3 Metrum yang tiap baris terdiri dari 12 suku kata :

Jagati terdiri dari 4 baris dengan masing-masing baris terdiri dari 12 suku

kata, dibagi menjadi 2 perhentian.

Ananudo vrsabho dodhato vadhah/

gambhira rsvo asam astakavyah//

Radhracodah snathano vilitas prthur/

indrah suyajna usasah svar janat// (Rgveda II.214)

 

2.3.4 Metrum yang terdiri dari 28 suku kata dengan 3 variasi :

2.3.4.1 Usnih : 8 + 8 + 12

Agne vajasya gomatah/

isanah sahaso yaho//

Asme dhehi jatavedo mahi sravah// (Rgveda I.79.4)

 

2.3.4.2 Purausnih : 12 + 8 + 8

Apsva antar amrtam apsu bhesajam/

apam uta prasastaye//

deva bhavata vajinah// (Rgveda I.23.19)

Page 19: guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para

 2.3.4.3 Kakubh: 8 + 12 + 8

Adha hi indra girvanah/

upa tva kaman mahah sasrjmahe//

Udeva yanta udabhih// (Rgveda VIII.98.7)

 

2.3.5 Metrum yang terdiri dari 36 suku kata yang terdiri dari 4 baris dan dibagi

kedalam 2 perhentian

Brhati : 8 + 8 + 12 + 8

Sacchibir nah sacivasu/

Deva naktam dasasyatam//

Ma vam ratir upa dasat kada cana/

Asmad ratih kada cana// ( Rgveda I.139.5)

2.3.6 Metrum yang terdiri dari 40 suku kata terdiri atas 4 baris dibagi atas dua

perhentian.

Satobrhati : 12 + 8 + 12 + 8

Yanaso agnim dadhire sahovrdham/

Havismanto vidhema te//

Sa tvam no adya sumana ihavita/

Bhava vajesu santya// (Rgveda I.36.6)

2.3.7 Metrum yang terdiri dari 60 suku kata yang dibangun atas 3 baris-baris

gayatri dan 1 jagati.

Page 20: guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para

Atisakvari : 8 + 8 + 8 + 8 + 8 + 12 + 8

Susuma yatam adribhih/

gosrita matsara ime/

somaso matsara ime//

A rajana’ divisprsa/

asmatra gantam upa nah//

Ime vam mitra varuna gavasirah/

somah sukra gavasirah// (Rgveda I.137.1)

2.3.8 Metrum yang terdiri atas 68 suku kata yang terdiri dari 4 baris gayatri dan

3 jagati.

Atyasti : 12 + 12 + 8 + 8 + 8 + 12 + 8

Sa no nedistham dadrsana a bhara/

agne devebhih sacanah sucetuna/

Maho rayah sucetuna//

Mahe savistha nas kridhi/

samcakse bhuje asyai//

Mahi stotrbhyo maghavan suviryam/

mathir ugrona savasa// (Rgveda I.127.11)

demikian antara lain bentuk-bentuk Chanda dengan beberapa contohnya

dalam veda. Khusus untuk Chanda yang digunakan dalam Rgveda.

Page 21: guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para

2.4 AKSEN PEMEMBACAAN MANTRAM WEDA

Di dalam memahami sepenuhnya mantram-mantram weda baik yang bentuk

prosa, puisi, atau prosa liris, seseorang tidak hanya pasih dalam penguasaan tata

bahasa dan ilmu akar kata tetapi juga dapat memahami aksentuasi. Penafsiran

kuno mantram-mantram weda sangat menekankan pentingnya aksentuasi ini.

Sejak pertama kali mantram-mantram suci weda bagaikan mengalir dengan

penekanan yang indah. Penekanan yang ringan menimbulkan yang berbeda dalam

sebuah kata. Oleh karena itu, para leluhur atau para Rsi di masa yang silam tidak

hanya gigih memelihara dan mempertahankan mantram-mantram weda dengan

merapalkan dan mengingatnya, mereka juga mengabdikan cara penekanan ucapan

atau aksentuasi dalam pengucapan mantram weda. Maharsi Panini seorang ahli

tata bahasa sansekerta yang menyusun Astadhyayi mengabdikannya pentingnya

aksentuasi dalam kalimat singkat (sutra) dalam bab 1,3,6,dan 8 pada kitabnya itu.

Demikian pula Svami Dayananda Saravati menyusun sebuah koleksi tentang

aksen yang diterbitkan dengan topik Savara yang menjelaskan hal tersebut. Kitab

Rk Pratisakhya dan yang lain juga menguraikan tentang aksentuasi mantram-

mantram weda.

Untuk memahami tentang aksentuasi mesti diingat kembali tentang dua

jenis pembacaan weda, yaitu : Padapatha, yaitu pembacaan setiap kata pada setiap

baris dengan jelas dan terang dan ketika di-sandhi-kan (digabungkan antara kata

yang satu dengan yang lain) disebut Samhitapatha. Nyatanya Samhitapatha ini

merupakan peluluhan dua atau tiga huruf (svara/vyanjana) yang menimbulkan

bunyi yang halus dan setiap kalimat sansekerta dapat dianggap merupakan

rangkaian dari Sandhi. Pemutusan Sandhi kepada bentuk asalnya dianggap akhir

dari sebuah kalimat.

Mesti disadari pula bahwa hanya huruf svara atau vowel yang mengalami

aksentuasi dan tidak huruf vyanjana. Huruf-huruf svara mengalami juga

aksentuasi bila bersamaan denga huruf vyanjana. Terdapat 4 jenis aksen atau logat

tekanan, yaitu Udatta, Anudatta, Svarita dan Ekasruti .

Page 22: guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para

1. Udatta

Tekanan keras, dikenal juga dengan tekanan tinggi atau seperti tekanannya

tajam disebut Udatta. Di dalam sisttem Rk, Yajuh dan Atharva tidak terdapat

tanda atau symbol yang menunjukkan Udatta dan di dalam Samaveda Udatta

ditunjukkan dengan angka 1.

Agna a yahi …

Samaveda, 1

Udatta umumnya tidak diisi tanda tekanan, tetapi dapat diketahui melalui

2 aturan yaitu (1) suku kata memiliki tekanan Udatta, namun tidak ada tanda

tekanan di atasnya, dan demikian pula di depannya. (2) adalah juga Udatta

bilaman di depannya terdapat Anudatta.

2. Anudatta

Anudatta tekanan suaranya lemah, dikenal pula dengan tekanan rendah, turun

dan tidak naik; tekanan ini merupakan tekanan yang umum, tidak tinggi

maupun rendah. Hal ini ditunjukan di dalam Rk, Yajur dan Atharwaweda

Samhita dengan garis datar dibawah suku katanya.

3. Svarita

Tekanan yang bernama Svarita adalah sejenis campuran tekanan yang

merupakan kombinasi antara tekanan tinggi dan tekanan rendah, berkenaan

dengan perpaduan tekanan ini, Panini member nama dengan Samahara.

Svarita di dalam Rgweda ditandai dangan garis kecil tegak lurus, diatas suku

katanya. Di dalam Samaweda, tanda Svarita berupa angka dua dalam huruf

devanagari yang ditempatkan diatas suku katanya.

4. Ekasruti

Ekasruti adalah monotone atau hanya terdengan satu suara dari ketiga jenis

tekanan, oleh karena itu yang keempat ini disebut Pracaya. Dalam Ekasruti ini

berfungsi Udatta, Anudatta dan Svarita menjadi tidak jelas dan menjadi datu

Page 23: guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para

bunyi saja. Biasanya suku kata yang mengikuti sebuah Svarita dan tidak diberi

tekanan (tanda garis tegak kecil) dikenal dengan nama Ekasruti.

Page 24: guzngurahblog.files.wordpress.com viewSumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para

DAFTAR PUSTAKA

[1] Amaybangpk.2016.cahanda dalam veda. https://amaybangpok.wordpress.com/2015/01/15/cahanda-dalam-veda/. Tanggal akses 20/12/2016 pukul 19.05.

[2] Titib I Made.2001.Pengantar Weda.Hanuman Sakti:Jakarta.