Variasi Bahasa

4
1. Variasi bahasa Penggunaan bahasa satu manusia dan manusia lain pasti berbeda. Perbedaan bukan hanya pada penggunaan bahasa oleh lebih dari satu orang. Penggunaan bahasa oleh seseorang pun dapat berbeda-beda. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar bahasa. Faktor di luar cakupan linguistik yang mempengaruhi perbedaan penggunaan bahasa tersebut biasanya dipengaruhi oleh alasan norma sosial budaya atau adat istiadat, dan norma agama. Perbedaan bentuk penggurnaan bahasa tersebut yang disebut dengan variasi bahasa. Richards, platt dan waber (dalam Sarwidji: 2009) mengemukakan bahwa variasi bahasa (language variation) adalah merujuk pada pada perbedaan- perbedaan dalam bunyi/lafal, gramatika, atau pilihan kata penggunaan bahasa. Hubungan variasi berbahasa dengan kesantunan bahasa adalah setiap manusia bebas menentukan pilihan gaya bahasa yang diinginkan sesuai dengan yang dianggapnya sesuai. Pemakaian bahasa secara santun atau tidak bebas pada setiap individu dalam berkomunikasi. Setiap orang bebas untuk menentukan akan menggunakan bahasa secar santun atau bentuk tak santun, sesuai dengan konsekuensi yang dipilihnya.

Transcript of Variasi Bahasa

Page 1: Variasi Bahasa

1. Variasi bahasa

Penggunaan bahasa satu manusia dan manusia lain pasti berbeda. Perbedaan

bukan hanya pada penggunaan bahasa oleh lebih dari satu orang. Penggunaan bahasa

oleh seseorang pun dapat berbeda-beda. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh faktor-

faktor di luar bahasa. Faktor di luar cakupan linguistik yang mempengaruhi perbedaan

penggunaan bahasa tersebut biasanya dipengaruhi oleh alasan norma sosial budaya atau

adat istiadat, dan norma agama.

Perbedaan bentuk penggurnaan bahasa tersebut yang disebut dengan variasi

bahasa. Richards, platt dan waber (dalam Sarwidji: 2009) mengemukakan bahwa variasi

bahasa (language variation) adalah merujuk pada pada perbedaan-perbedaan dalam

bunyi/lafal, gramatika, atau pilihan kata penggunaan bahasa.

Hubungan variasi berbahasa dengan kesantunan bahasa adalah setiap manusia

bebas menentukan pilihan gaya bahasa yang diinginkan sesuai dengan yang dianggapnya

sesuai. Pemakaian bahasa secara santun atau tidak bebas pada setiap individu dalam

berkomunikasi. Setiap orang bebas untuk menentukan akan menggunakan bahasa secar

santun atau bentuk tak santun, sesuai dengan konsekuensi yang dipilihnya. Variasi bahasa

dapat berkaitan dengan wilayah/regional (dialek), kurun waktu (kronolek), formalitas

situasi kebahasaan, ragam bahasa disiplin ilmu tertentu (register) dan lain-lain.

Terdapat beberapa kriteria penentu dalam pemilihan variasi bahasa. Dell Hymes

mengemukakan faktor yang melatarbelakangi pemilihan bahasa atau factor yang

menandai tindak tutur dengan akronim “SPEAKING”, yang masing-masing faktornya

dapat dijabarkan menjadi:

S: setting and scene yang berarti tempat dan suasana bicara.

P: participant yang meliputi penutur, mitra tutur, dan pendengar.

E: end yang bermakna tujuan pembicaraan.

Page 2: Variasi Bahasa

A: act sequences yang bermana suatu peristiwa yang menggunakan kesempatan

bicaranya.

K: key (tone or spirit of act) meliputi nada suara dan cara berbicara.

I: instrument atau jalur yang digunakan.

N: norm of interaction and iinterpretation yang berarti aturan permainan).

G: genres atau bentuk dan ragam bahasa yang dipakai.

Perbedaan pemakaian bahasa atau variasi bahasa yang terjadi pada seorang

penutur bukan hanya terletak pada faktor sosialnya saja. Seorang akan memilih bentuk

bahasa juga menurut tingkat formalitas suatu peristiwa tutur yang terjadi. Nababan

(1991:22) membagi situasi kebahasaan berdasarkan tingkat keformalannya menjadi

beberapa jenis yaitu:

1. Ragam beku (frozen) merupakan ragam bahasa yang paling resmi digunaka

dalam situasi-stuasi khikmad. Misalkan: upacara adat, upacara resmi. Dalam

bentuk tertulis, ragam bahasa ini terdapat pada dokumen-dokumen bersejarah.

2. Ragam resmi (formal) merupakan ragam bahasa yang digunakan dalam situasi

formal. Misalnya terdapat pada pidato-pidato resmi, rapat dinas, dan

sebagainya.

3. Ragam usaha (consultative) ragam biasa yang biasanya digunakan sebagai

bahasa usaha. Misalnya terdapat pada KBM disekolah, jual beli di pasar.

4. Ragam santai (casual) merupakan ragam yang biasanya dilakukan dalam situasi

santai. Misalkan pada perbincangan antar teman, rekreasi, olah raga.

5. Ragam bahasa akrab (intimate) adalah ragam bahasa yang tingkat

keformalannya paling rendah. Ragam bahasa ini biasanya digunakan antar

anggota keluarga, atau teman akrab.

Selaras dengan topik kajian ini, pemilihan bentuk bahasa yang santun pada

interaksi social formal bersemuka di kelas dipengaruhi oleh pelaku tindak tuturnya, topik

yang dibicarakannya, situasi yang terjadi, tujuan yang ingin dicapai, dan jalur

komunikasi yang dipilih. Mahasiswa memilih bentuk bahasa yang santun dengan

menimbang beberapa factor tersebut. Pemilihan bahasa seharusnya menggunakan bahasa

usaha atau consultative baik ketika berinteraksi dengan dosen maupun teman

Page 3: Variasi Bahasa

mahasiswanya.