VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

121
VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL GUAIAKOLAT, DAN KLORFENIRAMIN MALEAT DALAM SEDIAAN SIRUP SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV SKRIPSI OLEH: AGUS WIDYAWATI NIM 151501067 PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019 Universitas Sumatera Utara

Transcript of VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

Page 1: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

VALIDASI METODE KEMOMETRIK

TERHADAP SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL

GUAIAKOLAT, DAN KLORFENIRAMIN MALEAT

DALAM SEDIAAN SIRUP SECARA

SPEKTROFOTOMETRI UV

SKRIPSI

OLEH:

AGUS WIDYAWATI

NIM 151501067

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

Universitas Sumatera Utara

Page 2: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

VALIDASI METODE KEMOMETRIK

TERHADAP SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL

GUAIAKOLAT, DAN KLORFENIRAMIN MALEAT

DALAM SEDIAAN SIRUP SECARA

SPEKTROFOTOMETRI UV

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

OLEH:

AGUS WIDYAWATI

NIM 151501067

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

Universitas Sumatera Utara

Page 3: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

iv

Universitas Sumatera Utara

Page 4: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah Bapa melalui Tuhan Yesus Kristus yang

telah melimpahkan kasih setia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Validasi Metode Kemometrik terhadap

Simultan Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat dalam

Sediaan Sirup secara Spektrofotometri UV”. Skripsi ini diajukan sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara.

Dalam industri farmasi, proses penetapan kadar sediaan yang cepat dan

handal sangat diperlukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk uji validasi dan

membandingkan kadar hasil yang diperoleh pada penetapan kadar simultan

parasetamol, gliseril guaikolat, dan klorfeniramin maleat dalam sediaan sirup

menggunakan spektrofotometri UV secara Kemometrik dengan persyaratan pada

USP XXII NF XVII. Ternyata metode Kemometrik valid digunakan dan

memenuhi persyaratan kadar parasetamol, gliseril guaikolat, dan klorfeniramin

maleat dalam sediaan sirup menurut USP XXII NF XVII. Hendaknya peneliti

selanjutnya boleh melakukan penetapan kadar multikomponen dengan sediaan

lain menggunakan metode Kemometrik.

Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang

senantiasa melindungi dan melimpahkan berkat-Nya. Penulis juga menyampaikan

terima kasih kepada kepada Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara,

Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt., yang telah memberikan bantuan dan fasilitas selama

masa pendidikan. Bapak Prof. Dr. Muchlisyam, M.Si., Apt., yang telah

Universitas Sumatera Utara

Page 5: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

vi

membimbing dengan penuh kesabaran, tulus dan ikhlas selama penelitian dan

penulisan skripsi ini berlangsung. Bapak Prof. Dr. rer. nat Effendy De Lux Putra,

SU., Apt., dan Ibu Dra. Sudarmi, M.Si., Apt., yang dengan sabar, tulus dan ikhlas

membagikan ilmunya kepada saya. Bapak Prof. Dr. Ginda Haro, M.Sc., Apt.,

yang telah membimbing saya selama penelitian di Laboratorium Penelitian

Fakultas Farmasi USU. Ibu Dra. Ganda Mauli Simorangkir, Apt., yang telah

memberikan bantuan materil selama penelitian ini. Penulis juga mengucapkan

terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada kedua orang tua, Ayahanda

Tekson Manalu dan Ibunda Lediana Sitohang, kakak Julitya Arta Manalu, dan

adik-adikku Aprio Chris Dody Manalu, Xapta Theo Manalu yang selalu

mendoakan dan menyemangati baik moril maupun materil dalam penyelesaian

skripsi ini. Dan juga kepada Margaretta Winda, Retno Priscilla Silalahi, Siska

Noviyanti Siregar, dan Yanti Veronika Nababan dari “princess gemashh”. Dea

Namira Nasution, Tita Yolanda Siregar, Tria Deviana Putri teman sedari dulu.

Richa Shaudespy Pakpahan sebagai suhu dalam penelitian ini. Christina Yanti

Siburian, Febryanto Wiranata Saragih, Nurul Eka Fatma, dan Retno Priscilla

Silalahi teman seperjuangan seperdopingan.

Medan, 27 Mei 2019

Penulis,

Agus Widyawati

NIM 151501067

Universitas Sumatera Utara

Page 6: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

vii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Agus Widyawati

Nomor Induk Mahasiswa : 151501067

Program Studi : Sarjana Farmasi

Judul Skripsi : Validasi Metode Kemometrik terhadap Simultan

Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan

Klorfeniramin Maleat dalam.Sediaan Sirup secara

Spektrofotometri UV

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat adalah asli karya sendiri

dan bukan plagiat. Apabila di kemudian hari diketahui skripsi saya tersebut

terbukti plagiat karena kesalahan sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun

oleh Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera

Utara. Saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.

Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya dan dalam

keadaan sehat.

Medan, 24 Mei 2019

Agus Widyawati

NIM 151501067

Universitas Sumatera Utara

Page 7: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

vii

VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP

SIMULTAN PARASETAMOL, GLISERIL GUAIAKOLAT, DAN

KLORFENIRAMIN MALEAT DALAM SEDIAAN SIRUP

SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

ABSTRAK

Latar Belakang: Metode spektrofotometri secara kemometrik adalah suatu

metode analisis yang dilakukan dengan menghitung persamaan regresi pada

aplikasi untuk menghitung konsentrasi dan kadar usatu obat seperti pada sediaan

sirup tanpa pemisahan terlebih dahulu.

Tujuan: Tujuan dari penelitian ini untuk memvalidasi metode kemometrik dalam

penetapan kadar parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat dalam

sediaan sirup sampel produksi lokal yang memenuhi persyaratan USP XXII.

Metode: Penetapan kadar parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin

maleat secara spektrofotometri UV menggunakan metode kemometrik dengan

perhitungan secara Partial Least Squares pada panjang gelombang 210-280 nm

dengan interval 2 nm.

Hasil: Dalam penelitian ini diperoleh konsentrasi maksimum parasetamol 6

µg/ml, gliseril guaiakolat 36 µg/ml, dan klorfeniramin maleat 31 µg/ml. Hasil

penetapan kadar parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat yang

diperoleh pada sediaan adalah (99,792 ± 0,0925) %, (99,511 ± 0,3429) %, dan

(99,410 ± 0,2943) %. Kadar yang diperoleh pada tiap obat memenuhi persyaratan

USP XXII. Dari validasi metode yang dilakukan didapat hasil uji perolehan

kembali dan RSD memenuhi persyaratan.

Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode kemometrik yang

digunakan telah memenuhi persyaratan validasi dan ICH Guidelines.

Kata kunci: Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, Klorfeniramin Maleat,

Kemometrik, Partial Least Squares ,Validasi

Universitas Sumatera Utara

Page 8: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

viii

VALIDATION OF CHEMOMETRIC METHODS ON

SIMULTANEOUS PARACETAMOL, GLYCERYL GUAIACOLATE,

AND CHLORPHENIRAMINE MALEATE IN SYRUP

PREPARATIONBY UV SPECTROFOTOMETRY

ABSTRACT

Background: The Spectrofotometry method with chemometric is an analysis

method that is carried out by calcutaing the regrresion equation in the application

to calculate the concentration and content of a drug such as in a syrup preparation

without preliminary separation.

Objective: The aims of this study were to validate the chemometric method in

determining paracetamol, glyceryl guaiacolate, and chlorpheniramine maleate in

local production syrup sample preparations that fullfiled the requirements of USP

XXII.

Methods: Determination of paracetamol, glyceryl guaiacolate, and

chlorpheniramine maleate content by using UV spectrophotometry with the

chemometric method with Partial Least Squares calculations at wavelengths of

210-280 nm at 2 nm intervals.

Results: In this study the maximum concentration of paracetamol 6 µg / ml,

glyceryl guaiacolate 36 µg / ml, and chlorpheniramine maleate 31 µg / ml. The

results for determination of paracetamol, glyceryl guaiacolate, and

chlorpheniramine maleate content in the preparation were (99.72 ± 0.0925)%,

(99.511 ± 0.3429)%, and (99.410 ± 0.2943)%. The levels obtained on each drug

meet the requirements of USP XXII. From the method validation showed that the

results of the recovery test and RSD were obtained the requirements.

Conclusion: The results of the study showed that the chemometric method meets

the validation requirements and ICH Guidelines.

Keywords: Paracetamol, Glyceryl Guaiacolate, Chlorpheniramine Maleate,

Partial Least Squares Chemometrics, Validation.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT ........................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR DALAM LAMPIRAN ...................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................... 3

1.3 Hipotesis ............................................................................................................. 3

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 3

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 4

1.6 Kerangka Pikir Penelitian .................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 6

2.1 Uraian Bahan ...................................................................................................... 6

2.1.1 Parasetamol ..................................................................................................... 6

2.1.2 Gliseril Guaiakolat .......................................................................................... 6

2.1.3 Klorfeniramin Maleat ...................................................................................... 7

2.2 Spektrofotometri Ultraviolet UV-Visible (UV-Vis)........................................... 7

2.2.1 Pengertian Spektrofotometri Ultraviolet-Visible............................................. 7

2.2.2 Hukum Lamber Beer ....................................................................................... 9

2.2.3 Kegunaan Spektrofotometer.......................................................................... 10

2.2.4 Instrumentasi Spektrofotometer UV-Vis ...................................................... 11

2.3 Teori Kemometrik ............................................................................................ 12

2.4 Validasi ............................................................................................................ 14

2.4.1 Akurasi .......................................................................................................... 14

2.4.2 Presisi ............................................................................................................ 15

2.4.3 Batas Deteksi ................................................................................................. 15

2.4.4 Batas Kuantitasi ............................................................................................ 15

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 16

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................. 16

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 16

3.3 Alat ................................................................................................................... 16

3.4 Bahan................................................................................................................ 16

3.5 Pengambilan Sampel ........................................................................................ 16

3.6 Prosedur Penelitian........................................................................................... 17

3.6.1 Pembuatan Pereaksi ...................................................................................... 17

3.6.2 Pembuatan Larutan Induk Baku .................................................................... 17

3.6.2.1 Pembuatan Larutan Induk Baku Parasetamol ............................................ 17

3.6.2.2 Pembuatan Larutan Induk Baku Gliseril Guaiakolat ................................. 17

3.6.2.3 Pembuatan Larutan Induk Baku Klorfeniramin Maleat ............................. 18

Universitas Sumatera Utara

Page 10: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

x

3.6.3 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum ................................................... 18

3.6.3.1 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Parasetamol ............................ 18

3.6.3.2 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Gliseril Guaiakolat ................. 18

3.6.3.3 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Klorfeniramin Maleat ............ 18

3.6.4 Pembuatan Spektrum Serapan Baku ............................................................. 19

3.6.4.1 Pembuatan Spektrum Serapan Parasetamol ............................................... 19

3.6.4.2 Pembuatan Spektrum Serapan Gliseril Guaiakolat .................................... 19

3.6.4.3 Pembuatan Spektrum Serapan Klorfeniramin Maleat................................ 19

3.6.4.4 Pembuatan Spektrum Serapan Campuran Baku Parasetamol, Gliseril

Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat ....................................................... 20

3.6.5 Pembuatan Spektrum Serapan Secara Kemometrik ...................................... 20

3.6.5.1 Pembuatan Spektrum Serapan Parasetamol Secara Kemometrik .............. 20

3.6.5.2 Pembuatan Spektrum Serapan Gliseril Guaiakolat Secara Kemometrik ... 20

3.6.5.3 Pembuatan Spektrum Serapan Klorfeniramin Maleat Secara

Kemometrik................................................................................................ 21

3.6.6 Pembuatan Kurva Kalibrasi Secara Kemometrik ......................................... 21

3.6.6.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Parasetamol Kemometrik.............................. 21

3.6.6.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi Gliseril Guaiakolat Kemometrik................... 21

3.6.6.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi Klorfeniramin Maleat Kemometrik .............. 21

3.6.7 Validasi Metode ............................................................................................ 21

3.6.7.1 Akurasi ....................................................................................................... 21

3.6.7.2 Presisi ......................................................................................................... 22

3.6.7.3 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi............................................................ 23

3.6.7.4 Analisis Data Statistik ................................................................................ 23

3.6.8 Penentuan Kadar Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin

Maleat dalam Sediaan Sirup ......................................................................... 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 25

4.1 Penentuan Spektrum Serapan Maksimum ....................................................... 25

4.2 Penentuan Spektrum Serapan Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan

Klorfeniramin Maleat ...................................................................................... 27

4.3 Hasil Spektrum Serapan Campuran Baku Parasetamol, Gliseril Guaiakolat,

dan Klorfeniramin Maleat ............................................................................... 29

4.4 Hasil Pembuatan Kurva Kalibrasi Secara Partial Least Squares (PLS) .......... 29

4.5 Hasil Validasi Metode ...................................................................................... 33

4.6 Hasil Penetapan Kadar Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin

Maleat dalam Sediaan Sirup ........................................................................... 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 38

5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 38

5.2 Saran ................................................................................................................. 38

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 39

LAMPIRAN ........................................................................................................... 41

Universitas Sumatera Utara

Page 11: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

xi

DAFTAR TABEL

4.1 Analisi Kalibrasi Parasetamol dengan Persamaan Regresi PLS .................... 30

4.2 Data Hasil Validasi Silang antara Konsentrasi dan Absorbansi Parasetamol

dengan Metode Kemometrik .......................................................................... 30

4.3 Analisi Kalibrasi Gliseril Guaiakolat dengan Persamaan Regresi PLS ......... 31

4.4 Data Hasil Validasi Silang antara Konsentrasi dan Absorbansi Gliseril

Guaiakolat dengan Metode Kemometrik ....................................................... 31

4.5 Analisi Kalibrasi Klorfeniramin Maleat dengan Persamaan Regresi PLS..... 32

4.6 Data Hasil Validasi Silang antara Konsentrasi dan Absorbansi

Klorfeniramin Maleat dengan Metode Kemometrik ..................................... 32

4.7 Kadar Parasetamol pada Sirup Sampel Produksi Lokal ................................. 37

4.8 Kadar Gliseril Guaiakolat pada Sampel Produksi Lokal ............................... 37

4.9 Kadar Klorfeniramin Maleat pada Sirup Sampel Produksi Lokal ................. 37

4.10 Kadar Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat pada

Sirup Sampel Produksi Lokal secara Statistik ............................................... 37

Universitas Sumatera Utara

Page 12: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

xii

DAFTAR GAMBAR

1.1 Kerangka Pikir Penelitian ................................................................................ 5

2.1 Rumus Struktur Parasetamol ............................................................................ 6

2.2 Rumus Struktur Gliseril Guaiakolat ................................................................. 6

2.3 Rumus Struktur Klorfeniramin Maleat ............................................................ 7

2.4 Spektrum Elektromagnetik............................................................................... 8

4.1 Spektrum Serapan Maksimum Parasetamol................................................... 25

4.2 Spektrum Serapan Maksimum Gliseril Guaiakolat ....................................... 26

4.3 Spektrum Serapan Maksimum Klorfeniramin Maleat ................................... 26

4.4 Spektrum Tumpang Tindih Serapan Maksimum Parasetamol, Gliseril

Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat .......................................................... 27

4.5 Spektrum Serapan Parasetamol pada Berbagai Konsentrasi .......................... 28

4.6 Spektrum Serapan Gliseril Guaiakolat pada Berbagai Konsentrasi ............... 28

4.7 Spektrum Serapan Klorfeniramin Maleat pada Berbagai Konsentrasi .......... 28

4.8 Spektrum Campuran Baku Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan

Klorfeniramin Maleat ..................................................................................... 29

4.9 Kurva Plot antara Konsentrasi dan Absorbansi Parasetamol dengan Metode

Kemometrik ................................................................................................... 31

4.10 Kurva Plot antara Konsentrasi dan Absorbansi Gliseril Guaiakolat dengan

Metode Kemometrik ...................................................................................... 32

4.11 Kurva Plot antara Konsentrasi dan Absorbansi Klorfeniramin Maleat dengan

Metode Kemometrik ...................................................................................... 33

4.12 Spektrum Serapan pada Sirup Sampel Produksi Lokal.................................. 35

Universitas Sumatera Utara

Page 13: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

xiii

DAFTAR GAMBAR DALAM LAMPIRAN

1. Spektrum Serapan Parasetamol 3-9 µg/ml ...................................................... 92

2. Spektrum Serapan Gliseril Guaiakolat 20-52 µg/ml ....................................... 92

3. Spektrum Serapan Klorfeniramin Maleat 21-41 µg/ml .................................. 92

4. Spektrum Serapan Campuran Baku Parasetamol (6 µg/ml), Gliseril

Guaiakolat (36 µg/ml), dan Klofeniramin Maleat (31 µg/ml) ........................ 93

5. Spektrum PLS Parasetamol 6 µg/ml ............................................................... 94

6. Spektrum PLS Gliseril Guaiakolat 36 µg/ml .................................................. 94

7. Spektrum PLS Klorfeniramin Maleat 31 µg/ml.............................................. 94

8. Spektrum Serapan PLS Sirup Sampel Produksi Lokal Pengulangan 1 .......... 95

9. Spektrum Serapan PLS Sirup Sampel Produksi Lokal Pengulangan 2 .......... 95

10. Spektrum Serapan PLS Sirup Sampel Produksi Lokal Pengulangan 3 .......... 95

11. Spektrum Serapan PLS Sirup Sampel Produksi Lokal Pengulangan 4 .......... 96

12. Spektrum Serapan PLS Sirup Sampel Produksi Lokal Pengulangan 5 .......... 96

13. Spektrum Serapan PLS Sirup Sampel Produksi Lokal Pengulangan 6 .......... 96

14. Spektrum Serapan Uji Perolehan Kembali (%Recovery) pada Sirup Sampel

Produksi Lokal Sebelum Penambahan Baku Rentang Spesifik 80% ............. 97

15. Spektrum Serapan Uji Perolehan Kembali (%Recovery) pada Sirup Sampel

Produksi Lokal Sebelum Penambahan Baku Rentang Spesifik 100% ........... 97

16. Spektrum Serapan Uji Perolehan Kembali (%Recovery) pada Sirup Sampel

Produksi Lokal Sebelum Penambahan Baku Rentang Spesifik 120% ........... 97

17. Spektrum Serapan Uji Perolehan Kembali (%Recovery) pada Sirup Sampel

Produksi Lokal Sesudah Penambahan Baku Rentang Spesifik 80% .............. 98

18. Spektrum Serapan Uji Perolehan Kembali (%Recovery) pada Sirup Sampel

Produksi Lokal Sesudah Penambahan Baku Rentang Spesifik 100% ............ 98

19. Spektrum Serapan Uji Perolehan Kembali (%Recovery) pada Sirup Sampel

Produksi Lokal Sesudah Penambahan Baku Rentang Spesifik 120% ............ 98

20a. Kemasan Sirup Sampel Produksi Lokal Tampak Depan ................................ 99

20b. Kemasan Sirup Sampel Produksi Lokal Tampak Samping (Komposisi) ....... 99

20c. Kemasan Sirup Sampel Produksi Lokal Tampak Samping (Aturan Pakai).... 99

20d. Botol Sediaan Sirup Sampel Produksi Lokal .................................................. 99

21. Spektrofotometer UV-Visible ....................................................................... 100

22. Neraca Analitik ............................................................................................. 100

23. Sonikator ....................................................................................................... 100

Universitas Sumatera Utara

Page 14: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk (LIB) dan Serapan Maksimum

Parasetamol ...................................................................................................... 41

2. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk (LIB) dan Serapan Maksimum Gliseril

Guaiakolat ........................................................................................................ 42

3. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk (LIB) dan Serapan Maksimum

Klofeniramin Maleat ........................................................................................ 43

4. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan Maksimum

Parasetamol ...................................................................................................... 44

5. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan Maksimum

Gliseril Guaiakolat ........................................................................................... 45

6. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan Maksimum

Klorfeniramin Maleat ....................................................................................... 46

7. Bagan Alir Pembuatan Larutan Baku Campuran Parasetamol, Gliseril

Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat ............................................................ 47

8. Bagan Alir Pembuatan Kurva Kalibrasi Spektrum Parasetamol Secara

Kemometrik (Partial Least Squares) ............................................................... 48

9. Bagan Alir Pembuatan Kurva Kalibrasi Spektrum Gliseril Secara Kemometrik

(Partial Least Squares) .................................................................................... 49

10. Bagan Alir Pembuatan Kurva Kalibrasi Spektrum Klorfeniramin Maleat

Secara Kemometrik (Partial Least Squares) ................................................... 50

11. Bagan Alir Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Parasetamol secara

Kemometrik (Partial Least Squares) ............................................................... 51

12. Bagan Alir Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Gliseril Guaiakolat

secara Kemometrik (Partial Least Squares) .................................................... 52

13. Bagan Alir Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Klorfeniramin Maleat

secara Kemometrik (Partial Least Squares) .................................................... 53

14. Bagan Alir Pembuatan Spektrum Campuran Baku Parasetamol, Gliseril

Guaiakolat, dan Klofeniramin Maleat secara Kemometrik (Partial Least

Squares)............................................................................................................ 54

15. Bagan Alir Penentuan Kadar Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan

Klofeniramin Maleat dalam Sediaan Sirup Sampel Produksi Lokal ............... 55

16. Bagan Alir Prosedur Penelitian secara Keseluruhan ........................................ 56

17. Perhitungan Penentuan Konsentrasi Serapan Baku Parasetamol, Gliseril

Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat Berdasarkan Hukum Lambert-Beer .. 57

18. Data Perhitungan Kalibrasi, Persamaan Regresi, dan Koefisien Korelasi

Parasetamol ...................................................................................................... 60

19. Data Perhitungan Kalibrasi, Persamaan Regresi, dan Koefisien Korelasi

Gliseril Guaiakolat ........................................................................................... 61

20. Data Perhitungan Kalibrasi, Persamaan Regresi, dan Koefisien Korelasi

Klorfeniramin Maleat ....................................................................................... 62

21. Perhitungan Penetapan Kadar Teoritis Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan

Klorfeniramin Maleat ....................................................................................... 63

22. Contoh Perhitungan Kadar dalam Rentang PLS dari Parasetamol, Gliseril

Guaiakolat, dan Klofeniramin Maleat dalam Sediaan Sirup Sampel Produksi

Lokal ............................................................................................................... 66

23. Data Kadar Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klofeniramin Maleat dalam

Sediaan Sirup Sampel Produksi Lokal ............................................................. 72

Universitas Sumatera Utara

Page 15: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

xv

24. Perhitungan Kadar Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klofeniramin Maleat

dalam Sediaan Sirup Sampel Produksi Lokal .................................................. 74

25. Contoh Perhitungan Persentase Perolehan Kembali (%Recovery) .................. 80

26. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Parasetamol pada Sirup Sampel

Produksi Lokal dengan Metode Penambahan Baku (Standart Addition

Method) ........................................................................................................... 83

27. Perhitungan Kadar Perolehan Kembali Parasetamol secara Statistik .............. 84

28. Perhitungan Simpangan Baku, Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi

(LOQ) Parasetamol .......................................................................................... 85

29. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Gliseril Guaiakolat pada Sirup Sampel

Produksi Lokal dengan Metode Penambahan Baku (Standart Addition

Method) ........................................................................................................... 86

30. Perhitungan Kadar Perolehan Kembali Gliseril Guaiakolat secara Statistik ... 87

31. Perhitungan Simpangan Baku, Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi

(LOQ) Gliseril Guaiakolat ............................................................................... 88

32. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Klorfeniramin Maleat pada Sirup

Sampel Produksi Lokal dengan Metode Penambahan Baku (Standart Addition

Method) ............................................................................................................ 89

33. Perhitungan Kadar Perolehan Kembali Klorfeniramin Maleat secara

Statistik ............................................................................................................. 90

34. Perhitungan Simpangan Baku, Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi

(LOQ) Klofeniramin Maleat ............................................................................ 91

35. Spektrum Serapan Parasetamol 3-9 µg/ml, Gliseril Guaiakolat 20-52 µg/ml,

dan Klorfeniramin Maleat 21-41 µg/ml ........................................................... 92

36. Spektrum Serapan Campuran Baku Parasetamol (6 µg/ml), Gliseril Guaiakolat

(36 µg/ml), dan Klofeniramin Maleat (31 µg/ml) ............................................ 93

37. Spektrum PLS Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klofeniramin Maleat

pada Panjang Gelombang Maksimum ............................................................. 94

38. Spektrum Serapan PLS Sampel Sirup yang Dibuat 6 Kali Pengulangan......... 95

39. Spektrum Serapan Uji Perolehan Kembali (%Recovery) pada Sirup Sampel

Produksi Lokal Sebelum Penambahan Baku .................................................. 97

40. Spektrum Serapan Uji Perolehan Kembali (%Recovery) pada Sirup Sampel

Produksi Lokal Sesudah Penambahan Baku ................................................... 98

41. Gambar Sirup Sampel Produksi Lokal ............................................................. 99

42. Gambar Alat-alat ............................................................................................ 100

43. Daftar Nilai Distribusi r ................................................................................. 101

44. Daftar Nilai Distribusi t .................................................................................. 102

45. Sertifikat Pengujian Parasetamol ................................................................... 103

46. Sertifikat Pengujian Gliseril Guaiakolat ........................................................ 104

47. Sertifikat Pengujian Klofeniramin Maleat ..................................................... 105

Universitas Sumatera Utara

Page 16: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada pembuatan obat, pemeriksaan kadar zat aktif merupakan persyaratan

yang harus dipenuhi untuk menjamin kualitas sediaan obat. Sediaan obat yang

berkualitas baik akan menunjang tercapainya efek terapetik yang diharapkan.

Prosedur pengujian dan penetapan kadar pengujian diberikan untuk menetapkan

kesesuaian dengan persyaratan kadar, mutu, dan kemurnian yang tertera pada

Farmakope (Ditjen POM, 1995).

Permenkes No. 73 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di

apotek pasal 1 butir 6, menyebutkan: Obat adalah bahan atau paduan bahan,

termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi sistem fisiologi

atau keadaan patofisiologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,

penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.

Campuran parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat adalah

kombinasi yang paling banyak digunakan untuk digunakan sebagai analgesik,

antipiretik, dekongestan, antihistamin (Bhamre dan Rajput, 2015).

Spektroskopi UV-Vis adalah metode estimasi kuantitatif yang sederhana,

cepat, tepat, dan sangat akurat. Prinsip dasar di balik teknik ini adalah bahwa

jumlah cahaya yang diserap adalah proporsional dengan konsentrasi analit.

Perkiraan kuantitatif diperlukan sebelum masuknya obat ke pasaran karena salah

satu konsentrasi lebih dalam formulasi dapat menyebabkan masalah toksisitas

atau mungkin tidak efektif dalam dosis yang disarankan (Chaudary dkk., 2011).

Kemometrik, dalam pengertian yang paling umum adalah seni mengolah

data dengan berbagai teknik numerik untuk mendapatkan informasi yang berguna.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

2

Pemisahan, identifikasi, penentuan dan validasi obat telah dipelajari dengan

menggunakan kemometrik (Muchlisyam dan Pardede, 2017).

Kemometrik dapat melaksanakan perhitungan lebih baik karena dapat

mengukur sinyal yang nonselektif dan kemudian menggabungkannya dalam

model multivariat (analisis multivariat), dimana beberapa variabel

dipertimbangkan secara bersamaan (Muchlisyam dan Pardede, 2017).

Penerapan metode Kemometrik pada penetapan kadar multikomponen

perlu dilakukan sistem divisor. Dilakukan agar saat menetapkan kadar satu

komponen, komponen yang lain tidak akan mempengaruhi absorbasi dari

komponen yang ingin ditetapkan kadarnya. Dalam penelitian ini digunakan

pelarut campuran metanol dan air dengan perbandingan 1:4. Pemilihan

perbandingan pelarut adalah berdasarkan orientasi. Dilakukan dua kali orientasi

yaitu dengan perbandingan 2:3 dan 1:4. Kedua perbandingan pelarut memberikan

absorbansi yang sama, maka untuk mengefisiensikan pelarut dipilih pelarut

metanol : aquadest dengan perbandingan 1:4. Hal tersebut dikarenakan

parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat cukup mudah larut di

dalam air, dan penambahan metanol meningkatkan kelarutan zat aktif.

Beberapa penelitian sebelumnya telah menggunakan metode Kemometrik

pada penetapan kadar campuran obat seperti penetapan kadar simultan

paracetamol, asetosal, kafein (Wijaningtyas, dkk., 2015), kadar simultan

parasetamol, propifenazon, kafein (Dzulfianto, 2015), kadar fenol total bubuk

kopi (Hidayanti, 2017), kadar betametason dan neomisi (Panjaitan, 2018).

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti melakukan penetapan kadar terhadap

campuran parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 18: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

3

sediaan sirup dengan metode spektrofotometri ultraviolet secara kemometrik

menggunakan pelarut metanol p.a : aquadest (1:4).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Apakah metode spektrofotometri ultraviolet secara Kemometrik memenuhi

persyaratan validasi sehingga dapat digunakan dalam penetapan kadar

parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat dalam sediaan

sirup?

b. Apakah kadar parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat

dalam sediaan sirup yang ditentukan dengan spektrofotometri ultraviolet

secara Kemometrik memenuhi persyaratan USP XXII NF XVII?

1.3 Hipotesis

a. Metode spektrofotometri ultraviolet secara Kemometrik memenuhi

persyaratan validasi sehingga dapat digunakan dalam penetapan kadar

parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat dalam sediaan

sirup.

b. Kadar parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat dalam

sediaan sirup yang ditentukan dengan spektrofotometri ultraviolet secara

Kemometrik memenuhi persyaratan USP XXII NF XVII.

1.4 Tujuan Penelitian

a. Melakukan validasi dan penetapan kadar campuran parasetamol, gliseril

guaiakolat, dan klorfeniramin maleat dalam sediaan sirup dengan

spektrofotometri ultraviolet secara Kemometrik..

Universitas Sumatera Utara

Page 19: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

4

b. Membandingkan hasil yang diperoleh pada penetapan kadar campuran

parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat menggunakan

spektrofotometri ultraviolet secara Kemometrik dengan persyaratan USP

XXII NF XVII.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dilakukan adalah sebagai informasi bahwa

aplikasi metode spektrofotometri ultraviolet secara Kemometrik valid dan dapat

digunakan dalam penetapan kadar campuran parasetamol, gliseril guaiakolat, dan

klorfeniramin maleat dalam sediaan sirup.

1.6 Kerangka Pikir Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode Kemometrik dan menggunakan

sistem divisor. Dilakukan dengan menghitung persamaan regresi pada aplikasi

untuk menghitung konsentrasi dan kadar suatu obat seperti pada sediaan sirup,

kemudian dipilih rentang panjang gelombang yang memberikan hubungan

linieritas yang paling mendekati satu. Lalu dihitung nilai PLS sampel bendasarkan

rentang panjang gelombang analisis dan ditetapkan kadarnya. Selanjutnya

dilakukan validasi metode. Secara ringkasnya kerangka pikir penelitian dapat

dilihat pada Gambar 1.1

Universitas Sumatera Utara

Page 20: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

5

Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian

Nilai PLS

Rentang Panjang Gelombang Analisis

Metode Kemometrik

Parasetamol,

Gliseril

Guaiakolat dan

Klorfeniramin

Maleat (BPFI)

Penetapan Kadar dengan

Metode

Kemometrik

Validasi Metode

Akurasi (% recovery)

Presisi (RSD)

Linearitas (r)

LOD dan LOQ

Variabel

Terikat

Absorbansi

(Parameternya

adalah

Kesalahan

Fotometrik)

Variabel Bebas

Jenis Pelarut:

- Metanol:Air (1:4)

Universitas Sumatera Utara

Page 21: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Bahan

2.1.1 Parasetamol

Parasetmol larut dalam air, mudah larut dalam air panas. Larut dalam

metanol, etanol, dimetilformamida, etilen diklorida, aseton, etil asetat. Agak sukar

dalam eter. Tidak larut dalam petroleum eter, pentana, benzena (Anonim, 1976).

Spektrum UV parasetamol pada larutan asam mempunyai panjang gelombang

maksimal di sekitar 245 nm dengan nilai A1%

1𝑐𝑚 = 688, pada larutan alkali 257 nm

A1%

1𝑐𝑚 = 715) (Moffat dkk., 2004).

Gambar 2.1 Rumus struktur parasetamol

2.1.2 Gliseril Guaiakolat

Gliseril guaiakolat sangat mudah larut dalam air panas; mudah larut dalam

etanol; larut dalam kloroform, gliserol, propilen glikol, DMF; agak sukar larut

dalam benzena. Praktis tidak larut dalam petroleum eter (Anonim, 1976).

Spektrum UV Gliseril Guaiakolat pada larutan asam mempunyai panjang

gelombang maksimal di sekitar 273 nm dengan nilai A1%

1𝑐𝑚 = 125 (Moffat dkk.,

2004).

Gambar 2.2 Rumus struktur gliseril guaiakolat

Universitas Sumatera Utara

Page 22: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

7

2.1.3 Klorfeniramin Maleat

Klorfeniramin maleat (CTM) (Gambar 3) dengan rumus kimia

C16H19CIN2, C4H4O4 (BM 390,9) berbentuk serbuk kristal putih, larut 1 mg/ml

dalam 300 ml etanol, 1 mg/ml dalam 240 ml kloroform, 1 mg/ml dalam 160 ml

air, 1 mg/ml dalam 130 ml metanol, sukar larut dalam benzen dan eter.

Klorfeniramin maleat memiliki absorbansi pada panjang gelombang 265 nm

dalam pelarut asam dengan nilai A1%

1𝑐𝑚 = 302, dan pada panjang gelombang 262

nm pada pelarut basa dengan nilai A1%

1𝑐𝑚 = 205 (Moffat dkk., 2004).

Gambar 2.3 Rumus struktur klorfeniramin maleat

2.2 Spektrofotometri Ultraviolet-Visible (UV-Vis)

2.2.1 Pengertian Spektrofotometri Ultraviolet-Visible

Spektrofotometri merupakan salah satu teknik analisis yang menggunakan

sumber radiasi elektromagnetik sinar ultraviolet dan sinar tampak dengan

memakai instrumen spektrofotometer. Spektrofotometer sesuai dengan namanya

adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer

menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan

fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau

diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif

jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, dan diemisikan sebagai fungsi

Universitas Sumatera Utara

Page 23: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

8

dari panjang gelombang. Spektrofotometri UV-Vis mengamati interaksi atom atau

molekul dengan radiasi elektromagnetik pada daerah panjang gelombang 190-380

nm (UV) atau 380-780 nm (Vis) (Gandjar dan Rohman, 2012).

Prinsip kerja spektrofotometri UV-Vis berdasarkan interaksi antara radiasi

elektromagnetik dengan atom, ion, atau molekul. Serapan atom menyebabkan

peralihan atau transisi elektronik, yaitu peningkatan energi elektron dari keadaan

dasar (ground state) ke satu atau lebih tingkat energi yang lebih tinggi atau

tereksitasi (excited state). Transisi terjadi jika energi yang dihasilkan oleh radiasi

sama dengan energi yang diperlukan untuk melakukan transisi (Gandjar dan

Rohman, 2012).

Absorpsi radiasi ultraviolet meningkatkan energi elektron sebuah molekul.

Artinya, energi yang disumbangkan oleh foton-foton memungkinkan elektron

untuk mengatasi kekekangan inti dan energi pindah ke luar ke orbital baru yang

lebih tinggi energinya. Interaksi radiasi elektromagnetik dengan bahan yaitu bila

cahaya jatuh pada senyawa maka sebagian dari cahaya diserap oleh molekul-

molekul sesuai struktur dari molekul. Setiap senyawa mempunyai tingkatan

tenaga yang spesifik. Semua molekul dapat menyerap radiasi elektromagnetik di

Gambar 2.4 Spektrum elektromagnetik

Universitas Sumatera Utara

Page 24: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

9

daerah UV-Vis karena memiliki elektron sekutu maupun menyendiri, yang dapat

dieksitasikan ke tingkat energi yang lebih tinggi. Sementara panjang gelombang

yang menunjukkan terjadinya serapan tergantung pada kuat lemahnya ikatan

elektron dalam molekul (Satiadarma dkk., 2004).

Pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi

dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Bila sinar

dikenakan pada prisma maka sinar akan mengalami pembiasan dan hasil yang

diperoleh merupakan sinar monokromatik (Sastrohamidjojo, 2013).

2.2.2 Hukum Lambert-Beer

Menurut hukum Lambert, serapan berbanding lurus terhadap ketebalan sel

yang disinari. Sedangkan menurut Beer, serapan berbanding lurus dengan

konsentrasi. Kedua pernyataan ini dapat dijadikan satu dalam hukum Lambert-

Beer, sehingga diperoleh bahwa serapan berbanding lurus terhadap konsentrasi

dan ketebalan sel, hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa intensitas yang

diteruskan oleh larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan

konsentrasi larutan (Gandjar dan Rohman, 2012).

Hukum Lambert-Beer dikenal dengan persamaan sebagai berikut :

A = a b c (g / L)

Keterangan :

A = Absorbansi

a = absorptivitas

b = tebal kuvel (cm)

c = konsentrasi

Universitas Sumatera Utara

Page 25: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

10

Hukum Lambert-Beer menjadi dasar aspek kuantitatif spektrofotometri

dimana konsentrasi dapat dihitung berdasarkan rumus diatas (Muchlisyam dan

Pardede, 2017). Absorptivitas spesifik juga sering digunakan untuk menggantikan

Hukum Lambert-Beer umumnya dikenal dengan persamaan sebagai berikut:

A = A11. b. c (g/100ml)

A = ε b c (mol / L)

Keterangan :

A = Absorbansi

A11 = serapan larutan (1% b/v) dalam kuvet 1 cm

b = tebal kuvel (cm)

c = konsentrasi

ε = absorptivitas molar

2.2.3 Kegunaan Spektrofotometer UV-Vis

Penggunaan utama spektrofotometri ultraviolet-visible adalah dalam

analisis kuantitatif, yaitu menentukan kadar senyawa yang mengabsorpsi radiasi

ultraviolet-visible dengan membandingkan absorban sampel terhadap absorban

senyawa standar yang konsentrasinya diketahui, diukur pada kondisi larutan yang

sama (Satiadarma dkk., 2004).

Kegunaan spektrofotometri ultraviolet dalam analisis kualitatif sangat

terbatas karena rentang daerah radiasi yang relatif sempit hanya dapat

mengakomodasi sedikit sekali puncak absorpsi maksimum dan minimum, karena

itu ide identifikasi senyawa yang tidak diketahui tidak memungkinkan untuk

dilakukan (Satiadarma dkk., 2004).

Metode spektrofotometri memiliki beberapa keuntungan antara lain

kepekaan yang tinggi, analisis, ketelitian yang tinggi, mudah dilakukan, cepat

Universitas Sumatera Utara

Page 26: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

11

pengerjaannya, dan dapat digunakan untuk menentukan senyawa campuran

(Satiadarma dkk., 2004). Menurut Muchlisyam dan Pardede (2017),

spektrofotometri ultraviolet dan sinar tampak pada umumnya digunakan untuk:

1. Menentukan jenis kromofor, ikatan rangkap yang terkonjugasi dan auksokrom

dari suatu senyawa organik

2. Menjelaskan informasi dari struktur berdasarkan panjang gelombang

maksimum suatu senyawa

3. Mampu menganalisis senyawa organik secara kuantitatif dengan

menggunakan hukum Lambert-Beer.

2.2.4 Instrumentasi Spektrofotometer UV-Vis

Menurut Gandjar dan Rohman (2012) spektrofotometer UV-Vis terdiri

dari komponen-komponen melitputi:

1. Sumber lampu; lampu deuterium digunakan untuk daerah UV pada panjang

gelombang 190 – 350 nm, sementara lampu halogen kuarsa atau tungsten

digunakan untuk daerah visibel yaitu pada panjang gelombang antara 350 –

900 nm.

2. Monokromator; digunakan untuk mendispersikan sinar ke dalam komponen

panjang gelombangnya yang selanjutnya akan dipilih oleh celah (slit).

Monokromator berputar sedemikian rupa sehingga kisaran panjang gelombang

dilewatkan pada sampel sebagai scan instrumen melewati spektrum.

3. Optik; dapat di desain untuk memecah sumber sinar melewati 2 kompartemen,

dan sebagaimana dalam spektrofotometer berkas ganda (double beam), suatu

larutan blanko dapat digunakan dalam satu kompartemen untuk mengoreksi

pembacaan atau spektrum sampel. Yang paling sering digunakan sebagai

Universitas Sumatera Utara

Page 27: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

12

blanko dalam spektrofotometri adalah semua pelarut yang digunakan untuk

melarutkan sampel atau pereaksi.

2.3 Teori Kemometrik

Kemometrik adalah cabang utama yang dikembangkan secara luas di

berbagai bidang farmasi. Nama kemometrik dapat dibagi menjadi dua istilah yaitu

kemo (dari kimia) dan metrik (pengukuran). Simgkatnya kemometrik adalah

istilah yang berhubungan dengan data kimia dan bagaimana mendapatkan

informasi dari data tersebut dengan menggunakan model matematis yang harus

selalu divalidasi sebelum diterapkan. Percobaan dan observasi merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dengan kemometrik, karena harus dilakukan sedemikian

rupa, sehingga semua variabel eksperimen bervariasi yang dapat dicapai dan

destimasi dengan menggunakan desain eksperimental (Muchlisyam dan Pardede,

2017).

Analisis dari suatu observasi mutlak dilakukan dengan matematika, oleh

sebab itu pengembangan perangkat lunak tentang pengetahuan teori matematika

dengan sistem komputerisasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan analisis

kimia (Muchlisyam dan Pardede, 2017).

Teknik kemometrik yang diaplikasikan dalam pembuatan kurva kalibrasi

kuantitatif pada analisis spectral yang berdekatan sangat penting dalam kualiti

kontrol kadar komponen obat dalam campuran obat pada sediaan obat yang terdiri

dari 2 atau 3 komponen obat atau lebih, dan mempunyai panjang gelombang

berdekatan ketika dilakukan tumpang tindih spektrumnya. Selain itu, teknik ini

bisa berhasil diterapkan pada semua metoda analisis dalam spektrofotometri

(Muchlisyam dan Pardede, 2017).

Universitas Sumatera Utara

Page 28: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

13

Kemometrik menggunakan metoda multivariate yang menawarkan banyak

keuntungan dalam melakukan analisis spektroskopi kuantitatif berbagai jenis

campuran obat. Pada penetapan kadar campuran obat, perlu dilakukan pendekatan

analisa data multivariat yang harus diimplementasikan, daripada analisis univariat

agar didapatkan informasi yang lebih banyak dan lebih dalam serta akurat

(Muchlisyam dan Pardede, 2017).

Menurut Muchlisyam dan Pardede (2017) prinsip kemometrik adalah

sebagai berikut:

1. Selalu gunakan model matematis untuk koneksitas data pada sampel,

rasionalisasi dan interpretasi data kimia yang diperoleh dengan analisis.

2. Selalu sertakan variabilitas dalam model, dan menangani variabilitas dengan

cara distribusi.

3. Selalu gunakan desain statistic untuk merencanakan rangkaian eksperimen

bila perlu mengubah kondisi atau mengoptimalkan dll daripada mengubah

hanya salah satu factor dan menjaga yang lain tetap.

4. Selalu gunakan metoda analisis data multivariate dan tunjukkan hasilnya

sebagai plot juga.

Kemometrik dapat melaksanakan perhitungan lebih baik karena dapat

mengukur sinyal yang nonselektif dan kemudian menggabungkannya dalam

model multivariate (analisis multivariat), dimana beberapa variabel

dipertimbangkan secara bersamaan. Pengukuran multivariate didefinisikan

sebagai satu karena beberapa pengukuran yang dilakukan pada sampel yang

diperiksa, sehingga lebih dari satu variabel atau respon diukur untuk setiap sampel

(Muchlisyam dan Pardede, 2017).

Universitas Sumatera Utara

Page 29: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

14

Metoda regresi kuadrat parsial terkecil (PLS) saling terkait dengan PCR dan

MLR dimana PCR akan menemukan factor yang akan menangkap sebagian besar

varian dalam data sebelum regresi untuk variabel konsentrasi sedangkan MLR

akan mengkolerasikan data dan konsentrasinya (Muchlisyam dan Pardede, 2017).

Metoda ini akan memaksimalkan kovariansi sehingga mengkorelasikan

varian dan data bersama. Penguraian data dilakukan dengan menggunakan

spektral dan data konsentrasi. PLS mensyaratkan lebih sedikit variabel laten

daripada PCR namun hal ini tidak akan mempengaruhi kemampuan prediksi

metoda tersebut. Agar estimasi parameter tambahan menjadi penting, perlu

dilakukan pengukuran jumlah besar (Muchlisyam dan Pardede, 2017).

Menurut Muchlisyam dan Pardede (2017) metoda spektrofotometri UV

multikomponen didasarkan pada pencatatan dan simulasi spectra serapan secara

matematis memberikan keuntungan sebagai berikut:

a. Teknik pemisahan dihilangkan, misalnya: Ekstraksi, konsentrasi unsur

penyusun.

b. Langkah pembersihan yang mungkin diperlukan terhadap gangguan noise.

c. Data spektral mudah didapat dengan mudah. Prosesnya cepat, akurat dan

sederhana.

d. Penerapan luas untuk sistem organik dan anorganik, batas deteksi khas 10-4

sampai 10-5 M dan selektif sedang sampai tinggi.

2.4 Validasi Metode

Validasi adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu pada

prosedur penetapan yang dipakai untuk membuktikan bahwa parameter tersebut

memenuhi persyaratan untuk pengunaannya (Harmita, 2004). Parameter analisis

Universitas Sumatera Utara

Page 30: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

15

yang ditentukan pada validasi adalah akurasi, presisi, limit deteksi, limit

kuantitasi, kelinieran dan rentang (Gandjar dan Rohman, 2012).

2.4.1 Akurasi

Akurasi atau kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat

kedekatan hasil analis dengan kadar analit yang sebenarnya. Range nilai %

recovery analit yang dapat diterima adalah 90 – 110 %. Range tersebut bersifat

fleksibel tergantung dari kondisi analit yang diperiksa, jumlah sampel dan kondisi

laboratorium. Akurasi dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery)

analit yang ditambahkan (Harmita, 2004).

2.4.2 Presisi

Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya

diekspresikan sebagai simpangan baku relatif dari sejumlah sampel yang berbeda

signifikan secara statistik. Presisi bisa dinyatakan dalam koefisien variasi (KV)

dan dinyatakan memiliki presisi yang baik apabila KV < 2% (Harmita, 2004).

2.4.3 Batas Deteksi

Batas deteksi didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam

sampel yang masih dapat dideteksi, meskipun tidak selalu dapat dikuantifikasi.

LOD juga dapat dihitung berdasarkan pada simpangan baku residual (RSD) dan

kemiringan (slope) kurva baku pada level yang mendekati LOD (Harmita, 2004).

2.4.4 Batas Kuantitasi

Batas kuantifikasi didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam

sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima

pada kondisi operasional metode yang digunakan. Sebagaimana LOD, LOQ juga

diekspresikan sebagai konsentrasi. Jika konsentrasi LOQ menurun maka presisi

juga menurun (Harmita, 2004).

Universitas Sumatera Utara

Page 31: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental dengan metode

spektrofotometri UV secara Kemometrik terhadap analisa campuran parasetamol,

gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat yang terkandung pada sediaan sirup.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-Maret 2019.

3.3 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah spektrofotometer

ultraviolet (UV-1800 Shimadzu) yang dilengkapi dengan komputer dan software

UV.probe 2.42 dan software Minitab versi 16.2.4.4., neraca analitik (Boeco

Germany), sonikator (Branson 1510), kuvet 1 cm, alat-alat gelas, serta alat-alat

lainnya yang diperlukan dalam penyiapan sampel dan larutan.

3.4 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah Prasetamol

(BPFI), Gliseril Guaiakolat (BPFI), Klorfeniramin Maleat (BPFI), sirup Unibebi

Cough®, aquadest, metanol p.a.

3.5 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa

membandingkan antara satu tempat dengan tempat yang lain, karena sampel

dianggap homogen (Sudjana, 2002).

Universitas Sumatera Utara

Page 32: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

17

3.6 Prosedur Penelitian

3.6.1 Pembuatan Pereaksi

Dibuat pelarut (metanol : aquadest dengan perbandingan 1:4) sebanyak

500 ml. Dicampurkan 100 ml Metanol p.a dan 400 ml Aquadest ke dalam labu

tentukur, dikocok hingga homogen. Dimasukkan ke dalam wadah.

3.6.2 Pembuatan Larutan Induk Baku

3.6.2.1 Pembuatan Larutan Induk Baku Parasetamol

Ditimbang seksama 0,0250 g parasetamol (BPFI) , dimasukkan kedalam

labu tentukur 50 ml, ditambahkan pelarut ( Metanol : Aquadest dengan

perbandingan 1:4), dikocok hingga larut, dicukupkan sampai garis tanda dengan

pelarut, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 500 µg/ml, larutan ini

disebut larutan induk baku I (LIB I). Dari larutan ini dipipet 5 ml, dimasukkan

kedalam labu 25 ml, diencerkan dengan pelarut sampai garis tanda,dikocok

sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 100 µg/ml

(LIB II).

3.6.2.2 Pembuatan Larutan Induk Baku Gliseril Guaiakolat

Ditimbang seksama 0,0250 g gliseril guaiakolat (BPFI), dimasukkan

kedalam labu tentukur 50 ml, ditambahkan pelarut ( Metanol : Aquadest dengan

perbandingan 1:4), dikocok hingga larut, dicukupkan sampai garis tanda dengan

pelarut, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 500 µg/ml, larutan ini

disebut larutan induk baku I (LIB I). Dari larutan ini dipipet 5 ml, dimasukkan

kedalam labu 25 ml, diencerkan dengan pelarut sampai garis tanda,dikocok

sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 100 µg/ml

(LIB II).

Universitas Sumatera Utara

Page 33: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

18

3.6.2.3 Pembuatan Larutan Induk Baku Klorfeniramin Maleat

Ditimbang seksama 0,0250 g klorfeniramin maleat (BPFI) , dimasukkan

kedalam labu tentukur 50 ml, ditambahkan pelarut ( Metanol : Aquadest dengan

perbandingan 1:4), dikocok hingga larut, dicukupkan sampai garis tanda dengan

pelarut, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 500 µg/ml, larutan ini

disebut larutan induk baku I (LIB I). Dari larutan ini dipipet 5 ml, dimasukkan

kedalam labu 25 ml, diencerkan dengan pelarut sampai garis tanda,dikocok

sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 100 µg/ml

(LIB II).

3.6.3 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum

3.6.3.1 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Parasetamol

Dipipet 1,5 ml larutan induk baku (LIB II) parasetamol dimasukkan

kedalam labu ukur 25 ml, kemudian dicukupkan volumenya menggunakan pelarut

metanol p.a : aquadest (1:4) sampai garis tanda dengan konsentrasi 6 µg/ml,

kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm.

3.6.3.2 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Gliseril Guaiakolat

Dipipet 9 ml larutan induk baku (LIB II) gliseril guaiakolat dimasukkan

kedalam labu ukur 25 ml, kemudian dicukupkan volumenya menggunakan pelarut

metanol p.a : aquadest (1:4) sampai garis tanda dengan konsentrasi 36 µg/ml,

kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm.

3.6.3.3 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Klorfeniramin Maleat

Dipipet 7,7 ml larutan induk baku (LIB II) klorfeniramin maleat

dimasukkan kedalam labu ukur 25 ml, kemudian dicukupkan volumenya

menggunakan pelarut metanol p.a : aquadest (1:4) sampai garis tanda dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 34: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

19

konsentrasi 31 µg/ml, kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 200-

400 nm.

3.6.4 Pembuatan Spektrum Serapan Baku

3.6.4.1Pembuatan Spektrum Serapan Parasetamol

Dipipet larutan induk baku (LIB II) parasetamol sebanyak 0,7 ml; 1,1 ml;

1,5 ml; 1,8 ml; 2,2 ml. Masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml,

diencerkan dengan pelarut ( Metanol : Aquadest dengan perbandingan 1:4) hingga

garis tanda. Dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan

konsentrasi 3 µg/ml ; 4,5 µg/ml ; 6 µg/ml ; 7,5 µg/ml dan 9 µg/ml. Kemudian

diukur serapan pada panjang gelombang 200-400 nm.

3.6.4.2 Pembuatan Spektrum Serapan Gliseril Guaiakolat

Dipipet larutan induk baku (LIB II) griseril guaiakolat sebanyak 5 ml; 7

ml; 9 ml; 11 ml; 13 ml. Masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 25

ml, diencerkan dengan pelarut ( Metanol : Aquadest dengan perbandingan 1:4)

hingga garis tanda. Dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan

konsentrasi 20 µg/ml ; 28 µg/ml ; 36 µg/ml ; 44 µg/ml dan 52 µg/ml. Kemudian

diukur serapan pada panjang gelombang 200-400 nm.

3.6.4.3 Pembuatan Spektrum Serapan Klorfeniramin Maleat

Dipipet Larutan induk baku II (LIB II) parasetamol sebanyak 5,3 ml; 6,5

ml; 7,7 ml; 9 ml; dan 10,3 ml. Masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur

25 ml, diencerkan dengan dengan pelarut metanol:akuades (1:4) hingga garis

tanda. Dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi

21 µg/ml; 26 µg/ml; 31 µg/ml; 36 µg/ml; 41 µg/ml.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

20

3.6.4.4 Pembuatan Spektrum Serapan Campuran Baku Parasetamol, Gliseril

Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat

Ditimbang masing-masing 0,0250 g baku parasetamol, gliseril guaiakolat,

dan klorfeniramin maleat, dimasukkan masing-masing kedalam labu tentukur 25

ml, dilarutkan dengan pelarut ( Metanol : Aquadest dengan perbandingan 1:4)

sampai garis tanda, dan dihomogenkan. Kemudian dipipet 1,5 ml dari larutan

parasetamol, 9 ml dari larutan gliseril guaiakolat, dan 7,7 ml dari larutan

klorfeniramin maleat. Ketiga larutan ini dicampurkan kedalam labu tentukur 25

ml, dicukupkan dengan pelarut ( Metanol : Aquadest dengan perbandingan 1:4)

sampai garis tanda, dikocok hingga homogen. Kemudian dari campuran larutan

tersebut dipipet 1 ml, dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml, dicukupkan

hingga garis tanda dengan pelarut dan dikocok sampai homogen. Diukur serapan

pada panjang gelombang 200-400 nm.

3.6.5 Pembuatan Spektrum Serapan Secara Kemometrik

3.6.5.1 Pembuatan Spektrum Serapan Parasetamol Secara Kemometrik

Spektrum serapan parasetamol pada konsentrasi 6 𝜇g/ml dengan bantuan

software UV probe 2.42 untuk memperoleh spektrum dengan cara menghitung

nilai absorbansi pada panjang gelombang 210-280 nm. Kemudian dilakukan

pengolahan data pada software Minitab versi 16.2.4.4.

3.6.5.2 Pembuatan Spektrum Serapan Griseril Guaiakolat Secara

Kemometrik

Spektrum serapan griseril guaiakolat pada konsentrasi 36 𝜇g/ml dengan

bantuan software UV probe 2.42 untuk memperoleh spektrum dengan cara

menghitung nilai absorbansi pada panjang gelombang 210-280 nm. Kemudian

dilakukan pengolahan data pada software Minitab versi 16.2.4.4.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

21

3.6.5.3 Pembuatan Spektrum Serapan Klorfeniramin Maleat Secara

Kemometrik

Spektrum serapan klorfeniramin maleat pada konsentrasi 31 𝜇g/ml dengan

bantuan software UV probe 2.42 untuk memperoleh spektrum dengan cara

menghitung nilai absorbansi pada panjang gelombang 210-280 nm. Kemudian

dilakukan pengolahan data pada software Minitab versi 16.2.4.4.

3.6.6 Pembuatan Kurva Kalibrasi Secara Kemometrik

3.6.6.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Parasetamol Kemometrik

Nilai Partial Least Squares (Kemometrik) dari spektrum parasetamol pada

panjang gelombang 210-280 nm diplot dengan konsentrasi untuk mendapatkan

persamaan regresi pada software Minitab versi 16.2.4.4.

3.6.6.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi Gliseril Guaiakolat Secara Kemometrik

Nilai Partial Least Squares (Kemometrik) dari spektrum gliseril

guaiakolat pada panjang gelombang 210-280 nm diplot dengan konsentrasi untuk

mendapatkan persamaan regresi pada software Minitab versi 16.2.4.4.

3.6.6.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi Klorfeniramin Maleat Secara

Kemometrik

Nilai Partial Least Squares (Kemometrik) dari spektrum klorfeniramin

maleat pada panjang gelombang 210-280 nm diplot dengan konsentrasi untuk

mendapatkan persamaan regresi pada software Minitab versi 16.2.4.4.

3.6.7 Validasi Metode

3.6.7.1 Akurasi

Uji akurasi dilakukan dengan metode penambahan baku (Standard

Addition Method), yaitu dengan membuat konsentrasi analit sampel dengan

rentang spesifik 80%, 100%, 120%, dimana masing-masing dilakukan sebanyak 3

kali perlakuan. Setiap rentang mengandung 70% analit dan 30% baku

Universitas Sumatera Utara

Page 37: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

22

pembanding, kemudian dianalisa dengan perlakuan yang sama seperti pada

penetapan kadar sampel (Harmita, 2004). Spektrum serapan yang dihasilkan

kemudian dibuat spektrum rasio untuk masing-masing parasetamol, gliseril

guaiakolat, dan klorfeniramin maleat, dilakukan double divisor, kemudian

dilanjutkan dengan pembuatan spektrum Kemometrik dan dilakukan penetapan

kadar seperti pada sampel. Menurut Harmita (2004) berikut di bawah merupakan

rumus persen perolehan kembali:

% Perolehan Kembali = CF−CA

CA∗ x 100%

Keterangan :

CF = Konsentrasi sampel setelah penambahan baku

CA = konsentrasi sampel sebelum penambahan baku

CA* = jumlah baku yang ditambahkan

3.6.7.2 Presisi

Menurut Harmita (2004) presisi suatu analisis sering dinyatakan sebagai±

simpangan baku relatif (± SBR) dengan rumus:

SBR = 𝑠

𝑋 x 100%

Keterangan :

SBR = Simpangan baku relatif

S = Simpangan baku

𝑥 = Rerata pengukuran

Universitas Sumatera Utara

Page 38: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

23

3.6.7.3 Batas deteksi dan batas kuantitasi

Menurut Satiadarma, dkk., (2004) berdasarkan absorbansi pada λ

analisis dilakukan pada perhitungan LOD dan LOQ sebagai berikut:

SD = √∑(Y− Yi)2

𝑛−2

LOD = 3 x SB

slope

LOQ = 10 x SB

slope

3.6.7.4 Analisis Data Statistik

Menurut Harmita (2004) data perhitungan kadar parasetamol, guaifenesin,

dan klorfeniramin maleat dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji ttabel

distribusi t.

Rumus yang digunakan adalah:

SD = √∑(Xi− X)2

𝑛−1

thitung = 𝑥− 𝑋

𝑆𝐷/ √𝑛

Dasar penolakan data jika thitung ≥ ttabel dan thitung ≤-ttabel pada interval

kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01.

Keterangan:

𝑋 = kadar rerata sampel

X = kadar sampel

SD = standard deviation / simpangan baku

N =jumlah pengulangan

𝛼 = tingkat kepercayaan

Universitas Sumatera Utara

Page 39: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

24

3.6.8 Penentuan Kadar Parasetamol, Gliseril Guaiakolat dan Klorfeniramin

Maleat dalam Sediaan Sirup

Dipipet 1 ml sampel sirup mengandung parasetamol, gliseril guaiakolat,

dan klorfeniramin maleat (dilakukan sebanyak 6 kali) kemudian masukkan secara

kuantitatif dalam labu tentukur 50 ml. Dilarutkan dengan metanol: air (1:4)

kemudian dihomogenkan dengan sonikator selama 15 menit. Dicukupkan dengan

pelarut metanol: air (1:4) sampai garis tanda, dikocok hingga homogen. Larutan

tersebut kemudian disaring, lebih kurang 10 ml filtrat pertama dibuang dan filtrat

selanjutnya ditampung. Kemudian dari filtrat ini dipipet 5 ml dan dimasukkan

kedalam labu tentukur 25 ml, dicukupkan dengan pelarut metanol: air (1:4)

sampai garis tanda. Dipipet 1,5 ml dan dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml

kemudian ditambahkan 8,7 ml LIB II gliseril guaiakolat dan 7,7 ml klorfeniramin

maleat. Dicukupkan dengan pelarut metanol: air (1:4) sampai garis tanda sehingga

diperoleh larutan yang mengandung 6 μg/ml parasetamol, 36 μg/ml gliseril

guaiakolat, dan 31 μg/ml klorfeniramin maleat. Diukur serapan pada panjang

gelombang 200-400, dengan bantuan ssoftware UV Probe 2.42 kemudian

dimanipulate dengan tipe data set lalu dipilih operasi pembagian (division), dan di

buat spektrum partial least squares (kemometrik) masing-masing parasetamol,

gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat pada panjang gelombang 210-280

nm dengan interval 2 nm.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

25

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penentuan Spektrum Serapan Maksimum

Penentuan spektrum serapan maksimum dilakukan pada panjang

gelombang 200 – 400 nm. Penentuan spectrum serapan maksimum parasetamol

adalah pada konsentrasi 6 µg/ml, gliseril guaiakolat pada konsentrasi 36 µg/ml,

dan klorfeniramin maleat pada konsentrasi 31 μg/ml. Panjang gelombang

maksimum secara praktik untuk parasetamol dalam pelarut (Metanol : Aquadest

dengan perbandingan 1:4) adalah 244,4 nm, gliseril guaiakolat dalam pelarut

(Metanol : Aquadest dengan perbandingan 1:4) adalah 273,2 nm, dan

klorfeniramin maleat dalam pelarut (Metanol : Aquadest dengan perbandingan

1:4) adalah 261,4 nm, yang mana dapat dibandingkan dengan panjang gelombang

maksimum secara teori untuk parasetamol adalah 245 nm, gliseril guaiakolat 273

nm, dan klorfeniramin maleat 262 nm, dengan kata lain panjang gelombang yang

didapat secara praktik memenuhi syarat orientasi ± 1nm (Moffat dkk., 2004).

Spektrum serapan maksimum parasetamol, gliseril guaiakolat, dan

klorfeniramin maleat masing – masing dapat dilihat pada Gambar 4.1, Gambar

4.2, dan Gambar 4.3.

Gambar 4.1 Spektrum Serapan Maksimum Parasetamol (6 µg/mL)

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

Universitas Sumatera Utara

Page 41: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

26

Pada Gambar 4.1 dapat menunjukkan bahwa panjang gelombang yang

memberikan serapan maksimum untuk Parasetamol ialah pada lamda = 244,4 nm.

Gambar 4.2 Spektrum Serapan Maksimum Gliseril Guaiakolat (36 µg/ml)

Gambar 4.2 menunjukkan panjang gelombang yang memberikan serapan

maksimum untuk Gliseril Guaiakolat ialah pada lamda = 273,2 nm.

Gambar 4.3 Spektrum Serapan Maksimum Klorfeniramin Maleat (31 µg/ml)

Gambar 4.3 menunjukkan panjang gelombang yang memberikan serapan

maksimum untuk Klorfeniramin Maleat ialah pada lamda = 261,4 nm.

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

Universitas Sumatera Utara

Page 42: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

27

Gambar 4.4 Spektrum Tumpang Tindih Serapan Maksimum Parasetamol,

Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat

Pada Gambar 4.4 terlihat bahwa spektrum serapan maksimum dari

Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, Klorfeniramin Maleat saling bertumpang tindih

satu sama lain, sehingga tidak dapat dilakukan penetapan kadarnya secara

spektrofotometri biasa karena absorbansi yang dihasilkan sudah merupakan hasil

campuran.

4.2. Penentuan Spektrum Serapan Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan

Klorfeniramin Maleat Pada Berbagai Konsentrasi

Spektrum serapan Parasetamol dibuat pada konsentrasi 3 µg/ml ; 4,5

µg/ml ; 6 µg/ml ; 7,5 µg/ml dan 9 µg/ml. Spektrum serapan Gliseril Guaiakolat

dibuat pada konsentrasi 20 µg/ml ; 28 µg/ml ; 36 µg/ml ; 44 µg/ml dan 52 µg/ml.

Spektrum serapan Klorfeniramin Maleat dibuat pada konsentrasi 21 µg/ml ; 26

µg/ml ; 31 µg/ml ; 36 µg/ml dan 41 µg/ml. Kemudian diukur serapan pada

panjang gelombang 200-400 nm.

Universitas Sumatera Utara

Page 43: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

28

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

Spektrum serapan Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin

Maleat pada berbagai konsentrasi dapat dilihat pada Gambar 4.5, 4.6, dan 4.7.

Gambar 4.5 Spektrum Serapan Parasetamol Pada Berbagai Konsentrasi

Gambar 4.6 Spektrum Serapan Gliseril Guaiakolat Pada Berbagai Konsentrasi

Gambar 4.7 Spektrum Serapan Klorfeniramin Maleat Pada Berbagai Konsentrasi

Universitas Sumatera Utara

Page 44: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

29

4.3 Hasil Spektrum Serapan Campuran Baku Parasetamol, Gliseril

Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat

Spektrum serapan campuran baku Parasetamol, Gliseril Guaiakolat,

Klorfeniramin Maleat dibuat dengan konsentrasi 6 µg/ml untuk Parasetamol,

dengan konsentrasi 36 µg/ml untuk Gliseril Guaiakolat, dan 31 µg/ml untuk

Klorferniramin Maleat. Spektrum campuran menghasilkan bentuk yang berbeda

dengan spectrum Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, Klorfeniramin Maleat masing-

masing, karena spektrum serapan campuran adalah kombinasi dari spektrum

penyusunnya.

Spektrum serapan campuran baku Parasetamol, Gliseril Guaiakolat,

Klorfeniramin Maleat dapat dilihat pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8 Spektrum serapan Campuran Baku Parasetamol, Gliseril

Guaiakolat, Klorfeniramin Maleat

4.4 Hasil Pembuatan Kurva Kalibrasi Secara Partial Least Squares (PLS)

Partial Least Squares merupakan salah satu jenis kalibrasi multivariat dari

metode Kemometrik yang digunakan untuk melakukan pengolahan data karena

mampu menghasilkan model kalibrasi dengan kemampuan prediksi yang baik

untuk jumlah data yang banyak. Data absorbansi dari 35 set disiapkan sebagai

Universitas Sumatera Utara

Page 45: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

30

model kalibrasi diukur pada panjang gelombang 210-280 nm dengan interval

panjang gelombang 2 nm. Rentang panjang gelombang yang dipilih adalah

memberikan hubungan lineritas yang terbaik antara nilai PLS dan konsentrasi

yang ditunjukan dengan nilai koefisien korelasi (nilai ≤ 1 yang mendekati satu).

Koefisien korelasi ini digunakan untuk mengetahui linieritas suatu metode analisis

yang digunakan (Satiadarma, dkk, 2004).

Analisis kalibrasi Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, Klorfeniramin Maleat

dapat dilihat pada Tabel 4.1, Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.

No Konsentrasi (µg/mL)

(X)

Serapan

(Absorbansi) (Y)

1 0,0 0,0000

2 3,0 0,2128

3 4,5 0,3135

4 6,0 0,4236

5 7,5 0,5310

6 9,0 0,6296

a = 14,2430 b = -0,0144

r = 0,99989

Tabel 4.1 Analisis Kalibrasi Parasetamol dengan persamaan regresi PLS

Metode Partial Least Squares

Komponen yang terhitung : set

Jumlah komponen yang dihitung : 1

Model seleksi dan validasi untuk x

Komponen : 1 Variansi x : 1 Penyimpangan:

0,0043297

R- Sq : 0,999990

Koefisien

X Standarisasi x

Konstanta -0,0144 0,000000

Y 14,2430 0,999890

Tabel 4.2 Data hasil validasi silang antara konsentrasi dan absorbansi

parasetamol dengan metode Kemometrik (Partial Least Squares)

pada panjang gelombang 210-280 nm

Universitas Sumatera Utara

Page 46: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

31

3,02,52,01,51,00,5

3,0

2,5

2,0

1,5

1,0

0,5

Actual Response

Calc

ulat

ed R

espo

nse

PLS Response Plot(response is c1)

5 components

Gambar 4.9 Kurva plot antara konsentrasi dan absorbansi Parasetamol

dengan metode Kemometrik (Partial Least Squares) pada panjang

gelombang 210-280 nm

No Konsentrasi (µg/mL)

(X)

Serapan

(Absorbansi) (Y)

1 0,0 0,0000

2 20,0 0,2241

3 28,0 0,3153

4 36,0 0,4032

5 44,0 0,4911

6 52,0 0,5754

a = 90,1713 b = -0,1839

r = 0,99987

Tabel 4.3 Analisis Kalibrasi Gliseril Guaiakolat dengan persamaan regresi PLS Metode Partial Least Squares

Komponen yang terhitung : set

Jumlah komponen yang dihitung : 1

Model seleksi dan validasi untuk x

Komponen : 1 Variansi x : 1 Penyimpangan:

0,3359990

R- Sq : 0,999980

Koefisien

X Standarisasi x

Konstanta -0,1893 0,000000

Y 90,1713 0,999870

Tabel 4.4 Data hasil validasi silang antara konsentrasi dan absorbansi

Gliseril Guaiakolat dengan metode Kemometrik (Partial Least

Squares) pada panjang gelombang 210-280 nm

Universitas Sumatera Utara

Page 47: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

32

6050403020100

60

50

40

30

20

10

0

Actual Response

Calc

ulat

ed R

espo

nse

PLS Response Plot(response is c1)

5 components

Gambar 4.10 Kurva plot antara konsentrasi dan absorbansi Gliseril dengan

metode Kemometrik (Partial Least Squares) pada panjang

gelombang 210-280 nm.

No Konsentrasi (µg/mL)

(X)

Serapan

(Absorbansi) (Y)

1 0,0 0,0000

2 21,0 0,3024

3 26,0 0,3700

4 31,0 0,4393

5 36,0 0,5095

6 41,0 0,5795

a = 70,8215 b = -0,1487

r = 0,99990

Tabel 4.5 Analisis Kalibrasi Klorfeniramin Maleat dengan persamaan regresi PLS

Metode Partial Least Squares

Komponen yang terhitung : set

Jumlah komponen yang dihitung : 1

Model seleksi dan validasi untuk x

Komponen : 1 Variansi x : 1 Penyimpangan:

0,0559270

R- Sq : 0,999990

Koefisien

X Standarisasi x

Konstanta -0,1487 0,000000

Y 70,8215 0,999900

Tabel 4.6 Data hasil validasi silang antara konsentrasi dan absorbansi

Klorfeniramin Maleat dengan metode Kemometrik (Partial

Least Squares) pada panjang gelombang 210-280 nm.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

33

706050403020100

70

60

50

40

30

20

10

0

Actual Response

Calc

ulat

ed R

espo

nse

PLS Response Plot(response is c1)

5 components

Gambar 4.11 Kurva plot antara konsentrasi dan absorbansi Klorfeniramin Maleat

dengan metode Kemometrik (Partial Least Squares) pada panjang

gelombang 210-280 nm.

Jadi berdasarkan tabel dan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa metode

kemometrik dengan perhitungan secara Partial Least Squares dapat digunakan

terhadap Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat dengan

menggunakan pelarut metanol: air (1:4) karena ketiga zat ini larut dalam pelarut

tersebut (Bhamre dan Rajput, 2015).

4.5 Hasil Validasi Metode

Parameter validasi yang diuji adalah akurasi, presisi, batas deteksi (LOD),

dan batas kuantitasi (LOQ). Akurasi dinyatakan dengan % recovery yang

ditentukan dengan metode adisi standar. Pada penelitian ini dilakukan uji validasi

menggunakan sampel sirup sampel produksi lokal.

Uji akurasi dilakukan dengan membuat tiga konsentrasi sampel dengan

rentang spesifik 80%, 100%, dan 120% dihitung dari kesetaraan penimbangan

pada penetapan kadar sampel, masing-masing rentang spesifik terdiri dari tiga kali

pengulangan yang mengandung 70% analit dan 30% baku. Spektrum PLS uji

perolehan kembali dari parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat

dapat dilihat pada lampiran 39 dan lampiran 40.

Universitas Sumatera Utara

Page 49: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

34

Menurut Harmita (2004) persyaratan kadar perolehan kembali (%

recovery) ialah 98-102%. Kadar rata-rata perolehan kembali pada sirup sampel

produksi lokal memenuhi persyaratan dengan 101,03 % parasetamol, 100,25 %

untuk gliseril guaiakolat, dan 100,59% untuk klorfeniramin maleat. Simpangan

baku relatif (RSD) memenuhi persyaratan dengan nilai RSD kurang dari 2% yaitu

0,3998 % untuk parasetamol dan 0,6477 % untuk gliseril guaiakolat, dan 0,5530%

untuk klorfeniramin maleat. Batas deteksi dan batas kuantitasi paarsetamol

berturut-turut adalah 0,75 µg/ml dan 2,52 µg/ml, untuk gliseril guaiakolat berturut

turut adalah 0,98 µg/ml dan 3,27 µg/ml, dan untuk klorfeniramin maleat berturut

turut adalah 5,28 µg/ml dan 17,59 µg/ml. Dari hasil tersebut bahwa metode

analisis campuran parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat

dengan spektrofotometri ultraviolet secara kemometrik dengan perhitungan secara

Partial Least Squares telah memenuhi persyaratan validasi metode.

4.6 Hasil Penetapan Kadar Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan

Klorfeniramin Maleat dalam sediaan Sirup

Spektrum serapan sirup sampel produksi lokal dapat dilihat pada Gambar

4.12

Gambar 4.12 Spektrum Serapan pada Sirup Sampel Produksi Lokal

Universitas Sumatera Utara

Page 50: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

35

Pembuatan larutan sampel pada sirup dilakukan dengan metode adisi

standar sampai mencapai konsentrasi maksimum. Pengadisi Gliseril Guaiakolat

dan Klorfeniramin Maleat dilakukan dengan alasan bahwa hasil orientasi sampel

yang diukur mengandung Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin

Maleat dengan perbandingan 24 : 5 : 0,8, dimana serapan Gliseril Guaiakolat dan

Klorfeniramin Maleat yang terukur tidak memenuhi hukum Lambert-beer

(serapan tidak memenuhi rentang 0,2-0,6) sehingga dilakukan adisi sampai

mencapai konsentrasi maksimum.

Menurut Harmita (2004), dalam metode adisi, sejumlah sampel yang

dianalisis ditambah analit dengan kadar yang diperlukan dari kadar analit yang

diperkirakan, dicampur, dan dianalisis, kembali. Selisih kedua hasil dibandingkan

dengan kadar yang sebenarnya. Sampel yang telah dipreparasi kemudian diukur

pada panjang gelombang 200-400 nm.

Spektrum serapan sampel yang diperoleh merupakan campuran dari

spektrum parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat, maka harus

dilakukan pemisahan masing-masing serapan obat dengan cara double divisor

yang kemudian bisa didapat nilai kemometrik yang dihitung secara Partial Least

Squares yaitu dipilih dari panjang gelombang 210-280 nm dengan interval 2 nm,

lalu dari rentang panjang gelombang yang telah dipilih dilakukan perhitungan

pada panjang gelombang yang memenuhi hukum Lambert-Beer saja (0,2-0,6),

yaitu untuk parasetamol pada panjang gelombang 214-270, untuk gliseril

guaiakolat pada panjang gelombang 214-240, dan untuk klorfeniramin maleat

pada panjang gelombang 210-240, kemudian dilakukan pengolahan data pada

software Minitab versi 16.2.4.4.. Kemudian pilih menubar Stat dan pilih toolbar

Regression lalu Partial Least Squares untuk mendapatkan persamaan regresi PLS,

Universitas Sumatera Utara

Page 51: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

36

sehingga dapat dihitung konsentrasi sampel. Dirata- ratakan konsentrasi dimana

absorbansi yang diperoleh memenuhi hukum Lambert-Beer (serapan memenuhi

rentang 0,2-0,6) serta dihitung kadar yang diperoleh.

Kadar Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat dapat

dilihat pada tabel 4.7, 4.8, dan 4.9.

Pengulangan Parasetamol

Konsentrasi teori

(µg/ml)

Konsentrasi Praktek

(µg/ml)

Kadar (%)

1 6 5,9977 99,762

2 6 5,9961 99,735

3 6 6,0024 99,841

4 6 6,0040 99,867

5 6 6,0008 99,814

6 6 5,9961 99,735

Tabel 4.7 Kadar Parasetamol pada Sirup Sampel Produksi Lokal

Pengulangan Gliseril Guaiakolat

Konsentrasi teori

(µg/ml)

Konsentrasi Praktek

(µg/ml)

Kadar (%)

1 36 36,1156 99,488

2 36 36,1151 99,597

3 36 36,1720 99,643

4 36 36,0536 99,317

5 36 36,2240 99,787

6 36 36,0225 99,232

Tabel 4.8 Kadar Gliseril Guaiakolat pada Sirup Sampel Produksi Lokal

Pengulangan Klorfeniramin Maleat

Konsentrasi teori

(µg/ml)

Konsentrasi Praktek

(µg/ml)

Kadar (%)

1 31 30,9009 99,401

2 31 30,8502 99,238

3 31 30,9627 99,600

4 31 30,8252 99,158

5 31 30,9458 99,545

6 31 30,9380 99,520

Tabel 4.9 Kadar Klorfeniramin Maleat pada Sirup Sampel Produksi Lokal

Universitas Sumatera Utara

Page 52: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

37

Hasil penetapan kadar secara statistik Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan

Klorfeniramin Maleat dapat dilihat pada Tabel 4.10

No. Obat Kadar (%) Kandungan

dalam etiket

Persyaratan

Kadar (%)

1 Parasetamol 99,70 – 99,88 120 mg/ 5 ml 90-110

2 Gliseril Guaikolat 99,16 – 99,85 25 mg/ 5 ml 95-105

3 Klorfeniramin Maleat 99,15 – 99,70 1 mg/ 5 ml 90-110

Tabel 4.10 Kadar Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat

pada Sirup Sampel Produksi Lokal secara Statistik

Rentang kadar parasetamol, gliseril guaikolat, dan klorfeniramin maleat

pada sirup sampel produk lokal masing-masing adalah 99,70 – 99,88, 99,16 –

99,85%, dan 99,15 – 99,70%. Kadar tersebut telah memenuhi persyaratan kadar

yang tertera pada USP XXII NF XVII.yaitu 90 - 110% untuk parasetamol dan

klorfeniramin maleat dan 95 - 105% untuk gliseril guaiakolat.

Universitas Sumatera Utara

Page 53: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

38

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:

Metode spektrofotometer ultraviolet secara Kemometrik memenuhi

persyaratan validasi sehingga dapat digunakan dalam penetapan kadar

parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat dalam sediaan

sirup.

b. Kadar parasetamol, gliseril guaiakolat, dan klorfeniramin maleat dalam

sediaan sirup sampel produksi lokal memenuhi persyaratan USP XXII NF

XVII. (1989) yaitu untuk parasetamol dan klorfeniramin maleat yaitu 90%

- 110% dan untuk gliseril guaiakolat 95% - 105%, dimana kadar yang

diperoleh pada sirup sampel produksi lokal adalah 99,70 – 99,88% untuk

parasetamol, 99,16 – 99,85% untuk gliseril guaiakolat, dan 99,15 –

99,70% untuk klorfeniramin maleat.

5.2 Saran

Disarankan pada penelitian selanjutnya agar dilakukan penetapan kadar

campuran menggunakan obat yang lain dengan metode spektrofotometri

ultraviolet secara kemometrik.

Universitas Sumatera Utara

Page 54: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

39

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1976. The Merck Index. An Encyclopedia of Chemical and Drugs. Ninth

Edition. USA: Merck and Co, Inc. Halaman 36, 4402-4403.

Bhamre, P. R., Rajput S. J. 2015. DEVELOPMENT OF HPLC AND

CHEMOMETRIC ASSISTED SPECTROPHOTOMETIC METHODS

FOR THE SIMULTANEOUS OF FIVE ACTIVE INGREDIENTS IN

COUGH AND COLD TABLETS AND THEIR APPLICATION TO

DISSOLUTION STUDY. International Journal of Pharmacy and

Pharmaceutical Sciences. Vol. 8(1), 1-8.

Chaudhary, J., Jain, A., Saini, V. 2011. SIMULTANEOUS ESTIMATION OF

..MULTICOMPONENT FORMULATIONS UV-VISIBLE

..SPECTROSCOPY: AN OVERVIEW. IRJP. ..2(12): 81-83.

Ditjen POM Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI. Halaman 769-770, 806.

Dzulfianto, A. 2015. ANALISIS PARASETAMOL, KAFEIN DAN

PROPIFENAZOL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV

DAN KEMOMETRIKA TANPA TAHAP PEMISAHAN. Skripsi.

Fakultas Farmasi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Gandjar, I. G., Rohman, A., 2012. Kimia Farmasi Analisis. Cetakan X. Pustaka

..Pelajar: ..Yogyakarta. Halaman 228-234.

Harmita. 2004. PETUNJUK PELAKSANAAN VALIDASI METODE DAN

CARA PERHITUNGANNYA. Review Artikel. Majalah Ilmu

Kefarmasian. 1(3): 117-135.

Hidayanti, E. D. 2017. PENENTUAN KADAR FENOL TOTAL BUBUK KOPI

PRODUKSI NASIONAL MENGGUNAKAN METODE NIR-

KEMOMETRIK. Skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas Jember. Jember.

Moffat, A. C., Osselton, M. D., Widdop, B. 2004. Clarke’s Analysis of Drugs and

Poisons in Pharmaceuticals, Body Fluids and Postmortem Material. 4th

Ed. ..London: Pharmaceutical Press. Halaman 1087, 1468, ..dan 1856

Muchlisyam, Pardede, T. R. 2017. Spektrofotometri dan Analisis Multikomponen

Obat. Medan: USU Press. Halaman 20-21 dan 97.

Panjaitan, D. N. 2018. VALIDASI METODE KEMOMETRIK PADA

PENETAPAN KADAR BETAMETASON DAN NEOMISIN DALAM

SEDIAAN KRIM SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET.

Skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Permenkes No 73. 2016. STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI

APOTEK. Jakarta: ..Kementerian Kesehatan R.I.

Sastrohamidjojo, H. 2013. Dasar-Dasar Spektroskopi. Cetakan I. Gadjah Mada

.University ..Press: Yogyakarta. Halaman 1-3.

Satiadarma, K., Mulja, H. M., Tjahjono, D. H., Kartasasmita, R. E. 2004. Asas

Pengembangan Prosedur Analisis. Edisi Pertama. Airlaga University .Press:

Jakarta. Halaman 87-94.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Edisi keenam. Cetak ulang kedua. Bandung:

Penerbit Tarsito. Halaman 168.

Universitas Sumatera Utara

Page 55: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

40

USP XXII NF XVII. 1989. The United States Pharmacopeia. USP XXII/ The

.National ..Formulary, NF XVII. Rockville, MD: U.S Pharmacopeial

.Convention, Inc. ..Halaman 1293.

Wijaningtyas, T. D. H. 2015. KOMBINASI SPEKTROFOTOMETRI UV DAN

KALIBRASI MULTIVARIAT UNTUK ANALISIS PARASETAMOL,

ASETOSAL, DAN KAFEIN DALAM SEDIAAN TABLET. Skripsi.

Fakultas Farmasi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Universitas Sumatera Utara

Page 56: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

41

Lampiran 1. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan

Maksimum Parasetamol

Baku Parasetamol

Dimasukkan kedalam labu

tentukur 25 ml

dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda

Dipipet 1,5 ml

Parasetamol ( 6 µg/ml)

Ditimbang sebanyak 0,0250 g

Dimasukkan kedalam labu

tentukur 50 ml

Dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut

metanol : air (1:4) sampai garis tanda

Dipipet 5,0 ml

LIB I Parasetamol (500 µg/ml)

LIB II Parasetamol (100 µg/ml)

Dimasukkan kedalam labu

tentukur 25 ml

Dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda

Diukur serapan pada panjang gelombang 200-

400 nm

Panjang gelombang maksimum (λ)

Parasetamol = 244,4 nm

Universitas Sumatera Utara

Page 57: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

42

Lampiran 2. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan

Maksimum Gliseril Guaiakolat

Baku Gliseril Guaiakolat

Dimasukkan kedalam labu

tentukur 25 ml

dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda

Dipipet 9 ml

Gliseril Guaiakolat (36 µg/ml)

Ditimbang sebanyak 0,0250 g

Dimasukkan kedalam labu

tentukur 50 ml

Dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut

metanol : air (1:4) sampai garis tanda

Dipipet 5,0 ml

LIB I Gliseril Guaiakolat (500 µg/ml)

LIB II Gliseril Guaiakolat (100 µg/ml)

Dimasukkan kedalam labu

tentukur 25 ml

Dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda

Diukur serapan pada panjang gelombang 200-

400 nm

Panjang gelombang maksimum (λ)

Gliseril Guaiakolat = 273,2 nm

Universitas Sumatera Utara

Page 58: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

43

Lampiran 3. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan

Maksimum Klorfeniramin Maleat

Baku Klorfeniramin Maleat

Dimasukkan kedalam labu

tentukur 25 ml

dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda

Dipipet 7,8 ml

Klorfeniramin Maleat ( 31 µg/ml)

Ditimbang sebanyak 0,0250 g

Dimasukkan kedalam labu

tentukur 50 ml

Dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut

metanol : air (1:4) sampai garis tanda

Dipipet 5,0 ml

LIB I Klorfeniramin Maleat (500 µg/ml)

LIB II Klorfeniramin Maleat (100 µg/ml)

Dimasukkan kedalam labu

tentukur 25 ml

Dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda

Diukur serapan pada panjang gelombang 200-

400 nm

Panjang gelombang maksimum (λ)

Klorfeniramin Maleat = 261,4 nm

Universitas Sumatera Utara

Page 59: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

44

Lampiran 4. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan

Maksimum Parasetamol

LIB II Parasetamol (100 µg/ml)

Dipipet masing-masing sebanyak 0,7 ml; 1,1

ml; 1,5 ml; 1,8 ml; 2,2 ml

Dimasukkanmasing-masing kedalam labu

tentukur 25 ml

Dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut

metanol : air (1:4) sampai garis tanda

Diukur serapan pada panjang gelombang

200-400 nm

Larutan Standar Parasetamol

(3 µg/ml; 4,5 µg/ml; 6 µg/ml; 7,5

µg/ml; 9 µg/ml)

Spektrum Serapan Parasetamol

Universitas Sumatera Utara

Page 60: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

45

Lampiran 5. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan

Maksimum Gliseril Guaiakolat

LIB II Gliseril Guaiakolat (100 µg/ml)

Dipipet masing-masing sebanyak 5 ml; 7 ml; 9

ml; 11 ml; 11 ml

Dimasukkanmasing-masing kedalam labu

tentukur 25 ml

Dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut

metanol : air (1:4) sampai garis tanda

Diukur serapan pada panjang gelombang

200-400 nm

Larutan Standar Gliseril Guaiakolat

(20 µg/ml; 28 µg/ml; 36 µg/ml; 44

µg/ml; 52 µg/ml)

Spektrum Serapan Gliseril Guaiakolat

Universitas Sumatera Utara

Page 61: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

46

Lampiran 6. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan

Maksimum Klorfeniramin Maleat

LIB II Klorfeniramin Maleat (100 µg/ml)

Dipipet masing-masing sebanyak 5,3 ml; 6,5

ml; 7,8 ml; 9 ml; 10,3 ml

Dimasukkanmasing-masing kedalam labu

tentukur 25 ml

Dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut

metanol : air (1:4) sampai garis tanda

Diukur serapan pada panjang gelombang

200-400 nm

Larutan Standar Klorfeniramin

Maleat (21 µg/ml; 26 µg/ml; 31

µg/ml; 36 µg/ml; 41 µg/ml)

Spektrum Serapan Klorfeniramin Maleat

Universitas Sumatera Utara

Page 62: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

47

Lampiran 7. Bagan Alir Pembuatan Larutan Baku Campuran Parasetamol,

Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat

dimasukkan ke dalam

labu tentukur 25 ml

dilarutkan dan

dicukupkan dengan

pelarut metanol : air

(1 : 4)

dipipet 1,5 ml

dicampur ketiga larutan kedalam

labu tentukur 25 ml dicukupkan

dengan pelarut

dipipet 1,5 ml dimasukkan ke

dalam labu tentukur 25 ml dan

dicukupkan dengan pelarut

diukur serapan pada panjang

gelombang 200-400 nm

dipipet 7,7 ml dipipet 9 ml

dilarutkan dan

dicukupkan

dengan pelarut

metanol : air

(1 : 4)

dimasukkan ke dalam labu

tentukur 25 ml dilarutkan dan

dicukupkan dengan

pelarut metanol : air

(1 : 4)

dimasukkan ke dalam

labu tentukur 25 ml

Parasetamol = 0,0250

g

Klorfeniramin Maleat

= 0,0250 g

Larutan Parasetamol

(1000 µg/ml)

Larutan Gliseril

Guaiakolat

(1000 µg/ml)

Larutan Campuran Baku Parasetamol, Gliseril

Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat

Parasetamol : 6 µg/ml

Gliseril Guaiakolat : 36 µg/ml

Klorfeniramin Maleat : 31 µg/ml

Spektrum Serapan Campuran Baku Parasetamol,

Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat

Gliseril

Guaiakolat = 0,0250 g

Larutan

Klorfeniramin Maleat

(1000 µg/ml)

Universitas Sumatera Utara

Page 63: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

48

Lampiran 8. Bagan Alir Pembuatan Kurva Kalibrasi Spektrum Parasetamol

secara Kemometrik (Partial Least Squares)

Spektrum Serapan Parasetamol

Diukur masing-masing area padapanjang

gelombang 210-280 nm.

diplot nilai PLS dengan konsentrasi

masing-masing serapan

Spektrum Serapan PLS Parasetamol

Universitas Sumatera Utara

Page 64: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

49

Lampiran 9. Bagan Alir Pembuatan Kurva Kalibrasi Spektrum Gliseril

Guaiakolat secara Kemometrik (Partial Least Squares)

Spektrum Serapan Gliseril Guaiakolat

Diukur masing-masing area padapanjang

gelombang 210-280 nm.

diplot nilai PLS dengan konsentrasi

masing-masing serapan

Spektrum Serapan PLS Gliseril

Guaiakolat

Universitas Sumatera Utara

Page 65: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

50

Lampiran 10. Bagan Alir Pembuatan Kurva Kalibrasi Spektrum Klorfeniramin

Maleat secara Kemometrik (Partial Least Squares)

Spektrum Serapan Klorfeniramin Maleat

Diukur masing-masing area pada panjang

gelombang 210-280 nm.

diplot nilai PLS dengan konsentrasi

masing-masing serapan

Spektrum Serapan PLS Klorfeniramin

Maleat

Universitas Sumatera Utara

Page 66: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

51

Lampiran 11. Bagan Alir Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum

Parasetamol secara Kemometrik (Partial Least Squares)

Spektrum serapan maksimum

Parasetamol (6 µg/ml)

Diukur masing-masing pada panjang

gelombang 210-280nm.

Spektrum Serapan PLS Parasetamol

pada panjang gelombang 210-280 nm.

Universitas Sumatera Utara

Page 67: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

52

Lampiran 12. Bagan Alir Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Gliseril

Guaiakolat secara Kemometrik (Partial Least Squares)

Spektrum serapan maksimum

Gliseril Guaiakolat (36 µg/ml)

Diukur masing-masing pada panjang

gelombang 210-280 nm.

Spektrum Serapan PLS Gliseril

Guaiakolat pada panjang gelombang

210-280 nm.

Universitas Sumatera Utara

Page 68: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

53

Lampiran 13. Bagan Alir Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum

Klorfeniramin Maleat secara Kemometrik (Partial Least

Squares)

Spektrum serapan maksimum

Klorfeniramin Maleat (31 µg/ml)

Diukur masing-masing pada panjang

gelombang 210-280 nm.

Spektrum Serapan PLS Klorfeniramin

Maleat pada panjang gelombang 210-

280 nm.

Universitas Sumatera Utara

Page 69: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

54

Lampiran 14.Bagan Alir Pembuatan Spektrum Campuran Baku Parasetamol,

Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat secara Kemometrik

(Partial Least Squares)

Spektrum serapan campuran baku

Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan

Klorfeniramin Maleat

Diukur masing-masing pada panjang

gelombang 210-280 nm.

Spektrum Serapan PLS Campuran

pada panjang gelombang 210-280 nm.

Universitas Sumatera Utara

Page 70: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

55

Lampiran 15. Bagan Alir Penentuan Kadar Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan

Klorfeniramin Maleat dalam Sediaan Sirup Sampel Produksi Lokal

dipipet 1 ml sampel setara dengan 25 mg

parasetamol (dilakukan 6 kali pengulangan)

dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml

dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut

sampai garis tanda

dihomogenkan dengan sonikator selama 15

menit

dipipet 5 ml

dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml

dicukupkan dengan pelarut

dipipet 1,5 ml dimasukkan kedalam labu

tentukur 25 ml

ditambahkan 8,7 ml LIB II gliseril guaiakolat

dan 7,7 ml LIB II klorfeniramin maleat

dicukupkan dengan pelarut

diukur serapan pada 200-400 nm

dibuat spektrum serapan sampel secara PLS

dan dihitung konsentrasinya masing-masing

Parasetamol = 500 µg/ml

Gliseril Guaiakolat = 100 µg/ml

Klorfeniramin Maleat = 4 µg/ml

Parasetamol = 100 µg/ml

Gliseril Guaiakolat = 20 µg/ml

Klorfeniramin Maleat = 0,8 µg/ml

Parasetamol = 6 µg/ml

Gliseril Guaiakolat = 36,4 µg/ml

Klorfeniramin Maleat = 31,3 µg/ml

Spektrum serapan sampel

Kadar

Sirup Sampel Produksi Lokal

Universitas Sumatera Utara

Page 71: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

56

Lampiran 16. Bagan Alir Prosedur Penelitian secara Keseluruhan

Pembuatan Larutan Induk Baku

(LIB) Parasetamol, Gliseril

Guaiakolat dan Klorfeniramin

Maleat

Pembuatan dan pengukuran serapan

larutan standar Parasetamol, Gliseril

Guaiakolat dan Klorfeniramin

Maleat

Pengukuran Spektrum Serapan

Maksimum Parasetamol, Gliseril

Guaiakolat dan Klorfeniramin

Maleat

Pengukuran PLS Parasetamol,

Gliseril Guaiakolat dan

Klorfeniramin Maleat pada

spektrum serapan maksimum

Penentuan rentang panjang

gelombang PLS untuk masing-

masing obat melalui pembuatan

kurva kalibrasi PLS dari

pengukuran serapan larutan standar

Pengukuran spektrum serapan

campuran baku Parasetamol,

Gliseril Guaiakolat dan

Klorfeniramin Maleat

Diperoleh persamaan untuk

penentuan konsentrasi masing-

masing obat

Pengujian Validasi metode

Penetapan Kadar Sampel

Pengukuran spektrum serapan

campuran baku Parasetamol,

Gliseril Guaiakolat dan

Klorfeniramin Maleat secara PLS

Membagi masing-masing serapan

obat dengan cara double divisor

Universitas Sumatera Utara

Page 72: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

57

Lampiran 17. Perhitungan Penentuan Konsentrasi Serapan Baku Parasetamol,

Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat Berdasarkan

Hukum Lambert-Beer

a) Perhitungan Penentuan Konsentrasi Serapan Baku Parasetamol

i. A = 0,2323 iv. A = 0,5353

A = A11.b.c (g/100 mL) A = A1

1.b.c (g/100 mL)

0,2323 = 715(1) c 0,5353 = 715 (1) c

C = 0,00032 g/100 mL C = 0,000748 g/100 mL

C = 3,2 µg/Ml C = 7,48 µg/mL

ii. A = 0,3333 v. A = 0,6363

A = A11.b.c (g/100 mL) A = A1

1.b.c (g/100 mL)

0,3333 = 715 (1) c 0,633 = 715 (1) c

C = 0,00046 g/100 mL C = 0,000889 g/100 mL

C = 4,6 µg/mL C = 8,89 µg/mL

iii. A = 0,4343

A = A11.b.c (g/100 mL)

0,4343 = 715 (1) c

C = 0,0006 g/100 mL

C = 6 μg/mL

Universitas Sumatera Utara

Page 73: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

58

Lampiran 17. (Lanjutan)

b) Perhitungan Penentuan Konsentrasi Serapan Baku Gliseril Guaiakolat

i. A = 0,2323 iv. A = 0,5353

A = A11.b.c (g/100 mL) A = A1

1.b.c (g/100 mL)

0,2323 = 125 (1) c 0,5353 = 125 (1) c

C = 0,001858 g/100 mL C = 0,004282 g/100 mL

C = 18,58 µg /mL C = 42,82 µg/mL

ii. A = 0,3333 A = 0,6363

A = A11.b.c (g/100 mL) v. A = A1

1.b.c (g/100 mL)

0,3333 = 125 (1) c 0,6363 = 125 (1) c

C = 0,002666 g/100 mL C = 0,005090 g/100 mL

C = 26,66 µg/mL C = 50,90 µg/mL

iii. A = 0,4343

A = A11.b.c (g/100 mL)

0,4343 = 125 (1) c

C = 0,003474 g/100 mL

C = 34,74 μg/mL

Universitas Sumatera Utara

Page 74: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

59

Lampiran 17. (Lanjutan)

c) Perhitungan Penentuan Konsentrasi Serapan Baku Klorfeniramin Maleat

i. A = 0,2323 iv. A = 0,5353

A = A11.b.c (g/100 mL) A = A1

1.b.c (g/100 mL)

0,2323 = 205 (1) c 0,5353 = 205 (1) c

C = 0,001133 g/100 mL C = 0,002611 g/100 mL

C = 11, 33 µg /mL C = 26,11 µg/mL

ii. A = 0,3333 v. A = 0,6363

A = A11.b.c (g/100 mL) A = A1

1.b.c (g/100 mL)

0,3333 = 205 (1) c 0,6363 = 205 (1) c

C = 0,001625 g/100 mL C = 0,003103g/100 mL

C = 16,25 µg/mL C = 31,03 µg/mL

iii. A = 0,4343

A = A11.b.c (g/100 mL)

0,4343 = 205 (1) c

C = 0,002118 g/100 mL

C = 21,18 μg/mL

Universitas Sumatera Utara

Page 75: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

60

Lampiran 18. Data Perhitungan Kalibrasi, Persamaan Regresi, dan Koefisien

Korelasi Parasetamol

No Konsentrasi (µg/mL)

(X)

Serapan

(Absorbansi) (Y)

1 0,0 0,0000

2 3,0 0,2128

3 4,5 0,3153

4 6,0 0,4236

5 7,5 0,5310

6 9,0 0,6296

No X Y XY X2 Y2

1 0,0 0,0000 0,00000 0,00 0,000000

2 3,0 0,2128 0,63840 9,00 0,045283

3 4,5 0,3153 1,41885 20,25 0,099414

4 6,0 0,4236 2,54160 36,00 0,179436

5 7,5 0,5310 3,98250 56,25 0,281961

6 9,0 0,6296 5,66640 81,00 0,396396

∑X= 30,0

X= 5,0

∑Y=

2,1123

Y= 0,3521

∑XY=

14,24775

∑X2=

202,50

∑Y2=

1,002490

a = 0,07021 b = 0,00101 r = 0,99989

Persamaan regresi yang diperoleh adalah y= 0,07021x + 0,00101

Universitas Sumatera Utara

Page 76: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

61

Lampiran 19. Data Perhitungan Kalibrasi, Persamaan Regresi, dan Koefisien

Korelasi Gliseril Guaiakolat

No Konsentrasi (µg/mL)

(X)

Serapan

(Absorbansi) (Y)

1 0,0 0,0000

2 20,0 0,2241

3 28,0 0,3153

4 36,0 0,4032

5 44,0 0,4911

6 52,0 0,5754

No X Y XY X2 Y2

1 0,0 0,0000 0,00000 0,00 0,000000

2 20,0 0,2241 4,48200 400,00 0,050220

3 28,0 0,3153 8,82840 784,00 0,099414

4 36,0 0,4032 14,51520 1296,00 0,162570

5 44,0 0,4911 21,60840 1936,00 0,241179

6 52,0 0,5754 29,92080 2704,00 0,331085

∑X= 180,0

X = 30,0

∑Y=

2,0091

Y= 0,3348

∑XY=

79,34580

∑X2=

7120,00

∑Y2=

0,884469

a = 0,01109 b = 0,00204 r = 0,99987

Persamaan regresi yang diperoleh adalah y= 0,01109 x + 0,00204

Universitas Sumatera Utara

Page 77: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

62

Lampiran 20. Data Perhitungan Kalibrasi, Persamaan Regresi, dan Koefisien

Korelasi Klorfeniramin Maleat

No Konsentrasi (µg/mL)

(X)

Serapan

(Absorbansi) (Y)

1 0,0 0,0000

2 21,0 0,3024

3 26,0 0,3700

4 31,0 0,4393

5 36,0 0,5095

6 41,0 0,5795

No X Y XY X2 Y2

1 0,0 0,0000 0,00000 0,00 0,000000

2 21,0 0,3024 6,53040 441,0 0,091445

3 26,0 0,3700 9,62000 676,0 0,136900

4 31,0 0,4393 13,61830 961,0 0,192984

5 36,0 0,5095 18,34200 1296,0 0,259590

6 41,0 0,5795 23,7595 1681,0 0,335820

∑X= 155,0

X= 25,8

∑Y=

2,174

Y= 0,3623

∑XY=

71,69020

∑X2=

5055,0

∑Y2=

1,016740

a = 0,01412 b = 0,00210 r = 0,99990

Persamaan regresi yang diperoleh adalah y= 0,01412 x + 0,00210

Universitas Sumatera Utara

Page 78: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

63

Lampiran 21. Perhitungan Penetapan Kadar Teoritis Parasetamol, Gliseril

Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat

Dalam Sediaan Sirup

Tiap 5 ml mengandung :

Parasetamol = 120 mg

Gliseril guaikolat = 25 mg

Klorfeniramin maleat = 1 mg

Sampel yang dipipet adalah 1 ml sehingga mengandung:

Parasetamol = 25 mg

Gliseril guaikolat = 5 mg

Klorfeniramin maleat = 0,2 mg

Dilarutkan dengan pelarut metanol : air (1 : 4) di dalam labu tentukur 50 ml

sampai garis tanda. Larutan kemudian disonikasi selama 15 menit.

Konsentrasi parasetamol = 25 𝑥 1000 𝜇𝑔

50 𝑚𝑙 = 500 𝜇𝑔/𝑚𝑙

Konsentrasi gliseril guaikolat = 5 𝑥 1000 𝜇𝑔

50 𝑚𝑙 = 100 𝜇𝑔/𝑚𝑙

Konsentrasi klorfeniramin maleat = 0,2 𝑥 1000 𝜇𝑔

50 𝑚𝑙 = 4 𝜇𝑔/𝑚𝑙

Kemudian dipipet 5 ml dan dimasukkan kedalam labu 25 ml dan diencerkan

dengan pelarut hingga garis tanda.

Konsentrasi parasetamol = 500 𝜇𝑔/𝑚𝑙 𝑥 5 𝑚𝑙

25 𝑚𝑙 = 100 𝜇𝑔/𝑚𝑙

Konsentrasi gliseril guaikolat = 100 𝜇𝑔/𝑚𝑙 𝑥 5 𝑚𝑙

25 𝑚𝑙 = 20 𝜇𝑔/𝑚𝑙

Konsentrasi klorfeniramin maleat = 4 𝜇𝑔/𝑚𝑙 𝑥 5 𝑚𝑙

25 𝑚𝑙 = 0,8 𝜇𝑔/𝑚𝑙

Universitas Sumatera Utara

Page 79: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

64

Lampiran 21. (Lanjutan)

Kemudian dipipet lagi 1,5 ml kedalam labu tentukur 25 ml, lalu ditambahkan 8,7

ml LIB II gliseril guaiakolat dan 7,7 ml LIB II klorfeniramin maleat (metode

adisi standar) lalu diencerkan dengan pelarut sampai garis tanda.

Konsentrasi parasetamol = 100

𝜇𝑔

𝑚𝑙𝑥 1,5 𝑚𝑙

25 𝑚𝑙 = 6 𝜇𝑔/𝑚𝑙

Konsentrasi gliseril guaikolat = 20

𝜇𝑔

𝑚𝑙𝑥 1,5

25 𝑚𝑙 = 1,2 𝜇𝑔/𝑚𝑙

Konsentrasi gliseril guaikolat yang akan diadisikan ( metode adisi standar):

Konsentrasi gliseril guaikolat = 36 𝜇𝑔

𝑚𝑙 – 1,2

𝜇𝑔

𝑚𝑙

= 34,8 𝜇𝑔/𝑚𝑙

Volume larutan LIB II gliseril guaikolat yang dipipet untuk mengadisi :

V1 x C1 = V1 x C1

V1 x 100 𝜇𝑔

𝑚𝑙 = 25 ml x 34,8

𝜇𝑔

𝑚𝑙

V1 = 8,7 ml

Volume yang dipipet 8,7 ml

8,7 x 100 𝜇𝑔

𝑚𝑙 = 25 ml x C2

C2 = 34,8 µg/ml

Konsentrasi larutan gliseril guaikolat yang diukur = 1,2 𝜇𝑔/𝑚𝑙 + 34,8 𝜇𝑔/𝑚𝑙

= 36,05 𝜇𝑔/𝑚𝑙

Konsentrasi klorfeniramin maleat= 0,8

𝜇𝑔

𝑚𝑙𝑥 1,5

25 𝑚𝑙 = 0,048 𝜇𝑔/𝑚𝑙

Konsentrasi klorfeniramin maleat yang akan diadisikan ( metode adisi standar):

Konsentrasi klorfeniramin maleat = 31 𝜇𝑔

𝑚𝑙 – 0,048

𝜇𝑔

𝑚𝑙

= 30,952 𝜇𝑔/𝑚𝑙

Universitas Sumatera Utara

Page 80: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

65

Lampiran 21. (Lanjutan)

Volume larutan LIB II gliseril guaikolat yang dipipet untuk mengadisi :

V1 x C1 = V1 x C1

V1 x 100 𝜇𝑔

𝑚𝑙 = 25 ml x 30,952

𝜇𝑔

𝑚𝑙

V1 = 7,7 ml

Volume yang dipipet 7,7 ml

7,7 x 100 𝜇𝑔

𝑚𝑙 = 25 ml x C2

C2 = 30,8 µg/ml

Konsentrasi larutan Klorfeniramin Maleat yang diukur

= 0,048 𝜇𝑔/𝑚𝑙 + 30,8 𝜇𝑔/𝑚𝑙

= 30,85 𝜇𝑔/𝑚𝑙

Universitas Sumatera Utara

Page 81: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

66

Lampiran 22. Contoh Perhitungan Kadar dalam Rentang PLS dari

Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin Maleat dalam

Sirup Sampel Produksi Lokal

Perhitungan Kadar Parasetamol dalam Sirup Sampel Produksi Lokal

WL A 1 A 2 A 3 A 4 A 5 A 6 C 1 C 2 C 3 C 4 C 5 C 6

210 0,153 0,157 0,102 0,175 0,172 0,184 2,165 2,222 1,438 2,478 2,435 2,606

212 0,197 0,194 0,119 0,187 0,201 0,223 2,791 2,749 1,681 2,649 2,848 3,162

214 0,252 0,254 0,16 0,213 0,266 0,274 3,575 3,603 2,264 3,019 3,774 3,888

216 0,273 0,26 0,208 0,246 0,253 0,26 3,874 3,689 2,948 3,489 3,589 3,689

218 0,252 0,244 0,202 0,24 0,261 0,26 3,575 3,461 2,863 3,404 3,703 3,689

220 0,264 0,247 0,241 0,257 0,267 0,247 3,746 3,504 3,418 3,646 3,788 3,504

222 0,249 0,232 0,236 0,235 0,252 0,249 3,532 3,290 3,347 3,333 3,575 3,532

224 0,238 0,239 0,245 0,236 0,247 0,236 3,375 3,390 3,475 3,347 3,504 3,347

226 0,227 0,225 0,247 0,229 0,247 0,234 3,219 3,190 3,504 3,247 3,504 3,318

228 0,231 0,221 0,24 0,226 0,232 0,236 3,276 3,133 3,404 3,205 3,290 3,347

230 0,22 0,222 0,231 0,223 0,231 0,229 3,119 3,148 3,276 3,162 3,276 3,247

232 0,213 0,213 0,23 0,216 0,221 0,22 3,019 3,019 3,261 3,062 3,133 3,119

234 0,194 0,193 0,226 0,196 0,2 0,201 2,749 2,734 3,205 2,777 2,834 2,848

236 0,168 0,168 0,216 0,171 0,174 0,174 2,378 2,378 3,062 2,421 2,464 2,464

238 0,144 0,145 0,197 0,146 0,149 0,149 2,037 2,051 2,791 2,065 2,108 2,108

240 0,128 0,127 0,171 0,129 0,131 0,131 1,809 1,794 2,421 1,823 1,851 1,851

242 0,117 0,117 0,146 0,118 0,121 0,12 1,652 1,652 2,065 1,666 1,709 1,695

244 0,113 0,113 0,129 0,114 0,116 0,116 1,595 1,595 1,823 1,609 1,638 1,638

246 0,115 0,114 0,119 0,116 0,117 0,117 1,624 1,609 1,681 1,638 1,652 1,652

248 0,119 0,119 0,114 0,12 0,122 0,122 1,681 1,681 1,609 1,695 1,723 1,723

250 0,128 0,128 0,116 0,129 0,131 0,13 1,809 1,809 1,638 1,823 1,851 1,837

252 0,141 0,141 0,121 0,142 0,144 0,144 1,994 1,994 1,709 2,008 2,037 2,037

254 0,16 0,16 0,129 0,162 0,163 0,163 2,264 2,264 1,823 2,293 2,307 2,307

256 0,184 0,184 0,143 0,188 0,188 0,187 2,606 2,606 2,022 2,663 2,663 2,649

258 0,214 0,214 0,162 0,216 0,218 0,218 3,034 3,034 2,293 3,062 3,091 3,091

260 0,253 0,253 0,186 0,255 0,258 0,257 3,589 3,589 2,635 3,618 3,660 3,646

262 0,303 0,302 0,217 0,306 0,308 0,308 4,301 4,287 3,076 4,344 4,372 4,372

264 0,364 0,364 0,256 0,368 0,372 0,371 5,170 5,170 3,632 5,227 5,284 5,270

266 0,444 0,444 0,307 0,45 0,453 0,452 6,309 6,309 4,358 6,395 6,438 6,423

268 0,541 0,54 0,37 0,549 0,552 0,552 7,691 7,677 5,256 7,805 7,848 7,848

270 0,65 0,651 0,451 0,66 0,664 0,664 9,244 9,258 6,409 9,386 9,443 9,443

272 0,846 0,846 0,55 0,811 0,788 0,789 12,035 12,035 7,819 11,537 11,209 11,223

274 0,944 0,944 0,662 0,96 0,967 0,968 13,431 13,431 9,414 13,659 13,759 13,773

276 1,061 1,059 0,803 1,078 1,087 1,089 15,097 15,069 11,423 15,340 15,468 15,496

278 1,166 1,164 0,963 1,187 1,196 1,196 16,593 16,564 13,702 16,892 17,020 17,020

280 1,252 1,251 1,08 1,275 1,284 1,283 17,818 17,804 15,368 18,145 18,274 18,259

5,998 5,996 6,002 6,004 6,001 5,996

99,762 99,736 99,841 99,868 99,815 99,736

Universitas Sumatera Utara

Page 82: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

67

Lampiran 22. (Lanjutan)

Contoh perhitungan :

Dengan menggunakan persamaan regresi

x = (y * 14,2430) - 0,0144

x = (0,153 * 14,2430) – 0,0144

x = 2,1647

Sehingga diperoleh nilai konsentrasi untuk setiap absorbansi

Kemudian dilakukan rata- rata pada konsentrasi yang mempunyai nilai absorbansi

0,2-0,6 sehingga diperoleh konsentrasi praktik dan dilakukan perhitungan kadar

C= CPraktek / CTeori x standart kemurnian baku (%)

C= 5,997 / 6 x 99,8% = 99,762 %

Universitas Sumatera Utara

Page 83: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

68

Lampiran 22. (Lanjutan)

Perhitungan Kadar Gliseril Guaiakolat dalam Sirup Sampel Produksi Lokal

WL A 1 A 2 A 3 A 4 A 5 A 6 C 1 C 2 C 3 C 4 C 5 C 6

210 0,162 0,166 0,169 0,186 0,182 0,195 14,424 14,785 15,055 16,588 16,227 17,400

212 0,195 0,192 0,206 0,185 0,199 0,221 17,400 17,129 18,391 16,498 17,760 19,744

214 0,234 0,237 0,188 0,198 0,248 0,255 20,916 21,187 16,768 17,670 22,179 22,810

216 0,246 0,235 0,218 0,222 0,228 0,234 21,998 21,006 19,473 19,834 20,375 20,916

218 0,226 0,218 0,211 0,215 0,234 0,232 20,195 19,473 18,842 19,203 20,916 20,736

220 0,24 0,223 0,222 0,233 0,241 0,223 21,457 19,924 19,834 20,826 21,547 19,924

222 0,232 0,216 0,23 0,218 0,234 0,231 20,736 19,293 20,555 19,473 20,916 20,646

224 0,232 0,233 0,234 0,23 0,241 0,23 20,736 20,826 20,916 20,555 21,547 20,555

226 0,237 0,234 0,241 0,239 0,258 0,244 21,187 20,916 21,547 21,367 23,080 21,818

228 0,266 0,254 0,266 0,261 0,268 0,272 23,802 22,720 23,802 23,351 23,982 24,343

230 0,293 0,295 0,301 0,297 0,307 0,305 26,236 26,417 26,958 26,597 27,499 27,318

232 0,346 0,345 0,351 0,349 0,358 0,357 31,015 30,925 31,466 31,286 32,097 32,007

234 0,406 0,405 0,412 0,409 0,42 0,42 36,426 36,335 36,967 36,696 37,688 37,688

236 0,475 0,474 0,482 0,481 0,491 0,491 42,647 42,557 43,279 43,188 44,090 44,090

238 0,545 0,546 0,552 0,551 0,563 0,563 48,959 49,050 49,591 49,500 50,583 50,583

240 0,616 0,615 0,624 0,624 0,635 0,635 55,362 55,271 56,083 56,083 57,075 57,075

242 0,67 0,67 0,68 0,677 0,691 0,69 60,231 60,231 61,133 60,862 62,124 62,034

244 0,701 0,7 0,709 0,708 0,719 0,718 63,026 62,936 63,748 63,657 64,649 64,559

246 0,71 0,709 0,718 0,716 0,728 0,726 63,838 63,748 64,559 64,379 65,461 65,280

248 0,698 0,645 0,706 0,705 0,715 0,714 62,756 57,977 63,477 63,387 64,289 64,198

250 0,683 0,684 0,692 0,69 0,698 0,697 61,403 61,493 62,215 62,034 62,756 62,665

252 0,669 0,67 0,678 0,675 0,684 0,682 60,141 60,231 60,952 60,682 61,493 61,313

254 0,657 0,657 0,664 0,663 0,67 0,668 59,059 59,059 59,690 59,600 60,231 60,051

256 0,651 0,65 0,658 0,656 0,664 0,661 58,518 58,427 59,149 58,968 59,690 59,419

258 0,657 0,656 0,664 0,662 0,669 0,667 59,059 58,968 59,690 59,510 60,141 59,960

260 0,662 0,662 0,669 0,668 0,674 0,673 59,510 59,510 60,141 60,051 60,592 60,501

262 0,676 0,673 0,684 0,683 0,688 0,687 60,772 60,501 61,493 61,403 61,854 61,764

264 0,712 0,712 0,724 0,72 0,727 0,726 64,018 64,018 65,100 64,739 65,371 65,280

266 0,765 0,764 0,777 0,775 0,781 0,779 68,797 68,707 69,879 69,699 70,240 70,060

268 0,803 0,802 0,816 0,815 0,82 0,82 72,224 72,133 73,396 73,306 73,757 73,757

270 0,848 0,849 0,864 0,862 0,867 0,867 76,281 76,372 77,724 77,544 77,995 77,995

272 0,937 0,935 0,955 0,952 0,957 0,958 84,307 84,126 85,930 85,659 86,110 86,200

274 1,053 1,053 1,074 1,071 1,079 1,08 94,766 94,766 96,660 96,390 97,111 97,201

276 1,164 1,162 1,185 1,183 1,193 1,195 104,775 104,595 106,669 106,489 107,390 107,571

278 1,3 1,298 1,325 1,323 1,333 1,333 117,039 116,858 119,293 119,113 120,014 120,014

280 1,469 1,468 1,495 1,495 1,506 1,505 132,278 132,188 134,622 134,622 135,614 135,524

36,116 36,155 36,172 36,054 36,224 36,023

99,489 99,597 99,644 99,318 99,787 99,232

Universitas Sumatera Utara

Page 84: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

69

Lampiran 22. (Lanjutan)

Contoh perhitungan :

Dengan menggunakan persamaan regresi

x = (y * 90,1713) - 0,01839

x = (0,162 * 90,1713) – 0,01839

x = 14,4238

Sehingga diperoleh nilai konsentrasi untuk setiap absorbansi

Kemudian dilakukan rata- rata pada konsentrasi yang mempunyai nilai absorbansi

0,2-0,6 sehingga diperoleh konsentrasi praktik dan dilakukan perhitungan kadar

C= CPraktek / CTeori x standart kemurnian baku (%)

C= 36,115 / 36 x 99,17% = 99,488 %

Universitas Sumatera Utara

Page 85: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

70

Lampiran 22. (Lanjutan)

Perhitungan Kadar Klorfeniramin Maleat dalam Sirup Sampel Produksi

Lokal

WL A 1 A 2 A 3 A 4 A 5 A 6 C 1 C 2 C 3 C 4 C 5 C 6

210 0,219 0,224 0,228 0,25 0,246 0,263 15,361 15,715 15,999 17,557 17,273 18,477

212 0,266 0,262 0,281 0,252 0,272 0,301 18,690 18,407 19,752 17,698 19,115 21,169

214 0,328 0,332 0,263 0,277 0,348 0,357 23,081 23,364 18,477 19,469 24,497 25,135

216 0,35 0,334 0,31 0,316 0,325 0,333 24,639 23,506 21,806 22,231 22,868 23,435

218 0,326 0,315 0,305 0,311 0,338 0,336 22,939 22,160 21,452 21,877 23,789 23,647

220 0,348 0,325 0,322 0,339 0,351 0,325 24,497 22,868 22,656 23,860 24,710 22,868

222 0,337 0,314 0,334 0,317 0,34 0,336 23,718 22,089 23,506 22,302 23,931 23,647

224 0,336 0,338 0,339 0,333 0,349 0,333 23,647 23,789 23,860 23,435 24,568 23,435

226 0,338 0,335 0,345 0,342 0,368 0,349 23,789 23,577 24,285 24,072 25,914 24,568

228 0,371 0,355 0,371 0,364 0,373 0,379 26,126 24,993 26,126 25,630 26,268 26,693

230 0,394 0,398 0,405 0,4 0,413 0,411 27,755 28,038 28,534 28,180 29,101 28,959

232 0,444 0,443 0,451 0,449 0,461 0,459 31,296 31,225 31,792 31,650 32,500 32,358

234 0,492 0,491 0,5 0,497 0,509 0,509 34,695 34,625 35,262 35,050 35,899 35,899

236 0,543 0,542 0,551 0,55 0,561 0,561 38,307 38,237 38,874 38,803 39,582 39,582

238 0,594 0,595 0,601 0,601 0,613 0,613 41,919 41,990 42,415 42,415 43,265 43,265

240 0,65 0,649 0,658 0,658 0,67 0,67 45,885 45,814 46,452 46,452 47,302 47,302

242 0,693 0,694 0,704 0,702 0,671 0,671 48,931 49,001 49,710 49,568 47,373 47,373

244 0,645 0,719 0,728 0,727 0,695 0,695 45,531 50,772 51,409 51,339 49,072 49,072

246 0,656 0,726 0,736 0,734 0,746 0,744 46,310 51,268 51,976 51,834 52,684 52,542

248 0,717 0,717 0,725 0,724 0,734 0,732 50,630 50,630 51,197 51,126 51,834 51,693

250 0,705 0,705 0,713 0,711 0,72 0,719 49,780 49,780 50,347 50,205 50,843 50,772

252 0,695 0,696 0,704 0,702 0,711 0,709 49,072 49,143 49,710 49,568 50,205 50,064

254 0,69 0,69 0,697 0,696 0,704 0,701 48,718 48,718 49,214 49,143 49,710 49,497

256 0,693 0,692 0,701 0,699 0,707 0,704 48,931 48,860 49,497 49,356 49,922 49,710

258 0,713 0,712 0,721 0,719 0,726 0,724 50,347 50,276 50,914 50,772 51,268 51,126

260 0,736 0,736 0,744 0,743 0,749 0,748 51,976 51,976 52,542 52,472 52,897 52,826

262 0,774 0,771 0,784 0,782 0,788 0,787 54,667 54,455 55,375 55,234 55,659 55,588

264 0,851 0,85 0,865 0,861 0,869 0,868 60,120 60,050 61,112 60,829 61,395 61,324

266 0,964 0,963 0,98 0,977 0,984 0,982 68,123 68,052 69,256 69,044 69,540 69,398

268 1,074 1,072 1,092 1,09 1,097 1,097 75,914 75,772 77,188 77,047 77,542 77,542

270 1,208 1,209 1,231 1,227 1,235 1,234 85,404 85,474 87,033 86,749 87,316 87,245

272 1,444 1,442 1,472 1,467 1,475 1,477 102,118 101,976 104,101 103,746 104,313 104,455

274 1,75 1,749 1,785 1,779 1,793 1,794 123,789 123,718 126,268 125,843 126,834 126,905

276 1,999 1,996 2,036 2,033 2,049 2,052 141,423 141,211 144,044 143,831 144,965 145,177

278 2,269 2,265 2,313 2,31 2,328 2,327 160,545 160,262 163,661 163,449 164,724 164,653

280 2,558 2,556 2,603 2,604 2,623 2,621 181,013 180,871 184,200 184,270 185,616 185,474

30,901 30,850 30,963 30,825 30,946 30,938

99,401 99,238 99,600 99,158 99,546 99,521

Universitas Sumatera Utara

Page 86: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

71

Lampiran 22. (Lanjutan)

Contoh perhitungan :

Dengan menggunakan persamaan regresi

x = (y * 70,8215) - 0,1487

x = (0,219 * 70,8215) – 0,1487

x = 15,3612

Sehingga diperoleh nilai konsentrasi untuk setiap absorbansi

Kemudian dilakukan rata- rata pada konsentrasi yang mempunyai nilai absorbansi

0,2-0,6 sehingga diperoleh konsentrasi praktik dan dilakukan perhitungan kadar

C= CPraktek / CTeori x standart kemurnian baku (%)

C= 30,900 / 31 x 99,72% = 99,401%

Universitas Sumatera Utara

Page 87: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

72

Lampiran 23. Data Kadar Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan Klorfeniramin

Maleat dalam Sediaan Sirup Sampel Produksi Lokal

Kadar Parasetamol

Pengulangan Parasetamol

Konsentrasi teori

(µg/mL)

Konsentrasi Praktek

(µg/mL)

Kadar (%)

1 6 5,9977 99,762

2 6 5,9961 99,735

3 6 6,0024 99,841

4 6 6,0040 99,867

5 6 6,0008 99,814

6 6 5,9961 99,735

Kadar= Konsentrasi praktik x Pemurnian baku (tetera di sertifikat pengujian)

Konsentrasi teoritis

Contoh perhitungan pada pengulangan pertama

Kadar Parasetamol = 5,9977 µg/mL x 99,8 % = 99,762 %

6 µg/ml

Kadar Gliseril Guaiakolat

Pengulangan Gliseril Guaiakolat

Konsentrasi teori

(µg/mL)

Konsentrasi Praktek

(µg/mL)

Kadar (%)

1 36 36,1156 99,488

2 36 36,1151 99,597

3 36 36,1720 99,643

4 36 36,0536 99,317

5 36 36,2240 99,787

6 36 36,0225 99,232

Kadar= Konsentrasi praktik x Pemurnian baku (tetera di sertifikat pengujian)

Konsentrasi teoritis

Contoh perhitungan pada pengulangan pertama

Kadar Gliseril Guaiakolat = 36,1156 µg/mL x 99,17 % = 99,488 %

36 µg/mL

Universitas Sumatera Utara

Page 88: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

73

Lampiran 23. (Lanjutan)

Kadar Klofeniramin Maleat

Pengulangan Klorfeniramin Maleat

Konsentrasi teori

(µg/mL)

Konsentrasi Praktek

(µg/mL)

Kadar (%)

1 31 30,9009 99,401

2 31 30,8502 99,238

3 31 30,9627 99,600

4 31 30,8252 99,158

5 31 30,9458 99,545

6 31 30,9380 99,520

Kadar= Konsentrasi praktik x Pemurnian baku (tetera di sertifikat pengujian)

Konsentrasi teoritis

Contoh perhitungan pada pengulangan pertama

Kadar Sulfametoksazol = 30,9009 µg/mL x 99,72 % = 99,401 %

31 µg/mL

Universitas Sumatera Utara

Page 89: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

74

Lampiran 24. Perhitungan Kadar Parasetamol, Klorfeniramin Maleat, dan

Gliseril Guaiakolat secara Statistik pada Sirup Sampel Produksi

Lokal

Kadar Parasetamol

SD = √∑(Xi− X)2

𝑛−1 = √

0,015821433

5 = 0,056251992

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai 𝛼 = 0,01, n= 6; dk=5, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,0321

Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - ttabel

thitung = [(𝑥𝑖−𝑥)

𝑆𝐷/√𝑛]

thitung 1 = [(𝑥𝑖−𝑥)

𝑆𝐷/√𝑛] = [

−0,0307

0,056251992/√6] = 1,337

thitung 2 = [(𝑥𝑖−𝑥)

𝑆𝐷/√𝑛] = [

−0,0570

0,056251992/√6] = 2,483

thitung 3 = [(𝑥𝑖−𝑥)

𝑆𝐷/√𝑛] = [

0,0482

0,056251992/√6] = 2,101

thitung 4 = [(𝑥𝑖−𝑥)

𝑆𝐷/√𝑛] = [

0,0745

0,056251992/√6] = 3,247

thitung 5 = [(𝑥𝑖−𝑥)

𝑆𝐷/√𝑛] = [

−0,0219

0,056251992/√6] = 0,955

thitung 6 = [(𝑥𝑖−𝑥)

𝑆𝐷/√𝑛] = [

−0,0570

0,056251992/√6] = 2,483

No Kadar (%) (X) (X- X) (X- X)2

1 99,762 -0,0307 0,000943127

2 99,735 -0,0570 0,003252825

3 99,841 0,0482 0,002328946

4 99,867 0,0745 0,005562523

5 99,814 0,0219 0,000481187

6 99,735 -0,0570 0,003252825

X= 99,792

∑ =

0,015821433

Universitas Sumatera Utara

Page 90: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

75

Lampiran 24. (Lanjutan)

Dari data diatas diperoleh bahwa thitung ≤ ttabel , maka semua data tersebut

diterima sehingga rentang kadar Parasetamol yaitu :

µ = X ± t tabel x SD/√𝑛

µ = 99,792 ± (4,0321 x 0,056251992/√6)

µ = (99,792 ± 0,0925) %

µ = (99,884 – 99,700) %

Universitas Sumatera Utara

Page 91: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

76

Lampiran 24. (Lanjutan)

Kadar Gliseril Guaiakolat

SD = √∑(Xi− X)2

𝑛−1 = √

0,21705884

5 = 0,208354909

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai 𝛼 = 0,01, n= 6; dk= 5, dari daftar table

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,0321

Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - ttabel

thitung = [(𝑥𝑖−𝑥)

𝑆𝐷/√𝑛]

thitung 1 = [(𝑥𝑖−𝑥)

𝑆𝐷/√𝑛] = [

−0,0225

0,208354909/√6] = 0,264

thitung 2 = [(𝑥𝑖−𝑥)

𝑆𝐷/√𝑛] = [

0,0861

0,208354909/√6] = 1,012

thitung 3 = [(𝑥𝑖−𝑥)

𝑆𝐷/√𝑛] = [

0,1327

0,208354909/√6] = 1,560

thitung 4 = [(𝑥𝑖−𝑥)

𝑆𝐷/√𝑛] = [

−0,1932

0,208354909/√6] = 2,272

thitung 5 = [(𝑥𝑖−𝑥)

𝑆𝐷/√𝑛] = [

0,2760

0,208354909/√6] = 3,245

thitung 6 = [(𝑥𝑖−𝑥)

𝑆𝐷/√𝑛] = [

−0,2761

0,208354909/√6] = 3,281

No Kadar (%) (X) (Xi- X) (Xi- X)2

1 99,488 -0,0225 0,000507429

2 99,597 0,0861 0,007421383

3 99,643 0,1327 0,017615093

4 99,317 -0,1932 0,037364521

5 99,787 0,2760 0,076230109

6 99,232 -0,2761 0,077920304

X= 99,511

∑ =

0,21705884

Universitas Sumatera Utara

Page 92: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

77

Lampiran 24. (Lanjutan)

Dari data diatas diperoleh bahwa thitung ≤ ttabel , maka semua data tersebut

diterima sehingga rentang kadar Gliseril Guaiakolat yaitu :

µ = X ± t tabel x SD/√𝑛

µ = 99,511 ± (4,0321 x 0,208354909/√6)

µ = (99,511 ± 0,3429) %

µ = (99,853 – 99,168 %

Universitas Sumatera Utara

Page 93: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

78

Lampiran 24. (Lanjutan)

Kadar Klorfeniramin Maleat

SD = √∑(Xi− X)2

𝑛−1 = √

0,159899262

5 = 0,178829115

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai 𝛼 = 0,01, n= 6; dk= 5, dari daftar table

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,0321

Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - ttabel

thitung = [(𝑥𝑖−𝑥)

𝑆𝐷/√𝑛]

thitung 1 = [(𝑥𝑖−𝑥)

𝑆𝐷/√𝑛] = [

−0,0094

0,159899262/√6] = 0,128

thitung 2 = [(𝑥𝑖−𝑥)

𝑆𝐷/√𝑛] = [

−0,1723

0,159899262/√6] = 2,360

thitung 3 = [(𝑥𝑖−𝑥)

𝑆𝐷/√𝑛] = [

0,1894

0,159899262/√6] = 2,595

thitung 4 = [(𝑥𝑖−𝑥)

𝑆𝐷/√𝑛] = [

−0,2527

0,159899262/√6] = 3,461

thitung 5 = [(𝑥𝑖−𝑥)

𝑆𝐷/√𝑛] = [

0,3251

0,159899262/√6] = 1,851

thitung 6 = [(𝑥𝑖−𝑥)

𝑆𝐷/√𝑛] = [

0,1098

0,159899262/√6] = 1,504

No Kadar (%) (X) (Xi- X) (Xi- X)2

1 99,401 -0,0094 0,000088439

2 99,238 -0,1723 0,029698314

3 99,600 0,1894 0,035908224

4 99,158 -0,2527 0,063876449

5 99,545 0,1351 0,018264497

6 99,520 0,1098 0,012063339

X= 99,410

∑ =

0,159899262

Universitas Sumatera Utara

Page 94: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

79

Lampiran 24. (Lanjutan)

Dari data diatas diperoleh bahwa thitung ≤ ttabel , maka semua data tersebut

diterima sehingga rentang kadar Klorfeniramin Maleat yaitu :

µ = X ± t tabel x SD/√𝑛

µ = 99,410 ± (4,0321 x 0,159899262√6)

µ = (99,410 ± 0,2943) %

µ = (99,704 – 99,157) %

Universitas Sumatera Utara

Page 95: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

80

Lampiran 25. Contoh Perhitungan Persentase Perolehan Kembali (% Recovery)

Sampel yang digunakan adalah UNIBEBI® Cough Syrup

Tiap 5 mL sirup mengandung:

Parasetamol 120 mg

Gliseril Guaiakolat 25 mg

Klorfeniramin Maleat 1 mg

Berat kesetaraan sampel pada penetapan kadar = 25 mg

Perolehan 80%

Perhitungan untuk penimbangan

Parasetamol

=80

100x 25 mg = 20 mg

20 mg PCT tersebut berasal 70% dari sirup dan 30% berasal dari baku PCT

Maka sampel yang ditimbang setara dengan

=70

100x 20 mg = 14 mg

Oleh karena itu sampel yang dipipet adalah

=14 mg

120 mgx 5 ml = 0,58 ml

Baku Parasetamol yang ditambahkan adalah

=30

100 x 20 mg = 6 mg

Gliseril Guaiakolat

GG yang terdapat dalam 0,58 ml sampel

=0,58 ml

5 mlx (25 𝑚𝑔) = 2,9 mg

Baku Gliseril Guaiakolat yang ditambahkan adalah

=30

100x 25 mg x

20 mg

120 mg= 1,25 mg

Klorfeniramin Maleat

CTM yang terdapat dalam 0,58 ml sampel

=0,58 ml

5 mlx 1 mg = 0,116 mg

Universitas Sumatera Utara

Page 96: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

81

Baku Klorfeniramin Maleat yang ditambahkan adalah

=30

100x 1 mg x

20 mg

120 mg= 0,05 mg

Perolehan 100%

Parasetamol

=100

100x 25 mg = 25 mg

25 mg PCT tersebut berasal 70% dari sirup dan 30% berasal dari baku PCT

Maka sampel yang ditimbang setara dengan

=70

100x 25 mg = 17,5 mg

Oleh karena itu sampel yang dipipet adalah

=17,5 mg

120 mgx 5 ml = 0,73 ml

Baku Parasetamol yang ditambahkan adalah

=30

100 x 25 mg = 7,5 mg

Gliseril Guaiakolat

GG yang terdapat dalam 0,73 ml sampel

=0,73 ml

5 mlx 25 mg = 3,65 mg

Baku GG yang ditambahkan adalah

=30

100x 25 mg x

25 mg

120 mg= 1,5625 mg

Klorfeniramin Maleat

CTM yang terdapat dalam 0,73 ml sampel

=0,73 ml

5 mlx 1 mg = 0,146 mg

Baku CTM yang ditambahkan adalah

=30

100x 1 mg x

25 mg

120 mg= 0,0625 mg

Universitas Sumatera Utara

Page 97: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

82

Perolehan 120%

Parasetamol

=120

100x 25 mg = 30 mg

30 mg Parasetamol tersebut berasal 70% dari sirup dan 30% berasal dari baku

Parasetamol,

Maka sampel yang ditimbang setara dengan

=70

100x 30 mg = 21 mg

Oleh karena itu sampel yang dipipet adalah

=21 mg

120 mgx 5 ml = 0,875 ml

Baku Parasetamol yang ditambahkan adalah

=30

100 x 30 mg = 9 mg

Gliseril Guaiakolat (GG)

GG yang terdapat dalam 0,875 ml sampel

=0,875 ml

5 mlx 25 mg = 4,375 mg

Baku GG yang ditambahkan adalah

=30

100x 25 mg x

30 mg

120 mg= 1,875 mg

Klorfeniramin Maleat (CTM)

CTM yang terdapat dalam 0,875 ml sampel

=0,875 ml

5 mlx 1 mg = 0,175 mg

Baku CTM yang ditambahkan adalah

=30

100x 1 mg x

30 mg

120 mg= 0,075 mg

Persentase perolehan kembali:% Recovery = 𝐶𝐹−𝐶𝐴

CA∗ x 100%

Keterangan:

CF = Konsentrasi sampel setelah penambahan bahan baku

CA = Konsentrasi sampel sebelum penambahan bahan baku

CA*= Jumlah baku yang ditambahkan (dikali pemurnian baku)

Universitas Sumatera Utara

Page 98: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

83

Lampiran 26. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Parasetamol pada Sirup

Sampel Produksi Lokal dengan Metode Penambahan Baku

(Standart Addition Method)

Rent

ang

spesi

fik

(%)

Nilain PLS Bobot % recovery

Sebelum

penambaha

n baku

Sesudah

penambaha

n baku

Sebelum

penambah

an baku

Sesudah

penambah

an baku

Baku

yang

ditamba

hkan

80 0,195 0,210 24,749 30,99 6,14 101,78

0,200 0,216 25,441 31,68 6,24 101,34

0,200 0,213 25,441 31,39 5,94 100,96 100 0,203 0,222 25,018 32,35 7,33 100,66

0,200 0,228 24,847 32,59 7,74 101,43

0,202 0,219 24,950 32,59 7,64 100,75 120 0,226 0,248 25,335 34,57 9,23 100,56

0,235 0,244 25,152 34,41 9,26 100,82

0,228 0,256 25,182 34,46 9,27 100,99

Rata- rata % recovery 101,03

Standard Deviation (SD) 0,4039

Relative Standard Deviation (RSD) 0,3998

Contoh perhitungan :

Rentang Spesifik Parasetamol 80%-1

Faktor pengenceran = 25 𝑚𝑙

1,5 𝑚𝑙 𝑥

25 𝑚𝑙

5 𝑚𝑙 = 83,33

Diperoleh konsentrasi sebelum penambahan baku dalam labu akhir adalah µg/ml,

maka bobotnya adalah:

Bobot dalam labu awal = 5,49 µg/ml x 83,33 x 50 ml

= 24749 µg = 24,74 mg

Diperoleh konsentrasi setelah penambahan baku dalam labu akhir adalah µg/ml,

maka bobotnya adalah:

Bobot dalam labu awal = 7,44 µg/ml x 83,33 x 50 ml

= 30998 µg = 30,99 mg

% Recovery = 𝐶𝐹−𝐶𝐴

𝐶𝐴∗ x 100 %

= 30,99 mg−24,74 mg

6,14 mg x 100 %

= 101,78%

Universitas Sumatera Utara

Page 99: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

84

Lampiran 27. Perhitungan Kadar Perolehan Kembali Parasetamol secara

Statistik

No Kadar Perolehan

Kembali (%) (X)

(Xi- X)

(Xi- X)2

1 101,78 0,7478 0,5592

2 101,34 0,3078 0,0947

3 100,96 -0,0722 0,0052

4 100,66 0,3722 0,1385

5 101,43 0,3978 0,1582

6 100,75 -0,2822 0,0796

7 100,56 -0,4722 0,2230

8 100,82 -0,2122 0,0450

9 100,99 -0,0422 0,0018

X= 101,03

∑ = 1,3100

SD = √∑(Xi− X)2

𝑛−1 = √

1,3100

8 = 0,4039

RSD = SD x 100% = 0,400 x 100% = 0,3998

X 101,03

Universitas Sumatera Utara

Page 100: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

85

Lampiran 28. Perhitungan Simpangan Baku, Batas Deteksi (LOD), dan Batas

Kuantitasi (LOQ) Parasetamol

No X Y Yi Y-Yi (Y-Yi)2

1 0 0 0.0016 -0.00164 0.0000027

2 3 0,037 0.0334 0.00364 0.0000133

3 4,5 0,048 0.0492 -0.00121 0.0000015

4 6 0,066 0.0651 0.00093 0.0000009

5 7,5 0,078 0.0809 -0.00293 0.0000086

6 9 0,098 0.0968 0.00121 0.0000015

∑(Y − Yi) 2 0.0000284

S𝑌𝑋⁄ = SB =√

(Y−Yi)2

𝑛−2

= √0.0000284

4

= 0.0026

LOD = 3 𝑥 𝑆𝐵

𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒

= 3 𝑥 0.0026

0,01057143

= 0,75 µg/ml

LOQ = 10 𝑥 𝑆𝐵

𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒

= 10 𝑥 0.0026

0,01057143

= 2,52 µg/ml

Universitas Sumatera Utara

Page 101: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

86

Lampiran 29. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Gliseril Guaiakolat pada

Sirup Sampel Produksi Lokal dengan Metode Penambahan Baku

(Standart Addition Method)

Rent

ang

spesi

fik

(%)

Nilain PLS Bobot % recovery

Sebelum

penambaha

n baku

Sesudah

penambaha

n baku

Sebelum

penambah

an baku

Sesudah

penambah

an baku

Baku

yang

ditamba

hkan

80 0,195 0,210 5,073 6,271 1,2 99,82

0,200 0,216 5,085 6,288 1,2 101,04

0,200 0,213 5,085 6,175 1,1 99,86 100 0,203 0,222 5,087 6,717 1,65 99,58

0,200 0,228 5,088 6,758 1,68 100,19

0,202 0,219 5,101 6,758 1,65 101,24 120 0,226 0,248 5,006 6,953 1,95 100,69

0,235 0,244 5,089 7,011 1,93 99,38

0,228 0,256 5,066 7,006 1,95 100,42

Rata- rata % recovery 100,25

Standard Deviation (SD) 0,6493

Relative Standard Deviation (RSD) 0,6477

Contoh perhitungan :

Rentang Spesifik Gliseril Guaiakolat 80%-1

Faktor pengenceran = 25 𝑚𝑙

9 𝑚𝑙 𝑥

25 𝑚𝑙

5 𝑚𝑙 = 13,88

Diperoleh konsentrasi sebelum penambahan baku dalam labu akhir adalah 7,310

µg/ml, maka bobotnya adalah:

Bobot dalam labu awal = 7,310 µg/ml x 13,88 x 50 ml

= 5073 µg = 5,073 mg

Diperoleh konsentrasi setelah penambahan baku dalam labu akhir adalah 9,036

µg/ml, maka bobotnya adalah:

Bobot dalam labu awal = 9,036 µg/ml x 13,88 x 50 ml

= 6271 µg = 6,271 mg

% Recovery = 𝐶𝐹−𝐶𝐴

𝐶𝐴∗ x 100 %

= 6,271 mg−5,073 mg

1,2 mg x 100 %

= 99,82%

Universitas Sumatera Utara

Page 102: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

87

Lampiran 30. Perhitungan Kadar Perolehan Kembali Gliseril Guaiakolat secara

Statistik

No Kadar Perolehan

Kembali (%) (X)

(Xi- X)

(Xi- X)2

1 99,82 -0,4267 0,1820

2 101,04 0,7933 0,6294

3 99,86 -0,3867 0,1495

4 99,58 -0,6667 0,4444

5 100,19 -0,0567 0,0032

6 101,24 0,9933 0,9867

7 100,69 0,4433 0,1965

8 99,38 -0,8667 0,7511

9 100,42 0,1733 0,0300

X= 100,25

∑ = 3,3730

SD = √∑(Xi− X)2

𝑛−1 = √

3,3730

8 = 0,6493

RSD = SD x 100% = 0,6493 x 100% = 0,6477

X 100,25

Universitas Sumatera Utara

Page 103: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

88

Lampiran 31. Perhitungan Simpangan Baku, Batas Deteksi (LOD), dan Batas

Kuantitasi (LOQ) Gliseril Guaiakolat

No X Y Yi Y-Yi (Y-Yi)2

1 0 0.0033 -0.0033 -0,00333 0,0000110797

2 20 0.2221 0.0039 0,00393 0,0000154614

3 28 0.3096 0.0034 0,00343 0,0000118088

4 36 0.4014 -0.0004 -0,00043 0,0000001884

5 44 0.4846 -0.0036 -0,00356 0,0000126382

6 52 0.5721 -0.0001 -0,00005 0,0000000025

∑(Y − Yi)2 0.000051179

S𝑌𝑋⁄ = SB =√

(Y−Yi)2

𝑛−2

= √0.000051179

4

= 0.0036

LOD = 3 𝑥 𝑆𝐵

𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒

= 3 𝑥 0.0036

0,010936

= 0,98 µg/ml

LOQ = 10 𝑥 𝑆𝐵

𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒

= 10 𝑥0,0036

0,010936

= 3,27µg/ml

Universitas Sumatera Utara

Page 104: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

89

Lampiran 32. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Klorfeniramin Maleat pada

Sirup Sampel Produksi Lokal dengan Metode Penambahan Baku

(Standart Addition Method)

Rent

ang

spesi

fik

(%)

Nilain PLS Bobot % recovery

Sebelum

penambaha

n baku

Sesudah

penambaha

n baku

Sebelum

penambah

an baku

Sesudah

penambah

an baku

Baku

yang

ditamba

hkan

80 0,195 0,210 24,831 30,998 6,14 100,45

0,200 0,216 25,441 31,68 6,24 100,57

0,200 0,213 25,441 31,39 5,94 100,92 100 0,203 0,214 25,018 32,35 7,33 100,81

0,200 0,228 24,847 32,59 7,74 99,22

0,202 0,219 24,950 32,59 7,64 101,07 120 0,226 0,248 25,335 34,57 9,23 100,49

0,235 0,244 25,152 34,41 9,26 100,98

0,228 0,256 25,182 34,46 9,27 100,76

Rata- rata % recovery 100,59

Standard Deviation (SD) 0,5563

Relative Standard Deviation (RSD) 0,5530

Contoh perhitungan :

Rentang Spesifik Klorfeniramin Maleat 80%-1

Faktor pengenceran = 25 𝑚𝑙

1,57,8 𝑚𝑙 𝑥

25 𝑚𝑙

5 𝑚𝑙 = 16,02

Diperoleh konsentrasi sebelum penambahan baku dalam labu akhir adalah 0,0310

µg/ml, maka bobotnya adalah:

Bobot dalam labu awal = 0,0310 µg/ml x 16,02 x 50 ml

= 24831 µg = 24,831 mg

Diperoleh konsentrasi setelah penambahan baku dalam labu akhir adalah 0,0387

µg/ml, maka bobotnya adalah:

Bobot dalam labu awal = 0,0387 µg/ml x 16,02 x 50 ml

= 30998 µg = 30,998 mg

% Recovery = 𝐶𝐹−𝐶𝐴

𝐶𝐴∗ x 100 %

= 0,310 mg−0,248 mg

0,05993 mg x 100 %

= 100,45%

Universitas Sumatera Utara

Page 105: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

90

Lampiran 33. Perhitungan Kadar Perolehan Kembali Klorfeniramin Maleat

secara Statistik

No Kadar Perolehan

Kembali (%) (X)

(Xi- X)

(Xi- X)2

1 100,45 -0,1356 0,0184

2 100,57 -0,0156 0,0002

3 100,92 0,3344 0,1119

4 100,81 0,2244 0,0504

5 99,22 -1,3656 1,8647

6 101,07 0,4844 0,2347

7 100,49 -0,0956 0,0091

8 100,98 0,3944 0,1556

9 100,76 0,1744 0,0304

X= 100,59

∑ =2,4754

SD = √∑(Xi− X)2

𝑛−1 = √

2,4754

8 = 0,5563

RSD = SD x 100% = 1,8168 x 100% = 0,5530

X 100,4318

Universitas Sumatera Utara

Page 106: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

91

Lampiran 34. Perhitungan Simpangan Baku, Batas Deteksi (LOD), dan Batas

Kuantitasi (LOQ) Klorfeniramin Maleat

No X Y Yi Y-Yi (Y-Yi)2

1 0 0 -0.0070 0.00698 0.00005

2 21 0,081 0.0910 -0.01004 0.00010

3 26 0,111 0.1144 -0.00338 0.00001

4 31 0,134 0.1391 -0.00512 0.00003

5 36 0,164 0.1611 0.00294 0.00001

6 41 0,193 0.1844 0.00861 0.00007

∑(Y − Yi)2 0.00026988

S𝑌𝑋⁄ = SB =√

(Y−Yi)2

𝑛−2

= √0.00026988

4

= 0.0082

LOD = 3 𝑥 𝑆𝐵

𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒

= 3 𝑥 0.0082

0,004667

= 5,28 µg/ml

LOQ = 10 𝑥 𝑆𝐵

𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒

= 10 𝑥 0.0082

0,004667

= 17,59 µg/ml

Universitas Sumatera Utara

Page 107: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

92

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

Lampiran 35. Spektrum Serapan Parasetamol 3-9 µg/ml, Gliseril Guaiakolat 20-

52 µg/ml, dan Klorfeniramin Maleat 21-41µg/ml

Gambar 1. Spektrum Serapan Parasetamol 3- 9 µg/ml

Gambar 2. Spektrum Serapan Gliseril Guaiakolat 20-52 µg/ml

Gambar 3. Spektrum Serapan Klorfeniramin Maleat 21-41µg/ml

Universitas Sumatera Utara

Page 108: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

93

Lampiran 36. Spektrum Serapan Campuran Baku Parasetamol, Gliseril

Guaikolat, dan Klorfeniramin Maleat

Gambar 4. Spektrum Serapan Campuran Parasetamol (6 µg/ml), Gliseril

Guaikolat (36 µg/ml), dan Klorfeniramin Maleat

(31 µg/ml)

nm.

200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

Abs.

1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000

Universitas Sumatera Utara

Page 109: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

94

Lampiran 37. Spektrum PLS Parasetamol, Gliseril Guaiakolat, dan

Klorfeniramin Maleat pada Panjang Gelombang Maksimum

Gambar 5. Spektrum PLS Parasetamol 6 µg/ml

Gambar 6. Spektrum PLS Gliseril Guaiakolat 36 µg/ml

Gambar 7. Spektrum PLS Klorfeniramin Maleat 31 µg/ml

Universitas Sumatera Utara

Page 110: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

95

Lampiran 38. Spektrum Serapan PLS Sirup Sampel Produksi Lokal yang Dibuat

6 Kali Pengulangan

Gambar 8. Pengulangan 1

Gambar 9. Pengulangan 2

Gambar 10. Pengulangan 3

Universitas Sumatera Utara

Page 111: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

96

Gambar 11. Pengulangan 4

Gambar 12. Pengulangan 5

Gambar 13. Pengulangan 6

Universitas Sumatera Utara

Page 112: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

97

Lampiran 39. Spektrum Serapan Uji Perolehan Kembali (%Recovery) pada Sirup

Sampel Produksi Lokal Sebelum Penambahan Baku

Gambar 14. Rentang Spesifik 80%

Gambar 15. Rentang Spesifik 100%

Gambar 16. Rentang Spesifik 120%

Universitas Sumatera Utara

Page 113: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

98

Lampiran 40. Spektrum Serapan Uji Perolehan Kembali (%Recovery) pada Sirup

Sampel Produksi Lokal Sesudah Penambahan Baku

Gambar 17. Rentang Spesifik 80%

Gambar 18. Rentang Spesifik 100%

Gambar 19. Rentang Spesifik 120%

Universitas Sumatera Utara

Page 114: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

99

Lampiran 41. Gambar Sirup Sampel Produksi Lokal

a. c.

b. d.

Keterangan:

a. Kemasan Sirup Sampel Produksi Lokal Tampak Depan

b. Kemasan Sirup Sampel Produksi Lokal Tampak Samping (Komposisi)

c. Kemasan Sirup Sampel Produksi Lokal Tampak Samping (Aturan Pakai)

d. Botol Sediaan Sirup Sampel Produksi Lokal

Gambar 20. Sirup Sampel Produksi Lokal

Universitas Sumatera Utara

Page 115: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

100

Lampiran 42. Gambar alat-alat

Gambar 21. Spektrofotometer UV-Visible (Shimadzu UV 1800)

Gambar 22. Neraca analitik

Gambar 23. Sonikator (Branson 1510)

Universitas Sumatera Utara

Page 116: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

101

Lampiran 43. Daftar Nilai Distribusi r

Universitas Sumatera Utara

Page 117: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

102

Lampiran 44. Daftar Nilai Distribusi t

Universitas Sumatera Utara

Page 118: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

103

Lampiran 45. Sertifikat pengujian Parasetamol

Universitas Sumatera Utara

Page 119: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

104

Lampiran 46. Sertifikat pengujian Gliseril Guaiakolat

Universitas Sumatera Utara

Page 120: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

105

Lampiran 47. Sertifikat pengujian Klorfeniramin Maleat

Universitas Sumatera Utara

Page 121: VALIDASI METODE KEMOMETRIK TERHADAP SIMULTAN …

106

Universitas Sumatera Utara