repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/32014/2/005314068_Full.pdf · v HALAMAN PERSEMBAHAN...
Transcript of repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/32014/2/005314068_Full.pdf · v HALAMAN PERSEMBAHAN...
PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR JARANG
DENGAN CARA TERPARTISI
MENURUT MARSHALL C PEASE
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Informatika
Disusun Oleh:
M Edi Waskito
005314068
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
SOLVING THE SPARSE MATRIX OF EQUATION LINEAR
SYSTEM WITH MARSHALL C PEASE
PARTITIONING MATRIX METHOD
A Thesis
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements
to Obtain the Sarjana Teknik Degree
in Informatic Engineering
by
M Edi Waskito
005314068
DEPARTEMENT OF INFORMATIC ENGINEERING
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2007
PERNYATAAN
Dengan ini saya sebagai penulis tugas akhir menyatakan dengan
sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian
karya orang lain, kecuali pemikiran, metode atau hasil penelitian orang lain yang
diambil disebutkan dengan jelas sebagai acuan.
Yogyakarta, September 2007
M Edi Waskito
Penulis
iv
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karyaku ini kupersembahkan untuk :
Yesus Kristus Tuhan dan juru selamatku yang selalu membimbingku dan
memberikan apa yang aku butuhkan.
Keluargaku tercinta, khususnya Bapak dan Ibu yang telah memberikan
seluruh kasih dan sayangnya dalam membimbing untuk terus menghangatkan
saya. Kedua kakak saya widi dan papih terima kasih atas perhatian dan
dukungannya.
Seluruh sahabat dan teman-temanku yang kukasihi.
MOTTO
Ketakutan yang ditakuti adalah ketakutan diri sendiri (Albert Camus)
Kesalahan terbesar yang bisa dibuat oleh seseorang adalah takut membuat kesalahan
(Elbert Hubbard)
Kegagalan adalah kesempatan untuk memulai lebih cerdik (John C Maxwell)
Kalau anda berpikir anda kalah, anda kalah.
Kalau anda berpikir anda tidak berani, anda tidak berani.
Kalau anda ingin menang tetapi berpikir anda tidak bisa,
Hampir dapat dipastikan anda tidak bisa.
Perjuangan hidup tidak selalu dimenangkan
Oleh orang yang lebih kuat atau lebih cepat,
Tetapi cepat atau lambat, orang yang menang
Adalah orang yang berpikir dia bisa menang. (John C Maxwell)
“Kamu adalah garam dunia… kamu adalah terang dunia…” (Matius:5)
vi
ABSTRAKSI
Banyak metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan
linear. Salah satu cara untuk menyelesaikan sistem persamaan linear yaitu dengan
partisi matriks yang digunakan Marshall C Pease. Cara yang digunakan Marshall C
Pease yaitu metode bordering, dari metode bordering dapat diterapkan metode
updating untuk menyelesaikan sistem persamaan linear.
Dalam tugas akhir ini, penyelesaian sistem persamaan linear diutamakan pada
matriks jarang. Penyelesaian matriks jarang akan menimbulkan banyak permasalahan
tetapi permasalahan itu dapat diselesaikan menggunakan metode updating,
penggunaan metode updating perlu disertai penukaran baris atau penukaran kolom
agar dapat dicapai hasil yang sesuai.
vii
ABSTRACT
Many methods are able to be used solve the equation linear system. One of the
way of solving the equation linear system that is by partitioning matrix used by Marshall
C Pease. Way of partition used by Marshall C Pease is bordering method, from bordering
method earn in applied by updating method to finish the equation linear system.
In final project, prefered solving with sparse matrix. Solving the sparse matrix
will generate many problem, but that problems can be solved to use the updating method,
usage of updating method require to be accompanied by the line conversation or column
conversation so that be reachable appropriate result.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang
berjudul “Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Jarang dengan Cara
terpartisi Menurut Marshall C Pease” ini dengan baik. Penulisan ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di
Universitas Sanata Dharma pada program studi Teknik Informatika.
Selama penulisan skripsi ini penulis telah memperoleh bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak, Ibu dan kedua kakak saya yang telah memberi dorongan baik moril
maupun spiritual.
2. Bapak Prof. Dr Ir Soesianto Ph. E Bs. C selaku pembimbing I yang telah
banyak membantu dan membimbing selama mengerjakan tugas akhir ini.
3. Ibu Merry, ST. selaku pembimbing II yang telah memberi banyak masukan
dan bimbingan serta perhatian demi terselesaikannya tugas akhir ini.
4. Ibu Agnes Maria Polina, S.Kom., M.Sc. dan Bapak JB. Budi Darmawan, S.T.,
M. Sc. selaku panitia penguji pada ujian pendadaran penulis
5. Seluruh staff dan dosen pengajar di Univeritas Sanata Dharma pada umumnya
dan Jurusan Teknik Informatika pada khususnya
6. Indra, Aang, Wisnu “Jongos”Ari, Toni terima kasih atas dukungannya dan
pemacu semangat.
7. Temen-temen kos : gogon, pram, gusur, sukur, rendi, aming, lukas, agung,
boy, Andi, citro, topan , adi, cemong + erni, arot, serta teman-teman yang
tidak dapat saya sebut satu persatu terima kasih atas bantuan, dukungan,
terutama atas nasehat–nasehat dan kebersamaannya
ix
8. Teman – teman Jurusan Teknik Informatika Angkatan 2000 (A dan B) dan
rekan - rekan Teknik Informatika USD lainnya
9. Temen-temen gua maria kerep : lehek, mas ari, mas eko, mas bambang, heru,
nono, pak moh yang selalu dukungan dan doanya
10. temen-temen yang telah menyediakan pinjaman komputer : seti”kasut” &
yayuk , pinjaman laptop: toni+ponco, linda adikku yang ikut serta
mendukung.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan dukungan serta bantuannya guna penyusunan karya tulis ini
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan lebih
lanjut. Penulis berharap semoga Tugas akhir ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi pembaca.
Yogyakarta, September 2007
Penulis
x
DAFTAR ISI
hal.
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
Halaman persetujuan.................................................................................................. ii
Halaman pengesahan ................................................................................................. iii
Halaman pernyataan................................................................................................... iv
Motto.......................................................................................................................... v
Halaman persembahan ............................................................................................... vi
Kata pengantar ........................................................................................................... vii
Abstraksi .................................................................................................................... ix
Abstract ...................................................................................................................... x
Daftar Isi .................................................................................................................... xi
Daftar Gambar ........................................................................................................... xv
Daftar Tabel ............................................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Batasan Sistem............................................................................................. 2
1.4 Tujuan Skripsi.............................................................................................. 3
1.5 Metode Penelitian ........................................................................................ 3
1.6 Sistematika Penyusunan Skripsi .................................................................. 3
BAB II DASAR TEORI ........................................................................................... 5
2.1. Bentuk matriks dari suatu linear .................................................................. 7
xv
2.2. Besaran skalar dan besaran vektor............................................................... 8
2.3. Matriks......................................................................................................... 10
2.3.1. Pengertian matriks ............................................................................ 10
2.3.2. Jenis-jenis matriks ............................................................................ 11
2.4. Operasi-operasi atas matriks........................................................................ 12
2.4.1. Operasi pertambahan ......................................................................... 12
2.4.2. operasi pengurangan .......................................................................... 12
2.4.3. Operasi perkalian ............................................................................... 13
2.4.4. operasi transpose................................................................................ 14
2.4.5. operasi invers ..................................................................................... 14
2.4.6. operasi penukaran baris dan kolom.................................................... 15
2.5. Partisi matriks .............................................................................................. 16
2.6. Penyelesaian sistem persamaan linear dengan cara terpartisi menurut
Marshall C Pease ......................................................................................... 18
2.7. Contoh penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode updating .... 20
2.7.1. Penyelesaian sistem persamaan linear pada matriks 5x5................... 20
2.7.2. Penyelesaian sistem persamaan linear jarang pada matriks 10x10.... 26
2.7.3. Penyelesaian sistem persamaan linear jarang dengan operasi
penukaran baris pada matriks 10x10.................................................. 29
2.7.4. Penyelesaian sistem persamaan linear jarang dengan operasi
penukaran kolom pada matriks 10x10 ............................................... 57
2.8. Handle grafik ............................................................................................... 87
2.9. Obyek yang digunakan dalam handle grafik ............................................... 87
xvi
2.9.1. Obyek yang digunakan dalam handle grafik ..................................... 87
2.9.2. Obyek control antar muka pengguna ................................................. 88
2.9.2.1. obyek uicontrol frame ............................................................... 88
2.9.2.2. obyek uicontol pushbutton........................................................ 89
2.9.2.3. obyek uicontol axes dan text..................................................... 90
2.9.2.4. obyek uicontrol edit text ........................................................... 90
2.9.2.5. obyek open file.......................................................................... 91
2.9.3. Perintah pada matlab.......................................................................... 91
BAB III ANALISA dan PERANCANGAN............................................................ 93
3.1. Analisa sistem.............................................................................................. 93
3.2. Masalah yang dihadapi ................................................................................ 94
3.3. Pemecahan masalah ..................................................................................... 95
3.4. Perancangan................................................................................................. 97
3.4.1 Algoritma dan diagram alir ................................................................... 98
3.4.2.1. Algorima dan diagram alir tanpa penukaran baris atau kolom. 98
3.4.2.2. Algoritma dan diagram alir dengan penukaran baris................ 101
3.4.2.3. Algoritma dan diagram alir dengan penukaran kolom ............. 105
3.4.2 Desain antar muka................................................................................. 109
3.4.2.1. Desain antar muka star up......................................................... 109
3.4.2.2. Desain antar muka utama.......................................................... 110
3.4.2.3. Desain antar muka info ............................................................. 112
3.4.2.4. Desain antar muka otomatis masukan matriks.......................... 112
3.4.2.5. Desain antar muka masukan vektor .......................................... 113
xvii
3.4.3 Diagram alir antar muka ....................................................................... 114
BAB IV Implementasi .............................................................................................. 116
4.1. Implementasi program................................................................................. 116
4.2. Implementasi antar muka............................................................................. 124
4.2.1 Implementasi tampilan pembuka .......................................................... 125
4.2.2 Implementasi tampilan utama ............................................................... 126
BAB V Analisa hasil................................................................................................ 140
5.1. Analisa bahasa pemrograman ...................................................................... 140
5.2. Hasil uji coba program................................................................................. 140
5.2.1 Matriks uji ........................................................................................ 141
5.2.2 Hasil uji ............................................................................................ 147
5.3. Analisis ........................................................................................................ 153
5.4. Kelebihan dan kekurangan program............................................................ 154
5.4.1 Kelebihan.......................................................................................... 154
5.4.2 Kekurangan ...................................................................................... 154
BAB VI PENUTUP ................................................................................................... 156
6.1 Kesimpulan ................................................................................................ 156
6.2 Saran ........................................................................................................... 156
xviii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Kemungkinan dari kedua garis dibidang. (a) kedua garis
berpotongan,(b) kedua garis sejajar, dan (c) kedua garis berhimpit.......... 7
2. Gambar 3.1 Diagram alir tanpa penukaran baris atau kolom.......... 101
3. Gambar 3.2 Diagram alir dengan penukaran baris ........................... 104
4. Gambar 3.3 Diagram alir dengan penukaran baris(lanjutan) ........... 105
5. Gambar 3.4 Diagram alir dengan penukaran kolom. ....................... 108
6. Gambar 3.5 Diagram alir dengan penukaran kolom(lanjutan) ......... 109
7. Gambar 3.6 Desain antar muka star up ............................................ 111
8. Gambar 3.7 Desain antar muka utama ............................................. 111
9. Gambar 3.8 Desain antar muka info................................................. 113
10. Gambar 3.9 Desain antar muka otomatis masukan matriks ............. 113
11. Gambar 3.10 Desain antar muka masukan vektor............................ 114
12. Gambar 3.11 Diagram alir desain antar muka.................................. 115
13. Gambar 4.1 Path browse................................................................... 124
14. Gambar 4.2 Browse .......................................................................... 125
15. Gambar 4.3 Tampilan awal .............................................................. 125
16. Gambar 4.4 Tampilan utama ............................................................ 126
17. Gambar 4.5 Tampilan masukan matriks secara file ......................... 127
18. Gambar 4.6a Tampilan masukan matriks secara pengguna ............. 128
19. Gambar 4.6b Tampilan masukan matriks secara pengguna ............. 128
20. Gambar 4.7Tampilan masukan matriks secara otomatis .................. 129
21. Gambar 4.8 Tampilan pesan masukan matriks................................. 129
xv
22. Gambar 4.9 Tampilan pesanpilihan vektor ...................................... 130
23. Gambar 4.10aTampilan masukan vektor secara pengguna .............. 131
24. Gambar 4.10b Tampilan masukan vektor secara pengguna............. 131
25. Gambar 4.11 Tampilan masukan vektor secara file ......................... 132
26. Gambar 4.12 Tampilan penyelesaian persamaan linear ................... 133
27. Gambar 4.13a Tampilan cek slide 1 ................................................. 134
28. Gambar 4.13b Tampilan cek slide 2................................................. 134
29. Gambar 4.13c Tampilan cek slide 3 ................................................. 135
30. Gambar 4.13d Tampilan cek slide 4................................................. 135
31. Gambar 4.13e Tampilan cek slide 5 ................................................. 136
32. Gambar 4.13f Tampilan cek slide 6 ................................................. 136
33. Gambar 4.14 Tampilan pilihan lihat matriks.................................... 137
34. Gambar 4.15 Tampilan lihat matriks................................................ 137
35. Gambar 4.16 Tampilan simpan matriks ........................................... 138
36. Gambar 4.17 Tampilan info ............................................................. 138
37. Gambar 4.18 Tampilan info tentang program .................................. 139
38. Gambar 5.1 Matriks 64x64 dengan unsur-unsur 10% tak nol......... 144
39. Gambar 5.2 Matriks 64x64 dengan unsur-unsur 20% tak nol......... 144
40. Gambar 5.3 Matriks 64x64 dengan unsur-unsur 30% tak nol......... 145
41. Gambar 5.4 Matriks 64x64 dengan unsur-unsur 40% tak nol......... 145
42. Gambar 5.5 Matriks 64x64 dengan unsur-unsur 50% tak nol......... 145
43. Gambar 5.6 Matriks 128x128 dengan unsur-unsur 10% tak nol..... 146
44. Gambar 5.7 Matriks 128x128 dengan unsur-unsur 20% tak nol..... 146
xvi
45. Gambar 5.8 Matriks 128x128 dengan unsur-unsur 30% tak nol..... 146
46. Gambar 5.9 Matriks 128x128 dengan unsur-unsur 40% tak nol..... 146
47. Gambar 5.10 Matriks 128x128 dengan unsur-unsur50% tak nol.... 147
xvii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 5.1 keluaran matriks 2x2 ................................................................. 148
2. Tabel 5.2 keluaran matriks 4x4 ................................................................. 148
3. Tabel 5.3 keluaran matriks 8x8 ................................................................. 148
4. Tabel 5.4 keluaran matriks 16x16 ............................................................. 149
5. Tabel 5.5 keluaran matriks 32x32 ............................................................. 149
6. Tabel 5.6 keluaran matriks 64x64 ............................................................. 150
7. Tabel 5.7 keluaran matriks 128x128 ......................................................... 151
8. Tabel 5.8 keluaran matriks 256x256 ......................................................... 151
9. Tabel 5.9 keluaran matriks 512x512 ......................................................... 152
10. Tabel 5.10 keluaran matriks 1024x1024 ................................................... 152
xviii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sering kali invers matriks sangat dibutuhkan, seperti halnya pada
penyelesaian sistem persamaan linear. Dalam kenyataannya invers matriks
digunakan sebagai pengganti operasi pembagian, karena pada operasi matriks
tidak dikenal adanya operasi pembagian. Dengan adanya operasi invers
matriks, suatu persamaan linear Ax=b jika matriks A dan vektor b diketahui
maka x dapat dicari penyeleasaiannya dengan mengalikan invers matriks
A(A-1) dengan matriks A dan matriks B. A-1Ax=A-1b menjadi Ix=b karena
pada dasarnya perkalian suatu matriks dengan matriks I tidak akan
mempengaruhi matriks tersebut.
Jika dalam penyelesaian suatu sistem persamaan linear pada suatu
matriks jarang, pasti akan membuat kita merasa sulit karena ukurannya relatif
sangat besar. Dalam penyelesaian inversnya pun akan menemui banyak
permasalahan karena mengandung unsur nolnya tersebut.
Dari sekeliling masalah terdapat banyak metode yang digunakan
dalam penyelesaian sistem persamaan linear disamping itu terdapat
komputer yang sangat membantu dalam perhitungan tanpa ada kesalahan,
mengurangi kesalahan pembulatan dan keefesienan waktu dalam
menyelesaikannya (menyelesaikan sistem dengan kecepatan maksimum).
Terdapat suatu metode menurut Marshall C. Pease, dengan mempartisi
2
matriks tersebut menjadi matriks dari ukuran terkecil hingga matriks yang
akan dicari invers matriksnya.
Dari uraian tersebut, maka dalam penulisan tugas akhir ini penulis akan
mengambil topik “ Penyelesaian sistem persamaan linear jarang
dengan cara terpartisi menurut Marshall C Pease ”.
1.2. Rumusan Masalah
Dari topik di atas, maka rumusan permasalahan dalam penulisan tugas
akhir ini adalah sebagai berikut :
“ Bagaimana membangun sebuah aplikasi sistem bantu dalam penyelesaian
sistem persamaan linear pada matriks jarang dengan cara terpartisi menurut
Marshall C Pease ?“.
1.3. Batasan Masalah
Dalam penyelesaian persamaan sistem linear invers matriks jarang
dengan cara terpartisi menurut Marshall C. Pease, penulis membatasi
penyelesaian tersebut untuk matriks yang ada invers matriksnya (matriks tak
singular) dan hanya penyelesaian pada sistem persamaan linear dengan cara
terpartisi menurut Marshall C. Pease.
1. Metode yang dipakai untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dari
resep Marshall C Pease
2. Yang dibahas dari masalah yang timbul dari sistem persamaan linear
hanya pembagian nol.
3
3. Dari pemecahan masalah yang dipakai dengan hasil keluaran adalah waktu
komputasi dan beban komputasi.
4. Ukuran matriks yang diteliti adalah 2nx2n dimana n adalah bilangan bulat
dari 1 sampai 10. ukuran prosentase besarnya elemen tak nol adalah 10%,
20%, 30%, 40%, dan 50%.
1.4. Tujuan Skripsi
Tujuan dari skripsi ini adalah:
Membangun sebuah aplikasi perangkat lunak yang berfungsi sebagai sebuah
sistem bantu yang mampu menyelesaikan sistem persamaan linear jarang
yang mempunyai invers matriks dengan menggunakan metode dari Marshall
C Pease
1.5. Metode Penelitian
Metodologi yang digunakan adalah studi literatur, yaitu antara lain:
1 Mempelajari materi
2 Mempelajari dan memilih teknik yang digunakan
1.6. Sistematika Penyusunan Laporan
Sistematika penulisan laporan ini terbagi atas enam bab dengan garis
besar sebagai berikut :
BAB I. Pendahuluan
Berisi latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan,
4
manfaat, dan sistematika penulisan laporan.
BAB II. Dasar teori
Bab ini berisi landasan teori yang dipakai untuk pembahasan
penulisan tugas akhir.
BAB III. Analisa dan perancangan sistem
Bab ini merupakan bab yang membahas tentang gambaran
perancangan sistem aplikasi yang dibuat Berisi analisis dan
perancangan secara umum, dan perancangan tampilan pembuatan
program aplikasi.
BAB IV. implementasi
Membahas tentang pengkonversian rancangan ke dalam bentuk
program dan menganalisa program tersebut
BAB V. Analisa hasil perangkat lunak
Membahas tentang program yang telah dibuat dan menganalisa
program tersebut.
BAB VI. PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dari pembahasan dan implementasi yang
telah dilakukan dalam penulisan tugas akhir ini serta saran-saran
untuk pengembangan program selanjutnya
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Sistem persamaan linear dalam beberapa variabel adalah persamaan dalam
bentuk polinom yang variabelnya berderajat satu atau nol dan tidak terjadi
perkalian antara varibelnya. Contoh persamaan linear dengan tiga variabel x, y, z
adalah 51032 5 =+− zyx . Sedangkan persamaan dan 522 =− yx
732 =+− yxxy bukan merupakan persamaan linear. Yang pertama karena
terdapat suku x2 dan yang kedua karena perkalian dari variabelnya. Sedangkan
sistem persamaan linear adalah kumpulan dari berhingga banyaknya persamaan
linear.
Sistem persamaan linear cbyax =+ , dua varibel dengan dua persamaan
mempunyai bentuk umum, berikut persamaan linear tersebut
⎩⎨⎧
=+=+
222
111
cybxacybxa
(2.1)
Sistem persamaan linear disebut konsisten, jika sistem persamaan tersebut
mempunyai sedikitnya satu jawaban. Sedangkan sistem persamaan linear tak
konsisten, jika sistem tersebut tidak mempunyai jawaban.
Seperti yang diketahui persamaan linear cbyax =+ dapat digambarkan
sebagai garis bidang. Jadi dari sistem persamaan (2.1) dapat digambarkan garis
dan di bidang. Ada tiga kemungkinan kedudukan garis tersebut, yaitu (lihat
gambar 2.1)
1L
2L
6
1. Garis dan berpotongan, 1L 2L
2. Garis dan sejajar, dan 1L 2L
3. Garis dan merupakan satu garis(berimpit). 1L 2L
(a) (b) (c)
gambar 2.1 Kemungkinan dari kedudukan kedua garis di bidang. (a) kedua garis berpotongan, (b) kedua garis sejajar, dan (c) kedua garis berimpit.
Pasangan bilangan (x,y) merupakan jawab dari sistem persamaan (2.1)
jika dan hanya jika titik (x,y) terletak pada kedua baris. Dalam hal kemungkinan
pertama, hanya ada satu titik yang terletak pada kedua baris. Oleh karena itu,
jawab sistem persamaan(2.1) ini tepat satu. Sedangkan dalam hal kedua, tak ada
titik yang terletak pada kedua baris. Ini mengatakan bahwa sistem persamaan
tersebut tidak mempunyai jawab. Yang ketiga, ada banyak titik terletak pada
kedua garis. Ini berarti bahwa sistem persamaan tersebut mempunyai jawab tak
hingga banyaknya. Dengan demikian ada tiga kemungkinan jawab dari sistem
dari sistem persamaan linear(2.1), yaitu :
1. mempunyai tepat satu jawab;
2. tak mempunyai jawab; atau
3. mempunyai jawab banyak.
Ketiga kemungkinan ini berlaku untuk sembarang sistem persamaan linear.
1L = 2L1L 1L
2L 2L
7
2.1 Bentuk matriks dari suatu linear
Perkalian matriks mempunyai suatu penerapan penting pada sistem
persamaan linear. Sembarang sistem persamaan linear m dalam n
11212111 bxaxaxa nn =+++ L
22222121 bxaxaxa nn =+++ L
M M M M
mnmnm bxaamxxa =+++ L211
Karena dua matriks sama jika dan hanya jika unsur-unsurnya yang
padanan sama, maka kita bisa menggantikan persamaan-persamaan m dalam n
pada sistem ini dengan persamaan matriks tunggal.
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
+++
++++++
mnmnmm
nn
nn
b
bb
xaxaxa
xaxaxaxaxaxa
M
L
MMM
L
L
2
1
2211
2222121
1212111
Matriks m+1 pada ruas kiri pada persamaan ini bisa ditulis
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
mmmnmm
n
n
b
bb
x
xx
aaa
aaaaaa
MM
L
MMM
L
L
2
1
2
1
21
22221
11211
jika kita menandai matriks-matriks ini masing-masing dengan A,x, dan b, sistem
persamaan asli m dan n peubah telah digantikan oleh persamaan matriks
Ax=b
Matriks A dalam persamaan ini disebut matriks koefisien dari sistem tersebut.
8
2.2 Besaran skalar dan besaran vektor
Dalam fisika, besaran-besaran yang hanya memiliki nilai tunggal (angka
real) disebut juga besaran skalar. Besaran yang memiliki nilai jamak disebut
vektor. Misalnya, kecepatan yang terdapat pada sebuah benda yang bergerak.
Besaran ini memiliki sekurang-kurangnya dua nilai, yaitu besarnya kecepatan
(laju) dan arah geraknya. Maka dalam fisika kecepatan dimengerti sebagai
besaran vektor.
Dalam hal ini besaran vektor diberi arti yang lebih luas. Vektor dapatlah
dipandang sebagai himpunan besaran-besaran dengan indeks yang jelas (untuk
menunjukkan lokasinya dalam himpunan itu). Masing-masing besaran disebut
elemen vektor tersebut.
Dalam penulisan skripsi ini vektor lambang huruf alfabet kecil dengan
garis bawah. Misalnya, diberikan vektor a. Elemen (pada lokasi) ke-i dari vektor a
dilambangkan oleh ai.
Vektor a dengan cacah elemen n buah ditulis lengkap sebagai deretan nilai
ai, dengan i = 1, 2,…n, membentuk satu kolom seperti dibawah ini:
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
na
aaa
aM
3
2
1
Vektor seperti itu disebut vektor-kolom. Jika elemen-elemen tersebut ditulis
berderet membentuk satu baris, maka vektor itu disebut vektor-baris. Kecuali
disebut dengan jelas, vektor senantiasa dimengerti sebagai vektor kolom.
9
Untuk menghemat ruangan penulisan, untuk vektor tersebut diatas ditulis
pula ( )iaa ≡ , dengan I = 1,2…n, dan simbol “≡” dapat dibaca sebagai
“didefinisikan sebagai”. Jadi misalnya Rai ∈ , yaitu bahwa ai bernilai real, maka
secara ringkas dapat ditulis pula .)( ni Raa ∈≡ dalam kontek ini nR dapat dibaca
sebagai “semesta angka real berdimensi n”.
Vektor nol dilambangkan oleh 0, adalah vektor dengan semua elemen
bernilai nol. Salah satu jenis vektor yang ternyata penting adalah vektor basis.
Vektor basis ie adalah vektor dengan semua elemen bernilai nol, kecuali elemen
ke-I bernilai 1. misalnya, vektor basis TRe ∈3 adalah
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
0000100
3e
Tentu saja dalam ruangan berdimensi n ada vektor basis n buah, yaitu
.,,,, 321 neeee K Secara singkat: ni Re ∈ dengan dengan
(Soesianto, 2004)
.1 ni ≤≤
10
2.3 Matriks
2.3.1 Pengertian matriks
Jika vektor membentuk larik berdimensi satu, maka matriks adalah larik
berdimensi dua. Karena memiliki dua indeks, yaitu indeks untuk baris dan indeks
untuk kolom. Matriks diberi lambang dengan huruf alfabet besar. Misalnya
diberikan matriks A. Elemen matriks A pada baris i dan kolom j diberi lambang
aij. Indeks pertama i senantiasa menyatakan nomor baris, dan indeks kedua j
menyatakan nomor kolom. Jika matriks A itu terdiri atas m baris dan n kolom,
secara singkat akan ditulis miaA ij ,,2,1),( K== dan nj ,,2,1 K= . Jika
maka . Ditulis secara lengkap:
Raij ∈
nmij Ra ×∈
( )
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=≡
1
31
21
11
m
ij
a
aaa
aAM
2
32
22
12
ma
aaa
M
3
33
23
13
ma
aaa
M
L
K
K
K
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
mn
n
n
n
a
aaa
M
3
2
1
Karena tiap kolom dari matriks membentuk vektor kolom, maka juga
dapat ditulis,
[ 1)( aaA ij =≡ 2a 3a ]na,K , dengan , nj Ra ∈ .,,2,1 nj K=
Cara penulisan penulisan lain adalah berdasarkan baris:
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
Tn
T
T
T
a
a
a
a
aM
3
2
1
11
Superskrip (…)T ditambahkan untuk menunjukkan bahwa lambang yang
bersangkutan membentuk vektor baris. Karena itu, agar masih menghemat
tempat, biasanya ditulis pula:
[ Taa 1= Ta 2 Ta3 ]TTna,K
(Soesianto,2004)
2.3.2 Jenis-jenis matriks
a Matriks nol (Mnol)
Matriks dengan semua elemennya bernilai nol. Matriks nol diberi
lambang 0 .
b Matriks bujur sangkar (MBS)
Matriks bujur sangkar adalah matriks yang mempunyai cacah baris
sama dengan cacah kolom.
c Matriks satuan
Matriks satuan termasuk matriks diagonal, dilambangkan dengan I,
didefinisikan sebagai matriks diagonal dengan semua elemen diagonal
bernilai satu. Matriks satuan juga sering disebut sebagai matriks
identitas
d Matriks jarang
Matriks jarang adalah matriks dengan cacah baris dan cacah kolom
yang relatif besar dengan bagian terbesar dari elemen-elemennya
bernilai nol, dan hanya sebagian kecil saja yang bernilai tak nol.
12
e Matriks permutasi
Matriks ini adalah matriks identitas yang baris-baris atau kolomnya
mengalami pertukaran.
(Soesianto,2004)
2.4 Operasi-operasi atas matriks
2.4.1 Operasi pertambahan
Matriks dan matriks hanya dapat dipertambahkan, jika m =
p dan n = q. Artinya, pertambahan dua matriks A dan matriks B
hanya dapat terlaksana jika cacah baris untuk A dan matriks B serta
cacah kolom A dan matriks B sesuai (compatible). Hasilnya adalah
matriks C dengan sifat, bahwa: c
)(mxnA )( pxqB
ij : = ijij ba + . Operasi ini bersifat
komutatif, artinya A + B = B + A.
2.4.2 Operasi pengurangan
Matriks dan matriks hanya dapat diperkurangkan, jika
m = p dan n = q. Artinya, pengurangan dua matriks A dan matriks B
hanya dapat terlaksana jika cacah baris untuk A dan matriks B serta
cacah kolom A dan matriks B sesuai (compatible). Hasilnya adalah
matriks C dengan sifat, bahwa: c
)(mxnA )( pxqB
ij : = ijij ba − .
13
2.4.3 Operasi perkalian
a Perkalian sebuah nilai real dengan matriks
Jika matriks A dikalikan dengan sebuah nilai real R∈β , maka
baik maupun Aβ βA menghasilkan matriks C yang memiliki
dimensi sama dengan A.
)( ijcC ≡ dengan ijij ac β=:
Artinya, matriks C diperoleh dengan mengalikan tiap elemen dari
matriks A dengan nilai real β .
b Perkalian vektor dengan matriks
Perkalian matriks dengan vektor dapat memberikan
hasil vektor. Hasil kali A
)(mxnA )(nx
x adalah vektor kolom sedangkan xTA adalah
vektor baris.
c Perkalian matriks dengan matriks
Operasi perkalian atas matriks A dan matriks B tersebut diatas
menghasilkan matriks )( ijcC ≡ , dengan ∑=
=n
iijijij bac
1:
Secara implisit telah diisyaratkan dalam rumus ini bahwa
operasi perkalian tersebut hanya terlaksana jika cacah kolom n dari
matriks A sama dengan cacah baris p dari matriks B adalah sama.
Sebagai akibatnya, matriks C memiliki cacah baris m dan cacah kolom
q. Dalam hal itu matriks A dan matriks B dapat dikalikan, karena syarat
kesesuaian (compatibility) terpenuhi.
14
Atas dasar dapatlah dimengerti bahwa pada umumnya operasi
perkalian tidak komutatif. Artinya :
BAAB ≠
2.4.4 Operasi transpos
Jika A adalah sembarang matriks m * n, maka transpos A, dinyatakan
dengan AT, didefinisikan sebagai matrriks n * m yang didapatkan dengan
mempertukarkanbaris dan kolom dari A; yaitu, kolom pertama dari AT
adalah baris pertama dari A, kolom kedua dari AT adalah baris kedua dari
A, dan seterusnya.
2.4.5 Operasi invers
Operasi invers mengganti peran operasi pembagian. Matriks A
disebut invers matriks B, atau matriks B disebut matriks invers matriks A
jika dan hanya jika
IBAAB ==
Atas dasar itu digunakan notasi: A = B-1 atau B = A-1.
Dapat juga dikatakan bahwa:
IAAAA == −− 11
IBBBB == −− 11
Dari kenyataan ini dapat disimpulkan, bahwa matriks satuan I
berperan mirip angka real 1 dan A-1 dapat dibayangkan mengambil peran
yang mirip dengan dengan 1/A. itulah sebabnya dalam matriks tidak
dikenal operasi pembagian.
15
Sifat komutatif pada operasi invers harus ditegaskan disini, bahwa
operasi invers hanya terdapat pada matriks bujur sangkar (MBS). Artinya
matriks persegi panjang (MPP) tidak memiliki invers. Sebaliknya,
pastilah bahwa tidak semua matriks bujur sangkar memiliki invers.
Contoh sederhana adalah matriks bujur sangkar dengan semua elemen
nilai nol. Matriks bujur sangkar seperti itu disebut matriks singular.
Lawannya (yaitu yang memiliki invers) disebut matriks tak singular.
(Soesianto,2004)
2.4.6 Operasi penukaran baris dan kolom
Operasi penukaran baris atau kolom merupakan operasi yang
mendasar dari matriks. Operasi penukaran baris atau kolom biasanya
ditujukan untuk sistem persamaan linear guna menghindari operasi yang
buntu ditengah jalan meskipun sistem persamaan linear tersebut
mempunyai penyelesaian.
Syarat yang harus dipenuhi jika menggunakan operasi penukaran
baris yaitu penukaran baris tersebut dengan langkah yang belum
tersentuh dalam operasi perhitungan.
16
2.5 Partisi matriks
Matriks dapat ditulis dalam bentuk terpartisi (tersekat). Tiap bagian
matriks disebut submatriks. Tiap submatriks memiliki cacah baris dan kolom
yang lebih kecil. Dibawah ini diberikan sebuah contoh:
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
02024
A =
01
252
−2
3520
−17
31
2
−−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
01200
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
020
24
L
01
2
52
−
L
23
5
20
−
L
M
M
M
L
M
M
17
3
12
−
−L
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
012
00
L
sebelum terpartisi sesudah terpartisi
Sekarang matriks terpartisi A itu dapat ditulis memiliki empat elemen
berupa submatriks,
⎢⎣
⎡=
21
11
AA
A ⎥⎦
⎤
22
12
AA
dengan
⎢⎣
⎡=
24
11A 52
⎥⎦
⎤20
⎢⎣
⎡−
=1
212A ⎥
⎦
⎤00
⎢⎢⎢
⎣
⎡=
020
21A 0
12−
⎥⎥⎥
⎦
⎤−2
35
⎢⎢⎢
⎣
⎡−=
17
3
22A⎥⎥⎥
⎦
⎤
612
Vektor pun dapat dipartisi atas subvektor-subvektor yang lebih kecil
cacah elemennya. Operasi aljabar matriks dapat juga dilaksanakan pada
matriks-matriks dan vektor-vektor terpartisi, dengan catatan, bahwa operasi
aljabar atas submatriks-submatriks dan subvektor-subvektor yang terlibat
17
didalamnya juga dapat dilaksanakan. Kesesuaian (compatibility) harus tetap
terpenuhi.
Berikut contoh perkalian matriks dalam bentuk terpartisi: misalkan
matriks U dan V terpartisi menurut , dan
Dalam bentuk terpartisi, nyatakan matriks W, hasil perkalian U dan V,
sebagai .
⎢⎣
⎡=
CA
U ⎥⎦
⎤DB
⎢⎣
⎡=
GE
V ⎥⎦
⎤HF
⎢⎣
⎡=
RP
W ⎥⎦
⎤SQ
Menurut aturan operasi perkalian atas matriks,
P = AE + BG
Q = AF + BH
R = CE + DG
S = CF+ DH
Oleh karena itu agar operasi ini dapat dilakukan, haruslah perkalian
A dengan E, B dengan G
A dengan F, B dengan H
C dengan E, D dengan G
C dengan F, D dengan H
Memenuhi syarat yang ditentukan oleh operasi perkalian atas matriks juga.
(Soesianto,2004)
18
2.6 penyelesaian sistem persamaan linear dengan cara partisi menurut
Marshall C. Pease
Dalam Journal of the ACM jilid 14 nomor 4 (oktober 1967).
Marshall C. Pease menamplikan relasi matriks dan vektor terpartisi sebagai
berikut:
⎢⎣
⎡Tv
A
⎢⎢⎣
⎡=⎥
⎦
⎤α
−−
T
Au
0
11
[ 11
100 −
−
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−λ−⎥
⎦
⎤Av
A T ]1−
Disini A sebuah matriks bujur sangkar, u adalah vektor-kolom, vT adalah
vektor-baris, dan 0, 0T, serta 0 masing-masing adalah vektor-kolom nol,
vektor-baris nol, dan nilai real nol. Ukuran (dimensi) dari matriks dan vektor
harus sesuai (selaras) satu sama lain. Besaran α dan λ adalah besaran real.
Agar hasilnya matriks identitas, haruslah λα
/11
=− − uAvT
atau bahwa
)/(1)/(1 11 uAvuAv TT −− −=+−= ααλ
Maka syaratagar operasi invers dapat dijalankan adalah bahwa α≠− uAvT 1 .
Dengan kenyataan itu, Pease dalam artikel itu mengusulkan relasi itu
sebagai basis untuk menerapkan invers dari matriks bujur sangkar pada
sembarang dimensi, dengan metode yang disebutnya sebagai “bordering
method”.
Metode bordering menyelesaikan invers matriks secara bertahap.
Dengan mengetahui invers matriks 1x1, maka dapat ditetapkan invers
matriks 2x2. Dengan mengetahui invers matriks 2x2, maka dapat ditetapkan
19
invers 3x3, demikian selanjutnya sampai selesai. Matriks akan dapat
ditetapkan jika matriks yang diselesaikan adalah matriks tak singular.
Resep Pease tersebut di atas tidak langsung dapat diterapkan pada
matriks jarang, karena matriks jarang pada umumnya memiliki invers yang
berupa matriks padat (dan itu tidak efesien dari segi memori). Namun resep
itu dapat digunakan untuk menetapkan solusi atas sistem persamaan linear
bxA = , sekalipun A adalah matriks jarang, dengan menerapkan metode
updating di bawah ini.
⎢⎣
⎡≡
Tbaru vA
x1−
⎥⎦
⎤
αu
⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡=⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡ −
00
0
1
T
Abβ
[ ] ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡ −−
βλ
βb
AvAb T 1
11
1
= )(10
111
βλ −⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡ −−−
bAvuAbA T
= )(10
1
βλ −⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡ −
lamaTlama xv
uAx
Dalam rumusan ini uA 1− adalah sebuah vector-kolom. Dengan cara
ini tidak ada problem memori sama sekali. Penataan kembali pernyataan di
atas menghasilkan:
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡≡
−
− 10
1
1
uAuAv
xvxx T
lamaT
lamabaru α
β
Sekarang dapat disarankan cara elegan untuk mengatasi komplikasi yang
timbul pada sembarang langkah( misalnya dengan cara penukaran baris atau
kolom) karena α=− uAvT 1 . Dengan cara ini dihindari dua hal:
20
(a). penataan elemen-elemen dari vector x sebagai akibat dari operasi
penukaran kolom, dan
(b). tidak perlu menghitung kembali uA 1− karena hanya Tv dan u saja
yang berubah.
Jika operasi penukaran baris ini ternyata tidak dapat dijalankan, barulah
ditempuh operasi penukaran kolom. Dalam hal penukaran kolom ini
penghitungan kembali uA 1− perlu kiat tersendiri.
(Soesianto,2004)
2.7 Contoh penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode updating
2.7.1. Penyelesaian sistem persamaan linear pada matriks 5x5
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
5555554444543335432254321
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
5
4
3
2
1
xxxxx
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
7561494035
Penyelesaian:
Matriks A berordo 5x5 maka akan terdapat 5 langkah untuk menyelesaikan
persamaan linear.
• Langkah 1
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
5555554444543335432254321
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
5
4
3
2
1
xxxxx
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
7561494035
21
A = 1 A-1 = 1111==
A β = 35
x = A-1 β
x = 1.35 = 35
• Langkah 2
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
5555554444543335432254321
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
5
4
3
2
1
xxxxx
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
7561494035
A = 1 v = 2 u = 2 2=α β = 40
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
−
− 10
1
1
uAuAv
xvxx lamalama
αβ
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡−−
−−⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡=⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡−−
−−⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡=
1530
035
12
230
035
12.1
2.1.2235.240
035
x
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
155
x
[ ]11
1000 1
1
1
11 −⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡= −
−
−
−−
lamalama
lama
lama AvuA
uAvA
Aα
[ ] ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−
−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡=⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡−
−−
+⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=−⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡−−
+⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=−
5,0112
0001
1224
21
0001
11.21
2.12.1.22
100011A
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−
−=−
5,01111A
22
• Langkah 3
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
5555554444543335432254321
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
5
4
3
2
1
xxxxx
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
7561494035
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
2221
A [ 33=v ] ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
33
u
3=α β = 49
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
−
− 10
1
1
uAuAv
xvxx lamalama
αβ
[ ]
[ ] [ ] ⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−−
−⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−
−
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−
−−
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−
−⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=
333,7110
0155
15,1
0
5,111
0155
133
5,0111
335,01
11333
155
3349
0155
x
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=
333,745
x
[ ]11
1000 1
1
1
11 −⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡= −
−
−
−−
lamalama
lama
lama AvuA
uAvA
Aα
[ ] ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡−
−
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−
−
−+
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡−
−=− 1
5,0111
331
33
5,0111
5,11
00005,01011
1A
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−+
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡−
−=
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−+
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡−
−=−
667,01015,10000
00005,01011
15,105,125,20
000
5,11
00005,01011
1A
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−=−
667,010121011
1A
23
• Langkah 4
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
5555554444543335432254321
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
5
4
3
2
1
xxxxx
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
7561494035
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=
333322321
A [ ]444=v ⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=
444
u
4=α 61=β
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
−
− 10
1
1
uAuAv
xvxx lamalama
αβ
[ ]
[ ] ⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡−
−
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−−
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡−
−
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
1444
667,010121011
444
667,010121011
4444
333,745
44461
0333,745
x
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−−
−
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
1333,100
333,1333,4
0333,745
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
25,3333,400
0333,745
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
25,3345
x
[ ]11
1000 1
1
1
11 −⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡= −
−
−
−−
lamalama
lama
lama AvuA
uAvA
Aα
24
[ ]⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡−
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−
⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−
−+
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−
=− 1667,010
121011
444
1444
667,010121011
333,11
00000667,010
01210011
1A
[ ]1333,100
1333,100
333,11
00000667,010
01210011
1 −
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−+
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−
=−A
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
+
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−
=
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−−
+
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−
=−
75,01001333,10000000000
00000667,010
01210011
1333,100333,1778,10000000000
333,11
00000667,010
01210011
1A
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−−
=−
75,0100121001210011
1A
• Langkah 5
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
5555554444543335432254321
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
5
4
3
2
1
xxxxx
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
7561494035
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
4444433343224321
A
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
5555
u [ ]5555=v
5=α 75=β
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
−
− 10
1
1
uAuAv
xvxx lamalama
αβ
25
[ ]
[ ] ⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−−
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−−
−
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
15555
75,0100121001210011
5555
75,0100121001210011
55555
25,3345
555575
025,3345
x
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
12345
125,1000
025,3345
125,1000
25,125,1
025,3345
[ ]11
1000 1
1
1
11 −⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡= −
−
−
−−
lamalama
lama
lama AvuA
uAvA
Aα
[ ]
⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−−
−+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−−
=−
75,0100121001210011
5555
15555
75,0100121001210011
25,11
00000075,0100
012100012100011
1A
[ ]125,1000
125,1000
25,11
00000075,0100
012100012100011
1 −
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−−
=−A
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−−
=−
125,100025,15625,1000
000000000000000
25,11
00000075,0100
012100012100011
1A
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−−
=−
8,01000125,1000000000000000000
00000075,0100
012100012100011
1A
26
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−−
−
=−
8,0100012100012100012100011
1A
2.7.2. Penyelesaian sistem persamaan linear jarang pada matriks 10x10
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
12819516266321514416816141
0016000000015000090000018000000000000100003000000080000000000500
1200000600000024000000000000042000020000001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
xxxxxxxxxx
• Langkah 1
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
12819516266321514416816141
0016000000015000090000018000000000000100003000000080000000000500
1200000600000024000000000000042000020000001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
xxxxxxxxxx
A = 1 141=β
11111 ===−
AA
141141.11
=== −
xAx β
27
• Langkah 2
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
12819516266321514416816141
0016000000015000090000018000000000000100003000000080000000000500
1200000600000024000000000000042000020000001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
xxxxxxxxxx
A = 1 v = 0 u = 0 2=α 16=β
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
−
− 10
1
1
uAuAv
xvxx lamalama
αβ
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−−
−−⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡=
10.1
0.1.02141.016
0141
x ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
80
0141
10
216
0141
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
8141
x
[ ]11
1000 1
1
1
11 −⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡= −
−
−
−−
lamalama
lama
lama AvuA
uAvA
Aα
[ ] ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡=⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡=−⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡−
+⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=−
5,0000
0001
1000
21
0001
11.010.1
21
00011A
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=−
5,00011A
28
• Langkah 3
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
12819516266321514416816141
0016000000015000090000018000000000000100003000000080000000000500
1200000600000024000000000000042000020000001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
xxxxxxxxxx
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
2001
A [ ]00=v ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
40
u 0=α 168=β
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
−
− 10
1
1
uAuAv
xvxx lamalama
αβ
[ ]
[ ] ⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−
−⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=
100
5,0001
00
5,0001
000
8141
00168
08
141x
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=
100
0168
08
141x
Pada langkah ini berhenti karena terjadi pembagian nol.
29
2.7.3. Penyelesaian sistem persamaan linear jarang dengan operasi
penukaran baris pada matriks 10x10
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
12819516266321514416816141
0016000000015000090000018000000000000100003000000080000000000500
1200000600000024000000000000042000020000001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
xxxxxxxxxx
Penyelesaian:
Matriks berordo 10x10 maka terdapat 10 langkah dalam penyelesaiannya.
Langkah k digunakan untuk langkah dalam partisi dan langkah i digunakan
sebagai penyelesaian jika terjadi pembagian nol.
Langkah k=1
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
12819516266321514416816141
0016000000015000090000018000000000000100003000000080000000000500
1200000600000024000000000000042000020000001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
xxxxxxxxxx
0)1,1( ≠a , pada langkah ini tidak mengalami penukaran baris.
A = 1 141=β
11111 ===−
AA
30
141141.11
=== −
xAx β
Langkah k = 2
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
12819516266321514416816141
0016000000015000090000018000000000000100003000000080000000000500
1200000600000024000000000000042000020000001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
xxxxxxxxxx
?1uvA−=α
1)1,1( == aA 0)1,2( == av 0)2,1( == au 2)2,2( == aα
16)2( == bβ
00.1.01 ==− uAv
uvA 1−≠α , tidak mengalami penukaran baris
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
−
− 10
1
1
uAuAv
xvxx lamalama
αβ
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−−
−−⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡=
10.1
0.1.02141.016
0141
x ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
80
0141
10
216
0141
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
8141
x
[ ]11
1000 1
1
1
11 −⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡= −
−
−
−−
lamalama
lama
lama AvuA
uAvA
Aα
31
[ ] ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡=⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡=−⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡−
+⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=−
5,0000
0001
1000
21
0001
11.010.1
21
00011A
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=−
5,00011A
Langkah k = 3
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
12819516266321514416816141
0016000000015000090000018000000000000100003000000080000000000500
1200000600000024000000000000042000020000001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
xxxxxxxxxx
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡==
2001
)2:1,2:1(aA [ ]00)2:1,3( == av ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡==
40
)3,2:1(au
0)3,3( == aα 168)3( == bβ
[ ] 040
5,0001
001 =⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=− uAv
uAv 1−=α , mengalami penukaran baris
• Langkah i = k+1
i = 4 [ ]00)2:1,( == iav 0)3,( == iaα 168)( == ibβ
[ ] 040
5,0001
001 =⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=− uAv
uAv 1−=α , lanjutkan langkah i
32
• Langkah i = k+2
i = 5 [ ]00)2:1,( == iav 5)3,( == iaα
168)( == ibβ
[ ] 040
5,0001
001 =⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=− uAv
uAv 1−≠α , lakukan penyelesaian persamaan linear
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
−
− 10
1
1
uAuAv
xvxx lamalama
αβ
[ ]
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−
−⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=
360
08
141
120
515
08
141
140
5,0001
058
1410015
08
141x
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=
32
141x
[ ]11
1000 1
1
1
11 −⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡= −
−
−
−−
lamalama
lama
lama AvuA
uAvA
Aα
[ ] ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡+
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=− 1
5,0001
001
40
5,0001
51
00005,00001
1A
[ ]⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡−+
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=−
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
−+
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=−
100200000
51
00005,00
001100
120
51
00005,00
0011A
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡−=−
2,0004,05,00
0011A
Karena adanya penukaran baris maka baris ke – k ditukar dengan baris ke – i. jadi
baris ke – 3 ditukar dengan baris ke – 5. dan dengan adanya penukaran baris maka
timbul matriks permutasi.
33
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
1000000000010000000000100000000001000000000010000000000001000000001000000001000000000000100000000001
12819516266321681441516141
00160000000150000900000180000000000001000030000000800000024000000
120000060000000000500000000042000020000001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
ijp
xxxxxxxxxx
Langkah k = 4
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
12819516266321681441516141
00160000000150000900000180000000000001000030000000800000024000000
120000060000000000500000000042000020000001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
xxxxxxxxxx
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=−−=
500420001
)1:1,1:1( kkaA ⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=−=
000
),1:1( kkau
[ ]000)1:1,( =−= kkav 6),( == kkaα 144)( == kbβ
[ ] 0000
2,0004,05,00
0010001 =
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡−=− uAv
uvA 1−≠α , tidak mengalami penukaran baris
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
−
− 10
1
1
uAuAv
xvxx lamalama
αβ
34
[ ]
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡−
−
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡−
−
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
24000
032
141
1000
6144
032
141
1000
2,0004,05,00
001
0632
141000144
032
141
x
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
2432
141
x
[ ]11
1000 1
1
1
11 −⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡= −
−
−
−−
lamalama
lama
lama AvuA
uAvA
Aα
[ ]⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡−
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡−
⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡−
+
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
=− 12,0004,05,00
001000
1000
2,0004,05,00
001
61
000002,000
04,05,000001
1A
[ ]⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
+
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
=−
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
+
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
=−
1000000000000000
61
000002,00004,05,000001
1000
1000
61
000002,00004,05,000001
1A
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
=−
1667,000002,00004,05,000001
1A
Langkah k = 5
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
12819516266321681441516141
00160000000150000900000180000000000001000030000000800000024000000
120000060000000000500000000042000020000001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
xxxxxxxxxx
35
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−−=
6000050004200001
)1:1,1:1( kkaA
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−=
0000
),1:1( kkau
[ ]0000)1:1,( =−= kkav 0),( == kkaα
168)( == kbβ
[ ] 0
0000
1667,000002,00004,05,000001
00001 =
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
=− uAv
uAv 1−=α , mengalami penukaran baris
• Langkah i = k+1
i = 6 [ ]8000)1:1,( =−= kiav 0),( == kiaα
32)( == ibβ
[ ] 0
0000
1667,000002,00004,05,000001
80001 =
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
=− uAv
uAv 1−=α , lanjutkan langkah i
• Langkah i = k+2
i = 7 [ ]0030)1:1,( =−= kiav 0),( == kiaα
66)( == ibβ
[ ] 0
0000
1667,000002,00004,05,000001
00301 =
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
=− uAv
uAv 1−=α , lanjutkan langkah i
36
• Langkah i = k+3
i = 8 [ ]0000)1:1,( =−= kiav 0),( == kiaα
162)( == ibβ
[ ] 0
0000
1667,000002,00004,05,000001
00001 =
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
=− uAv
uAv 1−=α , lanjutkan langkah i
• Langkah i = k+4
i = 9 [ ]0000)1:1,( =−= kiav 9),( == kiaα
195)( == ibβ
[ ] 0
0000
1667,000002,00004,05,000001
00001 =
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
=− uAv
uAv 1−≠α , lakukan penyelesaian persamaan linear
[ ] [ ]0000
1667,000002,00004,05,000001
00001 =
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
=−Av
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
=−
0000
0000
1667,000002,00004,05,000001
1uA
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
−
− 10
1
1
uAuAv
xvxx lamalama
αβ
37
[ ]
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
667,210000
02432
141
10000
090195
02432
141
10000
092432
141
0000195
02432
141
x
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
667,212432
141
x
[ ]11
1000 1
1
1
11 −⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡= −
−
−
−−
lamalama
lama
lama AvuA
uAvA
Aα
[ ]
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
=−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
=−
1000000000000000000000000
91
0000001667,0000002,000004,05,0000001
10000
10000
091
0000001667,0000002,000004,05,0000001
1A
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
=−
111,0000001667,0000002,000004,05,0000001
111,0000000000000000000000000
0000001667,0000002,000004,05,0000001
1A
Karena adanya penukaran baris maka baris ke – k ditukar dengan baris ke – i. jadi
baris ke – 5 ditukar dengan baris ke – 9. dan dengan adanya penukaran baris maka
timbul matriks permutasi.
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
1000000000000000010000100000000001000000000010000001000000000000001000000001000000000000100000000001
12816816266321951441516141
001600000000002400000001800000000000010000300000008000
15000090000120000060000000000500000000042000020000001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
ijp
xxxxxxxxxx
38
Langkah k = 6
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
12816816266321951441516141
00160000000000240000000180000000000001000030000000800015000090000120000060000000000500000000042000020000001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
xxxxxxxxxx
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−−=
9000006000005000042000001
)1:1,1:1( kkaA
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−=
00000
),1:1( kkau
[ ]08000)1:1,( =−= kkav 0),( == kkaα 32)( == kbβ
[ ] 0
00000
111,0000001667,0000002,000004,05,00
00001
080001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
=− uAv
uAv 1−=α , mengalami penukaran baris
• Langkah i = k+1
i = 7 [ ]00030)1:1,( =−= kiav 10),( == kiaα
66)( == ibβ
[ ] 0
00000
111,0000001667,0000002,000004,05,0000001
000301 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
=− uAv
39
uAv 1−≠α , lakukan penyelesaian persamaan linear
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
=−
00000
00000
111,0000001667,0000002,000004,05,0000001
1uA
[ ] [ 002,15,10
111,0000001667,0000002,000004,05,0000001
000301 −=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
=−vA ]
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
−
− 10
1
1
uAuAv
xvxx lamalama
αβ
[ ]
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
100000
10666
0667,21
2432
141
100000
010667,21
2432
141
0003066
0667,21
2432
141
x
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
6667,21
2432
141
600000
0667,21
2432
141
100000
1060
0667,21
2432
141
x
[ ]11
1000 1
1
1
11 −⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡= −
−
−
−−
lamalama
lama
lama AvuA
uAvA
Aα
[ ]1002,15,10
100000
0101
0000000111,00000001667,00000002,0000004,05,00000001
1 −−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
=−A
40
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
=−
1002,15,10000000000000000000000000000000
101
0000000111,00000001667,00000002,0000004,05,00
000001
1A
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
=−
1,00012,015,00000000000000000000000000000000
0000000111,00000001667,00000002,0000004,05,00000001
1A
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
=−
1,00012,015,000111,00000001667,00000002,0000004,05,00000001
1A
Karena adanya penukaran baris maka baris ke – k ditukar dengan baris ke – i. jadi
baris ke – 6 ditukar dengan baris ke – 7. dan dengan adanya penukaran baris maka
timbul matriks permutasi.
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
1000000000000000010000100000000000100000000100000001000000000000001000000001000000000000100000000001
12816816232661951441516141
00160000000000240000000180000000000000080000000010003015000090000120000060000000000500000000042000020000001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
ijp
xxxxxxxxxx
41
Langkah k = 7
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
12816816232661951441516141
00160000000000240000000180000000000000080000000010003015000090000120000060000000000500000000042000020000001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
xxxxxxxxxx
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−−=
1000030090000006000000500000420000001
)1:1,1:1( kkaA
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−=
00000
20
),1:1( kkau
[ ]008000)1:1,( =−= kkav 0),( == kkaα 32)( == kbβ
[ ] 0
00000
20
1,00012,015,000111,00000001667,00000002,0000004,05,00000001
0080001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
=− uAv
uAv 1−=α , mengalami penukaran baris
• Langkah i = k+1
i = 8 [ ]000000)1:1,( =−= kiav
0),( == kiaα 162)( == ibβ
[ ] 0
00000
20
1,00012,015,000111,00000001667,00000002,000
0004,05,00000001
0000001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
=− uAv
uAv 1−=α , lanjutkan langkah i
42
• Langkah i = k + 2
i = 9 [ ]000000)1:1,( =−= kiav
24),( == kiaα 168)( == ibβ
[ ] 0
00000
20
1,00012,015,000111,00000001667,00000002,0000004,05,00000001
0000001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
=− uAv
uAv 1−≠α , lakukan penyelesaian persamaan linear
[ ] [ ]000000
1,00012,015,000111,00000001667,00000002,0000004,05,00000001
0000001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
=−Av
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
=−
00000
20
00000
20
1,00012,015,000111,00000001667,00000002,0000004,05,00000001
1 uA
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
−
− 10
1
1
uAuAv
xvxx lamalama
αβ
[ ]
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
100000
20
0240168
06
667,212432
141
100000
20
0246667,21
2432
141
000000168
06
667,212432
141
x
43
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
76
667,2124321
700000
140
06
667,212432
141
100000
20
0240168
06
667,212432
141
x
[ ]11
1000 1
1
1
11 −⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡= −
−
−
−−
lamalama
lama
lama AvuA
uAvA
Aα
[ ]1000000
100000
20
0241
000000001,00012,015,00
00111,000000001667,000000002,00000004,05,000000001
1 −
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
=−A
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡ −
+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
=−
100000000000000000000000000000000000000000
20000000
241
000000001,00012,015,0000111,000000001667,000000002,000
00004,05,000000001
1A
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=−
0417,000000001,00012,015,0000111,000000001667,000000002,000
00004,05,00833,0000001
1A
Karena adanya penukaran baris maka baris ke – k ditukar dengan baris ke – i. jadi
baris ke – 7 ditukar dengan baris ke – 9. dan dengan adanya penukaran baris maka
timbul matriks permutasi.
44
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎢⎥⎢⎥⎢
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
1000000000000010000000100000000000000100000100000001000000000000001000000001000000000000100000000001
12832162168661951441516141
00160000000000000800001800000000000240000000000010003015000090000120000060000000000500000000042000020000001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
ijp
xxxxxxxxxx
Langkah k = 8
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
12832162168661951441516141
001600000000000008000
01800000000000240000000000010003015000090000120000060000000000500000000042000020000001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
xxxxxxxxxx
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−−=
2400000001000030009000000060000000500000042020000001
)1:1,1:1( kkaA
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−=
0000000
),1:1( kkau
[ ]0000000)1:1,( =−= kkav 0),( == kkaα
162)( == kbβ
45
[ ] 0
0000000
0417,000000001,00012,015,00
00111,000000001667,000000002,00000004,05,00833,0000001
00000001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=− uAv
uAv 1−=α , mengalami penukaran baris
• Langkah i = k+1
i = 9 [ ]0008000)1:1,( =−= kiav
0),( == kiaα 32)( == ibβ
[ ] 0
0000000
0417,000000001,00012,015,0000111,000000001667,000000002,000
00004,05,00833,0000001
00080001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=− uAv
uAv 1−=α , lanjutkan langkah i
• Langkah i = k + 2
i = 9 [ ]0000000)1:1,( =−= kiav
16),( == kiaα 128)( == ibβ
[ ] 0
0000000
0417,000000001,00012,015,0000111,000000001667,000000002,00000004,05,00833,0000001
00000001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=− uAv
uAv 1−≠α , lakukan penyelesaian persamaan linear
46
[ ] [ ]0000000
0417,000000001,00012,015,0000111,000000001667,000000002,00000004,05,00833,0000001
00000001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=−Av
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=−
0000000
0000000
0417,000000001,00012,015,00
00111,000000001667,000000002,00000004,05,00833,0000001
1 uA
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
−
− 10
1
1
uAuAv
xvxx lamalama
αβ
[ ]
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
10000000
160128
076
667,2124321
10000000
01676
667,2124321
0000000128
076
667,2124321
x
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
876
667,2124321
80000000
076
667,2124321
x
47
[ ]11
1000 1
1
1
11 −⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡= −
−
−
−−
lamalama
lama
lama AvuA
uAvA
Aα
[ ]10000000
10000000
0161
0000000000417,0000000001,00012,015,00000111,0000000001667,0000000002,000000004,05,000833,0000001
1 −
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=−A
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=−
0625,0000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000
0000000000417,0000000001,00012,015,00000111,0000000001667,0000000002,000000004,05,000833,0000001
1A
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=−
0625,0000000000417,0000000001,00012,015,00000111,0000000001667,0000000002,000000004,05,000833,0000001
1A
Karena adanya penukaran baris maka baris ke – k ditukar dengan baris ke – i. jadi
baris ke – 8 ditukar dengan baris ke – 10. dan dengan adanya penukaran baris
maka timbul matriks permutasi.
48
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎢⎥⎢⎥⎢ x
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
0010000000000010000010000000000000000100000100000001000000000000001000000001000000000000100000000001
16232128168661951441516141
01800000000000000800000160000000000240000000000010003015000090000120000060000000000500000000042000020000001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
ijp
xxxxxxxx
x
Langkah k = 9
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
16232128168661951441516141
01800000000000000800000160000000000240000000000010003015000090000120000060000000000500000000042000020000001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
xxxxxxxxxx
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−−=
16000000002400000000100003000090000000060000000050000000420020000001
)1:1,1:1( kkaA
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−=
00000000
),1:1( kkau
[ ]00088000)1:1,( =−= kkav 0),( == kkaα
32)( == kbβ
49
[ ] 0
00000000
0625,0000000000417,0000000001,00012,015,00000111,0000000001667,0000000002,000000004,05,000833,0000001
000000001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=− uAv
uAv 1−=α , mengalami penukaran baris
• Langkah i = k+1
i = 10 [ ]00000000)1:1,( =−= kiav
18),( == kiaα 162)( == ibβ
[ ] 0
00000000
0625,0000000000417,0000000001,00012,015,00000111,0000000001667,0000000002,000000004,05,000833,0000001
000000001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=− uAv
uAv 1−≠α , lakukan penyelesaian persamaan linear
[ ] [ ]00000000
0625,0000000000417,0000000001,00012,015,00000111,0000000001667,0000000002,000000004,05,000833,0000001
000000001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=− uAv
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=−
00000000
00000000
0625,0000000000417,0000000001,00012,015,00000111,0000000001667,0000000002,000000004,05,00
0833,0000001
1uAv
50
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
−
− 10
1
1
uAuAv
xvxx lamalama
αβ
[ ]
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
100000000
180162
0876
667,2124321
100000000
018876
667,2124321
00000000162
0876
667,2124321
x
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
9876
667,2124321
900000000
0876
667,2124321
x
[ ]11
1000 1
1
1
11 −⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡= −
−
−
−−
lamalama
lama
lama AvuA
uAvA
Aα
00000000000625,00000000000417,00000000001,00012,015,000000111,00000000001667,00000000002,0000000004,05,0000833,0000001
1 +
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=−A [ ]100000000
100000000
0181
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
51
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=−
100000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000
0181
00000000000625,00000000000417,00000000001,00012,015,00
0000111,00000000001667,0000
0000002,0000000004,05,0000833,0000001
1A
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=−
0556,00000000000625,00000000000417,00000000001,00012,015,000000111,00000000001667,00000000002,0000000004,05,0000833,0000001
1A
Karena adanya penukaran baris maka baris ke – k ditukar dengan baris ke – i. jadi
baris ke – 9 ditukar dengan baris ke – 10. dan dengan adanya penukaran baris
maka timbul matriks permutasi.
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
0000000000000100000000001000000000100001
32162128168661951441516141
000000800001800000000001600000000002400000000000100030
15000090000120000060000000000500000000042000020000001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
ijp
xxxxxxxxxx
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
000010001000100000000000000100010000000000000001000000000000
52
Langkah k = 10
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
32162128168661951441516141
000000800001800000000001600000000002400000000000100030
15000090000120000060000000000500000000042000020000001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
xxxxxxxxxx
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−−=
18000000000160000000002400000000001000300000900000000060000000005000000004200020000001
)1:1,1:1( kkaA
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−=
0000
1512
000
),1:1( kkau
[ ]000088000)1:1,( =−= kkav 0),( == kkaα
32)( == kbβ
53
[ ] 16
00001512000
0556,00000000000625,00000000000417,00000000001,00012,015,000000111,00000000001667,00000000002,000
0000004,05,0000833,0000001
0000080001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=− uAv
uAv 1−≠α , lakukan penyelesaian persamaan linear
[ ] [ 00000333,1000
0556,00000000000625,00000000000417,00000000001,00012,015,00
0000111,00000000001667,00000000002,0000000004,05,0000833,0000001
0000080001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=−Av
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=−
0000
667,12000
00001512000
0556,00000000000625,00000000000417,00000000001,00012,015,000000111,00000000001667,00000000002,000
0000004,05,0000833,0000001
1uA
]
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
−
− 10
1
1
uAuAv
xvxx lamalama
αβ
54
[ ]
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
10000
667,12000
1619232
09876
667,2124321
10000
667,12000
1609876
667,2124321
00000800032
09876
667,2124321
x
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
10987654321
100000
667,1620000
09876
667,2124321
10000
667,12000
16160
09876
667,2124321
x
[ ]11
1000 1
1
1
11 −⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡= −
−
−
−−
lamalama
lama
lama AvuA
uAvA
Aα
[ ]100000333,1000
10000667,1
2000
161
000000000000556,000000000000625,000000000000417,000000000001,00012,015,0000000111,000000000001667,000000000002,00000000004,05,00000833,0000001
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
−+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=
100000333,10000000000000000000000000000000000000000000
667,100000222,2000200000666,2000
000000000000000000000000000000
161
000000000000556,000000000000625,000000000000417,0000000
00001,00012,015,0000000111,000000000001667,000000000002,00000000004,05,00000833,0000001
55
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=
0625,0000000833,00000000000000000000000000000000000000000000
1042,0000001389,0000125,0000001667,0000000000000000000000000000000000
000000000000556,000000000000625,000000000000417,0000000
00001,00012,015,0000000111,000000000001667,0000
00000002,00000000004,05,00000833,0000001
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
−−
=−
0625,0000000833,000000556,000000000000625,000000000000417,000000000001,00012,015,00
1042,00000111,01389,0000125,000000000000000002,00000000004,05,00000833,0000001
1A
bxA =
Karena mengalami penukaran baris maka persamaan linear menjadi
bpxAp ijij =
bpApx ijij1)( −=
Sedangkan invers dari adalah )( Apij
)()()( 1111jiijij pApAAp −−−− ==
jipA 1−=
Maka persamaan linear yang mengalami penukaran baris menjadi
bpApx ijij1)( −=
56
Hasil nilai vector x tidak mengalami penukaran baris untuk mencapai hasil yang
sebenarnya. Tetapi untuk mengetahui nilai invers matriks A perlu mengalikan
matriks permutasi yang dihasilkan.
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
−−
=−
0625,0000000833,000000556,000000000000625,000000000000417,000000000001,00012,015,001042,00000111,01389,0000125,000000000000000002,00000000004,05,00000833,0000001
1ijpA
ijji ppAA )( 11 −− =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
−−
=−
0000100000001000000010000000000000000100000100000001000000000000001000000001000000000000100000000001
0625,0000000833,000000556,000000000000625,000000000000417,000000000001,00012,015,001042,00000111,01389,0000125,0000000000
00000002,00000000004,05,00000833,0000001
1A
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
−−
=−
00000625,000833,0000000556,000000000625,000000000000000000417,0000001,0012,00015,0001111,0001042,001389,00000000125,000000000002,00000000004,0005,000000000833,001
1A
57
2.7.4. Penyelesaian sistem persamaan linear jarang dengan operasi
penukaran kolom pada matriks 10x10
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
12819516266321514416816141
0016000000015000090000018000000000000100003000000080000000000500
1200000600000024000000000000042000020000001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
xxxxxxxxxx
Penyelesaian:
Matriks berordo 10x10 maka terdapat 10 langkah dalam penyelesaiannya.
Langkah k digunakan untuk langkah dalam partisi dan langkah i digunakan
sebagai penyelesaian jika terjadi pembagian nol.
Langkah k=1
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
12819516266321514416816141
0016000000015000090000018000000000000100003000000080000000000500
1200000600000024000000000000042000020000001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
xxxxxxxxxx
0)1,1( ≠a , pada langkah ini tidak mengalami penukaran baris.
A = 1 141=β
11111 ===−
AA
58
141141.11
=== −
xAx β
Langkah k = 2
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
12819516266321514416816141
0016000000015000090000018000000000000100003000000080000000000500
1200000600000024000000000000042000020000001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
xxxxxxxxxx
?1uvA−=α
1)1:1,1:1( =−−= kkaA 0)1:1,( =−= kkav 0),1:1( =−= kkau
2),( == kkaα 16)( == kbβ
00.1.01 ==− uAv
uvA 1−≠α , tidak mengalami penukaran baris
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
−
− 10
1
1
uAuAv
xvxx lamalama
αβ
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−−
−−⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡=
10.1
0.1.02141.016
0141
x ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
80
0141
10
216
0141
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
8141
x
[ ]11
1000 1
1
1
11 −⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡= −
−
−
−−
lamalama
lama
lama AvuA
uAvA
Aα
59
[ ] ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡=⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡=−⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡−
+⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=−
5,0000
0001
1000
21
0001
11.010.1
21
00011A
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=−
5,00011A
Langkah k = 3
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
12819516266321514416816141
00160000000150000900000180000000000001000030000000800000000005001200000600000024000000000000042000020000001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
xxxxxxxxxx
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=−−=
2001
)1:1,1:1( kkaA ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=−=
40
),1:1( kkau
[ ]00)1:1,( =−= kkav 0),( == kkaα 168)( == kbβ
[ ] 040
5,0001
001 =⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=− uAv
uAv 1−=α , mengalami penukaran baris
• Langkah i = k+1
i = 4 ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=−=
00
),1:1( ikau 0),( == ikaα
[ ] 000
5,0001
001 =⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=− uAv
uAv 1−=α , lanjutkan langkah i
60
• Langkah i = k+2
i = 5 ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=−=
00
),1:1( ikau 0),( == ikaα
[ ] 000
5,0001
001 =⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=− uAv
uAv 1−=α , lanjutkan langkah i
• Langkah i = k+1
i = 6 ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=−=
00
),1:1( ikau 0),( == ikaα
[ ] 000
5,0001
001 =⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=− uAv
uAv 1−=α , lanjutkan langkah i
• Langkah i = k+1
i = 7 ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=−=
020
),1:1( ikau 24),( == ikaα
[ ] 0020
5,0001
001 =⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=− uAv
uAv 1−≠α , lakukan penyelesaian persamaan linear
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
−
− 10
1
1
uAuAv
xvxx lamalama
αβ
[ ]
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−
−⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=
70140
08
141
1020
24168
08
141
1020
5,0001
0248
14100168
08
141x
61
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=
781
x
[ ]11
1000 1
1
1
11 −⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡= −
−
−
−−
lamalama
lama
lama AvuA
uAvA
Aα
[ ] ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡+
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=− 1
5,0001
001
020
5,0001
241
00005,00001
1A
[ ]⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡ −+
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡ −+
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=−
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
−+
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=−
0417,0000008333,000
00005,00001
100000
2000
241
00005,00001
1001
020
51
00005,00001
1A
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡ −=−
0417,00005,008333,001
1A
Karena adanya penukaran kolom maka kolom ke – k ditukar dengan kolom ke – i.
jadi baris ke – 3 ditukar dengan baris ke – 7. dan dengan adanya penukaran kolom
maka timbul matriks permutasi.
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
1000000000010000000000100000000000000100000010000000000100000000001000000100000000000000100000000001
12819516266321514416816141
00160000000150000900000180000000000001000030000000800000050000001200000600000000002400000400002000000002001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
ijp
xxxxxxxxxx
62
Langkah k = 4
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
12819516266321514416816141
0016000000015000090000018000000000000100003000000080000005000000
1200000600000000002400000400002000000002001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
xxxxxxxxxx
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=−−=
24000202001
)1:1,1:1( kkaA ⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡=−=
000
),1:1( kkau
[ ]000)1:1,( =−= kkav 6),( == kkaα 144)( == kbβ
[ ] 0000
0417,00005,008333,001
0001 =⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡ −=− uAv
uvA 1−≠α , tidak mengalami penukaran baris
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
−
− 10
1
1
uAuAv
xvxx lamalama
αβ
[ ]
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡ −
−
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡−
−
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
24000
032
141
1000
6144
032
141
1000
0417,00005,008333,001
06781
000144
0781
x
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
24781
x
63
[ ]11
1000 1
1
1
11 −⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡= −
−
−
−−
lamalama
lama
lama AvuA
uAvA
Aα
[ ]⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡−
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡ −
⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡ −
+
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡ −
=− 10417,000
05,008333,001
000
1000
0417,00005,008333,001
61
000000417,000005,0008333,001
1A
[ ]⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
+
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡ −
=−
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
+
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡ −
=−
1000000000000000
61
000000417,000005,0008333,001
1000
1000
61
000000417,000005,0008333,001
1A
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡ −
=−
1667,000000417,000005,0008333,001
1A
Langkah k = 5
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
12819516266321514416816141
0016000000015000090000018000000000000100003000000080000005000000
1200000600000000002400000400002000000002001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
xxxxxxxxxx
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−−=
600002400002002001
)1:1,1:1( kkaA
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−=
0000
),1:1( kkau
[ ]0000)1:1,( =−= kkav 0),( == kkaα 15)( == kbβ
[ ] 0
0000
1667,000000417,000005,0008333,001
00001 =
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡ −
=− uAv
64
uAv 1−=α , mengalami penukaran baris
• Langkah i = k+1
i = 6
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−=
0000
),1:1( ikau 0),( == ikaα
[ ] 0
0000
1667,000000417,000005,0008333,001
00001 =
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡ −
=− uAv
uAv 1−=α , lanjutkan langkah i
• Langkah i = k+2
i = 7
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−=
0040
),1:1( ikau 5),( == ikaα
[ ] 0
0040
1667,000000417,000005,0008333,001
00001 =
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡ −
=− uAv
uAv 1−≠α , lakukan penyelesaian persamaan linear
[ ] [ ]0000
1667,000000417,000005,0008333,001
00001 =
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡ −
=−Av
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡ −
=−
0020
0040
1667,000000417,000005,0008333,001
1 uA
65
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
−
− 10
1
1
uAuAv
xvxx lamalama
αβ
[ ]
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
30060
024781
10020
05015
024781
10020
0524781
000015
024781
x
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
324721
x
[ ]11
1000 1
1
1
11 −⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡= −
−
−
−−
lamalama
lama
lama AvuA
uAvA
Aα
[ ]
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡ −
=−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡ −
=−
10000000000000020000
00000
51
0000001667,0000000417,0000005,00008333,001
10000
10020
051
0000001667,0000000417,0000005,00008333,001
1A
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
−
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡ −
=−
2,0000001667,0000000417,000
4,0005,00008333,001
2,000000000000000
4,0000000000
0000001667,0000000417,0000005,00008333,001
1A
Karena adanya penukaran baris maka baris ke – k ditukar dengan baris ke – i. jadi
baris ke – 5 ditukar dengan baris ke – 7. dan dengan adanya penukaran baris maka
timbul matriks permutasi.
66
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
1000000000010000000000100000000000000100000010000000010000000000001000000001000000000000100000000001
12819516266321514416816141
00160000000150090000000180000000000001000030000000800000000500001200000600000000002400000004002000000002001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
ijp
xxxxxxxxxx
Langkah k = 6
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
12819516266321514416816141
0016000000015009000000
018000000000000100003000000080000000050000
1200000600000000002400000004002000000002001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
xxxxxxxxxx
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−−=
500000600000240040020002001
)1:1,1:1( kkaA
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−=
00000
),1:1( kkau
[ ]08000)1:1,( =−= kkav 0),( == kkaα 32)( == kbβ
[ ] 0
00000
2,0000001667,0000000417,000
4,0005,00008333,001
080001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
−
=− uAv
uAv 1−=α , mengalami penukaran baris
67
• Langkah i = k+1
i = 7
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−=
00000
),1:1( ikau0),( == ikaα
[ ] 0
00000
2,0000001667,0000000417,000
4,0005,00008333,001
080001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
−
=− uAv
uAv 1−=α , lanjutkan langkah i
• Langkah i = k+1
i = 8
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−=
00000
),1:1( ikau0),( == ikaα
[ ] 0
00000
2,0000001667,0000000417,000
4,0005,00008333,001
080001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
−
=− uAv
uAv 1−=α , lanjutkan langkah i
• Langkah i = k+1
i = 9
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−=
00000
),1:1( ikau0),( == ikaα
68
[ ] 0
00000
2,0000001667,0000000417,000
4,0005,00008333,001
080001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
−
=− uAv
uAv 1−=α , lanjutkan langkah i
• Langkah i = k+1
i = 10
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−=
012000
),1:1( ikau0),( == ikaα
[ ] 16
012000
2,0000001667,0000000417,000
4,0005,00008333,001
080001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
−
=− uAv
uAv 1−≠α , lakukan penyelesaian persamaan linear
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
−
=−
02000
012000
2,0000001667,0000000417,000
4,0005,00008333,001
1uA
[ ] [ 0333,1000
2,0000001667,0000000417,000
4,0005,00008333,001
080001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
−
=−vA ]
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
−
− 10
1
1
uAuAv
xvxx lamalama
αβ
69
[ ]
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
102000
16160
0324721
102000
1619232
0324721
102000
160324721
0800032
0324721
x
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
1034721
100
20000
0324721
x
[ ]11
1000 1
1
1
11 −⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡= −
−
−
−−
lamalama
lama
lama AvuA
uAvA
Aα
[ ]10333,1000
102000
1601
00000002,00000001667,00000000417,00004,0005,000008333,001
1 −
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
−
=−A
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
−
=−
10333,100000000020666,2000000000000000000000
161
00000002,00000001667,00000000417,00004,0005,000008333,001
1A
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡−
−
=−
0625,000833,0000000000125,001667,0000000000000000000000
00000002,00000001667,00000000417,00004,0005,000008333,001
1A
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=−
0625,000833,000002,00000
125,0000000000417,00004,0005,000008333,001
1A
70
Karena adanya penukaran baris maka baris ke – k ditukar dengan baris ke – i. jadi
baris ke – 6 ditukar dengan baris ke – 10. dan dengan adanya penukaran baris
maka timbul matriks permutasi.
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
0000100000010000000000100000000000000100100000000000010000000000001000000001000000000000100000000001
12819516266321514416816141
001600000000009150000001800000000
10000000030000000800000000500000000120600000000002400000004002000000002001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
ijp
xxxxxxxxxx
Langkah k = 7
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
12819516266321514416816141
001600000000009150000001800000000
10000000030000000800000000500000000120600000000002400000004002000000002001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
xxxxxxxxxx
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−−=
008000050000120600000024000400200002001
)1:1,1:1( kkaA
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−=
000000
),1:1( kkau
[ ]000030)1:1,( =−= kkav 0),( == kkaα 66)( == kbβ
71
[ ] 0
000000
0625,000833,000002,00000125,0000000000417,00004,0005,000008333,001
0000301 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=− uAv
uAv 1−=α , mengalami penukaran baris
• Langkah i = k+1
i = 8
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−=
000000
),1:1( kkau0),( == ikaα
[ ] 0
000000
0625,000833,000002,00000125,0000000000417,00004,0005,000008333,001
0000301 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=− uAv
uAv 1−=α , lanjutkan langkah i
• Langkah i = k + 2
i = 9
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−=
000000
),1:1( kkau0),( == ikaα
[ ] 0
000000
0625,000833,000002,00000125,0000000000417,00004,0005,000008333,001
0000301 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=− uAv
uAv 1−=α , lanjutkan langkah i
72
• Langkah i = k+3
i = 10
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−=
000000
),1:1( kkau10),( == ikaα
[ ] 0
000000
0625,000833,000002,00000125,0000000000417,00004,0005,000008333,001
0000301 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=− uAv
uAv 1−≠α , lakukan penyelesaian persamaan linear
[ ] [ 02,1005,10
0625,000833,000002,00000125,0000000000417,00004,0005,000008333,001
0000301 −=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=−Av ]
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=−
000000
000000
0625,000833,000002,00000125,0000000000417,00004,0005,000008333,001
1uA
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
−
− 10
1
1
uAuAv
xvxx lamalama
αβ
73
[ ]
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
6000000
01034721
1000000
10666
01034721
1000000
0101034721
00003066
01034721
x
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
61034721
x
[ ]11
1000 1
1
1
11 −⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡= −
−
−
−−
lamalama
lama
lama AvuA
uAvA
Aα
[ 02,1005,10
1000000
0101
000000000625,000833,0000002,000000125,00000000000417,000004,0005,0000008333,001
1 −
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=−A
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
=−
102,1005,10000000000000000000000000000000000000000000
101
000000000625,000833,0000002,000000125,00000000000417,000004,0005,0000008333,001
1A
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−−
=−
1,0012,00015,0000625,000833,0000002,000000125,00000000000417,000004,0005,0000008333,001
1A
74
Karena adanya penukaran baris maka baris ke – k ditukar dengan baris ke – i. jadi
baris ke – 7 ditukar dengan baris ke – 10. dan dengan adanya penukaran baris
maka timbul matriks permutasi.
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
0000100000010000000000100000000000000100000100000010000000000000001000000001000000000000100000000001
12819516266321514416816141
00160000000900015000000180000000000010000030000000800000000500000000120600000000002400000004002000000002001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
ijp
xxxxxxxxxx
Langkah k = 8
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
12819516266321514416816141
00160000000900015000000180000000000010000030000000800000000500000000120600000000002400000004002000000002001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
xxxxxxxxxx
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−−=
10000030000800000500000120600000002400004002000002001
)1:1,1:1( kkaA
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−=
0000000
),1:1( kkau
[ ]0000000)1:1,( =−= kkav 0),( == kkaα
162)( == kbβ
75
[ ] 0
0000000
1,0012,00015,0000625,000833,0000002,000000125,00000000000417,000004,0005,0000008333,001
00000001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−−
=− uAv
uAv 1−=α , mengalami penukaran baris
• Langkah i = k+1
i = 9
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−=
0000000
),1:1( ikau
18),( == ikaα
[ ] 0
0000000
1,0012,00015,0000625,000833,0000
002,000000125,00000000000417,000004,0005,0000008333,001
00000001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−−
=− uAv
uAv 1−≠α , lakukan penyelesaian persamaan linear
[ ] [ ]0000000
1,0012,00015,0000625,000833,0000002,000000125,00000000000417,000004,0005,0000008333,001
00000001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−−
=−Av
76
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−−
=−
0000000
0000000
1,0012,00015,0000625,000833,0000002,000000125,00000000000417,000004,0005,0000008333,001
1Av
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
−
− 10
1
1
uAuAv
xvxx lamalama
αβ
[ ]
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
90000000
061034721
10000000
180162
061034721
10000000
01861034721
0000000162
061034721
x
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
961034721
x
[ ]11
1000 1
1
1
11 −⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡= −
−
−
−−
lamalama
lama
lama AvuA
uAvA
Aα
77
[ ]10000000
10000000
0181
0000000001,0012,00015,00000625,000833,00000002,0000000125,000000000000417,0000004,0005,00000008333,001
1 −
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−−
=−A
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−−
=−
0556,0000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000
0000000001,0012,00015,00000625,000833,00000002,0000000125,000000000000417,0000004,0005,00000008333,001
1A
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−−
=−
0556,0000000001,0012,00015,00000625,000833,00000002,0000000125,000000000000417,0000004,0005,00000008333,001
1A
Karena adanya penukaran baris maka baris ke – k ditukar dengan baris ke – i. jadi
baris ke – 8 ditukar dengan baris ke – 9. dan dengan adanya penukaran baris maka
timbul matriks permutasi.
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
0000100000001000000001000000000000000100000100000010000000000000001000000001000000000000100000000001
12819516266321514416816141
01600000000900015000000018000000000010000030000000800000000500000000120600000000002400000004002000000002001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
ijp
xxxxxxxxxx
78
Langkah k = 9
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
12819516266321514416816141
01600000000900015000000018000000000010000030000000800000000500000000120600000000002400000004002000000002001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
xxxxxxxxxx
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−−=
180000000010000030000080000005000000120600000000240000040020000002001
)1:1,1:1( kkaA
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−=
00000000
),1:1( kkau
[ ]001500000)1:1,( =−= kkav 0),( == kkaα
195)( == kbβ
[ ] 0
00000000
0556,0000000001,0012,00015,00000625,000833,0000
0002,0000000125,000000000000417,0000004,0005,00
000008333,001
0015000001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−−
=− uAv
uAv 1−=α , mengalami penukaran baris
• Langkah i = k+1
79
i = 10
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−=
00000000
),1:1( kkau
9),( == kiaα
[ ] 0
00000000
0556,0000000001,0012,00015,00000625,000833,00000002,0000000125,000000000000417,0000004,0005,00000008333,001
0015000001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−−
=− uAv
uAv 1−≠α , lakukan penyelesaian persamaan linear
[ ] [ 009375,0025,1000
0556,0000000001,0012,00015,00000625,000833,00000002,0000000125,000000000000417,0000004,0005,00000008333,001
0015000001 −=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−−
=−Av
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−−
=−
00000000
00000000
0556,0000000001,0012,00015,00000625,000833,00000002,0000000125,000000000000417,0000004,0005,00000008333,001
1uAv
]
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
−
− 10
1
1
uAuAv
xvxx lamalama
αβ
80
[ ]
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
100000000
9150195
0961034721
100000000
09961034721
001500000195
0961034721
x
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
5961034721
500000000
0961034721
x
[ ]11
1000 1
1
1
11 −⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡= −
−
−
−−
lamalama
lama
lama AvuA
uAvA
Aα
[ ]1009375,0025,1000
100000000
091
00000000000556,00000000001,0012,00015,000000625,000833,000000002,00000000125,0000000000000417,00000004,0005,000000008333,001
1 −−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−−
=−A
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−−
=−
1009375,0025,1000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000
91
00000000000556,00000000001,0012,00015,000000625,000833,000000002,00000000125,0000000000000417,00000004,0005,000000008333,001
1A
81
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−−
−−
=−
1111,0001042,001389,0000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000
00000000000556,00000000001,0012,00015,000000625,000833,000000002,00000000125,0000000000000417,00000004,0005,000000008333,001
1A
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
−−
=−
1111,0001042,001389,000000556,00000000001,0012,00015,000000625,000833,000000002,00000000125,0000000000000417,00000004,0005,000000008333,001
1A
Karena adanya penukaran baris maka baris ke – k ditukar dengan baris ke – i. jadi
baris ke – 9 ditukar dengan baris ke – 10. dan dengan adanya penukaran baris
maka timbul matriks permutasi.
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
0000100000001000000010000000000000000100000100000001000000000000001000000001000000000000100000000001
12819516266321514416816141
16000000000090015000000018000000000010000030000000800000000500000000120600000000002400000004002000000002001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
ijp
xxxxxxxxxx
82
Langkah k = 10
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
12819516266321514416816141
16000000000090015000000018000000000010000030000000800000000500000000120600000000002400000004002000000002001
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
xxxxxxxxxx
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−−=
900150000001800000000010000030000008000000050000000120600000000024000000400200000002001
)1:1,1:1( kkaA
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=−=
000000000
),1:1( kkau
[ ]000000000)1:1,( =−= kkav 16),( == kkaα
128)( == kbβ
[ ] 0
000000000
1111,0001042,001389,000000556,00000000001,0012,00015,000000625,000833,000000002,00000000125,0000000000000417,00000004,0005,000000008333,001
0000000001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
−−
=− uAv
uAv 1−≠α , lakukan penyelesaian persamaan linear
83
[ ] [ ]000000000
1111,0001042,001389,000000556,00000000001,0012,00015,000000625,000833,000000002,00000000125,0000000000000417,00000004,0005,000000008333,001
0000000001 =
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
−−
=− uAv
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
−−
=−
000000000
000000000
1111,0001042,001389,000000556,00000000001,0012,00015,000000625,000833,000000002,00000000125,0000000000000417,00000004,0005,000000008333,001
1uA
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−−
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
−
− 10
1
1
uAuAv
xvxx lamalama
αβ
[ ]
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
8000000000
05961034721
1000000000
16128
05961034721
1000000000
0165961034721
000000000128
05961034721
x
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
85961034721
x
84
[ ]11
1000 1
1
1
11 −⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
−−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡= −
−
−
−−
lamalama
lama
lama AvuA
uAvA
Aα
[ ]1000000000
1000000000
0161
000000000001111,0001042,001389,0000000556,000000000001,0012,00015,0000000625,000833,0000000002,000000000125,00000000000000417,000000004,0005,0000000008333,001
−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
−−
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
−−
=
1000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000
161
000000000001111,0001042,001389,0000
000556,000000000001,0012,00015,0000000625,000833,0000000002,000000000125,00000000000000417,000000004,0005,0000000008333,001
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
+
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
−−
=
0625,0000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000
000000000001111,0001042,001389,0000
000556,000000000001,0012,00015,0000000625,000833,0000000002,000000000125,00000000000000417,000000004,0005,0000000008333,001
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
−−
=−
0625,000000000001111,0001042,001389,0000000556,000000000001,0012,00015,0000000625,000833,0000000002,000000000125,00000000000000417,000000004,0005,0000000008333,001
1A
85
bxA =
Karena mengalami penukaran kolom maka persamaan linear menjadi
bxppA jiij =
bApxp jiji1)( −=
Sedangkan invers dari adalah )( ijAp
1111 )()( −−−− == ApApAp jiijij
1−= Ap ji
Hasil nilai vector x tidak mengalami penukaran baris untuk mencapai hasil yang
sebenarnya. Tetapi untuk mengetahui nilai invers matriks A perlu mengalikan
matriks permutasi yang dihasilkan.
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
0000100000001000000010000000000000000100000100000001000000000000001000000001000000000000100000000001
Untuk mencari nilai invers matriks dan vector x yang sebenarnya maka.
86
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
=
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
==
10987654321
85961034721
0000100000001000000010000000000000000100000100000001000000000000001000000001000000000000100000000001
xppx jiij
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
−−
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
== −−
0625,000000000001111,0001042,001389,0000000556,000000000001,0012,00015,0000000625,000833,0000000002,000000000125,00000000000000417,000000004,0005,0000000008333,001
0000100000001000000010000000000000000100000100000001000000000000001000000001000000000000100000000001
11 AppA jiij
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
−
−−
−−
=−
00000625,000833,0000000556,000000000625,000000000000000000417,0000001,0012,00015,0001111,0001042,001389,00000000125,000000000002,00000000004,0005,000000000833,001
1A
87
2.8 Handle Grafik
Handle grafik adalah koreksi dari rutin grafik tingkat rendah yang
bila dikerjakan menghasilkan suatu grafik. Detail dari rutin grafik ini
tersembunyi dalam suatu berkas yang dibuat oleh matlab dengan ekstensi
(*.m).
Handle grafik merupakan ide dasar yang menyatakan bahwa setiap
komponen grafik adalah obyek. Obyek grafik dalam matlab diidentifikasikan
ke dalam suatu numerik yang dinamakan pointer atau handle, dan setiap
obyek mempunyai properties dimana dapat diubah sesuai dengan keinginan.
2.9 Obyek yang digunakan dalam Handle Graphics
2.9.1 Obyek Grafik Gambar
Obyek grafik gambar akan menghasilkan suatu jendela antar-muka atau
figure pengguna.
Contoh:
Halaman1=figure(... 'name','Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma',... 'numbertitle','off',... 'resize','on',... 'backingstore','off',... 'units','pixel',... 'Position',[175 57 440 475], ... 'color',[0.5 0.8 1],... 'visible','on',... 'menubar','none');
Keterangan:
Perintah di atas akan menghasilkan jendela figure dengan nama ‘Teknik
Informatika Universitas Sanata Dharma’, properti yang lain adalah:
a. Numbertitle : off, berfungsi untuk menonaktifkan nomor judul figure.
88
b. Resize : off, berfungsi untuk menonaktifkan penyimpanan salinan jendela
figure
c. Backingstore: off, berfungsi untuk menonaktifkan penyimpanan salinan
jendela figure
d. Units : pixel, berfungsi untuk menentukan satuan ukuran jendela figure.
e. Position : [175 57 440 475], berfungsi untuk menentukan posisi jendela
figure dengan urutan ukuran adalah kiri, bawah, lebar, dan tinggi.
f. Color : [0.5 0.8 1], berfungsi untuk menentukan warna latar belakang
figure. [0.5 0.8 1] merupakan nilai dari RGB.
g. Visible : on, berfungsi untuk menonaktifkan menu standar jendela figure.
h. Menubar : none, berfungsi untuk menonaktifkan menu standar jendela
figure.
2.9.2 Obyek Kontrol Antar-muka Pengguna
Obyek kontrol antar-muka pengguna (user interface control obyek atau
uicontrol). Obyek uicontrol ini mempunyai beberapa macam style (tipe),antara
lain:
2.9.2.1 Obyek uicontrol frame
Contoh:
Utama = uicontrol(... 'BackgroundColor',[0 0.568627450980392 0.941176470588235], ... 'Units','pixel',... 'Position',[375 35 218 254], ... 'Style','frame');
Keterangan:
89
Perintah di atas akan menghasilkan bingkai (frame). Terdapat beberapa
properti yang akan mempunyai kesamaan dengan property pada jendela
figure. Properti yang lain, yaitu: Backgroundcolor:,[0 0.568627450980392
0.941176470588235] , berfungsi untuk menentukan warna latar belakang
dari bingkai (,[0 0.568627450980392 0.941176470588235]
merupakan nilai dari RGB)
2.9.2.2 Obyek uicontrol pushbutton
Contoh:
fmhnd=uicontrol(... 'Style','push',... 'Units','normalized',... 'Position',[0.69 0.25 0.23 0.05],... 'BackgroundColor',[0.5 0.8 0.9],... 'String','Mulai',... 'FontName','Times New Roman',... 'HorizontalAlignment','center',... 'tag','pushbutton1',... 'FontSize',10,... 'FontWeight','bold',... 'TooltipString','Tekan tombol ini untuk memulai.',... 'Callback','HalamanUtama');
Keterangan:
Perintah diatas akan menghasilkan tombol aksi dengan nama proses.
Terdapat beberapa properti yang mempunyai kesamaan dengan prorerti pada
uicontrol frame. Property yang lain, adalah:
Fontname : ‘Times New Roman’, berfungsi untuk menentukan jenis
huruf dari teks.
Fontsize : 10, berfungsi untuk menentukan ukuran huruf dari teks.
Fontweight : bold, berfungsi untuk mengaktifkan cetak tebal.
90
Tooltipstring : Tekan tombol ini untuk memulai, berfungsi untuk
menampilkan teks tooltip jika mouse diarahkan ke tombol aksi.
Tag : pushbutton1, berfungsi untuk memberikan nama atau
label jenis.
Callback : Halaman Utama, berfungsi untuk memanggil file
HalamanUtama.
2.9.2.3 Obyek uicontrol axes dan text
Contoh :
axes(... 'position',[0.1 0.30 0.8 0.2],... 'visible','on'); waitStr = ('M Edi Waskito'); waitH = text(.50, .88, waitStr); set(waitH, ... 'HorizontalAlignment', 'center', ... 'Color',[0.2 0.15 0.27], ... 'FontSize', 10,... 'FontName',Times New Roman,... 'Tag','waittext');
Keterangan:
Perintah di atas akan menghasilkan teks dengan nama ‘M Edi
Waskito’, terdapat beberapa property yang mempunyai kesamaan dengan
properti pada uicontrol pushbutton. Posisi teks terdapat dalam obyek axes,
sedangkan posisi teks terdapat pada posisi x=0.5 dan y=0.88.
91
2.9.2.4 Obyek uicontrol edit text
Contoh:
EditUkuran = uicontrol(... 'BackgroundColor',[1 1 1], ... 'Position',[375 330 60 20], ... 'String',' ', ... 'Style','edit', ... 'Tag','EditText1');
Style(tipe): edit, berfungsi untuk memasukkan atau mengubah hasil.
Edit text dapat digunakan jika diinginkan suatu masukan, digunakan juga
fungsi set dan get untuk menyimpan dan memasukkan kembali data yang telah
dimasukkan.
2.9.2.5 Obyek open file
Contoh:
[a,fpath]=uigetfile('*.txt');
Penggalan di atas berfungsi untuk membuka file dengan ekstensi txt.
Sedangkan [a, fpath], a berfungsi sebagai variabel yang menyimpan nama file
dan fpath berfungsi sebagai variabel yang menyimpan untuk alamat file
tersebut.
2.9.3 Perintah Pada MATLAB
Perintah-perintah untuk membuat jendela figure maupun obyek uicontrol
seperti yang telah dijelaskan di atas tidak dimasukkan ke dalam jendela
perintah(command window) tetapi merupakan file (M-File) tersendiri yang
dibuat dengan teks editor teks yaitu dengan nama file ctlpanel.m. bentuk M-
92
file(ekstensi.m) merupakan suatu struktur yang disediakan MATLAB untuk
membuat fungsi sendiri yang disimpan dalam computer.
Contoh:
subplot('position',[0.3 0.50 0.4 0.3]); [x,map]=imread('usd.bmp'); imshow(x,map);
Perintah subplot digunakan mengatur posisi dan gambar yang
ditampilkan ke dalam suatu tampilan dengan posisi kiri 0.02, bawah 0.50, lebar
0.4, dan tinggi 0.3 dari koordinat normal(0.0 s/d 1.0). perintah imread berfungsi
sebagai membaca file gambar, sedangkan perintah imshow berfungsi untuk
menampilkan gambar.
93
BAB III
ANALISA DAN PERANCANGAN
3.1. Analisa Sistem
Dalam penyelesaian sistem persamaan linear bAx = , dalam penulisan di
sini dasarnya penyelesaiannya adalah mengalikan invers matriks( ) dengan
vektor kolom (
1−A
b). A adalah matriks jarang dan x adalah nilai vektor yang akan
dicari.
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan cara terpartisi, Marshall C
Pease menggunakan metode bordering. Dengan metode bordering, Marshall C
Pease menerapkan suatu metode yang dinamakan metode updating.
Karena masalah yang dihadapi pada matriks jarang, kemungkinan akan
menemui suatu permasalahan pembagian nol yang kerap kali timbul.
Permasalahan yang dihadapi dalam perencanaan adalah sebagai berikut :
• Bagaimana mengatur penyelesaian sistem persamaan linear agar dapat
diselesaikan pada matriks jarang yang merupakan matriks tak singular dengan
metode updating agar persamaan linear tersebut dapat dicari penyelesaiannya?
Hasil akhir dari suatu proses perencanaan akan sangat ditentukan oleh
bagaimana proses perencanaan tersebut dikerjakan. Semakin baik proses
perencanaan dilakukan maka akan berpengaruh terhadap peningkatan efektifitas
penyelesaian persamaan linear pada matriks jarang yang dihasilkan.
94
3.2. Masalah Yang Dihadapi
Masalah utama yang dihadapi dalam penyelesaian tersebut terletak pada
matriks jarang. Karena cara partisi yang digunakan dalam menyelesaikan
permasalahan adalah metode bordering, maka akan terdapat langkah-langkah
yang akan diproses. Dari setiap langkahnya mempunyai syarat yang harus
dipenuhi agar operasi dapat dijalankan. Syarat-syarat tersebut dibagi menjadi dua
syarat, antara lain:
Andaikan A adalah matriks jarang ( ) ),( nna
1. Langkah k=1
0),( ≠kka
2. Langkah k:=2,3,4,…,n
uAvT 1−≠α
dimana:
1 ))1(:1,( −= kkavT
2 )),1(:1( kkau −=
3 ),( kka=α
4 adalah invers matriks pada langkah k-1. 1−A
Syarat-syarat tersebut kemungkinan tidak akan terpenuhi pada matriks
jarang, karena matriks jarang memiliki elemen nol yang lebih banyak dari
elemen tak nol. Dengan terdapat banyaknya elemen nol pada matriks tersebut
akan menyebabkan operasi tidak akan berjalan karena akan timbul pembagian
nol meskipun matriks jarang tersebut merupakan matriks tak singular.
95
3.3. Pemecahan Masalah
Sekarang dapat disarankan cara elegan untuk mengatasi komplikasi yang
timbul pada sembarang langkah(misalnya dengan cara penukaran baris atau
kolom) karena ataupun 0)1,1( =a uAvT 1−=α . Untuk mengatasi agar
persyaratan tersebut, maka ada dua hal yang penting diantaranya:.
Dengan penukaran baris atau kolom
Dalam praktek, sangat bijaksana jika pada langkah k dengan
k=1,2,3,…,(n-1) dilakukan operasi penukaran baris atau kolom untuk
menghindari kemacetan dalam penghitungan elemen-elemennya oleh
pembagian nol (jika didapatkan 0)1,1( =a untuk langkah k=1 dan
uAvT 1−=α untuk langkah k=2,3,4,…,(n-1)).
a. Operasi penukaran baris
Suatu sistem persamaan linear bAx = dan A adalah matriks jarang, b
adalah vector kolom, p adalah matriks permutasi. Suatu matriks jarang akan
mengalami penukaran baris karena pembagian nol.
bAx =
Aturan suatu matriks A mengalami penukaran baris adalah dikalikan
dengan matriks permutasi. Dan aturan tersebut adalah . Apij *
Karena adanya operasi penukaran baris , maka
bpAxp ijij =
bpApx ijij1)( −=
96
bppAx ijji )( 1−=
ji
ij
ijij
ij
pA
pA
pAAp
adalahApdariinverskarena
1
11
111 )()(
:)(
−
−−
−−−
=
=
=
Matriks A mengalami penukaran baris maka matriks A menjadi ,
invers matriks A( ) menjadi , dan vector b mejadi .
Apij
1−A jipA 1− bpij
Operasi penukaran baris dapat dilakukan tetapi harus dilakukan
penukarannya dengan baris yang belum tersentuh perhitungan(andaikan
suatu matriks A=a(n,n) akan dilakukan penukaran baris a(k) ditukar dengan
baris a(m) dengan syarat k<m, untuk k adalah langkah suatu operasi
penyelesaian invers matriks)
b. Operasi Penukaran kolom
Suatu persamaan linear bAx = dan A adalah matriks jarang, b adalah
vector kolom dan p adalah matriks permutasi. Suatu matriks jarang akan
mengalami penukaran kolom karena pembagian nol.
bAx =
Aturan suatu matriks A mengalami penukaran kolom adalah dikalikan
dengan matriks permutasi. Dan aturan tersebut adalah . ijpA*
Karena adanya operasi penukaran kolom , maka
bxpAp jiij =
97
bApxp ijji1)( −=
bApxp jiji1−=
1
11
111
*
*
)*()*(
:)(
−
−−
−−−
=
=
=
Ap
Ap
AppA
adalahApdariinverskarena
ji
ij
ijij
ij
Matriks A mengalami penukaran kolom maka matriks A menjadi
, invers matriks A( ) menjadi , dan vector x mejadi . ijAp 1−A 1−Ap ji xp ji
Dari kenyataan itu berarti matriks A akan ditukar kolom tetapi bukan
vector b yang harus ditukar melainkan x yang harus ditukar.
Operasi penukaran kolom dapat dilakukan tetapi harus dilakukan
penukarannya dengan kolom yang belum tersentuh perhitungan(andaikan
suatu matriks A=a(n,n) akan dilakukan penukaran kolom a(k) ditukar
dengan kolom a(m) dengan syarat k<m, untuk k adalah langkah suatu operasi
penyelesaian invers matriks)
Dari uraian di atas, dalam pembahasan penyelesaian persamaan linear
pada matriks jarang ini untuk mengatasi pembagian nol maka dipilih salah satu
operasi penukaran baris ataupun kolom tidak akan mempengaruhi hasilnya.
3.4. Perancangan
Pada bagian ini dijelaskan tentang perancangan sistem bantu untuk
perencanaan penyelesaian invers matriks. Perancangan sistem merupakan langkah
98
multi proses yang memusatkan kerja pada struktur data arsitektur perangkat lunak
(PL), prosedur rinci serta karakteristik antarmuka. Proses ini akan mengubah
kebutuhan-kebutuhan sistem menjadi representasi PL yang dapat dimengerti
`sebelum proses penulisan program dimana hasil perancangan harus
didokumentasikan menjadi bagian konfigurasi PL.
3.4.1 Algoritma Dan Diagram Alir
Pada perancangan ini, terdapat tiga cara dalam penyelesaian, yaitu:
1. Tanpa penukaran baris atau kolom
2. Dengan penukaran baris
3. Dengan penukaran kolom.
3.4.1.1. Algoritma Dan Diagram Alir Tanpa Penukaran Baris Atau Kolom
Untuk matriks A adalah matriks jarang (a(n,n))
Untuk matriks identitas ai=eye(n)
Untuk vector B adalah vector kolom )(nb
1. Langkah :=1 k
),(1
kkaainv =
)(kbb =
bainvxbaru *≡
2. Langkah k:=2,3,4,…,n
)(kb=β
)),1(:1( kkau −=
99
))1(:1,( −= kkavT
),( kka=α
uainvvT−=
αλ 1
)),1:1(12 kkaia −=
))1(:1,(21 −= kkaia
⎢⎣
⎡=
21aainv
aa
⎥⎦
⎤012a
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−−
−−⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡=
10uainv
uainvvxvx
x Tbaru
Tbaru
baru αβ
λ+= aaainv⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−1uainv
[ ainvvT ]1−
barux sebagai hasil nilai yang dihasilkan dari vector x, dan ainv sebagai nilai
invers matriks A
100
Gambar 3.1 Diagram alir tanpa penukaran baris atau kolom
101
3.4.1.2.Algoritma Dan Diagram Alir Dengan Penukaran Baris
Untuk matriks A adalah matriks jarang (a(n,n))
Untuk matriks identitas ai=eye(n)
Untuk vector B adalah vector kolom )(nb
Untuk matriks P adalah matriks identitas p=eye(n)
1. Langkah :=1 k
Langkah nkkki ,...,2,1,: ++=
jika 0),( =kia
Lanjutkan langkah i
Lakukan invers
),(1
kiaainv =
)(ibb =
bainvxbaru *≡
jika lakukan operasi penukaran baris ki ≠
3. Langkah k:=2,3,4,…,n
Langkah nkkki ,...,2,1,: ++=
)),1(:1( kkau −=
))1(:1,( −= kiavT
),( kia=α
Jika uainvvT=α
Lanjutkan langkah i
102
Lakukan invers
)(ib=β
)),1:1(12 kkaia −=
))1(:1,(21 −= kkaia
⎢⎣
⎡=
21aainv
aa
⎥⎦
⎤012a
uainvvT−=
αλ 1
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−−
−−⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡=
10uainv
uainvvxvx
x Tbaru
Tbaru
baru αβ
λ+= aaainv ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−1uainv [ ainvvT ]1−
Jika lakukan penukaran baris ki ≠
Operasi penukaran baris
Matriks A
tbaris=a(i,:); a(i,:)=a(k,:); a(k,:)=tbaris
Vektor b
tbaris=b(i); b(i)=b(k); b(k)=tbaris
Untuk tambahan adanya langkah i, pada algoritma dengan penukaran baris ini.
Langkah i digunakan untuk menghindari pembagian nol. Dengan adanya
langkah i, maka kita bisa menukar baris jika operasi penukaran baris itu pada
saatnya diperlukan.
103
Mulai
A=matriks jarang a(n,n)B=vektor kolom b(n)
I=matriks identitas aa(n,n)
k=1i=k
),(1
kiaainv
)( ib*ainvx baru
0),( kia 1ii ni
selesai
tidak
ya
ya
tidak
k=k+1i=k
ki ya A
tidak
uainvv
aaainv
aa
kkaaakkaaa
kb
T1
012
21
))1(:1,(21)),1(:1(12
)(
ya
uainvv T 1iiya ni
selesai
tidaktidak
)),1(:1( kkau
),())1(:1,(
kiakiav T
B
ya CyaD
Gambar 3.2 Diagram alir dengan penukaran baris
104
Gambar 3.3 Diagram alir dengan penukaran baris (lanjutan)
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−−
−−⎥
⎦
⎤⎢ ⎣ ⎡
= 10
uainvuainvv
xvx x T
baruT
baru baru α
β
selesai
ya
tidak
B
][ 11
−⎥⎦⎤
⎢⎣⎡
−+= ainvvuainvaa ainv Tλ
ki ≠ A
ya Cnk <
tidak
A
Matriks Atbaris=a(i,:)a(i,:)=a(k,:)a(k,:)=tbaris
vektor btbaris=b(i)b(i)=b(k)b(k)=tbaris
D
105
3.4.1.3.Algoritma Dan Diagram Alir Dengan Penukaran Kolom
Untuk matriks A adalah matriks jarang (a(n,n))
Untuk matriks identitas ai=eye(n)
Untuk vector B adalah vector kolom )(nb
Untuk matriks p adalah matriks identitas p=eye(n)
1. Langkah :=1 k
Langkah nkkki ,...,2,1,: ++=
jika 0),( =ika
Lanjutkan langkah i
Lakukan invers
),(1
ikaainv =
)(kbb =
bainvxbaru *≡
jika lakukan operasi penukaran kolom ki ≠
2. Langkah k:=2,3,4,…,n
Langkah nkkki ,...,2,1,: ++=
)),1(:1( ikau −=
))1(:1,( −= kkavT
),( ika=α
Jika uainvvT=α
Lanjutkan langkah i
106
Lakukan invers
)(kb=β
)),1:1(12 kkaia −=
))1(:1,(21 −= kkaia
⎢⎣
⎡=
21aainv
aa
⎥⎦
⎤012a
uainvvT−=
αλ 1
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−−
−−⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡=
10uainv
uainvvxvx
x Tbaru
Tbaru
baru αβ
λ+= aaainv⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
−1uainv
[ ainvvT ]1−
Jika lakukan penukaran kolom ki ≠
Operasi penukaran kolom
Matriks A
tbaris=a(i,:); a(i,:)=a(k,:); a(k,:)=tbaris
Matriks P
tbaris=x(i); p(i)=p(k); p(k)=tbaris
107
Gambar 3.4 Diagram alir dengan penukaran kolom
108
A
Matriks Atkolom=a(:,i)a(:,k)=a(:,k)
a(:,k)=tkolom
Matriks xtkolom=x(i)x(k)=x(k)
x(k)=tkolom
D
selesai
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−−
−−⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡=
10uainv
uainvvxvx
x Tbaru
Tbaru
baru αβ
ya
tidak
B
][ 11
−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−
+= ainvvuainv
aaainv Tλ
ki ≠ A
ya Cnk <
tidak
Gambar 3.5 Diagram alir dengan penukaran kolom(Lanjutan)
109
3.4.2 Desain Antar Muka
Pada tahap perancangan ini pengembang harus mendefinisikan lingkungan-
lingkungan perangkat yang mendukung. Lingkungan-lingkungan yang
mendukung itu antara lain, lingkungan perangkat lunak dan lingkungan perangkat
keras.
1. Lingkungan perangkat lunak
Perangkat lunak yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Sistem Operasi : Windows XP
b. Pengelolaan Antar Muka : MATLAB 5.31.
2. Lingkungan perangkat keras
Lingkungan perangkat keras yang dibutuhkan adalah:
a. Komputer Pentium IV
b. Memori 256 MB
c. Hard disk 40 GB
d. Alat masukan berupa keyboard dan mouse
e. Alat keluaran berupa monitor dan printer.
3.4.2.1 Desain Antar Muka Star up
Tampilan awal berupa form start up untuk masuk ke menu utama. Form
start up merupakan form splash screen yang secara otomatis menutup dengan
kontrol waktu.
110
Gambar 3.6 Desain antar muka Star up
3.4.2.2 Desain Antar Muka Utama
Gambar 3.7 Desain antar muka utama
111
Desain antar muka utama ini terdapat 7 tombol aksi, diantaranya 2
tombol aksi masukan , 3 tombol aksi untuk memproses persamaan linear, 2
tombol aksi melihat hasil.
• Tombol aksi ‘A’, berfungsi untuk memasukkan matriks.
• Tombol aksi ‘FILE’, berfungsi untuk memasukkan matriks secara file
• Tombol aksi ‘PENGGUNA’, berfungsi untuk memasukkan matriks melalui
matlab command
• Tombol aksi ‘OTOMATIS’, berfungsi untuk memasukkan matriks secara
otomatis
• Tombol aksi ‘BATAL’, berfungsi untuk membatalkan masukan matriks
• Tombol aksi ‘Tanpa penukaran baris dan kolom’, berfungsi untuk
memproses persamaan linear dengan operasi tanpa penukaran baris dan
kolom.
• Tombol aksi ‘Penukaran baris’, berfungsi untuk memproses persamaan
linear dengan operasi dengan penukaran baris.
• Tombol aksi ‘Penukaran kolom’, berfungsi untuk memproses persamaan
linear dengan operasi dengan penukaran kolom.
• Tombol aksi ‘cek’, berfungsi untuk cek dari penyelesaian persamaan linear.
• Tombol aksi ‘INFO’, berfungsi untuk sekilas info dari tampilan utama
• Tombol aksi ‘KELUAR’, berfungsi untuk keluar dari program menuju ke
matlab command.
112
3.4.2.3 Desain Antar Muka Info
Gambar 3.8 Desain antar muka Info
Antar muka info ini menampilkan informasi tentang tujuan program ini.
Pada antar muka info ini terdapat satu tombol aksi ‘KELUAR’ yang berfungsi
untuk keluar dari antar muka info.
3.4.2.4 Desain Antar Muka Otomatis Masukan Matriks
Gambar 3.9 Desain antar muka otomatis masukan matriks
Antar muka otomatis meminta pengguna untuk memasukkan berapa
ukuran matriks dan berapa persen angka bukan nol. Pada desain otomatis
terdapat dua tombol aksi, yaitu:
113
• tombol aksi ‘PROSES’, berfungsi untuk memproses matriks dengan
spesifikasi sesuai yang dimasukkan pengguna dengan secara random.
• Tombol aksi ‘BATAL’, berfungsi untuk membatalkan memasukkan matriks
dan keluar dari antar muka otomatis.
3.4.2.5 Desain Antar Muka Otomatis Masukan Vektor
Gambar 3.10 Desain antar muka masukan vektor
Antar muka otomatis meminta pengguna untuk memasukkan berapa
ukuran matriks dan berapa persen angka bukan nol. Pada desain otomatis
terdapat dua tombol aksi, yaitu:
• tombol aksi ‘PENGGUNA’, berfungsi untuk memasukkan vektor melalui
matlab command.
• Tombol aksi ‘FILE’, berfungsi memasukkan vektor melalui file.
• Tombol ‘OTOMATIS’ berfungsi memasukkan vektor secara otomatis
114
3.4.3 Diagram Alir Antar Muka
Start
Tampilan Awal
Tampilan Utama
Tampilan Masukan matriks
Tampilan masukan vektor
Penyelesaian sistem persamaan linear
End
Ulangi?
Tidak
Ya
Gambar 3.11 Diagram alir Desain antar muka
115
BAB IV
IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan tahap pengkodean dari hasil perancangan. Pada bab
sebelumnya telah dijelaskan mengenai perancangan yang digunakan di dalam
pembuatan program permainan ular tangga sebagai pembelajaran siswa sekolah
dasar, dan pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi beserta hasil
analisanya.
4.1. Implementasi program
Dalam sistem ini terdapat tiga operasi yang digunakan untuk menyelesaikan
persamaan linier yaitu tanpa penukaran baris dan kolom, penukaran baris, dan
penukaran kolom.
a) Operasi tanpa penukaran baris
function TanpaOperasi HalamanFig = gcbf; nama=get(HalamanFig,'UserData'); a=get(nama.SimpanMatriks,'Cdata'); b=get(nama.SimpanVektor,'Cdata'); WaktuTunggu(0); [m,n]=size(a); ai=eye(n); k=1; if a(k,k)==0 set(nama.WL,'String','###'); set(nama.BL,'String','###'); set(nama.KL,'String',sprintf('gagal di %d',k)); setstatus(HalamanFig,''); WaktuTunggu(1); return; end t = 0; t = clock;
116
flops(0); ainv=1/a(k,k); bi=b(k); xbaru=ainv*bi for k=1:n if k<n k=k+1; bi=b(k); v=a(k,1:(k-1)); u=a(1:(k-1),k); alfa=a(k,k); a12=ai(1:(k-1),k); a21=ai(k,1:(k-1)); aa=[ainv a12;a21 0]; pembagi=alfa-v*ainv*u; if pembagi==0 set(nama.WL,'String','###'); set(nama.BL,'String','###'); set(nama.KL,'String',sprintf('gagal di %d',k)); setstatus(HalamanFig,''); WaktuTunggu(1); return; end lambda=1/pembagi; xbaru=[xbaru;0]-((bi-v*xbaru)/(alfa-v*ainv*u))*[ainv*u;-1]; ainv=aa+lambda*[ainv*u;-1]*[v*ainv -1]; setstatus(HalamanFig,sprintf('Iterasi ke %d dari %d',k,n)); WaktuTunggu(k/n); else waktu = etime(clock,t); beban=flops; waktu = num2str(waktu,'%10.4f'); beban = num2str(beban,'%20.0f'); set(nama.SimpanInvers1,'Cdata',ainv); set(nama.SimpanHasilX1,'Cdata',xbaru); set(nama.WL,'String',waktu); set(nama.BL,'String',beban); set(nama.KL,'String','Sukses'); set(nama.CL,'Enable','On'); setstatus(HalamanFig,''); end end
b) Operasi penukaran baris
function OperasiPenukaranBaris HalamanFig = gcbf;
117
nama=get(HalamanFig,'UserData'); a=get(nama.SimpanMatriks,'Cdata'); b=get(nama.SimpanVektor,'Cdata'); WaktuTunggu(0); t = 0; t = clock; [m,n]=size(a); ai=eye(n); for i=1:n x(i)=i; end x=x'; k=1; i=k; while a(i,k)==0 if i==n set(nama.WB,'String','###'); set(nama.BB,'String','###'); set(nama.KB,'String',sprintf('gagal di %d',k)); setstatus(HalamanFig,''); WaktuTunggu(1); return end i=i+1; end flops(0); ainv=1/a(i,k); bi=b(i); xbaru=ainv*bi if i~=k a=TukarBaris(a,i,k,n); b=TukarBaris(b,i,k,1); x=TukarBaris(x,i,k,1); end beban1(k) = flops; for k=1:n if k<n k=k+1; i=k; u=a(1:(k-1),k); v=a(k,1:(k-1)); alfa=a(k,k); bantu1=v*ainv; bantu2=bantu1*u; if alfa == bantu2 BadCondition = 1; elseif rcond(a(1:k,1:k)) < 10*eps BadCondition = 1; if i==n BadCondition = 0; end else
118
BadCondition = 0; end kondisi = 0; jumlah = 1; while BadCondition == 1 if i<n i=i+1; %end v=a(i,1:(k-1)); alfa=a(i,k); bantu1=v*ainv; bantu2=bantu1*u; if alfa == bantu2 BadCondition = 1; elseif alfa ~= bantu2 if rcond(a([1:k-1 i],1:k)) < 10*eps BadCondition = 1; kondisi = 1; SimpanIterasi(jumlah) = i; jumlah=jumlah+1; else BadCondition = 0; end end else if kondisi == 1 BadCondition = 0; v = a(SimpanIterasi(1),1:(k-1)); alfa=a(SimpanIterasi(1),k); bantu1=v*ainv; bantu2=bantu1*u; i = SimpanIterasi(1); elseif kondisi == 0 set(nama.WB,'String','###'); set(nama.BB,'String','###'); set(nama.KB,'String',sprintf('gagal di %d',k)); setstatus(HalamanFig,''); WaktuTunggu(1); return; end end end bi=b(i); a12=ai(1:(k-1),k); a21=ai(k,1:(k-1)); aa=[ainv a12;a21 0]; lambda=1/(alfa-bantu2); xbaru=[xbaru;0]-((bi-v*xbaru)/(alfa-bantu2))*[ainv*u;-1]; ainv=aa+lambda*[ainv*u;-1]*[v*ainv -1]; if i~=k a=TukarBaris(a,i,k,n); b=TukarBaris(b,i,k,1);
119
x=TukarBaris(x,i,k,1); end setstatus(HalamanFig,sprintf('Iterasi ke %d dari %d',k,n)); %['Iterasi Ke- ' k ' dari ' n '']); WaktuTunggu(k/n); beban1(k) = flops; else ainv(:,[x])=ainv; waktu = etime(clock,t); beban = flops; waktu = num2str(waktu,'%10.4f'); beban = num2str(beban,'%20.0f'); set(nama.PB,'Cdata',x'); set(nama.SimpanInvers2,'Cdata',ainv); set(nama.SimpanHasilX2,'Cdata',xbaru); set(nama.WB,'String',waktu); set(nama.BB,'String',beban); set(nama.KB,'String','Sukses'); set(nama.CB,'Enable','On'); setstatus(HalamanFig,''); end end
c) Operasi Penukaran kolom
function OperasiPenukaranKolom HalamanFig = gcbf; nama=get(HalamanFig,'UserData'); a=get(nama.SimpanMatriks,'Cdata'); b=get(nama.SimpanVektor,'Cdata'); WaktuTunggu(0); t = 0; t = clock; [m,n]=size(a); for i=1:n x(i)=i; end x=x'; ai=eye(n); k=1; i=k; while a(k,i)==0 if i==n set(nama.WK,'String','###'); set(nama.BK,'String','###'); set(nama.KK,'String',sprintf('gagal di %d',k)); setstatus(HalamanFig,''); WaktuTunggu(1); return
120
end i=i+1; end flops(0); ainv=1/a(k,i); bi=b(k); xbaru=ainv*bi if i~=k a=TukarKolom(a,i,k,n); x=TukarBaris(x,i,k,1); end beban1(k) = flops; for k=1:n if k<n k=k+1; i=k; u=a(1:(k-1),k); v=a(k,1:(k-1)); alfa=a(k,k); bantu1=v*ainv; bantu2=bantu1*u; if alfa == bantu2 BadCondition = 1; elseif rcond(a(1:k,1:k)) < 10*eps BadCondition = 1; if i==n BadCondition = 0; end else BadCondition = 0; end kondisi = 0; jumlah=1; while BadCondition == 1 if i<n i=i+1; u=a(1:(k-1),i); alfa=a(k,i); bantu1=v*ainv; bantu2=bantu1*u; if alfa == bantu2 BadCondition = 1; elseif alfa ~= bantu2 if rcond(a(1:k,[1:k-1 i])) < 10*eps BadCondition = 1; kondisi = 1; SimpanIterasi(jumlah) = i; jumlah=jumlah+1; else BadCondition = 0; end end
121
else if kondisi == 1 BadCondition = 0; u=a(1:(k-1),SimpanIterasi(1)); alfa=a(k,SimpanIterasi(1)); bantu1=v*ainv; bantu2=bantu1*u; i = SimpanIterasi(1); elseif kondisi == 0 set(nama.WK,'String','###'); set(nama.BK,'String','###'); set(nama.KK,'String',sprintf('gagal di %d',k)); setstatus(HalamanFig,''); WaktuTunggu(1); return; end end end bi=b(k); a12=ai(1:(k-1),k); a21=ai(k,1:(k-1)); aa=[ainv a12;a21 0]; lambda=1/(alfa-bantu2); xbaru=[xbaru;0]-((bi-v*xbaru)/(alfa-bantu2))*[ainv*u;-1]; ainv=aa+lambda*[ainv*u;-1]*[v*ainv -1]; if i~=k a=TukarKolom(a,i,k,n); x=TukarBaris(x,i,k,1); end setstatus(HalamanFig,sprintf('Iterasi ke %d dari %d',k,n)); WaktuTunggu(k/n); beban1(k) = flops; else ainv([x],:)=ainv; xbaru([x])=xbaru; waktu = etime(clock,t); beban = flops; waktu = num2str(waktu,'%10.4f'); beban = num2str(beban,'%20.0f'); set(nama.SimpanInvers3,'Cdata',ainv); set(nama.PK,'Cdata',x'); set(nama.SimpanHasilX3,'Cdata',xbaru); set(nama.WK,'String',waktu); set(nama.BK,'String',beban); set(nama.KK,'String','Sukses'); set(nama.CK,'Enable','On'); setstatus(HalamanFig,''); end end
122
Di dalam setiap operasi sudah disertakan untuk mengetahui beban
komputasi(flops) dan waktu komputasi
Beban komputai
beban = flops; Waktu komputai
Sebelum langkah dimulai
t = 0; (set waktu mulai dari nol)
t = clock; (memulai waktu)
Akhir langkah
waktu = etime(clock,t); (perhitungan waktu akhir)
Pada operasi penukaran baris dan penukaran kolom dibubuhkan dua kondisi
yang harus dihindari dalam menangani kesalahan perhitungan, yaitu :
1. uvA 1−=α
Jika penyelesaian persamaan linier terus dilanjutkan akan terjadi pembagian
nol.
2. kondisi matriks A buruk(rcond<10*eps(≡2,2204*10-15))
Walaupun belum tentu pembagian nol terjadi iika penyeleaian persamaan
linier terus dilanjutkan tapi kondisi invers matriks mengalami kondisi yang
tidak baik. Pada pemecahan masalah tidak sesuai yang diharapkan. Matriks
Pada saat kedua operasi tersebut mengalami kedua kondisi di atas maka akan
mengalami penukaran sesuai operasi yang dimaksudkan.
Jika sampai langkah akhir perhitungan, ternyata matriks mengalami pembagian
nol maka matriks tidak ada penyelesaian persamaan linear karena matriks A
123
adalah matriks singular. Ataupun mengalami bukan pembagian nol tapi kondisi
matriks A buruk pada langkah akhir maka penyelesian persamaan linier tidak
sesuai yang diharapkan.
4.2. Implementasi antar muka
Sebelum mengaktifkan antar muka terlebih dahulu mempersiapkan letak
berkas sumber. Pada jendela perintah (command window) matlab, masuk menu
uatama file lalu pilih set path atau dibawah menu utama terebut tekan icon path
browser.
Gambar 4.1 path browser
Pada path browser akan tampak penempatan letak berkas sumber secara
default, yaitu pada folder C:\Matlabr11\work. Untuk mempermudah pencarian
berkas sumber tekan pada tombol browse
124
Gambar 4.2 Browse
4.2.1. Implementasi Tampilan Pembuka
Tampilan pembuka adalah tampilan yang pertama kali ditampilkan pada saat pertama
kali program dijalankan. Tampilan pembuka berupa form splash screen yang berupa
sambutan saat pengguna pertama kali masuk ke program.
125
Gambar 4.3 Tampilan awal
4.2.2. Implementasi Tampilan Utama
Gambar 4.4 Tampilan utama
126
Tampilan utama merupakan antarmuka induk. Secara umum program
penyelesaian persamaan linear ini terdiri sebagai berikut:
Masukan matriks dan vector
Penyelesaian persamaan linear
a. Masukan matriks dan vector
Pada Langkah ini pertama yang harus dilakukan adalah memasukkan matriks
kemudian masukan vector. Ada tiga jenis masukan matriks yaitu: File, Pengguna, dan
Otomatis.
1. File
Masukan matriks dari file yang bisa dibaca adalah dengan ekstensi txt.
File *.txt yang dimasukkan berisi elemen-elemen matriks yang mempunyai ordo
nxn.
Gambar 4.5 Tampilan masukan matriks secara file
127
2. Pengguna
Pada masukan ini, program meminta pengguna dengan mengetik elemen-
elemen matriks pada jendela matlab (matlab command). Pada jendela matlab
masukan matriks harus diawali dengan tanda “[“ dan diakhiri tanda “]”.
Gambar 4.6a Tampilan masukan matriks secara pengguna
jika matriks yang dimasukan bukan matriks bujur sangkar maka akan
keluar pesan
Gambar 4.6b Tampilan masukan matriks secara pengguna
128
3. Otomatis
Pada masukan matriks ini pengguna diminta untuk memasukkan ukuran
baris/kolom dan besar persen tak nol. Besar persen tak nol yang disediakan yaitu
10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%.
Gambar 4.7 Tampilan Masukan matriks secara otomatis
Pada masukan matriks Pengguna dan masukan matriks Otomatis jika matriks
yang dimasukkan matriks singular atau berkondisi kurang dari 10 eps maka akan
tampil pesan
Gambar 4.8 Tampilan pesan masukan matriks
129
Pada pesan tampilan tersebut terdapat tiga tombol,yaitu
1. Lanjutkan
Program dapat dilanjutkan untuk masukan vector.
2. Ulangi
Pada masukan matriks Pengguna maka pengguna diminta untuk memasukkan
matriks kembali
Pada masukan matriks Otomatis maka program akan mengulangi proses otomatis
3. Tidak
Pada masukan matriks Pengguna maka program akan keluar dari masukan
matriks secara pengguna
Pada masukan matriks Otomatis maka program akan kembali ke masukan matriks
otomatis
Setelah selesai memasukan matriks maka akan keluar tampilan masukan
vector b. Tampilan masukan vector dari ketiga jenis tersebut sama.
Gambar 4.9 Tampilan pesan pilihan vektor
Pada tampilan masukan vector terdapat tiga tombol, yaitu:
130
1. Pengguna
Memasukkan vector secara pengguna sama seperti memasukkan matriks secara
Pengguna. Ukuran vector tergantung matriks yang sudah dimasukkan.
Gambar 4.10a Tampilan masukan vector secara pengguna
jika vector yang dimasukkan bukan ukuran yang seharusnya maka akan tampil
Gambar 4.10b Tampilan masukan vector secara pengguna
131
2. File
Jenis file yang digunakan berekstensi txt dan program menentukan ukuran vector
berdasarkan masukan matriks yang sudah dimasukkan.
Gambar 4.11 Tampilan masukan vector secara file
jika ukuran vector yang dimasukan bukan ukuran yang seharusnya maka program
akan kembali pada pilihan masukan vector.
3. Otomatis
Pada masukan vector secara otomatis maka program menentukan sendiri ukuran
vector dan unsur-unsur matriksnya.
b. Penyelesaian persamaan linear
Pada penyelesaian persamaan linear di sini ada 3 macam operasi. Dari setiap
operasi menghasilkan keluaran waktu komputasi, beban komputasi.
132
Gambar 4.12 Tampilan penyelesaian persamaan linear
jika keterangan ‘sukses’ dari setiap operasi maka tombol cek akan aktif.
Tombol cek dimaskudkan untuk mengecek matriks yang diselesaikan. Matriks
tersebut divisualisasikan dalam bentuk gambar.
133
Gambar 4.13a Tampilan cek slide 1
Gambar 4.13b Tampilan cek slide 2
134
Gambar 4.13c Tampilan cek slide 3
Gambar 4.13d Tampilan cek slide 4
135
Gambar 4.13e Tampilan cek slide 5
Gambar 4.13f Tampilan cek slide 6
136
setelah memasukkan matriks tombol lihat matriks dan simpan matriks
menjadi aktif.
Gambar 4.14 Tampilan lihat matriks
Gambar 4.15 Tampilan simpan matriks
137
Pada tampilan utama juga terdapat info sebagai sekilas info tentang tampilan
utama
Gambar 4.16 Tampilan info
138
BAB V
ANALISIS HASIL
Pada bab ini akan dibahas mengenai penggunaan piranti-piranti yang ada
dalam bahasa pemrograman Matlab
5.1. Analisis bahasa pemrograman
Bahasa Pemrograman Matlab 5.3.1 dapat digunakan untuk membangun
aplikasi penyelesaian persamaan linier, karena:
Matlab merupakan bahasa pemrograman yang mendukung bagi pemrogram untuk
membangun aplikasi penyeleaian persamaan linier karena Matlab menyediakan
kemampuan mengolah matriks, sehingga cocok untuk mengembangkan program
tersebut.
5.2. Hasil uji coba program
Setelah merancang sistem dan mengimplementasikannya, maka penulis
mengadakan uji coba sehubungan dengan program bantu penyelesian persamaan
linier ini. Uji coba tersebut berguna sebagai bahan masukkan bagi penulis dan
pengembangan sistem selanjutnya
5.2.1. Matriks Uji
Ukuran matriks yang diuji adalah 2nx2n dengan n = 1,2..10 yaitu 2x2
sampai dengan 1024x1024 dengan angka bukan nol 10% sampai dengan 50%.
139
Matriks yang dipilih secara acak. Pada ukuran matriks 2x2 sampai 8x8 ditampilkan
unsur-unsur matriksnya. Sedangkan untuk ukuran 16x16 sampai 1024x1024 dengan
memvisualkan pola kejarangannya karena tidak memungkinkan untuk
menampilkan seluruh unsur-unsur matriks tersebut. Dalam hal ini
memvisualisasikan pola kejarangan hamper tampak sama maka akan menampilkan
pada ukuran 64x64 dan 128x128.
Persentase angka bukan
nol Matriks 2x2
10% ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡0000
20% ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡0000
30% ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡28000
40% ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡041
00
50% ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡290011
Persentase angka bukan
nol Matriks 4x4
140
10% ⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
00000740000000000
20% ⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
000000000759800004
30% ⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
00036087006800000540
40%
⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
5204900310970720044000
50% ⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
574603800210014450087046
Persentase angka bukan
nol Matriks 8x8
10%
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
00000000000000800000017000000000000029006000000000700011000000000000
141
20%
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
0045000001048005600000006900000023000000450003400000037006700780000000000021
30%
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
0630007300097900890003707600000046805700
13000000470094000820061043720000003200041
40%
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
810830950000640700073067034006000042041080399727000740009098760000540780021000032140012
50%
⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢
⎣
⎡
004915070690804205868090100986900000078684728089078564700058004702421310027244700080597400420
142
Gambar5.1 Matriks 64x64 dengan unsur-unsur 10% tak nol
Gambar5.2 Matriks 64x64 dengan unsur-unsur 20% tak nol
Gambar5.3 Matriks 64x64 dengan unsur-unsur 30% tak nol
Gambar5.4 Matriks 64x64 dengan unsur-unsur 40% tak nol
143
Gambar5.15 Matriks 64x64 dengan unsur-unsur 50% tak nol
Gambar 5.6 Matriks 128x128 dengan unsur-unsur 10% tak nol
Gambar5.7 Matriks 128x128 dengan unsur-unsur 20% tak nol
144
Gambar 5.8 Matriks 128x128 dengan unsur-unsur 30% tak nol
Gambar 5.9 Matriks 128x128 dengan unsur-unsur 40% tak nol
Gambar 5.10 Matriks 128x128 dengan unsur-unsur 50% tak nol
5.2.2. Hasil Uji
Dalam penelitian ini hasil invers matriks A dan hasil nilai x tidak diikut
sertakan, tetapi hasil invers matriks A dan nilai x dapat dicek melalui gambar yang
telah diaplikasikan dari hasilnya tersebut.
Masing-masing matriks diatas akan diselesaikan dengan menggunakan
metode updating. hasil dari penyeleaian tersebut berupa flops (beban komputasi)
145
dan waktu proses dari tiga operasi penukaran yaitu, tanpa penukaran baris/kolom,
penukaran baris, penukaran kolom.
Penelitian dalam skripsi ini, penulis menggunakan masukan secara
otomati sehingga memudahkan dalam penelitian karena cara ini penulis tinggal
menentukan ukuran matriks dan berapa persen angka bukan nolnya.
Berikut table hasil dan grafik dari penyelesaian tersebut.
Tabel 5.1 Keluaran matriks 2x2.
Matriks 2x2 Jenis Opeasi
10% 20% 30% 40% 50%
Waktu - - - - 0.0100Tanpa
penukaran Flops - - - - 58
Waktu - - - - 0.0100Penukaran
baris Flops - - - - 91
Waktu - - - - 0.0100Penukaran
kolom Flops - - - - 91
Tabel 5.2 Keluaran matriks 4x4.
Matriks 4x4 Jenis Opeasi
10% 20% 30% 40% 50%
Waktu - - - - 0,0100Tanpa
penukaran Flops - - - - 338
Waktu - - 0,0100 0,0100 0,0100Penukaran
baris Flops - - 531 560 540
Waktu - - 0,0100 0.0100 0,0100Penukaran
kolom Flops - - 531 548 540
146
Tabel 5.3 Keluaran matriks 8x8.
Matriks 8x8 Jenis Opeasi
10% 20% 30% 40% 50%
Waktu - - - - -Tanpa
penukaran Flops - - - - -
Waktu - 0,0200 0,0100 0,0200 0,0200Penukaran
baris Flops - 3802 3708 3773 3867
Waktu - 0,0200 0,0200 0,0200 0,0200Penukaran
kolom Flops - 3838 3708 3779 3891
Tabel 5.4 Keluaran matriks 16x16.
Matriks 16x16 Jenis Opeasi
10% 20% 30% 40% 50%
Waktu - - - - -Tanpa
penukaran Flops - - - - -
Waktu 0,0400 0,0400 0,0400 0,0400 0,0400Penukaran
baris Flops 34228 32682 35732 32487 29175
Waktu 0,0400 0,0400 0,0400 0,0400 0,0400Penukaran
kolom Flops 34674 32729 35561 30841 28824
147
Tabel 5.5 Keluaran matriks 32x32.
Matriks 32x32 Jenis Opeasi
10% 20% 30% 40% 50%
Waktu - - - - -Tanpa
penukaran Flops - - - - -
Waktu 0,0900 0,0900 0,0900 0,0900 0,0800Penukaran
baris Flops 287430 261414 305128 340072 344137
Waktu 0,0900 0,0900 0,0900 0,0900 0,0900Penukaran
kolom Flops 337310 274792 301791 336615 346147
Tabel 5.6 Keluaran matriks 64x64
Matriks 64x64 Jenis Opeasi
10% 20% 30% 40% 50%
Waktu - - - - 0,1700Tanpa
penukaran Flops - - - - 1.140.858
Waktu 0,2300 0,2100 0,2100 0,2100 0,2000Penukaran
baris Flops 2.984.765 3.252.605 3.719.906 3.921.522 4.172.520
Waktu 0,2200 0,2100 0,2100 0,2200 0,2100Penukaran
kolom Flops 2.900.854 3.465.414 3.763.235 4.014.101 4.172.520
148
Tabel 5.7 Keluaran matriks 128x128.
Matriks 128x128 Jenis Opeasi
10% 20% 30% 40% 50%
Waktu - - - - 0,4710Tanpa
penukaran Flops - - - - 9.105.658
Waktu 0.7710 0,7810 0,7610 0,7710 0,7610Penukaran
baris Flops 41.290.392 49.077.886 52.542.997 53.886.607 54.666.815
Waktu 0.7500 0.7800 0,7710 0,7710 0,7710Penukaran
kolom Flops 39.748.700 49.130.747 53.758.563 54.017.113 54.666.815
Tabel 5.8 Keluaran matriks 256x256.
Matriks 256x256 Jenis Opeasi
10% 20% 30% 40% 50%
Waktu - - - - -Tanpa
penukaran Flops - - - - -
Waktu 6,9300 7,9020 7,8620 8,2520 8,2120Penukaran
baris Flops 674.688.181 757.888.565 764.904.447 791.862.399 798.826.812
Waktu 6,9700 7,8610 7,9110 8,3620 8,3120Penukaran
kolom Flops 675.201.854 753.213.873 765.409.760 789.940.527 793.473.952
149
Tabel 5.9 Keluaran matriks 512x512.
Matriks 512x512 Jenis Opeasi
10% 20% 30% 40% 50%
Waktu Tanpa
penukaran Flops
Waktu 192,5270 200,4390 207,3580 207,0480 207,5780Penukaran
baris Flops 11.146.067.148 11.664.821.588 12.012.103.530 12.039.887.601 12.070.585.267
Waktu 189,9430 200,4680 206,4070 207,9890 208,2500Penukaran
kolom Flops 10.993.587.886 11.648.913.590 11.982.366.646 12.074.442.763 12.098.529.394
Tabel 5.10 Keluaran matriks 1024x1024.
Matriks 1024x1024 Jenis Opeasi
10% 20% 30% 40% 50%
Waktu -Tanpa
penukaran Flops -
Waktu 3261,0790 3372,3490 3390,8260 3394,9420 3425,3250Penukaran
baris Flops 179.263.930.550 185.643.483.429 187.190.091.996 187.562.616.184 188.344.417.780
Waktu 3273,6070 3371,1680 3387,4310 3420,1480 3414,6500Penukaran
kolom Flops 179.660.858.281 185.616.247.767 186.928.332.847 188.029.908.857 188.341.489.736
150
5.3. Analisis
Data-data matriks yang dipilih penulis dalam penelitian ini adalah secara otomatis
yang telah disediakan di dalam program. Untuk ukuran matriks 2x2 sampai dengan
ukuran matriks 8x8 dengan ketentuan angka bukan nolnya sebesar 10% selalu gagal
untuk diselesaikan sistem persamaan linearnya karena kondisi matriks buruk atau matriks
singular.
Pada penelitian ini penyelesaian sistem persamaan linear tanpa penukaran
baris/kolom sering kali gagal walaupun matriks yang dimasukkan adalah matriks tak
singular. Dari 50 matriks yang dipilih ada 43 matriks tak singular tetapi hanya 4 matriks
yang bisa dijalan tanpa melalui penukaran baris/kolom. Semua dari 43 matriks tak
singular dapat diselesaikan dengan penukaran baris ataupun penukaran kolom.
Banyaknya jumlah flops yang dihasilkan tergantung matriks A yang dipakai dan
bukan vector b, karena setelah diulang beberapa kali dengan memakai matriks A yang
tetap dan vector b berubah tidak berpengaruh pada jumlah flops yang dihasilkan. Jika
matriks A yang diselesaikan pada system persamaan linearnya semakin besar ukurannya
maka semakin besar pula flops yang dihasilkannya.
Dari matriks ukuran 2x2 sampai dengan 128x128 waktu yang dibutuhkan untuk
proses yaitu kurang dari satu detik. Format waktu yang ditampilkan adalah #,####.
Waktu sering berubah khususnya dibelakang koma(,). Dari waktu yang dihasilkan akan
semakin besar jika flops yang dihasilkan semakin besar.
Dari flops yang dihasilkan, tidak bisa ditentukan lebih besar yang diselesaikan
dengan opersasi penukaran baris ataupun penukaran kolom. Karena waktu dan flops
151
berbanding lurus maka waktupun tidakbisa ditentukan pula akan lebih besar dengan
penyelesaian penukaran baris atau penukaran kolom.
5.4. Kelebihan dan kekurangan program
5.4.1. Kelebihan
Program bantu penyelesaian persamaan linear ini mempunyai beberapa
kelebihan, antara lain:
1. Program menyediakan tiga pilihan masukan matriks dan vector yaitu secara
Pengguna, File, dan Otomatis.
2. Program menyediakan tooltipstring sehingga dapat digunakan sebagaipanduan bagi
pengguna yang mencoba menjalankan pertama kali.
3. jika matriks yang diselesaikan adalah matriks yang bekondisi lebih dari 10 eps
maka hasilnya dapat sesuai dengan yang dimaksud.
4. Pada saat proses penghitungan penyelesaian persamaan linear tersedia progress
sehingga pengguna dapat mengetahui sampai di mana proses penyelesaian tersebut.
5. Tersedia fasilitas cek hasil akhir dari penyelesaian sistem persamaan linear seperti
invers matriks A dan vector x.
5.4.2. Kekurangan
Program bantu penyelesaian persamaan linear ini mempunyai beberapa
kekurangan, antara lain:
1. Pada masukan matriks secara otomatis kadang-kadang tidak tepat menentukan
persen tak nolnya.
152
2. Pada saat proses penyelesaian berlangsung tidak bisa dibatalkan lagi ataupun
menekan tombol lain.
BAB VI
PENUTUP
Pada bagian akhir dari penulisan skripsi ini dicantumkan beberapa
kesimpulan dan saran dari hal-hal yang terkait dengan program persamaan linear
berdasarkan komposisinya dari bab-bab sebelumnya.
6.1 Kesimpulan
Dalam pembuatan program bantu penyelesaian sistem persamaan linear
dapat disimpulkan:
1. Metode updating cocok digunakan dalam penyelesaian sistem persamaan
linear karena penyelesaiannya secara bertahap dari ukuran yang paling
kecil hingga ukuran matriks yang diselesaikan..
2. Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan, operasi penukaran baris
atau penukaran kolom dibutuhkan untuk mengatasi pembagian nol pada
penyelesaian persamaan linear.
3. Dilihat dari waktu komputasi dan beban komputasi, tidak bisa ditentukan
akan lebih besar operasi penukaran baris atau penukaran kolom.
4. Matlab merupakan bahasa pemrograman yang cocok untuk
mengembangkan perangkat-lunak ini.
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan penulis untuk pengembangan perangkat-lunak
lebih lanjut :
153
154
1. Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear jarang serta
membandingkan operasi penukaran baris dan kolom pada ukuran matriks
yang berskala besar membutuhkan spesifikasi computer yang lebih tinggi
khususnya prosesor dan memori.
DAFTAR PUSTAKA
Anton H, 1998, Aljabar Linear Elementer, Erlangga, Jakarta.
Budi, W.S., 1995, Aljabar Linear, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Chapra, S. C., dan Canale,R. P., 1991, Metode Numerik untuk teknik dengan Penerapan
Pada Komputer Pribadi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Cullen, C. G., 1993, Aljabar Linear Dengan Penerapannya, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Leon, S. J., 1998, Linear Algebra With Applications, fith Edition, Pretince-Hall, Inc.
Leon, S. J., 2001, Aljabar Linear dan Aplikasinya, Edisi 5, Erlangga, Jakarta.
Soesiato, F, 1998, Teknik Komputasi Dasar : Ax = b dan f(x) = 0, Teknik Elektro, UGM.