UVEITIS

96
UVEITIS by: Putu Aditya DK Oie Thomas SW Devi Shintyasari I Nyoman Cahya SB

description

uveitisa

Transcript of UVEITIS

Page 1: UVEITIS

UVEITIS

by: Putu Aditya DK

Oie Thomas SW Devi Shintyasari I Nyoman Cahya SB

Page 2: UVEITIS

ANATOMI & FISIOLOGI

Page 3: UVEITIS

Persarafan uvea didapatkan dari ganglion siliar yang terletak antara bola mata dengan otot rektus lateral, 1 cm di depan foramen optik, yang menerima 3 akar saraf di bagian posterior yaitu :• Saraf sensoris berasal dari saraf nasosiliaris

mengandung serabut saraf sensoris untuk kornea, iris, dan badan siliar.

• Saraf simpatis membuat pupil berdilatasi berasal dari saraf simpatis yang melingkari arteri karotis; mempersarafi pembuluh darah uvea dan untuk dilatasi pupil.

• Akar saraf motor akan memberikan saraf parasimpatis untuk mengecilkan pupil.

Page 4: UVEITIS

• Iris mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata. Ukuran pupil pada prinsipnya ditentukan oleh keseimbangan antara konstriksi aktivitas parasimpatis yang dihantarkan melaui nervus kranialis III dan dilatasi yang ditimbulkan oleh aktivitas simpatis.

• Processus ciliaris dan epitel ciliares pembungkusnya berfungsi sebagai pembentuk aqueous humor.

• Fungsi serat-serat sirkular adalah untuk mengerutkan dan relaksasi serat-serat zonula, yang berorigo dilembah-lembah diantara processus ciliares.

Page 5: UVEITIS
Page 6: UVEITIS
Page 7: UVEITIS

DEFINISI UVEITIS proses inflamasi pada salah satu atau semua

bagian dari uvea (iris, badan siliar/korpus siliar, dan koroid).

Page 8: UVEITIS

• Radang uvea dapat mengenai hanya bagian depan jaringan uvea atau selaput pelangi (iris) dan keadaan ini disebut sebagai iritis.

• Bila mengenai bagian tengah uvea maka keadaan ini

disebut siklitis. Biasanya iritis akan disertai dengan siklitis yang disebut sebagai uveitis anterior.

• Uveitis anterior atau iridoklitis merupakan penyakit

yang mendadak yang biasanya berjalan selama 6-8 minggu, dan pada stadium dini biasanya dapat sembuh dengan tetes mata saja.

• Bila mengenai selaput hitam bagian

belakang mata maka disebut koroiditis.

Page 9: UVEITIS

EPIDEMIOLOGI• Penderita umumnya berada pada usia 20-50

tahun. Setelah usia 70 tahun, angka kejadian uveitis mulai berkurang. Pada penderita berusia tua umumnya uveitis diakibatkan oleh toksoplasmosis, herpes zoster, dan afakia.

• Laki-laki bentuk uveitis oftalmia simpatika akibat tingginya angka trauma tembus dan uveitis non-granulomatosa anterior akut.

• Wanita uveitis anterior kronik idiopatik dan toksoplasmosis.

Page 10: UVEITIS

KLASIFIKASI1) Klasifikasi anatomis

a) Uveitis anterior- Iritis : inflamasi yang dominan pada iris- Iridosiklitis : inflamasi pada iris dan pars plicata

- Siklitis : dimana bagian pars plicata dari badan silier dominan dipengaruhi peradangan.

b) Uveitis intermediet : inflamasi dominan pada pars plana dan retina perifer.

c) Uveitis posterior : inflamasi bagian uvea di belakang batas basis vitreus.

d) Panuveitis : inflamasi pada seluruh uvea.

Page 11: UVEITIS
Page 12: UVEITIS

2) Klasifikasi klinisa) Uveitis akut : onset simtomatik terjadi tiba-tiba dan berlangsung selama < 6 minggu.

b) Uveitis kronik : uveitis yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, seringkali onset tidak jelas dan bersifat asimtomatik.

Page 13: UVEITIS

3) Klasifikasi etiologisa) Uveitis eksogen : trauma, invasi mikroorganisme atau agen lain dari luar tubuh.

b) Uveitis endogen : mikroorganisme atau agen lain dari dalam tubuh.

- Berhubungan dengan penyakit sistemik, contoh: ankylosing spondylitis.

- Infeksi, yaitu infeksi bakteri (tuberkulosis), jamur (kandidiasis), virus (herpes zoster), protozoa (toksoplasmosis), atau roundworm (toksokariasis)

Page 14: UVEITIS

lanjutan uveitis endogen ……

- Uveitis spesifik idiopatik, yaitu uveitis yang tidak berhubungan dengan penyakit sistemik, tetapi memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari bentuk lain (sindrom uveitis Fuch).

- Uveitis non-spesifik idiopatik, yaitu uveitis yang tidak termasuk ke dalam kelompok di atas.

Page 15: UVEITIS

lanjutan KLASIFIKASI ……

4) Klasifikasi patologisa) Uveitis non-granulomatosa : infiltrasi dominan limfosit pada koroid.

b) Uveitis granulomatosa : koroid dominan sel epiteloid dan sel-sel raksasa multinukleus.

Page 16: UVEITIS

ETIOLOGI dan PATOFISIOLOGI

Uveitis Anterior

Radang akut diawali dengan dilatasi pembuluh darah kecil eksudasi sehingga jaringan iris edema, pucat dan refleks menjadi lambat sampai terhenti sama sekali. Eksudasi fibrin dan sel radang masuk ke bilik mata depan akuos humor menjadi keruh flare dan sel positif.

Sel radang menggumpal dan mengendap di bagian bawah bilik mata depan hipopionmengendap di endotel kornea keratik presipitat.

Page 17: UVEITIS

Penyebab uveitis anterior, antara lain :• Autoimun:

- Uveitis terinduksi-lensa    - Sarkoidosis

•    Keganasan:- Limfoma- Retinoblastoma  

• Infeksi:-  Sifilis- Herpes simpleks- Tuberkulosis                               

• Lain-lain:- Idiopatik                                               - Uveitis traumatika                                - Ablatio retina                                        

Page 18: UVEITIS

Uveitis Medius/Intermediet

• Penyebab uveitis intermediet tidak diketahui.• Tetapi sarkoidosis dan sklerosis multipel berperan pada 10-20% kasus.• Penyebab tersering dari proses infeksi yang dapat menyebabkan uveitis intermediet yaitu TBC karena disebabkan oleh penyebaran secara hematogen ke daerah mata.• Sering terjadi pada kasus yang kronis.

Page 19: UVEITIS

Uveitis Posterior

• Penyebab reaksi hipersensitifitas, baik terhadap mikroorganisme maupun gerak autogenik. Infeksi terjadi karena di salah satu bagian tubuh kemudian terjadi sensitisasi jaringan karena mikroorganisme atau proteinnya dalam darah sebagai antigen.

• Penyebab terjadinya uveitis posterior sangatlah banyak antara lain karena:

- Penyakit infeksi- Penyakit non-infeksi

Page 20: UVEITIS

lanjutan Uveitis Posterior ……

Penyebab uveitis posterior karena penyakit infeksi antara lain disebabkan oleh:• Virus (Citomegalovirus, herpes simples, herpes zoster,

rubella dan rubeola).

• Bakteri (Tuberculosis, brucellosis, sifilis sporadic dan endemic, borrelia (penyakit lyme), dan berbagai pathogen gram positif dan gram negative yang menyebar secara hematogen).

• Jamur (Candida, histoplasma, Cryptococcus, dan aspergillus).

• Parasit (Toxoplasma, toxocara, cycticersus, dan onchocera).

Page 21: UVEITIS

lanjutan Uveitis Posterior ……

Penyebab uveitis posterior karena penyakit non infeksi antara lain disebabkan oleh:• Autoimun (Penyakit behcet, sindrom Vogt Koyanagi

Harada, Leupus eritematosus sistemik, granulomatosis Wegener, oftalmia simpatika, dan vaskulitis retina).

• Keganasan (Limfoma intraocular, melanoma maligna, leukemia, dan lesi metastatik).

• Belum diketahui penyebabnya (Sarkoidosis, koroiditis serpiginosa, epiteliopati pigmen plakoid multifokasl akut, retinokoroidopati “bird shot”, epiteliopati pigmen retina, dan multiple evanescent white dot syndrome).

Page 22: UVEITIS

UVEITIS ANTERIOR

Page 23: UVEITIS

• Menurut American Optometric Association (AOA) tahun 2004, uveitis anterior adalah suatu proses inflamasi intraokular dari bagian uvea anterior hingga pertengahan vitreus.

• Uveitis anterior adalah radang pada iris (iritis) atau badan siliar (siklitis) dan dapat terjadi bersamaan, yang disebut sebagai iridosiklitis.

Page 24: UVEITIS

1. Iritis Akut

Gejala berupa:• rasa sakit, • merah,• fotofobia, • kesukaran melihat

dekat karena mengakibatkan gangguan pada otot akomodasi

Tanda:• Pupil miosis• Edema iris• Miopisasi• Flare• Hifema• Hipopion • TIO tinggi/rendah

Page 25: UVEITIS

lanjutan Iritis Akut ……

• Tekanan bola mata yang tinggi karena adanya gangguan pengaliran keluar cairan mata oleh sel radang atau perlengketan sudut bilik mata.

• Tekanan bola mata yang rendah karena adanya gangguan fungsi pembentukan cairan mata oleh badan siliar. telah terjadi siklitis iridosiklitis.

• Tekanan bola mata yang rendah ditemukan pada siklitis sendiri.

Page 26: UVEITIS

lanjutan Iritis Akut ……

• Perjalanan penyakit iritis sangat khas, yaitu berlangsung antara 2-4 minggu dapat terjadi kekambuhan.

• Prinsip pengobatan terhadap organisme penyebab, jika dicurigai merupakan kasus invasi dari organisme patogen atau pemberian steroid pada kasus yang merupakan reaksi hipersensitivitas.

• Pemberian steroid mengurangi rasa sakit, melepas sinekia yang terjadi, dan memberi istirahat pada iris yang meradang.

Page 27: UVEITIS

lanjutan Iritis Akut ……

• Penyulit yang sering terjadi yaitu:- sinekia anterior perifer- sinekia posterior- glaukoma sekunder akibat tertutupnya trabekulum oleh sel radang atau sisa sel radang.

• Pada peradangan yang menahun dapat terjadi edem makula yang kadang berlanjut ablasi retina non-regmatogenos atau serosa.

Page 28: UVEITIS

2. Iridosiklitis

Merupakan bentuk penyakit radang yang paling sering terjadi pada uveitis anterior.

Penyakit ini dapat akut dan menahun.Menahun merupakan kekambuhan dari reaksi imunologik.

Page 29: UVEITIS

Gambaran Klinis Uveitis Anterior

Gejala subjektif :• mata terasa ngeres• mata merah disertai air mata• nyeri• fotofobia• blefarospasme• penglihatan kabur

Page 30: UVEITIS

Gejala objektif :• kelopak mata edema disertai ptosis ringan• konjungtiva merah kadang-kadang disertai kemosis• hiperemi perikorneal• bilik mata depan keruh (flare), disertai adanya

hipopion atau keratic presipitat• iris edema dan warna menjadi pucat• sinekia posterior• pupil menyempit, bentuk tidak teratur, refleks

lambat sampai negatif

Page 31: UVEITIS

Perbedaan Uveitis Granulomatosadan Non Granulomatoxsa

Non-Granulomatosa Granulomatosa

Onset Akut Tersembunyi

Sakit Nyata Tidak ada atau ringan

Fotofobia Nyata Ringan

Penglihatan kabur Sedang Nyata

Merah sirkumkorneal Nyata Ringan

Presipitat keratik Putih halus Kelabu besar

Pupil Kecil dan tidak teratur Kecil dan tidak beratur (bervariasi)

Sinekia posterior Kadang-kadang Kadang-kadang

Nodul iris Kadang-kadang Kadang-kadang

Tempat Uvea anterior Uvea anterior dan posterior

Perjalanan Akut Menahun

Rekurensi Sering Kadang-kadang

Page 32: UVEITIS

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan dan indikasi pada penegakan diagnosa dan etiologi uveitis anterior menurut George (2007) dan AOA (2004):• Radiografi thorax Sarkoidosis & TB• Tes darah rutin membedakan penyebab bakteri

atau virus dan mengetahui keganasan seperti limfoma dan leukimia.

• FTA-ABS test & VRDL Sifilis• Purified protein derivative (PPD) test TB• Angiotensin-converting enzyme (ACE) test

Sarkoidosis

Page 33: UVEITIS

lanjutan Pemeriksaan Laboratorium ……

• Antinuclear antibody (ANA) SLE & juvenile rheumatoid arthritis.

• HLA-B27 typing ankylosing spondilytis, sindrom Reiter, inflammantory bowel disease, psoriasis artritis, sindrom Behcet.

• Gallium scan & Anergy evaluation Sarkoidosis• Toxoplasmosis enzyme-linked immunosorbent

assay (ELISA)• MRI pada kepala akan membantu dalam

penegakan cases of intraocular (CNS) lymphoma.• Pada pasien dengan indikasi sarkoidosis dan pada

pemeriksaan radiografi thorax.

Page 34: UVEITIS

Diagnosa Banding

• Konjungtivitis• Keratitis atau keratokunjungtivitis. Beberapa

penyebab keratitis seperti herpes simpleks dan herpes zooster dapat menyertai uveitis anterior sebenarnya.

• Glaukoma akut• Setelah serangan berulang kali, uveitis non-

granulomatosa dapat menunjukkan ciri uveitis granulomatosa.

Page 35: UVEITIS

Pengobatan

• Midriatikum/sikloplegik Sulfas atropin 1%sehari 3x tetes

• Anti inflamasi :Dewasa :- Preparat kortikosteroid:

Oral : Prednison 2 tablet sehari 3xSubkonjungtiva : Hidrokortison 0,3 cc

- Preparat non kortikosteroid.

Page 36: UVEITIS

• Antibiotik (diberikan bila ada indikasi yang jelas) :

Dewasa:- Lokal berupa tetes mata, kadang-kadang

dikombinasi dengan preparat steroid.- Subkonjungtiva, kadang-kadang

dikombinasi dengan steroid.- Per-oral : Chloramphenicol sehari 3x 2

kapsul.

Anak :- Chloramphenicol 25 mg/kgBB, sehari 3-4 kali.

Page 37: UVEITIS

Komplikasi

• Katarak• Glaukoma• Band Keratopathy• Cystoid Macular Edema (CME)

Page 38: UVEITIS

UVEITIS MEDIUS/INTE

RMEDIET

Page 39: UVEITIS

• Uveitis Intermediate adalah bentuk peradangan yang tidak mengenai uvea anterior atau posterior secara langsung. Sebaliknya ini mengenai zona intermediate mata.

• Uveitis intermediet, juga disebut siklitis, uveitis perifer, atau pars planitis.

• Tanda terpenting dari uveitis intermediet adalah

peradangan vitreous (badan kaca).• Uveitis intermediet khasnya bilateral dan

cenderung mengenai pasien pada masa remaja akhir atau dewasa muda.

• Pria lebih banyak yang terkena dibandingkan wanita.

Page 40: UVEITIS

Gambaran Klinis Uveitis Medius/Intermediet

• Floaters • Penglihatan kabur• Jarang nyeri• Fotofobia• Mata merah • Vitritis ditandai dengan Snowball atau

Snowbanking• Peradangan bilik mata depan minimal • Sel radang lebih banyak terdapat di vitreous

anterior (retro lental) daripada di bilik mata depan.• Jarang terjadi sinekia posterior ataupun anterior.

Page 41: UVEITIS

Gambaran dari snowball pada vitritis dengan pemeriksaan oftalmoskop

Page 42: UVEITIS

Bentukan snowbanking dilihat dengan pemeriksaan lup

Page 43: UVEITIS

Mutton fat satu tipe keratic percipitate yaitu sel-sel radang yang berada di belakang endotel retina. Untuk tipe mutton fat berukuran besar dan berwarna putih berminyak dan sering membentuk bentukan segitiga yang disebut Artl’s triangle.

Page 44: UVEITIS

Granuloma iris yaitu nodul pada iris yang terdiri dari penumpukan sel-sel radang. Nodul Koeppe terletak di bagian marginal dari iris sedangkan Nodul Busacca terletak di permukaan iris.

Page 45: UVEITIS

Uveitis Multiple Sclerosis

• Menyerang selubung myelin dari saraf. • Impuls saraf terhambat. • Gangguan neurologi yang bersifat menyeluruh • Imaging dengan MRI.• Radang pada pars planitis mata• Snowbanking yang terlihat pada pemeriksaan

oftalmoskop. • Belum ditentukan secara pasti apa yang

menyebabkan proses peradangan dari pars planitis.

• Terapi dari pars planitis karena MS dengan injeksi cortocosteroid transseptal lalu diikuti dengan pemberian corticosteroid oral.

Page 46: UVEITIS

Uveitis Tuberculosis

• Infeksi aktif ataupun secara sekunder karena reaksi imun terhadap mycobacterium.

• Penyebaran secara hematogen dari struktur yang

bersebelahan.

• Manifestasi oculer mulai dari scleritis, intertistial keratitis, infiltrat kornea, nodul iris kesemua tanda ini dapat terjadi tanpa adanya tanda-tanda infeksi sistemik.

Page 47: UVEITIS

• Tanda klinis dari uveitis TB adalah mutton fat, granuloma iris (koeppe dan busacca), hypopion dan sinekia posterior.

• Diagnosis uveitis TB adalah dengan swab dan

kultur bakteri. • Tes tuberculin pada uveitis TB menunjukkan

hasil positif akan tetapi sering menghasilkan false positif.

• Penatalaksanaan dari uveitis TB adalah menyembuhkan infeksi TB.

Page 48: UVEITIS

Uveitis Sarcoidosis

• Penyakit inflamasi sistemik, yang penyebabnya belum diketahui.

• Penumpukan dari sel-sel inflamasi kronis seperti monosit, macrofag dan sel T teraktivasi

• Membentuk nodul pada lebih dari satu organ.• Tanda kelainan sarcoidosis pada mata dapat

berupa mutton fat, nodul di trabecular meshwork, snowballs dan snowbanking, lesi chorioretinal multipel, microaneurisma multipel, ndoul di cawan optik, serta kelainan-kelainan ini bersifat bilateral.

• Terapi utama untuk sarcoidosis adalah immunospresan

Page 49: UVEITIS

Pengobatan

• Pengobatan umum untuk uveitis intermediet adalah dengan menggunakan kortikosteroid topikal.

• Dilakukan jika sudah parah dan mengganggu pengelihatan pasien.

• Jika dengan penggunaan kortikosteroid topikal tidak mempan maka dilakukan injeksi kortikosteroid subtenon.

• Komplikasi dari administrasi kortikosteroid adalah katarak oleh karena itu penggunaan kortikosteroid harus dilakukan dengan hati-hati.

Page 50: UVEITIS

UVEITIS POSTERI

OR

Page 51: UVEITIS

DEFINISIPeradangan koroid (Choroiditis), karena lapisan luar retina menempel langsung dengan koroid.Peradangan pada koroid hampir selalu melibatkan perbatasan retina, dan hasil dari lesi tersebut biasa disebut dengan Chorioretinitis.

Page 52: UVEITIS

KLASIFIKASIBerdasarkan anatomisnya uveitis posterior dibagi menjadi:

• Retinitis• Koroiditis• Vaskulitis retina• Papilitis

Page 53: UVEITIS

Retinitis

Retinitis adalah suatu penyakit yang mengenai retina. Ditandai dengan perdangan pada retina

ETIOLOGI• Toxoplasmosis• Penyakit Behcet• Sifilis

Page 54: UVEITIS

Toxoplasmosis

• Infeksi Toxoplasma gondii• Berasal dari kucing (host definitif). Manusia dan

hewan lainnya (sapi, domba, dan babi) host intermediate.

• Penyakit ini terutama mempengaruhi sistem saraf pusat (otak dan retina).

• Terdiri dari dua bentuk : Acquired dan Congenital.

Page 55: UVEITIS

Penyakit Behcet

• Penyakit multi sistem idiopatik. • Ditandai oleh uveitis berulang, non-granulomatosa,

ulserasi aptous, ulserasi genital dan eritema multiforme.

• Biasanya menyerang pria muda dengan hasil test HLA-B51 positif.

• Uveitis pada penyakit Behcet biasanya bilateral iridosiklitis.

• Berulangnya penyakit ini terkait dengan hipopion.• Hal ini juga dapat dikaitkan dengan uveitis

posterior, vitritis, periphlebitis retinae dan retinitis dalam bentuk infiltrat nekrotik putih.

Page 56: UVEITIS

Sifilis

• Disebabkan oleh infeksi Treponema pallidum. • Jarang ditemukan, dapat disembuhkan.• Peradangan intra okuler terjadi pada infeksi

stadium kedua dan ketiga.• Atrofi luas dan hyperplasia epitel pigmen retina

dapat terjadi pada stadium tanpa pengobatan.

Page 57: UVEITIS

GAMBARAN KLINIS

Gejala• Penurunan tajam penglihatan• Biasa tidak ditemukan rasa sakit, kecuali bila

sudah timbul gejala lain yang menyertai yaitu iridosiklitis atau uveitis anterior yang juga disertai rasa silau. Pada keadaan ini mata menjadi merah.

• Floaters • Fotopsia

Page 58: UVEITIS

Tanda• Mata tampak tenang.• Pada anak-anak sering ditemukannya strabismus.• Lesi di daerah makula daan normal berkembang

sejak lahir sampai usia 6 tahun. Akibat adanya lesi, mata tidak dapat berfiksasi sehingga kedudukan bola mata ini berubah ke arah luar.

Ini terjadi bila lesi terjadi di daerah makula yang diperlukan untuk penglihatan tajam dan dalam keadaan normal berkembang sejak lahir sampai usia 6 tahun. Akibat adanya lesi, mata tidak dapat berfiksasi sehingga kedudukan bola mata ini berubah ke arah luar.

Page 59: UVEITIS

Pada pemeriksaan oftalmoskop tampak gambaran sebagai berikut :• Lesi berupa fokus putih kekuningan yang soliter

atau multipel, yang terletak terutama di polus posterior, tetapi dapat juga di bagian perifer retina.

• Papilitis atau edema papil.• Kelainan vitreus atau vitritis. Pada vitritis yang

ringan akan tampak sel-sel. Sering sekali vitritis begitu berat, sehingga visualisasi fundus okuli terganggu.

• Uveitis anterior atau iridosiklitis, dan skleritis.

Page 60: UVEITIS

Nekrosis pada retina dengan gambaran pendarahan retina. Ditemukan tipikal cytomegalovirus retinitis pada pasien dengan AIDS.

Page 61: UVEITIS

Koroiditis

Koroiditis adalah suatu penyakit yang mengenai lapisan koroid. Ditandai dengan perdangan pada lapisan koroid tersebut.

ETIOOGI• Sarkoidosis• Tuberkulosis• Sindrom Vogt Koyanagi Harada

Page 62: UVEITIS

Sarkoidosis

• Penyakit granulomatosa kronik yang belum diketahui penyebabnya, biasanya terjadi pada decade keempat atau kelima kehidupan. Kelainan paru ditemukan pada lebih dari 90% pasien. Bila kelenjar lakrimal yang terkena, penyakit ini disebut dengan sindrom Mikulicz.

• Diagnosis ditegakkan dengan dukungan dari hasil foto roentgen dada yang abnormal, khususnya bila ada adenopati hilus, atau dengan peningkatan kadar angiotensin-converting enzyme dalam serum, lisosim serum, atau kadar kalsium. Biopsi dilakukan hanya pada lesi-lesi yang mencurigakan tampak jelas.

Page 63: UVEITIS

Tuberkulosis

• Tuberkulosis dapat menyebabkan berbagai jenis uveitis, tetapi memerlukan perhatian khusus bila terdapat keratic precipitate granulomatosa atau granuloma koroid atau granuloma iris.

• Walaupun infeksinya dikatakan berasal dari suatu focus primer didalam tubuh, uveitis tuberculosis jarang ditemukan pada pasien-pasien dengan tuberculosis paru aktif.

• Pemeriksaan harus mencakup foto roentgen dada dan uji kulit. Pengobatannya berupa pemberian tiga atau lebih obat antituberkulosis selama 6-9 bulan.

Page 64: UVEITIS

Gambaran keratic precipitate

Page 65: UVEITIS

Sindrom Vogt Koyanagi Harada

• Kumpulan suatu gejala dengan gangguan multisistem idiopatik yang meliputi kulit, saraf dan lesi mata. Penyakit ini relatif lebih umum di Negara Jepang yang biasanya positif untuk hasil test HLA-DR4 dan DW15 pada penduduknya.

• Gambaran klinis :• Lesi kulit meliputi alopecia, dan poliosis vitiligo.• Lesi neurologis berupa meningisme,

ensefalopati, tinnitus, vertigo dan tuli.• Pada mata biasanya bermanifetasi anterior

uveitis granulomatosa kronis bilateral, uveitis posterior dan eksudatif retina detachment.

Page 66: UVEITIS

KLASIFIKASI KOROIDITIS

• Supuratif choroiditis (Peradangan bernanah dari koroid), biasanya tidak terjadi sendirian dan hampir selalu merupakan bagian dari endophthalmitis.

• Non-Supuratif Choroiditis. Mungkin granulomatosa ataupun non-granulomatosa (lebih sering) radang non supuratif koroid biasanya ditandai dengan eksudasi dan infiltrasi seluler, mengakibatkan lesi putih keabu-abuan yang menyembunyikan pembuluh koroidal yang normal berwana merah. Non-supuratif Choroiditis biasanya bilateral dan berdasarkan morfologinya (tergantung pada jumlah dan lokasi lesi) dapat diklasifikasikan ke difus, disseminated dan circumscribed (terlokalisasi) Choroiditis.

Page 67: UVEITIS

Non-Supuratif Choroiditis dibagi menjadi:• Diffuse choroiditis

Penyebaran besar lesi yang melibatkan sebagian besar jaringan Choroidal. Sekarang biasanya berasal dari TBC atau sifilis.

• Disseminated choroiditisPeradangan pada beberapa daerah tetapi kecil yang tersebar disebagian besar dari koroid

• Circumscribed/localised/focal choroiditisPeradangan bercak tunggal atau bercak kecil yang berada pada daerah tertentu

Page 68: UVEITIS

Lesi yang sudah sembuh dari Disseminated Choroiditis

Page 69: UVEITIS

GAMBARAN KLINIS

Gejala• Penurunan Penglihatan• Photopsia• Floaters• Metamorphosia• Micropsia• Macropsia• Positif Scotoma

Page 70: UVEITIS

Tanda• Kekeruhan pada vitreus biasanya terjadi dibagian

tengah dan belakang. Hal ini bisa berbentuk halus, kasar, benang-benang, ataupun seperti bola salju.

• Gambaran bercak choroiditis.- Tahap aktif Gambaran kuning pucat atau putih yang kotor dengan daerah yang mengangkat dengan ujung yang tidak jelas.

- Tahap atrofi atau tahap sembuhDaerah yang terkena akan terlihat lebih tajam daripada daerah-daerah lain yang tidak terkena. Daerah yang terkena menunjukan sclera putih diatas koroid yang atrofi dengan gumpalan hitam ditepi lesi.

Page 71: UVEITIS

Bercak yang sudah sembuh dari Central Chorioretinitis.

Page 72: UVEITIS

Vaskulitis Retina

Peradangan pada pembuluh darah retina yang mungkin dapat bersifat primer maupun sekunder.

ETIOLOGI• Penyakit Easles

peradangan idiopatik dari vena retina perifer. Hal ini ditandai dengan pendarahan vitreus berulang, maka itu disebut juga dengan pendarahan vitreus primer. Etiologinya tidak diketahui secara pasti. Banyak dianggap sebagai reaksi hipersensitivitas terhadap protein TBC.

Page 73: UVEITIS

GAMBARAN KLINIS

Gejala dan tanda yang ditemukan pada vaskulitis retina antara lain sebagai berikut:• Floaters, yaitu pasien mengeluh ditemukannya

bintik-bintik hitam pada penglihatannya.• Kehilangan penglihatan tanpa disertai dengan

rasa nyeri.• Perdarahan dapat ditemukan dan dapat hilang

atau bersih dengan sendirinya, tetapi biasa ditemukan timbulnya perdarahan berulang.

Page 74: UVEITIS

Perjalanan klinis pada penyakit Eales dapat digambarkan dalam 4 tahap yaitu:

• Tahap Inflamasi vena perifer yang terkena menjadi memadat dan selubungnya terlihat pada permukaannya. Perndarahan superficial awalnya tampak seperti gambaran api hingga berbentuk seperti lembaran-lembaran tampak pada sekitar vena yang terkena.

• Tahap Iskemik ditandai dengan obliterasi dari pembuluh darah yang terkena dan tampak adanya pengembangan daerah avaskular di daerah perifer dengan fundus floresin angiograf.

Page 75: UVEITIS

• Tahap Neovaskularisasi Retina. Ditandai dengan pengembangan pembuluh darah abnormal yang rapuh pada persimpangan perfusi dan non-perfusi retina.

• Tahap Sekuele. Ditandai dengan pengembangan

dari komplikasi-komplikasi seperti vitreoretinopati proliferative, ablasio retina traksi, rubeosis iridis, dan glaucoma neovaskular.

Page 76: UVEITIS

Gambaran penyakit Easles. Stadium inflamasi, ditemukan kongesti perivaskular eksudat.

Page 77: UVEITIS

Papilitis

Gangguan inflamasi dan demielinasi yang terjadi pada optic disc. Kondisi ini biasanya unilateral tapi kadang-kadang mungkin bilateral. Papilitis perlu dicurigai pada uveitis yang disertai dengan nyeri saat pergerakan bola mata.

ETIOLOGI• Sklerosis Multiple

Page 78: UVEITIS

Sclerosis Multiple

• Ciri khas dari sklerosis multiple ini adalah suatu penyakit demielinasi pada sistem saraf pusat yang sering kambuh dan remisi. Penyebabnya masih belum diketahui. Beberapa pasien dapat mengalami bentuk penyakit yang progresif kronik.

• Biasanya pada dewasa muda dan penyakit ini jarang terjadi atau muncul pada usia sebelum 15 tahun dan setelah 55 tahun

Page 79: UVEITIS

GAMBARAN KLINIS

Gejala• Kehilangan penglihatan tiba-tiba dan progresif.• Adaptasi penglihatan gelap mungkin menurun.• Pandangan kabur pada saat melihat terang.• Gangguan penglihatan warna.• Uhthoff symptom.• Kedalaman persepi, terutama pada benda

yang bergerak (Pulfrich’s phenomenon) kemungkinan terganggu.

• Nyeri.

Page 80: UVEITIS

Tanda• Oftalmoskop sering terlihat adanya skotoma

sentral berbentuk sirkular dengan ukuran dan kepadatan yang sangat bervariasi.

• Pemeriksaan lapang pandang dengan menggunakan automated perimetry paling sering menunjukan kehilangan lapangan pandang difus.

• Reflex cahaya pupil melambat, dan bila kelainan nervus optikusnya tidak simetris, akan dijumpai defek pupil aferen.

• Ditemukan pula pengaburan batas-batas diskus.

Page 81: UVEITIS

lanjutan tanda papilitis ……

• Edema caput nervus optikus, tetapi jarang dijumpai edema yang mencolok.

• Timbul eksudat dan edema retina di berkas papilomakular jarang terjadi berhubungan dengan progresivitas menjadi sclerosis multipel yang lebih lambat.

• Perdarahan berbentuk nyala api dilapisan serat saraf dekat dengan diskus optikus terlihat pada kurang dari 10% kasus.

• Sel-sel vitreus dapat ditemukan di daerah prapapilar pada kurang dari 5% kasus.

Page 82: UVEITIS

Gambaran papilitis pada oftalmoskop.

Page 83: UVEITIS

PENATALAKSANAAN• Midriatika/siklopegik:

• Sulfas atropin 1% : sehari 1x 1 tetes• Homatropin 2% : sehari 3x 1 tetes

• Tetes/salep mata:• Dexamethasone 1% atau Betamethasone 1%• Prednisolone 0,5% tetes/salep

• Sistemik• Prednisolone : dosis awal 1-1,5 mg/kgBB diturunkan

bertahap bila sudah ada respon.• Cyclosporin dapat diberikan bila tidak ada respon

dengan steroid, setelah pemberian 2 minggu.• Dosis awal: 5 mg/hari, bila ada respon, diberi

dosis maintenance 2 mg/kgBB/hari.• Pengawasan: faal hati dan ginjal.

Diberikan sehari 3x.

Page 84: UVEITIS

lanjutan Penatalaksanaan ……

• Suntikan• Suntikan periokuler :

• Long acting :• Methylprednisolone acetat atau • Triamcinolone acetonic 40 mg/cc/minggu

• Short acting :• Betamethasone 4 mg/cc/hari.• Dexamethasone 4 mg/cc/hari.

• Suntikan subtenon anterior :• Obat yang diberikan sama dengan di atas, dosis:

0,5 cc untuk kasus uveitis anterior dan pars planitis.

• Suntikan subtenon posterior :• Obat sama, 1,5 cc/suntikan untuk kasus pars

planitis dan uveitis posterior.

Page 85: UVEITIS

KOMPLIKASI• Sinekia posterior.• Katarak komplikata.• Edema macula sistoid.• Vaskuler dan optik atrofi.• “Traction retina detachment”.

Page 86: UVEITIS

GAMBARAN KLINISGEJALAChoroiditis adalah suatu penyakit tanpa rasa nyeri, biasanya ditandai dengan gejala visual karena terkait dengan kabut pada vitreus dan keterlibatan dari retina

Berbagai gejala visual yang tampak pada pasien dirangkum dibawah ini:• Penurunan penglihatan• Photopsia• Floaters• Metamorphosia• Micropsia• Macropsia• Positif scotoma

Page 87: UVEITIS

DIAGNOSAAnamnesis:Pasien dapat mengeluhkan :• nyeri okular (lebih jarang pada uveitis posterior

atau koroiditis);• fotofobia;• penglihatan kabur;• mata merah.

Uveitis posterior bisa tidak terasa sakit.

Page 88: UVEITIS

lanjutan anamnesis ……

Pasien harus ditanya mengenai gejala lain yang relevan untuk membantu menentukan apakah ada penyakit sistemik terkait.

Gejala pernapasan (ex. sesak napas, batuk) Masalah kulit (ex. eritema nodosum) Penyakit sendi (ex. spondilitis ankilosa) Penyakit usus (ex. kolitis ulseratif) Penyakit infeksi (ex. sifilis)

Page 89: UVEITIS

Tanda:Pada pemeriksaan :• Tajam penglihatan menurun.• Inflamasi pada penyakit anterior akut di sekitar

limbus (injeksi siliar).• Presipitat keratitis atau KP.• Pemeriksaan slit lamp sel akueous dan flare,

bahkan dapat ditemukan adanya hipopion.• Pembuluh darah iris dilatasi.• Sinekia posterior atau SP.• Tekanan intraokular meningkat.• Mungkin ditemukan sel-sel pada vitreous.• Mungkin ditemukan fokus inflamasi pada retina

atau koroid.• Bisa didapatkan edema makular.

Page 90: UVEITIS

Pemeriksaan Penunjang:• Untuk menentukan kaitan sistemik dan sebagian

diarahkan oleh jenis uveitis yang terjadi.• Uveitis anterior penentuan HLA dapat membantu

mengkonfirmasi diagnosis.• Adanya KP yang besar dan kemungkinan nodul

pada iris sarkoidosis; pemeriksaan rontgen thorax, kalsium serum, dan kadar angiotensin converting enzyme dalam serum dapat dilakukan.

• Tidak semua uveitis anterior membutuhkan pemeriksaan penunjang pada kali pertama, kecuali didapatkan gejala sistemik terkait.

Page 91: UVEITIS

DIAGNOSA BANDING

Beberapa kelainan yang sering di kelirukan dengan uveitis antara lain :a. Konjungtivitis dibedakan dengan adanya sekret

dan kemerahan pada konjungtiva.b. Keratitis dibedakan dengan adanya pewarnaan

atau defek pada epitel atau adanya penebalan atau infiltrat pada stroma.

c. Glaukoma akut sudut tertutup ditandai dengan peningkatan tekanan intra okular, kekeruhan dan edema kornea dan sudut bilik mata depan yang sempit.

Page 92: UVEITIS

PENATALAKSANAAN

a. Kortikosteroid topikal, periokuler, sistemik (oral, subtenon, intravitreal) dansikloplegia. 

b. Pemberian antiinflamasi non steroid.c. Pemberian obat jenis sitotoksik seperti ankylating

agent (siklofosfamid, klorambusil), antimetabolit (azatrioprin, metotrexat) dan sel T supresor (siklosporin).

d. Terapi operatif untuk evaluasi diagnostik (parasentesis, vitreus tap dan biopsi korioretinal untuk menyingkirkan neoplasma atau proses infeksi) bila diperlukan.

e. Terapi untuk memperbaiki dan mengatasi komplikasi seperti katarak, mengontrol glaukoma dan vitrektomi.

Page 93: UVEITIS

lanjutan Penatalaksanaan ……

f. Midriatikum berfungsi untuk memberikan kenyamanan pada pasien, mencegah pembentukan sinekia posterior, dan menghancurkan sinekia. Memberikan kenyamanan dengan mengurangi spasme muskulus siliaris dan sfingter pupildengan menggunakan atropin. Atropin tidak diberikan lebih dari 1-2 minggu.

g. Steroid topikal hanya digunakan pada uveitis anterior dengan pemberian steroid kuat, seperti dexametason, betametason, dan prednisolon. Komplikasi pemakaian steroid adalah glaukoma, posterior subcapsular cataract, komplikasi kornea, dan efek samping sistemik.

Page 94: UVEITIS

KOMPLIKASI• Peningkatan tekanan intraokuler (TIO) akut yang

terjadi sekunder akibat blok pupil (sinekia posterior)

• Inflamasi, atau penggunaan kortikosteroid topikal.• Katarak juga dapat terjadi akibat pemakaian

kortikosteroid.• Atrofi nervus optikus dan kehilangan

penglihatan permanen akibat TIO yang meningkat.

• Komplikasi lain meliputi corneal band-shape keratopathy, katarak, pengerutan permukaan makula, edema diskus optikus dan makula, edema kornea, dan retinal detachment.

Page 95: UVEITIS

PROGNOSIS• Umumnya kasus uveitis anterior prognosisnya

baik bila di diagnosis lebih awal dan diberi pengobatan yang tepat.

• Prognosis visual pada iritis kebanyakan pulih dengan baik tanpa adanya katarak, glaukoma dan uveitis posterior.

• Keterlibatan retina, koroid atau nervus optikus cenderung memberi prognosis yang lebih buruk.

Page 96: UVEITIS

THANK YOU …