Uveitis Anterior.doc
-
Upload
putusanggra -
Category
Documents
-
view
235 -
download
0
Transcript of Uveitis Anterior.doc
-
8/14/2019 Uveitis Anterior.doc
1/24
-
8/14/2019 Uveitis Anterior.doc
2/24
Penulisan 'ase 3eport Session ('3S) ini menggunakan metode tinjauan pustaka dengan
mengaupada berbagai literature dan kepustakaan berupa buku, jurnal dan internet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fiiologi U!ea
Uvea merupakan lapis vaskular mata yang terdiri dari iris, korpus siliaris dan
khoroid.
2
-
8/14/2019 Uveitis Anterior.doc
3/24
-
8/14/2019 Uveitis Anterior.doc
4/24
oleh membrana Bruh dan di sebelah luar dibatasi oleh sklera. *horoid melekat erat ke
posterior ke tepi-tepi nervus optikus. *e anterior, khoroid bersambung dengan badan
siliar.
8ungsi dari uvea antara lain &
0. 3egulasi sinar ke retina
. Imunologi, bagian yang berperan dalam hal ini adalah khoroid
%. Produksi akuos humor oleh korpus siliaris
5. 9utrisi
#. 8iltrasi
2.2 De%inii dan Klai%ikai
Uveitis diartikan sebagai peradangan dari :uveal trat;, lapisan pembuluh darah
mata yang terdiri dari iris, korpus siliar, dan khoroid. Inflamasi dari struktur ini biasanya
diikuti oleh inflamasi jaringan sekitarnya, termasuk kornea, sklera, vitreous, retina, dan
nervus optikus.
Uveitis dapat diklasifikasikan menurut &
a. natomi
roup pada tahun 11# membuat suatu system
klasifikasi seara anatomis suatu uveitis.
2ipe 8okus Inflamasi 4eliputi
Uveitis nterior '7 Iritis
Iridosiklitis
Siklitis nterior
Uveitis Intermediat ?itreus Pars Planitis
Siklitis Posterior
+ialitis
4
-
8/14/2019 Uveitis Anterior.doc
5/24
Uveitis Posterior 3etina dan *oroid *oroiditis 8okal,
4ultifokal atau difus
*orioretinitis
3etinokoroiditis
3etinitis
9euroretinitis
Pan Uveitis '7, ?iterus, 3etina
dan *oroid
b. >ambaran klinik &
2ipe *eterangan
kut *arakteristik @pisodenya& onset tiba-
tiba, durasi A % bln
3ekuren @pisode berulang, dengan periode
inaktivasi tanpa terapi %bln
*ronik Uveitis persisten dengan relaps C % bln
setelah terapi dihentikan
. +istopatologi
0. >ranulomatosa, umumnya mengikuti invasi mikroba aktif ke jaringan oleh
organisme penyebab.
. 9on-granulomatosa, umumnya tidak ditemukan organisme pathogen dan
berespon baik terhadap terapi kortikosteroid sehingga diduga peradangan ini
merupakan fenomena hipersensifitas.
2.& E"idemiologi
Penyakit peradangan traktus uvealis umumnya terjadi pada usia muda dan usia
pertengahan. Insidensi dari uveitis di merika Serikat sekitar 0# per 011.111 orang per
tahun, atau %D.111 kasus baru per tahun. Sekitar "#$ merupakan uveitis anterior. Sekitar
5
-
8/14/2019 Uveitis Anterior.doc
6/24
#1$ pasien dengan uveitis menderita penyakit sistemik terkait. Uveitis bisa terjadi pada
umur di ba/ah 0E tahun sampai umur 51 tahun. Pada beberapa negara seperti merika
Serikat, Israel, India, Belanda, dan Inggris insiden uveitis banyak terjadi pada dekade %1-
51 tahun.
@tiologi
Pada kebanyakan kasus tidak diketahui penyebabnya, diduga terjadi proses inflamasi dan
non infeksi.
1. @ksogen & Pada umumnya disebabkan oleh karena trauma, operasi intra
okuler, ataupun iatrogenik.
. @ndogen & karena adanya kelainan sistemik sebagai faktor predisposisi
a. Bakteri & 2uberkulosa, sifilis
b. ?irus & +erpes simpleks, +erpes =oster, '4?, Penyakit
?ogt- *oyanagi-+anada, Sindrom Behet.
. 6amur & *andidiasis
d. Parasit & 2oksoplasma, 2oksokara
e. Penyakit Sistemik & Penyakit kolagen, arthritis reumatoid, multiple
sklerosis, sarkoidosis, penyakit vaskuler
f. Imunologik & !ens-indued iridosiklitis, oftalmia simpatika
g. 9eoplastik & !imfoma, reiulum ell arinoma
%. Immunodefisiensi & IS
5. Idiopatik
2.' Pato%iiologi
Peradangan uvea biasanya unilateral, dapat disebabkan oleh efek langsung suatu
infeksi atau merupakan fenomena alergi. Infeksi piogenik biasanya mengikuti suatu
6
-
8/14/2019 Uveitis Anterior.doc
7/24
trauma tembus okuli, /alaupun kadang-kadang dapat juga terjadi sebagai reaksi
terhadap =at toksik yang diproduksi oleh mikroba yang menginfeksi jaringan tubuh
diluar mata.
Uveitis yang berhubungan dengan mekanisme alergi merupakan reaksi
hipersensitivitas terhadap antigen dari luar (antigen eksogen) atau antigen dari dalam
(antigen endogen). alam banyak hal antigen luar berasal dari mikroba yang infeksius.
Sehubungan dengan hal ini peradangan uvea terjadi lama setelah proses infeksinya yaitu
setelah munulnya mekanisme hipersensitivitas.
3adang iris dan badan siliar menyebabkan rusaknya Blood Aqueous Barrier
sehingga terjadi peningkatan protein, fibrin, dan sel-sel radang dalam humor akuos. Pada
pemeriksaan biomikroskop (slit lamp) hal ini tampak sebagai flare, yaitu partikel-
partikel keil dengan gerak Bro/n (efek tyndall).
Sel-sel radang yang terdiri dari limfosit, makrofag, sel plasma dapat membentuk
presipitat keratik yaitu sel-sel radang yang menempel pada permukaan endotel kornea.
pabila presipitat keratik ini besar disebut mutton fat.
Pada proses peradangan yang lebih akut, dapat dijumpai penumpukan sel-sel
radang didalam bilik mata depan (B4) yang disebut hipopion, ataupun migrasi eritrosit
ke dalam B4, dikenal dengan hifema. kumulasi sel-sel radang dapat juga terjadi
pada perifer pupil yang disebutKoeppe nodules, bila dipermukaan iris disebutBusacca
nodules.
Sel-sel radang, fibrin, dan fibroblast dapat menimbulkan perlekatan antara irisdengan kapsul lensa bagian anterior yang disebut sinekia posterior, ataupun antara iris
7
-
8/14/2019 Uveitis Anterior.doc
8/24
dengan endotel kornea yang disebut dengan sinekia anterior. apat pula terjadi
perlekatan pada bagian tepi pupil, yang disebut seklusio pupil, atau seluruh pupil tertutup
oleh sel-sel radang, disebut oklusio pupil. Perlekatan-perlekatan tersebut, ditambah
dengan tertutupnya trabekular oleh sel-sel radang, akan menghambat aliran akuos humor
dari bilik mata belakang ke bilik mata depan sehingga akuos humor tertumpuk di bilik
mata belakang dan akan mendorong iris ke depan yang tampak sebagai iris bombe.
Selanjutnya tekanan dalam bola mata semakin meningkat dan akhirnya terjadi glaukoma
sekunder. Pada fase akut terjadi glaukoma sekunder karena gumpalan-gumpalan pada
sudut bilik mata depan, sedangkan pada fase lanjut glaukoma terjadi karena adanya
seklusio pupil.
Pada kasus yang berlangsung kronis dapat terjadi gangguan produksi akuos
humor yang menyebabkan penurunan tekanan bola mata sebagai akibat hipofungsi badan
siliar.
2.( )e*ala Klini
a. )e*ala #+,ekti%
1- N,eri
Uveitis anterior akut
9yeri disebabkan oleh iritasi saraf siliar bila melihat ahaya dan
penekanan saraf siliar bila melihat dekat. Sifat nyeri menetap atau hilang
timbul. !okalisasi nyeri bola mata, daerah orbita dan kraniofasial. 9yeri
ini disebut juga nyeri trigeminal. Intensitas nyeri tergantung hiperemi
iridosiliar dan peradangan uvea serta ambang nyeri pada penderita,
sehingga sulit menentukan derajat nyeri.
Uveitis anterior kronik
9yeri jarang dirasakan oleh penderita, keuali telah terbentuk keratopati
bulosa akibat glaukoma sekunder.
2- Foto%o+ia dan lakrimai
Uveitis anterior akut
8
-
8/14/2019 Uveitis Anterior.doc
9/24
8otofobia disebabkan spasmus siliar bukan karena sensitif terhadap
ahaya. !akrimasi disebabkan oleh iritasi saraf pada kornea dan siliar,
jadi berhubungan erat dengan fotofobia.
Uveitis anterior kronik
>ejala subjektif ini hampir tidak ataupun ringan.
&- Pengli$atan ka+#r
erajat kekaburan bervariasi mulai dari ringan-sedang, berat atau hilang timbul,
tergantung penyebab.
Uveitis anterior akut
isebabkan oleh pengendapan fibrin, edema kornea, kekeruhan aFuos dan
badan kaa depan karena eksudasi sel radang dan fibrin.
Uveitis anterior kronik
isebabkan oleh karena kekeruhan lensa, badan kaa dan kalsifikasi
kornea.
+. )e*ala o+*ekti%
Pemeriksaan dilakukan dengan lampu elah, oftalmoskopik direk dan indirek,
bila diperlukan angiografi fluoresen atau ultrasonografi.
0) Injeksi Silier
>ambaran merupakan hiperemi pembuluh darah siliar sekitar limbus, ber/arna
keunguan.
Uveitis anterior akut
4erupakan tanda patognomonik dan gejala dini. Bila hebat hiperemi
dapat meluas sampai pembuluh darah konjungtiva.
Uveitis anterior hiperakut
9
-
8/14/2019 Uveitis Anterior.doc
10/24
Selain dari hiperemi dapat disertai gambaran skleritis dan keratitis
marginalis. +iperemi sekitar kornea disebabkan oleh peradangan pada
pembuluh darah siliar depan dengan refleG aksonal dapat difusi ke
pembuluh darah badan siliar.
) Perubahan kornea
*eratik presipitat
2erjadi karena pengendapan sel
radang dalam bilik mata depan pada endotel kornea akibat aliran konveksi
akuos humor, gaya berat dan perbedaan potensial listrik endotel kornea.
!okalisasi dapat di bagian tengah dan ba/ah dan juga difus.
*eratik presipitat dapat dibedakan &
o Baru dan lama & 6ika baru berbentuk bundar dan ber/arna putih. !ama
akan mengkerut, berpigmen dan lebih jernih.
o 6enis sel & !eukosit berinti banyak kemampuan aglutinasi rendah,
halus keabuan. !imfosit kemampuan beraglutinasi sedang
dan membentuk kelompok keil bulat batas tegas, putih.
4akrofag kemampuan aglutinasi tinggi tambahan lagi
sifat fagositosis membentuk kelompok lebih besar
dikenal
sebagai mutton fat.
o Ukuran dan jumlah sel & +alus dan banyak terdapat pada iritis dan
iridosiklitis akut, retinitisHkoroiditis, uveitis
intermedia.
10
-
8/14/2019 Uveitis Anterior.doc
11/24
Mutton fatber/arna kebuan dan agak basah. 2erdapat pada uveitis
granulomatosa disebabkan oleh tuberulosis, sifilis, lepra, vogt-koyanagi-
harada dan simpatik oftalmia. 6uga ditemui pada uveitis non-granulomatosa
akut dan kronik yang berat. 4utton fat dibentuk oleh makrofag yang bengkak
oleh bahan fagositosis dan sel epiteloid berkelompok atau bersatu
membentuk kelompok besar. Pada permulaan hanya beberapa dengan ukuran
ukup besar dengan hidratasi dan tiga dimensi, lonjong batas tidak teratur.
Bertambah lama membesar dan menipis serta berpigmen akibat fagositosis
pigmen uvea, dengan membentuk daerah jernih pada endotel kornea.
Pengendapan 4utton fat sulit mengeil dan sering menimbulkan perubahan
endotel kornea gambaran merupakan gelang keruh di tengah karena
pengendapan pigmen dan sisa hialin sel.
%) *elainan kornea
Uveitis anterior akut
*eratitis dapat bersamaan
uveitis dengan etiologi
tuberulosis, sifilis,
lepra, herpes simpleks,
herpes =oster atau reaksi uvea sekunder terhadap kelainan kornea.
Uveitis anterior kronik
@dema kornea disebabkan oleh perubahan endotel dan membran esement
dan neovaskularisasi kornea. >ambaran edema kornea berupa lipatan
esement dan vesikel pada epitel kornea.
5) Bilik mata
*ekeruhan dalam bilik mata depan mata disebabkan oleh meningkatnya kadar
protein, sel dan fibrin.
5.0. @fek 2yndall
11
-
8/14/2019 Uveitis Anterior.doc
12/24
4enunjukan adanya peradangan dalam bola mata. Pengukuran paling tepat
dengan tyndalometri.
Uveitis anterior akut
*enaikan jumlah sel dalam bilik mata depan sebanding dengan derajat
peradangan dan penurunan jumlah sel sesuai dengan penyembuhan pada
pengobatan uveitis anterior.
Uveitis anterior kronik
2erdapat efek 2yndall menetap dengan beberapa sel menunjukan telah
terjadi perubahan dalam permeabilitas pembuluh darah iris. Bila terjadi
peningkatan efek 2yndall disertai dengan eksudasi sel menunjukkan
adanya eksaserbasi peradangan.
5.. Sel
Sel berasal dari iris dan badan siliar. Pengamatan sel akan terganggu bila
efek 2yndall hebat. Pemeriksaan dilakukan dengan lampu elah dalam
ruangan gelap dengan elah 0 mm dan tinggi elah % mm dengan sudut 5# o.
dapat dibedakan sel yang terdapat dalam bilik mata depan.
6enis sel & !imfosit dan sel plasma bulat, mengkilap putih keabuan.
4akrofag lebih besar, /arna tergantung bahan yang difagositosis.
Sel darah ber/arna merah.
5.%. 8ibrin
alam humor akuos berupa gelatin dengan sel, berbentuk benang atau
berabang, /arna kuning muda, jarang mengendap pada kornea.
0.5. +ipopion
12
-
8/14/2019 Uveitis Anterior.doc
13/24
4erupakan pengendapan sel radang pada sudut bilik mata depan ba/ah.
+ipopion dapat ditemui pada uveitis anterior hiperakut dengan sebukan sel
leukosit berinti banyak.
#) Iris
#.0. +iperemi iris
>ambaran bendungan dan pelebaran pembuluh darah iris kadang-kadang
tidak terlihat karena ditutupi oleh eksudasi sel. >ambaran hipremi ini harus
dibedakan dari rubeosis iridis dengan gambaran hiperemi radial tanpa
perabangan abnormal.
#.. Pupil
Pupil mengeil karena edema dan pembengkakan stroma iris karena
iritasi akibat peradangan langsung pada sfingter pupil. 3eaksi pupil terhadap
ahaya lambat disertai nyeri.
#.%. 9odul *oeppe
!okalisasi pinggir pupil, banyak, menimbul, bundar, ukuran keil, jernih,
/arna putih keabuan. Proses lama nodul *oeppe mengalami pigmentasi baik
pada permukaan atau lebih dalam.
13
-
8/14/2019 Uveitis Anterior.doc
14/24
#.5. 9odul Busaa
4erupakan agregasi sel yang terjadi pada stroma iris, terlihat sebagai
benjolan putih pada permukaan depan iris. 6uga dapat ditemui bentuk kelompok
dalam liang setelah mengalami organisasi dan hialinisasi. 9odul Busaa
merupakan tanda uveitis anterior granulomatosa.
#.#. >ranuloma iris
!ebih jarang ditemukan dibandingkan dengan nodul iris. >ranuloma iris
merupakan kelainan spesifik pada peradangan granulomatosa seperti
tuberulosis, lepra dan lain-lain. Ukuran lebih besar dari kelainan pada iris lain.
2erdapat hanya tunggal, tebal padat, menimbul, /arna merah kabur, dengan
vaskularisasi dan menetap. Bila glauoma hilang akan meninggalkan parut
karena proses hialinisasi dan atrofi jaringan.
#.E. Sinekia iris
4erupakan perlengketan iris dengan struktur yang berdekatan pada
uveitis anterior karena eksudasi fibrin dan pigmen, kemudian mengalami proses
organisasi sel radang dan fibrosis iris. Sinekia posterior merupakan perlengketaniris dengan kapsul depan lensa. Perlengketan dapat berbentuk benang atau
dengan dasar luas dan tebal. Bila luas akan menutupi pupil, dengan pemberian
midriatika akan berbentuk bunga. Bila eksudasi fibrin membentuk sinekia seperti
inin, bila seklusio sempurna akan memblokade pupil (iris bombe). *elainan ini
dapat dijumpai pada uveitis granulomatosa atau non-granulomatosa, lebih sering
bentuk akut dan subakut, dengan fibrin ukup banyak. itemui juga pada bentuk
residif bila efek 2yndall berat. Sedangkan sinekia anterior merupakan
perlengketan iris dengan sudut irido-kornea, jelas terlihat dengan gonioskopi.
Sinekia anterior timbul karena pada permukaan blok pupil sehingga akar iris
maju ke depan menghalangi pengeluaran akuos, edema dan pembengkakan pada
dasar iris, sehingga setelah terjadi organisasi dan eksudasi pada sudut iridokornea
menarik iris kea rah sudut. Sinekia anterior bukan merupakan gambaran dini dan
determinan uveitis anterior, tetapi merupakan penyulit peradangan kronik dalam
bilik mata depan.
14
-
8/14/2019 Uveitis Anterior.doc
15/24
#.". 7klusi pupil
itandai dengan adanya blok pupil oleh seklusio dengan sel-sel radang
pada pinggir pupil.
#.D. trofi iris
4erupakan degenerasi tingkat stroma dan epitel pigmen belakang. trofi
iris dapat difus, bintik atau sektoral. trofi iris sektoral terdapat pada iridosiklitis
akut disebabkan oleh virus, terutama herpeti.
#.. *ista iris
6arang dilaporkan pada uveitis anterior. Penyebab ialah keelakaan, bedah
mata dan insufisiensi vaskular. *ista iris melibatkan stroma yang dilapisi epitel
seperti pada epitel kornea.
E) Perubahan pada lensa.
E.0. Pengendapan sel radang.
kibat eksudasi ke dalam akuos diatas kapsul lensa terjadi pengendapan
pada kapsul lensa. Pada pemeriksaan lampu elah ditemui kekeruhan keil putih
keabuan, bulat, menibul, tersendiri atau berkelompok pada permukaan lensa.
15
-
8/14/2019 Uveitis Anterior.doc
16/24
-
8/14/2019 Uveitis Anterior.doc
17/24
ditemui pada uveitis hipertensif akibat blok pupil dan sudut iridokornea oleh sel
radang dan fibrin yang menyumbat saluran Shlemm dan trabekula.
2./ Diagnoa Banding
0. *onjungtivitis
Pada konjungtivitis penglihatan tidak kabur, respon pupil normal, terdapat sekret
dan umumnya tidak disertai rasa sakit, fotofobia atau injeksi silier
. *eratitisH keratokonjungtivitis
Penglihatan dapat kabur pada keratitis, ada rasa sakit serta fotofobia.
%. >laukoma akut
2erdapat pupil yang melebar, tidak ada sinekia posterior dan korneanya beruapH
keruh.
5. 9eoplasma
Large-cell lymphoma, retinoblastoma, leukemia dan melanoma maligna bisa
terdiagnosa sebagai uveitis.
2.0 Pemerikaan Pen#n*ang
0. 8louresene ngiografi
8 merupakan penitraan yang penting dalam mengevaluasi penyakit
korioretinal dan komplikasi intraokular dari uveitis posterior. 8 sangat berguna
baik untuk intraokular maupun untuk pemantauan hasil terapi pada pasien. Pada
8, yang dapat dinilai adalah edema intraokular, vaskulitis retina,
neovaskularisasi sekunder pada koroid atau retina, 9. optikus dan radang pada
koroid.
. US>
Pemeriksaan ini dapat menunjukkan keopakan vitreus, penebalan retina dan
pelepasan retina
%. Biopsi *orioretinal
Pemeriksaan ini dilakukan jika diagnosis belum dapat ditegakkan dari gejala danpemeriksaan laboratorium lainnya
17
-
8/14/2019 Uveitis Anterior.doc
18/24
Pemeriksaan laboratorium mendalam umumnya apalagi kalau jenisnya non
granulomatosa atau jelas berespon dengan terapi non spesifik. Sedangkan pada uveitis
anterior yang tetap tidak responsive harus diusahan untuk menemukan diagnosis
etiologinya.
2. Pengo+atan
Pengobatan uveitis pada umumnya digunakan obat-obat intra okuler, seperti
sikloplegik, 7I9S atau kortikosteroid. Pada 7I9S atau kortikosteroid, dapat juga
digunakan obat-obatan seara sistemik. Selain itu pada pengobatan yang tidak berespon
terhadap kortikosteroid, dapat digunakan imunomodulator.
a. 4idriatik atau sikloplegik
4idriatik atau sikloplegik berfungsi dalam penegahan terjadinya sinekia
posterior dan menghilangkan efek fotofobia sekunder yang diakibatkan oleh
spasme dari otot siliaris. Semakin berat reaksi inflamasi yang terjadi, maka dosis
siklopegik yang dibutuhkan semakin tinggi.
b. 7I9S
apat berguna sebagai terapi pada inflamasi post operatif, tapi kegunaan
7I9S dalam mengobati uveitis anterior endogen masih belum dapat dibuktikan.
Pemakaian 7I9S yang lama dapat mengakibatkan komplikasi seperti ulkus
peptikum, perdarahan traktus digestivus, nefrotoksik dan hepatotoksik.
. *ortikosteroid
4erupakan terapi utama pada uveitis. igunakan pada inflamasi yang
berat. 9amun efek samping yang potensial, pemakaian kortikosteroid harus
dengan indikasi yang spesifik, seperti pengobatan inflamasi aktif di mata dan
mengurangi inflamasi intra okuler di retina, koroid dan 9.optikus.
d. Imunomodulator
2erapi imunomodulator digunakan pada pasien uveitis berat yang menganam
penglihatan yang sudah tidak merespon terhadap kortikosteroid. Imunomodulator
bekerja dengan ara membunuh sel limfoid yang membelah dengan epat akibat
reaksi inflamasi. Indikasi digunakannya imunomodulator adalah &
0. Inflamasi intraoular yang menganam penglihatan pasien.
18
-
8/14/2019 Uveitis Anterior.doc
19/24
. >agal dengan terapi kortikosteroid.
%. *ontra indikasi terhadap kortikosteroid.
Sebelum diberikan imunomodulator, harus benar-benar dipastikan bah/a uveitis
pasien tidak disebabkan infeksi, atau infeksi di tempat lain, atau kelainan hepar atau
kelainan darah. an sebelum dilakukan informed onent.
e. nalgetika
nalgetik dapat diberikan seara sistemik terutama diberikan pada kasus uveitis
non granulomatosa, karena biasanya pasien mengeluhkan nyeri.
2. Kom"likai
*omplikasi dari uveitis dapat berupa &
0. >lauoma, peninggian tekanan bola mata
Pada uveitis anterior dapat terjadi sinekia posterior sehingga mengakibatkan
hambatan aliran aFuos humor dari bilik posterior ke bilik anterior. Penupukan
airan ini bersama-samadengan sel radang mengakibatkan tertutupnya jalur
dari out flo/ aFuos humor sehigga terjadi glauoma. Untuk menegahnya
dapat diberikan midriatika.
. *atarak
*elainan polus anterior mata seperti iridosiklitis yang menahun dan
penggunaan terapi kortikosteroid pada terapi uveitis dapat mengakibatkan
gangguan metabolism lensa sehingga menimbulkan katarak. 7perasi katarak
pada mata yang uveitis lebih komplek lebih sering menimbulkan komplikasi
post operasi jika tidak dikelola dengan baik. Sehingga dibutuhkan perhatian
jangka panjang terhadap pre dan post operasi. 7perasi dapat dilakukan
setelah % bulan bebas inflamasi. Penelitian menunjukan bah/a
fakoemulsifikasi dengan penanaman I7! pada bilik posterior dapat
memperbaiki visualisasi dan memiliki toleransi yang baik pada banyak mata
dengan uveitis.
Prognosis penglihatan pasien dengan katarak komplikata ini tergantung pada
penyebab uveitis anteriornya. Pada 8uhs heterohromi iridoylitis operasi
berjalan baik dengan hasil visualisasi bagus. Sedangkan pada tipe lain
19
-
8/14/2019 Uveitis Anterior.doc
20/24
(idiopatik, pars planitis, uveitis assoiated /ith saroidosis, +S?, +J8,
syphilis, toksoplasmosis, spondylo arthopathies) menimbulkan masalah,
/alaupun pembedahan dapat juga memberikan hasil yang baik.
%. 9eovaskularisasi
5. blasio retina
kibat dari tarikan pada retina oleh benang-benang vitreus.
#. *erusakan 9.optikus
E. tropi bola mata
". @dem *isoid 4akulae
2erjadi pada uveitis anterior yang berkepanjangan.
2.13 Prognoi
Prognosis dari uveitis anterior ini tergantung dari etiologi atau gambaran
histopatologinya. Pada uveitis anterior non granulomatosa gejala klinis dapat hilang
dalam beberapa hari hingga beberapa minggu dengan pengobatan, tetapi sering terjadi
kekambuhan. Pada uveitis anterior granulomatosa inflamasi dapat berlangsung berbulan-
bulan hingga bertahunan, kadang-kadang terjadi remisi dan eksaserbasi. Pada kasus ini
dapat timbul kerusakan permanen /alaupun dengan pemberian terapi terbaik.
20
-
8/14/2019 Uveitis Anterior.doc
21/24
BAB III
ILUST4ASI KASUS
Status Pasien
Identitas & laki K laki , 5D tahun
*eluhan Utama & 4ata kiri kabur sejak minggu yang lalu
3i/ayat Penyakit Sekarang &
4ata kiri kabur sejak minggu yang lalu
4ata kiri kabur seperti ada debu , kadang K kadang seperti ada yang mengganjal
/alnya berair dan merah
4ata tidak gatal
4ata sakit ketika melihat ahaya
3i/ayat sakit gula tidak ada
3i/ayat nyeri pada tulang dan persendian tidak ada
3i/ayat batuk lama tidak ada
Pasien telah menggunakan kaamata
3i/ayat Penyakit ahulu &
21
-
8/14/2019 Uveitis Anterior.doc
22/24
Beberapa tahun yang lalu pernah berobat ke poli mata dengan keluhan mata kabur ,
kemudian di beri obat tetes mata , keluhan hilang.
STATUS OPHTALMIKUS OD OS
Visus tanpa koreksi 5/5 5/5
Visus dengan koreksi
Refleks Fundus
SiliaSupersilia Madarosis (-),
Trikiasis (-)
Madarosis (-), Trikiasis
(-)
!alpe"ra Superior Edema (-) Edema(-)
!alpe"ra #nferior Edema(-) Edema(-)
$argo !alpe"ra Sekret (-) Sekret (-)
%parat &akri'alis Tidak ada sumata! Tidak ada sumata!
(on)ungti*a +arsalis Hi"eremis (-) Hi"eremis (#), $o%ike%
(-)
(on)ungti*a Forniks Hi"eremis (-) Hi"eremis (#) , $o%ike%
(-)
(on)ungti*a ,ul"i Hi"eremis (-) Hi"eremis (#), I!&eksi
Si%iar (#)
Sklera Puti' Hi"eremis (#)
(ornea e!i! K"s (#) 'a%us di
e!dote% kor!ea i!$erior
(a'era -kuli %nterior *uku" da%am *uku" Da%am,$%are (#)
#ris *ok%at, ruae (#) *ok%at, +uae (#)
!upil u%at, +e$%eks "u"i%
(#)
Semimidriasis
&ensa e!i! e!i!, "ime! iris
me!em"e%
(orpus Vitreu' e!i! e!i!
22
-
8/14/2019 Uveitis Anterior.doc
23/24
Fundus / !apil -ptikus u%at, atas teas u%at , atas teas
- Retina !erdaraan / eksudat
/
Perdara'a! (-)
- $akula +e$%eks $oea (#) Su%it di!i%ai
- %a** retina . .
Teka!a! u%us Oku%i 0orma% 0orma%
Posis o%a mata ort'o Ort'o
1eraka! u%us Oku%i eas ke sea%a ara' eas ke sea%a ara'
Pemeriksaa! Lai!!2a - Dara' ruti! ,u%a dara'
se3aktu
1amar
Dia!osa Ker&a Ueitis A!terior
Dia!osa a!di!
A!&ura! Tera"i
DAFTA4 PUSTAKA
23
-
8/14/2019 Uveitis Anterior.doc
24/24
Ilyas Sidarta, 11. 3adang Uvea. Ilmu Penyakit 4ata Untuk okter Umum dan
4ahasis/a *edokteran @disi ke-. Sagung Seto. 6akarta
Ilyas Sidarta, 11E. Uveitis. Ilmu Penyakit 4ata. Balai Penerbit 8aultas *edokteran
Universitas Indonesia. 6akarta.
?aughan aniel, 111. 2raktus Uvealis dan Sklera. 7ftalmologi Umum. ydia 4edika.
6akarta.
>ordon, *ilbourn, 11D. Iritis dan Uveitis. @ 4ediine available from &
http&HH///.emediine.omHemrgHbynameHiritisdanuveitis.htm.
Skuta >regory, 'hantor !uis, eiss 6ayne, 11D. Clinical Approach to Uveitis.
ntraocular nflamation and Uveitis. merian ademy 7phtalmology.
Singapore.
rdy, +afid. 0%.!iagnosis "tiologi Uveitis. 'ermin unia *edokteran no. D%.
Suharjo, >una/an, 11#. #am$ran Klinis Uveitis Anterior A%uta &ada 'LA-B()
&ositif.
'ermin unia *edokteran.
Samsoe, Sudarman. 0%.&enatala%sanaan Uveitis. 'ermin unia *edokteran no. D%.
http://www.emedicine.com/emrg/byname/iritisdanuveitis.htmhttp://www.emedicine.com/emrg/byname/iritisdanuveitis.htm