UTS SIM Chatarina

19
PENGGUNAAN TEKNOLOGI VIRTUAL REALITY GAME DALAM MEMODULASI NYERI PADA ANAK YANG MENGALAMI LUKA BAKAR AKUT Disusun Oleh Chatarina Suryaningsih NPM. 1006800730 Program Magister Keperawatan kekhususan Keperawatan Anak Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia 1

description

Sri

Transcript of UTS SIM Chatarina

PENGGUNAAN TEKNOLOGI VIRTUAL REALITY GAME DALAM MEMODULASI NYERI PADA ANAK YANG MENGALAMI LUKA BAKAR AKUTDisusun Oleh

Chatarina SuryaningsihNPM. 1006800730

Program Magister Keperawatan kekhususan Keperawatan Anak Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

ABSTRAKProsedur manajemen luka pada anak yang mengalami luka bakar adalah hal yang menyakitkan bagi anak. Hal ini akan menimbulkan kecemasan pada anak dan orang tua. Kecemasan pada Anak dan orang tua ini sering memberikan kontribusi dalam tahap perbaikan luka anak,. Metode pemberian therapy analgetik kadang tidak cukup untuk mengurangi kesakitan anak dan analgetik ini dapat menimbulkan beberapa efek samping. Intervensi dengan menggunakan Teknologi Virtual Reality (VR) game ini didasarkan terhadap pemberian teknik distraksi pada anak yang mengalami nyeri yang diproses oleh otak. Hasil penelitian pada orang dewasa memberikan hipotesis bahwa. Teknologi Virtual Reality (VR) game memberikan pengaruh positif terhadap modulasi nyeri pada pasien dengan luka bakar. Teknologi Virtual Reality (VR) game, dapat digunakan sebagai teknik distraksi dalam mengurangi rasa nyeri. pada anak dengan luka bakar akut.

Kata Kunci : Nyeri, Luka bakar pada anak, Teknologi virtual reality game

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGMenurut International Association The Study of Pain, nyeri adalah pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yg dihubungkan dgn adanya kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial. nyeri juga merupakan pengalaman sensoris subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan yang nyata, berpotensi rusak, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.Luka bakar adalah luka pada kulit dan jaringan epitel lainnya yang disebabkan oleh terkena panas yang sangat tinggi, radiasi, listrik, abrasi mekanik atau abrasi kimia. Anak dengan luka bakar akan mengalami trauma secara fisik dan emosi hal disebabkan karena luka injury yang dialaminya serta adanya prosedur ganti balutan dan intervensi yang dilakukan lainnya.Perawat yang terlibat dalam perawatan anak dengan luka bakar akut akan menggunakan metode yang terbaik untuk mengurangi rasa nyeri ketika sedang melakukan prosedur tindakan terutama prosedur ganti balutan pada anak yang mengalami luka bakar.Manajemen nyeri biasanya berkaitan dengan pemberian obat-obatan seperti analgetik, relaksan otot, dan hipnotik, obat-obat ini dapat menurunkan nyeri tetapi juga dapat memberikan efek samping seperti ngantuk, mual, lesu pada anak yang memperoleh therapi ini. Nyeri yang dirasakan pada anak yang mengalami luka bakar ketika akan dilakukan prosedur ganti balutan merupakan hal yang paling menyebabkan stress dan kecemasan bagi anak yang mengalami luka bakar, dan juga bagi orang tua bahkan perawat, sehingga keadaan inilah maka diperlukanlah suatu metode distraksi dalam menurunkan tingkat nyeri anak yang bersifat non farmakologi atau bukan obatVirtual Reality adalah teknologi yang memungkinkan seseorang melakukan simulasi terhadap suatu objek nyata dengan menggunakan komputer yang mampu membangkitkan suasana 3 dimensi sehingga pemakai seolah-olah melihat secara fisik atau nyata.Virtual reality merupakan alat yang digunakan untuk memodulasi nyeri yang dibuat oleh Hoffman, dimana alat ini sangat efektif untuk mengurangi nyeri baik untuk pasien dengan luka bakar ataupun kondisi lainnya dan rasa takut. Virtual reality dengan menggunakan teknologi komputer. VR memiliki kemampuan untuk membiarkan anak berinteraksi lebih dalam dengan lingkungan buatan yang visual melalui games interaktif yang sangat menarik serta dapat menstimulasi sensasi penglihatan, perabaan dan pendengaran anak.BAB II

TINJAUN PUSTAKA

2.1 KAJIAN LITERATUR2.1.1 Nyeri pada anak luka bakarNyeri merupakan stimulus noxious yang dapat diinterpretasikan dengan banyak cara oleh setiap masing-masing individu. Menurut International Association The Study of Pain, definisi nyeri adalah pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang dihubungkan dengan adanya kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial. Adapun persepsi nyeri pada setiap individu berbeda tergantung dari banyak faktor, seperti pengalaman masa lalu, daya ingat, pemahaman terhadap nyeri, latar belakang budaya dan rangsang nyeri. Pada nyeri berat secara obyektif pasien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang. Kualitas nyeri dipengaruhi juga oleh faktor psikis atau emosi.Anak dengan luka bakar akan mengalami trauma fisik dan emosi yang signifikan yang bersumber dari luka injury yang dialaminya, prosedur ganti balutan dan intervensi lainnya yang berkaitan fase penyembuhan. Karenanya tim medis dan perawat yang terlibat dalam perawatan anak dengan luka bakar akut seharusnya dapat memilih metoda yang terbaik untuk mengurangi nyeri pada saat prosedur intervensi. Tim medis yang terlibat dalam perawatan anak dengan luka bakar akut harus menggunakan metoda yang terbaik untuk mengurangi rasa nyeri ketika sedang dilakukan prosedur tindakan. Pada saat ini, manajemen nyeri yang adekuat dan sesuai sangat dibutuhkan bagi anak-anak untuk mencegah munculnya dampak negatif baik fisik maupun psikologis akibat nyeri yang berulang. Selain itu juga pengalaman nyeri dapat memberikan dampak yang signifikan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang terhadap kualitas hidup dan kesejahteraan anak-anak.Manajemen nyeri yang biasa diberikan berkaitan dengan pemberian obat-obatan seperti analgetik, relaksan otot, dan hipnotik. Obat-obatan sejenis itu dapat membantu mengurangi nyeri pada anak pada saat prosedur intervensi tetapi disisi lain obat-obatan itu dapat memberikan efek samping yang tidak diinginkan seperti ngantuk, mual, lesu, ketidakmampuan mengontrol posisi tubuh.Nyeri yang dirasakan pada anak ketika akan dilakukan prosedur ganti balutan merupakan bagian dari hospitalisasi yang paling menyebabkan stress bagi anak yang mengalami luka bakar, bagi orang tua dan bagi perawat. Oleh karena itu diperlukan strategi atau teknik nonfarmakologi yang dapat menjamin peningkatan manajemen nyeri pada anak , menyebabkan pengurangan efek samping dari pemakaian obat-obatan anti nyeri dan mengurangi stress yang dirasakan oleh orang tua dan perawat ketika sedang melakukan prosedur ganti balutan.Berdasarkan fenomena inilah maka diperlukanlah suatu metode distraksi dalam menurunkan tingkat nyeri anak yang bersifat non farmakologi atau bukan dengan obat-obatan yaitu dengan menggunakan Teknologi virtual reality game bagi anak.2.1.2 Teknologi Virtual Reality GameVirtual reality merupakan alat yang digunakan untuk memodulasi nyeri yang dibuat oleh Hoffman, dimana alat ini sangat efektif untuk mengurangi nyeri baik untuk pasien dengan luka bakar ataupun kondisi lainnya dan rasa takut. Virtual reality dengan menggunakan teknologi komputer. Menurut Debashish (2005) VR sangat efektif untuk mengurangi nyeri. VR memiliki kemampuan untuk membiarkan anak untuk berinteraksi labih dalam dengan lingkungan buatan yang visual melalui games interaktif yang sangat menarik serta dapat menstimulasi sensasi penglihatan, perabaan dan pendengaran anak.Untuk membiarkan anak-anak menggunakan virtual reality games sebagai salah satu cara untuk mengurangi nyeri ketika mengganti balutan pada anak dengan luka bakar akut, sebaiknya harus dipilih lebih lanjut jenis permainan yang ada dalam VR yang harus disesuaikan dengan jenis kelamin, usia dan kemampuan intelektual anak serta harus menghindari tipe permainan yang mengandung kekerasan seperti peperangan, pembunuhan,dll.Sebelum anak menggunakan VR games, anak dan orangtua diberikan penjelasan tentang Virtual Reality dan anak diberikan kesempatan untuk mencoba terlebih dahulu sehingga anak mengerti dan anak diberikan kesempatan untuk mencoba sehingga anak dapat memahami bagaimana cara mengoperasikan permainan itu. Cara mengoperasikan VR harus sederhana dan menghindari gerakan tubuh yang berlebihan.Adapun peralatan yang dibutuhkan untuk membuat VR adalah sebuah Laptop yang memiliki software games, mouse computer dan head mount display (HMD/Helmet) yang didesain dengan sistem yang interaktif sehingga seolah-olah seperti berada dalam dunia nyata ketika memainkan games tersebut.Tipe permainan yang ada dalam virtual reality sebaiknya memperhatikan faktor usia, jenis kelamin, kemampuan intelegensi dan intelektual serta menghindari games yang mengadung unsur kekerasan. selain itu cara mengoperasikan VR harus sederhana dan menghindari gerakan tubuh yang berlebihan ketika menggunakan VR games. Serta jenis permainan yang digunakan harus bervariasi untuk menghindari kebosanan pada anak-anak. Karena anak-anak dengan luka bakar akan sering menggunakan VR seiring dengan prosedur ganti balutan yang akan mereka alami. Jenis permainan yang digunakan harus bervariasi untuk menghindari kebosanan pada anak-anak. Karena anak anak dengan luka bakar akan sering menggunakan VR seiring dengan prosedur ganti balutan yang akan mereka alami.

2.1.3 Implikasi Virtual Reality bagi Perawat

Saat ini mengikuti dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih di berbagai bidang. Maka virtual reality merupakan salah satu terobosan teknologi yang canggih untuk di aplikasikan di layanan kesehatan. Virtual reality merupakan salah satu teknik distraksi yang sangat efektif dan aman digunakan bagi anak-anak, dengan alat ini dapat menurunkan rasa nyeri ketika sedang dilakukan intervensi keperawatan. Dengan VR, maka perawat dapat melakukan intervensi keperawatan pada anak sehingga dalam melakukan intervensi, perawat tidak merasa khawatir dan cemas akan rasa ketakutan dan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh anak dan orangtua, karena ketika anak-anak menggunakan VR pada saat intervensi keperawatan dilakukan seperti ganti balutan, injeksi, pemasangan infus,dll maka perhatian anak-anak tidak akan berfokus pada instrumen medis yang digunakan melainkan anak-anak lebih berfokus pada permainan yang ada di dalam VR sehingga mereka tidak perlu merasa cemas dan stress ketika akan dilakukan tindakan. Selain itu pengoperasian VR sangat mudah dilakukan oleh siapapun termasuk perawat.2.1.4 Aplikasi Virtual Reality di Indonesia

Virtual Reality yaitu teknologi yang memungkinkan seseorang melakukan suatu simulasi terhadap suatu objek nyata dengan menggunakan komputer yang mampu membangkitkan suasana tiga dimensi (3D) sehingga membuat pemakai seolah-olah terlibat secara fisik atau teknologi yang membuat pengguna dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer (computer-simulated environment), umumnya menyajikan pengalaman visual, yang ditampilkan pada sebuah layar komputer atau melalui sebuah penampil stereokopik, tapi beberapa simulasi mengikutsertakan tambahan informasi hasil pengindraan, seperti suara melalui speaker atau headphone.Adapun cara kerja virtual reality adalah pengguna melihat dunia semu yang sebenarnya berupa gambar-gambar yang bersifat dinamis, melalui perangkat headphone atau speaker, pengguna bisa mendengar suara yang realistis, dan melalui headset, glove dan walker semua gerakan pengguna dipantau oleh sistem yang memberikan reaksi yang sesuai sehingga pengguna seolah-olah merasakan sedang berada pada situasi yang nyata baik secara fisik maupun psikologis. Di Indonesia, Virtual reality sudah dikembangkan diberbagai bidang seperti manufaktur (analisis ergonomik, analisis engginering, perakitan semu), Arsitektur (perancangan gedung& struktur), militer (pelatihan pilot, astronot, simulasi peperangan), Pendidikan (studi tentang bencana alam, konfigurasi galaksi). Hiburan (balap mobil 3D, Taman virtual, simulasi ski,dll), kesehatan (Simulasi pembedahan, terapi fisik, fasilitas di dokter gigi agar tidak fokus pada rasa takutnya, si anak dilengkapi kacamata khusus dengan tayangan game dan memegang game controler untuk mengendalikannya). Selain itu di Institut Teknologi Bandung (ITB) sudah dibuka program studi teknologi game untuk menunjang pengembangan aplikasi VR di berbagai bidang. Adapun efek negatif dari Virtual reality ini bila digunakan secara terus menerus akan menyebabkan Cybersickness yaitu gangguan yang dirasakan secara fisik (kelelahan mata, pusing) maupun psikologis (masih terbawa suasana semu)Alat virtual reality ini mudah dalam pengoperasiannya dan biaya perangkat untuk mengadakan virtual reality ini tidak begitu mahal, untuk VR sederhana yang dibutuhkan hanya laptop/komputer yang dilengkapi dengan software games, mouse (control untuk mengendalikan)/ glove sebagai Piranti masukan yang dapat menangkap gerakan tangan dan mengirimkan informasi kesistem virtual reality, headset sebagai piranti yang berfungsi memonitor gerakan kepala memberikan pandangan lingkungan yang semu kepada pemakai sehingga seolah-olah pemakai melihat dunia nyata.Oleh karena itu Virtual Reality dapat diaplikasikan di Indonesia khususnya dipelayanan kesehatan sehingga kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan pada anak-anak semakin optimal.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN Anak dengan luka bakar akan mengalami trauma fisik dan emosi yang signifikan yang bersumber dari luka injury yang dialaminya, prosedur ganti balutan dan intervensi lainnya yang berkaitan fase penyembuhan. Karenanya tim medis dan perawat yang terlibat dalam perawatan anak dengan luka bakar akut seharusnya dapat memilih metoda yang terbaik untuk mengurangi nyeri pada saat prosedur intervensi.Manajemen nyeri yang biasa diberikan berkaitan dengan pemberian obat-obatan seperti analgetik, relaksan otot, dan hipnotik. Obat-obatan sejenis itu dapat membantu mengurangi nyeri pada anak pada saat prosedur intervensi tetapi disisi lain obat-obatan itu dapat memberikan efek samping yang tidak diinginkan seperti ngantuk, mual, lesu, ketidakmampuan mengontrol posisi tubuh.Nyeri yang dirasakan pada anak ketika akan dilakukan prosedur ganti balutan merupakan bagian dari hospitalisasi yang paling menyebabkan stress bagi anak yang mengalami luka bakar, bagi orang tua dan bagi perawat. Oleh karena itu diperlukan strategi atau teknik nonfarmakologi yang dapat menjamin peningkatan manajemen nyeri pada anak , menyebabkan pengurangan efek samping dari pemakaian obat-obatan anti nyeri dan mengurangi stress yang dirasakan oleh orang tua dan perawat ketika sedang melakukan prosedur ganti balutan.Virtual reality dengan menggunakan teknologi komputer merupakan teknik distraksi yang paling efektif bagi anak-anak dan tidak memberikan efek samping yang membahayakan bagi anak. VR memiliki kemampuan untuk membiarkan anak untuk berinteraksi labih dalam dengan lingkungan buatan yang visual melalui games interaktif yang sangat menarik serta dapat menstimulasi sensasi penglihatan, perabaan dan pendengaran anak sehingga seolah-olah anak berada dalam situasi nyata.DAFTAR PUSTAKABall,J & Bindler,R.(2003).Pediatric nursing caring for children. New Jersey : Prentice Hall.Bonham A: Managing procedural pain in children with burns. Part 1: Assessment of pain in children. Int J Trauma Nurs 1996,2:68-73.Das, A,D., Grimmer,A,K., Sparnon,L,A., McRae,E,S., & Thomas,H,B. (2005). The Efficacy of Playing A Virtual Reality Game In Modulating Pain For Children With Acute Burn Injuries : A Randomized Controlled Trial. BioMed Central of Journal, 1186, 1472-2431.Diakses pada tanggal 14 November 2011 dari http ://www.biomedcentral.com.Holden,G., Bearison,J,D., Rode,C,D., Rosenberg,G., Fishman,M. (1999). Evaluating the Effects of a Virtual Environment (Starbright World) With Hospitalized Children. Sagepublications, 9, 365. Diakses pada tanggal 14 November 2011 dari http://rsw.sagepub.com.McGrath PA, Gillispie J: Pain assessment in children and adolescents. Measurement of pain. In Handbook of pain assessment 2nd edition. Edited by: Turk DC, Melzak R. New York the Guilford Press; 2001:97-118.Polit & Hungler.(1999). Nursing Research : Principles and Methods (6th edition). Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.Sabri & Hastono . (2008). Statistik Kesehatan (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.Summer GJ, Puntillo KA: Management of surgical and procedural pain in a critical care setting. Crit Care Nurs Clin North Am 2001, 13:233-42.Schechter NL: Pain and pain control in children. Curr Probl Pediatric 1985, 15:1-67

Taddio A, Nulman I, Koren BS, Stevens B, Koren G: A revised measure of acute pain in infants. J Pain Symptom Manage 1995,10:456-463.

Wong,D.L., Eaton,M.H., Wilson,D., et al.(2009).Wongs essentials of pediatric nursing, 6th ed. St.Louis : Mosby Year Book.1