pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/UTS SIM - ANI ASTUTI - KMB.doc · Web viewMahasiswa...

19
UNIVERSITAS INDONESIA TUGAS INDIVIDU TEGNOLOGI SMART PHONE DALAM SISTEM MANAJEMEN MANDIRI PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT KRONIS Disusun Sebagai Salah Satu Tugas untuk UTS dimata kuliah Sistem Informasi Manajemen Disusun oleh: Ani Astuti 1006833533

Transcript of pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/UTS SIM - ANI ASTUTI - KMB.doc · Web viewMahasiswa...

Page 1: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/UTS SIM - ANI ASTUTI - KMB.doc · Web viewMahasiswa Program Magister Keperawatan Medikal Bedah (NPM. 1006833533) Fakultas Ilmu Keperawatan

UNIVERSITAS INDONESIA

TUGAS INDIVIDU

TEGNOLOGI SMART PHONE DALAM SISTEM MANAJEMEN MANDIRI PADA PASIEN DENGAN

PENYAKIT KRONIS

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas untuk UTS dimata kuliah Sistem Informasi Manajemen

Disusun oleh:

Ani Astuti 1006833533

PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN KEKHUSUSAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA

2012

Page 2: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/UTS SIM - ANI ASTUTI - KMB.doc · Web viewMahasiswa Program Magister Keperawatan Medikal Bedah (NPM. 1006833533) Fakultas Ilmu Keperawatan

TEGNOLOGI SMART PHONE DALAM SISTEM MANAJEMEN MANDIRI PADA PASIEN DENGAN

PENYAKIT KRONIS

Ani Astuti

Mahasiswa Program Magister Keperawatan Medikal Bedah (NPM. 1006833533) Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Abstrak

Banyak consensus tentang pencegahan dan pengobatan penyakit kronis seperti

diabetes melitus, peyakit jantung, hipertensi, nyeri kronik, obesitas, asma, HIV dan

penyakit kronis lainnya yang memerlukan manajemen mandiri yang cukup besar bagi

pasien. Individu memerlukan monitor untuk tubuhnya, menurunkan stimulus

psikologis ketika terjadi stress, meningkatkan aktifitas fisik dan menghindari

perubahan lingkungan yang berbahaya. Pencegahan atau pengobatan penyakit kronis

akan sangat dibantu oleh sebuah sistem yang inovatif yaitu smart phone assisted

(SPA) yang dapat memantau tubuh, dan perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-

hari, dan kemudian mengingatkan orang tersebut untuk mengambil tindakan korektif

ketika risiko kesehatan diidentifikasi. Sistem ini menyediakan pemantauan kontinu

pada kondisi kesehatan pengguna sistem dan memberikan konteks yang berharga

berupa saran / masukan untuk meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat.

kata kunci : smart phone, phone mobile, telehome, penyakit kronik, pemantauan

kontinyu,, identifikasi resiko kesehatan

Latar Belakang

Lebih dari 100 juta orang Amerika hidup dengan penyakit kronis. Sebagai contoh

penyakit diabetes diderita oleh 21 juta orang Amerika dan hipertensi diderita 74 juta

orang. Pengeluaran yang dikibatkan oleh penyakit kronis lebih dari 75% dari

anggaran kesehatan. Tidak seperti penyakit akut yang hanya memerlukan hari rawat

yang singkat, penyakit kronis memerlukan monitoring dan manajemen jangka

panjang, perubahan lifestyle serta kepatuhan terhadap regimen pengobatan.

Diperkirakan hanya 50% pasien saja yang survive dengan penyakit kronis dinegara

Page 3: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/UTS SIM - ANI ASTUTI - KMB.doc · Web viewMahasiswa Program Magister Keperawatan Medikal Bedah (NPM. 1006833533) Fakultas Ilmu Keperawatan

berkembang dengan mengikuti rekomendasi pengobatan. Ketidakpatuhan terhadap

terapi jangka panjang sekaligus merusak efektivitas pengobatan, membuat masalah ini

penting dalam kesehatan masyarakat baik dari perspektif kualitas hidup dan ekonomi

kesehatan (Chen. G et all , 2006).

Di wilayah Asia Tenggara Penyakit kronis dan tidak menular menjadi penyebab

kematian. Perkembangan ekonomi negara yang berdampak pada kenaikan pendapatan

per kapita penduduknya menjadi pemicu tingginya prevalensi penyakit ini.”Penyakit

kronis dan tidak menular merupakan pembunuh terbesar di dunia. Sekitar 80 persen

kematian akibat penyakit kronis dan tidak menular terjadi di negara-negara dengan

penghasilan rendah dan sedang. Hasil riset Cameron Institute Kanada memperkirakan,

Indonesia mengalami kerugian 37,2 miliar dollar AS per tahun sebagai dampak

penyakit kronis dan tidak menular. Hal itu akibat meningkatnya biaya pelayanan

kesehatan dan hilangnya produktivitas warga (Kompas, 2011)

Disamping itu Sistem pengobatan belum mampu secara efektif beradaptasi dalam

perubahan dramatis yang terjadi dalam sistem informasi untuk meningkatkan

kesehatan masyarakat, mulai dari penyakit akut sampai penyakit kronis dan berkaitan

dengan gaya hidup. Meskipun penyakit akut dapat diobati dengan baik di klinik atau

rumah sakit, namun penyakit kronis sebagian besar memerlukan pendekatan yang

sangat berbeda. Keterlibatan pasien sangat penting untuk keberhasilan dalam

manajemen pengobatan penyakit kronis yang berkelanjutan . Umpan balik dari data

kesehatan yang relevan untuk masing-masing pasien akan memfasilitasi keterlibatan

pasien. Namun, kurangnya peralatan yang efektif dan mudah digunakan untuk

pemantauan diri dan perawatan diri sering meningkatkan risiko perburukan penyakit

kronis (Sha. K, Zhan. G et all, 2005)

Banyak tipe dari penyakit kronis yang memerlukan manajemen mandiri terhadap

penyakit dan memerlukan model perawatan kolaboratif yang dapat mengoptimalkan

kesehatan individu. khususnya monitoring mandiri sangat penting bagi peningkatan

kesadaran dan pendeteksian kemajuan kesehatan sebagai dasar dari pendekatan

pengaturan diri bagi pasien sehingga dapat mengatasi perubahan gaya hidup.

Tantangan mendasar, bagaimanapun, adalah untuk menurunkan hambatan dan

Page 4: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/UTS SIM - ANI ASTUTI - KMB.doc · Web viewMahasiswa Program Magister Keperawatan Medikal Bedah (NPM. 1006833533) Fakultas Ilmu Keperawatan

meningkatkan motivasi bagi pasien untuk mengadopsi pendekatan pengaturan diri

untuk jangka panjang perawatan (Chen G, et all, 2006).

Salah satu kemajuan tegnologi untuk memantau kesehatan individu dengan penyakit

kronis adalah dengan menggunakan tegnologi informasi smart phone, phone mobile,

cell phone, mobile divices & monitor Bluetooth serta telemonitoring yang

memberikan kontribusi yang cukup baik dalam meningkatkan kemampuan individu

untuk memantau kesehatan diri secara mandiri. Teknologi ponsel digunakan sangat

luas dalam berbagai pengaturan dan dalam beberapa studi penelitian telah dievaluasi

secara resmi dampaknya dalam pemantauan penyakit kronis. Gambaran dari

penerapan ponsel untuk pemantauan nirkabel untuk outcome kesehatan dan intervensi

promosi kesehatan telah dilakukan. Ada literatur yang muncul pada penerapan ponsel

dalam pemberian layanan kesehatan, meskipun bukti diterbitkan terbatas. sebagai

teknologi yang terus berkembang, ponsel akan menjadi semakin penting dalam

strategis pelaksanaan skema pemantauan kesehatan. Oleh karena itu penting bahwa

perawat menyadari inovasi di bidang ini (Blake, 2008).

Model Penggunaan tegnologi informasi seperti smart phone assisted (SPA) seperti

yang dilkakukan oleh Sha. K, Zha. G dan kawan-kawan, dimana sistem ini akan

mendeteksi reaksi biologis dari individu terkait penyakit seperti peningkatan denyut

jantung, dan secara otomatis mengevaluasi data seseorang yang berkaitan dengan

kondisi penyakit dan mengidentifikasi resiko prilaku dan meneruskannya kedata

maining pusat untuk kemudian diberikan umpan balik untuk tindakan koreksi yang

tepat. Tegnologi ini telah memberikan dampak bagi penurunan angka morbiditas dan

mortalitas pada penyakit kronis.

Tegnologi Smarth phone

Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah

Information technology (IT) adalah istilah umum yang menjelaskan teknologi apa pun

yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan,

mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan

komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh dari Teknologi

Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan

Page 5: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/UTS SIM - ANI ASTUTI - KMB.doc · Web viewMahasiswa Program Magister Keperawatan Medikal Bedah (NPM. 1006833533) Fakultas Ilmu Keperawatan

rumah tangga elektronik, dan peranti genggam modern misalnya ponsel (Wikipedia,

2011).

Menurut Telekomunikasi Seluler dan Internet Asosiasi, ada sekitar 262 juta pelanggan

telepon seluler di Amerika Serikat. Hampir setiap rumah tangga di Amerika Serikat

memiliki satu ponsel. Tidak hanya penggunaan ponsel untuk komunikasi suara yang

meningkat, tetapi juga penggunaannya untuk pesan teks dan akses internet terus

meningkat ..Penggunaan ponsel dan pesan teks telah ditemukan lebih tinggi di

kalangan remaja dan dewasa muda dibandingkan dengan orang dewasa di seluruh

dunia. (Krisnha. S, et all, 2009).

Smartphone adalah teknologi canggih yang merupakan kombinasi PDA dan mobile

phone. Menurut Brusco (2010), smartphone adalah mobile phone yang memiliki

fungsi seperti sistem komputerisasi, pengiriman pesan (email), akses internet dan

memiliki berbagai aplikasi sebagai sarana pencarian informasi seperti kesehatan,

olahraga, uang dan berbagai macam topik. Atau bila disimpulkan smartphone

layaknya komputer namun dalam ukuran kecil. Smartphone menjadi sebuah

kebutuhan primer untuk pribadi maupun profesional. Smartphone sangat cocok bagi

professional yang sering melakukan komunikasi jarak jauh seperti kirim pesan

(email). Kelebihan yang dimiliki smartphone adalah sistem canggih yang berfungsi

untuk download dan install aplikasi dengan waktu singkat.

Tegnologi smart phone dalam manajemen mandiri pada pasien dengan penyakit kronis

Smart Phone Assisted (SPA) adalah sebuah ponsel pintar yang didisain untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menggunakan sistem penginderaan dan

teknologi komunikasi. Desain SPA, adalah untuk membantu sistem manajemen

perawatan diri pada penyakit kronis dengan partisipasi penginderaan. Ada tiga fungsi

utama sistem. Pertama, digunakan untuk mengumpulkan real-time biomedis dan data

lingkungan dari peserta dengan menggunakan sensor, yang akan sangat berguna bagi

pasien untuk memahami kemungkinan penyebab dari penyakit kronis. Kedua, analisis

data dan algoritma data mining digunakan untuk mencari pengaturan seri waktu dan

hubungan antara biomedis dan parameter lingkungan, yang akan membantu

Page 6: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/UTS SIM - ANI ASTUTI - KMB.doc · Web viewMahasiswa Program Magister Keperawatan Medikal Bedah (NPM. 1006833533) Fakultas Ilmu Keperawatan

profesional perawatan kesehatan untuk merancang rencana asuhan keperawatan bagi

pasien. Ketiga, sistem secara otomatis memicu on-line survei dan mengirimkan

pemberitahuan alarm, terutama mengurangi keterlibatan perawatan kesehatan

profesional, yang tidak hanya menghemat biaya medis tetapi juga melindungi peserta

sedini mungkin (Sha K, Zhan. G, 2006).

Gambar 1 : Kerangka sistem SPA

Sistem SPA terdiri dari tiga bagian utama seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1,

termasuk area jaringan sensor tubuh. Sensor area untuk mengumpulkan data biomedis

dan lingkungan, server untuk menyimpan dan menganalisa data, dan sekelompok

profesional perawatan kesehatan untuk memeriksa catatan dan memberikan saran

perawatan kesehatan. Daerah jaringan sensor tubuh termasuk ponsel pintar, satu set

biosensor dan satu set sensor lingkungan. Ponsel pintar ini bekerja sebagai base

station untuk jaringan daerah sensor pada tubuh , yang tidak hanya dapat menerima

data sementara dan merasakan data tetapi juga bekerja sebagai router untuk

berkomunikasi.

Penggunaan smart phone pada pasien dengan penyakit jantung juga merupakan

bagian dari program peningkatan gaya hidup (termasuk diet yang lebih baik dan

olahraga) diduga secara klinis bermanfaat. Pada aplikasi ini pasien diharapkan untuk

mengukur tekanan darah mereka sekali atau dua kali sehari dan dikirim peringatan

SMS pada waktu yang disepakati. Kemudian pasien harus memakai manset pengukur

Page 7: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/UTS SIM - ANI ASTUTI - KMB.doc · Web viewMahasiswa Program Magister Keperawatan Medikal Bedah (NPM. 1006833533) Fakultas Ilmu Keperawatan

dan tekan Start tombol pada kontroler monitor. Ini secara otomatis menghubungkan

ke Smartphone dan transfer data. Perawat jantung atau komunitas perawat, atau ahli

jantung dapat memeriksa data melalui server.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Marshal. A et all (2007) penggunaan smart

phone pada pasien COPD menmperlihatkan hasil yang nyata dimana cara kerjanya

sama dengan penggunaan smart phone pada penyakit kronik lainya. Aplikasi ini telah

dikembangkan menggunakan Microsoft Visual Studio untuk Smartphone Windows

Mobile dan telah digunakan pada Qtek 8300 dan O2 XDA Graphite telepon untuk

tujuan pengujian. Sensor pemantauan adalah Nonin 410 Bluetooth Pulse oksimeter

[13]. Sensor ini dihubungkan untuk Smartphone oleh Bluetooth, sebelum memulai

aplikasi. Hubungan dan fungsi pasangan dalam Sistem operasi smartphone yang

digunakan. Tujuan desain untuk aplikasi rehabilitasi adalah untuk menyederhanakan

rutinitas pengguna utama, yang akan digunakan pada harian dasar, dan memberikan

fungsi yang lebih kompleks dalam menu terpisah.

Page 8: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/UTS SIM - ANI ASTUTI - KMB.doc · Web viewMahasiswa Program Magister Keperawatan Medikal Bedah (NPM. 1006833533) Fakultas Ilmu Keperawatan

Penelitian yang dilakukan oleh Bielli et al (2004) mengembangkan penggunaan

Wireless Health Outcome Sistem Monitoring (WHOMS). Sistem ini menciptakan

metode dimana kuesioner terstruktur dapat dikirim langsung ke ponsel pasien dengan

tim manajemen medis mereka. Pertanyaan pasien secara otomatis ditransfer ke sebuah

situs resmi yang kemudian menampilkan kondisi kesehatan pasien saat ini dalam

bentuk grafik, dan dapat diakses oleh tim medis. Evaluasi menunjukkan bahwa jarak

monitoring menggunakan ponsel, adalah masuk akal dan informasi kesehatan dapat

dikumpulkan dari sebagian besar pasien dengan cara ini. Proporsi ini dapat

meningkatkan pengaturan dalam masyarakat jika keluarga juga ikut terlibat untuk

membantu pasien dengan pemanfaatan teknologi. Namun, jenis teknologi ini tidak

dapat diakses oleh semua kelompok pasien (Blake H, 2008).

Selain itu ada penelitian yang juga menggunakan tegnologi informasi yaitu

telehomecare. Ada bukti substansial bahwa penerapan telehomecare untuk program

manajemen penyakit kronis menghasilkan kepuasan pasien yang tinggi. Penelitian

menunjukkan bahwa ketika telehomecare digunakan untuk membantu mengelola

PPOK, baik pasien dan perawat mampu menggunakan teknologi dengan nyaman dan

tanpa kesulitan (Bowles & Baugh, 2007;. Calazzo et al, 2004). Jenkins dan

McSweeny menemukan bahwa sebagian besar peserta dalam studi mereka merasakan

pengalaman bahwa telehomecare sangat nyaman dan bermanfaat, dan menjelaskan

pemeriksaan fisik yang memadai. Kedua pasien dan perawat menemukan bahwa

videoconference lebih cepat dan memungkinkan untuk lebih sering berkonsultasi

(Bowles & Baugh, 2007). Sementara kekhawatiran tentang penggunaan teknologi

yang dapat memiliki efek merugikan pada hubungan pasien-provider, namun

Page 9: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/UTS SIM - ANI ASTUTI - KMB.doc · Web viewMahasiswa Program Magister Keperawatan Medikal Bedah (NPM. 1006833533) Fakultas Ilmu Keperawatan

penelitian konsisten menunjukkan bahwa pasien sangat puas pada sistem yang

menggantikan kunjungan rumah dengan konsultasi video (Dansky et al. 2001). Dalam

salah satu penelitian terhadap pasien yang menerima perawatan kesehatan di rumah,

kelompok kontrol dan intervensi keduanya menerima kunjungan rutin kesehatan

rumah, namun kelompok intervensi juga berpartisipasi dalam konsultasi video. setelah

mengambil mempertimbangkan tingkat rehospitalization, analisis menunjukkan ada

penghematan biaya sebesar $ 63,00 per pasien dalam intervensi kelompok. Hasil

penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan dalam indikator kualitas, menunjukkan

bahwa telehomecare mampu mempertahankan kualitas pelayanan dengan biaya

efektif (Dansky et al., 2007).

Teknologi ponsel juga telah paling sering diterapkan pada pemantauan nilai glucosa

darah pada anak dan diabetes dewasa. Dalam wawancara dengan 244 orang dewasa

dengan diabetes tipe 1 di Spanyol, Gimenez-Pérezet al (2002) menemukan bahwa

sangat rendah penggunaan internet untuk tujuan yang berhubungan dengan kesehatan,

tiga perempat dari sampel memiliki sebuah ponsel, dengan hampir semua pasien

menggunakan ponsel lebih dari sekali minggu. Para peneliti menyimpulkan bahwa

Page 10: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/UTS SIM - ANI ASTUTI - KMB.doc · Web viewMahasiswa Program Magister Keperawatan Medikal Bedah (NPM. 1006833533) Fakultas Ilmu Keperawatan

ponsel memiliki potensi untuk mengelola diabetes pada masyarakat. Anhøj dan

Møldrup (2004) melakukan penelitian pada pasien asma yang menunujukkan

peningkatan grafik dalam pemantauan menggunakan sistem telepon. Farmer et al

(2005) menjelaskan perkembangan dan implementasi dari sistem telemedicine real-

time, yang mampu mengirimkan data glukosa darah dari monitor glukosa darah

menggunakan telepon ponsel dan mengumpulkan data tentang tingkat aktivitas fisik,

pola makan dan dosis insulin. Di Inggris penelitian menerima secara rinci umpan

balik tentang ponsel termasuk charting histogram yang penuh warna untuk kontrol

glikemik selama dua minggu sebelumnya. Informasi ini dapat diakses oleh staf medis

yang bisa memonitor kadar glukosa darah pasien, mengidentifikasi individu yang

tidak melaukan pengujian dan akses grafik yang menunjukkan pola dosis insulin dan

bagaimana mereka dapat dimodifikasi dengan diet dan olahraga

(Farmer et al 2005). Sistem ini memiliki secara resmi telah diuji dalam lingkungan

perawatan primer dan sekunder, yang menunjukkan potensi untuk implementasi skala

luas.

Di Nigeria telah menggunakan mobile phone based on patient compliance system

(MPCS) untuk mengetahui adaptasi pasien terhadap penyakit kronis, seperti model

mengatasi biomedis atau stres, model pengaturan diri dianggap menjadi yang paling

komprehensif dan fleksibel. Seperti ditunjukkan pada Gambar 1 bawah, model

pengaturan diri dari kepatuhan pasien biasanya menggunakan umpan balik negatif,

yang memantau regimen pasien yang relevan perilaku.model pengaturan sendiri

dibandingkan dengan regimen pengobatan yang dianjurkan. Ketika penyimpangan

terdeteksi, sinyal kesalahan dihasilkan sebagai umpan balik kepada pasien. Jika pasien

termotivasi untuk mematuhi, ia akan menyesuaikan perilaku, yang akan terus dipantau

untuk memenuhi pengaturan diri (Amosa & Longe, 2012).

Page 11: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/UTS SIM - ANI ASTUTI - KMB.doc · Web viewMahasiswa Program Magister Keperawatan Medikal Bedah (NPM. 1006833533) Fakultas Ilmu Keperawatan

Rekomendasi

Dari beberapa hasil penelitian diatas dapat terlihat besarnya pemanfaatan tegnologi

informasi khususnya smart phone, mobile phone dan telehome dalam membantu

perawatan pasien dengan penyakit kronis. Dimana tegnologi ini mampu memadirikan

pasien dengan penyakit kronik dalam memantau kondisi penyakit mereka, menjaga

kualitas hidup mereka, menekan angka kesakitan dan kematian serta menekan cost

sehubungan dengan perawatan yang lama di RS dan besarnya biaya kunjungan rumah.

Di Indonesia tegnologi ini sangat memungkinkan untuk dilakukan, karena akses

masayarakat dalam penggunaan mobile phone, smart phone semakin meningkat, rata-

rata orang Indonesia dengan ekonomi menengah keatas memiliki fasilitas smart

phone, dan untuk golongan ekonomi menengah kebawah mobile phone pun sudah

mampu dimiliki oleh masyarakat. Dengan melihat fenomena yang ada bukan tidak

mungkin ini menjadi bahan pertimbangan kita semua sebagai tenaga kesehatan untuk

meningkatkan kualitas pelayanana asuhan keperawatan pada masyarakat secara luas

dan terstruktur dengan memanfaatkan tegnologi informasi ini bukan lagi hanya

sekedar wacana namun harus ditindak lanjutin untuk selanjutnya diterapkan di

Indonesia.

Page 12: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/UTS SIM - ANI ASTUTI - KMB.doc · Web viewMahasiswa Program Magister Keperawatan Medikal Bedah (NPM. 1006833533) Fakultas Ilmu Keperawatan

Kesimpulan

1. Penyakit kronis di Negara berkembang khususnya di Indonesia dari tahun ke tahun

prevalensinya semakin meningkat. Peningkatan jumlah pasien dengan penyakit

kronis dapat berakibat meningkatnya biaya pelayanan kesehatan dan hilangnya

produktivitas warga yang menjadi pemicu tingginya angka kemiskinan.

2. Penerapan berbagai kemajuan teknologi bermanfaat untuk mengembangkan

fasilitas dan sarana di bidang kesehatan. seperti perkembangan tegnologi informasi

dalam bidang kesehatan memberikan kontribusi yang sangat besar pada

peningkatan derajat kesehatan masyarakat khususnya dalam perawatan pasien

dengan penyakit kronis.

3. Smart phone mampu memberikan akses yang sangat besar dalam pemantauan

kesehatan pasien dengan penyakit kronis dan memandirikan pasien dalam

memantau kodisi kesehatannya serta dapat melindungi pasien sedini mungkin

sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.

Page 13: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/UTS SIM - ANI ASTUTI - KMB.doc · Web viewMahasiswa Program Magister Keperawatan Medikal Bedah (NPM. 1006833533) Fakultas Ilmu Keperawatan

Daftar Pustaka

Amosa & Longe (2012) Mobile-Phone Based Patient Compliance System for Chronic Illness care in Nigeria, JCS & T Vol 12 No. 1 Department of Computer Science, Federal Polytechnic Ede, Osun State, Nigeria.

Blake. H, (2008) Innovation in practice: mobilephone technology in patient care professional issues, [email protected]

Black. H, (2008) Mobile phone technology in chronic disease management. Art & science health communication. Artikel.

Brusco, J.M (2010). Using Smartphone Application in Perioperative Practice. AORN Journal Vol.92/5, 503-508

Krisnha. S, et all (2009) Healthcare via Cell Phones: A Systematic Review school of Public Health, Saint Louis University, St. Louis, Missouri. Health Services Research and Development Program, Harry S.

Kenaikan Pendapatan Picu Penyakit Kronis direkomendasikan oleh kompashealthhttp://health.kompas.com/read/2011/06/22/06155252/Kenaikan.Pendapatan.Picu.Penyakit.Kronis diperoleh tanggal 27 April 2011

Mulen. S (2008) The Ontario Telehomecare Strategy Phase One Program: An innovative model for chronic disease management, Vol. 1: Iss. 12, Article 9.http://digitalcommons.mcmaster.ca/meducator/vol1/iss12/9 diperoleh pada tanggal 26 April 2009

Marshal A, et all (2007) Self management of chronic disease using mobile devices and Bluetooth monitors Keyworth Institute, Faculty of Engineering, Woodhouse Lane University of Leeds, Leeds LS2 9JT, UK.

Malasanos, T (2008) Mobile Phones Integrated into Diabetes Management: A Logical Progression Journal of Diabetes Science and Technology Volume 2, Issue 1, January 2008 Diabetes Technology Society.

Sha. K, Zhan.G, et all (2006) SPA: A Smart Phone Assisted Chronic Illness Self-Management System with Participatory Sensing, Dept. of Computer Science,Dept. of Psychology,Dept. of Family Medicin, Wayne State University

Page 14: pkko.fik.ui.ac.idpkko.fik.ui.ac.id/files/UTS SIM - ANI ASTUTI - KMB.doc · Web viewMahasiswa Program Magister Keperawatan Medikal Bedah (NPM. 1006833533) Fakultas Ilmu Keperawatan

Stachura. M. E. &Khasanshina (2007) Telehomecare and Remote Monitoring: An Outcomes Overview, AdvaMed; advance Medical Technology Association College of Georgia 1120 Fifteenth Street Augusta GA 30912

Tegnologi informasi direkomendasikan oleh wikipedia http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_informasi diperoleh tanggal 27 April 2012