Uts Ka Agung
-
Upload
imam-zulkifli-s -
Category
Documents
-
view
37 -
download
3
description
Transcript of Uts Ka Agung
PENDAHULUAN
Reservoir simulation merupakan salah satu ruang lingkup dari reservoir engineering dimana dengan menggunakan pemodelan komputer dapat diprediksikan aliran fluida (oil, gas dan water) yang melewati porous media
Reservoir simulation biasa digunakan oleh perusahaan minyak dan gas bumi untuk mengembangkan lapangan baru dan juga merangcang manajemen reservoir yang efisien dan ekonomis pada lapangan baru tersebut
Reservoir simulation dapat mempermudah kita dalam membuat model yang dapat
menggambarkan kondisi reservoir yang sebenarnya dimana kita dapat memprediksi
aliran fluida dari batuan reservoir sampai ke permukaan sumur, jumlah sumur, dan
metode apa yang cocok digunakan untuk memproduksi lapangan tersebut.
TUJUAN
oMenentukan input apa saja yang dibutuhkan dalam melakukan simulasi reservoir
oMenjelaskan proses-proses apa saja yang dilakukan dalam melakukan simulasi reservoar
oMenentukan In Place dari model reservoir statik dan dinamik
MODEL 3D RESERVOIR ITSB
Model 3D Ditribusi Saturasi Air Model 3D Ditribusi Porositas
GOC GOC
OWC OWC
INPUT DATA
•Fluid Properties (PVT)
• Rock Properties (Rel. Perm & Pc)
•Completion History
•Production History
FLUID PROPERTIES
1.Untuk memasukkan properties fluida yang akan disimulasikan piih menu process>>simulation>>make a fluid model. Data yang diinputkan antara lain :
Fluid model = light oil +gas Dari Contact Set Test didapatkan :
Reservoir Condition
Minimum pressure (psi) 300
Maximum pressure (psi) 3000
Reference pressure (psi) 2700
Temperature (degF) 275
Gas
Gas Gravity (sg air) 1.042
Oil
Gravity (API) 38.8
Bubble Point Pressure (psi) 2405
Water
Salinitas (ppm) 30000
Initial Condition
Pressure (psi) 2660.1171
Datum depth (ft) -6100
Gas Oil Contact (ft) -6100
Water Contact (ft) -6500
Oil Gas Pc (psi) 0.00
Pc at water contact (psi) 0.00
2. Plot Pressure vs Rs dan bandingkan hasil plot yang dihasilkan petrel dengan plot yang berasal dari PVT data (pengukuran lab).
Pressure (psi) Rs (MSCF/STB)
2405 1.112
1900 0.869
1400 0.664
900 0.491
400 0.332
100 0.188
0 0
Pressure (psi) Rs (MSCF/STB)
380 0.078563183
515 0.113285812
650 0.149936476
785 0.188183995
920 0.227803379
1055 0.26863066
1190 0.310540437
1325 0.353433357
1460 0.397228551
1595 0.441858776
1730 0.487267142
1865 0.533404821
2000 0.580229403
2135 0.627703665
2270 0.675794651
2405 0.724472951
PVT data
Petrel
Dari hasil plot menunjukkan bahwa hasil plot petrel masih
jauh dibawah dari plot hasil pengukuran lab. Oleh
karena itu, perlu dilakukan matching agar sama atau
mendekati hasil plot dari pengukuran lab.
Adanya perbedaan
hasil Rs. Rs perlu
dinaikkan agar
mendekati hasil lab
3. Macthing dilakukan dengan melakukan sensitvitas terhadap API oil. Pada temperatur atau tekanan tertentu nilai Rs akan naik jika berat jenis oil mengecil. Nilai API sendiri berbanding terbalik dengan berat jenis oil dimana semakin kecil berat jenis oil maka API akan semakin besar. Dapat disimpulkan, jika API oil dinaikkan nilai Rs akan naik sehingga bisa mendekati hasil Rs dari pengukuran LAB.
Dari hasil sensitivitas menunjukkan API oil = 50 adalah nilai plot Rs yang paling
mendekati hasil plot Rs pengukuran lab. Jika API oil>50 nilainya akan menjadi tidak
valid jika dimasukkan dalam petrel
API = 45
API = 50
ROCK PROPERTIES
1. plot antara permeabilitas (k) vs porositas (ϕ)
dari data core analysis
o Data k dan ϕ diambil dari data horizontalplug
pada core analysis
o k dan ϕ harus pada NOB (Net Over Burden)
2. Tentukan korelasi dari k vs ϕ
Dari kurva k vs ϕ didapatkan persamaan y = 23249x3.5767
Untuk memasukkan model permeabilitas
dengan menggunakan menu Process
>>Property modeling>>Geometri
modeling>>Create new property k
Hal ini dilakukan karenakan pada model statik yang diberikan
tidak terdapat distribusi permeabilitas, maka dalam simulasi
reservoar kita perlu memodelkan reservoir dengan
mendistribusikan properti permeabilitas.
PROSEDUR PENGERJAAN
Masukan properties
permeabilitas (k) pada model
reservoar
Hitung nilai permeabilitas dari
korelasi antara plot k vs ϕ dimana
nilai k = 23249 3.5767 .
Step 1 Step 2
OUTPUT PETREL 2 D
Distribusi Saturasi Air Reservoir Lapangan ITSB Distribusi Porositas Reservoir Lapangan ITSB
Distribusi Permeabilitas Reservoir Lapangan ITSB
Dengan mengetuhui
persebaran porositas,
permeabilitas dan saturasi
maka bisa ditentukan sumur
baru yang akan dibor yakni
dilihat dari persebarannya
yang baik
Plot Kro vs Krw dari data
relative permeability.
Core Samples No : 110,125,212,233,246,dan 256
Dari gambar tersebut menunjukkan bahwa
core samples 125, 212, dan 235 memiliki
kecerundungan nilai relative permeability
(kro vs krw) yang mirip. Selanjutnya, untuk
plot Pc vs Sw digunakan ke tiga core
sample tersebut
Untuk memasukkan rock physics properties pilih pada menu
Process>>Simulation>>Make rock physic function
Kurva Kr vs Sw ini didapat dengan
melakukan percobaan SCAL (Special
Core Analysis)
Plot Pc vs Sw dari data SCAL
Data core samples 125, 212, dan 233
Dari gambar tersebut menunjukkan bahwa
core sample 125, 212, dan 233 juga
memiliki trend kurva yang mirip. Core
sample 125 dipiih sebagai inputan pada
Petrel dikarenakan trendnya berdekatan
antara core samples 212 dan 233
Rock Physic Function,
Import Permeabilitas Relatif hasil core anlysis pada Petrel
sesuai dengan Inputan pada Petrel Sw Krw Kro
0.2655 0 1
0.2867 0.0031 0.8317
0.3167 0.0069 0.6513
0.3436 0.011 0.5193
0.3691 0.0163 0.4127
0.4034 0.0237 0.2959
0.4276 0.0288 0.229
0.4448 0.0335 0.1902
0.4707 0.0411 0.1404
0.5009 0.0508 0.0963
0.5272 0.0612 0.067
0.5522 0.0728 0.0451
0.5791 0.0861 0.0282
0.6023 0.0978 0.0171
0.6221 0.109 0.0092
0.6313 0.1144 0.0061
0.6407 0.1189 0.0029
0.6537 0.1261 0.0008
0.6583 0.1303 0
0.7 0.2 0
0.8 0.4 0
0.9 0.7 0
1 1 0
Inputan pada Petrel Core sample 125
Plot Kro vs Krw
Sor
Karena dalam petrel meminta
nilai krw dan Sw harus
mencapai 1 sedangkan pada
data core tidak mencapai nilai
tersebut, maka kita boleh
menambahkan nilai itu sendiri.
Nilai kro dibuat semua nol
karena sudah mencapai nilai
Sor
Data asli
Setelah
ditambahkan
Sw=Swirr yaitu saturasi air yang sudah
tidak bisa didesak lagi
Represent
aquifer
Rock Physic Function,
Import PC vs Sw hasil core analysis pada Petrel sesuai
dengan Inputan pada Petrel
Sw Pc (psi)
0.273 200
0.284 150
0.314 75
0.375 35
0.456 15
0.515 8
0.567 4
0.634 2
0.726 1
0.8 0
0.9 0
1 0
Core sample 125
Pada saat awal migrasi minyak dari source rock menuju reservoir,
minyak mulai mendesak zona air. Di dalam reservoir yang water wet,
maka minyak merupakan fluida yang non-wetting phase terhadap
batuan tersebut, sehingga pada proses ini terjadilah proses drainage,
yaitu proses pendesakan minyak sebagai fluida non-wetting phase
yang mendesak air sebagai fluida wetting phase
Drainage
Process
Minyak terus mendesak air hingga ke
pori-pori terkecil, sehingga tekanan
kapiler yang dibutuhkan juga semakin
besar. Hingga pada suatu kondisi Swirr,
yaitu saturasi air yang tidak dapat
didesak lagi, maka tekanan kapiler
yang dibutuhkan untuk mendesak Swirr
ini sangat besar
Swirr
OUTPUT PETREL ROCK PHYSICS
Relative Permeability (Oil Water System) Relative Permeability (Gas Oll System)
Capillary Pressure (Water-Oil System)
Dari kurva relative permeabilitas
menunjukkan reservoar lapangan ITSB
adalah reservoar water wet
Kro Krw
Proses Drainage
Kro
Krg
2 Gambar relative
permeability (kro vs krw &
kro vs krg) menunjukkan
bahwa minyak lebih mudah
mengalir dibandingkan air
dan gas lebih mudah
mengalir dibandingkan
minyak
PROSEDUR PENGERJAAN
Step 3 Step 4
Input Oil Water
Relative
Permeability
(Core 125) Input Oil Water
Capillary
Pressure(Core 125)
Step5
Sg = 1-Swi
=1-0.2655 = 0.7345
COMPLETION HISTORY
Example file:
UNITS FIELD
WELLNAME D1
12.07.1995 perforation 4075 4190 0.700833 0
UNITS FIELD
WELLNAME ITSB-1
01.01.2013 perforation 6455.5 6478.2 0.700833 0
02.01.2013 squeeze 6455.5 6478.2 0.700833 0
02.01.2013 perforation 6504.2 6522.9 0.700833 0
03.01.2013 squeeze 6504.2 6522.9 0.700833 0
03.01.2013 perforation 6406.8 6427.2 0.700833 0
Data Input:
Untuk memasukkan completion history pilih menu Input>>Global Completion>>Import Data .Pada input “Global
Completion”Import completion history dengan format sebagai berikut :
Save data tersebut dengan format nama file.ev
Tanggal Type
Completion
Depth
casing
Skin
factor
PRODUCTION HISTORY
Example file:
*FIELD
*DAILY
*IGNORE_MISSING
*HRS_IN_DAYS
*DATE *OIL *GAS *WATER *BHP *GOR *DAYS
-- bbl/d Mscf/d bbl/d psi None Hours
*NAME WP_A1
7/1/2004 6386 11.19 0 7313.46 1751.8 24
Karena production history tidak ada maka data DST digunakan disini.Untuk memasukkan data tersebut pilih menu
Input>>Global observed data>> import Pada input “Global Observe Data” Import production history dengan
format sebagai berikut :
*FIELD
*DAILY
*IGNORE_MISSING
*HRS_IN_DAYS
*DATE *OIL *GAS *WATER *BHP
-- bbl/d Mscf/d bbl/d psi
*NAME ITSB-1
1/1/2013 3500 1500 200 2200
2/1/2013 5000 2200 50 1900
3/1/2013 2000 500 100 2600
Data Input :
Save data tersebut dengan format nama file.vol
IN PLACE STATIC MODEL
Case IOIP (MMSTB) OGIP (BSCF)
ITSB 224330 5.98
Static Model
Untuk mendapatkapan nilai In Place pilih menu Process>>Utilities>>Volume Calculation. Masukkan
properties fluid zone dari GOC dan WOC yang tersedia, PHIED, dan saturasi minyak dan gas
pada hidrokarbon Interval. Setelah itu pilih run, maka nilai In Place dapat diketahui :
224
Masukkan Properties Saturasi
Untuk Oil , Bo
Step 3 Step 4
Masukkan Properties Saturasi
Untuk Oil , Bg
Kilk run
PROSEDUR PENGERJAAN
Case IOIP (MMSTB) OGIP (BSCF)
ITSB 204 3.08
IN PLACE DYNAMIC MODEL
Setelah itu, lakukan perhitungan inplace secara dynamic model yaitu, mencoba jika sumur itu diproduksikan pilih menu Process>>Simulation>>Make a Development Strategy untuk membuat casenya. Untuk running nya pilih menu Process>>Simulation>>Define Simulation Case. Proses ini men Berikut merupakan hasil perhitungan In Place pada Dynamic Model :
Dalam menu Make a Development Stategy mencakup
seperangkat aturan untuk mengendalikan reservoir dan
sumur yang memungkinkan kita untuk menggnakan lebih
dari fungsi software Eclipse dalam software petrel
Export Grid dan Masuk Editor lalu insert WLPR
kedalam Summary, Check Case , setelah itu klik
run
Step 5
PROSEDUR PENGERJAAN
PERBANDINGAN IN PLACE DYNAMIC DAN STATIC MODEL
Case IOIP (MMSTB) OGIP (BSCF)
Static Model 224 5,9
Dynamic Model 204 3,08
Berdasarkan hasil diatas, terlihat bahwa perhitungan dari aspek dynamic model
menghasilkan cadangan yang lebih kecil. Hal itu dikarenakan pada static model
tidak mempermasalah perubahan terjadi karena waktu sehingga dari model
reservoir tersebut cadangan yang diperkiran nilainya menjadi terlalu optimis
KESIMPULAN & SARAN
Kesimpulan
oDengan menggunakan petrel kita dapat memperkirakan besar cadangan minyak dan gas bumi yang digambarkan melalui pendekatan model yang dihasilkan berdasarkan input data geologi, fluida properties, rock properties, dan lainnya.
oHasil perhitungan cadangan dari model dynamic lebih kecil dari model static
Saran
Perlu dilakukan history matching terhadap cadangan untuk menvalidasi performance model dengan data history lapangan yang ada