USULAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SEBAGAI ...
Transcript of USULAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SEBAGAI ...
USULAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SEBAGAI
ALTERNATIF UNTUK MENENTUKAN BESARAN BIAYA
PENDIDIKAN YANG AKURAT
(Studi Kasus pada SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah
Padang)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
IRFANI LIL ISLAMI NIM. 1110082000048
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/1436 H
i
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Irfani Lil Islami
2. Tempat, Tanggal Lahir : Padang, 11 Februari 1992
3. Alamat : Jln. Andam Dewi no.1D RT 01 RW
02 Kel. Kubu Marapalam Kec.
Padang Timur, Kota Padang Prov.
Sumatera Barat
4. Telepon : 0856 7015 574
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. TK Adzkia Padang Tahun 1996-1998
2. SDIT Adzkia Padang Tahun 1998-2004
3. SMP Perguruan Islam Ar-Risalah Padang Tahun 2004-2007
4. MA Perguruan Islam Ar-Risalah Padang Tahun 2007-2010
5. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010-2015
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Drs. Maksum, M.Ag
2. Ibu : Dra. Tafiati, M.Ag
3. Anak Ke dari : 2 dari 5 bersaudara
4. Telp : (0751) 22118
v
Proposing Activity Based Costing As An Alternative Method to Determine Accurate Cost of Education
Abstract
This study aims to design a cost allocation model build upon Activity Based Costing (ABC) based on business processes and identified activities at SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah, to know cost education each student, and to determine whether there are differences between the traditional calculation methods that have been used and the ABC method.
The study was conducted at SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah Padang. The analytical method used is descriptive comparative method, the analysis by comparing methods of Traditional Costing and Acivity Based Costing, then design the cost of education using the ABC method. Data collection was done by means of interviews, observation and documentation.
Cost calculations using the ABC method obtained the following results: 1) The cost of SMP education for Rp13.318.392,76,- per year per student or Rp 1,109,866,- per month per student, 2) The cost of MA education for 14.599.375,70, - per year per student or Rp 1.216.615, - per month per student. Meanwhile, when calculated by the traditional method, the cost of education for SMP is Rp. 1,127,779, - per month per student and for MA Rp. 1,009,625, - per month per student, overcosts as much as Rp. 17.913,- for SMP and undercosts as much as Rp. 206.990,- for MA. Keywords : Education Costs, Activity Based Costing (ABC), Traditional
Costing
vi
Usulan Metode Activity Based Costing Sebagai Alternatif untuk Menentukan Besaran Biaya Pendidikan yang Akurat
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk merancang model pengalokasian biaya berbasis Activity Based Costing (ABC) berdasarkan proses bisnis dan aktivitas teridentifikasi di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah, mengetahui besarnya biaya pendidikan per siswa serta mengetahui apakah ada perbedaan antara perhitungan dengan menggunakan metode tradisional yang selama ini digunakan dengan metode ABC.
Penelitian dilakukan di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah Padang. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif yaitu analisis dengan membandingkan metode Traditional Costing dan Acivity Based Costing, kemudian merancang perhitungan biaya pendidikan menggunakan metode ABC. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi.
Perhitungan biaya menggunakan metode ABC memperoleh hasil: 1) Biaya pendidikan SMP sebesar Rp13.318.392,76,- per tahun per siswa atau Rp 1.109.866,- per bulan per siswa, 2) Biaya pendidikan MA sebesar Rp 14.599.375,70,- per tahun per siswa atau Rp 1.216.615,- per bulan per siswa. Sedangkan bila dihitung dengan metode tradisional maka biaya pendidikan untuk tingkat SMP adalah Rp. 1.127.779,- per bulan per siswa dan untuk MA sebesar Rp. 1.009.625,- per bulan per siswa sehingga terjadi overcosted untuk SMP sebesar Rp. 17.913,- dan undercosted untuk tingkat MA sebesar Rp. 206.990,-.
Kata Kunci : Biaya Pendidikan, Activity Based Costing (ABC), Traditional Costing
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah, yang
telah memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan
kepada Baginda Nabi Besar Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah
membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka
memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
terimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung
maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:
1. Mama dan Papa yang selalu mencurahkan perhatian, cinta dan sayang,
dukungan serta doa tiada henti, meluruhkan pikiran buruk sehingga dapat
selalu berfikir positif guna menyelesaikan skripsi ini.
2. Uda Syauqi, Haddad, Zhilal, Wafi, Nenek, Angguik, Tante, Om, Sepupu dan
seluruh keluarga besar yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu,
yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan untuk kesuksesan penulis.
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, LC., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Dr. Rini, Ak., CA. selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih atas ilmu yang telah Ibu
berikan selama ini.
6. Bapak Yusar Sagara, SE., M.Si., Ak., CA., CMA. selaku Dosen Pembimbing
Skripsi II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian,
membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terimakasih atas
viii
semua saran dan arahan yang Bapak berikan selama proses penulisan skripsi
sampai terlaksananya sidang skripsi.
7. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
selalu memberikan dukungan dan saran kepada penulis.
8. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada
penulis.
9. Terima kasih kepada Ustadz Yasin selaku Pimpinan Yayasan, Ustazah Mira
selaku Bendahara Yayasan, Ustadz Kamrizal selaku Pimpinan Perguruan,
Ustazah Dona, Ustazah Mely, Ustazah Vera, Ustazah Emi dan seluruh
Keluarga Besar Ar-Risalah yang namanya tidak dapat disebutkan satu per
satu, yang selalu memberikan dukungan dan bimbingan selama masa
penelitian dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat seperjuangan selama KKN, Adel, Agung, Helmi, Paklek,
Jalu, Muhsin, Faisal Hilmi, Sagaf, Faisal Amri, Hanna, Rena, Nida, Laeli,
Zaimah, Nurul, Shabe, Susi, yang selalu membantu dan memberikan saran
kepada penulis.
11. Sahabat-sahabat seperjuangan di kampus, Adel, Nisa, Octa, Lily, Kinan,
Tasul, Masta, Ati, Zena, Tryano yang telah mendukung dan memberikan
saran kepada penulis.
12. Sahabat-sahabat seperjuangan dan sekosan, Silmi, Via, Fada yang selalu
memberikan dukungan semangat dan support kepada penulis.
13. Sahabat-sahabat d-FG dimanapun berada yang telah mendoakan dan memberi
dukungan kepada penulis.
14. Sahabat-sahabat Akuntansi 2010 yang namanya tidak dapat disebutkan satu
per satu, yang selalu membantu dan mendukung penulis baik langsung
maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini.
15. Dan terakhir spesial untuk Uda Coki yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini serta sepupu-sepupu tersayang Dila, Kak Ika,
Sarah, Sabrina dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
ix
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 13 Maret 2015
Irfani Lil Islami
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................. i
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ................................................ ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ............................................................. iii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ............................................. iv
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................. v
Abstract ......................................................................................................... vi
Abstrak ......................................................................................................... vii
Kata Pengantar ............................................................................................ viii
Daftar Isi ....................................................................................................... xi
Daftar Tabel ................................................................................................. xv
Daftar Gambar ............................................................................................ xvii
Daftar Lampiran .......................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ........................................................... 8
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................... 9
A. Tinjauan Literatur ............................................................ 9
1. Definisi Biaya ............................................................ 9
2. Klasifikasi Biaya Pendidikan ..................................... 11
3. Pembebanan Biaya ke Objek Biaya ........................... 14
4. Metode Akuntansi Biaya Traditional Costing ............ 16
. 5. Metode Activity Based Costing (ABC) ...................... 18
6. Penerapan Metode ABC ............................................ 20
7. Manfaat dan Keterbatasan Metode ABC .................. 29
8. Perbandingan Metode Traditional Costing dengan
Metode ABC ............................................................. 34
9. Perhitungan Besaran Biaya Pendidikan dengan
Metode ABC ............................................................. 35
10. Biaya Satuan (Unit Cost) Pendidikan ........................ 41
B. Hasil Penelitian Sebelumnya ............................................ 42
C. Kerangka Pemikiran ........................................................ 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................... 49
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................... 49
xii
B. Metode Penentuan Sampel .............................................. 49
C. Metode Pengumpulan Data ............................................. 50
1. Penelitian Lapangan ................................................... 50
2. Penelitian Kepustakaan .............................................. 52
D. Metode Analisis Data ...................................................... 52
1. Telaah Aktivitas ........................................................ 52
2. Telaah Cost Object ...................................................... 53
3. Tahap Perancangan Model ........................................... 54
4. Aplikasi Model pada SMP dan MA ............................. 55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................... 57
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................ 57
B. Kebijakan Manajemen Keuangan ................................... 60
C. Perancangan Model ABC ............................................... 75
D. Aplikasi Model ABC ...................................................... 88
E. Perbandingan Perhitungan Biaya Metode ABC Dengan
Metode Tradisional yang Diterapkan Saat Ini
(Existing) di Perguruan Islam Ar-Risalah ....................... 107
xiii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................... 110
A. Kesimpulan ....................................................................... 110
B. Saran ................................................................................. 112
Daftar Pustaka ................................................................................................ 114
Lampiran-Lampiran ...................................................................................... 116
xiv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya ...................................................... 43
3.1 Deskripsi Aktivitas ...................................................................... 55
4.1 Rincian Sarana dan Prasarana Perguruan Islam Ar-Risalah ....... 60
4.2 Rincian Pendapatan SMP Perguruan Islam Ar-Risalah ............. 62
4.3 Rincian Pendapatan MA Perguruan Islam Ar-Risalah ................ 63
4.4 Periode Pelaporan Keuangan ...................................................... 74
4.5 Sumber Penerimaan SMP ............................................................ 79
4.6 Sumber Penerimaan MA .............................................................. 79
4.7 Aktivitas Operasional/Rutin ......................................................... 80
4.8 Aktivitas Pengembangan .............................................................. 83
4.9 Penetapan Cost Object, Direct Labor Cost, Direct Material Cost
dan Overhead Cost ...................................................................... 85
4.10 Penetapan Expense Category, Cost Driver dan Cost
Component .................................................................................. 86
4.11 Jumlah Siswa SMP Perguruan Islam Ar-Risalah ....................... 89
4.12 Jumlah Siswa MA Perguruan Islam Ar-Risalah ......................... 89
xv
4.13 Jumlah Guru dan Karyawan ....................................................... 90
4.14 Matriks Expense-Activity Dependent .......................................... 92
4.15 Direct Labor Cost ........................................................................ 95
4.16 Direct Material Cost ................................................................... 95
4.17 Overhead Cost ............................................................................. 96
4.18 Total Cost Driver ......................................................................... 99
4.19 Perhitungan Cost/Unit SMP Perguruan Islam Ar-Risalah ........... 101
4.20 Perhitungan Cost/Unit MA Perguruan Islam Ar-Risalah ............. 104
4.21 Rekapitulasi Cost/Unit SMP-MA Peruruan Islam Ar-Risalah ..... 107
4.22 Total Penerimaan .......................................................................... 107
4.23 Total Pengeluaran ......................................................................... 108
4.24 Perbandingan Biaya Per Unit ....................................................... 109
xvi
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Cost Assignment Method ........................................................ 15
2.2 Model Activity Based Costing ................................................ 28
2.3 Klasifikasi Biaya Pendidikan ................................................. 38
2.4 Diagram Penyusunan Anggaran Pendidikan .......................... 40
2.5 Skema Kerangka Pemikiran ................................................... 47
4.1 Struktur Organisasi Perguruan ............................................... 59
4.2 Model Pembebanan Activities Ke Dalam Cost Object ........... 88
4.3 Diagram Cost Object .............................................................. 90
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Hasil Wawancara ........................................................................ 117
2. Visi, Misi dan Tujuan Perguruan Islam Ar-Risalah ................... 122
3. RKAS Tahun Ajaran 2013/2014 ................................................ 123
4. Perhitungan dan Proporsi Direct Labor Cost ............................ 128
5. Perhitungan dan Proporsi Direct Material Cost ......................... 129
6. Perhitungan dan Proporsi Overhead Cost .................................. 130
7. Total Penerimaan ......................................................................... 144
8. Total Biaya Berdasarkan Metode Tradisional (existing) ............. 145
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai lembaga pendidikan yang non-profit, sekolah sangat memerlukan
informasi mengenai biaya. Tanpa informasi biaya, pihak manajemen tidak
memiliki ukuran apakah masukan yang dikorbankan memiliki nilai ekonomis
yang lebih rendah daripada nilai keluarannya, sehingga manajemen tidak
memiliki informasi apakah kegiatan usahanya menghasilkan sisa hasil usaha
atau tidak. Informasi ini sangat diperlukan oleh sekolah agar dapat
mengembangkan dan mempertahankan eksistensi jangka panjang lembaga
tersebut. Selain itu pula, tanpa informasi biaya pihak manajemen tidak
memiliki dasar untuk mengalokasikan berbagai sumber ekonomi yang
dikorbankan dalam menghasilkan sumber ekonomi yang lain (Juanda dan
Lestari 2012: 227).
Ketepatan dalam perhitungan biaya juga tidak kalah pentingnya bagi
sebuah lembaga pendidikan. Fattah (2012: iii) mengatakan salah satu
penyebab tidak akuratnya perhitungan biaya produksi adalah karena
perhitungan biaya tidak langsung (overhead cost) yang tidak akurat. Biaya
tidak langsung merupakan biaya yang bervariasi jenisnya dan sulit untuk
ditelusuri langsung ke produk, oleh karena itu manajemen harus menggunakan
metode perhitungan yang mampu mengalokasikan biaya tidak langsung secara
1
akurat dan juga digunakan untuk mengendalikan aktivitas-aktivitas yang
terjadi di perusahaan (Sumarsid, 2011: 71).
Menurut Bastian (2006: 136), selama ini perkembangan perhitungan biaya
di tingkat sekolah dasar dan menengah belum mampu menjawab tantangan era
otonomi dan globalisasi secara optimal. Perhitungan biaya di sekolah dasar
dan menengah yang ada selama ini masih sangat sederhana dan belum mampu
mengungkapkan informasi penting sebagai materi/landasan pengambilan
keputusan, serta hanya sebatas informasi biaya per unit untuk belanja pegawai
dan non pegawai. Perhitungan yang ada belum mampu mengungkapkan dan
memunculkan data informatif.
Activity Based Costing (ABC) merupakan metode perhitungan biaya yang
menerapkan konsep-konsep akuntansi aktivitas untuk menghasilkan
perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat. Namun dari perspektif
manajerial, sistem ABC menawarkan lebih dari sekedar informasi biaya
produk yang akurat akan tetapi juga menyediakan informasi tentang biaya dan
kinerja dari aktivitas dan sumber daya serta dapat menelusuri biaya-biaya
secara akurat ke objek biaya selain produk seperti pelanggan dan saluran
distribusi (Lima, 2011: 57).
Blocher (2006: 225-226) mengatakan metode Activity Based Costing
mengalokasikan seluruh biaya yang terjadi dalam proses produksi berdasarkan
aktivitas, sehingga dapat menyediakan informasi perhitungan biaya yang tepat
dan dapat membantu manajemen mengelola perusahaan secara efisien serta
2
memperoleh pemahaman yang lebih baik atas keunggulan kompetitif,
keakuratan, dan kelemahan perusahaan. Konsep Activity Based Costing ini
timbul akibat sistem akuntansi biaya tradisional (Traditional Costing) yang
biasa dipakai tidak dapat mencerminkan secara benar besarnya pemakaian
biaya produksi dan biaya sumber daya fisik secara benar (Azizi, 2010: 42).
Metode Activity Based Costing atau yang biasa disebut dengan metode
ABC menerapkan sistem perhitungan biaya di mana tempat penampungan
biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan
dasar yang mencakup satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan
volume (Carter, 2009: 528). Dengan berbagai drivers yang sesuai dengan jenis
produk yang dihasilkan, akuntansi biaya dapat menghasilkan informasi cost
produk yang akurat, sehingga memungkinkan manajemen mengambil
keputusan tentang harga jual dan melakukan analisis profitabilitas setiap jenis
produk.
Jika pada awal perkembangan metode ABC masih terbatas penggunaannya
dalam perusahaan manufaktur yang menghasilkan berbagai jenis produk, pada
tahap perkembangan selanjutnya metode ini juga digunakan pada perusahaan
manufaktur dengan produk tunggal dan oleh perusahaan lain seperti
perusahaan jasa dan perusahaan dagang. Dengan dasar pemikiran bahwa
metode ABC menggunakan aktivitas sebagai titik pusat (focal point) untuk
mempertanggungjawabkan biaya, oleh karena aktivitas tidak hanya dijumpai
di perusahaan manufaktur dan tidak terbatas ditahap produksi saja, maka
3
metode ABC juga dapat dimanfaatkan di perusahaan non manufaktur seperti
lembaga pendidikan.
Dalam penelitian ini penulis mencoba menerapkan metode perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas untuk menghitung besaran biaya pendidikan di
lembaga pendidikan formal (sekolah) melalui perancangan model Activity
Based Costing sebagai metode alternatif dalam menentukan harga pokok
kegiatan pelayanan pendidikan per siswa di sekolah. Setelah biaya pelayanan
(service cost) berdasarkan metode ABC diperoleh, kemudian biaya tersebut
akan dibandingkan dengan biaya saat ini (existing) sehingga dapat diketahui
besarnya variansi yang terjadi.
Penelitian ini dilakukan di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah yang
berlokasi di Jl. Air Dingin, RT 01/RW IX, Kel. Balai Gadang, Kec. Koto
Tangah, Padang, Sumatera Barat. Dilihat dari segi pembiayaan, Perguruan
Islam Ar-Risalah merupakan sekolah swasta yang menerapkan standar
pembiayaan sendiri (otonomi sekolah). Adanya konsep otonomi daerah
sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang No.22 Tahun 1999 yang
pelaksanaannya tertuang pada Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 2000,
menjadikan seluruh urusan pendidikan dengan jelas menjadi kewenangan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, kecuali Pendidikan Tinggi.
Salah satu komponen yang dikelola oleh sekolah adalah dalam hal
penetapan besaran biaya pendidikan (SPP) bulanan yang dibebankan kepada
setiap siswa. Dalam hal ini, sekolah memberikan 3 (tiga) pilihan tarif SPP
4
bulanan yakni sebesar Rp. 1.000.000,- , Rp. 1.100.000,- dan Rp. 1.200.000,-.
Besarnya biaya pendidikan bulanan per siswa ditentukan berdasarkan hasil
wawancara pihak sekolah dengan calon wali murid pada saat pendaftaran.
Oleh karena itu, sekolah sangat membutuhkan analisis biaya agar dapat
menentukan standar atau acuan biaya yang sebenarnya per siswa. Dengan
adanya standar atau acuan biaya yang sebenarnya, maka akan sangat
membantu menggambarkan pengeluaran yang terjadi sehingga kebutuhan
dapat terpenuhi sesuai dengan anggaran yang tersedia dan jumlah konsumsi
yang dilakukan.
Pembebanan biaya per siswa selama ini disamaratakan baik tingkat SMP
maupun MA dengan kebutuhan yang berbeda untuk masing-masing tingkat.
Sehingga biaya yang selama ini dibebankan belum mampu menggambarkan
konsumsi sebenarnya yang dilakukan oleh siswa. Dengan demikian
menyebabkan biaya pendidikan yang dibebankan kepada siswa melalui biaya
SPP menjadi tidak akurat. Melalui penelitian ini, penulis ingin memberikan
metode alternatif untuk menghitung besaran biaya pendidikan dengan
menggunakan metode Activity Based Costing (ABC), dengan demikian maka
pembebanan tarif SPP lebih sesuai dan tepat berdasarkan aktivitas yang
dilakukan.
Melihat tingkat persaingan yang semakin ketat antar lembaga pendidikan
dan mahalnya biaya pendidikan, untuk itu suatu mekanisme yang lebih
informatif dan efektif dalam proses mengalokasikan serta mengidentifikasikan
komponen biaya dalam anggaran pembelanjaan sekolah sangat diperlukan,
5
sehingga pengalokasian dan penggunaan biaya dapat secara lebih tepat
dibebankan ke siswa (Bastian, 2006:140). Dengan demikian biaya yang
dibebankan untuk biaya pendidikan tidak melebihi (over costed) dan juga
tidak kurang (under costed) dari biaya yang seharusnya.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk memberikan usulan metode
alternatif kepada manajemen sekolah dalam perhitungan besaran biaya
pendidikan berdasarkan metode Activity Based Costing. Perhitungan besaran
biaya pendidikan dengan menggunakan metode ini diharapkan mampu
mengukur biaya layanan secara akurat sehingga dapat dijadikan standar atau
acuan berdasarkan konsumsi yang sebenarnya dengan melakukan penelusuran
tidak hanya pada biaya melekat masing-masing siswa per tingkat, tetapi juga
terhadap biaya gabungan yang diidentifikasi melalui aktivitas dengan satuan
siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mencoba untuk melakukan
penelitian dengan judul “Usulan Metode Activity Based Costing Sebagai
Alternatif untuk Menentukan Besaran Biaya Pendidikan yang Akurat”
(Studi Kasus pada SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah Padang).
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka pokok
masalah yang ada dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kebijakan manajemen keuangan sekolah terkait dengan standar
pembiayaan layanan pendidikan di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah?
2. Bagaimana perancangan model perhitungan biaya layanan pendidikan
berbasis aktivitas (ABC) di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah?
3. Bagaimana aplikasi model perhitungan biaya layanan pendidikan berbasis
aktivitas (ABC) di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah?
4. Apakah terdapat perbedaan (variance) antara perhitungan menggunakan
metode ABC dengan metode tradisional yang diterapkan saat ini (existing)
di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kebijakan manajemen keuangan sekolah terkait dengan standar
pembiayaan layanan pendidikan di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah.
2. Merancang model perhitungan biaya layanan pendidikan berbasis aktivitas
(ABC) di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah berdasarkan proses bisnis
dan aktivitas teridentifikasi di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah.
3. Menghitung besaran biaya pendidikan per siswa dengan metode ABC di
SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah.
7
4. Membandingkan antara perhitungan biaya menggunakan metode ABC
dengan metode tradisional yang diterapkan saat ini di SMP-MA Perguruan
Islam Ar-Risalah.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi:
1. Penulis.
Memberikan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori yang telah
dipelajari selama ini sehingga dapat memperdalam pengetahuan tentang
penelitian dan menambah wawasan serta pemahaman yang lebih baik terhadap
Activity Based Costing.
2. Sekolah.
Diharapkan skripsi ini dapat menjadi bahan masukan, saran, ataupun
bahan informasi dalam pelaksanaan perhitungan besaran biaya pendidikan di
sekolah.
3. Pembaca.
Sebagai bahan bacaan atau literatur bagi penelitian selanjutnya yang ingin
melakukan kajian dan penelitian dalam bidang akuntansi biaya khususnya
dalam penerapan metode Activity Based Costing pada layanan jasa pendidikan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Definisi Biaya
Biaya memiliki berbagai macam arti yang berbeda satu sama lain
tergantung kondisi dan tujuan dari pemakai istilah tersebut. Menyadari
akan pentingnya arti biaya, para akuntan mencoba merumuskan konsep
atau pengertian biaya yang masing-masing memiliki dan menggunakan
konsep yang meskipun tidak bertentangan satu sama lain, namun tetap
tampak adanya perbedaan. Berikut adalah pendapat para pakar ekonomi
dalam mendefinisikan biaya.
Menurut Horne dalam Minarti (2011: 221), biaya diartikan sebagai
setiap pengeluaran sumber daya yang dapat dinilai dengan satuan uang,
baik yang sudah dilakukan maupun yang kemungkinan akan dilakukan
untuk suatu tujuan tertentu. Pendapat lain dikemukakan oleh Mulyono
(2010: 81), mengatakan biaya merupakan suatu unsur yang menentukan
dalam mekanisme penganggaran. Penentuan biaya akan mempengaruhi
tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan dalam suatu organisasi yang akan
mencapai suatu tujuan tertentu. Kegiatan yang dilaksanakan dengan biaya
yang rendah dan hasilnya mempunyai kualitas yang baik dapat dikatakan
kegiatan tersebut dilaksanakan secara efisien dan efektif .
9
Supriyono (2011: 4) mengatakan bahwa biaya dapat dibedakan ke
dalam dua pengertian yang berbeda yaitu biaya dalam arti cost dan biaya
dalam arti expense. Biaya dalam arti cost adalah “jumlah yang dapat
diukur dalam satuan uang dalam rangka pemilikan barang dan jasa yang
diperlukan perusahaan, baik pada masa lalu (harga perolehan yang telah
terjadi) maupun pada masa yang akan datang (harga perolehan yang akan
terjadi)”. Sedangkan biaya dalam arti expense (beban) adalah “biaya yang
dikorbankan atau dikonsumsi dalam rangka memperoleh pendapatan
(revenues) dalan suatu periode akuntansi tertentu.” Dengan kata lain,
istilah cost dapat diartikan sebagai harga pokok atau biaya produksi yang
dikeluarkan untuk memperoleh barang atau jasa sedangkan expenses
adalah biaya yang telah digunakan untuk menghasilkan pendapatan.
Dalam konteks pendidikan biaya merupakan jumlah uang yang
dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan
pendidikan (Fattah, 2009:112). Sejalan dengan hal tersebut, Suhardan, et.
al. (2012: 22) mengatakan biaya pendidikan adalah total biaya yang
dikeluarkan baik oleh individu peserta didik, keluarga yang
menyekolahkan anak, warga masyarakat perorangan, kelompok
masyarakat maupun yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk kelancaran
pendidikan.
Panduan Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP)
(2011: 5), menyebutkan bahwa biaya pendidikan didefinisikan sebagai
nilai rupiah dari seluruh sumber daya (input) baik dalam bentuk barang
10
(natura), pengorbanan peluang, maupun uang yang dikeluarkan untuk
seluruh kegiatan pendidikan.
Berdasarkan defenisi-defenisi biaya yang telah dijabarkan di atas,
dapat disimpulkan bahwa biaya adalah pengorbanan sumber daya ekonomi
yang dapat diukur dalam satuan moneter, baik yang sudah atau akan
terjadi yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat di masa
mendatang, begitu juga dengan biaya pendidikan merupakan total nilai
rupiah dari seluruh sumber daya (barang, pengorbanan peluang dan uang)
yang dikorbankan demi kelancaran pendidikan.
2. Klasifikasi Biaya Pendidikan
Matin (2013: 158), mengklasifikasikan biaya pendidikan menjadi 2
(dua) macam, yakni:
a. Biaya pembangunan adalah biaya yang diperlukan sekolah dalam
memenuhi kebutuhan akan barang-barang atau sarana prasarana
sekolah untuk memberikan pelayan pendidikan dan dalam periode
yang lama, seperti membangun gedung sekolah, penyediaan perabotan
sekolah, pembelian tanah/lahan dan lain-lain.
b. Biaya rutin adalah biaya yang dikeluarkan dalam jangka waktu yang
terus menerus atau rutin, secara teratur berulang-ulang setiap bulan,
setiap semester, atau setiap tahun, seperti gaji guru, gaji staf
administrasi dan pegawai lainnya, biaya operasional dan pemeliharaan
gedung dan perabot sekolah termasuk air dan listrik, ATK dan lain-
lain.
11
Pendapat lain dikemukakan oleh Suharsaputra (2010: 261-262), yang
mengatakan biaya pada lembaga pendidikan biasanya meliputi:
a. Direct cost dan indirect cost. Direct cost (biaya langsung) adalah
biaya yang secara langsung dapat dirasakan dalam pelaksanaan
pendidikan dan dapat secara langsung pula meningkatkan mutu
pendidikan seperti gaji guru, pembelian buku, pembelian alat-alat
laboratorium dan lain-lain. Sedangkan Indirect cost (biaya tidak
langsung) meliputi biaya hidup, transportasi, dan biaya-biaya lainnya.
b. Social cost dan private cost. Social cost merupakan biaya publik, yaitu
sejumlah biaya sekolah yang harus dibayar oleh masyarakat
sedangkan private cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh keluarga
untuk membiayai sekolah anaknya, dan termasuk didalamnya forgone
oppurtunities (biaya kesempatan yang hilang).
Berkenaan dengan biaya pendidikan, Pemerintah mempunyai
klasifikasi sendiri mengenai klasifikasi biaya pendidikan. Pada Peraturan
Pemerintah (PP) No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, biaya
pendidikan dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
a. Biaya satuan pendidikan adalah biaya penyelengaraan pendidikan
pada tingkat satuan pendidikan yang meliputi : biaya investasi, biaya
operasional, terdiri dari biaya personalia dan nonpersonalia, bantuan
biaya pendidikan, dan beasiswa.
b. Biaya penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan adalah biaya
penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan oleh pemerintah
12
baik pemerintah provinsi, kabupaten/kota, atau penyelenggaraan
satuan pendidikan yang didirikan masyarakat.
c. Biaya pribadi peserta didik adalah biaya personal yang dikeluarkan
oleh keluarga dari peserta didik.
Menurut Fattah (2012: 3-4), istilah biaya (cost) apabila digunakan
secara spesifik, dapat disesuaikan dengan gambaran seperti ini:
“Biaya langsung (direct cost), biaya utama (prime cost), biaya penukaran (conversion cost), biaya tidak langsung (indirect cost), biaya tetap (fixed cost), biaya pengubah (variable cost), biaya terawasi (controlable cost), biaya produk (product cost), biaya periode (period cost), biaya gabungan (joint cost), dan biaya baku (standard cost)”.
Suhardan, et. al. (2012: 23-25) mengklasifikasikan biaya pendidikan
kedalam 5 (lima) jenis yaitu:
a. Biaya langsung (direct cost), merupakan biaya penyelenggaraan
pendidikan yang dikeluarkan oleh sekolah, siswa dan atau keluarga
siswa.
b. Biaya tidak langsung (indirect cost), berbentuk biaya hidup yang
dikeluarkan oleh keluarga atau anak yang belajar untuk keperluan
sekolah.
c. Private cost, merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan
keluarga, atau segala biaya yang harus ditanggung dan dikeluarkan
oleh keluarga anak untuk keberhasilan belajar.
d. Social cost, merupakan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat, baik
perorangan maupun terorganisasi untuk membiayai keperluan belajar.
13
e. Monetary cost, biaya selain dalam bentuk uang atau materi, tetapi
berbentuk jasa, tenaga, dan waktu.
3. Pembebanan Biaya ke Objek Biaya
Objek biaya adalah sesuatu yang menjadi tujuan pengukuran dan
pembebanan biaya. Biaya dibebankan ke objek biaya seperti produk,
proyek, pabrik atau pelanggan. Don, et. al. (2006: 27) berpendapat bahwa
pembebanan biaya ke objek biaya dapat ditelusuri dengan tiga metode,
yaitu:
a. Penelusuran langsung (direct tracing)
Penelusuran langsung adalah proses mengidentifikasi dan
menetapkan biaya pada objek biaya dengan cara khusus yaitu dengan
melakukan pengamatan fisik pada satu objek biaya. Idealnya, semua
biaya harus dibebankan pada objek biaya dengan menggunakan
penelusuran langsung. Sayangnya, sangat sering tidak mungkin untuk
langsung mengamati secara fisik jumlah sumber daya yang
dikonsumsi pada sebuah objek. Pendekatan terbaik berikutnya adalah
menggunakan hubungan sebab akibat untuk mengidentifikasi
penelusuran.
b. Penelusuran driver (driver tracing)
Pemicu biaya adalah faktor yang menyebabkan perubahan dalam
penggunaan sumber daya, aktivitas dan pendapatan. Driver tracing
adalah penggunaan driver untuk membebankan biaya pada objek
biaya. Walaupun perhitungan driver tracing kurang tepat
14
dibandingkan dengan direct tracing, tetapi driver tracing sangat
akurat jika menggunakan hubungan sebab dan akibat.
c. Alokasi
Metode pembebanan biaya yang tergantung pada hubungan yang
diasumsikan (assumed relationship) dan kenyamanan atau kemudahan
untuk membebankan biaya.
Gambar 2.1 Cost Assignment Method
Sumber: Don, et. al. (2006: 27)
Salah satu objek biaya yang paling penting adalah output dari
organisasi itu sendiri. Jenis output dari organisasi ada dua, yaitu produk
nyata dan jasa. Produk nyata adalah barang yang dihasilkan dengan
mengubah bahan baku melalui penggunaan input tenaga kerja dan modal.
Sedangkan jasa adalah aktifitas yang dilakukan organisasi untuk
digunakan oleh pelanggan atau aktifitas yang dilakukan pelanggan untuk
menggunakan produk atau fasilitas organisasi.
15
Kemampuan dalam menelusuri biaya ke objek biaya adalah penting
untuk pengambilan keputusan di industri jasa sebagaimana halnya dengan
di industri manufaktur. Dalam pengambilan keputusan rutin mengenai
harga, tender, serta penghilangan atau penambahan suatu jasa, mengetahui
biaya dari berbagai jasa yang berbeda merupakan suatu hal yang teramat
penting dalam lingkungan kompetitif dan kemampuan untuk menelusuri
biaya merupakan dasar dalam menghitung biaya dari suatu jasa seperti
halnya dalam menghitung biaya dari barang hasil manufaktur (Carter,
2009: 33).
4. Metode Akuntansi Biaya Tradisional (Traditional Costing)
Semua perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa
memerlukan suatu sistem akuntansi biaya yang tepat dan sesuai dengan
kondisi perusahaan. Sistem tersebut dirancang untuk memberikan
informasi biaya kepada manajemen yang berguna bagi pembuatan
perencanaan, keputusan, dan pengendalian biaya serta perhitungan biaya
produksi. Dalam dunia pendidikan, sistem akuntansi biaya berguna untuk
mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan dana sekolah,
mengetahui penyebab utama biaya yang terjadi di sekolah, memberikan
informasi berupa laporan biaya yang akurat, memberi jaminan
akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana serta menghasilkan
laporan biaya yang terkini (up to date) yang sangat berguna bagi
pengambilan keputusan (Bastian, 2006: 136-137).
16
Sumarsan (2013: 157) mengatakan penetapan biaya dengan metode
Traditional Costing, pengalokasian biaya overhead ke produknya
dibebankan berdasarkan volume produksi meskipun kebanyakan produk
yang diproduksi tidak mengkonsumsi biaya overhead tersebut. Sehingga
terlalu banyak biaya overhead yang dialokasikan, sementara disisi lain
pengalokasian biaya overhead terlalu sedikit untuk jenis produk lain.
Selanjutnya Sumarsan menambahkan untuk biaya yang tidak
berhubungan dengan proses produksi seperti biaya administrasi, biaya
pemasaran dan biaya distribusi produk serta biaya layanan pelanggan yang
mungkin berbeda secara substansial antara jenis produk dan pelanggan,
jika biaya-biaya tersebut menggunakan akuntansi biaya tradisional yang
pembebanan biaya berdasarkan alokasi (baik berdasarkan volume produksi
atau volume penjualan) menjadi tidak sesuai dengan kenyataan atau terjadi
distorsi (Sumarsan, 2013: 157).
Sejalan dengan hal itu Garrison dan Noreen (2006: 442) mengatakan
untuk biaya non produksi, akuntansi biaya tradisional hanya
membebankan biaya ke produk. Beban penjualan, umum dan administrasi
diperlakukan sebagai beban periodik dan tidak dibebankan ke produk.
Seperti upah untuk keamanan pabrik akan dialokasikan ke produk
meskipun upah penjaga keamanan tersebut sama sekali tidak terpengaruh
apakah perusahaan berproduksi atau tidak. Pada akhirnya hal ini dapat
menyebabkan terdistorsinya biaya.
17
5. Metode Activity Based Costing (ABC)
Salah satu cara terbaik untuk memperbaiki sistem peritungan biaya
adalah dengan menerapkan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas
(Activity Based Costing). Metode ABC memperbaiki sistem perhitungan
biaya dengan menekankan pada aktivitas sebagai objek biaya dasar atau
fundamental (Horngren, et. al. 2008: 170).
Activity Based Costing (ABC) menurut Blocher, et. al. (2000: 120)
adalah pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya
produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang disebabkan
karena aktivitas. Activity Based Costing merupakan sistem akuntansi biaya
yang dikembangkan oleh Cooper dan Kaplan pada akhir 1980-an. Metode
ini mempunyai perspektif yang berbeda dalam mengalokasikan biaya
overhead. Biaya overhead pada ABC dialokasikan ke produk atau jasa
berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi oleh produk atau jasa tersebut.
Sejalan dengan hal tersebut, Sumarsan (2013: 180) mengatakan bahwa
metode ABC merupakan sebuah metode akuntansi biaya yang menelusuri
biaya untuk menghasilkan produk sesuai dengan aktivitas/kegiatan yang
dilakukan dalam proses produksi. Metode ini memisahkan biaya overhead
ke dalam kategori biaya yang berbeda yang disebut sebagai kelompok
biaya (cost pools).
Menurut Carter (2009: 528), metode ABC merupakan sistem
perhitungan biaya di mana tempat penampungan biaya overhead yang
jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang
18
mencakup satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan volume (non-
volume-related factor). Jika dibandingkan dengan akuntansi biaya
tradisional, metode ABC mencerminkan penerapan penelusuran biaya
yang lebih menyeluruh.
Pendapat lain dikemukakan oleh Garrison dan Noreen (2006: 440)
mengatakan bahwa perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (Activity
Based Costing) adalah metode perhitungan biaya yang dirancang untuk
menyediakan informasi biaya bagi manajer untuk keputusan strategis dan
keputusan lainnya yang mungkin akan mempengaruhi kapasitas dan juga
biaya tetap.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
Activity Based Costing adalah suatu sistem perhitungan biaya dengan
menjumlahkan seluruh biaya (dari aktivitas memproduksi barang dan jasa)
yang jumlahnya lebih dari satu biaya overhead untuk menyediakan
informasi biaya bagi manajer dalam pengambilan keputusan. Lain halnya
dengan sistem perhitungan biaya tradisional yang tujuannnya adalah untuk
menilai secara tepat persediaan dan harga pokok penjualan untuk
pelaporan eksternal, sedangkan tujuan dari perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas (ABC) adalah untuk memahami overhead dan profitabilitas
produk dan konsumen. Metode ABC dilandasi oleh keyakinan dasar
bahwa biaya ada penyebabnya, dan penyebab biaya dapat dikelola.
Penyebab biaya adalah aktivitas, dan melalui penyediaan informasi
19
lengkap tentang aktivitas, maka perusahaan akan dapat melakukan
pengelolaan terhadap aktivitas tersebut secara efektif.
6. Penerapan Metode ABC
Rendy dan Devie (2013: 63) mengutip dari penelitian yang dilakukan
Supriyadi, menyebutkan bahwa ada dua hal mendasar yang harus dipenuhi
sebelum penerapan metode ABC yaitu:
a. Biaya-biaya berbasis non-unit signifikan.
Biaya-biaya berdasarkan non-unit harus merupakan persentase
yang signifikan dari biaya overhead. Jika biaya-biaya ini jumlahnya
kecil, maka sama sekali tidak ada masalah dalam pengalokasiannya
pada tiap produk.
b. Diversitas produk.
Diversitas produk mengakibatkan rasio-rasio konsumsi antara
aktivitas-aktivitas berdasar unit dan aktivitas-aktivitas berdasar non-
unit berbeda-beda. Jika berbagai produk menggunakan semua
aktivitas overhead dengan rasio yang kira-kira sama, maka tidak ada
masalah jika cost driver berdasar unit digunakan untuk
mengalokasikan semua biaya overhead pada setiap produk. Jika
berbagai produk rasio komsumsinya sama, maka sistem tradisional
atau sistem Activity Based Costing membebankan overhead pabrik
dalam jumlah yang sama. Jadi, perusahaan yang produknya homogen
(diversifikasi produk rendah) mungkin dapat menggunakan sistem
tradisional tanpa ada masalah.
20
Menurut Bastian dan Nurlela (2009: 25), komponen utama yang
membentuk Activity Based Costing adalah sumber daya (resources);
pemicu konsumsi sumber daya (resouces driver); aktivitas (activity);
pemicu aktivitas (activity driver); objek biaya (cost objects).
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Sumber daya (resources), adalah segala unit ekonomi yang digunakan
perusahaan untuk mengadakan aktivitas, seperti: bahan baku, tenaga
kerja, perlengkapan yang digunakan dan faktor produksi lainnya.
b. Pemicu konsumsi sumber daya (resources driver), dasar yang
digunakan untuk melacak sumber daya yang digunakan di dalam
setiap aktivitas, atau ukuran kuantitas dari sumber daya yang
dikonsumsi oleh suatu aktivitas, contoh luas ruangan yang disewa
untuk setiap aktivitas, jumlah jam kerja yang dihabiskan untuk setiap
aktivitas.
c. Aktivitas (activity), suatu unit dasar pekerjaan yang dilakukan oleh
perusahaan dengan tujuan membantu perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan bagi manajemen. Jumlah biaya aktivitas
ditentukan dengan melacak sumber daya yang dipakai oleh aktivitas
dengan pemicu konsumsi sumber daya. Aktivitas sangat dibutuhkan
untuk membebankan biaya ke objek biaya, dikenal dengan aktivitas
biaya yang dihubungkan dengan faktor pemicu biaya (cost driver).
d. Pemicu aktivitas (activity driver), suatu ukuran frekuensi dan
intensitas dari permintaan akan suatu aktivitas oleh suatu produk atau
21
jasa layanan. Pemicu aktivitas ini sama seperti pemicu sumber daya
guna melacak biaya aktivitas ke objek biaya, yang dipakai untuk
membebankan biaya ke produk atau jasa layanan.
e. Objek biaya (cost object), adalah tempat biaya dimana biaya atau
aktivitas diakumulasikan atau diukur. Objek biaya dapat berupa
pelanggan, produk, jasa layanan, kontrak, proyek, atau unit kerja lain
yang memerlukan pengukuran biaya tersendiri.
Ada beberapa tahapan penerapan Activity Based Costing menurut
Bastian dan Nurlela (2009: 26), yaitu:
a. Mengidentifikasi, mendefinisikan aktivitas dan pool altivitas.
Tahapan utama dan pertama dalam menerapkan Activity Based
Costing adalah mengidentifikasikan aktivitas yang menjadi dasar
sistem tersebut. Tahapan ini mungkin sulit dilakukan, karena
memakan waktu dan membutuhkan pertimbangan yang cukup rumit.
Prosedur umum yang dilakukan pada tahap ini, dengan melakukan
wawancara terhadap semua orang yang terlibat atau semua tingkat
supervisi atau semua manajer yang menimbulkan biaya overhead dan
meminta mereka untuk menggambarkan aktivitas utama yang mereka
lakukan, biasanya akan diperoleh catatan aktivitas yang cukup
beragam dan rumit. Adapun aktivitas yang cukup beragam tersebut,
dapat digabungkan menjadi lima tingkat aktivitas, yaitu aktivitas
tingkat unit; batch; produk; pelanggan; dan pemeliharaan organisasi.
22
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1) Aktivitas tingkat unit.
Dilakukan oleh setiap unit produksi. Biaya aktivitas unit
bersifat proporsional dengan jumlah unit yang diproduksi.
Contoh: biaya pekerja untuk operator peralatan produksi, ini
menjadi aktivitas tingkat unit, karena pekerja tersebut cenderung
dikonsumsi secara proporsional dengan jumlah unit produksi.
2) Aktivitas tingkat batch.
Dilakukan untuk setiap batch yang diproses, tanpa
memperhatikan berapa unit yang terdapat dalam batch tersebut.
Contoh: membuat pesanan pelanggan, penataan peralatan,
pengaturan pengiriman pesanan pelanggan, ini merupakan
aktivitas tingkat batch. Biaya tingkat batch lebih tergantung pada
jumlah batch yang dihasilkan, bukan jumlah unit yang diproduksi,
jumlah unit yang dijual atau ukuran lainnya.
3) Aktivitas tingkat produk.
Aktivitas ini berkaitan dengan produk yang spesifik dan
umumnya dikerjakan tanpa memperhatikan berapapun unit yang
diproduksi atau berapapun batch yang dihasilkan atau dijual.
Contoh: biaya perancangan produk, biaya untuk mengiklankan
produk, biaya gaji staf dan manajer produksi.
23
4) Aktivitas tingkat pelanggan.
Aktivitas ini berkaitan dengan pelanggan yang spesifik
meliputi aktivitas menelepon pelanggan dalam rangka penjualan,
pengiriman katalog, dan dukungan teknis purna jual yang untuk
semua produk.
5) Aktivitas pemeliharaan organisasi.
Aktivitas ini dilakukan tanpa memperhatikan produk apa
yang diproduksi, berapa unit yang dibuat, berapa batch yang
dihasilkan dan pelanggan mana yang dilayani. Contoh: aktivitas
kebersihan kantor, pengadaan jaringan komputer, pengaturan
pinjaman dan penyusunan laporan keuangan untuk internal
maupun eksternal.
Penggabungan aktivitas dalam Activity Based Costing, setiap
aktivitas harus dikelompokkan dalam tingkatan yang sesuai, dengan
memperhatikan aktivitas-aktivitas yang mempunyai korelasi yang
tinggi dalam satu tingkat. Contoh: jumlah pesanan pelanggan yang
diterima akan memiliki korelasi yang tinggi dengan jumlah
pengiriman berdasarkan pesanan pelanggan, sehingga kedua aktivitas
tingkat batch ini dapat digabung, tanpa mengurangi keakuratannya.
Gabungan dari biaya overhead yang berhubungan dengan aktivitas
yang sama dikenal dengan cost pool, yang akan digunakan untuk
menghitung tarif pembebanan ke setiap aktivitas.
24
b. Menelusuri biaya overhead secara langsung ke aktivitas dan objek
biaya.
Tahap kedua dalam menerapkan Activity Based Costing adalah
sejauh mungkin menelusuri biaya overhead secara langsung ke objek
biaya, yang menyebabkan timbulnya biaya, kemudian menentukan
pemicu biayanya, seperti produk, pesanan pelanggan, dan pelanggan.
c. Membebankan biaya ke pool biaya aktivitas.
Pada umumnya biaya overhead diklasifikasikan dalam sistem
akuntansi perusahaan berdasarkan departemen atau divisi, dimana
biaya tersebut terjadi. Tetapi pada beberapa kasus ada beberapa atau
semua biaya bisa ditelusuri langsung ke pool biaya aktivitas, seperti
pemrosesan pesanan, dimana semua pengeluaran departemen
pembelian dapat ditelusuri ke aktivitas ini. Dalam Activity Based
Costing sangat umum overhead terkait dengan babarapa aktivitas.
Untuk kondisi seperti tersebut, biaya departemen dapat dibagi ke
beberapa kelompok atau pool akivitas dengan menggunakan proses
alokasi tahap pertama, yaitu membebankan overhead ke pool biaya
aktivitas.
d. Menghitung tarif aktivitas.
Tarif aktivitas yang akan digunakan untuk pembebanan biaya
overhead ke produk dihitung, dengan menentukan total aktivitas
sesungguhnya yang diperlukan untuk memproduksi bauran produk
dan untuk melayani pelanggan yang saat ini. Kemudian menentukan
25
tarif aktivitas dengan membagi total biaya pool aktivitas masing-
masing aktivitas dengan total pemicu aktivitas.
e. Membebankan biaya ke objek biaya dengan menggunakan tarif
aktivitas dan ukuran aktivitas.
Langkah berikutnya dalam penerapan Activity Based Costing
disebut alokasi tahap kedua, di mana tarif aktivitas digunakan untuk
membebankan biaya ke produk atau pelanggan dengan cara
mengalikan tarif pool aktivitas dengan ukuran aktivitas yang
dikonsumsi masing-masing produk atau jasa layanan.
f. Menyiapkan laporan untuk manajemen.
Tahap ini adalah tahap menysusun laporan, dengan
menggabungkan bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan
overhead yang ke produk atau jasa layanan berdasarkan aktivitas.
Pada dasarnya Activity Based Costing merupakan suatu sistem
perhitungan biaya dengan penjumlahan seluruh biaya akuntansi yang
memproduksi barang dan jasa yang jumlahnya lebih dari satu biaya
overhead untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer dalam
pengambilan keputusan. Metode ABC dapat dijadikan salah satu alternatif
Tarif pembebanan/pool rate = total biaya pool aktivitas
Total pemicu aktivitas
Pembebanan = pool rate x jumlah aktivitas yang dikonsumsi
26
referensi oleh pengelola perusahaan untuk dapat mengidentfikasi berbagai
biaya yang terserap pada produk. Metode ini berusaha menelusuri seluruh
biaya yang terserap dalam pelaksanaan produksi sampai produk dapat
dipasarkan. Pada intinya Activity Based Costing menguraikan berbagai
biaya yang belum jelas pengalokasiannya yang dalam hal ini
penekanannya pada biaya overhead yang biasanya sangat sulit
mengidentifikasikannya dan dengan teridentifikasinya seluruh biaya maka
diharapkan biaya per produk telah dapat mencerminkan seluruh biaya
yang terserap pada produk tersebut.
Cooper dan Kaplan (1998: 269) menyebutkan ada dua asumsi penting
yang mendasari metode Activity Based Costing, yaitu:
a. Aktivitas-aktivitas yang menyebabkan timbulnya biaya. Activity
Based Costing berangkat dari asumsi bahwa sumber daya pendukung
atau sumber daya tidak langsung menyediakan kemampuan untuk
melaksanakan aktivitas, bukan sekedar menyebabkan timbulnya biaya
yang harus dialokasikan.
b. Produk atau pelanggan menyebabkan timbulnya permintaan atas
aktivitas, untuk membuat produk atau jasa yang diperlukan berbagai
aktivitas dan setiap aktivitas memerlukan sumber daya untuk
pelaksanaan aktivitas tersebut.
27
Gambar 2.2 Model Activity Based Costing
Sumber: Sumarsan (2013: 159)
Asumsi tersebut diatas merupakan konsep dasar dari metode Activity
Based Costing. Selanjutnya, karena adanya aktivitas akan menimbulkanan
biaya, maka untuk dapat menjalankan usahanya secara efisien, perusahaan
harus dapat mengelola aktivitasnya. Dalam hubungannya dengan biaya
produk, maka biaya yang dikonsumsi untuk menghasilkan produk adalah
biaya-biaya untuk aktivitas merancang, merekayasa, memproduksi,
menjual dan memberikan pelayanan produk.
Dalam penerapannya, penentuan harga pokok dengan menggunakan
metode ABC menyaratkan tiga hal:
a.
Sumber Daya
Penetapan Biaya Sumber Daya
Aktivitas
Penetapan Biaya Aktivitas
Objek Biaya (Output)
Pemicu Sumber Daya
Mengelola Aktivitas
Pemicu Kegiatan
28
a. Perusahaan mempunyai tingkat diversitas yang tinggi.
Metode ABC mensyaratkan bahwa perusahaan memproduksi
beberapa macam produk atau lini produk yang diproses dengan
menggunakan fasilitas yang sama. Kondisi yang demikian tentunya
akan menimbulkan masalah dalam membebankan biaya ke masing-
masing produk.
b. Tingkat persaingan industri yang tinggi.
Yaitu terdapat beberapa perusahaan yang menghasilkan produk
yang sama atau sejenis. Dalam persaingan antar perusahaan yang
sejenis tersebut maka perusahaan akan semakin meningkatkan
persaingan untuk memperbesar pasarnya. Semakin besar tingkat
persaingan maka semakin penting peran informasi tentang harga
pokok dalam mendukung pengambilan keputusan manajemen.
c. Biaya pengukuran yang rendah
Yaitu bahwa biaya yang digunakan system ABC untuk
menghasilkan informasi biaya yang akurat harus lebih rendah
dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh.
7. Manfaat dan Keterbatasan Metode ABC
Manfaat yang diperoleh dalam penerapan Activity Based Costing
menurut Sumarsan (2013: 164) antara lain:
a. Menetapkan harga pokok yang lebih akurat terhadap produk atau jasa
yang dihasilkan, pelanggan yang dilayani dan saluran distribusi
produk atau jasa yang digunakan.
29
b. Memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap biaya overhead.
c. Metode ABC mudah dipahami oleh setiap orang.
d. Metode ABC menggunakan biaya satuan unit bukan hanya
menggunakan biaya total untuk menetapkan harga pokok produk atau
jasa yang dihasilkan.
e. Meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan memantau biaya total
siklus hidup dan kinerja dari produk atau jasa yang dihasilkan dan
pelanggan perusahaan.
f. Meningkatkan efektivitas anggaran dengan mengidentifikasi
hubungan antara biaya dan kinerja dalam jenis pelayanan yang
berbeda.
g. Memfasilitasi penghapusan pemborosan, dengan jelas memperlihatkan
biaya atas kegiatan yang terbuang dengan sia-sia dan biaya atas
kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah.
h. Mendorong perbaikan terus-menerus (continuous improvement) dan
pengawasan kualitas terpadu (total quality control) karena
perencanaan dan pengendalian proses diarahkan pada tingkat proses.
i. Mendukung kinerja manajemen dan penerapan Balanced Scorecard.
j. Memungkinkan penerapan penetapan biaya proses (process costing)
dan mendukung pelaksanaan pengelolaan rantai pemasok (supply
chain management).
k. ABC merupakan sebuah cermin dari hasil kinerja bagaimana aktivitas
dilaksanakan.
30
l. Metode ABC memudahkan perusahaan untuk melakukan
perbandingan (benchmarking).
m. Menghubungkan strategi perusahaan untuk pengambilan keputusan
operasional.
Metode ABC mampu untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan pada
setiap aktivitas yang timbul dari penawaran produk atau jasa layanan yang
beraneka seperti yang diinginkan pelanggan, karena dengan menggunakan
metode ABC biaya yang dikeluarkan akan terlihat dengan jelas pada setiap
aktivitas sehingga biaya yang tidak mempunyai nilai tambah bagi
pelanggan dapat dieliminasi lebih cepat.
Secara keseluruhan metode ABC dianggap dapat memberikan
informasi dan kinerja yang lebih unggul dibandingkan sistem akuntansi
biaya tradisional. Akan tetapi, bukti bahwa metode ABC dapat
menghasilkan informasi biaya yang akurat tidak menjamin bahwa metode
ini merupakan metode yang sempurna karena ternyata masih memiliki
beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan metode ABC menurut
Blocher (2006:233) adalah:
a. Alokasi.
Beberapa biaya dialokasikan secara sembarangan, karena sulitnya
menentukan aktivitas biaya tersebut. Contohnya adalah biaya
pendukung fasilitas seperti biaya sistem informasi, gaji manajer
pabrik, asuransi pabrik, dan pajak bumi dan bangunan untuk pabrik.
31
b. Mengabaikan biaya-biaya tertentu.
Biaya produk atau jasa yang mengidentifikasi ABC cenderung
tidak mencakup seluruh biaya yang berhubungan dengan produk atau
jasa tersebut. Biaya produk atau jasa perlakuannya tidak termasuk
biaya untuk aktivitas seperti pemasaran, pengiklanan, penelitian, dan
pengembangan meski sebagian dari biaya-biaya ini dapat ditelusuri ke
suatu produk atau jasa. Biaya produk tidak termasuk biaya-biaya ini
karena prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk pelaporan
keuangan mengharuskan biaya-biaya tersebut di atas diperlakukan
sebagai biaya periodik.
c. Mahal dan menghabiskan waktu.
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas tidak murah dan
membutuhkan waktu yang banyak untuk dikembangkan dan
dilaksanakan. Untuk perusahaan dan organisasi yang telah
menggunakan sistem perhitungan biaya tradisional berdasarkan
volume, pelaksanaan suatu sistem baru cenderung sangat mahal dan
biasanya diperlukan waktu setahun atau lebih untuk mengembangkan
dan melaksanakan Activity Based Costing dengan sukses.
Selain tiga poin diatas, Bastian dan Nurlela (2009:30) menambahkan
keterbatasan metode ABC adalah sebagai berikut:
32
a. Sulitnya merubah pola kebiasaan manajer.
Mengubah pola kebiasaan manajer membutuhkan waktu
penyesuaian, karena para manajer sudah terbiasa menggunakan sistem
biaya tradisional dalam beroperasinya dan juga digunakan sebagai
evaluasi kinerja, maka dengan perubahan pola ini kadangkala
mendapat perlawanan dari para karyawan. Jika hal ini terjadi maka
penerapan metode ABC akan mengalami kegagalan.
b. Mudahnya data ABC disalah artikan.
Dalam prakteknya, data ABC dengan mudah disalah artikan dan
harus digunakan secara hati-hati, ketika pengambilan keputusan.
Biaya yang dibebankan ke produk atau jasa hanya dilakukan bilamana
secara potensial biaya tersebut relevan. Sehingga sebelum mengambil
keputusan yang signifikan dengan menggunakan data ABC, para
pengambil keputusan harus dapat mengidentifikasi biaya mana yang
betul-betul relevan dengan keputusan saat itu.
c. Bentuk laporan yang kurang sesuai.
Umumnya laporan yang disusun dengan menggunakan metode
ABC tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara
umum. Konsekuensi perusahaan yang menerapkan metode ABC harus
menyusun laporan biaya yang berlainan satu untuk internal dan satu
lagi untuk pelaporan eksternal, hal ini membutuhkan waktu dan biaya
tambahan.
33
8. Perbandingan Metode Tradisional Costing dengan Metode ABC
Terdapat perbedaan mendasar antara metode Traditional Costing
dengan Activity Based Costing menurut Carter dan Usry (2006:499) antara
lain:
a. Activity Based Costing menggunakan cost driver lebih banyak
dibandingkan metode Traditional Costing yang hanya menggunakan
satu atau dua cost driver berdasarkan unit, sehingga ABC mempunyai
tingkat ketelitian lebih tinggi dalam penentuan harga pokok produk
bila dibandingkan dengan sistem tradisional.
b. Activity Based Costing menggunakan aktivitas-aktivitas sebagai
pemicu untuk menentukan berapa besar overhead pabrik yang akan
dialokasikan pada suatu produk tertentu. Metode tradisional
mengalokasikan biaya overhead berdasarkan satu atau dua basis
alokasi saja.
c. Fokus Activity Based Costing adalah pada biaya, mutu, dan faktor
waktu, sedangkan metode tradisional lebih mengutamakan pada
kinerja keuangan jangka pendek, seperti laba. Metode tradisional
dapat mengukurnya dengan cukup akurat, tetapi apabila metode
tradisional digunakan untuk penetapan harga pokok dan untuk
mengidentifikasi produk yang menguntungkan, angka-angkanya tidak
dapat dipercaya dan diandalkan.
34
d. Activity Based Costing membagi konsumsi overhead dalam 4 (empat)
kategori yaitu unit, batch, produk dan fasilitas. Metode tradisional
membagi biaya overhead dalam unit yang lain.
Carter (2009: 528) menambahkan, dibandingkan dengan biaya
akuntansi tradisional, ABC mencerminkan penerapan penelusuran biaya
yang lebih menyeluruh. Perhitungan biaya produk tradisional menelusuri
hanya biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung ke
setiap unit output. Sebaliknya, ABC mengakui bahwa banyak biaya-biaya
lain pada kenyataannya dapat ditelusuri tidak ke unit output, melainkan ke
aktivitas yang diperlukan untuk memproduksi output.
Jadi dapat disimpulkan, metode ABC memiliki beberapa keunggulan
yaitu fokus pada biaya, mutu dan faktor waktu, sedangkan metode
tradisional lebih mengutamakan pada kinerja keuangan jangka pendek,
seperti laba.
9. Perhitungan Besaran Biaya Pendidikan dengan Metode ABC
Penelitian ini menganalisis biaya pendidikan menggunakan
pendekatan Activity Based Costing (ABC). Dalam membahas metode ABC
pada analisis biaya pendidikan, terdapat beberapa istilah yang harus
diketahui, diantaranya:
a. Aktivitas, adalah pekerjaan yang dilakukan dalam suatu organisasi.
Aktivitas adalah tindakan, gerakan atau rangkaian pekerjaan. Aktivitas
juga didefinisikan sebagai kumpulan tindakan yang dilakukan dalam
35
organsiasi yang berguna untuk tujuan penentuan biaya berdasarkan
aktivitas.
b. Sumber daya, merupakan unsur ekonomis yang dibebankan atau
digunakan dalam pelaksanaan aktivitas. Contoh dalam bidang
pendidikan adalah guru, gaji, alat pendidikan, dan lain-lain.
c. Objek biaya, bentuk akhir di mana pengukuran biaya diperlukan.
Dalam bidang pendidikan objek biaya adalah jasa/pelayanan jasa.
d. Elemen biaya, merupakan jumlah yang dibayarkan untuk sumber
daya yang dikonsumsi oleh aktivitas dan terkandung di dalam cost
pool. Contoh: biaya ujian, biaya penerimaan siswa baru, biaya
praktek, dan lain-lain.
e. Cost driver, adalah faktor-faktor yang menyebabkan perubahan biaya
aktivitas, cost driver merupakan factor yang dapat diukur yang
digunakan untuk membebankan biaya ke aktivitas dan dari aktivitas
ke aktivitas lainnya, produk atau jasa. Contoh: jumlah siswa, jumlah
guru, jumlah tenaga kependidikan, frekuensi kegiatan, frekuensi
perbaikan, dan lain-lain.
Blocher et. al., (2006: 123-126) menjelaskan dalam bukunya, terdapat
tiga tahap utama dalam merancang metode ABC adalah: (1)
mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas; (2) membebankan biaya
sumber daya ke aktivitas; dan (3) membebankan biaya aktivitas ke objek
biaya. Akan dijelaskan masing-masing tahap:
36
a. Mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas.
Biaya sumber daya adalah biaya yang dikeluarkan untuk
melakukan berbagai aktivitas. Analisis aktivitas adalah identifikasi
dan deskripsi pekerjaan (aktivitas) dalam organisasi.
b. Membebankan biaya sumber daya ke aktivitas.
Driver sumber daya (resources driver) digunakan untuk
membebankan biaya sumber daya ke aktivitas. Driver sumber daya
meliputi (1) jumlah siswa, (2) jumlah guru, (3) jumlah Tata Usaha, (4)
jumlah mata pelajaran. Driver aktivitas (activity driver) meliputi (1)
frekuensi kegiatan, (2) frekuensi perbaikan, (3) frekuensi
pemeliharaan.
c. Membebankan biaya aktivitas ke objek biaya.
Jika biaya aktivitas sudah diketahui, selanjutnya perlu untuk
mengukur biaya aktivitas per unit. Dilakukan dengan cara mengukur
biaya per unit untuk output yang diproduksi oleh aktivitas tersebut.
Driver aktivitas digunakan untuk membebankan biaya aktivitas ke
objek biaya.
Untuk memperjelas klasifikasi biaya pendidikan di sekolah yang
dalam penelitian ini adalah SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah, akan
disajikan gambar berikut ini:
37
Gambar 2.3 Klasifikasi Biaya Pendidikan
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Selain membahas definisi dan klasifikasi biaya pendidikan, sumber-
sumber biaya pendidikan juga merupakan hal yang tidak boleh luput
dibahas. Berikut ini terdapat beberapa pendapat mengenai sumber biaya
pendidikan.
Biaya Pendidikan
Biaya Satuan Pendidikan
Biaya Operasional
Personalia
Tenaga Pendidik
Gaji/tunjangan
Non Gaji/tunjangan
Tenaga Kependidikan
Gaji/tunjangan
Non Gaji/tunjangan
Non-Personalia
ATK atau ATS
Daya dan Jasa
Pemeliharaan
Bahan Habis Pakai
Ujian
PSB
MOS
Khidmah Ijtimaiyah
Perjalanan Dinas
Ekskul/life skill
Biaya Investasi
Investasi Lahan
Investasi Non Lahan
Gedung & Bangunan
Peralatan & Mesin
Bahan Pustaka
SDM
MGMP
Bantuan Biaya
Pendidikan
Bantuan Studi Siswa
Biaya Penyelenggaraan dan/atau Pengelolaan Pendidikan
(Pusat/Pemda) Biaya Personal
SPP
Alat Tulis Sekolah
Buku Pelajaran
Seragam
Biaya Daftar Ulang Siswa
Biaya Pendaftaran
Sumbangan Ortu
Kunjungan Edukatif
Uang Saku
38
Fattah (2012: 43) mengemukakan pendapatnya bahwa, sumber-
sumber keuangan sekolah dapat bersumber dari: orang tua, pemerintah
pusat, pemerintah daerah, swasta, dunia usaha dan alumni.
Minarti (2011: 215) berpendapat bahwa dana keuangan dapat digali
dari dua sumber, yaitu dana yang berasal dari dalam sekolah (intern) dan
dana yang berasal dari luar (ekstern) sekolah. Adapun dana yang berasal
dari dalam sekolah meliputi uang SPP siswa, uang pangkal atau uang
gedung, bunga deposito dan akumulasi penyusutan sarana prasarana
sekolah. Sedangkan dana yang berasal dari luar sekolah yaitu berupa
sumbangan dari yayasan, pinjaman dari perbankan, atau sejenisnya.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Matin (2013: 156) bahwa Ada 5
(lima) jenis sumber pembiayaan pendidikan yang tidak saling terbuka, dan
nyatanya dapat memberikan kontribusi bersama-sama pada pembiayaan
sistem pendidikan, yaitu: (1) sumber dari pemerintah berupa pajak,
pinjaman pemerintah, bantuan dari pihak asing; (2) sumber swasta berasal
dari lembaga-lembaga yang mendukung sekolah-sekolah swasta; (3) klien
dari sistem pendidikan yakni dana yang berasal dari siswa dan orangtua
seperti iuran SPP dan yang lainnya; (4) penghasilan sekolah dan
masyarakat yakni biaya yang dihasilkan dari semua aktivitas yang
dilakukan sekolah dan masyarakat seperti penjualan hasil kerajinan; dan
(5) subsidi melalui institusi adalah dimana kegiatan pendidikan dibiayai
oleh suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
39
Berdasarkan beberapa pendapat tentang sumber biaya pendidikan di
atas, khususnya untuk sekolah swasta seperti Perguruan Islam Ar-Risalah
menerapkan standar pembiayaan yang mandiri, dengan konsep otonomi
sekolah mengatur jenis pembiayaan, sumber pembiayaan dan program
pembiayaan sendiri
Setelah mengetahui konsep biaya, klasifikasi biaya dan identifikasi
biaya yang terjadi di sekolah yang disesuaikan dengan APBS, maka logika
hubungan antara biaya dan anggaran dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.4 Diagram Penyusunan Anggaran Pendidikan
a.
Sumber: Bastian (2006: 138)
Anggaran yang terjadi di sekolah terdiri dari beberapa aktivitas yang
terjadi dalam proses Kegitan Belajar Mengajar (KBM). Dari beberapa
aktivitas tersebut, biaya pelaksanaannya terbagi menjadi 2 (dua)
komponen yakni biaya langsung dan biaya tidak langsung. Selanjutnya,
digunakanlah alat bantu dalam penyusunan laporan biaya aktivitas yakni
menggunakan Activity Costing System (ACS), yang merupakan salah satu
alat perhitungan biaya dalam pendekatan ekonomi. Menurut pendekatan
Anggaran Aktivitas
Biaya Tidak Langsung
Biaya Langsung
Biaya
Activity Costing System
40
ekonomi tersebut, biaya merupakan cerminan aktivitas yang dilakukan
entitas bersangkutan, sehingga rincian biaya merupakan rincian aktivitas
dan prasarana pendukung aktivitas yang dibutuhkan. Dengan penjabaran
jenis biaya dan aktivitas secara bersamaan, anggaran tahunan dapat dirinci
secara lebih akurat.
10. Biaya Satuan (Unit Cost) Pendidikan
Biaya satuan (unit cost) dalam dunia pendidikan belum begitu banyak
yang membahasnya padahal biaya satuan ini menjadi sangat penting dalam
penentuan biaya untuk setiap siswa dalam menyelesaikan pendidikannya.
Fattah (2009: 26) mendefinisikan, biaya satuan per siswa adalah biaya
rata-rata per siswa yang dihitung dari total pengeluaran sekolah dibagi
seluruh siswa yang ada di sekolah (enrollment) dalam kurun waktu
tertentu.
Biaya satuan per murid merupakan ukuran yang menggambarkan
seberapa besar uang yang dialokasikan ke sekolah-sekolah secara efektif
untuk kepentingan murid dalam menempuh pendidikan. Secara sederhana
biaya satuan dihitung hanya dengan membagi seluruh jumlah pengeluaran
sekolah dengan jumlah siswa yang aktif pada tahun tertentu. Selanjutnya,
Menurut Enoch (1995: 239), biaya satuan menyatakan jumlah pengeluaran
yang dipergunakan oleh setiap murid dalam suatu tahun tertentu, baik
dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, atau hanya pada tingkatan
dan jenis pendidikan tertentu, atau mungkin saja dalam sekolah tertentu
saja.
41
Dari uraian diatas mengenai pengertian biaya satuan (unit cost) dapat
ditarik kesimpulan bahwa biaya satuan (unit cost) pendidikan adalah biaya
rata-rata yang dikeluarkan oleh setiap siswa dalam kurun waktu tertentu
untuk mendapatkan pendidikan. Biaya satuan (unit cost) dapat dijadikan
standar dalam pemenuhan kebutuhan untuk setiap siswa di sekolah.
B. Hasil Penelitian Sebelumnya
Jumlah penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam penelitian ini
adalah 5 penelitian. Dua diantara penelitian tersebut adalah jurnal asing dan
sisanya adalah indonesia. Adapun rangkuman dan hasil penelitian tersebut
dapat dilihat pada tabel 2.1.
42
43
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya
No Peneliti dan Tahun
Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
1 Noor Azizi Ismail (2010)
Activity-Based Management System in Higher Education: Can it Work?
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Noor Azizi Ismail dengan penelitian sekarang adalah sama-sama membahas bagaimana metode ABC dapat diaplikasikan pada lembaga pendidikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Noor Azizi Ismail mengulas menggunakan variabel Activity Based Management (ABM) dalam penerapan metode ABC pada perguruan tinggi sedangkan penelitian sekarang menggunakan variabel Activity Based Costing dan mengaplikasikan metode tersebut di tingkat SMP dan SMA. ```
Hasil penelitian menunjukkan kesuksesan implementasi Activity Based Management dalam penerapan metode ABC di University Utara Malaysia (UUM). Activity Based Management juga dapat membantu pihak administrator (Rektor, Dekan bahkan pemerintah) untuk mengalokasikan besaran biaya yang tepat untuk perguruan tingginya. Sistem ABC sangat bisa mengurangi ketidaksesuaian biaya dengan kegiatan, sifatnya yang mengutamakan keterbukaan bagi semua pihak dapat mengurangi gap antar Fakultas, Jurusan dan Prodi yang biasanya terjadi karena kurang proporsionalnya alokasi biaya serta bisa membuat pemahaman akan pemanfaatan sumber daya dan alokasi waktu yang ditetapkan.
Bersambung ke halaman berikutnya
44
No Peneliti dan Tahun
Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
2 Carlos Manuel Ferreira Lima. (2011)
The Applicability of the Principles of Activity-Based Costing System in a Higher Education Institution.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Carlos Manuel Ferreira Lima dengan penelitian sekarang adalah sama-sama menggunakan variabel Activity Based Costing untuk memprediksi biaya produk yang lebih baik/akurat.
Penelitian yang dilakukan oleh Carlos Manuel Ferreira Lima adalah aplikasi metode ABC yang dilakukan di universitas sedangkan penelitian sekarang dilakukan di tingkat SMP dan SMA. Selain itu, pada akhir penelitian ini penulis mencoba membandingkan antara metode tradisional dan metode ABC sedangkan pada penelitian sebelumnya tidak.
Implementasi metode ABC mampu menghasilkan lebih banyak informasi yang berguna bagi manajemen kampus, namun begitu hambatan dan tantangan khususnya yang terkait dengan sistem informasi yang pendukung, dapat menghambat kesuksesan dalam mengaplikasikan metode ini. Penerapan ABC system di universitas di Portugal dapat menjadi model pembiayaan yang sangat efektif dan fleksibel untuk diadaptasi oleh universitas.
Bersambung ke halaman berikutnya
45
No Peneliti dan Tahun Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
3 Nina Yuliastanti (2010)
Penerapan Sistem Activity Based Costing (Studi kasus pada perusahaan manufaktur komponen otomotif)
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Nina Yuliastanti dengan penelitian sekarang adalah sama-sama menggunakan variabel Activity Based Costing dan lalu membandingkannya dengan metode Taditional Costing.
Terdapat perbedaan industri yang diteliti. Penelitian Nina dilakukan pada industri manufaktur, sedangkan penelitian ini pada industri jasa yakni lembaga pendidikan.
Sistem ABC memperbaiki keakuratan perhitungan biaya produk dengan mengakui bahwa banyak dari biaya overhead tetap ternyata bervariasi secara proporsional dengan perubahan selain volume produksi.
Bersambung ke halaman berikutnya
46
No Peneliti dan Tahun Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
4 Andjarwani Putri Widjajanti (2008)
Evaluasi penerapan activity based costing system sebagai alternatif Sistem biaya tradisional dalam penentuan harga pokok produksi (studi kasus pada perusahaan meubel pt. Nilas wahana antika sukoharjo)
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Putri dengan penelitian sekarang adalah sama-sama menggunakan metode Activity Based Costing dalam penentuan harga pokok produksi.
Perbedaan terdapat pada jenis industri yang diteliti. Penelitian yang dilakukan Putri bertujuan untuk menghitung harga pokok produksi sedangkan penelitian ini bertujuan untuk menghitung besaran biaya pendidikan per siswa dengan menggunakan metode ABC.
Hasilnya, terdapat perbedaan yang signifikan antara sistem biaya tradisional dengan Activity Based Costing System dalam perhitungan harga pokok produksi.
Bersambung ke halaman berikutnya
47
No Peneliti dan Tahun Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
5 Santi Setyaningrum (2014)
Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) dengan Model Activity Based Costing (ABC) untuk Menentukan Standar Biaya di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama menggunakan metode ABC untuk menghitung besaran biaya pendidikan per siswa pada lembaga pendidikan formal (sekolah).
Perbedaannya pada penelitian yang dilakukan Santi terdapat pada aktivitas-aktivitas yang di analisis adalah kegiata-kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sedangkan pada penelitian saat ini adalah setingkat SMP dan SMA. Selain itu, pada akhir penelitian ini penulis mencoba membandingkan antara metode tradisional dan metode ABC sedangkan pada penelitian sebelumnya tidak.
Perhitungan dengan menggunakan model Activity Based Costing (ABC) diperoleh hasil biaya per siswa per bulan masing masing program keahlian yakni program keahlian Animasi, program keahlian Teknik Sepeda Motor dan program keahlian Administrasi Perkantoran. Dari total biaya pendidikan per tahun per siswa, proporsi terbesar yakni bersumber dari pemerintah karena sekolah ini merupakan sekolah yang berstatus Negeri.
Sumber: diolah dari berbagai sumber
LATAR BELAKANG DAN TUJUAN PENULISAN PERHITUNGAN BESARAN BIAYA PENDIDIKAN
Mengidentifikasi dan merancang suatu model perhitungan biaya layanan pendidikan di Perguruan Islam Ar-Risalah yang terdiri dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Aliyah dengan berbasis aktivitas (ABC).
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian diatas, gambaran menyeluruh tentang kerangka
pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.5 Skema Kerangka Pemikiran
STUDI LITERATUR
PENGUMPULAN DATA 1. Siklus Proses Bisnis 2. Data Perencanan: RKAS 3. Realisasi Anggaran 4. Jumlah Siswa 5. Jumlah Guru dan Karyawan 6. Data sarana dan prasarana sekolah
PERANCANGAN MODEL ABC (Activity Based Costing)
Identifikasi Proses Bisnis di Sekolah, yang terdiri atas:
1. Proses Manajerial 2. Proses Utama (Core
Process) 3. Proses Pendukung
(Support Process)
Identifikasi Biaya per Aktivitas sesuai
dengan Cost Component (Direct
Labor, Direct Material dan Overhead)
Identifikasi Cost
Object, Activity Centre,
Resources Centre
Identifikasi aktivitas Cost
Pool, Cost Object dan Cost
Driver pada Activity Centre
APLIKASI MODEL ABC PADA SMP-MA
Pengalokasikan Activity Overhead Cost pada
masing-masing aktivitas di masing-masing tingkat
jenjang pendidikan
Estimasi proporsi biaya dan keterkaitan antar
aktivitas terhadap Cost Component melalui Cost
Driver
Perhitungan Cost Per Siswa Berdasarkan Metode ABC
1. ABC (Activity Based Costing) 2. Manajemen Pengelolaan Keuangan Sekolah
Pengambilan Kesimpulan dan Saran
Traditional Costing Method Activity Based Costing (ABC)
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian yang digunakan yakni seluruh siswa SMP-MA
Perguruan Islam Ar-Risalah Padang. Kerangka kerja yang digunakan yakni
dengan merancang model sistem ABC (Activity Based Costing) dalam
pengelolaan biaya di Perguruan Islam Ar-Risalah dan kemudian dilanjutkan
pada tahapan perhitungan unit cost untuk output yang dihasilkan yakni jasa
pendidikan untuk seluruh siswa tingkat SMP-MA Perguruan Islam Ar-
Risalah.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan kumpulan individu atau objek penelitian yang
memiliki kualitas-kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan.
Berdasarkan kualitas dan ciri-ciri tersebut populasi dapat dipahami sebagai
sekelompok unit analisis atau objek pengamatan yang minimal memiliki
satu persamaan karakteristik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
unit yang dikelola oleh Yayasan Wakaf Ar-Risalah yakni PAUD/TK, SD,
SMP dan MA.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang
49
relatif sama dan dianggap bisa mewakili populasi. Pada penelitian ini
metode penarikan sampel yang dipakai yaitu Purposive Sampling Method
atau Judgement Sampling, yaitu populasi yang dijadikan sampel
penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu untuk
mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang
ditentukan.
Sampel dalam penelitian ini adalah SMP dan MA Perguruan Islam Ar-
Risalah. Alasan dipilihnya SMP dan MA sebagai sampel dari penelitian ini
adalah karena SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah merupakan
representasi dari bisnis utama yang dikelola sekolah, dimana Perguruan
Islam Ar-Risalah merupakan sekolah yang menyelenggarakan pendidikan
berkelanjutan selama 6 tahun dengan sistem boarding school.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan
dengan melakukan penelitian lapangan yaitu langsung (direct) melalui
metode wawancara dan observasi, dan data sekunder dikumpulkan melalui
penelitian kepustakaan.
1. Penelitian Lapangan
Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini berhubungan
dengan data keuangan dan non keuangan SMP-MA Perguruan Islam
Ar-Risalah yakni berupa RKAS (Rancangan Kegiatan dan Anggaran
50
Sekolah), realisasi anggaran, data siswa, data pendidik dan tenaga
kependidikan, data sarana dan prasarana, identifikasi proses bisnis dan
identifikasi cost driver untuk aktivitas-aktivitas yang teridentifikasi.
Data yang dibutuhkan dalam penelitian adalah data untuk tahun ajaran
2013/2014.
Untuk memperoleh data primer, digunakan penelitian lapangan
(field research) dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Wawancara, adalah alat pengumpul informasi dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab
secara lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah adanya
kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi
(interviewer) dan sumber informasi (interviewee) (Zuriah,
2007: 179).
Wawancara dilakukan secara formal dan non formal untuk
penggalian informasi sambil melakukan permintaan data
sekunder kepada pihak-pihak yang terkait atas data keuangan
dan non keuangan.
b. Observasi, adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata serta
dibantu dengan pancaindra lainnya (Bungin, 2009: 115).
Observasi dilakukan dalam rangka cross-check data agar
memperoleh gambaran kondisi sesungguhnya. Dan untuk
mengetahui aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan pada proses
51
manajerial, proses utama dan proses pendukung sehingga dapat
melakukan mapping terhadap cost component yang relevan
bagi perhitungan unit cost siswa tingkat SMP-MA Perguruan
Islam Ar-Risalah Padang.
2. Penelitian Kepustakaan
Penelitian kepustakaan diperlukan untuk mengumpulkan data
sekunder serta diperlukan untuk menunjang, melengkapi, dan
menyempurnakan data primer. Teknik pengumpulan data sekunder
adalah dengan cara mempelajari dari jurnal penelitian ilmiah, laporan-
laporan dari instansi terkait serta karya tulis lainnya yang ada
hubungannya dengan penelitian ini.
D. Metode Analisis Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data keuangan dan
non keuangan yang dirumuskan untuk mencapai tahapan penelitian dan
analisa sebagai berikut:
1. Telaah Aktivitas
Telaah aktivitas dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi semua aktivitas yang terjadi di dalam area cakupan
ruang lingkup penelitian yakni SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah
yang terdiri dari Kelas VII, Kelas VIII, Kelas IX, Kelas X, Kelas XI
dan Kelas XII.
52
b. Mengidentifikasi semua sumber daya (resources) yang dikonsumsi oleh
sekolah, baik yang berupa uang (dana anggaran), tenaga kerja,
mesin/peralatan dan lainnya.
c. Mengidentifikasi jumlah orang, jumlah peralatan dan jumlah
perlengkapan, besar gaji, honor dan insentif dan lainnya (resources
driver) untuk setiap komponen dihubungkan dengan aktivitas yang
mengkonsumsinya pada masing-masing tingkat SMP dan MA.
d. Selanjutnya dari proses tersebut akan ditentukan cost driver yang telah
disiapkan yang relevan dengan aktivitas yang telah ditentukan,
misalnya untuk aktivitas umum seperti listrik, telepon menggunakan
driver jumlah atau besarnya daya yang digunakan.
e. Membebankan biaya ke aktivitas secara penuh sesuai dengan
banyaknya resources yang dikonsumsi melalui cost driver yang telah
dipilih dan relevan dengan aktivitas proses utama.
2. Telaah Cost Object
Tahap selanjutnya adalah telaah cost object dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi Cost Object.
b. Mengidentifikasi Activity Driver, misalnya jam penggunaan ruang,
jumlah siswa, luas gedung dan ruangan, pemakaian daya dan jasa untuk
setiap aktivitas yang menyerap biaya penuh untuk menghubungkan
aktivitas ke Cost Object yang dikonsumsinya.
53
c. Membebankan biaya ke Cost Object secara penuh sesuai besarnya biaya
yang dikonsumsi melalui Activity Driver di masing-masing kelas.
3. Tahap Perancangan Model
Perancangan model dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
a. Identifikasi proses bisnis SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah,
meliputi proses manajerial, proses utama dan proses pendukung.
b. Review data keuangan SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah meliputi
data RKAS 2013/2014, data Realisasi anggaran untuk mengetahui
mata anggaran yang ada, serta batasan penggunaannya.
c. Mengidentifikasi dan membuat definisi aktivitas-aktivitas utama yang
dilakukan oleh SMP dan MA ke dalam activity dictionary atau rincian
aktivitas yang mendefinisikan keseluruhan aktivitas yang
mencerminkan proses manajerial, utama dan pendukungnya.
d. Mengidentifikasi dan menetapkan Cost Object, Direct Labor Cost,
Direct Material Cost dan Overhead Cost. Penetapan dimaksudkan
untuk menyamakan persepsi pembaca dan menjelaskan acuan istilah
tersebut dalam penelitian ini.
e. Identifikasi Expense Category, Cost Driver, dan Cost Component.
f. Penyusunan hirarki alokasi Activity Overhead Cost pada masing-
masing tingkat (SMP dan MA). Hal ini dimaksudkan untuk
menentukan/mengestimasi proporsi biaya yang diserap, yaitu melalui
proporsi yang besarnya ditentukan oleh cost driver yang telah
diidentifikasi.
54
4. Aplikasi Model pada SMP dan MA
Pada tahapan ini, seluruh biaya yang telah dikumpulkan berdasarkan
rancangan model yang digunakan yakni akan menghasilkan besaran biaya
yang dikeluarkan oleh SMP dan MA berdasarkan aktivitas yang telah
ditelaah dan dikonstruksi serta dikelompokkan berdasarkan expense
category.
Berikut deskripsi aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 3.1 Deskripsi Aktivitas
NO AKTIVITAS SMP MA JMLH
DL DM OH DL DM OH 1 Kegiatan penerimaan siswa
baru
2 Pelaksanaan MOS 3 Pembinaan dan kegiatan
BES-AR
4 Bimbingan belajar reguler siswa
5 Kegiatan remedial teaching 6 Ekstrakurikuler 7 Life skill 8 Kunjungan edukatif siswa 9 Khidmah ijtimaiyah/ praktek
lapangan
10 Ujian-ujian dan penilaian 11 Penyelenggaraan lomba-
lomba
12 Apresiasi siswa 13 Study club 14 Peringatan hari besar
nasional
15 Training kedisiplinan untuk siswa baru
16 Training motivasi dan metode belajar efektif siswa
17 Pengadaan ATK sekolah 18 Menu harian siswa 19 Jasa laundry 20 Pengembangan tahfidz siswa 21 Gaji dan tunjangan guru dan
karyawan
22 Supervisi
55
23 Lokakarya awal tahun 24 Penyusunan RKS dan RKAS 25 Rapat dengan komite
sekolah
26 Evaluasi triwulan program kerja
27 Pembekalan dan orientasi internal kepala sekolah
28 Silaturrahim dengan komite sekolah
29 Transportasi dan perjalanan dinas
30 Biaya rapat dan tamu 31 Biaya daya dan jasa 32 Pemeliharaan sarana dan
prasarana
33 Bantuan studi siswa 34 Bantuan uang pembangunan 35 Biaya penggandaan 36 Bahan bakar mesin 37 Instalasi air dan listrik 38 Program adwiyata sekolah 39 Patroli keamanan sekolah 40 Pengadaan perangkat
pembelajaran
41 Pengembangan instrumen penilaian
42 Pengadaan peralatan dan perlengkapan ekskul/lifeskil & olahraga
43 Pengadaan sarana asrama 44 Penambahan pemasangan
jaringan komputer
45 Pengadaan sarana dan prasarana sekolah
46 Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan
47 Pengembangan budaya dan lingkungan
48 Pembangunan 49 Asuransi gedung 50 Investasi: penambahan lahan 51 Biaya tidak langsung pada
madrasah
Sumber: Data laporan keuangan SMP dan MA
Selanjutnya dari proses tersebut akan ditentukan cost driver yang telah
disiapkan yang relevan dengan aktivitas yang telah ditentukan. Lalu
perhitungan cost per unit siswa SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah
dapat dihitung sesuai dengan proporsi aktivitas yang dilakukan.
56
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah
SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah merupakan lembaga
pendidikan swasta yang menyelenggarakan pendidikan berkelanjutan
selama 6 (enam) tahun dengan sistem boarding school (setingkat SMP
dan Madrasah Aliyah) dan berada di bawah Yayasan Wakaf Ar-Risalah.
SMP Perguruan Islam Ar-Risalah menggunakan kurikulum yang
berafiliasi kepada Kementerian Pendidikan Nasional RI sedangkan untuk
tingkat MA berpedoman pada kurikulum Kementerian Agama RI serta
dipadukan dengan kurikulum khusus perguruan.
Yayasan Wakaf Ar-Risalah berdiri pada tanggal 24 Juni 2003 di
Solok Sumatera Barat dan terdaftar secara resmi pada pegawai notaris
Helmi Darlis No. 28 tanggal 24/6/2003. Program utama pertama dari
Yayasan Wakaf Ar-Risalah adalah mendirikan SMP dan MA Perguruan
Islam Ar-Risalah yang ditandai dengan diresmikannya pembukaan
Pesantren ini pada bulan Mei/2004 oleh Bapak Gamawan Fauzi, MM
yang bertempat di Nagari Cupak Kab. Solok Provinsi Sumatera Barat.
Proses pembelajaran pertama dimulai pada tahun ajaran 2004/2005
dengan jumlah siswa/i 120 orang dengan 2 kelas putra dan 2 kelas putri.
Seiring dengan perkembangan waktu, maka pada tahun 2005 resmi
57
dibuka cabang Pesantren Perguruan Islam Ar-Risalah di Padang yang
beralamat di Jln. Air Dingin RT 01/RW IX Kel. Balai Gadang Kec. Koto
Tangah Padang Sumatera Barat yang didirikan di atas tanah wakaf seluas
± 4 hektar. Dengan pertimbangan luasnya tanah yang ada di Padang,
maka pada tahun 2007 ditetapkan bahwa yayasan yang ada di Padang
adalah Yayasan Induk dan Yayasan yang ada di Solok adalah cabang.
Pada tahun ajaran 2007/2008 ini juga dibuka Madrasah Aliyah (MA)
dengan jurusan IPA dan Agama.
Menginjak tahun kelima, pada tahun 2009 ditetapkan bahwa semua
bidang yang ada di Yayasan di Solok di pindahkan ke Padang sehingga
mulai saat itu dan sampai seterusnya kegiatan belajar mengajar
dilaksanakan di Kota Padang. Dan sampai saat ini unit-unit yang dikelola
Yayasan Wakaf Ar-Risalah terdiri dari PAUD&TK, SD, SMP dan MA
Perguruan Islam Ar-Risalah. Pendiri dan pemikir Yayasan Wakaf Ar-
Risalah diantaranya adalah Bapak H. Irsyad Syafar, Lc, M.Ed., H. Firman
Bahar, Lc., M. Saleh Zulfahmi, Lc, MA., Arwim Al Ibrahimy, Lc., dan
Kamrizal Syafri Adam, Lc.
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Perguruan Islam Ar-Risalah terdiri dari pimpinan
perguruan, sekretaris, bendahara yang membawahi 5 kepala bagian yaitu
kepala bagian MA, kepala bagian SMP, kepala bagian pengasuhan putra,
kepala bagian pengasuhan putri dan kepala rumah tangga.
58
Perguruan Islam Ar-Risalah mempunyai struktur organisasi seperti
yang akan disajikan pada gambar berikut:
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perguruan
Sumber: Data sekunder
Perguruan Islam Ar-Risalah memiliki visi “Profesional, Berkualitas
Dan Berwawasan Lingkungan Dalam Membangun Generasi Penuh
Berkah”. Visi tersebut dijabarkan ke dalam 5 item Misi Perguruan Islam
Ar-Risalah. Rincian dari Misi akan disajikan dalam lampiran 2. Tujuan
Umum sekolah sebagai bagian dari tujuan Pendidikan Nasional adalah
melahirkan generasi yang berakhlak mulia, cerdas, terampil dan mandiri.
Sedangkan tujuan khusus sekolah akan disajikan dalam lampiran 2.
3. Sarana dan Prasarana
Perguruan Islam Ar-Risalah memiliki sarana dan prasarana yang
masih dalam tahap pengembangan. Rincian fasilitas sarana prasarana
sekolah akan disajikan dalam tabel 4.1 berikut:
Pimpinan Perguruan Kamrizal Syafri Adam,
Lc
Sekretaris Emiria, S.Pd
Bendahara Dona Putri, S.Pd
Kepala MA H. Donis
Satria, Lc, MA
Kepala SMP
Ali Usman, SS. M.Pd
Kepala Pengasuhan
Pa Ariyonedi,
SHI
Kepala Pengasuhan
Pi Fitrianti,
M.Pd
Kepala Rumah Tangga
Edi Wosono, Amd
59
Tabel 4.1 Rincian Sarana dan Prasarana Perguruan Islam Ar-Risalah
No Sarana dan Prasarana Jumlah 1 Luas Tanah/bangunan 6,5 hektar/1.500 m2 2 Ruang Teori 27 ruang, luas 10.400 m2 3 Ruang Pustaka 2 ruang, luas 24 m2 4 Ruang Pimpinan 1 ruang, luas 12 m2 5 Ruang Kepala 4 ruang, luas 102 m2 6 Ruang Tata Usaha 2 ruang, luas 40 m2 7 Ruang Keuangan 1 ruang, luas 32 m2 8 Ruang Majelis guru 1 ruang, luas 56 m2 9 Ruang Labor Komputer 2 ruang, luas 56 m2 10 Ruang Labor IPA 1 ruang, luas 56 m2 11 Ruang Labor Bahasa 1 ruang, luas 56 m2 12 Kantin 2 ruang, luas 61 m2 13 Koperasi 2 ruang, luas 61 m2 14 Ruang UKS 2 ruang, luas 24 m2 15 Ruang BES-AR 2 ruang, luas 18 m2 16 Masjid 2 ruang, luas 162 m2 17 Asrama Siswa (bangunan) 10 ruang, luas 16.000 m2 18 Gudang 1 ruang, luas 24 m2 19 Rumah Dinas Kepala 4 ruang, luas 360 m2 20 Rumah dinas guru 10 ruang, luas 400 m2 21 Penjaga sekolah 1 ruang, luas 24 m2 22 WC Guru 7 ruang, luas 21 m2 23 WC Siswa 20 ruang, luas 100 m2
Sumber: Data sekunder
B. Kebijakan Manajemen Keuangan
Perguruan Islam Ar-Risalah sebagai sekolah swasta menerapkan standar
pembiayaan sendiri. Lembaga ini dengan konsep otonomi sekolah mengatur
jenis pembiayaan, sumber pembiayaan dan program pembiayaan sendiri.
Kebijakan dalam manajemen keuangan di sekolah dilakukan melalui 5
tahapan, yakni:
60
1. Perencanaan dan Penganggaran
Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) di
Perguruan Islam Ar-Risalah dilakukan secara terpadu, proses penyusunan
dilakukan bersama dengan pihak-pihak yang terkait yang mengetahui
anggaran sekolah seperti komite, yayasan, kepala sekolah, waka
kurikulum, waka kesiswaan, waka sarana, bendahara, KAUR TU, tenaga
kependidikan dan guru dengan waktu pembuatannya 1 atau 2 bulan
sebelum tahun ajaran baru dimulai.
Adapun tahapan dalam penyusunan RKAS adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan perguruan bersama Sekretaris perguruan menentukan
jadwal rapat penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS).
b. Sekretaris perguruan berdasarkan persetujuan dari Pimpinan
perguruan menyebarkan undangan rapat melalui surat resmi dan
sms center kepada pihak yang terkait.
c. Setiap unit kerja yang terdiri dari Waka kurikulum, Waka
kesiswaan, Waka sarana, Waka lab. sains mendata kebutuhan
yang diperlukan pada setiap bagiannya.
d. Memusyawarahkan seluruh masukan dari setiap pihak dan
kemudian dibuatkan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
(RKAS) untuk 1 (satu) tahun pelajaran.
e. Waktu dalam pembuatan Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS) adalah 4 (empat) hari di bulan Mei hingga
61
Juni. Rapat dilakukan di akhir semester genap untuk persiapan
awal tahun ajaran baru. Dengan rincian pelaksanaan sebagai
berikut:
Hari pertama : Rapat awal dan penentuan plafont anggaran
masing-masing bagian.
Hari kedua : Revisi oleh setiap bagian sesuai plafont.
Hari ketiga :Verifikasi oleh bagian keuangan
(Bendahara perguruan), kemudian Bendahara
perguruan memberikan persetujuan.
Hari keempat : Revisi anggaran dan persetujuan oleh
Pimpinan perguruan.
Sumber pendapatan yang dikelola oleh SMP Perguruan Islam Ar-
Risalah dapat dikelompokkan berdasarkan jenis, yakni pendapatan
tahunan, bulanan dan lain-lain dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.2 Rincian Pendapatan SMP Perguruan Islam Ar-Risalah
Jenis Pendapatan SMP
1 Tahunan pendaftaran siswa baru 90.375.000 pendapatan awal tahun ajaran 1.087.630.000
2 Bulanan SPP kelas 1 2.073.600.000 SPP kelas 2 1.887.000.000 SPP kelas 3 1.305.000.000
3 Lain-lain Dana BOS 345.060.000 Dana SBP 100.000.000 Iuran Kunjungan Edukatif Siswa 78.300.000 Bantuan Orang Tua Asuh 97.440.000 TOTAL 7.064.405.000
Sumber: Data laporan keuangan SMP
62
Sedangkan rincian pendapatan untuk tingkat MA berdasarkan jenis
pendapatan yang dikelola sekolah adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Rincian Pendapatan MA Perguruan Islam Ar-Risalah
Jenis Pendapatan MA
1 Tahunan pendaftaran siswa baru 9.750.000 pendapatan awal tahun ajaran 537.575.000
2 Bulanan SPP kelas 1 1.306.800.000 SPP kelas 2 1.018.400.000 SPP kelas 3 855.000.000
3 Lain-lain Dana BOS 187.940.000 Dana SBP 0 Iuran Kunjungan Edukatif Siswa 35.250.000 Bantuan Orang Tua Asuh 47.400.000 TOTAL 3.998.115.000
Sumber: Data laporan keuangan MA
Dana BOS akan disalurkan setiap periode 3 bulanan, yaitu periode
Januari-Maret, April-Juni, Juli-September dan Oktober-Desember. Sesuai
dengan Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan
Dana BOS tahun 2014, Dana BOS yang diterima sekolah dapat
digunakan untuk membiayai komponen kegiatan-kegiatan berikut:
a. Pengembangan perpustakaan.
Item pembiayaannya meliputi mengganti buku teks yang
rusak/menambah kekurangan untuk memenuhi rasio satu siswa
satu buku, langganan publikasi berkala, akses informasi online,
pemeliharaan buku/koleksi perpustakaan, peningkatan kompetensi
tenaga pustakawan, pengembangan database perpustakaan,
63
pemeliharan perabot perpustakaan. Dalam UU No 43/2007 tentang
Perpustakaan minimal 5% dari dana BOS.
b. Kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru.
Item pembiayaannya meliputi biaya pendaftaran, penggandaan
formulir, administrasi pendaftaran, pendaftaran ulang, biaya
pendataan data pokok pendidikan, pembuatan spanduk sekolah
bebas pungutan. Termasuk di dalamnya untuk kondumsi panitia
dan uang lembur dalam rangka penerimaan siswa baru. Standar
pembiayaan mengacu kepada batas kewajaran setempat atau batas
yang telah ditetapkan Pemda.
c. Kegiatan pembelajaran dan ekstra kurikuler siswa.
Item pembiayannya meliputi PAKEM (SD), pembelajaran
Kontekstual (SMP), pengembangan pendidikan karakter,
pembelajaran remedial pembelajaran pengayaan, pemantapan
persiapan ujian; olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka
dan palang merah remaja; Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Termasuk untuk: honor jam mengajar tambahan di luar jam
pelajaran dan biaya transportasinya (termasuk di SMP Terbuka);
biaya transportasi dan akomodasi siswa/guru dalam rangka
mengikuti lomba; fotocopy; membeli alat olah raga, alat kesenian
dan biaya pendaftaran mengikuti lomba.
64
d. Kegiatan Ulangan dan Ujian.
Item pembiayaannya meliputi; ulangan harian, ulangan umum,
dan ujian sekolah. Termasuk untuk: fotocopy, penggandaan soal,
honor koreksi ujian dan honor guru dalam rangka penyusunan
rapor siswa.
e. Pembelian bahan-bahan habis pakai.
Item pembiayaannya meliputi: buku tulis, kapur tulis, pensil,
spidol, kertas, bahan praktikum, buku induk siswa, buku
inventaris; minuman dan makanan ringan untuk kebutuhan sehari-
hari di sekolah; pengadaan suku cadang alat kantor.
f. Langganan daya dan jasa.
Item pembiayannya meliputi: listrik, air, dan telepon, internet
(fixed/mobile modem) baik dengan cara berlangganan maupun
prabayar; pembiayaan penggunaan internet termasuk untuk
pemasangan baru; membeli genset atau jenis lainnya yang lebih
cocok di daerah tertentu misalnya panel surya, jika di sekolah
tidak ada jaringan listrik. Penggunaan Internet dengan mobile
modem dapat dilakukan untuk maksimal pembelian voucher
sebesar Rp 250.000 per bulan.
g. Perawatan sekolah.
Item pembiayaannya meliputi: pengecatan, perbaikan atap
bocor, perbaikan pintu dan jendela; perbaikan mebeler, perbaikan
sanitasi sekolah (kamar mandi dan WC), perbaikan lantai
65
ubin/keramik dan perawatan fasilitas sekolah lainnya. Kamar
mandi dan WC siswa harus dijamin berfungsi dengan baik.
h. Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan tenaga
kependidikan honorer.
Item pembiayaannya meliputi: guru honorer (hanya untuk
memenuhi SPM); pegawai administrasi (termasuk administrasi
BOS untuk SD); pegawai perpustakaan; penjaga sekolah; satpam;
pegawai kebersihan. Dalam pengangkatan guru/tenaga
kependidikan honorer sekolah harus mempertimbangkan batas
maksimum penggunaan dana BOS untuk belanja pegawai, serta
kualifikasi guru honorer harus sesuai bidang yang diperlukan.
i. Pengembangan profesi guru.
Item pembiayaannya meliputi: KKG/MGMP; KKKS/MKKS;
menghadiri seminar yang terkait langsung dengan peningkatan
mutu pendidik dan ditugaskan oleh sekolah. Khusus untuk sekolah
yang memperoleh hibah/block grant pengembangan KKG/MGMP
atau sejenisnya pada tahun anggaran yang sama hanya
diperbolehkan menggunakan dana BOS untuk biaya transport
kegiatan apabila tidak disediakan oleh hibah/blockgrant tersebut.
j. Membantu siswa miskin.
Item pembiayannya meliputi: pemberian tambahan bantuan
biaya transportasi bagi siswa miskin yang menghadapi masalah
biaya transport dari dan ke sekolah; membeli alat transportasi
66
sederhana bagi siswa miskin yang akan menjadi barang inventaris
sekolah (misalnya sepeda, perahu penyeberangan, dll); membeli
seragam, sepatu dan alat tulis bagi siswa miskin (BSM), baik dari
pusat, provinsi maupun kabupaten/kota di sekolah tersebut.
k. Pembiayaan pengelolaan BOS
Item pembiayaannya meliputi: alat tulis kantor (ATK termasuk
tinta printer, CD dan flash disk); penggandaan, surat-menyurat,
insentif bagi bendahara dalam rangka penyusunan laporan BOS
dan biaya transportasi dalam rangka mengambil dana BOS di
Bank/PT Pos.
l. Pembelian perangkat komputer.
Item pembiayannya meliputi: dekstop/work station; printer
atau printer plus scanner. Masing-masing maksimum 1 unit dalam
satu tahun anggaran. Peralatan komputer tersebut harus ada di
sekolah.
m. Biaya lainnya jika seluruh komponen 1 s.d 12 telah terpenuhi
pendanaannya dari BOS.
Sedangkan dana bantuan SBP (Sekolah Berbasis Pesantren)
merupakan bantuan yang diberikan untuk membantu SMP Berbasis
Pesantren dalam meningkatkan kemampuannya untuk mencapai standar
dasar nasional pendidikan, juga merupakan wujud nyata upaya
memenuhi lima misi (lima K) yaitu Ketersediaan, Keterjangkauan,
Kualitas, Kesetaraan dan Kepastian memperoleh layanan pendidikan
67
yang bermutu, khususnya upaya dalam pencapaian peningkatan kualitas
dan daya saing sekolah (sumber). Dana ini diberikan kepada semua SMP
Berbasis Pesantren yang masuk dalam Program pembinaan SBP yang
dikembangkan melalui kerja sama Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Pertama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan
Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian
Agama.
Dana bantuan SBP diberikan dengan sistem paket. Ada tiga jenis
paket, yaitu paket A sebesar 50 juta rupiah, paket B sebesar 75 juta
rupiah dan paket C sebesar 100 juta rupiah. Penetapan jenis paket yang
diterima oleh masing-masing sekolah dilakukan oleh Direktorat
Pembinaan SMP, berdasarkan besarnya jumlah siswa. Penyaluran
bantuan ini dilakukan dengan ditransfer sekaligus (tanpa ada
pemotongan) langsung ke rekening rutin sekolah, yang harus
ditandatangani oleh kepala sekolah dan bendahara. Bantuan pembinaan
SBP untuk tahun 2013 disalurkan pada tahun anggaran 2013 (antara
bulan Januari s.d. Desember 2013) dan pelaksanaan kegiatan di sekolah
dilakukan pada tahun ajaran 2013/2014 (bulan Juli 2013 s.d. Juni 2014).
2. Pelaksanaan dan Pengelolaan
Pengelola Keuangan di Perguruan Islam Ar-Risalah adalah
Bendahara yayasan, Bendahara perguruan, Bendahara SMP, Bendahara
MA. Bendahara yayasan Ibu Mira Desvita, SE, Akt mengelola seluruh
pendapatan dari setiap devisi yang ada di yayasan wakaf Ar-Risalah.
68
Bendahara perguruan Ibu Dona Putri, S.Pd mengelola dana yang telah
dianggarkan untuk Perguruan Islam Ar-Risalah oleh yayasan. Anggaran
ini akan didistribusikan kepada SMP dan MA yang masing-masing
dikelola oleh Bendahara SMP Ibu Fitri Melya Rahmi, SEI dan Bendahara
MA Ibu Riza Elvera, S.Pd.
3. Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran
Untuk keperluan penyusunan laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran, diperlukan antara lain data realisasi anggaran,
bukti penggunaan anggaran seperti kwitansi dan catatan atas laporan
keuangan. Untuk keperluan tersebut, maka:
a. Bendahara sekolah selaku pemegang dana BOS SMP dan MA
membuat laporan penggunaan dana BOS yang di dalamnya
terdapat SPJ serta bukti-bukti pembelanjaan seperti kwitansi.
Dan laporan ini akan disampaikan kepada Dinas Pendidikan
Kota Padang dan ditandatangani oleh Ketua Yayasan Wakaf Ar-
Risalah, ketua komite, pimpinan perguruan dan bendahara.
b. Bendahara sekolah membuat laporan bulanan dan laporan akhir
tahun yang di dalamnya terdapat SPJ serta bukti-bukti
pembelanjaan seperti kwitansi. Laporan ini diberikan kepada
ketua komite, ketua yayasan, pimpinan perguruan dan kepala
sekolah.
69
c. Bendahara sekolah membuat laporan penggunaan dana SBP tiap
semester untuk satu tahun ajaran. Laporan ini akan disampaikan
kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
d. Bendahara sekolah membuat laporan pertanggungjawaban
penggunaan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM). Laporan BSM
diserahkan kepada Dinas Pendidikan Kota Padang.
4. Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Berikut jenis-jenis laporan yang harus dilaporkan:
a. Laporan Kas Komite
Laporan kas komite adalah laporan yang dibuat oleh
bendahara sekolah SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah
sebagai pertanggungjawaban pengelolaan dana komite sekolah.
Bendahara selambat-lambatnya membuat laporan per tanggal 30
pada setiap akhir bulannya. Laporan disertakan dengan SPJ dan
bukti-bukti pembelanjaan seperti kwitansi. Laporan ini
diserahkan kepada Kepala Yayasan, Pimpinan Perguruan,
Kepala Sekolah dan Ketua Komite.
b. Laporan Dana BOS
Secara umum, hal-hal yang dilaporkan oleh pelaksana
program adalah yang berkaitan dengan statistik penerima
bantuan, penyaluran, penyerapan, pemanfaatan dana,
pertanggungjawaban keuangan serta hasil monitoring evaluasi
dan pengaduan masalah. Kementrian Pendidikan dan
70
Kebudayaan telah menyediakan software/perangkat lunak untuk
membantu sekolah dalam menyusun laporan keuangan tingkat
sekolah. Aplikasi ini diberi nama Aplikasi Laporan
Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS (ALPEKA BOS)
yang dapat diunduh dari www.bos.kemendikbud.go.id.
Tahapan pelaporan:
1) RKAS ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Komite
Sekolah dan Ketua Yayasan. Dokumen ini disampaikan
di sekolah dan diperlihatkan kepada Pengawas Sekolah,
Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota, dan para
pemeriksa lainnya apabila diperlukan.
2) Sekolah membuat pembukuan dari dana yang diperoleh
sekolah untuk program BOS.
3) Membuat laporan Realisasi penggunaan dana tiap
sumber dana. Laporan ini disusun berdasarkan Buku
Kas Umum dari semua sumber dana yang dikelola oleh
sekolah pada periode yang sama. Laporan ini dibuat
triwulan dan ditandatangani oleh Bendahara, Kepala
Sekolah dan Komite Sekolah.
4) Rekapitulasi Realisasi Penggunaan Dana BOS
merupakan rekapitulasi dari 13 komponen penggunaan
dana BOS dan laporan ini dibuat triwulanan dan
71
ditandatangani oleh Bendahara, Ketua Yayasan, Kepala
Sekolah, Komite Sekolah.
5) Setiap transaksi pengeluaran harus didukung dengan
bukti kuitansi yang sah. Bukti pengeluaran uang dalam
jumlah tertentu harus dibubuhi materai. Uraian
pembayaran dalam kuitansi harus jelas dan terinci
sesuai dengan peruntukannya. Bukti pembayaran harus
disetujui oleh Kepala Sekolah dan lunas dibayar oleh
Bendahara. Segala jenis bukti pengeluaran disimpan
oleh bendahara sebagai bahan bukti dan bahan laporan.
6) Pelaporan. Laporan harus memenuhi unsur-unsur
sebagai berikut:
− Melaporkan setiap kegiatan berdasarkan laporan
hasil pelaksanaan kegiatan.
− Laporan meliputi realisasi penggunaan dana per
sumber dana dan surat pernyataan
pertanggungjawaban yang menyatakan bahwa dana
BOS yang diterima telah digunakan sesuai NPH
BOS.
− Mempersiapkan Buku Kas Umum, Buku Pembantu
Kas, Buku Pembantu Bank dan Buku Pembantu
Pajak beserta bukti dokumen pendukung bukti
72
pengeluaran dana BOS (kuitansi/faktur/nota/bon)
sebagai bahan audit.
c. Laporan Dana SBP
Ada dua jenis laporan yang harus disiapkan oleh sekolah
yaitu Laporan Kegiatan dan Laporan Keuangan. Kedua laporan
tersebut dibuat sekurang-kurangnya dua kali, pertama laporan
kemajuan dan kedua laporan akhir. Laporan kemajuan dan
maupun laporan akhir yang dibuat untuk Direktorat Pembinaan
SMP Ditjen Pendidikan Dasar Kemendikbud.
d. Laporan Bantuan Siswa Miskin
Laporan ini dibuat hanya 1 (satu) kali dalam setahun.
Dibuat selambat-lambatnya pada akhir tahun yang bersangkutan.
Laporan yang dibuat adalah:
1) Realisasi penggunaan dana BSM.
2) Bukti-bukti seperti tanda terima.
3) Daftar siswa penerima SKTM.
73
Tabel 4.4 Periode Pelaporan Keuangan
No Laporan
Keuangan Jenis Laporan
Keuangan Dilaporkan
Kepada Batas Waktu
Pelaporan 1 Setiap
bulan Laporan Kas Komite
1. Ketua Komite
2. Ketua Yayasan
3. Pimpinan Perguruan
4. Kepala Sekolah
1 minggu setelah periode
pelaporan.
2 Triwulan Laporan dana BOS
Dinas Pendidikan Kota Padang
Harus tepat waktu.
3 Semesteran Laporan SBP (Sekolah Berbasis Pesantren)
Kemendiknas Pusat Harus tepat
waktu.
4 Tahunan Laporan BSM (Bantuan Siswa Miskin)
Harus tepat waktu.
Sumber: Hasil interview
5. Pengawasan Keuangan
Pengawasan dana dari Komite dilakukan oleh Ketua Komite dan
Ketua Yayasan setiap akhir semester dan diawasi setiap bulan oleh
Kepala Sekolah dan Pimpinan Perguruan.
Pengawasan dana BOS dilakukan oleh bagian manajemen BOS
Dinas Pendidikan Kota Padang yang dilakukan setiap 3 (tiga) bulan
sekali.
74
Pengawasan dana SBP dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SBP
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Direktorat Pendidikan
Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama.
C. Perancangan Model ABC
Dalam bahasan ini akan dirancang model perhitungan pembebanan biaya
harga pokok jasa pendidikan berbasis aktivitas dengan mengidentifikasi
kegiatan yang terjadi kemudian menelusuri biaya yang diserap dalam kategori
direct labor, direct material, dan overhead cost.
Pelaksanakan perancangan atas model ABC yang dapat diterapkan di
Perguruan Islam Ar-Risalah akan dilaksanakan dengan tahapan berikut:
1. Review Data Keuangan dan Identifikasi Proses Bisnis Perguruan
Islam Ar-Risalah
Proses bisnis yang dapat diidentifikasi pada penelitian ini adalah
proses bisnis dengan model CIMOSA (Computer Integrated
Manufacturing for Open System Architecture). Dalam model ini proses
bisnis secara garis besar dibagi menjadi 3 level, yaitu : managerial
process, core process dan support process.
Proses manajerial (managerial process) berkaitan dengan kegiatan
yang dilaksanakan manajemen yang berkaitan dengan aktivitas POAC,
yakni Planning, Organizing, Actuating dan Controlling. Yang meliputi 3
fase, yakni:
75
a. Penentuan Visi, Misi dan Tujuan Sekolah, meliputi aktivitas
rapat kerja, rapat koordinasi dan berbagai aktivitas penentuan
arah dan kebijakan sekolah.
b. Penyusunan strategi, meliputi aktivitas rapat kerja, rapat
koordinasi dan berbagai aktivitas perumusan pelaksanaan
operasional arah kebijakan sekolah melalui berbagai strategi.
c. Monitoring dan Evaluasi (MONEV), meliputi aktivitas evaluasi,
monitoring dan berbagai aktivitas pengendalian yang dilakukan
dalam melaksanakan berbagai operasional strategi yang
dirumuskan di sekolah.
Selanjutnya level kedua adalah proses utama (core process),
meliputi:
a. Identifikasi kebutuhan dan pengembangan produk sekolah.
Meliputi aktivitas penggalian informasi kebutuhan praktis,
pengembangan kerjasama eksternal, penyusunan kurikulum,
penyusunan SAP (Satuan Acara Pengajaran), penyusunan
kebutuhan buku dan peralatan bagi aktivitas sekolah,
pengembangan sistem penerimaan calon siswa baru, serta
berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pengajaran dan aktivitas
pengembangan sekolah.
76
b. Proses transformasi dan pemenuhan kebutuhan produk sekolah.
Meliputi aktivitas pengajaran, muatan lokal seperti
mentoring, tahfidz alquran, praktek lapangan/khidmah
ijtimaiyah serta aktivitas pengembangan diri siswa yang
dilaksanakan secara intrakurikuler, ekstrakurikuler dan life skill.
c. Proses pemasaran produk sekolah.
Meliputi aktivitas sosialisasi dan pemasaran sekolah,
pengembangan kerjasama dengan sekolah dan instansi lainnya
dalam bidang pendidikan.
d. Proses tambahan pada produk sekolah.
Program Pembiasaan/Program Asrama, kegiatan ini
mencakup pembinaan karakter, akhlak dan agama siswa yang
dilakukan dalam keseharian siswa secara terus menerus dan
terprogram dengan uraian kegiatan rutin, spontan dan
keteladanan. Program ini dilakukan sepanjang waktu (siang dan
malam) dengan melibatkan seluruh guru dan pengasuh di
asrama serta semua keluarga besar Yayasan Wakaf Ar-Risalah.
Selanjutnya level ketiga adalah proses pendukung (support process),
meliputi:
a. Proses pengembangan SDM
Meliputi aktivitas pendidikan dan latihan bagi seluruh guru,
mengikut sertakan guru pada seminar-seminar nasional dan
berbagai aktivitas pengembangan lainnya.
77
b. Proses pengadaan infrastruktur TI
Meliputi pengadaan sistem informasi, pengadaan internet
hotspot, CCTV, pengadaan alat-alat laboratorium komputer dan
bahasa.
c. Proses administrasi dan keuangan
Meliputi aktivitas pengadministrasian dan
pendokumentasian kegiatan pengajaran, pencatatan dan
pelaporan keuangan, distribusi keuangan, belanja kebutuhan
bahan habis administrasi dan material pengajaran, penyusunan
anggaran dan belanja aktivitas yang terkait dengan administrasi
dan keuangan.
d. Proses pemeliharaan
Meliputi aktivitas pemeliharaan gedung, lingkungan,
peralatan, kendaraan dan berbagai aktivitas terkait dengan
pemeliharaan aset jangka panjang sekolah.
Dari ketiga level manajemen ini merupakan aktivitas yang berkaitan
dengan proses utama dan proses pendukung dan tertuang dalam suatu
pembiayaan yang dikelola berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran
serta pengelolaan aset Perguruan Islam Ar-Risalah.
Sumber penerimaan untuk tingkat SMP Perguruan Islam Ar-Risalah
adalah sebagai berikut berasal dari pemerintah pusat seperti dana BOS
dan dana bantuan SBP (Sekolah Berbasis Pesantren), siswa (komite) dan
dana lain-lain dengan rincian sebagai berikut:
78
Tabel 4.5 Sumber Penerimaan SMP
Sumber SMP
1 Pemerintah (diknas pusat) Dana BOS 345.060.000 Dana SBP 100.000.000
2 Siswa (komite) pendaftaran siswa baru 90.375.000 pendapatan awal tahun ajaran 1.087.630.000 SPP 5.265.600.000 Iuran kunjungan edukatif siswa 78.300.000
3 Lain-lain Bantuan orang tua asuh (GNOTA) 97.440.000 TOTAL 7.064.405.000
Sumber: Data laporan keuangan SMP
Sumber penerimaan untuk tingkat MA Perguruan Islam Ar-Risalah
berasal dari pemerintah pusat seperti dana BOS, siswa (komite) dan dana
lain-lain dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.6 Sumber Penerimaan MA
Sumber MA
1 Pemerintah (diknas pusat) Dana BOS 187.940.000 Dana SBP 0
2 Siswa (komite) pendaftaran siswa baru 9.750.000 pendapatan awal tahun ajaran 537.575.000 SPP 3.180.200.000 Iuran kunjungan edukatif siswa 35.250.000
3 Lain-lain Bantuan orang tua asuh (GNOTA) 47.400.000 TOTAL 3.998.115.000
Sumber: Data laporan keuangan MA
Observasi yang dilakukan pada data keuangan Perguruan Islam Ar-
Risalah bertujuan untuk memisahkan objek pembelanjaan dalam mata
anggaran sesuai aktivitas yang dilakukan, sehingga perlu dilakukan
79
pengklasifikasian mata anggaran yang ada dalam aktivitas
operasional/rutin dan aktivitas pengembangan ke dalam tabel berikut:
Tabel 4.7
Aktivitas Operasional/Rutin
NO AKTIVITAS DESKRIPSI 1
Kegiatan penerimaan siswa baru
Pelayanan yang diberikan bagi peserta didik baru mulai dari pendaftaraan, ujian seleksi, pemberkasan, pengawasan serta penyusunan Tim panitia, pembuatan formulir, konsumsi, dan insentif panitia.
2
Pelaksanaan MOS
Kegiatan yang diperuntukan khusus peserta didik baru untuk mengenal lingkungan sekolah.
3
Pembinaan dan kegiatan BES-AR
Pembinaan bagi para anggota Badan Eksekutif Siswa Ar-Risalah (BES-AR) berupa pelatihan, pemilihan pengurus BES-AR, studi banding, dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan BES-AR.
4 Bimbingan belajar reguler siswa
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar reguler siswa.
5 Kegiatan remedial teaching
Kegiatan belajar mengajar tambahan yang diberikan kepada siswa yang belum memenuhi standar ketuntasan kompetensi minimal.
6 Ekstrakurikuler Seluruh biaya penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler, mulai dari insentif untuk pembina ekskul, dan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan ekstrakurikuler.
7 Life skill Seluruh biaya penyelenggaraan kegiatan life skill, mulai dari insentif untuk pembina, dan juga kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan life skill.
8 Kunjungan edukatif siswa
Kegiatan rutin di akhir semester, yakni kunjungan belajar siswa yang dilakukan untuk menunjang mata pelajaran yang ada pada semester tersebut.
80
9 Khidmah ijtimaiyah/ praktek lapangan
Pelaksanaan KKN di akhir semester oleh siswa kelas 3 SMP dan 3 MA.
10 Ujian-ujian dan penilaian Pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS) dan pelaporan nilai akhlak.
11 Penyelenggaraan lomba-lomba
Seluruh biaya untuk penyelenggaraan kegiatan lomba, baik itu lomba bidang akademik, pemilihan siswa teladan, lomba porseni, classmeeting, lomba ekskul dan lomba-lomba lainnya.
12 Apresiasi siswa Pemberian hadiah/reward dan sertifikat atas pencapaian tertentu oleh siswa.
13 Study club Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan study club, seperti insentif trainer dan kebutuhan lain yang berhubungan dengan study club.
14 Peringatan hari besar nasional
Kegiatan yang diadakan sekolah dalam memperingati hari besar nasional seperti Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus.
15 Training kedisiplinan untuk siswa baru
Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan kegiatan training kedisiplinan bagi siswa/i baru.
16 Training motivasi dan metode belajar efektif siswa
Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan kegiatan training motivasi dan metode belajar efektif untuk seluruh siswa
17 Pengadaan ATK sekolah Pengadaan alat tulis kantor (ATK) bagian kurikulum, kesiswaan, administrasi dan sekretariat sekolah serta laboratorium komputer.
18 Menu harian siswa Biaya menu harian siswa, biaya air minum dan biaya operasional dapur.
19 Jasa laundry Jasa laundry yang diperuntukkan khusus untuk siswa baru khusus SMP.
20 Pengembangan tahfidz siswa
Seluruh biaya yang digunakan untuk kegiatan tahfidz siswa.
21 Gaji dan tunjangan guru dan karyawan
Honor yang diberikan kepada seluruh guru dan karyawan.
22 Supervisi Aktivitas yang terdiri dari supervisi
81
kepsek terhadap guru dan supervisi dinas terhadap sekolah.
23 Lokakarya awal tahun Kegiatan rutin sekali setahun yang dilakukan setiap awal tahun.
24 Penyusunan RKS dan RKAS
Kegiatan rutin yang dilakukan sekali setahun yakni menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS dan RKS).
25 Rapat dengan komite sekolah
Kegiatan rutin dilakukan sekali setahun rapat dengan komite sekolah.
26 Evaluasi triwulan program kerja
Evaluasi program kerja yang dilakukan setiap empat bulan sekali.
27 Pembekalan dan orientasi internal kepala sekolah
Kegiatan khusus yang dilakukan untuk pembekalan dan orientasi kepala sekolah.
28 Silaturrahim dengan komite sekolah
Kegiatan rutin sekali setahun silaturrahim dengan komite sekolah
29 Transportasi dan perjalanan dinas
Transport yang diberikan untuk mobilitas kepala sekolah, pendamping lomba siswa, pendamping kunjungan edukatif siswa dan pendamping khidmah ijtimaiyah siswa.
30 Biaya rapat dan tamu Biaya konsumsi rapat koordinasi sekolah, raker, rapat walas dan rapat koordinasi bagian akademik serta biaya untuk konsumsi tamu.
31 Biaya daya dan jasa Terdiri dari biaya listrik, lanngganan telp, langganan internet, langganan media informasi sekolah (koran dan majalah) dan jasa penambahan pemasangan jaringan komputer.
32 Pemeliharaan sarana dan prasarana
Pemeliharaan alat-alat sarana dan prasarana bagian kurikulum, bagian kesiswaan dll.
33 Bantuan studi siswa Bantuan bagi siswa/i kurang mampu dalam pemenuhan kebutuhan pembiayaan pendidikan.
34 Bantuan uang pembangunan
Bantuan bagi siswa/i untuk pembiayaan uang pembangunan.
35 Biaya penggandaan Biaya penggandaan bagian kurikulum, kesiswaan, administrasi dan sekretariat sekolah untuk dokumen, berkas-berkas ujian dll.
36 Bahan bakar mesin Biaya untuk bahan bakar diesel kantor dan lab komputer.
82
37 Instalasi air dan listrik Seluruh biaya untuk instalasi air dan listrik sekolah.
38 Program adwiyata sekolah
Seluruh biaya untuk membentuk sekolah peduli dan berbudaya lingkungan sehingga mampu berpartisipasi dalam rangka upaya pelestarian lingkungan sekolah.
39 Patroli keamanan sekolah Biaya jasa keamanan sekolah. 40 Pengadaan perangkat
pembelajaran Pengadaan perangkat pembelajaran seperti pengumpulan satu set perangkat pembelajaran KTSP dan pengadaan buku paket pelajaran siswa.
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan rutin adalah 40 aktivitas,
serta yang berkaitan dengan aktivitas pengembangan adalah sebanyak 11
aktivitas yang digambarkan dari 51 aktivitas yang ditelusuri, seperti pada
tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Aktivitas Pengembangan
41 Pengembangan instrumen penilaian
Kegiatan pengembangan teknik penilaian dalam rangka perubahan ke arah yang lebih baik.
42 Pengadaan peralatan dan perlengkapan ekskul/lifeskil & olahraga
Pengadaan peralatan dan perlengkapan ekskul/life skill dan peralatan dan perlengkapan olah raga.
43 Pengadaan sarana asrama Biaya pengadaan sarana dan prasarana asrama siswa.
44 Penambahan pemasangan jaringan komputer
Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pemasangan jaringan komputer.
45 Pengadaan sarana dan prasarana sekolah
Pembelian peralatan-peralatan kebutuhan sekolah, seperti kebutuhan sarana kurikulum, kebutuhan kelas awal tahun,kebutuhan kelas per semester, kebutuhan guru, kebutuhan kesiswaan, kebutuhan laboratorium,
83
kebutuhan perpustakaan, pembuatan plakat, buku profil dan kalender sekolah, dll.
46 Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan
Kegiatan dalam rangka meningkatkan kompetensi guru melalui training, workshop, seminar dan pemberian beasiswa guru untuk S2.
47 Pengembangan budaya dan lingkungan
Pembuatan slogan motivasi di lingkungan sekolah, pengadaan alat-alat kebersihan, penanaman pohon lindung serta pengembangan taman sekolah dalam rangka pemeliharaan kebersihan lingkungan dan penghijauan.
48 Pembangunan Penambahan gedung sekolah 49 Asuransi gedung Biaya asuransi gedung sekolah. 50 Investasi: penambahan
lahan Seluruh biaya pembelian dan pembukaan lahan baru.
51 Biaya tidak langsung pada madrasah
Seperti biaya guru honor, kelebihan jam mengajar guru dan biaya lembur yang seluruhnya di kategorikan ke biaya tidak langsung pada madrasah.
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
2. Identifikasi Cost Object, Direct Labor Cost, Direct Mateial Cost dan
Overhead Cost
Dari pengamatan dan hasil identifikasi data diperoleh hasil berikut
berkenaan dengan Cost Object, Direct Labor Cost, Direct Material Cost
dan Overhead Cost pada tabel 4.7 dibawah ini:
84
Tabel 4.9 Penetapan Cost Object, Direct Labor Cost, Direct Material Cost dan
Overhead Cost
Penetapan Deskripsi Keterangan Cost Object Yaitu produk berupa
pelayanan yang diberikan sekolah.
Biaya pendidikan.
Direct Labor Cost
Yaitu biaya orang atau personel yang terlibat langsung dalam kegiatan pendidikan.
Biaya gaji dan Pengembangan tenaga Pendidik dan Kependidikan.
Direct Material Cost
Yaitu biaya bahan langsung yang digunakan dikonsumsi dalam kegiatan pendidikan.
Pengadaan Alat dan Bahan Habis Pakai, Alat Tulis Kantor/ATK dan biaya menu harian siswa.
Overhead Cost
Yaitu biaya lain-lain selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung yang tidak dapat secara langsung ditelusuri ke produk.
Biaya pemeliharaan sarana prasarana, biaya perjalanan dinas, biaya pengadaan dan perawatan bangunan dan biaya lain-lain yang tidak dapat ditelusuri secara langsung dampaknya pada output.
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Pada penentuan Cost Object berkaitan dengan produk yang
dihasilkan oleh Perguruan Islam Ar-Risalah, yakni melahirkan lulusan
yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta disaat yang
bersamaan memiliki kepribadian yang religius dan berakhlak mulia.
Sedangkan penentuan komponen biaya berupa Biaya langsung
(Direct Material dan Direct Labor), berkaitan dengan biaya yang
dikeluarkan dalam rangka menghasilkan produk dalam bidang
pendidikan yakni peserta didik yang dinyatakan lulus. Direct Material
berupa biaya yang dikeluarkan untuk bahan-bahan yang diperlukan
dalam proses menghasilkan produk, yakni bahan-bahan yang digunakan
85
dalam kegiatan belajar mengajar disekolah. Sedangkan Direct Labor
berupa biaya yang dikeluarkan dalam rangka membayar Guru serta
karyawan yang berkaitan langsung dengan kegiatan pendidikan dan
proses pelayanan belajar mengajar.
Lain halnya dengan Biaya tidak langsung (Overhead Cost),
merupakan biaya yang dikeluarkan sekolah dalam rangka mendukung
kegiatan utama untuk menghasilkan produk (lulusan) berupa kegiatan
umum, administrasi dan rutin yang secara tidak langsung memberikan
kontribusi dalam menciptakan produk yang bermutu dan baik.
3. Identifikasi Expense Category, Cost Driver dan Cost Component
Dari pengamatan dan pengumpulan data diperoleh hasil identifikasi
expense category, cost driver dan cost component sebagai berikut:
Tabel 4.10 Penetapan Expense Category, Cost Driver dan Cost Component
Penetapan Deskripsi Keterangan Expense Category
Yaitu belanja untuk membiayai kegiatan usaha sekolah.
1. Belanja Rutin : belanja bahan habis pakai, belanja pegawai, langganan daya jasa dan lainnya 2. Belanja Pengembangan : pengadaan perangkat pembelajaran, pengembangan SDM dan lain sebagainya
Cost Driver Yaitu faktor-faktor yang menyebabkan perubahan biaya aktivitas.
Jumlah siswa, jumlah guru, jumlah penggunaan kertas, jumlah lokal yang digunakan, frekuensi kegiatan, frekuensi pemeliharaan, dan frekuensi perbaikan sarana dan prasarana
Cost Behaviour
Yaitu pola penyerapan biaya yang dipengaruhi oleh jenis cost driver.
Fixed Cost, misalnya gaj/ honorarium insentif, langganan daya jasa dan lain-lain. Variable Cost, misalnya alat tulis kantor, biaya penggandaan soal ujian dan lain sebagainya.
86
Terdiri atas fixed cost dan variabel cost
Cost Component
Yaitu komponen anggaran/biaya yang diserap oleh suatu aktivitas
Gaji/ honorarium, belanja pendidik dan tenaga kependidikan, keperluan harian kantor, langganan daya dan jasa, perjalanan dinas, ujian, penerimaan peserta didik baru, belanja alat tulis kantor dan sekolah, workshop kurikulum dan lain sebagainya.
Activity Centre
Yaitu satuan entitas organisasi dimana aktivitas berlangsung
SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
4. Pembentukkan model ABC yang dapat diterapkan dalam menghitung
Unit Cost biaya pendidikan di Perguruan Islam Ar-Risalah
Berdasarkan sejumlah tahapan yang telah didentifikasi dan dianalisa
dapat digambarkan bahwa aktivitas-aktivitas yang telah digambarkan
dalam definisi belanja rutin dan belanja pengembangan yang tergambar
pada 3 level aktivitas yang digambarkan di masing-masing Cost Driver
yang telah ditetapkan.
Berikut ini model yang dapat merepresentasikan proses integrasi
sistem akuntansi yang berbasis mata anggaran ke dalam aktivitas
ditunjukkan pada gambar berikut ini:
87
Gambar 4.2 Model Pembebanan Activities ke dalam Cost Object
ACTIVITIES EXPENDITURE COST OBJECT
Cost Cost Component Driver
ABC Costing Activity Centre
ABC Costing
Sumber: Setyaningrum (2014: 70)
D. Aplikasi Model ABC
Dalam melaksanakan perancangan atas model ABC yang dapat diterapkan
di Perguruan Islam Ar-Risalah, maka akan dilaksanakan tahapan berikut:
1. Proses Bisnis Perguruan Islam Ar-Risalah
Tahap pertama yang dilakukan adalah menguraikan mengenai
aktivitas dan karakteristik proses bisnis di Perguruan Islam Ar-Risalah
yang berkaitan dengan cost driver terkait dengan proses kegiatan belajar
mengajar dan kegiatan penunjang pembelajaran lain yang ada di sekolah.
Berikut data yang berkaitan dengan cost driver penelitian ini. Data
yang digunakan yakni diperoleh untuk tahun ajaran 2013/2014 yakni:
Manajerial Activities
Core Activities
Support Activities
Pendidikan
Belanja Rutin
Belanja Pengembangan
88
a. Jumlah Siswa SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah
Data berikut ini adalah data jumlah siswa tingkat SMP dan MA
Perguruan Islam Ar-Risalah:
Tabel 4.11 Jumlah Siswa SMP Perguruan Islam Ar-Risalah
NO Kelas Jumlah Siswa 1 Kelas I 192 2 Kelas II 185 3 Kelas III 145 Total 522
Sumber: Data sekunder
Jumlah seluruh siswa SMP adalah 522 siswa yang terdiri dari 262
siswa putra dan 260 putri dan terbagi ke dalam 18 rombongan belajar
(rombel).
Tabel 4.12 Jumlah Siswa MA Perguruan Islam Ar-Risalah
NO Kelas Jumlah Siswa 1 Kelas X 121 2 Kelas XI 114 3 Kelas XII 95 Total 330
Sumber: Data sekunder
Jumlah seluruh siswa MA adalah 330 siswa yang terdiri dari 162
siswa putra dan 168 putri dan terbagi ke dalam 12 rombongan belajar
(rombel). Kelas X, XI, XII merupakan program penjurusan yang
terdiri atas Program IPA sebanyak 132 siswa dan Program MAK
sebanyak 198 siswa.
b. Jumlah Guru dan tenaga kependidikan, akan disajikan pada tabel 4.13
berikut:
89
Tabel 4.13 Jumlah Guru dan Karyawan
No Daftar Nama Guru dan Karyawan SMP No Daftar Nama Guru dan
Karyawan MA 1 Amelia,SE 1 H.Dzul Adli,Lc, 2 Nofrita, S.Pd 2 H. Donis Satria,Lc.MA 3 Ali Usman, S.S.M.Pd 3 Aslam Hadi,Lc 4 Nila Reftria P 4 Layla Yusra,S.Si 5 Afriani Syaflorence, S.Pd 5 Hikmalyati,S.Pd 6
Herry Eko Jaya Putra, S.Si
6
Meli Farianti, S.S
7 Syatri, SE 7 April Hidayat, Lc 8 Zubaidah 8 Rosi Fitria, S.Pd 9 Misda Juwita, S.Pd 9 Arbiansyah, S.Pd
10 Martin Saleha, S.Sos 10 Riza Elvera S.Pd 11 Maria Yosita, S.Pt 11 Emiria, S.Pd 12 Dita Andalia, A.Md. Keb 12 Falyastatu yunus, S.Pd 13 Dina Aprilliana, S.Sos 13 Siswati, S.S 14 Sularno,S.Kom 14 Melda Efendi, A.Md 15 Fitri Melya Rahmi, SEI 15 Evan Djohar,Lc 16 Rahmat Hidayat,ST 16 Muttaqin, Lc 17
Yovi Wilda Wahyuni, A.Md. Keb
17
Rifnaldi, A.Md. Keb
18 Reni Aria Putri, A.Md 18 Silvia Afrigus, S.Pd 19 Ramadhona, S.Pt 19 Nurhasanah byf, S.Pd 20 Auliya Raflis, Lc 20 Desri Tisma, Bc 21 Junaedi Sawar, Lc 21 Fadil Maiseptian, S.SosI 22 Elvira Fadrin, S.Pd 22 Nurhamsi Deswila, S.PdI 23 Viska Satria, A.Md 23 Widia Ningsih, SEI 24 Mai Ifwarni,SE 24 Delfiati,S.Pd 25 Delly Saputra,S.Pd 25 Iwan Apriono, S.Si 26 Snorita Devi 26 Salfita Sari,SE 27 Annisatil Zakiyah, S.Pd 27 Taufik Qurrahman. S.Kom 28 Rian Monda Putra,Lc 28 Renti Gusti Mulia,S.Pd 29 Suci Mardiati ,S.Psi 29 Jalinurfia, A.Md 30 Elvi Marda Tesa, A.Md 30 Yet sudarsih, S.PdI 31 Minalti Silvilia, S.Pd 31 Harun Al Rasyid,Lc 32 Suci Hudalel, S.Pd 32 Nince, A.Md 33 Suci Febreta Sari, S.PdI 34 Andrean Ruseffendi
Sumber: Data Sekunder
90
Jumlah guru dan karyawa untuk tingkat SMP adalah 34 orang dan
untuk MA sebanyak 32 orang sehingga total guru dan karyawan
seluruhnya adalah 66 orang.
Diagram program yang diidentifikasi pada Perguruan Islam Ar-
Risalah untuk cost object digambarkan mulai dari pendaftaran peserta
didik baru sampai dengan perpisahan/wisuda kelulusan.Secara garis
besar cost object tersebut dapat digambarkan melalui diagram berikut:
Gambar 4.3 Diagram Cost Object
Sumber: Hasil interview
2. Transformasi Mata Anggaran Belanja dari Laporan Keuangan ke
dalam Aktivitas
Tahap kedua adalah mentransformasi mata anggaran belanja dari
laporan keuangan Perguruan Islam Ar-Risalah tahun ajaran 2013/2014 ke
dalam aktivitas yang telah diidentifikasi sebelumnya. Tujuan
dilakukannya transformasi adalah untuk mempermudah identifikasi nilai
91
Penerimaan Peserta Didik
Baru
Masa Orientasi
Siswa KBM Program
Asrama Ujian Tengah
Semester
KBM Ujian Akhir Semester
(UAS)
Kunjungan Edukatif KBM Ujian Tengah
Semester
KBM Ujian Akhir Semester
(UAS)
Kunjungan Edukatif Tryout Ujian
Sekolah
Ujian Nasional
Praktek Lapangan/ Khidmah Ijtimaiyah
Perpisahan/ Wisuda
Kelulusan
belanja aktivitas yang terkait dengan mata anggaran tertentu yang
menghasilkan nilai nominal pengeluaran dana. Berikut matriks secara
umum yang dapat ditampilkan:
Tabel 4.14 Matriks Expense-Activity Dependent
NO AKTIVITAS TOTAL 1 Kegiatan penerimaan siswa baru 62.500.000 2 Pelaksanaan MOS 11.000.000 3 Pembinaan dan kegiatan BES-AR 8.800.000 4 Bimbingan belajar reguler siswa 28.800.000 5 Kegiatan remedial teaching 6.750.000 6 Ekstrakurikuler 37.760.000 7 Life skill 10.560.000 8 Kunjungan edukatif siswa 108.600.000 9 Khidmah ijtimaiyah/ praktek lapangan 30.000.000
10 Ujian-ujian dan pelaporan nilai akhlak 36.750.000 11 Penyelenggaraan lomba-lomba 35.410.000 12 Apresiasi siswa 15.470.000 13 Study club 28.000.000 14 Peringatan hari besar nasional 1.500.000 15 Training kedisiplinan untuk siswa baru 3.000.000 16 Training motivasi dan metode belajar efektif
siswa 8.400.000
17 Pengadaan ATK sekolah 69.960.000 18 Menu harian siswa 2.938.222.860 19 Jasa laundry 172.800.000 20 Pengembangan tahfidz siswa 5.000.000 21 Gaji dan tunjangan guru dan karyawan 2.808.478.000 22 Supervisi 2.760.000 23 Lokakarya awal tahun 8.000.000 24 Penyusunan RKS dan RKAS 1.000.000 25 Rapat dengan komite sekolah 1.045.000 26 Evaluasi triwulan program kerja 7.000.000 27 Pembekalan dan orientasi internal kepala
sekolah 8.000.000
28 Silaturrahim dengan komite sekolah 11.250.000 29 Transportasi dan perjalanan dinas 43.725.000 30 Biaya rapat dan tamu 11.845.000 31 Biaya daya dan jasa 240.000.000
92
32 Pemeliharaan sarana dan prasarana 24.340.000 33 Bantuan studi siswa 247.338.000 34 Bantuan uang pembangunan 13.525.000 35 Biaya penggandaan 43.600.000 36 Bahan bakar mesin 4.500.000 37 Instalasi air dan listrik 3.000.000 38 Program adwiyata sekolah 11.000.000 39 Patroli keamanan sekolah 590.000 40 Pengadaan perangkat pembelajaran 9.345.000 41 Pengembangan instrumen penilaian 1.500.000 42 Pengadaan peralatan dan perlengkapan
ekskul/lifeskil & olahraga 8.300.000
43 Pengadaan sarana asrama 721.000.000 44 Penambahan pemasangan jaringan komputer 500.000 45 Pengadaan sarana dan prasarana sekolah 111.319.300 46 Pengembangan pendidik dan tenaga
kependidikan 140.900.000
47 Pengembangan budaya dan lingkungan 29.315.200 48 Pembangunan 1.760.400.000 49 Asuransi gedung 25.000.000 50 Investasi: penambahan lahan 1.132.661.640 51 Biaya tidak langsung pada madrasah 12.000.000
Total 11.062.520.000
Sumber: Data laporan Keuangan SMP dan MA
3. Alokasi Activity Overhead Cost sesuai Model ABC
Tahap ketiga yaitu alokasi overhead cost disesuaikan dengan model
ABC. Setelah mengetahui aktivitas yang terjadi pada tahun anggaran
2013/2014, maka selanjutnya akan diidentifikasi cost driver apa saja
yang terkait pada aktivitas. Identifikasi cost driver dilakukan melalui
wawancara dan observasi. Prinsip pemilihan cost driver yakni dengan
dasar kemudahan dan ketersediaan data.
Berdasarkan data yang ada dilakukan pengalokasian penyerapan
biaya overhead (overhead activity cost) sesuai aktivitas hasil
93
rekonstruksi. Pengalokasian mata anggaran pada aktivitas yang ada
dilakukan dengan menghitung proporsi aktivitas terhadap mata anggaran
yang ada kemudian mencari nilai nominal dari aktivitas tersebut.
Alokasi biaya overhead pada Perguran Islam Ar-Risalah meliputi 2
komponen, yakni:
a. Overhead gabungan, dimana aktivitas overhead antara tingkat SMP
dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah digabung seperti aktivitas
overhead pada pengadaan peralatan dan perlengkapan
ekskul/lifeskill dan alat-alat olahraga, pengadaan sarana dan
prasarana sekolah, asuransi gedung, kegiatan lokakarya awal tahu,
penyusunan RKS dan RKAS, rapat dengan komite sekolah, evaluasi
triwulan program kerja, pemeliharaan sarana dan prasarana, instalasi
air dan listrik, program adwiyata sekolah dll.
b. Overhead yang dilaksakan pada masing-masing tingkat SMP dan
MA Perguruan Islam Ar-Risalah.
4. Perhitungan Direct Labor Cost, Direct Material Cost dan Overhead
Cost pada Perguruan Islam Ar-Risalah
Setelah penentuan model overhead cost kemudian dilanjutkan
dengan perhitungan menentukan besarnya Direct Labor Cost, Direct
Material dan Overhead Cost pada pengelolaan pelayanan di Perguruan
Islam Ar-Risalah.
94
a. Perhitungan Direct Labor Cost
Perhitungan Direct Labour Cost yang diketahui terdiri atas seluruh
pengeluaran yang berkaitan dengan biaya langsung di Perguruan Islam
Ar-Risalah yang terdiri atas gaji dan tunjangan guru dan karyawan dan
seluruh biaya pengembangan pendidik dan tenaga pendidik. Jumlah
Direct Labour Cost akan disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.15 Direct Labor Cost
No AKTIVITAS SMP MA Jumlah (Rp) 1. • Gaji dan
tunjangan guru dan karyawan
1.675.000.000
1.133.478.000
2.808.478.000
2 • Pengembangan
pendidik dan tenaga kependidikan
62.300.000
78.600.000
140.900.000
Total 2.949.378.000 Sumber: Data laporan keuangan SMP dan MA
b. Perhitungan Direct Material Cost
Sama halnya dengan Perhitungan Direct Labor Cost, bahwa
perhitungan Direct Material Cost juga berkaitan dengan seluruh
pengeluaran sekolah yang berkaitan dengan biaya bahan langsung
yang terdiri atas pengadaan ATK sekolah dan biaya menu harian
siswa yang akan disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.16 Direct Material Cost
No AKTIVITAS SMP MA Jumlah (Rp) 1. • Menu harian
siswa
1.910.002.500
1.028.220.360
2.938.222.860 2 • Pengadaan
ATK sekolah
29.060.000
40.900.000
69.960.000 Total 3.008.182.860
Sumber: Data laporan keuangan SMP dan MA
95
c. Perhitungan Overhead Cost
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa Overhead Cost
yang ada di Perguruan Islam Ar-Risalah berasal dari aktivitas
gabungan dan aktivitas Overhead yang terpisah antara SMP dan MA
seperti yang akan digambarkan berikut ini:
Tabel 4.17 Overhead Cost
NO AKTIVITAS Overhead TOTAL
SMP MA
1 Kegiatan penerimaan siswa baru 45.000.000 17.500.000 62.500.000
2 Pelaksanaan MOS 5.000.000 6.000.000 11.000.000 3
Pembinaan dan kegiatan BES-AR 6.000.000 2.800.000 8.800.000
4
Bimbingan belajar reguler siswa 14.400.000 14.400.000 28.800.000
5
Kegiatan remedial teaching 4.050.000 2.700.000 6.750.000
6 Ekstrakurikuler 18.400.000 19.360.000 37.760.000 7 Life skill 4.400.000 6.160.000 10.560.000 8 Kunjungan edukatif siswa 73.350.000 35.250.000 108.600.000 9
Khidmah ijtimaiyah/ praktek lapangan 15.000.000 15.000.000 30.000.000
10
Ujian-ujian dan pelaporan nilai akhlak 27.000.000 9.750.000 36.750.000
11
Penyelenggaraan lomba-lomba 24.210.000 11.200.000 35.410.000
12 Apresiasi siswa 6.290.000 9.180.000 15.470.000 13 Study club 13.000.000 15.000.000 28.000.000 14
Peringatan hari besar nasional 500.000 1.000.000 1.500.000
15
Training kedisiplinan untuk siswa baru 1.000.000 2.000.000 3.000.000
16
Training motivasi dan metode belajar efektif siswa 2.400.000 6.000.000 8.400.000
17 Jasa laundry 172.800.000 0 172.800.000 18
Pengembangan tahfidz siswa 5.000.000 0 5.000.000
19 Supervisi 1.560.000 1.200.000 2.760.000
96
20 Lokakarya awal tahun 8.000.000 0 8.000.000 21
Penyusunan RKS dan RKAS 1.000.000 0 1.000.000
22
Rapat dengan komite sekolah 1.045.000 0 1.045.000
23
Evaluasi triwulan program kerja 7.000.000 0 7.000.000
24
Pembekalan dan orientasi internal kepala sekolah 8.000.000 0 8.000.000
25
Silaturrahim dengan komite sekolah 11.250.000 0 11.250.000
26
Transportasi dan perjalanan dinas 34.550.000 9.175.000 43.725.000
27 Biaya rapat dan tamu 1.500.000 10.345.000 11.845.000 28 Biaya daya dan jasa 159.000.000 81.000.000 240.000.000 29
Pemeliharaan sarana dan prasarana 24.340.000 0 24.340.000
30 Bantuan studi siswa 141.588.000 105.750.000 247.338.000 31
Bantuan uang pembangunan 4.700.000 8.825.000 13.525.000
32 Biaya penggandaan 23.400.000 20.200.000 43.600.000 33 Bahan bakar mesin 4.500.000 0 4.500.000 34 Instalasi air dan listrik 3.000.000 0 3.000.000 35
Program adwiyata sekolah 11.000.000 0 11.000.000
36
Patroli keamanan sekolah 590.000 0 590.000
37
Pengadaan perangkat pembelajaran 6.285.000 3.060.000 9.345.000
38
Pengembangan instrumen penilaian 1.500.000 0 1.500.000
39
Pengadaan peralatan dan perlengkapan ekskul/lifeskil & olahraga 8.300.000 0 8.300.000
40
Pengadaan sarana asrama 365.000.000 356.000.000 721.000.000
41
Penambahan pemasangan jaringan komputer 500.000 0 500.000
42
Pengadaan sarana dan prasarana sekolah 111.319.300 0 111.319.300
43
Pengembangan budaya dan lingkungan 26.315.200 3.000.000 29.315.200
97
44 Pembangunan 985.000.000 775.400.000 1.760.400.000 45 Asuransi gedung 25.000.000 0 25.000.000 46
Investasi: penambahan lahan 975.000.000 157.661.640 1.132.661.640
47
Biaya tidak langsung pada madrasah 0 12.000.000 12.000.000
Total 3.388.042.500 1.716.916.640 5.104.959.140 Sumber: Data laporan keuangan SMP dan MA
Nilai yang didapat dari overhead diatas adalah nilai yang dihitung
berdasarkan proporsi sebagai pengganti cost driver yang belum
diketahui. Metode penentuan faktor proporsi ini adalah sebagai
berikut:
a. Cost Driver jumlah siswa di tingkat SMP dan MA. Faktor
ini untuk menentukan konversi biaya yang diserap oleh
produk (siswa) pada kegiatan utama proses belajar mengajar.
b. Cost Driver frekuensi kegiatan, perbaikan atau pemeliharaan
untuk menentukan konversi biaya overhead yang tidak
diserap langsung oleh produk (siswa) oleh karena frekuensi
kegiatan adalah cost driver yang paling mudah ditelusuri.
Selain kedua cost driver tersebut terdapat beberapa cost driver
yang digunakan dalam penyelesaian perhitungan overhead cost yang
akan digambarkan pada tiap rincian aktivitas berikut:
98
Tabel 4.18 Total Cost Driver
No Aktivitas Cost Driver Driver Jumlah
SMP MA 1 Kegiatan penerimaan
siswa baru Jumlah siswa kls 1
192
121
313
2 MOS Jumlah siswa kls 1
192
121
313
3 Pembinaan dan kegiatan BES-AR
Jumlah siswa 522
330
852
4 Belajar reguler Jumlah siswa 522 330 852 5 Remedial teaching Frekuensi
Kegiatan 90 90
180 6 Ekstrakurikuler Frekuensi
kegiatan 330 572
902 7 Life skill Frekuensi
kegiatan 66 110 176
8 Kunjungan edukatif Jumlah siswa 522 235 852 9 Khidmah ijtimaiyah/
praktek lapangan Jumlah siswa kls 3
145
95
240
10 Ujian dan pelaporan nilai akhlak
Jumlah siswa 522
330
852
11 Penyelenggaraan lomba-lomba
Frekuensi kegiatan
28
18
46
12 Apresiasi siswa Jumlah siswa 522 330 852 13 Study club Jumlah
pembimbing 16 5
21 14 Peringatan hari besar
nasional Frekuensi kegiatan 1 1
2
15 Training kedisiplinan siswa baru
Jumlah siswa kls 1
192
121
313
16 Training motivasi dan metode belajar efektif siswa
Jumlah siswa 522
330
852
17 Pengadaan ATK sekolah
Jumlah siswa 522
330
852
18 Menu harian siswa Jumlah siswa 522 330 852 19 Jasa laundry Jumlah siswa
kls 1 SMP 192 -
192 20 Pengembangan tahfidz
siswa Jumlah siswa 522
330
852
21 Gaji dan tunjangan guru dan karyawan
Jumlah guru dan karyawan
34
32
66
22 Supervisi Frekuensi kegiatan
24
24
48
23 Lokakarya awal tahun Frekuensi kegiatan 1 1
2
24 Penyusunan RKS dan RKAS
Frekuensi kegiatan 1 1
2
25 Rapat dengan komite sekolah
Fekuensi kegiatan 1 1
2
26 Evaluasi triwulan program kerja
Frekuensi kegiatan 4 4
8
99
27 Pembekalan dan orientasi internal kepala sekolah
Frekuensi kegiatan 1
1
2
28 Silaturrahim dengan komite sekolah
Frekuensi kegiatan 1 1
2
29 Transportasi dan perjalanan dinas
Jumlah siswa 522
330
852
30 Biaya rapat dan tamu Jumlah siswa 522 330 852 31 Biaya daya dan jasa Jumlah siswa 522 330 852 32 Pemeliharaan sarana
dan prasarana Frekuensi pemeliharaan 12 12
24
33 Bantuan studi siswa Jumlah penerima 33 23
56
34 Bantuan uang pembangunan
Jumlah siswa 522
330
852
35 Biaya penggandaan Jumlah siswa 522 330 852 36 Bahan bakar mesin Jumlah siswa 522 330 852 37 Instalasi air dan listrik Frekuensi
kegiatan 12
12
24
38 Program adwiyata sekolah
Frekuensi kegiatan
12
12
24
39 Patroli keamanan sekolah
Jumlah siswa 522
330
852
40 Pengadaan perangkat pembelajaran
Jumlah siswa 522
330
852
41 Pengembangan instrumen penilaian
Frekuensi kegiatan
1
1
2
42 pengadaan peralatan dan perlengkapan ekskul/lifeskil & olahraga
Jumlah siswa 522
330
852
43 Pengadaan sarana asrama
Jumlah siswa 522
330
852
44 Penambahan pemasangan jaringan komputer
Jumlah siswa 522
330
852
45 Pengadaan sarana dan prasarana sekolah
Jumlah siswa 522 330
852
46 Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan
Jumlah guru dan karyawan
34
32
66
47 Pengembangan budaya dan lingkungan
Jumlah siswa 522
330
852
48 Pembangunan Jumlah siswa 522 330 852 49 Asuransi gedung Jumlah siswa 522 330 852 50 Investasi: Penambahan
lahan Jumlah siswa 522
330
852
51 Biaya tidak langsung pada madrasah
Frekuensi kegiatan
12
-
12
Sumber: Diolah dari data sekunder
100
5. Cost Per Unit Tingkat SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah
a. SMP
Cost/Unit untuk siswa tingkat SMP Perguruan Islam Ar-Risalah
akan disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.19 Perhitungan Cost/Unit SMP Perguruan Islam Ar-Risalah
No Aktivitas Indikator Biaya Jumlah DL DM OH 1 Kegiatan
penerimaan siswa baru
- - 38.125.000 38.125.000
2 MOS - - 6.710.000 6.710.000 3 Pembinaan dan
kegiatan BES-AR - - 5.368.000 5.368.000
4 Belajar reguler - - 17.568.000 17.568.000 5 Remedial teaching - - 3.375.000 3.375.000 6 Ekstrakurikuler - - 13.971.200 13.971.200 7 Life skill - - 4.012.800 4.012.800 8 Kunjungan edukatif - - 66.246.000 66.246.000 9 Khidmah
ijtimaiyah/praktek lapangan
- - 18.000.000 18.000.000
10 Ulangan/ujian dan penilaian
- - 22.417.500 22.417.500
11 Penyelenggaraan lomba-lomba
- - 21.600.100 21.600.100
12 Apresiasi siswa - - 9.436.700 9.436.700 13 Study club - - 21.280.000 21.280.000 14 Peringatan hari
besar nasional - - 750.000 750.000
15 Training kedisiplinan siswa baru
- - 1.830.000 1.830.000
16 Training motivasi dan metode belajar efektif siswa
- - 5.124.000 5.124.000
17 Pengadaan ATK sekolah
- 42.675.600 - 42.675.600
18 Menu harian siswa - 1.792.315.945 - 1.792.315.945 19 Jasa laundry - - 172.800.000 172.800.000 20 Pengembangan
tahfidz siswa - - 3.050.000 3.050.000
21 Gaji dan tunjangan guru dan karyawan
1.460.408.560 - - 1.460.408.560
22 Supervisi - - 1.380.000 1.380.000 23 Lokakarya awal
tahun
-
-
4.000.000
4.000.000
101
24 Penyusunan RKS
dan RKAS - - 500.000 500.000
25 Rapat dengan komite sekolah
522.500 522.500
26 Evaluasi triwulan program kerja
- - 3.500.000 3.500.000
27 Pembekalan dan orientasi internal kepala sekolah
- - 4.000.000 4.000.000
28 Silaturrahim dengan komite sekolah
- - 5.625.000 5.625.000
29 Transportasi dan perjalanan dinas
- - 26.672.250 26.672.250
30 Biaya rapat dan tamu
- - 7.225.450 7.225.450
31 Biaya daya dan jasa - - 146.400.000 146.400.000 32 Pemeliharaan
sarana dan prasarana
- - 12.170.000 12.170.000
33 Bantuan studi siswa - - 145.929.420 145.929.420 34 Bantuan uang
pembangunan 439.810.000 439.810.000
35 Biaya penggandaan 26.596.000 26.596.000 36 Bahan bakar mesin 2.745.000 2.745.000 37 Instalasi air dan
listrik 1.500.000 1.500.000
38 Program adwiyata sekolah
5.500.000 5.500.000
39 Patroli keamanan sekolah
- - 359.900 359.900
40 Pengadaan perangkat pembelajaran
- - 5.700.450 5.700.450
41 Pengembangan instrumen penilaian
750.000 750.000
42 Pengadaan peralatan dan perlengkapan ekskul/lifeskil & olahraga
5.063.000 5.063.000
43 Pengadaan sarana asrama
- - 439.810.000 439.810.000
44 Penambahan pemasangan jaringan komputer
305.000 305.000
45 Pengadaan sarana dan prasarana sekolah
- - 67.904.773 67.904.773
46 Pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan
73.268.000 - - 73.268.000
47 Pengembangan
102
budaya dan lingkungan
- - 17.882.272 17.882.272
48 Pembangunan - - 1.073.844.000 1.073.844.000 49 Asuransi gedung - - 15.250.000 15.250.000 50 Investasi:
Penambahan lahan - - 690.923.600 690.923.600
51 Biaya tidak langsung
- - -
TOTAL 1.533.676.560 1.834.991.545 3.583.532.915 6.952.201.020 Jumlah Siswa 522 Cost/Unit 13.318.392,76
Sumber: Diolah dari data sekunder
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa biaya yang dikeluarkan
untuk tingkat SMP adalah Direct Labor (DL) sebesar
Rp1.533.676.560,- Direct Material (DM) sebesar Rp 1.834.991.545,-
dan Overhead (OH) sebesar Rp 3.583.532.915,-. Perhitungan
overhead cost untuk aktivitas pertama yakni penerimaan siswa baru
dihitung dari perkalian antara proporsi siswa kelas satu SMP pada
lampiran 6 dengan total beban berdasarkan aktivitas untuk kegiatan
penerimaan siswa baru pada tabel 4.14, begitu juga untuk perhitungan
aktivitas kedua kegiatan MOS dihitung dari perkalian antara proporsi
siswa kelas satu SMP pada lampiran 6 dengan total beban berdasarkan
aktivitas untuk kegiatan MOS pada tabel 4.14 dan begitu seterusnya
untuk perhitungan aktivitas-aktivitas selanjutnya.
Jumlah siswa tingkat SMP adalah 522 siswa dengan total
pengeluaran sebesar Rp 6.952.201.020,- sehingga cost per unit untuk
tingkat SMP sebesar Rp 13.318.393,- per siswa per tahun atau sebesar
Rp 1.109.866,- per siswa per bulan.
103
b. MA
Cost/Unit untuk siswa MA Perguruan Islam Ar-Risalah akan
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.20 Perhitungan Cost/Unit MA Perguruan Islam Ar-Risalah
No Aktivitas Indikator Biaya Jumlah DL DM OH 1 Kegiatan
penerimaan siswa baru
- - 24.375.000 24.375.000
2 MOS - - 4.290.000 4.290.000 3 Pembinaan dan
kegiatan BES-AR - - 3.432.000 3.432.000
4 Belajar reguler - - 11.232.000 11.232.000 5 Remedial teaching - - 3.375.000 3.375.000 6 Ekstrakurikuler - - 23.788.800 23.788.800 7 Life skill - - 6.547.200 6.547.200 8 Kunjungan edukatif - - 42.354.000 42.354.000 9 Khidmah
ijtimaiyah/praktek lapangan
- - 12.000.000 12.000.000
10 Ulangan/ujian dan penilaian
- - 14.332.500 14.332.500
11 Penyelenggaraan lomba-lomba
- - 13.809.900 13.809.900
12 Apresiasi siswa - - 6.033.300 6.033.300 13 Study club - - 6.720.000 6.720.000 14 Peringatan hari
besar nasional - - 750.000 750.000
15 Training kedisiplinan siswa baru
- - 1.170.000 1.170.000
16 Training motivasi dan metode belajar efektif siswa
- - 3.276.000 3.276.000
17 Pengadaan ATK sekolah
- 27.284.400 - 27.284.400
18 Menu harian siswa - 1.145.906.915 - 1.145.906.915 19 Jasa laundry - - - - 20 Pengembangan
tahfidz siswa - - 1.950.000 1.950.000
21 Gaji dan tunjangan guru dan karyawan
1.348.069.440 - - 1.348.069.440
22 Supervisi - - 1.380.000 1.380.000 23 Lokakarya awal
tahun - - 4.000.000 4.000.000
24 Penyusunan RKS dan RKAS
- - 500.000 500.000
25 Rapat dengan komite sekolah
522.500 522.500
104
26 Evaluasi triwulan program kerja
- - 3.500.000 3.500.000
27 Pembekalan dan orientasi internal kepala sekolah
- - 4.000.000 4.000.000
28 Silaturrahim dengan komite sekolah
- - 5.625.000 5.625.000
29 Transportasi dan perjalanan dinas
- - 17.052.750 17.052.750
30 Biaya rapat dan tamu
- - 4.619.550 4.619.550
31 Biaya daya dan jasa - - 93.600.000 93.600.000 32 Pemeliharaan
sarana dan prasarana
- - 12.170.000 12.170.000
33 Bantuan studi siswa - - 101.408.580 101.408.580 34 Bantuan uang
pembangunan 281.190.000 281.190.000
35 Biaya penggandaan 17.004.000 17.004.000 36 Bahan bakar mesin 1.755.000 1.755.000 37 Instalasi air dan
listrik 1.500.000 1.500.000
38 Program adwiyata sekolah
5.500.000 5.500.000
39 Patroli keamanan sekolah
- - 230.100 230.100
40 Pengadaan perangkat pembelajaran
- - 3.644.550 3.644.550
41 Pengembangan instrumen penilaian
750.000 750.000
42 Pengadaan peralatan dan perlengkapan ekskul/lifeskil & olahraga
3.237.000 3.237.000
43 Pengadaan sarana asrama
- - 281.190.000 281.190.000
44 Penambahan pemasangan jaringan komputer
195.000 195.000
45 Pengadaan sarana dan prasarana sekolah
- - 43.414.527 43.414.527
46 Pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan
67.632.000 - - 67.632.000
47 Pengembangan budaya dan lingkungan
- - 11.432.928 11.432.928
48 Pembangunan - - 686.556.000 686.556.000 49 Asuransi gedung - - 9.750.000 9.750.000 50 Investasi: - - 441.738.040 441.738.040
105
Penambahan lahan 51 Biaya tidak
langsung - - 12.000.000 12.000.000
TOTAL 1.415.701.440 1.173.191.315 2.228.901.225 4.817.793.980 Jumlah Siswa 330 Cost/Unit 14.599.375,7
Sumber: Diolah dari data sekunder
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa biaya yang dikeluarkan
untuk MA adalah untuk Direct Labor (DL) sebesar Rp1.415.701.440,-
Direct Material (DM) sebesar Rp 1.173.191.885,- dan Overhead (OH)
sebesar Rp 2.228.901.225,-. Perhitungan overhead cost untuk aktivitas
pertama yakni penerimaan siswa baru dihitung dari perkalian antara
proporsi siswa kelas satu MA pada lampiran 6 dengan total beban
berdasarkan aktivitas untuk kegiatan penerimaan siswa baru pada
tabel 4.14, begitu juga untuk perhitungan aktivitas kedua kegiatan
MOS dihitung dari perkalian antara proporsi siswa kelas satu MA
pada lampiran 6 dengan total beban berdasarkan aktivitas untuk
kegiatan MOS pada tabel 4.14 dan begitu seterusnya untuk
perhitungan aktivitas-aktivitas selanjutnya.
Jumlah siswa untuk tingkat MA adalah 330 siswa dengan total
pengeluaran sebesar Rp 4.817.793.980,- sehingga cost per unit untuk
tingkat MA sebesar Rp 14.599.376,- per siswa per tahun atau sebesar
Rp 1.216.615,- per siswa per bulan.
106
Tabel 4.21 Rekapitulasi Cost/Unit SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah
No
Tingkat
DL DM OH Total Jmlh Siswa
Cost/siswa per tahun
Cost/ siswa per
bulan
1 SMP
1.533.676.560
1.834.991.545
3.583.532.915
6.952.201.020
522
13.318.392,76
1.109.866
2
MA
1.415.701.440
1.173.191.315
2.228.901.225
4.817.793.980
330
14.599.375,7
1.216.615
Sumber: Diolah dari data sekunder
E. Perbandingan Perhitungan Biaya Menggunakan Metode ABC Dengan
Metode Tradisional yang Diterapkan Saat ini (Existing) di Perguruan
Islam Ar-Risalah
Untuk membandingkan perhitungan biaya menggunakan metode ABC
dengan metode tradisional, dapat ditelusuri mulai dengan menghitung total
penerimaan tahun berjalan masing-masing tingkat SMP dan MA sebagaimana
yang digambarkan pada tabel berikut:
Tabel 4.22 Total Penerimaan
Sumber: Data laporan keuangan SMP dan MA
Sumber penerimaan untuk tingkat SMP terdiri dari dana BOS, Bantuan
Sekolah Berbasis Pesantren, Iuran Orang Tua, Iuran Kunjungan Edukatif dan
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Bantuan Sekolah Berbasis Pesantren (SBP) Pendaftaran siswa baru Pendapatan Awal Tahun ajaran SPP Iuran Kunjungan Edukatif Bantuan Orang Tua Asuh
SMP MA
Rp. 345.060.000
Rp. 100.000.000 Rp. 90.375.000 Rp. 1.087.630.000 Rp. 5.265.600.000 Rp. 78.300.000 Rp. 97.440.000
Rp. 187.940.000
-
Rp. 9.750.000 Rp. 537.575.000 Rp. 3.180.200.000 Rp. 35.250.000 Rp. 47.400.000
Total Penerimaan Rp. 7.064.405.000 Rp. 3.998.115.000
107
Sumbangan Orang Tua Siswa dengan total penerimaan sebesar
Rp7.064.405.000,- sedangkan untuk tingkat MA terdiri dari dana BOS, Iuran
Orang Tua, Iuran Kunjungan Edukatif dan Sumbangan Orang Tua Siswa
dengan total penerimaan Rp 3.998.115.000,-.
Kemudian menghitung total pengeluaran untuk masing-masing tingkat
berdasarkan metode tradisional dan ABC. Tabel berikut adalah total
pengeluaran dari kedua metode, yakni:
Tabel 4.23 Total Pengeluaran
Sumber: Diolah dari data sekunder
Total Biaya berdasarkan metode tradisional (existing) adalah sebesar
Rp7.064.405.000,- untuk tingkat SMP dan Rp 3.998.115.000,- untuk tingkat
MA seperti yang ditunjukkan pada lampiran 8. Bila dihitung menggunakan
metode ABC maka total biaya untuk tingkat SMP yakni sebesar
Rp6.952.201.020,- dan untuk tingkat MA sebesar Rp 4.817.793.980,-.
Perhitungan untuk metode ABC sebelumnya telah dilakukan pada tabel 4.19
dan 4.20.
Selanjutnya unit cost per siswa dapat dihitung dan diperbandingkan
dengan cara membagi total pengeluaran dari kedua metode tradisional dan
ABC dengan jumlah siswa pada masing-masing tingkat SMP dan MA seperti
pada tabel berikut ini:
Tradisional ABC
SMP MA
Rp. 7.064.405.000
Rp. 6.952.201.020
Rp. 3.998.115.000
Rp. 4.817.793.980
108
Tabel 4.24 Perbandingan Biaya Per unit
Sumber: Diolah dari data sekunder
Dari tabel di atas diketahui bahwa biaya unit cost per bulan siswa untuk
tingkat SMP dengan metode ABC adalah sebesar Rp. 1.109.866,- dan untuk
MA sebesar Rp. 1.216.615,- sedangkan bila dihitung menggunakan metode
tradisional biaya unit cost untuk tingkat SMP adalah Rp. 1.127.779,- dan
untuk MA sebesar Rp. 1.009.625,-. Dengan demikian, telah terjadi overcosted
untuk SMP sebesar Rp. 17.913,- dan undercosted untuk tingkat MA sebesar
Rp. 206.990,- bila dihitung berdasarkan aktivitas yang dilakukan.
ABC Tradisional Total Pengeluaran SMP MA
Rp 6.952.201.020 Rp 4.817.793.980
Rp 7.064.405.000 Rp 3.998.115.000
Jumlah Siswa SMP MA
522 330
522 330
Biaya per unit siswa SMP MA
Rp 13.318.392,76 Rp 14.599.375,70
Rp 13.533.342,91 Rp 12.115.500,00
Biaya per unit per bulan SMP MA
Rp 1.109.866 Rp 1.216.615
Rp 1.127.779 Rp 1.009.625
109
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk merancang model pengalokasian biaya
berbasis Activity Based Costing berdasarkan proses bisnis dan aktivitas
teridentifikasi di SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah, mengetahui besarnya
biaya pendidikan per siswa serta membandingkan antara perhitungan biaya
menggunakan metode ABC dengan metode yang diterapkan saat ini di
Perguruan Islam Ar-Risalah Padang. Berdasarkan pada data yang telah
dikumpulkan dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Perguruan Islam Ar-Risalah merupakan sekolah swasta yang menerapkan
standar pembiayaan sendiri. Lembaga ini dengan konsep otonomi sekolah
mengatur jenis pembiayaan, sumber pembiayaan dan program pembiayaan
sendiri. Diantara kebijakan yang diatur sekolah terkait dengan manajemen
keuangan di sekolah, yakni: (a) Perencanaan dan penganggaran, (b)
Pelaksanaan dan pengelolaan, (c) Pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran, (d) Sistem akuntansi dan pelaporan, serta (e) Pengawasan
keuangan.
2. Dari hasil analisa aktivitas per masing-masing komponen biaya yakni
untuk biaya rutin dan biaya pengembangan yang diidentifikasi dari 3 jenis
110
proses yaitu proses manajerial, proses utama dan proses pendukung
sehingga menghasilkan 51 aktivitas utama. Hasil perancangan model ABC
telah mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas tersebut yang dapat mewakili
seluruh pelaksanaan operasional dan pengembangan di SMP dan MA
Perguruan Islam Ar-Risalah dengan menghasilkan nilai total direct labor
cost yang diserap oleh aktivitas belajar mengajar sebagai cost object
adalah sebesar Rp2.949.378.000,- total direct material cost sebesar
Rp3.008.182.860,- dan total overhead cost sebesar Rp 5.104.959.140,- dari
data keuangan sumber penerimaan dana BOS, SBP, pendaftaran siswa
baru, pendapatan awal tahun, SPP, iuran kunjungan edukatif dan bantuan
orang tua asuh.
3. Dari hasil aplikasi perhitungan besaran biaya pendidikan dengan
menggunakan metode ABC, diketahui bahwa biaya pendidikan untuk SMP
sebesar Rp13.318.392,76,- per siswa per tahun atau sebesar Rp 1.109.866,-
per siswa per bulan dan untuk MA sebesar Rp 14.599.375,70,- per siswa
per tahun atau sebesar Rp 1.216.616,- per siswa per bulan.
4. Terdapat perbedaan antara pembebanan biaya unit cost menggunakan
metode ABC dengan metode tradisional yang diterapkan saat ini di
sekolah. Total biaya berdasarkan metode tradisional adalah sebesar
Rp7.064.405.000 untuk tingkat SMP dan Rp 3.998.115.000 untuk MA
dengan jumlah siswa SMP 522 siswa dan MA 330 siswa maka diperoleh
biaya unit cost per siswa adalah sebesar Rp 13.533.342,91 per siswa per
tahun atau Rp 1.127.779 per siswa per bulan untuk tingkat SMP dan untuk
111
MA sebesar Rp 12.115.500,00 per siswa per tahun atau Rp1.009.625 per
siswa per bulan. Dengan demikian, telah terjadi overcosted untuk SMP
sebesar Rp. 17.913,- dan undercosted untuk tingkat MA sebesar Rp.
206.990,- bila dihitunng berdasarkan aktivitas yang dilakukan di sekolah.
B. Saran
Dalam penelitian ini, penulis ingin memberikan metode alternatif untuk
menghitung besaran biaya pendidikan dengan menggunakan metode Activity
Based Costing (ABC), dengan demikian maka pembebanan tarif SPP lebih
sesuai dan tepat berdasarkan aktivitas yang dilakukan. Disamping itu,
dikarenakan Perguruan Islam Ar-Risalah memberikan pilihan tarif SPP
bulanan yang bervariasi, maka dengan adanya standar/acuan biaya yang
sebenarnya akan sangat membantu menggambarkan pengeluaran yang terjadi
sehingga kebutuhan dapat terpenuhi sesuai dengan anggaran yang tersedia
dan jumlah konsumsi yang dilakukan.
Penulis berharap agar penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk
penelitian selanjutnya yang dapat menutupi kekurangan dari penelitian ini
dengan mempertimbangkan saran berikut:
1. Penelusuran biaya pada setiap unit dalam proses pengumpulan data
untuk lebih ditingkatkan agar perhitungan lebih tepat.
2. Penambahan dan penelaahan kembali terhadap aktivitas yang lebih
menggambarkan aktivitas yang lebih spesifik (detail) dari keseluruhan
proses yang dikelola sekolah.
112
3. Memperluas ruang lingkup penelitian meliputi unit-unit lain yang
dapat diperhitungkan seperti tingkat SD, PAUD/TK dan unit bisnis
lainnya yang terintegrasi di dalam pengelolaan keuangan Yayasan
Wakaf Ar-Risalah agar keseluruhan pembiayaan dapat dihitung.
113
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. “Akuntansi Pendidikan”, Erlangga, Jakarta, 2006.
Blocher, E.J. et. al. “Cost Management. Manajemen Biaya Penekanan Strategis”, Buku 1, Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta, 2000.
Bungin, Burhan. “Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya”, Kencana Prenada Media Group, Cet.3, Jakarta, 2009.
Bustami, Bastian dan Nurlela. “Akuntansi Biaya”, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2009.
Carter dan Usry. “Akuntansi Biaya”, Salemba Empat, Edisi 13, Jakarta, 2006.
Carter, William K. “Akuntansi Biaya”, Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Enoch, Jusuf. “Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan”, Bumi Aksara, Cet.2, Jakarta, 1995.
Fattah, Nanang. “Ekonomi dan Pembiyaan Pendidikan”. PT. Remaja Rosdakarya, Cet.5, Bandung, 2009.
-----. “Standar Pembiayaan Pendidikan”, Cetakan 1, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012.
Garrison, R dan E.W Noreen. “Managerial Accounting”, Salemba Empat, Edisi 11, Jakarta, 2006.
Hansen, Don R., Maryanne M Mowen. “Management Accounting”, Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Hansen, Don R., Maryanne M. Mowen dan Liming Guan. “Cost Management: Accounting and Control”, (6th Ed), 2006.
Horngren, et. al. “Cost Accounting”, Diterjemahkan oleh Dewi Adhariani, AKBI, PT. Indeks Gramedia, Jakarta, 2008.
Ismail, Noor Azizi. “Activity-Based Management in Higher Education: Can It Work?”, Campus-Wide Information Systems, Vol.27, No.1, 2010.
Juanda, Ahmad dan Nikki Vertik Lestari. “Analisis Perhitungan Biaya Satuan (Unit Cost) Penyelenggaraan Pendidikan Kedokteran”, Jurnal Review Akuntansi dan Keuangan, Vol.2, No.01, April, 2012.
Lima, Carlos Manuel Ferreira. “The Applicability of the Principles of Activity Based Costing System in a Higher Education Institution”, Economics and
114
Management Research Projects An International Journal-ISSN: 2184-0309 Open Access International Journals Publisher, 2011.
Matin. “Perencanaan Pendidikan : Perspektif Proses dan Teknik dalam Penyusunan Rencana Pendidikan”, PT. Rajawali Pers, Jakarta, 2013.
Minarti, Sri. “Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri”, Cetakan 1, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2011.
Mulyono. “Konsep Pembiayaan Pendidikan”, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2010.
Panduan Perhitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP). Jakarta: Juni 2011
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 Tahun 2008 yang mengatur tentang Pendanaan Pendidikan.
Petunjuk Teknis (Juknis) Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun 2013
Petunjuk Teknis (Juknis) Dana Bantuan SBP Tahun 2013.
Rendy dan Devie. “Analisa Pengaruh Activity Based Costing Terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Organisasi”, Business Accounting Review, Vol.1, No.2, 2013.
Setyaningrum, Santi. “Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) dengan Model Activity Based Costing (ABC) untuk Menentukan Standar Biaya di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Suhardan, Dadang et. al. “Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan”, Cetakan 1, Alfabeta, Bandung, 2012.
Suharsaputra, Uhar. “Administrasi Pendidikan”, PT. Refika Aditama, bandung, 2010.
Sumarsan, Thomas. “Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja”, Edisi 2 Cetakan 1, PT. Indeks, Jakarta, 2013.
Sumarsid. “Pendekatan Metode Activity Based Costing Pada Perencanaan Harga Pokok Produksi untuk Memperoleh Keunggulan Bersaing”, Jurnal Ilmiah Ekonomi Manajemen dan Kewirausahaan “Optimal”, Vol.5, No.1, Maret 2011.
Zuriah, Nurul. “Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Teori – Apliaksi)”, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2007.
115
LAMPIRAN
116
Lampiran 1 Hasil Wawancara
Interviewer : Irfani Lil Islami
Interviewee : Fitri Melya Rahmi, SEI (Bendahara)
a. Pertanyaan : Bagaimana proses manajemen keuangan di sekolah ini ?
Jawaban : Manajemen keuangan di sekolah ini melalui 5 (lima) tahap, yakni perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan pengelolaan, pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran, sistem akuntansi dan pelaporan dan pengawasan keuangan.
b. Pertanyaan : Pada tahap perencanaan keuangan yakni dalam pembuatan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Siapa saja yang terlibat dan seperti apa tahapan penyusunanya ? Jawaban : Dalam tahap perencanaan dan penganggaran yang terlibat adalah Komite, Yayasan, Kepala sekolah, Waka kurikulum, Waka kesiswaan, Waka sarana, Bendahara, Kaur TU, guru dan tenaga kependidikan . Adapun tahapan dalam pelaksanaan yakni sebagai berikut:
1. Pimpinan perguruan bersama Sekretaris perguruan menentukan jadwal rapat penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
2. Sekretaris perguruan berdasarkan persetujuan dari Pimpinan perguruan menyebarkan undangan rapat melalui surat resmi dan sms centre kepada pihak yang terkait.
3. Setiap unit kerja yang terdiri dari Waka kurikulum, Waka kesiswaan, Waka sarana, Waka lab. sains mendata kebutuhan yang diperlukan pada setiap bagiannya.
4. Memusyawarahkan seluruh masukan dari setiap pihak dan kemudian dibuatkan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) untuk 1 (satu) tahun pelajaran.
5. Waktu dalam pembuatan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) adalah 4 (empat) hari di bulan Mei hingga Juni. Rapat dilakukan di akhir semester genap untuk persiapan awal tahun ajaran baru. Dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut:
Hari pertama : Rapat awal dan penentuan plafont anggaran masing-masing bagian.
Hari kedua : Revisi oleh setiap bagian sesuai plafont. Hari ketiga : Dilakukan verifikasi oleh bagian keuangan
(Bendahara perguruan), kemudian
117
Bendahara perguruan memberikan persetujuan.
Hari keempat : Revisi anggaran dan persetujuan oleh Pimpinan perguruan.
c. Pertanyaan : Sumber dana yang dikelola oleh sekolah dari mana saja dan berapa jumlah dana yang diberikan ? Jawaban : Sumber dana yang dikelola adalah sebagai berikut:
1. Dana BOS sebesar Rp. 710.000/siswa/tahun yang diberikan kepada 486 siswa SMP dan Rp. 500.000/siswa/tahun yang diberikan kepada 316 siswa MA.
2. Dana bantuan SBP oleh diknas pusat sebesar Rp. 100.000.000 3. Komite sekolah sebesar Rp. 6.619.345.000 untuk SMP dan
Rp.3.810.175.000 untuk MA yang dalam hal ini terdiri atas iuran orang tua, iuran kunjungan edukatif siswa dan dana bantuan orang tua asuh..
d. Pertanyaan : Pada tahap pelaksanaan dan pengelolaan keuangan, siapa saja yang mengelola dana-dana tersebut ? Jawaban : Pengelola Keuangan di Perguruan Islam Ar-Risalah adalah Bendahara yayasan, Bendahara perguruan, Bendahara SMP, Bendahara MA. Bendahara yayasan Ibu Mira Desvita, SE, Akt mengelola seluruh pendapatan dari setiap devisi yang ada di yayasan wakaf Ar-Risalah. Bendahara perguruan Ibu Dona Putri, S.Pd mengelola dana yang telah dianggarkan untuk Perguruan Islam Ar-Risalah oleh yayasan. Anggaran ini akan didistribusikan kepada SMP dan MA yang masing-masing dikelola oleh Bendahara SMP Ibu Fitri Melya Rahmi, SEI dan Bendahara MA Ibu Riza Elvera, S.Pd.
e. Pertanyaan : Kepada siapa saja pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran dilaporkan dan bagaimana sistem pertanggungjawabannya ? Jawaban : 1) Bendahara sekolah selaku pemegang dana BOS SMP dan MA
membuat laporan penggunaan dana BOS yang di dalamnya terdapat SPJ serta bukti-bukti pembelanjaan seperti kwitansi. Dan laporan ini akan disampaikan kepada Dinas Pendidikan Kota Padang dan ditandatangani oleh Ketua Yayasan Wakaf Ar-Risalah, ketua komite, pimpinan perguruan dan bendahara.
2) Bendahara sekolah membuat laporan bulanan dan laporan akhir tahun yang di dalamnya terdapat SPJ serta bukti-bukti pembelanjaan seperti kwitansi. Laporan ini diberikan kepada ketua komite, ketua yayasan, pimpinan perguruan dan kepala sekolah.
118
3) Bendahara sekolah membuat laporan penggunaan dana SBP tiap semester untuk satu tahun ajaran. Laporan ini akan disampaikan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
4) Bendahara sekolah membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM). Laporan BSM diserahkan kepada Dinas Pendidikan Kota Padang.
f. Pertanyaan : Ada berapa jenis laporan keuangan yang dibuat oleh sekolah dan bagaimana prosedur pelaporan pada masing-masing laporan ? Jawaban : Laporan yang dibuat terdiri dari 4 (empat) laporan, yaitu laporan kas komite, laporan dana BOS, laporan dana SBP, laporan bantuan siswa miskin. a. Laporan Kas Komite
Laporan kas komite adalah laporan yang dibuat oleh bendahara sekolah SMP dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah sebagai pertanggungjawaban pengelolaan dana komite sekolah. Bendahara selambat-lambatnya membuat laporan per tanggal 30 pada setiap akhir bulannya. Laporan disertakan dengan SPJ dan bukti-bukti pembelanjaan seperti kwitansi. Laporan ini diserahkan kepada Kepala Yayasan, Pimpinan Perguruan, Kepala Sekolah dan Ketua Komite.
b. Laporan Dana BOS Secara umum, hal-hal yang dilaporkan oleh pelaksana program
adalah yang berkaitan dengan statistik penerima bantuan, penyaluran, penyerapan, pemanfaatan dana, pertanggungjawaban keuangan serta hasil monitoring evaluasi dan pengaduan masalah. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyediakan software/perangkat lunak untuk membantu sekolah dalam menyusun laporan keuangan tingkat sekolah. Aplikasi ini diberi nama Aplikasi Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS (ALPEKA BOS) yang dapat diunduh dari www.bos.kemendikbud.go.id.
Tahapan pelaporan: 1. RKAS ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Komite Sekolah
dan Ketua Yayasan. Dokumen ini disampaikan di sekolah dan diperlihatkan kepada Pengawas Sekolah, Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota, dan para pemeriksa lainnya apabila diperlukan.
2. Sekolah membuat pembukuan dari dana yang diperoleh sekolah untuk program BOS.
3. Membuat laporan Realisasi penggunaan dana tiap sumber dana. Laporan ini disusun berdasarkan Buku Kas Umum dari semua sumber dana yang dikelola oleh sekolah pada periode
119
yang sama. Laporan ini dibuat triwulan dan ditandatangani oleh Bendahara, Kepala Sekolah dan Komite Sekolah.
4. Rekapitulasi Realisasi Penggunaan Dana BOS merupakan rekapitulasi dari 13 komponen penggunaan dana BOS dan laporan ini dibuat triwulanan dan ditandatangani oleh Bendahara, Ketua Yayasan, Kepala Sekolah, Komite Sekolah.
5. Setiap transaksi pengeluaran harus didukung dengan bukti kuitansi yang sah. Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi materai. Uraian pembayaran dalam kuitansi harus jelas dan terinci sesuai dengan peruntukannya. Bukti pembayaran harus disetujui oleh Kepala Sekolah dan lunas dibayar oleh Bendahara. Segala jenis bukti pengeluaran disimpan oleh bendahara sebagai bahan bukti dan bahan laporan.
6. Pelaporan. Laporan harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: − Melaporkan setiap kegiatan berdasarkan laporan hasil
pelaksanaan kegiatan. − Laporan meliputi realisasi penggunaan dana per sumber
dana dan surat pernyataan pertanggungjawaban yang menyatakan bahwa dana BOS yang diterima telah digunakan sesuai NPH BOS.
− Mempersiapkan Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu Bank dan Buku Pembantu Pajak beserta bukti dokumen pendukung bukti pengeluaran dana BOS (kuitansi/faktur/nota/bon) sebagai bahan audit.
c. Laporan Dana SBP Ada dua jenis laporan yang harus disiapkan oleh sekolah yaitu
Laporan Kegiatan dan Laporan Keuangan. Kedua laporan tersebut dibuat sekurang-kurangnya dua kali, pertama laporan kemajuan dan kedua laporan akhir. Laporan kemajuan dan maupun laporan akhir yang dibuat untuk Direktorat Pembinaan SMP Ditjen Pendidikan Dasar Kemendikbud.
d. Laporan Bantuan Siswa Miskin Laporan ini dibuat hanya 1 (satu) kali dalam setahun. Dibuat
selambat-lambatnya pada akhir tahun yang bersangkutan. Laporan yang dibuat adalah:
1. Realisasi penggunaan dana BSM. 2. Bukti-bukti seperti tanda terima.
120
3. Daftar siswa penerima SKTM. g. Pertanyaan : Siapa saja yang ikut dalam mengawasi keuangan di
sekolah ini dan adakah periode dalam melakukan pengawasan ? Jawaban :
• Pengawasan dana dari Komite dilakukan oleh Ketua Komite dan Ketua Yayasan setiap akhir semester dan diawasi setiap bulan oleh Kepala Sekolah dan Pimpinan Perguruan.
• Pengawasan dana BOS dilakukan oleh bagian manajemen BOS Dinas Pendidikan Kota Padang yang dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali.
• Pengawasan dana SBP dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SBP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama.
Padang, 4 Agustus 2014
Fitri Melya Rahmi, SEI Bendahara Perguruan Islam Ar-Risalah
121
Lampiran 2 Visi, Misi dan Tujuan Perguruan Islam Ar-Risalah
Visi Perguruan Islam Ar-Risalah:
“Profesional, Berkualitas Dan Berwawasan Lingkungan Dalam Membangun Generasi Penuh Berkah”
Misi Perguruan Islam Ar-Risalah:
1. Memberikan pelayanan yang tepat dan memuaskan dalam setiap penyelenggaraan pendidikan.
2. Menyelenggarakan pendidikan dengan SDM yang capable di bidangnya. 3. Menyelenggarakan pembelajaran yang islami, modern, dinamis, disiplin
serta memenuhi standar pendidikan nasional. 4. Mengintegerasikan penyelenggaraan pendidikan dengan lingkungan. 5. Melahirkan kader ulama yang cendikiawan dan ilmuwan yang berakhlak
mulia.
Tujuan Khusus:
1. Bacaan Al-Qur’an yang baik dan benar. 2. Hafalan Al-Qur’an yang lancar minimal 5 juz. 3. Mahir berbahasa Arab dan Inggris. 4. Kemampuan akademik setara SMP dan MA. 5. Ghiroh Islamiyah (semangat keislaman) yang tinggi.
122
Lampiran 3 RKAS Tahun Ajaran 2013/2014
RANCANGAN KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)
TAHUN AJARAN 2013/2014
SMP PERGURUAN ISLAM AR-RISALAH
Air Dingin, Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat
Telp.0751-7877114
123
REKAPITULASI PENDAPATAN DAN PENGELUARAN SEKOLAH SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PERGURUAN ISLAM AR-RISALAH TAHUN AJARAN 2013-2014
124
REKAPITULASI PENDAPATAN DAN PENGELUARAN SEKOLAH SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PERGURUAN ISLAM AR-RISALAH TAHUN AJARAN 2013-2014
125
RANCANGAN KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)
TAHUN AJARAN 2013/2014
MA PERGURUAN ISLAM AR-RISALAH
Air Dingin, Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat
Telp.0751-7877114
126
127
Lampiran 4 Perhitungan dan Proporsi Direct Labor Cost
Perhitungan dan Proporsi Direct Labor Cost
Proporsi Tabel 1
Proporsi Jumlah Guru dan Karyawan Perguruan Islam Ar-Risalah No Tingkat Jumlah
Guru/Karyawan Proporsi %
1 SMP 34 52 2 MA 32 48 Total 66 100
Perhitungan 1. Gaji dan Tunjangan Guru dan Karyawan
Tabel 2 Biaya Gaji dan Tunjangan Guru dan Karyawan
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 1.460.408.560 52 2 MA 1.348.069.440 48 Total 2.808.478.000 100
2. Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan
Tabel 3 Biaya Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 73.268.000 52 2 MA 67.632.000 48 Total 140.900.000 100
128
Lampiran 5 Perhitungan dan Proporsi Direct Material Cost
Perhitungan dan Proporsi Direct Material Cost
Proporsi Tabel 4
Proporsi Jumlah Siswa Perguruan Islam Ar-Risalah No Tingkat Jumlah Siswa Proporsi % 1 SMP 522 61 2 MA 330 39 Total 852 100
Perhitungan 1. Pengadaan ATK Sekolah
Tabel 5 Biaya Pengadaan ATK Sekolah
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 42.675.600 61 2 MA 27.284.400 39 Total 69.960.000 100
2. Menu Harian Siswa
Tabel 6 Biaya Menu Harian Siswa
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 1.792.315.945 61 2 MA 1.145.906.915 39 Total 2.938.222.860 100
129
Lampiran 6 Perhitungan dan Proporsi Overhead Cost
Perhitungan dan Proporsi Overhead Cost
Proporsi
Tabel 7 Proporsi Siswa Kelas 1 Perguruan Islam Ar-Risalah
No Tingkat Jumlah Siswa Proporsi % 1 SMP 192 61 2 MA 121 39 Total 313 100
Tabel 8
Proporsi Jumlah Siswa Perguruan Islam Ar-Risalah No Tingkat Jumlah Siswa Proporsi % 1 SMP 522 61 2 MA 330 39 Total 852 100
Tabel 9
Frekuensi Kegiatan Remedial Teaching No Tingkat Frekuensi Proporsi % 1 SMP 90 50 2 MA 90 50 Total 180 100
Tabel 10
Frekuensi Kegiatan Ekstrakurikuler No Tingkat Frekuensi Proporsi % 1 SMP 330 37 2 MA 572 63 Total 902 100
Tabel 11
Frekuensi Kegiatan Life skill No Tingkat Frekuensi Proporsi % 1 SMP 66 38 2 MA 110 62 Total 176 100
130
Tabel 12 Proporsi Siswa Kelas 3 Perguruan Islam Ar-Risalah
No Tingkat Jumlah Siswa Proporsi % 1 SMP 145 60 2 MA 95 40 Total 240 100
Tabel 13
Frekuensi Kegiatan Penyelenggaraan Lomba No Tingkat Frekuensi Proporsi % 1 SMP 28 61 2 MA 18 39 Total 46 100
Tabel 14
Proporsi Jumlah Pembimbing Study Club No Tingkat Jumlah
Pembimbing Proporsi %
1 SMP 16 76 2 MA 5 24 Total 21 100
Tabel 15
Frekuensi Kegiatan PHBN No Tingkat Frekuensi Proporsi % 1 SMP 1 50 2 MA 1 50 Total 2 100
Tabel 16
Frekuensi Kegiatan Supervisi No Tingkat Frekuensi Proporsi % 1 SMP 24 50 2 MA 24 50 Total 48 100
Tabel 17
Frekuensi Kegiatan Lokakarya Awal Tahun No Tingkat Frekuensi Proporsi % 1 SMP 1 50 2 MA 1 50 Total 2 100
131
Tabel 18 Frekuensi Kegiatan Penyusunan RKS dan RKAS
No Tingkat Frekuensi Proporsi % 1 SMP 1 50 2 MA 1 50 Total 2 100
Tabel 19 Frekuensi Kegiatan Rapat Komite Sekolah
No Tingkat Frekuensi Proporsi % 1 SMP 1 50 2 MA 1 50 Total 2 100
Tabel 20
Frekuensi Kegiatan Evaluasi Triwulan Program Kerja No Tingkat Frekuensi Proporsi % 1 SMP 4 50 2 MA 4 50 Total 8 100
Tabel 21
Frekuensi Kegiatan Pembekalan dan Orientasi Internal Kepsek No Tingkat Frekuensi Proporsi % 1 SMP 1 50 2 MA 1 50 Total 2 100
Tabel 22
Frekuensi Kegiatan Silaturrahim dengan Komite Sekolah No Tingkat Frekuensi Proporsi % 1 SMP 1 50 2 MA 1 50 Total 2 100
Tabel 23
Frekuensi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana No Tingkat Frekuensi Proporsi % 1 SMP 12 50 2 MA 12 50 Total 24 100
132
Tabel 24 Proporsi Jumlah Siswa Penerima Bantuan Study
No Tingkat Jumlah Siswa Proporsi % 1 SMP 33 59 2 MA 23 41 Total 56 100
Tabel 25
Frekuensi Kegiatan Instalasi Air dan Listrik No Tingkat Frekuensi Proporsi % 1 SMP 12 50 2 MA 12 50 Total 24 100
Tabel 26
Frekuensi Kegiatan Program Adwiyata Sekolah No Tingkat Frekuensi Proporsi % 1 SMP 12 50 2 MA 12 50 Total 24 100
Tabel 27
Frekuensi Kegiatan Pengembangan Instrumen Penilaian No Tingkat Frekuensi Proporsi % 1 SMP 1 50 2 MA 1 50 Total 2 100
Tabel 28
Frekuensi Kegiatan Biaya Tidak Langsung Lainnya No Tingkat Frekuensi Proporsi % 1 SMP 12 100 2 MA 0 - Total 12 100
133
Perhitungan 1. Penerimaan Siswa Baru
Tabel 29 Biaya Penerimaan Siswa Baru
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 38.125.000 61 2 MA 24.375.000 39 Total 62.500.000 100
2. Masa Orientasi Siswa (MOS)
Tabel 30 Biaya Masa Orientasi Siswa
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 6.710.000 61 2 MA 4.290.000 39 Total 11.000.000 100
3. Pembinaan dan Kegiatan BES-AR Tabel 31
Biaya Pembinaan dan Kegiatan BES-AR No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 5.368.000 61 2 MA 3.432.000 39 Total 8.800.000 100
4. Belajar Reguler
Tabel 32 Biaya Belajar Reguler
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 17.568.000 61 2 MA 11.232.000 39 Total 28.800.000 100
5. Remedial Teaching
Tabel 33 Biaya Remedial Teaching
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 3.375.000 50 2 MA 3.375.000 50 Total 6.750.000 100
134
6. Ekstrakurikuler Tabel 34
Biaya Ekstrakurikuler No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 13.971.200 37 2 MA 23.788.800 63 Total 37.760.000 100
7. Life Skill
Tabel 35 Biaya Life Skill
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 4.012.800 38 2 MA 6.547.200 62 Total 10.560.000 100
8. Kunjungan Edukatif
Tabel 36 Biaya Kunjungan Edukatif
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 66.246.000 61 2 MA 42.354.000 39 Total 108.600.000 100
9. Khidmah Ijtimaiyah/Praktek Lapangan
Tabel 37 Biaya Khidmah Ijtimaiyah/Praktek Lapangan
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 18.000.000 60 2 MA 12.000.000 40 Total 30.000.000 100
10. Penilaian Ulangan/Ujian Tabel 38
Biaya Penilaian Ulangan/Ujian No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 22.417.500 61 2 MA 14.332.500 39 Total 36.750.000 100
135
11. Penyelenggaraan Lomba-lomba Tabel 39
Biaya Penyelenggaraan Lomba No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 21.600.100 61 2 MA 13.809.900 39 Total 35.410.000 100
12. Apresiasi Siswa Tabel 40
Biaya Apresiasi Siswa No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 9.436.700 61 2 MA 6.033.300 39 Total 15.470.000 100
13. Study Club
Tabel 41 Biaya Study Club
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 21.280.000 76 2 MA 6.720.000 24 Total 28.000.000 100
14. Peringatan Hari Besar Nasional
Tabel 42 Biaya Peringatan Hari Besar Nasional
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 750.000 50 2 MA 750.000 50 Total 1.500.000 100
15. Training Kedisiplinan Siswa Baru
Tabel 43 Biaya Training Kedisiplinan Siswa Baru
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 1.830.000 61 2 MA 1.170.000 39 Total 3.000.000 100
136
16. Training Motivasi dan Metode Belajar Efektif Siswa Tabel 44
Biaya Training Motivasi dan Metode Belajar Efektif No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 5.124.000 61 2 MA 3.276.000 39 Total 8.400.000 100
17. Jasa Laundry
Tabel 45 Biaya Jasa Laundry
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 172.800.000 100 2 MA 0 0 Total 172.800.000 100
18. Pengembangan Tahfidz Siswa
Tabel 46 Biaya Pengembangan Tahfidz Siswa
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 3.050.000 61 2 MA 1.950.000 39 Total 5.000.000 100
19. Supervisi
Tabel 47 Biaya Supervisi
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 1.380.000 50 2 MA 1.380.000 50 Total 2.760.000 100
20. Lokakarya Awal Tahun
Tabel 48 Biaya Lokakarya Awal Tahun
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 4.000.000 50 2 MA 4.000.000 50 Total 8.000.000 100
137
21. Penyusunan RKS dan RKAS Tabel 49
Biaya Penyusunan RKS dan RKAS No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 500.000 50 2 MA 500.000 50 Total 1.000.000 100
22. Rapat Komite Sekolah Tabel 50
Biaya Rapat Komite Sekolah No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 522.500 50 2 MA 522.500 50 Total 1.045.000 100
23. Evaluasi Triwulan Program Kerja Tabel 51
Biaya Evaluasi Triwulan Program Kerja No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 3.500.000 50 2 MA 3.500.000 50 Total 7.000.000 100
24. Pembekalan dan Orientasi Internal Kepala Sekolah
Tabel 52 Biaya Pembekalan dan Orientasi Internal Kepala Sekolah
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 4.000.000 50 2 MA 4.000.000 50 Total 8.000.000 100
25. Silaturrahim dengan Komite Sekolah
Tabel 53 Biaya Silaturrahim dengan Komite Sekolah
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 5.625.000 50 2 MA 5.625.000 50 Total 11.250.000 100
138
26. Transportasi dan Perjalanan Dinas Tabel 54
Biaya Transportasi dan Perjalanan Dinas No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 26.672.250 61 2 MA 17.052.750 39 Total 43.725.000 100
27. Biaya Rapat dan Tamu Tabel 55
Biaya Rapat dan Tamu No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 7.225.450 61 2 MA 4.619.550 39 Total 11.845.000 100
28. Biaya Daya dan Jasa
Tabel 56 Biaya Daya dan Jasa
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 146.400.000 61 2 MA 93.600.000 39 Total 240.000.000 100
29. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Tabel 57 Biaya Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 12.170.000 50 2 MA 12.170.000 50 Total 24.340.000 100
30. Bantuan Studi Siswa
Tabel 58 Biaya Bantuan Studi Siswa
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 145.929.420 59 2 MA 101.408.580 41 Total 247.338.000 100
139
31. Bantuan Uang Pembangunan Tabel 59
Biaya Bantuan Uang Pembangunan No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 439.810.000 61 2 MA 281.190.000 39 Total 721.000.000 100
32. Biaya Penggandaan Tabel 60
Biaya Penggandaan No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 26.596.000 61 2 MA 17.004.000 39 Total 43.600.000 100
33. Bahan Bakar Mesin Tabel 61
Biaya Bahan Bakar Mesin No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 2.745.000 61 2 MA 1.755.000 39 Total 4.500.000 100
34. Instalasi Air dan Listrik Tabel 62
Biaya Instalasi Air dan Listrik No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 1.500.000 50 2 MA 1.500.000 50 Total 3.000.000 100
35. Program Adwiyata Sekolah Tabel 63
Biaya Program Adwiyata Sekolah No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 5.500.000 50 2 MA 5.500.000 50 Total 11.000.000 100
140
36. Pengembangan Instrumen Penilaian Tabel 64
Biaya Pengembangan Instrumen Penilaian No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 750.000 50 2 MA 750.000 50 Total 1.500.000 100
37. Pengadaan Perangkat Pembelajaran Tabel 65
Biaya Pengadaan Perangkat Pembelajaran No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 5.700.450 61 2 MA 3.644.550 39 Total 9.345.000 100
38. Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan Ekskul/Lifeskil & Olahraga Tabel 66
Biaya Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan Ekskul/Lifeskil & Olahraga
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 5.063.000 61 2 MA 3.237.000 39 Total 8.300.000 100
39. Pengadaan Sarana Asrama Tabel 67
Biaya Pengadaan Sarana Asrama No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 439.810.000 61 2 MA 281.190.000 39 Total 721.000.000 100
40. Penambahan Pemasangan Jaringan Komputer
Tabel 68 Biaya Penambahan Pemasangan Jaringan Komputer
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 305.000 61 2 MA 195.000 39 Total 500.000 100
141
41. Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah
Tabel 69 Biaya Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 67.904.773 61 2 MA 43.414.527 39 Total 111.319.300 100
42. Pengembangan Budaya dan Lingkungan
Tabel 70 Biaya Pengembangan Budaya dan Lingkungan
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 17.882.272 61 2 MA 11.432.928 39 Total 29.315.200 100
43. Pembangunan
Tabel 71 Biaya Pembangunan
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 1.073.844.000 61 2 MA 686.556.000 39 Total 1.760.400.000 100
44. Asuransi Gedung
Tabel 72 Biaya Asuransi Gedung
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 15.250.000 61 2 MA 9.750.000 39 Total 25.000.000 100
45. Penambahan Lahan
Tabel 73 Biaya Penambahan Lahan
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 690.923.600 61 2 MA 441.738.040 39 Total 1.132.661.640 100
142
46. Patroli Keamanan Sekolah
Tabel 74 Biaya Keamanan Sekolah
No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 359.900 61 2 MA 230.100 39 Total 590.000 100
47. Biaya Tidak Langsung pada Madrasah Tabel 75
Biaya Tidak Langsung pada Madrasah No Tingkat Jumlah (Rp) Proporsi % 1 SMP 0 100 2 MA 12.000.000 0 Total 12.000.000 100
143
144
Lampiran 7 Total Realisasi Penerimaan
Tabel 76 Total Penerimaan SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah
Sumber Pendapatan SMP MA 1 Pemerintah (diknas pusat)
Dana BOS 345.060.000 187.940.000 Dana SBP 100.000.000 0
2 Siswa (komite) pendaftaran siswa baru 90.375.000 9.750.000 pendapatan awal tahun ajaran 1.087.630.000 537.575.000 SPP 5.265.600.000 3.180.200.000 Iuran kunjungan edukatif siswa 78.300.000 35.250.000
3 Lain-lain Bantuan orang tua asuh (GNOTA) 97.440.000 47.400.000 TOTAL 7.064.405.000 3.998.115.000
145
Lampiran 8 Total Biaya Berdasarkan Metode Tradisional (existing)
Tabel 77 Total Pengeluaran SMP-MA Perguruan Islam Ar-Risalah
Pengeluaran SMP MA 1 Rutin
―Gaji dan tunjangan guru/karyawan 1.675.000.000 1.133.478.000 ―Menu harian siswa 1.910.002.500 1.028.220.360
2 Pengembangan ―Pengembangan guru/tenaga kesiswaan dan pembelajaran ● Standar 1: Kompetensi Lulusan a. Pembinaan & kegiatan OSIS 6.000.000 2.800.000 b. Penyelenggaraan lomba akademik 3.000.000 1.000.000 c. Penyelenggaraan lomba porseni 3.000.000 1.800.000 d. Penyelenggaraan lomba kreatifitas siswa ( classmeeting) 4.000.000 2.800.000 e. Pelaksanaan MOS 5.000.000 6.000.000 f. Pengumpulan perangkat pembelajaran KTSP 3.000.000 1.600.000 g. Pemberian reward kelas terbersih & siswa terdisiplin 200.000 200.000 h. Hadiah & sertifikat juara kelas & juara umum 6.090.000 8.980.000 i. Pemilihan siswa teladan 3.500.000 2.500.000 j. Kegiatan ekskul: honor guru ekskul 18.400.000 19.360.000 k. Penyelenggaran lomba ekskul 7.200.000 1.500.000 l. Lomba resesnsi buku perpustakaan 160.000 140.000 m. Lomba pengunjung terbaik perpustakaan 300.000 200.000 n. Penyelenggaraan lifeskill: honor guru life skill 4.400.000 6.160.000
146
o. Biaya lomba bidang studi siswa 3.050.000 1.260.000 p. Kunjungan edukatif siswa 73.350.000 35.250.000 q. Khidmah ijtimaiyah (khusus kls 3 SMP/MA) 15.000.000 15.000.000 r. Patroli keamanan sekolah 590.000 ● Standar 2: Isi a. Bimbingan belajar reguler siswa 14.400.000 14.400.000 b. Pembimbing study club (pembina eksternal) 3.000.000 15.000.000 c. Pelatihan khusus study club IPA (trainer lokal) 10.000.000 d. Pembuatan slogan motivasi di lingkungan sekolah 1.000.000 e. Pengembangan tahfidz siswa 5.000.000 ● Standar 3: Proses a. Penerimaan siswa baru 45.000.000 17.500.000 b. Supervisi kepsek terhadap guru 360.000 600.000 c. Supervisi dinas terhadap sekolah 1.200.000 600.000 d. Buku perangkat PBM guru 3.200.000 1.400.000 e. Buku evaluasi wali kelas 85.000 60.000 f. Kegiatan remedial teaching 4.050.000 2.700.000 g. Training motivasi & metode belajar efektif untuk siswa 2.400.000 6.000.000 h. Training kedisiplinan untuk siswa baru 1.000.000 2.000.000 i. Peringatan hari kemerdekaan RI 500.000 1.000.000 j. Lokakarya awal tahun 8.000.000 k. Menyusun RKS dan RKAS 1.000.000 l. Rapat dengan komite sekolah 1.045.000
147
m. Evaluasi triwulan program kerja 7.000.000 n. Pembekalan & orientasi internal Kepsek 8.000.000 o. Silaturrahmi dengan komite sekolah 11.250.000 ● Standar 4: Pendidik & Tenaga Pendidik a. Pemberian reward untuk guru dalam pengumpulan RPP 100.000 b. Training walas 1.700.000 c. Meningkatkan kompetensi guru melalui MGMP & KKG 6.400.000 d. Lomba kreatifitas RPP & media mengajar guru 500.000 e. Pelatihan guru 5.000.000 5.000.000 f. Training untuk guru baru 2.000.000 2.500.000 g. Training & workshop guru 15.750.000 22.500.000 h. Training & workshop pengasuhan 2.150.000 i. Training keryawan 1.600.000 2.900.000 j. Reward guru terbaik 1.200.000 k. Pengiriman guru untuk seminar & pelatihan/studi banding 1.500.000 5.000.000 l. Beasiswa guru untuk S2 22.000.000 15.000.000 m. MKKS SMP 2.400.000 n. Biaya pendaftaran 2.500.000 o. Intensif internal guru 7.200.000 p. Remunerasi guru dan karyawan 16.000.000 ● Standar 5: Sarana & Prasarana a. Program adiwiyata sekolah 11.000.000 b. Sarana Kurikulum 5.464.300
148
c. Kebutuhan kelas awal tahun 1.820.300 d. Kebutuhan kelas per semester 340.000 e. Kebutuhan guru 1.795.000 f. Kebutuhan kesiswaan 1.750.000 g. Kebutuhan laboratorium IPA 12.650.500 h. Kebutuhan lab. Komputer 19.500.000 i. Kebutuhan lab. Multimedia 1.499.300 j. Kebutuhan PSB 3.982.600 k. Kebutuhan perpustakaan 10.150.000 l. Pengadaan buku paket pelajaran siswa 24.450.000 m. Pembelian buku baru perpustakaan. 2.810.000 n. Pengadaan peralatan & perlengkapan ekskul/life skill 6.300.000 o. Pengadaan peralatan & perlengkapan olah raga 2.000.000 p. Pembuatan plakat sekolah 7.500.000 q. Pembuatan buku profil sekolah 10.000.000 r. Pencetakan kalender sekolah 5.000.000 s. Biaya pemeliharaan bagian kurikulum 12.340.000 t. Biaya pemeliharaan bagian kesiswaan 4.800.000 u. Perbaikan sarana kelas dan kantor 2.400.000 v. Bahan bakar mesin 4.500.000 w. Perawatan kebun sekolah 1.800.000 x. Instalasi air 1.800.000 y. Instalasi listrik 1.200.000 z. Pemeliharaan mebel air kelas 3.000.000 a. Asuransi gedung 25.000.000
149
b. Pengadaan perlengkapan alat kebersihan sekolah 264.300 c. Pengadaan peralatan kelas 1.343.000 ● Standar 6: Pembiayaan a. Transport dan perjalanan dinas 34.550.000 9.175.000 b. Konsumsi rapat sekolah 1.500.000 9.895.000 c. Pengadaan ATK sekolah 29.060.000 40.900.000 d. Biaya penggandaan 23.400.000 20.200.000 e. Daya atau jasa 159.000.000 81.000.000 f. Penambahan pemasangan jaringan komputer 500.000 g. Jasa loundry siswa 172.800.000 h. Bantuan siswa kurang mampu 141.588.000 105.750.000 i. Bantuan uang pembangunan 4.700.000 8.825.000 j. Biaya tamu 450.000 ● Standar 7: Penilaian a. Pengembangan instrumen penilaian 1.500.000 b. Ujian mid semester 10.000.000 4.000.000 c. Ujian Akhir Semester (UAS) 16.000.000 5.000.000 d. Pelaporan nilai akhlak 1.000.000 750.000 ● Standar 8: Pengembangan Budaya dan Lingkungan a. Penanaman pohon lindung 6.315.200 b. Pengembangan taman sekolah 20.000.000 c. Perlengkapan alat kebersihan sekolah 3.000.000
150
―Investasi: penambahan lahan 975.000.000 157.661.640 ―Pembangunan 985.000.000 775.400.000 ―Pengadaan sarana asrama 365.000.000 356.000.000 ―Biaya tidak langsung pada madrasah 12.000.000 TOTAL 7.064.405.000 3.998.115.000