EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi Oleh: SRI WAHYUNI NIM F3308110 PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

Page 1: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING

SYSTEM DALAM PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA

RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

Mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi

Oleh:

SRI WAHYUNI

NIM F3308110

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ABSTRACT

EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA

RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

Sri Wahyuni F3308110

PKU Muhammadiyah Karanganyar is one of the private hospitals in Karanganyar regency that have to pay more attention to the determination of hospitalization service tariff, so that they can compete with the other hospitals. Activity Based Costing (ABC) method is one of the methods to calculate the resources of the consumption in each activity.

The purpose of the final project is to do evaluation on determining of hospitalization service tariff based on the ABC method, find the strenghts and the weakness of determination hospitalization service tariff in PKU Muhammadiyah Karanganyar.

In this research, the writer compare the hospitalization service tariff based on the ABC method with the tariff that has been implemented in PKU Muhammadiyah Karanganyar.

The conclusion of this study are, ABC method used for the determination of hospitalization service tariff, cost of hospitalization service adjusted by the comparison hospital, result of the cost of hospitalization service smaller than applicable tariff except at class III, PKU Muhammadiyah do not fix on the profit and make cost efficiency for adjusting tariff, surplus of income relatively small, whereas there are many cost not charge to the cost of hospitalization service, so the tariff currently applies is irrelevant in use.

Based on this research, the writer suggest to PKU Muhammadiyah Karanganyar hospital to charging the cost of hospitalization service in each class not in each ward, fix on profit in determination of hospitalization tariff, not too much make adjustment with the others, charging all the cost required on hospitalization service and increase the tariff for class III in order to grow up and innovate as with continous business competition and technological progress.

Keyword: Activity-Based Costing Method, Tariff, PKU Muhammadiyah Karanganyar Hospital

Page 3: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Ø Sabar jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala

dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan

membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan

akan rusak ~ Khalifah ‘Ali

Ø Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik,

mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir

dalam hidupnya.

Karya kecil ini penulis persembahkan kepada:

· Mama dan Papa Tercinta

· Keluarga Besarku

· Masa Depanku

· Almamater

Page 6: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, serta sholawat dan salam

kepada Rosulallah SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas

Akhir dengan judul “Evaluasi Penerapan Metode Activity-Based Costing System

Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Karanganyar”.

Penyusunan Tugas Akhir ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu syarat

untuk mencapai gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menerima

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap rasa

hormat dan ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Wisnu Untoro,M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret.

2. Drs. Agus Budiatmanto, Msi, Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi pada

Program Diploma III FE UNS.

3. Ibu Putri Nugrahaningsih, SE, Ak, selaku dosen yang telah memberikan

pengarahan selama penyusunan Tugas Akhir.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang telah

membekali ilmu pengetahuan.

Page 7: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

5. Ibu dr. Hj. Haryanti selaku Wadir Umum dan SDM RS PKU Muhammadiyah

Karanganyar yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan

penelitian.

6. Ibu Hasni D.K, SE selaku Kepala Bagian Akuntansi RS PKU Muhammadiyah

Karanganyar yang telah bersedia memberikan data-data yang penulis perlukan

sebagai bahan penulisan Tugas Akhir.

7. Ibu Dwi Memi R selaku staf Bagian Administrasi RS PKU Muhammadiyah

Karanganyar yang membantu penulis pada saat melakukan penelitian.

8. Mama dan keluarga besar yang penulis sayangi, yang selalu memberikan

motivasi dan semangat baik material maupun spiritual, serta Papa semoga

tenang “di sana”.

9. Ayah, yang selalu memberi motivasi, mengingatkan, dan membantu penulis

dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

10. Tyara, Tanti, Weny, dan Sara atas kekompakan selama 3 tahun terakhir ini

tetap semangat, tetap kompak, sukses selalu buat kita.

11. Teman-teman kos “Rilda” (Oktin, Dek Dila, Dek Eno, Dek Ratna, Mbak

Indah, Mbak Hanum, dan Mbak Fibri) yang menemani penulis dalam suasana

apapun.

12. Mas iful, yang telah membantu penulis memperoleh data.

13. Teman-teman DIII Akuntansi Keuangan atas informasinya selama ini, semoga

kita semua sukses.

14. Dan semua pihak yang telah membantu penyusunan Tugas Akhir ini dan

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Page 8: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penyusunan Tugas

Akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Juni 2011

Penulis

Page 9: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

ABSTRACT ........................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................v

KATA PENGANTA .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1. Sejarah Berdirinya Perusahaan ......................................................1

2. Lokasi ............................................................................................2

3. Komitmen Perusahaan ...................................................................3

4. Struktur Organisasi ........................................................................4

5. Deskripsi Jabatan ...........................................................................8

6. Fasilitas Pelayanan ......................................................................13

7. Distribusi Ruang Rawat Inap Berdasarkan Kelas .......................15

8. Fasilitas Tiap Ruangan Rawat Inap .............................................16

Page 10: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

9. Tarif Jasa Rawat Inap ..................................................................19

10. Hasil Self Assesment .................................................................19

11. Tenaga Pengelola ......................................................................19

B. LATAR BELAKANG ......................................................................22

C. PERUMUSAN MASALAH .............................................................27

D. TUJUAN PENELITIAN ..................................................................27

E. MANFAAT PENELITIAN ..............................................................28

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Rumah Sakit

a. Pengertian………………………………………………….30

b. Klasifikasi………………………………………………….31

2. Biaya

a. Pengertian…………………………………………………34

b. Klasifikasi…………………………………………………34

c. Biaya Di Rumah Sakit…………………………………….36

3. Analisis Biaya Di Rumah Sakit

a. Pengertian…………………………………………………36

b. Tujuan dan Manfaat……………………………………….37

4. Metode Analisis Biaya………………………………………..39

5. Activity-Based Costing

a. Sejarah................................................................................39

Page 11: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

b. Perngertian .........................................................................41

c. Konsep-konsep Dasar ........................................................42

d. Syarat Penerapan ABC ......................................................44

6. Pembebanan Biaya Overhead pada ABC…………………….45

7. Prosedur Pembebanan Biaya Overhead dengan Metode ABC

a. Tahap Pertama……………………………………………..47

b. Tahap Kedua ………………………………………………49

8. Manfaat Penentuan Harga Pokok Produk Berdasarkan

Aktivitas………………………………………………….......49

9. Cost Driver

a. Pengertian…………………………………………………..51

b. Penentuan Cost Driver yang Tepat…………………………52

10. Manfaat, Kelebihan, dan Kelemahan Metode ABC

a. Manfaat……………………………………………………..54

b. Kelebihan…………………………………………………...56

c. Kelemahan………………………………………………….57

11. Tarif

a. Pengertian ..........................................................................58

b. Tujuan Penetapan Tarif ......................................................59

c. Penetapan Tarif Dengan Metode Cost Plus Pricing ..........61

12. Analisis Penetapan Tarif Rumah Sakit……………………….61

13. Activity-Based Costing Untuk Perusahaan JasA……………...64

Page 12: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Biaya dan Pengelompokan Aktivitas Dalam Penentuan Tarif Jasa

Rawat Inap…………………………………………........ …......66

2. Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Metode ABC

a. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Aktivitas ……………………68

b. Identifikasi Biaya Langsung ………………………………...69

c. Identifikasi Biaya Tidak Langsung………………………….71

d. Klasifikasi Biaya Berdasarkan aktivitas…………………….75

e. Pemilihan Cost Driver………………………………………77

f. Tarif Per Unit Cost Driver…………………………………..83

g. Total Biaya Rawat Inap dan Tarif Per Hari Berdasarkan

Metode ABC……………………………………………….87

3. Evaluasi Perbandingan Tarif Jasa Rawat Inap…………………92

4. Evaluasi Perbandingan Biaya Rawat Inap Dengan Pendapatan

Yang diperoleh…………………………………………………94

BAB III TEMUAN

A. KELEBIHAN …………….…………………………………………96

B. KELEMAHAN ………….………………………………………….97

BAB IV PENUTUP

A. SIMPULAN …………………………………………………...........99

B. REKOMENDASI…………………………………………………100

Page 13: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel I.1 Ruang Rawat Inap dan Kapasitas Tempat Tidur .................................15

Tabel I.2 Tarif Jasa Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Karanganyar

Tahun 2011 .........................................................................................19

Tabel I.3 Hasil Self Assesment ...........................................................................19

Tabel II.1 Klasifikasi Biaya Berdasarkan Aktivitas ...........................................76

Tabel II.2 Jumlah Pasien Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Karanganyar

Tahun 2010 .........................................................................................77

Tabel II.3 Lama Hari Pasien Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah

Karanganyar Tahun 2010 ...................................................................78

Tabel II.4 Tarif Konsumsi Tiap Kelas PKU Muhammadiyah Karanganyar

Tahun 2010 .........................................................................................78

Tabel II.5 Pemakaian Listrik Tiap Kelas PKU Muhammadiyah Karanganyar

Tahun 2010 .........................................................................................79

Tabel II.6 Tarif Jasa Rawat Inap dan Jasa Konsul RS PKU Muhammadiyah

Karanganyar Mulai Tahun 2009 .........................................................79

Tabel II.7 Pengelompokan Biaya dan Cost Driver Kamar Rawat Inap ..............80

Tabel II.8 Penentuan Tarif Per Unit Cost Driver Kamar Rawat Inap Dengan

Metode ABC .......................................................................................84

Tabel II.9 Biaya Rawat Inap Kelas VIP ..............................................................88

Tabel II.10 Biaya Rawat Inap Kelas I .................................................................89

Page 14: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Tabel II.11 Biaya Rawat Inap Kelas II ...............................................................90

Tabel II.12 Biaya Rawat Inap Kelas III ..............................................................91

Tabel II.13 Perbandingan Biaya Rawat Inap Berdasarkan Metode ABC dengan

Tarif yang Berlaku di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar ..........92

Tabel II.14 Pendapatan Jasa Rawat Inap Tahun 2010 ........................................94

Tabel II.15 Biaya Rawat Inap Tahun 2010 .........................................................94

Page 15: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1.1 Struktur Organisasi RS PKU Muhammadiyah Karanganyar ............7

Page 16: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan

2. Surat Pengantar Izin Penelitian

3. Surat Jawaban Izin Penelitian

4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

5. Rekapitulasi Biaya Rawat Inap

6. Rekapitulasi Kegiatan Rawat Inap Berdasarkan Kelas Pemondokan dan Lama

Hari RS PKU Muhammadiyah Karanganyar Tahun 2010

7. Ketentuan Tarif Jasa Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Karanganyar

Mulai Tahun 2009

8. Ketentuan Tarif Konsumsi RS PKU Muhammadiyah Karanganyar

Page 17: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Karanganyar merupakan

salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Karanganyar. Berdirinya RS

PKU Muhammadiyah Karanganyar merupakan wujud mimpi-mimpi indah

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Karanganyar (PDMK) yang

memimpikan untuk memiliki Amal Usaha di bidang kesehatan. Berawal

pada tahun 1988, PDMK mengadakan pengajian khusus, pendengarnya

(mustami’) para ibu yang sedang hamil. Pengajian tersebut dibarengi

dengan khitan masal bertempat di rumah bapak Haji Sunardi, BSc.

Pada saat itu, Ketua PDMK, bapak Haji Drs. Abdul Basir, MBA

mengumumkan bahwa PMDK mendirikan Rumah Bersalin/ Balai

Pengobatan (RB/BP). Rumah Bersalin/Balai Pengobatan tersebut

bertempat di rumah salah seorang anggota PMDK yaitu bapak H. Sunardi,

BSc. di Badranasri, Cangakan, Karanganyar, dan menghimbau kepada ibu-

ibu jika akan melahirkan agar memanfaatkan RB/BP ini.

Masyarakat pengguna jasa RB/BP semakin meningkat, sehingga

kamar yang disediakan tidak mampu menampung. Pada tahun 1992

membangun gedung baru di tempat yang sama, kemudian operasional

Page 18: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

RB/BP pindah ke gedung baru milik Pimpinan Muhammadiyah

Karanganyar. Operasional RB/BP dikembangkan untuk praktek bersama

Dokter Spesialis dari RB/BP plus (one day care). Pada tahun 1998

dibangun gedung baru di Papahan, Tasikmadu, Karanganyar, Gedung baru

mulai digunakan dengan ijin operasional RS PKU Muhammadiyah

Karanganyar berdasarkan Akte Pendirian Nomor K/ 162- TK/ 71/ MS. Ijin

Tempat Usaha RS PKU Muhammadiyah Karanganyar Nomor 503/ 135

tahun 1996, dengan Surat Ijin Pendirian RS Keputusan Menteri Kesehatan

Nomor No. Ym. 02. 04. 3. 5. 2737.

Pada saat ini luas gedung ± 4590 m² di atas lahan seluas 12.895 m².

Pada tahun 2007, dalam perkembangannya RS PKU Muhammadiyah

Karanganyar telah terakreditasi 5 jenis pelayanan, aialah pelayanan medis,

keperawatan, administrasi, manajemen rekam medis, dan instalasi gawat

darurat dengan Akreditasi 5 Pokja nomor YM.01010/III/1068/ 07. Pada

saat ini statusnya menjadi rumah sakit tipe C dengan 4 pelayanan medik

dasar Spesialis Bedah, Dalam, Anak, dan Kebidanan.

2. Lokasi

Lokasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar sangat

strategis, yaitu di jalan Papahan-Tasikmadu, Papahan, Tasikmadu,

Karanganyar. Lokasi tersebut mudah dijangkau oleh masyarakat di

kabupaten Karanganyar, karena berada di pusat kabupaten Karanganyar.

Page 19: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

3. Komitmen Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar

a. Falsafah.

Falsafah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar adalah

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar sebagai perwujudan

Da’wah Amar Makruf Nahi Munkar.

b. Visi.

Visi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar adalah menjadi

rumah sakit pilihan utama dan kebanggaan masyarakat.

c. Misi.

1) Memberikan pelayanan kesehatan yang professional dan

terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

2) Memberikan pelayanan rujukan yang memuaskan bagi masyarakat.

3) Memberikan rasa aman dan nyaman di lingkungan rumah sakit.

d. Asas dan Tujuan.

1) Statuta Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar

diselenggarakan berdasarkan asas keislaman dan profesionalisme

serta asas Persyarikatan Muhammadiyah.

2) Tujuan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar adalah

tercapainya derajat kesehatan jasmani dan rohani masyarakat yang

optimal dan paripurna

e. Motto.

Motto Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar adalah

Melayani Sepenuh Hati.

Page 20: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Rumah Sakit Muhammadiyah Karanganyar

terdiri dari:

a. PDM.

b. MPKU.

c. Direktur, membawahkan bagian seperti dibawah ini.

1) Wakil Direktur Medis.

2) Wakil Direktur Umum dan SDM.

3) Bagian Keuangan dan Akuntansi.

4) Komite Medik.

5) SPI.

d. Wakil Direktur Medis, membawahkan bidang-bidang dibawah ini.

1) Bidang Keperawatan.

2) Bidang Pelayanan Medis.

3) Bidang bidang Penunjang Medik.

e. Wakil Direktur Umum dan SDM, membawahkan bagian-bagian

dibawah ini.

1) Bagian Personalia, dan

2) Bagian Umum.

f. Bagian Akuntansi dan Keuangan, membawahkan seksi-seksi dibawah

ini.

1) Seksi Keuangan, dan

2) Seksi Akuntansi.

Page 21: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

g. Bidang Keperawatan, membawahkan seksi-seksi dibawah ini.

1) Seksi Koordinator Urusan SDM Pembinaan Etik.

2) Seksi Koordinator Urusan ASKEP dan Mutu.

3) Seksi Koordinator Urusan Logistik.

4) Seksi Supervisi.

h. Bidang Pelayanan Medis, membawahkan seksi-seksi dibawah ini.

1) Seksi Unit Rawat Jalan.

2) Seksi Unit Gawat Darurat.

3) Seksi Unit Rawat Inap.

4) Seksi Unit Kamar Operasi.

5) Seksi Unit Kamar Bersalin.

6) Seksi Unit ICU.

i. Bidang Penunjang Medik, membawahkan seksi-seksi dibawah ini.

1) Seksi Unit Farmasi.

2) Seksi Unit Laboratorium.

3) Seksi Unit Radiologi.

4) Seksi Unit Fisioterapi.

5) Seksi Unit Gizi.

6) Seksi Unit Rekam Medik.

j. Bagian Administrasi Personalia, membawahkan seksi-seksi dibawah

ini.

1) Seksi Sekretariat, dan

2) Seksi Personalia.

Page 22: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

k. Bagian Umum, membawahkan seksi-seksi dibawahkan ini.

1) Seksi Pemeliharaan, dan

2) Seksi Penunjang Umum.

Gambaran Struktur Organisasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Karanganyar disajikan dalam gambar 1.1 berikut ini.

Page 23: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

UNIT KAMAR BERSALIN

UNIT ICU

UNIT FARMASI

UNIT LABORATORIUM

UNIT RADIOLOGI

UNIT FISIOTERAPI

UNIT GIZI

UNIT REKAM MEDIK

UNIT RAWAT JALAN

UNIT GAWAT DARURAT

UNIT RAWAT INAP

UNIT KAMAR OPERASI

KOORD. UR SDM PEMBINAAN

KOORD URUSAN ASKEP DAN MUTU

SUPERVISI

KOORD URUSAN LOGISTIC

SEKSI PEMELIHARAAN

SEKSI PENUNJANG

SPI

SEKSI KEUANGAN

SEKSI AKUNTANSI

WADIR UMUM DAN SDM

BAGIAN ADMINISTRASI

SEKSI SEKRETARIAT

SEKSI PERSONALIA

BAGIAN KEUANGAN

DIREKTUR

MPKU

P.D.M

BAGIAN UMUM

KOMITE MEDIK

BIDANG PERAWATAN

BIDANG PELAYANAN

WADIR MEDIS

BIDANG PENUNJANG

Gambar 1.1

Struktur Organisasi RS PKU Muhammadiyah Karanganyar

Page 24: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

5. Deskripsi Jabatan

a. Direktur.

Direktur memiliki tugas sebagai berikut ini.

1) Menyusun kebijakan penyusunan program jangka pendek,

menengah, dan panjang sesuai kebijakan program kesehatan.

2) Menyusun peraturan pelaksanaan tugas diseluruh aparat rumah

sakit.

3) Mengkoordinasikan seluruh sumber daya yang tersebut untuk

merealisasikan rencana kegiatan secara efektif dan efisien.

4) Memimpin, mengarahkan, dan mengerakkan seluruh sumber daya

manusia yang tersedia sehingga dapat mencapai hasil yang

maksimal.

5) Mengkoordinasi dan mempertanggungjawabkan seluruh

pelaksanaan kegiatan rumah sakit serta melaksanakan pengawasan

dan evaluasi terhadap seluruh unsur pelaksana.

6) Melaporkan seluruh pelaksanaan kegiatan rumah sakit secara

hierarki sebagai bahan informasi serta pertanggungjawaban sesuai

dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

b. Wakil Direktur Medis.

Wakil Direktur Pelayanan Medis adalah pejabat yang berfungsi

sebagai wakil dari pimpinan tertinggi rumah sakit yang membawahi

di bidang medis dan bertugas melaksanakan fungsi manajemen

bagian medis dan perawatan meliputi perencanaan, pengorganisasian,

Page 25: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

mengkoordinasian, pengawasan, penganggaran, dan evaluasi.

c. Wakil Direktur Umum dan SDM.

Wakil Direktur Umum membawahi bagian administrasi dan

personalia, dan umum. Tugasnya sebagai berikut ini.

1) Menggerakkan, mengkoordinasikan, mengevaluasikan proses

pengelolaan tugas dari bagian-bagian dibawahnya.

2) Melaksanakan fungsi manajemen di bidangnya.

d. Komite Medik.

Komite Medis bertugas sebagai berikut ini.

1) Melaksanakan penelitian medis dan bidang-bidang lain yang

terkait dengan peningkatan mutu pelayanan medis.

2) Melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan

pengembangan yang dilakukan oleh rumah sakit.

3) Melakukan koordinasi pembuatan laporan rumah sakit dan

laporan pertanggungjawaban direktur.

e. Sistem Pengendalian Intern.

Satuan Pengendalian Internal bertugas sebagai berikut :

1) Mengkoordinasi pelatihan, pendidikan, penataran, penelitian, dan

perpustakaan rumah sakit.

2) Menyusun program orientasi pendidikan dan penelitian

mahasiswa/siswa praktek.

3) Melaksanakan koordinasi dengan instansi dengan institusi dan

bagian lain dalam menyusun rencana pendidikan dan pelatihan

Page 26: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

rumah sakit.

4) Melakukan pemantauan, pengawasan, dan evaluasi terhadap

kegiatan pendidikan, pelatihan, dan perawatan.

5) Mengembangkan sistem informasi akuntansi rumah sakit dan

pelaksanaannya secara konsekuen.

f. Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan.

Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan bertanggungjawab

mengatur serta mengendalikan kegiatan dalam bidang pertahanan

rumah sakit. Dan tugasnya mengembangkan dan menerbitkan

kebijaksanaan dan prosedur melalui otorisasi manajemen untuk

kegiatan akuntansi, anggaran, perpajakan, perencanaan, dan

peramalan laporan keuangan serta pengukuran kinerja.

g. Kepala Bidang Perawatan.

Kepala Bidang Perawatan bertanggungjawab dalam pelayanan

serta mengkoordinasikan kegiatan pelayanan keperawatan pada

beberapa ruang rawat. Tugasnya adalah:

1) Menyampaikan dan menjelaskan kebijakan di bidang keperawatan

kepada kepala ruang di wilayah kerjanya.

2) Memberi bimbinagan kepada ruang rawat tentang pelaksanaan

pelayanan keperawatan sesuai kebijakan di bidang keperawatan

yang berlaku.

Page 27: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

h. Kepala Bidang Pelayanan Medis.

Kepala Bidang Pelayanan Medis bertanggungjawab dan

berwenang mengelola pelayanan medis, tugasnya sebagai berikut ini.

1) Mengkoordinir pengaturan jadwal jaga dokter spesialis maupun

dokter jaga.

2) Mengkoordinir rotasi jaga dokter umum.

3) Mengevaluasi kedisiplinan dokter-dokter dalam memberikan

pelayanan kepada pasien.

i. Kepala Unit Rawat Inap.

Kepala bidang unit rawat inap berada dibawah dan

bertanggungjawab kepada kepala bidang pelayanan medis dalam

bidang koordinasi, pemantauan dan pengawasan, evaluasi dan

pengendalian atas kegiatan medis dan penggunaan fasilitas medis.

j. Kepala Bidang Penunjang Medis.

Kepala bidang penunjang medis bertanggungjawab untuk

kelancaran, keakuratan jenis, dan jumlah penerimaan, penyimpanan

obat, dan alat kesehatan di gudang farmasi. Selain itu, fungsi gudang

medis untuk menerima, menyimpan obat, dan melakukan

pemeriksaan mengenai jenis, kuantitas, dan kualitas obat yang

disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.

k. Kepala Bagian Administrasi Personalia dan Umum.

Kepala bagian administrasi personalia dan umum bertugas sebagai

berikut ini.

Page 28: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

1) Merencanakan kebutuhan dan melakukan seleksi calon

penerimaan pegawai.

2) Merencanakan pendidikan dan pengembangan kepegawaian

sesuai rencana anggaran.

3) Melaksanakan cara-cara efektif dan efisien dalam tugas

personalia.

4) Memotivasi staf kerja kearah yang lebih tinggi dan produktivitas

pengembangan diri.

5) Mengawasi dan mengendalikan pelaksanakan peraturan yang

berkaitan dengan kepegawaian.

6) Membuat laporan kepegawaian untuk pihak intern dan ekstern.

l. Seksi Akuntansi.

Seksi akuntansi berada dibawah dan bertamggungjawab kepada

kepala bagian akuntansi dan keuangan dalam pelaporan keuangan

kegiatan rumah sakit, akuntansi dan verifikasi.

m. Seksi Keuangan.

Seksi keuangan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

kepala bagian akuntansi dan keuangan dalam memantau, mengawasi,

evaluasi dan pengendalian atas kegiatan mobilisasi dana, kasir, dan

penagihan biaya pelayanan rumah sakit.

Page 29: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

6. Fasilitas Pelayanan

a. Bidang Pelayanan Medik.

1) Rawat Jalan

- Poliklinik Umum

- Poliklinik Spesialis

- Poliklinik Penyakit Dalam

- Poliklinik Bedah Umum

- Poliklinik Anak

- Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan

- Poliklinik Mata

- Poliklinik THT

- Poliklinik Bedah Orthopedi

- Poliklinik dan Bedah Mulut

- Fisioterapi

- Poliklinik Paru

- Poliklinik Jiwa

2) Unit Gawat Darurat.

3) Rawat Inap.

- Penyakit Dalam

- Bedah Umum

- Penyakit Anak

- Kebidanan dan Penyakit Kandungan

- Mata

Page 30: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

- Paru

- Telinga, Hidung, dan Tenggorokan

- Bedah Tulang

- Syaraf

- Jiwa

b. Pelayanan Penunjang Medik.

- Laboratorium

- Pelayanan Transfusi Darah

- Radiologi

- USG

- CT Scanning

- Fisioterapi

- Konsultasi Gizi

- Apotik dan Instalasi Farmasi

- Medical Check Up

- Pijat Bayi

c. Pelayanan Lamanya.

- Mobil Ambulan untuk rujukan dan jemput pasien

- Mobil Jenasah

- Rupti Jenasah

- Bimbingan Rohani kepada pasien dan keluarga

- Kajian Al-Qur’an

- Instalasi Pengolahan Limbah Cair

Page 31: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

- Instalasi Pengolahan Limbah Padat

- Laundry

- Pelayanan Boga

7. Distribusi Ruang Rawat Inap Berdasarkan Kelas

Pelayanan rawat inap memiliki fasilitas 137 tempat tidur, 17

diantaranya ruang ICU, VVIP, dan VIP. Berikut ini jumlah ruang rawat

inap dan kapasitas tempat tidur pada RS PKU Muhammadiyah

Karanganyar.

Table I.1 Ruang Rawat Inap dan Kapasitas Tempat Tidur RS

PKU Muhammadiyah Karanganyar

No Nama Kelas Jumlah Tempat Tidur

1 Arofah 18 2 Shofa 12 3 Marwah 34 4 Isolasi 0 5 Annisa 13 6 Mina 34 7 Perinatal 10 8 Roudhoh 5 9 Zukhruf 2 10 Zahara 4 11 ICU 5

Jumlah 137

Sumber: RS PKU Muhammadiyah Karanganyar

Page 32: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

8. Fasilitas Tiap Ruangan Rawat Inap

Masing-masing ruangan rawat inap memiliki fasilitas yang berbeda-

beda, berikut ini fasilitas yang ditawarkan RS PKU Muhammadiyah

Karanganyar.

a. VVIP

Fasilitas yang tersedia yaitu 1 bed pasien, 1 bed penunggu, meja kursi

teras (2 tempat), 1 set meja makan, 1 set meja tamu, televisi, AC, water

heater, almari es, almari pakaian, dispenser, meja pentry, overbed

table.

b. VIP

1) Arofah

Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 1 bed pasien, 1 bed

penunggu, 1 sofa, AC, televisi, almari es, kamar mandi dalam,

water heater.

2) Marwah

Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 1 bed pasien, almari es,

televisi, kamar mandi dalam, kursi tunggu teras, water heater.

3) Shofa

Fasilitas tersedia yaitu 1 kamar tidur 1 bed dengan teras, 1 sofa,

kursi teras, bedside cabinet, kursi tunggu, almari es, AC, televisi,

water heater, dispenser.

Page 33: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

4) Zahara

Fasilitas yang ada yaitu 1 bed pasien, 1 bed penunggu, meja kursi

teras (2 tempat), 1 set meja tamu, televisi, AC, water heater, almari

es, dispenser, meja pentry, overbed table.

5) Roudhoh

Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 1 bed, AC, televisi, sofa,

kamar mandi dalam, almari es.

c. Kelas I

1) Arofah

Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 1 bed pasien, 1 sofa, 2

kursi tunggu, kipas angin, kamar mandi dalam.

2) Shofa dan Annisa

Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 1 bed pasien, 2 kursi

tunggu, kipas angin, kamar mandi dalam.

3) Roudhoh

Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 1 bed pasien, 1 sofa,

kipas angin, kamar mandi dalam.

d. Kelas II

1) Arofah

Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 2 bed pasien, kipas

angin, kursi tunggu, kamar mandi dalam.

Page 34: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

2) Marwah

Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 4 bed pasien, kamar

mandi dalam, kipas angin, kursi tunggu.

3) Mina

Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 1 bed pasien, kursi

tunggu, kipas angin, kamar madi luar.

4) Annisa

Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 2 bed pasien, kamar

mandi dalam, kipas angin

e. Kelas III

1) Arofah

Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 5 bed pasien, kipas

angin, kursi tunggu, kamar mandi dalam.

2) Marwah

Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 6 bed pasien, kipas,

kursi tunggu.

3) Mina

Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 3 bed pasien, kursi

tunggu, kipas.

4) Annisa

Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 4 bed pasien, kipas.

Page 35: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

9. Tarif Jasa Rawat Inap

Tarif jasa rawat inap yang berlaku di RS PKU Muhammadiyah

Karanganyar sebagai berikut ini.

Tabel I.2 Tarif Jasa Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah

Karanganyar

Kelas Tarif/hari VIP Rp 160.000,00 Kelas I Rp 120.000,00 Kelas II Rp 75.000,00 Kelas III Rp 55.000,00

Sumber: RS PKU Muhammadiyah Karanganyar

10. Hasil Self Assesment

Table I.3 Hasil Self Assesment

11. Tenaga Pengelola

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar melaksanakan

tugas untuk memberi pelayanan kepada masyarakat didukung dengan 236

pegawai. Berikut ini pegawai Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Karanganyar berdasarkan pendidikan.

Unsur Klasifikasi Rumah Sakit

RS PKU Muhammadiyah

Karanganyar D C B A Pelayanan 30 76 142 287 150 Ketenagaan 36 140 283 523 207 Fisik Bangunan

20 26 42 50 33

Peralatan 24 38 73 140 65 Total 110 280 540 1000 455

Sumber: RS PKU Muhammadiyah Karanganyar

Page 36: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

a) Tenaga Medis.

- Dokter Spesialis Anak : 2 Orang

- Dokter Spesialis Penyakit Dalam : 3 Orang

- Dokter Spesialis Obsgyn : 4 Orang

- Dokter Spesialis Bedah : 4 Orang

- Dokter Spesialis Bedah Orthopedi : 2 Orang

- Dokter Spesialis Urologi : 1 Orang

- Dokter Spesialis Saraf : 1 Orang

- Dokter Spesialis Radiologi : 2 Orang

- Dokter Spesialis THT : 1 Orang

- Dokter Spesialis Anastesi : 3 Orang

- Dokter Spesialis Jiwa : 1 Orang

- Dokter Spesialis Mata : 1 Orang

- Dokter Spesialis Paru : 2 Orang

- Dokter Umum : 10 Orang

- Dokter Gigi : 3 Orang

Total Pegawai Medis : 40 Orang

b) Paramedis.

- Perawat : 76 Orang

- Pembantu Perawat : 14 Orang

Total Pegawai Paramedis : 90 Orang

Page 37: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

c) Penunjang Medis.

- Sarjana Farmasi : 3 Orang

- APIKES : 1 Orang

- DIII Fisiotherapi : 3 Orang

- DIII AKZI (Gizi) : 2 Orang

- DIII ATRO (Radiologi) : 3 Orang

- DIII AAK (Laborat) : 4 Orang

- SMF : 2 Orang

- SMAK : 1 Orang

Total Pegawai Penunjang Medis : 19 Orang

d) Non Medis.

- Sarjana Ekonomi Magister/Akuntansi : 2 Orang

- Sarjana FKIP : 1 Orang

- Sarjana MIPA (Biologi) : 1 Orang

- Sarjana Sosial : 1 Orang

- DIII Pendidikan (Keroh) : 1 Orang

- DIII Keuangan : 1 Orang

- DIII Manajemen/Administrasi : 3 Orang

- DIII ASMI : 1 Orang

- DIII Elektro : 1 Orang

- SLTA : 18 Orang

- SMEA : 3 Orang

- STM : 1 Orang

Page 38: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

- SMKK : 1 Orang

- SPG : 1 Orang

- MAN : 1 Orang

- SMP : 24 Orang

- SD : 11 Orang

- Tidak Sekolah : 15 Orang

Total Pegawai Non Medis : 87 Orang

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan berbagai macam teknologi dalam era globalisasi dewasa

ini semakin canggih. Persaingan bisnis juga semakin pesat ditunjang dengan

adanya perkembangan dunia usaha. Perusahaan berusaha supaya dapat

memanfaatkan berbagai macam teknologi dalam pengambilan keputusan dan

kebijakan yang tepat guna mendapatkan informasi yang akurat untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan. Hal ini ditujukan untuk

menghadapi persaingan global yang semakin ketat.

Persaingan tersebut juga terjadi di bidang pelayanan jasa, tidak hanya

persaingan bisnis di bidang manufaktur/ industri. Rumah sakit merupakan

salah satu bentuk usaha pelayanan jasa dalam bidang kesehatan yang juga

mengalami persaingan sangat ketat. Persaingan tersebut terbukti dengan

semakin berkembangnya rumah sakit yang didirikan baik dari sektor

pemerintah maupun sektor swasta dengan perbedaan dalam hal jenis, struktur,

dan pembiayaan yang masing-masing berperan dalam pelayanan kesehatan.

Page 39: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Perkembangan tersebut menuntut adanya persaingan atas produk dan

kepercayaan atas pelanggan.

Rumah sakit memiliki tugas utama untuk memberikan jasa pengobatan,

perawatan, dan pelayanan kesehatan. Rumah sakit dituntut untuk dapat

memanfaatkan teknologi baik kedokteran, bidang komunikasi dan informasi,

serta teknologi lain yang dapat mendukung jasa pelayanan kesehatan yang

terbaik bagi masyarakat luas. Pemanfaatan teknologi menimbulkan biaya

operasional yang dikeluarkan rumah sakit yang akan berdampak pada

besarnya tarif jasa rawat inap. Sistem akuntansi yang tepat dalam metode

perhitungan penentuan biaya diperlukan untuk mengendalikan biaya yang

dikeluarkan oleh rumah sakit guna menghasilkan informasi biaya yang akurat

berkenaan dengan biaya pelayanannya.

Penentuan tarif jasa rawat inap merupakan suatu keputusan yang sangat

penting karena dapat mempengaruhi profitabilitas rumah sakit. Tarif jasa

rawat inap harus mampu menutup semua biaya dan mencapai tingkat laba

yang diharapkan. Rumah sakit memberikan berbagai macam fasilitas pada

pelayanan rawat inap, serta jumlah biaya overhead yang tinggi, sehingga

rumah sakit dituntut untuk menentukan pembebanan biaya secara tepat.

Aktivitas merupakan faktor utama penyebab timbulnya biaya dan biaya hanya

dapat dikurangi secara signifikan melalui pengelolaan terhadap aktivitas

tersebut. Biaya rawat inap dapat diperkirakan dengan baik melalui

perencanaan aktivitas yang menjadi penyebab timbulnya biaya.

Page 40: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Berkembangnya ilmu pengetahuan di berbagai bidang, maka pada tahun

1800-an dan awal 1900-an lahirlah suatu sistem penentuan harga pokok yang

disebut Activity-Based Costing System. Definisi metode Activity-Based

Costing System (ABC) merupakan suatu sistem kalkulasi biaya yang pertama

kali menelusuri biaya ke aktivitas dan kemudian ke produk (Hansen &

Mowen, 2006). Sistem penentuan harga pokok produk dengan metode ABC

menggunakan cost driver dalam jumlah lebih banyak dibandingkan dalam

sistem akuntansi biaya tradisional yang hanya menggunakan satu atau dua

cost driver berdasarkan unit.

Activity-Based Costing System merupakan suatu sistem pembebanan

biaya berdasarkan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk

menghasilkan produk. Ada dua asumsi yang mendasari ABC (Cooper and

Kaplan dalam Astuti, 2010), yaitu :

1. adanya aktivitas akan menyebabkan timbulnya biaya, dan

2. produk atau jasa akan menyebabkan timbulnya permintaan akan aktivitas.

Pendekatan ini menggunakan cost driver yang berdasar pada aktivitas

yang menimbulkan biaya sehingga pembebanan biayanya sudah

menggambarkan konsumsi sumber daya dari aktivitas setiap produk dan akan

lebih baik apabila diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk

yang beraneka ragam. Rumah sakit merupakan salah satu perusahaan jasa

yang menghasilkan keanekaragaman produk dimana output yang dijual lebih

dari satu. Keanekaragaman produk pada rumah sakit mengakibatkan

banyaknya jenis biaya dan aktivitas yang terjadi pada rumah sakit, sehingga

Page 41: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

menuntut ketepatan pembebanan biaya overhead dalam penentuan harga

pokok produk. Metode ABC dinilai dapat menyajikan informasi secara tepat

dan akurat mengenai aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya (biaya

aktivitas) untuk mencapai tujuan (Soenarjo dalam Astuti, 2010).

Salah satu rumah sakit swasta yang melayani kesehatan masyarakat di

kabupaten Karanganyar adalah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Karanganyar. RS PKU Muhammadiyah Karanganyar telah menggunakan

sistem akuntansi ABC dalam perhitungan biaya rawat inapnya dengan

memperhatikan persaingan harga pasar di Kabupaten Karanganyar dan

Surakarta. Perhitungan biaya rawat inap sangat penting karena berkaitan

dengan penentuan harga pokok rawat inap yang akan mempengaruhi

penentuan harga jual atau tarif rawat inap.

Persaingan antar rumah sakit khususnya di kabupaten Karanganyar

sangat pesat. Manajemen rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan

keputusan yang tepat terkait dengan penentuan jasa rawat inap. Tarif yang

tepat berarti tarif yang tidak tinggi atau tarif yang tidak rendah. Tarif yang

tinggi akan menyebabkan kerugian, karena dengan tarif yang tinggi dapat

mengurangi kemampuan rumah sakit dalam mendapatkan calon pasien.

Apabila rumah sakit menggunakan tarif yang rendah, rumah sakit tidak dapat

menutup biaya operasionalnya, rumah sakit juga akan mengalami kerugian.

Aktivitas yang dilakukan oleh rumah sakit sangat penting untuk

dicermati. Pengukuran yang baik atas waktu dan pergerakan serta penerapan

sistem pembebanan biaya atas dasar aktivitas (ABC) akan memberikan

Page 42: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

informasi mengenai peningkatan produktivitas dan efisiensi biaya yang terjadi

pada sebuah perusahaan, khususnya perusahaan jasa. Permasalahan yang

dihadapi saat ini adalah bagaimana integrasi penggunaan metode ABC

berkaitan dengan peningkatan produktivitas dan efisiensi biaya yang dapat

memberikan keunggulan kompetitif bagi rumah sakit dalam memenuhi

keinginan customer.

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Nurdina (2009) pada Rumah Sakit

Slamet Riyadi Surakarta. Nurdina melakukan analisis kondisi penerapan

penentuan harga pokok dengan metode ABC. Analisis dilakukan pada

penerapan tarif berdasarkan data historis tahun anggaran sebelumnya yang

dilakukan oleh rumah sakit. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan

bahwa rumah sakit mengabaikan konsumsi biaya dalam penentuan tarif,

sehingga tidak relevan dengan biaya sesungguhnya yang dikeluarkan rumah

sakit pada tiap jasa rawat inap dan tidak bisa dibandingkan.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dan menyusun Tugas Akhir terkait dengan cara penentuan tarif jasa

rawat inap dengan judul “EVALUASI PENERAPAN METODE

ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN TARIF

JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT PKU

MUHAMMADIYAH KARANGANYAR “.

Page 43: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

C. PERUMUSAN MASALAH

Sehubungan dengan latar belakang masalah yang telah dikemukan diatas

maka dirumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut ini.

1. Aktivitas dan biaya apa saja yang berhubungan dengan penentuan tarif

jasa rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar?

2. Bagaimana cara penentuan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan

metode Activity-Based Costing System?

3. Bagaimana perbandingan perhitungan tarif jasa rawat inap berdasarkan

metode Activity-Based Costing System dengan tarif yang diberlakukan di

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar?

4. Bagaimana kelebihan dan kelemahan penentuan tarif jasa rawat inap di

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar?

D. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah sebagai

berikut ini.

1. Menentukan biaya-biaya yang berhubungan dengan rawat inap, kaitannya

dalam penentuan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode

Activity-Based Costing System.

2. Menentukan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode Activity-

Based Costing System.

Page 44: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

3. Membandingkan hasil perhitungan tarif jasa rawat inap berdasarkan

metode Activity-Based Costing System dengan tarif yang telah

diberlakukan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar.

4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan penentuan tarif jasa rawat inap

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar.

E. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian yang dilakukan penulis diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut ini.

1. Bagi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar

Penelitian diharapkan dapat memberikan masukan pemikiran untuk

kemajuan dan instrospeksi atas kelebihan dan kelemahan penentuan tarif

jasa rawat inap sehingga rumah sakit dapat memberikan pelayanan yang

lebih baik terhadap pelanggan.

2. Bagi penulis

Penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan penerapan ilmu

pengetahuan di bidang akuntansi yang telah diperoleh dibangku kuliah ke

dalam kenyataan yang sesungguhnya serta menambah wawasan tentang

penentuan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode Activity-

Based Costing System.

Page 45: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

3. Bagi dunia akademik

Penelitian diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam

pengembangan literatur Akuntansi Manajemen di Indonesia khususnya

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

4. Pembaca

Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan pembaca tentang

penentuan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode Activity-

Based Costing System di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar.

Page 46: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB II

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Rumah Sakit

a. Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang menyelenggarakan

layanan kesehatan dengan memanfaatkan tenaga medis profesional,

terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen, asuhan

keperawatan berkesinambungan, diagnosa serta pengobatan penyakit

yang diderita oleh pasien (Hasibuan, 2005: 6).

Rumah sakit adalah suatu tempat pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan kegiatan serta dapat dimanfaatkan untuk tenaga

kesehatan dan penelitian (Trisnantoro dalam Wibowo, 2010: 35).

Rumah Sakit merupakan bagian integral dari suatu organisasi

sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna

(komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan

penyakit (preventif) kepada masyarakat (Widya, 2010).

Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah

sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

rawat jalan, dan gawat darurat (Wikipedia, 2011).

Page 47: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

rumah sakit adalah suatu bagian integral suatu organisasi atau institusi

yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dengan

memanfaatkan tenaga medis profesional, terorganisasi serta sarana

kedokteran yang permanen, asuhan keperawatan berkesinambungan,

diagnosa serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

b. Klasifikasi Rumah Sakit

Klasifikasi rumah sakit berdasarkan kepemilikannya menurut

Trisnantoro dalam Wibowo (2010: 36) sebagai berikut ini.

1) Rumah sakit milik pemerintah.

Ada dua jenis rumah sakit milik pemerintah, yaitu rumah

sakit milik pemerintah pusat (RSUP) dan rumah sakit milik

pemerintah provinsi dan daerah (RSUD).

2) Rumah sakit untuk militer.

Sebagian besar rumah sakit di Indonesia berasal dari program

pelayanan kesehatan milik militer di masa colonial Belanda.

Contohnya adalah Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot

Subroto (RSPAD Gatot Subroto).

3) Rumah sakit milik swasta, milik yayasan keagamaan, dan

kemanusiaan.

Rumah sakit keagamaan akan menjadi lembaga usaha yang

praktis untuk mencari keuntungan atau menghidupi sumber daya

Page 48: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

manusia, tempat bagi sebagian dokter spesialis untuk

meningkatkan pendapatan setinggi-tingginya dan tempat penjualan

industri farmasi.

4) Rumah sakit swasta milik dokter.

Kepemilikan rumah sakit oleh dokter biasanya bersumber

dari prestasi klinis seorang dokter.

5) Rumah sakit swasta milik perusahaan yang mencari keuntungan.

Rumah sakit dianggap sebagai tempat yang menarik dan

potensial untuk menghasilkan keuntungan.

6) Rumah sakit milik Badan Usaha Milik Negara.

Beberapa Badan Usaha Milik Negara yang mempunyai

rumah sakit, misalnya Pertamina, PT Aneka Tambang, PT Pelni,

dan berbagai perusahaan perkebunan.

Ditinjau dari kemampuan yang dimiliki, rumah sakit di Indonesia

dibedakan menjadi lima macam klasifikasi yaitu Rumah Sakit Kelas A,

Kelas B, Kelas C, Kelas D dan Kelas E (Hasibuan, 2005: 6).

1) Rumah Sakit Kelas A adalah rumah sakit yang mampu

memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas,

ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan tertinggi (top referal

hospital) atau disebut pula sebagai Rumah Sakit Pusat.

2) Rumah Sakit Kelas B adalah rumah sakit yang mampu

memberikan pelayanan kedokteran spesialis luas dan sub spesialis

terbatas, direncanakan didirikan disetiap ibu kota provinsi. Rumah

Page 49: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Sakit pendidikan yang tidak termasuk kelas A diklasifikasikan

sebagai Rumah Sakit Kelas B.

3) Rumah Sakit Kelas C adalah rumah sakit yang mempunyai 4

macam pelayanan spesialis dasar yaitu penyakit dalam, bedah,

anak, kebidanan dan kandungan, direncanakan dibangun di setiap

ibukota kabupaten yang mampu menampung pelayanan rujukan

dari puskesmas.

4) Rumah Sakit Kelas D adalah rumah sakit yang bersifat transisi

akan menjadi kelas C, kemampuan pelayanan yang dimiliki adalah

kedokteran umum dan gigi, menampung rujukan dari puskesmas.

5) Rumah Sakit Kelas E adalah rumah sakit rumah sakit khusus yang

menyelenggarakan satu macam pelayanan kedokteran saja,

misalnya rumah sakit jiwa, kista, paru, kanker, dan lain-lain.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rumah

sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan kepemilikan yaitu rumah

sakit milik pemerintah, rumah sakit milik militer, rumah sakit swasta

milik yayasan keagamaan dan milik kemanusiaan, rumah sakit swasta

milik dokter, rumah sakit swasta milik perusahaan yang mencari

keuntungan, dan rumah sakit milik Badan Usaha Milik Negara.

Sedangkan berdasarkan kemampuan yang dimiliki dalam melayani

pasien atau masyarakat, rumah sakit diklasifikasikan menjadi rumah

sakit kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E.

Page 50: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

2. Biaya

a. Pengertian Biaya

Biaya adalah penggunaan sumber-sumber ekonomi yang diukur

dengan satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi

serta objek atau tujuan tertentu (Mardiasmo dalam Hasibuan, 2005: 8)

Biaya adalah sumber daya yang dikorbankan (sacrificed) atau

dillepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu (Horngren,

Srikant, dan George, 2008: 31).

Biaya adalah kos sumber daya yang telah atau akan dikorbankan

untuk mewujudkan tujuan tertentu (Mulyadi, 2003: 4).

Sedangkan menurut Krismiaji (2002: 18), biaya adalah kas atau

ekuivalen kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang

diharapkan akan memberikan manfaat bagi perusahaan saat sekarang

atau periode mendatang.

Dari beberapa pengertian biaya diatas maka dapat disimpulkan

bahwa biaya adalah kos penggunaan sumber-sumber ekonomi, sumber

data, maupun sumber daya yang diukur dengan satuan uang, yang telah

atau akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu di masa sekarang

maupun di masa yang akan datang.

b. Klasifikasi Biaya

Biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan dapat atau tidaknya

biaya tersebut diidentifikasikan terhadap obyek biaya. Obyek yang

Page 51: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

dimaksud adalah produk, jasa, fasilitas dan lain-lain (Mardiasmo

dalam Hasibuan, 2005: 8).

Menurut Horngren, Srikant, dan George (2008: 31), biaya dapat

diklasifikasikan sebagai berikut ini.

1) Biaya langsung dari obyek biaya berkaitan dengan obyek biaya

tertentu dan dapat ditelusuri ke obyek biaya tersebut dengan cara

yang layak secara ekonomi (efektif-biaya). Contoh: biaya kaleng

atau botol merupakan biaya langsung bagi perusahaan minuman

kemasan kering.

2) Biaya tidak langsung dari obyek biaya berkaitan dengan obyek

biaya tertentu namun tidak dapat ditelusuri ke obyek biaya tersebut

dengan cara yang layak secara ekonomis (efektif-biaya). Contoh:

gaji supervisor.

Menurut Krismiaji (2002: 31), untuk tujuan pembebanan biaya,

biaya diklasifikasikan sebagai berikut ini.

1) Biaya Langsung

Merupakan biaya yang dapat dengan mudah dan meyakinkan

ditelusur ke obyek biaya tertentu. Contoh: biaya tenaga kerja.

2) Biaya Tidak Langsung

Merupakan biaya yang tidak dapat dengan mudah dan meyakinkan

ditelusur ke obyek biaya tertentu. Contoh: gaji manajer.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa biaya dapat

diklasifikasikan menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung,

Page 52: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

berdasarkan pada pembebanan biaya kepada obyek biaya yang dapat

maupun tidak dapat ditelusur untuk berbagai tujuan.

c. Biaya di Rumah Sakit

Menurut Horngren dalam Astuti (2010), biaya yang ada di rumah

sakit diklasifikasikan menjadi dua, sebagai berikut ini.

1) Departemen pusat laba (revenue centre).

Biaya ini juga mempunyai biaya yang tidak dapat ditelusuri secara

langsung dari jasa yang dihasilkan. Contoh dari departemen pusat

laba adalah rawat jalan, rawat inap, laboratorium, kamar operasi,

gawat darurat, dan radiologi.

2) Departemen pusat biaya (cost centre).

Departemen ini dianggap sebagai departemen pembantu. Biaya

yang ditimbulkan dikategorikan sebagai biaya tidak langsung

bagian cost centre, karena tidak dapat diidentifikasi secara

langsung terhadap jasa yang dihasilkan di rumah sakit. Contoh

biaya ini adalah biaya manajemen, laundry, makanan, rekam

medis, dan lain-lain.

3. Analisis Biaya di Rumah Sakit

a. Pengertian Analisis Biaya

Analisis biaya menurut Hasibuan (2005: 9) adalah suatu kegiatan

menghitung biaya rumah sakit untuk berbagai jenis pelayanan yang

ditawarkan, baik secara total maupun per unit, dengan cara

Page 53: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

menghitung seluruh biaya pada seluruh unit/pusat biaya serta

mendistribusikan ke unit-unit produksi yang kemudian dibayar oleh

pasien.

Menurut Gani dalam Widya (2010), analisis biaya dilakukan

dalam perencanaan kesehatan untuk menjawab pertanyaan berapa

rupiah satuan program atau proyek atau unit pelayanan kesehatan agar

dapat dihitung total anggaran yang diperlukan untuk program atau

pelayanan kesehatan.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

analisis biaya adalah suatu kegiatan menghitung biaya rumah sakit

untuk berbagai jenis pelayanan yang ditawarkan dengan cara

menghitung seluruh biaya pada seluruh unit/pusat biaya agar dapat

dihitung total anggaran yang diperlukan untuk program atau pelayanan

kesehatan.

b. Tujuan dan Manfaat Analisis Biaya

Tujuan analisis biaya adalah (Gani dalam Hasibuan, 2005: 10)

sebagai berikut ini.

1) Mendapatkan gambaran mengenai unit/bagian yang merupakan

pusat biaya (cost centre) serta pusat pendapatan (revenue centre).

2) Mendapatkan gambaran berupa biaya satuan program atau unit

pelayanan kesehatan sehingga dapat dihitung total anggaran yang

diperlukan untuk program atau pelayanan kesehatan.

Page 54: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Manfaat utama dari analisis biaya ada empat yaitu (Gani dalam

Hasibuan, 2005: 10) sebagai berikut ini.

1) Pricing.

Informasi biaya satuan sangat penting dalam penentuan

kebijaksanaan tarif rumah sakit. Dengan diketahuinya biaya satuan

(unit cost), dapat diketahui apakah tarif sekarang merugi, break

even, atau menguntungkan. Seberapa besar subsidi yang dapat

diberikan kepada unit pelayanan juga dapat diketahui misalnya

subsidi pada pelayanan kelas III rumah sakit.

2) Budgeting /Planning.

Informasi jumlah biaya (total cost) dari suatu unit produksi

dan biaya satuan (unit cost) dari tiap-tiap output rumah sakit,

sangat penting untuk alokasi anggaran dan untuk perencanaan

anggaran.

3) Budgetary control.

Hasil analisis biaya dapat dimanfaatkan untuk memonitor dan

mengendalikan kegiatan operasional rumah sakit. Misalnya

mengidentifikasi pusat-pusat biaya (cost centre) yang strategis

dalam upaya efisiensi rumah sakit.

4) Evaluasi dan Pertanggungjawaban.

Analisis biaya bermanfaat untuk menilai kinerja keuangan

Rumah Sakit secara keseluruhan, sekaligus sebagai pertanggung

jawaban kepada pihak-pihak berkepentingan.

Page 55: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

4. Metode Analisis Biaya Rumah Sakit

Menurut Mulyadi dalam Hasibuan (2005: 16) analisis biaya pada

prinsipnya ada 2 metode yaitu:

a. Metode Konvensional, yaitu suatu metode penentuan harga pokok

yang dirancang berdasarkan teknologi masa lalu. Biaya yang

digunakan dibagi dalam variabel-variabel produksi. Metode ini

biasanya disebut full costing dan variable costing. Titik berat

penentuan harga metode ini hanya pada fase produksi saja. Contoh

metode analisis biaya rumah sakit yang menggunakan metode ini

adalah direct apportionment (simple distribution), simple down

method, double distribution method, dan multiple distribution.

b. Metode Activity Based Costing, yaitu suatu metode penentuan harga

pokok (product costing) yang ditujukan untuk menyajikan informasi

harga pokok produk secara cermat. Penghitungan ini mengukur secara

cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan

untuk menghasilkan produk.

5. Activity-Based Costing (ABC)

a. Sejarah Activity-Based Costing (ABC)

Pada tahap awal perkembangannya, ABC dimanfaatkan untuk

memperbaiki kecermatan perhitungan biaya produk dalam perusahaan-

perusahaan manufaktur yang menghasilkan banyak jenis produk.

Masalah yang dihadapi perusahaan yang menghasilkan banyak jenis

Page 56: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

produk adalah pada pembebanan biaya overhead pabrik ke berbagai

jenis produk yang dihasilkan perusahaan. ABC menawarkan dasar

pembebanan lebih bervariasi, seperti batch-related drivers, product-

sustaining drivers, dan facility-sustaining drivers untuk membebankan

biaya overhead pabrik ke berbagai jenis produk yang dihasilkan oleh

perusahaan.

Pada perkembangan selanjutnya, sistem ABC tidak lagi terbatas

pemanfaatannya hanya untuk menghasilkan informasi biaya produk

yang akurat, namun meluas sebagai system operasi untuk memotivasi

personel dalam melakukan improvement terhadap proses yang

digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk/jasa bagi

customer. Sistem ABC sekarang dimanfaatkan oleh perusahaan

manufaktur dengan produk tunggal, perusahaan jasa (perbankan,

transportasi, dan layanan kesehatan), perusahaan dagang (bisnis retail

dan distributor), organisasi sektor publik, dan organisasi nirlaba.

Sistem ABC dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan akuntansi

biaya trasisional yang didesain khusus untuk untuk perusahaan

manufaktur. Semua jenis perusahaan sekarang dapat memanfaatkan

sistem ABC sebagai sistem akuntansi biaya, baik untuk tujuan

pengurangan biaya (cost reduction) maupun untuk perhitungan secara

akurat biaya fitur produk atau jasa (Mulyadi, 2003: 803).

Page 57: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

b. Pengertian ABC

Activity-Based Costing pada dasarnya merupakan metode

penentuan kos produk (product costing) yang ditujukan untuk

menyajikan informasi kos produk secara cermat (accurate) bagi

kepentingan manajemen, dengan mengukur secara cermat konsumsi

sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk

menghasilkan produk (Mulyadi, 2001: 54).

Activity-Based Cost System adalah suatu metode kalkulasi biaya

yang menciptakan suatu kelompok biaya untuk setiap suatu kejadian

atau transaksi (aktivitas) dalam suatu organisasi yang berlaku sebagai

pemacu biaya. Biaya kemudian dialokasikan ke produk dan jasa

dengan dasar jumlah dari kejadian atau transaksi tersebut yang produk

atau jasa hasilkan (Garrison dan Norren dalam Astuti, 2010).

Activity-Based Cost System (sistem ABC) tidak hanya

memberikan kalkulasi biaya yang lebih akurat, tetapi juga memberikan

kalkulasi apa yang menimbulkan biaya dan bagaimana mengelolanya,

sehingga sistem ABC juga dikenal sebagai sistem manajemen yang

pertama (Tunggal dalam Astuti, 2010).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bawa sistem

ABC adalah suatu sistem manajemen biaya yang dirancang dengan

metode kalkulasi biaya yang lebih akurat atas aktivitas yang

menimbulkan suatu kelompok biaya dan bagaimana mengelolanya

Page 58: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

dalam suatu organisasi dan dialokasikan ke produk atau jasa yang

dihasilkan.

c. Konsep-konsep Dasar Sistem ABC

Menurut Mulyadi (2003: 52), ada dua keyakinan dasar yang

melandasi sistem ABC.

1) Cost is caused.

Penyebab biaya adalah aktivitas. Pemahaman yang mendalam

tentang aktivitas yang menjadi penyebab timbulnya biaya akan

menempatkan personel perusahaan pada posisi dapat

mempengaruhi biaya. Activity-Based Costing System berangkat

dari keyakinan dasar bahwa sumber daya menyediakan

kemampuan untuk melaksanakan aktivitas, bukan sekedar

menyebabkan timbulnya biaya yang harus dialokasikan.

2) The causes of cost can be managed.

Penyebab terjadinya biaya (yaitu aktivitas) dapat dikelola.

Melalui pengelolaan terhadap aktivitas yang menjadi penyebab

terjadinya biaya, personel perusahaan dapat mempengaruhi biaya.

Pengelolaan terhadap aktivitas memerlukan berbagai informasi

tentang aktivitas.

Metode ABC dalam Astuti (2010) adalah suatu sistem akuntansi

yang terfokus pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk

menghasilkan produk/jasa. menyediakan informasi perihal aktivitas-

aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan

Page 59: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

aktivitas-aktivitas tersebut. Aktivitas adalah setiap kejadian atau

transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver) yakni, bertindak

sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya dalam organisasi.

Aktivitas-aktivitas ini menjadi titik perhimpunan biaya. Dalam metode

ABC, biaya ditelusuri ke aktivitas dan kemudian ke produk. Metode

ABC mengansumsikan bahwa aktivitas-aktivitaslah yang

mengkonsumsi sumber daya, bukan produknya.

Process View

Gambar 2.1

Konsep Dasar Activity-Based Costing

Sumber: Hansen dan Mowen, 2006

Menurut Cokins dalam Astuti (2010), ada dua asumsi penting

yang mendasari metode ABC, yaitu sebagai berikut ini.

1) Aktivitas-aktivitas yang menyebabkan timbulnya biaya.

Metode ABC bahwa sumber daya pembantu atau sumber daya

tidak langsung menyediakan kemampuannya untuk melaksanakan

kegiatan bukan hanya sekedar penyebab timbulnya biaya.

Resources

Performance Activities Cost Driver

Cost Object

Page 60: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

2) Produk atau pelanggan jasa.

Produk menyebabkan timbulnya permintaan atas dasar aktivitas

untuk membuat produk atau jasa yang diperlukan berbagai

kegiatan yang menimbulkan sumber daya untuk melaksanakan

aktivitas tersebut.

d. Syarat Penerapan ABC

Ada dua persyaratan dasar yang harus dipenuhi sebelum sebuah

perusahaan mangadopsi konsep ABC (Krismiaji, 2002: 138).

1) Proporsi biaya nonunit-based harus signifikan.

Jika jumlah biaya ini kecil (tidak material) maka cara alokasi

manapun yang dipakai tidak banyak pengaruhnya terhadap akurasi.

2) Rasio konsumsi aktivitas unit-based dan nonunit-based harus

berbeda.

Jika rasio konsumsi tersebut relatif sama, maka alokasi biaya

overhead kepada produk dengan menggunakan cost driver

manapun tidak banyak berpengaruh pada akurasi harga pokok

produk.

Menurut Supriyono dalam Astuti (2010), penentuan harga pokok

dengan menggunakan sistem ABC ada tiga syarat sebagai berikut ini.

1) Perusahaan mempunyai tingkat diversitas tinggi.

Bahwa sistem ABC mensyaratkan bahwa perusahaan memproduksi

beberapa macam produk yang diproses dengan menggunakan

fasilitas yang sama. Kondisi yang demikian tentunya akan

Page 61: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

menimbulkan masalah dalam membebankan biaya ke masing-

masing produk.

2) Tingkat persaingan industri yang tinggi.

Yaitu terdapat beberapa perusahaan menghasilkan produk yang

sama atau sejenis. Dalam persaingan antar perusahaan yang sejenis

tersebut maka perusahaan akan semakin meningkatkan persaingan

untuk memperbesar pasarnya. Semakin besar tingkat persaingan

maka semakin penting peran informasi tentang harga pokok dalam

mendukung pengambilan keputusan manajemen.

3) Biaya pengukuran yang rendah.

Yaitu biaya yang digunakan dalam sistem ABC untuk

menghasilkan informasi biaya yang akurat harus lebih rendah

dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh.

6. Pembebanan Biaya pada Activity-Based Costing

Menurut Cooper dan Kaplan dalam Astuti (2010), pusat biaya yang

dipakai untuk pengumpulan biaya-biaya pada tahap pertama dan dasar

pembebanan dari pusat biaya kepada produk tahap kedua sangat berbeda

dengan akuntansi biaya tradisional, meskipun pembebanan biaya-biaya

overhead pabrik dan produk pada metode ABC juga menggunakan dua

tahap seperti akuntansi biaya tradisional. Activity-Based Costing System

menggunakan lebih banyak cost driver bila dibandingkan dengan sistem

pembebanan biaya pada akuntansi biaya tradisional.

Page 62: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Sebelum sampai pada prosedur pembebanan dua tahap dalam

metode ABC perlu dipahami hal-hal sebagai berikut ini.

a. Cost driver.

Cost driver adalah suatu kejadian yang menimbulkan biaya yang

merupakan faktor yang menerangkan biaya-biaya overhead. Faktor ini

menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktivitas yang akan

menyebabkan biaya dalam aktivitas-aktivitas selanjutnya.

b. Rasio Konsumsi.

Rasio konsumsi adalah proporsi masing-masing aktivitas yang

dikonsumsi oleh setiap produk, dihitung dengan cara membagi jumlah

aktivitas yang dikonsumsi oleh suatu produk dengan jumlah

keseluruhan aktivitas tersebut dari semua jenis produk.

c. Cost Pool.

Homogeneous Cost Pool merupakan kumpulan biaya dari

overhead yang variasi biayanya dapat dikaitkan, dengan satu pemicu

biaya saja atau untuk dapat disebut sebagai suatu kelompok biaya yang

homogen, aktivitas-aktivitas overhead secara logis harus berhubungan

dan mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua produk.

7. Prosedur Pembebanan Biaya dengan metode Activity-Based Costing

System

Prosedur Pembebanan Biaya dengan metode ABC menurut Mulyadi

(2001: 94) sebagai berikut ini.

Page 63: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

a. Tahap Pertama

Pengumpulan biaya dalam cost pool yang memiliki aktivitas

yang sejenis atau homogen, terdiri dari 4 langkah sebagai berikut ini.

1) Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya kedalam berbagai

aktivitas.

2) Mengklasifikasikan aktivitas biaya kedalam berbagai aktivitas,

pada langkah ini biaya digolongkan ke dalam aktivitas yang terdiri

dari 4 kategori yaitu: unit level activity costing, batch related

activity costing, product sustaining activity costing, facility

sustaining activity costing.

Level tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut ini.

a) Aktivitas Berlevel Unit (Unit Level Activities).

Aktivitas ini dilakukan untuk setiap unit produksi. Biaya

aktivitas berlevel unit bersifat proporsional dengan jumlah unit

produksi. Sebagai contoh, menyediakan tenaga untuk

menjalankan peralatan, karena tenaga tersebut cenderung

dikonsumsi secara proporsional dengan jumlah unit yang

diproduksi.

b) Aktivitas Berlevel Batch (Batch Level Activities).

Aktivitas dilakukan setiap batch diproses, tanpa

memperhatikan berapa unit yang ada pada batch tersebut.

Misalnya, pekerjaan seperti membuat order produksi dan

Page 64: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

pengaturan pengiriman konsumen adalah aktivitas berlevel

batch.

c) Aktivitas Berlevel Produk (Produk Level Activities).

Aktivitas berlevel produk berkaitan dengan produk

spesifik dan biasanya dikerjakan tanpa memperhatikan berapa

batch atau unit yang diproduksi atau dijual. Sebagai contoh

merancang produk atau mengiklankan produk.

d) Aktivitas Berlevel Fasilitas (Facility Level Activities).

Aktivitas berlevel fasilitas adalah aktivitas yang

menopang proses operasi perusahaan namun banyak sedikitnya

aktivitas ini tidak berhubungan dengan volume. Aktivitas ini

dimanfaatkan secara bersama oleh berbagai jenis produk yang

berbeda. Kategori ini termasuk aktivitas seperti kebersihan

kantor, penyediaan jaringan komputer, dan sebagainya.

3) Mengidentifikasi Cost Driver

Identifikasi cost driver bertujuan untuk mempermudah penentuan

tarif per unit cost driver.

4) Menentukan tarif/unit Cost Driver

Adalah biaya per unit cost driver yang dihitung untuk suatu

aktivitas. Tarif per unit cost driver. dapat dihitung dengan rumus

berikut ini.

Tarif/ unit cost driver =

Jumlah Aktivitas Cost Driver

Page 65: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

b. Tahap Kedua

Penelusuran dan pembebanan biaya aktivitas kemasing-masing

produk yang menggunakan cost driver. Pembebanan biaya overhead

dari setiap aktivitas dihitung dengan rumus sebagai berikut ini.

Menurut Hongren dalam Astuti (2010), prosedur pembebanan biaya

overhead dengan sistem ABC terdiri dari 7 langkah.

1) Identifikasi produk yang menjadi yang menjadi obyek biaya.

2) Menghitung biaya langsung dari produk.

3) Memilih dasar pengalokasian biaya (cost driver) yang akan digunakan.

4) Mengidentifikasi biaya tidak langsung yang berkaitan dengan setiap

dasar alokasi biaya (cost driver).

5) Menghitung tarif per unit dasar alokasi biaya guna mengalokasikan

biaya tidak langsung ke produk.

6) Menghitung biaya tidak langsung yang dialokasikan ke produk.

7) Menghitung total biaya produk dengan menjumlahkan semua biaya

langsung dan tidak langsung.

8. Manfaat Penentuan Harga Pokok Produk Berdasarkan Aktivitas

Jika syarat-syarat penerapan sistem ABC sudah terpenuhi, maka

sebaiknya perusahaan menerapkan sistem ABC dan segera mendesain

BOP yang dibebankan = Tarif/unit cost driver x cost driver yang dipilih

Page 66: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

ulang sistem akuntansi biayanya karena akan bermanfaat sebagai berikut

ini (Supriyono, 2002: 698).

a. Memperbaiki mutu pengambilan keputusan.

Dengan informasi biaya produk yang lebih teliti, kemungkinan

manajer melakukan pengambilan keputusan yang salah dapat

dikurangi. Informasi biaya produk yang lebih teliti sangat penting

artinya bagi manajemen jika perusahaan menghadapi persaingan yang

tajam.

b. Memungkinkan manajemen melakukan perbaikan terus menerus

terhadap kegiatan untuk mengurangi biaya overhead.

Sistem ABC mengidentifikasi biaya overhead dengan kegiatan

yang menimbulkan biaya tersebut. Pembebanan overhead harus

mencerminkan jumlah permintaan overhead (yang dikonsumsi) oleh

setiap produk. Sistem ABC mengakui bahwa tidak semua overhead

bervariasi dengan jumlah unit yang diproduksi. Dengan menggunakan

biaya berdasarkan unit dan non unit overhead dapat lebih akurat

ditelusuri ke masing-masing produk.

c. Memberikan kemudahan dalam menentukan biaya relevan.

Karena sistem ABC menyediakan informasi biaya yang relevan

yang dihubungkan dengan berbagai kegiatan untuk menghasilkan

produk maka manajemen akan menghasilkan kemudahan dalam

memperoleh informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan

yang menyangkut berbagai kegiatan bisnis mereka.

Page 67: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

9. Cost Driver

a. Pengertian Cost Driver

Cost driver adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

biaya overhead yang dikonsumsi oleh setiap jenis produk (Krismiaji,

2002: 118).

Cost driver adalah variabel, seperti tingkat aktivitas atau volume,

yang menjadi dasar timbulnya biaya dalam rentang waktu tertentu.

Terdapat hubungan sebab-akibat antara perubahan tingkat aktivitas

atau volume dengan perubahan tingkat biaya total (Horngren, Srikant,

dan George 2008: 37).

Menurut Astuti (2010), Cost driver merupakan faktor yang dapat

menerangkan konsumsi biaya-biaya overhead. Faktor ini menunjukkan

suatu penyebab utama tingkat aktivitas yang akan menyebabkan biaya

dalam aktivitas. Ada dua jenis cost driver.

1) Cost driver berdasarkan unit.

Cost driver berdasarkan unit membebankan biaya overhead pada

produk melalui penggunaan tarif overhead tunggal oleh seluruh

departemen.

2) Cost driver berdasarkan non unit.

Cost driver berdasarkan non unit merupakan faktor-faktor

penyebab selain unit menjelaskan konsumsi overhead. Contoh cost

driver berdasarkan non unit pada perusahaan jasa adalah luas,

jumlah pasien, jumlah kamar tersedia.

Page 68: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

b. Penentuan Cost driver yang Tepat

Menurut Krismiaji (2002: 134-135), untuk menentukan cost

driver paling tidak ada dua faktor yang harus dipertimbangkan.

1) Biaya Pengukuran.

Dalam memilih cost driver perusahaan menggunakan

informasi yang telah tersedia, karena penggunaan informasi yang

belum tersedia akan menambah biaya. Pemilihan cost driver dapat

menghemat atau meminimumkan biaya pengukuran dengan

penggunaan homogeneous cost pool yang memberikan kemudahan

dalam memilih cost driver.

2) Derajat Korelasi dan Pengukuran Tidak Langsung.

Struktur informasi yang ada dapat dieksploitasi dengan cara

yang lain untuk meminimumkan biaya perolehan kuantitas cost

driver. Cost driver yang mengukur konsumsi aktivitas secara

langsung kadang-kadang dapat diganti dengan cost driver tidak

langsung yang mengukur konsumsi aktivitas secara tidak langsung.

Aktivitas yang ada dalam perusahaan sangat komplek dan

banyak jumlahnya. Oleh karena itu perlu pertimbangn yang matang

dalam menentukan penimbul biayanya atau cost driver.

1) Penentuan jumlah cost driver yang dibutuhkan.

Menurut Cooper dan Kaplan dalam Astuti (2010), penentuan

banyaknya cost driver yang dibutuhkan berdasarkan pada

keakuratan laporan product cost yang diinginkan dan kompleksitas

Page 69: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

komposisi output perusahaan. Semakin banyak cost driver yang

digunakan, laporan biaya produksi semakin akurat. Dengan kata

lain semakin tinggi tingkat keakuratan yang diinginkan, semakin

banyak cost driver yang dibutuhkan.

2) Pemilihan cost driver yang tepat.

Menurut Cooper dan Kaplan dalam Astuti (2010), dalam

pemilihan cost driver yang tepat ada tiga faktor yang harus

dipertimbangkan.

a) Kemudahan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam

pemilihan cost driver (cost of measurement). Cost driver yang

membutuhkan biaya pengukuran lebih rendah akan dipilih.

b) Korelasi antara konsumsi aktivitas yang diterangkan oleh cost

driver terpilih dengan konsumsi aktivitas sesungguhnya

(degree of correlation). Cost driver yang memiliki korelasi

tinggi akan dipilih.

c) Perilaku yang disebabkan oleh cost driver terpilih (behavior

effect). Cost driver yang menyebabkan perilaku yang

diinginkan yang akan dipilih.

Page 70: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

10. Manfaat, Kelebihan, dan Kelemahan Metode Activity-Based Costing

System

a. Manfaat

Menurut Harnanto dan Zulkifli (2003), manfaat metode ABC

adalah sebagai berikut ini.

1) Untuk menyajikan kos produk yang lebih akurat dan informatif,

yang mengarahkan kepada pengukuran profitabilitas produk yang

lebih akurat dan kepada keputusan strategik yang lebih baik

tentang penentuan harga jual, lini produk, pasar, dan pengeluaran

modal.

2) Untuk menyajikan pengukuran yang lebih akurat tentang biaya

yang dipicu oleh adanya aktivitas. Hal ini dapat membantu

manajemen untuk meningkatkan ‘nilai produk’ dan ‘nilai proses’

dengan membuat keputusan yang lebih baik .

3) Untuk memudahkan manajer memberikan informasi tentang kos

relevan untuk pembuatan keputusan bisnis.

Menurut Supriyono (2002: 698), apabila syarat-syarat penerapan

metode ABC sudah terpenuhi, maka sebaiknya perusahaan

menerapkan metode ABC dan segera mendesain ulang sistem

akuntansi biayanya karena akan bermanfaat sebagai berikut ini.

1) Memperbaiki mutu pengambilan keputusan.

Dengan informasi biaya produk yang lebih teliti,

kemungkinan manajer melakukan pengambilan keputusan yang

Page 71: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

salah dapat dikurangi. Informasi biaya produk yang lebih teliti

sangat penting artinya bagi manajemen jika perusahaan

menghadapi persaingan yang tajam.

2) Memungkinkan manajemen melakukan perbaikan terus menerus

terhadap kegiatan untuk mengurangi biaya overhead.

Metode ABC mengidentifikasi biaya overhead dengan

kegiatan yang menimbulkan biaya tersebut. Pembebanan overhead

harus mencerminkan jumlah permintaan overhead (yang

dikonsumsi) oleh setiap produk. Metode ABC mengakui bahwa

tidak semua overhead bervariasi dengan jumlah unit yang

diproduksi. Dengan menggunakan biaya berdasarkan unit dan non

unit overhead dapat lebih akurat ditelusuri ke masing-masing

produk.

3) Memberikan kemudahan dalam menentukan biaya relevan.

Metode ABC menyediakan informasi biaya yang relevan

yang dihubungkan dengan berbagai kegiatan untuk menghasilkan

produk, maka manajemen akan menghasilkan kemudahan dalam

memperoleh informasi yang relevan dengan pengambilan

keputusan yang menyangkut berbagai kegiatan bisnis mereka.

Page 72: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

b. Kelebihan

Menurut Warta (2010) ABC memiliki kelebihan sebagai berikut

ini.

1) Dapat mengatasi diversitas volume dan produk sehingga pelaporan

biaya produknya lebih akurat.

2) Mengidentifikasi biaya overhead dengan kegiatan yang

menimbulkan biaya tersebut.

3) Dapat mengurangi biaya perusahaan dengan mengidentifikasi

aktivitas yang tidak bernilai tambah.

4) Memberikan kemudahan kepada manajemen dalam melakukan

berbagai keputusan.

Tunggal dalam Astuti (2010) mengemukakan tentang

keunggulan ABC adalah sebagai berikut ini.

1) Suatu pengkajian ABC dapat meyakinkan manajemen bahwa

mereka harus mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih

kompetitif. Sebagai hasilnya mereka dapat berusaha untuk

meningkatkan mutu sambil secara simultan memfokus pada

mengurangi biaya. Analisis biaya dapat menyoroti bagaimana

benar-benar mahalnya proses manufakturing, yang pada akhirnya

dapat memicu aktivitas untuk mereorganisasi proses, memperbaiki

mutu dan mengurangi biaya .

2) Activity Based Costing dapat membantu dalam pengambilan

keputusan.

Page 73: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

3) Manajemen akan berada dalam suatu posisi untuk melakukan

penawaran kompetitif yang lebih wajar.

4) Dengan analisis biaya yang diperbaiki, manajemen dapat

melakukan analisis yang lebih akurat mengenai volume, yang

dilakukan untuk mencari break even atas produk yang ber-volume

rendah.

5) Melalui analisis data biaya dan pola konsumsi sumber daya,

manajemen dapat mulai merekayasa kembali proses manufakturing

untuk mencapai pola keluaran mutu yang lebih efisien dan lebih

tinggi.

c. Kelemahan

Kelemahan dari sistem ABC menurut Warta (2010) sebagai

berikut ini.

1) Mengharuskan manajer melakukan perubahan radikal dalam cara

berfikir mereka mengenai biaya, yang pada awalnya sulit bagi

manajer untuk memahami ABC.

2) Tidak menunjukkan biaya yang akan dihindari dengan

menghentikan memproduksi lebih sedikit produk.

3) Memerlukan upaya pengumpulan data yang diperlukan guna

keperluan persyaratan laporan keuangan.

4) Implementasi sistem ABC belum dikenal dengan baik sehingga

persentase penolakan terhadap sistem ini cukup besar.

Page 74: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

11. Tarif

a. Pengertian Tarif

Tarif adalah nilai suatu jasa pelayanan yang ditetapkan dengan

ukuran sejumlah uang berdasarkan pertimbangan bahwa dengan nilai

uang tersebut rumah sakit bersedia memberikan jasa kepada pasien

(Trisnantoro dalam Wibowo, 2010).

Tarif adalah sejumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit

usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual

atau diserahkan (Supriyono, 2002: 332).

Menurut Supriyono (2002: 332), ada beberapa faktor yang

mempengaruhi baik faktor biaya maupun bukan biaya.

- Biaya, khususnya biaya masa depan

- Pendapatan yang diharapkan

- Jenis produk jasa yang dijual

- Jenis industri

- Citra dan kesan masyarakat

- Pengaruh pemerintah, khususnya undang-undang, keputusan,

peraturan dan kebijakan pemerintah

- Tindakan atau reaksi para pesaing

- Tipe pasar yang dihadapi

- Trend Ekonomi

- Biaya manajemen

- Tujuan non laba

Page 75: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

- Tanggung jawab sosial perusahaan

- Tujuan perusahaan, khususnya laba dan Return On Invesment

(ROI)

Tarif merupakan aspek yang sangat diperhatikan oleh rumah

sakit, baik rumah sakit swasta maupun rumah sakit pemerintah. Rumah

sakit swasta cenderung memiliki tarif yang lebih tinggi dibanding

dengan penetapan tarif di rumah sakit pemerintah. Hal tersebut

dikarenakan rumah sakit swasta tidak mendapat subsidi pemerintah,

sehingga harus dapat membiayai sendiri seluruh biaya operasionalnya

yang mengakibatkan tarifnya menjadi tinggi.

b. Tujuan Penetapan Tarif

Pada umumnya menurut Astuti (2010) tujuan penetapan tarif

tersebut adalah sebagai berikut ini.

1) Bertahan hidup (survival).

Perusahaan menetapkan bertahan hidup sebagai tujuan utama,

apabila menghadapi kesulitan dalam hal kelebihan kapasitas

produksi, persaingan keras, atau perubahan keinginan konsumen.

Untuk mempertahankan tetap berjalannya kegiatan produksi,

perusahaan harus menetapkan harga yang rendah, dengan harapan

akan meningkatkan permintaan. Dalam situasi demikian, laba

menjadi kurang penting dibandingkan survival.

Page 76: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

2) Memaksimalkan laba jangka pendek.

Perusahaan memperkirakan permintaan akan biaya,

dihubungkan dengan harga alternatif dan harga yang akan

menghasilkan laba, arus kas, atau tingkat laba investasi maksimal.

Dalam semua hal, perusahaan lebih menitikberatkan pada

kemampuan keuangan yang ada dan kurang mempertimbangkan

prestasi keuangan jangka pendek.

3) Kepemimpinan pangsa pasar (leader of market share).

Sebagian perusahaan ingin mencapai pangsa pasar yang

dominan. Mereka yakin bahwa perusahaan dengan market share

terbesar akan menikmati biaya terendah dan laba tertinggi dalam

jangka panjang. Untuk itu, mereka menetapkan harga serendah

mungkin.

4) Kepemimpinan mutu produk.

Perusahaan dapat memutuskan bahwa mereka ingin memiliki

produk dengan mutu terbaik di pasar. Keputusan ini biasanya

mengharuskan penetapan harga yang tinggi untuk menutup biaya

pengendalian mutu produk serta biaya riset dan pengembangan.

5) Tujuan-tujuan lain

Tujuan-tujuan lain misalnya mempertahankan loyalitas

pelanggan. Perusahaan mungkin menetapkan harga yang rendah

untuk mencegah masuknya perusahaan pesaing atau dapat

menetapkan harga yang sama dengan pesaing dengan tujuan untuk

Page 77: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

mempertahankan loyalitas pelanggan. Menghindari campur tangan

pemerintah, menciptakan daya tarik sebuah produk, dan untuk

menarik lebih banyak pelanggan.

c. Penetapan Tarif Dengan Metode Cost Plus Pricing

Menurut Mulyadi (2001), penentuan tarif atau harga jual suatu

produk atau jasa dengan menggunakan metode Cost Plus Pricing yaitu

penentuan tarif jasa dengan cara menambahkan laba yang diharapkan

diatas biaya penuh masa yang akan datang untuk memproduksi dan

memasarkan produk atau jasa. Tarif jasa berdasarkan Cost Plus

Pricing dihitung dengan rumus:

12. Analisis Penetapan Tarif Rumah Sakit

Menurut Wiyono dalam Hasibuan (2005: 13), analisis penetapan tarif

di rumah sakit sebagai berikut ini.

a. Batasan

Pengertian tarif tidak sama dengan harga, sekalipun keduanya

menunjukkan pada besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh

konsumen. Pengertian tarif lebih terkait pada besarnya biaya yang

harus dikeluarkan untuk memperoleh jasa pelayanan. Sedangkan

pengertian harga lebih terkait pada besarnya biaya yang harus

dikeluarkan untuk memperoleh barang.

Tarif per kamar = Cost sewa kamar + Laba yang diharapkan

Page 78: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

b. Faktor yang harus diperhitungkan dalam penetapan tarif.

Menurut Gani dalam Hasibuan (2005: 13) tarif rumah sakit di

Indonesia sangat rendah. Bahkan tarif tersebut lebih rendah dari biaya

satuan operasional dan pemeliharaan (biaya satuan tanpa biaya

investasi). Tarif rendah tersebut juga terdapat pada beberapa rumah

sakit swasta yang tarifnya ditentukan oleh Peraturan Daerah (Perda)

tempat rumah sakit itu berada. Penentuan tarif pelayanan rumah sakit

merupakan hal yang sangat kompleks disebabkan banyaknya variabel

atau faktor yang perlu dipertimbangkan, sehingga sulit ditentukan

suatu rumus praktis untuk menghitungnya.

Faktor yang diperhitungkan dalam penentuan tarif menurut Gani

dalam Hasibuan (2005: 14-15) adalah sebagai berikut ini.

1) Produk pelayanan kesehatan dalam suatu rumah sakit sangat

beragam. Hal ini menyebabkan beragamnya biaya satuan untuk

masing-masing jenis pelayanan.

2) Rumah sakit mempunyai tujuan sosial dan ekonomi,

perkembangan teknologi menyebabkan rumah sakit lebih cermat

dalam perhitungan ekonomi. Paduan dua tujuan adalah

pelaksanaan subsidi silang, yaitu profit dari kelas VIP dan kelas I

(kelas perawatan bagi masyarakat golongan ekonomi kuat)

digunakan untuk membiayai kelas III (kelas perawatan bagi

masyarakat tidak mampu).

Page 79: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

3) Biaya satuan (unit cost) setiap pelayanan yang dihasilkan.

Perhitungan biaya satuan ini belum banyak dilaksanakan, selain

disebabkan metode yang kompleks dan data yang diperlukan tidak

tersedia karena sistem informasi tidak dirancang dengan tujuan

tersebut.

4) Tingkat utilisasi pelayanan medis maupun penunjang medis. Bed

Occupatient Rate (BOR) yang rendah semakin buruk jika

dilakukan kenaikan tarif, sedangkan pada BOR yang tinggi tidak

akan berpengaruh banyak sejauh kenaikan tersebut masih dalam

batas “kemauan dan kemampuan” pasien.

5) Kemauan dan kemampuan membayar penduduk yang biasa disebut

“Ability To Pay”(ATP) dan “Willingness To Pay” (WTP). Tarif

yang dibawah ATP dan WTP menyebabkan adanya “consumer

surplus”.

6) Khusus untuk rumah sakit pemerintah, penentuan tarif juga harus

mempertimbangkan kemampuan pemerintah memberikan subsidi

kepada masyarakat. Kalau kemampuan subsidi terbatas,

pemerintah bisa memberlakukan tarif tinggi untuk kelas VIP, I, II

dan membatasi pemberian subsidi untuk pelayanan kelas III.

7) Besarnya surplus penerimaan yang direncanakan dan jangka waktu

berapa lama pay back period (jangka waktu pengembalian modal

usaha) yang diinginkan.

Page 80: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

8) Tarif dan mutu pelayanan pihak pesaing. Mutu yang dimaksud

disini berarti luas termasuk aksestabilitas pelayan tersebut dari segi

transportasi.

13. Activity Based Costing untuk Perusahaan Jasa

Menurut Krismiaji (2002: 135), konsep ABC tidak hanya dapat

diterapkan pada perusahaan manufaktur, tetapi dapat juga diterapkan pada

perusahaan jasa. Semua perusahaan jasa memiliki aktivitas dan output

yang membutuhkan aktivitas tersebut.

Menurut Brinker dalam Astuti (2010), penerapan ABC pada

perusahaan jasa memiliki beberapa ketentuan khusus, hal ini disebabkan

oleh beberapa karakteristik yang dimiliki perusahaan jasa seperti berikut

ini.

a. Output seringkali sulit didefinisi .

b. Pengendalian aktivitas pada permintaan jasa kurang dapat didefinisi.

c. Cost mewakili proporsi yang lebih tinggi dari total cost pada seluruh

kapasitas yang ada dan sulit untuk menghubungkan antara output

dengan aktivitasnya.

Output pada perusahaan jasa adalah manfaat dari jasa itu sendiri

yang kebanyakan tidak terwujud, contoh: kecepatan suatu jasa, kualitas

suatu informasi, dan pemuasan konsumen. Output pada perusahaan jasa

tidak berwujud membuat perhitungan menjadi sulit. Sekalipun sulit,

dewasa ini bisnis jasa menggunakan metode ABC pada bisnisnya.

Page 81: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Untuk menjawab permasalahan diatas, Activity Based Costing benar-

benar dapat digunakan pada perusahaan jasa, setidak-tidaknya pada

beberapa perusahaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan

ABC pada perusahaan jasa adalah:

a. Identifying and Costing Activities.

Mengidentifikasi dan menghargai aktivitas dapat membuka

beberapa kesempatan untk pengoperasian yang efisien.

b. Spesial Challenger.

Perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur

akan memiliki permasalahan-permasalahan yang serupa. Permasalahan

itu seperti sulitnya mengalokasikan biaya ke aktivitas. Selain itu jasa

tidak dapat menjadi suatu persediaan, karena kapasitas yang ada

namun tidak dapat digunakan menimbulkan biaya yang tidak dapat

dihindari.

c. Output Diversity.

Perusahaan jasa juga memiliki kesulitan-kesulitan dalam

mengidentifikasi output yang ada. Pada perusahaan jasa, diversity yang

menggambarkan aktivitas-aktivitas pendukung pada hal-hal yang

berbeda mungkin sulit untuk dijelaskan atau ditentukan.

Page 82: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. Biaya dan Pengelompokan Aktivitas dalam Penentuan Tarif Jasa

Rawat Inap

Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan bagian akuntansi,

aktivitas-aktivitas biaya yang ada pada tiap unit rawat inap Rumah Sakit

PKU Muhammadiyah Karanganyar sebagai dasar dalam penentuan tarif

jasa rawat inap dengan metode ABC adalah sebagai berikut ini.

a. Jasa Visite

b. Jasa Konsul

c. Jasa Imunisasi dan Vaksinasi

d. Biaya Gaji Pegawai Perawatan

e. Biaya Gaji Pegawai Administrasi

f. Biaya Listrik

g. Biaya Air

h. Biaya Alat Tulis Kantor

i. Biaya Rumah Tangga

j. Biaya Telepon

k. Gizi Shift Malam Pegawai

l. Lembur Pegawai

m. Biaya Bahan Habis Pakai

n. Biaya Konsumsi

o. Biaya Pemeliharaan Sarana

Medik dan Non Medik

p. Biaya Pemeliharaan Gedung

dan Bangunan

q. Tunjangan Pegawai

r. Lain-lain Pegawai

Aktivitas-aktivitas tersebut dikelompokkan menjadi beberapa pusat

aktivitas seperti di bawah ini.

a. Aktivitas perawatan pasien.

- Jasa Visite.

- Jasa Konsul.

Page 83: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

- Biaya gaji pegawai perawatan.

b. Aktivitas pemeliharaan pasien.

- Biaya konsumsi.

- Jasa Imunisasi dan Vaksinasi.

c. Aktivitas pelayanan pasien.

- Gizi shift malam pegawai.

- Lembur pegawai.

- Biaya listrik.

- Biaya air.

- Biaya bahan habis pakai.

- Biaya rumah tangga.

- Biaya telepon.

d. Aktivitas penggunaan inventaris.

- Biaya pemeliharaan sarana medik dan non medik.

- Biaya pemeliharaan gedung dan bangunan.

e. Aktivitas pelayanan administrasi.

- Biaya alat tulis kantor.

- Biaya gaji pegawai administrasi kantor.

f. Aktivitas penunjang jasa rawat inap.

- Tunjangan Pegawai.

- Lain-lain Pegawai.

Page 84: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

2. Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Berdasarkan Metode Activity-Based

Costing System

a. Identifikasi Produk

Produk yang akan diteliti sebagai obyek biaya adalah tipe kamar

VIP, Kelas I, Kelas II, dan Kelas III. Masing-masing kamar memiliki

fasilitas yang berbeda. Fasilitas yang ditawarkan pada setiap tipe

kamar sebagai berikut ini.

1) VIP

Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, tempat tidur

penunggu, sofa, AC, televisi, almari es, kamar mandi dalam, water

heater, kursi tunggu teras, dispenser, overbed table.

2) Kelas I

Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, sofa, kursi

tunggu, kipas angin, kamar mandi dalam.

3) Kelas II

Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, kipas angin,

kursi tunggu, kamar mandi dalam.

4) Kelas III

Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, kipas angin,

kursi tunggu, kamar mandi dalam.

Page 85: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

b. Identifikasi Biaya Langsung

Biaya langsung dari kegiatan rawat inap antara lain adalah jasa

visite, jasa konsul, biaya gaji pegawai perawatan, biaya konsumsi, dan

jasa imunisasi dan vaksinasi.Penjelasan biaya-biaya tersebut dijelaskan

sebagai berikut ini.

1) Jasa Visite.

Dokter merupakan pihak yang terlibat langsung dalam

kegiatan rawat inap. Pada kegiatan rawat inap, dokter yang

menangani pasien melakukan visite terhadap pasien rawat inap

untuk memeriksa, memberikan resep, maupun mengetahui

perkembangan kesehatan pasien. Jasa visite dibebankan per hari

kepada setiap pasien. Aktivitas ini bersifat proporsional dengan

jumlah unit yang ditangani oleh dokter, maka termasuk dalam

kategori unit level activity cost. Jasa visite mengeluarkan biaya

sebesar Rp 517.289.784,00.

2) Jasa Konsul.

Konsultasi merupakan hal yang berkaitan dengan visite yang

dilakukan pada pasien rawat inap. Aktivitas ini juga termasuk

dalam kategori unit level activity cost karena bersifat proporsional

terhadap jumlah unit yang dilayani. Jasa konsul memerlukan biaya

sebesar Rp 47.946.971,00.

Page 86: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

3) Biaya Gaji Pegawai Perawatan.

Perawat merupakan pihak yang terlibat langsung dalam

kegiatan rawat inap. Biaya gaji pegawai perawatan merupakan

biaya yang dikeluarkan rumah sakit untuk membayar gaji perawat

di bagian unit rawat inap, sehingga mempengaruhi aktivitas di

bagian rawat inap. Aktivitas ini termasuk dalam kategori unit level

activity cost, karena dialokasikan secara proporsional pada setiap

kelas jasa rawat inap dan lama hari pasien dirawat. Biaya gaji

pegawai perawatan sebesar Rp 378.504.537,00.

4) Biaya Konsumsi.

Proses penyembuhan pasien yang menjalani rawat inap

membutuhkan makan dan minum (konsumsi) untuk mempercepat

kesembuhan. Biaya konsumsi pasien merupakan biaya yang

dikeluarkan untuk menyediakan makanan dan minuman bagi

pasien rawat inap. Pada masing-masing tipe kelas jasa rawat inap

memilki perbedaan jenis makanan dan minuman yang diberikan

kepada pasien. Biaya konsumsi sebesar Rp 407.622.600,00

termasuk dalam kategori unit level activity cost.

5) Jasa Imunisasi Dan Vaksinasi.

Pasien rawat inap tidak hanya menjalani perawatan fisik

tetapi juga memerlukan imunisasi maupun vaksinasi dalam

menjaga kekebalan tubuh pasien. Jasa imunisasi dan vaksinasi

termasuk dalam kategori batch-related activity cost, karena

Page 87: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

tergantung dari frekuensi order produksi yang diolah oleh fungsi

produksi. Jasa imunisasi dan vaksinasi mengeluarkan biaya sebesar

Rp 5.808.000,00.

c. Identifikasi Biaya Tidak Langsung

1) Biaya listrik

Tenaga listrik digunakan untuk menjalankan semua peralatan

elektronik pada seluruh tipe kamar jasa rawat inap yang digunakan

untuk penerangan, maupun fasilitas lain yang digunakan oleh

pasien rawat inap. Biaya yang dikeluarkan untuk pemakaian listrik

sebesar Rp 48.970.356,00. Pengunaan listrik termasuk dalam

kategori unit level activity cost, karena biaya berubah sesuai

dengan perubahan KWH kamar yang terpakai.

2) Biaya air

Pasien rawat inap memerlukan air untuk membersihkan

tubuhnya. Biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan fasilitas air

sebesar Rp 703.508,00. Penggunaan air termasuk dalam kategori

unit level activity cost, karena biaya berubah sesuai dengan

perubahan pemakai pada tiap kamar rawat inap.

3) Biaya bahan habis pakai.

Bahan habis pakai adalah bahan yang digunakan perawat

untuk pasien. Biaya bahan habis pakai terdiri dari biaya yang

dikeluarkan untuk penyediaan sabun cair, sabun mandi, tisu

Page 88: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

gulung, handuk, dan lain-lain. Aktivitas ini termasuk dalam batch-

related activity cost, karena tergantung dari frekuensi order

produksi yang diolah oleh fungsi produksi dan memerlukan biaya

sebesar Rp 98.064.167,00.

4) Biaya rumah tangga.

Biaya rumah tangga merupakan biaya yang dikeluarkan

untuk tiap rumah tangga bangsal rumah sakit. Biaya yang

dikeluarkan sebesar Rp 25.875.239,00. Aktivitas ini termasuk

dalam facility-sustaining activity cost, karena berhubungan untuk

mempertahankan fasilitas yang dimiliki rumah sakit.

5) Biaya telepon.

Pelayanan administrasi kepada pasien memerlukan telepon,

untuk menghubungi pihak yang berkepentingan dalam kegiatan

rawat inap. Biaya telepon yang dikeluarkan sebesar Rp

6.892.885,00, termasuk dalam kategori batch-related activity cost,

karena tergantung dari frekuensi order produksi yang diolah oleh

fungsi produksi.

6) Biaya pemeliharaan sarana medik dan non medik.

Sarana medik dan non medik digunakan untuk merawat dan

menangani pasien rawat inap. Pemeliharaan sarana medik dan non

medik merupakan kebutuhan yang dilakukan dalam menunjang

pelayanan yang diberikan kepada pasien. Pemeliharaan sarana

medik dan non medik memerlukan biaya sebesar Rp 9.104.800,00.

Page 89: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Aktivitas ini termasuk dalam facility-sustaining activity cost,

karena berhubungan dengan kegiatan mempertahankan fasilitas

rumah sakit.

7) Biaya pemeliharaan gedung dan bangunan.

Gedung dan bangunan sebagai tempat untuk perawatan

pasien rawat inap sangat diperlukan demi kenyamanan pasien.

Biaya pemeliharaan gedung dan bangunan termasuk dalam facility-

sustaining activity cost, karena berhubungan dengan kegiatan

mempertahankan fasilitas rumah sakit, dan mengeluarkan biaya

sebesar Rp 12.321.650,00

8) Biaya alat tulis kantor.

Pelayanan administrasi kepada pasien rawat inap

memerlukan alat tulis kantor. Biaya ini termasuk dalam batch-

related activity cost, karena tergantung dari frekuensi order

produksi yang diolah oleh fungsi administrasi. Aktivitas ini

memerlukan biaya sebesar Rp 15.215.930,00.

9) Biaya gaji pegawai administrasi kantor.

Pegawai administrasi kantor memberikan pelayanan

administrasi kepada pasien yang menggunakan jasa rumah sakit.

Aktivitas ini termasuk dalam batch-related activity cost, karena

tergantung dari frekuensi order produksi yang diolah oleh fungsi

produksi. Aktivitas ini memerlukan biaya sebesar Rp

91.161.000,00.

Page 90: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

10) Tunjangan pegawai.

Setiap pegawai menerima tambahan imbalan berupa

tunjangan pegawai. Biaya yang diperlukan dalam menunjang

kegiatan jasa rawat inap untuk memberikan tunjangan kepada

pegawai rawat inap sebesar Rp Rp 150.117.406. Aktivitas ini

termasuk dalam facility-sustaining activity cost, karena tidak

tergantung dengan jumlah unit yang diproduksi.

11) Lembur dan Gizi Shift Malam Pegawai.

Pegawai membutuhkan waktu lembur dalam memberikan

pelayanan kepada pasien rawat inap. Pegawai yang bekerja pada

shift malam memerlukan gizi agar tetap optimal dalam

memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap. Aktivitas ini

termasuk dalam batch-related activity cost yang mengeluarkan

biaya sebesar Rp 8.647.422,00 untuk tambahan bagi pegawai

lembur dan Rp 4.874.501,00 untuk gizi yang diberikan pada

pegawai shift malam.

12) Lain-lain pegawai.

Biaya lain-lain pegawai merupakan biaya yang diperlukan

dalam menunjang kegiatan jasa rawat inap, yang diberikan kepada

pegawai dalam bentuk dana pensiun, seragam pegawai, bekal

untuk ramadhan, dan tunjangan hari raya. Aktivitas ini termasuk

dalam facility-sustaining activity cost karena tidak bergantung pada

jumlah unit dan memerlukan biaya sebesar Rp 97.686.630,00.

Page 91: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

d. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Aktivitas

1) Berdasarkan Unit Level Activity Cost.

Aktivitas ini dilakukan setiap hari dalam pelayanan rawat

inap pada RS PKU Muhammadiyah Karanganyar. Biaya yang

termasuk dalam aktivitas ini adalah jasa visite, jasa konsul, biaya

gaji pegawai perawatan, biaya konsumsi, biaya listrik, dan biaya

air.

2) Berdasarkan Batch-Related Activity Cost.

Besar kecilnya biaya ini tergantung dari frekuensi order

produksi yang diolah oleh fungsi produksi, yang termasuk dalam

aktivitas ini yaitu jasa imunisasi dan vaksinasi, gizi shift malam

pegawai, lembur pegawai, biaya telepon, biaya bahan habis pakai,

gaji pegawai administrasi kantor, dan biaya alat tulis kantor.

3) Berdasarkan Product-sustaining Activity Cost.

Aktivitas ini berhubungan dengan penelitian dan

pengembangan produk tertentu dan biaya-biaya untuk

mempertahankan produk agar tetap dapat dipasarkan. Aktivitas ini

tidak ditemui pada RS PKU Muhammadiyah Karanganyar.

4) Berdasarkan Facility-Sustaining Activity Cost.

Aktivitas ini berhubungan dengan kegiatan untuk

mempertahankan fasilitas yang dimiliki oleh rumah sakit. Aktivitas

yang termasuk dalam kategori ini adalah biaya rumah tangga, biaya

pemeliharaan sarana medik dan non medik, biaya pemeliharaan

Page 92: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

gedung dan bangunan, tunjangan pegawai, dan biaya lain-lain

pegawai.

Klasifikasi aktivitas biaya ke dalam berbagai aktivitas biaya

ditunjukkan pada tabel II.1 berikut ini.

Tabel II.1 Klasifikasi Biaya Berdasarkan Aktivitas

Elemen Biaya Jumlah

Unit-level activity cost

1) Jasa Visite Rp 517.289.784 2) Jasa Konsul Rp 47.946.971 3) Biaya Gaji Pegawai Perawatan Rp 378.504.537 4) Biaya Konsumsi Rp 407.622.600 5) Biaya Listrik Rp 48.970.256 6) Biaya Air Rp 703.508

Batch-related activity cost 1) Jasa Imunisasi dan Vaksinasi Rp 5.808.000 2) Biaya Gaji Pegawai Administrasi Rp 91.161.000 3) Biaya Alat tulis Kantor Rp 15.215.930 4) Biaya Bahan Habis Pakai Rp 98.064.167 5) Gizi Shift Malam Pegawai Rp 4.874.501 6) Lembur Pegawai Rp 8.647.422 7) Biaya Telepon Rp 6.892.885

Facility-sustaining activity cost

1) Biaya Rumah Tangga Rp 25.875.239 2) Pemeliharaan Sarana Medik dan

Non Medik Rp 9.104.800

3) Pemeliharaan Gedung dan Bangunan

Rp 12.321.650

4) Tunjangan Pegawai Rp 150.117.406 5) Lain-lain Pegawai Rp 97.686.630

Sumber: data sekunder yang diolah

Page 93: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

e. Pemilihan Cost Driver

1) Data Pendukung

Cost driver diperlukan sebagai dasar alokasi untuk

menentukan jumlah biaya berdasarkan aktivitas-aktivitas. Hal itu

dikarenakan setiap aktivitas terdiri dari beberapa komponen biaya

sehingga diperlukan dasar alokasi untuk menentukan jumlah biaya

berdasarkan aktivitas tersebut. Berikut ini data pendukung yang

akan digunakan sebagai cost driver.

a) Jumlah Pasien Rawat Inap.

Berdasarkan data rekapitulasi pasien di RS PKU

Muhammadiyah Karanganyar jumlah pasien rawat inap selama

tahun 2010 ditunjukkan pada tabel II.2 berikut ini.

Tabel II.2 Jumlah Pasien Rawat Inap di RS PKU Muhammadiyah

Karanganyar Tahun 2010

No Kelas Jasa Pasien Rata-rata 1 VIP 644 4,8 2 Kelas I 1.460 53,7 3 Kelas II 2.587 121,7 4 Kelas III 4.132 215,6

Jumlah Pasien 8.823 395,5 Sumber: RS PKU Muhammadiyah Karanganyar

b) Lama Hari Pasien Rawat Inap.

Berdasarkan data rekapitulasi pasien di RS PKU

Muhammadiyah Karanganyar selama tahun 2010, lama hari

pasien rawat inap ditunjukkan tabel II.3 berikut ini.

Page 94: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Tabel II.3 Lama Hari Pasien Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah

Karanganyar Tahun 2010

No Kelas Jasa Lama Hari 1 VIP 2.447 2 Kelas I 5.110 3 Kelas II 9.055 4 Kelas III 14.875

Jumlah (Hari) 31.487 Sumber: RS PKU Muhammadiyah Karanganyar

c) Tarif Konsumsi Tiap Kelas.

Berdasarkan perbedaan promosi dan nutrisi pada masing-

masing kelas, maka pada tiap kelas jasa rawat inap RS PKU

Muhammadiyah Karanganyar menetapkan tarif konsumsi yang

berbeda pada tiap kelas jasa rawat inapnya. Tabel II.4 berikut

ini merupakan tarif konsumsi tiap kelas jasa rawat inap RS

PKU Muhammadiyah Karanganyar.

Tabel II.4 Tarif Konsumsi Tiap Kelas RS PKU Muhammadiyah

Karanganyar Tahun 2010

Kelas Tarif Konsumsi VIP Rp 15.400 Kelas I Rp 12.000 Kelas II Rp 8.750 Kelas III Rp 3.750

Sumber: RS PKU Muhammadiyah Karanganyar

d) Pemakaian Listrik

Perbedaan fasilitas pelayanan pada tiap kelas jasa rawat

inap menyebabkan konsumsi pada tiap kelas juga beragam.

Berikut ini jumlah pemakaian listrik pada RS PKU

Muhammadiyah Karanganyar tahun 2010.

Page 95: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Tabel II.5 Pemakaian Listrik Tiap Kelas RS PKU Muhammadiyah

Karanganyar Tahun 2010

Kelas KWH VIP 23.631,36 KWH Kelas I 16.108,34 KWH Kelas II 14.787,07 KWH Kelas III 14.262,83 KWH

Jumlah 68.789,60 KWH Sumber: data sekunder yang diolah

e) Tarif Jasa Rawat Inap

Perbedaan fasilitas yang disediakan pada tiap kelas jasa

rawat inap menyebabkan tarif yang dibebankan kepada pasien

rawat inap juga beragam. Berikut ini tarif jasa rawat inap yang

berlaku pada RS PKU Muhammadiyah Karanganyar tahun

2011.

Tabel II.6 Tarif Jasa Rawat Inap dan Jasa Konsul RS PKU Muhammadiyah Karanganyar Mulai Tahun 2009

Tipe Kelas Tarif/Hari Jasa Konsul

VIP Rp 160.000,00 Rp 25.000,00 Kelas I Rp 120.000,00 Rp 20.000,00 Kelas II Rp 75.000,00 Rp 15.000,00 Kelas III Rp 55.000,00 Rp 12.500,00

Sumber: RS PKU Muhammadiyah Karanganyar

2) Identifikasi Cost Driver

Identifikasi cost driver dari setiap biaya aktivitas dilakukan

setelah aktivitas diidentifikasikan berdasarkan masing-masing

kategori. Identifikasi dimaksudkan dalam penentuan kelompok

aktivitas dan tarif/unit cost driver. Pengelompokan biaya rawat

inap dan cost driver ditunjukkan pada tabel II.7 berikut ini.

Page 96: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Tabel II.7 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap

Aktivitas Driver Cost Driver Jumlah

Unit-level activity cost

1) Jasa Visite

a) VIP Jumlah hari 2.447

b) Kelas I Jumlah hari 5.110

c) Kelas II Jumlah hari 9.055

d) Kelas III Jumlah hari 14.875

Jumlah 31.487 Rp 517.289.784

2) Jasa Konsul

a) VIP Jumlah hari 2.447

b) Kelas I Jumlah hari 5.110

c) Kelas II Jumlah hari 9.055

d) Kelas III Jumlah hari 14.875

Jumlah 31.487 Rp 47.946.971

3) Biaya Gaji Peg Perawatan

a) VIP Jumlah hari 2.447

b) Kelas I Jumlah hari 5.110

c) Kelas II Jumlah hari 9.055

d) Kelas III Jumlah hari 14.875 Jumlah 31.487 Rp 378.504.537

4) Biaya Konsumsi

a) VIP Jumlah hari 2.447 b) Kelas I Jumlah hari 5.110 c) Kelas II Jumlah hari 9.055 d) Kelas III Jumlah hari 14.875

Jumlah 31.487 Rp 407.622.600

5) Biaya Listrik

a) VIP KWH 23.631,36

b) Kelas I KWH 16.108,34

c) Kelas II KWH 14.787,07

d) Kelas III KWH 14.262,83

Jumlah 68.789,60 Rp 48.970.256

6) Biaya Air a) VIP Jmlh Pasien 644 b) Kelas I Jmlh Pasien 1.460

Page 97: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Tabel II.7 (Lanjutan) Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat

Inap

Aktivitas Driver Cost Driver

Jumlah

c) Kelas II Jmlh Pasien 2.587 d) Kelas III Jmlh Pasien 4.132

Jumlah 8.823 Rp 703.508 Batch-related activity cost

1) Imunisasi dan Vaksinasi

a) VIP Jmlh Pasien 644

b) Kelas I Jmlh Pasien 1.460

c) Kelas II Jmlh Pasien 2.587

d) Kelas III Jmlh Pasien 4.132 Jumlah 8.823 Rp 5.808.000

2) Biaya Gaji Pegawai Administrasi

a) VIP Jumlah hari 2.447

b) Kelas I Jumlah hari 5.110

c) Kelas II Jumlah hari 9.055

d) Kelas III Jumlah hari 14.875

Jumlah 31.487 Rp 91.161.000 3) Biaya Alat tulis

Kantor

a) VIP Jmlh Pasien 644 b) Kelas I Jmlh Pasien 1.460 c) Kelas II Jmlh Pasien 2.587 d) Kelas III Jmlh Pasien 4.132

Jumlah 8.823 Rp 15.215.930 4) Biaya Bahan Habis

Pakai

a) VIP Jumlah hari 2.447

b) Kelas I Jumlah hari 5.110

c) Kelas II Jumlah hari 9.055

d) Kelas III Jumlah hari 14.875

Jumlah 31.487 Rp 98.064.167

Page 98: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Tabel II.7 (Lanjutan) Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat

Inap

Aktivitas Driver Cost Driver

Jumlah

5) Gizi Shift Malam Pegawai

a) VIP Jumlah hari 2.447 b) Kelas I Jumlah hari 5.110 c) Kelas II Jumlah hari 9.055

d) Kelas III Jumlah hari 14.875

Jumlah 31.487 Rp 4.874.501

6) Lembur Pegawai

a) VIP Jumlah hari 2.447

b) Kelas I Jumlah hari 5.110

c) Kelas II Jumlah hari 9.055

d) Kelas III Jumlah hari 14.875

Jumlah 31.487 Rp 8.647.422

7) Biaya Telepon

a) VIP Jmlh Pasien 644

b) Kelas I Jmlh Pasien 1.460

c) Kelas II Jmlh Pasien 2.587

d) Kelas III Jmlh Pasien 4.132

Jumlah 8.823 Rp 6.892.885

Facility-sustaining activity cost

1) Biaya Rumah Tangga

a) VIP Jumlah hari 2.447 b) Kelas I Jumlah hari 5.110 c) Kelas II Jumlah hari 9.055 d) Kelas III Jumlah hari 14.875

Jumlah 31.487 Rp 25.875.239 2) Pemeliharaan

Sarana Medik dan Non Medik

a) VIP Jumlah hari 2.447

b) Kelas I Jumlah hari 5.110

c) Kelas II Jumlah hari 9.055

d) Kelas III Jumlah hari 14.875

Jumlah 31.487 Rp 9.104.800

Page 99: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Tabel II.7 (Lanjutan) Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat

Inap Aktivitas Driver Cost

Driver Jumlah

3) Pemeliharaan Gedung dan Bangunan

a) VIP Jumlah hari 644 b) Kelas I Jumlah hari 1.460 c) Kelas II Jumlah hari 2.587

d) Kelas III Jumlah hari 4.132

Jumlah 8.823 Rp 12.321.650

4) Tunjangan Pegawai

a) VIP Jumlah hari 2.447

b) Kelas I Jumlah hari 5.110

c) Kelas II Jumlah hari 9.055

d) Kelas III Jumlah hari 14.875

Jumlah 31.487 Rp 150.117.406

5) Lain-lain Pegawai

a) VIP Jumlah hari 2.447

b) Kelas I Jumlah hari 5.110

c) Kelas II Jumlah hari 9.055

d) Kelas III Jumlah hari 14.875

Jumlah 31.487 Rp 97.686.630

Sumber: data sekunder yang diolah

f. Tarif Per Unit Cost Driver

Langkah selanjutnya setelah mengidentifikasi cost driver,

kemudian menetukan tarif per unit cost driver. Setiap aktivitas yang

memiliki cost driver ditentukan tarif per unit cost drivernya. Tarif per

unit cost driver ditentukan dengan cara membagi jumlah biaya biaya

dengan masing-masing cost driver. Tabel II.8 berikut ini merupakan

rincian dari penentuan tarif per unit cost driver kamar rawat inap.

Page 100: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Tabel II.8 Penentuan Tarif Per Unit Cost Driver Kamar Rawat Inap Dengan

Metode ABC

Aktivitas Jumlah Cost Driver Tarif/Unit

Unit-level activity cost

1) Jasa Visite Rp 517.289.784 31.487 Sesuai Kelas a) VIP

Rp 25.000,00

b) Kelas I

Rp 20.000,00 c) Kelas II

Rp 15.000,00

d) Kelas III

Rp 12.500,00 2) Jasa Konsul Rp 47.946.971 31.487 Rp 1.522,75

a) VIP

b) Kelas I

c) Kelas II

d) Kelas III

3) Biaya Gaji Peg Perawatan Rp 378.504.537 31.487 Rp 12.020,98

a) VIP

b) Kelas I

c) Kelas II

d) Kelas III

4) Biaya Konsumsi Rp 407.622.600 31.487 Sesuai Kelas a) VIP

Rp 15.400,00

b) Kelas I

Rp 12.000,00 c) Kelas II

Rp 8.750,00

d) Kelas III

Rp 3.750,00 5) Biaya Listrik Rp 48.970.256 68.789,60 Rp 711,88

a) VIP

b) Kelas I

c) Kelas II

d) Kelas III

6) Biaya Air Rp 703.508 8823 Rp 79,74 a) VIP

b) Kelas I c) Kelas II d) Kelas III

Batch-related activity cost 1) Imunisasi dan

Vaksinasi Rp 5.808.000 8.823 Rp 658,28

Page 101: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Tabel II.8 (Lanjutan) Penentuan Tarif Per Unit Cost Driver Kamar Rawat Inap Dengan

Metode ABC

Aktivitas Jumlah Cost Driver Tarif/unit

a) VIP b) Kelas I

c) Kelas II d) Kelas III

2) Biaya Gaji Pegawai Administrasi Rp 91.161.000 31.487 Rp 2.895,19

a) VIP

b) Kelas I

c) Kelas II

d) Kelas III

3) Biaya Alat tulis Kantor Rp 15.215.930 8.823 Rp 1.724,58

a) VIP

b) Kelas I

c) Kelas II

d) Kelas III

4) Biaya Bahan Habis Pakai Rp 98.064.167 31.487 Rp 3.114,43

a) VIP b) Kelas I c) Kelas II d) Kelas III

5) Gizi Shift Malam Pegawai Rp 4.874.501 31.487 Rp 154,81

a) VIP

b) Kelas I

c) Kelas II

d) Kelas III

6) Lembur Pegawai Rp 8.647.422 31.487 Rp 274,63 a) VIP

b) Kelas I c) Kelas II d) Kelas III

7) Biaya Telepon Rp 6.892.885 8.823 Rp 781,24 a) VIP b) Kelas I

Page 102: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Tabel II.8 (Lanjutan) Penentuan Tarif Per Unit Cost Driver Kamar Rawat Inap Dengan

Metode ABC

Aktivitas Jumlah Cost Driver Tarif/Unit

c) Kelas II

d) Kelas III

Facility-sustaining activity cost

1) Biaya Rumah Tangga Rp 25.875.239 31.487 Rp 821,78 a) VIP

b) Kelas I

c) Kelas II

d) Kelas III

2) Pemeliharaan Sarana

Medik dan Non Medik

Rp 9.104.800 31.487 Rp 289,16

a) VIP

b) Kelas I

c) Kelas II

d) Kelas III 3) Pemeliharaan

Gedung, Bangunan

Rp 12.321.650

8823

Rp 1396,54

a) VIP

b) Kelas I

c) Kelas II d) Kelas III

4) Tunjangan Pegawai Rp 150.117.406 31.487 Rp 4.767,60 a) VIP b) Kelas I

c) Kelas II

d) Kelas III

5) Lain-lain Pegawai Rp 97.686.630 31.487 Rp 3.102,44

a) VIP b) Kelas II

c) Kelas III

d) Kelas II

Sumber: data sekunder yang diolah

Page 103: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

g. Total Biaya Rawat Inap dan Tarif Per Hari Berdasarkan Metode ABC

Pada tahap ini, biaya aktivitas dibebankan ke produk berdasarkan

konsumsi masing-masing aktivitas produk. Pembebanan biaya dari tiap

aktivitas ke setiap kamar dihitung dengan cara mengalikan tarif/unit

cost driver dengan cost driver yang dipilih. Total biaya rawat inap

diperoleh dari semua jumlah biaya hasil dari perkalian mengalikan

tarif/unit cost driver dengan cost driver yang dipilih. Sedangkan unit

cost rawat inap diperoleh dari total biaya yang telah dibebankan pada

masing-masing produk dibagi dengan jumlah hari pakai.

Pada RS PKU Muhammadiyah Karanganyar tidak memberikan

kebijakan khusus mengenai target laba dan penentuan tarif dilakukan

dengan penyesuaian terhadap tarif jasa rawat inap pada RSUD

Karanganyar dan rumah sakit di wilayah Surakarta sebagai tarif

pembanding. Biaya rawat inap akan dianggap sebagai tarif jasa rawat

inap, yang akan dibandingkan dengan tarif yang telah berlaku, karena

tidak adanya penetapan laba tersebut. Berikut ini disajikan hasil

perhitungan total biaya rawat inap dan biaya rawat inap per hari pada

tiap kelas jasa rawat inap RS PKU Muhammadiyah Karanganyar.

Page 104: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

1) VIP.

Tabel II.9 Biaya Rawat Inap Kelas VIP

Biaya Tarif Cost

Driver Driver Total

1) Jasa Visite Rp 25.000,00 2.447 Rp 61.175.000,00 2) Jasa Konsul Rp 1.522,75 2.447 Rp 3.726.180,27 3) Imunisasi dan

Vaksinasi Rp 658,28 644 Rp 423.932,00

4) Biaya Gaji Peg Perawatan

Rp 12.020,98 2.447 Rp 29.415.333,38

5) Biaya Konsumsi Rp 15.400,00 2.447 Rp113.051.400,00 6) Biaya Listrik Rp 711,88 23.631,36 Rp 16.822.800,96 7) Biaya Air Rp 79,74 644 Rp 51.349,78 8) Biaya Gaji Pegawai

Administrasi Rp 2.895,19 2.447 Rp 7.084.541,78

9) Biaya Alat tulis Kantor Rp 1.724,58 644 Rp 1.110.626,65

10) Biaya Bahan Habis Pakai Rp 3.114,43 2.447 Rp 7.621.018,73

11) Gizi Shift Malam Pegawai Rp 154,81 2.447 Rp 378.819,96

12) Lembur Pegawai Rp 274,63 2.447 Rp 672.031,05 13) Biaya Telepon Rp 781,24 644 Rp 503.118,89 14) Biaya Rumah Tangga Rp 821,78 2.447 Rp 2.010.884,17 15) Pemeliharaan Sarana

Medik dan Non Medik Rp 289,16 2.447 Rp 707.576,00

16) Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rp 1396,54 644 Rp 899.370.12

17) Tunjangan Pegawai Rp 4.767,60 2.447 Rp 11.666.316,02 18) Lain-lain Pegawai Rp 3.102,44 2.447 Rp 7.591.678,59

Total Biaya Untuk VIP Rp 264.911.978,33 Jumlah Hari Pakai 2.447

Biaya Rawat Inap Per Kamar Rp 108.259,90 Sumber: data sekunder yang diolah

Page 105: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

2) Kelas I.

Tabel II.10 Biaya Rawat Inap Kelas I

Biaya Tarif Cost

Driver Driver Total

1) Jasa Visite Rp 20.000,00 5.110 Rp 102.200.000,00 2) Jasa Konsul Rp 1.522,75 5.110 Rp 7.781.275,50 3) Imunisasi dan

Vaksinasi Rp 658,28 1.460 Rp 961.088,07

4) Biaya Gaji Peg Perawatan

Rp 12.020,98 5.110 Rp 61.427.198,02

5) Biaya Konsumsi Rp 12.000,00 5.110 Rp 183.960.000,00 6) Biaya Listrik Rp 711,88 16.108,34 Rp 11.467.278.97 7) Biaya Air Rp 79,74 1.460 Rp 116.414,11 8) Biaya Gaji Pegawai

Administrasi Rp 2.895,19 5.110 Rp 14.794.445,64

9) Biaya Alat tulis Kantor Rp 1.724,58 1.460 Rp 2.517.880,29

10) Biaya Bahan Habis Pakai Rp 3.114,43 5.110 Rp 15.914.755,09

11) Gizi Shift Malam Pegawai Rp 154,81 5.110 Rp 791.078,86

12) Lembur Pegawai Rp 274,63 5.110 Rp 1.403.383,19 13) Biaya Telepon Rp 781,24 1.460 Rp 1.140.611,14 14) Biaya Rumah Tangga Rp 821,78 5.110 Rp 4.199.271,80 15) Pemeliharaan Sarana

Medik dan Non Medik Rp 289,16 5.110 Rp 1.477.610,70

16) Pemeliharaan Gedung. Bangunan Rp 1.396,54 1.460 Rp 2.038.944,69

17) Tunjangan Pegawai Rp 4.767,60 5.110 Rp 24.362.433,53 18) Lain-lain Pegawai Rp 3.102,44 5.110 Rp 15.853.484,91

Total Biaya Untuk Kelas I Rp 452.407.154,51 Jumlah Hari Pakai 5.110

Biaya Rawat Inap Per Kamar Rp 88.533,69 Sumber: data sekunder yang diolah

Page 106: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

3) Kelas II.

Tabel II.11 Biaya Rawat Inap Kelas II

Biaya Tarif Cost

Driver Driver Total

1) Jasa Visite Rp 15.000,00 9.055 ,Rp 135.825.000,00 2) Jasa Konsul Rp 1.522,75 9.055 Rp 13.788.542,01 3) Imunisasi dan

Vaksinasi Rp 658,28 2.587 Rp 1.702.969,06

4) Biaya Gaji Peg Perawatan

Rp 12.020,98 9.055 Rp 108.849.956,57

5) Biaya Konsumsi Rp 8.750,00 9.055 Rp 237.693.750,00 6) Biaya Listrik Rp 711,88 14.787,07 Rp 10.526.687,99 7) Biaya Air Rp 79,74 2.587 Rp 206.276,23 8) Biaya Gaji Pegawai

Administrasi Rp 2.895,19 9.055 Rp 26.215.989,30

9) Biaya Alat tulis Kantor Rp 1.724,58 2.587 Rp 4.461.476,93

10) Biaya Bahan Habis Pakai Rp 3.114,43 9.055 Rp 28.201.195,17

11) Gizi Shift Malam Pegawai Rp 154,81 9.055 Rp 1.401.804,13

12) Lembur Pegawai Rp 274,63 9.055 Rp 2.486.816,98 13) Biaya Telepon Rp 781,24 2.587 Rp 2.021.069,19 14) Biaya Rumah Tangga Rp 821,78 9.055 Rp 7.441.175,38 15) Pemeliharaan Sarana

Medik dan Non Medik Rp 289,16 9.055 Rp 2.618.349,29

16) Pemeliharaan Gedung. Bangunan Rp 1.396,54 2.587 Rp 3.612.842,41

17) Tunjangan Pegawai Rp 4.767,60 9.055 Rp 43.170.613,63 18) Lain-lain Pegawai Rp 3.102,44 9.055 Rp 28.092.623,45

Total Biaya Untuk Kelas II Rp 658.317.136,94 Jumlah Hari Pakai 9.055

Biaya Rawat Inap Per Kamar Rp 72.702,06 Sumber: data sekunder yang diolah

Page 107: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

4) Kelas III.

Tabel II.12 Biaya Rawat Inap Kelas III

Biaya Tarif Cost

Driver Driver Total

1) Jasa Visite Rp 12.500,00 14.875 Rp 185.937.500,00 2) Jasa Konsul Rp 1.522,75 14.875 Rp 22.650.973,22 3) Imunisasi dan

Vaksinasi Rp 658,28 4.132 Rp 2.720.010,88

4) Biaya Gaji Peg Perawatan

Rp 12.020,98 14.875 Rp 178.812.049,03

5) Biaya Konsumsi Rp 3.750,00 14.875 Rp 167.343.750,00 6) Biaya Listrik Rp 711,88 14.262,83 Rp 10.153.489,58 7) Biaya Air Rp 79,74 4.132 Rp 329.467,87 8) Biaya Gaji Pegawai

Administrasi Rp 2.895,19 14.875 Rp 43.066.023,28

9) Biaya Alat tulis Kantor Rp 1.724,58 4.132 Rp 7.125.946,14

10) Biaya Bahan Habis Pakai Rp 3.114,43 14.875 Rp 46.327.198,02

11) Gizi Shift Malam Pegawai Rp 154,81 14.875 Rp 2.302.798,06

12) Lembur Pegawai Rp 274,63 14.875 Rp 4.085.190,79 13) Biaya Telepon Rp 781,24 4.132 Rp 3.228.085,78 14) Biaya Rumah Tangga Rp 821,78 14.875 Rp 12.223.907,65 15) Pemeliharaan Sarana

Medik dan Non Medik Rp 289,16 14.875 Rp 4.301.264,01

16) Pemeliharaan Gedung. Bangunan Rp 1.396,54 4.132 Rp 5.770.492,78

17) Tunjangan Pegawai Rp 4.767,60 14.875 Rp 70.918.042,82 18) Lain-lain Pegawai Rp 3.102,44 14.875 Rp 46.148.843,05

Total Biaya Untuk Kelas III Rp 821.837.899.00 Jumlah Hari Pakai 14.875

Biaya Rawat Inap Per Kamar Rp 55.249,61 Sumber: data sekunder yang diolah

Page 108: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

3. Evaluasi Perbandingan Tarif Jasa Rawat Inap

Penentuan tarif jasa rawat inap dengan metode pricing dihitung

dengan menambahkan total biaya rawat inap ditambah dengan laba yang

diharapkan oleh perusahaan. Manajemen RS PKU Muhammadiyah

Karanganyar tidak memiliki kebijakan khusus untuk mencapai presentase

laba tertentu dalam penentuan tarif berdasarkan metode ABC.

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar menentukan tarif

jasa rawat inapnya dengan menyesuaikan tarif jasa rawat inap berdasarkan

biaya yang diperlukan dengan metode ABC dengan tarif RSUD

Karanganyar dan rumah sakit di Surakarta. Berikut ini perbandingan

antara biaya rawat inap yang dijadikan dasar dalam penentuan tarif jasa

rawat inap dengan tarif yang berlaku di RS PKU Muhammadiyah

Karanganyar.

Tabel II.13 Perbandingan Biaya Rawat Inap Menggunakan Metode ABC dengan

Tarif Yang Berlaku Di Rumah Sakit

Tipe Kelas Jasa

Biaya Rawat Inap

Tarif RS Selisih

VIP Rp 108.259,90 Rp 160.000,00 Rp 51.740,10 Kelas I Rp 88.533,69 Rp 120.000,00 Rp 31.466,31 Kelas II Rp 72.702,06 Rp 75.000,00 Rp 2.297,94 Kelas III Rp 55.249,61 Rp 55.000,00 Rp (249,61)

Sumber: data sekunder yang diolah

Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa biaya rawat

inap yang dikeluarkan pada tiap kelas jasa rawat inap per hari berdasarkan

metode ABC cukup besar. Biaya yang dikeluarkan untuk VIP sebesar Rp

108.259,90, Kelas I sebesar Rp 88.533,69, Kelas II sebesar Rp 72.702,06,

Page 109: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

dan Kelas III sebesar Rp 55.249,61. Biaya rawat inap berdasarkan metode

ABC memberikan hasil yang lebih kecil kecuali pada jasa rawat inap kelas

III. Hal tersebut disebabkan oleh pembebanan biaya pada masing-masing

produk. Metode ABC membebankan biaya pada masing-masing produk

yang dibebankan pada banyak cost driver, sehingga metode ABC mampu

mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara tepat berdasarkan

konsumsi masing-masing aktivitas.

Selisih antara biaya rawat inap berdasarkan metode ABC dengan

tarif yang diterapkan oleh RS PKU Muhammadiyah Karanganyar pada

jasa rawat inap VIP sebesar Rp 51.740,10, Kelas I sebesar Rp 31.466,31,

Kelas II sebesar Rp 2.297,94, dan Kelas III sebesar negatif Rp 249,61.

Selisih tersebut merupakan hasil dari penyesuaian biaya rawat inap

berdasarkan metode ABC dengan tarif yang berlaku pada RSUD

Karanganyar dan rumah sakit di wilayah Surakarta. Tarif yang

diberlakukan RS PKU Muhammadiyah Karanganyar harus lebih besar dari

tarif RSUD Karanganyar dan harus lebih rendah dari rumah sakit yang ada

di wilayah Surakarta. Pada jasa rawat inap kelas III, RS PKU

Muhammadiyah Karanganyar mengalami kerugian dalam penyesuaian

dengan tarif rumah sakit pembanding sebesar Rp 249,61 yang akan ditutup

dengan pendapatan yang diperoleh dari kelas jasa rawat inap VIP dan

Kelas I.

Page 110: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

4. Perbandingan Biaya Rawat Inap Dengan Pendapatan Yang Diperoleh

Berdasarkan tarif yang diberlakukan RS PKU Muhammadiyah

Karanganyar, dapat diketahui pendapatan yang diperoleh pada tahun 2010

berdasarkan tarif yang telah diberlakukan sejak tahun 2009 berdasarkan

metode ABC dan penyesuaian dengan tarif pembanding disajikan pada

tabel II.14 berikut ini.

Tabel II.14 Pendapatan RS PKU Muhammadiyah Karanganyar Selama

Tahun 2010

Tipe Kelas Jasa Hari Inap Tarif Pendapatan VIP 2.447 Rp 160.000,00 Rp 391.520.000,00 Kelas I 5.110 Rp 120.000,00 Rp 613.200.000,00 Kelas II 9.055 Rp 75.000,00 Rp 679.125.000,00 Kelas III 14.875 Rp 55.000,00 Rp 818.125.000,00

Jumlah Rp 2.501.970.000,00 Sumber: data sekunder yang diolah

Pendapatan tersebut akan penulis bandingkan dengan total biaya

yang dikeluarkan RS PKU Muhammadiyah Karanganyar pada tahun 2010.

Total biaya rawat inap yang dikeluarkan pada tahun 2010 disajikan pada

tabel II.15 berikut ini.

Tabel II.15 Biaya Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah

Karanganyar Selama Tahun 2010

Tipe Kelas Jasa Biaya Rawat Inap VIP Rp 264.911.978,33

Kelas I Rp 452.407.154,51

Kelas II Rp 658.317.136,94

Kelas III Rp 821.837.899,00

Rp 2.197.474.168,77

Sumber: data sekunder yang diolah

Page 111: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel II.14 diatas, jumlah

pendapatan pada tahun 2010 sebesar Rp 2.501.970.000,00. Sedangkan

pada tabel II.15 diatas, jumlah biaya rawat inap pada tahun 2010 sebesar

Rp 2.197.474.168,77. Berdasarkan hasil perbandingan pendapatan dan

biaya rawat inap, maka terjadi surplus sebesar Rp 304.495.831,23. Semua

pendapatan yang diperoleh, sebagian digunakan untuk menutup biaya

yang terjadi pada jasa rawat inap Kelas III. Menurut penulis, berdasarkan

hasil penelitian, terdapat beberapa biaya yang tidak dibebankan dalam

perhitungan penentuan biaya rawat inap dengan menggunakan metode

ABC. Seperti misalnya, biaya penyusutan fasilitas-fasilitas rumah sakit,

biaya penyusutan gedung, dan biaya laundry. Penulis memperkirakan

berdasarkan beberapa macam biaya yang tidak dibebankan pada penentuan

tarif jasa rawat inap berdasarkan metode ABC, bahwa surplus sebesar Rp

304.495.831,23 tidak akan mampu menutup seluruh biaya yang terjadi

pada jasa rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar

pada tahun 2011.

Page 112: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

BAB III

TEMUAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan penulis

terhadap penerapan metode Activity-Based Costing System (ABC) dalam

penentuan tarif jasa rawat inap pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Karanganyar terdapat kelebihan dan kelemahan yang penulis temukan, adapun

kelebihan dan kelemahan yang penulis temukan adalah sebagai berikut ini.

A. KELEBIHAN

1. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar telah menggunakan

metode ABC dalam penentuan tarif jasa rawat inap yang kemudian

disesuaikan dengan tarif pada RSUD Karanganyar dan rumah sakit di

wilayah Surakarta, sehingga memberikan kemudahan kepada manajemen

dalam melakukan keputusan.

2. Penentuan tarif jasa rawat inap berdasarkan metode ABC pada RS PKU

Muhammadiyah Karanganyar ditentukan dengan penyesuaian tarif jasa

rawat inap dengan rumah sakit pembanding. Hal itu menunjukkan bahwa

RS PKU Muhammadiyah Karanganyar dapat bersaing dengan rumah sakit

lain dan fleksibel dalam pencapaian tujuan ganda rumah sakit dalam

bidang sosial dan ekonomi.

3. Tarif yang ditentukan sesuai dengan penyesuaian yang dilakukan oleh RS

PKU Muhammadiyah Karanganyar masih dapat dijangkau oleh

masyarakat kalangan menengah ke bawah. Hal tersebut menjadi daya tarik

96

Page 113: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

tersendiri oleh pelanggan dalam menggunakan jasa rawat inap yang

memadai, sehingga memberikan pendapatan bagi RS PKU

Muhammadiyah Karanganyar.

B. KELEMAHAN

1. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar tidak menetapkan

persentase khusus untuk laba dalam penentuan tarif jasa rawat inapnya,

sehingga tidak ada target khusus dalam peningkatan pendapatan, kinerja,

dan pengembangan atau inovasi rumah sakit.

2. Penyesuaian tarif yang dilakukan RS PKU Muhammadiyah Karanganyar

terhadap RSUD Karanganyar dan rumah sakit di wilayah Surakarta

memaksa manajemen untuk melakukan efisiensi biaya. Metode ABC telah

mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara tepat berdasarkan

konsumsi masing-masing aktivitas, sedangkan efisiensi biaya tidak selalu

dapat dilakukan.

3. Pada penentuan tarif jasa rawat inap dengan metode ABC, RS PKU

Muhammadiyah Karanganyar tidak memasukkan beberapa jenis biaya

yang seharusnya perlu dimasukkan. Contohnya seperti biaya laundry,

biaya penyusutan fasilitas-fasilitas rumah sakit pada rawat inap, biaya

penyusutan gedung dan bangunan rawat inap, biaya kebersihan, dan lain-

lain.

4. Berdasarkan perhitungan biaya rawat inap menggunakan metode ABC

yang didasarkan biaya pada tahun 2010, tarif yang berlaku dari tahun 2009

Page 114: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

sudah tidak relevan diberlakukan pada tahun 2011. Surplus yang diperoleh

rumah sakit kurang mencukupi dalam menutup biaya rawat inap yang

terjadi, termasuk biaya yang tidak dibebankan dalam penentuan tarif jasa

rawat inap (No. 3) yang dimungkinkan jumlahnya cukup besar. Terlebih

lagi perkembangan teknologi dalam bidang kesehatan berkembang pesat

memaksa rumah sakit untuk melakukan inovasi secara berkelanjutan.

Page 115: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB IV

PENUTUP

Berdasarkan analisis dan pembahasan terhadap penerapan metode Activity-

Based Costing System (ABC) dalam penentuan tarif jasa rawat inap Rumah Sakit

PKU Muhammadiyah Karanganyar, maka penulis akan memberikan kesimpulan

dan rekomendasi yang berkaitan dengan hasil pembahasan yang telah dilakukan

oleh penulis.

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka penulis dapat

mengambil kesimpulan bahwa RS PKU Muhammadiyah Karanganyar telah

menerapkan metode ABC dalam penentuan tarif jasa rawat inapnya. Rumah

Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar menghitung biaya rawat inap

berdasarkan metode ABC dengan menggunakan biaya-biaya yang terjadi pada

bangsal-bangsal rumah sakit seperti jasa visite, jasa konsul, imunisasi dan

vaksinasi, biaya gaji pegawai perawatan, biaya gaji pegawai administrasi,

biaya listrik, biaya air, biaya alat tulis kantor, biaya rumah tangga, biaya

telepon, gizi shift malam pegawai, lembur pegawai, biaya bahan habis pakai,

biaya konsumsi, biaya pemeliharaan sarana medik dan non medik, biaya

pemeliharaan gedung dan bangunan, tunjangan pegawai, dan lain-lain

pegawai. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar telah menerapkan

metode ABC dalam perhitungan biaya rawat inap. Tarif ditentukan dengan

membandingkan biaya rawat inap berdasarkan metode ABC dengan tarif jasa

99

Page 116: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

rawat inap RSUD Karanganyar dan rumah sakit di wilayah Surakarta tanpa

menetapkan target laba. Setiap kekurangan biaya yang disebabkan oleh

penyesuaian tarif tersebut, RS PKU Muhammadiyah Karanganyar melakukan

efisiensi biaya dan pelaksanaan subsidi silang.

Biaya rawat inap berdasarkan metode ABC yang diperlukan cenderung

lebih kecil bila dibanding dengan tarif yang diberlakukan rumah sakit, kecuali

pada kelas III yaitu biaya sebesar Rp 55.249,61, sedangkan tarif yang berlaku

sebesar Rp 249,61. Hal tersebut dikarenakan biaya yang dikeluarkan

dialokasikan berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas. Jasa rawat inap

kelas III merupakan kelas jasa yang paling banyak dimanfaatkan oleh

pelanggan. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar melakukan

efisiensi biaya untuk menutup kekurangan biaya rawat inap tersebut. Tarif

yang berlaku saat ini sudah tidak relevan digunakan karena surplus sebesar Rp

370.073.798,33 dimungkinkan tidak dapat menutup semua biaya pada jasa

rawat inap, mengingat tidak semua biaya dibebankan dalam penentuan tarif

jasa rawat inap.

B. REKOMENDASI

1. Sebaiknya RS PKU Muhammadiyah Karanganyar menetapkan kebijakan

persentase laba dalam menentukan tarif jasa rawat inapnya. Tarif yang

dibebankan sebesar biaya rawat inap berdasarkan metode ABC ditambah

dengan persentase laba agar RS PKU Muhammadiyah Karanganyar dapat

menutup semua biaya yang diperlukan dalam pelayanan jasa rawat inap

Page 117: EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

dan tidak mengalami kerugian, sehingga dapat meningkatkan kinerja dan

pengembangan atau inovasi rumah sakit.

2. Dalam menentukan tarif jasa rawat inap, sebaiknya tidak terlalu banyak

melakukan penyesuaian agar tidak terlalu banyak menurunkan tarif pada

kelas jasa tertentu. Hal tersebut akan membuat RS PKU Muhammadiyah

Karanganyar banyak melakukan efisiensi biaya sedangkan efisiensi biaya

tidak selalu dapat dilakukan, mengingat penggunaan metode ABC sudah

mengalokasikan konsumsi biaya berdasarkan aktivitas jasa rawat inap.

3. Dalam penentuan biaya rawat inap berdasarkan metode ABC, seharusnya

rumah sakit memperhatikan dan membebankan semua biaya yang

berhubungan dengan rawat inap, baik biaya untuk operasional maupun

semua biaya yang terjadi pada pemanfaatan jasa rawat inap. Misalnya:

biaya laundry, biaya penyusutan fasilitas-fasilitas rumah sakit pada rawat

inap, biaya penyusutan gedung dan bangunan rawat inap, dan biaya

kebersihan.

4. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar sebaiknya menaikkan

tarif jasa rawat inapnya untuk menutup biaya rawat inap pada kelas III dan

kekurangan biaya-biaya yang belum dibebankan pada penentuan tarif jasa

rawat inap, agar dapat berkembang dan melakukan inovasi berkelanjutan

seiring dengan persaingan bisnis dalam kemajuan teknologi yang semakin

pesat, dikarenakan banyak biaya yang tidak dibebankan dalam perhitungan

tarif jasa rawat inap.