USU Imunisasi Chapter II

17
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1. Defenisi Imunisasi Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang telah berhasil menurunkan morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) penyakit infeksi pada bayi dan anak. (Hidayat, 2005) Imunisasi adalah memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap suatu penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan, seperti vaksin, BCG, DPT, campak dan melalui mulut seperti vaksin polio. (IGN Ranuh, 2008). Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit. Pentingnya imunisasi didasarkan pada pemikiran bahwa pencegahan penyakit merupakan upaya terpenting dalam pemeliharaan kesehatan anak (Supartini, 2004, hlm.173). 2. Tujuan imunisasi Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat

description

USU imunisasi chapter II

Transcript of USU Imunisasi Chapter II

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1.Defenisi Imunisasi Imunisasimerupakanupayapencegahanyangtelahberhasilmenurunkan morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) penyakit infeksi pada bayi dan anak. (Hidayat, 2005)Imunisasiadalahmemberikankekebalanpadabayidananakdengan memasukkan vaksinkedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap suatu penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan, sepertivaksin,BCG,DPT,campakdanmelaluimulutsepertivaksinpolio.(IGN Ranuh, 2008). Imunisasiadalahupayayangdilakukandengansengajamemberikan kekebalan(imunitas)padabayiatauanaksehinggaterhindardaripenyakit. Pentingnyaimunisasididasarkanpadapemikiranbahwapencegahanpenyakit merupakanupayaterpentingdalampemeliharaankesehatananak(Supartini,2004, hlm.173). 2.Tujuan imunisasi Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorangdanmenghilangkanpenyakittertentupadasekelompokmasyarakat 8 (populasi)ataubahkanmenghilangkanpenyakittertentudariduniasepertipada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir ini lebih mungkin terjadi pada jenis penyakityanghanyadapatditularkanmelaluimanusia,sepertipenyakitdifteria (Matondang, C.S, & Siregar, S.P, 2008, hlm.10). Tujuan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seeorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat atau populasi atau bahkanmenghilngkanpenyakittertentudariduniasepertipadaimunisasicacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis penyakit yang hanya dapat ditularkan melalui manusia, seperti misalnya penyakit difteria. Programimunisasibertujuanuntukmenurunkanangkakesakitandan kematiandaripenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini penyakit-penyakit tersebut adalah difteri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak (measles), polio, dantuberculosis. (Notoatmodjo, 2007, hlm.46). 3.Manfaat Imunisasi Manfaat imunisasi tidak hanya dirasakan oleh pemerintah dengan menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,tetapi juga dirasakan oleh :a.Untuk AnakMencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian. 9 b. Untuk KeluargaMenghilangkankecemasandanpsikologipengobatanbilaanaksakit.Mendorong pembentukankeluargasejahteraapabilaorangtuayakinbahwaanaknyaakan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman. Hal ini mendorong penyiapan keluarga yang terencana, agar sehat dan berkualitas. c.Untuk Negara Memperbaikitingkatkesehatan,menciptakanbangsayangkuatdanberakaluntuk melanjutkan pembangunan Negara. (Proverati 2010).s D. Imunisasi Dasar pada Bayi 1. Jenis-jenis Imunisasi Di Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah dan ada jugayanghanyadianjurkan.ImunisasiwajibdiIndonesiasebagaimanayang diwajibkan oleh WHO yaitu BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis B. (Hidayat, 2005, hal 46). Imunisasi dasar adalah imunisasi pertama yang diberikanpada semua orang, terutamabayidanbalitasejaklahiruntukmelindungitubuhnyadaripenyakit-penyakityang berbahaya. Limajenisimunisasidasaryangdiwajibkanpemerintahadalahimunisasi terhadap tujuh penyakit yaitu TBC, difteri, pertusis, tetanus,poliomyelitis, campak dan hepatitis B. 10 Ke-lima jenis imunisasi dasar yang wajib diperoleh adalah: a)ImunisasiBCG adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC), yaitu penyakit paru-paru yang sangat menular yang dilakukan sekali pada bayi sekali pada bayi usia 0-11 bulan b)ImunisasiDPTyaitumerupakanimunisasidenganmemberikanvaksin mengandungracunkumanyangtelahdihilangkanracunnyaakantetapimasih dapatmerangsangpembentukanzatanti(toxoid)untukmencegahterjadinya penyakitdifteri,pertusis,dantetanus,yangdiberikan3kalipadabayiusia2-11 bulan dengan interval minimal 4 minggu. c)Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada kaki, yang diberikan 4 kali pada bayi 0-11 bulan dengan interval minimal 4 minggu d)Imunisasicampakadalahimunisasiyangdiberikanuntukmenimbulkan kekebalankekebalan aktif terhadap penyakit campak karena penyakit ini sangat menular, yang diberikan 1 kali pada bayi usia 9-11 bulane)ImunisasihepatisB,adalahimunisasiyangdiberikanuntukmenimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B yaitu penyakit yang dapat merusak hati, yang diberikan 3 kali pada bayi usia 1-11 bulan, dengan interval minimal 4 minggucakupanimunisasi lengkap padaanak, yangmerupakangabungandari tiapjenisimunisasiyangdidapatkanolehseoranganak.Sejaktahun2004 hepatitis-B disatukan dengan pemberian DPT menjadi DPT-HB. (Proverati 2010). 11 2. Vaksinasi Adalahmerupakansuatutindakanyangdengansengajamemberikan paparandenganantigenyangberasaldarimokroorganismepatogen.Antigenyang diberikantelahdibuatdemikianrupasehinggatidakmenimbulkansakitnamun mampumengaktivasilimfositmenghasilkanantibodydanselmemoriyang menirukan infeksi alamiah yang tidak menimbulkan sakit namun cukup memberikan kekebalan dengan tujuan memberikan infeksi ringan yang tidak berbahayanamun cukup untuk menyiapkan respon imun. Tabel 2.1 Dosis, Cara pemberian, Jumlah pemberian, Intervensi Dan waktu Pemberian imunisasi VaksinDosisCara pemberian Jumlah pemberian Interval Waktu pemberian BCG0,05 ccIntracutandi daerahmusculus Deltoideus 1 kali-0-11 bulan DPT0,5 ccIntra muscular3 kali4 minggu2-11 bulan Polio2 tetesDiteteskanke mulut 4 kali4 minggu0-11 bulan Hepatitis B0,5 ccIntramuscular padapahabagian luar 3 kali4 minggu0-11 bulan Campak0,5 ccSubkutan, biasanyadi lengan kiri atas 1 kali4 minggu9-11 bulan 12 3.Jadwal Pemberian ImunisasiTabel 2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi Usia Vaksin Tempat Bayi lahir dirumah 0 bulanHB 1 Rumah 1 bulanBCG, Polio 1 Posyandu 2 bulanDPT/HB Combo 1, Polio 2Posyandu 3 bulanDPT/HB Combo 2, Polio 3Posyandu 4 bulanDPT/HB Combo 3, Polio 4Posyandu 9 bulanCampakPosyandu Sumber: Buku KIA (2010) Bayi lahir di RS/Praktek Bidan 0 bulanHep B 0, BCG, Polio 1RS/Praktek Bidan 2 bulanDPT/HB Combo 1, Polio 2RS/Praktek Bidan 3 bulanDPT/HB Combo 2, Polio 3RS/Praktek Bidan 4 bulanDPT/HB Combo 3, Polio 4RS/Praktek Bidan 9 bulanCampakRS/Praktek Bidan Sumber: Buku KIA (2010) 4.Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) a.Difteri DifteriadalahpenyakityangdisebabkanolehbakteriCorynebacterium Diphtheriae. Penyebarannya adalah melalui kontak fisik dan pernafasan. Daya tular penyakit ini tinggi. Gejala awal penyakit adalah : gelisah, aktifitas menurun, radang 13 tenggorokan, hilang nafsu makan dan demam ringan. Dalam 2-3 hari timbul selaput putih kebiru-biruan pada tenggorokan dan tonsil. Komplikasi difteri berupa gangguan pernafasan yang berakibat kematian (Depkes, 2009, hlm.12). Penyakit ini pertama kali diperkenalkan oleh Hyppocrates pada abad ke-5 SM danepidemipertamadikenalpadaabadke-6olehAetius.Seoranganakdapat terinfeksidifteriapadanasofaringnyadankumantersebutkemudianakan memproduksitoksinyangmenghambatsintesisproteinselulerdanmenyebabkan destruksijaringansetempatdanterjadilahsuatuselaput/membranyangdapat menyumbatjalannafas.Toksinyangterbentukpadamembrantersebutkemudian diabsorbsi ke dalam aliran darah dan dibawa ke seluruh tubuh. Penyebaran toksin ini berakibatkomplikasiberupamiokarditisdanneuritis,sertatrombositopeniadan proteinuria (Tumbelaka, A.R & Hadinegoro, S.R, 2008, hlm.143).b.Pertusis Pertusisdisebutjugabatukrejanataubatuk100hariadalahpenyakitpada saluran pernafasan yang disebabkan oleh BordetellaPertussis. Penyebaran pertusis adalahmelaluipercikanludahyangkeluardaribatukataubersin.Gejalapenyakit adalahpilek,matamerah,bersin,demam,danbatukringanyanglama-kelamaan batukmenjadiparahdanmenimbulkanbatukmenggigilyangcepatdankeras. KomplikasipertusisadalahPneumaniaBacterialisyangdapatmenyebabkan kematian(Depkes,2009,hlm.12).Sebelumditemukanvaksinnya,pertusis merupakanpenyakitterseringyangmenyeranganakdanmerupakanpenyebab kematian(diperkirakansekitar300.000kematianterjadisetiaptahun).Pertusis 14 merupakan penyakityang bersifat toxin-mediated toxin yang dihasilkan melekat pada bulugetarsalurannafasatasakanmelumpuhkanbulugetartersebutsehingga menyebabkangangguanaliransekretsaluranpernafasan,berpotensimenyebabkan sumbatanjalannafasdanpneumonia(Tumbelaka,A.R&Hadinegoro,S.R,2008, hlm.144). c.Tetanus TetanusadalahpenyakityangdisebabkanolehClostridiumTetaniyang menghasilkan neurotoksin. Penyakit ini tidak menyebar dari orang ke orang, tetapi melalui kotoran yang masuk kedalam luka yang dalam. Gejala awal penyakit adalah kaku otot pada rahang, disertai kaku pada leher, kesulitan menelan, kaku otot perut, berkeringat, dan demam. Pada bayi terdapat juga gejala berhenti menetek antara 3 sampai dengan 28 hari setelah lahir. Gejala berikutnya adalah kejang yang hebat dan tubuhmenjadikaku (Depkes,2009,hlm.13).Tetanusdapatditemukanpadaanak-anak, juga dijumpai kasus tetanus neonatal yang bersifat fatal. Komplikasi tetanus yangseringterjadiantaralainlaringospasme,infeksinosokomialdanpneumonia ostostatik(Tumbelaka, A.R & Hadinegoro, S.R,2008, hlm.147). d. Tuberkulosis TuberkulosisadalahpenyakityangdisebabkanolehMycobacterium tuberculosadisebutjugabatukdarah.Penyakitinimenyebarmelaluipernafasan lewat bersin atau batuk. Gejala awal penyakit adalah lemah badan, penurunan berat badan, demam, dan keluar keringat pada malam hari. Gejala selanjutnya adalah batuk terus-menerus,nyeridadadanmungkinbatukdarah.Gejalalaintergantungpada 15 organyangdiserang.Komplikasituberkulosisdapatmenyebabkankelemahandan kematian (Depkes, 2009, hlm.13). e.Campak CampakadalahpenyakityangdisebabkanolehvirusMyxovirusviridae measles. Disebarkan melalui udara (percikan ludah) sewaktu bersin atau batuk dari penderita.Gejalaawalpenyakitadalahdemam,bercakkemerahan,batuk,pilek, konjunctivitis (mata merah) selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher, kemudian menyebar ke tubuh dan tangan serta kaki. Komplikasi campak adalah diare hebat, peradanganpadatelinga,daninfeksisalurannafas(pneumonia).Prioritasutama untukpenanggulanganpenyakitcampakadalahmelaksanakanprogramimunisasi lebih efektif (Depkes, 2009, hlm.13). f.Poliomielitis Poliomielitis adalah penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh satu dari tiga virus yang berhubungan, yaitu virus polio tipe 1, 2 atau 3. Secara klinis penyakit polio adalah anak di bawah umur 15 tahun yang menderita lumpuh layu akut (acute flaccid paralysis=AFP). Penyebaran penyakit adalah melalui kotoran manusia (tinja) yang terkontaminasi. Kelumpuhan dimulai dengan gejala demam, nyeri otot dan kelumpuhan terjadi pada minggu pertama sakit. Komplikasi poliomielitis adalah kematianbisaterjadikarenakelumpuhanotot-ototpernafasanterinfeksidantidak segera ditangani (Depkes, 2009, hlm.13).Kata polio (abu-abu) dan myelon (sumsum), berasal dari bahasa Latin yang berartimedullaspinalis.Infeksivirusmencapaipuncakpadamusimpanas, 16 sedangkan pada daerah tropis tidak ada bentuk musiman penyebaran infeksi. Virus poliosangatmenular,padakontakantarrumahtangga(yangbelumdiimunisasi) derajat serokonversi lebih dari 90% (Suyitno, 2008, hlm.157). g.Hepatitis B HepatitisBadalahpenyakitkuningyangdisebabkanolehvirushepatitisB yangmerusakhati.Penularanpenyakitsecarahorizontalyaitudaridarahdan produknyamelaluisuntikanyangtidakamanmelaluitranfusidarahdanmelalui hubungan seksual. Sedangkan penularan secara vertikal yaitu dari ibu ke bayi selama proses persalinan. Gejalanya adalah merasa lemah, gangguan perut, dan gejala lain sepertiflu.Warnaurinmenjadikuning,tinjamenjadipucat.Warnakuningbisa terlihatpulapadamataataupunkulit.KomplikasihepatitisBadalahbisamenjadi hepatitis kronis dan menimbulkan pengerasan hati (CirrhosisHepatis),kanker hati (HepatoCellularCarsinoma), dan menimbulkan kematian (Depkes, 2009, hlm.14). Infeksi virus hepatitis B menyebabkan sedikitnya satu juta kematian/tahun. Saat ini terdapat 350 juta penderita kronis dengan 4 juta kasus baru/tahun. Infeksi pada anak umumnyaasimtomatistetapi80-95%akanmenjadikronisdandalam10-20tahun akanmenjadisirosisdanataukarsinomahepatoseluler.Olehkarenaitu,kebijakan utama tata laksana virus hepatitis B adalah memotong jalur transmisi sedini mungkin. Vaksinasiuniversalbayibarulahirmerupakanupayayangpalingefektifdalam menurunkan prevalens virus hepatitis B dan karsinoma hepatoseluler (Pujiarto, P.S & Hidayat, B, 2008, hlm.135). 17 Tahun 1992 Hepatitis B dimasukkan kedalam program imunisasi. Tahun 1995 imunisasi hepatitis B diberikan kepada semua bayi di negara endemis tinggi. Tahun 1997 imunisasi hepatitis B diberikan kepada semua bayi disemua negara diseluruh dunia. Imunisasi Hepatitis B harus diberikan pada bayi 0-7 hari karena : 3-8 % ibu hamil merupakan pengidap (carrier), 45,9 % bayi tertular saat lahir dari ibu pengidap, penularanpadasaatlahirhampirseluruhnyaberlanjutjadihepatitismenahun. Pemberian imunisasi HB sedini mungkin akan melindungi 75 % dari yang tertular (Depkes, 2006, hlm.14).E.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian Imunisasi Lengkap1.Usia Ibu Usiaadalahlamanyaseseoranghidupdihitungdaritahunlahirnyasampai dengan ulang tahunnya yang terakhir. Usia merupakan konsep yang masih abstrak bahkancenderung menimbulkan variasi dalam pengukurannya. Seseorang mungkin menghitungumurdengantepattahundankelahirannya,sementarayanglain menghitungnya dalam ukuran tahun saja (Zaluchu, 2008, hlm.109). Ibuyangberusialebihmudadanbarumemilikianakbiasanyacenderung untukmemberikanperhatianyanglebihakankesehatananaknya,termasuk pemberian imunisasi (Reza, 2006). Merujuk hal tersebut, diketahui bahwa usia yang paling aman seorang ibu untuk melahirkan anak adalah 20 sampai 30 tahun (Saputra, 2009). Penelitian Wardhana (2001) disebutkan bahwa ibu yang berusia 30tahun cenderung untuk tidak melakukan imunisasi lengkap dibandingkan dengan ibu yang berusia< 30tahuncenderunguntukmelakukanimunisasilengkap2,03kali 18 dibandingkan dengan usia ibu30tahun.Namunsecarastatistikhubunganantara usiaibudanstatuskelengkapanimunisasitidakbermakna(p-value=0,16).Lienda (2009)dalampenelitiannyahasilujistatistikp-value=0,109bahwatidakada perbedaan yang signifikan antara usia ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar. Waldoeher(1997,dalamReza,2006,hlm.25)mengatakanbahwastatus imunisasi semakin baik seiring dengan peningkatan usia ibu. Penelitian Rahma Dewi (1994) memperoleh hasil bahwa 58,3% kelengkapan status imunisasi anak terdapat pada ibu yang berusia 20-29 tahun. Sedangkan proporsi yang hampir sama pada usia ibu15-19tahunsebesar48,4%danusiaibu30tahunlebihsebesar48,5%.Reza (2006)adahubunganbermaknasecarastatistikyangditunjukkanolehnilaip-value=0,000. Ibu yang berusia 30 tahun 2,78 kali lebih besar status imunisasi dasar anaknya untuk tidak lengkap dibandingkan dengan ibu yang berusia 2 orang. J umlah anak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi pada anak. Ibuyangmempunyaibanyakanakkesulitandalammendatangitempatpelayanan kesehatan (Luman,2003). Besarnya anggota keluarga diukur dengan jumlah anak dalam keluarga. Makin banyak jumlah anak makin besar kemungkinan ketidaktepatan pemberian imunisasi pada anak. Keluarga yang mempunyai banyak anak menyebabkan perhatian ibu akan terpecah, sementara sumber daya dan waktu ibu terbatas sehingga perawatan untuk setiap anak tidak dapat maksimal (Dombkowski, 2004). 5.Penghasilan Penghasilan adalah upah yang didapat oleh seseorang setelah dia melakukan pekerjaan yang sesuai standar atau minimum rata-rata yang telah ditetapkan. Upah ataugajibisadiberikandalambentukapapunnamunlebihjelasmenggunakan nominalnilaiangkamatauangyangditerimaseseorangsetiapmingguataupun bulanan.Kesejahteraanseoranganakdipengaruhiolehkeadaansossialorangtua nya.Menurut BAPPENAS status ekonomi keluarga yaitu berkorelasi negatif, dimana angkakematiananakpadakeluargaberada/kayalebihrendahjikadibandingkan denganangkapadarumahtanggamiskin.Sekitar35%kematiananakdanbalita 22 mempunyailatarbelakangyangberkaitandengankejadiangiziburukataugizi kurang. 6.PengetahuanPengetahuanadalahdarihasil tahu daniniterjadisetelahorangmelakukan penginderaanterhadapsuatuobjektertentuyangmanapenginderaaniniterjadi melaluipancainderamanusiayakniinderapenglihatan,pendengaran,penciuman, rasa, dan raba yang sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2007, hlm.143). Hubunganantarastatusimunisasidasarpadabayiusia0-12bulanlengkap denganpengetahuanibutentangimunisasi,pendidikanorangtua,pendapatan orangtua,danjumlahanak.Diantarabeberapafaktortersebutpengetahuanibu tentangimunisasimerupakansuatufaktoryangsangaterathubungannyadengan status imunisasi anak (Ismail, 1999). Imunisasi merupakam program penting dalam upaya pencegahan primer bagi individu dan masyarakat terhadap penyebaran penyakit menular. Imunisasi menjadi kurangefektifbilaibutidakmauanaknyadiimunisasidenganberbagaialasan. BeberapahambatanpelaksanaanimunisasimenurutWHO(2000)adalah pengetahuan,lingkungandanlogistik,urutananakdalamkeluargadanjumlah anggota keluarga, sosial ekonomi, mobilitas, keluarga, ketidak stabilan politik, sikap petugas kesehatan, pembiayaan, dan pertimbangan hukum (Lienda, 2009). BerdasarkanKEPMENKESRINo.482/Menkes/SK/IV/2010alasan-alasan imunisasitidakberjalandenganbaikadabeberapafaktoryangmenyebabkannya 23 yaitukarenakonsekuensidanpenerapandesentralisasiyangbelumberjalan sebagaimanamestinya,masihadanyaketerlambatandalampendistribusianvaksin, kurangnya informasi dan pengetahuan yang lengkap dan akurat tentang pentingnya program imunisasi, seringkali kegiatan untuk penyusunan materi informasi ataupun pelaksanaansuatuadvokasidikesampingkansebagaicarauntukmeningkatkan cakupanimunnisasi,dankegiataniniseringditempatkandalambiayalainnya sehingga dalam pembahasan anggaran, imunisasi seringkali dicoret. Alasan-alasanmengapaanaktidaklengkapmendapatkanimunisasiataupuntidak pernah di imunisasi yaitu:Alasan Informasi % Respon Ibu -Kurangnya pengetahuan ibu akan kebutuhan Imunisasi20 -Kurangnya pengetahuan tentang kelengkapan Imunisasi 13 -Kurangnya kelengkapan tentang jadwal imunisasi8 -Ketakutan akan efek samping imunisasi1 -Persepsi yang salah tentang kontraindikasi3 Motivasi -Penundaan imunisasi12 -Kurangnya kepercayaan tentang imunisasi4 -Adanyarumor buruk tentang imunisasi3 Situasi -Tempat pelayanan imunisasi terlalu jauh6 -J adwal pemberian imunisasi yang tidak tepat4 -Ketidak hadiran petugas imunisasi3 -Kurangnya vaksin9 -Orangtua anak terlalu sibuk13 -Adanya masalah dalam keluarga3 -Anak tidak hadir karena sakit30 -Anak hadir tetapi dalam keadaan sakit9 -Terlalu lama menunggu2 -Biaya tidak terjangakau6