skripsi anak usu

download skripsi anak usu

of 32

Transcript of skripsi anak usu

19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Dan Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Akuntansi a. Akuntansi Akuntansi merupakan bahasa dari bisnis sehingga setiap perusahaan menerapkannya sebagai alat komunikasi bisnis bagi pihak luar ( ekstern ) maupun pihak intern perusahaan. Secara klasik, akuntansi merupakan proses pencatatan (recording), pengelompokan (classifying), perangkuman (summarizing), dan pelaporan (reporting) dari kegiatan transaksi perusahaan. Menurut Bodnar (2003 : 1 ) mengemukakan akuntansi sebagai suatu sistem yang mengidentifikasikan, mengumpulkan dan mengkomunikasikan informasi ekonomis mengenai suatu badan usaha keberbagai pihak. Dari defenisi ini dapat dikatakan bahwa orang-orang yang terlibat dalam kegiatan akuntansi adalah orang-orang yang cukup kompeten dalam bidangnya agar informasi yang

disajikan benar-benar mampu mencerminkan kinerja suatu perusahaan. Kedua uraian tersebut diatas menyatakan bahwa akuntansi menghasilkan informasi dan merupakan serangkaian usaha dan prosedur untuk menghasilkan informasi yang berupa laporan dan akan digunakan oleh pihak intern dan ekstern perusahaan. Informasi ibarat darah yang mengalir didalam tubuh suatu organisasi sehingga informasi menjadi sangat penting didalam organisasi. Suatu sistem yang kurang memperoleh informasi akan mengakibatkan sistem itu menjadi luruh, mengecil,

7

Universitas Sumatera Utara

20

dan akhirnya berhenti. Oleh karena itu agar sistem terus berjalan maka sistem tersebut harus tetap memperoleh informasi yang cukup dan berguna. Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (events) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Data yang diperoleh dari satu bagian diperushaan akan menjadi informasi untuk bagian-bagian lain perusahaan tersebut, sebagai contoh data penjualan atas suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan yang dilakukan oleh bagian pemasaran dan penjualan akan menjadi informasi bagi bagian akuntansi dalam menghitung besarnya pendapatan yang akan diperoleh atas produk tersebut yang selanjutnya informasi ini akan diteruskan kemanajemen dalam menentukan langkah-langkah berikutnya yang harus diambil dalam pencapaian tujuan perusahaan. AICPA ( American Institute of Certified Public Accountants ), mendefenisikan akuntansi sebagai berikut : Accounting is a service activity. Its function is to provide quantitative information, primarily financial in nature, about economic activities that is intended to be useful in making economic decision, in making choices among alternative courses of action. Defenisi diatas disimpulkan bahwa akuntansi : bertujuan menghasilkan informasi yang digunakan oleh pihak-pihak di luar perusahaan (manajemen) dan berbagai pihak di luar perusahaan (pemegang saham, pemeriksa pajak, investor, kreditor ) yang mempunyai kepentingan terhadap kegiatan usaha tersebut. b. Sistem Sistem adalah suatu entity yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem dilihat sebagai suatu komponen yang

Universitas Sumatera Utara

21

menyeluruh bukam pada subsistem atau satu subsistem. Dengan berintegrasinya susistem akan mengefesiensikan proses dengan mengurangi pengulangan (duplikat) data yang tidak perlu, penyimpanan, pelaporan dan proses-proses lainnya. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian sistem. Suatu sistem tidak peduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen atau subsistem. Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem, penghubung, masukan, keluaran dan sasaran atau tujuan. Elemen-elemen sebuah sistem menurut Hall (2001:5) mengemukakan sebuah sistem adalahsekelompok atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (Interrelated) atau subsistemsubsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose) c. Sistem Informasi Informasi berarti hasil suatu proses yang terorganisasi, memiliki arti dan berguna bagi orang yang menerimanya. Ada kalanya dibedakan antara data dan informasi. Data berarti fakta acak yang diterima sebagai masukan atau input pada suatu sistem informasi. Data biasanya menunjukkan suatu observasi atau penguluran terhadap suatu kegiatan yang penting bagi suatu sistem informasi. Data yang sudah diproses menjadi informasi digunakan oleh pengambil keputusan untuk membuat keputusan yang lebih baik. Dalam memenuhi kebutuhan berbagai informasi baik bagi pihak manajemen perusahaan maupun pihak luar perusahaan maka disusun suatu sistem anggaran

Universitas Sumatera Utara

22

yang dapat mengumpulkan berbagai data yang diperlukan untuk diolah menjadi informasi. Berkembangnya kebutuhan informasi telah mendorong perkembangan akuntansi sebagai suatu sistem informasi. Perkembangan ini mengakibatkan perubahan beberapa istilah dan teknik yang digunakan. Jika sebelumnya

pemrosesan data akuntansi disebut dengan sistem akuntansi, maka sekarang relevan dengan sebutan Sistem Informasi Akuntansi. Perubahan ini berkaitan erat dengan dengan penerapan teknologi pengolahan data yang lebih efisien dan dapat mengolah informasi yang lebih banyak. Perkembangan teknologi komputer sangat mempengaruhi perubahan cara kerja akuntansi dalam mengolah transaksi menjadi informasi. Pada masa sekarang ini sistem informasi yang didasarkan pada komputer dikenal dengan istilah sistem informasi akuntansi. d. Sistem Informasi Akuntansi Organisasi sangat tergantung pada sistem informasi agar selalu dapat kompetitif. Informasi merupakan sumber daya ( resouces ) yang arti pentingnya sama dengan pabrik dan peralatan. Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Sistem adalah kumpulan sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Bodnar dan Hoopwood (2003 : 1) sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber-sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Romney dan Steinbart (2004 : 473) menyatakan bahwa Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sumber daya manusia dan modal dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk (1) persiapan informasi keuangan dan (2) informasi

Universitas Sumatera Utara

23

yang diperoleh dari mengumpulkan dan memproses berbagai transaksi perusahaan. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, bahwa sistem informasi akuntansi itu mempunyai unsur, yaitu: 1. Sumber daya, merupakan media yang menjadikan sebuah data, seperti manusia atau peralatan/mesin. 2. Pemrosesan, merupakan media yang mengolah data dari input menjadi output. Pemrosesanlah yang mengubah data menjadi informasi. 3. Informasi, merupakan hasil akhir dari pemrosesan suatu sistem. Informasi ini berbentuk dalam suatu format yang berisikan keterangan-keterangan yang dibutuhkan manajemen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi itu adalah sebuah sistem pemrosesan yang menghasilkan keluaran dalam bentuk informasi mengenai akuntansi dengan menggunakan masukan input (data atau transaksi) untuk memenuhi tujuan tertentu pihak manajemen. Dalam

pelaksanaannya sistem informasi akuntansi menerima input, disebut sebagai transaksi, yang kemudian dikonversi melalui berbagai proses menjadi output yang akan didistribusikan kepada pemakai informasi. Dalam hubungan dengan sistem informasi akuntansi, Hall (2001 : 9) memberikan pernyataan tentang transaksi yaitu : Transaksi dibagi menjadi dua kelas: transaksi keuangan dan transaksi non keuangan. Transaksi keuangan adalah sebuah peristiwa ekonomi yang mempengaruhi aktiva dan ekuitas suatu organisasi, direfleksikan dalam akun-akunnya, dan diukur dalam satuan moneter. Transaksi non-keuangan : termasuk dalam semua peristiwa yang diproses oleh sistem informasi organisasi yang tidak memenuhi defenisi sempit dari transaksi keuangan.

Universitas Sumatera Utara

24

Jadi dalam sistem informasi akuntansi tidak hanya mengolah data keuangan saja, data non keuangan juga diikutsertakan karena dapat pengambilan keputusan tidak hanya informasi keuangan saja yang diperlukan, informasi non keuangan tentang suatu kondisi dan keadaan juga dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. 2. Komponen dan Pengukuran Sistem Informasi Menurut Romney dan Steinbart (2004 : 12), agar suatu sistem informasi akuntansi berguna sebagai informasi yang berdaya guna harus memperhatikan karakteristik informasi sebagai berikut: 1. Relevan, Informasi itu relevan jika mengurangi ketidakpastian memperbaiki kemampuan pengambil keputusan untuk membuat prediksi, mengkonfirmasi atau memperbaiki ekspektasi mereka sebelumnya. 2. Andal Informasi itu andal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan, dan secara akurat mewakili kejadian atau aktivitas di organisasi. 3. Lengkap Informasi itu lengkap jika tidak menghilangkan aspek-aspek penting dari kejadian yang merupakan dasar masalah atau aktivitas-aktivitas yang diukurnya. 4. Tepat waktu Informasi itu tepat waktu jika diberikan pada saat yang tepat untuk memungkinkan pengambil keputusan menggunakan dalam membuat keputusan. 5. Dapat dipahami Informasi dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk yang dapat dipakai dan jelas. 6. Dapat diverifikasi Informasi dapat diverifikasi jika dua orang dengan pengetahuan yang baik, bekerja secara independen dan masing-masing akan menghasilkan informasi yang sama. Dengan demikian pada prinsipnya sistem informasi akuntansi mempunyai peranan penting dalam sebuah organisasi. Sistem informasi akuntansi

memberikan bantuan dalam proses pengambilan keputusan. Kesimpulannya

Universitas Sumatera Utara

25

bahwa sistem informasi yang baik harus memiliki prinsip-prinsip kesesuaian desain sistem dengan tujuan sistem informasi dan organisasi. Jadi untuk menjadi sebuah sistem informasi yang baik dan berdaya guna, harus diketahui terlebih dahulu komponen-komponen apa saja yang perlu diperhatikan dalam sistem informasi akuntansi. Romney dan Steinbart (2004 : 3) menyatakan ada lima komponen sistem informasi akuntansi: 1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi. 2. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi. 3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi. 4. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi. 5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung (peripheral device), dan peralatan untuk komunikasi jaringan. Dengan demikian dalam membentuk suatu sistem informasi akuntansi tidak hanya dibutuhkan operator yang menjalankannya, karena pada dasarnya operator yang menjalankan sistem harus berpedoman pada prosedur-prosedur dan didukung oleh infrastruktur teknologi seperti software, komputer, dan peralatan pendukung lainnya. Tanpa itu semua sebuah sistem tidak akan berjalan dengan baik. Berbagai variabel yang mempengaruhi efektivitas sistem informasi telah dikemukakan oleh banyak peneliti. Antara lain dengan menggunakan system quality, information quality, sevice quality, system use, user satisfaction dan net benefits sebagai variabel-variabel yang menentukan efektivitas suatu sistem informasi.

Universitas Sumatera Utara

26

Model pengukuran keberhasilan sistem informasi yang dikemukakan oleh DeLone dan McLean, yang dikenal dengan the Reformulated D&M IS Succes Model (DeLone,2002 : 15) Model DeLone dan McLean terdiri dari enam variabel, yaitu : a. Information Quality, berkaitan dengan output sistem informasi b. System Quality, yang mengevaluasi sistem pengolahan informasi itu sendiri. c. Service Quality, untuk mengakses harapan konsumen dan persepsi mengenai kualitas pelayanan dalam organisasi retail dan jasa d. System Use, berkaitan dengan penggunaan output dari sistem informasi oleh penerima. e. User Satisfaction, berkaitan dengan respons penerima terhadap penggunaan output sistem informasi f. Net Benefits, suatu rangkaian kesatuan daari entitas individual sampai nasional yang dapat memberi dampak (impact) bagi aktivitas sistem. 3. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi dirancang dan dilaksanakan pada dasar untuk memberikan informasi kepada pihak manajemen perusahaan. Dari hasil sistem informasi akuntansi ini akan diperoleh mengenai informasi-informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan dalam mencapai tujuan perusahaan. Romney dan Steinbart (2004 : 3), menjelaskan tiga fungsi suatu sistem informasi akuntansi, yaitu: 1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal-hal yang telah terjadi. 2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. 3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga asset-aset organisasi, termasuk data organsisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat dan andal.

Universitas Sumatera Utara

27

Uraian tentang fungsi sistem informasi akuntansi di atas terlihat bahwa sistem informasi akuntansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi manajemen. Informasi merupakan data yang telah tersusun dan telah diproses untuk memberikan arti bagi pihak yang membutuhkannya. Informasi dapat berupa laporan bentuk tercetak maupun dalam bentuk digital atau komputer. Selanjutnya Romney dan Steinbart (2004 : 38) menyatakan informasi yang disediakan sistem informasi akuntansi terbagi dalam dua kategori, yaitu laporan keuangan dan laporan manajerial. Laporan keuangan sebenarnya lebih menitik beratkan pada pengguna luar perusahaan dalam pengambil keputusan. Laporan manajerial merupakan laporan di luar laporan keuangan di mana prinsip dan kaitannya masih di dalam konteks akuntansi. Laporan manajerial dapat berupa informasi operasional terinci terutama kinerja organisasi dan laporan atas pelaksanaan anggaran. Fungsi sistem informasi akuntansi yang ketiga adalah menyediakan pengendalian internal yang memadai. Pengendalian dilakukan agar tujuan sistem informasi akuntansi dapat tercapai. Adapun tujuan sistem informasi akuntansi menurut Romney dan Steinbart (2004 : 42), antara lain: 1. Memastikan bahwa informasi yang dihasilkan oleh sistem dapat diandalkan. 2. Memastikan bahwa aktivitas bisnis dilaksanakan dengan efisien dan sesuai dengan tujuan manajemen, serta tidak melanggar kebijakan pemerintah yang berlaku. 3. Menjaga aset-aset organisasional, termasuk data. Setidaknya untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan dua model penting, yaitu menyediakan dokumentasi yang memadai atas seluruh aktivitas bisnis, serta memastikan pemisahan tugas yang efektif. Dokumen yang memadai atas semua transaksi bisnis adalah kunci akuntabilitas. Dokumen memungkinkan para

Universitas Sumatera Utara

28

manajer menverifikasi bahwa tanggung jawab yang diberikan telah dilakukan dengan benar. Pemisahan tugas yang memadai berkenaan dengan pembagian tanggung jawab ke beberapa pegawai atas bagian-bagian dari sebuah transaksi. Tujuannya adalah mencegah seorang pegawai memiliki pengendalian penuh atas seluruh aspek transaksi bisnis. 4. Manfaat dan Tujuan Sistem informasi Akuntansi Berdasarkan defenisi sistem informasi akuntansi maka tujuan dan manfaat sistem informasi akuntansi tersebut adalah sebagai pengolah transaksi

(transaction processing) dan pengolah informasi (Information processing). a. Pemrosesan Transaksi Transaksi memungkinkan perusahaan melakukan operasi, menyelenggarakan arsip dan catatan yang up to date, dan mencerminkan aktivitas organisasi. Transaksi akuntansi merupakan transaksi pertukaran yang mempunyai nilai ekonomis. Tipe transaksi dasar adalah : (1) penjualan produk atau jasa, (2) pembelian bahan baku, barang dagangan, jasa, dan aset tetap dari suplier, (3) penerimaan kas, (4) pengeluaran kas kepada suplier, dan (5) pengeluaran kas gaji karyawan. Sebaga pengolah transaksi, sistem informasi akuntansi berperan mengatur dan mengopersionalkan semua aktivitas transaksi perusahaan.

b. Pengolahan Transaksi Tujuan kedua sistem informasi akuntansi adalah untuk menyediakan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang dilaksanakan oleh aktivitas yang disebut pemrosesan transaksi. Sebagian dari keluaran yang diperlukan oleh pemroses transaksi disediakan oleh sistem pemrosesan transaksi. Namun sebagian

Universitas Sumatera Utara

29

besar diperoleh dari sumber lain, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. Pengguna utama pemrosesan transaksi adalah manajer perusahaan. Mereka mempunyai tanggungjawab pokok untuk mengambil keputtusan ynaag berkenaan dengan perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan. Pengguna output lainnya adalah para karyawan penting seperti akuntan, insinyur serta pihak luar seperti investor dan kreditor. c. Pertimbangan Perancangan Sistem Pemrosesan Konsep perancangan sistem seharusnya mencerminkan prinsip-prinsip perusahaan. Berikut ini dasar-dasar yang perlu diperhatikan dalam prioritas perancangan menurut Wilkinson (1993) 1. Tujuan dalam perencanaan sistem dan usulan proyek seharusnya dicapai untuk menghasilkan kemajuan dan kemampuan sistem yang lebih besar. 2. Mempertimbangkan trade-off yang memadai antara manfaat dari tujuan perancangan sistem dengan biaya yang dikeluarkan. 3. Berfokus pada permintaan fungsional dari sistem, 4. Melayani berbagai macam tujuan,dan 5. Perancangan sistem memperhatikan keberadaan dari pengguna sistem.

B. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Pada umumnya pendapatan utama perusahaan berasal dari aktivitas penjualan, oleh karena itu penjualan merupakan salah satu aktivitas yang sangat penting dalam perusahaan. Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara tunai maupun secara kredit. Sistem penjualan baik tunai maupun kredit dapat dilakukan secara manual dan komputerisasi. Dan dalam bahasan ini penulis hanya menerangkan sistem penjualan secara manual. 1. Prosedur Penjualan Tunai Penjualan tunai oleh perusahaan dilaksanakan dengan mewajibkan pembeli membayar harga barang lebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan

Universitas Sumatera Utara

30

kepada pembeli, setelah uang diterima perusahaan lalu barang diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan. Menurut Mulyadi (2001 : 463) dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan tunai adalah : a. Faktur penjualan tunai b. Pita registrasi kas (cash register tape) c. Bukti setor bank d. Rekapitulasi harga pokok penjualan Keterangan : a. Faktur penjualan tunai merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai. b. Pita register kas merupakan dokumen yang dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mengoperasikan mesin register kas. c. Bukti setor bank merupakan dokumen yang dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank. d. Rekapitulasi harga pokok penjualan merupakan dokumen yang digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode. Bukti memorial juga merupakan dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan harga pokok yang dijual selama satu periode. Transaksi penjualan tunai dicatat oleh perusahaan dengan menggunakan catatan akuntansi. Menurut Mulyadi (2001 : 468) catatan akuntansi yang digunakan yaitu : a. Jurnal penjualan b. Jurnal penerimaan kas

Universitas Sumatera Utara

31

c. Jurnal umum d. Kartu persediaan e. Kartu gudang Jurnal penjualan merupakan catatan akuntansi yang digunakan oleh bagian akuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan. Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber. Jurnal umum digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual. Kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual, kartu persediaan ini diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mengawasi mutasi dan persediaan barang yang disimpan di gudang, sedangkan kartu gudang adalah catatan yang berisi data kuantitas persediaan yang disimpan di gudang. Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan tunai menurut Mulyadi (2001 : 469) yaitu : a. b. c. d. e. f. g. Prosedur order penjualan Prosedur penerimaan kas Prosedur penyerahan barang Prosedur pencatatan penjualan tunai Prosedur penyetoran kas ke bank Prosedur pencatatan penerimaan kas Prosedur pencatatan harga pokok penjualan

2. Prosedur Penjualan Kredit Penjualan kredit oleh perusahaan dilaksanakan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Dalam setiap penjualan kredit biasanya selalu didahului dengan analisis terhadap kemampuan pembeli dalam melunasi hutangnya, ini bertujuan untuk menghindari tidak tertagihnya piutang.

Universitas Sumatera Utara

32

Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit menurut Mulyadi (2001 : 219) antara lain yaitu : a. b. c. d. e. f. g. Prosedur order penjualan Prosedur persetujuan kredit Prosedur pengiriman Prosedur penagihan Prosedur pencatatan piutang Prosedur distribusi penjualan Prosedur pencatatan harga pokok penjualan

Dalam pelaksanaan jaringan yang membentuk sistem penjualan kredit melibatkan beberapa unit atau bagian dalam organisasi. Urutan kegiatan yang sekaligus merupakan fungsi dari tiap-tiap bagian yang terlibat dalam prosedur penjualan kredit adalah sebagai berikut : a. Bagian Order Penjualan Bagian ini bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas : 1) Menerima order dari pelanggan dan membuat surat order pengiriman rangkap 9 dan faktur rangkap 5, dengan distribusi. a) Lembar 1 : Tembusan pengiriman ke bagian gudang agar disiapkan barang yang akan dikirim. b) Lembar 2, 3, 4, 5 : Untuk bagian pengiriman c) Lembar 6 : Tembusan pemberitahuan kepada pelanggan bahwa pesannya sudah diterima dan kapan pengiriman akan dilakukan. d) Lembar 7 : Tembusan kredit ke bagian kredit untuk meminta persetujuan penjualan kredit. e) Lembar 8, 9 : Arsip bagian order penjualan menurut tanggal

Universitas Sumatera Utara

33

2) Surat order pengiriman lembar ke 7 yang telah diotorisasi diterima dan diarsipkan menurut abjad. 3) Menerima surat order pengiriman lembar ke 1 dan 2 dan bagian pengiriman setelah barang dikirim dan mencatat tanggal pengiriman dan jumlah yang dikirim dalam surat order pengiriman tersebut. 4) Mengirimkan surat order pengiriman lembar ke 1 dan 2 ke bagian penagihan 5) Mencatat tanggal pengiriman pada surat order lembar ke 9. b. Bagian Kredit Bagian ini bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas:1) Menerima surat order pengiriman lembar ke 7 dari bagian order penjualan. 2) Memeriksa status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian

kredit kepada pelanggan.3) Menyerahkan kembali surat order pengiriman lembar ke 7 kepada bagian

order penjualan setelah diotorisasi. c. Bagian Gudang Bagian gudang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas :1) Menerima surat order pengiriman lembar ke 1 dari bagian order penjualan

dan segera menyiapkan barang-barang sesuai pesanan yang tercantum dalam surat order tersebut.2) Mencatat kuantitas dan jenis barang yang diserahkan ke dalam kartu

gudang.3) Menyerahkan barang ke bagian pengiriman beserta dengan surat order

pengiriman lembar ke 1.

Universitas Sumatera Utara

34

d. Bagian Pengiriman Barang Bagian Pengiriman Barang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas :1) Menerima surat order pengiriman lembar ke 1 beserta barang dari bagian

gudang.2) Menerima surat order lembar ke 2, 3, 4 dan 5 dari bagian order penjualan

yang didistribusikan kepada : a) Lembar 1, 2 : Diserahkan kembali ke bagian order penjualan b) Lembar 3 c) Lembar 4 d) Lembar 5 : Diserahkan ke perusahaan angkutan umum beserta barang : Arsip bagian pengiriman menurut nomor : Tembusan barang yang ditempel pada pembungkus barang sebagai slip pembungkus. e. Bagian Penagihan Bagian penagihan bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas setelah bagian penagihan menerima surat order pengiriman lembar ke 1 dan 2 dari bagian order penjualan sebagai pemberitahuan bahwa pengiriman barang telah dilaksanakan maka bagian ini membuat faktur rangkap 5 dan didistribusikan sebagai berikut : 1) Lembar 1 2) Lembar 2 : Tembusan untuk pelanggan : Dikirim ke bagian piutang pengiriman lembar ke 1 dan 2 3) Lembar 3 4) Lembar 4 5) Bagian 5 f. Bagian Piutang : Dikirim ke bagian kartu persediaan : Dikirim ke bagian akuntansi (jurnal) : Dikirim kepada wiraniaga bersama surat order

Universitas Sumatera Utara

35

Bagian Piutang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas:1) Mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit ke dalam

kartu piutang berdasarkan faktur lembar ke 2.2) Mengarsipkan faktur penjualan lembar ke 2 bersama surat order

pengiriman lembar ke 1 dan 2 menurut nomor urut faktur. g. Bagian Kartu Persediaan Bagian Kartu Persediaan bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas:1) Menerima faktur penjualan lembar ke 3 dari bagian penagihan. 2) Mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu persediaan

berdasarkan faktur lembar ke 3.3) Mengarsipkan faktur penjualan lembar ke 3 menurut nomor urut faktur. 4) Membuat rekapitulasi harga pokok penjualan secara periodik selama

periode tertentu sesuai dengan data pada kartu persediaan.5) Membuat bukti memorial berdasarkan rekapitulasi harga pokok penjualan

dan bukti memorial yang dilampiri dengan rekapitulasi harga pokok penjualan diserahkan ke bagian akuntansi (jurnal) h. Bagian Akuntansi (Jurnal) Bagian Akuntansi bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas:1) Menerima faktur penjualan lembar ke 4 dari bagian penagihan dan

mencatat transaksi penjualan kredit berdasarkan faktur tersebut ke dalam jurnal penjualan.2) Mengarsipkan faktur penjualan lembar ke 4 menurut nomor urutnya. 3) Mencatat bukti memorial yang dilampiri dengan rekapitulasi harga pokok

penjualan ke dalam jurnal umum.

Universitas Sumatera Utara

36

4) Mengarsipkan bukti memorial yang dilampiri rekapitulasi harga pokok

penjualan berdasarkan nomor urutnya. Dalam transaksi penjualan tidak semuanya penjualan berhasil

mendatangkan pendapatan bagi perusahaan, adakalanya pembeli melakukan pengembalian barang yang telah dibelinya kepada perusahaan. Transaksi pengembalian barang ini ditangani perusahaan melalui sistem return penjualan. Pengembalian barang oleh pelanggan harus diotorisasi oleh bagian penjualan dan diterima oleh bagian penerimaan barang di perusahaan. Pada umumnya informasi yang dibutuhkan oleh manajemen dari kegiatan penjualan kredit adalah : a. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu. b. Jumlah piutang setiap debitur dari transaksi penjualan kredit. c. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu. d. Nama dan alamat pembeli e. Kuantitas produk yang dijual f. Nama wiraniaga yang dilakukan penjualan g. Otorisasi pejabat yang berwenang.

3. Prosedur Penerimaan Kas Menurut Standar Akuntansi Keuangan (IAI : 2004 : 319.06), "Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro". Atau kas merupakan alat pembayaran yang siap digunakan sebesar nilai nominalnya untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Kas dapat meliputi uang kertas, uang logam, cek, wesel. Penerimaan kas dapat diperoleh dari berbagai sumber, antara lain

Universitas Sumatera Utara

37

penerimaan dari piutang, penjualan tunai, ataupun penerimaan kas yang berasal dari penjualan aktiva tetap perusahaan. Pada bagian ini penulis hanya akan menguraikan sistem akuntansi penerimaan kas yang berasal dari penjualan kredit atau piutang, karena sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai telah diuraikan sebelumnya pada pembahasan sistem akuntansi penjualan tunai. Sistem akuntansi penerimaan kas dari piutang dimulai dari pesanan pelanggan baik melalui telepon atau datang langsung ke perusahaan. Jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang maka untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai piutang kepada pelanggannya. Pada tanggal jatuh tempo piutang perusahaan akan menagih piutang tersebut. Fungsi penagihan akan melakukan penagihan kepada debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi. Menurut Mulyadi (2001 : 489) dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang 1. Surat Pemberitahuan 2. Daftar Surat Pemberitahuan 3. Bukti Setor Bank 4. Kwitansi Keterangan 1. Surat Pemberitahuan merupakan dokumen yang dibuat oleh debitur untuk memberitahukan maksud pembayaran yang dilakukan, surat pemberitahuan biasanya berupa tembusan bukti kas keluar yang dibuat oleh debitur, yang disertakan dengan cek atau uang yang dikirimkan oleh debitur melalui penagihan.

Universitas Sumatera Utara

38

2. Daftar surat pemberitahuan merupakan rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat oleh fungsi sekretariat atau fungsi penagihan. Penerimaan kas dari piutang yang dilaksanakan melalui penagih perusahaan, pembuatan daftar surat pemberitahuan dilakukan oleh fungsi penagihan. Daftar surat pemberitahuan dikirimkan ke fungsi kas untuk kepentingan pembuatan bukti setor bank dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen pendukung bukti setor bank dalam pencatatan penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas. 3. Bukti setor bank merupakan dokumen yang dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas yang diterima dari piutang ke bank. 4. Kwitansi merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan bagi para kreditur yang telah melakukan pembayaran hutang mereka. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan kredit atau piutang yaitu: 1. Jurnal penerimaan kas 2. Kartu piutang Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari piutang, menurut Mulyadi (2001 : 487) antara lain, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. Fungsi sekretariat Fungsi penagihan Fungsi kas Fungsi akuntansi Fungsi pemeriksa intern

Keterangan : 1. Fungsi sekretariat, dalam sistem penerimaan kas dari piutang fungsi ini bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan surat pemberitahuan dari para

Universitas Sumatera Utara

39

debitur perusahaan dan juga membuat daftar surat pemberitahuan yang diterima bersama cek dari debitur. 2. Fungsi penagihan, fungsi ini melakukan penagihan piutang langsung kepada debitur berdasarkan daftar piutang yang dibuat oleh fungsi akuntansi. 3. Fungsi kas, bertanggung jawab atas penerimaan cek atau uang tunai dari fungsi sekretariat dan menyetorkan segera kas yang diterima dalam jumlah penuh. 4. Fungsi akuntansi, bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas, dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang. 5. Fungsi pemeriksa intern, dalam sistem penerimaan kas dari piutang fungsi ini bertanggung jawab dalam melaksanakan perhitungan kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan juga bertanggung jawab dalam melakukan rekonsiliasi bank, untuk mengecek ketelitian catatan kas yang diselenggarakan fungsi akuntansi. Dalam pelaksanaan jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari piutang melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan, urutan kegiatan yang sekaligus merupakan fungsi dari tiap-tiap bagian yang terlibat dalam prosedur penerimaan kas dari piutang adalah sebagai berikut: 1. Bagian Piutang, bertanggung jawab melaksanakan tugas: a. Membuat Daftar Piutang yang Ditagih (DPD) rangkap 3 dan

mendistribusikannya kepada : 1) Lembar 1 : Kepada bagian penagihan 2) Lembar 2 : Kepada bagian kasir (kasa)

Universitas Sumatera Utara

40

3) Lembar 3 : Arsip bagian piutang menurut nomor urut b. Menerima Daftar Surat Pemberitahuan (DSP) lembar ke 2 dan Surat Pemberitahuan (SP) dari bagian penagihan. c. Mencatat mutasi (berkurangnya) piutang ke dalam kartu piutang menurut surat pemberitahuan dan daftar surat pemberitahuan lembar ke 2. d. Mengarsipkan DSP lembar ke 2 dan SP menurut urut nomor. 2. Bagian Penagihan, bertanggung jawab melaksanakan tugas:a) Menerima daftar piutang yang ditagih lembar ke 2 dari bagian piutang b) Melakukan penagihan ke debitur berdasarkan daftar piutang yang ditagih

tersebut.c) Menerima cek atau uang tunai dan surat pemberitahuan dari debitur. d) Membuat daftar surat pemberitahuan rangkap 2 dan mendistribusikannya

kepada : 1) Lembar 1 : Diserahkan ke bagian kasa beserta cek atau uang tunai yang diterima. 2) Lembar 2 : Diserahkan ke bagian piutang beserta surat

pemberitahuan.e) Mengarsipkan Daftar Piutang yang Ditagih (DPD) menurut nomor urut.

3. Bagian Kasa (Kasir), bertanggung jawab melaksanakan tugas :a. Menerima Daftar Piutang yang Ditagih (DPD) lembar ke 2 dari bagian

piutang.b. Menerima cek atau uang tunai dan surat pemberitahuan dari bagian

penagihan.

Universitas Sumatera Utara

41

c. Membandingkan DPD lembar ke 2 dengan cek atau uang tunai dan surat

pemberitahuan apakah sesuai.d. Membuat bukti setor e. Menyetorkan cek atau uang tunai ke bank f.

Menyerahkan bukti setor, Daftar Piutang yang Ditagih (DPD) lembar ke 2 dan daftar surat pemberitahuan lembar ke 2 ke bagian akuntansi (jurnal).

4. Bagian Akuntansi (Jurnal), bertanggung jawab melaksanakan tugas :a. Menerima bukti setor bank, DPD dan DSP dari bagian kasa b. Mencatat penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas

berdasarkan bukti setor, DPD dan DSP. Dengan jurnal : Kasxxx Piutang Usahaxxxc. Mengarsipkan bukti setor ke bank, DPD, dan DSP menurut nomor urut.

Universitas Sumatera Utara

42

Staf Administrasi Bagian Penjualan

Staf Administrasi Bagian Gudang

Staf Pembukuan A

Menerima pesanan pelanggan

Pesanan Penjualan 1

Pesanan Penjualan 2

Membuat 2 salinan pesanan penjualan

Buat 3 salinan Pemberitahuan pengiriman

Mengotorisasikan kredit ke pelanggan

Pesanan Penjualan

2

Pesanan Penjualan Pemberitahuan Pengiriman Ke bagian Pengendalian persediaan Pemberitahuan pengririman Pemberitahuan pengiriman 3 2

1 Membuat 3 salinan dari daftar harga yang telah disetujui

1 Ke Pelanggan

Faktur Penjualan

3

Pesanan penjualan yang telah disetujui 2 Memberikan barang dagangan ke kurir Faktur Penjualan Ke pelanggan Faktur Penjualan 2 Ke pelanggan

1

Tanda terima ditandatangani kurir

Berdasarkan pelanggan

Mengoto risasikan penghapusan piutang

Gambar 2.1 Arus Dokumen Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Sumber : Romney, Marshal B dan Paul J Steinbart, 2004

Universitas Sumatera Utara

43

Staff Pembukuan B

Staff Pembukuan C

Staff Administrasi

Pesanan Penjualan

1 Faktur Penjualan

Faktur Penjualan 3 3

Pemberitahuan Pengiriman 1 Pesanan Penjualan yang Telah disetujui 2 Faktur Penjualan 2 Dimasukkan dalam jurnal penjualan

Berdasarkan nomor faktur penjualan Jurnal penjualan Menyelidiki cek mundur dan cek yang memiliki kesalahan

Segera mencaphanya untuk disimpan (For deposit only) Dan daftar semua cek

Mencocokkan dan Melakukan klarifikasi dokumen yang telah diberi nomor sebelumnya

Cek yang menunggu deposisi

Dimasukkan dalam jurnal penjualan Berdasarkan pelanggan

Dimasukka n kedalam jurnal penerimaan kas Jurnal penerimaan kas Cek dari pelanggan

Buku besar

Buku pembantu piutang usaha

Menyimpan cek setiap minggu

Membuat neraca saldo

Laporan bank

Dari bank

Nraca Saldo

Merekonsiliasi laporan bank

Gambar 2.2 Arus Dokumen Sistem Penerimaan Kas dari Piutang ( Lanjutan ) Sumber : Romney 2004Universitas Sumatera Utara

44

C. Pengendalian Intern dan Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengendalian Intern Penjualan dan Penerimaan Kas Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuranukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. Defenisi di atas menekankan tujuan yang hendak dicapai dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut. Dengan demikian pengertian pengendalian intern tersebut di atas berlaku baik dalam perusahaan yang mengolah informasinya secara manual, dengan mesin pembukuan, maupun dengan komputer. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (IAI : 2001 : 319.06), Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain dalam entitas yang disediakan untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, (c) kepatuhan terhadap hukum yang berlaku. Menurut Mulyadi (2001 : 164) unsur pokok pengendalian intern adalah : 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. 3. Praktek sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab. Sistem pengendalian intern dalam perusahaan yang menggunakan sistem manual dalam akuntansinya lebih menitikberatkan pengendalian di tangan manusia, yang dicapai dengan pembagian tanggung jawab dalam pelaksanaan transaksi ke beberapa orang atau bagian, dengan adanya pembagian tanggung

Universitas Sumatera Utara

45

jawab ini diharapkan tercipta adanya cek silang dan spesialisasi pekerjaan klerikal. 1. Unsur sistem pengendalian intern penjualan tunai Sesuai dengan unsur pokok pengendalian intern yang dijelaskan di atas maka unsur-unsur pengendalian intern penjualan tunai antara lain : a. Struktur organisasi 1) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas. 2) Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi 3) Transaksi penjualan tunai harus dilakukan oleh fungsi penjualan, fungsi pengiriman dan fungsi akuntansi. b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan 1) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai. 2) Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap "lunas" pada faktur penjualan tunai dan menempelkan pita register kas pada faktur tersebut. 3) Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit. 4) Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara membubuhkan cap "sudah diserahkan" pada faktur penjualan tunai. 5) Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai. c. Praktek yang sehat 1) Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya

Universitas Sumatera Utara

46

dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan. 2) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan atau hari kerja berikutnya. 3) Perhitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksaan intern. 2. Unsur sistem pengendalian intern penjualan kredit antara lain : a. Struktur organisasi 1) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit. 2) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit 3) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas 4) Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi penagihan dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan kredit yang dilaksanakan secara lengkap hanya satu fungsi saja. b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan 1) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir surat order pengiriman. 2) Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan membubuhkan tanda tangan pada credit copy (yang merupakan tembusan surat order pengiriman) 3) Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi

pengiriman dengan cara menandatangani dan membubuhkan cap "sudah dikirim" pada copy surat order pengiriman.

Universitas Sumatera Utara

47

4) Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang, dan potongan penjualan berada di tangan direktur pemasaran dengan penerbitan surat keputusan mengenai hal tersebut. 5) Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan. 6) Pencatatan ke dalam kartu piutang dan ke dalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda tangan pada dokumen sumber (faktur penjualan, bukti kas masuk dan memo kredit). 7) Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan yang didukung dengan surat order pengiriman dan surat muat c. Praktek yang sehat 1) Surat order pengiriman urut tercetak dan pemakaiannya dapat dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan 2) Faktur penjualan bernomor urut cetak dan pemakaiannya dapat dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan. 3) Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan fungsi tersebut. 4) Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol piutang dalam buku besar. 3. Unsur pengendalian intern penerimaan kas dari penjualan tunai telah dijelaskan dalam unsur pengendalian intern penjualan tunai di atas.

Universitas Sumatera Utara

48

4. Unsur sistem pengendalian intern penerimaan kas dari piutang a. Struktur organisasi 1) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan 2) Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang yang harus ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi. c. Praktek yang sehat 1) Hasil perhitungan kas direkam dalam berita acara perhitungan kas dan disetorkan penuh ke bank dengan segera 2) Para penagih dan kasir harus diasuransikan 3) Kas dalam perjalanan (baik di tangan kasir maupun di tangan bagian penagih) harus diasuransikan

2. Ciri-Ciri Pengendalian Intern yang Baik Pengendalian dan sistem informasi akuntansi difokuskan pada siklus pendapatan. Ada beberapa proses pengawasan terhadap sistem informasi yang berbasis komputer yaitu : a) Otorisasi Tujuan dari transaksi adalah untuk memastikan bahwa hanya transaksi yang valid yang akan diproses. Bagian kredit bagian yang bertugas untuk melakukan pengesahan dari pesanan penjualan dan memastikan bahwa kebijakan penjualan perusahaan dilaksanakan dengan baik.

Universitas Sumatera Utara

49

b) Pemisahan Tugas Pemisahan tugas memastikan bahwa tidak ada satu orang atau satu bagian pun yang melakukan semua proses secara keseluruhan. Dalam siklus pendapatan, bagian kredit terpisah dari seluruh proses, jadi secara formal transaksi pemberian persetujuan merupakan aktivitas independen. c) Supervisi (pengawasan) Beberapa perusahaan mempunyai karyawan terlalu sedikit untuk dapat dilakukan pemisahan fungsi. Dengan melakukan supervise kepada karyawan yang mempunyai potensi untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai, perusahaan dapat melakukan antisipasi pada sistemnya. Supervisi dapat juga menyediakan kontrol yang terpisah pada sistem. d) Catatan akuntansi Penomoran dokumen sumber (nomor tercetak pada dokumen) seperti pada peranan penjualan, surat jalan, bukti pembayaran, dan lain-lain, secara berurutan diberi nomor yang unik pada setiap transaksi. e) Pengendalian akses Pengendalian akses mencegah dan mendeteksi akses yang tidak disetujui dan terlarang ke aktiva perusahaan. f) Verifikasi Independen Tujuan verifikasi dilakukan secara independen adalah untuk meningkatkan dan memverifikasi kebenaran dan kelengkapan dari prosedur yang dilakukan oleh sistem lainnya. Sistem pengendalian intern perusahaan terdiri dari kebijakan dan prosedur-

Universitas Sumatera Utara

50

prosedur yang ditetapkan untuk memberikan jaminan tercapainya tujuan tertentu perusahaan. Struktur pengendalian intern terdiri dari 5 komponen (lima) yaitu : a.) Lingkungan pengendalian b) Penilaian resiko c) Aktivitas pengendalian d) Informasi dan Komunikasi e) Pengawasan Konsep ini didasarkan pada 2 (dua) premi utama yaitu tanggung jawab dan manajemen yang memadai.

Universitas Sumatera Utara