Urinary Systems

download Urinary Systems

of 141

Transcript of Urinary Systems

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    1/141

    Urinary System

    Nurul Hidayah, S.Farm., M.Si., Apt.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    2/141

    Sistem Urinasi merupakan kelompok organ yangberperan dalam menfiltrasi dan mengeksresikankelebihan cairan dan senyawa lainnya dari aliran

    darah dalam bentuk urin. Organ urinasi mencakup: ginjal, ureter, kandung

    kemih, dan uretra.

    Ginjal merupakan organ utama homoestasis,

    karena menjaga keseimbangan asam basa dankeseimbangan garam air di dalam darah.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    3/141

    Proses pembentukan urinmembantu

    menjaga komposisi, volume, dan pH cairan

    darah dan jaringan dengan menghilangkan

    senyawa2 yang mengganggu keseimbangan

    dan konsistensi cairan ekstraseluler.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    4/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    5/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    6/141

    Fungsi Ginjal

    Regulasi volumedarah

    Regulasi elektrolitdarah

    Regulasikeseimbangan

    asam basa (H+ danHCO3-)

    Regulasi semua

    cairan jaringan

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    7/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    8/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    9/141

    Anatomi

    Ginjal terletak di bagian atas rongga abdominal, di belakang

    peritoneum (retroperitoneal).

    Ginjal ditempelin jaringan adiposa yang beraksi sebagai alas

    dan selanjutnya ditutupi oleh jaringan fibrous yang disebut

    dengan renal fascia yang menjaga ginjal agar selalu berada

    pada tempatnya.

    Masing2 ginjal mempunyai lekukan yang disebut hilus pada

    sisi medial.

    Ureter membawa urin dari ginjal ke kandung kemih.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    10/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    11/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    12/141

    Korteks renal

    Medulla renal

    Renal pelvis

    Struktur Internal Ginjal

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    13/141

    1. Korteks renal: renalkospuskel, tubulus konvulas.

    2. Medulla renal: loop henledan tubulus pengumpul.Tersusun atas piramid renal.

    3. Pelvis renal: bentuk sepertirongga. Corong pada renalpelvis disebut calyces (calyx),menutupi (melingkungi) renalpiramid.

    Urin mengalir dari renal piramidmenuju calyces kemudian ke renal

    pelvis untuk selanjutnya ke ureter.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    14/141

    Nefron

    Struktur dan unit fungsional ginjal

    Masing2 ginjal terdiri atas sekitar 1 jutanefron.

    Di dalam nefron, terdapat pembuluh darah

    Masing2 nefron mengandung 2 bagianuatama: renal korpuskel dan renal tubulus.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    15/141

    Renal Corpuscle

    Mengandung glomerulus yang dikelilingi oleh kapsul Bowmans.Glomerulus adalah jaringan kapiler yang muncul dari afferen arteriolmenuju efferen arteriole.

    Diameter efferent lebih kecil dibandingkan dengan affrent arteriolemembantu dalam menjaga tingginya tekanan darah di glomerulus.

    Lapisan terdalam kapsul bowmanpodosit, berada pada permukaankapiler glomerulus.

    Susunan podosit membentuk porimembuat semakin permeabel.

    Lapisan terluar kapsul bowman tidak mempunyai poritidak permebel.

    Ruang antara bagian dalam dan bagian luar lapisan kapsul bowmanmengandung filtrat renal, cairan yang dibentuk dari darah di dalamglomerulus dan akan menjadi urin.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    16/141

    Tubulus Renal

    Merupakan kelanjutan dari kapsul bowman

    Terdiri atas: tubulus proksimal konvulat (di dalamkorteks renal) dan loop henle di dalam medulla renal),

    tubulus distal konvulat (di dalam korteks renal). Lapisan tubulus sangat kecil (mikrovili di dalam tubulus

    convulated)Karakteristik anatomi yangmenyediakan pertukaran material yang efisien.

    Semua bagian renal tubulus dikelilingi oleh kapilerperitubuler yang muncul dari efferent arteriole.

    Kapiler peritubuler akan menerima material reabsobsioleh renal tubulus.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    17/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    18/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    19/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    20/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    21/141

    Pembentukan Urin

    3 proses:

    1. Filtrasi glomerulus di korpus renal

    2. Reabsorpsi tubular di tubulus renal3. Sekresi tubulus di tubulus renal.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    22/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    23/141

    1. Filtrasi Glomerulus

    Filtrasi: terjadi perlawanan tekanan darah terhadap plasma danmelarutkan senyawa2, dan protein2 kecil keluar dari glomerulusmenuju ke kapsul bowman.

    Tekanan darah di dalam glomerulus vs kapiler lainnya relatif tinggi,sekitar 60 mmHg.

    Tekanan dalam kapsul bowman sangat rendah, dan di dalamnyalapisan podosit sangat permeabel sekitar 20-25% darah masuk keglomerulus menjadi filtrat renal di dalam kapsul bowman.

    Sel darah dan protein yang terlalu besar akan dikeluarkan dariglomerulus, sehingga tetap ada di dalam darah.

    Filtrat renal banyak mengandung plasma darah, sedikit protein dantidak ada sel darah.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    24/141

    Glomerular filtration rate (GFR) adalah jumlah

    filtrat yang terbentuk oleh ginjal di dalam 1

    menit, dan rata2 sekitar 100-125 ml/menit.

    Jika aliran darah meningkatGFR meningkat

    Aliran darah menurun (hemorrhage parah)

    GFR menurun.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    25/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    26/141

    Reabsorpsi Tubular

    Terjadi dari tubulus renal sampai ke peritubuluarkapiler.

    Dalam 24 jam, ginjal membentuk 150-180 filtrat, dan

    output urin normal 1-2 L. Sekitar 99% filtrat direabsorpsi kembali ke darah di

    dalam peritubuler kapiler. Hanya 1% filtrat masuk kerenal pelvis sebagai urin.

    Reabsorpsi dan sekresi (sekitar 65%) Tubulus konvulsi dan tubulus pengumpul juga tempat

    yang penting reabsorpsi air.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    27/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    28/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    29/141

    Mekanisme Reabsorpsi

    Sel tubulus renal menggunakan ATP untuk mentransportasikan material2 yangberguna dari filtrat ke dalam darah.

    Material2 berguna seperti glukosa, asam amino, vitamin, dan ion positif.

    Senyawa2 ini mempunyai ambang untuk di reabsorpsi.

    Transport aktif

    Digunakan untuk reabsorpsi ion negatif.

    Transport pasif

    Reabsoprsi air mengikuti reabsorpsi mineral terutama ion Na.

    Osmosis

    Protein yang kecil terlalu besar untuk direbasorpsi melalui transpor aktif.

    Senyawa ini akan direabsorpsi ke dalam sel membran tubulus proksimal konvulsiuntuk selanjutnya mengalami pinositosit.

    Pinositosis

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    30/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    31/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    32/141

    Contoh:

    Keadaan normal tidak ditemukan di dalam urin. Jikakadar glukosa darah tinggi, tidak sebanding denganmolekul transporter di sel tubulus renalglukosa

    akan ditemukan di dalam urin. Reabsorpsi Ca2+ ditingkatkan oleh hormon PTH.

    Paratiroid mensekresikan PTH ketika kadar Ca di dalamdarah menurun. Reabsorpsi ion Ca di dalam ginjalmerupakan salah satu mekanisme peningkatan kadar

    Ca agar kembali normal. Hormon aldosteron disekresikan oleh korteks adrenal,

    meningkatkan reabsorpsi ion Na dan eksresi K.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    33/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    34/141

    Sekresi Tubular

    Senyawa secara aktif disekresikan dari darah didalam kapiler peritubular menuju filtrat di dalam

    tubulus renal. Produk sisa seperti ammonia dan beberapa

    kreatinin dan produk metabolik obat disekresikanke dalam filtrat untuk dieliminasi di dalam urin.

    Ion H mungkin disekresikan oleh sel tubulusuntuk menjaga keseimbanggan pH normal darah.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    35/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    36/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    37/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    38/141

    Ringkasan Pembentukan Urin

    a. Ginjal membentuk urin dari plasma darah. Jumlahdarah yang mengalir ke ginjal menentukan outputurin.

    b. Filtrasi glomerulus merupakan langkah pertama di

    dalam pembentukan urin.c. Rebsorpsi tubulus: selektif.

    d. Sekresi tubular: menjamin produk sisa sepertikreatinin atau kelebihan ion H dieksresikan.

    e. Peranan hormon seperti aldosteron, ANP, dan ADH.f. Produk sisa yang tertinggal di dalam filtrat renaldieksresikan sebagai urin.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    39/141

    Ginjal-Keseimbangan Asam Basa

    Ginjal: organ yang paling berperan dalam

    menjaga keseimbangan pH darah dan cairan

    jaringan.

    Jika cairan tubuh terlalu asamginjal

    mensekresikan lebih banyak ion H ke dalam

    filtrat renalberubah menjadi HCO3 di

    dalam darahmeningkatkan pH darahkembali normal.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    40/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    41/141

    Secara alami cairan tubuh menjadi cenderung asam. Sel tubulus renal mensekresikan ion H atau amonia di dalam pertukaran

    ion Naselanjutnya mempengaruhi reabsorpsi ion lainnya.

    H+ diperoleh dari reaksi CO2 + H2O (atau proses lainnya).

    Kelompok amin (dari AA) + H+amonia.

    Sel tubulus mensekresikan H+ dan amonia ke dalam renal filtrat, dan 2 ionNa direabsorpsi di dalam pertukaran.

    Di dalam filtrat, H+ dan amoniaNH4 (radial amonium).

    NH4+ bereaksi dengan ion ClNH4Cl yang disekresikan dei dalam urin.

    Na+ kembali ke dalam darah melalui kapiler peritubuler dan diikuti HCO3.

    2 H+ dieksresikan di dalam urin, 2 Na+ dan 2 ion HCO3 kembali ke darah

    pH darah kembali normal.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    42/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    43/141

    Fungsi Ginjal Lainnya

    Sekresi renin Produksi eritopoiten

    Aktivasi vitamin D

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    44/141

    Sekresi Renin BP menurunjuxtaglomerular di dalam dinding arteriole

    afferent mensekresikan enzim renin.

    Produk akhir renin adalah angiotensin II yang mengakibatkanvasokontriksi dan meningkatkan sekresi aldosteron.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    45/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    46/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    47/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    48/141

    Sekresi Eritopoiten Hormon ini disekresikan

    ketika kadar O2 di darah

    menurun (hipoksia). Eritropoiten

    menstimulasi sumsumtulang untukmeningkatkan produksi

    sel darah merah. Tanpa eritropoiten,

    eritropoisis tidak dapatdiproses secara efisien,dan kadar Hb berada di

    bawah 6-8 g/100 mlanemia.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    49/141

    Aktivasi vitamin D

    Vitamin ini akan dikonversikan menjadi

    calcitriol (D2) oleh ginjal.

    D2 merupakan bentuk aktif dari vitamin D,

    yang meningkatkan absorpsi Ca dan fosfat di

    dalam usus halus.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    50/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    51/141

    Elimiansi Urin

    Ureters, kandung kemih, dan uretra tidak

    mempengaruhi komposisi urin, tetapi

    berperan untuk periodik elimiansi urin.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    52/141

    Kandung kemih

    Kandung tempat reservoir dari

    akumulasi urin, dan kontarkasinya

    untuk mengeliminasi urin.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    53/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    54/141

    URETHRA

    membawa urin dari kandung ke eksterior.

    Sfinkter uretral eksternal disusun oleh otot

    skeletal dan bekerja di bawah kontrol(volunter).

    Pada wanita uretra panjangnya 1-1.5 inchi

    (2.5-4 cm) panjangnya dan anterior ke vagina.Pada pria 7-8 inchi (17-20 cm) panjangnya.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    55/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    56/141

    Refleks Urinasi

    Urinasi dapat disebut juga dengan micturition atau voiding. Kandung dapat menahan sebanyak 800 ml urin atau lebih,

    tapi refleksnya diaktivasi jauh sebelum jumlah maksimumterpenuhi.

    Ketika mencapai 200-400 ml, peregangan ini cukup untukmenghasilkan impuls menuju ke spinal cord sacral.

    Impuls motorik sepanjang parasimpatik menuju ke ototdetrusor mengakibatkan kontraksi. Pada waktu yang samasfinkter uretral internal relaksasi.

    Jika sfinkter uretral eksternal relaksasi, urin mengalir keuretra dan kandung kemih dikosongkan.

    Urinasi dapat dicegah secara sadar melalui kontraksisfinkter uretral eksternal.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    57/141

    Karaktersitik Urin

    Fisik dan kimia Jumlah: Normal output urin 24 jam sekitar 1-2 liter. Warna

    Warna: Kuning (pemecahan dari empedu) straw atau amber.

    Specific gravitynormal 1.010 sampai 1.025. Urin sedikitgravity spesifik nya semakin besar.

    pHpH normal 4.6-8.0 denga rata2 pH 6. Diet vegetarianmenghasilkan urin lebih alkalin, dimana diet tinggi proteinmenghasilkan urin yang lebih asam.Konstituen: sekitar 95% air.

    Produk sisa nitrogen: Urea dibentuk di dalam sel hati ketikakelebihan AA yang diubah menjadi energi. Kreatinin dibentuk darimetabolisme fosfat kreatinin (sumber energi dari otot). Asam uratdari metabolisme asam nukleat (pemecahan DNA dan RNA). Harusberada dalam rentang.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    58/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    59/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    60/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    61/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    62/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    63/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    64/141

    GAGAL GINJAL

    Akut

    Kronis

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    65/141

    Gagal ginjal akut: mempengaruhi regulasi

    cairan elektrolit dan eliminasinya. Pasien

    mengalami retensi air, asam, dan kalium.

    Gagal ginjal kronik: malfungsi endokrinditambah dengan gangguan lainnya seperti

    hipertensi, gangguan tulang, anemia, dan

    diabetes.

    GAGAL GINJAL AKUT

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    66/141

    GAGAL GINJAL AKUT

    (Acute Renal Failure/ARF)

    Fungsi ginjal hilang dengan cepat.

    Defenisi : Penurunan laju filtrasi glomerulus (Glomeular

    Filtration Rate/GFR) yang terjadi selama beberapa jamhingga beberapa minggu, disertai dengan terjadinyaakumulasi produk buangan, termasuk urea dankreatinin.

    Kriteria primer untuk mendiagnosis gagal ginjal akutadalah kombinasi nilai Scr atau Urine Output/UOP.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    67/141

    Risk(resiko disfungsi)

    Injury(kerusakan)

    Failure(kegagalan fungsi ginjal)

    Loss (kehilangan fungsi)

    End Stage Renal Disease/ESRD(gagalginjal stadium akhir)

    Tingkat Keparahan Ginjal / RIFLE

    Klasifikasi Gagal Ginjal Akut (GGA)

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    68/141

    Klasifikasi Gagal Ginjal Akut (GGA)

    GAGAL GINJAL KRONIK

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    69/141

    GAGAL GINJAL KRONIK

    ( Chronic Kidney Disease/ CKD)

    kehilangan fungsi ginjal progresif,

    terjadi berbulanbulan sampai bertahun- tahun

    karakterisasiperubahan struktur normal ginjal secara

    bertahap disertai fibrosis interstisial.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    70/141

    urea

    can cause troublesome gastrointestinal

    symptoms and may be responsible for the

    capillaryfragility and purpura (bruising) seen in renal

    patients. Uraemia also damages platelets,

    increasing the bleeding tendency.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    71/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    72/141

    5 tahap tingkat fungsi ginjal berdasarkan laju filtrasiglomerulus (Glomerular Filtration Rate/ GFR)

    tahap 5= tahap akhir ( End Stage Renal Disease/ ESRD)

    terjadi ketika GFR turun sampai kurang dari 15 ml/menit per

    1,73 m2 Memerlukan dialysis berkepanjangan/ transplantasi ginjal

    untuk mengurangi gejala uremik

    SECONDARY COMPLICATION

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    73/141

    SECONDARY COMPLICATION

    Perkembangan CKD ESRD: bertahun-

    tahun

    mekanisme kerusakan ginjal tergantung

    pada etiologi penyakit (seperti anemia,

    hipertensi, hiperparatiroid sekunder dan

    osteodistropi ginjal, hiperllipidemia,

    komplikasi lain: pruritus, status nutrisi,

    perdarahan uremik).

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    74/141

    Anemia

    Penyebab utama anemia: defisiensi eritropoietin.

    Faktor lain: penurunan siklus hidup sel darah merah,

    kehilangan darah dan defisiensi besi.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    75/141

    HipertensiPatogenesis:

    retensi cairan

    peningkatan aktivitas simpatik

    senyawa endogen menyerupai digitals

    peningkatan kadar endotelin-1

    penggunaan eritropoietin

    Hiperparatiroid

    structural arteri

    Hiperparatiroid Sekunder dan

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    76/141

    Hiperparatiroid Sekunder dan

    Osteodisrofi Ginjal

    Keseimbangan kalsium- fosfor terganggu

    Konsentrasi kalsium darah yang rendah sekresi hormone

    paratiroid (PTH).

    Ketika fungsi ginjal menurun, keseimbangan kalsium serum

    hanya dapat dipertahankan dengan meningkatkan resorpsitulang, yang secara langsung mengakibatkan osteodisrofi

    ginjal ( renal osteodystrophy/ROD).

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    77/141

    Hiperparatiroid sekunder dapat mengakibatkan perubahan

    pada metabolism lipid, perubahan pada sekresi insulin,

    resistansi terhadap terapi eritropoietin, kerusakan fungsi

    neurologi dan imunitas, serta meningkatkan kematian.

    Perkembangan ROD terjadi perlahan dan asimptomatik

    selama bertahun- tahun sebelum muncul gejala sepertinyeri dan kerusakan tulang. Komplikasi skeletal

    diantaranya osteitis fibrosa cystica (turnover tinggi pada

    tulang), osteomalacia ( turnover rendah pada tulang), dan

    penyakit adinamik tulang. Ketika gejala ROD muncul,penyakit tersebut tidak dapat langsung ditangani melalui

    terapi.

    Komplikasi Sekunder Lain

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    78/141

    Komplikasi Sekunder Lain

    Pruritus: masalah yang umum dialami pasien ESRD. Patogenesis

    berkorelasi dengan dialysis yang tidak mencukupi, kulit kering,hiperparatiroid sekunder, peningkatan konsentrasi vitamin A dan

    histamine, serta peningkatan sensitivitas terhadap histamin.

    Status Nutrisi: anoreksia, perubahan sensasi rasa,sakit, danketidakmampuan merasakan makanan yang dianjurkan >

    malnutrisi CKD stage 4 dan 5.

    Pendarahan Uremik: bersifat multifactor. Mekanisme utama adalah

    abnormalitas biokimia platelet dan perubahan pada interaksiplatelet dinding pembuluh darah. Terapi nondialisis yang dalam

    jangka waktu pendek dapat meningkatkan waktu pendarahan.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    79/141

    ETIOLOGI

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    80/141

    Etiologi Gagal Ginjal Akut (GGA)

    Pre Renal

    Intrinsik

    Post Renal

    Disebabkan akibat penurunan perfusi ginjal

    Disebabkan akibat kerusakan struktur ginjal

    Disebabkan oleh obstruksi aliran urin dari

    tubulus ginjal ke uretra

    Pre-renal Penurunan volume intravaskular Dehidrasi

    Pre Renal

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    81/141

    yang berakibat hipotensi arterial

    Hipotensi arteri (perlu status

    volume)

    Penurunan curah jantung

    Hipoperfusi renal terisolasi

    Asupan cairan kurang

    Muntah, diare atau penyedotan isi

    lambung (gastric suctioning)

    Peningkatan kehilangan yang tidak

    terasa (misalnya: demam, rasa

    terbakar)

    Diabetes insipidus

    Kadar serum glukosa tinggi

    (glukosuria)

    Diuresis berlebih

    Pendarahan

    Penurunan curah jantung

    Hipoalbuminemia

    Penyakit hati

    Sindrom nefrotik

    Anafilaksis

    Sepsis

    Penggunaan antihipertensi berlebih

    Gagal jantung

    Sepsis

    Hipertensi pulmonari

    Aortic stenosis (dan kelainan valvular lain)Anestesi

    Stenosis arteri ginjal bilateral (stenosis

    arteri ginjal unilateral pada salah satu

    ginjal)

    Emboli

    Kolesterol

    Trombosis

    Intrinsik

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    82/141

    Intrinsik Kerusakan vaskular

    Kerusakan glomerular

    Nekrosis tubulus akut

    Nefritis interstisial akut

    Vaskulitis

    Polyarteritis nodosa

    Sindrom uremik hemolisis/thrombotic

    thrombocytopenia purpura

    Emboli

    Aterosklerosis

    Trombosis

    Hipertensi yang meningkat

    SLE

    Glomerulonefritis pasca-streptococcus

    Antiglomerular basement membrane

    disease

    Iskemik Hipotensi

    Vasokonstriksi

    Toksin eksogen

    Pewarna kontras

    Logam berat

    Obat obatan (amfoterisin B,

    aminoglikosida, dll)

    Toksin endogen

    Mioglobin

    Hemoglobin

    Obat obatan

    Penisilin

    Siprofloksasin

    Sulfonamid

    Infeksi

    Virus

    Bakteri

    Intrinsik

    Post Renal

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    83/141

    Post-renal Obstruksi saluran kemih

    Uretra

    Pelvis atau tubulus ginjal

    Hipertrofi prostat, infeksi atau kanker

    Kateter saluran urin yang tidak ditempatkan

    secara benar

    Pengobatan anti kolinergik

    Kanker dengan abdominal mass

    Fibrosis retroperitoneal

    Nefrolitiasis

    Nefrolitiasis

    Oksalat

    Indinavir

    Sulfonamid

    Asiklovir

    Asam urat

    Post Renal

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    84/141

    Etiologi Gagal Ginjal Kronis (GGK)

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    85/141

    Faktor Kerentanan: Usia, pendidikan, sosial ekonomi, etnik/ras,

    riwayat keluarga.

    Faktor Inisiasi: faktor inisiasi adalah kondisi yang secaralangsung mengakibatkan kerusakan ginjal, dan dapat diubah

    oleh terapi farmakologi. Cth: Diabetes melitus, hipertensi,

    penyakit autoimun, penyakit ginjal polikistik, infeksi sistemik,

    infeksi saluran kencing, kencing batu, obstruksi rendah saluran

    kencing, dan toksisitas obat dianggap sebagai faktor inisiasi.

    Faktor Progresi: Prediktor yang paling penting dari progresi

    Gagal Ginjal Kronis adalah kegigihan faktor inisiasi yang

    mendasari (misalnya, diabetes melitus, hipertensi,

    glomerulonefritis, dan penyakit ginjal polikistik), dan faktor

    faktor perkembangan proteinuria, tekanan darah tinggi, dan

    merokok.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    86/141

    PATOFISIOLOGI

    Patofisiologi Gagal Ginjal Akut

    Pre Renal

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    87/141

    Pre Renal

    Terjadi hipoperfusi pada

    parenkim ginjal

    Hal ini disebabkan oleh

    penurunan vol. darah

    intravaskuler

    Respon fisiologis

    awal

    Aktivasi saraf

    simpatik & sistem

    renin-angiostensi-

    aldosterone, &

    pelepasan hormon

    diuretik

    Bekerja sama

    secara langsung

    menjaga

    tekanan darah

    Jika penurunan perfusi

    ginjal

    parah/berkepanjangan,

    mekanisme

    kompensasi mungkin

    tdk dpt mengatasi dan

    GGA akan terlihatsecara klinis

    Patofisiologi Gagal Ginjal

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    88/141

    Penurunan aliran darah ke ginjalmengakibatkan penurunantekanan filtrasi glomeruluspenurunan Laju Filtrasi

    Glomerulus (GFR).

    Keadaan ini umumnya ringan yang dengan cepat dapat

    reversibel apabila perfusi ginjal segera diperbaiki. Pada Gagal Ginjal Akut Pre-renal aliran darah ginjal walaupun

    berkurang masih dapat memberikan oksigen dan substrat

    metabolik yang cukup kepada selsel tubulus.

    Apabila hipoperfusi ginjal tidak segera diperbaiki, akanmengakibatkan Nekrosis Tubular Akut.

    Gagal Ginjal Akut Pre-renal merupakan kelainan fungsional,

    tanpa adanya kelainan histologik atau morfologi pada nefron.

    Akut Pre Renal

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    89/141

    Patofisiologi Gagal Ginjal Akut Intrinsik

    Struktur dalam

    ginjal yg

    mengalamikerusakan

    Kerusakanpembuluh darah

    ginjal

    Kerusakan

    glomerulus

    Kerusakan tubulus

    Kerusakan

    interstitial

    Patofisiologi Gagal Ginjal Akut Intrinsik

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    90/141

    Kerusakan

    pembuluh darah

    ginjal

    Kerusakan

    glomerulus

    Butiran lemak di

    pembuluh darah yg tdk

    sengaja pecah

    Mengikuti aliran darah

    Pindah ke arteri ginjal

    Menyumbat aliran

    darah ke ginjal

    Kerusakan

    interstitial

    Obatobatan

    Infeksi bakteri

    Patofisiologi Gagal Ginjal Akut Intrinsik

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    91/141

    Kerusakan tubulus

    Terjadi penurunan

    sirkulasi

    Menurunkan suplai

    darah ke ginjal

    Kerusakan selsel epitel

    Selsel epitel terlepas &

    menempel di nefron

    Tdk dpt mengeluarkan

    urin

    Menelan zatzat

    nefrotoksik

    Kematian pada selsel

    epitel

    Apabila terjadi penurunan yg

    serius akan berpengaruh thd

    pengangkutan O2 ke selsel

    epitel tubulus

    Kerusakan selsel epitel

    Selsel epitel terlepas &

    menempel di nefron

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    92/141

    Kelainan yang berasal dari dalam ginjal dan yang secara tibatiba menurunkan pengeluaran urin.

    Kategori Gagal Ginjal Akut ini selanjutnya dapat dibagi menjadi:

    a. Keadaan yang mencederai kapiler glomerulus atau pembuluh

    darah kecil ginjal lainnya.

    b. Keadaan yang merusak epitel tubulus ginjal.

    c. Keadaan yang menyebabkan kerusakan interstitium ginjal.

    d. Tubulus ginjal merupakan tempat utama penggunaan energi

    pada ginjal, yang mudah mengalami kerusakan bila terjadiiskemia atau oleh obat nefrotoksik, oleh karena itu kelainantubulus yang disebut Nekrosis Tubular Akut merupakanpenyebab terbanyak Gagal Ginjal Akut Intrinsik.

    Patofisiologi Gagal Ginjal Akut Intrinsik

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    93/141

    Patofisiologi Gagal Ginjal Akut Post Renal

    Terjadi obstruksi aliran urin dr

    tubulus ginjal ke uretra

    Kegagalan filtrasi glomerulus &

    transpor tubulus

    Kerusakan secara permanen

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    94/141

    Patofisiologi Gagal Ginjal Kronik (GGK)

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    95/141

    ProteinuriaHipertensi kapiler

    glomerulus

    Hilangnya massa

    nefron

    Hal ini

    disebabkan

    karena

    pemaparan ke

    salah satu

    faktor resiko

    inisiasi

    Darah yg beredar di tubuh akan

    melewati ginjal utk difiltrasi

    Proses filtrasi tsb akan menghasilkan

    urin yg membawa serta sisa

    metabolisme tubuh yg tdk

    diperlukan

    Protein tdk difiltrasi & tdk

    keluar di urin

    Namun, apabila fungsi filtrasiginjal terganggu

    Kebocoran protein di

    urin dlm jml banyak

    Disebabkan kemungkinan

    dimediasi oleh

    Angiotensin II

    Yg kemudian merusak

    penghalang permeabilitas

    glomerulus

    Sehingga meningkatkan

    ekskresi urin

    Angiotensin II menyebabkanpeningkatan tekanan di dlm

    kapiler glomerulus

    fi i l i G l Gi j l ik (GG )

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    96/141

    Pada Gagal Ginjal Kronis terjadi kerusakan unit nefron fungsionaldan pengurangan massa ginjalmengakibatkan hipertrofistrukturalmengakibatkan terjadinya hiperfiltrasi yang diikutioleh peningkatan tekanan kapiler dan aliran darah glomeruluspada akhirnya diikuti dengan penurunan fungsi nefron yang

    progresif. Perubahan fungsi nefron yang tersisa setelah kerusakan ginjal

    menyebabkan pembentukan jaringan ikat, sedangkan nefron yangmasih utuh akan mengalami peningkatan beban ekskresi sehinggaterjadi lingkaran setan hiperfiltrasi dan peningkatan aliran darah

    glomerulus. Demikian seterusnya, keadaan ini berlanjut menyerupai suatu

    siklus yang berakhir dengan End Stage Renal Disease (ESRD).

    Patofisiologi Gagal Ginjal Kronik (GGK)

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    97/141

    DIAGNOSIS

    GAGAL GINJAL

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    98/141

    GAGAL GINJAL

    Riwayat medis dan riwayat penggunaan obat

    pemeriksaan fisik

    penilaian hasil laboratorium

    Kreatinin dan kadar nitrogen urea darah ( Blood

    Urea Nitrogen/BUN) tidak dapat digunakan

    sebagai parameter tunggal tidak sensitive

    terhadap perubahan GFR tidak

    menggambarkan fungsi ginjal yang sebenarnya.

    Parameter diagnostik untuk membedakan penyebab

    gagal ginjal akut

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    99/141

    gagal ginjal akut

    Uji laboratorium Pra renal Instrinsik Obstruksi pasca-

    renal

    Sendimen urin Normal Hablur,

    ada fragmen

    Ada fragmen selular

    Sel darah merah urin Tidak ada 2-4+ Variabel

    Sel darah putih urin Tidak ada 2-4+ 1+

    Sodium urin 40 >40

    Fraksi ekskresi sodium (%) 2 Variabel

    Osmolalitas urin/serum >1,5

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    100/141

    MANIFESTASI

    KLINIS

    GAGAL GINJAL AKUT

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    101/141

    Sulit dikenali dan tergantung pada kondisi pasien.

    Gejala umum: perubahan pada kebiasaan urinasi, berat

    badan, atau nyeri di sisi tubuh.

    Gejala lain: edema, urin berwarna atau berbusa,

    penurunan volume urin, hipotensi ortostatik.

    GAGAL GINJAL KRONIS

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    102/141

    GAGAL GINJAL KRONIS

    Tahap 1 atau 2umumnya tidak mengalami gejala

    Tahap 3 sampai 5gangguan metabolik, gejala uremik

    tahap 5biasanya mengalami gatal di kulit, intoleransi cuaca

    dingin, kenaikan berat badan, dan neuropati peripheral.

    Gejala dan tanda uremia adalah dasar penentuan pemberian

    terapi penggantian ginjal ( RRT/ Renal Replacement Therapy).

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    103/141

    FAKTOR RESIKO

    FAKTOR RESIKO

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    104/141

    FAKTOR RESIKO

    Peningkatan usia

    Infeksi akutDehidrasi

    Gangguan kardiovaskular

    Gagal Ginjal Akut :

    FAKTOR RESIKO

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    105/141

    FAKTOR RESIKO

    Proteinuria

    HipertensiDiabetes mellitus

    Merokok

    HiperlipidemiaObesitas

    Gagal Ginjal Kronis :

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    106/141

    TERAPI GGA

    PREVENTION & TREATMENT

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    107/141

    TUJUAN

    u/ mencegah GGA

    - u/ menghindari &

    meminimalisasi kerusakan ginjal

    lebih lanjut

    - u/ menyediakan fungsi

    penunjang sampai fungsi ginjalkembali normal

    PREVENTION & TREATMENT

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    108/141

    TERAPI

    Pencegahan GGA

    - Menghindari dehidrasi

    - Menghindari pemberian zatnefrotoksik

    - Mengurangi nefrotoksitas

    Penanganan GGA

    Belum ada obat u/ pemulihan ARF,

    walaupun begitu pasien GGA harus

    ditunjang dgn pendekatan terapi

    farmakologiNon

    farmakologi

    non farmakologi

    TERAPI NON FARMAKOLOGI

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    109/141

    TERAPI NON FARMAKOLOGI

    Tujuan penunjang yg dilakukan diantaranya mempertahankancurah jantung & TD yg cukup u/ mengoptimalkan perfusi jaringanketika fungsi renal dikembalikan kebaseline pra renal.

    Pada pasien yang diberikan pewarna kontras yg tidak dapatdihindari dan memiliki resiko nefropati, perfusi renal dapat

    dimaksimalkan dgn pemberian cairan yg cukup melalui larutansaline normal NaCl 0,9%.

    Pada pengobatan amfoterisin sbg anti infeksi yang tidak dapatdihindari, potensi nefrotoksik amfoterisin dapat dikurangi dgnmemperlambat laju infus dari infus 4-jam standar menjadi 24

    jam. u/ pasien beresiko GGA, diganti dgn amfoterisin liposomal. Pengaturan gula darah pada pasien DM juga dapat mengurangi

    perkembangan GGA.

    TERAPI NON FARMAKOLOGI

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    110/141

    PREVENTIVE DIALYSIS memberikan profilaksis RRT bagi pasien yang

    berisiko tinggi mengalami GGA u/ mengurangi

    nefrotoksistas pewarna kontras Hemodialisis dimulai sebelum pemberian &

    dilanjutkan selama 24 jam setelah pemberianpewarnamengakibatkan penurunan yang

    signifikan pada mortalitas dan mengurangikebutuhan untuk dialysis.

    TERAPI NON FARMAKOLOGI

    TERAPI FARMAKOLOGI

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    111/141

    DOPAMIN & DIURETIK- Dopamin dosis rendah ( 2mcg/kg/min), maka aliran darah renal dan

    diharapkan GFR .

    - Diuretika loop (furosemid dan manitol) dapat konsumsi oksigen tubular

    dgn mengurasi reabsorbsi zat terlarut. Namun belum menunjukkan

    pemulihan pd pasien GGA.FENOLDOPAM

    - Agonis reseptor dopamin A-1 yang aliran darah ke korteks renal

    - telah diteliti kemampuannya u/ mencegah perkembangan GGA, termasuk

    contrast induced nefropathy(CIN).

    N-ACETYLSYSTEIN

    Karena efek antioksidannya : mengurangi resiko CIN.

    Dosis (u/pencegahan CIN) 600mg oral setiap 12 jam dalam 4 dosis, dgn

    dosis pertama diberikan sebelum terkena kontras.

    TERAPI FARMAKOLOGI

    MANAJEMEN NON- FARMAKOLOGI

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    112/141

    MANAJ M N NON FARMAKO OGI

    RENAL REPLACEMENT THERAPY (RRT)

    Terapi RRT (hemodialisis & dialisis peritoneal)

    pada pasien GGAu/ mempertahankan

    keseimbangan cairan & elektrolit saat saatdilakukan eksresi produk buangan.

    MANAJEMEN FARMAKOLOGI

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    113/141

    PERTIMBANGAN PENENTUAN DOSIS OBAT

    Merupakan tantangan dalam optimasi terapi obat.

    ikut menentukan responnya : klirens obat residual,

    akumulasi cairan dan penggunaan RRT

    yangnyata2 mengubah volume distribusi dan delivery

    CRRT/IHD yg dapat klirens obat dan berdampak

    pada status cairan pasien kearah komplikasi lebih

    lanjut

    MANAJEMEN FARMAKOLOGI

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    114/141

    TERAPI GGK

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    115/141

    TERAPI

    NON-FARMAKOLOGI

    FARMAKOLOGI

    SASARAN TERAPI GGK

    untuk menunda perkembangan GGKmeminimalkan

    pengembangan atau keparahan komplikasi terkait.

    Terapi yang dimaksud disini ialah

    untuk membatasi perkembangan

    kegagalan ginjal menjadi lebih buruk

    TERAPI NON-FARMAKOLOGI

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    116/141

    TERAPI NON FARMAKOLOGI

    PEMBATASAN ASUPAN PROTEIN

    Diet adalah suatu pertimbangan penting

    untuk pasien dengan fungsi ginjal yang

    terganggu. Pembatasan konsumsi protein dapat

    menurunkan progresivitas GGK

    TERAPI FARMAKOLOGI

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    117/141

    TERAPI FARMAKOLOGI

    Pedoman perawatan GGK biasanya dikenali dariperbedaan patogenesis dan perjalanan CKDdiabetes dan nondiabetes.

    Untuk diingat : GGK tidak bisa

    diobati, hanya bisa dihambat

    perkembangannya menjadi lebihburuk ESRD

    TERAPI FARMAKOLOGI

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    118/141

    TERAPI FARMAKOLOGI

    INTENSIVE INSULIN THERAPY (IIT)

    IITyaitu memberikan terapi insulin intensif pada pasienGGK dengan DM.

    1. GGK dengan Diabetes Mellitus

    TERAPI FARMAKOLOGI

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    119/141

    TERAPI FARMAKOLOGI

    KONTROL OPTIMAL HIPERTENSI

    TD pada pasien DM tipe 1 dan 2 telah dikaitkan dengan level

    perkembangan GGK.

    Pada pasien dengan hipertensi,

    tujuan utamau/ mengobati TD secara optimal

    Tujuan sekunderu/ mengontrol proteinuria.

    TD tinggi lebih sulit dikendalikan pada pasien dengan GGK

    dibandingkan pada fungsi ginjal normaluntuk mencapai tujuan TD

    yang cukup, biasanya dibutuhkan tiga atau lebih obat antihipertensiyang berbeda

    Pasien yang didiagnosis hipertensi dan DM diperkirakan memiliki

    risiko hingga 6x lipat lebih tinggi mengalami ESRD dibandingkan pasien

    dengan DM saja o/ karena itu dibutuhkan kontrol yang optimal.

    1. GGK dengan Diabetes Mellitus

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    120/141

    Sistem Renin Angiotensin Aldosteron

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    121/141

    ACE inhibitor

    ARB

    INHIBITOR ACE (Angiotensin Converting Enzyme)

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    122/141

    ( g g y )

    ACE inhibitor menghambat pembentukanangiotensin I menjadi angiotensin II

    sehingga terjadi vasodilatasi ( TD) &

    sekresi aldosteron (eksresi air dan Na,retensi K)

    Di ginjal, ACE inhibitor menyebabkan

    vasodilatasi arteri renalis sehingga aliran darah ke ginjal dan secara umum

    akan memperbaiki GFR.

    INHIBITOR ACE (Angiotensin Converting Enzyme)

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    123/141

    ( g g y )

    Captopril Lisinopril

    Perindoprilperindoprilat

    Enalaprilenalaprilat

    Ramiprilramiprilat

    Quinaprilquinaprilat

    Silazaprilsilazaprilat

    Benazaprilbenazaprilat

    Fisinoprilfisinoprilat

    Sebagian besar obat inhibitor ACE dimetabolismedihati, kecuali lisinopril.

    Eliminasi umumnya melalui ginjal, kecualifisinoprilyg mengalami eliminasi di ginjal dan biller.

    Bekerja langsung

    Prodrug

    ARB (Angiotensin II Reseptor Blocker)

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    124/141

    ( g p )

    Reseptor angiotensin II memiliki 2 kelompok reseptor

    yaitu AT1 dan AT2. Obat golongan ini bekerja denganmemblok reseptor (AT1), sehingga menghambatpembentukan angiotensin II. Hal ini menyebabkan tidakterjadinya vasokontriksi, pelepasan hormon ADH,stimulasi simpatik dan tidak terbentuknya aldosteron

    sehingga dapat berefek menurunnya tekanan darah. Dengan kata lain, ARB menimbulkan efek yang mirip

    dengan ACEinhibitor, namun tidak mempengaruhimetabolisme bradikinin maka ES batuk kering yang seringdi temui pada penggunaan ACE inhibitor tidak ditemuipada ARB.

    Losartan adalah contoh golongan obat ARB yang selektifthd reseptor AT1 .

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    125/141

    Dialisis &

    Transplantasi ginjal

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    126/141

    TERAPI GGA & GGK

    1. DIALISIS

    2. TRANSPLANTASI GINJAL

    DIALISIS

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    127/141

    Dialisis : tindakan medis yang tugasnya dalam beberapa halsama dengan yang dilakukan oleh ginjal sehat.

    Dialisis diperlukan apabila ginjal tidak dapat lagi bekerjasesuai yang dibutuhkan o/ tubuh.

    Prinsip : dialisis bekerja seperti halnya ginjal sehat, dialisisjuga menjaga agar tubuh berada dalam keseimbangan.

    Tindakan dialisis dilakukan u/ membuang sisasisametabolisme, dan kelebihan cairan agar tidak menumpuk didalam tubuh, menjaga level yang aman dari unsurunsur

    kimiawi dalam tubuh seperti potasium dan sodium. Selain itutindakan dialisis juga untuk membantu mengkontrol tekanandarah.

    Pada GGA tindakan dialisis hanya diperlukan untuk

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    128/141

    Pada GGA, tindakan dialisis hanya diperlukan untuk

    waktu yang tidak lama sampai fungsi ginjalnya membaik.

    Pada GGK ESRD, fungsi ginjal tidak lagi dapat kembaliberfungsi seperti sedia kaladialisis dilakukan untuk

    seumur hidup, kecuali penderita melakukan transplantasi

    ginjal.

    Ada dua tipe dialisis, yaitu :

    1. Hemodialisis (HD)

    2. Dialisis peritoneal (PD) : Continous Peritoneal Dialysis

    (CAPD) dan Continonus Cycling Peritoneal Dialysis.

    (CCPD).

    HEMODIALISIS

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    129/141

    Pada hemodialisis, sebuah ginjal buatan (dialyzer) digunakanuntuk menyaring dan membuang sisa metabolisme dan

    kelebihan cairan maupun unsur kimiawi lainnya dari dalam

    darah.

    Untuk mengalirkan darah penderita ke dialyzer, diperlukansemacam akses ke pembuluh darah yang dapat dilakukan

    dengan cara bedah minor di tangan maupun paha.

    Hemodialisis biasanya dilakukan 2 -3 kali seminggu selama

    masingmasing 4 -5 jam per tindakan

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    130/141

    DIALISIS PERITONEAL

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    131/141

    Peritoneal dialisis merupakan salah satu tipe dialisis, dimanadarah dibersihkan di dalam tubuh. Dokter akan melakukan

    pembedahan untuk memasang akses berupa catheter di

    dalam abdomen penderita.

    Pada saat tindakan, area abdominal pasien akan secaraperlahan diisi oleh cairan dialisat melalui catheter.

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    132/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    133/141

    Peritoneal dialysis menggunakan lapisan dari

    rongga perut sebagai penyaring dialysis untuk

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    134/141

    membersihkan tubuh dari produk produk sisa

    dan untuk menyeimbangkan tingkat tingkat

    elektrolit.

    Sebuah kateter ditempatkan didalam rongga

    perut melalui dinding perut oleh seorang ahli

    bedah dan diharapkan untuk menetap disana

    untuk jangka panjang.Larutan dialysis kemudian diteteskan kedalam

    melalui kateter dan ditinggalkan didalam rongga

    perut untuk beberapa jam dan kemudian dialirkan

    keluar.Pada saat itu, produk-produk sisa dihisap dari

    darah yang secara normal mengalir melalui lapisan

    dari perut (peritoneum).

    TRANSPLANTASI GINJAL

    Transplantasi ginjal adalah suatu metode terapi dengan cara operasi

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    135/141

    p g j p g pdengan cara mengganti ginjal yang sakit (ginjal yang sudah tidakberfungsi) pada seseorang yang mengalami gagal ginjal dengan ginjal

    sehat yang berasal dari donor untuk mengambil alih fungsi ginjalnya. Kedua ginjal yag lama tidak dibuang dan tetap pada tempat yang semula,

    kecuali kedua ginjalnya mengalami infeksi atau tekanan darah tinggi.

    Donor ginjal ada yang bisa didapat dari ginjal orang yang masih hidup(living donor) atau dari ginjal orang yang sudah meninggal (cadaver).

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    136/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    137/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    138/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    139/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    140/141

  • 7/25/2019 Urinary Systems

    141/141