URGENSI MENGENAL PAHLAWAN NASIONAL

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sumpah pemuda telah menjadi suatu peristiwa historis dimana bangsa Indonesia yang notabenenya belum merdeka, seolah siap bertransformasi menjadi suatu bangsa yang besar. Bangsa yang mencintai tanah airnya sebagai bagian kehidupannya dan menjadikan rasa, paham, dan semangat kebangsaan sebagai modal dalam mewujudkan cita-cita perjuangan dan kemerdekaan melalui tangan para pemudanya. Ini adalah salah satu contoh sejarah yang sering dilupakan. Sejarah bercerita mengenai perjuangan para tokoh yang dapat membangun motivasi membangun tanah air sekaligus menguatkan rasa cinta kita terhadap tanah air, seperti para tokoh perjuangan dahulu yang menjunjung tinggi nasionalisme. Sedangkan nasionalisme saat ini adalah hal yang seringkali diabaikan masyarakat Indonesia. Jiwa bela Negara dan kecintaan terhadap Negara yang cenderung rendah pada generasi muda Indonesia, menjadikan bangsa ini rawan terhadap degradasi moral. Generasi muda yang akan melanjutkan tongkat estafet pembangunan negeri ini seharusnya menyadari bahwa nasionalisme adalah unsur 1

Transcript of URGENSI MENGENAL PAHLAWAN NASIONAL

Page 1: URGENSI MENGENAL PAHLAWAN NASIONAL

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Sumpah pemuda telah menjadi suatu peristiwa historis dimana bangsa

Indonesia yang notabenenya belum merdeka, seolah siap bertransformasi

menjadi suatu bangsa yang besar. Bangsa yang mencintai tanah airnya

sebagai bagian kehidupannya dan menjadikan rasa, paham, dan semangat

kebangsaan sebagai modal dalam mewujudkan cita-cita perjuangan dan

kemerdekaan melalui tangan para pemudanya. Ini adalah salah satu contoh

sejarah yang sering dilupakan. Sejarah bercerita mengenai perjuangan para

tokoh yang dapat membangun motivasi membangun tanah air sekaligus

menguatkan rasa cinta kita terhadap tanah air, seperti para tokoh perjuangan

dahulu yang menjunjung tinggi nasionalisme.

Sedangkan nasionalisme saat ini adalah hal yang seringkali diabaikan

masyarakat Indonesia. Jiwa bela Negara dan kecintaan terhadap Negara

yang cenderung rendah pada generasi muda Indonesia, menjadikan bangsa

ini rawan terhadap degradasi moral. Generasi muda yang akan melanjutkan

tongkat estafet pembangunan negeri ini seharusnya menyadari bahwa

nasionalisme adalah unsur penting dalam menjadikan dirinya peduli terhadap

kemajuan Indonesia ke arah yang lebih baik.

Karena generasi muda berarti semangat yang menggebu-gebu,

karakteristik yang mewakili cita-cita para pahlawan dalam menjadikan

Indonesia Negara yang lebih baik. Generasi muda diharapkan dapat belajar

dari semangat para tokoh pergerakan di masa lalu, para pahlawan yang

berdedikasi dan memiliki jiwa bela Negara dan tentu saja, nasionalisme,

dalam setiap denyut nadi mereka.

1

Page 2: URGENSI MENGENAL PAHLAWAN NASIONAL

Banyak metode dan cara yang dapat dilakukan agar para generasi

penerus dapat berkaca pada perjuangan di masa lampau, kejayaan para

tokoh penggerak di masa lalu, mengenal, mengetahui, serta mengaplikasikan

pengetahuannya tentang para tokoh pergerakan untuk terus membangun

negeri tercinta.

1.2 TUJUAN

Beberapa tujuan yang dapat kami ambil dari makalah yang berjudul

“Pengenalan Tokoh-Tokoh Pergerakan Nasional Pada Generasi Muda Guna

Menumbuhkan Jiwa Bela Negara Dan Nasionalisme Sejak Dini” adalah :

1. Untuk melihat sejarah para tokoh-tokoh pada masa Pergerakan

Nasional.

2. Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi oleh para tokoh-tokoh

pergerakan nasional untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

3. Memberikan inspirasi kepada pemuda Indonesia bagaimana

menumbuhkan jiwa cinta tanah air.

4. Untuk meningkatkan semangat pemuda Indonesia akan jiwa bela

negara dan nasionalisme pada masa sekarang.

5. Memberikan panutan untuk bagaimana pemuda Indonesia

menghadapi beberapa tantangan yang akan dihadapi dari dalam dan luar.

6. Untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan para pemuda Indonesia

sejak dini.

2

Page 3: URGENSI MENGENAL PAHLAWAN NASIONAL

BAB II

ISI

2.1 KONDISI JIWA NASIONALISME GENERASI MUDA SAAT INI

“Jangan tanyakan apa yang dapat negara berikan kepadamu, tetapi

tanyalah apa yang sudah Anda berikan kepada negara.” Presiden AS John F.

Kennedy. Semangat nasionalisme yang berada di balik makna ungkapan

yang populer di seluruh dunia itu agaknya sangat kontekstual dengan kondisi

di Indonesia. Namun demikian, kenyataan yang ada saat ini justru

memperlihatkan kesadaran bernegara, kesediaan berkorban membela

negara, dan mencintai negara pada warga negara sudah mengalami erosi

yang sangat tajam. Jika dilihat secara objektif faktor penyebab dari profil

ironis anak bangsa dewasa ini adalah kesalahan pada sistem pembangunan

nasional masa silam. Pembangunan aspek sumber daya manusia (SDM)

yang seharusnya mendapat tempat teratas justru tidak menjadi prioritas

utama pembangunan jangka panjang. Selama ini, konsep pembangunan

SDM, merupakan generasi muda bangsa, dilaksanakan secara beriringan

dengan derap pembangunan fisik-material atau pembangunan ekonomi.

Namun, dalam praktiknya, pembangunan SDM tertinggal dari pembangunan

ekonomi. Akibatnya, hasil pembangunan SDM dari proses pendidikan kurang

maksimal.

Sebagai hasil dari pembangunan di bidang ekonomi, generasi muda

bangsa ini cenderung memiliki sikap, mental, dan perilaku yang materialistis,

individualistis, dan pragmatis. Setiap orang hanya cenderung memikirkan

kepentingannya sendiri. Setiap individu berpikir dan bertindak berdasarkan

imbalan apa yang bakal dia peroleh saja. Cara pandang seperti itulah yang

dominan merasuki benak generasi muda dewasa ini. Indikasinya, bisa dilihat

dari gambaran umum kualitas produk akhir yang dihasilkan sistem pendidikan

nasional sebagai media pembangunan SDM.

3

Page 4: URGENSI MENGENAL PAHLAWAN NASIONAL

Membangun SDM bukanlah suatu yang instan. Segala jerih-payah dari

apa yang dikerjakan sekarang baru bisa dipetik hasilnya oleh bangsa ini pada

15 tahun sampai 20 tahun yang akan datang. Pembangun SDM mengenai

aspek-aspek kesadaran bernegara dan kesadaran bela negara inilah yang

sejatinya perlu dibangun dan ditumbuhkan secara terus-menerus oleh

bangsa ini karena kita memerlukannya dalam suatu waktu tertentu saja tetapi

secara kontinu selama bangsa ini berdiri. Namun saat ini hampir tidak ada

pendidikan yang memberikan secara maksimal budi pekerti serta kesadaran

bernegara dan membela negara. Akibatnya, rasa cinta kepada negara

semakin hari semakin menipis di jiwa warga negara. Belum lagi derasnya

pengaruh globalisasi sekarang ini semakin mempengaruhi hilangnya

kecintaan kepada negara.

2.2 MASALAH-MASALAH YANG TIMBUL AKIBAT KURANGNYA JIWA

BELA NEGARA DAN NASIONALISME

Masalah-masalah yang timbul akibat kurangnya rasa, paham dan

semangat kebangsaan antara lain adalah penurunan moral pemuda sebagai

generasi penerus bangsa. Ini disebabkan kurangnya apresiasi dan

penghayatan terhadap perjuangan para tokoh sehingga terlena dengan

kemerdekaan ini. Pengaruh lainnya dari hilangnya spirit kemerdekaan di

dalam jiwa generasi muda adalah kegagalan pemerintah dalam

menumbuhkan sikap cinta tanah air lewat pendidikan fisik (physic education)

terutama melalui pendidikan sejarah. Pemerintah mulai melupakan

bagaimana perjuangan rakyat Indonesia tempo dulu dalam meraih dan

mempertahankan kemerdekaan sehingga romantika kesejarahan ini tidak lagi

dirasakan oleh generasi muda saat ini akibat tidak adanya pendidikan khusus

yang diberikan pemerintah pusat kepada mereka. Pemerintah hanya

mementingkan ideologi para penguasa namun kurang peduli terhadap masa

depan bangsa dan rakyatnya sehingga rasa kebangsaan (nation) tidak

terlihat dari generasi penerus bangsa sekarang.

4

Page 5: URGENSI MENGENAL PAHLAWAN NASIONAL

Mengamati kondisi nasionalisme dan kebangsaan di kalangan

generasi muda serta spirit kemerdekaan mereka mulai berkurang akibat

contoh yang salah dan kurang mendidik serta sikap acuh tak acuh

pemerintah yang hanya mementingkan kepentingan pribadi dan golongan

Sehingga rasa nasionalisme yang diharapkan tumbuh di dalam jiwa generasi

penerus bangsa kini hanya sebatas wacana saja, tanpa adanya realita yang

kita harapkan bersama. Kondisi ini juga disebabkan pengaruh globalisasi dan

informasi modern serta era keterbukaan yang mulai melanda negara kita dan

inilah yang menyebabkan hilangnya semangat membela tanah air atau

kemerdekaan di dalam diri mereka. Kegagalan pemerintah atau penguasa

yang kukuh menonjolkan ideologi masing-masing menjadi handicap utama

sehingga rasa kebangsaan (nation) dari generasi muda mulai berkurang.

Pemerintah juga dinilai gagal dalam menumbuhkan sikap cinta tanah air

lewat pendidikan fisik misalnya pendidikan sejarah.

Untuk itu, pemerintah hendaknya perlu mawas diri dan melakukan

koreksi diri dalam melakukan tindakan serta mulai memberdayakan generasi

muda penerus bangsa, disamping itu pemerintah juga diharapkan tidak lagi

menonjolkan egoisme pribadi dan golongan tetapi mulai peduli terhadap

kepentingan rakyat dan bangsanya dan mulai memberikan tempat atau porsi

lebih kepada pendidikan fisik bagi generasi muda contohnya pendidikan

kewarganegaraan dan tidak lagi mengalami intervensi dari pihak manapun

juga.

Sedangkan bagi generasi muda penerus bangsa juga harus

mengetahui dan merasakan makna kemerdekaan yang sesungguhnya dan

tidak mudah terpengaruh dengan era globalisasi dan informasi yang semakin

hari semakin canggih dan berkualitas tinggi. Sejarahwan juga harus mampu

mensiasati fenomena ini karena disinilah letak tingkat keilmuan mereka

bagaimana mengamati persoalan bangsa saat ini.

5

Page 6: URGENSI MENGENAL PAHLAWAN NASIONAL

BAB III

URGENSI MENGENAL PARA TOKOH PERGERAKAN NASIONAL

3.1 TOKOH PERGERAKAN NASIONAL SEBAGAI PANUTAN

MASYARAKAT

Dewasa ini kita sadari bahwasannya pahlawan dan kepahlawanan

telah mengalami keragaman makna, sehingga perlu adanya predikat untuk

menjelaskan makna kepahlawanan. Kita mengenal pahlawan proklamator,

pahlawan revolusi, pahlawan kemerdekaan, pahlawan nasional, pahlawan

reformasi bahkan sampai pada dikenalnya pahlawan lingkungan ( para

penerima kalpataru). Sedangkan disisi lain berkembang pula makna dari

kepahlawanan diantaranya pahlawan tanpa tanda jasa, pahlawan lapangan

hijau dan lain-lain. Beragamnya makna kepahlawanan dewasa ini tidak lain

dipengaruhi oleh tuntutan perkembangan zaman.

Menurut Ben Anderson, tujuan daripada menciptakan sosok pahlawan

adalah untuk mengekalkan “rasa” ikatan kebangsaan yang sebenarnya

sangat abstrak. Pahlawan dan kepahlawanan merupakan kebutuhan

sosiologis masyarakat suatu Negara, fungsi daripada kehadiran sosok

pahlawan dalam kehidupan masyarakat adalah pahlawan sebgai simbolisasi

sosok ideal yang bisa dijadikan panutan bagi masyarakat. hal inilah yang

menyebabkan setiap bangsa berusaha untuk melahirkan figure pahlawan

dalam kurun waktu tertentu yang nantinya diharapkan munculnya sosok

pahlawan sebagai panutan masyarakat akan mampu menjadi penopang

daripada upaya pembentukan karakter bangsa. Memang bukanlah hal yang

mudah untuk dapat menemukan sosok pahlawan yang sejati, yang bisa

dijadikan idola, panutan dan teladan bagi seluruh lapisan masyarakat, namun

mengingat peran strategis pahlawan dalam pembentukan karakter bangsa

sosok pahlawan harus terus dihadirkan. Dalam konteks itu, mungkin yang

perlu diupayakan adalah penetapan figure secara hati-hati,sehingga sosok

6

Page 7: URGENSI MENGENAL PAHLAWAN NASIONAL

yang ditampilkan memenuhi berbagai persyaratan kepahlawanan yang

berlaku umum.

Terlepas dari sosok pahlawan, bila kita berbicara tentang sosok

panutan, bisa siapa saja. Banyak tokoh-tokoh kemasyarakatan yang dapat

dijadikan panutan, mereka yang pemikiran serta karya-karyanya diakui oleh

masyarakat luas, meskipun tidak ada suatu penghargaaan khusus dari

pemerintah.banyak dari sikap sera pemikiran dari mereka yang bisa kita

teladani.

Berbicara mengenai pengertian pahlawan, kita bisa mengambil tiga

unsur penting yang diataranya pengorbanan, keberanian dan membela

kebenaran. Selain ketiga unsur tersebut yang kita dapatkan dari usaha

pemaknaan sosok pahlawan adalah sosok yang bermental pejuang, percaya

diri, optimis dan punya integritas tinggi. Nilai-nilai tersebutlah yang harusnya

dijadikan contoh dan diterapkan oleh masyarakat bangsa ini di masa

sekarang. Untuk mengaplikasikan nilai-nilai tersebut di masa sekarang

bukanlah hal yang mudah, hal ini banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial-

politik yang memang tidak mendukung berkembangnya nilai-nilai terpuji yang

dimiliki pahlawan tersebut.

Intinya, memaknai perjuangan para pahlawan secara positif sama

artinya dengan melaksanakan perjuangan itu sendiri. Dan, anak muda

sekarang memang sebaiknya terus berjuang memajukan negeri ini dengan

tetap menjadikan semangat pantang menyerah para pahlawan sebagai

panutan.

3.2. ESENSI MASING-MASING TOKOH DALAM MENUMBUHKAN RASA,

PAHAM, DAN SEMANGAT KEBANGSAAN

Sejak menginjakkan kakinya di bumi Indonesia pada tahun 1956,

penjajah Belanda kurang memperhatikan kesejahteraan golongan pribumi

7

Page 8: URGENSI MENGENAL PAHLAWAN NASIONAL

(orang-orang Indonesia). Mereka terus mengeruk kekayaan alam dan

menindas rakyat Indonesia, tanpa mau memperhatikan nasib rakyat itu

sendiri. Caranya adalah dengan menjalankan Politik Balas Budi atau dikenal

dengan sebutan Politik Etis. Politik Etis sebenarnya merupakan bentuk

penjajahan kebudayaan yang halus sekali. Tujuannya adalah untuk

memperoleh tenaga baru pegawai rendah yang bersedia digaji lebih murah

dari pada tenaga bangsa-bangsa Belanda. Banyaknya penduduk pribumi

yang bersekolah telah menghasilkan kaum cerdik pandai dikalangan

penduduk pribumi. Kaum cerdik pandai inilah yang mempelopori kesadaran

kebangsaan, yaitu suatu kesadaran tentang perlunya persatuan dan

kesatuan bangsa. Peristiwa timbulnya kesadaran berbangsa disebut

Kebangkitan Nasional Indonesia. Kaum cerdik pandai ini pula yang

mempelopori dan memimpin pergerakan nasional pada awal abad ke-20.

Contoh tokoh dari kaum cerdik pandai yang pertama adalah dr.

Wahidin Sudirohusodo, yang mempunyai gagasan untuk mendirikan

studiefonds atau dana pelajar. Tujuannya adalah mengumpulkan dana untuk

membiayaai pemuda-pemuda bumi putra yang pandai, tetapi miskin agar

dapat memneruskan ke sekolah yang lebih tinggi. Gagasannya tersebut

membuahkan hasil, sehingga Pada tanggal 20 Mei 1908 bertempat di

Gedung STOVIA, para mahasiswa STOVIA mendirikan organisasi yang

diberi nama Budi Utomo. Budi Utomo artinya budi yang utama. Tanggal

berdirinya Budi Utomo yaitu 20 Mei dijadikan sebagai Hari Kebangkitan

Nasional.

Tokoh yang kedua adalah H. Samanhudi. Beliau mendirikan Serikat

Dagang Islam (SDI) untuk menghadapi para pedagang dari China yang ingin

menguasai penjualan bahan-bahan batik. Tujuan berdirinya Sarikat Dagang

Islam adalah memajukan perdagangan, melawan monopoli pedagang

tionghoa, dan memajukan agama Islam. Serikat Dagang Islam mengalami

perkembangan pesat karena bersifat nasionalis, religius, dan ekonomis.

8

Page 9: URGENSI MENGENAL PAHLAWAN NASIONAL

Tokoh yang berikutnya adalah dr. E.F.E Douwes Dekker, dr. Cipto

Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara. Mereka bertiga inilah yang

mendirikan Indische Partij pada tahun 1912. Indische Partij bertujuan

mempersatukan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Tokoh-

tokoh IP menyebarluaskan tujuannya melalui surat kabar. Dalam waktu

singkat IP mempunyai banyak anggota. Cabang-cabangnya tersebar di

seluruh Indonesia.

Selain itu ada juga Kelompok Belajar Umum (Algemeene Studie Club)

yang beranggotakan Ir. Soekarno, Mr. Sartono, dr. Samsi, Mr. Iskaq

Cokrohadisuryo, Mr. Budiarto, Mr. Ali Sastroamijoyo, Mr. Sunario, dan Ir.

Anwari. Mereka mendirikan perkumpulan baru yang dinamakan Perserikatan

Nasional Indonesia. Perkumpulan ini kemudian berganti nama menjadi Partai

Nasional Indonesia (PNI).

Tidak hanya kaum tersebut yang berjuang, tetapi ada juga pergerakan

kaum wanita yang dipelopori oleh R.A Kartini dan R. Dewi Sartika . Keduanya

ingin mengangkat derajat kaum wanita melalui pendidikan. Pada awalnya

tujuan organisasi perempuan itu untuk memperbaiki kedudukan sosialnya.

Namun, dalam perkembangannya organisasi itu juga berwawasan

kebangsaan.

Ada juga pergerakan pemuda berdasarkan kedaerahan. Pergerakan

pemuda pun lahir karena mereka tidak tahan melihat penderitaan yang

dialami oleh daerahnya. Akhirnya, perkumpulan-perkumpulan tersebut

menjadi bersifat nasional. Perkumpulan- perkumpulan tersebut seperti Tri

Koro Darmo (yang kemudian diubah menjadi Jong Java) dan Jong Minahasa,

Pergerakan pemuda tidak hanya berdasarkan kedaerahan, tetapi ada juga

yang dalam bentuk kelompok belajar seperti Indonesiche Studie Club (ISC).

Sedangkan yang berdasarkan kebangsaan dan keagamaan adalah

Perhimpunan Indonesia (PI) dan Jong Islamienten Bond.

Para tokoh pergerakan nasional yang dipaparkan telah memberikan

contoh kepada generasi penerus untuk terus berjuang menumbuhkan dan

9

Page 10: URGENSI MENGENAL PAHLAWAN NASIONAL

mempertahankan rasa, paham, dan semangat kebangsaan. Seperti

dr.Wahidin Sudirohusodo, dengan semangat untuk memajukan bangsa

mendirikan studiefunds untuk membiayai pelajar yang memliki kemampuan

dan semangat belajar. Jika dibandingkan dengan saat ini, dengan begitu

banyak kemudahan sebagai dampak dari kemerdekaan, namun semangat

menuuntut ilmu untuk keluar dari belenggu kebodohan bangsa Indonesia

malah menurun. Dr. Wahidin sebagai salah satu tokoh pergerakan mewakili

bagaimana semangat dan kepribadian generasi Indonesia dalam keluar dari

belenggu kebodohan yang mengikat bangsa ini.

Contoh lainnya dari para tokoh di atas yakni para pendiri Indische

Partij, begitu kuat fighting spirit mereka untuk memerdekakan bangsa

Indonesia dari penjajahan, baik dari segi fisik maupun non fisik dan

mempersatukan bangsa Indonesia. Juga para pemuda Jong Java, Jong

Minahasa, dan para pemuda pergerakan nasional di masa lampau yang

memiliki rasa, paham, dan semangat kebangsaan.

Jika generasi muda saat ini mengenal dan menghayati perjuangan

para tokoh pergerakan tersebut, maka tidak aka nada lagi perpecahan atau

masalah-masalah yang menggangu stabilitas Negara. Yang ada hanyalah

persatuan dalam memiliki, memahami, dan menjalani rasa, paham, dan

semangat kebangsaan.

10

Page 11: URGENSI MENGENAL PAHLAWAN NASIONAL

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Jiwa nasionalisme, rasa, paham, dan semangat kebangsaan yang

belakangan ini luntur pada generasi penerus bangsa menjadi salah satu

sebab kegagalan bangsa ini menjadi lebih baik dari periode ke periode.

Sebagai pemerintah, upaya untuk menumbuhkan rasa, paham dan semangat

kebangsaan dirasa kurang, sedangkan sebagai masyarakat, bangsa

Indonesia kurang menyadari pentingnya nasionalisme dalam memajukan

bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik. Salah satu yang dapat

memfasilitasi upaya pemerintah dalam membangun kesadaran masyarakat

yaitu dengan menghimbau masyarakat agar berkaca pada perjuangan para

pahlawan masa lampau yang menjunjung tinggi rasa, paham, dan semangat

kebangsaan.

4.2 SARAN

Dengan selesainya makalah kelompok ini, harapan penulis adalah

pembaca sebagai masyarakat Indonesia dapat mengenal lebih jauh

bagaimana para tokoh-tokoh pergerakan nasional dapat mempertahankan

kemerdekaan Indonesia sehingga dapat menghargai perjuangan para tokoh

di masa lampau dalam memajukan bangsa ini dengan mengisinya dengan

menjadi yang bermanfaat bagi negara. Oleh karena itu, pembaca juga dapat

meningkatkan jiwa bela negara dan cinta tanah air.

Pada masa sekarang ini,kita masih dapat melihat bahwa generasi

muda belum dapat sepenuhnya untuk berjiwa nasionalisme. Untuk itu,mari

bersama-sama kita sebagai generasi muda dapat memiki aspek cinta tanah

11

Page 12: URGENSI MENGENAL PAHLAWAN NASIONAL

air. Dengan jiwa nasionalisme tersebut,kita dapat menghadapi tantangan dari

dalam dan luar dengan siap.

Dalam makalah kelompok ini, penulis merasa masih mendapatkan

beberapa kekurangan dari tulisan maupun tata cara penyampaian makalah.

Oleh sebab itu, semoge pembaca dapat mengerti dan memberikan masukan

untuk meningkatkan kualitas pembuatan makalah kelompok ini.

12