UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI …/Upaya... · pokok kasus pelanggaran dan upaya...
Transcript of UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI …/Upaya... · pokok kasus pelanggaran dan upaya...
1
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PADA MATERI POKOK KASUS PELANGGARAN DAN UPAYA PENEGAKKAN HAM DI SMP NEGERI 10 SURAKARTA KELAS VIIA
TAHUN AJARAN 2008/2009
SKRIPSI
Oleh : ARIYONO K6405007
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2009
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses yang diorganisir dengan tujuan mencapai
sesuatu hasil yang nampak sebagai perubahan dalam tingkah laku anak. Pendidikan
dikatakan berhasil bilamana pendidikan ini dapat mendewasakan anak dari anak yang
tidak tahu tentang sesuatu menjadi tahu akan sesuatu. Indikator lain pendidikan
berhasil yaitu adanya peningkatan iman dan takwa, dan pengenalan teknologi di
dalam pembelajaran.
Siswa dalam menempuh pendidikan dinyatakan berhasil, bila siswa tersebut
mempunyai prestasi belajar yang baik. “Prestasi belajar adalah hasil diperoleh karena
adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan”. (Abu Muhammad Ibnu Abdullah.
www.Ditpksd.go.id. 30 Maret 2009). Pada zaman sekarang banyak guru yang ingin
mengupayakan agar siswa mempunyai prestasi belajar yang tinggi upaya tersebut
dapat terlihat dengan adanya penggunaan media pembelajaran, perubahan metode
pembelajaran sampai dengan pemberian konseling kepada siswa khusus yang kurang
berminat terhadap pelajaran akan tetapi, usaha tersebut ada yang berhasil dan ada
yang gagal tergantung pelaksanaannya dapat diterima siswa atau tidak.
Salah satu guru yang ingin memanfaatkan media belajar yaitu Ibu Betty Dwi
Prihastuti Guru Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII SMP Negeri 10 Surakarta.
Ibu Betty Dwi Prihastuti menggunakan media gambar dalam pembelajaran akan
tetapi, prestasi belajar anak didiknya khusus kelas VIIA masih rendah, hal ini
ditunjukkan dengan banyak siswa kelas VIIA yang belum melampaui batas
kelulusan/KKM yaitu sebesar 61, berdasarkan nilai mid semester tahun ajaran 2008/
2009 siswa kelas VIIA yang lulus hanya 33,33% atau 16 siswa yang melampaui
batas kelulusan padahal guru Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VII dituntut paling
sedikit meluluskan siswa sebesar 75% dan dibandingkan dengan kelas
VIIB,VIIC,VIID,VIIE prestasi belajar kelas VIIA termasuk yang paling rendah.
3
Hal ini terbukti pada tabel nilai hasil rata-rata semesteran dan mid semester
kelas VIIA yang masih rendah yaitu ;
Tabel 1. Nilai Rata-Rata Hasil Ulangan Mid Semester dan Semesteran Kelas VIIA Tahun Ajaran 2008/ 2009 Semester Ganjil
No Indikator Rata-rata kelas Siswa yang tuntas
1 Nilai rata-rata semesteran ganjil 60,46 33,33%
2 Nilai rata-rata mid semester
ganjil
60,51 41.02%
Sumber Data : Rekapitulasi Nilai Hasil Mid Semester dan Semesteran Kelas VII A SMP N 10 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009 Semester Ganjil. Berdasarkan Permendiknas No 16 tahun 2007 bahwa guru harus menguasai 4
kompetensi guru yaitu kompetensi pendagogik, kepribadian, sosial, profesional.
Keempat kompetensi itu harus dapat dikuasai oleh guru dan dapat dijalankan oleh
guru dalam proses belajar dan mengajar. Salah satu aspek kompetensi profesional
mensaratkan guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkembang dan mengembangkan diri. Dalam hal ini sesuai perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi guru dituntut untuk melakukan pembaharuan dalam
pemanfaatan hasil-hasil teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar
mengajar. Guru dituntut agar mampu menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan
alat–alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Disamping
mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat
menggunakan dan mengembangkan keterampilan membuat media belajar sesuai
dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi .
Menurut Dale dari bukunya Azhar Arsyad (2005:10) “Memperkirakan
bahwa pemerolehan hasil belajar (Prestasi belajar) melalui indera pandang berkisar
75% melalui indera dengar sekitar 13% dan melalui indera lainya sekitar 12%”.
Menurut Baugh dan Achsin dalam bukunya Azhar Arsyad (2005:10) mengatakan
bahwa “Kurang lebih 90% hasil belajar (Prestasi belajar) seseorang diperoleh melalui
indera pandang dan hanya sekitar 5% diperoleh indera pendengar dan 5% indera
lainnya”. Dari pendapat kedua tokoh ini dapat disimpulkan bahwa bila guru ingin
4
menghasilkan prestasi belajar siswa yang baik harus dapat menyelenggarakan
pembelajaran yang menggabungkan antara indera pandang dan indera pendengar.
Untuk mengikuti perkembangan zaman dan sesuai pendapat pemikiran kedua
pakar ahli diatas penulis berpendapat bahwa penggunaan media video akan lebih
efektif dalam pembelajaran, karena media video dapat menyajikan pembelajaran yang
menggabungkan antara indera pendengar dan indera pandang sehingga lebih efektif
dalam pembelajaran dan media video merupakan media yang sesuai dengan tuntutan
zaman sekarang. Hal ini juga sudah sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Azhar Arsyad ( 2005: 24) “Tujuan penggunaan media audio visual (video) membuat
prestasi belajar lebih baik dan bermakna bagi kemampuan siswa”.
Video merupakan sebuah alat teknologi informasi dan komunikasi yang
sesuai dengan perkembangan zaman, banyak orang menggunakan video untuk
keperluan sehari-hari seperti untuk sekedar hiburan untuk mengabadikan acara
keluarga seperti pesta pernikahan, pesta ulang tahun untuk menarik minat konsumen
video digunakan oleh perusahaan dalam media promosi di televisi. Dalam
perkembangan zaman video mulai digunakan dalam hal pendidikan untuk kalangan
akademis, video digunakan sebagai alat peraga dalam senam, alat untuk membantu
praktek dalam pelajaran biologi dan kegiatan lainnya yang sifat untuk mencapai
tujuan.
Video mempunyai banyak keunggulan seperti yang diungkapkan Hujair AH.
Sanaky (2009 : 49) kelebihan video sebagai media belajar yaitu :
1. Menyajikan media objek belajar secara konkret atau pesan pembelajaran yang realistik
2. Sifat yang audio visual sehingga memiliki daya tarik sendiri dan dapat memacu motivasi belajar
3. Sangat baik untuk pencapaian tujuan belajar psikomotorik 4. Dapat mengurangi kejenuhan belajar, terutama bila dikombinasikan dengan
teknik mengajar secara ceramah dan diskusi persoalan yang ditayangkan. 5. Menambah daya tahan ingatan atau retensi tentang obyek belajar yang
dipelajari pembelajar 6. Portable dan mudah distribusikan
Selama ini guru Pendidikan Kewarganegaran di SMP Negeri 10 Surakarta
belum memanfaatkan sarana pembelajaran media video, guru Pendidikan
Kewarganegaraan cenderung menggunakan media yang konvensional dan belum
5
mahir menggunakan media audiovisual (video). Dengan penelitian ini diharapkan
guru-guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 10 Surakarta dapat
menggunakan sarana pembelajaran media video dalam mengatasi masalah prestasi
belajar yang rendah dan melalui media video ini diharapkan nantinya siswa kelas
VIIA di SMP Negeri 10 Surakarta dapat meningkat prestasi belajar pada materi
pokok kasus pelanggaran dan upaya penegakkan Hak Asasi Manusia berdasarkan
latar belakang di atas penulis dapat mengambil judul skripsi “Upaya Meningkatkan
Prestasi Belajar Melalui Penggunaan Media Video Pada Materi Pokok Kasus
Pelanggaran dan Upaya Penegakkan HAM di SMP Negeri 10 Surakarta Kelas
VIIA Tahun Ajaran 2008/2009”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah dapat diidentifikasikan
sebagai berikut:
1. Selama ini pemanfaatan sarana dan prasana belajar seperti video jarang sekali
digunakan.
2. Adanya tuntutan zaman penggunaan teknologi dalam pembelajaran.
3. Prestasi belajar siswa kelas VIIA yang rendah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang serta identifikasi masalah di atas maka masalah di
atas dapat dibatasi menjadi :
1. Media yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah media video,
siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIIA tahun ajaran
2008/2009.
2. Upaya peningkatan prestasi belajar khususnya pada siswa SMP Negeri 10
Surakarta kelas VIIA pada materi pokok kasus pelanggaran dan upaya
penegakkan Hak Asasi Manusia.
D. Perumusan Masalah
6
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah yang telah
disampaikan di atas, maka dapat dirumuskan perumusan masalah yaitu: Apakah
penggunaan media video dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi
pokok kasus pelanggaran dan upaya penegakkan Hak Asasi Manusia di SMP Negeri
10 Surakarta pada kelas VIIA tahun ajaran 2008/2009?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada
materi pokok kasus pelanggaran dan upaya penegakkan Hak Asasi Manusia di SMP
Negeri 10 Surakarta pada kelas VIIA tahun ajaran 2008/2009.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan teori baru mengenai penggunaan media
video dalam meningkatkan prestasi belajar siswa khusus pada mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaran.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pembanding bagi siapa saja yang
ingin mengkaji lebih dalam lagi.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
1) Dengan penggunaan video anak dapat menikmati sajian yang ditampilkan
dalam pembelajaran.
2) Dapat menambah prestasi belajar siswa khusus kelas VIIA di SMP Negeri 10
Surakarta.
b. Manfaat bagi sekolah
1) Dapat menambah pengalaman guru terutama dalam penelitian tindakan kelas.
2) Dapat memperbaiki situasi yang ramai dan dapat menciptakan suasana yang
kondusif di dalam kelas.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kajian Teori Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Hampir setiap kegiatan manusia dikembangkan dengan belajar. Berhasil tidak
siswa dalam mencapai tujuan dapat diketahui dari prestasi belajar. Prestasi belajar
merupakan suatu proses hasil dari belajar berupa suatu bentuk perubahan dimana
besarnya perubahan itu dapat dicapai atau diketahui dari prestasi belajar sebagai
wujud keberhasilan suatu proses tersebut. “Prestasi belajar adalah hasil diperoleh
karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan”. (Abu Muhammad Ibnu
Abdullah www.Ditpksd.go.id, 30 Maret 2009). Menurut pendapat para ahli lain
mengartikan “Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha
yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes
tertentu”. (Ridwan www.Ridwan202Wordpress.com. 30 Maret 2009).
Menurut Nana Sudjana (2005 : 22) “ Prestasi belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.
Dari pendapat para pakar ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar
adalah hasil dari aktivitas belajar yang dapat memberikan kepuasan emosional dan
dapat diukur dengan alat atau tes tertentu setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan
hasil dari proses belajar. Dalam proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai
hasil dari proses belajar mengajar yakni penguasaan, perubahan emosional, atau
perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu. Prestasi belajar
dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan
psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum
mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. Prestasi belajar seseorang
sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang
dinyatakan dalam bentuk nilai diakhir pembelajaran atau nilai raport setiap bidang
7
studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat
diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang
tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
b. Faktor-Faktor Yang Menentukan Prestasi Belajar
Ada 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor intern dan
faktor ekstern. Adapun faktor-faktor intern yang mempengaruhi prestasi belajar
adalah :
1) Kecerdasan/intelegensi. Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.
2) Bakat. Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan.
3) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan.
4) Motivasi. Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar.(Ridwan.www.Ridwan202Wordpress.com 30 Maret 2009)
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar yang sifatnya dari luar diri siswa. Adapun faktor ekstern yang mempengaruhi
prestasi belajar adalah :
1) Keluarga. Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan.
2) Sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.
3) Lingkungan Masyarakat. Lingkungan masyarakat merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan.(Ridwan. www.Ridwan 202 Wordpress.com. 30 Maret 2009)
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hal yang menentukan prestasi
belajar ada 2 faktor yaitu faktor ekstern dan faktor intern.
Faktor intern atau dari dalam yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
antara lain:
8
1) kecerdasan/ intelegensi
2) Bakat
3) Minat
4) Motivasi
Sedangkan faktor ekstern atau faktor dari luar yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa adalah :
1) Keadaan keluarga,
2) lingkungan Sekolah,
3) Lingkungan masyarakat.
Dari beberapa faktor ekstern dan intern diatas penggunaan media video
merupakan salah satu faktor ekstern yaitu faktor dari sekolah dengan adanya sarana
dan prasarana dari sekolah yang mendukung pembelajaran seperti media video dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa yang rendah.
c Alat Penilaian Prestasi Belajar
Menurut Nana Sudjana (2005: 5)“ Dari segi alatnya penilaian prestasi belajar
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu tes dan non tes”. Untuk jenis kategori tes dapat
berupa test tulisan dan tes lisan sedangkan untuk non test dapat berupa observasi,
kuesioner, wawancara, skala, sosiometri, studi kasus, dll .
Dari pendapat pakar ahli di atas dapat disimpulkan bahwa alat ukur prestasi
belajar dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu tes dan non test. Kedua jenis kategori
penilaian tersebut dapat digunakan untuk mengukur seberapa keberhasilan proses
pembelajaran. Pembuatan alat penilaian ini tergantung pada aspek yang mau dinilai
untuk aspek kognitif menggunakan test sedangkan untuk aspek afektif dan
psikomotor dapat menggunakan alat non test.
2. Kajian Teori Media
a. Pengertian Media
Penggunaan media belajar di dasarkan pada theori tingkah laku (behaviorism
theory) yang dikemukan oleh B.F Skinner “Teori ini mengatakan bahwa untuk
mendorong orang untuk lebih memperhatikan pembelajaran dalam proses pembelajar
9
harus menggunakan reinforcement yang dapat berupa media belajar” (Hujair AH.
Sanaky, 2009 : 26).
Dalam teori lain yaitu pendekatan sistem (system approach) mengatakan
“Bahwa untuk mendorong tingkah laku pembelajar sesuai yang ingin dicapai
digunakan media belajar untuk mencapai tujuan tersebut”.( Hujair AH. Sanaky, 2009
: 26)
Pada zaman sekarang untuk mencapai tujuan pendidikan dapat dilakukan
banyak hal baik itu perubahan dari metode belajar-mengajar atapun penggunaan
media belajar. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemafaatan hasil-hasil teknologi dalam proses
belajar. Para guru dituntut untuk menggunakan fasilitas yang disediakan oleh sekolah,
dan tidak tertutup alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan
zaman. Disamping mampu menggunakan alat-alat tersedia, guru dituntut untuk
mengembangkan media pembelajaran yang akan digunakan apabila media tersebut
belum tersedia.
Banyak sekali definisi tentang media antara lain Menurut Gerlach dan Ely
yang dikutip Azhar Arsyad (2005: 3) menyatakan bahwa “Media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap”.
Batasan tersebut juga dikemukakan oleh ahli yang sebagian di antaranya
diberikan berikut ini. AECT (Assosiation Of Education and Communication
Technolog, 1997) dalam bukunya Azhar Arsyad (2005: 3) memberi batasan tentang
media adalah “ Sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi.”
Sementara media menurut Gagne dan Briggs yang dikutip Azhar Arsyad
(2005: 4) secara implisit menyatakan bahwa :
Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
10
Menurut Mc Luhan seorang ahli komunikasi yang dikutip dalam bukunya
Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001: 7) menyatakan bahwa “Media adalah semua
saluran pesan yang dapat digunakan sebagai sarana komunikasi dari seseorang ke
orang lain yang tidak ada dihadapannya”.
Dari pengertian serta batasan-batasan yang dikemukakan para pakar ahli
tentang media pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian media
adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi
dari pembuat pesan atau informan ke penerima pesan yang membangun kondisi yang
membuat siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
b. Ciri-Ciri Media Pendidikan
Hujair AH. Sanaky (2009:37) mengemukakan tiga ciri umum media pendidikan yaitu :
1) Media belajar identik dengan kata peraga yaitu suatu bentuk yang dapat diamati, diraba, didengar dan dilihat melalui panca indera.
2) Tekanan utama media adalah terletak pada benda atau hal-hal yang dilihat atau hal-hal yang diraba dan didengar.
3) Media belajar digunakan dalam rangka komunikasi dalam proses pembelajaran baik dikelas maupun diluar kelas.
4) Media belajar suatu perantara ( medium, media ) yang digunakan dalam rangka pendidikan dan pengajaran.
Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri media pendidikan
yaitu indentik dengan kata peraga, tekanan utamanya media pada hal-hal yang dapat
diraba dan didengar, alat komunikasi dalam proses pembelajaran baik dikelas
maupun di luar kelas, media belajar adalah suatu perantara dalam rangka pendidikan
dan pengajaran.
c. Fungsi dan Manfaat Media Pendidikan
Banyak sekali manfaat dan fungsi media pendidikan itu baik sebagai alat
bantu dalam dunia pendidikan ataupun sebagai sarana untuk membangkitkan minat,
motivasi, rasa ingin tahu siswa dalam mengikuti mata pelajaran, membangkitkan
semangat dalam belajar. Kesemua fungsi dan manfat media pendidikan tujuan itu
bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan.
11
Menurut Hamalik yang dikutip Azhar Arsyad (2005: 15) mengemukakan
bahwa “Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa”.
Sedangkan menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001: 13)
mengemukakan bahwa “Media dapat digunakan dalam proses belajar mengajar
dengan dua arah cara yaitu sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media belajar
yang dapat digunakan sendiri oleh siswa”.
Media pembelajaran, menurut Kemp dan Dayton dalam bukunya Azhar
Arsyad (2005: 19) menyatakan bahwa “Media pembelajaran dapat memenuhi tiga
fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau
kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu (1) memotivasi minat atau
tindakan, (2) menyajikan informasi dan (3) memberi instruksi”.
Sudjana dan Rivai dalam bukunya Azhar Arsyad (2005 : 24) mengemukakan
manfaat media pendidikan dalam proses belajar siswa, yaitu:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;
3) Metode mengajar akan bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap pelajaran;
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Menurut Encyclopedia of Educatioanal Reseach dalam Hamalik yang
dikutip Azhar Arsyad (2005: 25) merincikan manfaat media pendidikan sebagai
berikut :
1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.
2) Memperbesar perhatian siswa. 3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh
karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
12
4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa.
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.
6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa
7) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu efisiensi dan keragaman yang banyak dalam belajar.
Sedangkan fungsi media pendidikan menurut Basuki Wibawa dan Farida
Mukti (2001: 14) adalah sebagai berikut :
1) Media mampu memperlihatkan gerakan cepat yang sulit diamati dengan cermat oleh mata biasa.
2) Media dapat memperbesar benda-benda kecil yang tak dapat dilihat oleh mata telanjang.
3) Sebuah objek sangat besar tentu saja tidak dapat dibawa ke dalam kelas. Objek yang telalu kompleks misalnya mesin atau jaringan radio, dapat disajikan dengan menggunakan diagram atau model yang disederhanakan.
4) Media dapat menyajikan suatu proses atau pengalaman hidup yang utuh. Dari pendapat beberapa pakar ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media
pendidikan mempunyai peran penting dalam pembelajaran antara lain
1) Memberi motivasi siswa,
2) Menumbuhkan minat belajar siswa,
3) Menjadikan pembelajaran menjadi menarik,
4) Memberikan pengalaman hidup
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar
hidup.
6) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi
verbalisme.
Dari banyak kelebihan media itu guru dituntut dapat menggunakan media,
walaupun yang dibuat itu media yang sangat sederhana pun dan yang paling penting
bilamana guru itu mau menggunakan media harus benar menguasai teknik dan
kemahiran menggunakan alat-alat atau media belajar tersebut.
13
d. Jenis-Jenis Media Pengajaran
Menurut Kemp dan Dayton dalam bukunya Azhar Arsyad (2005 : 37)
mengelompokan media pengajaran ke dalam delapan jenis yaitu :
1) Media cetakan. 2) Media panjang 3) Overhead transparancies 4) Rekaman audiotapes 5) Seri slide ( film berbingkai) dan film strips 6) Penyajian multi images 7) Rekaman video dan film hidup 8) Komputer
Jenis media pembelajaran menurut Leshin, dkk dalam bukunya Azhar
Arsyad (2005: 36) membagi media pengajaran menjadi lima kelompok yakni :
1) Media berbasis manusia yang terdiri dari guru, instruktur, tutor, main peran, kegiatan kelompok.
2) Media berbasis cetak yang terdiri dari buku, penuntun, buku latihan, alat bantu kerja dan lembaran lepas.
3) Media berbasis visual antara lain buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta, gambar, transparansi
4) Media Audio Visual yang terdiri dari video, film, program slide-tape, televisi.
5) Media berbasis komputer yang terdiri dari pengajaran dengan komputer dan hypertext.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa jenis media
pengajaran terdiri dari berbagai macam yaitu :
1) Media cetak (buku, penuntun, buku latihan),
2) Media yang berbasis manusia (guru, instruktor, tutor, main peran),
3) Media yang berbasis visual (buku alat bantu kerja grafik),
4) Media audio visual (video, film, program slide tape),
5) Media berbasis komputer (pengajaran dengan komputer hypertext)
3. Kajian Teori Video
a. Pengertian Video
Video adalah suatu alat yang dapat menggambarkan suatu obyek yang
bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai dengan
kemampuan tersebut video dapat melukiskan gambar hidup dan suara memberi yang
14
mempunyai daya tarik sendiri. Pemanfaatan video dapat digunakan untuk tujuan
dokumentasi, hiburan dan pendidikan.
Menurut Arif. S. Sadiman dkk (2007: 285) mengatakan bahwa “Video
adalah peralatan ulang (play back) dari suatu program (rekaman dari suatu program
(rekaman), terdiri minimal satu buah video tape rekorder (video cassette recorder)
dan satu monitor atau lebih”. Sedangkan menurut Azhar Arsyad (2005 : 49) “Video
merupakan sebuah alat yang dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak
bersama-sama dengan suara alamiah atau suara aslinya”.
Menurut pendapat dari pakar ahli bahwa “The term video (from latin : “I
see) commonly refers to several storage formats for moving eye pictures: digital
video formats, including blu-ray disc, DVD, Quick time, and MPEG-4 ang analog
video tapes, including VHS and Betamak”.(Aiex dan Nola Kortner .www.
en.wikipedia.org/wiki/Video. 9 Juli 2009).
Maksud dari pendapat pakar ahli yang diambil dari Refarensi internasional
di atas adalah Istilah video dari (bahasa latin saya lihat) biasanya merujuk kepada
beberapa format penyimpanan gambar bergerak mata : digital video format, termasuk
bluy ray Disc, DVD, Quik Time dan MPEG-4 dan analog video tapes, tetmasuk VHS
dan Betamax.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa video merupakan
peralatan ulang (play back) dari sebuah program yang dapat menggambarkan suatu
objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara aslinya dengan
format penyimpanan gambar bergerak.
b. Jenis-Jenis Video dalam Pembelajaran
Pada umumnya pembelajaran dengan video menggunakan jenis-jenis video
yang paling mudah penggunaan alatnya dan alat tersedia di sekolah. Menurut Azhar
Arsyad (2005: 36) “Jenis-jenis Video yang sering digunakan dalam pembelajaran
ada 2 yaitu Interaktiv video dan Compact video dist”.
Seorang guru yang ingin menggunakan pembelajaran interaktiv video harus
mempersiapkan alat seperti PC( Processor) ataupun laptop, LCD Proyektor dan
Rekaman video. Rekaman video ini diputar melalui CD room ataupun DVD room
dan ditampilkan melalui LCD Proyektor sambil mengajar guru dapat memperlihatkan
15
video kepada siswa sambil memberi respons positif kepada siswa tentang video yang
ditampilkan. Untuk jenis compact video dist guru harus mempersiapkan alat-alat
seperti VCD( video compact dist) ataupun DVD( digital video dekorder), televisi dan
rekaman video yang terekam dalam pita magnetik atau yang sering disebut CD.
Dalam pembelajaran ini guru harus memutar CD itu dalam VCD ataupun DVD
kemudian menampilkan video lewat televisi yang telah tersambung dengan VCD
ataupun DVD. Dari pendapat pakar di atas dapat disimpulkan bahwa selama ini jenis
pembelajaran menggunakan video yang sering digunakan dalam pembelajaran yaitu
interaktiv video dan compact dist video karena dinilai dua jenis pembelajaran video
tersebut mudah didapatkan di sekolah.
c. Kelebihan Penggunaan Video
Banyak keuntungan dari media video antara lain dapat menyajikan
informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan
ketrampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu saat mengajar dan dapat
mempengaruhi sifat siswa.
Menurut Arif.S. Sadiman, dkk (2007: 74-75) kelebihan penggunaan video
sebagai media belajar yaitu :
1) Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan luar lainnya.
2) Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat memperoleh informasi dari ahli-ahli/ spesialis.
3) Demontrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan pada penyajiannya.
4) Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang; 5) Kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek-objek yang sedang
bergerak atau objek yang berbahaya seperti harimau. 6) Keras-lemahnya suara dapat diatur dan disesuaikan bila akan disisipi
komentar yang akan didengar. 7) Gambar proyeksi biasa di”beku”-kan untuk diamati dengan seksama.
Guru biasa mengatur dimana dia biasa menghentikan gerakan gambar tersebut; kontrol sepenuhnya di tangan guru; dan
8) Ruangan tak perlu digelapkan dalam penyajian.
Menurut Hujair AH. Sanaky (2009 : 49) kelebihan video sebagai media
belajar yaitu :
1) Menyajikan media objek belajar secara konkret atau pesan pembelajaran yang realistik
16
2) Sifat yang audio visual sehingga memiliki daya tarik sendiri dan dapat memacu motivasi belajar
3) Sangat baik untuk pencapaian tujuan belajar psikomotorik 4) Dapat mengurangi kejenuhan belajar, terutama bila dikombinasikan
dengan teknik mengajar secara ceramah dan diskusi persoalan yang ditayangkan.
5) Menambah daya tahan ingatan atau retensi tentang obyek belajar yang dipelajari pembelajar
6) Portable dan mudah distribusikan
Menurut Azhar Arsyad (2005: 45) Kelebihan video sebagai media belajar
yaitu :
1) Video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika mereka membaca, diskusi, berpraktik dan lain-lain.
2) Video dapat mengambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disajikan secara berulang jika dipandang perlu.
3) Di samping mendorong dan meningkatkan motivasi, video dapat menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya.
4) Video yang mengandung nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa.
5) Video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat secara langsung
6) Video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok yang heterogen, maupun kelompok perorangan.
Menurut pendapat dari pakar ahli bahwa kelebihan video sebagai media
belajar yaitu “ The VCR (video) gave us flebility we could watch the first exciting
twenty minutes stop the tape and discuss elements of introduction, mood, and
characterization and view it again. (Ekoes.www.ericdigests.org/pre-929/film. htm.9
juni 2009).
Maksud dari pendapat pakar ahli dalam referensi internasional di atas yaitu
bahwa The VCR (Video) memberikan fleksibilitas. Kita dapat menonton pertama
seru dua puluh menit, menghentikan tape dan membahas elemen pengenalan, rasa
senang, pemeranan dan melihatnya kembali.
Menurut pendapat dari pakar ahli bahwa kelebihan video sebagai media
belajar yaitu “ researchers found that dynamic modeling (that in which video is used)
produced a higher rate of retention than static modeling (with still pictures)”.
(Rossiter. jurnal internasional www.usaoll.org/book/export/html/72. 5 November
2009).
17
Maksud dari pendapat pakar ahli dalam jurnal internasional diatas yaitu
peneliti menemukan bahwa pemodelan dinamis (yang di video yang digunakan)
menghasilkan tingkat retensi/ ingatan yang lebih tinggi dari pada model statis
(dengan gambar diam).
Menurut pendapat dari pakar ahli lain bahwa kelebihan video sebagai media
belajar yaitu “Video and audio technologies bring material to life and Videodiscs
strengthen basic skills. (Acot. Jurnal internasional www. nsba.org /sbot/toolkit/tiol.
html. 5 November 2009 ).
Maksud dari pendapat pakar ahli dalam jurnal internasional diatas yaitu
Videodiscs memperkuat keterampilan dasar dan Video audio teknologi membawa
bahan untuk hidup .
Dari pendapat beberapa pakar ahli di atas dapat disimpulkan video
mempunyai banyak kelebihan pada saat pengajaran. Adapun kelebihan video apabila
digunakan pada saat pembelajaran yaitu:
1) Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan luar
lainnya.
2) Di samping mendorong dan meningkatkan motivasi, video dapat menanamkan
sikap dan segi-segi afektif lainnya.
3) Menyajikan media objek belajar secara konkret atau pesan pembelajaran yang
realistik
4) Video yang mengandung nilai positif dapat mengundang pemikiran dan
pembahasan dalam kelompok siswa.
5) Sifat yang audio visual sehingga memiliki daya tarik sendiri dan dapat memacu
motivasi belajar
6) Dapat mengurangi kejenuhan belajar, terutama bila dikombinasikan dengan
teknik mengajar secara ceramah dan diskusi persoalan yang ditayangkan
7) Menambah daya tahan ingatan atau retensi tentang obyek belajar yang dipelajari
pembelajar
d. Keburukan Media Video
Berdasarkan pendapat yang dikemukan Azhar Arsyad (2005 : 50)
keburukan penggunaan media video dalam pembelajaran yaitu :
18
1) Pengadaan video pada umumnya memerlukan biaya yang mahal. 2) Pada saat film dipertunjukan, gambar-gambar bergerak terus sehingga
semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui video tersebut.
3) Video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan kecuali video dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.
Sedangkan menurut Hujair AH. Sanaky ( 2009 : 106 ) keburukan media
video dalam pembelajaran yaitu :
1) Pengadaan media video memerlukan biaya yang mahal 2) Tergantung pada energi listrik, sehingga tidak dapat dihidupkan di segala
tempat 3) Sifat komunikasi searah, sehingga tidak dapat memberi peluang untuk
terjadinya umpan balik. 4) Mudah tergoda untuk menayangkan video yang bersifat hiburan sehingga
suasana belajar akan tergangu. Dari pendapat beberapa pakar ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
kelemahan penggunaan media video yaitu :
1) Pengadaan video pada umumnya memerlukan biaya yang mahal.
2) Tergantung pada energi listrik, sehingga tidak dapat dihidupkan di segala tempat.
3) Sifat komunikasi searah, sehingga tidak dapat memberi peluang untuk terjadinya
umpan balik.
4) Mudah tergoda untuk menayangkan video yang bersifat hiburan sehingga suasana
belajar akan tergangu.
5) Video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang
diinginkan kecuali video dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan
sendiri.
4. Kajian Teori Kasus Pelanggaran dan Upaya Penegakkan Hak Asasi Manusia
a. Pengertian Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Esensi pelanggaran Hak Asasi Manusia bukan semata-mata pelanggaran
terhadadap peraturan perundang-undangan Hak Asasi Manusia yang berlaku,
melainkan degradasi terhadap kemanusiaan ataupun merendahkan martabat dan
derajat manusia.
19
Menurut Zainudin Ali (146 : 2006) “ Pelanggaran HAM tidak selalu indentik
dengan pelanggaran hukum pidana dan terlebih lagi pelanggaran HAM dilakukan
secara sistematik dengan cara tertentu dan bersifat kolektif”.
Menurut pakar lain mengatakan bahwa pelanggaran Hak Asasi Manusia
adalah
Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang. (Nurna. www.anakciremai.com. 19 0ktober 2008 ).
Dari pendapat para pakar ahli pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah
perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja
atau tidak disengaja yang dilakukan secara sistematik dengan cara tertentu dan
bersifat kolektif mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan bukan
merupakan perbuatan pidana.
b. Macam–Macam Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Macam-macam pelanggaran Hak Asasi Manusia ada dua yaitu sebagai
berikut :
1) Pelanggaran Hak Asasi Manusia Ringan adalah perbuatan seseorang atau kelompok termasuk aparat negara baik disengaja atau tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan/atau mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok yang telah dijamin oleh undang-undang Nomor 39 tahun 1999 dan tidak mendapatkan atau mengkhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku ( Zainudin Ali, 146 : 2006)
2) Pelanggaran Hak Asasi Manusia berat yaitu pembunuhan massal, pembunuhan sewenang-wenang atau diluar putusan pengadilan, penyiksaan, penghilangan orang secara paksa, perbudakan ataupun diskriminasi yang dilakukan sistematis( Zainudin Ali, 147 : 2006 )
Pelanggaran Hak Asasi Manusia berat meliputi 2 jenis pelanggaran yaitu: a) Kejahatan Genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan
maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok kebangsaan, ras, kelompok etnis, agama, atau
20
kelompok manapun yang berbeda warna kulit, jenis kelamin, umum, atau cacat fisik dan atau mental dengan : (1) Membunuh orang atau kelompok. (2) Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap
anggota kelompok. (3) Sengaja menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan
mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruhnya atau sebagian
(4) Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok.
(5) Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke dalam kelompok lain.
b) Kejahatan terhadap kemanusiaan adalah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, yakni berupa tindakan-tindakan : (1) Pembunuhan. (2) Pemusnahan. (3) Menculik atau menghilangkan orang secara paksa. (4) Pengusiran atau pemindahan secara paksa. (5) Melakukan perbudakan. (6) Melakukan penyiksaan. (7) Merusak, membakar dan atau disertai dengan penjarahan pada
instalasi vital, sekolah, tempat ibadah, rumah sakit, pusat kegiatan ekonomi dan perdagangan, atau sarana transportasi atau meracuni objek-objek kepentingan umum dan atau menebarkan bibit penyakit kepada masyarakat yang dilakukan secara massal atau.
(8) Melakukan pemerkosaan secara massal dan sistematis, termasuk pelecehan seksual yang melanggar norma kesusilaan dan agama yang dilakukan terhadap kelompok atau golongan tertentu.
(9) Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewang-wenang yang melanggar ketentuan pokok hukum internasional
(10) Kejahatan apartheid (Triyanto, 2006: 54).
Dari pendapat beberapa pakar ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pelanggaran hak asasi manusia dapat digolongkan menjadi 2 yaitu pelanggaran hak
asasi ringan dan berat. Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat yaitu pelanggaran yang
dilakukan oleh kelompok atau aparat negara yang disengaja atau tidak disengaja
mencabut hak asasi orang lain sedangkan pelanggaran Hak Asasi Manusia berat dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu kejahatan genosida dan kejahatan kemanusiaan. Semua
jenis pelanggaran Hak Asasi Manusia baik yang berat ataupun ringan dapat
dipidanakan. Untuk pengadilan yang menangani Hak Asasi Manusia tersebut,
21
Tergantung pada kekuasaan kehakiman yang berwenang untuk mengadili kasus
perkara tersebut. Adapun kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di
negara Indonesia antara lain :
1) Kasus Trisakti dan Semanggi.
2) Kasus Kekerasan Polisi PT. Arara Abadi terhadap Petani Suluk Bongkal.
3) Kasus pembebasan tanah Meruya.
4) Kasus pembunuhan aktivis Munir.
5) Kasus Tanjung Priuk.
c. Upaya Penegakkan Hak Asasi Manusia
Dalam rangka memberikan jaminan perlindungan terhadap Hak Asasi
Manusia ada beberapa cara seperti yang dikemukakan oleh Dwi Winarno (2006: 97)
yakni sebagai berikut :
1) Dibentuknya peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Hak Asasi Manusia yakni sebagai berikut : a) Dibentuknya UU No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. b) Dibentuknya UU No 26 tahun 2000 tentang pengadilan Hak Asasi
Manusia. c) Dicantumkannya Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945.
2) Dibentuknya kelembagaan yang menangani masalah yang berkaitan dengan penegakkan Hak Asasi Manusia yakni sebagai berikut: a) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). b) Pengadilan Hak Asasi Manusia. c) Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc. d) Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi.
Penegakkan dan perlindungan tidak hanya dilakukan oleh lembaga-lembaga
yang dibentuk oleh negara. Masyarakat dapat pula berpartisipasi dalam rangka
penegakkan dan perlindungan Hak Asasi Manusia. Masyarakat dapat membentuk
lembaga swadaya yang dimaksud adalah organisasi atau lembaga yang secara khusus
dibentuk oleh masyarakat dengan tugas perlindungan dan penegakkan Hak Asasi
Manusia di Indonesia. Lembaga ini mengkonsentrasikan kegiatannya pada upaya
penegakkan dan perlindungan HAM.
Beberapa contoh lembaga swadaya masyarakat (LSM) yaitu :
1) KONTRAS (Komisi untuk orang hilang dan tindak kekerasan).
2) YLBHI (Yayasan lembaga bantuan hukum Indonesia).
22
3) Lembaga studi dan advokasi masyarakat (ELSEM), dan
4) Human Right Watch (HRW).
B. Penelitian Relevan
Penelitian tentang pembelajaran menggunakan media video telah dilakukan
oleh banyak pihak, baik yang berbentuk studi kasus maupun yang berbentuk
Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian yang sejalan dengan penelitian ini dan dapat
dijadikan acuan untuk melangkah ke penelitian selanjutnya yaitu penelitian yang
berjudul:
1. Anisa Nur Rahmawati yang melakukan eksperimen dengan metode ceramah
yang disertai diskusi dalam meneliti Efektifitas penggunaan media VCD terhadap
prestasi belajar di SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali pada materi koloid kelas XI.
Hasil penelitian ini dengan menggunakan media VCD dapat meningkatkan
prestasi belajar.
2. Paramita Purbasari yang melakukan eksperimen dalam meneliti Efektivitas
pengajaran kimia dengan metode ceramah dilengkapi media CD (Compact dist)
interaktiv saints disertai diskusi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada
materi pokok Ikatan kimia siswa SMA Batik 2 Surakarta kelas X semester 1 tahun
ajaran 2007/ 2008. Hasil penelitian ini dapat meningkatkan minat belajar dan
prestasi belajar pada materi pokok ikatan kimia pada siswa SMA Batik 2
Surakarta.
C. Kerangka Pemikiran
Pembelajaran menggunakan video ini merupakan sebuah pembelajaran yang
ditunjukkanuntuk memperbaiki prestasi belajar siswa yang rendah. Prestasi belajar
rendah ini ditandai dengan hasil tes yang rendah dan rasa ingin tahu siswa yang
rendah akibat dari pembelajaran yang menggunakan media konvesional yang
dilakukan oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri 10 Surakarta.
Pembelajaran menggunakan media video ini menggunakan alat-alat modern
seperti Laptop, LCD Proyektor dan video yang dapat di download/ unduh dari
internet ataupun direkam sendiri. Jenis pembelajaran video yang digunakan dalam
23
penelitian ini adalah interaktiv video. Menurut Azhar Arsyad (2005: 36) “Interaktiv
video suatu penyampaian pengajaran dimana materi video rekaman disajikan dengan
pengendalian komputer kepada penonton (siswa) yang tidak hanya mendengar dan
melihat video akan tetapi juga memberi respons positif”. Dalam pembelajaran video
ini harus terdapat penguatan yang tujuan untuk memberi respon positif kepada siswa.
Pembelajaran menggunakan media video ini merupakan upaya untuk
memperbaiki kondisi awal yang dilakukan oleh guru kelas yang masih menggunakan
media konvensional yaitu media gambar dan hasil dari pembelajaran media
konvensional siswa pada saat pembelajaran berlangsung ramai sendiri, tidak
memperhatikan guru yang sedang mengajar, tidur dikelas, pasif tidak mau bertanya
maupun tidak mau mengemukakan pendapat selain itu hasil nilai semesteran dan mid
semester yang masih rendah
Penggunaan media video dalam pembelajaran akan dilengkapi dengan slide
Powerpoint hal ini bertujuan agar pembelajaran dapat menarik dan tidak
membosankan. Penggunaan media video dalam penelitian ini dilakukan dalam 2
siklus yaitu siklus I dan II dalam model pembelajaran yang berbeda. Siklus I
menggunakan model pembelajaran ceramah secara terus- menerus dan siklus II
menggunakan model pembelajaran ceramah dan diskusi, dengan model pembelajaran
yang berbeda ini nantinya diharapkan siswa dapat meningkat prestasinya
24
Gambar 1. Skema kerangka berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Agar permasalahan yang diajukan dalam penelitian terhadap kelas VIIA dapat
terjawab maka disusunlah hipotesis tindakan sebagai berikut:
Media video dapat meningkatkan prestasi belajar khususnya pada materi pokok kasus
pelanggaran dan upaya penegakkan Hak Asasi Manusia pada kelas VIIA di SMP
Negeri 10 Surakarta tahun ajaran 2008/ 2009 .
Kondisi awal
TINDAKAN
KONDISI AHKIR
Guru menggunakan media gambar
Memanfaatkan video dalam pembelajaran
Dengan melalui penggunaan media video dapat meningkatkan prestasi belajar
Prestasi belajar siswa masih rendah
SIKLUS I Memanfatkan video dengan model pembelajaran ceramah ceramahcermah SIKLUS II Memanfaatkan video dengan model pembelajaran ceramah dan diskusi
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Sesuai dengan tujuan dan judul penelitian, maka pengambilan data di dalam
penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Surakarta. Keberadaannya yang
strategis untuk mengadakan penelitian, maka tempat ini dipilih sebagai tempat
penelitian dan pengalaman peneliti dalam Program Pengalaman Lapangan (PPL) di
SMP Negeri 10 Surakarta khususnya kelas VIIA.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang direncanakan mulai dari persiapan sampai terlaksana penyusunan
laporan selama 10 bulan, waktu penelitian ini dipilih sesuai dengan materi yang akan
diajarkan tentang kasus pelanggaran dan upaya penegakkan Hak Asasi Manusia,
adapun kegiatan penelitian dapat dirinci sebagai berikut :
Tabel 2. Rencana Kegiatan Penelitian No Kegiatan Des
2008 Jan 2009
Feb 2009
Mar 2009
April 2009
Mei 2009
Jun 2009
Jul 2009
Agt 2009
Sep 2009
1 Pra penelitian.
2 Menyusun proposal.
3 Menyusun Surat perizinan.
4 Menyusun instrument penelitian.
5 Mengadakan Penelitian.
6 Menyusun laporan.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa SMP Negeri 10 Surakarta. Siswa
yang dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIA. Siswa tersebut
berjumlah 39 orang yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.
26
C. Pendekatan Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) para ahli yang
mengemukakan definisi tentang Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Ebbut dalam
bukunya Kasihani Kasbolah ( 2001: 9 ) menyatakan bahwa “Penelitian Tindakan
Kelas adalah merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya
memperbaiki praktek-praktek dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis
serta reflektif dari tindakan itu”.
Menurut Kasihani Kasbolah ( 2001 : 5 ) mengemukakan “ PTK adalah salah
satu upaya atau praktek dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk
memperbaiki keadaan yang tidak/kurang memuaskan dan atau untuk meningkatkan
mutu pembelajaran”. Dari para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi
masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau
sekolah tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran.
Adapun Karakteristik dari Penelitian Tindakan Kelas yang dikemukan
Kasihani Kasbolah ( 2001: 14-15) sebagai berikut :
“1. Penelitian Tindakan Kelas berangkat dari permasalahan faktual.
Sebagai pengelola kelas guru merupakan sosok yang benar-benar
mengenal lapangan dia mengajar, oleh karena itu yang mengetahui dan
mengenal kelas. Dalam hal ini guru lah yang menguasai keadaan kelas
karena setiap hari guru bertatap muka dengan murid
2. Penelitian Tindakan Kelas berangkat dari permasalahan praktik faktual.
Permasalahan faktual adalah permasalah yang timbul dalam kegiatan
pembelajaran sehari-hari yang dihadapi guru misalnya tingkat prestasi
yang rendah, murid yang tidak memperhatikan dalam pembelajaran.
3. Adanya tindakan yang perlu dilakukan proses belajar mengajar.
Tindakan yang dapat dilakukan dalam proses belajar mengajar adalah
sebagai berikut mengubah cara pembelajaran, menambah media dalam
pembelajaran.
27
4. Penelitian Tindakan Kelas bersifat kolaboratif.
Penelitian Tindakan Kelas bersifat kolaboratif dilakukan oleh mahasiswa,
dosen dan guru kelas untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh
siswa”.
Langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas dapat dilakukan dalam empat
tahapan yaitu tahap Perencanaan Tindakan Kelas, Pelaksanaan Tindakan Kelas,
Observasi dan Refleksi. adapun kegiatan keempat tahapan sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Rencana tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas disusun berdasarkan masalah
yang hendak dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan. Secara operasional
dapat dinyatakan bahwa rencana tindakan perlu disususn untuk menguji empirik
dan ketepatan hipotesis ini berarti tindakan kelas harus dilaksanakan kearah yang
diharapkan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya selalu didasarkan atas
pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan
kinerja dan hasil program adalah optimal. Selain itu tindakan dilaksanakan sejalan
dengan laju perkembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar dikelas.
3. Observasi
Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian Tindakan Kelas dapat
disejajarakan kedudukan dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian
formal. Observasi dipandang sebagai teknik yang paling tepat untuk
mengumpulkan data tentang proses kegiatan.
4. Refleksi
Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis sintensis, interprestasi, dan
ekplanasi (penjelas) terhadap semua informasi yang hendak dikaji dan dipahami
bersama. Refleksi merupakan bagian amat penting untuk memahami dan
memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi akibat
adanya tindakan (intervensi) yang dilakukan.
28
D. Sumber Data
Data penelitian yang dikumpulkan berupa data rasa ingin tahu siswa dan hasil
tes belajar siswa kelas VIIA SMP Negeri 10 Surakarta. Sumber data penelitian
dikumpulkan dalam berbagai sumber meliputi :
1) Dokumen, meliputi: hasil dari mid semester dan hasil ujian semester ganjil kelas
VIIA pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tahun ajaran 2008/
2009.
2) Tempat dan Peristiwa
Sumber data penelitian ini adalah proses pembelajaran menggunakan media
video yang berlangsung di kelas dan dialami oleh siswa kelas VIIA SMP Negeri
10 Surakarta.
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Mills dalam bukunya Herawati Susilo, dkk. (2008: 59) menyatakan
bahwa” Dari segi teknik pengumpulan data kualitatifnya, ada 3 teknik yang dapat
dipilih oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang disebut sebagai 3 E
(Experienceing, Enquiring, dan Examining )”.
Seperti yang dikemukakan oleh Herawati Susilo dkk. (2008: 59) tentang 3 E
adalah sebagai berikut :
1) Experienceing yaitu pengumpulan data melalui pengalaman sendiri, terlibat dan berpartisipasi dalam kegiatan, atau membuat catatan lapangan. Teknik pengumpulan datanya dapat berupa a) observasi partisipan sebagai partisipan aktif; b) pengamat aktif yang khusus; dan c) pengamat pasif.
2) Enquiring yaitu teknik pengumpulan data melalui pertanyaan oleh peneliti. Hal ini dapat berupa a) wawancara informal; b) wawancara formal terstruktur; c) kuesioner; d) skala sikap yang mungkin berupa skala Likert atau skala perbedaan makna; e) tes baku.
3) Examining yaitu teknik pengumpulan data melalui pembuatan dan pemanfaatan catatan yang berupa a) data arsip; b) jurnal; c) peta; d) audiotape; e) artefak; dan f) catatan lapangan
Dalam Penelitian Tindakan, metode pengumpulan data yang digunakan adalah
sebagai berikut:
29
a. Analisis Dokumen
Teknik analisis dokumen yang digunakan peneliti untuk memperoleh data
atau informasi bersumber dari dokumen atau arsip yang berupa hasil ujian mid
semester dan hasil semesteran. Analisis dokumen digunakan untuk mengetahui
kondisi awal sebelum dilakukan tindakan. Alat yang digunakan untuk menganalisis
dokumen yaitu dokumen rekapitulasi hasil mid semester dan hasil semesteran kelas
VIIA tahun ajaran 2008/ 2009 pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Rekapitulasi hasil mid semester dan hasil semesteran lihat lampiran 1 .
b. Observasi
Menurut Hopkins dalam bukunya Rochiati Wiriatmaja (2007:104) “Observasi
adalah tindakan yang merupakan penafsiran dari teori”. Namun dalam penelitian ini
tidaklah demikian bahwa sang peneliti apakah dosen, guru, mahasiswa pada waktu
memasuki ruangan kelas dengan maksud mengobservasi sebaiknya meninggalkan
teori-teori di luar kelas, dan mulai mengamati tanpa menjustifikasi sebuah teori atau
menyanggahnya. dengan melakukan pengamatan proses pembelajaran untuk melihat
perkembangan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Observasi yang dipakai
dalam kegiatan ini adalah jenis observasi terfokus Menurut Kasihani Kasbolah E.S
(2001: 53) menyatakan bahwa “Observasi terfokus adalah suatu observasi yang
maksud dan sasaran telah ditentukan sebelumnya”. Observasi menggunakan lembar
observasi keaktifan siswa dan lembar observasi pengamatan pada guru menggajar
observasi dilakukan pada saat kondisi awal ( Lembar observasi kondisi awal dapat
dilihat lampiran 2 ), siklus I (Lembar observasi siklus I dapat dilihat lampiran 3 ) dan
siklus II ( Lembar observasi siklus II dapat dilihat lampiran 4 ) . Observasi yang
dilakukan ini bertujuan untuk mengamati.
1) Keaktifan siswa selama proses belajar berlangsung baik pada saat kondisi awal
ataupun pada saat dilakukan siklus I dan siklus II.
2) Proses guru menggajar baik pada saat kondisi awal ataupun pada saat dilakukan
siklus I dan siklus II.
30
c. Perekaman
Menurut H.B. Sutopo (1996: 72) “Perekaman dengan alat kamera foto, untuk
memperjelas deskripsi berbagai situasi dan perilaku subjek yang diteliti”. Perekaman
dilakukan dengan alat kamera foto untuk mengetahui deskripsi penelitian keadaan
pembelajaran baik dari siklus I (Hasil perekaman siklus I dapat dilihat lampiran 5)
dan siklus II ( Hasil perekaman siklus II dapat dilihat lampiran 6 ).
d. Metode Tes
Pemberian tes yang akan dilakukan dalam penelitian dimaksudkan untuk
mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa dalam pemberian tindakan. Tes
diberikan sebelum dilakukan penelitian pada siklus I untuk kisi- kisi dan instrument
tes uji coba beserta kunci jawaban siklus I dapat dilihat lampiran 7 dan 8. Siklus II
untuk test siklus II kisi- kisi dan instrument tes uji coba beserta kunci jawaban siklus
II dapat dilihat lampiran 9 dan 10. Test digunakan untuk mengetahui peningkatan
mutu prestasi belajar siswa tiap siklus. Dengan perkataan lain disusun dan dilakukan
untuk mengetahui tingkat kemampuan kognitif siswa sesuai dengan kemampuan
kognitif siswa sesuai dengan siklus yang ada.
Bentuk soal adalah tes obyektif pilihan ganda (multiple choice test) yang
hanya mempunyai satu jawaban yang benar jumlah butir soal tes obyektif adalah 20
soal sesuai materi pokok kasus pelanggaran dan upaya penegakkan Hak Asasi
Manusia. Tes digunakan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam mengikuti
proses belajar-mengajar menggunakan media video.
1) Uji Coba Tes / Try Out
Sebelum tes digunakan dalam penelitian maka perlu diuji cobakan terlebih
dahulu. Uji coba instrumen ini diberikan kepada siswa-siswi di luar sampel yaitu
kelas VIIB SMP Negeri 10 Surakarta. Karena kelas VIIB mempunyai tingkat
prestasi belajar yang hampir sama dengan kelas VIIA SMP Negeri 10 Surakarta.
Uji coba tes dilakukan pada tanggal 4 Mei 2009. adapun daftar nama siswa yang
diuji coba dapat dilihat dalam lampiran 11. Adapun penilaian dalam uji coba tes /
try out adalah bilamana siswa menjawab benar mendapat skor 1 sedangkan siswa
menjawab salah mendapat skor 0
31
2) Uji Validitas Tes
Setelah instrumen diuji cobakan kemudian dihitung tingkat validitasnya,
dengan tujuan untuk mengetahui apakah butir-butir tes yang diuji cobakan dapat
mengukur keadaan responden yang sebenarnya atau tidak. Menurut Suharsimi
Arikunto (2006:168) “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”.
Jadi suatu instrumen yang valid atau sahih adalah instrumen yang
mempunyai nilai hitung yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai tabel
yang telah ditentukan, sedangkan instrumen yang tidak valid adalah instrumen
yang nilai hitungnya lebih rendah dari pada nilai pada tabel yang telah ditentukan.
Ign. Masidjo (1995:243) mengemukakan bahwa terdapat macam-macam
validitas suatu tes yaitu:
a) Validitas Isi (Content Validity) Yang dimaksud adalah suatu validitas yang menunjukkan sampai di mana isi suatu tes atau alat pengukur mencerminkan hal-hal yang mau diukur atau diteskan.
b) Validitas Konstruksi atau Konsep (Concept or Construck Validity) Yang dimaksud adalah suatu validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau alat pengukur sesuai dengan suatu konsep yang seharusnya menjadi isi tes atau alat pengukur tersebut atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes atau alat pengukur tersebut.
c) Validitas Kriteria (Criterion-Related Validity) Yang dimaksud adalah suatu validitas yang memperhatikan hubungan yang ada antara tes atau alat pengukur dengan pengukur lain yang berfungsi sebagai kriteria atau bahan pembanding.
Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan jenis validitas konstruksi karena
peneliti menggunakan tes yang terdiri dari 20 soal atau alat ukur untuk mengukur
kemampuan siswa pada mata pelajaran Pkn pada materi pokok kasus pelanggaran
Hak Asasi Manusia pada siswa kelas VIIB SMP Negeri 10 Surakarta.
Adapun untuk mengetahui valid tidaknya butir angket maka diuji dengan
rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Suharsimi
Arikunto (2006:170):
})(.}{)(.{
))((.222
12
1
111 YYNXXN
YXYXNr yx
32
Keterangan : rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
∑X : Skor masing-masing item
∑Y : Skor total
∑XY : Jumlah penelitian X dan Y
∑X2
: Jumlah kuadrat dari X
∑Y2 : Jumlah kuadrat dari Y
N : Jumlah subjek
Dari perhitungan yang telah dilakukan dan kemudian dikonsultasikan dengan
rtabel yang mempunyai taraf signifikansi 0,05% dan N=37 maka jika r hitung > 0,320
berarti butir pertanyaan tersebut valid. Dan jika rhitung < 0,320 berarti butir pertanyaan
tersebut tidak valid.
Hasil uji coba dari hasil tes siklus I, diketahui bahwa dari 20 soal tes tersebut
ada 18 item yang valid, sedangkan 2 item lainnya dinyatakan tidak valid. Item yang
tidak valid adalah item nomor 2, 3 lihat pada lampiran 12. Adapun 20 soal siklus II
dinyatakan valid semua lihat pada lampiran 13.
3) Uji Realibilitas Tes
Dari hasil pengujian validitas dapat diketahui item yang valid dan tidak valid
dari instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini. Untuk item yang tidak
valid harus dibuang sedangkan item yang valid dilakukan uji reliabilitas. Adapun cara
menghitung reliabilitas test menurut Suharsimi Arikunto (2006:180) adalah (1)
dengan rumus Spearman Brown, (2) dengan rumus Flanagan, (3) dengan rumus
Rulon, (4) dengan rumus K-R.21, (6) dengan rumus Hoyt, dan (7) dengan rumus
Alpha. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus
Spearman Brown. Rumus Spearman Brown yang diungkapkan oleh Suharsimi
Arikunto (2006: 180) yaitu:
21
211
21
212
11
r
rr
33
Dengan keterangan:
11r : Reliabilitas instrumen
r 2121 : rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan
instrumen.
Adapun mengenai interprestasi besarnya koefisien korelasi dapat
menggunakan ketentuan sebagai berikut :
0.800 – 1.000 = reliabilitas sangat tinggi
0.600 – 0.800 = reliabilitas tinggi
0.400 – 0.600 = reliabilitas cukup
0.200 – 0.400 = reliabilitas rendah
0.000 – 0.200 = reliabilitas sangat rendah
(Suharsimi Arikunto,2006:276)
Dari item yang valid dan telah dilakukan uji reliabilitas maka diperoleh
11r =0,698 untuk soal tes siklus I, dan 11r =0,799.
2. Alat Pengumpulan Data
Menurut Susilo dan Kisyani dalam bukunya Herawati Susilo, dkk (2008: 67)
“Alat yang diperlukan dalam pengumpulan data Penelitian Tindakan Kelas dapat
dipahami dari 2 sisi yaitu sisi proses dan sisi hal yang diamati”. Maka alat yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan data seperti yang telah diuraikan di atas yaitu
sebagai berikut :
a. Alat pengumpul data siklus I
1) Dari Sisi Proses
a) Instrumen untuk Input
Alat untuk input dapat dikembangkan dari hal-hal yang menjadi akar
masalah beserta pendukungnya, maka alat yang digunakan adalah:
dokumentasi berupa hasil ujian mid semester dan hasil semesteran untuk
mengetahui kondisi awal prestasi belajar yang dimiliki oleh siswa.
34
b) Instrumen untuk Proses
Alat yang digunakan pada saat proses berlangsung berkaitan erat dengan
tindakan yang dipilih untuk dilakukan, maka alat yang digunakan adalah:
(1) Observasi alatnya yaitu dengan lembar observasi tentang keaktifan siswa
dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan media video dalam
materi pokok kasus pelanggaran dan upaya penegakkan Hak Asasi
Manusia
(2) Perekaman alatnya adalah dengan menggunakan kamera yaitu untuk
menujukkan adanya situasi dalam proses belajar mengajar berlangsung
pada siklus I .
c) Alat untuk Output
Alat untuk output berkaitan erat dengan evaluasi pencapaian hasil
berdasarkan kriteria yang telah diterapkan, maka alat yang digunakan
adalah: tes alatnya adalah sebuah tes tertulis yakni tes pilihan ganda setelah
dilakukan tindakan. Soal tes dan kunci jawaban siklus I setelah uji coba tes
dapat dilihat lampiran 14.
2) Dari Sisi Hal yang diamati
Selain dari sisi proses, alat juga dapat pula dipahami dari sisi hal yang
diamati.dari sisi yang diamati dapat dikelompokkan dalam 3 yaitu :
a) Pengamatan terhadap guru (Observing Teacher)
Pengamatan merupakan alat yang terbukti efektif untuk mempelajari
tentang metode dan strategi yang diimplementasikan. Maka alat yang
digunakan adalah lembar observasi tentang pembelajaran yang dilakukan
oleh guru dengan menggunakan media video dalam materi pokok kasus
pelanggaran dan upaya penegakkan Hak Asasi Manusia.
b) Pengamatan terhadap kelas (Observing Classrooms)
Pengamatan yang dilakukan untuk mengamati peristiwa yang terjadi di
kelas. Alat yang digunakan adalah perekaman tentang lingkungan fisik
kelas, tata letaknya.
35
c) Pengamatan terhadap peserta didik (Observing Students)
Pengamatan terhadap peserta didik ini adalah mengamati tentang perilaku
peserta didik alatnya adalah lembar observasi tentang keaktifan peserta
didik dalam mengikuti pelajaran, interaksi, ketrampilan bertanya.
b. Alat pengumpul data siklus II
1) Alat untuk Input
Alat untuk input dapat dikembangkan dari hal-hal yang menjadi akar masalah
beserta pendukungnya, maka alat yang digunakan adalah: dokumentasi berupa
hasil tes pada siklus I dan rasa ingin tahu siswa.
2) Alat untuk Proses
Alat yang digunakan pada saat proses berlangsung berkaitan erat dengan
tindakan yang dipilih untuk dilakukan, maka alat yang digunakan adalah:
a) Observasi alatnya yaitu dengan lembar observasi tentang keaktifan siswa
dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan media video pada materi
pokok kasus pelanggaran dan upaya penegakkan Hak Asasi Manusia.
b) Perekaman alatnya adalah dengan menggunakan kamera yaitu untuk
menunjukkan adanya situasi dalam proses belajar mengajar berlangsung
pada siklus II.
3) Alat untuk Output
Alat untuk output berkaitan erat dengan evaluasi pencapaian hasil berdasarkan
kriteria yang telah diterapkan, maka alat yang digunakan adalah:
a) Tes alatnya adalah sebuah tes tertulis yakni tes pilihan ganda setelah
dilakukan siklus II. Soal tes dan kunci jawaban siklus II setelah uji coba tes
dapat dilihat lampiran 15
b) Lembar observasi hasil pengamatan keaktifan siswa setelah dilakukan
siklus II.
F. Validitas Data
Validitas adalah kesahihan data di dalam suatu penelitian, hal ini data di catat
dalam kegiatan penelitian harus diusahakan kemantapan kebenarannya, oleh karena
setiap penelitian harus memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk
36
mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Validitas ini merupakan jaminan
kemantapan dan tafsir makna penelitiannya. Adapun teknik yang digunakan untuk
memeriksa validitas data dalam penelitian ini adalah dengan Trianggulasi.
Lexy Moleong (2007:330) mengemukan bahwa “Trianggulasi adalah teknik
memeriksa keabsahaan yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.
Validitas data dalam penelitian ini diperoleh melalui trianggulasi data dan
trianggulasi metode. Menurut H.B Sutopo ( 2002 : 78-80).
1. Trianggulasi data, artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bisa digali dari beberapa sumber data yang berbeda.
2. Trianggulasi metode, jenis trianggulasi ini dilakukan oleh seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik dan metode pengumpulan data yang berbeda.
3. Trianggulasi peneliti, adalah hasil peneliti yang baik data atau simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti.
4. Trianggulasi teori, trianggulasi ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan persepektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji”.
Teknik trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi
data dan trianggulasi metode.
Trianggulasi data dilakukan dengan cara memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis, selain itu juga ada cara lain yaitu dengan menggali informasi dari narasumber tertentu, dari kondisi lokasinya, dari aktifitas yang menggambarkan perilaku orang atau warga masyarakat, atau dari sumber yang berupa catatan atau arsip dan dokumen yang memuat catatan yang berkaitan dengan data yang dimaksudkan peneliti (H.B. Sutopo: 2002:79). Jenis trianggulasi data dalam penelitian ini dapat dilihat pada penggunaan
sumber data untuk megumpulkan data yang sama melalui sumber data yang berupa
tempat dan peristiwa serta dokumen, Sedangkan bentuk trianggulasi metode yang
dilakukan penulis yaitu data yang berupa observasi dan analisa dokumen.
G. Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kritis, yaitu
membandingkan antara kondisi awal dengan hasil dari tindakan dalam tiap siklus
37
dengan indikator kerja yang telah ditetapkan. Hasil dari analisis ini adalah kelebihan
dan kekurangan dalam tiap siklus.
H. Indikator Kinerja
1. Bagi Siswa
Dengan menggunakan Media Video diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dan ditandai dengan siswa memperoleh nilai tes minimal 6,1 dan secara
klasikal 75% siswa harus mencapai batas nilai minimal tersebut.
2. Pada Aspek Proses
a. Rasa ingin tahu siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Dengan penggunaan Media Video dalam pembelajaran ini diharapkan
meningkat.
b. Prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan Media
Video diharapkan meningkat mencapai 75% dari jumlah siswa.
Tabel 3. Kriteria Keberhasilan Tindakan Untuk Kualitas Proses Pembelajaran
Kualitas Prestasi belajar
Aspek yang
Di nilai
Rasa Ingin Tahu.
Target
50% aktiv
dikelas
Cara Penilaian
(X 100%)
Dihitung dari :
∑Siswa yang
aktif.
∑ Seluruh siswa.
Alat ukur
Lembar
Observasi
Hasil Tes . 75 % tuntas. Dihitung dari :
∑Siswa tuntas.
∑Seluruh siswa.
Test
38
Tabel 4. Kriteria Keberhasilan Tindakan Untuk Kualitas Siklus I dan Siklus II.
Kualitas Prestasi Belajar.
Aspek yang Dinilai. Target Siklus I. Target Siklus II.
Rasa Ingin Tahu. 40 % aktif dikelas 50 % aktif di kelas
Hasil Tes. 70 % tuntas dalam tes 75% tuntas dalam tes
Keterangan :
Penentuan target rasa ingin tahu ini berdasarkan pada keaktifan siswa baik yang pada
saat pembelajaran berlangsung dan dalam satu siklus.
Yang dimaksud batas tuntas yang terdapat pada target indikator pada penelitian ini
adalah batas ketuntasan minimal suatu mata pelajaran yang ditentukan sendiri oleh
setiap sekolah. Batas tuntas untuk mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di
SMP Negeri 10 Surakarta ini adalah 61 dan batas tuntas ini digunakan sebagai
pedoman ketuntasan pada penelitian ini.
I. Prosedur Penelitian
Secara umum langkah-langkah operasional penelitian tahap persiapan, tahap
pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi serta tahap tindak lanjut.
Tahap pelaksanaan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Permintaan ijin kepada kepala sekolah dan guru Pendidikan Kewarganegaraan
SMP N 10 Surakarta.
b. Observasi untuk mendapatkan kegiatan belajar mengajar khususnya mata
pelajaran PKn.
c. Identifikasi permasalahan dan kegiatan belajar mengajar di kelas VIIA SMP
Negeri 10 Surakarta.
2. Tahap Perencanaan
a. Tahap Perencanaan Siklus I
Pada siklus I yaitu perencanaan pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan khususnya adalah tentang materi pokok kasus pelanggaran
39
dan upaya penegakkan Hak Asasi Manusia, dalam tahap ini peneliti dan guru
kelas menyusun skenario pembelajaran sebagai berikut :
1) Menyusun RPP lihat lampiran 16
a) Standar Kompetensi menampilkan sikap positif terhadap perlindungan dan
penegakkan Hak Asasi Manusia.
b) Kompetensi Dasar mendeskripsikan kasus pelanggaran dan upaya
penegakkan Hak Asasi Manusia.
c) Materi pokok kasus pelanggaran dan upaya penegakkan Hak Asasi
Manusia.
d) Indikator menganalisis kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia di
lingkungan keluarga, masyarakarat, sekolah, kasus pelanggaran dan upaya
penegakkan Hak Asasi Manusia.
2) Menyiapkan media Video yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu
tentang Kasus pelanggaran dan upaya penegakkan Hak Asasi Manusia.
3) Menyiapkan sumber belajar yaitu berupa buku–buku dan sumber internet
yang berkaitan dengan kasus pelanggaran dan upaya penegakkan Hak Asasi
Manusia.
4) Menyusun beberapa instrumen penelitian yang akan digunakan dalam
tindakan dengan menggunakan media pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
a) Menyusun lembar Observasi tentang proses berlangsungnya pembelajaran
dengan menggunakan media video pada materi pokok kasus pelanggaran
dan upaya penegakkan Hak Asasi Manusia.
b) Menyusun tes untuk mengetahui prestasi belajar siswa setelah dilakukan
tindakan I dengan penggunaan media video pada materi pokok kasus
pelanggaran dan upaya penegakkan Hak Asasi Manusia.
c) Menetapkan teknik pemantapan pada setiap tahapan dengan menggunakan
alat format observasi, yaitu sebagai berikut : menetapkan alat observasinya
yaitu dengan menggunakan lembar observasi untuk menilai proses
pembelajaran dengan menggunakan media video pada materi pokok kasus
pelanggaran dan upaya penegakkan Hak Asasi Manusia.
40
5) Merencanakan kegiatan dalam pertemuan dalam siklus I
a) Untuk pertemuan pertama menerangkan tentang materi kasus pelanggaran
Hak Asasi Manusia di lingkungan keluarga dan sekolah, masyarakat
b) Untuk pertemuan kedua menerangkan tentang materi kasus pelanggaran
dan upaya penegakkan Hak Asasi Manusia.
c) Untuk pertemuan ketiga mengadakan tes dan pembahasan
b. Tahap Perencanaan Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan siklus tersebut dengan
materi pembelajaran yang sesuai dengan silabus mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan yaitu tentang. Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun
skenario pembelajaran sebagai berikut :
1) Menyusun RPP lihat lampiran 17
a) Standar Kompetensi menampilkan sikap positif terhadap perlindungan dan
penegakkan Hak Asasi Manusia.
b) Kompetensi Dasar mendeskripsikan kasus pelanggaran dan upaya
penegakkan Hak Asasi Manusia.
c) Materi pokok kasus pelanggaran dan upaya penegakkan Hak Asasi
Manusia.
d) Indikator menganalisis kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia di
lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah dan upaya penegakkan.
2) Menyiapkan media video yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu
tentang kasus pelanggaran dan upaya penegakkan Hak Asasi Manusia.
3) Menyiapkan sumber belajar yaitu berupa buku–buku dan sumber internet yang
berkaitan dengan kasus pelanggaran dan upaya penegakkan Hak Asasi
Manusia.
4) Menyusun beberapa instrumen penelitian yang akan digunakan dalam
tindakan dengan menggunakan media pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
a) Menyusun lembar Observasi tentang proses berlangsungnya pembelajaran
dengan menggunakan media video pada materi pokok kasus pelanggaran
dan upaya penegakkan Hak Asasi Manusia.
41
b) Menyusun tes untuk mengetahui prestasi belajar siswa setelah dilakukan
tindakan II dengan penggunaan media video pada materi pokok kasus
pelanggaran dan upaya penegakkan Hak Asasi Manusia.
c) Menyusun angket untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
video pada materi pokok kasus pelanggaran dan upaya penegakkan Hak
Asasi Manusia setelah semua siklus dilakukan.
5) Merencanakan kegiatan dalam pertemuan dalam siklus II
a) Untuk pertemuan pertama pengulangan materi kasus pelanggaran Hak
Asasi Manusia di keluarga, masyarakat, sekolah dan kasus pelanggaran
dan upaya penegakkan Hak Asasi Manusia
b) Untuk pertemuan kedua mendiskusikan kasus pelanggaran Hak Asasi
Manusia.
c) Untuk pertemuan ketiga mengadakan tes dan pembahasan
3. Tahap Pelaksanaan Tindakan
a. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I
a) Standar Kompetensi menampilkan sikap positif terhadap perlindungan dan
penegakkan Hak Asasi Manusia.
b) Kompetensi Dasar mendeskripsikan kasus pelanggaran dan upaya
penegakkan Hak Asasi Manusia.
c) Materi pokok kasus pelanggaran dan upaya penegakkan Hak Asasi
Manusia.
d) Indikator menganalisis kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia di
lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, kasus pelanggaran dan upaya
penegakkan Hak Asasi Manusia.
2) Penggunaan media pembelajaran berupa video sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran yang telah dijelaskan dalam skenario pembelajaran. pada materi
pokok kasus pelanggaran dan penegakkan Hak Asasi Manusia
3) Alokasi waktu 1 x 40 menit tiap pertemuan dan dalam siklus I ini dilakukan
selama tiga kali pertemuan.
42
4) Untuk pertemuan pertama menerangkan tentang materi kasus pelanggaran hak
asasi manusia di lingkungan keluarga dan sekolah, masyarakat.
5) Untuk pertemuan kedua menerangkan tentang materi kasus pelanggaran Hak
Asasi berat dan ringan serta upaya penegakkan.
6) Untuk pertemuan ketiga Mengadakan tes dan pembahasan.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II
a) Standar Kompetensi menampilkan sikap positif terhadap perlindungan dan
penegakkan Hak Asasi Manusia.
b) Kompetensi Dasar mendeskripsikan kasus pelanggaran dan upaya
penegakkan Hak Asasi Manusia.
c) Materi pokok kasus pelanggaran dan upaya penegakkan Hak Asasi
Manusia.
d) Indikator menganalisis kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia di
lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah dan kasus pelanggaran Hak
Asasi Manusia berat dan ringan serta upaya penegakkan Hak Asasi
Manusia.
2) Penggunaan media pembelajaran berupa video sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran yang telah dijelaskan dalam skenario pembelajaran pada materi
pokok kasus pelanggaran dan upaya penegakkan Hak Asasi Manusia.
3) Alokasi waktu 1 x 40 menit tiap pertemuan dan dalam siklus II ini dilakukan
selama tiga kali pertemuan.
4) Untuk pertemuan pertama pengulangan materi kasus pelanggaran Hak Asasi
Manusia di keluarga, masyarakat, sekolah dan kasus pelanggaran dan upaya
penegakkan Hak Asasi Manusia.
5) Untuk pertemuan kedua mendiskusikan tentang kasus pelanggaran Hak Asasi
Manusia.
6) Untuk pertemuan ketiga Mengadakan tes dan pembahasan.
43
4. Tahap Observasi
Peneliti Bertugas mengajar materi fokus ditekankan pada implementasi media
pembelajaran video terhadap keaktifan siswa yang dibantu guru dengan observer.
a. Tahap Observasi pada Siklus I
Peneliti bertugas mengamati jalannya kegiatan belajar mengajar melakukan
observasi dengan memakai format observasi yaitu berupa lembar observasi tentang
penggunaan media video pada materi kasus pelanggaran dan upaya penegakkan
Hak Asasi Manusia. Fokus ditekankan pada implementasi media pembelajaran
video sebagai penunjang prestasi belajar yang telah dilaksanakan untuk
mendapatkan evaluasi data tentang kekurangan dan kemajuan sebelum diadakan
tindakan.
b. Tahap Observasi pada Siklus II
Peneliti bertugas mengamati jalannya kegiatan belajar mengajar pada
siklus kedua serta mengumpulkan data pada tindakan II. Fokus ditekankan pada
implementasi media pembelajaran video pada materi kasus pelanggaran dan upaya
penegakkan Hak Asasi Manusia sebagai penunjang prestasi belajar yang telah
dilaksanakan untuk mendapatkan evaluasi data tentang kekurangan dan kemajuan
melalui tindakan pertama.
5. Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis data terhadap pelaksanaan proses kegiatan
belajar mengajar dan penguasaan materi yang diwujudkan dalam nilai tes dan rasa
ingin tahu siswa. Kemudian setelah memperoleh data, maka dilakukan refleksi untuk
menentukan langkah sebelumnya dengan menggunakan media video.
Analisis dilakukan terhadap pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar,
pencapaian nilai tes dan rasa ingin tahu siswa yang dibuat oleh guru pada siklus I
dengan penggunaan media video pada materi pokok kasus pelanggaran dan upaya
penegakkan Hak Asasi Manusia. Peneliti melakukan pemrosesan data / masukan
yang di peroleh pada saat melakukan pengamatan (observasi) tersebut. Data yang
diperoleh kemudian diinterprestasi sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana yang
44
perlu adanya perbaikan atau disempurnakan dan bagian mana yang memenuhi syarat
atau target.
Berdasarkan pelaksanaan tahap observasi sebelumnya, data yang diperoleh
selanjutnya menjadi bahan refleksi bagi peneliti untuk :
a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan, meliputi evaluasi jumlah dan
waktu dari setiap jenis tindakan.
b. Melakukan perbaikan pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk
pembelajaran berikutnya (pada siklus II).
c. Melakukan evaluasi tindakan I.
Dimana target pencapaian pada siklus pertama adalah peningkatan pada prestasi
belajar siswa: 70% siswa tuntas, 40% mempunyai rasa ingin tahu pada saat
pembelajaran berlangsung.
6. Tahap Tindak Lanjut
Pada tahap ini dilakukan perbaikan pengelolaan kelas dalam mengaplikasi kan
media video dalam pembelajaran. Apabila siklus I dan II tidak sesuai tujuan, maka
diperlukan perbaikan lagi.
45
Pelaksanaan Tindakan Refleksi:
.
Observasi
Perencanaan Tindakan
Persiapan: 1. Permohonan izin. 2. Survey . 3. Indetifikasi Masalah.
Refleksi
Observasi
Pelaksanan Tindakan
Tindak lanjut.
Perencanaan Tindakan
Siklus 1
Siklus II
Gambar 2. Skema Prosedur Penelitian
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
1. Deskripsi Pra tindakan
Pembelajaran menggunakan media video pada kasus pelanggaran dan upaya
penegakkan Hak Asasi Manusia ini merupakan sebuah tindak lanjut dari penggunaan
media video pada saat peneliti melakukan praktek pengajaran (PPL) di SMP Negeri
10 Surakarta, pada praktek pengajaran (PPL) peneliti menggunakan media video
untuk mengajar kelas VIIA dan VIIB SMP Negeri 10 Surakarta pada materi pokok
menjelaskan makna proklamasi kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Dari
pembelajaran yang berlangsung menggunakan video tersebut ini dapat meningkatkan
keaktifan siswa pada siswa kelas VIIA dan VIIB meningkat.
Pada tanggal 21 April 2009 Peneliti datang ke SMP Negeri 10 Surakarta
mengikuti pembelajaran yang dilakukan Ibu Betty Dwi Prihastuti mengajar pada
kelas VIIA. Kegiatan observasi itu dilakukan selama 2 kali pertemuan pada tanggal
21 April 2009 dan tanggal 25 April 2009. Kegiatan observasi menggunakan lembar
observasi keaktifan siswa dan kegiatan guru pada waktu mengajar. Pada saat
pembelajaran berlangsung Ibu Betty Dwi Prihastuti menggunakan media gambar
dalam pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap keaktifan siswa kelas VIIA
peneliti melihat siswa yang aktif hanya sekitar 33.82 % dari jumlah seluruh siswa
(Hasil observasi kondisi awal lihat lampiran 18). Banyak siswa yang di dalam kelas
VIIA yang tidak aktif bertanya, ramai sendiri, diam akan tetapi pikiran kosong tidak
tertuju dan hasil prestasi belajar pada mid semester ganjil tahun 2008/2009 yang
tuntas berjumlah 16 siswa dengan presentase 41,02% dari jumlah seluruh siswa kelas
VIIA.
Setelah proposal penelitian disyahkan oleh pembimbing skripsi dan ketua
Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, peneliti datang lagi ke SMP Negeri 10
Surakarta untuk mengurus surat perizinan, sambil mengurus surat perizinan
disyahkan oleh Bapak F. Handoyo selaku kepala sekolah SMP Negeri 10 Surakarta,
peneliti berkoordinasi dengan Ibu Betty Dwi Prihastuti mengenai skenario
47
pembelajaran yang terdiri dari materi ajar, RPP, instrumen yang digunakan dalam
penelitian dan video yang akan ditampilkan dalam pembelajaran. Hasil koordinasi
dengan Betty Dwi Prihastuti itu disepakati bahwa video yang akan ditampilkan pada
penelitian adalah video kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia di sekolah yaitu
dilarangnya seorang siswa untuk beribadah oleh temanya, Video kasus Trisakti, video
Kekerasan Polisi PT. Arara Abadi terhadap petani Suluk Bongkal dan video upaya
penegakkan Hak Asasi Manusia yaitu video promosi/trailer film Laskar Pelangi
sekaligus merencanakan penelitian nantinya dilakukan paling sedikit 2 siklus dalam
waktu 6 kali pertemuan dan bila nantinya pada siklus II belum berhasil dapat
dilakukan tindak lanjutnya.
2. Deskripsi Keadaan Lokasi Penelitian
Deskripsi lokasi penelitian merupakan tahapan dimana data yang diperoleh
peneliti di lapangan penelitian yaitu di SMP Negeri 10 Surakarta dikumpulkan,
kemudian data tersebut diolah dan dianalisis sehingga dapat disajikan secara
sistematis. Adapun aspek yang diteliti dapat dijabarkan lebih rinci dalam sub bab
sebagai berikut: sejarah singkat SMP Negeri 10 Surakarta, keadaan fisik SMP Negeri
10 Surakarta, keadaan tenaga pengajar dan karyawan, dan struktur organisasi,
keadaan siswa kelas VIIA.
a. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 10 Surakarta
SMP Negeri 10 Surakarta berdiri sejak tahun 1962. Lokasi SMP Negeri 10
Surakarta berada di Jalan Kartini No.12 Surakarta yang merupakan pemisahan dari
SMP Negeri 3 Surakarta, lokasi tersebut didirikan digedung SMP Negeri 10
Surakarta, Lokasi tersebut adalah milik seseorang pangeran yang kemudian dijadikan
yayasan Van De Venter School oleh Belanda. Semasa pendudukan Jepang Lokasi
tersebut dijadikan tempat tahanan orang-orang Belanda.
Setelah proklamasi kemerdekaan sekolah tersebut dijadikan sebagai sekolah
guru putri (SPG). Pada tanggal 25 November 1945 dilangsungkan kongres guru yang
pertama seluruh Indonesia (PGRI) tempat tersebut kemudian dijadikan asrama tentara
setelah SPG pindah.
Pada tahun 1945 lokasi tersebut digunakan oleh SMP Negeri 3 Surakarta yang
terdiri 26 kelas. Pada tahun 1962 SMP Negeri 3 Surakarta yang terdiri 26 Kelas
48
dipisah menjadi 2 bagian yang terdiri dari 14 kelas untuk SMP Negeri 3 Surakarta
dan 12 kelas untuk SMP Negeri 10 Surakarta. Berikut ini Kepala Sekolah yang
pernah menjabat di SMP Negeri 10 Surakarta, yaitu:
1. Djowali ( 1962 - 1965 )
2. S.Kenthot Broto Atmojo ( 1965 - 1972 )
3. Moelyadi .BA ( 1972 - 1983 )
4. Drs.Soekarno ( 1983 - 1986 )
5. Drs, Soekardji Darmowinoto ( 1983 – 1986 )
6. Wiryaniyah Sukamto ( 1986 - 1992 )
7. Suyadi ( 1992 - 1994 )
8. Drs. Soekiran ( 1994 – Agustus 1999)
9. Suyadi.Spd ( September 1999 – Oktober 2002)
10. Haryanto. Spd ( November 2002 – Juli 2007)
11. Drs.F.Handoyo.M.M ( Juli 2007 - sekarang )
b. Keadaan Fisik SMP Negeri 10 Surakarta
1) Luas tanah : 5011 M
2) Jumlah ruang kelas : 18 Ruang
3) Ukuran ruang kelas : 1350,5 M
SMP Negeri 10 Surakarta memiliki fasilitas antara lain: laboratorium,
Kantor atau ruang guru, kantor TU, Ruang UKS, Mushola, Ruang Perpustakaan, Aula
Ruang Pendidikan Agama, Ruang BP, Ruang Ketrampilan Gudang, R.Pos Penjagaan
dan Lapangan Olahraga.
SMP Negeri 10 Surakarta ini merupakan sekolah yang cukup luas dan
fasilitas pendukungnya pun baik. Sekolah yang berada di tengah perkampungan dan
cukup strategis untuk tempat pendidikan. Transportasi cukup mudah bagi para
siswanya. Ruang kelas yang cukup untuk menampung jumlah siswa yang banyak.
c. Keadaan Tenaga Pengajar dan Karyawan
SMP Negeri 10 Surakarta merupakan sekolah yang cukup lama berdiri dengan
berdirinya sekolah ini tentunya tidaklah mungkin dapat berfungsi sebagaimana
mestinya tanpa adanya guru, staf tata usaha, dan tentunya saja siswa. Jumlah guru,
karyawan, dan siswa mengalami peningkatan seiring dengan semakin sadarnya orang
tua terhadap pendidikan.
49
Tabel 5. Keadaan Tenaga Pengajar dan Karyawan
No Nama Tempat Tgl Lahir Jabatan
1 Drs. F.Handoyo,M.M. Salatiga, 21-02-1955 Kepala Sekolah NIP 131 626 372 2 Dra. Endang Kuswati Boyolali,14-02-1960 Guru NIP 131 611 369 3 Drs. Joko Waluyo Sragen,23-09-1957 Guru NIP 131 630 550 4 Emiliana Suharmi,S.pd Boyolali, 13-09-1964 Guru NIP 130 681 636 5 Djoko Soeprapto Surakarta,29-01-1951 Guru NIP 130 797 845 6 Siti Muwarni Karanganyar 02-09-1957 Guru NIP 131 648 462 7 Entin Komalasari Tegal 23-03-1950 Guru NIP 130 814 536 8 Robertus Budiyanto,S.Pd Sleman 21-04-1959 Guru NIP 130 925 573 9 Dra.Ning Winarsih Sukoharjo 07-07-59 Guru NIP 130 925 573 10 Endang Herminingwati,S.Pd Kendal 16-03-1959 Guru NIP 130 906 750 11 Sri Joko Sanyoto Surakarta, 29-05-1959 Guru NIP 131 265 787 12 Rohmat Budiyanto,S.Pd Ngawi, 03-03-1961 Guru NIP 130 906 457 13 Sutinah,S.Pd Purworejo 21-03-1963 Guru NIP 131 594 868 14 Slamet,S.Pd Purwodadi, 19-04-1962 Guru NIP 131 792 536 15 Rusdianti Sri P,S.Pd Wonogiri 23-08-1960 Guru NIP 131 792 536 16 Puji Hartanti,S.Pd Boyolali, 27-06-1961 Guru NIP 131 100 145 17 Iwan Purniwiyati,S.Pd Surakarta, 12-11-1962 Guru NIP 131 100 145 18 B.Sri Rukatiningsih.B.R,S.Pd Surakarta, 2801-1962 Guru NIP 131 430 233 19 Rahmayanti,S.pd Purworejo,23-03-1964 Guru NIP 131 574 761 20 MMB.Angarrini,S.pd Wonogiri, 06-12-1960 Guru NIP 131 280 628
50
21 Muji Widodo Karanganyar,10-11-1964 guru 131 909 235 22 Hariadi P.W,S.Pd,M.Pd Sukoharjo, 08-03-1962 Guru NIP 131 558 491 23 Ari Wahyuni Surakarta 15-05-1949 Guru NIP 130 811 145 24 Parno,S.Pd Boyolali, 29-07-1954 Guru NIP 131 588 481 25 Dyah Rachma
Dewi,S.Pak Surakarta 04-11-1964 Guru
NIP 131 783 474 26 M.G Ruksini Surakarta, 04-11-1964 Guru NIP 131 865 488 27 Wuri agung P Tegal, 01-08-1963 Guru NIP 131 962 641 28 Darmoyekti Surakarta, 13-02-1954 Guru NIP 131 279 023 29 Wengku Setiyadi Tegal, 19-08-1969 Guru NIP 132 045 915 30 DRA. Sri Mulyani DH. Surakarta, 20-09-1967 Guru NIP 132 141 530 31 Drs. H. Widada Ngajuk, 14-02-1966 Guru NIP 132 142 586 32 Ali Abdul Latief Tegal , 09-02-1962 Guru NIP 131 251 297 33 Triad Suparman,Spd.Fis Boyolali, 20-04-1967 Guru NIP 132 193 137 34 Saptowati Grobogan , 15-07-1963 Guru NIP 131 664 512 35 Rochimiatun, S.Pd Surakarta, 14-12- 1958 Guru NIP 131 386 841 36 Endang Purwaniningsih, S.Pd Klaten, 28-06-1968 Guru NIP 131 841 319 37 Sartono Sukoharjo, 01-05-1965 Guru NIP 131 952 974 38 Tjiek Gabibi Nata Ati, S.Pd Surakarta, 16-010-1961 Guru NIP 131 636 842 39 Sri Yati, S.Pd Sukoharjo, 29-07-1969 Guru NIP 132 227 331 40 Nurdawam, S.Pd Bojonegoro, 12-09-1968 Guru NIP 132 209 940 41 Munawar, S. Pd Magelang, 29-01-1974 Guru NIP 500 113 553
51
42 Agus Sulistya, S.Pd Surakarta, 21-04-1968 Guru NIP 500 180 322 43 Nur Syarifah, S.Ag Guru NIP 150 251 250 44 Dra. Betty Dwi Prihastuti Surakarta, 20-12-1967 Guru NIP 500 136 746 45 Dian Setiyaningsih, S.Pd Sukoharjo, 09-10-1974 Guru NIP 131 402 534 46 Dra.Wulandari.RR Surakarta, 14-01-1961 Guru NIP - 47 Endah Kustianingsih Sukoharjo, 15-05-1975 Guru NIP - 48 Aji Tri Wibowo, S.Sn Karanganyar,28-04-1978 Guru NIP - 49 Kelik Gunawan, S.Pd Sukoharjo,04-03-1981 Guru NIP - 50 Sigit Sadmoko P,S.Sn Sragen, 26-01-1981 Guru NIP - 51 Sartini, S.Pd Sukoharjo,17-05-1962 Karyawan NIP 131 685 564 52 Parwanto Klaten, 08-06-1960 Karyawan NIP 131 271 964 53 Kartini Boyolali, 21-04-1981 Karyawan NIP - 54 Margarita Nilam Jayapura,12-05-1974 Karyawan NIP – 55 Suharto Karyawan NIP 131 641 709 56 Karno Karanganyar,08-06-1952 Karyawan NIP- 57 Asih Tuti Prihartini Karyawan NIP- 58 Marjuki Karyawan NIP- 59 Yulianto Karyawan NIP- 60 Saryanto Satpam NIP-
Sumber data : hasil observasi tentang guru dan karyawan SMP Negeri 10 Surakarta
52
Tidak lepas juga dari peran serta siswa SMP Negeri 10 Surakarta dalam proses
belajar mengajar, berikut adalah data siswa yaitu :
Tabel. 6 Data Siswa SMP Negeri 10 Surakarta Tahun Ajaran 2008 / 2009
L P Jumlah Kelas VII A
B C D E F
18 21 18 22 18 26
21 16 20 18 22 14
39 37 38 40 40 40
Jumlah 126 113 239 Kelas VIII A
B C D E F
21 22 17 18 18 17
19 18 23 22 22 23
40 40 40 40 40 40
Jumlah 113 127 240 Kelas IX A
B C D E F
21 23 19 22 21 23
19 17 21 18 19 17
40 40 40 40 40 40
Jumlah 368 351 719 Data seluruhnya siswa kelas VII SMP Negeri 10 Surakarta tahun ajaran 2008/2009
yaitu 719
53
GAMBAR STRUKTUR ORGANISASI SMP NEGERI 10 Surakarta
TAHUN 2008/2009
Gambar 3. Struktur Organisasi Sekolah SMP N 10 Surakarta
d. Keadaan Siswa Kelas VIIA
1) Jumlah siswa
Siswa kelas VIIA SMP Negeri 10 Surakarta pada tahun ajaran
2008/2009 mempunyai jumlah siswa sebanyak 39 siswa yang terdiri dari 19
siswa laki-laki dan 20 siswa anak perempuan.Di dalam kelas VIIA terdapat 3
macam agama yang dianut oleh siswa adapun agama yang dianut ke 39 siswa
kelas VIIA sebagai berikut:
URUSANKURIKULUM
1. Nur Dawam , S.Pd 2. Triad Suparman,
S.Pd fis 3. Agus Sulistya, S.Pd
URUSAN KESISWAAN
1. BS. Rukatiningsih, S.Pd
2. Slamet,S.Pd 3. Saptowati. S.Pd
URUSAN SARPRAS 1. Drs.Widada 2. Rohmat Budhi
P.S.Pd 3. Sartini , S.Pd
URUSAN HUMAS
1. Drs. Endang Kusnawati
2. Darmoyekti. A.Md
3. Robertus
PERPUSTAKAAN 1. Sriyati S.Pd 2. Entin Kumalari 3. Drs. Wulandjari
RR.
UKS 1. Tjiek Gabibi NA,
S.Pd 2. Aji Triwibowo,
S.Sn
LAB IPA. 1. Endang
Purwaningsih, S.Pd
LAB KOMPUTER
1. Ali Abdulatief, S.Pd
2. Wahyu Fitri Utami, S.Kom
URUSAN TATA USAHA. 1. Sartini, S.Pd 5. Margarita Nilam 2. Parwanta 6. Asih Tuti Prihatin 3. Suharto 7. Marjuki 4. Kartini 8. Yulianto
9. Saryanto
KEPALA SEKOLAH Drs. F. Handoyo . MM WAKIL KEPALA SEKOLAH Wengku Setyadi, S.Pd
54
Tabel 7. Data Agama yang Dianut Oleh Siswa Kelas VIIA
SISWA Agama Islam Agama Kristen Agama Hindu
Laki-laki 10 8
Perempuan 12 7 1
2) Susunan Pengurus Kelas
Pengurus Kelas VIIA dipilih oleh wali kelas bersama siswa sebelum
tahun ajaran pelajaran 2008/2009 dimulai. Adapun susunan pengurus kelas
VIIA sebagai berikut:
Wali kelas : Ibu Rochimatun
Ketua Kelas : Muhamad Rizki Nugroho
Al fadzi pradana
Sekertaris : Cahyo Bayu
Tri Wulandari
Bendahara : B.R Aj Lung A
: R.Rr Alodia R
Seksi- Seksi
Keamanan : 1. Aditya Eko Nugroho 2. Yoppik Disma Girindra Putra
Olahraga : 1. Jefri Octavianus N 2. Muhammad Aziz Aditama
Kekeluargaan : 1. Muhamad Jani A 2. Arifin Novalinda
UKS : 1. Ni kadek gita L.S 2. Ilham Nur Yulianto
Agama : 1. Farida Ulfa E 2. Diotama Tri Cahya N
3) Susunan Tempat Duduk
Susunan tempat duduk untuk kelas VIIA selalu berganti untuk
menjaga kesehatan mata, pemerataan lokasi dan agar suasana kelas
bervariasi. Adapun susunan tempat duduk kelas VIIA tahun ajaran
2008/2009 SMP Negeri 10 Surakarta adalah sebagai berikut:
55
Gambar 4. Susunan tempat duduk kelas VIIA
4) Prestasi Belajar
Prestasi belajar untuk bidang mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan yang dicapai oleh siswa kelas VIIA masih rendah di
banding dengan kelas lainnya hal ini ditunjukkan dengan adanya rata-rata
nilai mid semester dan semester ganjil yang masih rendah.
B. Deskripsi Hasil Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Pada tanggal 28 April 2009 proposal penelitian disyahkan oleh Drs. F.
Handoyo, MM Kepala Sekolah SMP Negeri 10 Surakarta kemudian setelah
disyahkan kemudian pada tanggal 29 April 2009 peneliti berkoordinasi dengan
Ibu Bety Dwi Prihastuti selaku guru PKn kelas VIIA untuk menetapkan jumlah
pertemuan dalam siklus I dan mempersiapkan rancangan skenario pembelajaran
yang berupa RPP, sumber belajar yang berasal dari buku-buku yang mendukung
ataupun yang berasal dari sumber internet dan instrumen penelitian baik itu
lembar observasi kegiatan guru, keaktifan siswa pada waktu pembelajaran
menggunakan media video, test berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 20,
video yang akan ditampilkan dalam siklus I dan kamera foto untuk merekam
Yopik/ Keke / Alodia Cahyo / Dion Jefri / giri
Pandu / Rizki Lung/ gita Ilham/ Joni Canda/ Indro
Fajri / Nova Siska / Senja Aziz/ Adity Fanda/dewi
Gery/ Damar Dyah/ Anggita Nikadek/ senja Anas/ Candra
Meja guru
Eka/ Vinza Arum/ Berlian Dyah / Wulan
56
kondisi pembelajaran pada siklus I. Langkah selanjutnya adalah berkordinasi
dengan Ibu Bety Dwi Prihastuti mengenai video yang sesuai ditampilkan dalam
pembelajaran siklus I adapun hasil koordinasi itu video yang ditampilkan pada
siklus I ini yaitu mengenai video kasus pelanggaran yang terjadi disekolah dan
upaya penegakkan Hak Asasi Manusia yaitu video kasus mengenai dilarang
seorang siswa yang tidak boleh beribadah oleh beberapa temanya dan Video
promosi/ trailer film Laskar Pelangi dan mempersiapkan materi dalam slide
powerpoint. materi slide powerpoint siklus I dapat dilihat pada lampiran 19.
Adapun kegiatan hari pertama yang akan direncanakan pada siklus I adalah
sebagai berikut:
a. Kegiatan Pembukaan
1) Membuka Salam dan melakukan Apersepsi.
Kegiatan yang direncanakan kegiatan awal ini adalah membuka salam,
melakukan pengecekan terhadap kebersihan lantai, dinding dan papan
tulis dan mengabsen siswa.
2) Memberi gambaran awal kepada siswa mengenai kasus-kasus
pelanggaran Hak Asasi Manusia yang sering terjadi baik di keluarga,
masyarakat dan sekolah dan memberi motivasi
Kegiatan yang direncanakan yaitu peneliti akan memberi gambaran
awal mengenai kasus pelanggaran Hak Asasi manusia yang terjadi di
keluarga, masyarakat dan sekolah, peneliti bercerita mengenai masalah
pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di keluarga, masyarakat
dan sekolah dan memberi motivasi untuk mengikuti pelajaran dengan
baik.
3) Peneliti mengeksplorasi pengetahuan siswa
Kegiatan yang direncanakan yaitu mengeksplorasi kemampuan awal
siswa, hal ini dilakukan dengan bertanya pada siswa pengetahuan awal
mereka mengenai tetang kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang
terjadi di keluarga, masyarakat dan sekolah
4) Menuliskan topik dan indikator pembelajaran.
Kegiatan yang direncanakan yaitu menuliskan topik dan indikator
57
pembelajaran mengenai materi yang disajikan yaitu kasus pelanggaran
Hak Asasi Manusia yang terjadi di keluarga, masyarakat dan sekolah
dan indikator yang harus dicapai yaitu siswa dapat menjelaskan
mengenai kasus pelanggaran yang terjadi baik di keluarga, masyarakat
dan sekolah.
b. Kegiatan Inti
1) Memutarkan video tentang kasus pelanggaran yaitu kasus pelanggaran
Hak Asasi Manusia yang ada disekolah.
Kegiatan yang direncanakan memutarkan video mengenai kasus
pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di sekolah yaitu kasus
dilarang seorang siswa untuk beribadah oleh beberapa temanya. Video
ini mempunyai durasi kurang dari 1 menit dan selama video diputar
peneliti menjelaskan apakah isi dalam video itu dan memaparkan bahwa
video itu melanggar Hak Asasi Manusia
2) Memberi penguatan mengenai tentang bahwa video yang ditampilkan.
Kegiatan yang direncanakan dalam pelaksanaan penguatan ini adalah
peneliti memberi penguatan bahwa video yang ditampilkan itu tidak
boleh ditiru dan contoh perbuatan yang tidak baik karena perbuatan
tersebut merupakan pelanggaran Hak Asasi manusia terutama dalam
bidang kebebasan beribadah sesuai dengan agama masing-masing
3) Menjelaskan materi yang telah disiapkan dalam slide powerpoint
tentang kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di sekolah,
masyarakat dan keluarga sambil melakukan tanya jawab kepada murid.
Kegiatan yang direncanakan adalah menjelaskan materi yang telah
disiapkan dalam slide powerpoint mengenai kasus pelanggaran Hak
Asasi Manusia yang terjadi di sekolah, masyarakat dan keluarga
sekaligus melakukan tanya jawab mengenai kasus pelanggaran Hak
Asasi Manusia yang terjadi di sekolah, masyarakat dan keluarga.
58
c. Kegiatan Penutup
1) Peneliti menyuruh siswa untuk menyimpulkan tentang materi pelajaran
dan video yang telah dipelajari.
Kegiatan yang direncanakan adalah peneliti menyuruh siswa untuk
menyimpulkan materi yang dipelajari dan mengkaitkan antara materi
kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia dengan video dilarang seorang
siswa untuk beribadah oleh beberapa temanya yang ditampilkan selama
pembelajaran.
2) Peneliti menyimpulkan tentang pelajaran yang telah berlangsung.
Kegiatan yang direncanakan peneliti menyimpulkan materi tentang
kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di sekolah, keluarga,
masyarakat yang telah dipelajari.
3) Peneliti menutup pelajaran dengan salam dan memberi motivasi siswa
Kegiatan yang direncanakan peneliti mengakiri pelajaran dengan salam
dan menyuruh siswa untuk giat belajar di rumah.
Adapun kegiatan direncanakan pada hari kedua siklus I adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Pembukaan
1) Membuka salam dan melakukan Apersepsi.
Kegiatan yang direncanakan pada awal ini adalah membuka salam,
melakukan pengecekan terhadap kebersihan lantai, dinding, papan tulis dan
mengabsen siswa.
2) Memberi gambaran awal kepada siswa mengenai kasus-kasus pelanggaran
Hak Asasi Manusia ringan, berat dan upaya penegakkan serta memberi
motivasi untuk mengikuti pelajaran dengan baik.
Kegiatan yang direncanakan adalah memberi gambaran awal pada siswa
mengenai kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia ringan, berat dan upaya
penegakkan Hak Asasi Manusia dalam hal ini peneliti bercerita mengenai
kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di negara Indonesia dan
bagaimana upaya penegakkan dan memberi motivasi untuk mengikuti
pelajaran dengan baik.
59
3) Peneliti mengeksplorasi pengetahuan awal siswa
Kegiatan yang direncanakan adalah mengeksplorasi pengetahuan awal
siswa, hal ini dilakukan dengan bertanya pada siswa pengetahuan awal
mereka mengenai tetang kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia ringan,
berat dan upaya penegakkan.
4) Menuliskan topik dan indikator pembelajaran.
Kegiatan yang direncanakan adalah menuliskan topik dan indikator
mengenai materi yang disajikan yaitu kasus pelanggaran Hak Asasi
Manusia ringan, berat dan upaya penegakkan dan indikator yang harus
dicapai yaitu siswa dapat menjelaskan mengenai Hak Asasi Manusia berat,
ringan dan upaya penegakkan.
b. Kegiatan Inti
1) Memutarkan video tentang upaya penegakkan Hak Asasi Manusia yaitu
video promosi tentang Laskar Pelangi
Kegiatan yang direncanakan memutarkan video trailer film Laskar Pelangi
video dengan durasi selama 3 menit sambil video diputar peneliti
menjelaskan apakah isi dalam video Laskar Pelangi merupakan salah satu
contoh upaya penegakkan Hak Asasi Manusia
2) Memberi penguatan tentang video yang ditampilkan.
Kegiatan yang direncanakan dalam pelaksanaan penguatan ini peneliti
memberi penguatan bahwa video Laskar Pelangi yang ditampilkan itu
boleh ditiru dan merupakan contoh perbuatan yang baik karena perbuatan
tersebut merupakan salah satu upaya penegakkan Hak asasi manusia
terutama dalam bidang kebebasan dalam pendidikan
3) Menjelaskan materi yang telah disiapkan dalam slide powerpoint tentang
kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia berat dan bagaimana upaya
penegakkan .
Kegiatan yang direncanakan adalah menjelaskan materi yang terdapat
dalam slide powerpoint mengenai mengenai kasus pelanggaran Hak Asasi
Manusia ringan, berat dan menjelaskan upaya penegakkan sekaligus
melakukan tanya jawab mengenai kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia
ringan, berat dan upaya penegakkannya.
60
c. Kegiatan Penutup
1) Peneliti menyuruh siswa untuk menyimpulkan tentang materi pelajaran
dengan video yang telah dipelajari.
Kegiatan yang direncanakan adalah peneliti menyuruh siswa untuk
menyimpulkan materi yang dipelajari dan mengkaitan antara materi dengan
video yang ditampilkan.
2) Peneliti menyimpulkan tentang pelajaran yang telah berlangsung.
Kegiatan yang direncanakan adalah peneliti menyimpulkan materi tentang
kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia ringan, berat dan upaya penegakkan
yang telah dipelajari.
3) Peneliti menutup pelajaran dengan salam dan memberi motivasi
Kegiatan yang direncanakan adalah peneliti mengakiri pelajaran dengan
salam sambil menyuruh siswa untuk giat belajar dirumah.
Adapun kegiatan yang direncanakan pada hari ketiga siklus I adalah
sebagai berikut:
a. Kegiatan Pembukaan
1) Membuka dan melakukan apersepsi (absensi dan melakukan pengecekan
keadaan ruang kelas
Kegiatan yang direncanakan pada kegiatan awal ini adalah membuka
salam, melakukan pengecekan kebersihan lantai, dinding dan papan tulis
dan mengabsen siswa.
2) Membagikan soal yang berjumlah 20 soal objektif pilihan ganda disertai
lembar jawaban
Kegiatan yang direncanakan adalah siswa diberikan soal sejumlah 20
pilihan ganda kepada siswa kelas VII yang berjumlah 39 siswa dan
menyuruh siswa untuk segera mengerjakannya.
3) Mengawasi selama test berlangsung
Kegiatan yang direncanakan adalah mengawasi siswa yang sedang
mengerjakan soal. Peneliti melakukan pengawasan dengan melakukan
jalan-jalan di kelas dengan tujuan agar tidak ada siswa yang mencontek.
61
4) Melakukan pembahasan hasil test.
Kegiatan yang direncanakan adalah pembahasan ini dilakukan dengan
membahas soal yang telah dikerjakan dan ditukar dengan teman sambil
mengulas pelajaran yang telah dipelajari.
b. Kegiatan Penutup
Kegiatan yang direncanakan adalah peneliti mengakhiri pelajaran dengan
salam sambil menyuruh siswa untuk giat belajar di rumah.
2. Pelaksanaan Tindakan
Sesuai dengan kesepakatan yang antara peneliti dengan ibu Bety Dwi
Prihastuti selaku Guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri 10 Surakarta
siklus I ini dilakukan selama 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu pertemuan
selama 40 menit setiap pertemuan. Pertemuan yang pertama digunakan untuk
menjelaskan mengenai kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di
keluarga, sekolah dan masyarakat, pertemuan yang kedua untuk menjelaskan
mengenai kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia dan upaya penegakkannya dan
yang ketiga untuk melakukan test dan pembahasan.
Sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai peneliti berkerjasama dengan
beberapa siswa kelas VIIA untuk mempersiapkan alat yang digunakan untuk
memutar video adapun kegiatan itu sebagai berikut:
a. Mempersiapkan laptop dan LCD proyektor beserta alat yang mendukung
seperti kabel-kabel yang menyambungkan laptop dengan sumber arus, laptop
dengan LCD dan kabel yang menyambungkan LCD proyektor dengan
Sumber arus.
b. Menginstal software yang memutar video yaitu klm3 kodec 375
Pada Siklus I ini menggunakan 2 video yaitu video tentang pelanggaran
Hak Asasi Manusia yang terjadi di sekolah yaitu video mengenai dilarangnya
seorang siswa untuk beribadah oleh temannya dan video promosi/ trailer film
Laskar Pelangi yang menceritakan mengenai upaya penegakkan Hak Asasi
Manusia yang bergerak dalam bidang pendidikan. Video promosi / trailer film
Laskar Pelangi ini menceritakan bahwa adanya upaya dari fihak-fihak tertentu
62
untuk tetap memberikan kependidikan di tengah lingkungan masyarakat yang
miskin. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I ini yaitu:
Hari Pertama pada siklus I dilakukan pada tanggal 2 Mei 2009 adapun
langkah–langkah kegiatan selama proses pembelajaran pada hari pertama pada
siklus I yaitu:
a. Kegiatan Pembukaan
1) Membuka Salam dan melakukan Apersepsi.
Adapun kegiatan awal ini adalah membuka salam dan dilanjutkan dengan
pengecekan kebersihan dinding, papan tulis dan mengabsen siswa yang
tidak hadir. Pada pelaksaan pertama ini seluruh siswa hadir dalam
pertemuan.
2) Memberi gambaran awal kepada siswa mengenai kasus-kasus
pelanggaran Hak Asasi Manusia yang sering terjadi baik di keluarga,
masyarakat, sekolah dan memberi motivasi
Pada kegiatan ini murid diberi gambaran awal mengenai kasus
pelanggaran Hak Asasi manusia yang terjadi baik di keluarga, masyarakat
dan sekolah, contoh-contoh pelanggaran yang terjadi di keluarga,
masyarakat dan di sekolah misalnya kasus tentang dilarang mendirikan
tempat ibadah dan memberi motivasi untuk mengikuti pelajaran dengan
baik.
3) Peneliti mengeksplorasi pengetahuan awal siswa
Peneliti siswa mengeksplorasi pengetahuan awal siswa, hal ini dilakukan
dengan bertanya pada siswa pengetahuan awal mereka mengenai tetang
kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di keluarga,
masyarakat dan sekolah
4) Menuliskan topik dan indikator pembelajaran.
Menuliskan topik dan indikator di papan tulis mengenai materi yang
disajikan yaitu kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi
dikeluarga, masyarakat sekolah, dan indikator yang harus dicapai yaitu
siswa dapat menjelaskan mengenai kasus pelanggaran yang terjadi baik
dikeluarga, masyarakat dan sekolah.
63
b. Kegiatan Inti
1) Memutarkan video tentang kasus pelanggaran yaitu kasus pelanggaran
Hak Asasi Manusia yang ada disekolah.
Pada kegiatan ini diputar video mengenai kasus pelanggaran Hak Asasi
Manusia yang terjadi di sekolah yaitu kasus dilarang seorang siswa untuk
beribadah oleh temanya selama kurang lebih 1 menit dan selama video
diputar peneliti menjelaskan apakah isi dalam video itu dan memaparkan
bahwa video itu melanggar Hak Asasi Manusia
2) Memberi penguatan mengenai tentang bahwa video yang ditampilkan.
Dalam pelaksanaan penguatan ini peneliti memberi penguatan bahwa
video tentang kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang ditampilkan itu
tidak boleh ditiru dan contoh perbuatan yang tidak baik karena perbuatan
tersebut merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia terutama dalam
bidang kebebasan memeluk agama.
3) Menjelaskan materi yang telah disiapkan dalam slide powerpoint tentang
kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di sekolah, masyarakat
dan keluarga sambil melakukan tanya jawab kepada murid.
Dalam kegiatan ini peneliti menjelaskan materi yang terdapat dalam slide
powerpoint mengenai mengenai kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia
yang terjadi di sekolah, masyarakat dan keluarga dan sekaligus melakukan
tanya jawab mengenai kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi
disekolah, masyarakat dan keluarga. Kegiatan dimulai dengan
menjelaskan kasus pelanggaran yang terjadi di keluarga misalnya KDRT
(Kekerasan Dalam Rumah Tangga) kemudian menjelaskan kasus
pelanggaran di masyarakat dan diteruskan menjelaskan kasus pelanggaran
di masyarakat sekaligus melakukan tanya jawab dengan siswa.
c. Kegiatan Penutup
1) Peneliti menyuruh siswa untuk menyimpulkan tentang materi pelajaran
dan video yang telah dipelajari.
Dalam kegiatan ini peneliti menyuruh siswa untuk menyimpulkan materi
yang dipelajari dan mengkaitan antara materi dengan video yang
64
ditampilkan. Karena siswa tidak mau mengajukan diri untuk
menyimpulkan maka peneliti menujuk siswa untuk menyimpulkan antara
materi dengan video yang ditampilkan.
2) Peneliti menyimpulkan tentang pelajaran yang telah berlangsung.
Peneliti menyimpulkan materi tentang kasus pelanggaran Hak Asasi
Manusia yang terjadi dikeluarga, masyarakat dan sekolah yang telah
dipelajari.
3) Peneliti menutup pelajaran dengan Salam.
Peneliti mengakhiri pelajaran dengan salam dan memberi motivasi siswa
untuk giat belajar dirumah.
Hari Kedua pada siklus I dilakukan pada tanggal 5 Mei 2009 adapun
langkah-langkah selama proses pembelajaran pada hari kedua pada siklus I yaitu:
a. Kegiatan Pembukaan
1) Membuka Salam dan melakukan Apersepsi.
Adapun kegiatan awal ini adalah membuka Salam dan dilanjutkan dengan
pengecekan kebersihan lantai, dinding dan papan tulis dan mengabsen
murid pada kegiatan pelaksanan yang kedua ini siswa hadir semua tidak
ada yang absent.
2) Memberi gambaran awal kepada siswa mengenai kasus-kasus pelanggaran
Hak Asasi Manusia ringan, berat dan Upaya penegakkannya dan memberi
motivasi.
Pada kegiatan ini murid diberi gambaran awal mengenai kasus pelanggaran
Hak Asasi Manusia ringan, berat dan upaya penegakkannya. Kegiatan
dimulai dengan memberi gambaran awal tentang kasus pelanggaran Hak
Asasi Manusia yang berat dan yang ringan dan memberi motivasi siswa
untuk mengikuti pelajaran dengan baik.
3) Peneliti mengeksplorasi pengetahuan awal siswa
Kegiatan yang direncanakan adalah mengeksplorasi pengetahuan awal
siswa, hal ini dilakukan dengan bertanya pada siswa pengetahuan awal
mereka mengenai tetang kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia ringan,
berat dan upaya penegakkan.
65
4) Menuliskan topik dan indikator pembelajaran.
Menuliskan topik dan indikator pembelajaran dipapan tulis mengenai kasus
pelanggaran Hak Asasi Manusia ringan, berat dan upaya penegakkan dan
indikator yang harus dicapai yaitu siswa dapat menjelaskan mengenai
pelanggaran Hak Asasi Manusia ringan, berat dan upaya penegakkan
b. Kegiatan Inti
1) Memutarkan video tentang Laskar Pelangi
Pada kegiatan ini diputar mengenai video mengenai Laskar Pelangi sambil
video diputar peneliti menjelaskan apakah isi dalam video laskar pelangi
itu merupakan salah satu contoh upaya penegakkan Hak Asasi Manusia
2) Memberi penguatan tentang video yang ditampilkan.
Dalam pelaksanaan penguatan ini peneliti memberi penguatan bahwa video
yang ditampilkan itu boleh ditiru dan contoh perbuatan yang baik karena
perbuatan tersebut merupakan salah satu upaya penegakkan Hak asasi
manusia terutama dalam bidang kebebasan dalam pendidikan.
3) Menjelaskan materi yang telah disiapkan dalam slide powerpoint tentang
kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia berat dan bagaimana upaya
penegakkan.
Dalam kegiatan ini peneliti menjelaskan materi yang terdapat dalam slide
powerpoint mengenai kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia berat dan
ringan kemudian menjelaskan bagaimana upaya penegakkannya sekaligus
melakukan tanya jawab.
c. Kegiatan Penutup
1) Peneliti menyuruh siswa untuk menyimpulkan tentang materi pelajaran dan
video yang telah dipelajari.
Dalam kegiatan ini peneliti menyuruh siswa untuk menyimpulkan materi
yang dipelajari dan mengkaitan antara materi dengan video yang
ditampilkan. Dalam kegiatan ini siswa aktif ada yang mengajukan diri
untuk menyimpulkan materi dan mengkaitkan antara video dan materi.
66
2) Peneliti menyimpulkan tentang pelajaran yang telah berlangsung.
Peneliti menyimpulkan materi tentang kasus pelanggaran Hak Asasi
Manusia ringan, berat dan upaya penegakkannya.
3) Peneliti menutup pelajaran dengan Salam.
Peneliti mengakhiri pelajaran dengan salam dan memberi motivasi siswa
untuk giat belajar.
Hari ketiga pada siklus I dilakukan pada tanggal 12 Mei 2009 adapun
langkah–langkah selama proses pembelajaran pada hari ketiga pada siklus I yaitu:
d. Kegiatan Pembukaan
1) Membuka dan melakukan apersepsi (absensi dan melakukan pengecekan
keadaan ruang kelas
Adapun kegiatan awal ini adalah membuka salam dan dilanjutkan dengan
melakukan pengecekan terhadap kebersihan kelas baik kebersihan lantai,
dinding dan papan tulis dan mengabsen murid hari ketiga siswa juga tidak
ada yang absent.
e. Kegiatan Inti
1) Membagi soal yang berjumlah 20 soal objektiv/ pilihan ganda disertai
lembar jawaban Pada kegiatan ini diberikan soal sejumlah 20 soal kepada
siswa kelas VII yang berjumlah 39 siswa dalam kegiatan ini diikuti oleh
seluruh siswa kelas VIIA karena tidak absent, waktu mengerjakan soal
selama 20 menit kemudian menyuruh siswa untuk mengerjakan soal
tersebut.
2) Mengawasi selama test berlangsung
Kegiatan ini mengawasi siswa yang sedang mengerjakan soal, peneliti
melakukan pengawasan dengan melakukan jalan-jalan di kelas dengan
tujuan agar tidak ada siswa yang mencontek.
3) Melakukan pembahasan hasil test.
Kegiatan pembahasan ini dilakukan dengan membahas soal yang telah
dikerjakan dan ditukar dengan teman sambil mengulas pelajaran yang
telah dipelajari.
67
f. Kegiatan Penutup
Peneliti mengakhiri pelajaran dengan salam dan memberi motivasi siswa
untuk giat belajar di rumah.
3. Hasil Pengamatan
Selama proses pembelajaran pada siklus I penulis melibatkan
pengamat/observer dari Ibu Betty Dwi Prihastuti Guru Pendidikan
Kewarganegaraan kelas VII di SMP Negeri 10 Surakarta beserta teman peneliti
yang bernama Nurwidi, Remingius Susilo Sakti yang sekaligus bertugas sebagai
kameramen. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk
mengamati proses selama pembelajaran berlangsung pada siklus I. Observasi pada
siklus I ini meliputi observasi Kegiatan peneliti dan observasi pada keaktifan
siswa pada saat pembelajaran menggunakan media video.
Berdasarkan pada pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan
lembar observasi dengan indikator siswa mendengar penjelasan guru, siswa
memperhatikan media video, siswa tidak tidur dikelas, siswa mau bertanya, siswa
mengemukakan pendapat. Dari lembar observasi keaktifan siswa indikator rasa
ingin tahu didapatkan dengan presentase sebesar 43, 58 % dari jumlah seluruh
siswa. Hasil lembar observasi pembelajaran siklus I lihat lampiran 20 .
Berdasarkan hasil observasi dan catatan kecil observer terhadap proses
belajar mengajar mengajar dengan media video ini, diperoleh gambaran tentang
aktivitas Peneliti dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung sebagai
berikut:
a. Peneliti dapat memotivasi siswa diakhir pembelajaran dengan baik
b. Peneliti tidak lupa menyampaikan topik dan indikator pembelajaran sebelum
pelajaran dimulai
c. Guru memberi penguatan dengan baik tentang media video yang ditampilkan
dalam pembelajaran itu
d. Peneliti telah menjelaskan video yang ditampilkan dalam pembelajaran
e. Peneliti membimbing murid untuk menyimpulkan antara video dengan
pelajaran
68
f. Peneliti sudah berusaha untuk mengkaitkan video dengan materi yang
dipelajari
Sedangkan Kelemahan peneliti saat mengajar yaitu :
a. Suara peneliti belum terdenggar sampai siswa yang duduk paling belakang
sendiri .
b. Peneliti belum sepenuh menghafal siswa sehingga bila menunjuk hanya siswa
yang dikenali oleh peneliti.
4. Refleksi dan Temuan Studi
Berdasarkan pada proses belajar mengajar berlangsung pada siklus I ini
terdapat kelemahan sebagai berikut :
a. Siswa masih belum sepenuh memperhatikan media video yang ditampilkan
terutama pada siswa yang duduk paling belakang.
b. Pengajar masih kekurangan waktu mengajar karena waktu banyak digunakan
untuk memutar video.
c. Pengajaran masih searah belum melibatkan siswa sehingga siswa belum aktif.
d. Peneliti belum dapat mengatur waktu secara maksimal
e. Peneliti belum maksimal dalam memotivasi siswa diawal pembelajaran
Berdasarkan pada temuan studi pada hasil test siklus I pada proses
pembelajaran belum dapat mencapai indikator kinerja yaitu siswa yang nilai
sudah tuntas didalam pembelajaran yaitu 23 orang yang berarti 58,78% jumlah
seluruh siswa hasil tes siklus jadi dalam hal ini siklus I belum berhasil karena
belum mencapai indikator kerja yaitu hasil test yaitu mencapai 70% dari jumlah
seluruh siswa akan tetapi pada siklus I ini sudah dapat memperbaiki nilai test
dari pada kondisi awal yang tidak tuntas berjumlah 16 siswa dengan presentase
ketuntasan belajar yaitu 41,02% dari jumlah seluruh siswa, hal ini menunjukkan
bahwa pada siklus satu telah mengalami peningkatan 17,56% dari kondisi awal.
Hasil test siklus I dilihat dari lampiran 21.
Presentase rasa ingin tahu yang telah mencapai 43.58% dari jumlah seluruh
siswa yang diukur dengan lembar keaktifan telah hal ini membuktikan bahwa
pada siklus I telah mencapai patokan dalam indikator kerja yaitu 40 % dari jumlah
siswa hasil dari refleksi sudah lebih baik dari pada kondisi awal dengan indikator
69
rasa ingin tahu siswa yang hanya 33.82% dari jumlah seluruh siswa hal ini
menujukan adanya peningkatan rasa ingin tahu sebesar 9,71%
Tabel 8. Indikator keberhasilan pada siklus I Indikator Indikator
kerja
Kondisi
awal
Hasil siklus I keterangan
Rasa ingin tahu 40% siswa
aktif
33.82%
siswa aktif
43,58%siswa
aktif
Berhasil
hasil test 70% siswa
tuntas
41,02%
siswa
tuntas
58,78% siswa
tuntas
Belum
berhasil
Untuk lebih jelas mengambarkan tabel temuan studi diatas dapat dilihat
pada histogram dibawah ini.
0%10%20%30%40%50%60%70%
Kondisiawal
Hasil siklusI
Rasa ingin tahuHasil test
Grafik 5. Histogram Temuan Sudi Presentase Hasil Tes dan Rasa Ingin
Tahu Siswa pada Kondisi Awal dan Siklus I
C. Deskripsi Hasil Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan siklus II dilakukan pada tanggal 15 Mei 2009 dengan
berkoordinasi dengan Ibu Betty Dwi Prihastuti guru Pendidikan
Kewarganegaraan kelas VII SMP Negeri 10 Surakarta untuk mempersiapkan
skenario pembelajaran yang berupa RPP, bahan ajar yang berasal dari buku-buku
dan internet, instrument penelitian yang berupa lembar observasi tentang kegiatan
selama pembelajaran, kemudian video yang akan yang akan ditampilkan selama
70
pembelajaran pada siklus II, soal test sikus II yang berjumlah 20 pilihan ganda,
kamera foto dan materi slide powerpoint. Materi slide powerpoint siklus II lihat
lampiran 22.
Langkah selanjutnya sesuai kesepakatan antara ibu Betty Dwi Prihastuti
dengan peneliti maka, pada siklus II ini peneliti menggunakan media video yang
terjadi di masyarakat yaitu video kasus Trisakti video ini menceritakan kasus
kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan terhadap mahasiswa universitas
Trisakti dan video Kekerasan Polisi PT. Arara Abadi terhadap petani Suluk
Bongkal (1) video ini menceritakan adanya kekerasan yang dilakukan polisi untuk
mengusir petani Suluk Bongkal untuk keluar dari perkebunan yang menjadi lahan
sengketa antara polisi dengan petani.
Dalam penelitian siklus II peneliti berencana tidak menggunakan model
pembelajaran ceramah secara terus-menerus, akan tetapi pada pertemuan kedua
model pembelajaran ditambah dengan diskusi dan peneliti berencana menghafal
semua murid kelas VIIA untuk menghindari agar siswa yang ditunjuk hanya itu-
itu saja.
Adapun kegiatan yang akan direncanakan pada siklus II pada hari pertama
adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan Pembukaan
1) Membuka dan melakukan Apersepsi.
Kegiatan yang direncanakan adalah membuka dengan salam, melakukan
pengecekan terhadap kebersihan lantai, dinding dan papan tulis dan
mengabsen murid.
2) Memberi gambaran awal kepada siswa mengenai kasus-kasus pelanggaran
Hak Asasi Manusia yang sering terjadi baik di keluarga, masyarakat,
sekolah dan kasus pelanggaran Hak Asasi manusia berat dan upaya
penegakkan Hak Asasi Manusia dan memberi motivasi
Kegiatan yang direncanakan ini murid diberi gambaran awal mengenai
kasus pelanggaran Hak Asasi manusia yang terjadi baik dikeluarga,
71
masyarakat dan sekolah kasus pelanggaran Hak Asasi manusia ringan,
berat dan upaya penegakkan Hak Asasi Manusia dan memberi motivasi
kepada siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik.
3) Peneliti mengeksplorasi pengetahuan siswa
Kegiatan yang direncanakan adalah mengeksplorasi kemampuan awal
siswa hal ini dilakukan dengan bertanya pada siswa pengetahuan awal
mereka mengenai tetang kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang
terjadi di sekolah, masyarakat, sekolah kasus pelanggaran Hak Asasi
Manusia, ringan, berat dan upaya penegakkan Hak Asasi Manusia
4) Menuliskan topik dan indikator pembelajaran.
Menuliskan topik mengenai materi yang disajikan yaitu kasus pelanggaran
Hak Asasi Manusia yang terjadi di sekolah, dan indikator yang harus
dicapai yaitu siswa dapat menjelaskan mengenai kasus pelanggaran yang
terjadi baik dikeluarga, masyarakat dan sekolah. kasus pelanggaran Hak
Asasi manusia ringan, berat dan upaya penegakkan.
b. Kegiatan Inti
1) Memutarkan video tentang kasus kasus pelanggaran HAM berat yaitu
video Kekerasan Polisi PT. Arara Abadi terhadap petani Suluk Bongkal
Kegiatan yang direncanakan memutarkan video mengenai kasus
pelanggaran HAM berat yaitu video Kekerasan Polisi PT. Arara Abadi
terhadap petani Suluk Bongkal untuk selama kurang lebih 4 menit dan
selama video diputar peneliti menjelaskan apakah isi dalam video itu dan
memaparkan bahwa video itu melanggar Hak Asasi Manusia
2) Memberi penguatan mengenai tentang bahwa video yang ditampilkan.
Kegiatan yang direncanakan adalah peneliti memberi penguatan bahwa
video yang ditampilkan itu tidak boleh ditiru dan contoh perbuatan yang
tidak baik karena perbuatan tersebut merupakan pelanggaran Hak asasi
manusia terutama dalam bidang kebebasan memeluk agama
3) Menjelaskan materi yang telah disiapkan dalam slide powerpoint tentang
kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi dikeluarga, masyarakat
dan disekolah kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia ringan dan berat dan
72
upaya penegakkan sambil melakukan tanya jawab kepada murid.
Kegiatan yang direncanakan mengulang kembali materi pada siklus I yang
terdapat dalam slide powerpoint mengenai materi pengulangan kasus
pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di sekolah, masyarakat,
keluarga, kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia ringan dan berat dan
upaya penegakkan sambil melakukan tanya jawab kepada siswa untuk
mengetahui pemahaman siswa pada siklus I.
c. Kegiatan Penutup
1) Peneliti menyuruh siswa untuk menyimpulkan tentang materi pelajaran
dan video yang telah dipelajari.
Dalam kegiatan ini peneliti menyuruh siswa untuk menyimpulkan materi
yang dipelajari dan mengkaitan antara materi dengan video yang
ditampilkan.
2) Peneliti menyimpulkan tentang pelajaran yang telah berlangsung.
Peneliti menyimpulkan materi pelanggaran Hak Asasi Manusia yang
terjadi di sekolah, masyarakat, keluarga, kasus pelanggaran Hak Asasi
Manusia ringan dan berat dan upaya penegakkan yang telah dipelajari.
3) Peneliti menutup pelajaran dengan Salam.
Peneliti mengakiri pelajaran dengan salam sambil memberi motivasi siswa
untuk giat belajar dirumah
Adapun kegiatan yang akan direncanakan pada siklus II pada hari kedua
adalah sebagai berikut
a. Kegiatan Pembukaan
1) Membuka dan melakukan Apersepsi.
Kegiatan yang direncanakan adalah membuka salam, melakukan
pengecekan terhadap kebersihan lantai, dinding dan papan tulis dan
mengabsen murid.
2) Memberi gambaran awal dan memberi motivasi kepada siswa mengenai
kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang sering terjadi baik di
keluarga, masyarakat, sekolah dan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia
ringan, berat dan upaya penegakkan
73
Kegiatan yang direncanakan ini murid diberi gambaran awal mengenai
kasus pelanggaran Hak Asasi manusia yang terjadi baik di keluarga,
masyarakat dan sekolah kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia berat dan
upaya penegakkan Hak Asasi Manusia dan memberi motivasi kepada siswa
untuk mengikuti pelajaran dengan baik.
3) Peneliti mengeksplorasi pengetahuan siswa
Kegiatan yang direncanakan peneliti mengeksplorasi dengan bertanya pada
siswa pengetahuan awal siswa mengenai kasus pelanggaran Hak Asasi
Manusia yang terjadi dikeluarga sekolah, masyarakat, kasus pelanggaran
Hak Asasi Manusia ringan, berat dan upaya penegakkan.
4) Menuliskan topik dan indikator pembelajaran.
Kegiatan yang direncanakan adalah menuliskan topik mengenai materi
yang disajikan yaitu kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di
dikeluarga sekolah, masyarakat dan indikator yang harus dicapai yaitu
siswa dapat menjelaskan mengenai kasus pelanggaran yang terjadi baik di
keluarga, masyarakat dan sekolah. kasus pelanggaran Hak Asasi manusia
ringan, berat dan upaya penegakkan Hak Asasi Manusia
b. Kegiatan Inti
1) Memutarkan video tentang kasus pelanggaran yaitu kasus pelanggaran Hak
Asasi Manusia yang ada sambil menjelaskan apa yang ada video kasus
Trisakti tersebut
Kegiatan yang direncanakan akan diputarkan video mengenai kasus
Trisakti untuk dengan durasi 9 menit dan selama video diputar peneliti
menjelaskan apakah isi dalam video itu
2) Memberi penguatan mengenai tentang bahwa video yang ditampilkan.
Dalam pelaksanaan penguatan ini peneliti memberi penguatan bahwa video
yang ditampilkan itu tidak boleh ditiru dan contoh perbuatan yang tidak
baik karena perbuatan tersebut merupakan pelanggaran Hak asasi Manusia
3) Kemudian setelah video selesai menyuruh siswa untuk membetuk
kelompok diskusi dan mendiskusikan.
74
Kegiatan yang direncanakan adalah siswa yang berjumlah 39 orang itu
dibagi dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan kasus Trisakti
tersebut.
4) Setelah selesai diskusi peneliti menyuruh perwakilan dari siswa untuk
membacakan hasil dari diskusi.
Kegiatan yang direncanakan Setelah selesai diskusi selama 10 menit
peneliti menyuruh salah satu perwakilan siswa untuk membacakan hasil
dari diskusi tiap kelompoknya, untuk siswa yang lain mendengar dan dapat
mengajukan pertanyaan ataupun pendapat yang dikemukakan kelompok
yang maju.
c. Kegiatan Penutup
1) Peneliti menyuruh siswa untuk menyimpulkan tentang materi pelajaran dan
video yang telah dipelajari.
Kegiatan yang direncanakan peneliti menyuruh siswa untuk menyimpulkan
materi yang didiskusikan dan mengkaitan antara materi dengan video yang
ditampilkan.
2) Peneliti menyimpulkan tentang pelajaran yang telah berlangsung.
Peneliti menyimpulkan materi tentang materi kasus pelanggaran yang
terjadi baik di keluarga, masyarakat dan sekolah. kasus pelanggaran Hak
Asasi Manusia ringan, berat dan upaya penegakkan Hak Asasi Manusia
yang telah diskusikan
3) Peneliti menutup pelajaran dengan salam dan memberi motivasi
Peneliti mengakhiri pelajaran dengan salam sambil memberi motivasi siswa
untuk belajar dirumah
Adapun kegiatan yang akan direncanakan pada siklus II pada hari ketiga
adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan Pembukaan
1) Membuka dan melakukan apersepsi (absensi dan melakukan pengecekan
keadaan ruang kelas
75
Kegiatan yang direncanakan adalah membuka salam dan melakukan
pengecekan terhadap kebersihan kelas, kebersihan lantai, dinding dan
papan tulis dan mengabsen murid.
b. Kegiatan Inti
1) Membagi soal yang berjumlah 20 soal objektif pilihan ganda disertai
lembar jawaban.
Kegiatan yang direncanakan memberi soal sejumlah 20 soal kepada siswa
kelas VII yang berjumlah 39 dan menyuruh siswa untu mengerjaknya.
2) Mengawasi selama test berlangsung
Kegiatan yang direncanakan mengawasi siswa yang sedang mengerjakan
soal, peneliti melakukan pengawasan dengan melakukan jalan-jalan di
kelas dengan tujuan agar tidak ada siswa yang mencontek.
3) Melakukan pembahasan hasil test.
Kegiatan yang direncanakan pembahasan ini dilakukan dengan membahas
soal yang telah dikerjakan dan ditukar dengan teman sambil mengulas
pelajaran yang telah dipelajari.
c. Kegiatan Penutup
Peneliti mengakhiri pelajaran dengan salam sambil memberi motivasi siswa
untuk belajar dirumah.
2. Pelaksanaan Tindakan
Sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dengan ibu Bety Prihastuti
Guru pendidikan kewarganegaraan SMP Negeri 10 Surakarta maka proses siklus
II ini dilakukan selama 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu pertemuan selama
40 menit setiap pertemuan. Pertemuan yang pertama digunakan untuk mengulang
materi yang telah disampaikan pada siklus I kasus pelanggaran Hak Asasi
Manusia yang terjadi di keluarga, sekolah dan Masyarakat, kasus pelanggaran
dan upaya penegakkan Hak Asasi Manusia, pertemuan yang kedua dengan
melakukan diskusi mengenai kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia dan
pertemuan ketiga untuk melakukan test.
76
Sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai peneliti bersama beberapa
siswa kelas VIIA mempersiapkan alat prasarana untuk memutar video baik itu
Mempersiapkan laptop dan LCD proyektor beserta alat yang mendukung seperti
kabel–kabel yang menyambungkan laptop dengan sumber arus, laptop dengan
LCD dan kabel yang menyambungkan LCD proyektor dengan Sumber arus dan
alat suara (speaker aktiv) dengan nada suara tinggi untuk mengatasi kekurang
dengaran siswa yang paling belakang.
Pada Siklus II menggunakan 2 macam video yaitu video kasus Trisakti
video ini menceritakan kasus kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan
terhadap mahasiswa universitas Trisakti dan video Kekerasan Polisi PT. Arara
Abadi terhadap petani Suluk Bongkal (1) video ini menceritakan adanya
kekerasan yang dilakukan polisi untuk mengusir petani Suluk Bongkal untuk
keluar dari perkebunan yang menjadi lahan sengketa antara polisi dengan petani.
Pada proses pelaksanaan ini peneliti melakukan tindakan-tindakan seperti di
bawah ini.
Hari Pertama pada siklus II dilakukan pada tanggal 16 Mei 2009 adapun
langkah–langkah selama proses pembelajaran pada hari pertama pada siklus II
yaitu:
a. Kegiatan Pembukaan
1) Membuka Salam dan melakukan Apersepsi.
Adapun kegiatan awal ini adalah membuka salam, melakukan pengecekan
terhadap kebersihan lantai, dinding dan papan tulis dan mengabsen murid.
2) Memberi gambaran awal dan kepada siswa mengenai kasus-kasus
pelanggaran Hak Asasi Manusia yang sering terjadi baik di keluarga,
masyarakat, sekolah dan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia berat dan
upaya penegakkan Hak Asasi Manusia dan memberi motivasi
Pada kegiatan ini murid diberi gambaran awal mengenai kasus pelanggaran
Hak Asasi manusia yang terjadi baik di keluarga, masyarakat dan sekolah
kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia berat dan upaya penegakkan Hak
Asasi Manusia sekaligus memberi motivasi pada siswa untuk mengikuti
pelajaran dengan baik.
77
3) Peneliti mengeksplorasi pengetahuan siswa
Kegiatan mengeksplorasi ini dilakukan dengan bertanya pada siswa
pengetahuan awal mereka mengenai tetang kasus pelanggaran Hak Asasi
Manusia yang terjadi di sekolah, masyarakat, sekolah kasus pelanggaran
Hak Asasi Manusia ringan, berat dan upaya penegakkan
b. Kegiatan Inti
1) Menuliskan topik dan indikator pembelajaran.
Menuliskan topik dan indikator pembelajaran mengenai materi yang
disajikan yaitu kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di
sekolah, dan indikator yang harus dicapai yaitu siswa dapat menjelaskan
mengenai kasus pelanggaran yang terjadi baik di keluarga, masyarakat dan
sekolah. Kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia ringan, berat dan upaya
penegakkan Hak Asasi Manusia
2) Memutarkan video tentang kasus pelanggaran berat yaitu video Kekerasan
Polisi PT. Arara Abadi terhadap petani Suluk Bongkal
Pada kegiatan diputarkan video mengenai kasus pelanggaran Hak Asasi
Manusia berat yaitu video Kekerasan Polisi PT. Arara Abadi terhadap
petani Suluk Bongkal untuk selama kurang lebih 2 menit dan selama video
diputar peneliti menjelaskan apakah isi dalam video itu dan memaparkan
bahwa video itu melanggar Hak Asasi Manusia.
3) Memberi penguatan mengenai tentang bahwa video yang ditampilkan.
Dalam pelaksanaan penguatan ini peneliti memberi penguatan bahwa video
yang ditampilkan itu tidak boleh ditiru dan contoh perbuatan yang tidak
baik karena perbuatan tersebut merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia
terutama dalam bidang kebebasan memeluk agama.
4) Menjelaskan materi yang telah disiapkan dalam slide powerpoint tentang
kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di keluarga,
masyarakat dan sekolah dan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia berat
dan upaya penegakkan sambil melakukan tanya jawab kepada murid.
Kegiatan ini mengulang kembali materi pada siklus II yang terdapat dalam
slide powerpoint mengenai mengenai kasus pelanggaran Hak Asasi
78
Manusia yang terjadi di sekolah, masyarakat, keluarga, kasus pelanggaran
Hak Asasi Manusia berat, ringan dan upaya penegakkan sambil melakukan
tanya jawab.
c. Kegiatan Penutup
1) Peneliti menyuruh siswa untuk menyimpulkan tentang materi pelajaran dan
video yang telah dipelajari.
Dalam kegiatan ini peneliti menyuruh siswa untuk menyimpulkan materi
yang dipelajari dan mengkaitan antara materi dengan video yang
ditampilkan dan pada siklus II peneliti tidak menunjuk siswa akan tetapi
siswa yang mengajukan diri.
2) Peneliti menyimpulkan tentang pelajaran yang telah berlangsung.
Peneliti menyimpulkan materi tentang materi pelanggaran hak di keluarga,
masyarakat dan sekolah, kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia ringan,
berat dan upaya penegakkan yang telah dipelajari.
3) Peneliti menutup pelajaran dengan salam.
Peneliti mengakiri pelajaran dengan salam sambil memberi motivasi siswa
untuk belajar dirumah.
Hari kedua pada siklus II dilakukan pada tanggal 19 Mei 2009 adapun
langkah- langkah selama proses pembelajaran pada hari pertama pada siklus II
yaitu:
a. Kegiatan Pembukaan
1) Membuka Salam dan melakukan Apersepsi.
Kegiatan membuka salam dan dilanjutkan dengan pengecekan kebersihan
dan melakukan pengecekan terhadap kebersihan kebersihan lantai, dinding
dan papan tulis dan mengabsen murid.
2) Memberi gambaran awal dan memberi motivasi kepada siswa mengenai
kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia yang sering terjadi baik di
keluarga, masyarakat, sekolah dan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia
ringan, berat dan upaya penegakkan Hak Asasi Manusia dan memberi
motivasi untuk mengikuti pelajaran dengan baik
Pada kegiatan ini murid diberi gambaran awal mengenai kasus pelanggaran
79
Hak Asasi Manusia yang terjadi baik dikeluarga, masyarakat dan sekolah
kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia ringan, berat dan upaya penegakkan
Hak Asasi Manusia dan memberi motivasi untuk mengikuti pelajaran
dengan baik
3) Peneliti mengeksplorasi pengetahuan siswa
Kegiatan mengeksplorasi kemampuan awal siswa hal ini dilakukan dengan
bertanya pada siswa pengetahuan awal mereka mengenai tetang kasus
pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di sekolah, masyarakat,
sekolah kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia berat, ringan dan upaya
penegakkan Hak Asasi Manusia
4) Menuliskan topik dan indikator pembelajaran.
Menuliskan topik mengenai materi yang disajikan yaitu kasus pelanggaran
Hak Asasi Manusia ringan, berat, upaya penegakkan dan indikator yang
harus dicapai yaitu siswa dapat menjelaskan mengenai kasus pelanggaran
yang terjadi baik dikeluarga, masyarakat dan sekolah. kasus pelanggaran
Hak Asasi Manusia berat dan upaya penegakkan
b. Kegiatan Inti
1) Memutarkan video tentang kasus pelanggaran yaitu kasus pelanggaran Hak
Asasi Manusia yang ada sambil menjelaskan apa yang ada video kasus
Trisakti tersebut
Pada kegiatan direncanakan akan diputarkan video mengenai kasus Trisakti
untuk selama kurang lebih 10 menit dan selama video diputar peneliti
menjelaskan apakah isi dalam video itu
2) Memberi penguatan mengenai video yang ditampilkan.
Dalam pelaksanaan penguatan ini peneliti memberi penguatan bahwa video
yang ditampilkan itu tidak boleh ditiru dan contoh perbuatan yang tidak
baik karena perbuatan tersebut merupakan pelanggaran Hak asasi Manusia
3) Kemudian setelah video selesai menyuruh siswa untuk membetuk
kelompok diskusi dan mendiskusikan.
Dalam hal ini siswa yang berjumlah 39 orang itu dibagi dalam beberapa
kelompok untuk mendiskusikan kasus Trisakti tersebut.
80
4) Setelah selesai diskusi menyuruh perwakilan siswa untuk membacakan
hasil dari diskusi.
Setelah selesai diskusi selama 10 menit peneliti menyuruh salah satu
perwakilan yang lain mendengar dan dapat mengajukan pertanyaan
ataupun pendapat yang dikemukan kelompok yang maju.
c. Kegiatan Penutup
1) Peneliti menyuruh siswa untuk menyimpulkan tentang materi pelajaran dan
video yang telah dipelajari.
Dalam kegiatan ini peneliti menyuruh siswa untuk menyimpulkan materi
yang didiskusikan dan mengkaitan antara materi dengan video yang
ditampilkan.
2) Peneliti menyimpulkan tentang pelajaran yang telah berlangsung.
Peneliti menyimpulkan tentang materi kasus pelanggaran yang terjadi baik
di keluarga, masyarakat dan sekolah. kasus pelanggaran Hak Asasi
Manusia ringan, berat dan upaya penegakkan yang telah didiskusikan
3) Peneliti menutup pelajaran dengan Salam.
Peneliti mengakiri pelajaran dengan salam sambil memberi motivasi siswa
untuk giat belajar dirumah.
Hari ketiga pada siklus II dilakukan pada tanggal 23 Mei 2009 adapun
langkah-langkah selama proses pembelajaran pada hari ketiga pada siklus II
yaitu:
a. Kegiatan Pembukaan
1) Membuka dan melakukan apersepsi (absensi dan melakukan pengecekan
keadaan ruang kelas
Adapun kegiatan awal pada pelaksanaan ini adalah membuka salam,
pengecekan terhadap kebersihan lantai, dinding dan papan tulis dan
mengabsen murid.
b. Kegiatan Inti
1) Membagi soal yang berjumlah 20 soal objektif/ pilihan ganda disertai
lembar jawaban
Pada kegiatan ini diberikan soal sejumlah 20 soal kepada siswa kelas VII
81
yang berjumlah 39 siswa dalam kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa
kelas VIIA karena tidak ada yang absent, waktu mengerjakan soal selama
20 menit.
2) Mengawasi selama test berlangsung
Kegiatan ini mengawasi siswa yang sedang mengerjakan soal, peneliti
melakukan pengawasan dengan melakukan jalan-jalan di kelas dengan
tujuan agar tidak ada siswa yang mencontek.
3) Melakukan pembahasan hasil test.
Kegiatan pembahasan ini dilakukan dengan membahas soal yang telah
dikerjakan dan ditukar dengan teman sambil mengulas pelajaran yang
telah dipelajari.
c. Kegiatan Penutup.
Peneliti mengakhiri pelajaran dengan salam dan menyuruh siswa untuk belajar
dengan giat.
3. Hasil Pengamatan
Selama proses pembelajaran pada siklus II penulis melibatkan pengamat
dari Ibu Betty Dwi Prihastuti Guru Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII di
SMP Negeri 10 Surakarta beserta teman peneliti yang bernama Remingius Susilo
Sakti, Nurwidi sekaligus sebagai kameramen, observasi dilakukan menggunakan
lembar observasi untuk mengamati proses selama pembelajaran berlangsung pada
siklus II. Adapun yang diobservasi pada siklus II meliputi observasi selama
pembelajaran menggunakan media video ini yaitu kegiatan peneliti pada saat
pembelajaran menggunakan media video dan observasi pada siswa baik saat
pembelajaran menggunakan media video dan pada saat diskusi berlangsung. Dari
lembar observasi keaktifan siswa pada saat pembelajaran berlangsung selama
pembelajaran siklus II indikator rasa ingin tahu mencapai 55, 39 % dari jumlah
seluruh siswa kelas seluruh siswa. Hasil lembar observasi pembelajaran siklus II
dapat dilihat lampiran 23.
Berdasarkan pengamatan terhadap peneliti mengajar diperoleh gambaran
tentang aktivitas peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung, yaitu
sebagai berikut.
82
a. Peneliti tidak lupa menyampaikan topik indikator pembelajaran sebelum
pelajaran dimulai
b. Peneliti memberi penguatan dengan baik tentang media video yang
ditampilkan dalam pembelajaran itu
c. Peneliti membimbing murid untuk menyimpulkan antara video dengan
pelajaran
d. Peneliti sudah maksimal menjelaskan video yang ditampilkan dalam
pembelajaran
e. Peneliti membimbing murid untuk menyimpulkan antara video dengan
pelajaran
f. Peneliti sudah berusaha untuk mengkaitkan video dengan materi yang
dipelajari
g. Peneliti telah membimbing dalam diskusi.
Kelemahan pada saat mengajar yang dilakukan peneliti pada siklus II
yaitu
a. Peneliti belum maksimal dalam mengelola kelas pada waktu diskusi
b. Peneliti belum maksimal dalam mengeluarkan suara pada saat mengajar
berlangsung.
4. Refleksi dan Temuan Studi
Kelemahan yang masih ada pada pada proses-mengajar pada siklus I.
a. Siswa sulit untuk diajak membetuk kelompok diskusi.
b. Pada saat diskusi berlangsung tidak semua murid terfokus pada materi
diskusi.
c. Pembelajaran memakan waktu yang lama karena dihabiskan pada saat diskusi
Berdasarkan pada temuan studi hasil test pada proses pembelajaran pada
siklus II sudah dapat mencapai indikator kerja yaitu siswa yang nilai sudah tuntas
didalam pembelajaran yaitu 31 orang yang berarti 79,48% dari jumlah seluruh
siswa. jadi dalam hal ini siklus II berhasil karena sudah mencapai indikator kerja
yaitu hasil test harus dapat mencapai 75% dari jumlah seluruh siswa,dan dalam
siklus II telah terdapat perbaikan dari nilai siklus I dan kondisi awal. Pada
kondisi awal siswa yang tuntas yaitu 16 siswa dengan presentase 41,02% dari
83
jumlah seluruh siswa dan siklus I yaitu 23 siswa dengan prensentase 58,97% dari
jumlah seluruh siswa, hal ini menujukkan siklus II merupakan perbaikan dari
kondisi awal dan dari siklus I. Hasil test pada siklus II dapat dilihat lampiran 24.
Untuk rasa ingin tahu siswa telah mencapai 55,39% dari seluruh jumlah
siswa sehingga telah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 50%
dan dalam siklus II ini telah memperbaiki presentase pada siklus I yaitu sebesar
43,58% maupun pada kondisi awal yang hanya 33,82.
Tabel 9. Indikator keberhasilan pada siklus II.
Indikator Indikator kinerja
II
Kondisi
awal
Hasil
siklus I
Hasil
siklus II
keterangan
Rasa ingin
tahu
50% siswa aktif 33,82% 43,58% 55,39% Berhasil
hasil test 75% siswa tuntas 41,02% 58,97% 79,48% Berhasil
Untuk lebih jelas mengambarkan tabel temuan studi diatas dapat dilihat
pada histogram dibawah ini.
0%20%40%60%80%
100%
kondisiawal
Hasilsiklus I
Hasilsiklus
II
Rasa ingin tahuHasil test
Gambar 6. Histogram Temuan Presentase Hasil Tes dan Rasa
Ingin Tahu Kondisi Awal, Hasil Siklus I dan Siklus II
D. Pembahasan
Berdasarkan tindakan yang dilakukan pada kondisi awal yang hanya
menggunakan media gambar sebagai proses pembelajaran yang dilakukan oleh Ibu
Bety Dwi Prihastuti dan penggunaan media video pada siklus I dengan model
pembelajaran ceramah secara terus-menerus kemudian pada siklus II dirubah
menggunakan media video dengan model pembelajaran ceramah dan diskusi.
84
Dibandingkan pada kondisi awal pada pembelajaran siklus I dan siklus II
terjadi peningkatan rasa ingin tahu dan hasil tes yang signifikan. Kondisi awal
pembelajaran yang cenderung menghasilkan prestasi belajar siswa yang belum baik
dan masih rendah rasa ingin tau siswa terhadap pelajaran Pkn dengan kelemahan
kondisi awal ini diperbaiki dengan adanya siklus I dan siklus II, walaupun siklus I ini
belum menghasilkan prestasi yang baik sesuai dengan indikator kinerja akan tetapi
pada siklus I satu sudah dapat memperbaiki rasa ingin tahu siswa dan kemudian
dengan adanya siklus II sudah dapat memperbaiki kelemahan pada siklus I yang
belum menghasilkan prestasi baik sesuai indikator kinerja.Berdasarkan hasil refleksi
pada kondisi awal, siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan
prestasi belajar dan rasa ingin tahu oleh siswa kelas VIIA terhadap pembelajaran
menggunakan media video. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 10. Hasil Presentase kondisi awal, siklus I dan siklus II
No. Indikator keberhasilan Presentase
Kondisi awal Siklus I Siklus II
1. Hasil tes 41,02% 58,97% 79,48%
2. Rasa ingin tahu 33.82% 43,58 % 55,39%
Siklus II merupakan siklus untuk memberikan solusi yang dilaksanakan untuk
mengatasi kekurangan/kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan dengan media video pada siklus I. Berdasarkan
pelaksanaan siklus II dapat dilihat peningkatan proses dan hasil jika dibandingkan
siklus I. Pada Siklus II dilaksanakan untuk mengatasi kelemahan/kekurangan yang
terjadi dalam proses pembelajaran menggunakan media video pada materi pokok
kasus pelanggaran dan upaya penegakkan Hak Asasi Manusia pada siklus II. Selain
itu, siklus II merupakan siklus terakhir dalam tindakan penelitian ini. Dalam siklus ini
peneliti berusaha memperkecil segala kelemahan yang terjadi selama pembelajaran
Pendidikan kewarganegaraan pada materi pokok kasus pelanggaran dan upaya
penegakkan Hak Asasi Manusia dengan menggunakan media video. Siklus II
menguatkan hasil dari siklus I bahwa penggunaan media video terbukti dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan. Berdasarkan tindakan-tindakan tersebut, peneliti berhasil,
85
meningkatnya prestasi siswa. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk
meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan
menarik dikelas. Keberhasilan penggunaan media video sebagai upaya meningkatkan
prestasi belajar siswa dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut:
1. Rasa ingin tahu sangat tinggi
Dengan pembelajaran menggunakan media video ini terjadi peningkatan
rasa ingin tahu siswa dengan video yang ditampilkan selama proses pembelajaran
itu sangat tinggi. Hal ini terlihat pada banyak siswa yang menyampaikan pendapat
dan bertanya, tidak tidur dikelas memperhatikan media video dan mendengar
penjelasan peneliti pada saat pembelajaran berlangsung.
2. Hasil tes belajar yang meningkat.
Melalui proses perbaikan dari kegagalan siklus satu masih tidak mencapai
indikator kerja, dan diperbaiki dengan siklus II sehingga menjadikan peningkatan
hasil tes yang cukup signifikan.
Penelitian tindakan kelas ini berhenti pada siklus II dan tidak ada upaya
tindak lanjut menuju siklus III dikarenakan hasil dari nilai tes dan presentase rasa
ingin tahu siswa pada siklus II telah mencapai indikator yang ditetapkan yaitu 75%
untuk nilai ketutasan siswa dan 50% rasa ingin tahu siswa pada pembelajaran
menggunakan media video pada materi pokok kasus pelanggaran dan upaya
penegakkan Hak Asasi Manusia. Hal ini ditunjukkan dengan hasil Presentase nilai
ketutasan pada siklus II telah mencapai 78,48% dan presentase rasa ingin tahu yang
mencapai 55,39%
E. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka hasil penelitian ini adalah hasil
penelitian ini adalah bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar dan rasa ingin tahu
yang signifikan dari pada kondisi awal. Kondisi awal yang belum bisa menghasilkan
prestasi belajar yang baik dan rasa ingin tahu yang tinggi diperbaiki dengan adanya
tindakan yang dilakukan pada siklus I dan disempurnakan pada siklus II.
Dari hasil kondisi awal yang hanya menghasilkan prestasi belajar yang
tuntas dalam pembelajaran hanya 41,02 % dari jumlah seluruh siswa dan rasa ingin
86
tahu siswa yang hanya rendah hanya 33.82% dari seluruh siswa hal ini diperbaiki
dengan adanya tindakan pada siklus I yaitu prestasi belajar siswa yang tuntas
mencapai 58,97% dari jumlah seluruh siswa dan rasa ingin tau siswa yang tinggi
yaitu 43,58% dari jumlah seluruh siswa kemudian ditingkatkan lagi pada siklus II
prestasi belajar siswa sebesar 79,48% dari jumlah seluruh siswa dan rasa ingin tahu
yaitu 55,39 % dari jumlah seluruh siswa.
Berdasarkan hasil pada pembahasan proses pembelajaran yang selalu
meningkat dari pada kondisi siklus I dan siklus II. Proses kondisi awal yang
dilakukan guru kelas yang hanya menggunakan media gambar diperbaiki oleh
peneliti dengan menggunakan media video dengan model pembelajaran ceramah dan
diperbaiki lagi peneliti dengan menggunakan media video dengan model belajar
ceramah dan diskusi dan hasil pembelajaran yang selalu meningkat dari siklus I dan
siklus II.
87
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis adalah
sebagai berikut:
Penggunaan media video dalam upaya meningkatkan prestasi belajar Pada
Materi Pokok Kasus Pelanggaran dan Upaya Penegakkan HAM di SMP Negeri 10
Surakarta Kelas VIIA Tahun Ajaran 2008/2009.
Penggunaan media video ini merupakan sebagai langkah upaya perbaikan
pada kondisi awal, dari hasil siklus I dan II dibuktikan dengan adanya peningkatan
hasil tes dan rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran. Pada kondisi awal siswa yang
hasil tes yang tuntas dalam pembelajaran mencapai 41,02%,dari jumlah seluruh siswa
dan pada siklus I hasil tes yang tuntas mengalami kenaikan menjadi 58,97 % dari
jumlah seluruh siswa dan pada siklus II hasil tes yang tuntas menjadi 79,48% dari
seluruh dalam pembelajaran, sedangkan rasa ingin tahu siswa pada kondisi awal
terdapat siswa yang aktif dengan presentase 33.82% sdari jumlah seluruh siswa pada
siklus I mengalami kenaikan presentase rasa ingin tahu siswa yang aktif mencapai
43,58% dari jumlah seluruh siswa kelas dan rasa ingin tau mengalami peningkatan
pada siklus II siswa yang aktif menjadi 55.39% jumlah seluruh siswa kelas.
Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media video dapat meningkatkan
Prestasi belajar siswa pada materi pokok kasus pelanggaran dan upaya penegakkan
Hak Asasi Manusia hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukan Azhar Arsyad
(2005: 24) “Tujuan penggunaan media audio visual (video) membuat hasil belajar
(prestasi belajar) lebih baik dan bermakna bagi kemampuan siswa”. Sesuai dengan
dengan penelitian yang sebelumnya. Hasil penelitian ini menunjukkan kebenaran
antara hipotesis bahwa dengan penggunaan media video dapat meningkatkan prestasi
belajar.
88
B. Implikasi
Penelitian ini juga memberikan deskripsi bahwa media video terbukti dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi pokok kasus pelanggaran dan
upaya penegakkan Hak Asasi Manusia sehingga penelitian ini dapat digunakan
sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin menggunakan media yang sejenis
sebagai media pembelajaran. Bagi guru Pendidikan Kewarganegaraan, hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif cara dalam melaksanakan
pembelajaran yang efektif dan menarik sehingga mempermudah siswa dalam
mengikuti mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan meningkatkan prestasi
belajar siswa.
C. Saran
Berdasarkan implikasi dari hasil penelitian yang dikemukakan di atas dapat
disampaikan saran-saran yang diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan
pemikiran untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta didik SMP Negeri 10 Surakarta pada
khususnya. Saran-saran tersebut sebagai berikut :
1. Guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMP negeri 10 Surakarta khususnya kelas
VII disarankan menggunakan media video dalam pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan rasa ingin tahu, dan hasil tes yang menjadikan adanya peningkatan
prestasi belajar siswa.
2. Departemen Pendidikan Nasional khususnya Surakarta diharapkan dapat
memfasilitasi tiap sekolah- sekolah yang ada diwilayah Surakarta alat yang dapat
memutar video baik Laptop dan LCD Proyektor.
89
DAFTAR PUSTAKA
Abu Muhammad Ibnu Abdullah. 2009. Prestasi Belajar. www.ditpksd.go.id Di akses pada tanggal 30 Maret 2009.
Acot. 2009. Technology's Impact on Learning. jurnal internasional www.nsba.org/sbot/toolkit/tiol.html . Diakses 5 November 2009 Aiex dan Nola Kortner. 2009. Translate Video. wikipedia.org/wiki/.Video. Di akses
pada tanggal 9 Juli 2009. Arif.S.Sadiman, dkk. 2007. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Azhar Arsyad. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Basuki Wibawa dan Farida Mukti. 2001. Media Pembelajaran. Bandung: CV.
Maulana Dwi Winarno. 2006. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Paduan Kuliah
di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Bumi Aksara Ekoes. 2009. High-definition video_files. www.ericdigests.org/pre-929/film.htm.
Diakses pada tanggal 9 Juni 2009. Herawati Susilo, dkk 2008. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana
Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang : Bayumodic Publising
Hujair AH. Sanaky. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta : Safiria Insania Press Ign Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius. Kasihani Kasbolah E.S. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang : Universitas
Negeri Malang. Moleong Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya. Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya. Nurna. 2009. Makalah PKn Tentang Hak Asasi Manusia. www.anakciremai.com.
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2009.
90
Ridwan.2009. Prestasi Belajar. www. Ridwan 202 Wordpress. com. Di akses pada
tanggal 30 Maret 2009. Rohiati Wiriatmadja. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya. Rossiter. 2009. video is it . jurnal internasional. www.usaoll.org/book/export/html/72.
Diakses pada tanggal 5 November 2009. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. Sutopo HB. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.
_________.2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS Press.
Triyanto. 2006. Pedoman Perkuliahan Negara Hukum dan HAM. Surakarta: UNS Press.
Zainudin Ali. 2006. Filsafat Hukum. Jakarta : Sinar Grafika.