UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan...

141
i UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA DI PAROKI SANTO ANTONIUS, BADE, KEUSKUPAN AGUNG MERAUKE MELALUI SHARED CHRISTIAN PRAXIS S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh: Emanuel Paulus Metubun NIM: 011124051 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

Transcript of UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan...

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

i

UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA

DALAM HIDUP MENGGEREJA

DI PAROKI SANTO ANTONIUS, BADE, KEUSKUPAN AGUNG MERAUKE

MELALUI SHARED CHRISTIAN PRAXIS

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Emanuel Paulus Metubun

NIM: 011124051

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2008

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

ii

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

iii

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

bapakku

ibuku,

dan

saudara-saudariku.

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

v

MOTTO

“Ketahuilah, pada hari ini aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan,

untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam.”

(Yer 1:10)

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : EMANUEL PAULUS METUBUN Nomor Mahasiswa : 011124051

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA DI PAROKI SANTO ANTONIUS, BADE, KEUSKUPAN AGUNG MERAUKE MELALUI SHARED CHRISTIAN PRAXIS

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupaun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyatan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 18 Maret 2008 Yang menyatakan

(Emanuel Paulus Metubun)

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 Maret 2008

Penulis,

Emanuel Paulus Metubun

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

viii

ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah “UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA DI PAROKI SANTO ANTONIUS BADE, KEUSKUPAN AGUNG MERAUKE MELALUI SHARED CHRISTIAN PRAXIS”. Judul ini dipilih berdasarkan keprihatinan penulis akan kaum muda yang kurang terlibat dalam hidup menggereja di Paroki St. Antonius, akibat dari pendampingan bagi kaum muda yang kurang berjalan dengan baik.

Di satu pihak pendampingan iman kaum muda di Paroki St. Antonius mutlak diperlukan, di pihak lain pendampingan iman kaum muda selama ini kurang dilaksanakan dengan baik, sehingga belum memberikan makna bagi kaum muda. Pendampingan iman kaum muda, tidak hanya merupakan suatu kegiatan yang rutin dan harus dilaksanakan, tetapi perlu dipersiapkan dengan baik sehingga tujuan pendampingan iman dapat tercapai. Permasalahan mendasar dari skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut: bagaimanakah mengusahakan suatu pendampingan bagi kaum muda, sehingga iman mereka semakin berkembang? Lewat pendampingan kaum muda diharapkan mau terlibat dalam kegiatan-kegiatan Gereja dan kemasyarakatan. Menyadari akan kondisi dan situasi tersebut, Paroki St. Antonius perlu memikirkan suatu upaya dalam meningkatkan pendampingan terhadap kaum muda melalui berbagai kegiatan hidup menggereja. Dengan demikian kaum muda mendapat peluang untuk mengembangkan potensi diri, sehingga mereka semakin termotivasi untuk terlibat secara aktif dalam hidup menggereja.

Pembahasan masalah dikaji dengan mengumpulkan data-data melalui kuesioner kepada kaum muda di Paroki St. Antonius, Bade. Hasil data dilengkapi dengan studi pustaka untuk memperoleh masukan-masukan sebagai bahan refleksi. Kemudian hasil gagasan-gagasan tersebut dipergunakan untuk menyampaikan sumbangan katekese bagi pendampingan katekese umat bagi kaum muda di Paroki St. Antonius, Bade melalui shared christian praxis.

Dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, kaum muda membutuhkan tempat untuk berbagi pengalaman, baik dalam keluarga, sekolah, Gereja, maupun masyarakat. Melalui keterlibatan mereka dalam kegiatan hidup menggereja, kaum muda mengungkapkan pengalaman-pengalaman iman mereka. Dan katekese umat merupakan tempat yang cocok untuk mengungkapkan pengalaman iman mereka. Katekese umat berangkat dari pengalaman konkrit peserta yang saling dikomunikasikan sehingga kaum muda semakin menghayati perkembangan iman. Shared christian praxis merupakan salah satu model dari katekese umat. Katekese umat ini bertujuan membantu kaum muda untuk dapat berpartisipasi dan aktif dalam proses katekese. Penulis menawarkan usulan serta penjabaran program katekese model shared christian praxis untuk satu tahun dalam rangka meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja.

Penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan sumbangan pemikiran demi perkembangan iman kaum muda di Paroki St. Antonius, Bade dalam hidup menggereja sehingga mereka dapat terlibat secara aktif.

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

ix

ABSTRACT

The title of the thesis is “EFFORT TO INCREASE THE INVOLVEMENT OF THE YOUTH IN THE LIFE OF THE CHURCH AT THE SAINT ANTHONY PARISH OF BADE IN THE ARCHDIOCESE OF MERAUKE THROUGH THE SHARED CHRISTIAN PRAXIS”. The title is chosen based on the author’s concern on the youth that is less involved in the life of the church of the Saint Anthony Parish, as the consequence of the un-well-done youth assistance.

At one side, faith assistance for the youth in St. Anthony Parish is absolute needed, but the other side, the issue so far is so unwell done that has not valued the youth yet. Faith assistance for the youth is not merely a routine program that must be done, it needs to be well prepared so that the goal of the issue can be achieved. The basic problem of the thesis can be formulated as how to manage an assistance for youth so that their faith becomes stronger. Thus through the assistance, youth, hopefully, wants to be involved in church and society’s activities. Realizing the fact, St. Anthony Parish needs to think an effort to increase the assistance for the youth through various activities in the life of the church. In the manner of it, youth finds a chance to expand their self-potentials, so that they are motivated more and more to involve actively in the life of the church.

Discussion on the issue was examined by collecting the data on the questioners given to youth in St. Anthony Parish of Bade. The result is completed with the study on literature to get inputs as a matter of reflection on youth’s faith assistance in the church. Then the results are being used as a donation for the youth’s faith assistance in St. Anthony Parish of Bade through the Shared Christian Praxis.

During the time of growth and development, youth needs a place to share their experiences in family, school, church and society. Through their involvement in the activity of the church’s life, youth express their experiences of faith. And the catechesis is the appropriate place to do so. Catechesis based on the attendance’s concrete experiences, which are being communicated mutually, enables youth to experience fully their faith. Through the Shared Christian Praxis, which is one of the models of the catechesis, youth is helped to participate actively in its process. The author offers the proposal and the spelling out of a model of the catechesis program, Shared Christian Praxis, for a year, in order to increase youth’s involvement in the life of the church in St. Anthony Parish of Bade.

The author hopes that the thesis could offer a good opinion and an idea as a contribution for the growth of faith of the youth in St. Anthony Parish of Bade, in their involvement in church’ life.

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasihNya yang

melimpah kepada penulis. Dalam kasih dan pendampinganNya, penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN

KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA DI

PAROKI ST ANTONIUS, BADE, KEUSKUPAN AGUNG MERAUKE

MELALUI SHARED CHRISTIAN PRAXIS”. Berbagai perasaan gembira, cemas,

tantangan maupun hambatan turut mewarnai penulisan Skripsi ini.

Skripsi ini berhasil disusun tidak lepas dari dukungan dan bantuan pelbagai

pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, penulis dengan hati

yang tulus mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A., selaku dosen pembimbing akademik sekaligus

pembimbing utama skripsi yang dengan penuh perhatian, kesabaran dan kesetiaan

telah mengarahkan, mendampingi, membimbing, memberikan perhatian dan

sumbangan pemikiran, mengkritik, dan memotivasi penulis selama menjalani

studi hingga akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Dra. Y. Supriyati, M.Pd., selaku dosen penguji II yang telah bersedia

membimbing penulis dalam proses penelitian dan juga telah meluangkan waktu

untuk mempelajari keseluruhan isi dari skripsi ini.

3. Bapak Yoseph Kristianto, SFK., selaku dosen penguji III yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk mempelajari isi dari skripsi ini.

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

xi

4. Kedua orang tuaku, Bapak Ismail Metubun dan Ibu Adolfina Rahangmetan,

Adikku Sesilia Metubun dan Melania Metubun, serta semua keluarga: Bapa

Ignatius Rahangmetan dan Keluarga, Ibu Monika Rahangmetan dan Keluarga

serta semua keluarga di Bade yang telah membantu dan memotivasi serta

memberi perhatian kepada penulis selama menjalani perkuliahan di Program

Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Jurusan Ilmu

Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

5. Almarhum Pastor Yoseph Seran, MSC. Semasa hidupnya telah memotifasi dan

memberi perhatian kepada penulis.

6. Segenap staf dosen dan karyawan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan

Pendidikan Agama Katolik, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, yang mendidik,

membantu, dan memberi teladan yang baik bagi penulis selama studi sampai

selesainya penulisan skripsi ini.

7. Elisabeth Nurhayati yang selalu memberikan dukungan, perhatian dan cinta, serta

memotivasi dan menyemangati penulis dalam studi hingga penyelesaian skripsi

ini.

8. Rekan-rekan mahasiswa, khususnya angkatan 2001 yang telah memberi dukungan

dan kritikan serta berjuang bersama dalam semangat persaudaraan dan

kekeluargaan untuk menjadi katekis yang bermutu dan bijaksana.

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

xii

9. Rekan-rekan Mudika Paroki St. Antonius, Bade yang telah membantu penulis

dalam memberi informasi yang sangat berarti dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Rekan-rekan “P Kos”: Jhon Aryo, Andrianus, Isa Suhendra, Hermas, Gerard,

Antonius Yogi, Blasius, Suryo, Alex, Febriyanto, Agung, Martinus, Wahyu dan

teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi

dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk menjalani

hidup sebagai seorang katekis yang bermutu dan bijaksana.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberi

bantuan dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan

pengalaman, sehingga penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Karena itu,

penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan

skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan banyak manfaat bagi pembaca

sekalian.

Yogyakarta, 10 Maret 2008

Penulis,

Emanuel Paulus Metubun

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv

MOTTO ............................................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

ABSTRACK ...................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A. Latar Belakang Penulisan Skripsi .............................................................. 1

B. Rumusan Masalah Penulisan Skripsi ......................................................... 5

C. Tujuan Penulisan Skripsi .......................................................................... 5

D. Manfaat Penulisan Skripsi ........................................................................ 6

E. Metode Penulisan Skripsi .......................................................................... 6

F. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................................... 6

BAB II. GAMBARAN UMUM PENDAMPINGAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA DI PAROKI SANTO ANTONIUS, BADE, KEUSKUPAN AGUNG MERAUKE ............. 9

A. Situasi pendapingan Kaum Muda di Paroki St. Antonius ......................... 10

1. Situasi Umum Paroki St. Antonius, Bade ........................................... 10

2. Situasi Kaum Muda di Paroki ............................................................. 11

3. Situasi Pendampingan Kaum Muda .................................................... 11

a. Kegiatan-kegiatan Gerejani ........................................................... 12

b. Kegiatan kemasyarakatan ............................................................. 14

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

xiv

c. Kegitan-kegiatan lain .................................................................... 15

B. Penelitian mengenai Pendampingan Kaum Muda di Paroki St. Antonius, Bade .......................................................................................................... 18

1. Tujuan Penelitian ................................................................................. 18

2. Metode Penelitian ................................................................................ 19

3. Responden Penelitian .......................................................................... 19

4. Instrumen Penelitian ............................................................................ 20

5. Variabel Penelitian .............................................................................. 21

6. Waktu Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 21

7. Pembahasan Hasil Penelitian dan Keprihatinan-keprihatinan Kaum Muda di Paroki St. Antonius, Bade...................................................... 21

8. Rangkuman Hasil Penelitian ............................................................... 28

BAB III. PENDAMPINGAN KAUM MUDA DALAM GEREJA ................... 31

A. Pengertian Kaum Muda ............................................................................. 32

1. Pengertian Umum Kaum Muda ........................................................... 31

2. Aspek-aspek Pertumbuhan Kaum Muda ............................................. 33

a. Aspek pertumbuhan fisik ............................................................... 33

b. Aspek Perkembangan mental......................................................... 34

c. Aspek perkembangan emosional ................................................... 35

d. Aspek perkembangan sosial .......................................................... 36

e. Aspek perkembangan moral ......................................................... 37

f. Aspek perkembangan religius........................................................ 38

g. Aspek perkembangan kognitif ....................................................... 39

3. Problematika dalam Perkembangan Kaum Muda ............................... 40

a. Problematika dalam keluarga ........................................................ 41

b. Problematika dalam masyarakat ................................................... 42

c. Problematika dalam gereja ............................................................ 43

d. Problematika dalam diri kaum muda sendiri ................................. 45

B. Pengertian Pendampingan ......................................................................... 47

1. Pengertian Pendampingan pada Umumnya ......................................... 47

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

xv

2. Ciri-ciri Pendampingan Kaum Muda .................................................. 50

a. Tujuan pendampingan kaum muda ................................................ 50

b. Materi pendampingan kaum muda................................................. 52

c. Dasar pendampingan kaum muda .................................................. 54

d. Prinsip pendampingan kaum muda................................................ 55

e. Proses pendampingan kaum muda................................................. 58

f. Syarat pendampingan kaum muda ................................................ 58

g. Program pendampingan kaum muda ............................................ 60

3. Unsur-unsur Pokok dalam pendampingan ........................................... 61

C. Pendampingan Kaum Muda dalam Gereja ................................................ 62

1. Pendampingan Iman Kaum Muda ...................................................... 62

2. Ciri-ciri Pendampingan Iman Kaum Muda.......................................... 63

3. Bentuk-bentuk Pendampingan Iman Kaum Muda .............................. 67

D. Katekese sebagai Salah Satu Bentuk Pendampingan Iman ...................... 71

1. Pengertian katekese ............................................................................. 71

2. Makna Katekese .................................................................................. 72

3. Bentuk-bentuk Katekese ...................................................................... 73

a. Bentuk praktis ................................................................................ 73

b. Bentuk historis ............................................................................... 73

c. Bentuk sistematis .......................................................................... 74

4. Tujuan Katekese .................................................................................. 74

E. Shared Christian Praxis (SCP) sebagai Salah Satu Model Katekese Umat (KU) .............................................................................................. .. 75

1. Shared Christian Praxis ...................................................................... 76

2. Langkah-langkah Katekese Model Shared Christian Praxis (SCP) ... 79

BAB IV. USULAN PROGRAM PENDAMPINGAN BAGI KAUM MUDA DI PAROKI SANTO ANTONIUS, BADE, KEUSKUPAN AGUNG MERAUKE MELALUI KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS .......................................................................... 86

A. Alasan Pemilihan Katekese Model SCP ................................................... 87

B. Alasan Pemilihan Tema dan Tujuan ......................................................... 88

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

xvi

C. Penjabaran Tema ....................................................................................... 90

D. Petunjuk Pelaksanaan Program ................................................................. 93

E. Contoh Persiapan Program Katekese bagi Kaum Muda Model Shared Christian Praxis............................................................................. 94

BAB V. PENUTUP ............................................................................................ 108

A. Kesimpulan ................................................................................................ 108

B. Saran ......................................................................................................... 110

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 111

LAMPIRAN........................................................................................................ 113

Lampiran 1: Surat Permohonan Penelitian ............................................. (1)

Lampiran 2: Daftar Pertanyaan Angket ................................................. (2)

Lampiran 3: Peta Paroki St. Antonius, Bade ......................................... (5)

Lampiran 4: Peta Wilayah Pengembangan Kabupaten Merauke............ (6)

Lampiran 5: Struktur Pengurusan Mudika.............................................. (7)

Lampiran 6: Data Paroki St. Antonius Padua, Bade .............................. (8)

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

xvii

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

Perjanjian Baru (Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Lembaga

Alkitab Indonesia). Jakarta: Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia, 2001, hal 6.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Yohanes Paulus II tentang

Katekese masa kini, 16 Oktober 1979.

LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang

Gereja, 21 November 1964.

C. Singkatan Lain

& : Dan

Art : Artikel

Bdk : Bandingkan

Dll : Dan lain-lain

h : Halaman

KU : Katekese Umat

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

LA : Los Angeles

Mudika : Muda-mudi Katolik

PB : Perjanjian Baru

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

xviii

PL : Perjanjian Lama

R.I : Republik Indonesia

SCP : Shared Christian Praxis

St : Santo

Thn : Tahun

W.I.B : Baktu Indonesia Barat

W.I.T : Waktu Indonesia Timur

WKRI : Wanita Katolik Republik Indonesia

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan Skripsi

Kaum muda adalah tulang punggung dan ujung tombak dari perkembangan

Gereja baik saat ini maupun masa yang akan datang. Kaum muda adalah penentu

segala sesuatu untuk memajukan Gereja di zaman sekarang ini. Mereka adalah

saksi-saksi Kristus yang dapat diandalkan untuk masa depan dan demi

perkembangan Gereja. Namun demikian, mereka tetap membutuhkan dorongan dan

semangat dari Gembala Gereja sendiri. Untuk itu kaum dewasa selalu menjalin

hubungan persahabatan dan keakraban dengan kaum muda, dengan berusaha

menjalin dialog dan tukar pikiran, sehingga kaum muda dapat dijadikan teladan bagi

kehidupan mereka di dalam lingkungan keluarga, Gereja maupun di dalam

masyarakat di mana mereka berada.

Kekuatan terpenting dalam pembangunan kehidupan menggereja di zaman

sekarang ini dan juga di masa yang akan datang terletak dalam keikutsertaan dan

keterlibatan kaum muda sendiri. Oleh karena itu demi memperkembangkan iman

akan Yesus Kristus, kaum muda dituntut untuk terlibat secara aktif dalam hidup

menggereja. Oleh sebab itu keikutsertaan dan keterlibatan kaum muda sangat

dibutuhkan dalam karya kerasulan di tengah-tengah umat.

Hidup menggereja sendiri memiliki pengertian, menampakkan iman dalam

hidup sehari-hari lewat usaha dan tindakan nyata kepada sesama di sekitar kita.

Dengan kata lain, setiap kegiatan yang orientasi kehidupannya menampakkan iman

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

2

kristiani dalam situasi dan kesadaran dewasa ini (Suhardiyanto, 2006: 1-2; bdk.

Banawiratma, 1992: 9-11).

Kaum muda sebagai bagian dari Gereja diharapkan memiliki kesadaran untuk

melakukan berbagai kegiatan kemajuan iman mereka dan demi pekembangan

Gereja. Kesadaran ini menuntut kaum muda sendiri agar memiliki kepribadian yang

matang dan dewasa, sehingga mendorong mereka untuk menyalurkan gairah hidup,

semangat kerja yang tinggi, mampu memiliki tanggung jawab sendiri dan ingin

semakin dapat dan mampu memainkan peranannya dalam kehidupan sosial dan

budaya. Kesemuanya itu perlu dilandasi dengan semangat Kristus sebagai dasar dan

pedoman kehidupan dalam jemaat Kristiani serta dijiwai sikap patuh dan cinta kasih

terhadap gembala Gereja sehingga diharapkan dapat membuahkan hasil yang

berlimpah.

Dalam perkembangan iman Gereja menuntut kedewasaan iman umatnya.

Kaum muda sebagai ujung tombak perkembangan Gereja diharapkan mampu

memperkembangkan imannya lewat karya kepada sesama. Perkembangan zaman

menuntut kaum muda agar lebih kritis dan kreatif dalam bertindak dan menentukan

pilihan. Oleh sebab itu kaum muda perlu dibekali sebelum mereka sungguh-sungguh

mampu dan dapat berinteraksi dengan sesama.

Perkembangan yang kini terjadi di Paroki St. Antonius, Bade, kaum muda

kurang terlibat dalam proses pendewasaan iman. Hal ini nampak pada kurangnya

kesadaran kaum muda untuk terlibat dalam setiap kegiatan gerejani, yakni mengikuti

pendalaman iman, doa bersama umat di Lingkungan, dan kegiatan-kegiatan lain

yang membantu mereka memperkokoh dan memperkembangkan iman akan Allah.

Kaum muda sendiri memilih mengikuti kegiatan yang bersifat kesenangan sesaat,

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

3

entah itu untuk mengisi waktu tanpa menyadari makna atau manfaat dari pertemuan

itu maupun keikutsertaan mereka karena tuntutan sekolah atau desakan dari orang

tua. Bahkan dari pihak Gereja kurang memperhatikan berbagai persoalan yang kini

dihadapi oleh kaum muda sendiri.

Kaum muda tidak dapat terlibat secara aktif tanpa campur tangan dari pihak

Gereja dengan memberi perhatian dan selalu memotivasi mereka agar mereka dapat

berkembang. Oleh sebab itu, pihak Gereja selalu menjembatani kaum muda dalam

memperkembangkan iman yang dimiliki dengan mengadakan berbagai kegiatan

yang dapat melibatkan mereka. Kegiatan yang dilaksanakan bukan hanya demi

perkembangan jasmani, tetapi perkembangan rohani perlu mendapat perhatian yang

sama.

Salah satu paroki yang berada di wilayah Keuskupan Agung Merauke adalah

Paroki St. Antonius, Bade. Berdasarkan statistik paroki pada tahun 2006 secara

teritorial Gereja, Paroki St. Antonius, Bade memiliki 9 Stasi. Paroki kota sendiri

memiliki 7 Lingkungan, dengan jumlah umat 13.589 jiwa. Kaum muda sendiri

dibagi menjadi 3 Wilayah, yakni: Wilayah kota dan Digul bawah, Wilayah kali Ia

dan kali Bamgi dan Wilayah Edera dan Dumut. Di Stasi ada mudika Stasi dan di

Paroki ada mudika Lingkungan/Kring.

Begitu banyak kegiatan yang sering dilakukan, namun seringkali kaum muda

di Paroki St. Antonius Bade kurang menyadari akan pentingnya keterlibatan mereka

dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan tersebut. Salah satu faktor yang mungkin

mengakibatkan kurangnya keterlibatan kaum muda dalam kegiatan-kegiatan rohani

seperti: Doa bersama umat di Lingkungan, pendalaman iman, dan kegiatan-kegiatan

kerohanian yang dilakukan di Lingkungan, kaum muda kurang melibatkan diri

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

4

sepenuhnya karena dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut, metode

penyampaian atau penyajian materi yang terlalu monoton dan kurang melibatkan

kaum muda untuk ikut aktif dan terlibat. Kaum muda merasa kurang diperhatikan

sehingga kaum muda lebih memilih mencari kegiatan lain walau kadangkala

kegiatan-kegiatan yang diambil kurang membantu dalam perkembangan iman.

Menanggapi kenyataan dengan melihat persoalan yang ada, maka perlu adanya

pembaharuan di berbagai segi, di antaranya perlu adanya koordinasi dari pihak

Gereja dan kaum muda agar bersama-sama mencari dan menemukan akar

permasalahan dan kiranya dapat menyepakati suatu kesepakatan bersama demi

mendewasakan iman kaum muda di Paroki St. Antonius, Bade, Keuskupan Agung

Merauke. Berdasarkan pemikiran tokoh-tokoh kristiani mengenai kaum muda dan

melihat kenyataan yang terjadi maka penulis mengajak kaum muda di Paroki St.

Antonius untuk mempelajari dan memahami akan keterlibatan atau keikutsertaan

kaum muda dalam proses pendewasaan iman. Untuk itu penulis memberi judul dari

karya tulis ini sebagai berikut: “UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN

KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA DI PAROKI SANTO

ANTONIUS, BADE, KEUSKUPAN AGUNG MERAUKE MELALUI

SHARED CHRISTIAN PRAXIS”.

Penulis berharap semoga tulisan ini dapat membantu kaum muda untuk

semakin memahami akan pentingnya peranan mereka dalam perkembangan Gereja,

sehingga kaum muda mau terlibat secara aktif dalam pelaksanaan kegiatan hidup

menggereja tidak hanya dalam lingkup Gereja melainkan juga dalam lingkup

masyarakat demi pendewasaan iman dengan mengaktifkan kembali segala bentuk

kegiatan yang pernah dilakukan.

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

5

Gereja akan selalu berkembang jika kaum muda mau terlibat. Keterlibatan

dalam artian, terlibat secara utuh, bukan hanya sebatas hadir dalam berbagai

kegiatan kaum muda, melainkan turut serta memperkembangkan Gereja. Dengan

keterlibatan dan keikutsertaan kaum muda dalam berbagai kegiatan kerohanian,

diharapkan Gereja akan semakin berkembang, demikian pula kedewasaan iman yang

ingin diwujudkan oleh kaum muda.

B. Rumusan Permasalahan Penulisan Skripsi

1. Apa yang dimaksud dengan hidup menggereja?

2. Masalah-masalah apa saja yang dihadapi kaum muda berkaitan dengan

keterlibatan kaum muda dalam rangka hidup menggereja di Paroki St. Antonius?

3. Apa upaya penting yang harus ditempuh untuk memberdayakan Muda-mudi

Katolik dalam hidup menggereja?

C. Tujuan Penulisan Skripsi

1. Memberi wawasan baru bagi penulis dan pembaca mengenai hidup menggereja,

berani untuk menggali nilai-nilai positif yang ada didalamnya, mampu

menghayatinya dan ikut terlibat langsung dalam kegiatan Gerejani.

2. Memaparkan permasalahan yang dihadapi kaum muda berkaitan dengan

keterlibatan kaum muda dalam rangka hidup menggereja di Paroki St. Antonius.

3. Memaparkan upaya penting yang harus ditempuh untuk memberdayakan Muda-

mudi Katolik dalam hidup menggereja dan menyadarkan kaum muda akan

pentingnya peranan kaum muda dalam perkembangan Gereja.

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

6

4. Memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk kelulusan sarjana strata satu

(S1) pada Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama

Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

D. Manfaat Penulisan Skripsi

1. Memberikan inspirasi bagi penulis untuk memberdayakan kaum muda di Paroki

St. Antonius, Bade dalam rangka terlibat dalam hidup menggereja.

2. Mendorong kaum muda di Paroki St. Antonius, Bade agar semakin berani

menghadapi permasalahan yang ada dan mau melibatkan diri dalam hidup

menggereja.

E. Metode Penulisan Penulisan Skripsi

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif-analitis.

Dengan menggunakan metode ini, penulis berusaha mendiskripsikan dengan cara

memaparkan dan menguraikan gambaran mengenai keterlibatan kaum muda dalam

hidup menggereja serta mengkaji dan menganalisanya berdasarkan data-data yang

diperoleh dari hasil penelitian, studi pustaka, hasil wawancara, dan refleksi pribadi

dengan bantuan buku-buku pendukung.

F. Sistematika Penulisan Penulisan Skripsi

Judul yang dipilih oleh penulis adalah “UPAYA MENINGKATKAN

KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA DI

PAROKI SANTO ANTONIUS, BADE, KEUSKUPAN AGUNG MERAUKE

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

7

MELALUI SHARED CHRISTIAN PRAXIS”. Skripsi ini dibahas dalam lima bab,

sebagai berikut:

Bab I berisikan pendahuluan yang meliputi: latar belakang, perumusan

masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan yang

merangkum keseluruhan penulisan skripsi.

Bab II akan membahas mengenai penelitian tentang keterlibatan dan

keikutsertaan kaum muda dalam segala bentuk kegiatan rohani demi pendewasaan

iman, meliputi persiapan penelitian, laporan hasil penelitian dan pembahasan

penelitian. Dalam bam ini penulis akan memaparkan pula mengenai keadaan dan

situasi yang kini dialami maupun kegiatan yang sedang dilaksanakan oleh kaum

muda di Paroki St. Antonius Bade. Oleh sebab itu dalam bab ini akan dibagi dalam

dua bagian, yakni bagian pertama mengulas seputar kehidupan kaum muda dan

bagian kedua seputar hasil penelitian yang dilaksanakan di paroki St. Antonius.

Bab III akan membahas mengenai teori seputar perkembangan remaja dan

berbagai pandangan tentang perspektif kaum muda berkaitan dengan keterlibatan

dan keikutsertaan dalam hidup menggereja. Pemaparan mengenai teori

pendampingan dalam rangka pendampingan iman remaja, yakni menyangkut

pengertian pendampingan, metode katekese yang digunakan sebagai salah satu

alternatif dalam pendampingan bagi kaum muda yakni shared christian praxis dan

pengertian mengenai kaum muda dan segala perkembangan yang dialaminya.

Bab IV ini akan mengupas usaha pendampingan kaum muda melalui model

pendampingan Shared Christian Praxis (SCP) dan usulan pogram katekese serta

contoh katekese.

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

8

Bab V adalah penutup yang membahas kesimpulan penulis tentang

pendampingan bagi kaum muda di Paroki St. Antonius, Bade dan saran bagi

kepengurusan Mudika maupun kepada pihak Gereja dalam hal ini kepengurusan

dewan paroki sehingga pendampingan terhadap kaum muda sungguh-sungguh dapat

membantu dan mengarahkan kaum muda agar semakin memahami akan pentingnya

keterlibatan dan keikutsertaan mereka dalam kehidupan menggereja, selain itu pula

sebagai tindak lanjut dari seluruh rangkaian tulisan ini.

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

9

BAB II

GAMBARAN UMUM PENDAMPINGAN KAUM MUDA

DALAM HIDUP MENGGEREJA DI PAROKI SANTO ANTONIUS, BADE,

KEUSKUPAN AGUNG MERAUKE

Keterlibatan dan keikutsertaan kaum muda dalam pengembangan Gereja

sangat diharapkan. Keterlibatan dan keikutsertaan tersebut tidak dapat terjadi dengan

sendirinya, melainkan kaum muda perlu didampingi agar mengerti dan memahami

bahwa mereka sangat dibutuhkan dalam perkembangan Gereja. Paroki St. Antonius,

Bade mengupayakan keterlibatan kaum muda melalui pendampingan demi

pengembangan iman kaum muda akan Allah.

Pendampingan yang dilaksanakan bagi kaum muda tentu saja berkaitan

dengan situasi dan kebutuhan kaum muda, entah itu persoalan hidup sehari-hari,

pengembangan iman, pengembangan diri maupun pengembangan potensi-potensi

yang dimiliki oleh kaum muda. Dalam pelaksanaan pendampingan, kaum muda

dibimbing dan diarahkan agar mampu menemukan potensi-potensi diri dan

memahami serta mengolah pengalaman tersebut dan menjadikan pengalaman-

pengalaman itu sebagai pelajaran yang berarti bagi dirinya. Dengan pengalaman-

pengalaman yang dimiliki, kaum muda diharapkan mampu memewujudkannya

dalam hidup sehari-hari sebagai sebuah karya pewartaan Allah di masyarakat.

Adapun maksud uraian penulisan yaitu sebagai bahan untuk menunjukkan

dinamika kegiatan kaum muda dalam bentuk kegiatan-kegaitan, sekaligus sebagai

landasan dan acuan penelitian terhadap keterlibatan dan keikutsertaan kaum muda

dalam rangka hidup menggereja.

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

10

A. Situasi Kegiatan Pendampingan Kaum Muda di Paroki St. Antonius, Bade

Uraian situasi umum dan berbagai kegiatan kaum muda yang dilaksanakan di

Paroki St. Antonius Bade, meliputi pembicaraan tentang situasi umum Paroki St.

Antonius, situasi kaum muda, situasi pendampingan yang dilaksanakan bagi kaum

muda dalam memperkembangkan iman akan Allah.

1. Situasi Umum Paroki St. Antonius, Bade

Paroki St. Antonius merupakan bagian dari Keuskupan Agung Merauke.

Paroki St. Antonius memiliki 24 stasi dengan jumlah umat di Paroki St. Antonius

18. 676 jiwa. Posisi Gereja Paroki St. Antonius sendiri berada di Kecamatan Edera

yang cukup strategis dan tidak jauh dari pusat pemerintahan dan perkantoran

[Lampiran 6: (9)].

Secara geografis Paroki St. Antonius Padua, Bade terletak di daerah

Kecamatan Edera, dengan batas-batas sebagai berikut:

• Sebelah Utara : Kecamatan Obaa

• Sebelah Timur : Kecamatan Mindiptana

• Sebelah Selatan : Kecamatan Okaba

• Sebelah Barat : Kecamatan Nambioman Bapai

Pembagian wilayah dalam Paroki St. Antonius, disesuaikan dengan daerah

geografis. Paroki St. Antonius dibagi menjadi 3 bagian, yakni: Bade kota dan Digul

Bawah, terdiri dari 3 Stasi; Kali Ia sampai Kali Bamgi memiliki 12 Stasi serta Kali

Edera dan Dumut memiliki 9 Stasi. Pembagian daerah disesuaikan dengan situasi

daerah setempat, di mana sebagian besar daerah berada di pedesaan dan dilalui

beberapa sungai [Lampiran 4: (6)].

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

11

2. Situasi Kaum Muda di Paroki

Berdasarkan data Paroki 2006, jumlah kaum muda 183 orang. Mudika yang

berada di pusat paroki sebanyak 93 orang dan mudika stasi sebanyak 90 orang. Dari

7 Lingkungan yang ada di pusat paroki, hanya 63 kaum muda dari 93 orang yang

aktif mengikuti kegiatan mudika, baik kegiatan yang diselenggarakan oleh paroki,

maupun yang dilaksanakan oleh pengurus mudika demi pengembangan diri maupun

pengembangan iman kaum muda.

Kaum muda yang terdaftar dan terlibat sebagai anggota mudika sangatlah

berfariasi. Bersumber dari data yang diperoleh, kaum muda yang masih menempuh

pendidikan di sekolah menengah yakni kaum muda usia antara 17-20 tahun

sebanyak 23 orang, usia antara 21-24 tahun sebanyak 87 orang, usia antara 24-28

sebanyak 68 orang dan usia di atas 29 tahun sebanyak 5 orang [Lampiran 6: (9)].

3. Situasi Pendampingan Kaum Muda

Dalam pelaksanaan karya pastoral bagi kaum muda, Gereja turut memberi

perhatian. Paroki menanggapi berbagai kebutuhan dan kesulitan yang dihadapi oleh

kaum muda dengan mengadakan berbagai kegiatan dengan tujuan agar lewat

kegiatan-kegiatan tersebut kaum muda diharapkan mampu mengembangkan

kepercayaan diri dalam menanggapi situasi dan kondisi zaman. Pelaksanaan

kegiatan tersebut melibatkan semua kaum muda yang ada di paroki St. Antonius.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah: kegiatan-kegiatan gerejani, kegiatan-

kegiatan kemasyarakatan dan kegiatan-kegiatan lain yang diharapkan dapat

memupuk persaudaraan dan keakraban antar mudika.

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

12

a. Kegiatan-kegiatan gerejani

Dalam pelaksanaan hidup menggereja, kaum muda diharapkan agar mau

terlibat dalam kegiatan-kegiatan gerejani. Keikutsertaan dan keterlibatan mereka

tidak hanya sebatas “hadir atau ada”, melainkan kaum muda diharapkan terlibat

dalam kegiatan-kegiatan mudika, terlibat dalam kegiatan-kegiatan tersebut demi

pengembangan Gereja, terlibat di Lingkungan maupun di dalam masyarakat dengan

memberi hati sepenuhnya demi terlaksananya kegiatan-kegiatan tersebut. Kegiatan-

kegiatan gerejani yang dilaksanakan oleh kaum muda di Paroki St. Antonius adalah

temu mudika, doa, lomba baca kitab suci dan mazmur serta bertugas koor di gereja.

1) Temu mudika

Temu mudika dilaksanakan satu kali, yakni pada Maret 2007, dengan jumlah

peserta 68 orang. Dalam pelaksanaan temu mudika, dihadiri oleh Pastor Paroki dan

4 orang pembina mudika. Berbagai hal dibicarakan demi pengembangan kaum muda

di Paroki St. Antonius Bade, diantaranya pergantian pengurus, keterlibatan dan

keikutsertaan kaum muda, bukan hanya dalam kegiatan kaum muda, lebih dari itu

kaum muda diharapkan dapat terlibat dalam kegiatan di Lingkungan maupun dalam

masyarakat.

Dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan, para Pembina maupun pengurus

mudika mengatakan bahwa masih kurang kesadaran dari kaum muda untuk terlibat

dalam berbagai kegiatan gerejani, oleh sebab itu perlu adanya perhatian khusus bagi

mereka yang belum terlibat. Dalam pertemuan ini pula dibicarakan mengenai temu

muka Mudika se-Dekenat Mappi yang rencananya akan dilaksanakan tahun 2008,

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

13

dan Paroki St. Antonius sebagai tuan rumah dalam pelaksanaan temu muka tersebut

[Lampiran 6 : (11)].

2) Doa mudika

Doa mudika dilaksanakan secara rutin, sekali dalam satu bulan. Peserta yang

hadir dalam setiap pelaksanaan doa tersebut antara 30 sampai 40 orang. Tidak semua

kaum muda hadir dan terlibat dalam doa bersama. Kurangnya sosialisasi dan

informasi mengenai tempat dan waktu pelaksanaan doa menyebabkan banyak kaum

muda yang tidak dapat terlibat. Namun hingga kini pelaksanaan doa tetap berjalan.

Dalam proses doa bersama yang bertugas adalah kaum muda. Pelaksanaan doa

dilaksanakan pada hari Kamis, pukul 16.00-17.00 W.I.T. Para mendamping turut

serta dalam setiap pelaksanaan doa tersebut [Lampiran 6 : (11)].

3) Lomba baca Kitab Suci dan Mazmur

Pelaksanaan kegiatan lomba baca Kitab Suci dan Mazmur dilaksanakan

dengan tujuan agar kaum muda semakin hari semakin sadar akan pentingnya

memahami dan mendalami Kitab Suci dan mampu menemukan nilai-nilai baru dari

Kitab Suci sebagai pegangan dalam hidupnya. Kitab Suci tidak hanya dibaca ketika

bulan Kitab Suci, melainkan dapat dijadikan pegangan hidup dan dapat dibaca setiap

hari. Pelaksanaan tertsebut diikuti oleh 28 (dua puluh delapan) orang, yakni 4

(empat) orang perwakilan mudika dari 7 (tujuh) Lingkungan yang ada di pusat

Paroki. Pelaksanaan lomba baca Kitab Suci dan Mazmur tersebut diadakan pada

bulan september 2007 dan tempat pelaksanaan kegiatan tersebut di gereja St.

Antonius, Bade [Lampiran 6 : (10)].

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

14

4) Bertugas koor di gereja

Tugas utama dari kelompok ini yakni berlatih dan mempersiapkan nyanyian

dalam memeriahkan Perayaan Ekaristi bila mudika mendapat tugas koor di gereja.

Dalam misa Minggu Palma dan hari raya Natal Desember 2007, mudika diberi

tanggung jawab untuk mempersiapkan nyanyian dalam misa Natal tersebut. Dengan

jumlah anggota 32 orang, kelompok koor diharapkan selalu siap apabila ada

lingkungan yang berhalangan bila mendapat tugas dalam suatu perayaan Ekaristi,

kelompok ini siap untuk menggantikan. Persiapan yang dilakukan oleh kelompok

koor dengan berlatih bersama 2 (dua) kali dalam seminggu guna persiapan

menjelang tugas yang dipercayakan kepada mereka [Lampiran 6 : (11)]

b. Kegiatan kemasyarakatan

Kaum muda di Paroki St. Antonius Bade tidak hanya terlibat dalam kegiatan-

kegiatan gerejani, baik dalam lingkup Paroki dan Lingkungan, melainkan

keterlibatan kaum muda juga diwujudkan dalam kebersamaan dan keterlibatan

dengan mengikuti kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Keterlibatan dan keikutsertaan

kaum muda dalam berbagai kehidupan, merupakan salah satu usaha kaum muda

untuk semakin memahami akan makna kebersamaan dalam hidup. Kegitan-kegiatan

tersebut diantaranya: Bakti sosial serta terlibat dalam persiapan pesta Kemerdekaan

R.I.

1) Bakti sosial

Salah satu wujud keterlibatan kaum muda dalam hidup bermasyarakat yakni

dengan diadakannya bakti sosial. Dalam pelaksanaan bakti sosial ini diikuti oleh 90

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

15

orang kaum muda katolik. Bakti sosial dilaksanakan oleh kaum muda dengan

membersihkan tempat-tempat ibadah, yakni membersihkan halaman Masjid dan

gereja. Pelaksanaan bakti sosial diadakan pada Minggu pertama bulan Juli dan

Minggu ke dua bulan Agustus 2007. Pelaksanaan bakti sosial ini didampingi

langsung oleh pastor paroki dan para pendamping kaum muda. Pelaksanaan kegiatan

bakti sosial dilaksanakan bagi kaum muda dengan harapan kaum muda semakin

termotivasi untuk lebih peka terhadap situasi yang ada di dalam masyarakat dengan

mau terlibat dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan [Lampiran 6 : (10)]

2) Pesta Kemerdekaan R.I

Dalam memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia kaum muda turut

serta dalam memperingati hari bersejarah yang setiap tahun dirayakan dan

diperingati oleh seluruh warga Indonesia. Dalam peringatan hari kemerdekaan

tersebut, kegiatan yang diikuti oleh kaum muda ialah, lomba gerak jalan. Dalam

pelaksanaan lomba tersebut diikuti oleh 2 (dua) regu kaum muda, yakni regu putra

dan putri, tiap terdiri dari 15 orang orang untuk regu putra dan 15 orang untuk regu

putri. Disamping itu pula, kaum muda mengadakan pameran. Pameran dilaksanakan

selama peringatan kemerdekaan Republik Indonesia dengan menjual barang-barang

kudus seperti patung Bunda Maria, Rosario, Madah Bakti, Puji Syukur, dan lain-lain

[Lampiran 6 : (10)].

c. Kegiatan-kegiatan lain

Di samping kegiatan-kegiatan gerejani dan kemasyarakatan, juga kegiatan lain

yang dianggap penting dan dapat membantu dan memperkembangkan kaum muda

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

16

Katolik di Paroki St. Antonius Bade dalam memupuk persaudaraan dan keakraban

antar kaum muda. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya: pertemuan pengurus,

bazar dan olah raga.

1) Pertemuan pengurus

Pertemuan pengurus dilaksanakan dalam rangka persiapan, pelaksanaan dan

evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan maupun rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan bersama. Dalam bulan Januari sampai dengan Juli 2007, pertemuan

dilaksanakan sebanyak 3 kali.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada 10 Februari dengan jumlah peserta 20

orang, pertemuan kedua dilaksanakan tanggal 12 Februari. Dalam pertemuan

pertama dan kedua, jumlah peserta yang hadir sebanyak 20 orang, terdiri dari 16

orang pengurus dan 4 orang pembina.

Pertemuan pertama dan kedua membicarakan persiapan Paskah, dimana kaum

muda diberikan tugas Minggu Palma, disamping itu pula kaum muda diminta untuk

terlibat secara aktif dalam perayaan Paskah.

Pertemuan ketiga dilaksanakan tanggal 14 Juli, peserta yang hadir sebanyak 20

orang, terdiri dari 16 orang pengurus dan 4 orang pembina. Materi yang dibahas

dalam pertemuan ketiga yakni kegiatan-kegiatan kaum muda yang akan

dilaksanakan pada beberapa waktu ke depan dan persiapan Natal. Di samping itu

pula, dibicarakan mengenai keterlibatan dan keikutsertaan kaum muda di dalam

Lingkungan [Lampiran 6 : (11)].

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

17

2) Bazar

Kegiatan ini dilaksanakan pada 10 Juni 2007. Kegiatan tersebut dilaksanakan

setelah Perayaan Misa hari Minggu, dengan lokasi di Aula gereja. Tujuan kegiatan

ini dilakukan untuk membina kebersamaan dan mengembangkan kreativitas dan

ketrampilan yang dimiliki oleh kaum muda. Kegiatan ini sekaligus dimanfaatkan

oleh kaum muda untuk mencari dana demi membiayai berbagai kegiatan yang akan

mereka laksanakan. Pelaksanaan tersebut tidak hanya diikuti oleh para pengurus,

melainkan melibatkan seluruh anggota mudika yang ada di pusat Paroki. Dalam

pelaksanaan tersebut, berbagai kreasi dan ketrampilan kaum muda ditampilkan,

misalnya kerajinan tangan, aneka bentuk kreasi masakan, maupun benda-benda

liturgi seperti: lilin, patung, rosario, dan lain-lain [Lampiran 6 : (10)].

3) Olah raga

Dalam pelaksanaan kegiatan olah raga, salah satu harapan yang ingin dicapai

dalam kegiatan ini yakni, keterlibatan dan keakraban dalam kebersamaan sebagai

kaum muda Katolik di Paroki St. Antonius Bade. Selain itu dengan kegiatan olah

raga yang dilaksanakan bagi kaum muda dapat mengembangan bakat yang dimiliki.

Kaum muda sering kali terlibat dalam suatu kegiatan bila kegiatan tersebut menarik

dan mampu membahagiakan dan memperkembangkan diri kaum muda. Selain demi

meningkatkan keakraban dan kekeluargaan antar kaum muda Katolik, kegiatan olah

raga ini melibatkan pula remaja Muslim dan remaja Protestan.

Peserta yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah 230 orang.

Kegiatan ini dilaksanakan pada 10 Juli 2007, dengan jenis olah raga yang

dilombakan yakni: voli untuk putra dan putri serta tenis meja. Kegiatan ini dapat

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

18

dikatakan berhasil karena dapat melibatkan remaja dan orang muda dari berbagai

agama. Hal ini sangat positif karena dapat memberi masukan dan pengalaman

berarti bagi kaum muda akan pentingnya persaudaraan antar pemeluk agama

[Lampiran 6 : (11)].

B. Penelitian mengenai Pendampingan Kaum Muda di Paroki St. Antonius

Bade

Pada bagian ini akan diuraikan tentang persiapan penelitian yang membahas

mengenai tujuan penelitian, metode penelitian, responden penelitian, instrumen

penelitian, variabel penelitian, waktu pelaksanaan penelitian dan rangkuman hasil

penelitian.

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengenal lebih dekat

kehidupan dan kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan oleh kaum muda,

diantaranya:

• Untuk mengetahui situasi dan perkembangan kaum muda dalam rangka hidup

menggereja.

• Melalui penelitian ini dapat diketahui secara jelas situasi serta pendampingan

yang dilaksanakan oleh paroki terhadap kaum muda, sebagai upaya peningkatan

keterlibatan kaum muda dalam rangka hidup menggereja.

• Mengetahui model-model pendampingan yang diberikan kepada kaum muda,

dengan maksud membimbing dan mengarahkan kaum muda agar semakin

memahami akan pentingnya peranan kaum muda dalam hidup menggereja.

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

19

• Melalui penelitian ini dapat menampung segala hambatan-hambatan dalam

usaha pendampingan terhadap kaum muda dan usaha-usaha konkret

dilaksanakan oleh Pengurus Mudika maupun oleh paroki demi perkembangan

iman kaum muda di paroki St. Antonius Bade.

2. Metode Penelitian

Dalam kegiatan penelitian terhadap kaum muda di Paroki St. Antonius Bade,

penulis menggunakan metode Survai. Dalam penulisan ini, survai dimengerti

sebagai cara pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu

(jangka waktu) yang bersamaan (Marzuki, 1985: 58). Data yang diperoleh berupa

jawaban-jawaban atas pertanyaan yang diajukkan. Survai bukan hanya mengetahui

status gejala, tetapi juga menentukan kesamaan status dengan cara membandingkan

dengan standar yang sudah ada.

3. Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah kaum muda yang berdomisili di 7

Lingkungan wilayah Paroki Santo Antonius Bade. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan Purposive Sampling. Purposive Sampling atau sampel bertujuan

adalah cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah,

tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Suharsimi Arikunto, 2002: 117).

Penulis menggunakan Purposive Sampling atau sampel bertujuan karena

keterbatasan waktu dan tenaga dalam pengumpulan data, berkaitan dengan hidup

menggereja dan perkembangan iman kaum muda di Paroki St. Antonius, Bade.

Populasi dalam penelitian adalah 183 orang. Kaum muda yang diambil adalah yang

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

20

terlibat dalam kegiatan kaum muda maupun dalam kegiatan-kegiatan hidup

menggereja. Proses pengambilan sampel di prioritaskan bagi kaum muda di setiap

lingkungan. Dalam pengambilan sampel, kuesioner diberikan ke tiap lingkungan dan

8-9 orang kaum muda mewakili kaum muda dilingkungan. Jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah 59.

4. Instrumen penelitian

Dengan mail questionnaires, data diperoleh berdasarkan kuesioner berupa

pertanyaan kepada kaum muda di wilayah paroki Santo Antonius Bade, Keuskupan

Agung Merauke. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrumen penelitian

yaitu kuesioner yang dikirim melalui surat (mail questionnaires). Instrumen

penelitian berguna sebagai sarana memperlancar penelitian dalam pengumpulan data

agar penelitian ini dapat terlaksana dan data yang dipeoleh sungguh bermanfaat dan

efisien demi pengembangan iman kaum muda di Paroki Santo Antonius Bade.

Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini ialah, kuesioner semi

terbuka (open closed), yakni meminta responden untuk memilih salah satu dari

sekian jawaban alternatif yang telah disediakan. Sedangkan untuk responden yang

tidak setuju dengan jawaban altenatif yang sudah disediakan tesebut, maka

responden diperkenankan untuk mengisi jawaban sesuai dengan keadaan dan

situasinya pada lembar pilihan yang telah disediakan (Suharsimi Arikunto, 2002:

129).

Kuesioner bertujuan sebagai sarana pendukung demi melengkapi proses

pengumpulan data. Dengan kuesioner ini penulis ingin mengumpulkan data

mengenai kesulitan atau hambatan maupun hal-hal yang mendukung kaum muda

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

21

dalam bentuk pertanyaan sehubungan dengan perkembangan iman, dengan harapan

kaum muda semakin memahami akan hidup menggereja dan mampu berinteraksi

dengan sesama, baik dilingkup gereja maupun dilingkup masyarakat.

5. Variabel penelitian

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

No Variabel Kuesioner untuk kaum Muda

No Item Jumlah

1 Kegiatan kaum muda dalam hidup menggereja 1, 2, 3 3 2 Pemahaman kaum muda terhadap upaya peningkatan

pendampingan kaum muda dalam hidup menggereja. 4, 5, 6, 7, 8 5

3 Harapan dan usulan terhadap peningkatan pendampingan kaum muda dalam hidup menggereja

9, 10, 11, 12 4

Jumlah 12 12

6. Waktu Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2007 sampai Juli 2007 di Paroki

Santo Antonius Bade, Keuskupan Agung Merauke. Dalam pelaksanaan pengisian

Kuesioner penelitian, responden diberi kesempatan untuk mengisi Kuesioner kurang

lebih selama 3 (tiga) minggu. Pada kenyataannya, dalam pengumpulan kuesioner

tidak bisa bersamaan, hal ini dikarenakan adanya berbagai kendala yang dihadapi

oleh para responden, yakni keterbatasan waktu dan faktor komunikasi dalam proses

pengumpulan data tersebut, namun segalanya dapat diatasi dan berjalan dengan baik.

7. Pembahasan Hasil Penelitian dan Keprihatinan-keprihatinan Kaum Muda

di Paroki St. Antonius Bade

Bagian ini akan menyajikan mengenai laporan dan pembahasan berdasarkan

hasil penelitian. Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk tabel. Data-data

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

22

yang diperoleh meliputi: idenitas responden, keterlibatan kaum muda dalam hidup

menggereja, pemahaman kaum muda tentang hidup menggereja, tanggapan dan

penilaian kaum muda terhadap upaya peningkatan keterlibatan kaum muda dalam

hidup menggereja.

a. Identitas responden

Dibawah ini penulis memaparkan identitas responden. Identitas responden

meliputi jenis kelamin, usia dan pendidikan terakir atau pendidikan yang sedang

dijalani. Gambaran identitas responden tersebut dapat dilihat pada tabel 1 berikut

ini:

Tabel 1: Identitas Responden (N=59)

No Pernyataan Alternatif Jawaban Frekwensi Prosen (%)

(1) (2) (3) (4) (5) 1 Jenis Kelamin a. Laki-laki

b. Perempuan 21 38

35,59 % 64,41 %

2 Usia a. Antara 17-20 thn b. Antara 21-24 thn c. Antara 24-28 thn d. Lebih dari 29 thn

23 21 11 4

38,98 % 35,60 % 18,64 % 06,78 %

3 Pendidikan/Status a. SMU/SMK b. PT c. Karyawan Swasta d. Wiraswasta e. Lain-lain

29 14 2 1 13

49,15 % 23,73 % 03,39 % 01,69 % 22,04 %

Tabel 1 menunjukkan identitas kaum muda Paroki St. Antonius Bade.

Mayoritas kaum muda yang terlibat dalam keorganisasian Mudika adalah

perempuan yakni sebanyak 38 orang (64,41 %) .Dari segi usia dan latar belakang

pendidikan sangatlah berfariasi. Kebanyakan Kaum muda yang terlibat berusia

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

23

antara 17-20 tahun, yakni sebanyak 23 orang (38,98 %), dan yang paling sedikit

yakni usia lebih dari atau diatas 29 tahun sebanyak 4 orang (6,78 %).

b. Kegiatan kaum muda dalam rangka hidup menggereja

Dibawah ini penulis memaparkan mengenai kegiatan kaum muda dalam

rangka hidup menggereja di Paroki St. Antonius, sebagai berikut:

Tabel 2: Kegiatan Kaum Muda dalam Rangka Hidup Menggereja (N=59)

No Pernyataan Alternatif Jawaban Frekwensi Prosen (%)

(1) (2) (3) (4) (5) 1 Bentuk kegiatan

kaum muda di paroki

a. Kelompok koor b. Kelompok doa c. Pengurus mudika d. Lain lain

22 12 13 12

37,29 % 20,34 % 22,03 % 20,34%

2 Keterlibatan dalam kegiatan gerejani

a. Karena diajak teman b. Karena disuruh oleh orang tua

atau guru c. Ingin mengikuti jejak teman a. Lain-lain

6 14

7

32

10,17 % 23,73 %

11,86 % 54,24 %

3 Kegiatan kaum muda merupakan bagian dari kegiat-an hidup menggereja

b. Ya c. Mungkin d. Tahu e. Lain-lain

49 7 1 2

83,06 % 11,86 % 01,69 % 03,39 %

Tabel 2 menunjukkan kegiatan kaum muda yang telah dilaksanakan, maupun

makna yang dapat diperoleh oleh kaum muda sendiri dalam mengembangkan diri

dalam memahami akan hidup menggereja. Dari segi kegiatan dalam rangka hidup

menggereja, responden yang terlibat dalam Kelompok Koor sebanyak 22 orang

(37,29 %). Dari segi alasan keterlibatan mereka dalam kegiatan hidup menggereja,

sebanyak 32 orang (54,24 %) mengatakan, terlibat karena kemauan sendiri dan

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

24

sudah menjadi kewajiban sebagai kaum muda untuk terlibat aktif dalam kegiatan

gerejani atau kegiatan-kegiatan kerohanian.

c. Pemahaman kaum muda terhadap upaya peningkatan pendampingan

kaum muda dalam hidup menggereja

Dibawah ini disajikan mengenai pemahaman kaum muda katolik di Paroki

Bade, terhadap upaya peningkatan pendampingan kaum muda dalam hidup

menggereja.

Tabel 3: Upaya Peningkatan Pendampingan Kaum Muda dalam Hidup Menggereja

(N=59)

No Pertanyaan Alternatif Jawaban Frekwensi Prosen (%)

(1) (2) (3) (4) (5) 1 Pemahaman kaum

muda terhadap hidup menggereja

a. Panggilan untuk umat atau beriman dalam mewujudkan tanggungjawab di gereja maupun di masyarakat da-lam segala bidang

b. Kegiatan rohani seperti: doa bersa-ma di lingkungan, Pendalaman iman dan Kitab Suci yang dilaksa-nakan oleh Gereja

c. Keterlibata dalam misa hari minggu dan hari raya yang ditetapkan oleh Gereja

d. Lain-lain

49

6

0

4

83,05 %

10,17 %

0 %

6,78 %2 Menunjukkan

sikap hidup sebagai kaum muda Katolik dalam keluarga maupun di dalam masyarakat

a. Sudah b. Belum c. Belum sama sekali d. Lain-lain

31 19

4 5

52,54 % 32,20 % 06,78 % 08,47 %

3 Sikap kaum muda terhadap hidup menggereja

a. Melaksanakan karena sudah sepantasnya sebagai warga Gereja

8

13,56 %

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

25

b. Ikut-ikutan karena terpaksa c. Melaksanakan dengan sadar,

tulus dan bertanggung jawab sebagai anggota gereja, sehingga iman akan Allah se-makin hari semakin berkembang

d. Lain-lain

1 50

0

01,69 % 84,75 %

0 %4 Pendampingan

membantu kaum muda dalam menghayati hidup menggereja

a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu d. Lain-lain

40 6 6 7

67,80 % 10,17 % 10,17 % 11,86 %

5 Nilai positif pendampingan kaum muda dalam hidup menggereja

a. Semakin mengenal Kristus lewat ajaran-ajaranNya

b. Iman anda semakin diteguhkan, bahkan anda semakin termotifasi, semakin yakin sehingga mampu mewujudkan dalam hidup sehari-hari

c. Merasa bangga sebagai seorang kaum muda katolik

d. Lain-lain

22

25

6

6

37,29 %

42,37 %

10,17 %

10,17 % Tabel 4 penulis akan memaparkan Pemahaman Kaum Muda di Paroki St.

Antonius terhadap upaya peningkatan pendampingan kaum muda dalam hidup

menggereja. Dari segi pemahaman kaum muda diparoki St. Antonius mengenai arti

hidup menggereja, responden yang memilih Panggilan untuk umat atau ceriman

dalam mewujudkan tanggungjawab di gereja maupun dimasyarakat dalam segala

bidang sebanyak 49 orang (83,05 %). Melaksanakanan dengan sadar, tulus dan

bertanggungjawab sebagai anggota gereja, sehingga iman akan Allah semakin hari

semakin berkembang, sebanyak 50 orang (84,75 %). Dari segi pendampingan yang

selama ini dilaksanakan sungguh membantu kaum muda dalam menghayati akan

hidup menggereja, responden yang menjawab “Ya” sebanyak 40 orang (67,79 %).

Bila dilihat dari nilai positif yang dapat diperoleh dari pendampingan kaum

muda dalam hidup menggereja yang selama ini diikuti, responden yang menjawab

Semakin mengenal Kristus lewat ajaran-ajaranNya, sebanyak 22 orang (37,29 %).

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

26

Kaum muda sendiri merasa bangga sebagai seorang kaum muda katolik sebanyak 6

orang (10,17 %).

d. Harapan dan usulan terhadap peningkatan pendampingan kaum muda

dalam hidup menggereja

Pada tabel 4, penulis memaparkan mengenai harapan dan usulan kaum muda

terhadap upaya peningkatan pendampingan dalam hidup menggereja di Paroki St.

Antonius.

Tabel 4: Harapan dan Usulan terhadap Peningkatan Pendampingan Kaum Muda

dalam Hidup Menggereja (N=59)

No Pernyataan Alternatif Jawaban Frekwensi Prosen (%)

(1) (2) (3) (4) (5) 1 Keterlibatan di dalam

keluarga, lingkungan, paroki, maupun dimas-yarakat merupa-kan bagian dari penghayatan hidup menggereja

a. Ya b. Mungkin c. Tidak tahu d. Lain-lain

53 5 0

1

89,83 % 08,47 %

0 % 01,70 %

2 Keterlibatan kaum muda dalam kegiatan

a. Tidak tahu karena saya sendiri kurang terlibat

b. Terlalu sedikit kaum muda yang mau terlibat

c. Cukup lumayan, karena banyak kaum muda yang mau terlibat

d. Lain-lain

11

22

21

5

18,65 %

37,29 %

35,59 %

08,47 %

3 Peningkatan pendam-pingan demi perkembangan iman kaum muda

a. Perlu b. Perlu sekali c. Terserah d. Lain-lain

15 39 1 4

25,43 % 66,10 % 01,69 % 06,78 %

4 Pendampingan dibutuhkan bagi kaum muda dalam perkem-bangan iman akan Allah

a. Materi dan sarana dalam pendampingan yang selalu berfariatif

b. Mengatasi permasalahan seputar kaum muda

31

13

52,54 %

22,03 %

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

27

c. Pendampingan kaum muda yang dapat membangitkan motivasi kaum muda

d. Lain-Lain

10

5

16,95 %

08,48 %

Menurut pendapat kaum muda keterlibatan di dalam keluarga, lingkungan,

paroki, maupun dimasyarakat merupakan bagian dari penghayatan hidup

menggereja, sebanyak 53 orang (89,83 %) mengatakan “Ya”, namun ada 1 orang

(1,70 %) merasa masih kurang memahami akan hidup menggereja.

Dalam berbagai kegiatan kaum muda yang dilaksanakan dalam rangka

keterlibatan dan perkembangan iman kaum muda, tentu menimbulkan berbagai

pendapat tentang keterlibatan kaum muda selama ini. Bila dilihat dari segi pribadi

kaum muda sendiri mengenai keterlibatan mereka dalam rangka keterlibatan dan

partisipasi mereka, sebanyak 22 orang (37,29 %) mengatakan, terlalu sedikit kaum

muda yang mau terlibat dibandingkan dengan jumlah kaum muda yang ada di Paroki

St. Antonius, namun sebanyak 21 orang (35,59 %) mengatakan kehadiran dan

keterlibatan kaum muda selama ini Cukup lumayan, karena banyak kaum muda

yang mau terlibat, lain halnya, sebanyak 5 orang (8,47 %) mengatakan belum cukup

puas dengan kehadiran dan partisipasi kaum muda selama ini, menurut mereka

seharusnya lebih banyak lagi. Harapannya agar kaum muda sadar dan mau terlibat

dalam kegiatan-kegiatan mudika.

Berkaitan dengan upaya peningkatan pendampingan bagi kaum muda, agar

kaum muda semakin memahami dan semakin menyadari akan pentingnya

perkembangan iman. Begitu antusias kaum muda dalam menanggapi point ini, yang

sangat mengesan bahwa sebanyak 39 orang (66,10 %) mengatakan “Perlu sekali”,

namun ada yang mengatakan “Terserah” sebanyak 1 orang (1,69 %), mengatakan

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

28

perlu dan masih sangat di butuhkan oleh kaum muda, namun materi yang akan

diberikan ke kaum muda perlu variatif.

Sebanyak 31 orang (52,54 %), materi dan sarana dalam pendampingan yang

selalu berfariatif selain itu pula sebanyak 5 orang (8,48 %) mengatakan agar

pendamping mampu memahami akan situasi kaum muda sehingga materi yang

disampaikan sungguh menanggapi kesulitan dan menjawab kebutuhan kaum muda.

8. Rangkuman Hasil Penelitian

Melihat kenyataan yang ada berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa

semangat dan keterlibatan kaum muda di Paroki Santo Antonius, Bade masih sangat

kurang. Masih bayak kaum muda yang belum menyadari akan pentingnya peranan

dan keterlibatan mereka dalam hidup menggereja.

Suatu organisasi dapat berjalan dengan baik bila diimbangi dengan

kepengurusan yang baik. Salah satu faktor pendukunga perkembangan kaum muda

yakni kegiatan pendukung yang mampu mengakrabkan dan memotivasi kaum muda

untuk lebih giat lagi dalam memberikan hati di setiap kegiatan-kegiatan kaum muda.

Oleh karena itu, perlu adaya pembenahan dan pembaharuan kinerja pengurus demi

perbaikan keorganisasian kaum muda ini. Organisasi kaum muda di dalam Gereja,

adalah sarana mendekatkan kaum muda dalam melibatkan diri disetiap kegiatan

hidup menggereja. Untuk itu para pengurus mudika perlu menyadari akan

pentingnya tugas kepengurusan mereka dalam membantu dan menarik simpati kaum

muda untuk semakin terlibat lagi dalam kegiatan-kegiatan kaum muda, maupun

dalam hidup menggereja.

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

29

a. Materi dan sarana pendampingan

Sebanyak 31 responden [Tabel 4 (52,54 %)] mengharapkan agar materi dan

sarana pendampingan perlu kreatif dan bervariasi. Disamping itu pula, pendamping

perlu memperlihatkan dan mampu memahami situasi dan kondisi yang kini dialami

oleh kaum muda. Dalam penyampaian materi perlu ketrampilan dan kreativitas dari

para pendamping sehingga mampu memotivasi kaum muda agar semakin sadar dan

mau terlibat dalam hidup menggereja. Hal ini disadari sangat penting karena,

keseluruhan proses serta hasil yang ingin dicapai dalam pertemuan tersebut

tergantung pada proses penyampaian materi yang disampaikan oleh pendamping,

untuk itu, pendamping perlu untuk selalu mempersiapkan materi yang akan

disampaikan dalam suatu pendampingan, agar peserta terbantu dan tujuan dapat

tercapai dengan baik.

b. Peningkatan pendampingan bagi kaum muda

Sebanyak 39 responden [Tabel 4 (66,10 %)] mengharapkan agar

pendampingan terhadap kaum muda diadakan secara berkala terus menerus dan

sesuai dengan kebutuhan kaum muda. Pendampingan yang selama ini dilaksanakan,

menurut mereka masih sangat kurang. Apa yang selama ini diberikan dalam

pendampingan dirasa masih sangat kurang, sehingga mereka belum sepenuhnya

memahami akan keterlibatan mereka dalam hidup menggereja. Kaum muda masih

sangat membutuhkan perhatian dan dukungan dari orang lain atau pribadi lain di

luar diri pribadi tertentu. Hal ini pula yang masih sangat dibutuhkan oleh kaum

muda demi perkembangan dirinya maupun perkembangan imannya. Orang tua

sungguh sangat berperan dalam perkembangan anaknya. Organisasi Kaum Muda

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

30

sebagai sarana pengembangan diri seseorang sehingga pribadi tertentu mampu

memperkembangkan imannya.

Dalam berbagai pelaksanaan kegiatan kaum muda, tidak semua Kaum muda

terlibat dalam kegiatan hidup menggereja dan juga dalam hidup bermasyarakat.

Salah satu faktor yang mungkin perlu diperhatikan oleh Pengurus Mudika maupun

oleh Pengurus Dewan Paroki agar perlu adanya peningkatan yang dapat ditempuh

melalui pendampingan bagi kaum muda. Kaum muda merasa kurang dibekali dan

bahkan pendampingan bagi kaum muda sendiri jarang dan bahkan tidak pernah ada.

Perlu disadari bahwa kaum muda masih sangat membutuhkan bimbingan dan

pendampingan demi perkembangan dirinya ke arah yang lebih baik.

Gereja perlu melihat dan merespon keberadaan kaum muda demi tercapainya

kader-kader penerus gereja yang bermartabat baik dan mampu menghayati akan

makna hidupnya sebagai seorang katolik yang baik didalam keluarga maupun

didalam masyarakat. Salah satu cara yang dapat ditempuh yakni melalui

pendampingan kaum muda. Lewat pendampingan tersebut, diharapkan kaum muda

semakin termotivasi dan semakin sadar akan tugas perutusan yang dimilikinya,

sehingga kaum muda mau terlibat dalam mengembangkan diri dan iman mereka

semakin hari semakin berkembang.

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

31

BAB III

PENDAMPINGAN KAUM MUDA DALAM GEREJA

Dalam Gereja maupun dalam masyarakat, sering kali kita temui berbagai

kegiatan pemberdayaan maupun pengembangan diri, seperti pendampingan,

pelatihan dan kegiatan-kegiatan lain, dengan harapan kegiatan-kegiatan tersebut

sungguh dapat membantu dan mengembangkan setiap peserta dalam

mengembangkan dirinya dan mampu menemukan nilai-nilai baru dalam

memperkembagnkan dirinya.

Pendampingan bagi kaum muda sebagai salah satu bentuk karya pastoral

Gereja bermaksud membantu dan membimbing kaum muda agar memahami akan

pentingnya keterlibatan dan peranan mereka dalam gereja, maupun mampu

mewujudkannya dalam hidup bermasyarakat. Pendampingan bagi kaum muda

sangatlah penting, karena kaum muda sedang mengalami masa perkembangan

menuju kematangan iman Katolik, iman akan Yesus Kristus. Dalam

mengembangkan imannya akan Yesus kaum muda sangat membutuhkan bimbingan

dan pendampingan yang efektif dan bermutu.

Dalam memperkembangkan iman menuju kedewasaan, kaum muda tidak

mampu berjalan maupun bertindak sendiri tanpa bantuan dan dorongan dari orang

lain, oleh karena itu dibutuhkan seorang pendamping yang diharapkan mampu

membimbing dan mengarahkan mereka dalam mengenal dan memahami akan

keseharian hidupnya maupun situasi dan perkembangan yang dialami dalam hidup.

Dalam rangka menanggapi keadaan tersebut, maka bab III akan memaparkan

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

32

pengertian pendampingan bagi kaum muda, situasi hidupnya dan persmasalahan-

permasalahan yang dihadapi oleh kaum muda.

A. Pengertian Kaum Muda

Dalam mengenal dan memahami tentang kaum muda, tidak cukup dengan

melihat dan menilai pada satu segi. berbagai segi turut mendukung maupun

melatarbelakangi perkembangan kaum muda tersbut. Oleh karena itu, perlu adanya

pendekatan khusus terhadap kaum muda, sehingga dapat mengerti dan memahami

bagaimana kehidupannya dan apa kebutuhan yang sedang diingini dalam

mengembangkan dirinya menuju kedewasaan yang sungguh matang dalam

perkembangan diri.

1. Pengertian umum kaum muda

Menurut A.M. Mangunhardjana (1986: 12-13) kaum, golongan, kelompok

orang yang muda usia, adalah para muda-mudi yang berusia 15 – 21 tahun. Kaum

muda adalah mereka yang oleh psikologi dikatakan remaja, adolescent, yang

mencakup para muda-mudi dalam usia Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA)

serta dalam tingkat studi di Perguruan Tinggi (PT) semester I – IV.

Melihat berbagai pandangan tentang penggolongan kaum muda berdasarkan

usia, maka Komisi Kepemudaan Konferensi Wali Gereja Indonesia (1999: 4)

memberikan kejelasan mengenai kriteria kaum muda, kemana tujuan pembinaan

mereka, bagaimana mencapai tujuan tersebut dan siapa yang bisa diajak kerja sama.

Kaum muda adalah mereka yang berusia 13-35 tahun dan belum menikah.

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

33

Dalam mengolah dan mendalami akan kaum muda, penulis menggunakan

gagasan maupun pandangan yang diungkapkan oleh Komisi Kepemudaan

Konferensi Wali Gereja Indonesia (1999: 4). Begitu banyak pandangan maupun

gagasan yang diungkapkan berkaitan dengan kaum muda, namun penulis lebih

banyak mengolah pandangan yang dikemukakan oleh Komisi Kepemudaan KWI,

karena lebih spesifik dan bahkan pandangan yang dikemukan oleh Komisi

Kepemudaan KWI menyeluruh pada aspek kehidupan serta perkembangan kaum

muda.

2. Aspek-aspek Pertumbuhan Kaum muda

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan kaum muda, tentu saja dilatar

belakangi oleh berbagai aspek yang turut mendukung proses perkembangan tersebut,

entah itu dari dalam diri kaum muda sendiri maupun faktor dari luar dirinya,

misalnya: faktor keluarga, lingkungan maupun masyarakat luas. Memahami akan

pertumbuhan dan perkembangan dalam diri kaum muda, tentu saja kita perlu

memahami akan aspek-aspek pertumbuhan tersebut, diantanya: aspek pertumbuhan

fisik, aspek perkembangan intelektual, aspek perkembangan emosional, aspek

perkembangan sosial, aspek perkembangan moral, aspek perkembangan religius dan

aspek perkembangan kognitif.

a. Aspek pertumbuhan fisik

Pertumbuhan fisik merupakan gejala yang paling nampak dalam

perkembangan kaum muda. Dengan pertumbuhan fisik, setiap kaum muda makin

mengenal akan dirinya, baik itu laki-laki maupun perempuan, dimana anak laki-laki

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

34

semakin menampilkan dirinya sebagai seorang pria dan anak perempuanpun

menampakkan diri sebagai seorang wanita, dengan berbagai kaakter yang

dimilikinya (Mangunhardjana, 1986: 12).

Namun kadangkala kaum muda mempersoalkan perubahan dan pertumbuhan

fisiknya, entah itu tidak ideal, entah itu katerna terlalu lambat ataupun tidak besar-

besar, ataupun karena terlalu cepat terlalu cepat bahkan tiba-tiba menjadi besar dan

lain-lain. Perubahan dan perkembangan emosionalpun turut berkembang sejalan

dengan pertumbuhan fisik, hal ini terlihat dengan munculnya sikap masa bodoh,

keras kepala bahkan tidak jarang hingar bingar. Persoalan yang muncul dengan

perubahan dan pertumbuhan fisik ini yakni kaum muda merasa pertumbuhan dan

perubahan fisiknya tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

Dengan perubahan dan pertumbuhan fisik ini, kaum muda juga mulai

menghadapi permasalahan seputar seks dan pergaulan dengan lawan jenis, pada

usia-usia seperti ini mereka sudah cukup besar namun mereka belum siap untuk

memasuki pergaulan dengan lawan jenis bahkan mampu bersikap dan berperilaku

dalam menghadapi persoalan dan permasalahan yang dihadapi dalam pergaulan.

Maka tidak jarang kaum muda terjebak dalam berbagai pergaulan.

b. Aspek perkembangan mental

Selain perkembangan dan perubahan dalam pertumbuhan fisik, perkembangan

mental juga dialami oleh kaum muda, hal ini nampak dalam perkembangan

intelektual yakni dalam cara atau pola berpikir. Dengan melewatimasa kanak-kanak

berarti cara perpikir kekanak-kanakan mulai ditinggalkan dan mencoba berpikir

sebagai orang dewasa, diman mereka tidak lagi memikirkan hal-hal konkrit

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

35

melainkan berpikir hal-hal yang abstrak. Dalam proses tersebut kaum muda mulai

berpikir secara kritis terhadap permasalahan dan kemungkinan-kemungkinan yang

harus di lalui dan dihadapi dalam bersiakp dan bertindak (Mangunhardjana, 1986:

13).

Entah apa sebutan yang digunakan yang digunakan oleh kaum kaum muda

dalam menjalin hubungan dengan yang kuasa, kadang kala kaum muda

menyebutnya dengan sahabat, teman dan lain sebgainya. Ini sebagai salah satu

wujud perkembangan religius yang dialaminya. Pada usia seperti ini, kaum muda

dengan berbagai cara, entah lewat pertanyaan ataupun tidak lagi menjalankan

praktek-praktek keagamaan yang biasanya dilakukannya hanya untuk mengetahui

tentang segi yang paling dalam tentang sang pencipta atau kadang disebut dengan

“sahabat”.

Segala proses pertumbuhan yang nampak dalam diri kaum muda tentu saja

suatu proses pendewasaan diri yang harus dilalui oleh setiap orang. Berbagai cara

seringkali dilakukan oleh kaum muda dalam mengatasi dan menghadapi persoalan

yang dihadapi, namun persoalan yang dihadapi oleh mereka kadangkala sulit bagi

mereka sendiri untuk mengetasinya.

Agar lebih terarah pemecahan persoalan yang dihadapi oleh kaum muda perlu

adanya pendekatan khusus kepada mereka, salah satu cara yang bisa ditempuh yakni

melalui pendampingan dengan materi berkaitan dengan persoalan dan permasalahan

yang kini dihadapi oleh kaum muda.

c. Aspek perkembangan emosional

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

36

Berbicara mengenai perkembangan eosional, tentu saja ada kaitannya dengan

perkembangan fisik. Dengan adanya perkembangan dan perubahan perkembangan

fisik, tentu saja terjadi perubahan dan perkembangan hormon-hormon dalam diri

seseorang. Dengan demikian muncullah sikap masa bodoh, cuek, keras kepala

bahkan kadangkala muncul berbagai sikap yang tidak wajar. Hal ini merupakan

wujud meletusnya hati akibat perubahan dan perkembangan emosional dalam diri

seoran kaum muda.

Masalah yang dihadapi kaum muda berkaitan dengan perkembangan

emosional yakni bagaimana menilai baik buruknya emosi dan bagaimana menguasai

dan mengarahkannya. Salah satu cara yang kadang diambil atau dilakukan oleh

kaum muda, yakni mencoba mengatasi dan bahkan mencoba melupakan apa yang

sesungguhnya terjadi pada dirinya. Oleh karena itu, dalam mengatasi berbagai

persoalan yang terjadi dalam diri kaum muda, mereka membutuhkan bantuan dan

dorongan dari luar dirinya dalam menanggapi dan mengantar mereka untuk keluar

dari berbagai persoalan-persoalan mereka dalam perkembangan emosioanal mereka

(Mangunhardjana, 1986: 13).

d. Aspek perkembangan sosial

Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan, perhatian dan bahkan

dorongan dari orang lain dalam memperkembangkan hidupnya, demikian pula

dengan kaum muda. Sebagai pribadi yang sedang berkembang, kaum muda

membutuhkan perhatian dan dorongan dari luar dirinya dalam berinteraksi maupun

memperkembangkan pengalaman yang dimilikinya maupun yang dialami dalam

kehidupannya (Mangunhardjana, 1986: 14).

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

37

Perkembangan terjadi pada dirinya karena bantuan dan dorongan dari orang-

orang terdekatnya. Perhatian dan pendampingan yang diberikan kepada mereka

semakin memotifasi mereka untuk semakin meyakini akan rahmat dan kasih sayang

yang diberikan Allah kepada mereka dan mereka semakin tergugah dan diharapkan

mau terlibat dalam kehidupan menggereja yang juga perlu diwujudnyatakan dalam

kehidupan sehari-hari.

Perkembangan sosial kaum muda berkaitan dengan hubungan dan interaksi

kaum muda dengan orang lain. Dalam hal ini, hubungan antar kaum muda tidak

hanya terjalin antara orang-orang terdekat mereka dalam lingkup keluarga,

melainkan dalam lingkup luar, entah itu dengan teman sebaya maupun dengan

masyarakat luas. Masalah yang kadang muncul yang dihadapi kaum muda dalam

perkembagngan sosial yakni cara masuknya kaum muda dalam pergaulan entah

dengan teman sebaya maupun dalam masyarakat. Kaum muda sulit menghadapi

permasalahan dan persoalan dalam pergaulan mereka. Yang muncul dan sering

terjadi seperti penerimaan oleh kelompok dan penghargaan kelompok.

e. Aspek perkembangan moral

Perkembangan moral membawa kaum muda pada suatu perubahan yang sangat

berbeda dari masa-masa sebelumnya. Berbagai pandangan dimiliki oleh kaum muda,

ada yang merasa, hidup ini terlalu mudah untuk dijalani, namun ada yang merasa

hidup ini terlalu sulit untuk di jalani dengan begitu saja tanpa harus bersusah payah.

Dengan berbagai perubahan-perubahan tersebut, bila dilihat dalam perkembangan

moral, kaum muda mulai merasa dan memahami akan baik dan buruk

(Mangunhardjana, 1986: 14).

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

38

Berkaitan dengan perkembangan moral dalam diri kaum muda, dengan

bertambah luasnya pergaulan mereka, kaum muda melihat bahwa pandangan orang

mengenai baik dan buruk tidaklah sama. Akibatnya teidakan yang dilakukanpun

berbeda-beda dalam menghadapi dan mengatasi baik dan buruk. Dengan melihat

perbagai pandangan yang diterima dalam kehidupan mereka, kaum muda

dihadapkan pada masalah pencarian patokan moral yang dapat dipergunakan oleh

mereka sebagai patokan dalam pergaulan mereka bersama orang lain dalam

menentukan baik dan buruk. Masalah-masalah tersebut tidak hanya terbatas dalam

diri mereka, melainkan meluas dalam hidup bermasyarakat, misalnya: kenakalan

dalam masyarakat, ketidakadilan, ha-hak asasi manusia, kebebasan agama,

prostitusi, korupsi dan peranan yang diharapkan dari mereka dalam hidup

bermasyarakat. Disinilah muncul panggilan hidup. Berbagai hal tersebut merupakan

solusi bagi mereka dalam memperkembangkan apa yang dimilikinya dan menyadari

akan perubahan-perubahan tersebut sebagai perubahan moral bagi dirinya.

f. Aspek perkembangan religius

Perkembangan religius menyangkut hubungan antara pribadi dengan yang

maha kuasa. Ketika masa kanak-kanak, segala sesuatu yang berkaitan dengan

religius, dilakukan karena meneladan atau diperintah oleh tokoh-tokoh tertentu.

Namun pada masa menjelang dewasa, segala sesuatu yang berkaitan dengan religius

malah dipertanyakan. Hal ini dilakukan oleh kaum muda, karena mereka ingin

mendapat kejelasan dan pemahaman tentang yang kuasa. Mereka ingin memahami

lebih dalam lagi, bukan hanya tentang praktek-praktek keagamaan melainkan

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

39

mengenal lebih tentang yang kuasa. Semua ini dilakukan karena mereka ingin

belajar menjadi orang religius sejati (Mangunhardjana, 1986: 15).

Iman adalah hubungan pribadi antara manusia dengan Allah. Hubungan

tersebut baru menjadi nyata bila manusia menanggapi tawaran Allah untuk terlibat

dalam menanggapi tawaran Allah yakni mewujudkannya lewat tindakan dalam

kehidupan sehari-hari, baik didalam keluarga maupun di masyarakat. Kaum muda

sebagai pribadi yang sedang berkembang perlu memahami dan mengerti akan

makna tawaran Allah dalam keseharian hidupnya. Relasi antara manusia dengan

Allah akan menjadi nyata, bila manusia tidak hanya menggemakan semata-mata

sapaan Allah, melainkan memberika jawaban yang berasal dari penghayatan diri

manusia yang bertanggung jawab atas relasi tersebut.

Berbagai usaha sering kali dilakukan oleh kaum muda dalam mengembangkan

iman dan juga dalam menanggapi tawaran Allah dan bahkan ingin lebih mengenal

akan Allah, namun tidak jarang dari mereka sering kali terbentur dengan berbagai

persoalan-persoalan pribadi.

g. Aspek perkembangan kognitif

Pada dasarnya kaum muda selalu berkembang sesuai dengan situasi dan

keadaan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan kognitif

menyertai setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya, dimana kaum muda mampu

berpikir secara lebih abstrak dan kompleks mengenai berbagai permasalahan yang

terjadi dalam masyarakat. Dengan kenyataan yang dihadapi oleh mereka dalam

kehidupan, menunjukkan bahwa kaum muda semakin memahami dan sungguh

terlibat dalam permasalaha-permasalahan yang kompleks (Shelton, 1988: 135).

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

40

Secara bertahap kaum muda akan memahami bahwa Yesus adalah kekuatan

utama dan pembaharu dalam setiap derap langkahnya. Dengan demikian muncullah

kesadaran yang lebih nyata tentang Yesus sebagai dasar bagi kesadaran sosial yang

ingin dibangunnya dalam keseharian hidupnya dalam berinteraksi dengan

sesamanya. Hubungan yang erat dan semakin dalam antara kaum muda dengan

Yesus memungkinkan munculnya kesadaran dan kepekaan yang lebih besar dalam

diri mereka dalam memahami dan menilai kekeliruan yang terjadi dalam masyarakat

dan mampu bertindak mengatasi bahkan mampu mengadakan perubahan.

3. Problematika dalam Perkembangan Kaum Muda

Dalam perkembangan menuju suatu kematangan hidup seseorang, tentu saja

sering dilatarbelakangi oleh situasi dan kondisi serta keberadaan seseorang dalam

lingkungan dan wilayah tertentu. Kaum mudapun mengalami hal tersebut, dimana

lingkungan dan situasi kondisi setempat mendukung perkembangan dirinya. Orang

tua, teman maupun masyarakat sekitar sangat berperan perting dalam perkembangan

dirinya. Demi menuju suatu kematangan dalam dirinya, tentu kaum muda

mengalami berbagai macam persoalan, entah itu datang dari dalam maupun dari luar

dirinya. Namun kadangkala mereka merasa sulit dan bahkan tidak mampu untuk

keluar dari berbagai permasalahn maupun kesulitan hidp yang dialami.

Dalam kehidupan sehari-hari, secara keseluruhan masalah yang seringkali

ditemui dalam kehidupan kaum muda yakni, iman yang dimiliki oleh kaum muda

kurang mendalam dan pribadi yang belum mantap. Tentu saja masih banyak

permsalahan-permasalahan lain yang sering dialami oleh mereka, namun dua

permasalahan ini sungguh menjadi keprihatinan dan mereka sangat membutuhkan

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

41

bantuan, bimbingan dan pendampingan khusus bagi mereka dalam memecahkan

persoalan yang bagi mereka sulit mencari dan menemukan jalan keluarnya. Tentu

saja perlu dimaklumi bahwa dalam situasi perkembangan dalam menemukan jati

diri, menuntut setiap pribadi untuk mempu bertindak, bahkan diharapkan mampu

menanggapi permasalahan tersebut sebagai wujud perkembangann dirinya.

a. Problematika dalam keluarga

Kesenjangan yang terjadi antara orang tua dan anak, hal ini dikarenakan

adanya perbedaan pandangan dan pengertian antara nilai dan norma. Orang tua

masih memakai ukuran tempo dulu (past oriented), sementara kaum muda

cenderung lebih mengikuti perkembangan dan melihat ke depan (future oriented).

Konflik-konflik yang terjadi sering dikarenakan orang tua yang merasa dirinya

paling benar dari segi pengalaman hidup, dimana orang tua sering gagal membantu

anak-anak menyimak dan menyadari nilai-nilai yang tersirat dalam pengalaman

yang cenderung normatif dan disampaikan dalam nada yang imperatif. Kesenjangan

ini akan menjadi masalah, manakala berkembang menjadi konflik (Tangdilintin,

1984: 26).

Konflik antara orang tua dan anak tidak hanya terjadi di kota-kota besar saja,

tetapi di pedesaanpun sering terjadi. Di kota-kota besar, konflik terjadi karena orang

tua terlalu sibuk mengejar prestise dan status sosial yang telah banyak menyita

waktu dan anak kurang diperhatikan, sehingga kadangkala kurang ada komunikasi

antara anak dan orang tua, sehingga orang tua tidak terlalu tau perkembangan

anaknya. Dipedesaan sendiri, adanya perbedaan tingkat pendidikan antara orang tua

dan anak menjadi penyebab kesulitan dialog.

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

42

Selain kedua hal diatas, kesenjangan antara orang tua dan kaum muda juga

nampak jelas dalam perbedaan bahasa, dimana perbedaan-perbedaan itu menyangkut

alam pikiran, cita rasa dan aspirasi. Misalnya, pengertian orang tua yang baik bagi

orang muda atau kaum muda berarti mereka yang bisa memberi perhatian dan bisa

berdialog dengan mereka, sementara bagi orang tua sendiri identik dengan

penyediaan biaya dan fasilitas-fasilitas yang ada. Wibawa orang tua cenderung

menurun dimata kaum muda, apabila mereak menyaksikan ketidak harmonisan

hubungan orang tua dengan mereak. Posisi anak dalam keluarga juga membawa

masalah tersendiri, adanya kesenjangan cara didik antara si sulung dan si bungsu

dapat mengakibatkan cara pandang mereka dalam hidup.

b. Problematika dalam masyarakat

Pesatnya kemajuan dan peningkatan taraf hidup membawa akibat-akibat

sampingan, seperti materialisme, hedonisme (paham atau sikap mencari kenikmatan

hidup) dan konsumerisme. Bagi kaum muda, sifat-sifat diatas membawa pengaruh

yang berbahaya, dimana kecenderungan kaum muda mengikuti mode jamannya

tanpa harus adanya sikap kritis.

Dalam masyarakat, kaum muda juga sering mendapat perlakuan yang

menyamaratakan dan kurang simpatik, misalnya: hanya karena sebagian kaum muda

melakukan tindakan-tindakan yang tidak baik, maka semua kaum muda mendapat

tanggapan negatif dari masyarakat. Dalam masa transisi masyarakat, tata nilai dan

norma lama yang menjadi standart tingkah laku mengalami kegoncangan dan kerasa

terjadi pergeseran. Nilai-nilai lama diragukan dan cenderungditinggalkan, tetapi

nilai-nilai baru belum dipegang. Proses transisi sering terjadi secara mendadak,

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

43

sehingga menimbulkan kejutan, ketegangan dan kebingungan, sebagai contoh: tejadi

demonstrasi-demonstrasi sebagai wujud ketidakpuasan kaum kaum muda dalam

berbagai hal (Tangdilintin, 1984: 29).

Kaum muda merupakan lapisan yang paling merasakan transisi itu. Kaum

muda sering diberi predikat sebagai pendobrak dan pembaharu, kaum muda ingin

mendobrak kelambanan transisi, memberantas berbagai praktek tidak sehat serta

merombak berbagai sistem tertentu yang melambangkan ketidakadilan dalam

masyarakat, walaupun tidak jarang kaum muda tidak diberi kesempatan untik

menyuarakan pendapat mereka. Tidak jarang pula kaum muda dipojokkan hanya

untuk kepentingan-kepentingan organisasi tertentu yang mengatasnamakan kaum

muda dan mereka boleh bangga dan puas denfan atribut-atribut yang melekat dalam

diri kaum muda.

Sementara itu, pencarian lapangan kerja belum mampu mengatasi

pengangguran yang semakin membengkak oleh banyaknya usia angkatan kerja yang

tergolong tidak memiliki ketrampilan atau keahlian yang memadai. Gambaran

surgawi tentang hidup di kota-kota besar, mengakibatnya kaum kuda pedesaan

melakukan urbanisasi yang membawa masalah-masalah sosial baru di kota.

c. Problematika dalam Gereja

Gereja sedang dalam masa transisi, dimana Gereja sedang mencari terus

menerus menemukan jatidirinya untuk semakin hadir sebagai sakramen keselamatan

bagi umatnya. Perubahan dan perkembangan Gereja dewasa ini sangatlah

mengagumkan, dimana Gereja sedang bergerak dan digerakkan kearah Gereja

Berdikari, perubahan dan perkembangan tidak semata-mata soal dana melainkan

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

44

tenaga pelayanan. Peran awam dalam perkembangan Gereja sangat dibutuhkan.

Salah satu hasil atau penemuan yang sangat berarti dari Konsili Vatikan II (1962-

1965) adalah Gereja Umat Allah. Perkembangan Gereja tidak hanya terletak pada

Hirarkhi, melainkan juga umat. Melihat kaum awam sudah lama tenggelam dengan

segala potensi yang dimilikinya dan juga tenggelam dalam gambaran Gereja yang

lebih institusional-hirarkhi dan kaum awam berada pada posisi pasif-parasiter,

menungggu dilayani dan bahkan diajari (Tangdilintin, 1984: 34). Dalam memahami

akan gambaran Umat Allah, kaum awam bersama para hirarkhi harus menyadari diri

sebagai komponen konstitutif yakni keduanya sebagai unsur pembentuk Gereja

(Tangdilintin, 1984: 34).

Kaum muda yang hidup antara transisi dengan segala akibatnya, seringkali

belum bahkan tidak diperhitungkan dalam Gereja, mengakibatkan tidak jarang kaum

muda menggambil jarak dan bahkan acuh tak acuh. Bahkan ada anggapan, Gereja

sebagai “urusan orang tua” dan bahkan kurang memberi perhatian kepada kaum

muda bahkan menjadikan kaum muda sebagai partner dalam perkemangan Gereja

(Bons-Storm, 2003: 1).

Bahkan Tangdilintin, 1984: 34 menulis: Timbul keluhan beberapa anak muda:

mengapa orang tua sekarang ini selalu mendominir, memonopoli dan memperbudak

kaum muda? Kami dimohon kerjasama dangan kaum tua, itu baik sekali. Tetapi

mengapa kami hanya diperbudak dalam kerjasama tersebut, sedang orang tualah

penentunya?

Berbicara mengenai kaum muda, umumnya berbicara mengenai Gereja masa

depan. Gereja yang tidak lagi digerakkan hanya oleh para religius, melainkan

didalamnya ada keterlibatan umat, dalam hal ini kaum muda saat ini. Kadangkala

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

45

orang tua kurang menyadari bahwa kaum muda juga merupakan bagian dari Gereja

dan mereka juga memiliki peran aktif dalam perkembangan Gereja.

Anggapan orang tua bahwa kaum muda belum sepenuhnya anggota dari

Gereja, mereka masih dalam proses persiapan, iman mereka belum “mantap”.

Anggapan orang tua bahwa mereka dikatakan sepenuhnya anggota Gereja bila telah

dewasa. Karena tidak mendapat tempat, maka dalam perkembangan Gereja masa

kini, kecenderungan kaum muda memilih sikap pasif, masa bodoh dan tidak mau

terlibat. Permasalahan ini (anggapan-anggapan orang tua) tanpa disadari

menciptakan iklim yang tidak sehat bagi kaum muda, dimana kaum muda merasa

asing, tersingkir, tidak diteri bahkan tidak dihargai dalam Gereja. Lebih

mengecewakan lagi, kaum muda ada yang merasa tidak krasan, adanya

ketidaknyamanan sebagai anggota Gereja.

d. Problematika dalam diri kaum muda sendiri

Dinamika hidup kaum muda sulit untuk dimengerti dan dipahami, mereka

selalu terbuka dan labil, pendirian dan kondisi emosionalnya cepat berubah. Sesuatu

dapat menjadi potensi sekaligus problem bagi kaum muda sendiri.

Dari segi fisik maupun psikis, masalah perkembangan kaum muda ditandai dua

dorongan, yakni dorongan kelamin (nafsu sex) dan dorongan aku (nafsu ego) yang

bisa mempengaruhi seluruh hidup kaum muda. Pengetahuan-pengetahuan tentang

sex tidak jarang masih dianggap tabu oleh para orang tua, mengakibatkan banyak

kaum muda yang berusaha mencari tau sendiri tentang semua itu, sehingga kenaifan

mengenai sexualitas dengan gejala-gejala, tidak jarang menyebabkan kegelisahan

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

46

dan keingintahuan yang disalurkan dalam berbagai cara atau malah eksperimen yang

pada gilirannya menimbulkan masalah-masalah baru (Tangdilintin, 1984: 47).

“Dorongan aku” menggejala dalam berbagai perilaku, dengan harapan minta

diperhatikan, dihargai dan diterima sebagaimana adanya. Masalah timbul apabila

orang lain tidak menerima dan menghargai ke “aku” apa adanya seseorang. Sikap

egois ini dapat diartikan kebebasan, tidak terikat oleh apa dan siapapun dalam

memilih dan menentukan tindakan. Kaum muda tidak suka didikte orang tua atau

otorita lain. Hal ini mengakibatkan orang tua menjadi lebih otoriter dan cenderung

mengatur, sehingga menimbulkan konflik.

Perkembangan emosi dan afeksi menyebabkan kaum muda dapat membina

selera dan cita rasanya sendiri. Perkembangan intelek memampukan kaum muda

melihat dan menilai segala sesuatu dengan skala nilainya sendiri, memandang jauh

kedepan dan membuat rencana masa depannya sendiri. Semua itu ada dalam diri

kaum muda dan merupakan potensi yang dimiliki oleh mereka. Menjadi masalah

apabila mereka kurang menyadari potensi-potensi yang mereka miliki.

Perasaan minder tentu saja merupakan faktor utama bagi seseorang akan

sangat menghambat perkembangan, karena menyulitkan seseorang untuk bergaul,

berkenalan, sosialisasi dengan orang lain, dan bahkan lebih memilih memilih sikap

untuk menutup diri. Keraguan, kurang yakin pada diri sendiri dan banyak

berprasangka terhadap orang lain, membatasi ruang geraknya apalagi untuk

berinisiatif dan berkreasi. Bagi mereka, ini merupakan gambaran hidup dan masa

depan serba suram, bahkan kadang-kadang tidak berani menatap masa depan.

Sebagai contoh di daerah Mentawai, banyak remaja putus sekolah karena

orang tua yang kurang mampu dan mereka harus bekerja membantu keluarga. Tidak

Page 65: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

47

sedikit pula yang harus kawin muda yang menyebabkan kaum muda kehilangan fase

yang amat berharga dalam hidupnya. Dimasa remaja, mereka sudah dibebani dengan

tanggung jawab yang begitu besar sehingga kesempatan untuk berkembang normal

lewat kontak sesama usia (bersosialisasi) apabila untuk pembinaan tidak mungkin

terjadi. Mereka dituntut untuk cepat menjadi dewasa, sehingga ada sesuatu yang

hilang dalam mata rantai proses perkembangannya. Berbagai adat yang memojokkan

kaum muda tak urung membesarkan masalah dalam diri kaum muda sendiri, apalagi

bila mereka pasrah tanpa usaha untuk mengubahnya (Tangdilintin, 1984: 40).

B. Pengertian Pendampingan

Situasi berbeda sering kali dialami oleh setiap kaum muda. Pengalaman dan

situasi tersebut menuntut kaum muda agar mampu belajar maupun bercermin dari

pengalaman orang lain di luar dirinya. Berbagai permasalahan sering kali dialami

dalam proses perkembagan diri dan dalam proses penemuan jati diri.

Demi mengatasi permasalahan dan kesulitan yang dihadapi oleh kaum muda,

maka salah satu cara yang dapat ditempuh yakni melalui pendampingan. Tentu saja

dengan berbagai persoalan maupun kebutuhan kebutuhan yang mereka alami

diharapkan lewat pendampingan bagi kaum muda, kaum muda semakin sadar akan

keberadaan mereka dalam berbagai situasi hidupnya sehingga mereka mampu

bertindan dan mampu keluar dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

1. Pengertian Pendampingan pada Umumnya

Pendampingan merupakan usaha dalam membantu dan memperkembangkan

kaum muda. Berbagai pertimbangan diambil dalam menentukan arti yang sesuai

Page 66: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

48

dalam mendampingi kaum muda. Kata pendampingan yang digunakan dalam

mendampingi kaum muda, dengan pertimbangan, dalam mendampingi mereka

tidakalah sesuai bila digunakan kata pendidikan, karena istilah tersebut lebih bersifat

formal dan seringkali digunakan dalam proses pendidikan di sekolah dan hanya

mengarah pada perkembangan pengetehuan dan ilmu yang tidak lain sering

dilakukan disekolah-sekolah, selain itu tidak digunakan kata penbinaan, karena kata

tersebut lebih kepada persiapan kaum muda, dimana memiliki asumsi ada sesuatu

yang tidak beres dan harus di perbaiki, selain itu pula, proses pembinaan lebih

bersifat satu arah yakni dari pembimbing kepada kaum muda. Dengan demikian kata

yang dipakai yakni pendampingan, dimana dalam prosesnya tidak searah melainkan

dua arah yakni dari pembimbing ke kaum muda dan dari kaum muda ke

pendamping.

Menurut Mangunhardjana (1986: 21), istilah pendampingan berbeda dengan

istilah pembinaan.

Pemilihan kata pendampingan sebagai istilah untuk menyebut usaha membantu kaum muda, dibuat atas pertimbangan berikut… Kata pembinaan kami hindari karena kata itu mengandung pengertian usaha penyiapan kaum muda yang bersifat satu arah dari pembina kepada kaum muda yang dibina, dan mempunyai asumsi bahwa pada diri kaum muda ada suatu hal yang tidak beres yang perlu diperbaiki. Sedang usaha yang dibayangkan dalam buku ini adalah usaha dua arah dari pendamping kepada kaum muda yang didampingi dan sebaliknya dan bertitik tolak dari keyakinan bahwa kaum muda mempunyai potensi yang dapat tumbuh menjadi kenyataan.

Pengertian kata pendampingan yang dikemukakan Mangunhardjana (1993:

20), mendapat penegasan dari Suhardiyanto. Menurut Suhardiyanto kedua istilah

Pendampingan dan pembinaan pada hakekatnya memiliki pengertian yang sama:

Page 67: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

49

“dari segi maksud yang dibuat adalah pembinaan, namun dari segi pendekatan yang

dibuat adalah pendampingan”.

Pembinaan bermaksud atau mempunyai intensi untuk membantu peserta

menyongsong masa depan dengan tujuan materi, bentuk, metode dan tehnik

pendampingan yang tertentu. Sedangkan dari segi pendekatan, pendamping

melaksanakan pendampingan yakni menyertai dekat-dekat, berjalan seiring dengan

yang didampingi dalam menggumuli masalah mereka. Ia tidak berpretensi “tahu

masalah dan kebutuhan mereka”, melainkan menolong mereka menyadari dan

merumuskan masalahnya. Pendamping tidak menyuarakan kepentingan mereka,

melainkan memberi kesempatan dan memampukan mereka menyuarakan diri sendiri

(Tangdilintin, 1984: 14).

Tangdilintin (1984: 13) menegaskan arti pendampingan:

Melihat pembinaan sebagai pendampingan mencegah kita untuk menggiring dan menjinakkan kaum muda sehingga memandulkan potensi mereka. Pendampingan memungkinkan kaum muda (sebagai subyek dan pusat bina) untuk memutuskan dan menentukan sendiri, tidak cenderung didikte dan “dibentuk”. Pembina adalah seorang pendamping yang karenanya tidak boleh menggiring kaum muda ke arah yang sesuai selera dan kebutuhannya sendiri.

Mardi Prasetyo (2000: 18), secara lebih dalam dan mendasar mengartikan

pendampingan sebagai formation yakni sebagai suatu proses yang senantiasa

bertumbuh, semakin mendalam dimensi-dimensi kepribadian seseorang yang utama,

entah dalam segi manusiawi, rohani, intelektual, sosial, dan apostolis. Pribadi

manusia senantiasa diharapkan bertumbuh dan pertumbuhan ini tidak sekali jadi,

tetapi berproses dalam suatu peziarahan.

Pendampingan berciri dinamis karena menekankan pada usaha untuk terus-

menerus membaharui diri sesuai dengan tuntutan zaman. Pendampingan berupaya

Page 68: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

50

mengantisipasi terjadinya kemandegan dalam tugas. Mempertahankan hidup

berkualitas merupakan wujud yang hendak dicapai lewat pendampingan. Melalui

pendampingan peserta diajak untuk terus menerus memperbaharui diri dan

memperkembangkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Dengan

demikian, peserta terus menerus berusaha memberi kesaksian hidup dalam Gereja

dan masyarakat secara berkualitas sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya

dalam masyarakat atau kelompok.

2. Ciri-ciri Pendampingan Kaum Muda

Pendampingan bagi kaum muda merupakan usaha memanusiakan manusia

baru. Lewat pendampingan seseorang dibimbing dan diarahkan untuk semakin

mengerti dan memahami akan apa yang akan dilakukan dalam pengembangan

dirinya, sehingga kaum muda semakin menyadari akan peran mereka, entah itu

didalam keluarga, Lingkungan maupun didalam masyarakat.

Oleh sebab itu, dalam suatu pendampingan harus memiliki ciri-ciri, yakni

tujuan yang ingin dicapai harus jelas, selain itu materi pendukung yang dapat

mengarahkan mereka untuk mencapai cita-cita dalam rangkaian tujuan tersebut.

Disamping itu pula suatu pendampingan perlu memiliki dasar, proses serta prinsip

yang dapat menjadi pegangan bagi mereka dalam proses mengenal dan

pengembangan diri.

a. Tujuan pendampingan kaum muda

Tujuan pendampingan merupakan arah yang hendak dicapai dalam

pendampingan. Tujuan pendampingan dapat dikatakan sebagai sasaran, maksud,

Page 69: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

51

cita-cita dan hasil yang ingin dicapai. Dalam pendampingan bagi kaum muda, tentu

saja ada berbagai harapan dan impian yang hendak di capai, entah itu mengenai

keterlibatan mereka dalam hidup menggereja maupun perkembangan iman mereka

Mangunhardjana (1986: 25-28) merumuskan tujuan pendampingan sebagai

berikut:

Sebagai pelayanan bagi kaum muda, dalam persiapan mereka untuk dapat hidup dan berperan secara memadai di tengah masyarakat, bangsa dan dunia pada masa dewasa mereka. Pendampingan kaum muda bertujuan membantu kaum mdua untuk mendapatkan ilmu, pengetahuan, informasi, kecakapan, sikap, perbuatan, perilaku, hidup yang memadai dalam segi-segi pokok yang berhubungan dengan hidup pribadi, kebersamaan dengan orang lain, dan peran mereka dalam masyarakat, bangsa dan tujuan.

Dalam memahami tujuan pendampingan, tentu saja ada tiga unsur penting

yang perlu diperhatikan. Pertama, tujuan pendampingan mencakup segi kehidupan

kaum muda yang mencakup, perilaku, sikap hidup, tindakan, budi. Dengan melihat

berbagai segi kehidupan diharapkan pendampingan mampu mengembangkan sikap

mental kaum muda. Karena hanya dengan sikap dasar itulah kaum muda mendapat

dorongan, motivasi, cita-cita, untuk mampu mewujudkannya dalam hidup

kesehariannya. Tujuan ini membedakan dua bidang yang akan dikembangkan yakni

bidang kognitif menyangkut: pengetahuan, mengerti, menilai, dan afektif:

merasakan, memasukkan dalam hati, merasukkan dalam batin. Materi yang diolah

yakni hal-hal berkaitan dengan hidup pribadi dan kebersamaan dengan orang lain,

maupun yang berkaitan dengan peran mereka dalam hidup bermasyarakat.

Kedua, penekanannya pada penguasaan metode dan kecakapan. Dengan

demikian pendampingan bukan hanya menyampaikan ilmu, tetapi lebih kepada

pengembangan daya pikir, daya cari dan daya kreatif dalam diri kaum muda.

Page 70: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

52

Pendampingan juga tidak hanya membekali kaum muda dengan isi, tetapi

diharapkan dengan ketrampilan kaum muda mampu mengolah dan mendapatkan isi

yang baru.

Ketiga, jangkauan tujuan pendampingan tidak sebatas pada pribadi seseorang

maupun kelompok tertentu, tetapi mampu mencakup lingkup sosial dan masyarakat

luas. Dengan pendampingan tersebut, diharapkan mampu memperkembangkan

kaum muda dan dengan demikian kaum muda mampu berperan dan terlibat dalam

kegiatan-kegiatan kemasyarakatan demi kemajuan masyarakat. Dengan

pendampingan bagi kaum muda, tidak hanya mengembangkan pribadi yang tertutup

pada diri sendiri, men and women for themselves tetapi dengan pendampingan

tersebut, kaum muda mau terbuka bagi siapa saja tanpa melihat latar belakang dan

stuktur sosial yang ada dalam masyarakat maupun lingkup dimana kaum muda

berada.

b. Materi pendampingan kaum muda

Secara garis besar, materi pendampingan adalah hal-hal yang berkaitan dengan

keseluruhan kegiatan pendampingan. Hal-hal yang berkaitan dengan materi

pendampingan yakni mencakup segala ilmu, pengetahuan, informasi kegiatan,

latihan, tugas, proyek pekerjaan yang dinilai perlu untuk disampaikan kepada

peserta selama proses pelaksanaan pendampingan tersebut (Mangunhardjana, 1986:

35).

Materi yang akan disampaikan dalam pendampingan harus menjawab

pertanyaan dalam tujuan pendampingan tersebut. Dalam suatu pendampingan,

materi yang akan disampaikan perlu mengandung ketiga unsur, yakni: kepribadian,

Page 71: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

53

kebersamaan dengan orang lain dan peran dalam masyarakat bangsa dan dunia.

Ketiga unsur tersebut merupakan kunci utama dalam menyusun dan merencanakan

suatu materi yang akan disampaikan dalam suatu pendampingan. Materi yang

disampaikan tidak semata-mata demi pengembangan pribadi, melainkan memberi

semangat dan motivasi, sehingga peserta berani dan dapat mempraktekkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

1) Kepribadian

Dalam kepribadian, peserta diajak dan diarahkan untuk memahami akan

identitas, gambaran, harga kepercayaan diri. Setelah memahani akan pribadinya,

peserta dibantu untuk semakin mengenal segala aspek yang ada dalam dirinya

dengan cara, mengerti dan memahami akan perasaan dan pengenalan serta mengolah

perasaan tersebut. Dengan demikian diharapkan peserta dapat menemukan

pandangan, keyakinan, filsafat hidup, nilai dan sistem nilai hidup sebagai pedoman

bagi dirinya. Dengan memahami akan dirinya, peserta diharapkan mampu

menemukan potensi yang dimilikinya dan mampu memotivasi dirinya untuk berbuat

dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari (Mangunhardjana, 1986: 36).

2) Kebersamaan dengan orang lain

Dalam unsur kebersamaan dengan orang lain, peserta diarakan untuk semakin

mengerti dan memahami akan pandangan tentang manusia, dengan demikian peserta

diarahkan untuk dapat berhubungan dengan orang lain dengan cara, berkenalan,

pergaulan, komunikasi, persahabatan dan mengatasi konflik dengan orang lain,

apapun suku, agama, ras dan keadaan mereka (Mangunhardjana, 1986: 36).

Page 72: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

54

3) Peran dalam masyarakat, bangsa, dan dunia

Peran dalam masyarakat merupakan unsur terpenting bagi peserta selain kedua

unsur diatas. Peran dan keterlibatan peserta dalam merupakan wujud atas apa yang

dipahami berdasar pada kedua unsur diatas. Oleh karena itu, peserta perlu dibekali

dengan berbagai pengetahuan, keahlian dan ketrampilan, yakni: sikap, pengetahuan,

kecakapan manajemen dan kepemimpinan (Mangunhardjana, 1986: 36).

c. Dasar pendampingan kaum muda

Dasar pendampingan adalah pendidikan orang dewasa. Dalam arti, pendidikan

orang dewasa adalah kegiatan yang direcanakan untuk mengadakan perubahan

dalam diri orang dewasa, dalam hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan

orang lain dan bahkan mampu mendorong dan memotivasi mereka agar sungguh-

sungguh mampu mewujudkan peran mereka dalam masyarakat. Titik tolak

pendidikan orang dewasa adalah hal-hal yang berarti, penting, relevan dalam situasi

hidup mereka. Pendidikan bagi orang dewasa memanfaatkan kelompok sebagai

tempat dan sarana pendidikan, dimana pengetahuan, sikap dan kegiatan-kegiatan

saling berhubungan satu dengan yang lain (Mangunhardjana, 1986: 38).

Pendidikan orang dewasa dijadikan dasar pendampingan kaum muda karena,

pendidikan itu sesuai dengan tujuan pendampingan kaum muda yakni, membantu

pemekaran kaum muda secara bertahap menjadi orang dewasa. Bila dilihat dari titik

tolak pendampingan sendiri sesuai dengan pendampingan kaum muda yakni,

keadaan, situasi dan konteks hidup kaum muda beserta segala masalah dan

kebutuhan yang sering kali dialami dan dirasakan dalam hidup. Demikian pula

dengan proses pendampingan sendiri, dimana proses pendampingan sendiri berpusat

Page 73: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

55

pada peserta dan peran pendamping hanya sebagai fasilitator yang membantu dan

mengarahkan peserta agar sampai pada tujuan yang yag ingin dicapai dalam proses

tersebut.

Dalam pendampingan kaum muda, teman maupun kelompok sangatlah penting

sebagai patner dalam pengembangan diri. Lewat pengalaman-pengalaman yang

dimiliki oleh setiap peserta, peserta saling memperkaya, saling melengkapi sehingga

pengalaman-pengalaman yang disharingkan dan diolah bersama, dengan demikian

kaum muda semakin diperkaya dan diteguhkan untuk berbagi kepada sesama.

Dengan demikian lewat pendampingan tersebut kaum muda diharapkan sampai pada

tujuan pendampingan yakni, cakap sebagai manusia dalam status dan tanggung

jawab dalam kehidupan di masa dewasa mereka (Mangunhardjana, 1986: 39).

d. Prinsip pendampingan kaum muda

Karena dasar pendampingan sendiri mengandung unsur pendidikan orang

dewasa, maka prinsip-prinsip pendampinganpun mengambil unsur pendampingan

orang dewasa. Ada empat prinsip dalam pendampingan kaum muda yakni, belajar

dari pengalaman, belajar mengalami proses emosi dan budi, belajar lewat proses

kebersamaan dan kerja sama, belajar karena mendapat motivasi dan melihat sendiri

arti hal-hal yang dipelajari (Mangunhardjana, 1986: 41).

1) Belajar dari pengalaman

Setiap pribadi pasti memiliki pengalaman, entah itu pengalaman yang dialami

perorangan maupun yang dialami dalam kebersamaan bersama orang lain, baik di

dalam keluarga maupun didalam masyarakat. Dalam proses pendampingan kaum

Page 74: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

56

muda, pengalaman setiap peserta perlu dihargai, maka pengalaman-pengalaman

peserta tersebut harus medapat perhatian diawal pertemuan. Lewat sharing-sharing

pengalaman, kaum muda memperoleh banyak pengalaman baru sehingga mampu

memotifasi dirinya untuk dapat bertindak kearah yang lebih baik. Dengan berbagai

proses dalam pendampingan, kaum muda dibantu untuk saling menghargai orang

lain, melihat nilai kebersamaan, mengerti arti kerja sama dan mengerti atri berperan.

Dengan demikian dalam proses pendampingan tersebut, lewat pengalaman-

pengalaman yang diungkapkan atau disharingkan, kaum muda didampingi untuk

mengembangkan wawasan dan praktek dalam bidang kebersamaan dengan tujuan

agar mereka tahu arti dan mampu mempraktekkanya dalam kebersamaan, maupun

dalam masyarakat (Mangunhardjana, 1986: 42).

2) Belajar mengalami proses emosi dan budi

Dalam proses belajar, orang tidak hanya melatih pikiran saja, tetapi juga

seluruh daya hati. Dalam proses belajar, seluruh aspek perlu dikembangkan, belajar

tidak hanya untuk mengerti, tetapi juga perlu memahami sehingga mampu

mempraktekkannya dalam situasi nyata. Pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh

setiap pribadi perlu dijadikan motivasi dalam pengembangan diri, maka proses

belajar tersebut lebih efektif dan meresap, bila orang yang belajar dapat

mengungkapkan apa yang dirasakan maupun yang ada dipikirannya lewat kata,

tulisan, gerak, maupun lewat lambang visual, sebagai wujud nyata akan apa yang

diterima dalam proses pendampingan tersebut. Oleh sebab itu, dalam pendampingan

kaum muda peserta diberi kesempatan untuk saling mengungkapkan pengalaman

Page 75: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

57

dengan kegiatan ataupun proses pelaksanaan berkaitan dengan apa yang di miliki

maupun diperoleh selama prose pendampigan tersebut (Mangunhardjana, 1986: 42).

3) Belajar lewat proses kebersamaan dan kerja sama

Sebagai makluk sosial, manusia tidak dapat hidup terpisah dengan orang lain

atau sesama. Belajar lewat kebersamaan dan kerja sama antar kelompok diharapkan

kaum muda semakin saling mengenal, menerima, mengoreksi dan mendukung.

Tentu saja akan sangat membantu dalam menjernihkan pandangan mengena

pengertian, sikap dan perilaku pribadi dan memperkaya lewat pandangan pengertian,

sikap, perilaku peserta lain. Dalam organisasi kaum muda tidak dapat berjalan

sendirian tanpa dukungan dan motifasi dari sesama yang ada dalam organisasi

tersebut. Kebersamaan yang dibangun dapat dijadikan sebagai semangat maupun

pemicu dalam perkembangan kaum muda (Mangunhardjana, 1986: 42-43).

4) Belajar karena mendapat motivasi dan melihat sendiri arti hal-hal yang dipelajari

Dalam proses belajar orang tidak dipaksa, diancam dengan berbagai hukuman,

maupun janji-janji atau jejali petuah-petuah, melainkan dibantu untuk mengerti dan

memahami maupun mampu mengambil makna dan manfaat demi kemajuan

pribadinya. Maka dalam proses pendampingan kaum muda, peserta tidak bebani

dengan larangan “harus begini atau jangan begitu”, melainkan kaum muda

diajakdan dibantu agar mencari manfaat bagi dirinya sesuai dengan keadaan dan

kebutuhan pribadi, lalu mengambil pilihan dan mengambil tindakan yang dirasa

paling baik (Mangunhardjana, 1986: 43).

Page 76: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

58

e. Proses pendampingan kaum muda

Dalam suatu pendampingan, proses pendampingan terdiri dari berbagai unsur

yang terjadi, yakni: terjadi berbagai kegiatan, latihan, praktek dan interaksi antar

peserta. Dalam proses pendampingan tersebut, para peserta dibantu untuk meninjau

pengetahuan, kecakapan, sikap, perbautan, peri laku hidup mereka.

Dengan melihat dan memahami akan pengetahuan dan mengenal akan dirinya,

peserta dibantu untuk mengenal kekuatan-kekuatan yang mendukung terjadinya

perubahan dan melawannya, sehingga mereka mampu merumuskan perubahan-

perubahan yang diinginkan, entah dibidang pengetahuan, kecakapan, sikap,

perbuatan dan perilaku dalam hidup. Proses pendampingan perlu membantu peserta

agar meresapi benar-penar segala kekuatan-kekuatan dalam diri mereka dan mereka

semakin termotifasi untuk mampu mempraktekkannya dalam hidup sehari-hari.

Proses pendampingan itu sendiri betul-betul membantu kaum muda bila,

informasi dan pengetahuan yang diberkan atau disampaikan kepada mereka sungguh

menambah dan memperkaya pengetahuan yang mereka miliki. Semakin termotifasi

dan semangat, kecakapan dan kettrampilan untuk mengolah diri bersama dengan

orang lain sehingga mereka mampu mewujudkannya dalama hidup bermasyarakat

(Mangunhardjana, 1986: 56).

f. Syarat pendampingan kaum muda

Agar pendampingan yang dilaksanakan sungguh sangat berarti dan bermanfaat

bagi pelaksana pendampingan, peserta maupun pendamping, maka perlu adanya

kerjasama dan koordinasi yang baik antar pelaksana pendampingan, yang

mendampingi maupun yang didampingi

Page 77: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

59

Dalam proses pendampingan, pelaksana pendampinganperlu menjagan dan

memperkembangkan sikap saling menghargai, menghormati, menerima antar

pendamping dan peserta yang didampingi. Saling menghargai dan saling percaya

diwujudkan dengan melibatkan kaum muda yang akan mengikuti kegiatan

pendapingan sejak persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Karena dengan proses

tersebut membantu proses belajar mereka. Dalam pelaksanaan proses, pelaksana

pendampingan dan pendamping berusaha agar terciptanya suasana keterbukaan antar

peserta, rasa aman diantara mereka serta kemerdekaan dalam mengikuti acara

pendampingan sesuai dengan kepribadiaan masing-masing peserta dan tenggang

rasa antar mereka (Mangunhardjana, 1986: 58).

Demi menunjang kelancaran proses pendampingan, pendamping diharapkan

agar memperkembangkan pengetahuan, ketrampilan, kecakapan, sikap dan perilaku.

Dimata peserta, pendamping adalah pemimpin. Namun pemimpin yang

dimaksudkan berbeda dengan pemimpin bisnis atau dagang. Oleh karena itu,

tekanan pendampingan bukan pertama-tama pada hasil melainkan manusia, yakni

kaum muda yang didampingi. Oleh sebab itu, setiap pendamping perlu memiliki

sikap cinta pendamping kepada peserta. Apabila rasa cinta ini ada, maka hubungan

baik antar pendamping dan peserta memiliki dasar yang kuat, sehingga dalam proses

pendampingan tersebut tujuan yang ingin dicapai sungguh-sungguh dapat di raih

bersama. Karena dianggap sebagai pemimpin, maka pendamping perlu memiliki

kewibawaan pendamping. Kewibawaan awal seorang pendamping diperoleh ketika

dia diterima dan dipercayaai sebagai pendamping. Dengan itu dia memperoleh

kewibawaan status, dimana dia berhak melakukan apa saja demi tercapainya tujuan

pendampingan.

Page 78: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

60

Dalam proses pendampingan, tidak hanya pelaksana pendampingan maupun

pendamping saja yang perlu memperhatikan berbagai syarat demi tercapainya suatu

proses pendampingan, peserta pun perlu memperhatikannya. Suatu hal mendasar

yang harus dimiliki oleh peserta yakni memiliki niat untuk maju. Semangat itu perlu

diwuudkan dengan aktif dan terlibat dalam kegiatan, latihan pribadi dan dalam

interaksi dengan orang lain, baik antar peserta maupun dengan pendamping. Selain

itupula peserta bersedia menerima sumbangan dan aktif menyumbang demi

kemajuan diri dan kemajuan bersama. Bahkan peserta bersedia mempraktekkan hal-

hal yang diperoleh dan yang dimiliki selama pendampingan dalam hidup nyata.

g. Program pendampingan kaum muda

Pendampingan yang dimaksudkan oleh Mangunhardjana (1986: 37), adalah

pendampingan dalam jangka waktu 1-3 tahun. Karena materi pendampingan saling

berkaitan satu dengan yang lain, maka pengolahan bentuk program dimulai dengan

kepribadian, kebersamaan dan diakhiri dengan peran dalam masyarakat. Namun

setiap peserta memiliki penghayatan dalam bidang kebersamaan dan peran dalam

masyarakat yang berbeda, hal ini dipengaruhi oleh tingkat kedewasaannya. Maka

materi yang akan disampaikan perlu memperhatikan hal ini dengan diawali dengan

pengolahan pribadi lalu dilanjudkan denga pengolahan dalam kebersamaan dan

diakhiri dengan peran danlam masyarakat.

Program pendampingan yang berjangka waktu 1-3 tahun dengan materi yang

telah dipersiapkan maka perlu disusun menjadi sebuah program pendampingan

konkrit yakni realis sesuai dengan kebutuhan dan minat kaum muda yang

didampingi dan terarah sesuai dengan cita-cita pengembangan kaum muda yang

Page 79: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

61

dilihat dalam konteks kehidupan kaum muda, yakni dalam kehidupan pribadi,

kebersamaan bersama orang lain, masyarakat, bangsa maupun dunia internasional.

3. Unsur-unsur pokok dalam pendampingan Dalam suatu pendampingan, seorang pendamping perlu memperhatihan

beberapa hal yakni menyangkut unsur-unsur pokok sebagai penunjang dalam suatu

pendampingan. Unsur-unsur tersebut ialah penyampaian informasi dan pengetahuan,

perubahan dan pengembangan sikap, dan latihan pengembangan kecakapan serta

keterampilan (Mangunhardjana, 1986: 14).

Dalam suatu proses pendampingan, ketiga hal itu mendapat tekanan atau

perhatian secara seimbang tanpa berat sebelah. Ketiga unsur-tersebut saling

mendukung satu sama lain, oleh sebab itu dalam pendampingan ketiganya

dikembangkan bersamaan dengan pengembangan materi. Setelah penyampaian

informasi dan pengetahuan, peserta diharapkan mengalami perubahan dan

pengembangan sikap. Dan pada akhirnya kaum muda semakin termotivasi dan

terdorong serta memungkinkan kehendak dan kebebasan peserta untuk berlatih

mengembangkan kecakapan dan keterampilan yang ada pada ririnya sesuai dengan

tujuan diselenggarakannya pendampingan (Mangunhardjana, 1986: 56).

Dalam suatu pendampingan, pendamping perlu memperhatikan beberapa hal

berikut ini, yakni metode dan sarana, proses pelaksanaan dan evaluasi. Metode dan

sarana digunakan sebagai penunjang pelaksanaan pendampingan. Metode dan sarana

memiliki keterkaitan dalam upaya pencapaian tujuan. Metode sebagai suatu cara

Page 80: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

62

yang digunakan dalam mencapai tujuan, sedangkan sarana sebagai perangkat atau

alat yang digunakan dalam mendukung tercapainya tujuan.

Dalam proses pendampingan, peran pendamping sebagai fasilitator dalam

mengarahkan proses, sehingga apa yang dicita-citakan berdasarkan tujuan

pendampingan sungguh tercapai dan peserta diarahkan mampu mengambil sikap

dalam mewujudkannya dalam hidup. Evaluasi merupakan suatu cara yang dapat

dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dan bahkan mengetahui

sejauh mana pencapaian tujuan sunggu-sungguh tercapai dalam setiap pribadi

peserta yang mengikuti pendampingan.

C. Pendampingan Iman Kaum Muda dalam Gereja

Kaum muda dalam perjalanan hidupnya, seringkali mengalami berbagai

persoalan dan kusulitan. Dalam perkembangan iman, kaum muda masih sangat

membutuhkan bantuan dan dorongan dari orang lain, sehingga dari waktu ke waktu,

iman mereka semakin berkembang. Melalui pendampingan, kaum muda semakin

sadar dalam menghayati iman mereka sehingga mampu mewujudkannya dalam

hidup bermasyarakat. maka pada bagian ini akan diuraikan: pendampingan iman

kaum muda, ciri-ciri pendampingan iman kaum muda dan bentuk-bentuk

pendampingan iman kaum muda.

1. Pendampingan Iman Kaum Muda

Pada dasarnya pengertian pendampingan iman kaum muda sama dengan

pengertian pendampingan pada umumnya. Namun pendampingan iman mempunyai

Page 81: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

63

kekhasan tersendiri yakni lebih menekankan pada segi perkembangan iman. Materi

pendampingan iman harus menyangkut soal iman, baik segi pemahaman,

penghayatan maupun perwujutan iman dalam hidup. Iman tidak hanya menyangkut

segi pemahaman saja, lebih-lebih pada sikap iman. Karena iman merupakan

pertemuan antara manusia dengan Allah dan hidup dalam kesatuan denganNya.

Iman bukanlah pertama-tama menerima aturan melainkan menghayati hidup secara

bebas dan bertanggung jawab dalam kesatuan pribadi dengan Allah (Konferensi

Waligereja Indonesia, 1996: 15).

Pendampingan iman kaum muda dapat dimengerti sebagai usaha untuk

membimbing dan mengarahkan iman kaum muda dalam Gereja untuk meraih

kesatuan iman, kedewasaan pribadi dan pertumbuhan hidup yang sesuai dengan

kepenuhan Kristus (CT, art. 25). Oleh karena itu, pendampingan iman dapat

membantu kaum muda supaya berkembang kedewasaan imannya. Orang yang

dewasa dalam imannya maka dewasa pula sikap hidupnya sehari-hari (Setyakarjana,

1997b: 1-2)

2. Ciri-ciri pendampingan iman kaum muda

Pada prinsipnya ciri-ciri pendampingan iman kaum muda tidak jauh berbeda

dengan pendampingan pada umumnya. Pendampingan iman kaum mudapun

memiliki tujuan pendampingan yang jelas, materi pendampingan yang sesuai dengan

tujuan, program pendampingan, dasar dan prinsip pendampingan, proses

pendampingan, dan evaluasi pendampingan.

Page 82: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

64

a. Tujuan pendampingan iman kaum muda

Secara khusus tujuan pendampingan iman kaum muda ialah mengantarkan

kaum muda kepada kedewasaan iman. Iman yang dewasa tikak sekedar kedalaman

hidup atau religiusitas, mainkan sudah terintergrasi atau telah mempribadi dalam

hidup kaum muda. Karena sudah mempribadi dalam hidup seseorang, maka iman itu

akan terus berkembang dalam keserasian unsur sikap yakni pemahaman, perasaan,

kehendak dan perilaku.

Iman yang berkembang dalam unsur pemahaman, merupakan iman yang

mendalam, tidak dangkal atau tidak kekanak-kanakan, melainkan dapat

dipertanggungjawabkan, memahami tradisi iman, tahan kritik, dan pasrah kepada

kehendak Allah. Iman yang berkembang dalam unsur perasaan, merupakan iman

yang mandiri, terbuka untuk dialog dan diskusi, tidak cepat berpuas diri dan tidak

melarikan diri dari arus ideologi. Iman yang berkembang dalam unsur kehendak dan

perilaku, merupakan iman yang dinamik penuh kegairahan dan aktif, dan mau

terlibat dalam kehidupan bermasyarakat (Setyakarjana, 1997b: 18-20).

Dalam upaya membantu kaum muda dalam mencapai kedewasaan imannya,

pendampingan kaum muda diupayakan untuk berlangsung terus-menerus dan

berkesinambungan. Pendampingan iman kaum muda merupakan kegiatan yang tidak

pernah berhenti, karena titik akhir yang ingin dicapai bukanlah titik waktu yang

definitif, melainkan diusahakan selama hidup (Setyakarjana, 1997b: 20).

b. Materi pendampingan iman kaum muda

Materi pendampingan iman dapat disebut juga isi pendampingan iman, yang

diharapkan dapat menjawab tujuan pendampingan itu sendiri. Dalam penyampaian

Page 83: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

65

materi, yakni: kepribadian, kehidupan iman dan gereja, dan kebersamaan dengan

orang lain serta peran mereka dalam masyarakat (Komisi Kepemudaan KWI, 1999:

7-10).

Bidang kepribadian dan hidup bersama berbicara mengenai pengenalan diri

sebagai kaum muda yang menumbuhkan kepercayaan diri dan gambaran diri yang

sehat dan seimbang, sehingga mampu mengembangkan potensinya dalam cipta,

bakat dan ketrampilan. Berhubungan dengan hidup bersama atau dalam kehidupan

sosia, kaum muda diharapkan mampu menjalin hubungan yang salaing

mengembangkan dalam semangat persaudaraan, melalui kerjasama, komunikasi

maupun saling mendukung dalam memperkembangkan diri sebagai kaum muda

Katolik.

Bidang hidup beriman dan menggereja berbicara mengenai, kebenaran-

kebenaran iman, penyerahan diri kepada Allah, menghayati hidup rohani dalam doa

dan ibadat, menggumuli hidup sehari-hari sebagai perwujudan iman dalam hidup

menggereja dan bermasyarakat. Penghayatan iman pribadi diwujudkan dalam

kebersamaan pelaksanaan seluruh tugas-tugas gereja. Dengan demikian, kaum muda

terlibat dan terpanggil secara aktif dalam pelaksanaan tugas-tugas Gereja, yaitu:

koinonia (persekutuan), kerygma (pewartaan), liturgia (perayaan), diakonia

(pelayanan) dan martyria (kesaksian) (Konferensi Waligereja Indonesia, 1996: 340).

Bidang kemanusiaan berbicara mengenai hal-hal yang menyangkut kehidupan

pribadi. Secara konkrit meliputi, sikap solider terhadap sesama yang menderita dan

membutuhkan perhatian dari sesama, selain itu juga memiliki sikap hormat terhadap

martabat dan hak-hak asasi manusia. Sedangkan bidang kemasyarakatan meliputi:

kesadaran diri sebagai anggota masyarakat dan negara dengan segala hak dan

Page 84: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

66

kewajibannya, mampu melibatkan diri dalam kehidupan dan kegiatan

kemasyarakatan, serta mampu membentuk dan menyuarakan sikap berdasarkan

suara hati demi kebaikan bersama dan kesejahteraan umum.

c. Proses pendampingan iman kaum muda

Proses pendampingan iman kaum muda dilaksanakan dalam suasana

komunikatif. Masing-masing peserta dapat saling mengkomunikasikan imannya

dengan baik, tanpa takut atau malu untuk mengungkapkan ide, pendapat maupun

pengalaman yang mereka miliki kepada peserta lain. Suasana yang komunikatif

mengandaikan terciptanya proses dialog yang membawa peserta pada sikap bersedia

menghargai orang lain, baik antar peserta sendir maupun dengan pembina. Proses

dialog tetap mengarah pada pemahaman serta penghayatan iman dalam

hubungannya dengan hidup sehari-hari. Hal itu mengingat bahwa tujuan

pendampingan iman adalah kedewasaan dan kesempurnaan iman secara penuh

(Setyakarjana, 1997b: 19-20). Oleh karena itu, dalam proses pendampingan iman

kaum muda, pembina berfungsi sebagai fasilitator yang berperanan mempermudah

serta mengarahkan peserta untuk berusaha memahami hal-hal yang disampaikan

kepada peserta. Di samping itu, pembina juga bertugas dalam menciptakan iklim

yang komunikatif sehingga peserta berani mengkomunikasikan imannya dengan

baik dan terbuka (Komisi Kepemudaan KWI, 1999: 11-12).

d. Evaluasi pendampingan iman kaum muda

Evaluasi pendampingan iman berdasar pada tujuan yang ingin dicapai melalui

kegiatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi merupakan cara untuk mengetahui

Page 85: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

67

sejauh mana keberhasilan pelaksanaan kegiatan pendampingan iman. Untuk

mengevaluasi kegiatan pendampingan iman, perlu disesuaikan dengan tujuan dan isi

yang akan dicapai, metode dan sarana yang akan digunakan, serta partisipasi dan

peranan pembina dalam proses pendampingan iman.

Menurut Mangunhardjana (1986: 103-105), ada tiga macam bentuk evaluasi:

yaitu evaluasi mini, evaluasi midi dan evaluasi maksi. Evaluasi mini dilaksanakan

selama proses pendampingan berlangsung, dengan tujuan untuk mengadakan

penyesuaian acara, membantu peserta agar dapat mengambil manfaat dari acara

yang sedang berlangsung dan mengoreksi proses pendampingan yang sedang

dilaksanakan. Evaluasi midi dilaksanakan setiap tahap pendampingan berakhir, yang

bertujuan untuk menyempurnakan isi dan tahap pendampingan selanjutnya,

menyiapkan peserta agar dapat mengikuti tahap pendampingan selanjutnya dengan

baik dan memberikan masukan kepada pendamping untuk menyelesaikan

pelaksanaan tugasnya. Evaluasi maksi diadakan pada waktu seluruh pendampingan

selesai, yang merupakan pertanggungjawaban terhadap penyelenggara. Evaluasi ini

bermanfaat untuk melihat seberapa jauh tujuan pendampingan tercapai.

3. Bentuk-bentuk pendampingan iman kaum muda

Bentuk pendampingan iman merupakan wujud dari usaha pendampingan itu

sendiri. Dari situ tujuan pendampingan iman diciptakan dan usaha pendampingan

iman menjadi konkrit. Bentuk-bentuk pendampingan iman yakni: Ziarah, retret,

rekoleksi dan pendalaman Iman. Namun pada bagian ini, tidak semua bentuk

pendampingan diuraikan, hanya bentuk retret, rekoleksi dan pendalaman Iman.

Ketiga bentuk pendampingan ini dipilih karena ketiga bentuk tersebut sudah sering

Page 86: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

68

digunakan, dan bahkan kaum muda sudah tidak asing lagi dengan ketiga bentuk

tersebut.

a. Retret

Bila kita mengenal dan memahami arti sesungguhnya, kata retret berasal dari

bahasa prancis yaitu la retraite yang berarti pengunduran diri, menyendiri, menyepi,

menjauhkan diri dari kesibukan sehari-hari, meninggalkan dunia ramai. Sedangkan

dalam bahasa indonesia kita kenal dengan Khalwat, yang mengandung pengertian

mengasingkan diri ke tempat yang sunyi (Mangunhardjana, 1985: 1).

Ditinjau dari tujuan aslinya, retret merupakan latihan rohani (exercitia

spiritualia atau spiritual exercises) (Mangunhardjana, 1985: 9). Mendengar kata

latihan, tentu saja berbagai pandangan maupun emage yang muncul dibenak kita

mengenai suatu rangkaian kegiatan maupun acara yang dilaksanakan secara

sistematis dan teratur guna mencapai sesuatu yang dinginkan. Dalam kehidupan ini

sudah tidak asing lagi bagi kita bila mendengar istilah oleh raga. Bila kita

mendengar kata olah raga, tentu saja yang ada dibayangan kita seputar olah raga,

antara lain: sepak bola, tenis meja, bulu tangkis, karate dan lain sebagainya dengan

aturan serta teknik masing-masing. Demikian pula dengan retret, sebagai latihan

rohani dengan berbagai rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan

teratur dalam bidang rohani, seperti: berdoa, mengadakan refleksi, membuat

renungan, meditasi, kontemplasi dan lain sebagainya guna mencapai hasil tertentu

dalam hidup rohani. Kalau kita melakukan latihan jasani atau olah raga, tentu semua

itu dikakukan dengan maksud agar menjaga kesehatan dan kesegaran jasmani,

sehingga dapat membantu seseorang dalam melaksanakan tugas dan karyanya

Page 87: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

69

sehari-hari, tanpa merasa capai. Demikian pula bila kita mengadakan retret, berarti

kita menjaga kesehatan rihani, yakni bebas dari penyakit jiwa, yang membuat kita

tidak mampu hidup dengan potensi hidup rohani kita. Dengan mengikuti retret, kita

menjaga kesegaran rohani kita yakni terbuka dan tanggap akan karya cinta kasih

Allah bagi kita sebagai makhluk ciptaannya.

Mangunhardjana (1985: 9) memiliki pandangan bahwa, tujuan utama retret

adalah perubahan hidup metanoia (bahasa Yunani). Melalui berbagai proses dalam

retret, kerapkali retret bermula dari hal-hal yang baik yakni menuju keperbaikan

(deformata) kemudian diarahkan (transformata) agar sesuai dengan panggilan dan

status hidup dan selanjudnya hal-hal yang sudah sesuai (conformata) diteguhkan

(confirmata) oleh penerangan dan kekuatan yang diperoleh lewat doa-doa selama

pelaksanaan retret.

Pola pandang bahwa lewat retret, membantu seseorang hingga sampai pada

suatu perubahan hidup. Perubahan hidup yang dimaksudkan bukan hanya melulu

pada pribadi seseorang saja, melainkan mampu mengantar seseorang sehingga dapat

membuat analisa diri, membantu seseorang dalam berhubungan dengan orang lain

dan diharapkan mampu mewujudkannya dalam tindalkan nyata lewat keterlibatan

dalam hidup bermasyarakat dengan berbagai persoalan dan permasalahan yang ada

didalam masyarakat tersebut.

b. Rekoleksi

Rekoleksi sudah umum dijalankan oleh semua anggota gereja. Kata rekoleksi

(recollectio) dipahami sebagai usaha untuk memperkembangkan kehidupan iman

atau rohani (Mangunhardjana, 1985: 1). Kata rekoleksi memiliki dua arti yang

Page 88: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

70

mendalam yakni re (kembali) dan koleksi (mengumpulkan). Pelaksanaan rekoleksi

yang sering kita jumpai dalam kebersamaan dengan umat yakni dilaksanakan ketika

peristiwa-peristiwa tertentu tidak tetap (aksidentil), misalnya: pelantikan dewan

paroki, mudika, WKRI . namun ada pula rekoleksi yang dilakukan dengan maksud

atau niat tertentu, misalnya: rekoleksi diadakan untuk siswa-siswi kelas tiga yang

sedang menyiapkan diri dalam menghadapi ujian nasional.

Bila dilihat dari pelakunya, ada rekoleksi yang dilakukan oleh kelompok

tertentu, namun ada yang dilakukan perorangn atau pribadi tertentu dengan maksud

dan niat yang berbeda pula. Bahan atau materi yang disampaikan dalam rekoleksi

berkaitan dengan pengalaman hidup yang telah dijalani. Yang menarik dalam proses

rekoleksi yakni, meninjau karya Allah dalam diri kita, cara kerja serta bimbingannya

dan tanggung jawab kita terhadap karya Allah itu (Mangunhardjana, 1985: 18).

c. Pendalaman iman

Katekese juga dimengerti sebagai pendalaman dan pendidikan iman,

pengajaran, agar orang Kristen semakin dewasa dalam iman (Telaumbanua, 2005:

4). Peranan katekese sendiri adalah memberitakan sabda Allah dan mewartakan

Kristus, mendidik orang untuk beriman dan mengembangkan Gereja. Katekese dapat

diikuti oleh seluruh jemaat, baik itu anak-anak, remaja, kaum muda, kaum dewasa,

maupun kelompok kategorial tertentu (CT, art. 35-45). Dalam proses pendalaman

iman, tidak hanya segi pengetahuan yang dikembangkan, melainkan yang lebih

penting yakni memperkembangkan iman. Oleh sebab itu, dalam proses pendalaman

iman terhadap kaum muda, perlu meemperkembangkan segala aspek yang dimiliki

oleh kaum muda, yang mana menyangkut kedua hal diatas.

Page 89: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

71

D. Katekese sebagai Salah Satu Bentuk Pendampingan Iman

Dalam hidup menggereja, umat kristiani tentunya tidak asing lagi dengan

istilah katekese. Pelaksanaan katekese sendiri sering kali dilaksanakan di tiap

Lingkungan, dan umat pun diharapkan agar dapat terlibat dan berperan aktif dalam

kegiatan katekese tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada bagian ini

akan diuraikan: pengertian katekese, makna katekese, bentuk-bentuk katekese dan

tujuan katekese.

1. Pengertian Katekese

Bila dilihat dari arti sesungguhnya, katekese adalah penyampaian khasanah

iman kepada mereka yang bergabung dengan Gereja sebagai anggota baru,

pengajaran elementer bagi calon baptis orang dewasa, tetapi juga pengajaran awal

bagi anak-anak yang sudah dibaptis sebelum menyambut komuni pertama. Namun

bila dilihat secara umun, katekese memiliki arti yang luas, yakni katekese sebagai

suatu bentuk pengajaran iman, mencakup semua pendidikan iman untuk

menyuburkan hidup kristiani hingga penyampaian iman secara ilmiah kepada

mereka yang sudah maju dalam hal memahami akan iman kepada Allah.

Menurut Marinus Telaumbanua (2005: 5), anjuran apostolik Catechesi

Tradendae, Sri Paus Yohanes Paulus II menegaskan: katekese adalah pembinaan

anak-anak, kaum muda dan orang-orang dewasa dalam iman, yang khususnya

mencakup penyampaian ajaran Kristen, yang pada umumnya diberikan secara

organis dan sistematis dengan maksud mengantar para pendengar memasuki

kepenuhan hidup Kristen.

Page 90: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

72

Dalam berbagai tulisan maupun dalam kitab suci sendiri, terdapat berbagai

istilah maupun pengertian mengenai katekese. Katekese bukanlah sesuatu hal baru

bagi umat kristiani, melainkan suatu bentuk pengajaran iman yang telah ada sejak

jaman Yesus. Katekese dimengerti sebagai pengajaran, pendalaman dan pendidikan

iman agar orang-orang kristen semakin dewasa dalam iman. Jadi biasanya katekese

diperuntukkan bagi orang-orang kristen yang sudah dibaptis. Selain itu pula katekese

seringkali diperuntukkan bagi para calon baptis, dalam berbagai persiapan dalam

megenal dan memahami akan iman kepada Allah. Dengan kata lain katekese adalah

usaha-usaha dari pihak gereja untuk menolong umat agar semakin memahami,

mengahyati dan mewujudkan imannya dalam kehidupan sehari-hari, katekese

berpusat pada komunitas, dalam arti katekese dari oleh dan demi komunitas. Oleh

sebab itu, katekese menyalami seluruh kehidupan, seluruh proses pergulatan yang

dialami oleh setiap umat manusia dalam memaknai hidup dan semakin akan

pentingnya hidup dengan memperkembangkan iman akan Allah sebagai sang juru

selamat dan penuntun hidup.

2. Makna Katekese

Dalam memahami katekese, setiap umat beriman perlu memakanai arti

katekese dimana Katekese mencakup arti mengajak sesama mendalami misteri

keselamatan Allah dengan segala dimensinya, untuk menunjukkan kepada semua

orang makna rencana yang terkandung dalam misteri keselamatan yang telah

dimiliki oleh setiap anggota gereja yang telah dibaptis (Telaumbanua, 2005: 9).

Lewat katekese setiap peserta mendalami arti kegiatan dan kata-kata Yesus Kristus

di setiap karya-karya yang telah dilakukan, begitu pula dengan tanda-tanda yang

Page 91: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

73

telah dikerjakan-Nya, karena semua itu merupakan bagian terpenting dalam

menanggapi misteri keselamatan anak manusia. Dengan demikian diharapkan

melalui katekese, bukan saja menghubungkan manusia dengan Yesus Kristus,

melainkan lebih dari itu mengundang dan memasuki persekutuan hidup yang mesra

dengan-Nya.

3. Bentuk-bentuk Katekese

Memahami dan mendalami akan bentuk-bentuk katekese, Marinus

Telaumbanua (2005: 5), mengungkapkan tiga bentuk katekese yakni: bentuk praksis,

bentuk historis dan bentuk sistematis.

a. Bentuk praktis

Katekese tidak hanya dipahami, melainkan perlu diwujudnyatakan dalam

kehidupan sehari-hari. bentuk praksis ini bertujuan mengarahkan peserta katekese

agar mampu mempraktekkan dan mewujudkannya secara nyata dalam hidup

menggereja. Sumber utama yang di tekankan dalam katekese bentuk praktis ialah

Liturgi Gereja. Oleh sebab itu, praktek nyata yang hendaknya dilakukan oleh peserta

katekese adalah rajin berdoa, tidak dengan paksaan melainkan dengan hati yang

tulus mau mengikuti perayaan ekaristi kudus (Telaumbanua, 2005: 5).

b. Bentuk historis

Sejarah penyelamatan Allah sungguh menjadi prioritas utama dalam bentuk

Historis. Mengenal dan memahami akan sejarah penyelamatan Allah, yang diawali

dengan perjanjian mesianis yang terdapat dalam Perjanjian Lama dan memuncak

Page 92: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

74

dalam pribadi Yeses Kristus yang terdapat dalam Perjanjian Baru. Oleh sebab itu,

Bentuk historis lebih menekankan pada Kitab Suci. Dalam bentuk ini, peserta

diarahkan untuk lebih mencintai Kitab Suci, sehingga Kitab Suci bukan lagi

dianggap sebagai rangkaian cerita atau kisah dijaman dahulu, melainkan dapat

dijadikan pegangan hidup dalam mengenal Allah (Telaumbanua, 2005: 5).

c. Bentuk sistematis

Sumber utama dalam bentuk sistemnatis ialah Katekismus. Yang ingin

ditekankan kepada para peserta katekese ialah ajaran teologis dan dogmatis. Peserta

katekese diarahkan agar mampu dan dapat memahami dengan mudah ajaran-ajaran

gereja, sehingga dalam hidup sehari-hari peserta mampu mewujudkannya

(Telaumbanua, 2005: 5).

4. Tujuan Katekese

Katekese tidak hanya diberikan begitu saja, setiap pendamping perlu

memperhatikan tujuan katekese itu sendiri. Tujuan katekese adalah berkat bantuan

Allah mengembngkan iman yang baru mulai tumbuh, dan dari hari ke hari

memekarkan menuju kepenuhannya serta makin memantapkan perihidup Kristen

umat berman, muda maupun tua (CT, art. 25).

Bila dilihat dari tujuan khas katekese adalah berkat bantuan Allah

mengembangkan iman yang baru tumbuh yang dimiliki oleh umat beriman entah tua

maupun muda, dan dari hari kehari iman semakin berkembang menuju

kepenuhannya, kenyataan ini menuntut tidak hanya pengetahuan yang harus

dikembangkan melainkan juga penghayatan iman akan Allah, dengan demikian

Page 93: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

75

pertumbuhan iman yang ditaburkan oleh roh kudus melalui pewartaan awal dan

dikurniakan lewat baptisan semakin berkembang dan tumbuh menjadi iman yang

utuh. Iman tersebut tidak hanya dihayati, namun perlu diwujudnyatakan dalam

keseharian hidupnya dengan demikian iman yang dimiliki diharapkan dari hari ke

hari semakin berkembang menuju kepenuhannya, dimana umat semakin menghayati

akan iman Kristiani yang dimiliki dan dihayati.

E. Shared Christian Praxis (SCP) sebagai Salah Satu Model dari Katekese

Umat (KU)

Shared Christian Praxis adalah salah satu model dari Katekese Umat.

Katekese Umat dipahami sebagai komunikasi iman atau tukar pengalaman iman

antar anggota jemaat. Melalui tukar pengalaman atau kesaksian antar peserta,

diharapkan setiap peserta semakin diteguhkan bahkan semakin kaya akan

pengalaman iman. Melalui Katekese Umat kita bersaksi akan iman kita kepada

Yesus Kristus. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan Katekese Umat peranan peserta

sangatlah dibutuhkan. Dalam prosespun peran umat sangatlah berarti, dimana

pengalaman yang akan diolah yakni pengalaman umat dan pesertalah yang harus

menemukan solusi atau jalan keluar terbaik dalam memecahkan persoalan yang ada.

Dalam pelaksanaan Katekese Umat, pemimpin katekese bertindak sebagai pengarah

dan pemudah (fasilitator).

Melalui Katekese model Shared Christian Praxis umat dibantu agar

permasalahan yang akan diangkat dan diolah dalam pertemuan katekese sungguh-

sungguh permasalahan yang masih relevan dan bahkan yang sedang dihadapi oleh

Page 94: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

76

peserta, sehingga pengalaman-pengalaman tersebut sungguh dimiliki oleh setiap

umat sebagai pengalaman iman demi perkembangan menuju kedewasaan iman.

1. Shared Christian Praxis (SCP)

Shared Christian Praxis (SCP) merupakan salah satu proses demi

pendewasaan iman, dimana dalam proses ini kaum muda diharapkan sungguh-

sungguh dan mau untuk terlibat secara aktif baik dalam memberikan sumbangan

pemikiran maupun dalam mengusahakan suatu perubahan (Groome, 1997: 1).

Shared Christian Praxis merupakan suatu model katekese yang sangat

menekankan sifatnya dialogis partisipatif. Artinya peserta diberi kebebasan dan

tanggung jawab penuh untuk merefleksikan, mengungkapkan dan merefleksikan

imannya melalui sharing pengalaman iman. Dialog antar subyek yang ditekankan

dalam model ini tidak hanya terjadi antara peserta dengan pendamping, tetapi juga

antara peserta dengan peserta, peserta dengan teks dan peserta dengan masyarakat

setempat (Sumarno, 2006: 19).

Katekese model Shared Christian Praxis mendorong peserta agar dapat

mengkomunikasikan antara tradisi dan visi hidup mereka dengan tradisi dan visi

kristiani, sehingga mampu mengadakan penegasan dan pengambilan keputusan demi

terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di dalam kehidupan manusia. Model ini

bermula dari pengalaman hidup iman dan visi kristiani, sehingga muncul

pemahaman, sikap dan kesadaran baru yang memberi motivasi pada keterlibatan

baru pula (Groome, 1997: 1). Katekese model Shared Christian Praxis memiliki tiga

komponen pokok, yakni: Shared, Christian, dan Praxis.

Page 95: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

77

a. Shared

Istilah ini menunjuk pengertian komunikasi yang timbal balik, setiap

partisipasi yang aktif dan kritis dari semua peserta, serta terbuka baik untuk ke

dalam diri pribadi. Kehadiran sesama maupun kepada sesama, maupun untuk rahmat

Tuhan. Istilah ini juga menekankan proses katekese yang bersifat dialog,

kebersamaan, keterlibatan dan solidaritas. Dalam sharing, semua peserta diharapkan

secara terbuka siap mendengar dengan hati dan komunikasi dengan kebebasan hati

(Groome, 1997: 4).

Namun demikian sharing bukan berarti peserta harus bicara terus menerus

atau bergantian dalam suatu pertemuan. Sharing berarti berbagi pengalaman,

pengetahuan serta saling mendengarkan pengalaman orang lain. Sharing dimulai

dari diri sendiri dan diungkapkan selaras dengan pengalamannya sendiri dalam

suasana persaudaraan dan cinta kasih. Dalam istilah sharing terdapat unsur penting

yakni, mendengarkan (Sumarno, 2006: 19-20).

b. Christian

Tradisi kristiani mengungkapkan pengalaman iman jemaat kristiani yang hidup

dan dihidupi. Hal ini merupakan tanggapan manusia terhadap perwahyuan dari Allah

yang terlaksana dalam kehidupan manusia. Dalam konteks ini, tradisi dipahami

sebagai perjumpaan antara rahmat Allah dalam Kristus dan tanggapan manusia.

Oleh karena itu, tradisi disini tidak hanya berupa tradisi pengajaran gereja tetapi juga

meliputi kitab suci, spiritualitas, sakramen, liturgi, seni, nyanyian rohani,

kepemimpinan dan kehidupan jemaat (Sumarno, 2006: 20-21).

Page 96: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

78

c. Praxis

Dalam katekese ini, pengertian praxis bukan hanya praktek (lawan dari teori),

tetapi merupakan suatu tindakan yang sungguh disadari dan sudah direfleksikan.

Praxis meliputi seluruh kegiatan manusia dalam dunia. Segala sesuatu yang

dilakukan oleh manusia dengan tujuan tertentu. Praxis mengacu pada tindakan

manusia yang mempunyai tujuan untuk perubahan hidup yang didalamnya

terkandung kesatuan antara refleksi secara kritis dan kesadaran historis yaitu yang

mengarah pada keterlibatan baru. Selain itu, praxis memiliki tiga unsur pokok yang

saling berkaitan yakni: aktivitas, refleksi dan kreativitas. Ketiga unsur pokok ini

berfungsi membangkitkan imajinasi, meneguhkan kehendak dan mendorong pada

praxis baru (Sumarno, 2006: 20-21). Ada tiga komponen yang berfungsi

membangkitkan perkembangan imajinasi, meneguhkan kehendak dan mendorong

praksis baru.

• Aktivitas: Aktivitas menekankan kegiatan mental dan fisik, kesadaran, tindakan

personal dan sosial, hidup pribadi maupun bersama yang ditempatkan dalam

kurun waktu tertentu sebagai usaha pembaharuan diri.

• Refleksi: Penekanan dalam refleksi yakni pada refleksi kritis terhadap tindakan

historis pribadi dan sosial masa lampau dan juga terhadap kehidupan

bermasyarakat serta Tradisi dan Visi iman Kristiani sepanjang sejarah sebagai

acuan demi perubahan hidup baru.

• Kreativitas: Menggabungkan kedua unsur aktivitas dan refleksi yang

menekankan sifat transenden manusia dan dinamika menuju ke masa depan

untuk praxis hidup baru. Dengan melihat kenyataan yang ada, peserta

Page 97: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

79

diharapkan mampu menemukan sikap hidup baru yang akan dijalani sebagai

wujud penghayatan iman akan Allah.

2. Langkah-langkah Katekese Model Shared Chrictian Praxis (SCP)

Katekese Model Shared Chrictian Praxis lebih menekankan komunikasi

timbal balik antar peserta. Unsur kebersamaan mendapat posisi paling penting dalam

proses katekese antara peserta dengan pendamping dan juga antara peserta dengan

peserta sendiri. Hubungan yang harmonis sungguh dapat membantu setiap peserta

dalam memahami maupun mendalami akan pengalaman imannya. Dalam proses

katekese dengan model ini dapat dimengerti sebagai proses yang terus mengalir.

Sumarno (2006: 18) dalam uraiannya dari buku Tomas H. Groome mengemukakan,

model Shared Christian Praxis memiliki 5 (lima) langkah pokok, yang didahului

oleh langkah 0 (nol), proses dalam model ini berjalan secara mengalir dan terarah.

a. Langkah nol (awal): Pemusatan aktivitas

Pada dasarnya, dalam langkah ini peserta diajak untuk betul-betul bertolak dari

pengalaman konkrit, pengalaman yang sering dialami maupun yang sering kali

dijumpai dalam kehidupan sehari-hari (Groome, 1997: 9).

Kekhasan dalam langkah nol adalah membantu dan mendorong peserta dalam

menemukan dan merumuskan topik yang nantinya akan disepakati bersama menjadi

sebuah tema dasar yang akan digunakan selama proses katekese. Tujuan utama

dalam langkah nol adalah, membantu dan mendorong umat agar menemukan topik

pertemuan yang bersumber dan bertitik tolak dari kehidupan konkrit yang

Page 98: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

80

selanjutnya menjadi tema dasar pertemuan yang nantinya akan diolah dan

dikembangkan secara bersama.

Peran pendamping dalam langkah ini sebagai fasilitator yang menciptakan

suasana yang mendukung (kondusif), suasana penuh persaudaraan, kenyamanan,

keterbukaan dan saling percaya mengakibatkan peserta merasa at home, merasa

dimengerti, diterima dan dihargai sehingga peserta terbantu dalam menemukan dan

merumuskan prioritas tema yang tepat. Tidak hanya pendamping yang berperan

dalam proses katekese atau dalam langkah ini, peserta perlu terlibat dalam proses

dengan memberi hati dan terlibat aktif dalam merumuskan tema dasar yang bertitik

tolak pada pengalaman yang dialami dalam kehidupan konkrit. Bersumber pada

situasi dan pengalaman yang ungkapkan oleh peserta, maka pendamping bersama

peserta merumuskan sebuah tema yang akan diolah dalam langkah berikutnya.

Contoh tema yang dipilih adalah: ketulusan hati dalam menanggapi persoalan hidup.

b. Langkah pertama: Pengungkapan praxis faktual

Langkah ini membantu peserta untuk mengungkapkan pengalaman hidup

faktual (Fakta) dan juga berkaitan dengan pengalaman keterlibatan mereka.

Pengalaman yang akan diungkapkan, adalah pengalaman yang sungguh-sungguh

terjadi, bukan pengalaman yang direkayasa. Di samping pengalaman pribadi, peserta

juga dapat mengungkapkan pengalaman orang lain maupun pengalaman-

pengalaman yang sering ditemui dalam kehidupan di dalam kehidupannya (Groome,

1997: 10)

Dalam langkah pertama, peserta dibantu dan didorong supaya menyadari

pengalaman mereka, menginterpretasikan dan membahasakan dan selanjutnya

Page 99: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

81

mengkomunikasikan pengalaman-pengalaman mereka kepada peserta lain. Hal ini

dilakukan dengan tujuan agar peserta mengungkapkan pengalaman hidup faktual

berkaitan dengan tema yang telah dipilih bersama.

Dalam langkah ini peran pendamping sebagai fasilitator yang menciptakan

suasana pertemuan menjadi hangat dan membantu pesera untuk membagikan praxis

hidupnya berkaitan dengan tema dasar. Pendamping mengarahkan peserta melalui

cerita, puisi, tarian, drama pendek, lambang, nyanyian, dan lain-lain, sehingga

peserta mampu mengungkapkan pengalaman mereka, menjelaskan sikap,

kepercayaan dan keyakinan yang melatarbelakangi pengalaman yang diungkapkan

dan disharingkan kepada peserta lain. Dalam proses pengungkapan pengalaman,

peserta diminta untuk mengkomunikasikan pengalaman konkrit yang dialami dalam

kehidupan sehari-hari. Dalam pengungkapan pengalaman, peserta perlu diarahkan

agar pengalaman yang diungkapkan sesuai dengan tema yang telah dipilih. Untk itu,

pendamping perlu merumuskan pertanyaan yang kiranya mudah dimengeti oleh

peserta, salah satu contoh: ceritakan pengalaman anda ketika mengambil keputusan

dalam menanggapi persoalan hidup.

c. Langkah kedua: Refleksi kritis pengalaman faktual

Langkah kedua mengajak peserta untuk lebih aktif, kritis dan kreatif dalam

menilai pengalaman yang telah diungkapkan serta mengolah pengalaman hidup

mereka, oleh sebab itu segi pemahaman, pengenangan serta imajinasi sangatah

dibutuhkan dalam menilai dan memahami pengalaman yang diungkapkan (Groome,

1997: 13).

Page 100: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

82

Mendalami pengalaman hidup peserta, hal ini yang akan diolah dan

dikembangkan dalam langkah kedua. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam

langkah ini adalah membantu peserta dalam memperdalam saat refleksi dan

mengantar peserta pada kesadaran kritis akan pengalaman hidup dan tindakannya

yang meliputi: alasan, minat, asumsi, ideologi yang merupakan segi pemahaman;

sumber-sumber historis yang merupakan segi kenangan; konsekuensi historis yang

diharapkan dan dibayangkan yang merupakan segi imajinasi.

Peran pendamping dalam langkah selain sebagai fasilitator, pendamping perlu

mengarahkan terciptanya suasana pertemuan yang harmonis, menghormati dan

mendukung setiap gagasan, usul dan saran yang diungkapkan oleh peserta.

Disamping itu, pendamping mengajak peserta untuk berdialog dan penegasan

bersama yang bertujuan memperdalam, menguji pemahaman, kenangan dan

imajinasi peserta. Peserta diharapkan agar dapat memahami dan merefleksikan

secara kritis makna pengalaman mereka, sehingga peserta dapat lebih aktif berperan

dalam hidup bermasyarakat. Agar peserta lebih mendalami akan pengalaman

hidupnya, pendamping perlu mengarahkan mereka dengan pertanyaan, contoh

pertanyaannya: cara apa saja yang seharusnya teman-teman lakukan dalam

mengusahakan dan memperjuangkan ketulusan hati yang sungguh bertanggung

jawab?

d. Langkah ketiga: Mengusahakan supaya Tradisi dan Visi Kristiani lebih

terjangkau

Dari pengalaman hidup faktual, peserta di arahkan untuk mengkomunikasikan

nilai-nilai Tradisi dan Visi kristiani agar lebih terjangkau dan lebih mengena untuk

Page 101: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

83

kehidupan mereka. Peran pendamping sangatlah dibutuhkan, dimana pendamping

diharapkan mampu memberikan dan mengarahkan peserta sehingga semakin

memahami akan iman kristiani yang sungguh hidup dan mampu dikembangkan oleh

setiap pribadi (Groome, 1997:19).

Kekhasan dalam langkah ini peserta mengkonfrontasikan atau mendialogkan

tradisi dan visi hidup mereka dengan tradisi dan visi Gereja. Tujuan utama dalam

langkah ini yakni peserta mengkomunikasikan nilai-nilai Tradisi dan Visi kristiani

agar lebih terjangkau dan lebih mengena bagi kehidupan setiap peserta yang konteks

dan latar belakang kebudayaannya peserta yang berlainan.

Dengan mengkonfrontasikan atau mendialogkan tradisi dan visi hidup peserta

dengan Tradisi dan Visi Gereja, diharapkan peserta tergugah untuk melangkah

menuju praksis hidup baru. Untuk sampai pada tujuan tersebut, peserta pandu

dengan panduan pertanyaan, contoh Pertanyaan: Ayat manakah dari teks tersebut

yang mengungkapkan ketulusan hati? Makna-makna ketulusan hati apa saja yang

dapat dipetik dari perikop tersebut?

e. Langkah keempat: Interpretasi dialektis antara praksis dan visi peserta

dengan Tradisi Dan Visi Kristiani

Pada langkah keempat ini, berdasarkan nilai-nilai Tradisi dan Visi Kristiani,

peserta diajak, dibimbing dan diarahkan untuk menemukan bagi dirinya sendiri nilai

yang hendak digarisbawahi, sikap-sikap pribadi yang harus dihilangkan, dan nilai-

nilai baru yang hendak diperjuangkan demi perubahan dan perkembangan hidup,

dengan demikian diharapkan hidup iman mereka menjadi lebih aktif, dewasa dan

misioner (Groome, 1997: 29).

Page 102: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

84

Setelah mengkonfrontasikan atau mendialogkan tradisi dan visi hidup peserta

dengan tradisi dan visi Gereja, maka dalam langkah ini peserta diarahkan agar

mampu menerapkan iman kristiani dalam situasi hidup konkrit peserta. Tujuan

utama dalam langkah ini yakni, mengajak peserta agar mampu menemukan bagi

dirinya, nilai-nilai dan sikap hidup baru yang hendak dikembangkan dan akan

diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Di satu pihak peserta mengintegrasikan

nilai-nilai hidup mereka ke dalam Tradisi dan Visi Kristiani, di lain pihak

mempersonalkan dan memperkaya dinamika Tradisi dan Visi Kristiani.

Agar dapat sampai pada sikap hidup baru, maka pendamping perlu

menghormati kebebasan dan hasil penegasan peserta, termasuk peserta yang

menolak penafsiran pembimbing, disamping itu menyakinkan peserta bahwa mereka

mampu mempertemukan nilai pengalaman dan visi mereka dengan nilai Tradisi dan

Visi kristiani dan mendorong peserta untuk merubah sikap dari pendengar pasif

menjadi pihak yang aktif. Peserta perlu mengadakan penilaian dan siap dinilai

berkaitan dengan pokok-pokok aktual yang menyangkut permasalahan hidup. Salah

satu contoh pertanyaan panduan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam

mengarahkan peserta sehingga peserta mampu dan dapat menebukan bagi dirinya

sikap hidup baru. Sikap mana yang ingin kita perjuangkan dalam memaknai

ketulusan hati di dalam hidup?

f. Langkah kelima: Keterlibatan baru demi makin terwujudnya Kerajaan

Allah di dunia

Pada langkah terakhir ini, peserta diajak untuk sampai pada keputusan praktis

yang dipahami sebagai tanggapan jemaat terhadap pewahyuan Allah yang terus

Page 103: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

85

berlangsung di dalam sejarah kehidupan manusia dalam kontinuitas dengan tradisi

Gereja sepanjang sejarah dan visi kristiani. Keprihatinannya adalah praktis yakni

mendorong keterlibatan baru dengan jalan mengusahakan metanoia yakni pertobatan

pribadi dan sosial yang kontinyu (Groome, 1997: 34).

Langkah ini merupakan, langkah kunci dari rangkaian proses katekese dengan

model Shared Christian Praxis. Maka kekhasan langkah ini, berdasar pada

pengalaman yang telah disharingkan dalam langkah pertama hingga langkah

keempat, dalam langkah kelima lebih menekankan pada mengusahakan suatu aksi

konkrit atau nyata. Dengan tujuan yang ingin dicapai pada langkah ini yakni:

mengajak peserta agar sampai pada keputusan praktis yang dipahami sebagai

tanggapan jemaat terhadap wahyu Allah yang selalu berlangsung dalam sejarah

kehidupan umat manusia dalam kontinuitasnya dengan Tradisi Gereja sepanjang

sejarah dan visi kristiani.

Peran Pendamping sangatlah dibutuhkan dalam membantu peserta agar peserta

menyadari hakikat praktis, inovatif dan transformatif, selain itu pertanyaan yang

dirumuskan tidak perlu yang sulit melainkan pertanyaan yang mudah dimengerti

oleh peserta dan mampu mewujudkannya. Dengan demikian diharapkan agar peserta

semakin memahami akan peserta semakin sadar dan mampu menemukan sikap dan

nilai-nilai baru sebagai wujud konkrit yang nantinya peserta akan sampai pada

keputusan pribadi maupun kelompok. Agar peserta semakin termotivasi dan dapat

sampai pada aksi konkrit, pendamping perlu mengarahkan mereka, dan arahan

tersebut dapat dilakukan dengan pertanyaan panduan, misalnya: Niat apa yang

hendak kita lakukan demi terwujudnya arti ketulusan hati yang sesungguhnya?

Page 104: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

86

BAB IV

USULAN PROGRAM PENDAMPINGAN

BAGI KAUM MUDA DI PAROKI SANTO ANTONIUS, BADE,

KEUSKUPAN AGUNG MERAUKE

MELALUI KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS

Berdasarkan hasil penelitian yang diadakan bagi kaum muda di Paroki St.

Antonius, Bade berkaitan dengan keterlibatan kaum muda dalam rangka hidup

menggereja dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh kaum muda, maka

penulis mengusulkan program pendampingan yang kiranya diharapkan dapat

menjawab kebutuhan maupun permasalahan yang dihadapi oleh kaum muda.

Dalam karya tulis ini, program diartikan sebagai rangkaian kegiatan untuk

mencapai tujuan demi perkembangan iman kaum muda. Dalam program tersebut

penulis akan menguraikan mengenai gambaran umum tentang Katekese, model

katekese yang digunakan dalam program pendampingan kaum muda, yakni Shared

Christian Praxis (SCP), serta usulan program sebagai upaya dalam mengupayakan

peningkatan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja di Paroki St.

Antonius, Bade.

Berdasar pada keprihatinan pendampingan yang selama ini dilaksanakan

terhadap kaum muda di Paroki St. Antonius, Bade, dalam upaya penigkatan

keterlibatan dalam hidup menggereja, maka penulis mengusulkan program Katekese

dengan menggunakan model Shared Chrictian Praxis dengan tujuan menjawab

keprihatinan tersebut.

Page 105: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

87

Program katekese ini merupakan usulan atau tawaran bagi pelaksanaan

pendampingan terhadap kaum muda, sehingga kaum muda semakin memahami akan

pentingnya peranan dan keterlibatan mereka dalam hidup menggereja.

Usulan program katekese ini belum dilaksanakan, namun diharapkan mampu

membantu para pendamping dalam mengupayakan peningkatan keterlibatan kaum

muda dalam hidup menggereja di Paroki St. Antonius, Bade. Dalam usulan program

katekese ini akan dipaparkan pula: pengertian program, tujuan program, alasan

pemilihan katerkese dengan model SCP, alasan pemilihan tema dan tujuan,

penjabaran tema, petunjuk pelaksanaan program dan contoh pelaksanaan

pendampingan katekese dengan menggunakan model Shared Christian Praxis.

A. Alasan pemilihan Katekese model SCP

Pendampingan yang akan dilaksanakan bagi kaum muda di Paroki St.

Antonius akan menggunakan pendekatan dialogis-partisipatif. Pemilihan pendekatan

ini dalam pelaksanaan pendampingan kaum muda di Paroki St. Antonius

dilatarbelakangi oleh model pendampingan katekese yang digunakan yakni Shared

Christian Praxis. Alasan penerapan metode Shared Christian Praxis adalah agar

peserta dapat mengungkapkan, menggali dan menafsirkan pengalaman hidup mereka

sendiri dan mampu menemukan nilai-nilai baru, sehingga diharapkan nilai-nilai baru

tersebut nantinya diterapkan dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dalam

memaknai hidup menggereja. Penulis menggunakan katekese model Shared

Christian Praxis, karena model inilah yang dianggap paling cocok dan mudah untuk

mengembangkan pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh kaum muda. Model ini

lebih sistematis, dimana mampu mengantar dan mengarahkan seseorang agar

Page 106: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

88

mampu menemukan nilai-nilai baru yang kiranya dapat dijadikan pedoman dalam

hidupnya.

B. Alasan pemilihan tema dan tujaun

Dalam sebuah pendampingan, perlu adanya persiapan-persiapan, diantaranya

pembuatan program pendampingan sebagai acuan dalam mengembangkan iman

kaum muda, disamping itu pula demi mencapai dan menjawab kebutuhan peserta,

dalam hal ini kebutuhan kaum muda. Seringkali dalam berbagai pendampingan, para

pendamping kurang memperhatihan segi program tersebut. Hal ini yang dapat saya

peroleh dengan berbagai pengalaman kaum muda di Paroki St. Antonius Bade dalam

berbagai pendampingan yang selama ini dilakukan. Dalam suatu pendampingan

tentu saja perlu adanya unsur-unsur yang diperhatikan sehingga program tersebut

sungguh bermutu dan bermanfaat. Unsur-unsur tersebut diantaranya, peran kaum

muda dalam gereja dan masyarakat serta kebersamaan.

Pendampingan bagi kaum muda di Paroki St. Antonius Bade sebagai tidak

lanjut berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan. Maka program dalam skripsi

ini menindaklanjuti apa yang telah dilaksanakan entah oleh kaum muda sendiri

maupun yang dilaksanakan oleh pihak gereja dalam hal ini paroki setempat dalam

memperkembangkan iman kaum muda serta menumbuhkembangkan semangat

pelayanan entah itu dalam lingkup gereja maupun dalam lingkup masyarakat sebagai

wujud keikutsertaan dan keterlibatan mereka dalam rangka penghayatan hidup

menggereja.

Page 107: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

89

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya serta memperhatikan tujuan

program diatas, maka penulis merumuskan tema yang akan diolah selama

pendampingan bagi kaum muda di Paroki St. Antonius, Bade:

Tema umum : Meningkatkan Keterlibatan Kaum Muda Dalam Hidup Menggereja

di Paroki St Antonius Bade, Keuskupan Agung Merauke.

Tujuan umum : Bersama-sama pendamping, peserta dapat memahami tentang

Peranan dalam hidup menggereja, sehingga mereka mampu

mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tema tersebut dipilih penulis, karena penulis merasa sangat cocok untuk

dilaksanakan bagi kaum muda dalam menanggapi berbagai permasalahan yang

dihadapi kaum muda dalam melibatkan diri dalam hidup menggereja. Berdasarkan

tema diatas, maka dibagi menjadi dua sub tema dan tujuannya sebagai berikut:

Tema I : Kaum Muda dalam Gereja

Tujuan I : Bersama-sama pendamping, peserta memahami akan tugas dan

peranan mereka dalam gereja, sehingga mereka mau terlibat dalam

kegiatan-kegiatan gerejani, dengan demikian iman mereka semakin

berkembang.

Tema II : Keterlibatan dan keikutsertaan kaum muda dalam hidup

menggereja.

Tujuan II : Bersama-sama pendamping, peserta dapat memahami akan makna

perwujudan iman dalam kehidupan sehari-hari, baik didalam

keluarga maupun didalam masyarakat.

Page 108: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

90

C. Penjabaran Tema

Tema : Meningkatkan Keterlibatan Kaum Muda Dalam Hidup Menggereja di

Paroki St Antonius Bade, Keuskupan Agung Merauke.

Tujuan : Bersama-sama pendamping, peserta dapat memahami tentang peranan

mereka dalam hidup menggereja, sehingga mereka mampu

mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tema Tujuan tema Judul

pertemuan Tujuan pertemuan Uraian materi Metode

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Kaum Muda dalam Gereja

Bersama-sama pendamping, peserta memaha-mi akan tugas dan peranan mereka dalam gereja, sehingga mereka mau terlibat dalam kegiatan-kegiatan gereja-ni, dengan demi-kian iman me-reka semakin berkembang.

a. Siapakah kaum muda?

b. Tugas dan peranan Gereja

Bersama pendamping peserta diarahkan agar semakin mengenal akan dirinya dan aspek-aspek pertum-buhan yang ada pada dirinya, sehingga ka-um muda semakin mampu menanggapi persoalan hidupnya. Bersama pendamping, memahami akan tugas dan peranan ge-reja, sehingga semakin menghayati akan hidup menggereja

• Pengertian kaum muda • Aspek-aspek

pertumbuhan kaum muda • Problematika

dakam kehidupan kaum muda • Tugas Mewartakan • Tugas Pengudusan

dalam Perayaan. • Tugas Melayani. • Tugas Persekutuan.

• Sharing pengalaman• Diskusi

kelompok • Refleksi

pribadi • Informasi • Tanya jawab • Menggali

pengalaman• Dinamika

Kelopmpok• Informasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) c. Peranan

kaum muda dalam Gereja.

Bersama pendamping, peserta diarahkan untuk semakin me-mahami akan peranan mereka dalam Gereja.

• Kentingnya keterlibatan kaum muda. • Keterlibatan kaum

muda wujud tang-gungjawab sebagai warga gereja.

• Informasi • Tanya jawab• Dinamika

kelompok

Page 109: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

91

2 Keterlibatan dan keikut-sertaan kaum muda dalam hidup meng-gereja.

Bersama-sama pendamping, pe-serta dapat me-mahami akan makna perwuju-dan iman dalam kehidupan se-hari-hari, baik dalam Gereja, keluarga maupun dalam masyara-kat.

d. Keterlibatan kaum muda dalam kegiat-an gereja.

e. Kaum muda dalam hidup bermasyara-kat.

Bersama pendamping, peserta diarahkan untuk semakin memahami akan keterlibatan dalam gereja. Bersama pendamping, peserta memahami akan hidup bermas-yarakat.

• Keterlibatan dalam bidang Pewartaan. • Keterlibatan dalam

bidang Liturgi. • Keterlibatan dalam

bidang Pela-yanan. • Keterlibatan dalam

bidang Perse-kutuaan. • Orientasi

kemasyarakatan. • Pendidikan Nilai • Pemberdayaan

Pemuda Desa

• Sharing • Tanya jawab• Informasi

• Dinamika

Kelompok • Tanya jawab• Informasi • Sharing

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) f. Keterlibatan

kaum muda da-lam hidup menggereja dan bermas-yarakat.

Bersama pendamping, peserta diarahkan se-hingga memahami dan menghayati akan panggilan, sehingga peserta semakin ter-motivasi dan terlibat dalam hidup meng-gereja dan bermas-yarakat.

• Tema yang di-bicarakan • Tujuan yang ingin

dicapai • Pelaksanaan:

proses • Pengembangan

langkah-langkah • Rangkuman • Penutup

• Sharing pengalaman • Tanya jawab• Informasi

Page 110: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

92

D. Petunjuk Pelaksanaan Program

Program pendampingan kaum muda yang diusulkan dalam skripsi ini

dilaksanakan selama kurang lebih 1 (satu) tahun dalam 6 (enam) kali pertemuan

sesuai dengan jumlah tema. Pendampingan sendiri dilaksanakan 2 (dua) bulan 1

(satu) kali dalam satu tahun. Setiap pertemuan dilaksanakan selama satu hari, yakni

dimulai pada pukul 08.00 W.I.T sampai dengan pukul 17.00 W.I.T.

Dalam pelaksanaan pendampingan tersebut, pada awal pertemuan, peserta

diajak untuk mengolah dan menggali pengalaman hidupnya maupun berbagai

pengalaman yang seringkali ditemui dalam keseharian hidupnya. Pengalaman-

pengalaman tersebut tentunya berkaitan dan berhubungan dengan tema pertemun.

Penggalian pengalaman dilaksanakan dalam kelompok-kelompok kecil dan akan

disharingkan dalam kelompok besar. Pengalaman tersebut tidak untuk ditanggapi

melainkan peserta diharapkan mampu menemukan makna maupun nilai-nilai baru

yang dapat dipetik sebagai suatu pengalaman baru. Dengan pengalaman-pengalaman

yang diperoleh ketika sharing dalam kelompok kecil maupun kelompok besar,

diharapkan mampu mengantarkan mereka sehingga turut serta dan aktif dalam

pertemuan selanjutnya.

Peran pendamping di sini sebagai fasilitator dan merangkum semua

pengalaman-pengalaman yang diungkapkan dan disharingkan oleh peserta dan

meneguhkan serta mengajak peserta merefleksikan pengalaman-pengalaman

tersebut. Setelah menggali dan merefleksikan pengalaman tersebut, pendamping

memberikan masukan berupa landasan-landasan teori agar peserta diteguhkan dan

diluruskan sesuai dengan ajaran-ajaran Gereja. Pada akhir pertemuan pendamping

mengajak peserta baik secara pribadi maupun secara bersama-sama menemukan dan

Page 111: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

93

membuat suatu niat yang nantinya akan diwujudkan sebagai wujud konkrit atas

pelaksanaan pendampingan ini. Sebelum menutup rangkaian pada setiap

pendampingan, perlu adanya evaluasi dan ibadat, memohon bantuan Roh Kudus

agar menyemangati dan menyertai peserta dalam melaksanakan niat bersama

maupun niat pribadi yang telah dibentuk selama proses pendampingan.

Pada pertemuan terakhir, penulis mengusulkan kegiatan pendampingan

dalam bentuk katekese. Dalam pelaksanaan pendampingan tersebut, ada lima

langkah yang harus dilaksanakan berkaitan dengan katekese model Shared

Christian Praxis yang digunakan, yakni pertama, pengungkapan pengalaman

hidup faktual peserta, kedua, refleksi kritis atas pengungkapan pengalaman hidup

faktual, ketiga, mengusahakan supaya Tradisi dan Visi kristiani lebih terjangkau,

keempat, interpretasi/tafsir dialektis antara Tradisi dan Visi kristiani dengan tradisi

dan visi peserta dan kelima, ketelibatan baru demi makin terwujudnya kerajaan

Allah di dunia ini (Sumarno, 2006: 18-22).

E. Contoh Persiapan Program Katekese bagi kaum muda Model Shared

Christian Praxis

1. Identitas:

a. Tema : Siapakah kaum muda?

b. Tujuan : Bersama pendamping, peserta diarahkan agar semakin

mengenal akan dirinya dan aspek-aspek pertumbuhan yang

ada pada dirinya, sehingga kaum muda semakin mampu

menanggapi persoalan hidupnya.

Page 112: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

94

c. Peserta : Mudika Paroki St. Antonius Bade

d. Tempat : Aula Paroki St. Antonius Bade

e. Metode : - Sharing pengalaman

- Diskusi kelompok

- Refleksi pribadi

- Informasi

- Tanya jawab

f. Model : Shared Christian Praxis

g. Sarana : - Kitab Suci

- Teks lagu

- Teks pertanyaan pendalaman

- Film “The Crossing”

- Proyektor, LCD

- Tape Recorder

- Gitar

h. Sumber bahan : - Yoh 15:1-17

- Bergant, Dianne & Karris, J. (Ed.). (2002) Tafsir Alkitab

Perjanjian Baru, Yogyakarta: Kanisius. hh. 190-191.

- Mangunhardjana (1986). Pendampingan Kaum Muda

Sebuah Pengantar, Yogyakarta: Kanisius. hh. 11-20

2. Pemikiran Dasar

Bagi sebagian besar kaum, kesadaran untuk berkumpul mengikuti kegiatan-

kegiatan mudika, mengadakan pertemuan, doa bersama sebagai kaum muda Katolik,

Page 113: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

95

mengikuti kelompok koor, tata laksana di gereja, sharing kitab suci maupun kegiatan

yang lain dalam gereja belum lancar, kaum muda merasa tidak mampu dan juga

lebih mengandalkan orang lain apabila ditujuk atau diberi tugas. Belum ada

keterbukan hati dan siap sedia melibatkan diri dalam kegiatan Gereja. Disamping itu

kaum muda di Paroki St. Antonius, Bade belum menyadari pentingnya membentuk

kelompok dalam rangka memajukan Gereja. Keberadaan mereka sekarang masih

berlindung pada lingkungan lain, pada hal sebenarnya mereka mampu mandiri,

dipandang mampu untuk membentuk lingkungan baru.

Perikop Yoh 15:1-8 memberi gambaran pokok anggur dengan bagian-bagian

atau ranting-ranting yang diharapkan selalu tumbuh dan menghasilkan buah yang

baik. Dalam hal ini, Yesus adalah pokok anggur yang benar, yang sangat

diperhatikan secara pribadi oleh Bapa. Gambaran Yesus sebagai pokok anggur,

memiliki cabang-cabang yang bersemi dan menghasilkan buah-buah yang bagus.

Gambaran dari bagian-bagian pohon tersebut, adalah para murid yang diundang,

didorong untuk terus hidup dan berkembang. Diungkapkan pula bahwa dengan tetap

tinggal bersama Kristus dan Kristus tinggal di dalamnya, maka para murid yang

diutus Kristus akan selalu berbuah. Dengan tetap bersatu dalam Kristus berarti tetap

setia pada tugas dan panggilan yang diberikan Kristus. Kristus sendiri juga

menyatakan bahwa barang siapa yang tidak dapat menghasilkan buah, tidak pantas

disebut sebagai murid.

Dari pertemuan ini peserta diharapkan untuk semakin tumbuh dan berbuah

terlebih lagi dalam hal iman. Pertumbuhan dan perkembangan iman kaum muda di

Paroki St. Antonius perlu didukung oleh kesadaran akan pentingnya peranan dan

keikutsertaan mereka dalam kegiatan-kegiatan hidup menggereja. Dengan demikian

Page 114: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

96

Gereja Paroki St. Antonius ikut tumbuh dan berkembang. Sebagai anggota gereja

peran kaum muda menjadi utama, karena tanpa kaum muda gereja tidak akan

berkembang dan bergerak. Jadi kalau kaum muda tidak mau berkumpul pada suatu

kelompok, dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan demi pengembangan kaum

muda, maupun kegiatan-kegiatan lain yang diperuntukkan bagi kaum muda dalam

berbagi pengalaman iman, pasti tidak akan mengalami kemajuan maupun

perkembangan iman bahkan gereja pun tidak akan berkembang. Mudika sebagai

kelompok kaum muda menjadi makin berkembang karena adanya kesiapsediaan hati

untuk berpartisipasi aktif dalam kelompok tersebut. Semua berperan sesuai

kemampuan masing -masing tetapi dengan suka rela dan hati yang senang. Semua

itu dilakukan dalam persatuan dengan Yesus Kristus. Persatuan dengan Allah

terungkap dalam persatuan atau persekutuan dengan sesama anggota.

3. Pengembangan Langkah-langkah:

a. Pembukaan:

1) Pengantar:

Rekan-rekan mudika yang terkasih dalam Kristus, kita sungguh bahagia karena

pada hari ini kita masih bisa berkumpul, untuk dapat saling berbagi pengalaman

iman guna meneguhkan iman kita sebagai pengikut Kristus. Pada hari ini kita akan

melihat pentingnya peranan dan keikutsertaan kita sebagai kaum muda katolik

dalam kegiatan-kegiatan kaum muda maupun kegiatan-kegiatan hidup menggereja.

Kita akan belajar bersama, mengolah bersama pengalaman hidup kita dan kita akan

belajar pula dari pengalaman teman lain, oleh sebab itu, dalam pertemuan ini

diharapkan adanya keterbukaan hati untuk berbagi pengalaman yang kita miliki

Page 115: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

97

kepada teman lain sehingga kita saling perkaya mengenai iman dan demi kemajuan

iman kita.

2) Gerak dan lagu: “Yesus Pokok dan kitalah carangnya”

Yesus pokok dan kitalah carangnya

Tinggallah di dalam-Nya (2x)

Pastilah kau akan berbuah

Yesus cinta ku, ku cinta kau, kau cintaNya (2x)

3) Doa pembukaan:

Puji dan syukur kepadaMu ya Allah Bapa yang Maha pengasih, hanya karena

rahmatMu kami boleh berkumpul di tempat ini guna memperdalam iman kami akan

Dikau. Dalam mewujudkan kehadiran KerajaanMu, Yesus mengajarkan kepada para

murid agar tumbuh dan berbuah seperti perumpamaan pokok anggur yang benar.

Kami akan menggali bagaimana dapat tumbuh dan berkembang dan mampu

menghasilkan buah yang baik bagi komunitas kami dan juga bagi sesama. Kami

mohon kepadaMu, berkatilah kami dan acara yang kami laksankan pada hari ini,

agar kami semakin mengenalmu dan semakin menyadari kehadiranMu dalam setiap

kegiatan yang kami laksanakan pada hari ini. Doa ini kami mohon kepadaMu

dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin

b. Langkah I: Pengungkapan pengalaman hidup faktual

1) Pendamping mengajak peserta mengawali pertemuan ini dengan menyaksikan

sebuah Film yang berjudul “The Crossing”.

2) Intisari film “The Crossing”:

Page 116: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

98

Film ini berkisah mengenai kehidupan anak muda LA, lebih khusus

menyangkut persahabatan. Dengan sifat dan kemampuan dan berwatak keras, Peter

selalu mengandalkan kemampuan dan ketrampilan yang ia miliki. Kegiatan-kegiatan

yang seringkali dilaksanakan dikampus seperti: Basket, baseball dll, sering tidak

dihirukannya dan bahkan peter tidak terlibat aktif mengikuti kegiatan tersebut,

karena Peter beranggapan bahwa, kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya

sudah cukup baginya untuk dapat menjalani hidup tanpa harus disibukkan dengan

kegiatan seperti yang terungkap diatas. Lain halnya dengan Hubert, dia memilih

untuk terlibat dalam berbagai kegiatan di kampus tanpa memikirkan penting

tidaknya kegiatan tersebut, namun dengan mengikuti kegiatan tersebut, diyakini

hubert sebagai usaha dan proses bagi dirinya untuk dapat memperkembangakan

kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki olehnya. Walaupun sifat kedua sahabat

ini berbeda, namun tidak mempengaruhi persahabatan mereka. Persahabatan mereka

terinspirasi oleh ungkapan “cinta temanku”. Ungkapan tersebut mempengaruhi

kehidupan mereka, sehingga dari hari kehari mereka selalu berusaha untuk

memahami dan memaknai akan arti tersebut.

Pada suatu hari, tiba-tiba Hubert sakit dan meninggal. Tiba-tiba dari belakang

sebuah suara menyapa Peter, tak disangka ternyata suara itu adalah suara Hubert.

Hubert yang telah meninggal, mengajak dirinya untuk berjalan-jalan ke “surga”.

Hubert mengajak Peter masuk dalam beberapa ruangan. Saat memasuki ruangan

pertama, Peter diperlihatkan dengan sebuah daftar dosa-dosa. Ruangan kedua yang

mereka masuki adalah ruangan pengadilan. Kejadian yang dialami oleh Peter,

mengubah seluruh kehidupannya.

Page 117: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

99

3) Pengungkapan pengalaman: Pendamping mengajak peserta mendalami

Film“The Crossing” dengan bantuan pertanyaan:

• Kesulitan apa yang dialami oleh Peter dalam film tadi dalam memahami diri

dalam memaknai dirinya sebagai seorang kaum muda?

• Ceritakan pengalaman teman-teman dalam menghadapi kesulitan-kesulitan

dalam memaknai diri sebagai kaum muda?

4) Rangkuman

Dalam Film“The Crossing” yang berkisah mengenai pertemanan antar dua

sahabat ini, sungguh sangatlah mengasikkan bila pertemanan dan persahabatan

tersebut saling mendukung dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Kedua sifat

yang digambarka oleh Peter dan Hubert, merupakan gambaran mengenai kaum

muda masa kini. Demikian pula dengan pengalaman-pengalaman hidup kita sebagai

kaum muda katolik, yang juga merupakan tulang punggung dan penerus

perkembangan Gereja. Berbagai kesulitan, hambatan dan persoalan seringkali

mewarnai hidup kita, baik pengalaman persahabatan di sekolah, persahabatan antar

sesama anggota mudika, pengalaman di dalam keluarga bersama bapak, ibu, kakak,

adik, maupun pengalaman hidup di dalam lingkungan masyarakat. Demikian pula

berbagai kesulitan dalam menjalin persahabatan yang dialami oleh Peter dan Hubert.

c. Langkah II: Refleksi kritis atas sharing pengalaman hidup faktual

1) Peserta diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman berkaitan dengan

Film“The Crossing”, dengan panduan pertanyaan sebagai berikut:

Page 118: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

100

• Cara apa saja yang seharusnya teman-teman lakukan dalam mengenal akan

pribadi dan aspek-aspek pertumbuhan yang ada pada diri teman-teman?

2) Pedoman rangkuman bagi pendamping:

Sebagai kaum muda yang baik, tentu mau terlibat dalam berbagai kegiatan-

kegatan kaum muda, entah itu dalam memperkembangkan iman maupun

memperkembangkan diri kaum muda ke arah yang lebih baik. Kaum muda tidak

hanya hadir ketika mengikuti misa di gereja, tetapi lebih dari itu kaum muda

diharapkan mampu terlibat secara akktif dalam kagiatan-kegiatan gerejani maupun

kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Kaum muda perlu menyadari bahwa lewat

kegiatan-kegiatan tersebut sungguh dapat membantu kaum muda untuk

memperkembangkan pribadi, maupun segala aspek-aspek yang ada dalam diri

mereka, sehingga kehadiran kaum muda tidak hanya sebatas “ada” tetapi kaum

muda sungguh dapat terlibat secara aktif dalam memperkembangkan Gereja.

Keikutsertaan dan keterlibatan kaum muda sangat diharapkan, untuk itu, kaum muda

jangan merasa kecil hati karena kurang di perhatikan, marilah kita buktikan kalau

kaum muda memiliki potensi yang tidak kalah jika dibandingkan dengan orang tua.

d. Langkah III: Mengusahakan supaya Tradisi dan Visi kristiani lebih

terjangkau

1) Salah seorang peserta diminta untuk membacakan perikop langsung dari kitab

suci Yoh 15:1-17, sedangkan peserta lain diminta mengikutinya dengan

menyimak dari Kitab Suci atau dari teks/foto copy yang telah dibagikan.

Page 119: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

101

2) Peserta diberi waktu sebentar untuk hening dan mendalami kembali isi perikop

yang baru saja dibacakan dan mencoba menanggapinya dengan bantuan

pertanyaan sebagai berikut:

• Ayat mana dari perikop ini yang menunjuk kaum muda yang baik?

• Makna apa saja yang ingin ditanamkan oleh Yesus dalam memaknai hidup

sebagai kaum muda katolik?

3) Peserta diajak untuk menemukan sendiri inti dari perikop diatas.

4) Pendamping memberikan tafsir dari Yoh 15:1-17 dan dihubungkan dengan tema

dan tujuan sebagai berikut:

Ayat 1, misalanya, memberikan gambaran bahwa Yesus adakah pokok anggur

yang benar, mempunyai cabang-cabang dan menghasilkan buah yang bagus. Bagian-

bagian pohon adalah para murid yang telah menerima sabda Yesus memberi hidup.

Para murid adalah kita kaum muda katolik yang selalu tumbuh dan berkembang

sesuai dengan perkembangan diri kaum muda. Ayat 11 dikatakan, tidak ada syarat

bila ingin bersahabat dengan Tuhan.

Perikop Yoh 15:1-17 memberi gambaran pokok anggur dengan bagian-bagian

atau ranting-ranting yang diharapkan selalu tumbuh dan menghasilkan buah yang

baik. Dalam hal ini, Yesus adalah pokok anggur yang benar, yang sangat

diperhatikan secara pribadi oleh Bapa. Gambaran Yesus sebagai pokok anggur,

memiliki cabang-cabang yang bersemi dan menghasilkan buah-buah yang bagus.

Gambaran dari bagian-bagian pohon tersebut, adalah para murid yang

diundang, didorong untuk terus hidup dan berkembang. Diungkapkan pula bahwa

dengan tetap tinggal bersama Kristus dan Kristus tinggal di dalamnya, maka para

murid yang diutus Kristus akan selalu berbuah. Dengan tetap bersatu dalam Kristus

Page 120: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

102

berarti tetap setia pada tugas dan panggilan yang diberikan Kristus. Kristus sendiri

juga menyatakan bahwa barang siapa yang tidak dapat menghasilkan buah, tidak

pantas disebut sebagai murid.

Sikap-sikap yang nampak dalam perikop ini menggambarkan Yesus yang

memiliki sikap sebagai pohon anggur yang selalu bersemi dan menghasilkan buah

yang bagus. Para murid dituntut agar bisa menjadi ranting yang nantinya dapat

selalu bersemi dan menghasilkan buah yang bagus pula. Kita sebagai kaum muda

katolik, diharapkan agar selalu terus berusaha dan berjuang sehingga kitapun dapat

menghasilkan buah-buah roh, buah-buah kebaikan bagi sesama. Kebaikan tersebut

dapat kita wujudkan dengan memberi hati dan terlibat secara aktif dalam kegiatan-

kegiatan gerejani dan juga terlibat dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Dengan

demikian, lewat keterlibatan dan keikutsertaan kita dalam kegiatan hidup

menggereja, iman kita pun semakin berkembang dan kita pun tumbuh sebagai

pribadi yang dewasa dalam iman dan terang kasih Allah.

e. Langkah IV: Interpertasi/Tafsir dialektis antara Tradisi dan Visi kristiani

dengan Tradisi dan Visi peserta

1) Pengantar:

Dari pembicaraan-pembicaraan tadi kita sudah menemukan sikap-sikap mana

yang telah dibuat oleh Yesus sebagai gembala yang baik dan kita sebagai kaum

muda dituntut untuk mampu menjadi ranting-ranting yang dapat selalu bersemu dan

mampu menghasilkan buah yang baik. Maka dalam pertemuan ini, kita disadarkan

kembali untuk mampu mengenal diri dan memperkembangkan aspek-aspek yang

ada dalam diri kita, sehingga kita semakin mampu dalam menanggapi berbagai

Page 121: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

103

persoalan yang kita hadapi dalam hidup ini. Oleh karena itu sebagai bahan refleksi

bagi teman-teman, marilah kita menjawab beberapa pertanyaan, dengan panduan

pertanayaan sebagai berikut ini:

• Sikap apa yang ingin teman-teman lakukan sebagai wujud kebersamaan

dalam menghayati diri sebagai kaum muda katolik?

• Apakah teman-teman disadarkan, ditegur atau diteguhkan sebagai kaum

muda katolik?

2) Pedoman rangkuman bagi pendamping:

Yesus telah menawarkan mengenai berbagai sikap kepada kita sebagai kaum

muda katolik. Perumpamaan Yesus sebagai pokok anggur, ingin menyapa kita kaum

muda, bahwa dihadapan Tuhan kita juga memiliki tempat dan ruang, kita sangat

berarti. Dari perumpamaan tersebut, kaum muda dituntut agar mampu

mengembangkan diri dan kemampuan yang ada pada diri kita, disamping itu pula

kaum muda diharapkan agar mampu memperkembangkan iman yang dimiliki

sehingga kita pun dapat menghasilkan buah-buah kebaikan yang nantinya dapat kita

bagi kepada sesama yang membutuhkan.

f. Langkah V: Keterlibatan baru demi terwujudnya Kerajaan Allah didunia

1) Pengantar:

Rekan-rekan mudika yang terkasih dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus,

setelah kita menggali bersama pengalaman hidup kita sebagai kaum muda katolik,

lewat film The Crossing kita belajar mengenai persahabatan dan mengenal

kemampuan serta ketrampilan yang dimiliki oleh Hubert dan Peter, dimana

kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh Peter mengantar dirinya untuk lebih

Page 122: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

104

cenderung tertutup dan tidak mau terlibat dan bahkan bergaul dengan orang lain,

berbeda dengan Hubert yang selalu giat dalam mengikuti berbagai kegiatan yang

dilaksanakan di kampus, diantaranya: mengikuti pertandingan volli, masuk dalam

keanggotaan drum band, dan kegiatan-kegiatan lain yang diperuntukkan bagi

perkembangan mahasiswa. Dari pengalaman iman, Yohanes dalam injilnya memberi

gambaran kepada kita kaum muda mengenai perumpamaan Yesus sebagai pokok

anggur dan para rasul sebagai rantingnya. Berbagai pengalaman hidup, entah itu

pengalaman hidup kita sehari-hari maupun pengalaman iman yang diugkapkan oleh

penginjil Yohanes, mengantar kita pada wawasan dan cara pandangan baru,

semangat baru, kemauan untuk sadar dan mau terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan

mudika, kegiatan-kegiatan gerejani, maupun terlibat dalam kegiatan-kegiatan

kemasyarakatan. Dalam seluruh perjalanan hidup kita sebagai kaum muda katolik,

kita perlu menyadari akan pentingnya peranan dan keterlibatan kita dan memahami

akan pentingnya peranan kita dalam hidup menggereja. Diharapkan agar Kaum

muda selalu berkembang, entah itu memperkembangkan diri lewak kegiatan-

kegiatan olah raga, maupun memperkembangkan iman lewat kebersamaan dalam

kegiatan-kegaitan rohani, hal ini kita lakukan demi perkembagan iman kita akan

Allah.

Untuk itu, agar kita lebih meningkatkan keterlibatan dalam mengenal akan

pribadi dan aspek-aspek pertumbuhan yang ada pada diri teman-teman, maka

marilah kita menjawab refleksi beberapa pertanyaan, dengan panduan pertanyaan:

• Niat apa yang hendak teman-teman lakukan untuk semakin mengenal akan

diri dan aspek-aspek pertumbuhan yang ada pada diri teman-teman, sehingga

teman-teman semakin mampu menanggapi persoalan hidup?

Page 123: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

105

• Hal-hal apa saja yang perlu kita perhatikan dalam mewujudkan niat-niat

tersebut?

2) Peserta diberi kesempatan untuk memikirkan niat-niat tersebut. Setelah peserta

menemukan niat-niat, peserta diberi kesempatan untuk membagikan niat pribadi

atau bersama yang akan diwujudkan kepada teman lain dalam kelompok.

g. Penutup

1) Setelah mengungkapkan niat, peserta diajak masuk dalam suasana doa, dengan

mendoakan doa umat secara spontan, dengan menyampaikan niat pribadi

berkaitan dengan pengenalan akan diri dan aspek-aspek pertumbuhan yang ada

pada diri kaum muda, sehingga kaum muda semakin termotivasi dalam mampu

dalam menanggapi persoalan hidupnya dan selanjudnya diakhiri dengan

mendoakan doa Bapa Kami.

2) Pengantar doa umat:

Teman-teman mudika yang terkasih dalam kasih Kristus, sebagai kaum muda

katolik, kita dituntut agar mampu memahami dan memaknai hidup ini dengan

memperkembangkan potensi-potensi diri yang kita miliki dan juga

memperkembangkan iman yang kita yakini, maka marilah dengan rendah hati kita

mohon kepada Tuhan agar lewat perantaraan puteraNya, kita selalu dibimbing dan

diarahkan agar kita semakin berkembang dalam mengimani Dia yang telah memberi

hidup keapda kita. Untuk itu, marilah kita panjakan doa-doa permohonan dan niat-

niat baik kita kepadaNya.

3) Doa penutup:

Page 124: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

106

Allah bapa disurga, puji dan syukur kami panjatkan kepadaMu atas rahmat dan

perlindunganmu selama pertemuan ini. Dalam pertemuan ini kami berlajar dan

berbagi bersama makna diri kami sebagai kaum muda katolik lewat sharing

pengalaman hidup kami, dan juga lewat sabdaMu. Maka kami mohon, bimbing dan

sertailah kami selalu, agar kami semakin mengenal akan diri kami dan juga

mengenal aspek-aspek pertumbuhan yang ada pada setiap pribadi kami yang hadir

disini, sehingga kami semakin mampu dan dikuatkan dalam menanggapi persoalan-

persoalan hidup yang seringkali kami hadapi. Bukalah mata hati kami, agar kami

mampu menanggapi cintamu lewat teman-teman kami, lewat sesama yang kami

jumpai dalam hidup ini, sehingga kami semakin berkembang sebagai kaum muda

katolik yang baik, sesuai dengan kehendakMu. Demi Kristus Tuhan dan pengantara

kami yang hidup dan bertahta, kini dan sepanjang segala masa. Amin

Page 125: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

107

BAB V

PENUTUP

Pada bagian akhir skripsi ini, penulis mencoba mengemukakan beberapa

pokok gagasan atau pemikiran yang menjadi pusat perhatian pada Bab I-IV. Pada

bagian saran, penulis membuat beberapa gagasan yang harus dipikirkan maupun

diperkembangkan lebih mendalam berkaitan dengan upaya meningkatkan

pendampingan bagi kaum muda di Paroki St. Antonius Bade, Keuskupan Agung

Merauke.

Berdasarkan situasi konkrit yang terjadi di lapangan, penulis memberikan

beberapa saran yang kiranya dapat berguna bagi pendampingan terhadap kaum

muda sebagai usaha demi peningkatan keterlibatan mereka dalam hidup menggereja

maupun mewujudkannya secara konkrit dalam hidup bermasyarakat.

A. Kesimpulan

Keterlibatan dan keikutsertaan kaum muda dalam hidup menggereja sangat

diharapkan. Keterlibatan kaum muda tidak hanya aktif ketika mengikuti Perayaan

Ekaristi, koor, maupun doa Lingkungan. Kaum muda diharapkan dapat terlibat aktif

dalam setiap tugas dan peranan Gereja secara keseluruhan.

Dalam kegiatan hidup menggereja, keterlibatan kaum muda mengalami pasang

surut dan timbul tenggelam. Hal ini disebabkan karena kurang adanya

pendampingan, perhatian dan motivasi dari pihak gereja dan umat paroki setempat.

Keterlibatan dan keikutsertaan kaum muda tidak dapat terjadi dengan sendirinya,

Page 126: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

108

melainkan kaum muda perlu didampingi agar mereka mengerti dan memahami

bahwa mereka sangat dibutuhkan dalam perkembangan Gereja.

Upaya pendampingan terhadap kaum muda di jaman sekarang ini sangat

dibutuhkan. Pendampingan bagi kaum tidak hanya seputar kehidupan saja,

melainkan menyeluruh pada seluruh aspek kehidupan yang dialami oleh kaum

muda. Berbagai persoalan hidup sering kali menuntut seseorang untuk mampu

mengatasi segala persoalan tersebut.

Di samping itu, bentuk, materi, metode dan sarana dalam pendampingan iman

bagi kaum muda perlu disesuaikan dengan situasi peserta. Hal ini sangat penting

karena setiap peserta berada dalam situasi dan kondisi yang berbeda. Situasi dan

kondisi yang dialami oleh setiap peserta kiranya juga cukup berpengaruh dalam

penyelenggaraan pendampingan.

Dalam karya tulis ini, penulis menawarkan suatu bentuk pendampingan yang

kiranya dapat digunakan dalam mendampingi dan memperkembangkan kaum muda

sebagai upaya meningkatkan keterlibatan mereka dalam hidup menggereja maupun

mampu mengaktualisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat. Disamping itu,

penulis juga terlibat aktif dan berusaha untuk membangngkitkan semangat kaum

muda dalam melaksanakan hidup menggereja. Dengan segala kemampuan yang

dimiliki, penulis memberi gagasan yang sekiranya dapat membantu dan

memperkembangkan kaum muda sehingga semakin terlibat dalam hidup menggereja

dan bermasyarakat. Penulis percaya, bahwa dengan rahmat Allah dan kasih Kristus,

maka rencana dan niat-niat yang akan diupayakan dapat berjalan dengan baik,

sehingga gereja Paroki St. Antonius, Bade semakin tumbuh dan berkembang.

Page 127: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

109

B. Saran

Agar pendampingan bagi kaum muda sungguh mengena dan kaum muda

merasa benar-benar terabantu dalam mengembangkan kehidupan berimannya dan

semakin memahami akan hidup menggereja serta mengerti dan memahami akan

situasi hidupnya dan mampu mewujudkannya sebagai perwujudan iman dalam

kehidupan sehari-hari baik di dalam lingkup keluarga maupun di dalam masyarakat,

maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Pendampingan terhadap kaum muda sebaiknya dilaksanakan secara terprogram,

sehingga selalu berkesinambungan antar pendampingan satu dengan yang lain.

Oleh karena itu pihak paroki, dalam hal ini dewan paroki bidang kaum muda

perlu membantu pengurus dalam merencanakan program pendampingan bagi

mereka dengan jangka waktu tertentu.

2. Dalam upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda, perlu adanya dukungan,

perhatian serta motivasi dari berbagai pihak, di antaranya: Pastor Paroki, Dewan

Paroki, Katekis, guru Agama, maupun orang tua, sehingga pendampingan

terhadap kaum muda dapat berjalan dan terlaksana secara optimal.

3. Berkaitan dengan tema, materi, metode maupun sarana yang akan digunakan

dalam setiap pendampingan perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang

dihadapi oleh kaum muda, sehingga apa yang diberikan atau disampaikan dalam

pendampingan sungguh-sungguh berguna bagi kaum muda dalam mengenal

kehidupan mereka, persoalan-persoalan hidup dan bahkan mereka semakin

termotivasi untuk mau terlibat dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat.

Page 128: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

110

DAFTAR PUSTAKA

Alkitab Deuterokanonika. (2001). Jakarta: Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia. Banawiratma, J.B. (1992). Wujud Baru Hidup Menggereja: Diagonal dan

Transformatif. Orientasi Baru. Yogyakarta: Kanisius. Bergant, Dianne & Karris, J. (Ed.). (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Baru.

Yogyakarta: Kanisius. Bons-Storm, M. (2003). Pastoral Kaum Muda. Yogyakarta: Pusat Pastoral. Diacomo, Di, James. (1984). Pendampingan Muda-Mudi. Yogyakarta: Pusat

Pastoral. Groome, Thomas H. (1997). Shared Christian Praxis: Suatu Model Berkatekese

(F.X. Heryatno Wono Wulung, Penyadur). Yogyakarta: Lembaga Pengembangan Kateketik Puskat.

Gunarsa, D. Singgih. (1997). Psikologi untuk Muda-Mudi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Halsema. (1996). Partisipasi Kaum Awam (Seri Pastoral No. 226). Yogyakarta: Pusat Pastoral.

Hardawiryana, R. (2001). Katekese sebagai Konkretisasi Tradisi bagi Umat Beriman (Seri Puskat No. 375). Yogyakarta: Lembaga Pengembangan Kateketik Puskat.

Heryatno Wono Wulung, F.X. (2006). Pendidikan Agama Katolik III. Diktat Mata Kuliah Pendidikan Agama Katolik III untuk Mahasiswa Semester VII, Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Hurlock, Elisabeth B. (1996). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Komisi Kepemudaan KWI (1999). Pedoman Karya Pastoral Kaum Muda

(PKPKM). Jakarta: Komisi Kepemudaan KWI. Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik: Buku Informasi dan

Referensi. Yogyakarta: Kanisius. Mangunhardjana, A.M. (1985). Membimbing Rekoleksi. Yogyakarta: Kanisius. _______. (1986). Pendampingan Kaum Muda: Sebuah Pengantar. Yogyakarta:

Kanisius. Mardi Prasetyo, F. (2000). Unsur-unsur Hakiki dalam Pembinaan. Yogyakarta:

Kanisius. Marzuki. (1985). Metodologi Riset. Yogyakarta: Bagian Penerbit FE UII. Sene, Alfons. (1989). Kita Berkateke demi Remaja. Flores: Nusa Indah. Setyakarjana, J. S. (1997a). Arah Katekese di Indonesia. Yogyakarta: Pusat

Kateketik. _______. (1997b). Kateketik Pendidikan Dasar. Yogyakarta: Lembaga

Pengembangan Kateketik Puskat. Shelton, Charles M. (1987). Spiritualitas Kaum Muda: Bagaimana Mengenal dan

Mengembangkannya. Yogyakarta: Kanisius _______. (1988). Moralitas Kaum Muda: Bagaimana Menanamkan Tanggung

Jawab Kristiani. Yogyakarta: Kanisius. Suhardiyanto, H.J. (2006). Pendidikan Hidup Menggereja. Diktat Mata Kuliah

Pendidikan Hidup Menggereja untuk Mahasiswa Semester II, Program

Page 129: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

111

Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian. Jakata: Rineka Cipta. Sumarno, M. (2005) Pengantar Pendidikan Agama Katolik Paroki. Diktat Mata

Kuliah Pengantar Pendidikan Agama Katolik Paroki untuk Mahasiswa Semester III, Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

_______. (2006). Praktek Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki PPL Paroki. Diktat Mata Kuliah Praktek Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki untuk Mahasiswa Semester VI, Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Tangdilintin. (1984). Pembinaan Generasi Muda: Visi dan Latihan. Yogyakarta: Kanisius.

Telaumbanua, Marinus. (2005). Ilmu Kateketik: Hakikat, Metode dan Peserta Katekese Gerejawi. Jakarta: OBOR.

Wasito Hermawan. (1997). Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia. Yohanes Paulus II. (1992). Catechesi Tradendae. (R. Hardawirjana, Penerjemah).

Jakarta: Dokpen KWI (Dokumen asli diterbitkan tahun 1979).

Page 130: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

112

LAMPIRAN

Page 131: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

Lampiran 1: Surat Permohonan Penelitian

Page 132: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

Lampiran 2: Daftar Pertanyaan Angket

PETUNJUK PENGISIAN:

1. Bacalah dahulu pertanyaan dengan teliti dan jawablah pertanyaan-pertanyaan

dibawah ini dengan jujur serta sesuai dengan situasi dan kondisi konkrit yang

ada

2. Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban yang paling sesuai.

A. IDENTITAS RESPONDEN 3. Nama lengkap: ________________________________________________ 4. Paroki/Lingkungan: _____________________________________________ 5. Umur saat ini:

a. Antara 16-20 tahun b. Antara 21-25 tahun c. Antara 26-30 tahun d. Lebih dari 30 tahun

6. Bagaimana dengan Pendidikan atau status andan saat ini? a. Sekolah Menengah Umun (SMU) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) b. Perguruan Tinggi c. Karyawan Swasta d. ........................................................................

B. KEGIATAN KAUM MUDA DALAM RANGKA HIDUP MENGGEREJA 7. Apakah bentuk kegiatan kaum muda yang sering anda ikut?

a. Kelompok koor b. Kelompok doa c. Pengurus Mudika d. ......................................................................

8. Menurut jawaban diatas, mengapa anda mau terlibat dalam kegiatan tersebut? a. Karena diajak teman b. Karena disuruh oleh orang tua/Guru c. Ingin mengikuti jejak teman d. ............................................................................

9. Apakah kegiatan yang selama ini anda ikut, merupakan bagian dari kegiatan hidup menggereja?

a. Ya b. Mungkin c. Tidak tahu d. .........................................................................

Page 133: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

C. PEMAHAMAN KAUM MUDA TERHADAP UPAYA PENINGKATAN PENDAMPINGAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA.

10. Menurut anda, apa yang dimaksud dengan Hidup menggereja? a. Panggilan untuk umat beriman dalam mewujudkan tanggungjawab digereja

maupun di masyarakat dalam segala bidang. b. Kegiatan rohani seperti: doa bersama di lingkungan, Pendalaman Iman dan

Kitab Suci yang diaksanakan oleh Gereja. c. Keterlibatan dalam misa hari minggu dan hari raya yang ditetapkan oleh

gereja. d. ................................................................................

11. Apakah anda pada saat sekarang ini, telah menunjukkan sikap hidup sebagai seorang kaum muda katolik yang baik, entah itu di dalam keluarga maupun di dalam masyarakat?

a. Sudah b. Belum c. Belum sama sekali d. ................................................................................

12. Bagaimana sikap anda terhadap Hidup Menggereja sebagai kaum muda katolik?

a. Melaksanakan karena sudah sepantasnya sebagai warga gereja b. Ikut-ikutan, karena terpaksa c. Melaksanakan denga sadar, tulus dan tanggungjawab sebagai anggota gereja,

sehingga iman akan Allah semakin hari semakin berkembang. d. ................................................................................

13. Apakah pendampingan yang selama ini sungguh membantu anda dalam menghayati akan hidup menggereja?

a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu d. ................................................................................

14. Nilai positif apa yang dapat anda petik dari pendampingan kaum muda dalam hidup menggereja yang selama ini anda ikuti?

a. Semakin mengenal Kristus lewat ajaran-ajaranNya b. Iman anda semakin diteguhkan, bahkan anda semakin termotivasi, bahkan

semakin yakin sehingga mampu mewujudkannya dalam hidup-sehari-hari. c. Merasa bangga sebagai seorang kaum muda Katolik d. ................................................................................

D. HARAPAN DAN USULAN TERHADAP PENINGKATAN PENDAMPINGAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA.

15. Menurut pendapat anda, apakah keterlibatan di dalam keluarga, lingkungan, paroki maupun di masyarakat merupakan bagian dari penghayatan hdup menggereja?

a. Ya b. Mungkin c. Tidak tahu d. ................................................................................

16. Bagaimana pandangan anda tentang keterlibatan kaum muda selama ini?

Page 134: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

a. Tidak tahu, karena saya sendiri kurang terlibat b. Terlalu sedikit kaum muda yang mau terlibat c. Cukup lumayan, karena banyak kaum muda yang yang terlibat d. ................................................................................

17. Menurut pendapat anda, apakah perlu adanya penigkatan pendampingan bagi kaum muda, agar kaum muda semakin memahami dan semakin menyadari akan pentingnya perkembangan iman?

a. Perlu b. Perlu sekali c. Terserah d. ................................................................................

18. Menurut pendapat anda, pendampingan macam apa yang dibutuhkan bagi kaum muda dalam memperkembangkan iman akan Allah?

a. Materi dan sarana dalam Pendampingan yang selalu berfariasi. b. Mengatasi permasalahan seputar kaum muda c. Pendampingan kaum muda yang “Mudika bangat” d. ................................................................................

Page 135: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

Lampiran 3: Peta Paroki St. Antonius, Bade

Page 136: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

Lampiran 4: Peta Wilayah Pengembangan Kabupaten Merauke

Page 137: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

Lampiran 5: Struktur Kepengurusan Mudika

Page 138: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

Lampiran 6: Data Paroki St. Antonius Padua, Bade

PAROKI ST. ANTONIUS PADUA

BADE 2007

I. WILAYAH

PUSAT BADE

• Stasi St. Fransiskus Xaverius - Mememu

• Stasi St. Paulus - Gimikya dan lingkungan St. Salome - Padat Karya (Kota II)

• Stasi St. Yohanes - Banamepe • Stasi Regina Pacis - Yodom • Stasi St. Lukas - Isyaman

• Ling. St. Marta • Ling. Bunda Maria • Ling. St. Agnes • Ling. St. Yosef • Ling.

Page 139: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

II. WILAYAH KALI IYA – BAMGI

KALI IYA KALI BAMGI

III. WILAYAH VENAHA

A. KALI DUMUT • Stasi St. Paulus-Sien • Stasi St. Paulus-Getio • St. St. Titus-Muya • Stasi St. Adrianus-

Ghabeske

B. KALI EDERA • Stasi St. Wilhelmus-Memes • Stasi St. Petrus-Piyes • Stasi Sang Penebus-Mopio • Stasi St. Paulus-Yibin • Stasi St. Laurensius-Saghapikya • Stasi St. Kornelius-Khogoya • Stasi St. Benediktus –Benggo • Stasi St. Yosep-Yame

Stasi St. Agapitus-Ogorito Stasi St. Paulus-Bosma Stasi St. Antonius-Osso Stasi St. Paulus-Asset Stasi St. Petrus Nimbe-

Kobetha Stasi St. Petrus Rasul-Oghoto Stasi St. Antonius Padua-

Homlikya Stasi St. Theresia Kecil-

Geturki

Stasi Petrus-Amta Butu Stasi St. Maria Patima-

Yeloba Stasi Stella Maris-Konebi Stasi St. Yosep-Sibi Stasi Roh Kudus-

Tagaimon

Page 140: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

Via telepon dengan Ketua Mudika (Hendrik)

Pertanyaan 1. Pembagian wilayah (stasi) Paroki kota, bamgi, ia dan dumut apa saja? Minta dari

paoki. 2. Data paroki mengenai jumlah kaum muda “keseluruhan”? Yang aktif berapa

banyak? 3. Berkaitan dengan kegiatan-kegiatan Mudika yang dilaksanakan selama bulan

januari s/d bulan juni: • Peserta? • Kapan dilaksanakan? • Setelah kegiatan, apakah ada evaluasi? Apah hasil dari evaluasi tersebut? • Laporan setiap kegiatan. (Gambaran umumnya aja) • Dalam setiap kegiatan, apakah dapat dikatakan sukses oleh pendamping dan

pengurus? Alasannya apa? • Apakah pendamping terlibat sepenuhnya dalam perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi? • Kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan? Nama kegiatan beserta catatan?

Contoh: - Lomba baca KS, Kapan, dimana, peserta, - Bakti sosial, siapa yang di tuju? Orang miskin atau apa? Kapan? dll.

• Kegiatan yang direncanakan yang akan dilaksanakan kedepan? • Program mudika?

Catatan: tanggal, bulan, tahun, dari jam berapa S/d jam berapa, dalam kegiatan tersebut siapa saja yang mengisi/memberi materi? Tolong sedetail

mungkin.

4. Peta wilayah paroki St. Antonius Bade. 5. Kalau ada foto-foto kegiatan mudika, sa minta juga tapi nanti di kirim, beserta

struktur kepengurusan mudika.

Jawaban

1. Bakti: a. peserta yang terlibat yakni Mudika dan Pemuda Katolik (Keluarga Muda) b. jumlah peserta 180 orang

2. Kegiatan Gereja a. Pesta kemerdekaan

Dilaksanakan bulan agustus, yang didampingi dan di pandu oleh: Pastor paroki, ketua mudika dan ketua pemuda

b. Bakti Dilaksanakan bulan juli-agustus, yang didampingi dan di pandu oleh: Pastor paroki, ketua mudika dan ketua pemuda

c. Temu mudika

Page 141: UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA … · teman-teman Mudika Lingkungan “YOPA” Tukangan yang telah memberi dukungan, kritikan, semangat persaudaraan dan kekeluargaan untuk

Dilaksanakan bulan maret, yang didampingi dan di pandu oleh: Pastor paroki, ketua mudika dan ketua pemuda. Dengan hasil pertemuan: • Pergantian pengurus mudika • Mengaktifkan kembali mudika • Perencanaan perayaan natal • Temu mudika se-Dekanat

3. pertemuan pengurus dilaksanakan sebanyak 3 kali, dengan pembahasan: a. Persiapan paskah (Minggu Palma) b. Agustus c. Natal (Membantu tugas pelayanan dan koor) d. Keterlibatan mudika dalam lingkungan

4. ada a. Pertandingan Volly dan Tenis meja, pesertanya Mudika dan Pemuda,

melibatkan juga Remaja Muslim dan Remaja Protestan b. Lomba baca kitab suci dan mazmur c. Panjat pinang: pesertanya Mudika dan Pemuda

5. jarak antara pertemuan I dan II adalah 2 bulan, yakni bulan februari dan mei 6. jumlah peserta dalam tiap pertemuan:

a. pertemuan I, tgl 10 Februari 2007, dihadiri 16 orang ditamba 4 orang pemmbina

b. pertemuan I, tgl 12 Februari 2007, dihadiri 16 orang ditamba 4 orang pemmbina

c. pertemuan I, tgl 14 juli 2007, dihadiri 16 orang ditamba 4 orang pemmbina 7. Pengurus: perlu adanya regenerasi Cat:

1. Hingga kini dewan masih memperhatikan mudika, namun tidak sepenuhnya, dimana dewan kurang memberi semangat dan motivasi kepada mudika untuk lebih kreatif dalam mengembangkan diri dan kurang memberi semangat kepada pengurus. Untuk itu perlu adanya perhatian lebih kepada pengurus.

2. kegiatan rohani: yang mampu mudika jumlah mudika paroki : 93 orang stasi : 90 orang jumlah umat Paroki St Antonius Bade: 18. 676 jiwa.