UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMBAKAN BEBAS BOLA .../Upaya...BOLA BASKET MELALUI PENDEKATAN...
Transcript of UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMBAKAN BEBAS BOLA .../Upaya...BOLA BASKET MELALUI PENDEKATAN...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMBAKAN BEBAS
BOLA BASKET MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA
KELAS XI MULTIMEDIA 1 SMK KRISTEN 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
MUHAMMAD IBNU SINA
K4608126
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMBAKAN BEBAS
BOLA BASKET MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA
KELAS XI MULTIMEDIA 1 SMK KRISTEN 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh :
MUHAMMAD IBNU SINA
K4608126
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Muhammad Ibnu Sina. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
TEMBAKAN BEBAS BOLA BASKET MELALUI PENDEKATAN BERMAIN
PADA SISWA KELAS XI MULTIMEDIA 1 SMK KRISTEN 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli. 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar tembakan bebas
bola basket melalui pendekatan bermain pada siswa kelas XI Multimedia 1 SMK
Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Sumber data dalam penelitian ini siswa kelas XI Multimedia 1 SMK Kristen 1
Surakarta, tahun ajaran 2011 / 2012 berjumlah 29 orang yang terdiri atas 14 siswa
putri dan 15 siswa putra. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik
pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi atau arsip.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif
yang didasarkan pada analisis kualitatif dengan persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran dengan
pendekatan bermain, dapat meningkatkan hasil belajar tembakan bebas bola basket
dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari Prasiklus ke siklus
I ke siklus II. Hasil belajar tembakan bebas bola basket pada siklus I dalam kategori
tuntas adalah 44,82% jumlah siswa yang tuntas adalah 13 siswa. Pada siklus II terjadi
peningkatan prosentase hasil belajar siswa dalam kategori tuntas sebesar 72,42%,
sedangkan siswa yang tuntas 21 siswa.
Simpulan penelitian ini adalah melalui model pembelajaran dengan
pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar tembakan bebas bola basket
siswa kelas XI Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Muhammad Ibnu Sina. THE ATTEMPT OF IMPROVING BASKETBALL
FREE SHOOTING LEARNING ACHIEVEMENT USING GAME
APPROACH IN THE XI MULTIMEDIA 1 GRADERS OF SMK KRISTEN 1
SURAKARTA IN THE SCHOOL YEAR OF 2011/2012. Thesis, Surakarta:
Teacher Training and Education Faculty, Surakarta Sebelas Maret University, July.
2012.
This research aims to improve the basketball free shooting learning
achievement using game approach in the XI multimedia 1 graders of SMK Kristen 1
Surakarta in the school year of 2011/2012.
This study was a Classroom Action Research (CAR). The data source in this
research was the XI multimedia 1 graders of SMK Kristen 1 Surakarta in the school
year of 2011/2012 consisting of 29 students: 14 girls and 15 boys. The data source
derived from teacher and students. Techniques of collecting data used were
observation, interview, questionnaire and documentation or archive. Technique of
analyzing data used in this research was descriptive one based on the qualitative
analysis with percentage.
The result of research showed that the learning model with game approach
could improve the learning achievement of basketball free shooting from the result of
analysis obtaining the significant improvement from Pre-cycle to cycle I to cycle II.
The learning achievement of basketball free shooting in cycle I belonging to passing
category was 44,82 % with 13 students passing. In cycle II it increased to 72,41%,
with 21 students passing.
The conclusion of research was that the learning model with game approach
could improve the learning achievement of basketball free shooting of the XI
multimedia 1 graders of SMK Kristen 1 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
# Mengapai semua yang diimpikan tidak lah mudah, semuanya akan takkan terwujud
apa bila hanya diam dan memikirkannya saja, kejar lah semua impian dengan kerja
keras karena didalamnya ada proses yang mendewasakan kita.
# Berlari secepat yang kita bisa untuk mendapatkan kesuksesan, berjalanlah dengan
pasti untuk mampertahankan semua yang diraih, dan duduklah sebentar untuk
menikmati semua perjalanan hidup ini.
# Dengan semangat di dalam diri ini, kalah kan rasa malas didalam sanubari yang
membuat sulit untuk memulai suatu kebaikan.
# Belajar Belajar Belajar , latihan latihan latihan dan menang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Bismillaahirrahmaanirrahim
Teriring syukurku pada-Mu, keperembahkan karya ini untuk :
“Bapak dan Ibu”
Doa dan Ridhomu yang begitu besar sebesar jagat raya yang selalu
menyertaiku, cintamu yang seluas lautan selalu membuat bertahan sampai saat ini,
dan pengorbananmu yang tak kenal lelah untuk anakmu. Memiliki kalian merupakan
hal terindah dalam hidup ini dan kasih sayang yang kalian berikan tak kan mampu
aku membalasnya.
“Fajar, Reka, dan Semua Keluargaku”
Kita kan selalu berjuang bersama, saling memahami, membantu mencintai
selama-lamanya dan kalian yang selalu aku rindukan. Terima kasih telah
memberikan semangat yang tidak henti-hentinya.
“Sobat-sobat Penjas 08 dan Semua Temen-temen Seperjuang”
Tidak ada sedikit pun penyesalan mengenal kalian, hal terindah saat
belajar, beroganisasi, tertawa, perbedaan pendapat dan latihan bersama. Semoga
yang kita dapat selama ini bermanfaat berguna bagi Nusa dan Bangsa. Tak terasa
kebersamaan ini seakan-akan perlahan hilang suka duka meraih apa yang menjadi
suatu tujuan memang terkadang sakit, senang, dan indah semua itu adalah suatu
proses.
Temen-temen BRAHMAHARDHIKA
Kalian memang luar biasa tidak pernah pantang menyerah dengan keadaan
seekstrim apapun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi
ilmu dan, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
TEMBAKAN BEBAS BOLA BASKET MELALUI PENDEKATAN BERMAIN
PADA SISWA KELAS XI MULTIMEDIA 1 SMK KRISTEN 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa
terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan
dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Jurusan Pendidikan Olahraga
dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. H. Sunardi, M.Kes., selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan motivasi
dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Agus Mukholid, M.Pd., selaku Pembimbing II, yang selalu memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepala SMK Kristen 1 Surakarta, yang telah memberi kesempatan dan tempat
guna pengambilan data dalam penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
7. Susanto, selaku Guru mata pelajaran Pendidikas Jasmani Kesehatan dan Rekreasi,
yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
8. Para siswa kelas XI Multimedia I yang telah bersedia untuk berpatisipasi dalam
pelaksanaan penelitian ini.
9. Semua pihak dan sahabat-sahabat saya yang turut membantu dalam penyusuan
skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
D. Manfaat Hasil Penelitian ................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka ............................................................................. 6
1. Pendidikan Jasmani .............................................................. 6
a. Pengertian Pendidikan Jasmani ..................................... 6
b. Peranan dan Tujuan Pendidikan Jasmani ...................... 7
2. Pembelajaran ......................................................................... 9
a. Pengertian Pembelajaran ............................................... 9
b. Ciri-ciri Pembelajaran .................................................... 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran ......................................... 14
3. Pendekatan Pembelajaran .......................................................... 18
4. Permainan Bola Basket.............................................................. 20
a. Sejarah Bola Basket .......................................................... 20
b. Teknik Menembak (Shooting) Bola Basket ...................... 21
c. Tembakan Bebas Bola Basket ........................................... 24
5. Pendekatan Bermain .................................................................. 30
a. Pengertian Bermain .......................................................... 30
b. Pengaruh Bermain ............................................................ 31
c. Penggunaan Pendekatan Bermain .................................... 33
B. Kerangka Pemikiran .................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ..................................................... 37
B. Subjek Penelitian ......................................................................... 38
C. Data dan Sumber Data ................................................................. 38
D. Pengumpulan Data ....................................................................... 38
E. Uji Validitas Data ........................................................................ 40
F. Analisis data ................................................................................. 40
G. Indikator Kinerja Penelitian ......................................................... 41
H. Prosedur Penelitian ...................................................................... 42
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Prasiklus ...................................................................... 47
B. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................ 49
1. Siklus I .................................................................................. 49
a. Rencana Tindakan I ......................................................... 49
b. Pelaksanaan Tindakan I ................................................... 51
c. Observasi Tindakan I ....................................................... 58
d. Analisis dan Refleksi Tindakan I ..................................... 61
e. Deskripsi Data Tindakan I ............................................... 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
2. Siklus II ................................................................................. 65
a. Rencana Tindakan II ........................................................ 65
b. Pelaksanaan Tindakan II .................................................. 66
c. Observasi Tindakan II ...................................................... 71
d. Analisis dan Refleksi Tindakan II .................................... 73
e. Deskripsi Data Tindakan II .............................................. 74
C. Perbandingan Hasil Penelitiam ................................................... 75
D. Pembahasan ................................................................................. 76
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ...................................................................................... 78
B. Implikasi ...................................................................................... 78
C. Saran ............................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 82
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ............................ 37
3.2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ........................................................ 39
3.3. Indikator Pencapaian Hasil Belajar Siswa .................................................
41
4.1. Diskripsi Data Awal Hasil Belajar Tembakan Bebas Bola Basket .......... 48
4.2. Diskripsi Hasil Belajar Tembakan Bebas Bola Basket Siklus I ................ 64
4.3. Diskripsi Hasil Belajar Tembakan Bebas Bola Basket Siklus II .............. 74
4.4 Perbandingan Hasil Belajar Tembakan Bebas Bola Basket ....................... 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Tembakan Satu Tangan .............................................................................. 25
2.2. Tembakan Dua Tangan .............................................................................. 25
2.3. Daerah Bersyarat Untuk Tembakan Bebas ................................................ 29
2.4. Alur Kerangka Berfikir .............................................................................. 36
3.1. Alur Tahap Siklus Penelitian Tindakan Kelas ........................................... 44
4.1. Hasil Belajar Tembakan Bebas Bola Basket Pratindakan ........................ 48
4.2. Hasil Belajar Tembakan Bebas Bola Basket Siklus I ................................ 64
4.3. Hasil Belajar Tembakan Bebas Bola Basket Siklus II ............................... 74
4.4. Peningkatan Hasil Belajar Tembakan Bebas Bola Basket ......................... 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ...............................................
84
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .............................................. 131
3 Rekapitulasi Penilaian Prasiklus Hasil Belajar Tembakan Bebas Bola Basket 165
4 Rekapitulasi Penilaian Siklus I Hasil Belajar Tembakan Bebas Bola Basket 166
5 Rekapitulasi Penilaian Siklus II Hasil Belajar Tembakan Bebas Bola Basket 167
6 Foto Pembelajaran pada Siklus I .................................................................. 168
7 Foto Pembelajaran pada Siklus II ................................................................ 171
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum. Ia
merupakan salah satu dari subsistem-subsistem pendidikan. Pendidikan jasmani dapat
didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan
pendidikan melalui gerak fisik. Oleh karena itu pendidikan jasmani harus diutamakan
mengingat mempunyai tujuan yang penting dalam pengembangan pembelajaran.
Banyak yang mengagap, kurang penting mengikuti mata pelajaran pendidikan
jasmani, dikarenakan belum mengerti peran dan fungsi pendidikan jasmani.
Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani,
tetapi juga mengembangkan seluruh potensi siswa. Secara lengkap bertujuan untuk
mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis,
stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran, dan tindakan moral melalui
kegiatan aktivitas jasmani dan olahraga. Pendidikan jasmani memberikan
kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar
melalui aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga yang dilakukan secara sistimatis,
terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar di arahkan untuk membina,
sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Dalam proses
pembelajaran penjas guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak
dasar, teknik dan strategi permainan olahraga, internalisasi nilai – nilai (sportivitas,
jujur,kerjasama, dan lain – lain ) dan pola pembinaan hidup sehat yang dalam
pelaksanaannya bukan melalui pengajaran yang konvensional di dalam kelas yang
bersifat teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental intelektual, emosi dan sosial.
Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan, didaktik,
metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.
Dalam pelaksanaan pembelajaran permainan bolabasket diajarkan macam-
macam teknik dasar bolabasket. Macam-macam teknik dasar bolabasket yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
diajarkan dalam pendidikan jasmani meliputi: melakukan penguasaan bola
(ballhandling), menggiring bola (dribell), menembak (shooting), melakukan passing
dada, pantulan, dan passing dari atas kepala dan menangkap, mengembangkan
kerjasama tim dalam permainan, dan melakukan permainan bolabasket dalam
peraturan yang berlaku. Permainan bolabasket juga mengejarkan nilai-nilai toleransi,
sportifitas, fair play, mendidik, kompetitif, menghibur dan menyehatkan melalui
aktivitas fisik sehingga kebugaran jasmani bisa ditinggkatkan. Indikator-indikator
inilah yang harus menjadi pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran bola
basket. Indikator keberhasilan belajar tersebut akan lebih optimal dicapai, jika guru
kreatif menerapkan berbagai pendekatan, dan metode yang tercangkum dalam model
pembelajaran tentu saja semua pendekatan, dan metode yang diterapkan tersebut
dilandasi teori-teori yang kokoh dan relevan sehingga kompetensi yang diharapkan
dimiliki oleh siswa dapat tercapai.
Menembak salah satu teknik dasar bola basket yang mempunyai peran
penting terhadap keseluruhan jalannya permainan. Untuk mencetak angka dalam
pertandingan bola basket dapat dilakukan dengan cara, salah satu di antaranya
tembakan bebas. Memperhatikan konsep tujuan permainan bolabasket maka
tembakan bebas merupakan keterampilan teknik yang inti untuk dipelajari. Sehingga
wajar jika dalam pelajaran bola basket keterampilan tembakan bebas dijadikan fokus
untuk pembelajaran. Tembakan bebas merupakan salah satu keterampilan teknik
yang paling digemari terutama oleh siswa yang baru belajar bolabasket. Melalui
berbagai teknik, metode, dan strategi Pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Model pendekatan bermain, dimaksudkan untuk mengembangkan aspek-
aspek kemampuan motorik melalui aktivitas bermain yang variatif, berjenjang tingkat
kesulitannya. Permainan bolabasket merupakan kombinasi antara kegembiraan gerak
dan tantangan tugas gerak yang dekat dengan pengalaman nyata. Dengan demikian
guru dapat memanfaatkan pendekatan bermain ini untuk memotivasi siswa
melakukan tembakan bebas bolabasket dengan memberikan materi yang merangsang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
untuk bermain, yaitu menggunakan pemanasan dengan permainan agar siswa senang
dalam mengikuti pembelajaran lebih lanjut.
Bermain adalah aktivitas yang menyenangkan, serius, dan sukarela, di mana
anak berada dunia yang tidak nyata atau sesungguhnya. Bermain bersifat
menyenangkan karena anak diikat oleh sesuatu yang menyenangkan, dengan tidak
banyak pemikiran. Bermain bersifat serius karena bermain memberi kesempatan
untuk meningkatkan perasaan anak untuk menguasai sesuatu dan untuk
memunculkan rasa menjadi sesuatu dan untuk memunculkan rasa menjadi manusia
penting. Bermain bersifat tidak nyata karena anak berada di luar kenyataan, dan
memasuki dunia imajiner. Bermain memberikan suatu arena di mana anak masuk
atau terlibat untuk menghilang dirinya, namun secara berlawanan asas anak kadang-
kadang menemukan dirinya sendiri melalui bermain. Bermain merupakan cara untuk
berkolaborasi dan berekspresimen dengan dunia sekitar sehingga anak akan
menemukan sesuatu dari pengalaman bermain.
Guru harus memandang permainan sebagai sesuatu yang dapat memberikan
kontribusi yang berharga pada perkembang total anak. Melalui permainan, anak dapat
memiliki pengalaman sukses dan berpretasi. Di samping itu, beberapa tujuan dapat
dicapai melalui permainan, seperti keterampilan sosial, menerima aturan, dan
pemahaman yang lebih baik pada dirinya. Seperti halnya bermain, permainan
biasanya bersifat terstruktur dan memiliki hasil yang dapat diprediksi. Anak bermain
permainan dalam fikiran memiliki tujuan tertentu. Anak tidak memiliki kebebasan
yang luas untuk mengikuti gerakan hati dan lebih terbatas karena perilakunya menjadi
bagian untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Di dalam permainan, anak
meletakkan keterbatasan-keterbatasan pada dunia bermain dan mengubah bermain
menjadi suatu pertunjukan. Batasan-batasan meliputi batas-batas tempat dan waktu,
mengikuti aturan dan tujuan-tujuan yang dinyatakan dengan jelas.
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan kolaborator yang telah
dilakukan, pembelajaran tembakan bebas bola basket di kelas XI Multimedia 1 SMK
Kristen 1 Surakarta masih terdapat ada kendala yang dihadapi, misalnya lapangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
olahraga untuk kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani sangat terbatas hanya satu
lapangan bola basket menyebabkan pelajaran tidak optimal, siswa kurang tertarik
dengan pelajaran tembakan bebas bola basket, serta siswa tidak sungguh-sungguh dan
kurang aktif dalam mengikuti pelajaran. Berdasarkan data pratindakan yang diperoleh
dari penilaian tembakan bebas bola basket siswa kelas XI Multimedia 1 SMK Kristen
1 Surakarta dengan kententuan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 70. Dari 29
siswa, 17,24% atau 5 siswa yang tuntas penilaian tembakan bebas meliputi aspek
psikomotor, afektif, dan kognitif dengan nilai di atas KKM dan 82,75% atau 24
siswa nilainya masih di bawah KKM. Di samping itu juga, pendekatan pembelajaran
yang selama ini diterapkan oleh guru belum menunjukkan hasil yang optimal
dikarenakan kurang kreatif & inovatif dalam mengajar pelajaran tembakan bebas bola
basket. Kondisi semacam ini harus diperhatikan dan perlu ditelusuri faktor-faktor
penyebabnya.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis
bermaksud mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research),
pada siswa kelas Kelas XI Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta dengan judul
”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Tembakan Bebas Bola Basket Melalui
Pendekatan Bermain Pada Siswa Kelas XI Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta
Tahun Pelajaran 2011/2012 ”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka didapat perumusan
masalah sebagai berikut:
Bagaimanakah pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar tembakan
bebas bola basket siswa kelas XI Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta tahun
pelajaran 2011/2012?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan di atas, tujuan penelitian
ini adalah:
Untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar tembakan bebas bola basket melalui
pendeketan bermain pada siswa kelas XI Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta
Tahun Pelajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi siswa kelas XI Multimedia 1
Melalui model pembelajaran dengan pendekatan bermain dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa lebih
terpacu dan semangat dalam mengikuti pelajaran di sekolah.
2. Bagi guru pendidikan jasmani SMK Kristen 1 Surakarta
Penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk menentukan dan memilih
model pembelajaran dengan pendekatan bermain yang lebih baik dan efektif
untuk meningkatkan hasil belajar tembakan bebas bola basket untuk siswanya.
3. Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan fakta bahwa melalui model pembelajaran dengan
pendekatan bermain dapat meningkatkan penguasaan teknik atau materi dalam
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Pendidikan Jasmani
a. Pengertian Pendidikan Jasmani
Kata fisik atau jasmani (physical) menunjukkan pada tubuh atau
badan (body). Kata fisik seringkali digunakan sebagai referensi dalam
berbagai karakteristik jasmaniah, seperti kekuatan fisik (physical strenght),
perkembangan fisik (physical development), kecakapan fisik (physical
prowess), kesehatan fisik (physical health). dan penampilan fisik (physical
appearance).Kata fisik dibedakan dengan jiwa atau fikiran (mind). Oleh
arena itu, jika kata pendidikan (education) ditambahkan dalam kata fisik,
maka membentuk frase atau susunan kata pendidikan fisik atau pendidikan
jasmani (physical education), yakni menunjukkan proses pendidikan tentang
aktivitas-aktivitas yang mengembangkan dan memelihara tubuh manusia.
Berikut pengertian penjas menurut Samsudin (mengutip simpulan Cholik
Mutohir, 1992) yang menyatakan bahwa :
Suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota
masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbaga
jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan
kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan
perkembangan watak, serta kepribadian yang harmonis dalam rangka
pembentukan manusia indonesia berkualitas berdasarkan
Pancasila(2008: 2).
Selanjutnya pengertian pendidikan jasmani menurut Samsudin
(2008) mengemukakan:
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui aktivitas
jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup
sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotorik, kognitif, dan
afektif setiap siswa (hlm. 2).
Program pengajaran pendidikan jasmani yang diselenggarakan di
sekolah apabila dapat terorganisir dengan baik, akan dapat memberikan
sumbangan yang sangat berarti dalam pertumbuhan dan perkembangan
siswa baik pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani yang
harmonis maupun dalam rangka menyiapkan siswa secara fisiologis yang
mengarah kepada usaha-usaha keras yang sangat berguna untuk
meningkatkan kemantapan jasmani dan rohani dalam membantu
mengembangkan kemampuan dan kepribadian yang sangat besar
pengaruhnya terhadap penyesuaian diri di dalam lingkungan.
Pendidikan jasmani tidak semata-mata mengembangkan
ketrampilan jasmani, tetapi masih banyak mereka yang tidak memahami
bahwa Pendidikan jasmani juga mengembangkan ketrampilan sosial (social
Skill), emosional dan intelektual. Pendidikan jasmani lebih disoroti dari sisi
kelemahan dan kekuranganya dibandingkan dengan sisi-sisi positif dan
keunggulannya. Pemahaman dan penilaian yang demikian sudah barang
tentu tidaklah benar. Bila dicermati, pengajaran yang baik dalam pendidikan
jasmani lebih dari sekedar mengembangkan ketrampilan berolahraga.
Pengajaran yang baik tersebut melibatkan aspek-aspek yang berhubungan
dengan apa yang sebenarnya dipelajari oleh siswa melalui partisipasinya,
apakah itu neuromuskuler, intelektual, emosional, dan bukan aktivitasnya
olahraga semata. Pendidikan jasmani yang merupakan bagian pendidikan
keseluruhan pada hakikatnya adalah proses pendidikan dimana terjadi
interaksi antara peserta didik dengan lingkungan yang dikelola melalui
aktivitas jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia seutuhnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
b. Peranan dan Tujuan Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani yang merupakan salah satu alat dalam usaha
pencapaian tujuan pendidikan, sangat besar peranannya terhadap
pembentukan dan perkembangan manusia. Untuk keberhasilan dalam usaha
pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan diperlukan adanya suatu cara
dalam pelaksanaannya. Demikian juga untuk melaksanankan pendidikan
jasmani di sekolah, baik berupa alat-alat yang nyata di dalam melakukan
suatu bentuk gerakan. Pendidikan jasmani dijadikan sebagai salah satu
sarana untuk membentuk dan mengembangkan sifat-sifat kepribadian pada
anak secara positif.
Menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991) menyatakan, “peranan
pendidikan jamani sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan tubuh,
pembentukan prestasi, pembentukan sosial, keseimbangan mental, kecepatan
proses berpikir, dan kepribadian anak” (hlm. 8).
Tujuan penjas berorientasi pada setiap siswa .pendekatan
pemecahan masalah merupakan cara yang baik apabila digunakan dalam
pengajaran atau plajaran pendidikan jasmani. Karena pendekatan ini dapat
meningkatkan partisipasi maksimum,memberikan keleluasasn gerak yang
memadai dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan
Tujuan pendidikan jasmani menerut Samsudin (2008) menyatakan:
1) Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai
dalam pendidikan jasmani
2) Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai,
sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis,
dan agama.
3) Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui tugas-tugas
pembelajaran pendidikan jasmani.
4) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab,
kerja sama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani.
5) Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta
strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan,
senam, aktivitas ritmis, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar
kelas (outdoor education).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
6) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat melalui berbagai aktivitas jasmani.
7) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri
sendiri dan orang lain.
8) Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai
informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran, dan pola hidup
sehat.
9) Mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif
(hlm. 3).
Dengan demikian tujuan jasmani berkaitan dengan pengembangan
aktivitas fisik maupun jiwa, sehingga nanti mempersiapkan siswa dapat
terjun dalam masyarakat secara maksimal.
2. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Pendidikan, latihan, pembelajaran, teknologi pendidikan, istilah-istilah
tersebut masing-masing memiliki pengertiannya sendiri-sendir, berbeda
tetapi berhubungan erat. Menurut Oemar Hamalik (2001) menyatakan
bahwa, “pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-
unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran” (hlm. 57). Sedangkan
menurut Benny A. Pribadi (2009) menyatakan bahwa, “pembelajaran adalah
proses yang sengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas
belajar dalam diri individu” (hlm. 10).
Bila pengajar diartikan sebagai perbuatan pengajar tentunya ada
yang mengajar yaitu guru dan ada yang diajar atau yang belajar yaitu siswa.
Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar
mengajar. Kegiatan belajar-mengajar merupakan satu kesatuan dari dua
kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan yang primer dalam
kegiatan belajar-mengajar tersebut, sedangkan mengajar merupakan kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
sekunder yang dimaksudkan untuk dapat terjadi kegiatan belajar yang
optimal. Situasi yang memungkinkan terjadi kegiatan pembelajaran yang
optimal adalah situasi dimana siswa dapat berinteraksi dengan guru dan
bahan pengajaran ditempat tertentu yang telah diatur dalam rangka
terciptanya tujuan. Situasi itu dapat dioptimalkan dengan menggunakan
metode dan media yang tepat. Agar dapat diketahui keefektifan kegiatan
belajar-mengajar, maka setiap proses dan hasilnya harus dievaluasi.
Menurut H.J Gino, et al. (1993) menyatakan bahwa kegiatan
belajar-mengajar merupakan suatu kegiatan yang melibatkan beberapa
komponen :
1) Siswa, adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima,
dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2) Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelolah kegiatan
belajar mengajar, katalisator belajar-mengajar, dan peran lainnya
yang memungkinkan berlangsungnya kegaitan belajar-mengajar yang
efektif .
3) Tujuan yakni penyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan
terjadi pada siswa setelah menikuti belajar-mengajar. Perubahan
perilaku tersebut mencakup perubahan keognitif, psikomotor, dan
afektif.
4) Isi pembelajaran, yakni segala informasi berupa fakta, prinsip, dan
konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
5) Metode, yakni cara yang teratur untuk memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan mereka
untuk mencapai tujuan.
6) Media, yakni bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang
digunakan untuk manyajikan informasi kepada para siswa agar
mereka dapat mancapai tujuan.
7) Evaluasi, yakni cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu
proses dan hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen
kegiatan belajar-mengajar komponen-komponen kegiatan belajar-
mengajar tersebut selain berinteraksi satu dengan yang lain dan
bermula serta bermuara pada tujuan, sehingga merupakan suatu
sistem (hlm. 30).
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang di dalamnya terdapat
proses mengajar, membimbing, melatih, memberi contoh, dan atau mengatur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
serta memfasilitasi berbagai hal kepada peserta didik agar bisa belajar
sehingga tercapai tujuan pendidikan. Pembelajaran juga diartikan sebagai
usaha sistematis yang memungkinkan terciptanya pendidikan.
Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa pengertian pembelajaran yaitu upaya yang direncanakan dan
dilakukan untuk memungkinkan terjadinya kegiatan belajar pada diri warga
berguna untuk mencapai tujuan belajar. Dengan melalui kegiatan
pembelajaran, pendekatan pembelajaran merupakan aspek yang sangat
penting dan mempunyai hubungan fungsional untuk mencapai tujuan
intruksional. Untuk itu seorang guru harus memilih atau menentukan
pendekatan pembelajaran mana yang sesuai untuk pembelajaran yang tepat
dan dapat memberikan peluang untuk terjadinya proses pembelajaran secara
efektif dalam kegiatan iteraksional. Pembelajaran yang tepat ditentukan
berdasarkan analisis terhadap hal-hal tertentu. Dengan demikian kegiatan
pembelajaran dengan sendirinyaharus memperhatikan fektor-faktor internal
dan eksternal yang merupakan faktor yang penting dalam menentukan
pembelajaran.
b. Ciri–ciri Pembelajaran
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta
dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai
pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi
yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta
didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu
objektif yang ditentukan ( aspek kognitif ), juga dapat mempengaruhi
perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan ( aspek psikomotor)
seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan
satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga
menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik. Berdasarkan
hal tersebut, maka dalam pembelajaran terdapat ciri-ciri tertentu. Menurut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Oemar Hamalik (2001) ciri-ciri yang terkandung dalam pembelajaran
sebagai berikut:
Rencana adalah penataan ketenangan, materila, dan prosedur, yang
merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana
khusus. Kesaling tergantungan adalah antara unsur-unsur pembelajaran
yang serasi dalam keseluruhan masing-masing memberikan
sumbangannya kepada sistem pembelajaran. Tujuan merupakan
pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Tujuan
itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya : dalam
situasi bermain peran, tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam
bentuk dapat diukur dan diamati, dan tujuan menyatakan tingkat
minimal perilaku yang dikehendaki (hlm. 66) .
Sedangkan menurut H.J. Gino et al. (1993) menyatakan, “Ciri-ciri
pembelajaran terletak pada adanya unsur-unsur dinamis dalam proses belajar
siswa yaitu (1) motivasi belajar, (2) bahan belajar, (3) alat bantu belajar, (4)
suasana belajar dan (5) kondisi subyek belajar” (hlm. 36).
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ciri-ciri
pembelajaran terdiri dari lima macam yaitu, motivasi belajar, bahan belajar,
suasana belajar dan kondisi siswa belajar. Ciri-ciri pembelajaran tersebut
harus diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Secara singkat ciri-ciri
pembelajaran dijelaskan sebagai berikut:
1) Motivasi Belajar
Motivasi adalah dorongan yang menyebabakan terjadinya suatu
perbuatan atau tindakan tertentu. Perbuatan belajar terjadi karena adanya
motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan
belajar. Dorongan itu dapat timbul dari dalam diri subjek yang belajar
yang bersumber dari kebutuhan tertentu yang ingin mendapat pemuasan
atau dorongan yang timbul karena rangasangan dari luar sehingga
subjek melakukan perbuatan belajar
2) Bahan Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Suatu unsur belajar yang penting mendapatkan perhatian oleh
guru. Dengan bahan ini, para siswa dapat mempelajari hal-hal yang
diperlukan dalam upaya mencapai tujuan belajar. Karena itu, penentuan
bahan balajar mesti berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, dalam hal
ini adalah hasil-hasil yang di harapkan, misalnya berupa pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan pengalaman yang lainnya.
3) Alat Bantu Belajar
Semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa
melakukan perbuatan belajar, sehingga kegiatan belajar menjadi lebih
efisien dan efektif. Dengan bantuan berbagai alat, maka pelajaran akan
lebih menarik, menjadi konkrit, mudah dipahami, hemat waktu dan
tenaga, dan hasil belajar lebih bermakna
4) Suasana Belajar
Suasana yang menyenangkan dapat menumbuhkan kegairahan
belajar, sedangkan suasana yang kacau, ramai, tak tenang, dan banyak
gangguan sudah tentu tidak menujang kegiatan belajar yang efektif.
Karena itu, guru dan siswa senangtiasa dituntut agar menciptakan
suasana lingkungan belajar yang baik dan menyenangkan, menantang
dan menggairahkan. Hal ini berarti bahwa suasana belajar turut
menentukan motivasi, kegiatan, keberhasilan belajar siswa.
5) Kondisi Subjek Belajar
Siswa dapat belajar secara efisien dan efektif apabila berbadan
sehat, memiliki inteligensi yang memadai, siap untuk melakuakan
kegiatan belajar, memiliki bakat khusus, dan pengalaman yang bertalian
dengan pelajaran, serta memiliki minat untuk belajar. Siswa yang
kurang sehat, intelegensi rendah, belum siap belajar, tidak berbakat
untuk mempelajari sesuatu, dan tidak memiliki pengalaman appersepsi
yang memadai, kiranya akan mempengaruhi kelancaran kegiatan dan
mutu hasil belajarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Ciri-ciri pembelajaran tanda-tanda adanya upaya guru mengatur
unsur-unsur dinamis tersebut dalam pembelajaran, sehingga dapat
mengatifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses
belajar, dan tujuan belajar dapat tercapai.
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk mampu
mengembangkan potensi-potensi peserta didik secara optimal. Upaya untuk
mendorong terwujudnya perkembangan potensi pesarta didik tersebut
tentunya merupakan suatu proses panjang yang tidak dapat diukur dalam
periode tertentu, apalagi dalam waktu yang sangat singkat. Meskipun
demikian, indikator terjadi perubahan kearah perkembangan pada peserta
didik dapat dicermati melalui instrumen-instrumen pembelajaran yang dapat
digunakan guru. Oleh karena itu seluruh proses dan tahapan pembelajaran
harus mengarah pada upaya mencapai perkembangan potensi-potensi anak
tersebut.
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa.
Untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam
proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang
tepat. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip pembelajaran tersebut diuraikan
secara singkat sebagai berikut:
1) Perhatian dan Motivasi Pembelajaran
Perhatian siswa waktu belajar akan sangat mempengaruhi hasil
belajar. Belajar dengan penuh perhatian (konsentrasi) pada materi yang
dipelajari akan lebih terkesan lebih mendalam dan tahan lama pada
ingatan. Dengan motivasi dimaksud usaha-usaha menyediakan kondisi-
kondisi sehingga anak itu mau, ingin melakukannya sesuatu. Di
belakang setiap perbuatan kita terdapat suatu motivasi yang mendorong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
kita melakukannya. Menurut Aunurrahman (2010) mengemukakan,
“Motivasi dapat bersifat internal dan external. Motivasi internal adalah
dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan suatu aktivitas.
Motivasi eksternal adalah dorongan yang berasal dari luar diri
individu”(hlm. 115).
2) Keaktifan Pembelajaran
Dari semua unsur belajar, boleh dikatakan keaktifan
pembelajaraan prinsip terpenting karena belajar sendiri merupakan suatu
kegiatan. Tanpa adanya kegiatan tak mungkin seseorang belajar.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bermacam-macam
bentuknya. Hal ini sesuai dengan jenis atau masalah yang dipelajari
siswa. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002) menyatakan bahwa :
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menempatkan keaktifan-
keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik
yang mudah berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih
keterampilan-keterampilan dan sebagainya. kita amaniti sampai
kegiatan psikis yang susah diamati berupa menggunakan
pengetahuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah yang
dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain,
menyimpulkan hasil percobaan, dan kegiatan psikis yang lain (hlm.
45).
Keaktifan-keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tersebut
tidak terpisah satu dengan lainnya. Misalnya dalam keaktifan motoris
terkandung keaktifan mental dan disertai oleh perasaan tertentu. Dalam
setiap pelajaran dapat dilakukan bermacam-macam keaktifan.
3) Keterlibatan Langsung Siswa
Belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam diri setiap siswa.
Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan organ-organ siswa
mengubah tingkah lakunya sebagai hasil pengalaman yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
diperolahnya. Kunci pengertian belajar adalah hasil pengalaman, sebab
pengalaman-pengalaman yang diperoleh itulah yang menentukan
perubahan tingkah laku siswa. Belajar adalah tanggung jawab masing-
masing siswa, sebab belajar adalah hasil dari pengalaman yang
diperoleh sendiri, bukan pengalaman yang didapat oleh orang lain. Oleh
karena itu kualitas hasil belajar berbeda-beda antara siswa yang satu
dengan yang lain, tergantung pada pengalaman yang diperoleh dan
kondisi serta kemampuan tiap-tiap siswa. Dari kenyataan ini timbullah
keyakinan bahwa tujuan pendidikan hanya dapat dicapai apabila setiap
siswa mandapatkan pengalaman belajar sendiri sesuai dengan kondisi
dan kemampuan yang di miliki.Maka dapat disimpulkan bahwa
keterlibatan langsung siswa dalam mendapatkan pengalaman-
pengalaman belajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar dan
perubahan tingkah lakunya.
4) Penggulangan Belajar
Menerut Aunurahman (2010) mengatakan, “mengajar pada
hakikatnya adalah membentuk suatu kebiasaan, sehingga melalui
pengulangaan-pengulangan siswa akan terbiasa melakukan sesuatu
dengan baik sesuai prilaku yang diharapkan” (hlm. 124).
Melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas
daya mengamat, menanggap, meningat, mengkhayal, merasakan,
berpikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-
daya tersebut akan berkembang. Seperti halnya pisau yang selalu diasah
akan menjadi tajam, mala daya-daya yang dilatih dengan pengadaan
pengulangan-pengulangan akan menjadi sempurna.
5) Sifat merangsang dan menantang dari materi yang dipelajari
Materi yang dipelajari oleh siswa harus mempunyai sifat
merangsang atau menantang. Artinya, materi tersebut mengandung
banyak masalah-masalah yang merangsang untuk dipecahkan. Apabila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
siswa dapat mengatasi masalah yang dihadapinya, maka ia akan
mendapatkan kepuasan. Menurut Deporter yang dikutip dalam
Aunurrahman (2010) mengemukakan, “bahwa studi-studi menunjukan
bahwa siswa lebih banyak belajar jika pelajarannya memuaskan,
menantang serta ramah, dan mereka memiliki peran di dalam
mengambil keputusan”(hlm. 125).
Dalam pendidikan kesanggupan untuk memecahakan soal
harus dipelajari oleh siswa. Kepada siswa harus diajarkan metode
ilmiah, sebab metode ini dapat digunakan untuk merangsang
memecahkan masalah yang pelik dalam pelajaran. Menggunakan
metode ilmiah berarti merangsang siawa untuk berpikir lebih sistematis,
lebih logis, lebih teratur dan lebih teliti.
6) Pemberian Balikan dan Penguatan Kepada Siswa
Pada umumnya pemberian balikan mempunyai pengaruh
positif dalam kehidupan siswa, yaitu mendorong siswa untuk
memperbaiki tingkah laku dan meningkatkan usaha belajarnya.
Tingakah laku da usaha belajar serta penampilan siswa yang baik,
diberikan balikan dalam bentuk senyuman ataupun kata-kata pujian
yang merupakan penguatan terhadap tingkah laku dan pembelajaran
siswa.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (mengutip simpulan dari Gage
dan Berliner, 1984) bahwa “dorongan belajar itu tidak saja oleh
penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan.
Atau dangan kata lain penguatan positif maupun negatif dapat
memperkuat belajar” (2002: 48).
Penguatan (reinforcement) adalah respon terhadap tingkah laku
yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah
laku tersebut. Memberi penguatan dalam kegiatan belajar kelihatannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
sederhana sekali, yaitu tanda persetujuan guru terhadap tingkah laku
siswa. Namun demikian, penguatan ini sangat besar manfaatnya
terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
7) Perbedaan individual
Siswa merupakan individu yang unik artinya tidak ada dua
orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu
dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis,
kepribadian, dan sifat-sifatnya. Setiap siswa memiliki karakteristik
sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan lainnya. Karena hal inilah,
setiap siswa belajar menurut tempo atau kecepatannya masing-masing.
Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa lain akan membantu
siswa menentukan cara belajar serta sasaran belajar bagi dirinya sendiri.
Manfaat pembelajaran akan lebih berarti jika proses pembelajaran yang
diterapkan, direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik
dan kondisi masing-masing siswa. Untuk mencapai hasil belajar yang
optimal, maka guru harus memperhatikan perbedaan setiap individu dan
dalam membelajarkannya harus disesuaikan dengan kemampuan
masing-masing individu.
3. Pendekatan Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar-mengajar guru dihadapkan pada siswa. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya keterampilan mengorganisasikan siswa agar
belajar. Guru juga menghadapi bahan pengetahuan yang berasal dari buku teks,
dari kehidupan, sumber informasilain, atau kenyataan di sekitar sekolah.
Pembelajaran juga berarti meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif,
afektif, dan keterampilan siswa. Kemampuan-kemampuan tersebut
diperkembangkan bersama dengan memperoleh pengalaman belajar sesuatu.
Dengan menghadapi siswa, berbagai pesan yang terkandung dalam bahan ajar,
peningkatan kemampuan siswa, dan proses memperoleh pengalaman, maka guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
memerlukan pengetahuan tentang pendekatan pembelajaran. Suatu prasyarat
teknis untuk dapat membelajarkan adalah bahwa seorang guru sudah pernah
bertindak belajar itu sendiri. Menurut Syaiful Sagala (2009) mengemukakan
bahwa :
Pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam memilih kegiatan
pembelajaran, apakah guru akan menjelaskan suatu pengajaran dangan
materi bidang studi yang sudah tersusun dalam urutan tertentu, ataukah
dengan menggunakan materi yang terkait satu dengan yang lainnya dalam
tingkat kedalaman yang berbeda, atau bahkan merupakan materi yang
terintegrasi dalam suatu kesatuan multi disiplin ilmu (hlm. 68).
Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002) menyatakan bahwa :
Pendekatan pembelajaran dapat berarti anutan pembelajaran yang berusaha
meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik
siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar. Dalam
belajar tentang pendekatan pembelajaran tersebut, orang dapat melihat
pengorganisasian, posisi guru-siswa dalam pengolahan pesan, dan
pemerolehan kemampuan dalam pembelajaran (hlm. 185).
Pendekatan pembelajaran ini sebagai penjelas untuk mempermudah
bagi guru memberikan pelajaran dan juga mempermudah bagi siswa untuk
memahami materi ajar yang disampaikan guru, dengan memelihara suasana
pembelajaran yang menyenangkan. Pada pokoknya pendekatan pembelajaran
dilakukan oleh guru untuk menjelaskan materi pelajaran dari bagian-bagian yang
satu dengan bagian lainnya berorientasi pada pengalaman-pengalaman yang
dimiliki siswa untuk menpelajarikonsep, prinsip, atau teori yang baru tentang
suatu bidang ilmu. Program pembelajaran merupakan rencana kegiatan yang
menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok secara rinci yang memuat aloksi
waktu, indikator pencapaian hasil belajar dan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran dari setiap materi pokok mata pelajaran.
Dalam pembelajaran pada siswa terjadi peningkatan kemampuan.
Semula siswa memiliki kemampuan pra-belajar; dalam proses belajar pada
kegiatan belajar hal tertentu, siswa memperbaiki tingkat ranah-ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor. Keputusan tentang perbaikan tingkat ranah tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
didasarkan atas evaluasi guru dan unjuk kerja siswa dalam pemecahan masalah.
Penerapan metode pembelajaran yang dilakukan seorang guru akan
mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan
metode pebelajaran yang tepat akan dapat membangkitkan motifasi belajar siswa,
sehingga akan mendukung pencapaian hasil belajar lebih optimal.
4. Permainan Bola Basket
a. Sejarah Bola Basket
Bolabasket diciptakan oleh Dr. Jemas A. Naismith di Amerika pada
tahun 1891. Gagasan yang mendorong untuk menciptakan permainan baru
itu disebabkan adanya kenyataan pada waktu itu bahwa keanggotaan dan
pengunjungsemakin hari semakin sedikit bertambah merosot hal itu
disebabkan karena para anggotanya menjadi sedikit bosan dengan latihan-
latihan olahraga senam yang kaku latihan-latihannya. Juga kebutuhan yang
dirasakan dalam musim-musim dingin untuk tetap melakukan kegiatan
olahraga yang menarik, merupakan desakan yang semakin hari semakin
dirasakan Dr. Luther Gulick, pengawas kepala bagian olahraga pada Sekolah
Guru Pendidikan Jasmani YMCA dari Springfield, Masachusets menyadari
akan gejala-gejala kegiatan olahraga yang kurang baik itu, dan segera
menghubungi Dr. James A Naismith salah seorang rekan guru di Springfield
dan memberikan tugas padanya menyusun suatu kegiatan olahraga
permainan yang baru, yang dapat dimainkan di dalam ruangan tertutup
diwaktu sore. Dr. James A. Naismith menyambut tugas itu, dengan mulai
menyusun suatu gagasan permainan baru yang bentuknya akan dapat
memenuhi syarat-syarat yang dimintakanya.
Kemudian Dr. James A. Naismith mencoba dan menguji gubahan-
gubahan dari permainan-permainan football, baseball, lacrosse dan
sepakbola, terapi satupun tidak cocok dengan syarat dan tuntutannya, sebab
di samping sulit untuk di pelajari juga masih terlalu kasar untuk permainan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
di dalam ruangan tertutup yang berlampu. Dari pengalaman eksperimen
yang dilakukan itu, timbullah inspirasi tentang bentuk dan gaya permainan
yang diidamkan itu. Bahwa permainan itu jelas harus dimainkan dengan bola
yang berbentuk bulat, tidak ada unsur menendang, tidak ada unsur membawa
lari bola, tanpa unsur menjegal dan harus menghilangkam gawang sebagai
sasaran tembakan, sebab hal yang terakhir ini akan merangsang terhadap
kepada unsur-unsur penggunaan kekuatan. Untuk menjinakan gerakan bola,
maka sebagai gantinya lari dengan bola seperti dalam football, maka
bergeraknya bola hanya dilakukan dengan mengoperkan atau mendribbel.
Untuk menjinakan tembakan ke arah sasaran sebagai puncak kegairahan,
maka gawang pun di ganti dengan sasaran yang sempit dan terletak diatas
para pemain. Sehingga dengan bentuk obyek sasaran yang demikian itu
pengutamaan tembakan tidak dengan kekuatan, tetapi justru pada
ketepatannya.
b. Teknik Menembak (Shooting) Bola Basket
Menembak atau shooting merupakan bentuk keterampilan yang
memiliki unsur gerakan yang cukup kompleks. Dalam gerakan menembak
terdapat beberapa unsur gerakan yang saling berkaitan satu dengan lainnya.
Untuk memperoleh hasil tembakan yang baik unsur-unsur yang terlibat
dalam gerakan menembak dengan baik dan benar. Akros Abidin (1999)
mengemukakan, “hampir semua dalam permainan basket menembak
(shooting) dengan menggunakan 7 teknik dasar tembakan, yaitu: tembakan
satu tengan, tembakan bebas, tembakan sambil meloncat, tembakan tiga
angka, tembakan mengkait, lay-up, dan runner” (hlm. 59). Adapun mekanika
dasar dari ketujuh tembakan diatas akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Tembakan Satu Tangan
Untuk melakukan tembakan satu tangan posisi tangan
dipertahankan agar tetap seimbang sampai bola terlepas dari tengan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Sedangkan kekuatan dorongan bola tergantung pada jarak tembakan,
yaitu antara penembak dengan ring basket. Untuk tembakan jarak dekat
memerlukan kelentukan pergelangan tangan dan jari memberikan
dorongan yang lebih kuat, sedangkan pada tembakan jarak jauh
memerlukan tenaga atau dorongan dari kedua kaki, punggung dan bahu.
2) Tembakan Bebas
Untuk melakukan keberhasilan terhadap tembakan bebas
diperlukan keyakinan, dan teknik yang benar, seta kepercayaan diri.
Saat menerima bola posisis kaki tepat ditengah garis tembakan bebas,
atur posisi kaki untuk melakukan tembakan dan bola segaris dengan ring
basket bagian tengah. Siap dengan sikap berdiri seimbang dan
memantulkan bola terlebih dahulu beberapa kali ke lantai. Gunakan
posisi tengah yang rileks dan searah dengan jari tengah pada sumbu
bola. Kemudian kontrolah perataan siku, sambil atur nafas untuk rileks.
Visualisasi sebelum menembak agar dapat membuahkan tembakan yang
mulus dan pusatkan perhatian pada sasaran. Langakah yang penting
sebelum mengawali tembakan bebas adalah menghilangkan semua
gangguan dan pikiran dan pusatkan perhatian pada ring basket.
3) Tembakan Meloncat
Pada gerakan tembakan melompat harus disertai dengan
lompatan dan kemudian pada puncak lompatan tembakan, bola harus
sudah dilepaskan melalui lengan, pergelangan, dan jari tangan dengan
seluruh tenaga, kemudian angkat bola secara serentak dengan kaki,
punggung dan bahu serentak ke atas. Tembakan melompat bola harus
diangkat tinggi dan menembak setelah melompat, agar hasil tembakan
mendekati ring.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
4) Tembakan Tiga Angka
Pada umumnya tembakan tiga angka dilakukan sambil
melakukan gerakan lompatan, baik dilakukan dengan satu tangan
maupun dengan menggunakan dua tangan. Sebelum melakukan
tembakan ini biasanya lutut sedikit di tekuk dan siap untuk mendorong
kedua kaki ke atas dan setelah melompat tinggi lepaskan bola yang telah
dikendalikan oleh jari-jari tangan. Biasanya tembakan yang diawali
dengan lompatan,akan lebih menguntungkan karena akan sulit di block
lawan. Gerakan ini akan berhasil apabila penembak memiliki power
yang baik.
5) Tembakan Mengait
Tembakan mengait hanya dilakukan apabila penembak dekat
denga ring basket yang jarak antara 3 sampai 4 meter. Gerakan dari
tembakan mengait diawali mulai dari sikap seimbang dengan punggung
menghadap ke ring basket, kaki direntangkan selebar bahu dan lutuu
sedikit tertekuk. Pandangan sasaran melalui bahu pada arah tembakan,
dengan sudut 45 derajat terhadap papan ring basket. Ketepatan terbantu
dengan menggunakan papan ring untuk melunakan tembakan. Gunakan
kaki berlawanan dengan sisi yang menembak, menyingkir dari
penjagaan lawan. Ketika melangkah peganglah bola kembali dan
lindungi dengan kepala dan bahu. Lakukan pivot dengan memutar tubuh
ke arah ring, angkat lutut pada sisi yang menembak dan lompat pada
kaki yang melakukan pivot atau tumpuaannya. Tembakan mengait yang
gagal dianggap sebagai operan pada diri sendiri, lawan yang berusaha
menghalai tembakan mengait tidak akan berada di luar lingkaran, karena
ia akan tetap berusaha keras untuk menghalangi lawan.
6) Lay Up
Tembakan lay up dilakukan dekat dengan ring basket, setelah
menggiring bola. Untuk dapat melakukan lompatan yang tinggi dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
gerakan lay up, maka dibutuhkan kecepatan pada tiga atau empat
langkah terakhri mendapat bola. Melangkah dengan kaki, langkah
sebelum melakukan lay up harus pendek sehingga dapat segera
membungkuk lalu mangangkat lutut melakukan gerakan lompatan.
Angkat lutut sambil menembak dan bola lurus keatas sambil melompat
di antara teling dan bahu. Arahkan lengan, pergelangan, dan jari-jari
lurus ke arah ring basket, dengan sudut tengah dengan sentuhan halus.
Lakukan gerakan follow-though dengan tetap mengangkat lengan dan
lurus terentang pada siku, telunjuk menunjukan lurus pada terget dan
telapak tangan untuk menembak menghadap kebawah.
7) Runner (lay up yang diperpanjang)
Tembakan lay up yang diperpanjang digunkan jauh dari ring
basket. Tembakan runner dilakukan dengan cara seperti lay up, kecuali
ancang-ancang melompat agak lebih jauh dari ring basket. Bila
menembak runner dilakukan pada irama yang teratur dan selesaikan
follaw through.
c. Tembakan Bebas Bola Basket
Tembakan dalam permainan bola basket dibagi menjadi dua
golongan yaitu tembakan lapangan dan tembakan hukuman atau tembakan
bebas. Tembakan lapangan yaitu suatu upaya percobaan memasukkan bola
ke dalam keranjang lawan selama dalam permainan. Sedangkan tembakan
hukuman atau tembakan bebas adalah hadiah yang diberikan kepada seorang
pemain untuk mencetak satu angka. Tembakan tanpa rintangan ini dilakukan
pada posisi tepat di belakang garis tembakan bebas. Tembakan bebas dapat
dilakukan dengan satu atau dua tangan baik dari posisi berdiri ditempat.
Menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991) menyatakan bahwa,
“memasukkan bola kekeranjang sering juga dikatakan dengan teknik
menembakkan bola ke keranjang. Teknik menembakkan bola ke keranjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
dapat dilakukan dengan satu atau dua tangan” (hlm.175). Berikut cara
melakukan tembakan dengan satu tangan dan dua tangan menurut Nuril
Ahmadi (2007) menyatakan bahwa :
1) Tembakan satu tangan
Sikap badan pada waktu akan menembakkan bola : berdiri tegak,
kaki sejajar atau kaki kanan di depan (bagi yang tidak kidal), kaki kiri
dibelakang, sementara lutut di tekuk. Bola di pegang dengan tangan
kanan di atas kepala dan di depan dahi, siku tangan kanan ditekuk ke
depan, tangan kiri membantu memegang bola agar tidak jatuh dan
berfungsi untuk menjaga keseimbangan, serta pendangan ditujukan
ke keranjang basket dengan gerakkan siku, badan, dan lutut
diluruskan secara serentak. Pada waktu tangan lurus, bola dijelaskan
jari-jari dan pergelangan tangan aktif
Gambar 2.1. Tembakan satu tangan
(Abdul Rohim, 2010 : 22)
2) Tembakan Dua Tangan
Sikap badan pada waktu akan melakukan tembakan adalah : badan
tegak, kedua kaki dibuka sejajar, kedua lutut ditekuk. Bola dipegang
dengan kedua belah tangan diatas dan depan dahi. Kedua siku
ditekuk, pandangan diarahkan ke keranajang basket yang menjadi
sasaran tembakan. Bola ditembakan ke keranjang basket dengan
bantuan dorongan, lengan(siku), badan dan lutut diluruskan secara
serempak. Pada waktu bola lepas, jari-jari tangan dan pergelangan
tangan diaktifkan, artinya pergerakan ke atas ke depan dan ke bawah.
Jadi jalannya bola ke atas, ke depan dan akhirnya ke bawah menuju
ke keranjang (hlm. 18).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Gambar 2.2. Tembakan dua tangan
(Abdul Rohim, 2010 : 21)
Tembakan bebas merupakan suatu kesempatan yang diberikan
kepada seorang pemain karena mendapat pelanggaran dari pihak lawan.
Tembakan yang dimaksud adalah menembakkan bola ke jaring dari belakang
garis hukuman. Secara teknis, kunci pokok keberhasilan dalam melakukan
tembakan adalah pola gerakan (dasar mekanika) shooting tersebut. Dasar
mekanika dalam melakukan tembakan, menurut Hal Wissel (1994: 46)
antara lain, “pandangan, keseimbangan, posisi tangan, pengaturan siku,
irama tembakan, dan pelaksanaannya”. Pada dasarnya teknik tembakan
dapat diterapkan pada semua jenis tembakan-tembakan khususnya shooting
tembakan bebas, meliputi :
1) Pandangan
Pada saat melakukan tembakan, pandangan mata harus cermat
dan terpusat pada keranjang. Pemain harus memusatkan perhatian dan
pandangan mata ke arah keranjang. Pandangan mata harus terfokus pada
sasaran yang akan dituju. Dengan pandangan yang cermat akan dapat
menambah keakuratan dalam melakukan tembakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2) Keseimbangan
Dalam melakukan tembakan, keseimbangan tubuh harus dijaga.
Dengan keseimbangan tubuh yang baik, akan dapat menambah
kemampuan dalam memberikan tenaga pada bola, selain itu irama
gerakan dalam melakukan tembakan akan lebih baik. Hal ini sesuai
dengan pendapat Hal Wissel (1994) menyatakan bahwa, “berada dalam
keseimbangan memberikan anda tenaga dan kontrol irama tembakan”
(hlm. 46). Kemampuan dalam memberikan tenaga dan mengontrol
irama tembakan tersebut akan menambah keakuratan dalam melakukan
tembakan.
Menurut Hal Wissel (1994) menyatakan, “posisi kaki adalah
dasar keseimbangan, dan menjaga kepala segaris kaki sebagai kontrol
keseimbangan” (hlm.46). Oleh karena itu posisi kaki harus tepat, dan
sikap kepala harus segaris dengan kaki. Dasar penumpu tubuh manusia
pada waktu berdiri adalah kaki. Agar keseimbangan dapat dijaga, dalam
melakukan tembakan kaki harus direntangkan selebar bahu, dan badan
tegak agar kepala segaris dengan dasar penumpu tersebut.
3) Posisi Tangan
Posisi tangan sangat penting dalam melakukan shooting
tembakan bebas. Untuk menembak adalah penting menempatkan tangan
yang tidak menembak di bawah bola sebagai penjaga keseimbangannya.
Posisi ini disebut block-and-tuck. Tangan untuk menembak bebas dan
tak perlu menjaga keseimbangan bola. Tangan cukup erat dengan rileks
dan jari-jari terentang secukupnya. Ibu jari tangan penembak rileks dan
tidak terentang lebar (menghindarkan tegangan pada tangan dan lengan
atas). Posisi tangan yang rileks akan menjadi arah alami, bola berada
pada jari, jadi tidak pada telapak tangan. Tangan yang tidak menembak
di bawah bola. Berat bola seimbang paling (jari manis dan kelingking).
Lengan dari tangan yang tidak menembak pada sisi yang leluasa dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
siku menunjuk ke belakang bola, jari telunjuk pada titik tengah bola
dilepaskan dari jari telunjuk. Pada lemparan bebas, jari telunjuk tepat di
katup atau tanda lain pada bagian tengah bola, agar kontrol dan sentuhan
ujung jari yang sudah terbangun dapat menghasilkan lemparan yang
lembut tapi tepat.
4) Pengaturan Siku
Bola di depan dan di atas bahu untuk menembak, antara telinga
dan bahu. Siku-siku tetap di dalam. Saat siku penembak di dalam, bola
sejajar dengan basket. Beberapa pemain tidak memiliki kelenturan untuk
menempatkan tangan yang menembak di belakang bola saat siku di
dalam. Pada kasus seperti ini, pertama-tama tangan di belakang bola dan
kemudian gerakan siku ke dalam sejauh mana. Menembak adalah
sinkronisasi antara kaki, pinggang, bahu, siku tembak, kelenturan
pergelangan dan jari tangan. Tembakan bola dengan halus, berbareng
dengan gerakan mengangkat yang ritmis. Kekuatan inti dan ritmis
tembakan berasal dari gerakan naik turun kaki. Lutut sedikit lentur.
Tekuk lutut dan kemudian rentangkan sepenuhnya di dalam gerakan
naik turun. Saat kaki terentang sepenuhnya, punggung dan bahu
terentang ke arah atas. Ketika tembakan dimulai bola ditata kembali
mulai dari tangan penyeimbang ke tangan menembak. Cara terbaik saat
menyinggungkan bola adalah dengan menarik pergelangan tangan
sampai terlihat lipatan kulit. Sudut ini memberikan pelepasan yang cepat
dan follow through yang konsisten. Arah lengan, pergelangan tangan
dan jari lurus pada ring dengan sudut kemiringan 45 sampai 60 derajat,
rentang lengan lurusnya sampai siku. Dorongan dan kontrol terakhir
tembakan berasal dari pelenturan pergelangan tangan dan jari depan ke
bawah. Bola lepas dari jari tengah dengan sentuhan ujung jari yang
lembut untuk membuat putaran sisi belakang bola dan memperhalus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
tembakan. Keseimbangan tangan dipertahankan pada bola sampai titik
pelepasan.
5) Irama Tembakan
Suatu hal yang sangat penting dalam melakukan tembakan
adalah koordinasi antara pandangan mata, posisi kaki, gerakan batang
tubuh, dan gerakan lengan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hal Wissel
(1994) “menembak adalah sinkronisasi antara kaki, pinggang, bahu, siku
tembak, kelenturan pergelangan dan jari tangan” (hlm. 47).
Tenaga dorongan yang diberikan pada bola tergantung dari
jarak tembakan. Untuk jarak dekat lengan pergelangan tangan dan jari
memberikan dorongan besar. Tembakan jarak jauh memerlukan tenaga/
dorongan kaki, punggung, dan bahu. Ritme yang lancar dan follow-
through yang sempurna juga akan meningkatkan jarak tembak. Setelah
bola lepas dari jari tengah, lengan bertahan untuk tetap di atas dan
terentang sepenuhnya dengan jari tengah menunjuk lurus pada target.
Telapak tangan menghadap ke bawah, dan telapak tangan keseimbangan
menghadap ke atas. Mata bertahan pada sasaran, dan lengan tetap di atas
pada posisi penyelesaian follow-through sampai bola menyentuh ring
lalu bersiap kembali masuk.
6) Pelaksanaan Tembakan
Berdasarkan pelaksanaannya teknik shooting dibagi menjadi
beberapa tahap. Tahap-tahap gerakan di dalam melakukan shooting
merupakan gerak yang berkesinambungan dan harus dilakukan dengan
koordinasi gerakan yang baik. Menurut Hal Wissel (1996) bahwa,
“secara garis besar pelaksanaan tembakan terdiri dari tiga tahap, yaitu
persiapan, pelaksanaan dan follow-throug” (hlm. 47).
Garis tembakan bebas pada lapangan bola basket di daerah
bersyarat. Daerah bersyarat itu bibatasi oleh garis akhir, garis tembakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
bebas, dan garis-garis yang bertolak dari garis akhir menuju garis tembakan
bebas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 2.3. Daerah bersyarat untuk tembakan bebas
(FIBA, 2012)
5. Pendekatan Bermain
a. Pengertian Bermain
Bermain aktivitas jasmani yang dilakukan dengan sukarela dan
bersungguh – sungguh untuk memperoleh kesenangan.Sebagai sarana
belajar, dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar dgn cara
yang dapat dikategorikan bermain, yaitu membuat pengalaman yang
dirasakan dan dipersepsikan alami oleh anak sehingga menjadi bermakna.
Menurut Maykes S. Tedjasaputra (2001) menyatakan bahwa,
“bermian merupakan pengalaman belajar yang sangat berguna untuk anak,
misalnya memperoleh pengalaman dalam membina hubungan dengan
sesama teman, menambah perbendaharaan kata, dan menyalurkan perasaan-
perasaan tertekan” (hlm. 38). Sedangkan menurut M. Furqon Hidayatullah
(2008) menyatakan bahwa :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Bermain adalah aktifitas yang menyenangkan, serius dan sukarela, di
mana anak berada dalam dunia yang tidak nyata atau sesungguhnya.
Bermain bersifat menyenangkan karena anak diikat oleh sesuatu hal yang
menyenangkan, dengan tidak banyak memerlukan pemikiran. Bermain
juga bersifat serius karena bermain memberikan kesempatan untuk
meningkatkan perasaan anak untuk menguasai sesuatu dan memunculkan
rasa untuk menjadi manusia penting. Bermain bersifat tidak nyata karena
anak berada di luar kenyataan, dengan memasuki suatu dunia imajiner.
Bermain memberikan suatu arena di mana anak masuk dan terlibat untuk
menghilangkan dirinya, namun secara berlawanan asas anak kadang-
kadang menemukan dirinya dari bermain (hlm.4).
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka bermain sangat
penting bagi anak karena melalui bermain mengembangkan aspek-aspek
perkembangan anak. Aspek tersebut ialah aspek fisik, sosial emosional dan
kognitif. Bermain mengembangkan aspek fisik/motorik yaitu melalui
permainan motorik kasar dan halus, kemampuan mengontrol anggota tubuh,
belajar keseimbangan, kelincahan, koordinasi mata dan tangan, dan lain
sebagainya. Adapun dampak jika anak tumbuh dan berkembang dengan
fisik/motorik yang baik maka anak akan lebih percaya diri, memiliki rasa
nyaman, dan memiliki konsep diri yang positif. Pengembangan aspek fisik
motorik menjadi salah satu pembentuk aspek sosial emosional anak.
b. Pengaruh Bermain
Bermain memberikan kontribusi yang unik bagi perkembangan anak.
Bermain dapat digunakan untuk membantu anak dalam mengembangkan
potensi fisik, kognitip, sosial, emosi. Menurut M. Furqon Hidayatullah
(2008) beberapa pengaruh bermain :
1) Pengembangan Keterampilan Gerak
Bermain berisi berbagai keterampilan gerak, mulai dari
keterampilan gerak yang sederhana atau dasar hingga keterampilan
gerak yang kompleks. Anak perlu belajar keterampilan gerak dasar,
seperti lari, lompat, loncat, berbelok, menendang, melempar. Jika
anak memiliki keterampilan gerak dasar yang baik, maka anak juga
akan memiliki efisiensi dan kemampuan gerak yang baik.
Selanjutnya, anak memiliki landasan untuk mengembangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
keterampilan gerak yang kompleks. Oleh karena itu,dengan bermain
akan memberikan perkembangan keterampilan gerak bagi anak.
2) Perkembangan Fisik dan Kesegaran Jasmani
Bermain penting bagi anak untuk mengembangkan otot dan
melatih seluruh bagian tubuh, termasuk mengembangkan daya tahan
kardiovaskuler. Bermain juga berfungsi sebagai penyalur tenaga yang
lebih, bila tidak tersalur akan menyebabkan anak tegang, gelisah,
dan lain-lain. Di samping anak memiliki perkembangan fisik yang
baik, anak juga memiliki kesehatan yang baik sebagai akibat bermain
secara ajeg.
3) Dorongan Berkomunikasi
Di dalam suasana bermain, memberikan peluang anak untuk
berkomunikasi dengan teman bermain. Di samping itu, agar anak
dapat bermain dengan baik, anak secara tidak langsung belajar
berkomunikasi dan sebaliknya anak harus belajar berkomunikasi agar
dapat saling memahami dan dipahami diantara teman bermain.
4) Penyaluran Bagi Energi Emosional Yang Terpendam
Bermain merupakan wahana yang baik bagi anak untuk
menyalurkan ketegangan yang disebabkan lingkungan terhadap
aktivitas anak.
5) Penyaluran Bagi Kebutuhan dan Keinginan
Kebutuhan dan keinginan yang tidak terpenuhi dengan cara
lain atau aktivitas lain seringkali dapat terpenuhi dengan bermain.
Misalnya, anak yang tidak mendapatkan kesempatan dalam peran
tertentu seringkali dapat mendapatkan peran tertentu dalam bermain.
6) Sumber Belajar
Bermain dapat dikatakan sebagai bentuk miniatur dari
kehidupan masyarakat. Dengan bermain berarti anak dapat
memperoleh kesempatan untuk mempelajari berbagai hal. Bahkan
banyak pelajaran dan pengalaman dapat diperoleh melalui bermain
daripada di rumah atau di sekolah.
7) Rengsangan Bagi Kreativitas
Melalui eksperimen dan eksplorasi dalam bermain, anak
akan menemukan sesuatu dan terbiasa menghadapi berbagai
persoalan dalam bermain untuk dipecahkan. Suasana dan kebiasaan
ini biasanya akan memberikan transfer nilai ke dalam situasi lain,
sehingga anak terbiasa untuk kreatif dalam menghadapi dan
memecahkan persoalan.
8) Perkembangan Wawasan Diri
Dengan bermain anak mengetahui tingkat kemampuannya
dibandingkan dengan teman bermainnya. Kondisi ini memungkinkan
anak untuk mengembangkan konsep diri secara lebih nyata.
9) Belajar Bermasyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Dengan bermain bersama teman-teman lain, anak belajar
tentang bagaimana membentuk hubungan sosial dan bagaimana
menghadapi dan memecahkan masalah yang timbul dalam hubungan
sosial tersebut.
10) Perkembangan Kepribadian
Melalui bermain anak terbiasa dengan aturan-aturan yang telah
disepakati dalam bermain, seperti larangan-leranga yang harus
ditaati, disiplin, sportivitas, kerjasama, menghargai teman lain, jujur,
dan lain-lain, secara tidak langsung kondisi tersebut membentuk
kepribadian bagi anak (hlm.7).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
aktifitas jasmani siswa yang dilakukan dengan rasa senang dan mempunyai
tujuan pegembangan pertumbuhan dan perkembangan anak. Sehingga
melalui bermain dapat memberikan pengalaman belajar yang sangat
berharga untuk siswa. Siswa dan bermain merupakan dua hal yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Bermain bagi siswa merupakan kebutuhan
hidup seperti halnya kebutuhan akan makan,minum, tidur, dan lain-lain.
Melalui bermain anak dapat mengaktualisasikan diri dan mempersiapkan diri
untuk menjadi dewasa. Seperti halnya atletik adalah nuansa permainan
menyediakan pengalaman gerak yang kaya yang membangkitkan motivasi
pada siswa untuk berpartisipasi.
c. Penggunaan Pendekatan Bermain
Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang
dikonsep dalam bentuk permainan. Dalam pelaksanaan pembelajaran
bermain menerapkan suatu teknik cabang olahraga ke dalam bentuk
permainan. Melalui permainan, diharapkan akan meningkatkan motifasi dan
minat siswa untuk belajar menjadi lebih tinggi, sehingga akan diperoleh hasil
belajar yang optimal. Pendekatan bermain dalam mata pelajaran penjas
dilakukan dengan tujuan agar siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti
pelajaran, meningkatkan keberhasilan dalam berpertisipasi, siswa dapat
melakukan pola gerak dengan benar. Pendekatan bermain ini dimaksud agar
materi yang ada dalam kurikulum dapat disajikan dengan tahap-tahap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa, sehingga
pembelajaran penjas di tingkat sekolah dapat dilakukan secara intensif.
Pendekatan bermain yang dipilih dalam proses pembelajaran
tembakan bebas bola basket seperti :
1) Merebut dan Menembak bola basket ke papan pantul
2) Menembak bola basket dengan sasaran simpai
3) Menembak dari kursi dengan jarak yang bertahap
4) Menembak ke ring dengan mencapai angka tertinggi
5) Tembakan bebas secara berpasangan melewati atas tali
6) Tembakan bebas dengan sasaran simpai melewati atas tali
7) Tembakan bebas melewati tali dilanjutkan tembakan bebas ke ring
8) Tembakan bebas dengan permainan bola basket
Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas dapat disimpulkan
bahwa pendekatan bermain dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam
pembelajaran penjas, karena pendekatan ini mempertimbangkan tahap-tahap
perkembangan dan karakteristih siswa, sehingga siswa akan mengikuti
pelajaran penjas dengan senang dan gembira. Dengan melakukan permainan
guru penjas akan lebih mudah menyajikan materi pelajaran. Materi pelajaran
yang sulit akan menjadi lebih mudah dan disederhanakan tanpa harus takut
kehilangan makna dari apa yang ia berikan. Siswa akan lebih banyak bergerak
dalam berbagai situasi dan kondisi bermain.
Dari pengertian pendekatan bermain di atas maka dapat disimpulkan
bahwa : suatu cara yang dilakukan untuk mengembangkan materi pelajaran
dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial
untuk memperlancar siswa dalam proses belajar dengan memanfaatkan segala
sesuatu yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran tembakan
bebas bola basket.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
B. Kerangka Berpikir
Penelitian ini bertitik tolak pada jenuhnya siswa terhadap pembelajaran
penjasorkes khususnya pembelajaran tembakan bebas bola basket. Model
pembelajaran yang konvensional dirasa membosankan bagi semua siswa sehingga
kurang maksimalnya hasil pembelajaran tembakan bebas.
Dalam memberikan pelajaran pendidikan jasmani harus dilakukan dengan
baik dan tepat. Pendidikan jasmani merupakan program pendidikan melalui gerak
atau permainan dan olahraga yang di dalamnya terkandung bahwa gerakan,
permainan atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik.
Dalam hal ini mendidik keterampilan fisik, motorik, keterampilan berfikir dan
keterampilan memecahkan masalah dan juga keterampilan emosional dan sosial.
Pembelajaran tembakan bebas bola basket dengan pendekatan bermain
merupakan cara belajar, dimana tugas ajar yang diberikan disajikan dalam bentuk
permainan. Dalam hal ini teknik tembakan bebas dipelajari melalui bentuk
permainan. Permainan tembakan bebas bola basket telah dikonsep oleh guru. Konsep
bermainan tembakan bebas bola basket dapat mengarah pada pola gerakan tembakan
bebas bola basket.
Maksud dan tujuan pembelajaran tembakan bebas bola basket dengan
pendekatan bermain adalah untuk memenuhi hasrat gerak anak, dapat menimbulkan
rasa senang dan gembira, meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan kebugaran
jasmani siswa. Disamping itu juga, melalui permainan siswa dituntut memiliki
inisiatif dan kreatifitas, sehingga hal ini akan merangsang kemampuan berfikir dan
memecahkan masalah yang terjadi dalam permainan. Kemampuan siswa untuk
memahami konsep permainan, dapat meningkatkan penguasaan teknik tembakan
bebas bola basket. Dengan menguasai teknik tembakan bebas bola basket, diharapkan
siswa dapat melakukan tembakan bebas bola basket dengan benar dan hasil belajar
siswa dapat meningkat.
Berdasarkan ciri-ciri dari pendekatan bermain tersebut menunjukkan bahwa,
pendekatan bermain merupakan metode pembelajaran yang dapat memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
pengaruh terhadap perkembangan anak. Pengaruh yang ditimbulkan dari pendekatan
bermain bersifat menyeluruh baik fisik, teknik maupun sosial. Dengan demikian
diduga pendekatan bermain memiliki pengaruh terhadap peningkatkan hasil belajar
tembakan bebas bola basket.
Berkaitan dengan permasalahan dalam penelitiani ini, alur kerangka
pemikiran dalam penelitian ini secara skematis sebagai berikut :
Gambar 2.4. Alur Kerangka Berpikir
Kondisi awal
Guru:
kurang kreatif &
inovatif dalam
mengajar pelajaran
tembakan bebas bola
basket
Siswa:
siswa kurang tertarik, tidak
sungguh-sungguh dan
kurang aktif dalam
pembelajaran tembakan
bebas bola basket
Tindakan
Meningkatkan
penguasaan tembakan
bebas bola basket
menggunakan
pendekatan bermain
Kondisi akhir
Siklus I:guru & peneliti
menyusun bentuk gerakan &
permainan melalui
pembelajaran tembakan bebas
bola basket dengan tujuan
meningkatkan kemampuan
siswa.
Siklus II: upaya perbaikan
dari tindakan dari siklus I
sehingga melalui pendekatan
bermain dapat berhasil
meningkatkan kemampuan
siswa dalam pembelajaran
tembakan bebas bolabasket.
Melalui pendekatan
bermain belajar siswa
terhadap pembelajaran
tembakan bebas bola
basket meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai
dengan bulan Mei 2012. Untuk lebih jelasnya rincian waktu dan jenis kegiatan
penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1. : Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
No Rencana Kegiatan Tahun 2012
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli
1. Persiapan Penelitian
a. Observasi
b. Identifikasi
Masalah
c. Penentuan
tindakan
d. Pengajuan
Judul
e. Penyusunan
Proposal
f. Pengajuan Izin
Penelitian
2. Pelaksanaan
a. Seminar
proposal
b. Pengumpulan
Data
Penelitian
3. Penyusunan laporan
a. Penulisan
Laporan
b. Ujian skripsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
2. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SMK Kristen 1 Surakarta
Jl. Jend. A. Yani No.2. (0271) 636571 Surakarta Jawa Tengah 57128.
B. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas
XI Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, yang
berjumlah 29 siswa, yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
C. Data dan Sumber Data
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai
berikut:
1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang tembakan bebas bola basket dengan
penerapan pendekatan bermain pada kelas XI Multimedia 1 SMK Kristen 1
Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
2. Guru sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan pendekatan
bermain dalam pembelajaran tembakan bebas bola basket SMK Kristen 1
Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
D. Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini diantaranya melalui tes
praktek, observasi lapangan. Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini terdiri dari; tes dan observasi.
1. Tes: dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar tembakan
bebas bola basket yang dilakukan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
2. Observasi: dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang
aktivitas siswa selama mengikuti proses belajar mengajar saat melalui
pendekatan bermain dalam pembelajaran tembakan bebas bola basket.
Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sebagai
berikut:
Tabel 3.2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
No Sumber
Data Jenis Data
Teknik
Pengumpulan Instrumen
1
Siswa
Hasil belajar siswa
Afektif Skala sikap melalui
observasi lapangan
(sesuai dengan
rubrik penilaian
aspek afektif pada
RPP)
Kognitif Soal tes (sesuai
dengan rubrik
penilaian aspek
kognitif pada RPP)
Psikomotor Unjuk kerja praktik
yang meliputi
kemampuan teknik
tembakan bebas
bola basket (sesuai
dengan rubrik
penilaan aspek
psikomotorik pada
RPP)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
E. Uji Validitas Data
Cara untuk mengembangkan validitas data penelitian. Trianggulasi
merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas data dalam
penelitian. Trianggulasi yang digunakan yaitu:
1. Trianggulasi data
2. Trianggulasi sumber
3. Trianggulasi metode
Validitas data PTK ini menggunakan:
1. Trianggulasi data yaitu data yang sama akan lebih mantap kebenarannya bila
digali dari beberapa sumber data yang berbeda.
2. Trianggulasi sumber yaitu mengkroscekkan data yang diperoleh dengan informan
atau nara sumber yang lain baik dari siswa, guru lain atau pihak-pihak yang lain
(Kepala Sekolah, rekan guru, orang tua/wali murid)
3. Trianggulasi metode yaitu mengumpulkan data dengan metode yang berbeda agar
hasilnya lebih mantap (metode observasi, tes) sehingga didapat hasil yang akurat
mengenai subyek.
F. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
adalah deskriptif kualitatif. Menurut Saifuddin Azwar (1998) mengemukakan
“penelitian deskriptif, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik
sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan” (hlm. 6). Menurut
Lexy J. Moleong (2002) mengemukakan bahwa “analisis data kualitatif adalah
proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, katagori, dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti yang disarankan oleh data (hlm. 103).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Dari rumusan tersebut di atas dapat ditarik garis bawah analisis data
bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak
sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar penelitian, gambar, foto,
dokumen berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Analisis data dalam hal ini
ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokan, memberikan kode, dan
mengkatagorikan.
G. Indikator Kinerja Penelitian
Persentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel berikut:
Tabel 3.3. Indikator Pencapaian Hasil Belajar Siswa
Aspek yang diukur
Persentase
siswa yang
ditargetkan Cara Mengukur
Siklus
I
Siklus
II
Sikap siswa dalam
mengikuti pelaksanaan
materi tembakan bebas bola
basket
40% 70% Melalui skala sikap sesuai
dengan pedoman rubrik
penilaian RPP
Pemahaman siswa terhadap
materi tembakan bebas bola
basket
40% 70% Melalui tes kemampuan
kognitif siswa sesuai dengan
pedoman rubrik penilaian
RPP
Kemampuan tembakan
bebas bola basket pada
siswa
40% 70% Diamati melalui proses
pembelajaran dan unjuk kerja
praktik sesuai dengan
pedoman rubrik penilaian
RPP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Ketuntasan hasil belajar
siswa
40% 70% Diukur melalui ketuntasan
belajar siswa pada materi
tembakan bebas bola basket
melalui rata-rata hasil
penilaian aspek afektif,
kognitif dan psikomotorik
sesuai dengan KKM sekolah :
70
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah langkah – langkah yang harus dilalui oleh peneliti
dalam menerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian. Langkah
selanjutnya adalah menentukan banyaknya tindakan yang dilakukan dalam setiap
siklus. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan tindakan yang
berlangsung secara terus menerus kepada subjek penelitian.Menurut Agus Kristiyanto
(2010) mengemukakan bahwa :
PTK untuk pendidikan jasmani dan kepelaihan olahraga adalah suatu bentuk
kajian yang bersifat reflekif dan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
rasio dari tindakan-tindakan guru atau pelatih dalam melaksanakan tugas
memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta
memperbaiki kondisi di mana praktek pembelajaran pendidikan jasmani atau
kepelatian olahraga tersebut dilakukan, dimulai dari adanya perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi untuk setiap siklus (hlm. 32).
Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Sutejo (2009)
mengemukakan bahwa “pada setiap siklus dalam berisi empat kegiatan utama, yakni
(1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi” hlm. 53). Penjelasan
mengenai prosedur penelitian tindakan tersebut dipaparkan melalui penjelasan
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
1. Perencanaan (Planing) adalah sebuah langkah paling awal. Langkah untuk
merencanakan tindakan yang telah dipilih untuk memperbaiki keadaan.
2. Pelaksanaan Tindakan (Action) adalah tahap untuk melaksanakan hal-hal yang
telah direncanakan dalam tahap perencanaan.
3. Observasi (Observation) adalah tahap mengamati kejadian yang ada pada saat
pelaksanaan tindakan.
4. Refleksi (Reflection) adalah suatu bentuk perenungan yang sangat mendalam dan
lengkap atas apa yang telah terjadi, sehingga dapat digunakan untuk merancang
program penelitian pada siklus berikutnya.
Keempat tahap yang telah dipaparkan diatas merupakan rancangan tindakan
dalam satu siklus penelitian. Pada siklus berikutnya rancangan program penelitian
yang digunakan berpedoman pada hasil refleksi yang dihasilkan pada siklus
sebelumnya, begitu seterusnya hingga target penelitian tercapai. Adapun tahapan
siklus pada Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diterangkan melalui gambar sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Gambar 3.1. Alur Tahapan Siklus Penelitian Tidakan Kelas
a. Rancangan Siklus 1
1) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun sekenario
pembelajaran yang terdiri dari :
a) Menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) dengan mengacu
pada tindakan yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran
tembakan bebas bola basket.
b) Menyusun instrumen tes tembakan bebas bola basket
c) Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran
d) Menyusun lembar observasi
e) Menyiapkan lembar tes
f) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran
g) Menyiapkan tempat penelitian
h) Penetapan alokasi waktu pelaksanaan
Tahap I
Perencanaan
Tahap II
Pelaksanaan
Tahap III
Pengamatan
Tahap IV
Refleksi
Siklus I
Tahap I
Perencanaan
Tahap II
Pelaksanaan
Tahap III
Pengamatan
Tahap IV
Refleksi
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
i) Sosialisai kepada subyek
2) Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan sekenario
pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut :
a) Melakukan Pemanasan.
b) Melakukan teknik tembakan bebas bola basket.
c) Melakukan bentuk-bentuk gerakan pendekatan bermain yang telah
disiapkan oleh guru dan penelitian.
d) Melaksanakan penenangan/pendinginan
3) Tahap Observasi
Kegiatan obeservasi dilakukan bersama dengan kegiatan
pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap
penerapan model pembelajaran langsung pendidikan jasmani model
pendekatan bermain yang diterapkan terhadap proses pembelajaran
tembakan bebas bola basket.
4) Tahap Refleksi
Dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan
interprestasi sehingga diperoleh kesimpulan apa saja yang perlu
diperbaiki dan apa saja yang perlu dipertahankan. Tahap ini
mengemukakan hasil penemuan dari pelaksanaan tindakan I yang
memerlukan perbaikan pada siklus berikutnya.
b. Rancangan Siklus II
Pada rancangan siklus II tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tingkatan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut
dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan
jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan
refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu
peneliti melakukan kegiatan observasi awal untuk mengetahui keadaan nyata yang
ada di lapangan. Hasil kegiatan observasi awal tersebut adalah sebagai berikut.
1. Siswa kelas XI Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran
2011/2012, yang mengikuti materi pelajaran penjasorkes khususnya bola basket
adalah 29 Siswa, yang terdiri atas 14 siswa putra dan 15 siswa putri. Dilihat dari
proses hasil pembelajaran bola basket khususnya materi tembakan bebas, dapat
dikatakan proses pembelajaran dalam kategori kurang berhasil.
2. Lapangan olahraga untuk kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani sangat
terbatas hanya satu lapangan bola basket menyebabkan pelajaran tidak optimal,
siswa kurang tertarik dengan pelajaran tembakan bebas bola basket, serta siswa
tidak sungguh-sungguh dan kurang aktif dalam mengikuti pelajaran.
3. Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa siswa cenderung
sulit diatur saat materi pembelajaran bola basket berlangsung. Hal ini dapat
dibuktikan oleh peneliti saat melakukan pengamatan secara langsung di lapangan.
Saat mengikuti materi bola basket, siswa menunjukkan sikap seenaknya sendiri,
tidak memperhatikan penjelasan guru, tidak memperhatikan pelajaran dengan
sepenuhnya, ada yang berbicara dengan teman, bahkan ada yang bermain sendiri
dengan temannya.
4. Pendekatan pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh guru belum
menunjukkan hasil yang optimal dikarenakan kurang kreatif & inovatif dalam
mengajar pelajaran tembakan bebas bola basket. Kondisi semacam ini harus
diperhatikan dan perlu ditelusuri faktor-faktor penyebabnya.
Sebelum melakukan pelaksanaan tindakan maka peneliti dan guru
melakukan pengambilan data awal penelitian. Ini dimaksudkan untuk mengetahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
kondisi awal keadaan kelas pada materi tembakan bebas bola basket pada siswa kelas
XI Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Adapun
diskripsi data yang diambil terdiri dari kemampuan melakukan tembakan bebas bola
basket, afektif siswa, dan hasil belajar tembakan bebas bola basket pada siswa kelas
XI Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
Kondisi hasil belajar tembakan bebas bola basket pada siswa kelas XI
Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 sebelum diberikan
tindakan model pembelajaran langsung disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1. Diskripsi Data Awal Hasil Belajar Tembakan Bebas Bola Basket Sebelum
Diberikan Tindakan Melalui Model Pembelajaran Dengan Pendekatan
Bermain
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Persentase
>80 Baik Sekali Tuntas 1 3,44 %
75 – 79 Baik Tuntas 1 3,44 %
70 – 75 Cukup Baik Tuntas 3 10,34 %
65 – 69 Cukup Tidak Tuntas 10 34,48 %
< 64 Kurang Tidak Tuntas 14 48,27 %
Jumlah 100 %
Gambar 4.1. Hasil Belajar Tembakan Bebas Bola Basket Pratindakan
3% 3%
10.34%
34.48%
48%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Baik sekali Baik Cukup baik cukup kurang
Baik Sekali Baik Cukup baik cukup Kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Berdasarkan hasil diskripsi rekapitulasi kondisi awal sebelum diberikan
tindakan maka dapat dijelaskan bawa mayoritas siswa belum menujukan hasil yang
baik, dengan presentase ketuntasan belajar 17,24% siswa.
Melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh tesebut masing masing
aspek menujukan kriteria keberhasilan pembelajaran yang kurang. Maka disusun
sebuah tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tembakan bebas bola
basket pada siswa kelas XI Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran
2011/2012, dengan model pembelajaran pendekatan bermain. Pelaksanaan tindakan
akan dilakukan sebanyak 2 siklus, yang masing masing siklus terdiri atas 4 tahapan,
yakni: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi Tindakan, (4)
Analisis dan Refleksi.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Siklus I
Pembelajaran tembakan bebas bola basket dengan mengunakan
pembelajaran dengan pendekatan bermain pada Siklus I adalah perkenalan teknik
dasar pada tembakan bebas bola basket yang meliputi; (1) Mempraktekan teknik
dasar tembakan bebas tanpa bola basket, (2) Mempraktekan teknik dasar
tembakan bebas berpasangan, (3) Mempraktikan teknik dasar tembakan bebas
dengan sasaran simpai, (4) Mempraktekan teknik tembakan bebas dengan
memgambil posisi berdiri di garis tembakan bebas dan melakukan tembakan
berulangkali ke arah ring basket, (5) Mempraktekan teknik dasar tembakan bebas
dengan menembak bola basket ke papan pantul, (6) Mempraktekan teknik
tembakan bebas dengan posisi duduk di kursi. Pembelajaran teknik dasar
tembakan bebas bola basket pada Siklus I tersebut dilakukan selama tiga kali
pertemuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
a. Rencana Tindakan I
Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Sabtu, 14
April 2012, di SMK Kristen 1 Surakarta. Peneliti dan guru penjas yang
bersangkutan (mitra kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang
akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada
siklus I termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I.
melalui RPP siklus I tersebut maka disepakati bahwa pelaksanaan tindakan
pada silkus I diadakan selama dua kali pertemuan dan satu kali pelaksanaan
penilaian siklus I. Guru bersama peneliti melakukan pengukuran kemampuan
tembakan bebas bola basket pada siswa kelas XI Multimedia 1 SMK Kristen 1
Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012, dengan melakukan penilaian tembakan
bebas dan penilaian tertulis. Dari hasil penilaian tembakan bebas dan
penilaian tertulis pada siswa kelas XI Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta
Tahun Pelajaran 2011/2012 diperoleh hasil yang kurang maksimal, dari
keseluruhan siswa yang meingkuti penilaiaan kebanyakan siswa masih
belum mengetahui teknik melakukan tembakan bebas bola basket dengan
benar.
Melalui hasil pengukuran tersebut maka peneliti dan guru merancang
rencana pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut :
1) Peneliti bersama guru merancang skenario model pembelajaran melalui
pendekatan bermain, untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
melakukan tembakan bebas bola basket.
2) Peneliti dan guru penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
tembakan bebas bola basket dengan model bermain.
3) Peneliti dan guru menyiapkan media yang akan digunakan dalam
pelaksaan proses pembelajaran tembakan bebas bola basket seperti; bola
basket, simpai, bilah bambu, kursi dan lain-lain.
4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan
non tes. Instrumen tes dinilai hasil peningkatan keterampilan tembakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
bebas bola basket dan motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran
dengan pendekatan bermain. Sedangkan instrumen non tes dinilai
berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan
mengamati keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung dan melalui formulir penilaian / rubrik penilaian siswa yang
tercantum dalam RPP.
5) Peneliti dan guru menyusun standar peniliaian pada penguasaan teknik
tembakan bebas bola basket.
6) Peneliti dan guru menentukan lokasi pelaksaan tindakan I, yakni di
lapangan bola basket SMK Kristen 1 Surakarta.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Tindakan I dilaksanakan dua kali pertemuan dan satu kali
pelaksanaan penilaian siklus I, selama tiga minggu yakni pada setiap hari
sabtu tanggal 21 April 2012, dan 28 April 2012, dan 5 Mei 2012 di lapangan
bola basket SMK Kristen 1 Surakarta. Masing-masing pertemuan
dilaksanakan selama 2 x 45 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus I ini
pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru yang bersangkutan, dan
sekaligus melakukan observasi terhadap proses pembelajaran.
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan pertama (Sabtu, 21
April 2012) adalah praktek teknik dasar tembakan bebas tanpa bola basket,
materi kedua adalah praktek teknik dasar tembakan bebas secara berpasangan
dengan bola, materi ketiga adalah praktek teknik dasar tembakan bebas
dengan sasaran simpai, dan materi keempat adalah praktek teknik tembakan
bebas dengan memgambil posisi berdiri di garis tembakan bebas dan
melakukan tembakan berulangkali ke arah ring basket. Urutan pelaksaan
tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa membariskan 4 baris dengan
memulai proses pembelajaran dengan berdoa kemudian mempresensi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
2) Peneliti dan guru menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta
kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan guru memberikan proses pemanasan dengan stretching dan
joging 2 kali lapangan bola basket
4) Peneliti dan guru memberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan
tembakan bebas bola basket dan permainan-permainan yang dimodifikasi
yaitu dengan tembakan memasukkan bola kegawangnya sendiri untuk
memasukkan sebanyak mungkin.
5) Peneliti dan guru menjelaskan cara melakukan teknik tembakan bebas
6) Peneliti dan guru menyampaikan penjelasan dan memberikan contoh
mengenai materi pertama yakni teknik dasar tembakan bebas tanpa bola
basket. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan teknik dasar tembakan
bebas tanpa bola basket.
7) Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar tembakan bebas tanpa
bola basket, sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh peneliti dan guru.
8) Siswa melakukan gerakan teknik dasar tembakan bebas tanpa bola basket,
siswa dibariskan menjadi 3 bersap , sesuai dengan instruksi dari peneliti
yaitu pluit pertama siswa melakukan sikap persiapan, pluit kedua
melaksanan sikap pelaksanaan dan pluit ketiga sikap follow-through
dilakuakan sebanyak tiga kali.
9) Peneliti dan guru evaluasi kepada siswa tentang gerakan yang
dilakukannya dan kesalah yang dilakukan saat melakukan tembakan
bebas.
10) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan
kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada
pelaksanaan materi pertama.
11) Peneliti dan guru melanjutkan ke materi kedua yakni teknik dasar
tembakan bebas secara berpasangan dengan bola. Siswa memperhatikan
pelaksanaan contoh gerakan yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
12) Siswa melakukan gerakan teknik dasar tembakan bebas secara
berpasangan dengan bola yaitu siswa dibagi menjadi empat kelompok
saling berhadapan dengan jarak satu meter antar siswa. Siswa melakukan
tembakan bebas berpasangan sampai jarak empat meter dilakukan
bergantian setelah selesai ke barisan paling belakan dan dilanjutkan siswa
berikutnya, sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh peneliti dan guru.
13) Peneliti dan guru memberikan evaluasi gerakan siswa yang kurang benar.
14) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan
kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada
pelaksanaan materi kedua.
15) Peneliti dan guru menyampaikan materi ketiga yakni teknik dasar
tembakan bebas dengan sasaran simpai. Siswa diminta memperhatikan
pelaksanaan contoh teknik dasar tembakan bebas dengan sasaran simpai
yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
16) Siswa melakukan percobaan tembakan bebas dengan sasaran simpai
secara bergantian terlebih dahulu sebelum melakukan dengan permainan
yang di kompetisi.
17) Siswa melakukan teknik dasar tembakan bebas dengan sasaran simpai
diterapkan dalam permainan yang di kompetisi. Pelaksanaannya siswa
dibagi menjdi 4 kelompok berusaha sebanyak mungkin memasukkan bola
ke dalam simpai.
18) Peneliti dan guru memberikan evaluasi kepada siswa tentang teknik dasar
tembakan bebas dengan sasaran simpai.
19) Peneliti dan guru mempersiapkan dan menjelaskan materi lanjutan
keempat yakni teknik tembakan bebas dengan memgambil posisi berdiri
di garis tembakan bebas dan melakukan tembakan berulangkali ke arah
ring basket. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan materi keempat
yang dilakukan oleh guru dan peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
20) Siswa dibagi menjadi 2 kelompok melakukan teknik tembakan bebas
dengan memgambil posisi berdiri di garis tembakan bebas dan
melakukan tembakan berulangkali ke arah ring basket dengan permainan
yang di kompetisi, kelompok yang paling banyak memasukkan bola
kedalam menjadi pemenang.
21) Peneliti dan guru memberikan semangat dan motivasi kepada siswa untuk
melakukan tembakan bebas ke ring agar kelompoknya menjadi
pemenang.
22) Siswa istirahat dalam keadaan duduk sambil mendengarkan peneliti dan
guru melakukan evaluasi secara keseluruhan terhadap hasil pembelajaran
yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang
akan disampaikan minggu.
23) Pelajaran di akhiri dan siswa di bubarkan untuk selanjutnya mengikuti
pelajaran selanjutnya.
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan kedua (sabtu, 28
April 2012) adalah praktek teknik dasar tembakan bebas bola basket, serta
pengulangan materi yang telah disampaikan minggu sebelumnya. Urutan
pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dibariskan menjadi 3 bersap untuk
memulai proses pembelajaran.
2) Dilanjutkan berdoa dan mempresensi siswa.
3) Peneliti dan guru memberikan penjelasan tentang cara melakukan
pemanasan dengan permainan.
4) Siswa melakukan pemanasan dengan permainan yaitu siswa di bagi
menjadi 4 berbenjar siswa yang paling depan membawa bola kemudian
bola dipindahkan kebelakang melewati atas kepala sampai siswa yang
paling belakang langsung di pindah kedepan sampai siswa yang paling
depan. Dilanjutkan melewati samping kanan kiri tubuh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
5) Siswa dalam keadaan duduk atau istirahat peneliti dan guru menjelaskan
teknik dasar tembakan bebas dan mengulangi materi yang telah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya, yakni: teknik dasar tembakan
bebas tanpa bola basket, teknik dasar tembakan bebas secara berpasangan,
teknik dasar tembakan bebas dengan sasaran simpai, teknik tembakan
bebas dengan memgambil posisi berdiri di garis tembakan bebas dan
melakukan tembakan berulangkali ke arah ring basket.
6) Siswa diminta melakukan pengulangan materi minggu sebelumnya teknik
dasar tembakan bebas dengan sasaran simpai. Siswa melakukan dengan
permainan yang di kompetisi. Pelaksanaannya siswa dibagi menjadi 4
kelompok berusaha sebanyak mungkin memasukkan bola ke dalam
simpai, setiap siswa diberi kesempatan melakukan tembakan sebanyak 5
kali dan kelompok yang kalah diberi hukuman lari 2 kali lapangan basket.
Saat melakukan teknik tembakan bebas dengan permainan peneliti dan
guru membetulkan gerakan siswa yang kurang benar.
7) Peneliti dan guru melanjutkan ke materi kedua yakni teknik dasar
tembakan bebas dengan menembak bola basket ke papan pantul. Peneliti
menjelaskan cara melakukan dan siswa memperhatikan pelaksanaan
contoh gerakan yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
8) Siswa melakukan gerakan teknik dasar tembakan bebas dengan
menembak bola basket ke papan pantul dengan permainan yang di
kompetisi yaitu siswa dibagi menjadi 4 kelompok masing-masing 2
kelompok putra dan 2 kelompk putri.
9) Siswa putra melakukan terlebih dahulu, melakukan tembakan bebas
dengan sasaran 1 papan pantul bola basket dan menggunakan setengah
lapangan. Siswa berusaha sebanyak mungkin mengenai bola ke papan
pantul.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
10) Dilanjutkan siswa putri melakukan tembakan bebas dengan sasaran papan
pantul. Siswa putri dibuat menjadi 2 berbanjar berdiri di daerah garis
tembakan bebas mencoba melakukan tembakan ke papan pantul.
11) Setelah mencoba melakukan tembakan ke papan pantul dilanjutkan
dengan permainan yang di kompetisi. Siswa putri menembak bola
mengenai papan pantul sebanyak mungkin. Setiap siswa melakukan 5
kali tembakan.
12) Peneliti dan guru memberikan evaluasi kepada siswa tentang teknik dasar
tembakan bebas dengan menembak bola basket ke papan pantul.
13) Peneliti dan guru mempersiapkan materi ke tiga yaitu melakukan teknik
tembakan bebas dengan posisi duduk di kursi.
14) Peneliti dan guru memberikan penjelasan teknik tembakan bebas dengan
posisi duduk di kursi, siswa di minta untuk memperhatikan contoh yang
diberikan dan bertanya apabila kurang jelas tentang penjelasan dan
contoh yang di berikan oleh peneliti dan guru.
15) Siswa melakukan tembakan bebas dari kursi siswa di bagi menjadi 4
kelompok masing-masing 2 kelompok putra dan 2 kelompk putri. Siswa
putra melakukan percobaan terlebih dahulu dengan bola baket berukuran
kecil setelah mencoba dilanjutkan melakukan tembakan bebas dengan
permainan yang di kompetisi. Kursi di letakan di daerah garis tembakan
bebas siswa duduk di kursi melakukan tembakan ke arah ring berusaha
memasukkan bola basket sebanyak mungkin setiap siswa melakukan
tembakan 3 kali kelompok yang kalah di push-up 10 kali dan dilanjutkan
kan siswa putri melakukan tembakan bebas dari kursi.
16) Peneliti dan guru memberikan evaluasi kepada siswa tentang teknik
tembakan bebas dengan posisi duduk di kursi.
17) Dilanjutkan materi berikutnya siswa dibagi menjadi 2 kelompok
melakukan teknik tembakan bebas dengan memgambil posisi berdiri di
garis tembakan bebas dan melakukan tembakan berulangkali ke arah ring
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
basket dengan permainan yang di kompetisi, kelompok yang paling
banyak memasukkan bola kedalam menjadi pemenang.
18) Siswa dipersilakan istirahat dalam keadaan duduk sambil mendengarkan
peneliti dan guru melakukan evaluasi secara keseluruhan terhadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai
materi yang akan disampaikan minggu depan.
19) Pelajaran di akhiri siswa di bubarkan untuk mengikuti pelajaran
selanjutnya.
Materi pada pelaksanaan siklus I, pertemuan ketiga (Sabtu, 05 April
2012) adalah guru dan peneliti melakukan penilaian untuk siklus I sebelum
melakukan penilaian siswa melakukan pengulangan materi teknik tembakan
bebas dengan posisi duduk di kursi, melakukan teknik tembakan bebas dengan
mengambil posisi berdiri di garis tembakan bebas dan melakukan tembakan
berulangkali ke arah ring basket. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Peneliti dan guru membariskan siswa menjadi 4 baris dilanjutkan
presensi.
2) Peneliti dan guru menjelaskan pemanasan dengan permainan siswa yaitu
siswa membentuk lingkaran ada dua siswa yang jaga ditengah lingkaran
mengambil bola yang di bawa oleh siswa yang ada dilingkaran. Siswa
dapat menberikan bola ke teman sesama di lingkaran dengan
menggunakan tembakan bebas. Siswa melakukan pemanasan dengan
permaianan siswa putra dan putri dipisah.
3) Peneliti dan guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi yang
telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, yakni: teknik tembakan
bebas dengan posisi duduk di kursi. Siswa dibagi menjadi dua berbanjar
mencoba telebih dahulu melakukan tembakan dari kursi dengan aba-aba
pluit sehingga peneliti dan guru dapat mengevalusi kesalahan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
dilanjutkan melakukan tembakan babas dengan posisi duduk di kursi
dengan pemaian yang di kompetisi setiap siswa melakukan tembakan 3
kali.
4) Peneliti dan guru melanjutkan ke melakukan mengulang materi teknik
tembakan bebas dengan mengambil posisi berdiri di garis tembakan
bebas dan melakukan tembakan berulangkali ke arah ring basket, siswa
dibagi menjadi 2 kelompok memasukakan bola ke dalam ke ring dengan
teknik tembakan bebas siswa bersaing.
5) Peneliti dan guru melakukan evaluasi secara keseluruhan terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai
materi yang akan disampaikan.
6) Peneliti dan guru menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir pada siklus
I dengan memanggil satu persatu untuk melakukan tembakan bebas bola
basket.
7) Peneliti dan guru melakukan penilaian tes psikomotor untuk siklus I,
dengan mencatat dan menilai kualitas tembakan bebas bola basket di
rubrik penilaian yang telah disiapkan. Setelah selesai ujian psikomotor
siswa ke kelas dan melakukan tes kognitf.
8) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi keseluruahan
tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan
informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan.
c. Observasi Tindakan I
Observasi tindakan I dilakukan selama tindakan I berlangsung.
Dalam melakukan observasi tindakan I peneliti berkolaborasi dengan guru dan
kolaborator lain yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun
pelaksanaan tindakan I, yakni :
1) Peneliti mengamati proses pembelajaran tembakan bebas bola basket
melalui pembelajaran dengan pendekatan bermain siswa kelas XI
Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta. Pada pertemuan pertama (sabtu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
21 April 2012 selama 2 x 45 menit), peneliti mengajarkan materi teknik
dasar tembakan bebas bola basket, yakni teknik dasar tembakan bebas
tanpa bola basket, teknik dasar tembakan bebas secara berpasangan,
teknik dasar tembakan bebas dengan sasaran simpai, teknik tembakan
bebas dengan memgambil posisi berdiri di garis tembakan bebas dan
melakukan tembakan berulangkali ke arah ring basket. Pada pertemuan
kedua (sabtu, 28 April 2010, selama 2 x 45 menit) peneliti memberikan
materi teknik dasar tembakan bebas bola basket, yakni teknik dasar
tembakan bebas dengan sasaran simpai, teknik dasar tembakan bebas
dengan menembak bola basket ke papan pantul, teknik tembakan bebas
dengan posisi duduk di kursi. Pada pertemuan ketiga (Sabtu, 05 Mei
2012), Di pertemuan ketiga peneliti melakukan pengulangan materi
tembakan bebas dengan posisi duduk di kursi teknik tembakan bebas
dengan memgambil posisi berdiri di garis tembakan bebas dan
melakukan tembakan berulangkali ke arah ring basket sebelum tes akhir
siklus I, untuk mengetahui hasil perkembangan proses pembelajaran
selama siklus I.
2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai pedoman
atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran.
3) Sebelum tindakan I dilaksanakan peneliti dan guru melaksanakan
pratindakan sebagai bahan acuan dalam membandingkan hasil tes awal
dengan tes akhir pada siklus I.
4) Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model
instruksi langsung, dalam hal ini peneliti mengacu pada sintaks (alur
pembelajaran) pada model pembelajaran langsung, yakni adanya
penjelasan materi, demonstrasi / unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan
instruksi secara langsung oleh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
5) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti
proses pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti dan guru
memberikan contoh permainan dengan benar. Siswa dengan disiplin,
semangat, sportivitas, dan percaya diri melakukan apa yang di perintah
oleh guru. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar
mengajar diperoleh aktivitas afektif siswa selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
a) Siswa yang aktif selama pemberian materi teknik tembakan bebas
bola basket sebesar 62%, sedangkan 38% lainnya tampak masih
kurang dalam disiplin, semangat, sportivitas, dan percaya diri. Dari
hasil wawancara dengan siswa yang kurang aktif selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa di antara
mereka ada yang kurang menyukai materi, dan tidak bisa melakukan
ujuk kerja praktek tembakan bebas bola basket.
6) Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar obeservasi
siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam
menerima pembelajaran materi tembakan bebas bola basket melalui
model pembelajaran bermain.
Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan
tindakan I berlangsung, berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi:
1) Hasil belajar siswa dalam materi tembakan bebas bola basket setelah
tindakan I dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria
Baik Sekali adalah 10,34%; Baik 13,79%; Cukup Baik 20,68%; Cukup
24,13%; Kurang 31,03%. Dalam hal ini sejumlah 13 siswa telah masuk
dalam kriteria tuntas, dan sedangkan 16 siswa tidak tuntas.
Dalam pelaksanaan tindakan I terdapat kelebihan yang dapat
diguanakan sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan I, adapun
kelebihan dan pelaksanaan Tindakan I diantaranya :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
1) Siswa merasa tertarik dan menyenangkan dengan metode baru yang
disampaikan oleh peneliti yakni dengan penyampaian materi model
inovatif dengan permainan, sebab siswa merasa senang dengan kegiatan
belajar dengan metode bermain, melalui penjelasan guru dan peneliti,
disamping itu model pelaksanaan pembelajaran ini jarang digunakan
dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada mata pelajaran
Penjasorkes.
2) Pembelajaran melalui pendekatan bermain dapat memotivasi siswa untuk
belajar dan mengulangi lagi pelajaran tersebut. Pendekatan bermain lebih
menantang siswa untuk belajar melakukan tembakan bebas, karena model
pembelajarannya bersifat kompetisi dan bermain sehingga siswa tidak
merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran dan merasa ada tantangan
tersendiri untuk mengikuti pembelajaran
3) Siswa mudah dalam menyerap pelaksanaan kegiatan melalui intruksi
langsung, siswa dapat secara cepat mengadaptasi materi karena sudah
melihat gerakan yang diinstruksikan sebelumnya oleh peneliti.
4) Situasi kelas lebih tertata dengan baik, sehingga materi yang diberikan
terarah.
Akan tetapi dalam pelaksanaan tindakan I ini masih terdapat
kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan tindakan I,
adapun kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan I tersebut
adalah:
1) Umpan yang diberikan oleh guru masih belum bisa membangkitkan
keaktifan siswa dalam belajar.
2) Sebelum memberikan materi pokok, guru kurang dalam memberikan
apersepsi kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan. Hal ini
membuat siswa tidak memiliki gambaran yang jelas tentang isi materi dan
proses pembelajaran yang akan dilakukan. Akibatnya, siswa sulit untuk
memahami materi seutuhnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
3) Siswa saat melakukan tembakan bebas dengan permainan tergesah-gesah
kurang dalam menggunakan teknik yang benar dan siswa terkadang
menggagu teman yang sedang melakukan tembakan bebas.
4) Belum ada penguatan berarti dari guru yang dapat memotivasi siswa
untuk tertarik dengan materi pembelajaran dan megikuti proses
pembelajaran dengan sungguh-sungguh.
d. Analisis dan Reflesi Tindakan I
Berdasarkan hasil observasi pada Tinakan I tersebut, peneliti
melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut:
1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus I telah menujukan hasil yang
sesuai, mengingat jumlah materi yang disampaiakan banyak dan
bervariasi.
2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang
dibuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I.
3) Tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa pada awal sebelum
diberikan tindakan cukup mengambarkan kondisi awal kelas sebelum
mendapatkan tindakan.
4) Model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu
mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer
materi dapat berlangsung lebih maksimal.
5) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan I belum menunjukan
hasil yang maksimal walaupun telah menujukan peningkatan akan tetapi
sesuai dengan target capaian pada siklus I. Secara lebih detail hasil kerja
siswa selama Tindakan I, dijelaskan sebagai berikut :
a) Hasil belajar siswa dalam materi tembakan bebas bola basket setelah
Tindakan I dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai
kriteria baik sekali adalah 10,34%; baik 13,79%; cukup baik 20,68%;
cukup 24,13%; kurang 31,03%. Dalam hal ini sejumlah 13 siswa
telah masuk dalam kriteria tuntas, dan sedangkan 16 siswa tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
tuntas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada proses siklus I, hasil
belajar siswa dalam materi tembakan bebas bola basket dalam
kategori Cukup. Namun apabila dibandingkan dengan data awal yang
dimiliki hasil belajar siswa dalam materi tembakan bebas bola basket
menujukan hasil yang meningkat dari data awal yakni dengan rata -
rata peningkatan sebesar 31,32%
6) Kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tidakan pada siklus I,
akan dipertahankan dan ditingkatkan.
7) Berdasarkan kelemahan yang ditemukan pada siklus I, perbaikan yang
akan diupayakan pada pelaksanaan siklus II, antara lain:
1) Pada awal pelajaran guru akan melakukan apersepsi secukupnya agar
siswa memiliki gambaran terlebih dahulu tentang materi yang akan
diajarkan sehingga siswa akan lebih mudah untuk memahami materi
tersebut.
2) Guru memberikan pemanasan berupa permainan yang menunjang
pada materi pembelajaran tembakan bebas bola basket. Hal ini di
upayakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dan peran aktif
siswa.
3) Untuk menumbuhkan motivasi dan antusiasme siswa terhadap
pembelajaran guru akan berusaha membuat proses pembelajaran
yang rileks dan tidak kaku. Guru memberikan kesempatan seluas-
luasnya kepada siswa untuk bertanya apabila mereka mengalami
kesulitan ketika pembelajaran berlangsung. Untuk semakin memacu
semangat siswa hadiah selalu disiapkan berupa pujian, tepuk tangan,
dan acungan jempol pada siswa yang melakukan rangkaian gerakan
dengan benar.
4) Untuk menghindari gangguan dari luar yang mengganggu
konsentrasi siswa, guru akan melakukan pencegahan dengan menjaga
suasana kondusif diwaktu proses belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
5) Agar pembelajaran menjadi lebih tertib, guru akan selalu memantau,
mengingatkan siswa, dan menegur siswa yang tidak memperhatikan
pelajaran atau bercanda dengan temannya.
Peneliti dan guru sepakat menyusun tindakan perbaikan dan
menganulir sebagian materi yang dianggap sudah dapat dilaksanakan siswa
dengan baik diantaranya; teknik dasar tembakan bebas dengan sasaran simpai,
teknik tembakan bebas dengan memgambil posisi berdiri di garis tembakan
bebas dan melakukan tembakan berulangkali ke arah ring basket, teknik dasar
tembakan bebas dengan menembak bola basket ke papan pantul, dan teknik
tembakan bebas dengan posisi duduk di kursi.
e. Data Diskripsi Tindakan I
Selama pelaksanaa tindakan I maka peneliti dan guru melakukan
pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari
tes unjuk kerja kemampuan tembakan bebas bola basket (psikomotor),
pengetahuan konsep gerak (kognitif), pengamatan sikap siswa (afektif) siswa
kelas XI Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
Kondisi hasil belajar tembakan bebas bola basket siswa kelas XI
Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 setelah
diberikan Tindakan I model pembelajaran dengan pendekatan bermain
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2. Deskripsi Data Hasil Tembakan Bebas Bola Basket Setelah
Diberikan Model Pembelajaran Dengan Pendekatan Bermain
Siklus I
Rentang
Nilai
Keterangan Kriteria Jumlah Anak Persentase
>80 Baik Sekali Tuntas 3 10,34%
75 – 79 Baik Tuntas 4 13,79%
70 – 74 Cukup Baik Tuntas 6 20,68%
65 – 69 Cukup Tidak Tuntas 7 24,13%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
< 64 Kurang Tidak Tuntas 9 31,03%
Jumlah 29 100%
Gambar 4.2. Hasil Belajar Tembakan Bebas Bola Basket Siklus I
Berdasarkan hasil diskripsi data awal, hasil belajar tembakan bebas
bola basket siswa kelas XI Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta tahun
pelajaran 2011/2012 setelah diberikan Tindakan I adalah baik sekali dengan
persentase 10,34%; baik dengan persentase 13,79%; cukup baik dengan
persentase 20,68%; cukup 24,13%; kurang dengan persentase 31,03%.
Sejumlah 13 siswa telah mencapai kriteria tuntas sedangkan 16 siswa Tidak
Tuntas.
2. Siklus II
Siklus II merupakan tindak lanjut dari hasil analisis dan refkesi yang
dilakukan pada Siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan dalam Siklus I, rata
– rata siswa menunjukan hasil yang kurang maksimal dan sesuai dengan kriteria
yang telah ditentukan. Pelaksanaan Siklus II mengacu pada pelaksanaan Siklus I,
karena merupakan perbaikan dari Siklus I. Adapun tahapan yang dilakuan pada
Siklus II ini diantarannya:
10%
14%
20.68%
24.13%
31%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
Baik sekali Baik Cukup baik cukup kurang
Baik Sekali Baik Cukup baik cukup Kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
a. Rencana Tindakan II
Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Senin, 07
Mei 2012, di SMK Kristen 1 Surakarta. Peneliti dan guru penjas yang
bersangkutan (mitra kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang
akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada
siklus II, mengacu pada hasil analisis dan refleksi tindakan I yang termuat
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.
Melalui hasil pengukuran tersebut maka Peneliti dan Guru
merancang rencana pelaksanaan tindakan Siklus II sebagai berikut :
1) Peneliti bersama guru merancang skenario model pembelajaran dengan
pendekatan bermain, untuk meningkatkan hasil belajar siswa psikomotor,
kognitif, dan afektif. Dengan pembelajaran sebagai berikut :
a. Guru membuka kelas dan mengkondisikan kelas hingga siswa siap
untuk mengikuti proses pembelajaran;
b. Guru melakukan apersepsi dengan menggali pengetahuan siswa
tentang tembakan bebas bola basket;
c. Menjelaskan kembali materi tentang tembakan bebas bola basket
guna meningkatkan pemahaman siswa;
d. Guru bersama siswa melaksanakan tahap-tahap melakukann
pembelajaran tembakan bebas bola basket dengan pendekatan
bermain;
e. Guru memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi siswa untuk
bertanya tentang kejelasan materi. Guru juga memberikan
kesempatan bagi siswa yang belum jelas untuk berbagi tentang
masalah dan kendala yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran
tembakan bebas bola basket;
f. Guru memberikan penguatan berupa pujian kepada siswa dengan
hasil tembakan bebas yang benar sebagai upaya meningkatkan
motivasi siswa. Setelah siswa menyelesaikan tugas yang diberikan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
guru memberikan evaluasi dan sedikit penjelasan kesalahan yang
dilakukan siswa.
2) Peneliti dan guru penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus II tembakan bebas bola basket melalui pembelajaran dengan
pendekatan bermain. RPP tersebut akan menjadi panduan bagi guru untuk
mengajar sebagai wujud tindakan siklus II.
3) Peneliti dan guru menyiapkan media, serta menyiapkan sarana yang akan
digunakan seperti; bola basket, simpai, tali, tiang, dsb. serta menyiapkan
kondisi lapangan yang digunakan untuk pembelajaran.
4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan
non tes. Instrumen tes dinilai hasil peningkatan kemampuan tembakan
bebas dengan pembelajaran pendekatan bermain dan tes pengetahuan
tentang tembakan bebas bola basket. Sedangkan instrumen non tes dinilai
berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan
mengamati keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung dan melalui rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam
RPP.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Tidakan II dilaksanakan selama dua kali pertemuan kali pertemuan,
selama dua minggu yakni pada setiap hari sabtu tanggal 12 Mei 2012, 19 Mei
2012, di lapangan bola basket SMK Kristen 1 Surakarta. Masing-masing
pertemuan dilaksanakan selama 2 x 45 menit sesuai dengan RPP pada siklus II
ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru yang bersangkutan, dan
sekaligus melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. Seluruh proses
pembelajaran dalam tindakan II ini adalah penguatan materi sebab materi
secara dasar telah diberikan pada tindakan sebelumnya. Materi pada
pelaksanaan tindakan II, pertemuan pertama (Sabtu, 12 Mei 2012) yaitu teknik
dasar tembakan bebas secara berpasangan melewati atas tali. Melakukan
teknik dasar tembakan bebas dengan sasaran simpai melewati atas tali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Melakukan teknik dasar tembakan bebas melewati tali dilanjutkan tembakan
bebas ke ring. Melakukan teknik tembakan bebas dengan permainan bola
basket. Melakukan teknik tembakan bebas dengan tembakan berulangkali ke
arah ring basket.Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru mengajak siswa kelapangan bola basket dari kelas.
2) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan 4 baris, serta memulai proses
pembelajaran dengan mempresensi siswa.
3) Peneliti dan guru mengulangi materi minggu sebelumnya menjelaskan
kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa.
4) Guru memberikan penjelasan tentang permainan bola basket dan
melakukan tanya jawab.
5) Peneliti dan guru menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari.
6) Peneliti dan guru menjelaskan cara melakukan pemanasan. Siswa
melakukan pemanasan dengan bermain kejar-kejaran siswa dibuat 6
kelompok membentuk lingkaran dengan simpai di isi setiap kelompok.
Ada satu siswa yang mengejar dan satu yang di kejar dapat masuk dalam
simpai salah satu siswa yang ada di simpai harus lari.
7) Peneliti dan guru menyampaikan materi pertama yakni teknik dasar
tembakan bebas secara berpasangan melewati atas tali. Siswa diminta
menyimak secara detail pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh guru
dan peneliti.
8) Sebelum melakukan siswa dibagi menjadi 4 kelompok, kemudian di
jadikan 2 baris berhadapan dengan jarak 3 meter dari tali.
9) Siswa melakukan gerakan dasar tembakan bebas secara berpasangan
melewati atas tali dengan permainan yang di kompetisi berusaha
melewati tali sebanyak mungkin, setiap siswa diberi kesempatan 3 kali.
10) Peneliti dan guru memberikan evaluasi kepada siswa yang belum dapat
melakukan gerakan dengan baik dan benar, sebelum memasuki materi
selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
11) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan
kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada
pelaksanaan materi kedua.
12) Peneliti dan guru menjelaskan materi kedua yakni teknik dasar tembakan
bebas dengan sasaran simpai melewati atas tali. Siswa diminta
memperhatikan secara detail pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh
guru dan peneliti.
13) Siswa diminta melakukan teknik dasar tembakan bebas dengan sasaran
simpai melewati atas tali siswa di bagi menjadi 4 kelompok berhadapan
berusaha memasukan bola basket ke dalam simpai kelompok yang paling
banyak dianggap pemenang setiap siswa melakukan tembakan 5 kali,
siswa yang kalah lari sebanyak dua kali lapangan basket.
14) Peneliti dan guru memberikan evaluasi kepada siswa yang belum dapat
melakukan gerakan dengan baik dan benar serta maksimal.
15) Peneliti dan guru menjelaskan materi tiga yakni teknik dasar tembakan
bebas melewati tali dilanjutkan tembakan bebas ke ring. Siswa diminta
memperhatikan secara detail pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh
guru dan peneliti.
16) Siswa sebelum melakukan tembakan bebas melewati tali dilanjutkan
tembakan bebas ke ring mencoba terlebih dahulu, siswa melakukan
materi yang ketiga dengan permainan yang di kompetisi berusaha
memasukan bola ke dalam ring setiap siswa melakukan tiga kali
tembakan.
17) Siswa istirahat sambil duduk peneliti dan guru memberikan evaluasi
kepada siswa yang belum dapat melakukan gerakan dengan baik dan
benar.
18) Siswa melakukan permainan bola baket dengan setengah lapangan hanya
memasukkan bola ke ring dengan teknik tembakan bebas, siswa putra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
melakukan terlebih dahulu dibagi dua kelompok dilanjutkan siswa putri,
kelompok yang kalah di hukum push-up sepuluh kali.
19) Dilanjutkan siswa melakukan tambakan bebas ke ring dari daerah garis
tembakan bebas siswa dibagi manjadi dua kelompok.
20) Siswa dipersilakan istirahat dalam keadaan duduk sambil mendengarkan
peneliti dan guru melakukan tanya jawab tentang permainan bola basket
dan evaluasi secara keseluruhan terhadap hasil pembelajaran yang telah
dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan
disampaikan minggu depan.
21) Pelajaran di akhiri siswa di bubarkan untuk mengikuti pelajaran
selanjutnya.
Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan kedua (Sabtu, 19
Mei 2012) adalah melakukan teknik dasar tembakan bebas dengan sasaran
simpai melewati atas tali dan melakukan teknik tembakan bebas dengan
tembakan berulangkali ke arah ring basket. Urutan pelaksaan tindakan
tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa memulai proses pembelajaran
dengan mempresensi.
2) Peneliti dan guru menyampiakan materi yang akan diajarkan pengetahuan
tentang permainan bola basket.
3) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses
pemanasan dengan permainan yaitu ular-ularan siswa dibagi menjadi dua
kelompok siswa yang paling depan menyentuh siswa yang paling
belakang dari kelompok lain yang kena pindah kelompok.
4) Peneliti dan guru menjelaskan materi yang pertama mengulang materi
pertemuan sebelumnya yakni teknik dasar tembakan bebas dengan
sasaran simpai melewati atas tali. Siswa diminta memperhatikan secara
detail pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh guru dan peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
5) Siswa melakukan teknik dasar tembakan bebas dengan sasaran simpai
melewati atas tali siswa dibagi menjadi 2 baris berhadapan siswa
mencoba terlebih dahulu dilanjutkan dengan permainan yang dikompetisi
melakukan teknik dasar tembakan bebas dengan sasaran simpai melewati
atas tali siswa berusaha memasukkan bola dalam simpai.
6) Peneliti dan guru memberikan evaluasi kepada siswa yang belum dapat
melakukan gerakan dengan baik dan benar, sebelum memasuki materi
selanjutnya.
7) Peneliti dan guru menjelaskan materi yang kedua yakni teknik tembakan
bebas dengan memgambil posisi berdiri di garis tembakan bebas dan
melakukan tembakan berulangkali ke arah ring basket. Siswa diminta
memperhatikan secara detail pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh
guru dan peneliti.
8) Siswa dibagi menjadi 2 kelompok melakukan teknik tembakan bebas
dengan memgambil posisi berdiri di garis tembakan bebas dan
melakukan tembakan berulangkali ke arah ring basket dengan permainan
yang di kompetisi setiap siswa melakukan lima kali tembakan, kelompok
yang paling banyak memasukkan bola kedalam menjadi pemenang.
9) Peneliti dan guru melakukan evaluasi, mengajak siswa untuk tanya jawab
tentang bola basket, serta memberikan umpan balik kepada siswa yang
melakukan tugas.
10) Peneliti dan guru melakukan penilaian siklus II
11) Pelajaran di akhiri siswa di bubarkan untuk mengikuti pelajaran
selanjutnya.
c. Observasi Tindakan II
Observasi tindakan II dilakukan selama tindakan II berlangsung.
Dalam melakukan observasi dan interpelasi tindakan II peneliti berkolaborasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun pelaksanaan
Tindakan II, yakni :
1) Peneliti mengamati proses pembelajaran tembakan bebas bola basket
melalui pembelajaran dengan pendekatan bermain pada siswa kelas XI
Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Pada
pertemuan pertama (Sabtu, 12 Mei 2012 selama 2 x 45 menit), (Sabtu, 19
Mei 2012, selama 2 x 45 menit).
2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II, sebagai
pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran.
3) Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model
instruksi langsung, dalam hal ini peneliti mengacu pada alur pembelajaran
pada model pemebelajaran dengan pendekatan bermain, yakni adanya
penjelasan materi, demonstrasi / unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan
instruksi secara langsung oleh siswa.
4) Untuk mendorong siswa agar lebih aktif dalam melakukan pembelajaran,
peneliti dan memberikan reward kepada siswa, misalnya berupa pujian
seperti: bagus, baik sekali, tepat sekali, bagus sekali, dan lain sebagainya.
Suasana tampak hidup dengan semangat dan antusiasme siswa yang
tinggi.
5) Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar obeservasi
siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam
menerima pembelajaran materi tembakan bebas bola basket melalui
model pembelajaran dengan pendekatan bermain.
Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan
tindakan II\ berlangsung, berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi:
1) Hasil belajar siswa dalam materi tembakan bebas bola basket setelah
tindakan II dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria
baik sekali 17,24 %; baik 24,13%; cukup baik 31,03%; cukup 20,68%;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
dan kurang 6,89%;. Sejumlah 21 Siswa mencapai kriteria tunas
sedangkan 8 siswa tidak tuntas. Telah memenui target dengan pencapaian
berhasil lebih dari target pencapaian yang diharapkan.
Dalam pelaksanaan tidakan II terdapat kelebihan yang dapat
diguanakan sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan II, adapun
kelebihan dan pelaksanaan tindakan II diantaranya :
1) Sebagian siswa telah mampu menunjukan gerakan tembakan bebas bola
basket dengan baik. Walau ada sebagian kecil siswa yang belum dapat
menunjukan gerakan tembakan bebas bola basket dengan baik.
2) Penerapan pendekatan bermain menciptakan suasana pembelajaran yang
santai tapi serius, sehingga suasana yang ditimbulkan tidak membosankan.
3) Ternyata dengan metode bermain yang diterapkan mampu membawa siswa
pada suasana belajar yang dikehendaki siswa yaitu menyenangkan, tidak
membosankan, dan bisa dinikmati.
4) Melalui proses pengelompokan siswa dalam permainan sebagian besar
siswa dapat perpartisipasi dalam permainan yang dibuat oleh guru dan
peneliti. Dengan dibantu oleh beberapa teman peneliti dan guru tidak
kerepotan dalam proses transfer materi kepada siswa.
Akan tetapi dalam pelaksanaan tindakan II ini masih terdapat
kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II,
adapun kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II tersebut
adalah:
1) Masih ada siswa yang kurang serius sehingga penerimaan materi
pembelajaran kurang maksimal diterima dan peneliti harus selalu
memonitor kegiatan siswa dari awal hingga akhir.
2) Peneliti harus lebih seksama mengamati gerakan tiap anak supaya bisa
mengevaluasi dengan cermat setiap kesalahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
d. Analisis dan Refleksi Tindakan II
Berdasarkan hasil observasi pada tindakan II tersebut, peneliti
melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut:
1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus II telah menujukan hasil
yang sesuai yakni 2 kali pertemuan, sebab materi yang diberikan sedikit
hanya penguatan pada sebagian siswa sedangkan sebagian lain adalah
penyempurnaan gerakan.
2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang
dibuat apa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II.
3) Model pembelajaran dengan pendekatan bermain yang diterapkan oleh
peneliti dan guru mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar
mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal, serta
penguatan materi yang dilakukan pada siklus II dapat terlaksana dengan
baik.
4) Peneliti dituntut untuk dapat menciptakan variasi pola permainan secara
kreatif. Siswa yang dirasa masih kurang berhasil akan mendapat evaluasi dan
tindakan lebih lanjut. Peneliti harus tetap memberikan pemahaman dan
motivasi pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan permainan.
Bentuk permainan secara kompetisi antar regu masih bisa digunakan pada
pembelajaran lebih lanjut.
5) Hasil pekerjaan siswa pada pelaksanaan tindakan II menunjukan hasil
yang meningkat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I.
Secara lebih detail hasil kerja siswa selama tindakan II, dijelaskan
sebagagai berikut :
a) Hasil belajar siswa dalam materi tembakan bebas bola basket setelah
tidakan II dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria
baik sekali 17,24 %; baik 24,13%; cukup baik 31,03%; cukup
20,68%; dan kurang 6,89%;. Sejumlah 21 Siswa mencapai kriteria
tunas sedangkan 8 siswa tidak tuntas. Telah memenui target dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
capaian berhasil lebih dari target capaian yang diharapkan. Melihat
hasil yang diperoleh pada tidakan II maka penelitian tindakan kelas
telah memenuhi target dari rencana target yang diharapkan.
e. Diskripsi Data Tindakan II
Selama pelaksanaa tindakan II maka peneliti dan guru melakukan
pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari
tes unjuk kerja kemampuan tembakan bebas bola basket (psikomotor),
pengetahuan konsep gerak (kognitif), pengamatan sikap siswa (afektif) siswa
kelas XI Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
Kondisi hasil belajar tembakan bebas bola basket siswa kelas XI
Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 setelah
diberikan tindakan II model pembelajaran dengan pendekatan bermain
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3. Deskripsi Data Hasil Tembakan Bebas Bola Basket Setelah
Diberikan Model Pembelajaran Dengan Pendekatan Bermain
Siklus II
Rentang
Nilai
Keterangan Kriteria Jumlah Anak Persentase
>80 Baik Sekali Tuntas 5 17,24%
75 – 79 Baik Tuntas 7 24,13%
70 – 74 Cukup Baik Tuntas 9 31,03%
65 – 69 Cukup Tidak Tuntas 5 20,68%
< 64 Kurang Tidak Tuntas 3 6,89%
Jumlah 29 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Gambar 4.3. Hasil Belajar Tembakan Bebas Bola Basket Siklus II
Berdasarkan hasil diskripsi data awal, tembakan bebas bola basket
siswa kelas XI Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran
2011/2012 setelah diberikan tidakan II adalah kriteria baik sekali 17,24 %;
baik 24,13%; cukup baik 31,03%; cukup 20,68%; dan kurang 6,89%;.
Sejumlah 21 Siswa mencapai kriteria tunas sedangkan 8 siswa tidak tuntas.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil tembakan bebas bola basket siswa kelas
XI Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
Tabel 4.4. Perbandingan Hasil Belajar Tembakan Bebas Bola Basket Setelah
Diberikan Model Pembelajaran Dengan Pendekatan Bermain Siklus I dan
Siklus II
Rentang
Nilai Keterangan
Persentase
Data Awal Siklus I Siklus II
>80 Baik Sekali 3,44 % 10,34% 17,24%
75 – 79 Baik 3,44 % 13,79% 24,13%
70 – 74 Cukup Baik 10,34 % 20,68% 31,03%
65 – 69 Cukup 34,48 % 24,13% 20,68%
< 64 Kurang 48,27 % 31,03% 6,89%
17%
24%
31.03%
20.68%
7%
0%
10%
20%
30%
40%
Baik sekali Baik Cukup baik cukup kurang
Baik Sekali Baik Cukup baik cukup Kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Melalui tabel perbandingan hasil belajar diatas apabila didistribusikan dalam
grafik perbandingan, disajikan sebagai berikut:
Gambar 4.4. Peningkatan Hasil Belajar Tembakan Bebas Bola Basket
Melalui grafik perbandingan hasil tembakan bebas bola basket siswa kelas
XI Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, terjadi
peningkatan hasil belajar siswa mulai dari data awal, Siklus I dan Siklus II.
D. Pembahasan
Dengan diterapkan model pembelajaran dengan pendekatan bermain dalam
pembelajaran tembakan bebas bola basket, ternyata siswa menemukan hal yang baru
dan sangat menyenangkan. Siswa merasa tertantang dan saling berkompetisi untuk
menunjukkan kemampuannya. Dengan model pembelajaran dengan pendekatan
bermain pembelajaran menjadi menyenangkan, sehingga motivasi belajar siswa
meningkat. Peningkatan dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mengalami
peningkatan dari sebelum tindakan hingga siklus terakhir, dalam penelitian ini adalah
akhir siklus II. Sebelum pelaksanaan tindakan, siswa yang berhasil mencapai batas
ketuntasan pada pratindakan dengan kriteria baik sekali 3,44%; baik 3,44%; cukup
baik 10,34%; cukup 34,48%; dan kurang 48,27%;. Sejumlah 5 atau 17,24% siswa
mencapai kriteria tuntas sedangkan 24 atau 82,75% siswa tidak tuntas. Selanjutnya
17.24
44.82
72.41
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Data Awal Siklus I Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
mengalami peningkatan hasil belajar tembakan bebas bola basket pada siklus I, yaitu
kriteria baik sekali adalah 10,34%; baik 13,79%; cukup baik 20,68%; cukup 24,13%;
kurang 31,03%. Dalam hal ini sejumlah 13 atau 44,82% siswa telah masuk dalam
kriteria tuntas, dan sedangkan 16 atau 55,17% siswa tidak tuntas.
Titik puncak peningkatan hasil belajar tembakan bebas bola basket pada
penelitian ini adalah pada siklus II. Hasil belajar tembakan bebas bola basket pada
siklus II menunjukkan bahwa siswa telah mencapai batas ketuntasan dengan kriteria
baik sekali 17,24 %; baik 24,13%; cukup baik 31,03%; cukup 20,68%; dan kurang
6,89%;. Sejumlah 21 atau 72,41% siswa mencapai kriteria tunas sedangkan 8 atau
27,58% siswa tidak tuntas. Telah memenui target dengan capaian berhasil lebih dari
target capaian yang diharapkan. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas pada
siswa kelas XI Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012
dalam upaya meningkatkan hasil belajar tembakan bebas bola basket ini telah
mencapai keberhasilan pada pelaksanaan siklus kedua, maka penelitian ini dapat
dikatakan berhasil dan dapat dihentikan.
Kesimpulan penelitian ini adalah dengan penerapan model pembelajaran
dengan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar tembakan bebas bola
basket pada siswa kelas XI Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran
2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas XI Multimedia
1 SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 dilaksanakan dalam dua
siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan tindakan, (3) observasi tindakan, dan (4) refleksi. Berdasarkan analisis
data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diungkapkan pada BAB IV,
diperoleh simpulan sebagai berikut, peningkatan kualitas hasil dapat dilihat dari hasil
belajar siswa yang mengalami peningkatan dari sebelum tindakan hingga siklus
terakhir, dalam penelitian ini adalah akhir siklus II. Sebelum pelaksanaan tindakan,
siswa yang berhasil mencapai batas ketuntasan nilai pada angka 70 untuk hasil belajar
yang meliputi aspek afektif, kognitif dan psikomotor meningkat dari 17,24 % atau 5
siswa yang lulus atau tuntas pada kondisi awal mengalami peningkatan menjadi 44,82%
atau 13 siswa yang lulus atau tuntas pada akhir siklus I dan telah mencapai indikator
target capaian pada siklus I. Selanjutnya meningkat menjadi 72,41 % atau 21 siswa
yang lulus atau tuntas pada akhir siklus II dan telah mencapai indikator target capaian
pada siklus II. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas upaya meningkatkan hasil
belajar tembakan bebas bola basket melalui pendekatan bermain ini telah berhasil
meningkatkan hasil belajar tembakan bebas bola basket pada siswa kelas XI
Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan
proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal
dari pihak guru maupun siswa. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam
mengembangkan materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi, kemampuan
guru dalam mengelola kelas, metode yang digunakan guru dalam proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan
materi. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran.
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan
pendekatan bermain dalam pembelajaran tembakan bebas bola basket dapat
meningkatkan hasil belajar siswa (baik proses maupun hasil), sehingga penelitian ini
dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin menggunakan
media pengajaran dengan pendekatan bermain. Bagi guru bidang studi Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu
alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran Penjasorkes khususnya yang
berkaitan dengan peningkatan hasil belajar tembakan bebas bola basket yang efektif
dan menarik yang membuat siswa lebih aktif serta menghapus persepsi siswa
mengenai pembelajaran Penjasorkes yang pada awalnya membosankan menjadi
pembelajaran yang menyenangkan. Apalagi bagi guru yang memiliki kemampuan
yang lebih kreatif dalam membuat model-model pembelajaran yang lebih banyak. Ia
dapat menyalurkan kemampuannya tersebut dan memanfaatkan fasilitas yang tersedia
di sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja sebagai seorang pendidik yang
profesional dan inovatif. Dengan diterapkannya model pembelajaran dengan
pendekatan bermain untuk peningkatan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran
tembakan bebas bola basket, maka siswa memperoleh pengalaman baru dan berbeda
dalam proses pembelajaran Penjasorkes. Pembelajaran Penjasorkes yang pada
awalnya membosankan bagi siswa, menjadi pembelajaran yang menyenangkan bagi
siswa.
Pemberian tindakan dari siklus I dan II memberikan deskripsi bahwa
terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan
tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaaan tindakan yang kemudian
dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya
peningkatan kualitas pembelajaran Penjasorkes (baik proses maupun hasil) dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
peningkatan hasil belajar siswa. Dari segi proses pembelajaran Penjasorkes,
penerapan model pembelajaran melalui pendekatan bermain ini dapat merangsang
aspek motorik siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran
Penjasorkes yang nantinya dapat bermanfaat untuk mengembangkan kebugaran
jasmani, mengembangkan kerjasama, mengembangkan skill dan mengembangkan
sikap kompetetif yang kesemuanya ini sangat penting dalam pendidikan jasmani.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal,
khususnya SMK Kristen 1 Surakarta, sebagai berikut:
1. Bagi Guru Penjasorkes kelas XI Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta
a. Guru hendaknya terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
tembakan bebas bola basket. Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan
metode dan strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif, menyampaikan
materi dengan jelas dan sistematis, serta mampu menguasai kelas agar selalu
tercipta lingkungan belajar yang kondusif;
b. Guru hendaknya memastikan siswa telah benar-benar memahami materi
sebelum memberikan tugas. Guru jangan sampai lupa memberikan contoh
secara langsung dan jelas agar siswa lebih mudah memahami materi yang
diajarkan;
c. Dalam mengajar hendaknya guru lebih terbuka dengan saran-saran yang
diberikan oleh siswa demi terciptanya pembelajaran yang menyenangkan dan
menarik bagi siswa sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran dengan semaksimal mungkin;
d. Guru hendaknya mengoptimalkan peranan media, baik di dalam maupun di
luar kelas sebagai penunjang pembelajaran tembakan bebas bola basket pada
mata pelajaran penjasorkes.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
2. Bagi Siswa kelas XI Multimedia 1 SMK Kristen 1 Surakarta
a. Siswa harus siap untuk mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran
apapun yang diberikan guru dan selalu bersedia dengan kesadaran sendiri untuk
mengikuti petunjuk dan arahan yang diberikan guru.
b. Keaktifan siswa hendaknya tidak hanya selama kegiatan belajar-mengajar
berlangsung di kelas melainkan aktif belajar mandiri dengan banyak latihan
diluar jam belajar, untuk menggali kemampuan tembakan bebas bola basket.
3. Bagi SMK Kristen 1 Surakarta
Pihak sekolah sebaiknya memberikan sarana dan prasarana pembelajaran
yang memadai karena media merupakan unsur yang sangat menentukan
keberhasilan suatu pembelajaran. Sebaiknya sekolah menambah fasilitas
pembelajaran yang ada dalam setiap kelas karena media yang ada saat ini masih
sangat terbatas dan belum mampu menjadi sarana untuk mengoptimalkan daya
kreatif yang ada pada diri siswa.