Untuk Tesis Ku
-
Upload
ruskanulmaarif -
Category
Documents
-
view
13 -
download
0
description
Transcript of Untuk Tesis Ku
-
ANALISIS FAKTORFAKTOR KOMPETENSI APARATUR INSPEKTORAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP
KINERJA INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG
TESIS
Oleh
AGUS MULYONO 077017025/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008
-
ANALISIS FAKTORFAKTOR KOMPETENSI APARATUR INSPEKTORAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP
KINERJA INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
AGUS MULYONO 077017025/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008
-
Judul Tesis : ANALISIS FAKTORFAKTOR KOMPETENSI APARATUR INSPEKTORAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG
Nama Mahasiswa : Agus Mulyono Nomor Pokok : 077017025 Program Studi : Akuntansi
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) (Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Direktur
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B.,M.Sc)
Tanggal lulus : 24 Maret 2009
Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008
-
Telah diuji pada
Tanggal : 24 Maret 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : 1. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak
Anggota : 2. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak
3. Drs. Lian Dalimunthe, MBA, Ak
4. Drs. Rasdianto, M.Si, Ak
5. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak
Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008
-
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul :
Analisis Faktor-Faktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya
Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang.
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun
sebelumnya. Sumber-sumber data dan infomasi yang digunakan telah dinyatakan
secara benar dan jelas.
Medan, Maret 2009
Yang membuat pernyataan
Agus Mulyono
Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008
-
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor kompetensi
aparatur inspektorat dan pengaruhnya terhadap kinerja inspektorat Kabupaten Deli Serdang. Kompetensi aparatur inspektorat merupakan variabel independen berupa latar belakang pendidikan pemeriksa, kompetensi teknis dan sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan.
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh aparatur inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 41 (empat puluh satu) Orang. Untuk menguji pengaruh faktor kompetensi terhadap latar belakang pendidikan pemeriksa, kompetensi teknik, sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan secara simultan menggunakan uji F dan secara parsial menggunakan uji t .
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara simultan faktor latar belakang pendidikan pemeriksa, kompetensi teknik, sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja inspektorat. Secara parsial faktor kompetensi teknik lebih dominan mempengaruhi kinerja inspektorat. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa 83,8 % fariabel independen yaitu faktor latar belakang pendidikan pemeriksa, kompetensi teknik, sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, sedangkan sisanya sebesar 16,2 % dipengaruhi oleh fariabel independen lain diluar model.
Kata-kata Kunci : Kompetensi aparatur inspektorat : Latar belakang pendidikan pemeriksa, kompetensi teknis dan sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, dan Kinerja Inspektorat.
Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008
-
ABSTRACT
The objectif of this research is to analyse the competent factors that
influence to inspectorate performance in sub-province Deli Serdang. The competent factor of inspectorate a background education of auditor, technical competent, and jobs certificate , and continues educations.
Sampel of the riset are all of the inspectorate in sub-province Deli Serdang. The amount are 41 ( fourty one). Ef thes is used to eximinaent the simultan news effect of background education of auditor, technical competent, and jobs certificate , and continues educations. The t test is used parcial effects of independent fariable to the dependent fariable.
The riset all show that 83,8 % variaciant of independent variable are background education of auditor, technical competent, and jobs certificate , and continues educations, whell 16,2 % is influened by and another variable exluded of dis models. Key Words : Interest aparatur inspektorat : background education of auditor,
technical competent, and jobs certificate , and continues educations, and inspectorate performance.
Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008
-
KATA PENGANTAR
Segala pujian atas kebenaran, kebaikan dan keindahan hanya untuk Allah
semata. Alhamdulillah, puji syukur tiada henti kita panjatkan kepada Allah swt atas
karuniaNya di dunia ini. Terutama karunia berupa selesainya tesis dengan judul
Analisis Faktor-Faktor Kompetensi Aparatur Inspektorat dan Pengaruhnya
Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang. Semoga dengan ini
akan menambah kebaikan bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendorong penulis
untuk menyelesaikan pendidikan ini, khususnya kepada;
1. Bapak Prof. dr. Chairuddin, P. Lubis, DTM&H, Sp.A(k), selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS., MBA., Ak selaku Ketua Program Studi Ilmu
Akuntansi Sekolah Pascasarjana sekaligus sebagai pembimbing yang senantiasa
mendorong dan membantu agar pendidikan ini dapat segera diselesaikan.
4. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak selaku pembimbing yang telah
meluangkan banyak waktu untuk memberikan bimbingan demi selesainya tesis
ini.
Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008
-
5. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku panitia penguji dan juga telah
banyak memberikan masukan dan bimbingan demi penyempurnaan tesis ini.
6. Bapak Drs. Rasdianto, MA, Ak dan Bapak Drs.M. Lian Dalimunthe, M.Ec, Ac
selaku panitia penguji yang telah banyak memberikan masukan demi
penyempurnaan tesis ini.
7. Yang tercinta Ibunda Sri Mulyati dan Ayahanda S.W. Suparno atas
bimbingannya, juga kepada saudara penulis Rini Hapsari, SE dan
Adi Anjar Paranto, Amd yang selalu setia membantu dan senantiasa
mendorongku untuk menjadi lebih baik.
8. Khususnya kepada ananda Yudha Pratama dan istri penulis Sri Astuti, terima
kasih atas pengertian, energi dan spirit kebahagian yang selalu kalian berikan.
9. Semua sahabat-sahabat penulis yang berada di Inspektorat Kabupaten Deli
Serdang yang selalu setia membantu penulis.
Akhirnya hanya Allah saja yang mampu membalas semua jasa orang-orang yang
telah membantu, mendorong dan membimbing penulis. Semoga ridho dan berkah
Allah atas mereka semuanya. Semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Maret 2009
Penulis
AGUS MULYONO
Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008
-
RIWAYAT HIDUP
NAMA LENGKAP : AGUS MULYONO
TEMPAT/TGL LAHIR : SOLO/ 14 AGUSTUS 1969
ALAMAT RUMAH : JLN. KUTALIMBARU NO. 33
KOMP. PEMDA LUBUK PAKAM
KAB. DELI SERDANG - SUMUT
AGAMA : ISLAM
JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI
PENDIDIKAN :
1. SDN 1 BIREUEN ACEH UTARA, LULUS TAHUN 1983.
2. SMPS SETIA BUDI PERBAUNGAN DELI SERDANG, LULUS TAHUN 1986
3. SMA NEGERI 2 PEMATANG SIANTAR, LULUS TAHUN 1989.
4. FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, LULUS TAHUN 1996.
PENGALAMAN PEKERJAAN : 1. KEPALA SUB BIDANG KESEHATAN, PENDIDIKAN
DAN KEPENDUDUKAN BADAN PENGAWAS KAB.
DELI SERDANG 2001.
2. SEKRETARIS PANWASLU LEGISLATIF DAN
PILPRES KAB. DELI SERDANG 2004.
3. SEKRETARIS PANWASLU PILGUBSU KAB.DELI
SERDANG 2008.
4. SEKRETARIS PANWASLU PILKADA KAB. DELI
SERDANG 2008.
5. INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH IV
INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG 2008
6. KEPALA SEKRETARIAT PANWASLU LEGISLATIF
DAN PILPRES KAB. DELI SERDANG 2009.
MEDAN, MARET 2009 HORMAT SAYA,
AGUS MULYONO
Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008
-
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah .................................................................. 5
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................... 6
1.5. Batasan Penelitian ..................................................................... 6
1.6. Originalitas Penelitian ............................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN
HIPOTESIS .................................................................................... 8
2.1. Tinjauan Teori ........................................................................... 8
2.1.1. Latar belakang Pendidikan Pemeriksa ............................ 8
2.1.2. Kompetensi Tehnis ......................................................... 10
2.1.3. Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan dan Pelatihan
Berkelanjutan ................................................................. 11
Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008
-
2.1.4. Kinerja Inspektorat ......................................................... 11
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu .................................................. 14
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ............................... 17
3.1. Kerangka Konseptual ................................................................ 17
3.2. Hipotesis Penelitian .................................................................. 18
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 19
4.1. Jenis Penelitian .......................................................................... 19
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 19
4.3. Populasi dan Sampel ................................................................. 20
4.4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 21
4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ........................ 22
4.6. Model dan Teknik Analisis Data ............................................... 25
4.6.1. Model Analisis Data ........................................................ 25
4.6.2. Teknik Analisis Data ....................................................... 26
4.6.2.1. Uji Kualitas Data ............................................... 26
4.6.2.2. Uji Asumsi Klasik .............................................. 28
4.6.2.3. Statistik Deskriptif ............................................. 30
4.6.2.4. Uji Hipotesis ...................................................... 31
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 34
5.1. Deskripsi Data. 34
5.1.1. Deskripsi Lokasi 34
5.1.1.1. Gambaran Umum Kantor Inspektorat Kabupaten
Deli Serdang. 34
5.1.2. Karakteristrik Penelitian 37
5.2. Analisis Data. 38
Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008
-
5.2.1. Uji Kualitas Data 38
5.2.1.1. Uji Validitas.. 39
5.2.1.2. Uji Reabilitas. 41
5.2.2. Uji Asumsi Klasik.... 42
5.2.2.1. Normalitas Data 42
5.2.2.2. Uji Multikolinieritas 43
5.2.2.3. Uji Heterokedastisitas.. 44
5.3. Hasil Analisis Data.. 45
5.3.1. Variabel Latar Belakang Pendidikan Pemeriksa (X1) 45
5.3.2. Variabel Kompetensi Teknik (X2). 46
5.3.3. Variabel Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan dan
Pelatihan Berkelanjutan (X3). 47
5.3.4. Variabel Kinerja Inspektorat (Y) 49
5.3.5. Pengujian Hipotesis... 51
5.3.5.1. Pengujian Hipotesis dengan Uji f 51
5.3.5.2. Pengujian Hipotesis dengan Uji t 52
5.3.6. Hasil Persamaan Regresi... 54
5.3.7. Analisis Koefisien Determinasi (R2) 55
5.3.8. Pembahasan Hasil Penelitian... 56
5.3.8.1. Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Pemeriksa
Terhadap Kinerja Inspektorat 58
5.3.8.2. Pengaruh Kompetensi Teknik Terhadap
Kinerja Inspektorat.. 59
5.3.8.3. Pengaruh Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan
dan Pelatihan Berkelanjutan Terhadap
Kinerja Inspektorat 60
Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008
-
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 62
6.1. Kesimpulan. 62
6.2. Keterbatasan Penelitian . 63
6.3. Saran 64
DAFTAR PUSTAKA.. 65
Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008
-
DAFTAR TABEL No Judul Halaman 2.1. Tinjauan Atas Penelitian Terdahulu ............................... 15 4.1. Defenisi Operasional Variabel ....................................... 24 5.1. Pengumpulan Data... 37 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.. 38 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja.. 38 5.4 Uji Validitas Variabel Penelitian 39 5.5 Uji Reliabilitas Variabel Penelitian.. 41 5.6 Uji Multikolinieritas 43 5.7. Deskripsi Variabel Latar Belakang Pendidikan Pemeriksa (X1) .. 45 5.8. Deskripsi Variabel Kompetensi Teknik (X2) . 46 5.9. Deskripsi Variabel Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan (X3) .............. 48 5.10. Deskripsi Variabel Kinerja Inspektorat (Y) .. 49 5.11. Hasil Uji F ... 51 5.12. Nilai t hitung ... 53 5.13. Hasil Analisis Koefisien Determinasi .. 56 .
Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008
-
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman 2.1. Kerangka Konseptual ............................................. 17 5.1. Grafik Uji normalitas.. 42 5.2. Grafik Uji Heteroskedastisitas. 44
Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008
-
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1. Daftar Kuisioner . 67 2. Data Kuesioner Responden Pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang . 72 3. Analisis Regresi... 75 4. Deskriptif Data .. 80 5. Uji Validitas dan Reabilitas .. 87 6. Tabel of F Statistic P = 0.05 93 7. Tabel t 94 8. Rencana Seminar dan Ujian Tesis 95
Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008
-
Agus Mulyono : Analisis FaktorFaktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2009 USU Repository 2008
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Semua organisasi Inspektorat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
setiap tugas yang dilaksanakan oleh aparatur inspektorat yang secara kolektif
memiliki tujuan untuk meningkatkan kinerja akan keberhasilan dalam melaksanakan
tugasnya. Oleh karena itu, organisasi inspektorat harus memiliki prosedur rekrutmen,
pengangkatan, pengembangan berkelanjutan, dan evaluasi atas tugas untuk
membantu organisasi inspektorat dalam mempertahankan aparatur inspektorat yang
memiliki kompetensi yang memadai. Sifat, luas dan formalitas dari proses tersebut
akan tergantung pada berbagai faktor seperti jenis tugas, struktur dan besarnya
organisasi inspektorat.
Kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output)
individu maupun kelompok dalam suatu aktifitas tertentu yang diakibatkan
oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta
keinginan untuk berprestasi lebih baik.
Pengawasan intern dilingkungan Departemen, Kementrian dan Lembaga
Pemerintah Non Departemen (LPND) dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal dan
Inspektorat Utama/Inspektorat untuk kepentingan Menteri/Pimpinan LPND dalam
upaya pemantauan terhadap kinerja unit organisasi yang ada dalam kendalinya.
Pelaksanaan fungsi Inspektorat Jenderal dan Inspektorat Utama/Inspektorat tidak
-
terbatas pada fungsi audit tapi juga unsur pembinaan terhadap pengelolaan
keuangan negara. Pengawasan intern dilingkungan Pemerintah
Propinsi/Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Inspektorat Propinsi/Kabupaten/Kota
untuk kepentingan Gubernur/Bupati/Walikota dalam melaksanakan pemantauan
terhadap kinerja unit organisasi yang ada dalam kepemimpinannya. Sedangkan Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang berada dibawah Presiden
melaksanakan tugas pemerintahan dibidang pengawasan keuangan dan pembangunan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Keberadaan beberapa unsur Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
seperti disebutkan diatas perlu didukung dengan pedoman dan peraturan perundang-
undangan tentang pengawasan intern pemerintah yang merumuskan ketentuan-
ketentuan pokok dalam bidang pengawasan intern pemerintah dalam rangka
menjamin terlaksananya pengawasan intern pemerintah yang efektif dan efisien.
Mengingat sampai saat ini belum seluruh APIP mempunyai standar yang
seragam, untuk itu dalam membawas penelitian ini menggunakan Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal
31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.
Standar Umum Audit Kinerja dan Audit inverstigatif menurut Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/05/M.PAN/03/2008
tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah,
meliputi standar-standar yang terkait dengan karakteristik organisasi dan individu-
individu yang melakukan kegiatan audit. Pada Standar Umum 2200 mengatur
8
-
tentang keahlian, secara garis besar menyatakan bahwa keahlian pemeriksa harus
mempunyai latar belakang pendidikan, kompetensi tehnis, sertifikasi jabatan dan
pendidikan dan pelatihan.
Latar belakang pendidikan adalah Auditor APIP mempunyai tingkat
pendidikan formal minimal strata satu ( S-1) atau yang setara. Hal itu agar tercipta
kinerja audit yang baik maka APIP harus mempunyai kriteria tertentu dari auditor
yang diperlukan untuk merencanakan audit,mengidentifikasi kebutuhan profesional
auditor dan untuk mengembangkan teknik dan metodologi audit agar sesuai dengan
situasi dan kondisi yang dihadapi unit yang dilayani oleh APIP. APIP juga harus
mengidentifikasi keahlian yang belum tersedia dan mengusulkannya sebagai bagian
dari proses rekrutmen. Aturan tentang tingkatan pendidikan formal minimal dan
pelatihan yang diperlukan untuk dievaluasi secara periodik guna menyesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit yang dilayani oleh APIP.
Kompetensi teknis adalah kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh
pemeriksa yang mempunyai pendidikan auditing, akuntansi, administrasi
pemerintahan dan komunikasi. Disamping wajib memiliki keahlian tentang standar
audit, kebijakan, prosedur dan praktek-praktek audit, auditor harus memiliki keahlian
yang memadai tentang lingkungan pemerintahan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi unit yang dilayani oleh APIP.
Sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, antara lain
sebagai berikut : Pemeriksa harus mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor
(JFA) dan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan (continuing
9
-
professional education). Untuk itu pemeriksa wajib mengikuti pendidikan dan
pelatihan sertifikasi jabatan fungsional auditor yang sesuai dengan jenjangnya.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun
2007 tanggal 14 November 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang, pasal 130 menyebutkan Inspektorat
mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan
Pemerintahan Daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan
Desa dan pelaksanaan urusan Pemerintahan Desa. Untuk itu Anggota Inspektorat
dituntut keahlian/ kompetensinya dalam pelaksanaan pengawasan, agar terselenggara
pelaksanaan urusan pemerintahan daerah dan pemerintahan desa yang baik dan
efektif.
Inspektorat Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah pegawai 41 (empat puluh
satu) Orang yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan. Organisasi pemeriksa dan
pemeriksa tak jarang dipengaruhi oleh keahlian/kompetensi auditor yang dapat
mempengaruhi kinerjanya dalam melakukan tugas pemeriksaan. Sehingga tak jarang
pula hasil pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Deli Serdang sebagai Pemeriksa
Internal Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, belum bisa diharapkan hasil kinerjanya
yang berkualitas.
Kompetensi adalah pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada individu (IAI,2001). Kompetensi atau
kemampuan yang dimiliki oleh aparatur Inspektorat dapat diperoleh dari
menggunakan pelayanan ini pada siapapun mereka yang mempunyai pengetahuan
10
-
penting, kemampuan dan pengalaman dan dalam melakukan pelayanan pemeriksaan
internal yang sesuai dengan standar internasional untuk praktek profesional dari
pemeriksaan internal serta terus menerus memperbaiki keahlian mereka dan
keefektifan dan kualitas dari pelayanan mereka ( The IIA Board of Directors, 17 Juni
2000).
Dari hal tersebut mendorong dan memotifasi untuk melakukan penelitian
lebih lanjut terhadap peningkatan kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang
perlu didukung dengan faktor faktor kompetensi yang memadai, oleh sebab itu
penulis merasa tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dengan topik
Analisis Faktor faktor Kompetensi Aparatur Inspektorat dan Pengaruhnya
Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang.
1.2. Perumusan Masalah
Apakah latar belakang pendidikan, kompetensi tehnis, sertifikasi jabatan dan
pendidikan dan pelatihan berkelanjutan berpengaruh terhadap kinerja Inspektorat
Kabupaten Deli Serdang secara simultan dan parsial.
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui, menganalisis dan memberikan bukti emperis mengenai
pengaruh apakah latar belakang pendidikan, kompetensi tehnis, sertifikasi jabatan dan
pendidikan dan pelatihan berkelanjutan aparatur inspektorat mempunyai pengaruh
terhadap kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang.
11
-
1.4. Manfaat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan memberi manfaat sebagai berikut:
a. Bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengalaman mengenai
faktorfaktor kompetensi berpengaruh terhadap kinerja inspektorat Kabupaten
Deli Serdang.
b. Bagi Inspektorat dan perangkat daerah Kabupaten Deli Serdang untuk
mengetahui faktor faktor kompetensi aparatur inspektorat dan pengaruhnya
terhadap kinerja inspektorat Kabupaten Deli Serdang guna pengambilan
kebijakan.
c. Bagi Akademisi khususnya calon peneliti sebagai referensi untuk penelitian
yang sejenis untuk mengetahui faktor faktor kompetensi aparatur inspektorat
dan pengaruhnya terhadap kinerja inspektorat Kabupaten Deli Serdang.
1.5. Batasan Penelitian
Dalam hal melakukan penelitian Peneliti mempunyai keterbatasan antara lain :
Batasan Aspek.
Penelitian ini dibatasi pada audit internal di lingkup pemerintahan, khususnya
pada tugas dan fungsi Inspektorat Kabupaten Deli Serdang.
12
-
1.6. Originalitas Penelitian
Judul Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Surbakti Karo-Karo,
Analisis Faktor Faktor Kompetensi Anggota Badan Pengawas dan Pengaruhnya
Terhadap Laporan Badan Pengawas Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KP-RI)
Di Kota Medan, penulis merubah kompetensi badan pengawas menjadi kompetensi
aparatur Inspektorat dan merubah pengaruhnya terhadap laporan badan pengawas
koperasi pegawai Republik Indonesia (KP-RI) menjadi kinerja Inspektorat Kabupaten
Deli Serdang, sedangkan pembahasan Independen Variabel dan Dependen Variabel
serta kuesioner penelitian ini merupakan aplikasi dari Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret
2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah,
Penelitian tentang Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang belum pernah
dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengkaji
ke dalam penelitian dengan mengambil judul Analisis Faktor-Faktor Kompetensi
Aparatur Inspektorat dan Pengaruhnya Pada Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli
Serdang .
13
-
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. Tinjauan Teori
2.1.1. Latar belakang pendidikan pemeriksa
Sering orang menyebut pemeriksa (pengawas, auditor) dalam penelitian ini
mempunyai arti yang sama yaitu : pegawai negeri sipil (PNS) yang mempunyai
jabatan fungsional auditor dan/atau pihak lain yang diberi tugas, wewenang,
tanggung jawab dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang melaksanakan
pengawasan pada instansi pemerintah untuk dan atas nama APIP.
Dalam suatu organisasi apapun, baik perusahaan swasta, BUMN/BUMD,
perusahaan multinasional, perusahaan asing, pemerintahan, lembaga pendidikan dan
Organisasi Nir Laba Profesi Auditor Internal sangat dibutuhkan. Dalam melakukan
rekrutmen terhadap tenaga auditor internal untuk suatu organisasi, selain dapat
diambil dari karyawan / staf dari bagian / Divisi lain, juga diperoleh dari pihak luar
organisasi, baik yang telah berpengalaman maupun yang baru lulus dari perguruan
tinggi (fresh graduate). Persaingan untuk memperebutkan posisi auditor internal
ternyata lebih ketat dibandingkan posisi tenaga staf akuntansi (accounting staff) atau
auditor untuk Kantor Akuntan Publik (KAP), sebab auditor internal dapat
diperebutkan oleh lulusan dari berbagai disiplin ilmu serta berbagai pengalaman
kerja.
-
Latar belakang pendidikan yang dimiliki staf Inspektorat Kabupaten Deli
Serdang terdiri dari beranekaragam jurusan. Inspektorat Kabupaten Deli Serdang
merupakan bagian dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berada di
Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang. Proses mutasi pada Inspektorat
Kabupaten Deli Serdang juga menjadi penyebab beraneka ragamnya latar belakang
pendidikan yang ada. Latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh Inspektorat
Kabupaten Deli Serdang terdiri dari dari latar belakang pendidikan Ekonomi, Hukum,
Sosial dan Politik. Latar belakang pendidikan mempunyai peran yang sangat penting.
SKPD yang berada di Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang terdiri dari
berbagai bidang. Untuk itu keaneka ragaman latar belakang pendidikan sangat
berguna dalam proses pemeriksaan oleh staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang.
Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah, Latar belakang pendidikan pemeriksa adalah Auditor
APIP harus mempunyai pendidikan formal minimal adalah : Strata satu ( S-1) atau
yang setara, untuk itu diperlukan pengembangan teknik dan metodologi pemeriksaan
melalui pelatihan, dan pelatihan yang diperlukan harus dievaluasi secara periodik.
17
-
2.1.2. Kompetensi Tehnis
Kompetensi profesional, menurut Mulyadi (2002) dapat dibagi atas dua fase :
1. Pencapaian kompetensi profesional, yaitu pada awalnya memerlukan
standar pendidikan umum yang tinggi, diikuti pendidikan khusus,
pelatihan dalam subyek-subyek yang relevan, dan pengalaman kerja.
1. Pemeliharaan kompetensi profesional yang meliputi :
a. Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui komitmen
untuk belajar dan melakukan peningkatan profesional secara
berkesinambungan.
b. Pemeliharaan kompetensi profesional memerlukan kesadaran
untuk terus mengikuti perkembangan profesi akuntan, termasuk
diantaranya pernyataan-pernyataan akuntansi, auditing dan
peraturan lainnya, baik nasional maupun internasional yang
relevan.
Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah, Kompetensi teknis, antara lain sebagai berikut :
Pemeriksa harus memiliki pengetahuan dan pelatihan auditing, Pemeriksa harus
memiliki pengetahuan dan pelatihan akuntansi, Pemeriksa harus memiliki
pengetahuan dan pelatihan administrasi pemerintahan, Pemeriksa harus memiliki
pengetahuan dan pelatihan komunikasi.
18
-
2.1.3. Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan
Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah.
Sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, antara lain
sebagai berikut : Pemeriksa harus mempunyai sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor
(JFA), Pemeriksa harus mengikuti pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, dan
Pemeriksa wajib memiliki pengetahuan dan akses atas informasi teraktual dalam
standar, metodologi, prosedur, dan teknik pemeriksaan.
2.1.4. Kinerja Inspektorat
Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang tergantung kepada
kompetensinya. Adapun faktor-faktor pembentuk kinerja Inspektorat dalam penelitian
ini dilihat dari sudut pandang pemeriksa yang berada pada Inspektorat Kabupaten
Deli Serdang.
Pengertian Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau
tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering
tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah.
Hasibuan (2000) mengemukakan kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil
kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta
waktu.
19
-
Simamora (1995) mengemukakan prestasi kerja atau kinerja sebagai berikut
kinerja karyawan adalah tingkat terhadap mana para karyawan mencapai
persyaratan-persyaratan pekerjaan. Penilaian kinerja pada umumnya mencakup baik
aspek kualitatif maupun kuantitatif dari pelaksanaan pekerjaan .
Mangkunegara (2000) menyatakan Faktor-faktor yang mempengaruhi
pencapaian kinerja adalah factor kemampuan (ability) dan faktor motivasi
(motivation).
Berdasarkaan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja
merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun
kelompok dalam suatu aktifitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau
kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi lebih
baik.
Penilaian kinerja ( performance appraisal ) pada dasarnya merupakan faktor
kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena
adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada
dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika
pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat
diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan.
Manfaat Penilaian Kinerja merupakan Kontribusi hasil-hasil penilaian
merupakan suatu yang sangat bermanfaat bagi perencanaan kebijakan organisasi
adapun secara terperinci penilaian kinerja bagi organisasi adalah : 1.Penyesuaian-
penyesuaian kompensasi 2.Perbaikan kinerja 3.Kebutuhan latihan dan pengembangan
20
-
4.Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan,
pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja. 5.Untuk kepentingan penelitian
pegawai 6.Membantu diaknosis terhadap kesalahan desain pegawai.
Kinerja Inspektorat menurut Pedoman Operasional Pemeriksaan adalah
berdasarkan:
a. Dalam melaksanakan tugas pengawasan tahunan berdasarkan Program Kerja
Pengawasan Tahunan (PKPT).
b. Setiap melakukan tugas pengawasan setiap tim membuat Program Kerja
Pemeriksaan (PKP).
c. Dalam melaksanakan penugasan setiap tim membuat Program Pemeriksaan
Tim (P2T).
d. Dalam setiap penugasan diperintahkan oleh Inspektur dengan Surat Perintah
Tugas (SPT).
e. Dalam setiap tugas kewajiban seorang pemeriksa membuat Kertas Kerja
Pemeriksaan (KKP).
f. Dalam penugasan kepada Audite Tim membuat Naskah Hasil Pemeriksaan
(NHP).
g. Setiap melaksanakan tugas wajib dibuat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).
21
-
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Dalam hal ini peneliti menuliskan beberapa peneliti terdahulu antara lain dari
nama peneliti terdahulu, berasal dari tahun, masalah yang diteliti, variabel yang
diamati, metode yang digunakan, hasil penelitian :
a. Karo-Karo, Surbakti, USU Medan, 2006, Masalah yang diteliti Analisis
faktor-faktor kompetensi anggota badan pengawas dan pengaruhnya
terhadap laporan Badan Pengawas Koperasi Pegawai Republik Indonesia
(KP-RI) di kota Medan, Variabel yang diamati Kompetensi badan
pengawas dilihat dari: latar belakang pendidikan, pelatihan, peran aktif,
pengalaman kerja. Terhadap laporan badan pengawas dilihat dari pengurus
koperasi, anggota koperasi. Metode yang digunakan1.Pengujian hipotesis
yang meliputi uji pengaruh antar dua variabel. 2.Quisioner. Hasil penelitian
1.Kompetensi badan pengawas dalam membuat laporan badan pengawas
dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.
2.Sebagian besar badan pengawas koperasi berpendapat bahwa yang paling
berpengaruh terhadap kompetensinya dalam membuat laporan
pengawasannya adalah variabel latar belakang pendidikan yang mempunyai
nilai paling tinggi, selanjutnya diikuti variabel pelatihan dan peran aktif
badan pengawas dalam menjalankan tugas-tugasnya kemudian variabel
pengalaman yang paling kecil diantara variabel-variabel yang telah
disebutkan diatas.
22
-
b. Sri Trisna-ningsih (2007), Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi
Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya
Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. Variabel
Independen : Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan,
Budaya Organisasi. Variabel Dependen : Kinerja Auditor. Variabel
Moderating : Independensi Auditor, Komitmen Organisasi. Pemahaman
good governance tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor, melainkan
berpengaruh tidak langsung melalui independensi auditor. Gaya
kepemimpinan berpenaruh langsung terhadap kinerja auditor, tetapi
komitmen organisasi bukan merupakan intervening variabel dalam
hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor. Budaya
organisasi tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor, namun
secara tidak langsung komitmen organisasi memediasi hubungan antara
budaya organisasi terhadap kinerja auditor.
Tabel 2.1. Tinjauan Atas Penelitian Terdahulu
No
Nama Peneliti/Tahun
Judul Penelitian
Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1. Surbakti Karo-Karo, USU Medan (2006)
Analisis faktor-faktor ompetensi anggota badan pengawas dan pengaruhnya terhadap laporan badan pengawas
Variabel Independen : Latar belakang pendidikan, pelatihan, peran aktif,pengalaman kerja.Variabel Dependen : Laporan Badan
.Kompetensi badan pengawas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laporan pengawasannya
23
-
Lanjutan Tabel 2.1
koperasi republik Indonesia (KP-RI)Dikota Medan
pengawas.
2. Sri Trisna-ningsih (2007)
Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor.
Variabel Independen : Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi. Variabel Dependen : Kinerja Auditor. Variabel Moderating : Independensi Auditor, Komitmen Organisasi.
Pemahaman good governance tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor, melainkan berpengaruh tidak langsung melalui independensi auditor. Gaya kepemimpinan berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor, tetapi komitmen organisasi bukan merupakan intervening variabel dalam hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor. Budaya organisasi tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor, namun secara tidak langsung komitmen organisasi memediasi hubungan antara budaya organisasi terhadap kinerja auditor.
24
-
25
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
INDEPENDENT VARIABLE DEPENDENT VARIABLE
FAKTOR-FAKTOR KOMPETENSI APARATUR INSPEKTORAT (X)
Latar Belakang Pendidikan Pemeriksa (X1)
Kompetensi Tehnis (X2)
KINERJA INSPEKTORAT (Y)
Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan (X3)
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual
-
Latar belakang pendidikan pemeriksa (X1) secara parsial mempengaruhi kinerja
inspektorat (Y).
Kompetensi Tehnis (X2) secara parsial mempengaruhi kinerja inspektorat (Y).
Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan (X3) secara parsial
mempengaruhi kinerja inspektorat (Y).
Latar belakang pendidikan (X1) , Kompetensi Tehnis (X2), Sertifikasi Jabatan dan
Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan (X3) secara simultan/ bersama-sama
mempengaruhi kinerja inspektorat (Y).
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah, Standar Umum Audit Kinerja dan Audit inverstigatif
meliputi standar-standar yang terkait dengan karakteristik organisasi dan individu-
individu yang melakukan kegiatan audit.
Standar Umum 2200 mengatur tentang keahlian, secara garis besar
menyatakan bahwa keahlian auditor harus mempunyai latar belakang pendidikan,
kompetensi tehnis, sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan.
3.2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori serta kerangka konseptual yang telah dikemukakan, maka
hipotesis penelitian ini adalah bahwa latar belakang pendidikan auditor, kompetensi
teknis dan sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan berpengaruh
terhadap kinerja inspektorat kabupaten deli serdang secara simultan dan parsial.
19
-
20
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian kausal (causal), Umar (2008)
menyebutkan desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel
mempengaruhi variabel lain, dan juga berguna pada penelitian yang bersifat
eksperimen dimana variabel independennya diperlakukan secara terkendali oleh
peneliti untuk melihat dampaknya pada variabel dependennya secara langsung.
Peneliti menggunakan desain penelitian ini untuk memberikan bukti empiris
dan menganalisis latar belakang pendidikan, kompetensi teknis dan sertifikasi jabatan
dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan sebagai variabel independen terhadap
kinerja inspektorat sebagai variabel dependen pada Inspektorat Kabupaten Deli
Serdang.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang
beralamat di Jalan Mawar No. 6 Lubuk Pakam. Sedangkan jangka waktu
penelitian dari bulan November 2008 sampai dengan bulan Februari 2009.
-
4.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staf Inspektorat Kabupaten Deli
Serdang yang berjumlah 41 (empat puluh satu) Orang, sesuai dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2007 tanggal 14 November 2007
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Deli
Serdang, terdiri dari :
1. Inspektur 1 Orang
2. Sekretaris 1 Orang
3. Inspektur Pembantu Wilayah 4 Orang
4. Kepala Seksi 12 Orang
5. Kepala Sub Bagian 3 Orang
6. Staf Pemeriksa 20 Orang
Jenis penelitian ini adalah sensus, menurut Erlina dan Mulyani (2007) jika
Peneliti menggunakan seluruh elemen populasi menjadi data penelitian maka disebut
sensus. Sensus digunakan jika elemen popolasi relatif sedikit dan bersifat heterogen.
Sehingga seluruh populasi, yaitu staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang
berjumlah 41 (empat puluh satu) Orang, dijadikan sampel. Metode yang digunakan
adalah metode survey, menurut Ghozali dan Ikhsan (2006) yaitu merupakan
pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber asli.
34
-
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan
kuesioner, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (1999), kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam
penelitian ini yang akan diberikan kuesioner adalah seluruh staf Inspektorat
Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 41 (empat puluh satu) orang.
Tahapan dalam penyebaran dan pengumpulan kuesioner dibagi dalam dua
tahap, yaitu tahap pertama adalah melakukan penyebaran kuesioner kepada seluruh
staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, kemudian menunggu pengisian kuesioner
tersebut. Tahap yang kedua adalah pengambilan kuesioner yang telah diisi oleh staf
Inspektorat Kabupaten Deli Serdang untuk dilakukan pengolahan data.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data subyek, menurut Indriantoro dan
Supomo (1999) data subyek adalah jenis data yang berupa opini, sikap, pengalaman
atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek
penelitian (responden). Dengan demikian data subyek merupakan data yang
dilaporkan sendiri oleh responden secara individual.
Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan
dalam penentuan metode pengumpulan data. Sumber data dalam penelitian ini
adalah data primer. Indriantoro dan Supomo (1999) menyebutkan data primer
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli
35
-
(tidak melalui media perantara). Sumber data dalam penelitian ini berasal dari
responden yaitu seluruh staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang.
Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dirancang dan disusun
berdasarkan aplikasi Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah, seperti yang dikemukakan Sugiyono (1999), bahwa peneliti-peneliti
dalam bidang sosial instrumen penelitian yang digunakan sering disusun sendiri
termasuk menguji validitas dan realibilitasnya.
Sebelum kuesioner disebar ke responden terlebih dahulu dilakukan uji pratest
(uji coba sebelum penelitian yang sebenarnya dilakukan). Menurut Kuncoro (2003)
setelah instrumen disusun dalam bentuk draft maka uji pratest sebaiknya dilakukan
pada sejumlah responden yang sama dengan responden penelitian yang sebenarnya.
4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yaitu latar belakang
pendidikan (X1), kompetensi teknis (X2) dan sertifikasi jabatan dan pendidikan
dan pelatihan berkelanjutan (X3) yang merupakan faktor-faktor dari kompetensi
aparatur inspektorat dan satu variabel dependen yaitu kinerja inspektorat (Y).
Kompetensi adalah pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada individu (IAI,2001). Variabel yang
diukur dapat mempengaruhi keahlian/ kompetensi aparatur inspektorat menurut
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
36
-
ER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah,
antara lain adalah :
Latar belakang pendidikan (X1) adalah Auditor APIP harus mempunyai
tingkat pendidikan formal minimal strata satu ( S-1) atau yang setara. Aturan tentang
tingkatan pendidikan formal minimal dan pelatihan yang diperlukan harus dievaluasi
secara periodik guna menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit
yang dilayani oleh APIP. Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan
menggunakan skala pengukuran interval, seperti yang dikemukakan Erlina dan
Mulyani (2007 : 53) skala interval adalah skala pengukuran yang menyatakan
kategori, peringkat dan jarak konstruk yang diukur tetapi tidak menggunakan angka
nol sebagai titik awal perhitungan dan bukan angka absolute.
Kompetensi teknis (X2) adalah Kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh
auditor adalah auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan dan komunikasi.
Disamping wajib memiliki keahlian tentang standar audit, kebijakan, prosedur dan
praktek-praktek audit, auditor harus memiliki keahlian yang memadai tentang
lingkungan pemerintahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit yang dilayani
oleh APIP. Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala
pengukuran ordinal.
Sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan (X3) adalah
Auditor harus mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) dan mengikuti
pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan (continuing professional
education). Auditor wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan sertifikasi jabatan
37
-
fungsional auditor yang sesuai dengan jenjangnya. Pengukuran variabel dalam
penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran ordinal.
Kinerja Inspektorat (Y) adalah merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu
hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktifitas tertentu
yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari
proses belajar serta keinginan untuk berprestasi lebih baik.
Tabel 4.1. Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional Parameter Skala
Independen Variabel
1. Latar belakang pendidikan (X1)
Auditor APIP mempunyai tingkat pendidikan formal minimal strata satu ( S-1) atau yang setara.
Tingkat pendidikan. Pengembangan teknik dan metodologi pemeriksaan. Pelatihan dievaluasi secara periodik.
Interval
2.Kompetensi teknis (X2)
Kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh auditor adalah auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan dan komunikasi.
Pemeriksa harus memiliki pengetahuan dan pelatihan auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan dan komunikasi.
Interval
3.Sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan (X3)
Auditor harus mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) dan mengikuti pendidikan dan
Pemeriksa harus mempunyai sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor (JFA), mengikuti pendidikan dan pelatihan
Interval
38
-
Lanjutan tabel 4.1
pelatihan profesional berkelanjutan (continuing professional education).
berkelanjutan, memiliki pengetahuan dan akses atas informasi teraktual dalam standar, metodologi, prosedur, dan teknik pemeriksaan.
Dependen Variabel
Kinerja Inspektorat (Y)
Merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktifitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasilebih baik
Kesesuaian dengan: PKPT, adanya PKP, dibuatnya P2T, diperintahkan oleh Inspektur dengan SPT, dibuatnya KKP oleh pemeriksa, adanya NHP dan dibuanya LHP .
Interval
4.6. Model dan Teknik Analisis Data
4.6.1. Model Analisis data
Model yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model regresi linier
berganda yang dijabarkan dibawah ini :
1 1 2 2 3 3 Y X X X e = + + + +
39
-
Dimana :
Y = Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang
X1 = Latar belakang pendidikan
X2 = Kompetensi teknis
X3 = Sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan
= Koefisien Regresi. e = Galat dari data hasil pengamatan
4.6.2. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan model
regresi. Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis
regresi cukup sering dalam mencocokan model prediksi ke dalam sebuah model yang
dimasukan kedalam serangkaian data. Penelitian diuji dengan beberapa uji statistik
yang terdiri dari uji kualitas data, pengujian asumsi klasik, statistik deskriptif, dan uji
statistik untuk pengujian hipotesis.
4.6.2.1. Uji Kualitas Data
Menurut Indriantoro dan Supomo (1999) ada dua konsep mengukur kualitas
data yaitu realibilitas dan validitas. Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan
instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas. Pengujian
40
-
tersebut masing-masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang
dikumpulkan dari penggunaan instrumen.
Dalam penelitian ini untuk mengukur kualitas data digunakan antara lain :
1. Uji Reliabilitas.
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban
responden atas seluruh butir pertanyaan atau pertanyaan yang digunakan,
untuk keperluan pengujian tersebut. Pengujian reliabilitas berguna untuk
mengetahui apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan
lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama (Umar, 2008).
Teknik statistik yang digunakan untuk pengujian tersebut dengan koefisien
cronbachs alpha setelah dilakukan pengukuran dengan menggunakan
software SPSS. Cronbachs Alpha merupakan uji reliabilitas untuk alternatif
jawaban lebih dari dua. Menurut Supramono dan Utami (2004) secara
umum suatu instrumen dikatakan bagus jika memiliki koefisien cronbachs
alpha > 0,6.
2. Uji Validitas.
Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah instrumen penelitian
yang telah disusun benar-benar akurat, sehingga mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur (variabel kunci yang sedang diteliti). Menurut Umar
(2008) uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-
pertanyaan kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak
relevan. Validitas dalam hal ini merupakan akurasi temuan penelitian yang
41
-
mencerminkan kebenaran sekalipun responden yang dijadikan objek
pengujian berbeda (Ghozali dan Ikhsan, 2006). Uji validitas dihitung dengan
menggunakan korelasi person dan setelah dilakukan pengukuran dengan
SPSS akan dilihat tingkat signifikan atas semua pertanyaan.
4.6.2.2. Uji Asumsi Klasik
Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi
klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan
bermanfaat. Menurut Lubis et.al (2007) dalam membuat uji asumsi klasik kita harus
menggunakan data yang akan digunakan dalam uji regresi. Uji Asumsi klasik
meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokesdastisitas.
1. Uji Normalitas.
Menurut Umar (2008) uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah
variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal,
mendekati normal atau tidak. Jika data ternyata tidak berdistribusi normal,
analisis non parametrik termasuk model-model regresi dapat digunakan..
Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui
dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data
meyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebagaimana dikemukakan
oleh Lubis et.al (2007) data dalam keadaan normal apabila distribusi data
menyebar disekitar garis diagonal.
42
-
2. Uji Multikolinieritas.
Uji multikolinieritas berguna untuk mengetahui apakah pada model regresi
yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antar variabel independen. Jika
terjadi korelasi kuat, terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi.
Menurut Santoso (2000) model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi antar variabel independen. Ketentuan untuk mendeteksi ada
tidaknya multikolinieritas yaitu :
a. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10, dan nilai
Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas
dari multikolinieritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 0 maka Tolerance
= 1/10 atau 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance.
b. Jika nilai antar koefisien korelasi antar masing-masing variabel
independen kurang dari 0,70 maka model dapat dikatakan bebas dari
asumsi klasik multikonieritas. Jika lebih dari 0,7 maka diasumsikan
terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel independen, sehingga
terjadi multikonieritas (Lubis et.al, 2007).
3. Uji Heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan
ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain tetap disebut homokedastisitas, sedangkan untuk varians
43
-
yang berbeda disebut heterokedastisitas. Menurut Umar (2008) model
regresi yang baik adalah model yang heterokedatisitas.
Cara memprediksinya adalah :
a. Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0.
b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja.
c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang
melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola (Lubis et.al, 2007).
4.6.2.3. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses
transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan
diinterprestasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data
dalam bentuk tabel numerik. Statistik deskriptif umumnya digunakan peneliti untuk
memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang paling utama
dan data demografi responden. (Ghazali dan Ikhsan, 2006).
Dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif yang terdiri dari rata-
rata, deviasi standar, jawaban minimum, dan jawaban maksimum dari jawaban yang
telah didapat melalui kuesioner.
44
-
4.6.2.4. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang diajukan dilakukan dengan melihat rata-rata
nilai variabel yang dipakai. Kuesioner diarahkan untuk jawaban positif atau negatif.
Interval jawaban terdiri dari 1 sampai dengan 5, dan jawaban point 4 dan point 5
merupakan jawaban positif karena jawaban point 4 adalah setuju dan point 5 adalah
sangat setuju. Untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh Latar belakang
pendidikan, kompetensi teknis dan sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan
berkelanjutan berpengaruh terhadap kinerja inspektorat secara simultan dan parsial
digunakan pengujian hipotesis secara simultan dengan uji F dan secara parsial dengan
uji t :
1. Uji F.
Uji F menguji pengaruh simultan antara variabel independen terhadap
variabel dependen. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan
untuk uji F adalah sebagai berikut :
Ho : = 0, Latar belakang pendidikan, kompetensi teknis dan sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan tidak berpengaruh
secara simultan terhadap kinerja inspektorat kabupaten Deli Serdang.
Ha : 0, Latar belakang pendidikan, kompetensi teknis dan sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan berpengaruh secara
simultan terhadap kinerja inspektorat kabupaten Deli Serdang.
45
-
Pada tabel ANOVA didapat uji F yang menguji semua sub variabel bebas
yang akan mempengaruhi persamaan regresi. Dengan menggunakan derajat
keyakinan 95 % atau taraf nyata 5 % serta derajat kebebasan df1 dan df2
untuk mencari nilai F tabel. Nilai F tabel dapat dilihat dengan menggunakan
F tabel. Dasar pengambilan keputusan adalah :
a. Jika F hitung > F tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
b. Jika F hitung < F tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga diambil keputusan
berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan :
a. Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho
diterima.
b. Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho
ditolak.
2. Uji t.
Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan uji t, yaitu menguji
pengaruh parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen,
dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Adapun langkah-
langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji t adalah sebagai berikut :
Ho : = 0 Latar belakang pendidikan, kompetensi teknis dan sertifikasi jabatan dan
46
-
pendidikan dan pelatihan berkelanjutan tidak berpengaruh secara parsial
terhadap kinerja inspektorat kabupaten Deli Serdang.
Ha : 0 Latar belakang pendidikan, kompetensi teknis dan sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan berpengaruh secara
parsial terhadap kinerja inspektorat kabupaten Deli Serdang.
Untuk mencari t tabel dengan df = N-2, taraf nyata 5 % dapat dengan
menggunakan tabel statistik. Nilai t tabel dapat dilihat dengan
menggunakan tabel t. Dasar pengambilan keputusan adalah :
a. Jika t hitung > t tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
b. Jika t hitung < t tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
47
-
48
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Data
5.1.1. Deskripsi Lokasi
Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang beralamat di Jln. Mawar No. 6
Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Inspektorat Kabupaten Deli Serdang
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2007
Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten,
dipimpin oleh Inspektur Kabupaten Deli Serdang.
5.1.1.1 Gambaran Umum Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang
Berdasarkan peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2007
Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Deli
Serdang, Inspektorat Kabupaten Deli Serdang mempunyai :
Kedudukan Inspektorat Kabupaten Deli Serdang adalah : Inspektorat
merupakan unsur pengawas penyelenggara Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh
seorang Inspektur yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Bupati dan secara teknis administrasi mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah
Kabupaten.
-
Tugas Pokok Inspektorat Kabupaten Deli Serdang: Inspektorat mempunyai
tugas pokok melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan
daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan
pelaksanaan urusan pemerintahan desa.
Fungsi Inspektorat Kabupaten Deli Serdang: Dalam melaksanakan tugas
pokok tersebut, Inspektorat mempunyai fungsi :
a. Perencanaan program pengawasan
b. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan
c. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsi
dibidang Pengawasan
e. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi kesekretariatan, program,
kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan organisasi bidang Inspektorat
Susunan Organisasi Inspektorat Kabupaten Deli Serdang :
1. Susunan Organisasi Inspektorat terdiri dari :
a. Inspektur
b. Sekretaris
c. Inspektur Pembantu Wilayah I
d. Inspektur Pembantu Wilayah II
e. Inspektur Pembantu Wilayah III
f. Inspektur Pembantu Wilayah IV
g. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor
62
-
2. Sekretariat terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum
b. Sub Bagian Program
c. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan
3. Inspektur Pembantu Wilayah I terdiri dari :
a. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan
b. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan
c. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan
4. Inspektur Pembantu Wilayah II terdiri dari :
a. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan
b. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan
c. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan
5. Inspektur Pembantu Wilayah III terdiri dari :
a. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan
b. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan
c. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan
6. Inspektur Pembantu Wilayah IV terdiri dari :
a. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan
b. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan
c. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan
63
-
Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Jabatan diatur lebih lanjut oleh
Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor : 886 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok,
Fungsi dan Rincian Tugas Jabatan Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staf Inspektorat Kabupaten Deli
Serdang yang berjumlah 41 (empat puluh satu) orang. Dalam penelitian ini peneliti
menyebarkan kuesioner pada 41 orang staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang.
Namun, dari 41 eksemplar yang dibagikan yang kembali berjumlah 39 eksemplar.
Adapun 2 eksemplar lagi yang tidak kembali karena alasan melaksanakan ibadah haji,
dan sakit. Seluruh kuesioner yang kembali, dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Tabel 5.1. Pengumpulan Data
Keterangan Jumlah Kuesioner yang dikirim berjumlah 41 eksemplar Kuesioner yang tidak kembali Kuesioner yang kembali Kuesioner yang dapat digunakan dalam penelitian
41 2 39 39
5.1.2 Karakteristik Penelitian
Hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin (Tabel 5.2.) menunjukkan bahwa
staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang paling banyak berjenis kelamin pria
sebanyak 31 orang (79,5%) dan berjenis kelamin wanita sebanyak 8 orang (20,5%).
64
-
Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persen Pria 31 79,5 Wanita 8 20,5 Total 39 100,0
Hasil penelitian berdasarkan masa kerja (Tabel 5.3.) menunjukkan bahwa staf
Inspektorat Kabupaten Deli Serdang mempunyai masa kerja paling banyak 11-20
tahun sebanyak 53,8%, lalu 21-30 tahun sebanyak 30,8% dan yang paling sedikit 1-
10 tahun sebanyak 15,4%.
Tabel 5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja Frekuensi Persen
1-10 tahun 6 15,4
11-20 tahun 21 53,8
21-30 tahun 12 30,8
Total 39 100,0
5.2 Analisis Data
5.2.1. Uji Kualitas Data
Sebelum daftar pertanyaan diberikan pada responden, daftar pertanyaan perlu
diuji coba terlebih dahulu. Pengujian reliabilitas dan validitas instrumen dilakukan
pada 20 staf inspektorat yang akan dijadikan respoden dalam penelitian ini.
65
-
5.2.1.1 Uji Validitas
Pengujian validitas instrumen dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai
validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika
angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung >
r tabel) maka instrumen tersebut dikatakan valid. Angka kritik pada penelitian
ini adalah N-2=392=37dengan taraf signifikan 5% maka angka kritik untuk uji
validitas pada penelitian adalah 0,316. Berdasarkan pengujian validitas
instrumen, nilai corrected item-total correlation bernilai positif dan di atas
nilai r tabel 0,316 yang artinya semua butir pertanyaan dapat dikatakan valid.
Hasil uji validitas variabel kinerja inspektorat (Y), latar belakang pendidikan
pemeriksa (X1), kompetensi teknik (X2) dan sertifikasi jabatan dan Pendidikan
dan Pelatihan Berkelanjutan (X3) adalah sebagai berikut:
Tabel 5.4. Uji Validitas Variabel Penelitian
Instrumen Variabel
Butir Instrumen r hitung R tabel
Ket
Kinerja Inspektorat (Y)
a. Dalam melaksanakan tugas pengawasan tahunan berdasarkan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT).
b. Setiap melakukan tugas pengawasan setiap tim membuat Program Kerja Pemeriksaan (PKP).
c. Dalam melaksanakan penugasan setiap tim membuat Program Pemeriksaan Tim (P2T).
d. Dalam setiap penugasan diperintahkan oleh Inspektur dengan Surat Perintah Tugas (SPT).
e. Dalam setiap tugas kewajiban
0,600
0,958
0,764
0,773
0,958
0,958
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
0,316
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
66
-
Lanjutan Tabel 5.4
seorang pemeriksa membuat Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP).
f. Dalam penugasan kepada Audite Tim membuat Naskah Hasil Pemeriksaan (NHP).
g. Setiap melaksanakan tugas wajib dibuat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).
0,677 0,316
Valid
Latar Belakang Pendidikan Pemeriksa (X1)
a. Pemeriksa harus mempunyai tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu (S-1) atau yang setara.
b. Pengembangan teknik dan metodologi pemeriksaan melalui pelatihan.
c. Pelatihan yang diperlukan harus dievaluasi secara periodik
0,726
0,641
0,725
0,316
0,316
0,316
Valid
Valid
Valid
Kompetensi Teknik (X2)
a. Pemeriksa harus memiliki pengetahuan dan pelatihan auditing.
b. Pemeriksa harus memiliki pengetahuan dan pelatihan akuntansi.
c. Pemeriksa harus memiliki pengetahuan dan pelatihan administrasi pemerintahan.
d. Pemeriksa harus memiliki pengetahuan dan pelatihan komunikasi.
0,729
0,765
0,658
0,658
0,316
0,316
0,316
0,316
Valid
Valid
Valid
Valid
Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan (X3)
a. Pemeriksa harus mempunyai sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor (JFA).
b. Pemeriksa harus mengikuti pendidikan dan pelatihan berkelanjutan.
c. Pemeriksa wajib memiliki pengetahuan dan akses atas informasi teraktual dalam standar, metodologi, prosedur, dan teknik pemeriksaan.
0,636
0,643
0,427
0,316
0,316
0,316
Valid
Valid
Valid
Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)
67
-
5.2.1.2 Uji Reliabilitas
Untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut telah reliabel, maka
dilakukanlah pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan komputer
program SPSS. Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya. Secara umum suatu instrumen dikatakan
bagus jika memiliki koefisien Cronbachs alpha > 0,6 (Supramono dan
Utami, 2004).
Tabel 5.5. Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
Variabel Alpha
Cronbachs
Batas
Reliabilitas
Keterangan
Kinerja Inspektorat (Y)
Latar Belakang Pendidikan Pemeriksa
(X1)
Kompetensi Teknik (X2)
Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan
dan Pelatihan Berkelanjutan (X3)
0,940
0,833
0,856
0,722
0,6
0,6
0,6
0,6
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji reliabilitas
menunjukkan alpha cronbachs lebih besar dari 0,6 maka dapat dinyatakan instrumen
tersebut reliabel.
68
-
5.2.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian
asumsi klasik, pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-asumsi
dalam model regresi berganda dan untuk menginterpretasikan data agar lebih relevan
dalam menganalisis. Pengujian asumsi klasik ini meliputi:
5.2.2.1 Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah model regresi antara
variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) keduanya memiliki
distribusi normal atau tidak yang dapat dilihat dengan menggunakan normal p_plot.
Data dalam keadaan normal apabila distribusi data menyebar di sekitar garis
diagonal. Grafiknya sebagai berikut :
Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0
Expec
ted Cu
m Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Kinerja Inspektorat
Gambar 5.1. Grafik Uji Normalitas
69
-
Dari gambar di atas dapat disimpulkan data terdistribusi dengan normal,
dimana data terlihat menyebar mengikuti garis diagonal sehingga dapat dikatakan
data berdistribusi normal.
5.2.2.2 Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana variabel lain (independen)
saling berkorelasi satu dengan lainnya. Persamaan regresi berganda yang baik adalah
persamaan yang bebas dari adanya multikolinieritas antara variabel independen. Alat
ukur yang sering digunakan untuk mengukur ada tidaknya variabel yang berkorelasi,
maka digunakan alat uji atau deteksi Variance Inflation Factor (VIF). Dimana nilai
VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1.
Tabel 5.6. Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics Model
Tolerance VIF 1 (Constant) Latar Belakang Pendidikan
Pemeriksa ,589 1,697
Kompetensi Teknik ,228 4,385 Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan
dan Pelatihan Berkelanjutan ,241 4,151
Sumber: Hasil Penelitian tahun 2009 (data diolah)
Pada output bagian ini, terlihat bahwa dari ketiga variabel independen dengan
nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Sehingga dapat
disimpulkan dalam model regresi ini tidak ada masalah multikolinieritas.
70
-
5.2.2.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap maka disebut homokedastisitas, dan jika varian berbeda disebut
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.
Untuk melihat ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat gambar seperti berikut ini:
Regression Studentized Residual43210-1-2
Regr
essio
n Stan
dard
ized P
redic
ted
Value
3
2
1
0
-1
-2
Scatterplot
Dependent Variable: Kinerja Inspektorat
Gambar 5.2. Grafik Uji Heterokedastisitas
Dengan menggunakan metode grafik di atas dapat diambil keputusan dengan
kriteria sebagai berikut:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola
tertentu yang teratur maka terjadi heterokedastisitas.
71
-
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Dari grafik 5.2. di atas menunjukkan tidak ada pola yang jelas dan
menandakan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas untuk variabel penelitian, dengan
demikian asumsi dasar bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan
terpenuhi.
5.3 Hasil Analisis Data
5.3.1 Variabel Latar Belakang Pendidikan Pemeriksa (X1)
Dari data yang diperoleh untuk Variabel Latar Belakang Pendidikan
Pemeriksa (X1) dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut ini:
Tabel 5.7. Deskripsi Variabel Latar Belakang Pendidikan Pemeriksa (X1)
Deskripsi Mean Mode Std.
Deviation
Variance Min Max
Latar Belakang Pendidikan Pemeriksa -1 4,23 4 ,810 ,656 2 5
Latar Belakang Pendidikan Pemeriksa -2 4,33 4 ,478 ,228 4 5
Latar Belakang Pendidikan Pemeriksa -3 4,15 4 ,366 ,134 4 5
Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan:
1. Pemeriksa harus mempunyai tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu
(S-1) atau yang setara: jawaban responden maksimum 5 dan minimum 2,
dengan rata-rata 4,23 dan standar deviasi 0,810.
72
-
2. Pengembangan teknik dan metodologi pemeriksaan melalui pelatihan:
jawaban responden maksimum 5 dan minimum 4, dengan rata-rata 4,33 dan
standar deviasi 0,478.
3. Pelatihan yang diperlukan harus dievaluasi secara periodik: jawaban
responden maksimum 5 dan minimum 4, dengan rata-rata 4,15 dan standar
deviasi 0,366.
5.3.2 Variabel Kompetensi Teknik (X2)
Dari data yang diperoleh untuk Variabel Kompetensi Teknik (X2) dapat dilihat
pada tabel 5.8 berikut ini:
Tabel 5.8. Deskripsi Variabel Kompetensi Teknik (X2)
Deskripsi Mean ModeStd.
Deviation Varianc
e Min MaxKompetensi Teknik-1
4,31 4 ,521 ,271 3 5
Kompetensi Teknik-2
4,23 4 ,485 ,235 3 5
Kompetensi Teknik-3
4,21 4 ,522 ,273 3 5
Kompetensi Teknik-4
4,23 4 ,427 ,182 4 5
Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)
73
-
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan:
1. Pemeriksa harus memiliki pengetahuan dan pelatihan auditing: jawaban
responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 4,31 dan standar deviasi
0,521.
2. Pemeriksa harus memiliki pengetahuan dan pelatihan akuntansi: jawaban
responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 4,23 dan standar deviasi
0,485.
3. Pemeriksa harus memiliki pengetahuan dan pelatihan administrasi
pemerintahan: jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata
4,21 dan standar deviasi 0,522.
4. Pemeriksa harus memiliki pengetahuan dan pelatihan komunikasi: jawaban
responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 4,23 dan standar deviasi
0,427.
5.3.3 Variabel Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan dan Pelatihan
Berkelanjutan (X3)
Dari data yang diperoleh untuk Variabel Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan
dan Pelatihan Berkelanjutan (X3) dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut ini:
74
-
Tabel 5.9. Deskripsi Variabel Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan (X3)
Deskripsi Mean Mode
Std.
Deviation
Varianc
e Min Max
Sertifikasi Jabatan dan
Pendidikan dan Pelatihan
Berkelanjutan -1
4,33 4 ,577 ,333 3 5
Sertifikasi Jabatan dan
Pendidikan dan Pelatihan
Berkelanjutan -2
4,33 4 ,478 ,228 4 5
Sertifikasi Jabatan dan
Pendidikan dan Pelatihan
Berkelanjutan -3
4,18 4 ,389 ,151 4 5
Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan:
1. Pemeriksa harus mempunyai sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor (JFA):
jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 4,33 dan
standar deviasi 0,577.
2. Pemeriksa harus mengikuti pendidikan dan pelatihan berkelanjutan: jawaban
responden maksimum 5 minimum 4, dengan rata-rata 4,33 dan standar deviasi
0,478.
75
-
3. Pemeriksa wajib memiliki pengetahuan dan akses atas informasi teraktual
dalam standar, metodologi, prosedur, dan teknik pemeriksaan: jawaban
responden maksimum 5 minimum 4 dengan rata-rata 4,18 dan standar deviasi
0,389.
5.3.4 Variabel Kinerja Inspektorat (Y)
Dari data yang diperoleh untuk Variabel Kinerja Inspektorat (Y) dapat dilihat
pada tabel 5.10 berikut ini:
Tabel 5.10. Deskripsi Variabel Kinerja Inspektorat (Y)
Deskripsi Mean ModeStd.
Deviation Varianc
e Min MaxKinerja Inspektorat-1 4,67 5 ,530 ,281 3 5
Kinerja Inspektorat-2 4,33 4 ,478 ,228 4 5
Kinerja Inspektorat-3 4,26 4 ,442 ,196 4 5
Kinerja Inspektorat-4 4,31 4 ,468 ,219 4 5
Kinerja Inspektorat-5 4,33 4 ,478 ,228 4 5
Kinerja Inspektorat-6 4,36 4 ,486 ,236 4 5
Kinerja Inspektorat-7 4,67 5 ,478 ,228 4 5
Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)
76
-
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan:
1. Dalam melaksanakan tugas pengawasan tahunan berdasarkan Program Kerja
Pengawasan Tahunan (PKPT): jawaban responden maksimum 5 minimum 3,
dengan rata-rata 4,67 dan standar deviasi 0,530.
2. Setiap melakukan tugas pengawasan setiap tim membuat Program Kerja
Pemeriksaan (PKP): jawaban responden maksimum 5 minimum 4, dengan
rata-rata 4,33 dan standar deviasi 0,478.
3. Dalam melaksanakan penugasan setiap tim membuat Program Pemeriksaan
Tim (P2T): jawaban responden maksimum 5 minimum 4, dengan rata-rata
4,26 dan standar deviasi 0,442.
4. Dalam setiap penugasan diperintahkan oleh Inspektur dengan Surat Perintah
Tugas (SPT): jawaban responden maksimum 5 minimum 4, dengan rata-rata
4,31 dan standar deviasi 0,468.
5. Dalam setiap tugas kewajiban seorang pemeriksa membuat Kertas Kerja
Pemeriksaan (KKP): jawaban respoden maksimum 5 minimum 4, dengan
rata-rata 4,33 dan standar deviasi 0,478.
6. Dalam penugasan kepada Audite Tim membuat Naskah Hasil Pemeriksaan
(NHP): jawaban respoden maksimum 5 minimum 4, dengan rata-rata 4,36 dan
standar deviasi 0,486.
7. Setiap melaksanakan tugas wajib dibuat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP):
jawaban respoden maksimum 5 minimum 4, dengan rata-rata 4,67 dan standar
deviasi 0,478.
77
-
5.3.5. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis bahwa latar belakang pendidikan auditor, kompetensi
teknik dan sertifikasi jabatan dan Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan
berpengaruh terhadap kinerja inspektorat secara simultan dengan uji F dan uji parsial
dengan uji t.
5.3.5.1.Pengujian Hipotesis dengan Uji F
Pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen
dianalisis dengan menggunakan uji F, yaitu dengan memperhatikan signifikansi nilai
F pada output perhitungan dengan tingkat alpha 5%. Jika nilai signifikansi uji F lebih
kecil dari 5% maka terdapat pengaruh antara semua variabel independen terhadap
variabel dependen. Hasil pengujian uji F pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel
5.12. di bawah ini:
Tabel 5.11. Hasil Uji F
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 4,735 3 1,578 60,413 ,000(a)
Residual ,914 35 ,026
Total 5,650 38
Sumber: Hasil Penelitian tahun 2009 (data diolah)
78
-
Pada hasil uji regresi dalam penelitian ini, diketahui nilai uji F sebesar
60,413 dengan signifikansi