Unsur Biaya Produksi BOP
-
Upload
cut-ressy-iramelati -
Category
Documents
-
view
609 -
download
99
Transcript of Unsur Biaya Produksi BOP
5th
Perencanaan dan Pengendalian Unsur-Unsur Biaya Produksi (2)
2. BIAYA OVERHEAD PABRIK
Biaya overhead pabrik adalah biaya bahan, tenaga kerja, dan fasilitas produksi lainnya,
selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Seperti: biaya bahan pembantu,
biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya listrik pabrik, biaya sewa gedung pabrik,
penyusutan aktiva tetap pabrik, biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik.
BOP berdasarkan perilakunya terhadap perubahan volume produksi, dibedakan menjadi:
- BOP variabel; BOP yang totalnya mengalami perubahan secara proporsional sesuai
perubahan volume produksi. Makin besar volume produksi maka makin besar BOP
variabel total. Sedang BOP per unit jumlahnya tetap konstan.
- BOP tetap; BOP dalam kapasitas relevan, totalnya tetap konstan meskipun volume
produksi berubah-ubah. Makin besar volume yang diproduksi maka BOP tetap per unit
akan makin kecil. Kapasitas relevan adalah berbagai tingkat produksi yang tidak
mengakibatkan bertambahnya kapasitas produksi (BOP tetap konstan).
- BOP semi-variabel; BOP yang totalnya berubah secara tidak proporsional dengan
perubahan volume produksi. Jadi mengandung BOP variabel dan BOP tetap.
Tahap pembebanan BOP kepada produk:
Penyusunan anggaran BOP per departemen (departemen produksi dan departemen
pembantu).
Alokasi anggaran BOP departemen pembantu ke departemen produksi.
Perhitungan tarif BOP setiap departemen produksi.
Pembebanan BOP dengan tarif yang ditentukan dimuka.
a Penyusunan Anggaran BOP per Departemen
Jumlah departemen produksi suatu pabrik beragam, tapi paling tidak ada tiga yaitu
departemen pabrikasi, perakitan, dan pengecatan atau penyelesaian. Sedang departemen
pembantu biasanya ada departemen listrik pabrik, departemen reparasi dan pemeliharaan.
Langkah penyusunan anggaran BOP per departemen:
1. Penaksiran jumlah anggaran BOP langsung dan BOP tidak langsung departemen; BOP
langsung adalah yang terjadi dan langsung dibebankan langsung pada departemen
bersangkutan. Sebaliknya BOP tidak langsung departemen merupakan BOP yang
dinikmati oleh beberapa departemen. Misal PBB tanah dan bangunan pabrik. Ukuran
kapasitas sebagai dasar penaksiran jumlah anggaran BOP:
Tata Hitung Ongkos / 05
Unsur-Unsur Biaya Produksi
- Kapasitas teoritis (ideal); kapasitas maksimal yang dapat dicapai pabrik atau
suatu departemen dalam perusahaan dalam kondisi yang sempurna tanpa
hambatan (internal maupun eksternal).
- Kapasitas praktis (realistis); yang dapat dicapai pabrik atau suatu departemen
dalam perusahaan setelah dikurangi hambatan dari eksternal perusahaan, misal
adanya resesi, hari libur nasional, dll.
- Kapasitas normal (jangka panjang); yang dapat dicapai pabrik atau suatu
departemen dalam perusahaan dalam jangka panjang setelah dikurangi hambatan
dari internal perusahaan, misal kerusakan mesin, kurangnya bahan baku, kurang
tenaga kerja, dll.
- Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan (jangka pendek); yang diperkirakan
dapat dicapai pabrik atau suatu departemen dalam perusahaan dalam satu tahun
yang akan datang (jangka pendek).
Ukuran kapasitas dapat dinyatakan dalam bentuk unit produk, biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, jam kerja langsung dan jam mesin.
2. Distribusi anggaran BOP tidak langsung departemen ke departemen yang menikmati
manfaatnya. Pendistribusian ini umumnya menggunakan dasar tertentu yang masuk
akal dan dapat dipertanggungjawabkan. Misal distribusi
3. biaya penyusutan dan sewa gedung ditentukan berdasarkan luas lantai.
4. Penentuan anggaran BOP per departemen; setelah BOP tidak langsung didistribusikan
ke departemen yang menikmati manfaat biayanya, selanjutnya anggaran BOP langsung
tiap departemen dijumlahkan dengan BOP tidak langsung per departemen untuk
menentukan anggaran BOP tiap departemen.
Contoh:
Industri tekstil PT TEXMACO PERDANA mendistribusikan budget BOP tidak langsung
departemen dengan ketentuan sbb:
Elemen Biaya Jumlah Dasar Distribusi
Biaya penyusutan pabrik
Biaya listrik pabrik
Biaya asuransi kebakaran
Biaya perawatan mesin
Gaji pegawai
Rp. 1.800.000,-
Rp. 600.000,-
Rp. 4.200.000,-
Rp. 750.000,-
Rp. 2.400.000,-
Luas lantai (m2)
Kwh
Luas lantai (m2)
Nilai mesin
Jumlah karyawan
Berdasarkan penelitian pabrik tahun 2010, diperoleh data sbb:
Teknik Industri / Aifrid 68
Tata Hitung Ongkos / 05
Unsur-Unsur Biaya Produksi
Departemen Luas Lantai (m2)
Kwh Nilai Mesin Jumlah Karyawan
Produksi A
Produksi B
Pembantu X
Pembantu Y
Pembantu Z
10.500
7.500
4.500
3.000
4.500
240.000
240.000
60.000
30.000
30.000
Rp. 45.000.000,-
Rp. 30.000.000,-
Rp. 30.000.000,-
Rp. 22.500.000,-
Rp. 22.500.000,-
40
40
24
24
32
Jumlah 30.000 600.000 Rp. 150.000.000,- 160
Dari data yang ada dapat ditentukan:
Jumlah budget BOP Tidak Langsung Departemen untuk departemen produksi (A dan B) dan
departemen pembantu (X, Y, dan Z) sebagimana Tabel 5.1:
Elemen Biaya Yang Didistribusikan
Jumlah Dept. Produksi Dept. Pembantu
A B X Y Z
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Biaya penyusutan pabrik
Biaya listrik pabrik
Biaya asuransi kebakaran
Biaya perawatan mesin
Gaji pegawai
1.800.000
600.000
4.200.000
750.000
2.400.000
630.000
240.000
1.470.000
225.000
600.000
450.000
240.000
1.050.000
150.000
600.000
270.000
60.000
630.000
150.000
360.000
180.000
30.000
420.000
112.500
360.000
270.000
30.000
630.000
112.500
480.000
9.750.000 3.165.000 2.490.000 1.470.000 1.102.500 1.522.500
Misal:
Alokasi biaya penyusutan pabrik Rp. 1.800.000
Dasar distribusi: luas lantai = 30.000 m2, sehingga distribusi per m2:
Rp. 1.800.000 / 30.000 = Rp. 60,-
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel
Teknik Industri / Aifrid 69
5th
Elemen Biaya JumlahDasar
Distribusi Tarif per unit Dept. A Dept. B Dept. X Dept. Y Dept. Z
(1) (2) (3) (4) (5)(6)
= (4) X (5) (7)(8)
= (4) X (7) (9)(10)
= (4) X (9) (11)
(12) = (4) X
(11) (13)
Rp1.800.000
Luas lantai (m2)
Biaya penyusutan pabrik 30.000 Rp60,000 10.500 Rp630.000 7.500 Rp450.000 4.500
Rp270.000 3.000
Rp180.000 4.500
Rp600.000
Kwh
Biaya listrik pabrik 600.000 Rp1,000 240.000 Rp240.000 240.000 Rp240.000 60.000 Rp60.000 30.000 Rp30.000 30.000
Rp4.200.000
Luas lantai (m2)
Biaya asuransi kebakaran 30.000 Rp140,000 10.500 Rp1.470.000 7.500 Rp1.050.000 4.500
Rp630.000 3.000
Rp420.000 4.500
Rp750.000
Nilai mesin
Biaya perawatan mesin Rp150.000.000 Rp0,005 Rp45.000.000 Rp225.000 Rp30.000.000 Rp150.000 Rp30.000.000Rp150.00
0 Rp22.500.000Rp112.50
0 Rp22.500.000
Rp2.400.000
Jumlah karyawan
Gaji pegawai 160 Rp15.000,000 40 Rp600.000 40 Rp600.000 24Rp360.00
0 24Rp360.00
0
5th
b Alokasi Anggaran BOP Departemen Pembantu Ke Departemen Produksi
Untuk mengalokasikan anggaran BOP departemen pembantu ke departemen produksi dapat
menggunakan beberapa metoda, yaitu: metoda langsung atau metoda bertahap. Metoda
bertahap dibedakan dalam beberapa metoda, yaitu metoda bertahap tidak timbal balik, dan
metoda bertahap timbal balik (seperti metoda aljabar).
1) Metoda Alokasi Langsung
Umumnya digunakan jika jasa yang dihasilkan departemen pembantu hanya dinikmati oleh
departemen produksi.
Ket Departemen Pembantu Departemen Produksi
X Y Z A B
Sebelum alokasi
BOP(1) (1)
BOP(2)
BOP(3) 3)
BOP BOP
XXXXXX
Proses alokasi
XXXXXX
XXX + +
Setelah alokasi BOP BOP
Gambar 5.1. Proses Alokasi Metoda Langsung
Contoh:
Dalam menghitung tarif BOP pabrik untuk 2010. PT BANDUNG STEEL menggunakan
metoda alokasi langsung untuk masing-masing departemen produksi. Berikut jumlah BOP
sebelum alokasi dari departemen pembantu P, Q, dan R
Departemen no. 2 Rp. 24.903.450,-
Departemen no. 4 Rp. 26.663.850,-
Departemen no. 6 Rp. 20.217.100,-
Departemen no. 8 Rp. 19.687.200,-
Departemen no. 10 Rp. 14.117.900,-
Departemen P Rp. 29.250.000,-
Departemen Q Rp. 32.725.000,-
Departemen R Rp. 27.435.000,-
Dasar alokasi adalah pemakaian jasa departemen pembantu untuk tiap departemen
produksi:
Tata Hitung Ongkos / 05
Unsur-Unsur Biaya Produksi
Jasa dari departemen
Departemen Produksi
No. 2 No. 4 No. 6 No. 8 No. 10
Pembantu P
Pembantu Q
Pembantu R
20 %
10 %
40 %
30 %
30 %
10 %
20 %
30 %
15 %
10 %
10 %
15 %
20 %
20 %
20 %Diminta:
1. Membuat tabel alokasi budget BOP dari Departemen Pembantu ke Depatemen Produksi
2. Menghitung tarif BOP untuk masing-masing departemen bila pembebanan tarif BOP
berdasarkan kapasitas normal yaitu:
Departemen Produksi Kapasitas Normal
No. 2 450.000 jamNo. 4 640.000 jamNo. 6 500.000 jamNo. 8 400.000 jam
No. 10 400.000 jam
Jawab:
Jumlah Budget BOP yang Dialokasikan
Dialokasikan ke dept. P dept. Q dept. R29.250.000 32.725.000 27.435.000
Dept no. 2 20% 5.850.000 10% 3.272.500 40% 10.974.000Dept no. 4 30% 8.775.000 30% 9.817.500 10% 2.743.500Dept no. 6 20% 5.850.000 30% 9.817.500 15% 4.115.250Dept no. 8 10% 2.925.000 10% 3.272.500 15% 4.115.250Dept no. 10 20% 5.850.000 20% 6.545.000 20% 5.487.000
100% 29.250.000 100% 32.725.000 100% 27.435.000
Tabel Alokasi Budget BOP dari Departemen Pembantu
ke Depatemen Produksi
Budget Sebelum Alokasi
Alokasi dari dept. Pembantu Jumlah alokasi dari Dept pembantu
Budget setelah alokasi
Dept. P Dept. Q Dept. R
Dept no. 2 24.903.450 5.850.000 3.272.500 10.974.000 20.096.500 44.999.950Dept no. 4 26.663.850 8.775.000 9.817.500 2.743.500 21.336.000 47.999.850Dept no. 6 20.217.100 5.850.000 9.817.500 4.115.250 19.782.750 39.999.850Dept no. 8 19.687.200 2.925.000 3.272.500 4.115.250 10.312.750 29.999.950Dept no. 10 14.117.900 5.850.000 6.545.000 5.487.000 17.882.000 31.999.900
Teknik Industri / Aifrid 68
Tata Hitung Ongkos / 05
Unsur-Unsur Biaya Produksi
2) Metoda Alokasi Bertahap
- Metoda alokasi bertahap tidak timbal balik; dilakukan bertahap tapi tidak
memperhitungkan jasa secara timbal balik diantara departemen pembantu. Transfer jasa
dari departemen pembantu ke departemen pembantu lainnya, dengan metoda ini tetap
diperhitungkan dengan cara alokasi yang diatur berdasarkan kebijaksanaan manajemen.
Dalam metoda ini, departemen pembantu yang anggaran BOP-nya telah dialokasikan,
tidak menerima alokasi dari departemen pembantu yang lain.
Ket Departemen Pembantu Departemen Produksi
X Y Z A B
Sebelum alokasi
BOP BOP(1) (1) (1) (1)
BOP BOP BOP
XXX XXXXXX
+XXX
Proses alokasi (2)
(2)XXX XXX
+ (2) (3) XXX
XXX(3)
XXX
Setelah alokasi
+
BOP
+
BOP
Teknik Industri / Aifrid
Departemen Produksi
Budget setelah alokasi
Kapasitas Normal
Tarif
(1) (2) (3) (4) = (2) / (3)
No. 2 44.999.950 450.000 jam Rp. 100 / jamNo. 4 47.999.850 640.000 jam Rp. 75/ jamNo. 6 39.999.850 500.000 jam Rp. 80/ jamNo. 8 29.999.950 400.000 jam Rp. 75/ jam
No. 10 31.999.900 400.000 jam Rp. 80/ jam
Gambar 5.2. Proses Alokasi Metoda Tidak Timbal Balik
69
Tata Hitung Ongkos / 05
Unsur-Unsur Biaya Produksi
Contoh:
PT. MUARA SANI memiliki tiga departemen pembantu dan tiga departemen produksi. Tarif
BOP dihitung atas dasar jam kerja langsung pada setiap Departemen Produksi. Besarnya tarif,
kapasitas normal, kapasitas sesungguhnya pada tahun 2010:
Dept. Produksi
Tarif BOP per jam Kapasitas JKL
Tetap Variabel Normal Sesungguhnya IIIIII
Rp. 400Rp. 400Rp. 300
Rp. 600Rp. 400Rp. 500
200.000250.000300.000
205.000240.000300.000
Dari distribusi BOP sesungguhnya setiap departemen dan hasil penelitian pabrik tahun
2010 diketahui:
Departemen BOP sesungguhnya sebelum alokasi (Rp)
Jumlah karyawan
Luas lantai (m2) Jam tenaga listrik
Produksi IProduksi IIProduksi IIIJasa XJasa YJasa Z
156.000.000184.000.000150.000.000
30.000.00030.000.000
100.000.000
10050
150252550
2.0003.0003.0002.0001.5001.000
200300100200200100
Jumlah 650.000.000 400 12.500 1.100Alokasi BOP menggunakan metoda alokasi bertahap yang tidak timbal balik.
Dengan urutan alokasi:
I; Departemen Z atas dasar jam tenaga listrik.
II; Departemen Y atas dasar luas lantai.
III; Departemen X atas dasar jumlah karyawan.
Diminta:
1. Menyusun tabel alokasi BOP
2. Menganalisa selisih BOP setiap departemen produksi.
3. Membuat jurnal yang diperlukan
Jawab:
o Menyusun tabel alokasi BOP
Alokasi dari Dept. Z
BOP yang dialokasikan dari Z Rp100.000.000 dasar alokasi "jam tenaga listrik" 1.100 - 1.000 1.000alokasi per jam dari Z = Rp100.000
Dept. I 200 x Rp. 100.000 = Rp20.000.000 Dept. II 300 x Rp. 100.000 = Rp30.000.000 Dept. III 100 x Rp. 100.000 = Rp10.000.000 Dept. X 200 x Rp. 100.000 = Rp20.000.000 Dept. Y 200 x Rp. 100.000 = Rp20.000.000
Teknik Industri / Aifrid 70
Tata Hitung Ongkos / 05
Unsur-Unsur Biaya Produksi
Alokasi dari Dept. Y
BOP Y = Rp30.000.000 BOP Y dari Z = Rp20.000.000 BOP yang dialokasikan dari Y Rp50.000.000 dasar alokasi "luas lantai" = 12.500 - 1.000 - 1.500 10.000alokasi per m2 dari Y = Rp5.000
Dept. I 2.000 x Rp. 5.000 = Rp10.000.000 Dept. II 3.000 x Rp. 5.000 = Rp15.000.000 Dept. III 3.000 x Rp. 5.000 = Rp15.000.000 Dept. X 2.000 x Rp. 5.000 = Rp10.000.000
Alokasi dari Dept. X
BOP X = Rp30.000.000 BOP X dari Z = Rp20.000.000 BOP X dari Y = Rp10.000.000 BOP yang dialokasikan dari Y Rp60.000.000 dasar alokasi "jumlah karyawan" = 400 -50 - 25 -25 300alokasi per karyawan dari X = Rp200.000
Dept. I 100 x Rp200.000 = Rp20.000.000 Dept. II 50 x Rp200.000 = Rp10.000.000 Dept. III 150 x Rp200.000 = Rp30.000.000
PT. MUARA SANI
Alokasi BOP Sesungguhnya tahun 2010
KET DEPT PRODUKSI DEPT PEMBANTU I II III X Y Z
Budget BOP sebelum alokasi Rp156.000.000 Rp184.000.000 Rp150.000.000 Rp30.000.000 Rp30.000.000 Rp100.000.000
alokasi dari dept
Z Rp20.000.000 Rp30.000.000 Rp10.000.000 Rp20.000.000 Rp20.000.000 (Rp100.000.000)alokasi dari dept
Y Rp10.000.000 Rp15.000.000 Rp15.000.000 Rp10.000.000 (Rp50.000.000) alokasi dari dept
X Rp20.000.000 Rp10.000.000 Rp30.000.000 (Rp60.000.000)
jumlah alokasi dr dept
pembantu Rp50.000.000 Rp55.000.000 Rp55.000.000 (Rp30.000.000) (Rp30.000.000) (Rp100.000.000)
Budget BOP setelah alokasi Rp206.000.000 Rp239.000.000 Rp205.000.000 Rp0 Rp0 Rp0
Teknik Industri / Aifrid 71
Tata Hitung Ongkos / 05
Unsur-Unsur Biaya Produksi
o Analisis Selisih Bop Tiap Dept Produksi
DEPT PRODUKSI
I II III
BOP Sesungguhnya Rp206.000.000 Rp239.000.000 Rp205.000.000
Budget BOP pd kapasitas sesungguhnya
(200.000 X Rp.400) + (205.000 X Rp.
600) Rp203.000.000
(250.000 X Rp.400) + (240.000 X Rp.
400) Rp196.000.000
(300.000 X Rp.300) + (300.000 X Rp.
500) Rp240.000.000
selisih budget menguntungkan (tdk
menguntungkan)
(Rp3.000.000) (Rp43.000.000) Rp35.000.000
tdk
menguntungkan
tdk
menguntungkan
menguntungka
n
Budget BOP pd kapasitas sesungguhnya Rp203.000.000 Rp196.000.000 Rp240.000.000
BOP yg dibebankan
(Rp.400 + Rp. 600) X 205.000 Rp205.000.000
(Rp.400 + Rp. 400) X 240.000 Rp192.000.000
(Rp.300 + Rp. 500) X 300.000 Rp240.000.000
selisih kapasitas menguntungkan (tdk menguntungkan)
Rp2.000.000 (Rp4.000.000) Rp0
menguntungkan
tdk
menguntungkan
o Jurnal yang diperlukan
Jurnal yang diperlukan:1. Mencatat pembebanan BOP kpd produk untuk tiap Dept. produksi
BDP - BOP dept. I Rp. 205.000.000BDP - BOP dept. II Rp. 192.000.000BDP - BOP dept. III Rp. 240.000.000
BOP dibebankan dept I Rp. 205.000.000BOP dibebankan dept II Rp. 192.000.000BOP dibebankan dept III Rp. 240.000.000
Teknik Industri / Aifrid 72
Tata Hitung Ongkos / 05
Unsur-Unsur Biaya Produksi
2. Mencatat BOP yg sesungguhnya terjadi di dept prduksi dan dept pembantuBOP sesungguhnya dept I Rp. 15.000.000BOP sesungguhnya dept II Rp. 18.400.000BOP sesungguhnya dept III Rp. 15.000.000BOP sesungguhnya dept X Rp. 3.000.000BOP sesungguhnya dept Y Rp. 3.000.000BOP sesungguhnya dept Z Rp. 10.000.000
Berbagai Rekening yang dikreditkan Rp. 650.000.000
3. Mencatat alokasi BOP sesungguhnya dari dept ZBOP sesungguhnya dept I Rp. 20.000.000BOP sesungguhnya dept II Rp. 30.000.000BOP sesungguhnya dept III Rp. 10.000.000BOP sesungguhnya dept X Rp. 20.000.000BOP sesungguhnya dept Y Rp. 20.000.000
BOP sesungguhnya dept Z Rp. 100.000.000
4. Mencatat alokasi BOP sesungguhnya dari dept YBOP sesungguhnya dept I Rp. 10.000.000BOP sesungguhnya dept II Rp. 15.000.000BOP sesungguhnya dept III Rp. 15.000.000BOP sesungguhnya dept X Rp. 10.000.000
BOP sesungguhnya dept Y Rp. 50.000.000
5. Mencatat alokasi BOP sesungguhnya dari dept XBOP sesungguhnya dept I Rp. 20.000.000BOP sesungguhnya dept II Rp. 10.000.000BOP sesungguhnya dept III Rp. 30.000.000
BOP sesungguhnya dept X Rp.60.000.000
6. Memindahkan saldo rekening BOP dibebankan tiap dept ke rekening BOP sesungguhnyaBOP dibebankan dept. I Rp. 205.000.000BOP dibebankan dept. II Rp. 192.000.000BOP dibebankan dept. III Rp. 240.000.000
BOP sesungguhnya dept I Rp. 205.000.000BOP sesungguhnya dept II Rp. 192.000.000BOP sesungguhnya dept III Rp. 240.000.000
Teknik Industri / Aifrid 73
Tata Hitung Ongkos / 05
Unsur-Unsur Biaya Produksi
7. Mengakui selisih BOP tiap dept produksiSelisih BOP Dept I Rp. 1.000.000Selisih BOP Dept II Rp. 47.000.000BOP sesungguhnya Dept III Rp. 35.000.000
BOP seungguhnya dept I Rp. 1.000.000BOP seungguhnya dept II Rp. 47.000.000Selisih BOP Dept III Rp. 35.000.000
3) Metoda Alokasi Bertahap Timbal Balik (Metoda Aljabar)
Dilakukan bertahap dan transfer jasa secara timbal balik diantara departemen diperhitungkan.
Diantaranya metoda aljabar, yaitu alokasi anggaran BOP dari suatu departemen pembantu ke
departemen produksi dan departemen pembantu yang lain dilakukan secara bertahap dan
departemen pembantu yang anggaran BOPnya telah dialokasikan, dapat menerima alokasi dari
departemen pembantu yang lain.
Dengan metoda aljabar, terlebih dahulu disusun tabel transfer jasa dari masing-masing
departemen pembantu ke departemen produksi dan departemen pembantu lain. Alokasi itu
dapat dinyatakan dengan persentase, misal:
Ke departemenJasa dari departemen pembantu (dalam persentase)
X Y Z
Departemen A
Departemen B
Departemen C
Departemen x
Departemen Y
Departemen Z
20
20
20
10
20
10
30
25
25
5
5
10
25
15
20
10
10
20
100 100 100
Berdasarkan tabel alokasi itu dapat dibuat persamaan:
X = p + 0,10 X + 0,05 Y + 0,10 Z
Y = q + 0,20 X + 0,05 Y + 0,10 Z
Z = p + 0,10 X + 0,10 Y + 0,20 Z
Dimana:
X = Jumlah anggaran BOP departemen X yang dialokasikan
Y = Jumlah anggaran BOP departemen Y yang dialokasikan
Z = Jumlah anggaran BOP departemen Z yang dialokasikan
p = Jumlah anggaran BOP departemen X sebelum alokasi
q = Jumlah anggaran BOP departemen Y sebelum alokasi
r = Jumlah anggaran BOP departemen Z sebelum alokasi
Teknik Industri / Aifrid 74
Tata Hitung Ongkos / 05
Unsur-Unsur Biaya Produksi
Selanjutnya dicari nilai X, Y dan Z dengan kaidah persamaan aljabar.
Ket Departemen Pembantu Departemen Produksi
X Y Z A B C
Sebelum alokasi
BOP BOP
BOP BOP BOP BOP
XXX
XXX
XXX
Proses alokasi
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
Setelah alokasi
+
BOP
+
BOP
+
BOP
Gambar 8.3. Proses Alokasi Metoda Aljabar
Contoh:
Berikut ada data tentang BOP PT. CILACAP BERSINAR
Dept produksi Dept pembantuA B C D
Budget BOP sebelum alokasi
Rp.1.800.000 Rp. 1.310.000 Rp. 1.550.000 Rp. 840.000
Jasa dari dept C 50 % 40 % - 10 %Jasa dari dept D 40% 55 % 5 % -Dasar pembebanan
40.000 jam 50.000 jam
Tarif tetap 60 % 50 %Tariff variabel 40 % 50 %
Diminta:
o Membuat table alokasi budget BOP dari departemen C dan D ke departemen produksi
A dan B, dengan metoda aljabar
o Hitung tarif BOP tetap dan variable untuk masing-masing departemen
Teknik Industri / Aifrid 75
Tata Hitung Ongkos / 05
Unsur-Unsur Biaya Produksi
Jawab:
Misalkah:
Alokasi dari Dept. C = X
Alokasi dari dept D = Y
maka:
X = 1.550.000 + 0,05 Y (1)
Y = 840.000 + 0,1 X (2)
- 0,05 Y = 1.550.000 - X (1) * 1
Y = 840.000 + 0,1 X (2) * 10
- 0,05 Y = 1.550.000 - X (1)
10 Y = 8.400.000 + X (2)
9,95 Y = 9.950.000
Y = 9.950.000 : 9,95
= 1.000.000
X = 1.550.000 + 0,05 (1.000.000)
= 1.600.000
Jadi
alokasi dari dept C = Rp. 1.600.000alokasi dari dept D = Rp. 1.000.000
Dept Alokasi dari dept
C D
ABCD
800.000640.000
-160.000
50 %40 %
-10 %
400.000550.00050.000
40 %55 %5 %
-Jumlah 1.600.000 100 % 1.000.000 100 %
o Jadi tabel alokasi budget BOP dari dept pembantu ke dept produksi
Keterangan Dept produksi Dept jasaA B C D
BOP sblm alokasi Rp.1.800.000 Rp. 1.310.000 Rp. 1.550.000 Rp. 840.000
Alokasi dari dept CAlokasi dari dept D
Rp. 800.000Rp. 400.000
Rp. 640.000Rp. 550.000
(1.600.000)rp. 50.000
Rp. 160.000(1.000.000)
BOP sesudah alokasi Rp. 3.000.000 Rp. 2.500.000 0 0
Teknik Industri / Aifrid 76
Tata Hitung Ongkos / 05
Unsur-Unsur Biaya Produksi
o Perhitungan tarif BOP
Depertemen A Depertemen B
Tarif BOP per jam
Rp. 3.000.000 / 40.000 Rp. 75
Rp. 2.500.000 / 50.000 Rp. 50
Tarif BOP tetap
60 % X Rp. 75 Rp. 45
50 % X Rp. 75 Rp. 25
Tarif BOP variable
40 % X Rp. 75 Rp. 30
50 % X Rp. 75 Rp. 25
Perhitungan Tarif BOP setiap Departemen Produksi
Setelah proses alokasi anggaran BOP dari departemen pembantu ke departemen produksi
selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah perhitungan tarif BOP untuk tiap departemen
produksi, dengan rumus:
Tarif BOP:
- Tarif BOP tetap:
- Tarif BOP variabel:
Beberapa ukuran kapasitas:- Unit produk
- Biaya bahan baku
- Biaya tenaga kerja
Teknik Industri / Aifrid
Tarif BOP total = anggaran BOP totalUkuran kapasitas
Tarif BOP tetap = anggaran BOP tetapUkuran kapasitas
Tarif BOP variabel = anggaran BOP variabelUkuran kapasitas
Anggaran BOP = Tarif BOP per unit produkTaksiran unit produk yang dihasilkan
Anggaran BOP x 100 % = persentase anggaran BOP
Taksiran biaya bahan baku dari biaya bahan baku
Anggaran BOP x 100 % = persentase anggaran BOP BTKLTaksiran BTKL
77
Tata Hitung Ongkos / 05
Unsur-Unsur Biaya Produksi
- Jam tenaga kerja langsung
- Jam mesin
Contoh:
Semenjak 2009, PT BIRU LAUT menggunakan tarif BOP yang dibebankan pada produk
berdasarkan satuan produk yang dihasilkan. Jumlah produk yang dihasilkan, BOP serta analisa
selisih biaya overhead selama dua bulan pertama pada tahun 2010 adalah:
Bulan Jumlah produk
BOP sesungguhnya
Selisih pemakaian
Selisih kapasitas
Januari 10.000 botol Rp. 17.500.000 Rp. 5.000.000 (menguntungkan
)
0
Februari 12.500 botol Rp. 25.000.000 0 Rp. 3.125.000(Menguntungkan)
Pada bulan Maret 2010 perusahaan mengeluarkan biaya overhead sebesar Rp. 23.000.000,-
untuk memproduksi 11.000 botol.
Diminta:
1. Menghitung BOP yang dibudgetkan pada kapasitas produksi 11.000 botol
2. Menghitung BOP yang dibebankan pada bulan Maret 2010
3. Analisa selisih BOP pada bulan Maret 2010
Teknik Industri / Aifrid
Anggaran BOP = tarif BOP per jam kerja langsungTaksiran jam TKL
Anggaran BOP = tarif BOP per jam mesinTaksiran jam mesin
78
Tata Hitung Ongkos / 05
Unsur-Unsur Biaya Produksi
Jawab:
1. BOP sesungguhnya Januari 2010Selisih pemakaian (menguntungkan)Budget BOP pada kapasitas produksi 10.000 botol
BOP sesungguhnya Februari 2010Selisih pemakaianBudget BOP pada kapasitas produksi 12.500 botol
Rp. 17.500.000Rp. 5.000.000Rp. 22.500.000
Rp. 25.000.000 0
Rp. 25.000.000
Tarip BOP variabel = Rp. 25.000.000 – Rp. 22.500.000 12.500 – 10.000 = Rp. 1.000 /botol
Budget BOP pada kapasitas produksi 10.000 botol Budget BOP variabel = 10.000 x Rp.1.000
Budget BOP tetap
Rp. 22.500.000Rp. 10.000.000Rp. 12.500.000
Budget BOP pada kapasitas produksi 11.000 botol Budget BOP tetap
Budget BOP variabel = 11.000 x Rp.1.000
Rp. 12.500.000Rp. 11.000.000Rp. 23.500.000
2. Bila selisih kapasitas = 0, maka kapasias normal (sbg dasar penentuan tarif) akan sama dengan kapasitas sesungguhnya. Pada bulan Januari kapasitas produksi 10.000 botol, selisih kapasitas = 0. Jadi kapasitas normal = kapasitas sesungguhnya = 10.000 botol
Tarif BOP tetap = Rp. 12.500.000 = Rp. 1.250/botol 10.000
BOP dibebankan pada bulan Maret 2010(Rp. 1.250 x 11.000) + (Rp. 1.000) = Rp. 24.750.000
3. Analisa selisih BOP bulan Maret 2010BOP sesungguhnyaBudget BOP pada kapasitas sesungguhnya = Rp.12.500.000 + (Rp. 1.000 x 11.000)Selisih pemakaian (menguntungkan)
Rp. 23.000.000
Rp. 23.500.000Rp. 50.000
Budget BOP pada kapasitas sesungguhnya = BOP dibebankanSelisih kapasitas (menguntungkan)
Rp. 23.500.000Rp. 24.750.000
Rp. 1.250.000
Pembebanan BOP
Setelah perhitungan tarif BOP, selanjutnya tarif itu dibebankan kepada produk. Jurnal untuk
mencatat pembebanan BOP kepada produk:
Produk dalam proses-BOP Rp. XXXBOP dibebankan Rp. XXX
BOP yang sesungguhnya terjadi selama perioda berjalan, dikumpulkan dan dicatat ke dalam
rekening BOP sesungguhnya. Jurnalnya:
BOP sesungguhnya Rp. XXXPersediaan bahan pembantu Rp. XXXBiaya tenaga kerja tidak langsung Rp. XXXAkumulasi penyusutan Rp. XXXMacam-macam BOP Rp. XXX
Teknik Industri / Aifrid 79
Tata Hitung Ongkos / 05
Unsur-Unsur Biaya Produksi
Pada akhir perioda, rekening BOP dibebankan dibandingkan dengan BOP
sesungguhnya, ada dua kemungkinan selisih BOP:
1. Jika BOP dibebankan lebih besar daripada BOP sesungguhnya maka selisih itu berupa BOP
yang lebih dibebankan.
2. Sebaliknya, maka selisih itu berupa BOP yang kurang dibebankan.
Jurnalnya:
BOP dibebankan Rp. XXXBOP sesungguhnya Rp. XXXBOP lebih dibebankan Rp. XXX
BOP dibebankan Rp. XXXBOP kurang dibebankan Rp. XXX
BOP sesungguhnya Rp. XXX
Perlakuan Terhadap Selisih BOP
Timbulnya selisih BOP adalah wajar karena penggunaan tarif BOP ditentukan dimuka. Selisih
BOP pada dasarnya dapat dibebankan pada:
- Rekening rugi/laba
Jurnalnya:
BOP lebih dibebankan Rp. XXXRugi/laba Rp. XXX
Atau
Rugi/laba Rp. XXXBOP kurang dibebankan Rp. XXX
- Harga pokok penjualan
Jurnalnya:
BOP lebih dibebankan Rp. XXXHarga pokok penjualan Rp. XXX
Atau
Harga pokok penjualan Rp. XXXBOP kurang dibebankan Rp. XXX
Selisih BOP dapat dianalisis dengan:
- Selisih anggaran (budget); merupakan selisih BOP yang menunjukkan perbedaan antara
biaya yang sesungguhnya terjadi dengan taksiran biaya yang seharusnya dikeluarkan
menurut anggaran. Ini berkaitan dengan BOP variabel. Dihitung dengan membandingkan
jumlah BOP sesungguhnya dengan anggaran BOP pada kapasitas yang dicapai. Anggaran
BOP pada kapasitas yang dicapai = BOP tetap total + anggaran BOP variabel per unit x
kapasitas yang dicapai.
Selisih anggaran bisa menguntungkan, atau tidak menguntungkan.
Teknik Industri / Aifrid 80
Tata Hitung Ongkos / 05
Unsur-Unsur Biaya Produksi
- Selisih kapasitas; merupakan selisih BOP karena tidak dipakainya atau dilampauinya
kapasitas yang dianggarkan.
Selisih kapasitas = perbedaan BOP tetap yang dianggarkan dengan BOP tetap yang
dibebankan kepada produk.
Selisih kapasitas dihitung dengan menbandingkan jumlah anggaran BOP tetap dengan
jumlah BOP tetap yang dibebankan.
Jumlah BOP tetap yang dibebankan = anggaran BOP tetap per unit x kapasitas yang
dicapai.
Selisih kapasitas bisa menguntungkan, atau tidak menguntungkan.
Contoh soal:
1. Industri mobil “Samarinda Motor” mempunyai Departemen Pabrikasi, Departemen Penyempurnaan
Suku Cadang, dan Departemen Perakitan. Disamping itu, juga mempunyai tiga departemen
pembantu, yaitu Departemen Administrasi Pabrik, Departemen Pemeliharaan Pabrik, dan kantin
Pabrik. BOP sesungguhnya pada tahun 2009 sebelum alokasi dan data lainnya untuk masing-masing
Departemen tersebut adalah:
Departemen Produksi Departemen PembantuPabrikasi Penyempurna
an suku cadang
Perakitan Administrasi pabrik
Pemeliharaan pabrik
Kantin pabrik
BOP sesungguhnya
83.655.000 67.750.000 155.455.000 23.525.000 33.750.000 24.620.000
Jam kerja langsung
120.000 150.000 130.000 25.000 50.000 25.000
Jumlah karyawan
160 240 200 40 50 35
Luas lantai (m2) 6.000 6.000 6.000 600 1.000 600Alokasi BOP sesungguhnya dari Departemen Pembantu ke Departemen Produksi menggunakan
metoda “alokasi bertahap tidak timbal balik”, dengan urutan alokasi sbb:
I Departemen Pemeliharaan Pabrik dengan dasar alokasi jam kerja langsung
II Departemen Administrasi Pabrik dengan dasar alokasi jumlah karyawan
III Departemen Kantin Pabrik dengan dasar alokasi luas lantai
Diminta:
- Hitunglah jumlah BOP sesungguhnya setiap Departemen Produksi setelah alokasi BOP dari
Departemen Pembantu
- Buat jurnal yang diperlukan
Referensi:- Mardiasmo; ”Akuntansi Biaya – Penentuan Harga Pokok Produksi”; Andi Offset Yogyakarta; 1994.- Matz, A., Usry, M.F., & Hammer L.H.; “Cost Accounting – Planning and Control”; South-Western
Publishing Co., Cincinnati, 1984.
Teknik Industri / Aifrid 81