Unsur Biaya Produksi BOP

25
5 th Perencanaan dan Pengendalian Unsur-Unsur Biaya Produksi (2) 2. BIAYA OVERHEAD PABRIK Biaya overhead pabrik adalah biaya bahan, tenaga kerja, dan fasilitas produksi lainnya, selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Seperti: biaya bahan pembantu, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya listrik pabrik, biaya sewa gedung pabrik, penyusutan aktiva tetap pabrik, biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik. BOP berdasarkan perilakunya terhadap perubahan volume produksi, dibedakan menjadi: - BOP variabel; BOP yang totalnya mengalami perubahan secara proporsional sesuai perubahan volume produksi. Makin besar volume produksi maka makin besar BOP variabel total. Sedang BOP per unit jumlahnya tetap konstan. - BOP tetap; BOP dalam kapasitas relevan, totalnya tetap konstan meskipun volume produksi berubah-ubah. Makin besar volume yang diproduksi maka BOP tetap per unit akan makin kecil. Kapasitas relevan adalah berbagai tingkat produksi yang tidak mengakibatkan bertambahnya kapasitas produksi (BOP tetap konstan). - BOP semi-variabel; BOP yang totalnya berubah secara tidak proporsional dengan perubahan volume produksi. Jadi mengandung BOP variabel dan BOP tetap. Tahap pembebanan BOP kepada produk: Penyusunan anggaran BOP per departemen (departemen produksi dan departemen pembantu). Alokasi anggaran BOP departemen pembantu ke departemen produksi. Perhitungan tarif BOP setiap departemen produksi.

Transcript of Unsur Biaya Produksi BOP

Page 1: Unsur Biaya Produksi BOP

5th

Perencanaan dan Pengendalian Unsur-Unsur Biaya Produksi (2)

2. BIAYA OVERHEAD PABRIK

Biaya overhead pabrik adalah biaya bahan, tenaga kerja, dan fasilitas produksi lainnya,

selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Seperti: biaya bahan pembantu,

biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya listrik pabrik, biaya sewa gedung pabrik,

penyusutan aktiva tetap pabrik, biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik.

BOP berdasarkan perilakunya terhadap perubahan volume produksi, dibedakan menjadi:

- BOP variabel; BOP yang totalnya mengalami perubahan secara proporsional sesuai

perubahan volume produksi. Makin besar volume produksi maka makin besar BOP

variabel total. Sedang BOP per unit jumlahnya tetap konstan.

- BOP tetap; BOP dalam kapasitas relevan, totalnya tetap konstan meskipun volume

produksi berubah-ubah. Makin besar volume yang diproduksi maka BOP tetap per unit

akan makin kecil. Kapasitas relevan adalah berbagai tingkat produksi yang tidak

mengakibatkan bertambahnya kapasitas produksi (BOP tetap konstan).

- BOP semi-variabel; BOP yang totalnya berubah secara tidak proporsional dengan

perubahan volume produksi. Jadi mengandung BOP variabel dan BOP tetap.

Tahap pembebanan BOP kepada produk:

Penyusunan anggaran BOP per departemen (departemen produksi dan departemen

pembantu).

Alokasi anggaran BOP departemen pembantu ke departemen produksi.

Perhitungan tarif BOP setiap departemen produksi.

Pembebanan BOP dengan tarif yang ditentukan dimuka.

a Penyusunan Anggaran BOP per Departemen

Jumlah departemen produksi suatu pabrik beragam, tapi paling tidak ada tiga yaitu

departemen pabrikasi, perakitan, dan pengecatan atau penyelesaian. Sedang departemen

pembantu biasanya ada departemen listrik pabrik, departemen reparasi dan pemeliharaan.

Langkah penyusunan anggaran BOP per departemen:

1. Penaksiran jumlah anggaran BOP langsung dan BOP tidak langsung departemen; BOP

langsung adalah yang terjadi dan langsung dibebankan langsung pada departemen

bersangkutan. Sebaliknya BOP tidak langsung departemen merupakan BOP yang

dinikmati oleh beberapa departemen. Misal PBB tanah dan bangunan pabrik. Ukuran

kapasitas sebagai dasar penaksiran jumlah anggaran BOP:

Page 2: Unsur Biaya Produksi BOP

Tata Hitung Ongkos / 05

Unsur-Unsur Biaya Produksi

- Kapasitas teoritis (ideal); kapasitas maksimal yang dapat dicapai pabrik atau

suatu departemen dalam perusahaan dalam kondisi yang sempurna tanpa

hambatan (internal maupun eksternal).

- Kapasitas praktis (realistis); yang dapat dicapai pabrik atau suatu departemen

dalam perusahaan setelah dikurangi hambatan dari eksternal perusahaan, misal

adanya resesi, hari libur nasional, dll.

- Kapasitas normal (jangka panjang); yang dapat dicapai pabrik atau suatu

departemen dalam perusahaan dalam jangka panjang setelah dikurangi hambatan

dari internal perusahaan, misal kerusakan mesin, kurangnya bahan baku, kurang

tenaga kerja, dll.

- Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan (jangka pendek); yang diperkirakan

dapat dicapai pabrik atau suatu departemen dalam perusahaan dalam satu tahun

yang akan datang (jangka pendek).

Ukuran kapasitas dapat dinyatakan dalam bentuk unit produk, biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja langsung, jam kerja langsung dan jam mesin.

2. Distribusi anggaran BOP tidak langsung departemen ke departemen yang menikmati

manfaatnya. Pendistribusian ini umumnya menggunakan dasar tertentu yang masuk

akal dan dapat dipertanggungjawabkan. Misal distribusi

3. biaya penyusutan dan sewa gedung ditentukan berdasarkan luas lantai.

4. Penentuan anggaran BOP per departemen; setelah BOP tidak langsung didistribusikan

ke departemen yang menikmati manfaat biayanya, selanjutnya anggaran BOP langsung

tiap departemen dijumlahkan dengan BOP tidak langsung per departemen untuk

menentukan anggaran BOP tiap departemen.

Contoh:

Industri tekstil PT TEXMACO PERDANA mendistribusikan budget BOP tidak langsung

departemen dengan ketentuan sbb:

Elemen Biaya Jumlah Dasar Distribusi

Biaya penyusutan pabrik

Biaya listrik pabrik

Biaya asuransi kebakaran

Biaya perawatan mesin

Gaji pegawai

Rp. 1.800.000,-

Rp. 600.000,-

Rp. 4.200.000,-

Rp. 750.000,-

Rp. 2.400.000,-

Luas lantai (m2)

Kwh

Luas lantai (m2)

Nilai mesin

Jumlah karyawan

Berdasarkan penelitian pabrik tahun 2010, diperoleh data sbb:

Teknik Industri / Aifrid 68

Page 3: Unsur Biaya Produksi BOP

Tata Hitung Ongkos / 05

Unsur-Unsur Biaya Produksi

Departemen Luas Lantai (m2)

Kwh Nilai Mesin Jumlah Karyawan

Produksi A

Produksi B

Pembantu X

Pembantu Y

Pembantu Z

10.500

7.500

4.500

3.000

4.500

240.000

240.000

60.000

30.000

30.000

Rp. 45.000.000,-

Rp. 30.000.000,-

Rp. 30.000.000,-

Rp. 22.500.000,-

Rp. 22.500.000,-

40

40

24

24

32

Jumlah 30.000 600.000 Rp. 150.000.000,- 160

Dari data yang ada dapat ditentukan:

Jumlah budget BOP Tidak Langsung Departemen untuk departemen produksi (A dan B) dan

departemen pembantu (X, Y, dan Z) sebagimana Tabel 5.1:

Elemen Biaya Yang Didistribusikan

Jumlah Dept. Produksi Dept. Pembantu

A B X Y Z

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

Biaya penyusutan pabrik

Biaya listrik pabrik

Biaya asuransi kebakaran

Biaya perawatan mesin

Gaji pegawai

1.800.000

600.000

4.200.000

750.000

2.400.000

630.000

240.000

1.470.000

225.000

600.000

450.000

240.000

1.050.000

150.000

600.000

270.000

60.000

630.000

150.000

360.000

180.000

30.000

420.000

112.500

360.000

270.000

30.000

630.000

112.500

480.000

9.750.000 3.165.000 2.490.000 1.470.000 1.102.500 1.522.500

Misal:

Alokasi biaya penyusutan pabrik Rp. 1.800.000

Dasar distribusi: luas lantai = 30.000 m2, sehingga distribusi per m2:

Rp. 1.800.000 / 30.000 = Rp. 60,-

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel

Teknik Industri / Aifrid 69

Page 4: Unsur Biaya Produksi BOP

5th

Elemen Biaya JumlahDasar

Distribusi Tarif per unit Dept. A Dept. B Dept. X Dept. Y Dept. Z

(1) (2) (3) (4) (5)(6)

= (4) X (5) (7)(8)

= (4) X (7) (9)(10)

= (4) X (9) (11)

(12) = (4) X

(11) (13)

Rp1.800.000

Luas lantai (m2)

Biaya penyusutan pabrik 30.000 Rp60,000 10.500 Rp630.000 7.500 Rp450.000 4.500

Rp270.000 3.000

Rp180.000 4.500

Rp600.000

Kwh

Biaya listrik pabrik 600.000 Rp1,000 240.000 Rp240.000 240.000 Rp240.000 60.000 Rp60.000 30.000 Rp30.000 30.000

Rp4.200.000

Luas lantai (m2)

Biaya asuransi kebakaran 30.000 Rp140,000 10.500 Rp1.470.000 7.500 Rp1.050.000 4.500

Rp630.000 3.000

Rp420.000 4.500

Rp750.000

Nilai mesin

Biaya perawatan mesin Rp150.000.000 Rp0,005 Rp45.000.000 Rp225.000 Rp30.000.000 Rp150.000 Rp30.000.000Rp150.00

0 Rp22.500.000Rp112.50

0 Rp22.500.000

Rp2.400.000

Jumlah karyawan

Gaji pegawai 160 Rp15.000,000 40 Rp600.000 40 Rp600.000 24Rp360.00

0 24Rp360.00

0

Page 5: Unsur Biaya Produksi BOP

5th

b Alokasi Anggaran BOP Departemen Pembantu Ke Departemen Produksi

Untuk mengalokasikan anggaran BOP departemen pembantu ke departemen produksi dapat

menggunakan beberapa metoda, yaitu: metoda langsung atau metoda bertahap. Metoda

bertahap dibedakan dalam beberapa metoda, yaitu metoda bertahap tidak timbal balik, dan

metoda bertahap timbal balik (seperti metoda aljabar).

1) Metoda Alokasi Langsung

Umumnya digunakan jika jasa yang dihasilkan departemen pembantu hanya dinikmati oleh

departemen produksi.

Ket Departemen Pembantu Departemen Produksi

X Y Z A B

Sebelum alokasi

BOP(1) (1)

BOP(2)

BOP(3) 3)

BOP BOP

XXXXXX

Proses alokasi

XXXXXX

XXX + +

Setelah alokasi BOP BOP

Gambar 5.1. Proses Alokasi Metoda Langsung

Contoh:

Dalam menghitung tarif BOP pabrik untuk 2010. PT BANDUNG STEEL menggunakan

metoda alokasi langsung untuk masing-masing departemen produksi. Berikut jumlah BOP

sebelum alokasi dari departemen pembantu P, Q, dan R

Departemen no. 2 Rp. 24.903.450,-

Departemen no. 4 Rp. 26.663.850,-

Departemen no. 6 Rp. 20.217.100,-

Departemen no. 8 Rp. 19.687.200,-

Departemen no. 10 Rp. 14.117.900,-

Departemen P Rp. 29.250.000,-

Departemen Q Rp. 32.725.000,-

Departemen R Rp. 27.435.000,-

Dasar alokasi adalah pemakaian jasa departemen pembantu untuk tiap departemen

produksi:

Page 6: Unsur Biaya Produksi BOP

Tata Hitung Ongkos / 05

Unsur-Unsur Biaya Produksi

Jasa dari departemen

Departemen Produksi

No. 2 No. 4 No. 6 No. 8 No. 10

Pembantu P

Pembantu Q

Pembantu R

20 %

10 %

40 %

30 %

30 %

10 %

20 %

30 %

15 %

10 %

10 %

15 %

20 %

20 %

20 %Diminta:

1. Membuat tabel alokasi budget BOP dari Departemen Pembantu ke Depatemen Produksi

2. Menghitung tarif BOP untuk masing-masing departemen bila pembebanan tarif BOP

berdasarkan kapasitas normal yaitu:

Departemen Produksi Kapasitas Normal

No. 2 450.000 jamNo. 4 640.000 jamNo. 6 500.000 jamNo. 8 400.000 jam

No. 10 400.000 jam

Jawab:

Jumlah Budget BOP yang Dialokasikan

Dialokasikan ke dept. P dept. Q dept. R29.250.000 32.725.000 27.435.000

Dept no. 2 20% 5.850.000 10% 3.272.500 40% 10.974.000Dept no. 4 30% 8.775.000 30% 9.817.500 10% 2.743.500Dept no. 6 20% 5.850.000 30% 9.817.500 15% 4.115.250Dept no. 8 10% 2.925.000 10% 3.272.500 15% 4.115.250Dept no. 10 20% 5.850.000 20% 6.545.000 20% 5.487.000

100% 29.250.000 100% 32.725.000 100% 27.435.000

Tabel Alokasi Budget BOP dari Departemen Pembantu

ke Depatemen Produksi

Budget Sebelum Alokasi

Alokasi dari dept. Pembantu Jumlah alokasi dari Dept pembantu

Budget setelah alokasi

Dept. P Dept. Q Dept. R

Dept no. 2 24.903.450 5.850.000 3.272.500 10.974.000 20.096.500 44.999.950Dept no. 4 26.663.850 8.775.000 9.817.500 2.743.500 21.336.000 47.999.850Dept no. 6 20.217.100 5.850.000 9.817.500 4.115.250 19.782.750 39.999.850Dept no. 8 19.687.200 2.925.000 3.272.500 4.115.250 10.312.750 29.999.950Dept no. 10 14.117.900 5.850.000 6.545.000 5.487.000 17.882.000 31.999.900

Teknik Industri / Aifrid 68

Page 7: Unsur Biaya Produksi BOP

Tata Hitung Ongkos / 05

Unsur-Unsur Biaya Produksi

2) Metoda Alokasi Bertahap

- Metoda alokasi bertahap tidak timbal balik; dilakukan bertahap tapi tidak

memperhitungkan jasa secara timbal balik diantara departemen pembantu. Transfer jasa

dari departemen pembantu ke departemen pembantu lainnya, dengan metoda ini tetap

diperhitungkan dengan cara alokasi yang diatur berdasarkan kebijaksanaan manajemen.

Dalam metoda ini, departemen pembantu yang anggaran BOP-nya telah dialokasikan,

tidak menerima alokasi dari departemen pembantu yang lain.

Ket Departemen Pembantu Departemen Produksi

X Y Z A B

Sebelum alokasi

BOP BOP(1) (1) (1) (1)

BOP BOP BOP

XXX XXXXXX

+XXX

Proses alokasi (2)

(2)XXX XXX

+ (2) (3) XXX

XXX(3)

XXX

Setelah alokasi

+

BOP

+

BOP

Teknik Industri / Aifrid

Departemen Produksi

Budget setelah alokasi

Kapasitas Normal

Tarif

(1) (2) (3) (4) = (2) / (3)

No. 2 44.999.950 450.000 jam Rp. 100 / jamNo. 4 47.999.850 640.000 jam Rp. 75/ jamNo. 6 39.999.850 500.000 jam Rp. 80/ jamNo. 8 29.999.950 400.000 jam Rp. 75/ jam

No. 10 31.999.900 400.000 jam Rp. 80/ jam

Gambar 5.2. Proses Alokasi Metoda Tidak Timbal Balik

69

Page 8: Unsur Biaya Produksi BOP

Tata Hitung Ongkos / 05

Unsur-Unsur Biaya Produksi

Contoh:

PT. MUARA SANI memiliki tiga departemen pembantu dan tiga departemen produksi. Tarif

BOP dihitung atas dasar jam kerja langsung pada setiap Departemen Produksi. Besarnya tarif,

kapasitas normal, kapasitas sesungguhnya pada tahun 2010:

Dept. Produksi

Tarif BOP per jam Kapasitas JKL

Tetap Variabel Normal Sesungguhnya IIIIII

Rp. 400Rp. 400Rp. 300

Rp. 600Rp. 400Rp. 500

200.000250.000300.000

205.000240.000300.000

Dari distribusi BOP sesungguhnya setiap departemen dan hasil penelitian pabrik tahun

2010 diketahui:

Departemen BOP sesungguhnya sebelum alokasi (Rp)

Jumlah karyawan

Luas lantai (m2) Jam tenaga listrik

Produksi IProduksi IIProduksi IIIJasa XJasa YJasa Z

156.000.000184.000.000150.000.000

30.000.00030.000.000

100.000.000

10050

150252550

2.0003.0003.0002.0001.5001.000

200300100200200100

Jumlah 650.000.000 400 12.500 1.100Alokasi BOP menggunakan metoda alokasi bertahap yang tidak timbal balik.

Dengan urutan alokasi:

I; Departemen Z atas dasar jam tenaga listrik.

II; Departemen Y atas dasar luas lantai.

III; Departemen X atas dasar jumlah karyawan.

Diminta:

1. Menyusun tabel alokasi BOP

2. Menganalisa selisih BOP setiap departemen produksi.

3. Membuat jurnal yang diperlukan

Jawab:

o Menyusun tabel alokasi BOP

Alokasi dari Dept. Z

BOP yang dialokasikan dari Z Rp100.000.000 dasar alokasi "jam tenaga listrik" 1.100 - 1.000 1.000alokasi per jam dari Z = Rp100.000

Dept. I 200 x Rp. 100.000 = Rp20.000.000 Dept. II 300 x Rp. 100.000 = Rp30.000.000 Dept. III 100 x Rp. 100.000 = Rp10.000.000 Dept. X 200 x Rp. 100.000 = Rp20.000.000 Dept. Y 200 x Rp. 100.000 = Rp20.000.000

Teknik Industri / Aifrid 70

Page 9: Unsur Biaya Produksi BOP

Tata Hitung Ongkos / 05

Unsur-Unsur Biaya Produksi

Alokasi dari Dept. Y

BOP Y = Rp30.000.000 BOP Y dari Z = Rp20.000.000 BOP yang dialokasikan dari Y Rp50.000.000 dasar alokasi "luas lantai" = 12.500 - 1.000 - 1.500 10.000alokasi per m2 dari Y = Rp5.000

Dept. I 2.000 x Rp. 5.000 = Rp10.000.000 Dept. II 3.000 x Rp. 5.000 = Rp15.000.000 Dept. III 3.000 x Rp. 5.000 = Rp15.000.000 Dept. X 2.000 x Rp. 5.000 = Rp10.000.000

Alokasi dari Dept. X

BOP X = Rp30.000.000 BOP X dari Z = Rp20.000.000 BOP X dari Y = Rp10.000.000 BOP yang dialokasikan dari Y Rp60.000.000 dasar alokasi "jumlah karyawan" = 400 -50 - 25 -25 300alokasi per karyawan dari X = Rp200.000

Dept. I 100 x Rp200.000 = Rp20.000.000 Dept. II 50 x Rp200.000 = Rp10.000.000 Dept. III 150 x Rp200.000 = Rp30.000.000

PT. MUARA SANI

Alokasi BOP Sesungguhnya tahun 2010

KET DEPT PRODUKSI DEPT PEMBANTU I II III X Y Z

Budget BOP sebelum alokasi Rp156.000.000 Rp184.000.000 Rp150.000.000 Rp30.000.000 Rp30.000.000 Rp100.000.000

alokasi dari dept

Z Rp20.000.000 Rp30.000.000 Rp10.000.000 Rp20.000.000 Rp20.000.000 (Rp100.000.000)alokasi dari dept

Y Rp10.000.000 Rp15.000.000 Rp15.000.000 Rp10.000.000 (Rp50.000.000) alokasi dari dept

X Rp20.000.000 Rp10.000.000 Rp30.000.000 (Rp60.000.000)

jumlah alokasi dr dept

pembantu Rp50.000.000 Rp55.000.000 Rp55.000.000 (Rp30.000.000) (Rp30.000.000) (Rp100.000.000)

Budget BOP setelah alokasi Rp206.000.000 Rp239.000.000 Rp205.000.000 Rp0 Rp0 Rp0

Teknik Industri / Aifrid 71

Page 10: Unsur Biaya Produksi BOP

Tata Hitung Ongkos / 05

Unsur-Unsur Biaya Produksi

o Analisis Selisih Bop Tiap Dept Produksi

DEPT PRODUKSI

I II III

BOP Sesungguhnya Rp206.000.000 Rp239.000.000 Rp205.000.000

Budget BOP pd kapasitas sesungguhnya

(200.000 X Rp.400) + (205.000 X Rp.

600) Rp203.000.000

(250.000 X Rp.400) + (240.000 X Rp.

400) Rp196.000.000

(300.000 X Rp.300) + (300.000 X Rp.

500) Rp240.000.000

selisih budget menguntungkan (tdk

menguntungkan)

(Rp3.000.000) (Rp43.000.000) Rp35.000.000

tdk

menguntungkan

tdk

menguntungkan

menguntungka

n

Budget BOP pd kapasitas sesungguhnya Rp203.000.000 Rp196.000.000 Rp240.000.000

BOP yg dibebankan

(Rp.400 + Rp. 600) X 205.000 Rp205.000.000

(Rp.400 + Rp. 400) X 240.000 Rp192.000.000

(Rp.300 + Rp. 500) X 300.000 Rp240.000.000

selisih kapasitas menguntungkan (tdk menguntungkan)

Rp2.000.000 (Rp4.000.000) Rp0

menguntungkan

tdk

menguntungkan

o Jurnal yang diperlukan

Jurnal yang diperlukan:1. Mencatat pembebanan BOP kpd produk untuk tiap Dept. produksi

BDP - BOP dept. I Rp. 205.000.000BDP - BOP dept. II Rp. 192.000.000BDP - BOP dept. III Rp. 240.000.000

BOP dibebankan dept I Rp. 205.000.000BOP dibebankan dept II Rp. 192.000.000BOP dibebankan dept III Rp. 240.000.000

Teknik Industri / Aifrid 72

Page 11: Unsur Biaya Produksi BOP

Tata Hitung Ongkos / 05

Unsur-Unsur Biaya Produksi

2. Mencatat BOP yg sesungguhnya terjadi di dept prduksi dan dept pembantuBOP sesungguhnya dept I Rp. 15.000.000BOP sesungguhnya dept II Rp. 18.400.000BOP sesungguhnya dept III Rp. 15.000.000BOP sesungguhnya dept X Rp. 3.000.000BOP sesungguhnya dept Y Rp. 3.000.000BOP sesungguhnya dept Z Rp. 10.000.000

Berbagai Rekening yang dikreditkan Rp. 650.000.000

3. Mencatat alokasi BOP sesungguhnya dari dept ZBOP sesungguhnya dept I Rp. 20.000.000BOP sesungguhnya dept II Rp. 30.000.000BOP sesungguhnya dept III Rp. 10.000.000BOP sesungguhnya dept X Rp. 20.000.000BOP sesungguhnya dept Y Rp. 20.000.000

BOP sesungguhnya dept Z Rp. 100.000.000

4. Mencatat alokasi BOP sesungguhnya dari dept YBOP sesungguhnya dept I Rp. 10.000.000BOP sesungguhnya dept II Rp. 15.000.000BOP sesungguhnya dept III Rp. 15.000.000BOP sesungguhnya dept X Rp. 10.000.000

BOP sesungguhnya dept Y Rp. 50.000.000

5. Mencatat alokasi BOP sesungguhnya dari dept XBOP sesungguhnya dept I Rp. 20.000.000BOP sesungguhnya dept II Rp. 10.000.000BOP sesungguhnya dept III Rp. 30.000.000

BOP sesungguhnya dept X Rp.60.000.000

6. Memindahkan saldo rekening BOP dibebankan tiap dept ke rekening BOP sesungguhnyaBOP dibebankan dept. I Rp. 205.000.000BOP dibebankan dept. II Rp. 192.000.000BOP dibebankan dept. III Rp. 240.000.000

BOP sesungguhnya dept I Rp. 205.000.000BOP sesungguhnya dept II Rp. 192.000.000BOP sesungguhnya dept III Rp. 240.000.000

Teknik Industri / Aifrid 73

Page 12: Unsur Biaya Produksi BOP

Tata Hitung Ongkos / 05

Unsur-Unsur Biaya Produksi

7. Mengakui selisih BOP tiap dept produksiSelisih BOP Dept I Rp. 1.000.000Selisih BOP Dept II Rp. 47.000.000BOP sesungguhnya Dept III Rp. 35.000.000

BOP seungguhnya dept I Rp. 1.000.000BOP seungguhnya dept II Rp. 47.000.000Selisih BOP Dept III Rp. 35.000.000

3) Metoda Alokasi Bertahap Timbal Balik (Metoda Aljabar)

Dilakukan bertahap dan transfer jasa secara timbal balik diantara departemen diperhitungkan.

Diantaranya metoda aljabar, yaitu alokasi anggaran BOP dari suatu departemen pembantu ke

departemen produksi dan departemen pembantu yang lain dilakukan secara bertahap dan

departemen pembantu yang anggaran BOPnya telah dialokasikan, dapat menerima alokasi dari

departemen pembantu yang lain.

Dengan metoda aljabar, terlebih dahulu disusun tabel transfer jasa dari masing-masing

departemen pembantu ke departemen produksi dan departemen pembantu lain. Alokasi itu

dapat dinyatakan dengan persentase, misal:

Ke departemenJasa dari departemen pembantu (dalam persentase)

X Y Z

Departemen A

Departemen B

Departemen C

Departemen x

Departemen Y

Departemen Z

20

20

20

10

20

10

30

25

25

5

5

10

25

15

20

10

10

20

100 100 100

Berdasarkan tabel alokasi itu dapat dibuat persamaan:

X = p + 0,10 X + 0,05 Y + 0,10 Z

Y = q + 0,20 X + 0,05 Y + 0,10 Z

Z = p + 0,10 X + 0,10 Y + 0,20 Z

Dimana:

X = Jumlah anggaran BOP departemen X yang dialokasikan

Y = Jumlah anggaran BOP departemen Y yang dialokasikan

Z = Jumlah anggaran BOP departemen Z yang dialokasikan

p = Jumlah anggaran BOP departemen X sebelum alokasi

q = Jumlah anggaran BOP departemen Y sebelum alokasi

r = Jumlah anggaran BOP departemen Z sebelum alokasi

Teknik Industri / Aifrid 74

Page 13: Unsur Biaya Produksi BOP

Tata Hitung Ongkos / 05

Unsur-Unsur Biaya Produksi

Selanjutnya dicari nilai X, Y dan Z dengan kaidah persamaan aljabar.

Ket Departemen Pembantu Departemen Produksi

X Y Z A B C

Sebelum alokasi

BOP BOP

BOP BOP BOP BOP

XXX

XXX

XXX

Proses alokasi

XXX

XXX

XXX

XXX

XXX

XXX

Setelah alokasi

+

BOP

+

BOP

+

BOP

Gambar 8.3. Proses Alokasi Metoda Aljabar

Contoh:

Berikut ada data tentang BOP PT. CILACAP BERSINAR

Dept produksi Dept pembantuA B C D

Budget BOP sebelum alokasi

Rp.1.800.000 Rp. 1.310.000 Rp. 1.550.000 Rp. 840.000

Jasa dari dept C 50 % 40 % - 10 %Jasa dari dept D 40% 55 % 5 % -Dasar pembebanan

40.000 jam 50.000 jam

Tarif tetap 60 % 50 %Tariff variabel 40 % 50 %

Diminta:

o Membuat table alokasi budget BOP dari departemen C dan D ke departemen produksi

A dan B, dengan metoda aljabar

o Hitung tarif BOP tetap dan variable untuk masing-masing departemen

Teknik Industri / Aifrid 75

Page 14: Unsur Biaya Produksi BOP

Tata Hitung Ongkos / 05

Unsur-Unsur Biaya Produksi

Jawab:

Misalkah:

Alokasi dari Dept. C = X

Alokasi dari dept D = Y

maka:

X = 1.550.000 + 0,05 Y (1)

Y = 840.000 + 0,1 X (2)

- 0,05 Y = 1.550.000 - X (1) * 1

Y = 840.000 + 0,1 X (2) * 10

- 0,05 Y = 1.550.000 - X (1)

10 Y = 8.400.000 + X (2)

9,95 Y = 9.950.000

Y = 9.950.000 : 9,95

= 1.000.000

X = 1.550.000 + 0,05 (1.000.000)

= 1.600.000

Jadi

alokasi dari dept C = Rp. 1.600.000alokasi dari dept D = Rp. 1.000.000

Dept Alokasi dari dept

C D

ABCD

800.000640.000

-160.000

50 %40 %

-10 %

400.000550.00050.000

40 %55 %5 %

-Jumlah 1.600.000 100 % 1.000.000 100 %

o Jadi tabel alokasi budget BOP dari dept pembantu ke dept produksi

Keterangan Dept produksi Dept jasaA B C D

BOP sblm alokasi Rp.1.800.000 Rp. 1.310.000 Rp. 1.550.000 Rp. 840.000

Alokasi dari dept CAlokasi dari dept D

Rp. 800.000Rp. 400.000

Rp. 640.000Rp. 550.000

(1.600.000)rp. 50.000

Rp. 160.000(1.000.000)

BOP sesudah alokasi Rp. 3.000.000 Rp. 2.500.000 0 0

Teknik Industri / Aifrid 76

Page 15: Unsur Biaya Produksi BOP

Tata Hitung Ongkos / 05

Unsur-Unsur Biaya Produksi

o Perhitungan tarif BOP

Depertemen A Depertemen B

Tarif BOP per jam

Rp. 3.000.000 / 40.000 Rp. 75

Rp. 2.500.000 / 50.000 Rp. 50

Tarif BOP tetap

60 % X Rp. 75 Rp. 45

50 % X Rp. 75 Rp. 25

Tarif BOP variable

40 % X Rp. 75 Rp. 30

50 % X Rp. 75 Rp. 25

Perhitungan Tarif BOP setiap Departemen Produksi

Setelah proses alokasi anggaran BOP dari departemen pembantu ke departemen produksi

selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah perhitungan tarif BOP untuk tiap departemen

produksi, dengan rumus:

Tarif BOP:

- Tarif BOP tetap:

- Tarif BOP variabel:

Beberapa ukuran kapasitas:- Unit produk

- Biaya bahan baku

- Biaya tenaga kerja

Teknik Industri / Aifrid

Tarif BOP total = anggaran BOP totalUkuran kapasitas

Tarif BOP tetap = anggaran BOP tetapUkuran kapasitas

Tarif BOP variabel = anggaran BOP variabelUkuran kapasitas

Anggaran BOP = Tarif BOP per unit produkTaksiran unit produk yang dihasilkan

Anggaran BOP x 100 % = persentase anggaran BOP

Taksiran biaya bahan baku dari biaya bahan baku

Anggaran BOP x 100 % = persentase anggaran BOP BTKLTaksiran BTKL

77

Page 16: Unsur Biaya Produksi BOP

Tata Hitung Ongkos / 05

Unsur-Unsur Biaya Produksi

- Jam tenaga kerja langsung

- Jam mesin

Contoh:

Semenjak 2009, PT BIRU LAUT menggunakan tarif BOP yang dibebankan pada produk

berdasarkan satuan produk yang dihasilkan. Jumlah produk yang dihasilkan, BOP serta analisa

selisih biaya overhead selama dua bulan pertama pada tahun 2010 adalah:

Bulan Jumlah produk

BOP sesungguhnya

Selisih pemakaian

Selisih kapasitas

Januari 10.000 botol Rp. 17.500.000 Rp. 5.000.000 (menguntungkan

)

0

Februari 12.500 botol Rp. 25.000.000 0 Rp. 3.125.000(Menguntungkan)

Pada bulan Maret 2010 perusahaan mengeluarkan biaya overhead sebesar Rp. 23.000.000,-

untuk memproduksi 11.000 botol.

Diminta:

1. Menghitung BOP yang dibudgetkan pada kapasitas produksi 11.000 botol

2. Menghitung BOP yang dibebankan pada bulan Maret 2010

3. Analisa selisih BOP pada bulan Maret 2010

Teknik Industri / Aifrid

Anggaran BOP = tarif BOP per jam kerja langsungTaksiran jam TKL

Anggaran BOP = tarif BOP per jam mesinTaksiran jam mesin

78

Page 17: Unsur Biaya Produksi BOP

Tata Hitung Ongkos / 05

Unsur-Unsur Biaya Produksi

Jawab:

1. BOP sesungguhnya Januari 2010Selisih pemakaian (menguntungkan)Budget BOP pada kapasitas produksi 10.000 botol

BOP sesungguhnya Februari 2010Selisih pemakaianBudget BOP pada kapasitas produksi 12.500 botol

Rp. 17.500.000Rp. 5.000.000Rp. 22.500.000

Rp. 25.000.000 0

Rp. 25.000.000

Tarip BOP variabel = Rp. 25.000.000 – Rp. 22.500.000 12.500 – 10.000 = Rp. 1.000 /botol

Budget BOP pada kapasitas produksi 10.000 botol Budget BOP variabel = 10.000 x Rp.1.000

Budget BOP tetap

Rp. 22.500.000Rp. 10.000.000Rp. 12.500.000

Budget BOP pada kapasitas produksi 11.000 botol Budget BOP tetap

Budget BOP variabel = 11.000 x Rp.1.000

Rp. 12.500.000Rp. 11.000.000Rp. 23.500.000

2. Bila selisih kapasitas = 0, maka kapasias normal (sbg dasar penentuan tarif) akan sama dengan kapasitas sesungguhnya. Pada bulan Januari kapasitas produksi 10.000 botol, selisih kapasitas = 0. Jadi kapasitas normal = kapasitas sesungguhnya = 10.000 botol

Tarif BOP tetap = Rp. 12.500.000 = Rp. 1.250/botol 10.000

BOP dibebankan pada bulan Maret 2010(Rp. 1.250 x 11.000) + (Rp. 1.000) = Rp. 24.750.000

3. Analisa selisih BOP bulan Maret 2010BOP sesungguhnyaBudget BOP pada kapasitas sesungguhnya = Rp.12.500.000 + (Rp. 1.000 x 11.000)Selisih pemakaian (menguntungkan)

Rp. 23.000.000

Rp. 23.500.000Rp. 50.000

Budget BOP pada kapasitas sesungguhnya = BOP dibebankanSelisih kapasitas (menguntungkan)

Rp. 23.500.000Rp. 24.750.000

Rp. 1.250.000

Pembebanan BOP

Setelah perhitungan tarif BOP, selanjutnya tarif itu dibebankan kepada produk. Jurnal untuk

mencatat pembebanan BOP kepada produk:

Produk dalam proses-BOP Rp. XXXBOP dibebankan Rp. XXX

BOP yang sesungguhnya terjadi selama perioda berjalan, dikumpulkan dan dicatat ke dalam

rekening BOP sesungguhnya. Jurnalnya:

BOP sesungguhnya Rp. XXXPersediaan bahan pembantu Rp. XXXBiaya tenaga kerja tidak langsung Rp. XXXAkumulasi penyusutan Rp. XXXMacam-macam BOP Rp. XXX

Teknik Industri / Aifrid 79

Page 18: Unsur Biaya Produksi BOP

Tata Hitung Ongkos / 05

Unsur-Unsur Biaya Produksi

Pada akhir perioda, rekening BOP dibebankan dibandingkan dengan BOP

sesungguhnya, ada dua kemungkinan selisih BOP:

1. Jika BOP dibebankan lebih besar daripada BOP sesungguhnya maka selisih itu berupa BOP

yang lebih dibebankan.

2. Sebaliknya, maka selisih itu berupa BOP yang kurang dibebankan.

Jurnalnya:

BOP dibebankan Rp. XXXBOP sesungguhnya Rp. XXXBOP lebih dibebankan Rp. XXX

BOP dibebankan Rp. XXXBOP kurang dibebankan Rp. XXX

BOP sesungguhnya Rp. XXX

Perlakuan Terhadap Selisih BOP

Timbulnya selisih BOP adalah wajar karena penggunaan tarif BOP ditentukan dimuka. Selisih

BOP pada dasarnya dapat dibebankan pada:

- Rekening rugi/laba

Jurnalnya:

BOP lebih dibebankan Rp. XXXRugi/laba Rp. XXX

Atau

Rugi/laba Rp. XXXBOP kurang dibebankan Rp. XXX

- Harga pokok penjualan

Jurnalnya:

BOP lebih dibebankan Rp. XXXHarga pokok penjualan Rp. XXX

Atau

Harga pokok penjualan Rp. XXXBOP kurang dibebankan Rp. XXX

Selisih BOP dapat dianalisis dengan:

- Selisih anggaran (budget); merupakan selisih BOP yang menunjukkan perbedaan antara

biaya yang sesungguhnya terjadi dengan taksiran biaya yang seharusnya dikeluarkan

menurut anggaran. Ini berkaitan dengan BOP variabel. Dihitung dengan membandingkan

jumlah BOP sesungguhnya dengan anggaran BOP pada kapasitas yang dicapai. Anggaran

BOP pada kapasitas yang dicapai = BOP tetap total + anggaran BOP variabel per unit x

kapasitas yang dicapai.

Selisih anggaran bisa menguntungkan, atau tidak menguntungkan.

Teknik Industri / Aifrid 80

Page 19: Unsur Biaya Produksi BOP

Tata Hitung Ongkos / 05

Unsur-Unsur Biaya Produksi

- Selisih kapasitas; merupakan selisih BOP karena tidak dipakainya atau dilampauinya

kapasitas yang dianggarkan.

Selisih kapasitas = perbedaan BOP tetap yang dianggarkan dengan BOP tetap yang

dibebankan kepada produk.

Selisih kapasitas dihitung dengan menbandingkan jumlah anggaran BOP tetap dengan

jumlah BOP tetap yang dibebankan.

Jumlah BOP tetap yang dibebankan = anggaran BOP tetap per unit x kapasitas yang

dicapai.

Selisih kapasitas bisa menguntungkan, atau tidak menguntungkan.

Contoh soal:

1. Industri mobil “Samarinda Motor” mempunyai Departemen Pabrikasi, Departemen Penyempurnaan

Suku Cadang, dan Departemen Perakitan. Disamping itu, juga mempunyai tiga departemen

pembantu, yaitu Departemen Administrasi Pabrik, Departemen Pemeliharaan Pabrik, dan kantin

Pabrik. BOP sesungguhnya pada tahun 2009 sebelum alokasi dan data lainnya untuk masing-masing

Departemen tersebut adalah:

Departemen Produksi Departemen PembantuPabrikasi Penyempurna

an suku cadang

Perakitan Administrasi pabrik

Pemeliharaan pabrik

Kantin pabrik

BOP sesungguhnya

83.655.000 67.750.000 155.455.000 23.525.000 33.750.000 24.620.000

Jam kerja langsung

120.000 150.000 130.000 25.000 50.000 25.000

Jumlah karyawan

160 240 200 40 50 35

Luas lantai (m2) 6.000 6.000 6.000 600 1.000 600Alokasi BOP sesungguhnya dari Departemen Pembantu ke Departemen Produksi menggunakan

metoda “alokasi bertahap tidak timbal balik”, dengan urutan alokasi sbb:

I Departemen Pemeliharaan Pabrik dengan dasar alokasi jam kerja langsung

II Departemen Administrasi Pabrik dengan dasar alokasi jumlah karyawan

III Departemen Kantin Pabrik dengan dasar alokasi luas lantai

Diminta:

- Hitunglah jumlah BOP sesungguhnya setiap Departemen Produksi setelah alokasi BOP dari

Departemen Pembantu

- Buat jurnal yang diperlukan

Referensi:- Mardiasmo; ”Akuntansi Biaya – Penentuan Harga Pokok Produksi”; Andi Offset Yogyakarta; 1994.- Matz, A., Usry, M.F., & Hammer L.H.; “Cost Accounting – Planning and Control”; South-Western

Publishing Co., Cincinnati, 1984.

Teknik Industri / Aifrid 81