ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK...
-
Upload
vuongkhanh -
Category
Documents
-
view
266 -
download
0
Transcript of ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK...
ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD
PABRIK PADA PT.
DANAPERSADARAYA MOTOR
INDUSTRY
Nama : Desty Natalia
NPM : 21210859
Jurusan : Akuntansi
Pembimbing : Haryono, SE., MMSI
Latar Belakang Masalah
Biaya Overhead Pabrik (BOP) merupakan salah satu unsur di dalam
menentukan harga pokok produksi. BOP mempunyai kegunaan yang
sangat penting diantara unsur-unsur biaya yang lainnya, seperti biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya administrasi, biaya
umum dan lain-lain.
Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, BOP dibebankan
kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan. Sehingga manajemen
memerlukan informasi harga pokok produksi per-satuan pada saat
pesanan selesai dikerjakan. Namun beberapa elemen BOP baru dapat
diketahui jumlahnya dengan pasti pada akhir periode.
Penggunaan tarif BOP yang ditentukan diawal merupakan suatu
keharusan. Apabila terdapat perbedaan antara BOP yang
dianggarkan dengan BOP yang sesungguhnya, hal ini dinamakan
selisih biaya Overhead Pabrik.
Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk menguraikan serta
mengklasifikasikan Biaya Overhead Pabrik yang membentuk
Harga Pokok Produksi di dalam suatu penulisan ilmiah dengan
memilih judul
“ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT.
DANAPERSADARAYA MOTOR INDUSTRY”
LATAR BELAKANG MASALAH
Rumusan Masalah1. Apakah pengendalian BOP di PT. Danapersadaraya Motor
Industry sudah berjalan dengan baik sesuai dengan
penganggaran ?
2. Bagaimana Analisis Selisih antara BOP yang dianggarkan
dengan yang sesungguhnya terjadi pada PT.
Danapersadaraya Motor Industry ?
3. Bagaimana pengaruhnya terhadap keuntungan
perusahaan, apabila perusahaan menggunakan tarif BOP
yang sudah dianggarkan dan BOP yang sesungguhnya ?
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apakah pengendalian BOP PT. Danapersadaraya
Motor Industry sudah berjalan sesuai dengan penganggaran
2. Menganalisis Selisih BOP yang dianggarkan dengan yang
sesungguhnya terjadi pada PT. Danapersadaraya Motor
Industry
3. Mengetahui pengaruhnya terhadap keuntungan perusahaan
apabila perusahaan menggunakan tarif BOP yang sudah
dianggarkan dan BOP yang sesungguhnya
Alat Analisis1. Selisih anggaran
Selisih anggaran menunjukkan perbedaan antara biaya yang sesungguhnya
terjadi dengan taksiran biaya yang seharusnya dikeluarkan menurut
anggaran.
Cara mencarinya:
BOP yang sesungguhnya Rp. XXX
BOP yang dianggarkan
pada kapasitas sesungguhnya:
BOP Tetap: Rp. XXX
BOP variabel
(kapasitas sesungguhnya x tarif): Rp. XXX +
Rp. XXX -
Selisih Anggaran: Rp. XXX
2. Selisih kapasitas
Selisih kapasitas disebabkan karena tidak dipakainya
kapasitas yang dianggarkan.
Cara mencarinya:
BOP tetap yang dianggarkan Rp. XXX
BOP tetap yang dibebankan
(kapasitas sesungguhnya x tarif): Rp. XXX –
Selisih Kapasitas Rp. XXX
Biaya Overhead Pabrik yang Dianggarkan
BIAYA OVERHEAD PABRIK YANG DIANGGARKAN PT.DANAPERSADARAYA MOTOR INDUSTRY PERIODE TAHUN 2011
BIAYA TETAP Rupiah
Biaya Penyusutan Mesin
721.750.000 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung 66.000.000 Biaya Pemeliharaan Mesin 57.890.000 Biaya Asuransi Mesin 77.000.000 Biaya Penyusutan Pabrik 150.000.000 Biaya Keamanan dan Kebersihan 64.000.000 Total Biaya Tetap 1.136.640.000
Biaya Variabel
Biaya Listrik dan BBM
36.500.000 Biaya Bahan Baku Penolong 727.842.500 Biaya Overhead Lainnya 57.000.000 Total Biaya Variabel 821.342.500
Total Biaya Overhead Pabrik 1.957.982.500
Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya
Keterangan: * Biaya Bahan Penolong:
310.000 unit (kapasitas sesungguhnya) x Rp. 105,76 (Total BBP) = Rp.32.785.600
• Biaya Oerhead Pabrik yang Sesungguhnya
• UD. Shania Bakery
• Periode Tahun 2011
• Biaya Tetap
• Jumlah
• Biaya Variabel
• Jumlah
• Biaya Penyusutan Mesin
• Rp. 17.893.000
• Biaya Pemeliharaan Mesin
Perhitungan Selisih Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Rp. 120.590.000
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp. 135.128.000 –
(Rp. 14.538.000)
1. Selisih Anggaran
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp. 135.128.000
BOP yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya :
BOP Tetap Rp. 91.393.000
BOP Variabel (kapasitas sesungguhnya x Tarif) :
310.000 x Rp. 135 = Rp. 14.850.000 +
Rp. 133.243.000 -
Selisih Biaya Overhead Pabrik Rp. 1.885.000
2. Selisih Kapasitas
BOP tetap yang dianggarkan Rp. 91.393.000
BOP tetap yang dianggarkan pada produk
(Kapasitas sesungguhnya x Tarif tetap) 310.000 x Rp. 254 Rp. 78.740.000 -
Selisih Kapasitas Rp. 12.653.000
Pengalokasian Selisih Biaya Overhead Pabrik
Elemen Satuan
Produk
BOP yang
Dibebankan
Alokasi Selisih
BOP
Persediaan Produk
Dalam Proses
75.000 Rp. 29.175.000 Rp. 3.517.258,065
Persediaan Produk
Jadi
98.000 Rp. 38.122.000 Rp. 4.595.883,871
Harga Pokok
Penjualan
137.000 Rp. 53.293.000 Rp. 6.424.858,065
Jumlah 310.000 Rp. 120.590.000 Rp. 14.538.000
Perlakuan Selisih Biaya Overhead Pabrik
Terhadap Laba Kotor
Laporan Laba Rugi Sebelum Perhitungan Selisih BOP
UD. Shania Bakery
Laporan Laba / Rugi
Periode Tahun 2011
Hasil Penjualan : 310.000 x Rp. 3.500 Rp. 1.085.000.000
Harga Pokok Penjualan :
BBB Rp. 120.224.238
BTKL Rp. 67.200.000
BOP Sesungguhnya Rp. 135.128.000 +
Rp. 322.552.328 -
Laba Kotor Rp. 762.447.672
Perlakuan Selisih Biaya Overhead Pabrik
Terhadap Laba Kotor
Laporan Laba Rugi Setelah Perhitungan BOP
UD. Shania Bakery
Laporan Laba / Rugi
Periode Tahun 2011
Hasil Penjualan : 310.000 x Rp. 3500 Rp. 1.085.000.000
Harga Pokok Penjualan :
BBB Rp. 120.224.328
BTKL Rp. 67.200.000
BOP sesungguhnya Rp. 135.128.000
Selisih BOP Rp. 14.538.000 +
Rp. 337.090.328 -
Laba Kotor Rp. 747.909.672
Kesimpulan
1. Belum sesuai penganggaran karena dalam memproduksi roti masih
kurang dari kapasitas standar yang dianggarkan sebesar 360.000
unit roti, namun realisasinya hanya 310.000 unit
2. Perusahaan mengalami kerugian selisih sebesar Rp. 14.538.000
yang berasal dari selisih anggaran yaitu Rp. 1.885.000 dan selisih
kapasitas sebesar Rp. 12.653.000
3. Apabila selisih antara biaya overhead pabrik yang dianggarkan dan
yang sesungguhnya dialokasikan seluruhnya ke rekening harga
pokok penjualan, maka perusahaan akan mengalami penurunan laba
dari yang seharusnya sebesar Rp. 762.447.672 menjadi Rp.
747.909.672.
Saran
1. Meningkatkan pemasaran dengan cara promosi melalui
penyebaran brosur ke rumah-rumah warga disekitar maupun luar
wilayah pabrik, atau melalui iklan di radio lokal.
2. Meningkatkan harga jual dengan ditingkatkannya mutu dan
kualitas produk sehinnga mampu bersaing dengan perusahaan-
perusaahn roti lainnya
3. Melakukan penghematan dalam mengeluarkan biaya bahan baku
khususnya pada bahan penolong, melalui penentuan volume
penjualan pada biaya yang dianggarkan dan menciptakan
kombinasi produk yang dapat meningkatkan volume penjualan