UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri...
Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri...
UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER
DI APOTEK ERRA MEDIKA
JL. TOLE ISKANDAR No. 4 - 5 DEPOK
PERIODE 17 JUNI–12 JULI DAN 29 JULI–16 AGUSTUS 2013
LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER
PUTRI RAHMAWATI, S. Far.
1206330002
ANGKATAN LXXVII
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JANUARI 2014
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER
DI APOTEK ERRA MEDIKA
JL. TOLE ISKANDAR No. 4 – 5 DEPOK
PERIODE 17 JUNI–12 JULI DAN 29 JULI–16 AGUSTUS 2013
LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker
PUTRI RAHMAWATI, S. Far.
1206330002
ANGKATAN LXXVII
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS INDONESIA
JANUARI 2014
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan :
Nama : Putri Rahmawati, S. Far.
NPM : 1206330002
Program Studi : Apoteker
Judul Laporan : Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Erra Medika
Jl. Tole Iskandar No. 4 – 5 Depok Periode 17 Juni – 12 Juli dan
29 Juli – 16 Agustus 2013
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Apoteker pada Program Studi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas
Indonesia
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah
saya nyatakan dengan benar.
Nama : Putri Rahmawati, S.Far
NPM : 1206330002
Tanda Tangan :
Tanggal : 10 Januari 2014
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil„alamin, penulis memanjatkan puji dan syukur
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek
Erra Medika yang berlokasi di Ruko Sukmajaya No. 4 – 5 Jalan Tole Iskandar,
Depok yang pada semester ini berlangsung berlangsung pada tanggal 17 Juni –
12 Juli dan 29 Juli – 16 Agustus 2013.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-
pihak yang dengan penuh ketulusan hati memberikan bimbingan, arahan, dan
dukungan kepada penulis selama menjalankan PKPA dan ketika menyusun
laporan PKPA dan Tugas Umum ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada:
1. Bapak Dr. Mahdi Jufri, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Indonesia.
2. Ibu Prof. Dr. Yahdiana Harahap MS., selaku Pejabat Sementara Dekan
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia sampai dengan 20 Desember 2013.
3. Bapak Dr. Harmita, Apt., selaku Ketua Program Pendidikan Profesi
Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia.
4. Ibu Dra. Alfina Rianti, M.Pharm., Apt selaku Apoteker Pengelola Apotek
dan Pembimbing I, yang telah memberikan kesempatan, bimbingan,
pengarahan serta nasehat kepada penulis selama kegiatan PKPA di Apotek
Erra Medika.
5. Ibu Dra. Juheini Amin, M.Si., Apt selaku pembimbing II dari Fakultas
Farmasi Universitas Indonesia, yang telah bersedia memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan laporan ini.
6. Karyawan dan karyawati Apotek Erra Medika yang telah banyak
membantu penulis dalam membantu dalam pelaksanaan Praktik Kerja
Profesi Apoteker.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
vi
7. Seluruh staf pengajar dan sekretariat Fakultas Farmasi Universitas
Indonesia yang telah memberikan banyak ilmu, berbagi pengalaman, dan
pengetahuan kepada penulis selama masa studi di Fakultas Farmasi.
8. Keluarga tercinta, atas kasih sayang dan doa yang tak pernah putus
mengiringi setiap langkah perjalanan hidup penulis.
9. Seluruh teman-teman Apoteker angkatan 77 Universitas Indonesia atas
kebersamaan, kerjasama dan kesediaan berbagi suka dan duka, dukungan
dan semangat yang diberkan kepada Penulis.
10. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
memberikan bantuan dan dukungannya kepada penulis
Penulis menyadari bahwa laporan PKPA ini jauh dari sempurna. Semoga
pengetahuan dan pengalaman yang penulis dapatkan selama kegiatan PKPA ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
2014
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Putri Rahmawati, S.Far
NPM : 1206330002
Program Studi : Apoteker
Fakultas : Farmasi
Jenis karya : Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK
ERRA MEDIKA JL. TOLE ISKANDAR NO. 4 – 5 DEPOK PERIODE 17
JUNI – 12 JULI DAN 29 JULI 16 AGUSTUS 2013
beserta perangkat yang ada (bila diperlukan) dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk basis data, merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada Tanggal : 10 Januari 2014
Yang menyatakan
(Putri Rahmawati, S.Far)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
viii
ABSTRAK
Nama : Putri Rahmawati, S.Far
NPM : 1206330002
Program Studi : Profesi Apoteker
Judul : Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Erra
Medika Jl. Tole Iskandar No. 4 - 5 Depok Periode
17 Juni – 12 Juli dan 29 Juli – 16 Agustus 2013
Pelayanan kefarmasian merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan,
termasuk didalamnya pelayanan kefarmasian di apotek. Dalam mengelola apotek,
diperlukan seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang bertanggung jawab
untuk mengelola apotek baik secara teknis kefarmasian maupun non teknis
kefarmasian. Untuk dapat melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian ini,
seorang calon apoteker tidak hanya membutuhkan bekal pendidikan dan
pengetahuan, akan tetapi juga penerapan ilmu yang telah didapatkan selama masa
kuliah dalam hal pengelolaan apotek. Oleh sebab itu, dilakukan Praktek Kerja
Profesi Apoteker di Apotek Erra Medika pada 17 Juni – 12 Juli dan 29 Juli – 16
Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi Obat Sediaan Padat
Oral di Apotek Erra Medika” bertujuan untuk mengetahui informasi tambahan
yang harus diberikan kepada pasien yang menggunakan obat sediaan padat oral di
Apotek Erra Medika.
Kata Kunci : Apotek, Apotek Erra Medika, Label Informasi Obat
Tugas umum : xiii + 85 halaman, 25 lampiran
Tugas Khusus : iii + 98 halaman, 2 lampiran
Daftar Acuan Tugas Umum : 20 (1978 – 2011)
Daftar Acuan Tugas Khusus : 10 (1999 – 2013)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
ix
ABSTRACT
Name : Putri Rahmawati, S.Far
NPM : 1206330002
Study Program : Apothecary Profession
Title : Report of Pharmacist Internship Program at Erra Medika
Pharmacy Jl. Tole Iskandar No. 4 - 5 Depok Period of June
17th
- July 12th
and July 29th
- August 16th
, 2013
Pharmaceutical services are part of the health care system, including pharmacy
services in pharmacies. In managing the pharmacy, needed a pharmacists
pharmacy manager that responsible for managing both technical and non-technical
pharmacy activity. To be able to carry out the activities of the pharmacy services,
a pharmacist not only requires the provision of education and knowledge, but also
the application of knowledge that has been acquired during times of study in
Pharmacy Management. Therefore, Pharmacist Internship Program was conducted
in Erra Medika Pharmacy on 17th
- July 12th
and July 29th
- August 16th
, 2013.
Specific assignment titled "Label Information of Solid Oral Drug in Erra Medika
Pharmacy" aims to find out additional information that should be given to patients
taking oral solid dosage drugs in Erra Medika Pharmacy.
Keywords : Pharmacy, Erra Medika Pharmacy, Label Drug Information
General Assignment : xiii + 85 pages, 25 appendices
Specific Assignment : iii + 98 pages, 2 appendices
Bibliography of General Assignment : 20 (1978 – 2011)
Bibliography of Specific Assignment : 10 (1999 – 2013)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN ORISINALITAS ..................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................. vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix
1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Tujuan .............................................................................................. 2
2. TINJAUAN UMUM ................................................................................ 3
2.1 Definisi Apotek ................................................................................ 3
2.2 Landasan Hukum Apotek ................................................................. 3
2.3 Tugas dan Fungsi Apotek ................................................................ 4
2.4 Persyaratan Pendirian Apotek .......................................................... 4
2.5 Persyaratan Apoteker Pengelola Apotek (APA) ............................... 7
2.6 Tata Cara Perizinan Apotek ............................................................. 8
2.7 Pelanggaran Apotek ......................................................................... 10
2.8 Pencabutan Surat Izin Apotek .......................................................... 12
2.9 Tenaga Kerja di Apotek ................................................................... 14
2.10 Golongan Obat ................................................................................. 16
2.10.1 Obat Bebas .......................................................................... 17
2.10.2 Obat Bebas Terbatas ........................................................... 17
2.10.3 Obat Keras Daftar G ............................................................ 18
2.10.3.1 Psikotropika .......................................................... 19
2.10.3.2 Obat Wajib Apotek (OWA) .................................. 21
2.10.4 Narkotika .............................................................................. 22
2.11 Pengelolaan Apotek ......................................................................... 26
2.11.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ........................................ 27
2.11.2 Pengelolaan Keuangan ........................................................ 29
2.11.3 Administrasi ......................................................................... 30
2.12 Pelayanan Apotek ............................................................................. 31
2.13 Pelayanan Informasi Obat ................................................................ 34
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
xi
3. TINJAUAN KHUSUS APOTEK ERRA MEDIKA ............................ 36
3.1 Sejarah Singkat Apotek Erra Medika ............................................... 36
3.2 Lokasi, Bangunan, dan Tata Ruang Apotek Erra Medika ............... 36
3.2.1 Lokasi ................................................................................. 36
3.2.2 Bangunan ............................................................................ 36
3.3.3 Tata Ruang .......................................................................... 37
3.3 Perlengkapan Apotek ....................................................................... 38
3.4 Struktur Organisasi Apotek Erra Medika ......................................... 38
3.5 Kegiatan-Kegiatan di Apotek ............................................................ 41
3.5.1 Kegiatan Teknis Kefarmasian ............................................... 41
3.5.2 Kegiatan Teknis Non Kefarmasian ...................................... 44
3.6 Pengelolaan Psikotropika ................................................................. 44
3.7 Pengelolaan Narkotika ..................................................................... 45
4. PEMBAHASAN ...................................................................................... 47
4.1 Lokasi dan Tata Ruang Apotek ........................................................ 47
4.2 Sumber Daya Manusia ..................................................................... 49
4.3 Pengelolaan Obat dan Pelayanan Resep ........................................... 51
4.3.1 Perencanaan dan Pengadaan ................................................ 51
4.3.2 Penerimaan dan Penyimpanan .............................................. 52
4.3.3 Pelayanan Resep .................................................................... 53
4.4 Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika .......................................... 55
4.5 Pengelolaan Administrasi Keuangan ................................................ 57
4.6 Pelayanan Informasi Obat ................................................................. 57
5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 58
5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 58
5.2. Saran ................................................................................................. 58
DAFTAR ACUAN ........................................................................................... 59
LAMPIRAN ........................................................................................... ........ 61
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Penandaan Obat Bebas .................................................................... 17
Gambar 2.2 Penandaan Obat Bebas Terbatas ................................................... 17
Gambar 2.3 Tanda Peringatan pada Obat Bebas Terbatas ............................... 18
Gambar 2.4 Penandaan Obat Keras ................................................................. 19
Gambar 2.5 Penandaan Narkotika ................................................................... 23
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Denah Lokasi Apotek Erra Medika ................................................ 61
Lampiran 2 Desain Eksterior Apotek Erra Medika .......................................... 62
Lampiran 3 Desain Interior Apotek Erra Medika ............................................. 63
Lampiran 4 Denah Ruangan Apotek Erra Medika ........................................... 64
Lampiran 5 Kartu Stok ..................................................................................... 65
Lampiran 6 Contoh Resep ................................................................................ 66
Lampiran 7 Salinan Resep ................................................................................ 67
Lampiran 8 Struktur Organisasi Apotek Erra Medika ...................................... 68
Lampiran 9 Etiket Obat .................................................................................... 69
Lampiran 10 Plastik Pembungkus Obat & Pembungkus Pulveres ..................... 70
Lampiran 11 Bon Kontan Pembelian Obat ....................................................... 71
Lampiran 12 Surat Pemesanan Obat .................................................................... 72
Lampiran 13 Surat Pesanan Narkotika ............................................................. 73
Lampiran 14 Surat Pesanan Psikotropika ........................................................... 74
Lampiran 15 Kuitansi ......................................................................................... 75
Lampiran 16 Faktur Pembelian Obat .................................................................. 76
Lampiran 17 Contoh Pelaporan Narkotika ........................................................ 77
Lampiran 18 Contoh Pelaporan Psikotropika .................................................... 78
Lampiran 19 Contoh Formulir APT-1 ................................................................ 79
Lampiran 20 Contoh Formulir APT-2 ................................................................ 81
Lampiran 21 Contoh Formulir APT-3 ................................................................ 82
Lampiran 22 Contoh Formulir APT-4 ................................................................ 86
Lampiran 23 Contoh Formulir APT-5 ................................................................ 87
Lampiran 24 Contoh Formulir APT-6 ................................................................ 90
Lampiran 25 Contoh Formulir APT-7 ................................................................ 91
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional
yang diupayakan oleh pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dengan memperhatikan peranan
kesehatan tersebut maka diperlukan upaya yang memadai bagi peningkatan
derajat kesehatan dan pembinaan penyelenggaraan upaya kesehatan secara
menyeluruh dan terpadu.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat,
diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) secara menyeluruh, terpadu
dan berkesinambungan. Untuk menunjang hal ini, diperlukan sumber daya yang
terkait dengan sarana, prasarana, dan infrastruktur yang dimanfaatkan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan. Dalam rangka mewujudkan pelayanan
kesehatan yang optimal, sudah tentu mutlak diperlukan suatu pelayanan yang
bersifat komprehensif dan profesional dari para profesi kesehatan. pelayanan
kefarmasian merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang
tidak terpisahkan, termasuk didalamnya pelayanan kefarmasian di apotek
(Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2008).
Berdasarkan PP No. 51 Tahun 2009, Apotek juga merupakan tempat
pengabdian dan praktek profesi apoteker dalam melakukan pekerjaan
kefarmasian, meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan
farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau
penyaluran obat, pengelolaan obat, pelyanan obat atas resep dokter,
pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional.
Dalam mengelola apotek, diperlukan seorang Apoteker Pengelola Apotek
(APA) yang bertanggung jawab untuk mengelola apotek baik teknis dan non-
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
2
Universitas Indonesia
teknis farmasi. Dengan demikian, untuk menjadi seorang apoteker yang
profesional diperlukan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang juga harus
ditunjang dengan pola pikir dan perilaku yang sesuai dengan kode etik profesi
serta undang-undang yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugasnya, seorang Apoteker harus berdasarkan
pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care). Saat ini pelayanan kefarmasian
telah bergeser orientasinya dari product oriented ke patient oriented sehingga
kegiatan pelayanan kefarmasian menjadi pelayanan yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien. Dengan demikian, apoteker dituntut untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku agar dapat melaksanakan
interaksi langsung dengan pasien dalam bentuk pemberian informasi, monitoring
penggunaan obat, dan mengetahui tujuan akhir terapi sesuai harapan dan
terdokumentasi dengan baik (Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian dan Alat
Kesehatan, 2006).
Untuk dapat melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian ini, seorang
calon apoteker tidak hanya membutuhkan bekal pendidikan dan pengetahuan,
akan tetapi juga penerapan ilmu yang telah didapatkan selama masa kuliah
dalam hal pengelolaan apotek. Atas dasar pemikiran tersebut, maka Program
Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia bekerja sama dengan
Apotek Erra Medika menyelenggarakan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
yang pada semester ini berlangsung pada tanggal 17 Juni – 12 Juli dan 29 Juli –
16 Agustus 2013.
1.2 Tujuan
Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Erra Medika bertujuan untuk :
a. Mengetahui dan memahami tugas dan tanggung jawab Apoteker
Pengelola Apotek (APA) di apotek baik teknis dan non-teknis
kefarmasian.
b. Memahami dan melaksanakn kegiatan pelayanan kefarmasian di apotek,
baik secara teknis kefarmasian maupun non teknis kefarmasian.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
3 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN UMUM
2.1 Definsi Apotek
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 1332/Menkes/SK/X/2002, apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat
dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan
kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah
obat, bahan obat, obat asli Indonesia, alat kesehatan, dan kosmetika, sedangkan
perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan. Menurut Peraturan Pemerintah No. 51
Tahun 2009, pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian
mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan
pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas
resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat,
dan obat tradisional.
2.2 Landasan Hukum Apotek
Apotek memiliki landasan hukum yang diatur dalam:
a. Undang-undang Negara, yaitu :
1) Undang-Undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika.
2) Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotik.
3) Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Peraturan pemerintah (PP), yaitu :
1) PP No. 25 tahun 1980 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No.
26 tahun 1965 tentang Apotek.
2) PP No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
c. Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes), yaitu :
1) Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pemberian Izin Apotek.
2) Permenkes RI No. 889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin
Praktek, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
4
Universitas Indonesia
d. Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes), yaitu :
1) Kepmenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas
Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pemberian Izin Apotek.
2) Kepmenkes RI No. 1027/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
2.3 Tugas dan Fungsi Apotek
Berdasarkan PP No. 25 Tahun 1980 Pasal 2, tugas dan fungsi apotek
adalah:
a. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan
sumpah jabatan.
b. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan obat.
c. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus mendistribusikan obat
yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.
d. Sarana tempat pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi
kepada masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya.
2.4 Persyaratan Pendirian Apotek
Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh apotek menurut
Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993, yaitu:
a. Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker, atau apoteker yang bekerja
sama dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap
dengan tempat, perlengkapan, termasuk sediaan farmasi dan perbekalan
farmasi lainnya yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.
b. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan
pelayanan komoditi lainnya diluar sediaan farmasi.
c. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi lainnya diluar
sediaan farmasi.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
5
Universitas Indonesia
Berdasarkan Kepmenkes RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 disebutkan
bahwa :
a) Sarana apotek berlokasi pada daerah yang dengan mudah dikenali oleh
masyarakat.
b) Pada halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kata
apotek.
c) Apotek harus dapat dengan mudah diakses oleh anggota masyarakat.
d) Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisah
dari aktivitas pelayanan dan penjualan produk lainnya, hal ini berguna
untuk menunjukkan integritas dan kualitas produk serta mengurangi
risiko kesalahan penyerahan.
e) Masyarakat harus diberi akses secara langsung dan mudah oleh apoteker
untuk memperoleh informasi dan konseling.
f) Lingkungan apotek harus dijaga kebersihannya, bebas dari hewan
pengerat, serangga.
g) Apotek memiliki suplai listrik yang konstan, terutama untuk lemari
pendingin.
Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam pendirian
sebuah apotek adalah:
a. Lokasi dan Tempat
Persyaratan jarak antara apotek tidak lagi dipermasalahkan tetapi tetap
mempertimbangkan segi pemerataan dan pelayanan kesehatan, jumlah
penduduk, dokter praktek, dan sarana pelayanan kesehatan lain.
b. Bangunan dan Kelengkapan
Bangunan apotek harus memenuhi persyaratan teknis sehingga dapat
menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi apotek serta memelihara
mutu perbekalan farmasi. Apotek harus mempunyai papan nama yang terbuat
dari bahan yang memadai dan memuat nama apotek, nama Apoteker Pengelola
Apotek (APA), nomor Surat Izin Apotek (SIA) dan alamat apotek. Apotek
harus punya papan nama apotik yang berukuran panjang minimal 60 cm dan
lebar minimal 40 cm dengan tulisan hitam di atas dasar putih, tinggi huruf
minimal 5 cm, dan lebar minimal 5 cm. Luas bangunan apotek tidak
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
6
Universitas Indonesia
dipermasalahkan, bangunan apotek terdiri dari ruang tunggu, ruang
administrasi, ruang peracikan, ruang penyimpanan obat, dan toilet. Bangunan
apotek harus dilengkapi dengan sumber air yang memenuhi syarat kesehatan,
penerangan yang cukup, alat pemadam kebakaran yang berfungsi dengan baik,
ventilasi, dan sistem sanitasi yang baik.
1) Ruang tunggu
Ruang tunggu seyogyanya dibuat senyaman mungkin, bersih,
segar, terang, tidak terdapat nyamuk atau serangga sehingga pasien atau
konsumen merasa betah dan nyaman menunggu. Beberapa apotek bahkan
menyediakan majalah, minuman mineral atau dispenser dan majalah
kesehatan ilmiah. Bagian penerimaan resep haruslah dibuat sebaik mungkin,
karena berhubungan langsung dengan pelanggan.
2) Ruang peracikan
Ruang peracikan sebaiknya diatur agar persediaan dapat dijangkau
dengan mudah pada saat persiapan, peracikan, dan pengemasan.
3) Bagian penyerahan obat
Untuk pelayanan profesional di apotek, seyogyanya apotek
menyediakan ruang/tempat khusus untuk menyerahkan obat dan dapat juga
digabung dengan ruang konsultasi atau pemberian informasi. Jika tidak bisa
dibuat ruang terpisah, dapat juga dilakukan pembatasan dengan
menggunakan dinding penyekat, sehingga dapat memberikan atau
menyediakan kesempatan berbicara secara pribadi dengan pelanggan atau
pasien.
4) Ruang administrasi
Merupakan ruangan yang terpisah dari ruang pelayanan ataupun
ruang lainnya. Walaupun tidak terlalu besar, namun disesuaikan dengan
kebutuhan kegiatan manajerial. Ruangan ini juga digunakan untuk
menerima tamu dari supplier industri/pabrik farmasi.
c. Perlengkapan Apotek
Semua peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan pengelolaan
apotek disebut perlengkapan Apotek. Perlengkapan Apotek yaitu :
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
7
Universitas Indonesia
1) Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan seperti timbangan, mortir,
dan gelas ukur.
2) Perlengkapan dan alat penyimpanan perbekalan farmasi seperti lemari
obat dan lemari pendingin.
3) Wadah pengemas dan pembungkus seperti etiket dan plastik pengemas.
4) Tempat penyimpanan khusus narkotika, psikotropika, dan bahan beracun.
5) Alat administrasi seperti blanko pesanan obat, faktur, kuitansi, dan
salinan resep.
6) Buku standar yang diwajibkan antara lain Farmakope Indonesia edisi
terbaru.
7) Kumpulan peraturan dan perundang-undangan.
2.5 Persyaratan Apoteker Pengelola Apotek (APA)
Sejak tanggal 1 Juni 2011, diberlakukan Permenkes RI
No. 889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktek, dan Izin Kerja
Tenaga Kefarmasian. Berdasarkan Permenkes ini, setiap Tenaga Kefarmasian
wajib memiliki surat tanda registrasi. Untuk tenaga kefarmasian yang
merupakan seorang Apoteker, maka wajib memiliki Surat Tanda Registrasi
Apoteker (STRA). Setelah memiliki STRA, Apoteker wajib memiliki surat izin
sesuai tempat kerjanya. Surat izin tersebut dapat berupa Surat Izin Praktek
Apoteker (SIPA) untuk Apoteker yang bekerja di fasilitas pelayanan
kefarmasian atau Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA) untuk Apoteker yang
bekerja di fasilitas produksi atau distribusi farmasi.
Setelah mendapatkan STRA, Apoteker wajib mengurus SIPA atau
SIKA di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat pekerjaan kefarmasian
dilakukan. STRA dikeluarkan oleh Menteri, dimana Menteri akan
mendelegasikan pemberian STRA kepada KFN. STRA berlaku selama lima
tahun dan dapat diregistrasi ulang selama memenuhi persyaratan.
Untuk memperoleh SIPA atau SIKA, Apoteker mengajukan permohonan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat pekerjaan kefarmasian
dilaksanakan. Permohonan SIPA atau SIKA harus melampirkan:
a. Fotokopi STRA yang dilegalisir oleh KFN;
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
8
Universitas Indonesia
b. Surat pernyataan mempunyai tempat praktek profesi atau surat keterangan
dari pimpinan fasilitas pelayanan kefarmasian atau dari pimpinan fasilitas
produksi atau distribusi/penyaluran;
c. Surat rekomendasi dari organisasi profesi;
d. Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak dua lembar dan 3 x 4 cm
sebanyak dua lembar.
Dalam mengajukan permohonan SIPA sebagai Apoteker pendamping
harus dinyatakan permintaan SIPA untuk tempat pekerjaan kefarmasian pertama,
kedua, atau ketiga. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus menerbitkan
SIPA atau SIKA paling lama dua puluh hari kerja sejak surat permohonan
diterima dan dinyatakan lengkap.
Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah Apoteker yang telah diberi
Surat Izin Apotek (SIA). Seorang Apoteker Pengelola Apotek harus memenuhi
kualifikasi sebagai berikut:
a. Memiliki ijazah yang telah terdaftar pada Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
b. Telah mengucapkan sumpah atau janji sebagai Apoteker.
c. Memiliki SIK dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
d. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan
tugasnya sebagai Apoteker.
e. Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi secara penuh dan tidak menjadi
APA di apotek lain.
Apabila APA berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka apotek,
APA harus menunjuk Apoteker Pendamping. Apabila APA dan Apoteker
Pendamping karena hal-hal tertentu berhalangan melakukan tugasnya, APA
menunjuk Apoteker Pengganti. Penunjukan tersebut harus dilaporkan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi setempat. Apabila APA berhalangan melakukan
tugasnya lebih dari 2 (dua) tahun secara terus menerus, SIA atas nama Apoteker
bersangkutan dicabut.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
9
Universitas Indonesia
2.6 Tata Cara Perizinan Apotek (Kementerian Kesehatan RI, 2002)
Surat Izin Apotek (SIA) adalah surat yang diberikan Menteri Kesehatan
RI kepada apoteker atau apoteker yang bekerja sama dengan Pemilik Sarana
Apotek (PSA) untuk membuka apotek di tempat tertentu. Izin apotek diberikan
oleh Menteri, kemudian Menteri melimpahkan wewenang pemberian izin
apotek kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota wajib melaporkan pelaksanaan pemberian izin,
pembekuan izin, pencairan izin, dan pencabutan izin apotek sekali setahun
kepada Menteri dan tembusan disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi. Izin apotek berlaku untuk seterusnya selama apotek yang
bersangkutan masih aktif melakukan kegiatan dan APA dapat melaksanakan
pekerjaannya serta masih memenuhi persyaratan.
Ketentuan dan tata cara pemberian izin apotek sesuai dengan
Kepmenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 pasal 7 dan 9 tentang perubahan
atas Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993, yaitu:
1. Permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan menggunakan contoh formulir APT-1.
2. Dengan menggunakan formulir APT-2 Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah
menerima permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala
Balai POM untuk melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan apotek
melakukan kegiatan.
3. Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambat-
lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah permintaan bantuan teknis
dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan hasil
pemeriksaan setempat dengan menggunakan formulir APT-3.
4. Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud di dalam ayat 2 dan
ayat 3 tidak dilaksanakan, apoteker pemohon dapat membuat surat
pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas
Provinsi dengan menggunakan formulir APT-4.
5. Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah diterima laporan
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
10
Universitas Indonesia
hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat 3, atau pernyataan a ya t
4 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan
Surat Izin Apotek (SIA) dengan menggunakan formulir APT-5.
6. Dalam hal hasil pemeriksaan, Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
atau Kepala Balai POM dimaksud ayat 3 masih belum memenuhi syarat,
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota terdapat dalam waktu 12 (dua
belas) hari kerja mengeluarkan Surat Penundaan dengan
menggunakan formulir APT-6.
7. Terhadap Surat Penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 6, apoteker
diberi kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi
selambat-lambatnya dalam jangka waktu satu bulan sejak tanggal Surat
Penundaan.
8. Apabila apoteker menggunakan sarana pihak lain, maka
penggunaan sarana dimaksud wajib didasarkan atas perjanjian kerja sama
antara apoteker dan pemilik sarana.
9. Pemilik sarana yang dimaksud (h) harus memenuhi persyaratan tidak
pernah terlibat dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di
bidang obat sebagaimana dinyatakan dalam surat pernyataan yang
bersangkutan.
10. Terhadap permohonan izin apotek dan Apoteker Pengelola Apotek
(APA) atau lokasi tidak sesuai dengan pemohon, maka Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dalam jangka waktu selambat-lambatnya 12
hari kerja wajib mengeluarkan surat penolakan disertai dengan
alasannya dengan menggunakan formulir APT-7.
2.7 Pelanggaran Apotek
Pelanggaran apotek dapat dikategorikan berdasarkan berat atau
ringannya pelanggaran tersebut. Kegiatan yang termasuk dalam pelanggaran
berat, yaitu:
a. Melakukan kegiatan tanpa ada tenaga teknis farmasi.
b. Terlibat dalam penyaluran atau penyimpanan obat palsu atau gelap.
c. Pindah alamat apotek tanpa izin.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
11
Universitas Indonesia
d. Menjual narkotika tanpa resep dokter.
e. Kerja sama dengan PBF dalam menyalurkan obat kepada pihak yang
tidak berhak dalam jumlah besar.
f. Tidak menunjuk apoteker pendamping atau apoteker pengganti
pada waktu APA keluar daerah selama tiga bulan berturut-turut.
Kegiatan yang termasuk dalam pelanggaran ringan yaitu:
1. Tidak menunjuk apoteker pendamping pada waktu APA tidak dapat
hadir pada jam buka apotek.
2. Mengubah denah apotek tanpa izin.
3. Menjual obat daftar G kepada yang tidak berhak.
4. Melayani resep yang tidak jelas dokternya.
5. Menyimpan obat rusak, tidak mempunyai penandaan atau belum
dimusnahkan.
6. Obat dalam kartu stok tidak sesuai dengan jumlah yang ada.
7. Salinan resep yang tidak ditanda tangani oleh Apoteker.
8. Melayani salinan resep narkotika dari apotek lain.
9. Lemari narkotika tidak memenuhi syarat.
10. Resep narkotika tidak dipisahkan.
11. Buku harian narkotika tidak diisi atau tidak bisa dilihat atau diperiksa.
12. Tidak mempunyai atau tidak mengisi kartu stok hingga tidak
dapat diketahui dengan jelas asal-usul obat tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebelum melakukan
pencabutan surat izin apotek berkoordinasi dengan Kepala Balai POM
setempat. Pelaksanaan pencabutan surat izin apotek dilaksanakan setelah
dikeluarkan :
a. Peringatan secara tertulis kepada APA secara tiga kali berturut-
turut dengan tenggang waktu masing-masing dua bulan.
b. Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama-lamanya enam
bulan sejak dikeluarkannya Penetapan Pembekuan Izin Apotek.
Keputusan Pencabutan SIA disampaikan langsung oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi dan Balai/Balai Besar POM setempat.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
12
Universitas Indonesia
c. Pembekuan izin apotek tersebut dapat dicairkan kembali apabila
apotek tersebut dapat membuktikan bahwa seluruh persyaratan yang
ditentukan dalam Keputusan Menteri Kesehatan dan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia tersebut telah dipenuhi. Pencairan
izin apotek dilakukan setelah menerima laporan pemeriksaan
dari Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.
Pembekuan izin apotek sebagaimana dimaksud dalam huruf (b) di atas,
dapat dicairkan kembali apabila apotek telah membuktikan memenuhi seluruh
persyaratan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan ini.
Apabila Surat Izin Apotek dicabut, Apoteker Pengelola Apotek atau
Apoteker Pengganti wajib mengamankan perbekalan farmasi sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Pengamanan yang dimaksud wajib
mengikuti tata cara sebagai berikut :
a. Dilakukan inventarisasi terhadap seluruh persediaan narkotika, obat keras
tertentu dan obat lain serta seluruh resep yang tersedia di apotek.
b. Narkotika, psikotropika, dan resep harus dimasukkan dalam tempat yang
tertutup dan terkunci.
Apoteker Pengelola Apotek wajib melaporkan secara tertulis kepada
Kepala Wilayah Kantor Kementerian Kesehatan atau petugas yang diberi
wewenang olehnya, tentang penghentian kegiatan disertai laporan inventarisasi
yang dimaksud dalam huruf (a).
2.8 Pencabutan Surat Izin Apotek (Kementerian Kesehatan RI, 2002)
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat wajib melaporkan
pemberian izin, pembekuan izin, pencairan izin, dan pencabutan izin apotek
dalam jangka waktu setahun sekali kepada Menteri dan tembusan disampaikan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dapat mencabut surat izin apotek apabila :
a. Apoteker tidak lagi memenuhi kewajibannya untuk menyediakan,
menyimpan dan menyerahkan sediaan farmasi yang bermutu baik dan
keabsahannya terjamin. Sediaan farmasi yang sudah dikatakan tidak
bermutu baik atau karena sesuatu hal tidak dapat dan dilarang untuk
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
13
Universitas Indonesia
digunakan, seharusnya dimusnahkan dengan cara dibakar atau ditanam
atau dengan cara lain yang ditetapkan oleh Menteri.
b. Apoteker Pengelola Apotek (APA) berhalangan melakukan tugasnya lebih
dari 2 (dua) tahun secara terus menerus.
c. Terjadi pelanggaran terhadap Undang-Undang No. 9 tahun 1976 tentang
Narkotika, Undang-Undang Obat Keras No. St. 1973 No. 541, Undang-
Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
d. Surat Ijin Kerja Apoteker Pengelola Apotek dicabut.
e. Pemilik Sarana Apotek terbukti terlibat dalam pelanggaran perundang-
undangan di bidang obat.
f. Apotek tidak dapat lagi memenuhi persyaratan mengenai kesiapan tempat
pendirian apotek serta kelengkapan sediaan farmasi dan perbekalan lainnya
baik merupakan milik sendiri atau pihak lain.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebelum melakukan
pencabutan surat izin apotek berkoordinasi dengan Kepala Balai POM setempat.
Pelaksanaan pencabutan Surat Izin Apotek dilaksanakan setelah dikeluarkan:
a. Peringatan secara tertulis kepada Apoteker Pengelola Apotek sebanyak 3
(tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 2 (dua)
bulan dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-12.
b. Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama-lamanya 6 (enam)
bulan sejak dikeluarkannya penetapan pembekuan kegiatan Apotek dengan
menggunakan Formulir Model APT-13.
Pembekuan Izin Apotek sebagaimana dimaksud dalam huruf (b) di
atas, dapat dicairkan kembali apabila apotek telah membuktikan memenuhi
seluruh persyaratan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan ini dengan
menggunakan contoh formulir Model APT-14. Pencairan Izin Apotek dimaksud
di atas dilakukan setelah menerima laporan pemeriksaan dari Tim Pemeriksaan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. Apabila Surat Izin Apotek dicabut,
Apoteker Pengelola Apotek atau Apoteker Pengganti wajib mengamankan
perbekalan farmasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengamanan yang dimaksud wajib mengikuti tata cara sebagai berikut :
a. Dilakukan inventarisasi terhadap seluruh persediaan narkotika, obat keras
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
14
Universitas Indonesia
tertentu dan obat lain serta seluruh resep yang tersedia di apotek.
b. Narkotika, psikotropika, dan resep harus dimasukkan dalam tempat yang
tertutup dan terkunci
c. Apoteker Pengelola Apotek wajib melaporkan secara tertulis kepada
Kepala Kementerian Kesehatan atau petugas yang diberi wewenang
olehnya, tentang penghentian kegiatan disertai laporan inventarisasi yang
dimaksud dalam poin (a).
2.9 Personalia Apotek
Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 2009 menyebutkan bahwa tenaga
kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri
dari Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Tenaga teknis kefarmasian adalah
tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, yang
terdiri atas sarjana farmasi, ahli madya farmasi, analis farmasi dan tenaga menegah
farmasi/Asisten Apiteker. Tenaga pendukung untuk menjamin kelancaran kegiatan
pelayanan kefarmasian di apotek yaitu Apoteker Pengelola Apotek (APA), Asisten
Apoteker, juru resep, kasir dan pegawai adminstrasi/tata usaha.
Apoteker adalah tenaga profesi yang memiliki dasar pendidikan serta
keterampilan di bidang farmasi dan diberi wewenang serta tanggung jawab
untuk melaksanakan pekerjaan kefarmasian. APA adalah Apoteker yang telah
diberi Surat Izin Apotek. APA bertanggung jawab penuh terhadap semua
kegiatan yang berlangsung di apotek, juga bertanggung jawab kepada pemilik
modal (jika bekerja sama dengan Pemilik Sarana Apotek). Tugas dan kewajiban
APA di apotek adalah sebagai berikut:
a. Memimpin seluruh kegiatan apotek, baik kegiatan teknis maupun non-teknis
kefarmasian sesuai dengan ketentuan maupun perundangan yang berlaku.
b. Pengelolaan sediaan farmasi dalam hal menyediakan, menyimpan, dan
menyerahkan sediaan farmasi yang bermutu baik dan yang keabsahannya
terjamin.
c. Melaksanakan fungsi administrasi dalam hal mengatur, melaksanakan, dan
mengawasi administrasi di apotek.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
15
Universitas Indonesia
d. Melaksanakan fungsi kewirausahaan yaitu mengusahakan agar apotek yang
dipimpinnya dapat memberikan hasil yang optimal sesuai dengan rencana
kerja dengan cara meningkatkan omset, mengadakan pembelian yang sah
dan penekanan biaya serendah mungkin.
e. Melakukan pengembangan apotek.
Menurut Kepmekes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 Pasal 19
disebutkan mengenai ketentuan beberapa pelimpahan tanggung jawab apoteker
pengelola apotek:
a. Apabila APA berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka apotek,
APA harus menunjuk Apoteker Pendamping. Apoteker Pendamping adalah
apoteker yang bekerja di apotek di samping Apoteker Pengelola Apotek
dan/atau menggantikan pada jam-jam tertentu pada hari buka apotek.
b. Apabila APA dan Apoteker Pendamping karena hal-hal tertentu
berhalangan melakukan tugasnya, APA menunjuk Apoteker Pengganti.
Apoteker Pengganti yaitu apoteker yang menggantikan APA selama APA
tersebut tidak berada di tempat lebih dari tiga bulan secara terus-menerus,
telah memiliki Surat Ijin Kerja (SIK) dan tidak bertindak sebagai APA di
apotek lain.
c. Penunjukkan tersebut harus dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi setempat dengan menggunakan formulir model APT-9.
d. Apoteker Pendamping dan Apoteker Pengganti wajib memenuhi
persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
e. Apabila Apoteker Pengelola Apotek berhalangan melakukan tugasnya lebih
dari dua tahun secara terus-menerus, Surat Izin Apotek atas nama Apoteker
yang bersangkutan dapat dicabut.
Apoteker Pendamping bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas
pelayanan kefarmasian selama yang bersangkutan bertugas menggantikan
APA. Pada setiap pengalihan tanggung jawab kefarmasian yang disebabkan
karena penggantian APA oleh Apoteker Pengganti, harus diikuti dengan serah
terima resep, narkotika, dan perbekalan farmasi lainnya, serta kunci-kunci
tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika. Serah terima ini harus diikuti
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
16
Universitas Indonesia
dengan pembuatan berita acara.
Untuk mendukung kegiatan di apotek apabila apotek yang dikelola
cukup besar dan padat diperlukan tenaga kerja lain seperti Asisten Apoteker
yang berdasarkan peraturan perundang-undangan berhak melakukan pekerjaan
kefarmasian sebagai Asisten Apoteker di bawah pengawasan Apoteker, juru
resep yaitu petugas yang membantu pekerjaan asisten apoteker, kasir yaitu
orang yang bertugas mencatat penerimaan dan pengeluaran uang yang
dilengkapi dengan kwitansi dan nota, pegawai tata usaha yaitu petugas yang
melaksanakan administrasi apotek dan membuat laporan pembelian,
penjualan, dan keuangan apotek.
Pada Pasal 24, dijelaskan apabila APA meninggal dunia, maka ahli
waris APA wajib melaporkan kejadian tersebut dalam waktu 2 x 24 jam
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Apabila pada apotek tersebut
tidak terdapat Apoteker Pendamping, maka laporan wajib disertai penyerahan
resep, narkotika, psikotropika, obat keras dan kunci tempat penyimpanan
narkotika dan psikotropika. Penyerahan dibuat Berita Acara Serah Terima
sebagaimana dimaksud Pasal 23 ayat (2) kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan menggunakan formulir model APT-11 dengan
tembusan kepada Kepala Balai POM setempat.
2.10 Golongan Obat
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1332/Menkes/SK/X/2002, sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli
Indonesia, alat kesehatan dan kosmetika. Obat merupakan satu di antara sediaan
farmasi yang dapat ditemui di Apotek. Menurut Undang-undang No. 36 Tahun
2009, obat adalah bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.
Obat-obatan yang beredar di Indonesia digolongkan oleh Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dalam 4 (empat) kategori, yaitu obat
bebas, obat bebas terbatas, obat keras dan obat golongan narkotika.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
17
Universitas Indonesia
Penggolongan inibedasarkan tingkat keamanan dan dimaksudkan untuk
memudahkan pengawasan terhadap peredaran dan pemakaian obat-obat tersebut.
Pemerintah menetapkan beberapa peraturan mengenai “Tanda” untuk
membedakan jenis-jenis obat yang beredar di wilayah Republik Indonesia agar
pengelolaan obat menjadi mudah. Beberapa peraturan tersebut antara lain yaitu:
a. UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
b. Kepmenkes RI No. 2380/A/SK/VI/83 tentang Tanda Khusus Obat Bebas
dan Obat Bebas Terbatas.
c. Kepmenkes RI No. 2396/A/SK/VIII/86 tentang Tanda Khusus Obat Keras
Daftar G.
d. Kepmenkes RI No. 347/Menkes/SK/VIII/90 tentang Obat Wajib Apotek.
e. Permenkes RI No. 688/Menkes/Per/VII/1997 tentang Peredaran
Psikotropika.
Berdasarkan ketentuan peraturan tersebut, maka obat dapat dibagi
menjadi beberapa golongan yaitu (Umar, 201; Kementerian Kesehatan RI,
1997):
2.10.1 Obat Bebas
Obat tanpa peringatan, yang dapat diperoleh tanpa resep dokter disebut
obabt bebas. Tandanya berupa lingkaran bulat berwarna hijau dengan garis tepi
hitam. Contohnya adalah parasetamol.
Gambar 2.1. Penandaan Obat Bebas
2.10.2 Obat Bebas Terbatas
Obat dengan peringatan, yang dapat diperoleh tanpa resep dokter disebut
obat bebas terbatas. Tandanya berupa lingkaran bulat berwarna biru dengan garis
tepi hitam.
Gambar 2.2. Penandaan Obat Bebas Terbatas
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
18
Universitas Indonesia
Contoh dari obat bebas terbatas yaitu, obat batuk, obat influenza, obat
penghilang rasa sakit dan penurun panas, obat-obat antiseptik, dan obat tetes
mata untuk iritasi ringan. Obat golongan ini termasuk obat keras namun dapat
dibeli tanpa resep dokter.
Komposisi obat bebas terbatas merupakan obat keras sehingga dalam
wadah atau kemasan perlu dicantumkan tanda peringatan (P1-P6). Tanda
peringatan tersebut berwarna hitam dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar 2 cm
(disesuaikan dengan warna kemasannya) dan diberi tulisan peringatan
penggunaannya dengan huruf berwarna putih.
Tanda-tanda peringatan ini sesuai dengan golongan obatnya yaitu:
a. P No.1: Awas! Obat keras. Baca aturan memakainya. Contoh: Neozep®.
b. P No.2: Awas! Obat keras. Hanya untuk dikumur, jangan ditelan. Contoh:
Minosep gargle®.
c. P No.3: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan. Contoh:
Canesten®.
d. P No.4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
e. P No.5: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan. Contoh: Dulcolax®
(supositoria untuk laksatif)
f. P No.6: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan. Contoh: Anusol®
Supositoria untuk wasir.
Gambar 2.3. Tanda Peringatan pada Obat Bebas Terbatas
2.10.3 Obat Keras Daftar G
Obat keras merupakan obat yang hanya bisa didapatkan dengan resep
dokter dan dapat diulang tanpa resep baru bila dokter menyatakan pada resepnya
P. No. 3
Awas! Obat Keras
Hanya untuk bagian luar
dari badan
P. No. 4
Awas! Obat Keras
Hanya untuk dibakar
P. No. 5
Awas! Obat Keras
Tidak boleh ditelan
P. No. 6
Awas! Obat Keras
Obat wasir, jangan
ditelan
P. No. 2
Awas! Obat Keras
Hanya untuk kumur,
Jangan ditelan
P. No. 1
Awas! Obat Keras
Baca aturan memakainya
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
19
Universitas Indonesia
“boleh diulang“. Obat-obat golongan ini antara lain obat jantung, obat diabetes,
hormon, psikotropika, antibiotika, beberapa obat ulkus lambung, dan semua obat
injeksi. Obat keras mempunyai khasiat mengobati, menguatkan, mendesinfeksi,
dan lain-lain, pada tubuh manusia, baik dalam bungkusan atau tidak yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Tanda khusus obat keras yaitu lingkaran
merah dengan garis tepi hitam dan huruf K di dalamnya yang ditulis pada etiket
dan bungkus luar. Contohnya adalah Propanolol, Amoksisilin.
Gambar 2.4. Penandaan Obat Keras
2.10.3.1 Psikotropika
Zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku disebut
Psikotropika. Penggolongan dari psikotropika adalah (Undang-Undang No. 5
tahun 1997 tentang Psikotropika, 1997):
a. Psikotropika golongan I adalah Psikotropika yang hanya dapat digunakan
untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh: etisiklidina, tenosiklidina, meskalin, metilendioksi metilamfetamin
(MDMA).
b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan
dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh: amfetamin, metakualon, dan metifedinat. Sekarang obat
Psikotropika golongan I dan II dikategorikan narkotika golongan I.
c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan
dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh: amobarbital, pentobarbital, siklobarbital.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
20
Universitas Indonesia
d. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan
dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh: diazepam, estazolam, etilamfetamin, alprazolam.
Pabrik obat dapat menyalurkan psikotropika kepada PBF, apotek, sarana
penyimpanan sediaan farmasi pemerintah, rumah sakit, dan lembaga penelitian
dan atau lembaga pendidikan. PBF dapat menyalurkan sediaan psikotropika
kepada PBF lainnya, apotek, sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah,
rumah sakit, dan lembaga penelitian dan atau lembaga pendidikan.
Penyerahan psikotropika kepada pasien dalam rangka peredaran hanya
dapat dilakukan oleh apotek, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dan
dokter, sedangkan penyerahan psikotropika oleh apotek hanya dapat dilakukan
kepada apotek lain, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter, dan
kepada pasien. Penyerahan psikotropika kepada pasien dilaksanakan
berdasarkan resep dokter. Khusus penyerahan psikotropika oleh dokter dapat
dilakukan pada kondisi jika pelaksanaan tugas dilakukan di daerah terpencil
yang tidak ada apotek. Tugas pengaturan psikotropika adalah:
1. Menjamin ketersediaan psikotropika guna kepentingan pelayanan
kesehatan dan ilmu pengetahuan.
2. Mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika.
3. Memberantas peredaran gelap psikotropika.
Pengelolaan psikotropika di apotek meliputi :
a. Pemesanan Psikotropika
Apoteker melakukan pemesanan psikotropika ke PBF
menggunakan surat pesanan (SP) psikotropika yang ditandatangani oleh
APA dengan mencantumkan nama jelas, nama apotek, nomor SIPA, nomor
SIA, dan stempel apotek. Satu surat pesanan dapat digunakan untuk
memesan lebih dari satu jenis obat psikotropika dan dibuat 2 rangkap,
aslinya diberikan pada distributor dan salinannya untuk apotek sebagai arsip.
b. Penyimpanan Psikotropika
Penyimpanan belum diatur dalam satu peraturan khusus sebagaimana
penyimpanan narkotika. Namun, psikotropika memiliki potensi untuk
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
21
Universitas Indonesia
disalahgunakan, maka disarankan agar menyimpan dalam suatu rak atau
lemari khusus dan membuat kartu persediaan psikotropika.
c. Pelaporan Psikotropika
Apotek wajib membuat dan menyimpan catatan mengenai kegiatan yang
berhubungan dengan penggunaan psikotropika. Berdasarkan Undang-
Undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, disebutkan bahwa pabrik
obat, pedagang besar farmasi, rumah sakit, puskesmas, lembaga penelitian
dan atau pendidikan wajib melaporkan catatan mengenai kegiatan yang
berhubungan dengan penggunaan psikotropika kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada Balai
Besar/Balai POM, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat dan juga
disimpan sebagai arsip. Laporan psikotropika dibuat secara berkala sesuai
kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
d. Pemusnahan Psikotropika
Pemusnahan psikotropika dilakukan bila berhubungan dengan tindak
pidana, diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang
berlaku dan atau tidak dapat digunakan dalam proses produksi,
kadaluarsa atau tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan
kesehatan dan untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Pemusnahan
psikotropika wajib dibuat Berita Acara dan dikirim kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Balai POM.
2.10.4 Narkotika (Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, 2009).
Merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam
golongan-golongan.
Gambar 2.5 Penandaan Narkotika
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
22
Universitas Indonesia
Narkotika dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
a. Narkotika Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi,
serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh: kokain, opium, heroin, ganja.
b. Narkotika Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan,
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: morfin, petidin,
normetadon, metadon.
c. Narkotika Golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan. Contoh: kodein, norkodein, etilmorfin.
Berdasarkan Kepmenkes RI No. 199/Menkes/SK/X/1996, PT. Kimia
Farma Tbk merupakan satu–satunya perusahaan yang diizinkan oleh
pemerintah untuk mengimpor dan mendistribusikan narkotika di wilayah
Indonesia, guna kepentingan pengobatan dan ilmu pengetahuan dengan
penanggung jawab yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pengendalian dan pengawasan
narkotika oleh pemerintah karena narkotika adalah bahan berbahaya yang
sifatnya dapat menyebabkan ketergantungan serta dapat mengakibatkan
kerusakan organ.
Pengelolaan narkotika di apotek meliputi:
a. Pemesanan Narkotika
Pemesanan narkotika di apotek dilakukan dengan surat pemesanan
narkotika kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF) PT. Kimia Farma Tbk. Surat
pesanan narkotika harus ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek
dengan mencantumkan nama jelas, nama apotek, nomor SIPA, SIA, dan
stempel apotek. Surat pesanan dibuat rangkap empat, tiga rangkap termasuk
aslinya diserahkan ke PBF Kimia Farma sementara sisanya disimpan oleh
apotek sebagai arsip dimana untuk 1 lembar SP hanya dapat untuk memesan
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
23
Universitas Indonesia
satu jenis narkotika.
b. Penyimpanan Narkotika
Berdasarkan Permenkes RI No. 28/Menkes/Per/I/1978 pada pasal 5 dan
6, disebutkan bahwa Apotek memiliki tempat khusus penyimpanan narkotika
yang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan yang lain yang kuat.
2) Harus mempunyai kunci yang kuat.
3) Dibagi dua, masing-masing dengan kunci yang berlainan; bagian
pertama dipergunakan untuk menyimpan morfin, petidin dan garam-
garamnya serta persediaan narkotika dan bagian kedua untuk
penyimpanan narkotika lainnya yang digunakan sehari-hari.
4) Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari berukuran kurang dari
40x80x100 cm, maka lemari tersebut harus dibaut pada tembok atau
lantai.
5) Lemari khusus tidak dipergunakan untuk menyimpan bahan lain
selain narkotika, kecuali ditentukan oleh Menteri Kesehatan.
6) Anak kunci lemari khusus harus dipegang oleh pegawai yang diberi
kuasa.
7) Lemari khusus harus ditempatkan pada tempat yang aman dan
tidak terlihat oleh umum.
c. Pelayanan Resep yang Mengandung Narkotika
Hal yang harus diperhatikan dalam pelayanan resep yang
mengandung narkotika antara lain (Departemen Kesehatan RI (b), 1997;
Direktorat Jenderal POM, 1997):
1. Narkotika hanya digunakan untuk kepentingan pengobatan atau ilmu
pengetahuan.
2. Narkotika hanya dapat diserahkan kepada pasien untuk pengobatan
penyakit berdasarkan resep dokter.
3. Apotek dilarang mengulangi menyerahkan narkotika atas dasar salinan
resep dokter.
4. Apotek dilarang melayani salinan resep yang mengandung narkotika,
walaupun resep tersebut baru dilayani sebagian atau belum dilayani
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
24
Universitas Indonesia
sama sekali.
5. Untuk resep narkotika yang baru dilayani sebagian atau belum sama
sekali, apotek boleh membuat salinan resep tetapi salinan resep tersebut
hanya boleh dilayani oleh apotek yang menyimpan resep asli.
6. Salinan resep dari resep narkotika dengan tulisan iter tidak boleh
dilayani sama sekali. Dengan demikian dokter tidak boleh menambah
tulisan iter pada resep-resep yang mengandung narkotika.
d. Pelaporan Narkotika
Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika menyatakan
bahwa apotek wajib membuat, menyampaikan dan menyimpan laporan berkala
mengenai pemasukan dan/atau pengeluaran narkotika yang berada dalam
penguasaannya. Pelaporan penggunaan narkotika telah dikembangkan dalam
bentuk perangkat lunak atau program Sistem Pelaporan Narkotika dan
Psikotropika (SIPNAP) sejak tahun 2006 oleh Kementerian Kesehatan. Sistem
Pelaporan Narkotika dan Psikotropika (SIPNAP) adalah sistem yang mengatur
pelaporan penggunaan Narkotika dan Psikotropika dari Unit Layanan
(Puskesmas, Rumah Sakit dan Apotek) ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dengan menggunakan pelaporan elektronik selanjutnya Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melaporkan ke tingkat yang lebih tinggi (Dinkes Provinsi dan
Ditjen Binfar dan Alkes) melalui mekanisme pelaporan online yang
menggunakan fasilitas internet. Namun, penerapan undang-undang ini belum
dilaksanakan secara menyeluruh di Indonesia.
e. Pemusnahan Narkotika
Berdasarkan Permenkes RI No. 28/Menkes/Per/1978 pasal 9, disebutkan
bahwa Apoteker Pengelola Apotek (APA) dapat memusnahkan narkotika yang
rusak, kadaluarsa atau tidak memenuhi syarat lagi untuk digunakan dalam
pengobatan dan atau pengembangan penelitian.
Pelaksanaan pemusnahan narkotika di apotek, diatur sebagai berikut:
1) Apotek yang berada di tingkat provinsi disaksikan oleh Balai
Pengawas Obat dan Makanan setempat.
2) Apotek yang berada di tingkat kabupaten/kota disaksikan oleh Kepala
Dinas Kesehatan tingkat II.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
25
Universitas Indonesia
Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang memusnahkan narkotika harus
membuat berita acara pemusnahan (BAP) narkotika paling sedikit rangkap tiga,
yang memuat:
1) Hari, tanggal, bulan, dan tahun pemusnahan.
2) Nama pemegang izin khusus, APA, atau dokter pemilik narkotika.
3) Nama seorang saksi dari pemerintah dan seorang saksi dari
apotek tersebut.
4) Nama dan jumlah narkotika yang dimusnahkan.
5) Cara pemusnahan.
6) Tanda tangan APA/pemegang izin khusus, dokter pemilik narkotika
dan para saksi.
Berita acara tersebut dikirimkan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan tembusan:
1) Kepala Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan setempat.
2) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat.
3) Arsip.
2.11 Pengelolaan Apotek
Pengelolaan apotek adalah seluruh upaya dan kegiatan apoteker untuk
melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan apotek. Menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 922/MENKES/PER/X/1993 pengelolaan apotek dapat dibagi
menjadi dua, yaitu Menurut Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993,
pengelolaan teknis kefarmasian Apotek meliputi:
a. Pengelolaan teknis kefarmasian meliputi pembuatan, pengelolaan,
peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan, penyerahan
obat atau bahan obat, pengadaan, penyimpanan, penyaluran
dan penyerahan perbekalan farmasi lainnya. Pelayanan informasi
mengenai perbekalan farmasi yang meliputi pelayanan informasi
mengenai perbekalan farmasi lainnya yang diberikan baik kepada dokter,
tenaga kesehatan lainnya, maupun kepada masyarakat, pengamatan dan
pelaporan mengenai khasiat, keamanan, bahaya dan atau mutu obat serta
perbekalan farmasi lainnya.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
26
Universitas Indonesia
b. Pengelolaan non teknis kefarmasian meliputi semua kegiatan administrasi,
keuangan, personalia, pelayanan komoditas selain perbekalan farmasi dan
bidang lainnya yang berhubungan dengan fungsi apotek.
2.11.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah,
dan harga dalam rangka pengadaan dengan tujuan mendapatkan jenis dan
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, serta menghindari
kekosongan obat. Dalam perencanaan pengadaan sediaan farmasi seperti obat-
obatan dan alat kesehatan, maka perlu dilakukan pengumpulan data obat-obatan
yang akan dipesan. Data obat-obatan tersebut biasanya ditulis dalam buku
defekta, yaitu jika barang habis atau persediaan menipis berdasarkan jumlah
barang yang tersedia pada bulan-bulan sebelumnya. Beberapa pertimbangan
yang harus dilakukan APA di dalam melaksanakan perencanaan pemesanan
barang, yaitu memilih Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang memberikan
keuntungan dari segala segi, misalnya harga yang ditawarkan sesuai,
ketepatan waktu pengiriman, diskon dan bonus yang diberikan sesuai, jangka
waktu kredit yang cukup, serta kemudahan dalam pengembalian obat-obatan
yang hampir kadaluarsa.
Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek, maka dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu
memperhatikan:
1. Pola penyakit, maksudnya adalah perlu memperhatikan dan
mencermati pola penyakit yang timbul di sekitar masyarakat sehingga
apotek dapat memenuhi kebutuhan masyarakat tentang obat-obat
untuk penyakit tersebut.
2. Tingkat perekonomian masyarakat di sekitar apotek juga akan
mempengaruhi daya beli terhadap obat-obatan.
3. Budaya masyarakat dimana pandangan masyarakat terhadap obat,
pabrik obat, bahkan iklan obat dapat mempengaruhi dalam hal pemilihan
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
27
Universitas Indonesia
obat- obatan khususnya obat-obatan tanpa resep. Demikian juga dengan
budaya masyarakat yang lebih senang berobat ke dokter, maka apotek
perlu memperhatikan obat-obat yang sering diresepkan oleh dokter
tersebut
c. Pengadaan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 918/Menkes/Per/X/1993
tentang PBF, menyebutkan bahwa pabrik dapat menyalurkan produksinya
langsung ke PBF, apotek, toko obat, apotek rumah sakit, dan sarana kesehatan
lain (Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 918/Menkes/per/X/1993, 1993).
Pengadaan barang di apotek meliputi pemesanan dan pembelian. Pembelian
barang dapat dilakukan secara langsung ke produsen atau melalui PBF.
Proses pengadaan barang dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap persiapan, dilakukan dengan cara mengumpulkan data barang-
barang yang akan dipesan dari buku defekta, termasuk obat baru yang
ditawarkan pemasok.
2. Pemesanan dilakukan dengan menggunakan Surat Pesanan (SP). SP
minimal dibuat 2 lembar (untuk pemasok dan arsip apotek) dan
ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nomor SIPA.
Pengadaan atau pembelian barang di apotek dapat dilakukan dengan cara
antara lain (Anif, 2001):
1. Pembelian dalam jumlah terbatas yaitu pembelian dilakukan sesuai
dengan kebutuhan dalam waktu pendek, misalnya satu minggu.
Pembelian ini dilakukan bila modal terbatas dan PBF berada dalam
jarak tidak jauh dari apotek, misalnya satu kota dan selalu siap untuk
segera mengirimkan obat yang dipesan.
2. Pembelian berencana dimana metode ini erat hubungannya dengan
pengendalian persediaan barang. Pengawasan stok obat atau barang
dagangan penting sekali, untuk mengetahui obat yang fast moving
atau slow moving, hal ini dapat dilihat pada kartu stok. Selanjutnya
dilakukan perencanaan pembelian sesuai dengan kebutuhan.
3. Pembelian secara spekulasi merupakan pembelian dilakukan dalam
jumlah yang lebih besar dari kebutuhan, dengan harapan akan ada
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
28
Universitas Indonesia
kenaikan harga dalam waktu dekat atau karena ada diskon atau bonus.
Pola ini dilakukan pada waktu-waktu tertentu jika diperkirakan akan
terjadi peningkatan permintaan. Meskipun apabila spekulasinya benar
akan mendapat keuntungan besar, tetapi cara ini mengandung resiko
obat akan rusak atau kadaluarsa
c. Penyimpanan
Penyimpanan obat sebaiknya digolongkan berdasarkan bentuk sediaan,
seperti sediaan padat dipisahkan dari sediaan cair atau setengah padat.
Hal tersebut dilakukan untuk menghindari zat-zat yang bersifat higroskopis.
Serum, vaksin, dan obat-obat yang mudah rusak atau meleleh pada suhu kamar
disimpan dalam lemari pendingin. Penyusunan obat dapat dilakukan secara
alfabetis untuk mempermudah dan mempercepat pengambilan obat saat
diperlukan. Pengaturan pemakaian barang di apotek sebaiknya menggunakan
sistem FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First In First Out), sehingga
obat-obat yang mempunyai waktu kadaluarsa lebih singkat disimpan paling
depan dan memungkinkan diambil terlebih dahulu.
2.11.2 Pengelolaan Keuangan
Laporan keuangan yang biasa dibuat di apotek adalah:
a. Laporan Rugi-Laba
Laporan rugi-laba adalah laporan yang menyajikan informasi tentang
pendapatan, biaya, laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama periode
tertentu. Laporan rugi-laba biasanya berisi hasil penjualan, HPP (persediaan
awal + pembelian - persediaan akhir), laba kotor, biaya operasional, laba bersih
usaha, laba bersih sebelum pajak, laba bersih setelah pajak, pendapatan non
usaha, dan pajak.
b. Neraca
Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit
usaha pada waktu tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan
jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban
yang disebut pasiva, atau dengan kata lain aktiva adalah investasi di dalam
perusahaan dan pasiva merupakan sumber-sumber yang digunakan untuk
investasi tersebut. Oleh karena itu, dapat dilihat dalam neraca bahwa jumlah
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
29
Universitas Indonesia
aktiva akan sama besar dengan pasiva. Aktiva dikelompokkan dalam aktiva
lancar dan aktiva tetap. Aktiva lancar berisi kas, surat-surat berharga,
piutang, dan persediaan. Aktiva tetap dapat berupa gedung atau tanah,
sedangkan pasiva dapat berupa hutang dan modal.
c. Laporan Hutang-Piutang
Laporan utang adalah laporan yang berisi utang yang dimiliki apotek
pada periode tertentu dalam satu tahun, sedangkan laporan piutang berisikan
piutang yang ditimbulkan karena transaksi yang belum lunas dari pihak lain
kepada pihak apotek.
2.11.3 Administrasi
Administrasi yang biasa dilakukan meliputi (Anif, 2001):
a. Administrasi umum, kegiatannya meliputi, membuat agenda
atau mengarsipkan surat masuk dan surat keluar, pembuatan laporan-
laporan seperti, laporan narkotika dan psikotropika, pelayanan resep
dengan harganya, pendapatan, alat dan obat KB, obat generik, dan lain-
lain.
b. Pembukuan meliputi pencatatan keluar dan masuknya uang disertai
bukti-bukti pengeluaran dan pemasukan.
c. Administrasi penjualan meliputi pencatatan pelayanan obat resep, obat
bebas, dan pembayaran secara tunai atau kredit.
d. Administrasi pergudangan meliputi, pencatatan penerimaan barang,
masing-masing barang diberi kartu stok, dan membuat defekta.
e. Administrasi pembelian meliputi pencatatan pembelian harian secara
tunai atau kredit dan asal pembelian, mengumpulkan faktur secara
teratur. Selain itu dicatat kepada siapa berhutang dan masing-masing
dihitung besarnya hutang apotek.
f. Administrasi piutang, meliputi pencatatan penjualan kredit, pelunasan
piutang, dan penagihan sisa piutang.
g. Administrasi kepegawaian dilakukan dengan mengadakan absensi
karyawan, mencatat kepangkatan, gaji, dan pendapatan lainnya dari
karyawan
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
30
Universitas Indonesia
2.12 Pelayanan Apotek
Peraturan yang mengatur tentang Pelayanan Apotek adalah Peraturan
Menteri Kesehatan No. 922/Menkes/Per/X/1993 yang meliputi:
a. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter spesialis, dokter gigi,
dan dokter hewan. Pelayanan resep ini sepenuhnya atas dasar tanggung
jawab Apoteker Pengelola Apotek, sesuai dengan keahlian profesinya
yang dilandasi pada kepentingan masyarakat.
b. Apotek wajib menyediakan, menyimpan, dan menyerahkan perbekalan
yang bermutu baik dan absah.
c. Apotek tidak diizinkan mengganti obat generik yang ditulis dalam
resep dengan obat paten. Namun resep dengan obat paten boleh diganti
dengan obat generik.
d. Apotek wajib memusnahkan perbekalan farmasi yang tidak memenuhi
syarat mengikuti ketentuan yang berlaku, dengan membuat berita acara.
Pemusnahan ini dilakukan dengan cara dibakar atau dengan ditanam
atau dengan cara lain yang ditetapkan oleh Balai Besar POM.
e. Dalam hal pasien tidak mampu menebus obat yang diresepkan,
apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter penulis resep untuk
pemilihan obat yang lebih tepat.
f. Apoteker wajib memberikan informasi yang berkaitan dengan
penggunaan obat secara tepat, aman, dan rasional atas permintaan
masyarakat.
g. Apabila apoteker menganggap bahwa dalam resep terdapat kekeliruan
atau penulisan resep yang tidak tepat, Apoteker harus memberitahukan
kepada dokter penulis resep. Apabila atas pertimbangan tertentu dokter
penulis resep tetap pada pendiriannya, dokter wajib melaksanakan
secara tertulis atau membubuhkan tanda tangan yang lazim di atas resep.
h. Salinan resep harus ditandatangani oleh Apoteker.
i. Resep harus dirahasiakan dan disimpan di apotek dengan baik
dalam jangka waktu 3 tahun.
j. Resep dan salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter
penulis resep atau yang merawat penderita, penderita yang bersangkutan,
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
31
Universitas Indonesia
petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut perundang-
undangan yang berlaku.
k. Apoteker Pengelola Apotek, Apoteker Pendamping atau Apoteker
Pengganti diizinkan menjual obat keras tanpa resep yang dinyatakan
sebagai Daftar Obat Wajib Apotek, yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.
Menurut Kepmenkes RI No. 1027/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek, pelayanan kefarmasian yang ada di apotek
meliputi:
1. Pelayanan Resep
a. Skrining Resep
Apoteker melakukan skrining resep meliputi:
1) Persyaratan administratif: nama, SIP dan alamat dokter; tanggal
penulisan resep; tanda tangan/paraf dokter penulis resep; nama,
alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien; cara pemakaian
yang jelas; dan informasi lainnya.
2) Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas,
inkompatibilitas, cara dan lama pemberian.
3) Pertimbangan klinis: adanya alergi, efek samping, interaksi,
kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain lain). Jika ada
keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter
penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif
seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah
pemberitahuan.
b. Penyiapan Obat
1) Peracikan
Kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas dan
memberikan etiket pada wadah disebut peracikan. Dalam melaksanakan
peracikan obat, harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan
dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan etiket yang benar.
2) Etiket
Obat diberikan etiket harus jelas dan dapat dibaca.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
32
Universitas Indonesia
3) Kemasan obat yang diserahkan
Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang
cocok sehingga terjaga kualitasnya.
4) Penyerahan obat
Sebelum obat diserahkan kepada pasien, harus dilakukan
pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep.
Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi
obat dan konseling kepada pasien.
5) Informasi obat
Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah
dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat
pada pasien sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, cara
penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan
minuman yang harus dihindari selama terapi.
6) Konseling
Apoteker harus memberikan konseling, mengenai sediaan farmasi,
pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat
memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari
bahaya penyalahgunaan atau penggunaan obat yang salah. Untuk
penderita penyakit tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asma
dan penyakit kronis lainnya, apoteker harus memberikan konseling secara
berkelanjutan.
7) Monitoring penggunaan obat
Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus
melaksanakan pemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien
tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis
lainnya.
2. Promosi dan Edukasi
Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus berpartisipasi
secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu diseminasi
informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet/brosur, poster, penyuluhan dan
lain lainnya.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
33
Universitas Indonesia
3. Pelayanan residensial (Home Care)
Apoteker sebagai pemberi pelayanan (care giver) diharapkan juga dapat
melakukan pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah,
khususnya untuk kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit
kronis lainnya. Untuk aktivitas ini Apoteker harus membuat catatan berupa
catatan pengobatan (medication record).
2.13 Pelayanan Informasi Obat
Pekerjaan kefarmasian di apotek tidak hanya pada pembuatan,
pengolahan, pengadaan, dan penyimpanan perbekalan farmasi, tetapi juga
pada pelayanan informasi obat (PIO). Tujuan diselenggarakannya PIO di
apotek adalah demi tercapainya penggunaan obat yang rasional, yaitu tepat
indikasi, tepat pasien, tepat regimen (dosis, cara, waktu, dan lama pemberian),
tepat obat, dan waspada efek samping. Dalam memberikan informasi obat,
hendaknya seorang apoteker mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Mandiri, artinya bebas dari segala bentuk keterikatan dengan pihak lain
yang dapat mengakibatkan informasi yang diberikan menjadi tidak
objektif.
b. Objektif, artinya memberikan informasi dengan sejelas-jelasnya
mengenai suatu produk obat tanpa dipengaruhi oleh berbagai
kepentingan.
c. Seimbang, artinya informasi diberikan setelah melihat dari berbagai
sudut pandang yang mungkin berlawanan.
d. Ilmiah, artinya informasi berdasarkan sumber data atau referensi yang
dapat dipercaya.
e. Berorientasi pada pasien, maksudnya informasi tidak hanya
mencakup informasi produk seperti ketersediaan, kesetaraan generik,
tetapi juga harus mencakup informasi yang mempertimbangkan kondisi
pasien.
Peran apoteker di apotek dalam pemberian informasi obat kepada
pasien, dokter, maupun tenaga medis lainnya sangat pentin, mengingat apotek
sebagai sarana kesehatan masyarakat yang melayani masyarakat dengan cara
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
34
Universitas Indonesia
memberikan obat sesuai dengan kebutuhan pasien atau resepnya. Pelaksanaan
pelayanan informasi obat di apotek bertujuan agar obat dapat digunakan pasien
secara rasional, yaitu tepat indikasi, tepat pasien, tepat regimen, tepat obat, serta
waspada terhadap efek samping obat. Oleh karena itu, dibutuhkan peran aktif
apoteker di apotek untuk memberikan informasi obat kepada pasien, dokter
serta tenaga medis lain yang terlibat di apotek.
2.14 Obat Wajib Apotek (OWA)
Obat keras yang dapat diserahkan kepada pasien tanpa resep dokter
oleh apoteker di apotek disebut ObatWajib Apotek (Kementerian Kesehatan
RI, 1990). Obat yang dapat diserahkan tanpa resep dokter harus memenuhi
kriteria :
a. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak
di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas usia 65 tahun.
b. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko
pada kelanjutan penyakit.
c. Penggunaan tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang
harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.
d. Penggunaan diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi
di Indonesia.
e. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang
dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.
Obat-obat yang termasuk ke dalam Daftar Obat Wajib Apotek antara lain:
1. Daftar Obat Wajib No. 1 (Kepmenkes RI No. 347/Menkes/SK/VII/1990)
mengalami perubahan pada Daftar Obat Wajib menurut Kepmenkes RI
No. 925/Menkes/Per/X/1993 yaitu memuat perubahan golongan obat
terhadap daftar OWA No. 1, beberapa obat yang semula OWA atau Obat
Keras berubah menjadi Obat Bebas Terbatas atau Obat Bebas, disertai
keterangan batasannya. Contohnya Ibuprofen semula golongan OWA
menjadi golongan Obat Bebas Terbatas dengan pembatasan tablet 200 mg,
kemasan tidak lebih dari 10 tablet.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
35
Universitas Indonesia
2. Daftar Obat Wajib No. 2 menurut Kepmenkes RI
No. 924/Menkes/SK/X/1993, antara lain:
a. Obat luar untuk infeksi jamur pada kulit, inflamasi 1 tube
b. Obat inhalasi 1 tabung
3. Daftar Obat Wajib No. 3 menurut Kepmenkes RI
No. 1176/Menkes/SK/X/1999 antara lain:
a. Obat saluran pecernaan dan metabolisme maksimal 10 tablet
(pemberian obat hanya atas dasar pengobatan ulang dari dokter)
b. Obat kulit, makimal 1 tube
c. Obat antiifeksi umum, kategori I, II dan III : 1 paket
d. Obat dengan sistem Muskuloskeletal (pemberian obat hanya atas dasar
pengobatan ulang dari dokter) : maksimal 10 tablet untuk antigout,
anti inflamasi dan antirematik, 1 tube obat mata serta1 botol untuk
obat telinga.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
36 Universitas Indonesia
BAB 3
TINJAUAN KHUSUS APOTEK ERRA MEDIKA
3.1 Sejarah Singkat Apotek Erra Medika
Apotek Erra Medika di bawah naungan Yayasan Sangkakala yang berdiri
pada tanggal 2 Agustus 1977 di Depok.
Maksud dan tujuan dari yayasan adalah :
a. Menyelenggarakan pendidikan, latihan dan pembangunan jasmani
maupun rohani pada masyarakat.
b. Menyelenggarakan, memelihara, membina dan memajukan kesehatan
masyarakat.
Apotek Erra Medika diprakarsai oleh dr. Erlang Setiawan, Sp.PA, Ny.
Cora Laurens dan Ny. Istiana yang didirikan pada tanggal 13 Juli 1998
berdasarkan akta notaris B. Wirastuti Puntaraksma, SH No. 6 tahun 1997. Pada
tahun 2009 didirikan PBF (Pedagang Besar Farmasi) Erra Medika.
3.2 Lokasi, Bangunan dan Tata Ruang Apotek Erra Medika
3.2.1 Lokasi
Apotek Erra Medika berlokasi di Ruko Sukmajaya No. 4 – 5 Jl. Tole
Iskandar Depok (Lampiran 1). Lokasi tersebut cukup strategis dan mudah
dijangkau karena berada di tepi jalan raya yang dilalui kendaraan dalam dua arah
dan mudah dijangkau, dekat dengan pemukiman masayarakat, dan dekat dengan
RSIA Hermina. Desain eksterior Apotek Erra Medika tampak dari depan dapat
dilihat pada lampiran 2 dan desain Interior pada lampiran 3.
3.2.2 Bangunan
Bangunan Apotek Erra Medika terdiri dari dua ruko, dua lantai dan
berdampingan dengan Klinik Erra Medika. Lantai satu terdiri dari ruang
penjualan, ruang peracikan, loket penerimaan resep dan loket penyerahan obat
berdampingan dengan ruang praktek dokter umum, dokter spesialis kandungan,
spesialis THT, ruang administrasi, kasir, laboratorium, radiologi, ruang tunggu
dan toilet. Lantai dua terdiri dari gudang penyimpanan resep dan arsip. Denah
Ruangan Apotek Erra Medika dapat dilihat pada lampiran 4.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
37
Universitas Indonesia
3.2.3 Tata Ruang
Apotek memiliki ruang tunggu apotek yang tidak terlalu besar karena
biasanya pasien menunggu di ruangan tunggu klinik. Resep-resep umumnya
berasal dari Klinik Erra Medika sehingga terdapat celah pada dinding di sebelah
komputer yang berhubungan langsung dengan kasir klinik. Pembayaran
dilakukan di kasir klinik. Semua produk yang telah dibayar dan telah selesai
disiapkan akan diserahkan ke bagian penyerahan obat. Bagian penyerahan obat
terletak di depan, di sekitar etalase produk OTC (Over the Counter) dan
Perbekalan Kesehatan dan Rumah Tangga (PKRT), seperti kosmetika,
perlengkapan bayi, dan perlengkapan sehari-hari (sabun, shampoo, dan lain-lain)
yang dikelompokkan berdasarkan jenisnya. Pada bagian penerimaan resep juga
menerima pembelian resep yang berasal dari luar klinik, pembelian obat tanpa
resep, dan PKRT.
Di bagian dalam, terdapat ruang peracikan yang terpisah dengan ruang
tunggu sehingga terhindar dari pandangan langsung konsumen. Ruang peracikan
cukup luas sehingga karyawan dapat leluasa bergerak dan juga dilengkapi
pendingin ruangan untuk menyimpan dan menjaga semua obat di Apotek serta
menjaga kenyamanan para karyawan. Pada ruang peracikan, obat disusun
berdasarkan bentuk sediaan (padat, ca i r , se t engah padat , obat suntik) dan
disusun secara alfabetis di lemari dan rak untuk memudahkan pengambilan obat.
Obat-obat paten dan generik diletakkan secara terpisah pada lemari yang berbeda
di dalam ruang peracikan. Narkotika dan psikotropika diletakkan terpisah dari
obat lainnya, disimpan dalam lemari khusus yang terbuat dari kayu yang
menempel pada dinding. Obat-obat yang harus disimpan pada kondisi dingin
seperti supositoria, insulin, vaksin, dan sebagian obat-obat suntik diletakkan pada
lemari pendingin.
Di ruang peracikan terdapat meja untuk peracikan resep. Untuk
memudahkan peracikan, terdapat timbangan di dekat meja peracikan. Di samping
meja peracikan terdapat meja kecil tempat alat pembungkus puyer. Selain itu,
terdapat meja untuk pemeriksaan obat dan penulisan salinan resep.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
38
Universitas Indonesia
3.3 Perlengkapan Apotek
Apotek Erra Medika memiliki beberapa perlengkapan apotek, antara lain :
1. Alat pembuatan, pengolahan dan peracikan seperti timbangan, mortir,
blender. Wadah pengemas dan pembungkus, etiket dan plastik pengemas.
2. Perlengkapan dan alat penyimpanan, dan perbekalan farmasi seperti lemari
obat dan lemari pendingin.
3. Lemari penyimpanan khusus psikotropika dan narkotika.
4. Buku standar Farmakope Indonesia Edisi IV, ISO, MIMS, IONI, kumpulan
peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan apotek dan buku-
buku kefarmasian.
5. Alat administrasi, seperti blanko pemesanan obat, faktur, kuitansi, salinan
resep, etiket obat dan lain-lain.
3.4 Struktur Organisasi Apotek Erra Medika
Apotek Erra Medika berada di bawah Yayasan Sangkakala yang dikepalai
oleh dr. Erlang Setiawan, Sp.PA, selaku Pemilik Sarana Apotek dan seorang
Apoteker Pengelola Apotek yaitu Dra. Alfina Rianti, M.Pharm., Apt. Apotek Erra
Medika mempunyai 4 orang tenaga ahli yang terdiri dari 3 asisten apoteker dan 1
orang juru resep, sedangkan tenaga kerja kasir, keuangan dan petugas kebersihan
digabung menjadi satu dengan klinik.
Tenaga kerja di Apotek Erra Medika secara bergantian bekerja
berdasarkan shift-shift yang telah dibagi, yaitu shift pagi hingga sore (pukul
08.00-15.00) dan shift siang hingga malam (pukul 15.00-22.00). Adapun
tugas dan fungsi tiap karyawan yang ada di apotek Erra Medika adalah sebagai
berikut :
a. Pimpinan Apotek
Pimpinan bertanggung jawab atas kelangsungan perusahaan dengan
kewenangan sebagai berikut :
1) Mempertahankan kontinuitas hidup dan laju perkembangan
perusahaan yang dipimpinnya.
2) Memberikan penilaian prestasi kerja seluruh karyawan yang
dipimpinnya.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
39
Universitas Indonesia
3) Menganalisa permasalahan intern maupun ekstern yang berpengaruh
terhadap jalannya perusahaan.
b. APA (Apoteker Pengelola Apotek)
Apoteker Pengelola Apotek memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut :
1) Menyelenggarakan pelayanan kefarmasian yang sesuai dengan
fungsinya (apotek sebagai tempat pengabdian profesi) dan memenuhi
segala kebutuhan perundang-undangan di bidang perapotekan yang
berlaku.
2) Memimpin seluruh kegiatan manajerial apotek termasuk
mengkoordinasikan dan mengawasi dinas kerja karyawan lainnya
antara lain mengatur daftar giliran kerja, menetapkan pembagian
beban kerja, dan tanggung jawab masing-masing karyawan.
3) Bertanggung jawab terhadap kelancaran administrasi dan
penyimpanan dokumen penting.
4) Secara aktif berusaha sesuai dengan bidang tugasnya untuk
meningkatkan omset penjualan dan mengembangkan hasil usaha
apotek dengan mempertimbangkan masukan dari karyawan lainnya
untuk perbaikan pelayanan dan kemajuan apotek.
5) Memberikan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien untuk
mendukung penggunaan obat yang rasional. Dalam hal ini apoteker
harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah dimengerti,
akurat, tidak bias, etis, dan bijaksana serta terkini.
6) Melaksanakan pelayanan swamedikasi
7) Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada
pasien meliputi bentuk sediaan obat, jumlah obat, nama obat, nomor
resep, nama pasien kemudian menyerahkan obat kepada pasien dan
memberikan informasi tentang penggunaan obat tersebut serta
informasi tambahan lain yang diperlukan.
8) Mengatur dan mengawasi pengamanan hasil penjualan tunai harian.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
40
Universitas Indonesia
c. Asisten Apoteker (AA)
Tugas dan kewajiban asisten apoteker adalah sebagai berikut:
1) Mendata kebutuhan barang
2) Mengatur, mengontrol, dan menyusun obat pada tempat penyimpanan
obat di ruang peracikan.
3) Melayani permintaan obat bebas dan resep dokter, mulai dari
penerimaan resep, menyiapkan obat, meracik, menulis etiket,
mengemas, sampai dengan menyerahkan obat.
4) Memberi harga-harga untuk resep-resep yang masuk dan memeriksa
kelengkapan resep.
5) Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien
meliputi bentuk sediaan obat, nama obat, jumlah obat, nama obat,
nomor resep, nama pasien.
6) Mencatat keluar masuk barang dalam kartu stok
7) Melakukan pengecekan terhadap obat-obat yang mempunyai
kadaluarsa
8) Menyusun daftar masuknya barang dan menandatangani faktur obat
yang masuk setiap harinya.
9) Membuat salinan resep dan kuitansi bila dibutuhkan.
d. Juru Resep
Tenaga yang membantu asisten apoteker dalam meracik obat di apotek.
Tugas dan kewajiban juru resep adalah:
1) Membantu tugas apoteker dan asisten apoteker dalam penyediaan atau
pembuatan obat jadi maupun obat racikan.
2) Menyiapkan dan membersihkan alat-alat peracikan serta
melaporkan hasil sediaan yang sudah jadi kepada asisten apoteker.
3) Membuat obat-obat racikan standar di bawah pengawasan asisten
apoteker.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
41
Universitas Indonesia
3.5 Kegiatan – kegiatan di Apotek
Apotek Erra Medika memulai kegiatan dari pukul 08.00 sampai pukul
22.00 dari senin sampai minggu, yang dibagi menjadi dua shift. Kegiatan yang
dilakukan di Apotek Erra Medika terbagi menjadi dua bagian, yaitu kegiatan
teknis kefarmasian dan kegiatan non-teknis kefarmasian.
3.5.1 Kegiatan Teknis Kefarmasian
Kegiatan ini berhubungan langsung dengan pengelolaan perbekalan
farmasi, yang meliputi :
1. Pengadaan barang
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan antara lain :
a. Sebelum dilakukan pengadaan obat terlebih dahulu dilakukan perencanaan
pengadaan obat berdasarkan kebutuhan Apotek Erra Medika dan
berdasarkan buku defecta atau buku pesanan berdasarkan stok minimum.
b. Harus sesuai dengan kemampuan atau kondisi yang ada.
c. Sistem atau pengadaan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pengadaan perbekalan farmasi menjadi tugas dan wewenang Apoteker
Pengelola Apotek (APA). APA dan Asisten Apotker (AA) bekerja sama untuk
menjaga kelancaran dan ketepatan persediaan barang. Pengadaan atau pemesanan
barang di Apotek Erra Medika biasanya dilakukan pada pagi hari, setiap hari
Senin dan Kamis menggunakan Surat pesanan (SP). Untuk pemesanan cito
disampaikan melalui telepon, dimana SP menyusul ketika barang diantar.
Pembelian dilaksanakan oleh asisten apoteker yang bertanggung jawab
langsung terhadap APA. Pembelian dan pemesanan obat ditandatangani oleh
apoteker.
Dalam melakukan pemesanan barang kepada Pedagang Besar Farmasi
(PBF), perlu diperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut :
a. Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang resmi.
b. Besarnya potongan harga (diskon) dan tenggang waktu pembayaran.
c. Pelayanan yang baik, cepat dan tepat waktu.
d. Kelengkapan dan kualitas barang terjamin.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
42
Universitas Indonesia
2. Penerimaan barang
Barang-barang yang dipesan, kemudian diantar dan disertai dengan faktur
sebagai tanda bukti penyerahan barang. Barang -barang yang telah diterima
dari PBF kemudian diperiksa meliputi :
a. Kesesuaian jenis dan jumlah barang yang dipesan dalam SP (Surat
Pesanan).
b. Tanggal kadaluwarsa barang.
c. Spesifikasi obat dan keadaan fisik obat.
Apabila barang yang diterima sesuai dengan pesanan, petugas akan
menandatangani dan memberikan stempel apotek pada faktur asli dan faktur kopi.
Terdapat empat lembar faktur, faktur yang asli dikembalikan kepada distributor
atau PBF dan kopi faktur disimpan sebagai dokumen untuk apotek dan dicatat
dalam buku. Seminggu setelah penyerahan barang, PBF melakukan tukar faktur
dimana faktur asli akan diberikan kepada apotek serta menentukan tanggal
pembayaran.
3. Penyimpanan barang
Penyimpanan barang di apotek dibedakan berdasarkan bentuk sediaan,
kemudian disusun secara alfabetis dengan sistem FEFO (First Expire First Out)
dan FIFO (First In First Out). Setiap jenis obat yang disimpan disertai dengan
kartu stok.
Obat dan alat kesehatan disimpan di rak, sedangakan untuk obat yang
membutuhkan suhu rendah segera dimasukkan dalam lemari pendingin.
Penyimpanan obat bebas diletakkan di etalase ruang depan pada bagian OTC.
4. Penjualan
Penjualan obat di Apotek Erra Medika dilakukan dengan sistem
pembayaran tunai dan kredit. Adapun pelayanan yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
a. Pelayanan obat resep dengan pembayaran tunai
Pelayanan atau penjualan obat dengan resep diberikan kepada pasien yang
membeli obat dengan resep secara tunai. Proses pelayanan resepnya adalah :
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
43
Universitas Indonesia
1) Apoteker atau asisten apoteker menerima resep dari pasien, kemudian
diperiksa kelengkapan resepnya dan diberi harga.
2) Setelah pasien setuju dan langsung membayar pada kasir, lalu kasir akan
mencatat alamat pasien di resep.
3) Resep dibawa ke bagian peracikan untuk dikerjakan oleh asisten apoteker
yang dibantu oleh juru resep. Obat yang telah selesai dibuat, diberi etiket
kemudian diperiksa kembali oleh apoteker atau asisten apoteker baik
bentuk sediaan, nama pasien, etiket, dan jumlah obat. Obat diberikan
kepada pasien dengan pemberian informasi penggunaan obat kemudian
dicatat alamat pasien, jumlah, dan harga resep ke dalam buku resep.
b. Pelayanan obat resep dengan pembayaran kredit
Apotek Erra Medika bekerja sama dengan beberapa perusahaan dalam
pelayanan kesehatan, antara lain : Bank Mandiri, PT. Nayaka dan Sudirman
Medical Center. Pelayanan obat dengan resep kredit dilakukan secara gratis.
Klaim pada PT. Nayaka Husada dan Sudiman Medical Center dilakukan 1 bulan
sekali pada awal bulan, sedangkan PT. Mandiri dilakukan dua kali, yaitu pada
awal dan pertengahan bulan. Keuntungan yang didapatkan apotek dari setiap
resep yaitu sekitar 10%. Untuk resep kredit Bank Mandiri pengeluaran obat
dibatasi yaitu sebesar Rp. 55.000/lembar resep, jika melebihi batas maka pasien
harus membayar.
c. Pelayanan atau penjualan obat bebas
Pelayanan obat bebas adalah pelayanan obat kepada konsumen tanpa
melalui resep dokter. Obat-obat yang dapat dijual bebas adalah obat yang
termasuk dalam daftar obat bebas, obat bebas terbatas, kosmetika, dan alat
kesehatan tertentu. Pembayaran dilakukan di kasir, setelah lunas obat diserahkan
kepada konsumen atau pembeli.
d. Pelayanan Obat Wajib Apotek
Pelayanan obat wajib apotek adalah pelayanan obat-obat keras oleh
apoteker yang dapat diberikan kepada pasien tanpa menggunakan resep dokter.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
44
Universitas Indonesia
3.5.2 Kegiatan Teknis Non Kefarmasian
Kegiatan ini meliputi :
1. Bagian Keuangan
Pada prinsipnya kegiatan keuangan adalah mengelola seluruh kegiatan
yang berhubungan dengan uang masuk dan uang keluar. Di apotek arus uang
masuk meliputi arus penjualan tunai dan penagihan piutang (penjualan kredit).
Arus uang keluar berupa biaya operasional apotek (listrik, telepon, PAM, gaji
pegawai), pembelian barang secara tunai dan pembayaran rutin untuk pembelian
barang secara kredit. Pada kegiatan keuangan dikenal buku kas dan buku bank.
Buku kas berisi semua pemasukan dan pengeluaran uang dalam bentuk tunai
yang dilakukan setiap hari sedangkan buku bank berisi semua pemasukan dan
pengeluaran melalui bank.
2. Kegiatan Administrasi
Kegiatan administrasi bertugas mencatat serta membukukan seluruh
kegiatan administrasi di apotek yang merupakan unsur penunjang semua
kegiatan di apotek, selain itu dapat juga memberikan data keuangan secara rinci.
Data tersebut digunakan untuk mengambil keputusan baik yang bersifat
mendadak maupun dalam menyusun rencana jangka panjang.
Pada kegiatan administrasi pembelian, transaksi pembelian dimasukkan ke
dalam komputer oleh Asisten Apoteker berdasarkan faktur pembelian. Transaksi
pembelian kemudian ditampilkan sehingga jumlah barang akan tercatat dan
jumlah uang akan tercatat pada transaksi hutang di komputer.
Pada administrasi penjualan harga resep, OTC, DOWA dilakukan melalui
komputer. Pada saat petugas memasukkan daftar barang yang dibeli dan telah
dibayar, maka stok barang secara otomatis berkurang sesuai dengan transaksi
yang telah dilaksanakan.
3.6 Pengelolaan Psikotropika
Di Apotek Erra Medika, pengelolaan psikotropika secara garis besar
meliputi pemesanan, penyimpanan, pelaporan dan pelayanan resep psikotropika.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
45
Universitas Indonesia
1. Pemesanan Psikotropika
Pembelian psikotropika pada PBF dilakukan dengan surat pesanan
psikotropika. Satu SP boleh lebih dari satu jenis psikotropika. Dengan
mencantumkan nama jelas, nomor SIPA, SIA dan stempel apotek yang
ditandatangani oleh APA.
2. Penerimaan dan Penyimpanan Psikotropika
Penerimaan dan penyimpanan psikotropika dilakukan oleh asisten
apoteker yang mempunyai SIK. Psikotropika disimpan di tempat khusus
dalam lemari yang mempunyai kunci yang dipegang oleh AA yang telah
diberi kuasa.
3. Pelayanan Resep Psikotropika
Apotek hanya dapat melayani resep yang mengandung psikotropika dari
resep asli. Resep yang mengandung psikotropika di simpan terpisah dari
resep lain. Psikotropika yang dikeluarkan, dicatat dalam buku penggunaan
psikotropika setiap hari untuk pembuatan laporan penggunaan
psikotropika.
4. Laporan Penggunaan Psikotropika
Laporan penggunaan psikotropika dilaporkan setiap bulan ditujukan
kepada Dinas Kesehatan Depok dan Balai POM Bandung Jawa Barat
paling lambat setiap tanggal 10 setiap bulannya dengan tembusan kepada
balai Besar POM dan untuk arsip.
3.7 Pengelolaan Narkotika
Dalam mencegah dan menanggulangi bahaya yang ditimbulkan oleh efek
samping penggunaan dan penyalahgunaan, memulihkan kembali penderita
kecanduan narkotika, serta untuk memberantas peredaran gelap narkotika maka
pemerintah telah mengatur tata cara ekspor-impor, produk, penanaman, peredaran,
penyediaan, penyimpanan dan penggunaan narkotika menurut UU No. 35 tahun
2009. Secara garis besar pengelolaan narkotika di Apotek Erra Medika meliputi
pemesanan, penyimpanan, pelaporan, dan pelayanan resep narkotika.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
46
Universitas Indonesia
1. Pemesanan Narkotika
Pembelian narkotika pada PBF dilakukan dengan SP narkotika dengan
mencantumkan nama jelas, nomor SIPA, SIA dan stempel apotek yang
ditandatangani oleh APA. Satu SP rangkap empat hanya untuk memesan satu
jenis narkotika.
2. Penerimaan dan Penyimpanan Narkotika
Penerimaan narkotika dilakukan oleh asisten apoteker yang mempunyai SIK.
Penyimpanan narkotika dilakukan di tempat khusus, yaitu : lemari khusus
yang terbuat dari kayu yang dibagi dua, masing-masing dilengkapi dengan
kunci yang dipegang oleh Asisten Apoteker yang telah diberi kuasa. Bagian
pertama untuk menyimpan persediaan narkotika dalam jumlah besar
sedangkan bagian kedua untuk menyimpan narkotika yang digunakan sehari-
hari. Lemari ini tidak boleh digunakan untuk menyimpan obat atau barang
lain selain narkotika. Untuk psikotropika disimpan juga dalam tempat yang
khusus dan tidak dicampur dengan obat lain.
3. Pelayanan Resep Narkotika
Apotek hanya dapat melayani resep yang mengandung narkotika dari resep
asli yang berasal dai apotek Erra Medika. Narkotika yang dikeluarkan, dicatat
dalam buku penggunaan narkotika setiap hari untuk pembuatan laporan
penggunaan narkotika sesuai jumlahnya. Resep yang mengandung narkotika
harus digaris merah dan disimpan terpisah dari resep lain.
4. Laporan Penggunaan Narkotika
Laporan penggunaan obat-obatan di apotek Erra Medika dilaporkan setiap
bulan meliputi laporan penggunaan sediaan jadi narkotika. Setiap bulan
apotek wajib membuat laporan narkotika berdasarkan pemasukan dan
pengeluaran narkotika yang tercatat di buku harian penggunaan narkotika.
Data pemasukan dan pengeluaran narkotika di masukkan ke dalam sebuah
software khusus dan hasil data dikirim ke Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas
Kesehatan Kota Depok dalam bentuk softcopy yang disimpan di CD dan
tembusan ke Balai Besar Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam bentuk
hardcopy.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
47 Universitas Indonesia
BAB 4
PEMBAHASAN
Apotek Erra Medika merupakan apotek yang dikelola atas dasar kerjasama
antara Pemilik Sarana Apotek dengan Apoteker Penanggung Jawab Apotek yang
mempunyai dua ruang gerak, yaitu fungsi pengabdian kepada masyarakat (non
profit oriented) dan fungsi bisnis (profit oriented), dan keduanya harus berjalan
bersamaan. Berkenaan dengan fungsi yang pertama, apotek berperan
menyediakan obat-obatan dan perbekalan farmasi lainnya serta memberi
informasi, konsultasi dan evaluasi mengenai obat yang dibutuhkan oleh
masyarakat sehingga tujuan pembangunan kesehatan dapat terwujud. Fungsi yang
kedua yaitu sebagai suatu unit usaha yang berhubungan dengan obat serta
perbekalan farmasi lain sebagai komoditi untuk disalurkan kepada masyarakat
sehingga apotek memperoleh pendapatan yang nantinya dikelola untuk membuat
apotek tetap dapat bertahan hidup dan berkembang. Apotek Erra Medika
merupakan apotek klinik yang sudah berdiri sejak 15 tahun yang lalu.
Kepercayaan pelanggan menyebabkan apotek ini mampu bertahan hingga
sekarang.
4.1 Lokasi dan Tata Ruang Apotek
Apotek berada di lokasi strategis, dimana apotek terletak di daerah padat
penduduk dengan jalan dua arah yang ramai lalu lintas kendaraan bermotor, baik
kendaraan pribadi maupun angkutan umum sehingga mudah diakses oleh
masyarakat. Apotek ini berada dalam satu bangunan dengan klinik Erra Medika
yang menjadi sumber utama resep yang diterima oleh Apotek Erra Medika.
Apotek dan Klinik Erra Medika buka setiap hari sehingga mampu memberikan
pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat. Di sekitar Apotek juga
terdapat Apotek pesaing antara lain Apotek Tumbuh Sehat, Apotek Trinitas,
Apotek K-24 dan lain-lain. Apotek Erra Medika memiliki pelayanan yang cepat
sehingga pasien tidak memerlukan waktu yang lama untuk menunggu.
Di sekitar apotek terdapat pula fasilitas ATM yang dapat
memudahkan pasien untuk mengambil uang untuk pembayaran obat.
Selain itu, memiliki tempat parkir yang cukup luas sehingga memudahkan pasien
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
48
Universitas Indonesia
untuk memarkir kendaraannya.
Apotek memiliki ruang peracikan yang terpisah dengan ruang tunggu
sehingga terhindar dari pandangan langsung konsumen. Ruang peracikan
cukup luas sehingga karyawan dapat leluasa bergerak. Ruang tunggu apotek
tidak terlalu besar karena biasanya pasien menunggu di ruangan tunggu klinik.
Penataan barang-barang di etalase dipisahkan berdasarkan sediaan farmasi
dan perbekalan kesehatan. Untuk sediaan farmasi yang terdiri dari obat-obat
bebas ditata berdasarkan bentuk sediaan dan efek farmakologinya. Beberapa obat
bebas juga disertai dengan brosur untuk menarik minat pembeli. Untuk obat
OTC, pengaturan warna kotak kemasan kurang menarik pelanggan untuk
membeli karena warna yang sama diletakkan sejajar sehingga tampilan warnanya
kurang bervariasi. Lemari etalase pada bagian atas juga kosong sehingga
memberikan kesan kepada konsumen bahwa apotek tidak lengkap menyediakan
obat. Brosur obat herbal juga banyak ditempelkan di etalase sehingga menutupi
produk yang terdapat di dalam etalase. Perbekalan kesehatan dan rumah tangga
seperti perlengkapan bayi, susu formula, kosmetika, sabun, pasta gigi, dan
shampo disusun berdasarkan jenisnya masing-masing. Penempatan produk alat
kesehatan juga kurang rapi.
Ruang peracikan terpisah dari ruang pelayanan resep sehingga terlindung
dari pandangan konsumen. Pada ruang peracikan terdapat lemari dan rak untuk
menyimpan obat. Ruang tunggu apotek ini tidak terlalu luas sehingga
pasien kurang nyaman menunggu antrian pengambilan obat di ruang apotek.
Oleh karena itu, pasien sebagian besar menunggu di ruang tunggu klinik Erra
Medika yang dilengkapi dengan kursi-kursi panjang, pendingin ruangan, dan
ditambah dengan adanya televisi sehingga pasien merasa lebih nyaman
selama menunggu obat disiapkan.
Penyimpanan obat-obatan di Apotek Erra Medika ditempatkan berdasarkan
jenis sediaan (obat bebas dan obat bebas terbatas, obat keras, narkotika, dan
psikotropika) serta bentuk sediaan yang kemudian disusun secara alfabetis.
Obat ethical diletakkan dalam rak di ruang bagian dalam dan dibedakan
berdasarkan obat generik dan non generik, dan juga menurut bentuk sediaan yang
masing-masingnya disusun secara alfabetis. Obat disimpan sesuai dengan
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
49
Universitas Indonesia
spesifikasinya masing-masing, misalnya untuk obat-obatan yang harus disimpan
pada kondisi dingin maka disimpan di kulkas pada suhu tertentu, contohnya
supositoria, injeksi dan juga sediaan kapsul atau tablet yang memang
penyimpanannya didalam kulkas. Kartu stok obat ethical disimpan terpisah dari
sediaan agar penyusunannya terlihat lebih menarik dan tidak terganggu oleh
adanya kartu stok lainnya. Hanya saja dalam penulisan kartu stok perlu dibedakan
agar mempermudah pencarian, baik dalam tulisan ataupun warna dari kartu stok
itu sendiri, seperti pada kartu stok untuk golongan psikotropika dan narkotik,
dapat ditulis dengan tinta merah ataupun kartu stok berwarna selain putih, agar
mempermudah pembedaan dan pencariannya. Kartu stok Apotek Erra Medika
dapat dilihat pada Lampiran 5.
Apotek Erra Medika memiliki sarana dan prasarana yang lengkap sesuai
standar suatu apotek, sebagaimana yang dipersyaratkan dalam peraturan perundang-
undangan, misalnya lemari narkotika, buku standar Farmakope Indonesia, ISO,
MIMS, serta kumpulan peraturan yang berkaitan dengan hukum farmasi dan
perlengkapan administrasi seperti blanko pemesanan obat, buku defekta, buku
penerimaan obat, faktur, kuitansi, dan salinan resep. Resep dan salinan resep Apotek
Erra Medika dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7.
4.2 Sumber Daya Manusia
Struktur organisasi Apotek Erra Medika yaitu, apotek berada di bawah
Yayasan Sangkakala yang diketuai oleh dr. Erlang Setiawan, Sp.PA, selaku
Pemilik Modal Apotek, dan sebagai penanggung jawab apotek yaitu Dra. Alfina
Rianti, M.Pharm, Apt serta 3 asisten apoteker dan 1 orang juru resep, sedangkan
tenaga kerja kasir, keuangan dan petugas kebersihan digabung menjadi satu
dengan klinik. Sebaiknya keuangan antara apotek dan klinik dibuat terpisah untuk
memperjelas perputaran keuangan di Apotek Erra Medika. Apotek Erra Medika
melaksanakan pelayanan kefarmasian selama 14 jam (Jam 08.00 – 21.00) setiap
harinya dengan 2 (dua) shift. Struktur organisasi dapat dilihat pada Lampiran 8.
Kedisiplinan setiap karyawan di Apotek Erra Medika sudah cukup baik,
jam kerja yang dijalankan sesuai jadwal, karyawan datang dan pulang tepat
waktu. Karyawan yang berhalangan hadir akan memberi kabar terlebih dahulu
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
50
Universitas Indonesia
dengan alasan yang tepat dan dapat diterima. Hubungan antar karyawan di Apotek
Erra Medika terjalin baik, memiliki rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang
tinggi. Hal ini terlihat dari cara karyawan dalam menjalankan tugas dan
kewenangannya. Pekerjaan yang dilakukan tidak terbatas pada tugas pokok
masing-masing karyawan, tetapi bersifat fleksibel dan saling membantu satu sama
lain. Keterampilan karyawan sudah cukup baik dan cekatan dalam menyelesaikan
suatu masalah yang berhubungan dengan resep dan obat-obatan yang ada di
apotek.
Berkaitan dengan pengelolaan apotek maka secara keseluruhan
pengelolaan Apotek Erra Medika telah memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan
pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 992/Menkes/Per/X/1993 tepatnya pada
pasal 10 sampai dengan pasal 13. Jika mengacu pada pasal 19 ayat 1 yang
menyatakan bahwa apabila Apoteker Pengelola Apotek berhalangan melakukan
tugasnya pada jam buka Apotek, maka Apoteker pengelola Apotek dapat
menunjuk Apoteker Pendamping, namun Apotek Erra Medika belum menunjuk
seorang apoteker pendamping sehingga tidak ada apoteker yang berada di Apotek
Erra Medika pada jam kerja apotek.
Apoteker di apotek diharapkan dapat mengendalikan dan mengawasi
seluruh kegiatan di apotek serta dapat memotivasi dan mengkoordinir setiap
pegawai agar dapat menjalankan tugasnya masing-masing dengan maksimal,
sehingga dapat meningkatkan pelayanan dan pendapatan apotek. Apoteker
diharapkan mampu untuk menjamin peningkatan kualitas hidup manusia dengan
hasil yang optimal melalui pengobatan yang efektif, rasional dan aman. Hal ini
dapat dilakukan dengan memberikan informasi dan konsultasi kepada pasien.
Sejauh ini Apotek Erra Medika telah berupaya untuk memberikan pelayanan
informasi obat walaupun hanya sebatas penggunaan obat kepada pasien yang
dilakukan oleh Apoteker atau Asisten Apoteker. Kepuasan pelayanan yang
diberikan oleh Apotek Erra Medika diharapkan dapat mempertahankan pelanggan
lama dan menarik pelanggan baru. Pasien merupakan sasaran utama pelayanan
yang dilakukan apotek. Dengan demikian, diperlukan pelayanan yang memuaskan
misalnya memberikan informasi obat atau solusi alternatif obat agar dapat
menumbuhkan kepercayaan pada pasien.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
51
Universitas Indonesia
4.3 Pengelolaan Obat dan Pelayanan Resep
4.3.1 Perencanaan dan Pengadaan
Perencanaan obat di Apotek Erra Medika dilakukan berdasarkan metode
konsumsi dan pola penyakit. Selain itu dalam perencanaan juga
mempertimbangkan anggaran yang tersedia, sisa stok, waktu tunggu (lead time)
serta harga yang ditawarkan oleh distributor. Obat-obat yang diutamakan untuk
direncanakan dalam pengadaan adalah obat-obat yang banyak diresepkan oleh
dokter-dokter di Klinik Erra Medika, karena sebagian besar pelanggan
Apotek Erra Medika adalah pasien Klinik Erra Medika.
Pengadaan obat di apotek merupakan suatu hal yang sangat penting sebab
jika tidak dikelola dengan baik, maka dapat menimbulkan kerugian bagi apotek.
Sebaliknya, apabila dikelola dengan baik dan efektif maka akan menguntungkan
apotek. Pengadaan obat di apotek harus dilakukan secara efektif dan efisien
sehingga tidak terjadi stok kosong ataupun stok mati.
Pengadaan barang hanya dilakukan melalui pembelian dan pemesanan
barang pada hari Senin dan Kamis. Pemesanan barang di Apotek Erra Medika
dapat dilakukan secara langsung ketika karyawan Pedagang Besar Farmasi (PBF)
datang ke apotek ataupun melalui telepon. Pengadaan barang dilaksanakan oleh
asisten apoteker yang bertanggung jawab langsung terhadap Apoteker Pengelola
Apotek (APA). Jika ada obat yang bersifat mendesak (cito) atau bersifat fast
moving mendadak habis persediaannya apotek Erra Medika tidak melakukan
pemesanan di luar hari tersebut (Senin dan Kamis) melalui pembelian langsung.
Cara pemesanan ini kurang efektif karena sering kali terjadi kekosongan obat
yang dikarenakan pengiriman dari PBF terlambat atau kurang terkontrolnya stok
pengaman (buffer stock) dan juga banyak terdapat obat expirate date. Hal ini
dapat terjadi karena kurangnya pengawasan APA terhadap pemesanan dan
penjualan obat serta kurangnya komunikasi APA dengan dokter untuk
meresepkan obat-obat yang sisa stok masih banyak.
Selain melakukan pengadaan obat melalui pembelian secara kredit,
Apotek Erra Medika juga menerima titipan (konsinyasi) perbekalan farmasi,
dimana Apotek menerima komisi bila barang tersebut terjual. Bila barang
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
52
Universitas Indonesia
tersebut tidak terjual sampai batas waktu yang telah disepakati ataupun sampai
batas kadaluarsa, maka barang tersebut dapat dikembalikan kepada pemiliknya.
Barang yang sudah dipesan biasanya akan dikirim oleh PBF pada hari yang
sama ketika obat tersebut dipesan atau akan dikirim beberapa hari kemudian
tergantung kebijakan masing-masing PBF. Surat pemesanan obat dapat dilihat
pada Lampiran 12. Pemesanan narkotika dan psikotropika di Apotek Erra Medika
telah sesuai dengan peraturan pemerintah Surat pesanan narkotika dan surat
pesanan psikotropika dapat dilihat pada Lampiran 13 dan Lampiran 14.
4.3.2 Penerimaan dan Penyimpanan
Barang pesanan yang datang akan dilakukan beberapa pemeriksaan, yaitu
pemeriksaan kesesuaian barang yang datang dengan daftar barang yang
dipesan di surat pesanan dan faktur pembeliannya terhadap jenis barang, merk,
jumlah, harga satuan, jumlah harga per jenis barang dan jumlah harga keseluruhan
obat yang tertera di dalam faktur. Obat yang sudah diterima diperiksa nomor
batch dan tanggal kadaluarsanya untuk mencegah kemungkinan diterimanya obat
yang sudah kadaluarsa atau mendekati kadaluarsa. Jika obat sudah sesuai, faktur
ditandatangani oleh petugas apotek dan diberi cap apotek. Faktur yang asli
dikembalikan kepada distributor atau PBF yang bersangkutan dan copy fakturnya
disimpan sebagai dokumen untuk apotek. Tahap selanjutnya adalah memindahkan
data-data faktur ke dalam buku penerimaan barang dan sistem komputerisasi.
Khusus produk OTC, selain pemberian harga secara komputerisasi dilakukan juga
pelabelan harga secara manual.
Obat dan perbekalan farmasi yang telah diperiksa kesesuaiannya serta
dicatat dan diberi harga kemudian disimpan di lemari atau rak penyimpanan yang
tersedia. Obat-obat OTC dan perbekalan farmasi disimpan di ruang pelayanan,
sedangkan obat-obat ethical disimpan di ruang peracikan. Penyimpanan produk
OTC di etalase dipisahkan antara obat dan perbekalan farmasi lainnya. Obat-obat
OTC kemudian disusun berdasarkan bentuk sediaan dan efek farmakologinya.
Penataan obat OTC di etalase juga mempertimbangkan segi estetika dengan
pengaturan warna kemasan yang bertujuan untuk menarik minat pelanggan untuk
membeli. Perbekalan kesehatan dan rumah tangga seperti perlengkapan bayi,
susu formula, kosmetika, sabun, pasta gigi, dan shampo disusun berdasarkan
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
53
Universitas Indonesia
jenisnya masing-masing.
Data pada sistem komputer dipakai sebagai data kartu stok. Selanjutnya
obat diberi harga serta dilakukan pencatatan di buku rincian faktur pembelian dan
kartu stok. Selain itu juga dibuat arsip faktur barang berdasarkan nama PBF.
Untuk Narkotika dan Psikotropika, kartu stok dibuat tersendiri selain dari sistem
komputer, hal ini penting untuk memudahkan penelusuran barang. Jika
penerimaan obat telah selesai dilakukan, obat diletakkan pada etalase atau lemari
obat sesuai dengan jenis obatnya.
Penyimpanan obat di ruang peracikan dipisahkan berdasarkan bentuk
sediaan (tablet, sirup, krim, salep, obat tetes, dan obat suntik) secara alfabetis.
Obat-obat generik disimpan terpisah di lemari khusus obat generik dan disusun
secara alfabetis. Obat-obatan yang memerlukan penyimpanan khusus seperti
sediaan obat suppositoria, ovula, dan insulin disimpan di lemari pendingin. Obat-
obat yang biasanya digunakan untuk obat racikan ditempatkan di dekat
meja racik. Penyimpanan tersebut bertujuan untuk memudahkan pengambilan
obat selama penyiapan resep. Penyimpanan obat dilakukan berdasarkan FEFO
(First Expire First Out) dan FIFO (First In First Out) artinya obat yang terlebih
dahulu masuk akan terlebih dahulu digunakan, sehingga kecil kemungkinan
terjadinya obat rusak atau kadaluarsa.
Apotek Erra Medika tidak memiliki gudang sehingga dapat mengurangi
biaya yang dibutuhkan untuk pemeliharaan barang di gudang dan terhindar dari
resiko penumpukan barang yang dapat mengakibatkan kerusakan barang. Untuk
obat-obat dengan syarat penyimpanan tertentu seperti injeksi, supossitoria, dan
lain-lain disimpan di lemari pendingin dengan suhu terkontrol.
Sistem penyimpanan dan pengendalian persediaan obat di Apotek Erra
Medika berjalan kurang baik. Hal ini dikarenakan stock opname yang dilakukan
sebulan sekali hanya melihat kesesuaian antara kartu stok dengan jumlah fisik
barang namun tidak dilakukan pengecekan tanggal kadaluarsa sehingga banyak
ditemukan persediaan obat di apotek yang telah kadaluarsa. Temuan obat
kadaluarsa ini menimbulkan kerugian finansial yang bagi apotek.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
54
Universitas Indonesia
4.3.3 Pelayanan Resep
Pengelolaan resep di apotek dilakukan dengan baik. Semua resep yang
sudah dibuat, disimpan dan diurutkan berdasarkan nomor resep setiap harinya.
Dicatat pula informasi mengenai tanggal pembuatan resep, nomor resep, nama
obat dan jumlah obat yang diberikan pada sistem komputer.
Dalam hal pelayanan apotek, apotek Erra Medika melakukan pelayanan
obat dengan resep, pelayanan/penjualan obat bebas dan pelayanan obat wajib
apotek. Apotek Erra Medika menerima resep umum dan resep Klinik Erra
Medika. Dalam pelayanan resep di Apotek Erra Medika pertama dilakukan
pemeriksaan terhadap ketersediaan obat di komputer, kemudian dilakukan
skrining resep lalu pemberian harga. Jika pasien tidak setuju dengan harga yang
diberikan maka resepnya dikembalikan kepada pasien, namun bila pasien setuju,
maka pasien melakukan pembayaran, kemudian diberi struk pembayaran
sekaligus nomor antrian resep. Kemudian dilakukan pengambilan obat dan
peracikan jika obat diracik.
Peralatan meracik yang digunakan di apotek Erra Medika diantaranya
adalah alat pengisi kapsul, penyerbuk tablet (Pulverized Machine), dan alat
pengemas serbuk obat/puyer. Peralatan-peralatan ini sangat membantu pegawai
dalam penyiapan obat-obat racikan sehingga dapat meningkatkan mutu dan
kecepatan di dalam pelayanan, namun perlu diperhatikan mengenai kebersihan
alat yang digunakan, setelah menggunakan alat pengisi kapsul, penyerbuk tablet
(Pulverized Machine), dan alat pengemas serbuk obat/puyer dalam pengerjaan
suatu resep hendaknya dibersihkan terlebih dahulu sebelum alat-alat tersebut
digunakan pada pengerjaan resep selanjutnya. Setelah obat siap, lalu pemberian
etiket dan dilakukan pengecekan akhir oleh asisten apoteker sebelum obat
diserahkan kepada pasien. Untuk obat oral menggunakan etiket berwarna putih,
sedangkan untuk obat yang ditujukan untuk selain pemakaian oral menggunakan
etiket berwarna biru. Pada saat penyerahan obat, pasien menunjukkan struk
pembayaran serta nomor antrian, kemudian obat diserahkan serta diberikan
petunjuk penggunaan obat (pelayanan informasi obat) oleh asisten apoteker.
Contoh etiket dapat dilihat pada Lampiran 9, sedangkan plastik pembungkus obat
dan pembungkus pulveres dapat dilihat pada Lampiran 10.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
55
Universitas Indonesia
Pada etiket harus ditulis secara lengkap nomor resep, tanggal, nama
pasien, dan aturan pakainya. Etiket harus dituliskan dengan jelas agar tidak
menimbulkan persepsi yang salah bagi pasien. Selanjutnya, obat-obat yang telah
dikemas diberi etiket dan diperiksa kembali kesesuaian obat yang diminta
konsumen, jumlah, kekuatan obat, aturan pakai, penulisan kopi resep, dan kuitansi
pembelian oleh Asisten Apoteker. Pengerjaan resep di apotek dapat dikatakan
cukup cepat. Pasien yang mendapat resep racikan hanya perlu menunggu 10 – 15
menit dan pasien yang tidak mendapatkan resep yang memerlukan peracikan
hanya perlu menunggu 5 – 10 menit untuk mengambil obat.
Pada saat penyerahan obat, pasien menunjukkan struk pembayaran serta
nomor antrian kemudian obat diserahkan oleh Asisten Apoteker disertai
pemberian informasi mengenai indikasi dan cara penggunaan obat.
Pembayaran dilakukan di kasir secara tunai. Apotek juga mengadakan kerja
sama dengan perusahaan asuransi kesehatan seperti Asuransi Bank Mandiri,
Asuransi Sudirman dan Nayaka sehingga pembayaran akan dilakukan asuransi
tersebut kepada pihak Apotek Erra Medika pada tempo waktu yang telah
disepakati.
Untuk pembelian obat tanpa resep, sebelum melakukan pembayaran pasien
diberikan satu lembar bon kontan untuk dibayar di kasir. Bon kontan sebaiknya di
tulis dalam dua rangkap sehingga apotek dan pasien sama-sama memiliki arsip.
Contoh Bon kontan pembelian obat tanpa resep dapat dilihat pada Lampiran 11.
4.4 Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika
Resep narkotika dan psikotropika pengerjaannya sama seperti pengerjaan
resep umumnya, namun terdapat hal-hal yang penting untuk diperhatikan yaitu,
pada saat penerimaan resep, resep diperiksa secara teliti keaslian/kebenarannya,
resep tidak boleh berupa copy resep dari apotek lain, tidak boleh diberikan copy
resep kepada pasien kecuali untuk resep yang belum habis ditebus dan harus
ditebus kembali di apotek yang sama, resep tidak boleh di iter (diulang), resep
diberi tanda berupa garis merah pada narkotika/psikotropika dan resep dipisahkan
secara khusus serta dimasukkan dalam catatan harian narkotika dan psikotropika
untuk kemudian dibuatkan laporan bulanan narkotika dan psikotropika.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
56
Universitas Indonesia
Psikotropika dan narkotika disimpan di lemari khusus yang terdiri dari dua
susun lemari, pintu dan kunci yang berbeda-beda. Dimana lemari psikotropika
terletak diatas dan narkotika dibawah, lemari narkotik terdiri dari dua pintu, satu
bagian untuk menyimpan persediaan narkotika, dan satu bagian yang lain untuk
menyimpan narkotika untuk keperluan sehari-hari. Hal ini dilakukan untuk
memberikan kemudahan bagi petugas apotek, bahwa golongan obat ini berbeda
dari obat ethical lainnya, sehingga meningkatkan kewaspadaan mereka agar
berhati-hati dalam memilihkan atau memberi obat tersebut, karena obat tersebut
tidak boleh diserahkan tanpa resep dokter.
Resep-resep yang masuk tersebut disimpan dan dikelompokkan setiap
bulannya berdasarkan bulan penerimaan resep dan diurutkan sesuai dengan
nomornya. Nomor resep yang mengandung narkotika dan psikotropika,
dipisahkan untuk mempermudah penyusunan laporan ke instansi yang berwenang.
Administrasi Pelaporan dan Pencatatan Apotek Erra Medika bergabung
dengan Klinik Erra Medika sehingga hanya melakukan pelayanan kefarmasian di
mana di dalamnya melakukan pemesanan, penyimpanan, peracikan serta
penyampaian obat kepada pasien, maka laporan yang dibuat pun hanya sebatas
kegiatan tersebut, tidak melakukan laporan keuangan yang berkaitan dengan
penjualan dan pembayaran hutang dagang, neraca keuangan, laporan laba-rugi,
pembelian, karena laporan tersebut telah dilakukan oleh bagian administrasi dan
keuangan. Apoteker dalam hal ini hanya melakukan tugas kefarmasian meliputi
pengawasan yang berkaitan dengan kegiatan apotek dan membuat laporan
penggunaan narkotika & psikotropika serta obat generik.
Pada pembuatan laporan narkotika dan psikotropika, apoteker di Apotek
Erra Medika dibantu oleh seorang asisten apoteker yang bertanggung jawab untuk
mendata narkotika dan psikotropika yang telah digunakan setiap periodenya.
Pembuatan laporan penggunaan narkotika & psikotropika serta obat generik
dilakukan setiap bulan yang ditujukan kepada Instansi yang berwenang. Contoh
laporan narkotika dan laporan psikotropika, masing-masing dapat dilihat pada
Lampiran 17 dan Lampiran 18. Arsip kegiatan lainnya yaitu membuat laporan
penggunaan obat setiap bulannya untuk dilaporkan ke bagian administrasi dan
keuangan.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
57
Universitas Indonesia
4.5 Pengelolaan Administrasi Keuangan
Pengelolaan keuangan menyangkut kelangsungan jalannya apotek. Semua
kegiatan dan keuangan apotek dicatat pada laporan harian secara rinci dan jelas
sehingga mempermudah pembuatan laporan setiap bulan dan juga laporan
tahunan. Laporan ini kemudian disimpan sebagai arsip dan juga disampaikan
kepada Pemilik Sarana Apotek (PSA).
Seminggu setelah penyerahan barang, PBF melakukan tukar faktur dimana
faktur asli diberikan kepada apotek serta menentukan tanggal pembayaran.
Pembayaran biasanya dilakukan pada tanggal 10 dan 20 tiap bulannya. Penagihan
pembayaran kepada pihak asuransi dilakukan sesuai kesepakatan. Untuk Asuransi
Bank Mandiri, sebulan dilakukan sebanyak dua kali, penagihan tengah bulan dan
akhir bulan. Untuk Asuransi lainnya, yaitu Asuransi Nayaka dan Sudirman,
penagihan dilakukan di awal bulan. Contoh kuitansi pembayaran dan faktur
Apotek Erra Medika dapat dilihat pada Lampiran 15 dan Lampiran 16.
4.6 Pelayanan Informasi Obat
Pelayanan informasi obat yang kurang memadai bisa menyebabkan
pasien kurang mendapatkan informasi yang cukup mengenai obat yang
mereka konsumsi. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kesalahan
penggunaan obat oleh pasien. Melalui peningkatan pelayanan informasi obat di
apotek, maka dapat menambah kepercayaan masyarakat sehingga dapat
mempertahankan pelanggan yang lama dan menarik pelanggan yang baru.
Dengan demikian, dapat terwujud fungsi apotek sebagai sarana pelayanan
kesehatan yang dapat membantu tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
Apoteker Pengelola Apotek seringkali bertugas di luar apotek sehingga
tidak ada yang mendampingi dan mengawasi kegiatan pelayanan kefarmasian di
apotek. Sebaiknya terdapat apoteker pendamping di apotek Erra Medika
sehingga apabila APA berhalangan hadir dapat digantikan oleh apoteker
pendamping sehingga kegiatan pelayanan kefarmasian dan pelayanan informasi
obat dapat tetap berjalan dengan baik.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
58 Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Peran dan fungsi Apoteker Pengelola Apotek (APA) di Apotek Erra
Medika sangat penting dalam menentukan kebijakan pengelolaan
apotek dan melaksanakn fungsi pengawasan dan pengendalian
terhadap semua komponen yang ada di apotek serta memberikan
pelayanan informasi kepada pasien sehingga menjamin penggunaan
obat yang rasional.
2. Pengelolaan Apotek Erra Medika dalam bidang pelayanan
kefarmasian seperti PIO dan konseling belum berjalan dengan baik
dikarenakan keterbatasan waktu hadir apoteker di apotek.
3. Pengelolaan manajemen Apotek Erra Medika mencakup
administrasi, pengadaan, penyimpanan, penjualan, pencatatan dan
pelaporan telah berjalan dengan baik.
5.2 Saran
1. Perlu adanya apoteker pendamping yang menggantikan APA pada
saat apa tidak dapat hadir agar pelayanan kefarmasian dapat berjalan
lebih baik.
2. Sebaiknya Apoteker Pengelola Apotek bekerja sama dan berdiskusi
dengan dokter, dalam hal ini dokter di Klinik Erra Medika untuk dapat
meresepkan obat yang telah dipesan sehingga dapat meminimalkan
jumlah obat yang kadaluarsa.
3. Sebaiknya stock opname yang dilakukan tidak hanya sebatas
memeriksa kesesuaian jumlah barang namun juga memperhatikan
tanggal kadaluarsa obat dan perbekalan farmasi yang tersedia di apotek
untuk mencegah kerugian akibat barang yang kadaluarsa.
4. Perlu dilakukan evaluasi secara rutin terhadap perputaran obat
dan ketersediaannya agar keperluan obat bagi para pelanggan selalu
tersedia.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
59 Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI. (1997). Surat Edaran Direktorat
Jenderal POM Nomor 336/E/SE/1997 Tentang Narkotika. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. (2008). Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek (SK Nomor
1027/Menkes/SK/IX/2004). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan. (2006). Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.1027 Tahun 2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan RI. (1978). Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
28/Menkes/Per/1978 Tentang Penyimpanan Narkotika. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. (1981). Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 28
Tahun 1981 Tentang Penyimpanan dan Pemusnahan Resep. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. (1990). Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
347/Menkes/SK/VII/1990 Tentang Obat Wajib Apotek No. 1. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. (1993). Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
918/Menkes/Per/X/1993 Tentang Pedagang Besar Farmasi (PBF). Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. (1993). Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
919/Menkes/Per/X/1993 Tentang Kriteria Obat yang Dapat Diserahkan
Tanpa Resep. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. (1993). Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
922/Menkes/Per/X/1993 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian
Izin Apotek. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. (1993). Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
924/Menkes/Per/X/1993 Tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 2. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. (1993). Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
925/Menkes/Per/X/1993 Tentang Daftar Perubahan Golongan Obat Wajib
Apotek No. 1. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. (1999). Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1176/Menkes/SK/X/1999 Tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 3.
Jakarta.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
60
Universitas Indonesia
Kementerian Kesehatan RI. (2002). Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1332/Menkes/SK/X/2002 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 992/Menkes/PER/X/1993 Ketentuan dan Tata Cara
Pemberian Izin Apotek. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 889
Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga
Kefarmasian. Jakarta.
Pemerintah Republik Indonesia. (1980). Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 1980 Tentang Perubahan dan Tambahan Atas
Peraturan Pemerintah RI Nomor 26 Tahun 1965 Tentang Apotek. Jakarta.
Pemerintah Republik Indonesia. (2009). Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta.
Presiden Republik Indonesia. (1997). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika. Jakarta.
Presiden Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Jakarta.
Presiden Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia No. 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta.
Umar, Muhammad. (2011). Manajemen Apotek Praktis cetakan keempat. Jakarta:
Wira Putra Kencana.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
LAMPIRAN
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
61
Universitas Indonesia
Lampiran 1. Denah Lokasi Apotek Erra Medika
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
62
Universitas Indonesia
Lampiran 2. Desain Eksterior Apotek Erra Medika
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
63
Universitas Indonesia
Lampiran 3. Desain Interior Apotek Erra Medika
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
64
Universitas Indonesia
Lampiran 4. Denah Ruangan Apotek Erra Medika
Keterangan :
1. Tempat tunggu pasien
2a. Pintu masuk apotek
2b. Pintu masuk klinik
3. Etalase OTC
4. Lemari OTC
5. Lemari penyimpanan obat tablet &
kapsul bermerek
6. Meja AA
7. Lemari penyimpanan obat sediaan
oral cair & alkes
8. Lemari penyimpanan obat generik,
sediaan semisolid, sediaan steril
cair (tetes mata, tetes telinga)
9. Wastafel
10. Lemari Narkotika & Psikotropika
11. Kulkas penyimpanan obat
12. Tempat membungkus pulveres
13. Meja peracikan & rak penyimpanan
obat-obat untuk racikan
14. Rak penyimpanan obat-obat untuk
racikan
15. Meja pengecekan harga obat
(komputer)
16. Ruang Administrasi PBF Erra
Medika
17. WC
18. Laboratorium
19. Musolah
20. Kasir
21. Ruang Praktek dokter
22. Tangga ke lantai 2
23. Meja keamanan
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
65
Universitas Indonesia
Lampiran 5. Kartu Stok
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
66
Universitas Indonesia
Lampiran 6. Contoh Resep
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
67
Universitas Indonesia
Lampiran 7. Salinan Resep
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
68
Universitas Indonesia
Lampiran 8. Struktur Organisasi Apotek Erra Medika
Pemilik Sarana
Apotek
Apoteker Pengelola
Apotek
Asisten Apoteker Asisten Apoteker Asisten Apoteker
Juru Resep
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
69
Universitas Indonesia
Lampiran 9. Etiket Obat
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
70
Universitas Indonesia
Lampiran 10. Plastik Pembungkus Obat & Pembungkus Pulveres
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
71
Universitas Indonesia
Lampiran 11. Bon Kontan Pembelian Obat Tanpa Resep
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
72
Universitas Indonesia
Lampiran 12. Surat Pemesanan Obat
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
73
Universitas Indonesia
Lampiran 13. Surat Pesanan Narkotika
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
74
Universitas Indonesia
Lampiran 14. Surat Pesanan Psikotropika
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
75
Universitas Indonesia
Lampiran 15. Kuitansi
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
76
Universitas Indonesia
Lampiran 16. Faktur Pembelian Obat
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
77
Universitas Indonesia
Lampiran 17. Contoh Laporan Narkotika
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
78
Universitas Indonesia
Lampiran 18. Contoh Laporan Psikotropika
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
LABEL INFORMASI OBAT SEDIAAN PADAT ORAL
DI APOTEK ERRA MEDIKA
TUGAS KHUSUS PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER
DI APOTEK ERRA MEDIKA
PUTRI RAHMAWATI, S.Far.
1206330002
ANGKATAN LXXVII
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JANUARI 2014
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. iii
1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2. Tujuan .............................................................................................. 2
2. TINJAUAN UMUM ................................................................................ 3
2.1 Definisi Informasi Obat .................................................................... 3
2.2 Langkah-langkah dalam Penyerahan Obat ....................................... 3
2.3 Peran Apoteker dalam Proses Penyerahan Obat .............................. 7
2.4 Informasi Obat yang Perlu Diketahui ............................................... 8
2.5 Sumber Informasi Obat .................................................................... 11
3. METODOLOGI PENGKAJIAN ............................................................ 13
3.1 Waktu dan Tempat Pengkajian ........................................................ 13
3.2 Metode Pengkajian ........................................................................... 13
4. PEMBAHASAN ...................................................................................... 14
5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 24
5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 24
5.2. Saran ................................................................................................. 24
DAFTAR REFERENSI.................................................................................. 25
LAMPIRAN ................................................................................................... 26
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Label Informasi Obat berdasarkan IONI 2008 ..................... 26
Lampiran 2 Daftar Label Informasi Obat Sediaan Padat Oral di Apotek Erra
Medika ........................................................................................... 30
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obat merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan
kesehatan. Penggunaan obat yang rasional menjadi hal yang sangat penting
karena terkait langsung dengan status kesehatan pasien. Satu diantara penyebab
ketidakrasionalan penggunaan obat adalah karena kurangnya informasi yang
diberikan oleh apoteker mengenai obat yang dikonsumsi oleh pasien. Dengan
demikian, masyarakat membutuhkan informasi yang jelas, benar dan dapat
dipercaya agar penentuan kebutuhan jenis dan jumlah obat yang diambil
berdasarkan alasan yang rasional (Direktorat Bina Obat Rasional, 2008).
Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen disebutkan bahwa setiap konsumen berhak atas informasi yang benar,
jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa. Untuk
kategori produk obat, ini berarti bahwa konsumen atau pasien berhak atas
informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai obat yang dikonsumsinya.
Dengan mengetahui informasi penting terkait obat yang akan digunakan, maka
konsumen atau pasien dapat mengetahui dengan pasti tujuan penggunaan dan
hal-hal lain yang terkait dengan obat yang sedang diminum (Badan Pengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2008).
Apoteker wajib secara moral dan hukum berada dalam posisi yang
terbaik untuk memberikan informasi yang cukup dan dapat dimengerti tentang
obat yang digunakan oleh pasien untuk memaksimalkan hasil terapi dan
mencegah masalah yang mungkin timbul selama terapi. Apoteker berperan
penting dalam pemberian informasi karena apoteker merupakan petugas terakhir
yang menyerahkan obat kepada pasien. Informasi yang diberikan oleh apoteker
haruslah benar, jelas dan mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana,
dan terkini (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004).
Cara menggunakan obat, lama penggunaan obat, waktu atau cara
penggunaan obat, penyimpanan yang baik, dan efek samping yang sering
dihadapi merupakan informasi yang wajib diberikan kepada pasien. Jika pasien
patuh pada instruksi yang diberikan oleh dokter dan apoteker, m a k a
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
2
Universitas Indonesia Universitas Indonesia
keberhasilan terapi dapat dicapai. Sebaliknya, jika obat salah digunakan karena
ketidaktahuan atau informasi yang tidak cukup, maka dapat mengkibatkan
bahaya atau pengobatan yang tidak efektif bagi pasien. Untuk beberapa sediaan
obat ada kebutuhan khusus untuk dilakukan konseling, seperti waktu minum
obat, cara dan lama pemberian obat atau interaksi yang dapat terjadi dengan
makanan atau obat lain.
Masalah yang sering dihadapi oleh pasien ketika pemberian informasi
adalah sulitnya mengingat semua informasi yang diberikan oleh apoteker. Hal
ini dapat diatasi dengan pemberian informasi secara lisan maupun tertulis
berupa label. Dalam rangka realisasi rencana pemberian label tersebut, maka
penulis melakukan pendataan obat sediaan padat oral dan pelabelan informasi
tambahan yang diperlukan dalam penggunaan obat-obat tersebut di Apotek Erra
Medika. Kegiatan ini diharapkan dapat mendukung pelayanan informasi obat
yang baik bagi pasien sehingga program penggunaan obat yang rasional dapat
diwujudkan.
1.2 Tujuan
Pendataan dan pelabelan informasi tambahan pada sediaan padat oral
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui informasi tambahan yang harus
diberikan kepada pasien yang menggunakan obat sediaan padat oral di Apotek
Erra Medika.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
3 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Informasi Obat (Siregar dan Kumolosasi, 2006)
Informasi obat adalah setiap data atau pengetahuan objektif, diuraikan
secara ilmiah dan terdokumentasi mencakup farmakologi, toksikologi, dan
farmakoterapi obat. Informasi obat mencakup, tetapi tidak terbatas pada
pengetahuan seperti nama kimia; struktur dan sifat-sifat; identifikasi; indikasi
diagnostik atau indikasi terapi; mekanisme kerja; waktu mulai kerja dan durasi
kerja; dosis dan jadwal pemberian; dosis yang direkomendasikan; absorpsi;
metabolisme; detoksifikasi; ekskresi; efek samping dan reaksi merugikan;
kontraindikasi; interaksi; harga; keuntungan; tanda; gejala; dan pengobatan
toksisitas; efikasi klinik; data komparatif; data klinik; data penggunaan obat; dan
setiap informasi lain yang berguna dalam diagnosis dan pengobatan pasien.
2.2 Langkah-Langkah dalam Penyerahan Obat (Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia, 2009)
Pengobatan yang rasional adalah suatu keadaan di mana pasien menerima
pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinis mereka, dengan dosis, cara
pemberian dan durasi yang tepat, dengan cara sedemikian rupa sehingga
meningkatkan kepatuhan pasien terhadap proses pengobatan dan dengan biaya
terjangkau bagi mereka dan masyarakat pada umumnya. Bila definisi tersebut
diterjemahkan, maka “meningkatkan kepatuhan” berarti bahwa pemberian
pengobatan sebaiknya disertai dengan informasi yang memadai. Dengan kata lain,
informasi obat dan pengobatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
proses terapi rasional.
Seringkali dokter dianggap merupakan pemegang keputusan terakhir
dalam suatu proses terapi, namun dalam hal penggunaan obat, apoteker dan
petugas penyerah obat lainnya, merupakan petugas terakhir yang menyerahkan
obat kepada pasien. Proses penyerahan obat seringkali diabaikan oleh para
penyusun kebijakan di bidang kesehatan selama pengembangan proses pemberian
pelayanan kesehatan. Proses ini biasanya dianggap kurang penting dibandingkan
proses diagnosis, pengadaan, kontrol penyimpanan dan distribusi. Kelalaian ini
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
4
Universitas Indonesia Universitas Indonesia
sangat merugikan karena proses penyerahan obat yang tidak tepat dan tidak
terkontrol dapat menimbulkan dampak buruk bagi sistem pemberian pelayanan
kesehatan.
Semua proses yang telah dilakukan oleh dokter untuk pasien akan menjadi
tidak berguna apabila proses penyerahan obat tidak dapat menjamin ketepatan
pemberian obat yang benar kepada pasien yang benar dalam dosis dan jumlah
yang efektif, dengan instruksi yang jelas dan penyimpanan obat dalam kemasan
yang menjamin kestabilan obat. Petugas penyerah obat merupakan orang terakhir
yang berkomunikasi dengan pasien sebelum obat digunakan, maka proses
penyerahan obat kepada pasien merupakan tahap yang sangat penting dalam
menentukan penggunaan obat yang tepat. Dengan demikian, proses ini sebaiknya
dimengerti oleh setiap pelaku proses penyerahan obat.
Dalam proses penyerahan obat, ada delapan langkah penting yang
sebaiknya dilakukan untuk menjamin terlaksananya penyerahan obat yang benar
kepada pasien dari petugas penyerah obat. Setiap langkah membawa tanggung
jawab dan atau pertimbangan yang penting untuk dilakukan. Dalam hal ini,
diasumsikan bahwa pemberi resep (dokter) telah melakukan diagnosis yang
benar serta memilih obat yang benar dan regimen yang tepat, serta pasien
mempunyai akses terhadap apotek. Langkah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Petugas penyerah obat menerima resep yang benar dari pasien atau pemberi
resep (secara tertulis atau lisan) dan melakukan pengkajian resep terhadap
antara lain :
a. Orisinalitas (keaslian resep)
b. Jika diperlukan komunikasi dengan pemberi resep untuk resep yang
meragukan dan tidak jelas
2. Petugas peyerah obat membaca resep dengan benar dan memeriksa ketepatan
instruksi yang tertulis pada resep terhadap :
a. Nama obat
b. Dosis, cara dan lama pemberian
c. Ketersediaan obat
Petugas penyerah obat kemudian mencari obat di tempat penyimpanannya.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
5
Universitas Indonesia Universitas Indonesia
3. Obat yang diresepkan tersedia dalam kondisi layak pakai (tidak kadaluarsa
atau rusak). Petugas penyerah obat sebaiknya :
a. Menjamin obat disimpan pada tempat yang benar
b. Memeriksa tanggal kadaluarsa dan melakukan proses FIFO (First In
First Out)
c. Melakukan proses periksa dan periksa ulang (jika memungkinkan)
terhadap ketepatan nama, kekuatan dan bentuk sediaan obat yang
diberikan
4. Petugas penyerah obat sebaiknya memiliki pengetahuan obat dan cara
penggunaan obat yang tepat dan dapat pula melakukan hal berikut :
a. Penyiapan obat dengan tepat
b. Pengecekan kembali terhadap jenis obat dan dosis
5. Petugas penyerah obat sebaiknya mengkomunikasikan kepada pasien cara
yang tepat untuk menggunakan obat melalui informasi mengenai :
a. Etiket obat yang mencantumkan informasi mengenai nama pasien, nama
obat, petunjuk penggunaan obat, tanggal pemberian obat, identitas
pemberi resep, dan identitas petugas penyerah obat
b. Instruksi berupa simbol untuk pasien yang buta huruf
c. Pemberian label/etiket informasi tambahan untuk obat
6. Pasien mengerti terhadap instruksi dari petugas penyerah obat. Petugas
penyerah obat sebaiknya :
a. Mengulang secara lisan, instruksi yang tertulis pada etiket, jika
memungkinkan dalam bahasa yang jelas dan lugas, yang dimengerti oleh
pasien
b. Meminta pasien untuk mengulang instruksi yang diberikan
c. Menekankan kebutuhan terhadap adanya kepatuhan
d. Menginformasikan peringatan dan perhatian terkait penggunaan obat
e. Memberikan perhatian khusus terhadap kondisi tertentu seperti wanita
hamil, pasien yang memiliki gangguan penglihatan dan pendengaran,
buta huruf, anak dan pasien lansia dan pasien yang mendapatkan lebih
dari satu jenis obat
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
6
Universitas Indonesia Universitas Indonesia
7. Meyakinkan pasien untuk mematuhi instruksi dari terapi
Untuk meningkatkan kepatuhan, pemberian obat sebaiknya disertai dengan
pemberian informasi yang memadai. Komunikasi dengan pasien atau keluarganya
seringkali menemui hambatan, sehingga pasien gagal untuk mengikuti petunjuk
pengobatan. Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab kegagalan yang telah
teridentifikasi :
a. Ada kesenjangan antar pemberi dan penerima informasi, baik dalam
penggunaan bahasa, cara penuturan, ataupun cara pendekatan
b. Waktu untuk memberikan informasi terbatas
c. Pemberi informasi tidak berhasil menarik perhatian atau keterbukaan
pasien/keluarganya
d. Informasi yang diberikan tidak diartikan secara benar, atau tidak
dimengerti
e. Petunjuk yang diberikan tidak dipahami
f. Petunjuk yang diberikan tidak disepakati
g. Petunjuk yang diberikan tidak dapat dilaksanakan
h. Petunjuk diberikan secara tidak lengkap
i. Hal-hal yang sebaiknya dikerjakan terlupa
j. Pasien tidak suka diajak berdiskusi
k. Pasien/keluarga merasa sudah mengetahui
l. Keyakinan pasien/keluarganya sulit diubah
Tidak tersampaikannya informasi secara baik, mutlak menjadi tanggung
jawab apoteker atau petugas penyerah obat lainnya, walaupun hambatannya
mungkin ada di pihak penerima. Untuk itu, perlu diwaspadai kemungkinan
adanya hambatan di atas agar dapat diantisipasi.
8. Petugas penyerah obat melakukan pendokumentasian terhadap langkah yang
dilakukan, yaitu :
a. Memasukkan detil informasi pada profil pengobatan pasien
b. Memasukkan data resep
c. Melengkapi data inventori
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
7
Universitas Indonesia Universitas Indonesia
2.3 Peran Apoteker dalam Proses Penyerahan Obat (Badan Pengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2009)
Apoteker mempunyai fungsi yang penting dalam sistem pelayanan
kesehatan dalam hal :
1. Pengadaan
Apoteker memastikan tersedianya obat dengan kualitas yang baik pada
saat diperlukan.
2. Distribusi
Apoteker memindahkan obat dengan aman kemanapun obat akan
diberikan, memastikan kondisi perjalanan dan penyimpanan obat tidak
mempengaruhi kondisi obat.
3. Peresepan
Apoteker sering diminta untuk memberikan obat bebas atau obat bebas
terbatas untuk membantu pasien melakukan swamedikasi.
4. Monitoring
Apoteker perlu melakukan monitoring terhadap terapi jangka panjang
pasien penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, dan asma.
Peran lain dari apoteker adalah melakukan :
a. Komunikasi dengan dokter dalam melakukan konfirmasi resep atau
menjawab pertanyaan
b. Mematuhi standar terapi. Apoteker bertanggung jawab untuk
memastikan kepatuhan resep terhadap standar terapi terutama untuk
regimen yang sifatnya kompleks seperti terapi kanker
c. Penelitian terhadap pola peresepan dan penggunaan obat. Apoteker
memiliki posisi yang strategis dalam melakukan monitor dan evaluasi
terhadap peresepan dan penggunaan obat
d. Edukasi pasien. Pada umumnya, apoteker dipercaya oleh pasien dan
dapat memberikan saran yang dihargai oleh pasien serta melakukan
edukasi pada pasien secara individual atau edukasi kepada kelompok
pasien dengan penyakit tertentu
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
8
Universitas Indonesia Universitas Indonesia
2.4 Informasi Obat yang Perlu Diketahui (Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia, 2008)
Obat adalah suatu bahan yang sangat berpotensi bila digunakan dengan
tepat, karena obat dapat mencegah, menyembuhkan penyakit atau mengatasi
masalah kesehatan. Dengan menggunakan obat secara tepat, bisa didapatkan
manfaat yang optimal dari obat. Penggunaan obat yang tepat dimulai dengan
mematuhi semua informasi yang tertera pada kemasan obat atau aturan pakai
yang dituliskan oleh apotek.
Konsumen berhak untuk meminta informasi obat kepada apotek atau
kepada Pusat Informasi Obat yang memberikan layanan informasi kepada
mayarakat luas seperti PIO Nas Badan POM (Pusat Informasi Obat Nasional
Badan POM) jika informasi tersebut masih kurang atau belum dapat
dipahami, karena informasi obat merupakan hak konsumen, sebagaimana
tercantum dalam Undang-undang perlindungan konsumen. Untuk memperolah
hasil terapi yang optimal dan mencegah serta mengatasi efek samping yang tidak
diinginkan pada saat membeli obat di apotek, konsumen berhak mendapatkan
informasi mengenai hal-hal berikut :
1. Nama dagang dan nama generik obat
Nama dagang adalah nama obat yang diberikan oleh pabrik, sedangkan
nama generik adalah nama obat sesuai dengan nama kandungan zat
berkhasiatnya. Beberapa obat dengan nama dagang yang berbeda dapat
mempunyai nama generik yang sama karena mengandung zat berkhasiat yang
sama. Biasanya harga obat dengan nama generik lebih murah daripada obat
dengan nama dagang. Informasi nama generik dari obat yang ingin dibeli
dapat ditanyakan kepada apoteker.
2. Tujuan penggunaan atau indikasi obat
Indikasi adalah suatu keadaan (kondisi penyakit) dimana obat perlu
digunakan. Misalnya, indikasi dari obat golongan antibiotik adalah keadaan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Sementara itu pada keadaan infeksi
yang disebabkan oleh virus, tidak diperlukan antibiotik.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
9
Universitas Indonesia Universitas Indonesia
3. Kekuatan dan dosis
Kekuatan obat adalah jumlah kandungan obat yang berkhasiat, sedangkan
dosis obat adalah jumlah dan frekuensi obat yang harus diminum atau digunakan
dalam jangka waktu tertentu. Misalnya obat-obat golongan antibiotik untuk
orang dewasa sering diberikan dengan kekuatan 500 mg dan dengan dosis sehari
tiga kali satu tablet.
4. Efek samping yang timbul dan bagaimana upaya penanganan efek samping
tersebut
Pada dasarnya, semua obat memiliki efek samping, namun efek samping
bersifat individual, artinya bahwa efek samping belum tentu terjadi pada semua
pasien. Efek tersebut bisa mulai dari yang bersifat ringan seperti sakit kepala
atau gatal-gatal maupun bersifat berat seperti gangguan denyut jantung. Untuk
obat yang sama, efek samping yang muncul pada pasien pertama belum tentu
muncul juga pada pasien kedua. Untuk itu, risiko timbulnya efek samping, tidak
perlu membuat konsumen menjadi cemas untuk minum obat karena setiap
penggunaan obat harus sudah mempertimbangkan manfaat risiko obat. Informasi
mengenai perbandingan manfaat dan risiko obat serta kemungkinan efek
samping dari obat yang diminum dan tindakan apa yang harus dilakukan jika
timbul efek samping dapat ditanyakan kepada apoteker.
5. Interaksi obat tersebut dengan obat lain atau dengan makanan
Beberapa obat tertentu boleh dikonsumsi bersamaan dengan obat lain.
Ada juga beberapa obat yang perlu dikonsumsi terpisah beberapa jam dari obat
lain. Beberapa makanan juga dapat mempengaruhi khasiat dari obat yang
diminum. Misalnya makanan dengan kandungan kalium yang tinggi dapat
mempengaruhi kegunaan dari obat yang dapat menimbulkan peningkatan
kadar kalium dari darah, seperti misalnya obat yang tergolong diuretik hemat
kalium. Dengan demikian, pasien yang sedang minum obat yang mengandung
spironolakton, sebaiknya mengurangi konsumsi makanan kaya kalium seperti
pisang. Informasi tentang obat lain atau makanan yang harus dihindari pada saat
penggunaan obat tertentu dapat ditanyakan pada apoteker.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
10
Universitas Indonesia Universitas Indonesia
6. Lama penggunaan obat dan hasil yang diharapkan dari obat
Obat harus diminum dalam jangka waktu tertentu hingga dicapai kondisi
yang diinginkan. Misalnya obat untuk mengatasi penyakit diabetes perlu diminum
secara teratur hingga dapat terkontrol kadar gula darah pada interval kadar gula
darah yang normal.
7. Waktu yang baik untuk minum obat
Beberapa obat akan lebih baik efeknya apabila diminum pada malam hari
karena dapat menyebabkan kantuk. Beberapa obat lainnya justru akan lebih baik
diminum pada pagi hari seperti vitamin atau diuretik. Ada pula obat yang
lebih baik diminum setelah makan karena b e r sifat iritasi terhadap lambung.
Sebaliknya ada obat yang lebih baik diminum sebelum makan karena perut
dalam keadaan kosong dapat meningkatkan penyerapan obat.
8. Cara penyimpanan obat
Umumnya cara penyimpanan obat yang paling sesuai adalah dengan
disimpan pada suhu kamar, terlindung dari lembab, dan cahaya matahari
langsung, namun ada juga obat yang harus disimpan pada lemari es. Cara
penyimpanan obat yang sesuai sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas
obat, sehingga mutu obat tetap terjamin. Selain itu obat harus disimpan di tempat
yang tidak dapat dijangkau oleh anak. Penyimpanan obat secara umum
adalah :
a. Ikuti petunjuk penyimpanan pada label/kemasan
b. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat
c. Simpan obat pada suhu kamar dan hindari sinar matahari langsung
d. Jangan menyimpan obat di tempat panas atau lembab
e. Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak
beku, kecuali jika tertulis pada etiket obat
f. Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak
g. Jangan meninggalkan obat di dalam mobil untuk jangka waktu lama
h. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
11
Universitas Indonesia Universitas Indonesia
9. Tindakan yang diambil jika lupa minum obat
Minumlah dosis yang terlupa segera setelah ingat. Lalu dosis berikutnya
diminum sesuai jadwal biasanya. Hal ini dilakukan jika waktu teringat tidak
berbeda jauh dari jadwal sebenarnya. Tetapi jika baru teringat saat mendekati
dosis berikutnya, abaikan dosis yang terlupa dan kembali ke jadwal selanjutnya
sesuai dengan aturan pakai.
2.5 Sumber Informasi Obat (Siregar dan Kumolosasi, 2006)
Sumber dari informasi obat meliputi :
a. Tenaga kesehatan
Sumber informasi obat dapat diperoleh dari dokter, apoteker, dokter gigi,
perawat, tenaga kesehatan lain.
b. Pustaka
Sebagai sumber informasi obat, pustaka digolongkan dalam 3 (tiga)
kategori :
1) Pustaka primer
Sumber pustaka primer adalah karya orisinil yang dipublikasikan
atau tidak dipublikasikan yang memperkenalkan pengetahuan baru atau
peningkatan pengetahuan tentang suatu subjek. Sumber-sumber ini
mencakup hasil penelitian dan laporan kasus, demikian juga studi evaluasi
dan laporan deskriptif. Pustaka primer memberi landasan untuk pustaka
sekunder dan tersier. Sumber pustaka primer memberikan informasi paling
mutakhir tentang pokok tertentu dari waktu ke waktu.
2) Pustaka sekunder
Sumber pustaka sekunder adalah berbagai abstrak dan sistem
penelusuran untuk pustaka primer dan digunakan untuk menemukan artikel
pustaka primer. Informasi yang diperoleh dari pustaka sekunder jarang
digunakan tersendiri untuk keputusan klinik.
3) Pustaka tersier
Sumber pustaka tersier adalah pustaka acuan yang paling umum
digunakan, mudah dimasuki, dan biasanya dapat memenuhi kebanyakan
permintaan informasi spesifik obat. Sumber pustaka tersier biasanya
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
12
Universitas Indonesia Universitas Indonesia
merupakan buku teks atau referensi umum. Sumber-sumber ini menyoroti
data yang diterima secara luas dari pustaka primer, mengevaluasi informasi
ini dan mempublikasikan hasil. Sumber pustaka tersier mencakup buku teks
atau data base, artikel kajian, kompendia dan pedoman praktis.
c. Sarana (Fasilitas)
Fasilitas sebagai sumber informasi obat dapat berupa peralatan, komputer,
internet dan perpustakaan.
d. Prasarana (Lembaga)
Lembaga sebagai sumber informasi obat industri farmasi, Badan POM,
pusat informasi obat, pendidikan tinggi farmasi dan organisasi profesi
profesional kesehatan (IDI, IAI, PPNI, dan lain-lain).
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
13 Universitas Indonesia
BAB 3
METODOLOGI PENGKAJIAN
3.1 Waktu dan Tempat Pengkajian
Pendataan obat-obat dan pelabelan informasi tambahan yang diperlukan
dalam penggunaan obat sediaan padat oral dilakukan di Apotek Erra Medika
selama Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) berlangsung, yaitu periode
17 Juni – 12 Juli dan 29 juni – 16 Agustus 2013.
3.2 Metode Pengkajian
Metode yang digunakan dalam pengkajian pelabelan informasi tambahan
yang diperlukan saat penyerahan obat adalah melalui penelusuran literatur (studi
pustaka). Dilakukan pendataan pada semua obat sediaan padat oral yang tersedia
di Apotek Erra Medika baik obat keras ataupun obat-obat OTC. Pendataan ini
bertujuan untuk memberi label informasi obat sediaan padat oral yang perlu
diinformasikan kepada pasien.
Pustaka yang digunakan untuk menyusun kajian bersumber dari :
1. Medication Teaching Manual 8th
Edition
2. Informatorium Obat Nasional Indonesia 2008
3. Drug Information Handbook 21st
Edition
4. MIMS Indonesia: Petunjuk Konsultasi Edisi 12
Dari pustaka yang digunakan tersebut dilakukan pelabelan informasi
untuk masing-masing obat sehingga memudahkan apoteker atau asisten apoteker
dalam memberikan informasi obat ketika menyerahkan obat kepada pasien.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
14 Universitas Indonesia
BAB 4
PEMBAHASAN
Dalam pelayanan kesehatan, penggunaan obat-obatan yang rasional bagi
pasien adalah sebuah keharusan. Satu diantara komponen dalam penggunaan obat
yang rasional yaitu tersedianya informasi obat yang benar dan lengkap dari segi
dosis, cara pakai, efek samping yang mungkin terjadi, perhatian, dan lain-lain.
Tujuan pemberian informasi obat kepada pasien adalah untuk memaksimalkan
hasil terapi dan mencegah masalah yang mungkin timbul selama terapi sehingga
dapat diperoleh penggunaan obat secara rasional.
Swestika Swandari (2013) dalam artikelnya menyatakan penggunaan obat
dapat diidentifikasi rasionalitasnya dengan menggunakan indikator 8 Tepat dan 1
Waspada yaitu tepat diagnosis, tepat pemilihan obat, tepat indikasi, tepat pasien,
tepat dosis, tepat cara dan lama pemberian, tepat harga, tepat informasi dan
waspada terhadap efek samping obat. Berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun
1999 tentang perlindungan konsumen, konsumen berhak memperoleh informasi
mengenai produk yang digunakan dan merupakan hak konsumen untuk menuntut
bila tidak diberikan. Dengan demikian, apoteker berkewajiban untuk menjamin
pasien yang berkunjung ke apotek mengerti, memahami, dan mematuhi cara
menggunakan obat sehingga diharapkan penggunaan obat secara rasional dapat
ditingkatkan.
Apoteker menyediakan dan memberikan informasi, rekomendasi obat
yang independen, akurat, komprehensif serta terkini terkait dengan obat-obatan
yang dibutuhkan pasien ataupun masyarakat. Hal ini merupakan tugas apoteker
sebagai pusat pelayanan informasi obat di apotek. Manfaat pelayanan informasi
bagi apoteker adalah menjaga citra profesi apoteker sebagai bagian dari
pelayanan kesehatan, mewujudkan pelayanan kefarmasian sebagai tanggung
jawab profesi, menghindari medication error dan pelayanan untuk menarik
pelanggan dalam upaya memasarkan pelayanan.
Dalam menyerahkan obat kepada pasien, dianjurkan untuk selalu
menyertakan informasi tambahan mengenai peringatan atau hal-hal yang
sebaiknya diperhatikan saat menggunakan obat. Pelayanan kefarmasian yang
baik akan mendukung keberhasilan suatu terapi, termasuk diantaranya pelayanan
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
15
Universitas Indonesia Universitas Indonesia
mengenai informasi obat. Dengan adanya pelayanan informasi obat oleh
apoteker baik menggunakan informasi lisan maupun tertulis pada permulaan
terapi obat, maka akan menghasilkan perbaikan yang signifikan dalam
kepatuhan pasien mengkonsumsi obatnya.
Realitas yang terjadi di apotek hingga saat ini adalah penyerahan obat
oleh apoteker atau asisten apoteker hanya dilakukan berdasarkan resep dari dokter
kepada pasien dalam wadah yang hanya tertulis nama pasien dan aturan pakai
tanpa disertai informasi yang memadai. Dengan adanya pelayanan informasi
obat oleh apoteker, menggunakan informasi lisan dan tertulis pada permulaan
terapi obat, meningkatkan kepatuhan pasien dalam pengobatan.
Kurangnya waktu menjadi kendala bagi petugas penyerah obat baik
apoteker ataupun asisten apoteker untuk menguasai dengan baik seluruh
informasi mengenai obat yang beredar dan menjelaskannya kepada pasien.
Masalah ini menjadi sangat penting karena fungsi apotek tidak hanya sebagai penjual
tetapi juga sebagai pemberi informasi obat yang dijual tersebut.
Untuk menjawab permasalahan diatas, maka dilakukan pembuatan daftar
obat beserta label informasi tambahan untuk memberikan kemudahan bagi para
petugas penyerah obat di apotek, khususnya di Apotek Erra Medika dalam
memberikan pelayanan kepada pasien. Informasi tambahan pada label yang
diberikan oleh apoteker bertujuan untuk melengkapi instruksi yang diberikan oleh
dokter. Dengan demikian , dilakukan pendataan terhadap seluruh sediaan padat
oral di Apotek Erra Medika yang akan diberi label, yaitu serbuk, tablet, pil dan
kapsul. Label informasi obat pada Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI)
2008 (Lampiran 1) menjadi acuan dalam daftar label informasi tambahan yang
dibuat untuk obat sediaan padat oral di Apotek Erra Medika (Lampiran 2), antara
lain:
1. Peringatan. Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol
Label ini digunakan pada sediaan:
a. Untuk dewasa yang dapat menyebabkan rasa kantuk, sehingga mempengaruhi
kemampuan dalam mengemudikan dan menjalankan mesin yang penuh
risiko.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
16
Universitas Indonesia Universitas Indonesia
b. Berbahaya jika mengemudikan kendaraan dalam pengaruh minuman atau
obat.
c. Beberapa sediaan ada yang hanya menyebabkan rasa kantuk pada beberapa
hari pertama pengobatan dan beberapa ada yang hanya menyebabkan rasa
kantuk pada dosis besar.
d. Dianjurkan hindari minuman beralkohol, karena alkohol dapat meningkatkan
efek depresi pada obat yang bekerja di SSP. Larangan yang tegas dapat
mendorong beberapa pasien tidak menggunakan obat tersebut. Dengan
demikian, Apoteker perlu menerangkan risiko dan manfaat, terutama pada
pasien yang merasa dapat mentoleransi efek dari alkohol. Pasien epilepsi
yang ingin mengemudikan kendaraan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
e. Efek samping lain yang tidak berhubungan dengan rasa kantuk tetapi juga
dapat mempengaruhi kemampuan pasien dalam mengendarai atau
menjalankan mesin dengan aman adalah penglihatan kabur, pusing, mual.
Secara umum tidak ada label yang secara khusus diberikan untuk mengatasi
keadaan ini, tetapi sebaiknya pasien diberi konseling dengan tepat.
Contoh obat yang ada di Apotek Erra Medika yang berlabel ini, yaitu
Pseudoeferdin (Aldisa®), Alprazolam (Alganax
® dan Xanax
®), Klordiazepoksid
(Braxidin® dan Librax
®), Karisoprodol (New Skelan
®), Setirizin (Nichorizin
®);
Siproheptadin (Pronicy®
), Tramadol (Tradosik®
dan Tramal®); Klorfeniramin
maleat (Decolgen®, Anadex
®, Celestamin
®, Celestik
®, Decolsin
®, Dextral
®,
Dextamine®, Fludane
®, Flutamol
®, Intunal
®, Mextril
®, Mixagrip
®, Nalgestan
®,
Neozep forte®, Ocuson
®, Procold
®, Tuzalos
®), Fenobarbital, Klorpromazin, dan
lain-lain.
2. Peringatan. Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek
samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin
Label ini digunakan pada sediaan yang mengandung monoamine-oxidase
inhibitors (MAO); peringatan untuk menghindari minuman beralkohol dan
minuman alkohol dosis rendah sudah dimasukkan dalam leaflet produk.
Contohnya obat yang ada di Apotek Erra Medika yang berlabel ini antara lain,
yaitu Catapres® (Klonidin) dan Pirasetam. Contoh lain, yaitu Karbamazepin dan
Okskarbazepin.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
17
Universitas Indonesia Universitas Indonesia
3. Peringatan. Hindari minuman beralkohol
Label ini digunakan pada obat yang berinteraksi dengan alkohol yaitu
alkohol dapat menghilangkan efek obat ini. Contohnya obat yang ada di Apotek
Erra Medika yang berlabel ini yaitu Trichodazol® (metronidazol), sedangkan
contoh obat lain dengan label ini yang tidak tersedia di Apotek Erra Medika, yaitu
Klorpropamid, Pimekrolimus, Prokarbazin, Leflunomid, dan lain-lain. Alkohol
juga dapat meningkatkan efek hipoglikemia dari beberapa obat antidiabetik oral
tetapi pencantuman label peringatan secara rutin tidak perlu dilakukan.
4. Jangan digunakan bersamaan dengan obat ini
Label ini digunakan bersama label 22 pada sediaan tablet salut enterik. Hal
ini untuk menghindari kemungkinan pelarutan salut yang terjadi lebih awal dari
sebaiknya dengan adanya pH alkali. Contoh obat yang ada di Apotek Erra Medika
yang berlabel ini, yaitu Asetosal (Ascardia® EC Tablet dan Aspirin
® Bayer) ,
Lansoprazol (Digest®
dan Inazol®), Bisakodil (Dulcolax
®), Eritromisin
(Erysanbe®), Omeprazol (Prilos
®, Pumpitor
® dan Protop
®), dan Klorokuin
(Resochin®)
Label ini berlaku juga bagi ketokonazol yang penyerapannya dipengaruhi
oleh antasida secara signifikan; biasanya selang waktu untuk menghindari efek
antasida adalah 2 sampai 4 jam.
5. Jangan minum obat-obat yang mengandung besi atau zink pada saat
bersamaan dengan obat ini
Di Apotek Erra Medika label ini digunakan pada sediaan yang
mengandung Ofloksasin, Doksisiklin (Siclidon®) dan Levofloksasin (Lecrav
®,
Nufalev®, Reskuin
® dan Levocin
®). Contoh obat lain dengan label ini yang tidak
tersedia di Apotek Erra Medika, yaitu Minosiklin, Penisilamin, Trientin, dan lain-
lain. Interaksi obat-obat ini menyebabkan terjadinya khelat kalsium, besi, zink
sehiugga berkurang penyerapannya ketika digunakan bersama kalsium yang
terdapat dalam antasid atau sediaan yang mengandung besi atau seng. Selang
waktu penggunaan kedua obat ini adalah 2 sampau 3 jam.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
18
Universitas Indonesia Universitas Indonesia
6. Jangan minum susu, bagi obat yang tidak dapat dicerna, atau obat yang
mengandung besi dan seng pada saat yang sama dengan obat ini
Di Apotek Erra Medika label ini digunakan pada sediaan yang
mengandung Siprofloksasin (Baquinor®, Interflox
®, Jayacin
® dan Wiaflox
®) dan
Tetrasiklin (Super Tetra®) yang dapat membuat khelat dengan kalsium, besi,
magnesium, dan zink, sehingga dapat mengurangi penyerapan. Selang waktu
penggunaan kedua obat ini sebaiknya 2 – 3 jam. Doksisiklin dan minosiklin tidak
terlalu kuat dalam membentuk khelat dengan susu sehingga hanya membutuhkan
label 5.
7. Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter
Label ini digunakan pada sediaan yang mengandung obat yang dibutuhkan
untuk jangka waktu panjang walaupun pasien tidak merasakan manfaatnya dalam
jangka waktu yang pendek. Contoh obat yang ada di Apotek Erra Medika yang
berlabel ini, yaitu Alopurinol (Puricemia®
dan Zyloric®), Klobazam (Frisium
®),
obat antituberkulosis (Etambutol, Isoniazid, Pirazinamid, Rifampisin, INH ciba®,
Pehadoxin®, Rimactazid
®, Rimcure
®, Rimstar 4FDC
®, Santibi
®) dan Fenobarbital.
Label ini juga digunakan untuk sediaan yang mengandung obat dengan
risiko khusus. Contohnya yaitu obat yang mengandung Atenolol (Betablok®,
Concor®, Farnormin
®, Internolol
®, Tenormin
®); Bisoprolol (Maintate
®); Klonidin
(Catapres®)
8. Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali
mengalami efek samping yang tidak diinginkan
Label ini digunakan pada obat yang dihabiskan untuk mengurangi kasus
kambuhan atau kegagalan terapi. Contoh obat yang ada di Apotek Erra Medika
yang berlabel ini, yaitu Asiklovir (Zoter®), Klindamisin (Albiotin
®, Prolic
®),
Amoksisilin (Intermoxil®, Kalmoxilin
®, Lapimox
®), Ampisilin, Siprofloksasin
(Baquinor®, Jayacin
®,
Wiaflox®), Sefadroksil (Cefat
®, Pyricef
®, Staforin
®),
Sefiksim (Fixef®, Interflox
®), Ko-Amoksiklav (Viaclav
®), Kotrimoksazol
(Primadex®, Sanprima
®), Doksisiklin (Siclidon
®), Eritromisin (Erysanbe
®),
Ketokonazol (Formyco®, Interzol
®, Mycoral
®, Nizoral
®), Griseofulvin
(Fungistop®, Mycostop
®), Levofloksasin (Lecrav
®, Levocin
®, Nufalev
®,
Reskuin®), Azitromisin (Mezatrin
®, Zarom
®, Zithromax
®), Metronidazol
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
19
Universitas Indonesia Universitas Indonesia
(Trichodazol®), Ofloksasin, Tetrasiklin (Super Tetra
®) dan Sefradin (Velosef
®)
Sering kali, beberapa antibiotik dapat menyebabkan efek samping (contoh
diare pada pasien yang minum klindamisin) yang membuat penggunaan obat ini
sebaiknya dihentikan dan pasien sebaiknya kembali ke dokter.
9. Peringatan. Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat
Label ini digunakan khususnya pada sediaan yang mengandung
antikoagulan, litium atau kortikosteroid. Contoh obat yang ada di Apotek Erra
Medika yang berlabel ini, yaitu Betametason (Celestamin®, Celestik
®, Ocuson
®),
Deksametason (Cortidex®, Deksametasone TB Harsen
®, Dextamine
®),
Triamsinolon (Kenacort®) dan Metil prednisolon (Lameson
®, Prednox
®,
Sanexon®, Urbason
®). Kartu pengobatan yang tepat sebaiknya diberikan pada
pasien dan diikuti dengan pemberian informasi obat secara verbal.
Label ini dapat juga digunakan pada sediaan lain untuk mengingatkan
pasien pada instruksi yang pernah diberikan. Contoh obat lain dengan label ini
yang tidak tersedia di Apotek Erra Medika, yaitu Amarolfin, Doksepin HCl,
Formeterol fumarat, Hidrokortison, Imiquimod, Infliksimab, Klozapin,
Antikoagulan (Asenokumarol ), Kortikosteroid (Beklometason, Budenosid), dan
lain-lain.
10. Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara
langsung
Label ini digunakan pada sediaan yang dapat menyebabkan fototoksik atau
reaksi alergi akibat cahaya jika pasien terkena radiasi ultraviolet. Contoh obat
berlabel ini yang ada di Apotek Erra Medika, yaitu Klorpromazin, Amiodaron
(Cordarone®), Doksisiklin (Siclidon
®), Loratadin (Alloris
®, Claritin
®, Inclarin
®,
Pylor®, Sohotin
®), Siprofloksasin (Baquinor
®, Interflox
®, Jayacin
® dan Wiaflox
®),
Kotrimoksazol (Primadex®, Sanprima
®), Doksisiklin (Siclidon
®), Griseofulvin
(Fungistop®, Mycostop
®), Hidroklortiazid (HCT
®), Furosemid (Lasix
®, Uresix
®),
Levofloksasin (Lecrav®
, Nufalev®, Reskuin
® dan Levocin
®), Metronidazol
(Trichodazol®), Tetrasiklin (Super Tetra
®), Asam pipemidat (Urotraction
®) dan
Ofloksasin. Beberapa obat lain seperti fenotiazin dan sulfonamid dapat
menyebabkan reaksi ini pada pasien yang sensitif, walaupun jarang. Penyinaran
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
20
Universitas Indonesia Universitas Indonesia
sinar ultraviolet dengan intensitas tinggi dari sinar lampu dapat menimbulkan
terjadinya reaksi.
11. Dilarutkan atau dicampur dengan air sebelum digunakan
Label ini digunakan pada sediaan yang diharuskan untuk dilarutkan dalam
air (tablet effervescent) atau dicampur dengan air (contoh serbuk, granul) sebelum
digunakan.. Contoh obat berlabel ini yang ada di Apotek Erra Medika, yaitu
Ferospat® effervescent, Redoxon
® effervescent, Supreme Ester C effervescent dan
Supradyn® effervescent. Dalam beberapa kasus, cairan lain seperti jus buah atau
susu dapat digunakan.
12. Obat ini menyebabkan urin berwarna
Label ini digunakan pada sediaan yang dapat menyebabkan urin pasien
berwarna yang tidak seperti biasanya. Contoh obat yang ada di Apotek Erra
Medika yang berlabel ini, yaitu Metronidazol (urin gelap berwarna atau
kecoklatan), Klorokuin (urin berwarna gelap atau kecoklatan) dan Rifampisin
(urin berwarna merah-oranye). Contoh obat lain dengan label ini yang tidak
tersedia di Apotek Erra Medika, yaitu Levodopa (urin berwarna kemerahan),
Nitrofurantoin (urin kuning atau coklat), Rifabutin (urin berwarna merah-oranye),
Sulfasalazin (urin berwarna merah-oranye), dan Triamteren (urin berwarna biru di
bawah cahaya).
13. Peringatan. Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke hari
berikutnya. Jika mengalami efek samping ini jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol
Label ini digunakan pada sediaan yang mengandung hipnotiks (atau
beberapa obat lain yang berefek sedatif) yang harus digunakan pada malam hari.
Contoh obat berlabel ini yang ada di Apotek Erra Medika, yaitu Diazepam
(Analsik®, Neurodial
®, Neuropyron
®, Stesolid
®, Valisanbe
®), Klobazam
(Frisium®), Estazolam (Esilgan
®), dan Lorazepam (Renaquil
®). Contoh obat lain
dengan label ini yang tidak tersedia di Apotek Erra Medika, yaitu Amobarbital,
Butobarbital, Flurazepam, Kloralhidrat, Loprazolam, Nitrazepam, Temazepam,
dan lain-lain.
Pada kasus yang jarang terjadi (contohnya diazepam dan nitrazepam pada
epilepsi) bila hipnotika diresepkan untuk siang hari label ini tidak sesuai. Juga
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
21
Universitas Indonesia Universitas Indonesia
sebagai alternatif dari label 1 (pilihannya tergantung pada apoteker) untuk
ansiolitik yang digunakan pada malam hari. Diharapkan bahwa kalimatnya cukup
menjelaskan pengaruh efek sedasi pada pagi hari sesudah menggunakan obat
tidur.
14. Bersama makanan atau sesudah makan
Label ini digunakan pada sediaan yang mengandung obat yang dapat
mengiritasi lambung, atau yang akan lebih baik penyerapannya dengan adanya
makanan. Pasien disarankan untuk makan secukupnya, walupun sedikit. Contoh
obat dengan label ini yang ada di Apotek Erra Medika, yaitu Asiklovir (Zoter®),
Nifedipin (Adalat®), Alopurinol (Puricemia
® dan Zyloric
®), Ambroksol,
Amoksisilin (Intermoxil®, Kalmoxilin
®, Lapimox
®), Metampiron (Antalgin
® dan
Novalgin®), Dimenhidrinat (Antimo
®), Meloksikam (Artilox
®) Asam mefenamat,
Asetosal (Ascardia® EC Tablet dan Aspirin
® Bayer), Metformin (Diabex
®,
Glucophage®, Glunor
®), Diklofenak (Cataflam
®, Flamar
® EC, Kaflam
® SC,
Voltaren® EC), Betametason, Ibuprofen, Ketokonazol, Sefiksim, Metil
prednisolon, Metronidazol (Trichodazol®), Spiramisin, dan lain-lain.
15. Setengah sampai satu jam sebelum makan
Label ini digunakan pada beberapa sediaan yang absorbsinya meningkat
dengan cara ini tetapi sebagian besar antibiotik menggunakan label 16. Contoh
obat dengan label ini yang ada di Apotek Erra Medika, yaitu Isosorbid dinitrat
(Cedocard®), Simetidin, Metoklorpramid (Damaben
®), Deksketoprofen
(Ketesse®), Rifampisin dan Isoniazid.
16. Satu jam sebelum makan atau kondisi perut kosong
Label ini digunakan pada sediaan oral dimana absorbsinya akan berkurang
dengan adanya makanan dan kondisi asam pada lambung. Contoh obat dengan
label ini yang ada di Apotek Erra Medika, yaitu Ampisilin, Aminofilin, Kaptopril
(Tensicap®), Azitromisin (Mezatrin
®, Zarom
®, Zithromax
®), Tetrasiklin (Super
Tetra®), Tiamfenikol (Biothicol
®, Thiamycin
®), Isosorbid dinitrat (Cedocard
®),
Linkomisin, Salbutamol, Sukralfat (Ulcumaag®).
17. Dihisap atau dikunyah
Label ini digunakan pada sediaan yang harus dihisap atau dikunyah.
Apoteker menggunakan kata-kata yang disesuaikan dengan keadaan. Contoh obat
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
22
Universitas Indonesia Universitas Indonesia
yang dapat dihisap atau dikunyah yaitu tablet Vitamin C (Vitacimin®, Vitalong
C®, Xon-Ce
®), sedangkan contoh obat harus dikunyah, yaitu Asetosal (Aspilets
tablet chew), Evion® Dragee, Santa-E
® (Vitamin E), Eritromisin (Erysanbe
® tablet
chew), Antasida (Mylanta®, Promag
®, Plantacid
®, Polycrol
®, Polysilen
®), Kalsium
Karbonat (Osteocal® tablet chew), Rimactazid
® Paediatric tablet chew, Rimcure
®
Paediatric tablet chew (Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid).
18. Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah
Label ini digunakan pada sediaan yang bersalut enterik atau didisain
dengan pelepasan yang dimodifikasi. Juga digunakan pada sediaan dengan rasa
yang sangat tidak enak atau dapat hancur dalam mulut jika tidak tertelan
seluruhnya. Contoh obat dengan label ini yang ada di Apotek Erra Medika, yaitu
Ranitidin (Acran®FC, Hexer
®), Nifedipin (Adalat
®, Nifedin
®), Glimepirid
(Amadiab®, Amaryl
®, Anpiride
®, Diaglime
®), Aldisa
® SR, Bisoprolol (Concor
®
FC), Asam Mefenamat FC (Datan Forte®, Dentacid
®, Femisic
®, Mefinter
®,
Mefinal®, Ponstan
®), Asetosal (Ascardia
® EC, Aspirin Bayer
®, Bodrexin
®),
Siprofloksasin (Baquinor Forte® FC, Interflox
®, Jayacin
®), Amoksisilin
(Amoxsan®, Intermoxil
®, Kalmoxilin
®, Lapimox
®), Amlodipin (Cardivask
®,
Tensivask®, Theravask
®), garam diklofenak (Cataflam
®, Flamar
® EC, Kaflam
®
SC, Voltaren® EC), Metformin (Diabex
® FC, Glucophage
® FC, Glunor
® FC),
Lansoprazol (Digest®, Inazol
®), Diltiazem SC (Herbesser
®), Bisakodil
(Dulcolax®), Aminofilin, Piritinol (Enchepabol
®), Eritromisin (Erysanbe
® FC),
Ketoprofen (Kaltrofen®, Pronalges
®), Terbutalin (Lasmalin
®), Levofloksasin
(Lecrav®, Levocin
®, Reskuin
®, Levocin
®), Metronidazol (Trichodazol
®),
Neurosanbe®
FC, Neurobion® FC, Omeprazol (Priloz
®, Protop
®, Pumpitor
®), dan
Spiramisin (Spiranter®, Spirasin
®, Varoc
® SC),.
19. Dilarutkan di bawah lidah
Label ini digunakan pada sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan di
bawah lidah (sublingual). Pasien disarankan untuk meletakkannya di bawah lidah
dan jangan tertelan sebelum larut. Kadang letaknya ditentukan oleh dokter yaitu
buccal mucosa antara pipi dan gusi. Contohnya tablet Isosorbid dinitrat
sublingual.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
23
Universitas Indonesia Universitas Indonesia
20. Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air
Label ini digunakan pada sediaan yang harus benar-benar larut dalam air,
diperlukan minum air dalam jumlah besar, atau air dibutuhkan untuk
meningkatkan kerja obat. Pasien diberitahu bahwa air yang ditambahkan paling
sedikit 150 ml (satu gelas penuh). Contoh obat dengan label ini yang ada di
Apotek Erra Medika, yaitu Klindamisin (Albiotin®, Prolic
®), Alopurinol
(Puricemia®
dan Zyloric®),, Amlodipin (Cardivask
®, Tensivask
®, Theravask
®),
Amoksisilin (Amoxsan®, Intermoxil
®, Kalmoxilin
®, Lapimox
®), Ampisilin,
Asetosal (Ascardia® EC dan Aspirin Bayer
®), Siprofloksasin (Baquinor
®,
Interflox®, Jayacin
®, Wiaflox
®), Parasetamol, Kalsium laktat, garam diklofenak
(Cataflam®, Flamar
® EC, Kaflam
® SC, Voltaren
® EC), Isosorbid dinitrat
(Cedocard®), Sefadroksil (Cefat
®, Pyricef
®, Staforin
®), Kotrimoksazol
(Primadex®, Sanprima
®), Doksisiklin (Siclidon
®), Bisakodil (Dulcolax
®),
Eritromisin (Erysanbe®
), Estazolam, Ketoprofen (Kaltrofen®, Pronalges
®).
Levofloksasin (Lecrav®, Levocin
®, Reskuin
®, Levocin
®), Loperamid (Imodium
®,
Lodia®), Metronidazol (Trichodazol
®), Azitromisin (Mezatrin
®, Zarom
®,
Zithromax®), Piroksikam (Feldene
®, Pirofel
®), dan lain-lain.
21. Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan
menggunakan lebih dari 8 dosis dalam waktu 24 jam
Label ini digunakan pada sediaan mengandung parasetamol untuk dewasa
dengan dosis “jika perlu”. Sebaiknya disebutkan jenis bentuk sediaannya, misal
tablet atau kapsul. Label ini digunakan karena memungkinkan timbulnya risiko
yang bersifat serius pada penggunaan overdosis parasetamol. Contoh obat yang
berlabel ini, yaitu Biogesic®, Sumagesic
®, Sanmol
®, Panadol
® dan Dumin
®.
22. Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung
parasetamol
Label ini digunakan pada semua sediaan yang mengandung parasetamol.
Contoh obat yang berlabel ini, yaitu Anadex® dragee, Bodrex
®, Buscopan
® plus,
Decolgen®, Decolsin
®, Dolo Neurobion
®, Feminax
®, Fludane
®, Flutamol
®,
Intunal®, Mixagrip
®, Tuzalos
®, Stop Cold
®, Procold
®, Primadol
®, Panadol
® cold
& flu, Neozep Forte® dan Neo-Rheumacyl
®.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
24 Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan buku-buku yang dijadikan sebagai sumber pustaka dalam
penelusuran informasi terhadap obat-obatan sediaan padat oral yang tersedia di
Apotek Erra Medika, terdapat 22 jenis label informasi obat yang dapat
digunakan dalam memberikan informasi yang berguna dalam
penggunaan sediaan padat oral bagi pasien dalam menjalankan terapi
pengobatannya.
5.2 Saran
Untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian di Apotek Erra Medika,
perlu dilakukan pemberian label informasi tambahan pada saat penyerahan obat
sehingga proses pengobatan pasien dapat berjalan dengan optimal.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
25 Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
American Pharmacists Association (AphA). (2012). Drug Information Handbook.
A Comprehensive Resource for all Clinicians and Healthcare Profesionals
21st Edition. United States : Lexi Comp.
American Society of Health-System Pharmacists. (2004). Medication Teaching
Manual. The Guide To Patient Drug Information 8th
Edition. American
Society of Health-System Pharmacists.
Anonim. (2012). MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisi 12 2012/2013.
Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2008). Konsumen
(Obat) yang Berdaya Sadar Akan Haknya Atas Informasi Obat. ISSN
1829-9334, Vol.9, No.3.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2009). Informatorium
Obat Nasional Indonesia 2008. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2004). Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta.
Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional. (2008). Modul I: Materi Pelatihan
Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Memilih Obat Bagi Tenaga
Kesehatan. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Presiden Republik Indonesia. (1999). Undang – undang Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Jakarta
Siregar, Charles J.P., & Kumolosasi, Endang. (2006). Farmasi Klinik. Jakarta:
EGC
Swestika Swandari. 2013. Penggunaan Obat Rasional (POR) Melalui Indikator 8
Tepat dan 1 Waspada. Makasar : Balai Besar Pelatihan Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
http://bbpkmakassar.or.id/index.php/Umum/Info-Kesehatan/Penggunaan-
Obat-Rasional-POR-melalui-Indikator-8-Tepat-dan-1-Waspada.phd.
Diakses pada tanggal 12 Desember 2013 jam 14.38 WIB.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
LAMPIRAN
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
26
Universitas Indonesia
Lampiran 1. Daftar Label Informasi Obat berdasarkan IONI 2008
No Label Keterangan
1 Peringatan. Menyebabkan rasa kantuk Digunakan pada sediaan untuk anak yang mengandung antihistamin, atau sediaan lain untuk
anak, yang jika diberi peringatan nomor 2 tidak sesuai
2 Peringatan. Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol.
Digunakan pada sediaan unutk dewasa yang dapat menyebabkan rasa kantuk, sehingga
mempengaruhi kemampuan dalam mengemudikan dan menjalankan mesin yang penuh resiko;
label 1 lebih sesuai untuk anank-anak. Berbahaya jika mengemudikan kendaraan dalam
pengaruh minuman atau obat.
Beberapa sediaan ada yang hanya menyebabkan rasa kantuk pada beberapa hari pertama
pengobatan dan beberapa ada yang hanya menyebabkan rasa kantuk pada dosis besar.
Dianjurkan hindari minuman beralkohol, karena efek obat depresi yang bekerja di obat SSP
ditingkatkan oleh alkohol.
Larangan yang tegas dapat mendorong beberapa pasien tidak menggunakan obat tersebut.
Oleh sebab itu Apoteker perlu menerangkan risiko dan manfaat, terutama pada pasien yang
merasa dapat mentoleransi efek dari alkohol.
Pasien epilepsi yang ingin mengemudikan kendaraan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
Efek samping lain yang tidak berhubungan dengan rasa kantuk tetapi juga dapat
mempengaruhi kemampuan pasien dalam mengendarai atau menjalankan mesin dengan aman
adalah penglihatan kabur, pusing, mual. Secara umum tidak ada label yang secara khusus
diberikan untuk mengatasi keadaan ini, tetapi sebaiknya pasien diberi konseling dengan tepat.
3 Peringatan. Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami
efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau
menjalankan mesin.
Digunakan pada sediaan yang mengandung monoamine-oxidase inhibitors (MAO); peringatan
untuk menghindari minuman beralkohol dan minuman alkohol dosis rendah sudah
dimasukkan dalam leaflet produk.
4 Peringatan. Hindari minuman beralkohol Diberlakukan pada obat yang berinteraksi dengan alkohol yaitu alkohol dapat menghilangkan
efek obat ini, contoh: metronidazol dan klorpropamid. Alkohol juga dapat meningkatkan efek
hipoglikemia dari beberapa obat antidiabetik oral tetapi pencantuman label peringatan secara
rutin tidak perlu dilakukan.
5 Jangan digunakan bersamaan dengan obat ini Digunakan bersama label 25 pada sediaan tablet salut enterik. Hal ini untuk menghindari
kemungkinan pelarutan salut yang terjadi lebih awal dari sebaiknya dengan adanya pH alkali.
Label 5 berlaku juga bagi ketokonazol yang penyerapannya dipengaruhi oleh antasida secara
signifikan; biasanya selang waktu untuk menghindari efek antasida adalah 2 sampai 4 jam.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
27
Universitas Indonesia
No Label Keterangan
6 Jangan minum obat-obat yang mengandung besi atau zink
pada saat bersamaan dengan obat ini
Digunakan pada sediaan yang mengandung ofloksasin dan beberapa kuinolon, doksisiklin,
minoksiklin, dan penisilamin. Interaksi obat-obat ini menyebabkan terjadinya khelat kalsium,
besi, zink sehiugga berkurang penyerapannya ketika digunakan bersama kalsium yang
terdapat dalam antasid atau sediaan yang mengandung besi atau seng. Selang waktu
penggunaan kedua obat ini adalah 2 sampau 3 jam.
7 Jangan minum susu, obat yang tidak dapat dicerna, atau obat
yang mengandung besi dan seng pada saat yang sama dengan
obat ini
Digunakan pada sediaan yang mengandung siprofloksasin, norfloksasin atau tetrasiklin yang
dapat membuat khelat dengan kalsium, besi, magnesium, dan zink, sehingga dapat
mengurangi penyerapan. Selang waktu penggunaan kedua obat ini sebaiknya 2 – 3 jam.
Doksisiklin dan minosiklin tidak terlalu kuat dalam membentuk khelat dengan susu sehingga
hanya membutuhkan label 6
8 Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas
anjuran dokter
Digunakan pada sediaan yang mengandung obat yang dibutuhkan untuk jangka waktu panjang
walaupun pasien tidak merasakan manfaatnya dalam jangka waktu yang pendek (contoh
antituberkulosis).
Juga digunakan untuk sediaan yang mengandung obat dengan resiko khusus (contoh klonidin
untuk hipertensi). Untuk kortikosteroid, lihat label 10.
9 Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai
habis kecuali mengalami efek samping yang tidak diinginkan
Digunakan pada obat yang dihabiskan untuk mengurangi kasus kambuhan atau kegagalan
terapi. Contohnya antibiotik oral. Sering kali, beberapa antibiotik dapat menyebabkan efek
samping (contoh diare pada pasien yang minum klindamisin) yang membuat penggunaan obat
ini sebaiknya dihentikan dan pasien sebaiknya kembali ke dokter.
10 Peringatan. Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian
obat
Digunakan khususnya pada sediaan yang mengandung antikoagulan, litium atau
kortikosteroid. Kartu pengobatan yang tepat sebaiknya diberikan pada pasien dan diikuti
dengan pemberian informasi obat secara verbal.
Label ini dapat juga digunakan pada sediaan lain untuk mengingatkan pasien pada instruksi
yang pernah diberikan.
11 Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu
secara langsung
Digunkan pada sediaan yang dapat menyebabkan fototoksik atau reaksi alergi akibat cahaya
jika pasien terkena radiasi ultraviolet. Beberapa obat lain (contoh fenotiazin dan sulfonamid)
dapat menyebabkan reaksi ini pada pasien yang sensitif, walaupun jarang. Penyinaran sinar
ultraviolet dengan intensitas tinggi dari sinar lampu dapat menimbulkan terjadinya reaksi.
12 Jangan menggunakan produk obat yang mengandung asetosal
bersamaan dengan penggunaan obat ini
Digunakan pada sediaan yang mengandung probenesid dan sulfinpirazon yang aktivitasnya
dikurangi oleh asetosal.
Label 12 tidak digunakan untuk antikoagulan karena label 10 lebih sesuai.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
28
Universitas Indonesia
No Label Keterangan
13 Dilarutkan atau dicampur dengan air sebelum digunakan Digunakan pada sediaan yang diharuskan untuk dilarutkan dalam air (contoh tablet
effervescent) atau dicampur dengan air (contoh serbuk, granul) sebelum digunakan. Dalam
beberapa kasus, cairan lain seperti jus buah atau susu dapat digunakan.
14 Obat ini menyebabkan urin berwarna Digunakan pada sediaan yang dapat menyebabkan urin pasien berwarna yang tidak seperti
biasanya. Hal ini termasuk fenolftalein (warna urin menjadi merah muda), triamteren (biru
muda), levodopa (merah gelap) dan rifampisin (merah)
15 Bahan mudah terbakar: jauhkan dari api atau nyala api Digunakan pada sediaan yang mengandung bahan pelarut yang mudah terbakar
16 Diletakkan di bawah lidah. Jangan pindahkan dari wadah
aslinya. Tutup wadah dengan rapat. Buang setelah 8 minggu
dibuka
Digunakan pada sediaan tablet gliseril trinitrat. Pasien sebaiknya diingatkan agar tidak
memindahkan tablet dari wadah aslinya ke plastik atau wadah lain yang kurang tepat.
17 Jangan digunakan lebih dari .... dalam 24 jam Digunakan pada sediaan untuk terapi migren akut, kecuali yang mengandung ergotamin,
digunakan label 18. Bentuk sediaan sebaiknya secara spesifik, contoh tablet atau kapsul.
Juga digunakan pada sediaan yang memiliki dosis yang tidak disebutkan secara spesifik,
contoh tablet atau kapsul.
18 Jangan diguanakan lebih dari .... dalam 24 jam atau .... dalam
satu minggu
Digunakan pada sediaan mengandung ergotamin. Bentuk sediaan sebaiknya disebutkan secara
spesifik, contoh tablet atau kapsul.
19 Peringatan. Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke
hari berikutnya. Jika mengalami efek samping ini jangan
mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol
Digunakan pada sediaan yang mengandung hipnotika (atau beberapa obat lain yang berefek
sedatif) yang harus digunakan pada malam hari. Pada kasus yang jarang terjadi (contoh
nitrazempam pada epilepsi) bila hipnotika diresepkan untuk siang hari label ini tidak sesuai.
Juga sebagai alternatif dari label 2 (pilihannya tergantung pada apoteker) untuk ansiolitik yang
digunakan pada malam hari.
Diharpakan bahwa kalimatnya cukup menjelaskan pengaruh efek sedasi pada pagi hari
sesudah menggunakan obat tidur.
20 Bersama makanan atau sesudah makan Digunakan pada sediaan yang mengiritasi lambung, atau yang akan lebih baik penyerapannya
dengan adanya makanan.
Pasien disarankan untuk makan secukupnya, walupun sedikit.
21 Setengah sampai satu jam sebelum makan Digunakan pada beberapa sediaan yang absorbsinya meningkat dengan cara ini tetapi sebagian
besar antibiotik menggunakan label 23
22 Satu jam sebelum makan atau kondisi perut kosong Digunakan pada sediaan oral dimana absorbsinya akan berkurang dengan adanya makanan
dan kondisi asam pada lambung.
23 Dihisap atau dikunyah Digunakan pada sediaan yang harus dihisap atau dikunyah.
Apoteker agak menggunakan kata-kata yang disesuaikan dengan keadaan.
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
29
Universitas Indonesia
No Label Keterangan
24 Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah Digunakan pada sediaan yang bersalut enterik atau didisain dengan pelepasan yang
dimodifikasi. Juga digunakan pada sediaan dengan rasa yang sangat tidak enak atau dapat
hancur dalam mulut jika tidak tertelan seluruhnya.
25 Dilarutkan di bawah lidah Digunakan pada sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan di bawah lidah (sublingual).
Pasien disarankan untuk meletakkannya di bawah lidah dan jangan tertelan sebelum larut.
Kadang letaknya ditentukan oleh dokter yaitu buccal mucosa antara pipi dan gusi.
26 Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air Digunakan pada sediaan yang harus benar-benar larut dalam air (contoh kloral hidrat),
diperlukan minum air dalam jumlah besar (contoh sulfonamid), atau air dibutuhkan untuk
meningkatkan kerja obat (metilselulosa). Pasien diberitahu bahwa air yang ditambahkan
paling sedikit 150 ml (satu gelas penuh). Umumnya jus buah, teh atau kopi dapat digunakan.
27 Disebar/dioleskan tipis-tipis Digunakan pada sediaan obat luar yang harus digunakan sedikit demi sedikit (contoh
kortikosteroid, ditranol).
28 Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali
pengulangan. Jangan menggunakan lebih dari 8 dosis dalam
waktu 24 jam
Digunakan pada sediaan mengandung parasetamol untuk dewasa dengan dosis “jika perlu”.
Sebaiknya disebutkan jenis bentuk sediaannya, misal tablet atau kapsul. Label ini digunakan
karena memungkinkan timbulnya resiko yang bersifat serius pada penggunaan overdosis
parasetamol.
29 Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang
mengandung parasetamol
Digunakan pada semua sediaan yang mengandung parasetamol.
30 Mengandung asetosal dan parasetamol. Jangan digunakan
bersamaan dengan sediaan lain yang mengandung
parasetamol.
Digunakan pada semua sediaan yang mengandung kombinasi asetosal dan parasetamol.
31 Mengandung obat yang mirip asetosal Digunakan pada kemasan dari sediaan yang mengandung turunan asetosal
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
30
Universitas Indonesia
Lampiran 2. Daftar Label Informasi Obat Sediaan Padat Oral di Apotek Erra Medika
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
1 Acran Tablet Film Coated 150
mg
Ranitidin HCl Digunakan ± makanan (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM)
2 Acyclovir Tablet 200 mg Asiklovir Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, DIH, MTM)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI)
3 Acyclovir Tablet 400 mg Asiklovir Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, DIH, MTM)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI)
4 Adalat Tablet 10 mg Nifedipin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, DIH, MIMS)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, MTM).
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM)
Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan (MTM)
5 Adalat Tablet 5 mg Nifedipin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, DIH, MIMS)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, MTM).
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM)
Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan (MTM)
7 Albiotin Capsule 150 mg Klindamisin HCl Diberikan dengan makanan atau sesudah makan (DIH, MIMS)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air, Diminum dalam posisi tegak; Gunakan
dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek samping yang
tidak diinginkan (IONI, DIH, MTM, MIMS)
8 Aldisa Capsule Sustain
Release
Loratadin 5 mg;
Pseudoefedrin sulfat 120 mg
Digunakan ± makanan (MIMS); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS, MTM, DIH)
Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan (MTM)
Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (IONI)
Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MTM)
9 Alganax Tablet 0,25 mg Alprazolam Digunakan ± makanan; Efek samping mengantuk dapat dikurangi dengan minum obat segera
setelah makan (MIMS); Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau
menjalankan mesin. (IONI, MTM, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
31
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
10 Alganax Tablet 0,5 mg Alprazolam Digunakan ± makanan; Efek samping mengantuk dapat dikurangi dengan minum obat segera
setelah makan (MIMS)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (IONI, MTM, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)
11 Allopurinol Tablet 100 mg Alopurinol Diminum bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, IONI, DIH, MTM)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (IONI, DIH, MTM)
Hindari minuman beralkohol (MTM, DIH)
12 Allopurinol Tablet 300 mg Alopurinol Diminum bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, IONI, DIH, MTM)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (IONI, DIH, MTM)
Hindari minuman beralkohol (MTM, DIH)
13 Alloris Tablet 10 mg Loratadin Digunakan ± makanan (MIMS)
Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MTM)
Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan, namun
dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MTM, DIH)
Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (IONI)
14 Alprazolam Tablet 0,5 mg Alprazolam Digunakan ± makanan; Efek samping mengantuk dapat dikurangi dengan minum obat segera
setelah makan (MIMS)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (IONI, MTM, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)
15 Amadiab Caplet 1 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.
Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)
Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran
dokter (DIH, MTM)
16 Amadiab Caplet 2 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.
Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)
Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran
dokter (DIH, MTM)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
32
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
17 Amadiab Caplet 3 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.
Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)
Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran
dokter (DIH, MTM)
18 Amadiab Caplet 4 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.
Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)
Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran
dokter (DIH, MTM)
19 Amaryl Tablet 1 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.
Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)
Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran
dokter (DIH, MTM)
20 Amaryl Tablet 2 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.
Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)
Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran
dokter (DIH, MTM)
21 Amaryl Tablet 3 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.
Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)
Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran
dokter (DIH, MTM)
22 Amaryl Tablet 4 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.
Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)
Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran
dokter (DIH, MTM)
23 Ambeven Capsule Graphtopyllum pictum 30%;
Sophora jamponica 15%;
Rubia cardifolia 15%; Curcuma
heyneanae 10%; Kaemferiae
angustifoliae 10%,
Coleusatropurpureus 10%
-
24 Ambroxol Tablet 30 mg Ambroksol HCl Diberikan bersama makanan atau setelah makan (MIMS)
25 Aminophylline Tablet 200 mg Aminofilin Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan; Obat
seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
33
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
26 Amlodipine Tablet 10 mg Amlodipin Digunakan ± makanan, dapat diberikan tanpa memperhatikan waktu makan (MIMS)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air; Diminum pada waktu yang sama setiap harinya (MTM)
27 Amlodipine Tablet 5 mg Amlodipin Digunakan ± makanan, dapat diberikan tanpa memperhatikan waktu makan (MIMS)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air; Diminum pada waktu yang sama setiap harinya (MTM)
28 Amoxcillin Caplet 500 mg Amoksisilin trihidrat Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM)
Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik & untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS, MTM, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak
dikunyah; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
29 Amoxsan Capsule 250 mg Amoksisilin trihidrat Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM)
Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik & untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS, MTM, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak
dikunyah; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
30 Amoxsan Capsule 500 mg Amoksisilin trihidrat Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM)
Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik & untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS, MTM, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak
dikunyah; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
31 Ampicillin Caplet 500 mg Ampisilin trihidrat Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan untuk
meningkatkan absorpsi (MIMS, IONI, MTM, DIH)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
32 Anadex Dragee Parasetamol 500 mg;
Dekstrometorfan HBr 15 mg;
Klorfeniramin maleat 1 mg;
Fenilpropanolamin HCl 15 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan
mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM) Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan
yang mengandung parasetamol (IONI)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
34
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
33 Analsik Caplet Film Coated Metampiron 500 mg;
Diazepam 2 mg
Obat ini diminum bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke hari berikutnya. Jika mengalami efek
samping ini jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol
(IONI, MIMS, MTM, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Gunakan sesuai dengan
petunjuk dokter; Hindari merokok (MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
34 Andalan Pil KB Levonorgestrel 0,15 mg;
Etinilestradiol 0,03 mg
Digunakan ± makanan; Penggunaan awal 1 tablet plasebo pada hari pertama dari siklus
selanjutnya diberikan tablet aktif selama siklus (MIMS)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Pastikan asupan
kalsium dan vitamin D untuk mencegah osteoporosis (DIH, MTM)
35 Anpiride Tablet 1 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.
Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)
Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran
dokter (DIH, MTM)
36 Anpiride Tablet 2 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.
Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)
Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran
dokter (DIH, MTM)
37 Anpiride Tablet 3 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.
Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)
Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran
dokter (DIH, MTM)
38 Antalgin Tablet 500 mg Metampiron Obat ini diminum bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
39 Antangin Tablet Zingiberis Rhizoma 0,743 g; Royal
Jelly 0,65 g; Menthae Folia 0,495 g;
Panax Ginseng Ekstrak 0,13 g;
Blumeae Folia 0,2476 g
-
40 Antasida DOEN Tablet AI(OH)3 200 mg;
Mg(OH)2 200 mg
Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1-2 jam setelah makan & menjelang tidur malam
(MIMS, DIH, MTM);
Obat dikunyah/dihancurkan; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
41 Antimo Tablet 50 mg Dimenhidrinat Digunakan ± makanan (MIMS)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (DIH)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
35
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
42 Arcalion 200 Tablet Sugar
Coated 200 mg
Sulbutiamin Obat ini diminum bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
43 Ardium Tablet 500 mg Micronised purified flavonoidic
fraction
Obat ini diminum bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
44 Artrilox Tablet 15 mg Meloksikam Diberikan bersama makanan atau sesudah makan IONI)
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makanan untuk mengurangi rasa tidak
nyaman/iritasi pada GI (MIMS, DIH)
Hindari minuman beralkohol, dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung (DIH)
45 Artrilox Tablet 7,5 mg Meloksikam Diberikan bersama makanan atau sesudah makan IONI)
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makanan untuk mengurangi rasa tidak
nyaman/iritasi pada GI (MIMS, DIH)
Hindari minuman beralkohol, dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung (DIH)
46 Asam Mefenamat Tablet Film
Coated 500 mg
Asam Mefenamat Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan karena dapat menyebabkan iritasi
mukosa lambung; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS, IONI)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minuman beralkohol (MTM, DIH)
47 Ascardia Tablet Enteric
Coated 160 mg
Asetosal Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22 (IONI)
Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan, untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah22
(MIMS, DIH, IONI)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari minuman beralkohol (MIMS,
DIH, MTM)
48 Ascardia Tablet Enteric
Coated 80 mg
Asetosal Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22 (IONI)
Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan, untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah22
(MIMS, DIH, IONI)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari minuman beralkohol (MIMS,
DIH, MTM)
49 Asmasolon Tablet Efedrin HCl 12,5 mg;
Teofilin anhidrat 130 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS, IONI)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air dalam kondisi perut kosong, satu jam sebelum makan atau
dua jam setelah makan (MTM, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (DIH)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
36
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
50 Aspilets Tablet Chew 80 mg Asetosal Obat dikunyah/dihancurkan (MIMS, DIH, IONI)
Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22 (IONI)
Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan, untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah22
(MIMS, DIH, IONI)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari minuman beralkohol (MIMS,
DIH, MTM)
51 Aspirin Bayer Tablet 500 mg Asetosal Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22 (IONI)
Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan, untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah22
(MIMS, DIH, IONI)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari minuman beralkohol (MIMS,
DIH, MTM)
52 Asthin Force Capsule 6 mg Natural astaxanthin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
53 Asthma Soho Tablet Efedrin HCl 12,5 mg;
Teofilin 125 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS, IONI)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air dalam kondisi perut kosong, satu jam sebelum makan atau
dua jam setelah makan (MTM, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (DIH)
54 Asvex Tablet 33,21 mg Tipepidin hibenzat Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
55 Atorsan Tablet FC 10 mg Atorvastatin Ca Digunakan ± makanan (MIMS)
Dapat diberikan dengan makanan, dapat diberikan kapan pun tanpa memperhatikan waktu
makan; Hindari minuman beralkohol, dapat meningkatkan efek hepatotoksisitas (DIH)
Diberitahukan dapat menyebabkan efek ke otot (IONI, DIH)
56 Avil Tablet 25 mg Feniramin maleat Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan
mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol. (MIMS)
57 Baquinor Forte Tablet Film
Coated 500 mg
Siprofloksasin HCl Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Baik diberikan 2 jam setelah makan; Hindari mengonsumsi makanan atau minuman
berkafein (MIMS, DIH, MTM)
Jangan minum susu, obat yang tidak dapat dicerna, atau obat yang mengandung besi dan seng
pada saat yang sama dengan obat ini; Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai
habis kecuali mengalami efek samping yang tidak diinginkan; Obat seluruhnya ditelan, tidak
dikunyah (IONI, MIMS, DIH)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
37
Universitas Indonesia
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari
atau cahaya lampu secara langsung (MTM, DIH); Jika menimbulkan rasa kantuk. Jangan
mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
58 Becom C Caplet Film Coated Vit B1 50 mg; Vit B2 25 mg; Vit B6
10 mg; Vit B12 5 µg; Vit C 500 mg;
Nicotinamide 100 mg; Asam
Pantotenat 20 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS)
59 Becombion Forte Dragee Vit B1 15 mg; Vit B2 15 mg, Vit B3
50 mg, Vit B5 25 mg, Vit B6 10 mg;
Vit B12 10 µg; D (+) biotin 0,15 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS)
60 Becom-Zet Caplet Film
Coated
Vit E 30 IU; Vit C 750 mg; Vit B1
15 mg, Vit B2 15 mg, Vit B6 20 mg,
Vit B12 12 µg; Asam folat 400 µg;
Asam Pantotenat 20 mg; Zn 22,5
mg, Niacin 100 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS)
61 Berry Vision Tablet Ekstrak Bilberry 80 mg; ß-karoten 5
mg; Retinol 1600 IU; Vit. E 40 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
62 Betablok Tablet 100 mg Atenolol Digunakan ± makanan (MIMS, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM)
Tidak digunakan bersama antasida; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (DIH)
63 Betablok Tablet 50 mg Atenolol Digunakan ± makanan (MIMS, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM)
Tidak digunakan bersama antasida; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (DIH)
64 Betaserc Tablet 8 mg Betahistin diklorida Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)
65 Bio ATP Tablet Film Coated ATP 20 mg; Vit. B1 100 mg; Vit.B6
200 mg; Vit.E 30 mg; Vit.B12 200
µg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
66 Biodiar Tab 630 mg Attapulgit koloid aktif Digunakan ± makanan (MIMS)
67 Biogesic Tablet 500 mg Parasetamol Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
38
Universitas Indonesia
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang
mengandung parasetamol (IONI)
Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
68 Biosanbe Capsule Fe glukonat 250 mg; Sorbitol 25
mg; Mn sulfat 200 mg; Cu sulfat
200 µg; Vit. C 50 mg; Vit.B12
dengan faktor intrinsik 7,5 µg;
Asam folat 1 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
69 Biothicol Capsule 500 mg Tiamfenikol Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan(MIMS)
70 Biovision Capsule Ekstr. billberry 80 mg;
ß-karoten 3 mg; Vit.C 60 mg;
Vit.B2 1,5 mg
-
71 Bisolvon Tablet 8 mg Bromheksin HCl Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
72 Bisoprolol Fumarate Tablet
5 mg
Bisoprolol Digunakan ± makanan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, DIH, MTM)
Tidak digunakan bersama antasida; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (DIH, MTM)
73 Bledstop Tablet Sugar Coated
125 µg
Metilergometrin maleat Digunakan ± makanan, diberikan sebelum atau sesudah makan (MIMS)
74 Bodrex Extra Tablet Parasetamol 350 mg;
Kafein 50 mg; Ibuprofen 200 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH, MTM)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari minuman beralkohol (MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang
mengandung parasetamol (IONI)
Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)
75 Bodrex Flu dan Batuk Caplet Parasetamol 500 mg;
Pseudoefedrin HCl 30 mg;
Dekstrometorfan HBr 12 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan
mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
39
Universitas Indonesia
Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung parasetamol (IONI)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
76 Bodrex Tablet Parasetamol 600 mg;
Kafein 50 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang
mengandung parasetamol (IONI)
Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
77 Bodrexin Tablet Asetosal Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22 (IONI)
Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan, untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah22
(MIMS, DIH, IONI)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari minuman beralkohol (MIMS,
DIH, MTM)
78 Bondi Capsule 50 mg Diacerein Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan (MIMS)
79 Braxidin Tablet Film Coated Klordiazepoksid 5 mg;
Klidinium Bromida 2,5 mg
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)
Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ - 1 jam sebelum makan & menjelang tidur malam;
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MIMS, MTM, DIH)
80 Buscopan Plus Tablet Film
Coated
Hiosin-N-butilbromida 10 mg;
Parasetamol 500 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang
mengandung parasetamol (IONI)
Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
81 Buscopan Tablet 10 mg Hiosin-N-butilbromida Digunakan ± makanan (MIMS)
82 Cal-95 Caplet Film Coated Coral Ca 500 mg, Boron 1 mg;
Natural soy isoflavone 20 mg; Zn 5
mg; Vit.D3 200 IU; Vit.K1 25 µg;
Mg 100 mg
Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan, tidak diberikan bersama makanan
berserat tinggi (MIMS)
83 Calcium Lactate Tablet
500 mg
Kalsium laktat Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air atau jus, 1-3 jam setelah menggunakan obat
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
40
Universitas Indonesia
lain, atau 1 – 2 jam sebelum menggunakan suplemen Fe; Minuman beralkohol meningkatkan
resiko osteoporosis (DIH)
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
84 Calplex Tablet Coral Ca 500 mg, Soy fiber germ
(natural soy isoflavone) 20 mg, Vit
D3 200 IU, Vit K1 25 µg, Zn 5 mg,
Mg 100 mg, Boron 1 mg
Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan, tidak diberikan bersama makanan
berserat tinggi (MIMS)
85 Captopril Tablet 12,5 mg Kaptopril Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan
(MIMS, MTM, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)
86 Captopril Tablet 25 mg Kaptopril Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan
(MIMS, MTM, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)
87 Cardivask Tablet 10 mg Amlodipin besilat Digunakan ± makanan, dapat diberikan tanpa memperhatikan waktu makan (MIMS)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air; Diminum pada waktu yang sama setiap harinya (MTM)
88 Cardivask Tablet 5 mg Amlodipin besilat Digunakan ± makanan, dapat diberikan tanpa memperhatikan waktu makan (MIMS)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air; Diminum pada waktu yang sama setiap harinya (MTM)
89 Carniq Tablet 30 Coenzyme Q10 30 mg,
L-carnitine fumarate 500 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
90 Cataflam Tablet 25 mg Kalium diklofenak Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, DIH)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
91 Cataflam Tablet 50 mg Kalium diklofenak Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, DIH)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
41
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
92 Catapres Tablet 150 µg Klonidin HCl Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas
anjuran dokter; Sebaiknya digunakan pada saat menjelang tidur malam (IONI, MTM, DIH)
Digunakan ± makanan (MIMS)
93 Catapres Tablet 75 µg Klonidin HCl Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas
anjuran dokter; Sebaiknya digunakan pada saat menjelang tidur malam (IONI, MTM, DIH)
Digunakan ± makanan (MIMS)
94 Cedocard Tablet 10 mg Isosorbid Dinitrat Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ jam sebelum makan (MIMS)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diberikan dalam
kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan; Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air; Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek
samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin (DIH, MTM)
Hindari minuman beralkohol, dapat menyebabkan hipotensi berat (DIH)
95 Cedocard Tablet 5 mg Isosorbid Dinitrat Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ jam sebelum makan (MIMS)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diberikan dalam
kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan; Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air; Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek
samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin (DIH, MTM)
Hindari minuman beralkohol, dapat menyebabkan hipotensi berat (DIH)
96 Cefadroxil Capsule 500 mg Sefadroksil Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS); Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali
mengalami efek samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
97 Cefat Capsule 250 mg Sefadroksil monohidrat Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
98 Cefat Capsule 500 mg Sefadroksil monohidrat Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
42
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
99 Cefixime Caplet 200 mg Sefiksim Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, DIH)
100 Cefixime Capsule 100 mg Sefiksim Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, DIH)
101 Cefspan Capsule 100 mg Sefiksim Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, DIH)
102 Celestamine Tablet Betametason 0,25 mg;
Deksklorfeniramin maleat 2 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI
(IONI, MIMS, DIH); Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (DIH)
103 Celestik Tablet Betametason 0.25 mg;
Deksklorfeniramin maleat 2 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI
(IONI, MIMS, DIH); Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (DIH)
104 Cerebrovit X-Cel Capsule Asam L-glutamic 200 mg; Asam
folat 150 µg; Zn 15 mg; Selenium
50 µg, Vit.B1 5 mg, Vit.B6 2 mg,
Vit.B12 1,5 µg, Vit C 60 µg, Vit E
30 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah (MIMS)
105 Cetrizine Tablet 10 mg Setirizin Digunakan ± makanan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau
menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (MIMS, IONI, DIH, MTM)
106 Chlorpromazine Tab 100 mg Klorpromazin Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI, Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MIMS, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung
(IONI, DIH)
107 Cimetidine Tablet 200 mg Simetidin Diberikan dengan makanan atau sesudah makan dan pada saat menjelang tidur malam atau ½
jam sebelum makan; Simetidin digunakan 2 jam setelah menggunakan antasida (MIMS, MTM)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan
penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
43
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
108 Ciprofloxacin Tablet 500 mg Siprofloksasin Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Baik diberikan 2 jam setelah makan; Hindari mengonsumsi makanan atau minuman
berkafein (MIMS, DIH, MTM)
Jangan minum susu, obat yang tidak dapat dicerna, atau obat yang mengandung besi dan seng
pada saat yang sama dengan obat ini; Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai
habis kecuali mengalami efek samping yang tidak diinginkan; Obat seluruhnya ditelan, tidak
dikunyah (IONI, MIMS, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari
atau cahaya lampu secara langsung (MTM, DIH); Jika menimbulkan rasa kantuk. Jangan
mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)
109 Claritin Tablet 10 mg Loratadin Digunakan ± makanan (MIMS)
Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MTM)
Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan, namun
dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MTM, DIH)
Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (IONI)
110 Clindamycin Capsule
150 mg
Klindamisin Diberikan dengan makanan atau sesudah makan (DIH, MIMS)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air, Diminum dalam posisi tegak; Gunakan
dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek samping yang
tidak diinginkan (IONI, DIH, MTM, MIMS)
111 Clindamycin Capsule
300 mg
Klindamisin Diberikan dengan makanan atau sesudah makan (DIH, MIMS)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air, Diminum dalam posisi tegak; Gunakan
dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek samping yang
tidak diinginkan (IONI, DIH, MTM, MIMS)
112 Clobazam Tablet 10 mg Klobazam Digunakan ± makanan (MIMS)
Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke hari berikutnya. Jika mengalami efek
samping ini jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum
alkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MIMS,
DIH)
113 Co-Amoxiclav Tablet 625 mg Amoksisilin 500 mg; Asam
klavulanat 125 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik & untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS, MTM, DIH)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air
(MTM)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
44
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
114 Cobazim Capsule 1000 µg Koenzim B12 Diberikan dalam kondisi perut kosong, berikan diantara waktu makan (MIMS)
115 Codein Tablet 10 mg Kodein Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (DIH, MTM)
116 Codein Tablet 15 mg Kodein Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (DIH, MTM)
117 Codipront Capsule Kodein 30 mg;
Feniltoloksamin 10 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah
(MIMS)
118 Colistine Tablet 150 mg Kolistin sulfat (Polimiksin E sulfat) Digunakan ± makanan, diberikan sebelum atau sesudah makan (MIMS)
119 Combantrin Tablet 125 mg Pirantel pamoat -
120 Combantrin Tablet 250 mg Pirantel pamoat -
121 Comtusi Forte Capsule Oksomemazin 1,65 mg; Gliseril
guaiakolat 33,3 mg
-
122 Concor Tablet Film Coated
250 mg
Bisoprolol hemifumarat Digunakan ± makanan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, DIH, MTM)
Tidak digunakan bersama antasida; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (DIH, MTM)
123 Cordarone Tablet 200 mg Amiodaron HCl Digunakan ± makanan, Berikan secara konsisten dengan mempertimbangkan waktu makan.
Berikan bersama makanan jika digunakan dosis tinggi atau untuk mengurangi rasa tidak
nyaman pada GI (MIMS, DIH)
Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (IONI, MIMS,
MTM, DIH);
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM)
124 Cortidex Tablet 0,5 mg Deksametason Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)
Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)
125 Co-Trimoxazole Tablet 480
mg
Kotrimoksazol: Trimethoprim 80
mg, Sulfametoksazol 400 mg.
Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan (MIMS, MTM, DIH)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari
atau cahaya lampu secara langsung (MTM, DIH)
126 Curcuma Tablet 200 mg Bubuk dari akar curcuma Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
45
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
127 Curliv Capsule Schizandrae fructus ekstrak 135
mg, Curcuma xanthorrhizae ekstrak
150 mg, Liquiritiae radix 135 mg,
choline bitartrate 150 mg, vit B6 2
mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
128 Curliv Plus Tablet Silymarin phytosome ekstrak 35
mg, Schizandrae fructus ekstrak
135 mg, Curcuma xanthorrhizae
ekstrak 150 mg, Liquiritiae radix
135 mg, choline bitartrate 150 mg,
vit B6 2 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
129 Cyclo Progynova 21 Tablet 11 tablet mengandung estradiol
valerate 2 mg, 10 tablet
mengandung estradiol valerate 2
mg, norgestrel 0,5 mg
Digunakan ± makanan; 1 tablet/hari dimulai pada hari ke-5 siklus haid, diikuti dengan 7 hari
bebas tablet diantara siklus haid berikutnya (MIMS)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Pastikan asupan
kalsium dan vitamin D untuk mencegah osteoporosis (DIH, MTM)
130 Dalfarol Capsule Soft 200 IU a-Tokoferol (Vitamin E) 200 IU Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
131 Damaben Tablet 10 mg Metoklopramid HCl Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ jam sebelum makan; Dapat menyebabkan rasa
kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan
mesin. Hindari minum alkohol (DIH, MIMS, MTM)
132 Daonil Tablet 5 mg Glibenklamid Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
133 Datan Forte Capsule 500 mg Asam Mefenamat Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan karena dapat menyebabkan iritasi
mukosa lambung; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS, IONI)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minuman beralkohol (MTM, DIH)
134 Deculin Tablet 15 mg Pioglitazon HCl Digunakan ± makanan (MIMS, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Hindari minuman
beralkohol (DIH, MTM)
135 Decolgen Tablet Parasetamol 300 mg;
Fenilpropanolamin 12,5 mg;
Klorfeniramin maleat 1 mg;
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan
mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM); Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan
yang mengandung parasetamol (IONI)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
46
Universitas Indonesia
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
Hindari minuman beralkohol, dapat meningkatkan hepatotoksik parasetamol (MTM, DIH)
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
136 Decolsin Capsule Parasetamol 245 mg;
Fenilpropanolamin HCl 12,5 mg;
Etilefedrin HCl 12,5 mg;
Klorfeniramin maleat 1 mg;
Dekstrometorfan HBr 10 mg;
Guaifenesin 50 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan
mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM) Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan
yang mengandung parasetamol (IONI)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
Hindari minuman beralkohol, dapat meningkatkan hepatotoksik parasetamol (MTM, DIH)
137 Deksametasone TB Harsen
Tablet 0,5 mg
Deksametason Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)
Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)
138 Deksametasone TB Harsen
Tablet 0,75 mg
Deksametason Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)
Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)
139 Dentacid Caplet 500 mg Asam Mefenamat Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan karena dapat menyebabkan iritasi
mukosa lambung; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS, IONI)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minuman beralkohol (MTM, DIH)
140 Dexolut Tablet 8 mg Bromheksin HCl Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
141 Dextamine Tablet Deksametason (micronized)
500 µg; deksklorfeniramin
maleat 2 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)
Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (DIH)
142 Dextral Caplet Dekstrometorfan HBr 10 mg;
Gliseril guaiakolat 50 mg;
Fenilpropanolamin HCl 12,5 mg;
Klorfeniramin maleat 1 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan
mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
143 Dextromethrophan Tablet
Sugar Coated 15 mg
Dekstrometorfan Digunakan ± makanan (MIMS)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
47
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
144 Diabex Forte Tablet Film
Coated 850 mg
Metformin HCl Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan; Jangan menghentikan penggunaan obat
ini kecuali atas anjuran dokter; Hindari minuman beralkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)
145 Diabex Tablet Film Coated
500 mg
Metformin HCl Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan; Jangan menghentikan penggunaan obat
ini kecuali atas anjuran dokter; Hindari minuman beralkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)
146 Diagit Tablet Attapulgit 600 mg; Pektin 50 mg Digunakan ± makanan (MIMS)
147 Diaglime Tablet 2 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.
Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)
Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran
dokter (DIH, MTM)
148 Diaglime Tablet 3 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.
Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)
Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran
dokter (DIH, MTM)
149 Diamicron Tablet 80 mg Gliklazid Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)
150 Diamicron Tablet Modified
Release 30 mg
Gliklazid Diberikan bersama makan pagi atau sesudah makan (MIMS, DIH)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (IONI, MIMS)
151 Diamicron Tablet Modified
Release 80 mg
Gliklazid Diberikan bersama makan pagi atau sesudah makan (MIMS, DIH)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (IONI, MIMS)
152 Diane-35 Tablet Cyproterone acetate 2 mg, Ethinyl
estradiol 0,035 mg
Digunakan ± makanan (MIMS)
Digunakan pada waktu yang sama setaip harinya; Satu tablet sehari selama 21 hari, diikuti oleh
7 hari off, siklus pertama harus dimulai pada hari pertama menstruasi. Hentikan terapi siklus 3-
4 setelah gejala hilang. (DIH)
153 Diapet Capsule Ekstrak dari Coix lacrima jobi
semen 18%; Ekstrak psidii folium
23,5%; Phellodendri radix 23%;
Curcumae 12,5%; Coptidis rhizoma
23%
-
154 Diapet NR Capsule Attapulgit 42%; Karbon aktif
10%; Ekstr. psidii folium 10%;
Ekstr. curcumae domestica
rhizoma 8%; Coicis semen 17%;
Digunakan ± makanan (MIMS)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
48
Universitas Indonesia
Ekstr. chebulae fructus 3%; Ekstr.
granati pericarpium 3%
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
155 Digest Capsule 30 mg Lansoprazol Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22; Obat seluruhnya ditelan, tidak
dikunyah22
(IONI, MTM, DIH)
Diberikan dalam kondisi perut kosong atau sebelum makan, baik digunakan sebelum makan
pagi (MIMS, MTM, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Sukralfat dapat
digunakan 20 menit setelah lansoprazol (MTM)
156 Digoxin Tablet 0,25 mg Digoksin Digunakan ± makanan (MIMS)
Pastikan asupan kalium cukup; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran
dokter (DIH, MTM)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (MTM)
157 Diltiazem Tablet Sugar Coated
30 mg
Diltiazem Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, MTM, DIH)
Digunakan ± makanan (MIMS, MTM); Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas
anjuran dokter (MTM, DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin.
Hindari minum alkohol (DIH)
158 Dolo Neurobion Tablet Parasetamol 500 mg; Vit.B6 100
mg; Vit.B1 50 mg; Vit. B12 100 µg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang
mengandung parasetamol (IONI)
Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
159 Dometic Tablet Film Coated
10 mg
Domperidon Diberikan dalam kondisi perut kosong, 15 – 30 menit sebelum makan (MIMS)
160 Domperidone Tablet 10 mg Domperidon Diberikan dalam kondisi perut kosong, 15 – 30 menit sebelum makan (MIMS)
161 Doxycycline Capsule 100 mg Doksisiklin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)
Digunakan ± makanan; Doksisiklin digunakan 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah antasida,
suplemen Ca & laksatif (mengandung Mg). Doksisiklin digunakan 2 jam sebelum atau 3 jam
sesudah makanan/minuman yang mengandung Fe/Zn (produk susu) (MTM)
Jangan minum obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) pada saat bersamaan dengan
obat ini; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung;
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
49
Universitas Indonesia
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air & Tetap dalam posisi tegak sekurang-
kurangnya selama ½ jam (IONI, MIMS, DIH, MTM)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
162 Dramamine Tablet 50 mg Dimenhidrinat Digunakan ± makanan (MIMS)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (DIH)
163 Dulcolax Tablet 5 mg Bisakodil Diberikan dalam kondisi perut kosong efek lebih cepat; Jangan menggunakan bisakodil dalam
waktu 1 jam setelah antasida dan susu; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air
(MIMS, DIH)
Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22; Obat seluruhnya ditelan, tidak
dikunyah22
(IONI, DIH)
164 Dumin Tablet 500 mg Parasetamol Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang
mengandung parasetamol (IONI)
Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
165 Duphaston Tablet 10 mg Didrogesterone Digunakan ± makanan (MIMS)
166 Duvadilan Tablet 10 mg Isoxsuprine HCl Diberikan bersama makanan atau setelah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI
(MIMS)
167 Elkana Tablet Film Coated Dibasic Ca fosfat 200 mg;
Ca laktat 100 mg; Vit.B6 20 mg;
Vit.C 25 mg; Vit.D3 100 IU
Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik & untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS)
168 Enchephabol Dragee 100 mg Piritinol diHCl monohidrat Diberikan bersama makanan atau setelah makan; Diminum dengan menambahkan sejumlah
besar air; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS)
169 Enervon C Caplet Vit.B1 50 mg; Vit.B2 25 mg;
Vit.B6 10 mg; Vit.B12 5 µg;
Vit.C 500 mg; Niasinamid 50 mg;
Ca pantotenat 20 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik (MIMS)
170 Enzyplex Tablet Amilase 10000 U; Protease 9000 U;
Lipase 240 U; Asam desoksikolik
30 mg; Dimetilpolisiloksan 25 mg;
Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan (MIMS)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
50
Universitas Indonesia
Vit.B1 10 mg; Vit.B2 5 mg;
Vit.B6 5 mg; Vit.B12 5 µg,
Niasinamid 10 mg, Ca Pantotenat 5
mg
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
171 Epexol Tablet 30 mg Ambroksol HCl Diberikan bersama makanan atau setelah makan (MIMS)
172 Epsonal Tablet Film Coated
50 mg
Eperison HCl Diberikan bersama makanan atau setelah makan; Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika
mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin;
(MIMS)
173 Erysanbe Caplet Film Coated
500 mg
Eritromisin Digunakan ± makanan, paling baik Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah makan, namun dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa
tidak nyaman pada GI; Tidak diminum bersama susu atau minuman asam (MIMS, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22; Gunakan dengan waktu yang teratur.
Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek samping yang tidak diinginkan9; Obat
seluruhnya ditelan, tidak dikunyah22
(IONI, MTM, DIH)
174 Erysanbe Capsule 250 mg Eritromisin Digunakan ± makanan, paling baik Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah makan, namun dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa
tidak nyaman pada GI; Tidak diminum bersama susu atau minuman asam (MIMS, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22; Gunakan dengan waktu yang teratur.
Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek samping yang tidak diinginkan9; Obat
seluruhnya ditelan, tidak dikunyah22
(IONI, MTM, DIH)
175 Erysanbe Tablet Chew 200 mg Eritromisin Digunakan ± makanan, paling baik Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah makan, namun dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa
tidak nyaman pada GI; Tidak diminum bersama susu atau minuman asam (MIMS, MTM,DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan; Obat dikunyah atau dihancurkan sebelum ditelan (IONI, MTM,
DIH)
176 Esilgan Tablet 2 mg Estazolam Digunakan ± makanan, digunakan 15 – 30 menit menjelang tidur malam; Menyebabkan rasa
kantuk yang dapat berlanjut ke hari berikutnya. Jika mengalami efek samping ini jangan
mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (MIMS, MTM,
DIH); Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
51
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
177 Ethambutol Tablet 250 mg Etambutol Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)
Baik digunakan pada pagi hari (MTM)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM, DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari antasida yang mengandung alumunium ±4 jam
setelah etambutol (DIH)
178 Ethambutol Tablet 500 mg Etambutol Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)
Baik digunakan pada pagi hari (MTM)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM, DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari antasida yang mengandung alumunium ±4 jam
setelah etambutol (DIH)
179 Evion Dragee 100 IU D-a-tokoferol asetat (Vitamin E) Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Obat dikunyah (MIMS)
180 Evion Vegi Capsule D-a-tokoferol asetat (Vitamin E) Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah
(MIMS, DIH)
181 Famocid Tablet Film Coated
20 mg
Famotidin Digunakan ± makanan, digunakan sekali sehari menjelang tidur malam atau 2-4 kali sehari;
Untuk mencegah gejala, diberikan 15-16 menit sebelum makan (MIMS, MTM, DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin.
Hindari minum alkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter
(DIH)
182 Famocid Tablet Film Coated
40 mg
Famotidin Digunakan ± makanan, digunakan sekali sehari menjelang tidur malam atau 2-4 kali sehari;
Untuk mencegah gejala, diberikan 15-16 menit sebelum makan (MIMS, MTM, DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin.
Hindari minum alkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter
(DIH)
183 Farnormin Tablet 50 mg Atenolol Digunakan ± makanan (MIMS, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM)
Tidak digunakan bersama antasida; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (DIH)
184 Fatigon Tablet Vit.B1 100 mg; Vit.B6 50mg;
Vit.B12 100 µg; Vit.E 30 IU; K l-
aspartat 100 mg; Mg l-aspartat 100
mg
Diberikan bersama makanan atau setelah makan (MIMS)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
52
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
185 Feldene Capsule 20 mg Piroksikam Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan (IONI, MIMS, MTM)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan menambahkan
sejumlah besar air (MTM, DIH)
186 Feminax Tablet Parasetamol 500 mg;
Ekstrak hiosiamin 19 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang
mengandung parasetamol (IONI)
Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
187 Femisic Tablet Film Coated
500 mg
Asam mefenamat Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan karena dapat menyebabkan iritasi
mukosa lambung; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS, IONI)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minuman beralkohol (MTM, DIH)
188 Ferospat Effervescent Fe pirofosfat (mikroenkapsulasi)
175 mg; Mn sulfat 100 µg; Cu
sulfat 100 µg; Vit.C 50 mg; Asam
folat 0,5 mg; Vit.B12 7,5 µg
Dilarutkan atau dicampur dengan air sebelum digunakan (MIMS)
189 FG-Troches Lozenge Gramisidin 1 mg; Fradiomisin
sulfat 2,5 mg
Digunakan ± makanan; Obat dihisap (MIMS)
190 Fitkom Tablet Ca pantotenat 5 mg; Nikotinamid 9
mg Vit.A 1000 IU; Vit.B11,4 mg;
Vit.B12 3 µg; Vit.B2 1,6 mg; Vit.B6
2 mg; Vit.C 60 mg; Vit.D3 100 IU;
Vit.E 5 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik & untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS)
191 Fixef Capsule 100 mg Sefiksim Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, DIH)
192 Flamar Tablet Enteric Coated
25 mg
Natrium diklofenak Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, DIH)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
53
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
193 Flamar Tablet Enteric Coated
50 mg
Natrium diklofenak Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
194 Flexasur Capsule EFAC 140 mg; EPA 13,5 mg; DHA
9,5 mg; Setil miristoleat pada
kompleks asam lemak
teresterifikasi 20,5 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
195 Fludane Capsule Parasetamol 500 mg;
Fenilpropanolamin HCl 12,5 mg;
Klorfeniramin maleat 2 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan
mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM)
Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung parasetamol (IONI)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
Hindari minuman beralkohol, dapat meningkatkan hepatotoksik parasetamol (MTM, DIH)
196 Fluimucil Capsul 200 mg N-Asetilsistein Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin (DIH)
197 Fludane Forte Capsule Parasetamol 650 mg;
Fenilpropanolamin HCl 12,5 mg;
Klorfeniramin maleat 2 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan
mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM)
Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung parasetamol (IONI)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
Hindari minuman beralkohol, dapat meningkatkan hepatotoksik parasetamol (MTM, DIH)
198 Fludane Plus Tablet Parasetamol 500 mg;
Fenilpropanolamin HCl 12,5 mg;
Klorfeniramin maleat 2 mg;
Dekstrometorfan HBr 15 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan
mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM)
Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung parasetamol (IONI)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
54
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
199 Fludilat Tablet 100 mg Bensiklan hidrogen fumarat Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
200 Flutamol Plus Capsul Parasetamol 500 mg;
Fenilpropanolamin HCl 15 mg;
Klorfeniramin maleat 1 mg;
Dekstrometorfan HBr 15 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan
mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM) Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan
yang mengandung parasetamol (IONI)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
Hindari minuman beralkohol, dapat meningkatkan hepatotoksik parasetamol (MTM, DIH)
201 Folamil Genio Soft Capsule Asam folat 1 mg; β-Karoten10,000
IU; Vit. B1 3 mg; Vit. B2 3,4 mg;
Nikotinamid 20 mg; Vit. B6 2 mg;
Ca pantotenat 7,5 mg; Ca karbonat
100 mg, Vit.B12 4 µg, Vit.D3 400
IU,
Vit.K1 50 µg, Biotin 30 µg,
Cu glukonat 0,1 mg, Fe kompleks
polimaltosa 30 mg, DHA dari algae
40 mg, Asam arakhidonat 8 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan setelah makanan (MIMS)
202 Folavit Tablet 400 µg Asam folat Digunakan ± makanan; Tidak dianjurkan pada wanita hamil/menyusui bila dosis lebih dari
batas FDA (MIMS)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM)
203 Formuno Tablet Ekstrak Echinacea purpurea
250mg; Phyllanthus niruri 50 mg;
Ekstrak black elderberry 300 mg;
Zn pikolinat 10 mg; Vit.C 100 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
204 Formyco Tablet 200 mg Ketokonazol Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
Jangan digunakan bersamaan dengan antasida, simetidin, beri jarak 2 jam setelah menggunakan
antasida; Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, MTM, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (MTM, DIH)
205 Frisium Tablet 10 mg Klobazam Digunakan ± makanan (MIMS)
Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke hari berikutnya. Jika mengalami efek
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
55
Universitas Indonesia
samping ini jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum
alkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MIMS,
DIH)
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
206 Fudan Capsule 100 mg Fucoidan Digunakan ± makanan, dapat diberikan sebelum makan atau sesudah makan (MIMS)
207 Fudan Capsule 50 mg Fucoidan Digunakan ± makanan, dapat diberikan sebelum makan atau sesudah makan (MIMS)
208 Fundamin-E Tablet Vit. B1 100 mg; Vit. B6 50 mg;
Vit. B12 100 µg; Vit.E 30 IU
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
209 Fungistop Tablet 500 mg Griseofulvin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan agar diabsorbsi lebih baik & untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (IONI, MIMS)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minuman beralkohol; Hindari kulit dari paparan
cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MIMS, IONI, DIH, MTM)
210 Furosemid Tablet 40 mg Furosemid Digunakan ± makanan, dapat diberikan sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, DIH)
Berikan pada pagi hari bila dosis 1 hari sekali; Jangan menghentikan penggunaan obat ini
kecuali atas anjuran dokter; Sebaiknya mengurangi asupan garam dan memperbanyak asupan
makanan kaya kalium (pisang atau jus jeruk) (MTM, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari
kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (DIH)
211 Gabbryl Tablet 250 mg Paromomisin sulfat Diberikan bersama makanan atau selama makan (MIMS)
212 Gastrul Tablet 200 µg Misoprostol Diberikan sesudah makan dan bersama makanan menjelang tidur malam (MIMS, MTM, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Jangan digunakan
bersama antasida (MTM, DIH)
213 Glibenclamide Tablet 5 mg Glibenklamid Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
214 Glucobay Tablet 100 mg Akarbose Harus diberikan bersama makanan, berikan bersama suapan pertama pada setiap makanan
utama (MIMS, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH)
215 Glucobay Tablet 50 mg Akarbose Harus diberikan bersama makanan, berikan bersama suapan pertama pada setiap makanan
utama (MIMS, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
56
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
216 Glucophage Tablet 500 mg Metformin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan; Jangan menghentikan penggunaan obat
ini kecuali atas anjuran dokter; Hindari minuman beralkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)
217 Glucophage Tablet 850 mg Metformin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan; Jangan menghentikan penggunaan obat
ini kecuali atas anjuran dokter; Hindari minuman beralkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)
218 Glunor Tablet Film Coated
500 mg
Metformin HCl Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan; Jangan menghentikan penggunaan obat
ini kecuali atas anjuran dokter; Hindari minuman beralkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)
219 Glunor Tablet Film Coated
850 mg
Metformin HCl Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan; Jangan menghentikan penggunaan obat
ini kecuali atas anjuran dokter; Hindari minuman beralkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)
220 Glurenorm Tablet 30 mg Glikuidon Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
221 Griseofulvin Tablet 125 mg Griseofulvin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan agar diabsorbsi lebih baik & untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (IONI, MIMS)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minuman beralkohol; Hindari kulit dari paparan
cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MIMS, IONI, DIH, MTM)
222 Griseofulvin Tablet 500 mg Griseofulvin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan agar diabsorbsi lebih baik & untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (IONI, MIMS)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minuman beralkohol; Hindari kulit dari paparan
cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MIMS, IONI, DIH, MTM)
223 HCT Tablet 25 mg Hidroklortiazid Diberikan bersama makanan; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran
dokter; Memperbanyak asupan makanan kaya kalium (pisang) (DIH)
Jika diberikan satu kali sehari, gunakan pagi hari. Jika diberikan dua kali sehari, gunakan pagi
hari dan sore untuk menghindari urinasi berlebih (MTM, DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minuman beralkohol; Hindari kulit dari paparan
cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MTM)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
57
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
224 Hemaviton Action Capsule Vit.B1 50 mg; Vit.B5 10 mg; Vit.B12
10 µg; Nikotinamid 50 mg; Zn 10
mg; Ca pantotenat 15 mg; Vit.C
150 mg; Ekstrak ginseng setara
dengan bubuk ginseng 800 mg;
Kreatinin 100 mg; Guaranin 50 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
225 Hemaviton Skin Nutrient
Capsule
ß-karoten 5000 IU; Vit. C 150 mg;
Se 50 µg; Vit. E 200 IU; Zn 15 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
226 Hemaviton Stamina Capsule Asam L-glutamat 200 mg; Ekstrak
ginseng 800 mg; Vit.A 1000 IU;
Vit.C 150 mg; Vit.E 15 mg; Zn 15
mg; Vit.B1 7,5mg; Vit.B2 8,5 mg;
Vit.B6 10 mg; Vit B12 5 µg;
Vit.B3 50 mg; Vit.B5 10 mg; Asam
folat 100 µg; Ca 100 mg; Fe 10 mg;
Fosfat 75 mg; Guaranin 3,5 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
227 Hemobion Capsule Fe fumarat 300 mg; Asam folat 1,5
mg; Vit. B12 15 µg; Vit.C 75 mg;
kalsium
karbonat 200 mg; kolekalsiterol 400
IU
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
228 Hepa-Q Capsule Ekstrak Ilybum marianum 100 mg;
Ekstr. Curcuma xanthorrhizae 249
mg; Ekstrak fructus schisandrae 7,5
mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
229 Hept-A-Myl Tablet 150 mg Heptaminol HCl Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
230 Herbesser Tablet 30 mg Diltiazem HCl Digunakan ± makanan (MIMS, MTM); Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas
anjuran dokter (MTM, DIH)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, MTM, DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin.
Hindari minum alkohol (DIH)
231 Hexer Tablet 150 mg Ranitidin HCl Digunakan ± makanan (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
58
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
232 Homoclomin Tablet 10 mg Homoklorsiklizin HCl Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (MIMS)
233 Imboost Force Caplet Echinacea purpurea 250 mg;
Ekstak Black elderberry 400 mg;
Zn picolinate 10 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
234 Imboost Tablet Echinacea purpurea 250 mg;
Zn pikolinat 10 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
235 Imodium Tablet Film Coated 2
mg
Loperamid HCl Digunakan ± makanan (MIMS); Digunakan segera setiap habis buang air besar, namun tidak
boleh melebihi dosis; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin. (MTM, DIH)
236 Imudator Capsule Ekstrak Polinaceae 200 mg;
Ekstrak Phyllanthus niruri 50 mg;
Ekstrak Reishi musroom 250 mg;
Zn pikolinat 10 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
237 Imunos Caplet Film Coated Echinacea (EFLA 894) 500 mg;
Zn pikolinat 10 mg; Selenium 15
µg; Vit.C 50 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
238 Inazol Capsule 30 mg Lansoprazol Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22; Obat seluruhnya ditelan, tidak
dikunyah22
(IONI, MTM, DIH)
Diberikan dalam kondisi perut kosong atau sebelum makan, baik digunakan sebelum makan
pagi (MIMS, MTM, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Sukralfat dapat
digunakan 20 menit setelah lansoprazol (MTM)
239 Incidal OD Capsule 10 mg Setirizin diklorida Digunakan ± makanan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau
menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (MIMS, IONI, DIH, MTM)
240 Inclarin Tablet 10 mg Loratadin Digunakan ± makanan (MIMS)
Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MTM)
Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan, namun
dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MTM, DIH)
Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (IONI)
241 INH Ciba + Vit B6 Tablet 400
mg
Isoniazid 400 mg; Vit. B6 10 mg Diberikan setengah sampai satu jam sebelum makan (IONI)
Paling baik diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah
makan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
59
Universitas Indonesia
(MIMS, DIH, MTM)
Hindari dosis terlewat, gunakan pada waktu yang sama setiap harinya dan jangan
menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, IONI)
Antasida dapat digunakan 1 jam setelah isoniazid (MTM)
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
242 INH Ciba Tablet 300 mg Isoniazid Diberikan setengah sampai satu jam sebelum makan (IONI)
Paling baik diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah
makan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI
(MIMS, DIH, MTM)
Hindari dosis terlewat, gunakan pada waktu yang sama setiap harinya dan jangan
menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, IONI)
Antasida dapat digunakan 1 jam setelah isoniazid (MTM)
243 INH Tab 300 mg Isoniazid Diberikan setengah sampai satu jam sebelum makan (IONI)
Paling baik diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah
makan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI
(MIMS, DIH, MTM)
Hindari dosis terlewat, gunakan pada waktu yang sama setiap harinya dan jangan
menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, IONI)
Antasida dapat digunakan 1 jam setelah isoniazid (MTM)
244 Interflox Capsule 500 mg Siprofloksasin Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Baik diberikan 2 jam setelah makan; Hindari mengonsumsi makanan atau minuman
berkafein (MIMS, DIH, MTM)
Jangan minum susu, obat yang tidak dapat dicerna, atau obat yang mengandung besi dan seng
pada saat yang sama dengan obat ini; Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai
habis kecuali mengalami efek samping yang tidak diinginkan; Obat seluruhnya ditelan, tidak
dikunyah (IONI, MIMS, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari
atau cahaya lampu secara langsung (MTM, DIH); Jika menimbulkan rasa kantuk. Jangan
mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)
245 Interhistin Capsule 50 mg Mebhidrolin Napadisilat Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan
mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (MIMS)
246 Intermoxil Capsule 500 mg Amoksisilin trihidrat Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik & untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS, MTM, DIH)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
60
Universitas Indonesia
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air
(MTM)
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
247 Internolol Tablet 50 mg Atenolol Digunakan ± makanan (MIMS, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM)
Tidak digunakan bersama antasida; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (DIH)
248 Interpril Tablet 5 mg Lisinopril Digunakan ± makanan (MIMS)
Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan (DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Dapat menyebabkan
rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau
menjalankan mesin (DIH, MTM)
249 Interzol Tablet 200 mg Ketokonazol Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
Jangan digunakan bersamaan dengan antasida, simetidin, beri jarak 2 jam setelah menggunakan
antasida; Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, MTM, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (MTM, DIH)
250 Intunal Caplet Parasetamol 300 mg;
Fenilpropanolamin HCl 12,5 mg;
Deksklorfeniramin maleat 1 mg;
Dekstrometorfan HBr 10 mg;
Gliseril guaiakolat 50 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan
mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM)
Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung parasetamol (IONI)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
251 Intunal Forte Tablet Parasetamol 500 mg;
Fenilpropanolamin HCl 15 mg;
Deksklorfeniramin maleat 2 mg;
Dekstrometorfan HBr 15 mg;
Gliseril guaiakolat 50 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan
mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM)
Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung parasetamol (IONI)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
252 Isoprinosine Tablet 500 mg Metisoprinol Digunakan ± makanan (MIMS)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
61
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
253 Isosorbide Dinitrat Tab Sub
Lingual 5 mg
Isosorbid Dinitrat Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ jam sebelum makan; Dilarutkan di bawah lidah
(MIMS)
Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan; Jangan
menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air; Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek
samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin (DIH, MTM)
Hindari minuman beralkohol, dapat menyebabkan hipotensi berat (DIH)
254 Isprinol Tablet 500 mg Metisoprinol Digunakan ± makanan (MIMS)
255 Jayacin Tablet 500 mg Siprofloksasin Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Baik diberikan 2 jam setelah makan; Hindari mengonsumsi makanan atau minuman
berkafein (MIMS, DIH, MTM)
Jangan minum susu, obat yang tidak dapat dicerna, atau obat yang mengandung besi dan seng
pada saat yang sama dengan obat ini; Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai
habis kecuali mengalami efek samping yang tidak diinginkan; Obat seluruhnya ditelan, tidak
dikunyah (IONI, MIMS, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari
atau cahaya lampu secara langsung (MTM, DIH); Jika menimbulkan rasa kantuk. Jangan
mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)
256 Jonit Max Glukosamine HCI 500 mg; Zn 5
mg; MSM 200 mg; Kondroitin
Sulfate 400 mg; Mn Sulfat 0,5 mg;
Vit.C 50 mg; Mg Gliserofosfat 10
mg; Vit.E 25 mg
-
257 Kaflam Tablet Sugar Coated
50 mg
Kalium Diklofenak Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
258 Kalmoxilin Capsule 500 mg Amoksisilin trihidrat Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM)
Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik & untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS, MTM, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak
dikunyah; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
62
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
259 Kalnex Capsule 250 mg Asam traneksamat Digunakan ± makanan (MIMS)
260 Kalnex Tablet 500 mg Asam traneksamat Digunakan ± makanan (MIMS)
261 Kaltrofen Tablet Enteric
Coated 50 mg
Ketoprofen Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan (IONI, MIMS)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari minuman beralkohol; Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air (DIH, MTM)
262 Kenacort Tablet 4 mg Triamsinolon Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI)
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, MTM, DIH)
Tidak boleh digunakan pada trimester pertama (MIMS); Jangan menghentikan penggunaan
obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)
263 Ketesse Tablet Film Coated 25
mg
Deksketoprofen trometamol Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ jam sebelum makan, terutama untuk membantu
dengan cepat pada nyeri akut (MIMS, IONI)
264 Ketoconazole Tablet 200 mg Ketokonazol Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
Jangan digunakan bersamaan dengan antasida, simetidin, beri jarak 2 jam setelah menggunakan
antasida; Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, MTM, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (MTM, DIH)
265 Lacto-B Sachet 1 g Viable cell counts 1x107 CFU/g (Lactobacillus acidophilus, Bifidobacterium longun, Streptococcus thermophillus); Vit. C 10 mg; Vit. B1 0.5 mg; Vit. B2 0.5 mg; Vit. B6 0.5 mg, Niasin 2 mg; Protein 0.02 g; Lemak 0,1 g
Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS)
266 Lameson Tablet 4 mg 6a- Metil prednisolon Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI, MTM)
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI
(IONI, MIMS, DIH, MTM)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Berikan pada pagi hari
bila dosis 1 hari sekali, bila penggunaan lebih dari sekali dalam sehari berikan interval yang
sama dari waktu bangun tidur dan menjelang tidur malam; Dapat menyebabkan rasa kantuk.
Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin;
Hindari minuman beralkohol (MTM, DIH)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
63
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
267 Lameson Tablet 8 mg 6a- Metil prednisolon Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI, MTM)
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI
(IONI, MIMS, DIH, MTM)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Berikan pada pagi hari
bila dosis 1 hari sekali, bila penggunaan lebih dari sekali dalam sehari berikan interval yang
sama dari waktu bangun tidur dan menjelang tidur malam; Dapat menyebabkan rasa kantuk.
Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin;
Hindari minuman beralkohol (MTM, DIH)
268 Lanaven Capsule Extr. kacang kedelai murni (100
mg) 40% poliunsaturated fosfatidil
kolin & 95% 3-Sn- fosfatidil kolin
terstandarisasi); Ekstr. Citrus
kompleks; 20% Ekstr. hippocastani
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
269 Lansoprazole Capsule 30 mg Lansoprazol Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22; Obat seluruhnya ditelan, tidak
dikunyah22
(IONI, MTM, DIH)
Diberikan dalam kondisi perut kosong atau sebelum makan, baik digunakan sebelum makan
pagi (MIMS, MTM, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Sukralfat dapat
digunakan 20 menit setelah lansoprazol (MTM)
270 Lapibal Capsul 250 µg Mekobalamin Digunakan ± makanan (MIMS)
271 Lapibal Capsul 500 µg Mekobalamin Digunakan ± makanan (MIMS)
272 Lapimox Caplet 500 mg Amoksisilin trihidrat Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik & untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS, MTM, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak
dikunyah; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM)
273 Lasix Tablet 40 mg Furosemid Digunakan ± makanan, dapat diberikan sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, DIH)
Berikan pada pagi hari bila dosis 1 hari sekali; Jangan menghentikan penggunaan obat ini
kecuali atas anjuran dokter; Sebaiknya mengurangi asupan garam dan memperbanyak asupan
makanan kaya kalium (pisang atau jus jeruk) (MTM, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari
kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (DIH)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
64
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
274 Lasmalin Tablet 250 mg Terbutalin sulfat Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI)
Digunakan ± makanan (MIMS)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air; Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek
samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin (DIH)
275 Laxing Capsule Ekstr. sennae fructus 100 mg;
Ekstrak aloe 33 mg; Ekstr.
Foeniculi semen 60 mg; Ekstr.
aleuritidis endosperm 60 mg
-
276 Lecrav Caplet Film Coated
500 mg
Levofloksasin hemihidrat Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya
matahari atau cahaya lampu secara langsung; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan
mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol. (MIMS, MTM,
DIH)
Jangan minum antasida, sukralfat dan obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) pada
saat bersamaan dengan obat ini; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI)
Antasida, sukralfat dan obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) dapat digunakan
dengan memberi jarak 2 jam sebelum / sesudah menggunakan levofloksasin (MTM, DIH)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
277 Lesichol Soft Capsule 600 mg Lesitin murni (PPC 95%) 600 mg;
Vit. B1 6 mg; Vit. B2 6 mg; Vit. E
10 mg; Vit. B6 6 mg; Vit. B12 6 µg;
Nikotinamid 30 mg
Digunakan ± makanan (MIMS)
278 Letonal Tablet 25 mg Spironolakton Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan, agar diabsorbsi lebih baik & untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (IONI, MIMS, MTM, DIH)
Jika diberikan satu kali sehari, gunakan pagi hari. Jika diberikan dua kali sehari, gunakan pagi
hari dan sore untuk menghindari urinasi berlebih; Jangan menghentikan penggunaan obat ini
kecuali atas anjuran dokter; Mengurangi asupan makanan kaya kalium (pisang); Menyebabkan
rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum
alkohol (MTM, DIH)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
65
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
279 Levocin Tablet Film Coated
500 mg
Levofloksasin Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya
matahari atau cahaya lampu secara langsung; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan
mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol. (MIMS, MTM,
DIH)
Jangan minum antasida, sukralfat dan obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) pada
saat bersamaan dengan obat ini; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI)
Antasida, sukralfat dan obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) dapat digunakan
dengan memberi jarak 2 jam sebelum / sesudah menggunakan levofloksasin (MTM, DIH)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
280 Levofloxacin Tablet Film
Coated 500 mg
Levofloksasin Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya
matahari atau cahaya lampu secara langsung; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan
mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol. (MIMS, MTM,
DIH)
Jangan minum antasida, sukralfat dan obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) pada
saat bersamaan dengan obat ini; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI)
Antasida, sukralfat dan obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) dapat digunakan
dengan memberi jarak 2 jam sebelum / sesudah menggunakan levofloksasin (MTM, DIH)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
281 Librax Dragee Klordiazepoksid 5 mg;
Klidinium Bromida 2,5 mg
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)
Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ - 1 jam sebelum makan & menjelang tidur malam;
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MIMS, MTM, DIH)
282 Lincomycin Capsule 500 mg Linkomisin HCl Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan;
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MIMS);
283 Lipanthyl Capsule 200 mg Fenofibrat Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)
284 Lipitor Tablet 10 mg Atorvastatin Ca Digunakan ± makanan (MIMS)
Dapat diberikan dengan makanan, dapat diberikan kapan pun tanpa memperhatikan waktu
makan; Hindari minuman beralkohol, dapat meningkatkan efek hepatotoksisitas (DIH)
Diberitahukan dapat menyebabkan efek ke otot (IONI, DIH)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
66
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
285 Lipitor Tablet 20 mg Atorvastatin Ca Digunakan ± makanan (MIMS)
Dapat diberikan dengan makanan, dapat diberikan kapan pun tanpa memperhatikan waktu
makan; Hindari minuman beralkohol, dapat meningkatkan efek hepatotoksisitas (DIH)
Diberitahukan dapat menyebabkan efek ke otot (IONI, DIH)
286 Liproqy Capsule Koenzim Q10 40 mg; lycopene 10
mg, Vi.t E 100 IU; Ekstrak grape
seed 20 mg; Epigallocatechin
gallate 75 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
287 Livron B-Plex Dragee Vit. B1 1,5 mg; Vit. B2 0,25 mg;
Vit. B6 0,25 mg; Vit. B12 0,5 µg;
Vit. C 12,5 mg; Ca pantotenat 1,5
mg; nikotinamid 10 mg; asam folat
0,5 mg; Fe (II) glukonat 7,5 mg; Cu
(II) sulfat 0,65 mg; hati kering 100
-
288 Lodia Tablet Film Coated
2 mg
Loperamid HCl Digunakan ± makanan (MIMS); Digunakan segera setiap habis buang air besar, namun tidak
boleh melebihi dosis; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin. (MTM, DIH)
289 Loratadine Tablet 10 mg Loratadin Digunakan ± makanan (MIMS)
Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MTM)
Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan, namun
dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MTM, DIH)
Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (IONI)
290 Lysagor Tablet 0,5 mg Pizotifen Digunakan ± makanan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau
menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (MIMS)
291 Maintate Tablet 5 mg Bisoprolol fumarat Digunakan ± makanan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, DIH, MTM)
Tidak digunakan bersama antasida; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (DIH, MTM)
292 Matovit Dragee Β-karoten 5 mg; Ekst. bilberry
kering 80 mg; Retinol 1600 IU;
Vit. E 40 mg
Digunakan ± makanan (MIMS)
293 Mecobalamin Capsule 500µg Mekobalamin Digunakan ± makanan (MIMS)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
67
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
294 Mediamer B6 Dragee Piratiazin teoklat 40 mg;
Vitamin B6 37,5 mg
Digunakan ± makanan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau
menjalankan mesin (MIMS)
295 Mefinal Caplet FC 500 mg Asam mefenamat Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan karena dapat menyebabkan iritasi
mukosa lambung; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS, IONI)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minuman beralkohol (MTM, DIH)
296 Mefinal Capsule 250 mg Asam mefenamat Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan karena dapat menyebabkan iritasi
mukosa lambung; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS, IONI)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minuman beralkohol (MTM, DIH)
297 Mefinter Caplet 500 mg Asam mefenamat Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan karena dapat menyebabkan iritasi
mukosa lambung; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS, IONI)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minuman beralkohol (MTM, DIH)
298 Megazing Caplet Vit.E 30 IU; Vit.C 750 mg; Vit.B1
15 mg; Vit.B2 15 mg; nikotinamid
100 mg; Vit. B6 25 mg; Vit. B12 12
µg; asam folat 0,4 mg; Ca 20 mg;
Asam pantotenat 20 mg; Zn 20 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
299 Meloxicam Tablet 15 mg Meloksikam Diberikan bersama makanan atau sesudah makan IONI)
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makanan untuk mengurangi rasa tidak
nyaman/iritasi pada GI (MIMS, DIH)
Hindari minuman beralkohol, dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung (DIH)
300 Meloxicam Tablet 7,5 mg Meloksikam Diberikan bersama makanan atau sesudah makan IONI)
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makanan untuk mengurangi rasa tidak
nyaman/iritasi pada GI (MIMS, DIH)
Hindari minuman beralkohol, dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung (DIH)
301 Merislon Tablet 6 mg Betahistin mesilat Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)
302 Mertigo Tablet 6 mg Betahistin mesilat Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)
303 Metformin Caplet Film Coated
500 mg
Metformin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan; Jangan menghentikan penggunaan obat
ini kecuali atas anjuran dokter; Hindari minuman beralkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)
304 Metformin Tablet 850 mg Metformin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
68
Universitas Indonesia
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan; Jangan menghentikan penggunaan obat
ini kecuali atas anjuran dokter; Hindari minuman beralkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
305 Methergin Tablet 0,125 mg Metilergometrin hidrogen maleat Digunakan ± makanan, diberikan sebelum atau sesudah makan (MIMS)
306 Methicol Tablet Sugar Coated dl-metionin 100 mg; Kolin bitartrat
100 mg; Vit.B1 mononitrat 2 mg;
Vit.E 3 mg; Vit.B2 2 mg; Vit.B6
HCl 2 mg; Vit.B12 0,67 µg; Biotin
100 µg; Ca pantotenat 3 mg; Asam
folat 400 µg; Nikotinamid 6 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
307 Methycobal Capsul 250 µg Mekobalamin Digunakan ± makanan (MIMS)
308 Methycobal Capsul 500 µg Mekobalamin Digunakan ± makanan (MIMS)
309 Methylprednisolone Tablet
4 mg
Metil prednisolon Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI, MTM)
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI
(IONI, MIMS, DIH, MTM)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Berikan pada pagi hari
bila dosis 1 hari sekali, bila penggunaan lebih dari sekali dalam sehari berikan interval yang
sama dari waktu bangun tidur dan menjelang tidur malam; Dapat menyebabkan rasa kantuk.
Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin;
Hindari minuman beralkohol (MTM, DIH)
310 Methylprednisolone Tablet
8 mg
Metil prednisolon Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI, MTM)
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI
(IONI, MIMS, DIH, MTM)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Berikan pada pagi hari
bila dosis 1 hari sekali, bila penggunaan lebih dari sekali dalam sehari berikan interval yang
sama dari waktu bangun tidur dan menjelang tidur malam; Dapat menyebabkan rasa kantuk.
Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin;
Hindari minuman beralkohol (MTM, DIH)
311 Metronidazole Tablet
500 mg
Metronidazol Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air (IONI);
Hindari minuman beralkohol; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu
secara langsung; Obat ini menyebabkan urin berwarna gelap atau coklat (IONI, MTM, DIH)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
69
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
312 Mextril Tablet Gliseril guaiakolat 100 mg;
Dekstrometorfan HBr 15 mg;
Fenilpropanolamin HCl 12,5 mg;
Klorfeniramin maleat 1 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan
mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
313 Mezatrin Capsule 250 mg Azitromisin dihidrat Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan, dapat
juga digunakan ± makanan, diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, IONI, MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Antasida diminum 2 jam sebelum atau 4
jam sesudah Azitromisin (MTM)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
314 Microgynon 30 ED Tablet
(Lingkar Biru)
21 tablet masing-masing
mengandung levonogestrel 150 µg;
etinilestradiol 30 µg plus 7 tablet
plasebo
Digunakan ± makanan; Diberikan 1 tablet/hari selama 28 hari berturut-turut (MIMS)
315 Mixagrip Tablet Parasetamol 500 mg;
Klorfeniramin maleat 2 mg;
Fenilpropanolamin HCl 25 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan
mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM)
Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung parasetamol (IONI)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
Hindari minuman beralkohol, dapat meningkatkan hepatotoksik parasetamol (MTM, DIH)
316 Moloco+B12 Dragee Vit.B12 20 µg; Ekstrak plasental 15
mg
Diberikan sesudah makan. Obat dapat seluruhnya ditelan atau dikunyah (MIMS)
317 Movicox Tablet 15 mg Meloksikam Diberikan bersama makanan atau sesudah makan IONI)
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makanan untuk mengurangi rasa tidak
nyaman/iritasi pada GI (MIMS, DIH)
Hindari minuman beralkohol, dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung (DIH)
318 Movicox Tablet 15 mg Meloksikam Diberikan bersama makanan atau sesudah makan IONI)
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makanan untuk mengurangi rasa tidak
nyaman/iritasi pada GI (MIMS, DIH)
Hindari minuman beralkohol, dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung (DIH)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
70
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
319 Movicox Tablet 7,5 mg Meloksikam Diberikan bersama makanan atau sesudah makan IONI)
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makanan untuk mengurangi rasa tidak
nyaman/iritasi pada GI (MIMS, DIH)
Hindari minuman beralkohol, dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung (DIH)
320 Mucopect Tablet 30 mg Ambroksol HCl Diberikan bersama makanan atau setelah makan (MIMS)
321 Mucosta Tablet Film Coated
100 mg
Rebamipid Digunakan ± makanan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS)
322 Mycoral Tablet 200 mg Ketokonazol Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
Jangan digunakan bersamaan dengan antasida, simetidin, beri jarak 2 jam setelah menggunakan
antasida; Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, MTM, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (MTM, DIH)
323 Mycostop Tablet 250 mg Griseofulvin micronized Diberikan bersama makanan atau sesudah makan agar diabsorbsi lebih baik & untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (IONI, MIMS)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minuman beralkohol; Hindari kulit dari paparan
cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MIMS, IONI, DIH, MTM)
324 Mycostop Tablet 500 mg Griseofulvin micronized Diberikan bersama makanan atau sesudah makan agar diabsorbsi lebih baik & untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (IONI, MIMS)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minuman beralkohol; Hindari kulit dari paparan
cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MIMS, IONI, DIH, MTM)
325 Mylanta Tablet Al(OH)3 200 mg; Mg(OH)2 200 mg;
Simetikon 20 mg
Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1-2 jam setelah makan & menjelang tidur malam
(MIMS, DIH, MTM)
Obat dikunyah/dihancurkan; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
326 Myonal Tablet 50 mg Eperison HCl Diberikan bersama makanan atau setelah makan; Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika
mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin
(MIMS)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
71
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
327 Nalgestan Tablet Fenilpropanolamin HCl 15 mg;
Klorfeniramin maleat 2 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan
mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
328 Natrium Diclofenac Tablet 25
mg
Natrium diklofenak Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
329 Natrium Diclofenac Tablet 50
mg
Natrium diklofenak Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
330 Natur E Capsule D-a-tokoferol Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah
(MIMS, DIH)
331 Neo Enterostop Koloidal attapulgit teraktivasi 650
mg; Pektin 50 mg
Digunakan ± makanan (MIMS)
332 Neo Napacin Tablet Teofilin 130 mg; Efedrin 12,5 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS, IONI)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air dalam kondisi perut kosong, satu jam sebelum makan atau
dua jam setelah makan (MTM, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (DIH)
333 Neo-Rheumacyl Neuro Caplet Ibuprofen 200 mg; Vit. B1 50 mg;
Vit. B6 100 mg; Vit. B12 100 µg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari minuman beralkohol (MTM)
334 Neo-Rheumacyl Tablet Ibuprofen 200 mg;
parasetamol 350 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari minuman beralkohol (MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang
mengandung parasetamol (IONI)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
72
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
335 Neozep Forte Fenilpropanolamin HCl 15 mg;
Parasetamol 250 mg; Klorfeniramin
maleat 2 mg; Salisilamid 150 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan
mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS,
DIH, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM)
Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung parasetamol (IONI)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
Hindari minuman beralkohol, dapat meningkatkan hepatotoksik parasetamol (MTM, DIH)
336 Nephrolit Capsule Ekstr. folium Orthosiphon
stamineus 18 mg; Ekstr. folium
Strobilanthus crispus 6 mg; Ekstr.
folium Sonchus arvensis 24 mg;
Ekstr. folium Phyllanthus niruri 2,4
mg; Vit.B6 5 mg; As. folat 200 µg
-
337 Neuralgin Rx Caplet Metampiron 500 mg; Vit.B1 50 mg;
Vit.B6 HCl 10 mg; kafein 50 mg;
Vit. B12 10 µg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
338 Neuraxon 5000 Caplet Film
Coated
Vit.B1 100 mg; Vit.B6 100mg;
Vit.B12 5000 µg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
339 Neurobion Tablet 5000 mg Vit.B1 100 mg; Vit.B6 100mg;
Vit.B12 5000 µg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak
dikunyah/dihancurkan (MIMS)
340 Neurobion Dragee Vit.B1 100 mg; Vit.B6 200mg;
Vit.B12 200 µg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak
dikunyah/dihancurkan (MIMS)
341 Neurodial Tablet Metampiron 500 mg; Diazepam 2
mg
Obat ini diminum bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke hari berikutnya. Jika mengalami efek
samping ini jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol
(IONI, MIMS, MTM, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Gunakan sesuai dengan
petunjuk dokter; Hindari merokok (MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
342 Neurofenac Plus Tablet
Enteric Coated
Vit.B12 1 mg; Na Diklofenak 50
mg; Piridoksol HCl 50 mg; Tiamin
nitrat 50 mg
Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
73
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
343 Neuropyron Tablet Metampiron 500 mg; Diazepam 2
mg
Obat ini diminum bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke hari berikutnya. Jika mengalami efek
samping ini jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol
(IONI, MIMS, MTM, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Gunakan sesuai dengan
petunjuk dokter; Hindari merokok (MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
344 Neurosanbe Plus Caplet Film
Coated
Metampiron 500 mg; Vit.B1 50 mg;
Vit B6 100 mg; Vit B12 100 µg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS)
345 Neurosanbe Tablet Film
Coated
Vit. B1 100 mg; Vit. B6 200 mg;
Vit. B12 200 µg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS) 346 Neurosanbe Tablet Film
Coated 5000 mg
Vit. B1 100 mg; Vit. B6 100 mg;
Vit. B12 5000 µg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS) 347 Neurovit E Dragee Vit. B1 100 mg; Vit. B6 200 mg;
Vit. B12 200 µg; Vit.E 50 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
348 New Diatab Attapulgit teraktivasi Digunakan ± makanan (MIMS)
349 New Skelan Capsule Ca fenilbutazon 200 mg;
Karisoprodol 125 mg
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (IONI, MTM)
Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan (MIMS, MTM)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)
350 Nichorizin Tablet 10 mg Setirizin diHCl Digunakan ± makanan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau
menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (MIMS, IONI, DIH, MTM)
351 Nichorizin Tablet 5 mg Setirizin diHCl Digunakan ± makanan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau
menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (MIMS, IONI, DIH, MTM)
352 Nifedin Tablet Film Coated
10 mg
Nifedipin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, DIH, MIMS)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, MTM).
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM)
Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan (MTM)
353 Nifedipine Tablet 10 mg Nifedipin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, DIH, MIMS)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, MTM).
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM)
Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan (MTM)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
74
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
354 Nizoral Tablet 200 mg Ketokonazol Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
Jangan digunakan bersamaan dengan antasida, simetidin, beri jarak 2 jam setelah menggunakan
antasida; Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, MTM, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (MTM, DIH)
355 Nonflamin Capsule 50 mg Tinoridin HCl -
356 Nootropil Capsule 400 mg Pirasetam Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin (IONI)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MIMS)
357 Norit Tablet Karbon aktif -
358 Norvask Tablet 10 mg Amlodipin besilat Digunakan ± makanan, dapat diberikan tanpa memperhatikan waktu makan (MIMS)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air; Diminum pada waktu yang sama setiap harinya (MTM)
359 Norvask Tablet 5 mg Amlodipin besilat Digunakan ± makanan, dapat diberikan tanpa memperhatikan waktu makan (MIMS)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air; Diminum pada waktu yang sama setiap harinya (MTM)
360 Novalgin Tablet 500 mg Metampiron Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
361 Nufalev Tablet 500 mg Levofloksasin Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya
matahari atau cahaya lampu secara langsung; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan
mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol. (MIMS, MTMc)
Jangan minum antasida, sukralfat dan obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) pada
saat bersamaan dengan obat ini; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI)
Antasida, sukralfat dan obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) dapat digunakan
dengan memberi jarak 2 jam sebelum / sesudah menggunakan levofloksasin (MTM, DIH)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
362 Nutriflam Capsule Serratiopeptidase 5 mg; Lesitin 100
mg Pankreatin 25 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
363 Ocuson Tablet Betametason 0,25 mg;
Deksklorfeniramin maleat 2 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI
(IONI, MIMS, DIH); Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (DIH)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
75
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
364 Ofloxacin Tablet 200 mg Ofloksasin Digunakan ± makanan (MIMS); Paling baik Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam
sebelum makan atau 2 jam setelah makan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi
rasa tidak nyaman pada GI (MTM)
Jangan minum antasida dan obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) pada saat
bersamaan dengan obat ini (IONI, MIMS)
Antasida atau obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) dapat digunakan dengan
memberi jarak 2 jam sebelum/sesudah menggunakan ofloksasin; Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air (MIMS, DIH, MTM)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu
secara langsung (IONI, DIH, MTM)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin (MTM, DIH)
365 Omeprazole Capsule 20 mg Omeprazol Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22 (IONI)
Diberikan bersama makanan atau segera sebelum makan (MIMS, DIH)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan22
(MIMS, DIH, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MIMS)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM)
366 Omepros Soft Capsule Omega 3; Omega 6; Omega 9;
DHA, EPA, Vit.E
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
Hindari alkohol (DIH)
367 Ondansetron Tablet 8 mg Ondansetron Digunakan ± makanan (MIMS)
368 Oscal Tablet 0,25 mg Kalsitrol Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS)
369 Ossoral Caplet Film Coated
800 mg
Ossein hidroksiapatite 800 mg;
Kalsium 178 mg; Fosfor 82 mg
Diberikan bersama makanan atau segera sebelum makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak
dikunyah/dihancurkan (MIMS)
370 Oste Capsule Glukosamin hidroklorida 250 mg;
Kondroitin sulfat 200 mg; Vit.C
25mg; Mn 0,25 mg; Zn 2.5 mg; Mg
5 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
371 Oste Forte Capsule Glukosamin HCl 500 mg; Mn 0.5
mg; Kondroitin sulfat 400 mg; Mg
10 mg; Zn 5 mg; Vit.C 50 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
76
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
372 Osteocal Tablet Chew 500 mg Kalsium karbonat 1250 mg (setara
dengan 500 mg elemen Ca)
Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik, hindari
makanan berserat tinggi; Obat dikunyah (MIMS)
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Diminum dengan menambahkan sejumlah
besar air; Obat ini diminum 1 – 2 jam sebelum atau setelah mengonsumsi obat lain, karena
dapat menurunkan efektifitas obat lain (MTM, DIH)
Hindari alkohol karena dapat meningkatkan resiko osteoporosis (DIH)
373 Osteor Plus Caplet Film
Coated
Glukosamin sulfat 500 mg;
Kondroitin sulfat 400 mg; Vit.C 50
mg; Mn 0,5 mg; Mg 10 mg; Se 10
µg; Zn 5 mg; MSM 350 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak
dikunyah/dihancurkan (MIMS)
374 Panadol Cold & Flu Caplet Parasetamol 500 mg;
Dekstrometorfan HBr 15 mg;
Pseudoefedrin HCl 30 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan
mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM) Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan
yang mengandung parasetamol (IONI)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
375 Panadol Extra Caplet Parasetamol 500 mg;
kafein 65 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang
mengandung parasetamol (IONI)
Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
376 Panadol Tablet Parasetamol 500 mg Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang
mengandung parasetamol (IONI)
Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
377 Paracetamol Tablet 500 mg Parasetamol 500 mg Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, MTM)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
77
Universitas Indonesia
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang
mengandung parasetamol (IONI)
Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
378 Paxicam Tablet 15 mg Meloksikam Diberikan bersama makanan atau sesudah makan IONI)
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makanan untuk mengurangi rasa tidak
nyaman/iritasi pada GI (MIMS, DIH)
Hindari minuman beralkohol, dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung (DIH)
379 Pehadoxin Forte Tablet Isoniazid 400 mg; Vit.B6 10 mg Diberikan setengah sampai satu jam sebelum makan (IONI)
Paling baik diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah
makan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI
(MIMS, DIH, MTM)
Hindari dosis terlewat, gunakan pada waktu yang sama setiap harinya dan jangan
menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, IONI)
Antasida dapat digunakan 1 jam setelah isoniazid (MTM)
380 Pharmaton Formula Soft
Capsule
Ekstr. ginseng G115 40 mg;
Dimetilaminoetanol bitartrat 26 mg;
Vit.A palmitat 4.000 IU; Vit.B2 2
mg; Vit.B1 mononitrat 2 mg; Vit.B6
1 mg; Vit.B12 1 µg; Vit.C 60 mg;
Vit.D 400 IU; Vit.E 10 mg;
Nikotinamid 15 mg; Ca pantotenat
10 mg; Rutin 20 mg; Fe sulfat
dihidrat 33 mg; Dibasik Ca fosfat
307,5 mg; Ca fluorida 0,42 mg; K
sulfat 18 mg; Cu sulfat monohidrat
2,8 mg; Mg sulfat trihidrat 71 mg;
Zn oksida 1,25 mg; Lesitin 66 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
381 Pharmaton Vitamin Tablet
Film Coated
Ekstr. ginseng G115 40 mg; ß-
karoten 4,8 mg; Vit.D3 200 IU;
Vit.E 10 mg; Vit.B11,4 mg; Vit.B2
1,6 mg; Vit.B6 2
mg; Vit.B12 1 µg; Biotin 150 µg;
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
78
Universitas Indonesia
Nikotinamid 18 mg; Vit.C 60 mg;
asam folat 0,2 mg; Cu 2 mg; Se 50
µg; Mn 2,5 mg; Mg 40 mg; Fe 10
mg; Zn 1mg; Ca 100 mg
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
382 Pharolit Powder Sachet NaCl 0,52 g; KCl 0,3 g; Trinatrium
sitrat dihidrat 0,58 g
-
383 Phenobarbital Tablet 30 mg Fenobarbital Digunakan ± makanan; Jika dosis sekali sehari, berikan menjelang tidur (MTM)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI,
MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
384 Piracetam Caplet 800 mg Pirasetam Diberikan sebelum makan; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran
dokter (MIMS); Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan
mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin (IONI)
385 Pirofel Capsule 10 mg Piroksikam Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan (IONI, MIMS, MTM)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan menambahkan
sejumlah besar air (MTM, DIH)
386 Pirofel Capsule 20 mg Piroksikam Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan (IONI, MIMS, MTM)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan menambahkan
sejumlah besar air (MTM, DIH)
387 Piroxicam Capsule 10 mg Piroksikam Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan (IONI, MIMS, MTM)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan menambahkan
sejumlah besar air (MTM, DIH)
388 Piroxicam Capsule 20 mg Piroksikam Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan (IONI, MIMS, MTM)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan menambahkan
sejumlah besar air (MTM, DIH)
389 Plantacid Forte Tablet Chew Al(OH)3 400 mg; Mg(OH)2 400
mg; simetikon 100 mg
Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1-3 jam setelah makan & menjelang tidur malam
(MIMS, DIH, MTM)
Obat dikunyah/dihancurkan; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
79
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
390 Plantacid Tablet Chew Al(OH)3 300 mg; Mg(OH)2 300
mg; simetikon 30 mg
Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1-3 jam setelah makan & menjelang tidur malam
(MIMS, DIH, MTM)
Obat dikunyah/dihancurkan; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
391 Polycrol Forte Tablet Metilpolisiloksan teraktivasi 125
mg; Mg(OH)2 100 mg; Al(OH)3-
Mg karbonat gel kering 275 mg
Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1-3 jam setelah makan & menjelang tidur malam
(MIMS, DIH, MTM)
Obat dikunyah/dihancurkan; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
392 Polycrol Tablet Chew 400 mg Metilpolisiloksan teraktivasi 125
mg, Mg(OH)2 400 mg, Al(OH)3
400 mg
Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1-3 jam setelah makan & menjelang tidur malam
(MIMS, DIH, MTM)
Obat dikunyah/dihancurkan; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
393 Polysilen Tablet Mg(OH)2 200 mg, Al(OH)3 200
mg; Dimetikon 80 mg
Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1-3 jam setelah makan & menjelang tidur malam
(MIMS, DIH, MTM)
Obat dikunyah/dihancurkan; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
394 Ponstan Forte Tablet Film
Coated 500 mg
Asam Mefenamat Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan karena dapat menyebabkan iritasi
mukosa lambung; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS, IONI)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minuman beralkohol (MTM, DIH)
395 Prednisone Tablet 5 mg Prednison Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Jangan menghentikan penggunaan obat ini
kecuali atas anjuran dokter (MIMS, MTM, DIH)
Hindari minuman beralkohol; Berikan pada pagi hari bila dosis 1 hari sekali, bila penggunaan
lebih dari sekali dalam sehari berikan interval yang sama dari waktu bangun tidur dan
menjelang tidur malam (MTM, DIH)
396 Prednox Caplet 8 mg Metil prednisolon Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI, MTM)
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI
(IONI, MIMS, DIH, MTM)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Berikan pada pagi hari
bila dosis 1 hari sekali, bila penggunaan lebih dari sekali dalam sehari berikan interval yang
sama dari waktu bangun tidur dan menjelang tidur malam; Dapat menyebabkan rasa kantuk.
Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin;
Hindari minuman beralkohol (MTM, DIH)
397 Premaston Tablet 5 mg Allilestrenol Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS)
398 Prenamia Capsule Fe fumarat 360 mg; Vit. D3 400 IU;
Vit.C 75 mg; Asam folat 1,5 mg;
Vit.B12 15 µg; Ca karbonat 200 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
80
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
399 Prilos Capsule 20 mg Omeprazol Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22 (IONI)
Diberikan bersama makanan atau segera sebelum makan (MIMS, DIH)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan22
(MIMS, DIH, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MIMS)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM)
400 Primadex Forte Tablet Kotrimoksazol: Trimethoprim 160
mg, Sulfametoksazol 800 mg.
Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan (MIMS, MTM, DIH)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari
atau cahaya lampu secara langsung (MTM, DIH)
401 Primadol Caplet Parasetamol 500 mg;
Metoklopramid HCl 5 mg
Diberikan dalam kondisi perut kosong, 30 menit sebelum makan; Dapat menyebabkan rasa
kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan
mesin (DIH, MIMS, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang
mengandung parasetamol (IONI)
Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
402 Primolut-N Tablet 5 mg Noretisteron Digunakan ± makanan (MIMS)
403 Primperan Tablet 10 mg Metoklopramid HCl Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ jam sebelum makan; Dapat menyebabkan rasa
kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan
mesin. Hindari minum alkohol (DIH, MIMS, MTM)
404 Pro Uric Ekstr. herba Andrographis
paniculata 600 mg; Ekstr. rizoma
Curcuma xanthorrhiza 240 mg;
Ekstr. daun Sonchus arvensis 475
mg; Ekstr. fructus Piper nigrum
200 mg; Ekstr. rizoma Cyperus
rotundus 220 mg
-
405 Procold Tablet Parasetamol 500 mg; Pseudoefedrin
HCl 30 mg; Klorfeniramin maleat
2mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan
mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
81
Universitas Indonesia
Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung parasetamol (IONI)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
Hindari minuman beralkohol, dapat meningkatkan hepatotoksik parasetamol (MTM, DIH)
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
406 Prolacta DHA Baby Soft
Capsule
Minyak ikan alami yang
mengandung DHA 75 mg; asam
arakhidonat 100 mg; EPA 7 mg
1 kapsul sehari, ujung kapsul digunting/dirobek terlebih dahulu sebelum diberikan (MIMS)
407 Prolacta DHA Mother Soft
Capsule
Minyak ikan alami ber-DHA 214
mg; EPA 20 mg; Vit.E 10 mg
1 kapsul sehari (MIMS)
408 Prolic Capsule 150 mg Klindamisin Diberikan dengan makanan atau sesudah makan (DIH, MIMS)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air, Diminum dalam posisi tegak; Gunakan
dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek samping yang
tidak diinginkan (IONI, DIH, MTM, MIMS)
409 Prolic Capsule 300 mg Klindamisin Diberikan dengan makanan atau sesudah makan (DIH, MIMS)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air, Diminum dalam posisi tegak; Gunakan
dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek samping yang
tidak diinginkan (IONI, DIH, MTM, MIMS)
410 Promag Tablet Mg(OH)2 150 mg; Hidrotalsit 200
mg;
Simetikon 50 mg
Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1-3 jam setelah makan & menjelang tidur malam
(MIMS, DIH, MTM);
Obat dikunyah/dihancurkan; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
411 Pronalges Tablet Enteric
Coated 50 mg
Ketoprofen Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan (IONI, MIMS)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari minuman beralkohol; Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air (DIH, MTM)
412 Pronicy Caplet Coated 4 mg Siproheptadin HCl Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)
Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS)
413 Propyl Tiouracil Tablet
0,1 mg
Propil tiourasil Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM)
Diberikan bersama makanan atau diantara waktu makan (DIH)
414 Proris Caplet 200 mg Ibuprofen Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari minuman beralkohol (MTM)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
82
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
415 Protop Capsule 20 mg Omeprazol Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22 (IONI)
Diberikan bersama makanan atau segera sebelum makan (MIMS, DIH)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan22
(MIMS, DIH, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MIMS)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM)
416 Provital Plus Soft Capsule Ekstr. ginseng 50 mg; Vit.A 5.000
IU; Vit.B1 12 mg; Vit.B2 5,5 mg;
Nikotinamid 25 mg; Vit.B6 5 mg;
Vit.B12 15 µg; Vit.C 30 mg; Vit.D
400 IU; Vit. E 15 IU; Biotin 0,05
mg; Asam folat 0,8 mg; Inositol 7,5
mg; Lisin 0,3 mg; Asam glutamat
0,5 mg; Ca 40 mg; Cu 0,1 mg; Mg
0,1 mg; K 5 mg; Mn 0,25 mg; Fe 5
mg; Zn 0,5 mg; Fosfor 20 mg; Iodin
0,05 mg; Lesitin murni (PPC 95%)
Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik & untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS)
417 Pumpitor Capsule 20 mg Omeprazol Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22 (IONI)
Diberikan bersama makanan atau segera sebelum makan (MIMS, DIH)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan22
(MIMS, DIH, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MIMS)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM)
418 Puricemia Tablet 300 mg Alopurinol Diminum bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, IONI, DIH, MTM)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (IONI, DIH, MTM)
Hindari minuman beralkohol (MTM, DIH)
419 Pylor Tablet 10 mg Loratadin Digunakan ± makanan (MIMS)
Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MTM)
Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan, namun
dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MTM, DIH)
Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (IONI)
420 Pyrazinamide Tablet 500 mg Pirazinamid Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MIMS, DIH)
Diminum bersama makanan atau segera sesudah makan (MIMS, DIH)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
83
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
421 Pyricef Capsule 500 mg Sefadroksil monohidrat Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
422 Ranitidine Tablet 150 mg Ranitidin Digunakan ± makanan (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM)
423 Redoxon Double Action
Tablet Effervescent
Vit. C 1000 mg; Zn 10 mg Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik;
Dilarutkan atau dicampur dengan air sebelum digunakan, 1 tablet sehari (MIMS)
424 Renaquil Tablet 1 mg Lorazepam Digunakan ± makanan (MIMS, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke hari berikutnya. Jika mengalami efek
samping ini jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol
(IONI, MIMS, MTM, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)
425 Reskuin Oral Tablet 500 mg Levofloksasin Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya
matahari atau cahaya lampu secara langsung; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan
mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol. (MIMS, MTM,
DIH)
Jangan minum antasida, sukralfat dan obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) pada
saat bersamaan dengan obat ini; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI)
Antasida, sukralfat dan obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) dapat digunakan
dengan memberi jarak 2 jam sebelum / sesudah menggunakan levofloksasin (MTM, DIH)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
426 Resochin Tablet 250 mg Klorokuin fosfat Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22 (IONI)
Diberikan bersamaan atau sesudah makanan; Hindari minuman beralkohol (MIMS, DIH)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (DIH)
Obat ini menyebabkan urin berwarna gelap atau coklat (DIH)
427 Rifampicin Caplet 600 mg Rifampisin Hindari dosis terlewat, gunakan pada waktu yang sama setiap harinya dan jangan
menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, IONI)
Obat ini menyebabkan urin berwarna merah-oranye; Air mata, sputum, keringat dan lensa
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
84
Universitas Indonesia
kontak menjadi berwarna merah; Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ - 1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah makan (IONI, MIMS, DIH, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
428 Rifampicin Capsule 300 mg Rifampisin Hindari dosis terlewat, gunakan pada waktu yang sama setiap harinya dan jangan
menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, IONI)
Obat ini menyebabkan urin berwarna merah-oranye; Air mata, sputum, keringat dan lensa
kontak menjadi berwarna merah; Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ - 1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah makan (IONI, MIMS, DIH, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)
429 Rifampicin Capsule 450 mg Rifampisin Hindari dosis terlewat, gunakan pada waktu yang sama setiap harinya dan jangan
menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, IONI)
Obat ini menyebabkan urin berwarna merah-oranye; Air mata, sputum, keringat dan lensa
kontak menjadi berwarna merah; Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ - 1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah makan (IONI, MIMS, DIH, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)
430 Rimactazid Paediatric Tablet
Chew
Rifampisin 75 mg; Isoniazid 50 mg Hindari dosis terlewat, gunakan pada waktu yang sama setiap harinya dan jangan
menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, IONI)
Obat ini menyebabkan urin berwarna merah-oranye; Air mata, sputum, keringat dan lensa
kontak menjadi berwarna merah; Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ - 1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah makan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa
tidak nyaman pada GI (IONI, MIMS, DIH, MTM)
Obat dikunyah/dihancurkan (MIMS)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)
431 Rimcure Paediatric Tablet
Chew
Rifampisin 75 mg; Isoniazid 50 mg;
Pirazinamid 150 mg
Hindari dosis terlewat, gunakan pada waktu yang sama setiap harinya dan jangan
menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, IONI)
Obat ini menyebabkan urin berwarna merah-oranye; Air mata, sputum, keringat dan lensa
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
85
Universitas Indonesia
kontak menjadi berwarna merah; Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ - 1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah makan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa
tidak nyaman pada GI (IONI, MIMS, DIH, MTM)
Obat dikunyah/dihancurkan (MIMS)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
432 Rimstar 4 FDC Tablet Film
Coated
Rifampisin 150 mg; Etambutol 275
mg Isoniazid 75 mg; Pirazinamid
400 mg;
Hindari dosis terlewat, gunakan pada waktu yang sama setiap harinya dan jangan
menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM, IONI)
Obat ini menyebabkan urin berwarna merah-oranye; Air mata, sputum, keringat dan lensa
kontak menjadi berwarna merah; Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ - 1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah makan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa
tidak nyaman pada GI (IONI, MIMS, DIH, MTM)
Obat dikunyah/dihancurkan (MIMS)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin (MTM, DIH)
433 Romilar Dragee 15 mg Dekstrometorfan HBr Digunakan ± makanan (MIMS)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
434 Ryvel Tablet 10 mg Setirizin HCl Digunakan ± makanan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau
menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (MIMS, IONI, DIH, MTM)
435 Salbutamol Tablet 2 mg Salbutamol Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan(MIMS)
436 Salbutamol Tablet 4 mg Salbutamol Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan(MIMS)
437 Sanexon Tablet 4 mg 6-a-metil prednisolon Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI, MTM)
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI
(IONI, MIMS, DIH, MTM)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Berikan pada pagi hari
bila dosis 1 hari sekali, bila penggunaan lebih dari sekali dalam sehari berikan interval yang
sama dari waktu bangun tidur dan menjelang tidur malam; Dapat menyebabkan rasa kantuk.
Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin;
Hindari minuman beralkohol (MTM, DIH)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
86
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
438 Sangobion Capsule Fe (II) glukonat 250 mg; Mn sulfat
200 µg; Cu (II) sulfat 200 µg; Vit.C
50 mg; asam folat 1000 µg; Vit.B12
7,5 µg; Sorbitol 25 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
439 Sanmol Tablet 500 mg Parasetamol Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang
mengandung parasetamol (IONI)
Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
440 Sanprima Forte Caplet Kotrimoksazol: Trimethoprim 160
mg, Sulfametoksazol 800 mg.
Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan (MIMS, MTM, DIH)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari
atau cahaya lampu secara langsung (MTM, DIH)
441 Sanprima Tablet Kotrimoksazol: Trimethoprim 80
mg, Sulfametoksazol 400 mg.
Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan (MIMS, MTM, DIH)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari
atau cahaya lampu secara langsung (MTM, DIH)
442 Santa-E Caplet 200 mg Vitamin E Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Dikunyah (MIMS)
443 Santa-E Caplet Coated
100 mg
Vitamin E Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah
(MIMS, DIH)
444 Santibi Tablet 500 mg Etambutol HCl Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)
Baik digunakan pada pagi hari (MTM)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM, DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari antasida yang mengandung alumunium ±4 jam
setelah etambutol (DIH)
445 Scott Capsule Minyak hati ikan kod Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
446 Seloxy Caplet β-karoten 10000 IU; Vit. C 250 mg;
Vit.E 200 IU; Zn sulfat 20 mg;
Selenium 30 µg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
87
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
447 Selvigon Tablet 20 mg Pipazetat HCl Digunakan ± makanan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau
menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (MIMS)
448 Siclidon Caplet 100 mg Doksisiklin hiklat Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)
Digunakan ± makanan; Doksisiklin digunakan 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah antasida,
suplemen Ca & laksatif (mengandung Mg). Doksisiklin digunakan 2 jam sebelum atau 3 jam
sesudah makanan/minuman yang mengandung Fe/Zn (produk susu) (MTM)
Jangan minum obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) pada saat bersamaan dengan
obat ini; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung;
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air & Tetap dalam posisi tegak sekurang-
kurangnya selama ½ jam (IONI, MIMS, DIH, MTM)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
449 Silopect Tablet 30 mg Ambroksol HCl Diberikan bersama makanan atau setelah makan (MIMS)
450 Simvastatin Tablet 20 mg Simvastatin Digunakan ± makanan, hindari konsumsi jus grapefruit secara berlebihan (MTM, DIH, MIMS)
Sebaiknya digunakan pada saat menjelang tidur malam (DIH, MTM)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Hindari minuman
beralkohol; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari/cahaya lampu secara langsung (MTM)
451 Simvastatin Tablet Film
Coated 10 mg
Simvastatin Digunakan ± makanan, hindari konsumsi jus grapefruit secara berlebihan (MTM, DIH, MIMS)
Sebaiknya digunakan pada saat menjelang tidur malam (DIH, MTM)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Hindari minuman
beralkohol; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari/cahaya lampu secara langsung (MTM)
452 Sohotin Tablet 10 mg Loratadin Digunakan ± makanan (MIMS)
Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MTM)
Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan, namun
dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MTM, DIH)
Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (IONI)
453 Solaxin Tablet Klorzoksazon Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan
mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (MIMS)
454 Spiramicyn Tablet 500 mg Spiramisin Digunakan ± makanan, dapat diberikan sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS, DIH)
455 Spiranter Tablet 500 mg Spiramisin Digunakan ± makanan, dapat diberikan sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS, DIH)
456 Spirasin Tablet Film Coated
500 mg
Spiramisin Digunakan ± makanan, dapat diberikan sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS, DIH)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
88
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
457 Staforin Capsule 500 mg Sefadroksil Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
458 Stesolid Tablet 2 mg Diazepam Digunakan ± makanan (MIMS)
Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke hari berikutnya. Jika mengalami efek
samping ini jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol
(IONI, MIMS, MTM, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Gunakan sesuai dengan
petunjuk dokter; Hindari merokok (MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
459 Stesolid Tablet 5 mg Diazepam Digunakan ± makanan (MIMS)
Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke hari berikutnya. Jika mengalami efek
samping ini jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol
(IONI, MIMS, MTM, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Gunakan sesuai dengan
petunjuk dokter; Hindari merokok (MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
460 Stimuno Capsule Ekstrak kering
Phyllanthus niruri L.
-
461 Stop Cold Dragee Parasetamol 500 mg; Vit.C 50 mg;
Triprolidin HCl 2,5 mg; Gliseril
guaikolat 50 mg;
Fenilpropanolamin HCl 20 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan
mesin. Hindari minuman beralkohol, dapat meningkatkan efek hepatotoksik parasetamol.
(MIMS, DIH, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM)
Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung parasetamol (IONI)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
462 Strocain P Tablet 400 mg Polimigel -
463 Stugeron Tablet 25 mg Sinnarizin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan
mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (MIMS)
464 Sumagesic Tablet 500 mg Parasetamol Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
89
Universitas Indonesia
mengandung parasetamol (IONI)
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, MTM)
Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
465 Super Ester C Tablet Ester C 320 mg; Kalsium 25 mg;
Citrus bioflavonoid complex
100 mg
-
466 Super Tetra Cap Soft 250 mg Tetrasiklin fosfat kompleks Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan, dapat
diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI; Diminum dalam posisi
tegak (IONI, MIMS, MTM, DIH)
Jangan minum antasida, susu, obat yang tidak dapat dicerna atau obat yang mengandung besi
dan seng pada saat yang sama dengan obat ini, Tetrasiklin digunakan 1 jam sebelum atau 2 jam
sesudah menggunakan antasida, Tetrasiklin digunakan 2 jam sebelum atau 3 jam sesudah
menggunakan obat yang mengandung Fe/Zn; Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat
sampai habis kecuali mengalami efek samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MIMS, MTM)
Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MTM, DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)
467 Supradyn Effervescent Vit.A 10000 IU; Vit.B1 20 mg;
Vit.B2 5 mg; Vit.B6 10 mg; Vit.B12
5 µg; Vit.C 150 mg; Vit.D 400 IU;
Vit.E 10 mg; Nikotinamida 50 mg;
Biotin 250 µg; Ca pantotenat 11,6
mg; Asam folat 1 mg; 5 mineral
Diberikan bersama makanan; Dilarutkan atau dicampur dengan air sebelum digunakan (MIMS)
468 Supradyn Recharge Tablet
Film Coated
Vit.A 3,333 IU; Vit.B1 20 mg;
Vit.B2 5 mg; Vit.B3 50 mg; Vit.B6
10 mg; Vit.B12 5 µg; Vit.C 150 mg;
Vit.D 400 IU; Vit.E 10 mg; biotin
250 µg; Asam folat 0,4 mg; Ca 50
mg; Mg 5 mg; Fe,25 mg; Mn 0,5
mg; Fosfor 45mg; Cu 0,1 mg; Zn
0,5 mg; molibden 0,1 mg
Diberikan bersama makanan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
90
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
469 Supreme Ester C Tablet
Effervescent
Ester C 500 mg; Kalsium 50mg Dilarutkan atau dicampur dengan air sebelum digunakan (MIMS)
470 Surbex-T Tablet Film Coated Vit.B1 15 mg; Vit.B2 10 mg; Vit.B6
5 mg; Vit.B12 4 µg; Vit.C 500 mg;
niasinamid 100 mg; Ca pantotenat
20 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
471 Surbex-Z Tablet Film Coated Vit.E 30 IU; Vit.C 750 mg; As folat
400 µg; Vit.B1 15 mg; Vit.B2 15
mg; Niasin 100 mg; Vit.B6 20 mg;
Vit.B12 12 µg; As. pantotenat 20 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
472 Synbio Capsule Lactobacillus acidophilus dan
Bifidobacterium longum
5.000.000.000 CFU;
fructoligosaccharides (FOS) 15%
Diberikan sebelum makan (MIMS)
473 Tenormin Tablet 50 mg Atenolol Digunakan ± makanan (MIMS, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM)
Tidak digunakan bersama antasida; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (DIH)
474 Tensicap Tablet 12,5 mg Kaptopril Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan
(MIMS, MTM, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)
475 Tensicap Tablet 25 mg Kaptopril Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan
(MIMS, MTM, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)
476 Tensivask Tablet 10 mg Amlodipin besilat Digunakan ± makanan, dapat diberikan tanpa memperhatikan waktu makan (MIMS)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air; Diminum pada waktu yang sama setiap harinya (MTM)
477 Tensivask Tablet 5 mg Amlodipin besilat Digunakan ± makanan, dapat diberikan tanpa memperhatikan waktu makan (MIMS)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air; Diminum pada waktu yang sama setiap harinya (MTM)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
91
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
478 Theophylline Pulvis Teofilin anhidrat Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS, IONI)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air dalam kondisi perut kosong, satu jam sebelum makan atau
dua jam setelah makan (MTM, DIH)
479 Theragran-M Tablet Vit.A 10.000 IU; Vit.B1 10 mg;
Vit.B2 10 mg; Vit.B6 5 mg; Vit.B12
5 µg; Vit.C 500 mg; Vit.D 400 IU;
Ca pantotenat 20 mg; K iodida 150
µg; Fe 12 mg; Mg 65 mg; Mn 1
mg; Cu 2 mg; Zn 1,5 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
480 Theravask Tablet 10 mg Amlodipin besilat Digunakan ± makanan, dapat diberikan tanpa memperhatikan waktu makan (MIMS)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air; Diminum pada waktu yang sama setiap harinya (MTM)
481 Theravask Tablet 5 mg Amlodipin besilat Digunakan ± makanan, dapat diberikan tanpa memperhatikan waktu makan (MIMS)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air; Diminum pada waktu yang sama setiap harinya (MTM)
482 Thermolyte Plus Caplet Per 2 kaplet mengandung Asam
askorbat 60 mg; Tiamin HCl 3,4
mg; Niasin 10 mg; Piridoksin HCl 5
mg; d-kalsium pantotenat 10 mg;
Mg oksida 15 mg; Chromium
polinikotinat 120
µg; L-tirosin; L-glutamin; L-
arginin; L-lisin; asam α-lipoat;
Betain HCl;
Mg stearat; Ekstr bitter orange peel;
Ekstr. Biji guarana; Ekstr. buah
garcinia, Ekstr. daun gymnema;
Ekstr. Daun teh hijau; Ekstr. white
willow bark; Bladdewarck thali;
Ekstr. biji anggur; Ekstr. akar coleus
Digunakan ± makanan, diberikan sesudah makan (MIMS)
483 Thiamycin capsule 250 mg Tiamfenikol Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan(MIMS)
484 Thiamycin capsule 500 mg Tiamfenikol Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan(MIMS)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
92
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
485 Tradosik Capsule 50 mg Tramadol HCl Digunakan ± makanan; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter
(MIMS, MTM); Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)
486 Tramadol Capsule 50 mg Tramadol HCl Digunakan ± makanan; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter
(MIMS, MTM); Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)
487 Tramal Capsule 50 mg Tramadol HCl Digunakan ± makanan; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter
(MIMS, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)
488 Tremenza Tablet Pseudoefedrin HCl 60 mg;
Triprolidin HCl 2,5 mg
Digunakan ± makanan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau
menjalankan mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)
489 Trichodazol Tablet Film
Coated 500 mg
Metronidazol Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air (IONI);
Hindari minuman beralkohol; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu
secara langsung; Obat ini menyebabkan urin berwarna gelap atau coklat (IONI, MTM, DIH)
490 Tuzalos Caplet Parasetamol 500 mg;
Dekstrometorfan HBr 10 mg;
Fenilpropanolamin HCl 15 mg;
Klorfeniramin maleat 1 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan
mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM) Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan
yang mengandung parasetamol (IONI)
Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
491 Ulcumaag Caplet 500 mg Sukralfat Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan
(MIMS, MTM); Antasida, ciprofloksasin, fenitoin atau tetrasiklin tidak boleh digunakan 30
menit sebelum atau sesudah pemberian sukralfat; Dapat menyebabkan sembelit, sebaiknya
banyak mengonsumsi cairan, buah, makanan berserat dan rajin olahraga (MTM, DIH)
492 Unagen with AMR Tablet Dipiron Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
93
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
493 Unalium Tablet 5 mg Flunarizin Digunakan ± makanan (MIMS)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari minuman beralkohol (DIH)
494 Uplores Capsule 150 mg Roksitromisin Diberikan dalam kondisi perut kosong, sebelum makan (MIMS)
495 Urbason Tablet 4 mg 6-a metil prednisolon Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI, MTM)
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI
(IONI, MIMS, DIH, MTM)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Berikan pada pagi hari
bila dosis 1 hari sekali, bila penggunaan lebih dari sekali dalam sehari berikan interval yang
sama dari waktu bangun tidur dan menjelang tidur malam; Dapat menyebabkan rasa kantuk.
Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin;
Hindari minuman beralkohol (MTM, DIH)
496 Uresix Talet FC 40 mg Furosemid Digunakan ± makanan, dapat diberikan sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, DIH)
Berikan pada pagi hari bila dosis 1 hari sekali; Jangan menghentikan penggunaan obat ini
kecuali atas anjuran dokter; Sebaiknya mengurangi asupan garam dan memperbanyak asupan
makanan kaya kalium (pisang atau jus jeruk) (MTM, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari
kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (DIH)
497 Urispas Tablet Film Coated
200 mg
Flavoksat HCI 200 mg*(DIH) Digunakan ± makanan (MIMS)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Sebaiknya Diberikan dalam kondisi perut
kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan
mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (DIH)
498 Urotractin Capsule 400 mg Asam pipemidat Digunakan ± makanan; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara
langsung, gunakan pakaian pelindung dan sunblock (MIMS)
499 Valisanbe Tablet 2 mg Diazepam Digunakan ± makanan (MIMS)
Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke hari berikutnya. Jika mengalami efek
samping ini jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol
(IONI, MIMS, MTM, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Gunakan sesuai dengan
petunjuk dokter; Hindari merokok (MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
500 Valisanbe Tablet 5 mg Diazepam Digunakan ± makanan (MIMS)
Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke hari berikutnya. Jika mengalami efek
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
94
Universitas Indonesia
samping ini jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol
(IONI, MIMS, MTM, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Gunakan sesuai dengan
petunjuk dokter; Hindari merokok (MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
501 Varoc Caplet Sugar Coated
500 mg
Spiramisin Digunakan ± makanan, dapat diberikan sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS, DIH)
502 Vectrine Capsule 300 mg Erdostein Digunakan ± makanan, dapat diberikan sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS)
503 Velosef Capsule 500 mg Sefradin Digunakan ± makanan, dapat diberikan sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS)
Paling baik Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah
makan; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI)
504 Venaron Capsule 300 mg Ekstrak Sophora japonica Diberikan sesudah makan (MIMS)
505 Ventolin Tablet 2 mg Salbutamol sulfat Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan(MIMS)
506 Vermox Tablet 500 mg Mebendazol Digunakan ± makanan; Obat dapat dikunyah, ditelan utuh, atau dihancurkan dan dicampur
dengan makanan (MTM, DIH, MIMS)
507 Viaclav 500 mg Tablet Amoksilin anhidrat 500 mg; Asam
Klavulanat 125 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik & untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS, MTM, DIH)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air;
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM)
508 Viagra Tablet Film Coated
100 mg
Sildenafil sitrat Digunakan ± makanan (MIMS)
Digunakan 30 menit – 4 jam sebelum aktivitas seksual (DIH)
509 Vitachol Capsule Vit.A 5000 IU; Vit.B1 7,5 mg;
Vit.B2 2,5 mg; Vit.B6 10 mg;
Vit.B12 4 µg; Vit.C 100 mg; Vit.D
10 µg; Nikotinamid 18 mg; Ca
pantotenat 7,5 mg; Asam folat 0,25
mg; Fe 30 mg; Ca laktat 200 mg;
Cu 0,1 mg; Iodin 0,1 mg;
Dimetilpolisiloksan 20 mg; Na
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
95
Universitas Indonesia
fluorida 1 mg; Lesitin murni (PPC
95%) 150 mg
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
510 Vitacimin Tablet 500 mg Asam askorbat Digunakan ± makanan (MIMS); Dihisap atau dikunyah (IONI); Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air (DIH, MTM)
511 Vitalong C Asam askorbat (Vitamin C) 500 mg Digunakan ± makanan (MIMS); Dihisap atau dikunyah (IONI); Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air (DIH, MTM)
512 Vitamam 1 Capsule Asam folat 800 µg; Vit.A 5000 IU;
Vit.B6 15 mg; Vit. B12 4 µg; Vit.D
400 IU; Mg 100 mg; Zn 15 mg;
Fructo oligosakarida50 mg; Ekstrak
ginger 200 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
513 Vitamin A Tablet 6000 IU Vitamin A Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
514 Vitamin B Complex Tablet Vit.B1 2 mg; Vit.B2 2 mg; Vit.B6 2
mg; nikotinamid 20 mg; Ca
pantotenat 10 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS)
515 Vitamin B1 Tablet 25 mg Tiamin HCl Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)
516 Vitamin B12 Tablet 50 µg Sianokobalamin Diberikan dalam kondisi perut kosong (MIMS)
517 Vitamin C Tablet Asam askorbat Digunakan ± makanan (MIMS); Dihisap atau dikunyah (IONI); Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air (DIH, MTM)
518 Vitazym Tablet Amilase 10.000 IU; Protease 9.000
IU; Lipase 240 IU; DHA 30 mg;
Vit.B1 10 mg; Dimethilpolisiloksan
25 mg;Vit.B2 5 mg; Vit.B6 5 mg;
Vit.B12 5 µg; Niasinamid 10 mg; Ca
pantotenat 5 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
519 Voltaren Tablet Enteric
Coated 25 mg
Natrium Diklofenak Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
520 Voltaren Tablet Enteric
Coated 50 mg
Natrium Diklofenak Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
96
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
521 Vometa Tablet 10 mg Domperidon Diberikan dalam kondisi perut kosong, 15 – 30 menit sebelum makan (MIMS)
522 Vometron Tablet Film Coated
4 mg
Ondansetron Digunakan ± makanan (MIMS)
523 Vosedon Tablet Film Coated
10 mg
Domperidon Diberikan dalam kondisi perut kosong, 15 – 30 menit sebelum makan (MIMS)
524 Wiacid Tablet Film Coated
150 mg
Ranitidin HCl Digunakan ± makanan (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM)
525 Wiaflox Tablet Film Coated
500 mg
Siprofloksasin HCl Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI; Baik diberikan 2 jam setelah makan; Hindari mengonsumsi makanan atau minuman
berkafein (MIMS, DIH, MTM)
Jangan minum susu, obat yang tidak dapat dicerna, atau obat yang mengandung besi dan seng
pada saat yang sama dengan obat ini; Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai
habis kecuali mengalami efek samping yang tidak diinginkan; Obat seluruhnya ditelan, tidak
dikunyah (IONI, MIMS, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari
atau cahaya lampu secara langsung (MTM, DIH); Jika menimbulkan rasa kantuk. Jangan
mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)
526 Xanax Tablet 0,5 mg Alprazolam Digunakan ± makanan; Efek samping mengantuk dapat dikurangi dengan minum obat segera
setelah makan (MIMS)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (IONI, MTM, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)
527 X-Flam Tablet 50 mg Kalium diklofenak Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
528 Xon-Ce Tablet 500 mg Vitamin C (Asam askorbat) Digunakan ± makanan (MIMS); Dihisap atau dikunyah (IONI); Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air (DIH, MTM)
529 Xotilon Caplet Film Coated
20 mg
Tenoksikam Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan (IONI, MIMS)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah
530 Yasmin Tablet Drospirenone 3 mg, etinilestradiol
0,03 mg
Digunakan ± makanan (MIMS, DIH)
Obat harus digunakan pada waktu yang sama setiap hari, baik setelah makan malam atau
menjelang tidur. Dosis dapat dimulai pada hari pertama haid atau pada hari minggu pertama
setelah onset periode menstruasi (DIH)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
97
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
531 Zantac Tablet 150 mg Ranitidin HCl Digunakan ± makanan (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM)
532 Zarom Capsule 250 mg Azitromisin Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan, dapat
juga digunakan ± makanan, diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, IONI, MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Antasida diminum 2 jam sebelum atau 4
jam sesudah Azitromisin (MTM)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
533 Zegavit Caplet Vit.E 30 IU; Vit.C 750 mg; Vit.B1
15 mg Vit.B2 15 mg; Niasinamid
100 mg; Vit.B6 25 mg; Vit.B12 12
µg; Asam folat 0,4 mg; Ca 20 mg;
Zn 20 mg; Asam pantotenat 20 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
534 Zevit Grow Caplet Vit.B1 15 mg; Vit.B2 15 mg; Vit.B6
20 mg; Vit.B12 12 µg; Ca pantotenat
20 mg; nikotinamid 100 mg; Vit.E
30 mg; Vit.C 750 mg; Cu2 mg; Zn
2,5 mg
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
535 Zeviton Caplet Vit.B1 15 mg; Vit.B2 15 mg; Vit.B6
20 mg; Vit.B12 12 µg; Ca pantotenat
23,8 mg; nikotinamid 100 mg;
Vit.E 30 mg; Vit.C 750 mg; Asam
folat 0,4 mg; Zn 22,5 mg
Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS)
536 Zithromax Tablet 250 mg Azitromisin dihidrat Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan, dapat
juga digunakan ± makanan, diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, IONI, MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Antasida diminum 2 jam sebelum atau 4
jam sesudah Azitromisin (MTM)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
537 Zoter Tablet 200 mg Asiklovir Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, DIH, MTM); Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis
kecuali mengalami efek samping yang tidak diinginkan (IONI)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014
98
Universitas Indonesia
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
538 Zoter Tablet 400 mg Asiklovir Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, DIH, MTM)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI)
539 Zumafib Capsule 100 mg Fenofibrat Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)
540 Zyloric Tablet 100 mg Alopurinol Diminum bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, IONI, DIH, MTM)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (IONI, DIH, MTM)
Hindari minuman beralkohol (MTM, DIH)
541 Zyloric Tablet 300 mg Alopurinol Diminum bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, IONI, DIH, MTM)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (IONI, DIH, MTM)
Hindari minuman beralkohol (MTM, DIH)
Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014