UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri...

207
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ERRA MEDIKA JL. TOLE ISKANDAR No. 4 - 5 DEPOK PERIODE 17 JUNI12 JULI DAN 29 JULI16 AGUSTUS 2013 LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER PUTRI RAHMAWATI, S. Far. 1206330002 ANGKATAN LXXVII FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JANUARI 2014 Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri...

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER

DI APOTEK ERRA MEDIKA

JL. TOLE ISKANDAR No. 4 - 5 DEPOK

PERIODE 17 JUNI–12 JULI DAN 29 JULI–16 AGUSTUS 2013

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER

PUTRI RAHMAWATI, S. Far.

1206330002

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JANUARI 2014

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER

DI APOTEK ERRA MEDIKA

JL. TOLE ISKANDAR No. 4 – 5 DEPOK

PERIODE 17 JUNI–12 JULI DAN 29 JULI–16 AGUSTUS 2013

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker

PUTRI RAHMAWATI, S. Far.

1206330002

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

UNIVERSITAS INDONESIA

JANUARI 2014

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan :

Nama : Putri Rahmawati, S. Far.

NPM : 1206330002

Program Studi : Apoteker

Judul Laporan : Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Erra Medika

Jl. Tole Iskandar No. 4 – 5 Depok Periode 17 Juni – 12 Juli dan

29 Juli – 16 Agustus 2013

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

Apoteker pada Program Studi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas

Indonesia

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

iv

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah

saya nyatakan dengan benar.

Nama : Putri Rahmawati, S.Far

NPM : 1206330002

Tanda Tangan :

Tanggal : 10 Januari 2014

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil„alamin, penulis memanjatkan puji dan syukur

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat dan karunia-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek

Erra Medika yang berlokasi di Ruko Sukmajaya No. 4 – 5 Jalan Tole Iskandar,

Depok yang pada semester ini berlangsung berlangsung pada tanggal 17 Juni –

12 Juli dan 29 Juli – 16 Agustus 2013.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-

pihak yang dengan penuh ketulusan hati memberikan bimbingan, arahan, dan

dukungan kepada penulis selama menjalankan PKPA dan ketika menyusun

laporan PKPA dan Tugas Umum ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan

kepada:

1. Bapak Dr. Mahdi Jufri, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Indonesia.

2. Ibu Prof. Dr. Yahdiana Harahap MS., selaku Pejabat Sementara Dekan

Fakultas Farmasi Universitas Indonesia sampai dengan 20 Desember 2013.

3. Bapak Dr. Harmita, Apt., selaku Ketua Program Pendidikan Profesi

Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia.

4. Ibu Dra. Alfina Rianti, M.Pharm., Apt selaku Apoteker Pengelola Apotek

dan Pembimbing I, yang telah memberikan kesempatan, bimbingan,

pengarahan serta nasehat kepada penulis selama kegiatan PKPA di Apotek

Erra Medika.

5. Ibu Dra. Juheini Amin, M.Si., Apt selaku pembimbing II dari Fakultas

Farmasi Universitas Indonesia, yang telah bersedia memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan laporan ini.

6. Karyawan dan karyawati Apotek Erra Medika yang telah banyak

membantu penulis dalam membantu dalam pelaksanaan Praktik Kerja

Profesi Apoteker.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

vi

7. Seluruh staf pengajar dan sekretariat Fakultas Farmasi Universitas

Indonesia yang telah memberikan banyak ilmu, berbagi pengalaman, dan

pengetahuan kepada penulis selama masa studi di Fakultas Farmasi.

8. Keluarga tercinta, atas kasih sayang dan doa yang tak pernah putus

mengiringi setiap langkah perjalanan hidup penulis.

9. Seluruh teman-teman Apoteker angkatan 77 Universitas Indonesia atas

kebersamaan, kerjasama dan kesediaan berbagi suka dan duka, dukungan

dan semangat yang diberkan kepada Penulis.

10. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

memberikan bantuan dan dukungannya kepada penulis

Penulis menyadari bahwa laporan PKPA ini jauh dari sempurna. Semoga

pengetahuan dan pengalaman yang penulis dapatkan selama kegiatan PKPA ini

dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.

Penulis

2014

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Putri Rahmawati, S.Far

NPM : 1206330002

Program Studi : Apoteker

Fakultas : Farmasi

Jenis karya : Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK

ERRA MEDIKA JL. TOLE ISKANDAR NO. 4 – 5 DEPOK PERIODE 17

JUNI – 12 JULI DAN 29 JULI 16 AGUSTUS 2013

beserta perangkat yang ada (bila diperlukan) dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,

mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk basis data, merawat, dan

mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada Tanggal : 10 Januari 2014

Yang menyatakan

(Putri Rahmawati, S.Far)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

viii

ABSTRAK

Nama : Putri Rahmawati, S.Far

NPM : 1206330002

Program Studi : Profesi Apoteker

Judul : Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Erra

Medika Jl. Tole Iskandar No. 4 - 5 Depok Periode

17 Juni – 12 Juli dan 29 Juli – 16 Agustus 2013

Pelayanan kefarmasian merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan,

termasuk didalamnya pelayanan kefarmasian di apotek. Dalam mengelola apotek,

diperlukan seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang bertanggung jawab

untuk mengelola apotek baik secara teknis kefarmasian maupun non teknis

kefarmasian. Untuk dapat melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian ini,

seorang calon apoteker tidak hanya membutuhkan bekal pendidikan dan

pengetahuan, akan tetapi juga penerapan ilmu yang telah didapatkan selama masa

kuliah dalam hal pengelolaan apotek. Oleh sebab itu, dilakukan Praktek Kerja

Profesi Apoteker di Apotek Erra Medika pada 17 Juni – 12 Juli dan 29 Juli – 16

Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi Obat Sediaan Padat

Oral di Apotek Erra Medika” bertujuan untuk mengetahui informasi tambahan

yang harus diberikan kepada pasien yang menggunakan obat sediaan padat oral di

Apotek Erra Medika.

Kata Kunci : Apotek, Apotek Erra Medika, Label Informasi Obat

Tugas umum : xiii + 85 halaman, 25 lampiran

Tugas Khusus : iii + 98 halaman, 2 lampiran

Daftar Acuan Tugas Umum : 20 (1978 – 2011)

Daftar Acuan Tugas Khusus : 10 (1999 – 2013)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

perpusui161
Inserted Text
Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

ix

ABSTRACT

Name : Putri Rahmawati, S.Far

NPM : 1206330002

Study Program : Apothecary Profession

Title : Report of Pharmacist Internship Program at Erra Medika

Pharmacy Jl. Tole Iskandar No. 4 - 5 Depok Period of June

17th

- July 12th

and July 29th

- August 16th

, 2013

Pharmaceutical services are part of the health care system, including pharmacy

services in pharmacies. In managing the pharmacy, needed a pharmacists

pharmacy manager that responsible for managing both technical and non-technical

pharmacy activity. To be able to carry out the activities of the pharmacy services,

a pharmacist not only requires the provision of education and knowledge, but also

the application of knowledge that has been acquired during times of study in

Pharmacy Management. Therefore, Pharmacist Internship Program was conducted

in Erra Medika Pharmacy on 17th

- July 12th

and July 29th

- August 16th

, 2013.

Specific assignment titled "Label Information of Solid Oral Drug in Erra Medika

Pharmacy" aims to find out additional information that should be given to patients

taking oral solid dosage drugs in Erra Medika Pharmacy.

Keywords : Pharmacy, Erra Medika Pharmacy, Label Drug Information

General Assignment : xiii + 85 pages, 25 appendices

Specific Assignment : iii + 98 pages, 2 appendices

Bibliography of General Assignment : 20 (1978 – 2011)

Bibliography of Specific Assignment : 10 (1999 – 2013)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN ORISINALITAS ..................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................. vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT .................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Tujuan .............................................................................................. 2

2. TINJAUAN UMUM ................................................................................ 3

2.1 Definisi Apotek ................................................................................ 3

2.2 Landasan Hukum Apotek ................................................................. 3

2.3 Tugas dan Fungsi Apotek ................................................................ 4

2.4 Persyaratan Pendirian Apotek .......................................................... 4

2.5 Persyaratan Apoteker Pengelola Apotek (APA) ............................... 7

2.6 Tata Cara Perizinan Apotek ............................................................. 8

2.7 Pelanggaran Apotek ......................................................................... 10

2.8 Pencabutan Surat Izin Apotek .......................................................... 12

2.9 Tenaga Kerja di Apotek ................................................................... 14

2.10 Golongan Obat ................................................................................. 16

2.10.1 Obat Bebas .......................................................................... 17

2.10.2 Obat Bebas Terbatas ........................................................... 17

2.10.3 Obat Keras Daftar G ............................................................ 18

2.10.3.1 Psikotropika .......................................................... 19

2.10.3.2 Obat Wajib Apotek (OWA) .................................. 21

2.10.4 Narkotika .............................................................................. 22

2.11 Pengelolaan Apotek ......................................................................... 26

2.11.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ........................................ 27

2.11.2 Pengelolaan Keuangan ........................................................ 29

2.11.3 Administrasi ......................................................................... 30

2.12 Pelayanan Apotek ............................................................................. 31

2.13 Pelayanan Informasi Obat ................................................................ 34

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

xi

3. TINJAUAN KHUSUS APOTEK ERRA MEDIKA ............................ 36

3.1 Sejarah Singkat Apotek Erra Medika ............................................... 36

3.2 Lokasi, Bangunan, dan Tata Ruang Apotek Erra Medika ............... 36

3.2.1 Lokasi ................................................................................. 36

3.2.2 Bangunan ............................................................................ 36

3.3.3 Tata Ruang .......................................................................... 37

3.3 Perlengkapan Apotek ....................................................................... 38

3.4 Struktur Organisasi Apotek Erra Medika ......................................... 38

3.5 Kegiatan-Kegiatan di Apotek ............................................................ 41

3.5.1 Kegiatan Teknis Kefarmasian ............................................... 41

3.5.2 Kegiatan Teknis Non Kefarmasian ...................................... 44

3.6 Pengelolaan Psikotropika ................................................................. 44

3.7 Pengelolaan Narkotika ..................................................................... 45

4. PEMBAHASAN ...................................................................................... 47

4.1 Lokasi dan Tata Ruang Apotek ........................................................ 47

4.2 Sumber Daya Manusia ..................................................................... 49

4.3 Pengelolaan Obat dan Pelayanan Resep ........................................... 51

4.3.1 Perencanaan dan Pengadaan ................................................ 51

4.3.2 Penerimaan dan Penyimpanan .............................................. 52

4.3.3 Pelayanan Resep .................................................................... 53

4.4 Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika .......................................... 55

4.5 Pengelolaan Administrasi Keuangan ................................................ 57

4.6 Pelayanan Informasi Obat ................................................................. 57

5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 58

5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 58

5.2. Saran ................................................................................................. 58

DAFTAR ACUAN ........................................................................................... 59

LAMPIRAN ........................................................................................... ........ 61

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Penandaan Obat Bebas .................................................................... 17

Gambar 2.2 Penandaan Obat Bebas Terbatas ................................................... 17

Gambar 2.3 Tanda Peringatan pada Obat Bebas Terbatas ............................... 18

Gambar 2.4 Penandaan Obat Keras ................................................................. 19

Gambar 2.5 Penandaan Narkotika ................................................................... 23

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Denah Lokasi Apotek Erra Medika ................................................ 61

Lampiran 2 Desain Eksterior Apotek Erra Medika .......................................... 62

Lampiran 3 Desain Interior Apotek Erra Medika ............................................. 63

Lampiran 4 Denah Ruangan Apotek Erra Medika ........................................... 64

Lampiran 5 Kartu Stok ..................................................................................... 65

Lampiran 6 Contoh Resep ................................................................................ 66

Lampiran 7 Salinan Resep ................................................................................ 67

Lampiran 8 Struktur Organisasi Apotek Erra Medika ...................................... 68

Lampiran 9 Etiket Obat .................................................................................... 69

Lampiran 10 Plastik Pembungkus Obat & Pembungkus Pulveres ..................... 70

Lampiran 11 Bon Kontan Pembelian Obat ....................................................... 71

Lampiran 12 Surat Pemesanan Obat .................................................................... 72

Lampiran 13 Surat Pesanan Narkotika ............................................................. 73

Lampiran 14 Surat Pesanan Psikotropika ........................................................... 74

Lampiran 15 Kuitansi ......................................................................................... 75

Lampiran 16 Faktur Pembelian Obat .................................................................. 76

Lampiran 17 Contoh Pelaporan Narkotika ........................................................ 77

Lampiran 18 Contoh Pelaporan Psikotropika .................................................... 78

Lampiran 19 Contoh Formulir APT-1 ................................................................ 79

Lampiran 20 Contoh Formulir APT-2 ................................................................ 81

Lampiran 21 Contoh Formulir APT-3 ................................................................ 82

Lampiran 22 Contoh Formulir APT-4 ................................................................ 86

Lampiran 23 Contoh Formulir APT-5 ................................................................ 87

Lampiran 24 Contoh Formulir APT-6 ................................................................ 90

Lampiran 25 Contoh Formulir APT-7 ................................................................ 91

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional

yang diupayakan oleh pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dengan memperhatikan peranan

kesehatan tersebut maka diperlukan upaya yang memadai bagi peningkatan

derajat kesehatan dan pembinaan penyelenggaraan upaya kesehatan secara

menyeluruh dan terpadu.

Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat,

diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan

kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit

(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) secara menyeluruh, terpadu

dan berkesinambungan. Untuk menunjang hal ini, diperlukan sumber daya yang

terkait dengan sarana, prasarana, dan infrastruktur yang dimanfaatkan untuk

menyelenggarakan upaya kesehatan. Dalam rangka mewujudkan pelayanan

kesehatan yang optimal, sudah tentu mutlak diperlukan suatu pelayanan yang

bersifat komprehensif dan profesional dari para profesi kesehatan. pelayanan

kefarmasian merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang

tidak terpisahkan, termasuk didalamnya pelayanan kefarmasian di apotek

(Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2008).

Berdasarkan PP No. 51 Tahun 2009, Apotek juga merupakan tempat

pengabdian dan praktek profesi apoteker dalam melakukan pekerjaan

kefarmasian, meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan

farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau

penyaluran obat, pengelolaan obat, pelyanan obat atas resep dokter,

pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat

tradisional.

Dalam mengelola apotek, diperlukan seorang Apoteker Pengelola Apotek

(APA) yang bertanggung jawab untuk mengelola apotek baik teknis dan non-

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

2

Universitas Indonesia

teknis farmasi. Dengan demikian, untuk menjadi seorang apoteker yang

profesional diperlukan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang juga harus

ditunjang dengan pola pikir dan perilaku yang sesuai dengan kode etik profesi

serta undang-undang yang berlaku.

Dalam melaksanakan tugasnya, seorang Apoteker harus berdasarkan

pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care). Saat ini pelayanan kefarmasian

telah bergeser orientasinya dari product oriented ke patient oriented sehingga

kegiatan pelayanan kefarmasian menjadi pelayanan yang bertujuan untuk

meningkatkan kualitas hidup pasien. Dengan demikian, apoteker dituntut untuk

meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku agar dapat melaksanakan

interaksi langsung dengan pasien dalam bentuk pemberian informasi, monitoring

penggunaan obat, dan mengetahui tujuan akhir terapi sesuai harapan dan

terdokumentasi dengan baik (Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian dan Alat

Kesehatan, 2006).

Untuk dapat melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian ini, seorang

calon apoteker tidak hanya membutuhkan bekal pendidikan dan pengetahuan,

akan tetapi juga penerapan ilmu yang telah didapatkan selama masa kuliah

dalam hal pengelolaan apotek. Atas dasar pemikiran tersebut, maka Program

Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia bekerja sama dengan

Apotek Erra Medika menyelenggarakan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA)

yang pada semester ini berlangsung pada tanggal 17 Juni – 12 Juli dan 29 Juli –

16 Agustus 2013.

1.2 Tujuan

Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Erra Medika bertujuan untuk :

a. Mengetahui dan memahami tugas dan tanggung jawab Apoteker

Pengelola Apotek (APA) di apotek baik teknis dan non-teknis

kefarmasian.

b. Memahami dan melaksanakn kegiatan pelayanan kefarmasian di apotek,

baik secara teknis kefarmasian maupun non teknis kefarmasian.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

3 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN UMUM

2.1 Definsi Apotek

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No. 1332/Menkes/SK/X/2002, apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat

dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan

kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah

obat, bahan obat, obat asli Indonesia, alat kesehatan, dan kosmetika, sedangkan

perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk

menyelenggarakan upaya kesehatan. Menurut Peraturan Pemerintah No. 51

Tahun 2009, pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian

mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan

pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas

resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat,

dan obat tradisional.

2.2 Landasan Hukum Apotek

Apotek memiliki landasan hukum yang diatur dalam:

a. Undang-undang Negara, yaitu :

1) Undang-Undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika.

2) Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotik.

3) Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

b. Peraturan pemerintah (PP), yaitu :

1) PP No. 25 tahun 1980 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No.

26 tahun 1965 tentang Apotek.

2) PP No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian

c. Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes), yaitu :

1) Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata

Cara Pemberian Izin Apotek.

2) Permenkes RI No. 889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin

Praktek, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

4

Universitas Indonesia

d. Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes), yaitu :

1) Kepmenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas

Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata

Cara Pemberian Izin Apotek.

2) Kepmenkes RI No. 1027/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

2.3 Tugas dan Fungsi Apotek

Berdasarkan PP No. 25 Tahun 1980 Pasal 2, tugas dan fungsi apotek

adalah:

a. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan

sumpah jabatan.

b. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk,

pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan obat.

c. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus mendistribusikan obat

yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.

d. Sarana tempat pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi

kepada masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya.

2.4 Persyaratan Pendirian Apotek

Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh apotek menurut

Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993, yaitu:

a. Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker, atau apoteker yang bekerja

sama dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap

dengan tempat, perlengkapan, termasuk sediaan farmasi dan perbekalan

farmasi lainnya yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.

b. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan

pelayanan komoditi lainnya diluar sediaan farmasi.

c. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi lainnya diluar

sediaan farmasi.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

5

Universitas Indonesia

Berdasarkan Kepmenkes RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 disebutkan

bahwa :

a) Sarana apotek berlokasi pada daerah yang dengan mudah dikenali oleh

masyarakat.

b) Pada halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kata

apotek.

c) Apotek harus dapat dengan mudah diakses oleh anggota masyarakat.

d) Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisah

dari aktivitas pelayanan dan penjualan produk lainnya, hal ini berguna

untuk menunjukkan integritas dan kualitas produk serta mengurangi

risiko kesalahan penyerahan.

e) Masyarakat harus diberi akses secara langsung dan mudah oleh apoteker

untuk memperoleh informasi dan konseling.

f) Lingkungan apotek harus dijaga kebersihannya, bebas dari hewan

pengerat, serangga.

g) Apotek memiliki suplai listrik yang konstan, terutama untuk lemari

pendingin.

Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam pendirian

sebuah apotek adalah:

a. Lokasi dan Tempat

Persyaratan jarak antara apotek tidak lagi dipermasalahkan tetapi tetap

mempertimbangkan segi pemerataan dan pelayanan kesehatan, jumlah

penduduk, dokter praktek, dan sarana pelayanan kesehatan lain.

b. Bangunan dan Kelengkapan

Bangunan apotek harus memenuhi persyaratan teknis sehingga dapat

menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi apotek serta memelihara

mutu perbekalan farmasi. Apotek harus mempunyai papan nama yang terbuat

dari bahan yang memadai dan memuat nama apotek, nama Apoteker Pengelola

Apotek (APA), nomor Surat Izin Apotek (SIA) dan alamat apotek. Apotek

harus punya papan nama apotik yang berukuran panjang minimal 60 cm dan

lebar minimal 40 cm dengan tulisan hitam di atas dasar putih, tinggi huruf

minimal 5 cm, dan lebar minimal 5 cm. Luas bangunan apotek tidak

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

6

Universitas Indonesia

dipermasalahkan, bangunan apotek terdiri dari ruang tunggu, ruang

administrasi, ruang peracikan, ruang penyimpanan obat, dan toilet. Bangunan

apotek harus dilengkapi dengan sumber air yang memenuhi syarat kesehatan,

penerangan yang cukup, alat pemadam kebakaran yang berfungsi dengan baik,

ventilasi, dan sistem sanitasi yang baik.

1) Ruang tunggu

Ruang tunggu seyogyanya dibuat senyaman mungkin, bersih,

segar, terang, tidak terdapat nyamuk atau serangga sehingga pasien atau

konsumen merasa betah dan nyaman menunggu. Beberapa apotek bahkan

menyediakan majalah, minuman mineral atau dispenser dan majalah

kesehatan ilmiah. Bagian penerimaan resep haruslah dibuat sebaik mungkin,

karena berhubungan langsung dengan pelanggan.

2) Ruang peracikan

Ruang peracikan sebaiknya diatur agar persediaan dapat dijangkau

dengan mudah pada saat persiapan, peracikan, dan pengemasan.

3) Bagian penyerahan obat

Untuk pelayanan profesional di apotek, seyogyanya apotek

menyediakan ruang/tempat khusus untuk menyerahkan obat dan dapat juga

digabung dengan ruang konsultasi atau pemberian informasi. Jika tidak bisa

dibuat ruang terpisah, dapat juga dilakukan pembatasan dengan

menggunakan dinding penyekat, sehingga dapat memberikan atau

menyediakan kesempatan berbicara secara pribadi dengan pelanggan atau

pasien.

4) Ruang administrasi

Merupakan ruangan yang terpisah dari ruang pelayanan ataupun

ruang lainnya. Walaupun tidak terlalu besar, namun disesuaikan dengan

kebutuhan kegiatan manajerial. Ruangan ini juga digunakan untuk

menerima tamu dari supplier industri/pabrik farmasi.

c. Perlengkapan Apotek

Semua peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan pengelolaan

apotek disebut perlengkapan Apotek. Perlengkapan Apotek yaitu :

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

7

Universitas Indonesia

1) Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan seperti timbangan, mortir,

dan gelas ukur.

2) Perlengkapan dan alat penyimpanan perbekalan farmasi seperti lemari

obat dan lemari pendingin.

3) Wadah pengemas dan pembungkus seperti etiket dan plastik pengemas.

4) Tempat penyimpanan khusus narkotika, psikotropika, dan bahan beracun.

5) Alat administrasi seperti blanko pesanan obat, faktur, kuitansi, dan

salinan resep.

6) Buku standar yang diwajibkan antara lain Farmakope Indonesia edisi

terbaru.

7) Kumpulan peraturan dan perundang-undangan.

2.5 Persyaratan Apoteker Pengelola Apotek (APA)

Sejak tanggal 1 Juni 2011, diberlakukan Permenkes RI

No. 889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktek, dan Izin Kerja

Tenaga Kefarmasian. Berdasarkan Permenkes ini, setiap Tenaga Kefarmasian

wajib memiliki surat tanda registrasi. Untuk tenaga kefarmasian yang

merupakan seorang Apoteker, maka wajib memiliki Surat Tanda Registrasi

Apoteker (STRA). Setelah memiliki STRA, Apoteker wajib memiliki surat izin

sesuai tempat kerjanya. Surat izin tersebut dapat berupa Surat Izin Praktek

Apoteker (SIPA) untuk Apoteker yang bekerja di fasilitas pelayanan

kefarmasian atau Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA) untuk Apoteker yang

bekerja di fasilitas produksi atau distribusi farmasi.

Setelah mendapatkan STRA, Apoteker wajib mengurus SIPA atau

SIKA di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat pekerjaan kefarmasian

dilakukan. STRA dikeluarkan oleh Menteri, dimana Menteri akan

mendelegasikan pemberian STRA kepada KFN. STRA berlaku selama lima

tahun dan dapat diregistrasi ulang selama memenuhi persyaratan.

Untuk memperoleh SIPA atau SIKA, Apoteker mengajukan permohonan

kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat pekerjaan kefarmasian

dilaksanakan. Permohonan SIPA atau SIKA harus melampirkan:

a. Fotokopi STRA yang dilegalisir oleh KFN;

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

8

Universitas Indonesia

b. Surat pernyataan mempunyai tempat praktek profesi atau surat keterangan

dari pimpinan fasilitas pelayanan kefarmasian atau dari pimpinan fasilitas

produksi atau distribusi/penyaluran;

c. Surat rekomendasi dari organisasi profesi;

d. Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak dua lembar dan 3 x 4 cm

sebanyak dua lembar.

Dalam mengajukan permohonan SIPA sebagai Apoteker pendamping

harus dinyatakan permintaan SIPA untuk tempat pekerjaan kefarmasian pertama,

kedua, atau ketiga. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus menerbitkan

SIPA atau SIKA paling lama dua puluh hari kerja sejak surat permohonan

diterima dan dinyatakan lengkap.

Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah Apoteker yang telah diberi

Surat Izin Apotek (SIA). Seorang Apoteker Pengelola Apotek harus memenuhi

kualifikasi sebagai berikut:

a. Memiliki ijazah yang telah terdaftar pada Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia.

b. Telah mengucapkan sumpah atau janji sebagai Apoteker.

c. Memiliki SIK dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

d. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan

tugasnya sebagai Apoteker.

e. Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi secara penuh dan tidak menjadi

APA di apotek lain.

Apabila APA berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka apotek,

APA harus menunjuk Apoteker Pendamping. Apabila APA dan Apoteker

Pendamping karena hal-hal tertentu berhalangan melakukan tugasnya, APA

menunjuk Apoteker Pengganti. Penunjukan tersebut harus dilaporkan kepada

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala

Dinas Kesehatan Provinsi setempat. Apabila APA berhalangan melakukan

tugasnya lebih dari 2 (dua) tahun secara terus menerus, SIA atas nama Apoteker

bersangkutan dicabut.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

9

Universitas Indonesia

2.6 Tata Cara Perizinan Apotek (Kementerian Kesehatan RI, 2002)

Surat Izin Apotek (SIA) adalah surat yang diberikan Menteri Kesehatan

RI kepada apoteker atau apoteker yang bekerja sama dengan Pemilik Sarana

Apotek (PSA) untuk membuka apotek di tempat tertentu. Izin apotek diberikan

oleh Menteri, kemudian Menteri melimpahkan wewenang pemberian izin

apotek kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota wajib melaporkan pelaksanaan pemberian izin,

pembekuan izin, pencairan izin, dan pencabutan izin apotek sekali setahun

kepada Menteri dan tembusan disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi. Izin apotek berlaku untuk seterusnya selama apotek yang

bersangkutan masih aktif melakukan kegiatan dan APA dapat melaksanakan

pekerjaannya serta masih memenuhi persyaratan.

Ketentuan dan tata cara pemberian izin apotek sesuai dengan

Kepmenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 pasal 7 dan 9 tentang perubahan

atas Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993, yaitu:

1. Permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dengan menggunakan contoh formulir APT-1.

2. Dengan menggunakan formulir APT-2 Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah

menerima permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala

Balai POM untuk melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan apotek

melakukan kegiatan.

3. Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambat-

lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah permintaan bantuan teknis

dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan hasil

pemeriksaan setempat dengan menggunakan formulir APT-3.

4. Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud di dalam ayat 2 dan

ayat 3 tidak dilaksanakan, apoteker pemohon dapat membuat surat

pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas

Provinsi dengan menggunakan formulir APT-4.

5. Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah diterima laporan

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

10

Universitas Indonesia

hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat 3, atau pernyataan a ya t

4 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan

Surat Izin Apotek (SIA) dengan menggunakan formulir APT-5.

6. Dalam hal hasil pemeriksaan, Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

atau Kepala Balai POM dimaksud ayat 3 masih belum memenuhi syarat,

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota terdapat dalam waktu 12 (dua

belas) hari kerja mengeluarkan Surat Penundaan dengan

menggunakan formulir APT-6.

7. Terhadap Surat Penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 6, apoteker

diberi kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi

selambat-lambatnya dalam jangka waktu satu bulan sejak tanggal Surat

Penundaan.

8. Apabila apoteker menggunakan sarana pihak lain, maka

penggunaan sarana dimaksud wajib didasarkan atas perjanjian kerja sama

antara apoteker dan pemilik sarana.

9. Pemilik sarana yang dimaksud (h) harus memenuhi persyaratan tidak

pernah terlibat dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di

bidang obat sebagaimana dinyatakan dalam surat pernyataan yang

bersangkutan.

10. Terhadap permohonan izin apotek dan Apoteker Pengelola Apotek

(APA) atau lokasi tidak sesuai dengan pemohon, maka Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota dalam jangka waktu selambat-lambatnya 12

hari kerja wajib mengeluarkan surat penolakan disertai dengan

alasannya dengan menggunakan formulir APT-7.

2.7 Pelanggaran Apotek

Pelanggaran apotek dapat dikategorikan berdasarkan berat atau

ringannya pelanggaran tersebut. Kegiatan yang termasuk dalam pelanggaran

berat, yaitu:

a. Melakukan kegiatan tanpa ada tenaga teknis farmasi.

b. Terlibat dalam penyaluran atau penyimpanan obat palsu atau gelap.

c. Pindah alamat apotek tanpa izin.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

11

Universitas Indonesia

d. Menjual narkotika tanpa resep dokter.

e. Kerja sama dengan PBF dalam menyalurkan obat kepada pihak yang

tidak berhak dalam jumlah besar.

f. Tidak menunjuk apoteker pendamping atau apoteker pengganti

pada waktu APA keluar daerah selama tiga bulan berturut-turut.

Kegiatan yang termasuk dalam pelanggaran ringan yaitu:

1. Tidak menunjuk apoteker pendamping pada waktu APA tidak dapat

hadir pada jam buka apotek.

2. Mengubah denah apotek tanpa izin.

3. Menjual obat daftar G kepada yang tidak berhak.

4. Melayani resep yang tidak jelas dokternya.

5. Menyimpan obat rusak, tidak mempunyai penandaan atau belum

dimusnahkan.

6. Obat dalam kartu stok tidak sesuai dengan jumlah yang ada.

7. Salinan resep yang tidak ditanda tangani oleh Apoteker.

8. Melayani salinan resep narkotika dari apotek lain.

9. Lemari narkotika tidak memenuhi syarat.

10. Resep narkotika tidak dipisahkan.

11. Buku harian narkotika tidak diisi atau tidak bisa dilihat atau diperiksa.

12. Tidak mempunyai atau tidak mengisi kartu stok hingga tidak

dapat diketahui dengan jelas asal-usul obat tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebelum melakukan

pencabutan surat izin apotek berkoordinasi dengan Kepala Balai POM

setempat. Pelaksanaan pencabutan surat izin apotek dilaksanakan setelah

dikeluarkan :

a. Peringatan secara tertulis kepada APA secara tiga kali berturut-

turut dengan tenggang waktu masing-masing dua bulan.

b. Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama-lamanya enam

bulan sejak dikeluarkannya Penetapan Pembekuan Izin Apotek.

Keputusan Pencabutan SIA disampaikan langsung oleh Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala Dinas

Kesehatan Provinsi dan Balai/Balai Besar POM setempat.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

12

Universitas Indonesia

c. Pembekuan izin apotek tersebut dapat dicairkan kembali apabila

apotek tersebut dapat membuktikan bahwa seluruh persyaratan yang

ditentukan dalam Keputusan Menteri Kesehatan dan Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia tersebut telah dipenuhi. Pencairan

izin apotek dilakukan setelah menerima laporan pemeriksaan

dari Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.

Pembekuan izin apotek sebagaimana dimaksud dalam huruf (b) di atas,

dapat dicairkan kembali apabila apotek telah membuktikan memenuhi seluruh

persyaratan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan ini.

Apabila Surat Izin Apotek dicabut, Apoteker Pengelola Apotek atau

Apoteker Pengganti wajib mengamankan perbekalan farmasi sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Pengamanan yang dimaksud wajib

mengikuti tata cara sebagai berikut :

a. Dilakukan inventarisasi terhadap seluruh persediaan narkotika, obat keras

tertentu dan obat lain serta seluruh resep yang tersedia di apotek.

b. Narkotika, psikotropika, dan resep harus dimasukkan dalam tempat yang

tertutup dan terkunci.

Apoteker Pengelola Apotek wajib melaporkan secara tertulis kepada

Kepala Wilayah Kantor Kementerian Kesehatan atau petugas yang diberi

wewenang olehnya, tentang penghentian kegiatan disertai laporan inventarisasi

yang dimaksud dalam huruf (a).

2.8 Pencabutan Surat Izin Apotek (Kementerian Kesehatan RI, 2002)

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat wajib melaporkan

pemberian izin, pembekuan izin, pencairan izin, dan pencabutan izin apotek

dalam jangka waktu setahun sekali kepada Menteri dan tembusan disampaikan

kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dapat mencabut surat izin apotek apabila :

a. Apoteker tidak lagi memenuhi kewajibannya untuk menyediakan,

menyimpan dan menyerahkan sediaan farmasi yang bermutu baik dan

keabsahannya terjamin. Sediaan farmasi yang sudah dikatakan tidak

bermutu baik atau karena sesuatu hal tidak dapat dan dilarang untuk

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

13

Universitas Indonesia

digunakan, seharusnya dimusnahkan dengan cara dibakar atau ditanam

atau dengan cara lain yang ditetapkan oleh Menteri.

b. Apoteker Pengelola Apotek (APA) berhalangan melakukan tugasnya lebih

dari 2 (dua) tahun secara terus menerus.

c. Terjadi pelanggaran terhadap Undang-Undang No. 9 tahun 1976 tentang

Narkotika, Undang-Undang Obat Keras No. St. 1973 No. 541, Undang-

Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.

d. Surat Ijin Kerja Apoteker Pengelola Apotek dicabut.

e. Pemilik Sarana Apotek terbukti terlibat dalam pelanggaran perundang-

undangan di bidang obat.

f. Apotek tidak dapat lagi memenuhi persyaratan mengenai kesiapan tempat

pendirian apotek serta kelengkapan sediaan farmasi dan perbekalan lainnya

baik merupakan milik sendiri atau pihak lain.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebelum melakukan

pencabutan surat izin apotek berkoordinasi dengan Kepala Balai POM setempat.

Pelaksanaan pencabutan Surat Izin Apotek dilaksanakan setelah dikeluarkan:

a. Peringatan secara tertulis kepada Apoteker Pengelola Apotek sebanyak 3

(tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 2 (dua)

bulan dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-12.

b. Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama-lamanya 6 (enam)

bulan sejak dikeluarkannya penetapan pembekuan kegiatan Apotek dengan

menggunakan Formulir Model APT-13.

Pembekuan Izin Apotek sebagaimana dimaksud dalam huruf (b) di

atas, dapat dicairkan kembali apabila apotek telah membuktikan memenuhi

seluruh persyaratan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan ini dengan

menggunakan contoh formulir Model APT-14. Pencairan Izin Apotek dimaksud

di atas dilakukan setelah menerima laporan pemeriksaan dari Tim Pemeriksaan

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. Apabila Surat Izin Apotek dicabut,

Apoteker Pengelola Apotek atau Apoteker Pengganti wajib mengamankan

perbekalan farmasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pengamanan yang dimaksud wajib mengikuti tata cara sebagai berikut :

a. Dilakukan inventarisasi terhadap seluruh persediaan narkotika, obat keras

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

14

Universitas Indonesia

tertentu dan obat lain serta seluruh resep yang tersedia di apotek.

b. Narkotika, psikotropika, dan resep harus dimasukkan dalam tempat yang

tertutup dan terkunci

c. Apoteker Pengelola Apotek wajib melaporkan secara tertulis kepada

Kepala Kementerian Kesehatan atau petugas yang diberi wewenang

olehnya, tentang penghentian kegiatan disertai laporan inventarisasi yang

dimaksud dalam poin (a).

2.9 Personalia Apotek

Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 2009 menyebutkan bahwa tenaga

kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri

dari Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Tenaga teknis kefarmasian adalah

tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, yang

terdiri atas sarjana farmasi, ahli madya farmasi, analis farmasi dan tenaga menegah

farmasi/Asisten Apiteker. Tenaga pendukung untuk menjamin kelancaran kegiatan

pelayanan kefarmasian di apotek yaitu Apoteker Pengelola Apotek (APA), Asisten

Apoteker, juru resep, kasir dan pegawai adminstrasi/tata usaha.

Apoteker adalah tenaga profesi yang memiliki dasar pendidikan serta

keterampilan di bidang farmasi dan diberi wewenang serta tanggung jawab

untuk melaksanakan pekerjaan kefarmasian. APA adalah Apoteker yang telah

diberi Surat Izin Apotek. APA bertanggung jawab penuh terhadap semua

kegiatan yang berlangsung di apotek, juga bertanggung jawab kepada pemilik

modal (jika bekerja sama dengan Pemilik Sarana Apotek). Tugas dan kewajiban

APA di apotek adalah sebagai berikut:

a. Memimpin seluruh kegiatan apotek, baik kegiatan teknis maupun non-teknis

kefarmasian sesuai dengan ketentuan maupun perundangan yang berlaku.

b. Pengelolaan sediaan farmasi dalam hal menyediakan, menyimpan, dan

menyerahkan sediaan farmasi yang bermutu baik dan yang keabsahannya

terjamin.

c. Melaksanakan fungsi administrasi dalam hal mengatur, melaksanakan, dan

mengawasi administrasi di apotek.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

15

Universitas Indonesia

d. Melaksanakan fungsi kewirausahaan yaitu mengusahakan agar apotek yang

dipimpinnya dapat memberikan hasil yang optimal sesuai dengan rencana

kerja dengan cara meningkatkan omset, mengadakan pembelian yang sah

dan penekanan biaya serendah mungkin.

e. Melakukan pengembangan apotek.

Menurut Kepmekes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 Pasal 19

disebutkan mengenai ketentuan beberapa pelimpahan tanggung jawab apoteker

pengelola apotek:

a. Apabila APA berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka apotek,

APA harus menunjuk Apoteker Pendamping. Apoteker Pendamping adalah

apoteker yang bekerja di apotek di samping Apoteker Pengelola Apotek

dan/atau menggantikan pada jam-jam tertentu pada hari buka apotek.

b. Apabila APA dan Apoteker Pendamping karena hal-hal tertentu

berhalangan melakukan tugasnya, APA menunjuk Apoteker Pengganti.

Apoteker Pengganti yaitu apoteker yang menggantikan APA selama APA

tersebut tidak berada di tempat lebih dari tiga bulan secara terus-menerus,

telah memiliki Surat Ijin Kerja (SIK) dan tidak bertindak sebagai APA di

apotek lain.

c. Penunjukkan tersebut harus dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi setempat dengan menggunakan formulir model APT-9.

d. Apoteker Pendamping dan Apoteker Pengganti wajib memenuhi

persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

e. Apabila Apoteker Pengelola Apotek berhalangan melakukan tugasnya lebih

dari dua tahun secara terus-menerus, Surat Izin Apotek atas nama Apoteker

yang bersangkutan dapat dicabut.

Apoteker Pendamping bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas

pelayanan kefarmasian selama yang bersangkutan bertugas menggantikan

APA. Pada setiap pengalihan tanggung jawab kefarmasian yang disebabkan

karena penggantian APA oleh Apoteker Pengganti, harus diikuti dengan serah

terima resep, narkotika, dan perbekalan farmasi lainnya, serta kunci-kunci

tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika. Serah terima ini harus diikuti

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

16

Universitas Indonesia

dengan pembuatan berita acara.

Untuk mendukung kegiatan di apotek apabila apotek yang dikelola

cukup besar dan padat diperlukan tenaga kerja lain seperti Asisten Apoteker

yang berdasarkan peraturan perundang-undangan berhak melakukan pekerjaan

kefarmasian sebagai Asisten Apoteker di bawah pengawasan Apoteker, juru

resep yaitu petugas yang membantu pekerjaan asisten apoteker, kasir yaitu

orang yang bertugas mencatat penerimaan dan pengeluaran uang yang

dilengkapi dengan kwitansi dan nota, pegawai tata usaha yaitu petugas yang

melaksanakan administrasi apotek dan membuat laporan pembelian,

penjualan, dan keuangan apotek.

Pada Pasal 24, dijelaskan apabila APA meninggal dunia, maka ahli

waris APA wajib melaporkan kejadian tersebut dalam waktu 2 x 24 jam

kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Apabila pada apotek tersebut

tidak terdapat Apoteker Pendamping, maka laporan wajib disertai penyerahan

resep, narkotika, psikotropika, obat keras dan kunci tempat penyimpanan

narkotika dan psikotropika. Penyerahan dibuat Berita Acara Serah Terima

sebagaimana dimaksud Pasal 23 ayat (2) kepada Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dengan menggunakan formulir model APT-11 dengan

tembusan kepada Kepala Balai POM setempat.

2.10 Golongan Obat

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

1332/Menkes/SK/X/2002, sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli

Indonesia, alat kesehatan dan kosmetika. Obat merupakan satu di antara sediaan

farmasi yang dapat ditemui di Apotek. Menurut Undang-undang No. 36 Tahun

2009, obat adalah bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang

digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan

patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,

pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.

Obat-obatan yang beredar di Indonesia digolongkan oleh Badan

Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dalam 4 (empat) kategori, yaitu obat

bebas, obat bebas terbatas, obat keras dan obat golongan narkotika.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

17

Universitas Indonesia

Penggolongan inibedasarkan tingkat keamanan dan dimaksudkan untuk

memudahkan pengawasan terhadap peredaran dan pemakaian obat-obat tersebut.

Pemerintah menetapkan beberapa peraturan mengenai “Tanda” untuk

membedakan jenis-jenis obat yang beredar di wilayah Republik Indonesia agar

pengelolaan obat menjadi mudah. Beberapa peraturan tersebut antara lain yaitu:

a. UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

b. Kepmenkes RI No. 2380/A/SK/VI/83 tentang Tanda Khusus Obat Bebas

dan Obat Bebas Terbatas.

c. Kepmenkes RI No. 2396/A/SK/VIII/86 tentang Tanda Khusus Obat Keras

Daftar G.

d. Kepmenkes RI No. 347/Menkes/SK/VIII/90 tentang Obat Wajib Apotek.

e. Permenkes RI No. 688/Menkes/Per/VII/1997 tentang Peredaran

Psikotropika.

Berdasarkan ketentuan peraturan tersebut, maka obat dapat dibagi

menjadi beberapa golongan yaitu (Umar, 201; Kementerian Kesehatan RI,

1997):

2.10.1 Obat Bebas

Obat tanpa peringatan, yang dapat diperoleh tanpa resep dokter disebut

obabt bebas. Tandanya berupa lingkaran bulat berwarna hijau dengan garis tepi

hitam. Contohnya adalah parasetamol.

Gambar 2.1. Penandaan Obat Bebas

2.10.2 Obat Bebas Terbatas

Obat dengan peringatan, yang dapat diperoleh tanpa resep dokter disebut

obat bebas terbatas. Tandanya berupa lingkaran bulat berwarna biru dengan garis

tepi hitam.

Gambar 2.2. Penandaan Obat Bebas Terbatas

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

18

Universitas Indonesia

Contoh dari obat bebas terbatas yaitu, obat batuk, obat influenza, obat

penghilang rasa sakit dan penurun panas, obat-obat antiseptik, dan obat tetes

mata untuk iritasi ringan. Obat golongan ini termasuk obat keras namun dapat

dibeli tanpa resep dokter.

Komposisi obat bebas terbatas merupakan obat keras sehingga dalam

wadah atau kemasan perlu dicantumkan tanda peringatan (P1-P6). Tanda

peringatan tersebut berwarna hitam dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar 2 cm

(disesuaikan dengan warna kemasannya) dan diberi tulisan peringatan

penggunaannya dengan huruf berwarna putih.

Tanda-tanda peringatan ini sesuai dengan golongan obatnya yaitu:

a. P No.1: Awas! Obat keras. Baca aturan memakainya. Contoh: Neozep®.

b. P No.2: Awas! Obat keras. Hanya untuk dikumur, jangan ditelan. Contoh:

Minosep gargle®.

c. P No.3: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan. Contoh:

Canesten®.

d. P No.4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.

e. P No.5: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan. Contoh: Dulcolax®

(supositoria untuk laksatif)

f. P No.6: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan. Contoh: Anusol®

Supositoria untuk wasir.

Gambar 2.3. Tanda Peringatan pada Obat Bebas Terbatas

2.10.3 Obat Keras Daftar G

Obat keras merupakan obat yang hanya bisa didapatkan dengan resep

dokter dan dapat diulang tanpa resep baru bila dokter menyatakan pada resepnya

P. No. 3

Awas! Obat Keras

Hanya untuk bagian luar

dari badan

P. No. 4

Awas! Obat Keras

Hanya untuk dibakar

P. No. 5

Awas! Obat Keras

Tidak boleh ditelan

P. No. 6

Awas! Obat Keras

Obat wasir, jangan

ditelan

P. No. 2

Awas! Obat Keras

Hanya untuk kumur,

Jangan ditelan

P. No. 1

Awas! Obat Keras

Baca aturan memakainya

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

19

Universitas Indonesia

“boleh diulang“. Obat-obat golongan ini antara lain obat jantung, obat diabetes,

hormon, psikotropika, antibiotika, beberapa obat ulkus lambung, dan semua obat

injeksi. Obat keras mempunyai khasiat mengobati, menguatkan, mendesinfeksi,

dan lain-lain, pada tubuh manusia, baik dalam bungkusan atau tidak yang

ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Tanda khusus obat keras yaitu lingkaran

merah dengan garis tepi hitam dan huruf K di dalamnya yang ditulis pada etiket

dan bungkus luar. Contohnya adalah Propanolol, Amoksisilin.

Gambar 2.4. Penandaan Obat Keras

2.10.3.1 Psikotropika

Zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang

berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang

menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku disebut

Psikotropika. Penggolongan dari psikotropika adalah (Undang-Undang No. 5

tahun 1997 tentang Psikotropika, 1997):

a. Psikotropika golongan I adalah Psikotropika yang hanya dapat digunakan

untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta

mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.

Contoh: etisiklidina, tenosiklidina, meskalin, metilendioksi metilamfetamin

(MDMA).

b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan

dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan

serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.

Contoh: amfetamin, metakualon, dan metifedinat. Sekarang obat

Psikotropika golongan I dan II dikategorikan narkotika golongan I.

c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan

dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan

serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.

Contoh: amobarbital, pentobarbital, siklobarbital.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

20

Universitas Indonesia

d. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan

dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma

ketergantungan. Contoh: diazepam, estazolam, etilamfetamin, alprazolam.

Pabrik obat dapat menyalurkan psikotropika kepada PBF, apotek, sarana

penyimpanan sediaan farmasi pemerintah, rumah sakit, dan lembaga penelitian

dan atau lembaga pendidikan. PBF dapat menyalurkan sediaan psikotropika

kepada PBF lainnya, apotek, sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah,

rumah sakit, dan lembaga penelitian dan atau lembaga pendidikan.

Penyerahan psikotropika kepada pasien dalam rangka peredaran hanya

dapat dilakukan oleh apotek, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dan

dokter, sedangkan penyerahan psikotropika oleh apotek hanya dapat dilakukan

kepada apotek lain, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter, dan

kepada pasien. Penyerahan psikotropika kepada pasien dilaksanakan

berdasarkan resep dokter. Khusus penyerahan psikotropika oleh dokter dapat

dilakukan pada kondisi jika pelaksanaan tugas dilakukan di daerah terpencil

yang tidak ada apotek. Tugas pengaturan psikotropika adalah:

1. Menjamin ketersediaan psikotropika guna kepentingan pelayanan

kesehatan dan ilmu pengetahuan.

2. Mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika.

3. Memberantas peredaran gelap psikotropika.

Pengelolaan psikotropika di apotek meliputi :

a. Pemesanan Psikotropika

Apoteker melakukan pemesanan psikotropika ke PBF

menggunakan surat pesanan (SP) psikotropika yang ditandatangani oleh

APA dengan mencantumkan nama jelas, nama apotek, nomor SIPA, nomor

SIA, dan stempel apotek. Satu surat pesanan dapat digunakan untuk

memesan lebih dari satu jenis obat psikotropika dan dibuat 2 rangkap,

aslinya diberikan pada distributor dan salinannya untuk apotek sebagai arsip.

b. Penyimpanan Psikotropika

Penyimpanan belum diatur dalam satu peraturan khusus sebagaimana

penyimpanan narkotika. Namun, psikotropika memiliki potensi untuk

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

21

Universitas Indonesia

disalahgunakan, maka disarankan agar menyimpan dalam suatu rak atau

lemari khusus dan membuat kartu persediaan psikotropika.

c. Pelaporan Psikotropika

Apotek wajib membuat dan menyimpan catatan mengenai kegiatan yang

berhubungan dengan penggunaan psikotropika. Berdasarkan Undang-

Undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, disebutkan bahwa pabrik

obat, pedagang besar farmasi, rumah sakit, puskesmas, lembaga penelitian

dan atau pendidikan wajib melaporkan catatan mengenai kegiatan yang

berhubungan dengan penggunaan psikotropika kepada Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada Balai

Besar/Balai POM, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat dan juga

disimpan sebagai arsip. Laporan psikotropika dibuat secara berkala sesuai

kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

d. Pemusnahan Psikotropika

Pemusnahan psikotropika dilakukan bila berhubungan dengan tindak

pidana, diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang

berlaku dan atau tidak dapat digunakan dalam proses produksi,

kadaluarsa atau tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan

kesehatan dan untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Pemusnahan

psikotropika wajib dibuat Berita Acara dan dikirim kepada Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Balai POM.

2.10.4 Narkotika (Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, 2009).

Merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman

baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau

perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa

nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam

golongan-golongan.

Gambar 2.5 Penandaan Narkotika

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

22

Universitas Indonesia

Narkotika dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:

a. Narkotika Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk

tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi,

serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.

Contoh: kokain, opium, heroin, ganja.

b. Narkotika Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan,

digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi

dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai

potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: morfin, petidin,

normetadon, metadon.

c. Narkotika Golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan

banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan

ketergantungan. Contoh: kodein, norkodein, etilmorfin.

Berdasarkan Kepmenkes RI No. 199/Menkes/SK/X/1996, PT. Kimia

Farma Tbk merupakan satu–satunya perusahaan yang diizinkan oleh

pemerintah untuk mengimpor dan mendistribusikan narkotika di wilayah

Indonesia, guna kepentingan pengobatan dan ilmu pengetahuan dengan

penanggung jawab yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pengendalian dan pengawasan

narkotika oleh pemerintah karena narkotika adalah bahan berbahaya yang

sifatnya dapat menyebabkan ketergantungan serta dapat mengakibatkan

kerusakan organ.

Pengelolaan narkotika di apotek meliputi:

a. Pemesanan Narkotika

Pemesanan narkotika di apotek dilakukan dengan surat pemesanan

narkotika kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF) PT. Kimia Farma Tbk. Surat

pesanan narkotika harus ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek

dengan mencantumkan nama jelas, nama apotek, nomor SIPA, SIA, dan

stempel apotek. Surat pesanan dibuat rangkap empat, tiga rangkap termasuk

aslinya diserahkan ke PBF Kimia Farma sementara sisanya disimpan oleh

apotek sebagai arsip dimana untuk 1 lembar SP hanya dapat untuk memesan

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

23

Universitas Indonesia

satu jenis narkotika.

b. Penyimpanan Narkotika

Berdasarkan Permenkes RI No. 28/Menkes/Per/I/1978 pada pasal 5 dan

6, disebutkan bahwa Apotek memiliki tempat khusus penyimpanan narkotika

yang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan yang lain yang kuat.

2) Harus mempunyai kunci yang kuat.

3) Dibagi dua, masing-masing dengan kunci yang berlainan; bagian

pertama dipergunakan untuk menyimpan morfin, petidin dan garam-

garamnya serta persediaan narkotika dan bagian kedua untuk

penyimpanan narkotika lainnya yang digunakan sehari-hari.

4) Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari berukuran kurang dari

40x80x100 cm, maka lemari tersebut harus dibaut pada tembok atau

lantai.

5) Lemari khusus tidak dipergunakan untuk menyimpan bahan lain

selain narkotika, kecuali ditentukan oleh Menteri Kesehatan.

6) Anak kunci lemari khusus harus dipegang oleh pegawai yang diberi

kuasa.

7) Lemari khusus harus ditempatkan pada tempat yang aman dan

tidak terlihat oleh umum.

c. Pelayanan Resep yang Mengandung Narkotika

Hal yang harus diperhatikan dalam pelayanan resep yang

mengandung narkotika antara lain (Departemen Kesehatan RI (b), 1997;

Direktorat Jenderal POM, 1997):

1. Narkotika hanya digunakan untuk kepentingan pengobatan atau ilmu

pengetahuan.

2. Narkotika hanya dapat diserahkan kepada pasien untuk pengobatan

penyakit berdasarkan resep dokter.

3. Apotek dilarang mengulangi menyerahkan narkotika atas dasar salinan

resep dokter.

4. Apotek dilarang melayani salinan resep yang mengandung narkotika,

walaupun resep tersebut baru dilayani sebagian atau belum dilayani

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

24

Universitas Indonesia

sama sekali.

5. Untuk resep narkotika yang baru dilayani sebagian atau belum sama

sekali, apotek boleh membuat salinan resep tetapi salinan resep tersebut

hanya boleh dilayani oleh apotek yang menyimpan resep asli.

6. Salinan resep dari resep narkotika dengan tulisan iter tidak boleh

dilayani sama sekali. Dengan demikian dokter tidak boleh menambah

tulisan iter pada resep-resep yang mengandung narkotika.

d. Pelaporan Narkotika

Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika menyatakan

bahwa apotek wajib membuat, menyampaikan dan menyimpan laporan berkala

mengenai pemasukan dan/atau pengeluaran narkotika yang berada dalam

penguasaannya. Pelaporan penggunaan narkotika telah dikembangkan dalam

bentuk perangkat lunak atau program Sistem Pelaporan Narkotika dan

Psikotropika (SIPNAP) sejak tahun 2006 oleh Kementerian Kesehatan. Sistem

Pelaporan Narkotika dan Psikotropika (SIPNAP) adalah sistem yang mengatur

pelaporan penggunaan Narkotika dan Psikotropika dari Unit Layanan

(Puskesmas, Rumah Sakit dan Apotek) ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

dengan menggunakan pelaporan elektronik selanjutnya Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota melaporkan ke tingkat yang lebih tinggi (Dinkes Provinsi dan

Ditjen Binfar dan Alkes) melalui mekanisme pelaporan online yang

menggunakan fasilitas internet. Namun, penerapan undang-undang ini belum

dilaksanakan secara menyeluruh di Indonesia.

e. Pemusnahan Narkotika

Berdasarkan Permenkes RI No. 28/Menkes/Per/1978 pasal 9, disebutkan

bahwa Apoteker Pengelola Apotek (APA) dapat memusnahkan narkotika yang

rusak, kadaluarsa atau tidak memenuhi syarat lagi untuk digunakan dalam

pengobatan dan atau pengembangan penelitian.

Pelaksanaan pemusnahan narkotika di apotek, diatur sebagai berikut:

1) Apotek yang berada di tingkat provinsi disaksikan oleh Balai

Pengawas Obat dan Makanan setempat.

2) Apotek yang berada di tingkat kabupaten/kota disaksikan oleh Kepala

Dinas Kesehatan tingkat II.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

25

Universitas Indonesia

Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang memusnahkan narkotika harus

membuat berita acara pemusnahan (BAP) narkotika paling sedikit rangkap tiga,

yang memuat:

1) Hari, tanggal, bulan, dan tahun pemusnahan.

2) Nama pemegang izin khusus, APA, atau dokter pemilik narkotika.

3) Nama seorang saksi dari pemerintah dan seorang saksi dari

apotek tersebut.

4) Nama dan jumlah narkotika yang dimusnahkan.

5) Cara pemusnahan.

6) Tanda tangan APA/pemegang izin khusus, dokter pemilik narkotika

dan para saksi.

Berita acara tersebut dikirimkan kepada Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dengan tembusan:

1) Kepala Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan setempat.

2) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat.

3) Arsip.

2.11 Pengelolaan Apotek

Pengelolaan apotek adalah seluruh upaya dan kegiatan apoteker untuk

melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan apotek. Menurut Keputusan Menteri

Kesehatan RI No. 922/MENKES/PER/X/1993 pengelolaan apotek dapat dibagi

menjadi dua, yaitu Menurut Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993,

pengelolaan teknis kefarmasian Apotek meliputi:

a. Pengelolaan teknis kefarmasian meliputi pembuatan, pengelolaan,

peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan, penyerahan

obat atau bahan obat, pengadaan, penyimpanan, penyaluran

dan penyerahan perbekalan farmasi lainnya. Pelayanan informasi

mengenai perbekalan farmasi yang meliputi pelayanan informasi

mengenai perbekalan farmasi lainnya yang diberikan baik kepada dokter,

tenaga kesehatan lainnya, maupun kepada masyarakat, pengamatan dan

pelaporan mengenai khasiat, keamanan, bahaya dan atau mutu obat serta

perbekalan farmasi lainnya.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

26

Universitas Indonesia

b. Pengelolaan non teknis kefarmasian meliputi semua kegiatan administrasi,

keuangan, personalia, pelayanan komoditas selain perbekalan farmasi dan

bidang lainnya yang berhubungan dengan fungsi apotek.

2.11.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi

a. Perencanaan

Perencanaan merupakan kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah,

dan harga dalam rangka pengadaan dengan tujuan mendapatkan jenis dan

jumlah yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, serta menghindari

kekosongan obat. Dalam perencanaan pengadaan sediaan farmasi seperti obat-

obatan dan alat kesehatan, maka perlu dilakukan pengumpulan data obat-obatan

yang akan dipesan. Data obat-obatan tersebut biasanya ditulis dalam buku

defekta, yaitu jika barang habis atau persediaan menipis berdasarkan jumlah

barang yang tersedia pada bulan-bulan sebelumnya. Beberapa pertimbangan

yang harus dilakukan APA di dalam melaksanakan perencanaan pemesanan

barang, yaitu memilih Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang memberikan

keuntungan dari segala segi, misalnya harga yang ditawarkan sesuai,

ketepatan waktu pengiriman, diskon dan bonus yang diberikan sesuai, jangka

waktu kredit yang cukup, serta kemudahan dalam pengembalian obat-obatan

yang hampir kadaluarsa.

Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di

Apotek, maka dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu

memperhatikan:

1. Pola penyakit, maksudnya adalah perlu memperhatikan dan

mencermati pola penyakit yang timbul di sekitar masyarakat sehingga

apotek dapat memenuhi kebutuhan masyarakat tentang obat-obat

untuk penyakit tersebut.

2. Tingkat perekonomian masyarakat di sekitar apotek juga akan

mempengaruhi daya beli terhadap obat-obatan.

3. Budaya masyarakat dimana pandangan masyarakat terhadap obat,

pabrik obat, bahkan iklan obat dapat mempengaruhi dalam hal pemilihan

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

27

Universitas Indonesia

obat- obatan khususnya obat-obatan tanpa resep. Demikian juga dengan

budaya masyarakat yang lebih senang berobat ke dokter, maka apotek

perlu memperhatikan obat-obat yang sering diresepkan oleh dokter

tersebut

c. Pengadaan

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 918/Menkes/Per/X/1993

tentang PBF, menyebutkan bahwa pabrik dapat menyalurkan produksinya

langsung ke PBF, apotek, toko obat, apotek rumah sakit, dan sarana kesehatan

lain (Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 918/Menkes/per/X/1993, 1993).

Pengadaan barang di apotek meliputi pemesanan dan pembelian. Pembelian

barang dapat dilakukan secara langsung ke produsen atau melalui PBF.

Proses pengadaan barang dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap persiapan, dilakukan dengan cara mengumpulkan data barang-

barang yang akan dipesan dari buku defekta, termasuk obat baru yang

ditawarkan pemasok.

2. Pemesanan dilakukan dengan menggunakan Surat Pesanan (SP). SP

minimal dibuat 2 lembar (untuk pemasok dan arsip apotek) dan

ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nomor SIPA.

Pengadaan atau pembelian barang di apotek dapat dilakukan dengan cara

antara lain (Anif, 2001):

1. Pembelian dalam jumlah terbatas yaitu pembelian dilakukan sesuai

dengan kebutuhan dalam waktu pendek, misalnya satu minggu.

Pembelian ini dilakukan bila modal terbatas dan PBF berada dalam

jarak tidak jauh dari apotek, misalnya satu kota dan selalu siap untuk

segera mengirimkan obat yang dipesan.

2. Pembelian berencana dimana metode ini erat hubungannya dengan

pengendalian persediaan barang. Pengawasan stok obat atau barang

dagangan penting sekali, untuk mengetahui obat yang fast moving

atau slow moving, hal ini dapat dilihat pada kartu stok. Selanjutnya

dilakukan perencanaan pembelian sesuai dengan kebutuhan.

3. Pembelian secara spekulasi merupakan pembelian dilakukan dalam

jumlah yang lebih besar dari kebutuhan, dengan harapan akan ada

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

28

Universitas Indonesia

kenaikan harga dalam waktu dekat atau karena ada diskon atau bonus.

Pola ini dilakukan pada waktu-waktu tertentu jika diperkirakan akan

terjadi peningkatan permintaan. Meskipun apabila spekulasinya benar

akan mendapat keuntungan besar, tetapi cara ini mengandung resiko

obat akan rusak atau kadaluarsa

c. Penyimpanan

Penyimpanan obat sebaiknya digolongkan berdasarkan bentuk sediaan,

seperti sediaan padat dipisahkan dari sediaan cair atau setengah padat.

Hal tersebut dilakukan untuk menghindari zat-zat yang bersifat higroskopis.

Serum, vaksin, dan obat-obat yang mudah rusak atau meleleh pada suhu kamar

disimpan dalam lemari pendingin. Penyusunan obat dapat dilakukan secara

alfabetis untuk mempermudah dan mempercepat pengambilan obat saat

diperlukan. Pengaturan pemakaian barang di apotek sebaiknya menggunakan

sistem FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First In First Out), sehingga

obat-obat yang mempunyai waktu kadaluarsa lebih singkat disimpan paling

depan dan memungkinkan diambil terlebih dahulu.

2.11.2 Pengelolaan Keuangan

Laporan keuangan yang biasa dibuat di apotek adalah:

a. Laporan Rugi-Laba

Laporan rugi-laba adalah laporan yang menyajikan informasi tentang

pendapatan, biaya, laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama periode

tertentu. Laporan rugi-laba biasanya berisi hasil penjualan, HPP (persediaan

awal + pembelian - persediaan akhir), laba kotor, biaya operasional, laba bersih

usaha, laba bersih sebelum pajak, laba bersih setelah pajak, pendapatan non

usaha, dan pajak.

b. Neraca

Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit

usaha pada waktu tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan

jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban

yang disebut pasiva, atau dengan kata lain aktiva adalah investasi di dalam

perusahaan dan pasiva merupakan sumber-sumber yang digunakan untuk

investasi tersebut. Oleh karena itu, dapat dilihat dalam neraca bahwa jumlah

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

29

Universitas Indonesia

aktiva akan sama besar dengan pasiva. Aktiva dikelompokkan dalam aktiva

lancar dan aktiva tetap. Aktiva lancar berisi kas, surat-surat berharga,

piutang, dan persediaan. Aktiva tetap dapat berupa gedung atau tanah,

sedangkan pasiva dapat berupa hutang dan modal.

c. Laporan Hutang-Piutang

Laporan utang adalah laporan yang berisi utang yang dimiliki apotek

pada periode tertentu dalam satu tahun, sedangkan laporan piutang berisikan

piutang yang ditimbulkan karena transaksi yang belum lunas dari pihak lain

kepada pihak apotek.

2.11.3 Administrasi

Administrasi yang biasa dilakukan meliputi (Anif, 2001):

a. Administrasi umum, kegiatannya meliputi, membuat agenda

atau mengarsipkan surat masuk dan surat keluar, pembuatan laporan-

laporan seperti, laporan narkotika dan psikotropika, pelayanan resep

dengan harganya, pendapatan, alat dan obat KB, obat generik, dan lain-

lain.

b. Pembukuan meliputi pencatatan keluar dan masuknya uang disertai

bukti-bukti pengeluaran dan pemasukan.

c. Administrasi penjualan meliputi pencatatan pelayanan obat resep, obat

bebas, dan pembayaran secara tunai atau kredit.

d. Administrasi pergudangan meliputi, pencatatan penerimaan barang,

masing-masing barang diberi kartu stok, dan membuat defekta.

e. Administrasi pembelian meliputi pencatatan pembelian harian secara

tunai atau kredit dan asal pembelian, mengumpulkan faktur secara

teratur. Selain itu dicatat kepada siapa berhutang dan masing-masing

dihitung besarnya hutang apotek.

f. Administrasi piutang, meliputi pencatatan penjualan kredit, pelunasan

piutang, dan penagihan sisa piutang.

g. Administrasi kepegawaian dilakukan dengan mengadakan absensi

karyawan, mencatat kepangkatan, gaji, dan pendapatan lainnya dari

karyawan

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

30

Universitas Indonesia

2.12 Pelayanan Apotek

Peraturan yang mengatur tentang Pelayanan Apotek adalah Peraturan

Menteri Kesehatan No. 922/Menkes/Per/X/1993 yang meliputi:

a. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter spesialis, dokter gigi,

dan dokter hewan. Pelayanan resep ini sepenuhnya atas dasar tanggung

jawab Apoteker Pengelola Apotek, sesuai dengan keahlian profesinya

yang dilandasi pada kepentingan masyarakat.

b. Apotek wajib menyediakan, menyimpan, dan menyerahkan perbekalan

yang bermutu baik dan absah.

c. Apotek tidak diizinkan mengganti obat generik yang ditulis dalam

resep dengan obat paten. Namun resep dengan obat paten boleh diganti

dengan obat generik.

d. Apotek wajib memusnahkan perbekalan farmasi yang tidak memenuhi

syarat mengikuti ketentuan yang berlaku, dengan membuat berita acara.

Pemusnahan ini dilakukan dengan cara dibakar atau dengan ditanam

atau dengan cara lain yang ditetapkan oleh Balai Besar POM.

e. Dalam hal pasien tidak mampu menebus obat yang diresepkan,

apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter penulis resep untuk

pemilihan obat yang lebih tepat.

f. Apoteker wajib memberikan informasi yang berkaitan dengan

penggunaan obat secara tepat, aman, dan rasional atas permintaan

masyarakat.

g. Apabila apoteker menganggap bahwa dalam resep terdapat kekeliruan

atau penulisan resep yang tidak tepat, Apoteker harus memberitahukan

kepada dokter penulis resep. Apabila atas pertimbangan tertentu dokter

penulis resep tetap pada pendiriannya, dokter wajib melaksanakan

secara tertulis atau membubuhkan tanda tangan yang lazim di atas resep.

h. Salinan resep harus ditandatangani oleh Apoteker.

i. Resep harus dirahasiakan dan disimpan di apotek dengan baik

dalam jangka waktu 3 tahun.

j. Resep dan salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter

penulis resep atau yang merawat penderita, penderita yang bersangkutan,

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

31

Universitas Indonesia

petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut perundang-

undangan yang berlaku.

k. Apoteker Pengelola Apotek, Apoteker Pendamping atau Apoteker

Pengganti diizinkan menjual obat keras tanpa resep yang dinyatakan

sebagai Daftar Obat Wajib Apotek, yang ditetapkan oleh Menteri

Kesehatan Republik Indonesia.

Menurut Kepmenkes RI No. 1027/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Apotek, pelayanan kefarmasian yang ada di apotek

meliputi:

1. Pelayanan Resep

a. Skrining Resep

Apoteker melakukan skrining resep meliputi:

1) Persyaratan administratif: nama, SIP dan alamat dokter; tanggal

penulisan resep; tanda tangan/paraf dokter penulis resep; nama,

alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien; cara pemakaian

yang jelas; dan informasi lainnya.

2) Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas,

inkompatibilitas, cara dan lama pemberian.

3) Pertimbangan klinis: adanya alergi, efek samping, interaksi,

kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain lain). Jika ada

keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter

penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif

seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah

pemberitahuan.

b. Penyiapan Obat

1) Peracikan

Kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas dan

memberikan etiket pada wadah disebut peracikan. Dalam melaksanakan

peracikan obat, harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan

dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan etiket yang benar.

2) Etiket

Obat diberikan etiket harus jelas dan dapat dibaca.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

32

Universitas Indonesia

3) Kemasan obat yang diserahkan

Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang

cocok sehingga terjaga kualitasnya.

4) Penyerahan obat

Sebelum obat diserahkan kepada pasien, harus dilakukan

pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep.

Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi

obat dan konseling kepada pasien.

5) Informasi obat

Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah

dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat

pada pasien sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, cara

penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan

minuman yang harus dihindari selama terapi.

6) Konseling

Apoteker harus memberikan konseling, mengenai sediaan farmasi,

pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat

memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari

bahaya penyalahgunaan atau penggunaan obat yang salah. Untuk

penderita penyakit tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asma

dan penyakit kronis lainnya, apoteker harus memberikan konseling secara

berkelanjutan.

7) Monitoring penggunaan obat

Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus

melaksanakan pemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien

tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis

lainnya.

2. Promosi dan Edukasi

Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus berpartisipasi

secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu diseminasi

informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet/brosur, poster, penyuluhan dan

lain lainnya.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

33

Universitas Indonesia

3. Pelayanan residensial (Home Care)

Apoteker sebagai pemberi pelayanan (care giver) diharapkan juga dapat

melakukan pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah,

khususnya untuk kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit

kronis lainnya. Untuk aktivitas ini Apoteker harus membuat catatan berupa

catatan pengobatan (medication record).

2.13 Pelayanan Informasi Obat

Pekerjaan kefarmasian di apotek tidak hanya pada pembuatan,

pengolahan, pengadaan, dan penyimpanan perbekalan farmasi, tetapi juga

pada pelayanan informasi obat (PIO). Tujuan diselenggarakannya PIO di

apotek adalah demi tercapainya penggunaan obat yang rasional, yaitu tepat

indikasi, tepat pasien, tepat regimen (dosis, cara, waktu, dan lama pemberian),

tepat obat, dan waspada efek samping. Dalam memberikan informasi obat,

hendaknya seorang apoteker mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Mandiri, artinya bebas dari segala bentuk keterikatan dengan pihak lain

yang dapat mengakibatkan informasi yang diberikan menjadi tidak

objektif.

b. Objektif, artinya memberikan informasi dengan sejelas-jelasnya

mengenai suatu produk obat tanpa dipengaruhi oleh berbagai

kepentingan.

c. Seimbang, artinya informasi diberikan setelah melihat dari berbagai

sudut pandang yang mungkin berlawanan.

d. Ilmiah, artinya informasi berdasarkan sumber data atau referensi yang

dapat dipercaya.

e. Berorientasi pada pasien, maksudnya informasi tidak hanya

mencakup informasi produk seperti ketersediaan, kesetaraan generik,

tetapi juga harus mencakup informasi yang mempertimbangkan kondisi

pasien.

Peran apoteker di apotek dalam pemberian informasi obat kepada

pasien, dokter, maupun tenaga medis lainnya sangat pentin, mengingat apotek

sebagai sarana kesehatan masyarakat yang melayani masyarakat dengan cara

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

34

Universitas Indonesia

memberikan obat sesuai dengan kebutuhan pasien atau resepnya. Pelaksanaan

pelayanan informasi obat di apotek bertujuan agar obat dapat digunakan pasien

secara rasional, yaitu tepat indikasi, tepat pasien, tepat regimen, tepat obat, serta

waspada terhadap efek samping obat. Oleh karena itu, dibutuhkan peran aktif

apoteker di apotek untuk memberikan informasi obat kepada pasien, dokter

serta tenaga medis lain yang terlibat di apotek.

2.14 Obat Wajib Apotek (OWA)

Obat keras yang dapat diserahkan kepada pasien tanpa resep dokter

oleh apoteker di apotek disebut ObatWajib Apotek (Kementerian Kesehatan

RI, 1990). Obat yang dapat diserahkan tanpa resep dokter harus memenuhi

kriteria :

a. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak

di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas usia 65 tahun.

b. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko

pada kelanjutan penyakit.

c. Penggunaan tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang

harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.

d. Penggunaan diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi

di Indonesia.

e. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang

dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.

Obat-obat yang termasuk ke dalam Daftar Obat Wajib Apotek antara lain:

1. Daftar Obat Wajib No. 1 (Kepmenkes RI No. 347/Menkes/SK/VII/1990)

mengalami perubahan pada Daftar Obat Wajib menurut Kepmenkes RI

No. 925/Menkes/Per/X/1993 yaitu memuat perubahan golongan obat

terhadap daftar OWA No. 1, beberapa obat yang semula OWA atau Obat

Keras berubah menjadi Obat Bebas Terbatas atau Obat Bebas, disertai

keterangan batasannya. Contohnya Ibuprofen semula golongan OWA

menjadi golongan Obat Bebas Terbatas dengan pembatasan tablet 200 mg,

kemasan tidak lebih dari 10 tablet.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

35

Universitas Indonesia

2. Daftar Obat Wajib No. 2 menurut Kepmenkes RI

No. 924/Menkes/SK/X/1993, antara lain:

a. Obat luar untuk infeksi jamur pada kulit, inflamasi 1 tube

b. Obat inhalasi 1 tabung

3. Daftar Obat Wajib No. 3 menurut Kepmenkes RI

No. 1176/Menkes/SK/X/1999 antara lain:

a. Obat saluran pecernaan dan metabolisme maksimal 10 tablet

(pemberian obat hanya atas dasar pengobatan ulang dari dokter)

b. Obat kulit, makimal 1 tube

c. Obat antiifeksi umum, kategori I, II dan III : 1 paket

d. Obat dengan sistem Muskuloskeletal (pemberian obat hanya atas dasar

pengobatan ulang dari dokter) : maksimal 10 tablet untuk antigout,

anti inflamasi dan antirematik, 1 tube obat mata serta1 botol untuk

obat telinga.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

36 Universitas Indonesia

BAB 3

TINJAUAN KHUSUS APOTEK ERRA MEDIKA

3.1 Sejarah Singkat Apotek Erra Medika

Apotek Erra Medika di bawah naungan Yayasan Sangkakala yang berdiri

pada tanggal 2 Agustus 1977 di Depok.

Maksud dan tujuan dari yayasan adalah :

a. Menyelenggarakan pendidikan, latihan dan pembangunan jasmani

maupun rohani pada masyarakat.

b. Menyelenggarakan, memelihara, membina dan memajukan kesehatan

masyarakat.

Apotek Erra Medika diprakarsai oleh dr. Erlang Setiawan, Sp.PA, Ny.

Cora Laurens dan Ny. Istiana yang didirikan pada tanggal 13 Juli 1998

berdasarkan akta notaris B. Wirastuti Puntaraksma, SH No. 6 tahun 1997. Pada

tahun 2009 didirikan PBF (Pedagang Besar Farmasi) Erra Medika.

3.2 Lokasi, Bangunan dan Tata Ruang Apotek Erra Medika

3.2.1 Lokasi

Apotek Erra Medika berlokasi di Ruko Sukmajaya No. 4 – 5 Jl. Tole

Iskandar Depok (Lampiran 1). Lokasi tersebut cukup strategis dan mudah

dijangkau karena berada di tepi jalan raya yang dilalui kendaraan dalam dua arah

dan mudah dijangkau, dekat dengan pemukiman masayarakat, dan dekat dengan

RSIA Hermina. Desain eksterior Apotek Erra Medika tampak dari depan dapat

dilihat pada lampiran 2 dan desain Interior pada lampiran 3.

3.2.2 Bangunan

Bangunan Apotek Erra Medika terdiri dari dua ruko, dua lantai dan

berdampingan dengan Klinik Erra Medika. Lantai satu terdiri dari ruang

penjualan, ruang peracikan, loket penerimaan resep dan loket penyerahan obat

berdampingan dengan ruang praktek dokter umum, dokter spesialis kandungan,

spesialis THT, ruang administrasi, kasir, laboratorium, radiologi, ruang tunggu

dan toilet. Lantai dua terdiri dari gudang penyimpanan resep dan arsip. Denah

Ruangan Apotek Erra Medika dapat dilihat pada lampiran 4.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

37

Universitas Indonesia

3.2.3 Tata Ruang

Apotek memiliki ruang tunggu apotek yang tidak terlalu besar karena

biasanya pasien menunggu di ruangan tunggu klinik. Resep-resep umumnya

berasal dari Klinik Erra Medika sehingga terdapat celah pada dinding di sebelah

komputer yang berhubungan langsung dengan kasir klinik. Pembayaran

dilakukan di kasir klinik. Semua produk yang telah dibayar dan telah selesai

disiapkan akan diserahkan ke bagian penyerahan obat. Bagian penyerahan obat

terletak di depan, di sekitar etalase produk OTC (Over the Counter) dan

Perbekalan Kesehatan dan Rumah Tangga (PKRT), seperti kosmetika,

perlengkapan bayi, dan perlengkapan sehari-hari (sabun, shampoo, dan lain-lain)

yang dikelompokkan berdasarkan jenisnya. Pada bagian penerimaan resep juga

menerima pembelian resep yang berasal dari luar klinik, pembelian obat tanpa

resep, dan PKRT.

Di bagian dalam, terdapat ruang peracikan yang terpisah dengan ruang

tunggu sehingga terhindar dari pandangan langsung konsumen. Ruang peracikan

cukup luas sehingga karyawan dapat leluasa bergerak dan juga dilengkapi

pendingin ruangan untuk menyimpan dan menjaga semua obat di Apotek serta

menjaga kenyamanan para karyawan. Pada ruang peracikan, obat disusun

berdasarkan bentuk sediaan (padat, ca i r , se t engah padat , obat suntik) dan

disusun secara alfabetis di lemari dan rak untuk memudahkan pengambilan obat.

Obat-obat paten dan generik diletakkan secara terpisah pada lemari yang berbeda

di dalam ruang peracikan. Narkotika dan psikotropika diletakkan terpisah dari

obat lainnya, disimpan dalam lemari khusus yang terbuat dari kayu yang

menempel pada dinding. Obat-obat yang harus disimpan pada kondisi dingin

seperti supositoria, insulin, vaksin, dan sebagian obat-obat suntik diletakkan pada

lemari pendingin.

Di ruang peracikan terdapat meja untuk peracikan resep. Untuk

memudahkan peracikan, terdapat timbangan di dekat meja peracikan. Di samping

meja peracikan terdapat meja kecil tempat alat pembungkus puyer. Selain itu,

terdapat meja untuk pemeriksaan obat dan penulisan salinan resep.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

38

Universitas Indonesia

3.3 Perlengkapan Apotek

Apotek Erra Medika memiliki beberapa perlengkapan apotek, antara lain :

1. Alat pembuatan, pengolahan dan peracikan seperti timbangan, mortir,

blender. Wadah pengemas dan pembungkus, etiket dan plastik pengemas.

2. Perlengkapan dan alat penyimpanan, dan perbekalan farmasi seperti lemari

obat dan lemari pendingin.

3. Lemari penyimpanan khusus psikotropika dan narkotika.

4. Buku standar Farmakope Indonesia Edisi IV, ISO, MIMS, IONI, kumpulan

peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan apotek dan buku-

buku kefarmasian.

5. Alat administrasi, seperti blanko pemesanan obat, faktur, kuitansi, salinan

resep, etiket obat dan lain-lain.

3.4 Struktur Organisasi Apotek Erra Medika

Apotek Erra Medika berada di bawah Yayasan Sangkakala yang dikepalai

oleh dr. Erlang Setiawan, Sp.PA, selaku Pemilik Sarana Apotek dan seorang

Apoteker Pengelola Apotek yaitu Dra. Alfina Rianti, M.Pharm., Apt. Apotek Erra

Medika mempunyai 4 orang tenaga ahli yang terdiri dari 3 asisten apoteker dan 1

orang juru resep, sedangkan tenaga kerja kasir, keuangan dan petugas kebersihan

digabung menjadi satu dengan klinik.

Tenaga kerja di Apotek Erra Medika secara bergantian bekerja

berdasarkan shift-shift yang telah dibagi, yaitu shift pagi hingga sore (pukul

08.00-15.00) dan shift siang hingga malam (pukul 15.00-22.00). Adapun

tugas dan fungsi tiap karyawan yang ada di apotek Erra Medika adalah sebagai

berikut :

a. Pimpinan Apotek

Pimpinan bertanggung jawab atas kelangsungan perusahaan dengan

kewenangan sebagai berikut :

1) Mempertahankan kontinuitas hidup dan laju perkembangan

perusahaan yang dipimpinnya.

2) Memberikan penilaian prestasi kerja seluruh karyawan yang

dipimpinnya.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

39

Universitas Indonesia

3) Menganalisa permasalahan intern maupun ekstern yang berpengaruh

terhadap jalannya perusahaan.

b. APA (Apoteker Pengelola Apotek)

Apoteker Pengelola Apotek memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut :

1) Menyelenggarakan pelayanan kefarmasian yang sesuai dengan

fungsinya (apotek sebagai tempat pengabdian profesi) dan memenuhi

segala kebutuhan perundang-undangan di bidang perapotekan yang

berlaku.

2) Memimpin seluruh kegiatan manajerial apotek termasuk

mengkoordinasikan dan mengawasi dinas kerja karyawan lainnya

antara lain mengatur daftar giliran kerja, menetapkan pembagian

beban kerja, dan tanggung jawab masing-masing karyawan.

3) Bertanggung jawab terhadap kelancaran administrasi dan

penyimpanan dokumen penting.

4) Secara aktif berusaha sesuai dengan bidang tugasnya untuk

meningkatkan omset penjualan dan mengembangkan hasil usaha

apotek dengan mempertimbangkan masukan dari karyawan lainnya

untuk perbaikan pelayanan dan kemajuan apotek.

5) Memberikan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien untuk

mendukung penggunaan obat yang rasional. Dalam hal ini apoteker

harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah dimengerti,

akurat, tidak bias, etis, dan bijaksana serta terkini.

6) Melaksanakan pelayanan swamedikasi

7) Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada

pasien meliputi bentuk sediaan obat, jumlah obat, nama obat, nomor

resep, nama pasien kemudian menyerahkan obat kepada pasien dan

memberikan informasi tentang penggunaan obat tersebut serta

informasi tambahan lain yang diperlukan.

8) Mengatur dan mengawasi pengamanan hasil penjualan tunai harian.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

40

Universitas Indonesia

c. Asisten Apoteker (AA)

Tugas dan kewajiban asisten apoteker adalah sebagai berikut:

1) Mendata kebutuhan barang

2) Mengatur, mengontrol, dan menyusun obat pada tempat penyimpanan

obat di ruang peracikan.

3) Melayani permintaan obat bebas dan resep dokter, mulai dari

penerimaan resep, menyiapkan obat, meracik, menulis etiket,

mengemas, sampai dengan menyerahkan obat.

4) Memberi harga-harga untuk resep-resep yang masuk dan memeriksa

kelengkapan resep.

5) Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien

meliputi bentuk sediaan obat, nama obat, jumlah obat, nama obat,

nomor resep, nama pasien.

6) Mencatat keluar masuk barang dalam kartu stok

7) Melakukan pengecekan terhadap obat-obat yang mempunyai

kadaluarsa

8) Menyusun daftar masuknya barang dan menandatangani faktur obat

yang masuk setiap harinya.

9) Membuat salinan resep dan kuitansi bila dibutuhkan.

d. Juru Resep

Tenaga yang membantu asisten apoteker dalam meracik obat di apotek.

Tugas dan kewajiban juru resep adalah:

1) Membantu tugas apoteker dan asisten apoteker dalam penyediaan atau

pembuatan obat jadi maupun obat racikan.

2) Menyiapkan dan membersihkan alat-alat peracikan serta

melaporkan hasil sediaan yang sudah jadi kepada asisten apoteker.

3) Membuat obat-obat racikan standar di bawah pengawasan asisten

apoteker.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

41

Universitas Indonesia

3.5 Kegiatan – kegiatan di Apotek

Apotek Erra Medika memulai kegiatan dari pukul 08.00 sampai pukul

22.00 dari senin sampai minggu, yang dibagi menjadi dua shift. Kegiatan yang

dilakukan di Apotek Erra Medika terbagi menjadi dua bagian, yaitu kegiatan

teknis kefarmasian dan kegiatan non-teknis kefarmasian.

3.5.1 Kegiatan Teknis Kefarmasian

Kegiatan ini berhubungan langsung dengan pengelolaan perbekalan

farmasi, yang meliputi :

1. Pengadaan barang

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan antara lain :

a. Sebelum dilakukan pengadaan obat terlebih dahulu dilakukan perencanaan

pengadaan obat berdasarkan kebutuhan Apotek Erra Medika dan

berdasarkan buku defecta atau buku pesanan berdasarkan stok minimum.

b. Harus sesuai dengan kemampuan atau kondisi yang ada.

c. Sistem atau pengadaan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pengadaan perbekalan farmasi menjadi tugas dan wewenang Apoteker

Pengelola Apotek (APA). APA dan Asisten Apotker (AA) bekerja sama untuk

menjaga kelancaran dan ketepatan persediaan barang. Pengadaan atau pemesanan

barang di Apotek Erra Medika biasanya dilakukan pada pagi hari, setiap hari

Senin dan Kamis menggunakan Surat pesanan (SP). Untuk pemesanan cito

disampaikan melalui telepon, dimana SP menyusul ketika barang diantar.

Pembelian dilaksanakan oleh asisten apoteker yang bertanggung jawab

langsung terhadap APA. Pembelian dan pemesanan obat ditandatangani oleh

apoteker.

Dalam melakukan pemesanan barang kepada Pedagang Besar Farmasi

(PBF), perlu diperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut :

a. Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang resmi.

b. Besarnya potongan harga (diskon) dan tenggang waktu pembayaran.

c. Pelayanan yang baik, cepat dan tepat waktu.

d. Kelengkapan dan kualitas barang terjamin.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

42

Universitas Indonesia

2. Penerimaan barang

Barang-barang yang dipesan, kemudian diantar dan disertai dengan faktur

sebagai tanda bukti penyerahan barang. Barang -barang yang telah diterima

dari PBF kemudian diperiksa meliputi :

a. Kesesuaian jenis dan jumlah barang yang dipesan dalam SP (Surat

Pesanan).

b. Tanggal kadaluwarsa barang.

c. Spesifikasi obat dan keadaan fisik obat.

Apabila barang yang diterima sesuai dengan pesanan, petugas akan

menandatangani dan memberikan stempel apotek pada faktur asli dan faktur kopi.

Terdapat empat lembar faktur, faktur yang asli dikembalikan kepada distributor

atau PBF dan kopi faktur disimpan sebagai dokumen untuk apotek dan dicatat

dalam buku. Seminggu setelah penyerahan barang, PBF melakukan tukar faktur

dimana faktur asli akan diberikan kepada apotek serta menentukan tanggal

pembayaran.

3. Penyimpanan barang

Penyimpanan barang di apotek dibedakan berdasarkan bentuk sediaan,

kemudian disusun secara alfabetis dengan sistem FEFO (First Expire First Out)

dan FIFO (First In First Out). Setiap jenis obat yang disimpan disertai dengan

kartu stok.

Obat dan alat kesehatan disimpan di rak, sedangakan untuk obat yang

membutuhkan suhu rendah segera dimasukkan dalam lemari pendingin.

Penyimpanan obat bebas diletakkan di etalase ruang depan pada bagian OTC.

4. Penjualan

Penjualan obat di Apotek Erra Medika dilakukan dengan sistem

pembayaran tunai dan kredit. Adapun pelayanan yang dilakukan adalah sebagai

berikut :

a. Pelayanan obat resep dengan pembayaran tunai

Pelayanan atau penjualan obat dengan resep diberikan kepada pasien yang

membeli obat dengan resep secara tunai. Proses pelayanan resepnya adalah :

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

43

Universitas Indonesia

1) Apoteker atau asisten apoteker menerima resep dari pasien, kemudian

diperiksa kelengkapan resepnya dan diberi harga.

2) Setelah pasien setuju dan langsung membayar pada kasir, lalu kasir akan

mencatat alamat pasien di resep.

3) Resep dibawa ke bagian peracikan untuk dikerjakan oleh asisten apoteker

yang dibantu oleh juru resep. Obat yang telah selesai dibuat, diberi etiket

kemudian diperiksa kembali oleh apoteker atau asisten apoteker baik

bentuk sediaan, nama pasien, etiket, dan jumlah obat. Obat diberikan

kepada pasien dengan pemberian informasi penggunaan obat kemudian

dicatat alamat pasien, jumlah, dan harga resep ke dalam buku resep.

b. Pelayanan obat resep dengan pembayaran kredit

Apotek Erra Medika bekerja sama dengan beberapa perusahaan dalam

pelayanan kesehatan, antara lain : Bank Mandiri, PT. Nayaka dan Sudirman

Medical Center. Pelayanan obat dengan resep kredit dilakukan secara gratis.

Klaim pada PT. Nayaka Husada dan Sudiman Medical Center dilakukan 1 bulan

sekali pada awal bulan, sedangkan PT. Mandiri dilakukan dua kali, yaitu pada

awal dan pertengahan bulan. Keuntungan yang didapatkan apotek dari setiap

resep yaitu sekitar 10%. Untuk resep kredit Bank Mandiri pengeluaran obat

dibatasi yaitu sebesar Rp. 55.000/lembar resep, jika melebihi batas maka pasien

harus membayar.

c. Pelayanan atau penjualan obat bebas

Pelayanan obat bebas adalah pelayanan obat kepada konsumen tanpa

melalui resep dokter. Obat-obat yang dapat dijual bebas adalah obat yang

termasuk dalam daftar obat bebas, obat bebas terbatas, kosmetika, dan alat

kesehatan tertentu. Pembayaran dilakukan di kasir, setelah lunas obat diserahkan

kepada konsumen atau pembeli.

d. Pelayanan Obat Wajib Apotek

Pelayanan obat wajib apotek adalah pelayanan obat-obat keras oleh

apoteker yang dapat diberikan kepada pasien tanpa menggunakan resep dokter.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

44

Universitas Indonesia

3.5.2 Kegiatan Teknis Non Kefarmasian

Kegiatan ini meliputi :

1. Bagian Keuangan

Pada prinsipnya kegiatan keuangan adalah mengelola seluruh kegiatan

yang berhubungan dengan uang masuk dan uang keluar. Di apotek arus uang

masuk meliputi arus penjualan tunai dan penagihan piutang (penjualan kredit).

Arus uang keluar berupa biaya operasional apotek (listrik, telepon, PAM, gaji

pegawai), pembelian barang secara tunai dan pembayaran rutin untuk pembelian

barang secara kredit. Pada kegiatan keuangan dikenal buku kas dan buku bank.

Buku kas berisi semua pemasukan dan pengeluaran uang dalam bentuk tunai

yang dilakukan setiap hari sedangkan buku bank berisi semua pemasukan dan

pengeluaran melalui bank.

2. Kegiatan Administrasi

Kegiatan administrasi bertugas mencatat serta membukukan seluruh

kegiatan administrasi di apotek yang merupakan unsur penunjang semua

kegiatan di apotek, selain itu dapat juga memberikan data keuangan secara rinci.

Data tersebut digunakan untuk mengambil keputusan baik yang bersifat

mendadak maupun dalam menyusun rencana jangka panjang.

Pada kegiatan administrasi pembelian, transaksi pembelian dimasukkan ke

dalam komputer oleh Asisten Apoteker berdasarkan faktur pembelian. Transaksi

pembelian kemudian ditampilkan sehingga jumlah barang akan tercatat dan

jumlah uang akan tercatat pada transaksi hutang di komputer.

Pada administrasi penjualan harga resep, OTC, DOWA dilakukan melalui

komputer. Pada saat petugas memasukkan daftar barang yang dibeli dan telah

dibayar, maka stok barang secara otomatis berkurang sesuai dengan transaksi

yang telah dilaksanakan.

3.6 Pengelolaan Psikotropika

Di Apotek Erra Medika, pengelolaan psikotropika secara garis besar

meliputi pemesanan, penyimpanan, pelaporan dan pelayanan resep psikotropika.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

45

Universitas Indonesia

1. Pemesanan Psikotropika

Pembelian psikotropika pada PBF dilakukan dengan surat pesanan

psikotropika. Satu SP boleh lebih dari satu jenis psikotropika. Dengan

mencantumkan nama jelas, nomor SIPA, SIA dan stempel apotek yang

ditandatangani oleh APA.

2. Penerimaan dan Penyimpanan Psikotropika

Penerimaan dan penyimpanan psikotropika dilakukan oleh asisten

apoteker yang mempunyai SIK. Psikotropika disimpan di tempat khusus

dalam lemari yang mempunyai kunci yang dipegang oleh AA yang telah

diberi kuasa.

3. Pelayanan Resep Psikotropika

Apotek hanya dapat melayani resep yang mengandung psikotropika dari

resep asli. Resep yang mengandung psikotropika di simpan terpisah dari

resep lain. Psikotropika yang dikeluarkan, dicatat dalam buku penggunaan

psikotropika setiap hari untuk pembuatan laporan penggunaan

psikotropika.

4. Laporan Penggunaan Psikotropika

Laporan penggunaan psikotropika dilaporkan setiap bulan ditujukan

kepada Dinas Kesehatan Depok dan Balai POM Bandung Jawa Barat

paling lambat setiap tanggal 10 setiap bulannya dengan tembusan kepada

balai Besar POM dan untuk arsip.

3.7 Pengelolaan Narkotika

Dalam mencegah dan menanggulangi bahaya yang ditimbulkan oleh efek

samping penggunaan dan penyalahgunaan, memulihkan kembali penderita

kecanduan narkotika, serta untuk memberantas peredaran gelap narkotika maka

pemerintah telah mengatur tata cara ekspor-impor, produk, penanaman, peredaran,

penyediaan, penyimpanan dan penggunaan narkotika menurut UU No. 35 tahun

2009. Secara garis besar pengelolaan narkotika di Apotek Erra Medika meliputi

pemesanan, penyimpanan, pelaporan, dan pelayanan resep narkotika.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

46

Universitas Indonesia

1. Pemesanan Narkotika

Pembelian narkotika pada PBF dilakukan dengan SP narkotika dengan

mencantumkan nama jelas, nomor SIPA, SIA dan stempel apotek yang

ditandatangani oleh APA. Satu SP rangkap empat hanya untuk memesan satu

jenis narkotika.

2. Penerimaan dan Penyimpanan Narkotika

Penerimaan narkotika dilakukan oleh asisten apoteker yang mempunyai SIK.

Penyimpanan narkotika dilakukan di tempat khusus, yaitu : lemari khusus

yang terbuat dari kayu yang dibagi dua, masing-masing dilengkapi dengan

kunci yang dipegang oleh Asisten Apoteker yang telah diberi kuasa. Bagian

pertama untuk menyimpan persediaan narkotika dalam jumlah besar

sedangkan bagian kedua untuk menyimpan narkotika yang digunakan sehari-

hari. Lemari ini tidak boleh digunakan untuk menyimpan obat atau barang

lain selain narkotika. Untuk psikotropika disimpan juga dalam tempat yang

khusus dan tidak dicampur dengan obat lain.

3. Pelayanan Resep Narkotika

Apotek hanya dapat melayani resep yang mengandung narkotika dari resep

asli yang berasal dai apotek Erra Medika. Narkotika yang dikeluarkan, dicatat

dalam buku penggunaan narkotika setiap hari untuk pembuatan laporan

penggunaan narkotika sesuai jumlahnya. Resep yang mengandung narkotika

harus digaris merah dan disimpan terpisah dari resep lain.

4. Laporan Penggunaan Narkotika

Laporan penggunaan obat-obatan di apotek Erra Medika dilaporkan setiap

bulan meliputi laporan penggunaan sediaan jadi narkotika. Setiap bulan

apotek wajib membuat laporan narkotika berdasarkan pemasukan dan

pengeluaran narkotika yang tercatat di buku harian penggunaan narkotika.

Data pemasukan dan pengeluaran narkotika di masukkan ke dalam sebuah

software khusus dan hasil data dikirim ke Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas

Kesehatan Kota Depok dalam bentuk softcopy yang disimpan di CD dan

tembusan ke Balai Besar Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam bentuk

hardcopy.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

47 Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN

Apotek Erra Medika merupakan apotek yang dikelola atas dasar kerjasama

antara Pemilik Sarana Apotek dengan Apoteker Penanggung Jawab Apotek yang

mempunyai dua ruang gerak, yaitu fungsi pengabdian kepada masyarakat (non

profit oriented) dan fungsi bisnis (profit oriented), dan keduanya harus berjalan

bersamaan. Berkenaan dengan fungsi yang pertama, apotek berperan

menyediakan obat-obatan dan perbekalan farmasi lainnya serta memberi

informasi, konsultasi dan evaluasi mengenai obat yang dibutuhkan oleh

masyarakat sehingga tujuan pembangunan kesehatan dapat terwujud. Fungsi yang

kedua yaitu sebagai suatu unit usaha yang berhubungan dengan obat serta

perbekalan farmasi lain sebagai komoditi untuk disalurkan kepada masyarakat

sehingga apotek memperoleh pendapatan yang nantinya dikelola untuk membuat

apotek tetap dapat bertahan hidup dan berkembang. Apotek Erra Medika

merupakan apotek klinik yang sudah berdiri sejak 15 tahun yang lalu.

Kepercayaan pelanggan menyebabkan apotek ini mampu bertahan hingga

sekarang.

4.1 Lokasi dan Tata Ruang Apotek

Apotek berada di lokasi strategis, dimana apotek terletak di daerah padat

penduduk dengan jalan dua arah yang ramai lalu lintas kendaraan bermotor, baik

kendaraan pribadi maupun angkutan umum sehingga mudah diakses oleh

masyarakat. Apotek ini berada dalam satu bangunan dengan klinik Erra Medika

yang menjadi sumber utama resep yang diterima oleh Apotek Erra Medika.

Apotek dan Klinik Erra Medika buka setiap hari sehingga mampu memberikan

pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat. Di sekitar Apotek juga

terdapat Apotek pesaing antara lain Apotek Tumbuh Sehat, Apotek Trinitas,

Apotek K-24 dan lain-lain. Apotek Erra Medika memiliki pelayanan yang cepat

sehingga pasien tidak memerlukan waktu yang lama untuk menunggu.

Di sekitar apotek terdapat pula fasilitas ATM yang dapat

memudahkan pasien untuk mengambil uang untuk pembayaran obat.

Selain itu, memiliki tempat parkir yang cukup luas sehingga memudahkan pasien

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

48

Universitas Indonesia

untuk memarkir kendaraannya.

Apotek memiliki ruang peracikan yang terpisah dengan ruang tunggu

sehingga terhindar dari pandangan langsung konsumen. Ruang peracikan

cukup luas sehingga karyawan dapat leluasa bergerak. Ruang tunggu apotek

tidak terlalu besar karena biasanya pasien menunggu di ruangan tunggu klinik.

Penataan barang-barang di etalase dipisahkan berdasarkan sediaan farmasi

dan perbekalan kesehatan. Untuk sediaan farmasi yang terdiri dari obat-obat

bebas ditata berdasarkan bentuk sediaan dan efek farmakologinya. Beberapa obat

bebas juga disertai dengan brosur untuk menarik minat pembeli. Untuk obat

OTC, pengaturan warna kotak kemasan kurang menarik pelanggan untuk

membeli karena warna yang sama diletakkan sejajar sehingga tampilan warnanya

kurang bervariasi. Lemari etalase pada bagian atas juga kosong sehingga

memberikan kesan kepada konsumen bahwa apotek tidak lengkap menyediakan

obat. Brosur obat herbal juga banyak ditempelkan di etalase sehingga menutupi

produk yang terdapat di dalam etalase. Perbekalan kesehatan dan rumah tangga

seperti perlengkapan bayi, susu formula, kosmetika, sabun, pasta gigi, dan

shampo disusun berdasarkan jenisnya masing-masing. Penempatan produk alat

kesehatan juga kurang rapi.

Ruang peracikan terpisah dari ruang pelayanan resep sehingga terlindung

dari pandangan konsumen. Pada ruang peracikan terdapat lemari dan rak untuk

menyimpan obat. Ruang tunggu apotek ini tidak terlalu luas sehingga

pasien kurang nyaman menunggu antrian pengambilan obat di ruang apotek.

Oleh karena itu, pasien sebagian besar menunggu di ruang tunggu klinik Erra

Medika yang dilengkapi dengan kursi-kursi panjang, pendingin ruangan, dan

ditambah dengan adanya televisi sehingga pasien merasa lebih nyaman

selama menunggu obat disiapkan.

Penyimpanan obat-obatan di Apotek Erra Medika ditempatkan berdasarkan

jenis sediaan (obat bebas dan obat bebas terbatas, obat keras, narkotika, dan

psikotropika) serta bentuk sediaan yang kemudian disusun secara alfabetis.

Obat ethical diletakkan dalam rak di ruang bagian dalam dan dibedakan

berdasarkan obat generik dan non generik, dan juga menurut bentuk sediaan yang

masing-masingnya disusun secara alfabetis. Obat disimpan sesuai dengan

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

49

Universitas Indonesia

spesifikasinya masing-masing, misalnya untuk obat-obatan yang harus disimpan

pada kondisi dingin maka disimpan di kulkas pada suhu tertentu, contohnya

supositoria, injeksi dan juga sediaan kapsul atau tablet yang memang

penyimpanannya didalam kulkas. Kartu stok obat ethical disimpan terpisah dari

sediaan agar penyusunannya terlihat lebih menarik dan tidak terganggu oleh

adanya kartu stok lainnya. Hanya saja dalam penulisan kartu stok perlu dibedakan

agar mempermudah pencarian, baik dalam tulisan ataupun warna dari kartu stok

itu sendiri, seperti pada kartu stok untuk golongan psikotropika dan narkotik,

dapat ditulis dengan tinta merah ataupun kartu stok berwarna selain putih, agar

mempermudah pembedaan dan pencariannya. Kartu stok Apotek Erra Medika

dapat dilihat pada Lampiran 5.

Apotek Erra Medika memiliki sarana dan prasarana yang lengkap sesuai

standar suatu apotek, sebagaimana yang dipersyaratkan dalam peraturan perundang-

undangan, misalnya lemari narkotika, buku standar Farmakope Indonesia, ISO,

MIMS, serta kumpulan peraturan yang berkaitan dengan hukum farmasi dan

perlengkapan administrasi seperti blanko pemesanan obat, buku defekta, buku

penerimaan obat, faktur, kuitansi, dan salinan resep. Resep dan salinan resep Apotek

Erra Medika dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7.

4.2 Sumber Daya Manusia

Struktur organisasi Apotek Erra Medika yaitu, apotek berada di bawah

Yayasan Sangkakala yang diketuai oleh dr. Erlang Setiawan, Sp.PA, selaku

Pemilik Modal Apotek, dan sebagai penanggung jawab apotek yaitu Dra. Alfina

Rianti, M.Pharm, Apt serta 3 asisten apoteker dan 1 orang juru resep, sedangkan

tenaga kerja kasir, keuangan dan petugas kebersihan digabung menjadi satu

dengan klinik. Sebaiknya keuangan antara apotek dan klinik dibuat terpisah untuk

memperjelas perputaran keuangan di Apotek Erra Medika. Apotek Erra Medika

melaksanakan pelayanan kefarmasian selama 14 jam (Jam 08.00 – 21.00) setiap

harinya dengan 2 (dua) shift. Struktur organisasi dapat dilihat pada Lampiran 8.

Kedisiplinan setiap karyawan di Apotek Erra Medika sudah cukup baik,

jam kerja yang dijalankan sesuai jadwal, karyawan datang dan pulang tepat

waktu. Karyawan yang berhalangan hadir akan memberi kabar terlebih dahulu

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

50

Universitas Indonesia

dengan alasan yang tepat dan dapat diterima. Hubungan antar karyawan di Apotek

Erra Medika terjalin baik, memiliki rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang

tinggi. Hal ini terlihat dari cara karyawan dalam menjalankan tugas dan

kewenangannya. Pekerjaan yang dilakukan tidak terbatas pada tugas pokok

masing-masing karyawan, tetapi bersifat fleksibel dan saling membantu satu sama

lain. Keterampilan karyawan sudah cukup baik dan cekatan dalam menyelesaikan

suatu masalah yang berhubungan dengan resep dan obat-obatan yang ada di

apotek.

Berkaitan dengan pengelolaan apotek maka secara keseluruhan

pengelolaan Apotek Erra Medika telah memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan

pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 992/Menkes/Per/X/1993 tepatnya pada

pasal 10 sampai dengan pasal 13. Jika mengacu pada pasal 19 ayat 1 yang

menyatakan bahwa apabila Apoteker Pengelola Apotek berhalangan melakukan

tugasnya pada jam buka Apotek, maka Apoteker pengelola Apotek dapat

menunjuk Apoteker Pendamping, namun Apotek Erra Medika belum menunjuk

seorang apoteker pendamping sehingga tidak ada apoteker yang berada di Apotek

Erra Medika pada jam kerja apotek.

Apoteker di apotek diharapkan dapat mengendalikan dan mengawasi

seluruh kegiatan di apotek serta dapat memotivasi dan mengkoordinir setiap

pegawai agar dapat menjalankan tugasnya masing-masing dengan maksimal,

sehingga dapat meningkatkan pelayanan dan pendapatan apotek. Apoteker

diharapkan mampu untuk menjamin peningkatan kualitas hidup manusia dengan

hasil yang optimal melalui pengobatan yang efektif, rasional dan aman. Hal ini

dapat dilakukan dengan memberikan informasi dan konsultasi kepada pasien.

Sejauh ini Apotek Erra Medika telah berupaya untuk memberikan pelayanan

informasi obat walaupun hanya sebatas penggunaan obat kepada pasien yang

dilakukan oleh Apoteker atau Asisten Apoteker. Kepuasan pelayanan yang

diberikan oleh Apotek Erra Medika diharapkan dapat mempertahankan pelanggan

lama dan menarik pelanggan baru. Pasien merupakan sasaran utama pelayanan

yang dilakukan apotek. Dengan demikian, diperlukan pelayanan yang memuaskan

misalnya memberikan informasi obat atau solusi alternatif obat agar dapat

menumbuhkan kepercayaan pada pasien.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

51

Universitas Indonesia

4.3 Pengelolaan Obat dan Pelayanan Resep

4.3.1 Perencanaan dan Pengadaan

Perencanaan obat di Apotek Erra Medika dilakukan berdasarkan metode

konsumsi dan pola penyakit. Selain itu dalam perencanaan juga

mempertimbangkan anggaran yang tersedia, sisa stok, waktu tunggu (lead time)

serta harga yang ditawarkan oleh distributor. Obat-obat yang diutamakan untuk

direncanakan dalam pengadaan adalah obat-obat yang banyak diresepkan oleh

dokter-dokter di Klinik Erra Medika, karena sebagian besar pelanggan

Apotek Erra Medika adalah pasien Klinik Erra Medika.

Pengadaan obat di apotek merupakan suatu hal yang sangat penting sebab

jika tidak dikelola dengan baik, maka dapat menimbulkan kerugian bagi apotek.

Sebaliknya, apabila dikelola dengan baik dan efektif maka akan menguntungkan

apotek. Pengadaan obat di apotek harus dilakukan secara efektif dan efisien

sehingga tidak terjadi stok kosong ataupun stok mati.

Pengadaan barang hanya dilakukan melalui pembelian dan pemesanan

barang pada hari Senin dan Kamis. Pemesanan barang di Apotek Erra Medika

dapat dilakukan secara langsung ketika karyawan Pedagang Besar Farmasi (PBF)

datang ke apotek ataupun melalui telepon. Pengadaan barang dilaksanakan oleh

asisten apoteker yang bertanggung jawab langsung terhadap Apoteker Pengelola

Apotek (APA). Jika ada obat yang bersifat mendesak (cito) atau bersifat fast

moving mendadak habis persediaannya apotek Erra Medika tidak melakukan

pemesanan di luar hari tersebut (Senin dan Kamis) melalui pembelian langsung.

Cara pemesanan ini kurang efektif karena sering kali terjadi kekosongan obat

yang dikarenakan pengiriman dari PBF terlambat atau kurang terkontrolnya stok

pengaman (buffer stock) dan juga banyak terdapat obat expirate date. Hal ini

dapat terjadi karena kurangnya pengawasan APA terhadap pemesanan dan

penjualan obat serta kurangnya komunikasi APA dengan dokter untuk

meresepkan obat-obat yang sisa stok masih banyak.

Selain melakukan pengadaan obat melalui pembelian secara kredit,

Apotek Erra Medika juga menerima titipan (konsinyasi) perbekalan farmasi,

dimana Apotek menerima komisi bila barang tersebut terjual. Bila barang

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

52

Universitas Indonesia

tersebut tidak terjual sampai batas waktu yang telah disepakati ataupun sampai

batas kadaluarsa, maka barang tersebut dapat dikembalikan kepada pemiliknya.

Barang yang sudah dipesan biasanya akan dikirim oleh PBF pada hari yang

sama ketika obat tersebut dipesan atau akan dikirim beberapa hari kemudian

tergantung kebijakan masing-masing PBF. Surat pemesanan obat dapat dilihat

pada Lampiran 12. Pemesanan narkotika dan psikotropika di Apotek Erra Medika

telah sesuai dengan peraturan pemerintah Surat pesanan narkotika dan surat

pesanan psikotropika dapat dilihat pada Lampiran 13 dan Lampiran 14.

4.3.2 Penerimaan dan Penyimpanan

Barang pesanan yang datang akan dilakukan beberapa pemeriksaan, yaitu

pemeriksaan kesesuaian barang yang datang dengan daftar barang yang

dipesan di surat pesanan dan faktur pembeliannya terhadap jenis barang, merk,

jumlah, harga satuan, jumlah harga per jenis barang dan jumlah harga keseluruhan

obat yang tertera di dalam faktur. Obat yang sudah diterima diperiksa nomor

batch dan tanggal kadaluarsanya untuk mencegah kemungkinan diterimanya obat

yang sudah kadaluarsa atau mendekati kadaluarsa. Jika obat sudah sesuai, faktur

ditandatangani oleh petugas apotek dan diberi cap apotek. Faktur yang asli

dikembalikan kepada distributor atau PBF yang bersangkutan dan copy fakturnya

disimpan sebagai dokumen untuk apotek. Tahap selanjutnya adalah memindahkan

data-data faktur ke dalam buku penerimaan barang dan sistem komputerisasi.

Khusus produk OTC, selain pemberian harga secara komputerisasi dilakukan juga

pelabelan harga secara manual.

Obat dan perbekalan farmasi yang telah diperiksa kesesuaiannya serta

dicatat dan diberi harga kemudian disimpan di lemari atau rak penyimpanan yang

tersedia. Obat-obat OTC dan perbekalan farmasi disimpan di ruang pelayanan,

sedangkan obat-obat ethical disimpan di ruang peracikan. Penyimpanan produk

OTC di etalase dipisahkan antara obat dan perbekalan farmasi lainnya. Obat-obat

OTC kemudian disusun berdasarkan bentuk sediaan dan efek farmakologinya.

Penataan obat OTC di etalase juga mempertimbangkan segi estetika dengan

pengaturan warna kemasan yang bertujuan untuk menarik minat pelanggan untuk

membeli. Perbekalan kesehatan dan rumah tangga seperti perlengkapan bayi,

susu formula, kosmetika, sabun, pasta gigi, dan shampo disusun berdasarkan

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

53

Universitas Indonesia

jenisnya masing-masing.

Data pada sistem komputer dipakai sebagai data kartu stok. Selanjutnya

obat diberi harga serta dilakukan pencatatan di buku rincian faktur pembelian dan

kartu stok. Selain itu juga dibuat arsip faktur barang berdasarkan nama PBF.

Untuk Narkotika dan Psikotropika, kartu stok dibuat tersendiri selain dari sistem

komputer, hal ini penting untuk memudahkan penelusuran barang. Jika

penerimaan obat telah selesai dilakukan, obat diletakkan pada etalase atau lemari

obat sesuai dengan jenis obatnya.

Penyimpanan obat di ruang peracikan dipisahkan berdasarkan bentuk

sediaan (tablet, sirup, krim, salep, obat tetes, dan obat suntik) secara alfabetis.

Obat-obat generik disimpan terpisah di lemari khusus obat generik dan disusun

secara alfabetis. Obat-obatan yang memerlukan penyimpanan khusus seperti

sediaan obat suppositoria, ovula, dan insulin disimpan di lemari pendingin. Obat-

obat yang biasanya digunakan untuk obat racikan ditempatkan di dekat

meja racik. Penyimpanan tersebut bertujuan untuk memudahkan pengambilan

obat selama penyiapan resep. Penyimpanan obat dilakukan berdasarkan FEFO

(First Expire First Out) dan FIFO (First In First Out) artinya obat yang terlebih

dahulu masuk akan terlebih dahulu digunakan, sehingga kecil kemungkinan

terjadinya obat rusak atau kadaluarsa.

Apotek Erra Medika tidak memiliki gudang sehingga dapat mengurangi

biaya yang dibutuhkan untuk pemeliharaan barang di gudang dan terhindar dari

resiko penumpukan barang yang dapat mengakibatkan kerusakan barang. Untuk

obat-obat dengan syarat penyimpanan tertentu seperti injeksi, supossitoria, dan

lain-lain disimpan di lemari pendingin dengan suhu terkontrol.

Sistem penyimpanan dan pengendalian persediaan obat di Apotek Erra

Medika berjalan kurang baik. Hal ini dikarenakan stock opname yang dilakukan

sebulan sekali hanya melihat kesesuaian antara kartu stok dengan jumlah fisik

barang namun tidak dilakukan pengecekan tanggal kadaluarsa sehingga banyak

ditemukan persediaan obat di apotek yang telah kadaluarsa. Temuan obat

kadaluarsa ini menimbulkan kerugian finansial yang bagi apotek.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

54

Universitas Indonesia

4.3.3 Pelayanan Resep

Pengelolaan resep di apotek dilakukan dengan baik. Semua resep yang

sudah dibuat, disimpan dan diurutkan berdasarkan nomor resep setiap harinya.

Dicatat pula informasi mengenai tanggal pembuatan resep, nomor resep, nama

obat dan jumlah obat yang diberikan pada sistem komputer.

Dalam hal pelayanan apotek, apotek Erra Medika melakukan pelayanan

obat dengan resep, pelayanan/penjualan obat bebas dan pelayanan obat wajib

apotek. Apotek Erra Medika menerima resep umum dan resep Klinik Erra

Medika. Dalam pelayanan resep di Apotek Erra Medika pertama dilakukan

pemeriksaan terhadap ketersediaan obat di komputer, kemudian dilakukan

skrining resep lalu pemberian harga. Jika pasien tidak setuju dengan harga yang

diberikan maka resepnya dikembalikan kepada pasien, namun bila pasien setuju,

maka pasien melakukan pembayaran, kemudian diberi struk pembayaran

sekaligus nomor antrian resep. Kemudian dilakukan pengambilan obat dan

peracikan jika obat diracik.

Peralatan meracik yang digunakan di apotek Erra Medika diantaranya

adalah alat pengisi kapsul, penyerbuk tablet (Pulverized Machine), dan alat

pengemas serbuk obat/puyer. Peralatan-peralatan ini sangat membantu pegawai

dalam penyiapan obat-obat racikan sehingga dapat meningkatkan mutu dan

kecepatan di dalam pelayanan, namun perlu diperhatikan mengenai kebersihan

alat yang digunakan, setelah menggunakan alat pengisi kapsul, penyerbuk tablet

(Pulverized Machine), dan alat pengemas serbuk obat/puyer dalam pengerjaan

suatu resep hendaknya dibersihkan terlebih dahulu sebelum alat-alat tersebut

digunakan pada pengerjaan resep selanjutnya. Setelah obat siap, lalu pemberian

etiket dan dilakukan pengecekan akhir oleh asisten apoteker sebelum obat

diserahkan kepada pasien. Untuk obat oral menggunakan etiket berwarna putih,

sedangkan untuk obat yang ditujukan untuk selain pemakaian oral menggunakan

etiket berwarna biru. Pada saat penyerahan obat, pasien menunjukkan struk

pembayaran serta nomor antrian, kemudian obat diserahkan serta diberikan

petunjuk penggunaan obat (pelayanan informasi obat) oleh asisten apoteker.

Contoh etiket dapat dilihat pada Lampiran 9, sedangkan plastik pembungkus obat

dan pembungkus pulveres dapat dilihat pada Lampiran 10.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

55

Universitas Indonesia

Pada etiket harus ditulis secara lengkap nomor resep, tanggal, nama

pasien, dan aturan pakainya. Etiket harus dituliskan dengan jelas agar tidak

menimbulkan persepsi yang salah bagi pasien. Selanjutnya, obat-obat yang telah

dikemas diberi etiket dan diperiksa kembali kesesuaian obat yang diminta

konsumen, jumlah, kekuatan obat, aturan pakai, penulisan kopi resep, dan kuitansi

pembelian oleh Asisten Apoteker. Pengerjaan resep di apotek dapat dikatakan

cukup cepat. Pasien yang mendapat resep racikan hanya perlu menunggu 10 – 15

menit dan pasien yang tidak mendapatkan resep yang memerlukan peracikan

hanya perlu menunggu 5 – 10 menit untuk mengambil obat.

Pada saat penyerahan obat, pasien menunjukkan struk pembayaran serta

nomor antrian kemudian obat diserahkan oleh Asisten Apoteker disertai

pemberian informasi mengenai indikasi dan cara penggunaan obat.

Pembayaran dilakukan di kasir secara tunai. Apotek juga mengadakan kerja

sama dengan perusahaan asuransi kesehatan seperti Asuransi Bank Mandiri,

Asuransi Sudirman dan Nayaka sehingga pembayaran akan dilakukan asuransi

tersebut kepada pihak Apotek Erra Medika pada tempo waktu yang telah

disepakati.

Untuk pembelian obat tanpa resep, sebelum melakukan pembayaran pasien

diberikan satu lembar bon kontan untuk dibayar di kasir. Bon kontan sebaiknya di

tulis dalam dua rangkap sehingga apotek dan pasien sama-sama memiliki arsip.

Contoh Bon kontan pembelian obat tanpa resep dapat dilihat pada Lampiran 11.

4.4 Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika

Resep narkotika dan psikotropika pengerjaannya sama seperti pengerjaan

resep umumnya, namun terdapat hal-hal yang penting untuk diperhatikan yaitu,

pada saat penerimaan resep, resep diperiksa secara teliti keaslian/kebenarannya,

resep tidak boleh berupa copy resep dari apotek lain, tidak boleh diberikan copy

resep kepada pasien kecuali untuk resep yang belum habis ditebus dan harus

ditebus kembali di apotek yang sama, resep tidak boleh di iter (diulang), resep

diberi tanda berupa garis merah pada narkotika/psikotropika dan resep dipisahkan

secara khusus serta dimasukkan dalam catatan harian narkotika dan psikotropika

untuk kemudian dibuatkan laporan bulanan narkotika dan psikotropika.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

56

Universitas Indonesia

Psikotropika dan narkotika disimpan di lemari khusus yang terdiri dari dua

susun lemari, pintu dan kunci yang berbeda-beda. Dimana lemari psikotropika

terletak diatas dan narkotika dibawah, lemari narkotik terdiri dari dua pintu, satu

bagian untuk menyimpan persediaan narkotika, dan satu bagian yang lain untuk

menyimpan narkotika untuk keperluan sehari-hari. Hal ini dilakukan untuk

memberikan kemudahan bagi petugas apotek, bahwa golongan obat ini berbeda

dari obat ethical lainnya, sehingga meningkatkan kewaspadaan mereka agar

berhati-hati dalam memilihkan atau memberi obat tersebut, karena obat tersebut

tidak boleh diserahkan tanpa resep dokter.

Resep-resep yang masuk tersebut disimpan dan dikelompokkan setiap

bulannya berdasarkan bulan penerimaan resep dan diurutkan sesuai dengan

nomornya. Nomor resep yang mengandung narkotika dan psikotropika,

dipisahkan untuk mempermudah penyusunan laporan ke instansi yang berwenang.

Administrasi Pelaporan dan Pencatatan Apotek Erra Medika bergabung

dengan Klinik Erra Medika sehingga hanya melakukan pelayanan kefarmasian di

mana di dalamnya melakukan pemesanan, penyimpanan, peracikan serta

penyampaian obat kepada pasien, maka laporan yang dibuat pun hanya sebatas

kegiatan tersebut, tidak melakukan laporan keuangan yang berkaitan dengan

penjualan dan pembayaran hutang dagang, neraca keuangan, laporan laba-rugi,

pembelian, karena laporan tersebut telah dilakukan oleh bagian administrasi dan

keuangan. Apoteker dalam hal ini hanya melakukan tugas kefarmasian meliputi

pengawasan yang berkaitan dengan kegiatan apotek dan membuat laporan

penggunaan narkotika & psikotropika serta obat generik.

Pada pembuatan laporan narkotika dan psikotropika, apoteker di Apotek

Erra Medika dibantu oleh seorang asisten apoteker yang bertanggung jawab untuk

mendata narkotika dan psikotropika yang telah digunakan setiap periodenya.

Pembuatan laporan penggunaan narkotika & psikotropika serta obat generik

dilakukan setiap bulan yang ditujukan kepada Instansi yang berwenang. Contoh

laporan narkotika dan laporan psikotropika, masing-masing dapat dilihat pada

Lampiran 17 dan Lampiran 18. Arsip kegiatan lainnya yaitu membuat laporan

penggunaan obat setiap bulannya untuk dilaporkan ke bagian administrasi dan

keuangan.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

57

Universitas Indonesia

4.5 Pengelolaan Administrasi Keuangan

Pengelolaan keuangan menyangkut kelangsungan jalannya apotek. Semua

kegiatan dan keuangan apotek dicatat pada laporan harian secara rinci dan jelas

sehingga mempermudah pembuatan laporan setiap bulan dan juga laporan

tahunan. Laporan ini kemudian disimpan sebagai arsip dan juga disampaikan

kepada Pemilik Sarana Apotek (PSA).

Seminggu setelah penyerahan barang, PBF melakukan tukar faktur dimana

faktur asli diberikan kepada apotek serta menentukan tanggal pembayaran.

Pembayaran biasanya dilakukan pada tanggal 10 dan 20 tiap bulannya. Penagihan

pembayaran kepada pihak asuransi dilakukan sesuai kesepakatan. Untuk Asuransi

Bank Mandiri, sebulan dilakukan sebanyak dua kali, penagihan tengah bulan dan

akhir bulan. Untuk Asuransi lainnya, yaitu Asuransi Nayaka dan Sudirman,

penagihan dilakukan di awal bulan. Contoh kuitansi pembayaran dan faktur

Apotek Erra Medika dapat dilihat pada Lampiran 15 dan Lampiran 16.

4.6 Pelayanan Informasi Obat

Pelayanan informasi obat yang kurang memadai bisa menyebabkan

pasien kurang mendapatkan informasi yang cukup mengenai obat yang

mereka konsumsi. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kesalahan

penggunaan obat oleh pasien. Melalui peningkatan pelayanan informasi obat di

apotek, maka dapat menambah kepercayaan masyarakat sehingga dapat

mempertahankan pelanggan yang lama dan menarik pelanggan yang baru.

Dengan demikian, dapat terwujud fungsi apotek sebagai sarana pelayanan

kesehatan yang dapat membantu tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang

optimal.

Apoteker Pengelola Apotek seringkali bertugas di luar apotek sehingga

tidak ada yang mendampingi dan mengawasi kegiatan pelayanan kefarmasian di

apotek. Sebaiknya terdapat apoteker pendamping di apotek Erra Medika

sehingga apabila APA berhalangan hadir dapat digantikan oleh apoteker

pendamping sehingga kegiatan pelayanan kefarmasian dan pelayanan informasi

obat dapat tetap berjalan dengan baik.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

58 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Peran dan fungsi Apoteker Pengelola Apotek (APA) di Apotek Erra

Medika sangat penting dalam menentukan kebijakan pengelolaan

apotek dan melaksanakn fungsi pengawasan dan pengendalian

terhadap semua komponen yang ada di apotek serta memberikan

pelayanan informasi kepada pasien sehingga menjamin penggunaan

obat yang rasional.

2. Pengelolaan Apotek Erra Medika dalam bidang pelayanan

kefarmasian seperti PIO dan konseling belum berjalan dengan baik

dikarenakan keterbatasan waktu hadir apoteker di apotek.

3. Pengelolaan manajemen Apotek Erra Medika mencakup

administrasi, pengadaan, penyimpanan, penjualan, pencatatan dan

pelaporan telah berjalan dengan baik.

5.2 Saran

1. Perlu adanya apoteker pendamping yang menggantikan APA pada

saat apa tidak dapat hadir agar pelayanan kefarmasian dapat berjalan

lebih baik.

2. Sebaiknya Apoteker Pengelola Apotek bekerja sama dan berdiskusi

dengan dokter, dalam hal ini dokter di Klinik Erra Medika untuk dapat

meresepkan obat yang telah dipesan sehingga dapat meminimalkan

jumlah obat yang kadaluarsa.

3. Sebaiknya stock opname yang dilakukan tidak hanya sebatas

memeriksa kesesuaian jumlah barang namun juga memperhatikan

tanggal kadaluarsa obat dan perbekalan farmasi yang tersedia di apotek

untuk mencegah kerugian akibat barang yang kadaluarsa.

4. Perlu dilakukan evaluasi secara rutin terhadap perputaran obat

dan ketersediaannya agar keperluan obat bagi para pelanggan selalu

tersedia.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

59 Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI. (1997). Surat Edaran Direktorat

Jenderal POM Nomor 336/E/SE/1997 Tentang Narkotika. Jakarta:

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. (2008). Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek (SK Nomor

1027/Menkes/SK/IX/2004). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan. (2006). Standar

Pelayanan Kefarmasian di Apotek Keputusan Menteri Kesehatan RI

No.1027 Tahun 2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan RI. (1978). Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

28/Menkes/Per/1978 Tentang Penyimpanan Narkotika. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (1981). Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 28

Tahun 1981 Tentang Penyimpanan dan Pemusnahan Resep. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (1990). Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

347/Menkes/SK/VII/1990 Tentang Obat Wajib Apotek No. 1. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (1993). Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

918/Menkes/Per/X/1993 Tentang Pedagang Besar Farmasi (PBF). Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (1993). Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

919/Menkes/Per/X/1993 Tentang Kriteria Obat yang Dapat Diserahkan

Tanpa Resep. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (1993). Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

922/Menkes/Per/X/1993 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian

Izin Apotek. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (1993). Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

924/Menkes/Per/X/1993 Tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 2. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (1993). Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

925/Menkes/Per/X/1993 Tentang Daftar Perubahan Golongan Obat Wajib

Apotek No. 1. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (1999). Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

1176/Menkes/SK/X/1999 Tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 3.

Jakarta.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

60

Universitas Indonesia

Kementerian Kesehatan RI. (2002). Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

1332/Menkes/SK/X/2002 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Kesehatan RI No. 992/Menkes/PER/X/1993 Ketentuan dan Tata Cara

Pemberian Izin Apotek. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 889

Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga

Kefarmasian. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. (1980). Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 1980 Tentang Perubahan dan Tambahan Atas

Peraturan Pemerintah RI Nomor 26 Tahun 1965 Tentang Apotek. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. (2009). Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta.

Presiden Republik Indonesia. (1997). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika. Jakarta.

Presiden Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Jakarta.

Presiden Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia No. 36

Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta.

Umar, Muhammad. (2011). Manajemen Apotek Praktis cetakan keempat. Jakarta:

Wira Putra Kencana.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

LAMPIRAN

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

61

Universitas Indonesia

Lampiran 1. Denah Lokasi Apotek Erra Medika

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

62

Universitas Indonesia

Lampiran 2. Desain Eksterior Apotek Erra Medika

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

63

Universitas Indonesia

Lampiran 3. Desain Interior Apotek Erra Medika

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

64

Universitas Indonesia

Lampiran 4. Denah Ruangan Apotek Erra Medika

Keterangan :

1. Tempat tunggu pasien

2a. Pintu masuk apotek

2b. Pintu masuk klinik

3. Etalase OTC

4. Lemari OTC

5. Lemari penyimpanan obat tablet &

kapsul bermerek

6. Meja AA

7. Lemari penyimpanan obat sediaan

oral cair & alkes

8. Lemari penyimpanan obat generik,

sediaan semisolid, sediaan steril

cair (tetes mata, tetes telinga)

9. Wastafel

10. Lemari Narkotika & Psikotropika

11. Kulkas penyimpanan obat

12. Tempat membungkus pulveres

13. Meja peracikan & rak penyimpanan

obat-obat untuk racikan

14. Rak penyimpanan obat-obat untuk

racikan

15. Meja pengecekan harga obat

(komputer)

16. Ruang Administrasi PBF Erra

Medika

17. WC

18. Laboratorium

19. Musolah

20. Kasir

21. Ruang Praktek dokter

22. Tangga ke lantai 2

23. Meja keamanan

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

65

Universitas Indonesia

Lampiran 5. Kartu Stok

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

66

Universitas Indonesia

Lampiran 6. Contoh Resep

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

67

Universitas Indonesia

Lampiran 7. Salinan Resep

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

68

Universitas Indonesia

Lampiran 8. Struktur Organisasi Apotek Erra Medika

Pemilik Sarana

Apotek

Apoteker Pengelola

Apotek

Asisten Apoteker Asisten Apoteker Asisten Apoteker

Juru Resep

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

69

Universitas Indonesia

Lampiran 9. Etiket Obat

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

70

Universitas Indonesia

Lampiran 10. Plastik Pembungkus Obat & Pembungkus Pulveres

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

71

Universitas Indonesia

Lampiran 11. Bon Kontan Pembelian Obat Tanpa Resep

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

72

Universitas Indonesia

Lampiran 12. Surat Pemesanan Obat

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

73

Universitas Indonesia

Lampiran 13. Surat Pesanan Narkotika

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

74

Universitas Indonesia

Lampiran 14. Surat Pesanan Psikotropika

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

75

Universitas Indonesia

Lampiran 15. Kuitansi

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

76

Universitas Indonesia

Lampiran 16. Faktur Pembelian Obat

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

77

Universitas Indonesia

Lampiran 17. Contoh Laporan Narkotika

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

78

Universitas Indonesia

Lampiran 18. Contoh Laporan Psikotropika

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

UNIVERSITAS INDONESIA

LABEL INFORMASI OBAT SEDIAAN PADAT ORAL

DI APOTEK ERRA MEDIKA

TUGAS KHUSUS PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER

DI APOTEK ERRA MEDIKA

PUTRI RAHMAWATI, S.Far.

1206330002

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JANUARI 2014

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

ii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. iii

1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2. Tujuan .............................................................................................. 2

2. TINJAUAN UMUM ................................................................................ 3

2.1 Definisi Informasi Obat .................................................................... 3

2.2 Langkah-langkah dalam Penyerahan Obat ....................................... 3

2.3 Peran Apoteker dalam Proses Penyerahan Obat .............................. 7

2.4 Informasi Obat yang Perlu Diketahui ............................................... 8

2.5 Sumber Informasi Obat .................................................................... 11

3. METODOLOGI PENGKAJIAN ............................................................ 13

3.1 Waktu dan Tempat Pengkajian ........................................................ 13

3.2 Metode Pengkajian ........................................................................... 13

4. PEMBAHASAN ...................................................................................... 14

5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 24

5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 24

5.2. Saran ................................................................................................. 24

DAFTAR REFERENSI.................................................................................. 25

LAMPIRAN ................................................................................................... 26

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

iii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Label Informasi Obat berdasarkan IONI 2008 ..................... 26

Lampiran 2 Daftar Label Informasi Obat Sediaan Padat Oral di Apotek Erra

Medika ........................................................................................... 30

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obat merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan

kesehatan. Penggunaan obat yang rasional menjadi hal yang sangat penting

karena terkait langsung dengan status kesehatan pasien. Satu diantara penyebab

ketidakrasionalan penggunaan obat adalah karena kurangnya informasi yang

diberikan oleh apoteker mengenai obat yang dikonsumsi oleh pasien. Dengan

demikian, masyarakat membutuhkan informasi yang jelas, benar dan dapat

dipercaya agar penentuan kebutuhan jenis dan jumlah obat yang diambil

berdasarkan alasan yang rasional (Direktorat Bina Obat Rasional, 2008).

Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan

konsumen disebutkan bahwa setiap konsumen berhak atas informasi yang benar,

jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa. Untuk

kategori produk obat, ini berarti bahwa konsumen atau pasien berhak atas

informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai obat yang dikonsumsinya.

Dengan mengetahui informasi penting terkait obat yang akan digunakan, maka

konsumen atau pasien dapat mengetahui dengan pasti tujuan penggunaan dan

hal-hal lain yang terkait dengan obat yang sedang diminum (Badan Pengawas

Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2008).

Apoteker wajib secara moral dan hukum berada dalam posisi yang

terbaik untuk memberikan informasi yang cukup dan dapat dimengerti tentang

obat yang digunakan oleh pasien untuk memaksimalkan hasil terapi dan

mencegah masalah yang mungkin timbul selama terapi. Apoteker berperan

penting dalam pemberian informasi karena apoteker merupakan petugas terakhir

yang menyerahkan obat kepada pasien. Informasi yang diberikan oleh apoteker

haruslah benar, jelas dan mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana,

dan terkini (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004).

Cara menggunakan obat, lama penggunaan obat, waktu atau cara

penggunaan obat, penyimpanan yang baik, dan efek samping yang sering

dihadapi merupakan informasi yang wajib diberikan kepada pasien. Jika pasien

patuh pada instruksi yang diberikan oleh dokter dan apoteker, m a k a

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

2

Universitas Indonesia Universitas Indonesia

keberhasilan terapi dapat dicapai. Sebaliknya, jika obat salah digunakan karena

ketidaktahuan atau informasi yang tidak cukup, maka dapat mengkibatkan

bahaya atau pengobatan yang tidak efektif bagi pasien. Untuk beberapa sediaan

obat ada kebutuhan khusus untuk dilakukan konseling, seperti waktu minum

obat, cara dan lama pemberian obat atau interaksi yang dapat terjadi dengan

makanan atau obat lain.

Masalah yang sering dihadapi oleh pasien ketika pemberian informasi

adalah sulitnya mengingat semua informasi yang diberikan oleh apoteker. Hal

ini dapat diatasi dengan pemberian informasi secara lisan maupun tertulis

berupa label. Dalam rangka realisasi rencana pemberian label tersebut, maka

penulis melakukan pendataan obat sediaan padat oral dan pelabelan informasi

tambahan yang diperlukan dalam penggunaan obat-obat tersebut di Apotek Erra

Medika. Kegiatan ini diharapkan dapat mendukung pelayanan informasi obat

yang baik bagi pasien sehingga program penggunaan obat yang rasional dapat

diwujudkan.

1.2 Tujuan

Pendataan dan pelabelan informasi tambahan pada sediaan padat oral

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui informasi tambahan yang harus

diberikan kepada pasien yang menggunakan obat sediaan padat oral di Apotek

Erra Medika.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 111: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

3 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Informasi Obat (Siregar dan Kumolosasi, 2006)

Informasi obat adalah setiap data atau pengetahuan objektif, diuraikan

secara ilmiah dan terdokumentasi mencakup farmakologi, toksikologi, dan

farmakoterapi obat. Informasi obat mencakup, tetapi tidak terbatas pada

pengetahuan seperti nama kimia; struktur dan sifat-sifat; identifikasi; indikasi

diagnostik atau indikasi terapi; mekanisme kerja; waktu mulai kerja dan durasi

kerja; dosis dan jadwal pemberian; dosis yang direkomendasikan; absorpsi;

metabolisme; detoksifikasi; ekskresi; efek samping dan reaksi merugikan;

kontraindikasi; interaksi; harga; keuntungan; tanda; gejala; dan pengobatan

toksisitas; efikasi klinik; data komparatif; data klinik; data penggunaan obat; dan

setiap informasi lain yang berguna dalam diagnosis dan pengobatan pasien.

2.2 Langkah-Langkah dalam Penyerahan Obat (Badan Pengawas Obat

dan Makanan Republik Indonesia, 2009)

Pengobatan yang rasional adalah suatu keadaan di mana pasien menerima

pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinis mereka, dengan dosis, cara

pemberian dan durasi yang tepat, dengan cara sedemikian rupa sehingga

meningkatkan kepatuhan pasien terhadap proses pengobatan dan dengan biaya

terjangkau bagi mereka dan masyarakat pada umumnya. Bila definisi tersebut

diterjemahkan, maka “meningkatkan kepatuhan” berarti bahwa pemberian

pengobatan sebaiknya disertai dengan informasi yang memadai. Dengan kata lain,

informasi obat dan pengobatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

proses terapi rasional.

Seringkali dokter dianggap merupakan pemegang keputusan terakhir

dalam suatu proses terapi, namun dalam hal penggunaan obat, apoteker dan

petugas penyerah obat lainnya, merupakan petugas terakhir yang menyerahkan

obat kepada pasien. Proses penyerahan obat seringkali diabaikan oleh para

penyusun kebijakan di bidang kesehatan selama pengembangan proses pemberian

pelayanan kesehatan. Proses ini biasanya dianggap kurang penting dibandingkan

proses diagnosis, pengadaan, kontrol penyimpanan dan distribusi. Kelalaian ini

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 112: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

4

Universitas Indonesia Universitas Indonesia

sangat merugikan karena proses penyerahan obat yang tidak tepat dan tidak

terkontrol dapat menimbulkan dampak buruk bagi sistem pemberian pelayanan

kesehatan.

Semua proses yang telah dilakukan oleh dokter untuk pasien akan menjadi

tidak berguna apabila proses penyerahan obat tidak dapat menjamin ketepatan

pemberian obat yang benar kepada pasien yang benar dalam dosis dan jumlah

yang efektif, dengan instruksi yang jelas dan penyimpanan obat dalam kemasan

yang menjamin kestabilan obat. Petugas penyerah obat merupakan orang terakhir

yang berkomunikasi dengan pasien sebelum obat digunakan, maka proses

penyerahan obat kepada pasien merupakan tahap yang sangat penting dalam

menentukan penggunaan obat yang tepat. Dengan demikian, proses ini sebaiknya

dimengerti oleh setiap pelaku proses penyerahan obat.

Dalam proses penyerahan obat, ada delapan langkah penting yang

sebaiknya dilakukan untuk menjamin terlaksananya penyerahan obat yang benar

kepada pasien dari petugas penyerah obat. Setiap langkah membawa tanggung

jawab dan atau pertimbangan yang penting untuk dilakukan. Dalam hal ini,

diasumsikan bahwa pemberi resep (dokter) telah melakukan diagnosis yang

benar serta memilih obat yang benar dan regimen yang tepat, serta pasien

mempunyai akses terhadap apotek. Langkah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Petugas penyerah obat menerima resep yang benar dari pasien atau pemberi

resep (secara tertulis atau lisan) dan melakukan pengkajian resep terhadap

antara lain :

a. Orisinalitas (keaslian resep)

b. Jika diperlukan komunikasi dengan pemberi resep untuk resep yang

meragukan dan tidak jelas

2. Petugas peyerah obat membaca resep dengan benar dan memeriksa ketepatan

instruksi yang tertulis pada resep terhadap :

a. Nama obat

b. Dosis, cara dan lama pemberian

c. Ketersediaan obat

Petugas penyerah obat kemudian mencari obat di tempat penyimpanannya.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 113: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

5

Universitas Indonesia Universitas Indonesia

3. Obat yang diresepkan tersedia dalam kondisi layak pakai (tidak kadaluarsa

atau rusak). Petugas penyerah obat sebaiknya :

a. Menjamin obat disimpan pada tempat yang benar

b. Memeriksa tanggal kadaluarsa dan melakukan proses FIFO (First In

First Out)

c. Melakukan proses periksa dan periksa ulang (jika memungkinkan)

terhadap ketepatan nama, kekuatan dan bentuk sediaan obat yang

diberikan

4. Petugas penyerah obat sebaiknya memiliki pengetahuan obat dan cara

penggunaan obat yang tepat dan dapat pula melakukan hal berikut :

a. Penyiapan obat dengan tepat

b. Pengecekan kembali terhadap jenis obat dan dosis

5. Petugas penyerah obat sebaiknya mengkomunikasikan kepada pasien cara

yang tepat untuk menggunakan obat melalui informasi mengenai :

a. Etiket obat yang mencantumkan informasi mengenai nama pasien, nama

obat, petunjuk penggunaan obat, tanggal pemberian obat, identitas

pemberi resep, dan identitas petugas penyerah obat

b. Instruksi berupa simbol untuk pasien yang buta huruf

c. Pemberian label/etiket informasi tambahan untuk obat

6. Pasien mengerti terhadap instruksi dari petugas penyerah obat. Petugas

penyerah obat sebaiknya :

a. Mengulang secara lisan, instruksi yang tertulis pada etiket, jika

memungkinkan dalam bahasa yang jelas dan lugas, yang dimengerti oleh

pasien

b. Meminta pasien untuk mengulang instruksi yang diberikan

c. Menekankan kebutuhan terhadap adanya kepatuhan

d. Menginformasikan peringatan dan perhatian terkait penggunaan obat

e. Memberikan perhatian khusus terhadap kondisi tertentu seperti wanita

hamil, pasien yang memiliki gangguan penglihatan dan pendengaran,

buta huruf, anak dan pasien lansia dan pasien yang mendapatkan lebih

dari satu jenis obat

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 114: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

6

Universitas Indonesia Universitas Indonesia

7. Meyakinkan pasien untuk mematuhi instruksi dari terapi

Untuk meningkatkan kepatuhan, pemberian obat sebaiknya disertai dengan

pemberian informasi yang memadai. Komunikasi dengan pasien atau keluarganya

seringkali menemui hambatan, sehingga pasien gagal untuk mengikuti petunjuk

pengobatan. Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab kegagalan yang telah

teridentifikasi :

a. Ada kesenjangan antar pemberi dan penerima informasi, baik dalam

penggunaan bahasa, cara penuturan, ataupun cara pendekatan

b. Waktu untuk memberikan informasi terbatas

c. Pemberi informasi tidak berhasil menarik perhatian atau keterbukaan

pasien/keluarganya

d. Informasi yang diberikan tidak diartikan secara benar, atau tidak

dimengerti

e. Petunjuk yang diberikan tidak dipahami

f. Petunjuk yang diberikan tidak disepakati

g. Petunjuk yang diberikan tidak dapat dilaksanakan

h. Petunjuk diberikan secara tidak lengkap

i. Hal-hal yang sebaiknya dikerjakan terlupa

j. Pasien tidak suka diajak berdiskusi

k. Pasien/keluarga merasa sudah mengetahui

l. Keyakinan pasien/keluarganya sulit diubah

Tidak tersampaikannya informasi secara baik, mutlak menjadi tanggung

jawab apoteker atau petugas penyerah obat lainnya, walaupun hambatannya

mungkin ada di pihak penerima. Untuk itu, perlu diwaspadai kemungkinan

adanya hambatan di atas agar dapat diantisipasi.

8. Petugas penyerah obat melakukan pendokumentasian terhadap langkah yang

dilakukan, yaitu :

a. Memasukkan detil informasi pada profil pengobatan pasien

b. Memasukkan data resep

c. Melengkapi data inventori

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 115: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

7

Universitas Indonesia Universitas Indonesia

2.3 Peran Apoteker dalam Proses Penyerahan Obat (Badan Pengawas

Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2009)

Apoteker mempunyai fungsi yang penting dalam sistem pelayanan

kesehatan dalam hal :

1. Pengadaan

Apoteker memastikan tersedianya obat dengan kualitas yang baik pada

saat diperlukan.

2. Distribusi

Apoteker memindahkan obat dengan aman kemanapun obat akan

diberikan, memastikan kondisi perjalanan dan penyimpanan obat tidak

mempengaruhi kondisi obat.

3. Peresepan

Apoteker sering diminta untuk memberikan obat bebas atau obat bebas

terbatas untuk membantu pasien melakukan swamedikasi.

4. Monitoring

Apoteker perlu melakukan monitoring terhadap terapi jangka panjang

pasien penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, dan asma.

Peran lain dari apoteker adalah melakukan :

a. Komunikasi dengan dokter dalam melakukan konfirmasi resep atau

menjawab pertanyaan

b. Mematuhi standar terapi. Apoteker bertanggung jawab untuk

memastikan kepatuhan resep terhadap standar terapi terutama untuk

regimen yang sifatnya kompleks seperti terapi kanker

c. Penelitian terhadap pola peresepan dan penggunaan obat. Apoteker

memiliki posisi yang strategis dalam melakukan monitor dan evaluasi

terhadap peresepan dan penggunaan obat

d. Edukasi pasien. Pada umumnya, apoteker dipercaya oleh pasien dan

dapat memberikan saran yang dihargai oleh pasien serta melakukan

edukasi pada pasien secara individual atau edukasi kepada kelompok

pasien dengan penyakit tertentu

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 116: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

8

Universitas Indonesia Universitas Indonesia

2.4 Informasi Obat yang Perlu Diketahui (Badan Pengawas Obat dan

Makanan Republik Indonesia, 2008)

Obat adalah suatu bahan yang sangat berpotensi bila digunakan dengan

tepat, karena obat dapat mencegah, menyembuhkan penyakit atau mengatasi

masalah kesehatan. Dengan menggunakan obat secara tepat, bisa didapatkan

manfaat yang optimal dari obat. Penggunaan obat yang tepat dimulai dengan

mematuhi semua informasi yang tertera pada kemasan obat atau aturan pakai

yang dituliskan oleh apotek.

Konsumen berhak untuk meminta informasi obat kepada apotek atau

kepada Pusat Informasi Obat yang memberikan layanan informasi kepada

mayarakat luas seperti PIO Nas Badan POM (Pusat Informasi Obat Nasional

Badan POM) jika informasi tersebut masih kurang atau belum dapat

dipahami, karena informasi obat merupakan hak konsumen, sebagaimana

tercantum dalam Undang-undang perlindungan konsumen. Untuk memperolah

hasil terapi yang optimal dan mencegah serta mengatasi efek samping yang tidak

diinginkan pada saat membeli obat di apotek, konsumen berhak mendapatkan

informasi mengenai hal-hal berikut :

1. Nama dagang dan nama generik obat

Nama dagang adalah nama obat yang diberikan oleh pabrik, sedangkan

nama generik adalah nama obat sesuai dengan nama kandungan zat

berkhasiatnya. Beberapa obat dengan nama dagang yang berbeda dapat

mempunyai nama generik yang sama karena mengandung zat berkhasiat yang

sama. Biasanya harga obat dengan nama generik lebih murah daripada obat

dengan nama dagang. Informasi nama generik dari obat yang ingin dibeli

dapat ditanyakan kepada apoteker.

2. Tujuan penggunaan atau indikasi obat

Indikasi adalah suatu keadaan (kondisi penyakit) dimana obat perlu

digunakan. Misalnya, indikasi dari obat golongan antibiotik adalah keadaan

infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Sementara itu pada keadaan infeksi

yang disebabkan oleh virus, tidak diperlukan antibiotik.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 117: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

9

Universitas Indonesia Universitas Indonesia

3. Kekuatan dan dosis

Kekuatan obat adalah jumlah kandungan obat yang berkhasiat, sedangkan

dosis obat adalah jumlah dan frekuensi obat yang harus diminum atau digunakan

dalam jangka waktu tertentu. Misalnya obat-obat golongan antibiotik untuk

orang dewasa sering diberikan dengan kekuatan 500 mg dan dengan dosis sehari

tiga kali satu tablet.

4. Efek samping yang timbul dan bagaimana upaya penanganan efek samping

tersebut

Pada dasarnya, semua obat memiliki efek samping, namun efek samping

bersifat individual, artinya bahwa efek samping belum tentu terjadi pada semua

pasien. Efek tersebut bisa mulai dari yang bersifat ringan seperti sakit kepala

atau gatal-gatal maupun bersifat berat seperti gangguan denyut jantung. Untuk

obat yang sama, efek samping yang muncul pada pasien pertama belum tentu

muncul juga pada pasien kedua. Untuk itu, risiko timbulnya efek samping, tidak

perlu membuat konsumen menjadi cemas untuk minum obat karena setiap

penggunaan obat harus sudah mempertimbangkan manfaat risiko obat. Informasi

mengenai perbandingan manfaat dan risiko obat serta kemungkinan efek

samping dari obat yang diminum dan tindakan apa yang harus dilakukan jika

timbul efek samping dapat ditanyakan kepada apoteker.

5. Interaksi obat tersebut dengan obat lain atau dengan makanan

Beberapa obat tertentu boleh dikonsumsi bersamaan dengan obat lain.

Ada juga beberapa obat yang perlu dikonsumsi terpisah beberapa jam dari obat

lain. Beberapa makanan juga dapat mempengaruhi khasiat dari obat yang

diminum. Misalnya makanan dengan kandungan kalium yang tinggi dapat

mempengaruhi kegunaan dari obat yang dapat menimbulkan peningkatan

kadar kalium dari darah, seperti misalnya obat yang tergolong diuretik hemat

kalium. Dengan demikian, pasien yang sedang minum obat yang mengandung

spironolakton, sebaiknya mengurangi konsumsi makanan kaya kalium seperti

pisang. Informasi tentang obat lain atau makanan yang harus dihindari pada saat

penggunaan obat tertentu dapat ditanyakan pada apoteker.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 118: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

10

Universitas Indonesia Universitas Indonesia

6. Lama penggunaan obat dan hasil yang diharapkan dari obat

Obat harus diminum dalam jangka waktu tertentu hingga dicapai kondisi

yang diinginkan. Misalnya obat untuk mengatasi penyakit diabetes perlu diminum

secara teratur hingga dapat terkontrol kadar gula darah pada interval kadar gula

darah yang normal.

7. Waktu yang baik untuk minum obat

Beberapa obat akan lebih baik efeknya apabila diminum pada malam hari

karena dapat menyebabkan kantuk. Beberapa obat lainnya justru akan lebih baik

diminum pada pagi hari seperti vitamin atau diuretik. Ada pula obat yang

lebih baik diminum setelah makan karena b e r sifat iritasi terhadap lambung.

Sebaliknya ada obat yang lebih baik diminum sebelum makan karena perut

dalam keadaan kosong dapat meningkatkan penyerapan obat.

8. Cara penyimpanan obat

Umumnya cara penyimpanan obat yang paling sesuai adalah dengan

disimpan pada suhu kamar, terlindung dari lembab, dan cahaya matahari

langsung, namun ada juga obat yang harus disimpan pada lemari es. Cara

penyimpanan obat yang sesuai sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas

obat, sehingga mutu obat tetap terjamin. Selain itu obat harus disimpan di tempat

yang tidak dapat dijangkau oleh anak. Penyimpanan obat secara umum

adalah :

a. Ikuti petunjuk penyimpanan pada label/kemasan

b. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat

c. Simpan obat pada suhu kamar dan hindari sinar matahari langsung

d. Jangan menyimpan obat di tempat panas atau lembab

e. Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak

beku, kecuali jika tertulis pada etiket obat

f. Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak

g. Jangan meninggalkan obat di dalam mobil untuk jangka waktu lama

h. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 119: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

11

Universitas Indonesia Universitas Indonesia

9. Tindakan yang diambil jika lupa minum obat

Minumlah dosis yang terlupa segera setelah ingat. Lalu dosis berikutnya

diminum sesuai jadwal biasanya. Hal ini dilakukan jika waktu teringat tidak

berbeda jauh dari jadwal sebenarnya. Tetapi jika baru teringat saat mendekati

dosis berikutnya, abaikan dosis yang terlupa dan kembali ke jadwal selanjutnya

sesuai dengan aturan pakai.

2.5 Sumber Informasi Obat (Siregar dan Kumolosasi, 2006)

Sumber dari informasi obat meliputi :

a. Tenaga kesehatan

Sumber informasi obat dapat diperoleh dari dokter, apoteker, dokter gigi,

perawat, tenaga kesehatan lain.

b. Pustaka

Sebagai sumber informasi obat, pustaka digolongkan dalam 3 (tiga)

kategori :

1) Pustaka primer

Sumber pustaka primer adalah karya orisinil yang dipublikasikan

atau tidak dipublikasikan yang memperkenalkan pengetahuan baru atau

peningkatan pengetahuan tentang suatu subjek. Sumber-sumber ini

mencakup hasil penelitian dan laporan kasus, demikian juga studi evaluasi

dan laporan deskriptif. Pustaka primer memberi landasan untuk pustaka

sekunder dan tersier. Sumber pustaka primer memberikan informasi paling

mutakhir tentang pokok tertentu dari waktu ke waktu.

2) Pustaka sekunder

Sumber pustaka sekunder adalah berbagai abstrak dan sistem

penelusuran untuk pustaka primer dan digunakan untuk menemukan artikel

pustaka primer. Informasi yang diperoleh dari pustaka sekunder jarang

digunakan tersendiri untuk keputusan klinik.

3) Pustaka tersier

Sumber pustaka tersier adalah pustaka acuan yang paling umum

digunakan, mudah dimasuki, dan biasanya dapat memenuhi kebanyakan

permintaan informasi spesifik obat. Sumber pustaka tersier biasanya

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 120: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

12

Universitas Indonesia Universitas Indonesia

merupakan buku teks atau referensi umum. Sumber-sumber ini menyoroti

data yang diterima secara luas dari pustaka primer, mengevaluasi informasi

ini dan mempublikasikan hasil. Sumber pustaka tersier mencakup buku teks

atau data base, artikel kajian, kompendia dan pedoman praktis.

c. Sarana (Fasilitas)

Fasilitas sebagai sumber informasi obat dapat berupa peralatan, komputer,

internet dan perpustakaan.

d. Prasarana (Lembaga)

Lembaga sebagai sumber informasi obat industri farmasi, Badan POM,

pusat informasi obat, pendidikan tinggi farmasi dan organisasi profesi

profesional kesehatan (IDI, IAI, PPNI, dan lain-lain).

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 121: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

13 Universitas Indonesia

BAB 3

METODOLOGI PENGKAJIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pengkajian

Pendataan obat-obat dan pelabelan informasi tambahan yang diperlukan

dalam penggunaan obat sediaan padat oral dilakukan di Apotek Erra Medika

selama Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) berlangsung, yaitu periode

17 Juni – 12 Juli dan 29 juni – 16 Agustus 2013.

3.2 Metode Pengkajian

Metode yang digunakan dalam pengkajian pelabelan informasi tambahan

yang diperlukan saat penyerahan obat adalah melalui penelusuran literatur (studi

pustaka). Dilakukan pendataan pada semua obat sediaan padat oral yang tersedia

di Apotek Erra Medika baik obat keras ataupun obat-obat OTC. Pendataan ini

bertujuan untuk memberi label informasi obat sediaan padat oral yang perlu

diinformasikan kepada pasien.

Pustaka yang digunakan untuk menyusun kajian bersumber dari :

1. Medication Teaching Manual 8th

Edition

2. Informatorium Obat Nasional Indonesia 2008

3. Drug Information Handbook 21st

Edition

4. MIMS Indonesia: Petunjuk Konsultasi Edisi 12

Dari pustaka yang digunakan tersebut dilakukan pelabelan informasi

untuk masing-masing obat sehingga memudahkan apoteker atau asisten apoteker

dalam memberikan informasi obat ketika menyerahkan obat kepada pasien.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 122: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

14 Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN

Dalam pelayanan kesehatan, penggunaan obat-obatan yang rasional bagi

pasien adalah sebuah keharusan. Satu diantara komponen dalam penggunaan obat

yang rasional yaitu tersedianya informasi obat yang benar dan lengkap dari segi

dosis, cara pakai, efek samping yang mungkin terjadi, perhatian, dan lain-lain.

Tujuan pemberian informasi obat kepada pasien adalah untuk memaksimalkan

hasil terapi dan mencegah masalah yang mungkin timbul selama terapi sehingga

dapat diperoleh penggunaan obat secara rasional.

Swestika Swandari (2013) dalam artikelnya menyatakan penggunaan obat

dapat diidentifikasi rasionalitasnya dengan menggunakan indikator 8 Tepat dan 1

Waspada yaitu tepat diagnosis, tepat pemilihan obat, tepat indikasi, tepat pasien,

tepat dosis, tepat cara dan lama pemberian, tepat harga, tepat informasi dan

waspada terhadap efek samping obat. Berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun

1999 tentang perlindungan konsumen, konsumen berhak memperoleh informasi

mengenai produk yang digunakan dan merupakan hak konsumen untuk menuntut

bila tidak diberikan. Dengan demikian, apoteker berkewajiban untuk menjamin

pasien yang berkunjung ke apotek mengerti, memahami, dan mematuhi cara

menggunakan obat sehingga diharapkan penggunaan obat secara rasional dapat

ditingkatkan.

Apoteker menyediakan dan memberikan informasi, rekomendasi obat

yang independen, akurat, komprehensif serta terkini terkait dengan obat-obatan

yang dibutuhkan pasien ataupun masyarakat. Hal ini merupakan tugas apoteker

sebagai pusat pelayanan informasi obat di apotek. Manfaat pelayanan informasi

bagi apoteker adalah menjaga citra profesi apoteker sebagai bagian dari

pelayanan kesehatan, mewujudkan pelayanan kefarmasian sebagai tanggung

jawab profesi, menghindari medication error dan pelayanan untuk menarik

pelanggan dalam upaya memasarkan pelayanan.

Dalam menyerahkan obat kepada pasien, dianjurkan untuk selalu

menyertakan informasi tambahan mengenai peringatan atau hal-hal yang

sebaiknya diperhatikan saat menggunakan obat. Pelayanan kefarmasian yang

baik akan mendukung keberhasilan suatu terapi, termasuk diantaranya pelayanan

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 123: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

15

Universitas Indonesia Universitas Indonesia

mengenai informasi obat. Dengan adanya pelayanan informasi obat oleh

apoteker baik menggunakan informasi lisan maupun tertulis pada permulaan

terapi obat, maka akan menghasilkan perbaikan yang signifikan dalam

kepatuhan pasien mengkonsumsi obatnya.

Realitas yang terjadi di apotek hingga saat ini adalah penyerahan obat

oleh apoteker atau asisten apoteker hanya dilakukan berdasarkan resep dari dokter

kepada pasien dalam wadah yang hanya tertulis nama pasien dan aturan pakai

tanpa disertai informasi yang memadai. Dengan adanya pelayanan informasi

obat oleh apoteker, menggunakan informasi lisan dan tertulis pada permulaan

terapi obat, meningkatkan kepatuhan pasien dalam pengobatan.

Kurangnya waktu menjadi kendala bagi petugas penyerah obat baik

apoteker ataupun asisten apoteker untuk menguasai dengan baik seluruh

informasi mengenai obat yang beredar dan menjelaskannya kepada pasien.

Masalah ini menjadi sangat penting karena fungsi apotek tidak hanya sebagai penjual

tetapi juga sebagai pemberi informasi obat yang dijual tersebut.

Untuk menjawab permasalahan diatas, maka dilakukan pembuatan daftar

obat beserta label informasi tambahan untuk memberikan kemudahan bagi para

petugas penyerah obat di apotek, khususnya di Apotek Erra Medika dalam

memberikan pelayanan kepada pasien. Informasi tambahan pada label yang

diberikan oleh apoteker bertujuan untuk melengkapi instruksi yang diberikan oleh

dokter. Dengan demikian , dilakukan pendataan terhadap seluruh sediaan padat

oral di Apotek Erra Medika yang akan diberi label, yaitu serbuk, tablet, pil dan

kapsul. Label informasi obat pada Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI)

2008 (Lampiran 1) menjadi acuan dalam daftar label informasi tambahan yang

dibuat untuk obat sediaan padat oral di Apotek Erra Medika (Lampiran 2), antara

lain:

1. Peringatan. Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol

Label ini digunakan pada sediaan:

a. Untuk dewasa yang dapat menyebabkan rasa kantuk, sehingga mempengaruhi

kemampuan dalam mengemudikan dan menjalankan mesin yang penuh

risiko.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 124: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

16

Universitas Indonesia Universitas Indonesia

b. Berbahaya jika mengemudikan kendaraan dalam pengaruh minuman atau

obat.

c. Beberapa sediaan ada yang hanya menyebabkan rasa kantuk pada beberapa

hari pertama pengobatan dan beberapa ada yang hanya menyebabkan rasa

kantuk pada dosis besar.

d. Dianjurkan hindari minuman beralkohol, karena alkohol dapat meningkatkan

efek depresi pada obat yang bekerja di SSP. Larangan yang tegas dapat

mendorong beberapa pasien tidak menggunakan obat tersebut. Dengan

demikian, Apoteker perlu menerangkan risiko dan manfaat, terutama pada

pasien yang merasa dapat mentoleransi efek dari alkohol. Pasien epilepsi

yang ingin mengemudikan kendaraan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.

e. Efek samping lain yang tidak berhubungan dengan rasa kantuk tetapi juga

dapat mempengaruhi kemampuan pasien dalam mengendarai atau

menjalankan mesin dengan aman adalah penglihatan kabur, pusing, mual.

Secara umum tidak ada label yang secara khusus diberikan untuk mengatasi

keadaan ini, tetapi sebaiknya pasien diberi konseling dengan tepat.

Contoh obat yang ada di Apotek Erra Medika yang berlabel ini, yaitu

Pseudoeferdin (Aldisa®), Alprazolam (Alganax

® dan Xanax

®), Klordiazepoksid

(Braxidin® dan Librax

®), Karisoprodol (New Skelan

®), Setirizin (Nichorizin

®);

Siproheptadin (Pronicy®

), Tramadol (Tradosik®

dan Tramal®); Klorfeniramin

maleat (Decolgen®, Anadex

®, Celestamin

®, Celestik

®, Decolsin

®, Dextral

®,

Dextamine®, Fludane

®, Flutamol

®, Intunal

®, Mextril

®, Mixagrip

®, Nalgestan

®,

Neozep forte®, Ocuson

®, Procold

®, Tuzalos

®), Fenobarbital, Klorpromazin, dan

lain-lain.

2. Peringatan. Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek

samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin

Label ini digunakan pada sediaan yang mengandung monoamine-oxidase

inhibitors (MAO); peringatan untuk menghindari minuman beralkohol dan

minuman alkohol dosis rendah sudah dimasukkan dalam leaflet produk.

Contohnya obat yang ada di Apotek Erra Medika yang berlabel ini antara lain,

yaitu Catapres® (Klonidin) dan Pirasetam. Contoh lain, yaitu Karbamazepin dan

Okskarbazepin.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 125: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

17

Universitas Indonesia Universitas Indonesia

3. Peringatan. Hindari minuman beralkohol

Label ini digunakan pada obat yang berinteraksi dengan alkohol yaitu

alkohol dapat menghilangkan efek obat ini. Contohnya obat yang ada di Apotek

Erra Medika yang berlabel ini yaitu Trichodazol® (metronidazol), sedangkan

contoh obat lain dengan label ini yang tidak tersedia di Apotek Erra Medika, yaitu

Klorpropamid, Pimekrolimus, Prokarbazin, Leflunomid, dan lain-lain. Alkohol

juga dapat meningkatkan efek hipoglikemia dari beberapa obat antidiabetik oral

tetapi pencantuman label peringatan secara rutin tidak perlu dilakukan.

4. Jangan digunakan bersamaan dengan obat ini

Label ini digunakan bersama label 22 pada sediaan tablet salut enterik. Hal

ini untuk menghindari kemungkinan pelarutan salut yang terjadi lebih awal dari

sebaiknya dengan adanya pH alkali. Contoh obat yang ada di Apotek Erra Medika

yang berlabel ini, yaitu Asetosal (Ascardia® EC Tablet dan Aspirin

® Bayer) ,

Lansoprazol (Digest®

dan Inazol®), Bisakodil (Dulcolax

®), Eritromisin

(Erysanbe®), Omeprazol (Prilos

®, Pumpitor

® dan Protop

®), dan Klorokuin

(Resochin®)

Label ini berlaku juga bagi ketokonazol yang penyerapannya dipengaruhi

oleh antasida secara signifikan; biasanya selang waktu untuk menghindari efek

antasida adalah 2 sampai 4 jam.

5. Jangan minum obat-obat yang mengandung besi atau zink pada saat

bersamaan dengan obat ini

Di Apotek Erra Medika label ini digunakan pada sediaan yang

mengandung Ofloksasin, Doksisiklin (Siclidon®) dan Levofloksasin (Lecrav

®,

Nufalev®, Reskuin

® dan Levocin

®). Contoh obat lain dengan label ini yang tidak

tersedia di Apotek Erra Medika, yaitu Minosiklin, Penisilamin, Trientin, dan lain-

lain. Interaksi obat-obat ini menyebabkan terjadinya khelat kalsium, besi, zink

sehiugga berkurang penyerapannya ketika digunakan bersama kalsium yang

terdapat dalam antasid atau sediaan yang mengandung besi atau seng. Selang

waktu penggunaan kedua obat ini adalah 2 sampau 3 jam.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 126: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

18

Universitas Indonesia Universitas Indonesia

6. Jangan minum susu, bagi obat yang tidak dapat dicerna, atau obat yang

mengandung besi dan seng pada saat yang sama dengan obat ini

Di Apotek Erra Medika label ini digunakan pada sediaan yang

mengandung Siprofloksasin (Baquinor®, Interflox

®, Jayacin

® dan Wiaflox

®) dan

Tetrasiklin (Super Tetra®) yang dapat membuat khelat dengan kalsium, besi,

magnesium, dan zink, sehingga dapat mengurangi penyerapan. Selang waktu

penggunaan kedua obat ini sebaiknya 2 – 3 jam. Doksisiklin dan minosiklin tidak

terlalu kuat dalam membentuk khelat dengan susu sehingga hanya membutuhkan

label 5.

7. Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter

Label ini digunakan pada sediaan yang mengandung obat yang dibutuhkan

untuk jangka waktu panjang walaupun pasien tidak merasakan manfaatnya dalam

jangka waktu yang pendek. Contoh obat yang ada di Apotek Erra Medika yang

berlabel ini, yaitu Alopurinol (Puricemia®

dan Zyloric®), Klobazam (Frisium

®),

obat antituberkulosis (Etambutol, Isoniazid, Pirazinamid, Rifampisin, INH ciba®,

Pehadoxin®, Rimactazid

®, Rimcure

®, Rimstar 4FDC

®, Santibi

®) dan Fenobarbital.

Label ini juga digunakan untuk sediaan yang mengandung obat dengan

risiko khusus. Contohnya yaitu obat yang mengandung Atenolol (Betablok®,

Concor®, Farnormin

®, Internolol

®, Tenormin

®); Bisoprolol (Maintate

®); Klonidin

(Catapres®)

8. Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali

mengalami efek samping yang tidak diinginkan

Label ini digunakan pada obat yang dihabiskan untuk mengurangi kasus

kambuhan atau kegagalan terapi. Contoh obat yang ada di Apotek Erra Medika

yang berlabel ini, yaitu Asiklovir (Zoter®), Klindamisin (Albiotin

®, Prolic

®),

Amoksisilin (Intermoxil®, Kalmoxilin

®, Lapimox

®), Ampisilin, Siprofloksasin

(Baquinor®, Jayacin

®,

Wiaflox®), Sefadroksil (Cefat

®, Pyricef

®, Staforin

®),

Sefiksim (Fixef®, Interflox

®), Ko-Amoksiklav (Viaclav

®), Kotrimoksazol

(Primadex®, Sanprima

®), Doksisiklin (Siclidon

®), Eritromisin (Erysanbe

®),

Ketokonazol (Formyco®, Interzol

®, Mycoral

®, Nizoral

®), Griseofulvin

(Fungistop®, Mycostop

®), Levofloksasin (Lecrav

®, Levocin

®, Nufalev

®,

Reskuin®), Azitromisin (Mezatrin

®, Zarom

®, Zithromax

®), Metronidazol

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 127: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

19

Universitas Indonesia Universitas Indonesia

(Trichodazol®), Ofloksasin, Tetrasiklin (Super Tetra

®) dan Sefradin (Velosef

®)

Sering kali, beberapa antibiotik dapat menyebabkan efek samping (contoh

diare pada pasien yang minum klindamisin) yang membuat penggunaan obat ini

sebaiknya dihentikan dan pasien sebaiknya kembali ke dokter.

9. Peringatan. Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat

Label ini digunakan khususnya pada sediaan yang mengandung

antikoagulan, litium atau kortikosteroid. Contoh obat yang ada di Apotek Erra

Medika yang berlabel ini, yaitu Betametason (Celestamin®, Celestik

®, Ocuson

®),

Deksametason (Cortidex®, Deksametasone TB Harsen

®, Dextamine

®),

Triamsinolon (Kenacort®) dan Metil prednisolon (Lameson

®, Prednox

®,

Sanexon®, Urbason

®). Kartu pengobatan yang tepat sebaiknya diberikan pada

pasien dan diikuti dengan pemberian informasi obat secara verbal.

Label ini dapat juga digunakan pada sediaan lain untuk mengingatkan

pasien pada instruksi yang pernah diberikan. Contoh obat lain dengan label ini

yang tidak tersedia di Apotek Erra Medika, yaitu Amarolfin, Doksepin HCl,

Formeterol fumarat, Hidrokortison, Imiquimod, Infliksimab, Klozapin,

Antikoagulan (Asenokumarol ), Kortikosteroid (Beklometason, Budenosid), dan

lain-lain.

10. Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara

langsung

Label ini digunakan pada sediaan yang dapat menyebabkan fototoksik atau

reaksi alergi akibat cahaya jika pasien terkena radiasi ultraviolet. Contoh obat

berlabel ini yang ada di Apotek Erra Medika, yaitu Klorpromazin, Amiodaron

(Cordarone®), Doksisiklin (Siclidon

®), Loratadin (Alloris

®, Claritin

®, Inclarin

®,

Pylor®, Sohotin

®), Siprofloksasin (Baquinor

®, Interflox

®, Jayacin

® dan Wiaflox

®),

Kotrimoksazol (Primadex®, Sanprima

®), Doksisiklin (Siclidon

®), Griseofulvin

(Fungistop®, Mycostop

®), Hidroklortiazid (HCT

®), Furosemid (Lasix

®, Uresix

®),

Levofloksasin (Lecrav®

, Nufalev®, Reskuin

® dan Levocin

®), Metronidazol

(Trichodazol®), Tetrasiklin (Super Tetra

®), Asam pipemidat (Urotraction

®) dan

Ofloksasin. Beberapa obat lain seperti fenotiazin dan sulfonamid dapat

menyebabkan reaksi ini pada pasien yang sensitif, walaupun jarang. Penyinaran

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 128: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

20

Universitas Indonesia Universitas Indonesia

sinar ultraviolet dengan intensitas tinggi dari sinar lampu dapat menimbulkan

terjadinya reaksi.

11. Dilarutkan atau dicampur dengan air sebelum digunakan

Label ini digunakan pada sediaan yang diharuskan untuk dilarutkan dalam

air (tablet effervescent) atau dicampur dengan air (contoh serbuk, granul) sebelum

digunakan.. Contoh obat berlabel ini yang ada di Apotek Erra Medika, yaitu

Ferospat® effervescent, Redoxon

® effervescent, Supreme Ester C effervescent dan

Supradyn® effervescent. Dalam beberapa kasus, cairan lain seperti jus buah atau

susu dapat digunakan.

12. Obat ini menyebabkan urin berwarna

Label ini digunakan pada sediaan yang dapat menyebabkan urin pasien

berwarna yang tidak seperti biasanya. Contoh obat yang ada di Apotek Erra

Medika yang berlabel ini, yaitu Metronidazol (urin gelap berwarna atau

kecoklatan), Klorokuin (urin berwarna gelap atau kecoklatan) dan Rifampisin

(urin berwarna merah-oranye). Contoh obat lain dengan label ini yang tidak

tersedia di Apotek Erra Medika, yaitu Levodopa (urin berwarna kemerahan),

Nitrofurantoin (urin kuning atau coklat), Rifabutin (urin berwarna merah-oranye),

Sulfasalazin (urin berwarna merah-oranye), dan Triamteren (urin berwarna biru di

bawah cahaya).

13. Peringatan. Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke hari

berikutnya. Jika mengalami efek samping ini jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol

Label ini digunakan pada sediaan yang mengandung hipnotiks (atau

beberapa obat lain yang berefek sedatif) yang harus digunakan pada malam hari.

Contoh obat berlabel ini yang ada di Apotek Erra Medika, yaitu Diazepam

(Analsik®, Neurodial

®, Neuropyron

®, Stesolid

®, Valisanbe

®), Klobazam

(Frisium®), Estazolam (Esilgan

®), dan Lorazepam (Renaquil

®). Contoh obat lain

dengan label ini yang tidak tersedia di Apotek Erra Medika, yaitu Amobarbital,

Butobarbital, Flurazepam, Kloralhidrat, Loprazolam, Nitrazepam, Temazepam,

dan lain-lain.

Pada kasus yang jarang terjadi (contohnya diazepam dan nitrazepam pada

epilepsi) bila hipnotika diresepkan untuk siang hari label ini tidak sesuai. Juga

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 129: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

21

Universitas Indonesia Universitas Indonesia

sebagai alternatif dari label 1 (pilihannya tergantung pada apoteker) untuk

ansiolitik yang digunakan pada malam hari. Diharapkan bahwa kalimatnya cukup

menjelaskan pengaruh efek sedasi pada pagi hari sesudah menggunakan obat

tidur.

14. Bersama makanan atau sesudah makan

Label ini digunakan pada sediaan yang mengandung obat yang dapat

mengiritasi lambung, atau yang akan lebih baik penyerapannya dengan adanya

makanan. Pasien disarankan untuk makan secukupnya, walupun sedikit. Contoh

obat dengan label ini yang ada di Apotek Erra Medika, yaitu Asiklovir (Zoter®),

Nifedipin (Adalat®), Alopurinol (Puricemia

® dan Zyloric

®), Ambroksol,

Amoksisilin (Intermoxil®, Kalmoxilin

®, Lapimox

®), Metampiron (Antalgin

® dan

Novalgin®), Dimenhidrinat (Antimo

®), Meloksikam (Artilox

®) Asam mefenamat,

Asetosal (Ascardia® EC Tablet dan Aspirin

® Bayer), Metformin (Diabex

®,

Glucophage®, Glunor

®), Diklofenak (Cataflam

®, Flamar

® EC, Kaflam

® SC,

Voltaren® EC), Betametason, Ibuprofen, Ketokonazol, Sefiksim, Metil

prednisolon, Metronidazol (Trichodazol®), Spiramisin, dan lain-lain.

15. Setengah sampai satu jam sebelum makan

Label ini digunakan pada beberapa sediaan yang absorbsinya meningkat

dengan cara ini tetapi sebagian besar antibiotik menggunakan label 16. Contoh

obat dengan label ini yang ada di Apotek Erra Medika, yaitu Isosorbid dinitrat

(Cedocard®), Simetidin, Metoklorpramid (Damaben

®), Deksketoprofen

(Ketesse®), Rifampisin dan Isoniazid.

16. Satu jam sebelum makan atau kondisi perut kosong

Label ini digunakan pada sediaan oral dimana absorbsinya akan berkurang

dengan adanya makanan dan kondisi asam pada lambung. Contoh obat dengan

label ini yang ada di Apotek Erra Medika, yaitu Ampisilin, Aminofilin, Kaptopril

(Tensicap®), Azitromisin (Mezatrin

®, Zarom

®, Zithromax

®), Tetrasiklin (Super

Tetra®), Tiamfenikol (Biothicol

®, Thiamycin

®), Isosorbid dinitrat (Cedocard

®),

Linkomisin, Salbutamol, Sukralfat (Ulcumaag®).

17. Dihisap atau dikunyah

Label ini digunakan pada sediaan yang harus dihisap atau dikunyah.

Apoteker menggunakan kata-kata yang disesuaikan dengan keadaan. Contoh obat

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 130: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

22

Universitas Indonesia Universitas Indonesia

yang dapat dihisap atau dikunyah yaitu tablet Vitamin C (Vitacimin®, Vitalong

C®, Xon-Ce

®), sedangkan contoh obat harus dikunyah, yaitu Asetosal (Aspilets

tablet chew), Evion® Dragee, Santa-E

® (Vitamin E), Eritromisin (Erysanbe

® tablet

chew), Antasida (Mylanta®, Promag

®, Plantacid

®, Polycrol

®, Polysilen

®), Kalsium

Karbonat (Osteocal® tablet chew), Rimactazid

® Paediatric tablet chew, Rimcure

®

Paediatric tablet chew (Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid).

18. Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah

Label ini digunakan pada sediaan yang bersalut enterik atau didisain

dengan pelepasan yang dimodifikasi. Juga digunakan pada sediaan dengan rasa

yang sangat tidak enak atau dapat hancur dalam mulut jika tidak tertelan

seluruhnya. Contoh obat dengan label ini yang ada di Apotek Erra Medika, yaitu

Ranitidin (Acran®FC, Hexer

®), Nifedipin (Adalat

®, Nifedin

®), Glimepirid

(Amadiab®, Amaryl

®, Anpiride

®, Diaglime

®), Aldisa

® SR, Bisoprolol (Concor

®

FC), Asam Mefenamat FC (Datan Forte®, Dentacid

®, Femisic

®, Mefinter

®,

Mefinal®, Ponstan

®), Asetosal (Ascardia

® EC, Aspirin Bayer

®, Bodrexin

®),

Siprofloksasin (Baquinor Forte® FC, Interflox

®, Jayacin

®), Amoksisilin

(Amoxsan®, Intermoxil

®, Kalmoxilin

®, Lapimox

®), Amlodipin (Cardivask

®,

Tensivask®, Theravask

®), garam diklofenak (Cataflam

®, Flamar

® EC, Kaflam

®

SC, Voltaren® EC), Metformin (Diabex

® FC, Glucophage

® FC, Glunor

® FC),

Lansoprazol (Digest®, Inazol

®), Diltiazem SC (Herbesser

®), Bisakodil

(Dulcolax®), Aminofilin, Piritinol (Enchepabol

®), Eritromisin (Erysanbe

® FC),

Ketoprofen (Kaltrofen®, Pronalges

®), Terbutalin (Lasmalin

®), Levofloksasin

(Lecrav®, Levocin

®, Reskuin

®, Levocin

®), Metronidazol (Trichodazol

®),

Neurosanbe®

FC, Neurobion® FC, Omeprazol (Priloz

®, Protop

®, Pumpitor

®), dan

Spiramisin (Spiranter®, Spirasin

®, Varoc

® SC),.

19. Dilarutkan di bawah lidah

Label ini digunakan pada sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan di

bawah lidah (sublingual). Pasien disarankan untuk meletakkannya di bawah lidah

dan jangan tertelan sebelum larut. Kadang letaknya ditentukan oleh dokter yaitu

buccal mucosa antara pipi dan gusi. Contohnya tablet Isosorbid dinitrat

sublingual.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 131: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

23

Universitas Indonesia Universitas Indonesia

20. Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air

Label ini digunakan pada sediaan yang harus benar-benar larut dalam air,

diperlukan minum air dalam jumlah besar, atau air dibutuhkan untuk

meningkatkan kerja obat. Pasien diberitahu bahwa air yang ditambahkan paling

sedikit 150 ml (satu gelas penuh). Contoh obat dengan label ini yang ada di

Apotek Erra Medika, yaitu Klindamisin (Albiotin®, Prolic

®), Alopurinol

(Puricemia®

dan Zyloric®),, Amlodipin (Cardivask

®, Tensivask

®, Theravask

®),

Amoksisilin (Amoxsan®, Intermoxil

®, Kalmoxilin

®, Lapimox

®), Ampisilin,

Asetosal (Ascardia® EC dan Aspirin Bayer

®), Siprofloksasin (Baquinor

®,

Interflox®, Jayacin

®, Wiaflox

®), Parasetamol, Kalsium laktat, garam diklofenak

(Cataflam®, Flamar

® EC, Kaflam

® SC, Voltaren

® EC), Isosorbid dinitrat

(Cedocard®), Sefadroksil (Cefat

®, Pyricef

®, Staforin

®), Kotrimoksazol

(Primadex®, Sanprima

®), Doksisiklin (Siclidon

®), Bisakodil (Dulcolax

®),

Eritromisin (Erysanbe®

), Estazolam, Ketoprofen (Kaltrofen®, Pronalges

®).

Levofloksasin (Lecrav®, Levocin

®, Reskuin

®, Levocin

®), Loperamid (Imodium

®,

Lodia®), Metronidazol (Trichodazol

®), Azitromisin (Mezatrin

®, Zarom

®,

Zithromax®), Piroksikam (Feldene

®, Pirofel

®), dan lain-lain.

21. Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan

menggunakan lebih dari 8 dosis dalam waktu 24 jam

Label ini digunakan pada sediaan mengandung parasetamol untuk dewasa

dengan dosis “jika perlu”. Sebaiknya disebutkan jenis bentuk sediaannya, misal

tablet atau kapsul. Label ini digunakan karena memungkinkan timbulnya risiko

yang bersifat serius pada penggunaan overdosis parasetamol. Contoh obat yang

berlabel ini, yaitu Biogesic®, Sumagesic

®, Sanmol

®, Panadol

® dan Dumin

®.

22. Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung

parasetamol

Label ini digunakan pada semua sediaan yang mengandung parasetamol.

Contoh obat yang berlabel ini, yaitu Anadex® dragee, Bodrex

®, Buscopan

® plus,

Decolgen®, Decolsin

®, Dolo Neurobion

®, Feminax

®, Fludane

®, Flutamol

®,

Intunal®, Mixagrip

®, Tuzalos

®, Stop Cold

®, Procold

®, Primadol

®, Panadol

® cold

& flu, Neozep Forte® dan Neo-Rheumacyl

®.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 132: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

24 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan buku-buku yang dijadikan sebagai sumber pustaka dalam

penelusuran informasi terhadap obat-obatan sediaan padat oral yang tersedia di

Apotek Erra Medika, terdapat 22 jenis label informasi obat yang dapat

digunakan dalam memberikan informasi yang berguna dalam

penggunaan sediaan padat oral bagi pasien dalam menjalankan terapi

pengobatannya.

5.2 Saran

Untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian di Apotek Erra Medika,

perlu dilakukan pemberian label informasi tambahan pada saat penyerahan obat

sehingga proses pengobatan pasien dapat berjalan dengan optimal.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 133: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

25 Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI

American Pharmacists Association (AphA). (2012). Drug Information Handbook.

A Comprehensive Resource for all Clinicians and Healthcare Profesionals

21st Edition. United States : Lexi Comp.

American Society of Health-System Pharmacists. (2004). Medication Teaching

Manual. The Guide To Patient Drug Information 8th

Edition. American

Society of Health-System Pharmacists.

Anonim. (2012). MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisi 12 2012/2013.

Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2008). Konsumen

(Obat) yang Berdaya Sadar Akan Haknya Atas Informasi Obat. ISSN

1829-9334, Vol.9, No.3.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2009). Informatorium

Obat Nasional Indonesia 2008. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2004). Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004

Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta.

Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional. (2008). Modul I: Materi Pelatihan

Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Memilih Obat Bagi Tenaga

Kesehatan. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Presiden Republik Indonesia. (1999). Undang – undang Republik Indonesia

Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Jakarta

Siregar, Charles J.P., & Kumolosasi, Endang. (2006). Farmasi Klinik. Jakarta:

EGC

Swestika Swandari. 2013. Penggunaan Obat Rasional (POR) Melalui Indikator 8

Tepat dan 1 Waspada. Makasar : Balai Besar Pelatihan Kesehatan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

http://bbpkmakassar.or.id/index.php/Umum/Info-Kesehatan/Penggunaan-

Obat-Rasional-POR-melalui-Indikator-8-Tepat-dan-1-Waspada.phd.

Diakses pada tanggal 12 Desember 2013 jam 14.38 WIB.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 134: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

LAMPIRAN

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 135: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

26

Universitas Indonesia

Lampiran 1. Daftar Label Informasi Obat berdasarkan IONI 2008

No Label Keterangan

1 Peringatan. Menyebabkan rasa kantuk Digunakan pada sediaan untuk anak yang mengandung antihistamin, atau sediaan lain untuk

anak, yang jika diberi peringatan nomor 2 tidak sesuai

2 Peringatan. Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol.

Digunakan pada sediaan unutk dewasa yang dapat menyebabkan rasa kantuk, sehingga

mempengaruhi kemampuan dalam mengemudikan dan menjalankan mesin yang penuh resiko;

label 1 lebih sesuai untuk anank-anak. Berbahaya jika mengemudikan kendaraan dalam

pengaruh minuman atau obat.

Beberapa sediaan ada yang hanya menyebabkan rasa kantuk pada beberapa hari pertama

pengobatan dan beberapa ada yang hanya menyebabkan rasa kantuk pada dosis besar.

Dianjurkan hindari minuman beralkohol, karena efek obat depresi yang bekerja di obat SSP

ditingkatkan oleh alkohol.

Larangan yang tegas dapat mendorong beberapa pasien tidak menggunakan obat tersebut.

Oleh sebab itu Apoteker perlu menerangkan risiko dan manfaat, terutama pada pasien yang

merasa dapat mentoleransi efek dari alkohol.

Pasien epilepsi yang ingin mengemudikan kendaraan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.

Efek samping lain yang tidak berhubungan dengan rasa kantuk tetapi juga dapat

mempengaruhi kemampuan pasien dalam mengendarai atau menjalankan mesin dengan aman

adalah penglihatan kabur, pusing, mual. Secara umum tidak ada label yang secara khusus

diberikan untuk mengatasi keadaan ini, tetapi sebaiknya pasien diberi konseling dengan tepat.

3 Peringatan. Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami

efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau

menjalankan mesin.

Digunakan pada sediaan yang mengandung monoamine-oxidase inhibitors (MAO); peringatan

untuk menghindari minuman beralkohol dan minuman alkohol dosis rendah sudah

dimasukkan dalam leaflet produk.

4 Peringatan. Hindari minuman beralkohol Diberlakukan pada obat yang berinteraksi dengan alkohol yaitu alkohol dapat menghilangkan

efek obat ini, contoh: metronidazol dan klorpropamid. Alkohol juga dapat meningkatkan efek

hipoglikemia dari beberapa obat antidiabetik oral tetapi pencantuman label peringatan secara

rutin tidak perlu dilakukan.

5 Jangan digunakan bersamaan dengan obat ini Digunakan bersama label 25 pada sediaan tablet salut enterik. Hal ini untuk menghindari

kemungkinan pelarutan salut yang terjadi lebih awal dari sebaiknya dengan adanya pH alkali.

Label 5 berlaku juga bagi ketokonazol yang penyerapannya dipengaruhi oleh antasida secara

signifikan; biasanya selang waktu untuk menghindari efek antasida adalah 2 sampai 4 jam.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 136: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

27

Universitas Indonesia

No Label Keterangan

6 Jangan minum obat-obat yang mengandung besi atau zink

pada saat bersamaan dengan obat ini

Digunakan pada sediaan yang mengandung ofloksasin dan beberapa kuinolon, doksisiklin,

minoksiklin, dan penisilamin. Interaksi obat-obat ini menyebabkan terjadinya khelat kalsium,

besi, zink sehiugga berkurang penyerapannya ketika digunakan bersama kalsium yang

terdapat dalam antasid atau sediaan yang mengandung besi atau seng. Selang waktu

penggunaan kedua obat ini adalah 2 sampau 3 jam.

7 Jangan minum susu, obat yang tidak dapat dicerna, atau obat

yang mengandung besi dan seng pada saat yang sama dengan

obat ini

Digunakan pada sediaan yang mengandung siprofloksasin, norfloksasin atau tetrasiklin yang

dapat membuat khelat dengan kalsium, besi, magnesium, dan zink, sehingga dapat

mengurangi penyerapan. Selang waktu penggunaan kedua obat ini sebaiknya 2 – 3 jam.

Doksisiklin dan minosiklin tidak terlalu kuat dalam membentuk khelat dengan susu sehingga

hanya membutuhkan label 6

8 Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas

anjuran dokter

Digunakan pada sediaan yang mengandung obat yang dibutuhkan untuk jangka waktu panjang

walaupun pasien tidak merasakan manfaatnya dalam jangka waktu yang pendek (contoh

antituberkulosis).

Juga digunakan untuk sediaan yang mengandung obat dengan resiko khusus (contoh klonidin

untuk hipertensi). Untuk kortikosteroid, lihat label 10.

9 Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai

habis kecuali mengalami efek samping yang tidak diinginkan

Digunakan pada obat yang dihabiskan untuk mengurangi kasus kambuhan atau kegagalan

terapi. Contohnya antibiotik oral. Sering kali, beberapa antibiotik dapat menyebabkan efek

samping (contoh diare pada pasien yang minum klindamisin) yang membuat penggunaan obat

ini sebaiknya dihentikan dan pasien sebaiknya kembali ke dokter.

10 Peringatan. Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian

obat

Digunakan khususnya pada sediaan yang mengandung antikoagulan, litium atau

kortikosteroid. Kartu pengobatan yang tepat sebaiknya diberikan pada pasien dan diikuti

dengan pemberian informasi obat secara verbal.

Label ini dapat juga digunakan pada sediaan lain untuk mengingatkan pasien pada instruksi

yang pernah diberikan.

11 Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu

secara langsung

Digunkan pada sediaan yang dapat menyebabkan fototoksik atau reaksi alergi akibat cahaya

jika pasien terkena radiasi ultraviolet. Beberapa obat lain (contoh fenotiazin dan sulfonamid)

dapat menyebabkan reaksi ini pada pasien yang sensitif, walaupun jarang. Penyinaran sinar

ultraviolet dengan intensitas tinggi dari sinar lampu dapat menimbulkan terjadinya reaksi.

12 Jangan menggunakan produk obat yang mengandung asetosal

bersamaan dengan penggunaan obat ini

Digunakan pada sediaan yang mengandung probenesid dan sulfinpirazon yang aktivitasnya

dikurangi oleh asetosal.

Label 12 tidak digunakan untuk antikoagulan karena label 10 lebih sesuai.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 137: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

28

Universitas Indonesia

No Label Keterangan

13 Dilarutkan atau dicampur dengan air sebelum digunakan Digunakan pada sediaan yang diharuskan untuk dilarutkan dalam air (contoh tablet

effervescent) atau dicampur dengan air (contoh serbuk, granul) sebelum digunakan. Dalam

beberapa kasus, cairan lain seperti jus buah atau susu dapat digunakan.

14 Obat ini menyebabkan urin berwarna Digunakan pada sediaan yang dapat menyebabkan urin pasien berwarna yang tidak seperti

biasanya. Hal ini termasuk fenolftalein (warna urin menjadi merah muda), triamteren (biru

muda), levodopa (merah gelap) dan rifampisin (merah)

15 Bahan mudah terbakar: jauhkan dari api atau nyala api Digunakan pada sediaan yang mengandung bahan pelarut yang mudah terbakar

16 Diletakkan di bawah lidah. Jangan pindahkan dari wadah

aslinya. Tutup wadah dengan rapat. Buang setelah 8 minggu

dibuka

Digunakan pada sediaan tablet gliseril trinitrat. Pasien sebaiknya diingatkan agar tidak

memindahkan tablet dari wadah aslinya ke plastik atau wadah lain yang kurang tepat.

17 Jangan digunakan lebih dari .... dalam 24 jam Digunakan pada sediaan untuk terapi migren akut, kecuali yang mengandung ergotamin,

digunakan label 18. Bentuk sediaan sebaiknya secara spesifik, contoh tablet atau kapsul.

Juga digunakan pada sediaan yang memiliki dosis yang tidak disebutkan secara spesifik,

contoh tablet atau kapsul.

18 Jangan diguanakan lebih dari .... dalam 24 jam atau .... dalam

satu minggu

Digunakan pada sediaan mengandung ergotamin. Bentuk sediaan sebaiknya disebutkan secara

spesifik, contoh tablet atau kapsul.

19 Peringatan. Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke

hari berikutnya. Jika mengalami efek samping ini jangan

mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol

Digunakan pada sediaan yang mengandung hipnotika (atau beberapa obat lain yang berefek

sedatif) yang harus digunakan pada malam hari. Pada kasus yang jarang terjadi (contoh

nitrazempam pada epilepsi) bila hipnotika diresepkan untuk siang hari label ini tidak sesuai.

Juga sebagai alternatif dari label 2 (pilihannya tergantung pada apoteker) untuk ansiolitik yang

digunakan pada malam hari.

Diharpakan bahwa kalimatnya cukup menjelaskan pengaruh efek sedasi pada pagi hari

sesudah menggunakan obat tidur.

20 Bersama makanan atau sesudah makan Digunakan pada sediaan yang mengiritasi lambung, atau yang akan lebih baik penyerapannya

dengan adanya makanan.

Pasien disarankan untuk makan secukupnya, walupun sedikit.

21 Setengah sampai satu jam sebelum makan Digunakan pada beberapa sediaan yang absorbsinya meningkat dengan cara ini tetapi sebagian

besar antibiotik menggunakan label 23

22 Satu jam sebelum makan atau kondisi perut kosong Digunakan pada sediaan oral dimana absorbsinya akan berkurang dengan adanya makanan

dan kondisi asam pada lambung.

23 Dihisap atau dikunyah Digunakan pada sediaan yang harus dihisap atau dikunyah.

Apoteker agak menggunakan kata-kata yang disesuaikan dengan keadaan.

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 138: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

29

Universitas Indonesia

No Label Keterangan

24 Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah Digunakan pada sediaan yang bersalut enterik atau didisain dengan pelepasan yang

dimodifikasi. Juga digunakan pada sediaan dengan rasa yang sangat tidak enak atau dapat

hancur dalam mulut jika tidak tertelan seluruhnya.

25 Dilarutkan di bawah lidah Digunakan pada sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan di bawah lidah (sublingual).

Pasien disarankan untuk meletakkannya di bawah lidah dan jangan tertelan sebelum larut.

Kadang letaknya ditentukan oleh dokter yaitu buccal mucosa antara pipi dan gusi.

26 Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air Digunakan pada sediaan yang harus benar-benar larut dalam air (contoh kloral hidrat),

diperlukan minum air dalam jumlah besar (contoh sulfonamid), atau air dibutuhkan untuk

meningkatkan kerja obat (metilselulosa). Pasien diberitahu bahwa air yang ditambahkan

paling sedikit 150 ml (satu gelas penuh). Umumnya jus buah, teh atau kopi dapat digunakan.

27 Disebar/dioleskan tipis-tipis Digunakan pada sediaan obat luar yang harus digunakan sedikit demi sedikit (contoh

kortikosteroid, ditranol).

28 Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali

pengulangan. Jangan menggunakan lebih dari 8 dosis dalam

waktu 24 jam

Digunakan pada sediaan mengandung parasetamol untuk dewasa dengan dosis “jika perlu”.

Sebaiknya disebutkan jenis bentuk sediaannya, misal tablet atau kapsul. Label ini digunakan

karena memungkinkan timbulnya resiko yang bersifat serius pada penggunaan overdosis

parasetamol.

29 Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang

mengandung parasetamol

Digunakan pada semua sediaan yang mengandung parasetamol.

30 Mengandung asetosal dan parasetamol. Jangan digunakan

bersamaan dengan sediaan lain yang mengandung

parasetamol.

Digunakan pada semua sediaan yang mengandung kombinasi asetosal dan parasetamol.

31 Mengandung obat yang mirip asetosal Digunakan pada kemasan dari sediaan yang mengandung turunan asetosal

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 139: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

30

Universitas Indonesia

Lampiran 2. Daftar Label Informasi Obat Sediaan Padat Oral di Apotek Erra Medika

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

1 Acran Tablet Film Coated 150

mg

Ranitidin HCl Digunakan ± makanan (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM)

2 Acyclovir Tablet 200 mg Asiklovir Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, DIH, MTM)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI)

3 Acyclovir Tablet 400 mg Asiklovir Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, DIH, MTM)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI)

4 Adalat Tablet 10 mg Nifedipin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, DIH, MIMS)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, MTM).

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM)

Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan (MTM)

5 Adalat Tablet 5 mg Nifedipin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, DIH, MIMS)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, MTM).

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM)

Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan (MTM)

7 Albiotin Capsule 150 mg Klindamisin HCl Diberikan dengan makanan atau sesudah makan (DIH, MIMS)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air, Diminum dalam posisi tegak; Gunakan

dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek samping yang

tidak diinginkan (IONI, DIH, MTM, MIMS)

8 Aldisa Capsule Sustain

Release

Loratadin 5 mg;

Pseudoefedrin sulfat 120 mg

Digunakan ± makanan (MIMS); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS, MTM, DIH)

Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan (MTM)

Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (IONI)

Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MTM)

9 Alganax Tablet 0,25 mg Alprazolam Digunakan ± makanan; Efek samping mengantuk dapat dikurangi dengan minum obat segera

setelah makan (MIMS); Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau

menjalankan mesin. (IONI, MTM, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 140: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

31

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

10 Alganax Tablet 0,5 mg Alprazolam Digunakan ± makanan; Efek samping mengantuk dapat dikurangi dengan minum obat segera

setelah makan (MIMS)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (IONI, MTM, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)

11 Allopurinol Tablet 100 mg Alopurinol Diminum bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, IONI, DIH, MTM)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (IONI, DIH, MTM)

Hindari minuman beralkohol (MTM, DIH)

12 Allopurinol Tablet 300 mg Alopurinol Diminum bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, IONI, DIH, MTM)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (IONI, DIH, MTM)

Hindari minuman beralkohol (MTM, DIH)

13 Alloris Tablet 10 mg Loratadin Digunakan ± makanan (MIMS)

Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MTM)

Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan, namun

dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MTM, DIH)

Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (IONI)

14 Alprazolam Tablet 0,5 mg Alprazolam Digunakan ± makanan; Efek samping mengantuk dapat dikurangi dengan minum obat segera

setelah makan (MIMS)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (IONI, MTM, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)

15 Amadiab Caplet 1 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.

Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)

Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran

dokter (DIH, MTM)

16 Amadiab Caplet 2 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.

Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)

Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran

dokter (DIH, MTM)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 141: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

32

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

17 Amadiab Caplet 3 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.

Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)

Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran

dokter (DIH, MTM)

18 Amadiab Caplet 4 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.

Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)

Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran

dokter (DIH, MTM)

19 Amaryl Tablet 1 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.

Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)

Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran

dokter (DIH, MTM)

20 Amaryl Tablet 2 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.

Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)

Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran

dokter (DIH, MTM)

21 Amaryl Tablet 3 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.

Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)

Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran

dokter (DIH, MTM)

22 Amaryl Tablet 4 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.

Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)

Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran

dokter (DIH, MTM)

23 Ambeven Capsule Graphtopyllum pictum 30%;

Sophora jamponica 15%;

Rubia cardifolia 15%; Curcuma

heyneanae 10%; Kaemferiae

angustifoliae 10%,

Coleusatropurpureus 10%

-

24 Ambroxol Tablet 30 mg Ambroksol HCl Diberikan bersama makanan atau setelah makan (MIMS)

25 Aminophylline Tablet 200 mg Aminofilin Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan; Obat

seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 142: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

33

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

26 Amlodipine Tablet 10 mg Amlodipin Digunakan ± makanan, dapat diberikan tanpa memperhatikan waktu makan (MIMS)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air; Diminum pada waktu yang sama setiap harinya (MTM)

27 Amlodipine Tablet 5 mg Amlodipin Digunakan ± makanan, dapat diberikan tanpa memperhatikan waktu makan (MIMS)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air; Diminum pada waktu yang sama setiap harinya (MTM)

28 Amoxcillin Caplet 500 mg Amoksisilin trihidrat Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM)

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik & untuk

mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS, MTM, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak

dikunyah; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

29 Amoxsan Capsule 250 mg Amoksisilin trihidrat Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM)

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik & untuk

mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS, MTM, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak

dikunyah; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

30 Amoxsan Capsule 500 mg Amoksisilin trihidrat Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM)

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik & untuk

mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS, MTM, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak

dikunyah; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

31 Ampicillin Caplet 500 mg Ampisilin trihidrat Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan untuk

meningkatkan absorpsi (MIMS, IONI, MTM, DIH)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

32 Anadex Dragee Parasetamol 500 mg;

Dekstrometorfan HBr 15 mg;

Klorfeniramin maleat 1 mg;

Fenilpropanolamin HCl 15 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan

mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM) Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan

yang mengandung parasetamol (IONI)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 143: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

34

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

33 Analsik Caplet Film Coated Metampiron 500 mg;

Diazepam 2 mg

Obat ini diminum bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke hari berikutnya. Jika mengalami efek

samping ini jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol

(IONI, MIMS, MTM, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Gunakan sesuai dengan

petunjuk dokter; Hindari merokok (MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

34 Andalan Pil KB Levonorgestrel 0,15 mg;

Etinilestradiol 0,03 mg

Digunakan ± makanan; Penggunaan awal 1 tablet plasebo pada hari pertama dari siklus

selanjutnya diberikan tablet aktif selama siklus (MIMS)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Pastikan asupan

kalsium dan vitamin D untuk mencegah osteoporosis (DIH, MTM)

35 Anpiride Tablet 1 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.

Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)

Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran

dokter (DIH, MTM)

36 Anpiride Tablet 2 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.

Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)

Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran

dokter (DIH, MTM)

37 Anpiride Tablet 3 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.

Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)

Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran

dokter (DIH, MTM)

38 Antalgin Tablet 500 mg Metampiron Obat ini diminum bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

39 Antangin Tablet Zingiberis Rhizoma 0,743 g; Royal

Jelly 0,65 g; Menthae Folia 0,495 g;

Panax Ginseng Ekstrak 0,13 g;

Blumeae Folia 0,2476 g

-

40 Antasida DOEN Tablet AI(OH)3 200 mg;

Mg(OH)2 200 mg

Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1-2 jam setelah makan & menjelang tidur malam

(MIMS, DIH, MTM);

Obat dikunyah/dihancurkan; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

41 Antimo Tablet 50 mg Dimenhidrinat Digunakan ± makanan (MIMS)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (DIH)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 144: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

35

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

42 Arcalion 200 Tablet Sugar

Coated 200 mg

Sulbutiamin Obat ini diminum bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

43 Ardium Tablet 500 mg Micronised purified flavonoidic

fraction

Obat ini diminum bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

44 Artrilox Tablet 15 mg Meloksikam Diberikan bersama makanan atau sesudah makan IONI)

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makanan untuk mengurangi rasa tidak

nyaman/iritasi pada GI (MIMS, DIH)

Hindari minuman beralkohol, dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung (DIH)

45 Artrilox Tablet 7,5 mg Meloksikam Diberikan bersama makanan atau sesudah makan IONI)

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makanan untuk mengurangi rasa tidak

nyaman/iritasi pada GI (MIMS, DIH)

Hindari minuman beralkohol, dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung (DIH)

46 Asam Mefenamat Tablet Film

Coated 500 mg

Asam Mefenamat Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan karena dapat menyebabkan iritasi

mukosa lambung; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS, IONI)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minuman beralkohol (MTM, DIH)

47 Ascardia Tablet Enteric

Coated 160 mg

Asetosal Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22 (IONI)

Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan, untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah22

(MIMS, DIH, IONI)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari minuman beralkohol (MIMS,

DIH, MTM)

48 Ascardia Tablet Enteric

Coated 80 mg

Asetosal Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22 (IONI)

Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan, untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah22

(MIMS, DIH, IONI)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari minuman beralkohol (MIMS,

DIH, MTM)

49 Asmasolon Tablet Efedrin HCl 12,5 mg;

Teofilin anhidrat 130 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk

mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS, IONI)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air dalam kondisi perut kosong, satu jam sebelum makan atau

dua jam setelah makan (MTM, DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (DIH)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 145: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

36

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

50 Aspilets Tablet Chew 80 mg Asetosal Obat dikunyah/dihancurkan (MIMS, DIH, IONI)

Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22 (IONI)

Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan, untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah22

(MIMS, DIH, IONI)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari minuman beralkohol (MIMS,

DIH, MTM)

51 Aspirin Bayer Tablet 500 mg Asetosal Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22 (IONI)

Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan, untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah22

(MIMS, DIH, IONI)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari minuman beralkohol (MIMS,

DIH, MTM)

52 Asthin Force Capsule 6 mg Natural astaxanthin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

53 Asthma Soho Tablet Efedrin HCl 12,5 mg;

Teofilin 125 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk

mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS, IONI)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air dalam kondisi perut kosong, satu jam sebelum makan atau

dua jam setelah makan (MTM, DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (DIH)

54 Asvex Tablet 33,21 mg Tipepidin hibenzat Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

55 Atorsan Tablet FC 10 mg Atorvastatin Ca Digunakan ± makanan (MIMS)

Dapat diberikan dengan makanan, dapat diberikan kapan pun tanpa memperhatikan waktu

makan; Hindari minuman beralkohol, dapat meningkatkan efek hepatotoksisitas (DIH)

Diberitahukan dapat menyebabkan efek ke otot (IONI, DIH)

56 Avil Tablet 25 mg Feniramin maleat Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan

mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol. (MIMS)

57 Baquinor Forte Tablet Film

Coated 500 mg

Siprofloksasin HCl Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Baik diberikan 2 jam setelah makan; Hindari mengonsumsi makanan atau minuman

berkafein (MIMS, DIH, MTM)

Jangan minum susu, obat yang tidak dapat dicerna, atau obat yang mengandung besi dan seng

pada saat yang sama dengan obat ini; Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai

habis kecuali mengalami efek samping yang tidak diinginkan; Obat seluruhnya ditelan, tidak

dikunyah (IONI, MIMS, DIH)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 146: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

37

Universitas Indonesia

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari

atau cahaya lampu secara langsung (MTM, DIH); Jika menimbulkan rasa kantuk. Jangan

mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

58 Becom C Caplet Film Coated Vit B1 50 mg; Vit B2 25 mg; Vit B6

10 mg; Vit B12 5 µg; Vit C 500 mg;

Nicotinamide 100 mg; Asam

Pantotenat 20 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS)

59 Becombion Forte Dragee Vit B1 15 mg; Vit B2 15 mg, Vit B3

50 mg, Vit B5 25 mg, Vit B6 10 mg;

Vit B12 10 µg; D (+) biotin 0,15 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS)

60 Becom-Zet Caplet Film

Coated

Vit E 30 IU; Vit C 750 mg; Vit B1

15 mg, Vit B2 15 mg, Vit B6 20 mg,

Vit B12 12 µg; Asam folat 400 µg;

Asam Pantotenat 20 mg; Zn 22,5

mg, Niacin 100 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS)

61 Berry Vision Tablet Ekstrak Bilberry 80 mg; ß-karoten 5

mg; Retinol 1600 IU; Vit. E 40 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

62 Betablok Tablet 100 mg Atenolol Digunakan ± makanan (MIMS, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM)

Tidak digunakan bersama antasida; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (DIH)

63 Betablok Tablet 50 mg Atenolol Digunakan ± makanan (MIMS, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM)

Tidak digunakan bersama antasida; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (DIH)

64 Betaserc Tablet 8 mg Betahistin diklorida Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)

65 Bio ATP Tablet Film Coated ATP 20 mg; Vit. B1 100 mg; Vit.B6

200 mg; Vit.E 30 mg; Vit.B12 200

µg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

66 Biodiar Tab 630 mg Attapulgit koloid aktif Digunakan ± makanan (MIMS)

67 Biogesic Tablet 500 mg Parasetamol Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 147: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

38

Universitas Indonesia

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang

mengandung parasetamol (IONI)

Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

68 Biosanbe Capsule Fe glukonat 250 mg; Sorbitol 25

mg; Mn sulfat 200 mg; Cu sulfat

200 µg; Vit. C 50 mg; Vit.B12

dengan faktor intrinsik 7,5 µg;

Asam folat 1 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

69 Biothicol Capsule 500 mg Tiamfenikol Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan(MIMS)

70 Biovision Capsule Ekstr. billberry 80 mg;

ß-karoten 3 mg; Vit.C 60 mg;

Vit.B2 1,5 mg

-

71 Bisolvon Tablet 8 mg Bromheksin HCl Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

72 Bisoprolol Fumarate Tablet

5 mg

Bisoprolol Digunakan ± makanan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, DIH, MTM)

Tidak digunakan bersama antasida; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (DIH, MTM)

73 Bledstop Tablet Sugar Coated

125 µg

Metilergometrin maleat Digunakan ± makanan, diberikan sebelum atau sesudah makan (MIMS)

74 Bodrex Extra Tablet Parasetamol 350 mg;

Kafein 50 mg; Ibuprofen 200 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH, MTM)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari minuman beralkohol (MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang

mengandung parasetamol (IONI)

Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)

75 Bodrex Flu dan Batuk Caplet Parasetamol 500 mg;

Pseudoefedrin HCl 30 mg;

Dekstrometorfan HBr 12 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan

mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 148: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

39

Universitas Indonesia

Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung parasetamol (IONI)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

76 Bodrex Tablet Parasetamol 600 mg;

Kafein 50 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang

mengandung parasetamol (IONI)

Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

77 Bodrexin Tablet Asetosal Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22 (IONI)

Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan, untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah22

(MIMS, DIH, IONI)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari minuman beralkohol (MIMS,

DIH, MTM)

78 Bondi Capsule 50 mg Diacerein Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan (MIMS)

79 Braxidin Tablet Film Coated Klordiazepoksid 5 mg;

Klidinium Bromida 2,5 mg

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)

Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ - 1 jam sebelum makan & menjelang tidur malam;

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MIMS, MTM, DIH)

80 Buscopan Plus Tablet Film

Coated

Hiosin-N-butilbromida 10 mg;

Parasetamol 500 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang

mengandung parasetamol (IONI)

Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

81 Buscopan Tablet 10 mg Hiosin-N-butilbromida Digunakan ± makanan (MIMS)

82 Cal-95 Caplet Film Coated Coral Ca 500 mg, Boron 1 mg;

Natural soy isoflavone 20 mg; Zn 5

mg; Vit.D3 200 IU; Vit.K1 25 µg;

Mg 100 mg

Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan, tidak diberikan bersama makanan

berserat tinggi (MIMS)

83 Calcium Lactate Tablet

500 mg

Kalsium laktat Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air atau jus, 1-3 jam setelah menggunakan obat

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 149: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

40

Universitas Indonesia

lain, atau 1 – 2 jam sebelum menggunakan suplemen Fe; Minuman beralkohol meningkatkan

resiko osteoporosis (DIH)

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

84 Calplex Tablet Coral Ca 500 mg, Soy fiber germ

(natural soy isoflavone) 20 mg, Vit

D3 200 IU, Vit K1 25 µg, Zn 5 mg,

Mg 100 mg, Boron 1 mg

Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan, tidak diberikan bersama makanan

berserat tinggi (MIMS)

85 Captopril Tablet 12,5 mg Kaptopril Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan

(MIMS, MTM, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)

86 Captopril Tablet 25 mg Kaptopril Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan

(MIMS, MTM, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)

87 Cardivask Tablet 10 mg Amlodipin besilat Digunakan ± makanan, dapat diberikan tanpa memperhatikan waktu makan (MIMS)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air; Diminum pada waktu yang sama setiap harinya (MTM)

88 Cardivask Tablet 5 mg Amlodipin besilat Digunakan ± makanan, dapat diberikan tanpa memperhatikan waktu makan (MIMS)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air; Diminum pada waktu yang sama setiap harinya (MTM)

89 Carniq Tablet 30 Coenzyme Q10 30 mg,

L-carnitine fumarate 500 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

90 Cataflam Tablet 25 mg Kalium diklofenak Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, DIH)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

91 Cataflam Tablet 50 mg Kalium diklofenak Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, DIH)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 150: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

41

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

92 Catapres Tablet 150 µg Klonidin HCl Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas

anjuran dokter; Sebaiknya digunakan pada saat menjelang tidur malam (IONI, MTM, DIH)

Digunakan ± makanan (MIMS)

93 Catapres Tablet 75 µg Klonidin HCl Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas

anjuran dokter; Sebaiknya digunakan pada saat menjelang tidur malam (IONI, MTM, DIH)

Digunakan ± makanan (MIMS)

94 Cedocard Tablet 10 mg Isosorbid Dinitrat Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ jam sebelum makan (MIMS)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diberikan dalam

kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan; Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air; Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek

samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin (DIH, MTM)

Hindari minuman beralkohol, dapat menyebabkan hipotensi berat (DIH)

95 Cedocard Tablet 5 mg Isosorbid Dinitrat Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ jam sebelum makan (MIMS)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diberikan dalam

kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan; Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air; Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek

samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin (DIH, MTM)

Hindari minuman beralkohol, dapat menyebabkan hipotensi berat (DIH)

96 Cefadroxil Capsule 500 mg Sefadroksil Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS); Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali

mengalami efek samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

97 Cefat Capsule 250 mg Sefadroksil monohidrat Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

98 Cefat Capsule 500 mg Sefadroksil monohidrat Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 151: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

42

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

99 Cefixime Caplet 200 mg Sefiksim Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, DIH)

100 Cefixime Capsule 100 mg Sefiksim Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, DIH)

101 Cefspan Capsule 100 mg Sefiksim Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, DIH)

102 Celestamine Tablet Betametason 0,25 mg;

Deksklorfeniramin maleat 2 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI

(IONI, MIMS, DIH); Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (DIH)

103 Celestik Tablet Betametason 0.25 mg;

Deksklorfeniramin maleat 2 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI

(IONI, MIMS, DIH); Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (DIH)

104 Cerebrovit X-Cel Capsule Asam L-glutamic 200 mg; Asam

folat 150 µg; Zn 15 mg; Selenium

50 µg, Vit.B1 5 mg, Vit.B6 2 mg,

Vit.B12 1,5 µg, Vit C 60 µg, Vit E

30 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah (MIMS)

105 Cetrizine Tablet 10 mg Setirizin Digunakan ± makanan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau

menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (MIMS, IONI, DIH, MTM)

106 Chlorpromazine Tab 100 mg Klorpromazin Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI, Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MIMS, DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung

(IONI, DIH)

107 Cimetidine Tablet 200 mg Simetidin Diberikan dengan makanan atau sesudah makan dan pada saat menjelang tidur malam atau ½

jam sebelum makan; Simetidin digunakan 2 jam setelah menggunakan antasida (MIMS, MTM)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan

penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 152: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

43

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

108 Ciprofloxacin Tablet 500 mg Siprofloksasin Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Baik diberikan 2 jam setelah makan; Hindari mengonsumsi makanan atau minuman

berkafein (MIMS, DIH, MTM)

Jangan minum susu, obat yang tidak dapat dicerna, atau obat yang mengandung besi dan seng

pada saat yang sama dengan obat ini; Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai

habis kecuali mengalami efek samping yang tidak diinginkan; Obat seluruhnya ditelan, tidak

dikunyah (IONI, MIMS, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari

atau cahaya lampu secara langsung (MTM, DIH); Jika menimbulkan rasa kantuk. Jangan

mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)

109 Claritin Tablet 10 mg Loratadin Digunakan ± makanan (MIMS)

Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MTM)

Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan, namun

dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MTM, DIH)

Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (IONI)

110 Clindamycin Capsule

150 mg

Klindamisin Diberikan dengan makanan atau sesudah makan (DIH, MIMS)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air, Diminum dalam posisi tegak; Gunakan

dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek samping yang

tidak diinginkan (IONI, DIH, MTM, MIMS)

111 Clindamycin Capsule

300 mg

Klindamisin Diberikan dengan makanan atau sesudah makan (DIH, MIMS)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air, Diminum dalam posisi tegak; Gunakan

dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek samping yang

tidak diinginkan (IONI, DIH, MTM, MIMS)

112 Clobazam Tablet 10 mg Klobazam Digunakan ± makanan (MIMS)

Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke hari berikutnya. Jika mengalami efek

samping ini jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum

alkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MIMS,

DIH)

113 Co-Amoxiclav Tablet 625 mg Amoksisilin 500 mg; Asam

klavulanat 125 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik & untuk

mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS, MTM, DIH)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air

(MTM)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 153: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

44

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

114 Cobazim Capsule 1000 µg Koenzim B12 Diberikan dalam kondisi perut kosong, berikan diantara waktu makan (MIMS)

115 Codein Tablet 10 mg Kodein Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (DIH, MTM)

116 Codein Tablet 15 mg Kodein Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (DIH, MTM)

117 Codipront Capsule Kodein 30 mg;

Feniltoloksamin 10 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah

(MIMS)

118 Colistine Tablet 150 mg Kolistin sulfat (Polimiksin E sulfat) Digunakan ± makanan, diberikan sebelum atau sesudah makan (MIMS)

119 Combantrin Tablet 125 mg Pirantel pamoat -

120 Combantrin Tablet 250 mg Pirantel pamoat -

121 Comtusi Forte Capsule Oksomemazin 1,65 mg; Gliseril

guaiakolat 33,3 mg

-

122 Concor Tablet Film Coated

250 mg

Bisoprolol hemifumarat Digunakan ± makanan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, DIH, MTM)

Tidak digunakan bersama antasida; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (DIH, MTM)

123 Cordarone Tablet 200 mg Amiodaron HCl Digunakan ± makanan, Berikan secara konsisten dengan mempertimbangkan waktu makan.

Berikan bersama makanan jika digunakan dosis tinggi atau untuk mengurangi rasa tidak

nyaman pada GI (MIMS, DIH)

Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (IONI, MIMS,

MTM, DIH);

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM)

124 Cortidex Tablet 0,5 mg Deksametason Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)

Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)

125 Co-Trimoxazole Tablet 480

mg

Kotrimoksazol: Trimethoprim 80

mg, Sulfametoksazol 400 mg.

Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan (MIMS, MTM, DIH)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari

atau cahaya lampu secara langsung (MTM, DIH)

126 Curcuma Tablet 200 mg Bubuk dari akar curcuma Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 154: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

45

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

127 Curliv Capsule Schizandrae fructus ekstrak 135

mg, Curcuma xanthorrhizae ekstrak

150 mg, Liquiritiae radix 135 mg,

choline bitartrate 150 mg, vit B6 2

mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

128 Curliv Plus Tablet Silymarin phytosome ekstrak 35

mg, Schizandrae fructus ekstrak

135 mg, Curcuma xanthorrhizae

ekstrak 150 mg, Liquiritiae radix

135 mg, choline bitartrate 150 mg,

vit B6 2 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

129 Cyclo Progynova 21 Tablet 11 tablet mengandung estradiol

valerate 2 mg, 10 tablet

mengandung estradiol valerate 2

mg, norgestrel 0,5 mg

Digunakan ± makanan; 1 tablet/hari dimulai pada hari ke-5 siklus haid, diikuti dengan 7 hari

bebas tablet diantara siklus haid berikutnya (MIMS)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Pastikan asupan

kalsium dan vitamin D untuk mencegah osteoporosis (DIH, MTM)

130 Dalfarol Capsule Soft 200 IU a-Tokoferol (Vitamin E) 200 IU Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

131 Damaben Tablet 10 mg Metoklopramid HCl Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ jam sebelum makan; Dapat menyebabkan rasa

kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan

mesin. Hindari minum alkohol (DIH, MIMS, MTM)

132 Daonil Tablet 5 mg Glibenklamid Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

133 Datan Forte Capsule 500 mg Asam Mefenamat Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan karena dapat menyebabkan iritasi

mukosa lambung; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS, IONI)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minuman beralkohol (MTM, DIH)

134 Deculin Tablet 15 mg Pioglitazon HCl Digunakan ± makanan (MIMS, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Hindari minuman

beralkohol (DIH, MTM)

135 Decolgen Tablet Parasetamol 300 mg;

Fenilpropanolamin 12,5 mg;

Klorfeniramin maleat 1 mg;

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan

mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM); Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan

yang mengandung parasetamol (IONI)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 155: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

46

Universitas Indonesia

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

Hindari minuman beralkohol, dapat meningkatkan hepatotoksik parasetamol (MTM, DIH)

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

136 Decolsin Capsule Parasetamol 245 mg;

Fenilpropanolamin HCl 12,5 mg;

Etilefedrin HCl 12,5 mg;

Klorfeniramin maleat 1 mg;

Dekstrometorfan HBr 10 mg;

Guaifenesin 50 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan

mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM) Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan

yang mengandung parasetamol (IONI)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

Hindari minuman beralkohol, dapat meningkatkan hepatotoksik parasetamol (MTM, DIH)

137 Deksametasone TB Harsen

Tablet 0,5 mg

Deksametason Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)

Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)

138 Deksametasone TB Harsen

Tablet 0,75 mg

Deksametason Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)

Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)

139 Dentacid Caplet 500 mg Asam Mefenamat Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan karena dapat menyebabkan iritasi

mukosa lambung; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS, IONI)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minuman beralkohol (MTM, DIH)

140 Dexolut Tablet 8 mg Bromheksin HCl Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

141 Dextamine Tablet Deksametason (micronized)

500 µg; deksklorfeniramin

maleat 2 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)

Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (DIH)

142 Dextral Caplet Dekstrometorfan HBr 10 mg;

Gliseril guaiakolat 50 mg;

Fenilpropanolamin HCl 12,5 mg;

Klorfeniramin maleat 1 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan

mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

143 Dextromethrophan Tablet

Sugar Coated 15 mg

Dekstrometorfan Digunakan ± makanan (MIMS)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 156: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

47

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

144 Diabex Forte Tablet Film

Coated 850 mg

Metformin HCl Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan; Jangan menghentikan penggunaan obat

ini kecuali atas anjuran dokter; Hindari minuman beralkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)

145 Diabex Tablet Film Coated

500 mg

Metformin HCl Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan; Jangan menghentikan penggunaan obat

ini kecuali atas anjuran dokter; Hindari minuman beralkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)

146 Diagit Tablet Attapulgit 600 mg; Pektin 50 mg Digunakan ± makanan (MIMS)

147 Diaglime Tablet 2 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.

Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)

Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran

dokter (DIH, MTM)

148 Diaglime Tablet 3 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.

Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)

Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran

dokter (DIH, MTM)

149 Diamicron Tablet 80 mg Gliklazid Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)

150 Diamicron Tablet Modified

Release 30 mg

Gliklazid Diberikan bersama makan pagi atau sesudah makan (MIMS, DIH)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (IONI, MIMS)

151 Diamicron Tablet Modified

Release 80 mg

Gliklazid Diberikan bersama makan pagi atau sesudah makan (MIMS, DIH)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (IONI, MIMS)

152 Diane-35 Tablet Cyproterone acetate 2 mg, Ethinyl

estradiol 0,035 mg

Digunakan ± makanan (MIMS)

Digunakan pada waktu yang sama setaip harinya; Satu tablet sehari selama 21 hari, diikuti oleh

7 hari off, siklus pertama harus dimulai pada hari pertama menstruasi. Hentikan terapi siklus 3-

4 setelah gejala hilang. (DIH)

153 Diapet Capsule Ekstrak dari Coix lacrima jobi

semen 18%; Ekstrak psidii folium

23,5%; Phellodendri radix 23%;

Curcumae 12,5%; Coptidis rhizoma

23%

-

154 Diapet NR Capsule Attapulgit 42%; Karbon aktif

10%; Ekstr. psidii folium 10%;

Ekstr. curcumae domestica

rhizoma 8%; Coicis semen 17%;

Digunakan ± makanan (MIMS)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 157: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

48

Universitas Indonesia

Ekstr. chebulae fructus 3%; Ekstr.

granati pericarpium 3%

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

155 Digest Capsule 30 mg Lansoprazol Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22; Obat seluruhnya ditelan, tidak

dikunyah22

(IONI, MTM, DIH)

Diberikan dalam kondisi perut kosong atau sebelum makan, baik digunakan sebelum makan

pagi (MIMS, MTM, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Sukralfat dapat

digunakan 20 menit setelah lansoprazol (MTM)

156 Digoxin Tablet 0,25 mg Digoksin Digunakan ± makanan (MIMS)

Pastikan asupan kalium cukup; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran

dokter (DIH, MTM)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (MTM)

157 Diltiazem Tablet Sugar Coated

30 mg

Diltiazem Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, MTM, DIH)

Digunakan ± makanan (MIMS, MTM); Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas

anjuran dokter (MTM, DIH)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin.

Hindari minum alkohol (DIH)

158 Dolo Neurobion Tablet Parasetamol 500 mg; Vit.B6 100

mg; Vit.B1 50 mg; Vit. B12 100 µg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang

mengandung parasetamol (IONI)

Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

159 Dometic Tablet Film Coated

10 mg

Domperidon Diberikan dalam kondisi perut kosong, 15 – 30 menit sebelum makan (MIMS)

160 Domperidone Tablet 10 mg Domperidon Diberikan dalam kondisi perut kosong, 15 – 30 menit sebelum makan (MIMS)

161 Doxycycline Capsule 100 mg Doksisiklin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)

Digunakan ± makanan; Doksisiklin digunakan 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah antasida,

suplemen Ca & laksatif (mengandung Mg). Doksisiklin digunakan 2 jam sebelum atau 3 jam

sesudah makanan/minuman yang mengandung Fe/Zn (produk susu) (MTM)

Jangan minum obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) pada saat bersamaan dengan

obat ini; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung;

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 158: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

49

Universitas Indonesia

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air & Tetap dalam posisi tegak sekurang-

kurangnya selama ½ jam (IONI, MIMS, DIH, MTM)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

162 Dramamine Tablet 50 mg Dimenhidrinat Digunakan ± makanan (MIMS)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (DIH)

163 Dulcolax Tablet 5 mg Bisakodil Diberikan dalam kondisi perut kosong efek lebih cepat; Jangan menggunakan bisakodil dalam

waktu 1 jam setelah antasida dan susu; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air

(MIMS, DIH)

Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22; Obat seluruhnya ditelan, tidak

dikunyah22

(IONI, DIH)

164 Dumin Tablet 500 mg Parasetamol Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang

mengandung parasetamol (IONI)

Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

165 Duphaston Tablet 10 mg Didrogesterone Digunakan ± makanan (MIMS)

166 Duvadilan Tablet 10 mg Isoxsuprine HCl Diberikan bersama makanan atau setelah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI

(MIMS)

167 Elkana Tablet Film Coated Dibasic Ca fosfat 200 mg;

Ca laktat 100 mg; Vit.B6 20 mg;

Vit.C 25 mg; Vit.D3 100 IU

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik & untuk

mengurangi rasa tidak nyaman pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS)

168 Enchephabol Dragee 100 mg Piritinol diHCl monohidrat Diberikan bersama makanan atau setelah makan; Diminum dengan menambahkan sejumlah

besar air; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS)

169 Enervon C Caplet Vit.B1 50 mg; Vit.B2 25 mg;

Vit.B6 10 mg; Vit.B12 5 µg;

Vit.C 500 mg; Niasinamid 50 mg;

Ca pantotenat 20 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik (MIMS)

170 Enzyplex Tablet Amilase 10000 U; Protease 9000 U;

Lipase 240 U; Asam desoksikolik

30 mg; Dimetilpolisiloksan 25 mg;

Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan (MIMS)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 159: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

50

Universitas Indonesia

Vit.B1 10 mg; Vit.B2 5 mg;

Vit.B6 5 mg; Vit.B12 5 µg,

Niasinamid 10 mg, Ca Pantotenat 5

mg

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

171 Epexol Tablet 30 mg Ambroksol HCl Diberikan bersama makanan atau setelah makan (MIMS)

172 Epsonal Tablet Film Coated

50 mg

Eperison HCl Diberikan bersama makanan atau setelah makan; Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika

mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin;

(MIMS)

173 Erysanbe Caplet Film Coated

500 mg

Eritromisin Digunakan ± makanan, paling baik Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum

makan atau 2 jam setelah makan, namun dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa

tidak nyaman pada GI; Tidak diminum bersama susu atau minuman asam (MIMS, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22; Gunakan dengan waktu yang teratur.

Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek samping yang tidak diinginkan9; Obat

seluruhnya ditelan, tidak dikunyah22

(IONI, MTM, DIH)

174 Erysanbe Capsule 250 mg Eritromisin Digunakan ± makanan, paling baik Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum

makan atau 2 jam setelah makan, namun dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa

tidak nyaman pada GI; Tidak diminum bersama susu atau minuman asam (MIMS, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22; Gunakan dengan waktu yang teratur.

Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek samping yang tidak diinginkan9; Obat

seluruhnya ditelan, tidak dikunyah22

(IONI, MTM, DIH)

175 Erysanbe Tablet Chew 200 mg Eritromisin Digunakan ± makanan, paling baik Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum

makan atau 2 jam setelah makan, namun dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa

tidak nyaman pada GI; Tidak diminum bersama susu atau minuman asam (MIMS, MTM,DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan; Obat dikunyah atau dihancurkan sebelum ditelan (IONI, MTM,

DIH)

176 Esilgan Tablet 2 mg Estazolam Digunakan ± makanan, digunakan 15 – 30 menit menjelang tidur malam; Menyebabkan rasa

kantuk yang dapat berlanjut ke hari berikutnya. Jika mengalami efek samping ini jangan

mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (MIMS, MTM,

DIH); Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 160: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

51

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

177 Ethambutol Tablet 250 mg Etambutol Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)

Baik digunakan pada pagi hari (MTM)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM, DIH)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari antasida yang mengandung alumunium ±4 jam

setelah etambutol (DIH)

178 Ethambutol Tablet 500 mg Etambutol Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)

Baik digunakan pada pagi hari (MTM)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM, DIH)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari antasida yang mengandung alumunium ±4 jam

setelah etambutol (DIH)

179 Evion Dragee 100 IU D-a-tokoferol asetat (Vitamin E) Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Obat dikunyah (MIMS)

180 Evion Vegi Capsule D-a-tokoferol asetat (Vitamin E) Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah

(MIMS, DIH)

181 Famocid Tablet Film Coated

20 mg

Famotidin Digunakan ± makanan, digunakan sekali sehari menjelang tidur malam atau 2-4 kali sehari;

Untuk mencegah gejala, diberikan 15-16 menit sebelum makan (MIMS, MTM, DIH)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin.

Hindari minum alkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter

(DIH)

182 Famocid Tablet Film Coated

40 mg

Famotidin Digunakan ± makanan, digunakan sekali sehari menjelang tidur malam atau 2-4 kali sehari;

Untuk mencegah gejala, diberikan 15-16 menit sebelum makan (MIMS, MTM, DIH)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin.

Hindari minum alkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter

(DIH)

183 Farnormin Tablet 50 mg Atenolol Digunakan ± makanan (MIMS, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM)

Tidak digunakan bersama antasida; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (DIH)

184 Fatigon Tablet Vit.B1 100 mg; Vit.B6 50mg;

Vit.B12 100 µg; Vit.E 30 IU; K l-

aspartat 100 mg; Mg l-aspartat 100

mg

Diberikan bersama makanan atau setelah makan (MIMS)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 161: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

52

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

185 Feldene Capsule 20 mg Piroksikam Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan (IONI, MIMS, MTM)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan menambahkan

sejumlah besar air (MTM, DIH)

186 Feminax Tablet Parasetamol 500 mg;

Ekstrak hiosiamin 19 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang

mengandung parasetamol (IONI)

Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

187 Femisic Tablet Film Coated

500 mg

Asam mefenamat Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan karena dapat menyebabkan iritasi

mukosa lambung; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS, IONI)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minuman beralkohol (MTM, DIH)

188 Ferospat Effervescent Fe pirofosfat (mikroenkapsulasi)

175 mg; Mn sulfat 100 µg; Cu

sulfat 100 µg; Vit.C 50 mg; Asam

folat 0,5 mg; Vit.B12 7,5 µg

Dilarutkan atau dicampur dengan air sebelum digunakan (MIMS)

189 FG-Troches Lozenge Gramisidin 1 mg; Fradiomisin

sulfat 2,5 mg

Digunakan ± makanan; Obat dihisap (MIMS)

190 Fitkom Tablet Ca pantotenat 5 mg; Nikotinamid 9

mg Vit.A 1000 IU; Vit.B11,4 mg;

Vit.B12 3 µg; Vit.B2 1,6 mg; Vit.B6

2 mg; Vit.C 60 mg; Vit.D3 100 IU;

Vit.E 5 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik & untuk

mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS)

191 Fixef Capsule 100 mg Sefiksim Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, DIH)

192 Flamar Tablet Enteric Coated

25 mg

Natrium diklofenak Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, DIH)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 162: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

53

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

193 Flamar Tablet Enteric Coated

50 mg

Natrium diklofenak Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

194 Flexasur Capsule EFAC 140 mg; EPA 13,5 mg; DHA

9,5 mg; Setil miristoleat pada

kompleks asam lemak

teresterifikasi 20,5 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

195 Fludane Capsule Parasetamol 500 mg;

Fenilpropanolamin HCl 12,5 mg;

Klorfeniramin maleat 2 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan

mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM)

Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung parasetamol (IONI)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

Hindari minuman beralkohol, dapat meningkatkan hepatotoksik parasetamol (MTM, DIH)

196 Fluimucil Capsul 200 mg N-Asetilsistein Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin (DIH)

197 Fludane Forte Capsule Parasetamol 650 mg;

Fenilpropanolamin HCl 12,5 mg;

Klorfeniramin maleat 2 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan

mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM)

Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung parasetamol (IONI)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

Hindari minuman beralkohol, dapat meningkatkan hepatotoksik parasetamol (MTM, DIH)

198 Fludane Plus Tablet Parasetamol 500 mg;

Fenilpropanolamin HCl 12,5 mg;

Klorfeniramin maleat 2 mg;

Dekstrometorfan HBr 15 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan

mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM)

Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung parasetamol (IONI)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 163: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

54

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

199 Fludilat Tablet 100 mg Bensiklan hidrogen fumarat Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

200 Flutamol Plus Capsul Parasetamol 500 mg;

Fenilpropanolamin HCl 15 mg;

Klorfeniramin maleat 1 mg;

Dekstrometorfan HBr 15 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan

mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM) Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan

yang mengandung parasetamol (IONI)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

Hindari minuman beralkohol, dapat meningkatkan hepatotoksik parasetamol (MTM, DIH)

201 Folamil Genio Soft Capsule Asam folat 1 mg; β-Karoten10,000

IU; Vit. B1 3 mg; Vit. B2 3,4 mg;

Nikotinamid 20 mg; Vit. B6 2 mg;

Ca pantotenat 7,5 mg; Ca karbonat

100 mg, Vit.B12 4 µg, Vit.D3 400

IU,

Vit.K1 50 µg, Biotin 30 µg,

Cu glukonat 0,1 mg, Fe kompleks

polimaltosa 30 mg, DHA dari algae

40 mg, Asam arakhidonat 8 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan setelah makanan (MIMS)

202 Folavit Tablet 400 µg Asam folat Digunakan ± makanan; Tidak dianjurkan pada wanita hamil/menyusui bila dosis lebih dari

batas FDA (MIMS)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM)

203 Formuno Tablet Ekstrak Echinacea purpurea

250mg; Phyllanthus niruri 50 mg;

Ekstrak black elderberry 300 mg;

Zn pikolinat 10 mg; Vit.C 100 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

204 Formyco Tablet 200 mg Ketokonazol Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

Jangan digunakan bersamaan dengan antasida, simetidin, beri jarak 2 jam setelah menggunakan

antasida; Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, MTM, DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (MTM, DIH)

205 Frisium Tablet 10 mg Klobazam Digunakan ± makanan (MIMS)

Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke hari berikutnya. Jika mengalami efek

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 164: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

55

Universitas Indonesia

samping ini jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum

alkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MIMS,

DIH)

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

206 Fudan Capsule 100 mg Fucoidan Digunakan ± makanan, dapat diberikan sebelum makan atau sesudah makan (MIMS)

207 Fudan Capsule 50 mg Fucoidan Digunakan ± makanan, dapat diberikan sebelum makan atau sesudah makan (MIMS)

208 Fundamin-E Tablet Vit. B1 100 mg; Vit. B6 50 mg;

Vit. B12 100 µg; Vit.E 30 IU

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

209 Fungistop Tablet 500 mg Griseofulvin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan agar diabsorbsi lebih baik & untuk

mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (IONI, MIMS)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minuman beralkohol; Hindari kulit dari paparan

cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MIMS, IONI, DIH, MTM)

210 Furosemid Tablet 40 mg Furosemid Digunakan ± makanan, dapat diberikan sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, DIH)

Berikan pada pagi hari bila dosis 1 hari sekali; Jangan menghentikan penggunaan obat ini

kecuali atas anjuran dokter; Sebaiknya mengurangi asupan garam dan memperbanyak asupan

makanan kaya kalium (pisang atau jus jeruk) (MTM, DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari

kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (DIH)

211 Gabbryl Tablet 250 mg Paromomisin sulfat Diberikan bersama makanan atau selama makan (MIMS)

212 Gastrul Tablet 200 µg Misoprostol Diberikan sesudah makan dan bersama makanan menjelang tidur malam (MIMS, MTM, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Jangan digunakan

bersama antasida (MTM, DIH)

213 Glibenclamide Tablet 5 mg Glibenklamid Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

214 Glucobay Tablet 100 mg Akarbose Harus diberikan bersama makanan, berikan bersama suapan pertama pada setiap makanan

utama (MIMS, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH)

215 Glucobay Tablet 50 mg Akarbose Harus diberikan bersama makanan, berikan bersama suapan pertama pada setiap makanan

utama (MIMS, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 165: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

56

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

216 Glucophage Tablet 500 mg Metformin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan; Jangan menghentikan penggunaan obat

ini kecuali atas anjuran dokter; Hindari minuman beralkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)

217 Glucophage Tablet 850 mg Metformin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan; Jangan menghentikan penggunaan obat

ini kecuali atas anjuran dokter; Hindari minuman beralkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)

218 Glunor Tablet Film Coated

500 mg

Metformin HCl Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan; Jangan menghentikan penggunaan obat

ini kecuali atas anjuran dokter; Hindari minuman beralkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)

219 Glunor Tablet Film Coated

850 mg

Metformin HCl Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan; Jangan menghentikan penggunaan obat

ini kecuali atas anjuran dokter; Hindari minuman beralkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)

220 Glurenorm Tablet 30 mg Glikuidon Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

221 Griseofulvin Tablet 125 mg Griseofulvin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan agar diabsorbsi lebih baik & untuk

mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (IONI, MIMS)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minuman beralkohol; Hindari kulit dari paparan

cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MIMS, IONI, DIH, MTM)

222 Griseofulvin Tablet 500 mg Griseofulvin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan agar diabsorbsi lebih baik & untuk

mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (IONI, MIMS)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minuman beralkohol; Hindari kulit dari paparan

cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MIMS, IONI, DIH, MTM)

223 HCT Tablet 25 mg Hidroklortiazid Diberikan bersama makanan; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran

dokter; Memperbanyak asupan makanan kaya kalium (pisang) (DIH)

Jika diberikan satu kali sehari, gunakan pagi hari. Jika diberikan dua kali sehari, gunakan pagi

hari dan sore untuk menghindari urinasi berlebih (MTM, DIH)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minuman beralkohol; Hindari kulit dari paparan

cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MTM)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 166: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

57

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

224 Hemaviton Action Capsule Vit.B1 50 mg; Vit.B5 10 mg; Vit.B12

10 µg; Nikotinamid 50 mg; Zn 10

mg; Ca pantotenat 15 mg; Vit.C

150 mg; Ekstrak ginseng setara

dengan bubuk ginseng 800 mg;

Kreatinin 100 mg; Guaranin 50 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

225 Hemaviton Skin Nutrient

Capsule

ß-karoten 5000 IU; Vit. C 150 mg;

Se 50 µg; Vit. E 200 IU; Zn 15 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

226 Hemaviton Stamina Capsule Asam L-glutamat 200 mg; Ekstrak

ginseng 800 mg; Vit.A 1000 IU;

Vit.C 150 mg; Vit.E 15 mg; Zn 15

mg; Vit.B1 7,5mg; Vit.B2 8,5 mg;

Vit.B6 10 mg; Vit B12 5 µg;

Vit.B3 50 mg; Vit.B5 10 mg; Asam

folat 100 µg; Ca 100 mg; Fe 10 mg;

Fosfat 75 mg; Guaranin 3,5 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

227 Hemobion Capsule Fe fumarat 300 mg; Asam folat 1,5

mg; Vit. B12 15 µg; Vit.C 75 mg;

kalsium

karbonat 200 mg; kolekalsiterol 400

IU

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

228 Hepa-Q Capsule Ekstrak Ilybum marianum 100 mg;

Ekstr. Curcuma xanthorrhizae 249

mg; Ekstrak fructus schisandrae 7,5

mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

229 Hept-A-Myl Tablet 150 mg Heptaminol HCl Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

230 Herbesser Tablet 30 mg Diltiazem HCl Digunakan ± makanan (MIMS, MTM); Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas

anjuran dokter (MTM, DIH)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, MTM, DIH)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin.

Hindari minum alkohol (DIH)

231 Hexer Tablet 150 mg Ranitidin HCl Digunakan ± makanan (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 167: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

58

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

232 Homoclomin Tablet 10 mg Homoklorsiklizin HCl Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (MIMS)

233 Imboost Force Caplet Echinacea purpurea 250 mg;

Ekstak Black elderberry 400 mg;

Zn picolinate 10 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

234 Imboost Tablet Echinacea purpurea 250 mg;

Zn pikolinat 10 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

235 Imodium Tablet Film Coated 2

mg

Loperamid HCl Digunakan ± makanan (MIMS); Digunakan segera setiap habis buang air besar, namun tidak

boleh melebihi dosis; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin. (MTM, DIH)

236 Imudator Capsule Ekstrak Polinaceae 200 mg;

Ekstrak Phyllanthus niruri 50 mg;

Ekstrak Reishi musroom 250 mg;

Zn pikolinat 10 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

237 Imunos Caplet Film Coated Echinacea (EFLA 894) 500 mg;

Zn pikolinat 10 mg; Selenium 15

µg; Vit.C 50 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

238 Inazol Capsule 30 mg Lansoprazol Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22; Obat seluruhnya ditelan, tidak

dikunyah22

(IONI, MTM, DIH)

Diberikan dalam kondisi perut kosong atau sebelum makan, baik digunakan sebelum makan

pagi (MIMS, MTM, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Sukralfat dapat

digunakan 20 menit setelah lansoprazol (MTM)

239 Incidal OD Capsule 10 mg Setirizin diklorida Digunakan ± makanan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau

menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (MIMS, IONI, DIH, MTM)

240 Inclarin Tablet 10 mg Loratadin Digunakan ± makanan (MIMS)

Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MTM)

Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan, namun

dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MTM, DIH)

Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (IONI)

241 INH Ciba + Vit B6 Tablet 400

mg

Isoniazid 400 mg; Vit. B6 10 mg Diberikan setengah sampai satu jam sebelum makan (IONI)

Paling baik diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah

makan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 168: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

59

Universitas Indonesia

(MIMS, DIH, MTM)

Hindari dosis terlewat, gunakan pada waktu yang sama setiap harinya dan jangan

menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, IONI)

Antasida dapat digunakan 1 jam setelah isoniazid (MTM)

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

242 INH Ciba Tablet 300 mg Isoniazid Diberikan setengah sampai satu jam sebelum makan (IONI)

Paling baik diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah

makan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI

(MIMS, DIH, MTM)

Hindari dosis terlewat, gunakan pada waktu yang sama setiap harinya dan jangan

menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, IONI)

Antasida dapat digunakan 1 jam setelah isoniazid (MTM)

243 INH Tab 300 mg Isoniazid Diberikan setengah sampai satu jam sebelum makan (IONI)

Paling baik diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah

makan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI

(MIMS, DIH, MTM)

Hindari dosis terlewat, gunakan pada waktu yang sama setiap harinya dan jangan

menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, IONI)

Antasida dapat digunakan 1 jam setelah isoniazid (MTM)

244 Interflox Capsule 500 mg Siprofloksasin Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Baik diberikan 2 jam setelah makan; Hindari mengonsumsi makanan atau minuman

berkafein (MIMS, DIH, MTM)

Jangan minum susu, obat yang tidak dapat dicerna, atau obat yang mengandung besi dan seng

pada saat yang sama dengan obat ini; Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai

habis kecuali mengalami efek samping yang tidak diinginkan; Obat seluruhnya ditelan, tidak

dikunyah (IONI, MIMS, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari

atau cahaya lampu secara langsung (MTM, DIH); Jika menimbulkan rasa kantuk. Jangan

mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)

245 Interhistin Capsule 50 mg Mebhidrolin Napadisilat Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan

mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (MIMS)

246 Intermoxil Capsule 500 mg Amoksisilin trihidrat Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik & untuk

mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS, MTM, DIH)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 169: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

60

Universitas Indonesia

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air

(MTM)

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

247 Internolol Tablet 50 mg Atenolol Digunakan ± makanan (MIMS, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM)

Tidak digunakan bersama antasida; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (DIH)

248 Interpril Tablet 5 mg Lisinopril Digunakan ± makanan (MIMS)

Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan (DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Dapat menyebabkan

rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau

menjalankan mesin (DIH, MTM)

249 Interzol Tablet 200 mg Ketokonazol Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

Jangan digunakan bersamaan dengan antasida, simetidin, beri jarak 2 jam setelah menggunakan

antasida; Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, MTM, DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (MTM, DIH)

250 Intunal Caplet Parasetamol 300 mg;

Fenilpropanolamin HCl 12,5 mg;

Deksklorfeniramin maleat 1 mg;

Dekstrometorfan HBr 10 mg;

Gliseril guaiakolat 50 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan

mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM)

Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung parasetamol (IONI)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

251 Intunal Forte Tablet Parasetamol 500 mg;

Fenilpropanolamin HCl 15 mg;

Deksklorfeniramin maleat 2 mg;

Dekstrometorfan HBr 15 mg;

Gliseril guaiakolat 50 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan

mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM)

Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung parasetamol (IONI)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

252 Isoprinosine Tablet 500 mg Metisoprinol Digunakan ± makanan (MIMS)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 170: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

61

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

253 Isosorbide Dinitrat Tab Sub

Lingual 5 mg

Isosorbid Dinitrat Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ jam sebelum makan; Dilarutkan di bawah lidah

(MIMS)

Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan; Jangan

menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air; Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek

samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin (DIH, MTM)

Hindari minuman beralkohol, dapat menyebabkan hipotensi berat (DIH)

254 Isprinol Tablet 500 mg Metisoprinol Digunakan ± makanan (MIMS)

255 Jayacin Tablet 500 mg Siprofloksasin Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Baik diberikan 2 jam setelah makan; Hindari mengonsumsi makanan atau minuman

berkafein (MIMS, DIH, MTM)

Jangan minum susu, obat yang tidak dapat dicerna, atau obat yang mengandung besi dan seng

pada saat yang sama dengan obat ini; Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai

habis kecuali mengalami efek samping yang tidak diinginkan; Obat seluruhnya ditelan, tidak

dikunyah (IONI, MIMS, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari

atau cahaya lampu secara langsung (MTM, DIH); Jika menimbulkan rasa kantuk. Jangan

mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)

256 Jonit Max Glukosamine HCI 500 mg; Zn 5

mg; MSM 200 mg; Kondroitin

Sulfate 400 mg; Mn Sulfat 0,5 mg;

Vit.C 50 mg; Mg Gliserofosfat 10

mg; Vit.E 25 mg

-

257 Kaflam Tablet Sugar Coated

50 mg

Kalium Diklofenak Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

258 Kalmoxilin Capsule 500 mg Amoksisilin trihidrat Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM)

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik & untuk

mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS, MTM, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak

dikunyah; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 171: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

62

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

259 Kalnex Capsule 250 mg Asam traneksamat Digunakan ± makanan (MIMS)

260 Kalnex Tablet 500 mg Asam traneksamat Digunakan ± makanan (MIMS)

261 Kaltrofen Tablet Enteric

Coated 50 mg

Ketoprofen Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan (IONI, MIMS)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari minuman beralkohol; Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air (DIH, MTM)

262 Kenacort Tablet 4 mg Triamsinolon Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI)

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, MTM, DIH)

Tidak boleh digunakan pada trimester pertama (MIMS); Jangan menghentikan penggunaan

obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)

263 Ketesse Tablet Film Coated 25

mg

Deksketoprofen trometamol Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ jam sebelum makan, terutama untuk membantu

dengan cepat pada nyeri akut (MIMS, IONI)

264 Ketoconazole Tablet 200 mg Ketokonazol Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

Jangan digunakan bersamaan dengan antasida, simetidin, beri jarak 2 jam setelah menggunakan

antasida; Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, MTM, DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (MTM, DIH)

265 Lacto-B Sachet 1 g Viable cell counts 1x107 CFU/g (Lactobacillus acidophilus, Bifidobacterium longun, Streptococcus thermophillus); Vit. C 10 mg; Vit. B1 0.5 mg; Vit. B2 0.5 mg; Vit. B6 0.5 mg, Niasin 2 mg; Protein 0.02 g; Lemak 0,1 g

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS)

266 Lameson Tablet 4 mg 6a- Metil prednisolon Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI, MTM)

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI

(IONI, MIMS, DIH, MTM)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Berikan pada pagi hari

bila dosis 1 hari sekali, bila penggunaan lebih dari sekali dalam sehari berikan interval yang

sama dari waktu bangun tidur dan menjelang tidur malam; Dapat menyebabkan rasa kantuk.

Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin;

Hindari minuman beralkohol (MTM, DIH)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 172: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

63

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

267 Lameson Tablet 8 mg 6a- Metil prednisolon Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI, MTM)

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI

(IONI, MIMS, DIH, MTM)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Berikan pada pagi hari

bila dosis 1 hari sekali, bila penggunaan lebih dari sekali dalam sehari berikan interval yang

sama dari waktu bangun tidur dan menjelang tidur malam; Dapat menyebabkan rasa kantuk.

Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin;

Hindari minuman beralkohol (MTM, DIH)

268 Lanaven Capsule Extr. kacang kedelai murni (100

mg) 40% poliunsaturated fosfatidil

kolin & 95% 3-Sn- fosfatidil kolin

terstandarisasi); Ekstr. Citrus

kompleks; 20% Ekstr. hippocastani

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

269 Lansoprazole Capsule 30 mg Lansoprazol Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22; Obat seluruhnya ditelan, tidak

dikunyah22

(IONI, MTM, DIH)

Diberikan dalam kondisi perut kosong atau sebelum makan, baik digunakan sebelum makan

pagi (MIMS, MTM, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Sukralfat dapat

digunakan 20 menit setelah lansoprazol (MTM)

270 Lapibal Capsul 250 µg Mekobalamin Digunakan ± makanan (MIMS)

271 Lapibal Capsul 500 µg Mekobalamin Digunakan ± makanan (MIMS)

272 Lapimox Caplet 500 mg Amoksisilin trihidrat Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik & untuk

mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS, MTM, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak

dikunyah; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM)

273 Lasix Tablet 40 mg Furosemid Digunakan ± makanan, dapat diberikan sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, DIH)

Berikan pada pagi hari bila dosis 1 hari sekali; Jangan menghentikan penggunaan obat ini

kecuali atas anjuran dokter; Sebaiknya mengurangi asupan garam dan memperbanyak asupan

makanan kaya kalium (pisang atau jus jeruk) (MTM, DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari

kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (DIH)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 173: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

64

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

274 Lasmalin Tablet 250 mg Terbutalin sulfat Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI)

Digunakan ± makanan (MIMS)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air; Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek

samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin (DIH)

275 Laxing Capsule Ekstr. sennae fructus 100 mg;

Ekstrak aloe 33 mg; Ekstr.

Foeniculi semen 60 mg; Ekstr.

aleuritidis endosperm 60 mg

-

276 Lecrav Caplet Film Coated

500 mg

Levofloksasin hemihidrat Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya

matahari atau cahaya lampu secara langsung; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan

mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol. (MIMS, MTM,

DIH)

Jangan minum antasida, sukralfat dan obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) pada

saat bersamaan dengan obat ini; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI)

Antasida, sukralfat dan obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) dapat digunakan

dengan memberi jarak 2 jam sebelum / sesudah menggunakan levofloksasin (MTM, DIH)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

277 Lesichol Soft Capsule 600 mg Lesitin murni (PPC 95%) 600 mg;

Vit. B1 6 mg; Vit. B2 6 mg; Vit. E

10 mg; Vit. B6 6 mg; Vit. B12 6 µg;

Nikotinamid 30 mg

Digunakan ± makanan (MIMS)

278 Letonal Tablet 25 mg Spironolakton Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan, agar diabsorbsi lebih baik & untuk

mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (IONI, MIMS, MTM, DIH)

Jika diberikan satu kali sehari, gunakan pagi hari. Jika diberikan dua kali sehari, gunakan pagi

hari dan sore untuk menghindari urinasi berlebih; Jangan menghentikan penggunaan obat ini

kecuali atas anjuran dokter; Mengurangi asupan makanan kaya kalium (pisang); Menyebabkan

rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum

alkohol (MTM, DIH)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 174: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

65

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

279 Levocin Tablet Film Coated

500 mg

Levofloksasin Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya

matahari atau cahaya lampu secara langsung; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan

mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol. (MIMS, MTM,

DIH)

Jangan minum antasida, sukralfat dan obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) pada

saat bersamaan dengan obat ini; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI)

Antasida, sukralfat dan obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) dapat digunakan

dengan memberi jarak 2 jam sebelum / sesudah menggunakan levofloksasin (MTM, DIH)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

280 Levofloxacin Tablet Film

Coated 500 mg

Levofloksasin Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya

matahari atau cahaya lampu secara langsung; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan

mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol. (MIMS, MTM,

DIH)

Jangan minum antasida, sukralfat dan obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) pada

saat bersamaan dengan obat ini; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI)

Antasida, sukralfat dan obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) dapat digunakan

dengan memberi jarak 2 jam sebelum / sesudah menggunakan levofloksasin (MTM, DIH)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

281 Librax Dragee Klordiazepoksid 5 mg;

Klidinium Bromida 2,5 mg

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)

Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ - 1 jam sebelum makan & menjelang tidur malam;

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MIMS, MTM, DIH)

282 Lincomycin Capsule 500 mg Linkomisin HCl Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan;

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MIMS);

283 Lipanthyl Capsule 200 mg Fenofibrat Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)

284 Lipitor Tablet 10 mg Atorvastatin Ca Digunakan ± makanan (MIMS)

Dapat diberikan dengan makanan, dapat diberikan kapan pun tanpa memperhatikan waktu

makan; Hindari minuman beralkohol, dapat meningkatkan efek hepatotoksisitas (DIH)

Diberitahukan dapat menyebabkan efek ke otot (IONI, DIH)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 175: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

66

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

285 Lipitor Tablet 20 mg Atorvastatin Ca Digunakan ± makanan (MIMS)

Dapat diberikan dengan makanan, dapat diberikan kapan pun tanpa memperhatikan waktu

makan; Hindari minuman beralkohol, dapat meningkatkan efek hepatotoksisitas (DIH)

Diberitahukan dapat menyebabkan efek ke otot (IONI, DIH)

286 Liproqy Capsule Koenzim Q10 40 mg; lycopene 10

mg, Vi.t E 100 IU; Ekstrak grape

seed 20 mg; Epigallocatechin

gallate 75 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

287 Livron B-Plex Dragee Vit. B1 1,5 mg; Vit. B2 0,25 mg;

Vit. B6 0,25 mg; Vit. B12 0,5 µg;

Vit. C 12,5 mg; Ca pantotenat 1,5

mg; nikotinamid 10 mg; asam folat

0,5 mg; Fe (II) glukonat 7,5 mg; Cu

(II) sulfat 0,65 mg; hati kering 100

-

288 Lodia Tablet Film Coated

2 mg

Loperamid HCl Digunakan ± makanan (MIMS); Digunakan segera setiap habis buang air besar, namun tidak

boleh melebihi dosis; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin. (MTM, DIH)

289 Loratadine Tablet 10 mg Loratadin Digunakan ± makanan (MIMS)

Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MTM)

Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan, namun

dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MTM, DIH)

Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (IONI)

290 Lysagor Tablet 0,5 mg Pizotifen Digunakan ± makanan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau

menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (MIMS)

291 Maintate Tablet 5 mg Bisoprolol fumarat Digunakan ± makanan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, DIH, MTM)

Tidak digunakan bersama antasida; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (DIH, MTM)

292 Matovit Dragee Β-karoten 5 mg; Ekst. bilberry

kering 80 mg; Retinol 1600 IU;

Vit. E 40 mg

Digunakan ± makanan (MIMS)

293 Mecobalamin Capsule 500µg Mekobalamin Digunakan ± makanan (MIMS)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 176: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

67

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

294 Mediamer B6 Dragee Piratiazin teoklat 40 mg;

Vitamin B6 37,5 mg

Digunakan ± makanan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau

menjalankan mesin (MIMS)

295 Mefinal Caplet FC 500 mg Asam mefenamat Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan karena dapat menyebabkan iritasi

mukosa lambung; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS, IONI)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minuman beralkohol (MTM, DIH)

296 Mefinal Capsule 250 mg Asam mefenamat Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan karena dapat menyebabkan iritasi

mukosa lambung; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS, IONI)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minuman beralkohol (MTM, DIH)

297 Mefinter Caplet 500 mg Asam mefenamat Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan karena dapat menyebabkan iritasi

mukosa lambung; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS, IONI)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minuman beralkohol (MTM, DIH)

298 Megazing Caplet Vit.E 30 IU; Vit.C 750 mg; Vit.B1

15 mg; Vit.B2 15 mg; nikotinamid

100 mg; Vit. B6 25 mg; Vit. B12 12

µg; asam folat 0,4 mg; Ca 20 mg;

Asam pantotenat 20 mg; Zn 20 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

299 Meloxicam Tablet 15 mg Meloksikam Diberikan bersama makanan atau sesudah makan IONI)

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makanan untuk mengurangi rasa tidak

nyaman/iritasi pada GI (MIMS, DIH)

Hindari minuman beralkohol, dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung (DIH)

300 Meloxicam Tablet 7,5 mg Meloksikam Diberikan bersama makanan atau sesudah makan IONI)

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makanan untuk mengurangi rasa tidak

nyaman/iritasi pada GI (MIMS, DIH)

Hindari minuman beralkohol, dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung (DIH)

301 Merislon Tablet 6 mg Betahistin mesilat Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)

302 Mertigo Tablet 6 mg Betahistin mesilat Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)

303 Metformin Caplet Film Coated

500 mg

Metformin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan; Jangan menghentikan penggunaan obat

ini kecuali atas anjuran dokter; Hindari minuman beralkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)

304 Metformin Tablet 850 mg Metformin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 177: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

68

Universitas Indonesia

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan; Jangan menghentikan penggunaan obat

ini kecuali atas anjuran dokter; Hindari minuman beralkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

305 Methergin Tablet 0,125 mg Metilergometrin hidrogen maleat Digunakan ± makanan, diberikan sebelum atau sesudah makan (MIMS)

306 Methicol Tablet Sugar Coated dl-metionin 100 mg; Kolin bitartrat

100 mg; Vit.B1 mononitrat 2 mg;

Vit.E 3 mg; Vit.B2 2 mg; Vit.B6

HCl 2 mg; Vit.B12 0,67 µg; Biotin

100 µg; Ca pantotenat 3 mg; Asam

folat 400 µg; Nikotinamid 6 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

307 Methycobal Capsul 250 µg Mekobalamin Digunakan ± makanan (MIMS)

308 Methycobal Capsul 500 µg Mekobalamin Digunakan ± makanan (MIMS)

309 Methylprednisolone Tablet

4 mg

Metil prednisolon Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI, MTM)

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI

(IONI, MIMS, DIH, MTM)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Berikan pada pagi hari

bila dosis 1 hari sekali, bila penggunaan lebih dari sekali dalam sehari berikan interval yang

sama dari waktu bangun tidur dan menjelang tidur malam; Dapat menyebabkan rasa kantuk.

Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin;

Hindari minuman beralkohol (MTM, DIH)

310 Methylprednisolone Tablet

8 mg

Metil prednisolon Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI, MTM)

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI

(IONI, MIMS, DIH, MTM)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Berikan pada pagi hari

bila dosis 1 hari sekali, bila penggunaan lebih dari sekali dalam sehari berikan interval yang

sama dari waktu bangun tidur dan menjelang tidur malam; Dapat menyebabkan rasa kantuk.

Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin;

Hindari minuman beralkohol (MTM, DIH)

311 Metronidazole Tablet

500 mg

Metronidazol Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air (IONI);

Hindari minuman beralkohol; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu

secara langsung; Obat ini menyebabkan urin berwarna gelap atau coklat (IONI, MTM, DIH)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 178: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

69

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

312 Mextril Tablet Gliseril guaiakolat 100 mg;

Dekstrometorfan HBr 15 mg;

Fenilpropanolamin HCl 12,5 mg;

Klorfeniramin maleat 1 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan

mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

313 Mezatrin Capsule 250 mg Azitromisin dihidrat Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan, dapat

juga digunakan ± makanan, diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, IONI, MTM, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Antasida diminum 2 jam sebelum atau 4

jam sesudah Azitromisin (MTM)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

314 Microgynon 30 ED Tablet

(Lingkar Biru)

21 tablet masing-masing

mengandung levonogestrel 150 µg;

etinilestradiol 30 µg plus 7 tablet

plasebo

Digunakan ± makanan; Diberikan 1 tablet/hari selama 28 hari berturut-turut (MIMS)

315 Mixagrip Tablet Parasetamol 500 mg;

Klorfeniramin maleat 2 mg;

Fenilpropanolamin HCl 25 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan

mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM)

Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung parasetamol (IONI)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

Hindari minuman beralkohol, dapat meningkatkan hepatotoksik parasetamol (MTM, DIH)

316 Moloco+B12 Dragee Vit.B12 20 µg; Ekstrak plasental 15

mg

Diberikan sesudah makan. Obat dapat seluruhnya ditelan atau dikunyah (MIMS)

317 Movicox Tablet 15 mg Meloksikam Diberikan bersama makanan atau sesudah makan IONI)

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makanan untuk mengurangi rasa tidak

nyaman/iritasi pada GI (MIMS, DIH)

Hindari minuman beralkohol, dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung (DIH)

318 Movicox Tablet 15 mg Meloksikam Diberikan bersama makanan atau sesudah makan IONI)

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makanan untuk mengurangi rasa tidak

nyaman/iritasi pada GI (MIMS, DIH)

Hindari minuman beralkohol, dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung (DIH)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 179: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

70

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

319 Movicox Tablet 7,5 mg Meloksikam Diberikan bersama makanan atau sesudah makan IONI)

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makanan untuk mengurangi rasa tidak

nyaman/iritasi pada GI (MIMS, DIH)

Hindari minuman beralkohol, dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung (DIH)

320 Mucopect Tablet 30 mg Ambroksol HCl Diberikan bersama makanan atau setelah makan (MIMS)

321 Mucosta Tablet Film Coated

100 mg

Rebamipid Digunakan ± makanan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS)

322 Mycoral Tablet 200 mg Ketokonazol Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

Jangan digunakan bersamaan dengan antasida, simetidin, beri jarak 2 jam setelah menggunakan

antasida; Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, MTM, DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (MTM, DIH)

323 Mycostop Tablet 250 mg Griseofulvin micronized Diberikan bersama makanan atau sesudah makan agar diabsorbsi lebih baik & untuk

mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (IONI, MIMS)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minuman beralkohol; Hindari kulit dari paparan

cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MIMS, IONI, DIH, MTM)

324 Mycostop Tablet 500 mg Griseofulvin micronized Diberikan bersama makanan atau sesudah makan agar diabsorbsi lebih baik & untuk

mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (IONI, MIMS)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minuman beralkohol; Hindari kulit dari paparan

cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MIMS, IONI, DIH, MTM)

325 Mylanta Tablet Al(OH)3 200 mg; Mg(OH)2 200 mg;

Simetikon 20 mg

Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1-2 jam setelah makan & menjelang tidur malam

(MIMS, DIH, MTM)

Obat dikunyah/dihancurkan; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

326 Myonal Tablet 50 mg Eperison HCl Diberikan bersama makanan atau setelah makan; Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika

mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin

(MIMS)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 180: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

71

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

327 Nalgestan Tablet Fenilpropanolamin HCl 15 mg;

Klorfeniramin maleat 2 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan

mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

328 Natrium Diclofenac Tablet 25

mg

Natrium diklofenak Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

329 Natrium Diclofenac Tablet 50

mg

Natrium diklofenak Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

330 Natur E Capsule D-a-tokoferol Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah

(MIMS, DIH)

331 Neo Enterostop Koloidal attapulgit teraktivasi 650

mg; Pektin 50 mg

Digunakan ± makanan (MIMS)

332 Neo Napacin Tablet Teofilin 130 mg; Efedrin 12,5 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk

mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS, IONI)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air dalam kondisi perut kosong, satu jam sebelum makan atau

dua jam setelah makan (MTM, DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (DIH)

333 Neo-Rheumacyl Neuro Caplet Ibuprofen 200 mg; Vit. B1 50 mg;

Vit. B6 100 mg; Vit. B12 100 µg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari minuman beralkohol (MTM)

334 Neo-Rheumacyl Tablet Ibuprofen 200 mg;

parasetamol 350 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari minuman beralkohol (MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang

mengandung parasetamol (IONI)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 181: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

72

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

335 Neozep Forte Fenilpropanolamin HCl 15 mg;

Parasetamol 250 mg; Klorfeniramin

maleat 2 mg; Salisilamid 150 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan

mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS,

DIH, MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM)

Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung parasetamol (IONI)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

Hindari minuman beralkohol, dapat meningkatkan hepatotoksik parasetamol (MTM, DIH)

336 Nephrolit Capsule Ekstr. folium Orthosiphon

stamineus 18 mg; Ekstr. folium

Strobilanthus crispus 6 mg; Ekstr.

folium Sonchus arvensis 24 mg;

Ekstr. folium Phyllanthus niruri 2,4

mg; Vit.B6 5 mg; As. folat 200 µg

-

337 Neuralgin Rx Caplet Metampiron 500 mg; Vit.B1 50 mg;

Vit.B6 HCl 10 mg; kafein 50 mg;

Vit. B12 10 µg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

338 Neuraxon 5000 Caplet Film

Coated

Vit.B1 100 mg; Vit.B6 100mg;

Vit.B12 5000 µg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

339 Neurobion Tablet 5000 mg Vit.B1 100 mg; Vit.B6 100mg;

Vit.B12 5000 µg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak

dikunyah/dihancurkan (MIMS)

340 Neurobion Dragee Vit.B1 100 mg; Vit.B6 200mg;

Vit.B12 200 µg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak

dikunyah/dihancurkan (MIMS)

341 Neurodial Tablet Metampiron 500 mg; Diazepam 2

mg

Obat ini diminum bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke hari berikutnya. Jika mengalami efek

samping ini jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol

(IONI, MIMS, MTM, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Gunakan sesuai dengan

petunjuk dokter; Hindari merokok (MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

342 Neurofenac Plus Tablet

Enteric Coated

Vit.B12 1 mg; Na Diklofenak 50

mg; Piridoksol HCl 50 mg; Tiamin

nitrat 50 mg

Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 182: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

73

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

343 Neuropyron Tablet Metampiron 500 mg; Diazepam 2

mg

Obat ini diminum bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke hari berikutnya. Jika mengalami efek

samping ini jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol

(IONI, MIMS, MTM, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Gunakan sesuai dengan

petunjuk dokter; Hindari merokok (MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

344 Neurosanbe Plus Caplet Film

Coated

Metampiron 500 mg; Vit.B1 50 mg;

Vit B6 100 mg; Vit B12 100 µg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS)

345 Neurosanbe Tablet Film

Coated

Vit. B1 100 mg; Vit. B6 200 mg;

Vit. B12 200 µg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS) 346 Neurosanbe Tablet Film

Coated 5000 mg

Vit. B1 100 mg; Vit. B6 100 mg;

Vit. B12 5000 µg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS) 347 Neurovit E Dragee Vit. B1 100 mg; Vit. B6 200 mg;

Vit. B12 200 µg; Vit.E 50 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

348 New Diatab Attapulgit teraktivasi Digunakan ± makanan (MIMS)

349 New Skelan Capsule Ca fenilbutazon 200 mg;

Karisoprodol 125 mg

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (IONI, MTM)

Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan (MIMS, MTM)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)

350 Nichorizin Tablet 10 mg Setirizin diHCl Digunakan ± makanan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau

menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (MIMS, IONI, DIH, MTM)

351 Nichorizin Tablet 5 mg Setirizin diHCl Digunakan ± makanan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau

menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (MIMS, IONI, DIH, MTM)

352 Nifedin Tablet Film Coated

10 mg

Nifedipin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, DIH, MIMS)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, MTM).

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM)

Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan (MTM)

353 Nifedipine Tablet 10 mg Nifedipin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, DIH, MIMS)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, MTM).

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM)

Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan (MTM)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 183: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

74

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

354 Nizoral Tablet 200 mg Ketokonazol Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

Jangan digunakan bersamaan dengan antasida, simetidin, beri jarak 2 jam setelah menggunakan

antasida; Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, MTM, DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (MTM, DIH)

355 Nonflamin Capsule 50 mg Tinoridin HCl -

356 Nootropil Capsule 400 mg Pirasetam Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin (IONI)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MIMS)

357 Norit Tablet Karbon aktif -

358 Norvask Tablet 10 mg Amlodipin besilat Digunakan ± makanan, dapat diberikan tanpa memperhatikan waktu makan (MIMS)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air; Diminum pada waktu yang sama setiap harinya (MTM)

359 Norvask Tablet 5 mg Amlodipin besilat Digunakan ± makanan, dapat diberikan tanpa memperhatikan waktu makan (MIMS)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air; Diminum pada waktu yang sama setiap harinya (MTM)

360 Novalgin Tablet 500 mg Metampiron Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

361 Nufalev Tablet 500 mg Levofloksasin Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya

matahari atau cahaya lampu secara langsung; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan

mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol. (MIMS, MTMc)

Jangan minum antasida, sukralfat dan obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) pada

saat bersamaan dengan obat ini; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI)

Antasida, sukralfat dan obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) dapat digunakan

dengan memberi jarak 2 jam sebelum / sesudah menggunakan levofloksasin (MTM, DIH)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

362 Nutriflam Capsule Serratiopeptidase 5 mg; Lesitin 100

mg Pankreatin 25 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

363 Ocuson Tablet Betametason 0,25 mg;

Deksklorfeniramin maleat 2 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI

(IONI, MIMS, DIH); Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (DIH)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 184: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

75

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

364 Ofloxacin Tablet 200 mg Ofloksasin Digunakan ± makanan (MIMS); Paling baik Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam

sebelum makan atau 2 jam setelah makan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi

rasa tidak nyaman pada GI (MTM)

Jangan minum antasida dan obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) pada saat

bersamaan dengan obat ini (IONI, MIMS)

Antasida atau obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) dapat digunakan dengan

memberi jarak 2 jam sebelum/sesudah menggunakan ofloksasin; Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air (MIMS, DIH, MTM)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu

secara langsung (IONI, DIH, MTM)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin (MTM, DIH)

365 Omeprazole Capsule 20 mg Omeprazol Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22 (IONI)

Diberikan bersama makanan atau segera sebelum makan (MIMS, DIH)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan22

(MIMS, DIH, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MIMS)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM)

366 Omepros Soft Capsule Omega 3; Omega 6; Omega 9;

DHA, EPA, Vit.E

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

Hindari alkohol (DIH)

367 Ondansetron Tablet 8 mg Ondansetron Digunakan ± makanan (MIMS)

368 Oscal Tablet 0,25 mg Kalsitrol Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS)

369 Ossoral Caplet Film Coated

800 mg

Ossein hidroksiapatite 800 mg;

Kalsium 178 mg; Fosfor 82 mg

Diberikan bersama makanan atau segera sebelum makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak

dikunyah/dihancurkan (MIMS)

370 Oste Capsule Glukosamin hidroklorida 250 mg;

Kondroitin sulfat 200 mg; Vit.C

25mg; Mn 0,25 mg; Zn 2.5 mg; Mg

5 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

371 Oste Forte Capsule Glukosamin HCl 500 mg; Mn 0.5

mg; Kondroitin sulfat 400 mg; Mg

10 mg; Zn 5 mg; Vit.C 50 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 185: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

76

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

372 Osteocal Tablet Chew 500 mg Kalsium karbonat 1250 mg (setara

dengan 500 mg elemen Ca)

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik, hindari

makanan berserat tinggi; Obat dikunyah (MIMS)

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Diminum dengan menambahkan sejumlah

besar air; Obat ini diminum 1 – 2 jam sebelum atau setelah mengonsumsi obat lain, karena

dapat menurunkan efektifitas obat lain (MTM, DIH)

Hindari alkohol karena dapat meningkatkan resiko osteoporosis (DIH)

373 Osteor Plus Caplet Film

Coated

Glukosamin sulfat 500 mg;

Kondroitin sulfat 400 mg; Vit.C 50

mg; Mn 0,5 mg; Mg 10 mg; Se 10

µg; Zn 5 mg; MSM 350 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak

dikunyah/dihancurkan (MIMS)

374 Panadol Cold & Flu Caplet Parasetamol 500 mg;

Dekstrometorfan HBr 15 mg;

Pseudoefedrin HCl 30 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan

mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM) Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan

yang mengandung parasetamol (IONI)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

375 Panadol Extra Caplet Parasetamol 500 mg;

kafein 65 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang

mengandung parasetamol (IONI)

Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

376 Panadol Tablet Parasetamol 500 mg Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang

mengandung parasetamol (IONI)

Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

377 Paracetamol Tablet 500 mg Parasetamol 500 mg Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, MTM)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 186: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

77

Universitas Indonesia

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang

mengandung parasetamol (IONI)

Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

378 Paxicam Tablet 15 mg Meloksikam Diberikan bersama makanan atau sesudah makan IONI)

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makanan untuk mengurangi rasa tidak

nyaman/iritasi pada GI (MIMS, DIH)

Hindari minuman beralkohol, dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung (DIH)

379 Pehadoxin Forte Tablet Isoniazid 400 mg; Vit.B6 10 mg Diberikan setengah sampai satu jam sebelum makan (IONI)

Paling baik diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah

makan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI

(MIMS, DIH, MTM)

Hindari dosis terlewat, gunakan pada waktu yang sama setiap harinya dan jangan

menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, IONI)

Antasida dapat digunakan 1 jam setelah isoniazid (MTM)

380 Pharmaton Formula Soft

Capsule

Ekstr. ginseng G115 40 mg;

Dimetilaminoetanol bitartrat 26 mg;

Vit.A palmitat 4.000 IU; Vit.B2 2

mg; Vit.B1 mononitrat 2 mg; Vit.B6

1 mg; Vit.B12 1 µg; Vit.C 60 mg;

Vit.D 400 IU; Vit.E 10 mg;

Nikotinamid 15 mg; Ca pantotenat

10 mg; Rutin 20 mg; Fe sulfat

dihidrat 33 mg; Dibasik Ca fosfat

307,5 mg; Ca fluorida 0,42 mg; K

sulfat 18 mg; Cu sulfat monohidrat

2,8 mg; Mg sulfat trihidrat 71 mg;

Zn oksida 1,25 mg; Lesitin 66 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

381 Pharmaton Vitamin Tablet

Film Coated

Ekstr. ginseng G115 40 mg; ß-

karoten 4,8 mg; Vit.D3 200 IU;

Vit.E 10 mg; Vit.B11,4 mg; Vit.B2

1,6 mg; Vit.B6 2

mg; Vit.B12 1 µg; Biotin 150 µg;

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 187: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

78

Universitas Indonesia

Nikotinamid 18 mg; Vit.C 60 mg;

asam folat 0,2 mg; Cu 2 mg; Se 50

µg; Mn 2,5 mg; Mg 40 mg; Fe 10

mg; Zn 1mg; Ca 100 mg

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

382 Pharolit Powder Sachet NaCl 0,52 g; KCl 0,3 g; Trinatrium

sitrat dihidrat 0,58 g

-

383 Phenobarbital Tablet 30 mg Fenobarbital Digunakan ± makanan; Jika dosis sekali sehari, berikan menjelang tidur (MTM)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI,

MTM, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

384 Piracetam Caplet 800 mg Pirasetam Diberikan sebelum makan; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran

dokter (MIMS); Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan

mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin (IONI)

385 Pirofel Capsule 10 mg Piroksikam Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan (IONI, MIMS, MTM)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan menambahkan

sejumlah besar air (MTM, DIH)

386 Pirofel Capsule 20 mg Piroksikam Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan (IONI, MIMS, MTM)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan menambahkan

sejumlah besar air (MTM, DIH)

387 Piroxicam Capsule 10 mg Piroksikam Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan (IONI, MIMS, MTM)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan menambahkan

sejumlah besar air (MTM, DIH)

388 Piroxicam Capsule 20 mg Piroksikam Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan (IONI, MIMS, MTM)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan menambahkan

sejumlah besar air (MTM, DIH)

389 Plantacid Forte Tablet Chew Al(OH)3 400 mg; Mg(OH)2 400

mg; simetikon 100 mg

Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1-3 jam setelah makan & menjelang tidur malam

(MIMS, DIH, MTM)

Obat dikunyah/dihancurkan; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 188: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

79

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

390 Plantacid Tablet Chew Al(OH)3 300 mg; Mg(OH)2 300

mg; simetikon 30 mg

Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1-3 jam setelah makan & menjelang tidur malam

(MIMS, DIH, MTM)

Obat dikunyah/dihancurkan; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

391 Polycrol Forte Tablet Metilpolisiloksan teraktivasi 125

mg; Mg(OH)2 100 mg; Al(OH)3-

Mg karbonat gel kering 275 mg

Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1-3 jam setelah makan & menjelang tidur malam

(MIMS, DIH, MTM)

Obat dikunyah/dihancurkan; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

392 Polycrol Tablet Chew 400 mg Metilpolisiloksan teraktivasi 125

mg, Mg(OH)2 400 mg, Al(OH)3

400 mg

Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1-3 jam setelah makan & menjelang tidur malam

(MIMS, DIH, MTM)

Obat dikunyah/dihancurkan; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

393 Polysilen Tablet Mg(OH)2 200 mg, Al(OH)3 200

mg; Dimetikon 80 mg

Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1-3 jam setelah makan & menjelang tidur malam

(MIMS, DIH, MTM)

Obat dikunyah/dihancurkan; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

394 Ponstan Forte Tablet Film

Coated 500 mg

Asam Mefenamat Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan karena dapat menyebabkan iritasi

mukosa lambung; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS, IONI)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minuman beralkohol (MTM, DIH)

395 Prednisone Tablet 5 mg Prednison Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Jangan menghentikan penggunaan obat ini

kecuali atas anjuran dokter (MIMS, MTM, DIH)

Hindari minuman beralkohol; Berikan pada pagi hari bila dosis 1 hari sekali, bila penggunaan

lebih dari sekali dalam sehari berikan interval yang sama dari waktu bangun tidur dan

menjelang tidur malam (MTM, DIH)

396 Prednox Caplet 8 mg Metil prednisolon Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI, MTM)

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI

(IONI, MIMS, DIH, MTM)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Berikan pada pagi hari

bila dosis 1 hari sekali, bila penggunaan lebih dari sekali dalam sehari berikan interval yang

sama dari waktu bangun tidur dan menjelang tidur malam; Dapat menyebabkan rasa kantuk.

Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin;

Hindari minuman beralkohol (MTM, DIH)

397 Premaston Tablet 5 mg Allilestrenol Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS)

398 Prenamia Capsule Fe fumarat 360 mg; Vit. D3 400 IU;

Vit.C 75 mg; Asam folat 1,5 mg;

Vit.B12 15 µg; Ca karbonat 200 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 189: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

80

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

399 Prilos Capsule 20 mg Omeprazol Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22 (IONI)

Diberikan bersama makanan atau segera sebelum makan (MIMS, DIH)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan22

(MIMS, DIH, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MIMS)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM)

400 Primadex Forte Tablet Kotrimoksazol: Trimethoprim 160

mg, Sulfametoksazol 800 mg.

Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan (MIMS, MTM, DIH)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari

atau cahaya lampu secara langsung (MTM, DIH)

401 Primadol Caplet Parasetamol 500 mg;

Metoklopramid HCl 5 mg

Diberikan dalam kondisi perut kosong, 30 menit sebelum makan; Dapat menyebabkan rasa

kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan

mesin (DIH, MIMS, MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang

mengandung parasetamol (IONI)

Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

402 Primolut-N Tablet 5 mg Noretisteron Digunakan ± makanan (MIMS)

403 Primperan Tablet 10 mg Metoklopramid HCl Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ jam sebelum makan; Dapat menyebabkan rasa

kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan

mesin. Hindari minum alkohol (DIH, MIMS, MTM)

404 Pro Uric Ekstr. herba Andrographis

paniculata 600 mg; Ekstr. rizoma

Curcuma xanthorrhiza 240 mg;

Ekstr. daun Sonchus arvensis 475

mg; Ekstr. fructus Piper nigrum

200 mg; Ekstr. rizoma Cyperus

rotundus 220 mg

-

405 Procold Tablet Parasetamol 500 mg; Pseudoefedrin

HCl 30 mg; Klorfeniramin maleat

2mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan

mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 190: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

81

Universitas Indonesia

Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung parasetamol (IONI)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

Hindari minuman beralkohol, dapat meningkatkan hepatotoksik parasetamol (MTM, DIH)

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

406 Prolacta DHA Baby Soft

Capsule

Minyak ikan alami yang

mengandung DHA 75 mg; asam

arakhidonat 100 mg; EPA 7 mg

1 kapsul sehari, ujung kapsul digunting/dirobek terlebih dahulu sebelum diberikan (MIMS)

407 Prolacta DHA Mother Soft

Capsule

Minyak ikan alami ber-DHA 214

mg; EPA 20 mg; Vit.E 10 mg

1 kapsul sehari (MIMS)

408 Prolic Capsule 150 mg Klindamisin Diberikan dengan makanan atau sesudah makan (DIH, MIMS)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air, Diminum dalam posisi tegak; Gunakan

dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek samping yang

tidak diinginkan (IONI, DIH, MTM, MIMS)

409 Prolic Capsule 300 mg Klindamisin Diberikan dengan makanan atau sesudah makan (DIH, MIMS)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air, Diminum dalam posisi tegak; Gunakan

dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek samping yang

tidak diinginkan (IONI, DIH, MTM, MIMS)

410 Promag Tablet Mg(OH)2 150 mg; Hidrotalsit 200

mg;

Simetikon 50 mg

Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1-3 jam setelah makan & menjelang tidur malam

(MIMS, DIH, MTM);

Obat dikunyah/dihancurkan; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

411 Pronalges Tablet Enteric

Coated 50 mg

Ketoprofen Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan (IONI, MIMS)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari minuman beralkohol; Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air (DIH, MTM)

412 Pronicy Caplet Coated 4 mg Siproheptadin HCl Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS)

413 Propyl Tiouracil Tablet

0,1 mg

Propil tiourasil Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM)

Diberikan bersama makanan atau diantara waktu makan (DIH)

414 Proris Caplet 200 mg Ibuprofen Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari minuman beralkohol (MTM)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 191: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

82

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

415 Protop Capsule 20 mg Omeprazol Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22 (IONI)

Diberikan bersama makanan atau segera sebelum makan (MIMS, DIH)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan22

(MIMS, DIH, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MIMS)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM)

416 Provital Plus Soft Capsule Ekstr. ginseng 50 mg; Vit.A 5.000

IU; Vit.B1 12 mg; Vit.B2 5,5 mg;

Nikotinamid 25 mg; Vit.B6 5 mg;

Vit.B12 15 µg; Vit.C 30 mg; Vit.D

400 IU; Vit. E 15 IU; Biotin 0,05

mg; Asam folat 0,8 mg; Inositol 7,5

mg; Lisin 0,3 mg; Asam glutamat

0,5 mg; Ca 40 mg; Cu 0,1 mg; Mg

0,1 mg; K 5 mg; Mn 0,25 mg; Fe 5

mg; Zn 0,5 mg; Fosfor 20 mg; Iodin

0,05 mg; Lesitin murni (PPC 95%)

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik & untuk

mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS)

417 Pumpitor Capsule 20 mg Omeprazol Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22 (IONI)

Diberikan bersama makanan atau segera sebelum makan (MIMS, DIH)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan22

(MIMS, DIH, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MIMS)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM)

418 Puricemia Tablet 300 mg Alopurinol Diminum bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, IONI, DIH, MTM)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (IONI, DIH, MTM)

Hindari minuman beralkohol (MTM, DIH)

419 Pylor Tablet 10 mg Loratadin Digunakan ± makanan (MIMS)

Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MTM)

Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan, namun

dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MTM, DIH)

Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (IONI)

420 Pyrazinamide Tablet 500 mg Pirazinamid Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MIMS, DIH)

Diminum bersama makanan atau segera sesudah makan (MIMS, DIH)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 192: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

83

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

421 Pyricef Capsule 500 mg Sefadroksil monohidrat Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

422 Ranitidine Tablet 150 mg Ranitidin Digunakan ± makanan (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM)

423 Redoxon Double Action

Tablet Effervescent

Vit. C 1000 mg; Zn 10 mg Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik;

Dilarutkan atau dicampur dengan air sebelum digunakan, 1 tablet sehari (MIMS)

424 Renaquil Tablet 1 mg Lorazepam Digunakan ± makanan (MIMS, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke hari berikutnya. Jika mengalami efek

samping ini jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol

(IONI, MIMS, MTM, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)

425 Reskuin Oral Tablet 500 mg Levofloksasin Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya

matahari atau cahaya lampu secara langsung; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan

mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol. (MIMS, MTM,

DIH)

Jangan minum antasida, sukralfat dan obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) pada

saat bersamaan dengan obat ini; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI)

Antasida, sukralfat dan obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) dapat digunakan

dengan memberi jarak 2 jam sebelum / sesudah menggunakan levofloksasin (MTM, DIH)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

426 Resochin Tablet 250 mg Klorokuin fosfat Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22 (IONI)

Diberikan bersamaan atau sesudah makanan; Hindari minuman beralkohol (MIMS, DIH)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (DIH)

Obat ini menyebabkan urin berwarna gelap atau coklat (DIH)

427 Rifampicin Caplet 600 mg Rifampisin Hindari dosis terlewat, gunakan pada waktu yang sama setiap harinya dan jangan

menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, IONI)

Obat ini menyebabkan urin berwarna merah-oranye; Air mata, sputum, keringat dan lensa

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 193: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

84

Universitas Indonesia

kontak menjadi berwarna merah; Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ - 1 jam sebelum

makan atau 2 jam setelah makan (IONI, MIMS, DIH, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

428 Rifampicin Capsule 300 mg Rifampisin Hindari dosis terlewat, gunakan pada waktu yang sama setiap harinya dan jangan

menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, IONI)

Obat ini menyebabkan urin berwarna merah-oranye; Air mata, sputum, keringat dan lensa

kontak menjadi berwarna merah; Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ - 1 jam sebelum

makan atau 2 jam setelah makan (IONI, MIMS, DIH, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)

429 Rifampicin Capsule 450 mg Rifampisin Hindari dosis terlewat, gunakan pada waktu yang sama setiap harinya dan jangan

menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, IONI)

Obat ini menyebabkan urin berwarna merah-oranye; Air mata, sputum, keringat dan lensa

kontak menjadi berwarna merah; Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ - 1 jam sebelum

makan atau 2 jam setelah makan (IONI, MIMS, DIH, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)

430 Rimactazid Paediatric Tablet

Chew

Rifampisin 75 mg; Isoniazid 50 mg Hindari dosis terlewat, gunakan pada waktu yang sama setiap harinya dan jangan

menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, IONI)

Obat ini menyebabkan urin berwarna merah-oranye; Air mata, sputum, keringat dan lensa

kontak menjadi berwarna merah; Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ - 1 jam sebelum

makan atau 2 jam setelah makan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa

tidak nyaman pada GI (IONI, MIMS, DIH, MTM)

Obat dikunyah/dihancurkan (MIMS)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)

431 Rimcure Paediatric Tablet

Chew

Rifampisin 75 mg; Isoniazid 50 mg;

Pirazinamid 150 mg

Hindari dosis terlewat, gunakan pada waktu yang sama setiap harinya dan jangan

menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, IONI)

Obat ini menyebabkan urin berwarna merah-oranye; Air mata, sputum, keringat dan lensa

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 194: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

85

Universitas Indonesia

kontak menjadi berwarna merah; Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ - 1 jam sebelum

makan atau 2 jam setelah makan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa

tidak nyaman pada GI (IONI, MIMS, DIH, MTM)

Obat dikunyah/dihancurkan (MIMS)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

432 Rimstar 4 FDC Tablet Film

Coated

Rifampisin 150 mg; Etambutol 275

mg Isoniazid 75 mg; Pirazinamid

400 mg;

Hindari dosis terlewat, gunakan pada waktu yang sama setiap harinya dan jangan

menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM, IONI)

Obat ini menyebabkan urin berwarna merah-oranye; Air mata, sputum, keringat dan lensa

kontak menjadi berwarna merah; Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ - 1 jam sebelum

makan atau 2 jam setelah makan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa

tidak nyaman pada GI (IONI, MIMS, DIH, MTM)

Obat dikunyah/dihancurkan (MIMS)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin (MTM, DIH)

433 Romilar Dragee 15 mg Dekstrometorfan HBr Digunakan ± makanan (MIMS)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

434 Ryvel Tablet 10 mg Setirizin HCl Digunakan ± makanan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau

menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (MIMS, IONI, DIH, MTM)

435 Salbutamol Tablet 2 mg Salbutamol Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan(MIMS)

436 Salbutamol Tablet 4 mg Salbutamol Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan(MIMS)

437 Sanexon Tablet 4 mg 6-a-metil prednisolon Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI, MTM)

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI

(IONI, MIMS, DIH, MTM)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Berikan pada pagi hari

bila dosis 1 hari sekali, bila penggunaan lebih dari sekali dalam sehari berikan interval yang

sama dari waktu bangun tidur dan menjelang tidur malam; Dapat menyebabkan rasa kantuk.

Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin;

Hindari minuman beralkohol (MTM, DIH)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 195: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

86

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

438 Sangobion Capsule Fe (II) glukonat 250 mg; Mn sulfat

200 µg; Cu (II) sulfat 200 µg; Vit.C

50 mg; asam folat 1000 µg; Vit.B12

7,5 µg; Sorbitol 25 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

439 Sanmol Tablet 500 mg Parasetamol Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang

mengandung parasetamol (IONI)

Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

440 Sanprima Forte Caplet Kotrimoksazol: Trimethoprim 160

mg, Sulfametoksazol 800 mg.

Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan (MIMS, MTM, DIH)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari

atau cahaya lampu secara langsung (MTM, DIH)

441 Sanprima Tablet Kotrimoksazol: Trimethoprim 80

mg, Sulfametoksazol 400 mg.

Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan (MIMS, MTM, DIH)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari

atau cahaya lampu secara langsung (MTM, DIH)

442 Santa-E Caplet 200 mg Vitamin E Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Dikunyah (MIMS)

443 Santa-E Caplet Coated

100 mg

Vitamin E Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah

(MIMS, DIH)

444 Santibi Tablet 500 mg Etambutol HCl Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)

Baik digunakan pada pagi hari (MTM)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM, DIH)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari antasida yang mengandung alumunium ±4 jam

setelah etambutol (DIH)

445 Scott Capsule Minyak hati ikan kod Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

446 Seloxy Caplet β-karoten 10000 IU; Vit. C 250 mg;

Vit.E 200 IU; Zn sulfat 20 mg;

Selenium 30 µg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 196: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

87

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

447 Selvigon Tablet 20 mg Pipazetat HCl Digunakan ± makanan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau

menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (MIMS)

448 Siclidon Caplet 100 mg Doksisiklin hiklat Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)

Digunakan ± makanan; Doksisiklin digunakan 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah antasida,

suplemen Ca & laksatif (mengandung Mg). Doksisiklin digunakan 2 jam sebelum atau 3 jam

sesudah makanan/minuman yang mengandung Fe/Zn (produk susu) (MTM)

Jangan minum obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) pada saat bersamaan dengan

obat ini; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung;

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air & Tetap dalam posisi tegak sekurang-

kurangnya selama ½ jam (IONI, MIMS, DIH, MTM)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

449 Silopect Tablet 30 mg Ambroksol HCl Diberikan bersama makanan atau setelah makan (MIMS)

450 Simvastatin Tablet 20 mg Simvastatin Digunakan ± makanan, hindari konsumsi jus grapefruit secara berlebihan (MTM, DIH, MIMS)

Sebaiknya digunakan pada saat menjelang tidur malam (DIH, MTM)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Hindari minuman

beralkohol; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari/cahaya lampu secara langsung (MTM)

451 Simvastatin Tablet Film

Coated 10 mg

Simvastatin Digunakan ± makanan, hindari konsumsi jus grapefruit secara berlebihan (MTM, DIH, MIMS)

Sebaiknya digunakan pada saat menjelang tidur malam (DIH, MTM)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Hindari minuman

beralkohol; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari/cahaya lampu secara langsung (MTM)

452 Sohotin Tablet 10 mg Loratadin Digunakan ± makanan (MIMS)

Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MTM)

Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan, namun

dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MTM, DIH)

Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (IONI)

453 Solaxin Tablet Klorzoksazon Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan

mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (MIMS)

454 Spiramicyn Tablet 500 mg Spiramisin Digunakan ± makanan, dapat diberikan sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS, DIH)

455 Spiranter Tablet 500 mg Spiramisin Digunakan ± makanan, dapat diberikan sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS, DIH)

456 Spirasin Tablet Film Coated

500 mg

Spiramisin Digunakan ± makanan, dapat diberikan sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan (MIMS, DIH)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 197: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

88

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

457 Staforin Capsule 500 mg Sefadroksil Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

458 Stesolid Tablet 2 mg Diazepam Digunakan ± makanan (MIMS)

Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke hari berikutnya. Jika mengalami efek

samping ini jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol

(IONI, MIMS, MTM, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Gunakan sesuai dengan

petunjuk dokter; Hindari merokok (MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

459 Stesolid Tablet 5 mg Diazepam Digunakan ± makanan (MIMS)

Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke hari berikutnya. Jika mengalami efek

samping ini jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol

(IONI, MIMS, MTM, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Gunakan sesuai dengan

petunjuk dokter; Hindari merokok (MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

460 Stimuno Capsule Ekstrak kering

Phyllanthus niruri L.

-

461 Stop Cold Dragee Parasetamol 500 mg; Vit.C 50 mg;

Triprolidin HCl 2,5 mg; Gliseril

guaikolat 50 mg;

Fenilpropanolamin HCl 20 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan

mesin. Hindari minuman beralkohol, dapat meningkatkan efek hepatotoksik parasetamol.

(MIMS, DIH, MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM)

Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung parasetamol (IONI)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

462 Strocain P Tablet 400 mg Polimigel -

463 Stugeron Tablet 25 mg Sinnarizin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan

mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (MIMS)

464 Sumagesic Tablet 500 mg Parasetamol Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 198: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

89

Universitas Indonesia

mengandung parasetamol (IONI)

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, MTM)

Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

465 Super Ester C Tablet Ester C 320 mg; Kalsium 25 mg;

Citrus bioflavonoid complex

100 mg

-

466 Super Tetra Cap Soft 250 mg Tetrasiklin fosfat kompleks Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan, dapat

diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI; Diminum dalam posisi

tegak (IONI, MIMS, MTM, DIH)

Jangan minum antasida, susu, obat yang tidak dapat dicerna atau obat yang mengandung besi

dan seng pada saat yang sama dengan obat ini, Tetrasiklin digunakan 1 jam sebelum atau 2 jam

sesudah menggunakan antasida, Tetrasiklin digunakan 2 jam sebelum atau 3 jam sesudah

menggunakan obat yang mengandung Fe/Zn; Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat

sampai habis kecuali mengalami efek samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MIMS, MTM)

Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MTM, DIH)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)

467 Supradyn Effervescent Vit.A 10000 IU; Vit.B1 20 mg;

Vit.B2 5 mg; Vit.B6 10 mg; Vit.B12

5 µg; Vit.C 150 mg; Vit.D 400 IU;

Vit.E 10 mg; Nikotinamida 50 mg;

Biotin 250 µg; Ca pantotenat 11,6

mg; Asam folat 1 mg; 5 mineral

Diberikan bersama makanan; Dilarutkan atau dicampur dengan air sebelum digunakan (MIMS)

468 Supradyn Recharge Tablet

Film Coated

Vit.A 3,333 IU; Vit.B1 20 mg;

Vit.B2 5 mg; Vit.B3 50 mg; Vit.B6

10 mg; Vit.B12 5 µg; Vit.C 150 mg;

Vit.D 400 IU; Vit.E 10 mg; biotin

250 µg; Asam folat 0,4 mg; Ca 50

mg; Mg 5 mg; Fe,25 mg; Mn 0,5

mg; Fosfor 45mg; Cu 0,1 mg; Zn

0,5 mg; molibden 0,1 mg

Diberikan bersama makanan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 199: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

90

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

469 Supreme Ester C Tablet

Effervescent

Ester C 500 mg; Kalsium 50mg Dilarutkan atau dicampur dengan air sebelum digunakan (MIMS)

470 Surbex-T Tablet Film Coated Vit.B1 15 mg; Vit.B2 10 mg; Vit.B6

5 mg; Vit.B12 4 µg; Vit.C 500 mg;

niasinamid 100 mg; Ca pantotenat

20 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

471 Surbex-Z Tablet Film Coated Vit.E 30 IU; Vit.C 750 mg; As folat

400 µg; Vit.B1 15 mg; Vit.B2 15

mg; Niasin 100 mg; Vit.B6 20 mg;

Vit.B12 12 µg; As. pantotenat 20 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

472 Synbio Capsule Lactobacillus acidophilus dan

Bifidobacterium longum

5.000.000.000 CFU;

fructoligosaccharides (FOS) 15%

Diberikan sebelum makan (MIMS)

473 Tenormin Tablet 50 mg Atenolol Digunakan ± makanan (MIMS, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM)

Tidak digunakan bersama antasida; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (DIH)

474 Tensicap Tablet 12,5 mg Kaptopril Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan

(MIMS, MTM, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)

475 Tensicap Tablet 25 mg Kaptopril Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan

(MIMS, MTM, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)

476 Tensivask Tablet 10 mg Amlodipin besilat Digunakan ± makanan, dapat diberikan tanpa memperhatikan waktu makan (MIMS)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air; Diminum pada waktu yang sama setiap harinya (MTM)

477 Tensivask Tablet 5 mg Amlodipin besilat Digunakan ± makanan, dapat diberikan tanpa memperhatikan waktu makan (MIMS)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air; Diminum pada waktu yang sama setiap harinya (MTM)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 200: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

91

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

478 Theophylline Pulvis Teofilin anhidrat Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk

mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS, IONI)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air dalam kondisi perut kosong, satu jam sebelum makan atau

dua jam setelah makan (MTM, DIH)

479 Theragran-M Tablet Vit.A 10.000 IU; Vit.B1 10 mg;

Vit.B2 10 mg; Vit.B6 5 mg; Vit.B12

5 µg; Vit.C 500 mg; Vit.D 400 IU;

Ca pantotenat 20 mg; K iodida 150

µg; Fe 12 mg; Mg 65 mg; Mn 1

mg; Cu 2 mg; Zn 1,5 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

480 Theravask Tablet 10 mg Amlodipin besilat Digunakan ± makanan, dapat diberikan tanpa memperhatikan waktu makan (MIMS)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air; Diminum pada waktu yang sama setiap harinya (MTM)

481 Theravask Tablet 5 mg Amlodipin besilat Digunakan ± makanan, dapat diberikan tanpa memperhatikan waktu makan (MIMS)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air; Diminum pada waktu yang sama setiap harinya (MTM)

482 Thermolyte Plus Caplet Per 2 kaplet mengandung Asam

askorbat 60 mg; Tiamin HCl 3,4

mg; Niasin 10 mg; Piridoksin HCl 5

mg; d-kalsium pantotenat 10 mg;

Mg oksida 15 mg; Chromium

polinikotinat 120

µg; L-tirosin; L-glutamin; L-

arginin; L-lisin; asam α-lipoat;

Betain HCl;

Mg stearat; Ekstr bitter orange peel;

Ekstr. Biji guarana; Ekstr. buah

garcinia, Ekstr. daun gymnema;

Ekstr. Daun teh hijau; Ekstr. white

willow bark; Bladdewarck thali;

Ekstr. biji anggur; Ekstr. akar coleus

Digunakan ± makanan, diberikan sesudah makan (MIMS)

483 Thiamycin capsule 250 mg Tiamfenikol Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan(MIMS)

484 Thiamycin capsule 500 mg Tiamfenikol Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan(MIMS)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 201: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

92

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

485 Tradosik Capsule 50 mg Tramadol HCl Digunakan ± makanan; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter

(MIMS, MTM); Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)

486 Tramadol Capsule 50 mg Tramadol HCl Digunakan ± makanan; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter

(MIMS, MTM); Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)

487 Tramal Capsule 50 mg Tramadol HCl Digunakan ± makanan; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter

(MIMS, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (IONI, MIMS, MTM, DIH)

488 Tremenza Tablet Pseudoefedrin HCl 60 mg;

Triprolidin HCl 2,5 mg

Digunakan ± makanan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau

menjalankan mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)

489 Trichodazol Tablet Film

Coated 500 mg

Metronidazol Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air (IONI);

Hindari minuman beralkohol; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu

secara langsung; Obat ini menyebabkan urin berwarna gelap atau coklat (IONI, MTM, DIH)

490 Tuzalos Caplet Parasetamol 500 mg;

Dekstrometorfan HBr 10 mg;

Fenilpropanolamin HCl 15 mg;

Klorfeniramin maleat 1 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan

mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)

Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih

dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM) Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan

yang mengandung parasetamol (IONI)

Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

491 Ulcumaag Caplet 500 mg Sukralfat Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan

(MIMS, MTM); Antasida, ciprofloksasin, fenitoin atau tetrasiklin tidak boleh digunakan 30

menit sebelum atau sesudah pemberian sukralfat; Dapat menyebabkan sembelit, sebaiknya

banyak mengonsumsi cairan, buah, makanan berserat dan rajin olahraga (MTM, DIH)

492 Unagen with AMR Tablet Dipiron Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 202: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

93

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

493 Unalium Tablet 5 mg Flunarizin Digunakan ± makanan (MIMS)

Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan

kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari minuman beralkohol (DIH)

494 Uplores Capsule 150 mg Roksitromisin Diberikan dalam kondisi perut kosong, sebelum makan (MIMS)

495 Urbason Tablet 4 mg 6-a metil prednisolon Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI, MTM)

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI

(IONI, MIMS, DIH, MTM)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Berikan pada pagi hari

bila dosis 1 hari sekali, bila penggunaan lebih dari sekali dalam sehari berikan interval yang

sama dari waktu bangun tidur dan menjelang tidur malam; Dapat menyebabkan rasa kantuk.

Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin;

Hindari minuman beralkohol (MTM, DIH)

496 Uresix Talet FC 40 mg Furosemid Digunakan ± makanan, dapat diberikan sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, DIH)

Berikan pada pagi hari bila dosis 1 hari sekali; Jangan menghentikan penggunaan obat ini

kecuali atas anjuran dokter; Sebaiknya mengurangi asupan garam dan memperbanyak asupan

makanan kaya kalium (pisang atau jus jeruk) (MTM, DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari

kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (DIH)

497 Urispas Tablet Film Coated

200 mg

Flavoksat HCI 200 mg*(DIH) Digunakan ± makanan (MIMS)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Sebaiknya Diberikan dalam kondisi perut

kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan

mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (DIH)

498 Urotractin Capsule 400 mg Asam pipemidat Digunakan ± makanan; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara

langsung, gunakan pakaian pelindung dan sunblock (MIMS)

499 Valisanbe Tablet 2 mg Diazepam Digunakan ± makanan (MIMS)

Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke hari berikutnya. Jika mengalami efek

samping ini jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol

(IONI, MIMS, MTM, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Gunakan sesuai dengan

petunjuk dokter; Hindari merokok (MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

500 Valisanbe Tablet 5 mg Diazepam Digunakan ± makanan (MIMS)

Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke hari berikutnya. Jika mengalami efek

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 203: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

94

Universitas Indonesia

samping ini jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol

(IONI, MIMS, MTM, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Gunakan sesuai dengan

petunjuk dokter; Hindari merokok (MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

501 Varoc Caplet Sugar Coated

500 mg

Spiramisin Digunakan ± makanan, dapat diberikan sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS, DIH)

502 Vectrine Capsule 300 mg Erdostein Digunakan ± makanan, dapat diberikan sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS)

503 Velosef Capsule 500 mg Sefradin Digunakan ± makanan, dapat diberikan sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS)

Paling baik Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah

makan; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI)

504 Venaron Capsule 300 mg Ekstrak Sophora japonica Diberikan sesudah makan (MIMS)

505 Ventolin Tablet 2 mg Salbutamol sulfat Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan(MIMS)

506 Vermox Tablet 500 mg Mebendazol Digunakan ± makanan; Obat dapat dikunyah, ditelan utuh, atau dihancurkan dan dicampur

dengan makanan (MTM, DIH, MIMS)

507 Viaclav 500 mg Tablet Amoksilin anhidrat 500 mg; Asam

Klavulanat 125 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik & untuk

mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS, MTM, DIH)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air;

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM)

508 Viagra Tablet Film Coated

100 mg

Sildenafil sitrat Digunakan ± makanan (MIMS)

Digunakan 30 menit – 4 jam sebelum aktivitas seksual (DIH)

509 Vitachol Capsule Vit.A 5000 IU; Vit.B1 7,5 mg;

Vit.B2 2,5 mg; Vit.B6 10 mg;

Vit.B12 4 µg; Vit.C 100 mg; Vit.D

10 µg; Nikotinamid 18 mg; Ca

pantotenat 7,5 mg; Asam folat 0,25

mg; Fe 30 mg; Ca laktat 200 mg;

Cu 0,1 mg; Iodin 0,1 mg;

Dimetilpolisiloksan 20 mg; Na

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 204: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

95

Universitas Indonesia

fluorida 1 mg; Lesitin murni (PPC

95%) 150 mg

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

510 Vitacimin Tablet 500 mg Asam askorbat Digunakan ± makanan (MIMS); Dihisap atau dikunyah (IONI); Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air (DIH, MTM)

511 Vitalong C Asam askorbat (Vitamin C) 500 mg Digunakan ± makanan (MIMS); Dihisap atau dikunyah (IONI); Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air (DIH, MTM)

512 Vitamam 1 Capsule Asam folat 800 µg; Vit.A 5000 IU;

Vit.B6 15 mg; Vit. B12 4 µg; Vit.D

400 IU; Mg 100 mg; Zn 15 mg;

Fructo oligosakarida50 mg; Ekstrak

ginger 200 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

513 Vitamin A Tablet 6000 IU Vitamin A Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

514 Vitamin B Complex Tablet Vit.B1 2 mg; Vit.B2 2 mg; Vit.B6 2

mg; nikotinamid 20 mg; Ca

pantotenat 10 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS)

515 Vitamin B1 Tablet 25 mg Tiamin HCl Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)

516 Vitamin B12 Tablet 50 µg Sianokobalamin Diberikan dalam kondisi perut kosong (MIMS)

517 Vitamin C Tablet Asam askorbat Digunakan ± makanan (MIMS); Dihisap atau dikunyah (IONI); Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air (DIH, MTM)

518 Vitazym Tablet Amilase 10.000 IU; Protease 9.000

IU; Lipase 240 IU; DHA 30 mg;

Vit.B1 10 mg; Dimethilpolisiloksan

25 mg;Vit.B2 5 mg; Vit.B6 5 mg;

Vit.B12 5 µg; Niasinamid 10 mg; Ca

pantotenat 5 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

519 Voltaren Tablet Enteric

Coated 25 mg

Natrium Diklofenak Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

520 Voltaren Tablet Enteric

Coated 50 mg

Natrium Diklofenak Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 205: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

96

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

521 Vometa Tablet 10 mg Domperidon Diberikan dalam kondisi perut kosong, 15 – 30 menit sebelum makan (MIMS)

522 Vometron Tablet Film Coated

4 mg

Ondansetron Digunakan ± makanan (MIMS)

523 Vosedon Tablet Film Coated

10 mg

Domperidon Diberikan dalam kondisi perut kosong, 15 – 30 menit sebelum makan (MIMS)

524 Wiacid Tablet Film Coated

150 mg

Ranitidin HCl Digunakan ± makanan (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM)

525 Wiaflox Tablet Film Coated

500 mg

Siprofloksasin HCl Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI; Baik diberikan 2 jam setelah makan; Hindari mengonsumsi makanan atau minuman

berkafein (MIMS, DIH, MTM)

Jangan minum susu, obat yang tidak dapat dicerna, atau obat yang mengandung besi dan seng

pada saat yang sama dengan obat ini; Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai

habis kecuali mengalami efek samping yang tidak diinginkan; Obat seluruhnya ditelan, tidak

dikunyah (IONI, MIMS, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari

atau cahaya lampu secara langsung (MTM, DIH); Jika menimbulkan rasa kantuk. Jangan

mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)

526 Xanax Tablet 0,5 mg Alprazolam Digunakan ± makanan; Efek samping mengantuk dapat dikurangi dengan minum obat segera

setelah makan (MIMS)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol (IONI, MTM, DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)

527 X-Flam Tablet 50 mg Kalium diklofenak Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, DIH)

Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari

minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)

528 Xon-Ce Tablet 500 mg Vitamin C (Asam askorbat) Digunakan ± makanan (MIMS); Dihisap atau dikunyah (IONI); Diminum dengan

menambahkan sejumlah besar air (DIH, MTM)

529 Xotilon Caplet Film Coated

20 mg

Tenoksikam Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan (IONI, MIMS)

Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah

530 Yasmin Tablet Drospirenone 3 mg, etinilestradiol

0,03 mg

Digunakan ± makanan (MIMS, DIH)

Obat harus digunakan pada waktu yang sama setiap hari, baik setelah makan malam atau

menjelang tidur. Dosis dapat dimulai pada hari pertama haid atau pada hari minggu pertama

setelah onset periode menstruasi (DIH)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 206: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

97

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

531 Zantac Tablet 150 mg Ranitidin HCl Digunakan ± makanan (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (DIH)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM)

532 Zarom Capsule 250 mg Azitromisin Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan, dapat

juga digunakan ± makanan, diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, IONI, MTM, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Antasida diminum 2 jam sebelum atau 4

jam sesudah Azitromisin (MTM)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

533 Zegavit Caplet Vit.E 30 IU; Vit.C 750 mg; Vit.B1

15 mg Vit.B2 15 mg; Niasinamid

100 mg; Vit.B6 25 mg; Vit.B12 12

µg; Asam folat 0,4 mg; Ca 20 mg;

Zn 20 mg; Asam pantotenat 20 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

534 Zevit Grow Caplet Vit.B1 15 mg; Vit.B2 15 mg; Vit.B6

20 mg; Vit.B12 12 µg; Ca pantotenat

20 mg; nikotinamid 100 mg; Vit.E

30 mg; Vit.C 750 mg; Cu2 mg; Zn

2,5 mg

Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)

535 Zeviton Caplet Vit.B1 15 mg; Vit.B2 15 mg; Vit.B6

20 mg; Vit.B12 12 µg; Ca pantotenat

23,8 mg; nikotinamid 100 mg;

Vit.E 30 mg; Vit.C 750 mg; Asam

folat 0,4 mg; Zn 22,5 mg

Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS)

536 Zithromax Tablet 250 mg Azitromisin dihidrat Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan, dapat

juga digunakan ± makanan, diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, IONI, MTM, DIH)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Antasida diminum 2 jam sebelum atau 4

jam sesudah Azitromisin (MTM)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)

537 Zoter Tablet 200 mg Asiklovir Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, DIH, MTM); Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis

kecuali mengalami efek samping yang tidak diinginkan (IONI)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014

Page 207: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20366869-PR-Putri Rahmawati-Laporan.pdf · Agustus 2013. Tugas Khusus dengan judul “Label Informasi

98

Universitas Indonesia

No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat

538 Zoter Tablet 400 mg Asiklovir Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, DIH, MTM)

Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek

samping yang tidak diinginkan (IONI)

539 Zumafib Capsule 100 mg Fenofibrat Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH)

540 Zyloric Tablet 100 mg Alopurinol Diminum bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, IONI, DIH, MTM)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (IONI, DIH, MTM)

Hindari minuman beralkohol (MTM, DIH)

541 Zyloric Tablet 300 mg Alopurinol Diminum bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada GI (MIMS, IONI, DIH, MTM)

Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM)

Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (IONI, DIH, MTM)

Hindari minuman beralkohol (MTM, DIH)

Laporan praktek…., Putri Rahmawati, FFUI, 2014