UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351144-PR-Novia...
Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351144-PR-Novia...
UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
PT. KALBE FARMA, Tbk.
PERIODE 7 JANUARI – 4 MARET 2013
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
NOVIA WULANDARI, S.Farm.
1206313431
ANGKATAN LXXVI
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JUNI 2013
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
ii
UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
PT. KALBE FARMA, Tbk.
PERIODE 7 JANUARI – 4 MARET 2013
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker
NOVIA WULANDARI, S.farm
1206313431
ANGKATAN LXXVI
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI PARALEL
DEPOK
JUNI 2013
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
iii
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) Angkatan LXXVI Universitas Indonesia, yang diselenggarakan
pada tanggal 7 Januari – 4 Maret 2012 di PT. Kalbe Farma, Tbk. Jalan Letnan
Jenderal Suprapto, Kav. 4, Jakarta.
Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker dan penyusunan laporan Praktek
Kerja Profesi Apoteker merupakan bagian dari kegiatan perkuliahan program
pendidikan profesi Apoteker dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman,
pengetahuan, dan keterampilan mahasiswa. Setelah mengikuti kegiatan Praktek
Kerja Profesi Apoteker, diharapkan Apoteker yang lulus nantinya dapat
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki kepada masyarakat
pada saat memasuki dunia kerja. Dalam pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja
Profesi Apoteker ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, dan saran-
saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan penuh
ketulusan dan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Drs. Sie Johan selaku Director of Corporate Business Development and
Management System yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan
Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT. Kalbe Farma, Tbk.
2. Pak FX Widiyatmo selaku General Manager of Corporate Business
Development yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan
Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT. Kalbe Farma, Tbk.
3. Yvone Astri Della Sijabat, S.Far, Apt. selaku Business Development Manager
sekaligus pembimbing penyusunan laporan di PT. Kalbe Farma, Tbk. yang
telah memberikan bimbingan, pengarahan, saran, dan informasi yang sangat
bermanfaat selama pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker dan
penyusunan laporan ini
4. Rima Rahayu, S.Far., Apt. selaku Business Development Officer yang telah
memberikan pengarahan dan informasi yang bermanfaat selama pelaksanaan
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
v
Praktek Kerja Profesi Apoteker, serta kesempatan untuk melaksanakan
Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT. Kalbe Farma, Tbk.
5. Dra. Maryati K, M.Si., Apt. selaku pembimbing I PKPA di PT Kalbe Farma
Tbk. yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan
dan membimbing penulis
6. Prof. Dr. Yahdiana Harahap, M.S., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Indonesia.
7. Dr. Harmita, Apt. selaku Ketua Program Profesi Apoteker Departemen
Farmasi FMIPA Universitas Indonesia sekaligus pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran selama pelaksanaan Praktek
Kerja Profesi Apoteker dan penyusunan laporan ini.
8. Seluruh staf dan karyawan di PT. Kalbe Farma, Tbk. khususnya Corporate
Business Development yang telah banyak membantu dan memberikan
informasi yang bermanfaat selama pelaksanaan Praktek Kerja Profesi
Apoteker.
9. Seluruh pihak, termasuk sahabat (Mayang, Bian, Sudep, Nita, Fathia, Wini,
Anes, dan Hana) dan keluarga yang telah memberikan dukungan, semangat,
pengalaman, serta berbagi ilmu selama masa perkuliahan dan pelaksanaan
Praktek Kerja Profesi Apoteker.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun. Penulis berharap semoga pengetahuan dan pengalaman yang
penulis dapatkan selama pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini dapat
memberikan manfaat bagi rekan-rekan sejawat dan semua pihak yang
membutuhkan.
Penulis
2013
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini :
Nama : Novia Wulandari
NPM : 1206313431
Program Studi : Profesi Apoteker
Fakultas : Farmasi
Jenis Karya : Laporan Praktek Kerja
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT Kalbe Farma, Tbk. Corporate
Business Development Periode 7 Januari – 4 Maret 2013
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif ini, Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 29 Juni 2013
Yang menyatakan,
(Novia Wulandari)
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................ vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................................. 2
BAB 2 TINJAUAN UMUM .............................................................................. 3
2.1 PT. Kalbe Farma Tbk. ............................................................... 3
2.2 Corporate Business Development .................................................. 6
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS ........................................................................... 9
3.1 Business Development .............................................................. 9
3.2 Tahapan Business Development ..................................................... 10
BAB 4 PEMBAHASAN .................................................................................... 12
4.1 Business Development Team ............................................................ 12
4.2 Business Development PT. Kalbe Farma Tbk. ................................. 14
4.3 Tahapan Business Development PT. Kalbe Farma Tbk. ................... 17
4.4 KALCare .......................................................................................... 19
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 19
4.1 Kesimpulan ..................................................................................... 19
DAFTAR ACUAN ............................................................................................... 20
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan merupakan
salah satu kebutuhan jasmani yang penting bagi manusia. Dengan menjaga
kesehatan maka dapat menunjang kehidupan dan memperbaiki kualitas hidup.
Kebutuhan akan kesehatan tersebut dapat diperoleh lebih lanjut melalui bahan,
alat, maupun sarana penunjang seperti pangan dan bahan pangan, obat-obatan,
baik obat-obatan sintesis, produk biologi, obat tradisional, obat herbal, dan
fitofarmaka, suplemen makanan, kosmetika untuk menunjang, memelihara,
mempertahankan, dan memperbaiki kualitas hidup; dan alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan rumah tangga (Satya, 2012). Oleh karena itu dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut, banyak perusahaan swasta dan industri
farmasi yang mengeluarkan produk (baik makanan, minuman, obat, herbal, dan
sebagainya) dan bisnis (klinik, apotek) terkait kesehatan.
Survey yang dilakukan badan statistik Indonesia mengenai indeks tendensi
bisnis dan indeks tendensi konsumen menunjukkan hasil bahwa indeks tendensi
bisnis dan indeks tendesi konsumen semakin meningkat dari tahun 2010 hingga
2012 (Badan Pusat Statistika, 2012). Peningkatan indeks tendensi ini menjadi
salah satu faktor dan kesempatan bagi perusahaan swasta dalam mengembangkan
produk dan bisnis mereka sehingga dapat melebarkan sayap didunia bisnis disertai
terpenuhinya kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu perusahaan swasta termasuk
PT. Kalbe Farma salah satunya berusaha terus mengembangkan produk dan
melebarkan bisnis dengan terus mengeluarkan terobosan produk sehat seperti
fitbar, hydro, tipco, love juice serta bisnis dibidang kesehatan seperti rumah sakit
mitra, mitrasana, dan KALCare.
PT. Kalbe Farma sendiri memiliki salah satu bagian dari perusahaan yaitu
business development corporation yang berfungsi menciptakan dan
mengembangkan produk baru yang akan diluncurkan oleh PT. Kalbe Farma.
1
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
2
Universitas Indonesia
Business development PT. Kalbe Farma ini kemudian terbagi lagi menjadi 5
bagian yaitu consumer, personal care, beverage, total solution, dan service.
Dalam pengembangan bisnis bagian service dari business development
corporation yang mengambil alih, bagian ini bertugas mengembangkan bisnis
pelayanan baru misalnya dibidang kesehatan seperti KALCare. KALCare
merupakan bisnis pelayanan kesehatan yang sedang dikembangkan PT. Kalbe
Farma dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat terkait pelayanan
kesehatan. KALCare hadir bukan hanya dalam bentuk klinik-klinik yang dapat
dengan mudah dicapai oleh masyarakat namun juga hadir dalam bentuk website
yang akan membantu masyarakat mengetahui penyakit apa yang diderita tapi
lebih dari itu masyarakat pengguna website dapat mendapatkan informasi obat,
lokasi praktek dokter terdekat, dan rumah sakit terdekat melalui website KALCare
yang telah disediakan.
Sebelum para calon apoteker mengaplikasikan kompetensi, kemampuan dan
terjun langsung ke masyarakat, maka para calon apoteker perlu diberikan
pembekalan ilmu dan informasi yang lebih untuk dapat lebih memahami
mengenai tugas dan fungsinya. Oleh karena itu, Praktek Kerja Profesi Apoteker
(PKPA), khususnya di PT. Kalbe Farma Corporate Business Development, perlu
dilakukan oleh para calon Apoteker sehingga dapat lebih mengetahui dan sebagai
gambaran di kemudian hari mengenai peranannya terhadap masyarakat di bidang
industri, khususnya terkait bidang Business development sehingga masyarakat
memperoleh produk yang dibutuhkan yang bermutu, berefikasi, bermanfaat, dan
aman.
1.2 Tujuan
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di PT. Kalbe Farma, khususnya di
Corporate Business Development, bertujuan agar para calon Apoteker :
1. Memahami peranan apoteker di industri yang bergerak di bidang farmasi,
khususnya pada bagian Corporate Business Development.
2. Mengetahui dan memahami tahapan dalam pengembangan produk dan bisnis
baru di perusahaan farmasi.
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
3
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN UMUM
2.1. PT. Kalbe Farma (PT. Kalbe Farma, 2010)
2.1.1. Sejarah dan Perkembangan
PT. Kalbe Farma didirikan oleh dr. Boeyanmin Setiawan pada tanggal 10
september 1966 di Jalan Simpang I No. 1 Tanjung Priok, Jakarta Utara. PT. Kalbe
Farma memulai usaha di bidang produksi dan distribusi produk perawatan
kesehatan dengan memproduksi Bioplacenton sebagai produk pertamanya yang
dipasarkan tahun 1967. Pada tahun 1971, PT. Kalbe Farma menempati pabrik
yang lebih luas di Jalan Ahmad Yani, Pulomas, Jakarta Timur dan memperoleh
status PMDN pada tahun 1974.
Kemajuan demi kemajuan dalam bidang bisnis diraih PT. Kalbe Farma
melalui semangat, tekad kuat, dan kerja keras. Dimulai pada tahun 1977, PT.
Kalbe Farma mengakuisisi PT. Dankos Laboratories. Pada tahun 1981, bisnis
distribusi dialihkan kepada PT. Enseval sesuai dengan ketentuan pemerintah.
Selanjutnya pada tahun 1985, PT. Kalbe Farma mengakuisisi PT. Bintang Toedjoe
dan PT. Hexpharm Jaya. Kemajuan bisnis PT. Kalbe Farma semakin luas dan
pesat dengan diakuisisinya PT. Sanghiang Perkasa pada tahun 1993 dan
konsolidasi bisnis nutrisi dilakukan dalam anak perusahaan ini. PT. Kalbe Farma
group kembali mempertajam fokus bisnisnya pada produk kesehatan lainnya yang
memiliki tingkat pertumbuhan menjanjikan seperti produk suplemen makanan dan
obat tradisional melalui akuisisi 80% saham PT. Saka Farma pada tahun 1997.
Pada tahun 1998, Pabrik PT. Kalbe Farma berpindah lokasi ke Cikarang
Bekasi dengan luas area dan bangunan yang lebih luas sehingga dapat
menampung kegitan industri yang makin berkembang secara menyeluruh. Pada
tanggal 16 Desember 2005, dilakukan penggabungan usaha antara PT. PT. Kalbe
Farma, Dankos Laboratories (yang telah berubah nama menjadi Dankos Farma),
dan PT. Enseval menjadi satu perusahaan terintegrasi dalam rangka menciptakan
suatu perusahaan farmasi terbesar di kawasan Asia Tenggara. Fokus PT. PT. Kalbe
3
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
4
Universitas Indonesia
Farma di tahun berikutnya yaitu untuk memperluas cakupan regional, membangun
merek dan infrastruktur global, meningkatkan pengembangan penemuan obat, dan
membangun jaringan dan kemitraan global. Hal ini terlihat diawal tahun 2007, PT.
Kalbe Farma memperkenalkan logo baru perusahaan menggunakan simbol DNA
Helix yang menunjukkan bahwa perusahaan memfokuskan diri untuk masyarakat,
peduli, dan berbagi juga warna hijau yang diasosiasikan sebagai lambang
kehidupan, pertumbuhan dan inovasi. Di tahun yang sama, PT. Kalbe Farma juga
mendirikan Stem cell and Cancer Institute (SCI) yang bergerak di bidang riset sel
punca dan kanker, yang memiliki potensi besar menjadi terapi masa depan
menggantikan obat-obatan konvensional saat ini. Di tahun 2010, Manajemen
Perseroan juga telah mengambil satu langkah besar yakni divestasi divisi kemasan
Kalbe yaitu PT. Kago Igar Jaya, Tbk. Beserta anak perusahaannya. Hal ini
dilakukan sehingga Kalbe dapat kembali fokus pada bisnis inti serta dapat
mengalokasikan sumber daya yang ada ke bisnis inti Kalbe yakni menyediakan
solusi kesehatan yang lengkap.
Hingga saat ini terdapat 9 SBU (Strategic Business Unit) yang dijalankan
oleh PT. Kalbe Farma Tbk., yaitu Pharmaceutical untuk obat-obatan yang
diresepkan, kesehatan konsumen untuk obat-obat OTC, Nutrisi yang dijalankan
oleh Sanghiang Perkasa, Distribusi dan Logistik dijalankan oleh PT. Enseval Putra
Mitragading Tbk., Biofarma yang berhubungan dengan produk biologi seperti
Laboratorium BE dan SCI, Eye care yang dijalankan oleh Kalbe Vision, Alat
Kesehatan yang dijalankan oleh Enseval Medica Prima, Pelayanan Kesehatan
melalui Klinik dan Apotek Mitra Sana, dan SBU Kalbe International. Dengan
adanya 9 SBU ini, Kalbe Group telah berhasil memposisikan merek-mereknya
sebagai pemimpin didalam berbagai kategori terapi di pasar Indonesia dan juga
internasional.
Kemajuan PT. Kalbe Farma, yang begitu pesat dihasilkan dari penetapan tata
kelola perusahaan yang baik oleh seluruh karyawan dan manajemen, termasuk
pemegang saham. Tata kelola perusahaan yang baik berdasarkan Good Corporate
Governance (GCG) telah diterapkan sejak tahun 2001, dan hingga saat ini
kebijakan dan prakteknya terus diperkuat. Selain itu, strategi pertumbuhan Kalbe
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
5
Universitas Indonesia
Group juga bertumpu pada tiga pilar penyempurnaan Productivity-Innovation-
Cash Flow (PIC) yang telah dirancangkan sejak tahun 2009. Strategi ini terus
dikembangkan ke berbagai aspek yang lebih mendalam dan lebih meluas didalam
organisasi Kalbe Group. Penyempurnaan PIS terus ditingkatkan melalui
mobilisasi dan rangkaian konvensi CONIM (Continous Improvement) di seluruh
jenjang karyawan. Visi, Misi, dan Nilai-nilai yang dipegang teguh oleh PT. Kalbe
Farma, Tbk. Juga menjadi pedoman untuk menjalankan roda perekonomiannya
hingga menjadi perusahaan besar seperti ini.
2.1.2 Visi dan Misi
PT. Kalbe Farma, Tbk. Mempunyai visi yaitu "To be The Best Indonesian
Health Care Company Driven by Innovation, Strong Brands, and Excellent
Management". Visi tersebut apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia berarti
"untuk menjadi perusahaan terbaik di Indonesia yang bergerak dalam pelayanan
kesehatan melalui inovasi, merek dagang yang kuat, dan manajemen yang baik.
Adapun visi tersebut dicapai melalui misi perusahaan, yaitu "To improve health
for a better life" yang diartikan menjadi "meningkatkan kesehatan untuk hidup
yang lebih baik".
2.1.3 Panca Sradha Kalbe
PT. Kalbe Farma Memiliki lima kepercayaan atau nilai dalam menjalankan
perusahaannya yang dikenal dengan Kalbe Panca Sradha. Lima kepercayaan
tersebut adalah:
1. Trust is the glue of life
Saling percaya adalah perekat diantara kami
2. Mindfulness is the foundation of our action
Kesadaran penuh adalah dasar setiap tindakan kami
3. Innovation is the key to our success
Inovasi adalah kunci keberhasilan kami
4. Strive to be the best
Bertekad untuk menjadi yang terbaik
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
6
Universitas Indonesia
5. Interconnectedness is a universal way of life
Saling keterkaitan adalah panduan hidup kami
2.1.4 Motto Perusahaan
Motto Perusahaan adalah "The Scientific Pursuit of Health for a Better Life",
yang menunjukkan bahwa perusahaan melakukan usaha pencarian di bidang
kesehatan melalui ilmu pengetahuan sains dan teknologi untuk meraih kehidupan
yang lebih baik.
2.2 Corporate Business Development
2.2.1 Regulatory Affairs
Gambar 2.1 Struktur organisasi Regulatory Affairs PT. Kalbe Farma Corporation
Regulatory Affairs (RA) adalah unit yang melakukan registrasi produk ke
badan pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ataupun Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia (KemenKes RI). Produk-produk yang diregistrasikan oleh RA
adalah produk dari PT. Kalbe Farma, PT. Dankos Farma, PT. Hexpharm Jaya, dan
PT. Finusolprima Farma Internasional. RA dipimpin oleh seorang General
manager yang membawahi seorang Senior Regulatory Manager dan seorang
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
7
Universitas Indonesia
Regulatory Manager.
Berdasarkan standar yang ditetapkan oleh PT. Kalbe Farma, maka para
pemangku jabatan di Regulatory Affairs (Regulatory Officer) harus memiliki
pendidikan minimal Sarjana Farmasi. Peran dan fungsi Regulatory Officer (RO),
yaitu :
1. Mengkoordinasikan dan memonitor kegiatan pendaftaran dan memperoleh
persetujuan produk dan perizinan lain yang dilakukan agar sesuai dengan
jadwal yang ditetapkan.
2. Mengevaluasi dan menindaklanjuti proses pendaftaran produk dan perizinan
melalui koordinasi dengan bagian terkait di dalam perusahaan maupun
dengan pihak luar.
3. Memonitor pendaftaran SMF (Site Master File) dan memperoleh perizinan
SMF tepat waktu.
4. Memonitor perolehan CPP (Certificate of Pharmaceutical Product), GMP
(Good Manufacturing Practice), PPUB (Persetujuan Pelaksanaa Uji
Bioekivalensi), PPUK (Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik), pemasukan obat
jalur khusus atau SAS (Special Access Scheme), dan izin impor.
5. Memonitor perolehan persetujuan rancangan iklan dan promosi lainnya.
6. Membina hubungan baik dengan semua instansi terkait registrasi, yaitu
BPOM, Kemenkes RI, dan Direktorat Jenderal Hak kekayaan Intelektual
(Ditjen HAKI).
7. Memastikan perusahaan “up to date” mengenai peraturan terbaru di bidang
kesehatan yang berhubungan dengan bisnis perusahaan
2.2.2 Corporate Business Development
Corporate Business Development (CBD) berperan dalam memberikan
layanan pengembangan produk, bisnis, dan servis baru untuk meningkatkan
pertumbuhan perusahaan. Corporate Business development dapat melakukan
pendampingan dan membantu produktivitas perusahaan terhadap produk baru.
Corporate Business Development merupakan unit bisnis yang bertujuan untuk
mengembangkan berbagai produk obat, alat kesehatan, nutrisi, dan suplemen
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
8
Universitas Indonesia
kesehatan yang tepat dan untuk memastikan bahwa produk baru yang
dikembangkan sejalan dengan kebijakan dan strategi bisnis.
Corporate Business Development (CBD) dipimpin oleh seorang Manager
yang harus memiliki jiwa pengembangan bisnis yang baik. Hal ini sesuai dengan
tujuan jabatannya, yaitu mampu mengembangkan bisnis dengan melihat trend
perkembangan pengobatan sehingga dapat memberikan kontribusi penjualan
untuk produk baru dan memaksimalkan nilai jual suatu produk. Peranan dan tugas
BD antara lain :
1) Menganalisis peluang usaha terhadap produk-produk yang akan
dikembangkan oleh PT. Kalbe Farma, sesuai dengan kondisi marketing
perusahaan dan kebijakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
selaku pihak evaluator.
2) Menganalisis paten, profil produk, penerimaan konsep produk oleh dokter
dan konsumen, kompetitor, potensi pasar, dan pengembangannya ke depan.
3) Melakukan studi pra-marketing termasuk survey dari business case.
4) Melakukan negosiasi dan persetujuan dengan principal baru yang potensial,
baik dalam bentuk lisensi maupun impor bahan baku material dan produk
jadi.
5) Mengikuti trend penyakit, pengobatan, tindakan pencegahan, gaya hidup, dan
lain-lain yang berhubungan dengan kesehatan.
6) Menentukan dan mengusulkan kriteria delisting product.
7) Berkomitmen terhadap implementasi kebijakan mutu, kesehatan, dan
keselamatan kerja dan lingkungan.
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
9
Universitas Indonesia
BAB 3
TINJAUAN KHUSUS
3.1 Business Development
Bisnis hadir bukan untuk vakum, melainkan menjadi bisnis yang kompetitif,
yaitu dengan merespon terhadap beragam tekanan, baik dari internal dan
eksternal, maupun kebutuhan akan inovasi. Penjelasan mengenai business
development dapat lebih dipahami dengan perbandingan bidang sebagai berikut.
Product development dan business development.
Bisnis baru bukanlah selalu produk baru. Begitu pula produk baru, bukanlah
selalu bisnis baru. Jika suatu perusahaan memunculkan produk brand baru, maka
hal tersebut bukanlah bisnis baru, tetapi produk baru. Sebaliknya, jika misalnya
perusahaan tersebut melebarkan sayap ke luar negeri dan membuat sebuah anak
perusahaan di negeri tersebut, maka itu adalah bisnis baru. Bisa jadi produk yang
dijual adalah produk yang sama dan nama produk yang sama.
Marketing (pemasaran) dan business development.
Kegiatan pemasaran sebagian besar melakukan apa yang disebut dengan 4P,
yaitu Product, Price, Place dan Promotion (produk, harga, tempat, dan promosi).
Bisnis yang akan dilakukan sudah jelas, hanya bagaimana cara membentuk
produk dengan harganya tepat sasaran, didistribusikan di daerah yang sesuai target
pasar dan pesan yang disampaikan mengenai produk ini dapat dimengerti oleh
calon konsumen. Business development melakukan pengembangan bisnis dengan
mencari kesempatan baru sehingga nantinya akan tercipta suatu bisnis baru yang
dapat di-"marketing"-kan. Selama terjadi proses pemasaran, business development
team terus melakukan pengembangan. Jadi, jika keduanya berada di dalam proses
value chain, maka dapat dikatakan bahwa business development memiliki posisi
sebelum dan juga paralel dengan marketing.
Prinsip dasar business development adalah melakukan evaluasi strategis dan
eksplorasi potensi manfaat dari bisnis tersebut. Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal, tentu perlu dilakukan evaluasi yang paling tidak meliputi marketing,
9
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
10
Universitas Indonesia
finance, knowledge management dan customer service. Hasil analisis inilah yang
akan menjadi bekal tim kerja yang terdiri dari fungsi-fungsi marketing,
engineering, operations, legal, sales, dan lainnya, dalam membangun bisnis baru
tersebut.
Oleh karena itu, definisi dari business development adalah berbagai aktivitas
yang akan membawa “status quo” suatu bisnis. Aktivitas tersebut meliputi
planning (perencanaan), adding for growth (penambahan untuk pertumbuhan),
substracting for profit (mengurangi keuntungan), business process improvement
(kemajuan proses bisnis), dan competitive awareness and advantage (kesadaran
kompetitif dan keuntungan) (Martin, 2008).
3.2 Tahapan Business Development
Semua produk dan layanan memiliki siklus hidup tertentu. Siklus hidup ini
diartikan sebagai waktu selama produk pertama kali diluncurkan ke pasar hingga
akhir penarikan kembali dan hal ini terbagi menjadi beberapa fase. Selama
periode ini perubahan yang signifikan dibuat dengan jalan bahwa produk
berperilaku di pasar, misalnya refleksinya dalam penjualan menunjukkan
perusahaan yang memperkenalkannya ke pasar. Karena peningkatan keuntungan
merupakan tujuan yang utama dari perusahaan yang memperkenalkan produk ke
pasar, manajemen siklus hidup produk sangatlah penting. Beberapa perusahaan
menggunakan rencana strategis dan mengikuti peraturan dasar lainnya dari fase
siklus hidup yang dianalisa selanjutnya (Austin, 2008).
Imajinasi dibutuhkan dalam aktivitas ini karena industri farmasi berada pada
puncak inovasi, ilmiah, dan teknologi yang dibawanya ke pasar dan hal ini
membutuhkan kreativitas dan aplikasi. Business development harus menggali
pengetahuan teknologi dan masa depan. Hal ini membutuhkan perkiraan yang
tepat untuk melihat kombinasi dari produk atau proses, bahkan industri itu sendiri
untuk menciptakan nilai yang dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis (Austin,
2008).
Aspek terpenting dalam business development adalah mengikuti proses
bagaimana mengakses ide bisnis atau konsep (proyek). Berikut adalah langkah-
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
11
Universitas Indonesia
langkah dasar suatu business development (Hofstrand, 2009).
1. Mengawali dengan eksplorasi ide, mengidentifikasi dan
menaksirkan
2. Ide/konsep dan skenario/model dengan pertimbangan mendalam dan
penafsiran
3. Keputusan jalan/tidak
4. Persiapan perencanaan bisnis dan implementasi
5. Pengoperasian bisnis
Gambar. 3.1 Skema Proses Business Development
[Hofstrand, 2009]
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
12
Universitas Indonesia
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Business Development Team (Austin, 2008)
Seorang business developer memiliki peran penting dalam strategi dan arah
perusahaan. Mereka harus memiliki keahlian mengumpulkan dan mengorganisir
data untuk menganalisa dan membayangkan sehingga dapat melihat mengapa
perusahaan berada di posisi saat ini, dan apa yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan serta meningkatkan perusahaan menjadi lebih baik.
Keahlian dasar untuk seseorang bekerja di business development perusahaan
farmasi terbagi menjadi 3 area tertentu, yaitu pengetahuan, analisa, dan
komunikasi.
1. Pengetahuan
Pengetahuan spesifik mengenai industri dibutuhkan, yaitu:
a. Penelitian
Kemampuan business developer dalam mengevaluasi dan menilai suatu
produk layak dipasarkan dengan ilmu pengetahuan, wawasan, serta
pertimbangan lain.
b. Produksi
Seorang business developer harus mempertimbangkan kemudahan dalam
proses produksi ketika akan mengembangkan suatu produk.
c. Penjualan dan Pasar
Seorang business developer harus tahu dan mencari tahu perihal kondisi
pasar yang ada, sehingga dapat memperkirakan penjualan produk,
keunggulan produk yang akan dikembangkan dibandingkan para pesaing
di pasar. Seorang business developer harus bekerja sama dengan market
research untuk mengetahui kondisi pasar.
d. Keuangan
Seorang business developer harus memahami konsekuensi pendanaan
dan keuangan dari berbagai elemen dalam suatu rantai, dimana dimulai
12
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
13
Universitas Indonesia
dengan gambaran perusahaan hingga distribusi dari keuntungan dan
pembagian ke pemegang saham.
2. Kemampuan Analisa
Area kedua dari kemampuan yang dibutuhkan adalah kemampuan
menganalisa yang terbagi menjadi empat area dasar:
a. Kemampuan Analisa Proses
Analisa proses adalah kemampuan seorang business developer dalam melihat
rangkaian logika dalam sebuah model untuk meramal produk secara singkat.
b. Kemampuan Analisa Pola
Analisa pola ini didapat berdasarkan pengalaan dan praktek kerja selama ini.
Analisa pola didasarkan pada kumpulan data pengembangan produk
sebelumnya, rencana produk baru, serta pola tingkah laku konsumen dan pola
pasar.
c. Keahlian angka
Kemampuan seorang business developer dalam memperhitungkan data angka
dengan teknik statistik sehingga dapat memperhitungkan pendanaan dan
keuntungan yang didapatkan.
d. Keahlian heuristik
Analisis heuristik lebih menggunakan intuisi secara sederhana menganalisa
langkah strategi bisnis yang dipilih sudah benar. Dalam hal ini kreativitas
seorang business developer ketika menguraikan masalah sangat diandalkan.
3. Komunikasi
a. Komunikasi linguistik
Tugas seorang business development untuk mampu berkomunikasi dengan
bahasa yang dapat dimengerti dan jelas bagi semua orang sehingga tidak
menimbulkan salah paham dan ambigu.
b. Komunikasi Hukum
Kemampuan ini terkait negosiasi dan kontrak, seorang business developer
tidak harus mendalami tentang hukum, namun setidaknya mengetahui perihal
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
14
Universitas Indonesia
kebijakan hukum yang digunakan dalam negosiasi dan kontrak sehingga tidak
merugikan perusahaan.
c. Komunikasi budaya
Business developer tidak harus meluruskan dengan siapapun dalam kelompok
ini, tetapi harus mampu memahami dan menginterpretasikan komunikasi
antar budaya dalam perusahaan dan antar perusahaan.
d. Komunikasi psikologi
Business developer harus memiliki kemampuan komunikasi dengan berbagai
orang, baik yang sifat dan karakter orang tersebut keras, maupun yang
sensitif.
4.2 Business Development PT. Kalbe Farma
Semua staff, manager hingga general manager dalam Corporate Business
Development mempunyai misi bersama, yaitu bertugas mengembangkan bisnis
corporate dengan melihat trend kesehatan sehingga memiliki daya saing yang
tinggi di tengah kompetisi yang ketat dan menjaga sustainable growth corporate.
Corporate Business Development dipimpin oleh seorang general manager yang
membawahi 13 orang karyawan (5 langsung, 8 tidak langsung) dimana seorang
General manager business development bertanggung jawab :
1. Menganalisa dan mengikuti perkembangan bisnis kesehatan (farma,
consumer health, medical device dan lain-lain) ntuk perkembangan bisnis
kesehatan
2. Menganalisa dan mengikuti perkembangan yang terjadi dalam masyarakat
untuk mendapatkan consumer insight melalui market research.
3. Menyusun blue print perkembangan bisnis perusahaan (farma, consumer
health, medical device) untuk mendapatkan persetujuan BOD & bisnis unit
yang bersangkutan
4. Koordinasi corporate BD dan BD dimasing-masing bisnis unit dalam
menentukan arah pengembangan bisnis masing-masing unit
5. Menyusun dan mempersiapkan sistem untuk melakukan planning dan
monitoring pada siklus hidup produk (new product maupun delisting product)
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
15
Universitas Indonesia
6. Mengembangkan networking dengan perusahaan-perusahaan dalam negeri
maupun luar negeri, key opinion leader, institusi yang terkait untuk
pengembangan dan kepentingan bisnis perusahaan.
Kemudian general manager membawahi langsung 5 manager dibawahnya,
pada dasarnya seorang manager business development memiliki tanggung jawab
sebagai berikut :
1. Menganalisa dan mengikuti perkembangan bisnis farma untuk pengembangan
bisnis perusahaan
2. Menganalisa dan mengikuti perkembangan yang terjadi dalam bidang farma
(key opinion leader, research company, maupun perusahaan-perusahaan yang
lain
3. Menyusun blue print pengembangan bisnis farma untuk mendapatkan
persetujuan BOD dan atau bisnis unit yang bersangkutan
4. Koordinasi dengan corporate BD dan BD di masing-masing bisnis unit dalam
menentukan arah perkembangan bisnis farma masing-masing bisnis unit
5. Mengembangkan networking dengan perusahaan dalam maupun luar negeri
untuk pengembangan bisnis perusahaan
Selanjutnya seorang BD manager akan dibantu oleh asisten manager BD dan
BD officer yang bertanggung jawab atas :
1. Membantu atasan dalam menganalisa dan mengikuti perkembangan bisnis
farma untuk pengembangan bisnis perusahaan
2. Membantu atasan dalam menganalisa dan mengikuti perkembangan yang
terjadi dalam bidang farma (research company maupun perusahaan-
perusahaan yang lain, trend penyakit, dan terapi)
3. Membantu atasan dalam menyusun blue print pengembangan bisnis farma
untuk mendapatkna persetujuan BOD dan atau bisnis unit yang bersangkutan
4. Koordinasi dengan corporate BD dan BD di masing-masing bisnis unit dalam
menentukan arah perkembangan bisnis farma masing-masing bisnis unit
5. Membantu atasan dalma mengembangkan networking dengan perusahaan
dalam maupun luar negeri untuk pengembangan bisnis perusahaan
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
16
Universitas Indonesia
Lalu selanjutnya ada project manager BD yang memiliki tanggung jawab
sebagai berikut :
1. Mengembangkan networking dengan perusahaan dalam negeri, luar negeri,
key opinion leader, institusi yang terkait untuk kepentingan pengembangan
bisnis perusahaan (license in, license out, proyek tertentu)
2. Mengikuti dan menganalisa perkembangan bisnis kesehatan untuk
mendapatkan bisnis model sesuai dengan projek dan kompetensi corporate
3. Menyusun bisnis model proyek-proyek business development
4. Koordinasi dengan business development (project specialist) business unit
dalam menentukan atau mengusulkan bisnis model tertentu
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Business Development.
Ruang lingkup pengembangan bisnis yang dijalankan oleh Corporate
Business Development di gedung 1 Cempaka Putih, Jakarta ini diantaranya adalah
bidang consumer, personal care, beverage, total solution, dan service.
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
17
Universitas Indonesia
4.3 Tahapan Business Development PT. Kalbe Farma, Tbk
Suatu produk tidak hanya stagnan saja, tetapi mereka memiliki siklus hidup
yang dikenal dengan product lifecycle. Dari siklus ini bisa diketahui apakah suatu
produk akan dipertahankan, dikembangkan, atau dihapus dan diganti dengan
produk lain.
New product (Produk Baru) adalah produk inovasi, produk copy yang
dikembangkan sendiri atau kerjasama, diproduksi sendiri atau kerjasama dengan
pihak lain, termasuk perubahan komposisi zat aktif yang menambah jumlah item
produk (stock keeping unit), baik untuk BU consumer-Kalbe OTC, maupun BU
Medical Device (EMP).
Tahapan secara sederhana pengembangan bisnis oleh Corporate Business
Development akan dijelaskan dalam skema berikut.
Gambar 4.2 Skema Pengembangan Bisnis Corporate Business Development
Seluruh departemen dan Board of Director dapat memberikan idenya
dengan mengisi idea form. Idea form ini merupakan suatu program dalam
IDE Filtering Ide
Yes Summary
Desk
FUPB: Formulir
Usulan Produk
Baru
(Approved II)
Approved I
Eksekusi dan dimonitor
oleh Product Planning
Officer
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
18
Universitas Indonesia
komputer yang bisa diakses oleh seluruh karyawan PT. Kalbe Farma untuk
berkontribusi memberikan ide. Program ini aman dan berisi formulir sederhana
mengenai ide yang diusulkan salah satunya latar belakang pengusulan ide
tersebut. Pengaju ide tidak diminta untuk menuliskan ide secara detail karena hal
tersebut dapat mematikan kreatifitas ide yang mungkin hadir akibat rasa malas.
Ide-ide ini akan dikelompokkan dalam sistem dan di-review oleh tim yang ada
misalkan terdiri dari marketing, market insight, production, dan sebagainya.
Selanjutnya ide yang diterima dilakukan screening awal atau filtering oleh
Business Development (BD) agar sesuai dengan arahan BD, yaitu
mempertimbangkan aspek-aspek:
a) Potensi pasar dan existing market
b) Profil Produk
c) Dukungan ilmiah/literatur
d) Potensi pengembangan produk
e) Persyaratan registrasi, dan sebagainya
Ide yang disetujui lalu akan masuk ke summary desk dengan formulir yang
lebih detail sehingga lebih bisa membayangkan produk akan seperti apa,
bagaimana analisis kompetitor, analisis pelanggannya, dan apakah produk ini bisa
bertahan di pasar nantinya. Dalam tahap summary desk akan dibimbing oleh tim
BD untuk menyusun ide menjadi lebih detail.
Usulan ini lalu harus melalui fase approval I, yaitu persetujuan oleh 1 level
jabatan di atas pengaju ide, misalkan officer yang mengajukan, maka manager
yang akan menyetujui, apabila manager yang mengajukan maka senior manager
yang menyetujui, begitu seterusnya. Ide ini selanjutnya dibuat ke dalam FUPB
(Formulir Usulan Produk Baru). FUPB ini lalu masuk ke tahap approval II yang
lebih kompleks, yaitu departemen-departemen yang berhubungan seperti
registrasi, marketing, consumer insight, BU operation, dan lain sebagainya. Hasil
approval ini menyatakan apakah usulan produk memungkinkan atau tidak untuk
diproduksi. Namun, untuk usulan bisnis baru, departemen yang berhubungan tidak
akan sebanyak departemen untuk usulan produk baru sehingga lebih sederhana.
Apabila Board of Director telah menyetujui maka bisa langsung dilakukan studi
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
19
Universitas Indonesia
kelayakan dan dipelajari lebih mendalam dan siap untuk dijalankan.
Tahap selanjutnya adalah eksekusi usulan yang akan dimonitor oleh product
planning officer. Product planning officer ini yang akan meng-handle jalannya
usulan tersebut. Tiap bulan akan dilakukan meeting koordinasi yang membahas
perkembangan usulan tersebut, misalkan target launching, desain, kemasan, bahan
baku, produksi, dan sebagainya. Sementara BD akan terus mengeluarkan usulan-
usulan bisnis baru, BD juga akan terus mengawasi usulan-usulan baru yang
sedang berjalan tersebut.
Business development team merupakan pihak yang lebih mempersiapkan
dalam segi konsep, sedangkan production team lebih menguasai dalam hal
eksekusi. Oleh karena itu, product planning officer yang akan meng-handle
jalannya suatu usulan ide.
4.4 KALCare (www.kalcare.co.id, 5 Februari 2013)
KALCare adalah salah satu bentuk pengembangan bisnis PT. Kalbe Farma
Tbk yang sedang kembangkan saat ini di bidang pelayanan. Ide KALCare ini
sudah dirintis sejak tahun 2010 dan mulai dijalankan dibawah koordinasi
Corporate Business Development. Tim dari KALCare dipimpin oleh seorang
manager di BD, sedangkan timnya terdiri dari business development, IT, finance,
dan lain sebagainya.
KALCare dirancang sebagai universe system dari berbagai sektor kesehatan
seperti dokter, rumah sakit, obat, dan sebagainya. KALCare berupa pusat layanan
kesehatan yang memberikan solusi kesehatan secara menyeluruh dengan
mengkombinasikan pelayanan kesehatan dan servis pelanggan terbaik dan
terlengkap. KALCare memberikan pelayanan dari skala pencegahan, seperti
memberikan edukasi kesehatan yang lengkap dan pemeriksaan medis, hingga
skala pengobatan, termasuk dengan memfasilitasi konsultasi dengan dokter-dokter
berkompeten dan perjanjian rumah sakit. KALCare ingin menjadi Health
Concierge (pintu gerbang kesehatan) bagi masyarakat, maksudnya disini adalah
KALCare berusaha memberikan pelayanan yang meliputi:
1. Memudahkan masyarakat untuk akses seluruh rekam medis
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
20
Universitas Indonesia
2. Menyediakan akses bagi masyarakat untuk berkonsultasi secara online
dengan para dokter
3. Memudahkan dalam memperoleh obat dengan resep iter atau keterulangan
secara online maupun tidak
4. Mengingatkan janji konsultasi atau check up selanjutnya
5. Memberikan informasi yang dapat diakses setiap saat 24 jam selama 7 hari
mengenai kesehatan dan nutrisi
6. Memberikan informasi terkait pembelian produk kesehatan yang sedang
didiskon
7. Memudahkan masyarakat dalam mencatat, memantau kondisi kesehatan, dan
membuat rekam medis diri sendiri
8. Menyediakan akses bagi masyarakat jika ingin berdiskusi mengenai topik
kesehatan dengan teman maupun dokter
9. Membantu menyimpan riwayat kesehatan masyarakat dengan memudahkan
pencatatan kondisi kesehatan sehingga selanjutnya dapat di-sharing dengan
teman dan dokter untuk didiskusikan ataupun dikonsultasikan
10. Dengan penyediaan pelayanan yang rata-rata berbasis online diharapkan
dapat mengurangi biaya kesehatan yang akan dikeluarkan masyarakat untuk
datang ke rumah sakit atau klinik hanya untuk konsultasi dengan dokter.
Untuk mewujudkan 10 health concierge tersebut, maka PT Kalbe Farma
mengembang bisnis KALCare yang terdiri dari 2 macam bentuk bisnis, yaitu fisik
yang berupa klinik KALCare serta virtual berupa website www.kalcare.co.id. PT.
Kalbe Farma melalui klinik kesehatan KALCare berusaha memberikan pelayanan
konsultasi dokter, cek kesehatan sederhana seperti cek gula darah, tensi, dan
sebagainya, serta penjualan obat dan nutrisi yang dibutuhkan masyarakat. Hal ini
merupakan perwujudan health concierge poin 3 dan 6 yaitu memudahkan
masyarakat dalam memperoleh obat resep ang berulang diklinik KALCare, dan
memudahkan masyarakat dalam pembelian obat, serta mendapatkan info obat
yang sedang diskon. Sedangkan website www.kalcare.co.id merupakan
perwujudan health concierge poin lainnya yang memudahkan masyarakat untuk
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
21
Universitas Indonesia
membuat catatan kondisi kesehatan atau rekam medis, memudahkan untuk diskusi
dan konsultasi dengan dokter, maupun sharing dengan teman dan dokter, yang
semua hal tersebut dapat dilakukan secara online. Untuk menunjang pelayanan
kesehatan www.kalcare.co.id dapat terlaksana maka di dalam website ini tersedia
fitur-fitur seperti artikel kesehatan, account pengguna yang dapat menikmati
fasilitas konsultasi dokter, e-prescription, e-medical record, dan sebagainya.Salah
satu fitur unggulan www.kalcare.co.id adalah symptom checker yang merupakan
pemeriksa gejala yang terbilang pertama di antara website kesehatan Indonesia
dimana dengan adanya symptom checker ini pengunjung website dapat
mengetahui penyakit yang sedang dialami, memperoleh info obat terkait penyakit
yang dialami, info praktek dokter, klinik, serta rumah sakit yang dapat dijangkau
oleh pengunjung website.
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
22
Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Setelah pengamatan pembelajaran yang dilakukan selama kurang lebih 2
bulan dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Peran apoteker pada business development ini sangatlah penting apalagi
untuk perusahaan farmasi seperti PT. Kalbe Farma Tbk. Kinerja dan
kompetensi yang dibutuhkan dari seorang business developer di perusahaan
farmasi ialah pengetahuan dimana seorang apoteker sebagai business
developer mengetahui kondisi pasar, produksi, keuangan terkait pendanaan
produk, kemudian kemampuan analisa proses, angka, dan heuristik (perkiraan
strategi), selanjutnya yang terpenting adalah kemampuan dalam
berkomunikasi dengan budaya berbeda, sifat dan karakter yang berbeda,
menyampaikan informasi dengan jelas, dan bijak dalam bernegosiasi.
Seorang Apoteker dibagian Corporate Business Development ini berperan
penting sebagai konseptor ide-ide bisnis yang dikembangkan dengan ilmu
pengetahuan, wawasan serta kreativitas dari seorang apoteker.
2. Tahapan utama dalam menjalankan pengembangan bisnis adalah
penyampaian ide, evaluasi ide, pembuatan formulir usulan produk baru,
persetujuan dari berbagai departemen yang terkait, dan eksekusi ide.
22
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
23
Universitas Indonesia
DAFTAR ACUAN
Austin, Martin. 2008. Business Development for The Biotechnology and
Pharmaceutical Industry. Hampshire: Gower House
Badan Pusat Statistika. 2012. Indeks tendensi bisnis dan konsumen. Jakarta
Dransfield, Rob, Needham, Dave, dan Hough, Karen. (2006). “Business
Development”. A2 Level for Edexcel Applied Business. Oxford: Heinemann
Educational Publisher
Hoffstrand, Don. 2009. “Idea Assessment/Business Development Process”.
Diakses 5 Februari 2013
PT. Kalbe Farma, Tbk. 2013. “KALCare”. www.kalcare.co.id. Diakses 5 Februari
2013
PT. Kalbe Farma 2012. “Kalbe Company Update”. Unaudited YTD March 2012
Results
PT. Kalbe Farma (2010). Laporan Tahunan PT. Kalbe Farma Jakarta : PT. Kalbe
Farma
Satya Putra Lencana. 2012. Makalah Tentang Aspek Sosial Budaya dalam
Pendidikan Kesehatan. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani
Yogyakarta)
23
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN TUGAS KHUSUS
PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
PT. KALBE FARMA, Tbk.
PERIODE 7 JANUARI – 4 MARET 2013
ANALISA PENGEMBANGAN BISNIS RETAIL KESEHATAN
KALCARE
NOVIA WULANDARI, S.Farm.
1206313431
ANGKATAN LXXVI
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JULI 2013
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................................. 2
BAB 2 TINJAUAN KHUSUS ........................................................................... 3
2.1 Pelayanan Kesehatan ..................................................................... 3
2.2 Retail .............................................................................................. 4
2.3 Klinik ............................................................................................ 6
2.4 KALCare ....................................................................................... 8
BAB 3 PEMBAHASAN .................................................................................... 11
3.1 Analisa Kompetitor KALCare .......................................................... 11
3.2 Customer Analysis ............................................................................ 13
3.3 Analisa Database Pasien ................................................................... 14
3.4 KALCare Mall Lippo Karawaci ....................................................... 17
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 19
4.1 Kesimpulan ..................................................................................... 19
4.2 Saran .............................................................................................. 19
DAFTAR ACUAN ............................................................................................... 20
LAMPIRAN ......................................................................................................... 21
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
1
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan manusia
sehingga senantiasa menjadi prioritas dalam pembangunan nasional suatu bangsa.
Pemerintah memegang peranan penting dalam menjamin kesehatan masyarakat
dengan berupaya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Komitmen
pemerintah untuk menyediakan pelayanan kesehatan dapat dilihat dalam rumusan
regulasi standar pelayanan minimal yang dikeluarkan pemerintah agar menjadi
pedoman standar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Kemudian dengan
kehadiran Undang-Undang No.24/2011 yang menyebutkan tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) pada tahun 2014 menunjukkan kesungguhan
pemerintah dalam menjamin kesehatan masyarakat (Rosita, 2010).
Di lain sisi, pola penyakit yang semakin kompleks dan menurunnya kondisi
fasilitas kesehatan publik yang disediakan pemerintah saat ini mendorong terjadinya
pengalihan kecenderungan ke pihak swasta sebagai penyedia utama fasilitas
kesehatan publik. Pihak swasta yang dimaksud disini adalah para pelaku industri
farmasi seperti Kalbe Farma, Kimia Farma, Century, dan lain sebagainya. Kalbe
Farma memanfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan bisnis pelayanan
kesehatan yang berbasis klinik dan website yang disebut dengan KALCare.
KALCare ini juga merupakan jawaban atas keinginan masyarakat dalam
meningkatkan dan memperbaiki kondisi kesehatan. Hal ini dibuktikan oleh survey
yang dilakukan Synovate Inc., pada desember 2009 di 17 negara termasuk Indonesia
dengan 12.0000 responden, didapatkan hasil survey bahwa tiap responden disetiap
negara memiliki keinginan yang sama yaitu meningkatkan kondisi kesehatan mereka,
bahkan 87% responden telah melakukan tindakan untuk memperbaiki kondisi
kesehatan selama 12 bulan terakhir. (Erwin, 2011)
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
2
Universitas Indonesia
KALCare merupakan solusi kesehatan bagi masyarakat. KALCare hadir bukan
hanya dalam bentuk klinik-klinik yang dapat dengan mudah dicapai oleh masyarakat
namun juga hadir dalam bentuk website yang akan membantu masyarakat mengetahui
penyakit apa yang diderita tapi lebih dari itu masyarakat pengguna website dapat
mendapatkan informasi obat, lokasi praktek dokter terdekat, dan rumah sakit terdekat.
KALCare klinik hadir dengan memberikan sajian pelayanan kesehatan berupa
kosultasi dokter, pemeriksaan kesehatan ditempat, pelayanan kefarmasian, pemberian
informasi obat. Kemudian pelayanan kesehatan KALCare dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang kompeten dengan keramahan.
Agar supaya pengembangan KALCare klinik kesehatan ini menjadi maksimal
maka perlu dilakukan studi dan analisa terkait apa-apa saja yang diperlukan dalam
pengembangan KALCare. Beberapa hal perlu dianalisa, yaitu seperti
pengelompokkan database pasien hingga dapat menyimpulkan penyakit-penyakit apa
saja yang sering dan jarang kemudian dapat memutuskan obat yang harus ada di
KALCare dan berapa jumlah yang harus tersedia. Analisa mengenai keinginan
konsumen akan kehadiaran KALCare juga perlu dilakukan sehingga KALCare dapat
menjadi solusi kesehatan bagi konsumen dan melekat dihati masyarakat
1.2 Tujuan
Tujuan dari laporan praktek kerja profesi Apoteker ini adalah untuk mengetahui
dan menganalisis pengembangan bisnis retail kesehatan KALCare secara eksternal
maupun internal.
1
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
3
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan
kesehatan promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan
kesehatan masyarakat ke arah yang lebih baik lagi dan yang preventif mencegah agar
masyarakat tidak jatuh sakit agar terhindar dari penyakit. Pelayanan kesehatan
dibedakan dalam dua golongan, yakni :
8) Pelayanan kesehatan primer (primary health care), atau pelayanan kesehatan
masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang paling depan, yang pertama kali
diperlukan masyarakat pada saat mereka mengalami ganggunan kesehatan atau
kecelakaan.
9) Pelayanan kesehatan sekunder dan tersier (secondary and tertiary health care),
adalah rumah sakit, tempat masyarakat memerlukan perawatan lebih lanjut
(Juanita, 2002).
Kini penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang disediakan pemerintah untuk
publik dianggap kurang memadai maka terjadilah kecenderungan pihak swasta untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Pelayanan kesehatan yang
dibuat atau disediakan pihak swasta disebut juga pelayanan kesehatan swasta.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan swasta bertujuan sebagai:
a. Upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui sarana, prasarana dan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh swasta.
b. Upaya meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan kesehatan swasta dan
pelayanan umum yang terkait kesehatan melalui pembinaan, pengawasan dan
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
4
Universitas Indonesia
pengendalian sesuai dengan perundang – undangan yang berlaku.
Kemudian prinsip dari pelayanan kesehatan swasta adalah :
3. Menjamin kesempatan yang sama bagi setiap orang, keluarga dan masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.
4. Mencerminkan keberpihakan kepada kelompok masyarakat berisiko tinggi
terhadap masalah kesehatan, termasuk didalamnya kelompok masyarakat miskin,
kelompok masyarakat yang terkena dampak Kejadian Luar Biasa, bencana alam,
kecelakaan kerja, ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita dan manusia lanjut usia.
c. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan termasuk pengobatan tradisional harus
sesuai dengan nilai, norma sosial budaya, etika, dan tidak bertentangan dengan
kaidah ilmiah.
Prinsip pelayanan kesehatan swasta sebagaimana dimaksud yaitu meliputi
pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, akses yang mudah untuk
menjangkau pelayanan kesehatan, keterjangkauan masyarakat dalam biaya dan
tempat untuk memperoleh pelayanan kesehatan, serta hak publik dalam memperoleh
mutu pelayanan kesehatan. Yang baik dapat terpenuhi. Penyelenggara pelayanan
kesehatan swasta berkewajiban; memberikan pelayanan sesuai kewenangan
penyelenggara pelayanan kesehatan swasta tersebut, berkoordinasi dengan institusi
kesehatan setempat, bermitra dengan pemerintah dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, serta membantu pemerintah dalam keadaan darurat
berupa bencana alam, kejadian luar biasa penyakit, keracunan (Adisasmito, 2008).
2.2 Retail
Bisnis retail merupakan salah satu usaha yang memiliki prospek cukup baik.
Terutama jika mengamati jumlah populasi penduduk Indonesia pada tahun 2010 yang
diperkirakan mencapai kurang lebih 220 juta jiwa. Alhasil, rasio keberadaan retail
khususnya retail modern apabila dibandingkan dengan total penduduk Indonesia
masih menunjukkan kesenjangan yang cukup besar (satu retail masih harus melayani
3
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
5
Universitas Indonesia
500.000 jiwa). Akan tetapi pengelolaan retail modern skala besar dan kecil
membutuhkan kesiapan pengelola dalam arti Sumber Daya Manusia (SDM) yang
memiliki pengetahuan, keterampilan (baik soft maupun hard skill) dalam hal
manajerial retail modern dan sekaligus kepekaan dalam melihat peluang agar dapat
memiliki kompetensi untuk bertahan dalam bisnis retail. Retailing adalah semua
kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung kepada
konsumen akhir untuk penggunaan pribadi (bukan penggunaan bisnis). Sedangkan
retail berasal dari bahasa Perancis “retailler” yang berarti memotong atau memecah
sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Eceran berarti satu-satu, sedikit-
sedikit tentang penjualan atau pembelian barang); ketengan. Secara harafiah kata
retail atau retail berarti eceran atau perdagangan eceran, dan peretail/retailer
diartikan sebagai pengecer atau pengusaha perdagangan eceran. Dengan demikian
retail adalah kegiatan terakhir dalam jalur distribusi yang menghubungkan produsen
dengan konsumen. (Wahyono, 2012)
Fungsi retail secara umum yaitu
Menyediakan berbagai jenis produk dan jasa
Memecah (memecah beberapa ukuran produk menjadi lebih kecil)
Peretail menawarkan produk dalam jumlah/bentuk lebih kecil disesuaikan
dengan konsumsi konsumen/ rumah tangga
Penyimpan persediaan
mempertahankan persediaan yang sudah ada sehingga produk akan selalu
tersedia saat konsumen menginginkannya
Meningkatkan nilai produk dan jasa tambahan pelayanan pemasangan, garansi,
dan lain-lain (Sengguruh, 2012)
Retail dapat dikelompokkan berdasarkan unsur-unsur yang digunakan untuk
memuaskan kebutuhan konsumen yaitu yang pertama adalah unsur jenis barang yang
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
6
Universitas Indonesia
dijual, perbedaan dan keanekaragaman barang dijual, tingkat layanan konsumen, dan
harga. Dari ke empat unsur ini maka retail dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu
supermarket tradisional yang menjual makanan, daging, serta melakukan pembatasan
penjualan pada produk-produk non-makanan, seperti produk kesehatan, kecantikan,
dan produk umum. Kemudian yang kedua big box retailer yaitu supermarket yang
dikembangkan dengan ukuran tempat yang lebih besar serta variasi produk yang lebih
banyak misalnya seperti giant, hypermarket. Pengelompokkan retail juga dapat
dilakukan berdasarkan kepemilikan, yaitu retail kepemilikan mandiri atau tunggal,
jaringan perusahaan (misalnya century, erha, watson dan lain sebagainya), serta retail
waralaba (seperti indomart, alfamart) (Sengguruh, 2012).
2.3 Klinik (peraturan Menteri Kesehatan RI No.28/MENKES/PER/I/2011)
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik,
diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang
tenaga medis. Menurut disebutkan bahwa klinik dapat menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang besifat promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pelayanan yang
dapat disediakan bisa dalam bentuk rawat jalan, one day care, home care, rawat
inap.yang terpenting klinik 24 jam harus menyediakan dokter dan tenaga kesehatan
yang 24 jam juga tentunya (pasal 4). Kemudian komponen jasa pelayanan di klinik
dapat meliputi: jasa konsultasi; jasa tindakan; jasa penunjang medik; biaya pelayanan
kefarmasian; ruang perawatan (untuk rawat inap); administrasi; atau komponen
lainnya yang menunjang pelayanan. Bangunan klinik setidaknya memiliki: ruang
pendaftaran/ruang tunggu; ruang konsultasi dokter; ruang administrasi; ruang
tindakan; ruang farmasi; kamar mandi/wc; ruangan lainnya sesuai kebutuhan
pelayanan. (pasal 9). Sedangkan prasarana yang dimiliki klinik minimal meliputi :
instalasi air; instalasi listrik; instalasi sirkulasi udara; sarana pengelolaan limbah;
pencegahan dan penanggulangan kebakaran; ambulans, untuk klinik yang
menyelenggarakan rawat inap; dan sarana lainnya sesuai kebutuhan. (Pasal 10)
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
7
Universitas Indonesia
Kriteria Tenaga Kesehatan diklinik :
i. Harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional,
standar pelayanan, etika profesi, menghormati hak pasien, mengutamakan
kepentingan dan keselamatan pasien. (pasal 19)
ii. Harus mempunyai surat izin praktek dan telah terdaftar, begitu pula dengan
tenaga kesehatan lainnya di klinik telah terdaftar dan mempunyai surat izin
kerja/ surat izin praktek apoteker (SIPA) (Pasal 18)
iii. Dilarang mempekerjakan tenaga kesehatan warga negara asing (Pasal
20)
iv. Pelayanan kefarmasian dilakukan oleh apoteker yang berkompeten,
jika didaerah tersebut tidak ada apoteker, pelayanan dapat dilakukan oleh
tenaga teknis kefarmasian (pasal 24)
Dalam memberikan pelayanan, klinik berkewajiban: (pasal 25)
8. memberikan pelayanan yang aman, bermutu dengan mengutamakan
kepentingan terbaik pasien sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan
dan standar prosedur operasional;
b. memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan
kemampuan pelayanannya tanpa meminta uang muka terlebih dahulu atau
mendahulukan kepentingan finansial;
c. memperoleh persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan (informed
consent);
d. menyelenggarakan rekam medis;
e. melaksanakan sistem rujukan;
f. menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika
serta peraturan perundang-undangan;
g. menghormati hak-hak pasien;
h. melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
8
Universitas Indonesia
i. memiliki peraturan internal dan standar prosedur operasional;
j. melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional
maupun nasional.
Penyelenggara klinik berkewajiban: (pasal 26)
a. memasang papan nama klinik;
b. membuat daftar tenaga medis dan tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik
beserta nomor Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik (SIP) bagi tenaga
medis dan surat izin sebagai tanda registrasi atau Surat Tanda Registrasi dan
Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) atau Surat Izin Kerja (SIK) bagi tenaga
kesehatan lain;
c. melaksanakan pencatatan untuk penyakit-penyakit tertentu dan melaporkan
kepada dinas kesehatan kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan program
pemerintah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
2.3 KALCare (www.kalcare.co.id)
KALCare merupakan program bisnis retail baru yang sedang dikembangkan
Kalbe Farma sekarang ini. Latar belakang pembuatan bisnis KALCare ini untuk
menjawab kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
mudah dijangkau. Apalagi ditambah dengan perkembangan bisnis retail yang
diprediksikan akan terus berkembang pesat.
KALCare hadir bukan hanya dalam bentuk klinik harian anda atau farmasi
semata, tapi KALCare juga hadir memberikan pelayanan kesehatan secara online
melalui portal kesehatan. KALCare berusaha menjadi solusi sehat dengan
menawarkan ide paling inovatif yaitu dengan menyediakan portal kesehatan yang
akan mengarahkan pengguna dalam menelusuri penyakit yang sedang dideritanya,
dan apa yang harus dia lakukan, portal kesehatan KALCare akan mengarahkan
pengguna dengan menanyakan beberapa pertanyaan pada pengguna mengenai
keadaan yang dialami pengguna. Dari beberapa pertanyaan tersebut akan ditarik
kesimpulan pengguna sakit apa, dan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Portal
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
9
Universitas Indonesia
kesehatan juga siap memberikan informasi praktek dokter terdekat dari pengguna,
rumah sakit terdekat, hingga informasi terkait kesehatan. Pengguna KALCare yang
terdaftar dapat memiliki halaman pribadi dimana pengguna dapat berkomunikasi
dengan dokter melalui halaman pribadi tersebut, metode ini dicontoh dari situs
facebook dimana semua orang dapat berteman dan berkomunikasi secara terbuka.
KALCare klinik juga hadir dalam bentuk bisnis retail dengan tujuan
memudahkan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan, apalagi bagi orang-orang
yang tidak mempunyai banyak waktu atau sibuk. KALCare hadir dilokasi seperti
mall, dan semenjak september tahun 2012 KALCare telah hadir di mall Lippo
Karawaci. KALCare klinik hadir dengan memberikan pelayanan kesehatan berupa
tempat melakukan konsultasi dokter, medical check up, dan mendapat pengobatan.
Untuk menunjukkan keseriusan Kalbe Farma dalam menyediakan pelayanan
kesehatan yang berkualitas, KALCare klinik juga memiliki program "Total Solution"
dimana pelayanan yang disediakan bukan hanya produk obat yang dibutuhkan,
namun juga dilengkapi obat alternatif, suplemen nutrisi, alat, termasuk juga
pendidikan mengenai pola hidup yang harus dijalani.
Dengan moto "KALCare is for you who care about your life" , KALCare siap
memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal dengan didukung oleh tim yang
solid, terlatih, dan kompeten, baik dari sales hingga dokter. KALCare siap
memberikan yang terbaik untuk konsumen. Pembuatan bisnis KALCare ini
mempunyai tujuan yang besar dan sangat bermanfaat tentunya bagi pasien maupun
dokter nantinya. Berikut merupakan tujuan atau goal yang ingin dicapai dengan
pembangunan bisnis KALCare ini :
1. Akses emergensi rekam medik Anda
Anda dapat menghubungi kami dimanapun anda berada atau langsung masuk
secara online ke portal kesehatan kami untuk mendapatkan rekam medik Anda.
2. Konsultasi online dengan dokter Anda
Konsultasi online dengan dokter Anda melalui sistem e-Consultation kami. Kami
mempunyai lebih dari 100 dokter dengan lebih dari 10 specialis di lebih dari 25
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
10
Universitas Indonesia
negara. Konsultasi online memudahkan pasien berinteraksi dengan dokter, dan
berbincang langsung dengan dokter mereka.
3. Manage pengobatan Anda dan minta resep obat terulang secara online
24 jam 7 hari dengan permintaan resep terulang dengan aman
4. Melihat janji berikutnya dan membuat pengingat terkait kesehatan
Mengatur semua janji konsultasi ke rumah sakit, atau dokter Anda selanjutnya,
serta membuat pengingat waktu check-up atau pengobatan selanjutnya.
5. Pelatihan Kesehatan dan gizi 24 jam 7 hari
Konsultasi kesehatan, diet, nutrisi, dan olahraga secara online 24 jam 7 hari
6. Beli produk kesehatan yang sedang promo
browsing ratusan produk di pasar online kami dan dapatkan produk kesehatan
dengan harga promo
7. Catat dan pantau kondisi kesehatan
Catat dan buat grafik perhari kondisi kesehatan Anda untuk melihat trend
kesehatan dari waktu ke waktu.
8. Diskusi topik kesehatan dengan anggota lain dan dokter
Diskusi topik kesehatan yang populer saat ini dengan anggota lain dan dokter
melalui blog kesehatan
9. Menggabungkan riwayat kesehatan Anda dan sharing
Akses ke halaman rekam medik Anda untuk membantu Anda menyimpan rekam
medik Anda.
10. Kurangi pengeluaran Kesehatan Anda
Hemat uang Anda dengan mengurangi pengujian lab yang tidak diperlukan,
konsultasi dengan dokter Anda secara online dan perbaiki, serta tingkatkan
kualitas kesehatan Anda melalui berbagai fasilitas manajemen kesehatan yang
kami sediakan.
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
11
Universitas Indonesia
BAB 3
PEMBAHASAN
Kalbe Farma merupakan sebuah perusahaan multinasional yang kini memperkenalkan
diri sebagai perusahaan global dengan inovasi pelayanan kesehatan. Mengapa Kalbe
berani mengklaim diri seperti itu. Hal ini dikarenakan produk, ide bisnis, fasilitas, dan
terobosan Kalbe Farma berfokus kepada penyediaan pelayanan kesehatan untuk
masyarakat. Melalui produk obat-obatan, nutrisi penambah gizi (seperti entrasol,
diabetasol, benecol, dan lain sebagainya), alat kesehatan (seperti myglucohealth),
klinik mitrasana, dan termasuk yang masih segar yaitu KALCare. Pada
pengembangan bisnis pelayanan kesehatan seperti KALCare, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan. Salah satunya adalah melakukan analisis eksternal maupun
analisis internal. Analisis eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi peluang dan
ancaman KALCare klinik serta melihat perkembangan lingkungan bisnis sekarang
dan dimasa depan nanti. Analisis eksternal yang dilakukan yaitu analisa kompetitor
dan customer analysis.
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
12
Universitas Indonesia
3.1 Analisa Kompetitor KALCare
Melalui analisa kompetitor kita dapat mengetahui siapa saja yang menjadi
pesaing KALCare klinik dan memahami peta persaingan bisnis sehingga kita dapat
melihat peluang dan ancaman yang kemudian digunakan untuk mengidentitaskan
KALCare sebagai klinik yang berbeda dimasyarakat dan menjadi penyedia pelayanan
kesehatan yang berbeda diantara pesaing. Berikut merupakan tabel kompetitor
KALCare klinik, dengan membandingkan jenis, ketersediaan dokter, dan jumlah
outlet dapat memberikan gambaran serta kekuatan terhadap kompetitor.
Tabel 3.1 Tabel Kompetitor KALCare
Parameter/Kompetitor Jenis Dokter Jumlah
Outlet
Erha 21 klinik dermatologi dermatologi 54
Erha Apothecary klinik dermatologi dermatologi 12 mall
Ristra klinik dermatologi dermatologi 12
Natasha klinik dermatologi dermatologi 66
Kimia Farma Drugstore beberapa sudah ada dokter 394
Century Drugstore tidak ada/hanya apoteker 350
Guardian Drugstore tidak ada/hanya apoteker 206
K24 Drugstore tidak ada/hanya apoteker 260
Boston Drugstore tidak ada/hanya apoteker 63
SOS klinik kesehatan
ada dokter, spesialis
ginekolog, dokter anak,
mata
3
Global Doctor klinik kesehatan
dokter umum,
dermatologi, gigi
(Indonesia)
15
(2 di
Indonesia -
dental 1)
Medikaloka klinik kesehatan umum, gigi, fisioterapi, 1 di Jakarta
Wallgreen-
Take care clinic
klinik kesehatan
luar negeri umum, THT, dermatologi >350
11
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
13
Universitas Indonesia
CVS-Minute Clinic klinik kesehatan
luar negeri umum, THT, dermatologi 600
Aurora Health care klinik kesehatan
luar negeri
umum, THT, dermatologi,
onkologi, neurologikal,
ortopedik, kardio, dan lain
lain
185
Dari tabel diatas dapat dlihat bahwa pangsa pasar klinik kecantikan dikuasai oleh
erha klinik dan natasha dari jumlah outlet mereka yang sudah mencapai lebih dari 50
diseluruh Indonesia. Kemudian drugstore kimia farma, guardian, dan century
memiliki jumah outlet yang melebihi 300 diseluruh Indonesia. Dapat diihat bahwa
drugstore, apotik dan klinik kecantikan mempunyai strategi memperbanyak jumah
outlet dan memperluas rantai bisnis dimana-mana, sehingga pelanggan menjadi
mudah menjangkau outlet mereka. Sedangkan untuk rantai bisnis klinik kesehatan
sendiri di Indonesia khususnya di Jakarta, masih sedikit sekali contohnya saja SOS,
global doctor, dan medikaloka yang masih langka. Oleh karena itu, Kalbe Farma
berencana membuka KALCare klinik dimana konsepnya mirip dengan drugstore
seperti kimia farma, century, guardian yaitu hadir dalam bentuk retail dan
memperluas rantai bisnis dengan memperbanyak outletnya, akan tetapi KALCare
sedikit berbeda diantara pesaing drugstorenya karena KALCare hadir dalam bentuk
klinik yang dilengkapi cek kesehatan dan konsultasi disamping menjual OTC, serta
hadir dalam bentuk virtual yang memudahkan pelanggan untuk mngakses KALCare
darimanapun dan kapanpun.
Salah satu keunggulan yang KALCare klinik tawarkan ialah menyediakan
pelayanan berupa penjualan obat otc dan resep, pemeriksaan tekanan darah,
kolesterol, kadar gula darah, dan asam urat ditempat yang dilakukan oleh dokter
langsung, kemudian pelanggan dapat berkonsultasi dengan dokter, serta mendapatkan
rekomendasi dari dokter baik obatnya maupun rekomendasi lain seperti menghindari
makanan tertentu, dan kapan lagi harus mengecek kolesterol atau gula darah untuk
mngendalikan penyakit atau bahkan mencegah timbulnya penyakit. Dari beberapa
pelayanan kesehatan dan lokasi strategis, mudah dijangkau, diharapkan KALCare
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
14
Universitas Indonesia
klinik dapat menjadi solusi kesehatan masyarakat Indonesia.
3.2 Customer Analysis
Keunggulan lain dari KALCare yaitu program TOTAL SOLUTION dimana
Kalbe Farma melalui KALCare akan memberikan dan menyediakan produk, obat,
nutrisi, alat, serta konsultasi dokter dan informasi yang disesuaikan oleh penyakit
pelanggan, contohnya untuk pasien diabetes KALCare menyediakan obat Diabetes,
nutrisi diabetasol, alat cek gula darah myglucohealth wireless bluetooth, cek gula
darah di KALCare, dan konsultasi.
Dengan tujuan mengidentifikasi peluang dan ancaman dari sudut pandang
konsumen, maka kita melakukan customer analysis. Customer analysis dapat menjadi
alat bantu dalam mengidentifikasi kebutuhan (needs) dan keinginanan (wants)
konsumen sehingga memudahkan kita dalam memutuskan memberi produk atau jasa
seperti apa yang memang dibutuhkan dan diinginkan konsumen dengan harga yang
sesuai.
Customer analysis dapat dilakukan dengan dengan menjawab 3 pertanyaan ini
who they are?, what do they do?, dan what do they want?. Pertama jawab pertanyaan
siapa pelanggan KALCare dan apa pekerjaan mereka. Seperti yang diketahui bahwa
segmentasi pasar dibagi menjadi 3, yaitu kelas bawah, menengah, dan atas. Target
konsumen KALCare yaitu segmen kelas menengah ke atas. Mengapa? Karena
segmen konsumen kelas menengah ini mempunyai jumlah 56% dari jumlah
penduduk Indonesia tahun 2010 dan terus bertambah 8-9 juta tiap tahun. Konsumen
dengan pengeluaran US$2-20 perhari ini merupakan segmen pasar yang paling besar
dan paling menguntungkan di Indonesia. Masyarakat kelas menengah memiliki dua
ciri: pertama, mereka memiliki buying power yang tinggi. Kedua, mereka lebih
educated, knowledgable, dan civilized. Mereka lebih modern, memiliki global
mindset, mereka juga lebih technology savvy yang haus gadget seperti Galaxy Tab
atau iPad. Secara natural dan pelan tapi pasti, mereka akan menjadi konsumen yang
lebih health-conscious dan environmentally-concern. Mereka adalah para
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
15
Universitas Indonesia
profesional, entrepreneur, supervisor pabrik, ibu rumah tangga, pegawai negeri,
guru/dosen, mahasiswa, dokter, arsitek, atau bankir dengan kemampuan daya beli
tinggi (Yuswohady, 2012).
Gambar 3.1 Perubahan segmentasi pasar demografik ke psikografik
3.3 Analisis Database Pasien
Setelah melakukan analisa kompetitor dan analisa pelanggan melalui segmentasi
pasar, maka selanjutnya kita harus menganalisis apa yang pelanggan inginkan dan
butuhkandan menjawab pertanyaan what do they want?. Salah satu cara melihat dan
mengetahui apa yang diinginkan dan dibutuhkan pelanggan KALCare yaitu melalui
analisa data base pasien. Dari analisa database pasien KALCare akan dapat diketahui
obat apa yang paling dibeli pasien KALCare sehingga selanjutnya KALCare akan
menyediakan selalu obat-obat tersebut di KALCare. Dari analisa database ini dapat
diketahui pula pola penyakit dari pasien KALCare sehingga KALCare dapat
menyediakan produk nutrisi, suplemen, susu, cek kesehatan sesuai dengan pola
penyakit pasien KALCare.
Analisa database pasien KALCare dilakukan dengan beberapa langkah berikut
(Lampiran 1), yaitu:
1. Dikumpulkan 1920 data base pasien yang didapat semenjak 6 bulan terakhir
KALCare klinik di mall Lippo Karawaci
2. Database pengunjung KALCare yang didapat diolah dengan
mengelompokkan obat-obat yang dibeli menjadi kelompok-kelompok seperti
GIT, antibiotik, pernapasan, DM, Cholesterol, Cardio, dan lain sebagainya.
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
16
Universitas Indonesia
3. Dilakukan pengelompokan berdasarkan penyakit, kemudian diketahui berapa
jumlah pengunjung yang dating membeli obat diabetes, atau kolesterol dan
penyakit lainnya.
4. Diketahuilah pola penyakit dari pengunjung KALCare, yang paling banyak
dibeli pengunjung KALCare adalah obat antibiotik, alergi, diabetes melitus,
obat penurun kolesterol, dan obat kardiovaskuler.
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
17
Universitas Indonesia
Dari beberapa langkah diatas dapat data-data seperti berikut:
Gambar 3.2 consumer insight untuk obat DM
Keterangan : Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa metformin menjadi obat
DM yang paling banyak dibeli pengunjung KALCare.
Gambar 3.2 consumer insight untuk obat Hiperlipidemia
Keterangan : Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa simvastatin dan lipitor
menjadi obat penurun kolesterol yang paling banyak dibeli pengunjung KALCare.
Setelah diketahui obat-obat apa saja yang menjadi kebutuhan dan keinginan
pasien ketika datang ke KALCare, maka selanjutnya KALCare akan menyediakan
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
18
Universitas Indonesia
obat-obat tersebut dan menjaga stock barangnya agar tidak terjadi obat kehabisan.
Selain menyediakan obat, melalui program TOTAL SOLUTION Kalbe Farma
melalui KALCare akan berusaha memberikan dan memenuhi kebutuhan pasien
KALCare dengan menyediakan produk obat, nutrisi, suplemen, susu, alat cek
kesehatan, konsultasi dokter, dan segala informasi terkait penyakit yang diderita
pasien KALCare. Sebagai contoh untuk pasien KALCare yang menderita penyakit
Diabetes Melitus, KALCare menyediakan obat DM (seperti metformin, glunor,
glimepirid dan lain sebagainya), susu diabetasol, konsultasi dokter dan pemeriksaan
gula darah langsung di KALCare, alat cek gula darah myglucohealth yang dlengkapi
oleh wireless bluetooth dan penyimpanan data cek gula darah Anda di
www.myglucohealth.com sehingga memudahkan dalam pemantauan gula darah.
Sedangkan untuk pasien KALCare yang menderita hiperlipidemia, KALCare melalui
program TOTAL SOLUTION ini juga akan menyediakan obat penurun kolesterol
(truvaz, losartan, dan lainnya), nutrisi seimbang dengan benecol yang terdiri dari
mentega, yogurt, cream cheese dimana produk benecol ini mengandung stanol
yangdapat membantu menstabilkan kolesterol dalam tubuh, kemudian susu entrasol
yang merupakan produk susu dengan kandungan kolesterol rendah sehingga baik
untuk menjaga kestabilan kolesterol dalam tubuh, kemudian KALCare menyediakan
cek kadar kolesterol dan trigliserida langsung di KALCare dan konsultasi dengan
dokter mengenai hasilnya. Untuk memberikan kemudahan pada pasien maka
KALCare memberikan juga program cek kesehatan paket Rp. 100.000,- dimana
pasien dapat memeriksa kadar gula darah, kolesterol, trigliserida, serta asam urat
langsung di KALCare dan tidak membutuhkan waktu lama.
3.4 KALCare klinik Mall Lippo Karawaci
Mall Lippo Karawaci menjadi lokasi pertama oleh Kalbe Farma sebagai tempat
berdirinya KALCare yang pertama. KALCare di Mall Lippo Karawaci hadir dalam
bentuk retail yang terletak disebelah hypermart dan boston. Hal ini dilakukan karena
ada kerjasama yang terjalin antara boston dan KALCare dengan tujuan memberikan
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
19
Universitas Indonesia
pelayanan kesehatan bukan hanya penjualan produk kesehatan semata tetapi juga
dilengkapi dengan konsultasi dokter dan pemeriksaan lab di tempat. Kerjasama
KALCare dan boston juga memudahkan KALCare untuk masuk ke mall-mall dan
pusat perbelanjaan tanpa harus melewati jalur rumit untuk mendapatkan tempat dan
lokasi strategis dimal dan pusat perbelanjaan tersebut. KALCare yang hadir dalam
bentuk retail ini akan terus dikembangkan menjadi klinik kesehatan yang berdiri
sendiri di pinggir jalan maupun klinik kesehatan di mall dan pusat perbelanjaan.
Dengan mengusung konsep yang dimiliki Erha yang juga hadir dimall dan mandiri di
pinggir jalan, Kalbe Farma juga akan melakukan hal yang sama terhadap KALCare
sehingga KALCare menjadi fleksibel, berada dimana pun dan mudah dijangkau baik
untuk orang yang punya kesibukan tinggi (retail) maupun tidak.
KALCare mall Lippo Karawaci diresmikan tanggal 1 september 2012 didirikan
dengan modal percaya diri, kini performanya sejauh ini telah mencapai omzet 20 juta
perbulan kemudian jumlah pengunjungnya sudah mencapai 1920 orang hingga bulan
februari 2013. Setiap bulannya pengunjung yang terdaftar di KALCare klinik ini
mencapai kurang lebih 300 orang. Dari pengamatan performa KALCare diatas dapat
dilihat bahwa ternyata penyediaan pelayanan kesehatan berupa konsultasi dokter,
pemeriksaan lab ditempat, tidak hanya penjualan produk kesehatan saja, ternyata
sangat diperlukan masyarakat. Hal ini memudahkan masyarakat dalam mengecek
kesehatan, tidak perlu jauh-jauh ke rumah sakit, atau cek lab dirumah sakit, namun
dapat dilakukan dengan mengunjungi retail KALCare.
.
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
20
Universitas Indonesia
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kalbe Farma melalui KALCare klinik berusaha menjadi solusi kesehatan bagi
masyarakat dengan menyediakan fasilitas kesehatan dan menyajikan produk obat dan
nutrisi di klinik. Melalui analisa database pasiennya KALCare menemukan dan
mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan masyarakat, serta KALCare
dapat mengetahui pola penyakit pengunjung KALCare. Selanjutnya KALCare
memberikan solusi kesehatan, yaitu melalui program TOTAL SOLUTION. KALCare
menyediakan konsultasi dokter, produk obat, nutrisi, alat cek kesehatan
(myglucohealth), cek kesehatan langsung di KALCare, serta informasi kesehatan dan
pola hidup yang semuanya disesuaikan dengan penyakit pasien/pengunjung
KALCare.
4.2 Saran
Pengembangan bisnis klinik kesehatan KALCare ini harus terus dilakukan,
beberapa caranya yaitu dilakukan promosi untuk mempublikasikan KALCare klinik
sehingga masyarakat akan lebih familiar, misalnya dengan menyebarkan brosur,
membuat event. Kemudian memperluas jaringan outlet KALCare klinik sehingga
mudah dijangkau oleh masyarakat dan mengembangkan program TOTAL
SOLUTION tidak hanya untuk Diabetes dan Hiperlipidemia saja tapi juga penyakit-
penyakit lainnya. Selanjutnya memberikan semacam hadiah (reward) bagi
pengunjung KALCare yang datang berulang tiap bulan dan selalu datang ke
KALCare ketika dia membutuhan sesuatu terkait kesehatan serta menjaga hubungan
baik KALCare klinik dengan pengunjung KALCare dengan mengundang ketika
KALCare memiliki program baru, event, atau promo produk.
20
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
21
Universitas Indonesia
DAFTAR ACUAN
Adisasmito, Wiku. 2008. Rancangan Peraturan Daerah Tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Swasta. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
Corporate Business Development Kalbe Farma. 2012. KALCare’s ICT. Jakarta
Corporate IT Kalbe Farma. 2013. KALCare Step Analysis Technology Trends. Jakarta
Ananto, Erwin E. 2011. OTC a Healthy Product. Jakarta: Media Pharma Indonesia
Juanita. 2002. Peran Asuransi Kesehatan dalam Benchmarking Rumah Sakit dalam
Menghadapi Krisi Ekonomi. Sumatera Utara: USU digital library
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No 28/MENKES/PER/I/2011 Tentang Klinik. Jakarta
Nilowardono, Sengguruh. 2012. Manajemen Retail. Surabaya: Fakultas Ekonomi
Universitas Narotama
Rosita, Ratna, 2010. Kajian Biaya Produksi Pelayanan Kesehatan di Indonesia.
Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Sie Johan. 2012. PDCA System Training Material. Jakarta : PT. Kalbe Farma Tbk.
Yuswohady. 2012. Consumer 3000. www.yuswohady.com (diakses 13 Februari 2013)
Wahyono, Budi. 2012. “Konsep Retail”. http://pend-ekonomi.blogspot.com/
2012/06/konsep-retail.html, diakses tanggal 27 Februari 2013
www.kalbe.co.id , diakses tanggal 11 Februari 2013
www.kalcare.co.id, diakses tanggal 26 Februari 2013
21
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
22
Universitas Indonesia
LAMPIRAN
Lampiran 1. Alur Analisa Database Pengunjung KALCare
1. Database pengunjung KALCare yang didapat diolah dengan
mengelompokkan obat-obat yang dibeli menjadi kelompok-kelompok
seperti GIT, antibiotic, respiratory, DM, Cholesterol, Cardio, dan lain
sebagainya
2. Setelah dikelompokkan dalam grup
besar dikelompokkan lagi ke dalam
grup kecil yaitu spesifik grup seperti
gambar disamping
3. kemudian kelompokkan grup-grup
tadi hitung jumlah dari seluruh
database
4. selanjutnya di kelompokkan
berdasarkan penyakit seperti gambar
dibawah ini
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013
23
Universitas Indonesia
5. maka dapat diketahui pola penyakit dari pengunjung KALCare, dan obat apa
saja yang banyak dibeli oleh pengunjung KALCare (consumer insight)
Laporan praktek...., Novia Wulandari, FF, 2013