UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA...

163
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JL. KARTINI RAYA NO. 34A JAKARTA PUSAT PERIODE 19 JUNI - 26 JULI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER FAUZIA, S.Farm. 1206329606 ANGKATAN LXXVII FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JANUARI 2014 Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA...

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI APOTEK ATRIKA

JL. KARTINI RAYA NO. 34A JAKARTA PUSAT

PERIODE 19 JUNI - 26 JULI 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

FAUZIA, S.Farm.

1206329606

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JANUARI 2014

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

ii Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI APOTEK ATRIKA

JL. KARTINI RAYA NO. 34A JAKARTA PUSAT

PERIODE 19 JUNI - 26 JULI 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker

FAUZIA, S.Farm.

1206329606

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JANUARI 2014

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh:

Fauzia, S. Farm.

na63296A6

Apoteker - Fakultas Farmasi UI

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Atrika

Jl. Kartini Raya No. 34 JakartaPusat periode 19 Junt - 26

Juli 2013

Nama

NPM

Program Studi

Judul Laporan

Ditetapkan di

Tanggal

: Depok

: 13 Jantxrt ZaH

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan penguji dan diterimasebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

Apoteker pada Program Studi Apoteker, Fakutrtas Farmasi, universitasIndonesia

DEWAIY PENGUJI

Pembimbing I : Dr. Harmita, Apt.

Pembirnbing II : Drs. Jahja Atmadja, Apt.

Penguji I : Dr Hermari fury*.li

Penguji II : Drrc. Jr",herrir Anirn, M 5,, fipg

Penguji III : Drs. Matuandi Nr.r, Apr.

1il Univercitas lndonesia

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

iv Universitas Indonesia

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah

saya nyatakan dengan benar.

Nama : Fauzia, S.Farm

NPM : 1206329606

Tanda Tangan :

Tanggal : 13 Januari 2014

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

v Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja

Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Atrika ini. Penulisan laporan ini dilakukan

dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan guna menyelesaikan pendidikan

Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia. Dalam penulisan

laporan ini, penulis tidak terlepas dari bimbingan, arahan, bantuan serta dukungan

dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Mahdi Jufri, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Indonesia.

2. Prof. Dr. Yahdiana Harahap, MS., Apt., selaku Pj.S. Dekan Fakultas Farmasi

sampai dengan 20 Desember 2013.

3. Dr. Harmita, Apt., selaku Ketua Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi

Universitas Indonesia dan pembimbing dari Apotek Atrika yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama penulis

melaksanakan PKPA.

4. Bapak Winardi Hendrayanta sebagai Pemilik Sarana Apotek Atrika yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan PKPA.

5. Drs. Jahja Atmadja, Apt., selaku pembimbing dari Fakultas Farmasi

Universitas Indonesia yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada

penulis selama penyusunan laporan PKPA.

6. Para karyawan Apotek Atrika atas ilmu, arahan, dan bantuan yang telah

diberikan selama pelaksanaan PKPA ini.

7. Bapak dan Ibu staf pengajar beserta segenap karyawan Fakultas Farmasi

Universitas Indonesia.

8. Seluruh keluarga tercinta, terutama mama, ayah, nenek, kakak, serta kedua

adik penulis atas kasih sayang, dukungan, perhatian, semangat dan doa yang

telah diberikan, yang senantiasa sabar dan tanpa lelah memberikan dukungan

moril dan materil serta semangat, motivasi, dan bantuan kepada penulis serta

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

vi Universitas Indonesia

sepupu sekaligus sahabat terbaik penulis yaitu Wellysa Nur Amanda atas

semangat, doa, dan kebersamaan selama ini.

9. Teman-teman Apoteker Angkatan 77, khususnya Anna, Pea, Renny, dan Elis

yang telah membuat masa perkuliahan menjadi lebih indah, menyenangkan,

dan penuh kebersamaan.

10. Semua pihak yang telah banyak membantu hingga terselesaikannya laporan

PKPA ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pihak

yang membaca. Akhir kata, penulis berharap semoga pengetahuan dan

pengalaman yang diperoleh selama menjalani PKPA yang dituangkan dalam

laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Penulis

2014

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

vii Universitas Indonesia

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Fauzia, S.Farm

NPM : 1206329606

Program Studi : Apoteker

Fakultas : Farmasi

Jenis karya : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI

APOTEK ATRIKA JL. KARTINI RAYA NO. 34A JAKARTA

PUSAT PERIODE 19 JUNI – 26 JULI 2013

beserta perangkat yang ada (bila diperlukan) dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/

formatkan, mengelola dalam bentuk basis data, merawat, dan mempublikasikan

tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta

dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada Tanggal : 13 Januari 2014

Yang menyatakan

(Fauzia, S.Farm.)

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

viii Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Fauzia, S. Farm

NPM : 1206329606

Program Studi : Profesi Apoteker

Judul : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek

Atrika Jl. Kartini Raya No. 34 A Jakarta Pusat Periode

19 Juni - 26 Juli 2013

Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Atrika bertujuan agar para calon

Apoteker dapat memahami tugas pokok, fungsi, dan peran Apoteker di sebuah

apotek serta memahami dan melaksanakan kegiatan di apotek, baik secara teknis

kefarmasian maupun non teknis kefarmasian. Sedangkan tujuan dari tugas khusus

adalah melakukan pengelompokan dan penyimpanan “obat - obat dalam” non

generik yang terdapat di Apotek Atrika secara farmakologi agar terjadinya

kesalahan dalam hal pengambilan obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit

pasien dapat dihindari.

Kata kunci : Apotek Atrika, pengelompokan secara farmakologi

Tugas umum : ix + 76 halaman; 4 gambar; 19 lampiran

Tugas khusus : v + 67 halaman; 4 tabel; 4 lampiran

Daftar Acuan Tugas Umum : 17 (2011-1980)

Daftar Acuan Tugas Khusus : 15 (2013-2001)

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

ix Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name : Fauzia, S. Farm

NPM : 1206329606

Program Study : Apothecary Profession

Title : Report of Professional Practice Pharmacist in Apotek

Atrika Jl. Kartini Raya No. 34A Central Jakarta Period

Juny 19th

- July 26th

2013

Pharmacists Professional Practice at Apotek Atrika intended that the pharmacist

can understand basic tasks, functions, and the role of pharmacists in a pharmacy

as well as to understand and carry out activities in the pharmacy, both technical

and non-technical pharmacy. The purpose of the special task is to perform

clustering and storage "obat-obat dalam non-generik” contained in Apotek Atrika

pharmacologically to avoid making mistakes in terms of taking drug.

Keywords : Apotek Atrika, pharmacology classification

General Assignment : ix + 76 pages; 4 pictures; 19 appendices

Specific Assignment : v + 67 pages; 4 tables; 4 appendices

Bibliography of General Assignment : 17 (2011-1980)

Bibliography of Specific Assignment : 15 (2013-2001)

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

x Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT .................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Tujuan ..................................................................................... 2

BAB 2. TINJAUAN UMUM APOTEK ....................................................... 3

2.1 DefinisiApotek ......................................................................... 3

2.2 Landasan Hukum Apotek ......................................................... 3

2.3 Tugas dan Fungsi Apotek ........................................................ 4

2.4 Persyaratan Saran dan Prasarana Apotek ................................. 4

2.5 Persyaratan Apoteker Pengelola Apotek .................................. 5

2.6 Pengalihan Tanggung Jawab Pengelolaan Apotek ................... 7

2.7 Tata Cara Perizinan Apotek ...................................................... 8

2.8 Pencabutan Surat Izin Apotek .................................................. 11

2.9 Tenaga Kerja di Apotek ........................................................... 12

2.10 Sediaan Farmasi di Apotek ...................................................... 14

2.10.1 Obat OTC (Over The Counter) ..................................... 14

2.10.2 Obat Ethical .................................................................. 16

2.10.3 Obat Wajib Apotek ....................................................... 22

2.11 PengelolaanApotek .................................................................. 23

2.11.1 Perencanaan................................................................... 24

2.11.2 Pengadaan ..................................................................... 24

2.11.3 Penyimpanan ................................................................. 25

2.11.4 Administrasi .................................................................. 25

2.11.5 Pelayanan ...................................................................... 25

2.12 Pengadaan Persediaan Apotek ................................................. 27

2.13 Pengendalian Persediaan Apotek ............................................. 29

2.14 Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek .............................. 31

2.14.1 Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) .................. 33

2.14.2 Pelayanan Informasi Obat (PIO) ................................... 34

2.14.3 Konseling ...................................................................... 35

2.14.4 Swamedikasi ................................................................. 35

BAB 3. TINJAUAN KHUSUS APOTEK ATRIKA ................................... 37 3.1 Sejarah dan Lokasi ................................................................... 37

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

xi Universitas Indonesia

3.2 Tata Ruang ............................................................................... 37

3.3 Struktur Organisasi .................................................................. 38

3.4 Tugas dan Fungsi Jabatan ........................................................ 38

3.4.1 Apoteker Pengelola Apotek (APA) ................................ 38

3.4.2 Apoteker Pendamping .................................................... 39

3.4.3 Asisten Apoteker ............................................................ 40

3.4.4 Juru Resep ...................................................................... 41

3.4.5 Kasir ............................................................................... 41

3.4.6 Keuangan........................................................................ 41

3.4.7 Pesuruh ........................................................................... 42

3.4.8 Kurir ............................................................................... 42

3.5 Kegiatan di Apotek Atrika ....................................................... 42

3.5.1 Kegiatan Teknis Kefarmasian ........................................ 42

3.5.2 Kegiatan Non-Teknis Kefarmasian ................................ 47

BAB 4. PEMBAHASAN ................................................................................ 51

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 60

5.1 Kesimpulan .............................................................................. 60

5.2 Saran ......................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 61

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

xii Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo golongan obat .................................................................... 15

Gambar 2.2 Tanda peringatan pada kemasan obat bebas terbatas .................. 16

Gambar 2.3 Matriks VEN-ABC ..................................................................... 30

Gambar 4.1 Alur penerimaan resep tunai ....................................................... 57

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

xiii Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Peta lokasi Apotek Atrika ......................................................... 63

Lampiran 2 Papan nama Apotek Atrika ....................................................... 64

Lampiran 3 Denah ruang Apotek Atrika ...................................................... 65

Lampiran 4a Ruang tunggu Apotek Atrika .................................................... 66

Lampiran 4b Ruang etalase depan Apotek Atrika ......................................... 66

Lampiran 5a Lemari penyimpanan narkotika di Apotek Atrika .................... 67

Lampiran 5b Lemari penyimpanan psikotropika di Apotek Atrika ............... 67

Lampiran 6 Struktur organisasi Apotek Atrika ............................................ 68

Lampiran 7 Etiket dan label yang digunakan di Apotek Atrika................... 69

Lampiran 8a Kopi resep Apotek Atrika ......................................................... 70

Lampiran 8b Surat pesanan Apotek Atrika .................................................... 70

Lampiran 9a Surat Pesanan narkotika. ........................................................... 71

Lampiran 9b Laporan penggunaan narkotika ................................................ 71

Lampiran 10 Surat pesanan psikotropika. ...................................................... 72

Lampiran 11 Laporan penggunaan psikotropika............................................ 73

Lampiran 12 Berita acara pemusnahan resep................................................. 74

Lampiran 13a Kartu stok kecil ......................................................................... 75

Lampiran 13b Kartu stok besar (kartu gudang) ............................................... 75

Lampiran 14 Faktur pengiriman ke cabang Apotek Atrika ........................... 76

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009,

kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial

yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

ekonomis. Manusia yang sehat dapat beraktivitas dan bekerja dengan lebih

optimal sehingga lebih produktif dibandingkan dengan manusia yang kurang

sehat. Hal ini tentu saja dapat melahirkan Sumber Daya Manusia yang unggul dan

kompeten yang sangat dibutuhkan pada era globalisasi saat ini. Seiring dengan

perkembangan zaman dan semakin tingginya pendidikan manusia, saat ini

manusia lebih peduli dan mengerti akan pentingnya kesehatan bagi hidup mereka.

Oleh sebab itu, agar derajat kesehatan yang lebih baik dapat diwujudkan dan

ditingkatkan maka diperlukan adanya upaya kesehatan.

Menurut SK Menkes RI Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang

Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, upaya kesehatan adalah setiap

kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan

ini salah satunya dapat diwujudkan dengan pemerataan dan peningkatan mutu

pelayanan kesehatan, persediaan obat-obatan yang memadai, berkualitas, aman,

distribusi merata, dan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Upaya kesehatan

yang dilakukan perlu didukung pula oleh saran kesehatan yang memadai. Salah

satu sarana kesehatan yang dapat digunakan untuk mendukung terwujudnya

derajat kesehatan ini adalah apotek.

Definisi Apotek berdasarkan KepMenKes No. 1332/MenKes/SK/X/2002

tentang Ketentuan dan Tata Cara PemberianIzin Apotek, adalah suatu tempat

tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi,

perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Selain sebagai tempat yang

menyediakan dan menyalurkan obat/ perbekalan kesehatan, apotek juga berperan

sebagai tempat dilakukannya pelayanan farmasi secara langsung kepada pasien

guna meningkatkan kualitas hidup pasien. Agar peran dan fungsi apotek ini dapat

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

2

Universitas Indonesia

berjalan dengan baik, maka diperlukan seorang tenaga profesional yang memiliki

kemampuan dan pengetahuan dalam mengelola apotek. Tenaga profesional yang

tepat untuk menjalankan tugas ini adalah apoteker.

Sebagai penanggung jawab apotek, seorang apoteker harus bisa melakukan

pengelolaan perbekalan farmasi di apotek dengan baik dan mampu menjalankan

pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada pasien (patient oriented). Selain

itu, apoteker di apotek juga harus bertanggung jawab terhadap keberlangsungan

apotek, sehingga kemampuan manajerial seperti keuangan, manajemen Sumber

Daya Manusia (SDM), akutansi, serta manajemen operasional merupakan hal

lainnya yang harus dikuasai oleh seorang apoteker (Aliya, 2011).

Berdasarkan latar belakang ini, Program Profesi Apoteker Fakultas

Farmasi Universitas Indonesia mewajibkan semua calon apoteker yang menjalani

Program Pendidikan Profesi Apoteker untuk melaksanakan Praktek Kerja Profesi

Apoteker (PKPA) di apotek. Salah satu apotek yang menjadi tempat pelaksanaan

PKPA tersebut adalah Apotek Atrika. Melalui PKPA di Apotek Atrika yang

dilaksanakan mulai tanggal 19 Juni sampai 26 Juli 2013, diharapkan calon

apoteker akan dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan

dalam bidang farmasi komunitas.

1.2 Tujuan

Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Atrika bertujuan agar

para calon Apoteker dapat :

a. Memahami tugas pokok, fungsi, dan peran apoteker di sebuah apotek.

b. Memahami dan melaksanakan kegiatan di apotek, baik secara teknis

kefarmasian maupun non teknis kefarmasian.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

3 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN UMUM APOTEK

2.1 Definisi Apotek

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002,

apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan

penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.

Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat asli Indonesia, alat

kesehatan, dan kosmetika, sedangkan perbekalan kesehatan adalah semua bahan

dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009, pekerjaan kefarmasian adalah

pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,

pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan

obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta

pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.

2.2 Landasan Hukum Apotek

Apotek memiliki landasan hukum yang diatur dalam :

a. Undang – Undang Negara, yaitu :

1. Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.

2. Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

3. Undang-Undang Kesehatan RI No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

b. Peraturan Pemerintah, yaitu :

1. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980 tentang perubahan atas PP No.

26 Tahun 1965 tentang Apotek.

2. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.

c. Peraturan Menteri Kesehatan, yaitu :

1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/MENKES/PER/X/1993 tentang

Kententuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktek, dan Izin

Kerja Tenaga Kefarmasian.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

4

Universitas Indonesia

d. Keputusan Menteri Kesehatan, yaitu:

1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/MENKES/SK/X/2002 tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI

No.922/MENKES/PER/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara

Pemberian Izin Apotek.

2. Keputusan Kementerian Kesehatan RI No. 1027/MENKES/SK/X/2004

tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

2.3 Tugas dan Fungsi Apotek

Menurut Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980, tugas dan fungsi

apotek adalah:

a. Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan

sumpah jabatan.

b. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk,

pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan obat.

c. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus mendistribusikan obat yang

diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.

d. Sebagai sarana tempat pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi

kepada masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya.

2.4 Persyaratan Sarana dan Prasarana Apotek

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1027/MENKES/SK/

IX/2004, apotek harus berlokasi pada daerah yang mudah dikenali oleh

masyarakat. Pada halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kata

“APOTEK”. Apotek harus dapat dengan mudah diakses oleh anggota masyarakat.

Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisah dari aktivitas

pelayanan dan penjualan produk lainnya. Hal tersebut berguna untuk

menunjukkan integritas dan kualitas produk serta mengurangi risiko kesalahan

penyerahan. Masyarakat harus diberi akses secara langsung dan mudah oleh

Apoteker untuk memperoleh informasi dan konseling.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

5

Universitas Indonesia

Kebersihan lingkungan apotek harus dijaga. Apotek harus bebas dari

hewan pengerat, serangga, dan hama. Apotek harus memiliki suplai listrik yang

konstan, terutama untuk lemari pendingin. Perabotan apotek harus tertata rapi,

lengkap dengan rak-rak penyimpanan obat dan barang-barang lain yang tersusun

dengan rapi, terlindung dari debu, kelembaban, dan cahaya yang berlebihan serta

diletakkan pada kondisi ruangan dengan temperatur yang telah ditetapkan. Apotek

harus memiliki :

a. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien.

b. Tempat untuk menempatkan informasi bagi pasien, termasuk penempatan

brosur atau materi informasi.

c. Ruangan tertutup untuk konseling bagi pasien yang dilengkapi dengan meja

dan kursi serta lemari untuk menyimpan catatan medikasi pasien.

d. Ruang racikan.

e. Keranjang sampah yang tersedia untuk staf maupun pasien.

2.5 Persyaratan Apoteker Pengelola Apotek

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002,

disebutkan bahwa Apoteker adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus dan telah

mengucapkan sumpah jabatan Apoteker, yang berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia

sebagai Apoteker. Setiap tenaga kefarmasian yang menjalankan pekerjaan

kefarmasian harus telah terdaftar dan memiliki izin kerja atau praktek.

Sebelumnya, Apoteker yang melakukan pekerjaan kefarmasian harus memiliki

surat izin berupa Surat Penugasan (SP) atau Surat Izin Kerja (SIK) bagi Apoteker.

Namun sejak tanggal 1 Juni 2011, diberlakukan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 889/Menkes/PerV/2011 tentang Registrasi, Izin

Praktek, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. Berdasarkan Permenkes ini, setiap

Tenaga Kefarmasian wajib memiliki surat tanda registrasi. Untuk tenaga

kefarmasian yang merupakan seorang Apoteker, maka wajib memiliki Surat

Tanda Registrasi Apoteker (STRA). Setelah memiliki STRA, Apoteker wajib

memiliki surat izin sesuai tempat kerjanya. Surat izin tersebut dapat berupa Surat

Izin Praktek Apoteker (SIPA) untuk Apoteker yang bekerja di fasilitas pelayanan

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

6

Universitas Indonesia

kefarmasian atau Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA) untuk Apoteker yang bekerja

di fasilitas produksi atau distribusi farmasi.

Apoteker yang telah memiliki SP atau SIK wajib mengganti SP atau SIK

dengan STRA dan SIPA/SIKA dengan cara mendaftar melalui website Komite

Farmasi Nasional (KFN). Setelah mendapatkan STRA, Apoteker wajib mengurus

SIPA dan SIKA di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat pekerjaan

kefarmasian dilakukan. STRA dikeluarkan oleh Menteri, dimana Menteri akan

mendelegasikan pemberian STRA kepada KFN. STRA berlaku selama lima tahun

dan dapat diregistrasi ulang selama memenuhi persyaratan.

Untuk memperoleh SIPA atau SIKA, Apoteker mengajukan permohonan

kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat pekerjaan kefarmasian

dilaksanakan. Permohonan SIPA atau SIKA harus melampirkan :

a. Fotokopi STRA yang dilegalisir oleh KFN.

b. Surat pernyataan mempunyai tempat praktek profesi atau surat keterangan

dari pimpinan fasilitas pelayanan kefarmasian atau dari pimpinan fasilitas

produksi atau distribusi/penyaluran.

c. Surat rekomendasi dari organisasi profesi.

d. Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak dua lembar dan 3 x 4 cm

sebanyak dua lembar.

Dalam mengajukan permohonan SIPA sebagai Apoteker pendamping

harus dinyatakan permintaan SIPA untuk tempat pekerjaan kefarmasian pertama,

kedua, atau ketiga. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus menerbitkan

SIPA atau SIKA paling lama dua puluh hari kerja sejak surat permohonan

diterima dan dinyatakan lengkap.

Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah Apoteker yang telah diberi

Surat Izin Apotek (SIA). Seorang Apoteker Pengelola Apotek harus memenuhi

kualifikasi sebagai berikut :

a. Memiliki ijazah yang telah terdaftar pada Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia.

b. Telah mengucapkan sumpah atau janji sebagai Apoteker.

c. Memiliki SIK dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

7

Universitas Indonesia

d. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan

tugasnya sebagai Apoteker.

e. Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi secara penuh dan tidak menjadi

APA di apotek lain.

Apabila APA berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka apotek,

APA harus menunjuk Apoteker Pendamping. Apabila APA dan Apoteker

Pendamping karena hal-hal tertentu berhalangan melakukan tugasnya, APA

menunjuk Apoteker Pengganti. Penunjukan tersebut harus dilaporkan kepada

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala Dinas

Kesehatan Provinsi setempat. Apabila APA berhalangan melakukan tugasnya

lebih dari 2 (dua) tahun secara terus menerus, SIA atas nama Apoteker

bersangkutan dicabut.

2.6 Pengalihan Tanggung Jawab Pengelolaan Apotek

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.922/MenKes/Per/X/1993

pasal 23 dan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1332/MenKes/SK/X/2002

pasal 24, pengalihan tanggung jawab pengelolaan apotek dapat dilakukan dengan

cara sebagai berikut :

a. Pada setiap pengalihan tanggung jawab pengelolaan kefarmasian yang

disebabkan karena penggantian APA kepada Apoteker pengganti, wajib

dilakukan serah terima resep, narkotika, obat dan perbekalan farmasi lainnya

serta kunci-kunci tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika (Pasal 23

ayat 1).

b. Pada kegiatan serah terima tersebut wajib dibuat berita acara serah terima

sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan dalam rangkap empat yang

ditandatangani oleh kedua belah pihak (Pasal 23 ayat 2).

c. Apabila APA meninggal dunia, dalam jangka waktu dua kali dua puluh empat

jam, ahli waris APA wajib melaporkan kejadian tersebut secara tertulis

kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota (Pasal 24 ayat 1).

d. Apabila pada apotek tersebut tidak terdapat Apoteker pendamping, pada

pelaporan dimaksud Pasal 24 ayat (1) wajib disertai penyerahan resep,

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

8

Universitas Indonesia

narkotika, psikotropika, obat keras, dan kunci tempat penyimpanan narkotika

dan psikotropika (Pasal 24 ayat 2).

e. Pada penyerahan yang dimaksud pada pasal 24 ayat (1) dan (2), dibuat berita

acara seperti yang dimaksud pasal 23 ayat (2) dan dilaporkan kepada Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala Balai

POM setempat (Pasal 24 ayat 3).

2.7 Tata Cara Perizinan Apotek

Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002

disebutkan bahwa SIA adalah surat izin yang diberikan oleh Menteri kepada

Apoteker atau Apoteker bekerjasama dengan pemilik sarana untuk

menyelenggarakan apotek di suatu tempat tertentu. Izin apotek diberikan oleh

Menteri, kemudian Menteri melimpahkan wewenang pemberian izin apotek

kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota wajib melaporkan pelaksanaan pemberian izin, pembekuan izin,

pencairan izin, dan pencabutan izin apotek sekali setahun kepada Menteri dan

tembusan disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.1332/Menkes/SK/X/2002 pasal 7 dan 9 tentang Perubahan Atas Peraturan

Menteri Kesehatan RI No. 922/Menkes/PER/X/1993 mengenai Tata Cara

Pemberian Izin Apotek adalah sebagai berikut :

a. Permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dengan menggunakan contoh formulir APT-1.

b. Dengan menggunakan formulir APT-2 Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah menerima

permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala Balai POM untuk

melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan apotek melakukan kegiatan.

c. Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambat-

lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah permintaan bantuan teknis dan Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksaan setempat

dengan menggunakan contoh formulir APT-3.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

9

Universitas Indonesia

d. Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam (b) dan (c) tidak

dilaksanakan, apoteker pemohon dapat membuat surat pernyataan siap

melakukan kegiatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas Provinsi dengan

menggunakan contoh formulir APT-4.

e. Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah diterima laporan

pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat (c) atau pernyataan ayat (d) Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan SIA dengan

menggunakan contoh formulir APT-5.

f. Dalam hal hasil pemeriksaan Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau

Kepala Balai POM dimaksud ayat (c) masih belum memenuhi syarat. Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam waktu 12 (dua belas) hari

mengeluarkan Surat Penundaan dengan menggunakan contoh formulir APT-6.

g. Terhadap Surat Penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (f), Apoteker

diberi kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi

selambat-lambatnya dalam jangka waktu satu bulan sejak tanggal Surat

Penundaan.

h. Apabila apoteker menggunakan sarana pihak lain, maka penggunaan sarana

dimaksud wajib didasarkan atas perjanjian kerja sama antara apoteker dan

pemilik sarana.

i. Pemilik sarana yang dimaksud (poin h) harus memenuhi persyaratan tidak

pernah terlibat dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang

obat sebagaimana dinyatakan dalam surat penyataan yang bersangkutan.

j. Terhadap permohonan izin apotek yang ternyata tidak memenuhi persyaratan

APA dan atau persyaratan apotek atau lokasi apotek tidak sesuai dengan

permohonan, maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam

jangka waktu selambat-lambatnya (12) dua belas hari kerja wajib

mengeluarkan surat penolakan disertai dengan alasannya dengan

menggunakan formulir model APT-7.

Dalam mengajukan permohonan perizinan apotek, Apoteker selaku

penanggung jawab melampirkan:

1. Data Apoteker.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

10

Universitas Indonesia

- Fotokopi KTP Apoteker Pengelola Apotek (APA).

- Fotokopi NPWP APA.

- Pasfoto berwarna ukuran 4x6 cm 1 lembar.

- Fotokopi Surat Izin Kerja.

- Fotokopi Surat Lolos butuh dari Dinas Kesehatan Provinsi bagi APA

yang berasal dari luar Provinsi.

- Surat Izin dari Atasan bagi APA yang PNS/ TNI/ Polri.

2. Data Pemilik Sarana Apotek (PSA)

- Fotokopi KTP PSA/ Pemilik Perusahaan.

- Fotokopi NPWP.

- Pasfoto berwarna ukuran 4x6 cm 1 lembar.

3. Fotokopi Akte Perusahaan bila berbentuk Badan Hukum yang telah

terdaftar di Departemen Kehakiman dan HAM RI.

4. Salinan Akte Perjanjian kerjasama antara APA dan PSA.

5. Fotokopi IMB yang telah dilegalisir.

6. Fotokopi Undang-Undang Gangguan (UUG) dari Dinas Tramtib yang

telah dilegalisir.

7. Surat Pernyataan dari APA tidak bekerja pada perusahaan Farmasi lain di

atas materai Rp 6.000,00.

8. Surat Pernyataan APA yang menyaakan akan tunduk serta patuh kepada

peraturan yang berlaku di atas materai Rp 6.000,00.

9. Surat Pernyataan dari APA tidak melakukan penjualan Narkotika, Obat

Keras Tertentu tanpa resep di atas materai Rp 6.000,00.

10. Surat Pernyaaan PSA tidak pernah terlibat dan tidak akan terlibat dalam

pelanggaran peraturan di bidang Farmasi/obat dan tidak ikut campur dalam

hal pengelolaan obat di atas materai Rp 6.000,00.

11. Peta lokasi dan denah ruangan beserta fungsi dan ukurannya.

12. Struktur organisasi dan tata kerja/ tata laksana.

13. Rencana jadwal buka apotek.

14. Daftar ketenagaan berdasarkan pendidikan.

15. Kelengkapan Asisten Apoteker/ D3 Farmasi

- Surat Izin Asisten Apoteker.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

11

Universitas Indonesia

- Fotokopi KTP.

- Surat pernyataan bersedian bekerja di atas materai Rp 6.000,00.

16. Daftar peralatan peracikan obat.

17. Daftar buku pustaka.

18. Perlengkapan administrasi

- Contoh etiket, kartu stock, copy resep.

- Blanko SP, blanko faktur, form laporan Narkotika.

2.8 Pencabutan Surat Izin Apotek

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002,

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota setempat wajib melaporkan pemberian

izin, pembekuan izin, pencairan izin, dan pencabutan izin apotek dalam jangka

waktu setahun sekali kepada Menteri dan tembusan disampaikan kepada Kepala

Dinas Kesehatan Provinsi. Surat izin apotek dapat dicabut oleh Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/ Kota apabila :

a. Apoteker tidak lagi memenuhi kewajibannya untuk menyediakan,

menyimpan dan menyerahkan sediaan farmasi yang bermutu baik dan

keabsahannya terjamin. Sediaan farmasi yang sudah dikatakan tidak bermutu

baik atau karena sesuatu hal tidak dapat dan dilarang untuk digunakan

seharusnya dimusnahkan dengan cara dibakar atau ditanam atau dengan cara

lain yang ditetapkan oleh Menteri.

b. APA berhalangan melakukan tugasnya lebih dari dua tahun secara terus

menerus.

c. Pelanggaran terhadap Undang-Undang Obat Keras Nomor, St. 1937 N. 541,

Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Undang-Undang No.

5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, Undang-Undang No. 22 Tahun 1997

tentang Narkotika, serta ketentuan peraturan perundang-undangan lain yang

berlaku.

d. Surat Izin Kerja APA dicabut.

e. Pemilik Sarana Apotek terbukti terlibat dalam pelanggaran perundang-

undangan di bidang obat.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

12

Universitas Indonesia

f. Apotek tidak dapat lagi memenuhi persyaratan mengenai kesiapan tempat

pendirian apotek serta kelengkapan sediaan farmasi dan perbekalan lainnya

baik merupakan milik sendiri atau pihak lain.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebelum melakukan pencabutan

surat izin apotek berkoordinasi dengan Kepala Balai POM setempat. Pelaksanaan

pencabutan surat izin apotek dilaksanakan setelah dikeluarkan:

a. Peringatan secara tertulis kepada APA sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut

dengan tenggang waktu masing-masing 2 (dua) bulan.

b. Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama-lamanya 6 (enam) bulan

sejak dikeluarkannya penetapan pembekuan kegiatan apotek.

Pembekuan izin apotek sebagaimana dimaksud dalam huruf (b) di atas,

dapat dicairkan kembali apabila apotek telah membuktikan memenuhi seluruh

persyaratan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan ini. Pencairan izin apotek

dilakukan setelah menerima laporan pemeriksaan dari Tim Pemeriksaan Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.Apabila SIA dicabut, APA atau Apoteker

Pengganti wajib mengamankan perbekalan farmasi sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Pengamanan tersebut wajib mengikuti tata cara sebagai

berikut:

a. Dilakukan inventarisasi terhadap seluruh persediaan narkotika, obat keras

tertentu dan obat lain serta seluruh resep yang tersedia di apotek.

b. Narkotika, psikotropika, dan resep harus dimasukkan dalam tempat yang

tertutup dan terkunci.

c. Apoteker Pengelola Apotek wajib melaporkan secara tertulis kepada Kepala

Wilayah Kantor Kementerian Kesehatan atau petugas yang diberi wewenang

olehnya, tentang penghentian kegiatan disertai laporan inventarisasi yang

dimaksud dalam huruf (a).

2.9 Tenaga Kerja di Apotek

Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 menyebutkan bahwa tenaga

kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri

dari Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Tenaga teknis kefarmasian adalah

tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, yang

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

13

Universitas Indonesia

terdiri atas sarjana farmasi, ahli madya farmasi, analis farmasi dan tenaga

menengah farmasi/ Asisten Apoteker. Tenaga pendukung untuk menjamin

kelancaran kegiatan pelayanan kefarmasian di suatu apotek, yaitu Apoteker

Pengelola Apotek (APA), Asisten Apoteker, juru resep, kasir, dan pegawai

administrasi/ tata usaha.

APA adalah Apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek. APA

bertanggung jawab penuh terhadap semua kegiatan yang berlangsung di apotek,

juga bertanggung jawab kepada pemilik modal (jika bekerja sama dengan Pemilik

Sarana Apotek). Tugas dan kewajiban APA di apotek adalah sebagai berikut :

a. Memimpin seluruh kegiatan apotek, baik kegiatan teknis maupun non-teknis

kefarmasian sesuai dengan ketentuan maupun perundangan yang berlaku.

b. Menyediakan, menyimpan, dan menyerahkan sediaan farmasi yang bermutu

baik dan yang keabsahannya terjamin.

c. Mengatur, melaksanakan, dan mengawasi administrasi.

d. Mengusahakan agar apotek yang dipimpinnya dapat memberikan hasil yang

optimal sesuai dengan rencana kerja dengan cara meningkatkan omset,

mengadakan pembelian yang sah dan penekanan biaya serendah mungkin.

e. Melakukan pengembangan apotek.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 1332 tahun 2002, dalam

melakukan tugasnya, seorang APA dapat dibantu oleh Apoteker Pendamping dan

Apoteker Pengganti. Apoteker Pendamping yaitu Apoteker yang bekerja di apotek

selain APA dan/atau menggantikan APA pada jam-jam tertentu pada hari buka

apotek. Apoteker Pengganti adalah Apoteker yang menggantikan APA jika APA

berhalangan hadir selama lebih dari tiga bulan secara terus-menerus, telah

memiliki Surat Izin Kerja (SIK) dan tidak bertindak sebagai APA di tempat lain.

Tenaga pendukung lainnya untuk menjamin kelancaran kegiatan

pelayanan kefarmasian di suatu apotek adalah Asisten Apoteker. Berdasarkan

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1332/MENKES/SK/ X/2002, Asisten

Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai Asisten Apoteker.

Tenaga pendukung yang tidak kalah pentingnya adalah juru resep, kasir dan

pegawai administrasi atau tata usaha. Juru resep adalah orang yang membantu

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

14

Universitas Indonesia

Asisten Apoteker dalam menyiapkan (meracik) obat menurut resep. Kasir

merupakan petugas yang mencatat penerimaan dan pengeluaran uang yang

dilengkapi dengan kuitansi, nota, tanda setoran, dan lain-lain. Pegawai

administrasi atau tata usaha bertugas membantu Apoteker dalam kegiatan

administrasi seperti membuat laporan harian.

2.10 Sediaan Farmasi di Apotek

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1332/MENKES/

SK/X/2002, sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli Indonesia, alat

kesehatan, dan kosmetika. Obat merupakan satu di antara sediaan farmasi yang

dapat ditemui di apotek. Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009, obat

adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan

kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia. Obat-obat yang beredar di Indonesia

digolongkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dalam 4

(empat) kategori, yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, dan obat

golongan narkotika. Penggolongan ini berdasarkan tingkat keamanan dan

dimaksudkan untuk memudahkan pengawasan terhadap peredaran dan pemakaian

obat-obat tersebut. Setiap golongan obat diberi tanda pada kemasan yang terlihat.

Berdasarkan ketentuan peraturan tersebut, maka obat dibagi menjadi beberapa

golongan yaitu (Umar, 2011; Departemen Kesehatan RI, 1997).

2.10.1 Obat OTC (Over The Counter)

Obat-obat yang boleh dibeli oleh pasien tanpa resep dokter disebut obat

OTC (Over The Counter). Contoh dari obat OTC ini adalah obat bebas dan obat

bebas terbatas.

2.10.1.1 Obat Bebas

Obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter

adalah obat bebas. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

15

Universitas Indonesia

lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contohnya adalah parasetamol

(Kementerian Kesehatan, 2006).

Gambar 2.1 Logo golongan obat

2.10.1.2 Obat Bebas Terbatas

Obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter

dan disertai dengan tanda peringatan disebut obat bebas terbatas. Tanda khusus

pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis

tepi berwarna hitam (Kementerian Kesehatan, 2006).

Wadah atau kemasan obat bebas terbatas perlu dicantumkan tanda

peringatan dan penyerahannya harus dalam bungkus aslinya. Tanda peringatan

tersebut berwarna hitam dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar 2 cm (atau

disesuaikan dengan kemasannya) dan diberi tulisan peringatan penggunaannya

dengan huruf berwarna putih (Kementerian Kesehatan, 2006). Terdapat enam

golongan peringatan untuk obat bebas terbatas, yaitu:

Obat bebas

Obat bebas terbatas

Obat Keras

Narkotika

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

16

Universitas Indonesia

a. P no.1 : Awas! Obat Keras. Bacalah aturan memakainya. Contoh obat

golongan ini adalah Stopcold, Inza, dan obat flu lainnya.

b. P no.2 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan. Contoh obat

golongan ini adalah Listerine dan Betadine Gargle.

c. P no.3 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar badan. Contoh obat

golongan ini adalah Rivanol dan Canesten.

d. P no.4 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk dibakar.

e. P no.5 : Awas! Obat Keras. Tidak boleh ditelan. Contoh obat golongan ini

adalah Suppositoria untuk laksatif.

f. P no.6 : Awas! Obat Keras. Obat wasir, jangan ditelan. Contoh obat golongan

ini adalah Suppositoria untuk wasir.

Contoh tanda peringatan dapat dilihat pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Tanda peringatan pada kemasan obat bebas terbatas

2.10.2 Obat Ethical

Obat yang dapat diperoleh oleh pasien dengan adanya resep dari dokter

disebut obat ethical. Contoh dari obat ethical ini adalah obat keras, psikotropika,

dan narkotika.

2.10.2.1 Obat Keras

Obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter disebut obat

keras. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

17

Universitas Indonesia

merah dengan garis tepi berwarna hitam. Obat-obat yang masuk ke dalam

golongan ini antara lain obat jantung, antihipertensi, antihipotensi, obat diabetes,

hormon, antibiotika, psikotropika, dan beberapa obat ulkus lambung dan semua

obat injeksi.

2.10.2.2 Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan

narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf

pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Psikotropika yang digolongkan menjadi (Undang-Undang No. 5 Tahun 1997) :

a. Psikotropika golongan I

Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan

tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat

mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh dari obat psikotropika

golongan I adalah ecstasy (MDMA), psilosin (jamur meksiko/jamur tahi

sapi), LSD (lisergik deitilamid), dan meskalin (kaktus amerika).

b. Psikotropika golongan II

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi

dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat

mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh obat golongan psikotropika

golongan II adalah amfetamin, metakualon, dan metilfenidat. Sekarang obat

psikotropika golongan I dan II dikategorikan dalam obat narkotika golongan

I.

c. Psikotropika golongan III

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi

dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang

mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh obat psikotropika golongan

III adalah amorbarbital, flunitrazepam, dan kastina.

d. Psikotropika golongan IV

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam

terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi

ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh obat psikotropika

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

18

Universitas Indonesia

golongan IV adalah barbital, bromasepam, diazepam, estazolam,

fenorbarbital, klobazam, dan klorazepam.

Pengelolaan psikotropika di apotek adalah sebagai berikut :

a. Pemesanan

Surat Pesanan (SP) psikotropika harus ditandatangani oleh APA serta

dilengkapi dengan nama jelas, stempel apotek, nomor SIPA dan SIA. Satu

surat pesanan ini dapat terdiri dari berbagai macam nama obat psikotropika

dan dibuat tiga rangkap. Berbeda dengan narkotika, pemesanan psikotropika

dapat ditujukan kepada PBF mana saja yang menjual jenis psikotropika yang

diperlukan.

b. Penyimpanan

Obat-obatan golongan psikotropika cenderung disalahgunakan sehingga

disarankan agar menyimpan obat-obatan tersebut dalam suatu rak atau lemari

khusus.

c. Penyerahan

Obat golongan narkotika dan psikotropika hanya dapat diserahkan oleh

apotek, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dan dokter. Penyerahan

psikotropika oleh apotek hanya dapat dilakukan kepada apotek lainnya,

rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter, dan kepada

pengguna/pasien. Penyerahan psikotropika oleh rumah sakit, balai

pengobatan, puskesmas hanya dapat dilakukan kepada pengguna/pasien.

Penyerahan psikotropika oleh apotek, rumah sakit, puskesmas, dan balai

pengobatan dilaksanakan berdasarkan resep dokter. Penyerahan psikotropika

oleh dokter hanya boleh dilakukan dalam keadaan menjalankan praktek terapi

dan diberikan melalui suntikan, menolong orang sakit dalam keadaan darurat

dan menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada apotek.

Psikotropika hanya dapat diserahkan oleh apotek dengan adanya resep dokter.

d. Pelaporan

Apotek wajib membuat dan menyimpan catatan kegiatan yang berhubungan

dengan psikotropika dan melaporkan kepada Dinas Kesehatan

Kota/Kabupaten setempat dengan tembusan kepada Balai Besar POM atau

Balai POMsetempat.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

19

Universitas Indonesia

e. Pemusnahan

Pada pemusnahan psikotropika, Apoteker wajib membuat berita acara dan

disaksikan oleh pejabat yang ditunjuk dalam tujuh hari setelah mendapat

kepastian. Menurut pasal 53 Undang-Undang No. 5 Tahun 1997, pemusnahan

psikotropika dilakukan apabila berkaitan dengan tindak pidana, psikotropika

yang diproduksi tidak memenuhi standar dan persyaratan bahan baku yang

berlaku, kadaluarsa, serta tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada

pelayanan kesehatan dan/ atau pengembangan ilmu pengetahuan.

Pemusnahan psikotropika dilakukan dengan pembuatan berita acara yang

sekurang-kurangnya memuat tempat dan waktu pemusnahan; nama pemegang

izin khusus; nama, jenis, dan jumlah psikotropika yang dimusnahkan; cara

pemusnahan; tanda tangan dan identitas lengkap penanggung jawab apotek

dan saksi-saksi pemusnahan.

Tujuan pengaturan di bidang psikotropika adalah untuk menjamin

ketersediaan psikotropika guna kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu

pengetahuan, mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika dan

memberantas peredaran gelap psikotropika.

2.10.2.3 Narkotika

Definisi narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau

bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai

menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika

dibagi menjadi tiga golongan, yaitu (Undang-Undang No. 35 Tahun 2009) :

a. Narkotika golongan I

Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu

pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi

sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh narkotika golongan ini

adalah heroin, kokain, ganja, dan obat-obat psikotropika golongan I dan II.

b. Narkotika golongan II

Narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan

dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

20

Universitas Indonesia

pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.

Contoh narkotika golongan ini adalah morfin, petidin, dan metadon.

c. Narkotika golongan III

Narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi

dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai

potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh narkotika golongan ini

adalah kodein.

Pengaturan narkotika dalam Undang-Undang nomor 35 tahun 2009

meliputi segala bentuk kegiatan dan/atau perbuatan yang berhubungan dengan

narkotika dan prekursor narkotika. Peraturan ini perlu dilakukan dengan tujuan

untuk :

a. Menjamin ketersediaan narkotika untuk kepentingan pelayanan kesehatan

dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

b. Mencegah, melindungi, dan menyelamatkan Bangsa Indonesia dari

penyalahgunaan narkotika.

c. Memberantas peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika.

d. Menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi penyalah guna

dan pecandu narkotika.

Pengelolaan narkotika di apotek adalah sebagai berikut :

a. Pemesanan

Pemesanan narkotika hanya dapat dilakukan di Pedagang Besar Farmasi

(PBF) Kimia Farma dengan menggunakan Surat Pesanan Narkotika yang

ditandatangani oleh APA, dilengkapi nama jelas, nomor SIK, dan stempel

apotek. Satu lembar surat pesanan hanya dapat digunakan untuk memesan

satu macam narkotika. Surat pesanan tersebut terdiri dari empat rangkap yang

masing-masing akan diserahkan ke BPOM, Suku Dinas Kesehatan,

distributor, dan untuk arsip apotek.

b. Penerimaan dan Penyimpanan

Penerimaan narkotika dilakukan oleh APA atau AA yang mempunyai SIK

dengan menandatangani faktur, mencantumkan nama jelas, nomor SIA, dan

stempel apotek (Kemenkes RI, 1978). Apotek harus mempunyai tempat

khusus yang dikunci dengan baik untuk menyimpan narkotika. Tempat

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

21

Universitas Indonesia

penyimpanan narkotika di apotek harus memenuhi syarat-syarat sebagai

berikut :

1. Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat.

2. Harus mempunyai kunci yang kuat.

3. Dibagi dua, masing-masing dengan kunci yang berlainan; bagian pertama

dipergunakan untuk menyimpan morfin, petidin, dan garam-garamnya

serta persediaan narkotika; bagian kedua dipergunakan untuk menyimpan

narkotika lainnya yang dipakai sehari-hari.

4. Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari berukuran kurang dari

40x80x100 cm, maka lemari tersebut harus dibaut pada tembok atau

lantai.

5. Lemari khusus tidak boleh digunakan untuk menyimpan barang lain

selain narkotika, kecuali ditentukan oleh Menteri Kesehatan.

6. Anak kunci lemari khusus harus dipegang oleh penanggung jawab atau

pegawai lain yang dikuasakan.

7. Lemari khusus harus ditempatkan di tempat yang aman dan tidak terlihat

oleh umum.

c. Pelayanan resep

Menurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2009, disebutkan bahwa narkotika

hanya dapat diserahkan kepada pasien untuk pengobatan penyakit

berdasarkan resep dokter. Selain itu, berdasarkan Surat Edaran Direktorat

Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (sekarang Badan POM) No.

336/E/SE/1997 disebutkan bahwa apotek dilarang melayani salinan resep

yang mengandung narkotika. Untuk resep narkotika yang baru dilayani

sebagian atau belum sama sekali, apotek boleh membuat salinan resep tetapi

salinan resep tersebut hanya boleh dilayani oleh apotek yang menyimpan

resep asli. Salinan resep dari narkotika dengan tulisan iter tidak boleh

dilayani sama sekali. Dengan demikian dokter tidak boleh menambahkan

tulisan iter pada resep-resep yang mengandung narkotika.

d. Pelaporan

Apotek berkewajiban menyusun dan mengirimkan laporan bulanan yang

ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nomor SIK, SIA, nama jelas

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

22

Universitas Indonesia

dan stempel apotek. Laporan tersebut terdiri dari laporan penggunaan bahan

baku narkotika, laporan penggunaan sediaan jadi narkotika, dan laporan

khusus pengunaan morfin, petidin dan derivatnya. Laporan penggunaan

narkotika ini harus dilaporkan setiap bulan paling lambat tanggal 10 bulan

berikutnya yang ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten setempat

dengan tembusan Balai Besar POM/Balai POM dan berkas untuk disimpan

sebagai arsip.

e. Pemusnahan

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 28/Menkes/Per/I/1978

pasal 9 mengenai pemusnahan narkotika, APA dapat memusnahkan narkotika

yang rusak, kadaluarsa, dan tidak memenuhi syarat untuk digunakan dalam

pelayanan kesehatan dan/ atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Pemusnahan narkotika dilakukan dengan pembuatan berita acara yang

sekurang-kurangnya memuat: tempat dan waktu (jam, hari, bulan, dan tahun);

nama pemegang izin khusus, APA atau dokter pemilik narkotika; nama, jenis,

dan jumlah narkotika yang dimusnahkan; cara pemusnahan; tanda tangan dan

identitas lengkap penanggung jawab apotek dan saksi-saksi pemusnahan.

Berita acara pemusnahan narkotika tersebut dikirimkan kepada Suku Dinas

Pelayanan Kesehatan setempat dengan tembusan kepada Balai Besar POM

setempat.

2.10.3 Obat Wajib Apotek

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

347/MENKES/SK/VII/1990, Obat Wajib Apotek (OWA) adalah obat keras

yang dapat diserahkan tanpa resep dokter oleh Apoteker di apotek. OWA

bertujuan untuk pelaksanaan swamedikasi di apotek. Swamedikasi adalah

pelayanan farmasi yang memberikan kesempatan kepada pasien untuk memilih

sendiri tindakan pengobatan berdasarkan penyakit yang diderita dengan bantuan

rekomendasi dari apoteker. Obat-obat yang digunakan untuk pelaksanaan

swamedikasi meliputi obat bebas, obat bebas terbatas, dan OWA. Swamedikasi

bertujuan untuk :

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

23

Universitas Indonesia

a. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri guna

mengatasi masalah kesehatan dengan ditunjang melalui sarana yang dapat

meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman, dan rasional.

b. Meningkatkan peran apoteker di apotek dalam pelayanan KIE (Komunikasi,

Informasi dan Edukasi) serta pelayanan obat kepada masyarakat.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 919/MENKES/PER/X/1993,

obat yang dapat diserahkan tanpa resep dokter harus memenuhi kriteria sebagai

berikut :

a. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di

bawah usia dua tahun, dan orang tua di atas 65 tahun.

b. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada

kelanjutan penyakit.

c. Penggunaan tidak memerlukan cara dan/atau alat khusus yang harus

dilakukan oleh tenaga kesehatan.

d. Penggunaan diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi

diIndonesia.

e. Obat yang dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat

dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.

Dalam melayani pasien yang memerlukan OWA, Apoteker di apotek

diwajibkan untuk :

a. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang

disebutkan dalam OWA yang bersangkutan.

b. Membuat catatan pasien serta obat yang telah diserahkan.

c. Memberikan informasi, meliputi dosis dan aturan pakainya, kontraindikasi,

efek samping dan lain-lain yang perlu diperhatikan oleh pasien.

2.11 Pengelolaan Apotek

Sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku, apotek harus dikelola

oleh seorang Apoteker yang profesional. Dalam mengelola apotek, Apoteker

harus memiliki kemampuan menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik,

mengambil keputusan yang tepat, kemampuan berkomunikasi antar profesi,

menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multidisiplin, kemampuan

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

24

Universitas Indonesia

mengelola sumber daya manusia secara efektif, selalu belajar sepanjang karir, dan

membantu memberikan pendidikan dan peluang untuk meningkatkan

pengetahuan.

Pengelolaan apotek dapat dibedakan atas pengelolaan teknis farmasi dan

non teknis farmasi. Sebagai pengelola teknis farmasi, APA bertanggung jawab

mengawasi pelayanan resep, mengawasi mutu obat yang dijual, memberikan

pelayanan informasi obat dan membuat laporan mengenai penggunaan obat-obat

khusus (narkotika dan psikotropika). Adapun sebagai pengelola non teknis

farmasi, seorang APA bertanggung jawab terhadap semua kegiatan administrasi,

keuangan, dan bidang lain yang berhubungan dengan apotek.

Pengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya

dilakukan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku meliputi: perencanaan,

pengadaan, penyimpanan, administrasi, dan pelayanan.

2.11.1 Perencanaan

Kegiatan perencanaan meliputi penyusunan rencana keperluan yang tepat,

mencegah terjadinya kekurangan dan sedapat mungkin mencegah terjadinya

kelebihan perbekalan farmasi yang tersimpan lama dalam gudang. Banyaknya

jenis perbekalan farmasi yang dikelola mendorong diperlukannya suatu

perencanaan yang dilakukan secara cermat sehingga pengelolaan persediaan dapat

berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam membuat perencanaan pengadaan

sediaan farmasi perlu diperhatikan pola penyakit, kemampuan masyarakat, dan

budaya masyarakat.

2.11.2 Pengadaan

Pengadaan perbekalan farmasi harus diterapkan sebaik mungkin agar

pengendalian, keamanan, dan jaminan mutu perbekalan farmasi dapat dilakukan

secara efektif dan efisien. Prinsip pengadaan tidak hanya sekedar membeli barang,

tetapi juga mengandung pengertian meminta kerja sama pemasok dalam

menyediakan barang yang diperlukan. Pengadaan harus sesuai dengan keperluan

yang direncanakan sebelumnya dan harus sesuai dengan kemampuan atau kondisi

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

25

Universitas Indonesia

keuangan yang ada. Sistem atau cara pengadaannya harus sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

2.11.3 Penyimpanan

Obat atau bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Ketika

isi harus dipindahkan ke dalam wadah lain, maka harus dicegah terjadinya

kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru yang memuat

sekurang-kurangnya nomor batch dan tanggal kadaluarsa. Semua bahan obat

harus disimpan pada kondisi yang sesuai untuk menjamin kestabilan bahan.

Penataan perbekalan farmasi perlu memperhatikan peraturan yang berlaku dan

kemudahan dalam melakukan kegiatan pelayanan serta memiliki nilai estetika.

Penataan sedemikan rupa pada desain lemari harus menjamin kebersihan dan

keamanan perbekalan farmasi senantiasa terjaga.

2.11.4 Administrasi

Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian di apotek, perlu dilaksanakan

kegiatan administrasi yang meliputi administrasi umum dan administrasi

pelayanan. Kegiatan administrasi umum meliputi pencacatan, pengarsipan,

pelaporan narkotika dan psikotropika, dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan

yang berlaku. Administrasi pelayanan meliputi pengarsipan resep, pengarsipan

catatan pengobatan pasien dan pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat.

2.11.5 Pelayanan

Pelayanan apotek diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

922/MenKes/Per/X/1993 pasal 14 sampai dengan pasal 22, dan perubahan

terhadap ketentuan pasal 19 dalam Peraturan tersebut ditetapkan dengan

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/MenKes/SK/X/2002 pasal 19, yang

meliputi :

a. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.

Pelayanan resep ini sepenuhnya atas tanggung jawab APA dan sesuai dengan

keahlian profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat (Pasal 12

ayat 1 dan 2).

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

26

Universitas Indonesia

b. Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian

profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat (Pasal 15 ayat 1).

c. Apotek tidak diizinkan untuk mengganti obat generik yang ditulis dalam

resep dengan obat paten (Pasal 15 ayat 2).

d. Dalam hal pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis dalam resep,

Apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter penulis resep untuk pemilihan

obat yang lebih tepat (Pasal 15 ayat 3). Namun, berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, apoteker

dapat mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama

komponen aktifnya/obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau

pasien.

e. Apoteker wajib memberikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan

obat yang diserahkan secara tepat, aman, dan rasional atas permintaan

masyarakat (Pasal 15 ayat 4a dan 4b).

f. Apabila Apoteker menganggap bahwa dalam resep terdapat kekeliruan atau

penulisan resep yang tidak tepat, Apoteker harus memberitahukan kepada

dokter penulis resep. Apabila atas pertimbangan tertentu dokter penulis resep

tetap pada pendiriannya, dokter wajib melaksanakan secara tertulis atau

membubuhkan tanda tangan yang lazim di atas resep (Pasal 16 ayat 1 dan 2).

g. Salinan resep harus ditandatangani oleh Apoteker (Pasal 17 ayat 1).

h. Resep harus dirahasiakan dan disimpan di apotek dengan baik dalam jangka

waktu tiga tahun (Pasal 17 ayat 2).

i. Resep dan salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis

resep atau yang merawat penderita, penderita yang bersangkutan, petugas

kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut perundang-undangan

yang berlaku (Pasal 17 ayat 3).

j. APA, apoteker pendamping, atau apoteker pengganti diijinkan untuk menjual

obat keras yang dinyatakan sebagai Daftar Obat Wajib Apotek (DOWA)

tanpa resep. DOWA ditetapkan oleh Menteri KesehatanRI (Pasal 18 ayat 1

dan 2).

k. Apabila APA berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka Apotik, APA

harus menunjuk Apoteker pendamping (Pasal 19 ayat 1).

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

27

Universitas Indonesia

l. Apabila APA dan Apoteker Pendamping karena hal-hal tertentu berhalangan

melakukan tugasnya, APA menunjuk Apoteker Pengganti (Pasal 19 ayat 2).

m. Penunjukan dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) dan (2) harus dilaporkan

kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi (Pasal 19 ayat 3).

n. Apoteker pendamping dan apoteker pengganti harus memenuhi persyaratan

seperti persyaratan yang ditetapkan untuk APA (Pasal 19 ayat 4).

o. Apabila APA berhalangan melakukan tugasnya lebih dari dua tahun secara

terus menerus, Surat Izin Apotek atas nama Apoteker bersangkutan dicabut

(Pasal 19 ayat 5).

p. APA turut bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan

Apoteker pendamping dan Apoteker pengganti dalam hal pengelolaan apotek

(Pasal 20).

q. Apoteker Pendamping yang dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1), bertanggung

jawab atas pelaksanaan tugas pelayanan kefarmasian selama yang

bersangkutan bertugas menggantikan APA (Pasal 21).

r. Dalam pelaksanaan pengelolaan apotek, APA dapat dibantu oleh Asisten

Apoteker (Pasal 22 ayat 1).

s. Asisten Apoteker melakukan pekerjaan kefarmasian di Apotek di bawah

pengawasan Apoteker (Pasal 22 ayat 2).

2.12 Pengadaan Persediaan Apotek

Pengadaan merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan perbekalan

farmasi berdasarkan fungsi perencanaan dan penganggaran. Tujuan pengadaan

yaitu untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan dalam jumlah yang

cukup dengan kualitas harga yang dapat dipertanggungjawabkan dalam waktu dan

tempat tertentu secara efektif dan efisien menurut tata cara dan ketentuan yang

berlaku (Quick, 1997; Seto, Yunita&Lily, 2004).

Persyaratan yang perlu diperhatikan dalam fungsi pengadaan, yaitu :

a. Doematig, artinya sesuai tujuan atau rencana. Pengadaan harus sesuai

kebutuhan yang sudah direncanakam sebelumnya.

b. Rechtmatig, artinya sesuai hak atau kemampuan.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

28

Universitas Indonesia

c. Wetmatig, artinya sistem atau cara pegadaannya harus sesuai dengan

ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Model pengadaan secara umum berdasarkan waktu adalah sebagai berikut:

a. Annual purchasing, yaitu pemesanan satu kali dalam satu tahun.

b. Scheduled purchasing, yaitu pemesanan secara periodik dalam waktu tertentu

misalnya mingguan, bulanan, dan sebagainya.

c. Perpetual purchasing, yaitu pemesanan dilakukan setiap kali tingkat

persediaan rendah.

d. Kombinasi antara annual purchasing, scheduled purchasing, dan perpetual

purchasing yaitu pengadaan dengan pemesanan yang bervariasi waktunya,

seperti cara ini dapat diterapkan tergantung dari jenis obat yang dipesan.

Misalnya obat impor yang mahal cukup dipesan sekali dalam setahun saja.

Obat-obatan yang termasuk slow moving dapat dipesan secara periodik setiap

tahun (scheduled purchasing), dan obat-obatan yang banyak diminati oleh

pembeli maka pemesanan dilakukan secara perpetual purchasing.

Setelah menentukan jenis pengadaan yang akan diterapkan berdasarkan

frekuensi dan waktu pemesanan maka pengadaan atau pembelian barang di apotek

dapat dilakukan dengan cara :

a. Pembelian kontan atau kredit

Pembelian kontan adalah pihak apotek langsung membayar harga obat yang

dibeli dari distributor, biasanya untuk apotek yang baru dibuka karena untuk

melakukan pembayaran kredit apotek harus menunjukkan kemampuannya

dalam menjual, sedangkan pembelian kredit adalah pembelian yang

pembayarannya sampai jatuh tempo.

b. Pembelian konsinyasi (kredit atau titipan obat)

Pembelian konsinyasi adalah titipan barang dari pemilik kepada apotek,

dimana apotek bertindak sebagai agen komisioner yang menerima komisi bila

barang tersebut terjual. Bila barang tersebut tidak terjual sampai batas waktu

kadaluarsa atau waktu yang telah disepakati maka barang tersebut dapat

dikembalikan pada pemiliknya.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

29

Universitas Indonesia

2.13 Pengendalian Persediaan Apotek

Aktivitas pengendalian persediaan bertujuan untuk pengaturan

persediaan obat di apotek agar menjamin kelancaran pelayanan pasien di apotek

secara efektif dan efisien. Unsur dari pengendalian persediaan ini mencakup

penentuan cara pemesanan atau pengadaannya, menentukan jenis persediaan yang

menjadi prioritas pengadaan, hingga jumlah persediaan yang optimal dan yang

harus ada di apotek untuk menghindari kekosongan persediaan. Oleh karena itu,

pengelolaan dan pengendalian persediaan obat di apotek berfungsi untuk

memastikan pasien memperoleh obat yang diperlukan, mencegah risiko kualitas

barang yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan, dan mendapatkan

keuntungan dari pembelian dengan memilih distributor obat yang memberi harga

obat bersaing, pengiriman cepat, dan kualitas obat yang baik.

Salah satu cara untuk menentukan dan mengendalikan jenis persediaan

yang seharusnya dipesan adalah dengan melihat pergerakan keluar masuknya obat

dan mengidentifikasi jenis persediaan yang menjadi prioritas pemesanan. Metode

pengendalian persediaan dengan menyusun prioritas tersebut dapat dibuat

dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut (Quick, 1997):

a. Analisis VEN (Vital, Esensial, Non-esensial)

Pengendalian obat dengan memperhatikan kepentingan dan vitalitas obat

yang harus selalu tersedia untuk melayani permintaan untuk pengobatan.

Vital dalam analisis VEN maksudnya adalah obat untuk penyelamatan hidup

manusia atau untuk pengobatan karena penyakit yang mengakibatkan

kematian. Pengadaan obat golongan ini diprioritaskan. Contohnya adalah

obat-obat hipertensi dan diabetes. Obat esensial adalah obat yang banyak

diminta untuk digunakan dalam tindakan atau pengobatan penyakit terbanyak,

yang resepnya sering datang ke apotek. Dengan kata lain, obat-obat golongan

ini adalah obat yang fast moving. Obat non-esensial adalah obat pelengkap

yang tidak banyak diminta dan tidak esensial.

b. Analisis Pareto (ABC)

Analisis pareto disusun berdasarkan penggolongan persediaan yang

mempunyai nilai harga yang paling tinggi. Pareto membagi persediaan

berdasarkan atas nilai rupiah sehingga untuk mengendalikan persediaan

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

30

Universitas Indonesia

barang difokuskan pada item persediaan yang bernilai tinggi daripada yang

bernilai rendah. Analisis ABC Merupakan metode pembuatan grup atau

penggolongan berdasarkan peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah,

dan dibagi menjadi 3 kelompok besar yang disebut kelompok A, B dan C.

Kelompok A adalah inventory dengan jumlah sekitar 20% dari item tapi

mempunyai nilai investasi sekitar 80% dari total nilai inventory. Kelompok B

adalah inventory dengan jumlah sekitar 30% dari item tapi mempunyai nilai

investasi sekitar 15% dari total nilai inventory. Sedangkan kelompok C adalah

inventory dengan jumlah sekitar 50% dari item tapi mempunyai nilai investasi

sekitar 5% dari total nilai inventory. Besarnya persentase ini adalah kisaran

yang bisa berubah-ubahdan berbeda antara perusahaan satu dengan yang

lainnya (Widiyanti, 2005).

c. Analisis VEN-ABC

Mengkategorikan item berdasarkan volume dan nilai penggunaannya selama

periode waktu tertentu, biasanya 1 tahun. Analisis VEN-ABC

menggabungkan analisis pareto dan VEN dalam suatu matriks sehingga

analisis menjadi lebih tajam. Matriks dapat dibuat sebagai berikut :

V E N

A VA EA NA

B VB EB NB

C VC EC NC

Gambar 2.3 Matriks VEN – ABC

Matriks di atas dapat dijadikan dasar dalam menetapkan prioritas untuk

menyesuaikan anggaran atau perhatian dalam pengelolaan persediaan. Semua

obat vital dan esensial dalam kelompok A, B, dan C hendaknya disediakan, tetapi

kuantitasnya disesuaikan dengan kebutuhan konsumen apotek. Untuk obat non-

esensial dalam kelompok A tidak diprioritaskan, sedangkan kelompok B dan C

pengadaannya disesuaikan dengan kebutuhan.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

31

Universitas Indonesia

2.14 Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

Pharmaceutical care (PC) seringkali diartikan sebagai Asuhan

Kefarmasian atau Pelayanan Kefarmasian. Pharmaceutical care adalah tanggung

jawab farmakoterapi dari seorang Apoteker untuk mencapai dampak tertentu

dalam meningkatkan kualitas hidup pasien. PC diimplementasikan dengan Good

Pharmacy Practice (Cara Praktek di Apotek yang Baik). Dengan demikian Good

Pharmacy Practice merupakan suatu pedoman yang digunakan untuk menjamin

bahwa layanan yang diberikan Apoteker kepada setiap pasien telah memenuhi

kualitas yang tepat. Pedoman tersebut perlu disusun secara nasional dengan

inisiatif dari organisasi profesi Apoteker dan pemerintah. Dengan adanya

pedoman tersebut diharapkan bahwa masyarakat dapat menggunakan obat-obatan

dan produk serta jasa kesehatan dengan lebih tepat sehingga tercapai tujuan terapi

yang diinginkan.

Pelaksanaan Good Pharmacy Practice di farmasi komunitas adalah

sebagai berikut :

a. Melakukan serah terima obat kepada pasien atas resep dokter dengan

beberapa kriteria.

b. Melakukan pemilihan obat pada pasien dalam upaya pengobatan diri sendiri

(swamedikasi).

c. Memonitor kembali penggunaan obat oleh pasien akan tujuan yang optimal

melalui telepon atau kunjungan residensial.

d. Melakukan ceramah tentang kesehatan dan obat, memberdayakan masyarakat

tentang penggunaan obat yang baik dan upaya dalam pencegahan penyakit di

masyarakat.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1027/MENKES/SK/IX/2004, standar pelayanan kefarmasian di apotek meliputi

peayanan resep, promosi dan edukasi, serta pelayanan residensial (home care).

a. Pelayanan Resep

1) Skrining resep

Apoteker melakukan skrining resep yang meliputi persyaratan

administratif, kesesuaian farmasetik, dan pertimbangan klinis. Skrining

terhadap persyaratan administratif meliputi nama, SIP dan alamat dokter;

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

32

Universitas Indonesia

tanggal penulisan resep; tanda tangan/paraf dokter penulis resep; nama,

alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien; nama obat, potensi,

dosis dan jumlah yang minta; cara pemakaian yang jelas; dan informasi

lainnya. Skrining kesesuaian farmasetik meliputi bentuk sediaan, dosis,

potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian. Skrining

pertimbangan klinis meliputi adanya alergi, efek samping, interaksi,

kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). Jika ada keraguan

terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep

dengan memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu

menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan.

2) Penyiapan obat

Penyiapan obat dimulai dengan peracikan. Peracikan merupakan kegiatan

menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas, dan memberikan etiket

pada wadah. Dalam melaksanakan peracikan obat harus dibuat suatu

prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis, dan jumlah obat, serta

penulisan etiket yang benar. Etiket harus jelas dan dapat dibaca. Obat

hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocok sehingga

terjaga kualitasnya. Sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan

pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep.

Penyerahan obat dilakukan oleh Apoteker disertai pemberian informasi

obat dan konseling kepada pasien dan tenaga kesehatan. Apoteker harus

memberikan informasi yang benar, jelas, dan mudah dimengerti, akurat,

tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat pada pasien

sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, cara penyimpanan

obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas, serta makanan dan minuman

yang harus dihindari selama terapi. Apoteker harus memberikan konseling,

mengenai sediaan farmasi, pengobatan, dan perbekalan kesehatan lainnya,

sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan

terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan salah sediaan

farmasi atau perbekalan kesehatan lainnya. Untuk penderita penyakit

tertentu seperti kardiovaskuler, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis

lainnya, Apoteker harus memberikan konseling secara berkelanjutan.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

33

Universitas Indonesia

Setelah penyerahan obat kepada pasien, Apoteker harus melaksanakan

pemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien tertentu seperti

kardiovaskuler, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis lainnya.

b. Promosi dan Edukasi

Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, Apoteker harus berpartisipasi

secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu diseminasi

informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet atau brosur, poster,

penyuluhan, dan lain-lainnya.

c. Pelayanan Residensial (Home Care)

Apoteker sebagai care giver diharapkan juga dapat melakukan pelayanan

kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok

lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya. Untuk

aktivitas ini Apoteker harus membuat catatan berupa catatan pengobatan

(medication record).

2.14.1 Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)

Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) di bidang kefarmasian

merupakan rangkaian kegiatan interaksi positif antara Apoteker dengan pasien,

keluarga pasien, atau dengan tenaga kesehatan. Tujuannya adalah untuk

membangun hubungan dan kepercayaan dengan pasien, mendapatkan informasi

dari pasien, memberikan instruksi pada pasien yang berkaitan dengan obat, serta

untuk memberikan dukungan maupun semangat kepada pasien supaya

penyakitnya cepat sembuh.

Konseling dan informasi yang diberikan berupa informasi mengenai efek

samping, dosis, cara penggunaan, interaksi obat, harga obat, dan lain-lain.

Seorang Apoteker harus dapat menyarankan pengobatan yang rasional dan dapat

memberikan alternatif pengobatan lain yang lebih aman dan efektif. Latar

belakang perlunya KIE adalah sebagai berikut :

a. Ketidakpatuhan pasien

Berbagai macam penyebab ketidakpatuhan antara lain status ekonomi pasien

maupun adanya interaksi antara pasien dengan tenaga kesehatan yang kurang

baik. Ketidakpatuhan ini dapat terjadi dalam bentuk resep tidak ditebus oleh

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

34

Universitas Indonesia

pasien, resep yang lama tidak ditebus kembali, atau dosis yang tidak efektif

membuat pasien menggandakan dosis sendiri.

b. Penggunaan obat yang tidak rasional

Hal ini dapat berupa obat tidak tepat indikasi, tidak tepat pasien, jenis obat,

dosis, rute pemberian, waktu pemberian, durasi pemberian dan obat tidak

terjangkau oleh pasien.

c. Penggunaan obat yang tidak benar

Hal ini lebih ditekankan pada teknik penggunaan obat oleh pasien. Terdapat

beberapa bentuk sediaan obat yang memerlukan teknik khusus dalam

penggunaannya agar lebih efektif, antara lain obat asma yang menggunakan

inhaler, suppositoria, dan obat tetes.

KIE dapat memberikan manfaat, baik bagi pasien, keluarga pasien,

tenaga kesehatan, maupun Apoteker. Beberapa manfaat tersebut, antara lain :

a. Bagi pasien, keluarga, atau tenaga kesehatan

1) Menurunkan kesalahan dalam menggunakan obat.

2) Menurunkan ketidakpatuhan.

3) Menurunkan efek samping obat.

4) Menurunkan biaya pengobatan.

5) Meningkatkan pemahaman tentang penyakit.

6) Meningkatkan penggunaan obat yang rasional.

b. Bagi Apoteker

1) Meningkatkan citra profesi.

2) Meningkatkan kepuasan kerja.

3) Menarik customer.

2.14.2 Pelayanan Informasi Obat (PIO)

Peranan terhadap keberadaan Apoteker di apotek dalam pemberian

informasi obat kepada pasien, dokter, maupun tenaga medis lainnya sangat

penting. Pelaksanaan PIO di apotek bertujuan untuk tercapainya penggunaan obat

yang rasional, yaitu tepat indikasi, tepat pasien, tepat regimen (dosis, cara, saat

dan lama pemberian), tepat obat, dan waspada efek samping. Informasi obat pada

pasien sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian, cara penyimpanan obat,

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

35

Universitas Indonesia

jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus

dihindari selama terapi. Dalam memberikan informasi obat, seorang Apoteker

harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Mandiri, berarti Apoteker bebas dari segala bentuk keterikatan dengan pihak

lain sehingga menyebabkan informasi yang diberikan menjadi tidak objektif.

b. Objektif.

c. Seimbang, berarti Apoteker dalam memberikan informasi harus melihat

dariberbagai sudut pandang yang mungkin berlawanan.

d. Ilmiah, berarti Apoteker dalam menyampaikan informasi harus

berdasarkansumber data atau referensi yang dapat dipercaya.

e. Berorientasi pada pasien, berarti informasi yang disampaikan tidak hanya

mencakup informasi produk, seperti ketersediaan, kesetaraan generik,

melainkan juga mencakup informasi yang mempertimbangkan kondisi pasien.

2.14.3 Konseling

Salah satu bentuk standar pelayanan kefarmasian yang dilakukan

Apoteker di apotek adalah pemberian konseling. Apoteker harus memberikan

konseling mengenai sediaan farmasi, pengobatan, dan perbekalan kesehatan

lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau pasien dapat

terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan obat yang salah. Untuk

penderita penyakit tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asma, dan

penyakit kronis lainnya, Apoteker harus memberikan konseling secara

berkelanjutan.

2.14.4 Swamedikasi

Swamedikasi adalah melakukan pengobatan mandiri tanpa melalui dokter

ketika sedang sakit. Umumnya, swamedikasi dilakukan untuk mengatasi

gangguan kesehatan ringan mulai dari batuk pilek, demam, sakit kepala, maag,

masalah pada kulit, hingga iritasi ringan pada mata. Konsep modern dari

swamedikasi adalah upaya pencegahan terhadap penyakit, dengan mengonsumsi

vitamin dan suplemen kesehatan atau suplemen makanan untuk meningkatkan

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

36

Universitas Indonesia

daya tahan tubuh. Beberapa hal yang menjadi faktor berkembangnya swamedikasi

di masyarakat adalah :

a. Harga obat yang melambung tinggi dan biaya pelayanan kesehatan yang

semakin mahal mendorong masyarakat berinisiatif untuk mengobati dirinya

sendiri dengan obat-obatan yang tersedia di pasaran tanpa melalui konsultasi

dengan dokter. Biasanya penggunaan obat yang dipilih adalah kategori obat

OTC dan obat DOWA.

b. Pergeseran pola pengobatan dari kuratif rehabilitatif menjadi preventif

rehabilitatif. Penyebabnya adalah tingkat pengetahuan masyarakat yang

semakin tinggi; penghasilan per individu yang meningkat; teknologi

informasi semakin cepat, mudah, dan jelas; dan lain-lain. Untuk itu, upaya

yang dilakukan adalah pencegahan terhadap kemungkinan terserang penyakit,

sehingga obat-obatan yang dicari adalah obat-obat bebas dan suplemen

makanan atau suplemen kesehatan.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan

swamedikasi, antara lain :

a. Membaca secara teliti informasi yang tertera pada kemasan atau brosur di

dalam kemasan. Informasi yang diberikan meliputi komposisi zat

aktif,indikasi, kontraindikasi, efek samping, interaksi obat, dosis, dan cara

penggunaan.

b. Memilih obat dengan jenis kandungan zat aktif sesuai keperluan, misalnya

apabila gejala penyakit hanya batuk maka obat yang dipilih hanya mengatasi

batuk saja, tidak perlu obat penurun demam.

c. Penggunaan obat hanya jangka pendek (seminggu), jika gejala menetap atau

memburuk maka segera konsultasikan ke dokter.

d. Memperhatikan aturan pemakaian, bagaimana cara memakainya, berapa

jumlahnya, berapa kali sehari, dipakai sebelum atau sesudah makan atau

menjelang tidur, serta berapa lama pemakaiannya.

e. Perlu diperhatikan masalah kontraindikasi (pada keadaan mana obat tidak

boleh digunakan) dan bagaimana cara penyimpanan obat (obat disimpan

dimana dan apakah sisa obat yang disimpan dapat digunakan lagi).

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

37 Universitas Indonesia

BAB 3

TINJAUAN KHUSUS APOTEK ATRIKA

3.1 Sejarah dan Lokasi

Apotek Atrika didirikan pada tanggal 21 Juli 2001 dengan nomor SIA

1387.01/KANWIL/SIA/01/0. Apotek ini merupakan apotek kerjasama dengan

Pemilik Sarana Apotek (PSA) Atrika yaitu Bapak Winardi Hendrayanta. Sebagai

Apoteker Pengelola Apotek (APA) Atrika adalah Bapak Dr. Harmita, Apt.

Apotek Atrika terletak di Jalan Kartini Raya No. 34 Jakarta Pusat yang

merupakan kawasan pemukiman penduduk. Apotek Atrika terletak di tepi jalan

yang mudah dijangkau oleh kendaraan dan dilalui oleh angkutan umum serta

merupakan jalan dua arah dengan badan jalan yang tidak terlalu lebar. Di sekitar

apotek terdapat banyak praktek dokter umum, dokter spesialis, dan dokter hewan.

Peta lokasi Apotek Atrika dapat dilihat pada Lampiran 1. Apotek Atrika buka dari

hari Senin hingga Sabtu, mulai pukul 08.00 sampai 22.00 WIB, kecuali untuk

hari Sabtu hanya sampai pukul 17.00 WIB, sedangkan hari Minggu dan hari libur

nasional tutup.

3.2 Tata Ruang

Bagian depan Apotek Atrika memiliki halaman yang dapat digunakan

sebagai tempat parkir. Bangunan Apotek Atrika terbagi menjadi dua bagian, yaitu

ruang depan dan ruang dalam. Ruang depan terdiri dari ruang tunggu, kasir,

tempat penerimaan resep sekaligus tempat penyerahan obat, dan etalase untuk

obat OTC. Ruang dalam terdiri atas ruang racik yang dikelilingi lemari untuk obat

ethical, kamar mandi, dan tempat pencucian atau wastafel. Gambar tata ruang dan

denah ruang Apotek Atrika dapat dilihat pada Lampiran 3.

Penyusunan obat di Apotek Atrika dilakukan berdasarkan farmakologi

obat dan jenis sediaannya yang kemudian disusun berdasarkan abjad.

Penggolongan obat secara farmakologi yang terdapat di Apotek Atrika,

diantaranya antibiotika, antimikroba, antivirus, vitamin, saluran kemih,

antithyroid, antimigrain, analgesik/ antiinflamasi, gastrointestinal dan saluran

pencernaan, saluran pernafasan, antihistamin, kortikosteroid, kontrasepsi /hormon,

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

38

Universitas Indonesia

antipsikosis, cardiovascular dan golongan lain. Sediaan yang terdapat di Apotek

Atrika dibagi menjadi tiga, yaitu sediaan oral padat (tablet, kapsul), sediaan oral

cair (sirup, suspensi), dan sediaan topikal (salep, krim, suppositoria, obat tetes

mata, obat tetes telinga, dan sebagainya). Selain itu, juga terdapat lemari terpisah

untuk menyimpan obat fast moving, obat generik berlogo, obat golongan

narkotika, psikotropika, dan obat yang telah mendekati waktu kadaluwarsa.

3.3 Struktur Organisasi

Pembentukan struktur organisasi dan pembagian tugas serta wewenang

tiap jabatan dilakukan oleh APA. Seorang APA harus dapat memprediksi dan

membentuk struktur organisasi apotek, disertai dengan uraian fungsi dan tugas,

wewenang dan tanggung jawabnya. APA harus mengetahui kegiatan apa saja

yang akan dilakukan dan tipe orang yang bagaimana yang dapat melaksanakan

fungsi kegiatan tersebut sehingga apotek dapat beroperasional sesuai rencana.

Apotek Atrika mempunyai beberapa orang karyawan dengan rincian

sebagai berikut:

a. Tenaga teknis farmasi, yaitu :

Pemilik Sarana Apotek : 1 orang

Apoteker Pengelola Apotek : 1 orang

Apoteker Pendamping : 1 orang

Asisten Apoteker : 2 orang

Juru resep : 1 orang

b. Tenaga non teknis farmasi, yaitu:

Tenaga keuangan dan kasir : 2 orang

Kurir : 1 orang

Gambar struktur organisasi Apotek Atrika dapat dilihat pada Lampiran 6.

3.4 Tugas dan Fungsi Jabatan

3.4.1 Apoteker Pengelola Apotek (APA)

Tugas dan tanggung jawab APA adalah sebagai berikut :

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

39

Universitas Indonesia

a. Menyelenggarakan pelayanan kefarmasian yang sesuai dengan fungsinya

(apotek sebagai tempat pengabdian profesi) dan memenuhi segala kebutuhan

perundang-undangan di bidang perapotekan yang berlaku.

b. Memimpin seluruh kegiatan manajerial apotek termasuk mengkoordinasikan

dan mengawasi dinas kerja karyawan lainnya antara lain mengatur daftar

giliran kerja, menetapkan pembagian beban kerja, dan tanggung jawab

masing-masing karyawan.

c. Secara aktif berusaha sesuai dengan bidang tugasnya untuk meningkatkan

omset penjualan dan mengembangkan hasil usaha apotek dengan

mempertimbangkan masukan dari karyawan lainnya untuk perbaikan

pelayanan dan kemajuan apotek.

d. Melayani permintaan obat bebas dan resep dokter, mulai dari penerimaan

resep, menyiapkan obat, meracik, menulis etiket, mengemas, sampai dengan

menyerahkan obat.

e. Memberikan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien untuk

mendukung penggunaan obat yang rasional. Dalam hal ini Apoteker harus

memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah dimengerti, akurat, tidak

bias, etis, bijaksana, dan terkini.

f. Melaksanakan pelayanan swamedikasi.

g. Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien meliputi

bentuk sediaan obat, jumlah obat, nama obat, nomor resep, nama pasien

kemudian menyerahkan obat kepada pasien dan memberikan informasi

tentang penggunaan obat tersebut serta informasi tambahan lain yang

diperlukan.

h. Membuat salinan resep dan kuintasi bila dibutuhkan.

i. Mengatur dan mengawasi pengamanan hasil penjualan tunai harian.

j. Bertanggung jawab atas pengadaan obat, terutama obat-obat golongan

narkotika dan psikotropika.

3.4.2 Apoteker Pendamping

Tugas dan tanggung jawab Apoteker Pendamping adalah sebagai berikut :

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

40

Universitas Indonesia

a. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab APA ketika APA sedang tidak

berada di tempat.

b. Menjamin penyampaian informasi obat kepada pasien.

c. Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien meliputi

bentuk sediaan obat, jumlah obat, nama obat, nama pasien, dan cara pakainya.

d. Mencatat dan menghitung bon penjualan kredit untuk resep-resep kredit.

e. Bertanggung jawab atas pengadaan obat.

3.4.3 Asisten Apoteker

Tugas dan fungsi Asisten Apoteker adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pendataan kebutuhan barang.

b. Mengatur, mengontrol, dan menyusun obat pada tempat penyimpanan obat di

ruang peracikan.

c. Melayani permintaan obat bebas dan resep dokter, mulai dari penerimaan

resep, menyiapkan obat, meracik, menulis etiket, mengemas, sampai dengan

menyerahkankan obat.

d. Memberi harga untuk resep-resep yang masuk dan memeriksa kelengkapan

resep.

e. Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien meliputi

bentuk sediaan obat, jumlah obat, nama obat, nomor resep, nama pasien

kemudian menyerahkan obat kepada pasien dan memberikan informasi

tentang penggunaan obat tersebut serta informasi tambahan lain yang

diperlukan.

f. Mencatat keluar masuk barang.

g. Melakukan pengecekan terhadap obat-obat yang mempunyai kadaluarsa.

h. Menyusun daftar masuknya barang dan menandatangani faktur obat yang

masuk setiap harinya.

i. Mencatat penerimaan uang setelah dihitung terlebih dahulu, begitu juga

dengan pengeluaran yang harus dilengkapi dengan kuitansi, nota dan tanda

setoran yang sudah diparaf APA atau karyawan yang ditunjuk.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

41

Universitas Indonesia

3.4.4 Juru Resep

Tenaga yang membantu Asisten Apoteker dalam meracik obat di apotek

adalah juru resep. Tugas dan kewajiban juru resep adalah :

a. Membantu tugas Apoteker dan Asisten Apoteker dalam penyediaan atau

pembuatan obat jadi maupun obat racikan.

b. Menyiapkan dan membersihkan alat-alat peracikan serta melaporkan hasil

sediaan yang sudah jadi kepada Asisten Apoteker.

c. Membuat obat-obat racikan standar di bawah pengawasan Asisten Apoteker.

d. Menjaga kebersihan apotek.

3.4.5 Kasir

Tugas dan tanggung jawab kasir adalah sebagai berikut :

a. Menerima pembayaran tunai maupun dengan kartu kredit.

b. Menerima barang masuk.

c. Memberi harga untuk resep-resep yang masuk.

d. Melayani penjualan obat bebas dan bebas terbatas.

e. Mencatat, menghitung, dan menyimpan uang hasil penjualan.

f. Menyetor uang hasil penjualan ke bagian keuangan.

g. Bertanggung jawab terhadap kesesuaian uang yang masuk dengan penjualan.

3.4.6 Keuangan

Tugas dan kewajiban bagian keuangan adalah sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab terhadap kondisi aliran kas yang terjadi.

b. Menerima uang yang disetor oleh kurir dan penjualan obat tunai, baik obat

bebas dan bebas terbatas maupun penjualan obat dengan resep.

c. Mengeluarkan uang yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan

operasional apotek, seperti listrik dan telepon.

d. Menyimpan bukti pembayaran dan pembelian barang, serta bukti pertukaran

faktur dengan PBF.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

42

Universitas Indonesia

3.4.7 Pesuruh

Tugas dan tanggung jawab pesuruh adalah sebagai berikut :

a. Menjaga kebersihan apotek.

b. Menjamin kerapian apotek.

c. Membantu petugas apotek lain yang memerlukan bantuan non-teknis

kefarmasian.

3.4.8 Kurir

Tugas dari seorang kurir adalah sebagai berikut :

a. Mengantar obat dan sediaan farmasi untuk pelayanan pesan antar.

b. Menjamin obat yang tepat sampai kepada pasien yang tepat.

c. Menerima uang hasil pembayaran obat.

3.5 Kegiatan di Apotek Atrika

Tenaga kerja Apotek Atrika bekerja secara bergantian berdasarkan jam

kerja yang telah dibagi menjadi dua shift, yaitu shift I pukul 08.00-16.00 dan shift

II pukul 16.00-22.00. Apotek Atrika buka hari Senin sampai Jumat mulai pukul

08.00-22.00 WIB, hari Sabtu pukul 08.00-16.00, sedangkan hari Minggu dan hari

libur nasional tutup. Kegiatan yang dilakukan di Apotek Atrika dikelompokkan

menjadi dua bidang, yaitu kegiatan di bidang teknis kefarmasian dan kegiatan

non-teknis kefarmasian.

3.5.1 Kegiatan Teknis Kefarmasian

3.5.1.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi

a. Pengadaan Barang

APA merupakan orang yang bertanggung jawab dalam pengadaan perbekalan

farmasi, tetapi untuk menjaga kelancaran dan ketepatan persediaan barang,

Asisten Apoteker dapat melakukan pengadaan barang untuk keperluan

mendesak yang dilakukan pada pagi hari dengan surat pesanan sementara

yang diparaf oleh Asisten Apoteker. Pengadaan barang di Apotek Atrika, baik

jenis maupun jumlah barang disesuaikan dengan kondisi keuangan dan

kategori arus barang fast moving atau slow moving. Pengadaan juga

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

43

Universitas Indonesia

didasarkan pada obat-obat yang banyak diresepkan oleh dokter yang praktek

di sekitar apotek. Pengadaan barang bisa dilakukan dengan cara konsinyasi,

COD (cash on delivery),atau kredit. Konsinyasi adalah penitipan barang dari

distributor kepada apotek, di mana apotek bertindak sebagai agen komisioner

yang menerima komisi bila barang terjual, bila tidak terjual barang tersebut

dapat dikembalikan. Biasanya konsinyasi dilakukan untuk obat-obat baru

yang belum dijual di apotek, di mana sedang dalam masa promosi, sementara

pembayaran dilakukan hanya terhadap barang yang telah terjual. COD adalah

pembelian barang di mana pembayaran dilakukan secara langsung pada saat

barang datang, sedangkan pembayaran yang dilakukan secara kredit

dilakukan setelah jatuh tempo.

b. Pemesanan Barang

Berdasarkan buku defekta, pemesanan dilakukan kepada PBF dan

menggunakan surat pesanan langsung kepada salesman atau melalui telepon.

c. Penerimaan Barang

Asisten Apoteker memeriksa barang yang diterima berdasarkan surat pesanan

dan faktur, baik kuantitas maupun kualitas (tanggal kadaluarsa, keadaan fisik

barang, kode produksi/bets dan lain-lain). Apabila barang yang diterima

sesuai dengan surat pesanan, maka petugas selanjutnya

menandatangani,memberi stempel apotek pada faktur dan memberi nomor

faktur untuk kemudian dicatat di buku penerimaan barang yang berisi tanggal

penerimaan, nomor urut faktur dan nama PBF. Selanjutnya, faktur asli

diserahkan kembali ke PBF dan salinan faktur disimpan di apotek sebanyak

dua lembar. Penerimaan dicatat dalam buku pemasukan barang dalam yang

berisi tanggal penerimaan, nama obat dan jumlah barang yang diterima

(satuan terkecil) dan tanggal kadaluarsa. Kemudian dilakukan pencatatan

faktur ke buku faktur yang berisi tanggal faktur, nama PBF, jumlah barang

(satuan terbesar), nama obat, tanggal kadaluwarsa, harga satuan, potongan

harga dan PPN. Jumlah barang yang diterima kemudian ditambahkan ke

dalam kartu stok besar (kartu gudang) dan kartu stok kecil. Bila terjadi

perubahan harga barang maka perubahan harga dicatat di buku perubahan

harga kemudian juga di buku daftar harga barang dan komputer kasir.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

44

Universitas Indonesia

Gambar kartu stok besar dan kecil dapat dilihat pada Lampiran 13a hingga

13b.

d. Penyimpanan Barang

Apotek Atrika melakukan penyimpanan barang berdasarkan bentuk sediaan

obat dan menurut abjad, baik untuk obat ethical, maupun untuk obat OTC.

Obat disusun berdasarkan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First

Expired First Out), di mana obat yang memiliki tanggal kadaluarsa terlebih

dahulu diletakkan di bagian yang paling depan dan/atau paling atas, agar

keluar terlebih dahulu. Selain itu, terdapat juga lemari khusus untuk

menyimpan barang-barang yang mendekati waktu kadaluarsa. Penyimpanan

narkotika dilakukan di lemari khusus yang menempel di dinding dan kunci

lemari tersebut disimpan oleh Apoteker Pendamping.

e. Pengeluaran Barang

Apotek Atrika melakukan pengeluaran barang dengan sistem FEFO (First

Expired First Out), yaitu barang yang memiliki batas kadaluarsa lebih awal

dikeluarkan terlebih dahulu. Barang yang keluar dari penjualan bebas dicatat

pada buku penjualan barang bebas (OTC), sedangkan barang yang keluar dari

penjualan resep dicatat pada buku resep.

f. Pemeriksaan dan Pencatatan Stok Barang

Kegiatan ini dilakukan setiap hari berdasarkan buku penjualan dan buku

resep. Jumlah barang yang ada dicocokkan dengan jumlah yang tertera pada

kartu stok kecil. Barang yang habis dicatat pada buku defekta untuk

dilakukan pemesanan.

g. Pembuatan Sediaan Standar (Anmaak)

Obat-obat yang dibuat oleh apotek berdasarkan resep-resep standar dalam

buku resmi untuk dijual bebas ataupun berdasarkan resep dokter disebut

dengan sediaan standar. Beberapa sediaan standar yang dibuat di Apotek

Atrika adalah minyak kayu putih, minyak telon, lisol, obat batuk putih, obat

batuk hitam, obat biang keringat, rivanol, salicyl spiritus, dan bedak salisilat.

Sediaan standar ini ditempatkan di rak obat bebas dan disusun berdasarkan

abjad.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

45

Universitas Indonesia

3.5.1.2 Pengelolaan Narkotika

a. Pengadaan Narkotika

Kegiatan ini telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Penerimaan narkotika dilakukan oleh Apoteker Pendamping atau Asisten

Apoteker yang memiliki SIK dan bukti penerimaannya diterima dan disimpan

oleh Apoteker Pengelola Apotek. Gambar Surat Pesanan (SP) Narkotika

dapat dilihat pada Lampiran 9a.

b. Penyimpanan Narkotika

Narkotika disimpan di dalam lemari khusus yang menempel di dinding dan

kuncinya dipegang oleh Apoteker Pendamping.

c. Pelayanan Narkotika

Pelayanan resep yang mengandung narkotika telah dilakukan sesuai

ketentuan yang berlaku. Setiap pengeluaran narkotika harus dicatat di kartu

stok dan diperiksa kesesuaian jumlahnya. Narkotika pada resep digaris bawah

merah, dan resepnya disimpan terpisah dari resep lain.

d. Pelaporan Narkotika

Laporan penggunaan narkotika dibuat setiap bulan dan dikirim ke Suku Dinas

Kesehatan Jakarta Pusat, paling lambat tanggal 10 setiap bulannya dengan

tembusan kepada Balai Besar POM DKI Jakarta dan untuk arsip. Gambar

Laporan Penggunaan Narkotika dapat dilihat pada Lampiran 9b.

3.5.1.3 Pengelolaan Psikotropika

a. Pengadaan Psikotropika

Pemesanan psikotropika dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Gambar Surat Pesanan (SP) Psikotropika dapat dilihat pada Lampiran 10.

b. Penyimpanan Psikotropika

Di Apotek Atrika, psikotropika disimpan dalam lemari khusus dan kunci

lemari dipegang oleh Apoteker Pendamping.

c. Pelayanan Psikotropika

Pelayanan resep prikotropika diserahkan atas dasar resep dokter dan salinan

resep. Resep yang mengandung psikotropika disimpan terpisah dari resep

lain.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

46

Universitas Indonesia

d. Pelaporan Psikotropika

Laporan penggunaan psikotropika dibuat setiap bulan dan dikirimkan ke Suku

Dinas Kesehatan Jakarta Pusat paling lambat setiap tanggal 10 setiap

bulannya dengan tembusan kepada balai Besar POM DKI Jakarta dan untuk

arsip. Gambar Laporan Penggunaan Psikotropika dapat dilihat pada Lampiran

11.

3.5.1.4 Pelayanan Apotek

a. Pelayanan Obat dengan Resep

Proses pelayanan obat dengan resep di Apotek Atrika dilakukan sesuai

dengan prinsip HTKP (Harga, Timbang, Kemas, Penyerahan). Asisten

Apoteker menerima resep dari pasien, kemudian dilakukan skrining resep dan

diberi harga pada huruf H dari HTKP berdasarkan harga yang terdapat pada

komputer kasir. Setelah itu, pada huruf H tersebut diberi paraf. Apabila resep

berasal dari dokter untuk dipakai sendiri atau pada keadaan tertentu lainnya,

harga yang telah dihitung kemudian dikurangi diskon sejumlah yang

ditentukan. Pasien membayar harga obat yang disetujui di kasir dan kasir

mencatat alamat dan nomor telepon pasien. Resep kemudian dibawa ke

bagian peracikan untuk dikerjakan oleh Asisten Apoteker dan juru resep.

Setelah semua bahan dalam resep ditimbang, maka huruf T pada HTKP diberi

paraf. Resep yang telah selesai dikerjakan dan diberi etiket diperiksa oleh

Apoteker atau Asisten Apoteker, kemudian huruf K dari HTKP diberi paraf.

Resep yang telah diperiksa kemudian diserahkan kepada pasien. Apoteker

atau Asisten Apoteker yang menyerahkan obat menyampaikan informasi

yang berkaitan dengan obat tersebut memberikan paraf pada huruf P pada

HTKP. Resep yang telah selesai dikumpulkan berdasarkan nomor urut resep

per hari dan dicatat dalam buku resep. Pelayanan resep secara tunai sama

dengan pelayanan resep secara kredit, tetapi untuk pelayanan resep secara

kredit, kuitansi pembayarannya tidak diserahkan ke pasien tetapi disimpan

untuk dilakukan penagihan pada awal bulan berikutnya. Alur pelayanan

resep, Gambar label HTKP dan Etiket Apotek Atrika dapat dilihat pada

Lampiran 7.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

47

Universitas Indonesia

b. Pelayanan Obat Tanpa Resep

Apotek Atrika melakukan penjualan obat tanpa menggunakan resep dokter

(obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat wajib apotek) dan penjualan

sediaan lain di luar obat-obatan. Pembayarannya dilakukan di kasir secara

tunai kemudian barang dan struk pembayaran diserahkan kepada pembeli.

3.5.2 Kegiatan Non-Teknis Kefarmasian

3.5.2.1 Kegiatan Administrasi

a. Administrasi Personalia

Apotek Atrika melakukan administrasi personalia yang berkaitan dengan

semua hal mengenai urusan pegawai yang meliputi absensi, gaji, hak cuti, dan

fasilitas lain yang berhubungan dengan pegawai.

b. Administrasi Umum

Apotek Atrika melakukan administrasi umum yang meliputi laporan

penggunaan bahan baku dan sediaan jadi narkotika, laporan penggunaan

psikotropika dan segala hal yang berhubungan dengan urusan administrasi.

c. Administrasi Penjualan

Apotek Atrika melakukan kegiatan administrasi penjualan dengan melakukan

pencatatan terhadap semua penjualan resep dan penjualan bebas secara tunai.

Pengaturan juga dilakukan terhadap harga jual yang dimasukkan ke dalam

buku daftar harga jual yang dijadikan sebagai acuan. Apabila terdapat

perubahan harga, maka harga yang tertera pada buku harga jual akan diubah.

d. Administrasi Pembelian

Apotek Atrika melakukan kegiatan administrasi pembelian dengan

melakukan pencatatan terhadap semua pembelian di buku pembelian dan

pengumpulan faktur-faktur berdasarkan debitur. Tanggal tukar faktur yang

ditentukan oleh Apotek Atrika adalah setiap tanggal 5 dan 15, sedangkan

tanggal pembayaran akan ditentukan pada tanggal tukar faktur.

e. Administrasi Pajak

Apotek Atrika melakukan administrasi pajak dengan melakukan pencatatan

dan pengumpulan faktur pajak serta menghitung jumlah pajak yang harus

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

48

Universitas Indonesia

dibayarkan oleh apotek. Kegiatan administrasi pajak juga menangani pajak

lain yang harus dibayarkan oleh apotek, seperti pajak reklame.

f. Administrasi Pergudangan

Apotek Atrika melakukan administrasi pergudangan dengan melakukan

pencatatan pemasukan dan pengeluaran obat menggunakan kartu stok yang

tersedia untuk setiap obat sehingga dapat diketahui sisa persediaan.

g. Administrasi Piutang

Pengumpulan kuitansi piutang dilakukan terhadap penjualan kredit kepada

suatu badan sosial dan melakukan pencatatan apabila telah dilunasi.

3.5.2.2 Sistem Administrasi

Apotek Atrika memiliki sistem administrasi yang dikelola dengan baik,

dimulai dari perencanaan, pengadaan, pengelolaan, dan pelaporan barang yang

masuk dan keluar, pengelolaan ini dilakukan oleh Apoteker dan Asisten Apoteker

yang dibantu oleh karyawan administrasi. Kelengkapan administrasi di Apotek

Atrika meliputi :

a. Buku Defekta

Buku ini digunakan untuk mencatat daftar nama obat atau sediaan yang telah

habis atau hampir habis sehingga harus segera dipesan agar dapat memenuhi

kebutuhan di apotek. Dengan adanya buku ini, proses pemesanan menjadi

lebih cepat sehingga tersedianya barang di apotek dapat terkontrol dan

terjamin dengan baik.

b. Surat Pesanan (SP)

Surat ini digunakan untuk melakukan pemesanan barang ke PBF. Terdiri dari

2 lembar, di mana 1 lembar pertama untuk diberikan kepada PBF dan lembar

terakhir untuk keperluan arsip di apotek. Dalam surat pesanan terdapat

tanggal pemesanan, nama PBF yang ditunjuk, nomor dan nama barang,

jumlah pesanan, tanda tangan pemesanan, dan stempel apotek. Gambar surat

pesanan (SP) Apotek Atrika dapat dilihat pada Lampiran 8b.

c. Buku Faktur

Berfungsi sebagai buku penerimaan barang, dalam buku ini tercantum

tanggal, nomor urut faktur, nama PBF, nomor faktur, jumlah barang, nama

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

49

Universitas Indonesia

barang, tanggal kadaluarsa, harga satuan, diskon, harga setelah potongan, dan

jumlah harga seluruh barang. Buku penerimaan barang depan dan barang

dalam dipisahkan.

d. Buku Perubahan Harga

Buku ini berfungsi untuk mencatat perubahan harga barang. Jika ada

perubahan harga barang, maka harga terkini barang tersebut dicatat di buku

perubahan harga, kemudian dilakukan perubahan harga barang pada buku

daftar harga, komputer kasir, dan juga dilakukan pemberitahuan pada Apotek

Atrika cabang.

e. Buku Daftar Harga

Buku ini berfungsi untuk mencatat harga barang untuk penjualan bebas dan

untuk penjualan resep. Pada buku ini tercantum nama obat dengan merek

dagang, generik, maupun bahan baku. Penyusunan nama obat berdasarkan

abjad dan dipisahkan antara obat dengan nama dagang dan generik.

f. Kartu Stok Besar

Kartu ini berfungsi untuk mencatat barang-barang yang masuk atau baru

dibeli. Kartu stok besar memuat tanggal penerimaan barang, jumlah barang,

nama PBF, nomor faktur, harga satuan, diskon, nomor batch, dan tanggal

kadaluarsa.

g. Kartu Stok Kecil

Kartu ini berfungsi untuk mencatat jumlah barang yang keluar dan masuk

serta sisa stok barang di lemari. Kartu stok kecil memuat tanggal

keluar/masuk barang, keterangan (nomor resep/penjualan untuk pengeluaran

barang, tanggal kadaluarsa untuk pemasukan barang), jumlah yang masuk,

jumlah yang keluar, dan sisa stok barang pada lemari.

h. Buku Pemasukan Barang Dalam

Buku ini berfungsi untuk mencatat pemasukan obat-obat ethical. Di dalam

buku ini tercantum nama barang, jumlah barang dalam satuan terkecil, dan

tanggal kadaluarsa.

i. Buku Pemasukan Barang Luar

Buku ini berfungsi untuk mencatat pemasukan obat-obat OTC.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

50

Universitas Indonesia

j. Buku Resep

Buku ini berfungsi untuk mencatat pengeluaran obat berdasarkan resep. Buku

ini memuat tanggal dibuatnya resep, nomor resep, nama obat, jumlah obat

serta bentuk dan jumlah sediaan yang dibuat.

k. Buku Penjualan Obat Bebas

Buku ini berfungsi untuk mencatat pengeluaran obat-obat bebas yang memuat

tanggal penjualan, nama obat, jumlah, dan harga obat.

l. Buku Pembelian dan Penggunaan Narkotika dan Psikotropika

Buku ini bertujuan untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran golongan

narkotika dan psikotropika, yang mencantumkan nama obat, bulan,

persediaan awal, penambahan jumlah yang meliputi tanggal pembelian,

jumlah, nama PBF, pengurangan, dan sisa serta keterangan lain jika ada.

m. Buku Pengiriman Barang ke Cabang

Buku ini berfungsi untuk mencatat barang-barang yang dikirimkan ke Apotek

Atrika cabang. Terdapat buku berbeda untuk setiap cabang. Buku ini memuat

nama barang, jumlah barang, dan tanggal kadaluarsa. Gambar Buku

Pengiriman Barang ke Cabang Atrika dapat dilihat pada Lampiran 14.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

51 Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN

Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini dimulai pada tanggal 19 Juni

2013 hingga tanggal 26 Juli 2013. PKPA berlangsung selama 28 hari kerja yaitu

Senin hingga Jum’at. Setiap harinya peserta PKPA dibagi menjadi 3 shift yaitu

shift pagi, siang, dan malam dengan jam kerja selama 5 jam. Shift pagi dimulai

pada pukul 09.00-14.00 WIB sedangkan shift siang dimulai pada pukul 13.00-

18.00 WIB dan shift malam dimulai pada pukul 17.00-21.00 WIB.

Hari pertama PKPA di apotek, peserta PKPA melakukan perkenalan dan

adaptasi dengan personalia apotek dan terhadap sistem dan kultur kerja di apotek

sehingga memudahkan komunikasi antara peserta dan personalia apotek serta

membantu kelancaran pelayanan di apotek. Personalia yang terdapat di apotek

yaitu Apoteker Pengelola Apotek (APA), Apoteker Pendamping, Asisten

Apoteker (AA), Kasir, Juru Racik, dan kurir. Selain itu peserta juga mempelajari

denah dan tata letak obat di apotek untuk memudahkan saat pelayanan obat/resep.

Prinsip yang diterapkan adalah Hargai, Timbang, Kemas dan Penyerahan (HTKP)

dimana setiap tahap dilakukan oleh orang yang berbada sehingga pelayanan dapat

dilakukan secara efektif dan efisien.

Apotek Atrika terletak pada lokasi yang cukup strategis, yaitu dekat

dengan pemukiman dan perumahan penduduk yang cukup padat, serta dekat

dengan beberapa praktek dokter, mulai dari dokter umum, dokter gigi, dokter

spesialis (spesialis kulit, spesialis kulit dan kelamin), hingga dokter hewan.

Apotek ini juga terletak di jalan dua arah yang cukup ramai dilalui kendaraan

termasuk kendaraan umum, sehingga mudah untuk dicapai. Berdasarkan

bangunan, Apotek Atrika memiliki ukuran bangunan 7 x 7,2 m2 yang terbagi

menjadi dua ruangan. Ruang depan apotek digunakan sebagai counter untuk

penerimaan resep, penyerahan obat, kasir, dan ruang tunggu. Selain itu, terdapat

lemari/rak kaca untuk menyimpan produk OTC sehingga dapat menarik calon

pembeli untuk membeli. Ruang tunggu juga selalu terjaga kebersihannya dan

dilengkapi dengan pendingin ruangan (AC) untuk menambah kenyamanan

pelanggan. Pada bagian depan Apotek Atrika terdapat papan nama penunjuk

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

52

Universitas Indonesia

keberadaan apotek yang cukup jelas dan halaman parkir yang dapat digunakan

sebagai tempat parkir sebuah mobil dan beberapa sepeda motor. Keberadaan

Apotek Atrika cukup mudah dilihat dengan adanya papan nama apotek berwarna

kuning dengan tulisan “Apotik” berwarna merah.

Ruang bagian dalam digunakan sebagai ruang racik dan ruang kerja

dengan luas yang cukup untuk pekerjaan meracik. Peralatan apotek, seperti

timbangan, mortir dan alu, gelas ukur, dan buku-buku referensi tertata dengan rapi

pada tempatnya. Desain ruang racik Apotek Atrika yang menempatkan meja racik

pada bagian tengah di antara lemari obat akan mempermudah pekerjaan peracikan

obat. Meja kerja diletakkan di sudut ruangan agar tidak mengganggu pekerjaan

meracik obat. Pada ruang racik juga terdapat toilet yang disediakan untuk

karyawan dan wastafel untuk mencuci peralatan racik. Apotek Atrika tidak

memiliki gudang penyimpanan obat karena lokasi apotek yang dekat dengan

beberapa PBF sehingga obat yang diterima langsung diletakkan pada lemari obat

dan disediakan dalam jumlah yang disesuaikan dengan arus barang. Hal ini dapat

meningkatkan efisiensi dengan menghemat biaya pemeliharaan stok dan

perawatan gudang dan juga mengurangi risiko kerugian akibat barang yang

kadaluarsa maupun yang tidak terjual.

Salah satu kegiatan rutinitasdi apotek yaitu pengadaan obat-obatan dan

barang di apotek yang dilakukan sesuai kebutuhan apotek dengan cara mencatat

obat-obatan yang telah mencapai level stock minimum ke dalam buku defecta yang

kemudian dilakukan pemesanan kepada PBF yang menyediakan produk tersebut

dengan menyerahkan surat pesanan. Proses pengadaan barang di Apotek Atrika

dilakukan melalui pembelian secara kredit dengan memperhatikan arus barang

(fast moving atau slow moving) dan arus uang. Pemesanan obat dilakukan setiap

hari, baik melalui telepon maupun melalui medical representative yang datang ke

apotek. Barang pesanan selalu diantar dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 hari

(24 jam), sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dengan pihak PBF.

Sedangkan obat-obat golongan narkotika dan psikotropika dilakukan dengan

prosedur berbeda. Pemesanan obat-obat golongan narkotika dan psikotropika

dilakukan dengan menggunakan surat pesanan khusus, diisi dan ditandatangani

oleh APA. Surat Pesanan (SP) untuk narkotika ditujukan kepada PT. Kimia Farma

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

53

Universitas Indonesia

sebagai distributor tunggal narkotika di Indonesia, dan pembayaran atas pesanan

narkotik dilakukan secara COD (Cash On Delivery). Sementara untuk obat-obat

psikotropika dapat melalui PBF lain yang menyediakan obat tersebut. Surat

pesanan untuk narkotika terdiri dari 4 rangkap, yaitu untuk diberikan ke PBF (PT.

Kimia Farma), Balai POM, pabrik obat (PT. Kimia Farma) dan arsip. Dalam satu

surat pesanan hanya boleh digunakan untuk satu jenis narkotika dan dicantumkan

pula jumlah sisa stok obat narkotika tersebut yang tersedia di apotek. Sementara

itu, untuk psikotropika menggunakan SP rangkap 3 yang diserahkan kepada PBF,

Balai POM, dan sebagai arsip. Dalam satu SP psikotropika boleh digunakan untuk

beberapa jenis obat namun masih ditujukan untuk PBF yang sama, namun tidak

perlu dicantumkan sisa stok di apotek. Untuk pemesanan narkotika, SP harus

diserahkan terlebih dahulu kepada distributor sebelum barang bisa diantarkan.

Penerimaan obat golongan narkotika dan psikotropika juga dilakukan oleh APA,

Apoteker Pendamping, atau Asisten Apoteker.

Barang pesanan yang telah sampai di apotek dilakukan pengecekan untuk

memeriksa barang yang diterima berdasarkan surat pesanan dan faktur, baik

kuantitas maupun kualitas (tanggal kadaluarsa, keadaan fisik barang, kode

produksi/batch dan lain-lain) yang dilakukan oleh petugas apotek dan untuk obat

golongan narkotika dan psikotropika penerimaan dilakukan oleh APA, Apoteker

Pendamping, atau Asisten Apoteker. Apabila barang yang diterima sesuai dengan

surat pesanan, maka petugas selanjutnya menandatangani dan memberi stempel

apotek pada faktur. Selanjutnya, faktur asli diserahkan kembali ke PBF dan

salinan faktur disimpan di apotek sebanyak dua lembar. Pembelian dicatat dalam

buku pembelian yang berisi tanggal pembelian, nama PBF, nomor faktur, nama

dan jumlah barang yang diterima, tanggal kadaluarsa, harga satuan, potongan

harga, dan harga total. Jumlah barang yang diterima kemudian ditambahkan ke

dalam kartu stok besar dan kartu stok kecil. Bila terjadi perubahan harga barang

maka perubahan harga dicatat di buku perubahan harga kemudian juga di buku

daftar harga barang dan komputer kasir.

Barang yang telah diperiksa dan dilakukan pencatatan dimasukkan ke

dalam lemari penyimpanan obat yang disusun berdasarkan efek farmakologis,

obat generik, kecepatan putaran obat dan bentuk sediaan. Sediaan yang terdapat

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

54

Universitas Indonesia

di Apotek Atrika dibagi menjadi tiga, yaitu sediaan oral padat (tablet, kapsul),

sediaan oral cair (sirup, suspensi), dan sediaan topikal (salep, krim, suppositoria,

obat tetes mata, obat tetes telinga, dan sebagainya). Obat disusun berdasarkan

sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out), di mana

obat yang memiliki tanggal kadaluarsa terlebih dahulu diletakkan di bagian yang

paling depan dan/atau paling atas, agar keluar terlebih dahulu. Selain itu, terdapat

juga lemari khusus untuk menyimpan barang-barang yang mendekati waktu

kadaluarsa. Penyimpanan narkotika dilakukan di lemari khusus yang menempel di

dinding dan kunci lemari tersebut disimpan oleh Apoteker Pendamping.

Penyimpanan obat diletakkan dalam lemari kaca sehingga memudahkan

proses pengambilan obat ketika diperlukan. Obat-obat juga tersusun dengan rapi

dalam lemari-lemari penyimpanan obat ethical, yang terdiri dari obat keras,

narkotika dan psikotropika, dan obat generik sehingga terlindung dari debu,

kelembapan, dan cahaya yang berlebihan, serta diletakkan pada kondisi ruangan

dan temperatur yang sesuai. Dalam ruangan penyimpanan baik untuk obat ethical

maupun OTC terdapat 1 buah AC yang diset suhunya pada 22oC. Obat-obat Over

The Counter (OTC) diletakkan pada lemari penyimpanan di ruang depan,

sedangkan obat-obat ethical diletakkan pada lemari penyimpanan di ruang dalam.

Penyimpanan obat disusun secara abjad dan berdasarkan jenis sediaan, untuk

obat-obat OTC dan disusun berdasarkan efek farmakologis pada lemari obat

ethical. Masing-masing kelompok disusun berdasarkan abjad dari bagian atas

lemari hingga ke bagian bawah lemari secara zig-zag sehingga memudahkan

pencarian.Pada lemari OTC, dilakukan pemisahan berdasarkan jenis sediaan yaitu

padat, cair, dan setengah padat. Di ruang depan apotek terdapat 3 buah etalase

untuk menyimpan OTC sediaan padat, 1 buah lemari untuk menyimpan OTC

sediaan cair, dan 1 buah lemari untuk menyimpan OTC sediaan obat luar. Tempat

penyimpanan obat di Apotek Atrika yaitu obat-obatan disimpan pada kotak

kemasannya yang menunjukkan kesesuaian dengan nama obat didalamnya.

Kotak-kotak tersebut tersusun rapi pada rak-rak obat. Penyusunan obat-obat

ethical didasarkan pada kelas farmakoterapi (farmakologi) secara alfabetis.

Adapun kelompok-kelompok obat tersebut meliputi golongan obat generik, obat

tetes, obat luar, sebagian kecil kelas farmakoterapi (antibiotika, antimikroba,

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

55

Universitas Indonesia

antivirus, vitamin, saluran kemih, antithyroid, antimigrain,

analgesik/antiinflamasi, gastrointestinal dan saluran pencernaan, saluran

pernafasan, antihistamin, kortikosteroid, kontrasepsi/hormon, antipsikosis,

cardiovascular dan golongan lain), obat-obat oral dalam bentuk sediaan cair juga

memiliki rak obattersendiri. Umumnya, di Apotek Atrika, sediaan yang berupa

cairan seperti emulsi, suspensi, sirup maupun sirup kering disimpan secara

terpisah dengan sediaan yang secara fisik berbentuk padatan seperti tablet, kapsul,

kaplet, pil, trochisi, dan sediaan sejenis lainnya. Obat berbentuk semi padat juga

disusun secara terpisah, misalnya salep, krim, dan pasta.

Beberapa obat yang sering digunakan dalam obat racikan, seperti teofilin

dan CTM, juga memiliki tempat khusus di meja racik sehingga dapat

mempermudah pekerjaan meracik obat. Untuk obat-obat ethical yang memiliki

kecenderungan fast moving seperti Interdoxin® diletakkan di tempat terpisah.

Obat yang akan kadaluarsa (dalam waktu tiga hingga enam bulan ke

depan) diletakkan di tempat terpisah, dikelompokkan sesuai bulan kadaluarsa, dan

dilakukan pencatatan pada buku khusus “obat yang akan expired”. Obat-obat

tersebut akan didahulukan untuk dijual atau dipersiapkan untuk dikembalikan

kepada PBF. Pada lemari obat dari obat yang akan kadaluarsa diberi catatan untuk

mengingatkan agar jika terdapat permintaan terhadap obat tersebut maka obat

yang akan kadaluarsa diserahkan terlebih dahulu. Perjualan obat dengan tanggal

kadaluarsa yang dekat, harus mempertimbangkan penyakit yang diderita oleh

pasien apakah penyakit yang derita berat atau ringan. Bila pasien menderita

penyakit berat (kronis) maka obat yang diberikan bukan obat dengan tanggal

kadaluarsa yang dekat. Jika obat dengan tanggal kadaluarsa yang dekat sudah

terjual atau dikembalikan pada PBF, maka statusnya akan dicatat pada buku

khusus “obat yang akan expired”. Jika obat-obat tersebut tidak terjual atau tidak

dapat dikembalikan ke PBF hingga batas kadaluarsanya, maka obat-obat tersebut

akan dimusnahkan.

Penyimpanan narkotika dan bahan baku narkotika serta obat keras tertentu

disimpan dalam lemari khusus. Lemari khusus penyimpanan narkotik dan

psikotropik harus memenuhi persyaratan menurut PERMENKES RI No.

28/MENKES/PER/I/1978. Obat golongan narkotika dan psikotropika di Apotek

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

56

Universitas Indonesia

Atrika disusun berdasarkan abjad dan disimpan sesuai dengan peraturan yang

berlaku, yakni dalam lemari khusus berkunci yang terpisah dari lemari obat

ethical lain, dan letaknya tersembunyi dari penglihatan umum. Kunci lemari

narkotik dan psikotropik dipegang oleh penanggung jawab apotek. Harus

diperhatikan untuk obat golongan narkotika dan psikotropika penyimpanan dan

penggunaannya untuk menghindari risiko kehilangan atau penyalahgunaan obat.

Berdasarkan hasil pengamatan peserta PKPA, lemari narkotik dan psikotropik

yang ada di Apotek Atrika telah memenuhi persyaratan PERMENKES RI No.

28/MENKES/PER/I/1978 namun dalam teknis pelaksanaannya masih

memerlukan penertiban.

Tata cara penyimpanan (letak obat) didesain sedemikian rupa untuk

mempermudah dalam proses penyediaan (khususnya pengambilan) obat, yang

berperan dalam menentukan cepat lambatnya obat sampai ke tangan pasien.

Dengan adanya pengaturan seperti dijelaskan di atas, obat dapat sampai ke tangan

pasien dengan cepat (efisiensi waktu) sehingga meningkatkan citra Apotek Atrika.

Pelayanan yang dilakukan di Apotek Atrika meliputi dua hal, yaitu

pelayanan swamedikasi dan pelayanan resep. Pelayanan swamedikasi dilakukan

berdasarkan permintaan pasien tanpa resep dokter terhadap obat bebas, bebas

terbatas, maupun obat wajib apotek. Pelayanan yang lainnya yaitu pelayanan

resep tunai dimana resep yang masuk terlebih dahulu dilakukan identifikasi

kelengkapan melalui skrining resep oleh pegawai yang merangkap menjadi kasir.

Setelah itu, sesuai dengan prinsip pelayanan resep di Apotek Atrika yaitu Hargai,

Timbang, Kemas, dan Penyerahan. Resep dihargai yakni dihitung harganya

berdasarkan margin laba dan pajak apotek. Kemudian, pasien diminta

persetujuaannya untuk menebus obat yang sudah ditetapkan (harganya) dengan

cara membayar. Di sini, pasien mempunyai hak penuh untuk menentukan jumlah

obat yang akan diambil, setuju atau tidak dengan harga yang ditetapkan. Apabila

pasien kurang setuju, apoteker dapat menyarankan obat lain yang lebih rendah

harganya tapi dengan indikasi yang sama atau menghubungi dokter. Setelah

memperoleh persetujuan pasien, artinya setelah obat ditebus, maka dilanjutkan ke

tahap berikutnya, yaitu penyiapan obat. Obat yang diracik, dihitung dosisnya

dengan seksama sebelum diracik untuk menghindari kesalahan penimbangan. Jika

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

57

Universitas Indonesia

obat tidak perlu diracik, obat diambil dari rak obat. Obat yang telah diambil dan

diracik, dikemas dalam plastik tertutup dan diberi etiket yang berisi tentang aturan

pakai obat serta indikasi obat (jika perlu). Langkah terakhir, yaitu penyerahan

obat. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1027/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek

dinyatakan bahwa sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan

pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat

dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada

pasien. Di Apotek Atrika, penyerahan obat ke tangan pasien dilakukan oleh

apoteker (disertai pelayanan informasi obat) dan asisten apoteker.

Gambar 4.1. Alur penerimaan resep tunai

Berdasarkan bagan di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap tahap

pelayanan resep dilakukan oleh orang yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk

meminimalisasi human error dalam melayani resep sehingga pasien tidak akan

dirugikan dari segi materi maupun kesehatannya. Adanya orang yang berbeda

dalam pengerjaan dapat meminimalisisasi kesalahan persepsi, seperti kesalahan

membaca jenis obat, aturan pakai dan dosisnya. Selain itu, untuk mempermudah

cross-check atau pengecekan silang, Apotek Atrika telah menerapkan sistem

dokumentasi berupa paraf pada resep yang dilayani. Pada struk resep disediakan

kolom yang bertanda harga (H), timbang/racik (T), isi/etiket, kemas/periksa,

kuitansi/copy resep (K) dan penyerahan (P). Petugas yang bertanggung jawab di

tahap terkait akan membuat paraf di kolom yang tersedia. Dengan demikian, bila

terjadi kesalahan di salah satu tahap dapat dideteksi dan di-cross check dengan

cepat serta tepat. Sistem ini juga dapat mendorong petugas untuk lebih teliti dan

Resep Kasir (harga obat) Apoteker/ asisten apoteker

(timbang)

Apoteker/ asisten apoteker

(isi/ etiket/ kemas/ periksa) Asisten apoteker/

juru racik (racik)

Apoteker/ asisten apoteker

(kuitansi/ copy resep/

penyerahan obat)

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

58

Universitas Indonesia

berhati-hati dalam melayani resep sebab kesalahan dapat dideteksi person to

person.

Pihak Apotek juga memberikan layanan delivery (pesan-antar) obat untuk

resep namun dibatasi dalam jarak tertentu. Layanan-layanan ini tentunya

merupakan suatu tawaran yang menarik bagi pasien sehingga dapat mendorong

peningkatan penjualan di Apotek.

Obat golongan narkotika hanya dapat diberikan kepada pasien yang

membawa resep asli dari dokter. Resep yang mengandung narkotika tidak boleh

diulang dan jika tidak ditebus semua, maka sisa obat yang belum diambil hanya

bisa dibeli pada apotek yang sama (apotek asal yang menyimpan resep aslinya).

Jika resep yang diterima mengandung narkotika, maka pada resep diberi garis

merah dan disimpan terpisah dari resep obat non narkotika. Untuk obat golongan

psikotropika dapat diberikan berdasarkan resep asli dari dokter atau salinan resep.

Resep yang mengandung psikotropika dapat diulang jika perlu. Apotek Atrika

melakukan pelaporan penggunaan obat golongan narkotika dan psikotropika

kepada Suku Dinas Kesehatan Kotamadya Jakarta Pusat setiap periode, yakni

setiap bulan untuk obat golongan narkotika dan psikotropika. Pelaporan narkotika

dan psikotropika dilakukan sebelum tanggal 10. Untuk obat-obat golongan

narkotika dan psikotropika yang rusak dan sudah kadaluarsa, harus dilakukan

pemusnahan dengan disaksikan oleh APA, Asisten Apoteker dan petugas dinas

kesehatan dan dibuat berita acara pemusnahannya.

Selain itu, Apotek Atrika juga melayani pengiriman ke cabang Apotek

Atrika sesuai permintaan. Setiap pengeluaran barang atau obat, baik karena

pembelian maupun karena pengiriman, dicatat pada kartu stok dan buku yang

sesuai dengan jenis pengeluaran, yaitu buku catatan resep, buku penjualan bebas,

dan buku pengiriman. Untuk pengiriminan barang ke cabang Apotek Atrika sejak

tanggal 1 Maret 2012 ditulis di buku nota sebagai faktur pengiriman yang berisi

informasi mengenai jumlah, jenis, expired date, dan batch number barang yang

dikirim. Kartu stok narkotika dan psikotropika tidak disimpan bersama kartu stok

lainnya melainkan di dalam lemari penyimpanan narkotika dan psikotropika.

Pengelolaan resep di Apotek Atrika dapat dikatakan sudah dilakukan

dengan baik. Semua resep yang sudah dibuat, disimpan per hari berdasarkan

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

59

Universitas Indonesia

nomor urut resep. Selain itu, dicatat pula informasi mengenai tanggal pembuatan

resep, nomor resep, nama obat, dan jumlah obat yang diberikan dalam buku

catatan resep. Resep-resep tersebut disimpan selama 3 tahun. Setelah itu,

dilakukan pemusnahan resep dengan membuat berita acara yang selanjutnya

dilaporkan kepada Suku Dinas Kesehatan Kotamadya Jakarta Pusat.

Dari segi kewirausahaan, Apotek Atrika selalu berusaha meningkatkan

penjualan dan pelayanan kepada masyarakat. Hal itu didukung dengan adanya

hubungan kerjasama yang senantiasa dijaga dengan baik oleh Apotek Atrika

terhadap apotek pesaing maupun dengan dokter. Sebagai contoh, apabila suatu

obat tidak tersedia di Apotek Atrika, maka apotek dapat berusaha memperolehnya

dari apotek lain. Selain itu, Apotek Atrika telah melakukan pelayanan dengan

baik, di antaranya pelayanan resep yang cepat dan tepat yang didukung dengan

pemberian informasi obat kepada pasien. Akan tetapi, kegiatan konseling di

Apotek Atrika belum berjalan dengan baik atau masih jarang dilakukan.

Sedangkan kegiatan monitoring penggunaan obat dan terhadap efek yang tidak

diinginkan dari penggunaan obat di Apotek Atrika belum dilakukan, padahal

kegiatan tersebut merupakanpekerjaan kefarmasian yang dilakukan Apoteker di

apotek secara profesional dalam menerapkan pelayanan kesehatan terhadap

masyarakat.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

60 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a. Apoteker Pengelola Apotek (APA) di Apotek Atrika telah melaksanakan

tugas dan fungsinya sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang

berlaku.

b. Sistem pengelolaan teknis kefarmasian dan non teknis kefarmasian telah

dilaksanakan dengan cukup baik sesuai dengan peraturan dan perundang-

undangan yang berlaku.

5.2 Saran

a. Dalam sistem persediaan minimum untuk obat-obatan harus benar-benar

diterapkan baik dengan metode Analisis VEN, Analisis Pareto ABC maupun

Analisis VEN-ABC supaya dapat menghindari kekosongan stok.

b. Perlu ditingkatkan atau diperbaikinya sarana dan prasarana dalam

pengelolaan administrasi dengan menggunakan sistem komputerisasi dalam

pencatatan stok barang sehingga aktivitas dapat berlangsung lebih efisien dan

cepat sertapeningkatan kenyamanan konsumen saat menunggu proses

pelayanan, dengan penyediaan televisi ataupun radio.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

61 Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Aliya, L.S. (2011). Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek

Keselamatan Jalan Keselamatan No. 27 Manggarai, Jakarta Selatan.

Depok : Universitas Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2004). Keputusan Menteri

Kesehatan No. 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan

Rumah Sakit.Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI. (1990). Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

347/MenKes/SK/VII/1990 Tentang Obat Wajib Apotek. Jakarta :

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI. (1993). Peraturan Menteri Kesehatan No.

919/MENKES/PER/X/1993 Tentang Kriteria Obat yang Dapat Diserahkan

Tanpa Resep. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI. (1993). Peraturan Menteri Kesehatan No.

922/MENKES/PER/X/1993Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian

Ijin Apotik. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI. (2002). Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor: 1332/MENKES/SK/X/2002 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor. 922/MENKES/PER/X/1993

Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik. Jakarta :

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Apotek. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI. (2006). Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas

Terbatas. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia. (1980). Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 1980 Tentang Perubahan dan Tambahan Atas

Peraturan Pemerintah RI Nomor 26 Tahun 1965 Tentang Apotek. Jakarta

: Pemerintah Republik Indonesia.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

62

Universitas Indonesia

Pemerintah Republik Indonesia. (2009). Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta :

Pemerintah Republik Indonesia.

Presiden Republik Indonesia. (1997). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika. Jakarta : Presiden Republik Indonesia

Presiden Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia No. 36

Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta : Presiden Republik Indonesia

Presiden Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Jakarta : Presiden Republik Indonesia

Quick, J. (1997). Managing Drug Supply, The selection, Procurement,

Distribution, and Use of Pharmaceuticals, 2nd ed Revised and Expanded.

Kumarian Pers.

Seto, S., Yunita, N., & T, L. (2004). Manajemen Farmasi. Jakarta : Airlangga

University Pers.

Umar, Muhammad. (2011). Manajemen Apotek Praktis cetakan keempat. Jakarta:

Wira Putra Kencana.

Widiyanti, Teja. (2005). Penerapan Analisis Pareto dalam Manajemen

Persediaan di Suatu Perusahaan Farmasi Industri Sekunder. Yogyakarta :

Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

62 Universitas Indonesia

LAMPIRAN

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

63

Universitas Indonesia

Lampiran 1 Peta lokasi Apotek Atrika

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

64

Universitas Indonesia

Lampiran 2 Papan nama Apotek Atrika

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

65

Universitas Indonesia

Lampiran 3 Denah ruang Apotek Atrika

KASIR COUNTER OBAT OTC SOLID

CO

UN

TER

OB

AT

OTC

SO

LID

ME

JA

RAK OBAT OTC LIQUID RAK OBAT OTC LIQUID DAN TOPIKAL RAK OBAT KONSINYASI

TOIL

ET RAK OBAT GENERIK

MEJA KERJA MEJA RACIK

ME

JAK

ER

JA

LEMARIPSIKOTROPIKA

LEMARI NARKOTIKA(DITANAM ATAS)DAN ALAT GELAS

(BAWAH)

ME

JAK

OM

PU

TER

RA

K O

BA

TK

AR

DIO

VA

SK

ULA

R(B

AW

AH

) DA

NP

ER

NA

FAS

AN

(ATA

S)

RA

K O

BA

TP

EN

CE

RN

AA

N D

AN

SIR

UP

RA

K O

BA

T K

ON

TRA

SE

PS

I,H

OR

MO

N, A

NTI

PS

IKO

SIS

,K

AR

DIO

VA

SK

ULA

R,

AN

TIH

ISTA

MIN

, DA

NP

EN

CE

RN

AA

N

RA

K O

BA

TK

OR

TIK

OS

TER

OID

DA

N F

AS

T M

OV

ING

RAK OBATANALGETIK /ANTIPIRETIK

(BAWAH) DANANTIBIOTIK(ATAS)

RAK OBATANTIMIKROBA /

ANTIVIRUS (BAWAH)DAN VITAMIN DANSUPLEMEN(ATAS)

RAK OBAT BAHAN BAKU (BAWAH)DAN OBAT TETES TELINGA,

HIDUNG, DAN MATA (ATAS KIRI -ATAS KANAN)

MEJA KARTU STOKGUDANG DANPEMBUKUAN

TIMBANGANGRAMHALUS

TIMBANGANGRAMKASAR

KARTUSTOK

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

66

Universitas Indonesia

Lampiran 4a Ruang tunggu Apotek Atrika

Lampiran 4b Ruang etalase depan Apotek Atrika

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

67

Universitas Indonesia

Lampiran 5a Lemari penyimpanan narkotika di Apotek Atrika

Lampiran 5b Lemari penyimpanan psikotropika di Apotek Atrika

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

68

Universitas Indonesia

Lampiran 6 Struktur organisasi Apotek Atrika

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

69

Universitas Indonesia

Lampiran 7 Etiket dan label yang digunakan di Apotek Atrika

KOCOK DAHULU TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

70

Universitas Indonesia

Lampiran 8a Kopi resep Apotek Atrika

Lampiran 8b Surat pesanan Apotek Atrika

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

71

Universitas Indonesia

Lampiran 9a Surat pesanan narkotika

Lampiran 9b Laporan penggunaan narkotika

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

72

Universitas Indonesia

Lampiran 10 Surat pesanan psikotropika

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

73

Universitas Indonesia

Lampiran 11 Laporan penggunaan psikotropika

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

74

Universitas Indonesia

Lampiran 12 Berita acara pemusnahan resep

POM.53.OB.53.AP.53.P1

BERITA ACARA PEMUSNAHAN RESEP

Pada hari ini …… tangggal ……… bulan ……. tahun ………. sesuai dengan Surat Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 280/Men.Kes/SK/V/1981 tentang Ketentuan

dan Tata Cara Pengelolaan Apotik, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Apoteker Pengelola Apotek :

S.I.P.A Nomor :

Nama Apotek :

Alamat Apotek :

Dengan disaksikan oleh :

1. Nama :

Jabatan :

S.I.K. Nomor :

2. Nama :

Jabatan :

S.I.K. Nomor :

Telah melakukan pemusnahan resep pada Apotek kami yang telah melewati batas penyimpanan

selama tiga tahun, yaitu:

Resep dari tanggal ………….............. sampai dengan tanggal ………………………………

seberat ………………………….. kg.

Tempat dilakukan pemusnahan :

Demikian berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab. Berita acara

ini dibuat dalam rangkap empat dan dikirimkan kepada:

1. Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI.

2. Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi

3. Kepala Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan

4. Satu sebagai arsip di Apotek.

……, ……………… 20….

Saksi-saksi: Yang membuat berita acara,

1. ( ) ( )

S.I.K No: S.I.P.A. No:

2. ( )

S.I.K No:

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

75

Universitas Indonesia

Lampiran 13a Kartu Stok Kecil

Lampiran 13b Kartu Stok Besar (Kartu Gudang)

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

76

Universitas Indonesia

Lampiran 14 Faktur Pengiriman ke Cabang Apotek Atrika

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

UNIVERSITAS INDONESIA

TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI APOTEK ATRIKA

JL. KARTINI RAYA NO. 34A JAKARTA PUSAT

PERIODE 19 JUNI - 26 JULI 2013

PENYIMPANAN “OBAT-OBAT DALAM” NON GENERIK

DI APOTEK ATRIKA SECARA FARMAKOLOGI

FAUZIA, S.Farm.

1206329606

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JANUARI 2014

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

PENYIMPANAN “OBAT-OBAT DALAM” NON GENERIK

DI APOTEK ATRIKA SECARA FARMAKOLOGI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker

FAUZIA, S.Farm.

1206329606

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JANUARI 2014

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

iii Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. v

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Tujuan ..................................................................................... 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 4

2.1 Penyimpanan Obat ................................................................... 4

2.1.1 Definisi Penyimpanan Obat ............................................ 4

2.1.2 Tujuan Penyimpanan Obat .............................................. 4

2.1.3 Sistem Penyimpanan Obat .............................................. 5

2.2 Penyimpanan Obat Secara Farmakologi .................................. 7

2.2.1 Antibiotik ........................................................................ 7

2.2.2 Antelmintik ..................................................................... 9

2.2.3 Antijamur ........................................................................ 9

2.2.4 Antihistamin .................................................................... 10

2.2.5 Antikonvulsi .................................................................... 11

BAB 3. METODE PENGKAJIAN ............................................................... 13 3.1 Waktu dan Tempat Pengkajian ................................................ 13

3.2 Metode Pengkajian ................................................................... 13

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 14

4.1 Hasil ......................................................................................... 14

4.2 Pembahasan .............................................................................. 27

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 30

5.1 Kesimpulan .............................................................................. 30

5.2 Saran ......................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 32

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

iv Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penerapan suhu/ cara penyimpana obat yang dianjurkan terkait

dengan catatan penyimpanan yang tertera pada label obat .............. 6

Tabel 4.1 Kategori pengelompokan “obat dalam” non generik dalam bentuk

sediaan padat oral di Apotek Atrika secara farmakologi ................. 14

Tabel 4.2 Kategori pengelompokan “obat dalam” non generik dalam bentuk

sediaan cair oral di Apotek Atrika secara farmakologi .................... 21

Tabel 4.3 Kategori pengelompokan “obat dalam” non generik dalam bentuk

sediaan setengah padat topikal di Apotek Atrika secara

farmakologi ...................................................................................... 23

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

v Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan padat oral “obat-

obat dalam” di Apotek Atrika ..................................................... 34

Lampiran 2 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan cair oral “obat-

obat dalam” di Apotek Atrika ..................................................... 51

Lampiran 3 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan setengah padat

topikal “obat-obat dalam” di Apotek Atrika ............................... 55

Lampiran 4 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan obat tetes topikal

“obat-obat dalam” di Apotek Atrika ........................................... 67

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Medication error (kesalahan pengobatan) merupakan salah satu isu

kesehatan yang menjadi pusat perhatian saat ini dan merupakan ancaman serius

bagi keselamatan dan kesehatan publik (Nurfianti, 2010). Hal ini dapat terlihat

dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Institute of Medicine (IOM), Amerika

Serikat, yang menunjukkan bahwa angka kematian yang disebabkan oleh

kesalahan pegobatan (medication error) berkisar antara 44.000-98.000 orang per

tahun. Angka kematian tersebut lebih besar dibandingkan angka kematian yang

disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas (43.458 orang), penyakit kanker (42.297

orang), maupun AIDS (16.526 orang) (Virawan, 2012).

Menurut Kepmenkes Nomor 1027/ MENKES/ SK/ IX/ 2004, medication

error adalah suatu kejadian yang merugikan pasien yang diakibatkan oleh

kesalahan pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang

sebetulnya dapat dicegah (Kemenkes, 2004). Kerugian yang dialami pasien dapat

bermacam-macam mulai dari kerugian dalam hal biaya, psikis, bahkan sampai

menyebabkan kematian. Kesalahan pengobatan ini dapat terjadi dalam 4 fase,

yaitu fase prescribing, fase transcribing, fase dispensing, dan fase administration

oleh pasien. (Ariani, 2005).

Medication error pada fase prescribing terjadi akibat adanya kesalahan

dalam penulisan resep. Kesalahan ini antara lain disebabkan oleh : obat yang

diresepkan tidak tepat indikasi, tidak tepat pasien atau kontraindikasi, tidak tepat

obat, tidak tepat dosis, dan tidak tepat aturan pakai. Pada fase transcribing,

error terjadi pada saat pembacaan resep untuk proses dispensing. Error pada

fase dispensing terjadi pada saat pengambilan, penyiapan, hingga penyerahan

resep oleh petugas apotek. Sedangkan error pada fase administration adalah

error yang terjadi pada proses penggunaan obat. Fase ini dapat melibatkan

petugas apotek dan pasien atau keluarganya (Purba, Soleha, dan Sari, 2007).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Auburn

University di 36 rumah sakit dan nursing home di Colorado dan Georgia, USA

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

2

Universitas Indonesia

pada tahun 2002, dari 3216 jenis pemberian obat, diperoleh hasil sekitar 43%

medication error disebabkan oleh kesalahan dalam waktu pemberian obat dan

sekitar 4% medication error disebabkan karena pemberian obat yang tidak tepat

kepada pasien (salah obat) (Virawan, 2012). Pada tahun 2006, Dwiprahasto

melakukan penelitian yang serupa yang menunjukkan hasil bahwa 11%

medication error di rumah sakit berkaitan dengan kesalahan saat menyerahkan

obat ke pasien dalam bentuk dosis atau obat yang keliru (Dwiprahasto, 2006).

Tahun 2001 dalam laporan FDA Safety, Thomas Maria R dan kawan-

kawan menemukan bahwa yang mejadi penyebab terjadinya kesalahan obat

adalah : komunikasi (19%), pemberian label (20,6%), nama pasien yang

membingungkan (13%), faktor manusia (42%), dan disain kemasan (20,6%).

Adapun kesalahan yang berhubungan dengan faktor manusia antara lain

berhubungan dengan : kurangnya pengetahuan (12,3%), kurangnya kinerja (13,2),

kelelahan (0,3%), kesalahan kecepatan infuse (7%), dan kesalahan dalam

menyiapkan obat (7%). Sedangkan menurut penelitian tersebut, menurut jenis

kesalahannya, kesalahan yang paling banyak adalah salah obat (20%), over dosis

(17%), salah rute obat (8%), salah teknik (7%), dan kesalahan dalam monitoring

(7%) (Mulyana, 2013).

Dari data diatas dapat terlihat bahwa kesalahan dalam pemberian obat

merupakan salah satu faktor kritis terjadinya medication error. Hal ini diperkuat

dengan adanya Laporan Peta Nasional Insiden Keselamatan Pasien (Kongres

PERSI Sep 2007) yang menyebutkan bahwa kesalahan dalam pemberian obat

menduduki peringkat pertama (24,8 %) dari 10 besar insiden yang dilaporkan

(Mulyana, 2013). Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Darmansjah, salah satu

ahli farmakologi dari FKUI, Beliau mengungkapkan bahwa medication error

yang disebabkan oleh kesalahan dalam pemberian obat sering terjadi di Indonesia

namun belum ada data yang jelas mengenai angka kematian yang disebabkan oleh

kesalahan pemberian obat ini (Nainggolan, 2003).

Kesalahan pemberian obat ini salah satunya dapat disebabkan karena

adanya kesalahan dalam pemilihan dan pengambilan obat yang tidak sesuai

dengan indikasi penyakit pasien. Apoteker sebagai tenaga profesi farmasi

memiliki peranan penting dalam meminimalkan medication error ini. Apoteker

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

3

Universitas Indonesia

khususnya yang bekerja di apotek dapat berkontribusi untuk meminimalkan

kejadian kesalahan pengobatan dengan menerapkan sistem penyimpanan dan

pengelompokkan obat yang tepat sehingga dapat meminimalisir kesalahan dalam

pengambilan obat yang tidak tepat. Sistem penyimpanan secara farmakologi

merupakan sistem penyimpanan yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini.

Sistem penyimpanan secara farmakologi sangat tepat untuk mengatasi

permasalahan ini karena dapat mengurangi kesalahan dalam pengambilan obat

yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit pasien sehingga akibat fatal yang

mungkin ditimbulkan dapat dicegah. Hal ini dikarenakan pada sistem

penyimpanan secara farmakologi, obat dikelompokkan berdasarkan khasiat atau

kelas terapi obat (seperti golongan antibiotik, analgetik, antipiretik, antidiabetes,

dan lain-lain) sehingga tenaga farmasis khususnya apoteker dapat menganalisa

ketepatan peresepan yang diberikan oleh dokter dengan berpatokan pada

pengelompokkan obat yang sesuai dengan indikasi (Sheina, Umam, dan Solikhah,

2010). Dalam hal ini tenaga farmasis dapat dengan mudah menemukan

kejanggalan apabila antara satu obat dengan obat lainnya yang diresepkan tidak

saling berkesinambungan dan tidak sesuai dengan indikasi untuk penyakit pasien.

Berkaitan dengan pentingnya pengelompokan obat secara farmakologi,

maka dalam laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) kali ini, penulis

bermaksud untuk melakukan pengelompokaan “obat-obat dalam” non generik

yang terdapat di Apotek Atrika secara farmakologi. Dari hasil pengelompokkan

ini, diharapkan terjadinya akibat fatal yang disebabkan karena pemberian obat

yang tidak sesuai dengan indikasi pasien dapat dihindari.

1.2 Tujuan

Melakukan pengelompokkan dan penyimpanan “obat-obat dalam” non

generik yang terdapat di Apotek Atrika secara farmakologi agar terjadinya

kesalahan dalam hal pengambilan obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit

pasien dapat dihindari.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

4 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyimpanan Obat

2.1.1 Definisi Penyimpanan Obat

Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan

pengurusan, penyelenggaraan, dan pengaturan atau pengelompokkan barang

persediaan di dalam ruang penyimpanan agar setiap kali diperlukan dapat dilayani

dengan cepat (Muharomah, 2008). Menurut Departemen Kesehatan RI (2003),

penyimpanan obat adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang

diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia,

dan mutunya tetap terjamin.

2.1.2 Tujuan Penyimpanan Obat

Penyimpanan obat harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tujuan dari

penyimpanan dapat tercapai. Tujuan dari penyimpanan obat antara lain

(Muharomah, 2008) :

a. Mempertahankan mutu obat dari kerusakan akibat penyimpanan yang tidak

baik

b. Mempermudah pencarian di gudang/ ruang penyimpanan

c. Mencegah kehilangan

d. Mempermudah stock opname dan pengawasan

e. Mencegah bahaya penyimpanan yang salah

f. Memenuhi permintaan barang secara tepat (tepat barang, kondisi, jumlah,

waktu, dan harga) dan cepat

Secara lebih terperinci, menurut Departemen Kesehatan Republik

Indonesia yang dikutip dari Suryandana (2001), tujuan penyimpanan yaitu agar

diperoleh keadaan/ kondisi :

a. Aman, yaitu setiap obat yang disimpan tetap aman dari kehilangan (akibat

dicuri orang lain, dicuri karyawan sendiri, dimakan hama (tikus) atau hilang

sendiri (susut, tumpah, dan menguap) dan kerusakan

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

5

Universitas Indonesia

b. Cepat, yaitu cepat dalam hal penanganan barang berupa menaruh/

menyimpan, mengambil, dan lain-lain

c. Tepat, yaitu bila terdapat permintaan akan suatu obat, obat yang diserahkan

memenuhi lima tepat yaitu tepat obat, kondisi, jumlah, waktu, dan harganya

d. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab

e. Mudah, yaitu :

- Mudah menangani obat dan mudah menempatkan di tempatnya

- Mudah menemukan dan menggambilnya kembali

- Mudah mengetahui Jumlah persediaan (minimum-maksimum)

- Mudah dalam hal pengawasan

2.1.3 Sistem Penyimpanan Obat

Sistem penyimpanan obat dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa

kategori, seperti berdasarkan jenis dan bentuk sediaan, suhu penyimpanan dan

stabilitas, serta pengelompokan berdasarkan sifat bahan obat (Ikatan Apoteker

Indonesia, 2012). Penyimpanan berdasarkan jenis sediaan merupakan suatu proses

penyimpanan dengan mengelompokkan obat sesuai jenisnya dan

menempatkannya pada tempat terpisah. Pengelompokan obat berdasarkan bentuk

sediaan misalnya dengan mengelompokkan obat menjadi obat oral (tablet, kapsul,

sirup), obat suntik (ampul, vial, cairan infus), dan obat luar (salep, gel, tetes mata,

obat kumur) (Sheina, Umam, dan Solikhah, 2010).

Selain berdasarkan jenis dan bentuk sediaan, penyimpanan obat juga perlu

memperhatikan suhu penyimpanan untuk menjaga stabilitas obat. Suhu

penyimpanan dapat dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu (1) penyimpanan suhu beku

(-20°C dan -10°C) yang umumnya digunakan untuk penyimpanan vaksin, (2)

penyimpanan suhu dingin (2°-8°C), (3) penyimpanan suhu sejuk (8°-15°C), dan

(4) penyimpanan suhu kamar (15°-30°C). Pengelompokan berdasarkan kestabilan

suhu ruang ini harus disesuaikan dengan instruksi penyimpanan yang tertera di

kemasan obat (Lihat Tabel 2.1). Untuk obat yang stabilitasnya dipengaruhi oleh

cahaya, maka obat harus disimpan di tempat yang terlindung dari cahaya

langsung. Obat yang bersifat higroskopis harus disimpan dengan menggunakan

adsorben/ dessicator (Ikatan Apoteker Indonesia, 2012).

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

6

Universitas Indonesia

Tabel 2.1 Penerapan suhu/ cara penyimpanan obat yang dianjurkan terkait dengan

catatan penyimpanan yang tertera pada label obat

Catatan pada Label Suhu/ Cara Penyimpanan

Simpan tidak lebih dari 30°C 2°C sampai 30°C

Simpan tidak lebih dari 25°C 2°C sampai 25°C

Simpan tidak lebih dari 15°C 2°C sampai 15°C

Simpan tidak lebih dari 8°C 2°C sampai 8°C

Simpan tidak kurang dari 8°C 8°C sampai 25°C

Lindungi dari cahaya Simpan dan serahkan dengan wadah yang

tidak tembus cahaya

Lindungi dari uap Simpan pada kelembapan tidak lebih dari

60%, diserahkan dalam wadah tertutup

kedap

Penyimpanan berdasarkan sifat bahan misalnya dilakukan pada Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3). B3 harus disimpan di area terpisah dan diberi

simbol sesuai klasifikasinya. Terdapat beberapa klasifikasi B3, diantaranya adalah

Mudah Meledak, Bersifat Pengoksidasi, Mudah Terbakar, Beracun, Bersifat

Iritasi, Bersifat Korosif, Merusak Lingkungan, dan lain-lain. Area penyimpanan

B3 pun harus difasilitasi dengan alat pengaman yang dapat meminimalisasi

kerusakan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Secara garis besar,

penyimpanan obat di tiap kategori ini dapat disusun berdasarkan abjad dan atau

berdasarkan farmakologi (Ikatan Apoteker Indonesia, 2012).

Penyimpanan obat berdasarkan abjad memiliki keuntungan dibandingkan

dengan penyimpanan obat secara farmakologi dalam hal kemudahan dalam

pencarian obat. Hal ini dikarenakan dalam penyimpanan secara abjad, obat

disusun secara urut berdasarkan alfabet tanpa memperhatikan khasiat dari masing-

masing obat (Muharomah, 2008).

Sistem penyimpanan obat di apotek atau gudang instalasi farmasi dapat

menggunakan metode FIFO, FEFO, ataupun kombinasi diantaranya. Pada Metode

FIFO (First In First Out), obat-obatan yang baru masuk diletakkan di belakang

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

7

Universitas Indonesia

obat yang terdahulu sehingga obat yang pertama kali datang yang akan digunakan

atau di ambil terlebih dahulu (Sheina, Umam, dan Solikhah, 2010). Penerapan

teknik FEFO dimaksudkan untuk menghindari adanya obat yang sudah kadaluarsa

terkirim atau diserahkan kepada pasien. Metode ini dapat dilakukan dengan cara

(Ikatan Apoteker Indonesia, 2012) :

a. Obat disusun sesuai dengan urutan batas tanggal kadaluarsa.

Obat dengan batas kadaluarsa (Expired date) yang lebih dekat ditempatkan

pada bagian depan tempat penyimpanan, sedangkan obat dengan batas

kadaluarsa sesudahnya ditempatkan dibelakangnya

b. Penambahan obat yang baru masuk, ditempatkan pada atau dimasukkan

melalui bagian belakang tempat/ rak penyimpanan atau sisi penempatan/

penyimpanan (kecuali jika terpaksa menerima obat dengan batas kadaluarsa

lebih dekat, maka ditempatkan pada bagian depan).

c. Obat yang akan dipakai terlebih dahulu adalah obat yang berada pada bagian

depan, atau pada sisi pengambilan.

d. Kartu stok dibuat untuk setiap nomor bets obat.

2.2 Penyimpanan Obat secara Farmakologi

Penyimpanan obat secara farmakologi adalah sistem penyimpanan obat

dengan mengelompokkan obat-obatan ke dalam beberapa kategori berdasarkan

indikasi atau kelas terapinya (Muharomah, 2008). Berdasarkan kelas terapinya,

obat-obatan ini dapat dikelompokkan kedalam kategori seperti yang akan

antibiotik, antelmintik, antijamur, antihistamin, antikonvulsi, dan lain-lain.

2.2.1 Antibiotik

Antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme

(khususnya dihasilkan oleh fungi) atau dihasilkan secara sintetik atau semisintetik

yang dapat membunuh atau menghambat perkembangan bakteri dan organisme

lain. Berdasarkan daya kerjanya, antibiotik dibedakan menjadi 5 (lima) macam,

yaitu (Pratiwi, 2008) :

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

8

Universitas Indonesia

a. Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel

Antibiotik ini adalah antibiotik yang merusak lapisan peptidoglikan yang

menyusun dinding sel bakteri Gram positif maupun Gram negatif, contohnya

penisilin. Contoh : penisilin, ampisilin, amoksisilin, dan lain-lain.

b. Antibiotik yang merusak membran plasma

Membran plasma bersifat semipermeabel dan mengendalikan transpor

berbagai metabolit ke dalam dan ke luar sel. Adanya gangguan atau

kerusakan struktur pada membran plasma dapat menghambat atau merusak

kemampuan membrane plasma sebagai penghalang (barrier) osmosis dan

mengganggu sejumlah proses biosintesis yang diperlukan dalam membran.

Antibiotik yang bersifat merusak membran plasma umum terdapat pada

antibiotik golongan polipeptida yang bekerja dengan mengubah permeabilitas

membran plasma sel bakteri. Contohnya adalah polimiksin B yang melekat

pada fosfolipid membran; amfoterisin B, mikonazol, dan ketokonazol yang

ketiganya merupakan antifungi yang bekerja dengan cara berkombinasi

dengan sterol pada membran plasma fungi.

c. Antibiotik yang menghambat sintesis protein

Aminoglikosida merupakan kelompok antibiotik yang gula aminonya

tergabung dalam ikatan glikosida. Antibiotik ini memiliki spektrum luas dan

bersifat bakterisidal dan mekanisme penghambatan pada sintesis protein.

Antibiotik ini berikatan pada subunit 30S ribosom bakteri (beberapa teriat

juga pada subunit 50S ribosom) dan menghambat translokasi peptidil-tRNA

dari situs A ke situs , dan menyebabkan kesalahan pembacaan mRNA dan

mengakibatkan bakteri tidak mampu menyintesis protein vital untuk

pertumbuhannya. Contohnya adalah streptomisin sebagai obat alternatif TBC,

namun memiliki kelemahan berupa resistensi bakteri yang cukup tinggi serta

adanya efek toksik. Contoh lainnya adalah gentamisin yang berasal dari

Micromonospora yang efektif untuk infeksi Pseudomonas, dan tobramisin

yang berupa sediaan aerosol untuk mengontrol infeksi pada pasien sistik

fibrosis.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

9

Universitas Indonesia

d. Antibiotik yang menghambat sintesis asam nukleat (DNA/RNA)

Penghambatan pada sintesis asam nukleat berupa penghambatan terhadap

transkripsi dan replikasi mikroorganisme. Yang termasuk antibiotik

penghambat sintesis asam nukleat ini adalah antibiotik golongan kuinolon dan

rifampisin.

e. Antibiotik yang menghambat sintesis metabolit esensial

Penghambatan terhadap sintesis metabolit esensial antara lain dengan adanya

kompetitor berupa antimetabolit, yaitu substansi yang secara kompetitif

menghambat metabolit mikroorganisme, karena memiliki struktur yang mirip

dengan substrat normal bagi enzim metabolism. Contohnya adalah

antimetabolit sulfanilamid (sulfa drug) dan para amino benzoic acid (PABA).

2.2.2 Antelmintik

Antelmintik atau obat cacing ialah obat yang digunakan untuk

memberantas atau mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh.

Contoh dari antelmintik ini adalah mebendazol yang bekerja dengan

menyebabkan kerusakan struktur subselular dan menghambat sekresi asam

asetilkolinesterase cacing serta dapat pula bekerja dengan menghambat ambilan

glukosa secara ireversibel sehingga terjadi pengosongan (deplesi) glikogen pada

cacing yang mengakibatkan cacing akan mati secara perlahan-lahan. Contoh lain

dari antelmintik adalah pirantel pamoat, albendazol, tiabendazol, prazikuantel, dan

lain-lain (Syarif dkk., 2007).

2.2.3 Antijamur

Menurut Ganiswara yang dikutip dari Hezmela (2006), antijamur

merupakan bahan yang dapat membasmi jamur pada umumnya, khususnya yang

bersifat patogen bagi manusia. Berdasarkan sifat toksisitas selektif, senyawa

antifungi atau antijamur dapat dibedakan menjadi senyawa fungisida dan

fungistatik. Fungisida merupakan senyawa antijamur yang mempunyai

kemampuan untuk membunuh jamur dengan jalan melisiskan dinding sel jamur

yang berakibat jamur tidak dapat bereproduksi kembali, meskipun kontak dengan

obat telah dihentikan. Berbeda halnya dengan fungisida, senyawa fungistatik tidak

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

10

Universitas Indonesia

memiliki kemampuan untuk membunuh, namun senyawa ini mempunyai

kemampuan untuk menghambat pertumbuhan jamur sehingga jumlah sel jamur

yang hidup relatif tetap. Bila kontak dengan obat yang bersifat fungistatik ini

dihentikan, pertumbuhan jamur akan berlangsung kembali. Berdasarkan cara

kerjanya, obat antijamur dibedakan menjadi 4 yaitu :

a. Berikatan kuat dengan sterol yang terdapat pada membran sel jamur.

Ikatan ini mengakibatkan kebocoran membran sel, sehingga terjadi

kehilangan beberapa bahan intrasel dan menyebabkan kerusakan yang tetap

pada sel jamur. Contoh: nistatin dan amfoterisin.

b. Masuk kedalam sel jamur dengan bantuan sitosin deaminasi dan dalam

sitoplasma akan bergabung dengan RNA setelah mengalami deaminase

menjadi 5-fluorourasil. Sintesis protein sel jamur terganggu akibat

penghambatan langsung sintetis DNA oleh metabolit fluorourasil. Contoh :

flusitosin.

c. Menghambat mitosis jamur dengan mengikat protein mikrotubuler dalam sel.

Contoh : griseofulvin.

d. Menimbulkan gangguan terhadap sintesis asam nukleat atau penimbunan

peroksida dalam sel jamur sehingga terjadi kerusakan dinding sel yang

mengakibatkan permeabilitas terhadap berbagai zat intrasel meningkat.

Contoh : imidazol (mikonazol, klotrimazol).

2.2.4 Antihistamin

Antihistamin adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek

histamin terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor histamin. Secara

farmakologi, reseptor histamin dapat dibagi dalam dua tipe , yaitu reseptor H1 dan

reseptor H2. Berdasarkan hal ini, antihistamin juga dapat dibagi dalam dua

kelompok, yakni antagonis reseptor H1 dan antagonis reseptor H2 (Syarif dkk.,

2007).

2.2.4.1 Antagonis reseptor H1 (AH1)

AH1 menghambat efek histamine pada pembuluh darah, bronkus, dan

bermacam-macam otot polos. Selain itu, AH1 bermanfaat untuk mengobati reaksi

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

11

Universitas Indonesia

hipersensitivitas atau keadaan lain yang disertai penglepasan histamin endogen

secara berlebihan. Berdasarkan daya kerjanya terhadap SSP, AH1 dikelompokkan

menjadi 2 kelompok yaitu AH1 generasi I dan AH1 generasi II (Syarif dkk., 2007).

a. AH1 generasi I : prometazin, oksomemazin, tripelennamin, (klor) feniramin,

difenhidramin, siproheptadin, azelastin , sinarizin, meklozin, hidroksizin,

ketotifen, dan oksatomida. Obat-obat ini berkhasiat sedatif terhadap SSP dan

kebanyakan memiliki efek antikolinergis

b. AH1 generasi II : astemizol, terfenadin, feksofenadin, setirizin, loratidin,

levokabastin, dan emedastin. Zat- zat ini bersifat hidrofil dan sukar mencapai

CCS (Cairan Cerebrospinal) sehingga pada dosis terapeutis tidak bekerja

sedatif. Keuntungan lainnya, obat-obat kategori ini memiliki t⅟2 yang lebih

panjang sehingga dosisnya cukup dengan 1-2 kali sehari.

2.2.4.2 Antagonis reseptor H2 (AH2)

Antagonis reseptor H2 bekerja dengan menghambat secara efektif sekresi

asam lambung yang meningkat akibat histamin dengan jalan persaingan terhadap

reseptor H2 di lambung. Senyawa ini banyak digunakan pada terapi tukak

lambung dan usus guna mengurangi sekresi asam klorida dan pepsin, juga sebagai

zat pelindung tambahan pada terapi dengan kortikosteroida. Burimamid dan

metiamid merupakan antagonis reseptor H2 yang pertama kali ditemukan, namun

karena toksik tidak digunakan di klinik. Antagonis reseptor H2 yang ada dewasa

ini adalah simetidin, ranitidin, famotidin, dan nizatidin (Syarif dkk., 2007).

2.2.5 Antikonvulsi

Antikonvulsi (antikejang) digunakan untuk mencegah dan mengobati

bangkitan epilepsi (epileptic seizure) dan non-epilepsi. Bangkitan epilepsi

merupakan fenomena klinis yang berkaitan dengan letupan listrik atau

depolarisasi abnormal yang eksesif, terjadi di suatu fokus dalam otak yang

menyebabkan bangkitan paroksismal. Fokus ini merupakan neuron epileptik yang

sensitif terhadap rangsang, disebut neuron epileptik. Neuron inilah yang menjadi

sumber bangkitan epilepsi. Hingga kini, ada 16 obat antiepilepsi, dan obat-obat

tersebut digolongkan dalam 5 golongan kimiawi, yakni hidantoin (fenitoin,

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

12

Universitas Indonesia

mefenitoin, dan etotoin), barbiturat (fenobarbita dan primidon), oksazolidindion

(trimetadion), suksimid (etosuksimid), dan asetil urea. Pada umumnya obat

antiepilepsi dimetabolisme di hati, kecuali vigabatrin dan gabapentin yang

dieliminasi oleh ekskresi ginjal. Fenitoin mengalami metabolism hepar yang

tersaturasi. Banyak obat antiepilepsi bekerja pada beberapa tempat (Syarif dkk.,

2007).

Berbeda halnya dengan penyimpanan secara abjad, penyimpanan obat

secara farmakologi dapat menyulitkan pencarian obat dengan cepat jika petugas

apotek belum mengenal dengan baik klasifikasi obat berdasarkan efek

farmakologi. Walaupun demikian, sistem penyimpanan ini merupakan sistem

penyimpanan terbaik karena dapat mengurangi terjadinya kesalahan dalam

pengambilan obat yang tidak sesuai dengan indikasi penyakit pasien, sehingga

akibat fatal yang mungkin ditimbulkan dapat dicegah. Oleh karena itu, sistem

penyimpanan ini sangat dianjurkan untuk diterapkan di dalam sistem

penyimpanan di apotek maupun gudang Instalasi Farmasi (Sheina, Umam, dan

Solikhah, 2010).

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

13 Universitas Indonesia

BAB 3

METODE PENGKAJIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pengkajian

Pengkajian dan pengelompokkan secara farmakologi terhadap “obat-obat

dalam” non generik dilakukan di Apotek Atrika Jalan Kartini Raya No. 34 A,

Jakarta Pusat pada saat minggu ketiga hingga minggu keempat pelaksanaan

Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) periode 19 Juni - 26 Juli 2013.

3.2 Metode Pengkajian

Pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan data mengenai “obat-obat

dalam” non generik yang terdapat di Apotek Atrika, kemudian mengelompokkan

obat-obatan tersebut berdasarkan kelas terapinya dengan mengacu pada beberapa

literatur. Data kemudian disajikan dalam bentuk tabel kategori penggolongan.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

14 Universitas Indonesia

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Setelah diperoleh data dan diperiksa mengenai kesesuaian antara data

“obat-obat dalam” dengan stok fisik yang terdapat di Apotek Atrika, maka

selanjutnya dilakukan pengelompokan terhadap obat-obatan ini secara

farmakologi. Pada pengelompokan kali ini, obat pertama kali dipisahkan

berdasarkan bentuk sediaan, yaitu sediaan padat (tablet, kapsul, dll), cair (sirup,

obat tetes, dll), dan setengah padat (salep, krim, dll). Untuk sediaan cair, obat

dibedakan kembali berdasarkan tujuan pemakaian obat, apakah obat tersebut

termasuk obat untuk pemakaian luar seperti obat tetes mata dan tetes telinga atau

termasuk obat untuk pemakaian dalam (sirup, drops, dll). Tujuan diadakannya

pengelompokan berdasarkan bentuk sediaan ini adalah untuk memudahkan pada

saat pencarian obat.

Berdasarkan hasil pengkajian dan pengelompokan mengenai efek terapi

yang terdapat dalam sediaan “obat dalam” di Apotek Atrika, maka ditetapkan

beberapa kelas terapi untuk masing-masing kategori sediaan obat. Untuk sediaan

padat, obat digolongkan menjadi 22 buah kelas terapi, yaitu : analgetik dan

antipiretik, antelmintik, anti asma, antibiotik, antidiabetes, antihistamin dan anti

alergi, antijamur, antikonvulsan, antiparkinson, antituberkulosis, antivertigo,

antivirus, elektrolit, hormon kelamin, obat batuk dan pilek, obat dislipidemia, obat

kardiovaskuler, obat kontrasepsi oral, obat saluran cerna, obat saluran kemih, obat

sistem muskoskeleletal, serta suplemen vitamin dan terapi penunjang. Secara

rinci, pengelompokan ini dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Kategori pengelompokan “obat dalam” non generik dalam bentuk

sediaan padat oral di Apotek Atrika secara farmakologi

Kelas Terapi Nama Obat Zat Aktif

Analgesik dan Antipiretik Arcoxia 90 mg Etoricoxib

Arcoxia 120 mg Etoricoxib

Cataflam 25 mg Kalium diklofenak

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

15

Universitas Indonesia

Kelas Terapi Nama Obat Zat Aktif

Cataflam 50 mg Kalium diklofenak

Dolo Neurobion

Parasetamol, Vit B6, Vit B1,

Vit B12

Dumin 500 mg Parasetamol

Flamar 25 mg Natrium diklofenak

Flamar 50 mg Natrium diklofenak

Mefinal 250 mg Asam mefenamat

Mefinal 500 mg Asam mefenamat

Neuralgin RX Metampiron, Tiamin HCl,

Piridoksin HCl,

Sianokobalamin, Kafein

Novalgin 500 mg Natrium metamizol

Pirofel 20 mg Piroksikam

Ponstan 500 mg Asam mefenamat

Proris 200 mg Ibuprofen

Ronalgin 500 mg Metampiron

Sanmol 500 mg Parasetamol

Sumagesic Parasetamol

Ultracet Tramadol HCl, Asetaminofen

Voltaren 25 mg Natrium diklofenak

Voltaren 50 mg Natrium diklofenak

Antelmintik Helben 400 mg Albendazol

Vermox 500 mg Mebendazol

Antiasma Bricasma Terbutalin sulfat

Etaphylline 250 mg Asefilin piperazin

Euphylline Retard MITE Teofilin anhidrat

Meptin Mini 0,025 mg Prokaterol HCl hemihidrat

Profilas 1 mg Ketotifen hidrogen fumarat

Ventolin 2 mg Salbutamol sulfat

Antibiotik Akilen 400 mg Ofloksasin

Amoxil 500 mg Amoksisilin

Amoxillin 500 mg Amoksisilin

Amoxsan 250 mg Amoksisilin

Amoxsan 500 mg Amoksisilin

Bactrim Forte 160 mg

Sulfametoksazol dan

Trimetoprim

Baquinor 250 mg Siprofloksasin

Baquinor Forte 500 mg Siprofloksasin

Bicrolid 250 mg Klaritromisin

Biothicol 500 mg Tiamfenikol

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 111: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

16

Universitas Indonesia

Kelas Terapi Nama Obat Zat Aktif

Cefat 500 mg Sefadroksil monohidrat

Cefspan 100 mg Sefiksim

Cefspan 200 mg Sefiksim

Ceptik 200 mg Sefiksim

Claneksi 500 mg

Amoksisilin dan Asam

Klavulanat

Cravox 500 mg Levofloksasin

Erysanbe 500 mg Eritromisin stearat

FG Troches

Fradiomisin sulfat,

gramisidin-S HCl

Flagyl Forte 500 mg Metronidazol

Interdoxin 50 mg Doksisiklin hiklat

Interflox 500 mg Siprofloksasin

Lincocin 500 mg Linkomisin HCl

Meiact 200 mg Sefditoren pivoksil

Mezatrin 250 mg Azitromisin

Prolic 150 mg Klindamisin HCl

Prolic 300 mg Klindamisin HCl

Sanlin 500 mg Tetrasiklin dapar fosfat

Sanprima Forte

Sulfametoksazol dan

Trimetoprim

Siclidon 100 mg Doksisiklin hiklat

Soxime 500 mg Sefuroksim aksetil

Spirasin 500 mg Spiramisin

Sporetic 100 mg Sefiksim

Super Tetra 250 mg Tetrasiklin fosfat kompleks

Tarivid 200 mg Ofloksasin

Tarivid 400 mg Ofloksasin

Tetrin 500 mg Tetrasiklin HCl

Thiamycin 500 mg Tiamfenikol

Voxin 500 mg Levofloksasin hemihidrat

Zistic 500 mg Azitromisin dihidrat

Zithromax 500 mg Azitromisin dihidrat

Zycin 500 mg Azitromisin

Antidiabetes Amaryl 4 mg Glimepirid

Diamicron MR 60 mg Gliklazid

Glucobay 100 mg Akarbose

Glucophage 500 mg Metformin HCl

Glucophage 850 mg Metformin HCl

Glucophage XR 500 mg Metformin HCl

Glucotrol XL 10 mg Glipizid

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 112: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

17

Universitas Indonesia

Kelas Terapi Nama Obat Zat Aktif

Glurenorm 30 mg Glikuidon

Januvia 100 mg Sitaglipin

Antihistamin Aerius 5 mg Desloratadin

dan Antialergi Alloris 10 mg Loratadin

Avil 25 mg Feniramin hidrogen maleat

Bestalin 25 mg Hidroksizin dihidroklorida

Celestamine

Betametason,

Deksklorfeniramin maleat

Cerini 10 mg Setirizin HCl

Claritin 10 mg Loratadin

Cortidex 0,5 mg Deksametason

Dextamine Deksametason

Heptasan 4 mg Siproheptadin HCl

Homoclomin 10 mg Homoklorsiklizin HCl

Incidal OD 10 mg Setirizin dihidroklorida

Kalmethason 0,5 mg Deksametason

Lameson 4 mg 6α-metilprednisolon

Lameson 8 mg 6α-metilprednisolon

Lameson 16 mg 6α-metilprednisolon

Medixon 4 mg Metilprednisolon

Ocuson

Betametason,

Deksklorfeniramin maleat

Ryzen 10 mg Setirizin diHCl

Sanexon 4 mg 6α-metilprednisolon

Telfast HD 180 mg Feksofenadin HCl

Urbason 4 mg 6α-metilprednisolon

Xyzal 5 mg Levosetirizin diHCl

Antijamur Diflucan 150 mg Flukonazol

Formyco 200 mg Ketokonazol

Mycoral 200 mg Ketokonazol

Nizoral 200 mg Ketokonazol

Spyrocon 100 mg Itrakonazol

Antikonvulsan Tegretol 200 mg Karbamazepin

Antiparkinson Parlodel 2,5 mg Bromokriptin mesilat

Antituberkulosis Beniazide 400 mg Isonikotinat hidrazid, Vit B6

INH Ciba 300 mg Isoniazid, Vit B6

Rimactane 450 mg Rifampisin

Sanazet 500 mg Pirazinamid

Antivertigo Merislon 6 mg Betahistin mesilat

Unalium 10 mg Flunarizin

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 113: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

18

Universitas Indonesia

Kelas Terapi Nama Obat Zat Aktif

Antivirus Herclov 500 mg Valasiklovir

Inclovir 500 mg Valasiklovir

Isprinol 500 mg Metisoprinol

Zoter 400 mg Asiklovir

Elektrolit Aspar- K 300 mg Kalium L-aspartat

Hormon Kelamin Gynaecosid

Metilestrenolon,

Metilestradiol

Orgabolin 2 mg Etilestrenol

Primolut- N 5 mg Noretisteron

Obat Batuk dan Pilek Bisolvon 8 mg Bromheksin HCl

Epexol 30 mg Ambroksol HCl

Fluimucil 200 mg Asetil sisteina

Fluimucil Paed Sach Asetil sisteina

Longatin 25 mg Noskapin

Mucohexin 8 mg Bromheksin HCl

Mucopect 30 mg Ambroksol HCl

Nalgestan

Fenilpropanolamin HCl,

Klorfeniramin maleat

Rhinofed Pseudoefedrin, Terfenadin

Rhinos SR

Loratadin, Pseudoefedrin HCl

immediate release,

Pseudoefedrin HCl sustained

release

Romilar 15 mg Dekstrometorfan HBr

Tremenza

Pseudoefedrin HCl,

Triprolidin HCl

Trifed

Pseudoefedrin HCl,

Triprolidin HCl

Tuzalos

PCT, Dekstrometorfan HBr,

Fenilpropanolamin HCl,

Klorfeniramin maleat

Vectrine 300 mg Erdostein

Obat Dislipidemia Crestor 5 mg Kalsium rosuvastatin

Crestor 10 mg Kalsium rosuvastatin

Lipanthyl Penta 145 mg Fenofibrat

Lipitor 10 mg Kalsium atorvastatin

Lipitor 20 mg Kalsium atorvastatin

Obat Kardiovaskuler Angioten 50 mg Kalium losartan

Betablok 50 mg Bisoprolol fumarat

Cardismo 20 mg Isosorbit mononitrat

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 114: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

19

Universitas Indonesia

Kelas Terapi Nama Obat Zat Aktif

Cedocard 5 mg Isosorbit mononitrat

Concor 5 mg Bisoprolol fumarat

Exforge 5 mg/80 mg Amlodipin, Valsartan

Farnormin 50 mg Atenolol

Glaucon 250 mg Asetazolamid

Herbesser 30 mg Diltiazem HCl

Imdur 60 mg Isosorbit mononitrat

Lasix 40 mg Furosemid

Letonal 100 mg Spironolakton

Norvask 5 mg Amlodipin

Norvask 10 mg Amlodipin

Obat Kontrasepsi Oral Diane 35

Siproteron asetat,

Etinilestradiol

Mycrogynon LB Levonogestrel, Etinilestradiol

Yasmin Pil KB Drospirenon, Etinilestradiol

Obat Saluran Cerna Biodiar 630 mg Attapulgit

Buscopan 10 mg Hiosin-N-butilbromida

Buscopan Plus

Hiosin-N-butilbromida,

Parasetamol

Cedantron 8 mg Ondansetron HCl

Damaben 10 mg Metoklopramid HCl

Disflatyl 40 mg Dimetilpolisiloksan

Dramamine 50 mg Dimenhidrinat, Vit B6

Imodium 2 mg Loperamid HCl

Lacbon

Spora viable dari L.

sporogenes > 50 juta

Lacto-B Sachet

Per viable cell L. acidop hillus

bifidobacterium longun, S.

faeeium, Vit C, Vit B, Vit B2,

Vit B5, Niasin, Protein, fat

Lancid 30 mg Lansoprazol

Lapraz 20 mg Lansoprazol

Librozym Plus

Diastase, Pankreatin,

Simetikon

Lodia 2 mg Loperamid HCl

Motilium 10 mg Domperidon

Nexium 20 mg Esomeprazol

Nexium 40 mg Esomeprazol

Pankreon Comp

Pancreatic lipase, Pancreatic

amylase, Pancreatic protease,

Biledispert

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 115: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

20

Universitas Indonesia

Kelas Terapi Nama Obat Zat Aktif

Polycrol Forte

Metilpolisiloksan, Mg-

hidroksida, Al-hidroksida

koloidal

Polysilane

Dimetilpolisiloksan, Mg-

hidroksida, Al-hidroksida

koloidal

Polysilane Max

Famotidin, Kalsium karbonat,

Mg(OH)2

Prazotec 30 mg Lansoprazol

Primperan 100 mg Metoklopramid HCl

Pumpitor 20 mg Omeprazol

Rantin 150 mg Ranitidin HCl

Rantin 300 mg Ranitidin HCl

Sanmetidin 200 mg Simetidin

Strocain P 400 mg Polimigel

Vometa FT Domperidon

Vosedon 10 mg Domperidon

Zantac 150 mg Ranitidin HCl

Obat Saluran Kemih Avodart 0,5 mg Dutasterid

Harnal D 0,2 mg Tamsulosin HCl

Prostacom 5 mg Finasterid

Urispas 200 mg Flavoksat HCl

Urotracin 400 mg Asam pipemidat

Obat Sistem Epsonal 50 mg Eperison HCl

Muskuloskeletal Myonal 50 mg Eperison HCl

OA Plus

Glukosamin, Kondroitin

sulfat, Vit C, Vit E,

Manganese, Selenium, Zn,

MSM, Boron, Kolagen II

Oste

Glukosamin HCl, Kondroitin

sulfat, Vit C, Mg, Mn

Suplemen, Vitamin, dan Terapi

Penunjang

Antox 650 mg

Likopen, Ekstrak anggur,

Ekstrak teh hijau, β karoten,

Vit B3, B6, B12, C, E, Zn,

Selenium

Asthin Force Natural astaxantin

Becom-Zet

Zn , Vit E, C, B1, B2, B3, B5,

B6, B9, B12

Becombion Forte

Vit B1, B2, B6, B12,

nikotinamid, Ca D (+)

pantotenat

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 116: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

21

Universitas Indonesia

Kelas Terapi Nama Obat Zat Aktif

Bio ATP

ATP, Vit B1 disulfida, Vit B6,

B12, E

Imboost Echinacea, Zn picolinat

Imboost Force 950 mg

E. purpurea, Ekstrak

elderberry hitam, Zn picolinat

Imunos 1100 mg

Echinacea, Zn picolinat,

Selenium, Vit C

Mecola

Alpha Lipoic Acid (ALA), Vit

B12

Mecola Forte Alpha Lipoic Acid (ALA)

Obimin AF

Vit A, D, C, B1, B2, B6, B9,

B12, Nikotinamid, Ca-

pantotenat, Besi (II) fumarat,

Ca-laktat, Tembaga (II) sulfat,

KI, Dimetilpolisiloksan, Na-

flourida

Vigoral

Vit A, C, E, B1, B2, B6, B12,

nikotinamid, dl-pantenol, Besi

(II) fumarat

Vitalong C Vitamin C

Zegavit

Vit E, C, B1, B2, Niacinamid,

Vit B6, B12, Asam folat, Ca,

Asam pantotenat, Zn

Untuk sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian dalam atau secara

oral, kelas farmakologi untuk tiap obat antara lain : analgesik dan antipiretik,

antelmintik, antiasma, antibiotik, antihistamin dan antialergi, antijamur, antivirus,

elektrolit, obat batuk dan pilek, obat saluran cerna, serta suplemen dan terapi

penunjang. Secara rinci, pengelompokan ini dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Kategori pengelompokan “obat dalam” non generik dalam bentuk

sediaan cair oral di Apotek Atrika secara farmakologi

Kelas Terapi Nama Obat Zat Aktif

Analgesik dan Antipiretik Novalgin Syrup 60 mL Metampiron

Antelmintik Helben Syrup 10 mL Albendazol

Antiasma Lasal Syrup 100 mL Salbutamol sulfat

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 117: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

22

Universitas Indonesia

Kelas Terapi Nama Obat Zat Aktif

Lasal Expectoran Syr 100 mL

Salbutamol sulfat,

Gliserilguaiakolat

Antibiotik Amoxsan Drops 15 mL Amoksisilin

Amoxsan Dry Syrup 60 mL Amoksisilin

Amoxsan Forte Dry Syr 60 mL Amoksisilin

Cefat Syrup 60 mL Sefadroksil monohidrat

Cefat Forte Syrup 60 mL Sefadroksil monohidrat

Cefspan Syrup 30 mL Sefiksim

Claneksi Dry Syrup 60 mL

Amoksisilin dan Asam

Klavulanat

Claneksi Forte Syr 60 mL

Amoksisilin dan Asam

Klavulanat

Flagyl Syrup 60 mL Metronidazol

Sporetic Syrup 30 mL Sefiksim

Antihistamin dan Antialergi Aerius Syrup 60 mL Desloratadin

Bestalin Syrup 100 mL Hidroksizin dihidroklorida

Celestamin Syrup 30 mL Betametason,

Deksklorfeniramin maleat

Celestamine Syrup 60 mL Betametason,

Deksklorfeniramin maleat

Claritin Syrup 30 mL Loratadin

Intrizin Drops 15 mL Setirizin diHCl

Intrizin Syrup 60 mL Setirizin diHCl

Antijamur Kandistatin Drops 12 mL Nistatin

Mycostatin Drops 12 mL Nistatin

Antivirus Isprinol Syrup 60 mL Metisoprinol

Elektrolit Pedialyt Liquid 500 mL

Natrium, Kalium, Dekstrosa,

Sitrat, Klorida

Renalyte Liquid 200 mL Natrium, Kalium, Klorida,

Sitrat, Glukosa

Obat Batuk dan Pilek Mucopect Drops 20 mL Ambroksol HCl

Mucopect Syr Anak 60 mL Ambroksol HCl

Mucopect Syrup Dewasa 60 mL Ambroksol HCl

Rhinos Junior 60 mL Pseudoefedrin HCl,

Klorpeniramin HCl maleat

Rhinos Neo Drops 10 mL Pseudoefedrin HCl

Toplexil Syrup 120 mL Oksomemazin, Guaifenesin

Transpulmin Syrup 60 mL

Pipazetat HCl,

Gliserilguaiakolat, Na sitrat,

Fenilpropanolamin HCl

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 118: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

23

Universitas Indonesia

Kelas Terapi Nama Obat Zat Aktif

Obat Saluran Cerna Inpepsa Syrup 100 mL Sukralfat

Inpepsa Syrup 200 mL Sukralfat

Nifural Syrup 60 mL Nifuroksazid

Primperan Syrup 60 mL Metoklopramid HCl

Vometa Drops 10 mL Domperidon

Vometa Syrup 60 mL Domperidon

Suplemen Imboost Syrup 120 mL Echinacea, Zn picolinate

dan Terapi Penunjang Imboost Force Syr 60 mL E. purpurea, Ekstrak

elderberry hitam, Zn picolinat

Imboost Force Syr120 mL E. purpurea, Ekstrak

elderberry hitam, Zn picolinat

Kelas kategori yang ditetapkan untuk sediaan setengah padat “obat dalam”

di Apotek Atrika berdasarkan pengkajian terhadap khasiat atau kelas terapi

masing masing obat adalah sebagai berikut : antibiotik topikal, antiekzem,

antiinflamasi topikal, antijamur topikal, antivirus topikal, emolien dan pelindung

kulit, obat jerawat, obat kulit lain, serta obat wasir. Secara rinci, pengelompokan

ini dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Kategori pengelompokan “obat dalam” non generik dalam bentuk

sediaan setengah padat topikal di Apotek Atrika secara farmakologi

Kelas Terapi Nama Obat Zat Aktif

Antibiotik Topikal Bactroban Ointment 5 g Mupirosin

Bactroban Ointment 10 g Mupirosin

Bioplacenton Gel 15 g Neomisin Sulfat, Ekst. plasenta

Burnazine Cream 35 g Perak Sulfadiazin

Daryant-Tulle

Framisetin sulfat 1% (di dalam

kasa pembalut ukuran 10x10

cm)

Chloramfecort Cream 10 g Kloramfenikol

Chloramfecort-H Cream 10 g Kloramfenikol

Digenta Cream 10 g Gentamisin, Betametason

Diprogenta Cream 5 g

Gentamisin sulfat, Betametason

dipropionat

Diprogenta Cream 10 g

Gentamisin sulfat, Betametason

dipropionat

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 119: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

24

Universitas Indonesia

Kelas Terapi Nama Obat Zat Aktif

Diprogenta Ointment 5 g

Gentamisin sulfat, Betametason

dipropionat

Diprogenta Ointment 10 g

Gentamisin sulfat, Betametason

dipropionat

Garamycin Cream 5 g Gentamisin sulfat

Garamycin Cream 15 g Gentamisin sulfat

Garamycin Ointment 5 g Gentamisin sulfat

Garamycin Ointment 15 g Gentamisin sulfat

Gentasolon Cream 10 g

Fluosinolon asetonida,

Gentamisin

Kalmicetune Ointment 20 g Kloramfenikol

Nebacetine Ointment 5 g Neomisin sulfat, Basitrasin

Nebacetine Powder 5 g Neomisin sulfat, Basitrasin

Antiekzem Betason Cream 5 g Betametason valerat, Klorkresol

Betason-N Cream 5 g Betametason-17-valerat,

Neomisin Sulfat

Decoderm Cream 10 g Flupredniliden asetat

Dermovate Cream 10 g Klobetasol propionat

Esperson 0,25% Cream 5 g Desoksimetason

Esperson 0,25% Cream 15 g Desoksimetason

Hydrocortisone 1% Cream 5 g Hidrokortison asetat

Hydrocortisone 2,5% Cr 5 g Hidrokortison asetat

Ikaderm Cream 10 g Klobetasol propionat

Ikaderm Ointment 10 g Klobetasol propionat

Inerson Ointment 15 g Desoksimetason

Kloderma Cream 5 g Klobetasol propionat

Kloderma Cream 10 g Klobetasol propionat

Kloderma Ointment 10 g Klobetasol propionat

Locoid Cream 10 g Hidrokortison 17-butirat

Locoid Lipocream 10 g Hidrokortison 17-butirat

Locoid Scalp Lotion 20 mL Hidrokortison 17-butirat

Lotasbat Cream 10 g Klobetasol propionat

Lotasbat Ointment 10 g Klobetasol propionat

Antiinflamasi Topikal Benoson Cream 5 g Betametason valerat

Benoson Cream 15 g Betametason valerat

Benoson-N Cream 5 g

Betametason valerat, Mikonazol

nitrat

Benoson-N Cream 15 g

Betametason valerat, Mikonazol

nitrat

Cinolon Cream 10 g Fluosinolon asetonid

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 120: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

25

Universitas Indonesia

Kelas Terapi Nama Obat Zat Aktif

Cinolon-N Cream 10 g

Fluosinolon asetonid, Neomisin

sulfat

Diprosone OV Cream 5 g Betametason dipropionat

Diprosone OV Cream 10 g Betametason dipropionat

Diprosone OV Ointment 5 g Betametason dipropionat

Diprosone OV Ointment 10 g Betametason dipropionat

Elocon Cream 5 g Mometason furoat

Elocon Cream 10 g Mometason furoat

Elocon Ointment 5 g Mometason furoat

Elocon Ointment 10 g Mometason furoat

Intercon Cream 10 g Mometason furoat

Kenacort-A Cream 10 g Triamcinolon asetonida

Mofacort Cream 10 g Mometason furoat

Antijamur Topikal Batrafen Cream 10 g Siklopiroksolamin

Baycuten-N Cream 5 g

Klotrimazol, Deksametason

asetat

Daktarin Oral Gel 10 g Mikonazol

Daktarin Powder Mikonazol nitrat

Exoderil Cream 15 g Naftilina hidroklorida

Formyco Cream 10 g Ketokonazol

Loprox NL 1,5 g Solution Siklopiroks

Mycoral Cream 5 g Ketokonazol

Mycorine Cream 5 g Miconazol nitrat

Mycorine Cream 15 g Miconazol nitrat

Mycospor Cream 15 g Miconazol nitrat

Nizoral Cream 5 g Ketokonazol

Nizoral Cream 15 g Ketokonazol

Nizoral SS 1% 80 mL Ketokonazol

Nizoral SS 2% 80 mL Ketokonazol

Profungal Cream 15 g Ketokonazol

Thecort Cream 5 g Mikonazol nitrat

Trosyd Cream 10 g Tiokonazol

Trosyd Cream 20 g Tiokonazol

Antivirus Topikal Virumerz Gel 10 g Tromantadin HCl

Zoter Cream 5 g Asiklovir

Zovirax Cream 2 g Asiklovir

Zovirax Cream 5 g Asiklovir

Emolien dan Carmed 10% Cream Urea

Pelindung Kulit Carmed 20% Cream Urea

Carmed Lotion Urea

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 121: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

26

Universitas Indonesia

Kelas Terapi Nama Obat Zat Aktif

Pabanox Cream 20 g Padimate O, Oksibenzon, TiO2

Pabanox Lot SPF 15 120 mL Padimate O, Oksibenzon, TiO2

Parasol Cream SPF 33 20 g

Etileksil-metoksinamat, TiO2,

Oksibenzon

Parasol Lot SPF 30 120 mL

Etileksil-metoksinamat, TiO2,

Oksibenzon

Pasquam Cream 20 g Dekspantenol

Obat Jerawat Mediklin Gel 15 g Klindamisin fosfat

Mediklin TR Gel 15 g Klindamisin fosfat, Tretionin

Obat Kulit Lain Aloxid 2% Solution 60 mL Minoksidil

Aloxid 5% Solution 60 mL Minoksidil

Bepanthen Ointment 20 g Dekspantenol

Lanakeloid-E Cream 10 g Centella asiatica

Madecassol Ointment 10 g Ekstrak Centella asiatica

Mederma Gel 20 g Ekstrak Allium cepa, Allantoin

Mediquin Cream 15 g Hidrokuinon

Melanox Cream 15 g Hidrokuinon

Melanox Forte Cream 15 g Hidrokuinon

Melanox ES Whitening Cream Hidrokuinon

Regrou 2% Solution 30 mL Minoksidil

Regrou Forte 5% Sol 30 mL Minoksidil

Transpulmin BB Balsam 10 g

Eukaliptol, Mentol, Camphora,

Sage oil, Ekstrak bunga

cammomile

Transpulmin BB Balsam 20 g

Eukaliptol, Mentol, Camphora,

Sage oil, Ekstrak bunga

cammomile

Transpulmin BB Cream 10 g

Eukaliptol, Mentol, Camphora,

Sage oil, Ekstrak bunga

cammomile

Transpulmin BB Cream 20 g

Eukaliptol, Mentol, Camphora,

Sage oil, Ekstrak bunga

cammomile

Vitacid 0,05% Cream 20 g Asam retinoat

Vitacid 0,1% Cream 20 g Asam retinoat

Obat Wasir Faktu Ointment 20 g Policresulen, Sinkokain

Faktu Suppositoria Policresulen, Sinkokain

Ultrapoct-N Cream 10 g Flukortolon pivalat, Lidokain

HCl

Ultrapoct-N Suppositoria Flukortolon pivalat, Lidokain

HCl

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 122: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

27

Universitas Indonesia

4.2 Pembahasan

Penyimpanan obat secara farmakologi bertujuan untuk menghindari

terjadinya kesalahan dalam hal pengambilan obat yang tidak sesuai dengan

indikasi penyakit pasien, sehingga pengobatan yang rasional dapat tercapai. Pada

tugas khusus kali ini, dilakukan pengkajian dan pengelompokan secara

farmakologi terhadap “obat-obat dalam” non generik yang terdapat di Apotek

Atrika. “Obat-obat dalam” yang dimaksud dalam hal ini adalah obat-obatan

ethical, obat DOWA (Daftar Obat Wajib Apotek), dan beberapa obat bebas yang

termasuk ke dalam “obat-obat dalam” pada daftar obat di Apotek Atrika.

Pada hakikatnya, secara teori obat bebas termasuk ke dalam obat Over The

Counter (OTC), namun beberapa obat bebas di Apotek Atrika dimasukkan ke

dalam daftar “obat dalam” dengan tujuan untuk memudahkan pengambilan obat

serta mengefisiensikan waktu peracikan dan atau pengambilan obat, karena obat-

obat bebas yang masuk ke dalam daftar “obat dalam” ini merupakan obat yang

paling sering diresepkan oleh dokter. Obat-obat bebas ini antara lain Dumin 500

mg tablet, Sanmol 500 mg tablet, Sumagesic tablet, Biodiar 630 mg tablet, Lacto-

B sacchet, Vitalong C tablet, dan beberapa obat bebas lainnya.

Pengelompokan secara farmakologi didasarkan atas efek terapi atau

khasiat yang terdapat dalam obat. Efek terapi yang dihasilkan oleh obat ini

dipengaruhi oleh zat aktif yang terkandung di dalam obat. Pada pengelompokan

kali ini, obat yang memiliki efek terapi yang sama walaupun berbeda mekanisme

kerjanya dikelompokkan dalam satu kategori kelas terapi. Hal ini salah satunya

dapat terlihat pada contoh pengelompokan kategori antibiotik pada Tabel 4.1.

Amoksisilin yang terkandung dalam sediaan Amoxan 250 mg dan

tiamfenikol yang terdapat pada sediaan Thiamycin 500 mg memiliki mekanisme

yang berbeda dalam melakukan aktivitas kerjanya. Namun, karena kedua zat ini

memiliki khasiat yang sama yaitu membunuh dan atau menghambat pertumbuhan

bakteri, maka kedua obat ini dikelompokkan ke dalam kategori yang sama.

Amoksisilin bekerja dengan menghambat pembentukan mukopeptida atau

peptidoglikan yang diperlukan untuk sintesis dinding sel bakteri, sedangkan

tiamfenikol yang merupakan antibiotik golongan kloramfenikol bekerja dengan

menghambat sintesis protein bakteri. Antibiotik ini terikat pada ribosom subunit

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 123: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

28

Universitas Indonesia

50S dan menghambat enzim peptidil transferase sehingga ikatan peptida tidak

terbentuk pada proses sintesis bakteri (Syarif dkk., 2007).

Penyimpanan obat secara farmakologi memiliki kekurangan dalam hal

lamanya pelayanan. Hal ini disebabkan karena sistem penyimpanan secara

farmakologi dapat menyulitkan pencarian obat dengan cepat terutama jika

farmasis di apotek belum mengenal dengan baik klasifikasi obat berdasarkan efek

farmakologinya. Oleh karena itu, untuk meminimalisir hal ini, maka “obat-obat

dalam” dikelompokkan secara sederhana atau menggunakan kelas terapi yang luas

sehingga lebih memudahkan farmasis di apotek untuk mengenal klasifikasi obat.

Dalam hal ini, pengelompokan hanya terbatas pada kelas farmakologi secara

umum, seperti kelas obat saluran cerna, obat batuk dan pilek, obat kardiovaskuler,

dan lainnya.

Sebagai contoh, pada obat saluran cerna, obat-obat yang termasuk kategori

ini memiliki berbagai khasiat seperti antiemetik (Primperan Syrup 60 mL), obat

diare (Nifural Syrup 60 mL), antasida(Inpepsa Syrup 100 mL dan 200 mL), dan

khasiat lainnya yang berkaitan dengan saluran cerna. Pembagian berdasarkan sub

kelas farmakologi untuk kategori obat ini tidak dilakukan karena selain untuk

memudahkan farmasis di apotek dalam mengenal dan menghafal klasifikasi obat,

juga dimaksudkan untuk memperkecil ruang penyimpanan di apotek.

Pengelompokan yang lebih spesifik sampai pada sub kelas farmakologi tiap obat

tentu saja membutuhkan ruang penyimpanan yang lebih besar atau rak

penyimpanan yang lebih banyak. Hal ini tidak memungkinkan untuk apotek yang

memiliki ruang penyimpanan “obat-obat dalam” yang tidak begitu luas.

Hal yang berbeda dilakukan terhadap obat-obat golongan antimikroba.

Pada obat-obat golongan ini, pengelompokan dilakukan berdasarkan sub kelas

farmakologinya yang terdiri dari antibiotik, antivirus, antijamur, antelmintik, dan

antituberkulosis. Tujuan dari dilakukannya hal ini salah satunya adalah untuk

mencegah terjadinya resistensi terhadap antibiotik akibat pemberian obat yang

salah. Selain itu, penyakit yang disebabkan oleh mikroba merupakan penyakit

yang banyak dijumpai saat ini dan beberapa penyakit yang disebabkan oleh

mikroba ini dapat menular, sehingga pemberian obat yang benar-benar tepat harus

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 124: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

29

Universitas Indonesia

dilakukan agar tidak terjadinya kondisi yang lebih parah akibat kesalahan

pengambilan obat.

Kelompok obat yang telah disusun secara farmakologi selanjutnya disusun

secara alfabetis untuk mempermudah dalam pencarian dan pengambilan. Untuk

sedian obat tetes, baik tetes mata maupun tetes telinga, dan obat luar lainnya, tidak

dilakukan pengelompokan secara farmakologi. Penyimpanan obat-obat ini hanya

dilakukan secara alfabetis dikarenakan jumlah sediaan obat yang sedikit serta

khasiat yang hampir sama antara sediaan obat yang satu dengan yang lainnya.

Daftar keseluran obat ini beserta alamat PBF-nya dapat dilihat pada Lampiran 1,

2, 3, dan 4.

Untuk obat-obatan yang dipersyaratkan disimpan pada suhu dingin,

disimpan dalam lemari pendingin (contoh Faktu Suppositoria dan Ultrapoct-N

Suppositoria) dan dilengkapi dengan adanya termometer untuk menjamin suhu

didalam lemari pendingin berada pada suhu yang telah ditetapkan. Untuk sistem

penyimpanan obat, obat disimpan berdasarkan kombinasi sistem FIFO (First in

First Out) dan FEFO (First Expired First Out). Kombinasi kedua sistem ini

merupakan kombinasi terbaik karena menjamin bahwa obat yang disimpan masih

memenuhi syarat mutu, khasiat, dan keamanan.

Penggunaan label pada kemasan obat dengan menggunakan warna-warna

yang cerah dan berbeda untuk tiap kelas terapi obat juga dapat dilakukan untuk

menghindari kesalahan pada saat pengambilan obat, memudahkan pencarian obat,

serta memudahkan dalam mengidentifikasi apabila ada obat yang diletakkan tidak

sesuai dengan tempatnya. Pada masing-masing kemasan dapat pula

ditambahankan mengenai instruksi penandaan waktu pemakaian obat dengan

memberikan tanda pada masing-masing kotak obat. Tanda yang diberikan antara

lain, (√) jika obat diberikan setelah makan atau pada saat makan, (X) jika obat

diberikan pada saat perut kosong (satu jam sebelum makan atau dua jam setelah

makan), dan (±) jika obat dapat diberikan bersama makanan atau pada saat perut

kosong.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 125: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

30 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a. Berdasarkan hasil pengkajian dan pengelompokan mengenai efek terapi yang

terdapat dalam sediaan “obat dalam” di Apotek Atrika, telah ditetapkan

beberapa kelas terapi untuk masing-masing kategori sediaan obat yang terdiri

dari sediaan padat oral, sediaan cair oral, dan sediaan setengah padat topikal.

b. Terdapat 22 buah kelas terapi yang telah ditetapkan untuk sediaan padat oral

“obat dalam” di Apotek Atrika, antara lain : analgetik dan antipiretik,

antelmintik, anti asma, antibiotik, antidiabetes, antihistamin dan anti alergi,

antijamur, antikonvulsan, antiparkinson, antituberkulosis, antivertigo,

antivirus, elektrolit, hormon kelamin, obat batuk dan pilek, obat dislipidemia,

obat kardiovaskuler, obat kontrasepsi oral, obat saluran cerna, obat saluran

kemih, obat sistem muskoskeleletal, serta suplemen vitamin dan terapi

penunjang.

c. Terdapat 10 buah kelas terapi yang telah ditetapkan untuk sediaan cair oral

“obat dalam” di Apotek Atrika, obat antara lain : analgesik dan antipiretik,

antelmintik, antiasma, antibiotik, antihistamin dan antialergi, antijamur,

antivirus, elektrolit, obat batuk dan pilek, obat saluran cerna, serta suplemen

dan terapi penunjang.

d. Kelas terapi yang ditetapkan untuk sediaan setengah padat “obat dalam” di

Apotek Atrika berdasarkan pengkajian terhadap khasiat masing masing obat

adalah sebagai berikut : antibiotik topikal, antiekzem, antiinflamasi topikal,

antijamur topikal, antivirus topikal, emolien dan pelindung kulit, obat jerawat,

obat kulit lain, serta obat wasir.

e. Pengelompokan secara farmakologi tidak dilakukan terhadap sedian obat

tetes, baik tetes mata maupun tetes telinga, dan obat luar lainnya yang

terdapat di Apotek Atrika. Penyimpanan obat-obat ini hanya dilakukan secara

alfabetis dikarenakan jumlah sediaan obat yang sedikit serta khasiat yang

hampir sama antara sediaan obat yang satu dengan yang lainnya.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 126: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

31

Universitas Indonesia

5.2 Saran

a. Pengelompokan obat secara farmakologi sebaiknya tidak hanya dilakukan

untuk ”obat-obat dalam” saja tetapi juga dilakukan terhadap obat Over The

Counter (OTC), sehingga pengobatan swamedikasi pasien secara tepat dan

efisisen dapat tercapai.

b. Proses pembelajaran secara terus-menerus mengenai farmakologi obat perlu

dilakukan oleh seorang farmasis di apotek. Hal ini bertujuan agar pemahaman

dan pengenalan yang baik tentang klasifikasi obat berdasarkan efek

farmakologi dapat dimiliki oleh seorang farmasis di apotek sehingga dapat

menunjang tercapainya pengobatan yang rasional untuk pasien.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 127: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

32 Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, N.W. (2005). Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Resep Dokter

Anak di Apotek-Apotek Kota Yogjakarta Bagian Barat Tahun 2003.

Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2003). Pedoman Pengelolaan Obat

Publik dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas. Jakarta : Direktorat

Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Dwiprahasto. (2006). Intervensi Pelatihan untuk Meminimalkan Risiko

Medication Error di Pusat Pelayanan Kesehatan Primer. Jurnal Berkala

Ilmu Kedokteran , XXXVIII. September 15, 2013. http://i-

lin.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=5603.

Hezmela, R. (2006). Daya Antijamur Ekstrak Lengkuas Merah (Alpinia purpurata

K. Schum) dalam Sediaan Salep. Jakarta : Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor, 8-9.

Ikatan Apoteker Indonesia. (2012). Informasi Spesialite Obat Indonesia Volume

47 – 2012 s/d 2013. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan, 597-599.

Kementerian Kesehatan. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta : Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia.

Muharomah, S. (2008). Manajemen Penyimpanan Obat di Puskesmas Kecamatan

Jagakarsa Jakarta Selatan Tahun 2008. Depok : Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia, 14-16.

Mulyana, D.S. (2013). Analisis Penyebab Insiden Keselamatan Pasien oleh

Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit X Jakarta. Depok : Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2.

Nurfianti, A. (2010). Bar Code Medication Administrartion Systems. Depok :

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 1.

Pratiwi, T.S.( 2008). Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama,

154-160.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 128: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

33

Universitas Indonesia

Purba, A.V., Soleha, M., dan Sari, I.D. (2007). Kesalahan dalam Pelayanan Obat

(Medication Error) dan Usaha Pencegahannya. Buletin Penelitian Sistem

Kesehatan, 10 (1) : 31-33.

Sheina, B., Umam, M.R., dan Solikhah. (2010). Penyimpanan Obat di Gudang

Instalasi Farmasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1. Kes Mas,

4 (10) : 29-30.

Suryandana, A.I. (2001). Tinjauan Pelaksanaan Penyimpanan Obat di Bagian

Farmasi Balai Pengobatan Departemen Penerangan Jakarta. Depok :

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 27.

Syarif, et al (Ed. ke-5). (2007). Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Departemen

Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Uniersitas Indonesia,

179, 182, 277, 278, 281, 541, dan 542.

Virawan, M.K. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Staf

Perawat dan Staf Farmasi Menggunakan Enam Benar dalam

Menurunkan Kasus Kejadian yang Tidak Diharapkan dan Kejadian

Nyaris Cedera di Rumah Sakit Umum Surya Husadha. Depok : Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia,1-2.

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 129: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

LAMPIRAN

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 130: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

34

Universitas Indonesia

Lampiran 1 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan padat oral "obat-obat dalam" di Apotek Atrika

Kelas Terapi Nama Obat Nama PBF Alamat PBF No. Telpon PBF

Antibiotik Akilen 400 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Amoxil 500 mg PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Amoxillin 500 mg PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

Amoxsan 250 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Amoxsan 500 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Bactrim Forte 160 mg PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

Baquinor 250 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Baquinor Forte 500 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Bicrolid 250 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Biothicol 500 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Cefat 250 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Cefat 500 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Cefspan 100 mg PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Cefspan 200 mg PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 131: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

35

Universitas Indonesia

Lampiran 1 (Lanjutan)

Ceptik 200 mg PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401

Claneksi 500 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Cravox 500 mg PT. Millenium Pharmacon International Tbk.

Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,

Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204

Erysanbe 500 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

PT. Kallista Prima Jl. Kemang Timur Raya No.26 (Kompleks IAPCO), Jakarta Selatan (021) 3800403/ 3855558

FG Troches

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Merapi Utama Pharma

Jl. Pulobuaran Raya No.4 Blok III EE Kav. No.1, Kawasan Industri

Pulogadung (021) 3141906

Flagyl Forte 500 mg

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

Interdoxin 50 mg PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401

Interflox 500 mg PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

Lincocin 500 mg PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Meiact 200 mg

PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,

Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204

PT. Merapi Utama Pharma

Jl. Pulobuaran Raya No.4 Blok III EE Kav. No.1, Kawasan Industri

Pulogadung (021) 3141906

Mezatrin 250 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Prolic 150 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 132: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

36

Universitas Indonesia

Lampiran 1 (Lanjutan)

Prolic 300 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Sanlin 500 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Sanprima Forte PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Siclidon 100 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Soxime 500 mg PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411

Spirasin 500 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Sporetic 100 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Super Tetra 250 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Tarivid 200 mg PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Tarivid 400 mg PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Tetrin 500 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta 13920 (021) 4608820

PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

Thiamycin 500 mg

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta 13920 (021) 4608820

PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Voxin 500 mg PT. Kallista Prima Jl. Kemang Timur Raya No.26 (Kompleks IAPCO), Jakarta Selatan (021) 3800403/ 3855558

Zistic 500 mg PT. United Dico Citas Jl. Johar No.5, Menteng, Jakarta Pusat 10350 (021) 3149338

Zithromax 500 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 133: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

37

Universitas Indonesia

Lampiran 1 (Lanjutan)

Zycin 500 mg PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

Antijamur Diflucan 150 mg PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Formyco 200 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Mycoral 200 mg PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

Nizoral 200 mg PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Spyrocon 100 mg PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401

Antivirus Herclov 500 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Inclovir 500 mg PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401

Isprinol 500 mg PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/

5636010

Zoter 400 mg

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401

Antelmintik Helben 400 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Vermox 500 mg

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411

Antituberkulosis Beniazide 400 mg PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

INH Ciba 300 mg

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 134: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

38

Universitas Indonesia

Lampiran 1 (Lanjutan)

Rimactane 450 mg

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Sanazet 500 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Obat

Kardiovaskuler Angioten 50 mg

PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Betablok 50 mg PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Cardismo 20 mg PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Cedocard 5 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Concor 5 mg

PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Exforge 5 mg/80 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Farnormin 50 mg PT. Kebayoran Pharma Jl. Garuda 79, Jakarta 10610 (021) 4207042

Glaucon 250 mg PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat

11520 (021) 5673891

Herbesser 30 mg PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Imdur 60 mg PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 135: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

39

Universitas Indonesia

Lampiran 1 (Lanjutan)

Lasix 40 mg PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

PT. Tempo Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat (021) 29218888

Letonal 100 mg PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401

Norvask 5 mg

PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Norvask 10 mg

PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Antidiabetes

Amaryl 4 mg PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Diamicron MR 60 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Glucobay 100 mg PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Glucophage 500 mg PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

Glucophage 850 mg PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Glucophage XR 500 mg

PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

PT. Tempo Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat (021) 29218888

Glucotrol XL 10 mg

PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Glurenorm 30 mg PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

PT. Tempo Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat (021) 29218888

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 136: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

40

Universitas Indonesia

Lampiran 1 (Lanjutan)

Januvia 100 mg

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Obat Batuk

Bisolvon 8 mg PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

dan Pilek PT. Tempo Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat (021) 29218888

Epexol 30 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Fluimucil 200 mg PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Fluimucil Paed Sach PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Longatin 25 mg PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Longatin 50 mg PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Mucohexin 8 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Mucopect 30 mg

PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

PT. Tempo Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat (021) 29218888

Nalgestan

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Rhinofed PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Rhinos SR PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 137: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

41

Universitas Indonesia

Lampiran 1 (Lanjutan)

Romilar 15 mg PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Tremenza PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Trifed PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401

Tuzalos PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

PT. Kallista Prima Jl. Kemang Timur Raya No.26 (Kompleks IAPCO), Jakarta Selatan (021) 3800403/ 3855558

Vectrine 300 mg PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Antihistamin

dan Antialergi Aerius 5 mg

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888

Alloris 10 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Avil 25 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Bestalin 25 mg PT. Millenium Pharmacon International Tbk.

Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,

Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204

Celestamine PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

Cerini 10 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 138: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

42

Universitas Indonesia

Lampiran 1 (Lanjutan)

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Claritin 10 mg

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Cortidex 0,5 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Dextamine PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Heptasan 4 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Homoclomin 10 mg PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Incidal OD 10 mg PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Kalmethason 0,5 mg PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Lameson 4 mg PT. Millenium Pharmacon International Tbk.

Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,

Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204

Lameson 8 mg PT. Millenium Pharmacon International Tbk.

Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,

Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204

Lameson 16 mg PT. Millenium Pharmacon International Tbk.

Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,

Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204

Medixon 4 mg PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

Ocuson PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Ryzen 10 mg PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 139: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

43

Universitas Indonesia

Lampiran 1 (Lanjutan)

Sanexon 4 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Telfast HD 180 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Urbason 4 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

Xyzal 5 mg PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

Obat

Dislipidemia Crestor 5 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Crestor 10 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Lipanthyl Penta 145 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Lipitor 10 mg PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

Lipitor 20 mg

PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Obat Saluran

Cerna Biodar 630 mg PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401

Buscopan 10 mg PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

PT. Tempo Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat (021) 29218888

Buscopan Plus PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

PT. Tempo Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat (021) 29218888

Cedantron 8 mg PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411

Damaben 10 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 140: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

44

Universitas Indonesia

Lampiran 1 (Lanjutan)

Disflatyl 40 mg PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat

(021) 5670166 - 313/

5636010

PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401

Dramamine PT. Dos Ni Roha Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530 (021) 3800403/ 3855558

PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411

Imodium 2 mg PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Lacbon

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Kimia Farma Trading & Distribution Komplek Majapahit Permai Blok A 105-106 Jl. Majapahit No.18-22,

Jakarta Pusat (021) 34833395/ 96

Lacto-B Sachet PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/

5636010

Lancid 30 mg PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

Lapraz 20 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Librozym Plus PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

Lodia 2 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Motilium 10 mg PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411

Nexium 20 mg

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Nexium 40 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 141: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

45

Universitas Indonesia

Lampiran 1 (Lanjutan)

Pankreon Comp PT. Kimia Farma Trading & Distribution Komplek Majapahit Permai Blok A 105-106 Jl. Majapahit No.18-22,

Jakarta Pusat (021) 34833395/ 96

Polycrol Forte PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Kebayoran Pharma Jl. Garuda 79, Jakarta 10610 (021) 4207042

Polysilane PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat

(021) 5670166 - 313/

5636010

PT. Dos Ni Roha Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530 (021) 3800403/ 3855558

Polysilane Max PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat

(021) 5670166 - 313/

5636010

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Prazotec 30 mg PT. Kebayoran Pharma Jl. Garuda 79, Jakarta 10610 (021) 4207042

Primperan 100 mg PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Pumpitor 20 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Rantin 150 mg PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Rantin 300 mg PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Sanmetidin 200 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Strocain P 400 mg

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Vometa FT PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 142: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

46

Universitas Indonesia

Lampiran 1 (Lanjutan)

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

Vosedon 10 mg PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Zantac 150 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Antiasma

Bricasma PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Etaphylline 250 mg PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401

Euphylline Retard MITE PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Meptin Mini 0,025 mg PT. Merapi Utama Pharma Jl. Pulobuaran Raya No.4 Blok III EE Kav. No.1, Kawasan Industri

Pulogadung (021) 3141906

Profilas 1 mg PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

Ventolin 2 mg

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Obat

Kontrasepsi

Oral

Diane 35

PT. Dos Ni Roha Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530 (021) 3800403/ 3855558

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Mycrogynon LB

PT. Dos Ni Roha Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530 (021) 3800403/ 3855558

PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Yasmin Pil KB PT. Dos Ni Roha Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530 (021) 3800403/ 3855558

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 143: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

47

Universitas Indonesia

Lampiran 1 (Lanjutan)

Hormon

Kelamin Gynaecosid PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Orgabolin 2 mg PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Primolut- N 5 mg PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

Analgesik

dan

Antipiretik Arcoxia 90 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Arcoxia 120 mg PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Cataflam 25 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Cataflam 50 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Dolo Neurobion PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Dumin 500 mg PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Flamar 25 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Flamar 50 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Mefinal 250 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Mefinal 500 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Neuralgin RX PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 144: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

48

Universitas Indonesia

Lampiran 1 (Lanjutan)

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Nonflamin 50 mg PT. United Dico Citas Jl. Johar No.5, Menteng, Jakarta Pusat 10350 (021) 3149338

Novalgin 500 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

Pirofel 20 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Ponstan 500 mg

PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Proris 200 mg PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat

(021) 5670166 - 313/

5636010

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Ronalgin 500 mg PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

Sanmol 500 mg PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Sumagesic PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Ultracet PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411

Voltaren 25 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Voltaren 50 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 145: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

49

Universitas Indonesia

Lampiran 1 (Lanjutan)

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Obat Saluran

Kemih

Avodart 0,5 mg PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

Harnal D 0,2 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Prostacom 5 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Urispas 200 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Urotracin 400 mg PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Elektrolit Aspar- K 300 mg PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Antivertigo

Merislon 6 mg PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

Unalium 10 mg PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,

Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204

Antiparkinson Parlodel 2,5 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Antikonvulsan Tegretol 200 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Obat Sistem Epsonal 50 mg PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888

Muskuloskeletal Myonal 50 mg PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

OA Plus PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

Oste PT. Parit Padang Global Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Suplemen,

Vitamin, Antox 650 mg

PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

dan Terapi

Penunjang PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401

Asthin Force PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411

Becom-Zet PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 146: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

50

Universitas Indonesia

Lampiran 1 (Lanjutan)

Becombion Forte

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Bio ATP PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

Imboost

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411

Imboost Force 950 mg

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411

Imunos 1100 mg

PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,

Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Mecola PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,

Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204

Mecola Forte PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,

Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204

Obimin AF

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

Vigoral PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401

Vitalong C PT. United Dico Citas Jl. Johar No.5, Menteng, Jakarta Pusat 10350 (021) 3149338

Zegavit

PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 147: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

51

Universitas Indonesia

Lampiran 2 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan cair oral "obat-obat dalam" di Apotek Atrika

Kelas Terapi Nama Obat Nama PBF Alamat PBF No. Telpon PBF

Antibiotik

Amoxsan Drops 15 mL

PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Amoxsan Dry Syrup 60 mL PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Amoxsan Forte Dry Syrup 60 mL PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Cefat Syrup 60 mL PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Cefat Forte Syrup 60 mL PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Cefspan Syrup 30 mL PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Claneksi Dry Syrup 60 mL PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Claneksi Forte Syrup 60 mL PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Flagyl Syrup 60 mL

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Tempo Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat (021) 29218888

Sporetic Syrup 30 mL PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 148: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

52

Universitas Indonesia

Lampiran 2 (Lanjutan)

Antijamur

Kandistatin Drops 12 mL

PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888

PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Mycostatin Drops 12 mL PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888

PT. Dos Ni Roha Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530 (021) 5305600 - 5305602

Antivirus

Isprinol Syrup 60 mL PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/

5636010

Antelmintik Helben Syrup 10 mL PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

Obat Batuk

dan Pilek Mucopect Drops 20 mL PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

PT. Tempo Jl. Kayu Kemuning I No.1 Cengkareng, Jakarta Barat (021) 29218888

Mucopect Syrup Anak 60 mL PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Mucopect Syrup Dewasa 60 mL PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Rhinos Junior

60 mL PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

Rhinos Neo Drops 10 mL PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

Toplexil Syrup 120 mL PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Transpulmin Syrup 60 mL PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

Antihistamin

dan Antialergi

Aerius Syrup 60 mL

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 149: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

53

Universitas Indonesia

Lampiran 2 (Lanjutan)

Bestalin Syrup 100 mL PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,

Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204

Celestamin Syrup 30 mL

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Celestamine Syrup 60 mL PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Claritin Syrup 30 mL PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Intrizin Drops 15 mL

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

Intrizin Syrup 60 mL

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

Suplemen

dan

Terapi

Penunjang

Imboost Syrup 120 mL PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411

Imboost Force Syrup 60 mL PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411

Imboost Force Syrup 120 mL

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411

Zinkid 100 mL PT. Indofarma Global Medica (IGM) Jl. Dr. Saharjo No.45 Blok 13-85, Jakarta Selatan 12850 (021) 83791374 /

83792048

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 150: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

54

Universitas Indonesia

Lampiran 2 (Lanjutan)

Obat Saluran

Cerna Inpepsa Syrup 100 mL PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888

PT. Kebayoran Pharma Jl. Garuda 79, Jakarta 10610 (021) 4207042

Inpepsa Syrup 200 mL PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888

PT. Kebayoran Pharma Jl. Garuda 79, Jakarta 10610 (021) 4207042

Nifural Syrup 60 mL PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

Primperan Syrup 60 mL PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Vometa Drops 10 mL PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Vometa Syrup 60 mL PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Antiasma Lasal Syrup 100 mL PT. Millenium Pharmacon International Tbk.

Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,

Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204

Lasal Expectoran Syrup 100 mL PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,

Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204

Analgesik

Novalgin Syrup

60 mL

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

dan PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

Antipiretik PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Elektrolit

Pedialyt Liquid 500 mL

PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Renalyte Liquid 200 mL PT. Kebayoran Pharma Jl. Garuda 79, Jakarta 10610 (021) 4207042

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 151: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

55

Universitas Indonesia

Lampiran 3 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan setengah padat topikal "obat-obat dalam" di Apotek Atrika

Kelas Terapi Nama Obat Nama PBF Alamat PBF No. Telpon PBF

Antibiotik

Topikal

Bactroban Ointment 5 g

PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

PT. Kebayoran Pharma Jl. Garuda 79, Jakarta 10610 (021) 4207042

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Bactroban Ointment 10 g

PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

PT. Kebayoran Pharma Jl. Garuda 79, Jakarta 10610 (021) 4207042

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Bioplacenton Gel 15 g PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Burnazine Cream 35 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Daryant-Tulle PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Chloramfecort Cream 10 g PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Chloramfecort-H Cream 10 g PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Digenta Cream 10 g

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401

Diprogenta Cream 5 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 152: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

56

Universitas Indonesia

Lampiran 3 (Lanjutan)

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Diprogenta Cream 10 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Diprogenta Ointment 5 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Diprogenta Ointment 10 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Garamycin Cream 5 g

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Garamycin Cream 15 g

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Garamycin Ointment 5 g

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Garamycin Ointment 15 g

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 153: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

57

Universitas Indonesia

Lampiran 3 (Lanjutan)

Gentasolon Cream 10 g PT. Kebayoran Pharma Jl. Garuda 79, Jakarta 10610 (021) 4207042

Kalmicetune Ointment 20 g

PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Nebacetine Ointment 5 g

PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/

5636010

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Nebacetine Powder 5 g

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Antijamur

Topikal Batrafen Cream 10 g

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Baycuten-N Cream 5 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

Daktarin Oral Gel 10 g

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Daktarin Powder

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Exoderil Cream 15 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 154: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

58

Universitas Indonesia

Lampiran 3 (Lanjutan)

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Formyco Cream 10 g PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Loprox NL 1,5 g Solution PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Mycoral Cream 5 g PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

Mycorine Cream 5 g PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Mycorine Cream 15 g PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Mycospor Cream 15 g

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Nizoral Cream 5 g PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Nizoral Cream 15 g PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Nizoral SS 1% 80 mL PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Nizoral SS 2% 80 mL PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Profungal Cream 15 g PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Thecort Cream 5 g PT. Millenium Pharmacon International Tbk.

Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,

Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204

Trosyd Cream 10 g PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411

Trosyd Cream 20 g PT. Anugerah Argon Medica Jl. Petojo Melintang 17, Jakarta Pusat 10160 (021) 3861271

PT. Parit Padang Global Jl. Gunung Sahari XII / 6-7, Jakarta Pusat 10720 (021) 46834411

Antivirus

Topikal Virumerz Gel 10 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 155: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

59

Universitas Indonesia

Lampiran 3 (Lanjutan)

Zoter Cream 5 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Zovirax Cream 2 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Zovirax Cream 5 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Antiekzem

Betason Cream 5 g PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Betason-N Cream 5 g PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Decoderm Cream 10 g PT. Millenium Pharmacon International Tbk.

Komp. Graha Elok Mas Jl. Panjang No.83 HH, Duri Kepa, Kebon Jeruk,

Jakarta Barat (021) 56952205/ 56952204

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Dermovate Cream 10 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

Esperson 0,25% Cream 5 g

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

Esperson 0,25% Cream 15 g PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Hydrocortisone 1% Cream 5 g

PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Hydrocortisone 2,5% Cream 5 g PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 156: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

60

Universitas Indonesia

Lampiran 3 (Lanjutan)

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Ikaderm Cream 10 g PT. Kebayoran Pharma Jl. Garuda 79, Jakarta 10610 (021) 4207042

Ikaderm Ointment 10 g PT. Kebayoran Pharma Jl. Garuda 79, Jakarta 10610 (021) 4207042

Inerson Ointment 15 g PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401

Kloderma Cream 5 g PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat

(021) 5670166 - 313/

5636010

PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891

Kloderma Cream 10 g PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat

(021) 5670166 - 313/

5636010

PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891

Kloderma Ointment 10 g PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat

(021) 5670166 - 313/

5636010

PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891

Locoid Cream 10 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Locoid Lipocream 10 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Locoid Scalp Lotion 20 mL PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Lotasbat Cream 10 g PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401

Lotasbat Ointment 10 g PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401

Antiinflamasi

Topikal

Benoson Cream 5 g

PT. Dos Ni Roha Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530 (021) 5305600 - 5305602

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 157: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

61

Universitas Indonesia

Lampiran 3 (Lanjutan)

Benoson Cream 15 g

PT. Dos Ni Roha Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530 (021) 5305600 - 5305602

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Benoson-N Cream 5 g

PT. Dos Ni Roha Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530 (021) 5305600 - 5305602

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Benoson-N Cream 15 g

PT. Dos Ni Roha Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530 (021) 5305600 - 5305602

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Cinolon Cream 10 g PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Cinolon-N Cream 10 g PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Diprosone OV Cream 5 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Diprosone OV Cream 10 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

Diprosone OV Ointment 5 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888

Diprosone OV Ointment 10 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Elocon Cream 5 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 158: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

62

Universitas Indonesia

Lampiran 3 (Lanjutan)

PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Elocon Cream 10 g

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Elocon Ointment 5 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888

Elocon Ointment 10 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Eva Surya Pratama Jl. Pondasi 60 Kayu Putih, Jakarta 13210 (021) 4700888

Intercon Cream 10 g PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401

Kenacort-A Cream 10 g PT. Dos Ni Roha Jl. Budi Raya No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11530 (021) 5305600 - 5305602

Mofacort Cream 10 g

PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/

5636010

PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891

Obat Kulit

Lain

Aloxid 2% Solution 60 mL

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401

Aloxid 5% Solution 60 mL

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 159: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

63

Universitas Indonesia

Lampiran 3 (Lanjutan)

PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401

Bepanthen Ointment 20 g

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Lanakeloid-E Cream 10 g PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401

Madecassol Ointment 10 g PT. Mensa Binasukses Jl. Cideng Timur No.13&15, Jakarta Pusat (021) 6338285/ 6337401

Mederma Gel 20 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Mediquin Cream 15 g PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891

Melanox Cream 15 g

PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/

5636010

PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891

PT. Surya Prima Perkasa Jl. Bima No.21 - Kemanggisan, Jakarta 11480

(021) 9561061/ 53654891 -

95

Melanox Forte Cream 15 g

PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/

5636010

PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891

PT. Surya Prima Perkasa Jl. Bima No.21 - Kemanggisan, Jakarta 11480

(021) 9561061/ 53654891 -

95

Melanox ES Whitening Cream

PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/

5636010

PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891

PT. Surya Prima Perkasa Jl. Bima No.21 - Kemanggisan, Jakarta 11480

(021) 9561061/ 53654891 -

95

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 160: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

64

Universitas Indonesia

Lampiran 3 (Lanjutan)

Regrou 2% Solution 30 mL

PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/

5636010

PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891

Regrou Forte 5% Solution 30 mL PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat

(021) 5670166 - 313/

5636010

PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891

Transpulmin BB Balsam 10 g

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Transpulmin BB Balsam 20 g

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. Jl. Pulolentut No.10, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur (021) 4600200

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Transpulmin BB Cream 10 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Transpulmin BB Cream 20 g PT. Anugerah Pharmindo Lestari

Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Vitacid 0,05% Cream 20 g PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat

(021) 5670166 - 313/

5636010

PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891

Vitacid 0,1% Cream 20 g PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat

(021) 5670166 - 313/

5636010

PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891

Emolien dan Carmed 10% Cream PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891

Pelindung

Kulit Carmed 20% Cream PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891

Carmed Lotion PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 161: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

65

Universitas Indonesia

Lampiran 3 (Lanjutan)

Pabanox Cream 20 g PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat

(021) 5670166 - 313/

5636010

Pabanox Lotion SPF 15 120 mL

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891

Parasol Cream SPF 33 20 g

PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/

5636010

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891

Parasol Lotion SPF 30 120 mL

PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/

5636010

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891

Pasquam Cream 20 g PT. Bina San Prima

Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Obat Wasir

Faktu Ointment 20 g

PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/

5636010

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Faktu Suppositoria

PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/

5636010

PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Ultrapoct-N Cream 10 g PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Ultrapoct-N Suppositoria PT. Anugerah Pharmindo Lestari Jl. Pulolentut Kav. II / E-4, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13920 (021) 4608820

Obat Jerawat

Mediklin Gel 15 g PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat

(021) 5670166 - 313/

5636010

PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 162: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

66

Universitas Indonesia

Lampiran 3 (Lanjutan)

Mediklin TR Gel

15 g

PT. Antarmitra Sembada Jl. Mangga No.11 Jati Pulo - Palmerah, Jakarta Barat (021) 5670166 - 313/

5636010

PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014

Page 163: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367032-PR-Fauzia-Laporan.pdf · Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh: Fauzia, S.

67

Universitas Indonesia

Lampiran 4 Data Pedagang Besar Farmasi (PBF) sediaan obat tetes "obat-obat dalam" di Apotek Atrika

Kelas Terapi Nama Obat Nama PBF Alamat PBF No. Telpon PBF

Antibiotik

Cendo Xitrol Eye Drops 5 mL

PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

PT. Guna Abdi Wisesa Jl. Kalibaru Barat Raya No.65, Jakarta Pusat (021) 4253830/ 4243112

PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891

Sagestam Eye/Ear Drops 5 mL PT. Bina San Prima Jl. Rawa Gelam IV No.7, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur

13930 (021) 46826464

Gol. Lain

Catarlent Eye Drops 15 mL PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

Cendo Lyteers Eye Drops 15 mL PT. Stimec International Jl. Lautze No.60, Jakarta Pusat 10710 (021) 3456868

PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891

Conver 2% Eye Drop 15 mL PT. Penta Valent Jl. Kedoya Raya No.33, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 (021) 5673891

Laporan praktek….., Fauzia, FFar UI, 2014