Tugas Laporan.pdf

16
Tugas Laporan Pemodelan Statistika PEMODELAN OKSIDASI AMONIAK MENJADI ASAM NITRAT YANG BERDISTRIBUSI POISSON DENGAN MENGGUNAKAN METODE GLM (GENERALIZED LINEAR MODEL) OLEH ANDI FABIOLA AWALET H 121 12 013 PRODI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015

Transcript of Tugas Laporan.pdf

  • Tugas Laporan

    Pemodelan Statistika

    PEMODELAN OKSIDASI AMONIAK MENJADI ASAM

    NITRAT YANG BERDISTRIBUSI POISSON DENGAN

    MENGGUNAKAN METODE GLM (GENERALIZED LINEAR

    MODEL)

    OLEH

    ANDI FABIOLA AWALET

    H 121 12 013

    PRODI STATISTIKA

    JURUSAN MATEMATIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2015

  • 1

    Abstrak

    Regresi Poisson merupakan penerapan dari generalized linear model (GLM) yang

    menggambarkan hubungan antara variabel respon data diskrit berdistribusi Poisson

    dengan variabel prediktor . Distribusi Poisson merupakan salah satu bentuk non

    linear, maka untuk melinearkan model tersebut digunakan fungsi link log linear

    dimana estimasi parameternya menggunakan MLE (maksimum likelihood estimation)

    dengan bantuan software SPSS 22. Kasus yang digunakan dalam tulisan ini adalah

    proses oksidasi amoniak menjadi asam nitrat, dan melibatkan tiga variabel prediktor

    yang dianggap berpengaruh, yaitu aliran udara, suhu air pendingin, dan konsentrasi

    pendingin. Selanjutnya, diperoleh model awal yang kemudian dilakukan uji

    signifikansi parameter untuk melihat variabel prediktor yang paling berpengaruh,

    agar diperoleh model terbaik.

    1. PENDAHULUAN

    Amoniak dengan rumus NH3 merupakan senyawa kimia yang terkandung dalam

    limbah. Senyawa ini memiliki bau khas dan tajam. Jika terhirup dalam jumlah yang

    besar serta konsentrasi tinggi akan menyebabkan keracunan, merusak paru-paru

    bahkan berakibat kematian. Menurut (Titiresmi & Sopiah, 2006), senyawa amoniak

    ini harus diolah menjadi senyawa lain untuk meminimalisir dampak negatifnya. Salah

    satunya adalah proses pengolahan amoniak menjadi asam nitrat.

    Dalam proses pengolahan tersebut, terdapat beberapa variabel (faktor) yang

    mempengaruhinya. Untuk menganalisa hubungan variabel yang mempengaruhi

    (variabel prediktor) dan variabel yang terpengaruh (variabel respon) dibutuhkan suatu

    metode, yaitu analisis regresi. Pada umumnya, analisis regresi digunakan untuk

    menganalisa variabel respon yang merupakan data kontinu dan mengikuti distribusi

    normal (Sundari, 2012). Namun dalam prakteknya, terkadang ditemukan variabel

    respon yang dianalisa berupa data diskrit dan tidak beditribusi normal.

    Salah satu model regresi yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan

    antara variabel respon yang berupa data diskrit dengan variabel prediktor yang

  • 2

    berupa data diskrit, kontinu, kategorik atau campuran adalah model regresi Poisson

    (Sundari, 2012). Dengan variabel respon yang mengikuti distribusi Poisson, maka

    diasumsikan variabel tersebut tidak berdistribusi normal. Untuk menangani kondisi

    dimana respon tidak berdistribusi normal, Nelder dan Wedderburn (1972) telah

    mengembangkan model linear yang dikenal dengan generalized linear model (GLM).

    2. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 GLM (Generalized Linear Model) pada Data yang Berdistribusi Poisson

    Regresi Poisson merupakan penerapan dari generalized linear model (GLM)

    yang menggambarkan hubungan antara variabel respon data diskrit berdistribusi

    Poisson dengan variabel prediktor . Asumsi yang harus dipenuhi untuk generalized

    linear model (GLM) adalah variabel respon masih tergolong dalam distribusi

    keluarga eksponensial. Jika merupakan data diskrit yang berdistribusi Poisson

    dengan parameter maka fungsi massa peluangnya adalah :

    (2.1)

    Dalam distribusi Poisson, suatu peubah acak dengan fkp dan parameter

    dikatakan menjadi anggota distribusi Keluarga Eksponensial, jika dapat dinyatakan

    sebagai :

    (2.2)

    sehingga diperoleh : .

    Dalam (generalized linear model) GLM, terdapat sebuah fungsi yang linier

    yang menghubungkan mean dari variabel respon dengan variabel prediktor, adalah :

    (2.3)

  • 3

    Fungsi tersebut merupakan fungsi penghubung. Sedangkan hubungan antara

    mean dan prediktor linier adalah sebagai berikut :

    (2.4)

    Pada model regresi Poisson, biasanya fungsi penghubung yang digunakan adalah

    fungsi penghubung log, karena ratarata dari variabel responnya akan berbentuk

    fungsi eksponensial dan menjamin bahwa nilai variabel yang ditaksir dari variabel

    responnya akan bernilai non-negatif. Fungsi penghubung log berbentuk :

    (2.5)

    Hubungan anatara mean variabel respon dan prediktor linier dengan

    menggunakan fungsi penghubung log adalah :

    Kedua ruas diambil fungsi eksponensialnya, didapat :

    (2.6)

    Sehingga fungsi penghubung untuk model regresi Poisson seperti dituliskan pada

    persamaan dibawah ini :

    (2.7)

    Dan fungsi masa peluang distribusi Poisson dapat dituliskan sebagai berikut :

    (2.8)

    Dimana adalah mean Poisson dan vektor menunjukkan parameter

    yang akan ditaksir. Mean dan varians untuk model regresi Poisson adalah sebagai

    berikut :

    Mean :

    Varians :

    Selanjutnya model regresi Poisson dengan penghubung log dapat ditulis sebagai

    berikut :

  • 4

    (2.9)

    (Cahyandari, 2014).

    2.2 Penaksiran Parameter Model Regresi Poisson dengan MLE (Maksimum

    Likelihood Estimator)

    Metode MLE (Maximum Likelihood Estimator) adalah salah satu metode

    penaksir parameter yang dapat digunakan untuk menaksir parameter suatu model

    yang diketahui distribusinya. Berdasarkan persamaan distribusi Poisson yang

    ditunjukkan pada persamaan (2.8), maka langkah-langkah penaksiran parameter

    dengan menggunakan metode kemungkinan maksimum adalah sebagai berikut :

    1. Membentuk fungsi likelihood. Fungsi likelihood untuk model regresi Poisson

    adalah :

    (2.10)

    2. Mengambil bentuk log dari fungsi likelihood yang telah diperoleh. Fungsi

    log-likelihood yang terbentuk adalah :

    (2.11)

    dimana

  • 5

    3. Fungsi log-likelihood diatas dideferensialkan terhadap masing- masing

    parameter dan nilainya disama dengankan dengan nilai nol.

    Metode yang digunakan untuk menentukan penaksir kemungkinan

    maksimum adalah metode newton-Raphson. Metode ini digunakan untuk

    menyelesaikan persamaan berikut :

    =

    Atau

    (2.12)

    Kemudian dari persamaan di atas disama dengankan nol yang diselesaikan

    dengan metode iterasi Newton- Raphson. Setelah diperoleh taksiran

    parameter maka taksiran model regresi Poisson dapat dituliskan

    sebagai berikut :

    (2.13)

    .

    2.3 Pengujian Kesesuaian Model Regresi Poisson

    Pengujian kesesuaian model untuk mengetahui model yang digunakan sesuai

    atau tidak dengan data yang diamati yaitu dengan menggunakan uji goodness of fit

    atau disebut devians. Berikut ini adalah perumusan hipotesis pengujian kesesuaian

    model regresi Poisson.

    Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut :

    (2.14)

  • 6

    =1 ln ! =1 ln =1 ln =1 +

    =1 =1 ln( )!

    ln !)+ln( )!)]

    Nilai tersebut disebut statistik uji atau devians untuk model regresi Poisson.

    Untuk model yang sesuai, devians mendekati distribusi Chi-Kuadrat dengan derajat

    kebebasan , dimana adalah banyak pengamatan dan adalah

    banyak parameter. Kriteria untuk pengujian ini adalah jika

    ditolak dan jika diterima (Cahyandari, 2014).

    2.4 Pengujian Kesignifikanan Parameter

    Pengujian terhadap parameter model dilakukan untuk memeriksa pernanan

    variabel-variabel prediktor yang ada dalam model terhadap variabel responnya.

    Pengujian terhadap parameter ini dilakukan melalui statistik uji , yaitu uji rasio

    kemungkinan maksimum (maximum likelihood ratio test) yang digunakan untuk

    menguji peranan variabel prediktor didalam model secara bersama-sama, dengan

    rumusnya sebagai berikut :

    (2.15)

    Dimana likelihood tanpa variabel prediktor, dan likelihood dengan

    prediktor. Adapun kriteria pengujian yang digunakan adalah jika

    ditolak sedangkan jika

    diterima. Bisa juga dengan

  • 7

    membandingkan nilai dan nilai pada output SPSS tabel Omnibus Test. Kriteria

    pengujian juga hampir sama jika ditolak berlaku sebaliknya.

    Selanjutnya untuk mengetahui kesignifikanan masing-masing parameter

    (parsial), digunakan uji Wald. Menurut Hosmer dan Lemeshow (2000: 16), dalam

    (Melawati, 2013), statistik uji Wald didefinisikan sebagai :

    (2.16)

    Dimana penaksir dar dan penaksir galat baku dari . Uji

    Wald ini akan menunjukkan apakah suatu variabel prediktor signifikan atau layak

    untuk masuk dalam model atau tidak. Uji Wald ini diperoleh dengan

    membandingkan penaksir kemungkinan maksimum dari parameter, yaitu dengan

    penaksir galat bakunya. Adapun kriteria pengujian yang digunakan adalah jika

    ditolak sedangkan jika

    diterima. Bisa juga dengan

    membandingkan nilai dan nilai pada output SPSS tabel Test of Model Effects.

    Kriteria pengujian juga hampir sama jika ditolak berlaku sebaliknya

    (Melawati, 2013).

    3. METODE PENELITIAN

    3.1 Sumber Data

    Sebagai contoh kasus yang akan diteliti dalam hal ini, digunakan data tentang

    oksidasi amoniak menjadi asam nitrat yang merupakan data sekunder dari skripsi

    (Asmin, 2013) seperti yang terlampir pada Lampiran 1. Data yang diambil dari suatu

    pabrik memuat 21 jumlah pengamatan dengan 1 variabel respon dan 3 variabel

    prediktor. Variabel respon yang dimaksud adalah presentasi amoniak yang

    hilang. Adapun variabel prediktornya adalah Aliran udara, Suhu air

    pendingin, Konsentrasi pendingin.

    3.2 Metode Analisis

    Adapun prosedur analisis untuk data pada kasus ini adalah (1) Pengujian asumsi

    variabel respon berditribusi Poisson; (2) Penaksiran parameter model regresi Poisson;

  • 8

    (3) Pengujian kesesuaian model regersi Poisson; (4) Uji signifikansi parameter; (5)

    Interpretasi model regresi Poisson.

    4. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Pengujian Asumsi Variabel Respon Berdistribusi Poisson

    Untuk menguji asumsi bahwa model benar berditribusi Poisson, maka terlebih

    dahulu dilakukan pengujian menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov SPSS 22. Hasil

    analisisnya ditampilkan sebagai berikut :

    Tabel 1. One- Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    Presentasi amoniak yang hilang berdistribusi Poisson

    Presentasi amoniak yang hilang tidak berdistribusi Poisson

    Berdasarkan hasil output pada Tabel 1, diperoleh nilai

    =0,054 yang jika dibandingkan dengan =0,05, maka diperoleh nilai .

    , diterima. Artinya presentasi amoniak yang hilang berdistribusi Poisson.

    Dengan dasar pengambilan keputusan, jika nilai ditolak sedangkan jika

    nilai sig. , diterima.

    4.2 Penaksiran Parameter Model Regresi Poisson

    Setelah diketahui bahwa variabel responnya berdistribusi Poisson, maka langkah

    selanjutnya adalah mendefinisikan model regresi Poisson untuk contoh kasus diatas.

    Model regresi Poisson ditulis sebagai berikut :

  • 9

    ( )

    Distribusi Poisson merupakan salah satu bentuk non linear, maka untuk

    melinearkan model tersebut digunakan fungsi link log linear dimana estimasi

    parameternya menggunakan MLE (maksimum likelihood estimation) dengan bantuan

    software SPSS 22. Berdasarkan output pada Lampiran 2, diperoleh tabel ringkasan

    hasil taksiran parameter :

    Tabel 2. Hasil Taksiran Parameter

    Parameter Taksiran Std. Error Sig.

    Selanjutnya model regresi Poisson dengan fungsi link log linear dapat ditulis

    sebagai berikut :

    4.3 Pengujian Kesesuaian Model Regresi Poisson

    Untuk mengetahui model yang digunakan sesuai atau tidak dengan data yang

    diamati yaitu dengan menggunakan uji goodness of fit atau disebut devians.

    Model Poisson cocok untuk data diatas

    Model Poisson tidak cocok untuk data diatas

    Pengujian yang dilakukan adalah membandingkan nilai dengan nilai

    . Adapun kriteria pengujiannya, jika nilai

    ditolak

    sedangkan jika nilai , diterima. Berikut adalah ringkasan tabel

    yang diperoleh dari output SPSS 22 Lampiran 2 :

    Tabel 3. Goodness of

    Value df Deviance

    Selanjutnya, untuk nilai dimana adalah banyaknya

    pengamatan, adalah banyaknya parameter, maka diperoleh nilai

  • 10

    dengan menggunakan excel. Berdasarkan uraian diatas, terlihat

    bahwa nilai

    , diterima. Artinya, model Poisson

    cocok untuk data diatas.

    4.4 Uji Signifikansi Parameter

    Tidak semua parameter pada Tabel 2. memiliki pengaruh yang berarti terhadap

    variabel respon, sehingga dilakukanlah pengujian parameter pada model regresi

    Poisson.

    Uji rasio Likelihood (Simultan)

    ;

    Pengujian yang dilakukan adalah membandingkan nilai dengan nilai .

    Adapun kriteria pengujiannya, jika nilai ditolak sedangkan jika nilai

    , diterima. Dengan menggunakan bantuan software SPSS 22 diperoleh

    output seperti yang terlampir pada Lampiran 2. Dan untuk memudahkannya, dibuat

    ringkasan tabel sebagai berikut :

    Tabel 4. Uji rasio Likelihood (Simultan)

    Likelihood Ratio Chi-Square df Sig.

    3 Berdasarkan tabel diatas, nilai ditolak. Artinya,

    paling tidak, ada satu peubah yang berpengaruh terhadap variabel respon.

    Uji Wald (Partial)

    ;

    ;

    Seperti halnya uji rasio Likelihood, pengujian juga dilakukan dengan

    membandingkan nilai . Dengan kriteria pengujian, jika nilai

    ditolak sedangkan jika nilai , diterima. Berikut adalah ringkasan tabelnya

    :

  • 11

    Tabel 5. Uji Wald (Partial)

    Wald Chi-Square df Sig.

    Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai adalah pada

    parameter , artinya diterima. Sedangkan parameter , ditolak.

    Artinya kedua parameter tersebut memiliki pengaruh signifikan atau kontribusi

    terhadap variabel respon. Menurut uji kesignifikanan parameter, dianggap tidak

    signifikan, maka keputusannya adalah parameter tersebut dikeluarkan dari model dan

    diuji kembali hingga diperoleh model terbaik.

    Tabel 6. Hasil Taksiran Parameter untuk Mendapatkan Model Terbaik

    Parameter Taksiran Std. Error Sig.

    Sehingga diperoleh model regresi Poisson untuk kasus diatas adalah :

    4.5 Interpretasi Model Regresi Poisson

    Interpretasi model regresi Poisson dengan kasus presentasi amoniak yang hilang

    pada proses oksidasi menjadi asam nitrat adalah :

    1. Rata-rata banyaknya presentasi amoniak yang hilang pada saat proses

    oksdasi menjadi asam nitrat berkurang sebesar .

    2. Koefisien aliran udara sebesar menyatakan bahwa setiap penambahan

    nilai 1 dari nilai aliran udara, maka presentasi amoniak yang hilang pada saat

    proses oksidasi juga akan meningkat sebanyak perkalian .

    3. Koefisien suhu air pendingin sebesar menyatakan bahwa setiap

    penambahan nilai 1 dari nilai suhu air pendingin, maka presentasi amoniak

    yang hilang pada saat proses oksidasi juga akan meningkat sebanyak

    perkalian .

  • 12

    5. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Dari hasil pengolahan kasus pada data diatas, diperoleh kesimpulan sebagai

    berikut :

    1. Hasil pemodelan oksidasi amoniak menjadi asam nitrat, diperoleh :

    2. Faktor yang paling berpengaruh dalam proses oksidasi amoniak menjadi

    asam nitrat adalah aliran udara ( ), dan suhu air pendingin ( ).

    5.1 Saran

    1. Jumlah sampel yang digunakan dalam contoh kasus diatas sebaiknya lebih

    banyak, agar diperoleh model yang lebih baik.

    DAFTAR PUSTAKA

    Asmin, M. M. (2013). Pengujian Heteroskedastisitas pada Regresi Eksponensial

    dengan Menggunakan Uji Park. Makassar: Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin.

    Cahyandari, R. (2014). Pengujian Overdispersi pad Model Regresi Poisson. Statistika

    , 69-76.

    Melawati, Y. (2013). Klasifikasi Keputusan Nasabah dalam Pengambilan Kredit

    Menggunakan Model Regresi Logistik Biner dan Metode Classification And

    Regression Trees (CART). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

    Sundari, I. (2012). Regresi Poisson dan Penerapannya untuk Memodelkan Hubungan

    Usia dan Perilaku Merokok terhadap Jumlah Kematian Penderita Penyakit Kanker

    Paru-Paru. Padang: FMIPA Universitas Andalas.

    Titiresmi, & Sopiah, N. (2006). Teknologi Biofilter untuk Pengolahan Limbah

    Amonia. Jurnal Teknik Lingkungan , 173-179.

  • 13

    LAMPIRAN 1

    Data Oksidasi Amoniak Menjadi Asam Nitrat

    No.

    Pengamatan

    (Persentasi amoniak

    yang hilang)

    (Aliran

    udara)

    (Suhu air

    pendingin)

    (Konsentrasi

    pendingin)

    1 42 80 27 89

    2 37 80 27 88

    3 37 75 25 90

    4 28 62 24 87

    5 18 62 22 87

    6 18 62 23 87

    7 19 62 24 93

    8 20 62 24 93

    9 15 58 23 87

    10 14 58 18 80

    11 14 58 18 89

    12 13 59 17 88

    13 11 58 18 82

    14 12 58 19 93

    15 8 50 18 89

    16 7 50 18 86

    17 8 50 19 72

    18 8 50 19 79

    19 9 50 20 80

    20 15 56 20 82

    21 15 70 20 91

  • 14

    LAMPIRAN 2

    Output SPSS

  • 15