UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia...

110
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA JL. YOS SUDARSO NO. 27-29 PERIODE 7 18 JANUARI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER LIA AMALIA ULFAH, S.Farm. 1106153290 ANGKATAN LXXVI FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JUNI 2013 Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Transcript of UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia...

Page 1: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DISUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI

JAKARTA UTARAJL. YOS SUDARSO NO. 27-29

PERIODE 7 – 18 JANUARI 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

LIA AMALIA ULFAH, S.Farm.1106153290

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASIPROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOKJUNI 2013

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 2: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DISUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI

JAKARTA UTARAJL. YOS SUDARSO NO. 27-29

PERIODE 7 – 18 JANUARI 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker

LIA AMALIA ULFAH, S.Farm.1106153290

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASIPROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOKJUNI 2013

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 3: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

iii

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 4: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

iv

Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, rasa syukur tak henti-hentinya penulis

panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih yang kasih-Nya tidak pernah

pilih-pilih yang Maha Penyayang yang kasih sayang-Nya tidak pernah terbilang

kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. Atas kuasa Allah jualah, penulis dapat

menjalani kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Suku Dinas

Kesehatan Jakarta Utara yang dilaksanakan mulai tanggal 7 Januari sampai 18

Januari 2013 dan menyelesaikan laporan ini.

Kegiatan PKPA dan penyusunan laporan PKPA ini merupakan bagian dari

kegiatan perkuliahan Program Pendidikan Profesi Apoteker yang bertujuan untuk

meningkatkan pemahaman dan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama

masa perkuliahan. Penulisan laporan ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan,

dan arahan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada :

1. Drs. Kusnaedi, Apt., sebagai dosen pembimbing PKPA dan Koordinator

Farmasi Makanan dan Minuman Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi

Jakarta Utara yang telah membimbing dengan sabar dan mengarahkan penulis

dengan penuh kesungguhan hati selama PKPA berlangsung

2. Prof. Dr. Endang Hanani, MS., Apt., sebagai dosen internal yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama PKPA

berlangsung.

3. Prof. Dr. Yahdiana Harahap, MS., Apt., sebagai Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Indonesia.

4. Dr. Harmita, Apt., sebagai ketua Program Apoteker Departemen Farmasi

Fakultas Farmasi Universitas Indonesia yang telah memberikan bimbingan

dan pengarahan selama PKPA.

5. Drg. Leny Aryani sebagai Kepala Seksi Sumber Daya Kesehatan Suku Dinas

Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Utara beserta seluruh staf yang telah

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 5: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

v

Universitas Indonesia

menerima, mendukung, dan membantu penulis selama melaksanakan

kegiatan PKPA.

6. Seluruh staf pengajar, tata usaha, dan karyawan di Program Profesi Apoteker

Fakultas Farmasi UI yang telah banyak membagi ilmu dan hikmah yang akan

menjadi penerang dan penuntun dalam menjalani kehidupan.

7. Orang tua yang penulis kasihi, yang cinta dan kasihnya tak pernah berhenti,

selalu mendo’akan dan memberikan perhatian baik moril maupun materil.

8. Suami yang tak henti-hentinya memberikan semua semangatnya dan

dukungan baik moril maupun materil kepada penulis, yang turut memberi

warna dan makna dalam kehidupan penulis, semoga kebersamaan ini kekal

hingga di surga-Nya.

9. Kakak-kakak dan adik penulis yang telah memberikan dorongan, semangat,

ikhlas berbagi waktu dan perhatian tanpa batas.

10. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa Apoteker angkatan 75 dan 76 yang

selalu bersemangat dan saling menyemangati untuk terus belajar.

11. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis. Penulis berharap semoga

pengalaman, pengetahuan, dan pembelajaran hidup yang penulis dapat selama

PKPA yang dituangkan dalam laporan ini dapat memberikan manfaat khususnya

bagi perkembangan ilmu farmasi, umumnya ilmu pengetahuan lainnya.

Penulis

2013

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 6: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 7: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

vi Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ iHALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iiiKATA PENGANTAR ..................................................................................... ivDAFTAR ISI.................................................................................................... viDAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ vii

BAB 1. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang ............................................................................. 11.2 Tujuan ........................................................................................... 2

BAB 2. TINJAUAN UMUM SUKU DINAS KESEHATAN KOTAADMINISTRASI JAKARTA UTARA

2.1 Suku Dinas Kesehatan................................................................... 32.2 Tugas pokok dan fungsi satuan kerja suku dinas kesehatan.......... 42.3 Puskesmas ..................................................................................... 13

BAB 3. TINJAUAN KHUSUS SEKSI SUMBER DAYA KESEHATAN3.1 Seksi Sumber Daya Kesehatan...................................................... 183.2 Ruang Lingkup Perizinan................................................................. 29

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 43

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 495.2 Saran.............................................................................................. 49

DAFTAR ACUAN.............................................................................................................................................. 50LAMPIRAN

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 8: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

vii Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara.......... 53Lampiran 2. Formulir Permohonan Izin Apotek ............................................ 54Lampiran 3. Format Surat Izin Apotek ............................................................. 55Lampiran 4. Formulir Permohonan Izin Pedagang Eceran Obat ..................... 57Lampiran 5. Izin Pedagang Eceran Obat (Toko Obat) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 58Lampiran 6. Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan.................................. 59Lampiran 7. Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga .............. 60

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 9: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

1

Universitas Indonesia

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Berdasarkan Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

Tahun 1945, setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, dan mendapatkan

lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

Dalam hal ini berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009,

pemerintah bertanggungjawab dalam merencanakan, mengatur, membina,

menyelenggarakan, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang

merata dan terjangkau oleh masyarakat, selain itu pemerintah juga

bertanggungjawab atas ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik

fisik maupun social bagi masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya. Untuk melaksanakan tugas tersebut, pemerintah melalui

Kementerian Kesehatan, terus-menerus berupaya agar pelayanan kesehatan

semakin baik kualitasnya.

Dengan adanya otonomi daerah, sebagian kewenangan dan tugas

pemerintah pusat telah dilimpahkan ke pemerintah daerah. Berdasarkan hal

tersebut, Pemerintah DKI Jakarta melalui Surat Keputusan Gubernur Provinsi

DKI Jakarta No. 150 Tahun 2009 terdapat Suku Dinas Kesehatan di setiap

Kotamadya yang berada di DKI Jakarta yang membantu Dinas Kesehatan dalam

menjalankan dengan baik tugas dan tanggung jawabnya dalam pelaksanaan

binwasdal (pembinaan, pengawasan, dan pengendalian) upaya-upaya kesehatan di

Jakarta.

Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi merupakan bagian dari struktur

organisasi Dinas Kesehatan pada tingkat kota administrasi di Provinsi DKI Jakarta

yang dipimpin oleh seorang Kepala Suku Dinas. Suku Dinas Kesehatan

merupakan perpanjangan tangan dari Dinas Kesehatan Provinsi dalam mengelola

bidang kesehatan. Suku Dinas Kesehatan secara teknis administratif bertanggung

jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan dan secara teknis operasional bertanggung

jawab kepada Walikota administrasi yang bersangkutan.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 10: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

2

Universitas Indonesia

Suku Dinas Kesehatan terdiri dari lima bagian, yaitu sub bagian tata usaha,

seksi kesehatan masyarakat, seksi pelayanan kesehatan, seksi sumber daya

kesehatan dan seksi pengendalian masalah. Sub bagian dipimpin oleh seorang

kepala sub bagian dan setiap seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang dalam

melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas.

Seksi Sumber Daya Kesehatan memiliki tiga bagian, yaitu Bagian Tenaga

Kesehatan, Bagian Standarisasi manajemen kesehatan dan Bagian Farmasi

Makanan dan Minuman. Bagian Farmasi Makanan dan Minuman merupakan

salah satu sarana bagi Apoteker dalam menjalankan tugas profesinya di

pemerintahan. Apoteker merupakan salah satu tenaga kesehatan pemberi

pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya pelayanan kefarmasian.

Untuk mengetahui peran dan fungsi Apoteker tersebut di pemerintahan,

maka calon Apoteker membutuhkan suatu program praktek kerja yang dapat

memberikan pengalaman kerja, pengetahuan dan gambaran tentang peran

Apoteker di Pemerintahan. Oleh karena itu, Fakultas Farmasi Universitas

Indonesia bekerja sama dengan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara mengadakan

kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) untuk calon apoteker di Suku

Dinas Kesehatan Jakarta Utara.

1.2 Tujuan

Pelaksanaan PKPA di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, bertujuan agar

mahasiswa calon apoteker :

1.2.1 Mengetahui dan memahami tugas pokok dan fungsi Suku Dinas

Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Utara.

1.2.2 Mengetahui dan memahami tugas pokok dan fungsi bagian

Koordinator Farmasi, Makanan, dan Minuman.

1.2.3 Mengetahui dan memahami tata cara perizinan, pembinaan, pengawasan,

dan pengendalian terhadap sarana pelayanan kesehatan farmasi, makanan,

dan minuman serta pelaksanaannya di lapangan.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 11: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

3

Universitas Indonesia

BAB 2TINJAUAN UMUM SUKU DINAS KESEHATAN

KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA

2.1 Suku Dinas Kesehatan

Suku dinas kesehatan merupakan organisasi lama dengan penamaan baru

yang merupakan penggabungan dari dua suku dinas yang terdahulu, yakni suku

dinas pelayanan kesehatan dan suku dinas kesehatan masyarakat menjadi suku

dinas kesehatan (Sudinkes). Perubahan ini berakibat pada perubahan struktur

organisasi secara keseluruhan. Sebelum penggabungan ini, suku dinas pelayanan

kesehatan terdiri dari 6 seksi, yaitu seksi pelayanan kesehatan dasar, seksi farmasi

makanan minuman, seksi pelayanan kesehatan spesialistik, seksi pendataan &

program, seksi gawat darurat bencana dan gakin, seksi pengobatan tradisional, dan

subbag tata usaha. Sedangkan suku dinas kesehatan masyarakat terdiri dari 6

seksi, yaitu seksi pendataan dan program, seksi penyakit menular, seksi penyakit

tidak menular, seksi kesehatan jiwa dan Napza, seksi gizi PPSM, seksi penyehatan

lingkungan, dan subbag tata usaha.

Setelah penggabungan kedua suku dinas tersebut menjadi suku dinas

kesehatan, maka struktur organisasi berubah menjadi 4 seksi, yaitu seksi

kesehatan masyarakat, seksi pelayanan kesehatan, seksi sumber daya kesehatan,

seksi pengendalian masalah kesehatan dan subbag tata usaha (Suku dinas

kesehatan Jakarta utara, 2010).

2.1.1 Visi dan Misi

Visi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara yaitu “Menjadi Suku Dinas

Kesehatan yang profesional menuju Jakarta Utara sehat untuk semua”. Untuk

mewujudkan visi tersebut, misi yang ditetapkan yaitu (Suku dinas kesehatan

Jakarta utara, 2010):

1. Meningkatkan kompetensi seluruh sumber daya manusia (SDM) di jajaran

Suku dinas kesehatan Jakarta utara.

2. Mengembangkan pelayanan perizinan berbasis teknologi informasi.

3. Menciptakan dan meningkatkan kenyamanan lingkungan kerja.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 12: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

4

Universitas Indonesia

4. Meningkatkan sistem informasi yang cepat, tepat, dan dapat

dipertanggungjawabkan berbasis komputer.

5. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan yang bersih.

6. Memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih sehat serta untuk

penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana.

7. Meningkatkan kualitas dan waktu respon pelayanan kesehatan gawat darurat

dan bencana.

8. Meningkatkan kerjasama lintas program, lintas sektoral dengan organisasi

profesi, organisasi masyarakat dan institusi lainnya dalam mengatasi masalah-

masalah kesehatan masyarakat di Jakarta utara.

9. Menindaklanjuti pengaduan masyarakat.

2.1.2 Struktur Organisasi

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta sesuai

dengan Pasal 95 Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No.10 Tahun 2008

tentang Organisasi Perangkat Daerah (Perda No.10/2008):

1. Kepala suku dinas kesehatan

2. Subbagian tata usaha

3. Seksi kesehatan masyarakat

4. Seksi pelayanan kesehatan

5. Seksi sumber daya kesehatan

6. Seksi pengendalian masalah kesehatan

Subbagian dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian dan setiap seksi

dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya

bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas Kesehatan.

2.2 Tugas pokok dan fungsi satuan kerja suku dinas kesehatan

Satuan kerja suku dinas kesehatan Jakarta utara terdiri dari 1 subbagian

dan 4 seksi yang memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing (Suku dinas

kesehatan, 2010).

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 13: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

5

Universitas Indonesia

2.2.1 Subbagian tata usaha

Sub bagian tata usaha mempunyai ruang lingkup tugas :

1. Menyusun bahan rencana kerja dan anggaran (RKA) dan dokumen

pelaksanaan anggaran (DPA) suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

2. Melaksanakan DPA suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

3. Mengoordinasikan penyusunan RKA dan DPA suku dinas.

4. Melaksanakan monitoring, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan DPA suku

dinas.

5. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang suku dinas.

6. Pelaksanaan kegiatan surat menyurat dan kearsipan suku dinas.

7. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, dan pemeliharaan dari perawatan

prasarana dan sarana kerja suku dinas.

8. Memelihara kebersihan, keindahan, keamanan, dan ketertiban kantor.

9. Melaksanakan pengelolaan ruang rapat/pertemuan suku dinas.

10.Melaksanakan publikasi kegiatan, upacara, dan pengaturan acara suku dinas.

11.Menerima, mencatat, membukukan, menyetorkan, dan melaporkan

penerimaan retribusi suku dinas kesehatan.

12.Menyiapkan bahan laporan suku dinas yang terkait dengan tugas subbagian

tata usaha.

13.Mengoordinasikan penyusunan laporan (kegiatan, keuangan, kinerja, dan

akuntabilitas) suku dinas.

14.Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas subbagian tata

usaha.

Subbagian tata usaha (Subbag TU) membawahi bidang kepegawaian,

keuangan, serta umum dan protokol. Bidang kepegawaian memiliki wewenang

untuk melaksanakan seluruh aktifitas kepegawaian sesuai dengan tugas dan

fungsinya. Secara struktural, koordinator kepegawaian membawahi pengelola data

pegawai dan disiplin pegawai, pengelola administrasi kesejahteraan pegawai, dan

pengelola administrasi pengembangan karir.

Bidang keuangan memiliki wewenang untuk mengurus pengajuan uang

kegiatan yang bersumber dari DPA SKPD serta melakukan binwasdal ke

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 14: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

6

Universitas Indonesia

Puskesmas. Dalam pelaksanaannya koordinator keuangan dibantu oleh bendahara,

verifikator, pengelola pelaporan, pengelola pajak dan sisa kegiatan dan pengelola

SPJ.

Bidang umum dan protokol memiliki wewenang melaksanakan

pengawasan dan pengendalian urusan umum dan protokol. Dalam

pelaksanaannya, koordinator umum dan protokol dibantu oleh pengurus barang,

pengelola pemeliharaan sarana dan prasarana kantor, pengelola surat menyurat,

pengadministrasi surat keluar, pengadministrasi surat masuk, pengadministrasi

kegiatan kepala unit, dan pengadministrasi protokol (Suku dinas kesehatan, 2010).

2.2.2 Seksi Kesehatan Masyarakat

Seksi kesehatan masyarakat merupakan satuan kerja suku dinas kesehatan

dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan

masyarakat. Seksi kesehatan masyarakat dipimpin oleh seorang kepala seksi yang

bertanggung jawab kepada kepala suku dinas. Tugas pokok dan fungsi seksi

kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Menyusun bahan RKA dan DPA suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

2. Melaksanakan DPA suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

3. Melaksanakan pengendalian mutu kegiatan pelayanan kesehatan keluarga

termasuk kesehatan ibu, bayi, anak balita, anak prasekolah, anak usia sekolah,

remaja, kesehatan reproduksi usia lanjut, keluarga berencana, pekerja wanita

dan asuhan keperawatan.

4. Mengoordinasikan sektor terkait dan masyarakat profesi untuk pencegahan dan

pengendalian program kesehatan masyarakat.

5. Melaksanakan kegiatan promosi kesehatan dan informasi.

6. Melaksanakan bimbingan teknis tenaga kesehatan di bidang kesehatan

masyarakat.

7. Melaksanakan kajian perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat tingkat

kota administrasi.

8. Melaksanakan manajemen database kesehatan melalui sistem informasi

manajemen kesehatan yang terintegrasi.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 15: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

7

Universitas Indonesia

9. Melaksanakan pengendalian pelaksanaan program gizi dan PPSM.

10.Menerapkan sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG).

11.Melaksanakan kegiatan peran masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan

sehat.

12.Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas

seksi kesehatan masyarakat.

13.Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi kesehatan

masyarakat.

Seksi kesehatan masyarakat membawahi tiga bidang, yaitu bidang gizi dan

PPSM, bidang kesehatan keluarga, dan bidang promosi dan informasi kesehatan.

Bidang kesehatan keluarga mengurusi berbagai kegiatan yang berkaitan

dengan program kesehatan keluarga, seperti kesehatan ibu dan anak, kesehatan

lansia, kesehatan gigi dan mulut, dan penanganan kekerasan dalam rumah tangga.

Secara struktural, koordinator bidang kesehatan keluarga membawahi pengelola

kesehatan ibu, pengelola kesehatan anak, pengelola perawatan kesehatan

masyarakat, pengelola lansia, pengelola kekerasan dalam rumah tangga, dan

pengelola kesehatan gigi dan mulut.

Bidang gizi dan PPSM bertanggung jawab dalam penyelenggaraan dan

pelaksanaan kegiatan gizi dan PPSM di Puskesmas tingkat kecamatan dan

kelurahan. Secara struktural, koordinator membawahi pengelola program gizi dan

pengelola PPSM.

Bidang promosi dan informasi kesehatan bertanggung jawab atas

kelancaran kegiatan promosi dan informasi kesehatan. Secara struktural,

koordinator membawahi pengelola SP2TP dan pengelola sistem promosi

kesehatan (Suku dinas kesehatan, 2010).

2.2.3 Seksi Pelayanan Kesehatan

Seksi Pelayanan Kesehatan merupakan satuan kerja suku dinas kesehatan

dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Seksi pelayanan kesehatan dipimpin oleh

seorang kepala seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

kepala suku dinas. Tugas pokok dan fungsi seksi pelayanan kesehatan diantaranya

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 16: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

8

Universitas Indonesia

adalah:

1. Menyusun bahan RKA dan DPA suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

2. Melaksanakan DPA suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

3. Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian tata

laksana pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan.

4. Menghimpun, mengolah, menyajikan, memelihara, mengembangkan, dan

memanfaatkan data dan informasi upaya pelayanan kesehatan.

5. Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian penerapan standar

pelayanan kesehatan.

6. Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengawasan akreditasi sarana

pelayanan kesehatan.

7. Memberikan rekomendasi/perizinan sarana pelayanan kesehatan.

8. Memberikan tanda daftar ke pengobat tradisional.

9. Melaksanakan siaga 24 jam/pusat pengendali dukungan kesehatan

(Pusdaldukkes).

10.Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan standar pelayanan minimal

pelayanan kesehatan.

11.Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas

seksi pelayanan kesehatan.

12.Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi pelayanan

kesehatan.

Seksi Pelayanan Kesehatan membawahi tiga bidang, yaitu pelayanan

kesehatan dasar, gawat darurat dan bencana, pelayanan kesehatan keahlian dan

tradisional pengelola perizinan dan binwasdal sarana pelayanan kesehatan

keahlian, pengelola perizinan dan Binwasdal sarana pelayanan kesehatan

tradisional serta administrasi. Secara struktural, koordinator bidang pelayanan

kesehatan dasar membawahi pengelola perizinan dan binwasdal sarana pelayanan

kesehatan dasar sedangkan koordinator pelayanan kesehatan keahlian dan

tradisional membawahi pengelola perizinan dan binwasdal sarana pelayanan

kesehatan keahlian, pengelola perizinan dan binwasdal sarana pelayanan

kesehatan tradisional dan pengadministrasi (Suku dinas kesehatan, 2010).

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 17: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

9

Universitas Indonesia

2.2.4 Seksi Sumber Daya Kesehatan

Sumber daya kesehatan merupakan satuan kerja suku dinas kesehatan

dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumber daya kesehatan. Seksi sumber

daya kesehatan dipimpin oleh seorang kepala seksi yang bertanggung jawab

kepada Kepala Suku Dinas. Bagian ini mempunyai tugas pokok dan fungsi:

1. Menyusun bahan RKA dan DPA suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

2. Melaksanakan DPA suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

3. Melaksanakan pemberian perizinan tenaga dan sarana farmasi, makanan dan

minuman.

4. Melaksanakan kegiatan bimbingan teknis tenaga kesehatan.

5. Menyusun peta kebutuhan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan

berdasarkan analisa kebutuhan pendidikan dan pelatihan.

6. Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi tingkat kepatuhan petugas

kesehatan terhadap standar pelayanan.

7. Melaksanakan kegiatan audit internal dan audit eksternal penerapan sistem

manajemen mutu.

8. Melaksanakan survei kepuasaan pelanggan kesehatan.

9. Melaksanakan kegiatan bimbingan, konsultasi dan pendampingan penerapan

sistem manajemen mutu kepada Puskesmas.

10.Melaksanakan kegiatan pengembangan mutu melalui forum dan fasilitator.

11.Melaksanakan fasilitasi peningkatan kemampuan tenaga fasilitator, instruktur,

assessor, dan auditor mutu pelayanan kesehatan.

12.Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian pelayanan

sarana pelayanan kefarmasian meliputi industri kecil obat tradisional,

subpenyalur alat kesehatan, apotek, toko obat, depo obat, dan industri

makanan minuman rumah tangga.

13.Melaksanakan kegiatan pemantauan dan pengendalian harga obat dan

persediaan cadangan obat esensial.

14.Melaksanakan pengelolaan persediaan obat dan perbekalan kesehatan pada

lingkup kota administrasi.

15.Melaksanakan monitoring dan pemetaan sumber daya kesehatan.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 18: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

10

Universitas Indonesia

16.Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas

seksi sumber daya kesehatan.

17.Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi sumber

daya kesehatan.

Seksi sumber daya kesehatan membawahi 3 bidang, yaitu bidang

standarisasi manajemen kesehatan, bidang farmasi makanan dan minuman

(Farmakmin), dan bidang tenaga kesehatan.

Bidang standarisasi manajemen kesehatan bertugas dan bertanggung jawab

sebagai pengelola administrasi dan perencanaan mutu, melaksanakan survey

kepuasan pelanggan kesehatan, merencanakan dan melaksanakan serta memantau

program audit internal, eksternal, serta tinjauan manajemen dalam rangka

penerapan sistem manajemen mutu. Secara struktural, koordinator standarisasi

manajemen kesehatan membawahi pengelola administrasi dan perencanaan mutu

pengelola survey kepuasan pelanggan, pengelola audit internal, pengelola audit

eksternal dan pengelola forum komunikasi mutu.

Bidang farmakmin bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan

perizinan farmasi, makanan, dan minuman, mengendalikan mutu pelayanan

farmakmin, membuat perencanaan kegiatan dan anggaran farmakmin, KIE

(komunikasi, informasi, dan edukasi) pada customer, memverifikasi berkas

perizinan yang masuk, melaksanakan inspeksi/pemeriksaan setempat terhadap

sarana pelayanan kesehatan farmakmin, membuat perencanaan kerja, laporan, dan

evaluasi kerja mingguan. Secara struktural, koordinator farmakmin membawahi

pengelola administrasi farmakmin, pengelola apotek dan IKOT, pengelola industri

rumah tangga pangan, pengelola toko obat, pengelola bimtek, pengelola

pembinaan tenaga kesehatan, pengadministrasian umum, pengarsip perizinan

tenaga kesehatan (nakes), dan penerima izin.

Bagian tenaga kesehatan bertanggung jawab membantu menyusun bahan

RKA dan DPA seksi sumber daya kesehatan, menyusun dan mengkoordinasikan

pembuatan jadwal pelaksanaan bimbingan teknis tenaga kesehatan, menyusun

peta kebutuhan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan, mengoordinir

pelaksanaan kegiatan penilaian calon tenaga kesehatan teladan di Puskesmas,

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 19: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

11

Universitas Indonesia

mengkoordinir pelaksanaan pembinaan tenaga kesehatan, membantu dalam

pelaksanaan segala proses perizinan tenaga kesehatan mulai dari verifikasi berkas

permohonan, dan kunjungan lapangan hingga pencetakan izin tenaga kesehatan

serta melaksanakan tugas kunjungan dalam hal perizinan tenaga kesehatan. Secara

structural, koordinator membawahi pengelola diklat (Suku dinas kesehatan, 2010).

2.2.5 Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan

Seksi pengendalian masalah kesehatan merupakan satuan kerja suku dinas

kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian masalah kesehatan. Seksi

pengendalian masalah kesehatan dipimpin oleh seorang kepala seksi yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala suku dinas.

Adapun tugas pokok dan fungsi seksi pengendalian masalah kesehatan antara lain:

1. Menyusun bahan RKA dan DPA suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

2. Melaksanakan DPA suku dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.

3. Melaksanakan pengendalian penyakit menular, penyakit tidak menular,

kesehatan jiwa masyarakat, surveilans epidemiologi, penanggulangan

wabah/KLB (Kejadian Luar Biasa), dan kesehatan lingkungan.

4. Melaksanakan kegiatan pembinaan pelaksanaan kesehatan haji.

5. Menyiapkan materi sosialisasi kesehatan tentang pengendalian penyakit

menular serta kesehatan jiwa masyarakat.

6. Melaksanakan kegiatan bimbingan, konsultasi, dan pendampingan teknis

peningkatan kompetensi surveilans epidemiologi, tenaga kesehatan

pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta kesehatan jiwa

masyarakat.

7. Melaksanakan kegiatan koordinasi, kerja sama, dan kemitraan pengendalian

penyakit menular dan tidak menular serta kesehatan jiwa masyarakat dengan

satuan kerja perangkat daerah (SKPD), unit kerja perangkat daerah (UKPD)

dan atau instansi pemerintahan/swasta/ masyarakat.

8. Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian kegiatan

imunisasi.

9. Menghimpun, mengolah, menyajikan, memelihara, mengembangkan, dan

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 20: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

12

Universitas Indonesia

memanfaatkan data dan informasi surveilans epidemiologi sebagai sistem

kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD-KLB) pada lingkup kota

administrasi.

10. Melaksanakan kegiatan investigasi penyakit potensial KLB dan dugaan wabah

serta keracunan makanan.Meningkatkan sistem jaringan informasi wabah/

KLB dan surveilans.

11. Melaksanakan kegiatan pengendalian surveilans kematian.

12. Melaksanakan kegiatan monitoring dan pemetaan kegiatan penanggulangan

wabah/KLB dan surveilans.

13. Melaksanakan kegiatan pengendalian pelaksanaan program kesehatan

lingkungan meliputi penyehatan air minum/air bersih, penyehatan makanan

dan minuman, pengamanan limbah, pengendalian vektor, pengendalian

radiasi, penyehatan pemukiman kumuh, peyehatan di tempat umum, tempat

kerja, tempat pengelolaan pestisida termasuk pemberian rekomendasi analisis

mengenai dampak lingkungan (AMDAL), dan upaya pengelolaan

lingkungan/upaya pemantauan lingkungan.

14. Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian sarana penunjang

kesehatan lingkungan.

15. Menyiapkan materi pelatihan teknis dalam bidang kesehatan lingkungan dan

kesehatan kerja.

16. Menyiapkan bahan laporan suku dinas kesehatan yang terkait dengan tugas

seksi pengendalian masalah kesehatan.

17. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas seksi

pengendalian masalah kesehatan.

Seksi pengendalian masalah kesehatan membawahi tiga bidang, yaitu

kesehatan lingkungan, penyakit menular dan tidak menular, serta wabah dan

surveilans.

Bidang kesehatan lingkungan bertanggung jawab mengurus segala hal

yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan meliputi penyehatan makanan dan

minuman, pengamanan limbah, pengendalian vektor, pengendalian radiasi,

penyehatan lingkungan kumuh, penyehatan di tempat umum, tempat kerja, tempat

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 21: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

13

Universitas Indonesia

pengelolaan pestisida, dan lingkungan lainnya. Secara struktural, bidang

kesehatan lingkungan membawahi koordinator kesehatan lingkungan yang

dibantu oleh pengelola makanan minuman, pengelola tempat-tempat umum

tempat-tempat industri (TTU-TTI) dan pengelola penyehatan lingkungan.

Bidang penyakit menular dan tidak menular dikoordinasikan oleh

koordinator yang bertanggung jawab dalam pembinaan, pengawasan dan

pengendalian penyakit menular, penyakit tidak menular, kesehatan jiwa

masyarakat, imunisasi, napza, dan haji. Koordinator bidang ini dibantu oleh

pengelola DBD, pengelola imunisasi, pengelola Napza, pengelola ISPA dan

pneumonia, pengelola diare, pengelola kusta, pengelola HIV/AIDS, dan pengelola

penyakit tidak menular.

Bidang surveilans bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan

pembinaaan, pengawasan dan pengendaliasn kegiatan surveilans terhadap

Puskesmas kecamatan, menganalisa dan memberikan informasi perkembangan

penyakit menular, mengelola dan menganalisa laporan yang berkaitan dengan

program surveilans serta melaksanakan tugas-tugas dalam ruang lingkup kegiatan

penanggulangan wabah dan surveilans. Secara struktural, koordinator membawahi

pengelola surveilans berbasis rumah sakit dan laboratorium dan pengelola

surveilans berbasis puskesmas dan surveilans kematian (Suku dinas kesehatan,

2010).

2.3 Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota

yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

wilayah kerja. Secara nasional standar wilayah kerja di Puskesmas adalah satu

kecamatan. Apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas maka

tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas dengan memperhatikan

keutuhan konsep wilayah yaitu desa/kelurahan kelurahan atau dusun/rukun

warga (Direktorat jenderal bina kefarmasian dan alat kesehatan departemen

kesehatan RI, 2006).

Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah berubah dari orientasi obat ke

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 22: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

14

Universitas Indonesia

pasien (Direktorat jenderal bina kefarmasian dan alat kesehatan departemen

kesehatan RI, 2006). Sebagai konsekuensi orientasi tersebut, apoteker/asisten

apoteker sebagai tenaga kefarmasian dituntut untuk dapat melaksanakan

pelayanan kefarmasian yang dapat menjamin penggunaan obat yang rasional,

efektif, aman terjangkau oleh pasien melalui penerapan pengetahuan, keahlian

keterampilan dengan kerja sama antara profesi kesehatan lainnya atau yang lebih

dikenal sebagai farmasi klinik (Suku dinas kesehatan DKI Jakarta, 2002).

Pelayanan farmasi klinik di puskesmas meliputi (Direktorat jenderal bina

kefarmasian dan alat kesehatan departemen kesehatan RI, 2006) :

1. Pelayanan resep

2. Pelayanan informasi obat.

Sedangkan pelayanan kefarmasian di bidang pengelolaan perbekalan

farmasi meliputi:

1. Perencanaan

2. Permintaan

3. Penyimpanan

4. Distribusi

5. Pengendalian penggunaan

6. Pencatatan dan pelaporan.

2.3.1 Pelayanan farmasi klinik di puskesmas (Direktorat jenderal bina

kefarmasian dan alat kesehatan departemen kesehatan RI, 2006)

2.3.1.1 Pelayanan Resep

Pelayanan resep di instalasi farmasi di puskesmas diawali dengan

pemeriksaan resep yang meliputi:

a. Pemeriksaan kelengkapan administrasi resep

b. Pemeriksaan kesesuaian farmasetik

c. Pertimbangan klinik

d. Konsultasi dengan dokter apabila ditemukan keraguan pada resep obat atau

obat tidak tersedia

Setelah diperiksa, langkah pelaksanaan selanjutnya adalah peracikan dan

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 23: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

15

Universitas Indonesia

pengemasan. Obat yang dibutuhkan di ambil dari rak penyimpanan menggunakan

alat, dengan memperhatikan nama obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik

obat. Obat dapat diracik sesuai dengan perintah yang tertera pada resep.

Selanjutnya, obat dikemas dan diberi etiket sesuai dengan jenis obat. Obat

dimasukkan ke dalam wadah yang sesuai dan terpisah untuk obat yang berbeda

untuk menjaga mutu obat dan penggunaan obat yang salah.

Langkah selanjutnya petugas menyerahkan obat kepada pasien. Sebelum

obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali mengenai

penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan jumlah obat.

Penyerahan obat kepada pasien dilakukan dengan cara yang baik dan sopan.

Petugas juga memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau

keluarganya. Di akhir penyerahan petugas memberikan informasi obat.

2.3.1.2 Pelayanan informasi obat

Informasi obat yang diberikan harus benar, jelas, mudah dimengerti,

akurat, tidak bias, etis, bijaksana dan terkini sangat diperlukan dalam upaya

penggunaan obat yang rasional oleh pasien. Sumber informasi obat adalah buku

farmakope Indonesia, informasi spesiallite obat Indonesia (ISO), Informasi Obat

Nasional Indonesia (IONI), Farmakologi dan Terapi serta buku-buku lainnya.

Informasi obat juga dapat diperoleh dari setiap kemasan atau brosur obat

Informasi obat yang diperlukan pasien adalah:

a. Waktu penggunaan obat

b. Lama penggunaan obat

c. Cara penggunaan obat

d. Efek yang timbul dan hal-hal lain yang mungkin timbul

e. Efek samping

f. Bahaya salah penggunaan obat

g. Cara penyimpanan obat

Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan

pelayanan kefarmasian di puskesmas antara lain:

a. Tingkat kepuasan konsumen : dilakukan dengan survey berupa angket melalui

kotak saran

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 24: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

16

Universitas Indonesia

b. Dimensi waktu: lama pelayanan yang diukur dengan waktu

c. Prosedur tetap (Protap) pelayanan kefarmasian : untuk menjamin mutu

pelayanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

d. Daftar tilik pelayanan kefarmasian di puskesmas.

2.3.2 Pengelolaan perbekalan farmasi di puskesmas (Direktorat Jenderal Bina

Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2010)

Obat merupakan komponen yang esensial dari suatu pelayanan kesehatan.

Oleh karena itu diperlukan pengelolaan yang baik dan benar serta efektif dan

efisien secara berkesinambungan. Pengelolaan obat publik dan perbekalan

kesehatan meliputi kegiatan perencanaan dan permintaan, penerimaan,

penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan pelaporan, serta supervisi dan

evaluasi pengelolaan obat.

Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan

kesehatan untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan

kebutuhan obat di puskesmas. Perencanaan kebutuhan obat untuk puskesmas

setiap periode dilaksanakan oleh pengelola obat dan perbekalan kesehatan di

Puskesmas. Dalam proses perencanaan kebutuhan obat pertahun, puskesmas

diminta menyediakan data pemakaian obat dengan mengunakan LPLPO.

Selanjutnya, instalasi farmasi kabupaten/kota yang akan melakukan kompilasi dan

analisa terhadap kebutuhan obat puskesmas diwilayah kerjanya. Ketepatan dan

kebenaran data di puskesmas akan berpengaruh terhadap ketersediaan obat dan

perbekalan kesehatan secara keseluruhan di kabupaten/kota.

Sumber penyediaan obat di puskemas berasal dari dinas kesehatan

kabupaten/ kota. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di puskesmas adalah

obat esensial yang jenis dan itemnya telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan

dengan merujuk pada Daftar Obat Esensial Nasional. Permintaan obat untuk

mendukung pelayanan obat di masing-masing puskesmas diajukan oleh kepala

puskesmas kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dengan menggunakan

format LPLPO, sedangkan permintaan dari sub unit ke kepala puskesmas

dilakukan secara periodik menggunakan LPLPO sub unit.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 25: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

17

Universitas Indonesia

Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan yang

diserahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola di

bawahnya. Penerimaan obat harus dilaksanakan oleh petugas pengelola obat atau

petugas lain yang diberi kuasa oleh kepala puskesmas. Setiap penyerahan obat

oleh instalasi farmasi kabupaten/kota kepada puskesmas dilaksanakan setelah

mendapat persetujuan dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau pejabat

yang diberi wewenang untuk itu. Petugas penerima obat bertanggung jawab atas

pemeriksaan fisik, penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan penggunaan obat

berikut kelengkapan catatan yang menyertainya. Petugas penerima obat wajib

melakukan pengecekan terhadap obat yang diserahterimakan, meliputi kemasan,

jenis, jumlah, bentuk sediaan obat sesuai dengan isi dokumen LPLPO, dan ditanda

tangani oleh petugas penerima serta diketahui oleh kepala puskesmas. Setelah

obat diterima, obat disimpan. Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan

terhadap obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari

kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.

Pencatatan dan pelaporan data obat di puskesmas merupakan rangkaian

kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara tertib, baik obat-

obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di puskesmas dan

atau unit pelayanan lainnya. Sarana yang digunakan untuk pencatatan dan

pelaporan obat di puskesmas adalah Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan

Obat (LPLPO) dan kartu stok. LPLPO yang dibuat oleh petugas puskesmas harus

tepat data, tepat isi dan dikirim tepat waktu serta disimpan dan diarsipkan dengan

baik. LPLPO juga dimanfaatkan untuk analisis penggunaan, perencanaan

kebutuhan obat, pengendalian persediaan dan pembuatan laporan pengelolaan

obat. LPLPO sudah harus diterima oleh instalasi farmasi kabupaten/kota paling

lambat tanggal 10 setiap bulannya.

Kegiatan akhir dari pengelolaan obat adalah supervisi dan evaluasi.

Supervisi adalah proses pengamatan secara terencana oleh petugas pengelola obat

dari unit yang lebih tinggi (Instalasi Farmasi Provinsi/Kabupaten/ Kota) terhadap

pelaksanaan pengelolaan obat oleh petugas ke unit yang lebih rendah (Instalasi

Farmasi Kabupaten/Kota/Puskesmas/Puskesmas Pembantu/UPT lainnya).

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 26: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

18

Universitas Indonesia

Evaluasi adalah serangkaian prosedur untuk menilai suatu program dan

memperoleh informasi tentang keberhasilan pencapaian tujuan, kegiatan, hasil dan

dampak serta biayanya. Evaluasi bertujuan untuk menetapkan kesulitan-kesulitan

yang ditemui dalam program yang sedang berjalan dan mencari solusinya,

memprediksi kegunaan dari pengembangan program dan memperbaikinya,

mengukur kegunaan program-program yang inovatif dan meningkatkan efektifitas

program, manajemen, dan administrasi.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 27: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

19

Universitas Indonesia

BAB 3TINJAUAN KHUSUS

SEKSI SUMBER DAYA KESEHATAN

3.1 Seksi Sumber Daya Kesehatan

Salah satu seksi di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Utara

adalah seksi sumber daya kesehatan yang membawahi standarisasi manajemen

kesehatan, farmasi, makanan, dan minuman (farmakmin), dan tenaga kesehatan

(Dokumen Tupoksi dan Kompetensi Seksi Sumber Daya Kesehatan Sudin

Kesehatan Jakarta Utara, 2009). Kepala seksi sumber daya kesehatan memiliki

wewenang antara lain:

1. Menilai kinerja staf di lingkungan seksi sumber daya kesehatan.

2. Menetapkan perencanaan program seksi sumber daya kesehatan.

3. Mewakili kepala sudin sesuai dengan kewenangan yang diberikan.

4. Mengendalikan seluruh kegiatan seksi sumber daya kesehatan.

5. Merekomendasikan tertib atau tidaknya izin tenaga dan sarana farmasi

makanan, dan minuman.

3.1.1 Standarisasi Manajemen Kesehatan

Tugas dan tanggung jawab bagian standarisasi manajemen kesehatan

adalah (Dokumen Tupoksi dan Kompetensi Seksi Sumber Daya Kesehatan Sudin

Kesehatan Jakarta Utara, 2009):

1. Memastikan proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu ditetapkan,

diterapkan, dan dipelihara.

2. Melaksanakan survey kepuasan pelanggan kesehatan.

3. Melaksanakan kegiatan bimbingan, konsultasi, dan pendampingan penerapan

sistem manajemen mutu kepada puskesmas.

4. Melaksanakan kegiatan pertemuan koordinasi forum komunikasi manajemen

mutu di tingkat kota administrasi Jakarta utara.

5. Melaksanakan fasilitas peningkatan kemampuan tenaga fasilitator, instruktur,

assessor, dan auditor mutu pelayanan kesehatan.

6. Mengusulkan perencanaan dan alokasi anggaran program mutu.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 28: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

20

Universitas Indonesia

7. Merencanakan dan melaksanakan serta memantau program audit internal,

eksternal serta tinjauan manajeman dalam rangka penerapan sistem manajemen

mutu.

Bagian standarisasi manajemen kesehatan memiliki wewenang, antara lain:

1. Memberikan masukan kepada kepala seksi sehubungan dengan ruang lingkup

tugasnya.

2. Melaporkan kinerja seksi yang mempengaruhi sistem manajemen mutu Suku

Dinas Kesehatan Jakarta Utara.

3. Menyusun perencanaan program mutu dan alokasi anggaran.

4. Mewakili kepala seksi sumber daya kesehatan sesuai kewenangan yang

diberikan.

Bagian standarisasi manajemen kesehatan membawahi beberapa sub

bagian diantaranya:

a. Pengelola Administrasi dan Perencanaan Mutu

Sub bagian pengelola administrasi dan perencanaan mutu, memiliki tugas dan

tanggung jawab sebagai berikut:

1. Menginventarisir kegiatan di sub seksi standarisasi manajemen kesehatan

Sudin Kesehatan Jakarta utara.

2. Menginventarisir kebutuhan anggaran yang diperlukan untuk pelaksanaan

kegiatan pemeliharaan penerapan sistem manajemen mutu Sudin Kesehatan

Jakarta Utara.

3. Membuat rencana kebutuhan anggaran yang diperlukan dalam rangka

penerapan sistem mutu Sudin Kesehatan.

4. Membuat rencana kerja tahunan sub seksi standardisasi manajemen mutu.

5. Melaporkan rencana anggaran.

6. Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dokumen, berkas, arsip, rekaman,

dan sebagainya yang terkait dengan kegiatan mutu Sudin Kesehatan.

Wewenang dari sub bagian pengelola administrasi dan perencanaan mutu

meliputi:

1. Memberikan masukan kepada kepala seksi sehubungan dengan ruang lingkup

tugasnya.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 29: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

21

Universitas Indonesia

2. Menyusun perencanaan program mutu dan alokasi anggaran.

3. Mewakili kepala seksi sumber daya kesehatan sesuai kewenangan.

b. Pengelola Survey Kepuasan Pelanggan

Sub bagian pengelola survey kepuasan pelanggan memiliki tugas dan

tanggung jawab sebagai berikut:

1. Memastikan berjalannya kegiatan survey kepuasan pelanggan Sudin

Kesehatan Jakarta Utara.

2. Membuat rencana kebutuhan anggaran yang diperlukan dalam kegiatan survey

kepuasan pelanggan.

3. Membuat rencana kegiatan tahunan survey kepuasan pelanggan.

4. Melaporkan kegiatan survey kepuasan pelanggan.

Wewenang dari sub bagian pengelola survey kepuasan pelanggan meliputi :

1. Memberikan masukan kepada kepala seksi sehubungan dengan ruang lingkup

tugasnya.

2. Menyusun perencanaan program mutu dan alokasi anggaran.

3. Mewakili kepala seksi sumber daya kesehatan sesuai kewenangan.

c. Pengelola audit internal

Sub bagian pengelola audit internal memiliki tugas dan tanggung jawab

sebagai berikut:

1. Mengelola kegiatan audit internal.

2. Memastikan berjalannya kegiatan audit internal sudin kesehatan.

3. Membuat rencana kebutuhan anggaran yang diperlukan dalam kegiatan audit

internal.

4. Membuat laporan kegiatan audit internal sudin kesehatan.

Wewenang dari sub bagian pengelola audit internal meliputi:

1. Memberikan masukan kepada kepala seksi sehubungan dengan ruang

lingkup tugasnya.

2. Menyusun perencanaan program mutu dan alokasi anggaran.

3. Mewakili kepala seksi sumber daya kesehatan sesuai kewenangan.

d. Pengelola audit eksternal

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 30: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

22

Universitas Indonesia

Sub bagian pengelola audit eksternal memiliki tugas dan tanggung jawab

sebagai berikut:

1. Mengelola kegiatan audit eksternal.

2. Memastikan berjalannya kegiatan audit eksternal sudin kesehatan.

3. Membuat rencana kebutuhan anggaran yang diperlukan dalam kegiatan audit

eksternal.

4. Membuat laporan kegiatan audit eksternal sudinkes.

Wewenang dari sub bagian pengelola audit eksternal meliputi:

1. Memberikan masukan kepada kepala seksi sehubungan dengan ruang lingkup

tugasnya.

2. Menyusun perencanaan program mutu dan alokasi anggaran.

3. Mewakili kepala seksi sumber daya kesehatan sesuai kewenangan.

e. Pengelola forum komunikasi mutu

Subbagian pengelola forum komunikasi mutu memiliki tugas dan tanggung

jawab sebagai berikut:

1. Mengelola kegiatan forum komunikasi mutu yang merupakan pertemuan rutin

antara perwakilan mutu Sudin, atau pertemuan antara perwakilan tim mutu

sudin dan puskesmas.

2. Memastikan berjalannya kegiatan forum komunikasi mutu sudinkes.

3. Membuat rencana kebutuhan anggaran yang diperlukan dalam kegiatan forum

komunikasi mutu.

4. Membuat laporan kegiatan forum komunikasi mutu sudinkes.

Sub bagian pengelola forum komunikasi mutu memiliki wewenang antara

lain:

1. Memberikan masukan kepada kepala seksi sehubungan dengan ruang lingkup

tugasnya.

2. Menyusun perencanaan program mutu dan alokasi anggaran.

3. Mewakili kepala seksi sumber daya kesehatan sesuai kewenangan.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 31: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

23

Universitas Indonesia

3.1.2 Farmasi, Makanan, dan Minuman (Farmakmin)

Tugas dan tanggung jawab bagian farmakmin adalah (Dokumen Tupoksi

dan kompetensi Seksi Sumber Daya Kesehatan Sudin Kesehatan Jakarta Utara,

2010) :

1. Memberikan pelayanan perizinan sarana farmasi, makanan dan minuman.

2. Mengendalikan mutu pelayanan farmakmin.

3. Membuat perencanaan kegiatan dan anggaran farmakmin.

4. KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) kepada customer.

5. Verifikasi berkas perizinan yang masuk (ditolak/dilanjutkan).

6. Melaksanakan inspeksi/pemeriksaan setempat terhadap sarana pelayanan

kesehatan farmasi makanan dan minuman.

7. Membuat perencanaan kerja mingguan.

8. Membuat laporan laporan dan evaluasi kerja mingguan.

9. Membuat laporan mingguan hasil inspeksi saran yang di tentukan. Subseksi

farmasi, makanan dan minuman.

Wewenang Subseksi Farmasi, Makanan, dan Minuman (Farmakmin)

antara lain:

1. Menetapkan perencanaan kegiatan farmakmin.

2. Mewakili kepala seksi sesuai dengan kewenangan yang diberikan.

3. Mengendalikan kegiatan perizinan sarana farmakmin dan kegiatan binwasdal.

4. Merekomendasikan tertib atau tidaknya izin farmakmin.

Bagian farmakmin membawahi beberapa sub bagian diantaranya:

a. Pengelola Administrasi Farmakmin

Sub bagian pengelola administrasi Farmakmin memiliki tugas dan tanggung

jawab sebagai berikut:

1. Mengkoordinir peninjauan lapangan.

2. Melakukan pengetikan sertifikat/perizinan atau penolakan.

3. Pemegang program kegiatan sosialisasi tenaga asisten apoteker,

penyuluhan keamanan pangan, dan pembinaan sarana pelayanan farmasi

makanan minuman.

4. Menerima berkas perizinan dan dicatat dalam buku register.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 32: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

24

Universitas Indonesia

5. Memberi nomor surat tugas dan rekap BAP.

6. Mengkoordinir kegiatan binwasdal ke lapangan untuk semua jenis sarana

pelayanan kesehatan farmakmin.

7. Membuat laporan kegiatan program (SPJ lengkap).

8. Konfirmasi ke pemohon untuk pelaksanaan inspeksi.

9. Melaksanakan inspeksi/pemeriksaan setempat terhadap sarana kesehatan

farmakmin.

10.Mengarsipkan surat izin/sertifikat.

11.Mencatat ke buku register untuk masing-masing sarana.

12.Membuat laporan mingguan hasil inspeksi sarana yang di tentukan.

Sub bagian pengelola administrasi Farmakmin memiliki wewenang antara

lain:

1. Mewakili kepala seksi sumber daya kesehatan dalam pertemuan atau rapat

sesuai kewenangan.

2. Mengusulkan rencana kegiatan.

3. Mengendalikan kegiatan program yang dibidanginya.

b. Pengelola Apotek dan Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT)

Sub bagian pengelola apotek dan IKOT memiliki tugas dan tanggung jawab

sebagai berikut:

1. Melaksanakan peninjauan lapangan ke apotek dan IKOT.

2. Melaksanakan kegiatan sosialisasi tenaga asisten apoteker,

3. Mengkoordinir dan melaksanakan binwasdal ke lapangan untuk apotek dan

IKOT.

4. Membuat peencanaan maupun laporan kegiatan program.

5. Menerima laporan pemakaian narkotika dan psikotropika dan dicatat

dalam absensi apotek.

6. Mencatat laporan pemakaian narkotik dan psikotropika harian.

7. Merekap laporan pemakaian narkotika dan psikotropika per bulan.

8. Melaksanakan inspeksi/pemeriksaan setempat terhadap sarana pelayanan

kasehatan farmakmin.

9. Membuat status kendali berkas perizinan.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 33: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

25

Universitas Indonesia

10.Membuat laporan perizinan.

11.Menginput data perizinan dan pendataan sarana farmakmin.

12.Membuat laporan mingguan hasil inspeksi/pemeriksaan sarana yang di

tentukan.

13.Membuat jadwal kegiatan farmakmin, jadwal distribusi perbekalan alat

kesehatan.

14.Merevisi ceklist, formulir dan perubahan dokumen ISO.

Wewenang sub bagian pengelola apotek dan IKOT meliputi:

1. Mewakili kepala seksi sumber daya kesehatan dalam pertemuan atau rapat

sesuai kewenangan.

2. Mengusulkan rencana kegiatan.

3. Mengendalikan kegiatan program yang dibidanginya.

c. Pengelola industri rumah tangga pangan

Sub bagian pengelola industri rumah tangga pangan (IRTP) memiliki tugas

dan tanggung jawab sebagai berikut:

1. Melaksanakan peninjauan lapangan ke industri rumah tangga pangan.

2. Melakukan pengetikan sertifikat/perizinan industri rumah tangga pangan.

3. Melaksanakan kegiatan sosialisasi industri rumah tangga pangan.

4. Mengkoordinir dan melaksanakan binwasdal ke lapangan untuk industri rumah

tangga pangan.

5. Membuat perencanaan maupun laporan kegiatan program.

6. Melaksanakan inspeksi/pemeriksaan setempat terhadap sarana pelayanan

kesehatan farmasi, makanan dan minuman.

7. Membuat laporan mingguan hasil inspeksi sarana yang di tentukan.

8. Membuat surat tugas insidental.

Wewenang dari sub bagian pengelola IRTP meliputi:

1. Mewakili kepala seksi sumber daya kesehatan dalam pertemuan atau rapat.

2. Mengusulkan rencana kegiatan.

3. Mengendalikan kegiatan program yang dibidanginya.

d. Pengelola Toko Obat

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 34: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

26

Universitas Indonesia

Sub bagian pengelola toko obat memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut:

1. Melaksanakan peninjauan lapangan ke toko obat.

2. Melaksanakan kegiatan sosialisasi toko obat.

3. Mengkoordinir dan melaksanakan binwasdal ke lapangan untuk toko obat.

4. Membuat perencanaan maupun laporan kegiatan program.

5. Menerima dan menyimpan obat dan alat perbekalan kesehatan dalam gudang

obat dan dicatat dalam buku penerimaan dan kartu stok obat dan alat

perbekalan kesehatan.

6. Mendistribusikan obat buffer dan alat perbekalan kesehatan ke unit pelayanan

kesehatan dan dicatat dalam buku pengeluaran dan kartu stok obat.

7. Memeriksa laporan pemakaian dan lembar permintaan obat.

8. Memeriksa persentase pemakaian obat generik di Puskesmas.

9. Melaksanakan inspeksi/pemeriksaan setempat terhadap sarana pelayanan

kesehatan farmasi makanan dan minuman.

10.Membuat laporan mingguan hasil inspeksi sarana yang ditentukan.

Adapun wewenang subbagian pengelola toko obat yaitu

1. Mewakili kepala seksi dalam pertemuan atau rapat.

2. Mengusulkan rencana kegiatan.

3. Mengendalikan kegiatan program yang dibidanginya.

4. Mempunyai kewenangan untuk merekomendasikan diberikannya izin atau

tidak kepada sarana yang ditinjau kelapangan yang tidak memenuhi

persyaratan.

e. Penerima perizinan

Sub bagian penerima perizinan memiliki tugas dan tanggung jawab

sebagai berikut:

1. Memberikan informasi tentang perizinan kepada customer.

2. Menerima dan memeriksa kelengkapan berkas dan mengisi ceklist sesuai

dengan persyaratan permohonan izin.

3. Mencatat berkas permohonan izin kedalam buku register.

4. Menginput data berkas perizinan.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 35: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

27

Universitas Indonesia

5. Membuat berita acara serah terima.

6. Mengisi blangko retribusi pembayaran dan diserahkan ke pemohon untuk

segera membayar ke kas daerah.

7. Menerima surat tanda terima pembayaran dari pemohon dan memberikan surat

izin/sertifikat asli kepada pemohon.

8. Melaksanakan inspeksi/pemeriksaan setempat terhadap sarana pelayanan

kesehatan farmasi makanan dan minuman.

Wewenang dari subbagian penerima perizinan meliputi:

1. Membuat laporan mingguan hasil inspeksi/pemeriksaan sarana yang di

tentukan.

2. Mengecek surat izin/sertifikat yang akan diparaf kepala subag TU dan

ditandatangani kepala sudin.

3.1.3 Tenaga Kesehatan

Tugas dan tanggung jawab bagian Tenaga Kesehatan (nakes) adalah

(Dokumen Tupoksi dan Kompetensi Seksi Sumber Daya Kesehatan Sudin

Kesehatan Jakarta Utara, 2009):

1. Membantu kepala seksi menyusun bahan rencana kerja dan anggaran (RKA)

dan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) seksi sumber daya kesehatan.

2. Menyusun dan mengoordinasikan pembuatan jadwal pelaksanaan bimbingan

teknis tenaga kesehatan wilayah Jakarta Utara.

3. Menyusun peta kebutuhan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan

berdasarkan analisa kebutuhan diklat.

4. Mengoordinir pelaksanaan kegiatan penilaian calon tenaga kesehatan teladan di

puskesmas tingkat Kota Administrasi Jakarta Utara.

5. Mengoordinir pelaksanaan pembinaan tenaga kesehatan untuk lintas sektor

wilayah Jakarta Utara.

6. Membantu kepala seksi dalam pelaksanaan segala proses perizinan tenaga

kesehatan, mulai dari verifikasi berkas permohonan, kunjungan lapangan

sampai pencetakan izin tenaga kesehatan.

7. Melaksanakan tugas kunjungan dalam hal perizinan tenaga kesehatan.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 36: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

28

Universitas Indonesia

Bagian nakes memiliki wewenang antara lain:

1. Mewakili kepala seksi sumber daya kesehatan dalam pertemuan atau rapat

2. Mengusulkan rencana program kegiatan tenaga kesehatan

3. Mengkoordinasi program kegiatan kepada seksi terkait

Bagian koordinator tenaga kesehatan membawahi beberapa subbagian

diantaranya:

a. Pengelola bimbingan teknis (bimtek)

Sub bagian pengelola bimtek memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut:

1. Menyiapkan dan membuat jadwal kegiatan bimbingan teknis tenaga kesehatan.

2. Memeriksa dan meneliti berkas permohonan perizinan tenaga perawat dan

perawat gigi yang masuk ke bagian tenaga kesehatan,menerbitkan surat izin

tenaga kesehatan tersebut.

3. Mengumpulkan data-data tenaga kesehatan yang ada di wilayah Jakarta Utara.

4. Melaksanakan tugas kunjungan dalam hal perizinan tenaga kesehatan.

Sub bagian pengelola Bimtek memiliki wewenang antara lain:

1. Mengusulkan rencana program kegiatan Bimtek.

2. Mengendalikan program kegiatan yang dibidanginya.

b. Pengadministrasian umum

Subbagian pengadministrasian umum memiliki tugas dan tanggung jawab:

1. Melaksanakan pencatatan dan pendistribusian surat masuk di bagian

tenaga kesehatan.

2. Melaksanakan tugas kunjungan lapangan dalam hal perizinan tenaga kesehatan

penyakit menular, penyakit tidak menular, kesehatan jiwa.

Adapun wewenang subbagian pengadministrasian umum yakni mencatat dan

mendistribusikan surat masuk di bagian tenaga kesehatan.

c. Pengelola Pendidikan dan Pelatihan ( Diklat)

Sub bagian Pengelola Diklat memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut:

1. Memproses surat masuk berkaitan dengan pelatihan dan pendidikan tenaga

kesehatan, membuat jadwal dan menginformasikan.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 37: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

29

Universitas Indonesia

2. Memeriksa meneliti berkas permohonan perizinan tenaga dokter spesialis,

penata rontgen, tenaga fisioterapi, terapis wicara, refraksionis yang masuk ke

sub seksi tenaga kesehatan dan mencetak surat izin tenaga-tenaga kesehatan

tersebut.

3. Memproses surat masuk yang berasal dari institusi/akademik yang akan

melaksanakan praktek kerja lapangan di puskesmas-puskesmas di wilayah

Jakarta Utara.

4. Membuat laporan hasil kegiatan pelaksanaan praktek kerja lapangan para

mahasiswa dan melaporkannya ke kepala seksi sumber daya kesehatan.

5. Melaksanakan tugas kunjungan dalam hal perizinan tenaga kesehatan.

Adapun wewenang dari sub bagian pengelola Diklat adalah:

1. Mengusulkan rencana program kegiatan Diklat tenaga kesehatan

2. Mengendalikan kegiatan program yang dibidanginya.

d. Pengelola pembinaan tenaga kesehatan

Sub bagian pengelola pembinaan tenaga kesehatan memiliki tugas dan

tanggung jawab sebagai berikut:

1. Menyiapkan dan membuat jadwal kegiatan pembinaan tenaga kesehatan.

2. Memeriksa, meneliti berkas permohonan perizinan tenaga dokter, dokter gigi

dan bidan yang masuk ke bagian tenaga kesehatan, menerbitkan surat izin

tenaga kesehatan tersebut.

3. Melaksanakan tugas kunjungan dalam hal perizinan tenaga kesehatan.

4. Memberikan pretest dan memeriksa hasil pretest untuk mahasiswa akademi

kebidanan dan keperawatan yang praktek kerja lapangan di wilayah Jakarta

Utara.

5. Melaksanakan pengendalian penyakit menular, penyakit tidak menular, dan

kesehatan jiwa.

Adapun wewenang subbagian pengelola tenaga kesehatan yaitu :

1. Mengusulkan rencana jadwal pelaksanaan kegiatan pembinaan tenaga

kesehatan.

2. Mengendalikan program kegiatan yang dibidanginya.

e. Pengarsip perizinan tenaga kesehatan.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 38: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

30

Universitas Indonesia

Subbagian pengarsip perizinan tenaga kesehatan memiliki tugas dan

kewajiban sebagai berikut:

1. Melaksanakan pencatatan permohonan berkas tenaga kesehatan dan

mendistribusikannya ke Front Line Office.

2. Melaksanakan tugas kunjungan lapangan dalam hal perizinan tenaga

kesehatan.

Adapun wewenang pengarsip perizinan tenaga kesehatan yaitu mencatat dan

mendistribusikan surat masuk di bagian tenaga kesehatan.

3.2 Ruang Lingkup Perizinan

Sub seksi farmasi makanan minuman mempunyai tugas pokok untuk

melaksanakan perizinan, pengendalian, dan penilaian efektifitas pelayanan

kesehatan dalam bidang farmasi, makanan, dan minuman. Layanan perizinan yang

diberikan oleh farmakmin meliputi pemberian surat izin sarana dan surat izin

kerja. Adapun jenis surat izin tersebut sebagai berikut (Suku Dinas Kesehatan

Jakarta Utara, 2010):

1. Untuk sarana kesehatan meliputi:

1). Izin Apotek

2). Izin Toko obat

3). Izin Industri kecil obat tradisional

4). Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT)

5). Cabang/sub penyalur alat kesehatan

2. Untuk tenaga kesehatan meliputi:

1). Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA), Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA)

dan Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian (SIKTTK).

2). Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan (SPKP).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan,

perizinan fasilitas pelayanan dan tenaga kesehatan ditetapkan oleh pemerintah dan

pemerintah daerah. Ruang lingkup perizinan dari sarana kesehatan farmakmin

berdasarkan SK Gubernur Jakarta Nomor 3 Tahun 2001 di Sudinkes Kota

Administrasi Jakarta Utara meliputi beberapa sarana.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 39: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

31

Universitas Indonesia

3.2.1 Apotek

Berdasarkan PP 51 tahun 2009, apotek adalah sarana pelayanan

kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker. Pekerjaan

kefarmasian yang dimaksud meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu

sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan penyaluranan obat,

pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat,

serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Permohonan izin

apotek diajukan kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota. Berbeda dengan

daerah lainnya, di Jakarta, izin apotek diajukan di suku dinas kota administrasi

masing-masing. Persyaratan izin apotek adalah sebagai berikut (Departemen

kesehatan RI, 2002):

1. Surat permohonan izin apotek dari APA ditujukan kepada Kepala Suku Dinas

Kesehatan setempat di atas materai Rp. 6.000,00 dan dibuat rangkap tiga.

2. Fotokopi KTP Jabodetabek APA.

3. Fotokopi surat izin praktik apoteker (SIPA).

4. Surat keterangan lolos butuh bagi APA luar DKI Jakarta.

5. Fotokopi akte status bangunan (akte hak milik/sewa/kontrak) dilengkapi

dengan bukti kepemilikan.

6. Denah bangunan dan peta lokasi.

7. Surat izin usaha berdasarkan Undang-Undang Gangguan (UUG).

8. Daftar perlengkapan apotek.

9. Perlengkapan administrasi (etiket, kopi resep, form laporan narkotika, dll).

10.Surat pernyataan di atas materai Rp.6.000,00 dari APA bahwa yang

bersangkutan tidak bekerja tetap pada perusahaan farmasi dan tidak menjadi

APA di tempat lain.

11.Asli dan fotokopi surat izin dari atasan bagi APA PNS/ABRI/Pegawai instansi

pemerintahan lainnya.

12.Surat pernyataan di atas materai Rp.6.000,00 dari pemilik sarana apotek tidak

pernah terlibat dan tidak akan terlibat dalam pelanggaran peraturan di bidang

farmasi/obat, dan tidak akan ikut campur dalam pengelolaan obat.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 40: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

32

Universitas Indonesia

13.Daftar asisten apoteker.

14.Buku wajib peraturan perundangan di bidang farmasi.

15.Akte (asli/legalisir) notaris perjanjian kerjasama APA dan Pemilik Sarana

Apotek (PSA).

16.Nomor pokok wajib pajak.

Pemberian izin apotek diberikan setelah suku dinas kesehatan melakukan

pemeriksaan terhadap kesiapan apotek untuk melakukan kegiatan.

Apabila APA berhalangan melakukan tugas pada jam buka apotek, APA

harus menunjuk apoteker pendamping dan jika berhalangan hadir lebih dari 3

bulan berturut-turut APA harus menunjuk apoteker pengganti. Jika APA

berhalangan melakukan tugasnya selama lebih dari 2 tahun secara terus menerus,

SIA atas nama apoteker bersangkutan dapat dicabut oleh suku dinas setempat.

Pencabutan SIA dapat disebabkan oleh:

1. Apoteker sudah tidak lagi memenuhi ketentuan.

2. Apoteker tidak memenuhi kewajibannya.

3. APA melakukan pelanggaran obat narkotika, psikotropika dan obat keras.

4. SIPA APA dicabut.

5. Pemilik sarana apotek terlibat pelanggaran perundang-undangan dalam bidang

obat.

6. Apotek tidak lagi memenuhi persyaratan .

Pelaksanaan pencabutan izin apotek dilakukan setelah dikeluarkan peringatan

secara tertulis kepada apoteker pengelola apotek sebanyak tiga kali berturut-turut

dengan tenggang waktu masing-masing dua bulan.

3.2.2 Toko Obat

Salah satu sarana pelayanan kefarmasian adalah toko obat. Berdasarkan PP

51Tahun 2009, toko obat adalah sarana yang memiliki izin untuk menyimpan

obat-obat bebas dan obat-obat bebas terbatas untuk dijual secara eceran.

Pendirian toko obat harus memiliki izin usaha melalui suku dinas kesehatan

setempat. Adapun persyaratan yang harus dilengkapi untuk memperoleh izin

usaha toko obat antara lain (Departemen Kesehatan RI, 2002):

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 41: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

33

Universitas Indonesia

1. Surat permohonan izin toko obat yang ditujukan kepada kepala sudin

kesehatan kota admimistrasi setempat sebanyak 3 rangkap, 1 rangkap di atas

materai Rp. 6000,00.

2. Surat pernyataan pemilik tidak menjual obat G, diatas materai Rp. 6000,00.

3. Surat pernyataan kesediaan asisten apoteker untuk menjadi pimpinan

/penanggung jawab teknis pada toko obat di atas materai Rp.6000,00.

4. Fotokopi KTP DKI Jakarta dari pemilik toko obat.

5. Pas foto pemilik dan asisten penanggung jawab 2 lembar ukuran 2x3.

6. Gambar denah lokasi tempat usaha dan denah ruangan.

7. Fotokopi ijazah, KTP dan SIKTTK.

8. Fotokopi status bangunan.

9. NPWP.

10.SIUP.

11.UUG.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1331/MenKes/SK/X/2002 pedagang eceran obat dipimpin oleh seorang asisten

apoteker sebagai penanggung jawab teknis. Dalam pelaksanaannya, pedagang

eceran obat hanya menjual obat bebas dan obat bebas terbatas dalam bungkusan

pabrik dan menjualnya secara eceran, dilarang menerima atau melayani resep

dokter, dilarang membuat atau mengemas obat kembali, dan menyimpan obat

bebas terbatas di lemari khusus.

Ketentuan fisik dan tempat toko obat yang harus diperhatikan berdasarkan

permenkes No.167/Kab/B.VII/72 yakni (Departemen kesehatan RI, 1972):

1. Harus memasang papan nama di depan toko yang mudah dilihat oleh umum

dengan tulisan ”TOKO OBAT BERIZIN” beserta nama toko obat, tulisan

”TIDAK MENERIMA RESEP DOKTER’’ dibagian sudut kanan atas harus

dicantumkan nomor surat izin.

2. Papan nama minimal berukuran lebar 40 cm dan panjang 60 cm, maksimal

150 cm.

3. Tulisan harus berwarna hitam di atas dasar putih, tinggi huruf paling sedikit 5

cm dan tebal paling sedikit 5 mm.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 42: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

34

Universitas Indonesia

4. Tidak memasang nama yang menyerupai apotek, pabrik obat atau PBF yang

memberi kesan seolah-olah toko obat tersebut adalah sebuah apotek, atau

berhubungan dengan pabrik atau PBF.

Perubahan fisik maupun non fisik dari toko obat dapat terjadi setiap saat.

Setiap perubahan fisik maupun non fisik yang terjadi, pihak dari toko obat harus

mengajukan permohonan tertulis kepada seksi sumber daya kesehatan suku dinas

kesehatan setempat. Perubahan non fisik (tidak dilakukan pemeriksaan lapangan)

terjadi jika :

1. Terjadi pergantian asisten apoteker penanggung jawab teknis sarana kesehatan

toko obat (baik karena meninggal dunia maupun hal lainnya).

2. Terjadi pergantian nama sarana kesehatan toko obat.

3. Terjadi perubahan alamat sarana kesehatan toko obat tanpa pemindahan

lokasi.

4. Terjadi pergantian pemilik sarana kesehatan toko obat (baik karena meninggal

dunia maupun hal lainnya).

5. Terjadi karena surat izin sarana kesehatan toko obat hilang atau rusak

Perubahan fisik (dilakukan pemeriksaan lapangan) terjadi jika ada

pemindahan lokasi sarana kesehatan toko obat atau perpanjangan izin sarana

kesehatan toko obat (Suku Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI

Jakarta, 2002).

3.2.3 Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT)

IKOT merupakan perusahaan yang memproduksi obat tradisional dengan

total aset tidak lebih dari enam ratus juta rupiah, tidak termasuk harga tanah dan

bangunan. Sebelum memperoleh izin usaha, IKOT harus memenuhi persetujuan

prinsip. Izin prinsip diberikan kepada pemohon untuk dapat langsung melakukan

persiapan-persiapan dan usaha pembangunan, pengadaan, pemasangan instalasi

peralatan dan lain-lain yang diperlukan pada lokasi yang disetujui. Izin prinsip

berlaku selama tiga tahun. Izin usaha diberikan kepada pemohon yang telah

memenuhi beberapa persyaratan, di antaranya yaitu (Departemen Kesehatan,

1990):

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 43: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

35

Universitas Indonesia

1. Dilakukan perorangan warga negara Indonesia oleh badan hukum (Perseroan

Terbatas atau koperasi).

2. Memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).

3. Harus didirikan di tempat yang bebas pencemaran dan tidak mencemari

lingkungan.

4. Harus mempekerjakan secara tetap seorang apoteker warga negara Indonesia

sebagai penanggung jawab teknis.

5. Wajib mengikuti pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik.

Persyaratan administratif yang harus dilengkapi untuk memperoleh izin

IKOT, antara lain (Suku Dinas Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Propinsi

DKI Jakarta, 2002) :

1. Surat permohonan dari direktur/pimpinan perusahaan/perorangan ditujukan

kepada suku dinas kesehatan setempat rangkap 2 dan 1 rangkap di atas materai

Rp. 6000.

2. Akte pendirian perusahaan.

3. Ijazah Apoteker dan KTP DKI dari apoteker penanggung jawab teknis.

4. Surat perjanjian kerja sama antara apoteker dengan pihak perusahaan diatas

materai Rp 6000,00.

5. UUG.

6. Peta lokasi.

7. Denah ruangan produksi, kantor gudang bahan baku, dan gudang produk jadi.

8. Bentuk obat tradisional yang akan diproduksi.

9. Peralatan dan pengolahan serta pengemasan.

10.Peralatan laboratorium.

11.Sumber daya /energi yang dipakai.

12.Jumlah tenaga kerja.

13.Nilai investasi.

14.Rencana pemasaran.

15.Buku peraturan UU dibidang farmasi.

16.Status gedung.

17.Analisa dampak lingkungan.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 44: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

36

Universitas Indonesia

18.Peralatan pengendalian pencemaran.

19.Fotokopi izin prinsip IKOT.

Perubahan non fisik (tidak dilakukan pemeriksaan lapangan) terjadi jika :

1. Terjadi pergantian pimpinan/penanggung jawab sarana kesehatan IKOT (baik

karena meninggal dunia maupun hal lainnya).

2. Terjadi pergantian nama sarana kesehatan IKOT.

3. Terjadi perubahan alamat sarana kesehatan IKOT tanpa pemindahan lokasi.

4. Terjadi pergantian penanggung jawab teknis sarana kesehatan IKOT (baik

karena meninggal dunia maupun hal lainnya).

5. Terjadi karena surat izin sarana kesehatan IKOT hilang atau rusak.

Perubahan fisik (dilakukan pemeriksaan lapangan) dilakukan jika:

1. Terjadi pemindahan lokasi sarana kesehatan IKOT.

2. Terjadi perluasan/penambahan jenis produksi dari sarana kesehatan IKOT.

3.2.4 Industri rumah tangga pangan (IRTP)

Pangan menjadi salah satu kebutuhan manusia yang esensial. Berdasarkan

UU No. 7 1996 tentang pangan, pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari

sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan

sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan

tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam

proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman.

Pengolahan bahan pangan secara massal biasanya dilakukan di industri, salah

satunya industri rumah tangga pangan (IRTP). IRTP adalah perusahaan pangan

yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan

pangan manual hingga semi otomatis. Menurut keputusan kepala badan pengawas

obat makanan (BPOM) RI Nomor HK.00.05.5.1640 tanggal 30 April 2003

tentang Tata Cara Penyelenggaraan Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah

Tangga (SPP-IRT), maka SPP-IRT bertujuan untuk :

1. Meningkatkan pengetahuan produsen dan karyawan tentang pengolahan

pangan dan peraturan perundang-undangan di bidang keamanan pangan.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 45: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

37

Universitas Indonesia

2. Menumbuhkan kesadaran dan motivasi produsen dan karyawan tentang

pentingnya pengolahan pangan yang higienis dan tanggung jawab terhadap

keselamatan konsumen.

3. Meningkatkan daya saing dan kepercayaan konsumen terhadap produk yang

dihasilkan IRTP.

Syarat-syarat sertifikasi penyuluhan keamanan pangan (PKP), yaitu (Suku

Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, 2002):

1. Surat permohonan ditujukan kepada Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara

diatas materai Rp 6000.

2. Pas foto berwarna 3x4 sebanyak dua lembar.

3. Fotokopi KTP.

Syarat-syarat Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga, yaitu

(Suku Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, 2002):

1. Permohonan dari direktur/pimpinan ditujukan kepada Suku Dinas Kesehatan

Jakarta Utara rangkap 2 (dua) dan 1 (satu) rangkap diatas materai Rp 6000.

2. Surat izin perindustrian / TDI (Tanda Daftar Industri) dari dinas/sudin

perindustrian (yang operasionalnya lebih dari dari lima juta rupiah).

3. Surat keterangan dari sudin perindustrian dan energi (yang operasionalnya

kurang dari dari lima juta rupiah).

4. Fotokopi sertifikat penyuluhan keamanan pangan pemilik/pemimpin.

5. Akte pendirian perusahaan, bila dalam bentuk CV lampirkan akte notaris.

6. Peta lokasi.

7. Denah ruangan produksi.

8. Rancangan etiket.

9. Fotokopi KTP pemilik.

10.Pasfoto pemilik 3 x 4 cm 2 lembar.

11.Data produk makanan yang akan diproduksi.

12.Khusus untuk pengemasan kembali harus ada surat keterangan dari asal

produk.

13.Status gedung (sewa/milik sendiri) lampirkan fotokopi sertifikat, bila sewa

lampirkan surat sewa minimal 2 (dua) tahun beserta fotokopi KTP pemilik.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 46: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

38

Universitas Indonesia

Berikut ini tahapan pelaksanaan SPP-IRT:

1. Pengajuan Permohonan

Pengajuan permohonan SPP–IRT diajukan kepada pemerintah daerah

kabupaten/kota melalui dinkes. Permohonan ditolak apabila produknya berupa

susu dan hasil olahannya yang memerlukan proses dan atau penyimpanan beku,

pangan kaleng berasam rendah, pangan bayi, minuman berakohol, air minum

dalam kemasan, pangan lain yang wajib memenuhi persyaratan SNI, dan pangan

lain yang ditetapkan oleh Badan POM

2. Penyelenggaraan Penyuluhan Keamanan Pangan

Penyelenggara penyuluhan keamanan pangan adalah pemerintah daerah

kabupaten/kota melalui dinkes. Penyuluhan dilakukan oleh tenaga penyuluh yang

memiliki sertifikat penyuluh pangan yang dikeluarkan oleh Badan POM RI

peserta Balai Besar/Balai POM setempat. Peserta PKP adalah pemohon SPP–IRT

baik sebagai pemilik maupun penanggung jawab PP–IRT. Materi penyuluhan

terdiri dari materi utama dan materi pelengkap. Materi utama meliputi:

1) Berbagai jenis bahaya (biologi, kimia dan fisik) cara menghindari dan

memusnahkannya.

2) Higiene dan sanitasi sarana PP-IRT.

3) Peraturan perundangan tentang keamanan pangan penggunaan BTP, label dan

iklan pangan.

Sedangkan materi pelengkap PKP meliputi:

1) Pengemasan dan penyimpanan produk IRT.

2) Pengembangan usaha PP-IRT.

3) Pemeriksaan Sarana Produksi

Tenaga pemeriksa sarana produksi merupakan petugas yang telah memiliki

sertifikat inspektur pangan IRTP yang dikeluarkan oleh Badan POM RI melalui

Balai Besar/Balai POM setempat. Pedoman pemeriksaannya mengacu keputusan

Kepala Badan POM RI No. 00.05.51641 tentang pedoman pemeriksaan sarana

produksi pangan IRT. Persyaratan utama untuk mendapatkan SPP-IRT adalah

hasil pemeriksaan nilai mutu sarana produksi minimal cukup.

3. Sertifikasi produksi pangan IRT (SPP-IRT)

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 47: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

39

Universitas Indonesia

Jenis & persyaratan penerbitan sertifikat:

1) Sertifikat penyuluhan keamanan pangan

Pemilik/penanggung jawab lulus penyelenggaraan penyuluhan keamanan

pangan.

2) Sertifikat Produksi Pangan-IRT

Berita acara pemeriksaan sarana produksi pangan minimal cukup sertifikat

untuk satu jenis pangan IRT. Perubahan dan penambahan jenis pangan dapat

dilakukan apabila industri rumah tangga telah mengikuti penyuluhan keamanan

pangan dan hasil pemeriksaan minimal cukup. Pencabutan atau pembatalan

sertifikat dilakukan apabila IRT melanggar peraturan di bidang pangan, nama

pemilik tidak sesuai dengan yang ada di sertifikat, produk tidak aman dan tidak

layak dikonsumsi.

3.2.5 Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian (SIKTTK), Surat Izin Praktek

Apoteker (SIPA) dan Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA).

Berdasarkan Permenkes No.889 /Menkes/Per/V/2011 tenaga kefarmasian

terdiri atas apoteker dan tenaga teknis kefarmasian yang meliputi sarjana farmasi,

ahli madya farmasi, analis farmasi, dan tenaga menengah farmasi/asisten

apoteker. Setiap tenaga kefarmasian yang akan menjalankan pekerjaan

kefarmasian wajib memiliki surat izin sesuai tempat tenaga kefarmasian bekerja.

Surat izin sebagaimana dimaksud berupa (Kementerian kesehatan RI, 2011):

1. SIPA bagi apoteker penanggung jawab di fasilitas pelayanan kefarmasian; di

Apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat, atau

praktek bersama.

2. SIPA bagi apoteker pendamping di fasilitas pelayanan kefarmasian.

3. SIKA bagi apoteker yang melakukan pekerjaan kefarmasian di fasilitas

distribusi atau penyaluran sediaan farmasi dan alat kesehatan melalui

pedagang besar farmasi, penyalur alat kesehatan, instalasi sediaan farmasi dan

alat kesehatan milik pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah

daerah kabupaten/kota atau produksi sediaan farmasi berupa industri farmasi

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 48: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

40

Universitas Indonesia

obat, industri bahan baku obat, industri obat tradisional, pabrik kosmetika dan

pabrik lain.

4. SIKTTK bagi tenaga teknis kefarmasian yang melakukan pekerjaan

kefarmasian pada fasilitas kefarmasian.

SIPA bagi Apoteker penanggung jawab di fasilitas pelayanan kefarmasian

atau SIKA hanya diberikan untuk satu tempat fasilitas kefarmasian. Apoteker

penanggung jawab di fasilitas pelayanan kefarmasian berupa puskesmas dapat

menjadi apoteker pendamping di luar jam kerja. SIPA bagi apoteker pendamping

dapat diberikan untuk paling banyak 3 tempat fasilitas pelayanan kefarmasian.

SIKTTK dapat diberikan untuk paling banyak 3 tempat fasilitas kefarmasian.

SIPA, SIKA, atau SIKTTK dikeluarkan oleh kepala dinas kesehatan

kabupaten/kota tempat pekerjaan kefarmasian dilakukan. SIPA, SIKA, atau

SIKTTK masih tetap berlaku selama:

1. STRA atau STRTTK masih berlaku.

2. Tempat praktik/bekerja masih sesuai dengan yang tercantum dalam SIPA,

SIKA, atau SIKTTK.

Berdasarkan PP 51/2009, STRA berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat

diperpanjang untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. STRA masih berlaku selama

STRA belum dicabut dan masih belum habis masa berlakunya. STRA atau

STRTTK dapat dicabut karena:

1. Permohonan yang bersangkutan.

2. Pemilik STRA atau STRTTK tidak lagi memenuhi persyaratan fisik dan mental

untuk menjalankan pekerjaan kefarmasian berdasarkan surat keterangan

dokter.

3. Melakukan pelanggaran disiplin tenaga kefarmasian.

4. Melakukan pelanggaran hukum di bidang kefarmasian yang dibuktikan dengan

putusan pengadilan.

Untuk memperoleh SIPA atau SIKA, Apoteker mengajukan permohonan

kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota tempat pekerjaan kefarmasian

dilaksanakan. Permohonan SIPA atau SIKA harus melampirkan:

1. Fotokopi STRA yang dilegalisir oleh KFN.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 49: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

41

Universitas Indonesia

2. Surat pernyataan mempunyai tempat praktik profesi atau surat keterangan dari

pimpinan fasilitas pelayanan kefarmasian atau dari pimpinan fasilitas produksi

atau distribusi/penyaluran.

3. Surat rekomendasi dari organisasi profesi.

4. Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 2 lembar dan 3 x 4 sebanyak 2 (dua)

lembar.

5. Dalam mengajukan permohonan SIPA sebagai Apoteker pendamping harus

dinyatakan secara tegas permintaan SIPA untuk tempat pekerjaan kefarmasian

pertama, kedua, atau ketiga.

Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota harus menerbitkan SIPA atau

SIKA paling lama 20 hari kerja sejak surat permohonan diterima.

Untuk memperoleh SIKTTK, tenaga teknis kefarmasian mengajukan

permohonan kepada kepala dinas kesehatan Kabupaten/Kota tempat pekerjaan

kefarmasian dilaksanakan. Permohonan SIKTTK harus melampirkan:

1. Fotokopi STRTTK.

2. Surat pernyataan apoteker atau pimpinan tempat pemohon melaksanakan

pekerjaan kefarmasian.

3. Surat rekomendasi dari organisasi yang menghimpun tenaga teknis

kefarmasian.

4. Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak dua lembar dan 3 x 4 sebanyak dua

lembar.

5. Dalam mengajukan permohonan SIKTTK harus dinyatakan secara tegas

permintaan SIKTTK untuk tempat pekerjaan kefarmasian pertama, kedua,

atau ketiga.

Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota harus menerbitkan SIKTTK paling

lama 20 hari kerja sejak surat permohonan diterima.

Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dapat mencabut SIPA, SIKA atau

SIKTTK karena:

1. Atas permintaan yang bersangkutan.

2. STRA atau STRTTK tidak berlaku lagi.

3. Yang bersangkutan tidak bekerja pada tempat yang tercantum dalam surat izin.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 50: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

42

Universitas Indonesia

4. Yang bersangkutan tidak lagi memenuhi persyaratan fisik dan mental untuk

menjalankan pekerjaan kefarmasian berdasarkan pembinaan dan pengawasan

dan ditetapkan dengan surat keterangan dokter.

5. Melakukan pelanggaran disiplin tenaga kefarmasian berdasarkan rekomendasi

KFN.

6. Melakukan pelanggaran hukum di bidang kefarmasian yang dibuktikan

dengan putusan pengadilan.

Pencabutan sebagaimana yang dimaksud dikirimkan kepada pemilik SIPA,

SIKA, atau SIKTTK dengan tembusan kepada direktur jenderal, kepala dinas

kesehatan provinsi, dan organisasi profesi atau organisasi yang menghimpun

tenaga teknis kefarmasian.

Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota wajib melaporkan pelaksanaan

pemberian SIPA, SIKA, dan SIKTTK serta pencabutannya setiap tiga bulan sekali

kepada kepala dinas kesehatan provinsi. Kepala dinas kesehatan provinsi wajib

melaporkan rekapitulasi pemberian SIPA, SIKA, dan SIKTTK serta

pencabutannya setiap 6 bulan sekali kepada direktur jenderal.

3.2.6 Cabang/Sub penyalur Alat Kesehatan

Berdasarkan PP RI. No.72 Tahun 1998, alat kesehatan adalah bahan,

apparatus, mesin, implant, yang tidak mengandung bahan obat yang digunakan

untuk mencegah, mendiagnosa, menyembuhkan dan meringankan penyakit,

merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan/atau

membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. Penyaluran alat kesehatan

hanya dapat dilakukan oleh badan usaha yang telah memiliki izin sebagai

penyalur dari menteri. Dalam pelaksanaannya, penyalur menunjuk perwakilan

usaha yang mendapat izin untuk melaksanakan penyaluran alat kesehatan atau

yang dikenal sebagai cabang/sub penyalur alat kesehatan (Dinas kesehatan, 2002).

Berikut ini persyaratan izin cabang sub penyalur alat kesehatan di sudinkes

Jakarta utara:

1. Surat permohonan dari direktur/pimpinan UPAK ditujukan kepada sudinkes

Jakarta Utara sebanyak 3 (tiga) rangkap dan 1(satu) rangkap diatas materai Rp.

6000,00.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 51: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

43

Universitas Indonesia

2. Akte pendirian perusahaan beserta perubahannya, yang disahkan notaris.

3. Surat penunjukan dari UPAK sebagai sub/cabang penyalur Alkes di atas

materai Rp 6000,00.

4. Fotokopi izin PAK Pusat (yang menunjuk).

5. Denah ruangan.

6. Peta lokasi.

7. SIUP.

8. NPWP.

9. UUG.

10.Domisili perusahaan.

11.Data penanggung jawab (lampirkan ijazah dan sertifikat keahlian atau

pengalaman kerja di bidang alat kesehatan).

Sebelum memperoleh izin, petugas suku dinas kesehatan melakukan

pemeriksaan terhadap kelengkapan surat Permohonan, kesesuaian luas

kantor/direktur, luas gudang, dan jumlah karyawan, perlengkapan administrasi

(kartu persediaan, kartu penjualan) dan membuat berkas acara pemeriksaan.

Perubahan perizinan dapat dilakukan karena adanya beberapa faktor. Berikut ini

perubahan non fisik (tidak dilakukan pemeriksaan lapangan) (Dinas kesehatan,

2002):

1. Terjadi pergantian pemilik sarana kesehatan C/SPAK (baik karena meninggal

dunia maupun lainnya).

2. Terjadi pergantian nama sarana kesehatan C/SPAK.

3. Terjadi perubahan alamat sarana kesehatan C/SPAK tanpa pemindahan lokasi.

4. Terjadi karena surat izin sarana kesehatanC/SPAK hilang atau rusak.

Perubahan fisik (dilakukan pemeriksaan lapangan):

1. Terjadi pemindahan lokasi sarana kesehatan C/SPAK.

2. Terjadi perluasan lokasi sarana kesehatanC/SPAK.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 52: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

44

Universitas Indonesia

BAB 4PEMBAHASAN

Suku Dinas Kesehatan dibentuk pada bulan Januari 2009. Suku Dinas

Kesehatan ini merupakan gabungan dari Suku Dinas Pelayanan Kesehatan dan

Suku Dinas Kesehatan Masyarakat, dimana sebelumnya kedua suku dinas ini

dipisah, hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan efisiensi berdasarkan

Perda No. 10 tahun 2008. Saat ini, d i DKI Jakarta terdapat enam Suku Dinas

yang terdapat di enam wilayah yaitu Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat,

Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Pulau Seribu. Masing-masing Suku

Dinas Kesehatan dipimpin oleh Kepala Suku Dinas Kesehatan serta mempunyai

tugas pokok melaksanakan pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat.

Satuan kerja Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara terdiri dari 1 subbagian

(tata usaha) dan 4 seksi (seksi kesehatan masyarakat, seksi pelayanan kesehatan,

seksi sumber daya kesehatan, dan seksi pengendalian masalah kesehatan). Seksi

Sumber Daya Kesehatan (SDK) membawahi 3 subseksi, yaitu bagian

Standarisasi Manajemen Kesehatan, Koordinator Farmasi, Makanan, dan

Minuman (Farmakmin), dan bagian Tenaga Kesehatan.

Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Suku Dinas Kesehatan Kota

Administrasi Jakarta Utara lebih ditekankan pelaksanaan dan pengamatan pada

subseksi Farmasi, Makanan dan Minuman (Farmakmin) karena pelaksanaan

teknis kebijakan tentang kefarmasian terpusat di bidang tersebut. Subseksi

farmakmin secara umum bertanggung jawab dalam pemberian perizinan dan

melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian (binwasdal).

Pelaksanaan perizinan di Sudinkes Jakarta utara meliputi perizinan sarana

kesehatan seperti apotek, toko obat, industri kecil obat tradisional (IKOT),

sertifikasi produksi pangan industri rumah tangga (SPP-IRT), dan cabang/sub

penyalur alat kesehatan serta pemberian izin terhadap tenaga kesehatan. Sejak

diberlakukan permenkes No.889/Menkes/Per/V/2011 pada 1 juni 2011, perizinan

surat izin praktek atau surat izin kerja apoteker (SIPA atau SIKA) dilimpahkan ke

suku dinas kabupaten/kota. Selain itu, Surat Izin Kerja Asisten Apoteker (SIKAA)

berubah penamaannya menjadi Surat Izin Tenaga Teknis Kefarmasian (SIKTTK).

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 53: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

45

Universitas Indonesia

Proses pelayanan perizinan yang dilakukan di Sudinkes Jakarta Utara

dilakukan dengan sistem satu pintu, artinya seluruh proses perizinan dilakukan di

Front Line Office (FLO) dengan mengikuti alur yang telah ditetapkan. Pemohon

mengajukan surat permohonan izin sarana kesehatan kemudian berkas diterima

oleh petugas di FLO dan diverifikasi. Dalam hal ini semua berkas perizinan baik

yang tidak memerlukan peninjauan lapangan misal perizinan Surat Izin Praktek

Dokter maupun untuk yang memerlukan peninjauan lapangan harus lengkap.

Setelah semua berkas diperiksa lengkap, kemudian dimasukkan dalam komputer

(input data) dan dibawa ke bagian Tata Usaha untuk mendapatkan nomor urut dan

pengelompokkan sesuai seksi yang berwenang. Seluruh berkas tersebut

diserahkan ke seksi yang berwenang untuk selanjutnya di proses. Sebelum izin

dikeluarkan, akan terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan lapangan untuk

perizinan yang memerlukan tinjauan lapangan. Tujuan dari pemeriksaan lapangan

ini untuk melihat kesesuaian sarana dan prasarana dengan persyaratan yang

ditetapkan. Jika hasil pemeriksaan memenuhi syarat maka izin dapat dikeluarkan,

jika hasil pemeriksaan belum memenuhi syarat tetapi dapat dipenuhi pemohon

dalam waktu kurang dari 12 hari kerja, maka izin ditunda, dan apabila pemohon

tidak dapat memenuhi kekurangan persyaratan di lokasi sarana pelayanan, maka

permohonan izin akan ditolak. Izin yang akan dikeluarkan, disahkan terlebih

dahulu oleh Kepala Sudinkes Jakarta Utara. Surat izin yang telah disahkan

diserahkan kembali ke FLO untuk diserahkan kepada pemohon. Pemohon dapat

mengambil izinnya setelah membayar biaya retribusi ke kas daerah dan

menunjukkan bukti pembayarannya ke FLO. Khusus untuk IKOT, perizinannya

terdiri dari 2 jenis yaitu izin prinsip dan izin tetap. Izin prinsip yaitu izin yang

diberikan kepada pemohon untuk dapat melakukan persiapan-persiapan dan usaha

pembangunan, pengadaan, pemasangan instalasi peralatan, dan lain-lain pada

lokasi yang disetujui, sedangkan izin tetap yaitu izin yang diberikan kepada

pemohon untuk dapat melakukan kegiatan operasional penuh karena semua

persyaratan sudah terpenuhi.

Pada masa PKPA di Sudinkes Jakarta Utara, dilakukan satu kali

kunjungan dalam rangka pelayanan perizinan pendirian apotek di wilayah Jakarta

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 54: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

46

Universitas Indonesia

Utara. Kunjungan dilakukan untuk melakukan peninjauan lokasi apotek yang akan

didirikan oleh seorang pemilik sarana apotek (PSA). Untuk peninjauan lokasi ini,

petugas Sudinkes Jakarta Utara sebelumnya membuat janji bertemu dengan

penanggung jawab apotek pada waktu yang disepakati kedua belah pihak. Petugas

dari Sudinkes Jakarta Utara kemudian datang ke lokasi dengan membawa dan

menunjukkan surat penugasan yang telah ditandatangani Kepala Sudin. Di lokasi,

petugas mengisi berita acara pemeriksaan (BAP). Hasil temuannya, kelengkapan

fisik apotek sudah cukup baik, meskipun ada beberapa kekurangan dalam jumlah

pengadaan peralatan yang harus ada di apotek. Berkas yang dicantumkan pada

permohonan perizinan sudah sesuai dengan kenyataan. Pihak apotek diberi waktu

untuk segera membenahi kekurangan-kekurangan dalam hal peralatan di apotek

selama izin masih dalam proses.

Seksi Farmakmin juga melakukan fungsi pembinaan, pengawasan, dan

pengendalian (Binwasdal). Proses pembinaan dilakukan terhadap sarana

pelayanan kesehatan misalnya apotek dan PIRT. Pembinaan terhadap apotek

meliputi pemberian informasi akan pentingnya pelaporan narkotika, kelengkapan

sarana apotek seperti kartu stok, penaraan timbangan, dan pentingnya kehadiran

apoteker di apotek untuk menjamin kerasionalan pengobatan, serta keharusan

apotek untuk membeli obat pada tempat yang resmi. Pembinaan ini dilakukan

untuk memberikan kesadaran akan pentingnya pelaporan narkotika karena

diketahui penyalahgunaan narkotika dapat membahayakan masyarakat.

Pembinaan terhadap PIRT yaitu pemberian informasi akan pentingnya

penggunaan cara produksi yang baik dan penggunaan bahan-bahan makanan yang

aman untuk dikonsumsi.

Proses pengawasan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan atau

inspeksi mendadak pada sarana pelayanan kesehatan yang dipilih secara acak.

Tujuannya adalah untuk melihat apakah sarana kesehatan tersebut menjalankan

usahanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pelanggaran yang biasa ditemui

antara lain toko obat menjual obat keras, apotek tidak tidak melakukan pelaporan

narkotika, tidak ada asisten apoteker ataupun apoteker, tidak rapinya administrasi,

penjualan obat tanpa resep dokter, kebersihan lingkungan IKOT atau IRTP yang

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 55: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

47

Universitas Indonesia

kurang baik, dan lain-lain. Program pengawasan ini dilakukan langsung Sudinkes

saat peninjauan langsung ke lapangan ataupun temuan Balai POM. Temuan dari

balai POM ditindaklanjuti oleh sudinkes dengan memeriksa sarana kesehatan

tersebut.

Program Binwasdal di Sudinkes Jakarta Utara ini dilakukan secara berkala

dan juga secara spontan apabila terdapat laporan mengenai sarana pelayanan

kesehatan. Program Binwasdal yang dilakukan secara berkala misalnya pada

tahun 2011, sebelum hari raya idul fitri atau hari natal Sudinkes Jakarta Utara

melakukan inspeksi terhadap keamanan makanan seperti parsel dan bahan

makanan lainnya di pasar-pasar tradisional hingga swalayan. Sudinkes melakukan

pengecekan terhadap waktu kadaluwarsa dan juga produk tanpa nomor izin edar.

Inspeksi tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan makanan yang akan

dikonsumsi oleh masyarakat. Penertiban toko obat oleh sudinkes juga dilakukan

setahun sekali dengan mengecek ketersediaan obat bebas dan obat bebas terbatas,

serta kemungkinan dijualnya obat keras. Selain itu dilakukan secara berkala

inspeksi terhadap jajanan anak sekolah di wilayah Jakarta Utara yang dijual oleh

para pedagang eceran. Petugas mengambil sampel jajanan dengan cara membeli

secara acak jajanan yang dijual tanpa sepengetahuan pedagang. Sampel jajanan

tersebut kemudian diuji keamanannya. Apabila hasil uji tersebut menunjukkan

terdapat bahan berbahaya seperti bahan yang mengandung pewarna tekstil atau

borax, atau produk yang mengandung bahan yang melebihi konsentrasi, petugas

Sudinkes Jakarta Utara melakukan penelusuran terhadap pabrik yang

memproduksi produk jajanan tersebut. Setelah diketahui pabriknya, petugas

Sudinkes Jakarta Utara melakukan inspeksi terhadap pabrik tersebut. Setelah

melakukan inspeksi, petugas Sudinkes Jakart Utara memberikan teguran kepada

pihak pabrik sekaligus memberikan pembinaan, apabila beberapa kali teguran dan

peringatan tidak dihiraukan, maka Sudinkes Jakarta Utara berhak mencabut izin

usaha tersebut.

Setiap pelaksanaan binwasdal dibuat berita acara dan dilanjutkan dengan

pembinaan terhadap saryankes yang melakukan pelanggaran sedangkan produk

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 56: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

48

Universitas Indonesia

dan obat yang tidak layak serta terkait dengan pelanggaran diamankan oleh

BPOM.

Program Binwasdal ini sebelumnya sudah direncanakan untuk jangka

waktu tertentu. Namun kadang kala timbul hambatan yang menyebabkan

Binwasdal ini tidak dapat berjalan sesuai dengan rencana. Ketidaksesuaian ini

bisa terjadi karena program Binwasdal sangat tergantung pada adanya anggaran,

Selain itu, masalah lain yang terjadi adalah keterbatasan sumber daya manusia,

dimana setiap staf di seksi Farmakmin sudah memiliki bidang pekerjaan masing-

masing, satu staf mengurusi satu atau dua sarana.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 57: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

49

Universitas Indonesia

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Utara melaksanakan

tugas dan fungsi dalam upaya pelaksanaan kegiatan pembinaan dan

pengembangan kesehatan masyarakat.

5.1.2 Tugas pokok dan fungsi bagian Koordinator Farmasi, Makanan, dan

Minuman yaitu memberikan layanan perizinan, pembinaan, pengawasan,

dan pengendalian terhadap sarana Apotek, Toko Obat (pedagang eceran

obat), Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT), Sub Penyalur Alat

Kesehatan, dan Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP), serta pembuatan

Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian (SIKTTK), Surat Izin

Praktek Apoteker (SIPA) dan Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA).

5.1.3 Prosedur perizinan di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta

Utara khususnya yang dilakukan Seksi Farmasi, Makanan, dan Minuman

sudah tertata dengan jelas yaitu melalui sistem satu pintu serta sudah

dilaksanakan dengan baik, sedangkan kegiatan Binwasdal yang dilakukan

oleh Sudinkes Jakarta Utara dilakukan melalui pemberian informasi dan

inspeksi, juga sudah dilakukan tetapi masih belum optimal.

5.2 Saran

5.2.1 Perlu adanya peningkatan jumlah SDM di bidang subseksi farmakmin

untuk mempermudah pelaksanaan binwasdal terhadap sarana pelayanan

kesehatan.

5.2.2. Kegiatan-kegiatan binwasdal yang telah dilakukan perlu ditingkatkan

dalam rangka sosialisasi informasi, serta untuk meningkatkan kesadaran

dan pengetahuan tenaga kesehatan maupun pemilik sarana kesehatan.

5.2.3 Perlu adanya peningkatan alokasi anggaran untuk program Binwasdal.

5.2.4 Bekerjasama dengan pihak terkait dalam menindak atau menertibkan

personel dan atau sarana kesehatan yang belum mempunyai izin atau

melanggar peraturan.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 58: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

50

Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2003). Keputusan Kepala Badan PengawasObat dan Makanan RI Nomor HK.00.05.5.1640 Tentang Pedoman TataCara Penyelenggaraan Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga.Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (1972). Peraturan Menteri KesehatanNomor 167/Kab/B.VII /1972 tentang Pedagang Eceran Obat. Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (1990). Peraturan Menteri KesehatanRepublik Indonesia No. 246/Menkes/Per/V/1990 Tentang Izin UsahaIndustri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional. Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (1996). Undang-Undang No. 7 Tahun1996 Tentang Pangan. Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (1998). Peraturan Pemerintah RepublikIndonesia No. 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan sediaan farmasi danalat kesehatan. Jakarta

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2002). Keputusan Menteri KesehatanRepublik Indonesia No.1332/Menkes/SK/X/2002 Tentang Perubahan AtasPeraturan Menteri Kesehatan RI No. 922/Menkes/Per/X/1993 TentangKetentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2002). Keputusan Menteri KesehatanRI No.1331/Menkes/SK/X/2002. Tentang Perubahan Atas PeraturanMenteri Kesehatan RI No.167 / KAB / B.V I I I / 1972. Tentang PedagangEceran Obat. Jakarta.

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. (2002). Pedoman Pembinaan Pengawasandan Pengendalian Sarana Kesehatan Farmasi Makanan dan MinumanProvinsi DKI Jakarta. Jakarta.

Direktorat Jenderal Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. (2006). Pedomanpelayanan kefarmasian di puskesmas. Jakarta.

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. (2010). MateriPelatihan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta.

Gubernur Provinsi DKI Jakarta. (2008). Peraturan Daerah Provinsi DerahKhusus Ibukota Jakarta No. 10 Tahun 2008. Jakarta.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 59: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

Universitas Indonesia

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Keputusan Menteri KesehatanRI No. HK.03.01/60/I/2010. Rencana Strategis kementrian kesehatan 2010-2014. Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Peraturan Menteri KesehatanRepublik Indonesia No.889/Menkes/Per/V/2011 tentang registrasi, izinpraktik, dan izin kerja tenaga kefarmasian. Jakarta.

Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara. (2010). Dokumen Tupoksi dan KompetensiSeksi Sumber Daya Kesehatan Sudin Kesehatan Jakarta Utara. Jakarta.

Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara. (2010). Pedoman mutu Suku DinasKesehatanJakarta utara. Jakarta.

Suku Dinas Kesehatan Jakarta utara. (2010). Prosedur Pemberian Izin Saranadan Praktik Tenaga Kesehatan FMM. Suku Dinas Kesehatan. Jakarta.

Presiden Republik Indonesia. (1945). Undang-Undang Dasar Republik IndonesiaTahun 1945 Pasal 28H ayat (1). Jakarta.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 60: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

LAMPIRAN

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 61: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

53

Lampiran 1. Struktur Organisasi Suku Dinas Jakarta Utara

Kepala Suku DinasKesehatan Jakarta utara

Sub Bagian Tata usaha

Umum Kepegawaian Keuangan Perencanaan&Anggaran

Seksi Kesehatan Seksi Pelayanan Seksi Sumber Daya Seksi PengendalianMasyarakat Kesehatan Kesehatan Masalah Kesehatan

Gizi&Plam Yankes Dasar Standarisasi Manajemen Kesehatan LingkunganPSM Kesehatan

Binkesga Gadar& Farmasi Makanan Penyakit Menular danBencana dan Minuman Tidak Menular

Promkes & Yankes Tenaga Kesehatan SurvailansInformasi Spesialistik&Kesehatan Tradisional

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 62: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

54

Lampiran 2. Formulir Permohonan Izin Apotek

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 63: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

55

Lampiran 3. Format Surat Izin Apotek

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 64: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

56

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 65: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

57

Lampiran 4. Formulir Permohonan Izin Pedagang Eceran Obat

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 66: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

58

Lampiran 5. Izin Pedagang Eceran Obat (Toko Obat)

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 67: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

59

Lampiran 6. Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 68: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

60

Lampiran 7. Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 69: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

UNIVERSITAS INDONESIA

EVALUASI HASIL SURVEY KEPUASAN PELANGGAN DANKINERJA PELAYANAN PERIZINAN

SUKU DINAS KESEHATANKOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA

PERIODE JULI-OKTOBER 2012

TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

LIA AMALIA ULFAH, S.Farm.1106153290

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASIPROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOKJUNI 2013

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 70: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

ii

Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. iDAFTAR ISI.......................................................................................... iiDAFTAR TABEL. ................................................................................ ivDAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... v

BAB 1. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang .................................................................... 11.2 Tujuan .................................................................................. 3

BAB 2. TINJAUAN UMUM SUKU2.1 Definisi Pelayanan Publik ................................................... 42.2 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara .................................... 4

2.3 Seksi Sumber Daya Kesehatan ........................................... 52.3.1 Bagian Farmasi Makanan dan Minuman .................... 52.3.2 Bagian Tenaga Kesehatan........................................... 72.3.3 Bagian Standarisasi Manajemen Mutu ....................... 7

2.4 Kepuasan Pelanggan/ Masyarakat ..................................... 82.5 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)................................. 11

2.5.1 Definisi IKM .............................................................. 112.5.2 Manfaat IKM ............................................................. 122.5.3 Unsur IKM................................................................. 122.5.4 Penyelenggara IKM ................................................... 14

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tugas Khusus................... 153.2 Tahapan Pelaksanaan ........................................................... 153.3 Jumlah Responden ............................................................... 153.4 Metode Pengumpulan Data .................................................. 153.5 Bentuk Jawaban ................................................................... 163.6 Pengolahan Data .................................................................. 16

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................................................................................... 19

BAB 5. PENINJAUAN KINERJA PELAYANAN PERIZINANBAGIAN FARMASI MAKANAN DAN MINUMANSUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASIJAKARTA UTARA5.1 Perizinan Apotek Periode Juli-Oktober 2012 .................... 255.2 Perizinan Toko Obat Periode Juli-Oktober 2012 ............. 255.3 Perizinan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) Periode

Juli-Oktober 2012 .............................................................. 265.4 Kinerja Pelayanan Perizinan Bagian Farmasi Makanan

dan Minuman Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara.......... 28

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 71: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

iii

Universitas Indonesia

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN6.1 Kesimpulan .............................................................................. 296.2 Saran...................................................................................... 29

DAFTAR ACUAN .............................................................................................................................. 31

LAMPIRAN

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 72: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

iv

Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kategorisasi Mutu Pelayanan.................................................. 18Tabel 4.1 Indeks Kepuasan Masyarakat per unsur pelayanan .................. 19Tabel 4.2 Analisa jawaban kuesioner pelanggan per unsur pelayanan ..... 20Tabel 5.1 Data perizinan apotek periode Juli-Oktober 2012.................... 25Tabel 5.2 Data perizinan toko obat periode Juli-Oktoer 2012 .................. 25Tabel 5.3 Data perizinan PIRT periode Juli-Oktober 2012 .................... 26

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 73: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

v

v

Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pengolahan Indeks Kepuasan Pelanggan Suku DinasKesehatan Kota Administrasi Jakarta Utara periode Juli

-Oktober 2012...................................................................... 33Lampiran 2. Kuesioner Survey Kepuasan Pelanggan Suku Dinas

Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Utara ...................... 36

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 74: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

1

Universitas Indonesia

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2009

tentang Pelayanan Publik, pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian

kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan

/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan

publik.

Pelayanan publik merupakan tanggungjawab pemerintah dan dilaksanakan

oleh instansi pemerintah, baik itu di pusat, di daerah, maupun di lingkungan

Badan Usaha Milik Negara. Pelayanan publik berbentuk pelayanan barang publik

maupun pelayanan jasa.

Dengan diberlakukannya Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik, diamanatkan bahwa Pemerintah Daerah wajib meningkatkan

kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik sesuai dengan asas–asas

umum pemerintahan dan korporasi yang baik serta untuk memberikan

perlindungan bagi setiap warga negara dan penduduk dari penyalahgunaan

wewenang dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang berkaitan dengan

kebutuhan dasar masyarakat.

Untuk mengetahui sejauh mana pelayanan publik telah mampu memenuhi

harapan masyarakat di suatu daerah maka diperlukan upaya–upaya untuk selalu

memperbaiki pelayanan sehingga sesuai dengan perkembangan zaman dan

harapan masyarakat pada saat ini. Salah satu bentuk evaluasi perbaikan pelayanan

publik adalah melakukan survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).

IKM adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang

diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat

masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan

publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 75: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

2

Universitas Indonesia

Indeks Kepuasan Masyarakat ( IKM ) wajib dilaksanakan oleh seluruh unit

penyelenggara pelayanan publik sebagaimana diamanatkan oleh Undang–Undang

Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan didukung oleh Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road

Map Reformasi Birokrasi 2010–2014 dan pelaksanaannya diatur oleh Keputusan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang

Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan

Instansi Pemerintah.

Adapun dasar hukum penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat adalah :

1. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik ;

2. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perbaikan dan Peningkatan

Mutu Pelayanan Aparatur Pemerintah kepada Masyarakat ;

3. Keputusan MenPAN Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum

Penyelenggaraan Pelayanan Publik ;

4. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks

Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah ;

5. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

26/KEP/M.PAN/2/2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan

Akuntabilitas dalam Penyelenggaran Pelayanan Publik ;

6. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

118/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penanganan Pengaduan

Masyarakat bagi Instansi Pemerintah.

Pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker penulis dilakukan di Suku

Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Utara, pada Seksi Sumber Daya

Kesehatan, Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman (Farmakmin). Suku

Dinas Kesehatan ini mempunyai tugas melaksanakan binwasdal (pembinaan,

pengawasan, dan pengendalian) terhadap masalah yang berkaitan dengan

kesehatan di wilayah Jakarta Utara. Selain itu, suku dinas kesehatan ini juga

mempunyai kewenangan pemberian izin apotek, toko obat, sertifikat penyuluhan

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 76: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

3

Universitas Indonesia

bagi industri rumah tangga pangan dan sub penyalur alat kesehatan. Kinerja unit

pelayanan ini pun perlu terus ditingkatkan, salah satunya dengan cara penilaian

terhadap tingkat kualitas pelayanannya. Penilaian kualitas pelayanan ini dilakukan

melalui survey kepuasan pelanggan untuk memperoleh data mengenai kinerja

pelayanan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara.

Oleh karena itu, dalam tugas khusus ini mahasiswa Praktek Kerja Profesi

Apoteker (PKPA) di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara melakukan evaluasi

hasil survey kepuasan pelanggan dan kinerja pelayanan perizinan yang dikerjakan

oleh bagian Farmasi Makanan dan Minuman periode Juli-Oktober 2012.

1.2 Tujuan

Tujuan penulisan tugas khusus ini adalah:

1. Mengetahui dan memahami cara pengolahan data survey kepuasan pelanggan

terhadap pelayanan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara untuk memperoleh

nilai indeks kepuasan masyarakat (IKM).

2. Menginterpretasikan nilai IKM yang diperoleh sebagai gambaran tentang

kinerja pelayanan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara.

3. Melakukan peninjauan terhadap kinerja pelayanan perizinan bagian Farmasi

Makanan dan Minuman ditinjau dari segi lama perizinan untuk memeriksa

pemenuhan kriteria sasaran mutu 12 hari kerja.

4. Mengevaluasi survey kepuasan pelanggan dan kinerja pelayanan perizinan di

Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 77: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

4

Universitas Indonesia

BAB 2TINJAUAN UMUM

2.1 Definisi Pelayanan Publik

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

Kep/25/M.Pan/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan

Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, pelayanan publik adalah segala

kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik

sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan, maupun dalam rangka

pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009

tentang Pelayanan Publik, penyelenggara pelayanan publik yang selanjutnya

disebut penyelenggara adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi,

lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan

pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk

kegiatan pelayanan publik. Ruang lingkup pelayanan publik meliputi pelayanan

barang publik dan jasa publik serta pelayanan administratif yang diatur dalarn

peraturan perundang-undangan.

2.2 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara

Visi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara yaitu “Menjadi Suku

Dinas Kesehatan yang profesional menuju Jakarta Utara sehat untuk semua”.

Untuk mewujudkan visi tersebut, misi yang ditetapkan yaitu (Suku dinas

kesehatan Jakarta utara, 2010):

1. Meningkatkan kompetensi seluruh sumber daya manusia (SDM) di jajaran

Suku dinas kesehatan Jakarta utara.

2. Mengembangkan pelayanan perizinan berbasis teknologi informasi.

3. Menciptakan dan meningkatkan kenyamanan lingkungan kerja.

4. Meningkatkan sistem informasi yang cepat, tepat, dan dapat

dipertanggungjawabkan berbasis komputer.

5. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan yang bersih.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 78: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

5

Universitas Indonesia

6. Memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih sehat serta untuk

penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana.

7. Meningkatkan kualitas dan waktu respon pelayanan kesehatan gawat darurat

dan bencana.

8. Meningkatkan kerjasama lintas program, lintas sektoral dengan organisasi

profesi, organisasi masyarakat dan institusi lainnya dalam mengatasi masalah-

masalah kesehatan masyarakat di Jakarta utara.

9. Menindaklanjuti pengaduan masyarakat.

2.3 Seksi Sumber Daya Kesehatan (Peraturan Gubernur Provinsi DKI

Jakarta No. 150 Tahun 2009)

Seksi sumber daya kesehatan merupakan satuan kerja lini suku dinas

kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumber daya kesehatan. Seksi

sumber daya kesehatan dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berkedudukan di

bawah dan bertanggung jawab kepada kepala suku dinas kesehatan. Seksi ini

membawahi tiga bagian, yaitu:

Bagian Farmasi Makanan dan Minuman

Bagian Tenaga Kesehatan

Bagian Standarisasi manajemen kesehatan

2.3.1 Bagian Farmasi Makanan dan Minuman

Ruang lingkup perizinan sarana kesehatan Farmasi Makanan dan Minuman

di wilayah DKI Jakarta yang proses perizinannya didelegasikan ke Suku Dinas

Kesehatan Kota Administrasi adalah:

a. Apotek (apotek kerjasama, apotek profesi, apotek rakyat dan depo obat atau

depo farmasi)

b. Toko Obat

c. Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT)

d. Cabang Penyalur Alat Kesehatan (CPAK)

e. Sertifikasi kelayakan olahan atau produksi makanan minuman rumah tangga

atau pangan Industri Rumah Tangga (PIRT)

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 79: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

6

Universitas Indonesia

Pedoman Perizinan Sarana Pelayanan Kesehatan di Suku Dinas

Kesehatan Jakarta Utara :

1. Pemohon melakukan proses pendaftaran pada loket pendaftaran dan

menyerahkan berkas kepada customer service unit Pelayanan Terpadu Satu

Pintu (PTSP) di Kantor Walikota.

2. Petugas memeriksa kelengkapan berkas sesuai syarat-syarat yang sudah

ditetapkan, jika memenuhi maka petugas merekam permohonan dan

menerbitkan surat tanda terima berkas/bukti pengajuan pembuatan izin untuk

diserahkan kepada pemohon. Selanjutnya tanda terima tersebut digunakan

untuk proses pengambilan surat izin atau sertifikat bila sudah selesai diproses.

3. Berkas permohonan izin kemudian diserahkan kepada bagian tata usaha

Sudinkes Jakut disertai dengan berita acara serah terima berkas untuk

perizinan sarana kesehatan, kemudian berkas tersebut diteruskan ke Bagian

Farmasi Makanan dan Minuman untuk menyeleksi kelengkapan dan

memproses berkas. Jika berkas tidak memenuhi syarat, maka berkas akan

dikembalikan ke customer service di Kantor Walikota.

4. Jika berkas di atas telah memenuhi syarat, maka Bagian Farmasi Makanan

dan Minuman akan membuat surat tugas untuk melakukan peninjauan lokasi

(Penlok).

5. Setelah Penlok dilakukan, Bagian Farmasi Makanan dan Minuman membuat

Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Peninjauan Lokasi. Berdasarkan BAP

Peninjauan Lokasi, dapat diputuskan bahwa permohonan izin “Disetujui” jika

kondisi di lokasi sarana pelayanan telah memenuhi persyaratan, “Ditunda”

jika belum memenuhi persyaratan tetapi dapat dipenuhi oleh pemohon dalam

waktu kurang dari 12 hari kerja, dan “Ditolak" bila pemohon tidak dapat

memenuhi kekurangan persyaratan di lokasi sarana pelayanan, dan berkas

akan dikembalikan ke customer service Kantor Walikota.

6. Bagian Farmasi Makanan dan Minuman memproses surat izin dan bukti

bayar retribusi SKRD jika pelayanan/sarana yang bersangkutan telah

memenuhi persyaratan.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 80: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

7

Universitas Indonesia

7. Surat Izin/Sertifikat dan SKRD yang belum disahkan selanjutnya diserahkan

oleh TU ke sekretaris untuk proses pengesahan Kepala Sudinkes Jakut.

8. Surat izin/Sertifikat dan SKRD yang telah disahkan, diserahkan kembali

kepada petugas customer service Kantor Walikota melalui TU Sudinkes

Jakut.

9. Nomor Surat Izin sarana kesehatan serta SKRD dicatat di buku register dan

komputer, selanjutnya berkas diarsipkan oleh Bagian Farmasi Makanan dan

Minuman.

10. Pemohon melakukan pembayaran retribusi berdasarkan SKRD di Kantor

Walikota dan dapat mengambil Surat Izin dengan menunjukkan bukti bayar

SKRD.

2.3.2 Bagian Tenaga Kesehatan

Ruang lingkup perizinan tenaga kesehatan di wilayah DKI Jakarta yang

proses perizinannya telah didelegasikan ke Suku Dinas Kesehatan Kota

Administrasi adalah :

a. Surat Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian

b. Surat Izin Praktik Medis (Dokter, Dokter Spesialis, Dokter Gigi dan Dokter

gigi spesialis)

c. Surat Izin Kerja Perawat

d. Surat Izin Kerja Perawat Gigi

e. Surat Izin Praktik Bidan

f. Surat Izin Kerja Radiografer

g. Surat Izin Kerja Refraksionis Optisien

h. Surat Izin Praktik Fisioterapis

i. Surat Izin Praktik Terapis Wicara

2.3.3 Bagian Standardisasi Manajemen Kesehatan

Tugas dan tanggung jawab bagian standarisasi manajemen kesehatan

adalah (Dokumen Tupoksi dan Kompetensi Seksi Sumber Daya Kesehatan

Sudin Kesehatan Jakarta Utara, 2009):

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 81: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

8

Universitas Indonesia

1. Memastikan proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu

ditetapkan, diterapkan, dan dipelihara.

2. Melaksanakan survey kepuasan pelanggan kesehatan.

3. Melaksanakan kegiatan bimbingan, konsultasi, dan pendampingan penerapan

sistem manajemen mutu kepada puskesmas.

4. Melaksanakan kegiatan pertemuan koordinasi forum komunikasi manajemen

mutu di tingkat kota administrasi Jakarta utara.

5. Melaksanakan fasilitas peningkatan kemampuan tenaga fasilitator, instruktur,

assessor, dan auditor mutu pelayanan kesehatan.

6. Mengusulkan perencanaan dan alokasi anggaran program mutu.

7. Merencanakan dan melaksanakan serta memantau program audit internal,

eksternal serta tinjauan manajeman dalam rangka penerapan sistem

manajemen mutu.

2.4 Kepuasan Pelanggan/ Masyarakat

Menurut Irawan (2002), kepuasan adalah persepsi terhadap produk atau

jasa yang telah memenuhi harapan, pelanggan merasa puas jika persepsinya sama

atau lebih dari yang diharapkan. Disini terlihat bahwa kepuasan adalah respon

permulaan dari konsumen, hasil penilaian dari konsumen bahwa produk atau

pelayanan telah memberikan tingkatan kenikmatan dimana tingkat pemenuhannya

bisa lebih atau kurang.

Tjiptono (1997) mengutip beberapa definisi kepuasan diantaranya,

menurut Tse dan Wilton bahwa kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan/user

adalah merupakan respon pelanggan/user terhadap ketidaksesuaian yang

dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakan

pemakainya. Jadi kepuasan konsumen/user pada dasarnya mencakup perbedaan

antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan oleh konsumen/user.

Kepuasan ini hanya terbentuk apabila pelanggan merasa puas atas pelayanan yang

diterima mereka. Kepuasan pelanggan (masyarakat) dapat dicapai apabila aparatur

pemerintah yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam pelayanan

mampu untuk melaksanakan pelayanan dengan baik.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 82: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

9

Universitas Indonesia

Sedangkan menurut Gerson (2002:5), kepuasan pelanggan adalah sebuah

produk/jasa memenuhi atau melampaui harapannya. Selanjutnya Kottler (dalam

Supranto, 2001:230), mengemukakan bahwa kepuasan adalah perasaan senang

atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi

(kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya).

Menurut Mahmoedin (1995:69-71), dalam berperilaku hendaknya petugas

pelayanan mempunyai sikap-sikap :

1. Tanggung jawab

Petugas pelayanan harus bertanggung jawab atas setiap pekerjaan yang

menjadi tanggung jawabnya, dengan menyelesaikannya sampai tuntas dengan

baik tanpa menimbulkan masalah yang timbul dari pekerjaannya, kecuali

masalah tersebut penyelesaiannya berada diluar jangkauannya.

2. Tabah

Petugas pelayanan harus tabah menghadapi kesulitan-kesulitan yang

timbul dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, seperti tidak boleh

cepat emosi. Selain itu sikap tabah antara lain, jika terjadi kerusakan atau

gangguan pada komputer petugas harus tenang dan meminta bantuan petugas

lain yang mengerti komputer untuk memperbaikinya serta memberitahukan

mengenai adanya kerusakan teknis agar mereka tidak gusar.

3. Tenang

Petugas janganlah mudah panik bila banyak masyarakat yang datang dan

minta dilayani dengan baik dan cepat. Berusahalah tetap tenang, sebab dengan

kepanikan tidaklah menyelesaikan masalah, tetapi hanyalah menambah

kalutnya situasi. Sikap tenang ini antara lain jika masyarakat yang datang untuk

dilayani banyak jumlahnya sedangkan jumlah petugas yang ada terbatas, maka

harus dihadapi dengan tenang dimohon menunggu giliran untuk bersabar

sesuai dengan urutannya.

4. Rajin

Kerajinan petugas yang melayani ini sangat diharapkan seperti membaca

ulang peraturan dan meneliti kembali buku catatan yang berhubungan dengan

tugas pelayanan.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 83: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

10

Universitas Indonesia

5. Toleran

Petugas yang melayani harus bersikap toleran dan memiliki sikap

tenggang rasa serta bisa menghargai pendapat orang lain.

6. Ikut memiliki

Petugas pelayanan harus mempunyai sifat rasa memiliki terhadap kantor

yang menjadi tempat kerjanya. Sikap ini antara lain berwujud dalam hemat

energi dengan cara mematikan lampu disaat tidak digunakan, dan hemat

menggunakan alat tulis kantor.

7. Bersungguh-sungguh

Petugas pelayanan harus bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya

bekerja penuh perhatian dan ketelitian serta penuh dedikasi walaupun tanpa

diawasi oleh atasannya, seperti tidak menggunakan komputer untuk permainan

di saat masih jam kerja.

8. Ramah dan simpatik

Sikap yang ramah dari petugas pelayanan menunjukkan nilai lebih dari

petugas itu sendiri. Sikap yang ramah dan simpatik terlihat dari ucapan dan

perbuatan petugas. Sikap itu antara lain membantu masyarakat yang kesulitan

yang datang kepadanya dan membantu masyarakat dalam menyelesaikan

urusannya.

9. Pengabdian

Pengabdian yang sungguh-sungguh dari petugas pelayanan di tempat

bekerja akan memajukan tempat bekerja tersebut. Bentuk dari pengabdian ini

antara lain, menjaga nama baik kantor tempat bekerja, memelihara peralatan

kantor, mematuhi jam kerja dengan baik.

10.Sopan

Petugas pelayanan harus bersikap sopan terhadap masyarakat yang

dilayaninya. Sikap yang sopan ini akan memberikan citra yang baik terhadap

kantor tempatnya bekerja.

Sesuai SK Menpan No. 61/1993 memuat pedoman dasar bagi tata laksana

pelayanan umum oleh lembaga pemerintah kepada masyarakat. Semua layanan

umum diharapkan dapat mengandung unsur-unsur :

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 84: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

11

Universitas Indonesia

a) Kesederhanaan : pelayanan umum harus mudah, cepat, lancar,

tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan

mudah dilaksanakan.

b) Kejelasan dan kepastian : dalam hal prosedur pelayanan, persyaratan

pelayanan, unit dan pejabat yang

bertanggung jawab, hak dan kewajiban

petugas maupun pelanggan, dan pejabat

yang menangani keluhan.

c) Keamanan : proses dan hasil pelayanan harus aman dan

nyaman, serta memberikan kepastian

hukum.

d) Keterbukaan : segala sesuatu tentang proses pelayanan

harus disampaikan secara terbuka kepada

masyarakat, diminta atau tidak diminta.

e) Efisien : tidak perlu terjadi duplikasi persyaratan oleh

beberapa pelayanan sekaligus.

f) Ekonomis : biaya pelayanan ditetapkan secara wajar

dengan mempertimbangkan nilai layanan,

daya beli masyarakat, dan peraturan

perundangan lainnya.

g) Keadilan : pelayanan harus merata dalam hal jangkauan

dan pemanfaatannya.

h) Ketepatan waktu : tidak perlu berlama-lama.

2.5 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) (Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara No KEP.25/M.PAN/2/ 2004)

2.5.1 Definisi IKM

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi tentang

tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara

kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 85: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

12

Universitas Indonesia

dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara

harapan dan kebutuhannya.

IKM digunakan untuk mengetahui tingkat kinerja unit pelayanan secara

berkala sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan delam rangka peningkatan

kualitas pelayanan publik selanjutnya. Bagi masyarakat, IKM dapat digunakan

sebagai gambaran tentang kinerja pelayanan unit yang bersangkutan.

2.5.2 Manfaat IKM

Dengan tersedianya data IKM secara periodik, dapat diperoleh manfaat

sebagai berikut:

a. Diketahui kelemahan atau kekurangan dari masing-masing unsur dalam

penyelenggaraan pelayanan publik.

b. Diketahui kinerja penyelenggaraan pelayanan yang telah dilaksanakan oleh

unit pelayanan publik secara periodik.

c. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya yang perlu

dilakukan.

d. Diketahui indeks kepuasan masyarakat secara menyeluruh terhadap hasil

pelaksanaan pelayanan publik pada lingkup pemerintah pusat dan daerah.

e. Memacu persaingan positif, antar unit penyelenggara pelayanan pada lingkup

pemerintah pusat dan daerah dalam upaya peningkatan kinerja pelayanan

f. Bagi masyarakat dapat diketahui gambaran tentang kinerja unit pelayanan.

2.5.3 Unsur IKM

Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam

keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

63/KEP/M.PAN/7/2003, yang kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur yang

“relevan”, “valid” dan “reliabel”, sebagai unsur minimal yang harus ada untuk

dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 86: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

13

Universitas Indonesia

2. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang

diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.

3. Kejelasan petugas pelayanan, yatu keberadaan dan kepastian petugas yang

memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung

jawabnya).

4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam

memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung

jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.

6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan yang

dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada

masyarakat.

7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam

waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan

8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak

membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.

9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling

menghargai dan menghormati.

10.Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap

besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.

11.Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan

dengan biaya yang telah ditetapkan.

12.Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

13.Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang

bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada

penerima pelayanan

14.Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit

penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 87: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

14

Universitas Indonesia

masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-

resiko yang diakibatkan pelaksanaan pelayanan.

2.5.4 Penyelenggara IKM

Apabila dilaksanakan secara swakelola, perlu membentuk Tim penyusunan

indeks kepuasan masyarakat yang terdiri dari:

1. Pengarah.

2. Pelaksana yang terdiri dari:

a. Ketua.

b. Anggota sekaligus sebagai surveyor sebanyakbanyaknya 5 orang.

3. Sekretariat sebanyak-banyaknya 3 orang.

Apabila dilaksanakan oleh unit independen yang sudah berpengalaman,

perlu dilakukan melalui “Perjanjian kerja sama” dengan unit independen. Unit

independen tersebut dapat dilaksanakan oleh:

1. Badan Pusat statistik (BPS).

2. Perguruan Tinggi (Pakar).

3. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

4. Pelaku Usaha.

5. Kombinasi dari unit tersebut 1 s.d. 4.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 88: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

15

Universitas Indonesia

BAB 3METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tugas Khusus

Tugas khusus ini dibuat selama Praktek Kerja Profesi Apoteker periode 7-

18 Januari 2013 di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Utara pada

Seksi Sumber Daya Kesehatan bagian Koordinator Farmasi, Makanan, dan

Minuman.

3.2 Tahapan Pelaksanaan

3.3 Jumlah Responden

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.

KEP/25/M.PAN/2/2004 responden dipilih secara acak yang ditentukan sesuai

dengan cakupan wilayah masing-masing unit pelayanan. Untuk memenuhi akurasi

hasil penyusunan indeks, responden terpilih ditetapkan minimal 150 orang dari

jumlah populasi penerima layanan, dengan dasar (“Jumlah unsur” + 1) x 10 =

jumlah responden (14 +1) x 10 = 150 responden. Pada survey yang dilakukan di

Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, survey dilakukan terhadap 57 responden

yang merupakan pelanggan yang memanfaatkan pelayanan jasa Suku Dinas

Kesehatan Jakarta Utara.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data diambil dari hasil survey kepuasan pelanggan yang dilakukan oleh

Sudinkes Jakut. Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan oleh Sudinks Jakut

menggunakan metode wawancara dengan menggunakan alat bantu kuesioner.

PENGUMPULAN DATA

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

PENYUSUNAN LAPORAN

15

Universitas Indonesia

BAB 3METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tugas Khusus

Tugas khusus ini dibuat selama Praktek Kerja Profesi Apoteker periode 7-

18 Januari 2013 di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Utara pada

Seksi Sumber Daya Kesehatan bagian Koordinator Farmasi, Makanan, dan

Minuman.

3.2 Tahapan Pelaksanaan

3.3 Jumlah Responden

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.

KEP/25/M.PAN/2/2004 responden dipilih secara acak yang ditentukan sesuai

dengan cakupan wilayah masing-masing unit pelayanan. Untuk memenuhi akurasi

hasil penyusunan indeks, responden terpilih ditetapkan minimal 150 orang dari

jumlah populasi penerima layanan, dengan dasar (“Jumlah unsur” + 1) x 10 =

jumlah responden (14 +1) x 10 = 150 responden. Pada survey yang dilakukan di

Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, survey dilakukan terhadap 57 responden

yang merupakan pelanggan yang memanfaatkan pelayanan jasa Suku Dinas

Kesehatan Jakarta Utara.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data diambil dari hasil survey kepuasan pelanggan yang dilakukan oleh

Sudinkes Jakut. Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan oleh Sudinks Jakut

menggunakan metode wawancara dengan menggunakan alat bantu kuesioner.

PENGUMPULAN DATA

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

PENYUSUNAN LAPORAN

15

Universitas Indonesia

BAB 3METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tugas Khusus

Tugas khusus ini dibuat selama Praktek Kerja Profesi Apoteker periode 7-

18 Januari 2013 di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Utara pada

Seksi Sumber Daya Kesehatan bagian Koordinator Farmasi, Makanan, dan

Minuman.

3.2 Tahapan Pelaksanaan

3.3 Jumlah Responden

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.

KEP/25/M.PAN/2/2004 responden dipilih secara acak yang ditentukan sesuai

dengan cakupan wilayah masing-masing unit pelayanan. Untuk memenuhi akurasi

hasil penyusunan indeks, responden terpilih ditetapkan minimal 150 orang dari

jumlah populasi penerima layanan, dengan dasar (“Jumlah unsur” + 1) x 10 =

jumlah responden (14 +1) x 10 = 150 responden. Pada survey yang dilakukan di

Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, survey dilakukan terhadap 57 responden

yang merupakan pelanggan yang memanfaatkan pelayanan jasa Suku Dinas

Kesehatan Jakarta Utara.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data diambil dari hasil survey kepuasan pelanggan yang dilakukan oleh

Sudinkes Jakut. Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan oleh Sudinks Jakut

menggunakan metode wawancara dengan menggunakan alat bantu kuesioner.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 89: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

16

Universitas Indonesia

Lembar kuesioner IKM dibagikan pada saat jam pelayanan di lokasi unit

pelayanan publik. Pada saat masyarakat datang untuk mengurus suatu pelayanan

maka pengguna layanan akan dipersilahkan untuk mengisi kuesioner yang telah

disediakan dalam kurun waktu antara Bulan Juli – Oktober 2012.

3.5 Bentuk Jawaban

Bentuk jawaban pertanyaan dari setiap unsur pelayanan secara umum

mencerminkan tingkat kualitas pelayanan, yaitu dari yang sangat baik sampai

dengan tidak baik. Untuk kategori tidak baik diberi nilai persepsi 1, kurang baik

diberi nilai persepsi 2, baik diberi nilai persepsi 3, sangat baik diberi nilai persepsi

4. penilaian terhadap unsur prosedur pelayanan, bila :

1. Diberi nilai 1 (tidak mudah) apabila pelaksanaan prosedur pelayanan tidak

sederhana, alurnya tidak mudah, loket/tahapan untuk memperoleh layanan

terlalu banyak, sehingga prosesnya tidak efektif.

2. Diberi nilai 2 (kurang mudah) apabila pelaksanaan prosedur pelayanan masih

belum mudah, sehingga prosesnya belum efektif.

3. Diberi nilai 3 (mudah) apabila pelaksanaan prosedur pelayanan dirasa mudah,

sederhana, tidak berbelit-belit tetapi masih perlu diefektifkan.

4. Diberi nilai 4 (sangat mudah) apabila pelaksanaan prosedur pelayanan dirasa

sangat mudah, sangat sederhana, sehingga prosesnya mudah dan efektif.

3.6 Pengolahan Data

Kuesioner yang telah terisi kemudian dikumpulkan dan diolah secara

kuantitatif dengan menggunakan aplikasi Excel. Proses dan analisis data sesuai

dengan petunjuk dalam Keputusan MENPAN Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004,

sehingga terstandardisasi secara nasional.

Metode pengolahan data yang digunakan untuk mendapatkan nilai IKM

adalah “nilai rata-rata tertimbang“ masing-masing unsur pelayanan. Dalam

penghitungan indeks kepuasan masyarakat terhadap 14 unsur pelayanan yang

dikaji, setiap unsur pelayanan memiliki penimbang yang sama dengan rumus

sebagai berikut:

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 90: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

17

Universitas Indonesia

Setelah data isian kuesioner terkumpul kemudian dihitung nilai indeks

kepuasan masyarakat dengan rumus sebagai berikut:

Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian IKM yaitu antara 25 –

100 maka hasil penilaian tersebut di atas dikonversikan dengan nilai dasar 25,

dengan rumus sebagai berikut:

Pengolahan data secara manual dilakukan sebagai berikut:

1. Data isian kuesioner dari setiap responden dimasukkan ke dalam formulir

mulai dari unsur 1 (U1) sampai dengan unsur 14 (U14);

2. Langkah selanjutnya untuk mendapatkan nilai rata-rata per unsur pelayanan

dan nilai indeks unit pelayanan adalah sebagai berikut:

a. Nilai rata-rata per unsur pelayanan

Nilai masing-masing unsur pelayanan dijumlahkan (ke bawah) sesuai

dengan jumlah kuesioner yang diisi oleh responden, kemudian untuk

mendapatkan nilai rata-rata per unsur pelayanan, jumlah nilai masing-masing

unsur pelayanan dibagi dengan jumlah responden yang mengisi.

Untuk mendapatkan nilai rata-rata tertimbang per unsur pelayanan,

jumlah nilai rata-rata per unsur pelayanan dikalikan dengan 0,1 sebagai nilai

bobot rata-rata tertimbang.

b. Nilai indeks pelayanan

Sebagaimana diketahui bahwa kategorisasi mutu pelayanan

berdasarkan Keputusan Menpan Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 adalah

sebagai berikut:

IKM = x Nilai

penimbang

Bobot nilai rata-rata = = = 0,071

IKM Unit Pelayanan x 25

17

Universitas Indonesia

Setelah data isian kuesioner terkumpul kemudian dihitung nilai indeks

kepuasan masyarakat dengan rumus sebagai berikut:

Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian IKM yaitu antara 25 –

100 maka hasil penilaian tersebut di atas dikonversikan dengan nilai dasar 25,

dengan rumus sebagai berikut:

Pengolahan data secara manual dilakukan sebagai berikut:

1. Data isian kuesioner dari setiap responden dimasukkan ke dalam formulir

mulai dari unsur 1 (U1) sampai dengan unsur 14 (U14);

2. Langkah selanjutnya untuk mendapatkan nilai rata-rata per unsur pelayanan

dan nilai indeks unit pelayanan adalah sebagai berikut:

a. Nilai rata-rata per unsur pelayanan

Nilai masing-masing unsur pelayanan dijumlahkan (ke bawah) sesuai

dengan jumlah kuesioner yang diisi oleh responden, kemudian untuk

mendapatkan nilai rata-rata per unsur pelayanan, jumlah nilai masing-masing

unsur pelayanan dibagi dengan jumlah responden yang mengisi.

Untuk mendapatkan nilai rata-rata tertimbang per unsur pelayanan,

jumlah nilai rata-rata per unsur pelayanan dikalikan dengan 0,1 sebagai nilai

bobot rata-rata tertimbang.

b. Nilai indeks pelayanan

Sebagaimana diketahui bahwa kategorisasi mutu pelayanan

berdasarkan Keputusan Menpan Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 adalah

sebagai berikut:

IKM = x Nilai

penimbang

Bobot nilai rata-rata = = = 0,071

IKM Unit Pelayanan x 25

17

Universitas Indonesia

Setelah data isian kuesioner terkumpul kemudian dihitung nilai indeks

kepuasan masyarakat dengan rumus sebagai berikut:

Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian IKM yaitu antara 25 –

100 maka hasil penilaian tersebut di atas dikonversikan dengan nilai dasar 25,

dengan rumus sebagai berikut:

Pengolahan data secara manual dilakukan sebagai berikut:

1. Data isian kuesioner dari setiap responden dimasukkan ke dalam formulir

mulai dari unsur 1 (U1) sampai dengan unsur 14 (U14);

2. Langkah selanjutnya untuk mendapatkan nilai rata-rata per unsur pelayanan

dan nilai indeks unit pelayanan adalah sebagai berikut:

a. Nilai rata-rata per unsur pelayanan

Nilai masing-masing unsur pelayanan dijumlahkan (ke bawah) sesuai

dengan jumlah kuesioner yang diisi oleh responden, kemudian untuk

mendapatkan nilai rata-rata per unsur pelayanan, jumlah nilai masing-masing

unsur pelayanan dibagi dengan jumlah responden yang mengisi.

Untuk mendapatkan nilai rata-rata tertimbang per unsur pelayanan,

jumlah nilai rata-rata per unsur pelayanan dikalikan dengan 0,1 sebagai nilai

bobot rata-rata tertimbang.

b. Nilai indeks pelayanan

Sebagaimana diketahui bahwa kategorisasi mutu pelayanan

berdasarkan Keputusan Menpan Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 adalah

sebagai berikut:

IKM = x Nilai

penimbang

Bobot nilai rata-rata = = = 0,071

IKM Unit Pelayanan x 25

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 91: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

18

Universitas Indonesia

Tabel 3.1. Kategorisasi Mutu Pelayanan

Nilai IntervalIKM

Nilai IntervalKonversi IKM

MutuPelayanan

Kinerja UnitPelayanan

1,00 – 1,75 25,00 – 43,75 D TIDAK BAIK1,76 – 2,50 43,76 – 62,50 C KURANG BAIK2,51 – 3,25 62,51 – 81,25 B BAIK3,26 – 4,00 81,26 – 100,00 A SANGAT BAIK

Untuk mendapatkan nilai indeks unit pelayanan, dengan cara

menjumlahkan 14 unsur dari nilai rata-rata tertimbang. Hasil nilai indeks

unit pelayanan kemudian diklasifikasikan ke dalam empat interval

tersebut.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 92: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

19

Universitas Indonesia

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil survey IKM dan Nilai Rata-Rata (NRR) per unsur pada unit

pelayanan Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Utara dapat

ditampilkan sebagai berikut :

Tabel 4.1. Indeks Kepuasan Masyarakat per unsur pelayanan

No Unsur PelayananNilai Rata-Rata

Per UnsurPelayanan

Nilai Rata-RataTertimbang PerUnsur Pelayanan

1. Prosedur pelayanan 3,017 0,2142. Persyaratan pelayanan 3,103 0,2203. Kejelasan petugas pelayanan 3,121 0,2224. Kedisiplinan petugas pelayanan 3,069 0,2185. Tanggung jawab petugas

pelayanan3,172 0,225

6. Kemampuan petugas pelayanan 3,155 0,2247. Kecepatan Pelayanan 3,086 0,2198. Keadilan mendapatkan pelayanan 3,121 0,2229. Kesopanan dan keramahan

petugas3,103 0,220

10. Kewajaran biaya pelayanan 3,069 0,21811. Kepastian biaya pelayanan 3,086 0,21912. Kepastian jadwal pelayanan 3,069 0,21813. Kenyamanan lingkungan 3,086 0,21914. Keamanan pelayanan 3,207 0,228IKM unit pelayanan 3,086Nilai IKM setelah dikonversi 77,15Mutu Pelayanan BKinerja Unit Pelayanan Baik

Tabel 4.1 menunjukkan Nilai IKM 77,15 dapat disimpulkan bahwa

Kategorisasi Mutu Pelayanan “B” dan Kinerja Unit Pelayanan adalah BAIK. Jika

dilihat dari Nilai Rata-Rata (NRR) unsur pelayanan, unsur yang memiliki Nilai

tertinggi adalah unsur “Keamanan pelayanan” (3,207), sedangkan unsur dengan

Nilai Rata-Rata terendah adalah unsur “Prosedur pelayanan” (3,017).

Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pelayanan paling

tinggi diperoleh dari keamanan pelayanan, maka dapat disimpulkan bahwa

keamanan di front line office menurut pelanggan sudah sesuai prosedur dan

pelanggan merasa aman, sedangkan tingkat kepuasaan paling rendah berada pada

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 93: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

20

Universitas Indonesia

prosedur pelayanan. Pelanggan mengeluhkan bahwa prosedur pelayanan kurang

sederhana atau berbelit-belit.

Unsur pelayanan yang masih mendapatkan nilai dibawah rata-rata semua

unsur (3.086) dan perlu mendapatkan perhatian untuk diperbaiki dan ditingkatkan

sebagai berikut :

a. Kedisiplinan petugas pelayanan ( NRR 3.069 )

b. Kewajaran biaya pelayanan ( NRR 3.069 )

c. Kepastian jadwal pelayanan ( NRR 3.069 )

Tabel 4.2. Analisa jawaban kuesioner pelanggan per unsur pelayanan

No. Unsur Pelayanan

Jumlah Pelanggan PersentasePelanggan

MerasaPuas

(Nilai 3dan 4)

MerasaTidakPuas

(Nilai 1dan 2)

TidakMengisi

MerasaPuas

(Nilai 3dan 4)

MerasaTidakPuas

(Nilai 1dan 2)

1. Prosedur pelayanan 55 2 - 96,49% 3,51%2. Persyaratan pelayanan 56 1 - 98,25% 1,75 %3. Kejelasan petugas

pelayanan56 1 - 98,25% 1,75 %

4. Kedisiplinan petugaspelayanan

56 1 - 98,25% 1,75 %

5. Tanggung jawabpetugas pelayanan

56 1 - 98,25% 1,75 %

6. Kemampuan petugaspelayanan

56 1 - 98,25% 1,75 %

7. Kecepatan Pelayanan 54 3 - 94,74 % 5,26 %8. Keadilan mendapatkan

pelayanan55 2 - 96,49% 3,51%

9. Kesopanan dankeramahan petugas

56 1 - 98,25% 1,75 %

10. Kewajaran biayapelayanan

50 2 - 87,72% 12,28%

11. Kepastian biayapelayanan

543

-94,74 % 3,51%

12. Kepastian jadwalpelayanan

534

-92,98 % 7,02 %

13. Kenyamananlingkungan

561

-98,25% 1,75 %

14. Keamanan pelayanan 56 1 - 98,25% 1,75 %

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 94: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

21

Universitas Indonesia

Berikut ini penjelasan analisa per unsur pelayanan pada Tabel 4.2 :

Pada unsur prosedur pelayanan sebanyak 55 pelanggan merasa puas, artinya

mereka menilai bahwa prosedur pelayanan mudah dinilai dari alur pelayanan

yang sederhana. Terdapat 2 pelanggan yang merasa tidak puas atau menilai

prosedur pelayanan kurang mudah.

Pada unsur persyaratan pelayanan sebanyak 56 pelanggan merasa puas, artinya

mereka menilai bahwa persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan

untuk mendapatkan pelayanan sesuai. Terdapat 1 pelanggan yang merasa tidak

puas atau menilai bahwa persyaratan pelayanan yang diperlukan kurang sesuai.

Pada unsur kejelasan petugas sebanyak 56 pelanggan merasa puas, artinya

mereka menilai bahwa petugas pelayanan memberikan informasi dengan

jelassaat melayani. Terdapat 1 pelanggan yang merasa tidak puas atau menilai

bahwa petugas tidak/kurang jelassaat melayani.

Pada unsur kedisiplinan petugas sebanyak 56 pelanggan merasa puas, artinya

mereka menilai bahwa petugas pelayanan disiplin saat melayani. Terdapat 1

pelanggan yang merasa tidak puas atau menilai bahwa petugas tidak/kurang

disiplin saat melayani.

Pada unsur tanggung jawab petugas sebanyak 56 pelanggan merasa puas,

artinya mereka menilai bahwa petugas bertanggung jawab dalam

penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan. Terdapat 1 pelanggan yang tidak

puas atau menilai bahwa petugas pelayanan kurang bertanggung jawab dalam

penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.

Pada unsur kemampuan petugas pelayanan 56 pelanggan merasa puas, artinya

mereka menilai bahwa petugas memiliki keahlian dan keterampilan yang

cukup dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan. Terdapat 1 pelanggan

yang tidak puas atau menilai bahwa petugas kurang mampu dalam memberikan

pelayanan.

Pada unsur kecepatan pelayanan 54 pelanggan merasa puas, artinya mereka

menilai bahwa target waktu pelayanan dapat diselesaikan sesuai dengan yang

telah ditetapkan oleh unit pelayanan. Terdapat 3 pelanggan yang merasa tidak

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 95: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

22

Universitas Indonesia

puas atau menilai bahwa target waktu pelayanan tidak dapat diselesaikan sesuai

dengan yang telah ditetapkan oleh unit pelayanan.

Pada unsur keadilan mendapatkan pelayanan 55 pelanggan merasa puas,

artinya mereka menilai bahwa pelayanan yang diberikan adil bagi setiap

pelanggan. Terdapat 2 pelanggan yang merasa tidak puas atau menilai bahwa

yang diberikan tidak adil.

Pada unsur kesopanan dan keramahan petugas sebanyak 56 pelanggan merasa

puas, artinya mereka menilai bahwa petugas bersikap sopan dan ramah ketika

melayani. Terdapat 1 pelanggan yang merasa tidak puas atau menilai bahwa

petugas kurang sopan dan ramah ketika melayani.

Pada unsur kewajaran biaya pelayanan sebanyak 50 pelanggan merasa puas,

artinya mereka menilai bahwa besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit

pelayanan terjangkau. Terdapat 7 pelanggan yang merasa tidak puas atau

menilai bahwa besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan

tidak/kurang terjangkau.

Pada unsur kepastian biaya pelayanan sebanyak 54 pelanggan merasa puas,

artinya mereka menilai bahwa biaya pelayanan sesuai dengan ketentuan yang

telah ditetapkan. Terdapat 3 pelanggan yang merasa tidak puas atau menilai

bahwa biaya pelayanan tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Pada unsur kepastian jadwal pelayanan sebanyak 53 pelanggan merasa puas,

artinya mereka menilai bahwa pelaksanaan waktu pelayanan sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan. Terdapat 4 pelanggan yang merasa tidak puas

atau menilai bahwa pelaksanaan waktu pelayanan tidak sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan.

Pada unsur kenyamanan lingkungan sebanyak 56 pelanggan merasa puas,

artinya mereka menilai bahwa kondisi sarana dan prasarana pelayanan bersih,

rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman. Terdapat 1

pelanggan menilai bahwa kondisi sarana dan prasarana tidak nyaman.

Pada unsur keamanan pelayanan sebanyak 56 pelanggan merasa puas, artinya

mereka menilai bahwa pelanggan merasa aman saat mendapatkan pelayanan.

Terdapat 1 pelanggan yang merasa tidak aman saat mendapatkan pelayanan.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 96: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

23

Universitas Indonesia

Berdasarkan analisa data pada Tabel 4.2, paling banyak pelanggan yang

merasa puas yaitu pada unsur persyaratan pelayanan, kedisiplinan petugas pelayanan,

kejelasan petugas pelayanan, tanggung jawab petugas pelayanan, kemampuan petugas

pelayanan, kesopanan dan keramahan petugas, kenyamanan lingkungan, dan keamanan

pelayanan. Sehingga unsur-unsur tersebut harus tetap dipertahankan. Sedangkan

yang paling banyak pelanggan tidak puas yaitu pada kepastian jadwal pelayanan.

Sehingga unsur tersebut seharusnya menjadi perhatian untuk diperbaiki.

Dari hasil analisa seluruh unsur pelayanan pelanggan yang merasa puas

jauh lebih banyak dibandingkan pelanggan yang merasa tidak puas, yang

menunjukkan kualitas pelayanan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara sudah baik.

Namun adanya pelanggan yang merasa tidak puas juga harus menjadi evaluasi

agar kualitas pelayanan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara secara

berkesinambungan terus diadakan perbaikan.

Pada survey kepuasan pelanggan yang dilakukan oleh Suku Dinas

Kesehatan Jakarta Utara ini, data yang diambil hanya dari 57 responden. Hal ini

dikarenakan lembar kuesioner yang terkumpul selama bulan Juli-Oktober

sejumlah 57 responden. Adapun alasan dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara

sendiri yaitu petugas yang memberikan lembar kuesioner adalah petugas di bagian

front office dan bukan petugas khusus survey. Petugas di bagian front office yang

langsung berhubungan dengan pelanggan terkadang lupa untuk memberikan

lembar kuesioner saat pelanggan menerima pelayanan di tempat tersebut. Selain

itu, penyebaran pembagian kuesioner kepada masyarakat lainnya yang menerima

pelayanan dari Suku Dinas tersebut belum dilaksanakan secara berkala dan

merata. Jumlah responden yang digunakan untuk survey kepuasan pelanggan

tersebut belum sesuai dengan aturan pemerintah yang tertuang dalam Keputusan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 yang

menyatakan bahwa untuk memenuhi akurasi hasil penyusunan indeks, responden

terpilih ditetapkan minimal 150 orang dari jumlah populasi penerima layanan,

dengan dasar (“Jumlah unsur” + 1) x 10 = jumlah responden (14 +1) x 10 = 150

responden. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi dan perbaikan terhadap

proses penyelenggaraan survey kepuasan pelanggan di Suku Dinas Jakarta Utara

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 97: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

24

Universitas Indonesia

seperti kejelasan petugas penyelenggara survey dan kejelasan tugas-tugasnya,

sehingga penyelenggaraan survey diharapkan sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan agar mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 98: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

25

Universitas Indonesia

BAB 5PENINJAUAN KINERJA PELAYANAN PERIZINAN BAGIAN FARMASI

MAKANAN DAN MINUMAN SUKU DINAS KESEHATAN KOTAADMINISTRASI JAKARTA UTARA

5.1 Perizinan Apotek Periode Juli-Oktober 2012

Tabel 5.1. Data perizinan apotek periode Juli-Oktober 2012

No. Nama Apotek Lama Perizinan(Hari Kerja)

1 Century 13 hari2 Guardian Sunter 12 hari3 Amox 11 hari4 Mitra Sehat 20 hari5 Sampang Ingat 12 hari6 Cosway Pharma 17 hari7 Cosway Pharma Sunter 17 hari8 Century Pad III 9 hari9 Dunia Sehat 14 hari10 Samudra 13 hari11 911 9 hari12 Cosway K6 14 hari13 Laguna Sehat 6 hari14 Iva Farma 12 hari

Tabel 5.1 menunjukkan terdapat 14 permohonan izin apotek selama

periode Juli-Oktober 2012, dimana terdapat 7 perizinan diproses lebih dari 12 hari

kerja yang dihitung sejak berkas permohonan lengkap dan 7 perizinan yang

diproses kurang dari 12 hari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat 50%

perizinan apotek yang diproses lebih dari 12 hari.

5.2 Perizinan Toko Obat Periode Juli-Oktober 2012

Tabel 5.2 Data perizinan toko obat periode Juli-Oktoer 2012

No Nama Toko Obat Lama perizinan (Hari Kerja)1. Bintang 16 hari2. Sentosa 21 hari3. Supreme Ginseng 11 hari

4. Bong Tjen Siong 10 hari

5. PT. Lotte Shop 10 hari

6. Hiong Jing 11 hari7. Muara Jaya 11 hari

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 99: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

26

Universitas Indonesia

Tabel 5.2 menunjukkan terdapat 7 permohonan izin toko obat selama

periode Juli-Oktober 2012, dimana terdapat 3 perizinan diproses lebih dari 12 hari

kerja yang dihitung sejak berkas permohonan lengkap dan 4 perizinan yang

diproses kurang dari 12 hari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat 42,86%

perizinan apotek yang diproses lebih dari 12 hari.

5.3 Perizinan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) Periode Juli-Oktober2012

Tabel 5.3. Data perizinan PIRT periode Juli-Oktober 2012

No Nama PIRT/NamaPemohon

Lama Perizinan(Hari kerja)

1. Ikan Asin 21 hari2. Ikan Asin 21 hari3. H. Sumedi 21 hari4. Radi 21 hari5. H. Nurcholis 21 hari6. Ikan Asin Rokiman 21 hari7. Ikan Asin Djunaidi 21 hari8. Ikan Asin Supendi 21 hari9. Ikan Asin Sutadi 21 hari10. Ikan Asin Wayun 21 hari11. Ikan Asin Hasanudin 21 hari12. Ikan Asin Kamsari 21 hari13. Ikan Asin Sukiyah 20 hari14. Ikan Asin Hj. Fasikhotun 20 hari15. Ikan Asin Sadini 20 hari16. Ikan Asin Hj. Ida Royani 20 hari17. Ikan Asin Gono 20 hari18. Ikan Asin Hj. Rasih W 20 hari19. Ikan Asin H. Suwito 20 hari20. Ikan Asin Carina M 20 hari21. Ikan Asin Sudirman 20 hari22. Ikan Asin H. Mista 20 hari23. Ikan Asin H. Rasa 20 hari24. Ikan Asin Yamuri 20 hari25. Ikan Asin Ade Sanpudin 20 hari26. Ikan Asin Rina 20 hari27. Ikan Asin Jimi 20 hari28. Ikan Asin Karyanto 20 hari29. Ikan Asin H. Rasim 20 hari30. Dandy Backey 16 hari31. Soyacana 16 hari32. Pengolahan Ikan Asin 24 hari

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 100: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

27

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

33. Donut & Backery 12 hari34. Organic Land 10 hari35. Manon 10 hari36. Kelompok Tani Talaga Asri 11 hari37. PT. Food Partners 10 hari38. Kelompok Usaha Pelita 12 hari39. Anggun 9 Hari40. Daffi Jaya 9 hari41. Apple Donut & Backery 9 hari42. Kacang MM 8 hari43. Kamp.Hijau Kaya 6 hari44. Manon 10 hari45. PT. Setia Kawan 11 hari46. Samudra Indonesia 11 hari47. Ratu Rasa 11 hari48. Apple Donut 10 hari49. PT. Mahkota Dewa 7 hari50. PT. Surya Utama 8 hari51. Kay’s Food 17 hari52. Sugar Bell Backery 17 hari53. CV. Oriel’s Mart 12 hari54. PT. Food Partners 12 hari55. PT. Sarana Mitra 12 hari56. Awatara 15 hari57. Mina Barokah 14 hari58. PT. Karya Cipta 13 hari59. PT. Mahkota Dewa 12 hari60. PT. Phytesindo 19 hari61. PT. Karya Cipta 10 hari62. PT. Surya Utama 10 hari63. PT. Surya Utama 9 hari64. PT. Anugrah Persada 12 hari65. Agustinus Leonardi 14 hari66. Bastian Hendra 14 hari67. Eddy Surya 14 hari

Tabel 5.3 menunjukkan terdapat 67 permohonan izin PIRT selama periode

Juli-Oktober 2012, dimana terdapat 41 perizinan yang diproses lebih dari 12 hari

kerja yang dihitung sejak berkas permohonan lengkap dan 26 perizinan yang

diproses kurang dari 12 hari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat 61,19%

perizinan apotek yang diproses lebih dari 12 hari.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 101: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

28

Universitas Indonesia

5.4 Kinerja Pelayanan Perizinan Bagian Farmasi Makanan dan Minuman

Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara

Jumlah perizinan pelayanan sarana Farmasi Makanan dan Minuman di

wilayah Jakarta Utara periode bulan Juli 2012 sampai bulan Oktober 2012

sebanyak 88 sarana yang terdiri dari 14 apotek, 67 Produksi Industri Rumah

Tangga (PIRT), dan 7 Toko Obat.

Secara keseluruhan pelayanan perizinan tersebut masih belum memenuhi

kriteria standar waktu perizinan yang telah ditetapkan, yaitu tidak melebihi 12 hari

kerja yang terhitung sejak berkas perizinan dilengkapi dan pelaksanaan

peninjauan lokasi hingga dikeluarkannya izin. Oleh karena itu dapat dinyatakan

bahwa kinerja pelayanan perizinan yang dikerjakan oleh bagian Farmasi Makanan

dan Minuman Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara belum sepenuhnya memenuhi

kriteria sasaran mutu dari segi waktu. Salah satu hal yang menghambat proses

tersebut yaitu kurangnya sumber daya manusia (SDM) di Suku Dinas Kesehatan

Jakarta Utara khususnya di bagian Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman,

misalnya ketika terdapat pengajuan permohonan izin sarana pelayanan dalam

waktu yang sama, maka perlu dilakukan peninjauan lokasi sarana pelayanan yang

didaftarkan tersebut. Dikarenakan keterbatasan jumlah SDM, maka peninjauan

lokasi pun tidak bisa dilakukan secara serempak dalam waktu yang sama kepada

semua sarana pelayanan yang didaftarkan yang akhirnya mempengaruhi lama

waktu proses perizinan. Sehingga perlu adanya penambahan SDM khususnya di

bagian Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman agar pelayanan yang

diberikan khususnya perizinan sarana pelayanan kesehatan memenuhi kriteria

sasaran mutu dari segi waktu dan sesuai dengan harapan pelanggan.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 102: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

29

Universitas Indonesia

BAB 6KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

6.1.1 Nilai IKM dari hasil survey kepuasan pelanggan Suku Dinas Kesehatan

Jakarta Utara yaitu 3,086 (nilai IKM setelah konversi yaitu 77,15) yang

termasuk kategori “Baik”.

7.1.2 Kinerja IKM pada Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara dari 14 unsur yang

digunakan sebagian besar responden menyatakan puas terhadap pelayanan

yang ada. Hal ini berarti 14 unsur pelayanan yang ada sudah mampu

dikerjakan dengan cukup maksimal oleh aparat pelaksana di Suku Dinas

Kesehatan Jakarta Utara.

6.1.3 Kinerja pelayanan perizinan yang dikerjakan oleh bagian Farmasi,

Makanan, dan Minuman Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara masih belum

sepenuhnya memenuhi kriteria sasaran mutu pelayanan perizinan 12 hari

kerja.

6.1.4 Evaluasi survey kepuasan pelanggan terhadap Suku Dinas Kesehatan yaitu

survey kepuasan pelanggan yang dilakukan Suku Dinas Kesehatan Jakarta

Utara belum sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Menpan dari segi

jumlah responden, sehingga tingkat kepuasan masyarakat masih kurang

mewakili.

6.2 Saran

6.2.1 Untuk membandingkan indeks kinerja unit pelayanan secara berkala, survey

kepuasan pelanggan seperti ini perlu dilakukan secara periodik dan

berkesinambungan. Dengan demikian dapat diketahui perubahan tingkat

kepuasan masyarakat dalam menerima pelayanan publik. Jangka waktu

survey antara periode yang satu ke periode berikutnya dapat dilakukan 3

(tiga) sampai dengan 6 (enam) bulan atau sekurang-kurangnya 1 (satu)

tahun sekali.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 103: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

30

Universitas Indonesia

6.2.2 Prosedur pelayanan dan lamanya proses perizinan dari Suku Dinas

Kesehatan Jakarta Utara perlu diperbaiki agar sesuai dengan aturan yang

telah ditetapkan sehingga mencapai sasaran yang diinginkan masyarakat

pengguna pelayanan publik.

6.2.3 Pengambilan jumlah responden dalam survey sebaiknya mengikuti aturan

yang telah ditetapkan Menpan agar mendapat tingkat kepuasan masyarakat

yang lebih valid dan cukup mewakili.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 104: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

31

Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

Gerson, R.F. (2002). Mengukur Kepuasan Pelanggan. Jakarta : PPM Terjemahan.

Gubernur Provinsi DKI Jakarta. (2009). Peraturan Gubernur DKI Jakarta No.150 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan.Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Irawan, F. (2002). Sepuluh Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Gramedia.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia. (1993). KeputusanMenpan Nomor 61 Tahun 1993, Tentang Pedoman Dasar TatalaksanaPelayanan Umum. Jakarta.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia. (2003). KeputusanMenteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor63/KEP/M.PAN/7/2003, Tentang Prinsip Pelayanan. Jakarta.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia. (2004).Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara NomorKEP.25/M.PAN/2/2004, Tentang Pedoman Penyusunan IKM UnitPelayanan Instansi Pemerintah. Jakarta.

Mahmoedin, H.As. (1995). Etiket Pelayanan Bank. Jakarta : PT. Gunung Agung.

Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara. ( 2010). Dokumen Tupoksi danKompetensi Seksi Sumber Daya Kesehatan Sudin Kesehatan JakartaUtara. Jakarta.

Suku Dinas K esehatan Jakarta Utara. (2010). Pedoman mutu Suku DinasKesehatan Jakarta utara. Jakarta.

Presiden Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. Jakarta.

Tjiptono, Fandy. (1997). Total Quality Service. Yogyakarta.

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 105: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

LAMPIRAN

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 106: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

33

Universitas Indonesia

Lampiran 1. Pengolahan indeks kepuasan pelanggan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara periode Juli-Oktober 2012

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 107: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

34

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 108: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

35

Universitas Indonesia

(Lanjutan)

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 109: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

36

Universitas Indonesia

Lampiran 2. Kuesioner survei kepuasan pelanggan Suku Dinas KesehatanJakarta Utara

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013

Page 110: UNIVERSITASINDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351372-PR-Lia Amalia-Laporan.pdf · Dengan adanya otonomi daerah, ... penerimaan retribusi suku dinas

36

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Lia Amalia Ulfah , FF, 2013