UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351406-PR-Roshamur...

178
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ERRA MEDIKA JALAN TOLE ISKANDAR No. 4-5 DEPOK PERIODE 8 APRIL 17 MEI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER ROSHAMUR CAHYAN FORESTRANIA, S. Farm. 1206313652 ANGKATAN LXXVI FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JUNI 2013 Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351406-PR-Roshamur...

i

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI APOTEK ERRA MEDIKA

JALAN TOLE ISKANDAR No. 4-5 DEPOK

PERIODE 8 APRIL – 17 MEI 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

ROSHAMUR CAHYAN FORESTRANIA, S. Farm. 1206313652

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JUNI 2013

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI APOTEK ERRA MEDIKA

JALAN TOLE ISKANDAR No. 4-5 DEPOK

PERIODE 8 APRIL – 17 MEI 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker

ROSHAMUR CAHYAN FORESTRANIA, S. Farm. 1206313652

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JUNI 2013

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

iii

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

iv

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah melimpahkan rahmat, nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Erra Medika yang

berlokasi di Ruko Sukmajaya No.4-5 Jalan Tole Iskandar, Depok sejak 8 April

hingga 17 Mei 2013.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, ilmu dan dukungan kepada

penulis selama melaksanakan PKPA di Apotek Erra Medika. Selain itu penulis

juga mengucapkan terima kasih atas bantuan semua pihak dalam penyusunan

laporan PKPA dan Tugas Umum ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan

kepada:

1. Ibu Dra. Alfina Rianti, Apt., M.Pharm, selaku Apoteker Pengelola Apotek

dan Pembimbing I, yang telah memberikan kesempatan, bimbingan,

pengarahan serta nasehat kepada penulis selama kegiatan PKPA di Apotek

Erra Medika.

2. Bapak dr. Erlang Setyawan, Sp.PA selaku pemilik sarana apotek (PSA)

yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan

Prakterk Kerja Profesi Apoteker di Apotek Erra Medika.

3. Ibu Prof. Dr. Yahdiana Harahap, MS., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Indonesia.

4. Bapak Dr. Harmita, Apt., selaku Ketua Program Profesi Apoteker Fakultas

Farmasi Universitas Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk melakukan kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini.

5. Ibu Nadia Farhanah Syafhan, S. Farm., M.Si., Apt., selaku pembimbing II

dari Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, yang telah bersedia

memberikan bimbingan, ilmu dan pengarahan dalam penyusunan laporan

ini.

6. Karyawan dan karyawati Apotek Erra Medika, yaitu Ibu Ira, Ibu Tini, Ibu

Ita, Ibu Ros, dan Pak Dede yang atas perhatian dan kerjasamanya mau

berbagi ilmu kepada penulis.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

v

7. Seluruh staf pengajar dan sekretariat Fakultas Farmasi Universitas

Indonesia.

8. Keluarga tercinta, atas besarnya kasih sayang dan doa yang tak pernah putus

mengiringi setiap langkah perjalanan hidup penulis.

9. Seluruh teman-teman Apoteker Angkatan 76 Universitas Indonesia atas

kebersamaan, kerjasama dan kesediaan berbagi suka dan duka, dukungan

dan semangat yang diberkan kepada Penulis.

10. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

memberikan bantuan dan dukungannya kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa laporan PKPA ini jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga

pengetahuan dan pengalaman yang penulis dapatkan selama kegiatan PKPA ini

dapat berguna bagi penulis di masa mendatang dan laporan ini dapat memberikan

manfaat bagi para pembaca.

Penulis

2013

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Roshamur Cahyan Forestrania

NPM : 1206313652

Program Studi : Apoteker

Fakultas : Farmasi

Jenis karya : Laporan Praktek Kerja

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan

kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive

Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Erra Medika Jalan Tole

Iskandar No. 4-5 Depok Periode 8 April – 17 Mei 2013

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,

mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data

(database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak

Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada tanggal : 26 Agustus 2013

Yang menyatakan

( Roshamur Cahyan Forestrania)

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i

HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iv

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA AKHIR .................... vi

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1

1.2 Tujuan ................................................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN UMUM .................................................................... 3

2.1 Pengertian Apotek ................................................................. 3

2.2 Landasan Hukum Apotek ...................................................... 3

2.3 Tugas dan Fungsi Apotek ...................................................... 4

2.4 Persyaratan Pendirian Apotek ................................................ 4

2.5 Tata Cara Perizinan Apotek ................................................... 7

2.6 Petugas Apotek ..................................................................... 9

2.7 Persyaratan Apoteker Pengelola Apotek (APA) ..................... 10

2.8 Pelanggaran Apotek .............................................................. 11

2.9 Pencabutan Surat Izin Apotek ............................................... 12

2.10 Perbekalan Farmasi ............................................................... 14

2.11 Pengelolaan Apotek .............................................................. 18

2.11.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ................................ 18

2.11.2 Pengelolaan Keuangan ................................................ 21

2.11.3 Administrasi ............................................................... 21

2.12 Pelayanan Apotek .................................................................. 22

2.12.1 Pelayanan Resep ........................................................ 23

2.12.2 Pelayanan Swamedikasi .............................................. 25

2.12.3 Promosi dan Edukasi .................................................. 26

2.12.4 Pelayanan Residensial (Home Care) ........................... 26

2.13 Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika di Apotek ............... 27

2.13.1 Pengelolaan Narkotik di Apotek ................................ 27

2.13.2 Pengelolaan Psikotropik di Apotek ............................. 29

2.14 Pelayanan Informasi Obat ...................................................... 30

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS APOTEK ERRA MEDIKA ................... 32

3.1 Sejarah Singkat Apotek Erra Medika ..................................... 32

3.2 Lokasi, Bangunan, dan Tata Ruang Apotek Erra Medika ....... 32

3.3 Struktur Organisasi Apotek Erra Medika ............................... 33

3.4 Kegiatan-Kegiatan di Apotek ................................................. 35

3.5 Pengelolaan Narkotik dan Psikotropika ................................. 37

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

uiperpustakaan
Inserted Text
uiperpustakaan
Inserted Text

viii

BAB 4 PEMBAHASAN .......................................................................... 40

4.1 Lokasi dan Tata Ruang Apotek .............................................. 40

4.2 Sumber Daya Manusia .......................................................... 42

4.3 Pembelian dan Pengadaan Barang ......................................... 44

4.4 Pengelolaan Narkotik dan Psikotropik ................................... 45

4.5 Pengelolaan dan Pelayanan resep .......................................... 46

4.6 Pengelolaan Administrasi Keuangan ..................................... 47

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 48

5.1 Kesimpulan ........................................................................... 48

5.2 Saran ..................................................................................... 48

DAFTAR ACUAN ..................................................................................... 49

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Penandaan Obat Bebas............................................................... 14

Gambar 2.2 Penandaan Obat Bebas Terbatas ................................................. 15

Gambar 2.3 Kotak Tanda Peringatan .............................................................. 16

Gambar 2.4 Penandaan Obat Keras ................................................................ 16

Gambar 2.5 Penandaan Narkotika .................................................................. 16

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lokasi denah Apotek Erra Medika............................................. 51

Lampiran 2. Desain eksterior Apotek Erra Medika........................................ 52

Lampiran 3. Desain interior Apotek Erra Medika 53

Lampiran 4. Denah ruangan Apotek Erra Medika.......................................... 54

Lampiran 5. Salinan resep............................................................................... 55

Lampiran 6. Etiket obat.................................................................................. 56

Lampiran 7. Plastik pembungkus obat........................................................... 57

Lampiran 8. Nota Apotek Erra Medika.......................................................... 58

Lampiran 9. Struktur organisasi Apotek Erra Medika.................................... 59

Lampiran 10. Surat Pesanan............................................................................. 60

Lampiran 11. Faktur pembelian........................................................................ 61

Lampiran 12. Kartu stok barang....................................................................... 62

Lampiran 13. Surat Pesanan Narkotika............................................................ 63

Lampiran 14. Surat Pesanan Psikotropika........................................................ 64

Lampiran 15. Contoh pelaporan narkotika....................................................... 65

Lampiran 16. Laporan penggunaan narkotika.................................................. 66

Lampiran 17. Contoh pelaporan psikotropik.................................................... 67

Lampiran 18. Laporan penggunaan psikotropik............................................... 68

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan secara berkesinambungan telah dimulai sejak

tahun 1969 (Doni, 2012). Tujuan umum pembangunan kesehatan nasional adalah

tercapainya mutu dan lingkungan hidup yang optimal bagi setiap penduduk serta

tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Mahardika, 2012). Untuk

mencapai hal tersebut maka diperlukan upaya yang memadai bagi peningkatan

derajat kesehatan dan pembinaan penyelenggaraan upaya kesehatan secara

menyeluruh dan terpadu. Dalam menyelenggarakan upaya tersebut maka

diperlukan sarana sarana, prasarana, dan infrastruktur yang mendukung untuk

menyelenggarakan upaya kesehatan baik promotif, preventif, kuratif, maupun

rehabilitatif (Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, 2009).

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk masyarakat dapat dilakukan

oleh pihak pemerintah maupun swasta, yakni dalam bentuk pelayanan kesehatan

perorangan atau masyarakat yang meliputi penyediaan obat-obatan yang terjamin

mutunya, terjangkau oleh masyarakat, dengan jumlah yang cukup, dan aman untuk

digunakan. Dalam hal ini, apotek adalah salah satu sarana untuk penyaluran obat-

obatan ke tangan masyarakat (Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek,

2004).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004

tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek (2004) apotek adalah tempat

dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi serta perbekalan

kesehatan lainnya kepada masyarakat. Apotek menjadi salah satu sarana pelayanan

kefarmasian untuk dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker dalam

mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat (PP 51,

2009). Sesuai ketentuan perundangan yang berlaku apotek harus dikelola oleh

seorang apoteker (Apoteker Pengelola Apotek/ APA) yang profesional. Dalam

pengelolaan apotek, apoteker harus senantiasa memiliki kemampuan menyediakan

dan memberikan pelayanan yang baik, mengambil keputusan yang tepat, mampu

berkomunikasi antara profesi, menempatkan diri sebagai pemimpin dalam situasi

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

2

Universitas Indonesia

multidisipliner, kemampuan mengelola SDM secara efektif, selalu belajar

sepanjang karir, dan membantu memberi pendidikan dan memberi peluang untuk

meningkatkan pengetahuan.

Dalam melaksanakan tugasnya, seorang Apoteker harus berdasar pada

standar pelayanan kefarmasian. Dimana, saat ini pelayanan kefarmasian telah

bergeser orientasinya dari obat (drug oriented) ke pasien (patient oriented) yang

mengacu pada Pharmaceutical Care. Sebagai konsekuensinya apoteker dituntut

untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku agar dapat

meningkatkan interaksi langsung dengan pasien dalam bentuk pemberian

informasi, monitoring penggunaan obat, dan mengetahui tujuan akhir terapi sesuai

harapan dan terdokumentasi dengan baik sehingga kegiatan pelayanan kefarmasian

menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas

hidup pasien (Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004

tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, 2004).

Sebagai upaya agar kegiatan pelayanan kefarmasian ini dapat diterapkan

dengan baik, para calon apoteker memerlukan Praktek Kerja Profesi Apoteker di

Apotek. Selain sebagai tempat pembekalan bagi para calon apoteker, kerja praktek

di apotek dapat menjadi wahana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan

selama masa perkuliahan. Dengan dilatarbelakangi hal tersebut, maka diadakan

kerja sama antara Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi

Universitas Indonesia dengan Apotek Erra Medika yang dilaksanakan pada tanggal

1 April 2013 - 17 Mei 2013.

1.1 Tujuan

Tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Erra Medika

yang diselenggarakan oleh Fakultas Farmasi Universitas Indonesia adalah:

1.2.1 Mengetahui dan memahami tugas dan tanggung jawab Apoteker Pengelola

Apotek (APA) di apotek baik teknis dan non-teknis kefarmasian.

1.2.2 Mempelajari cara pengelolaan apotek dalam kegiatan administrasi,

manajemen pengadaan, penyimpanan, penjualan, dan pelayanan dalam

memberikan pelayanan kesehatan di apotek.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

3

Universitas Indonesia 3

BAB 2

TINJAUAN UMUM

2.1. Pengertian Apotek

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI

No. 922/MENKES/PER/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin

Apotek, yang dimaksud dengan apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat

dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan

kesehatan lainnya kepada masyarakat (Keputusan Menteri Kesehatan No.1332,

2002). Sementara menurut Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang

Pekerjaan Kefarmasian, dalam ketentuan umum dijelaskan bahwa apotek adalah

sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker

dan apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah

mengucapkan sumpah jabatan apoteker.

2.2. Landasan Hukum Apotek

Apotek sebagai sarana pelayanan kesehatan memiliki landasan hokum yang

diatur dalam:

1. Undang-Undang Negara:

a. Undang-undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

b. Undang – Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika

c. Undang – Undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika

2. Peraturan Pemerintah:

a. Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian

b. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980 tentang Perubahan atas PP No. 26

tahun 1965 tentang Apotek

3. Perauran Menteri Kesehatan:

a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

695/Menkes/Per/VI/2007 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri

Kesehatan No. 184 tahun 1995 tentang Penyempurnaan Pelaksanaan Masa

Bakti dan Izin kerja Apoteker.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

4

Universitas Indonesia

b. Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang

Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek

4. Keputusan Menteri Kesehatan

a. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di

Apotek.

b. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia No.922/MenKes/Per/X/1993 tentang

Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.

2.3. Tugas dan Fungsi Apotek (Peraturan Pemerintah No. 25, 1980)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980 pasal 2, tugas dan

fungsi apotek adalah sebagai berikut:

1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah

jabatan.

2. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk,

pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat.

3. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang

diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.

4. Sarana pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi kepada masyarakat

dan tenaga kesehatan lainnya.

2.4. Persyaratan Pendirian Apotek

Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh apotek menurut

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922/Menkes/Per/X/1993 yaitu:

1. Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker, atau apoteker yang bekerja sama

dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan

tempat, perlengkapan, termasuk sediaan farmasi dan perbekalan farmasi

lainnya yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.

2. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan

pelayanan komoditi lainnya di luar sediaan farmasi.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

5

Universitas Indonesia

3. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi lainnya di luar sediaan

farmasi.

Selain itu persyaratan lain yang disebutkan dalam Keputusan Menteri

Kesehatan RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 adalah sebagai berikut.

1. Sarana apotek berlokasi pada daerah yang dengan mudah dikenali oleh

masyarakat.

2. Pada halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kata apotek.

3. Apotek harus dapat dengan mudah diakses oleh anggota masyarakat.

4. Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisah dari

aktivitas pelayanan dan penjualan produk lainnya, hal ini berguna untuk

menunjukkan integritas dan kualitas produk serta mengurangi risiko kesalahan

penyerahan.

5. Masyarakat harus diberi akses secara langsung dan mudah oleh apoteker untuk

memperoleh informasi dan konseling.

6. Lingkungan apotek harus dijaga kebersihannya, bebas dari hewan pengerat,

serangga.

7. Apotek memiliki suplai listrik yang konstan, terutama untuk lemari pendingin

Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam pendirian sebuah

apotek, diantaranya:

1. Lokasi dan Tempat.

Faktor yang digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan

lokasi usaha apotek pada umumnya adalah mudah diakses oleh masyarakat,

keamanan lingkungan, ada atau tidaknya apotek lain, letak apotek yang didirikan

mudah atau tidaknya pasien untuk memarkir kendaraan, jumlah penduduk, jumlah

praktek dokter, serta keadaan sosial ekonomi masyarakat setempat (Keputusan

Menteri Kesehatan RI No. 1027 tahun 2004 Tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Apotek, 2004).

2. Bangunan dan Kelengkapan.

Bangunan apotek harus memenuhi persyaratan teknis sehingga dapat

menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi apotek serta memelihara mutu

perbekalan farmasi. Apotek harus mempunyai papan nama yang terbuat dari bahan

yang memadai dan memuat nama apotek, nama Apoteker Pengelola Apotek (APA),

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

6

Universitas Indonesia

nomor SIA, dan alamat apotek. Luas bangunan apotek tidak dipermasalahkan,

bangunan apotek terdiri dari ruang tunggu, ruang administrasi, ruang peracikan,

ruang penyimpanan obat, dan toilet. Bangunan apotek harus dilengkapi dengan

sumber air yang memenuhi syarat kesehatan, penerangan yang cukup, alat

pemadam kebakaran yang berfungsi dengan baik, ventilasi, dan sistem sanitasi

yang baik.

a. Ruang tunggu

Ruang tunggu sebaiknya dibuat senyaman mungkin, bersih, segar, terang,

tidak terdapat nyamuk atau serangga sehingga pasien atau konsumen merasa betah

dan nyaman menunggu.

b. Ruang peracikan

Ruang peracikan sebaiknya diatur agar persediaan dapat dijangkau dengan

mudah pada saat persiapan, peracikan, dan pengemasan.

c. Bagian penyerahan obat

Untuk pelayanan profesional di apotek, seyogyanya apotek menyediakan

ruang/tempat khusus untuk menyerahkan obat dan dapat juga digabung dengan

ruang konsultasi atau pemberian informasi. Jika tidak bisa dibuat ruang terpisah,

dapat juga dilakukan pembatasan dengan menggunakan dinding penyekat, sehingga

dapat memberikan atau menyediakan kesempatan berbicara secara pribadi dengan

pelanggan atau pasien.

d. Ruang administrasi.

Merupakan ruangan yang terpisah dari ruang pelayanan ataupun ruang

lainnya. Walaupun tidak terlalu besar, namun disesuaikan dengan kebutuhan

kegiatan manajerial. Ruangan ini juga digunakan untuk menerima tamu dari

supplier atau industri/pabrik farmasi.

e. Perlengkapan Apotek

Perlengkapan apotek adalah semua peralatan yang dipergunakan untuk

melaksanakan pengelolaan apotek. Perlengkapan yang harus tersedia di apotek

adalah:

1) Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan, seperti timbangan, mortir, dan

gelas ukur.

2) Perlengkapan dan alat penyimpanan perbekalan farmasi seperti lemari obat dan

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

7

Universitas Indonesia

lemari pendingin.

3) Wadah pengemas dan pembungkus seperti etiket dan plastik pengemas.

4) Tempat penyimpanan khusus narkotika, psikotropika, dan bahan beracun.

5) Alat dan perlengkapan laboratorium untuk pengujian sederhana seperti

erlenmeyer, dan gelas ukur.

6) Alat administrasi seperti blanko pesanan obat, faktur, kuitansi, dan salinan

resep.

7) Buku standar yang diwajibkan antara lain Farmakope Indonesia edisi terbaru,

ISO, dan MIMS.

8) Kumpulan peraturan dan perundang-undangan yang berhubungan dengan

apotek.

2.5. Tata Cara Perizinan Apotek (Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

1332/Menkes/SK/X/2002)

Surat Izin Apotek (SIA) adalah surat yang diberikan Menteri Kesehatan RI

kepada apoteker atau apoteker yang bekerja sama dengan Pemilik Sarana Apotek

(PSA) untuk membuka apotek di tempat tertentu. Izin apotek diberikan oleh

Menteri yang melimpahkan wewenangnya kepada Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota. Pelaksanaan pemberian izin, pembekuan izin, pencairan izin, dan

pencabutan izin dilaporkan setahun sekali oleh Kepala Dinas Kesehatan kepada

Menteri dan tembusan disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.1332/Menkes/SK/X/2002 Pasal 7 dan 9 tentang Perubahan Atas Peraturan

Menteri Kesehatan RI No. 922/Menkes/PER/X/1993 mengenai Tata Cara

Pemberian Izin Apotek adalah sebagai berikut:

1. Permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dengan menggunakan contoh formulir APT-1.

2. Dengan menggunakan formulir APT-2 Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah menerima

permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala Balai POM untuk

melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan apotek melakukan kegiatan.

3. Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambat-

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

8

Universitas Indonesia

lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah permintaan bantuan teknis dan Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksaan setempat

dengan menggunakan contoh formulir APT-3.

4. Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam (b) dan (c) tidak

dilaksanakan, apoteker pemohon dapat membuat surat pernyataan siap

melakukan kegiatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat

dengan tembusan kepada Kepala Dinas Provinsi dengan menggunakan contoh

formulir APT-4.

5. Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah diterima laporan

pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat (c) atau pernyataan ayat (d) Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan SIA dengan

menggunakan contoh formulir APT-5.

6. Dalam hal hasil pemeriksaan Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau

Kepala Balai POM dimaksud ayat (c) masih belum memenuhi syarat. Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam waktu 12 (dua belas) hari

mengeluarkan Surat Penundaan dengan menggunakan contoh formulir APT-

6.

7. Terhadap Surat Penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (f), Apoteker

diberi kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi

selambat-lambatnya dalam jangka waktu satu bulan sejak tanggal Surat

Penundaan.

8. Apabila apoteker menggunakan sarana pihak lain, maka penggunaan sarana

dimaksud wajib didasarkan atas perjanjian kerja sama antara apoteker dan

pemilik sarana.

9. Pemilik sarana yang dimaksud (poin h) harus memenuhi persyaratan tidak

pernah terlibat dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang

obat sebagaimana dinyatakan dalam surat penyataan yang bersangkutan.

10. Terhadap permohonan izin apotek yang ternyata tidak memenuhi persyaratan

APA dan atau persyaratan apotek atau lokasi apotek tidak sesuai dengan

permohonan, maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam

jangka waktu selambat-lambatnya (12) dua belas hari kerja wajib mengeluarkan

surat penolakan disertai alasannya menggunakan formulir model APT-7.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

9

Universitas Indonesia

2.6. Petugas Apotek

Apoteker adalah tenaga profesi yang memiliki dasar pendidikan serta

keterampilan di bidang farmasi dan diberi wewenang serta tanggung jawab untuk

melaksanakan pekerjaan kefarmasian. Apoteker Pengelola Apotek (APA), yaitu

Apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek (SIA).

Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1332/Menkes/SK/X/2002

Pasal 19 disebutkan bahwa apabila APA berhalangan melakukan tugasnya pada

jam buka apotek, maka APA harus menunjuk Apoteker Pendamping. Apoteker

Pendamping adalah apoteker yang telah bekerja di apotek di samping Apoteker

Pengelola Apotek dan/atau menggantikan pada jam-jam tertentu pada hari buka

apotek. Apabila APA dan Apoteker Pendamping karena hal-hal tertentu

berhalangan melakukan tugasnya, APA menunjuk Apoteker Pengganti. Apoteker

Pengganti yaitu apoteker yang menggantikan APA selama APA tersebut tidak

berada di tempat lebih dari tiga bulan secara terus-menerus, telah memiliki Surat

Izin Kerja (SIK) dan tidak bertindak sebagai APA di apotek lain.

Penunjukkan Apoteker Pendamping/Pengganti harus dilaporkan kepada

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala Dinas

Kesehatan Provinsi setempat dengan menggunakan formulir model APT-9.

Apoteker Pendamping dan Apoteker Pengganti wajib memenuhi persyaratan yang

ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Apabila Apoteker Pengelola Apotek

berhalangan melakukan tugasnya lebih dari dua tahun secara terus-menerus, Surat

Izin Apotek atas nama Apoteker yang bersangkutan dapat dicabut.

Untuk mendukung kegiatan di apotek apabila apotek yang dikelola cukup

besar dan padat diperlukan tenaga kerja lain seperti Asisten Apoteker yang

berdasarkan peraturan perundang-undangan berhak melakukan pekerjaan

kefarmasian sebagai Asisten Apoteker di bawah pengawasan Apoteker, juru resep

yaitu petugas yang membantu pekerjaan asisten apoteker, kasir yaitu orang yang

bertugas mencatat penerimaan dan pengeluaran uang yang dilengkapi dengan

kuitansi dan nota, pegawai tata usaha, yaitu petugas yang melaksanakan

administrasi apotek dan membuat laporan pembelian, penjualan, dan keuangan

apotek.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

10

Universitas Indonesia

Selanjutnya, menurut Permenkes No. 922/Menkes/Per/X/1993 Pasal 20-23

dijelaskan bahwa Apoteker Pengelola Apotek bertanggung jawab atas pelaksanaan

kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker Pendamping maupun Apoteker Pengganti,

dalam pengelolaan apotek. Apoteker Pendamping bertanggungjawab atas

pelaksanaan tugas pelayanan kefarmasian selama yang bersangkutan bertugas

menggantikan APA. Pada setiap pengalihan tanggung jawab kefarmasian yang

disebabkan karena penggantian APA oleh Apoteker Pengganti, harus diikuti

dengan serah terima resep, narkotika, dan perbekalan farmasi lainnya, serta kunci-

kunci tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika. Serah terima ini harus

diikuti dengan pembuatan berita acara.

Pada Pasal 24, dijelaskan apabila APA meninggal dunia, maka:

1. Ahli waris APA wajib melaporkan dalam waktu 2 x 24 jam kepada Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

2. Apabila pada apotek tersebut tidak terdapat Apoteker Pendamping, maka

laporan wajib disertai penyerahan resep, narkotika, psikotropika, obat keras,

dan kunci tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika.

3. Penyerahan dibuat Berita Acara Serah Terima sebagaimana dimaksud Pasal 23

ayat (2) kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan

formulir model APT-11 dengan tembusan kepada Kepala Balai POM setempat.

2.7. Persyaratan Apoteker Pengelola Apotek (APA)

Apoteker Pengelola Apotek (APA) wajib memiliki Surat Izin Apotek (SIA)

yang berlaku untuk seterusnya selama apotek masih aktif melakukan kegiatan dan

APA dapat melakukan pekerjaannya serta masih memenuhi persyaratan. Sesuai

dengan Permenkes RI No. 1332/MENKES/SK/2002, APA harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

1. Ijazahnya telah terdaftar pada Departemen Kesehatan.

2. Telah mengucapkan sumpah atau janji Apoteker.

3. Memiliki Surat Izin Kerja dari Menteri Kesehatan.

4. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan

tugasnya sebagai apoteker.

5. Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi dan tidak menjadi Apoteker

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

11

Universitas Indonesia

Pengelola Apotek di apotek lain.

2.8. Pelanggaran Apotek

Pelanggaran apotek dapat dikategorikan berdasarkan berat atau ringannya

pelanggaran tersebut. Kegiatan yang termasuk dalam pelanggaran berat, yaitu:

1. Melakukan kegiatan tanpa ada tenaga teknis farmasi

2. Terlibat dalam penyaluran atau penyimpanan obat palsu atau gelap

3. Pindah alamat apotek tanpa izin

4. Menjual narkotika tanpa resep dokter.

5. Kerja sama dengan PBF dalam menyalurkan obat kepada pihak yang tidak

berhak dalam jumlah besar.

6. Tidak menunjuk Apoteker Pendamping atau Apoteker Pengganti pada waktu

APA keluar daerah selama tiga bulan berturut-turut.

Kegiatan yang termasuk dalam pelanggaran ringan yaitu:

1. Tidak menunjuk Apoteker pendamping pada waktu APA tidak dapat hadir pada

jam buka apotek.

2. Mengubah denah apotek tanpa izin.

3. Menjual obat daftar G kepada yang tidak berhak.

4. Melayani resep yang tidak jelas dokternya.

5. Menyimpan obat rusak, tidak mempunyai penandaan atau belum dimusnahkan.

6. Obat dalam kartu stok tidak sesuai dengan jumlah yang ada.

7. Salinan resep yang tidak ditanda tangani oleh Apoteker.

8. Melayani salinan resep narkotika dari apotek lain.

9. Lemari narkotika tidak memenuhi syarat.

10. Resep narkotika tidak dipisahkan.

11. Buku harian narkotika tidak diisi atau tidak bisa dilihat atau diperiksa.

12. Tidak mempunyai atau tidak mengisi kartu stok hingga tidak dapat diketahui

dengan jelas asal-usul obat tersebut.

Setiap pelanggaran apotek terhadap ketentuan yang berlaku dapat

dikenakan sanksi, baik bersifat administratif ataupun sanksi pidana. Sanksi

administratif yang diberikan menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

1332/MENKES/SK/X/2002 dan Permenkes No. 992/MENKES/PER/1993 adalah

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

12

Universitas Indonesia

diberikan peringatan secara tertulis kepada APA secara tiga kali berturut-turut

dengan tenggang waktu masing-masing dua bulan. Selain itu, dilakukan pembekuan

izin apotek untuk jangka waktu selama-lamanya enam bulan sejak dikeluarkannya

Penetapan Pembekuan Izin Apotek. Keputusan Pencabutan SIA disampaikan

langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada

Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan Balai/Balai Besar POM setempat.

Pembekuan izin apotek tersebut dapat dicairkan kembali apabila apotek tersebut

dapat membuktikan bahwa seluruh persyaratan yang ditentukan dalam Keputusan

Menteri Kesehatan dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tersebut

telah dipenuhi. Pencairan izin apotek dilakukan setelah menerima laporan

pemeriksaan dari Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.

Sanksi pidana berupa denda maupun hukuman penjara diberikan bila

terdapat pelanggaran terhadap:

1. Undang-Undang Obat Keras (St. 1937 No. 541)

2. Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009

3. Undang-Undang Narkotika No. 22 tahun 1997

4. Undang-Undang Psikotropika No. 5 tahun 1997

2.9. Pencabutan Surat Izin Apotek (Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

1332/Menkes/SK/X/2002)

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.1332/MENKES/SK/X/2002

Pasal 25 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota setempat wajib melaporkan pemberian izin,

pembekuan izin, pencairan izin, dan pencabutan izin apotek dalam jangka waktu

setahun sekali kepada Menteri Kesehatan dan tembusan disampaikan kepada

Kepala Dinas Kesehatan Propinsi. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat

mencabut surat izin apotek apabila:

1. Apoteker tidak lagi memenuhi kewajibannya untuk menyediakan, menyimpan

dan menyerahkan sediaan farmasi yang bermutu baik dan keabsahannya

terjamin. Sediaan farmasi yang sudah dikatakan tidak bermutu baik atau karena

sesuatu hal tidak dapat dan dilarang untuk digunakan, seharusnya dimusnahkan

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

13

Universitas Indonesia

dengan cara dibakar atau ditanam atau dengan cara lain yang ditetapkan oleh

Menteri.

2. Apoteker Pengelola Apotek (APA) berhalangan melakukan tugasnya lebih dari

2 (dua) tahun secara terus menerus.

3. Terjadi pelanggaran terhadap Undang – Undang No.9 tahun 1976 tentang

Narkotika, Undang – Undang Obat Keras No. St. 1973 No. 541, Undang-

Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.

4. Surat Izin Kerja Apoteker Pengelola Apotek dicabut.

5. Pemilik Sarana Apotek terbukti terlibat dalam pelanggaran perundang-

undangan di bidang obat.

6. Apotek tidak dapat lagi memenuhi persyaratan mengenai kesiapan tempat

pendirian apotek serta kelengkapan sediaan farmasi dan perbekalan lainnya baik

merupakan milik sendiri atau pihak lain.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebelum melakukan pencabutan

harus berkoordinasi dengan Kepala Balai POM setempat. Pelaksanaan pencabutan

Surat Izin Apotek dilakukan setelah dikeluarkan:

1. Peringatan secara tertulis kepada Apoteker Pengelola Apotek sebanyak 3 kali

berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 2 bulan dengan

menggunakan contoh Formulir APT-12.

2. Pembekuan izin Apotek untuk jangka waktu selama-lamanya 6 bulan sejak

dikeluarkannya penetapan pembekuan kegiatan Apotek dengan menggunakan

contoh Formulir APT-13.

Pembekuan Izin Apotek sebagaimana dimaksud dalam poin (b) di atas,

dapat dicairkan kembali apabila apotek telah membuktikan memenuhi seluruh

persyaratan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan ini dengan menggunakan

contoh formulir APT-14. Pencairan Izin Apotek dimaksud di atas dilakukan setelah

menerima laporan pemeriksaan dari Tim Pemeriksaan Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota setempat. Apabila Surat Izin Apotek dicabut, Apoteker Pengelola

Apotek atau Apoteker Pengganti wajib mengamankan perbekalan farmasi sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengamanan yang dimaksud wajib

mengikuti tata cara sebagai berikut :

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

14

Universitas Indonesia

1. Dilakukan inventarisasi terhadap seluruh persediaan narkotika, obat keras

tertentu dan obat lain serta seluruh resep yang tersedia di apotek.

2. Narkotika, psikotropika, dan resep harus dimasukkan dalam tempat yang

tertutup dan terkunci

3. Apoteker Pengelola Apotek wajib melaporkan secara tertulis kepada Kepala

Kementerian Kesehatan atau petugas yang diberi wewenang olehnya, tentang

penghentian kegiatan disertai laporan inventarisasi yang dimaksud dalam poin

(1).

2.10. Perbekalan Farmasi

Pemerintah menetapkan beberapa peraturan mengenai “Tanda” untuk

membedakan jenis-jenis obat yang beredar di wilayah Republik Indonesia agar

pengelolaan obat menjadi mudah. Beberapa peraturan tersebut antara lain yaitu:

1. UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

2. Kepmenkes RI No. 2380/A/SK/VI/83 tentang Tanda Khusus Obat Bebas dan

Obat Bebas Terbatas.

3. Kepmenkes RI No. 2396/A/SK/VIII/86 tentang Tanda Khusus Obat Keras

Daftar G.

4. Kepmenkes RI No. 347/Menkes/SK/VIII/90 tentang Obat Wajib Apotek.

5. Permenkes RI No.688/Menkes/Per/VII/1997 tentang Peredaran Psikotropika.

Berdasarkan ketentuan peraturan tersebut, maka obat dapat dibagi menjadi

beberapa golongan yaitu (Umar, 2007; Departemen Kesehatan RI, 1997):

1. Obat Bebas

Obat bebas adalah obat tanpa peringatan, yang dapat diperoleh tanpa resep

dokter. Tandanya berupa lingkaran bulat berwarna hijau dengan garis tepi hitam.

Gambar 2.1 Penandaan Obat Bebas

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

15

Universitas Indonesia

2. Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat dengan peringatan, yang dapat diperoleh

tanpa resep dokter. Tandanya berupa lingkaran bulat berwarna biru dengan garis

tepi hitam.

Gambar 2.2 Penandaan Obat Bebas Terbatas

Contoh dari obat bebas terbatas yaitu, obat batuk, obat influenza, obat

penghilang rasa sakit dan penurun panas, obat-obat antiseptik, dan obat tetes mata

untuk iritasi ringan. Obat golongan ini termasuk obat keras namun dapat dibeli

tanpa resep dokter.

Komposisi obat bebas terbatas merupakan obat keras sehingga dalam wadah

atau kemasan perlu dicantumkan tanda peringatan (P1-P6). Tanda peringatan

tersebut berwarna hitam dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar 2 cm (disesuaikan

dengan warna kemasannya) dan diberi tulisan peringatan penggunaannya dengan

huruf berwarna putih.

Tanda-tanda peringatan ini sesuai dengan golongan obatnya yaitu:

a. P No 1: Awas! Obat keras. Baca aturan memakainya. Contoh: Inza®.

b. P No 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk dikumur, jangan ditelan. Contoh:

Betadine® Obat Kumur Antiseptik.

c. P No 3: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan. Contoh:

Canesten®.

d. P No 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar. Contoh: Sigaret Asma.

e. P No 5: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan. Contoh: Sulfanilamid Steril.

f. P No 6: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan. Contoh: Anusol

Suppositoria.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

16

Universitas Indonesia

Gambar 2.3 Tanda Peringatan pada Obat Bebas Terbatas

3. Obat Keras Daftar G

Obat keras adalah obat-obatan yang mempunyai khasiat mengobati,

menguatkan, mendesinfeksi, dan lain-lain, pada tubuh manusia, baik dalam

bungkusan atau tidak yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Tanda khusus obat

keras yaitu lingkaran merah dengan garis tepi hitam dan huruf K di dalamnya yang

ditulis pada etiket dan bungkus luar.

Gambar 2.4 Penandaan Obat Keras

Psikotropika termasuk dalam golongan obat keras. Obat keras merupakan

obat yang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter dan dapat diulang tanpa resep

baru bila dokter menyatakan pada resepnya “boleh diulang“. Obat-obat golongan

ini antara lain obat jantung, obat diabetes, hormon, antibiotika, beberapa obat ulkus

lambung, dan semua obat suntik.

4. Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan

narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf

pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Penggolongan dari psikotropika adalah (Undang-Undang No. 5 tahun 1997 tentang

Psikotropika, 1997):

a. Psikotropika golongan I adalah Psikotropika yang hanya dapat digunakan

untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta

P. No. 3

Awas! Obat Keras

Hanya untuk bagian

luar dari badan

P. No. 4

Awas! Obat Keras

Hanya untuk dibakar

P. No. 5

Awas! Obat Keras

Tidak boleh ditelan

P. No. 6

Awas! Obat Keras

Obat wasir, jangan

ditelan

P. No. 2

Awas! Obat Keras

Hanya untuk kumur,

Jangan ditelan

P. No. 1

Awas! Obat Keras

Baca aturan

memakainya

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

17

Universitas Indonesia

mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.

Contoh: etisiklidina, tenosiklidina, metilendioksi metilamfetamin (MDMA).

b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan

dapat digunakan dalam terapi dan/ atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh:

amfetamin, deksamfetamin, metamfetamin, fensiklidin.

c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan

banyak digunakan dalam terapi dan/ atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh:

amobarbital, pentobarbital, siklobarbital.

d. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan

sangat luas digunakan dalam terapi dan/ atau untuk tujuan ilmu pengetahuan

serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan.

Contoh: diazepam, estazolam, etilamfetamin, alprazolam.

5. Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan

atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa

nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-

golongan (Undang-Undang No.35 tahun 2009 tentang Narkotika, 2009).

Gambar 2.5 Penandaan Obat Narkotika

Narkotika dibagi menjadi 3 golongan, yaitu (Undang-Undang No. 35 tahun

2009 tentang Narkotika):

a. Narkotika Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk

tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi,

serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.

Contoh: kokain, opium, heroin, ganja.

b. Narkotika Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan,

digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

18

Universitas Indonesia

untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi

mengakibatkan ketergantungan. Contoh: morfin, petidin, normetadona,

metadona.

c. Narkotika Golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan

banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.

Contoh: kodein, norkodeina, etilmorfina.

2.11. Pengelolaan Apotek

Pengelolaan apotek adalah seluruh upaya dan kegiatan apoteker untuk

melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan apotek. Menurut Keputusan Menteri

Kesehatan RI No. 922/MENKES/PER/X/1993 pengelolaan apotek dapat dibagi

menjadi dua, yaitu:

1. Pengelolaan teknis kefarmasian meliputi pembuatan, pengelolaan, peracikan,

pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan, penyerahan obat atau bahan

obat, pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi

lainnya. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi yang meliputi

pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi lainnya yang diberikan baik

kepada dokter, tenaga kesehatan lainnya, maupun kepada masyarakat,

pengamatan dan pelaporan mengenai khasiat, keamanan, bahaya dan atau mutu

obat serta perbekalan farmasi lainnya.

2. Pengelolaan non teknis kefarmasian meliputi semua kegiatan administrasi,

keuangan, personalia, pelayanan komoditas selain perbekalan farmasi dan

bidang lainnya yang berhubungan dengan fungsi apotek.

Secara garis besar pengelolaan apotek dapat dijabarkan sebagai berikut:

2.11.1. Pengelolaan Perbekalan Farmasi

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga

dalam rangka pengadaan dengan tujuan mendapatkan jenis dan jumlah yang sesuai

dengan kebutuhan dan anggaran, serta menghindari kekosongan obat. Dalam

perencanaan pengadaan sediaan farmasi seperti obat-obatan dan alat kesehatan,

maka perlu dilakukan pengumpulan data obat-obatan yang akan dipesan. Data obat-

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

19

Universitas Indonesia

obatan tersebut biasanya ditulis dalam buku defekta, yaitu jika barang habis atau

persediaan menipis berdasarkan jumlah barang yang tersedia pada bulan-bulan

sebelumnya. Beberapa pertimbangan yang harus dilakukan APA di dalam

melaksanakan perencanaan pemesanan barang, yaitu memilih Pedagang Besar

Farmasi (PBF) yang memberikan keuntungan dari segala segi, misalnya harga yang

ditawarkan sesuai, ketepatan waktu pengiriman, diskon dan bonus yang diberikan

sesuai, jangka waktu kredit yang cukup, serta kemudahan dalam pengembalian

obat-obatan yang hampir kadaluarsa.

Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek,

maka dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu

memperhatikan:

a. Pola penyakit, maksudnya adalah perlu memperhatikan dan mencermati pola

penyakit yang timbul di sekitar masyarakat sehingga apotek dapat memenuhi

kebutuhan masyarakat tentang obat-obat untuk penyakit tersebut.

b. Tingkat perekonomian masyarakat di sekitar apotek juga akan mempengaruhi

daya beli terhadap obat-obatan.

c. Budaya masyarakat dimana pandangan masyarakat terhadap obat, pabrik obat,

bahkan iklan obat dapat mempengaruhi dalam hal pemilihan obat-obatan

khususnya obat-obatan tanpa resep. Demikian juga dengan budaya masyarakat

yang lebih senang berobat ke dokter, maka apotek perlu memperhatikan obat-

obat yang sering diresepkan oleh dokter tersebut.

2. Pengadaan

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 918/Menkes/Per/X/1993

tentang PBF, menyebutkan bahwa pabrik dapat menyalurkan produksinya langsung

ke PBF, apotek, toko obat, apotek rumah sakit, dan sarana kesehatan lain (Peraturan

Menteri Kesehatan RI No. 918/Menkes/per/X/1993, 1993). Pengadaan barang di

apotek meliputi pemesanan dan pembelian. Pembelian barang dapat dilakukan

secara langsung ke produsen atau melalui PBF. Proses pengadaan barang dilakukan

melalui beberapa tahap, yaitu:

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

20

Universitas Indonesia

a. Tahap persiapan, dilakukan dengan cara mengumpulkan data barang-barang

yang akan dipesan dari buku defekta, termasuk obat baru yang ditawarkan

pemasok.

b. Pemesanan dilakukan dengan menggunakan Surat Pesanan (SP). SP minimal

dibuat 2 lembar (untuk pemasok dan arsip apotek) dan ditandatangani oleh APA

dengan mencantumkan nomor SIK.

Pengadaan atau pembelian barang di apotek dapat dilakukan dengan cara

antara lain (Anif, 2001):

a. Pembelian dalam jumlah terbatas yaitu pembelian dilakukan sesuai dengan

kebutuhan dalam waktu pendek, misalnya satu minggu. Pembelian ini

dilakukan bila modal terbatas dan PBF berada dalam jarak tidak jauh dari

apotek, misalnya satu kota dan selalu siap untuk segera mengirimkan obat yang

dipesan.

b. Pembelian berencana dimana metode ini erat hubungannya dengan

pengendalian persediaan barang. Pengawasan stok obat atau barang dagangan

penting sekali, untuk mengetahui obat yang fast moving atau slow moving, hal

ini dapat dilihat pada kartu stok. Selanjutnya dilakukan perencanaan pembelian

sesuai dengan kebutuhan.

c. Pembelian secara spekulasi merupakan pembelian dilakukan dalam jumlah

yang lebih besar dari kebutuhan, dengan harapan akan ada kenaikan harga

dalam waktu dekat atau karena ada diskon atau bonus. Pola ini dilakukan pada

waktu-waktu tertentu jika diperkirakan akan terjadi peningkatan permintaan.

Meskipun apabila spekulasinya benar akan mendapat keuntungan besar, tetapi

cara ini mengandung resiko obat akan rusak atau kadaluarsa.

3. Penyimpanan

Penyimpanan obat sebaiknya digolongkan berdasarkan bentuk sediaan,

seperti sediaan padat dipisahkan dari sediaan cair atau setengah padat. Hal tersebut

dilakukan untuk menghindari zat-zat yang bersifat higroskopis. Serum, vaksin, dan

obat-obat yang mudah rusak atau meleleh pada suhu kamar disimpan dalam lemari

pendingin. Penyusunan obat dapat dilakukan secara alfabetis untuk mempermudah

dan mempercepat pengambilan obat saat diperlukan. Pengaturan pemakaian barang

di apotek sebaiknya menggunakan sistem FEFO (First Expired First Out) dan FIFO

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

21

Universitas Indonesia

(First In First Out), sehingga obat-obat yang mempunyai waktu kadaluarsa lebih

singkat disimpan paling depan dan memungkinkan diambil terlebih dahulu.

2.11.2. Pengelolaan Keuangan

Laporan keuangan yang biasa dibuat di apotek adalah:

1. Laporan Rugi-Laba

Laporan rugi-laba adalah laporan yang menyajikan informasi tentang

pendapatan, biaya, laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama periode

tertentu. Laporan rugi-laba biasanya berisi hasil penjualan, HPP (persediaan awal

+ pembelian - persediaan akhir), laba kotor, biaya operasional, laba bersih usaha,

laba bersih sebelum pajak, laba bersih setelah pajak, pendapatan non usaha, dan

pajak.

2. Neraca

Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit

usaha pada waktu tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta

yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban yang disebut pasiva, atau

dengan kata lain aktiva adalah investasi di dalam perusahaan dan pasiva merupakan

sumber-sumber yang digunakan untuk investasi tersebut. Oleh karena itu, dapat

dilihat dalam neraca bahwa jumlah aktiva akan sama besar dengan pasiva. Aktiva

dikelompokkan dalam aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva lancar berisi kas, surat-

surat berharga, piutang, dan persediaan. Aktiva tetap dapat berupa gedung atau

tanah, sedangkan pasiva dapat berupa hutang dan modal.

3. Laporan Hutang-Piutang

Laporan utang adalah laporan yang berisi utang yang dimiliki apotek pada

periode tertentu dalam satu tahun, sedangkan laporan piutang berisikan piutang

yang ditimbulkan karena transaksi yang belum lunas dari pihak lain kepada pihak

apotek.

2.10.3. Administrasi

Administrasi yang biasa dilakukan apotek meliputi antara lain :

1. Administrasi umum, kegiatannya meliputi, membuat agenda atau mengarsipkan

surat masuk dan surat keluar, pembuatan laporan-laporan seperti, laporan

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

22

Universitas Indonesia

narkotika dan psikotropika, pelayanan resep dengan harganya, pendapatan, alat

dan obat KB, obat generik, dan lain-lain.

2. Pembukuan meliputi pencatatan keluar dan masuknya uang disertai bukti-bukti

pengeluaran dan pemasukan.

3. Administrasi penjualan meliputi pencatatan pelayanan obat resep, obat bebas,

dan pembayaran secara tunai atau kredit.

4. Administrasi pergudangan meliputi, pencatatan penerimaan barang, masing-

masing barang diberi kartu stok, dan membuat defekta.

5. Administrasi pembelian meliputi pencatatan pembelian harian secara tunai atau

kredit dan asal pembelian, mengumpulkan faktur secara teratur. Selain itu

dicatat kepada siapa berhutang dan masing-masing dihitung besarnya hutang

apotek.

6. Administrasi piutang, meliputi pencatatan penjualan kredit, pelunasan piutang,

dan penagihan sisa piutang.

7. Administrasi kepegawaian dilakukan dengan mengadakan absensi karyawan,

mencatat kepangkatan, gaji, dan pendapatan lainnya dari karyawan.

2.12. Pelayanan Apotek

Peraturan yang mengatur tentang Pelayanan Apotek adalah Peraturan

Menteri Kesehatan No. 922/Menkes/Per/X/1993 yang meliputi:

1. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter

hewan. Pelayanan resep ini sepenuhnya atas dasar tanggung jawab Apoteker

Pengelola Apotek, sesuai dengan keahlian profesinya yang dilandasi pada

kepentingan masyarakat.

2. Apotek wajib menyediakan, menyimpan, dan menyerahkan perbekalan yang

bermutu baik dan absah.

3. Apotek tidak diizinkan mengganti obat generik yang ditulis dalam resep

dengan obat paten. Namun resep dengan obat paten boleh diganti dengan obat

generik.

4. Apotek wajib memusnahkan perbekalan farmasi yang tidak memenuhi syarat

mengikuti ketentuan yang berlaku, dengan membuat berita acara. Pemusnahan

ini dilakukan dengan cara dibakar atau dengan ditanam atau dengan cara lain

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

23

Universitas Indonesia

yang ditetapkan oleh Balai Besar POM.

5. Dalam hal pasien tidak mampu menebus obat yang diresepkan, apoteker wajib

berkonsultasi dengan dokter penulis resep untuk pemilihan obat yang lebih

tepat.

6. Apoteker wajib memberikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan

obat secara tepat, aman, dan rasional atas permintaan masyarakat.

7. Apabila apoteker menganggap bahwa dalam resep terdapat kekeliruan atau

penulisan resep yang tidak tepat, Apoteker harus memberitahukan kepada

dokter penulis resep. Apabila atas pertimbangan tertentu dokter penulis resep

tetap pada pendiriannya, dokter wajib melaksanakan secara tertulis atau

membubuhkan tanda tangan yang lazim di atas resep.

8. Salinan resep harus ditandatangani oleh Apoteker.

9. Resep harus dirahasiakan dan disimpan di apotek dengan baik dalam jangka

waktu 3 tahun.

10. Resep dan salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep

atau yang merawat penderita, penderita yang bersangkutan, petugas kesehatan

atau petugas lain yang berwenang menurut perundang-undangan yang berlaku.

11. Apoteker Pengelola Apotek, Apoteker Pendamping atau Apoteker Pengganti

diizinkan menjual obat keras tanpa resep yang dinyatakan sebagai Daftar Obat

Wajib Apotek, yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

2.12.1. Pelayanan Resep (Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1027/MENKES/SK/IX/2004)

1. Skrining Resep

Apoteker melakukan kegiatan skrining resep yang meliputi:

a. Memeriksa kelengkapan persyaratan administrasi: nama dokter, nomor SIP,

alamat dokter, tanggal penulisan resep, tanda tangan atau paraf dokter penulis

resep, nama pasien, alamat pasien, umur pasien, jenis kelamin pasien, dan berat

badan pasien, nama obat, potensi, dosis, jumlah yang diminta, cara pemakaian

yang jelas dan informasi lainnya.

b. Memeriksa kesesuaian farmasetik seperti bentuk sediaan, dosis,

inkompatibilitas, stabilitas, cara dan lama pemberian.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

24

Universitas Indonesia

c. Melakukan pertimbangan klinis seperti adanya alergi, efek samping, interaksi,

kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). Jika ada keraguan terhadap

resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan

memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan

persetujuan setelah pemberitahuan.

2. Penyiapan Obat

Peracikan merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur,

mengemas, dan memberikan etiket pada wadah. Suatu prosedur tetap harus dibuat

untuk melaksanakan peracikan obat, dengan memperhatikan dosis, jenis, dan

jumlah obat serta penulisan etiket yang benar. Etiket harus jelas dan dapat dibaca.

Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocok sehingga terjaga

kualitasnya. Pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep harus

dilakukan sebelum obat diserahkan kepada pasien. Penyerahan obat dilakukan oleh

apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien.

3. Informasi Obat

Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah

dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana dan terkini, informasi obat pada pasien

sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, jangka waktu pengobatan, cara

penyimpanan obat, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari

selama terapi.

4. Konseling

Apoteker harus memberikan konseling mengenai sediaan farmasi dan

perbekalan kesehatan lainnya sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien

atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan

obat yang salah. Untuk penderita penyakit seperti kardiovaskular, diabetes, TBC,

asma, dan penyakit kronis lainnya, apoteker harus memberikan konseling secara

berkelanjutan.

5. Monitoring Penggunaan Obat

Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus melaksanakan

pemantauan penggunaan obat terutama untuk pasien tertentu seperti

kardiovaskular, diabetes, TBC, asma dan penyakit kronis lainnya.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

25

Universitas Indonesia

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 28 tahun 1981 tentang

penyimpanan dan pemusnahan resep menyebutkan bahwa:

1. APA mengatur resep yang telah dikerjakan menurut urutan tanggal dan nomor

urut penerimaan resep dan harus disimpan sekurang-kurangnya selama tiga

tahun.

2. Resep yang mengandung narkotika harus dipisahkan dari resep lainnya.

3. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu penyimpanan, dapat

dimusnahkan.

4. Pemusnahan resep dilakukan dengan cara dibakar atau dengan cara lain yang

memadai oleh APA bersama-sama dengan sekurang-kurangnya seorang

petugas apotek.

5. Pada pemusnahan resep, harus dibuat berita acara pemusnahan sesuai dengan

bentuk yang telah ditentukan dan dibuat rangkap empat serta ditandatangani

oleh APA dan petugas apotek.

2.12.2. Pelayanan Swamedikasi

Pengobatan sendiri (swamedikasi) adalah tindakan mengobati diri sendiri

dengan obat tanpa resep (golongan obat bebas dan bebas terbatas) yang dilakukan

secara tepat guna dan bertanggung jawab. Hal ini mengandung makna bahwa

walaupun digunakan untuk diri sendiri, pengobatan sendiri harus dilakukan secara

rasional. Ini berarti bahwa tindakan pemilihan dan penggunaan produk

bersangkutan sepenuhnya merupakan tanggung jawab bagi para penggunanya.

Pemerintah juga turut berperan serta dalam meningkatkan upaya

pengobatan sendiri dengan mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan

No.347/Menkes/SK/VII/ 1990 tentang Obat Wajib Apotek. Obat Wajib Apotek

(OWA) adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter oleh apoteker

di apotek (Keputusan Menteri Kesehatan Kesehatan No. 347 tahun 1990, 1990).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 919/Menkes/PER/X/1993 tentang

kriteria obat yang diserahkan tanpa resep dokter, harus memenuhi kriteria sebagai

berikut:

1. Tidak dikontraindikasikan pada wanita hamil, anak dibawah usia 2 tahun dan

orang tua diatas 65 tahun.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

26

Universitas Indonesia

2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan resiko akan

kelanjutan penyakit.

3. Penggunaan tidak memerlukan cara dan alat khusus yang harus dilakukan oleh

tenaga kesehatan.

4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di

Indonesia.

5. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat

dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.

Penggunaan OWA perlu dicatat tetapi tidak perlu dilaporkan. Beberapa

kewajiban apoteker dalam penyerahan obat wajib apotek yaitu:

1. Memenuhi ketentuan dan batasan yang tercakup dalam tiap-tiap jenis obat wajib

apotek tersebut.

2. Contoh: Ibuprofen tablet 400 mg maksimal diberikan sebanyak 10 tablet per

pasien (demikian pula dengan ibuprofen tablet 800 mg), ketokonazol krim

maksimal diberikan sebanyak 1 tube per pasien, atau ranitidin tablet 150 mg

dengan batas jumlah penyerahan kepada pasien sebanyak 10 tablet.

3. Membuat catatan pasien dan obat yang telah diserahkan.

4. Memberikan informasi tentang obat, meliputi dosis, aturan pakai, efek samping

dan informasi lain yang dianggap perlu.

2.12.3. Promosi dan Edukasi

Apoteker harus memberikan edukasi dalam rangka pemberdayaan

masyarakat, apabila masyarakat ingin mengobati diri sendiri (swamedikasi) untuk

penyakit ringan, dengan memilihkan obat yang sesuai. Apoteker juga harus

berpartisipasi secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu

diseminasi informasi antara lain dengan penyebaran leaflet atau brosur, poster,

penyuluhan, dan lain-lain.

2.12.4. Pelayanan Residensial (Home Care)

Apoteker sebagai pemberi pelayanan (care giver) diharapkan juga dapat

melakukan pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya

untuk kelompok lanjut usia (lansia) dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis

lainnya. Untuk aktivitas ini apoteker harus membuat catatan berupa catatan

pengobatan (medication record).

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

27

Universitas Indonesia

2.13. Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika di Apotek

2.13.1. Pengelolaan Narkotika di Apotek

Narkotika merupakan bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan dan

pengembangan ilmu pengetahuan, namun menimbulkan ketergantungan yang

sangat merugikan apabila dipergunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang

ketat dan seksama. Pengendalian dan pengawasan narkotika, di Indonesia

merupakan wewenang Badan POM. Untuk mempermudah pengendalian dan

pengawasan narkotika maka pemerintah Indonesia hanya memberikan izin kepada

PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. untuk mengimpor bahan baku, memproduksi

sediaan dan mendistribusikan narkotika di seluruh Indonesia. Hal tersebut

dilakukan mengingat narkotika adalah bahan berbahaya yang penggunaannya dapat

disalahgunakan. Secara garis besar pengelolaan narkotika meliputi pemesanan,

penyimpanan, pelayanan, pelaporan dan pemusnahan (Umar, 2007).

1. Pemesanan Narkotika

Untuk memudahkan pengawasan maka apotek hanya dapat memesan

narkotika ke PBF PT. Kimia Farma dengan menggunakan Surat Pesanan (SP)

khusus narkotika, yang ditandatangani oleh APA, dilengkapi dengan nama jelas,

stempel apotek, nomor SIK dan SIA. Surat pesanan terdiri dari empat rangkap.

Surat pesanan narkotika dilengkapi dengan nama dan tanda tangan APA, nomor

Surat Izin Apotek (SIA), tanggal dan nomor surat, alamat lengkap dan stempel

apotek. Satu surat pesanan hanya untuk satu jenis narkotika

2. Penyimpanan Narkotika

Apotek harus mempunyai tempat khusus untuk menyimpan narkotika dan

harus dikunci dengan baik. Tempat penyimpanan narkotika di apotek harus

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (Departemen Kesehatan RI, 1978):

a. Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat.

b. Harus mempunyai kunci yang kuat.

c. Dibagi dua, masing-masing dengan kunci yang berlainan. Bagian pertama

dipergunakan untuk menyimpan morfin, petidin dan garam-garamnya serta

persediaan narkotika sedangkan bagian kedua dipergunakan untuk menyimpan

narkotika yang dipakai sehari-hari.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

28

Universitas Indonesia

d. Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari berukuran kurang dari 40 x 80 x

100 cm, maka lemari tersebut harus dibaut melekat pada tembok atau lantai.

e. Lemari khusus tidak boleh digunakan untuk menyimpan barang lain selain

narkotika, kecuali ditentukan oleh Menteri Kesehatan.

f. Anak kunci lemari khusus harus dipegang oleh pegawai yang dikuasakan.

g. Lemari khusus harus ditempatkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh

umum.

3. Pelayanan Resep yang Mengandung Narkotika

Hal yang harus diperhatikan dalam pelayanan resep yang mengandung

narkotika antara lain (Departemen Kesehatan RI (b), 1997; Direktorat Jenderal

POM, 1997):

a. Narkotika hanya digunakan untuk kepentingan pengobatan atau ilmu

pengetahuan.

b. Narkotika hanya dapat diserahkan kepada pasien untuk pengobatan penyakit

berdasarkan resep dokter.

c. Apotek dilarang mengulangi menyerahkan narkotika atas dasar salinan resep

dokter.

d. Apotek dilarang melayani salinan resep yang mengandung narkotika,

walaupun resep tersebut baru dilayani sebagian atau belum dilayani sama

sekali.

e. Untuk resep narkotika yang baru dilayani sebagian atau belum sama sekali,

apotek boleh membuat salinan resep tetapi salinan resep tersebut hanya boleh

dilayani oleh apotek yang menyimpan resep asli.

f. Salinan resep dari resep narkotika dengan tulisan iter tidak boleh dilayani sama

sekali. Dengan demikian dokter tidak boleh menambah tulisan iter pada resep-

resep yang mengandung narkotika.

4. Pelaporan Narkotika

Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika menyatakan

bahwa apotek wajib membuat, menyampaikan dan menyimpan laporan berkala

mengenai pemasukan dan/atau pengeluaran narkotika yang berada dalam

penguasaannya. Pelaporan penggunaan narkotika telah dikembangkan dalam

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

29

Universitas Indonesia

bentuk perangkat lunak atau program Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika

(SIPNAP) sejak tahun 2006 oleh Kementerian Kesehatan. Sistem Pelaporan

Narkotika dan Psikotropika (SIPNAP) adalah sistem yang mengatur pelaporan

penggunaan Narkotika dan Psikotropika dari Unit Layanan (Puskesmas, Rumah

Sakit dan Apotek) ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan

pelaporan elektronik selanjutnya Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan ke

tingkat yang lebih tinggi (Dinkes Provinsi dan Dit jen Binfar dan Alkes) melalui

mekanisme pelaporan online yang menggunakan fasilitas internet. Namun,

penerapan undang-undang ini belum dilaksanakan secara menyeluruh di Indonesia.

5. Pemusnahan Narkotika

APA dapat memusnahkan narkotika yang rusak, kadaluarsa atau tidak

memenuhi syarat lagi untuk digunakan dalam pelayanan kesehatan. Apoteker

Pengelola Apotek dan dokter yang memusnahkan narkotika harus membuat Berita

Acara Pemusnahan Narkotika yang sekurang-kurangnya memuat:

a. Nama, jenis, sifat, dan jumlah narkotika yang dimusnahkan.

b. Keterangan tempat, jam, hari, tanggal, bulan dan tahun dilakukan pemusnahan.

c. Tanda tangan dan identitas lengkap pelaksana dan pejabat yang menyaksikan

pemusnahan.

d. Cara pemusnahan dibuat Berita Acara Pemusnahan Narkotika dikirim kepada

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Balai POM.

Pelanggaran terhadap ketentuan mengenai penyimpanan dan pelaporan

narkotika dapat dikenai sanksi administratif oleh Menteri Kesehatan yang berupa:

teguran, peringatan, denda administratif, penghentian sementara kegiatan atau

pencabutan izin (Direktorat Jenderal POM, 1997).

2.13.2. Pengelolaan Psikotropika

Ruang lingkup pengaturan psikotropika adalah segala hal yang

berhubungan dengan psikotropika yang dapat mengakibatkan ketergantungan.

Tujuan pengaturan psikotropika yaitu:

1. Menjamin ketersediaan psikotropika guna kepentingan pelayanan kesehatan

dan ilmu pengetahuan.

2. Mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

30

Universitas Indonesia

3. Memberantas peredaran gelap psikotropika.

Secara garis besar pengelolaan psikotropika meliputi:

1. Pemesanan Psikotropika

Kegiatan ini memerlukan surat pesanan (SP), dimana satu SP bisa

digunakan untuk beberapa jenis obat. Penyerahan psikotropika oleh apotek hanya

dapat dilakukan kepada apotek lainnya, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan,

dokter, dan pasien dengan resep dokter. Tata cara pemesanan adalah dengan

menggunakan SP yang ditandatangani oleh APA dilengkapi dengan nama jelas,

stempel apotek, nomor SIK dan SIA. Surat pesanan dibuat rangkap 3, dua lembar

untuk PBF dan 1 lembar untuk arsip apotek. Satu SP untuk beberapa jenis obat

psikotropika.

2. Penyimpanan Psikotropika

Kegiatan ini belum diatur oleh perundang-undangan, namun karena

kecenderungan penyalahgunaan psikotropika, maka disarankan untuk obat

golongan psikotropika diletakkan tersendiri dalam suatu rak atau lemari khusus.

3. Pelaporan Psikotropika

Apotek wajib membuat dan menyimpan catatan mengenai kegiatan yang

berhubungan dengan psikotropika dan melaporkan pemakaiannya setiap bulan.

Laporan ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat

dengan tembusan kepada Kepala Balai Besar POM setempat, Dinas Kesehatan

Provinsi setempat, dan 1 salinan untuk arsip.

4. Pemusnahan Psikotropika

Pemusnahan psikotropika dilakukan bila berhubungan dengan tindak

pidana, diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku dan atau

tidak dapat digunakan dalam proses produksi, kadaluarsa atau tidak memenuhi

syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan dan untuk kepentingan ilmu

pengetahuan. Pemusnahan psikotropika wajib dibuat Berita Acara dan dikirim

kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Balai POM.

2.14. Pelayanan Informasi Obat

Pekerjaan kefarmasian di apotek tidak hanya pada pembuatan, pengolahan,

pengadaan, dan penyimpanan perbekalan farmasi, tetapi juga pada pelayanan

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

31

Universitas Indonesia

informasi obat (PIO). Tujuan diselenggarakannya PIO di apotek adalah demi

tercapainya penggunaan obat yang rasional, yaitu tepat indikasi, tepat pasien, tepat

regimen (dosis, cara, waktu, dan lama pemberian), tepat obat, dan waspada efek

samping. Dalam memberikan informasi obat, hendaknya seorang apoteker

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Mandiri, artinya bebas dari segala bentuk keterikatan dengan pihak lain yang

dapat mengakibatkan informasi yang diberikan menjadi tidak objektif.

2. Objektif, artinya memberikan informasi dengan sejelas-jelasnya mengenai

suatu produk obat tanpa dipengaruhi oleh berbagai kepentingan.

3. Seimbang, artinya informasi diberikan setelah melihat dari berbagai sudut

pandang yang mungkin berlawanan.

4. Ilmiah, artinya informasi berdasarkan sumber data atau referensi yang dapat

dipercaya.

5. Berorientasi pada pasien, maksudnya informasi tidak hanya mencakup

informasi produk seperti ketersediaan, kesetaraan generik, tetapi juga harus

mencakup informasi yang mempertimbangkan kondisi pasien.

Peran apoteker di apotek dalam pemberian informasi obat kepada pasien,

dokter, maupun tenaga medis lainnya sangat pentin, mengingat apotek sebagai

sarana kesehatan masyarakat yang melayani masyarakat dengan cara memberikan

obat sesuai dengan kebutuhan pasien atau resepnya. Pelaksanaan pelayanan

informasi obat di apotek bertujuan agar obat dapat digunakan pasien secara

rasional, yaitu tepat indikasi, tepat pasien, tepat regimen, tepat obat, serta waspada

terhadap efek samping obat. Oleh karena itu, dibutuhkan peran aktif apoteker di

apotek untuk memberikan informasi obat kepada pasien, dokter serta tenaga medis

lain yang terlibat di apotek.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

32

Universitas Indonesia 32

BAB 3

TINJAUAN KHUSUS

3.1. Sejarah Singkat Apotek Erra Medika

Apotek Erra Medika berdiri pada tanggal 13 Juli 1998, berdasarkan atas akta

notaris B. Wirastuti Puntaraksma, SH no. 6 tahun 1997. Apotek Erra Medika di

bawah naungan Yayasan Sangkakala. Maksud dan tujuan Yayasan Sangkakala

adalah:

1. Menyelenggarakan pendidikan, latihan dan pembangunan jasmani maupun

rohani pada masyarakat.

2. Menyelenggarakan, memelihara, membina dan memajukan kesehatan

masyarakat.

3.2. Lokasi, Bangunan, dan Tata Ruang Apotek Erra Medika

Apotek Erra Medika berlokasi di Ruko Sukmajaya No.4-5, Jalan Tole

Iskandar, Depok. Apotek ini berada dalam satu bangunan dengan klinik Erra

Medika yang menjadi sumber utama resep yang diterima oleh apotek. Apotek

berada di pinggir jalan dua arah, yang dilalui oleh kendaraan umum, sehingga

mudah dijangkau oleh pasien dengan kendaraan umum serta memiliki halaman

parkir yang cukup luas untuk kendaraan pribadi. Lokasi apotek dapat dilihat pada

Lampiran 1.

Bangunan Apotek terdiri dari ruang tunggu, tempat penerimaan resep dan

penjualan obat, ruang peracikan, ruang untuk pegawai dan tempat pencucian atau

wastafel. Loket kasir, tempat istirahat pegawai dan toilet digunakan bersama

dengan klinik Erra Medika. Desain eksterior dan interior apotek dapat dilihat pada

Lampiran 2 dan 3. Sedangkan denah apotek dapat dilihat pada Lampiran 4.

Apotek memiliki ruang peracikan yang terpisah dengan ruang tunggu

sehingga terhindar dari pandangan langsung konsumen. Ruang peracikan cukup

luas sehingga karyawan dapat leluasa bergerak. Ruang tunggu apotek tidak terlalu

besar karena biasanya pasien menunggu di ruangan tunggu klinik. Sebagian besar

resep yang diterima di apotek berasal dari Klinik Erra Medika.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

33

Universitas Indonesia

3.3. Struktur Organisasi Apotek Erra Medika

Apotek Erra Medika dikepalai oleh seorang dokter sebagai Pemilik Sarana

Apotek (PSA) dan seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang bertanggung

jawab atas keseluruhan kegiatan di Apotek. Agar manajemen apotek dapat

berlangsung dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal, suatu apotek harus

mempunyai struktur organisasi serta pembagian tugas dan tanggung jawab yang

jelas. Apotek mempunyai beberapa orang karyawan dengan rincian sebagai berikut

(dapat dilihat pada Lampiran 9):

1. Tenaga Teknis Farmasi

a. Apoteker Pengelola Apotek : 1 orang

b. Asisten Apoteker : 3 orang

2. Tenaga Non Teknis Farmasi

a. Juru Resep : 1 orang

b. Tenaga Kasir : 1 orang

c. Tenaga Pengelola Keuangan : 1 orang

Tenaga kerja di Apotek Erra Medika secara bergantian bekerja berdasarkan

shift-shift yang telah dibagi, yaitu shift pagi hingga sore (pukul 08.00-15.00) dan

shift siang hingga malam (pukul 15.00-22.00). Adapun tugas dan fungsi tiap

karyawan yang ada di apotek Erra Medika adalah sebagai berikut:

1. APA (Apoteker Pengelola Apotek)

Apoteker Pengelola Apotek memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut:

a. Menyelenggarakan pelayanan kefarmasian yang sesuai dengan fungsinya

(apotek sebagai tempat pengabdian profesi) dan memenuhi segala kebutuhan

perundang-undangan di bidang perapotekan yang berlaku.

b. Memimpin seluruh kegiatan manajerial apotek termasuk mengkoordinasikan

dan mengawasi dinas kerja karyawan lainnya antara lain mengatur daftar giliran

kerja, menetapkan pembagian beban kerja, dan tanggung jawab masing-masing

karyawan.

c. Bertanggung jawab terhadap kelancaran administrasi dan penyimpanan

dokumen penting.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

34

Universitas Indonesia

d. Secara aktif berusaha sesuai dengan bidang tugasnya untuk meningkatkan

omset penjualan dan mengembangkan hasil usaha apotek dengan

mempertimbangkan masukan dari karyawan lainnya untuk perbaikan pelayanan

dan kemajuan apotek.

e. Memberikan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien untuk mendukung

penggunaan obat yang rasional.

f. Melaksanakan pelayanan swamedikasi

g. Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien meliputi

bentuk sediaan obat, jumlah obat, nama obat, nomor resep, nama pasien

kemudian menyerahkan obat kepada pasien dan memberikan informasi tentang

penggunaan obat tersebut serta informasi tambahan lain yang diperlukan.

h. Mengatur dan mengawasi pengamanan hasil penjualan tunai harian.

2. AA (Asisten Apoteker)

Asisten apoteker memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut:

a. Mendata kebutuhan barang

b. Mengatur, mengontrol, dan menyusun obat pada tempat penyimpanan obat di

ruang peracikan.

c. Melayani permintaan obat bebas dan resep dokter, mulai dari penerimaan resep,

menyiapkan obat, meracik, menulis etiket, mengemas, sampai dengan

menyerahkan obat.

d. Memberi harga-harga untuk resep-resep yang masuk dan memeriksa

kelengkapan resep.

e. Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien meliputi

bentuk sediaan obat, jumlah obat, nama obat, nomor resep, nama pasien

kemudian menyerahkan obat kepada pasien dan memberikan informasi tentang

penggunaan obat tersebut serta informasi tambahan lain yang diperlukan.

f. Mencatat keluar masuk barang

g. Melakukan pengecekan terhadap obat-obat yang mempunyai kadaluarsa

h. Menyusun daftar masuknya barang dan menandatangani faktur obat yang

masuk setiap harinya.

i. Membuat salinan resep dan kuitansi bila dibutuhkan.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

35

Universitas Indonesia

3. Juru Resep

Juru resep adalah tenaga yang membantu asisten apoteker dalam meracik

obat di apotek. Tugas dan kewajiban juru resep adalah:

a. Membantu tugas apoteker dan asisten apoteker dalam penyediaan atau

pembuatan obat jadi maupun obat racikan.

b. Menyiapkan dan membersihkan alat-alat peracikan serta melaporkan hasil

sediaan yang sudah jadi kepada asisten apoteker.

c. Membuat obat-obat racikan standar di bawah pengawasan asisten apoteker.

3.4. Kegiatan-Kegiatan di Apotek

3.4.1. Kegiatan Teknis Kefarmasian

Kegiatan teknis kefarmasian meliputi pengadaan atau pembelian perbekalan

farmasi, penyimpanan barang, pembuatan obat racikan, dan penjualan.

3.4.1.1. Pengadaan/Pembelian Perbekalan Farmasi

Pengadaan perbekalan farmasi dilaksanakan oleh asisten apoteker dengan

menggunakan surat pesanan (SP). Pengadaan perbekalan farmasi ini dilaksanakan

melalui pembelian secara kredit dan dibayar dua kali setiap bulan yaitu tanggal 10

dan 25. Sebelum dilakukan pengadaan obat terlebih dahulu dilakukan perencanaan

pengadaan obat berdasarkan kebutuhan dan berdasarkan buku defecta. Distributor

atau Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang dipilih berdasarkan harga, tenggang

waktu pembayaran dan potongan harga (discount). Barang-barang yang dipesan,

kemudian diantar dan disertai dengan faktur sebagai tanda bukti penyerahan barang.

Untuk pemesanan cito disampaikan melalui telepon, dimana SP menyusul ketika

barang diantar. Barang yang diterima, diperiksa keadaan fisiknya, nomor batch,

tanggal kadaluarsa, jenis, dan jumlah barang sesuai dengan yang tertera pada faktur

dan SP. Petugas akan menandatangani dan memberikan stempel apotek pada faktur

asli dan faktur kopi apabila barang yang diterima sesuai dengan pesanan. Faktur

asli diberikan kepada distributor dan lembar kopinya disimpan. Bila sudah cocok

dengan faktur maka barang yang diterima diinput ke komputer dan kartu stok.

Adapun contoh surat pesanan dan faktur pembelian dapat dilihat pada Lampiran

10 dan 11.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

36

Universitas Indonesia

3.4.1.2. Penyimpanan dan Pengeluaran Barang

Barang diterima disimpan berdasarkan bentuk sediaan dan alfabetis dan

dengan sistem FEFO (First Expire First Out ) dan FIFO (First in First Out).

Setiap jenis obat yang disimpan disertai dengan kartu stok (contoh kartu stok dapat

dilihat pada Lampiran 12). Obat dan alat kesehatan disimpan di rak, sedangkan obat

narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari terkunci. Untuk obat-obat

generik dan obat-obat paten diletakkan pada lemari etalase yang ada di ruang

peracikan. Untuk obat yang membutuhkan suhu rendah maka disimpan dalam

lemari pendingin. Untuk obat bebas disimpan di etalase ruang depan pada bagian

OTC.

3.4.1.3. Penjualan

Kegiatan penjualan yang dilakukan meliputi pelayanan resep, penjualan

obat bebas dan alat kesehatan. Pelayanan resep dokter terdiri dari resep yang

dibayar tunai dan resep yang dibayar kredit.

1. Penjualan Resep yang dibayar tunai

Adalah resep permintaan obat tertulis dari dokter untuk pasien dan dibayar

secara tunai oleh pasien.

2. Penjualan Resep yang dibayar kredit

Adalah resep yang ditulis oleh dokter untuk pasien tetapi dalam pembayaran

menggunakan jasa perusahaan asuransi yang pembayarannya secara berjangka

berdasarkan perjanjian yang telah disetujui bersama dan tagihan ditujukan kepada

perusahaan yang bersangkutan. Apotek mengadakan kerja sama dengan perusahaan

asuransi kesehatan Bank Mandiri, Nayaka, dan Asuransi Kesehatan Sudirman.

Klaim pada perusahaan Bank Mandiri dilakukan dua kali setiap bulannya yaitu dari

tanggal 1 sampai tanggal 15 dan dari tanggal 16 sampai tanggal 31. Sedangkan

klaim untuk Nayaka dan Asuransi Kesehatan Sudirman dilakukan setiap bulannya

dengan rekapitulasi dari tanggal 1 sampai tanggal 31 setiap bulannya.

3. Penjualan Obat OTC

Penjualan OTC adalah penjualan barang yang dibeli tanpa resep dokter

seperti obat bebas dan obat bebas terbatas, obat tradisional, kosmetika,

perlengkapan bayi, dan alat kesehatan. Pembayaran secara tunai dan setiap barang

yang terjual dicatat pada daftar laporan penjualan harian.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

37

Universitas Indonesia

3.4.2. Kegiatan Teknis Non Kefarmasian

Kegiatan ini meliputi bagian keuangan dan bagian administrasi.

3.4.2.1. Bagian Keuangan

Pada prinsipnya kegiatan keuangan adalah mengelola seluruh kegiatan yang

berhubungan dengan uang masuk dan uang keluar. Di apotek arus uang masuk

meliputi arus penjualan tunai dan penagihan piutang (penjualan kredit). Arus uang

keluar berupa biaya operasional apotek (listrik, telepon, PAM, gaji pegawai),

pembelian barang secara tunai dan pembayaran rutin untuk pembelian barang

secara kredit. Pada kegiatan keuangan dikenal buku kas dan buku bank. Buku kas

berisi semua pemasukan dan pengeluaran uang dalam bentuk tunai yang dilakukan

setiap hari sedangkan buku bank berisi semua pemasukan dan pengeluaran melalui

bank.

3.4.2.2. Kegiatan Administrasi

Kegiatan administrasi bertugas mencatat serta membukukan seluruh

kegiatan administrasi di apotek yang merupakan unsur penunjang semua kegiatan

di apotek, selain itu dapat juga memberikan data keuangan secara rinci. Data

tersebut digunakan untuk mengambil keputusan baik yang bersifat mendadak

maupun dalam menyusun rencana jangka panjang.

Pada kegiatan administrasi pembelian, transaksi pembelian dimasukkan ke

dalam komputer oleh Asisten Apoteker berdasarkan faktur pembelian. Transaksi

pembelian kemudian diposting, sehingga jumlah barang akan tercatat dan jumlah

uang akan tercatat pada transaksi hutang di komputer.

Pada administrasi penjualan harga resep, OTC, DOWA dilakukan melalui

komputer. Pada saat petugas memasukkan daftar barang yang dibeli dan telah

dibayar, maka stok barang secara otomatis berkurang sesuai dengan transaksi yang

telah dilaksanakan.

3.5. Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika

Pengelolaan golongan narkotika dan psikotropika memerlukan pengawasan

yang khusus. Hal tersebut untuk mengantisipasi terjadinya penyalahgunaan yang

dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya, tidak saja bagi pengguna tetapi

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

38

Universitas Indonesia

juga bagi masyarakat lainnya. Pengelolaan terhadap narkotika dan psikotropika

meliputi :

3.5.1. Pengadaan Narkotika dan Psikotropika

Pembelian obat narkotika pada Pedagang Besar Farmasi (PBF) Kimia

Farma sebagai distributor tunggal, pembelian tersebut dilakukan dengan

menggunakan surat pesanan narkotika rangkap 4 dimana satu surat pesanan hanya

berlaku untuk 1 jenis narkotika dan ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek

(APA) dengan mencantumkan nama jelas, nomor SIK, nomor SIA, jabatan, alamat

rumah, nama apotek serta stempel apotek.

Pada pesanan psikotropika dapat dilakukan pada Pedagang Besar Farmasi

resmi khususnya untuk penyaluran psikotropika rangkap 3 dengan menggunakan

surat pesanan psikotropika. Contoh Surat Pesanan Narkotika dan Psikotropika

dapat dilihat pada Lampiran 13 dan 14.

3.5.2. Penyimpanan Narkotika dan Psikotropika

Penyimpanan narkotika dilakukan di tempat khusus, yaitu : lemari khusus

yang terbuat dari kayu yang dibagi dua, masing-masing dilengkapi dengan kunci

yang dipegang oleh Asisten Apoteker yang telah diberi kuasa. Bagian pertama

untuk menyimpan persediaan narkotika dalam jumlah besar sedangkan bagian

kedua untuk menyimpan narkotika yang digunakan sehari-hari. Lemari ini tidak

boleh digunakan untuk menyimpan obat atau barang lain selain narkotika. Untuk

psikotropika disimpan juga dalam tempat yang khusus dan tidak dicampur dengan

obat lain.

3.5.3. Pelayanan Resep Narkotika dan Psikotropika

Apotek hanya melayani resep yang mengandung narkotika dari resep asli

atau salinan resep yang berasal dari apotek Erra Medika yang belum dilayani. Obat

narkotika yang dikeluarkan dicatat dalam buku pemakaian narkotika untuk

pembuatan laporan penggunaan narkotika. Untuk obat psikotropika yang dipakai

juga dicatat dalam buku pemakaian psikotropika setiap harinya.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

39

Universitas Indonesia

3.5.4. Laporan Penggunaan Narkotika dan Psikotropika

Laporan penggunaan obat-obatan di apotek Erra Medika dilaporkan setiap

bulan meliputi laporan penggunaan sediaan jadi narkotika. Setiap bulan apotek

wajib membuat laporan narkotika berdasarkan pemasukan dan pengeluaran

narkotika yang tercatat di buku harian penggunaan narkotika. Data pemasukan dan

pengeluaran narkotika di masukkan ke dalam sebuah software khusus dan hasil data

dikirim ke Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok dalam bentuk

softcopy yang disimpan di CD dan tembusan ke Balai Besar Badan Pengawas Obat

dan Makanan dalam bentuk hardcopy. Contoh pelaporan narkotika dapat dilihat

pada Lampiran 15 dan 16. Laporan penggunaan psikotropika dilaporkan setiap

bulan, ditujukan kepada Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok

dengan tembusan ke Balai Besar POM Jawa Barat. Contoh pelaporan psikotropika

dapat dilihat pada Lampiran 17 dan 18.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

40

Universitas Indonesia 40

BAB 4

PEMBAHASAN

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan

Kefarmasian, apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan

praktek kefarmasian oleh Apoteker. Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan

kesehatan yang memiliki peran dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

dan menunjang pelayanan kesehatan yang optimal. Pelayanan kesehatan yang

optimal dapat diwujudkan melalui pelayanan yang bersifat komprehensif dan

profesional.

Apotek memiliki dua fungsi, yaitu fungsi pengabdian kepada masyarakat

(non profit oriented) dan fungsi bisnis (profit oriented). Kedua fungsi ini harus

berjalan secara bersamaan. Sehubungan dengan fungsi pengabdian kepada

masyarakat, apotek berperan menyediakan obat-obatan dan perbekalan farmasi

lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat, serta memberikan konsultasi, informasi,

dan edukasi mengenai penggunaan obat yang rasional. Pada fungsi bisnis apotek

berperan sebagai suatu unit usaha yang berhubungan dengan obat-obatan dan

perbekalan farmasi lainnya sebagai komoditi untuk disalurkan kepada masyarakat

sehingga apotek memperoleh pendapatan yang nantinya akan dikelola untuk

pengembangan apotek.

Apotek Erra Medika merupakan apotek klinik. Apotek ini dikelola oleh Ibu

Dra. Alfina Rianti, Apt., M. Pharm. sebagai Apoteker Pengelola Apotek (APA).

Pengelolaan juga dibantu oleh Ibu Ira, Ibu Ita, dan Ibu Ros sebagai Asisten

Apoteker (AA), serta Ibu Tini sebagai juru resep. Pemilik Sarana Apotek (PSA)

adalah Bapak dr. Erlang Setiawan sp. PA. Apotek ini telah berdiri cukup lama.

Kepercayaan pelanggan merupakan salah satu faktor sehingga apotek ini mampu

bertahan hingga sekarang.

4.1 Lokasi dan Tata Ruang Apotek

Apotek Erra Medika berlokasi di pinggir jalan raya Tole Iskandar, kompleks

ruko Sukma Jaya No.4-5, Depok. Ditinjau dari letaknya ini, apotek Erra Medika

cukup strategis dan mudah diakses oleh masyarakat. Lokasinya dekat dengan

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

41

Universitas Indonesia

pemukiman dan perumahan penduduk, serta terletak di jalan dua arah yang ramai

dilalui kendaraan bermotor, termasuk kendaraan umum. Apotek ini berada dalam

satu bangunan dengan klinik Erra Medika yang menjadi sumber utama pemasukan

resep.

Apotek Erra Medika memiliki tempat parkir yang cukup luas sehingga

memudahkan pasien untuk memarkir kendaraannya. Bangunannya bercat paduan

warna biru, jingga, kuning, dan coklat. Desain apotek terdiri dari ruang tunggu,

ruang pelayanan, ruang peracikan, dan ruang administrasi yang mendukung

pelaksanaan kegiatan apotek dapat berjalan secara efektif dan efisien. Ruang tunggu

apotek ini tidak terlalu luas karena sebagian besar pasien menunggu di ruang tunggu

klinik Erra Medika yang dilengkapi dengan kursi-kursi panjang, pendingin ruangan,

dan televisi sehingga pasien dapat merasa nyaman. Pada ruang pelayanan terdapat

papan nama apotek, serta etalase obat OTC dan perbekalan kesehatan lainnya.

Ruang peracikan dan ruang administrasi terdapat di bagian dalam. Pada ruang

peracikan tersedia wastafel yang digunakan untuk mencuci tangan dan peralatan.

Penataan barang-barang di etalase ruang pelayanan dipisahkan antara

sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan. Sediaan farmasi yang terdiri dari obat-

obat bebas dan bebas terbatas ditata berdasarkan bentuk sediaan dan kelas

terapinya. Pada penataan ini diperhatikan pengaturan warna kotak kemasan. Hal ini

diperlukan untuk menarik minat pelanggan dalam membeli. Perbekalan kesehatan

dan rumah tangga, seperti perlengkapan bayi, susu formula, kosmetika, sabun, pasta

gigi, dan shampoo, disusun berdasarkan jenisnya masing-masing. Obat-obat resep

atau obat-obat keras ditata di etalase ruang peracikan berdasarkan bentuk sediaan

dan disusun menurut abjad untuk memudahkan pengambilan obat.

Ruang peracikan terpisah dari ruang pelayanan resep. Ruangan ini

terlindung dari pandangan konsumen. Pada ruang peracikan penyimpanan obat

disusun secara alfabetis dan berdasarkan jenis sediaan (tablet, sirup, krim, salep,

obat tetes, dan obat suntik). Penyimpanan dilakukan berdasarkan FIFO (First In

First Out) artinya obat yang terlebih dahulu masuk akan terlebih dahulu digunakan,

sehingga kecil kemungkinan terjadinya obat rusak atau kadaluarsa. Obat-obatan

yang memerlukan penyimpanan khusus, misalnya sediaan suppositoria, ovula,

vaksin, dan insulin, disimpan di lemari pendingin. Obat-obatan yang biasa

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

42

Universitas Indonesia

digunakan untuk obat racikan ditempatkan di dekat meja peracikan. Penempatan

tersebut bertujuan untuk memudahkan pengambilan obat selama penyiapan resep.

Untuk memudahkan dan mengefisienkan waktu yang diperlukan untuk peracikan,

terdapat beberapa alat yang digunakan, diantaranya alat pengisi kapsul, penyerbuk

tablet (pulverized machine), dan alat pengemas serbuk obat/ puyer. Peralatan-

peralatan ini sangat membantu pegawai dalam penyiapan obat-obat racikan

sehingga waktu tunggu pelayanan resep menjadi lebih cepat. Kertas salinan resep

dan etiket resep, baik obat dalam maupun obat luar, diletakkan di meja administrasi

yang terpisah dengan meja peracikan dan dikelilingi oleh lemari obat generik dan

ethical. Hal ini untuk memudahkan pemberian etiket dan penulisan salinan resep

tanpa terganggu oleh peracikan obat.

4.2 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang profesional, terampil, dan dapat dipercaya

penting dalam kemajuan sebuah apotek. Apoteker Pengelola Apotek (APA) harus

berperan aktif, serta memiliki kerja sama yang baik dengan Pemilik Sarana Apotek

(PSA) dan karyawan apotek. APA juga harus memiliki kemampuan untuk dapat

mendistribusikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan keahlian masing-masing

karyawan.

APA dalam menjalankan kegiatan kefarmasian di apotek Erra Medika

dibantu oleh kurang lebih sebanyak enam karyawan (3 asisten apoteker, 1 juru

resep, 1 kasir, dan 1 pengelola keuangan) yang dibagi menjadi menjadi dua shift,

yaitu pagi dan sore. Pelayanan kefarmasian di apotek ini dilakukan selama 14 jam.

Hampir sebagian besar karyawan yang ada di apotek ini telah mengabdikan dirinya

di apotek selama bertahun-tahun. Dengan demikian, karyawan memiliki rasa

tanggung jawab yang tinggi sehingga mereka bekerja secara profesional dan

terampil untuk menghindari terjadinya kesalahan.

Karyawan di apotek ini kurang melaksanankan pelayanan informasi dan

konsultasi obat. Hal ini tentu saja dapat menyebabkan pasien kurang mendapatkan

informasi yang cukup mengenai obat yang mereka konsumsi sehingga

meningkatkan resiko terjadinya kesalahan penggunaan obat oleh pasien.

Peningkatan pelayanan informasi obat di apotek dapat menambah kepercayaan dan

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

43

Universitas Indonesia

kepuasan masyarakat sehingga dapat mempertahankan pelanggan yang lama dan

menarik pelanggan yang baru.

4.3 Pembelian dan Pengadaan Barang

Pengadaan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam apotek. Apabila

tidak dikelola dengan baik, dapat merugikan apotek, sebaliknya apabila dikelola

dengan baik dan efektif, akan menguntungkan apotek. Apotek dengan ketersediaan

obat yang lengkap tentu mempunyai citra yang baik di mata konsumen. Pengadaan

obat dan perbekalan farmasi lainnya pada apotek Erra Medika dilakukan atas dasar

pertimbangan anggaran yang tersedia, harga, pola konsumsi masyarakat, pola

penyakit, pola penulisan resep dokter, dan stok persediaan barang.

Pemesanan dan pembelian obat di apotek biasanya dilakukan dengan

membuat surat pemesanan (SP) yang ditandatangani APA (dua rangkap) atau

Asisten Apoteker kepada PBF (Pedagang Besar Farmasi). PBF umumnya datang

sebanyak dua kali seminggu, yaitu pada hari Senin dan Kamis. Pemesanan dapat

dilakukan secara langsung ketika karyawan Pedagang Besar Farmasi (PBF) datang

ke apotek ataupun melalui telepon untuk pemesanan cito. Kegiatan pemesanan ini

dilakukan untuk memenuhi keperluan permintaan obat dalam jangka waktu yang

tidak lama. Hal ini dikarenakan apotek tidak mempunyai gudang untuk menyimpan

barang dan untuk menghindari obat kadaluarsa jika obat terlalu lama disimpan. Hal-

hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pemesanan, antara lain stok

minimum dan waktu tunggu (lead time) sehingga waktu pemesanan tepat dan tidak

terjadi stok kosong ataupun stok mati. Barang yang sudah dipesan biasanya akan

dikirim oleh PBF pada hari yang sama ketika obat tersebut dipesan atau akan

dikirim beberapa hari kemudian tergantung kebijakan masing-masing PBF. Namun,

ada beberapa barang yang dipesan memerlukan waktu lebih dari 24 jam. Hal ini

menjadi perhatian khusus oleh petugas pemesanan untuk selalu memantau stok

minimum obat dan menuliskan di buku defecta.

Pada pemesanan narkotika SP dibuat sebanyak empat rangkap. Tiga

rangkap, termasuk aslinya diserahkan ke pihak distributor, sementara sisanya

disimpan oleh apotek sebagai arsip. Pemesanan psikotropika menggunakan SP

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

44

Universitas Indonesia

psikotropika dua rangkap. Aslinya diberikan pada distributor dan salinannya untuk

apotek sebagai arsip.

Barang pesanan yang datang akan dilakukan beberapa pemeriksaan, yaitu

pemeriksaan antara barang yang datang dengan daftar barang yang dipesan di surat

pemesanan dan dengan faktur pembeliannya terhadap jenis barang, merk, jumlah,

harga satuan, jumlah harga per jenis barang, dan jumlah harga keseluruhan obat

yang tertera di dalam faktur, serta tanggal kadaluarsa. Obat yang sudah diterima

diperiksa nomor batch dan tanggal kadaluarsanya untuk mencegah kemungkinan

diterimanya obat yang sudah kadaluarsa atau mendekati kadaluarsa. Jika obat

sudah sesuai, faktur ditandatangani oleh petugas apotek. Tahap selanjutnya adalah

memindahkan data-data faktur ke dalam buku penerimaan barang dan sistem

komputer yang berisi nama obat dan jumlah barang yang masuk, beserta tanggal

kadaluarsanya. Data pada sistem komputer dipakai sebagai data kartu stok dan obat

akan diberi harga, serta dilakukan pencatatan di buku rincian faktur pembelian dan

kartu stok. Selain itu, dibuat pula arsip faktur barang berdasarkan nama PBF.

Selain melakukan pengadaan obat melalui pembelian secara kredit, apotek

juga menerima titipan (konsinyasi) perbekalan farmasi, di mana apotek menerima

komisi bila barang tersebut terjual. Bila barang tersebut tidak terjual sampai batas

waktu yang telah disepakati ataupun sampai batas kadaluarsa, barang tersebut dapat

dikembalikan kepada pemiliknya. Selain perencanaan dan pengadaan barang,

penjualan yang terjadi setiap harinya juga dicatat di buku penjualan, baik jenis,

jumlah, maupun harganya. Pencatatan penjualan tersebut dibedakan antara obat

OTC dan obat ethical atau resep. Hal tersebut akan mempermudah pemeriksaan

terhadap hasil penjualan apotek dan harga barang sebelumnya. Kegiatan

administrasi seperti ini di apotek sudah berjalan dengan baik dan teratur.

Apotek Erra Medika tidak memiliki sistem pergudangan sehingga dapat

mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk pemeliharaan barang di gudang dan

terhindar dari resiko penumpukan barang yang dapat mengakibatkan kerusakan

barang akibat obat yang dibiarkan terlalu lama hingga mencapai waktu kadaluarsa

(stok mati). Obat-obat dengan syarat penyimpanan tertentu, seperti injeksi,

supossitoria, vaksin, dan lain-lain, disimpan di lemari es dengan suhu terkontrol.

Narkotika disimpan terpisah di dalam lemari khusus dua pintu yang masing-masing

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

45

Universitas Indonesia

dilengkapi dengan kunci sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kunci lemari

dipegang oleh penanggung jawab apotek. Obat golongan psikotropika, disimpan

secara terpisah dengan obat lainnya pada lemari khusus.

4.4 Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika

Pengelolaan terhadap obat-obat golongan narkotika dan psikotropika di

apotek Erra Medika dilakukan secara khusus sesuai peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Pemesanan obat-obat golongan narkotika dan psikotropika dilakukan

menggunakan surat pemesanan khusus yang dibuat dan ditandatangani oleh

Apoteker Pengelola Apotek (APA). Penerimaan obat golongan narkotika dan

psikotropika dilakukan oleh APA atau Asisten Apoteker. Pembayaran obat

golongan narkotika dan psikotropika dilakukan secara tunai pada saat obat datang.

Obat-obat golongan narkotika dan psikotropika disimpan di lemari terpisah

dari lemari penyimpanan obat lainnya. Lemari penyimpanan harus memiliki dua

pintu terpisah yang masing-masing memiliki kunci tersendiri. Lemari menempel

pada dinding sehingga sulit untuk dipindah-pindahkan.

Obat golongan narkotika dan psikotropika hanya dapat diberikan kepada

pasien yang membawa resep asli dari dokter. Resep yang mengandung narkotika

dan psikotropika tidak boleh diulang dan jika tidak ditebus semua, sisa obat lain

yang belum ditebus hanya bisa dibeli di apotek yang sama (apotek asal yang

menyimpan resep aslinya). Resep yang mengandung narkotika dan psikotropika

diberi garis merah dan disimpan terpisah dengan resep non narkotika. Setiap

pengeluaran obat-obat golongan narkotika dan psikotropika dicatat pada buku

pengeluaran khusus narkotika dan psikotropika, serta pada kartu stok masing-

masing. Kartu stok narkotika dan psikotropika disimpan terpisah di dalam lemari

penyimpanan narkotika dan psikotropika.

Apotek melakukan pelaporan penggunaan obat golongan narkotika dan

psikotropika kepada suku Dinas Kesehatan Kotamadya Depok setiap bulannya.

Pelaporan dilakukan paling lambat tanggal 10 setiap bulannya. Laporan tersebut

dibuat tiga rangkap yang ditujukan kepada Suku Dinas Kesehatan Kota Depok,

Balai Besar POM Jawa Barat, serta satu rangkap disimpan sebagai arsip apotek Erra

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

46

Universitas Indonesia

Medika. Saat ini pelaporan narkotika dan psikotropika di apotek Erra medika akan

beralih menggunakan program SIPNAP.

4.5 Pengelolaan dan Pelayanan Resep

Pengelolaan resep di apotek Erra Medika telah dilakukan dengan baik.

Semua resep yang sudah diterima, disimpan dan diurutkan berdasarkan nomor resep

setiap harinya. Informasi mengenai tanggal pembuatan resep, nomor resep, nama

obat, dan jumlah obat yang diberikan juga dicatat pada sistem komputer. Resep-

resep tersebut disimpan selama tiga tahun. Setelah tiga tahun akan dilakukan

pemusnahan dengan membuat berita acara pemusnahan. Pemusnahan resep dan

obat-obat yang telah kadaluarsa disaksikan oleh petugas dari suku Dinas Kesehatan

Kotamadya Depok, PSA, dan APA. Berita acara pemusnahan selanjutnya

dilaporkan ke suku Dinas Kesehatan Kotamadya Depok.

Kecepatan dan ketepatan pelayanan resep merupakan salah satu faktor

penting dalam pelayanan kefarmasian di apotek karena berhubungan dengan

kepuasan dan loyalitas pelanggan. Tahapan pelayanan resep di apotek Erra Medika

dimulai dari penerimaan resep. Resep kemudian diperiksa kelengkapan dan

ketersediaan obatnya. Selanjutnya, karyawan apotek akan melakukan pemberian

harga dan menuliskan nomor transaksi, serta biaya yang harus dibayar pasien.

Setelah diketahui biaya yang harus dibayar pasien, karyawan penerima resep

memastikan nama pasien dan mencatat apabila konsumen membutuhkan kuitansi

pembelian obat. Pembayaran dilakukan di kasir secara tunai. Apotek juga

mengadakan kerja sama dengan perusahaan asuransi kesehatan, seperti Asuransi

Bank Mandiri, Asuransi Sudirman, dan Nayaka, sehingga pembayaran akan

dilakukan asuransi tersebut kepada pihak Erra Medika pada tempo waktu yang telah

disepakati. Setelah pembayaran dilakukan, kasir akan mencatat nomor resep di

resep yang akan disiapkan dan struk pembayaran diserahkan kepada konsumen

sebagai bukti pembayaran dan digunakan untuk mengambil obat. Resep yang telah

dibayar dapat langsung disiapkan untuk obat paten atau diracik untuk obat racikan.

Pengerjaan resep di apotek Erra Medika dapat dikatakan cukup cepat. Selanjutnya

resep diserahkan ke loket antara ruang pelayanan resep dengan ruang peracikan

untuk di cap tanggal resep tersebut diterima, kemudian diserahkan ke bagian

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

47

Universitas Indonesia

peracikan dan penyiapan obat. Setelah itu, obat dikemas dan dilakukan pemberian

etiket. Pada etiket harus ditulis secara lengkap nomor resep, tanggal, nama pasien,

dan aturan pakainya. Etiket harus dituliskan dengan jelas agar tidak menimbulkan

persepsi yang salah bagi pasien. Etiket yang digunakan juga harus benar, apakah

etiket putih atau biru. Selanjutnya, obat-obat yang telah dikemas dan diberi etiket

diperiksa kembali oleh Asisten Apoteker. Pada bagian ini akan diperiksa kesesuaian

obat yang diminta konsumen, seperti jumlah, kekuatan obat, aturan pakai, penulisan

kopi resep, dan kuitansi pembelian. Pada saat penyerahan obat di apotek Erra

Medika, pemberian informasi mengenai obat yang diberikan kepada pasien belum

dilakukan secara maksimal. Hal ini disebabkan karena banyaknya obat yang masih

harus diberikan kepada pasien lainnya dan terbatasnya tenaga karyawan yang

tersedia.

4.6 Pengelolaan Administrasi Keuangan

Pengelolaan keuangan merupakan salah satu faktor penting dalam

pengelolaan apotek karena berhubungan dengan kelangsungan jalannya apotek.

Semua kegiatan dan keuangan apotek dicatat pada laporan harian secara rinci dan

jelas sehingga mempermudah pembuatan laporan bulanan dan juga tahunan.

Laporan ini kemudian disimpan sebagai arsip dan juga disampaikan kepada Pemilik

Sarana Apotek (PSA).

Pembayaran barang kepada PBF (Pedagang Besar Farmasi) dilakukan

setiap tanggal 10 dan 25 setiap bulannya. Penagihan pembayaran kepada pihak

asuransi dilakukan sesuai kesepakatan. Untuk Asuransi Bank Mandiri, penagihan

dilakukan sebanyak 2 kali dalam sebulan, yaitu saat tengah bulan dan akhir bulan.

Untuk Asuransi lainnya, yaitu Asuransi Nayaka dan Sudirman, penagihan

dilakukan di awal bulan.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

48

Universitas Indonesia 48

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Fungsi dan peran Apoteker Pengelola Apotek di Apotek Erra Medika sangat

penting dalam menetapkan kebijakan pengelolaan apotek serta

melaksanakan fungsi pengawasan dan pengendalian terhadap semua

komponen yang ada di apotek.

5.1.2 Pengelolaan apotek di Apotek Erra Medika mencakup administrasi,

manajemen pengadaan, penyimpanan, dan penjualan telah sesuai dengan

peraturan dan etika yang berlaku.

5.1.3 Pelayanan kefarmasian, dalam hal ini pemberian informasi obat di Apotek

Erra Medika dalam pelaksanaannya kurang optimal. Secara umum

pengelolaan dan pelayanan resep di apotek Erra Medika telah dilakukan

dengan baik sebagai upaya untuk memenuhi aspek kepuasan dan aspek

kepentingan yang harus diperhatikan dalam melakukan pelayanan

kefarmasian.

5.2 Saran

5.2.1 Perlu dilakukan evaluasi secara rutin terhadap perputaran obat dan

ketersediaannya agar keperluan obat bagi para pelanggan selalu tersedia,

tetapi barangnya tidak over stock.

5.2.2 Perlu seorang apoteker pendamping yang selalu ada di Apotek agar

pengawasan dan pelaksanaan pelayanan kefarmasian dapat berjalan lebih

baik.

5.2.3 Agar kepuasan pelanggan meningkat, diperlukan pelayanan yang optimal

oleh karyawan apotek, terutama dalam hal pemberian informasi obat.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

49

Universitas Indonesia 49

DAFTAR ACUAN

Doni, Mashuri. (2012). Proses Perencanaan Pembangunan Bidang Kesehatan

(Studi Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk). Malang: Universitas

Brawijaya

Kementerian Kesehatan RI. (1978). Peraturan Menteri Kesehatan

No.28/Menkes/PER/1978 tentang Penyimpanan Narkotika. Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. (1980). Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980

tentang Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. (1981). Keputusan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun

1981 Tentang Penyimpanan dan Pemusnahan Resep. Jakarta: Kementerian

Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. (1990). Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

347/Menkes/SK/VII/1990 Tentang Obat Wajib Apotek. Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. (1993). Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

918/Menkes/Per/X/1993 Tentang Pedagang Besar Farmasi (PBF). Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. (1993). Peraturan Menteri Kesehatan No.

919/Menkes/Per/X/1993 Tentang Kriteria Obat yang Dapat Diserahkan

Tanpa Resep. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. (1993). Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

924/Menkes/PER/IX/1993 Tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 2.

Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. (1993). Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

922/Menkes/PER/X/1993 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin

Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. (1999). Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

1176/Menkes/SK/X/1999 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 3. Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

50

Universitas Indonesia

Kementerian Kesehatan RI. (2002). Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

1332/Menkes/SK/X/2002 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Kesehatan RI No. 992/Menkes/PER/X/1993 Ketentuan dan Tata Cara

Pemberian Izin Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1027

Tahun 2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. (2009). Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009

Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 889 tahun 2011

tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian.

Jakarta.

Mahardika, A.P. (2012). Respon Maysrakat terhadap Pelayanan Kesehatan Gratis

di Puskesmas Palakka Desa PAyili Kecamatan Kabupaten Bone).

Umar, Muhammad. (2007). Manajemen Apotek Praktis cetakan kedua. Jakarta:

Nyohoka Brothers.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika.

Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

Jakarta.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

50

LAMPIRAN

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

51

Lampiran 1. Lokasi denah Apotek Erra Medika

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

52

Lampiran 2. Desain eksterior Apotek Erra Medika

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

53

Lampiran 3. Desain interior Apotek Erra Medika

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

54

Lampiran 4. Denah ruangan Apotek Erra Medika

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

55

Lampiran 5. Salinan resep

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

56

Lampiran 6. Etiket obat

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

57

Lampiran 7. Plastik pembungkus obat

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

58

Lampiran 8. Nota Apotek Erra Medika

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

59

Lampiran 9. Struktur organisasi Apotek Erra Medika

Pemilik Sarana Apotek

Apoteker Pengelola

Apotek

Asisten Apoteker Asisten Apoteker Asisten Apoteker Juru Resep

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

60

Lampiran 10. Surat Pesanan

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

61

Lampiran 11. Faktur pembelian

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

62

Lampiran 12. Kartu stok barang

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

63

Lampiran 13. Surat Pesanan Narkotika

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

64

Lampiran 14. Surat Pesanan Psikotropika

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

65

Lampiran 15. Contoh pelaporan narkotika

Nomor : 01/IV/AEM/13

Lampiran : 1 (satu) lembar

Hal : Laporan Narkotika

Depok, 8 April 2013

Kepada

Yth. Seksi Pelayanan Kesehatan

Dinas Kesehatan Kota Depok

Ruko Depok Mas Blok A 7-9

Jl. Margonda Raya No.42

Depok

Dengan hormat,

Dengan ini kami kirimkan Laporan Narkotika bulan Maret 2013, sebanyak 1 (satu)

lembar.

Harap diterima dengan baik

Hormat kami,

Apoteker Pengelola Apotek

Apoklin Erra Medika,

Dra. Alfina Rianti, Apt., M.Pharm

Tembusan:

1. Balai Besar POM, Jl. Pasteur No. 25 Bandung

2. Arsip

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

66

Lampiran 16. Laporan penggunaan narkotika

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

67

Lampiran 17. Contoh pelaporan psikotropika

Nomor : 02/IV/AEM/13

Lampiran : 1 (satu) lembar

Hal : Laporan Psikotropika

Depok, 8 April 2013

Kepada

Yth. Seksi Pelayanan Kesehatan

Dinas Kesehatan Kota Depok

Ruko Depok Mas Blok A 7-9

Jl. Margonda Raya No.42

Depok

Dengan hormat,

Dengan ini kami kirimkan Laporan Psikotropika bulan Maret 2013, sebanyak 1

(satu) lembar.

Harap diterima dengan baik

Hormat kami,

Apoteker Pengelola Apotek

Apoklin Erra Medika,

Dra. Alfina Rianti, Apt., M.Pharm

Tembusan:

1. Balai Besar POM, Jl. Pasteur No. 25 Bandung

2. Arsip

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

68

Lampiran 18. Laporan penggunaan psikotropika

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

UNIVERSITAS INDONESIA

TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI APOTEK ERRA MEDIKA

PERIODE 8 APRIL – 17 MEI 2013

REKAPITULASI DAN KLASIFIKASI OBAT DAN SUPLEMEN

BERDASARKAN ALIRAN BARANG

DI APOTEK ERRA MEDIKA DEPOK JAWA BARAT

PADA PERIODE FEBRUARI – MARET 2013

ROSHAMUR CAHYAN FORESTRANIA, S.Farm.

1206313652

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JUNI 2013

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2. Tujuan ..................................................................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN UMUM ............................................................................... 3

2.1 Manajemen Persediaan Barang ................................................................ 3

2.2 Klasifikasi Persediaan............................................................................... 4

2.3 Perhitungan Turn Over ............................................................................ 5

2.4 Obat ........................................................................................................ 6

2.5 Suplemen ................................................................................................. 7

2.6 Faktor yang Mempengaruhi Penjualan Obat ............................................ 8

BAB 3 METODOLOGI PENGKAJIAN........................................................... 9

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................................... 9

3.2 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 9

3.3 Cara Kerja ................................................................................................ 9

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 10

4.1 Obat dan Suplemen di Apotek Erra Medika bulan Februari-Maret 2013 . 10

4.2 Klasifikasi Obat dan Suplemen di Apotek Erra Medika .......................... 11

4.3 Klasifikasi Pergerakan Obat dengan Merk Dagang dan Suplemen

di Apotek Erra Medika ........................................................................... 12

4.4 Klasifikasi Pergerakan Obat Generik di Apotek Erra Medika .................. 13

4.5 Pentingnya Peranan Apoteker dalam Penggolongan Obat ....................... 14

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

iii

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 15

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 15

5.2 Saran ...................................................................................................... 15

DAFTAR ACUAN...............................................................................................16

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Obat dan Suplemen di Apotek Erra Medika bulan Februari dan

Maret 2013. .............................................................................................. 19

Tabel 4.2 Kategori Obat dan Suplemen Fast Moving di Apotek Erra Medika bulan

Februari dan Maret 2013. .......................................................................... 34

Tabel 4.3 Kategori Obat dan Suplemen Medium Moving di Apotek Erra Medika

bulan Februari dan Maret 2013. ................................................................ 39

Tabel 4.4 Kategori Obat dan Suplemen Slow Moving di Apotek Erra Medika bulan

Februari dan Maret 2013. .......................................................................... 44

Tabel 4.5 Kategori Obat dan Suplemen Very Slow Moving di Apotek Erra Medika

bulan Februari dan Maret 2013. ................................................................ 46

Tabel 4.6 Kategori Obat Merk Dagang dan Suplemen Fast Moving di Apotek Erra

Medika bulan Februari dan Maret 2013. ................................................... 58

Tabel 4.7 Kategori Obat Merk Dagang dan Suplemen Medium Moving di Apotek

Erra Medika bulan Februari dan Maret 2013. ............................................ 66

Tabel 4.8 Kategori Obat Merk Dagang dan Suplemen Slow Moving di Apotek Erra

Medika bulan Februari dan Maret 2013. ................................................... 71

Tabel 4.9 Kategori Obat Merk Dagang dan Suplemen Very Slow Moving di Apotek

Erra Medika bulan Februari dan Maret 2013. ............................................ 72

Tabel 4.10 Kategori Obat Generik Fast Moving di Apotek Erra Medika bulan

Februari dan Maret 2013. .......................................................................... 83

Tabel 4.11 Kategori Obat Generik Medium Moving di Apotek Erra Medika bulan

Februari dan Maret 2013. .......................................................................... 85

Tabel 4.12 Kategori Obat Generik Slow Moving di Apotek Erra Medika bulan

Februari dan Maret 2013. .......................................................................... 86

Tabel 4.13 Kategori Obat Generik Very Slow Moving di Apotek Erra Medika bulan

Februari dan Maret 2013. .......................................................................... 87

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Klasifikasi Obat dan Suplemen Berdasarkan Pergerakan Barang di bulan

Feberuari dan Maret 2013. ........................................................................ 88

Gambar 4.2 Tiga Obat dan Suplemen Tertinggi Fast Moving di bulan Februari dan

Maret 2013... ............................................................................................ 89

Gambar 4.3 Klasifikasi Obat dengN Merk Dagang dan Suplemen Berdasarkan

Pergeraka Barang di bulan Februari dan Maret 2013.. ............................... 90

Gambar 4.4 Klasifikasi Obat Generik Berdasarkan Pergeraka Barang di bulan

Februari dan Maret 2013.. ......................................................................... 91

Gambar 4.5 Tiga Obat Generik Tertinggi Fast Moving di bulan Februari dan Maret

2013... ...................................................................................................... 92

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia berbanding lurus pada

kesadaran akan kesehatan dan bahaya penyakit. Hal tersebut berdampak terhadap

meningkatnya pemenuhan kebutuhan kesehatan (Permana, Djunaidy, & Vinarti,

2012). Salah satu bentuk penyedia jasa layanan yang sering ditemui di

masyarakat adalah apotek.

Menurut data IMS Health dalam Permana, Djunaidy, dan Vinarti (2012)

jumlah apotek di Indonesia pada tahun 2004 adalah sekitar 8.050 buah dan

meningkat pada tahun 2005 menjadi 8.600 buah. Informasi tersebut

mengindikasikan bahwa sektor penyedia jasa layanan apotek mengalami

peningkatan pesat setiap tahunnya.

Semakin diminatinya bisnis jasa layanan apotek di Indonesia tentunya

menimbulkan efek ekonomi pasar yaitu semakin banyaknya apotek baru yang

bermunculan, bahkan dalam jarak yang relatif dekat terdapat lebih dari dua

apotek. Dengan kata lain, persaingan dalam bisnis apotek ini cukup tinggi

(Permana, Djunaidy, & Vinarti, 2012). Keberadaan apotek yang seakan

mengepung masyarakat ini, menuntut suatu apotek dapat berbeda dengan

kebanyakan apotek di masyarakat untuk memenangkan persaingan pasar.

Semua pebisnis apotek tentu ingin memenangkan peluang pada pangsa

pasarnya. Salah satu caranya dengan membentuk sinergi yang baik dari segi bisnis

dan pelayanan. Dengan pelayanan yang baik dan memuaskan, maka akan

meningkatkan tingkat kepercayaan pelanggan dan sangat membantu dalam

perkembangannya (Hospital and Health Directory, 2013). Salah satu bentuk

jaminan terhadap kualitas pelayanan pengobatan yang sering ditemui namun

memiliki porsi penting di apotek adalah ketersediaan obat (Athijah, Zairina, &

Sukorini, 2010).

Apotek yang memiliki pelayanan yang prima tentunya akan

memperhitungkan persediaan obat sesuai dengan tingkat kebutuhan pelanggan.

Persediaan obat seharusnya direncanakan sedemikian rupa sehingga apotek tidak

perlu menyimpan persediaan dalam jumlah yang terlalu banyak yang akan

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

2

Universitas Indonesia

berakibat pada bertambahnya biaya pemeliharaan dan penyimpanan atau terlalu

sedikit yang mengakibatkan persediaan habis ketika pelanggan membutuhkan

(Permana, Djunaidy, & Vinarti, 2012).

Pengelolaan persediaan dalam apotek dapat dilakukan dengan melakukan

klasifikasi (Permana, Djunaidy, & Vinarti, 2012). Klasifikasi dilakukan berdasar

perbandingan jumlah penjualan dengan stok yang tersedia berdasar atas persetase

yang telah ditentukan untuk masing-masing kategori yaiti fast moving, medium

moving, slow moving, dan very slow moving (Zakaria & Michael, 2009; Pradana,

2012).

Pada laporan ini, klasifikasi obat dan suplemen dilakukan di Apotek Erra

Medika. Dimana, Apotek Erra medika adalah apotek yang memiliki banyak

pelanggan dengan ketersediaan obat yang beraneka ragam dan belum pernah

dilakukan klasifikasi berdasar aliran barang sebelumnya. Oleh sebab itu,

klasifikasi obat di apotek ini menjadi penting untuk dilakukan. Hal ini juga

penting dilakukan oleh calon apoteker dalam hal pembelajaran, karena sebagai

apoteker nantinya akan dituntut tidak hanya kompetensi dalam hal profesional

melainkan juga sebagai manajer yang dapat mengatur ataupun mengendalikan

persediaan barang di apotek.

1.2 Tujuan

a. Mendapatkan jumlah stok obat dan suplemen pada bulan Februari dan Maret

2013 di Apotek Erra Medika.

b. Mendapatkan jumlah obat yang termasuk dalam ke dalam kategori fast moving,

medium moving, slow moving, dan very slow moving pada bulan Februari dan

Maret 2013 di Apotek Erra Medika.

c. Mendapatkan tiga item obat tertinggi yang termasuk dalam kategori fast

moving pada bulan Februari dan Maret 2013 di Apotek Erra Medika.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

3 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Persediaan Barang

Manajemen persediaan adalah jantung dari sistem persediaan obat

(Waluyo, 2006). Persediaan timbul disebabkan oleh tidak sinkronnya permintaan

dan penyediaan, serta waktu yang digunakan untuk memproses bahan baku

(Mellen & Pudjirahardjo, 2013). Melalui manajemen persediaan barang (stok

obat) yang baik maka dapat menjamin ketersediaan obat dalam jumlah, harga, dan

kualitas yang sesuai.

Manajemen persediaan barang di apotek merupakan suatu roses yang

terdiri dari fungsi perencanaan, penganggaran, pengadaan, penerimaan,

penyimpanan, distribusi, penghapusan, pengendalian, dan evaluasi. Sistem

manajemen pengelolaan obat dikatakan efektif apabila dapat menyediakan

pelayanan obat seara optimal kepada unit pelayanan kesehatan yang menjadi

cakupannya (Quick, 1997). Untuk menunjang keefektifan fungsi pengadaan maka

terlebih dahulu diperlukan proses perencanaan. Dimana, dalam membuat

perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu diperhatikan adanya pola penyakit,

kemampuan masyarakat, dan budaya masyarakat (Keputusan Menteri Kesehatan

RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di

Apotek, 2004). Fungsi pengadaan merupakan kegiatan pembelian untuk

memenuhi keperluan barang berdasarkan fungsi perencanaan dan penganggaran.

Tujuan dari pengadaan barang adalah memperoleh barang yang diperlukan dalam

jumlah yang cukup dengan kualitas harga yang dapat dipertanggungjawabkan

dalam waktu dan tempat tertentu secara efektif dan efisien menurut tata cara dan

ketentuan yang berlaku. Proses pengadaan yang efektif juga harus dapat mengatur

waktu pemesanan obat untuk menghindari kekurangan atau kehabisan persediaan,

memastikan reliabilitas pemasok, menyusun jadwal pembelian, menentukan

jumlah pemesanan dan stok pengaman (safety stock) untuk mencapai total biaya

terendah (Quick, 1997).

Pengadaan barang yang efektif dapat tercipta dari berjalannya fungsi

pengendalian persediaan dengan baik. Kegiatan yang dilakukan dalam

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

4

Universitas Indonesia

pengendalian persediaan meliputi pemesanan, penerimaan, penyimpanan,

penjualan, dan pemesanan kembali sejumlah barang atau perbekalan farmasi.

Dalam pengendalian persediaan terdapat tiga kemungkinan yang terjadi, yakni

stockout, stagnant, dan obat yang dibutuhkan sesuai dengan yang ada di

persediaan. Stockout adalah jika dalam manajemen persediaan terdapat sisa obat

akhir kurang dari jumlah pemakaian rata-rata tiap bulan selama satu bulan

(Waluyo, 2006). Obat dikatakan stagnant jika sisa obat pada akhir bulan leih dari

tiga kali rata-rata pemakaian obat per bulan (Muzakin, 2008).

2.2 Klasifikasi Persediaan

Gudang seperti pada kegunaannya secara umum merupakan seuatu tempat

untuk menyimpan benda, benda yang disimpan di dalam gudang disebut dengan

persediaan atau inventory. Berdasarkan aliran arus barang, persediaan

diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu (Warman, 2004):

2.2.1 Barang fast moving

Barang dengan aliran yang sangat cepat atau dengan kata lain barang fast

moving ini akan berada dalam gudang dalam waktu yang relatif singkat.

2.2.2 Barang medium moving

Barang yang aliran barangnya sedang-sedang saja, yang berarti tidak

terlalu cepat atau tidak terlalu lambat. Biasanya barang ini akan ada di gudang

dalam waktu yang relatif lama jika dibandingkan dengan barang fast moving.

2.2.3 Barang slow moving

Barang-barang dengan aliran yang sangat lambat, sehingga biasanya

brang-brang yang slow moving ini akan tersedia di gudang dalam jangka waktu

yang lebih lama dibandingkan medium moving.

Dalam menjalankan manajemen persediaan, aliran barang harus sangat

diperhatikan. Dengan memperhatikan kecepatan aliran barang tersebut diharapkan

arus barang yang ada di gudang menjadi lancar. Dimana, untuk sediaan farmasi

yang termasuk dalam kategori fast moving dijaga agar persediaan digudang tidak

kehabisan sehingga tidak mengecewakan konsumen, sedangkan untuk barang

slow moving dijaga agar tidak terjadi penumpukan barang yang tidak perlu di

gudang (Pradana, 2012).

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

5

Universitas Indonesia

2.3 Perhitungan Turn Over

Pengkategorian barang dihitung menurut mekanisme perhitungan turn

over berdasar atas model base yang telah ditetapkan. Model base adalah suatu

model yang merepresentasikan permasalahan ke dalam format kuantitatif atau

perhitungan secara matematika sebagai dasar simulasi atau pengambilan

keputusan, termasuk di dalamnya tujuan dari permasalahan, komponen-komponen

terkait, batasan-batasan yang ada, dan hal-hal terkait lainnya (Zakaria & Michael,

2009; Pradana, 2012). Dalam hal ini, Zakaria & Michael, 2009 aliran barang

apotek Budi Asih diketahui adalah:

Kategori Aliran Barang Kriteria

Fast Moving Jumlah barang yang terjual ≥ 0,4 kali jumlah

persediaan.

Medium Moving Jumlah barang yang terjual ≥ 0,21 kali jumlah

persediaan dan jumlah barang yang terjual ≤

0,39 kali jumlah persediaan.

Slow Moving Jumlah barang yang terjual ≥ 0,2 kali jumlah

persediaan dan jumlah barang yang terjual ≤

0,16 kali jumlah persediaan.

Tabel 2.1. Model Base Aliran Barang Apotek Budi Asih

Rumus yang digunakan untuk menghitung SKP rata-rata adalah (Zakaria

& Michael, 2009):

Stok dan penjulan disini adalah total stok dan penjualan pada periode

waktu tertentu. Pada pengkategorian turn over suatu barang dilakukan berdasar

atas kriteria bukan berdasar atas konversi ke SKP (Zakaria & Michael, 2009).

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

6

Universitas Indonesia

2.4 Obat

Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik

Indonesia No. HK.00.05.1.23.3516 obat adalah obat jadi termasuk produk biologi,

yang dapat tunggal atau merupakan paduan zat aktif, termasuk narkotika dan

psikotropika, zat tambahan, kontrasepsi dan alat kesehatan yang mengandung

obat. Sementara itu menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan

Makanan Republik Indonesia No. HK.031.1.23.10.11.08481 obat adalah obat jadi

termasuk produk biologi yang merupakan bahan atau paduan bahan yang

digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan

patolog dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan

dan peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi untuk manusia.

Menurut DR. Dr. Fachmi Idris, M.Kes, Ketua Umum Pengurus Besar

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) periode 2006-2009 dalam Maricella (2011), secara

internasional obat dibagi menjadi menjadi dua, yaitu obat paten dan obat generik.

Obat paten adalah obat yang baru ditemukan berdasarkan riset dan memiliki masa

paten yang tergantung dari jenis obatnya (Maricella, 2011). Industri farmasi

tersebut diberi hak paten untuk memproduksi dan memasarkannya setelah

melalui berbagai tahapan uji klinis sesuai aturan yang telah ditetapkan secara

internasional. Obat yang telah diberi hak paten tersebut tidak boleh diproduksi

dan dipasarkan dengan nama generik oleh industri farmasi lain tanpa izin pemilik

hak paten selama masih dalam masa hak paten (Atmadinata, 2012). Obat generik

adalah obat yang telah habis masa patennya, sehingga dapat diproduksi oleh

semua perusahaan farmasi tanpa perlu membayar royalti dan diberi nama sesuai

dengan nama resmi International Non Propietary Names (INN) yang ditetapkan

dalam Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya untuk zat berkhasiat yang

dikandungnya (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

HK.02.2/Menkes/068/I/2010 Tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik di

Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah; Atmadinata, 2012). Terdapat dua jenis

obat generik yaitu obat generik berlogo (OGB) dan Obat generik bermerek. Obat

generik berlogo (OGB) atau lebih dikenal dengan sebutan obat generik saja adalah

obat yang namanya sama dengan zat berkhasiat yang terkandung didalamnya,

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

7

Universitas Indonesia

mencantumkan logo perusahaan farmasi yang memproduksinya (umumnya

diproduksi oleh BUMN) pada kemasan obat. Jenis obat ini ditandai dengan logo

lingkaran hijau bergaris putih dengan tulisan “GENERIK” di bagian tengahnya.

Obat generik bermerek (branded) adalah obat yang diberi merk dagang oleh

perusahaan farmasi yang memproduksinya, umumnya obat jenis ini diberikan

brand sesuai dengan kandungan zat aktifnya, contohnya natrium diklofenak

(nama generik) memiliki berbagai merk dagang seperti Voltaren, Voldatex,

Klotaren, Voren, Divoltar, dan lain-lain (Atmadinata, 2012).

2.5 Suplemen

Pengertian suplemen makanan berdasar atas Peraturan Kepala Badan

Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.00.05.1.23.3516

adalah produk konsentrat yang mengandung satu atau lebih vitamin dan atau

mineral, dikonsumsi dalam jumlah sedikit yang terukur dan tidak dalam bentuk

makanan umum serta dipasarkan dalam bentuk antara lain kapsul, tablet, serbuk

atau cairan yang dimaksudkan untuk mencukupi asupan vitamin dan atau mineral

dari diet normal.

Menurut Mason (1995) dalam Hanna (2009), suplemen makanan dibagi

menjadi enam kategori, yaitu vitamin dan mineral, vitamin dan mineral unofficial,

minyak alami, bahan alami yang efeknya telah ditemukan, bahan alami yang

efeknya belum ditemukan, dan enzim.

2.5.1 Vitamin dan mineral, yang terdiri atas multivitamin dan mineral; vitamin

tunggal dan mineral; kombinasi vitamin dan mineral; dan kombinasi

vitamin, mineral, dan substansi atau zat gizi lain, seperti ginseng.

2.5.2 Vitamin dan mineral unofficial, yaitu vitamin dan mineral yang kebutuhan

dan akibat kekurangannya belum diketahui sampai saat ini, seperti inositol

dan germanium.

2.5.3 Minyak alami yang mengandung asam lemak yang terbukti bahwa zat

tersebut berkhasiat. Contoh: minyak ikan.

2.5.4 Bahan-bahan alami yang mengandung zat-zat dengan aksi farmakologis

yang diketahui tetapi komposisi dan efeknya belum secara penuh

ditemukan. Contoh: Ginko biloba.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

8

Universitas Indonesia

2.5.5 Bahan-bahan alami yang komposisi dan efeknya belum dengan baik

diketahui tetapi telah dipasarkan karena dipercaya berkhasiat untuk

kesehatan. Contoh: royal jelly.

2.5.6 Enzim-enzim dengan efek fisiologis tetapi memiliki manfaat yang

diragukan ketika dikonsumsi. Contoh: superoxida dismutase.

2.6 Faktor yang Mempengaruhi Penjualan Obat

Dalam perencanaan pengadaan obat, hal yang harus dipertimbangkan

adalah jumlah permintaan atau penjualan akan obat tersebut. Dalam hal ini,

menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1027/Menkes/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

perencanaan suatu obat dapat dipengaruhi oleh faktor pola penyakit yang sering

terjadi di masyarakat, kemampuan masyarakat, dan budaya masyarakat.

Sedangkan menurut laporan Lestari (2011) di apotek dr. Hj. Karmini EH

pengadaan obat juga dipengaruhi oleh pola peresepan dokter serta obat yang

dibutuhkan dan banyak dipakai di pasaran.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

9 Universitas Indonesia

BAB 3

METODOLOGI PENGKAJIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktek Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan pada tanggal 1 April 2013

hingga 17 Mei 2013 di Apotek Erra Medika, Ruko Sukmajaya 4-5 Jl. Tole

Iskandar, Depok, Jawa Barat, Indonesia.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode observasi terhadap data jumlah stok

dan penjualan obat dan suplemen pada bulan Februari dan Maret di Apotek Erra

Medika dari kartu stok masing-masing obat dan suplemen.

3.3 Cara Kerja

Cara kerja yang digunakan dalam analisa klasifikasi obat dan suplemen

Apotek Erra Medika adalah:

3.3.1 Pengumpulan Data

Data diperoleh dari catatan kartu stok obat dan suplemen pada bulan

Februari dan Maret 2013 di Apotek Erra.

3.3.2 Mengklasifikasikan data Obat dan Suplemen

Data yang didapat kemudian diklasifikasikan berdasar kategori obat fast

moving, medium moving, slow moving, dan very slow moving melalui perhitungan

jumlah stok dan penjualan masing-masing obat dengan persentase tertentu.

3.3.3 Analisa Data

Data yang diperoleh di analisis berdasar sumber-sumber teoritis. Hal yang

dianalisis yaitu data jumlah obat masing-masing kategori dan tiga obat atau

suplemen fast moving tertinggi baik pada total obat dan suplemen maupun

penggolongan obat generik atau obat dengan merk dagang.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

10 Universitas Indonesia

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Obat dan Supelemen di Apotek Erra Medika bulan Februari-Maret 2013

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan

Kefarmasian, apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan

praktek kefarmasian oleh Apoteker. Apotek memiliki dua fungsi yang harus

berjalan bersamaan, yaitu fungsi pengabdian kepada masyarakat (non profit

oriented) dan fungsi bisnis (profit oriented). Sehubungan dengan kedua fungsi

tersebut, apotek berperan menyediakan obat-obatan dan perbekalan farmasi

lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan

sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, dan obat tradisonal, dan kosmetika,

sementara itu perbekalan kesehatan adalah semua bahan selain obat dan peralatan

yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan (Keputusan Menteri

Kesehatan RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di

Apotek, 2004).

Perencanaan dan pengendalian sediaan farmasi dan perbekalan sediaan

farmasi yang termanisfetasi dalam bentuk pergerakan obat apotek menjadi penting

untuk diketahui dengan maksud agar obat tersedia dengan jenis dan jumlah yang

tepat sesuai kebutuhan serta menghindari terjadinya kekosongan sediaan farmasi

dan perbekalan kesehatan. Apotek dengan ketersediaan obat yang lengkap tentu

mempunyai citra yang baik di mata konsumen. Apabila hal ini tidak dikelola

dengan baik, dapat merugikan apotek, sebaliknya apabila dikelola dengan baik

dan efektif, akan menguntungkan apotek. Pada laporan ini pembahasan akan

dikhususkan pada pergerakan sediaan farmasi, yakni obat dan suplemen di Apotek

Erra Medika.

Apotek Erra Medika menyediakan berbagai macam sediaan farmasi, baik

dari obat maupun suplemen. Pengadaan obat pada apotek Erra Medika dilakukan

atas dasar pertimbangan anggaran yang tersedia, harga, pola konsumsi

masyarakat, pola penyakit, pola penulisan resep dokter, dan stok persediaan

barang. Daftar obat dan suplemen yang disediakan di apotek Erra Medika pada

Bulan Februari dan Maret tahun 2013 tercantum dalam tabel 4.1.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

11

Universitas Indonesia

4.2 Klasifikasi Obat dan Suplemen di Apotek Erra Medika

Obat dan suplemen di Apotek Erra Medika bulan Februai dan Maret

diklasifikasikan berdasarkan mekanisme perhitungan aliran barang sebagai berikut:

Kategori Aliran Barang Kriteria

Fast Moving Jumlah barang yang terjual ≥ 0,4 kali jumlah

persediaan.

Medium Moving Jumlah barang yang terjual ≥ 0,21 kali jumlah persediaan dan jumlah barang yang terjual ≤ 0,39

kali jumlah persediaan. Slow Moving Jumlah barang yang terjual ≥ 0,2 kali jumlah

persediaan dan jumlah barang yang terjual ≤ 0,16

kali jumlah persediaan. Very Slow Moving Jumlah barang yang terjual ≤ 0,15 kali jumlah

persediaan. Tabel 4.2. Model Base Aliran Barang Apotek Erra Medika

Pada penggolongan ini ditetapkan kategori very slow moving karena

terdapat obat ataupun suplemen yang jumlah penjualannya kurang dari kategori

slow moving. Hal ini dimaksudkan agar mempermudah merepresentasikan data

yang diperoleh baik dalam hal analisa maupun pengambilan keputusan.

Aliran obat dan suplemen di Apotek Erra Medika pada bulan Februari dan

Maret terangkum dalam Tabel 4.2 untuk Obat dan Suplemen fast moving, Tabel

4.3 untuk medium moving, Tabel 4.4 untuk slow moving, dan Tabel 4.5 untuk very

slow moving. Berdasar tabel tersebut diketahui bahwa total barang yang termasuk

fast moving adalah 221, medium moving adalah 124, slow moving adalah 29, dan

very slow moving adalah 306 buah (Gambar 4.1). Berdasar data tersebut diketahui

bahwa kebanyakan obat maupun suplemen berada dalam kategori very slow

moving. Hal ini dimungkinkan karena stok barang yang ada terlalu berlebihan

untuk barang-barang yang pergerakannya tidak terlalu cepat ataupun juga

disebabkan oleh banyaknya barang yang sama sekali tidak bergerak dalam rentang

bulan pengamatan (barang keluar 0). Selain itu, menurut Lestari (2011) faktor

peresepan oleh dokter, pola penyakit, dan kebutuhan konsumen yang relatif

sedikit terhadap obat-obat ini juga dapat menjadi penyebab obat dan suplemen

tersebut masuk dalam kategori very slow moving.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

12

Universitas Indonesia

Obat-obatan baik obat dengan merk dagang maupun obat generik yang

termasuk dalam kategri fast moving dalam posisi tiga tertinggi berturut-turut dari

yang paling tinggi penjualannya adalah Romilar®, Epexol

® 30 mg, dan Sanmol

®

500 mg (Gambar 4.2). Obat Romilar® adalah tergolong obat batuk yang berisi

Dextromethorphan HBr (antitusif), Epexol® adalah obat batuk yang berisi

Ambroxol (mukolitik), dan Sanmol® berisi paracetamol yang merupakan

analgesik antipiretik (MIMS, 2011/2012). Faktor utama yang menjadi penyebab

tingginya pemakaian obat-obat ini adalah pola peresepan oleh dokter dan pola

penyakit. Dokter seringkali mengkombinasikan Romilar® dan Epexol

® dalam satu

racikan dan sebagai penurun panas atau sakit kepala sering menggunakan

Sanmol® karena efek samping yang lebih ringan dibanding ibuprofen yang

menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan pada saluran cerna dan efek

mengantuk (MIMS, 2011/2012). Ketiga obat tersebut diresepkan seiring dengan

pola penyakit influenza yang terjadi pada bulan Februari-Maret, dimana di daerah

Depok sering turun hujan yang mengakibatkan kekebalan tubuh masyarakat

cenderung melemah yang sehingga mudah terserang virus influenza. Ketiga obat

tersebut adalah obat dengan merk dagang. Terlepas dari faktor peresepan oleh

dokter, kebanyak pasien yang membeli obat lebih percaya terhadap khasiat obat

dengan merk dagang dibanding obat generik. Dengan kata lain, anggapan

masyarakat yang telah membudaya tentang obat generik dan obat dengan merk

dagang menjadi salah satu faktor pendukung tingginya pemakaian obat dengan

merk dagang. Padahal, dibidang peresepan obat, Menteri Kesehatan telah

mengeluarkan permenkes No. HK.02.2/Menkes/068/I/2010 tentang kewajiban

menulis obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah. Hal ini

mengindikasikan bahwa, kurangnya sosialisasi apoteker pada pasien tentang obat

generik dan obat dengan merk dagang.

4.3 Klasifikasi Pergerakan Obat dengan Merk Dagang dan Suplemen di

Apotek Erra Medika

Obat dengan merk dagang di Apotek Erra Medika yang digolongkan

berdasar atas pergerakan atau aliran barang dapat dilihat pada Tabel 4.6, Tabel

4.7, Tabel 4.8, dan Tabel 4.9 berturut-turut untuk obat fast moving, medium

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

13

Universitas Indonesia

moving, slow moving, dan very slow moving. Jumlah obat yang termasuk dalam

fast moving adalah 193, medium moving 106, slow moving 23, dan very slow

moving 283 (Gambar 4.3). Tingginya obat dengan merk dagang yang termasuk

dalam very slow moving mengindinkasikan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh

apotek banyak dalam bentuk barang, terlebih lagi obat dengan merk dagang

memiliki harga yang lebih tinggi dibanding obat generik.

Obat yang termasuk dalam kategori tiga tertinggi fast moving adalah

berturut-turut Romilar®, Epexol

®, dan Sanmol

®. Sama dengan penjelasan

sebelumnya, ketiga obat ini sering dikombinasikan dalam resep dokter untuk

khasus penyakit influenza yang kerap terjadi di bulan Februari-Maret.

4.4 Klasifikasi Pergerakan Obat Generik di Apotek Erra Medika

Pergerakan Obat generik pada Tabel 4.10, Tabel 4.11, Tabel 4.12, dan

Tabel 4.13 adalah berturut-turut untuk obat fast moving, medium moving, slow

moving, dan very slow moving. Jumlah obat yang termasuk dalam fast moving

adalah 28, medium moving 18, slow moving 6, dan very slow moving 23 (Gambar

4.4). Jumlah obat tertinggi adalah pada kategori fast moving, dikuti dengan very

slow moving, medium moving, dan slow moving. Jumlah obat generik yang masuk

dalam kategori very slow moving menempati posisi kedua setelah fast moving

dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Faktor ini juga menjadi pendukung

banyaknya modal apotek dalam bentuk barang bukan dalam bentuk uang, walau

tidak terlalu signifikan seperti pada obat dengan merk dagang very slow moving.

Obat generik yang termasuk dalam kategori fast moving adalah Codein 10

mg, Cefadroxil 500 mg, dan Ethambutol 500 mg. Codein merupakan obat yang

digunakan untuk batuk iritatif (batuk kering non produktif), Cefadroxil merupakan

antibiotik, dan Ethambutol merupakan antibakteri yang digunakan untuk

membunuh bakteri tertentu yang menyebabkan tuberkulosis (MIMS, 2011/2012).

Pemakaian obat ini sesuai dengan pola peresepan dokter dan pola penyakit yang

terjadi pada bulan tersebut. Cefadroxil misalnya, merupakan antibiotik yang

sering dikombinasikan untuk geja-gejala infeksi saluran pernafaan atas.

Sementara itu, Ethambutol menunjukkan pemakaian relatif tinggi karena pada

bulan tersebut terdapat beberapa pasien yang telah rutin menggunakan obat TBC

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

14

Universitas Indonesia

sebelumnya datang kembali untuk membeli obat yang dibutuhkan untuk jangka

waktu kedepan.

4.5 Pentingnya Peranan Apoteker dalam Penggolongan Obat

Peranan seorang apoteker di apotek salah satunya adalah sebagai manajer.

Menurut Schemerhorn dalam Mulia (2008) manajemen diartikan secara formal

sebagai perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian, terhadap

penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan. Berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004, pada

BAB II, bahwa pengelolaan sumber daya di apotek meliputi sumber daya

manusia, sarana dan prasarana, serta sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan

lainnya.

Peran apoteker dalam mengelola sediaan farmasi dan perbekalan

kesehatan salah satunya membutuhkan adanya fungsi pengendalian. Fungsi

pengendalian merupakan usaha untuk memonitor dan mengamankan keseluuhan

pengelolaan logistik. Terdapat tiga kemungkinan dalam pengendalian sediaan

farmasi yaitu stokout, stagnant, dan obat yang dibutuhkan sesuai dengan yang ada

di persediaan (Mellen & Pudjihardjo, 2013). Untuk mengatasi hal ini, penting bagi

apoteker untuk melakukan klasifikasi obat menjadi fast moving, medium moving,

slow moving, dan very slow moving sehingga dapat menentukan obat-obatan yang

perlu diawasi agar tidak terjadi stokout maupun stagnant. Untuk obat-obat yang

tergolong fast moving harus dimonitor secara ketat agar tidak terjadi stok kosong

sehingga mengakibatkan penurunan kualitas pengobatan di apotek dalam hal

ketersediaan obat. Sedangkan pada obat slow moving dan very slow moving perlu

dikaji ulang dalam perencanaan pengadaannya agar obat tidak stagnant yang

dapat mengakibatkan kerugian apotek, yaitu baik kerugian akibat pembelian obat

stagnant, kerugian akibat biaya pemesanan obat stagnant (biaya administrasi

seperti kertas, tinta, alat tulis, stempel; biaya telepon), kerugian akibat

penyimpanan obat stagnant (biaya listrik), biaya karena kerusakan ataupun

kadaluwarsa, maupun biaya pembuatan kartu stok untuk obat stagnant (Mellen &

Pudjihardjo, 2013).

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

15 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data penjualan dan stok obat dan suplemen yang telah

diperoleh dari Apotek Erra Medika pada bulan Februari dan Maret 2013 dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Terdapat total 680 obat dan suplemen yang terdiri dari 605 merk dagang dan

75 generik.

b. Obat dan suplemen yang tergolong fast moving adalah 221, medium moving

adalah 124, slow moving adalah 29, dan very slow moving adalah 306 buah.

c. Tiga obat tertinggi pada kategori fast moving adalah Romilar® (obat batuk),

Epexol® 30 mg (obat batuk) dan Sanmol

® 500 mg (analgetik dan antipiretik).

5.2 Saran

Sebaiknya pencatatan di kartu stok dan buku penjualan dilakukan secara

rutin serta diperlukan pula adanya pencatatan rekapan data obat dan suplemen

untuk mengendalikan persediaan. Disamping itu, pola penyakit, pola peresepan

dokter, dan pola kebutuhan konsumen yang merupakan faktor penting sebaiknya

dipertimbangkan dalam penyediaan obat di apotek.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

16 Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

Athijah, U., Zairina, E., dan Sukorini, A.I. (2010). Perencanaan dan Pengadaan

Obat di Puskesmas Surabaya Timur dan Selatan. Jurnal Farmasi

Indonesia, 5(1), Hal 15-23.

Atmadinata, D.A. (2012). Studi Deskriptif Pemakaian Antibiotik di Instalasi

Penyakit Dalam Bangsal Khodijah Rumah Sakit Roemani Periode Januari

2011 sampai Juni 2011. Semarang: Universitas Muhammadiyah

Semarang. Hal. 6.

Hanna, Y. (2009). Hubungan Antara Konsumsi Sulemen Vitamin dan Mineral sert

Minuman Energi dengan Kebugarn Jasmani pada Atlet Cabang Olahgara

Akuatik di Stadion Renang Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta Tahun

2009. Depok: Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehata

Masyaraat Depok. Hal. 8-9.

Hospital and Health Directory. (2013). Perkembangan Fasilitas dan Pelayanan

Jasa Apotek di Indonesia. http://ebook.yellowpages.co.id. Tanggal 25 Mei

2013, Pkl. 11:34 WIB.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2009). Peraturan Kepala Badan

Pengawas Obat dan Makanan Republi Indonesia No. HK.00.05.1.23.3516

Tentang Izin Edar Produk Obat, Obat tradisional, Kosmetik, Suplemen

Makanan, dan makanan yang bersumber, mengandung, dari bahan

tertentu dan atau mengandung alkohol. Jakarta.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2011). Peraturan Kepala Badan

Pengawas Obat dan Makanan Republi Indonesia No.

HK.031.23.10.11.08481 Tentang Kriteria dan Tatalaksana Registrasi

Obat. Jakarta.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Apotek 2004. Jakarta.

Lestari, Indri. (2011). Laporan Praktek Kerja Industri di Apotik dr. Hj. Karmini

EH. Tasikmalaya: Program Keahlian Farmasi Sekolah Menengah

Kejuruan Kesehatan Bhakti Kencana.

Maricella, A. (2011). Tingkat Kepatuhan Dokter di Fasilitas Pelayanan

Kesehatan Pemerintah dalam Meresepkan Obat Generik Di Rumah Sakit

Umum dr. Pirngadi Medan Periode Februari – April 2010. Medan:

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

17

Universitas Indonesia

Mason, Pamela. (1995). Handbook of dietary supplements: Vitamins and other

health supplements. Oxford: Mass.

Mellen, R.C. dan Pudjirahardjo, W.J. (2013). Faktor Penyebab dan KErugian

Akibat Stockout dan Stagnant Obat di Unit Logistik RSU Haji Surabaya.

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 1(1), Hal. 99-102.

Menteri Kesehatan RI. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian

dan Aat Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

Menteri Kesehatan RI. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor HK.02.2/Menkes/068/I/2010 Tentang Kewajiban Menggunakan

Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah. Jakarta.

MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisi 11 2011/2012. Jakarta: PT. Bhuana

Ilmu Populer.

Mulia, P. (2008). Pengertian Manajemen. http://dspace.widyatama.ac.id Diakses

pada 13 Juni 2013. Pkl 20:58.

Muzakin, M.(2008). Analisis Kerugian yang Ditanggung Oleh RSU Dr. Soetomo

Surabaya sebagai akibat dari stagnant dan stockout obat. Surabaya:

Universitas Airlangga.

Permana, M.D., Djunaidy, A., dan Vinarti, R.A. (2012). Kalsifikasi Obat dengan

Menggunakan Metode Klasifikasi ABC-Fuzzy sebagai Pendukung Strategi

Pengelolaan Persediaan Obat di Apotek XYZ Surabaya. Surabaya: Institut

Teknologi Sepuluh November.

Pradana, N. (2012). Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Persediaan

pada Apotek Budi Asih Banjarmasin. Salatiga: Universitas Kristen Satya

Wacana.

Presiden Republik Indonesia. (2009). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta.

Quick, D.J. (1997). Managing drug supply, the selection, procurement,

distribution, and use of pharmaceuticals. Boston, Massachusetts:

Kumarianpress,inc.

Waluyo, D.S. (2006). Analisis Penyebab Utama Stagnan Pada Manajemen

Persediaan Obat di Rumah Sakit Kusta Kediri. Surabaya: Universitas

Airlangga.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

18

Universitas Indonesia

Warman, John. (2004). Manajemen Pergudangan. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan.

Zakaria, T.M dan Michael, S.T. (2009). Sistem Analisa Pergerakan Brang Fashion

pada PT X. Jurnal Sistem Informasi, 4(2). Hal. 195-207.

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

TABEL

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

19

Tabel 4.1 Daftar Obat dan Suplemen di Apotek Erra Medika bulan Februari dan Maret 2013

No Nama Obat Kelas Terapi

1 Acran Anti tukak

2 Acyclovir 200 mg Antivirus

3 Acyclovir 400 mg Antivirus

4 Acyclovir cream Antivirus

5 Adalat 5 mg Antihipertensi

6 Akrinor Antihipotensi

7 Albiotin 150 mg Antibiotik

8 Albiotin 300 mg Antibiotik

9 Albothyl 10 ml Obat Luka

10 Aldisa Antihistamin

11 Alganax 0,25 Antiansietas

12 Alganax 0,5 Antiansietas

13 Allopurinol 300 mg Obat Gout

14 Allopurinol 500 mg Obat Gout

15 Alloris Antihistamin

16 Alprazolam 0,5 Antiansietas

17 Amadiab 1 mg Antidiabetes

18 Amaryl 1 mg Antidiabetes

19 Ambroxol 30 mg Obat Batuk

20 Amlodipin 10 mg Antihipertensi

21 Amlodipin 5 mg Antihipertensi

22 Amoxan 250 mg Antibiotik

23 Amoxan 500 mg Antibiotik

24 Amoxan drop Antibiotik

25 Amoxan forte Antibiotik

26 Amoxan syr Antibiotik

27 Amoxicilin syr Antibiotik

28 Amoxicillin 500 mg Antibiotik

29 Ampicillin 500 mg Antibiotik

30 Anadex Obat flu

31 Anakonidin syr 60 ml Obat flu

32 Analsik Antiansietas

33 Andalan Kontrasepsi

34 Andantol gel Obat Luka

35 Anpiride 1 mg Antidiabetes

36 Antalgin AINS

37 Antasida Doen Anti tukak

38 Apolar cream Kortikosteroid

39 Apolar N cream Kortikosteroid

40 Arcalion Nootropik dan Neurotonik/neurotropik

41 Ardium Obat Hemorheologi

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

20

42 Artrilox 7,5 mg AINS

43 Asam mefenamat 500 mg AINS

44 Ascardia 160 mg Trombolitik

45 Ascardia 80 mg Trombolitik

46 Asifit Suplemen

47 Asthin Force Obat Kulit

48 Asvex Obat flu

49 Atorsan 10 mg Obat Dislipidemia

50 Bactrim Adult Antibiotik

51 Baquinor 500 mg Antibiotik

52 Baycuten N Antijamur

53 Becom 2 Suplemen

54 Becom C Suplemen

55 Benoson 15 gr Kortikosteroid

56 Benoson 5 gr Kortikosteroid

57 Benoson N 15 gr Kortikosteroid

58 Berry Vision Suplemen

59 Betablok 100 mg Antihipertensi

60 Betablok 50 mg Antihipertensi

61 Betadin Vag + alat Obat Luka

62 Betadin Vag Dauche TA Obat Luka

63 Betaserc 8 mg Antivertigo

64 Betason N Kortikosteroid

65 Bio ATP Suplemen

66 Biodiar Antidiare

67 Bioplacenton Obat Luka

68 Biosanbe Suplemen

69 Biothicol 500 mg Antibiotik

70 Biothicol syr Antibiotik

71 Bisolvon Obat Batuk

72 Bisoprolol Antihipertensi

73 Bled Stop Obat yang bekerja pada uterus

74 Bodrexin flu dan batuk syr Obat flu

75 Bondi capsul Obat pada sistem muskuloskeketal

76 Braxidin Antiansietas

77 Bufacomb cream 5 gr Kortikosteroid

78 Bufect F syr AINS

79 Bufect syr AINS

80 Buscopan 50 mg Antispasmodik

81 Buscopan plus Antispasmodik

82 C. Augentonic ED 15 mc Obat mata

83 C. Catarlent 15 mg Obat mata

84 C. Catarlent ED 5 gr Obat mata

85 C. Cenfresh MD Obat mata

86 C. Eyefresh MD Obat mata

87 C. Fenicol 0,5% Obat mata

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

21

88 C. Fenicol ED 0,25% Obat mata

89 C. Fenicol EO 1% 35gr Obat mata

90 C. Litrol MD Obat mata

91 C. Lytears Obat mata

92 C. Polidex ED Obat Mata

93 C. Polygran ED Obat mata

94 C. Protagenta M.D Obat mata

95 C. Tobroson MD Obat mata

96 C. Trombo MD Obat mata

97 C. Xitrol ED Obat mata

98 C. Xitrol EO ointment Obat mata

99 Candistin Drop Antijamur

100 Candistin drop Antijamur

101 Captensin 125 mg Antihipertensi

102 Captopril 12,5 mg Antihipertensi

103 Captopril 25 mg Antihipertensi

104 Cardivask 10 mg Antihipertensi

105 Cardivask 5 mg Antihipertensi

106 Carniq Suplemen

107 Cataflam 25 mg AINS

108 Cataflam 50 mg AINS

109 Catapres 150 mg Antihipertensi

110 CDR Eff Suplemen

111 CDR Fortos GTF Suplemen

112 Cedocard 10 mg Antiangina

113 Cedocard 5 mg Antiangina

114 Cefadroxil 500 mg Antibiotik

115 Cefadroxil Syr Antibiotik

116 Cefat 250 mg Antibiotik

117 Cefat 500 mg Antibiotik

118 Cefat F Antibiotik

119 Cefat Forte Syr Antibiotik

120 Cefat syr Antibiotik

121 Cefat Syr Antibiotik

122 Cefixime 100 mg Antibiotik

123 Cefixime 200 mg Antibiotik

124 Cefspan 100 mg Antibiotik

125 Celestamin Antihistamin

126 Celestamin Syr 30 ml Antihistamin

127 Celestamin syr 60 ml Antihistamin

128 Celestik Antihistamin

129 Cetirizine Antihistamin

130 Chloramfecor cream Antibiotik

131 Chloramfecort H cream Antibiotik

132 Cimetidin Anti tukak

133 Cinolon Kortikosteroid

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

22

134 Cinolon N Kortikosteroid & Antijamur

135 Ciprofloxacin 500 mg Antibiotik

136 Citocetin syr Obat flu

137 Claneksi 500 mg Antibiotik

138 Claneksi Forte Antibiotik

139 Claneksi syr Antibiotik

140 Claritin Antihistamin

141 Claritin Syr 30 ml Antihistamin

142 Claritin Syr 60 ml Antihistamin

143 Clatatin Antihistamin

144 Clindamycine 150 mg Antibiotik

145 Clindamycine 300 mg Antibiotik

146 Clinovir 400 mg Antivirus

147 Clobazam Antiansietas

148 Co-amoxiclav 625 mg Antibiotik

149 Cobazim Suplemen

150 Codein 10 mg Obat Batuk

151 Codein 15 mg Obat Batuk

152 Codipront cum ekspektoran Obat Batuk

153 Ekspektorant syr 60 ml Obat Batuk

154 Codipront kapsul Obat Batuk

155 Codipront syr 60 ml Obat Batuk

156 Colistin Antibiotik

157 Combi Kid Fruit'12 Suplemen

158 Combi Kid Jeruk Straw Suplemen

159 Combi Kid strip Suplemen

160 Comtusi Forte Obat Batuk

161 Comtusi syr 100 ml Obat Batuk

162 Comtusi Syr 500 ml Obat Batuk

163 Comtusi syr 60 ml Obat Batuk

164 Concor 2,5 mg Antihipertensi

165 Cordaron Antiangina

166 Cortidex Kortikosteroid

167 Co-trimoxazol 480 mg Antibiotik

168 Curliv Suplemen

169 Curliv Plus Suplemen

170 Cyclo Progynova Preparat hormon sintetik

171 Daktarin 5 gr Antijamur

172 Daktarin 50 gr Antijamur

173 Daktarin powder Antijamur

174 Dalfarol 200 mg Suplemen

175 Damaben Antimual

176 Damaben drop Antimual

177 Damaben syr Antimual

178 Daonil Antidiabetes

179 Datan 500 AINS

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

23

180 Deculin 15 mg Antidiabetes

181 Dentacid 500 mg AINS

182 Dermatix Ultra 7 gr Obat Luka

183 Dexamethasone 0,5 mg Kortikosteroid

184 Dexamethasone 0,75 mg Kortikosteroid

185 Dextamin Antihistamin

186 Dextral Obat flu

187 Diabex 850 mg Antidiabetes

188 Diagit Antidiare

189 Diaglime 1 mg Antidiabetes

190 Diaglime 2 mg Antidiabetes

191 Diaglime 3 mg Antidiabetes

192 Diamicron Antidiabetes

193 Diamicron MR Antidiabetes

194 Diamicron MR 60 mg Antidiabetes

195 Diane 35 Obat Jerawat

196 Digenta cream Kortikosteroid & antibiotik

197 Digest Anti tukak

198 Digoxin 0,25 mg Obat Jantung

199 Digoxin Sandol Obat Jantung

200 Diltiazem Antihipertensi

201 Diprogenta 10 gr Kortikosteroid

202 Diprogenta 5 gr Kortikosteroid

203 Diprosone Oil 10 gr Kortikosteroid

204 Diprosone Oil 5 gr Kortikosteroid

205 Dolo Neurobion Suplemen

206 Dolones cream Anestetik topikal

207 Dometic Antimual

208 Doxyciclin Antibiotik

209 Dramamine Antivertigo

210 Dulcolactol syr Konstipasi

211 Dulcolax supp 10 mg Konstipasi

212 Dumin 500 mg Analgesik dan Antipiretik

213 Dumin syr Analgesik dan Antipiretik

214 Duphaston Preparat hormon sintetik

215 Duvadilan Obat yang bekerja pada uterus

216 Elkana Suplemen

217 Elocon Oil 10 gr Kortikosteroid

218 Elocon Oil 5 gr Kortikosteroid

219 Elox oil 5 gr Kortikosteroid

220 Encephabol Nootropik dan Neurotonik/neurotropik

221 Encephabol syr Nootropik dan Neurotonik/neurotropik

222 Enervon C'30 Suplemen

223 Epexol 30 mg Obat Batuk

224 Epexol syr Obat Batuk

225 Epsonal Relaksan otot

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

24

226 Erysanbe 200 mg Antibiotik

227 Erysanbe 250 mg Antibiotik

228 Erysanbe 500 mg Antibiotik

229 Erysanbe syr Antibiotik

230 Esilgan 2 Antiansietas

231 Esperson 15 gr Kortikosteroid

232 Esperson cream 5 gr Kortikosteroid

233 Ethambutol 250 mg Obat TBC

234 Ethambutol 500 mg Obat TBC

235 Evion Vegicap '30 Suplemen

236 Exluton Kontrasepsi

237 Faktu supp Preparat anorektal (antiradang)

238 Famocid 20 mg Anti tukak

239 Famocid 40 mg Anti tukak

240 Fanormin Antihipertensi

241 Felden Gel AINS

242 Feldene 20 mg AINS

243 Femisic 500 mg AINS

244 Fenistil drop Antihistamin

245 Ferrosfort Eff Suplemen

246 FG Troches Preparat Mulut/Tenggorokan

247 Fishqua Suplemen

248 Fitkom Suplemen

249 Fitkom Gummy Suplemen

250 Fixef 100 mg Antibiotik

251 Fixef syr Antibiotik

252 Flagyl syr Antibiotik

253 Flagystatin supp Antibiotik

254 Flamar 25 mg AINS

255 Flamar 50 mg AINS

256 Flamar gel AINS

257 Flexasur cream Antinyeri

258 Flexasur tab Suplemen

259 Floxa MD Antibiotik

260 Fludane Plus Obat flu

261 Fludilat Obat Hemorheologi

262 Fluimucil 200 ml Obat pilek

263 Fluimucil Capsule Obat pilek

264 Flutamol Obat Flu

265 Folamil Genio Suplemen

266 Folavit Suplemen

267 Formuno Suplemen

268 Formyco Antijamur

269 Formyco cream Antijamur

270 Frisium Antiansietas

271 Fruit Adult Suplemen

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

25

272 Fruit junior Suplemen

273 Fudan 50 mg Suplemen

274 Fudan syr 100 ml Suplemen & terapi penunjang

275 Fundamin-E Suplemen

276 Fungistop 500 mg Antijamur

277 Furosemid Antihipertensi

278 Gabbryl Antibiotik

279 Gabbryl syr Antibiotik

280 Garamycin 15 gr Antibiotik

281 Garamycin 5 gr Antibiotik

282 Gastrul Anti tukak

283 Glibenclamide Antidiabetes

284 Glucobay 100 mg Antidiabetes

285 Glucobay 50 mg Antidiabetes

286 Glucophage 500 mg Antidiabetes

287 Glucophage 850 mg Antidiabetes

288 Glunenorm Antidiabetes

289 Glunor 500 mg Antidiabetes

290 Glunor 850 mg Antidiabetes

291 Griseofulvin 125 mg Antijamur

292 Griseofulvin 500 mg Antijamur

293 HCT Antihipertensi

294 Hemaviton ACT '30 Suplemen

295 Hemaviton cap'30 Suplemen

296 Hemaviton S.N '30 Suplemen

297 Hemobion Suplemen

298 Hepa-Q Suplemen

299 Herbesser 30 mg Antiangina

300 Hexer Anti tukak

301 Homoclomin Antihistamin

302 Hufagrip (Biru) Obat pilek

303 Hufagrip (kuning) Obat flu

304 Hufagrip BP syr Obat batuk & pilek

305 Hydrocortisone 1% Kortikosteroid

306 Hydrocortisone 2,5% Kortikosteroid

307 Ibukal syr AINS

308 Imboost Suplemen

309 Imboost Force Suplemen

310 Imodium Antidiare

311 Imunos Suplemen

312 Inazol Anti tukak

313 Incidal Antihistamin

314 Inerson 15 gr Kortikosteroid

315 INH Ciba 300 mg Obat TBC

316 INH Ciba 400 mg Obat TBC

317 Inpepsa syr Anti tukak

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

26

318 Insaar Antihipertensi

319 Interhistin Antihistamin

320 Intermoxil 500 mg Antibiotik

321 Internolol 50 mg Antihipertensi

322 Intunal Obat flu

323 Intunal Forte Obat flu

324 ISDN Antiangina

325 Isoprinosine 500 mg Antivirus

326 Isoprinosine syr Immunostimulan

327 Isprinol Antivirus

328 Isprinol syr Immunomodulator

329 Joint fit roller gel Suplemen

330 Kaflam 50 mg AINS

331 Kalcinol N 5 gr Kortikosteroid

332 Kalmoxicilin syr Antibiotik

333 Kalmoxicilin syr F Antibiotik

334 Kalnex 250 mg Hemostatik

335 Kalnex 500 mg Hemostatik

336 Kaltrofen 50 mg AINS

337 Kaltrofen supp AINS

338 Kamillosan Ointment 10 gr AINS

339 Kamoxilin 500 mg Antibiotik

340 Kandistatin drop Antijamur

341 Kenacort Kortikosteroid

342 Kenacort A cream Kortikosteroid

343 Kenalog IN Orabase Antibiotik

344 Ketesse AINS

345 Ketokonazole Antijamur

346 Lacto-B Probiotik

347 Lameson 4 mg Kortikosteroid

348 Lameson 8 mg Kortikosteroid

349 Lansoprazole Anti tukak

350 Lantus Solostar Antidiabetes

351 Lapibal 250 mg Suplemen

352 Lapibal 500 mg Suplemen

353 Lapimox 500 mg Antibiotik

354 Lapistan 500 mg AINS

355 Lasal ekspektoran syr Antiasma

356 Lasal syr Antiasma

357 Lasix Antihipertensi

358 Lasmalin Antiasma

359 Laxadin syr 60 ml Konstipasi

360 Laxadine syr 100 ml Konstipasi

361 L-bio Probiotik

362 Lecrav 500 mg Antibiotik

363 Lemocin Antibiotik

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

27

364 Lesichol 600 mg Antihipertensi

365 Letonal Diuretik

366 Levocin Antibiotik

367 Levofloxacin 500 mg Antibiotik

368 Librax Antiansietas

369 Lincomycin 500 mg Antibiotik

370 Lipanthyl Obat Dislipidemia

371 Lipitor 10 mg Obat Dislipidemia

372 Lipitor 20 mg Obat Dislipidemia

373 Liproqy Suplemen

374 Lodia Antidiare

375 Loratadin Antihistamin

376 Lysagor Antimigren

377 Madecassol Obat Luka

378 Maintate 5 mg Antihipertensi

379 Mapex 500 mg

380 Matovit Suplemen

381 Mecobalamin 500 mg Suplemen

382 Mediamer Antiemetik

383 Medixon 4 mg Kortikosteroid

384 Mefinal AINS

385 Mefinal 250 mg AINS

386 Mefinter 500 mg AINS

387 Megazing Suplemen

388 Melanox Obat kulit (memutihkan)

389 Meloxicam 15 mg AINS

390 Meloxicam 7,5 mg AINS

391 Meptin Antiasma

392 Meptin Swinghaler 200 Antiasma

393 Mercotin Obat Batuk

394 Merislon Antivertigo

395 Merit tab Suplemen

396 Mertigo Antivertigo

397 Metformin 500 mg Antidiabetes

398 Metformin 850 mg Antidiabetes

399 Methergin Obat yang bekerja pada uterus

400 Methicobal 250 mg Suplemen

401 Methicobal 500 mg Suplemen

402 Methicol Suplemen

403 Methyl prednisolon 4 mg Kortikostreoid

404 Metrison 4 mg Kortikosteroid

405 Metronidazole 500 mg Antibiotik

406 Mezatrin 250 mg Antibiotik

407 Microgynon Kontrasepsi

408 Microlax Obat Konstipasi

409 Moloco Suplemen

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

28

410 Movi-cox 15 mg AINS

411 Movi-cox 7,5 mg AINS

412 Moxam 7,5 mg AINS

413 Mucopect Obat Batuk

414 Mucopect drop Obat Batuk

415 Mucopect dws Obat Batuk

416 Mucopect syr anak 15 mg Obat Batuk

417 Mucosta Anti tukak

418 Myco 2 cram Antijamur

419 Myconazole cream Antijamur

420 Mycoral Antijamur

421 Mycorin cream 15 gr Antijamur

422 Mycospor 15 gr Antijamur

423 Mycospor K Antijamur

424 Mycostatin drop Antijamur

425 Mycostop 250 mg Antijamur

426 Mycostop 500 mg Antijamur

427 Mylanta syr B Anti tukak

428 Mylanta syr K Anti tukak

429 Myonal Relaksan Otot

430 Nalgestan Obat pilek

431 Natrium diklofenak 50 mg AINS

432 Neo Kaolana syr Antidiare

433 Nerisona Fatty Ointment Kortikosteroid

434 Neuralgin Analgesik dan Antipiretik

435 Neuralgin Rhema Analgesik dan Antipiretik

436 Neuraxon 5000 mg Suplemen

437 Neurobion Suplemen

438 Neurobion 5000 mg Suplemen

439 Neurodial Tablet Antiansietas

440 Neurofenac plus AINS

441 Neuropyron-V Suplemen & antinyeri

442 Neurosanbe Suplemen

443 Neurosanbe 500 mg Suplemen

444 Neurosanbe plus Suplemen

445 New Skelan AINS

446 Nifedin Antihipertensi

447 Nifedipin Antihipertensi

448 Nifural syr Antidiare

449 Nipe drop Obat flu

450 Nipe syr Obat flu

451 Nonflamin AINS

452 Nootropil 400 mg Nootropik dan Neurotonik/neurotropik

453 Norvask 10 mg Antihipertensi

454 Norvask 5 mg Antihipertensi

455 Nourish skin Ultimate'15 Suplemen

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

29

456 Nourish skin Ultimate'30 Suplemen

457 Nourish skin'15 Suplemen

458 Nourish skin'30 Suplemen

459 Novalgin AINS

460 Nutriflam Suplemen

461 Nutrimama Suplemen

462 Nymiko drop Antijamur

463 Ocuson Antihistamin

464 Omeprazole Anti tukak

465 Omeproz kapsul Suplemen

466 Ondansentron Antimual

467 Oscal 0,25 mg Obat Metabolisme Tulang

468 Ossoral 800 mg Suplemen

469 Oste Obat pada sistem muskuloskeketal

470 Oste forte Obat pada sistem muskuloskeketal

471 Osteocal Suplemen

472 Otolin ear drop Obat telinga

473 Otopain ear drop Obat telinga

474 Otopraf Ear drop Obat telinga

475 Pabanox Sunblok

476 Panadol drops Analgesik dan Antipiretik

477 Panadol syr 30 ml Analgesik dan Antipiretik

478 Panadol syr 60 ml Analgesik dan Antipiretik

479 Pankreoflat Digestan

480 Paracetamol syr Analgesik dan Antipiretik

481 Paxicam 15 mg AINS

482 Pedialyte Pemelihara Cairan tubuh

483 Pehadoxin Forte Obat TBC

484 Phenobarbital/ Luminal Antiansietas

485 Pirofel 10 mg AINS

486 Pirofel 20 mg AINS

487 Pirofel gel AINS

488 Piroxicam 10 mg AINS

489 Piroxicam 20 mg AINS

490 Plantacid F Anti tukak

491 Plantacid Forte Syr Anti tukak

492 Plantacid syr Anti tukak

493 Plantacid Tab Anti tukak

494 Polidemisin ED Obat mata

495 Polycrol gel forte syrup Anti tukak

496 Polycrol gel syr Anti tukak

497 Polysilane Anti tukak

498 Polysilane susp B Anti tukak

499 Polysilane susp K Anti tukak

500 Polysilane syr B Anti tukak

501 Ponstan 500 mg Analgesik dan Antipiretik

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

30

502 Prednox Kortikosteroid

503 Prenamia Suplemen

504 Prilos Anti tukak

505 Primadex Forte Antibiotik

506 Primadol Analgesik dan Antipiretik

507 Primolut N Preparat hormon sintetik

508 Primperan Antiemetik

509 Profenid Supp AINS

510 Prolacta (baby) Suplemen

511 Prolacta (mother) Suplemen

512 Prolic 150 mg Antibiotik

513 Prolic 300 mg Antibiotik

514 Pronicy Antihistamin

515 Proris AINS

516 Proris forte syr AINS

517 Proris supp Analgesik dan Antipiretik

518 Proris syr AINS

519 Provital Plus Suplemen

520 PTU Antitiroid

521 Puricemia Obat Gout

522 Pylor Antihistamin

523 Pyravit syr Obat TBC

524 Pyricef 500 mg Antibiotik

525 Pyricef forte Antibiotik

526 Pyricef syr Antibiotik

527 PZA 500 mg Obat TBC

528 Ranitidin Anti tukak

529 Redoxon Eff Suplemen

530 Renaquil 1 mg Antiansietas

531 Reskuin 500 mg Antibiotik

532 Rhinatiol anak syr Obat batuk

533 Rhination dws syr Obat Batuk

534 Rhinofed Antihistamin

535 Rhinofed syr Antihistamid

536 Rifampicin 300 mg Antibiotik

537 Rifampicin 450 mg Antibiotik

538 Rifampicin 600 mg Antibiotik

539 Rimactazid Obat TBC

540 Rimcure Obat TBC

541 Rimstar 4-FDC Obat TBC

542 Romilar Obat Batuk

543 Romilar syr Obat Batuk

544 Ryvel Antihistamin

545 Ryvel 10 mg Antihistamin

546 Ryvel drop Antihistamin

547 Ryzen drop Antihistamin

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

31

548 Sagestam ED Antibiotik

549 Sagestam Ointment Antibiotik

550 Sakatonik ABC Suplemen

551 Salbutamol 2 mg Antiasma

552 Salbutamol 4 mg Antiasma

553 Sanazet Obat TBC

554 Sanbe Tears Obat mata

555 Sanexon 4 mg Kortikosteroid

556 Sanmag syr Anti tukak

557 Sanmol 500 mg AINS

558 Sanmol drop Analgesik dan Antipiretik

559 Sanmol syr Analgesik dan Antipiretik

560 Sanprima Antibiotik

561 Sanprima F Antibiotik

562 Sanprima syr Antibiotik

563 Santibi 500 mg Obat TBC

564 Scabimite 10 gr Antiscabies

565 Scabimite 30 gr Antiscabies

566 Selvigon Obat Batuk

567 Seretid Diskus Antiasma

568 Seretide Inhaler 50 Antiasma

569 Siberid Antimigren

570 Siclidon Antibiotik

571 Silopect Obat Batuk

572 Simvastatin 10 mg Obat Dislipidemia

573 Simvastatin 20 mg Obat Dislipidemia

574 Smecta Antialergi

575 Solaxin Obat pada sistem muskuloskeketal

576 Spasmacine Antispasmodik

577 Spasminal Antispasmodik

578 Spiramicin 500 mg Antibiotik

579 Spiranter 500 mg Antibiotik

580 Spirasin 500 mg Antibiotik

581 Sporetik 100 mg Antibiotik

582 Staforin 500 mg Antibiotik

583 Strepsil Suplemen

584 Strocain Anti tukak

585 Stugeron Antivertigo

586 Super Ester C Eff Suplemen

587 Super Ester C'30 Suplemen

588 Supertetra Antibiotik

589 Supradin Eff Suplemen

590 Synbio Probiotik

591 Tarivid Otic Solution Antibiotik

592 Tempra Drop Analgesik dan Antipiretik

593 Tempra forte syrup Analgesik dan Antipiretik

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

32

594 Tempra syrup 60 ml Analgesik dan Antipiretik

595 Tempra syrup B Analgesik dan Antipiretik

596 Tenormin Antihipertensi

597 Tensicap 12,5 mg Antihipertensi

598 Tensicap 25 mg Antihipertensi

599 Tensivask 5 mg Antihipertensi

600 Theragram-m Suplemen

601 Theravask 5 mg Antihipertensi

602 Thermolyte plus'30 Suplemen

603 Thiamfenicol 500 mg Antibiotik

604 Thiamycin forte Antibiotik

605 Thrombopob gel Antiradang

606 Toplexil syr Obat Batuk

607 Tradosik Analgesik

608 Tramadol AINS

609 Tramal Analgesik

610 Transbroncho Syr Obat Batuk

611 Transpulmin B Obat gosok

612 Transpulmin balsem Obat gosok

613 Transpulmin BB 10 gr Obat gosok

614 Transpulmin BB CB1 20 gr Obat gosok

615 Transpulmin syr 100 ml Obat Batuk

616 Transpulmin syr 60 ml Obat Batuk

617 Tremenza Obat Flu

618 Tricodazole Antibiotik

619 Tripanzym Obat saluran cerna

620 Tuzalos Obat Flu

621 Ulcumaag Anti tukak

622 Ultraproct N cream Kortikosteroid

623 Ultraproct N supp Kortikosteroid & anestesi

624 Unalium Antimigren

625 Urbason Kortikosteroid

626 Uresix Antihipertensi

627 Urispas Obat untuk saluran kemih

628 Urotractin Antiseptik saluran kemih

629 Vagistin Ovula Antijamur & antibiotik

630 valisanbe Antiansietas

631 Valisanbe S Antiansietas

632 Varoc 500 mg Antibiotik

633 Vectrin 300 mg Obat Batuk

634 Vegeblend junior Suplemen

635 Venaron Preparat Flebitis dan varises

636 Ventolin Antiasma

637 Ventolin inhaler Antiasma

638 Ventolin NEG Antiasma

639 Ventolin syr Antiasma

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

33

640 Viaclav Antibiotik

641 Viaclav syr Antibiotik

642 Viagra Obat untuk disfungsi ereksi

643 Viostin Comp flash Suplemen

644 Viostin DS Suplemen

645 Virumirz cream 5 gr Antivirus

646 Vitacid 0,05% Obat jerawat

647 Vitalong C cap'30 Suplemen

648 Vitalong C cap'4 Suplemen

649 Vitamin B Complex IPI Suplemen

650 Vitamin C IPI Suplemen

651 Vitamin I Suplemen

652 Vitaquin Hiperpigmentasi kulit

653 Voltaren 10 gr AINS

654 Voltaren 20 gr AINS

655 Voltaren 25 mg AINS

656 Voltaren 50 gr AINS

657 Voltaren emulgel 5 gr AINS

658 Vometa Antimual

659 Vometa drop Antimual

660 Vometa syr Antimual

661 Vosedon Antimual

662 Vosedon syr Antimual

663 Wiacid 150 mg Anti tukak

664 Xanax 0,25 Antiansietas

665 Xanax 0,5 Antiansietas

666 X-Flam 50 mg AINS

667 Xon-Ce Suplemen

668 Xotilon AINS

669 Yasmin Kontrasepsi

670 Zantac 150 mg Anti tukak

671 Zarom 250 mg Antibiotik

672 Zegavit Suplemen

673 Zevit Grow Suplemen

674 Zeviton Suplemen

675 Zinkid zinc syr Suplemen

676 Zoter 400 mg Antivirus

677 Zoter cream Antivirus

678 Zumafib Obat Dislipidemia

679 Zyloric 100 mg Obat Gout

680 Zyloric 300 mg Obat Gout

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

34

Tabel. 4.2 Kategori obat dan suplemen medium moving di Apotek Erra Medika Bulan Februari dan Maret 2013

No Nama Obat Jumlah

Stok

Jumlah

Jumlah

Keluar

Kelas Terapi

1 Amlodipin 5 mg 2489 987 Antihipertensi

2 Allopurinol 500 mg 1305 460 Obat Gout

3 Celestik 1393 438 Antihistamin

4 Metformin 500 mg 1016 292 Antidiabetes

5 Amoxicillin 500 mg 1130 254 Antibiotik

6 Glibenclamide 674 230 Antidiabetes

7 FG Troches 702 213 Preparat Mulut/Tenggorokan

8 Amlodipin 10 mg 520 173 Antihipertensi

9 Synbio 580 151 Probiotik

10 Omeprazole 454 150 Anti tukak

11 Kamoxilin 500 mg 528 143 Antibiotik

12 Dextamin 403 138 Antihistamin

13 Dolo Neurobion 320 127 Suplemen

14 Metronidazole 500 mg 499 126 Antibiotik

15 INH Ciba 300 mg 488 113 Obat TBC

16 Spasmacine 401 112 Antispasmodik

17 Neuralgin 367 100 Analgesik dan Antipiretik

18 Lapimox 500 mg 262 95 Antibiotik

19 Alloris 312 94 Antihistamin

20 Biothicol 500 mg 228 90 Antibiotik

21 Tradosik 326 90 Analgesik

22 Kalnex 500 mg 341 87 Hemostatik

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

35

23 Ondansentron 264 87 Antimual

24 Mucosta 279 82 Anti tukak

25 Fludane Plus 340 80 Obat flu

26 Mediamer 245 76 Antiemetik

27 Methicobal 500 mg 232 75 Suplemen

28 Rifampicin 600 mg 320 75 Antibiotik

29 Urotractin 213 75 Antiseptik saluran kemih

30 Zumafib 200 75 Obat Dislipidemia

31 Analsik 200 72 Antiansietas

32 Lecrav 500 mg 260 69 Antibiotik

33 Simvastatin 20 mg 235 65 Obat Dislipidemia

34 Lapibal 500 mg 196 64 Suplemen

35 Aldisa 220 61 Antihistamin

36 Cedocard 10 mg 230 60 Antiangina

37 Erysanbe 500 mg 162 60 Antibiotik

38 Theragram-m 194 56 Suplemen

39 Cortidex 223 55 Kortikosteroid

40 Hepa-Q 166 55 Suplemen

41 Glunor 500 mg 184 50 Antidiabetes

42 Viostin DS 180 50 Suplemen

43 Lasix 117 46 Antihipertensi

44 Ketokonazole 175 45 Antijamur

45 Ryvel 10 mg 129 45 Antihistamin

46 Akrinor 149 44 Antihipotensi

47 Alprazolam 0,5 145 41 Antiansietas

48 Myonal 153 41 Relaksan Otot

49 Proris 135 41 AINS

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

36

50 Acran 112 40 Anti tukak

51 Intunal Forte 138 40 Obat flu

52 Mertigo 167 40 Antivertigo

53 Buscopan 50 mg 161 39 Antispasmodik

54 Oste 158 38 Obat pada sistem muskuloskeketal

55 Rifampicin 300 mg 113 38 Antibiotik

56 Clindamycine 300 mg 149 35 Antibiotik

57 Imboost 109 33 Suplemen

58 Nutriflam 118 32 Suplemen

59 Cobazim 108 30 Suplemen

60 Codipront cum ekspektoran 132 30 Obat Batuk

61 Fudan 50 mg 94 30 Suplemen

62 Lysagor 84 30 Antimigren

63 valisanbe 80 30 Antiansietas

64 Vometa 80 29 Antimual

65 Arcalion 98 28

Nootropik dan

Neurotonik/neurotropik

66 Ketesse 89 27 AINS

67 Artrilox 7,5 mg 70 26 AINS

68 Co-amoxiclav 625 mg 90 26 Antibiotik

69 Becom 2 85 25 Suplemen

70 Zyloric 100 mg 88 25 Obat Gout

71 Formuno 63 24 Suplemen

72 Imunos 67 23 Suplemen

73 Methicobal 250 mg 78 20 Suplemen

74 Nootropil 400 mg 58 20

Nootropik dan

Neurotonik/neurotropik

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

37

75 Pirofel 10 mg 71 20 AINS

76 Rimactazid 85 20 Obat TBC

77 Tensicap 25 mg 52 20 Antihipertensi

78 Codipront kapsul 71 19 Obat Batuk

79 Fludilat 68 18 Obat Hemorheologi

80 Tramal 75 16 Analgesik

81 Cefixime 200 mg 50 15 Antibiotik

82 Vectrin 300 mg 42 15 Obat Batuk

83 Movi-cox 7,5 mg 46 12 AINS

84 Dulcolax supp 10 mg 20 7 Konstipasi

85 Flagystatin supp 17 5 Antibiotik

86 Liproqy 22 5 Suplemen

87 Amoxicilin syr 11 4 Antibiotik

88 Esilgan 2 13 4 Antiansietas

89 Vitamin C IPI 16 4 Suplemen

90 Amoxan syr 8 3 Antibiotik

91 C. Catarlent 15 mg 9 3 Obat mata

92 C. Cenfresh MD 9 3 Obat mata

93 Cinolon 8 3 Kortikosteroid

94 Fitkom 12 3 Suplemen

95 Kenalog IN Orabase 9 3 Antibiotik

96 Lasal ekspektoran syr 8 3 Antiasma

97 Amoxan drop 6 2 Antibiotik

98 Benoson N 15 gr 7 2 Kortikosteroid

99 Biothicol syr 7 2 Antibiotik

100 C. Lytears 8 2 Obat mata

101 Comtusi syr 100 ml 8 2 Obat Batuk

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

38

102 Comtusi Syr 500 ml 8 2 Obat Batuk

103 Erysanbe syr 6 2 Antibiotik

104 Kalmoxicilin syr 6 2 Antibiotik

105 Mucopect drop 6 2 Obat Batuk

106 Transpulmin BB CB1 20 gr 6 2 Obat gosok

107 Vitalong C cap'30 6 2 Suplemen

108 Zinkid zinc syr 6 2 Suplemen

109 Benoson 5 gr 4 1 Kortikosteroid

110 Betadin Vag + alat 3 1 Obat Luka

111 Bodrexin flu dan batuk syr 4 1 Obat flu

112 Candistin Drop 4 1 Antijamur

113 Candistin drop 4 1 Antijamur

114 Codipront cum. Ekspektorant syr 60 ml 4 1 Obat Batuk

115 Combi Kid Jeruk Straw 3 1 Suplemen

116 Dermatix Ultra 7 gr 4 1 Obat Luka

117 Hufagrip (kuning) 3 1 Obat flu

118 Mucopect dws 4 1 Obat Batuk

119 Mycorin cream 15 gr 3 1 Antijamur

120 Mycospor K 3 1 Antijamur

121 Mycostatin drop 4 1 Antijamur

122 Nipe syr 4 1 Obat flu

123 Paracetamol syr 3 1 Analgesik dan Antipiretik

124 Ryvel 3 1 Antihistamin

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

39

Tabel. 4.3 Kategori obat dan suplemen medium moving di Apotek Erra Medika Bulan Februari dan Maret 2013

No Nama Obat

Jumlah

Stok

Jumlah

Keluar Kelas Terapi

1 Amlodipin 5 mg 2489 987 Antihipertensi

2 Allopurinol 500 mg 1305 460 Obat Gout

3 Celestik 1393 438 Antihistamin

4 Metformin 500 mg 1016 292 Antidiabetes

5 Amoxicillin 500 mg 1130 254 Antibiotik

6 Glibenclamide 674 230 Antidiabetes

7 FG Troches 702 213 Preparat Mulut/Tenggorokan

8 Amlodipin 10 mg 520 173 Antihipertensi

9 Synbio 580 151 Probiotik

10 Omeprazole 454 150 Anti tukak

11 Kamoxilin 500 mg 528 143 Antibiotik

12 Dextamin 403 138 Antihistamin

13 Dolo Neurobion 320 127 Suplemen

14 Metronidazole 500 mg 499 126 Antibiotik

15 INH Ciba 300 mg 488 113 Obat TBC

16 Spasmacine 401 112 Antispasmodik

17 Neuralgin 367 100 Analgesik dan Antipiretik

18 Lapimox 500 mg 262 95 Antibiotik

19 Alloris 312 94 Antihistamin

20 Biothicol 500 mg 228 90 Antibiotik

21 Tradosik 326 90 Analgesik

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

40

22 Kalnex 500 mg 341 87 Hemostatik

23 Ondansentron 264 87 Antimual

24 Mucosta 279 82 Anti tukak

25 Fludane Plus 340 80 Obat flu

26 Mediamer 245 76 Antiemetik

27 Methicobal 500 mg 232 75 Suplemen

28 Rifampicin 600 mg 320 75 Antibiotik

29 Urotractin 213 75 Antiseptik saluran kemih

30 Zumafib 200 75 Obat Dislipidemia

31 Analsik 200 72 Antiansietas

32 Lecrav 500 mg 260 69 Antibiotik

33 Simvastatin 20 mg 235 65 Obat Dislipidemia

34 Lapibal 500 mg 196 64 Suplemen

35 Aldisa 220 61 Antihistamin

36 Cedocard 10 mg 230 60 Antiangina

37 Erysanbe 500 mg 162 60 Antibiotik

38 Theragram-m 194 56 Suplemen

39 Cortidex 223 55 Kortikosteroid

40 Hepa-Q 166 55 Suplemen

41 Glunor 500 mg 184 50 Antidiabetes

42 Viostin DS 180 50 Suplemen

43 Lasix 117 46 Antihipertensi

44 Ketokonazole 175 45 Antijamur

45 Ryvel 10 mg 129 45 Antihistamin

46 Akrinor 149 44 Antihipotensi

47 Alprazolam 0,5 145 41 Antiansietas

48 Myonal 153 41 Relaksan Otot

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

41

49 Proris 135 41 AINS

50 Acran 112 40 Anti tukak

51 Intunal Forte 138 40 Obat flu

52 Mertigo 167 40 Antivertigo

53 Buscopan 50 mg 161 39 Antispasmodik

54 Oste 158 38 Obat pada sistem muskuloskeketal

55 Rifampicin 300 mg 113 38 Antibiotik

56 Clindamycine 300 mg 149 35 Antibiotik

57 Imboost 109 33 Suplemen

58 Nutriflam 118 32 Suplemen

59 Cobazim 108 30 Suplemen

60 Codipront cum ekspektoran 132 30 Obat Batuk

61 Fudan 50 mg 94 30 Suplemen

62 Lysagor 84 30 Antimigren

63 valisanbe 80 30 Antiansietas

64 Vometa 80 29 Antimual

65 Arcalion 98 28

Nootropik dan

Neurotonik/neurotropik

66 Ketesse 89 27 AINS

67 Artrilox 7,5 mg 70 26 AINS

68 Co-amoxiclav 625 mg 90 26 Antibiotik

69 Becom 2 85 25 Suplemen

70 Zyloric 100 mg 88 25 Obat Gout

71 Formuno 63 24 Suplemen

72 Imunos 67 23 Suplemen

73 Methicobal 250 mg 78 20 Suplemen

74 Nootropil 400 mg 58 20 Nootropik dan

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

42

Neurotonik/neurotropik

75 Pirofel 10 mg 71 20 AINS

76 Rimactazid 85 20 Obat TBC

77 Tensicap 25 mg 52 20 Antihipertensi

78 Codipront kapsul 71 19 Obat Batuk

79 Fludilat 68 18 Obat Hemorheologi

80 Tramal 75 16 Analgesik

81 Cefixime 200 mg 50 15 Antibiotik

82 Vectrin 300 mg 42 15 Obat Batuk

83 Movi-cox 7,5 mg 46 12 AINS

84 Dulcolax supp 10 mg 20 7 Konstipasi

85 Flagystatin supp 17 5 Antibiotik

86 Liproqy 22 5 Suplemen

87 Amoxicilin syr 11 4 Antibiotik

88 Esilgan 2 13 4 Antiansietas

89 Vitamin C IPI 16 4 Suplemen

90 Amoxan syr 8 3 Antibiotik

91 C. Catarlent 15 mg 9 3 Obat mata

92 C. Cenfresh MD 9 3 Obat mata

93 Cinolon 8 3 Kortikosteroid

94 Fitkom 12 3 Suplemen

95 Kenalog IN Orabase 9 3 Antibiotik

96 Lasal ekspektoran syr 8 3 Antiasma

97 Amoxan drop 6 2 Antibiotik

98 Benoson N 15 gr 7 2 Kortikosteroid

99 Biothicol syr 7 2 Antibiotik

100 C. Lytears 8 2 Obat mata

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

43

101 Comtusi syr 100 ml 8 2 Obat Batuk

102 Comtusi Syr 500 ml 8 2 Obat Batuk

103 Erysanbe syr 6 2 Antibiotik

104 Kalmoxicilin syr 6 2 Antibiotik

105 Mucopect drop 6 2 Obat Batuk

106 Transpulmin BB CB1 20 gr 6 2 Obat gosok

107 Vitalong C cap'30 6 2 Suplemen

108 Zinkid zinc syr 6 2 Suplemen

109 Benoson 5 gr 4 1 Kortikosteroid

110 Betadin Vag + alat 3 1 Obat Luka

111 Bodrexin flu dan batuk syr 4 1 Obat flu

112 Candistin Drop 4 1 Antijamur

113 Candistin drop 4 1 Antijamur

114

Codipront cum. Ekspektorant syr 60

ml 4 1 Obat Batuk

115 Combi Kid Jeruk Straw 3 1 Suplemen

116 Dermatix Ultra 7 gr 4 1 Obat Luka

117 Hufagrip (kuning) 3 1 Obat flu

118 Mucopect dws 4 1 Obat Batuk

119 Mycorin cream 15 gr 3 1 Antijamur

120 Mycospor K 3 1 Antijamur

121 Mycostatin drop 4 1 Antijamur

122 Nipe syr 4 1 Obat flu

123 Paracetamol syr 3 1 Analgesik dan Antipiretik

124 Ryvel 3 1 Antihistamin

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

44

Tabel. 4.4 Kategori obat dan suplemen slow moving di Apotek Erra Medika Bulan Februari dan Maret 2013

No Nama Obat Jumlah Stok

Jumlah

Keluar Kelas Terapi

1 Captopril 25 mg 1228 221 Antihipertensi

2 Neurobion 785 150 Suplemen

3 Nifedipin 863 150 Antihipertensi

4 Acyclovir 400 mg 417 82 Antivirus

5 Piroxicam 10 mg 507 82 AINS

6 Prednox 359 75 Kortikosteroid

7 Piroxicam 20 mg 280 50 AINS

8 Supertetra 200 36 Antibiotik

9 Primperan 194 32 Antiemetik

10 Ascardia 160 mg 170 30 Trombolitik

11 Lacto-B 125 25 Probiotik

12 Xon-Ce 125 24 Suplemen

13 Uresix 118 22 Antihipertensi

14 Elkana 102 20 Suplemen

15 Sanprima 121 20 Antibiotik

16 Erysanbe 250 mg 81 15 Antibiotik

17 Griseofulvin 500 mg 87 15 Antijamur

18 Maintate 5 mg 60 10 Antihipertensi

19 Cefspan 100 mg 32 6 Antibiotik

20 Neuralgin Rhema 25 5 Analgesik dan Antipiretik

21 Zegavit 18 3 Suplemen

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

45

22 Andantol gel 5 1 Obat Luka

23 C. Eyefresh MD 5 1 Obat mata

24 C. Fenicol ED 0,25% 6 1 Obat mata

25 Comtusi syr 60 ml 5 1 Obat Batuk

26 Enervon C'30 5 1 Suplemen

27 Pedialyte 6 1 Pemelihara Cairan tubuh

28 Pirofel gel 5 1 AINS

29 Scabimite 30 gr 5 1 Antiscabies

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

46

Tabel. 4.5 Kategori obat dan suplemen very slow moving di Apotek Erra Medika Bulan Februari dan Maret 2013

No Nama Obat

Jumlah

Stok

Jumlah

Keluar Kelas Terapi

1 Phenobarbital/ Luminal 1229 134 Antiansietas

2 HCT 1052 87 Antihipertensi

3 Captopril 12,5 mg 580 84 Antihipertensi

4 Cataflam 50 mg 429 68 AINS

5 Asam mefenamat 500 mg 525 65 AINS

6 Pylor 386 55 Antihistamin

7 Anpiride 1 mg 325 50 Antidiabetes

8 Ponstan 500 mg 365 49 Analgesik dan Antipiretik

9 Zarom 250 mg 351 48 Antibiotik

10 ISDN 322 40 Antiangina

11 Incidal 271 34 Antihistamin

12 Carniq 498 30 Suplemen

13 Neurosanbe 500 mg 199 30 Suplemen

14 Digoxin Sandol 199 29 Obat Jantung

15 Erysanbe 200 mg 194 27 Antibiotik

16 Varoc 500 mg 165 26 Antibiotik

17 Amoxan 250 mg 207 22 Antibiotik

18 Allopurinol 300 mg 170 20 Obat Gout

19 Dextral 130 20 Obat flu

20 Furosemid 292 20 Antihipertensi

21 Prolic 300 mg 127 20 Antibiotik

22 Flamar 25 mg 134 17 AINS

23 Imodium 238 16 Antidiare

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

47

24 Mecobalamin 500 mg 100 14 Suplemen

25 Meloxicam 15 mg 206 14 AINS

26 Vitalong C cap'4 112 12 Suplemen

27 Ampicillin 500 mg 247 10 Antibiotik

28 Cardivask 10 mg 214 10 Antihipertensi

29 Concor 2,5 mg 90 10 Antihipertensi

30 Datan 500 65 10 AINS

31 Dometic 82 10 Antimual

32 Doxyciclin 130 10 Antibiotik

33 Dramamine 111 10 Antivertigo

34 Flamar 50 mg 158 10 AINS

35 Kaflam 50 mg 121 10 AINS

36 Lincomycin 500 mg 308 10 Antibiotik

37 Lodia 142 10 Antidiare

38 Mefinal 250 mg 222 10 AINS

39 Prolic 150 mg 70 10 Antibiotik

40 Pyricef 500 mg 134 10 Antibiotik

41 Strocain 65 10 Anti tukak

42 Thiamfenicol 500 mg 143 10 Antibiotik

43 Unalium 95 10 Antimigren

44 Voltaren 25 mg 80 10 AINS

45 Renaquil 1 mg 60 9 Antiansietas

46 Intermoxil 500 mg 141 8 Antibiotik

47 Adalat 5 mg 105 6 Antihipertensi

48 Andalan 43 6 Kontrasepsi

49 Epsonal 251 6 Relaksan otot

50 Alganax 0,5 40 5 Antiansietas

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

48

51 Mycostop 250 mg 185 5 Antijamur

52 Paxicam 15 mg 50 5 AINS

53 Formyco 68 4 Antijamur

54 Claritin 75 3 Antihistamin

55 Chloramfecor cream 13 2 Antibiotik

56 Lameson 8 mg 213 2 Kortikosteroid

57 Lesichol 600 mg 25 2 Antihipertensi

58 Microgynon 25 2 Kontrasepsi

59 Profenid Supp 16 2 AINS

60 Proris supp 13 2 Analgesik dan Antipiretik

61 Rimstar 4-FDC 70 2 Obat TBC

62 Strepsil 20 2 Suplemen

63 Tenormin 16 2 Antihipertensi

64 Betason N 7 1 Kortikosteroid

65 Melanox 8 1 Obat kulit (memutihkan)

66 Mylanta syr K 7 1 Anti tukak

67 Sakatonik ABC 9 1 Suplemen

68 Super Ester C Eff 8 1 Suplemen

69 Viagra 8 1 Obat untuk disfungsi ereksi

70 Vitamin B Complex IPI 13 1 Suplemen

71 Acyclovir 200 mg 225 0 Antivirus

72 Acyclovir cream 24 0 Antivirus

73 Albiotin 150 mg 43 0 Antibiotik

74 Amaryl 1 mg 133 0 Antidiabetes

75 Anakonidin syr 60 ml 5 0 Obat flu

76 Antalgin 118 0 AINS

77 Antasida Doen 150 0 Anti tukak

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

49

78 Apolar N cream 6 0 Kortikosteroid

79 Ardium 64 0 Obat Hemorheologi

80 Asifit 2 0 Suplemen

81 Bactrim Adult 1 0 Antibiotik

82 Baycuten N 3 0 Antijamur

83 Benoson 15 gr 5 0 Kortikosteroid

84 Berry Vision 125 0 Suplemen

85 Betadin Vag Dauche TA 1 0 Obat Luka

86 Bio ATP 138 0 Suplemen

87 Biosanbe 80 0 Suplemen

88 Bled Stop 100 0 Obat yang bekerja pada uterus

89 Bondi capsul 30 0 Obat pada sistem muskuloskeketal

90 Bufacomb cream 5 gr 1 0 Kortikosteroid

91 Bufect F syr 2 0 AINS

92 Bufect syr 4 0 AINS

93 C. Augentonic ED 15 mc 4 0 Obat mata

94 C. Catarlent ED 5 gr 3 0 Obat mata

95 C. Fenicol 0,5% 1 0 Obat mata

96 C. Fenicol EO 1% 35gr 3 0 Obat mata

97 C. Litrol MD 5 0 Obat mata

98 C. Polidex ED 4 0 Obat Mata

99 C. Polygran ED 1 0 Obat mata

100 C. Protagenta M.D 6 0 Obat mata

101 C. Tobroson MD 30 0 Obat mata

102 C. Trombo MD 7 0 Obat mata

103 C. Xitrol EO ointment 4 0 Obat mata

104 Captensin 125 mg 50 0 Antihipertensi

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

50

105 Catapres 150 mg 130 0 Antihipertensi

106 CDR Fortos GTF 5 0 Suplemen

107 Celestamin Syr 30 ml 2 0 Antihistamin

108 Celestamin syr 60 ml 3 0 Antihistamin

109 Chloramfecort H cream 3 0 Antibiotik

110 Cimetidin 190 0 Anti tukak

111 Citocetin syr 7 0 Obat flu

112 Claneksi Forte 3 0 Antibiotik

113 Claritin Syr 30 ml 2 0 Antihistamin

114 Claritin Syr 60 ml 3 0 Antihistamin

115 Clatatin 30 0 Antihistamin

116 Clindamycine 150 mg 58 0 Antibiotik

117 Clinovir 400 mg 48 0 Antivirus

118 Colistin 79 0 Antibiotik

119 Co-trimoxazol 480 mg 206 0 Antibiotik

120 Curliv 64 0 Suplemen

121 Curliv Plus 71 0 Suplemen

122 Daktarin 5 gr 4 0 Antijamur

123 Daktarin powder 1 0 Antijamur

124 Damaben syr 4 0 Antimual

125 Daonil 150 0 Antidiabetes

126 Dentacid 500 mg 328 0 AINS

127 Dexamethasone 0,75 mg 10 0 Kortikosteroid

128 Diabex 850 mg 111 0 Antidiabetes

129 Diaglime 1 mg 65 0 Antidiabetes

130 Diaglime 2 mg 55 0 Antidiabetes

131 Diaglime 3 mg 30 0 Antidiabetes

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

51

132 Diamicron 122 0 Antidiabetes

133 Diamicron MR 60 0 Antidiabetes

134 Diamicron MR 60 mg 50 0 Antidiabetes

135 Diane 35 7 0 Obat Jerawat

136 Digenta cream 3 0 Kortikosteroid & antibiotik

137 Digest 90 0 Anti tukak

138 Diltiazem 259 0 Antihipertensi

139 Diprogenta 10 gr 3 0 Kortikosteroid

140 Diprosone Oil 10 gr 4 0 Kortikosteroid

141 Dolones cream 3 0 Anestetik topikal

142 Dulcolactol syr 1 0 Konstipasi

143 Dumin syr 4 0 Analgesik dan Antipiretik

144 Duphaston 20 0 Preparat hormon sintetik

145 Duvadilan 5 0 Obat yang bekerja pada uterus

146 Elocon Oil 5 gr 3 0 Kortikosteroid

147 Elox oil 5 gr 2 0 Kortikosteroid

148 Encephabol syr 2 0 Nootropik dan Neurotonik/neurotropik

149 Ethambutol 250 mg 85 0 Obat TBC

150 Exluton 8 0 Kontrasepsi

151 Famocid 40 mg 40 0 Anti tukak

152 Felden Gel 4 0 AINS

153 Feldene 20 mg 40 0 AINS

154 Femisic 500 mg 108 0 AINS

155 Ferrosfort Eff 5 0 Suplemen

156 Fishqua 2 0 Suplemen

157 Fitkom Gummy 1 0 Suplemen

158 Flagyl syr 2 0 Antibiotik

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

52

159 Flamar gel 3 0 AINS

160 Floxa MD 4 0 Antibiotik

161 Flutamol 52 0 Obat Flu

162 Folavit 144 0 Suplemen

163 Fruit Adult 2 0 Suplemen

164 Fruit junior 3 0 Suplemen

165 Fudan syr 100 ml 2 0 Suplemen & terapi penunjang

166 Fungistop 500 mg 70 0 Antijamur

167 Gabbryl syr 3 0 Antibiotik

168 Garamycin 5 gr 10 0 Antibiotik

169 Gastrul 30 0 Anti tukak

170 Glucobay 100 mg 85 0 Antidiabetes

171 Glunor 850 mg 200 0 Antidiabetes

172 Griseofulvin 125 mg 275 0 Antijamur

173 Hemaviton ACT '30 1 0 Suplemen

174 Hemaviton cap'30 1 0 Suplemen

175 Hemaviton S.N '30 2 0 Suplemen

176 Herbesser 30 mg 71 0 Antiangina

177 Hufagrip (Biru) 5 0 Obat pilek

178 Ibukal syr 7 0 AINS

179 Inerson 15 gr 2 0 Kortikosteroid

180 Insaar 65 0 Antihipertensi

181 Internolol 50 mg 42 0 Antihipertensi

182 Intunal 132 0 Obat flu

183 Isprinol 43 0 Antivirus

184 Isprinol syr 2 0 Immunomodulator

185 Joint fit roller gel 1 0 Suplemen

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

53

186 Kalcinol N 5 gr 3 0 Kortikosteroid

187 Kalmoxicilin syr F 5 0 Antibiotik

188 Kaltrofen 50 mg 76 0 AINS

189

Kamillosan Ointment 10

gr 2 0 AINS

190 Kenacort 162 0 Kortikosteroid

191 Kenacort A cream 1 0 Kortikosteroid

192 Lantus Solostar 4 0 Antidiabetes

193 Lapistan 500 mg 82 0 AINS

194 Lasal syr 3 0 Antiasma

195 Lasmalin 146 0 Antiasma

196 Laxadin syr 60 ml 3 0 Konstipasi

197 Lemocin 42 0 Antibiotik

198 Letonal 63 0 Diuretik

199 Levocin 10 0 Antibiotik

200 Lipitor 20 mg 30 0 Obat Dislipidemia

201 Madecassol 2 0 Obat Luka

202 Matovit 34 0 Suplemen

203 Mefinter 500 mg 37 0 AINS

204 Meptin Swinghaler 200 2 0 Antiasma

205 Mercotin 2 0 Obat Batuk

206 Merit tab 4 0 Suplemen

207 Methicol 80 0 Suplemen

208 Mezatrin 250 mg 49 0 Antibiotik

209 Moloco 90 0 Suplemen

210 Moxam 7,5 mg 2 0 AINS

211 Mucopect syr anak 15 mg 1 0 Obat Batuk

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

54

212 Myco 2 cram 2 0 Antijamur

213 Myconazole cream 1 0 Antijamur

214 Mycoral 40 0 Antijamur

215 Mycospor 15 gr 4 0 Antijamur

216 Mycostop 500 mg 2 0 Antijamur

217 Nerisona Fatty Ointment 3 0 Kortikosteroid

218 Neuraxon 5000 mg 112 0 Suplemen

219 Neurobion 5000 mg 670 0 Suplemen

220 Neuropyron-V 133 0 Suplemen & antinyeri

221 Nifedin 103 0 Antihipertensi

222 Nifural syr 3 0 Antidiare

223 Norvask 10 mg 55 0 Antihipertensi

224 Nourish skin Ultimate'15 2 0 Suplemen

225 Nourish skin Ultimate'30 2 0 Suplemen

226 Nourish skin'15 2 0 Suplemen

227 Nourish skin'30 4 0 Suplemen

228 Novalgin 20 0 AINS

229 Omeproz kapsul 3 0 Suplemen

230 Ossoral 800 mg 60 0 Suplemen

231 Osteocal 62 0 Suplemen

232 Otolin ear drop 1 0 Obat telinga

233 Pabanox 2 0 Sunblok

234 Panadol drops 2 0 Analgesik dan Antipiretik

235 Pehadoxin Forte 328 0 Obat TBC

236 Plantacid F 65 0 Anti tukak

237 Plantacid Tab 62 0 Anti tukak

238 Polycrol gel forte syrup 6 0 Anti tukak

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

55

239 Polycrol gel syr 5 0 Anti tukak

240 Polysilane syr B 6 0 Anti tukak

241 Prenamia 122 0 Suplemen

242 Prilos 5 0 Anti tukak

243 Primadex Forte 90 0 Antibiotik

244 Prolacta (baby) 55 0 Suplemen

245 Prolacta (mother) 65 0 Suplemen

246 Pronicy 257 0 Antihistamin

247 Provital Plus 13 0 Suplemen

248 PTU 109 0 Antitiroid

249 Pyravit syr 2 0 Obat TBC

250 Pyricef forte 3 0 Antibiotik

251 Rhination dws syr 1 0 Obat Batuk

252 Rimcure 58 0 Obat TBC

253 Romilar syr 1 0 Obat Batuk

254 Ryvel drop 3 0 Antihistamin

255 Ryzen drop 1 0 Antihistamin

256 Sagestam ED 3 0 Antibiotik

257 Salbutamol 4 mg 325 0 Antiasma

258 Sanazet 208 0 Obat TBC

259 Sanbe Tears 2 0 Obat mata

260 Sanmag syr 3 0 Anti tukak

261 Santibi 500 mg 222 0 Obat TBC

262 Scabimite 10 gr 5 0 Antiscabies

263 Seretid Diskus 2 0 Antiasma

264 Seretide Inhaler 50 1 0 Antiasma

265 Siberid 44 0 Antimigren

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

56

266 Siclidon 30 0 Antibiotik

267 Solaxin 80 0 Obat pada sistem muskuloskeketal

268 Spasminal 126 0 Antispasmodik

269 Sporetik 100 mg 34 0 Antibiotik

270 Supradin Eff 1 0 Suplemen

271 Tarivid Otic Solution 2 0 Antibiotik

272 Tempra forte syrup 5 0 Analgesik dan Antipiretik

273 Tempra syrup B 3 0 Analgesik dan Antipiretik

274 Tensicap 12,5 mg 71 0 Antihipertensi

275 Theravask 5 mg 120 0 Antihipertensi

276 Thermolyte plus'30 1 0 Suplemen

277 Thiamycin forte 2 0 Antibiotik

278 Toplexil syr 2 0 Obat Batuk

279 Transbroncho Syr 2 0 Obat Batuk

280 Transpulmin balsem 6 0 Obat gosok

281 Transpulmin BB 10 gr 3 0 Obat gosok

282 Transpulmin syr 100 ml 1 0 Obat Batuk

283 Tricodazole 100 0 Antibiotik

284 Urbason 26 0 Kortikosteroid

285 Valisanbe S 53 0 Antiansietas

286 Vegeblend junior 4 0 Suplemen

287 Ventolin NEG 24 0 Antiasma

288 Ventolin syr 2 0 Antiasma

289 Viaclav 50 0 Antibiotik

290 Viaclav syr 3 0 Antibiotik

291 Viostin Comp flash 1 0 Suplemen

292 Vitacid 0,05% 4 0 Obat jerawat

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

57

293 Vitaquin 1 0 Hiperpigmentasi kulit

294 Voltaren 10 gr 6 0 AINS

295 Voltaren 50 gr 5 0 AINS

296 Voltaren emulgel 5 gr 5 0 AINS

297 Vometa drop 2 0 Antimual

298 Vometa syr 2 0 Antimual

299 Wiacid 150 mg 37 0 Anti tukak

300 X-Flam 50 mg 16 0 AINS

301 Xotilon 30 0 AINS

302 Yasmin 1 0 Kontrasepsi

303 Zevit Grow 40 0 Suplemen

304 Zeviton 54 0 Suplemen

305 Zoter 400 mg 12 0 Antivirus

306 Zyloric 300 mg 69 0 Obat Gout

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

58

Tabel. 4.6 Kategori obat merk dagang dan suplemen fast moving di Apotek Erra Medika Bulan Februari dan Maret 2013

No Nama Obat

Jumlah

Stok

Jumlah

Keluar Kelas Terapi

1 Romilar 5100 3562 Obat Batuk

2 Epexol 30 mg 3500 3202 Obat Batuk

3 Sanmol 500 mg 2100 1834 AINS

4 Cardivask 5 mg 1483 1363 Antihipertensi

5 Neurosanbe 1127 1103 Suplemen

6 PZA 500 mg 1517 984 Obat TBC

7 Silopect 1766 981 Obat Batuk

8 Staforin 500 mg 1063 912 Antibiotik

9 Pirofel 20 mg 1185 845 AINS

10 Mefinal 1049 843 AINS

11 Dumin 500 mg 812 751 Analgesik dan Antipiretik

12 Neurosanbe plus 1242 746 Suplemen

13 Cefat 500 mg 1099 677 Antibiotik

14 Sanexon 4 mg 800 672 Kortikosteroid

15 Tremenza 587 641 Obat Flu

16 Glucophage 500 mg 1199 495 Antidiabetes

17 Betablok 50 mg 660 480 Antihipertensi

18 Bisolvon 544 425 Obat Batuk

19 INH Ciba 400 mg 541 420 Obat TBC

20 Glucophage 850 mg 643 400 Antidiabetes

21 Betaserc 8 mg 727 365 Antivertigo

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

59

22 Neurofenac plus 691 360 AINS

23 Famocid 20 mg 403 337 Anti tukak

24 Tripanzym 392 332 Obat saluran cerna

25 Amoxan 500 mg 454 305 Antibiotik

26 Metrison 4 mg 400 304 Kortikosteroid

27 Primadol 536 299 Analgesik dan Antipiretik

28 Rhinofed 433 275 Antihistamin

29 Lameson 4 mg 473 266 Kortikosteroid

30 Deculin 15 mg 349 260 Antidiabetes

31 Homoclomin 316 241 Antihistamin

32 Vosedon 206 221 Antimual

33 Fundamin-E 364 213 Suplemen

34 Amadiab 1 mg 390 210 Antidiabetes

35 Cefat 250 mg 501 207 Antibiotik

36 Reskuin 500 mg 408 207 Antibiotik

37 Glucobay 50 mg 430 205 Antidiabetes

38 Tramadol 367 205 AINS

39 Venaron 299 203 Preparat Flebitis dan varises

40 Tuzalos 280 191 Obat Flu

41 Becom C 360 185 Suplemen

42 Hemobion 151 185 Suplemen

43 Cedocard 5 mg 439 180 Antiangina

44 Glunenorm 305 180 Antidiabetes

45 Ocuson 241 176 Antihistamin

46 Ascardia 80 mg 350 170 Trombolitik

47 Lipitor 10 mg 338 163 Obat Dislipidemia

48 Nalgestan 208 155 Obat pilek

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

60

49 Hexer 238 152 Anti tukak

50 Ulcumaag 352 150 Anti tukak

51 Spiramicin 500 mg 332 149 Antibiotik

52 Lapibal 250 mg 210 148 Suplemen

53 Damaben 321 144 Antimual

54 Spirasin 500 mg 301 140 Antibiotik

55 Baquinor 500 mg 171 136 Antibiotik

56 Cataflam 25 mg 324 133 AINS

57 Smecta 188 124 Antialergi

58 Sanprima F 223 122 Antibiotik

59 Tensivask 5 mg 273 121 Antihipertensi

60 Mapex 500 mg 296 120

61 Fixef 100 mg 131 113 Antibiotik

62 Anadex 121 111 Obat flu

63 Dalfarol 200 mg 170 107 Suplemen

64 Meptin 178 107 Antiasma

65 Braxidin 173 105 Antiansietas

66 Gabbryl 171 104 Antibiotik

67 Stugeron 242 104 Antivertigo

68 Merislon 251 101 Antivertigo

69 New Skelan 190 90 AINS

70 Oscal 0,25 mg 120 90 Obat Metabolisme Tulang

71 Mucopect 133 88 Obat Batuk

72 Selvigon 149 88 Obat Batuk

73 Atorsan 10 mg 95 85 Obat Dislipidemia

74 Primolut N 105 85 Preparat hormon sintetik

75 Kalnex 250 mg 150 84 Hemostatik

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

61

76 Interhistin 164 75 Antihistamin

77 Fluimucil 200 ml 114 74 Obat pilek

78 Fluimucil Capsule 114 74 Obat pilek

79 Nutrimama 134 74 Suplemen

80 Comtusi Forte 128 72 Obat Batuk

81 Encephabol 174 70 Nootropik dan Neurotonik/neurotropik

82 Movi-cox 15 mg 114 69 AINS

83 Biodiar 100 67 Antidiare

84 Polysilane 104 64 Anti tukak

85 Celestamin 131 60 Antihistamin

86 Folamil Genio 90 60 Suplemen

87 Imboost Force 149 60 Suplemen

88 Norvask 5 mg 146 60 Antihipertensi

89 Puricemia 104 60 Obat Gout

90 Spiranter 500 mg 66 55 Antibiotik

91 Frisium 82 54 Antiansietas

92 Betablok 100 mg 60 53 Antihipertensi

93 Diagit 100 51 Antidiare

94 Buscopan plus 124 50 Antispasmodik

95 Ventolin 98 50 Antiasma

96 Neurodial Tablet 82 47 Antiansietas

97 Methergin 100 45 Obat yang bekerja pada uterus

98 Albiotin 300 mg 60 41 Antibiotik

99 Asvex 44 40 Obat flu

100 Megazing 92 40 Suplemen

101 L-bio 66 35 Probiotik

102 Librax 83 35 Antiansietas

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

62

103 Oste forte 67 35 Obat pada sistem muskuloskeketal

104 Sanmol syr 43 35 Analgesik dan Antipiretik

105 Xanax 0,5 67 35 Antiansietas

106 Fanormin 40 30 Antihipertensi

107 Lipanthyl 74 30 Obat Dislipidemia

108 Nonflamin 60 29 AINS

109 Alganax 0,25 68 28 Antiansietas

110 Xanax 0,25 35 28 Antiansietas

111 Urispas 63 27 Obat untuk saluran kemih

112 Ultraproct N supp 42 26 Kortikosteroid & anestesi

113 Cordaron 44 25 Antiangina

114 Plantacid Forte Syr 31 25 Anti tukak

115 Claneksi 500 mg 32 24 Antibiotik

116 Kaltrofen supp 45 24 AINS

117 Flexasur tab 48 20 Suplemen

118 Inazol 30 20 Anti tukak

119 Zantac 150 mg 31 20 Anti tukak

120 Faktu supp 22 16 Preparat anorektal (antiradang)

121 Vitamin I 30 15 Suplemen

122 Proris syr 17 13 AINS

123 Sagestam Ointment 18 13 Antibiotik

124 Asthin Force 24 12 Obat Kulit

125 Bioplacenton 21 12 Obat Luka

126 Formyco cream 23 12 Antijamur

127 Medixon 4 mg 17 12 Kortikosteroid

128 Cinolon N 25 11 Kortikosteroid & Antijamur

129 Sanmol drop 17 10 Analgesik dan Antipiretik

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

63

130 Cefat Forte Syr 11 9 Antibiotik

131 Polysilane susp B 13 9 Anti tukak

132 Claneksi syr 12 8 Antibiotik

133 Albothyl 10 ml 15 7 Obat Luka

134 CDR Eff 11 7 Suplemen

135 Esperson cream 5 gr 11 7 Kortikosteroid

136 Hufagrip BP syr 11 7 Obat batuk & pilek

137 Plantacid syr 14 7 Anti tukak

138 Redoxon Eff 12 7 Suplemen

139 Super Ester C'30 9 7 Suplemen

140 C. Xitrol ED 11 6 Obat mata

141 Cefat syr 11 6 Antibiotik

142 Combi Kid strip 14 6 Suplemen

143 Diprogenta 5 gr 7 6 Kortikosteroid

144 Epexol syr 10 6 Obat Batuk

145 Fixef syr 10 6 Antibiotik

146 Microlax 11 6 Obat Konstipasi

147 Pankreoflat 11 6 Digestan

148 Vagistin Ovula 11 6 Antijamur & antibiotik

149 Amoxan forte 7 5 Antibiotik

150 Cefat Syr 11 5 Antibiotik

151 Flexasur cream 12 5 Antinyeri

152 Inpepsa syr 8 5 Anti tukak

153 Neo Kaolana syr 10 5 Antidiare

154 Polidemisin ED 12 5 Obat mata

155 Polysilane susp K 7 5 Anti tukak

156 Pyricef syr 8 5 Antibiotik

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

64

157 Rhinofed syr 6 5 Antihistamid

158 Ultraproct N cream 9 5 Kortikosteroid

159 Voltaren 20 gr 11 5 AINS

160 Cefat F 8 4 Antibiotik

161 Combi Kid Fruit'12 7 4 Suplemen

162 Garamycin 15 gr 7 4 Antibiotik

163 Kandistatin drop 8 4 Antijamur

164 Otopraf Ear drop 10 4 Obat telinga

165 Panadol syr 60 ml 7 4 Analgesik dan Antipiretik

166 Tempra syrup 60 ml 7 4 Analgesik dan Antipiretik

167 Thrombopob gel 9 4 Antiradang

168 Ventolin inhaler 9 4 Antiasma

169 Esperson 15 gr 6 3 Kortikosteroid

170 Mylanta syr B 6 3 Anti tukak

171 Panadol syr 30 ml 5 3 Analgesik dan Antipiretik

172 Proris forte syr 6 3 AINS

173 Sanprima syr 6 3 Antibiotik

174 Tempra Drop 6 3 Analgesik dan Antipiretik

175 Transpulmin B 5 3 Obat gosok

176 Vosedon syr 5 3 Antimual

177 Apolar cream 5 2 Kortikosteroid

178 Daktarin 50 gr 4 2 Antijamur

179 Damaben drop 4 2 Antimual

180 Diprosone Oil 5 gr 4 2 Kortikosteroid

181 Laxadine syr 100 ml 3 2 Konstipasi

182 Otopain ear drop 5 2 Obat telinga

183 Virumirz cream 5 gr 4 2 Antivirus

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

65

184 Codipront syr 60 ml 1 1 Obat Batuk

185 Cyclo Progynova 2 1 Preparat hormon sintetik

186 Elocon Oil 10 gr 2 1 Kortikosteroid

187 Evion Vegicap '30 1 1 Suplemen

188 Fenistil drop 2 1 Antihistamin

189 Nipe drop 2 1 Obat flu

190 Nymiko drop 2 1 Antijamur

191 Rhinatiol anak syr 2 1 Obat batuk

192 Transpulmin syr 60 ml 2 1 Obat Batuk

193 Zoter cream 2 1 Antivirus

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

66

Tabel. 4.7 Kategori obat merk dagang dan suplemen medium moving Apotek Erra Medika Bulan Februari dan Maret

No Nama Obat

Jumlah

Stok

Jumlah

Keluar Kelas Terapi

1 Celestik 1393 438 Antihistamin

2 FG Troches 702 213 Preparat Mulut/Tenggorokan

3 Synbio 580 151 Probiotik

4 Kamoxilin 500 mg 528 143 Antibiotik

5 Dextamin 403 138 Antihistamin

6 Dolo Neurobion 320 127 Suplemen

7 INH Ciba 300 mg 488 113 Obat TBC

8 Spasmacine 401 112 Antispasmodik

9 Neuralgin 367 100 Analgesik dan Antipiretik

10 Lapimox 500 mg 262 95 Antibiotik

11 Alloris 312 94 Antihistamin

12 Biothicol 500 mg 228 90 Antibiotik

13 Tradosik 326 90 Analgesik

14 Kalnex 500 mg 341 87 Hemostatik

15 Mucosta 279 82 Anti tukak

16 Fludane Plus 340 80 Obat flu

17 Mediamer 245 76 Antiemetik

18 Methicobal 500 mg 232 75 Suplemen

19 Urotractin 213 75 Antiseptik saluran kemih

20 Zumafib 200 75 Obat Dislipidemia

21 Analsik 200 72 Antiansietas

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

67

22 Lecrav 500 mg 260 69 Antibiotik

23 Lapibal 500 mg 196 64 Suplemen

24 Aldisa 220 61 Antihistamin

25 Cedocard 10 mg 230 60 Antiangina

26 Erysanbe 500 mg 162 60 Antibiotik

27 Theragram-m 194 56 Suplemen

28 Cortidex 223 55 Kortikosteroid

29 Hepa-Q 166 55 Suplemen

30 Glunor 500 mg 184 50 Antidiabetes

31 Viostin DS 180 50 Suplemen

32 Lasix 117 46 Antihipertensi

33 Ryvel 10 mg 129 45 Antihistamin

34 Akrinor 149 44 Antihipotensi

35 Myonal 153 41 Relaksan Otot

36 Proris 135 41 AINS

37 Acran 112 40 Anti tukak

38 Intunal Forte 138 40 Obat flu

39 Mertigo 167 40 Antivertigo

40 Buscopan 50 mg 161 39 Antispasmodik

41 Oste 158 38 Obat pada sistem muskuloskeketal

42 Imboost 109 33 Suplemen

43 Nutriflam 118 32 Suplemen

44 Cobazim 108 30 Suplemen

45 Codipront cum ekspektoran 132 30 Obat Batuk

46 Fudan 50 mg 94 30 Suplemen

47 Lysagor 84 30 Antimigren

48 valisanbe 80 30 Antiansietas

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

68

49 Vometa 80 29 Antimual

50 Arcalion 98 28 Nootropik dan Neurotonik/neurotropik

51 Ketesse 89 27 AINS

52 Artrilox 7,5 mg 70 26 AINS

53 Co-amoxiclav 625 mg 90 26 Antibiotik

54 Becom 2 85 25 Suplemen

55 Zyloric 100 mg 88 25 Obat Gout

56 Formuno 63 24 Suplemen

57 Imunos 67 23 Suplemen

58 Methicobal 250 mg 78 20 Suplemen

59 Nootropil 400 mg 58 20 Nootropik dan Neurotonik/neurotropik

60 Pirofel 10 mg 71 20 AINS

61 Rimactazid 85 20 Obat TBC

62 Tensicap 25 mg 52 20 Antihipertensi

63 Codipront kapsul 71 19 Obat Batuk

64 Fludilat 68 18 Obat Hemorheologi

65 Tramal 75 16 Analgesik

66 Vectrin 300 mg 42 15 Obat Batuk

67 Movi-cox 7,5 mg 46 12 AINS

68 Dulcolax supp 10 mg 20 7 Konstipasi

69 Flagystatin supp 17 5 Antibiotik

70 Liproqy 22 5 Suplemen

71 Esilgan 2 13 4 Antiansietas

72 Vitamin C IPI 16 4 Suplemen

73 Amoxan syr 8 3 Antibiotik

74 C. Catarlent 15 mg 9 3 Obat mata

75 C. Cenfresh MD 9 3 Obat mata

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

69

76 Cinolon 8 3 Kortikosteroid

77 Fitkom 12 3 Suplemen

78 Kenalog IN Orabase 9 3 Antibiotik

79 Lasal ekspektoran syr 8 3 Antiasma

80 Amoxan drop 6 2 Antibiotik

81 Benoson N 15 gr 7 2 Kortikosteroid

82 Biothicol syr 7 2 Antibiotik

83 C. Lytears 8 2 Obat mata

84 Comtusi syr 100 ml 8 2 Obat Batuk

85 Comtusi Syr 500 ml 8 2 Obat Batuk

86 Erysanbe syr 6 2 Antibiotik

87 Kalmoxicilin syr 6 2 Antibiotik

88 Mucopect drop 6 2 Obat Batuk

89 Transpulmin BB CB1 20 gr 6 2 Obat gosok

90 Vitalong C cap'30 6 2 Suplemen

91 Zinkid zinc syr 6 2 Suplemen

92 Benoson 5 gr 4 1 Kortikosteroid

93 Betadin Vag + alat 3 1 Obat Luka

94 Bodrexin flu dan batuk syr 4 1 Obat flu

95 Candistin Drop 4 1 Antijamur

96 Candistin drop 4 1 Antijamur

97 Codipront cum. Ekspektorant syr 60 ml 4 1 Obat Batuk

98 Combi Kid Jeruk Straw 3 1 Suplemen

99 Dermatix Ultra 7 gr 4 1 Obat Luka

100 Hufagrip (kuning) 3 1 Obat flu

101 Mucopect dws 4 1 Obat Batuk

102 Mycorin cream 15 gr 3 1 Antijamur

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

70

103 Mycospor K 3 1 Antijamur

104 Mycostatin drop 4 1 Antijamur

105 Nipe syr 4 1 Obat flu

106 Ryvel 3 1 Antihistamin

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

71

Tabel. 4.8 Kategori obat merk dagang dan suplemen slow moving Apotek Erra Medika Bulan Februari dan Maret

No Nama Obat Jumlah Stok

Jumlah

Keluar Kelas Terapi

1 Neurobion 785 150 Suplemen

2 Prednox 359 75 Kortikosteroid

3 Supertetra 200 36 Antibiotik

4 Primperan 194 32 Antiemetik

5 Ascardia 160 mg 170 30 Trombolitik

6 Lacto-B 125 25 Probiotik

7 Xon-Ce 125 24 Suplemen

8 Uresix 118 22 Antihipertensi

9 Elkana 102 20 Suplemen

10 Sanprima 121 20 Antibiotik

11 Erysanbe 250 mg 81 15 Antibiotik

12 Maintate 5 mg 60 10 Antihipertensi

13 Cefspan 100 mg 32 6 Antibiotik

14 Neuralgin Rhema 25 5 Analgesik dan Antipiretik

15 Zegavit 18 3 Suplemen

16 Andantol gel 5 1 Obat Luka

17 C. Eyefresh MD 5 1 Obat mata

18 C. Fenicol ED 0,25% 6 1 Obat mata

19 Comtusi syr 60 ml 5 1 Obat Batuk

20 Enervon C'30 5 1 Suplemen

21 Pedialyte 6 1 Pemelihara Cairan tubuh

22 Pirofel gel 5 1 AINS

23 Scabimite 30 gr 5 1 Antiscabies

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

72

Tabel. 4.9 Kategori obat merk dagang dan suplemen very slow moving Apotek Erra Medika Bulan Februari dan Maret

No Nama Obat

Jumlah

Stok

Jumlah

Keluar Kelas Terapi

1 Phenobarbital/ Luminal 1229 134 Antiansietas

2 Cataflam 50 mg 429 68 AINS

3 Pylor 386 55 Antihistamin

4 Anpiride 1 mg 325 50 Antidiabetes

5 Ponstan 500 mg 365 49 Analgesik dan Antipiretik

6 Zarom 250 mg 351 48 Antibiotik

7 Incidal 271 34 Antihistamin

8 Carniq 498 30 Suplemen

9 Neurosanbe 500 mg 199 30 Suplemen

10 Erysanbe 200 mg 194 27 Antibiotik

11 Varoc 500 mg 165 26 Antibiotik

12 Amoxan 250 mg 207 22 Antibiotik

13 Dextral 130 20 Obat flu

14 Prolic 300 mg 127 20 Antibiotik

15 Flamar 25 mg 134 17 AINS

16 Imodium 238 16 Antidiare

17 Mecobalamin 500 mg 100 14 Suplemen

18 Vitalong C cap'4 112 12 Suplemen

19 Cardivask 10 mg 214 10 Antihipertensi

20 Concor 2,5 mg 90 10 Antihipertensi

21 Datan 500 65 10 AINS

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

73

22 Dometic 82 10 Antimual

23 Dramamine 111 10 Antivertigo

24 Flamar 50 mg 158 10 AINS

25 Kaflam 50 mg 121 10 AINS

26 Lodia 142 10 Antidiare

27 Mefinal 250 mg 222 10 AINS

28 Prolic 150 mg 70 10 Antibiotik

29 Pyricef 500 mg 134 10 Antibiotik

30 Strocain 65 10 Anti tukak

31 Thiamfenicol 500 mg 143 10 Antibiotik

32 Unalium 95 10 Antimigren

33 Voltaren 25 mg 80 10 AINS

34 Renaquil 1 mg 60 9 Antiansietas

35 Intermoxil 500 mg 141 8 Antibiotik

36 Adalat 5 mg 105 6 Antihipertensi

37 Andalan 43 6 Kontrasepsi

38 Epsonal 251 6 Relaksan otot

39 Alganax 0,5 40 5 Antiansietas

40 Mycostop 250 mg 185 5 Antijamur

41 Paxicam 15 mg 50 5 AINS

42 Formyco 68 4 Antijamur

43 Claritin 75 3 Antihistamin

44 Chloramfecor cream 13 2 Antibiotik

45 Lameson 8 mg 213 2 Kortikosteroid

46 Lesichol 600 mg 25 2 Antihipertensi

47 Microgynon 25 2 Kontrasepsi

48 Profenid Supp 16 2 AINS

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

74

49 Proris supp 13 2 Analgesik dan Antipiretik

50 Rimstar 4-FDC 70 2 Obat TBC

51 Strepsil 20 2 Suplemen

52 Tenormin 16 2 Antihipertensi

53 Betason N 7 1 Kortikosteroid

54 Melanox 8 1 Obat kulit (memutihkan)

55 Mylanta syr K 7 1 Anti tukak

56 Sakatonik ABC 9 1 Suplemen

57 Super Ester C Eff 8 1 Suplemen

58 Viagra 8 1 Obat untuk disfungsi ereksi

59 Vitamin B Complex IPI 13 1 Suplemen

60 Albiotin 150 mg 43 0 Antibiotik

61 Amaryl 1 mg 133 0 Antidiabetes

62 Anakonidin syr 60 ml 5 0 Obat flu

63 Antalgin 118 0 AINS

64 Antasida Doen 150 0 Anti tukak

65 Apolar N cream 6 0 Kortikosteroid

66 Ardium 64 0 Obat Hemorheologi

67 Asifit 2 0 Suplemen

68 Bactrim Adult 1 0 Antibiotik

69 Baycuten N 3 0 Antijamur

70 Benoson 15 gr 5 0 Kortikosteroid

71 Berry Vision 125 0 Suplemen

72 Betadin Vag Dauche TA 1 0 Obat Luka

73 Bio ATP 138 0 Suplemen

74 Biosanbe 80 0 Suplemen

75 Bled Stop 100 0 Obat yang bekerja pada uterus

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

75

76 Bondi capsul 30 0 Obat pada sistem muskuloskeketal

77 Bufacomb cream 5 gr 1 0 Kortikosteroid

78 Bufect F syr 2 0 AINS

79 Bufect syr 4 0 AINS

80 C. Augentonic ED 15 mc 4 0 Obat mata

81 C. Catarlent ED 5 gr 3 0 Obat mata

82 C. Fenicol 0,5% 1 0 Obat mata

83 C. Fenicol EO 1% 35gr 3 0 Obat mata

84 C. Litrol MD 5 0 Obat mata

85 C. Polidex ED 4 0 Obat Mata

86 C. Polygran ED 1 0 Obat mata

87 C. Protagenta M.D 6 0 Obat mata

88 C. Tobroson MD 30 0 Obat mata

89 C. Trombo MD 7 0 Obat mata

90 C. Xitrol EO ointment 4 0 Obat mata

91 Captensin 125 mg 50 0 Antihipertensi

92 Catapres 150 mg 130 0 Antihipertensi

93 CDR Fortos GTF 5 0 Suplemen

94 Celestamin Syr 30 ml 2 0 Antihistamin

95 Celestamin syr 60 ml 3 0 Antihistamin

96 Chloramfecort H cream 3 0 Antibiotik

97 Citocetin syr 7 0 Obat flu

98 Claneksi Forte 3 0 Antibiotik

99 Claritin Syr 30 ml 2 0 Antihistamin

100 Claritin Syr 60 ml 3 0 Antihistamin

101 Clatatin 30 0 Antihistamin

102 Clinovir 400 mg 48 0 Antivirus

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

76

103 Colistin 79 0 Antibiotik

104 Curliv 64 0 Suplemen

105 Curliv Plus 71 0 Suplemen

106 Daktarin 5 gr 4 0 Antijamur

107 Daktarin powder 1 0 Antijamur

108 Damaben syr 4 0 Antimual

109 Daonil 150 0 Antidiabetes

110 Dentacid 500 mg 328 0 AINS

111 Diabex 850 mg 111 0 Antidiabetes

112 Diaglime 1 mg 65 0 Antidiabetes

113 Diaglime 2 mg 55 0 Antidiabetes

114 Diaglime 3 mg 30 0 Antidiabetes

115 Diamicron 122 0 Antidiabetes

116 Diamicron MR 60 0 Antidiabetes

117 Diamicron MR 60 mg 50 0 Antidiabetes

118 Diane 35 7 0 Obat Jerawat

119 Digenta cream 3 0 Kortikosteroid & antibiotik

120 Digest 90 0 Anti tukak

121 Diprogenta 10 gr 3 0 Kortikosteroid

122 Diprosone Oil 10 gr 4 0 Kortikosteroid

123 Dolones cream 3 0 Anestetik topikal

124 Dulcolactol syr 1 0 Konstipasi

125 Dumin syr 4 0 Analgesik dan Antipiretik

126 Duphaston 20 0 Preparat hormon sintetik

127 Duvadilan 5 0 Obat yang bekerja pada uterus

128 Elocon Oil 5 gr 3 0 Kortikosteroid

129 Elox oil 5 gr 2 0 Kortikosteroid

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

77

130 Encephabol syr 2 0

Nootropik dan

Neurotonik/neurotropik

131 Exluton 8 0 Kontrasepsi

132 Famocid 40 mg 40 0 Anti tukak

133 Felden Gel 4 0 AINS

134 Feldene 20 mg 40 0 AINS

135 Femisic 500 mg 108 0 AINS

136 Ferrosfort Eff 5 0 Suplemen

137 Fishqua 2 0 Suplemen

138 Fitkom Gummy 1 0 Suplemen

139 Flagyl syr 2 0 Antibiotik

140 Flamar gel 3 0 AINS

141 Floxa MD 4 0 Antibiotik

142 Flutamol 52 0 Obat Flu

143 Folavit 144 0 Suplemen

144 Fruit Adult 2 0 Suplemen

145 Fruit junior 3 0 Suplemen

146 Fudan syr 100 ml 2 0 Suplemen & terapi penunjang

147 Fungistop 500 mg 70 0 Antijamur

148 Gabbryl syr 3 0 Antibiotik

149 Garamycin 5 gr 10 0 Antibiotik

150 Gastrul 30 0 Anti tukak

151 Glucobay 100 mg 85 0 Antidiabetes

152 Glunor 850 mg 200 0 Antidiabetes

153 Hemaviton ACT '30 1 0 Suplemen

154 Hemaviton cap'30 1 0 Suplemen

155 Hemaviton S.N '30 2 0 Suplemen

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

78

156 Herbesser 30 mg 71 0 Antiangina

157 Hufagrip (Biru) 5 0 Obat pilek

158 Ibukal syr 7 0 AINS

159 Inerson 15 gr 2 0 Kortikosteroid

160 Insaar 65 0 Antihipertensi

161 Internolol 50 mg 42 0 Antihipertensi

162 Intunal 132 0 Obat flu

163 Isprinol 43 0 Antivirus

164 Isprinol syr 2 0 Immunomodulator

165 Joint fit roller gel 1 0 Suplemen

166 Kalcinol N 5 gr 3 0 Kortikosteroid

167 Kalmoxicilin syr F 5 0 Antibiotik

168 Kaltrofen 50 mg 76 0 AINS

169

Kamillosan Ointment 10

gr 2 0 AINS

170 Kenacort 162 0 Kortikosteroid

171 Kenacort A cream 1 0 Kortikosteroid

172 Lantus Solostar 4 0 Antidiabetes

173 Lapistan 500 mg 82 0 AINS

174 Lasal syr 3 0 Antiasma

175 Lasmalin 146 0 Antiasma

176 Laxadin syr 60 ml 3 0 Konstipasi

177 Lemocin 42 0 Antibiotik

178 Letonal 63 0 Diuretik

179 Levocin 10 0 Antibiotik

180 Lipitor 20 mg 30 0 Obat Dislipidemia

181 Madecassol 2 0 Obat Luka

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

79

182 Matovit 34 0 Suplemen

183 Mefinter 500 mg 37 0 AINS

184 Meptin Swinghaler 200 2 0 Antiasma

185 Mercotin 2 0 Obat Batuk

186 Merit tab 4 0 Suplemen

187 Methicol 80 0 Suplemen

188 Mezatrin 250 mg 49 0 Antibiotik

189 Moloco 90 0 Suplemen

190 Moxam 7,5 mg 2 0 AINS

191 Mucopect syr anak 15 mg 1 0 Obat Batuk

192 Myco 2 cram 2 0 Antijamur

193 Myconazole cream 1 0 Antijamur

194 Mycoral 40 0 Antijamur

195 Mycospor 15 gr 4 0 Antijamur

196 Mycostop 500 mg 2 0 Antijamur

197 Nerisona Fatty Ointment 3 0 Kortikosteroid

198 Neuraxon 5000 mg 112 0 Suplemen

199 Neurobion 5000 mg 670 0 Suplemen

200 Neuropyron-V 133 0 Suplemen & antinyeri

201 Nifedin 103 0 Antihipertensi

202 Nifural syr 3 0 Antidiare

203 Norvask 10 mg 55 0 Antihipertensi

204 Nourish skin Ultimate'15 2 0 Suplemen

205 Nourish skin Ultimate'30 2 0 Suplemen

206 Nourish skin'15 2 0 Suplemen

207 Nourish skin'30 4 0 Suplemen

208 Novalgin 20 0 AINS

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

80

209 Ossoral 800 mg 60 0 Suplemen

210 Osteocal 62 0 Suplemen

211 Otolin ear drop 1 0 Obat telinga

212 Pabanox 2 0 Sunblok

213 Panadol drops 2 0 Analgesik dan Antipiretik

214 Pehadoxin Forte 328 0 Obat TBC

215 Plantacid F 65 0 Anti tukak

216 Plantacid Tab 62 0 Anti tukak

217 Polycrol gel forte syrup 6 0 Anti tukak

218 Polycrol gel syr 5 0 Anti tukak

219 Polysilane syr B 6 0 Anti tukak

220 Prenamia 122 0 Suplemen

221 Prilos 5 0 Anti tukak

222 Primadex Forte 90 0 Antibiotik

223 Prolacta (baby) 55 0 Suplemen

224 Prolacta (mother) 65 0 Suplemen

225 Pronicy 257 0 Antihistamin

226 Provital Plus 13 0 Suplemen

227 Pyravit syr 2 0 Obat TBC

228 Pyricef forte 3 0 Antibiotik

229 Rhination dws syr 1 0 Obat Batuk

230 Rimcure 58 0 Obat TBC

231 Romilar syr 1 0 Obat Batuk

232 Ryvel drop 3 0 Antihistamin

233 Ryzen drop 1 0 Antihistamin

234 Sagestam ED 3 0 Antibiotik

235 Sanazet 208 0 Obat TBC

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

81

236 Sanbe Tears 2 0 Obat mata

237 Sanmag syr 3 0 Anti tukak

238 Santibi 500 mg 222 0 Obat TBC

239 Scabimite 10 gr 5 0 Antiscabies

240 Seretid Diskus 2 0 Antiasma

241 Seretide Inhaler 50 1 0 Antiasma

242 Siberid 44 0 Antimigren

243 Siclidon 30 0 Antibiotik

244 Solaxin 80 0 Obat pada sistem muskuloskeketal

245 Spasminal 126 0 Antispasmodik

246 Sporetik 100 mg 34 0 Antibiotik

247 Supradin Eff 1 0 Suplemen

248 Tarivid Otic Solution 2 0 Antibiotik

249 Tempra forte syrup 5 0 Analgesik dan Antipiretik

250 Tempra syrup B 3 0 Analgesik dan Antipiretik

251 Tensicap 12,5 mg 71 0 Antihipertensi

252 Theravask 5 mg 120 0 Antihipertensi

253 Thermolyte plus'30 1 0 Suplemen

254 Thiamycin forte 2 0 Antibiotik

255 Toplexil syr 2 0 Obat Batuk

256 Transbroncho Syr 2 0 Obat Batuk

257 Transpulmin balsem 6 0 Obat gosok

258 Transpulmin BB 10 gr 3 0 Obat gosok

259 Transpulmin syr 100 ml 1 0 Obat Batuk

260 Tricodazole 100 0 Antibiotik

261 Urbason 26 0 Kortikosteroid

262 Valisanbe S 53 0 Antiansietas

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

82

263 Vegeblend junior 4 0 Suplemen

264 Ventolin NEG 24 0 Antiasma

265 Ventolin syr 2 0 Antiasma

266 Viaclav 50 0 Antibiotik

267 Viaclav syr 3 0 Antibiotik

268 Viostin Comp flash 1 0 Suplemen

269 Vitacid 0,05% 4 0 Obat jerawat

270 Vitaquin 1 0 Hiperpigmentasi kulit

271 Voltaren 10 gr 6 0 AINS

272 Voltaren 50 gr 5 0 AINS

273 Voltaren emulgel 5 gr 5 0 AINS

274 Vometa drop 2 0 Antimual

275 Vometa syr 2 0 Antimual

276 Wiacid 150 mg 37 0 Anti tukak

277 X-Flam 50 mg 16 0 AINS

278 Xotilon 30 0 AINS

279 Yasmin 1 0 Kontrasepsi

280 Zevit Grow 40 0 Suplemen

281 Zeviton 54 0 Suplemen

282 Zoter 400 mg 12 0 Antivirus

283 Zyloric 300 mg 69 0 Obat Gout

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

83

Tabel. 4.10 Kategori obat generik dan suplemen fast moving Apotek Erra Medika Bulan Februari dan Maret

No Nama Obat Jumlah Stok

Jumlah

Keluar Kelas Terapi

1 Codein 10 mg 1472 1472 Obat Batuk

2 Cefadroxil 500 mg 2743 1127 Antibiotik

3 Ethambutol 500 mg 1354 900 Obat TBC

4 Simvastatin 10 mg 896 540 Obat Dislipidemia

5 Ciprofloxacin 500 mg 875 445 Antibiotik

6 Methyl prednisolon 4 mg 520 426 Kortikostreoid

7 Rifampicin 450 mg 1017 424 Antibiotik

8 Ranitidin 661 339 Anti tukak

9 Ambroxol 30 mg 767 313 Obat Batuk

10 Dexamethasone 0,5 mg 472 313 Kortikosteroid

11 Cefixime 100 mg 580 312 Antibiotik

12 Levofloxacin 500 mg 543 300 Antibiotik

13 Codein 15 mg 398 294 Obat Batuk

14 Cetirizine 261 160 Antihistamin

15 Bisoprolol 374 158 Antihipertensi

16 Lansoprazole 264 125 Anti tukak

17 Loratadin 167 125 Antihistamin

18 Meloxicam 7,5 mg 252 122 AINS

19 Natrium diklofenak 50 mg 195 80 AINS

20 Isoprinosine 500 mg 144 65 Antivirus

21 Metformin 850 mg 100 40 Antidiabetes

22 Clobazam 74 38 Antiansietas

23 Digoxin 0,25 mg 51 30 Obat Jantung

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

84

24 Salbutamol 2 mg 23 23 Antiasma

25 Cefadroxil Syr 8 4 Antibiotik

26 Hydrocortisone 1% 7 3 Kortikosteroid

27 Hydrocortisone 2,5% 4 2 Kortikosteroid

28 Isoprinosine syr 4 2 Immunostimulan

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

85

Tabel. 4.11 Kategori obat generik dan suplemen medium moving Apotek Erra Medika Bulan Februari dan Maret

No Nama Obat

Jumlah

Stok

Jumlah

Keluar Ketegori Kelas Terapi

1 Amlodipin 5 mg 2489 987 Medium moving Antihipertensi

2 Allopurinol 500 mg 1305 460 Medium moving Obat Gout

3 Metformin 500 mg 1016 292 Medium moving Antidiabetes

4 Amoxicillin 500 mg 1130 254 Medium moving Antibiotik

5 Glibenclamide 674 230 Medium moving Antidiabetes

6 Amlodipin 10 mg 520 173 Medium moving Antihipertensi

7 Omeprazole 454 150 Medium moving Anti tukak

8 Metronidazole 500 mg 499 126 Medium moving Antibiotik

9 Ondansentron 264 87 Medium moving Antimual

10 Rifampicin 600 mg 320 75 Medium moving Antibiotik

11 Simvastatin 20 mg 235 65 Medium moving Obat Dislipidemia

12 Ketokonazole 175 45 Medium moving Antijamur

13 Alprazolam 0,5 145 41 Medium moving Antiansietas

14 Rifampicin 300 mg 113 38 Medium moving Antibiotik

15 Clindamycine 300 mg 149 35 Medium moving Antibiotik

16 Cefixime 200 mg 50 15 Medium moving Antibiotik

17 Amoxicilin syr 11 4 Medium moving Antibiotik

18 Paracetamol syr 3 1 Medium moving Analgesik dan Antipiretik

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

86

Tabel. 4.12 Kategori obat generik dan suplemen slow moving Apotek Erra Medika Bulan Februari dan Maret

No Nama Obat Jumlah Stok

Jumlah

Keluar Kelas Terapi

1 Captopril 25 mg 1228 221 Antihipertensi

2 Nifedipin 863 150 Antihipertensi

3 Acyclovir 400 mg 417 82 Antivirus

4 Piroxicam 10 mg 507 82 AINS

5 Piroxicam 20 mg 280 50 AINS

6 Griseofulvin 500 mg 87 15 Antijamur

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

87

Tabel. 4.13 Kategori obat generik dan suplemen very slow moving Apotek Erra Medika Bulan Februari dan Maret

No Nama Obat Jumlah Stok

Jumlah

Keluar Kelas Terapi

1 HCT 1052 87 Antihipertensi

2 Captopril 12,5 mg 580 84 Antihipertensi

3 Asam mefenamat 500 mg 525 65 AINS

4 ISDN 322 40 Antiangina

5 Digoxin Sandol 199 29 Obat Jantung

6 Allopurinol 300 mg 170 20 Obat Gout

7 Furosemid 292 20 Antihipertensi

8 Meloxicam 15 mg 206 14 AINS

9 Ampicillin 500 mg 247 10 Antibiotik

10 Doxyciclin 130 10 Antibiotik

11 Lincomycin 500 mg 308 10 Antibiotik

12 Acyclovir 200 mg 225 0 Antivirus

13 Acyclovir cream 24 0 Antivirus

14 Cimetidin 190 0 Anti tukak

15 Clindamycine 150 mg 58 0 Antibiotik

16 Co-trimoxazol 480 mg 206 0 Antibiotik

17 Dexamethasone 0,75 mg 10 0 Kortikosteroid

18 Diltiazem 259 0 Antihipertensi

19 Ethambutol 250 mg 85 0 Obat TBC

20 Griseofulvin 125 mg 275 0 Antijamur

21 Omeproz kapsul 3 0 Suplemen

22 PTU 109 0 Antitiroid

23 Salbutamol 4 mg 325 0 Antiasma

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

GAMBAR

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

88 Universitas Indonesia

Gambar 4.1 Klasifikasi Obat dan Suplemen Berdasarkan

Pergerakan Barang di bulan Februari dan Maret 2013.

0

50

100

150

200

250

300

350

Fast moving Medium Moving

Slow moving Very Slow Moving

Jum

lah

Jen

is O

bat

Kategori

Total Jenis Obat Berdasarkan Aliran Barang

Fast moving

Medium Moving

Slow moving

Very Slow Moving

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

89

Universitas Indonesia

Gambar 4.2 Tiga Obat dan Suplemen Tertinggi Fast

Moving bulan Februari dan Maret 2013.

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

Romilar Epexol 30 mg Sanmol 500 mg

Ban

yakn

ya p

enge

luar

an

Nama obat

Kategori Obat Fast Moving bulan Februari-Maret 2013

Romilar

Epexol 30 mg

Sanmol 500 mg

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

90

Universitas Indonesia

Gambar 4.3 Klasifikasi Obat dengan Merk Dagang dan

Suplemen Berdasarkan Pergerakan Barang di bulan Februari

dan Maret 2013.

0

50

100

150

200

250

300

Fast moving Medium Moving

Slow moving Very Slow Moving

Jum

lah

Jen

is O

bat

Kategori

Total Jenis Obat dengan Merk Dagang Berdasarkan Aliran Barang

Fast moving

Medium Moving

Slow moving

Very Slow Moving

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

91

Universitas Indonesia

Gambar 4.4 Klasifikasi Obat Generik Berdasarkan

Pergerakan Barang di bulan Februari dan Maret 2013.

0

5

10

15

20

25

30

Fast moving Medium Moving

Slow moving Very Slow Moving

Jum

lah

Jen

is O

bat

Kategori

Total Jenis Obat Generik Berdasarkan Aliran Barang

Fast moving

Medium Moving

Slow moving

Very Slow Moving

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013

92

Universitas Indonesia

Gambar 4.5 Tiga Obat Generik Tertinggi Fast Moving

bulan Februari dan Maret 2013.

0

500

1000

1500

2000

Codein 10 mg Cefadroxil 500 mg Ethambutol 500 mg B

anya

knya

pen

gelu

aran

Nama obat

Kategori Obat Generik Fast Moving bulan Februai-Maret 2013

Codein 10 mg

Cefadroxil 500 mg

Ethambutol 500 mg

Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013