lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20318056-S-Tina Wisni Wardani.pdflib.ui.ac.id
UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351406-PR-Roshamur...
Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351406-PR-Roshamur...
i
UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
DI APOTEK ERRA MEDIKA
JALAN TOLE ISKANDAR No. 4-5 DEPOK
PERIODE 8 APRIL – 17 MEI 2013
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
ROSHAMUR CAHYAN FORESTRANIA, S. Farm. 1206313652
ANGKATAN LXXVI
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JUNI 2013
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
ii
UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
DI APOTEK ERRA MEDIKA
JALAN TOLE ISKANDAR No. 4-5 DEPOK
PERIODE 8 APRIL – 17 MEI 2013
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker
ROSHAMUR CAHYAN FORESTRANIA, S. Farm. 1206313652
ANGKATAN LXXVI
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JUNI 2013
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
iv
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat, nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Erra Medika yang
berlokasi di Ruko Sukmajaya No.4-5 Jalan Tole Iskandar, Depok sejak 8 April
hingga 17 Mei 2013.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, ilmu dan dukungan kepada
penulis selama melaksanakan PKPA di Apotek Erra Medika. Selain itu penulis
juga mengucapkan terima kasih atas bantuan semua pihak dalam penyusunan
laporan PKPA dan Tugas Umum ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada:
1. Ibu Dra. Alfina Rianti, Apt., M.Pharm, selaku Apoteker Pengelola Apotek
dan Pembimbing I, yang telah memberikan kesempatan, bimbingan,
pengarahan serta nasehat kepada penulis selama kegiatan PKPA di Apotek
Erra Medika.
2. Bapak dr. Erlang Setyawan, Sp.PA selaku pemilik sarana apotek (PSA)
yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan
Prakterk Kerja Profesi Apoteker di Apotek Erra Medika.
3. Ibu Prof. Dr. Yahdiana Harahap, MS., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Indonesia.
4. Bapak Dr. Harmita, Apt., selaku Ketua Program Profesi Apoteker Fakultas
Farmasi Universitas Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melakukan kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini.
5. Ibu Nadia Farhanah Syafhan, S. Farm., M.Si., Apt., selaku pembimbing II
dari Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, yang telah bersedia
memberikan bimbingan, ilmu dan pengarahan dalam penyusunan laporan
ini.
6. Karyawan dan karyawati Apotek Erra Medika, yaitu Ibu Ira, Ibu Tini, Ibu
Ita, Ibu Ros, dan Pak Dede yang atas perhatian dan kerjasamanya mau
berbagi ilmu kepada penulis.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
v
7. Seluruh staf pengajar dan sekretariat Fakultas Farmasi Universitas
Indonesia.
8. Keluarga tercinta, atas besarnya kasih sayang dan doa yang tak pernah putus
mengiringi setiap langkah perjalanan hidup penulis.
9. Seluruh teman-teman Apoteker Angkatan 76 Universitas Indonesia atas
kebersamaan, kerjasama dan kesediaan berbagi suka dan duka, dukungan
dan semangat yang diberkan kepada Penulis.
10. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
memberikan bantuan dan dukungannya kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa laporan PKPA ini jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga
pengetahuan dan pengalaman yang penulis dapatkan selama kegiatan PKPA ini
dapat berguna bagi penulis di masa mendatang dan laporan ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca.
Penulis
2013
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Roshamur Cahyan Forestrania
NPM : 1206313652
Program Studi : Apoteker
Fakultas : Farmasi
Jenis karya : Laporan Praktek Kerja
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Erra Medika Jalan Tole
Iskandar No. 4-5 Depok Periode 8 April – 17 Mei 2013
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 26 Agustus 2013
Yang menyatakan
( Roshamur Cahyan Forestrania)
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i
HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA AKHIR .................... vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN UMUM .................................................................... 3
2.1 Pengertian Apotek ................................................................. 3
2.2 Landasan Hukum Apotek ...................................................... 3
2.3 Tugas dan Fungsi Apotek ...................................................... 4
2.4 Persyaratan Pendirian Apotek ................................................ 4
2.5 Tata Cara Perizinan Apotek ................................................... 7
2.6 Petugas Apotek ..................................................................... 9
2.7 Persyaratan Apoteker Pengelola Apotek (APA) ..................... 10
2.8 Pelanggaran Apotek .............................................................. 11
2.9 Pencabutan Surat Izin Apotek ............................................... 12
2.10 Perbekalan Farmasi ............................................................... 14
2.11 Pengelolaan Apotek .............................................................. 18
2.11.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ................................ 18
2.11.2 Pengelolaan Keuangan ................................................ 21
2.11.3 Administrasi ............................................................... 21
2.12 Pelayanan Apotek .................................................................. 22
2.12.1 Pelayanan Resep ........................................................ 23
2.12.2 Pelayanan Swamedikasi .............................................. 25
2.12.3 Promosi dan Edukasi .................................................. 26
2.12.4 Pelayanan Residensial (Home Care) ........................... 26
2.13 Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika di Apotek ............... 27
2.13.1 Pengelolaan Narkotik di Apotek ................................ 27
2.13.2 Pengelolaan Psikotropik di Apotek ............................. 29
2.14 Pelayanan Informasi Obat ...................................................... 30
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS APOTEK ERRA MEDIKA ................... 32
3.1 Sejarah Singkat Apotek Erra Medika ..................................... 32
3.2 Lokasi, Bangunan, dan Tata Ruang Apotek Erra Medika ....... 32
3.3 Struktur Organisasi Apotek Erra Medika ............................... 33
3.4 Kegiatan-Kegiatan di Apotek ................................................. 35
3.5 Pengelolaan Narkotik dan Psikotropika ................................. 37
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
viii
BAB 4 PEMBAHASAN .......................................................................... 40
4.1 Lokasi dan Tata Ruang Apotek .............................................. 40
4.2 Sumber Daya Manusia .......................................................... 42
4.3 Pembelian dan Pengadaan Barang ......................................... 44
4.4 Pengelolaan Narkotik dan Psikotropik ................................... 45
4.5 Pengelolaan dan Pelayanan resep .......................................... 46
4.6 Pengelolaan Administrasi Keuangan ..................................... 47
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 48
5.1 Kesimpulan ........................................................................... 48
5.2 Saran ..................................................................................... 48
DAFTAR ACUAN ..................................................................................... 49
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Penandaan Obat Bebas............................................................... 14
Gambar 2.2 Penandaan Obat Bebas Terbatas ................................................. 15
Gambar 2.3 Kotak Tanda Peringatan .............................................................. 16
Gambar 2.4 Penandaan Obat Keras ................................................................ 16
Gambar 2.5 Penandaan Narkotika .................................................................. 16
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lokasi denah Apotek Erra Medika............................................. 51
Lampiran 2. Desain eksterior Apotek Erra Medika........................................ 52
Lampiran 3. Desain interior Apotek Erra Medika 53
Lampiran 4. Denah ruangan Apotek Erra Medika.......................................... 54
Lampiran 5. Salinan resep............................................................................... 55
Lampiran 6. Etiket obat.................................................................................. 56
Lampiran 7. Plastik pembungkus obat........................................................... 57
Lampiran 8. Nota Apotek Erra Medika.......................................................... 58
Lampiran 9. Struktur organisasi Apotek Erra Medika.................................... 59
Lampiran 10. Surat Pesanan............................................................................. 60
Lampiran 11. Faktur pembelian........................................................................ 61
Lampiran 12. Kartu stok barang....................................................................... 62
Lampiran 13. Surat Pesanan Narkotika............................................................ 63
Lampiran 14. Surat Pesanan Psikotropika........................................................ 64
Lampiran 15. Contoh pelaporan narkotika....................................................... 65
Lampiran 16. Laporan penggunaan narkotika.................................................. 66
Lampiran 17. Contoh pelaporan psikotropik.................................................... 67
Lampiran 18. Laporan penggunaan psikotropik............................................... 68
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan secara berkesinambungan telah dimulai sejak
tahun 1969 (Doni, 2012). Tujuan umum pembangunan kesehatan nasional adalah
tercapainya mutu dan lingkungan hidup yang optimal bagi setiap penduduk serta
tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Mahardika, 2012). Untuk
mencapai hal tersebut maka diperlukan upaya yang memadai bagi peningkatan
derajat kesehatan dan pembinaan penyelenggaraan upaya kesehatan secara
menyeluruh dan terpadu. Dalam menyelenggarakan upaya tersebut maka
diperlukan sarana sarana, prasarana, dan infrastruktur yang mendukung untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan baik promotif, preventif, kuratif, maupun
rehabilitatif (Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, 2009).
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk masyarakat dapat dilakukan
oleh pihak pemerintah maupun swasta, yakni dalam bentuk pelayanan kesehatan
perorangan atau masyarakat yang meliputi penyediaan obat-obatan yang terjamin
mutunya, terjangkau oleh masyarakat, dengan jumlah yang cukup, dan aman untuk
digunakan. Dalam hal ini, apotek adalah salah satu sarana untuk penyaluran obat-
obatan ke tangan masyarakat (Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek,
2004).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek (2004) apotek adalah tempat
dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi serta perbekalan
kesehatan lainnya kepada masyarakat. Apotek menjadi salah satu sarana pelayanan
kefarmasian untuk dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker dalam
mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat (PP 51,
2009). Sesuai ketentuan perundangan yang berlaku apotek harus dikelola oleh
seorang apoteker (Apoteker Pengelola Apotek/ APA) yang profesional. Dalam
pengelolaan apotek, apoteker harus senantiasa memiliki kemampuan menyediakan
dan memberikan pelayanan yang baik, mengambil keputusan yang tepat, mampu
berkomunikasi antara profesi, menempatkan diri sebagai pemimpin dalam situasi
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
2
Universitas Indonesia
multidisipliner, kemampuan mengelola SDM secara efektif, selalu belajar
sepanjang karir, dan membantu memberi pendidikan dan memberi peluang untuk
meningkatkan pengetahuan.
Dalam melaksanakan tugasnya, seorang Apoteker harus berdasar pada
standar pelayanan kefarmasian. Dimana, saat ini pelayanan kefarmasian telah
bergeser orientasinya dari obat (drug oriented) ke pasien (patient oriented) yang
mengacu pada Pharmaceutical Care. Sebagai konsekuensinya apoteker dituntut
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku agar dapat
meningkatkan interaksi langsung dengan pasien dalam bentuk pemberian
informasi, monitoring penggunaan obat, dan mengetahui tujuan akhir terapi sesuai
harapan dan terdokumentasi dengan baik sehingga kegiatan pelayanan kefarmasian
menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien (Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, 2004).
Sebagai upaya agar kegiatan pelayanan kefarmasian ini dapat diterapkan
dengan baik, para calon apoteker memerlukan Praktek Kerja Profesi Apoteker di
Apotek. Selain sebagai tempat pembekalan bagi para calon apoteker, kerja praktek
di apotek dapat menjadi wahana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan
selama masa perkuliahan. Dengan dilatarbelakangi hal tersebut, maka diadakan
kerja sama antara Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi
Universitas Indonesia dengan Apotek Erra Medika yang dilaksanakan pada tanggal
1 April 2013 - 17 Mei 2013.
1.1 Tujuan
Tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Erra Medika
yang diselenggarakan oleh Fakultas Farmasi Universitas Indonesia adalah:
1.2.1 Mengetahui dan memahami tugas dan tanggung jawab Apoteker Pengelola
Apotek (APA) di apotek baik teknis dan non-teknis kefarmasian.
1.2.2 Mempelajari cara pengelolaan apotek dalam kegiatan administrasi,
manajemen pengadaan, penyimpanan, penjualan, dan pelayanan dalam
memberikan pelayanan kesehatan di apotek.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
3
Universitas Indonesia 3
BAB 2
TINJAUAN UMUM
2.1. Pengertian Apotek
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 922/MENKES/PER/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin
Apotek, yang dimaksud dengan apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat
dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan
kesehatan lainnya kepada masyarakat (Keputusan Menteri Kesehatan No.1332,
2002). Sementara menurut Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian, dalam ketentuan umum dijelaskan bahwa apotek adalah
sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker
dan apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
2.2. Landasan Hukum Apotek
Apotek sebagai sarana pelayanan kesehatan memiliki landasan hokum yang
diatur dalam:
1. Undang-Undang Negara:
a. Undang-undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang – Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika
c. Undang – Undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika
2. Peraturan Pemerintah:
a. Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
b. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980 tentang Perubahan atas PP No. 26
tahun 1965 tentang Apotek
3. Perauran Menteri Kesehatan:
a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
695/Menkes/Per/VI/2007 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Kesehatan No. 184 tahun 1995 tentang Penyempurnaan Pelaksanaan Masa
Bakti dan Izin kerja Apoteker.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
4
Universitas Indonesia
b. Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek
4. Keputusan Menteri Kesehatan
a. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek.
b. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No.922/MenKes/Per/X/1993 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.
2.3. Tugas dan Fungsi Apotek (Peraturan Pemerintah No. 25, 1980)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980 pasal 2, tugas dan
fungsi apotek adalah sebagai berikut:
1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah
jabatan.
2. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat.
3. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang
diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.
4. Sarana pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi kepada masyarakat
dan tenaga kesehatan lainnya.
2.4. Persyaratan Pendirian Apotek
Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh apotek menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922/Menkes/Per/X/1993 yaitu:
1. Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker, atau apoteker yang bekerja sama
dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan
tempat, perlengkapan, termasuk sediaan farmasi dan perbekalan farmasi
lainnya yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.
2. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan
pelayanan komoditi lainnya di luar sediaan farmasi.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
5
Universitas Indonesia
3. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi lainnya di luar sediaan
farmasi.
Selain itu persyaratan lain yang disebutkan dalam Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 adalah sebagai berikut.
1. Sarana apotek berlokasi pada daerah yang dengan mudah dikenali oleh
masyarakat.
2. Pada halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kata apotek.
3. Apotek harus dapat dengan mudah diakses oleh anggota masyarakat.
4. Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisah dari
aktivitas pelayanan dan penjualan produk lainnya, hal ini berguna untuk
menunjukkan integritas dan kualitas produk serta mengurangi risiko kesalahan
penyerahan.
5. Masyarakat harus diberi akses secara langsung dan mudah oleh apoteker untuk
memperoleh informasi dan konseling.
6. Lingkungan apotek harus dijaga kebersihannya, bebas dari hewan pengerat,
serangga.
7. Apotek memiliki suplai listrik yang konstan, terutama untuk lemari pendingin
Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam pendirian sebuah
apotek, diantaranya:
1. Lokasi dan Tempat.
Faktor yang digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan
lokasi usaha apotek pada umumnya adalah mudah diakses oleh masyarakat,
keamanan lingkungan, ada atau tidaknya apotek lain, letak apotek yang didirikan
mudah atau tidaknya pasien untuk memarkir kendaraan, jumlah penduduk, jumlah
praktek dokter, serta keadaan sosial ekonomi masyarakat setempat (Keputusan
Menteri Kesehatan RI No. 1027 tahun 2004 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek, 2004).
2. Bangunan dan Kelengkapan.
Bangunan apotek harus memenuhi persyaratan teknis sehingga dapat
menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi apotek serta memelihara mutu
perbekalan farmasi. Apotek harus mempunyai papan nama yang terbuat dari bahan
yang memadai dan memuat nama apotek, nama Apoteker Pengelola Apotek (APA),
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
6
Universitas Indonesia
nomor SIA, dan alamat apotek. Luas bangunan apotek tidak dipermasalahkan,
bangunan apotek terdiri dari ruang tunggu, ruang administrasi, ruang peracikan,
ruang penyimpanan obat, dan toilet. Bangunan apotek harus dilengkapi dengan
sumber air yang memenuhi syarat kesehatan, penerangan yang cukup, alat
pemadam kebakaran yang berfungsi dengan baik, ventilasi, dan sistem sanitasi
yang baik.
a. Ruang tunggu
Ruang tunggu sebaiknya dibuat senyaman mungkin, bersih, segar, terang,
tidak terdapat nyamuk atau serangga sehingga pasien atau konsumen merasa betah
dan nyaman menunggu.
b. Ruang peracikan
Ruang peracikan sebaiknya diatur agar persediaan dapat dijangkau dengan
mudah pada saat persiapan, peracikan, dan pengemasan.
c. Bagian penyerahan obat
Untuk pelayanan profesional di apotek, seyogyanya apotek menyediakan
ruang/tempat khusus untuk menyerahkan obat dan dapat juga digabung dengan
ruang konsultasi atau pemberian informasi. Jika tidak bisa dibuat ruang terpisah,
dapat juga dilakukan pembatasan dengan menggunakan dinding penyekat, sehingga
dapat memberikan atau menyediakan kesempatan berbicara secara pribadi dengan
pelanggan atau pasien.
d. Ruang administrasi.
Merupakan ruangan yang terpisah dari ruang pelayanan ataupun ruang
lainnya. Walaupun tidak terlalu besar, namun disesuaikan dengan kebutuhan
kegiatan manajerial. Ruangan ini juga digunakan untuk menerima tamu dari
supplier atau industri/pabrik farmasi.
e. Perlengkapan Apotek
Perlengkapan apotek adalah semua peralatan yang dipergunakan untuk
melaksanakan pengelolaan apotek. Perlengkapan yang harus tersedia di apotek
adalah:
1) Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan, seperti timbangan, mortir, dan
gelas ukur.
2) Perlengkapan dan alat penyimpanan perbekalan farmasi seperti lemari obat dan
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
7
Universitas Indonesia
lemari pendingin.
3) Wadah pengemas dan pembungkus seperti etiket dan plastik pengemas.
4) Tempat penyimpanan khusus narkotika, psikotropika, dan bahan beracun.
5) Alat dan perlengkapan laboratorium untuk pengujian sederhana seperti
erlenmeyer, dan gelas ukur.
6) Alat administrasi seperti blanko pesanan obat, faktur, kuitansi, dan salinan
resep.
7) Buku standar yang diwajibkan antara lain Farmakope Indonesia edisi terbaru,
ISO, dan MIMS.
8) Kumpulan peraturan dan perundang-undangan yang berhubungan dengan
apotek.
2.5. Tata Cara Perizinan Apotek (Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1332/Menkes/SK/X/2002)
Surat Izin Apotek (SIA) adalah surat yang diberikan Menteri Kesehatan RI
kepada apoteker atau apoteker yang bekerja sama dengan Pemilik Sarana Apotek
(PSA) untuk membuka apotek di tempat tertentu. Izin apotek diberikan oleh
Menteri yang melimpahkan wewenangnya kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Pelaksanaan pemberian izin, pembekuan izin, pencairan izin, dan
pencabutan izin dilaporkan setahun sekali oleh Kepala Dinas Kesehatan kepada
Menteri dan tembusan disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1332/Menkes/SK/X/2002 Pasal 7 dan 9 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 922/Menkes/PER/X/1993 mengenai Tata Cara
Pemberian Izin Apotek adalah sebagai berikut:
1. Permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan menggunakan contoh formulir APT-1.
2. Dengan menggunakan formulir APT-2 Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah menerima
permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala Balai POM untuk
melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan apotek melakukan kegiatan.
3. Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambat-
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
8
Universitas Indonesia
lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah permintaan bantuan teknis dan Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksaan setempat
dengan menggunakan contoh formulir APT-3.
4. Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam (b) dan (c) tidak
dilaksanakan, apoteker pemohon dapat membuat surat pernyataan siap
melakukan kegiatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat
dengan tembusan kepada Kepala Dinas Provinsi dengan menggunakan contoh
formulir APT-4.
5. Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah diterima laporan
pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat (c) atau pernyataan ayat (d) Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan SIA dengan
menggunakan contoh formulir APT-5.
6. Dalam hal hasil pemeriksaan Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau
Kepala Balai POM dimaksud ayat (c) masih belum memenuhi syarat. Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam waktu 12 (dua belas) hari
mengeluarkan Surat Penundaan dengan menggunakan contoh formulir APT-
6.
7. Terhadap Surat Penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (f), Apoteker
diberi kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi
selambat-lambatnya dalam jangka waktu satu bulan sejak tanggal Surat
Penundaan.
8. Apabila apoteker menggunakan sarana pihak lain, maka penggunaan sarana
dimaksud wajib didasarkan atas perjanjian kerja sama antara apoteker dan
pemilik sarana.
9. Pemilik sarana yang dimaksud (poin h) harus memenuhi persyaratan tidak
pernah terlibat dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang
obat sebagaimana dinyatakan dalam surat penyataan yang bersangkutan.
10. Terhadap permohonan izin apotek yang ternyata tidak memenuhi persyaratan
APA dan atau persyaratan apotek atau lokasi apotek tidak sesuai dengan
permohonan, maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam
jangka waktu selambat-lambatnya (12) dua belas hari kerja wajib mengeluarkan
surat penolakan disertai alasannya menggunakan formulir model APT-7.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
9
Universitas Indonesia
2.6. Petugas Apotek
Apoteker adalah tenaga profesi yang memiliki dasar pendidikan serta
keterampilan di bidang farmasi dan diberi wewenang serta tanggung jawab untuk
melaksanakan pekerjaan kefarmasian. Apoteker Pengelola Apotek (APA), yaitu
Apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek (SIA).
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1332/Menkes/SK/X/2002
Pasal 19 disebutkan bahwa apabila APA berhalangan melakukan tugasnya pada
jam buka apotek, maka APA harus menunjuk Apoteker Pendamping. Apoteker
Pendamping adalah apoteker yang telah bekerja di apotek di samping Apoteker
Pengelola Apotek dan/atau menggantikan pada jam-jam tertentu pada hari buka
apotek. Apabila APA dan Apoteker Pendamping karena hal-hal tertentu
berhalangan melakukan tugasnya, APA menunjuk Apoteker Pengganti. Apoteker
Pengganti yaitu apoteker yang menggantikan APA selama APA tersebut tidak
berada di tempat lebih dari tiga bulan secara terus-menerus, telah memiliki Surat
Izin Kerja (SIK) dan tidak bertindak sebagai APA di apotek lain.
Penunjukkan Apoteker Pendamping/Pengganti harus dilaporkan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi setempat dengan menggunakan formulir model APT-9.
Apoteker Pendamping dan Apoteker Pengganti wajib memenuhi persyaratan yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Apabila Apoteker Pengelola Apotek
berhalangan melakukan tugasnya lebih dari dua tahun secara terus-menerus, Surat
Izin Apotek atas nama Apoteker yang bersangkutan dapat dicabut.
Untuk mendukung kegiatan di apotek apabila apotek yang dikelola cukup
besar dan padat diperlukan tenaga kerja lain seperti Asisten Apoteker yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan berhak melakukan pekerjaan
kefarmasian sebagai Asisten Apoteker di bawah pengawasan Apoteker, juru resep
yaitu petugas yang membantu pekerjaan asisten apoteker, kasir yaitu orang yang
bertugas mencatat penerimaan dan pengeluaran uang yang dilengkapi dengan
kuitansi dan nota, pegawai tata usaha, yaitu petugas yang melaksanakan
administrasi apotek dan membuat laporan pembelian, penjualan, dan keuangan
apotek.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
10
Universitas Indonesia
Selanjutnya, menurut Permenkes No. 922/Menkes/Per/X/1993 Pasal 20-23
dijelaskan bahwa Apoteker Pengelola Apotek bertanggung jawab atas pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker Pendamping maupun Apoteker Pengganti,
dalam pengelolaan apotek. Apoteker Pendamping bertanggungjawab atas
pelaksanaan tugas pelayanan kefarmasian selama yang bersangkutan bertugas
menggantikan APA. Pada setiap pengalihan tanggung jawab kefarmasian yang
disebabkan karena penggantian APA oleh Apoteker Pengganti, harus diikuti
dengan serah terima resep, narkotika, dan perbekalan farmasi lainnya, serta kunci-
kunci tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika. Serah terima ini harus
diikuti dengan pembuatan berita acara.
Pada Pasal 24, dijelaskan apabila APA meninggal dunia, maka:
1. Ahli waris APA wajib melaporkan dalam waktu 2 x 24 jam kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
2. Apabila pada apotek tersebut tidak terdapat Apoteker Pendamping, maka
laporan wajib disertai penyerahan resep, narkotika, psikotropika, obat keras,
dan kunci tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika.
3. Penyerahan dibuat Berita Acara Serah Terima sebagaimana dimaksud Pasal 23
ayat (2) kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan
formulir model APT-11 dengan tembusan kepada Kepala Balai POM setempat.
2.7. Persyaratan Apoteker Pengelola Apotek (APA)
Apoteker Pengelola Apotek (APA) wajib memiliki Surat Izin Apotek (SIA)
yang berlaku untuk seterusnya selama apotek masih aktif melakukan kegiatan dan
APA dapat melakukan pekerjaannya serta masih memenuhi persyaratan. Sesuai
dengan Permenkes RI No. 1332/MENKES/SK/2002, APA harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1. Ijazahnya telah terdaftar pada Departemen Kesehatan.
2. Telah mengucapkan sumpah atau janji Apoteker.
3. Memiliki Surat Izin Kerja dari Menteri Kesehatan.
4. Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan
tugasnya sebagai apoteker.
5. Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi dan tidak menjadi Apoteker
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
11
Universitas Indonesia
Pengelola Apotek di apotek lain.
2.8. Pelanggaran Apotek
Pelanggaran apotek dapat dikategorikan berdasarkan berat atau ringannya
pelanggaran tersebut. Kegiatan yang termasuk dalam pelanggaran berat, yaitu:
1. Melakukan kegiatan tanpa ada tenaga teknis farmasi
2. Terlibat dalam penyaluran atau penyimpanan obat palsu atau gelap
3. Pindah alamat apotek tanpa izin
4. Menjual narkotika tanpa resep dokter.
5. Kerja sama dengan PBF dalam menyalurkan obat kepada pihak yang tidak
berhak dalam jumlah besar.
6. Tidak menunjuk Apoteker Pendamping atau Apoteker Pengganti pada waktu
APA keluar daerah selama tiga bulan berturut-turut.
Kegiatan yang termasuk dalam pelanggaran ringan yaitu:
1. Tidak menunjuk Apoteker pendamping pada waktu APA tidak dapat hadir pada
jam buka apotek.
2. Mengubah denah apotek tanpa izin.
3. Menjual obat daftar G kepada yang tidak berhak.
4. Melayani resep yang tidak jelas dokternya.
5. Menyimpan obat rusak, tidak mempunyai penandaan atau belum dimusnahkan.
6. Obat dalam kartu stok tidak sesuai dengan jumlah yang ada.
7. Salinan resep yang tidak ditanda tangani oleh Apoteker.
8. Melayani salinan resep narkotika dari apotek lain.
9. Lemari narkotika tidak memenuhi syarat.
10. Resep narkotika tidak dipisahkan.
11. Buku harian narkotika tidak diisi atau tidak bisa dilihat atau diperiksa.
12. Tidak mempunyai atau tidak mengisi kartu stok hingga tidak dapat diketahui
dengan jelas asal-usul obat tersebut.
Setiap pelanggaran apotek terhadap ketentuan yang berlaku dapat
dikenakan sanksi, baik bersifat administratif ataupun sanksi pidana. Sanksi
administratif yang diberikan menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1332/MENKES/SK/X/2002 dan Permenkes No. 992/MENKES/PER/1993 adalah
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
12
Universitas Indonesia
diberikan peringatan secara tertulis kepada APA secara tiga kali berturut-turut
dengan tenggang waktu masing-masing dua bulan. Selain itu, dilakukan pembekuan
izin apotek untuk jangka waktu selama-lamanya enam bulan sejak dikeluarkannya
Penetapan Pembekuan Izin Apotek. Keputusan Pencabutan SIA disampaikan
langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan Balai/Balai Besar POM setempat.
Pembekuan izin apotek tersebut dapat dicairkan kembali apabila apotek tersebut
dapat membuktikan bahwa seluruh persyaratan yang ditentukan dalam Keputusan
Menteri Kesehatan dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tersebut
telah dipenuhi. Pencairan izin apotek dilakukan setelah menerima laporan
pemeriksaan dari Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.
Sanksi pidana berupa denda maupun hukuman penjara diberikan bila
terdapat pelanggaran terhadap:
1. Undang-Undang Obat Keras (St. 1937 No. 541)
2. Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009
3. Undang-Undang Narkotika No. 22 tahun 1997
4. Undang-Undang Psikotropika No. 5 tahun 1997
2.9. Pencabutan Surat Izin Apotek (Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1332/Menkes/SK/X/2002)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.1332/MENKES/SK/X/2002
Pasal 25 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat wajib melaporkan pemberian izin,
pembekuan izin, pencairan izin, dan pencabutan izin apotek dalam jangka waktu
setahun sekali kepada Menteri Kesehatan dan tembusan disampaikan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat
mencabut surat izin apotek apabila:
1. Apoteker tidak lagi memenuhi kewajibannya untuk menyediakan, menyimpan
dan menyerahkan sediaan farmasi yang bermutu baik dan keabsahannya
terjamin. Sediaan farmasi yang sudah dikatakan tidak bermutu baik atau karena
sesuatu hal tidak dapat dan dilarang untuk digunakan, seharusnya dimusnahkan
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
13
Universitas Indonesia
dengan cara dibakar atau ditanam atau dengan cara lain yang ditetapkan oleh
Menteri.
2. Apoteker Pengelola Apotek (APA) berhalangan melakukan tugasnya lebih dari
2 (dua) tahun secara terus menerus.
3. Terjadi pelanggaran terhadap Undang – Undang No.9 tahun 1976 tentang
Narkotika, Undang – Undang Obat Keras No. St. 1973 No. 541, Undang-
Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
4. Surat Izin Kerja Apoteker Pengelola Apotek dicabut.
5. Pemilik Sarana Apotek terbukti terlibat dalam pelanggaran perundang-
undangan di bidang obat.
6. Apotek tidak dapat lagi memenuhi persyaratan mengenai kesiapan tempat
pendirian apotek serta kelengkapan sediaan farmasi dan perbekalan lainnya baik
merupakan milik sendiri atau pihak lain.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebelum melakukan pencabutan
harus berkoordinasi dengan Kepala Balai POM setempat. Pelaksanaan pencabutan
Surat Izin Apotek dilakukan setelah dikeluarkan:
1. Peringatan secara tertulis kepada Apoteker Pengelola Apotek sebanyak 3 kali
berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 2 bulan dengan
menggunakan contoh Formulir APT-12.
2. Pembekuan izin Apotek untuk jangka waktu selama-lamanya 6 bulan sejak
dikeluarkannya penetapan pembekuan kegiatan Apotek dengan menggunakan
contoh Formulir APT-13.
Pembekuan Izin Apotek sebagaimana dimaksud dalam poin (b) di atas,
dapat dicairkan kembali apabila apotek telah membuktikan memenuhi seluruh
persyaratan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan ini dengan menggunakan
contoh formulir APT-14. Pencairan Izin Apotek dimaksud di atas dilakukan setelah
menerima laporan pemeriksaan dari Tim Pemeriksaan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat. Apabila Surat Izin Apotek dicabut, Apoteker Pengelola
Apotek atau Apoteker Pengganti wajib mengamankan perbekalan farmasi sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengamanan yang dimaksud wajib
mengikuti tata cara sebagai berikut :
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
14
Universitas Indonesia
1. Dilakukan inventarisasi terhadap seluruh persediaan narkotika, obat keras
tertentu dan obat lain serta seluruh resep yang tersedia di apotek.
2. Narkotika, psikotropika, dan resep harus dimasukkan dalam tempat yang
tertutup dan terkunci
3. Apoteker Pengelola Apotek wajib melaporkan secara tertulis kepada Kepala
Kementerian Kesehatan atau petugas yang diberi wewenang olehnya, tentang
penghentian kegiatan disertai laporan inventarisasi yang dimaksud dalam poin
(1).
2.10. Perbekalan Farmasi
Pemerintah menetapkan beberapa peraturan mengenai “Tanda” untuk
membedakan jenis-jenis obat yang beredar di wilayah Republik Indonesia agar
pengelolaan obat menjadi mudah. Beberapa peraturan tersebut antara lain yaitu:
1. UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
2. Kepmenkes RI No. 2380/A/SK/VI/83 tentang Tanda Khusus Obat Bebas dan
Obat Bebas Terbatas.
3. Kepmenkes RI No. 2396/A/SK/VIII/86 tentang Tanda Khusus Obat Keras
Daftar G.
4. Kepmenkes RI No. 347/Menkes/SK/VIII/90 tentang Obat Wajib Apotek.
5. Permenkes RI No.688/Menkes/Per/VII/1997 tentang Peredaran Psikotropika.
Berdasarkan ketentuan peraturan tersebut, maka obat dapat dibagi menjadi
beberapa golongan yaitu (Umar, 2007; Departemen Kesehatan RI, 1997):
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat tanpa peringatan, yang dapat diperoleh tanpa resep
dokter. Tandanya berupa lingkaran bulat berwarna hijau dengan garis tepi hitam.
Gambar 2.1 Penandaan Obat Bebas
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
15
Universitas Indonesia
2. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat dengan peringatan, yang dapat diperoleh
tanpa resep dokter. Tandanya berupa lingkaran bulat berwarna biru dengan garis
tepi hitam.
Gambar 2.2 Penandaan Obat Bebas Terbatas
Contoh dari obat bebas terbatas yaitu, obat batuk, obat influenza, obat
penghilang rasa sakit dan penurun panas, obat-obat antiseptik, dan obat tetes mata
untuk iritasi ringan. Obat golongan ini termasuk obat keras namun dapat dibeli
tanpa resep dokter.
Komposisi obat bebas terbatas merupakan obat keras sehingga dalam wadah
atau kemasan perlu dicantumkan tanda peringatan (P1-P6). Tanda peringatan
tersebut berwarna hitam dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar 2 cm (disesuaikan
dengan warna kemasannya) dan diberi tulisan peringatan penggunaannya dengan
huruf berwarna putih.
Tanda-tanda peringatan ini sesuai dengan golongan obatnya yaitu:
a. P No 1: Awas! Obat keras. Baca aturan memakainya. Contoh: Inza®.
b. P No 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk dikumur, jangan ditelan. Contoh:
Betadine® Obat Kumur Antiseptik.
c. P No 3: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan. Contoh:
Canesten®.
d. P No 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar. Contoh: Sigaret Asma.
e. P No 5: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan. Contoh: Sulfanilamid Steril.
f. P No 6: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan. Contoh: Anusol
Suppositoria.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
16
Universitas Indonesia
Gambar 2.3 Tanda Peringatan pada Obat Bebas Terbatas
3. Obat Keras Daftar G
Obat keras adalah obat-obatan yang mempunyai khasiat mengobati,
menguatkan, mendesinfeksi, dan lain-lain, pada tubuh manusia, baik dalam
bungkusan atau tidak yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Tanda khusus obat
keras yaitu lingkaran merah dengan garis tepi hitam dan huruf K di dalamnya yang
ditulis pada etiket dan bungkus luar.
Gambar 2.4 Penandaan Obat Keras
Psikotropika termasuk dalam golongan obat keras. Obat keras merupakan
obat yang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter dan dapat diulang tanpa resep
baru bila dokter menyatakan pada resepnya “boleh diulang“. Obat-obat golongan
ini antara lain obat jantung, obat diabetes, hormon, antibiotika, beberapa obat ulkus
lambung, dan semua obat suntik.
4. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Penggolongan dari psikotropika adalah (Undang-Undang No. 5 tahun 1997 tentang
Psikotropika, 1997):
a. Psikotropika golongan I adalah Psikotropika yang hanya dapat digunakan
untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
P. No. 3
Awas! Obat Keras
Hanya untuk bagian
luar dari badan
P. No. 4
Awas! Obat Keras
Hanya untuk dibakar
P. No. 5
Awas! Obat Keras
Tidak boleh ditelan
P. No. 6
Awas! Obat Keras
Obat wasir, jangan
ditelan
P. No. 2
Awas! Obat Keras
Hanya untuk kumur,
Jangan ditelan
P. No. 1
Awas! Obat Keras
Baca aturan
memakainya
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
17
Universitas Indonesia
mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh: etisiklidina, tenosiklidina, metilendioksi metilamfetamin (MDMA).
b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
dapat digunakan dalam terapi dan/ atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh:
amfetamin, deksamfetamin, metamfetamin, fensiklidin.
c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan/ atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh:
amobarbital, pentobarbital, siklobarbital.
d. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
sangat luas digunakan dalam terapi dan/ atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh: diazepam, estazolam, etilamfetamin, alprazolam.
5. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-
golongan (Undang-Undang No.35 tahun 2009 tentang Narkotika, 2009).
Gambar 2.5 Penandaan Obat Narkotika
Narkotika dibagi menjadi 3 golongan, yaitu (Undang-Undang No. 35 tahun
2009 tentang Narkotika):
a. Narkotika Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi,
serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh: kokain, opium, heroin, ganja.
b. Narkotika Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan,
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
18
Universitas Indonesia
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh: morfin, petidin, normetadona,
metadona.
c. Narkotika Golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Contoh: kodein, norkodeina, etilmorfina.
2.11. Pengelolaan Apotek
Pengelolaan apotek adalah seluruh upaya dan kegiatan apoteker untuk
melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan apotek. Menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 922/MENKES/PER/X/1993 pengelolaan apotek dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:
1. Pengelolaan teknis kefarmasian meliputi pembuatan, pengelolaan, peracikan,
pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan, penyerahan obat atau bahan
obat, pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi
lainnya. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi yang meliputi
pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi lainnya yang diberikan baik
kepada dokter, tenaga kesehatan lainnya, maupun kepada masyarakat,
pengamatan dan pelaporan mengenai khasiat, keamanan, bahaya dan atau mutu
obat serta perbekalan farmasi lainnya.
2. Pengelolaan non teknis kefarmasian meliputi semua kegiatan administrasi,
keuangan, personalia, pelayanan komoditas selain perbekalan farmasi dan
bidang lainnya yang berhubungan dengan fungsi apotek.
Secara garis besar pengelolaan apotek dapat dijabarkan sebagai berikut:
2.11.1. Pengelolaan Perbekalan Farmasi
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga
dalam rangka pengadaan dengan tujuan mendapatkan jenis dan jumlah yang sesuai
dengan kebutuhan dan anggaran, serta menghindari kekosongan obat. Dalam
perencanaan pengadaan sediaan farmasi seperti obat-obatan dan alat kesehatan,
maka perlu dilakukan pengumpulan data obat-obatan yang akan dipesan. Data obat-
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
19
Universitas Indonesia
obatan tersebut biasanya ditulis dalam buku defekta, yaitu jika barang habis atau
persediaan menipis berdasarkan jumlah barang yang tersedia pada bulan-bulan
sebelumnya. Beberapa pertimbangan yang harus dilakukan APA di dalam
melaksanakan perencanaan pemesanan barang, yaitu memilih Pedagang Besar
Farmasi (PBF) yang memberikan keuntungan dari segala segi, misalnya harga yang
ditawarkan sesuai, ketepatan waktu pengiriman, diskon dan bonus yang diberikan
sesuai, jangka waktu kredit yang cukup, serta kemudahan dalam pengembalian
obat-obatan yang hampir kadaluarsa.
Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek,
maka dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu
memperhatikan:
a. Pola penyakit, maksudnya adalah perlu memperhatikan dan mencermati pola
penyakit yang timbul di sekitar masyarakat sehingga apotek dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat tentang obat-obat untuk penyakit tersebut.
b. Tingkat perekonomian masyarakat di sekitar apotek juga akan mempengaruhi
daya beli terhadap obat-obatan.
c. Budaya masyarakat dimana pandangan masyarakat terhadap obat, pabrik obat,
bahkan iklan obat dapat mempengaruhi dalam hal pemilihan obat-obatan
khususnya obat-obatan tanpa resep. Demikian juga dengan budaya masyarakat
yang lebih senang berobat ke dokter, maka apotek perlu memperhatikan obat-
obat yang sering diresepkan oleh dokter tersebut.
2. Pengadaan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 918/Menkes/Per/X/1993
tentang PBF, menyebutkan bahwa pabrik dapat menyalurkan produksinya langsung
ke PBF, apotek, toko obat, apotek rumah sakit, dan sarana kesehatan lain (Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 918/Menkes/per/X/1993, 1993). Pengadaan barang di
apotek meliputi pemesanan dan pembelian. Pembelian barang dapat dilakukan
secara langsung ke produsen atau melalui PBF. Proses pengadaan barang dilakukan
melalui beberapa tahap, yaitu:
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
20
Universitas Indonesia
a. Tahap persiapan, dilakukan dengan cara mengumpulkan data barang-barang
yang akan dipesan dari buku defekta, termasuk obat baru yang ditawarkan
pemasok.
b. Pemesanan dilakukan dengan menggunakan Surat Pesanan (SP). SP minimal
dibuat 2 lembar (untuk pemasok dan arsip apotek) dan ditandatangani oleh APA
dengan mencantumkan nomor SIK.
Pengadaan atau pembelian barang di apotek dapat dilakukan dengan cara
antara lain (Anif, 2001):
a. Pembelian dalam jumlah terbatas yaitu pembelian dilakukan sesuai dengan
kebutuhan dalam waktu pendek, misalnya satu minggu. Pembelian ini
dilakukan bila modal terbatas dan PBF berada dalam jarak tidak jauh dari
apotek, misalnya satu kota dan selalu siap untuk segera mengirimkan obat yang
dipesan.
b. Pembelian berencana dimana metode ini erat hubungannya dengan
pengendalian persediaan barang. Pengawasan stok obat atau barang dagangan
penting sekali, untuk mengetahui obat yang fast moving atau slow moving, hal
ini dapat dilihat pada kartu stok. Selanjutnya dilakukan perencanaan pembelian
sesuai dengan kebutuhan.
c. Pembelian secara spekulasi merupakan pembelian dilakukan dalam jumlah
yang lebih besar dari kebutuhan, dengan harapan akan ada kenaikan harga
dalam waktu dekat atau karena ada diskon atau bonus. Pola ini dilakukan pada
waktu-waktu tertentu jika diperkirakan akan terjadi peningkatan permintaan.
Meskipun apabila spekulasinya benar akan mendapat keuntungan besar, tetapi
cara ini mengandung resiko obat akan rusak atau kadaluarsa.
3. Penyimpanan
Penyimpanan obat sebaiknya digolongkan berdasarkan bentuk sediaan,
seperti sediaan padat dipisahkan dari sediaan cair atau setengah padat. Hal tersebut
dilakukan untuk menghindari zat-zat yang bersifat higroskopis. Serum, vaksin, dan
obat-obat yang mudah rusak atau meleleh pada suhu kamar disimpan dalam lemari
pendingin. Penyusunan obat dapat dilakukan secara alfabetis untuk mempermudah
dan mempercepat pengambilan obat saat diperlukan. Pengaturan pemakaian barang
di apotek sebaiknya menggunakan sistem FEFO (First Expired First Out) dan FIFO
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
21
Universitas Indonesia
(First In First Out), sehingga obat-obat yang mempunyai waktu kadaluarsa lebih
singkat disimpan paling depan dan memungkinkan diambil terlebih dahulu.
2.11.2. Pengelolaan Keuangan
Laporan keuangan yang biasa dibuat di apotek adalah:
1. Laporan Rugi-Laba
Laporan rugi-laba adalah laporan yang menyajikan informasi tentang
pendapatan, biaya, laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama periode
tertentu. Laporan rugi-laba biasanya berisi hasil penjualan, HPP (persediaan awal
+ pembelian - persediaan akhir), laba kotor, biaya operasional, laba bersih usaha,
laba bersih sebelum pajak, laba bersih setelah pajak, pendapatan non usaha, dan
pajak.
2. Neraca
Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit
usaha pada waktu tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta
yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban yang disebut pasiva, atau
dengan kata lain aktiva adalah investasi di dalam perusahaan dan pasiva merupakan
sumber-sumber yang digunakan untuk investasi tersebut. Oleh karena itu, dapat
dilihat dalam neraca bahwa jumlah aktiva akan sama besar dengan pasiva. Aktiva
dikelompokkan dalam aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva lancar berisi kas, surat-
surat berharga, piutang, dan persediaan. Aktiva tetap dapat berupa gedung atau
tanah, sedangkan pasiva dapat berupa hutang dan modal.
3. Laporan Hutang-Piutang
Laporan utang adalah laporan yang berisi utang yang dimiliki apotek pada
periode tertentu dalam satu tahun, sedangkan laporan piutang berisikan piutang
yang ditimbulkan karena transaksi yang belum lunas dari pihak lain kepada pihak
apotek.
2.10.3. Administrasi
Administrasi yang biasa dilakukan apotek meliputi antara lain :
1. Administrasi umum, kegiatannya meliputi, membuat agenda atau mengarsipkan
surat masuk dan surat keluar, pembuatan laporan-laporan seperti, laporan
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
22
Universitas Indonesia
narkotika dan psikotropika, pelayanan resep dengan harganya, pendapatan, alat
dan obat KB, obat generik, dan lain-lain.
2. Pembukuan meliputi pencatatan keluar dan masuknya uang disertai bukti-bukti
pengeluaran dan pemasukan.
3. Administrasi penjualan meliputi pencatatan pelayanan obat resep, obat bebas,
dan pembayaran secara tunai atau kredit.
4. Administrasi pergudangan meliputi, pencatatan penerimaan barang, masing-
masing barang diberi kartu stok, dan membuat defekta.
5. Administrasi pembelian meliputi pencatatan pembelian harian secara tunai atau
kredit dan asal pembelian, mengumpulkan faktur secara teratur. Selain itu
dicatat kepada siapa berhutang dan masing-masing dihitung besarnya hutang
apotek.
6. Administrasi piutang, meliputi pencatatan penjualan kredit, pelunasan piutang,
dan penagihan sisa piutang.
7. Administrasi kepegawaian dilakukan dengan mengadakan absensi karyawan,
mencatat kepangkatan, gaji, dan pendapatan lainnya dari karyawan.
2.12. Pelayanan Apotek
Peraturan yang mengatur tentang Pelayanan Apotek adalah Peraturan
Menteri Kesehatan No. 922/Menkes/Per/X/1993 yang meliputi:
1. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter
hewan. Pelayanan resep ini sepenuhnya atas dasar tanggung jawab Apoteker
Pengelola Apotek, sesuai dengan keahlian profesinya yang dilandasi pada
kepentingan masyarakat.
2. Apotek wajib menyediakan, menyimpan, dan menyerahkan perbekalan yang
bermutu baik dan absah.
3. Apotek tidak diizinkan mengganti obat generik yang ditulis dalam resep
dengan obat paten. Namun resep dengan obat paten boleh diganti dengan obat
generik.
4. Apotek wajib memusnahkan perbekalan farmasi yang tidak memenuhi syarat
mengikuti ketentuan yang berlaku, dengan membuat berita acara. Pemusnahan
ini dilakukan dengan cara dibakar atau dengan ditanam atau dengan cara lain
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
23
Universitas Indonesia
yang ditetapkan oleh Balai Besar POM.
5. Dalam hal pasien tidak mampu menebus obat yang diresepkan, apoteker wajib
berkonsultasi dengan dokter penulis resep untuk pemilihan obat yang lebih
tepat.
6. Apoteker wajib memberikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan
obat secara tepat, aman, dan rasional atas permintaan masyarakat.
7. Apabila apoteker menganggap bahwa dalam resep terdapat kekeliruan atau
penulisan resep yang tidak tepat, Apoteker harus memberitahukan kepada
dokter penulis resep. Apabila atas pertimbangan tertentu dokter penulis resep
tetap pada pendiriannya, dokter wajib melaksanakan secara tertulis atau
membubuhkan tanda tangan yang lazim di atas resep.
8. Salinan resep harus ditandatangani oleh Apoteker.
9. Resep harus dirahasiakan dan disimpan di apotek dengan baik dalam jangka
waktu 3 tahun.
10. Resep dan salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep
atau yang merawat penderita, penderita yang bersangkutan, petugas kesehatan
atau petugas lain yang berwenang menurut perundang-undangan yang berlaku.
11. Apoteker Pengelola Apotek, Apoteker Pendamping atau Apoteker Pengganti
diizinkan menjual obat keras tanpa resep yang dinyatakan sebagai Daftar Obat
Wajib Apotek, yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
2.12.1. Pelayanan Resep (Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1027/MENKES/SK/IX/2004)
1. Skrining Resep
Apoteker melakukan kegiatan skrining resep yang meliputi:
a. Memeriksa kelengkapan persyaratan administrasi: nama dokter, nomor SIP,
alamat dokter, tanggal penulisan resep, tanda tangan atau paraf dokter penulis
resep, nama pasien, alamat pasien, umur pasien, jenis kelamin pasien, dan berat
badan pasien, nama obat, potensi, dosis, jumlah yang diminta, cara pemakaian
yang jelas dan informasi lainnya.
b. Memeriksa kesesuaian farmasetik seperti bentuk sediaan, dosis,
inkompatibilitas, stabilitas, cara dan lama pemberian.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
24
Universitas Indonesia
c. Melakukan pertimbangan klinis seperti adanya alergi, efek samping, interaksi,
kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). Jika ada keraguan terhadap
resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan
memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan
persetujuan setelah pemberitahuan.
2. Penyiapan Obat
Peracikan merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur,
mengemas, dan memberikan etiket pada wadah. Suatu prosedur tetap harus dibuat
untuk melaksanakan peracikan obat, dengan memperhatikan dosis, jenis, dan
jumlah obat serta penulisan etiket yang benar. Etiket harus jelas dan dapat dibaca.
Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocok sehingga terjaga
kualitasnya. Pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep harus
dilakukan sebelum obat diserahkan kepada pasien. Penyerahan obat dilakukan oleh
apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien.
3. Informasi Obat
Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah
dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana dan terkini, informasi obat pada pasien
sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, jangka waktu pengobatan, cara
penyimpanan obat, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari
selama terapi.
4. Konseling
Apoteker harus memberikan konseling mengenai sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan lainnya sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien
atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan
obat yang salah. Untuk penderita penyakit seperti kardiovaskular, diabetes, TBC,
asma, dan penyakit kronis lainnya, apoteker harus memberikan konseling secara
berkelanjutan.
5. Monitoring Penggunaan Obat
Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus melaksanakan
pemantauan penggunaan obat terutama untuk pasien tertentu seperti
kardiovaskular, diabetes, TBC, asma dan penyakit kronis lainnya.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
25
Universitas Indonesia
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 28 tahun 1981 tentang
penyimpanan dan pemusnahan resep menyebutkan bahwa:
1. APA mengatur resep yang telah dikerjakan menurut urutan tanggal dan nomor
urut penerimaan resep dan harus disimpan sekurang-kurangnya selama tiga
tahun.
2. Resep yang mengandung narkotika harus dipisahkan dari resep lainnya.
3. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu penyimpanan, dapat
dimusnahkan.
4. Pemusnahan resep dilakukan dengan cara dibakar atau dengan cara lain yang
memadai oleh APA bersama-sama dengan sekurang-kurangnya seorang
petugas apotek.
5. Pada pemusnahan resep, harus dibuat berita acara pemusnahan sesuai dengan
bentuk yang telah ditentukan dan dibuat rangkap empat serta ditandatangani
oleh APA dan petugas apotek.
2.12.2. Pelayanan Swamedikasi
Pengobatan sendiri (swamedikasi) adalah tindakan mengobati diri sendiri
dengan obat tanpa resep (golongan obat bebas dan bebas terbatas) yang dilakukan
secara tepat guna dan bertanggung jawab. Hal ini mengandung makna bahwa
walaupun digunakan untuk diri sendiri, pengobatan sendiri harus dilakukan secara
rasional. Ini berarti bahwa tindakan pemilihan dan penggunaan produk
bersangkutan sepenuhnya merupakan tanggung jawab bagi para penggunanya.
Pemerintah juga turut berperan serta dalam meningkatkan upaya
pengobatan sendiri dengan mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan
No.347/Menkes/SK/VII/ 1990 tentang Obat Wajib Apotek. Obat Wajib Apotek
(OWA) adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter oleh apoteker
di apotek (Keputusan Menteri Kesehatan Kesehatan No. 347 tahun 1990, 1990).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 919/Menkes/PER/X/1993 tentang
kriteria obat yang diserahkan tanpa resep dokter, harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1. Tidak dikontraindikasikan pada wanita hamil, anak dibawah usia 2 tahun dan
orang tua diatas 65 tahun.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
26
Universitas Indonesia
2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan resiko akan
kelanjutan penyakit.
3. Penggunaan tidak memerlukan cara dan alat khusus yang harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan.
4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia.
5. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.
Penggunaan OWA perlu dicatat tetapi tidak perlu dilaporkan. Beberapa
kewajiban apoteker dalam penyerahan obat wajib apotek yaitu:
1. Memenuhi ketentuan dan batasan yang tercakup dalam tiap-tiap jenis obat wajib
apotek tersebut.
2. Contoh: Ibuprofen tablet 400 mg maksimal diberikan sebanyak 10 tablet per
pasien (demikian pula dengan ibuprofen tablet 800 mg), ketokonazol krim
maksimal diberikan sebanyak 1 tube per pasien, atau ranitidin tablet 150 mg
dengan batas jumlah penyerahan kepada pasien sebanyak 10 tablet.
3. Membuat catatan pasien dan obat yang telah diserahkan.
4. Memberikan informasi tentang obat, meliputi dosis, aturan pakai, efek samping
dan informasi lain yang dianggap perlu.
2.12.3. Promosi dan Edukasi
Apoteker harus memberikan edukasi dalam rangka pemberdayaan
masyarakat, apabila masyarakat ingin mengobati diri sendiri (swamedikasi) untuk
penyakit ringan, dengan memilihkan obat yang sesuai. Apoteker juga harus
berpartisipasi secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu
diseminasi informasi antara lain dengan penyebaran leaflet atau brosur, poster,
penyuluhan, dan lain-lain.
2.12.4. Pelayanan Residensial (Home Care)
Apoteker sebagai pemberi pelayanan (care giver) diharapkan juga dapat
melakukan pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya
untuk kelompok lanjut usia (lansia) dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis
lainnya. Untuk aktivitas ini apoteker harus membuat catatan berupa catatan
pengobatan (medication record).
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
27
Universitas Indonesia
2.13. Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika di Apotek
2.13.1. Pengelolaan Narkotika di Apotek
Narkotika merupakan bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan dan
pengembangan ilmu pengetahuan, namun menimbulkan ketergantungan yang
sangat merugikan apabila dipergunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang
ketat dan seksama. Pengendalian dan pengawasan narkotika, di Indonesia
merupakan wewenang Badan POM. Untuk mempermudah pengendalian dan
pengawasan narkotika maka pemerintah Indonesia hanya memberikan izin kepada
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. untuk mengimpor bahan baku, memproduksi
sediaan dan mendistribusikan narkotika di seluruh Indonesia. Hal tersebut
dilakukan mengingat narkotika adalah bahan berbahaya yang penggunaannya dapat
disalahgunakan. Secara garis besar pengelolaan narkotika meliputi pemesanan,
penyimpanan, pelayanan, pelaporan dan pemusnahan (Umar, 2007).
1. Pemesanan Narkotika
Untuk memudahkan pengawasan maka apotek hanya dapat memesan
narkotika ke PBF PT. Kimia Farma dengan menggunakan Surat Pesanan (SP)
khusus narkotika, yang ditandatangani oleh APA, dilengkapi dengan nama jelas,
stempel apotek, nomor SIK dan SIA. Surat pesanan terdiri dari empat rangkap.
Surat pesanan narkotika dilengkapi dengan nama dan tanda tangan APA, nomor
Surat Izin Apotek (SIA), tanggal dan nomor surat, alamat lengkap dan stempel
apotek. Satu surat pesanan hanya untuk satu jenis narkotika
2. Penyimpanan Narkotika
Apotek harus mempunyai tempat khusus untuk menyimpan narkotika dan
harus dikunci dengan baik. Tempat penyimpanan narkotika di apotek harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (Departemen Kesehatan RI, 1978):
a. Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat.
b. Harus mempunyai kunci yang kuat.
c. Dibagi dua, masing-masing dengan kunci yang berlainan. Bagian pertama
dipergunakan untuk menyimpan morfin, petidin dan garam-garamnya serta
persediaan narkotika sedangkan bagian kedua dipergunakan untuk menyimpan
narkotika yang dipakai sehari-hari.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
28
Universitas Indonesia
d. Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari berukuran kurang dari 40 x 80 x
100 cm, maka lemari tersebut harus dibaut melekat pada tembok atau lantai.
e. Lemari khusus tidak boleh digunakan untuk menyimpan barang lain selain
narkotika, kecuali ditentukan oleh Menteri Kesehatan.
f. Anak kunci lemari khusus harus dipegang oleh pegawai yang dikuasakan.
g. Lemari khusus harus ditempatkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh
umum.
3. Pelayanan Resep yang Mengandung Narkotika
Hal yang harus diperhatikan dalam pelayanan resep yang mengandung
narkotika antara lain (Departemen Kesehatan RI (b), 1997; Direktorat Jenderal
POM, 1997):
a. Narkotika hanya digunakan untuk kepentingan pengobatan atau ilmu
pengetahuan.
b. Narkotika hanya dapat diserahkan kepada pasien untuk pengobatan penyakit
berdasarkan resep dokter.
c. Apotek dilarang mengulangi menyerahkan narkotika atas dasar salinan resep
dokter.
d. Apotek dilarang melayani salinan resep yang mengandung narkotika,
walaupun resep tersebut baru dilayani sebagian atau belum dilayani sama
sekali.
e. Untuk resep narkotika yang baru dilayani sebagian atau belum sama sekali,
apotek boleh membuat salinan resep tetapi salinan resep tersebut hanya boleh
dilayani oleh apotek yang menyimpan resep asli.
f. Salinan resep dari resep narkotika dengan tulisan iter tidak boleh dilayani sama
sekali. Dengan demikian dokter tidak boleh menambah tulisan iter pada resep-
resep yang mengandung narkotika.
4. Pelaporan Narkotika
Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika menyatakan
bahwa apotek wajib membuat, menyampaikan dan menyimpan laporan berkala
mengenai pemasukan dan/atau pengeluaran narkotika yang berada dalam
penguasaannya. Pelaporan penggunaan narkotika telah dikembangkan dalam
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
29
Universitas Indonesia
bentuk perangkat lunak atau program Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika
(SIPNAP) sejak tahun 2006 oleh Kementerian Kesehatan. Sistem Pelaporan
Narkotika dan Psikotropika (SIPNAP) adalah sistem yang mengatur pelaporan
penggunaan Narkotika dan Psikotropika dari Unit Layanan (Puskesmas, Rumah
Sakit dan Apotek) ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan
pelaporan elektronik selanjutnya Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan ke
tingkat yang lebih tinggi (Dinkes Provinsi dan Dit jen Binfar dan Alkes) melalui
mekanisme pelaporan online yang menggunakan fasilitas internet. Namun,
penerapan undang-undang ini belum dilaksanakan secara menyeluruh di Indonesia.
5. Pemusnahan Narkotika
APA dapat memusnahkan narkotika yang rusak, kadaluarsa atau tidak
memenuhi syarat lagi untuk digunakan dalam pelayanan kesehatan. Apoteker
Pengelola Apotek dan dokter yang memusnahkan narkotika harus membuat Berita
Acara Pemusnahan Narkotika yang sekurang-kurangnya memuat:
a. Nama, jenis, sifat, dan jumlah narkotika yang dimusnahkan.
b. Keterangan tempat, jam, hari, tanggal, bulan dan tahun dilakukan pemusnahan.
c. Tanda tangan dan identitas lengkap pelaksana dan pejabat yang menyaksikan
pemusnahan.
d. Cara pemusnahan dibuat Berita Acara Pemusnahan Narkotika dikirim kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Balai POM.
Pelanggaran terhadap ketentuan mengenai penyimpanan dan pelaporan
narkotika dapat dikenai sanksi administratif oleh Menteri Kesehatan yang berupa:
teguran, peringatan, denda administratif, penghentian sementara kegiatan atau
pencabutan izin (Direktorat Jenderal POM, 1997).
2.13.2. Pengelolaan Psikotropika
Ruang lingkup pengaturan psikotropika adalah segala hal yang
berhubungan dengan psikotropika yang dapat mengakibatkan ketergantungan.
Tujuan pengaturan psikotropika yaitu:
1. Menjamin ketersediaan psikotropika guna kepentingan pelayanan kesehatan
dan ilmu pengetahuan.
2. Mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
30
Universitas Indonesia
3. Memberantas peredaran gelap psikotropika.
Secara garis besar pengelolaan psikotropika meliputi:
1. Pemesanan Psikotropika
Kegiatan ini memerlukan surat pesanan (SP), dimana satu SP bisa
digunakan untuk beberapa jenis obat. Penyerahan psikotropika oleh apotek hanya
dapat dilakukan kepada apotek lainnya, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan,
dokter, dan pasien dengan resep dokter. Tata cara pemesanan adalah dengan
menggunakan SP yang ditandatangani oleh APA dilengkapi dengan nama jelas,
stempel apotek, nomor SIK dan SIA. Surat pesanan dibuat rangkap 3, dua lembar
untuk PBF dan 1 lembar untuk arsip apotek. Satu SP untuk beberapa jenis obat
psikotropika.
2. Penyimpanan Psikotropika
Kegiatan ini belum diatur oleh perundang-undangan, namun karena
kecenderungan penyalahgunaan psikotropika, maka disarankan untuk obat
golongan psikotropika diletakkan tersendiri dalam suatu rak atau lemari khusus.
3. Pelaporan Psikotropika
Apotek wajib membuat dan menyimpan catatan mengenai kegiatan yang
berhubungan dengan psikotropika dan melaporkan pemakaiannya setiap bulan.
Laporan ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat
dengan tembusan kepada Kepala Balai Besar POM setempat, Dinas Kesehatan
Provinsi setempat, dan 1 salinan untuk arsip.
4. Pemusnahan Psikotropika
Pemusnahan psikotropika dilakukan bila berhubungan dengan tindak
pidana, diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku dan atau
tidak dapat digunakan dalam proses produksi, kadaluarsa atau tidak memenuhi
syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan dan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan. Pemusnahan psikotropika wajib dibuat Berita Acara dan dikirim
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Balai POM.
2.14. Pelayanan Informasi Obat
Pekerjaan kefarmasian di apotek tidak hanya pada pembuatan, pengolahan,
pengadaan, dan penyimpanan perbekalan farmasi, tetapi juga pada pelayanan
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
31
Universitas Indonesia
informasi obat (PIO). Tujuan diselenggarakannya PIO di apotek adalah demi
tercapainya penggunaan obat yang rasional, yaitu tepat indikasi, tepat pasien, tepat
regimen (dosis, cara, waktu, dan lama pemberian), tepat obat, dan waspada efek
samping. Dalam memberikan informasi obat, hendaknya seorang apoteker
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mandiri, artinya bebas dari segala bentuk keterikatan dengan pihak lain yang
dapat mengakibatkan informasi yang diberikan menjadi tidak objektif.
2. Objektif, artinya memberikan informasi dengan sejelas-jelasnya mengenai
suatu produk obat tanpa dipengaruhi oleh berbagai kepentingan.
3. Seimbang, artinya informasi diberikan setelah melihat dari berbagai sudut
pandang yang mungkin berlawanan.
4. Ilmiah, artinya informasi berdasarkan sumber data atau referensi yang dapat
dipercaya.
5. Berorientasi pada pasien, maksudnya informasi tidak hanya mencakup
informasi produk seperti ketersediaan, kesetaraan generik, tetapi juga harus
mencakup informasi yang mempertimbangkan kondisi pasien.
Peran apoteker di apotek dalam pemberian informasi obat kepada pasien,
dokter, maupun tenaga medis lainnya sangat pentin, mengingat apotek sebagai
sarana kesehatan masyarakat yang melayani masyarakat dengan cara memberikan
obat sesuai dengan kebutuhan pasien atau resepnya. Pelaksanaan pelayanan
informasi obat di apotek bertujuan agar obat dapat digunakan pasien secara
rasional, yaitu tepat indikasi, tepat pasien, tepat regimen, tepat obat, serta waspada
terhadap efek samping obat. Oleh karena itu, dibutuhkan peran aktif apoteker di
apotek untuk memberikan informasi obat kepada pasien, dokter serta tenaga medis
lain yang terlibat di apotek.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
32
Universitas Indonesia 32
BAB 3
TINJAUAN KHUSUS
3.1. Sejarah Singkat Apotek Erra Medika
Apotek Erra Medika berdiri pada tanggal 13 Juli 1998, berdasarkan atas akta
notaris B. Wirastuti Puntaraksma, SH no. 6 tahun 1997. Apotek Erra Medika di
bawah naungan Yayasan Sangkakala. Maksud dan tujuan Yayasan Sangkakala
adalah:
1. Menyelenggarakan pendidikan, latihan dan pembangunan jasmani maupun
rohani pada masyarakat.
2. Menyelenggarakan, memelihara, membina dan memajukan kesehatan
masyarakat.
3.2. Lokasi, Bangunan, dan Tata Ruang Apotek Erra Medika
Apotek Erra Medika berlokasi di Ruko Sukmajaya No.4-5, Jalan Tole
Iskandar, Depok. Apotek ini berada dalam satu bangunan dengan klinik Erra
Medika yang menjadi sumber utama resep yang diterima oleh apotek. Apotek
berada di pinggir jalan dua arah, yang dilalui oleh kendaraan umum, sehingga
mudah dijangkau oleh pasien dengan kendaraan umum serta memiliki halaman
parkir yang cukup luas untuk kendaraan pribadi. Lokasi apotek dapat dilihat pada
Lampiran 1.
Bangunan Apotek terdiri dari ruang tunggu, tempat penerimaan resep dan
penjualan obat, ruang peracikan, ruang untuk pegawai dan tempat pencucian atau
wastafel. Loket kasir, tempat istirahat pegawai dan toilet digunakan bersama
dengan klinik Erra Medika. Desain eksterior dan interior apotek dapat dilihat pada
Lampiran 2 dan 3. Sedangkan denah apotek dapat dilihat pada Lampiran 4.
Apotek memiliki ruang peracikan yang terpisah dengan ruang tunggu
sehingga terhindar dari pandangan langsung konsumen. Ruang peracikan cukup
luas sehingga karyawan dapat leluasa bergerak. Ruang tunggu apotek tidak terlalu
besar karena biasanya pasien menunggu di ruangan tunggu klinik. Sebagian besar
resep yang diterima di apotek berasal dari Klinik Erra Medika.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
33
Universitas Indonesia
3.3. Struktur Organisasi Apotek Erra Medika
Apotek Erra Medika dikepalai oleh seorang dokter sebagai Pemilik Sarana
Apotek (PSA) dan seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang bertanggung
jawab atas keseluruhan kegiatan di Apotek. Agar manajemen apotek dapat
berlangsung dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal, suatu apotek harus
mempunyai struktur organisasi serta pembagian tugas dan tanggung jawab yang
jelas. Apotek mempunyai beberapa orang karyawan dengan rincian sebagai berikut
(dapat dilihat pada Lampiran 9):
1. Tenaga Teknis Farmasi
a. Apoteker Pengelola Apotek : 1 orang
b. Asisten Apoteker : 3 orang
2. Tenaga Non Teknis Farmasi
a. Juru Resep : 1 orang
b. Tenaga Kasir : 1 orang
c. Tenaga Pengelola Keuangan : 1 orang
Tenaga kerja di Apotek Erra Medika secara bergantian bekerja berdasarkan
shift-shift yang telah dibagi, yaitu shift pagi hingga sore (pukul 08.00-15.00) dan
shift siang hingga malam (pukul 15.00-22.00). Adapun tugas dan fungsi tiap
karyawan yang ada di apotek Erra Medika adalah sebagai berikut:
1. APA (Apoteker Pengelola Apotek)
Apoteker Pengelola Apotek memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
a. Menyelenggarakan pelayanan kefarmasian yang sesuai dengan fungsinya
(apotek sebagai tempat pengabdian profesi) dan memenuhi segala kebutuhan
perundang-undangan di bidang perapotekan yang berlaku.
b. Memimpin seluruh kegiatan manajerial apotek termasuk mengkoordinasikan
dan mengawasi dinas kerja karyawan lainnya antara lain mengatur daftar giliran
kerja, menetapkan pembagian beban kerja, dan tanggung jawab masing-masing
karyawan.
c. Bertanggung jawab terhadap kelancaran administrasi dan penyimpanan
dokumen penting.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
34
Universitas Indonesia
d. Secara aktif berusaha sesuai dengan bidang tugasnya untuk meningkatkan
omset penjualan dan mengembangkan hasil usaha apotek dengan
mempertimbangkan masukan dari karyawan lainnya untuk perbaikan pelayanan
dan kemajuan apotek.
e. Memberikan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien untuk mendukung
penggunaan obat yang rasional.
f. Melaksanakan pelayanan swamedikasi
g. Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien meliputi
bentuk sediaan obat, jumlah obat, nama obat, nomor resep, nama pasien
kemudian menyerahkan obat kepada pasien dan memberikan informasi tentang
penggunaan obat tersebut serta informasi tambahan lain yang diperlukan.
h. Mengatur dan mengawasi pengamanan hasil penjualan tunai harian.
2. AA (Asisten Apoteker)
Asisten apoteker memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut:
a. Mendata kebutuhan barang
b. Mengatur, mengontrol, dan menyusun obat pada tempat penyimpanan obat di
ruang peracikan.
c. Melayani permintaan obat bebas dan resep dokter, mulai dari penerimaan resep,
menyiapkan obat, meracik, menulis etiket, mengemas, sampai dengan
menyerahkan obat.
d. Memberi harga-harga untuk resep-resep yang masuk dan memeriksa
kelengkapan resep.
e. Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien meliputi
bentuk sediaan obat, jumlah obat, nama obat, nomor resep, nama pasien
kemudian menyerahkan obat kepada pasien dan memberikan informasi tentang
penggunaan obat tersebut serta informasi tambahan lain yang diperlukan.
f. Mencatat keluar masuk barang
g. Melakukan pengecekan terhadap obat-obat yang mempunyai kadaluarsa
h. Menyusun daftar masuknya barang dan menandatangani faktur obat yang
masuk setiap harinya.
i. Membuat salinan resep dan kuitansi bila dibutuhkan.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
35
Universitas Indonesia
3. Juru Resep
Juru resep adalah tenaga yang membantu asisten apoteker dalam meracik
obat di apotek. Tugas dan kewajiban juru resep adalah:
a. Membantu tugas apoteker dan asisten apoteker dalam penyediaan atau
pembuatan obat jadi maupun obat racikan.
b. Menyiapkan dan membersihkan alat-alat peracikan serta melaporkan hasil
sediaan yang sudah jadi kepada asisten apoteker.
c. Membuat obat-obat racikan standar di bawah pengawasan asisten apoteker.
3.4. Kegiatan-Kegiatan di Apotek
3.4.1. Kegiatan Teknis Kefarmasian
Kegiatan teknis kefarmasian meliputi pengadaan atau pembelian perbekalan
farmasi, penyimpanan barang, pembuatan obat racikan, dan penjualan.
3.4.1.1. Pengadaan/Pembelian Perbekalan Farmasi
Pengadaan perbekalan farmasi dilaksanakan oleh asisten apoteker dengan
menggunakan surat pesanan (SP). Pengadaan perbekalan farmasi ini dilaksanakan
melalui pembelian secara kredit dan dibayar dua kali setiap bulan yaitu tanggal 10
dan 25. Sebelum dilakukan pengadaan obat terlebih dahulu dilakukan perencanaan
pengadaan obat berdasarkan kebutuhan dan berdasarkan buku defecta. Distributor
atau Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang dipilih berdasarkan harga, tenggang
waktu pembayaran dan potongan harga (discount). Barang-barang yang dipesan,
kemudian diantar dan disertai dengan faktur sebagai tanda bukti penyerahan barang.
Untuk pemesanan cito disampaikan melalui telepon, dimana SP menyusul ketika
barang diantar. Barang yang diterima, diperiksa keadaan fisiknya, nomor batch,
tanggal kadaluarsa, jenis, dan jumlah barang sesuai dengan yang tertera pada faktur
dan SP. Petugas akan menandatangani dan memberikan stempel apotek pada faktur
asli dan faktur kopi apabila barang yang diterima sesuai dengan pesanan. Faktur
asli diberikan kepada distributor dan lembar kopinya disimpan. Bila sudah cocok
dengan faktur maka barang yang diterima diinput ke komputer dan kartu stok.
Adapun contoh surat pesanan dan faktur pembelian dapat dilihat pada Lampiran
10 dan 11.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
36
Universitas Indonesia
3.4.1.2. Penyimpanan dan Pengeluaran Barang
Barang diterima disimpan berdasarkan bentuk sediaan dan alfabetis dan
dengan sistem FEFO (First Expire First Out ) dan FIFO (First in First Out).
Setiap jenis obat yang disimpan disertai dengan kartu stok (contoh kartu stok dapat
dilihat pada Lampiran 12). Obat dan alat kesehatan disimpan di rak, sedangkan obat
narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari terkunci. Untuk obat-obat
generik dan obat-obat paten diletakkan pada lemari etalase yang ada di ruang
peracikan. Untuk obat yang membutuhkan suhu rendah maka disimpan dalam
lemari pendingin. Untuk obat bebas disimpan di etalase ruang depan pada bagian
OTC.
3.4.1.3. Penjualan
Kegiatan penjualan yang dilakukan meliputi pelayanan resep, penjualan
obat bebas dan alat kesehatan. Pelayanan resep dokter terdiri dari resep yang
dibayar tunai dan resep yang dibayar kredit.
1. Penjualan Resep yang dibayar tunai
Adalah resep permintaan obat tertulis dari dokter untuk pasien dan dibayar
secara tunai oleh pasien.
2. Penjualan Resep yang dibayar kredit
Adalah resep yang ditulis oleh dokter untuk pasien tetapi dalam pembayaran
menggunakan jasa perusahaan asuransi yang pembayarannya secara berjangka
berdasarkan perjanjian yang telah disetujui bersama dan tagihan ditujukan kepada
perusahaan yang bersangkutan. Apotek mengadakan kerja sama dengan perusahaan
asuransi kesehatan Bank Mandiri, Nayaka, dan Asuransi Kesehatan Sudirman.
Klaim pada perusahaan Bank Mandiri dilakukan dua kali setiap bulannya yaitu dari
tanggal 1 sampai tanggal 15 dan dari tanggal 16 sampai tanggal 31. Sedangkan
klaim untuk Nayaka dan Asuransi Kesehatan Sudirman dilakukan setiap bulannya
dengan rekapitulasi dari tanggal 1 sampai tanggal 31 setiap bulannya.
3. Penjualan Obat OTC
Penjualan OTC adalah penjualan barang yang dibeli tanpa resep dokter
seperti obat bebas dan obat bebas terbatas, obat tradisional, kosmetika,
perlengkapan bayi, dan alat kesehatan. Pembayaran secara tunai dan setiap barang
yang terjual dicatat pada daftar laporan penjualan harian.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
37
Universitas Indonesia
3.4.2. Kegiatan Teknis Non Kefarmasian
Kegiatan ini meliputi bagian keuangan dan bagian administrasi.
3.4.2.1. Bagian Keuangan
Pada prinsipnya kegiatan keuangan adalah mengelola seluruh kegiatan yang
berhubungan dengan uang masuk dan uang keluar. Di apotek arus uang masuk
meliputi arus penjualan tunai dan penagihan piutang (penjualan kredit). Arus uang
keluar berupa biaya operasional apotek (listrik, telepon, PAM, gaji pegawai),
pembelian barang secara tunai dan pembayaran rutin untuk pembelian barang
secara kredit. Pada kegiatan keuangan dikenal buku kas dan buku bank. Buku kas
berisi semua pemasukan dan pengeluaran uang dalam bentuk tunai yang dilakukan
setiap hari sedangkan buku bank berisi semua pemasukan dan pengeluaran melalui
bank.
3.4.2.2. Kegiatan Administrasi
Kegiatan administrasi bertugas mencatat serta membukukan seluruh
kegiatan administrasi di apotek yang merupakan unsur penunjang semua kegiatan
di apotek, selain itu dapat juga memberikan data keuangan secara rinci. Data
tersebut digunakan untuk mengambil keputusan baik yang bersifat mendadak
maupun dalam menyusun rencana jangka panjang.
Pada kegiatan administrasi pembelian, transaksi pembelian dimasukkan ke
dalam komputer oleh Asisten Apoteker berdasarkan faktur pembelian. Transaksi
pembelian kemudian diposting, sehingga jumlah barang akan tercatat dan jumlah
uang akan tercatat pada transaksi hutang di komputer.
Pada administrasi penjualan harga resep, OTC, DOWA dilakukan melalui
komputer. Pada saat petugas memasukkan daftar barang yang dibeli dan telah
dibayar, maka stok barang secara otomatis berkurang sesuai dengan transaksi yang
telah dilaksanakan.
3.5. Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika
Pengelolaan golongan narkotika dan psikotropika memerlukan pengawasan
yang khusus. Hal tersebut untuk mengantisipasi terjadinya penyalahgunaan yang
dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya, tidak saja bagi pengguna tetapi
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
38
Universitas Indonesia
juga bagi masyarakat lainnya. Pengelolaan terhadap narkotika dan psikotropika
meliputi :
3.5.1. Pengadaan Narkotika dan Psikotropika
Pembelian obat narkotika pada Pedagang Besar Farmasi (PBF) Kimia
Farma sebagai distributor tunggal, pembelian tersebut dilakukan dengan
menggunakan surat pesanan narkotika rangkap 4 dimana satu surat pesanan hanya
berlaku untuk 1 jenis narkotika dan ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek
(APA) dengan mencantumkan nama jelas, nomor SIK, nomor SIA, jabatan, alamat
rumah, nama apotek serta stempel apotek.
Pada pesanan psikotropika dapat dilakukan pada Pedagang Besar Farmasi
resmi khususnya untuk penyaluran psikotropika rangkap 3 dengan menggunakan
surat pesanan psikotropika. Contoh Surat Pesanan Narkotika dan Psikotropika
dapat dilihat pada Lampiran 13 dan 14.
3.5.2. Penyimpanan Narkotika dan Psikotropika
Penyimpanan narkotika dilakukan di tempat khusus, yaitu : lemari khusus
yang terbuat dari kayu yang dibagi dua, masing-masing dilengkapi dengan kunci
yang dipegang oleh Asisten Apoteker yang telah diberi kuasa. Bagian pertama
untuk menyimpan persediaan narkotika dalam jumlah besar sedangkan bagian
kedua untuk menyimpan narkotika yang digunakan sehari-hari. Lemari ini tidak
boleh digunakan untuk menyimpan obat atau barang lain selain narkotika. Untuk
psikotropika disimpan juga dalam tempat yang khusus dan tidak dicampur dengan
obat lain.
3.5.3. Pelayanan Resep Narkotika dan Psikotropika
Apotek hanya melayani resep yang mengandung narkotika dari resep asli
atau salinan resep yang berasal dari apotek Erra Medika yang belum dilayani. Obat
narkotika yang dikeluarkan dicatat dalam buku pemakaian narkotika untuk
pembuatan laporan penggunaan narkotika. Untuk obat psikotropika yang dipakai
juga dicatat dalam buku pemakaian psikotropika setiap harinya.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
39
Universitas Indonesia
3.5.4. Laporan Penggunaan Narkotika dan Psikotropika
Laporan penggunaan obat-obatan di apotek Erra Medika dilaporkan setiap
bulan meliputi laporan penggunaan sediaan jadi narkotika. Setiap bulan apotek
wajib membuat laporan narkotika berdasarkan pemasukan dan pengeluaran
narkotika yang tercatat di buku harian penggunaan narkotika. Data pemasukan dan
pengeluaran narkotika di masukkan ke dalam sebuah software khusus dan hasil data
dikirim ke Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok dalam bentuk
softcopy yang disimpan di CD dan tembusan ke Balai Besar Badan Pengawas Obat
dan Makanan dalam bentuk hardcopy. Contoh pelaporan narkotika dapat dilihat
pada Lampiran 15 dan 16. Laporan penggunaan psikotropika dilaporkan setiap
bulan, ditujukan kepada Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok
dengan tembusan ke Balai Besar POM Jawa Barat. Contoh pelaporan psikotropika
dapat dilihat pada Lampiran 17 dan 18.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
40
Universitas Indonesia 40
BAB 4
PEMBAHASAN
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian, apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktek kefarmasian oleh Apoteker. Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan
kesehatan yang memiliki peran dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dan menunjang pelayanan kesehatan yang optimal. Pelayanan kesehatan yang
optimal dapat diwujudkan melalui pelayanan yang bersifat komprehensif dan
profesional.
Apotek memiliki dua fungsi, yaitu fungsi pengabdian kepada masyarakat
(non profit oriented) dan fungsi bisnis (profit oriented). Kedua fungsi ini harus
berjalan secara bersamaan. Sehubungan dengan fungsi pengabdian kepada
masyarakat, apotek berperan menyediakan obat-obatan dan perbekalan farmasi
lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat, serta memberikan konsultasi, informasi,
dan edukasi mengenai penggunaan obat yang rasional. Pada fungsi bisnis apotek
berperan sebagai suatu unit usaha yang berhubungan dengan obat-obatan dan
perbekalan farmasi lainnya sebagai komoditi untuk disalurkan kepada masyarakat
sehingga apotek memperoleh pendapatan yang nantinya akan dikelola untuk
pengembangan apotek.
Apotek Erra Medika merupakan apotek klinik. Apotek ini dikelola oleh Ibu
Dra. Alfina Rianti, Apt., M. Pharm. sebagai Apoteker Pengelola Apotek (APA).
Pengelolaan juga dibantu oleh Ibu Ira, Ibu Ita, dan Ibu Ros sebagai Asisten
Apoteker (AA), serta Ibu Tini sebagai juru resep. Pemilik Sarana Apotek (PSA)
adalah Bapak dr. Erlang Setiawan sp. PA. Apotek ini telah berdiri cukup lama.
Kepercayaan pelanggan merupakan salah satu faktor sehingga apotek ini mampu
bertahan hingga sekarang.
4.1 Lokasi dan Tata Ruang Apotek
Apotek Erra Medika berlokasi di pinggir jalan raya Tole Iskandar, kompleks
ruko Sukma Jaya No.4-5, Depok. Ditinjau dari letaknya ini, apotek Erra Medika
cukup strategis dan mudah diakses oleh masyarakat. Lokasinya dekat dengan
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
41
Universitas Indonesia
pemukiman dan perumahan penduduk, serta terletak di jalan dua arah yang ramai
dilalui kendaraan bermotor, termasuk kendaraan umum. Apotek ini berada dalam
satu bangunan dengan klinik Erra Medika yang menjadi sumber utama pemasukan
resep.
Apotek Erra Medika memiliki tempat parkir yang cukup luas sehingga
memudahkan pasien untuk memarkir kendaraannya. Bangunannya bercat paduan
warna biru, jingga, kuning, dan coklat. Desain apotek terdiri dari ruang tunggu,
ruang pelayanan, ruang peracikan, dan ruang administrasi yang mendukung
pelaksanaan kegiatan apotek dapat berjalan secara efektif dan efisien. Ruang tunggu
apotek ini tidak terlalu luas karena sebagian besar pasien menunggu di ruang tunggu
klinik Erra Medika yang dilengkapi dengan kursi-kursi panjang, pendingin ruangan,
dan televisi sehingga pasien dapat merasa nyaman. Pada ruang pelayanan terdapat
papan nama apotek, serta etalase obat OTC dan perbekalan kesehatan lainnya.
Ruang peracikan dan ruang administrasi terdapat di bagian dalam. Pada ruang
peracikan tersedia wastafel yang digunakan untuk mencuci tangan dan peralatan.
Penataan barang-barang di etalase ruang pelayanan dipisahkan antara
sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan. Sediaan farmasi yang terdiri dari obat-
obat bebas dan bebas terbatas ditata berdasarkan bentuk sediaan dan kelas
terapinya. Pada penataan ini diperhatikan pengaturan warna kotak kemasan. Hal ini
diperlukan untuk menarik minat pelanggan dalam membeli. Perbekalan kesehatan
dan rumah tangga, seperti perlengkapan bayi, susu formula, kosmetika, sabun, pasta
gigi, dan shampoo, disusun berdasarkan jenisnya masing-masing. Obat-obat resep
atau obat-obat keras ditata di etalase ruang peracikan berdasarkan bentuk sediaan
dan disusun menurut abjad untuk memudahkan pengambilan obat.
Ruang peracikan terpisah dari ruang pelayanan resep. Ruangan ini
terlindung dari pandangan konsumen. Pada ruang peracikan penyimpanan obat
disusun secara alfabetis dan berdasarkan jenis sediaan (tablet, sirup, krim, salep,
obat tetes, dan obat suntik). Penyimpanan dilakukan berdasarkan FIFO (First In
First Out) artinya obat yang terlebih dahulu masuk akan terlebih dahulu digunakan,
sehingga kecil kemungkinan terjadinya obat rusak atau kadaluarsa. Obat-obatan
yang memerlukan penyimpanan khusus, misalnya sediaan suppositoria, ovula,
vaksin, dan insulin, disimpan di lemari pendingin. Obat-obatan yang biasa
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
42
Universitas Indonesia
digunakan untuk obat racikan ditempatkan di dekat meja peracikan. Penempatan
tersebut bertujuan untuk memudahkan pengambilan obat selama penyiapan resep.
Untuk memudahkan dan mengefisienkan waktu yang diperlukan untuk peracikan,
terdapat beberapa alat yang digunakan, diantaranya alat pengisi kapsul, penyerbuk
tablet (pulverized machine), dan alat pengemas serbuk obat/ puyer. Peralatan-
peralatan ini sangat membantu pegawai dalam penyiapan obat-obat racikan
sehingga waktu tunggu pelayanan resep menjadi lebih cepat. Kertas salinan resep
dan etiket resep, baik obat dalam maupun obat luar, diletakkan di meja administrasi
yang terpisah dengan meja peracikan dan dikelilingi oleh lemari obat generik dan
ethical. Hal ini untuk memudahkan pemberian etiket dan penulisan salinan resep
tanpa terganggu oleh peracikan obat.
4.2 Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang profesional, terampil, dan dapat dipercaya
penting dalam kemajuan sebuah apotek. Apoteker Pengelola Apotek (APA) harus
berperan aktif, serta memiliki kerja sama yang baik dengan Pemilik Sarana Apotek
(PSA) dan karyawan apotek. APA juga harus memiliki kemampuan untuk dapat
mendistribusikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan keahlian masing-masing
karyawan.
APA dalam menjalankan kegiatan kefarmasian di apotek Erra Medika
dibantu oleh kurang lebih sebanyak enam karyawan (3 asisten apoteker, 1 juru
resep, 1 kasir, dan 1 pengelola keuangan) yang dibagi menjadi menjadi dua shift,
yaitu pagi dan sore. Pelayanan kefarmasian di apotek ini dilakukan selama 14 jam.
Hampir sebagian besar karyawan yang ada di apotek ini telah mengabdikan dirinya
di apotek selama bertahun-tahun. Dengan demikian, karyawan memiliki rasa
tanggung jawab yang tinggi sehingga mereka bekerja secara profesional dan
terampil untuk menghindari terjadinya kesalahan.
Karyawan di apotek ini kurang melaksanankan pelayanan informasi dan
konsultasi obat. Hal ini tentu saja dapat menyebabkan pasien kurang mendapatkan
informasi yang cukup mengenai obat yang mereka konsumsi sehingga
meningkatkan resiko terjadinya kesalahan penggunaan obat oleh pasien.
Peningkatan pelayanan informasi obat di apotek dapat menambah kepercayaan dan
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
43
Universitas Indonesia
kepuasan masyarakat sehingga dapat mempertahankan pelanggan yang lama dan
menarik pelanggan yang baru.
4.3 Pembelian dan Pengadaan Barang
Pengadaan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam apotek. Apabila
tidak dikelola dengan baik, dapat merugikan apotek, sebaliknya apabila dikelola
dengan baik dan efektif, akan menguntungkan apotek. Apotek dengan ketersediaan
obat yang lengkap tentu mempunyai citra yang baik di mata konsumen. Pengadaan
obat dan perbekalan farmasi lainnya pada apotek Erra Medika dilakukan atas dasar
pertimbangan anggaran yang tersedia, harga, pola konsumsi masyarakat, pola
penyakit, pola penulisan resep dokter, dan stok persediaan barang.
Pemesanan dan pembelian obat di apotek biasanya dilakukan dengan
membuat surat pemesanan (SP) yang ditandatangani APA (dua rangkap) atau
Asisten Apoteker kepada PBF (Pedagang Besar Farmasi). PBF umumnya datang
sebanyak dua kali seminggu, yaitu pada hari Senin dan Kamis. Pemesanan dapat
dilakukan secara langsung ketika karyawan Pedagang Besar Farmasi (PBF) datang
ke apotek ataupun melalui telepon untuk pemesanan cito. Kegiatan pemesanan ini
dilakukan untuk memenuhi keperluan permintaan obat dalam jangka waktu yang
tidak lama. Hal ini dikarenakan apotek tidak mempunyai gudang untuk menyimpan
barang dan untuk menghindari obat kadaluarsa jika obat terlalu lama disimpan. Hal-
hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pemesanan, antara lain stok
minimum dan waktu tunggu (lead time) sehingga waktu pemesanan tepat dan tidak
terjadi stok kosong ataupun stok mati. Barang yang sudah dipesan biasanya akan
dikirim oleh PBF pada hari yang sama ketika obat tersebut dipesan atau akan
dikirim beberapa hari kemudian tergantung kebijakan masing-masing PBF. Namun,
ada beberapa barang yang dipesan memerlukan waktu lebih dari 24 jam. Hal ini
menjadi perhatian khusus oleh petugas pemesanan untuk selalu memantau stok
minimum obat dan menuliskan di buku defecta.
Pada pemesanan narkotika SP dibuat sebanyak empat rangkap. Tiga
rangkap, termasuk aslinya diserahkan ke pihak distributor, sementara sisanya
disimpan oleh apotek sebagai arsip. Pemesanan psikotropika menggunakan SP
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
44
Universitas Indonesia
psikotropika dua rangkap. Aslinya diberikan pada distributor dan salinannya untuk
apotek sebagai arsip.
Barang pesanan yang datang akan dilakukan beberapa pemeriksaan, yaitu
pemeriksaan antara barang yang datang dengan daftar barang yang dipesan di surat
pemesanan dan dengan faktur pembeliannya terhadap jenis barang, merk, jumlah,
harga satuan, jumlah harga per jenis barang, dan jumlah harga keseluruhan obat
yang tertera di dalam faktur, serta tanggal kadaluarsa. Obat yang sudah diterima
diperiksa nomor batch dan tanggal kadaluarsanya untuk mencegah kemungkinan
diterimanya obat yang sudah kadaluarsa atau mendekati kadaluarsa. Jika obat
sudah sesuai, faktur ditandatangani oleh petugas apotek. Tahap selanjutnya adalah
memindahkan data-data faktur ke dalam buku penerimaan barang dan sistem
komputer yang berisi nama obat dan jumlah barang yang masuk, beserta tanggal
kadaluarsanya. Data pada sistem komputer dipakai sebagai data kartu stok dan obat
akan diberi harga, serta dilakukan pencatatan di buku rincian faktur pembelian dan
kartu stok. Selain itu, dibuat pula arsip faktur barang berdasarkan nama PBF.
Selain melakukan pengadaan obat melalui pembelian secara kredit, apotek
juga menerima titipan (konsinyasi) perbekalan farmasi, di mana apotek menerima
komisi bila barang tersebut terjual. Bila barang tersebut tidak terjual sampai batas
waktu yang telah disepakati ataupun sampai batas kadaluarsa, barang tersebut dapat
dikembalikan kepada pemiliknya. Selain perencanaan dan pengadaan barang,
penjualan yang terjadi setiap harinya juga dicatat di buku penjualan, baik jenis,
jumlah, maupun harganya. Pencatatan penjualan tersebut dibedakan antara obat
OTC dan obat ethical atau resep. Hal tersebut akan mempermudah pemeriksaan
terhadap hasil penjualan apotek dan harga barang sebelumnya. Kegiatan
administrasi seperti ini di apotek sudah berjalan dengan baik dan teratur.
Apotek Erra Medika tidak memiliki sistem pergudangan sehingga dapat
mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk pemeliharaan barang di gudang dan
terhindar dari resiko penumpukan barang yang dapat mengakibatkan kerusakan
barang akibat obat yang dibiarkan terlalu lama hingga mencapai waktu kadaluarsa
(stok mati). Obat-obat dengan syarat penyimpanan tertentu, seperti injeksi,
supossitoria, vaksin, dan lain-lain, disimpan di lemari es dengan suhu terkontrol.
Narkotika disimpan terpisah di dalam lemari khusus dua pintu yang masing-masing
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
45
Universitas Indonesia
dilengkapi dengan kunci sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kunci lemari
dipegang oleh penanggung jawab apotek. Obat golongan psikotropika, disimpan
secara terpisah dengan obat lainnya pada lemari khusus.
4.4 Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika
Pengelolaan terhadap obat-obat golongan narkotika dan psikotropika di
apotek Erra Medika dilakukan secara khusus sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Pemesanan obat-obat golongan narkotika dan psikotropika dilakukan
menggunakan surat pemesanan khusus yang dibuat dan ditandatangani oleh
Apoteker Pengelola Apotek (APA). Penerimaan obat golongan narkotika dan
psikotropika dilakukan oleh APA atau Asisten Apoteker. Pembayaran obat
golongan narkotika dan psikotropika dilakukan secara tunai pada saat obat datang.
Obat-obat golongan narkotika dan psikotropika disimpan di lemari terpisah
dari lemari penyimpanan obat lainnya. Lemari penyimpanan harus memiliki dua
pintu terpisah yang masing-masing memiliki kunci tersendiri. Lemari menempel
pada dinding sehingga sulit untuk dipindah-pindahkan.
Obat golongan narkotika dan psikotropika hanya dapat diberikan kepada
pasien yang membawa resep asli dari dokter. Resep yang mengandung narkotika
dan psikotropika tidak boleh diulang dan jika tidak ditebus semua, sisa obat lain
yang belum ditebus hanya bisa dibeli di apotek yang sama (apotek asal yang
menyimpan resep aslinya). Resep yang mengandung narkotika dan psikotropika
diberi garis merah dan disimpan terpisah dengan resep non narkotika. Setiap
pengeluaran obat-obat golongan narkotika dan psikotropika dicatat pada buku
pengeluaran khusus narkotika dan psikotropika, serta pada kartu stok masing-
masing. Kartu stok narkotika dan psikotropika disimpan terpisah di dalam lemari
penyimpanan narkotika dan psikotropika.
Apotek melakukan pelaporan penggunaan obat golongan narkotika dan
psikotropika kepada suku Dinas Kesehatan Kotamadya Depok setiap bulannya.
Pelaporan dilakukan paling lambat tanggal 10 setiap bulannya. Laporan tersebut
dibuat tiga rangkap yang ditujukan kepada Suku Dinas Kesehatan Kota Depok,
Balai Besar POM Jawa Barat, serta satu rangkap disimpan sebagai arsip apotek Erra
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
46
Universitas Indonesia
Medika. Saat ini pelaporan narkotika dan psikotropika di apotek Erra medika akan
beralih menggunakan program SIPNAP.
4.5 Pengelolaan dan Pelayanan Resep
Pengelolaan resep di apotek Erra Medika telah dilakukan dengan baik.
Semua resep yang sudah diterima, disimpan dan diurutkan berdasarkan nomor resep
setiap harinya. Informasi mengenai tanggal pembuatan resep, nomor resep, nama
obat, dan jumlah obat yang diberikan juga dicatat pada sistem komputer. Resep-
resep tersebut disimpan selama tiga tahun. Setelah tiga tahun akan dilakukan
pemusnahan dengan membuat berita acara pemusnahan. Pemusnahan resep dan
obat-obat yang telah kadaluarsa disaksikan oleh petugas dari suku Dinas Kesehatan
Kotamadya Depok, PSA, dan APA. Berita acara pemusnahan selanjutnya
dilaporkan ke suku Dinas Kesehatan Kotamadya Depok.
Kecepatan dan ketepatan pelayanan resep merupakan salah satu faktor
penting dalam pelayanan kefarmasian di apotek karena berhubungan dengan
kepuasan dan loyalitas pelanggan. Tahapan pelayanan resep di apotek Erra Medika
dimulai dari penerimaan resep. Resep kemudian diperiksa kelengkapan dan
ketersediaan obatnya. Selanjutnya, karyawan apotek akan melakukan pemberian
harga dan menuliskan nomor transaksi, serta biaya yang harus dibayar pasien.
Setelah diketahui biaya yang harus dibayar pasien, karyawan penerima resep
memastikan nama pasien dan mencatat apabila konsumen membutuhkan kuitansi
pembelian obat. Pembayaran dilakukan di kasir secara tunai. Apotek juga
mengadakan kerja sama dengan perusahaan asuransi kesehatan, seperti Asuransi
Bank Mandiri, Asuransi Sudirman, dan Nayaka, sehingga pembayaran akan
dilakukan asuransi tersebut kepada pihak Erra Medika pada tempo waktu yang telah
disepakati. Setelah pembayaran dilakukan, kasir akan mencatat nomor resep di
resep yang akan disiapkan dan struk pembayaran diserahkan kepada konsumen
sebagai bukti pembayaran dan digunakan untuk mengambil obat. Resep yang telah
dibayar dapat langsung disiapkan untuk obat paten atau diracik untuk obat racikan.
Pengerjaan resep di apotek Erra Medika dapat dikatakan cukup cepat. Selanjutnya
resep diserahkan ke loket antara ruang pelayanan resep dengan ruang peracikan
untuk di cap tanggal resep tersebut diterima, kemudian diserahkan ke bagian
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
47
Universitas Indonesia
peracikan dan penyiapan obat. Setelah itu, obat dikemas dan dilakukan pemberian
etiket. Pada etiket harus ditulis secara lengkap nomor resep, tanggal, nama pasien,
dan aturan pakainya. Etiket harus dituliskan dengan jelas agar tidak menimbulkan
persepsi yang salah bagi pasien. Etiket yang digunakan juga harus benar, apakah
etiket putih atau biru. Selanjutnya, obat-obat yang telah dikemas dan diberi etiket
diperiksa kembali oleh Asisten Apoteker. Pada bagian ini akan diperiksa kesesuaian
obat yang diminta konsumen, seperti jumlah, kekuatan obat, aturan pakai, penulisan
kopi resep, dan kuitansi pembelian. Pada saat penyerahan obat di apotek Erra
Medika, pemberian informasi mengenai obat yang diberikan kepada pasien belum
dilakukan secara maksimal. Hal ini disebabkan karena banyaknya obat yang masih
harus diberikan kepada pasien lainnya dan terbatasnya tenaga karyawan yang
tersedia.
4.6 Pengelolaan Administrasi Keuangan
Pengelolaan keuangan merupakan salah satu faktor penting dalam
pengelolaan apotek karena berhubungan dengan kelangsungan jalannya apotek.
Semua kegiatan dan keuangan apotek dicatat pada laporan harian secara rinci dan
jelas sehingga mempermudah pembuatan laporan bulanan dan juga tahunan.
Laporan ini kemudian disimpan sebagai arsip dan juga disampaikan kepada Pemilik
Sarana Apotek (PSA).
Pembayaran barang kepada PBF (Pedagang Besar Farmasi) dilakukan
setiap tanggal 10 dan 25 setiap bulannya. Penagihan pembayaran kepada pihak
asuransi dilakukan sesuai kesepakatan. Untuk Asuransi Bank Mandiri, penagihan
dilakukan sebanyak 2 kali dalam sebulan, yaitu saat tengah bulan dan akhir bulan.
Untuk Asuransi lainnya, yaitu Asuransi Nayaka dan Sudirman, penagihan
dilakukan di awal bulan.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
48
Universitas Indonesia 48
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Fungsi dan peran Apoteker Pengelola Apotek di Apotek Erra Medika sangat
penting dalam menetapkan kebijakan pengelolaan apotek serta
melaksanakan fungsi pengawasan dan pengendalian terhadap semua
komponen yang ada di apotek.
5.1.2 Pengelolaan apotek di Apotek Erra Medika mencakup administrasi,
manajemen pengadaan, penyimpanan, dan penjualan telah sesuai dengan
peraturan dan etika yang berlaku.
5.1.3 Pelayanan kefarmasian, dalam hal ini pemberian informasi obat di Apotek
Erra Medika dalam pelaksanaannya kurang optimal. Secara umum
pengelolaan dan pelayanan resep di apotek Erra Medika telah dilakukan
dengan baik sebagai upaya untuk memenuhi aspek kepuasan dan aspek
kepentingan yang harus diperhatikan dalam melakukan pelayanan
kefarmasian.
5.2 Saran
5.2.1 Perlu dilakukan evaluasi secara rutin terhadap perputaran obat dan
ketersediaannya agar keperluan obat bagi para pelanggan selalu tersedia,
tetapi barangnya tidak over stock.
5.2.2 Perlu seorang apoteker pendamping yang selalu ada di Apotek agar
pengawasan dan pelaksanaan pelayanan kefarmasian dapat berjalan lebih
baik.
5.2.3 Agar kepuasan pelanggan meningkat, diperlukan pelayanan yang optimal
oleh karyawan apotek, terutama dalam hal pemberian informasi obat.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
49
Universitas Indonesia 49
DAFTAR ACUAN
Doni, Mashuri. (2012). Proses Perencanaan Pembangunan Bidang Kesehatan
(Studi Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk). Malang: Universitas
Brawijaya
Kementerian Kesehatan RI. (1978). Peraturan Menteri Kesehatan
No.28/Menkes/PER/1978 tentang Penyimpanan Narkotika. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (1980). Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980
tentang Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (1981). Keputusan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun
1981 Tentang Penyimpanan dan Pemusnahan Resep. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (1990). Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
347/Menkes/SK/VII/1990 Tentang Obat Wajib Apotek. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (1993). Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
918/Menkes/Per/X/1993 Tentang Pedagang Besar Farmasi (PBF). Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (1993). Peraturan Menteri Kesehatan No.
919/Menkes/Per/X/1993 Tentang Kriteria Obat yang Dapat Diserahkan
Tanpa Resep. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (1993). Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
924/Menkes/PER/IX/1993 Tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 2.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (1993). Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
922/Menkes/PER/X/1993 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin
Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (1999). Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1176/Menkes/SK/X/1999 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 3. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
50
Universitas Indonesia
Kementerian Kesehatan RI. (2002). Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1332/Menkes/SK/X/2002 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 992/Menkes/PER/X/1993 Ketentuan dan Tata Cara
Pemberian Izin Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1027
Tahun 2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2009). Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009
Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 889 tahun 2011
tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian.
Jakarta.
Mahardika, A.P. (2012). Respon Maysrakat terhadap Pelayanan Kesehatan Gratis
di Puskesmas Palakka Desa PAyili Kecamatan Kabupaten Bone).
Umar, Muhammad. (2007). Manajemen Apotek Praktis cetakan kedua. Jakarta:
Nyohoka Brothers.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika.
Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
Jakarta.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
59
Lampiran 9. Struktur organisasi Apotek Erra Medika
Pemilik Sarana Apotek
Apoteker Pengelola
Apotek
Asisten Apoteker Asisten Apoteker Asisten Apoteker Juru Resep
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
65
Lampiran 15. Contoh pelaporan narkotika
Nomor : 01/IV/AEM/13
Lampiran : 1 (satu) lembar
Hal : Laporan Narkotika
Depok, 8 April 2013
Kepada
Yth. Seksi Pelayanan Kesehatan
Dinas Kesehatan Kota Depok
Ruko Depok Mas Blok A 7-9
Jl. Margonda Raya No.42
Depok
Dengan hormat,
Dengan ini kami kirimkan Laporan Narkotika bulan Maret 2013, sebanyak 1 (satu)
lembar.
Harap diterima dengan baik
Hormat kami,
Apoteker Pengelola Apotek
Apoklin Erra Medika,
Dra. Alfina Rianti, Apt., M.Pharm
Tembusan:
1. Balai Besar POM, Jl. Pasteur No. 25 Bandung
2. Arsip
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
67
Lampiran 17. Contoh pelaporan psikotropika
Nomor : 02/IV/AEM/13
Lampiran : 1 (satu) lembar
Hal : Laporan Psikotropika
Depok, 8 April 2013
Kepada
Yth. Seksi Pelayanan Kesehatan
Dinas Kesehatan Kota Depok
Ruko Depok Mas Blok A 7-9
Jl. Margonda Raya No.42
Depok
Dengan hormat,
Dengan ini kami kirimkan Laporan Psikotropika bulan Maret 2013, sebanyak 1
(satu) lembar.
Harap diterima dengan baik
Hormat kami,
Apoteker Pengelola Apotek
Apoklin Erra Medika,
Dra. Alfina Rianti, Apt., M.Pharm
Tembusan:
1. Balai Besar POM, Jl. Pasteur No. 25 Bandung
2. Arsip
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
DI APOTEK ERRA MEDIKA
PERIODE 8 APRIL – 17 MEI 2013
REKAPITULASI DAN KLASIFIKASI OBAT DAN SUPLEMEN
BERDASARKAN ALIRAN BARANG
DI APOTEK ERRA MEDIKA DEPOK JAWA BARAT
PADA PERIODE FEBRUARI – MARET 2013
ROSHAMUR CAHYAN FORESTRANIA, S.Farm.
1206313652
ANGKATAN LXXVI
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JUNI 2013
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN UMUM ............................................................................... 3
2.1 Manajemen Persediaan Barang ................................................................ 3
2.2 Klasifikasi Persediaan............................................................................... 4
2.3 Perhitungan Turn Over ............................................................................ 5
2.4 Obat ........................................................................................................ 6
2.5 Suplemen ................................................................................................. 7
2.6 Faktor yang Mempengaruhi Penjualan Obat ............................................ 8
BAB 3 METODOLOGI PENGKAJIAN........................................................... 9
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................................... 9
3.2 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 9
3.3 Cara Kerja ................................................................................................ 9
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 10
4.1 Obat dan Suplemen di Apotek Erra Medika bulan Februari-Maret 2013 . 10
4.2 Klasifikasi Obat dan Suplemen di Apotek Erra Medika .......................... 11
4.3 Klasifikasi Pergerakan Obat dengan Merk Dagang dan Suplemen
di Apotek Erra Medika ........................................................................... 12
4.4 Klasifikasi Pergerakan Obat Generik di Apotek Erra Medika .................. 13
4.5 Pentingnya Peranan Apoteker dalam Penggolongan Obat ....................... 14
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
iii
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 15
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 15
5.2 Saran ...................................................................................................... 15
DAFTAR ACUAN...............................................................................................16
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Daftar Obat dan Suplemen di Apotek Erra Medika bulan Februari dan
Maret 2013. .............................................................................................. 19
Tabel 4.2 Kategori Obat dan Suplemen Fast Moving di Apotek Erra Medika bulan
Februari dan Maret 2013. .......................................................................... 34
Tabel 4.3 Kategori Obat dan Suplemen Medium Moving di Apotek Erra Medika
bulan Februari dan Maret 2013. ................................................................ 39
Tabel 4.4 Kategori Obat dan Suplemen Slow Moving di Apotek Erra Medika bulan
Februari dan Maret 2013. .......................................................................... 44
Tabel 4.5 Kategori Obat dan Suplemen Very Slow Moving di Apotek Erra Medika
bulan Februari dan Maret 2013. ................................................................ 46
Tabel 4.6 Kategori Obat Merk Dagang dan Suplemen Fast Moving di Apotek Erra
Medika bulan Februari dan Maret 2013. ................................................... 58
Tabel 4.7 Kategori Obat Merk Dagang dan Suplemen Medium Moving di Apotek
Erra Medika bulan Februari dan Maret 2013. ............................................ 66
Tabel 4.8 Kategori Obat Merk Dagang dan Suplemen Slow Moving di Apotek Erra
Medika bulan Februari dan Maret 2013. ................................................... 71
Tabel 4.9 Kategori Obat Merk Dagang dan Suplemen Very Slow Moving di Apotek
Erra Medika bulan Februari dan Maret 2013. ............................................ 72
Tabel 4.10 Kategori Obat Generik Fast Moving di Apotek Erra Medika bulan
Februari dan Maret 2013. .......................................................................... 83
Tabel 4.11 Kategori Obat Generik Medium Moving di Apotek Erra Medika bulan
Februari dan Maret 2013. .......................................................................... 85
Tabel 4.12 Kategori Obat Generik Slow Moving di Apotek Erra Medika bulan
Februari dan Maret 2013. .......................................................................... 86
Tabel 4.13 Kategori Obat Generik Very Slow Moving di Apotek Erra Medika bulan
Februari dan Maret 2013. .......................................................................... 87
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Klasifikasi Obat dan Suplemen Berdasarkan Pergerakan Barang di bulan
Feberuari dan Maret 2013. ........................................................................ 88
Gambar 4.2 Tiga Obat dan Suplemen Tertinggi Fast Moving di bulan Februari dan
Maret 2013... ............................................................................................ 89
Gambar 4.3 Klasifikasi Obat dengN Merk Dagang dan Suplemen Berdasarkan
Pergeraka Barang di bulan Februari dan Maret 2013.. ............................... 90
Gambar 4.4 Klasifikasi Obat Generik Berdasarkan Pergeraka Barang di bulan
Februari dan Maret 2013.. ......................................................................... 91
Gambar 4.5 Tiga Obat Generik Tertinggi Fast Moving di bulan Februari dan Maret
2013... ...................................................................................................... 92
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia berbanding lurus pada
kesadaran akan kesehatan dan bahaya penyakit. Hal tersebut berdampak terhadap
meningkatnya pemenuhan kebutuhan kesehatan (Permana, Djunaidy, & Vinarti,
2012). Salah satu bentuk penyedia jasa layanan yang sering ditemui di
masyarakat adalah apotek.
Menurut data IMS Health dalam Permana, Djunaidy, dan Vinarti (2012)
jumlah apotek di Indonesia pada tahun 2004 adalah sekitar 8.050 buah dan
meningkat pada tahun 2005 menjadi 8.600 buah. Informasi tersebut
mengindikasikan bahwa sektor penyedia jasa layanan apotek mengalami
peningkatan pesat setiap tahunnya.
Semakin diminatinya bisnis jasa layanan apotek di Indonesia tentunya
menimbulkan efek ekonomi pasar yaitu semakin banyaknya apotek baru yang
bermunculan, bahkan dalam jarak yang relatif dekat terdapat lebih dari dua
apotek. Dengan kata lain, persaingan dalam bisnis apotek ini cukup tinggi
(Permana, Djunaidy, & Vinarti, 2012). Keberadaan apotek yang seakan
mengepung masyarakat ini, menuntut suatu apotek dapat berbeda dengan
kebanyakan apotek di masyarakat untuk memenangkan persaingan pasar.
Semua pebisnis apotek tentu ingin memenangkan peluang pada pangsa
pasarnya. Salah satu caranya dengan membentuk sinergi yang baik dari segi bisnis
dan pelayanan. Dengan pelayanan yang baik dan memuaskan, maka akan
meningkatkan tingkat kepercayaan pelanggan dan sangat membantu dalam
perkembangannya (Hospital and Health Directory, 2013). Salah satu bentuk
jaminan terhadap kualitas pelayanan pengobatan yang sering ditemui namun
memiliki porsi penting di apotek adalah ketersediaan obat (Athijah, Zairina, &
Sukorini, 2010).
Apotek yang memiliki pelayanan yang prima tentunya akan
memperhitungkan persediaan obat sesuai dengan tingkat kebutuhan pelanggan.
Persediaan obat seharusnya direncanakan sedemikian rupa sehingga apotek tidak
perlu menyimpan persediaan dalam jumlah yang terlalu banyak yang akan
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
2
Universitas Indonesia
berakibat pada bertambahnya biaya pemeliharaan dan penyimpanan atau terlalu
sedikit yang mengakibatkan persediaan habis ketika pelanggan membutuhkan
(Permana, Djunaidy, & Vinarti, 2012).
Pengelolaan persediaan dalam apotek dapat dilakukan dengan melakukan
klasifikasi (Permana, Djunaidy, & Vinarti, 2012). Klasifikasi dilakukan berdasar
perbandingan jumlah penjualan dengan stok yang tersedia berdasar atas persetase
yang telah ditentukan untuk masing-masing kategori yaiti fast moving, medium
moving, slow moving, dan very slow moving (Zakaria & Michael, 2009; Pradana,
2012).
Pada laporan ini, klasifikasi obat dan suplemen dilakukan di Apotek Erra
Medika. Dimana, Apotek Erra medika adalah apotek yang memiliki banyak
pelanggan dengan ketersediaan obat yang beraneka ragam dan belum pernah
dilakukan klasifikasi berdasar aliran barang sebelumnya. Oleh sebab itu,
klasifikasi obat di apotek ini menjadi penting untuk dilakukan. Hal ini juga
penting dilakukan oleh calon apoteker dalam hal pembelajaran, karena sebagai
apoteker nantinya akan dituntut tidak hanya kompetensi dalam hal profesional
melainkan juga sebagai manajer yang dapat mengatur ataupun mengendalikan
persediaan barang di apotek.
1.2 Tujuan
a. Mendapatkan jumlah stok obat dan suplemen pada bulan Februari dan Maret
2013 di Apotek Erra Medika.
b. Mendapatkan jumlah obat yang termasuk dalam ke dalam kategori fast moving,
medium moving, slow moving, dan very slow moving pada bulan Februari dan
Maret 2013 di Apotek Erra Medika.
c. Mendapatkan tiga item obat tertinggi yang termasuk dalam kategori fast
moving pada bulan Februari dan Maret 2013 di Apotek Erra Medika.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
3 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Persediaan Barang
Manajemen persediaan adalah jantung dari sistem persediaan obat
(Waluyo, 2006). Persediaan timbul disebabkan oleh tidak sinkronnya permintaan
dan penyediaan, serta waktu yang digunakan untuk memproses bahan baku
(Mellen & Pudjirahardjo, 2013). Melalui manajemen persediaan barang (stok
obat) yang baik maka dapat menjamin ketersediaan obat dalam jumlah, harga, dan
kualitas yang sesuai.
Manajemen persediaan barang di apotek merupakan suatu roses yang
terdiri dari fungsi perencanaan, penganggaran, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, distribusi, penghapusan, pengendalian, dan evaluasi. Sistem
manajemen pengelolaan obat dikatakan efektif apabila dapat menyediakan
pelayanan obat seara optimal kepada unit pelayanan kesehatan yang menjadi
cakupannya (Quick, 1997). Untuk menunjang keefektifan fungsi pengadaan maka
terlebih dahulu diperlukan proses perencanaan. Dimana, dalam membuat
perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu diperhatikan adanya pola penyakit,
kemampuan masyarakat, dan budaya masyarakat (Keputusan Menteri Kesehatan
RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek, 2004). Fungsi pengadaan merupakan kegiatan pembelian untuk
memenuhi keperluan barang berdasarkan fungsi perencanaan dan penganggaran.
Tujuan dari pengadaan barang adalah memperoleh barang yang diperlukan dalam
jumlah yang cukup dengan kualitas harga yang dapat dipertanggungjawabkan
dalam waktu dan tempat tertentu secara efektif dan efisien menurut tata cara dan
ketentuan yang berlaku. Proses pengadaan yang efektif juga harus dapat mengatur
waktu pemesanan obat untuk menghindari kekurangan atau kehabisan persediaan,
memastikan reliabilitas pemasok, menyusun jadwal pembelian, menentukan
jumlah pemesanan dan stok pengaman (safety stock) untuk mencapai total biaya
terendah (Quick, 1997).
Pengadaan barang yang efektif dapat tercipta dari berjalannya fungsi
pengendalian persediaan dengan baik. Kegiatan yang dilakukan dalam
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
4
Universitas Indonesia
pengendalian persediaan meliputi pemesanan, penerimaan, penyimpanan,
penjualan, dan pemesanan kembali sejumlah barang atau perbekalan farmasi.
Dalam pengendalian persediaan terdapat tiga kemungkinan yang terjadi, yakni
stockout, stagnant, dan obat yang dibutuhkan sesuai dengan yang ada di
persediaan. Stockout adalah jika dalam manajemen persediaan terdapat sisa obat
akhir kurang dari jumlah pemakaian rata-rata tiap bulan selama satu bulan
(Waluyo, 2006). Obat dikatakan stagnant jika sisa obat pada akhir bulan leih dari
tiga kali rata-rata pemakaian obat per bulan (Muzakin, 2008).
2.2 Klasifikasi Persediaan
Gudang seperti pada kegunaannya secara umum merupakan seuatu tempat
untuk menyimpan benda, benda yang disimpan di dalam gudang disebut dengan
persediaan atau inventory. Berdasarkan aliran arus barang, persediaan
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu (Warman, 2004):
2.2.1 Barang fast moving
Barang dengan aliran yang sangat cepat atau dengan kata lain barang fast
moving ini akan berada dalam gudang dalam waktu yang relatif singkat.
2.2.2 Barang medium moving
Barang yang aliran barangnya sedang-sedang saja, yang berarti tidak
terlalu cepat atau tidak terlalu lambat. Biasanya barang ini akan ada di gudang
dalam waktu yang relatif lama jika dibandingkan dengan barang fast moving.
2.2.3 Barang slow moving
Barang-barang dengan aliran yang sangat lambat, sehingga biasanya
brang-brang yang slow moving ini akan tersedia di gudang dalam jangka waktu
yang lebih lama dibandingkan medium moving.
Dalam menjalankan manajemen persediaan, aliran barang harus sangat
diperhatikan. Dengan memperhatikan kecepatan aliran barang tersebut diharapkan
arus barang yang ada di gudang menjadi lancar. Dimana, untuk sediaan farmasi
yang termasuk dalam kategori fast moving dijaga agar persediaan digudang tidak
kehabisan sehingga tidak mengecewakan konsumen, sedangkan untuk barang
slow moving dijaga agar tidak terjadi penumpukan barang yang tidak perlu di
gudang (Pradana, 2012).
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
5
Universitas Indonesia
2.3 Perhitungan Turn Over
Pengkategorian barang dihitung menurut mekanisme perhitungan turn
over berdasar atas model base yang telah ditetapkan. Model base adalah suatu
model yang merepresentasikan permasalahan ke dalam format kuantitatif atau
perhitungan secara matematika sebagai dasar simulasi atau pengambilan
keputusan, termasuk di dalamnya tujuan dari permasalahan, komponen-komponen
terkait, batasan-batasan yang ada, dan hal-hal terkait lainnya (Zakaria & Michael,
2009; Pradana, 2012). Dalam hal ini, Zakaria & Michael, 2009 aliran barang
apotek Budi Asih diketahui adalah:
Kategori Aliran Barang Kriteria
Fast Moving Jumlah barang yang terjual ≥ 0,4 kali jumlah
persediaan.
Medium Moving Jumlah barang yang terjual ≥ 0,21 kali jumlah
persediaan dan jumlah barang yang terjual ≤
0,39 kali jumlah persediaan.
Slow Moving Jumlah barang yang terjual ≥ 0,2 kali jumlah
persediaan dan jumlah barang yang terjual ≤
0,16 kali jumlah persediaan.
Tabel 2.1. Model Base Aliran Barang Apotek Budi Asih
Rumus yang digunakan untuk menghitung SKP rata-rata adalah (Zakaria
& Michael, 2009):
Stok dan penjulan disini adalah total stok dan penjualan pada periode
waktu tertentu. Pada pengkategorian turn over suatu barang dilakukan berdasar
atas kriteria bukan berdasar atas konversi ke SKP (Zakaria & Michael, 2009).
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
6
Universitas Indonesia
2.4 Obat
Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia No. HK.00.05.1.23.3516 obat adalah obat jadi termasuk produk biologi,
yang dapat tunggal atau merupakan paduan zat aktif, termasuk narkotika dan
psikotropika, zat tambahan, kontrasepsi dan alat kesehatan yang mengandung
obat. Sementara itu menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia No. HK.031.1.23.10.11.08481 obat adalah obat jadi
termasuk produk biologi yang merupakan bahan atau paduan bahan yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patolog dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan
dan peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi untuk manusia.
Menurut DR. Dr. Fachmi Idris, M.Kes, Ketua Umum Pengurus Besar
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) periode 2006-2009 dalam Maricella (2011), secara
internasional obat dibagi menjadi menjadi dua, yaitu obat paten dan obat generik.
Obat paten adalah obat yang baru ditemukan berdasarkan riset dan memiliki masa
paten yang tergantung dari jenis obatnya (Maricella, 2011). Industri farmasi
tersebut diberi hak paten untuk memproduksi dan memasarkannya setelah
melalui berbagai tahapan uji klinis sesuai aturan yang telah ditetapkan secara
internasional. Obat yang telah diberi hak paten tersebut tidak boleh diproduksi
dan dipasarkan dengan nama generik oleh industri farmasi lain tanpa izin pemilik
hak paten selama masih dalam masa hak paten (Atmadinata, 2012). Obat generik
adalah obat yang telah habis masa patennya, sehingga dapat diproduksi oleh
semua perusahaan farmasi tanpa perlu membayar royalti dan diberi nama sesuai
dengan nama resmi International Non Propietary Names (INN) yang ditetapkan
dalam Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya untuk zat berkhasiat yang
dikandungnya (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.2/Menkes/068/I/2010 Tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah; Atmadinata, 2012). Terdapat dua jenis
obat generik yaitu obat generik berlogo (OGB) dan Obat generik bermerek. Obat
generik berlogo (OGB) atau lebih dikenal dengan sebutan obat generik saja adalah
obat yang namanya sama dengan zat berkhasiat yang terkandung didalamnya,
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
7
Universitas Indonesia
mencantumkan logo perusahaan farmasi yang memproduksinya (umumnya
diproduksi oleh BUMN) pada kemasan obat. Jenis obat ini ditandai dengan logo
lingkaran hijau bergaris putih dengan tulisan “GENERIK” di bagian tengahnya.
Obat generik bermerek (branded) adalah obat yang diberi merk dagang oleh
perusahaan farmasi yang memproduksinya, umumnya obat jenis ini diberikan
brand sesuai dengan kandungan zat aktifnya, contohnya natrium diklofenak
(nama generik) memiliki berbagai merk dagang seperti Voltaren, Voldatex,
Klotaren, Voren, Divoltar, dan lain-lain (Atmadinata, 2012).
2.5 Suplemen
Pengertian suplemen makanan berdasar atas Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.00.05.1.23.3516
adalah produk konsentrat yang mengandung satu atau lebih vitamin dan atau
mineral, dikonsumsi dalam jumlah sedikit yang terukur dan tidak dalam bentuk
makanan umum serta dipasarkan dalam bentuk antara lain kapsul, tablet, serbuk
atau cairan yang dimaksudkan untuk mencukupi asupan vitamin dan atau mineral
dari diet normal.
Menurut Mason (1995) dalam Hanna (2009), suplemen makanan dibagi
menjadi enam kategori, yaitu vitamin dan mineral, vitamin dan mineral unofficial,
minyak alami, bahan alami yang efeknya telah ditemukan, bahan alami yang
efeknya belum ditemukan, dan enzim.
2.5.1 Vitamin dan mineral, yang terdiri atas multivitamin dan mineral; vitamin
tunggal dan mineral; kombinasi vitamin dan mineral; dan kombinasi
vitamin, mineral, dan substansi atau zat gizi lain, seperti ginseng.
2.5.2 Vitamin dan mineral unofficial, yaitu vitamin dan mineral yang kebutuhan
dan akibat kekurangannya belum diketahui sampai saat ini, seperti inositol
dan germanium.
2.5.3 Minyak alami yang mengandung asam lemak yang terbukti bahwa zat
tersebut berkhasiat. Contoh: minyak ikan.
2.5.4 Bahan-bahan alami yang mengandung zat-zat dengan aksi farmakologis
yang diketahui tetapi komposisi dan efeknya belum secara penuh
ditemukan. Contoh: Ginko biloba.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
8
Universitas Indonesia
2.5.5 Bahan-bahan alami yang komposisi dan efeknya belum dengan baik
diketahui tetapi telah dipasarkan karena dipercaya berkhasiat untuk
kesehatan. Contoh: royal jelly.
2.5.6 Enzim-enzim dengan efek fisiologis tetapi memiliki manfaat yang
diragukan ketika dikonsumsi. Contoh: superoxida dismutase.
2.6 Faktor yang Mempengaruhi Penjualan Obat
Dalam perencanaan pengadaan obat, hal yang harus dipertimbangkan
adalah jumlah permintaan atau penjualan akan obat tersebut. Dalam hal ini,
menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1027/Menkes/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
perencanaan suatu obat dapat dipengaruhi oleh faktor pola penyakit yang sering
terjadi di masyarakat, kemampuan masyarakat, dan budaya masyarakat.
Sedangkan menurut laporan Lestari (2011) di apotek dr. Hj. Karmini EH
pengadaan obat juga dipengaruhi oleh pola peresepan dokter serta obat yang
dibutuhkan dan banyak dipakai di pasaran.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
9 Universitas Indonesia
BAB 3
METODOLOGI PENGKAJIAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktek Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan pada tanggal 1 April 2013
hingga 17 Mei 2013 di Apotek Erra Medika, Ruko Sukmajaya 4-5 Jl. Tole
Iskandar, Depok, Jawa Barat, Indonesia.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode observasi terhadap data jumlah stok
dan penjualan obat dan suplemen pada bulan Februari dan Maret di Apotek Erra
Medika dari kartu stok masing-masing obat dan suplemen.
3.3 Cara Kerja
Cara kerja yang digunakan dalam analisa klasifikasi obat dan suplemen
Apotek Erra Medika adalah:
3.3.1 Pengumpulan Data
Data diperoleh dari catatan kartu stok obat dan suplemen pada bulan
Februari dan Maret 2013 di Apotek Erra.
3.3.2 Mengklasifikasikan data Obat dan Suplemen
Data yang didapat kemudian diklasifikasikan berdasar kategori obat fast
moving, medium moving, slow moving, dan very slow moving melalui perhitungan
jumlah stok dan penjualan masing-masing obat dengan persentase tertentu.
3.3.3 Analisa Data
Data yang diperoleh di analisis berdasar sumber-sumber teoritis. Hal yang
dianalisis yaitu data jumlah obat masing-masing kategori dan tiga obat atau
suplemen fast moving tertinggi baik pada total obat dan suplemen maupun
penggolongan obat generik atau obat dengan merk dagang.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
10 Universitas Indonesia
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Obat dan Supelemen di Apotek Erra Medika bulan Februari-Maret 2013
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian, apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktek kefarmasian oleh Apoteker. Apotek memiliki dua fungsi yang harus
berjalan bersamaan, yaitu fungsi pengabdian kepada masyarakat (non profit
oriented) dan fungsi bisnis (profit oriented). Sehubungan dengan kedua fungsi
tersebut, apotek berperan menyediakan obat-obatan dan perbekalan farmasi
lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan
sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, dan obat tradisonal, dan kosmetika,
sementara itu perbekalan kesehatan adalah semua bahan selain obat dan peralatan
yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan (Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek, 2004).
Perencanaan dan pengendalian sediaan farmasi dan perbekalan sediaan
farmasi yang termanisfetasi dalam bentuk pergerakan obat apotek menjadi penting
untuk diketahui dengan maksud agar obat tersedia dengan jenis dan jumlah yang
tepat sesuai kebutuhan serta menghindari terjadinya kekosongan sediaan farmasi
dan perbekalan kesehatan. Apotek dengan ketersediaan obat yang lengkap tentu
mempunyai citra yang baik di mata konsumen. Apabila hal ini tidak dikelola
dengan baik, dapat merugikan apotek, sebaliknya apabila dikelola dengan baik
dan efektif, akan menguntungkan apotek. Pada laporan ini pembahasan akan
dikhususkan pada pergerakan sediaan farmasi, yakni obat dan suplemen di Apotek
Erra Medika.
Apotek Erra Medika menyediakan berbagai macam sediaan farmasi, baik
dari obat maupun suplemen. Pengadaan obat pada apotek Erra Medika dilakukan
atas dasar pertimbangan anggaran yang tersedia, harga, pola konsumsi
masyarakat, pola penyakit, pola penulisan resep dokter, dan stok persediaan
barang. Daftar obat dan suplemen yang disediakan di apotek Erra Medika pada
Bulan Februari dan Maret tahun 2013 tercantum dalam tabel 4.1.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
11
Universitas Indonesia
4.2 Klasifikasi Obat dan Suplemen di Apotek Erra Medika
Obat dan suplemen di Apotek Erra Medika bulan Februai dan Maret
diklasifikasikan berdasarkan mekanisme perhitungan aliran barang sebagai berikut:
Kategori Aliran Barang Kriteria
Fast Moving Jumlah barang yang terjual ≥ 0,4 kali jumlah
persediaan.
Medium Moving Jumlah barang yang terjual ≥ 0,21 kali jumlah persediaan dan jumlah barang yang terjual ≤ 0,39
kali jumlah persediaan. Slow Moving Jumlah barang yang terjual ≥ 0,2 kali jumlah
persediaan dan jumlah barang yang terjual ≤ 0,16
kali jumlah persediaan. Very Slow Moving Jumlah barang yang terjual ≤ 0,15 kali jumlah
persediaan. Tabel 4.2. Model Base Aliran Barang Apotek Erra Medika
Pada penggolongan ini ditetapkan kategori very slow moving karena
terdapat obat ataupun suplemen yang jumlah penjualannya kurang dari kategori
slow moving. Hal ini dimaksudkan agar mempermudah merepresentasikan data
yang diperoleh baik dalam hal analisa maupun pengambilan keputusan.
Aliran obat dan suplemen di Apotek Erra Medika pada bulan Februari dan
Maret terangkum dalam Tabel 4.2 untuk Obat dan Suplemen fast moving, Tabel
4.3 untuk medium moving, Tabel 4.4 untuk slow moving, dan Tabel 4.5 untuk very
slow moving. Berdasar tabel tersebut diketahui bahwa total barang yang termasuk
fast moving adalah 221, medium moving adalah 124, slow moving adalah 29, dan
very slow moving adalah 306 buah (Gambar 4.1). Berdasar data tersebut diketahui
bahwa kebanyakan obat maupun suplemen berada dalam kategori very slow
moving. Hal ini dimungkinkan karena stok barang yang ada terlalu berlebihan
untuk barang-barang yang pergerakannya tidak terlalu cepat ataupun juga
disebabkan oleh banyaknya barang yang sama sekali tidak bergerak dalam rentang
bulan pengamatan (barang keluar 0). Selain itu, menurut Lestari (2011) faktor
peresepan oleh dokter, pola penyakit, dan kebutuhan konsumen yang relatif
sedikit terhadap obat-obat ini juga dapat menjadi penyebab obat dan suplemen
tersebut masuk dalam kategori very slow moving.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
12
Universitas Indonesia
Obat-obatan baik obat dengan merk dagang maupun obat generik yang
termasuk dalam kategri fast moving dalam posisi tiga tertinggi berturut-turut dari
yang paling tinggi penjualannya adalah Romilar®, Epexol
® 30 mg, dan Sanmol
®
500 mg (Gambar 4.2). Obat Romilar® adalah tergolong obat batuk yang berisi
Dextromethorphan HBr (antitusif), Epexol® adalah obat batuk yang berisi
Ambroxol (mukolitik), dan Sanmol® berisi paracetamol yang merupakan
analgesik antipiretik (MIMS, 2011/2012). Faktor utama yang menjadi penyebab
tingginya pemakaian obat-obat ini adalah pola peresepan oleh dokter dan pola
penyakit. Dokter seringkali mengkombinasikan Romilar® dan Epexol
® dalam satu
racikan dan sebagai penurun panas atau sakit kepala sering menggunakan
Sanmol® karena efek samping yang lebih ringan dibanding ibuprofen yang
menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan pada saluran cerna dan efek
mengantuk (MIMS, 2011/2012). Ketiga obat tersebut diresepkan seiring dengan
pola penyakit influenza yang terjadi pada bulan Februari-Maret, dimana di daerah
Depok sering turun hujan yang mengakibatkan kekebalan tubuh masyarakat
cenderung melemah yang sehingga mudah terserang virus influenza. Ketiga obat
tersebut adalah obat dengan merk dagang. Terlepas dari faktor peresepan oleh
dokter, kebanyak pasien yang membeli obat lebih percaya terhadap khasiat obat
dengan merk dagang dibanding obat generik. Dengan kata lain, anggapan
masyarakat yang telah membudaya tentang obat generik dan obat dengan merk
dagang menjadi salah satu faktor pendukung tingginya pemakaian obat dengan
merk dagang. Padahal, dibidang peresepan obat, Menteri Kesehatan telah
mengeluarkan permenkes No. HK.02.2/Menkes/068/I/2010 tentang kewajiban
menulis obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah. Hal ini
mengindikasikan bahwa, kurangnya sosialisasi apoteker pada pasien tentang obat
generik dan obat dengan merk dagang.
4.3 Klasifikasi Pergerakan Obat dengan Merk Dagang dan Suplemen di
Apotek Erra Medika
Obat dengan merk dagang di Apotek Erra Medika yang digolongkan
berdasar atas pergerakan atau aliran barang dapat dilihat pada Tabel 4.6, Tabel
4.7, Tabel 4.8, dan Tabel 4.9 berturut-turut untuk obat fast moving, medium
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
13
Universitas Indonesia
moving, slow moving, dan very slow moving. Jumlah obat yang termasuk dalam
fast moving adalah 193, medium moving 106, slow moving 23, dan very slow
moving 283 (Gambar 4.3). Tingginya obat dengan merk dagang yang termasuk
dalam very slow moving mengindinkasikan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh
apotek banyak dalam bentuk barang, terlebih lagi obat dengan merk dagang
memiliki harga yang lebih tinggi dibanding obat generik.
Obat yang termasuk dalam kategori tiga tertinggi fast moving adalah
berturut-turut Romilar®, Epexol
®, dan Sanmol
®. Sama dengan penjelasan
sebelumnya, ketiga obat ini sering dikombinasikan dalam resep dokter untuk
khasus penyakit influenza yang kerap terjadi di bulan Februari-Maret.
4.4 Klasifikasi Pergerakan Obat Generik di Apotek Erra Medika
Pergerakan Obat generik pada Tabel 4.10, Tabel 4.11, Tabel 4.12, dan
Tabel 4.13 adalah berturut-turut untuk obat fast moving, medium moving, slow
moving, dan very slow moving. Jumlah obat yang termasuk dalam fast moving
adalah 28, medium moving 18, slow moving 6, dan very slow moving 23 (Gambar
4.4). Jumlah obat tertinggi adalah pada kategori fast moving, dikuti dengan very
slow moving, medium moving, dan slow moving. Jumlah obat generik yang masuk
dalam kategori very slow moving menempati posisi kedua setelah fast moving
dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Faktor ini juga menjadi pendukung
banyaknya modal apotek dalam bentuk barang bukan dalam bentuk uang, walau
tidak terlalu signifikan seperti pada obat dengan merk dagang very slow moving.
Obat generik yang termasuk dalam kategori fast moving adalah Codein 10
mg, Cefadroxil 500 mg, dan Ethambutol 500 mg. Codein merupakan obat yang
digunakan untuk batuk iritatif (batuk kering non produktif), Cefadroxil merupakan
antibiotik, dan Ethambutol merupakan antibakteri yang digunakan untuk
membunuh bakteri tertentu yang menyebabkan tuberkulosis (MIMS, 2011/2012).
Pemakaian obat ini sesuai dengan pola peresepan dokter dan pola penyakit yang
terjadi pada bulan tersebut. Cefadroxil misalnya, merupakan antibiotik yang
sering dikombinasikan untuk geja-gejala infeksi saluran pernafaan atas.
Sementara itu, Ethambutol menunjukkan pemakaian relatif tinggi karena pada
bulan tersebut terdapat beberapa pasien yang telah rutin menggunakan obat TBC
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
14
Universitas Indonesia
sebelumnya datang kembali untuk membeli obat yang dibutuhkan untuk jangka
waktu kedepan.
4.5 Pentingnya Peranan Apoteker dalam Penggolongan Obat
Peranan seorang apoteker di apotek salah satunya adalah sebagai manajer.
Menurut Schemerhorn dalam Mulia (2008) manajemen diartikan secara formal
sebagai perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian, terhadap
penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan. Berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004, pada
BAB II, bahwa pengelolaan sumber daya di apotek meliputi sumber daya
manusia, sarana dan prasarana, serta sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
lainnya.
Peran apoteker dalam mengelola sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan salah satunya membutuhkan adanya fungsi pengendalian. Fungsi
pengendalian merupakan usaha untuk memonitor dan mengamankan keseluuhan
pengelolaan logistik. Terdapat tiga kemungkinan dalam pengendalian sediaan
farmasi yaitu stokout, stagnant, dan obat yang dibutuhkan sesuai dengan yang ada
di persediaan (Mellen & Pudjihardjo, 2013). Untuk mengatasi hal ini, penting bagi
apoteker untuk melakukan klasifikasi obat menjadi fast moving, medium moving,
slow moving, dan very slow moving sehingga dapat menentukan obat-obatan yang
perlu diawasi agar tidak terjadi stokout maupun stagnant. Untuk obat-obat yang
tergolong fast moving harus dimonitor secara ketat agar tidak terjadi stok kosong
sehingga mengakibatkan penurunan kualitas pengobatan di apotek dalam hal
ketersediaan obat. Sedangkan pada obat slow moving dan very slow moving perlu
dikaji ulang dalam perencanaan pengadaannya agar obat tidak stagnant yang
dapat mengakibatkan kerugian apotek, yaitu baik kerugian akibat pembelian obat
stagnant, kerugian akibat biaya pemesanan obat stagnant (biaya administrasi
seperti kertas, tinta, alat tulis, stempel; biaya telepon), kerugian akibat
penyimpanan obat stagnant (biaya listrik), biaya karena kerusakan ataupun
kadaluwarsa, maupun biaya pembuatan kartu stok untuk obat stagnant (Mellen &
Pudjihardjo, 2013).
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
15 Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data penjualan dan stok obat dan suplemen yang telah
diperoleh dari Apotek Erra Medika pada bulan Februari dan Maret 2013 dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Terdapat total 680 obat dan suplemen yang terdiri dari 605 merk dagang dan
75 generik.
b. Obat dan suplemen yang tergolong fast moving adalah 221, medium moving
adalah 124, slow moving adalah 29, dan very slow moving adalah 306 buah.
c. Tiga obat tertinggi pada kategori fast moving adalah Romilar® (obat batuk),
Epexol® 30 mg (obat batuk) dan Sanmol
® 500 mg (analgetik dan antipiretik).
5.2 Saran
Sebaiknya pencatatan di kartu stok dan buku penjualan dilakukan secara
rutin serta diperlukan pula adanya pencatatan rekapan data obat dan suplemen
untuk mengendalikan persediaan. Disamping itu, pola penyakit, pola peresepan
dokter, dan pola kebutuhan konsumen yang merupakan faktor penting sebaiknya
dipertimbangkan dalam penyediaan obat di apotek.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
16 Universitas Indonesia
DAFTAR ACUAN
Athijah, U., Zairina, E., dan Sukorini, A.I. (2010). Perencanaan dan Pengadaan
Obat di Puskesmas Surabaya Timur dan Selatan. Jurnal Farmasi
Indonesia, 5(1), Hal 15-23.
Atmadinata, D.A. (2012). Studi Deskriptif Pemakaian Antibiotik di Instalasi
Penyakit Dalam Bangsal Khodijah Rumah Sakit Roemani Periode Januari
2011 sampai Juni 2011. Semarang: Universitas Muhammadiyah
Semarang. Hal. 6.
Hanna, Y. (2009). Hubungan Antara Konsumsi Sulemen Vitamin dan Mineral sert
Minuman Energi dengan Kebugarn Jasmani pada Atlet Cabang Olahgara
Akuatik di Stadion Renang Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta Tahun
2009. Depok: Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehata
Masyaraat Depok. Hal. 8-9.
Hospital and Health Directory. (2013). Perkembangan Fasilitas dan Pelayanan
Jasa Apotek di Indonesia. http://ebook.yellowpages.co.id. Tanggal 25 Mei
2013, Pkl. 11:34 WIB.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2009). Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republi Indonesia No. HK.00.05.1.23.3516
Tentang Izin Edar Produk Obat, Obat tradisional, Kosmetik, Suplemen
Makanan, dan makanan yang bersumber, mengandung, dari bahan
tertentu dan atau mengandung alkohol. Jakarta.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2011). Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republi Indonesia No.
HK.031.23.10.11.08481 Tentang Kriteria dan Tatalaksana Registrasi
Obat. Jakarta.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek 2004. Jakarta.
Lestari, Indri. (2011). Laporan Praktek Kerja Industri di Apotik dr. Hj. Karmini
EH. Tasikmalaya: Program Keahlian Farmasi Sekolah Menengah
Kejuruan Kesehatan Bhakti Kencana.
Maricella, A. (2011). Tingkat Kepatuhan Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Pemerintah dalam Meresepkan Obat Generik Di Rumah Sakit
Umum dr. Pirngadi Medan Periode Februari – April 2010. Medan:
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
17
Universitas Indonesia
Mason, Pamela. (1995). Handbook of dietary supplements: Vitamins and other
health supplements. Oxford: Mass.
Mellen, R.C. dan Pudjirahardjo, W.J. (2013). Faktor Penyebab dan KErugian
Akibat Stockout dan Stagnant Obat di Unit Logistik RSU Haji Surabaya.
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 1(1), Hal. 99-102.
Menteri Kesehatan RI. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian
dan Aat Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
Menteri Kesehatan RI. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor HK.02.2/Menkes/068/I/2010 Tentang Kewajiban Menggunakan
Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah. Jakarta.
MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisi 11 2011/2012. Jakarta: PT. Bhuana
Ilmu Populer.
Mulia, P. (2008). Pengertian Manajemen. http://dspace.widyatama.ac.id Diakses
pada 13 Juni 2013. Pkl 20:58.
Muzakin, M.(2008). Analisis Kerugian yang Ditanggung Oleh RSU Dr. Soetomo
Surabaya sebagai akibat dari stagnant dan stockout obat. Surabaya:
Universitas Airlangga.
Permana, M.D., Djunaidy, A., dan Vinarti, R.A. (2012). Kalsifikasi Obat dengan
Menggunakan Metode Klasifikasi ABC-Fuzzy sebagai Pendukung Strategi
Pengelolaan Persediaan Obat di Apotek XYZ Surabaya. Surabaya: Institut
Teknologi Sepuluh November.
Pradana, N. (2012). Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Persediaan
pada Apotek Budi Asih Banjarmasin. Salatiga: Universitas Kristen Satya
Wacana.
Presiden Republik Indonesia. (2009). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta.
Quick, D.J. (1997). Managing drug supply, the selection, procurement,
distribution, and use of pharmaceuticals. Boston, Massachusetts:
Kumarianpress,inc.
Waluyo, D.S. (2006). Analisis Penyebab Utama Stagnan Pada Manajemen
Persediaan Obat di Rumah Sakit Kusta Kediri. Surabaya: Universitas
Airlangga.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
18
Universitas Indonesia
Warman, John. (2004). Manajemen Pergudangan. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Zakaria, T.M dan Michael, S.T. (2009). Sistem Analisa Pergerakan Brang Fashion
pada PT X. Jurnal Sistem Informasi, 4(2). Hal. 195-207.
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
19
Tabel 4.1 Daftar Obat dan Suplemen di Apotek Erra Medika bulan Februari dan Maret 2013
No Nama Obat Kelas Terapi
1 Acran Anti tukak
2 Acyclovir 200 mg Antivirus
3 Acyclovir 400 mg Antivirus
4 Acyclovir cream Antivirus
5 Adalat 5 mg Antihipertensi
6 Akrinor Antihipotensi
7 Albiotin 150 mg Antibiotik
8 Albiotin 300 mg Antibiotik
9 Albothyl 10 ml Obat Luka
10 Aldisa Antihistamin
11 Alganax 0,25 Antiansietas
12 Alganax 0,5 Antiansietas
13 Allopurinol 300 mg Obat Gout
14 Allopurinol 500 mg Obat Gout
15 Alloris Antihistamin
16 Alprazolam 0,5 Antiansietas
17 Amadiab 1 mg Antidiabetes
18 Amaryl 1 mg Antidiabetes
19 Ambroxol 30 mg Obat Batuk
20 Amlodipin 10 mg Antihipertensi
21 Amlodipin 5 mg Antihipertensi
22 Amoxan 250 mg Antibiotik
23 Amoxan 500 mg Antibiotik
24 Amoxan drop Antibiotik
25 Amoxan forte Antibiotik
26 Amoxan syr Antibiotik
27 Amoxicilin syr Antibiotik
28 Amoxicillin 500 mg Antibiotik
29 Ampicillin 500 mg Antibiotik
30 Anadex Obat flu
31 Anakonidin syr 60 ml Obat flu
32 Analsik Antiansietas
33 Andalan Kontrasepsi
34 Andantol gel Obat Luka
35 Anpiride 1 mg Antidiabetes
36 Antalgin AINS
37 Antasida Doen Anti tukak
38 Apolar cream Kortikosteroid
39 Apolar N cream Kortikosteroid
40 Arcalion Nootropik dan Neurotonik/neurotropik
41 Ardium Obat Hemorheologi
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
20
42 Artrilox 7,5 mg AINS
43 Asam mefenamat 500 mg AINS
44 Ascardia 160 mg Trombolitik
45 Ascardia 80 mg Trombolitik
46 Asifit Suplemen
47 Asthin Force Obat Kulit
48 Asvex Obat flu
49 Atorsan 10 mg Obat Dislipidemia
50 Bactrim Adult Antibiotik
51 Baquinor 500 mg Antibiotik
52 Baycuten N Antijamur
53 Becom 2 Suplemen
54 Becom C Suplemen
55 Benoson 15 gr Kortikosteroid
56 Benoson 5 gr Kortikosteroid
57 Benoson N 15 gr Kortikosteroid
58 Berry Vision Suplemen
59 Betablok 100 mg Antihipertensi
60 Betablok 50 mg Antihipertensi
61 Betadin Vag + alat Obat Luka
62 Betadin Vag Dauche TA Obat Luka
63 Betaserc 8 mg Antivertigo
64 Betason N Kortikosteroid
65 Bio ATP Suplemen
66 Biodiar Antidiare
67 Bioplacenton Obat Luka
68 Biosanbe Suplemen
69 Biothicol 500 mg Antibiotik
70 Biothicol syr Antibiotik
71 Bisolvon Obat Batuk
72 Bisoprolol Antihipertensi
73 Bled Stop Obat yang bekerja pada uterus
74 Bodrexin flu dan batuk syr Obat flu
75 Bondi capsul Obat pada sistem muskuloskeketal
76 Braxidin Antiansietas
77 Bufacomb cream 5 gr Kortikosteroid
78 Bufect F syr AINS
79 Bufect syr AINS
80 Buscopan 50 mg Antispasmodik
81 Buscopan plus Antispasmodik
82 C. Augentonic ED 15 mc Obat mata
83 C. Catarlent 15 mg Obat mata
84 C. Catarlent ED 5 gr Obat mata
85 C. Cenfresh MD Obat mata
86 C. Eyefresh MD Obat mata
87 C. Fenicol 0,5% Obat mata
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
21
88 C. Fenicol ED 0,25% Obat mata
89 C. Fenicol EO 1% 35gr Obat mata
90 C. Litrol MD Obat mata
91 C. Lytears Obat mata
92 C. Polidex ED Obat Mata
93 C. Polygran ED Obat mata
94 C. Protagenta M.D Obat mata
95 C. Tobroson MD Obat mata
96 C. Trombo MD Obat mata
97 C. Xitrol ED Obat mata
98 C. Xitrol EO ointment Obat mata
99 Candistin Drop Antijamur
100 Candistin drop Antijamur
101 Captensin 125 mg Antihipertensi
102 Captopril 12,5 mg Antihipertensi
103 Captopril 25 mg Antihipertensi
104 Cardivask 10 mg Antihipertensi
105 Cardivask 5 mg Antihipertensi
106 Carniq Suplemen
107 Cataflam 25 mg AINS
108 Cataflam 50 mg AINS
109 Catapres 150 mg Antihipertensi
110 CDR Eff Suplemen
111 CDR Fortos GTF Suplemen
112 Cedocard 10 mg Antiangina
113 Cedocard 5 mg Antiangina
114 Cefadroxil 500 mg Antibiotik
115 Cefadroxil Syr Antibiotik
116 Cefat 250 mg Antibiotik
117 Cefat 500 mg Antibiotik
118 Cefat F Antibiotik
119 Cefat Forte Syr Antibiotik
120 Cefat syr Antibiotik
121 Cefat Syr Antibiotik
122 Cefixime 100 mg Antibiotik
123 Cefixime 200 mg Antibiotik
124 Cefspan 100 mg Antibiotik
125 Celestamin Antihistamin
126 Celestamin Syr 30 ml Antihistamin
127 Celestamin syr 60 ml Antihistamin
128 Celestik Antihistamin
129 Cetirizine Antihistamin
130 Chloramfecor cream Antibiotik
131 Chloramfecort H cream Antibiotik
132 Cimetidin Anti tukak
133 Cinolon Kortikosteroid
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
22
134 Cinolon N Kortikosteroid & Antijamur
135 Ciprofloxacin 500 mg Antibiotik
136 Citocetin syr Obat flu
137 Claneksi 500 mg Antibiotik
138 Claneksi Forte Antibiotik
139 Claneksi syr Antibiotik
140 Claritin Antihistamin
141 Claritin Syr 30 ml Antihistamin
142 Claritin Syr 60 ml Antihistamin
143 Clatatin Antihistamin
144 Clindamycine 150 mg Antibiotik
145 Clindamycine 300 mg Antibiotik
146 Clinovir 400 mg Antivirus
147 Clobazam Antiansietas
148 Co-amoxiclav 625 mg Antibiotik
149 Cobazim Suplemen
150 Codein 10 mg Obat Batuk
151 Codein 15 mg Obat Batuk
152 Codipront cum ekspektoran Obat Batuk
153 Ekspektorant syr 60 ml Obat Batuk
154 Codipront kapsul Obat Batuk
155 Codipront syr 60 ml Obat Batuk
156 Colistin Antibiotik
157 Combi Kid Fruit'12 Suplemen
158 Combi Kid Jeruk Straw Suplemen
159 Combi Kid strip Suplemen
160 Comtusi Forte Obat Batuk
161 Comtusi syr 100 ml Obat Batuk
162 Comtusi Syr 500 ml Obat Batuk
163 Comtusi syr 60 ml Obat Batuk
164 Concor 2,5 mg Antihipertensi
165 Cordaron Antiangina
166 Cortidex Kortikosteroid
167 Co-trimoxazol 480 mg Antibiotik
168 Curliv Suplemen
169 Curliv Plus Suplemen
170 Cyclo Progynova Preparat hormon sintetik
171 Daktarin 5 gr Antijamur
172 Daktarin 50 gr Antijamur
173 Daktarin powder Antijamur
174 Dalfarol 200 mg Suplemen
175 Damaben Antimual
176 Damaben drop Antimual
177 Damaben syr Antimual
178 Daonil Antidiabetes
179 Datan 500 AINS
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
23
180 Deculin 15 mg Antidiabetes
181 Dentacid 500 mg AINS
182 Dermatix Ultra 7 gr Obat Luka
183 Dexamethasone 0,5 mg Kortikosteroid
184 Dexamethasone 0,75 mg Kortikosteroid
185 Dextamin Antihistamin
186 Dextral Obat flu
187 Diabex 850 mg Antidiabetes
188 Diagit Antidiare
189 Diaglime 1 mg Antidiabetes
190 Diaglime 2 mg Antidiabetes
191 Diaglime 3 mg Antidiabetes
192 Diamicron Antidiabetes
193 Diamicron MR Antidiabetes
194 Diamicron MR 60 mg Antidiabetes
195 Diane 35 Obat Jerawat
196 Digenta cream Kortikosteroid & antibiotik
197 Digest Anti tukak
198 Digoxin 0,25 mg Obat Jantung
199 Digoxin Sandol Obat Jantung
200 Diltiazem Antihipertensi
201 Diprogenta 10 gr Kortikosteroid
202 Diprogenta 5 gr Kortikosteroid
203 Diprosone Oil 10 gr Kortikosteroid
204 Diprosone Oil 5 gr Kortikosteroid
205 Dolo Neurobion Suplemen
206 Dolones cream Anestetik topikal
207 Dometic Antimual
208 Doxyciclin Antibiotik
209 Dramamine Antivertigo
210 Dulcolactol syr Konstipasi
211 Dulcolax supp 10 mg Konstipasi
212 Dumin 500 mg Analgesik dan Antipiretik
213 Dumin syr Analgesik dan Antipiretik
214 Duphaston Preparat hormon sintetik
215 Duvadilan Obat yang bekerja pada uterus
216 Elkana Suplemen
217 Elocon Oil 10 gr Kortikosteroid
218 Elocon Oil 5 gr Kortikosteroid
219 Elox oil 5 gr Kortikosteroid
220 Encephabol Nootropik dan Neurotonik/neurotropik
221 Encephabol syr Nootropik dan Neurotonik/neurotropik
222 Enervon C'30 Suplemen
223 Epexol 30 mg Obat Batuk
224 Epexol syr Obat Batuk
225 Epsonal Relaksan otot
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
24
226 Erysanbe 200 mg Antibiotik
227 Erysanbe 250 mg Antibiotik
228 Erysanbe 500 mg Antibiotik
229 Erysanbe syr Antibiotik
230 Esilgan 2 Antiansietas
231 Esperson 15 gr Kortikosteroid
232 Esperson cream 5 gr Kortikosteroid
233 Ethambutol 250 mg Obat TBC
234 Ethambutol 500 mg Obat TBC
235 Evion Vegicap '30 Suplemen
236 Exluton Kontrasepsi
237 Faktu supp Preparat anorektal (antiradang)
238 Famocid 20 mg Anti tukak
239 Famocid 40 mg Anti tukak
240 Fanormin Antihipertensi
241 Felden Gel AINS
242 Feldene 20 mg AINS
243 Femisic 500 mg AINS
244 Fenistil drop Antihistamin
245 Ferrosfort Eff Suplemen
246 FG Troches Preparat Mulut/Tenggorokan
247 Fishqua Suplemen
248 Fitkom Suplemen
249 Fitkom Gummy Suplemen
250 Fixef 100 mg Antibiotik
251 Fixef syr Antibiotik
252 Flagyl syr Antibiotik
253 Flagystatin supp Antibiotik
254 Flamar 25 mg AINS
255 Flamar 50 mg AINS
256 Flamar gel AINS
257 Flexasur cream Antinyeri
258 Flexasur tab Suplemen
259 Floxa MD Antibiotik
260 Fludane Plus Obat flu
261 Fludilat Obat Hemorheologi
262 Fluimucil 200 ml Obat pilek
263 Fluimucil Capsule Obat pilek
264 Flutamol Obat Flu
265 Folamil Genio Suplemen
266 Folavit Suplemen
267 Formuno Suplemen
268 Formyco Antijamur
269 Formyco cream Antijamur
270 Frisium Antiansietas
271 Fruit Adult Suplemen
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
25
272 Fruit junior Suplemen
273 Fudan 50 mg Suplemen
274 Fudan syr 100 ml Suplemen & terapi penunjang
275 Fundamin-E Suplemen
276 Fungistop 500 mg Antijamur
277 Furosemid Antihipertensi
278 Gabbryl Antibiotik
279 Gabbryl syr Antibiotik
280 Garamycin 15 gr Antibiotik
281 Garamycin 5 gr Antibiotik
282 Gastrul Anti tukak
283 Glibenclamide Antidiabetes
284 Glucobay 100 mg Antidiabetes
285 Glucobay 50 mg Antidiabetes
286 Glucophage 500 mg Antidiabetes
287 Glucophage 850 mg Antidiabetes
288 Glunenorm Antidiabetes
289 Glunor 500 mg Antidiabetes
290 Glunor 850 mg Antidiabetes
291 Griseofulvin 125 mg Antijamur
292 Griseofulvin 500 mg Antijamur
293 HCT Antihipertensi
294 Hemaviton ACT '30 Suplemen
295 Hemaviton cap'30 Suplemen
296 Hemaviton S.N '30 Suplemen
297 Hemobion Suplemen
298 Hepa-Q Suplemen
299 Herbesser 30 mg Antiangina
300 Hexer Anti tukak
301 Homoclomin Antihistamin
302 Hufagrip (Biru) Obat pilek
303 Hufagrip (kuning) Obat flu
304 Hufagrip BP syr Obat batuk & pilek
305 Hydrocortisone 1% Kortikosteroid
306 Hydrocortisone 2,5% Kortikosteroid
307 Ibukal syr AINS
308 Imboost Suplemen
309 Imboost Force Suplemen
310 Imodium Antidiare
311 Imunos Suplemen
312 Inazol Anti tukak
313 Incidal Antihistamin
314 Inerson 15 gr Kortikosteroid
315 INH Ciba 300 mg Obat TBC
316 INH Ciba 400 mg Obat TBC
317 Inpepsa syr Anti tukak
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
26
318 Insaar Antihipertensi
319 Interhistin Antihistamin
320 Intermoxil 500 mg Antibiotik
321 Internolol 50 mg Antihipertensi
322 Intunal Obat flu
323 Intunal Forte Obat flu
324 ISDN Antiangina
325 Isoprinosine 500 mg Antivirus
326 Isoprinosine syr Immunostimulan
327 Isprinol Antivirus
328 Isprinol syr Immunomodulator
329 Joint fit roller gel Suplemen
330 Kaflam 50 mg AINS
331 Kalcinol N 5 gr Kortikosteroid
332 Kalmoxicilin syr Antibiotik
333 Kalmoxicilin syr F Antibiotik
334 Kalnex 250 mg Hemostatik
335 Kalnex 500 mg Hemostatik
336 Kaltrofen 50 mg AINS
337 Kaltrofen supp AINS
338 Kamillosan Ointment 10 gr AINS
339 Kamoxilin 500 mg Antibiotik
340 Kandistatin drop Antijamur
341 Kenacort Kortikosteroid
342 Kenacort A cream Kortikosteroid
343 Kenalog IN Orabase Antibiotik
344 Ketesse AINS
345 Ketokonazole Antijamur
346 Lacto-B Probiotik
347 Lameson 4 mg Kortikosteroid
348 Lameson 8 mg Kortikosteroid
349 Lansoprazole Anti tukak
350 Lantus Solostar Antidiabetes
351 Lapibal 250 mg Suplemen
352 Lapibal 500 mg Suplemen
353 Lapimox 500 mg Antibiotik
354 Lapistan 500 mg AINS
355 Lasal ekspektoran syr Antiasma
356 Lasal syr Antiasma
357 Lasix Antihipertensi
358 Lasmalin Antiasma
359 Laxadin syr 60 ml Konstipasi
360 Laxadine syr 100 ml Konstipasi
361 L-bio Probiotik
362 Lecrav 500 mg Antibiotik
363 Lemocin Antibiotik
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
27
364 Lesichol 600 mg Antihipertensi
365 Letonal Diuretik
366 Levocin Antibiotik
367 Levofloxacin 500 mg Antibiotik
368 Librax Antiansietas
369 Lincomycin 500 mg Antibiotik
370 Lipanthyl Obat Dislipidemia
371 Lipitor 10 mg Obat Dislipidemia
372 Lipitor 20 mg Obat Dislipidemia
373 Liproqy Suplemen
374 Lodia Antidiare
375 Loratadin Antihistamin
376 Lysagor Antimigren
377 Madecassol Obat Luka
378 Maintate 5 mg Antihipertensi
379 Mapex 500 mg
380 Matovit Suplemen
381 Mecobalamin 500 mg Suplemen
382 Mediamer Antiemetik
383 Medixon 4 mg Kortikosteroid
384 Mefinal AINS
385 Mefinal 250 mg AINS
386 Mefinter 500 mg AINS
387 Megazing Suplemen
388 Melanox Obat kulit (memutihkan)
389 Meloxicam 15 mg AINS
390 Meloxicam 7,5 mg AINS
391 Meptin Antiasma
392 Meptin Swinghaler 200 Antiasma
393 Mercotin Obat Batuk
394 Merislon Antivertigo
395 Merit tab Suplemen
396 Mertigo Antivertigo
397 Metformin 500 mg Antidiabetes
398 Metformin 850 mg Antidiabetes
399 Methergin Obat yang bekerja pada uterus
400 Methicobal 250 mg Suplemen
401 Methicobal 500 mg Suplemen
402 Methicol Suplemen
403 Methyl prednisolon 4 mg Kortikostreoid
404 Metrison 4 mg Kortikosteroid
405 Metronidazole 500 mg Antibiotik
406 Mezatrin 250 mg Antibiotik
407 Microgynon Kontrasepsi
408 Microlax Obat Konstipasi
409 Moloco Suplemen
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
28
410 Movi-cox 15 mg AINS
411 Movi-cox 7,5 mg AINS
412 Moxam 7,5 mg AINS
413 Mucopect Obat Batuk
414 Mucopect drop Obat Batuk
415 Mucopect dws Obat Batuk
416 Mucopect syr anak 15 mg Obat Batuk
417 Mucosta Anti tukak
418 Myco 2 cram Antijamur
419 Myconazole cream Antijamur
420 Mycoral Antijamur
421 Mycorin cream 15 gr Antijamur
422 Mycospor 15 gr Antijamur
423 Mycospor K Antijamur
424 Mycostatin drop Antijamur
425 Mycostop 250 mg Antijamur
426 Mycostop 500 mg Antijamur
427 Mylanta syr B Anti tukak
428 Mylanta syr K Anti tukak
429 Myonal Relaksan Otot
430 Nalgestan Obat pilek
431 Natrium diklofenak 50 mg AINS
432 Neo Kaolana syr Antidiare
433 Nerisona Fatty Ointment Kortikosteroid
434 Neuralgin Analgesik dan Antipiretik
435 Neuralgin Rhema Analgesik dan Antipiretik
436 Neuraxon 5000 mg Suplemen
437 Neurobion Suplemen
438 Neurobion 5000 mg Suplemen
439 Neurodial Tablet Antiansietas
440 Neurofenac plus AINS
441 Neuropyron-V Suplemen & antinyeri
442 Neurosanbe Suplemen
443 Neurosanbe 500 mg Suplemen
444 Neurosanbe plus Suplemen
445 New Skelan AINS
446 Nifedin Antihipertensi
447 Nifedipin Antihipertensi
448 Nifural syr Antidiare
449 Nipe drop Obat flu
450 Nipe syr Obat flu
451 Nonflamin AINS
452 Nootropil 400 mg Nootropik dan Neurotonik/neurotropik
453 Norvask 10 mg Antihipertensi
454 Norvask 5 mg Antihipertensi
455 Nourish skin Ultimate'15 Suplemen
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
29
456 Nourish skin Ultimate'30 Suplemen
457 Nourish skin'15 Suplemen
458 Nourish skin'30 Suplemen
459 Novalgin AINS
460 Nutriflam Suplemen
461 Nutrimama Suplemen
462 Nymiko drop Antijamur
463 Ocuson Antihistamin
464 Omeprazole Anti tukak
465 Omeproz kapsul Suplemen
466 Ondansentron Antimual
467 Oscal 0,25 mg Obat Metabolisme Tulang
468 Ossoral 800 mg Suplemen
469 Oste Obat pada sistem muskuloskeketal
470 Oste forte Obat pada sistem muskuloskeketal
471 Osteocal Suplemen
472 Otolin ear drop Obat telinga
473 Otopain ear drop Obat telinga
474 Otopraf Ear drop Obat telinga
475 Pabanox Sunblok
476 Panadol drops Analgesik dan Antipiretik
477 Panadol syr 30 ml Analgesik dan Antipiretik
478 Panadol syr 60 ml Analgesik dan Antipiretik
479 Pankreoflat Digestan
480 Paracetamol syr Analgesik dan Antipiretik
481 Paxicam 15 mg AINS
482 Pedialyte Pemelihara Cairan tubuh
483 Pehadoxin Forte Obat TBC
484 Phenobarbital/ Luminal Antiansietas
485 Pirofel 10 mg AINS
486 Pirofel 20 mg AINS
487 Pirofel gel AINS
488 Piroxicam 10 mg AINS
489 Piroxicam 20 mg AINS
490 Plantacid F Anti tukak
491 Plantacid Forte Syr Anti tukak
492 Plantacid syr Anti tukak
493 Plantacid Tab Anti tukak
494 Polidemisin ED Obat mata
495 Polycrol gel forte syrup Anti tukak
496 Polycrol gel syr Anti tukak
497 Polysilane Anti tukak
498 Polysilane susp B Anti tukak
499 Polysilane susp K Anti tukak
500 Polysilane syr B Anti tukak
501 Ponstan 500 mg Analgesik dan Antipiretik
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
30
502 Prednox Kortikosteroid
503 Prenamia Suplemen
504 Prilos Anti tukak
505 Primadex Forte Antibiotik
506 Primadol Analgesik dan Antipiretik
507 Primolut N Preparat hormon sintetik
508 Primperan Antiemetik
509 Profenid Supp AINS
510 Prolacta (baby) Suplemen
511 Prolacta (mother) Suplemen
512 Prolic 150 mg Antibiotik
513 Prolic 300 mg Antibiotik
514 Pronicy Antihistamin
515 Proris AINS
516 Proris forte syr AINS
517 Proris supp Analgesik dan Antipiretik
518 Proris syr AINS
519 Provital Plus Suplemen
520 PTU Antitiroid
521 Puricemia Obat Gout
522 Pylor Antihistamin
523 Pyravit syr Obat TBC
524 Pyricef 500 mg Antibiotik
525 Pyricef forte Antibiotik
526 Pyricef syr Antibiotik
527 PZA 500 mg Obat TBC
528 Ranitidin Anti tukak
529 Redoxon Eff Suplemen
530 Renaquil 1 mg Antiansietas
531 Reskuin 500 mg Antibiotik
532 Rhinatiol anak syr Obat batuk
533 Rhination dws syr Obat Batuk
534 Rhinofed Antihistamin
535 Rhinofed syr Antihistamid
536 Rifampicin 300 mg Antibiotik
537 Rifampicin 450 mg Antibiotik
538 Rifampicin 600 mg Antibiotik
539 Rimactazid Obat TBC
540 Rimcure Obat TBC
541 Rimstar 4-FDC Obat TBC
542 Romilar Obat Batuk
543 Romilar syr Obat Batuk
544 Ryvel Antihistamin
545 Ryvel 10 mg Antihistamin
546 Ryvel drop Antihistamin
547 Ryzen drop Antihistamin
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
31
548 Sagestam ED Antibiotik
549 Sagestam Ointment Antibiotik
550 Sakatonik ABC Suplemen
551 Salbutamol 2 mg Antiasma
552 Salbutamol 4 mg Antiasma
553 Sanazet Obat TBC
554 Sanbe Tears Obat mata
555 Sanexon 4 mg Kortikosteroid
556 Sanmag syr Anti tukak
557 Sanmol 500 mg AINS
558 Sanmol drop Analgesik dan Antipiretik
559 Sanmol syr Analgesik dan Antipiretik
560 Sanprima Antibiotik
561 Sanprima F Antibiotik
562 Sanprima syr Antibiotik
563 Santibi 500 mg Obat TBC
564 Scabimite 10 gr Antiscabies
565 Scabimite 30 gr Antiscabies
566 Selvigon Obat Batuk
567 Seretid Diskus Antiasma
568 Seretide Inhaler 50 Antiasma
569 Siberid Antimigren
570 Siclidon Antibiotik
571 Silopect Obat Batuk
572 Simvastatin 10 mg Obat Dislipidemia
573 Simvastatin 20 mg Obat Dislipidemia
574 Smecta Antialergi
575 Solaxin Obat pada sistem muskuloskeketal
576 Spasmacine Antispasmodik
577 Spasminal Antispasmodik
578 Spiramicin 500 mg Antibiotik
579 Spiranter 500 mg Antibiotik
580 Spirasin 500 mg Antibiotik
581 Sporetik 100 mg Antibiotik
582 Staforin 500 mg Antibiotik
583 Strepsil Suplemen
584 Strocain Anti tukak
585 Stugeron Antivertigo
586 Super Ester C Eff Suplemen
587 Super Ester C'30 Suplemen
588 Supertetra Antibiotik
589 Supradin Eff Suplemen
590 Synbio Probiotik
591 Tarivid Otic Solution Antibiotik
592 Tempra Drop Analgesik dan Antipiretik
593 Tempra forte syrup Analgesik dan Antipiretik
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
32
594 Tempra syrup 60 ml Analgesik dan Antipiretik
595 Tempra syrup B Analgesik dan Antipiretik
596 Tenormin Antihipertensi
597 Tensicap 12,5 mg Antihipertensi
598 Tensicap 25 mg Antihipertensi
599 Tensivask 5 mg Antihipertensi
600 Theragram-m Suplemen
601 Theravask 5 mg Antihipertensi
602 Thermolyte plus'30 Suplemen
603 Thiamfenicol 500 mg Antibiotik
604 Thiamycin forte Antibiotik
605 Thrombopob gel Antiradang
606 Toplexil syr Obat Batuk
607 Tradosik Analgesik
608 Tramadol AINS
609 Tramal Analgesik
610 Transbroncho Syr Obat Batuk
611 Transpulmin B Obat gosok
612 Transpulmin balsem Obat gosok
613 Transpulmin BB 10 gr Obat gosok
614 Transpulmin BB CB1 20 gr Obat gosok
615 Transpulmin syr 100 ml Obat Batuk
616 Transpulmin syr 60 ml Obat Batuk
617 Tremenza Obat Flu
618 Tricodazole Antibiotik
619 Tripanzym Obat saluran cerna
620 Tuzalos Obat Flu
621 Ulcumaag Anti tukak
622 Ultraproct N cream Kortikosteroid
623 Ultraproct N supp Kortikosteroid & anestesi
624 Unalium Antimigren
625 Urbason Kortikosteroid
626 Uresix Antihipertensi
627 Urispas Obat untuk saluran kemih
628 Urotractin Antiseptik saluran kemih
629 Vagistin Ovula Antijamur & antibiotik
630 valisanbe Antiansietas
631 Valisanbe S Antiansietas
632 Varoc 500 mg Antibiotik
633 Vectrin 300 mg Obat Batuk
634 Vegeblend junior Suplemen
635 Venaron Preparat Flebitis dan varises
636 Ventolin Antiasma
637 Ventolin inhaler Antiasma
638 Ventolin NEG Antiasma
639 Ventolin syr Antiasma
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
33
640 Viaclav Antibiotik
641 Viaclav syr Antibiotik
642 Viagra Obat untuk disfungsi ereksi
643 Viostin Comp flash Suplemen
644 Viostin DS Suplemen
645 Virumirz cream 5 gr Antivirus
646 Vitacid 0,05% Obat jerawat
647 Vitalong C cap'30 Suplemen
648 Vitalong C cap'4 Suplemen
649 Vitamin B Complex IPI Suplemen
650 Vitamin C IPI Suplemen
651 Vitamin I Suplemen
652 Vitaquin Hiperpigmentasi kulit
653 Voltaren 10 gr AINS
654 Voltaren 20 gr AINS
655 Voltaren 25 mg AINS
656 Voltaren 50 gr AINS
657 Voltaren emulgel 5 gr AINS
658 Vometa Antimual
659 Vometa drop Antimual
660 Vometa syr Antimual
661 Vosedon Antimual
662 Vosedon syr Antimual
663 Wiacid 150 mg Anti tukak
664 Xanax 0,25 Antiansietas
665 Xanax 0,5 Antiansietas
666 X-Flam 50 mg AINS
667 Xon-Ce Suplemen
668 Xotilon AINS
669 Yasmin Kontrasepsi
670 Zantac 150 mg Anti tukak
671 Zarom 250 mg Antibiotik
672 Zegavit Suplemen
673 Zevit Grow Suplemen
674 Zeviton Suplemen
675 Zinkid zinc syr Suplemen
676 Zoter 400 mg Antivirus
677 Zoter cream Antivirus
678 Zumafib Obat Dislipidemia
679 Zyloric 100 mg Obat Gout
680 Zyloric 300 mg Obat Gout
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
34
Tabel. 4.2 Kategori obat dan suplemen medium moving di Apotek Erra Medika Bulan Februari dan Maret 2013
No Nama Obat Jumlah
Stok
Jumlah
Jumlah
Keluar
Kelas Terapi
1 Amlodipin 5 mg 2489 987 Antihipertensi
2 Allopurinol 500 mg 1305 460 Obat Gout
3 Celestik 1393 438 Antihistamin
4 Metformin 500 mg 1016 292 Antidiabetes
5 Amoxicillin 500 mg 1130 254 Antibiotik
6 Glibenclamide 674 230 Antidiabetes
7 FG Troches 702 213 Preparat Mulut/Tenggorokan
8 Amlodipin 10 mg 520 173 Antihipertensi
9 Synbio 580 151 Probiotik
10 Omeprazole 454 150 Anti tukak
11 Kamoxilin 500 mg 528 143 Antibiotik
12 Dextamin 403 138 Antihistamin
13 Dolo Neurobion 320 127 Suplemen
14 Metronidazole 500 mg 499 126 Antibiotik
15 INH Ciba 300 mg 488 113 Obat TBC
16 Spasmacine 401 112 Antispasmodik
17 Neuralgin 367 100 Analgesik dan Antipiretik
18 Lapimox 500 mg 262 95 Antibiotik
19 Alloris 312 94 Antihistamin
20 Biothicol 500 mg 228 90 Antibiotik
21 Tradosik 326 90 Analgesik
22 Kalnex 500 mg 341 87 Hemostatik
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
35
23 Ondansentron 264 87 Antimual
24 Mucosta 279 82 Anti tukak
25 Fludane Plus 340 80 Obat flu
26 Mediamer 245 76 Antiemetik
27 Methicobal 500 mg 232 75 Suplemen
28 Rifampicin 600 mg 320 75 Antibiotik
29 Urotractin 213 75 Antiseptik saluran kemih
30 Zumafib 200 75 Obat Dislipidemia
31 Analsik 200 72 Antiansietas
32 Lecrav 500 mg 260 69 Antibiotik
33 Simvastatin 20 mg 235 65 Obat Dislipidemia
34 Lapibal 500 mg 196 64 Suplemen
35 Aldisa 220 61 Antihistamin
36 Cedocard 10 mg 230 60 Antiangina
37 Erysanbe 500 mg 162 60 Antibiotik
38 Theragram-m 194 56 Suplemen
39 Cortidex 223 55 Kortikosteroid
40 Hepa-Q 166 55 Suplemen
41 Glunor 500 mg 184 50 Antidiabetes
42 Viostin DS 180 50 Suplemen
43 Lasix 117 46 Antihipertensi
44 Ketokonazole 175 45 Antijamur
45 Ryvel 10 mg 129 45 Antihistamin
46 Akrinor 149 44 Antihipotensi
47 Alprazolam 0,5 145 41 Antiansietas
48 Myonal 153 41 Relaksan Otot
49 Proris 135 41 AINS
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
36
50 Acran 112 40 Anti tukak
51 Intunal Forte 138 40 Obat flu
52 Mertigo 167 40 Antivertigo
53 Buscopan 50 mg 161 39 Antispasmodik
54 Oste 158 38 Obat pada sistem muskuloskeketal
55 Rifampicin 300 mg 113 38 Antibiotik
56 Clindamycine 300 mg 149 35 Antibiotik
57 Imboost 109 33 Suplemen
58 Nutriflam 118 32 Suplemen
59 Cobazim 108 30 Suplemen
60 Codipront cum ekspektoran 132 30 Obat Batuk
61 Fudan 50 mg 94 30 Suplemen
62 Lysagor 84 30 Antimigren
63 valisanbe 80 30 Antiansietas
64 Vometa 80 29 Antimual
65 Arcalion 98 28
Nootropik dan
Neurotonik/neurotropik
66 Ketesse 89 27 AINS
67 Artrilox 7,5 mg 70 26 AINS
68 Co-amoxiclav 625 mg 90 26 Antibiotik
69 Becom 2 85 25 Suplemen
70 Zyloric 100 mg 88 25 Obat Gout
71 Formuno 63 24 Suplemen
72 Imunos 67 23 Suplemen
73 Methicobal 250 mg 78 20 Suplemen
74 Nootropil 400 mg 58 20
Nootropik dan
Neurotonik/neurotropik
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
37
75 Pirofel 10 mg 71 20 AINS
76 Rimactazid 85 20 Obat TBC
77 Tensicap 25 mg 52 20 Antihipertensi
78 Codipront kapsul 71 19 Obat Batuk
79 Fludilat 68 18 Obat Hemorheologi
80 Tramal 75 16 Analgesik
81 Cefixime 200 mg 50 15 Antibiotik
82 Vectrin 300 mg 42 15 Obat Batuk
83 Movi-cox 7,5 mg 46 12 AINS
84 Dulcolax supp 10 mg 20 7 Konstipasi
85 Flagystatin supp 17 5 Antibiotik
86 Liproqy 22 5 Suplemen
87 Amoxicilin syr 11 4 Antibiotik
88 Esilgan 2 13 4 Antiansietas
89 Vitamin C IPI 16 4 Suplemen
90 Amoxan syr 8 3 Antibiotik
91 C. Catarlent 15 mg 9 3 Obat mata
92 C. Cenfresh MD 9 3 Obat mata
93 Cinolon 8 3 Kortikosteroid
94 Fitkom 12 3 Suplemen
95 Kenalog IN Orabase 9 3 Antibiotik
96 Lasal ekspektoran syr 8 3 Antiasma
97 Amoxan drop 6 2 Antibiotik
98 Benoson N 15 gr 7 2 Kortikosteroid
99 Biothicol syr 7 2 Antibiotik
100 C. Lytears 8 2 Obat mata
101 Comtusi syr 100 ml 8 2 Obat Batuk
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
38
102 Comtusi Syr 500 ml 8 2 Obat Batuk
103 Erysanbe syr 6 2 Antibiotik
104 Kalmoxicilin syr 6 2 Antibiotik
105 Mucopect drop 6 2 Obat Batuk
106 Transpulmin BB CB1 20 gr 6 2 Obat gosok
107 Vitalong C cap'30 6 2 Suplemen
108 Zinkid zinc syr 6 2 Suplemen
109 Benoson 5 gr 4 1 Kortikosteroid
110 Betadin Vag + alat 3 1 Obat Luka
111 Bodrexin flu dan batuk syr 4 1 Obat flu
112 Candistin Drop 4 1 Antijamur
113 Candistin drop 4 1 Antijamur
114 Codipront cum. Ekspektorant syr 60 ml 4 1 Obat Batuk
115 Combi Kid Jeruk Straw 3 1 Suplemen
116 Dermatix Ultra 7 gr 4 1 Obat Luka
117 Hufagrip (kuning) 3 1 Obat flu
118 Mucopect dws 4 1 Obat Batuk
119 Mycorin cream 15 gr 3 1 Antijamur
120 Mycospor K 3 1 Antijamur
121 Mycostatin drop 4 1 Antijamur
122 Nipe syr 4 1 Obat flu
123 Paracetamol syr 3 1 Analgesik dan Antipiretik
124 Ryvel 3 1 Antihistamin
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
39
Tabel. 4.3 Kategori obat dan suplemen medium moving di Apotek Erra Medika Bulan Februari dan Maret 2013
No Nama Obat
Jumlah
Stok
Jumlah
Keluar Kelas Terapi
1 Amlodipin 5 mg 2489 987 Antihipertensi
2 Allopurinol 500 mg 1305 460 Obat Gout
3 Celestik 1393 438 Antihistamin
4 Metformin 500 mg 1016 292 Antidiabetes
5 Amoxicillin 500 mg 1130 254 Antibiotik
6 Glibenclamide 674 230 Antidiabetes
7 FG Troches 702 213 Preparat Mulut/Tenggorokan
8 Amlodipin 10 mg 520 173 Antihipertensi
9 Synbio 580 151 Probiotik
10 Omeprazole 454 150 Anti tukak
11 Kamoxilin 500 mg 528 143 Antibiotik
12 Dextamin 403 138 Antihistamin
13 Dolo Neurobion 320 127 Suplemen
14 Metronidazole 500 mg 499 126 Antibiotik
15 INH Ciba 300 mg 488 113 Obat TBC
16 Spasmacine 401 112 Antispasmodik
17 Neuralgin 367 100 Analgesik dan Antipiretik
18 Lapimox 500 mg 262 95 Antibiotik
19 Alloris 312 94 Antihistamin
20 Biothicol 500 mg 228 90 Antibiotik
21 Tradosik 326 90 Analgesik
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
40
22 Kalnex 500 mg 341 87 Hemostatik
23 Ondansentron 264 87 Antimual
24 Mucosta 279 82 Anti tukak
25 Fludane Plus 340 80 Obat flu
26 Mediamer 245 76 Antiemetik
27 Methicobal 500 mg 232 75 Suplemen
28 Rifampicin 600 mg 320 75 Antibiotik
29 Urotractin 213 75 Antiseptik saluran kemih
30 Zumafib 200 75 Obat Dislipidemia
31 Analsik 200 72 Antiansietas
32 Lecrav 500 mg 260 69 Antibiotik
33 Simvastatin 20 mg 235 65 Obat Dislipidemia
34 Lapibal 500 mg 196 64 Suplemen
35 Aldisa 220 61 Antihistamin
36 Cedocard 10 mg 230 60 Antiangina
37 Erysanbe 500 mg 162 60 Antibiotik
38 Theragram-m 194 56 Suplemen
39 Cortidex 223 55 Kortikosteroid
40 Hepa-Q 166 55 Suplemen
41 Glunor 500 mg 184 50 Antidiabetes
42 Viostin DS 180 50 Suplemen
43 Lasix 117 46 Antihipertensi
44 Ketokonazole 175 45 Antijamur
45 Ryvel 10 mg 129 45 Antihistamin
46 Akrinor 149 44 Antihipotensi
47 Alprazolam 0,5 145 41 Antiansietas
48 Myonal 153 41 Relaksan Otot
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
41
49 Proris 135 41 AINS
50 Acran 112 40 Anti tukak
51 Intunal Forte 138 40 Obat flu
52 Mertigo 167 40 Antivertigo
53 Buscopan 50 mg 161 39 Antispasmodik
54 Oste 158 38 Obat pada sistem muskuloskeketal
55 Rifampicin 300 mg 113 38 Antibiotik
56 Clindamycine 300 mg 149 35 Antibiotik
57 Imboost 109 33 Suplemen
58 Nutriflam 118 32 Suplemen
59 Cobazim 108 30 Suplemen
60 Codipront cum ekspektoran 132 30 Obat Batuk
61 Fudan 50 mg 94 30 Suplemen
62 Lysagor 84 30 Antimigren
63 valisanbe 80 30 Antiansietas
64 Vometa 80 29 Antimual
65 Arcalion 98 28
Nootropik dan
Neurotonik/neurotropik
66 Ketesse 89 27 AINS
67 Artrilox 7,5 mg 70 26 AINS
68 Co-amoxiclav 625 mg 90 26 Antibiotik
69 Becom 2 85 25 Suplemen
70 Zyloric 100 mg 88 25 Obat Gout
71 Formuno 63 24 Suplemen
72 Imunos 67 23 Suplemen
73 Methicobal 250 mg 78 20 Suplemen
74 Nootropil 400 mg 58 20 Nootropik dan
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
42
Neurotonik/neurotropik
75 Pirofel 10 mg 71 20 AINS
76 Rimactazid 85 20 Obat TBC
77 Tensicap 25 mg 52 20 Antihipertensi
78 Codipront kapsul 71 19 Obat Batuk
79 Fludilat 68 18 Obat Hemorheologi
80 Tramal 75 16 Analgesik
81 Cefixime 200 mg 50 15 Antibiotik
82 Vectrin 300 mg 42 15 Obat Batuk
83 Movi-cox 7,5 mg 46 12 AINS
84 Dulcolax supp 10 mg 20 7 Konstipasi
85 Flagystatin supp 17 5 Antibiotik
86 Liproqy 22 5 Suplemen
87 Amoxicilin syr 11 4 Antibiotik
88 Esilgan 2 13 4 Antiansietas
89 Vitamin C IPI 16 4 Suplemen
90 Amoxan syr 8 3 Antibiotik
91 C. Catarlent 15 mg 9 3 Obat mata
92 C. Cenfresh MD 9 3 Obat mata
93 Cinolon 8 3 Kortikosteroid
94 Fitkom 12 3 Suplemen
95 Kenalog IN Orabase 9 3 Antibiotik
96 Lasal ekspektoran syr 8 3 Antiasma
97 Amoxan drop 6 2 Antibiotik
98 Benoson N 15 gr 7 2 Kortikosteroid
99 Biothicol syr 7 2 Antibiotik
100 C. Lytears 8 2 Obat mata
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
43
101 Comtusi syr 100 ml 8 2 Obat Batuk
102 Comtusi Syr 500 ml 8 2 Obat Batuk
103 Erysanbe syr 6 2 Antibiotik
104 Kalmoxicilin syr 6 2 Antibiotik
105 Mucopect drop 6 2 Obat Batuk
106 Transpulmin BB CB1 20 gr 6 2 Obat gosok
107 Vitalong C cap'30 6 2 Suplemen
108 Zinkid zinc syr 6 2 Suplemen
109 Benoson 5 gr 4 1 Kortikosteroid
110 Betadin Vag + alat 3 1 Obat Luka
111 Bodrexin flu dan batuk syr 4 1 Obat flu
112 Candistin Drop 4 1 Antijamur
113 Candistin drop 4 1 Antijamur
114
Codipront cum. Ekspektorant syr 60
ml 4 1 Obat Batuk
115 Combi Kid Jeruk Straw 3 1 Suplemen
116 Dermatix Ultra 7 gr 4 1 Obat Luka
117 Hufagrip (kuning) 3 1 Obat flu
118 Mucopect dws 4 1 Obat Batuk
119 Mycorin cream 15 gr 3 1 Antijamur
120 Mycospor K 3 1 Antijamur
121 Mycostatin drop 4 1 Antijamur
122 Nipe syr 4 1 Obat flu
123 Paracetamol syr 3 1 Analgesik dan Antipiretik
124 Ryvel 3 1 Antihistamin
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
44
Tabel. 4.4 Kategori obat dan suplemen slow moving di Apotek Erra Medika Bulan Februari dan Maret 2013
No Nama Obat Jumlah Stok
Jumlah
Keluar Kelas Terapi
1 Captopril 25 mg 1228 221 Antihipertensi
2 Neurobion 785 150 Suplemen
3 Nifedipin 863 150 Antihipertensi
4 Acyclovir 400 mg 417 82 Antivirus
5 Piroxicam 10 mg 507 82 AINS
6 Prednox 359 75 Kortikosteroid
7 Piroxicam 20 mg 280 50 AINS
8 Supertetra 200 36 Antibiotik
9 Primperan 194 32 Antiemetik
10 Ascardia 160 mg 170 30 Trombolitik
11 Lacto-B 125 25 Probiotik
12 Xon-Ce 125 24 Suplemen
13 Uresix 118 22 Antihipertensi
14 Elkana 102 20 Suplemen
15 Sanprima 121 20 Antibiotik
16 Erysanbe 250 mg 81 15 Antibiotik
17 Griseofulvin 500 mg 87 15 Antijamur
18 Maintate 5 mg 60 10 Antihipertensi
19 Cefspan 100 mg 32 6 Antibiotik
20 Neuralgin Rhema 25 5 Analgesik dan Antipiretik
21 Zegavit 18 3 Suplemen
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
45
22 Andantol gel 5 1 Obat Luka
23 C. Eyefresh MD 5 1 Obat mata
24 C. Fenicol ED 0,25% 6 1 Obat mata
25 Comtusi syr 60 ml 5 1 Obat Batuk
26 Enervon C'30 5 1 Suplemen
27 Pedialyte 6 1 Pemelihara Cairan tubuh
28 Pirofel gel 5 1 AINS
29 Scabimite 30 gr 5 1 Antiscabies
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
46
Tabel. 4.5 Kategori obat dan suplemen very slow moving di Apotek Erra Medika Bulan Februari dan Maret 2013
No Nama Obat
Jumlah
Stok
Jumlah
Keluar Kelas Terapi
1 Phenobarbital/ Luminal 1229 134 Antiansietas
2 HCT 1052 87 Antihipertensi
3 Captopril 12,5 mg 580 84 Antihipertensi
4 Cataflam 50 mg 429 68 AINS
5 Asam mefenamat 500 mg 525 65 AINS
6 Pylor 386 55 Antihistamin
7 Anpiride 1 mg 325 50 Antidiabetes
8 Ponstan 500 mg 365 49 Analgesik dan Antipiretik
9 Zarom 250 mg 351 48 Antibiotik
10 ISDN 322 40 Antiangina
11 Incidal 271 34 Antihistamin
12 Carniq 498 30 Suplemen
13 Neurosanbe 500 mg 199 30 Suplemen
14 Digoxin Sandol 199 29 Obat Jantung
15 Erysanbe 200 mg 194 27 Antibiotik
16 Varoc 500 mg 165 26 Antibiotik
17 Amoxan 250 mg 207 22 Antibiotik
18 Allopurinol 300 mg 170 20 Obat Gout
19 Dextral 130 20 Obat flu
20 Furosemid 292 20 Antihipertensi
21 Prolic 300 mg 127 20 Antibiotik
22 Flamar 25 mg 134 17 AINS
23 Imodium 238 16 Antidiare
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
47
24 Mecobalamin 500 mg 100 14 Suplemen
25 Meloxicam 15 mg 206 14 AINS
26 Vitalong C cap'4 112 12 Suplemen
27 Ampicillin 500 mg 247 10 Antibiotik
28 Cardivask 10 mg 214 10 Antihipertensi
29 Concor 2,5 mg 90 10 Antihipertensi
30 Datan 500 65 10 AINS
31 Dometic 82 10 Antimual
32 Doxyciclin 130 10 Antibiotik
33 Dramamine 111 10 Antivertigo
34 Flamar 50 mg 158 10 AINS
35 Kaflam 50 mg 121 10 AINS
36 Lincomycin 500 mg 308 10 Antibiotik
37 Lodia 142 10 Antidiare
38 Mefinal 250 mg 222 10 AINS
39 Prolic 150 mg 70 10 Antibiotik
40 Pyricef 500 mg 134 10 Antibiotik
41 Strocain 65 10 Anti tukak
42 Thiamfenicol 500 mg 143 10 Antibiotik
43 Unalium 95 10 Antimigren
44 Voltaren 25 mg 80 10 AINS
45 Renaquil 1 mg 60 9 Antiansietas
46 Intermoxil 500 mg 141 8 Antibiotik
47 Adalat 5 mg 105 6 Antihipertensi
48 Andalan 43 6 Kontrasepsi
49 Epsonal 251 6 Relaksan otot
50 Alganax 0,5 40 5 Antiansietas
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
48
51 Mycostop 250 mg 185 5 Antijamur
52 Paxicam 15 mg 50 5 AINS
53 Formyco 68 4 Antijamur
54 Claritin 75 3 Antihistamin
55 Chloramfecor cream 13 2 Antibiotik
56 Lameson 8 mg 213 2 Kortikosteroid
57 Lesichol 600 mg 25 2 Antihipertensi
58 Microgynon 25 2 Kontrasepsi
59 Profenid Supp 16 2 AINS
60 Proris supp 13 2 Analgesik dan Antipiretik
61 Rimstar 4-FDC 70 2 Obat TBC
62 Strepsil 20 2 Suplemen
63 Tenormin 16 2 Antihipertensi
64 Betason N 7 1 Kortikosteroid
65 Melanox 8 1 Obat kulit (memutihkan)
66 Mylanta syr K 7 1 Anti tukak
67 Sakatonik ABC 9 1 Suplemen
68 Super Ester C Eff 8 1 Suplemen
69 Viagra 8 1 Obat untuk disfungsi ereksi
70 Vitamin B Complex IPI 13 1 Suplemen
71 Acyclovir 200 mg 225 0 Antivirus
72 Acyclovir cream 24 0 Antivirus
73 Albiotin 150 mg 43 0 Antibiotik
74 Amaryl 1 mg 133 0 Antidiabetes
75 Anakonidin syr 60 ml 5 0 Obat flu
76 Antalgin 118 0 AINS
77 Antasida Doen 150 0 Anti tukak
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
49
78 Apolar N cream 6 0 Kortikosteroid
79 Ardium 64 0 Obat Hemorheologi
80 Asifit 2 0 Suplemen
81 Bactrim Adult 1 0 Antibiotik
82 Baycuten N 3 0 Antijamur
83 Benoson 15 gr 5 0 Kortikosteroid
84 Berry Vision 125 0 Suplemen
85 Betadin Vag Dauche TA 1 0 Obat Luka
86 Bio ATP 138 0 Suplemen
87 Biosanbe 80 0 Suplemen
88 Bled Stop 100 0 Obat yang bekerja pada uterus
89 Bondi capsul 30 0 Obat pada sistem muskuloskeketal
90 Bufacomb cream 5 gr 1 0 Kortikosteroid
91 Bufect F syr 2 0 AINS
92 Bufect syr 4 0 AINS
93 C. Augentonic ED 15 mc 4 0 Obat mata
94 C. Catarlent ED 5 gr 3 0 Obat mata
95 C. Fenicol 0,5% 1 0 Obat mata
96 C. Fenicol EO 1% 35gr 3 0 Obat mata
97 C. Litrol MD 5 0 Obat mata
98 C. Polidex ED 4 0 Obat Mata
99 C. Polygran ED 1 0 Obat mata
100 C. Protagenta M.D 6 0 Obat mata
101 C. Tobroson MD 30 0 Obat mata
102 C. Trombo MD 7 0 Obat mata
103 C. Xitrol EO ointment 4 0 Obat mata
104 Captensin 125 mg 50 0 Antihipertensi
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
50
105 Catapres 150 mg 130 0 Antihipertensi
106 CDR Fortos GTF 5 0 Suplemen
107 Celestamin Syr 30 ml 2 0 Antihistamin
108 Celestamin syr 60 ml 3 0 Antihistamin
109 Chloramfecort H cream 3 0 Antibiotik
110 Cimetidin 190 0 Anti tukak
111 Citocetin syr 7 0 Obat flu
112 Claneksi Forte 3 0 Antibiotik
113 Claritin Syr 30 ml 2 0 Antihistamin
114 Claritin Syr 60 ml 3 0 Antihistamin
115 Clatatin 30 0 Antihistamin
116 Clindamycine 150 mg 58 0 Antibiotik
117 Clinovir 400 mg 48 0 Antivirus
118 Colistin 79 0 Antibiotik
119 Co-trimoxazol 480 mg 206 0 Antibiotik
120 Curliv 64 0 Suplemen
121 Curliv Plus 71 0 Suplemen
122 Daktarin 5 gr 4 0 Antijamur
123 Daktarin powder 1 0 Antijamur
124 Damaben syr 4 0 Antimual
125 Daonil 150 0 Antidiabetes
126 Dentacid 500 mg 328 0 AINS
127 Dexamethasone 0,75 mg 10 0 Kortikosteroid
128 Diabex 850 mg 111 0 Antidiabetes
129 Diaglime 1 mg 65 0 Antidiabetes
130 Diaglime 2 mg 55 0 Antidiabetes
131 Diaglime 3 mg 30 0 Antidiabetes
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
51
132 Diamicron 122 0 Antidiabetes
133 Diamicron MR 60 0 Antidiabetes
134 Diamicron MR 60 mg 50 0 Antidiabetes
135 Diane 35 7 0 Obat Jerawat
136 Digenta cream 3 0 Kortikosteroid & antibiotik
137 Digest 90 0 Anti tukak
138 Diltiazem 259 0 Antihipertensi
139 Diprogenta 10 gr 3 0 Kortikosteroid
140 Diprosone Oil 10 gr 4 0 Kortikosteroid
141 Dolones cream 3 0 Anestetik topikal
142 Dulcolactol syr 1 0 Konstipasi
143 Dumin syr 4 0 Analgesik dan Antipiretik
144 Duphaston 20 0 Preparat hormon sintetik
145 Duvadilan 5 0 Obat yang bekerja pada uterus
146 Elocon Oil 5 gr 3 0 Kortikosteroid
147 Elox oil 5 gr 2 0 Kortikosteroid
148 Encephabol syr 2 0 Nootropik dan Neurotonik/neurotropik
149 Ethambutol 250 mg 85 0 Obat TBC
150 Exluton 8 0 Kontrasepsi
151 Famocid 40 mg 40 0 Anti tukak
152 Felden Gel 4 0 AINS
153 Feldene 20 mg 40 0 AINS
154 Femisic 500 mg 108 0 AINS
155 Ferrosfort Eff 5 0 Suplemen
156 Fishqua 2 0 Suplemen
157 Fitkom Gummy 1 0 Suplemen
158 Flagyl syr 2 0 Antibiotik
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
52
159 Flamar gel 3 0 AINS
160 Floxa MD 4 0 Antibiotik
161 Flutamol 52 0 Obat Flu
162 Folavit 144 0 Suplemen
163 Fruit Adult 2 0 Suplemen
164 Fruit junior 3 0 Suplemen
165 Fudan syr 100 ml 2 0 Suplemen & terapi penunjang
166 Fungistop 500 mg 70 0 Antijamur
167 Gabbryl syr 3 0 Antibiotik
168 Garamycin 5 gr 10 0 Antibiotik
169 Gastrul 30 0 Anti tukak
170 Glucobay 100 mg 85 0 Antidiabetes
171 Glunor 850 mg 200 0 Antidiabetes
172 Griseofulvin 125 mg 275 0 Antijamur
173 Hemaviton ACT '30 1 0 Suplemen
174 Hemaviton cap'30 1 0 Suplemen
175 Hemaviton S.N '30 2 0 Suplemen
176 Herbesser 30 mg 71 0 Antiangina
177 Hufagrip (Biru) 5 0 Obat pilek
178 Ibukal syr 7 0 AINS
179 Inerson 15 gr 2 0 Kortikosteroid
180 Insaar 65 0 Antihipertensi
181 Internolol 50 mg 42 0 Antihipertensi
182 Intunal 132 0 Obat flu
183 Isprinol 43 0 Antivirus
184 Isprinol syr 2 0 Immunomodulator
185 Joint fit roller gel 1 0 Suplemen
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
53
186 Kalcinol N 5 gr 3 0 Kortikosteroid
187 Kalmoxicilin syr F 5 0 Antibiotik
188 Kaltrofen 50 mg 76 0 AINS
189
Kamillosan Ointment 10
gr 2 0 AINS
190 Kenacort 162 0 Kortikosteroid
191 Kenacort A cream 1 0 Kortikosteroid
192 Lantus Solostar 4 0 Antidiabetes
193 Lapistan 500 mg 82 0 AINS
194 Lasal syr 3 0 Antiasma
195 Lasmalin 146 0 Antiasma
196 Laxadin syr 60 ml 3 0 Konstipasi
197 Lemocin 42 0 Antibiotik
198 Letonal 63 0 Diuretik
199 Levocin 10 0 Antibiotik
200 Lipitor 20 mg 30 0 Obat Dislipidemia
201 Madecassol 2 0 Obat Luka
202 Matovit 34 0 Suplemen
203 Mefinter 500 mg 37 0 AINS
204 Meptin Swinghaler 200 2 0 Antiasma
205 Mercotin 2 0 Obat Batuk
206 Merit tab 4 0 Suplemen
207 Methicol 80 0 Suplemen
208 Mezatrin 250 mg 49 0 Antibiotik
209 Moloco 90 0 Suplemen
210 Moxam 7,5 mg 2 0 AINS
211 Mucopect syr anak 15 mg 1 0 Obat Batuk
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
54
212 Myco 2 cram 2 0 Antijamur
213 Myconazole cream 1 0 Antijamur
214 Mycoral 40 0 Antijamur
215 Mycospor 15 gr 4 0 Antijamur
216 Mycostop 500 mg 2 0 Antijamur
217 Nerisona Fatty Ointment 3 0 Kortikosteroid
218 Neuraxon 5000 mg 112 0 Suplemen
219 Neurobion 5000 mg 670 0 Suplemen
220 Neuropyron-V 133 0 Suplemen & antinyeri
221 Nifedin 103 0 Antihipertensi
222 Nifural syr 3 0 Antidiare
223 Norvask 10 mg 55 0 Antihipertensi
224 Nourish skin Ultimate'15 2 0 Suplemen
225 Nourish skin Ultimate'30 2 0 Suplemen
226 Nourish skin'15 2 0 Suplemen
227 Nourish skin'30 4 0 Suplemen
228 Novalgin 20 0 AINS
229 Omeproz kapsul 3 0 Suplemen
230 Ossoral 800 mg 60 0 Suplemen
231 Osteocal 62 0 Suplemen
232 Otolin ear drop 1 0 Obat telinga
233 Pabanox 2 0 Sunblok
234 Panadol drops 2 0 Analgesik dan Antipiretik
235 Pehadoxin Forte 328 0 Obat TBC
236 Plantacid F 65 0 Anti tukak
237 Plantacid Tab 62 0 Anti tukak
238 Polycrol gel forte syrup 6 0 Anti tukak
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
55
239 Polycrol gel syr 5 0 Anti tukak
240 Polysilane syr B 6 0 Anti tukak
241 Prenamia 122 0 Suplemen
242 Prilos 5 0 Anti tukak
243 Primadex Forte 90 0 Antibiotik
244 Prolacta (baby) 55 0 Suplemen
245 Prolacta (mother) 65 0 Suplemen
246 Pronicy 257 0 Antihistamin
247 Provital Plus 13 0 Suplemen
248 PTU 109 0 Antitiroid
249 Pyravit syr 2 0 Obat TBC
250 Pyricef forte 3 0 Antibiotik
251 Rhination dws syr 1 0 Obat Batuk
252 Rimcure 58 0 Obat TBC
253 Romilar syr 1 0 Obat Batuk
254 Ryvel drop 3 0 Antihistamin
255 Ryzen drop 1 0 Antihistamin
256 Sagestam ED 3 0 Antibiotik
257 Salbutamol 4 mg 325 0 Antiasma
258 Sanazet 208 0 Obat TBC
259 Sanbe Tears 2 0 Obat mata
260 Sanmag syr 3 0 Anti tukak
261 Santibi 500 mg 222 0 Obat TBC
262 Scabimite 10 gr 5 0 Antiscabies
263 Seretid Diskus 2 0 Antiasma
264 Seretide Inhaler 50 1 0 Antiasma
265 Siberid 44 0 Antimigren
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
56
266 Siclidon 30 0 Antibiotik
267 Solaxin 80 0 Obat pada sistem muskuloskeketal
268 Spasminal 126 0 Antispasmodik
269 Sporetik 100 mg 34 0 Antibiotik
270 Supradin Eff 1 0 Suplemen
271 Tarivid Otic Solution 2 0 Antibiotik
272 Tempra forte syrup 5 0 Analgesik dan Antipiretik
273 Tempra syrup B 3 0 Analgesik dan Antipiretik
274 Tensicap 12,5 mg 71 0 Antihipertensi
275 Theravask 5 mg 120 0 Antihipertensi
276 Thermolyte plus'30 1 0 Suplemen
277 Thiamycin forte 2 0 Antibiotik
278 Toplexil syr 2 0 Obat Batuk
279 Transbroncho Syr 2 0 Obat Batuk
280 Transpulmin balsem 6 0 Obat gosok
281 Transpulmin BB 10 gr 3 0 Obat gosok
282 Transpulmin syr 100 ml 1 0 Obat Batuk
283 Tricodazole 100 0 Antibiotik
284 Urbason 26 0 Kortikosteroid
285 Valisanbe S 53 0 Antiansietas
286 Vegeblend junior 4 0 Suplemen
287 Ventolin NEG 24 0 Antiasma
288 Ventolin syr 2 0 Antiasma
289 Viaclav 50 0 Antibiotik
290 Viaclav syr 3 0 Antibiotik
291 Viostin Comp flash 1 0 Suplemen
292 Vitacid 0,05% 4 0 Obat jerawat
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
57
293 Vitaquin 1 0 Hiperpigmentasi kulit
294 Voltaren 10 gr 6 0 AINS
295 Voltaren 50 gr 5 0 AINS
296 Voltaren emulgel 5 gr 5 0 AINS
297 Vometa drop 2 0 Antimual
298 Vometa syr 2 0 Antimual
299 Wiacid 150 mg 37 0 Anti tukak
300 X-Flam 50 mg 16 0 AINS
301 Xotilon 30 0 AINS
302 Yasmin 1 0 Kontrasepsi
303 Zevit Grow 40 0 Suplemen
304 Zeviton 54 0 Suplemen
305 Zoter 400 mg 12 0 Antivirus
306 Zyloric 300 mg 69 0 Obat Gout
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
58
Tabel. 4.6 Kategori obat merk dagang dan suplemen fast moving di Apotek Erra Medika Bulan Februari dan Maret 2013
No Nama Obat
Jumlah
Stok
Jumlah
Keluar Kelas Terapi
1 Romilar 5100 3562 Obat Batuk
2 Epexol 30 mg 3500 3202 Obat Batuk
3 Sanmol 500 mg 2100 1834 AINS
4 Cardivask 5 mg 1483 1363 Antihipertensi
5 Neurosanbe 1127 1103 Suplemen
6 PZA 500 mg 1517 984 Obat TBC
7 Silopect 1766 981 Obat Batuk
8 Staforin 500 mg 1063 912 Antibiotik
9 Pirofel 20 mg 1185 845 AINS
10 Mefinal 1049 843 AINS
11 Dumin 500 mg 812 751 Analgesik dan Antipiretik
12 Neurosanbe plus 1242 746 Suplemen
13 Cefat 500 mg 1099 677 Antibiotik
14 Sanexon 4 mg 800 672 Kortikosteroid
15 Tremenza 587 641 Obat Flu
16 Glucophage 500 mg 1199 495 Antidiabetes
17 Betablok 50 mg 660 480 Antihipertensi
18 Bisolvon 544 425 Obat Batuk
19 INH Ciba 400 mg 541 420 Obat TBC
20 Glucophage 850 mg 643 400 Antidiabetes
21 Betaserc 8 mg 727 365 Antivertigo
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
59
22 Neurofenac plus 691 360 AINS
23 Famocid 20 mg 403 337 Anti tukak
24 Tripanzym 392 332 Obat saluran cerna
25 Amoxan 500 mg 454 305 Antibiotik
26 Metrison 4 mg 400 304 Kortikosteroid
27 Primadol 536 299 Analgesik dan Antipiretik
28 Rhinofed 433 275 Antihistamin
29 Lameson 4 mg 473 266 Kortikosteroid
30 Deculin 15 mg 349 260 Antidiabetes
31 Homoclomin 316 241 Antihistamin
32 Vosedon 206 221 Antimual
33 Fundamin-E 364 213 Suplemen
34 Amadiab 1 mg 390 210 Antidiabetes
35 Cefat 250 mg 501 207 Antibiotik
36 Reskuin 500 mg 408 207 Antibiotik
37 Glucobay 50 mg 430 205 Antidiabetes
38 Tramadol 367 205 AINS
39 Venaron 299 203 Preparat Flebitis dan varises
40 Tuzalos 280 191 Obat Flu
41 Becom C 360 185 Suplemen
42 Hemobion 151 185 Suplemen
43 Cedocard 5 mg 439 180 Antiangina
44 Glunenorm 305 180 Antidiabetes
45 Ocuson 241 176 Antihistamin
46 Ascardia 80 mg 350 170 Trombolitik
47 Lipitor 10 mg 338 163 Obat Dislipidemia
48 Nalgestan 208 155 Obat pilek
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
60
49 Hexer 238 152 Anti tukak
50 Ulcumaag 352 150 Anti tukak
51 Spiramicin 500 mg 332 149 Antibiotik
52 Lapibal 250 mg 210 148 Suplemen
53 Damaben 321 144 Antimual
54 Spirasin 500 mg 301 140 Antibiotik
55 Baquinor 500 mg 171 136 Antibiotik
56 Cataflam 25 mg 324 133 AINS
57 Smecta 188 124 Antialergi
58 Sanprima F 223 122 Antibiotik
59 Tensivask 5 mg 273 121 Antihipertensi
60 Mapex 500 mg 296 120
61 Fixef 100 mg 131 113 Antibiotik
62 Anadex 121 111 Obat flu
63 Dalfarol 200 mg 170 107 Suplemen
64 Meptin 178 107 Antiasma
65 Braxidin 173 105 Antiansietas
66 Gabbryl 171 104 Antibiotik
67 Stugeron 242 104 Antivertigo
68 Merislon 251 101 Antivertigo
69 New Skelan 190 90 AINS
70 Oscal 0,25 mg 120 90 Obat Metabolisme Tulang
71 Mucopect 133 88 Obat Batuk
72 Selvigon 149 88 Obat Batuk
73 Atorsan 10 mg 95 85 Obat Dislipidemia
74 Primolut N 105 85 Preparat hormon sintetik
75 Kalnex 250 mg 150 84 Hemostatik
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
61
76 Interhistin 164 75 Antihistamin
77 Fluimucil 200 ml 114 74 Obat pilek
78 Fluimucil Capsule 114 74 Obat pilek
79 Nutrimama 134 74 Suplemen
80 Comtusi Forte 128 72 Obat Batuk
81 Encephabol 174 70 Nootropik dan Neurotonik/neurotropik
82 Movi-cox 15 mg 114 69 AINS
83 Biodiar 100 67 Antidiare
84 Polysilane 104 64 Anti tukak
85 Celestamin 131 60 Antihistamin
86 Folamil Genio 90 60 Suplemen
87 Imboost Force 149 60 Suplemen
88 Norvask 5 mg 146 60 Antihipertensi
89 Puricemia 104 60 Obat Gout
90 Spiranter 500 mg 66 55 Antibiotik
91 Frisium 82 54 Antiansietas
92 Betablok 100 mg 60 53 Antihipertensi
93 Diagit 100 51 Antidiare
94 Buscopan plus 124 50 Antispasmodik
95 Ventolin 98 50 Antiasma
96 Neurodial Tablet 82 47 Antiansietas
97 Methergin 100 45 Obat yang bekerja pada uterus
98 Albiotin 300 mg 60 41 Antibiotik
99 Asvex 44 40 Obat flu
100 Megazing 92 40 Suplemen
101 L-bio 66 35 Probiotik
102 Librax 83 35 Antiansietas
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
62
103 Oste forte 67 35 Obat pada sistem muskuloskeketal
104 Sanmol syr 43 35 Analgesik dan Antipiretik
105 Xanax 0,5 67 35 Antiansietas
106 Fanormin 40 30 Antihipertensi
107 Lipanthyl 74 30 Obat Dislipidemia
108 Nonflamin 60 29 AINS
109 Alganax 0,25 68 28 Antiansietas
110 Xanax 0,25 35 28 Antiansietas
111 Urispas 63 27 Obat untuk saluran kemih
112 Ultraproct N supp 42 26 Kortikosteroid & anestesi
113 Cordaron 44 25 Antiangina
114 Plantacid Forte Syr 31 25 Anti tukak
115 Claneksi 500 mg 32 24 Antibiotik
116 Kaltrofen supp 45 24 AINS
117 Flexasur tab 48 20 Suplemen
118 Inazol 30 20 Anti tukak
119 Zantac 150 mg 31 20 Anti tukak
120 Faktu supp 22 16 Preparat anorektal (antiradang)
121 Vitamin I 30 15 Suplemen
122 Proris syr 17 13 AINS
123 Sagestam Ointment 18 13 Antibiotik
124 Asthin Force 24 12 Obat Kulit
125 Bioplacenton 21 12 Obat Luka
126 Formyco cream 23 12 Antijamur
127 Medixon 4 mg 17 12 Kortikosteroid
128 Cinolon N 25 11 Kortikosteroid & Antijamur
129 Sanmol drop 17 10 Analgesik dan Antipiretik
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
63
130 Cefat Forte Syr 11 9 Antibiotik
131 Polysilane susp B 13 9 Anti tukak
132 Claneksi syr 12 8 Antibiotik
133 Albothyl 10 ml 15 7 Obat Luka
134 CDR Eff 11 7 Suplemen
135 Esperson cream 5 gr 11 7 Kortikosteroid
136 Hufagrip BP syr 11 7 Obat batuk & pilek
137 Plantacid syr 14 7 Anti tukak
138 Redoxon Eff 12 7 Suplemen
139 Super Ester C'30 9 7 Suplemen
140 C. Xitrol ED 11 6 Obat mata
141 Cefat syr 11 6 Antibiotik
142 Combi Kid strip 14 6 Suplemen
143 Diprogenta 5 gr 7 6 Kortikosteroid
144 Epexol syr 10 6 Obat Batuk
145 Fixef syr 10 6 Antibiotik
146 Microlax 11 6 Obat Konstipasi
147 Pankreoflat 11 6 Digestan
148 Vagistin Ovula 11 6 Antijamur & antibiotik
149 Amoxan forte 7 5 Antibiotik
150 Cefat Syr 11 5 Antibiotik
151 Flexasur cream 12 5 Antinyeri
152 Inpepsa syr 8 5 Anti tukak
153 Neo Kaolana syr 10 5 Antidiare
154 Polidemisin ED 12 5 Obat mata
155 Polysilane susp K 7 5 Anti tukak
156 Pyricef syr 8 5 Antibiotik
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
64
157 Rhinofed syr 6 5 Antihistamid
158 Ultraproct N cream 9 5 Kortikosteroid
159 Voltaren 20 gr 11 5 AINS
160 Cefat F 8 4 Antibiotik
161 Combi Kid Fruit'12 7 4 Suplemen
162 Garamycin 15 gr 7 4 Antibiotik
163 Kandistatin drop 8 4 Antijamur
164 Otopraf Ear drop 10 4 Obat telinga
165 Panadol syr 60 ml 7 4 Analgesik dan Antipiretik
166 Tempra syrup 60 ml 7 4 Analgesik dan Antipiretik
167 Thrombopob gel 9 4 Antiradang
168 Ventolin inhaler 9 4 Antiasma
169 Esperson 15 gr 6 3 Kortikosteroid
170 Mylanta syr B 6 3 Anti tukak
171 Panadol syr 30 ml 5 3 Analgesik dan Antipiretik
172 Proris forte syr 6 3 AINS
173 Sanprima syr 6 3 Antibiotik
174 Tempra Drop 6 3 Analgesik dan Antipiretik
175 Transpulmin B 5 3 Obat gosok
176 Vosedon syr 5 3 Antimual
177 Apolar cream 5 2 Kortikosteroid
178 Daktarin 50 gr 4 2 Antijamur
179 Damaben drop 4 2 Antimual
180 Diprosone Oil 5 gr 4 2 Kortikosteroid
181 Laxadine syr 100 ml 3 2 Konstipasi
182 Otopain ear drop 5 2 Obat telinga
183 Virumirz cream 5 gr 4 2 Antivirus
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
65
184 Codipront syr 60 ml 1 1 Obat Batuk
185 Cyclo Progynova 2 1 Preparat hormon sintetik
186 Elocon Oil 10 gr 2 1 Kortikosteroid
187 Evion Vegicap '30 1 1 Suplemen
188 Fenistil drop 2 1 Antihistamin
189 Nipe drop 2 1 Obat flu
190 Nymiko drop 2 1 Antijamur
191 Rhinatiol anak syr 2 1 Obat batuk
192 Transpulmin syr 60 ml 2 1 Obat Batuk
193 Zoter cream 2 1 Antivirus
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
66
Tabel. 4.7 Kategori obat merk dagang dan suplemen medium moving Apotek Erra Medika Bulan Februari dan Maret
No Nama Obat
Jumlah
Stok
Jumlah
Keluar Kelas Terapi
1 Celestik 1393 438 Antihistamin
2 FG Troches 702 213 Preparat Mulut/Tenggorokan
3 Synbio 580 151 Probiotik
4 Kamoxilin 500 mg 528 143 Antibiotik
5 Dextamin 403 138 Antihistamin
6 Dolo Neurobion 320 127 Suplemen
7 INH Ciba 300 mg 488 113 Obat TBC
8 Spasmacine 401 112 Antispasmodik
9 Neuralgin 367 100 Analgesik dan Antipiretik
10 Lapimox 500 mg 262 95 Antibiotik
11 Alloris 312 94 Antihistamin
12 Biothicol 500 mg 228 90 Antibiotik
13 Tradosik 326 90 Analgesik
14 Kalnex 500 mg 341 87 Hemostatik
15 Mucosta 279 82 Anti tukak
16 Fludane Plus 340 80 Obat flu
17 Mediamer 245 76 Antiemetik
18 Methicobal 500 mg 232 75 Suplemen
19 Urotractin 213 75 Antiseptik saluran kemih
20 Zumafib 200 75 Obat Dislipidemia
21 Analsik 200 72 Antiansietas
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
67
22 Lecrav 500 mg 260 69 Antibiotik
23 Lapibal 500 mg 196 64 Suplemen
24 Aldisa 220 61 Antihistamin
25 Cedocard 10 mg 230 60 Antiangina
26 Erysanbe 500 mg 162 60 Antibiotik
27 Theragram-m 194 56 Suplemen
28 Cortidex 223 55 Kortikosteroid
29 Hepa-Q 166 55 Suplemen
30 Glunor 500 mg 184 50 Antidiabetes
31 Viostin DS 180 50 Suplemen
32 Lasix 117 46 Antihipertensi
33 Ryvel 10 mg 129 45 Antihistamin
34 Akrinor 149 44 Antihipotensi
35 Myonal 153 41 Relaksan Otot
36 Proris 135 41 AINS
37 Acran 112 40 Anti tukak
38 Intunal Forte 138 40 Obat flu
39 Mertigo 167 40 Antivertigo
40 Buscopan 50 mg 161 39 Antispasmodik
41 Oste 158 38 Obat pada sistem muskuloskeketal
42 Imboost 109 33 Suplemen
43 Nutriflam 118 32 Suplemen
44 Cobazim 108 30 Suplemen
45 Codipront cum ekspektoran 132 30 Obat Batuk
46 Fudan 50 mg 94 30 Suplemen
47 Lysagor 84 30 Antimigren
48 valisanbe 80 30 Antiansietas
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
68
49 Vometa 80 29 Antimual
50 Arcalion 98 28 Nootropik dan Neurotonik/neurotropik
51 Ketesse 89 27 AINS
52 Artrilox 7,5 mg 70 26 AINS
53 Co-amoxiclav 625 mg 90 26 Antibiotik
54 Becom 2 85 25 Suplemen
55 Zyloric 100 mg 88 25 Obat Gout
56 Formuno 63 24 Suplemen
57 Imunos 67 23 Suplemen
58 Methicobal 250 mg 78 20 Suplemen
59 Nootropil 400 mg 58 20 Nootropik dan Neurotonik/neurotropik
60 Pirofel 10 mg 71 20 AINS
61 Rimactazid 85 20 Obat TBC
62 Tensicap 25 mg 52 20 Antihipertensi
63 Codipront kapsul 71 19 Obat Batuk
64 Fludilat 68 18 Obat Hemorheologi
65 Tramal 75 16 Analgesik
66 Vectrin 300 mg 42 15 Obat Batuk
67 Movi-cox 7,5 mg 46 12 AINS
68 Dulcolax supp 10 mg 20 7 Konstipasi
69 Flagystatin supp 17 5 Antibiotik
70 Liproqy 22 5 Suplemen
71 Esilgan 2 13 4 Antiansietas
72 Vitamin C IPI 16 4 Suplemen
73 Amoxan syr 8 3 Antibiotik
74 C. Catarlent 15 mg 9 3 Obat mata
75 C. Cenfresh MD 9 3 Obat mata
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
69
76 Cinolon 8 3 Kortikosteroid
77 Fitkom 12 3 Suplemen
78 Kenalog IN Orabase 9 3 Antibiotik
79 Lasal ekspektoran syr 8 3 Antiasma
80 Amoxan drop 6 2 Antibiotik
81 Benoson N 15 gr 7 2 Kortikosteroid
82 Biothicol syr 7 2 Antibiotik
83 C. Lytears 8 2 Obat mata
84 Comtusi syr 100 ml 8 2 Obat Batuk
85 Comtusi Syr 500 ml 8 2 Obat Batuk
86 Erysanbe syr 6 2 Antibiotik
87 Kalmoxicilin syr 6 2 Antibiotik
88 Mucopect drop 6 2 Obat Batuk
89 Transpulmin BB CB1 20 gr 6 2 Obat gosok
90 Vitalong C cap'30 6 2 Suplemen
91 Zinkid zinc syr 6 2 Suplemen
92 Benoson 5 gr 4 1 Kortikosteroid
93 Betadin Vag + alat 3 1 Obat Luka
94 Bodrexin flu dan batuk syr 4 1 Obat flu
95 Candistin Drop 4 1 Antijamur
96 Candistin drop 4 1 Antijamur
97 Codipront cum. Ekspektorant syr 60 ml 4 1 Obat Batuk
98 Combi Kid Jeruk Straw 3 1 Suplemen
99 Dermatix Ultra 7 gr 4 1 Obat Luka
100 Hufagrip (kuning) 3 1 Obat flu
101 Mucopect dws 4 1 Obat Batuk
102 Mycorin cream 15 gr 3 1 Antijamur
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
70
103 Mycospor K 3 1 Antijamur
104 Mycostatin drop 4 1 Antijamur
105 Nipe syr 4 1 Obat flu
106 Ryvel 3 1 Antihistamin
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
71
Tabel. 4.8 Kategori obat merk dagang dan suplemen slow moving Apotek Erra Medika Bulan Februari dan Maret
No Nama Obat Jumlah Stok
Jumlah
Keluar Kelas Terapi
1 Neurobion 785 150 Suplemen
2 Prednox 359 75 Kortikosteroid
3 Supertetra 200 36 Antibiotik
4 Primperan 194 32 Antiemetik
5 Ascardia 160 mg 170 30 Trombolitik
6 Lacto-B 125 25 Probiotik
7 Xon-Ce 125 24 Suplemen
8 Uresix 118 22 Antihipertensi
9 Elkana 102 20 Suplemen
10 Sanprima 121 20 Antibiotik
11 Erysanbe 250 mg 81 15 Antibiotik
12 Maintate 5 mg 60 10 Antihipertensi
13 Cefspan 100 mg 32 6 Antibiotik
14 Neuralgin Rhema 25 5 Analgesik dan Antipiretik
15 Zegavit 18 3 Suplemen
16 Andantol gel 5 1 Obat Luka
17 C. Eyefresh MD 5 1 Obat mata
18 C. Fenicol ED 0,25% 6 1 Obat mata
19 Comtusi syr 60 ml 5 1 Obat Batuk
20 Enervon C'30 5 1 Suplemen
21 Pedialyte 6 1 Pemelihara Cairan tubuh
22 Pirofel gel 5 1 AINS
23 Scabimite 30 gr 5 1 Antiscabies
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
72
Tabel. 4.9 Kategori obat merk dagang dan suplemen very slow moving Apotek Erra Medika Bulan Februari dan Maret
No Nama Obat
Jumlah
Stok
Jumlah
Keluar Kelas Terapi
1 Phenobarbital/ Luminal 1229 134 Antiansietas
2 Cataflam 50 mg 429 68 AINS
3 Pylor 386 55 Antihistamin
4 Anpiride 1 mg 325 50 Antidiabetes
5 Ponstan 500 mg 365 49 Analgesik dan Antipiretik
6 Zarom 250 mg 351 48 Antibiotik
7 Incidal 271 34 Antihistamin
8 Carniq 498 30 Suplemen
9 Neurosanbe 500 mg 199 30 Suplemen
10 Erysanbe 200 mg 194 27 Antibiotik
11 Varoc 500 mg 165 26 Antibiotik
12 Amoxan 250 mg 207 22 Antibiotik
13 Dextral 130 20 Obat flu
14 Prolic 300 mg 127 20 Antibiotik
15 Flamar 25 mg 134 17 AINS
16 Imodium 238 16 Antidiare
17 Mecobalamin 500 mg 100 14 Suplemen
18 Vitalong C cap'4 112 12 Suplemen
19 Cardivask 10 mg 214 10 Antihipertensi
20 Concor 2,5 mg 90 10 Antihipertensi
21 Datan 500 65 10 AINS
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
73
22 Dometic 82 10 Antimual
23 Dramamine 111 10 Antivertigo
24 Flamar 50 mg 158 10 AINS
25 Kaflam 50 mg 121 10 AINS
26 Lodia 142 10 Antidiare
27 Mefinal 250 mg 222 10 AINS
28 Prolic 150 mg 70 10 Antibiotik
29 Pyricef 500 mg 134 10 Antibiotik
30 Strocain 65 10 Anti tukak
31 Thiamfenicol 500 mg 143 10 Antibiotik
32 Unalium 95 10 Antimigren
33 Voltaren 25 mg 80 10 AINS
34 Renaquil 1 mg 60 9 Antiansietas
35 Intermoxil 500 mg 141 8 Antibiotik
36 Adalat 5 mg 105 6 Antihipertensi
37 Andalan 43 6 Kontrasepsi
38 Epsonal 251 6 Relaksan otot
39 Alganax 0,5 40 5 Antiansietas
40 Mycostop 250 mg 185 5 Antijamur
41 Paxicam 15 mg 50 5 AINS
42 Formyco 68 4 Antijamur
43 Claritin 75 3 Antihistamin
44 Chloramfecor cream 13 2 Antibiotik
45 Lameson 8 mg 213 2 Kortikosteroid
46 Lesichol 600 mg 25 2 Antihipertensi
47 Microgynon 25 2 Kontrasepsi
48 Profenid Supp 16 2 AINS
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
74
49 Proris supp 13 2 Analgesik dan Antipiretik
50 Rimstar 4-FDC 70 2 Obat TBC
51 Strepsil 20 2 Suplemen
52 Tenormin 16 2 Antihipertensi
53 Betason N 7 1 Kortikosteroid
54 Melanox 8 1 Obat kulit (memutihkan)
55 Mylanta syr K 7 1 Anti tukak
56 Sakatonik ABC 9 1 Suplemen
57 Super Ester C Eff 8 1 Suplemen
58 Viagra 8 1 Obat untuk disfungsi ereksi
59 Vitamin B Complex IPI 13 1 Suplemen
60 Albiotin 150 mg 43 0 Antibiotik
61 Amaryl 1 mg 133 0 Antidiabetes
62 Anakonidin syr 60 ml 5 0 Obat flu
63 Antalgin 118 0 AINS
64 Antasida Doen 150 0 Anti tukak
65 Apolar N cream 6 0 Kortikosteroid
66 Ardium 64 0 Obat Hemorheologi
67 Asifit 2 0 Suplemen
68 Bactrim Adult 1 0 Antibiotik
69 Baycuten N 3 0 Antijamur
70 Benoson 15 gr 5 0 Kortikosteroid
71 Berry Vision 125 0 Suplemen
72 Betadin Vag Dauche TA 1 0 Obat Luka
73 Bio ATP 138 0 Suplemen
74 Biosanbe 80 0 Suplemen
75 Bled Stop 100 0 Obat yang bekerja pada uterus
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
75
76 Bondi capsul 30 0 Obat pada sistem muskuloskeketal
77 Bufacomb cream 5 gr 1 0 Kortikosteroid
78 Bufect F syr 2 0 AINS
79 Bufect syr 4 0 AINS
80 C. Augentonic ED 15 mc 4 0 Obat mata
81 C. Catarlent ED 5 gr 3 0 Obat mata
82 C. Fenicol 0,5% 1 0 Obat mata
83 C. Fenicol EO 1% 35gr 3 0 Obat mata
84 C. Litrol MD 5 0 Obat mata
85 C. Polidex ED 4 0 Obat Mata
86 C. Polygran ED 1 0 Obat mata
87 C. Protagenta M.D 6 0 Obat mata
88 C. Tobroson MD 30 0 Obat mata
89 C. Trombo MD 7 0 Obat mata
90 C. Xitrol EO ointment 4 0 Obat mata
91 Captensin 125 mg 50 0 Antihipertensi
92 Catapres 150 mg 130 0 Antihipertensi
93 CDR Fortos GTF 5 0 Suplemen
94 Celestamin Syr 30 ml 2 0 Antihistamin
95 Celestamin syr 60 ml 3 0 Antihistamin
96 Chloramfecort H cream 3 0 Antibiotik
97 Citocetin syr 7 0 Obat flu
98 Claneksi Forte 3 0 Antibiotik
99 Claritin Syr 30 ml 2 0 Antihistamin
100 Claritin Syr 60 ml 3 0 Antihistamin
101 Clatatin 30 0 Antihistamin
102 Clinovir 400 mg 48 0 Antivirus
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
76
103 Colistin 79 0 Antibiotik
104 Curliv 64 0 Suplemen
105 Curliv Plus 71 0 Suplemen
106 Daktarin 5 gr 4 0 Antijamur
107 Daktarin powder 1 0 Antijamur
108 Damaben syr 4 0 Antimual
109 Daonil 150 0 Antidiabetes
110 Dentacid 500 mg 328 0 AINS
111 Diabex 850 mg 111 0 Antidiabetes
112 Diaglime 1 mg 65 0 Antidiabetes
113 Diaglime 2 mg 55 0 Antidiabetes
114 Diaglime 3 mg 30 0 Antidiabetes
115 Diamicron 122 0 Antidiabetes
116 Diamicron MR 60 0 Antidiabetes
117 Diamicron MR 60 mg 50 0 Antidiabetes
118 Diane 35 7 0 Obat Jerawat
119 Digenta cream 3 0 Kortikosteroid & antibiotik
120 Digest 90 0 Anti tukak
121 Diprogenta 10 gr 3 0 Kortikosteroid
122 Diprosone Oil 10 gr 4 0 Kortikosteroid
123 Dolones cream 3 0 Anestetik topikal
124 Dulcolactol syr 1 0 Konstipasi
125 Dumin syr 4 0 Analgesik dan Antipiretik
126 Duphaston 20 0 Preparat hormon sintetik
127 Duvadilan 5 0 Obat yang bekerja pada uterus
128 Elocon Oil 5 gr 3 0 Kortikosteroid
129 Elox oil 5 gr 2 0 Kortikosteroid
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
77
130 Encephabol syr 2 0
Nootropik dan
Neurotonik/neurotropik
131 Exluton 8 0 Kontrasepsi
132 Famocid 40 mg 40 0 Anti tukak
133 Felden Gel 4 0 AINS
134 Feldene 20 mg 40 0 AINS
135 Femisic 500 mg 108 0 AINS
136 Ferrosfort Eff 5 0 Suplemen
137 Fishqua 2 0 Suplemen
138 Fitkom Gummy 1 0 Suplemen
139 Flagyl syr 2 0 Antibiotik
140 Flamar gel 3 0 AINS
141 Floxa MD 4 0 Antibiotik
142 Flutamol 52 0 Obat Flu
143 Folavit 144 0 Suplemen
144 Fruit Adult 2 0 Suplemen
145 Fruit junior 3 0 Suplemen
146 Fudan syr 100 ml 2 0 Suplemen & terapi penunjang
147 Fungistop 500 mg 70 0 Antijamur
148 Gabbryl syr 3 0 Antibiotik
149 Garamycin 5 gr 10 0 Antibiotik
150 Gastrul 30 0 Anti tukak
151 Glucobay 100 mg 85 0 Antidiabetes
152 Glunor 850 mg 200 0 Antidiabetes
153 Hemaviton ACT '30 1 0 Suplemen
154 Hemaviton cap'30 1 0 Suplemen
155 Hemaviton S.N '30 2 0 Suplemen
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
78
156 Herbesser 30 mg 71 0 Antiangina
157 Hufagrip (Biru) 5 0 Obat pilek
158 Ibukal syr 7 0 AINS
159 Inerson 15 gr 2 0 Kortikosteroid
160 Insaar 65 0 Antihipertensi
161 Internolol 50 mg 42 0 Antihipertensi
162 Intunal 132 0 Obat flu
163 Isprinol 43 0 Antivirus
164 Isprinol syr 2 0 Immunomodulator
165 Joint fit roller gel 1 0 Suplemen
166 Kalcinol N 5 gr 3 0 Kortikosteroid
167 Kalmoxicilin syr F 5 0 Antibiotik
168 Kaltrofen 50 mg 76 0 AINS
169
Kamillosan Ointment 10
gr 2 0 AINS
170 Kenacort 162 0 Kortikosteroid
171 Kenacort A cream 1 0 Kortikosteroid
172 Lantus Solostar 4 0 Antidiabetes
173 Lapistan 500 mg 82 0 AINS
174 Lasal syr 3 0 Antiasma
175 Lasmalin 146 0 Antiasma
176 Laxadin syr 60 ml 3 0 Konstipasi
177 Lemocin 42 0 Antibiotik
178 Letonal 63 0 Diuretik
179 Levocin 10 0 Antibiotik
180 Lipitor 20 mg 30 0 Obat Dislipidemia
181 Madecassol 2 0 Obat Luka
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
79
182 Matovit 34 0 Suplemen
183 Mefinter 500 mg 37 0 AINS
184 Meptin Swinghaler 200 2 0 Antiasma
185 Mercotin 2 0 Obat Batuk
186 Merit tab 4 0 Suplemen
187 Methicol 80 0 Suplemen
188 Mezatrin 250 mg 49 0 Antibiotik
189 Moloco 90 0 Suplemen
190 Moxam 7,5 mg 2 0 AINS
191 Mucopect syr anak 15 mg 1 0 Obat Batuk
192 Myco 2 cram 2 0 Antijamur
193 Myconazole cream 1 0 Antijamur
194 Mycoral 40 0 Antijamur
195 Mycospor 15 gr 4 0 Antijamur
196 Mycostop 500 mg 2 0 Antijamur
197 Nerisona Fatty Ointment 3 0 Kortikosteroid
198 Neuraxon 5000 mg 112 0 Suplemen
199 Neurobion 5000 mg 670 0 Suplemen
200 Neuropyron-V 133 0 Suplemen & antinyeri
201 Nifedin 103 0 Antihipertensi
202 Nifural syr 3 0 Antidiare
203 Norvask 10 mg 55 0 Antihipertensi
204 Nourish skin Ultimate'15 2 0 Suplemen
205 Nourish skin Ultimate'30 2 0 Suplemen
206 Nourish skin'15 2 0 Suplemen
207 Nourish skin'30 4 0 Suplemen
208 Novalgin 20 0 AINS
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
80
209 Ossoral 800 mg 60 0 Suplemen
210 Osteocal 62 0 Suplemen
211 Otolin ear drop 1 0 Obat telinga
212 Pabanox 2 0 Sunblok
213 Panadol drops 2 0 Analgesik dan Antipiretik
214 Pehadoxin Forte 328 0 Obat TBC
215 Plantacid F 65 0 Anti tukak
216 Plantacid Tab 62 0 Anti tukak
217 Polycrol gel forte syrup 6 0 Anti tukak
218 Polycrol gel syr 5 0 Anti tukak
219 Polysilane syr B 6 0 Anti tukak
220 Prenamia 122 0 Suplemen
221 Prilos 5 0 Anti tukak
222 Primadex Forte 90 0 Antibiotik
223 Prolacta (baby) 55 0 Suplemen
224 Prolacta (mother) 65 0 Suplemen
225 Pronicy 257 0 Antihistamin
226 Provital Plus 13 0 Suplemen
227 Pyravit syr 2 0 Obat TBC
228 Pyricef forte 3 0 Antibiotik
229 Rhination dws syr 1 0 Obat Batuk
230 Rimcure 58 0 Obat TBC
231 Romilar syr 1 0 Obat Batuk
232 Ryvel drop 3 0 Antihistamin
233 Ryzen drop 1 0 Antihistamin
234 Sagestam ED 3 0 Antibiotik
235 Sanazet 208 0 Obat TBC
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
81
236 Sanbe Tears 2 0 Obat mata
237 Sanmag syr 3 0 Anti tukak
238 Santibi 500 mg 222 0 Obat TBC
239 Scabimite 10 gr 5 0 Antiscabies
240 Seretid Diskus 2 0 Antiasma
241 Seretide Inhaler 50 1 0 Antiasma
242 Siberid 44 0 Antimigren
243 Siclidon 30 0 Antibiotik
244 Solaxin 80 0 Obat pada sistem muskuloskeketal
245 Spasminal 126 0 Antispasmodik
246 Sporetik 100 mg 34 0 Antibiotik
247 Supradin Eff 1 0 Suplemen
248 Tarivid Otic Solution 2 0 Antibiotik
249 Tempra forte syrup 5 0 Analgesik dan Antipiretik
250 Tempra syrup B 3 0 Analgesik dan Antipiretik
251 Tensicap 12,5 mg 71 0 Antihipertensi
252 Theravask 5 mg 120 0 Antihipertensi
253 Thermolyte plus'30 1 0 Suplemen
254 Thiamycin forte 2 0 Antibiotik
255 Toplexil syr 2 0 Obat Batuk
256 Transbroncho Syr 2 0 Obat Batuk
257 Transpulmin balsem 6 0 Obat gosok
258 Transpulmin BB 10 gr 3 0 Obat gosok
259 Transpulmin syr 100 ml 1 0 Obat Batuk
260 Tricodazole 100 0 Antibiotik
261 Urbason 26 0 Kortikosteroid
262 Valisanbe S 53 0 Antiansietas
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
82
263 Vegeblend junior 4 0 Suplemen
264 Ventolin NEG 24 0 Antiasma
265 Ventolin syr 2 0 Antiasma
266 Viaclav 50 0 Antibiotik
267 Viaclav syr 3 0 Antibiotik
268 Viostin Comp flash 1 0 Suplemen
269 Vitacid 0,05% 4 0 Obat jerawat
270 Vitaquin 1 0 Hiperpigmentasi kulit
271 Voltaren 10 gr 6 0 AINS
272 Voltaren 50 gr 5 0 AINS
273 Voltaren emulgel 5 gr 5 0 AINS
274 Vometa drop 2 0 Antimual
275 Vometa syr 2 0 Antimual
276 Wiacid 150 mg 37 0 Anti tukak
277 X-Flam 50 mg 16 0 AINS
278 Xotilon 30 0 AINS
279 Yasmin 1 0 Kontrasepsi
280 Zevit Grow 40 0 Suplemen
281 Zeviton 54 0 Suplemen
282 Zoter 400 mg 12 0 Antivirus
283 Zyloric 300 mg 69 0 Obat Gout
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
83
Tabel. 4.10 Kategori obat generik dan suplemen fast moving Apotek Erra Medika Bulan Februari dan Maret
No Nama Obat Jumlah Stok
Jumlah
Keluar Kelas Terapi
1 Codein 10 mg 1472 1472 Obat Batuk
2 Cefadroxil 500 mg 2743 1127 Antibiotik
3 Ethambutol 500 mg 1354 900 Obat TBC
4 Simvastatin 10 mg 896 540 Obat Dislipidemia
5 Ciprofloxacin 500 mg 875 445 Antibiotik
6 Methyl prednisolon 4 mg 520 426 Kortikostreoid
7 Rifampicin 450 mg 1017 424 Antibiotik
8 Ranitidin 661 339 Anti tukak
9 Ambroxol 30 mg 767 313 Obat Batuk
10 Dexamethasone 0,5 mg 472 313 Kortikosteroid
11 Cefixime 100 mg 580 312 Antibiotik
12 Levofloxacin 500 mg 543 300 Antibiotik
13 Codein 15 mg 398 294 Obat Batuk
14 Cetirizine 261 160 Antihistamin
15 Bisoprolol 374 158 Antihipertensi
16 Lansoprazole 264 125 Anti tukak
17 Loratadin 167 125 Antihistamin
18 Meloxicam 7,5 mg 252 122 AINS
19 Natrium diklofenak 50 mg 195 80 AINS
20 Isoprinosine 500 mg 144 65 Antivirus
21 Metformin 850 mg 100 40 Antidiabetes
22 Clobazam 74 38 Antiansietas
23 Digoxin 0,25 mg 51 30 Obat Jantung
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
84
24 Salbutamol 2 mg 23 23 Antiasma
25 Cefadroxil Syr 8 4 Antibiotik
26 Hydrocortisone 1% 7 3 Kortikosteroid
27 Hydrocortisone 2,5% 4 2 Kortikosteroid
28 Isoprinosine syr 4 2 Immunostimulan
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
85
Tabel. 4.11 Kategori obat generik dan suplemen medium moving Apotek Erra Medika Bulan Februari dan Maret
No Nama Obat
Jumlah
Stok
Jumlah
Keluar Ketegori Kelas Terapi
1 Amlodipin 5 mg 2489 987 Medium moving Antihipertensi
2 Allopurinol 500 mg 1305 460 Medium moving Obat Gout
3 Metformin 500 mg 1016 292 Medium moving Antidiabetes
4 Amoxicillin 500 mg 1130 254 Medium moving Antibiotik
5 Glibenclamide 674 230 Medium moving Antidiabetes
6 Amlodipin 10 mg 520 173 Medium moving Antihipertensi
7 Omeprazole 454 150 Medium moving Anti tukak
8 Metronidazole 500 mg 499 126 Medium moving Antibiotik
9 Ondansentron 264 87 Medium moving Antimual
10 Rifampicin 600 mg 320 75 Medium moving Antibiotik
11 Simvastatin 20 mg 235 65 Medium moving Obat Dislipidemia
12 Ketokonazole 175 45 Medium moving Antijamur
13 Alprazolam 0,5 145 41 Medium moving Antiansietas
14 Rifampicin 300 mg 113 38 Medium moving Antibiotik
15 Clindamycine 300 mg 149 35 Medium moving Antibiotik
16 Cefixime 200 mg 50 15 Medium moving Antibiotik
17 Amoxicilin syr 11 4 Medium moving Antibiotik
18 Paracetamol syr 3 1 Medium moving Analgesik dan Antipiretik
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
86
Tabel. 4.12 Kategori obat generik dan suplemen slow moving Apotek Erra Medika Bulan Februari dan Maret
No Nama Obat Jumlah Stok
Jumlah
Keluar Kelas Terapi
1 Captopril 25 mg 1228 221 Antihipertensi
2 Nifedipin 863 150 Antihipertensi
3 Acyclovir 400 mg 417 82 Antivirus
4 Piroxicam 10 mg 507 82 AINS
5 Piroxicam 20 mg 280 50 AINS
6 Griseofulvin 500 mg 87 15 Antijamur
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
87
Tabel. 4.13 Kategori obat generik dan suplemen very slow moving Apotek Erra Medika Bulan Februari dan Maret
No Nama Obat Jumlah Stok
Jumlah
Keluar Kelas Terapi
1 HCT 1052 87 Antihipertensi
2 Captopril 12,5 mg 580 84 Antihipertensi
3 Asam mefenamat 500 mg 525 65 AINS
4 ISDN 322 40 Antiangina
5 Digoxin Sandol 199 29 Obat Jantung
6 Allopurinol 300 mg 170 20 Obat Gout
7 Furosemid 292 20 Antihipertensi
8 Meloxicam 15 mg 206 14 AINS
9 Ampicillin 500 mg 247 10 Antibiotik
10 Doxyciclin 130 10 Antibiotik
11 Lincomycin 500 mg 308 10 Antibiotik
12 Acyclovir 200 mg 225 0 Antivirus
13 Acyclovir cream 24 0 Antivirus
14 Cimetidin 190 0 Anti tukak
15 Clindamycine 150 mg 58 0 Antibiotik
16 Co-trimoxazol 480 mg 206 0 Antibiotik
17 Dexamethasone 0,75 mg 10 0 Kortikosteroid
18 Diltiazem 259 0 Antihipertensi
19 Ethambutol 250 mg 85 0 Obat TBC
20 Griseofulvin 125 mg 275 0 Antijamur
21 Omeproz kapsul 3 0 Suplemen
22 PTU 109 0 Antitiroid
23 Salbutamol 4 mg 325 0 Antiasma
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
88 Universitas Indonesia
Gambar 4.1 Klasifikasi Obat dan Suplemen Berdasarkan
Pergerakan Barang di bulan Februari dan Maret 2013.
0
50
100
150
200
250
300
350
Fast moving Medium Moving
Slow moving Very Slow Moving
Jum
lah
Jen
is O
bat
Kategori
Total Jenis Obat Berdasarkan Aliran Barang
Fast moving
Medium Moving
Slow moving
Very Slow Moving
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
89
Universitas Indonesia
Gambar 4.2 Tiga Obat dan Suplemen Tertinggi Fast
Moving bulan Februari dan Maret 2013.
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
Romilar Epexol 30 mg Sanmol 500 mg
Ban
yakn
ya p
enge
luar
an
Nama obat
Kategori Obat Fast Moving bulan Februari-Maret 2013
Romilar
Epexol 30 mg
Sanmol 500 mg
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
90
Universitas Indonesia
Gambar 4.3 Klasifikasi Obat dengan Merk Dagang dan
Suplemen Berdasarkan Pergerakan Barang di bulan Februari
dan Maret 2013.
0
50
100
150
200
250
300
Fast moving Medium Moving
Slow moving Very Slow Moving
Jum
lah
Jen
is O
bat
Kategori
Total Jenis Obat dengan Merk Dagang Berdasarkan Aliran Barang
Fast moving
Medium Moving
Slow moving
Very Slow Moving
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
91
Universitas Indonesia
Gambar 4.4 Klasifikasi Obat Generik Berdasarkan
Pergerakan Barang di bulan Februari dan Maret 2013.
0
5
10
15
20
25
30
Fast moving Medium Moving
Slow moving Very Slow Moving
Jum
lah
Jen
is O
bat
Kategori
Total Jenis Obat Generik Berdasarkan Aliran Barang
Fast moving
Medium Moving
Slow moving
Very Slow Moving
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013
92
Universitas Indonesia
Gambar 4.5 Tiga Obat Generik Tertinggi Fast Moving
bulan Februari dan Maret 2013.
0
500
1000
1500
2000
Codein 10 mg Cefadroxil 500 mg Ethambutol 500 mg B
anya
knya
pen
gelu
aran
Nama obat
Kategori Obat Generik Fast Moving bulan Februai-Maret 2013
Codein 10 mg
Cefadroxil 500 mg
Ethambutol 500 mg
Laporan praktek...., Roshamur Cahyan, FF, 2013