UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald...

107
UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM MENILAI KEWAJARAN PROPERTI INVESTASI DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN PT X LAPORAN MAGANG GERALD DE BRITTO 0906532276 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JUNI 2013 Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald...

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

UNIVERSITAS INDONESIA

BAHAN BUKTI AUDIT DALAM MENILAI KEWAJARAN PROPERTI INVESTASI DALAM

AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN PT X

LAPORAN MAGANG

GERALD DE BRITTO 0906532276

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPOK JUNI 2013

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

BAHAN BUKTI AUDIT DALAM MENILAI KEWAJARAN PROPERTI INVESTASI DALAM

AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN PT X

LAPORAN MAGANG Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi

GERALD DE BRITTO 0906532276

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPOK JUNI 2013

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Laporan Magang ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Gerald de Britto

NPM : 0906532276

Tanda Tangan :

Tanggal : 10 Juni 2013

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

iv

HALAMAN PENGESAHAN Laporan Magang ini diajukan oleh : Nama : Gerald de Britto NPM : 0906532276 Program Studi : Akuntansi Judul Laporan Magang : Bahan Bukti Audit dalam Menilai Kewajaran

Properti Investasi dalam Audit atas Laporan Keuangan PT X.

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana pda Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Dr. Ludovicus Sensi Wondabio, CPA ( ) Penguji : Achmad Baraba, S.E, M.Ak ( ) Eliza Fatima, S.E, M.E, CPA ( ) Ditetapkan di : Depok Tanggal : 10 Juni 2013

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

v

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat, kasih dan perlindungan-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan

magang ini. Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi

salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penulis menyadari masih banyak

kekurangan dan kelemahan tulisan akibat terbatasnya kemampuan penulis. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini penulis sangat mengharapkan adanya saran

pembaca untuk menyempurnakan laporan magang ini.

Berbagai macam tantangan dan halangan yang penulis alami saat menulis

laporan magang ini, maka dari itu penulis sangat menyadari bahwa tanpa bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak, dari awal masa perkuliahan sampai pada

penyusunan laporan magang ini, sangatlah sulit untuk menyelesaikan laporan

magang ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tidak

terbatas kepada:

1. Bapak Ludovicus Sensi, selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam

penyusunan laporan magang ini;

2. KAP ABC yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data

yang saya perlukan dan PT X tempat saya menjalankan proses audit;

3. Tim audit (Andry, Herry, Titin, Dono, Dodo, Tika, Ivina, Eka, Laras,

Sandy, Bernad, Erwandy, Adi, Martin, Yulia, Elizabeth, Didi, Fenny,

Nana, Luki, Elisa, Angela) yang sudah banyak membantu penulis dalam

melakukan proses audit, yang sudah banyak memberikan bimbingan,

pengalaman dan pengetahuan yang paling berharga dan tidak bisa

didapatkan dimanapun.

4. Teristimewa buat kedua Orang Tua dan keluarga (Papa, Mama, Kevin)

penulis, yang selalu membimbing penulis selama 22 tahun tanpa balas,

yang selalu berdoa dan memberikan pelajaran hidup kepada penulis

sehingga penulis bisa melakukan hal yang penulis anggap tidak mungkin.

Terima kasih sudah menjadi Orang Tua yang paling hebat bagi penulis.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

vi

Tanpa kalian penulis tidak bisa mendapatkan dan menjalani hidup yang

berarti di dunia ini.

5. Untuk keluarga besar yang selalu memberikan dukungan baik moral

maupun material selama penulis melakukan perkuliahan dan sampai bisa

menyelesaikan laporan magang ini.

6. Untuk sahabat penulis (Loise, Irma, Raisa, Marcell, Sendy, Willy, Malvin,

Uka, Felix), terima kasih untuk semua dukungan yang mungkin kalian

tidak sadari sehingga penulis bisa tetap memiliki semangat untuk menulis

laporan magang ini. Penulis tidak akan pernah menemukan lagi keluarga

seperti kalian dimanapun.

7. Untuk Stefanie Nathania, yang dalam kesibukannya masih bisa

meluangkan waktu untuk memberi penulis semangat dan doa untuk

menyelesaikan laporan ini. Terima kasih atas semua materi yang diberikan

kepada penulis butuhkan untuk penulisan laporan ini. Terima kasih karena

sudah menjadi motivasi bagi penulis.

8. Untuk pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Terima

kasih atas semua doa, dukungan dan “Semangat ya, Ger”-nya, tanpa kalian

penulis akan sulit melewati semua hambatan dan masalah.

Atas semua dukungan dan doa yang penulis terima, penulis hanya bisa

memanjatkan Puji dan Syukut kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar semua pihak

selalu diberkati dan dilindungi oleh Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata, semoga

laporan magang ini membawa manfaat bagi pembaca khususnya rekan-rekan

mahasiswa dan penulis sendiri.

Depok, 10 Juni 2013

Penulis

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Gerald de Britto

NPM : 0906532276

Departemen : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

Jenis karya : Laporan Magang

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

BAHAN BUKTI AUDIT DALAM MENILAI KEWAJARAN PROPERTI

INVESTASI DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN PT X

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/

formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan

mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada Tanggal : 10 Juni 2013

Yang menyatakan

(Gerald de Britto)

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

viii

ABSTRAK

Nama : Gerald de Britto Program Studi : Akuntansi Judul : Bahan Bukti Audit dalam Menilai Kewajaran Properti Investasi

dalam Audit atas Laporan Keuangan PT X Laporan Magang ini bertujuan untuk menjelaskan bahan bukti audit untuk menilai kewajaran nilai properti investasi PT X, memaparkan proses audit yang dilakukan oleh KAP ABC terhadap properti investasi PT X dan perpajakan properti investasi PT X. Pembahasan akan memaparkan bahan-bahan bukti audit yang dibutuhkan oleh auditor KAP ABC untuk menilai kewajaran nilai properti investasi PTX sesuai dengan SPAP nomor 326 tentang Bukti Audit. Membahas kesesuaian perlakuan properti investasi oleh PT X dengan PSAK 13. Prosedur audit akan mencakup prosedur audit secara umum dan prosedur audit secara khusus pada akun properti investasi PT X. Pembahasan tentang perpajakan akan membahas pajak yang timbul akibat adanya kegiatan sewa-menyewa properti investasi antara PT X dengan pihak kedua. Kata kunci : Bukti audit, audit, pajak, properti investasi

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

ix

ABSTRACT

Name : Gerald de Britto Study Program : Acconting Title : Audit Evidence in Assessing Fairness of Investment Property in

the Financial Statements of PT X This Internship Report aims to explain the audit evidence to assess the reasonable value of investment properties in PT X, describe the audit process conducted by KAP ABC of property investment in PT X and PT X’s investment property taxation. The discussion will describe the evidence needed by the auditor of ABC KAP to assess the fairness value of investment property in accordance with the SPAP number 326 of Audit Evidence and disclosures to be made by PT X in accordance with PSAK 13. Audit procedures will include general audit procedures and audit procedures specifically on account of investment property in PT X. The topic of taxation will discuss tax arising from the leasing activities of an investment property between PT X and its second parties. Key words : Audit evidence, audit, tax, property investment.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

x

DAFTAR ISI

JUDUL i HALAMAN JUDUL ii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS iii HALAMAN PENGESAHAN iv KATA PENGANTAR v LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN AKHIR MAGANG vi ABSTRAK vii ABSTRACT viii DAFTAR ISI ix BAB 1 ...................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Permasalahan .................................................................... 1 1.2 Ruang Lingkup Permasalahan .................................................................... 2 1.3 Topik Pembahasan ...................................................................................... 3 1.4 Tujuan Pembahasan .................................................................................... 3 1.5 Latar Belakang dan Tujuan Pelaksanaan Magang ...................................... 3 1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang ................................................... 5 1.7 Sistematika Penulisan ................................................................................. 5

BAB 2 ...................................................................................................................... 7 2.1 Konsep Audit .............................................................................................. 7 2.1.1 Definisi Audit ..................................................................................... 7 2.1.2 Jenis Audit .......................................................................................... 8 2.2 Audit Laporan Keuangan ............................................................................ 8 2.2.1 Tanggung Jawab Auditor ................................................................... 8 2.2.2 Asersi Manajemen .............................................................................. 9 2.2.3 Bukti-bukti Audit .............................................................................. 10 2.2.4 Tujuan Audit Laporan Keuangan ..................................................... 12 2.2.5 Materialitas ....................................................................................... 14 2.2.6 Risiko Audit ...................................................................................... 16 2.2.7 Proses Audit ...................................................................................... 17 2.3 Properti Investasi ...................................................................................... 23 2.3.1 Definisi Properti Investasi ................................................................ 23 2.3.2 Pengakuan Properti Investasi ........................................................... 25 2.3.3 Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Properti Investasi ................. 26 2.3.4 Pengungkapan Properti Investasi ..................................................... 27 2.4 Perpajakan ................................................................................................ 29

BAB 3 .................................................................................................................... 37 3.1 Profil Kantor Akuntan Publik (KAP) ABC .............................................. 37 3.2 Profil PT X ................................................................................................ 38 3.2.1 Gambaran Umum Perusahaan .......................................................... 38 3.2.2 Gambaran Singkat Akun Properti Investasi ..................................... 40

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

xi

BAB 4 .................................................................................................................... 42 4.1 Kebijakan Akuntansi Perusahaan Terkait Akun Properti Investasi .......... 43 4.1.1 Identifikasi Properti Investasi ........................................................... 43

4.1.2 Kepatuhan Perusahaan dalam Mengakui, Menilai dan Mencatat Akun Properti Investasi Sesuai dengan PSAK 13 (Revisi 2011) ..... 44

4.2 Prosedur Audit Laporan Keuangan PT X Secara Umum ......................... 48 4.3 Bahan Bukti Audit untuk Audit atas Properti Investasi dan Prosedur Audit

Akun Properti Investasi ........................................................................... 54 4.4 Perlakuan Pajak pada Akun Properti Investasi ......................................... 62

BAB 5 .................................................................................................................... 66 5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 66 5.2 Saran ......................................................................................................... 68

DAFTAR REFERENSI ....................................................................................... 70 LAMPIRAN ......................................................................................................... 71

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahap I : Merencanakan dan merancang pendekatan audit……..... 21

Gambar 2.2 Tahap II : Melakukan uji pengendalian dan uji substantif atas

transaksi…………………………………………………………… 22

Gambar 2.3 Tahap III : Melakukan prosedur analitis dan uji rincian saldo……. 22

Gambar 2.4 Tahap IV : Menyelesaikan audit dan mengeluarkan laporan audit.. 23

Gambar 3.1 Bisnis properti investasi PT X…………………………………….. 39

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan PSAK 13 (Revisi 2007) dan PSAK 13 (Revisi 2011)…24

Tabel 3.1 Komposisi pemegang saham PT X……………………………….. 40

Tabel 4.1 Posisi Aset Tidak Lancar PT X………………………………….... 47

Tabel 4.2 Asersi Manajemen PT X………………………………………….. 58

Tabel 4.3 Tabel Temuan Atas Properti Investasi……………………………. 64

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Suatu perusahaan tidak akan pernah dapat menjalankan kegiatan

operasionalnya secara baik tanpa adanya dukungan modal yang memadai. Aset

merupakan salah satu modal utama yang sangat berperan bagi perusahaan dalam

menjalankan kegiatannya. Perusahaan biasanya memiliki aset untuk digunakan

sendiri dalam kegiatan operasionalnya, aset seperti ini yang dikategorikan sebagai

aset tetap. Ada juga perusahaan yang mempunyai aset yang tidak digunakan

secara pribadi atau dijual dalam kegiatan sehari-hari melainkan disewakan. Aset

berupa tanah atau bangunan dengan kategori seperti ini yang disebut sebagai

properti investasi.

Oleh karena itu, peraturan yang baru dibuat untuk membedakan

pengungkapan akun aset tetap yang digunakan untuk kegiatan operasi sehari-hari

dengan akun properti investasi. Segala hal yang berhubungan dengan properti

investasi telah diatur di dalam PSAK, yaitu dalam PSAK 13 (Revisi 2011). Dalam

PSAK tersebut, properti investasi didefinisikan sebagai properti (tanah atau

bangunan - atau bagian dari bangunan - atau keduanya) yang dikuasai (oleh

pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau

untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam

produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif atau

tidak untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.

Dalam PT X, akun properti investasi dianggap paling penting karena,

bisnis utama perusahaan adalah sewa menyewa dan nilai dari properti investasi

yang dimiliki persentasenya paling besar dibandingkan dengan aset-aset lainnya,

serta PT X menghasilkan pendapatan yang berasal dari menyewakan properti

investasi. Yang menjadi perhatian adalah sering terjadi overstatement terhadap

nilai properti investasi yang dimiliki perusahaan, yang harus dilakukan oleh

auditor adalah menilai bahwa nilai properti investasi yang dicatat oleh

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

2

perusahaan, tercatat dalam nilai yang wajar, sehingga dapat mencerminkan nilai

sesungguhnya. Untuk menentukan apakah nilai yang dicatat wajar atau tidak,

maka auditor harus mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung untuk

mengkonfirmasi nilai dari properti investasi tersebut.

Di dalam PSAK 13 dijelaskan ruang lingkup dan definisi dari properti

investasi, kriteria apa saja bisa membuat suatu aset dapat diklasifikasikan sebagi

properti investasi, bagaimana cara menghitung nilai properti pada saat awal

pengakuan dan untuk pengukuran setelah pengakuan awal, pengukuran untuk

transfer ke properti investasi atau transfer dari properti investasi ke jenis aset

lainnya, mengatur kapan properti investasi harus dihentikan pengakuannya dan

bagaimana pencatatannya serta bagaimana pengakuannya dalam laporan keuangan

tahunan perusahaan.

Dalam menjalankan kegiatannya, berhubungan dengan properti investasi

maka perusahaan akan mendapatkan pendapatan sewa, hal ini akan menimbulkan

konsekuensi lainnya yaitu dalam hal perpajakan. Perusahaan menerima tambahan

kekayaan apabila menerima pendapatan sewa atas properti investasi yang

dimilikinya, maka dari itu perusahaan harus membayar pajak. Elemen-elemen dari

pendapatan dan beban yang terkait denga properti investasi yang termasuk dalam

objek pajak dapat dilihat klasifikasinya di dalam Undang-undang Nomor 36

Tahum 2008 Tanggal 23 September 2008 yang mengatur tentang Pajak

Penghasilan.

1.2 Ruang Lingkup Permasalahan

Ruang lingkup permasalahan yang dibahas dalam laporan ini terbatas pada

bukti-bukti audit yang dibutuhkan oleh auditor untuk menilai kewajaran properti

investasi PT X, prosedur audit yang dilakukan oleh KAP ABC terhadap akun

properti investasi, serta bagaimana perlakuan pajak terhadap akun properti

invetasi.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

3

1.3 Topik Pembahasan

Topik pembahasan permasalahan yang terdapat di dalam laporan ini yaitu:

a. Bahan bukti audit yang dibutuhkan oleh auditor dalam menilai

kewajaran akun properti investasi PT X serta prosedur audit yang

dilakukan oleh KAP ABC terhadap akun properti investasi yang

dimiliki oleh PT X,

b. Kesesuaian perlakuan akuntansi properti investasi yang dilakukan

oleh PT X dengan PSAK 13 (revisi 2011),

b. Perlakuan pajak terhadap akun properti investasi.

1.4 Tujuan Pembahasan

Dapat dilihat dalam Topik Pembahasan diatas, tujuan dari pembahasan

permasalahan ini adalah untuk mengetahui bahan bukti apa saja yang dibutuhkan

auditor untuk menilai bahwa properti investasi yang dimiliki dan dicatat oleh PT

X sudah dicatat secara wajar dan juga melihat bagaimana prosedur audit yang

dilakukan KAP ABC terhadap akun properti investasi, mengetahui apakah

prosedur yang dilakukan oleh KAP ABC sudah memenuhi standar sehingga dapat

menyatakan bahwa akun tersebut sudah dinyatakan secara wajar dalam laporan

keuangan.

Kemudian untuk melihat apakah pencatatan yang dilakukan oleh PT X

terhadap akun properti investasi sudah sesuai dengan PSAK 13 (Revisi 2011).

Tujuan terakhir adalah untuk mengidentifikasi perlakuan dan perhitungan

pajak terhadap akun ini dan akan dilihat kesesuaiannya dengan PPh 36 Tahun

2008.

1.5 Latar Belakang dan Tujuan Pelaksanaan Magang

Sebagai individu yang hidup di dalam dunia yang terus berkembang, kita

harus terus berusaha untuk mengikuti perkembangan yang sangat dinamis. Karena

setiap individu selalu berusaha untuk berkembang dan berusaha untuk maju, maka

muncullah kompetisi. Di dalam sebuah iklim kompetisi yang tinggi, setiap

individu dituntut untuk memiliki keahlian dan keunggulan yang berbeda dengan

individu lainnya sehingga memiliki nilai tambah sendiri. Hal tersebutlah yang

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

4

membuat kehidupan di kampus banyak disebut sebagai kehidupan yang

individualis.

Di dalam dunia akademis, individu akan terus mengasah pengetahuannya

tentang bidang yang akan dia jalani nantinya. Setiap individu akan menerima

berbagai teori dalam bidangnya, masalah-masalah yang muncul hanya

berhubungan dengan bidang akademis, pada akhirnya yang bisa membedakan

setiap individu dalam dunia akademis adalah nilai. Teori yang didapatkan dari

dunia akademis memang sangat penting, karena sebuah teori adalah dasar kita

melalukan praktek dalam tahap selanjutnya.

Sebagai konsekuensinya, Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia membuka program magang untuk setiap mahasiswanya.

Program magang yang dibuka oleh Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia ini adalah sebagai pilihan selain menyusun skripsi, dan juga

dapat membantu mahasiswanya dalam mengenal dunia kerja.

Magang yang dilakukan oleh mahasiswa dapat memberikan nilai tambah

saat sudah lulus, karena pengalaman kerja yang nantinya akan menjadi sebuah

pertimbangan oleh perusahaan untuk merekrut pegawai barunya. Pengalaman

bekerja bagi perusahaan dianggap penting karena individu tersebut sudah pernah

menjalani tugas sebagai pegawai dan tidak kaget saat memasuki dunia kerja yang

sesungguhnya.

Saat magang, mahasiswa dapat benar-benar merasakan dunia kerja, tidak

hanya bagaimana kita harus menyelesaikan pekerjaan dengan deadline yang ketat,

tetapi juga bagaimana kita berinteraksi, membangun relasi dengan rekan bekerja

kita. Dunia kerja sangat berbeda dengan dunia kuliah karena dalam bekerja kita

akan melakukan pekerjaan dalam sebuah tim, sehingga keberhasilan tidak dinilai

dari pencapaian satu orang saja melainkan kinerja tim, hal tersebut yang membuat

individu tidak bisa hanya mementingkan kepentingan pribadinya saja. Saat

magang di KAP, individu juga akan berhadapan dengan berbagai klien, sehingga

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

5

harus menyesuaikan diri untuk setiap klien, sehingga hubungan yang sudah

dibangun oleh KAP sejak lama tidak ternodai. Mahasiswa juga dapat menerapkan

teori-teori yang sudah dipelajari di kampusnya.

Intinya mahasiswa akan belajar banyak hal seperti profesionalitas,

komunikasi, manajemen waktu, dan lain-lain dalam melakukan magang,

dibandingkan dengan menyusun skripsi yang nantinya akan membuat mahasiswa

tersebut bekerja secara individualis dan hanya berinteraksi dengan komputernya

saja. Atas alasan tersebut penulis lebih memilih melakukan program magang

sebagai tugas akhir penulis.

1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang

Penulis mendapatkan kesempatan magang di Kantor Akuntan Publik

(KAP) ABC, salah satu kantor akuntan publik terbesar di Indonesia dan di dunia.

Kantor Akuntan Publik ABC memiliki kantor yang bertempat di salah satu

gedung di kawasan Rasuna Said, Kuningan. KAP ABC memiliki 3 divisi, yaitu

Financial Sevices, Energy, Utilities and Mining, Consumer & Industrial Product,

Technology, Information Communications, entertainment & Media. Jenis jasa

audit yang disediakan oleh KAP ABC adalah Financial Statements Audit,

Financial Accounting, System & Process Assurance, IT Security, Other Assurance

Services. Program magang ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dari tanggal

16 Januari 2013 - 15 April 2013. Posisi penulis di KAP ABC adalah sebagai

Vocational Employee (VE). Penulis ditempatkan pada divisi Financial Services

(FS ) - Assurance.

1.7 Sistematika Penulisan

• BAB 1. PENDAHULUAN

Dalam bab ini, dijelaskan mengenai latar belakang, ruang lingkup, topik

pembahasan, serta tujuan dari pembahasan permasalahan yang ada dalam

laporan ini. Selain itu, dalam bab ini juga dibahas mengenai latar belakang,

tujuan, serta waktu dan tempat pelaksanaan magang.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

6

• BAB 2. LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, akan dijelaskan mengenai landasan teori yang terkait

dengan tema laporan magang yang dipilih, yang juga digunakan untuk

menganalisis dan mengajukan saran bagi perusahaan. Teori yang dibahas

mencakup SPAP 326 tentang Bukti Audit, PSAK 13 (Revisi 2011), konsep

dan definisi audit, audit laporan keuangan, Undang-undang Nomor 36

Tahun 2008 Tanggal 23 September 2008 yang mengatur tentang Pajak

Penghasilan.

• BAB 3. PROFIL PERUSAHAAN

Dalam bab ini akan dideskripsikan mengenai profil dan gambaran umum

kegiatan perusahaan, baik perusahaan tempat dilaksanakannya magang

maupun perusahaan klien yang dipilih untuk dibahas dalam laporan ini.

• BAB 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan mencakup analisis terhadap akun properti investasi, bukti-

bukti audit untuk menilai kewajaran properti investasi, prosedur audit yang

dilakukan perusahaan, kesesuaian perlakuan akuntansi PT X dengan

PSAK 13 (Revisi 2011) terhadap akun properti investasi dan perlakuan

pajak terhadap akun properti investasi.

• BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab terakhir ini berisi kesimpulan penulis dari analisis dan pembahasan

yang ada dalam bab 4. Dalam bab ini juga terdapat saran dari penulis yang

ditujukan untuk perusahaan tempat penulis melakukan kegiatan magang

dan perusahaan klien, serta untuk Departemen Akuntansi FEUI dalam hal

menyelenggarakan kegiatan magang.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang landasan teori yang akan dipakai

dalam bab selanjutnya, yaitu bab analisis dan pembahasan. Penjelasan yang akan

dijabarkan dalam bab ini adalah konsep audit secara umum, audit atas laporan

keuangan, SPAP PSA No.7 (SA seksi 326) tentang Bukti Audit, PSAK 13 (Revisi

2011) tentang properti investasi, proses audit untuk akun properti investasi dan

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 Tanggal 23 September 2008 yang

mengatur tentang Pajak Penghasilan.

2.1 Konsep Audit

2.1.1 Definisi Audit

Definisi audit menurut Arens (2009) adalah:

“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to

determine and report on the degree of correspondence between the information

and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent

person”

Dari definisi yang dijabarkan di atas, bisa diambil beberapa inti dari

penjelasan tersebut, yaitu:

• Information and established criteria

Dalam pelaksanaan audit diperlukan data-data dan informasi serta

suatu standar atau kriteria tertentu yang dijadikan tolak ukur untuk

mengevaluasi informasi yang ada.

• Accumulating and evaluating audit evidence

Dalam proses audit juga diperlukan untuk mengakumulasikan dan

mengevaluasi bukti-bukti yang berhasil didapatkan agar mencapai

suatu simpulan.

• Competent and independent person

Proses audit harus dilakukan oleh orang yang memiliki kompetensi

yang cukup yang dibutuhkan untuk melaksanakan proses audit

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

8

sehingga dapat menghasilkan simpulan yang tepat dan akurat.

Selain itu, independensi juga diperlukan oleh orang yang

melaksanakan proses audit.

• Reporting

Tahap terakhir dari proses audit adalah pelaporan, yaitu

melaporkan hasil dan temuan audit kepada pengguna laporan audit.

2.1.2 Jenis Audit

Dalam bukunya Auditing and Assurance Services, an Intergrated

Approach, Arens membeda-bedakan jenis audit ke dalam beberapa kelompok,

yaitu:

• Operational audit

Audit operasional mengevaluasi dan menilai efektivitas dan

efisiensi dari prosedur operasi atau metode operasi suatu bagian

atau perusahaan.

• Compliance audit

Audit kepatuhan dilakukan untuk menentukan dan memastikan

apakah perusahaan yang di-audit telah memenuhi peraturan,

regulasi, perundang- undangan tertentu yang ditetapkan oleh suatu

otoritas.

• Financial statement audit

Audit atas laporan keuangan dilakukan untuk menilai apakah

keseluruhan laporan keuangan telah disajikan dengan wajar sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2.2 Audit Laporan Keuangan

2.2.1 Tanggung Jawab Auditor

Di dalam PSA No. 1 (Seksi 110) dalam SPAP disebutkan bahwa auditor

memiliki tanggung jawab untuk merancang dan menjalankan proses audit, untuk

menyatakan pendapatan tentang laporan keuangan wajar yang bebas dari

kesalahan pencatatan yang material, baik karena kesalahan yang tidak disengaja

maupun kecurangan. Oleh karena sifat bukti audit dan karakteristik kecurangan,

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

9

auditor dapat memperoleh keyakinan yang memadai, namun bukan mutlak, bahwa

salah saji material terdeteksi. Tetapi auditor tidak bertanggung jawab untuk

merancanakan dan melaksanakan audit dengan tujuan memperoleh keyakinan

bahwa salah saji yang tidak material terhadap laporan keuangan terdeteksi, baik

yang disebabkan oleh kekeliruan, maupun yang disebabkan oleh kecurangan.

Auditor juga bertanggung-jawab untuk memberikan keyakinan memadai

(reasonable assurance). Tingkat assurance yang digunakan pada audit merupakan

tingkatan yang tinggi yang menggambarkan tingkat keyakinan auditor pada saat

penyelesaian audit. Auditor bertanggung jawab atas assurance yang reliable,

bukan absolut. Audit yang telah dilaksanakan sesuai standar audit mungkin saja

gagal dalam mendeteksi kesalahan pencatatan yang material. Salah satu

penyebabnya adalah bukti audit yang digunakan didapatkan dari menguji

beberapa sampel dari sebuah populasi, bukan keseluruhan populasi yang ada,

sehingga auditor dapat membuat kesalahan dalam memberikan pendapat.

Auditor juga diharapkan untuk selalu memiliki sikap professional

skepticism, termasuk selalu berpikir kritis terhadap suatu bukti audit. Auditor

harus berasumsi bahwa klien tidak sepenuhnya jujur atupun tidak sepenuhnya

tidak jujur.

2.2.2 Asersi Manajemen

Asersi manajemen merupakan representasi yang diekspresiak oleh

manajemen mengenai transaksi-transaksi dan akun terkait serta pengungkapan

pada laporan keuangan.

SPAP PSA 7 (SA seksi 326) mengklasifikasikan asersi ke dalam tiga

kategori, yaitu asersi mengenai kelas-kelas transaksi dan kejadian dalam periode

audit, asersi mengenai saldo akun-akun pada akhir periode, asersi mengenai

penyajian dan pengungkapan.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

10

2.2.3 Bukti-bukti Audit

Menurut SPAP PSA No.7 (SA seksi 326), bukti audit kompeten yang

cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan

konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan

keuangan teraudit. Relevansi, objektivitas, ketepatan waktu, dan keberadaan bukti

audit lain yang menguatkan kesimpulan, seluruhnya berpengaruh terhadap

kompetensi bukti audit.

Terdapat empat hal yang menjadi pertimbangan seorang auditor dalam

menetukan bukti apakah yang harus dikumpulkan dan seberapa banyak bukti yang

harus dikumpulkan, yang antara lain adalah:

• Prosedur audit yang digunakan

• Jumlah sampel yang dipilih

• Sampel yang harus diambil dari populasi

• Waktu pelaksanaan prosedur audit

Ada dua kriteria yang menentukan apakah sebuah bukti audit meyakinkan,

yaitu:

• Appropriateness

Appropriateness merupakan ukuran dari kualitas bukti audit yang

mengukur bahwa bukti audit tersebut relevan dan dapat diandalkan

untuk mencapai tujuan audit untuk kelas-kelas transaksi, saldo

akun, dan pengungkapan yang terkait.

• Sufficiency

Sufficiency merupakan ukuran kuantitas dari bukti audit.

Kecukupan bukti audit dinilai dari jumlah sampel yang dipilih oleh

auditor. Menurut SPAP PSA No.7 (SA seksi 326) menyatakan

bahwa jumlah dan jenis bukti audit yang dibutuhkan oleh auditor

untuk mendukung pendapatnya memerlukan pertimbangan

professional auditor setelah mempelajari dengan teliti keadaan

yang dihadapinya. Dalam banyak hal, auditor independen lebih

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

11

mengandalkan bukti yang bersifat mengarahkan daripada bukti

yang bersifat meyakinkan.

Jenis dan jumlah bukti audit yang akhirnya dikumpulkan

ditentukan pula oleh auditor yang bersangkutan. Berikut ini adalah jenis-jenis

bukti audit tersebut antara lain:

• Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik merupakan inspeksi atau penghitungan yang

dilakukan auditor terhadap tangible asset.

• Dokumentasi

Penelusuran auditor atas dokumen dan catatan yang dimiliki oleh

klien yang meyakinkan apakah suatu informasi harus dicantumkan

dalam laporan keuangan.

• Konfirmasi

Penerimaan respon dari pihak ketiga yang independen mengenai

kebernaran informasi yang diminta oleh auditor, baik berbentuk

lisan maupun tulisan.

• Prosedur analitis

Membandingkan dan menghubungkan data laporan keuangan yang

diaudit dengan data penting lainnya, seperti data tahun lalu, data

industri, maupun data perusahaan lain yang sejenis.

• Tanya jawab dengan klien

Bukti audit ini diperoleh melalui informasi tertulis atau lisan dari

klien dalam menjawab pertanyaan yang diajukan auditor.

• Pelaksanaan kembali

Pelaksanaan kembali merupakan pengujian independen yang

dilakukan auditor terhadap prosedur akuntansi atas pengendalian

yang telah dilakukan oleh klien sebagai bagian dari sistem

akuntansi dan pengendalian internal klien.

• Observasi

Melihat secara langsung aktivitas yang dilakukan klien

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

12

• Penghitungan ulang

Memeriksa ulang perhitungan yang dilakukan oleh klien selama

periode audit.

2.2.4 Tujuan Audit Laporan Keuangan

Dalam bukunya, Arens (2009 : 78) mengutip dari PSA 02 (SA 110)

menyatakan bahwa:

“The objective of the ordinary audit of financial statements by the

independent auditor is the expression of an opinion on the fairness with

which they present fairly, in all material respects, financial position,

results of operations, and cash flows in conformity with generally

accepted accounting principles in Indonesia”

Intinya, tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan

pendapat atas kewajaran laporan keuangan. Auditor melaksanakan audit terhadap

laporan keuangan dengan melaksanakan tes audit atas transaksi yang

menghasilkan ending balances dan juga melaksanakan tes audit terhadap account

balances dan penyajian lain yang terkait.

Dari setiap transaksi yang ada, beberapa tujuan audit harus dicapai

sebelum auditor menyimpulkan bahwa transaksi tersebut telah dicatat dengan

benar. Ini disebut dengan transaction related audit objectives. Selain itu, tujuan

audit juga harus dicapai untuk setiap account balance. Ini disebut dengan balance

related audit objectives. Dan kategori ketiga adalah tujuan audit terkait dengan

presentasi dan penyajian informasi pada laporan keuangan. Ini disebut dengan

presentation and disclosure related audit objectives.

a. Tujuan audit terkait transaksi (Transaction-related audit objectives)

Tujuan audit ini adalah untuk menyediakan kerangka untuk membantu

auditor dalam mengumpulkan bukti yang cukup dalam rangka

memenuhi standard fieldwork yang ditetapkan serta memutuskan

bukti yang diperlukan untuk kelas-kelas transaksi yang ada.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

13

Terdapat 6 tujuan audit terkait transaksi, yaitu:

• Occurrence, yaitu untuk memastikan bahwa transaksi yang dicatat

oleh perusahaan benar-benar terjadi.

• Completeness, yaitu untuk memastikan bahwa seluruh transaksi

yang terjadi telah dicatat

• Accuracy, yaitu untuk memastikan bahwa transaksi yang dicatat

oleh perusahaan disajikan dalam jumlah yang benar

• Posting and summarization, yaitu untuk memastikan bahwa

transaksi dicatat di dalam master files dan diringkas dengan benar

• Classification, yaitu untuk memastikan bahwa transaksi yang

dicatat oleh klien telah diklasifikasikan dengan benar

• Timing, yaitu untuk memastikan bahwa transaksi telah dicatat pada

tanggal terjadinya

b. Tujuan audit terkait saldo (Balance-related audit objectives)

Tujuan audit ini adalah untuk menyediakan kerangka untuk membantu

auditor mengumpulkan bukti yang cukup terkait saldo akun yang

terdapat di perusahaan.

Terdapat 8 tujuan audit terkait saldo:

• Existence, yaitu memastikan bahwa nilai yang dicatat benar-benar

ada.

• Completeness, yaitu memastikan bahwa nilai yang seharusnya

dicatat telah tercatat.

• Accuracy, yaitu memastikan bahwa nilai yang dicatat oleh

perusahaan telah disajikan dengan tepat.

• Classification, yaitu memastikan bahwa nilai yang terdapat pada

listing klien telah diklasifikasikan dengan benar.

• Cutoff, yaitu untuk memastikan bahwa transaksi yang terjadi dekat

dengan tanggal neraca telah dicatat pada periode yang benar.

• Detail Tie In, yaitu memastikan bahwa rincian pada saldo akun

sesuai dengan yang terdapat pada master file, dijumlahkan secara

tepat, dan sesuai dengan jumlah pada buku besar.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

14

• Realizable Value, yaitu memastikan bahwa aset dicatat pada nilai

wajar yang dimiliki.

• Rights and Obligations, yaitu untuk memastikan bahwa aset

maupun kewajiban perusahaan telah benar-benar dimiliki sebelum

dimasukkan di dalam laporan keuangan.

c. Tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan (Presentation and

disclosure-related audit objectives)

Terdapat 4 tujuan audit yang harus dipenuhi sebelum auditor dapat

menyatakan bahwa penyajian dan pengungkapan yang dilakukan oleh

perusahaan telah disajikan secara wajar:

• Occurrence and rights and obligations, yaitu untuk memastikan

bahwa kejadian (event) yang diungkapkan benar-benar terjadi dan

merupakan hak dan kewajiban perusahaan.

• Completeness, yaitu untuk memastikan bahwa semua

pengungkapan yang perlu dilakukan telah dicantumkan di dalam

laporan keuangan.

• Accuracy and valuation, yaitu untuk memastikan bahwa informasi

keuangan yang ada telah diungkapkan dengan wajar, dan

jumlahnya tepat.

• Classification and understandability, yaitu untuk memastikan

bahwa jumlah yang terdapat di laporan keuangan maupun catatan

atas laporan keuangan telah diklasifikasikan dengan benar dan

apakah pengungkapan yang dilakukan dapat dimengerti oleh

pengguna laporan.

2.2.5 Materialitas

Dalam melakukan proses audit terhadap suatu laporan keuangan, maka

auditor juga harus memperhatian tingkat dari materialitas. Financial Accounting

Standard Board (FASB) mendefinisikan materialitas sebagai tingkat salah saji atas

informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi penilaian dan keputusan dari

pengguna informasi tersebut.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

15

Auditor bertanggung jawab untuk menentukan apakah laporan keuangan

bebas dari salah saji material. Jika ditemukan salah saji yang material, auditor

wajib menyampaikan hal tersebut kepada klien, untuk kemudian dibuat koreksi.

Apabila klien menolak untuk melakukan koreksi, auditor tidak dapat memberikan

opini wajar tanpa pengecualian (unqualified) atas laporan keuangan perusahaan.

Berikut adalah langkah-langkah dalam mengaplikasikan materialitas,

yaitu:

1. Menetapkan penilaian awal mengenai materialitas

2. Mengalokasikan penilaian awal materialitas tersebut ke dalam

segmen-segmen

3. Mengestimasi total salah saji dalam setiap segmen

4. Mengestimasi total salah saji

5. Membandingkan total salah saji tersebut dengan penilaian atas

materialitas yang telah ditentukan

Di bawah ini akan dijelaskan mengenai beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi penilaian auditor mengenai materialitas, di antaranya adalah:

• Materialitas bersifat relatif, bukan absolut

Setiap perusahaan memiliki tingkat materialitas yang berbeda-beda,

hal tersebut akan disesuaikan dengan ukuran perusahaan tersebut.

Nilai salah saji yang kecil dalam perusahaan besar dapat saja

dianggap besar oleh perusahaan berskala kecil.

• Untuk mengevaluasi materialitas, auditor membutuhkan dasar

Karena materialitas bersifat relatif, bukan absolut maka untuk

menentukan tingkat materialitas, auditor membutuhkan suatu dasar.

Dasar yang paling umum digunakan dalam menentukan tingkat

materialitas adalah laba sebelum pajak. Laba sebelum pajak sering

digunakan untuk menentukan tingkat materialitas karena dianggap

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

16

sebagai informasi yang pentng dalam laporan keuangan oleh para

penggunanya.

• Materialitas juga dipengaruhi faktor kualitatif

Pengguna laporan keuangan menganggap beberapa jenis salah saji

lebih penting dibandingkan dengan yang lainnya, di antaranya

adalah:

o Nilai yang terkait fraud pada umumnya dianggap lebih penting

dibandingkan nilai yang berasal dari kesalahan yang tidak

disengaja, karena hal tersebut merefleksikan reliabilitas dari

manajemen dan karyawan perusahaan.

o Salah saji yang bernilai kecil dapat dianggap material apabila

terdapat konsekuensi yang mungkin muncul akibat kewajiban

kontraktual.

o Salah saji yang tidak material dapat dianggap material apabila

dapat mempengaruhi tren pendapatan.

2.2.6 Risiko Audit

Arens (2009) menjelaskan bahwa terdapat 4 jenis risiko yang akan

ditemui dalam audit, yaitu:

• Planned detection risk

Risiko ini merupakan risiko dimana bukti audit bagi suatu segmen

akan gagal dalam mendeteksi salah saji yang melebihi salah saji

yang dapat ditoleransi. Semakin rendah nilai dari planned detection

risk suatu perusahaan, semakin banyak bukti audit yang perlu

dikumpulkan oleh auditor, dan sebaliknya.

• Inherent risk

Risiko ini merupakan pengukuran atas penilaian auditor terhadap

kemungkinan adanya salah saji material di dalam suatu segmen

sebelum mempertimbangkan efektifitas dari internal control

perusahaan. Semakin tinggi inherent risk suatu perusahaan, semakin

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

17

rendah planned detection risk dan semakin banyak bukti yang harus

dikumpulkan oleh auditor.

• Contol risk

Risiko ini mengukur penilaian auditor mengenai apakah salah saji

yang melebihi jumlah yang dapat ditoleransi dapat dicegah atau

dideteksi oleh internal control perusahaan. Control risk yang rendah

menunjukkan bahwa penerapan internal control perusahaan efektif.

• Acceptable audit risk

Risiko ini merupakan pengukuran kesediaan auditor untuk menerima

adanya salah saji yang material dalam laporan keuangan setelah

proses audit selesai dan opini wajar tanpa pengecualian telah

diberikan. Untuk menentukan nilai dari acceptable audit risk, auditor

harus menyesuaikan dengan tingkat keyakinannya bahwa di dalam

laporan keuangan yang telah diaudit tidak terdapat lagi salah saji

material.

2.2.7 Proses Audit

Di dalam bukunya, Arens (2009) membagi proses audit ke dalam 4

tahapan, yaitu:

1. Perencanaan dan merancang pendekatan audit

Untuk mendukung asersi manajemen atas laporan keuangan, auditor

harus mendapatkan bukti-bukti yang kompeten. Kemudian, dalam

menentukan metode pengumpulan bukti-bukti, auditor harus

mempertimbangkan 2 hal, yaitu bukti harus kompeten dan cukup

untuk memenuhi tanggung jawab auditor, serta biaya untuk

mengumpulkan bukti-bukti harus dapat diminimalisir.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

18

Langkah-langkah yang dilaksanakan pada tahap perencanaan, yaitu

a. Accept client and perform initial audit planning

Terdapat empat kegiatan yang harus dilakukan dalam tahap ini,

yaitu:

• Memutuskan apakah akan menerima klien baru atau

melanjutkan klien yang sudah ada sebelumnya,

• Identifikasi alasan klien membutuhkan atau menginginkan

audit, memperoleh kesepahaman dan kesepakatan dengan

klien mengenai terms of engagement. Kesepakatan dengan

klien didapat melalui engagement letter yaitu suatu

perjanjian antara KAP dengan klien mengenai jalannya

audit,

• Pemilihan staf untuk melaksanakan audit,

• Pemilihan staf haruslah memenuhi syarat seperti yang

dinyatakan pada General Standards dalam GAAS

(Generally Accepted Auditing Standards)

b. Understand the client’s business and industry

Auditor harus memahami lingkungan industri dan bisnis klien,

proses operasi, dan strategi bisnis klien, manajemen, serta tata

kelola dan kinerja perusahaan klien.

c. Asses client business risk

Hal utama yang harus diperhatikan seorang auditor yaitu resiko

adanya salah saji yang material dalam laporan keungan yang

ditimbulkan oleh resiko bisnis klien. Risiko bisnis klien adalah

risiko bahwa klien akan gagal dalam mencapai tujuan usahanya.

d. Perform preliminary analytical procedures

Dengan membandingkan rasio keuangan klien dengan rasio

industri dan perusahaan kompetitor merupakan suatu benchmark

atas kinerja perusahaan.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

19

e. Set materiality and assess acceptable audit risk and inherent

risk

f. Understand internal control and assess control risk

g. Gather information to assess control risk

h. Develop overall audit plan and audit program

2. Melaksanakan Test of Control dan Subtantive Test of Transaction

Test of Control (ToC) adalah suatu prosedur audit untuk melihat

keefektifan kontrol perusahaan. Prosedur ToC antara lain:

• Melakukan wawancara dengan karyawan yang bertanggung

jawab memeriksa dokumen, catatan, dan laporan.

• Melakukan observasi.

• Reperform prosedur klien

Lalu, setelah hasil dari ToC didapatkan, jika hasilnya menyatakan

bahwa pengendalian internal klien sudah efektif, auditor dapat

melakukan substantive test of transaction secara minimal. Namun

jika pengendalian internal klien tidak efektif, maka langkah

selanjutnya adalah melakukan substantive test of transaction secara

extensive, yaitu menelusuri setiap akun dalam laporan keuangan

untuk melihat apakah terdapat kesalahan-kesalahan dalam setiap

akun tersebut.

3. Melaksanakan Analytical Procedures dan Test of Detail of Balance

Analytical Procedure yaitu melakukan perbandingan untuk menilai

kewajaran dari saldo akun ataupun suatu data. Test of detail of

balance merupakan prosedur khusus yang ditujukan untuk

menentukan ada/tidaknya salah saji pada saldo akun dalam laporan

keuangan.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

20

4. Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit

Penyelesaian audit terdiri dari beberapa langkah, antara lain:

a. Review for contingent liabilities

Contingent liabilities adalah kewajiban yang mungkin timbul di

masa yang akan datang dimana nilai kewajibannya belum dapat

dipastikan sebagai hasil dari kejadian masa lalu.

b. Review for subsequent events

Auditor bertanggung jawab untuk menelaah peristiwa-peristiwa

yang terjadi setelah tanggal neraca hingga tanggal laporan audit.

c. Accumulate final evidence

Dalam langkah ini terdapat serangkaian prosedur yang harus

auditor lakukan, yaitu:

• Melakukan final analytical procedures

• Mengevaluasi keberlanjutan usaha klien

• Mendapatkan management representation letter

(Pernyataan bahwa manajemen bertanggung jawab

terhadap asersi laporan keuangan dan juga sebagai suatu

bentuk dokumentasi atas respon/jawaban manajemen

terhadap berbagai aspek dalam audit

• Memilih informasi yang akan ikut ditampilkan sebagai

catatan atas laporan keuangan

• Membaca informasi lain yang ada dalam laporan

tahunan.

d. Evaluate results

Auditor harus mempertimbangkan apakah bukti-bukti yang ada

telah mencukupi dan mendukung opini yang akan dikeluarkan.

Auditor juga harus mempertimbangkan apakah pengungkapan

dalam laporan keuangan telah cukup

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

21

e. Issue audit report

f. Communicate with the audit committee and management

Setelah audit selesai, ada beberapa hal yang juga biasanya

auditor komunikasikan dengan klien, antara lain temuan

mengenai fraud ataupun tindak ilegal lainnya, kekurangan-

kekurangan dalam pengendalian internal, significant adjustment,

kesulitan-kesulitan saat melakukan audit.

Gambar 2.1 Tahap I : Merencanakan dan merancang pendekatan

audit

Merancang perencanaan dan program audit keseluruhan

Mengumpulkan informasi terkait fraud risk

Memahami pengendalian internal perusahaan dan menilai control risk

Menetapkan materialitas dan menilai acceptable audit risk dan inherent risk

Melakukan prosedur analitis awal

Menilai risiko bisnis klien

Memahami bisnis dan industri klien

Menerima klien dan melakukan perencanaan awal

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

22

Gambar 2.2 Tahap II : Melakukan uji pengendalian dan uji substantif atas transaksi

Gambar 2.3 Tahap III : Melakukan prosedur analitis dan uji rincian saldo

Melakukan uji substantif atas transaksi

Menilai kemungkinan adanya salah saji dalam laporan keuangan

Melakukan uji pengendalian

Berencana untuk mengurangi control risk?

Melakukan pengujian atas key items

Melakukan uji tambahan atas rincian saldo

Melakukan prosedur analitis

Rendah Sedang Tinggi atau tidak diketahui

tidak

ya

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

23

Gambar 2.4 Tahap IV : Menyelesaikan audit dan mengeluarkan laporan audit (Sumber : Elder, Beasley, Arens, Jusuf (2009))

2.3 Properti Investasi

2.3.1 Definisi Properti Investasi

Di Indonesia, peraturan yang terkait dengan properti investasi adalah

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 13. Pada tahun 2011,

peraturan ini mengalami revisi dari peraturan sebelumnya, yaitu PSAK No. 13 –

2007.

Berdasarkan PSAK 13 (Revisi 2011), properti investasi dijelaskan sebagai

properti baik tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan maupun

kedua-duanya, yang dikuasai oleh pemilik atau penyewa (lessee) melalui sewa

pembiayaan, untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-

Melakukan komunikasi dengan komite dan manajemen

Mengeluarkan laporan audit

Mengevaluasi hasil

Mengumpulkan bukti final

Melakukan pengujian tambahan untuk penyajian dan pengungkapan

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

24

duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau

jasa atau untuk tujuan administratif atau juga dijual untuk kegiatan usaha sehari-

hari.

Perbedaan yang paling mendasar yang dapat dijelaskan antara properti

investasi dengan aset tetap, dapat dilihat dari penggunaanya. Properti investasi

digunakan dengan cara disewakan ke pihak lessee, sedangkan aset tetap

digunakan untuk proses produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk

tujuan administratif perusahaan.

PSAK 13 (Revisi 2011) juga menjelaskan bahwa apabila terdapat properti

investasi yang disewakan oleh induk atau anak perusahaan lain, maka properti

investasi tersebut tidak dapat diakui sebagai properti investasi dalam laporan

keuangan konsolidasi, karena dalam perspektif grup properti tersebut dimiliki

sendiri, sedangkan dalam laporan keuangan individual properti tersebut dapat

diakui sebagai properti investasi apabila memenuhi kriteria properti investasi

menurut PSAK 13 (Revisi 2011).

Berikut akan dijelaskan perbedaan yang ada pada PSAK 13 (Revisi 2007)

dengan PSAK 13 (Revisi 2011):

Tabel 2.1 Perbedaan PSAK 13 (Revisi 2007) dan PSAK 13 (Revisi 2011)

LETAK

PERBEDAAN

PSAK 13 (Revisi 2007) PSAK 13 (Revisi 2011)

Definisi

penghentian

pengakuan

Penghentian‐pengakuan

(derecognition) adalah

eliminasi suatu pos dari

neraca karena dilepas, tidak

lagi mempunyai nilai

ekonomis masa depan,

ditarik dari penggunaan,

atau karena berubah fungsi

Tidak diatur

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

25

atau peruntukan

(reklasifikasi).

Pengakuan awal

properti investasi

dalam proses

pembangunan dan

pengembangan

Diakui sebagai aset tetap

dan pengakuannya mengacu

ke PSAK 16: Aset Tetap

sampai aset selesai

dibangun.

Diakui sebagai properti

investasi

Ketidakmampuan

menetapkan nilai

wajar yang andal

Tidak diatur

Jika entitas memilih

menggunakan metode nilai

wajar maka properti investasi

dalam proses pembangunan

dan pengembangan:

! diukur pada harga

perolehan sampai nilai

wajarnya dapat

ditentukan secara

andal atau sampai

proses pembangunan

dan pengembangan

selesai (mana yang

lebih dahulu)

! pada pengakuan awal

langsung dapat diukur

sebesar nilai wajarnya

jika dapat ditentukan

secara andal

2.3.2 Pengakuan Properti Investasi

Konsep harga perolehan atau biaya perolehan properti investasi ini sama

seperti konsep harga perolehan aset tetap. PSAK 13 (Revisi 2011) menjelaskan

bahwa harga perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dikeluarkan atau

nilai wajar dari imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

26

saat perolehan atau pembangunan atau nilai yang diatribusikan ke aset lain pada

saat pertama kali diakui.

2.3.3 Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Properti Investasi

Untuk pertukaran properti investasi yang dilakukan baik menggunakan

aset moneter maupun aset nonmoneter, terdapat dua cara yang dapat dilakukan

untuk mengukur harga perolehan, yaitu dengan model nilai wajar atau model

biaya.

2.3.3.1 Model Biaya

PSAK 13 (Revisi 2011) menjelaskan apabila suatu pasar aktif tidak dapat

menentukan suatu nilai wajar aset secara andal, maka perhitungan properti

investasi dilakukan dengan melakukan perhitungan model biaya dengan nilai

residu sama dengan nol. Model biaya adalah perhitungan terhadap suatu properti

dengan menggunakan harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan.

Dalam hal pengukuran setelah perolehan, perusahaan dapat memilih model

penilaian properti investasinya, baik dengan model nilai wajar atau model biaya.

Perusahaan harus selalu mengungkapkan nilai wajar dari properti

investasinya dalam Catatan Atas Laporan Keungan meskipun menggunakan

model biaya. Apabila tidak dapat menetukan nilai wajar secara andal, maka

perusahaan harus mengungkapkan estimasi kemungkinan besar dimana nilai wajar

tersebut berada.

2.3.3.2 Model Nilai Wajar

PSAK 13 (Revisi 2011) mendefinisikan nilai wajar sebagai suatu jumlah

yang digunakan untuk mengukur aset yang dapat dipertukarkan melalui suatu

transaksi yang wajar (arm’s length transaction) yang melibatkan pihak-pihak

yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai. Nilai wajar ini didapat

dengan mengikuti nilai transaksi pasar untuk aset serupa, apabila tidak tersedia

nilai pasar, maka dapat diukur secara andal dengan rentang bias dari pengukuran

tidak signifikan.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

27

Dengan menggunakan pengakuan nilai wajar, perusahaan disyaratkan

bahwa setiap periode perusahaan melakukan perhitungan terhadap nilai wajar dari

suatu properti investasi tersebut. Dengan menghitung nilai wajar setiap periode,

maka properti investasi tidak perlu disusutkan setiap periodenya. Perbedaan yang

terjadi antara harga wajar dengan harga perolehan, dan juga antara nilai wajar

periode sebelumnya dengan periode sekarang akan diakui kedalam laba rugi

berupa gain atau loss pada pendapatan lain-lain (other income) dan merubah nilai

aset.

Pedoman nilai wajar terbaik mengacu pada harga kini dalam pasar aktif

untuk properti serupa dalam lokasi dan kondisi yang sama dan berdasarkan pada

sewa dan kontrak lain yang serupa. Perusahaan harus memerhatikan adanya

perbedaan dalam sifat, lokasi, atau kondisi properti, atau ketentuan yang

disepakati dalam sewa dan kontrak lain yang berhubungan dengan properti.

Apabila harga kini dalam pasar aktif yang sejenis tidak tersedia,

perusahaan harus mempertimbangkan informasi dari berbagai sumber, termasuk:

• Harga kini dalam pasar aktif untuk properti di lokasi lain lalu

disesuaikan.

• Harga terakhir untuk aset serupa dalam pasar yang kurang aktif

• Harga kini arus kas yang diestimasi di masa depan.

2.3.4 Pengungkapan Properti Investasi

Dalam hal pengungkapan, entitas harus mengungkapkan secara detail

informasi mengenai properti investasi. Pengungkapan tersebut antara lain:

• Model pengakuan yang digunakan, model nilai wajar atau model

biaya;

• Aset seperti apa yang diklasifikasikan sebagai properti investasi;

• Memberikan kriteria pada suatu aset yang sulit dibedakan;

• Metode dan asumsi yang diterapkan dalam menentukan nilai wajar;

• Kriteria yang ditetapkan untuk perhitungan nilai wajar.

• Rincian jumlah yang diakui dalam laba rugi.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

28

• Jumlah atas realisasi, pembayaran penghasilan, dan hasil

pelepasan;

• Kewajiban kontraktual untuk membeli, membangun, atau

pengembangan.

Apabila entitas menggunakan model nilai wajar, maka hal yang perlu

diungkapkan antara lain:

• Penambahan dari pengeluaran setelah perolehan yang diakui dalam

jumlah tercatat aset.

• Penambahan yang dihasilkan dari akuisisi melalui penggabungan

usaha.

• Aset yang dimiliki untuk dijual.

• Keuntungan atau kerugian neto dari penyesuaian terhadap nilai

wajar.

• Perbedaan nilai tukar.

• Transfer dari dan ke properti investasi.

Apabila entitas tidak dapat menggunakan model nilai wajar sehingga

menggunakan model biaya, maka hal yang perlu diungkapkan antara lain:

• Metode penyusutan yang digunakan.

• Umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan.

• Jumlah tercatat bruto dan jumlah akumulasi penyusutan.

• Rekonsiliasi jumlah tercatat Properti Investasi pada awal dan akhir

periode.

o Penambahan;

o Penambahan dari akuisisi dan penggabungan usaha;

o Aset diklasifikasikan untuk dijual;

o Penyusutan;

o Penurunan nilai;

o Transfer ke klasifikasi lain.

• Nilai wajar properti investasi.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

29

2.4 Perpajakan

Berdasarkan nature-nya, properti investasi dimiliki untuk disewakan

dengan sewa operasi, dengan adanya kegiatan sewa menyewa tersebut maka akan

muncul pendapatan sewa yang diterima oleh perusahaan yang memiliki properti

investasi. Menurut pajak, setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima

atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar

Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan

Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun, adalah

penghasilan yang menjadi objek pajak.

Menurut Pasal 4 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 Tanggal 23

September 2008 yang mengatur tentang Pajak Penghasilan, yang menjadi objek

pajak dari penghasilan adalah:

a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa

yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan,

honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan

dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-

Undang ini;

b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan;

c. laba usaha;

d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:

1. keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan,

persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau

penyertaan modal;

2. keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham,

sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan,

dan badan lainnya;

3. keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,

pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau

reorganisasi dengan nama clan dalam bentuk apa pun;

4. keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan,

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

30

atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga

sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan badan

keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan,

koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro

dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan

dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di

antara pihak-pihakyang bersangkutan; dan

5. keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau

seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam

pembiayaan, atau permodalan dalam perusahaan

pertambangan.

e. penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan

sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak;

f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan

pengembalian utang;

g. dividen, dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk dividen

dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian

sisa hasil usaha koperasi;

h. royalti atau imbalan atas penggunaan hak;

i. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;

j. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;

k. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan

jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;

l. keuntungan selisih kurs mata uang asing;

m. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;

n. premi asuransi;

o. iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya

yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan

bebas;

p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum

dikenakan pajak;

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

31

q. penghasilan dari usaha berbasis syariah;

r. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang

mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan; dan

s. surplus Bank Indonesia.

Di bawah ini akan dijabarkan jenis-jenis penghasilan yang dapat dikenai

pajak bersifat final, yaitu:

a. penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga

obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang

dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi;

b. penghasilan berupa hadiah undian;

c. penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi

derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan

saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan

pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura;

d. penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau

bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan

tanah dan bangunan; dan

e. penghasilan tertentu lainnya,

f. yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.

Berikut merupakan jenis-jenis penghasilan yang tidak dapat

diklasifikasikan sebagai Objek Pajak, yaitu:

a. bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan

amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh

pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat yang berhak atau

sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama

yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan

yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh

penerima sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan

atau berdasarkan Peraturan Pemerintah sepanjang tidak ada

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

32

hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di

antara pihak-pihak yang bersangkutan;

b. harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis

keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan,

badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang

menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur

dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan sepanjang

tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau

penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan;

c. warisan;

d. harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b sebagai pengganti saham

atau sebagai pengganti penyertaan modal;

e. penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa

yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/atau

kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah, kecuali yang

diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang dikenakan

pajak secara final atau Wajib Pajak yang menggunakan norma

penghitungan khusus (deemed profit) sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 15;

f. pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi

sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan,

asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa;

g. dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan

terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha

milik negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal

pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di

Indonesia dengan syarat:

1. dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan;

dan

2. bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara

dan badan usaha milik daerah yang menerima

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

33

dividen, kepemilikan saham pada badan yang

memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh

lima persen) dari jumlah modal yang disetor.

h. iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya

telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi

kerja maupun pegawai;

i. penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun

sebagaimana dimaksud pada huruf g, dalam bidang-bidang tertentu

yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan;

j. bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan

komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham,

persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang

unit penyertaan kontrak investasi kolektif;

k. dihapus;

l. penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura

berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan

menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan

pasangan usaha tersebut:

m. penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura

berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan

menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan

pasangan usaha tersebut:

1. merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau

yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor

usaha yang diatur dengan atau berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan; dan

2. sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di

Indonesia;

n. beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya

diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan;

o. sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

34

yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian

dan pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang

membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan

prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan

pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun

sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur

lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

dan

p. bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya

diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan.

Berikut merupakan biaya-biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan

bruto perusahaan menurut pajak:

a. biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan

kegiatan usaha, antara lain:

1. biaya pembelian bahan;

2. biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk

upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan

tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang;

3. bunga, sewa, dan royalti;

4. biaya perjalanan;

5. biaya pengolahan limbah;

6. premi asuransi;

7. biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau

berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

8. biaya administrasi; dan

9. pajak kecuali Pajak Penghasilan;

b. penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan

amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

35

lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11A;

c. iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh

Menteri Keuangan;

d. kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan

digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan,

menagih, dan memelihara penghasilan;

e. kerugian selisih kurs mata uang asing;

f. biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di

Indonesia;

g. biaya beasiswa, magang, dan pelatihan;

h. piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:

1. telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba

rugi komersial;

2. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang

tidak dapat ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak;

dan

3. telah diserahkan perkara penagihannya kepada

Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yang

menangani piutang negara; atau adanya perjanjian

tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan

utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan;

atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum

atau khusus; atau adanya pengakuan dari debitur

bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang

tertentu;

4. syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak

berlaku untuk penghapusan piutang tak tertagih

debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

ayat (1) huruf k;

i. sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang

ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

36

j. sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang

dilakukan di Indonesia yang ketentuannya diatur dengan Peraturan

Pemerintah;

k. biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur

dengan Peraturan Pemerintah;

l. sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan

Peraturan Pemerintah; dan

q. sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya

diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia 37

BAB 3

PROFIL PERUSAHAAN

Di dalam bab ini, penulis akan membahas profil perusahaan, baik tempat

penulis melakukan kegiatan magang, yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) ABC,

serta perusahaan klien tempat KAP ABC melakukan proses audit, yaitu PT X. Di

bab ini akan dijabarkan mengenai profil perusahaan secara umum, serta gambaran

mengenai layanan jasa yang diberikan oleh KAP ABC maupun jenis usaha yang

dilakukan oleh PT X.

3.1 Profil Kantor Akuntan Publik (KAP) ABC

KAP ABC merupakan kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan ABC

Global, yang merupakan salah satu dari Big Four, yaitu empat perusahaan

penyedia jasa audit dan akuntansi serta jasa profesional lainnya yang terbesar di

dunia. Saat ini, ABC Global memiliki lebih dari 160.000 karyawan yang tersebar

di sekitar 158 negara. KAP ABC sendiri berlokasi di Jakarta dan telah beroperasi

selama kurang lebih 40 tahun.

Di Indonesia, jaringan ABC dibagi menjadi 3 fokus industri, yaitu:

- Kantor Akuntan Publik ABC;

- PT A, yang bergerak di bidang jasa perpajakan dan hukum;

- PT B, yang bergerak di bidang jasa konsultasi keuangan.

Jasa yang ditawarkan oleh jaringan ABC adalah sebagai berikut:

- Advisory;

- Audit & assurance;

- Tax;

- Capital market services;

- Accounting advisory services;

- IFRS accounting advisory services;

- Korean business desk;

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

38

Di dalam KAP ABC (audit & assurance), terdapat 3 divisi, yaitu:

- Financial Services, yang menyediakan jasa assurance bagi

perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang keuangan;

- Energy, Utility, and Mining, yang menyediakan jasa assurance bagi

perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang energi, utiliti, dan

pertambangan;

- Consumer & Industrial Product, Technology, Information

Communications, Entertainment & Media, yang memberikan jasa bagi

perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur,

teknologi, komunikasi, serta hiburan.

3.2 Profil PT X

3.2.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT X didirikan pada awal tahun 1990 dengan nama PT K, pada dasarnya

perusahaan ini dibentuk untuk menyediakan jasa penyewaan gedung kantor.

Karena tuntutan dunia bisnis untuk terus berkembang, di awal Nopember 1999,

PT K bergabung dengan PT L dan menjadi PT X. Bisnis perusahaan makin

meningkat tiap tahunnya.

Bertempat di Jakarta, PT X memiliki sumber daya manusia yang

profesional, jaringan yang luas dan solid, serta pengalaman dalam dunia bisnis

lebih dari 5 tahun, membuat perusahaan menjadi rekanan bisnis yang dapat

diandalkan oleh perusahaan-perusahaan besar untuk tetap dapat menyediakan jasa

yang berkualitas.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

39

Gambar 3.1 Bisnis properti investasi PT X

Dalam menjalankan bisnisnya, Perusahaan terutama bergerak dalam

bidang real estat, menyewakan kendaraan, perdagangan umum, pertambangan dan

jasa. Penerimaan Perusahaan mayoritas berasal dari pendapatan atas sewa gedung

dan sewa kendaraan. Perusahaan mengelola dan menyewakan gedung kantor di

daerah Jakarta. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah karyawan

Perusahaan masing-masing adalah 77 dan 75 karyawan.

PT Z yang merupakan perusahaan yang didirikan untuk keperluan

konsolidasi adalah induk dari PT X, induk dari PT Z adalah Y Group yang

merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang risk management dan

insurance broking.

Pihak kedua (Lessee)

PT X (Lessor)

MENYEWAKAN

(operating lease)

Sewa operasi

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

40

Fungsi bisnis PT X dibagi menjadi 4, yaitu :

- Sewa gedung,

- Sewa kendaraan,

- Perdagangan umum,

- Pertambangan dan Jasa.

Susunan pemegang saham PT X, tertanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.1 Komposisi pemegang saham PT X

Pemegang

Saham

Jumlah

Saham

Persentase

Kepemilikan Jumlah

PT. Z 7,801 99.99% 78,010,000,000

Koperasi Y 1 0% 10,000,000

7,802 100.00% 78,020,000,000

Sumber : Working paper PT X

3.2.2 Gambaran Singkat Akun Properti Investasi

Properti investasi terdiri dari tanah dan bangunan yang dikuasai

perusahaan untuk menghasilkan pendapatan sewa atau untuk kenaikan nilai, atau

kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan untuk tujuan administratif atau dijual

dalam kegiatan usaha normal.

Properti investasi diukur dengan menggunakan metode biaya, yang

dinyatakan sebesar biaya perolehan termasuk biaya transaksi dikurangi akumulasi

penyusutan dan kerugian penurunan nilai, jika ada, kecuali tanah yang tidak

disusutkan. Biaya perolehan tersebut termasuk bagian biaya penggantian dari

properti investasi, jika kriteria pengakuan terpenuhi, dan tidak termasuk biaya

operasi penggunaan properti tersebut.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

41

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan

taksiran masa manfaat ekonomis dari properti investasi berikut ini:

Properti Investasi Tahun

Gedung dan prasarana 20

Mesin dan peralatan 8

Properti investasi harus dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau

ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak

memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan dari

pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan atau

pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian dalam

tahun terjadinya penghentian pengakuan atau pelepasan tersebut.

Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat

perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh

pemiliknya, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau selesainya pembangunan

atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya

jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan dimulainya

penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual.

Untuk transfer dari properti investasi ke properti yang digunakan sendiri,

perusahaan menggunakan metode biaya pada tanggal perubahan penggunaan. Jika

properti yang digunakan perusahaan menjadi properti investasi, perusahaan

mencatat properti tersebut sesuai dengan kebijakan aset tetap sampai dengan saat

tanggal terakhir perubahan penggunaannya.

Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi

selama periode dimana beban-beban tersebut terjadi.Pengeluaran yang

memperpanjang masa manfaat properti investasi atau memberikan tambahan

manfaat ekonomis dikapitalisasi dan disusutkan.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia 42

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Di dalam bab ini akan dibahas mengenai properti investasi yang dimiliki

oleh perusahaan, bukti-bukti audit yang dibutuhkan oleh auditor untuk menilai

apakah nilai properti investasi yang tercatat di laporan keuangan PT X wajar atau

tidak, prosedur audit yang dilakukan oleh KAP atas akun properti investasi

perusahaan, kepatuhan perusahaan dalam menerapkan PSAK 13 (Revisi 2011)

dalam mengakui, menilai, dan mempresentasikan nilai properti investasinya

dalam laporan keuangan, serta perhitungan pajak terhadap pendapatan sewa yang

diterima perusahaan.

Pembahasan properti investasi yang dimiliki oleh PT X adalah sebatas

jumlah properti investasi yang dimiliki oleh perusahaan, bukti-bukti apa saja yang

dibutuhkan oleh auditor, sesuai SPAP PSA No.7 (SA seksi 326), untuk

memverifikasi nilai dari properti investasi yang tercatat, sehingga auditor bisa

memberikan pendapat bahwa nilai yang tercatat adalah wajar.

Pembahasan mengenai prosedut audit KAP ABC terhadap properti

investasi yang dimiliki oleh PT X adalah sebatas prosedur audit secara umum

yang dilakukan atas laporan keuangan PT X, mulai dari tahap awal audit hingga

akhir proses audit dan juga akan dijelaskan mengenai prosedur audit secara

khusus untuk akun properti investasi

Penulis juga akan membahas tentang kepatuhan perusahaan dalam

mengakui, mengukur dan mempresentasikan nilai dari properti investasinya dalam

laporan keuangan tahunan, sesuai dengan PSAK 13 (Revisi 2011) tentang properti

investasi.

Pembahasan tentang masalah perpajakan terhadap properti investasi yang

dimiliki oleh PT X berfokus pada pendapatan yang diterima perusahaan serta

beban yang ditanggung perusahaan berkaitan dengan properti investasi yang

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

43

dimiliki, dalam hal ini perusahaan berperan sebagai pihak yang menyewakan

(lessor).

4.1 Kebijakan Akuntansi Perusahaan Terkait Akun Properti Investasi

4.1.1 Identifikasi Properti Investasi

Menurut PSAK 13 (revisi 2011), properti investasi terdiri dari tanah dan

bangunan yang dikuasai perusahaan untuk menghasilkan pendapatan sewa atau

untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan untuk tujuan

administratif atau dijual dalam kegiatan usaha normal.

Di dalam profil perusahaan telah dijelaskan bahwa kegiatan utama

perusahaan dalam menjalankan bisnisnya adalah sewa menyewa gedung. Dari

segi kepemilikan, PT X memiliki properti investasi berbentuk tanah dan bangunan

dan masing-masing dari properti investasi memiliki surat sah yang menyatakan

bahwa properti itu milik PT X. Dari data yang dicatat oleh perusahaan, terdapat 6

properti yang dimiliki. Properti tersebut adalah :

• Gedung seluas 762 m2 yang berada di Surabaya. Terdiri dari tanah,

gedung dan fasilitas lainnya.

• Gedung seluas 2.547 m2 yang berada di Menteng, Jakarta. Terdiri

dari tanah, gedung, fasilitas dan mesin-mesin.

• Gedung seluas 17.855 m2 yang berada di Setiabudi, Jakarta.

Terdiri dari tanah, gedung, fasilitas dan mesin-mesin.

• Gedung seluas 724 m2 yang berada di Jakarta Pusat. Teridi dari

tanah, gedung, fasilitas dan mesin-mesin.

• Tanah seluas 1.016 m2 yang berada di Menteng, Jakarta. Properti

investasi ini hanya terdiri dari tanah saja, tanpa bangunan dan

fasilitas yang dibangun di atasnya.

• Tanah seluas 45.271 m2 yang terletak di Jatibening, Jatiwaringin

dan Jatiasih.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

44

4.1.2 Kepatuhan Perusahaan dalam Mengakui, Menilai dan Mencatat

Akun Properti Investasi Sesuai dengan PSAK 13 (Revisi 2011)

Di atas sudah dijelaskan properti yang dimiliki oleh perusahaan dan

perusahaan mengklasifikasikan properti tersebut ke dalam properti investasi di

laporan keuangannya. Dalam data worksheet kontrak gedung (lampiran 3) yang

berasal dari pihak manajemen perusahaan terdapat rincian penggunaan dari tiap

properti investasi tersebut. Properti-properti di atas tidak digunakan sendiri oleh

perusahaan dalam kegiatan produksinya dan tidak dijual sehari-hari oleh

perusahaan. Untuk properti investasi berupa gedung, perusahaan telah sesuai

mengklasifikasikan asetnya berdasarkan PSAK 13 (Revisi 2011).

Terdapat satu gedung yang digunakan sendiri oleh perusahaan sebagai

kantor tempat perusahaan beroperasi. Gedung tersebut terdiri dari 8 lantai,

perusahaan hanya menggunakan satu lantai saja. Karena nilai yang digunakan

oleh perusahaan tidak signifikan, sehingga gedung tersebut masih bisa

dikategorikan sebagai properti investasi.

Dalam Catatan Atas Laporan Keuangan, dinyatakan bahwa tanah seluas

1.016 m2 yang berada di Menteng dan diklasifikasikan perusahaan ke dalam

properti investasi, digunakan oleh perusahaan sebagai jaminan atas pinjamannya

ke Bank XYZ. Dalam kasus ini, perusahaan masih bisa mencatat dan mengakui

properti yang digunakan sebagai jaminan tersebut atas dasar perjanjian dengan

Bank XYZ tidak merubah karakteristik properti tersebut dari properti investasi.

Perusahaan juga menambahkan informasi tentang properti investasi yang

dimilikinya di dalam Catatan Atas Laporan Keuangannya, bahwa tanah seluas

45.271 m2 yang terletak di Jatibening, Jatiwaringin dan Jatiasih akan

dikembangkan menjadi perumahan. Perseroan telah memperoleh izin lokasi untuk

keperlian pembangunan perumahan dari Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Tanah ini juga merupakan objek perjanjian pengikatan jual beli antara perusahaan

dengan pihak kedua. Untuk kasus seperti ini, perusahaan masih bisa

mengklasifikasikan properti tersebut ke dalam properti investasi. Walaupun sudah

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

45

ada surat perjanjian yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, yang mengatur

jual-beli atas properti investasi ini, tetapi akta penjualan tanah belum

ditandatangani oleh pihak kedua, karena itu PT X belum bisa mengakui

pendapatan atas penjualannya. Jika akta jual beli tanah tersebut belum disetujui

dan ditandatangani biarpun sudah ada perjanjian dan MOU yang ditandatangani,

kriteria tanah tersebut masih bisa diklasifikasikan sebagai properti investasi oleh

PT X.

Untuk pengakuan awal, dalam laporan keuangan tahunan perusahaan

disebutkan bahwa harga perolehan yang dicatat oleh perusahaan untuk akun

properti investasi adalah sebesar biaya penggantian properti investasi, yaitu saat

perusahaan mengeluarkan kasnya untuk memperoleh properti investasi tersebut,

dan tidak termasuk biaya operasi penggunaan properti tersebut. Hal ini sudah

sesuai dengan yang dinyatakan oleh PSAK 13 (Revisi 2011)

Tiap properti investasi tersebut disewakan kepada pihak kedua dengan

sistem sewa operasi. Sebagian besar properti investasi yang dimiliki oleh PT X

disewakan ke pihak afiliasinya, baik induknya maupun anak-anak perusahaan

lainnya dari induk perusahaan PT X. Dalam laporan keuangan secara individual,

properti investasi tersebut masih bisa diakui sebagai properti investasi, sedangkan

jika di laporan keuangan secara konsolidasi, properti investasi tersebut diakui

sebagai bukan properti investasi karena properti tersebut dimiliki sendiri dalam

perspektif grup.

Untuk pengukuran setelah pengakuan awal, perusahaan menggunakan

metode biaya. Menurut PSAK 13 (Revisi 2011) dijelaskan jika perusahaan

menggunakan model biaya, perusahaan harus menghitung nilai dari properti

investasinya sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulai penyusutan,

dengan nilai residu sama dengan nol. Dalam hal ini, perusahaan sudah sesuai

dengan PSAK 13 (Revisi 2011), hal ini dapat dilihat dari akumulasi penyusutan

yang dicatat perusahaan dalam Tabel 4.1. Beban penyusutan atas akun properti

investasi yang dimiliki perusahaan dicatat dalam laporan laba rugi tahun berjalan.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

46

Jika perusahaan menggunakan nilai wajar, maka perusahaan tidak mencatat beban

penyusutan melainkan mencatat gain atau loss yang akan dicatat dalam other

income dalam laporan laba rugi tahun berjalan.

Dalam kebijakan akuntansi yang digunakan perusahaan yang terdapat di

laporan keuangan tahunan perusahaan dijelaskan bahwa perusahaan menggunakan

metode penyusutan garis lurus terhadap properti investasi yang dimilikinya.

Metode penyusutan garis lurus tersebut didasarkan pada masa manfaat tiap

properti investasinya, yaitu 20 tahun untuk gedung dan prasarana, 8 tahun untuk

mesin dan peralatan.

Untuk pengungkapan dalam laporan keuangan, menurut PSAK 13 (revisi

2011), jika perusahaan menggunakan metode biaya dalam menghitung dan

mencatat properti investasi yang dimilikinya, maka perusahaan harus

mengungkapkan hal-hal berikut:

• Metode penyusutan yang digunakan;

• Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;

• Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan

akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode;

• Rekonsiliasi jumlah tercatat properti investasi pada awal dan akhir

periode, yang menunjukkan:

o Penambahan;

o Penambahan dari akuisisi dan penggabungan usaha;

o Aset diklasifikasikan untuk dijual;

o Penyusutan;

o Penurunan nilai;

o Transfer ke klasifikasi lain.

• Nilai wajar properti investasi.

Di dalam laporan keuangan tahunan perusahaan juga dipaparkan jumlah

tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode. Hal ini

diungkapkan di bagian laporan posisi keuangan perusahaan pada sisi aset tidak

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

47

lancar. Dapat dilihat pada tabel 4.1 terdapat akun properti investasi dan akumulasi

penyusutannya masing-masing di awal dan akhir periode.

Untuk rekonsiliasi jumlah tercatat properti investasi pada awal dan akhir

periode, yang mencakup penambahan, penambahan dari akuisisi dan

penggabungan usaha, aset diklasifikasikan untuk dijual, penyusutan, penurunan

nilai, transfer ke klasifikasi lain, perusahaan mengungkapkannya di dalam Catatan

Atas Laporan Keuangan untuk akun properti investasi (lampiran 4).

Tabel 4.1 Posisi Aset Tidak Lancar PT X

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan PT X

Pengungkapan nilai wajar properti investasi yang dimiliki oleh perusahaan

juga terdapat di Catatan Atas Laporan Keuangan untuk akun properti investasi.

Perusahaan mencatat nilai wajar dari properti investasi yang dimiliki berdasarkan

penilaian dr PT U yang merupakan penilai independen yang tidak berhubungan

dengan perusahaan. Penilaian yang dilakukan oleh PT U menggunakan metode

biaya dan pendapatan. Laporan penilaian properti investasi PT X oleh PT U dalam

nilai wajar dapat dilihat di lampiran 4. Dalam hal pengungkapan properti

investasi, perusahaan dinilai sudah sesuai dengan PSAK 13 (Revisi 2011).

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

48

4.2 Prosedur Audit Laporan Keuangan PT X Secara Umum

KAP ABC sudah melakukan kegiatan audit di PT X untuk tahun ketiga.

Sehingga untuk menerima engagement klien ini, KAP ABC tidak memilki

prosedur khusus layaknya pada saat menerima klien baru. Tetapi KAP ABC

melakukan penilaian atas continuance risk untuk tahun pelaporan 2012, dan juga

KAP ABC harus menyusun strategi audit untuk PT X.

Prosedur yang dimiliki dan dijalankan oleh KAP ABC dalam mengaudit

laporan keuangan PT X adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan, KAP ABC melakukan beberapa hal, yaitu:

• Acceptance & continuance

Prosedur ini adalah prosedur awal yang dilakukan untuk

menentukan penerimaan klien baru maupun memutuskan

untuk melanjutkan kegiatan audit bagi klien yang tahun

sebelumnya sudah pernah diaudit oleh KAP ABC.

Karena bukan merupakan klien baru, maka dalam melakukan

proses awal, KAP ABC hanya melakukan update pemahaman

auditor mengenai bisnis yang dijalankan oleh perusahaan,

seperti perubahan apa saja yang terjadi serta risiko apa saja

yang dihadapi oleh PT X di tahun berjalan. Prosedur ini wajib

untuk dijalankan karena kegiatan bisnis perusahaan dan iklim

bisnis yang terus berkembang dan berubah.

• Terms of engagement

Prosedur selanjutnya dilakukan setelah auditor setuju untuk

menerima atau melanjutkan proses audit dengan perusahaan

klien. Prosedur ini dilakukan untuk menentukan syarat dan

ketentuan yang diperlukan untuk perikatan audit (audit

engagement) dengan perusahaan klien pada periode audit

tersebut.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

49

• Mobilize team

Setelah menentukan terms of engagement, auditor melakukan

penentuan tim yang akan melakukan proses audit di PT X,

mulai dari engagement manager sampai dengan staf-staf

(senior & junior auditor).

• Assess independence

Tahap selanjutnya yaitu asses independence yaitu tahap

dimana dilakukan penilaian atas independensi dari masing-

masing anggota tim yang sudah menjadi audit team untuk PT

X. Apabila ternyata kemudian ditemukan anggota yang

bersifat tidak independen, maka ia kemudian akan digantikan

dengan staf lainnya yang tersedia.

• Required planning procedures

Dalam tahap berikutnya auditor melakukan perancanaan atas

prosedur yang akan dilakukan nantinya selama proses audit

laporan keuangan PT X berjalan.

2. Pemahaman bisnis, penilaian risiko dan penetapan strategi audit

Dalam tahap ini, auditor KAP ABC akan melakukan beberapa tahap

berikut yaitu:

• Business understanding

Karena PT X bukan merupakan klien baru bagi KAP ABC dan

prosedur pemahaman bisnis ini sudah dilakukan di tahun-tahun

sebelumnya, maka prosedur ini tidak dilakukan secara

mendetail. Data yang didapatkan oleh auditor dalam tahap

business understanding dapat dilihat di lampiran 5.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

50

• Menentukan tingkat materialitas

KAP ABC membagi tingkat materialitasnya menjadi tiga

bagian yaitu:

- Overall materiality

Materialitas ini adalah tingkat materialitas untuk

laporan keuangan PT X secara keseluruhan. Besarnya

overall materiality biasanya ditentukan berdasarkan

besarnya laba sebelum pajak (profit before tax)

perusahaan klien, yaitu sebesar 5% dari laba sebelum

pajak.

Untuk perhitungan overall materiality PT X, auditor

KAP ABC mengikuti aturan yang ada, yaitu sebesar

5% dari laba sebelum pajak, dengan dilakukan

pembulatan.

- Performance materiality

Performance materiality merupakan tingkat

materialitas yang digunakan pada masing-masing akun

dalam laporan keuangan PT X. Pada umumnya, range

dari materialitas ini adalah sebesar 50% sampai dengan

70% dari overall materiality. Penetapan materialitas ini

bertujuan untuk mengurangi kemungkinan total salah

saji yang tidak terdeteksi atau tidak terkoreksi melebihi

nilai dari overall materiarily yang ditetapkan.

Untuk PT X, besarnya performance materiality yang

digunakan adalah sebesar 75% dari overall materiality.

Performance materiality yang ditetapkan oleh auditor

untuk akun properti investasi adalah sebesar Rp

1.045.000.000.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

51

- Summary of uncorrected misstatements (SUM)

Tingkat materialitas ini digunakan untuk menentukan

apakah salah saji yang ditemukan pada saat proses

audit perlu dilakukan penyesuaian (adjustment) atau

tidak. Apabila nilai salah saji yang ditemukan tidak

lebih besar dari nilai SUM yang ditentukan, maka nilai

salah saji tersebut dianggap tidak material dan tidak

perlu dilakukan penyesuaian. Tetapi apa bila nilai salah

saji yang ditemukan lebih besar dari nilai SUM yang

ditentukan, maka nilai salah saji tersebut perlu dibuat

penyesuaian.

Besarnya nilai SUM pada umumnya adalah 10% dari

performance materiality. Nilai SUM yang ditetapkan

untuk PT X adalah 13% dari nilai performance

materiality yang telah ditetapkan. SUM yang

ditetapkan oleh auditor KAP ABC untuk akun properti

investasi PT X adalah sebesar Rp 139.300.000.

Pada prosedur audit untuk menentukan tingkat materialitas ini,

batasan materialitas yang digunakan oleh auditor ditetapkan

sama untuk setiap akun yang dimiliki oleh PT X, baik akun

yang memiliki resiko rendah maupun resiko tinggi. Namun

untuk akun yang memiliki resiko lebih tinggi, auditor

membutuhkan bukti dalam jumlah yang lebih besar untuk

memverifikasi nilai yang ada.

• Analisis atas penilaian risiko

Berdasarkan penilaian risiko yang dilakukan oleh KAP ABC,

PT X memiliki risiko sebagai berikut:

- Risiko kredit

PT X memiliki risiko kredit atas piutangnya kepada pihak

lain, tetapi risiko tersebut terbatas karena lawan transaksi

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

52

(counter party) adalah lembaga keuangan yang terpercaya.

Untuk laporan keuangan tahun berjalan, perusahaan

memiliki saldo piutang yang telah jatuh tempo sebesar

26% dari keseluruhan piutang usaha. Sebagian besar

piutang yang telah jatuh tempo berasal dari pihak-pihak

berelasi dan perusahaan memegang uang jaminan sebagai

perlindungan atas piutang usahanya. Kualitas kredit dari

tiap pelanggan dinilai berdasarkan posisi keuangan,

pengalaman masa lalu dan faktor-faktor lainnya. Setiap

jumlah kredit diatur berdasarkan kebijakan internal atau

sesuai dengan batasan yang telah ditetapkan oleh direksi.

Terdapat keyakinan tinggi bahwa piutang usaha

seluruhnya dapat diterima kembali berdasarkan kondisi

saat ini dan tidak terdapat permasalahan saat ini, sehingga

resiko kredit dinilai tidak terlalu besar menurut auditor

KAP ABC.

- Risiko permodalan

Struktur permodalan perusahaan berasal dari utang neto

yang diimbangi dengan kas dan saldo bank serta ekuitas

yang terdiri dari modal ditempatkan, cadangan, laba

ditahan. Perusahaan melakukan pengelolaan modal untuk

memastikan dapat menjaga kelangsungan usaha sekaligus

memaksimalkan pengembalian kepada pemegang

kepentingan melalui optimalisasi utang dan keseimbangan

ekuitas. Menurut auditor, resiko yang dimiliki perusahaan

masih dapat diatasi dan bukan merupakan risiko yang

besar.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

53

• Menilai tingkat inherent risk

Prosedur yang dilakukan oleh auditor setelah mengidentifikasi

risiko yatu menilai tingkat inherent risk yang dimiliki oleh

perusahaan. Penilaian tersebut dilakukan untuk setiap akun dan

hasilnya digunakan untuk menentukan jumlah bukti substantif

yang dibutuhkan dalam prosedur audit.

• Menetapkan strategi audit

Prosedur selanjutnya yang dilakukan oleh auditor adalah

melakukan penetapan strategi audit. Strategi yang ditetapkan

oleh auditor ini mencakup hal-hal yang perlu diperhatikan

selama pelaksanaan prosedur audit, yaitu kepatuhan PT X

terhadap regulasi terkait dan kemungkinan perusahaan

melakukan kesalahan dalam pencatatan pada general ledger.

• Memulai perencanaan audit

3. Merespon risiko dan mengumpulkan bukti

Dalam prosedur selanjutnya, auditor KAP ABC melakukan beberapa

hal, yaitu:

• Menilai ekspektasi mengenai apakah pengendalian yang ada

dapat diandalkan serta merencanakan bukti substantif apa saja

yang dibutuhkan

• Melakukan uji pengendalian, apabila ekspektasi atas keandalan

pengendalian perusahaan atas akun-akun yang dimilki berada

di tingkat yang tinggi, maka tahap selanjutnya adalah

memfokuskan pada prosedur analitis substantif. Tetapi apabila

ekspektasinya berada dalam tingkat yang rendah atau tidak ada

sama sekali, maka prosedur selanjutnya adalah fokus pada uji

rincian saldo. Prosedur pengujian ini dilakukan atas setiap

akun yang dimiliki.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

54

4. Menyelesaikan prosedur audit

Dalam tahap terakhir proses audit, auditor melakukan beberapa

prosedur, yaitu:

• Melakukan penyelesaian audit laporan keuangan perusahaan

sesuai dengan audit program yang dimiliki.

• Menerbitkan laporan keuangan perusahaan yang sudah diaudit

serta memberikan opini yang sesuai mengenai laporan

keuangan perusahaan.

• Menerbitkan laporan auditor terkait proses audit atas

perusahaan.

4.3 Bahan Bukti Audit untuk Audit atas Properti Investasi dan Prosedur

Audit Akun Properti Investasi

PT X memiliki 6 jenis properti investasi yang tercatat dalam laporan

keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen. 4 properti yang dimiliki diantaranya

disewakan ke lessee dan 2 sisanya merupakan jaminan atas pinjaman PT X

terhadap bank, serta properti investasi yang seharusnya diklasifikasikan

perusahaan ke dalam persediaan properti karena tidak memenuhi kriteria dari

properti investasi.

Transaksi-transaksi yang berhubungan dengan properti investasi adalah

transaksi yang dapat menambah atau mengurangi nilai properti investasi yang

dimiliki oleh PT X. Transaksi-transaksi yang dapat menambah nilai properti

investasi adalah renovasi properti investasi dan pembelian peralatan serta

perlengkapan yang digunakan di dalam properti investasi tersebut. Sedangkan

transaksi yang dapat mengurangi nilai dari properti investasi tersebut adalah

depresiasi dari properti investasi itu sendiri.

Karena perusahaan memiliki 4 jenis properti investasi yang aktif untuk

disewakan, maka untuk memudahkan mengidentifikasi transaksi yang terjadi,

perusahaan memiliki kode transaksi tersendiri. Untuk kode mesin perusahaan

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

55

memakai kode MSN, untuk tanah yaitu TNH, untuk bangunan yaitu BGN.

Perusahaan juga menggunakan kode yang berbeda untuk tiap bangunan agar lebih

mudah teridentifikasi. Perusahaan juga membedakan transaksi dari tahun

terjadinya transaksi dan nomer urut transaksi yang terjadi pada tahun tersebut.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, auditor menganggap akun

properti investasi adalah akun yang penting karena inilah aset yang digunakan

oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan bisnisnya. Properti investasi adalah

aset yang menghasilkan 65% (jumlah pendapatan adalah Rp 104.942.814.189 dan

pendapatan dari properti investasi adalah sebesar Rp 67.898.000.780) dari jumlah

pendapatan perusahaan. Menurut auditor akun ini tidak memiliki risiko yang

tinggi, tetapi auditor juga harus tetap memperhatikan bahwa akun properti

memiliki risiko overstatement. Maka dari itu auditor harus mengumpulkan bukti-

bukti yang dapat mengarahkan auditor agar dapat memberikan pendapat bahwa

akun properti investasi disajikan secara wajar.

Menurut SPAP PSA No. 7 (SA seksi 326) tentang bukti audit, terdapat

empat hal yang menjadi pertimbangan seorang auditor dalam menentukan bukti

apakah yang harus dikumpulkan dan seberapa banyak bukti yang harus

dikumpulkan, yaitu :

• Prosedur audit yang digunakan

• Jumlah sampel yang harus dipilih

• Sampel yang harus diambil dari populasi

• Waktu pelaksanaan prosedur audit

Untuk prosedur audit yang digunakan oleh KAP ABC untuk akun properti

investasi akan dijelaskan dengan lengkap di bawah. Karena jumlah populasi dari

attributes yang menyusun akun properti investasi hanya ada 6, terdiri dari 4

bangunan dan 2 tanah, maka auditor menyimpulkan untuk menggunakan

keseluruhan populasi untuk menjadi sampel.

Jika auditor sudah menentukan berapa banyak sampel yang harus

digunakan untuk melakukan prosedur audit, maka langkah berikutnya yang harus

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

56

dilakukan oleh auditor adalah mengumpulkan bukti untuk memverifikasi rincian

data dan nilai dari properti investasi, sehingga auditor bisa menyimpulkan bahwa

akun tersebut dinyatakan secara wajar.

Menurut SPAP PSA No. 7 (SA seksi 326) tentang bukti audit, terdapat 8

jenis bukti-bukti yang dapat dikumpulkan dan digunakan oleh auditor. Tiap-tiap

bukti yang dikumpulkan oleh auditor nantinya digunakan dalam prosedur audit

yang sudah ditetapkan oleh KAP ABC untuk memenuhi asersi auditor dalam akun

properti investasi. Bukti-bukti tersebut adalah :

• Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan berdasarkan rincian yang terdapat

pada surat atas kepemilikan properti investasi.

• Dokumentasi

Dokumentasi yang dikumpulkan oleh auditor untuk akun properti

investasi adalah berupa surat kepemilikan perusahaan atas properti

investasi, dokumen yang mencatat nilai wajar yang diselesaikan

oleh apraisal, laporan keuangan tahun-tahun sebelumnya,

transaksi-transaksi yang dicatat oleh perusahaan yang berhubungan

dengan properti investasi, seperti biaya perbaikan atau penambahan

peralatan, dan lain-lain.

• Konfirmasi

Bukti ini tidak dapat diaplikasikan dalam mengaudit akun properti

investasi.

• Prosedur analitis

Bukti audit ini didapatkan oleh auditor dengan cara

membandingkan informasi yang ada pada laporan keuangan tahun-

tahun sebelumnya, dalam properti investasi bukti ini digunakan

untuk menghitung nilai pengakuan awal properti investasi.

• Tanya jawab dengan klien

Bukti ini dilakukan oleh auditor untuk mengetahui bagaimana cara

perusahaan menilai properti investasinya, bagaimana metode dan

masa penyusutannya.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

57

• Pelaksanaan kembali

Bukti ini tidak dapat diaplikasikan dalam mengaudit akun properti

investasi.

• Observasi

Bukti ini tidak dapat diaplikasikan dalam mengaudit akun properti

investasi.

• Penghitungan ulang

Bukti ini dibuat oleh auditor dengan cara menghitung ulang semua

perhitungan yang sudah dilakukan oleh perusahaan, termasuk biaya

penyusutan yang dibebankan oleh perusahaan.

Prosedur audit yang dilakukan oleh auditor atas akun properti investasi

sebenarnya tidak jauh berbeda dengan prosedur audit yang dilakukan terhadap

akun aset tetap, karena menurut nature-nya kedua akun ini memiliki bentuk yang

sama, yang membedakan hanyalah penggunaannya saja.

Sebelum memulai prosedur audit atas akun properti investasi, auditor

terlebih dahulu menentukan asersi terkait, yang dijelaskan sebagai berikut:

• Completeness, yaitu untuk memastikan bahwa seluruh transaksi yang

terjadi telah dicatat dan diungkapkan oleh perusahaan.

• Accuracy, yang berkaitan dengan akurasi dari pencatatan transaksi yang

dilakukan oleh perusahaan.

• Cutoff, yaitu untuk memastikan bahwa transaksi yang dilakukan

perusahaan dicatat pada periode yang benar.

• Existence/Occurrence, yaitu untuk memastikan bahwa transaksi yang

dicatat perusahaan benar-benar terjadi.

• Rights and Obligations, yaitu memastikan bahwa aset (liabilitas) yang

dicatat oleh perusahaan telah menjadi hak (kewajiban) perusahaan.

• Presentation and Disclosure, yang terkait dengan kesesuaian penyajian

dan pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan di dalam laporan

keuangannya dengan standar akuntansi yang berlaku.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

58

• Valuation, yaitu memastikan bahwa transaksi yang dilakukan perusahaan

dicatat dengan nilai yang wajar.

Berikut merupakan prosedur audit yang dilakukan atas transaksi pihak

berelasi perusahaan:

Tabel 4.2 Asersi Manajemen PT X

No. Prosedur C A C

O E/O

RO

PD

V

1. Pembuatan lead schedule √ √

2. Melakukan penghitungan ulang terhadap

beban amortisasi √ 3. Melakukan Test of Detail √ √ √ √ √ √ √ 4. Melakukan verifikasi atas pengungkapan √

Keterangan:

C : Completeness

A : Accuracy

Co : Cutoff

E/O : Existence/Occurance

RO : Rights & Obligations

PD : Presentation & Disclosure

V : Valuation

Sumber: Working Paper PT X.

Berikut merupakan penjelasan mengenai prosedur yang dilakukan untuk

mengaudit akun properti investasi PT X oleh auditor KAP ABC:

1. Membuat lead schedule

Tujuan dari prosedur membuat lead schedule adalah untuk memenuhi

asersi completeness dan presentation & disclosure.

Dalam membuat lead schedule (lampiran 6), prosedur yang dilakukan

oleh auditor adalah mengumpulkan bukti berupa transaksi yang

dilakukan oleh perusahaan di tahun berjalan yang berhubungan dengan

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

59

properti investasi. Dengan data transaksi tahun berjalan tersebut,

auditor bisa menghitung saldo akhir dari akun properti investasi dengan

cara: saldo akhir tahun sebelumnya ditambah dengan transaksi yang

terjadi pada tahun berjalan berdasarkan data yang diberikan oleh klien.

Saldo akhir pada tahun berjalan yang dihitung oleh auditor akan

dicocokkan dengan angka dari trial balance. Jika ada perbedaan, maka

auditor harus terlebih dulu menentukan apakah perbedaan tersebut

dapat ditoleransi (tolerable) atau tidak, dengan mempertimbangkan

tingkat materialitas yang telah dibuat sebelumnya. Perbedaan yang

material nantinya harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan

melakukan inquiry ke direktur keuangan perusahaan atau pihak-pihak

yang bertanggung jawab atas nilai yang tertera di trial balance

perusahaan.

Dalam membuat lead schedule ini, auditor tidak menemukan perbedaan

antara perhitungan ulang yang dilakukan oleh auditor dengan jumlah

yang tercatat di trial balance yang sudah dihitung sebelumnya oleh

perusahaan.

2. Melakukan penghitungan ulang terhadap beban amortisasi

Tujuan dari prosedur penghitungan ulang terhadap beban amortisasi

adalah untuk memenuhi asersi accuracy.

Dalam membuat perhitungan ulang terhadap beban amortisasi

(Lampiran 8), prosedur pertama yang dilakukan oleh auditor adalah

mengumpulkan bukti dan dokumentasi yang berkaitan dengan

penambahan nilai tanah, gedung atau mesin. Kemudian auditor

menghitung nilai properti investasi setelah adanya penambahan,

kemudian auditor membagi nilai tersebut dengan masa manfaat sisa dari

properti investasi tersebut, auditor akan mendapatkan jumlah amortisasi

tahun berjalan. Setelah memiliki saldo amortisasi yang dibuat auditor,

lalu auditor mencocokkan saldonya dengan saldo amortisasi yang

dibuat oleh perusahaan di worksheet-nya. Jika ditemukan ada

perbedaan, prosedurnya sama yaitu auditor harus terlebih dulu

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

60

menentukan apakah perbedaan tersebut dapat ditoleransi (tolerable)

atau tidak, dengan mempertimbangkan tingkat materialitas yang telah

dibuat sebelumnya. Perbedaan yang material nantinya harus dilakukan

pemeriksaan lebih lanjut dengan melakukan inquiry ke direktur

keuangan perusahaan atau pihak-pihak yang bertanggung jawab atas

nilai yang tertera di trial balance perusahaan.

Dalam melakukan penghitungan ulang untuk beban amortisasi ini,

auditor tidak menemukan perbedaan antara perhitungan ulang yang

dilakukan oleh auditor dengan jumlah yang tercatat di trial balance

yang sudah dihitung sebelumnya oleh perusahaan.

3. Melakukan Test of Detail

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memenuhi semua asersi

manajemen yang ada dalam tabel 4.2. Auditor tidak melakukan Test of

Control terhadap akun properti investasi karena tidak terdapat

perubahan yang signifikan di tiap tahunnya pada akun properti

investasi, sehingga auditor menganggap Test of Detail lebih efektif dan

efisien

Yang dilakukan oleh auditor adalah menguji rincian saldo akun properti

investasi dengan melakukan prosedur-prosedur sebagai berikut:

• Memperoleh bukti audit yang sesuai terkait dengan transaksi

properti investasi di tahun berjalan yang terdapat di dalam

rincian yang diberikan oleh perusahaan. Jumlah bukti yang

dibutuhkan oleh auditor didasarkan pada tingkat inherent risk

dari akun properti investasi perusahaan. Karena sebelumnya

menurut auditor KAP ABC penilaian terhadap PT X adalah

normal, maka bukti yang dibutuhkan tidak terlalu banyak.

Auditor menggunakan 14 sampel untuk transaksi ini yang

diambil secara acak. Dalam kasus ini bukti yang harus diperoleh

oleh auditor adalah berupa nota pembelian peralatan atau

perlengkapan untuk properti investasi dari pihak ketiga atau

nota pembayaran yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

61

pembayaran pembelian peralatan atau perlengkapan ataupun

untuk renovasi. Setelah menerima bukti tersebut, yang harus

dilakukan adalah vouching, yaitu mencocokkan antara

dokumen/bukti yang ada dengan saldo yang dicatat oleh

perusahaan untuk menghitung additon/disposal yang terjadi di

akun properti investasi, berdasarkan nomor dokumen atas

transaksi yang terjadi.

• Melakukan review atas dokumen yang terkait dengan akun

properti investasi, karena pada dasarnya properti investasi tidak

jauh berbeda dengan aset, maka auditor harus melihat serta

mereview surat atau akta kepemilikan perusahaan terhadap

properti investasi tersebut, apakah properti investasi itu dimiliki

atas nama perusahaan serta detail dari properti investasi yang

dimiliki terdiri dari apa saja dan juga review atas dokumen

appraisal.

Dalam melakukan test of detail, auditor juga menemukan perbedaan

antara perhitungan ulang yang dilakukan oleh auditor dengan jumlah

yang tercatat di trial balance yang sudah dihitung sebelumnya oleh

perusahaan. Tetapi selisih yang terjadi tidak melebihi tingkat SUM

yang ditetapkan oleh auditor, sehingga selisih ini dianggap tidak

material dan tidak dilakukan langkah yang lebih lanjut. Worksheet Test

of Details dapat dilihat di lampiran 7.

4. Melakukan verifikasi atas pengungkapan

Tahap terakhir dalam audit atas akun properti investasi adalah

melakukan verifikasi terhadap saldo properti investasi perusahaan.

Tujuan dari dilakukannya prosedur ini adalah untuk memenuhi asersi

presentation & disclosure. Pada tahap ini yang dilakukan auditor adalah

memverifikasi dan memastikan bahwa saldo yang telah diuji

dicantumkan dalam laporan keuangan perusahaan dengan benar, serta

memastikan bahwa penyajian dan pelaporan yang dilakukan perusahaan

dalam laporan keuangannya sudah sesuai dengan ketentuan yang

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

62

berlaku yaitu PSAK 13 (revisi 2011). Auditor harus memverifikasi

bahwa saldo detail dari properti investasi dalam laporan keuangan

sudah sesuai dengan lead schedule, trial balance dan worksheet

recalculate amortization. Worksheet verifikasi atas pengungkapan yang

dibuat oleh auditor dapat dilihat di lampiran 4.

Dari pemeriksaan atas dokumen-dokumen pendukung untuk

memverifikasi keberadaan transaksi terkait properti investasi, tidak ditemukan

adanya indikasi fraud yang dilakukan oleh manajemen PT X.

Dalam pelaksanaan audit ditemukan perbedaan dalam prosedur audit Test

of Detail. Perbedaan yang ditemukan besarnya tidak melebihi SUM sehingga

dianggap tidak material dan tidak perlu dilakukan prosedur yang lebih lanjut.

Tetapi saat melakukan inquiry dengan pihak manajemen, perbedaan yang terjadi

akibat tidak ditemukannya dokumen pendukung yang dapat meyakinkan auditor

akan terjadinya transaksi tersebut. Masalah tersebut dapat diatasi dengan merubah

beberapa sampel.

Dalam pelaksanaan audit properti investasi PT X, tidak dilakukan ToC.

Menurut Arens et. Al (2009), proses ToC termasuk di dalam proses audit. Namun

auditor KAP ABC berpendapat bahwa perusahaan tidak memiliki pengendalian

khusus untuk akun tersebut, ToC tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

temuan audit berdasarkan proses-proses audit pada tahun sebelumnya dan juga

akun properti investasi memiliki risiko yang normal, sehingga dapat langsung

dilakukan prosedur ToD.

4.4 Perlakuan Pajak pada Akun Properti Investasi

Dalam melakukan bisnis utamanya perusahaan melakukan kegiatan sewa

dari properti investasi yang dimiliki. Dengan begitu perusahaan akan

mendapatkan penghasilan sewa yang diterima dari pihak yang menyewa properti

investasi tersebut (lessee). Menurut pajak, setiap tambahan kemampuan ekonomis

yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

63

maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk

menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam

bentuk apa pun, adalah penghasilan yang menjadi objek pajak.

Sewa sebenarnya diatur juga secara khusus di dalam PSAK 30, tetapi

penulis ingin membatasi pembahasan hanya sebatas perlakuan pajak terhadap

kegiatan sewa tersebut. Sewa diklasifikasi menjadi dua berdasarkan substansinya,

yaitu sewa pembiayaan dan sewa operasi. Sewa pembiayaan adalah sewa dimana

terjadi pengalihan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait

dengan kepemilikan properti investasi. Jenis sewa yang kedua adalah sewa

operasi, yaitu jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan

manfaat yang terkait dengan kepemilikan properti investasi. Jenis sewa yang

terdapat di perjanjian PT X dengan pihak keduanya adalah sewa operasi karena

tidak ada pengalihan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait

dengan kepemilikan properti investasi, sehingga PT X masih bisa mencatat

properti yang disewakan sebagai properti investasi. Jika menggunakan sewa

pembiayaan, maka PT X tidak bisa mengakui propertinya sebagai properti

investasi melainkan sebagai pendapatan sewa pembiayaan.

Karena yang digunakan oleh PT X dan pihak keduanya adalah sewa

operasi dimana tidak ada pengalihan risiko dan manfaat, maka properti investasi

masih dicatat di pembukuan PT X (lessor). Dari sisi lessor, seluruh pembayaran

sewa operasi yang diterima oleh lessor, merupakan objek pajak penghasilan dan

merupakan pajak final, sehingga nanti tidak bisa dikreditkan pada perhitungan

SPT badan. Karena properti yang dicatat dalam pembukuan lessor, maka secara

pajak lessor dapat mencatat beban penyusutan atas properti investasinya tersebut.

Tidak terdapat perbedaan waktu atau perbedaan sementara yang disebabkan oleh

perbedaan pengakuan penyusutan. Menurut Pasal 11 Undang-Undang Nomor 17

Tahun 2000, bangunan permanen disusutkan dengan metode garis lurus dengan

masa manfaat selama 20 tahun tanpa nilai sisa, dengan begitu metode perhitungan

perusahaan tidak berbeda dengan metode perhitungan secara pajak. Dalam sewa

operasi, lessor

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

64

tidak diperkenankan membentuk cadangan penghapusan piutang ragu-ragu

(allowance for doubtful account).

Perlakuan pajak dari sisi lessee jelas berbeda dengan lessor. Karena sewa

operasi, lessee tidak bisa mencatat beban penyusutan atas properti investasi yang

di leasing-kan. Pembayaran sewa yang dibayar oleh lessee merupakan biaya yang

dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Lessee adalah pihak yang wajib

memotong PPh Pasal 23 atas pembayaran operating lease yang dibayarkan

kepada lessor. Atas penyerahan jasa sewa operasi atas properti investasi, lessee

juga dikenai Pajak Pertambahan Nilai.

Tabel 4.3 Tabel Temuan Atas Properti Investasi

Existing Best Practice Risk Identified Auditor Response

Terdapat

properti

investasi

yang

dijadikan

objek

perjanjian

untuk dijual

di masa yang

akan datang.

Berdasarkan PSAK 13

(Revisi 2011), properti

investasi dijelaskan

sebagai properti baik

tanah atau bangunan atau

bagian dari suatu

bangunan maupun kedua-

duanya, yang dikuasai

oleh pemilik atau

penyewa (lessee) melalui

sewa pembiayaan, untuk

menghasilkan rental atau

untuk kenaikan nilai atau

kedua-duanya, dan tidak

untuk digunakan dalam

produksi atau penyediaan

barang atau jasa atau

untuk tujuan administratif

atau juga dijual untuk

kegiatan usaha sehari-

hari.

Overstatement

di akun properti

investasi, karena

seharusnya

nominal tersebut

dicatat di bagian

persediaan

properti.

Karena akta jual beli

belum ditandatangani,

biarpun sudah ada MOU

dari kedua belah pihak

setuju untuk menjual dan

membeli, karakteristik

properti investasi tersebut

tidak berubah dan masih

bisa diklasifikasikan

sebagai properti investasi

oleh PT X.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

65

KAP ABC

tidak

melakukan

prosedur

ToC untuk

audit

properti

investasi

Menurut Arens et. Al

(2009), prosedur ToC

termasuk ke dalam

tahapan audit.

Pengendalian

internal terhadap

akun properti

investasi, bisa

terjadi fraud

dalam transaksi

yang terkait

properti

investasi

Auditor KAP ABC

berpendapat bahwa

perusahaan tidak

memiliki pengendalian

khusus untuk akun

tersebut, ToC tidak

berpengaruh secara

signifikan terhadap

temuan audit berdasarkan

proses-proses audit pada

tahun sebelumnya dan

juga akun properti

investasi memiliki risiko

yang normal, sehingga

dapat langsung dilakukan

prosedur ToD.

Auditor

menemukan

perbedaan

saat

melakukan

prosedur

ToD

Setiap transaksi pasti

memiliki bukti dan

nominal yang tercantum

di bukti memiliki nominal

sama dengan yang dicatat

oleh klien.

Nilai yang

tercatat di

properti

investasi tidak

menunjukkan

yang sebenarnya

Perbedaan yang terjadi

tidak signifikan (dibawah

tingkat SUM). Setelah

dilakukan inquiry dengan

pihak manajemen,

perbedaan yang terjadi

akibat tidak

ditemukannya dokumen

pendukung yang dapat

meyakinkan auditor akan

terjadinya transaksi

tersebut. Masalah

tersebut dapat diatasi

dengan merubah

beberapa sampel.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia 66

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Perbedaan yang paling mendasar antara properti investasi dengan aset

lainnya adalah penggunaannya. Properti investasi tidak digunakan sendiri dan

tidak dijual dalam kegiatan perusahaan sehari-hari, melainkan untuk disewakan.

Perbedaan tersebutlah yang mengharuskan properti investasi diungkapkan secara

terpisah di laporan keuangan perusahaan, sehingga dibuat PSAK 13 (revisi 2011)

yang mengatur properti investasi secara khusus.

PT X memiliki 6 jenis properti investasi yang terdiri dari 4 gedung dan 2

tanah. Terdapat satu gedung yang digunakan oleh PT X sendiri tetapi nilainya

tidak signifikan sehingga masih bisa diakui dan dicatat sebagai properti investasi.

PT X memiliki tanah yang sudah terikat perjanjian dengan pihak kedua, tetapi

karena belum ada akta jual beli yang ditandatangani maka aset ini masih bisa

diklasifikasikan sebagai properti investasi oleh PT X. Pengakuan awal PT X

terhadap nilai properti investasi adalah sebesar biaya yang dikeluarkan oleh PT X

sebagai penggantian properti investasi tersebut. Metode yang digunakan oleh PT

X untuk mengukur properti investasinya adalah dengan metode biaya sehingga PT

X harus mencatat beban penyusutan. Sejauh ini selain tanah yang sudah terikat

perjanjian dengan pihak kedua, perlakuan PT X terhadap properti yang

dimilikinya sudah sesuai dengan PSAK 13 (Revisi 2011).

KAP ABC telah melakukan proses audit laporan keuangan PT X dengan

menggunakan standar prosedur audit yang di terapkan oleh seluruh KAP ABC di

seluruh bagian dunia. Prosedur tersebut tediri dari empat tahap, yaitu:

perencanaan; pemahaman bisnis, penilaian risiko dan penetapan strategi audit;

respon atas risiko dan pengumpulan bukti; serta penyelesaian audit. Dalam

melakukan audit akun properti investasi perusahaan, KAP ABC fokus pada uji

rincian saldo (test of detail) disebabkan oleh tingkat inherent risk dari akun

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

67

tersebut tergolong normal dan test of detail dianggap lebih efektif dan efisien

dibandingkan dengan test of control.

Berdasarkan hasil audit yang dilakukan oleh KAP ABC, auditor telah

mengumpulkan beberapa jenis bukti yang dibutuhkan untuk meyakinkan auditor

bahwa nilai yang dicatat oleh PT X terhadap properti investasinya menunjukkan

nilai yang wajar. Setelah mengumpulkan bukti-bukti yang cukup dan kompeten,

auditor KAP ABC menyimpulkan tidak ditemukan adanya perbedaan yang

material antara pencatatan yang dilakukan oleh perusahaan dengan perhitungan

yang dikerjakan oleh auditor, kecuali di prosedur Test of Detail. Perbedaan ini

disebabkan karena beberapa sampel dokumen pendukung yang diperlukan untuk

memverifikasi nilai yang tercatat tidak lengkap, masalah ini diselesaikan dengan

cara mengganti sampel. Terdapat juga satu jenis properti investasi yang

seharusnya tidak diklasifikasikan sebagai properti investasi oleh PT X, karena

karakteristik dari aset tersebut tidak sesuai dengan properti investasi dan harus

diklasifikasikan sebagai persediaan properti.

PT X memiliki resiko kredit atas piutang yang dimilikinya, tetapi hal

tersebut sudah diperkirakan oleh PT X akan tertagih sepenuhnya karena lawan

transaksi (counter party) adalah lembaga keuangan yang terpercaya dan atas

pertimbangan atas kualitas kredit dari tiap pelanggan dinilai berdasarkan posisi

keuangan, pengalaman masa lalu dan faktor-faktor lainnya dan juga setiap jumlah

kredit diatur berdasarkan kebijakan internal atau sesuai dengan batasan yang telah

ditetapkan oleh direksi. Karena hal tersebut maka auditor menganggap bahwa

resiko yang dimiliki oleh PT X tidak terlalu besar.

Untuk masalah perpajakan, pajak atas pendapatan berupa sewa yang

diterima oleh PT X bersifat final dan tidak bisa dikreditkan dalam perhitungan

SPT dan juga tidak terdapat perbedaan perhitungan penyusutan yang dilakukan

pajak dan yang dilakukan perusahaan karena masa manfaat dan metode yang

digunakan tidak berbeda. Karena sewa yang dilakukan adalah sewa operasi, maka

dari sisi lessor: seluruh pembayaran operating lease yang diterima lessor

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

68

merupakan objek PPh, lessor membebankan biaya penyusutan dan lessor tidak

diperkenankan membentuk cadangan penghapusan piutang ragu-ragu. Dari sisi

lessee: pembayaran operating lease yang dibayar oleh lessee adalah biaya yang

dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, lessee tidak boleh melakukan

penyusutan atas barang modal yang di-leasing, lessee wajib memotong PPh Pasal

23 atas pembayaran operating lease, dan atas penyerahan jasa ini terhutang PPN.

5.2 Saran

Saran yang ingin penulis sampaikan ditujukan kepada beberapa pihak

terkait dengan program magang yang penulis ikuti, yaitu PT X (klien), KAP ABC,

dan Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

1. Saran untuk PT X

Saran yang ingin penulis berikan kepada PT X adalah untuk tetap

memperhatikan risiko yang teridentifikasi walaupun tidak begitu

besar, tetapi kemungkinan hal buruk yang akan muncul tetap ada.

Manajemen PT X juga harus meningkatkan kinerja dalam hal

maintenance dokumen-dokumen penting, sehingga tidak ada

dokumen yang terselip atau hilang. Jadi pada saat proses audit,

semua transaksi bisa dibuktikan keberadaan dan akurasinya.

2. Saran untuk KAP ABC

Sebaiknya mahasiswa yang mengikuti program magang di KAP

ABC diberikan pelatihan yang mencukupi terlebih dahulu

mengenai prosedur audit yang akan dilaksanakan, materi pelatihan

yang diberikan hendaknya sama dengan junior auditor baru, hal ini

dikarenakan pada prakteknya, tanggung jawab yang diberikan

kepada mahasiswa peserta magang tidak terlalu jauh berbeda

dengan junior auditor baru. KAP ABC juga harus bisa

memperbaiki manajemen alokasi sumber daya manusia agar bisa

lebih efektif dan efisien.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia

69

3. Saran untuk Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia

Tahun-tahun belakangan ini peminat program magang semakin

banyak dan juga program selain akuntansi juga sekarang bisa

memilih untuk mengikuti program magang, jadi Departemen

Akuntansi FEUI hendaknya memperluas kerjasama dan jaringan

dengan berbagai jenis perusahaan, tidak terbatas dengan kantor

akuntan publik saja. Departemen Akuntansi FEUI juga harus

membangun hubungan dengan kantor tempat mahasiswa

melakukan magang agar bisa mendapatkan perkembangan dan

menilai kinerja mahasiwanya secara nyata.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia 70

DAFTAR REFERENSI

Arens, Alvin, Beasley, Elder, Amir Abadi Jusuf. Auditing and Assurance Services an Integrated Approach-An Indonesian Adaption. Pearson: Prentice Hall. 2009.

Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat, 2011.

Reeve, J.M., Warren, C.S., Duchac, J.E., Wahyuni, E.T., Soepriyanto, Gatot., Jusuf, A.A., Djakman, D.D. 2008. Principles of accounting. Singapore: Cengage Learning.

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008, Pajak Penghasilan, 23 September 2008.

Kieso, Donald E., dan Jerry Weygandt, Warfield, Terry. Intermediate Accounting, Vol 1, IFRS Edition. John Wiley and Sons. 2011.

Kieso, Donald E., dan Jerry Weygandt, Warfield, Terry. Intermediate Accounting, Vol 2, IFRS Edition. John Wiley and Sons. 2011.

Audit Procedure Guide KAP ABC

Situs Internal PT X

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia 71

LAMPIRAN

Lampiran 1 Laporan Keuangan PT X ( Neraca)

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia 72

Lampiran 1 Laporan Keuangan PT X (Neraca) lanjutan

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia 73

Lampiran 2 Laporan Keuangan PT X (Laba Rugi)

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia 74

Lampiran 3 Kontrak Gedung PT X (telah diolah ulang).

No.

No. Kontrak Pihak 1 Pihak 2 Gedung Periode (tahun) Lokasi Luas/m2

1 NO.XXX/PTX/G-XXX/XXX PT X PT P 1 1 jan 2012 - 31 Des

2012 (1)

Lt. Semi

Basement

133.85

2 NO.XXX/PTX/G-XXX/XXX PT X PT T 1 1 Jan 2011 - 31 Des

2013 (3)

Lt. 1 1,112.52

Lt. 2 281.44

Lt. 2 1,792.43

Lt. 3 1,387.78

Lt. 4 1,208.59

Lt. 5 1,078.93 Jumla

h a 6,861.69

Lt. Basem

ent 315.69

Lt. 6 386.17 Jumlah

b 701.86

Jumlah a+b 7,563.55

3 NO.XXX/PTX/G-XXX/XXX PT X PT T 1 1 Jan 2011 - 31 Des

2013 (3)

Lantai Dasar 245,25 m2

Teras Lantai Dasar

12,37 m2

Lantai Atas 341 m2

jumlah 598,62 m2

4 NO.XXX/PTX/G-XXX/XXX PT X Bank M 1

1 jun 2009 - 31 mei 2012 (3)

Lt. 1 (Sisi

Utara) 207,50 m2 1 jun 2010-31 may

2011 1 jun 2011-31 may

2012

5 NO.XXX/PTX/G-XXX/XXX PT X PT A 3 1 Nov 2011 - 31 okt

2016 (5)

Lt. Atap

gedung 46 m2

6 NO.XXX/PTX/G-XXX/XXX PT X PT H 4 15 feb 2011 - 14

Feb 2012 (1) LT. 5 124 m2

7 NO.XXX/PTX/G-XXX/XXX PT X PT H 4 15 feb 2012 - 14

Feb 2013 (1) LT. 5 124 m2

8 NO.XXX/PTX/G-XXX/XXX PT X PT C 4 1 sept 2004 - 31

Agust 2014 (10)

Lt. Atap

Gedung

WTRS

66 m2

9 NO.XXX/PTX/G-XXX/XXX PT X PT I 4 1 Jan 2012 - 31 Des

2012 (1) Lt. 6 119,18 m2

10

NO.XXX/PTX/G-XXX/XXX PT X PT A 4 1 Jan 2012 - 31 Des

2012 (1)

Lt. 3 579,75 m2

Lt. 4 345,25 m2

925 m2

Sumber : Worksheet Kontrak Gedung PT X

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia 75

Lampiran 4 Catatan Atas Laporan Keuangan untuk Properti Investasi (telah diolah ulang).

1 Januari 31 Desember

2012 Penambahan Pengurangan 2012

Biaya Perolehan Tanah 48.553.880.347 - - 48.553.880.347 Gedung dan prasarana 46.864.533.479 - - 46.864.533.479 Mesin dan perlengkapan 9.499.884.215 64.000.000 - 9.563.884.215 Jumlah 104.918.298.041 64.000.000 - 104.982.298.041 Akumulasi Penyusutan Gedung dan prasarana 39.966.252.373 1.030.125.028 - 40.996.377.400 Mesin dan perlengkapan 4.881.594.761 1.146.012.224 - 6.027.606.987 Jumlah 44.847.847.134 2.176.137.252 - 47.023.984.387 Jumlah Tercatat 60.070.450.907 57.958.313.654

1 Januari 31 Desember

2011 Penambahan Pengurangan 2011

Biaya Perolehan Tanah 48.553.880.347 - - 48.553.880.347 Gedung dan prasarana 46.864.533.479 - - 46.864.533.479 Mesin dan perlengkapan 9.499.884.215 - - 9.499.884.215 Jumlah 104.918.298.041 - - 104.918.298.041 Akumulasi Penyusutan Gedung dan prasarana 38.927.304.595 1.038.947.778 - 39.966.252.373 Mesin dan perlengkapan 3.736.436.529 1.145.158.232 - 4.881.594.762 Jumlah 42.663.741.124 2.184.106.010 - 44.847.847.135 Jumlah Tercatat 62.254.556.917 60.070.450.907

Beban penyusutan sejumlah Rp 2.176.137.252 dan Rp 2.184.106.010 masing-masing untuk tahun 2012 dan 2011 dicatat sebagai beban langsung (Catatan 22). Nilai wajar properti investasi pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 sebesar Rp 780.658.505.023 dan Rp 670.351.057.000 telah ditetapkan sebagai dasar yang digunakan dalam penilaian berdasarkan penilaian dari PT U, penilai independen yang tidak berhubungan dengan Perseroan. Penilaian dilakukan berdasarkan metode biaya dan pendapatan. Direksi berpendapat tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas properti investasi tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2011, aset tetap dan properti investasi kecuali tanah telah diasuransikan kepada beberapa Perseroan asuransi terhadap risiko

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia 76

kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar USD 25.326.321 dan Rp 8.548.215.251 (2011: USD 23.156.409 dan Rp 6.483.181.802). Direksi berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Perseroan memiliki tanah dengan Hak Guna Bangunan yang berlokasi di Kelurahan Karet, Wahid Hasyim, Rasuna Said dan Raden Saleh Jakarta, serta Tegalsari Surabaya (lihat catatan 11). Perseroan memiliki tanah yang akan dikembangkan menjadi perumahan seluas 45.271 m2 terletak di Desa Jatibening, Desa Jatiwaringin dan Desa Jatiasih, Kecamatan Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat. Perseroan telah memperoleh izin lokasi untuk keperluan pembangunan perumahan seluas 45.000 m2 (4,5 Ha) dari Badan Pertanahan Nasional (BPN). Tanah yang terletak di Desa Jatibening dan Desa Jatiwaringin merupakan objek perjanjian pengikatan jual beli antara Perseroan dengan PT B (Catatan 29c). Tanah dan bangunan milik Perseroan yang berlokasi di Kebon Sirih, Jakarta, dijadikan jaminan pinjaman ke PT Bank SM (Catatan 17). Sumber : Laporan Keuangan PT X untuk Periode 2013

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia 77

Lampiran 5 Business Understanding PT X (telah diolah ulang).

1. UMUM

PT X (Perseroan) didirikan berdasarkan akta No. 50 tanggal 15 Januari 1990 dari notaris Raden

Santoso, S.H., kemudian diubah dengan akta No. 33 tanggal 13 Februari 1991 dari notaris

yang sama. Akta pendirian dan perubahannya ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik

Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C2-798.HT.01.01.TH.91 tanggal 8 Maret 1991 serta

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 46 tanggal 7 Juni 1991, Tambahan No.

1549. Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta

No. 17 tanggal 29 Agustus 2008 dari Muhani Salim, S.H., M.Hum., M.Kn., notaris di Jakarta

dalam rangka penyesuaian dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007. Akta perubahan ini telah

memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan

Surat Keputusannya No. AHU-89404.AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 24 November 2008.

Perseroan beralamat di Wisma X, Jl. Raden Saleh No. 44, Jakarta Pusat. Perseroan tergabung

dalam kelompok usaha (grup) T dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1990.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar, Perseroan terutama bergerak dalam bidang real estat,

menyewakan kendaraan, perdagangan umum, pertambangan dan jasa. Perseroan mengelola dan

menyewakan gedung kantor Wisma X di Jalan HR Rasuna Said, Jalan Raden Saleh dan Jalan

Wahid Hasyim, Jakarta serta Jalan Darmo, Surabaya. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011,

jumlah karyawan Perseroan masing-masing adalah 77 dan 75 karyawan (tidak diaudit).

Susunan pengurus Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011adalah sebagai berikut:

2012 2011

Komisaris

Komisaris : Hendro Wahyu

Direksi

Direktur Keuangan, Administrasi dan Umum : Kus Widi

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia 78

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI

Laporan keuangan Perseroan disusun oleh Direksi berdasarkan Standar Akuntansi di Indonesia,

dan diselesaikan pada tanggal Februari 2013.

Kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan adalah seperti

yang dijabarkan di bawah ini:

a. Dasar penyusunan laporan keuangan

Laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Laporan keuangan disusun berdasarkan harga perolehan, kecuali untuk aset keuangan yang

diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan asetkeuangan yang diukur pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi. Laporan keuangan disusun berdasarkan akuntansi berbasis akrual,

kecuali laporan arus kas.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus

kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.Untuk tujuan penyajian arus kas, kas dan

setara kas terdiri dari kas, kas di bankdan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga

bulan atau kurang dari tanggal perolehannya yang tidak dibatasi penggunaannya dan yang tidak

dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, kecuali dinyatakan secara khusus, dinyatakan dalam

Rupiah penuh.

b. Perubahan kebijakan akuntansi yang siginifikan

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah melakukan

revisi atas beberapa standar akuntansi yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2012 sebagai

berikut:

- PSAK 10 (Revisi 2010) – Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing,

- PSAK 13 (Revisi 2011) – Properti Investasi,

- PSAK 16 (Revisi 2011) – Aset Tetap,

- PSAK 18 (Revisi 2010) – Akuntansi dan Pelaporan berdasarkan Program Manfaat Pensiun,

- PSAK 24 (Revisi 2010) – Imbalan Kerja,

- PSAK 26 (Revisi 2011) – Biaya Pinjaman,

- PSAK 28 (Revisi 2010) – Akuntansi untuk Asuransi Kerugian,

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia 79

- PSAK 30 (Revisi 2011) – Sewa,

- PSAK 33 (Revisi 2010) – Akuntansi untuk Pertambangan,

- PSAK 34 (Revisi 2010) – Kontrak Konstruksi,

- PSAK 36 (Revisi 2010) – Akuntansi Asuransi Jiwa,

- PSAK 45 (Revisi 2010) – Laporan Keuangan untuk Organisasi Nirlaba,

- PSAK 46 (Revisi 2010) – Pajak Penghasilan,

- PSAK 50 (Revisi 2010) – Instrumen Keuangan: Penyajian,

- PSAK 53 (Revisi 2010) – Pembayaran Berbasis Saham,

- PSAK 55 (Revisi 2011) – Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran,

- PSAK 56 (Revisi 2011) – Laba per Saham,

- PSAK 60 (Revisi 2010) – Instrumen Keuangan: Pengungkapan,

- PSAK 61 (Revisi 2010) – Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan

Pemerintah,

- PSAK 63 – Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiper Inflasi,

- PSAK 64 (Revisi 2010) – Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Alam,

- PSAK 109 – Akuntasi Zakat dan Infak/Sedekah,

- PPSAK 7 - Pencabutan PSAK 44 tentang Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat,

- PPSAK 8 – Pencabutan PSAK 27 tentang Akuntansi Koperasi,

- PPSAK 9 – Pencabutan PSAK 50 (Revisi 2008) tentang Pelaporan Perubahan Nilai Wajar

Investasi Efek dalam Kelompok Tersedia Untuk Dijual dan ISAK 5 tentang Interpretasi

Paragraf 14,

- PPSAK 11 – Pencabutan PSAK 39 tentang Akuntansi Kerja Sama Operasi,

- ISAK 13 – Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri,

- ISAK 15 – Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya,

- ISAK 16 – Pengelolaan Jasa Konsesi,

- ISAK 18 – Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi,

- ISAK 19 – Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali pada PSAK 63,

- ISAK 20 – Pajak Penghasilan – Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang

Sahamnya.

- ISAK 22 – Perjanjian Konsensi Jasa: Pengungkapan.

- ISAK 23 – Sewa Operasi Insentif.

- ISAK 24 – Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa.

- ISAK 25 – Hak Atas Tanah.

- ISAK 26 – Penilaian Ulang Derivatif Melekat.

Berikut adalah bagian signifikan yang dipengaruhi oleh perubahan untuk menerapkan standar

akuntansi baru di atas yaitu:

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia 80

PSAK 60 (Revisi 2010): “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”

PSAK 60 (Revisi 2010) mensyaratkan pengungkapan yang lebih ekstensif atas risiko keuangan

apabila dibandingkan dengan PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan

Pengungkapan”. Pengungkapan tersebut antara lain:

a. Instrumen keuangan yang signifikan atas posisi keuangan dan performa entitas. Pengungkapan

ini sejalan dengan PSAK 50 (Revisi 2010).

b. Informasi kualitatif dan kuantitatif atas eksposur risiko yang timbul dari instrumen keuangan,

termasuk pengungkapan minimum atas risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar.

Pengungkapan kualitatif menjelaskan tujuan manajemen, kebijakan dan proses untuk mengelola

risiko tersebut. Pengungkapan kuantitatif menjelaskan informasi tentang batas risiko yang

dihadapi entitas, berdasarkan informasi yang disiapkan secara internal kepada personel manajemen

kunci.

PSAK 60 (Revisi 2010) berlaku secara prospektif sejak tanggal 1 Januari 2012 (lihat Catatan 54 –

58 untuk pengungkapan terkait PSAK ini).

c. Penjabaran mata uang asing

i. Mata uang pelaporan

Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah yang merupakan mata uang fungsional dan pencatatan

Perseroan.

ii. Transaksi dan saldo

Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan

kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.

Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Pada tanggal 31 Desember 2012, kurs nilai tukar yang digunakan adalah kurs tengah Bank

Indonesia adalah Rp 9.670 (2011: Rp 9.068) untuk 1 Dolar Amerika Serikat (DolarAS).

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia 81

d. Instrumen keuangan

i. Aset keuangan

Perseroan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori aset keuangan yang diukur pada

nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang,aset keuangan dimiliki

hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual.Klasifikasi ini tergantung dari tujuan

perolehan aset keuangan tersebut.Direksi menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat

awal pengakuannya.

Perseroan tidak memiliki aset keuangan dalam kategori aset keuangan yang diukur pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi dan aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo.

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap

atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.Aset kategori ini diklasifikasikan

sebagai aset lancar, kecuali untuk yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan sejak akhir periode

pelaporan.Pinjaman yang diberikan dan piutang Perseroan terdiri dari kas dan setara kas, deposito

berjangka, piutang usaha, dan piutang lainnya.

Aset keuangan yang tersedia untuk dijual

Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang

ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan

likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai

pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki

hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

komprehensif.

Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya

ditambah biaya transaksi (jika ada) dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana keuntungan

atau kerugian diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan

laba rugi selisih kurs, hingga aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai,

akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui di laporan perubahan ekuitas, diakui pada

laporan laba rugi komprehensif.

ii. Liabilitas keuangan

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia 82

Perseroan mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori liabilitas keuangan dalam

kategori liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan amortisasi.

Perseroan tidak memiliki liabilitas keuangan dalam kategori yang diukur pada nilai wajar melalui

laporan laba rugi.

Liabilitas keuangan yang diukur diukur dengan biaya perolehan diamortisasi

Utang usaha dan lainnya, uang jaminan penyewa, akrual, pinjaman yang diterima, dan utang sewa

pembiayaan merupakan liabilitas keuangan yang pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan

selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga

efektif kecuali jika dampak diskontonya tidak material. Liabilitas kategori ini diklasifikasikan

sebagai liabilitas lancar, kecuali untuk utang jaminan penyewa, pinjaman yang diterima dan utang

sewa pembiayaan yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan sejak akhir periode pelaporan. Liabilitas

keuangan ini diklasifikasikan sebagai liabilitas tidak lancar.

iii. Penentuan nilai wajar

Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar yang aktif ditentukan

berdasarkan kuotasi pasar aktif dari sumber yang reliable pada tanggal laporan posisi keuangan.

Kuotasi pasar aktif ini termasuk yang berasal dari harga kuotasi broker (broker’s quoted price)

dari Bloomberg dan Reuters.

Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktu-

waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker),

kelompok industry, badan pengawas (pricing service or regulatory agency), dan harga tersebut

mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria

di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia.Indikasi-indikasi dari pasar tidak

aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat

beberapa transaksi terkini.

Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai kuotasi harga pasar, estimasi yang wajar

ditetapkan dengan mengacu pada nilai pasar terkini instrumen keuangan lain yang secara substansi

memiliki karakteristik yang sama atau dihitung berdasarkan arus kas estimasian terhadap aset

bersih instrumen keuangan tersebut.

Nilai pasar yang digunakan Perseroan untuk aset keuangan yang dimiliki adalah harga penawaran

(bid price).

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia 83

e. Kas dan setara kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga

bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi

penggunaannya.

f. Piutang usaha

Pada saat pengakuan awal piutang usaha diakui pada nilai wajarnya dan selanjutnya diukur pada

biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif kecuali jika dampak

diskontonya tidak material, dikurangi dengan penyisihan piutang tidak tertagih. Penyisihan piutang

tidak tertagih diukur berdasarkan penelaahan atas kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan

pada saat piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih.

g. Beban dibayar dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan

metode garis lurus.

h. Aset tetap

Aset tetap diakui sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian

penurunan nilai.

Aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat

aset tetap sebagai berikut:

Tahun

Gedung dan prasarana 20

Perlengkapan kantor 4 - 8

Mesin dan peralatan 8

Kendaraan bermotor 8

Partisi 4

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia 84

Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi selama periode dimana

beban-beban tersebut terjadi. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aset atau

memberikan tambahan manfaat ekonomis dikapitalisasi dan disusutkan.

Pada setiap akhir tahun buku, nilai sisa, umur manfaat dan metode penyusutan aset ditinjau ulang

dan disesuaikan secara prospektif sebagaimana mestinya.

Apabila suatu aset tetap sudah tidak digunakan atau dijual, nilai tercatatnya dikeluarkan dari

laporan keuangan, dan keuntungan dan kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi.

Apabila nilai tercatat aset tetap lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, aset diturunkan

menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, dengan menggunakan nilai tertinggi antara

harga jual neto dengan nilai pakai.

Akumulasi biaya konstruksi aset tetap dikapitalisasi sebagai aset dalam penyelesaian. Biaya

tersebut direklasifikasi ke akun aset tetap pada saat proses konstruksi selesai. Penyusutan mulai

dibebankan sejak aset tersebut siap digunakan.

Aset sewa pembiayaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama

dengan aset yang dimiliki sendiri atau disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara

periode masa sewa dan umur manfaatnya.

Berdasarkan PSAK 16 (revisi 2007) Perseroan memilih untuk menggunakan metode biaya.

i. Properti investasi

Properti investasi terdiri dari tanah dan bangunan yang dikuasai Perseroan untuk menghasilkan

pendapatan sewa atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan untuk

tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha normal.

Properti investasi diukur dengan menggunakan metode biaya, yang dinyatakan sebesar biaya

perolehan termasuk biaya transaksi dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai,

jika ada, kecuali tanah yang tidak disusutkan.Biaya perolehan tersebut termasuk bagian biaya

penggantian dari properti investasi, jika kriteria pengakuan terpenuhi, dan tidak termasuk biaya

operasi penggunaan properti tersebut.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat

ekonomis dari properti investasi berikut ini:

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia 85

Tahun

Gedung dan prasarana 20

Mesin dan peralatan 8

Properti investasi harus dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti

investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di

masa depan yang dapat diharapkan dari pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari

penghentian pengakuan atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi

konsolidasian dalam tahun terjadinya penghentian pengakuan atau pelepasan tersebut.

Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang

ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemiliknya, dimulainya sewa operasi ke pihak

lain atau selesainya pembangunan atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan

jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan dimulainya

penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual.

Untuk transfer dari properti investasi ke properti yang digunakan sendiri, Perseroan menggunakan

metode biaya pada tanggal perubahan penggunaan. Jika properti yang digunakan Perseroan

menjadi properti investasi, Perseroan mencatat properti tersebut sesuai dengan kebijakan aset tetap

sampai dengan saat tanggal terakhir perubahan penggunaannya.

j. Biaya dibayar dimuka

Biaya dibayar dimuka diakui sebagai beban selama masa manfaatnya dengan menggunakan

metode garis lurus.

k. Dividen

Pembagian dividen kepada pemegang saham diakui sebagai liabilitas dalam laporan keuangan

Perseroa dalam periode dimana pembagian dividen tersebut diumumkan.

l. Sewa

Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan, atau yang mengandung, sewa didasarkan atas

substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada

penggunaan suatu aset tertentu dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan

aset tersebut. Apabila perjanjian mengandung sewa, Perseroan akan menilai apakah perjanjian

sewa tersebut adalah sewa pembiayaan atau sewa operasi. Jika suatu perjanjian mengandung sewa,

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia 86

sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan

kepemilikan aset akan diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan, sebaliknya akan diklasifikasikan

sebagai sewa operasi.

Perseroan sebagai lessee

Aset pada sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan

Perseroan yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari

pembayaran sewa minimum. Liabilitas kepada lessor disajikan di dalam laporan posisi keuangan

sebagai liabilitas sewa pembiayaan.

Pembayaran sewa harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian

yang merupakan pengurangan dari liabilitas sewa sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang

konstan (tetap) atas saldo liabilitas. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya.

Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa,

kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset

yang dinikmati pengguna. Rental kontinjen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.

Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai liabilitas.

Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebaga pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis

lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang

dinikmati pengguna.

Setiap pembayaran sewa dialokasikan antara bagian yang merupakan pelunasan liabilitas dan

bagian yang merupakan beban keuangan sedemikian rupa sehingga menghasilkan tingkat suku

bunga yang konstan atas saldo pembiayaan. Unsur bunga dalam beban keuangan dibebankan di

laporan laba rugi selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku

bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas setiap periode. Aset tetap yang diperoleh melalui

sewa pembiayaan disusutkan dengan metode yang sama dengan penyusutan aset tetap yang

dimiliki sendiri. Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa Perseroan akan memiliki aset

tersebut pada akhir masa sewa, aset tersebut disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek

antara umur manfaat aset dan masa sewa.

Perseroan sebagai lessor

Dalam sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan sebesar jumlah

investasi sewa neto Perseroan. Pengakuan penghasilan sewa pembiayaan dialokasikan pada

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia 87

periode akuntansi yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas

investasi bersih lessor.

Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama

masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi

ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa

sewa..

m. Beban tangguhan - hak atas tanah

Biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah ditangguhkan dan

diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang umur hukum hak atas tanah.

n. Pengakuan pendapatan dan beban

Pendapatan diukur dengan nilai wajar atas imbalan yang diterima atau dapat diterima. Pendapatan

persewaan gedung dan kendaraan bermotor diakui sesuai dengan periode yang sudah berjalan pada

tahun yang bersangkutan. Pendapatan persewaan gedung dan kendaraan bermotor diterima dimuka

atas periode yang belum berjalan dicatat sebagai pendapatan diterima dimuka.

o. Imbalan kerja

i. Imbalan pensiun dan imbalan pascakerja lainnya

Perseroan memiliki program pensiun imbalan pasti dan iuran pasti.

Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menetapkan jumlah imbalan pensiun

yang akan diterima oleh karyawan pada saat pensiun, yang biasanya tergantung pada satu faktor

atau lebih, seperti umur, masa kerja, dan jumlah kompensasi.

Program pensiun iuran pasti adalah program pensiun di mana Perseroan akan membayar iuran

tetap kepada sebuah Perseroan yang terpisah (dana pensiun) dan tidak memiliki liabilitas hukum

atau konstruktif untuk membayar kontribusi lebih lanjut.

Liabilitas imbalan pensiun tersebut merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal

laporan posisi keuangan dikurangi dengan nilai wajar aset program yang berasal dari program

pensiun yang ada dan penyesuaian atas keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu

yang belum diakui. Liabilitas imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen dengan

menggunakan metode projected unit credit.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia 88

Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas di masa

depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi jangka panjang yang berkualitas tinggi dalam

mata uang Rupiah sesuai dengan mata uang di mana imbalan tersebut akan dibayarkan dan yang

memiliki jangka waktu yang sama dengan liabilitas imbalan pensiun yang bersangkutan.

Perseroan diharuskan menyediakan imbalan pensiun minimum yang diatur dalam Undang Undang

Ketenagakerjaan No. 13/2003, yang merupakan liabilitas imbalan pasti. Jika imbalan pensiun

sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 lebih besar, selisih tersebut diakui

sebagai bagian dari liabilitas imbalan pensiun.

Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-

asumsi aktuarial yang jumlahnya melebihi jumlah yang lebih besar dari 10% dari nilai wajar aset

program atau 10% dari nilai kini imbalan pasti, dibebankan atau dikreditkan ke laporan laba rugi

komprehensif selama sisa masa kerja rata-rata yang diharapkan dari karyawan tersebut.

Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba rugi komprehensif, kecuali perubahan

terhadap program pensiun tersebut mensyaratkan karyawan tersebut untuk bekerja selama periode

waktu tertentu. Dalam hal ini, biaya jasa lalu akan diamortisasi secara garis lurus sepanjang

periode tersebut.

Perseroan memberikan imbalan pasca kerja lainnya. Imbalan ini biasanya diberikan kepada

pekerja yang tetap bekerja sampai usia pensiun dan memenuhi masa kerja minimum. Biaya yang

diharapkan timbul atas imbalan ini diakru selama masa kerja dengan menggunakan metodologi

akuntansi yang sama seperti yang digunakan dalam program pensiun imbalan pasti. Keuntungan

dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-asumsi aktuarial

dibebankan atau dikreditkan ke laporan laba rugi pada periode terjadinya. Liabilitas ini dinilai

setiap tahun oleh aktuaris independen yang memenuhi syarat.Imbalan ini dihitung dengan

menggunakan metodologi yang sama dengan metodologi yang digunakan dalam perhitungan

program pensiun imbalan pasti.

ii. Imbalan jangka panjang lainnya

Imbalan jangka panjang lainnya seperti cuti berimbalan jangka panjang dan penghargaan jubilee

dihitung dengan menggunakan metode projected unit credit dan didiskontokan ke nilai kini.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia 89

p. Perpajakan

Perseroan menggunakan metode liabilitas neraca (balance sheet liability method) pada akuntansi

pajak tangguhan yang timbul akibat perbedaan temporer yang ada antara aset dan liabilitas atas

dasar pajak dengan nilai tercatat aset dan liabilitas dalam laporan keuangan.

Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada

masa datang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset

pajak tangguhan tersebut.

q. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi

Perseroan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagaimana didefinisikan dalam

PSAK 7 mengenai “Pengungkapan pihak-pihak berelasi”. Definisi pihak berelasi adalah antara

lain:

(i) perseroan di bawah pengendalian Perseroan dan Anak Perseroan;

(ii) entitas asosiasi;

(iii) investor yang memiliki hak suara, yang memberikan investor tersebut suatu pengaruh

yang signifikan;

(iv) entitas di bawah pengendalian investor yang dijelaskan dalam Catatan iii di atas; dan

(v) personil manajemen kunci.

Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan

atas laporan keuangan.

Pemegang saham utama Perseroan adalah PT Pertamina (Persero) yang berada dibawah

pengendalian Pemerintah RI, dengan demikian semua instansi pemerintah, BUMN, BUMD dan

entitas lain dimana Pemerintah memiliki pengendalian atau pengaruh signifikan, baik secara

langsung maupun tidak langsung, merupakan pihak berelasi dengan Perseroan.

Semua transaksi dan saldo yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi, diungkapkan dalam

catatan atas laporan keuangan.

3. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING

Beberapa estimasi dan asumsi dibuat dalam rangka penyusunan laporan keuangan dimana

dibutuhkan pertimbangan Direksi dalam menentukan metodologi yang tepat untuk penilaian aset

dan liabilitas.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia 90

Direksi membuat estimasi dan asumsi yang berimplikasi pada pelaporan nilai aset dan liabilitas

atas tahun keuangan satu tahun kedepan. Semua estimasi dan asumsi yang diharuskan oleh PSAK

adalah estimasi terbaik yang didasarkan standar yang berlaku. Estimasi dan pertimbangan

dievaluasi secara terus menerus dan berdasarkan pengalaman masa lalu dan faktor-faktor lain

termasuk harapan atas kejadian yang akan datang.

Walaupun estimasi dan asumsi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik Direksi atas kejadian

dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan estimasi dan asumsi semula.

Estimasi dan asumsi yang memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas

diungkapkan di bawah ini.

a. Penyisihan kerugian penurunan nilai

Perseroan meninjau kembali piutang usaha yang dimiliki pada setiap tanggal pelaporan untuk

menilai apakah penurunan nilai harus diakui dalam laporan laba rugi.Secara khusus, justifikasi

Direksi diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika

menentukan penurunan nilai.Dalam estimasi arus kas ini, Perseroan membuat justifikasi tentang

situasi keuangan debitur. Estimasi-estimasi ini didasarkan pada asumsi-asumsi tentang sejumlah

faktor dan hasil aktual mungkin berbeda, seperti yang tercermin dalam perubahan penyisihan

kerugian penurunan nilai tersebut di masa datang.

b. Penyusutan aset tetap

Direksi menentukan estimasi masa manfaat dan beban penyusutan dari aset tetap. Direksi akan

menyesuaikan beban penyusutan jika masa manfaatnya berbeda dari estimasi sebelumnya atau

Direksi akan menghapusbukukan atau melakukan penurunan nilai atas aset yang secara teknis

telah usang atau aset non-strategis yang dihentikan pengunaannya atau dijual.

c. Liabilitas imbalan kerja

Nilai kini liabilitas imbalan kerja tergantung pada sejumlah faktor yang ditentukan dengan

menggunakan asumsi aktuaria (lihat Catatan 26). Asumsi yang digunakan dalam menentukan

biaya bersih untuk pensiun termasuk tingkat pengembalian jangka panjang yang diharapkan atas

aset program dan tingkat diskonto yang relevan. Setiap perubahan dalam asumsi ini akan

berdampak pada nilai tercatat liabilitas imbalan kerja.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Universitas Indonesia 91

Asumsi tingkat pengembalian yang diharapkan atas aset program ditentukan secara seragam,

dengan mempertimbangkan pengembalian historis jangka panjang, alokasi aset dan perkiraan masa

depan atas pengembalian investasi jangka panjang.

d. Penurunan nilai aset yang bukan merupakan aset keuangan

Dalam mengidentifikasi terdapat atau tidaknya penurunan nilai aset, Perseroan

mempertimbangkan hal-hal berikut ini:

(i) terdapat bukti mengenai keusangan atau kerusakan fisik aset;

(ii) telah atau akan terjadi perubahan signifikan yang bersifat merugikan sehubungan dengan cara

penggunaan aset;

(iii) terdapat bukti bahwa kinerja ekonomi aset tidak memenuhi harapan atau lebih buruk dari

yang diharapkan;

(iv) aliran kas sesungguhnya secara material lebih kecil dari aliran kas taksiran, sebelum

diperhitungkan diskonto.

e. Aset pajak tangguhan

Aset pajak tangguhan diakui atas jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode

mendatang sebagai akibat perbedaan temporer yang boleh dikurangkan. Justifikasi Direksi

diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, sesuai dengan

waktu yang tepat dan tingkat laba fiskal di masa mendatang sejalan dengan strategi rencana

perpajakan ke depan.

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Uni

vers

itas

Indo

nesi

a 92

Lam

pira

n 6

Lead

Sch

edul

e Pr

oper

ti In

vest

asi P

T X

^TB

^P

Y

Lege

nd :

TB

: Agr

ee w

ith H

ome

Stat

emen

t TB

31

Dec

embe

r 201

2

PY

: Agr

ee w

ith A

udit

Rep

ort /

Aud

ited

TB 3

1 D

ecem

ber 2

011

^

: Mat

hem

atic

al a

ccur

acy,

foot

ing,

cro

ss fo

otin

g do

ne

Sum

ber :

Wor

kshe

et L

ead

Sche

dule

PT

X

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Uni

vers

itas

Indo

nesi

a 93

Lam

pira

n 7

Wor

kshe

et T

est o

f Det

ail P

rope

rti I

nves

tasi

PT

X

Sum

ber :

Wor

kshe

et T

oD P

T X

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350990-TA-Gerald De Britto.pdf · Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

Uni

vers

itas

Indo

nesi

a 94

Lam

pira

n 8

Wor

kshe

et R

ecal

cula

te A

mor

tizat

ion

Exp

ense

Pro

pert

i Inv

esta

si P

T X

Sum

ber :

PT

X W

orks

heet

Sum

ber :

Aud

itor K

AP

AB

C W

orks

heet

Bahan bukti audit ..., Gerald De Britto, FE UI, 2013