unggahan 41

download unggahan 41

of 21

Transcript of unggahan 41

RingkasanLatar BeBAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangDalam upaya mencapai Universal Health Coverage sesuai dengan reformasi PHC tahun 2008 dan upaya mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya sebagaimana tujuan pembangunan kesehatan, maka Pemerintah Indonesia sejak tanggal 1 Januari 2014 akan menerapkan Jaminan Kesehatan Nasional bagi seluruh rakyatnya secara bertahap hingga 1 Januari 2019. Jaminan kesehatan ini merupakan pola pembiayaan yang bersifat wajib, artinya pada tanggal 1 Januari 2019 seluruh masyarakat Indonesia (tanpa terkecuali) harus telah menjadi peserta. Melalui penerapan Jaminan Kesehatan Nasional ini, diharapkan tidak ada lagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat miskin yang tidak berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan di kala sakit karena tidak memiliki biaya.Sebagianpihak menyambut baik inisiatif pemerintah tersebut, mengingat penerapan Jaminan Kesehatan Nasional merupakan upaya pemerintah dalam melaksanakan Undang-undang Dasar 1945, khususnya mengenai pemenuhan hak atas kesehatan bagi warganya.Namun sayangnya, pembentukan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial dalam melaksanakan Jaminan Kesehatan Nasional ini menimbulkan banyak masalah. Sebagian mendukung jalannya BPJS sebagai jaminan terhadap hak-hak pekerja dan masyarakat miskin, namun terdapat juga masyarakat yang tidak mendukung jalannya BPJS ini dikarenakan pemerintah, badan penyedia asuransi dan peserta belum siap dalam pelaksanaan BPJS baik dari segi finansial maupun infrasktruktural.B. Tujuan1. Untuk mengetahui aplikasi pelaksanaan BPJS di Puskesmas Sragen2. Untuk mengetahui masalah-masalah yang timbul pada pelaksanaan BPJS di Puskesmas Sragen3. Untuk mencari solusi atas masalah-masalah yang timbul pada pelaksanaan BPJS di Puskesmas SragenC. Manfaat1. Teraplikasinya pelaksanaan BPJS di Puskesmas Sragen2. Terpecahkannya masalah-masalah yang timbul pada pelaksanaan BPJS di Puskesmas Sragen3. Memiliki solusi atas masalah-masalah yang timbul pada pelaksanaan BPJS di Puskesmas SragenBAB IIPENETAPAN PRIORITAS MASALAHA. Pengumpulan dan Pengolahan DataBerdasarkan data kecamatan, jumlah penduduk pada akhir tahun 2013 di wilayah kerja Puskesmas Sragen sebanyak 63.865 jiwa,yang terdiri dari laki-laki 31.163jiwa (48,79%) dan perempuan 32.702 jiwa (51,21%). Kepadatan penduduk 2,34 / km2. Tabel 1. Persebaran Penduduk per DesaNo Desa Laki-laki Perempuan Jumlah1 Sine 2477 (46,43%) 2858(53,57%) 5335(100%)2 Sragen Kulon 6998 (46,70%) 7898(53,30%) 14896(100%)3 Sragen Tengah 3432 (46,71%) 3914(53,29%) 7346(100%)4 Sragen Wetan 7069 (49,32%) 7263(50,68%) 14332(100%)5 Nglorog 3235 (51,61%) 3032(48,39%) 6267(100%)6 Karang Tengah 2563 (49,20%) 2646(50,80%) 5209(100%)7 Tangkil 2337 (50,78%) 2265(49,22%) 4602(100%)8 Kedungupit 3052 (51,92%) 2826(48,08%) 5878(100%)JUMLAH 31163(48,79%) 32702(51,21%) 63865(100%)(Sumber : Data Kecamatan Sragen, 2013)Tabel 2. Jumlah Peserta BPJS yang Terdaftar di Wilayah Puskesmas SragenNama Puskesmas Jumlah Peserta Jamkesmas Jumlah Peserta SosialPuskesmas Sragen 11.077 (17,3%) 8.548 (13,38%)Gambar 1. Kerangka Berpikir KonseptualBerdasarkan permasalahan yang timbul dalam aplikasi BPJS di Puskesmas Sragen, akan dilakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) sehingga didapatkan suatu alternatif pemecahan masalah berdasarkan prioritas.B. Pemilihan Prioritas MasalahPemilihan prioritas masalah dilakukan dengan menggunakan tabel matriks, sebagai berikut :Tabel 3. Matrikulasi Prioritas Masalah Aplikasi BPJS di Puskesmas SragenNo Masalah I (IMPORTANCY) T R IxTxR PeringkatP S RI Du Sb Pb Pc1. Peraturan pemerintah mengenai BPJS belum jelas 5 5 43 5 2 4 2 2 48.000 52. Kepesertaan BPJS belum mencakup seluruh penduduk Kecamatan Sragen5 4 2 3 4 3 3 3 4 51.84043. Adanya pembatasan rujukan yaitu sejumlah 144 jenis diagnosis harus dapat ditangani di puskesmas 5 5 2 4 2 4 44 5 128.000 14. Kesadaran masyarakat mengenai asuransi kesehatan masih kurang 52 3 2 3 2 3 3 3 9.720 65. Persepsi mengenai BPJS masih berbeda satu sama lain antar petugas kesehatan maupun peserta 5 5 4 2 4 3 33 3 64.800 3KeteranganI : Importancy (makin penting masalah tersebut, maka makin diprioritaskan penyelesaiannyaP : Prevalence (besarnya masalah)S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut)Ri : Rate of increase (kenaikan besarnya masalah)Du : Degree of unmeet need (derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi)Sb : Social benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)Pb : Public concern (rasa prihatin masyarakat terhadap masalah)Pc : Political climate (suasana politik)T : Technology (makin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah, makin diprioritaskan masalah tersebut)R : Resources (makin tersedia sumber daya yang dapat dipaki untuk mengatasi masalah makin diprioritaskan masalah tersebut. Sumber daya yang dimaksudkan di sini adalah yang menunjuk pada tenaga (man), dana (money), dan sarana (material).Kriteria nilai1 : sangat rendah2 : rendah3 : sedang4 : tinggi5 : sangat tinggiBerdasarkan matriks di atas, maka dapat ditetapkan adanya pembatasan rujukan yaitu sejumlah 144 jenis diagnosis harus dapat ditangani di puskesmas adalah prioritas masalah pada aplikasi BPJS di Puskesmas Sragen.C. Analisis SWOTDalam merumuskan perencanaan strategis dan untuk pengembangan mutu pelayanan, maka dilakukan analisis keadaan Puskesmas Sragen melalui analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat), meliputi :1. Analisis lingkungan internal melalui Strength (kekuatan) dan Weakness (kelemahan)2. Analisis lingkungan eksternal melalui Opportunity (peluang) dan Threat (ancaman)Tabel 4. Analisis SWOTStrength (S) Weakness (W) Tenaga kesehatan (dokter dan bidan) yang kompeten dan profesional Jumlah tenaga kesehatan yang memadai (4 Dokter, 2 Dokter Gigi, 30 Bidan) Letak di tengah kota Tersedianya jaringan WIFI Tingkat pendidikan peserta BPJS yang tinggi sehingga mudah menerima informasi yang diberikan Sarana prasarana yang masih belum memadai untuk menunjang diagnosis dan pengobatan Obat yang masih belum lengkap baik jenis maupun jumlah untuk melayani 144 jenis penyakit SOP yang masih belum ada untuk 144 jenis penyakit Formularium yang belum baku Kurangnya sosialisasi BPJSOpportunity (O) Threat (T) Sumber informasi yang banyak tersedia dan mudah diakses Kesempatan mewujudkan keadilan layanan kesehatan Hubungan dukungan politis dan sumber daya dari pemerintah dinilai optimal Jaringan layanan kesehatan relatif sudah memadai Peraturan pemerintah mgenai pelaksanaan JKN dan BPJS belum memadai Sulitnyamenghimpun dana untukpeserta Non PBI Minimnya pemahaman mengenai sistem asuransiBAB IIIPENETAPAN PRIORITAS PEMECAHAN MASALAHA. Alternatif Pemecahan MasalahBerdasarkan beberapa kemungkinan penyebab masalah yang timbul denganadanya pembatasan rujukan yaitu sejumlah 144 jenis diagnosis harus dapat ditangani di puskesmas, maka dirumuskan pula beberapa alternatif pemecahan masalah yang tercantum dalam tabel di bawah ini :Tabel 5. Alternatif Pemecahan MasalahNo Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah1. Sarana prasarana pendukung diagnosis dan pengobatan (diagnosis set, laboratorium set) masih belum memadai dan belum lengkap Pengadaan sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) untuk menunjang diagnosis dan pengobatan2. Obat yang tersedia di puskesmas masih belum lengkap untuk mengobati 144 diagnosis Melengkapi obat yang ada di puskesmas untuk mengobati 144 diagnosis3. Belum ada SOP 144 diagnosis yang harus dapat ditangani di puskesmasPembuatan SOP 144 diagnosis yang harus dapat ditangani di puskesmas4. Belum ada formularium yang baku di puskesmas Pembuatan formularium yang baku di puskesmas5. Masih singkatnya waktu pelaksanaan program BPJS di puskesmas yang baru berjalan 1 bulan Evaluasi dan monitoring pelaksanaan program BPJS di puskesmas secara rutin Gambar 2. Diagram Tulang Ikan Penyebab Masalah B. Pemilihan Prioritas Pemecahan MasalahPenentuan prioritas pemecahan masalah, dilakukan menggunakan teknik USG. Pemilihan prioritas ini dilakukan dengan menggunakan skala penilaian yang didasarkan pada :1. Urgencies (aspek keurgensian/keadaan) : mendesaknya waktu untuk pemecahan masalah yang ada2. Seriousness (aspek kegentingan) : akibat dan pengaruhnya pada hasil dari suatu proses atau upaya lain3. Growth (aspek meluas/berkembang) : dampak masa depan dan kemungkinan berkembang dan masalah/penyebabnya yang bisa lebih gawatPembobotan USG : 5-4-3-2-1.Tabel 6. Matrikulasi Alternatif Pemecahan MasalahNo Aspek U S G Kumulatif Ranking1. Pengadaan sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) untuk menunjang diagnosis dan pengobatan 5 5 5 125 12. Melengkapi obat yang ada di puskesmas untuk mengobati 144 diagnosis5 4 4 80 23. Pembuatan SOP 144 diagnosis yang harus dapat ditangani di puskesmas3 4 4 48 44. Pembuatan formularium yang baku di puskesmas 3 3 436 55. Evaluasi dan monitoring pelaksanaan program BPJS di puskesmas secara rutin 4 4 4 64 3Berdasarkan kriteria matriks diatas maka urutan prioritas pemecahan masalah adalah sebagai berikut:1. Pengadaan sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) untuk menunjang diagnosis dan pengobatan2. Melengkapi obat yang ada di puskesmas untuk mengobati 144 diagnosis3. Evaluasi dan monitoring pelaksanaan program BPJS di puskesmas secara rutin4. Pembuatan SOP 144 diagnosis yang harus dapat ditangani di puskesmas5. Pembuatan formularium yang baku di puskesmasBAB IVPLAN OF ACTIONBerdasarkan analisis prioritas pemecahan masalah, didapatkan bahwa alternatif pemecahan masalah yang dipilih guna menangani adanya pembatasan rujukan yaitu sejumlah 144 jenis diagnosis harus dapat ditangani Puskesmas Sragen adalah pengadaan sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) untuk menunjang diagnosis dan pengobatan. No Kegiatan Tujuan dan Target Sasaran Biaya (Besaran dan Sumber) Tempat Waktu Penanggung Jawab/Pelaksana Rencana PenilaianKet1 Mengajukan proposal permohonan kepada pemerintah daerah untuk pengadaan alat atau sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) untuk penunjang diagnosis dan pengobatan Mengadakan alat atau sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) untuk penunjang diagnosis dan pengobatan Pemerintah Daerah Rp 150.000,00Sumber : Dana Puskesmas Puskesmas Sragen dan Kantor Pemerintah Daerah Maret 2014 Kepala Puskesmas Sragen a.n dr.Y. Agus Sudarmanto, M.Kes Tersedianya alat atau sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) untuk penunjang diagnosis dan pengobatan -2 Memperbaiki dan pemeliharaan alat atau sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) penunjang diagnosis dan pengobatan yang sudah tersedia di puskesmas Terpeliharanya alat atau sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) penunjang diagnosis dan pengobatan yang sudah tersedia di puskesmas Alat atau sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) penunjang diagnosis dan pengobatan yang sudah tersedia di puskesmas Rp 10.000.000Sumber : APBD dan Dana Puskesmas Puskesmas Sragen Maret 2014Kepala Puskesmas Sragen a.n dr.Y. Agus Sudarmanto, M.KesBagian Sarana Prasarana Puskesmas Sragen Alat atau sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) penunjang diagnosis dan pengobatan dalam kondisi baik dan layak pakai -3 Perintisan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) untuk mempermudah pengadaan alat atau sarana prasarana penunjang diagnosis dan pengobatan Mempermudah pengadaan alat atau sarana prasarana penunjang diagnosis dan pengobatan dengan terintisnya BLUD Puskesmas Sragen Sumber : APBD Puskesmas Sragen dan Kantor Pemerintah Daerah Tahun 2015 Kepala Puskesmas Sragen a.n dr.Y. Agus Sudarmanto, M.Kes Terintisnya BLUD -lakangMekanisme utama irritable bowel syndrome sebelumnya telah dipercayai menjadi disfungsi dari poros otak dan usus. Disfungsi system saraf otonom dapat memperbsar perkembangan dari gejala irritable bowel syndrome dengan mengganggu sensasi visceral. Material/metode13 pasien yang didiagnosis predominan konstipasi pada irritable bowel syndrome dan 30 sukarelawan yang sehat telah dimasukkan ke dalam penelitian. Istirahat dan tes fungsi system saraf autonomy dan elektrogastrography perkutan telah di lakukan. Plasma adrenalin, noradrenalin, insulin, ghrelin, aktivitas cholesistokinin telah di analisa. HasilPeningkatan aktifitas simpatis dengan fungsi parasimpatis yang terganggu dipertunjukan. Pasien yang secara substansial mempunyai konsentrasi plasma katekolamin plasma yang tinggi, yang ,menunjukan keseimbangan simpatis yang berlebihan. Hiperinsulinemia mungkin bisa menjelaskan simpatis yang utama yang diikuti dengan penurunan motilitas gastrointestinal. Secara abnormal pengurangan dari titer Grelin dan kolesistokinin dapat mengganggu fungsi dari sumbu otak dan usus yang mungkin bertanggungjawab atas penurunan motilitas lambung. Pada elektrogastrografi, secara nyata persentase dari nilai yang lebih rendah lambung normal yang dipuasakan dan kekuatan utama telah diobservasi. Pasien yang secara substansial memiliki persentase yang lebih rendah pada gelombang lambat yang berpasangan pada kedua periode puasa dan post prandial,yang secara negative berhubungan dengan tingkat plasma katekolamin. Gangguan aktivitas kelistrikan pada otot lambung mungkin dihasilkan dari kurangnya keseimbangan antara simpatis-parasimpatis.KesimpulanPusat simpatis berpengaruh pada sumbu dariBAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangDalam upaya mencapai Universal Health Coverage sesuai dengan reformasi PHC tahun 2008 dan upaya mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya sebagaimana tujuan pembangunan kesehatan, maka Pemerintah Indonesia sejak tanggal 1 Januari 2014 akan menerapkan Jaminan Kesehatan Nasional bagi seluruh rakyatnya secara bertahap hingga 1 Januari 2019. Jaminan kesehatan ini merupakan pola pembiayaan yang bersifat wajib, artinya pada tanggal 1 Januari 2019 seluruh masyarakat Indonesia (tanpa terkecuali) harus telah menjadi peserta. Melalui penerapan Jaminan Kesehatan Nasional ini, diharapkan tidak ada lagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat miskin yang tidak berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan di kala sakit karena tidak memiliki biaya.Sebagianpihak menyambut baik inisiatif pemerintah tersebut, mengingat penerapan Jaminan Kesehatan Nasional merupakan upaya pemerintah dalam melaksanakan Undang-undang Dasar 1945, khususnya mengenai pemenuhan hak atas kesehatan bagi warganya.Namun sayangnya, pembentukan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial dalam melaksanakan Jaminan Kesehatan Nasional ini menimbulkan banyak masalah. Sebagian mendukung jalannya BPJS sebagai jaminan terhadap hak-hak pekerja dan masyarakat miskin, namun terdapat juga masyarakat yang tidak mendukung jalannya BPJS ini dikarenakan pemerintah, badan penyedia asuransi dan peserta belum siap dalam pelaksanaan BPJS baik dari segi finansial maupun infrasktruktural.B. Tujuan1. Untuk mengetahui aplikasi pelaksanaan BPJS di Puskesmas Sragen2. Untuk mengetahui masalah-masalah yang timbul pada pelaksanaan BPJS di Puskesmas Sragen3. Untuk mencari solusi atas masalah-masalah yang timbul pada pelaksanaan BPJS di Puskesmas SragenC. Manfaat1. Teraplikasinya pelaksanaan BPJS di Puskesmas Sragen2. Terpecahkannya masalah-masalah yang timbul pada pelaksanaan BPJS di Puskesmas Sragen3. Memiliki solusi atas masalah-masalah yang timbul pada pelaksanaan BPJS di Puskesmas SragenBAB IIPENETAPAN PRIORITAS MASALAHA. Pengumpulan dan Pengolahan DataBerdasarkan data kecamatan, jumlah penduduk pada akhir tahun 2013 di wilayah kerja Puskesmas Sragen sebanyak 63.865 jiwa,yang terdiri dari laki-laki 31.163jiwa (48,79%) dan perempuan 32.702 jiwa (51,21%). Kepadatan penduduk 2,34 / km2. Tabel 1. Persebaran Penduduk per DesaNo Desa Laki-laki Perempuan Jumlah1 Sine 2477 (46,43%) 2858(53,57%) 5335(100%)2 Sragen Kulon 6998 (46,70%) 7898(53,30%) 14896(100%)3 Sragen Tengah 3432 (46,71%) 3914(53,29%) 7346(100%)4 Sragen Wetan 7069 (49,32%) 7263(50,68%) 14332(100%)5 Nglorog 3235 (51,61%) 3032(48,39%) 6267(100%)6 Karang Tengah 2563 (49,20%) 2646(50,80%) 5209(100%)7 Tangkil 2337 (50,78%) 2265(49,22%) 4602(100%)8 Kedungupit 3052 (51,92%) 2826(48,08%) 5878(100%)JUMLAH 31163(48,79%) 32702(51,21%) 63865(100%)(Sumber : Data Kecamatan Sragen, 2013)Tabel 2. Jumlah Peserta BPJS yang Terdaftar di Wilayah Puskesmas SragenNama Puskesmas Jumlah Peserta Jamkesmas Jumlah Peserta SosialPuskesmas Sragen 11.077 (17,3%) 8.548 (13,38%)Gambar 1. Kerangka Berpikir KonseptualBerdasarkan permasalahan yang timbul dalam aplikasi BPJS di Puskesmas Sragen, akan dilakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) sehingga didapatkan suatu alternatif pemecahan masalah berdasarkan prioritas.B. Pemilihan Prioritas MasalahPemilihan prioritas masalah dilakukan dengan menggunakan tabel matriks, sebagai berikut :Tabel 3. Matrikulasi Prioritas Masalah Aplikasi BPJS di Puskesmas SragenNo Masalah I (IMPORTANCY) T R IxTxR PeringkatP S RI Du Sb Pb Pc1. Peraturan pemerintah mengenai BPJS belum jelas 5 5 43 5 2 4 2 2 48.000 52. Kepesertaan BPJS belum mencakup seluruh penduduk Kecamatan Sragen5 4 2 3 4 3 3 3 4 51.84043. Adanya pembatasan rujukan yaitu sejumlah 144 jenis diagnosis harus dapat ditangani di puskesmas 5 5 2 4 2 4 44 5 128.000 14. Kesadaran masyarakat mengenai asuransi kesehatan masih kurang 52 3 2 3 2 3 3 3 9.720 65. Persepsi mengenai BPJS masih berbeda satu sama lain antar petugas kesehatan maupun peserta 5 5 4 2 4 3 33 3 64.800 3KeteranganI : Importancy (makin penting masalah tersebut, maka makin diprioritaskan penyelesaiannyaP : Prevalence (besarnya masalah)S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut)Ri : Rate of increase (kenaikan besarnya masalah)Du : Degree of unmeet need (derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi)Sb : Social benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)Pb : Public concern (rasa prihatin masyarakat terhadap masalah)Pc : Political climate (suasana politik)T : Technology (makin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah, makin diprioritaskan masalah tersebut)R : Resources (makin tersedia sumber daya yang dapat dipaki untuk mengatasi masalah makin diprioritaskan masalah tersebut. Sumber daya yang dimaksudkan di sini adalah yang menunjuk pada tenaga (man), dana (money), dan sarana (material).Kriteria nilai1 : sangat rendah2 : rendah3 : sedang4 : tinggi5 : sangat tinggiBerdasarkan matriks di atas, maka dapat ditetapkan adanya pembatasan rujukan yaitu sejumlah 144 jenis diagnosis harus dapat ditangani di puskesmas adalah prioritas masalah pada aplikasi BPJS di Puskesmas Sragen.C. Analisis SWOTDalam merumuskan perencanaan strategis dan untuk pengembangan mutu pelayanan, maka dilakukan analisis keadaan Puskesmas Sragen melalui analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat), meliputi :1. Analisis lingkungan internal melalui Strength (kekuatan) dan Weakness (kelemahan)2. Analisis lingkungan eksternal melalui Opportunity (peluang) dan Threat (ancaman)Tabel 4. Analisis SWOTStrength (S) Weakness (W) Tenaga kesehatan (dokter dan bidan) yang kompeten dan profesional Jumlah tenaga kesehatan yang memadai (4 Dokter, 2 Dokter Gigi, 30 Bidan) Letak di tengah kota Tersedianya jaringan WIFI Tingkat pendidikan peserta BPJS yang tinggi sehingga mudah menerima informasi yang diberikan Sarana prasarana yang masih belum memadai untuk menunjang diagnosis dan pengobatan Obat yang masih belum lengkap baik jenis maupun jumlah untuk melayani 144 jenis penyakit SOP yang masih belum ada untuk 144 jenis penyakit Formularium yang belum baku Kurangnya sosialisasi BPJSOpportunity (O) Threat (T) Sumber informasi yang banyak tersedia dan mudah diakses Kesempatan mewujudkan keadilan layanan kesehatan Hubungan dukungan politis dan sumber daya dari pemerintah dinilai optimal Jaringan layanan kesehatan relatif sudah memadai Peraturan pemerintah mgenai pelaksanaan JKN dan BPJS belum memadai Sulitnyamenghimpun dana untukpeserta Non PBI Minimnya pemahaman mengenai sistem asuransiBAB IIIPENETAPAN PRIORITAS PEMECAHAN MASALAHA. Alternatif Pemecahan MasalahBerdasarkan beberapa kemungkinan penyebab masalah yang timbul denganadanya pembatasan rujukan yaitu sejumlah 144 jenis diagnosis harus dapat ditangani di puskesmas, maka dirumuskan pula beberapa alternatif pemecahan masalah yang tercantum dalam tabel di bawah ini :Tabel 5. Alternatif Pemecahan MasalahNo Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah1. Sarana prasarana pendukung diagnosis dan pengobatan (diagnosis set, laboratorium set) masih belum memadai dan belum lengkap Pengadaan sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) untuk menunjang diagnosis dan pengobatan2. Obat yang tersedia di puskesmas masih belum lengkap untuk mengobati 144 diagnosis Melengkapi obat yang ada di puskesmas untuk mengobati 144 diagnosis3. Belum ada SOP 144 diagnosis yang harus dapat ditangani di puskesmasPembuatan SOP 144 diagnosis yang harus dapat ditangani di puskesmas4. Belum ada formularium yang baku di puskesmas Pembuatan formularium yang baku di puskesmas5. Masih singkatnya waktu pelaksanaan program BPJS di puskesmas yang baru berjalan 1 bulan Evaluasi dan monitoring pelaksanaan program BPJS di puskesmas secara rutin Gambar 2. Diagram Tulang Ikan Penyebab Masalah B. Pemilihan Prioritas Pemecahan MasalahPenentuan prioritas pemecahan masalah, dilakukan menggunakan teknik USG. Pemilihan prioritas ini dilakukan dengan menggunakan skala penilaian yang didasarkan pada :1. Urgencies (aspek keurgensian/keadaan) : mendesaknya waktu untuk pemecahan masalah yang ada2. Seriousness (aspek kegentingan) : akibat dan pengaruhnya pada hasil dari suatu proses atau upaya lain3. Growth (aspek meluas/berkembang) : dampak masa depan dan kemungkinan berkembang dan masalah/penyebabnya yang bisa lebih gawatPembobotan USG : 5-4-3-2-1.Tabel 6. Matrikulasi Alternatif Pemecahan MasalahNo Aspek U S G Kumulatif Ranking1. Pengadaan sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) untuk menunjang diagnosis dan pengobatan 5 5 5 125 12. Melengkapi obat yang ada di puskesmas untuk mengobati 144 diagnosis5 4 4 80 23. Pembuatan SOP 144 diagnosis yang harus dapat ditangani di puskesmas3 4 4 48 44. Pembuatan formularium yang baku di puskesmas 3 3 436 55. Evaluasi dan monitoring pelaksanaan program BPJS di puskesmas secara rutin 4 4 4 64 3Berdasarkan kriteria matriks diatas maka urutan prioritas pemecahan masalah adalah sebagai berikut:1. Pengadaan sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) untuk menunjang diagnosis dan pengobatan2. Melengkapi obat yang ada di puskesmas untuk mengobati 144 diagnosis3. Evaluasi dan monitoring pelaksanaan program BPJS di puskesmas secara rutin4. Pembuatan SOP 144 diagnosis yang harus dapat ditangani di puskesmas5. Pembuatan formularium yang baku di puskesmasBAB IVPLAN OF ACTIONBerdasarkan analisis prioritas pemecahan masalah, didapatkan bahwa alternatif pemecahan masalah yang dipilih guna menangani adanya pembatasan rujukan yaitu sejumlah 144 jenis diagnosis harus dapat ditangani Puskesmas Sragen adalah pengadaan sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) untuk menunjang diagnosis dan pengobatan. No Kegiatan Tujuan dan Target Sasaran Biaya (Besaran dan Sumber) Tempat Waktu Penanggung Jawab/Pelaksana Rencana PenilaianKet1 Mengajukan proposal permohonan kepada pemerintah daerah untuk pengadaan alat atau sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) untuk penunjang diagnosis dan pengobatan Mengadakan alat atau sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) untuk penunjang diagnosis dan pengobatan Pemerintah Daerah Rp 150.000,00Sumber : Dana Puskesmas Puskesmas Sragen dan Kantor Pemerintah Daerah Maret 2014 Kepala Puskesmas Sragen a.n dr.Y. Agus Sudarmanto, M.Kes Tersedianya alat atau sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) untuk penunjang diagnosis dan pengobatan -2 Memperbaiki dan pemeliharaan alat atau sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) penunjang diagnosis dan pengobatan yang sudah tersedia di puskesmas Terpeliharanya alat atau sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) penunjang diagnosis dan pengobatan yang sudah tersedia di puskesmas Alat atau sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) penunjang diagnosis dan pengobatan yang sudah tersedia di puskesmas Rp 10.000.000Sumber : APBD dan Dana Puskesmas Puskesmas Sragen Maret 2014Kepala Puskesmas Sragen a.n dr.Y. Agus Sudarmanto, M.KesBagian Sarana Prasarana Puskesmas Sragen Alat atau sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) penunjang diagnosis dan pengobatan dalam kondisi baik dan layak pakai -3 Perintisan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) untuk mempermudah pengadaan alat atau sarana prasarana penunjang diagnosis dan pengobatan Mempermudah pengadaan alat atau sarana prasarana penunjang diagnosis dan pengobatan dengan terintisnya BLUD Puskesmas Sragen Sumber : APBD Puskesmas Sragen dan Kantor Pemerintah Daerah Tahun 2015 Kepala Puskesmas Sragen a.n dr.Y. Agus Sudarmanto, M.Kes Terintisnya BLUD - otak dan usus yang paling banyak bertanggungjawab pada gangguan aktivitas kelistrikan otot pada pasien dengan irritable bowel syndrome.Kata kunciIrritable bowel syndrome, aktivitas system saraf otonom, variabilitas denyut jantung, aktivitas kelistrikan otot lambung, elektrogastrografiBAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangDalam upaya mencapai Universal Health Coverage sesuai dengan reformasi PHC tahun 2008 dan upaya mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya sebagaimana tujuan pembangunan kesehatan, maka Pemerintah Indonesia sejak tanggal 1 Januari 2014 akan menerapkan Jaminan Kesehatan Nasional bagi seluruh rakyatnya secara bertahap hingga 1 Januari 2019. Jaminan kesehatan ini merupakan pola pembiayaan yang bersifat wajib, artinya pada tanggal 1 Januari 2019 seluruh masyarakat Indonesia (tanpa terkecuali) harus telah menjadi peserta. Melalui penerapan Jaminan Kesehatan Nasional ini, diharapkan tidak ada lagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat miskin yang tidak berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan di kala sakit karena tidak memiliki biaya.Sebagianpihak menyambut baik inisiatif pemerintah tersebut, mengingat penerapan Jaminan Kesehatan Nasional merupakan upaya pemerintah dalam melaksanakan Undang-undang Dasar 1945, khususnya mengenai pemenuhan hak atas kesehatan bagi warganya.Namun sayangnya, pembentukan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial dalam melaksanakan Jaminan Kesehatan Nasional ini menimbulkan banyak masalah. Sebagian mendukung jalannya BPJS sebagai jaminan terhadap hak-hak pekerja dan masyarakat miskin, namun terdapat juga masyarakat yang tidak mendukung jalannya BPJS ini dikarenakan pemerintah, badan penyedia asuransi dan peserta belum siap dalam pelaksanaan BPJS baik dari segi finansial maupun infrasktruktural.B. Tujuan1. Untuk mengetahui aplikasi pelaksanaan BPJS di Puskesmas Sragen2. Untuk mengetahui masalah-masalah yang timbul pada pelaksanaan BPJS di Puskesmas Sragen3. Untuk mencari solusi atas masalah-masalah yang timbul pada pelaksanaan BPJS di Puskesmas SragenC. Manfaat1. Teraplikasinya pelaksanaan BPJS di Puskesmas Sragen2. Terpecahkannya masalah-masalah yang timbul pada pelaksanaan BPJS di Puskesmas Sragen3. Memiliki solusi atas masalah-masalah yang timbul pada pelaksanaan BPJS di Puskesmas SragenBAB IIPENETAPAN PRIORITAS MASALAHA. Pengumpulan dan Pengolahan DataBerdasarkan data kecamatan, jumlah penduduk pada akhir tahun 2013 di wilayah kerja Puskesmas Sragen sebanyak 63.865 jiwa,yang terdiri dari laki-laki 31.163jiwa (48,79%) dan perempuan 32.702 jiwa (51,21%). Kepadatan penduduk 2,34 / km2. Tabel 1. Persebaran Penduduk per DesaNo Desa Laki-laki Perempuan Jumlah1 Sine 2477 (46,43%) 2858(53,57%) 5335(100%)2 Sragen Kulon 6998 (46,70%) 7898(53,30%) 14896(100%)3 Sragen Tengah 3432 (46,71%) 3914(53,29%) 7346(100%)4 Sragen Wetan 7069 (49,32%) 7263(50,68%) 14332(100%)5 Nglorog 3235 (51,61%) 3032(48,39%) 6267(100%)6 Karang Tengah 2563 (49,20%) 2646(50,80%) 5209(100%)7 Tangkil 2337 (50,78%) 2265(49,22%) 4602(100%)8 Kedungupit 3052 (51,92%) 2826(48,08%) 5878(100%)JUMLAH 31163(48,79%) 32702(51,21%) 63865(100%)(Sumber : Data Kecamatan Sragen, 2013)Tabel 2. Jumlah Peserta BPJS yang Terdaftar di Wilayah Puskesmas SragenNama Puskesmas Jumlah Peserta Jamkesmas Jumlah Peserta SosialPuskesmas Sragen 11.077 (17,3%) 8.548 (13,38%)Gambar 1. Kerangka Berpikir KonseptualBerdasarkan permasalahan yang timbul dalam aplikasi BPJS di Puskesmas Sragen, akan dilakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) sehingga didapatkan suatu alternatif pemecahan masalah berdasarkan prioritas.B. Pemilihan Prioritas MasalahPemilihan prioritas masalah dilakukan dengan menggunakan tabel matriks, sebagai berikut :Tabel 3. Matrikulasi Prioritas Masalah Aplikasi BPJS di Puskesmas SragenNo Masalah I (IMPORTANCY) T R IxTxR PeringkatP S RI Du Sb Pb Pc1. Peraturan pemerintah mengenai BPJS belum jelas 5 5 43 5 2 4 2 2 48.000 52. Kepesertaan BPJS belum mencakup seluruh penduduk Kecamatan Sragen5 4 2 3 4 3 3 3 4 51.84043. Adanya pembatasan rujukan yaitu sejumlah 144 jenis diagnosis harus dapat ditangani di puskesmas 5 5 2 4 2 4 44 5 128.000 14. Kesadaran masyarakat mengenai asuransi kesehatan masih kurang 52 3 2 3 2 3 3 3 9.720 65. Persepsi mengenai BPJS masih berbeda satu sama lain antar petugas kesehatan maupun peserta 5 5 4 2 4 3 33 3 64.800 3KeteranganI : Importancy (makin penting masalah tersebut, maka makin diprioritaskan penyelesaiannyaP : Prevalence (besarnya masalah)S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut)Ri : Rate of increase (kenaikan besarnya masalah)Du : Degree of unmeet need (derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi)Sb : Social benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)Pb : Public concern (rasa prihatin masyarakat terhadap masalah)Pc : Political climate (suasana politik)T : Technology (makin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah, makin diprioritaskan masalah tersebut)R : Resources (makin tersedia sumber daya yang dapat dipaki untuk mengatasi masalah makin diprioritaskan masalah tersebut. Sumber daya yang dimaksudkan di sini adalah yang menunjuk pada tenaga (man), dana (money), dan sarana (material).Kriteria nilai1 : sangat rendah2 : rendah3 : sedang4 : tinggi5 : sangat tinggiBerdasarkan matriks di atas, maka dapat ditetapkan adanya pembatasan rujukan yaitu sejumlah 144 jenis diagnosis harus dapat ditangani di puskesmas adalah prioritas masalah pada aplikasi BPJS di Puskesmas Sragen.C. Analisis SWOTDalam merumuskan perencanaan strategis dan untuk pengembangan mutu pelayanan, maka dilakukan analisis keadaan Puskesmas Sragen melalui analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat), meliputi :1. Analisis lingkungan internal melalui Strength (kekuatan) dan Weakness (kelemahan)2. Analisis lingkungan eksternal melalui Opportunity (peluang) dan Threat (ancaman)Tabel 4. Analisis SWOTStrength (S) Weakness (W) Tenaga kesehatan (dokter dan bidan) yang kompeten dan profesional Jumlah tenaga kesehatan yang memadai (4 Dokter, 2 Dokter Gigi, 30 Bidan) Letak di tengah kota Tersedianya jaringan WIFI Tingkat pendidikan peserta BPJS yang tinggi sehingga mudah menerima informasi yang diberikan Sarana prasarana yang masih belum memadai untuk menunjang diagnosis dan pengobatan Obat yang masih belum lengkap baik jenis maupun jumlah untuk melayani 144 jenis penyakit SOP yang masih belum ada untuk 144 jenis penyakit Formularium yang belum baku Kurangnya sosialisasi BPJSOpportunity (O) Threat (T) Sumber informasi yang banyak tersedia dan mudah diakses Kesempatan mewujudkan keadilan layanan kesehatan Hubungan dukungan politis dan sumber daya dari pemerintah dinilai optimal Jaringan layanan kesehatan relatif sudah memadai Peraturan pemerintah mgenai pelaksanaan JKN dan BPJS belum memadai Sulitnyamenghimpun dana untukpeserta Non PBI Minimnya pemahaman mengenai sistem asuransiBAB IIIPENETAPAN PRIORITAS PEMECAHAN MASALAHA. Alternatif Pemecahan MasalahBerdasarkan beberapa kemungkinan penyebab masalah yang timbul denganadanya pembatasan rujukan yaitu sejumlah 144 jenis diagnosis harus dapat ditangani di puskesmas, maka dirumuskan pula beberapa alternatif pemecahan masalah yang tercantum dalam tabel di bawah ini :Tabel 5. Alternatif Pemecahan MasalahNo Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah1. Sarana prasarana pendukung diagnosis dan pengobatan (diagnosis set, laboratorium set) masih belum memadai dan belum lengkap Pengadaan sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) untuk menunjang diagnosis dan pengobatan2. Obat yang tersedia di puskesmas masih belum lengkap untuk mengobati 144 diagnosis Melengkapi obat yang ada di puskesmas untuk mengobati 144 diagnosis3. Belum ada SOP 144 diagnosis yang harus dapat ditangani di puskesmasPembuatan SOP 144 diagnosis yang harus dapat ditangani di puskesmas4. Belum ada formularium yang baku di puskesmas Pembuatan formularium yang baku di puskesmas5. Masih singkatnya waktu pelaksanaan program BPJS di puskesmas yang baru berjalan 1 bulan Evaluasi dan monitoring pelaksanaan program BPJS di puskesmas secara rutin Gambar 2. Diagram Tulang Ikan Penyebab Masalah B. Pemilihan Prioritas Pemecahan MasalahPenentuan prioritas pemecahan masalah, dilakukan menggunakan teknik USG. Pemilihan prioritas ini dilakukan dengan menggunakan skala penilaian yang didasarkan pada :1. Urgencies (aspek keurgensian/keadaan) : mendesaknya waktu untuk pemecahan masalah yang ada2. Seriousness (aspek kegentingan) : akibat dan pengaruhnya pada hasil dari suatu proses atau upaya lain3. Growth (aspek meluas/berkembang) : dampak masa depan dan kemungkinan berkembang dan masalah/penyebabnya yang bisa lebih gawatPembobotan USG : 5-4-3-2-1.Tabel 6. Matrikulasi Alternatif Pemecahan MasalahNo Aspek U S G Kumulatif Ranking1. Pengadaan sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) untuk menunjang diagnosis dan pengobatan 5 5 5 125 12. Melengkapi obat yang ada di puskesmas untuk mengobati 144 diagnosis5 4 4 80 23. Pembuatan SOP 144 diagnosis yang harus dapat ditangani di puskesmas3 4 4 48 44. Pembuatan formularium yang baku di puskesmas 3 3 436 55. Evaluasi dan monitoring pelaksanaan program BPJS di puskesmas secara rutin 4 4 4 64 3Berdasarkan kriteria matriks diatas maka urutan prioritas pemecahan masalah adalah sebagai berikut:1. Pengadaan sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) untuk menunjang diagnosis dan pengobatan2. Melengkapi obat yang ada di puskesmas untuk mengobati 144 diagnosis3. Evaluasi dan monitoring pelaksanaan program BPJS di puskesmas secara rutin4. Pembuatan SOP 144 diagnosis yang harus dapat ditangani di puskesmas5. Pembuatan formularium yang baku di puskesmasBAB IVPLAN OF ACTIONBerdasarkan analisis prioritas pemecahan masalah, didapatkan bahwa alternatif pemecahan masalah yang dipilih guna menangani adanya pembatasan rujukan yaitu sejumlah 144 jenis diagnosis harus dapat ditangani Puskesmas Sragen adalah pengadaan sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) untuk menunjang diagnosis dan pengobatan. No Kegiatan Tujuan dan Target Sasaran Biaya (Besaran dan Sumber) Tempat Waktu Penanggung Jawab/Pelaksana Rencana PenilaianKet1 Mengajukan proposal permohonan kepada pemerintah daerah untuk pengadaan alat atau sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) untuk penunjang diagnosis dan pengobatan Mengadakan alat atau sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) untuk penunjang diagnosis dan pengobatan Pemerintah Daerah Rp 150.000,00Sumber : Dana Puskesmas Puskesmas Sragen dan Kantor Pemerintah Daerah Maret 2014 Kepala Puskesmas Sragen a.n dr.Y. Agus Sudarmanto, M.Kes Tersedianya alat atau sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) untuk penunjang diagnosis dan pengobatan -2 Memperbaiki dan pemeliharaan alat atau sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) penunjang diagnosis dan pengobatan yang sudah tersedia di puskesmas Terpeliharanya alat atau sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) penunjang diagnosis dan pengobatan yang sudah tersedia di puskesmas Alat atau sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) penunjang diagnosis dan pengobatan yang sudah tersedia di puskesmas Rp 10.000.000Sumber : APBD dan Dana Puskesmas Puskesmas Sragen Maret 2014Kepala Puskesmas Sragen a.n dr.Y. Agus Sudarmanto, M.KesBagian Sarana Prasarana Puskesmas Sragen Alat atau sarana prasarana (diagnosis set, laboratorium set) penunjang diagnosis dan pengobatan dalam kondisi baik dan layak pakai -3 Perintisan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) untuk mempermudah pengadaan alat atau sarana prasarana penunjang diagnosis dan pengobatan Mempermudah pengadaan alat atau sarana prasarana penunjang diagnosis dan pengobatan dengan terintisnya BLUD Puskesmas Sragen Sumber : APBD Puskesmas Sragen dan Kantor Pemerintah Daerah Tahun 2015 Kepala Puskesmas Sragen a.n dr.Y. Agus Sudarmanto, M.Kes Terintisnya BLUD -