Ulumul qur’an 4

15
H. ANAS ALHIFNI, SEI 1/19/2013 1 H. Anas Alhifni

Transcript of Ulumul qur’an 4

Page 1: Ulumul qur’an 4

H. ANAS ALHIFNI, SEI

1/19/2013 1H. Anas Alhifni

Page 2: Ulumul qur’an 4

Al-wahy atau wahyu adalah kata masdar ( infinitif );dan materi kata itu menunjukkan dua pengertiandasar, yaitu ; tersembunyi dan cepat. Oleh sebab itumaka dikatakan bahwa wahyu adalah : pemberitahuansecara tersembunyi dan cepat dan khusus ditujukankepada orang yang diberitahu tanpa diketahui oranglain.

Secara istilah wahyu didefinisikan sebagai : kalamAllah yang diturunkan kepada seorang Nabi`. Definisiini menggunakan pengertian maf`ul, yaitu al muha (yang diwahyukan ).

1/19/2013 2H. Anas Alhifni

Page 3: Ulumul qur’an 4

“Sesungguhnya Kami menurunkan wahyu kepadamu(Muhammad) seperti Kami menurunkan wahyu kepadaNabi Nuh dan nabi – nabi setelahnya.” (Qs. An-Nisaa’ (4) :163)

Ustadz Muhammad Abduh membedakan antara wahyudengan ilham . Ilham itu intuisi yang diyakini jiwasehingga terdorong untuk mengikuti apa yang diminta,tanpa mengetahui dari mana datangnya. Hal sepeti ituserupa dengan rasa lapar, haus sedih da senang.

1/19/2013 3H. Anas Alhifni

Page 4: Ulumul qur’an 4

Dari pemaknaan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwawahyu memiliki enam makna sebagai berikut :

Bisikan

uara yang tak terdengar

Isyarat

Mimpi

Syekh Mufid menyatakan, “Makna utama wahyu ialahbisikan, lalu secara mutlak diartikan sebagai sesuatu yangdigunakan untuk menjelaskan dan memahamankansebuah obyek kepada lawan bicara dengan cepat dantersembunyi

1/19/2013 4H. Anas Alhifni

Page 5: Ulumul qur’an 4

Didalam Al- Quranul Karim terdapat nash mengenai kalam

Allah kepada para malaikatnya : diantaranya :

`Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:

`Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah

di muka bumi.` Mereka berkata: `Mengapa Engkau

hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan

membuat kerusakan padanya .`( al-Baqarah : 30 ).

1/19/2013 5H. Anas Alhifni

Page 6: Ulumul qur’an 4

Juga terdapat nash tentang wahyu Allah kepada mereka :`Ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat :`Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanorang-orang yang telah beriman`.( al-Anfal : 12 ).

Disamping itu ada pula nash tentang para malaikat yangmengurus urusan dunia menurut perintah-Nya.`Demi malaikat yang mebagi-bagi urusan.`( ad-dzariyat : 4 ).

1/19/2013 6H. Anas Alhifni

Page 7: Ulumul qur’an 4

Nash-nash diatas dengan tegas menunjukkan bahwa Allahberbicara kepada para malaikat tanpa perantaraan dan denganpembicaraan yang dipahami oleh para malaikat itu. Hal itudiperkuat oleh hadis dari Nawas bin Sam`an r.a yangmengatakan :

Rasulullah SAW berkata :`Apabila Allah hendak memberikan wahyu mengenai suatuurusan, Dia berbicara melalui wahyu; maka langitpun tergetarlahdengan getaran- atau Dia mengatakan dengan goncangan-yangdahsyat karena takut kepada Allah Azza wa jalla. Apa bilapenghuni langit mendengar hal itu, maka pingsan danbersujudlah mereka itu kepada Allah. Yang pertama sekalimengangkat muka diantara mereka itu adalah jibril, maka Allahmembicarakan wahyu itu, kepada jibril menurut apa yangdikehendaki-Nya. Kemudian jibril berjalan melintasi paramalikat, setiap kali dia melalui satu langit, maka bertanyalahkepadanya malaikat langit itu; apa yang telah dikatakan olehTuhan kita wahai jibril ? jibril menjawab : Dia mengatakan yanghak. Dan Dialah yang maha tinggi lagi Maha Besar. Paramalikatpun mengatakan seperti apa yang dikatakan jibril. Lalujibril menyampaikan wahyu itu seperti apa yang diperintahkanAllah azza wajalla.`

1/19/2013 7H. Anas Alhifni

Page 8: Ulumul qur’an 4

CARA PERTAMA : TANPAMELALUI PERANTARAAN

Mimpi yang benar didalam tidur.

`Dari Aisyah r.a dia berkata : sesungguhnya apa yang mula-mula terjadi pada Rasulullah SAW adalah mimpi yangbenar diwaktu tidur, beliau tidaklah melihat mimpi kecualimimpi itu datang bagaikan terangnya di waktu pagihari.`

Di antara alasan yang menunjukkan bahwa mimpi yangbenar bagi para Nabi adalah wahyu yang wajib diikuti, ialahmimpi Nabi Ibrahim agar menyembelih anaknya, Ismail.`( as-Saffat : 101-112 ).

1/19/2013 8H. Anas Alhifni

Page 9: Ulumul qur’an 4

Mimpi yang benar itu tidaklah khusus bagi para rasul saja,mimpi yag demikian itu tetap ada pada kaum mukminin,sekalipun mimpi itu bukan wahyu.hal itu seperti dikatakanoleh Rasulullah SAW : `Wahyu telah terputus, tetapi berita-berita gembira tetap ada, yaitu mimpi orang mukmin.`

Mimpi yang benar bagi para nabi diwaktu tidur itumerupakan bagian pertama dari sekian macam cara Allahberbicara seperti yang disebutkan didalam firman- Nya:

`Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allahberkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyuatau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorangutusan lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apayang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagiMaha Bijaksana.`(as-Syuraa : 51 ).

1/19/2013 9H. Anas Alhifni

Page 10: Ulumul qur’an 4

Kalam ilahi dari balik tabir tanpamelalui perantara.

Yang demikian itu terjadi pada Nabi Musa a.s. Sebagaimanafirman Allah SWT :

Artinya :Dan tatkala Musa datang untuk pada waktu yangtelah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman kepadanya,berkatalah Musa: `Ya Tuhanku, nampakkanlah kepadakuagar aku dapat melihat kepada Engkau`.( al-Araaf : 143 ).

Demikian pula menurut pendapat yang paling sah, Allahpun telah berbicara secara langsung kepada Rasul kitaMuhammad saw. Pada malam isra` dan mi`raj. Yangdemikian ini yang termasuk bagian kedua dari apa yangdisebutkan oleh ayat diatas ( atau dari balik tabir ).

1/19/2013 10H. Anas Alhifni

•Kalam ilahi dari balik tabir tanpa melalui perantara.

Page 11: Ulumul qur’an 4

CARA KEDUAMELALUI PERANTARAANMALAIKAT

Ada dua cara penyampaian wahyu oleh malaikat kepada Rasul :

Cara pertama : Datang kepadanya suara seperti dencingan lonceng dansuara yang amat kuat yang mempengaruhi faktor-faktor kesadaran,sehingga ia dengan segala kekuatannya siap menerima pengaruh itu.Cara ini yang paling berat baat Rasul.

Apa bila wahyu yang turun kepada Rasulullah SAW dengan cara inimaka ia mengumpulkan semua kekuatan kesadarannya untukmenerima, menghafal dan memahaminya. Dan mungkin suara itusekali suara kepakan sayap-sayap malaikat, seperti diisyaratkandidalam hadis .

Cara kedua : Malaikat menjelma kepada rasul sebagai seorang laki-lakidalam bentuk manusia. Cara ini lebih ringan dari pada yangsebelumnya. Karena ada kesesuaian antara pembicara dan pendengar.Rasul meraa senang sekali mendengar dari utusan pembawa wahyu itu.Karena merasa seperti manusia yang berhadapan saudaranya sendiri.

1/19/2013 11H. Anas Alhifni

Page 12: Ulumul qur’an 4

Permasalahan wahyu sering menjadi sasaran tuduhan kaum jahiliyan daridulu hingga sekarang ( kafir qurays hingga orientalis masa kini ) dalamrangka mengkaburkan keyakinan kaum muslimin dan menjauhkanmereka dari Al-Quran, diantaranya sebagai berikut :

Pertama : Meraka mengira bahwa Qur`an dari pribadi Muhammad;dengan menciptakan maknanya dan dia pula yang menyusun ` bentukgaya bahasanya` ; Qur`an bukanlah wahyu.

Kita jawab dengan, bagaimana dengan ayat-ayat Al-Quran yang jelas-jelas 'memperingatkan' & 'menyalahkan' Rasulullah SAW dalambeberapa momentum, seperti ketika Rasulullah SAW mendahulukanmendakwahi pembesar quraiys dan tidak mempedulikan Abdullah binUmmi Maktum ? (QS Abasa 1-10), atau saat Rasulullah SAWmemutuskan untuk menyerahkan tawanan perang Badr dengantebusan ?. Maka jika itu benar buatan Nabi, sungguh mustahil Nabiberbuat sesuatu lalu menegur dirinya sendiri.

1/19/2013 12H. Anas Alhifni

Page 13: Ulumul qur’an 4

Begitu pula saat momentum lain, dengan peristiwa dimanakehormatan keluarga nabi tercoreng dengan isu yang melandaseisi kota tentang ketidaksetiaan ibunda Aisyah. Kasus ini cukuplama membuat Madinah bergejolak, tapi Rasulullah SAWbergeming dan menunggu jawaban tuntas dari Al-Quran untukmembebaskan ibunda Aisyah dari tuduhan tersebut. Sekiranyanabi sendirilah yang membuat al-Quran, maka mestinya ia tidakperlu repot-repot menunggu turunnya wahyu dengan kondisiyang segenting itu.

Kedua : Mereka menyangka bahwa Rasulullah SAWmempunyai ketajaman otak, kedalaman penglihatan, kekuatanfirasat, kecerdikan yang hebat, kejernihan jiwa dan renunganyang benar, yang menjadikannya memahami ukuran ukuran yangbaik dan yang buruk, benar dan salah melalui ilham ( inspirasi ),serta mengenali perkara-perkara yang rumit melalui kasyaf.Sehingga Qur`an itu tidak lain dari pada hasil penalaranintelektual dan pemahaman yang diungkapkan oleh Muhammaddengan gaya bahasa dan retorikanya.

1/19/2013 13H. Anas Alhifni

Page 14: Ulumul qur’an 4

Kita Jawab, bahwa segi berita yang merupakan bagianterbesar dalam Quran tidak diragukan oleh orang yangberakal bahwa apa yang diterimanya hanya berdaarkankepada penerimaan dan pengajaran. Qur`an telahmenyebutkan berita-berita tentang umat terdahulu,golongan-golongan dan perisiwa sejarah dengan kejadian-kejadiannya yang benar dan cermat, seperti halnya yangdisaksikan oleh saksi mata. Sekalipun masa yang dilaluioleh sejarah itu sudah amat jauh. Bahkan sampai padakejadian pertama alam semesta ini. Begitu pula ayat yangmenjelaskan tentang hari kiamat, serta gambaran surgadan neraka dengan lengkap. Hal demikian tentu tidakdapat memberikan tempat bagi penggunaan pikiran dankecermatan firasat. Secerdas apapun manusia, bahkanhingga hari ini dengan zaman yang penuh teknologi, tetaptidak bisa menyentuh pemberitaan-pemberitaan ghaibtersebut.

1/19/2013 14H. Anas Alhifni

Kita Jawab, bahwa segi berita yang merupakan bagian terbesar dalam Quran tidak diragukan oleh orang yang berakal bahwa apa yang diterimanya hanya berdaarkan kepada penerimaan dan pengajaran. Qur`an telah menyebutkan berita

Page 15: Ulumul qur’an 4

Ketiga : Mereka menyangka bahwa Muhammad telahmenerima ilmu-ilmu Quran dari seorang guru.

Kita jawab bahwasanya Muhammad SAW tumbuh danhidup dalam keadaan buta huruf dan tak seorang pundiantara masyarakatnya yang membawa simbol ilmu danpengajaran, ini adalah kenyataan yang disaksikan olehsejarah, dan tidak dapat diragukan. Bahkan kita jugamenyaksikan bahwa beliau di masa kecilnya tidak tumbuhdengan bimbingan khusus dari ayahandanya dan jugakakeknya. Oleh pamannya Abu Tholib, Muhammad SAWjustru lebih diarahkan untuk menjadi pedagang, hinggaikut serta dalam perjalanan dagangnya ke negri Syam yangakhirnya bertemu dengan pendeta Bukhaira. Tetapimeskipun dengan pendeta tersebut, Muhammad SAWyang masih kecil waktu itu tidak sekalipun menimba ilmuapapun dari pendeta tersebut.

1/19/2013 15H. Anas Alhifni